PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Iin Danis Ariyani NIM: 121124003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku (Markus Winaryo dan Maria Magdalena Suwarni), Romo Yusup Gunarto, SMM, adik-adik (Yohanes Anando dan Yohana Nagita), teman-teman PAK Angkatan 2012, seluruh warga SD PL Sugiyopranoto Klaten serta semua orang yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Kebahagiaan adalah ketika apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda katakan dan apa yang Anda lakukan, semua itu di dalam keharmonisan (Mahatma Gandhi)
“Demikianlah pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu” (1 Kor 9:14)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN. Penulis memilih judul ini berdasarkan kesan dan pengalaman saat PPL PAK SD dan PPL PAK Menengah terhadap kepribadian seorang guru terutama dalam kegiatan belajar mengajar yang kadangkala menghambat semangat belajar siswa. Guru memiliki tugas merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing, dan mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kompetensi kepribadian guru secara khusus mempengaruhi cara yang ia pilih dalam menjalankan tugas tersebut. Hal ini memberikan pengaruh pula terhadap motivasi belajar siswa. Kenyataan yang terjadi di lapangan, para guru seringkali kurang memperhatikan kompetensi kepribadiannya dan cenderung mengutamakan kompetensi paedagogik demi mengejar tuntutan pencapaian hasil belajar. Persoalan pokok yang dibahas dalam skripsi ini adalah sejauh mana kompetensi kepribadian mempengaruhi motivasi belajar siswa SD PL Sugiyopranoto Klaten. Menanggapi persoalan tersebut penulis menjelaskan pengertian kompetensi kepribadian guru, motivasi belajar siswa dan hubungan antara keduanya melalui kajian pustaka. Kajian pustaka dilaksanakan dengan mempelajari berbagai sumber yakni pandangan para ahli. Skripsi ini disusun menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penulis juga mengadakan penelitian dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada siswa-siswi kelas IV dan V serta wawancara dengan 3 orang guru SD PL Sugiyopranoto Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru SD PL Sugiyopranoto Klaten cukup menghayati kompetensi kepribadiannya. Meskipun demikian, para guru masih berusaha untuk meningkatkan kompetensi kepribadian mereka dan memantabkannya. Selain itu kompetensi kepribadian dirasa sangat berpengaruh baik untuk guru secara pribadi, siswa maupun sekolah. Secara khusus, kompetensi kepribadian guru mempengaruhi semangat belajar siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya. Kepribadian seorang guru menjadi inspirasi siswa. Selanjutnya penulis memberikan sumbangan pemikiran demi perkembangan kepribadian guru dan motivasi belajar siswa. Penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk meningkatkan kepribadian guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, para guru dapat menentukan sikap dan tindakan yang hendak dilakukan untuk semakin memperkembangkan kompetensi kepribadiannya sebagai seorang guru khususnya di SD PL Sugiyopranoto Klaten.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT This thesis entitled THE INFLUENCE OF TEACHER’S PERSONALITY COMPETENCE TO LEARNING MOTIVATION OF CLASS IV DAN V STUDENT IN PL SUGIYOPRANOTO ELEMENTARY SCHOOL KLATEN. The author chose this title based on the impressions and experiences at PPL PAK SD and PPL PAK PM to the teacher personality especially in learning activities that sometimes obstrack the spirit of student learning. Teachers have a duty to plan, implement, asess, guide, and direct students to achieve the learning objectives. Teacher’s personality competence specifically affects the method which is chosen in doing those duties. This is also giving an impact to student learning motivation. The fact that happened on the field, teachers often pay less attention to the personality competence and tend to give priority the pedagogy competence in order to achieve the learning output. The main issue discussed in this thesis is the extent to personality competence affects the learning motivation of SD PL Sugiyopranoto Klaten. In perceiving that issue, the author explained the meaning of teacher personality competence, student learning motivation, and the relationships between them through the literature study. This literature study is conducted by studying various sourches namely view of the experts, church documents, and the bible. This thesis is compiled by analysis descriptive method with qualitative and quantitative approaches. The author also conducted a research questionnaires which is addressed to class IV and V students and also interviews with three SD PL Sugiyopranoto Klaten teachers. The research result showed that SD PL Sugiyopranoto Klaten teachers are quite enough to fully living the personality competence. However, teachers are still trying to improve the personality competence. Beside, personality competence considered well influenced for the teachers personally, students, and school. In particular, teacher personality competence affect the students spirit of learning in improving the academic achievement. Teacher’s personality becomes student inspiration. Furthermore the author contributes ideas for teacher personality development and student learning motivation. The author proposes a recollection as an effort to improve teacher personality in increasing student learning motivation. Thus, teachers can determine the attitudes and actions to be done to further develop their personality competence as a teacher, especially in SD PL Sugiyopranoto Klaten.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah membimbing, menerangi dan menguatkan penulis dengan kasih karuniaNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai sumbangan pemikiran dan inspirasi bagi para guru dalam meningkatkan kompetensi kepribadiannya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat pendampingan, dukungan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada: 1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M. Ed, selaku dosen utama dan sekaligus dosen pembimbing akademik yang mendampingi, menuntun, mengembangkan ide dan memberi semangat dengan penuh kesabaran dari awal hingga akhir. 2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum, selaku dosen penguji kedua yang telah menguji serta memberikan masukan demi penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. C. Putranta, SJ, selaku dosen penguji ketiga yang telah menguji serta memberikan masukan demi penyelesaian skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Segenap Staf Dosen Prodi PAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang mendidik dan mendampingi penulis selama belajar sampai terselesaikannya skripsi ini. 5. Segenap Staf Sekretariat, Perpustakaan Prodi PAK maupun USD Pusat dan seluruh karyawan bagian lain yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 6. Thomas Agung, SPd selaku Kepala SD PL Sugiyopranoto Klaten yang memberikan ijin kepada penulis untuk menjalankan penelitian di sekolah. 7. MM. Nur Hayanti, A.Ma.Pd dan Stefanus Marsudi, SPd selaku guru SD PL Sugiyopranoto Klaten yang telah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan wawancara. 8. Siswa-siswi kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto Klaten yang telah meluangkan waktu memberikan jawaban kuesioner dan masukan informasi dalam penelitian. 9. Romo Yusup Gunarto, SMM, Bapak, Ibu dan adik-adikku yang selalu memberikan dukungan baik itu moral, material dan spiritual selama penulis menjalani masa studi. 10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang selalu memberikan masukan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan, doa, perhatian dan kerjasama sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan khususnya para guru.
Yogyakarta, 2 Agustus 2016 Penulis
Iin Danis Ariyani
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................
ii
PENGESAHAN.....................................................................................................
iii
PERSEMBAHAN..................................................................................................
iv
MOTTO..................................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................
vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................................
vii
ABSTRAK.............................................................................................................
viii
ABSTRACT.............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR...........................................................................................
x
DAFTAR ISI..........................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
6
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
7
D. Manfaat Penulisan.................................................................................
7
E. Metode Penulisan..................................................................................
8
F. Sistematika Penulisan...........................................................................
9
BAB II. KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA...............................................................................
10
A. Kompetensi Kepribadian Guru.............................................................
11
1.
Pemahaman Tentang Guru............................................................
11
2.
Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru...................................
15
a. Pengertian Kompetensi Guru.....................................................
15
b. Pengertian Kepribadian Guru....................................................
17
c. Kompetensi Kepribadian Guru..................................................
23
3.
Tipe-Tipe Kepribadian..................................................................
26
4.
Kepribadian Guru Kristiani...........................................................
29
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Motivasi Belajar....................................................................................
36
1.
Pengertian Belajar..........................................................................
36
2.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar..................................
37
3.
Pengertian Motivasi Belajar..........................................................
38
4.
Fungsi Motivasi Belajar................................................................
40
5.
Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar...........................................
41
C. Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siswa.....................................................................................................
45
BAB III GAMBARAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN..............................................................................................
51
A. Gambaran Umum SD PL Sugiyopranoto Klaten...................................
52
1.
Gambaran Mengenai Yayasan Pangudi Luhur.............................
52
a. Sejarah Singkat Yayasan Pangudi Luhur..................................
53
b. Visi Yayasan.............................................................................
56
c. Misi Yayasan.............................................................................
56
2.
Sejarah singkat SD PL Sugiyopranoto Klaten..............................
59
3.
Visi, Misi dan Tujuan SD PL Sugiyopranoto Klaten...................
61
a. Visi Sekolah..............................................................................
61
b. Misi Sekolah.............................................................................
62
c. Tujuan Sekolah.........................................................................
63
Gambaran Lingkungan SD PL Sugiyopranoto Klaten.................
64
a. Lingkungan Fisik......................................................................
64
b. Lingkungan Administratif Organisatoris.................................
66
c. Lingkungan Akademik.............................................................
70
d. Lingkungan Sosial....................................................................
72
5.
Sosok Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten...................................
73
6.
Gambaran Siswa SD PL Sugiyopranoto Klaten...........................
75
4.
B. Penelitian Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Di SD PL Sugiyopranoto Klaten.................................................................................................... 1.
Latar Belakang Penelitian..............................................................
xiv
76 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Variabel Penelitian.........................................................................
79
3.
Definisi Konseptual.......................................................................
80
4.
Tujuan Penelitian...........................................................................
80
5.
Jenis Penelitian...............................................................................
81
6.
Instrumen Pengumpulan Data........................................................
82
7.
Responden Penelitian.....................................................................
84
8.
Tempat dan Waktu Penelitian........................................................
85
9.
Kisi – Kisi Wawancara dan Kuesioner..........................................
85
a. Kisi – Kisi Wawancara...............................................................
85
b. Kisi – Kisi Kuesioner.................................................................
86
C. Laporan Hasil Penelitian Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Di SD PL Sugiyopranoto Klaten..............................................................................
87
1.
Laporan Hasil Wawancara.............................................................
88
2.
Laporan Hasil Kuesioner................................................................ 93
D. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................
101
E. Kesimpulan Hasil Penelitian....................................................................
110
Bab IV. UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN............................................................
113
A. Pentingnya Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SD PL Sugiyopranoto Klaten............................................................................
114
B. Usulan Program Rekoleksi Untuk Para Guru.......................................
116
1. Rekoleksi (1).....................................................................................
117
2. Rekoleksi (2).....................................................................................
135
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................
147
A. Kesimpulan...........................................................................................
147
B. Saran.....................................................................................................
149
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
152
LAMPIRAN.............................................................................................................
154
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian...................................
(1)
Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Penelitian..................................
(2)
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 : Transkip Hasil Wawancara Guru....................................
(3)
Lampiran 4 : Kuesioner.........................................................................
(9)
Lampiran 5 : Contoh Jawaban Responden............................................
(12)
Lampiran 6 : Rekap Hasil Kuesioner....................................................
(18)
Lampiran 7 : Teks Kisah Jean Donovan...............................................
(22)
Lampiran 8 : Gambar Karya Yesus......................................................
(23)
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Kel
: Keluaran
Kor
: Korintus
Luk
: Lukas
Mat
: Matius
Yoh
: Yohanes
B. Singkatan Dokumen Gereja GE
: Gravissimum Educationis Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen tanggal 28 Oktober 1965
KGK
: Katekismus Gereja Katolik Terjemahan Indonesia dikerjakan berdasarkan edisi Jerman oleh P. Herman Embuiri, SVD. Tahun 2007.
C. Singkatan Lain Bdk
: Bandingkan
Br
: Bruder
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
No
: Nomor
PL
: Pangudi Luhur
PS
: Puji Syukur
SD
: Sekolah Dasar
SK
: Surat Keputusan
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
UU
: Undang-Undang
UKG
: Uji Kompetensi Guru
YPL
: Yayasan Pangudi Luhur
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia telah merumuskan Undang-Undang mengenai Sistem Pendidikan Nasional No 20 Pasal 3 Tahun 2003 dan disebutkan salah satu tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan tersebut ialah siswa, guru dan proses belajar mengajar. Pengalaman penulis saat pelaksanaan PPL PAK Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukkan bahwa guru merupakan faktor yang berperanan penting dalam keseluruhan proses pembelajaran di sekolah. Guru memiliki peranan terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan, memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar namun guru juga dituntut untuk menampilkan kepribadian yang mampu menginspirasi siswa. Pada jaman sekarang guru dituntut untuk memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suyanto dan Asep Jihad (2013: 41) menyebut bahwa pemerintah telah merumuskan 4 jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi tersebut diantaranya kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing, membina, mengasuh ataupun mengajar. Suyanto dan Asep Jihad (2013: 5) kembali mengatakan guru ibarat sebuah contoh lukisan yang akan dipelajari oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung pada contoh yang diberikan sang guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Melihat peran tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa guru harus memiliki integritas dan kepribadian yang baik dan benar. Hal ini sangat mendasar karena tugas guru bukan hanya mengajar tetapi juga menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter siswa. Berkenaan dengan kepribadian, hal ini memang menjadi salah satu kompetensi yang amat penting. Guru sering memperoleh peran sebagai panutan atau idola untuk salah satu atau beberapa aspek kepribadian, misalnya sopan santun, tekun, rajin belajar dan sebagainya. Dalam arti sederhana, kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. Muhibbin Syah (2014: 224) mengutip pendapat Mc Leod bahwa kepribadian (personality) sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang. Kepribadian guru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru yang dapat menampilkan kepribadian yang baik, tentu saja akan disenangi oleh siswanya. Siswa akan menjadi termotivasi untuk lebih aktif dalam belajar, sehingga guru akan dengan mudah mengarahkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kita mengamati sejumlah keprihatinan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Salah satu yang menjadi persoalan dan menentukan merosotnya pendidikan ialah kompetensi para pelaksana pendidikan di antaranya adalah para guru. Banyak guru tidak terbuka dengan perubahan. Padahal peranan guru dalam pengembangan dunia pendidikan sangat besar. Usaha-usaha untuk meningkatkan kompetensi para guru perlu terus menerus dilakukan. Selain itu masih terpuruknya citra guru di tengah masyarakat karena perilaku sehari-hari maupun kualitas kinerja gurunya. Mahasiswa sebagai calon guru perlu sepakat bahwa pendidikan guru harus mendapat prioritas dan perlu diperhatikan dengan baik. Kita juga menyadari bahwa hampir semua guru menghendaki menjadi guru yang lebih baik. Maka harus ditemukan cara yang tepat untuk mengupayakan peningkatan kompetensi-kompetensi guru. Menurut Romo A. Mintara Sufiyanta, SJ (2010: 84-85), pertanyaan yang sering muncul ialah mengapa guru yang satu dinilai mengajarnya lebih baik sedangkan yang lain tidak? Sebab yang satu mengajar dari kedalaman dirinya, sementara yang lain mengajar tanpa kedalaman. Yang satu mengajar dengan keseluruhan pribadinya sementara yang lain mengajar tanpa melibatkan dirinya di dalamnya. Mengajar dengan kedalaman pribadi berarti membagikan kepada para murid segala jerih payah hidupnya, nilai-nilai kebenaran iman yang dipeluknya, dan bagaimana ia memperjuangkannya. Dan tentu saja itu semua mesti disesuaikan dengan konteks masyarakat dan situasi terkini. Yang tidak kalah penting, ajaran dan teladan hidup guru bisa menggugah motivasi perjuangan hidup anak didik serta teman – teman guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Harris dan Moran dalam Jack L. Seymour (1997: 61) memahami kepribadian sebagai kemampuan seseorang untuk mendengarkan kedalaman hidup batinnya dan menanggapi dengan tindakan lahiriah yang konkret demi hidup sendiri maupun orang lain. Mereka berpendapat kepribadian memiliki dua dimensi yaitu kedalaman hidup (inwardness atau interiority) atau hidup batin seseorang (inner life) dan relasi dirinya dengan Tuhan, sesama dan alam semesta yang terungkap dalam tindakan nyata (outer activity). Setiap orang dipanggil untuk mengembangkan kepribadiannya baik dengan kontemplasi, disiplin spiritual, retret, maupun membaca buku spiritual. Harris dan Moran dalam Jack L Seymour (1997: 63) juga menguraikan bahwa ruang batin manusia dapat dididik melalui 3 langkah yaitu keheningan, mendengarkan, dan melakukan Sabat untuk mengusahakan kedalaman batin. Melalui keheningan, para guru dapat berjumpa dengan dirinya yang sejati, Mendengarkan merupakan jalan agar guru benar-benar menangkap kerinduan hatinya sendiri, mengenali kebijaksanaan hidup yang ditawarkan dan menciptakan peluang untuk maju lebih baik. Sedangkan Sabat merupakan ketersediaan hati untuk mengenangkan kebaikan ilahi yang telah kita alami agar kita menjadi diri sendiri. Melalui Sabat, guru dapat menyadari panggilan hidup mereka sebagai guru. Apabila guru sungguh memberi tempat penting kepada ruang batin hidup mereka dan tekun mengembangkan kepribadiannya secara utuh maka guru dapat memiliki kepribadian yang mantab. Sosok guru yang memiliki hati, mengenal dan mencintai siswanya sungguh sangat dirindukan pada jaman sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi dan hasrat belajar pada diri siswa dapat dipengaruhi oleh kepribadian guru. Guru harus memiliki kemampuan untuk menilai diri sendiri dan mengendalikan diri dan memecahkan berbagai masalah yang dialami oleh siswanya. Sekarang ini masih dapat ditemukan guru yang bermasalah dalam menjalankan tugasnya. Guru belum dapat menampilkan kepribadian yang baik di depan siswanya baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari - hari. Masih ada sebagian guru yang mengajar di sekolah belum dapat menunjukkan karakteristik kepribadiannya, seperti pembawaan yang sering marah, kurang ramah, kurang kreatif, masuk kelas sering terlambat, bahkan ada guru yang terkesan cuek atau kurang perhatian terhadap persoalan yang dihadapi oleh siswanya, padahal semua ini akan mempengaruhi motivasi belajar mereka. Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu yang berpengaruh dengan kegiatan belajar. Dalam hal belajar, motivasi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang agar lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi belajar siswa meningkat ketika para guru menciptakan lingkungan belajar yang menarik dengan menyajikan karakteristik pribadi yang siswa anggap menarik, sabar, mengarahkan siswa untuk tahu tujuan materi pelajaran yang berusaha dipenuhi dan membuat pelajaran berharga untuk dipelajari. Apabila hal ini diabaikan maka sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mungkin proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Penulis telah mengamati berbagai persoalan yang perlu untuk dibahas salah satunya mengenai pentingnya kepribadian guru ini. SD PL Sugiyopranoto adalah salah satu sekolah swasta Katolik di Klaten yang memiliki misi untuk mendampingi siswa melalui pendidikan formal dan informal yang mencakup segi humanitas, sosialitas, religiositas, intelektualitas dengan pendekatan yang luwes dalam suasana persaudaraan sejati yang saling asih, asah dan asuh. Itu sebabnya sosok guru berperan besar dalam mewujudnyatakan misi dalam sekolah tersebut. Guna menanggapi permasalahan dan urgensi pentingnya peningkatan kompetensi kepribadian guru bagi peningkatan motivasi belajar siswa, penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten.”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian guru dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa? 2. Sejauh mana kompetensi kepribadian guru SD PL Sugiyopranoto Klaten berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV dan V?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru sehingga motivasi belajar siswa kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto Klaten dapat meningkat.
C. Tujuan Penulisan Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: 1. Memahami pengertian kompetensi kepribadian guru dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. 2. Mengetahui sejauh mana pengaruh kompetensi kepribadian guru SD PL Sugiyopranoto Klaten terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV dan V. 3. Menyampaikan usaha konkrit yang dapat dilakukan sebagai sumbangan pemikiran yang tepat untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru agar motivasi belajar siswa meningkat.
D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Mahasiswa PAK Penulisan skripsi ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya mengembangkan kepribadian diri terutama sebagai calon Guru Agama Katolik sehingga kelak setelah tiba saatnya berkarya segala sesuatunya sudah terbangun dengan sendirinya menjadi guru yang dapat membuat anak nyaman dan motivasi anak untuk belajar semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Bagi Para Guru Informasi dan makna yang diperoleh dari skripsi ini dapat dimanfaatkan oleh para guru sebagai bahan refleksi mendalam bagi pelaksanaan pengajaran dengan lebih memperhatikan, menerapkan dan meningkatkan kompetensi kepribadiannya sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Bagi sekolah Diharapkan
sekolah
memperhatikan
dan
mengembangkan
kualitas
kompetensi kepribadian para guru di sekolah serta mengadakan evaluasi refleksi secara teratur. 4. Bagi para pembaca Semoga tergerak untuk pentingnya meningkatkan kualitas kepribadian diri agar dapat membuat orang lain nyaman dekat dengan kita dan kita mampu menjadi berkat untuk orang lain.
F. Metode Penulisan Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskripsi analitis, yaitu menerangkan pengertian kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa. Kemudian guna mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa diadakan sebuah penelitian menggunakan wawancara dengan beberapa guru dan penyebaran kuesioner bagi siswa, kemudian hasil penelitian dianalisis dan dijelaskan. Terakhir, penulis memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian yang diharapkan berguna bagi para guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
G. Sistematika Penulisan Bab I menyampaikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II memberikan gambaran tentang kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa. Bab ini berisi kajian pustaka mengenai kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa dari beberapa teori dan pendapat para ahli. Bab III mengemukakan mengenai gambaran faktual, berisi gambaran umum mengenai SD PL Sugiyopranoto Klaten, penelitian mengenai pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa, laporan dan pembahasan hasil penelitian, pendalaman lebih lanjut terhadap hasil penelitian menurut masing-masing variabel dan kesimpulan hasil penelitian. Bab IV membahas sumbangan pemikiran penulis sebagai tindak lanjut dari BAB II dan III dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi untuk pengembangan kepribadian guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. Bab V berisikan penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama membahas kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan, tujuan penulisan skripsi serta didukung oleh data hasil penelitian. Bagian kedua berisikan saran yang ditujukan kepada para guru, siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto dan Program Studi Pendidikan Agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Pada bab sebelumnya, penulis telah menyampaikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan yang kemudian ditindaklanjuti dengan memberikan gambaran tentang kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa secara lebih mendalam. Bab ini berisi kajian pustaka mengenai kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa dari beberapa teori dan pendapat para ahli serta memaparkan pengaruh kompetensi kepribadian terhadap motivasi belajar siswa sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini. Bab II ini menjelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab seorang guru untuk membina, mendampingi dan mendidik para siswa, yang pada dasarnya dituntut juga untuk menggerakkan dan membangun motivasi belajar siswa. Memotivasi siswa merupakan langkah awal yang dilakukan guru sebelum memulai proses belajar mengajar. Jika guru telah mampu membangun motivasi belajar siswa, maka guru telah membangun kemudahan bagi siswa. Selain itu, guru sering menduduki posisi sebagai orang yang penting dan diteladani. Kadangkala sikap dan perilaku guru menjadi role model bagi siswa maupun orang di sekitarnya. Inilah kriteria sederhana sosok seorang guru yang kepribadiannya sungguh berperan penting dalam menggerakkan motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
siswa menuju tahap yang maksimal dalam suatu proses pembelajaran. Guru secara umum memiliki hak, kewajiban, status dan kedudukan yang telah diatur oleh undang-undang. Namun, secara khusus seorang guru Kristiani memiliki tanggung jawab khusus dalam mengemban tugas perutusan dari pribadi Yesus Kristus Sang Guru Sejati. Selanjutnya, pada bagian pertama bab ini penulis akan membahas mengenai kompetensi kepribadian guru yang meliputi pemahaman dasar tentang guru, kemudian penulis menguraikan tentang pengertian kompetensi kepribadian. Bagian kedua bab II menjelaskan tentang motivasi belajar. Secara rinci, bagian ini meliputi
pengertian
belajar,
prinsip-prinsip
belajar,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar, pengertian motivasi belajar, fungsi motivasi belajar dan cara menumbuhkan motivasi belajar. Pada bagian akhir bab ini, penulis akan menjelaskan hubungan kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa
A. Kompetensi Kepribadian Guru 1. Pemahaman Tentang Guru Guru selalu dikaitkan dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah, di lembaga pendidikan dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang terdapat di dalam kurikulum. Secara umum, baik sebagai pekerjaan ataupun profesi, guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang amat penting. Menurut Suparlan (2005: 12-13), “Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau siswa.” Dengan demikian, guru tidak hanya dikenal secara formal sebagai pendidik, pengajar, pelatih, dan pembimbing, tetapi juga sebagai social agent hired by society to help facilitate members of society who attend schools (Cooper, Classroom Teaching Skills, 1986:2). Lebih lanjut, Suparlan (2015: 13) mengungkapkan pendapat Zakiyah Daradjat yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anakanak. Kemudian jika dilihat secara formal, guru telah memperoleh surat keputusan, serah terima jabatan maupun menduduki jabatan tertentu di sekolah dimana ia juga mempunyai hak dan kewajiban sesuai kode etik seorang guru. Pengertian tentang guru sebagai pendidik dinyatakan pula dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 yang dirumuskan oleh pemerintah mengenai Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.” Berdasarkan ketentuan tersebut, guru memiliki tanggung jawab dan peran yang kompleks. Profesionalisme menunjuk kepada tingkat penampilan guru sebagai seorang yang profesional dalam melaksanakan profesinya yang mulia. Guru adalah tenaga kependidikan yang melaksanakan proses pengajaran dan pembelajaran secara profesional. Profesionalisme guru didukung oleh tiga hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yaitu keahlian, komitmen, ketrampilan. Oleh sebab itu, pemerintah merumuskan peraturan perundang-undangan dan mengeluarkan standar kompetensi sebagai sarana pengembangan serta peningkatan profesionalisme seorang guru. Guru ialah pendidik yang menjadi faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan baik dalam persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi. Seperti halnya setiap perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya posisi guru dalam dunia pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan juga banyak dipengaruhi oleh mutu gurunya. Oleh sebab itu, guru diharapkan mampu mengembangkan dirinya dengan berbagai keterlibatan kegiatan bimbingan, pelatihan, seminar, lokakarya dan penelitian. Guru harus dapat membantu siswa untuk memperoleh pembelajaran, pengetahuan dan perilaku, karena pendidikan seharusnya dipahami sebagai proses yang tidak hanya mewariskan pengetahuan (transfer of knowledge) tapi juga bagaimana membimbing siswa agar menjadi pribadi yang berkualitas secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Jamal Ma’mur Asmani (2009: 22-23) menjelaskan dalam menghadapi era global, guru diharapkan tidak hanya cakap membekali siswa dalam hal kompetensi akademik, namun bagaimana guru juga menciptakan hubungan yang baik dengan siswa. Pada kenyataannya, guru sangat diharapkan mampu memberi inspirasi dan berkepribadian baik. Guru juga menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaan guru yang menyebabkan mereka dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahwa guru dapat mendidik siswa agar mereka menjadi orang yang berkepribadian mulia. Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka dipundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat untuk membimbing dan membina siswa. Kembali, Suparlan (2005: 29-32) berpendapat bahwa guru dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal sebagai EMASLIMDEF (educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator, dinamisator, evaluator, dan facilitator). Sebagai educator, guru memiliki peran yang utama, khususnya untuk para siswa pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Peran ini lebih tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role mode, memberikan contoh dalam hal sikap dan perilaku, membentuk kepribadian siswa serta diri sendiri terkait profesi keguruan. Peran sebagai leader guru lebih memberikan kebebasan secara bertanggung jawab kepada peserta didik. Dengan demikian, disiplin yang ditegakkan oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah disiplin hidup. Selain itu leader adalah pemimpin. Seorang guru diharapkan mampu memimpin baik sebagai seorang pribadi maupun kelompok. Guru yang mampu memimpin dirinya sendiri dapat memberikan jaminan kedewasaan untuk mengontrol emosi dan bertindak kritis baik saat berhadapan dengan para siswa, rekan guru maupun kepala sekolah . Sebagai motivator, guru diharapkan mampu meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi. Siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi baik motivasi dari dalam dirinya sendiri (intinsik) maupun dari luar (ekstrinsik), yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
utamanya berasal dari gurunya sendiri. Sebagai motivator, guru hendaknya mendorong siswa agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan para siswa. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif dengan para siswa, karena menyangkut inti dari pekerjaan seorang guru yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.
2. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru a. Pengertian Kompetensi Guru Guru merupakan profesi yang dihargai secara profesional dari status, kedudukan, hak dan kewajibannya. Tugas guru merujuk pada pekerjaan yang profesional antara lain mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, menginspirasi, dan mengevaluasi perkembangan dan kemampuan siswa di tempat ia melakukan tugas profesinya, baik di ruang kelas sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian, untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang guru dituntut memiliki beberapa kompetensi tertentu sebagai bagian dari profesionalisme guru. Seiring dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang, guru yang profesional dituntut pula untuk membekali dirinya dengan beberapa kompetensi keguruan yang mencakup aspek kepribadian, penguasaan ilmu dan bahan pelajaran serta ketrampilan dalam mengajar dan kemudian cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa maupun relasinya dengan lingkungan sosial. Suyanto (2013: 1) mengutip pendapat McLeod yang mendefinisikan kompetensi sebagai perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Seorang ahli penelitian Trianto (2010: 22) juga menjelaskan pengertian kompetensi secara umum yaitu kemampuan seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang dilakukan serta direfleksikan melalui tugas, jabatan maupun profesional. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi pada dasarnya menyangkut kemampuan kognitif (intelegensi), afeksi (sikap), psikomotorik (perilaku) dan transendental (moral-religius). Menurut Barlow dalam Muhibbin Syah (2014: 229) “kompetensi guru (teacher competency) merupakan the ability of a teacher to responsibly perform his or her duties appropriately.” Artinya kompetensi guru merupakan kemampuan dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Oleh sebab itu, kedudukan guru dan dosen secara yuridis diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006 yang hakikatnya mengakui eksistensi guru sekaligus memberikan perlindungan dan pengakuan yang lebih pasti terhadap profesi guru. Hal ini menunjukkan bahwa profesi guru secara tegas dilindungi, dihargai, dijamin dan diakui keberadaannya oleh hukum. Guru wajib memiliki beberapa kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lebih dari itu, Suparlan (2005: 93) juga menegaskan bahwa kompetensi guru merupakan kombinasi kompleks dari pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh guru dalam konteks kinerja tugas yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertian tersebut maka perlu adanya standar kompetensi guru sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku bagi seorang guru agar semakin layak untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan untuk meningkatkan kemampuan guru. b. Pengertian Kepribadian Guru Menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi menjadi guru berdasarkan panggilan atau tuntutan hati nurani adalah tidak mudah, karena kepadanya lebih banyak dituntut suatu pengabdian kepada anak didik daripada karena tuntutan pekerjaan. Oleh sebab itu, wajarlah bila dikatakan bahwa guru adalah cerminan pribadi yang mulia. Syaiful Bahri (2005: 3) menjelaskan bahwa figur guru yang mulia ialah sosok guru yang dengan rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan anak didik, demi membimbing, mendengarkan keluhan, menasihati, membantu kesulitan mereka dalam segala hal yang bisa menghargai aktivitas belajarnya, merasakan kedukaan bersama-sama dengan mereka pada waktu senggang, berbicara dan bersenda gurau di sekolah maupun di luar jam pelajaran. Kembali Syaiful Bahri (2005: 42) menegaskan bahwa “Guru adalah spiritual father atau bapak rohani seorang anak didik.” Guru diharapkan senantiasa memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak maupun keagamaan. Maka menghormati guru berarti menghormati anak didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menghargai guru berarti memberikan penghargaan terhadap mereka karena dengan peran guru, mereka berkembang dan guru dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai seorang pribadi yang terpanggil. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Ibarat 2 orang yang kembar pasti tetap memiliki ciri khas yang berbeda satu sama lain. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah unsur individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang tersebut. Baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Gordon Allport dalam Inge Hutagalung (2007: 1), seorang psikolog Jerman yang merupakan pakar kepribadian berpendapat bahwa “Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.” Kemudian, Sumadi Suryabrata (1986: 240) menjabarkan pendapat Allport tersebut bahwa organisasi dinamis menekankan kenyataan bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah serta menghubungkan berbagai komponen kepribadian yang bukan hanya mental namun juga tubuh dan jiwa yang memiliki peran aktif dan unik dimana pribadi yang satu berbeda dengan yang lain dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini semakin menguatkan bahwa kepribadian guru sungguhlah amat penting diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut tinjauan psikologi Reber dalam Muhibbin Syah (2014: 225), kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan aspek perilaku mental (pikiran, perasaan dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata). Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu, sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah sebaliknya. Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan inspirasi. Kepribadian seorang guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Profesor Doktor Zakiyah Daradjat dalam Muhibbin Syah (2014: 225) yang menegaskan pentingnya kepribadian seorang guru: Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Oleh karena itu, setiap calon guru dan guru professional sangat diharapkan untuk memahami kepribadian (personality) dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswa. Terkait dengan kepribadian, guru diharapkan mampu mengenali ciri khas kepribadian seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2014: 225) bahwa keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dimaksudkan ialah kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan yang memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu juga mempunyai daya tahan terhadap hal yang terlampau dalam pengamatan dan pengenalan, sehingga ketika mengamati dan mengenali situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis dengan penuh pertimbangan akal sehat. Hal lain yang menjadi faktor yang turut menentukan keberhasilan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis Keterbukaan ini merupakan dasar dari kemampuan dan kewenangan dalam melaksanakan tugas keguruan yang harus dimiliki setiap guru. Guru yang terbuka secara
psikologis
biasanya
ditandai
dengan
kesediaannya
untuk
mengkomunikasikan dirinya dengan siswa, teman guru dan lingkungan tempat kerjanya. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas, berempati dan menjadi panutan. Keterbukaan psikologis perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain serta diperlukan utuk menciptakan suasana hubungan antarpribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa batasan sesuai kebutuhan para siswanya. Karena kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap siswa, maka guru perlu memiliki ciri sebagai orang yang berkepribadian matang dan sehat seperti yang diungkapkan oleh Suyanto dan Asep Jihad (2013: 16-17) berdasarkan pendapat dari Allport dan Elizabeth B. Hurlock sebagai berikut: Allport
mengemukakan
kepribadian matang:
bahwa
ciri-ciri
orang
yang
mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Extension of the sense of self (perluasan perasaan diri) ialah kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dan menyenangi aktivitasnya, mengidentifikasi diri dalam hubungan dengannya orang lain, meningkatkan kesadaran diri dan merencakan masa depannya. 2. Warm relatedness to other (mengakrabkan diri dengan orang lain) ialah kemampuan untuk menjalin relasi dengan kasih sayang dan keintiman yang melibatkan hubungan cinta dengan orang lain yang diungkapkan dengan perasaan saling menghormati dan menghargai. 3. Self acceptance (penerimaan diri) ialah kemampuan untuk mengontrol emosi dan mampu menjauhi sikap berlebihan serta mengusahakan sikap tolerasi dan mau menerima diri apa adanya. 4. Realistic perception of reality (persepsi atau pandangan yang realistis) ialah kemampuan untuk memandang orang, obyek, dan situasi seperti apa adanya. Kemampuan untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas dengan realistis serta berorientasi pada persoalan yang sedang dihadapi bukan hanya pada diri sendiri dengan menghindari rasa panik atau rendah diri. 5. Self objectification : objektifitas diri: insight dan humor ialah kemampuan untuk memandang secara objektif diri sendiri dan orang lain. Seseorang membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri dan orang lain untuk menemukan sesuatu yang menyenangkan dan menghubungkan temuannya secara positif dengan dirinya sendiri dan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
6. Unifying philosophy of life (menyatukan filsafat hidup) ialah kemampuan untuk memiliki pedoman hidup dan menyatukan nilai-nilai yang kuat dalam kehidupannya sehingga seseorang matang dalam membangun tujuan hidup. Selain kepribadian yang matang, guru juga perlu memiliki kepribadian yang sehat. Elizabeth B. Hurlock
dalam Suyanto dan Asep Jihad (2013: 17)
menjelaskan kepribadian yang sehat
seperti mampu menilai diri, situasi dan
prestasi yang diperolehnya secara realistis, menerima tanggung jawab, kemandirian, dan dapat mengontrol emosi. Selain itu, mampu berorientasi tujuan, berorientasi keluar dari dirinya, diterima secara sosial, memiliki filsafat hidup dan situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan. Dalam konteks kepribadian guru, kepribadian yang matang dan sehat menunjukkan bahwa guru harus memiliki kemampuan untuk menilai diri sendiri sehingga dia dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya. Guru juga harus mampu mengendalikan diri dan memecahkan berbagai permasalahan, baik yang berkaitan dengan dirinya maupun dengan siswa. Selain itu, guru juga harus bisa menerima masukan untuk perbaikan pembelajaran serta mengembangkan kemampuan pribadi melalui pembelajaran yang terus menerus. Alexander Meikeljohn dalam Syaiful Bahri (2005:41) mengatakan : “No one can be a genuine teacher unless he is himself actively sharing in the human attempt to understand men and their word”. Artinya tidak seorang pun dapat menjadi guru yang sejati kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didiknya dan berusaha untuk memahami semua anak didik serta katakatanya. Guru yang dapat memahami kesulitan anak didik dalam hal belajar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kesulitan lainnya di luar masalah belajar, yang bisa menghambat aktivitas belajar anak didik, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya. Seperti itulah sosok guru yang sangat dirindukan sekarang ini. Donald R. Cruickshank (2014: 106) menyebutkan bahwa guru diharapkan mengenakan atribut kepribadian yang memotivasi mencakup antusiasme, variasi, kehangatan dan rasa humor. Dapat disimpulkan bahwa sosok guru seperti yang telah diuraikan di atas tersebut dapat membantu siswa untuk terlibat dan tertarik pada pembelajaran serta menyenangi pelajaran dan guru yang mengajar sehingga proses belajar mengajar berjalan sukses. c. Kompetensi Kepribadian Guru Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan secara rinci mengenai beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi guru terkait kompetensi kepribadian diantaranya sebagai berikut: 1. Guru diharapkan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia dengan menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal dan gender. Selain itu, guru diharapkan mampu menjaga sikap dan perilakunya sesuai norma agama hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. yang dianut. 2. Guru dituntut untuk mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat di sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Guru memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. Guru diharapkan bangga menjadi guru yang professional, memiliki konsistensi dalam bertindak, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi, menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Selain itu guru diharapkan menjadi pribadi yang berwibawa dengan memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dan memiliki perilaku yang disegani. 4. Guru memiliki sikap yang menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri 5. Guru juga memahami, menerapkan, menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. Suparlan (2005: 93) mengartikan standar kompetensi guru sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku bagi seorang guru agar kelayakan untuk menduduki jabatan fungsionalnya sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikannya. Mutu pendidikan amat ditentukan oleh mutu gurunya. Maka untuk meningkatkan mutu pendidikan, perlu kiranya juga meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas, menyenangkan dan mencerdaskan yang itu semua dilakukan oleh guru yang bermutu. Guru diharapkan meningkatkan dedikasi dan kompetensinya secara terus menerus. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan standar kompetensi guru yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kualitas guru untuk pemetaan, penilaian maupun pembinaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dalam merumuskan arti kompetensi Suyanto dan Asep Jihad (2013:39) mengungkapkan pendapat Len Holmes bahwa “A competency is a description of something which a person who works in a given occupational yang area should be able to do. It is a description of an action, behavior or outcome which a person should be able to demonstrate. Artinya kompetensi merupakan deskripsi tentang apa yang dapat dilakukan seseorang dalam bekerja dan wujudkan dari pekerjaan tersebut yang dapat terlihat. Begitu juga seorang guru, ia bisa dikatakan memiliki kompetensi mengajar jika ia mampu mengajar siswanya dengan baik berupa kegiatan, perilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan dalam proses belajar mengajar. Selain itu ia mampu mewujudnyatakan berbagai kualifikasi akademik dan peraturan kode etik guru secara utuh dan menyeluruh . Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh dan pelopor pendidikan yang telah mendirikan sekolah Taman Siswa, mengemukakan bahwa guru hendaknya memegang semboyan “Ing ngarso sung tuladha, Ing Madya Mangun karso, Tut Wuri Handayani,” artinya bahwa guru di depan harus menjadi teladan yang baik, membangkitkan motivasi belajar siswa dengan karya dan gagasan yang sesuai serta guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan dari belakang. Sebagai guru maupun calon guru kita dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan dirinya pola panutan siswa di sekolahnya. Seorang guru dituntut harus mampu membangkitkan semangat berkarya dan berkreasi bersama siswa yang dibimbingnya serta harus mampu mendorong siswa yang diasuhnya agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Berdasarkan semboyan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tersebut kiranya penting jika guru memperhatikan kemampuannya terutama dalam membangkitkan motivasi para siswa melalui kepribadiannya. Fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan bimbingan untuk mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi siswanya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar). Deni Koswara (2008: 52) juga menegaskan bahwa guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana jabatan itu memiliki persyaratan dasar, ketrampilan teknik serta didukung oleh kepribadian yang mantab. Guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat citra baik dan kewibawaanya, terutama di depan para siswanya. Di samping itu, menurut Jamal Ma’Mur Asmani (2009: 114) guru juga harus mengimplementasikan nilainilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama. Sekali saja guru didapati berbohong, apalagi kepada siswanya, maka siswa akan berpendapat bahwa guru tersebut tidak baik dan kewibawaan sang guru akan diragukan yang akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme siswa. 3. Tipe-tipe kepribadian Proses pendidikan dan pengajaran dipengaruhi pula oleh tipe kepribadian guru itu sendiri. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Berdasarkan observasi dan analisis Hippocrates dan Galenus tentang 4 golongan perilaku manusia yang disebabkan karena keadaan zat cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang ada dalam tubuhnya, Alex Sobur (2013:314) mengembangkannya dalam bentuk potret diri dan tipe – tipe kepribadian seseorang diantaranya: 1. Melancholicus (melankolis) yaitu seseorang yang banyak empedu hitamnya dengan kecenderungan tekanan jiwa. Seseorang dengan tipe ini selalu bersikap murung, pesimis dan selalu menaruh rasa curiga. Seorang guru yang melankolis
biasanya
menginginkan
ketertiban
dan
kepekaan
serta
menginginkan orang lain memahami dirinya. Ia selalu mengedepankan perasaan daripada rasio, namun ia peka terhadap perasaan siswanya. Selain itu guru ini mempunyai kreativitas yang mendalam dan menginginkan pekerjaannya bermutu terlihat dari caranya mengajar dengan tegas dan sesuai ketentuan yang ada. 2. Sanguinicus (sanguinis) yakni seseorang yang banyak darahnya dan berenergi tinggi. Seseorang dengan tipe ini selalu menunjukkan wajah yang berseri – seri, cukup demokratif (bergerak, melompat, dan melambai), selalu gembira, antusias dan bersikap optimistis terhadap segala sesuatu. Perilaku sanguinis membuat suasana kelas fresh dan mencairkan situasi yang tegang. Seorang guru yang sanguinis akan memasuki kelas dengan ramah, santai dan tersenyum serta ceria. Biasanya guru tersebut memiliki cara mengajar yang menyenangkan, pandai bercerita dan membuat humor. Selain itu, ia dapat mendramatisasikan sebuah cerita dengan hidup dan menyenangkan. 3. Flegmaticus (flegmatis) yaitu seseorang yang banyak lendirnya. Seseorang dengan tipe ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang dan pendiriannya tidak mudah berubah. Seorang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang flegmatis adalah guru yang selalu ingin dihormati, pendiam dan cepat berpuas diri sehingga ia akan berusaha supaya para siswanya selalu menghormati dan menghargainya. Karena sifatnya yang tersembunyi dan tidak jelas kemauannya serta tidak banyak bicara, menyebabkan ia suka mengamati dari jauh tanpa memberi komentar. Guru yang flegmatis selalu memikirkan gaya dan metode yang mudah dan tidak terlalu rumit. 4. Cholericus (koleris) yakni seseorang yang mempunyai banyak empedu kuningnya. Seseorang dengan tipe ini bertubuh besar dan kuat, namun mudah marah dan sulit untuk mengendalikan dirinya (garang dan agresif). Guru yang koleris biasanya bekerja secara konsisten, produktif, tegas, kaku, penuh aturan dan perintah, cepat tersinggung, mudah marah, berusaha supaya para siswa patuh dan hormat. Proses belajar mengajar mengikuti cara dan aturan guru. Gaya mengajar guru lebih diutamakan daripada mengikuti gaya belajar siswa. Guru yang koleris cenderung memberikan hukuman kepada siswa yang bersalah. Metode dan gaya pengajarannya cenderung tidak melibatkan siswa. Setiap tipe kepribadian memiliki keunggulan dan kelemahannya masingmasing. Tipe-tipe kepribadian memberikan pengaruh tersendiri terhadap proses belajar mengajar. Seorang guru yang baik sebaiknya bukan saja mengajar berdasarkan tipe kepribadiannya sendiri namun diharapkan juga memahami dan menindaklanjuti tipe kepribadian, situasi dan karakteristik masing-masing siswa. Tipe-tipe kepribadian tersebut bukan tolak ukur mutlak seseorang terhadap kepribadiannya
namun
seseorang
dapat
belajar
untuk
mengenali
tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kepribadiaanya serta belajar untuk mengembangkan nilai-nilai berdasarkan tipe kepribadian yang lain terutama demi keperluan mengajar bagi seorang guru untuk menentukan perilaku, pendekatan dan gaya mengajarnya. 4. Kepribadian Guru Kristiani Dalam konteks sekolah yang menjunjung prinsip dasar Kristiani, pendidikan sangat dijunjung tinggi dengan tujuan utama seperti yang tertuang dalam Gravissium Educationis artikel 1 yaitu memperkembangkan setiap pribadi secara utuh demi memperjuangkan kesejahteraan umum dengan menanggapi dan mewartakan karya Allah. Salah satu tokoh utama yang berperan dalam penyelenggaraan proses pendidikan tersebut ialah para guru Kristiani. Guru Kristiani bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi tanggung jawab dan identitas kekristianiannya tanpa mengesampingkan tugas perutusan dari lembaga terkait. Guru Kristiani memiliki hak, kewajiban, status dan kedudukan yang sama dengan guru secara umum, namun guru Kristiani memiliki tanggung jawab khusus dalam mengemban tugas perutusan dari pribadi Yesus Kristus Sang Guru Sejati. Guru dipanggil untuk menyempurnakan perjalanan hidup muridnya sehingga mereka menemukan “Guru Sejati” yaitu Allah sendiri. Yesus Sang Guru Sejati memiliki kepribadian yang amat istimewa untuk mengajarkan kebaikan melalui perumpamaan, mencintai anak-anak, mengenal dan mengarahkan anaknya bagaikan gembala menggiring dombanya hingga memberikan diri sepenuhnya di kayu salib. Para guru menjadikan hidup anak didiknya sebagai pribadi yang mereka hormati sebagai subyek dan kebutuhan mereka menjadi perhatian yang utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Seorang guru yang mempunyai jiwa pelayanan yang besar. Ia akan mengalami berbagai hal yang positif dan melayani dengan hati. Guru Kristiani menjadikan semua hari itu hari yang baik, karena ia cinta pada pelajar, pelajaran dan mengajar. Untuk semakin mendalami perjuangan dan pelayanan seorang guru maka kisah Jean Donovan memberikan inspirasi. Harris dan Moran dalam Jack L. Seymour (1997: 58) mengisahkan sosok Jean Donovan sebagai salah satu dari 4 perempuan relawan kelompok pejuang perdamian dan sekaligus seorang aktivis gerejawi yang ditangkap dan dibunuh di El Salvador pada tahun 1980. Sebulan sebelum meninggalnya, dia menulis sebuah surat untuk seorang temannya seperti berikut: Para Relawan Kelompok Pejuang Perdamaian hari ini pulang dan hatiku tenggelam. Bahaya sangat jelas dan mereka telah mengambil keputusan yang tepat untuk meninggalkan El Salvador... Sekarang, saya harus mengambil sikap, karena saya tidak ingin bunuh diri. Beberapa kali saya telah memutuskan untuk pulang juga. Dan itu hampir saya lakukan, kecuali karena anak-anak, yang miskin dan menderita yang menjadi korban tindakan kekerasan yang ganas yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Siapa yang akan memperhatikan mereka? Hati mana yang akan tetap teguh pada pilihan yang amat rasional di tengah lautan air mata dan ketidakberdayaan? Bukan hatiku, sahabatku, sungguh bukan hatiku. Jean Donovan memutuskan tetap tinggal di El Salvador walaupun para relawan lain pulang. Ia dengan tegas mengambil keputusan untuk tetap melayani anak-anak. Ia sempat berpikir untuk pulang juga namun ia melihat anak-anak yang miskin dan menderita yang menjadi korban tindakan kekerasan. Ia tidak berdaya untuk meninggalkan anak-anak dan sebagai pilihan yang rasional, namun ia tetap memperhatikan anak-anak karena belas kasih dan pelayanan. Dalam konteks ini, tokoh Jean Donovan memiliki kepribadian yang mantab dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengambil keputusan yang tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri. Kepentingan anak-anak sungguh diutamakan. Kepribadian seperti Jean Donovan telah mencapai puncak kematangannya. Jean Donovan menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan kepribadian para guru Kristiani yang mencintai anak didik dengan sepenuh hati seperti halnya mencintai Allah dan diri sendiri. Untuk memperdalam mengenai perkembangan kepribadian, pendapat Gabriel Moran dan Maria Harris (1997: 61) memberikan suatu pengertian bahwa seorang pribadi adalah seorang yang mendengarkan kedalaman batinnya dan selanjutnya menanggapinya melalui tindakan nyata. (A person is one who listens inwardly and the responds with outward action). Tindakan nyata tersebut bukan hanya demi diri sendiri, namun juga untuk relasi dengan orang lain dan Tuhan. Mereka berpendapat kepribadian memiliki 2 dimensi yaitu kedalaman hidup (inwardness/inner life/interiority) dan relasinya dengan yang lain baik itu Allah, sesama dan seluruh alam ciptaan yang terwujud dalam tindakan nyata (outer activity). Kedua dimensi tersebut saling berkaitan dan tindakan nyata merupakan cerminan dari kedalaman batin. Kedalaman batin mempengaruhi setiap tindakan nyata baik itu pelayanan, pengabdian dan kesediaan hati. Dimensi pertama dari kepribadian manusia itu berhubungan dengan kedalaman hidup atau hidup batin seseorang. Pengembangan hidup batin dapat dilakukan dengan latihan rohani, sharing dalam komunitas yang memperkaya, mengadakan rekoleksi/retret dan membaca buku spiritual atau praktek lectio divina. Maria Harris dan Gabriel Morran (1997: 63-66) menyampaikan 3 langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang perlu dilakukan untuk pendidikan dan perubahan seseorang menuju kedalaman batinnya yaitu hening, mendengarkan dan melakukan Sabat. 1. Silence Seseorang yang ingin memiliki kedalaman batin, harus mempelajari beberapa langkah dan pola untuk masuk ke dalam keheningan. Dalam keheningan seseorang dapat menjadi dirinya yang sesungguhnya. Keheningan batin membutuhkan ketekunan dan kedisiplinan untuk menyisihkan waktu menjauh dari gangguan dan keramaian untuk bertemu dengan Allah Sang Terang. Pada jaman sekarang bukan hal mudah untuk mencapai keheningan. 2. Listening Harris dan Moran mengatakan alasan pokok orang perlu masuk dalam keheningan supaya orang dapat mendengarkan kerinduan hatinya maupun keluhan dan tangisan orang lain. Selain itu, diarahkan juga untuk mendengarkan hal – hal yang terjadi sehingga mampu mempertimbangkan mana yang baik dan buruk dari diri sendiri, orang lain serta lingkungan sekitarnya. Di dalam keheningan orang diharapkan mendengarkan kehendak Allah dalam hidupnya agar guru dapat melakukan yang terbaik untuk para siswa, teman guru dan orang tua dalam karya melayani yang bijaksana, adil dan tegas dalam mengambil keputusan. Mendengarkan dalam keheningan, juga dimaksudkan untuk pengembangan dan pembaharuan hidup kita sendiri, komunitas dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Menghidupi Sabbath Dalam kutipan teks Kitab Suci Keluaran 20:8-11 Sabbath tidak hanya bersifat ritual-liturgis, melainkan bermakna bagi alam, hewan, anak-anak, pekerjapekerja dan pegawai-pegawai. Pegawai-pegawai diharapkan untuk bebas dari pekerjaan yang dilakukan setiap hari, seperti yang dilakukan Allah yang memberikan nasihat untuk beristirahat. Istirahat menjadi
jalan semua
makhluk untuk berkembang mencapai kepenuhannya dan menghindari sikap untuk mengejar ambisi yang mengakibatkan kecemasan. Melakukan Sabat merupakan
saat
dimana
seseorang
diminta
untuk
menerima
diri,
menyelesaikan masalah kepribadian, mendengarkan suara hati dan menyadari panggilan sebagai seorang guru. Sabbath merupakan langkah pembinaan untuk mencapai kedalaman diri baik untuk diri sendiri maupun siswa yang kita layani. Kedalaman batin mempengaruhi tindakan nyata termasuk dalam melayani sesama. Seseorang memiliki keterkaitan dengan sesama dalam komunitas karena seseorang yang berkembang dalam komunitas akan mampu berkembang secara utuh. Dalam memperkembangkan kepribadian perlu adanya hubungan dengan sesama.
Harris
dan
Moran
menyebut
2
kegiatan
pendidikan
untuk
memperkembangkan tindakan nyata: studi terhadap sumber-sumber kekristenan dan pelayanan kepada sesama yang membutuhkan. Mengembangkan kedalaman hidup dan pengetahuan dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar. Studi terhadap sumber-sumber kekristenan memperkaya diri dan menyegarkan hati serta semangat kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Mendidik merupakan tugas utama dari pendidikan Kristen. Seseorang diharapkan mempunyai kedalaman batin melalui keheningan, mendengarkan dan melakukan Sabat. Seseorang pribadi diharapkan merespon kerinduan hati dengan tindakan nyata dan studi terhadap sumber-sumber kekristenan serta pelayanan kepada sesama dan lingkungan. Kedalaman batin dan tindakan nyata saling terkait. Seseorang adalah makhluk sosial yang saling berhubungan satu sama lain dan dipanggil untuk bersahabat serta saling melayani. Melalui kisah pelayanan dan kedalaman hati maupun tindakan nyata, guru diharapkan menghayati panggilannya sebagai seorang guru dengan bersemangat karena pada dasarnya mereka mencintai dan menikmati perjalanan pekerjaannya. Guru yang baik memiliki rasa sukacita ketika akan masuk ke kelas karena ia merasa bahwa profesinya adalah jantung dan jiwanya. Guru diharapkan juga penuh sukacita untuk memandang anak didiknya secara positif walaupun kita tahu anak didik yang dihadapi memiliki latar belakang dan kebiasaan yang beragam. Parker J. Palmer (1998: 2) menguraikan bahwa “the students we teach are larger than life and even more complex. To see them clearly and see them whole, and respond to them wisely in the moment”. Bahwa anak didik yang diajar memiliki kehidupan yang lebih luas dan kompleks, maka seorang guru perlu melihat secara jelas dan menyeluruh serta menanggapi mereka dengan bijaksana di setiap waktu karena anak didik membutuhkan perhatian, penghargaan dan kasih sayang dari seorang guru yang berkepribadian baik. Ada guru yang telah mengajar beberapa tahun, memiliki ribuan murid, selalu menghadiri berbagai seminar pendidikan, melihat orang lain mengajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
membaca buku bahkan mengikuti rekoleksi untuk merefleksikan pengalaman mengajarnya namun ia belum merasa puas dengan pekerjaannya. Maka guru khusunya Guru Kristiani harus berusaha untuk menggali potensi dan keahlian dirinya melalui berbagai proses pengembangan. Parker L. Parmer (1998: 10) mengatakan bahwa: “good teaching cannot be reduced to technique, good teaching come from the identity and integrity of the teacher”. Pemikiran ini mudah dan simple namun implikasinya dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit karena guru yang memiliki identitas dan integritas yang baik pada jaman sekarang cukup langka. Tantangan dan godaan mendominasi tugas panggilan serta perutusannya. Identitas seorang guru merupakan pertemuan dari kedalaman hati dan perwujudan dari kekuatan yang membuat masing-masing orang bertanya tentang siapa dirinya dan pertemuan bermacam-macam talenta, kekuatan dan karakter yang menghiasi hidup seseorang. Sedangkan integritas berkaitan dengan kepenuhan diri untuk menjadikan identitas tersebut nyata dan lebih baik. Untuk menemukan identitas dan integritas perlu usaha yang terus menerus salah satunya dengan menyadari dan menanggapi panggilan sebagai guru secara sepenuh hati. Kepribadian dan karakter serta pengalaman hidup guru lebih menorehkan kesan daripada ilmu pengetahuan atau pelajaran yang mereka sampaikan. Guru Kristiani
menurut Romo A. Mintara Sufiyanta (2009: 70-95) diharapkan
memiliki keutamaan seperti siap sedia, totalitas, cura personalis (cinta kasih dalam relasi antar pribadi), kerja keras dan mutu, sense of belonging (rasa memiliki), melayani dengan rendah hati, bijaksana, memperjuangkan kebenaran, mudah bersyukur dan berpengharapan. Sepuluh keutamaan tersebut pantas diperjuangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dan diteladankan oleh guru Kristiani kepada para muridNya sehingga pribadinya sungguh dapat membuat anak didik terkesan dan nyaman.
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Belajar Kemampuan seseorang untuk berkembang dan berbuah merupakan inti dari belajar yang secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Belajar sangat penting bagi siswa untuk bertahan dan menghadapi secara positif tantangan zaman bahkan persaingan yang semakin ketat. Berdasarkan berbagai pertimbangan, seorang guru diharapkan mampu mengamati serta menindaklanjuti hasil belajar siswa secara utuh dan menyeluruh sebab guru yang dalam keadaan siap dan memiliki kemampuan tinggi dalam menjalankan kewajibannya untuk membantu siswa menjadi pribadi yang berkualitas. Menurut Winkel (1996: 59), belajar adalah “Suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuanpemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas” Belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan, karena menentukan berhasil ataupun tidaknya proses belajar mengajar yang dialami siswa. Oleh sebab itu, guru sangat diharapkan memahami dengan benar arti belajar dengan segala aspek maupun factor-faktor yang mempengaruhi belajar. Muhibbin Syah (2014: 90) menyimpulkan bahwa belajar dapat dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Muhibbin Syah (2014: 129) kembali menjelaskan secara umum, factorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek fisiologis (jasmaniah) dan psikologi (rohaniah seperti tingkat kecerdasan, inteligensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa baik sosial seperti para guru, tenaga kependidikan dan teman-teman sekelas yang mempengaruhi semangat belajar siswa serta nonsosial seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah keluarga dan letaknya, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Kemudian faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Berkaitan dengan hal belajar, motivasi (faktor internal) dan kondisi lingkungan di sekitar siswa seperti para guru (faktor eksternal) dirasa sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Motivasi merupakan daya penggerak untuk bertingkah laku secara terarah yang memberikan pengaruh kepada siswa untuk bersemangat dalam belajar. Selain itu para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dan rajin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
khususnya dalam hal belajar mengajar dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi belajar lainnya ialah suasana, pendidikan dapat dikatakan berhasil dan bervisi spiritual dapat sungguh terwujud jika suasana tempat belajar dijiwai oleh cinta kasih, mendatangkan kebaikan dan mengalir dari hati nurani seseorang yang berada di dalamnya dengan kebebasan yang sejati. Seperti yang diungkapkan Romo Heryatno WW, SJ (2012: 17), suasana sekolah yang dijiwai oleh roh cinta kasih dan kebebasan Injili membuat para siswa merasa martabatnya dihormati, permasalahan hidupnya dipahami, pertanyaan dan keluhannya diperhatikan. Suasana seperti ini membuat siswa nyaman dan semakin menemukan identitas diri dan perannya dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Di samping itu suasana kelas yang menggembirakan dan kepribadian guru yang memotivasi perlu ditekankan sehingga membangkitkan semangat belajar para siswa. Maka untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, guru harus selalu berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara apapun agar perhatian mereka terpusat pada pelajaran yang sedang diikuti. Guru diharapkan juga menyadari bahwa tidak semua pelajaran menarik perhatian siswa. Oleh karena itu, diperlukan ketrampilan guru dalam membawakan materi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. 4. Pengertian Motivasi Belajar Winkel (1996: 169) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan hanya berperanan dalam belajar di sekolah, melainkan juga dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Motif itu merupakan suatu kondisi internal (kesiapsiagaan). “Motivasi” adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu. Suyanto dan Asep Jihad (2013: 60-61) mengemukakan kembali pandangan Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc Donald terkandung 3 elemen pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, motivasi ditandai dengan adanya perasaan, dan motivasi dirangsang karena adanya tujuan. Inti motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dengan efektif. Muhibbin Syah (2014: 134) membedakan motivasi dalam 2 macam yaitu motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrisik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar seperti perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pujian, hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, teladan orang tua, guru dan seterusnya yang dapat membantu siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar materi – materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. 5. Fungsi Motivasi Belajar Dalam proses belajar, motivasi memiliki peranan yang sangat penting. Motivasi dirasakan penting bagi siswa tetapi juga bagi pendidik. Fudyartanto dalam Prawira (2012: 320-322), mengungkapkan fungsi-fungsi motivasi belajar sebagai berikut: 1. Motivasi bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu. Motivasi dalam kehidupan sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah dan pengorientasi suatu tujuan tertentu. Tingkah laku individu dikatakan bermotif jika bergerak menuju ke arah tertentu, mengandung ketekunan dan kegigihan dalam bertindak. 2. Motivasi dapat menjadi penyeleksi tingkah laku bagi seseorang. Motif yang dimiliki membuat individu yang bersangkutan bertindak secara terarah menuju pada suatu tujuan yang telah diniatkan oleh individu tersebut. Dengan kata lain, motif dapat menghindarkan individu dari kebuyaran atau tanpa arah dalam bertingkah laku untuk mencapai tujuannya. 3. Motivasi dapat memberi energi dan menahan tingkah laku individu. Motif dapat menjadi pendorong dan daya peningkat. Tetapi energi ini tetap tergantung pada besarnya motivasi yang dimiliki individu. Jika motivasi itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
besar dan kuat, ia akan memiliki energi psikis yang besar. Sebaliknya, jika motivasi tersebut lemah maka energi yang dimiliki individu tersebut juga akan lemah. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka siswa yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. 6. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Seorang guru dituntut untuk memiliki tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru. Tugas utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah memajukan, merangsang dan membimbing siswa dalam proses belajar. Maka, dalam melaksanakan tugasnya, guru harus bisa membangun motivasi siswa untuk belajar. Sebagai motivator, guru harus berusaha memahami makna motivasi belajar, mengembangkan pembelajaran, serta berusaha menggerakkan motivasi. Suyanto dan Asep Jihad (2013: 61-63) mengungkapkan ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu: 1. Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa secara jelas dan terukur. Proses belajar mengajar diharapkan dimulai dari penjelasan guru mengenai tujuan yang akan dicapai secara jelas, mudah dipahami siswa dan terukur. Semakin jelas suatu tujuan yang hendak dicapai, maka makin bisa mendorong munculnya motivasi siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Memberikan hadiah Masing-masing anak ingin dihargai, maka guru sesekali memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi, baik prestasi besar maupun prestasi kecil, seperti dapat menjawab pertanyaan guru. Hal ini memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan memiliki motivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. Penghargaan tidak selamanya berupa materi, tetapi bisa berupa pujian pada siswa yang berprestasi. 3. Membuat saingan/kompetisi Guru berusaha membuat persaingan yang sehat di antara siswanya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar atau berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4. Memberi pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun, rasional dan tidak berlebihan. 5. Memberi hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar berlangsung. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut berkeinginan untuk mengubah dirinya dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman kadang terkesan negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
6. Membangkitkan dorongan Sebagai motivator, guru sudah selayaknya memberikan dorongan kepada siswanya untuk terus belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada para siswa yang sedang berupaya meraih semangat belajar. 7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik Kebiasaan belajar yang baik bagi siswa hanya bisa dilakukan jika guru mau menjadi teladan bagi siswanya. Guru terlebih dahulu memberikan contoh bagaimana kebiasaan belajar yang baik. Selanjutnya, guru bisa mendorong agar siswa lebih banyak menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan belajar misalnya membaca dan menulis dalam bidang studi tertentu. 8. Membantu kesulitan siswa Dalam proses belajar mengajar, terkadang siswa mengalami kesulitan belajar secara individual maupun kelompok. Posisi guru dalam konteks ini adalah menjadi “pembantu” siswa yang mengalami kesulitan belajar. Saat ini, sifat terbuka guru sangat penting dan perlu bagi siswa. 9. Menggunakan metode yang bervariasi Penggunaan metode pembelajaran yang variatif sangat penting untuk membuat
proses
pembelajaran
tidak
membosankan
sehingga
siswa
termotivasi untuk belajar dengan baik. Siswa yang diajar dengan berbagai macam metode dipastikan lebih merasa senang menerima pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
10. Menggunakan media Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran haruslah disesuaikan
dengan
tujuan
pembelajaran.
Jika
tidak,
maka
tujuan
pembelajaran tersebut sukar bahkan tidak akan dicapai. Media pembelajaran bisa dalam bentuk apapun. Cara ini digunakan untuk lebih memudahkan siswa
memahami
dan
menyelesaikan
persoalan
pembelajaran
yang
dihadapinya. Mintara Sufiyanta (2010: 218-223) mengungkapkan 6 ciri khas peranan guru terhadap muridnya secara personal salah satunya ialah mendorong antusiasme dan motivasi belajar siswa. Guru dapat memotivasi siswa dengan cara mendorong mereka untuk secara pribadi bertanggung jawab atas cara belajar, cara mengatur suasana kelas, menetapkan standar yang cukup tinggi, melontarkan tantangan-tantangan,
serta
memberikan
penguatan
dan
semangat
dalam
mengerjakan tugas-tugas. Siswa akan melihat sosok guru yang efektif seperti ini sebagai sosok pemimpin yang memotivasi. Perlu kita ketahui setiap siswa mempunyai tingkatan motivasi yang berbeda- beda, guru dapat secara kreatif menemukan strategi yang cocok untuk masing-masing. Ia tahu bagaimana memberikan dukungan kepada murid yang sudah memiliki motivasi intrisik; sekaligus ia terus mencari jalan bagaimana memberikan motivasi ekstrinsik bagi murid yang membutuhkannya. Guru yang mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan membekali para siswa dengan keahlian strategi belajar sesuai kapasitas dan ketertarikan masing – masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
individu yang akan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, selalu baru, dan tidak membosankan. Guru yang memiliki dan menampakkan semangat hidup dan antusiasme merupakan faktor pendukung yang amat penting dalam memperkuat motivasi siswa.
C. Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siswa Pada bagian terakhir bab ini penulis akan menjelaskan hubungan kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar. Jika dilihat dari segi psikologi, kepribadian guru mempengaruhi peningkatan motivasi siswa untuk belajar. Guru yang kompeten akan lebih mudah menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga proses belajar mengajar para siswa berada pada tingkat yang lebih optimal. Kepribadian guru sangat mempengaruhi perannya sebagai pendidik dan pembimbing misalnya guru diharapkan membina hubungan baik dengan orang tua siswa agar dapat mengetahui keadaan masing-masing siswanya. Guru juga diharapkan memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolahnya atau masyarakat lebih luas untuk kepentingan pendidikan. Selain itu, ia berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. Oleh sebab itu, kompetensi kepribadian menjadi syarat penting seorang guru agar semakin berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dan kemajuan sekolahnya. Segala aktivitas di sekolah baik pengajaran, ilmu pengetahuan maupun latihan-latihan ketrampilan harus disertai dengan pembentuan kepribadian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
seharusnya diawali oleh pembentukan kepribadian gurunya. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku, prestasi dan hasrat belajar yang terus menerus pada diri siswa salah satunya berasal dari kepribadian guru. Kompetensi kepribadian guru di Indonesia bisa berkembang karena pengaruh nilai keagamaan dan kesopanan. Dalam Kompas (2015) diungkapkan bahwa kementerian pendidikan dan kebudayaan memetakan kompetensi 1,6 juta guru melalui uji kompetensi. Hasilnya, lebih dari 1,3 juta guru memiliki nilai ujian di bawah 60 dari rentang 0 hingga 100. Fakta negatif ini menunjukkan perlu adanya program terobosan untuk meningkatkan sumber daya pendidik. Uji kompetensi guru mengukur 4 kompetensi yaitu akademik, pedagogi, sosial dan kepribadian. Ternyata kebanyakan guru mengajar hanya sebagai profesi, tuntutan pekerjaan maupun formalitas tanpa memperhatikan sisi pengabdian dan pengembangan diri. Muchlas Samani (2006: 39) berpendapat bahwa kompetensi kepribadian merupakan modal dasar bagi guru, khususnya dalam perilaku sehari-hari. Kompetensi kepribadian seorang guru sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, karena guru akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi para siswa seperti kedekatan baik secara lahir maupun batin, yang semua itu memunculkan semangat untuk belajar. Jadi kompetensi kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa yang menunjang pula prestasi belajar siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan. Tanpa adanya kompetensi kepribadian guru, kecil kemungkinan siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
W.S Winkel (1996: 218) mengungkapkan bahwa semua siswa mengetahui dari pengalamannya sendiri bahwa guru berperanan sekali dalam keseluruhan proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada sejumlah kemampuan yang belum dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan ada kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus diperbaiki. Kepentingan siswa ini harus sungguh diperhatikan dengan sikap empatik, peka, kritis dan penuh cinta kasih. Istilah kepribadian menurut Donald R. Cruicshank (2014: 6) menunjuk pada totalitas karakter, sifat dan perilaku khas pada diri seseorang. Kepribadian mempengaruhi semua hal yang guru lakukan, termasuk cara mengajar. Kompetensi kepribadian merupakan sumber kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi guru untuk memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial Sebagai
pendidik
guru
berusaha membantu anak menuju
pada
kedewasaan, baik kedewasaan psikologis, sosial dan moral. Sebagai pengajar guru berusaha mengembangkan intelektual anak supaya memperoleh pengetahuan yang menjadi dasar kehidupan anak. Sering kali dalam proses pendidikan para siswa mengalami hambatan-hambatan dan masalah-masalah belajar. Guru yang menghadapi situasi ini berperan sebagai pembimbing dengan berusaha membantu para siswa supaya dapat mengatasi hambatan dan masalah belajarnya. Dalam pembahasan sebelumnya bahwa kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah menghayati pekerjaannya sebagai suatu panggilan, memiliki kedewasaan dan mengajar sebagai pelayanan. Seorang guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dewasa selalu berusaha mengembangkan para siswa menuju pada kedewasaan secara utuh, dan pekerjaannya dihayati sebagai sesuatu yang bernilai. Guru akan berusaha semaksimal mungkin melayani para siswanya walaupun banyak tantangan dan kesulitan. Ia tetap akan mencintai pekerjaannya dan selalu melaksanakan pekerjaannya atas dasar cinta. Berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran juga ditentukan oleh tipe-tipe kepribadian dan gaya mengajar guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa sosok seorang guru selalu dikenang di hati para siswanya, meskipun suatu waktu guru pensiun dari pengabdiannya di sekolah atau anak didiknya telah lulus. Salah satu kenangan tersebut berkenaan dengan kepribadian seorang guru dalam menemani siswa belajar. Menjadi seorang guru yang berkompeten memberikan kewibaan tersendiri yang semakin membuat citra seseorang semakin baik. Seorang guru yang ingin memotivasi siswanya menjadi pribadi yang lebih baik ia terlebih dahulu telah berhasil memotivasi dirinya untuk mengembangkan kepribadiannya. Seperti yang dikatakan oleh A. Mintara Sufiyanta (2010: 30) berikut ini: Memerankan tugas panggilan mengantar orang-orang muda menjadi pribadi yang semakin dewasa, bijaksana, mencintai Tuhan dan sesama, bertindak jujur dan adil, serta dapat ikut serta membangun wajah kemanusiaan menjadi lebih apik, merupakan peziarahan tersendiri bagi seorang guru seperti Anda. Mengajar dengan demikian seperti berada di persimpangan jalan: di persimpangan yang satu adalah peziarahan demi kepenuhan diri, dan di persimpangan jalan yang lain adalah mengantar anak didik menuju keutuhan pribadi mereka. Di satu sisi mengajar itu berurusan dengan manusia sebagai pribadi (personal), sedangkan di sisi lain mengajar itu berurusan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlaku di masyarakat (public).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
A. Mintara Sufiyanto (2010: 30) juga mengutip pendapat Parker J. Palmer bahwa “Jika aku ingin mengajar dengan baik, maka aku harus belajar untuk dapat berdiri teguh dan punya keyakinan kokoh di tempat dimana dua oposisi ini saling bersimpangan”. Pada zaman sekarang, manusia perlu untuk mencapai kepenuhan dirinya sebagai pribadi. Guna mencapai kepenuhan hidup, pendidikan adalah cara yang tepat sebab tujuan pendidikan adalah mencapai pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-kelompok masyarakat, mengingat bahwa
manusia termasuk anggotanya dan bila sudah
dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya (GE, art 1). Seperti yang diungkapkan GE bahwa pendidikan bertugas membina seseorang untuk menjadi pribadi yang utuh. Proses belajar mengajar kiranya dapat diperhatikan bahwa baik guru maupun siswa berjuang untuk mengembangkan kepribadiannya. Siswa berkembang untuk menjadi pribadi yang berkualitas baik kognitif, afektif maupun psikomotoriknya begitu pula seorang guru yang berusaha mengembangkan segala segi dalam hidupnya guna menunjang perannya untuk membangun kepribadian siswanya. Kepribadian guru dan siswa berkembang karena ada motivasi maka diperlukan motivasi untuk selalu melangkah dengan semangat tinggi. Hubungan antara peningkatan kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa berjalan seiringan dan saling melengkapi. Oleh karena itu untuk saat ini pembentukan kompetensi kepribadian guru mutlak untuk dikembangkan. Sikap dan kepribadian guru dapat dibentuk melalui tindakan atau perlakuan tertentu baik saat menempuh pendidikan maupun di lingkungan masyarakat. Kompetensi kepribadian sungguh sangat penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
meningkatkan motivasi belajar anak. Anak membutuhkan sosok yang dapat dijadikan role model. Anak butuh sahabat yang dapat menyentuh hati dan kesenangannya terutama saat belajar. Anak yang dekat dengan guru dan menjalin relasi yang baik pastinya akan lebih terkesan untuk belajar. Motivasi belajar bermuara pada tujuan pendidikan untuk membantu siswa menjadi pribadi yang berkualitas maka untuk mengusahakan semua itu dibutuhkan pula guru yang memiliki pribadi yang berkualitas. Hal ini semakin menunjukkan bahwa pembahasan dalam skripsi ini mengenai pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa sangat relevan dan penting untuk diperhatikan baik oleh para guru sebagai pelaku pendidikan dan para siswa sebagai subjek pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III GAMBARAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
Bab ini merupakan jawaban dari rumusan masalah kedua mengenai seberapa besar kompetensi kepribadian guru SD PL Sugiyopranoto Klaten berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV dan V berdasarkan keadaan yang ada. Pada bab sebelumnya penulis telah menjelaskan tentang pengertian kompetensi kepribadian guru, motivasi belajar serta hubungan antara kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa yang telah dijelaskan. Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi kepribadian guru berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa maka penulis menyusun bab III dalam beberapa bagian pembahasan. Pada bagian pertama penulis menguraikan gambaran umum SD PL Sugiyopranoto Klaten yang meliputi sejarah, visi, misi, tujuan, lingkungan fisik, administrasi organisatorik, akademik dan sosial, keadaan guru dan siswa. Bagian kedua membahas mengenai penelitian yang mencakup: latar belakang, variabel, definisi konseptual, tujuan, jenis, instrumen pengumpulan data, responden, tempat, waktu serta kisi-kisi instrumen penelitian. Bagian berikutnya berupa laporan hasil penelitian. Laporan disajikan berdasarkan penelitian yang diadakan di sekolah, kemudian dibahas dan dijelaskan. Pembahasan penelitian ini berguna untuk memperoleh gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengenai pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten. Bagian akhir bab ini berupa kesimpulan dari hasil penelitian yang berguna untuk penyusunan upaya pada bab berikutnya.
A. Gambaran Umum SD PL Sugiyopranoto Klaten SD PL Sugiyopranoto Klaten merupakan salah satu sekolah karya Bruder Kongregasi FIC di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur. Para guru dan karyawan SD PL Sugiyopranoto mengabdi dengan semangat pelayanan Kristiani dengan berspiritualitaskan ke-Allah-an. Karya pendidikan yang berspiritualitaskan ke-Allah-an ialah karya yang menekankan sifat Allah penuh cinta kasih dalam mengajar, menuntun dan menanggapi kebutuhan anakNya menuju pribadi yang unggul dan berbelarasa. Sekolah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Kristiani seperti cinta kasih, kepedulian, bela rasa, pengabdian dan persaudaraan sejati. Oleh sebab itu, Bapak Thomas Agung selaku kepala sekolah mengungkapkan bahwa
lembaga
ini
berusaha untuk
menyelenggarakan
pendidikan bagi kaum muda agar menjadi pribadi yang unggul dengan berlandaskan spiritualitas Allah adalah kasih sesuai semangat Yayasan Pangudi Luhur. Gambaran keadaan SD PL Sugiyopranoto akan diuraikan sebagai berikut:
1. Gambaran Mengenai Yayasan Pangudi Luhur Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah SD PL Sugiyopranoto pada tanggal 15 April 2016 dan uraian dari Buku Profil ke-PangudiLuhuran-an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(2013: 3-6) penulis menjelaskan kembali sejarah, visi dan misi Yayasan Pangudi Luhur. Hal inilah yang menjadi dasar penyelenggaraan karya pendidikan sekolahsekolah Katolik seperti SD PL Sugiyopranoto dalam menghidupi spiritulitas para pendiri kemudian berusaha mewujudnyatakan kembali berdasarkan visi misi yang disusun saat ini melalui karya mengajar, mendidik dan membina kaum muda Indonesia. a. Sejarah singkat Yayasan Pangudi Luhur Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dengan penduduk yang menganut berbagai macam suku dan budaya. Saat perang dunia ke 2 terjadi kerusakan dan perebutan kemerdekaan yang mengakibatkan problem pengajaran dan pendidikan menjadi sangat memprihatinkan. Kaitannya dengan hal tersebut Dekrit Perfectae Caritatis nr.2 mendesak agar warisan berharga dalam kebiaraaan tetap dipertahankan terutama sekali dalam karya pendidikan dan pengajaran. Berawal pada tahun 1952 sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Kanisius yang di dalamnya berkarya para Bruder FIC bertambah banyak, hingga mengalami kesulitan dalam pengelolaan terutama dari segi finansial. Akhirnya sejumlah sekolah dan asrama ditanggung kongregasi FIC, sekaligus menjadi titik awal menuju tanggung jawab sendiri. Dua tahun kemudian didirikan Yayasan Pangudi Luhur tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaris, yang dirumuskan dalam rapat dewan oleh Bruder Petrus Claver. Sekaligus penyerahan sekolah-sekolah yang ditanggung FIC kepada Yayasan Pangudi Luhur sesuai dengan SK kementrian pada tanggal 1 Agustus 1955. Dalam waktu yang singkat nama “Pangudi Luhur” sudah terkenal dan mempunyai reputasi yang cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada tahun 1958, Bruder Leonardus menjabat sebagai pimpinan Badan Pengurus Yayasan Pangudi Luhur dan berkantor di bekas pastoran dan rumah yavenat. Di sinilah kantor Yayasan Pangudi Luhur didirikan. Bruder Leonardo bertugas dibantu oleh beberapa pegawai dari sekolah, mencari penyelesaian kesulitan, menangani keluhan, konflik dan keberatan sehingga banyak menuntut perhatian, lebih-lebih sekolah Pangudi luhur bertambah banyak. Meskipun begitu Bruder Leonardo tidak selalu menikmati penghargaan atas jasanya. Dengan pengertiannya yang cerdas ia mampu mempertimbangkan dengan jelas mana kekurangan dalam pengajaran pada umumnya. Ia sungguh berusaha meskipun dengan hasil yang sangat sedikit agar sekolah Pangudi Luhur menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 1973 Bruder Leonardo pindah ke Yogyakarta, Kantor Yayasan Pangudi Luhur diambil alih oleh Bruder Cajetanus Wiyarsoatmaja. Ia melanjutkan kebijakan Bruder Leonardo dan dibantu Bruder Ignatius Ngadiso hingga tahun 1980 dan kepemimpinan Kantor Yayasan Pangudi Luhur diserahterimakan pada Bruder Antherus Sutrisno. Dengan kebijakan yang luwes, dan menitikberatkan unsur-unsur yang tidak begitu dipentingkan oleh orang Eropa serta lebih rasional pandangannya. Sebagai seorang berpendidikan akademis (Drs) disertai pendidikan di East Asian Pastoral Institute, Manila serta pengalaman praktek di sekolah sekolah, ia berusaha memperbaiki mutu sekolah yang masih kurang dalam beberapa hal. Ia menaruh perhatian pada katekese di sekolah - sekolah. Tak dapat disangkal perkembangan Pendidikan Pangudi Luhur sangat pesat semenjak dipegang tanduk kepemimpinan oleh kalangan akademis, terlebih lagi dilanjutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kepemimpinan baru oleh Br. Dr. Martinus T.H, Br. Drs. Anton Hadiwardaya, Br. Drs. Heribertus Sumarjo MM (th. 1996-2001), Br. Antherus Sutrisno, FIC (20042007). Kemudian, pada tahun 2007-2011 Kantor Yayasan Pangudi Luhur dipercayakan kepada generasi muda yang potensial dengan memadukan dua model kepemimpinan yaitu manajemen dan sosial dengan tetap mengedapan kualitas, akuntabilitas dan kredibilitas pendidikan. Beliau adalah Drs. Br. Theodorus Suwariyanto, MA, FIC. Pada saat ini, Br. Frans Sugi, SPd, FIC menjabat sebagai ketua yayasan dan Br. Dr. G. Bambang Nugroho, FIC sebagai kepala kantor (sekretaris). Yayasan Pangudi Luhur bagian dari karya Para Bruder Kongregasi FIC yang didirikan pada tahun 1840 oleh Pastor L. Rutten. Imam muda ini mengalami suatu panggilan untuk menyerahkan seluruh hidupnya dan semua kekayaannya bagi pelayanan pendidikan dan pembinaan Kristiani kaum muda. Pastor Rutten dikenal sebagai pribadi yang memiliki kemauan yang kuat untuk lebih daripada yang bisa dibuat, karena percaya penuh terhadap penyelenggaraan Ilahi sehingga sebagai pribadi yang saleh dan menjadi seorang pribadi yang penuh syukur dalam doanya dan dalam hidup kesehariannya. Hal lain yang sangat mempengaruhi karya hidupnya adalah penghormatan dan devosinya kepada Bunda Maria yang begitu besar. Pengalaman bahwa Bunda Maria selalu membimbing dan menyertai, membuat Rutten menyerahkan kongregasi yang didirikannya di bawah perlindungan Santa Perawan Maria yang Terkandung Tak Bernoda. Bernardus Hoecken adalah bruder dan pemimpin pertama Bruder FIC. Ia lahir di Tilburg, 3 Mei 1810. Pada tahun 1840 ia memulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
novisiatnya. Bernardus pada tahun 1841 dipilih menjadi Overste dan membantu membangun kongregasi. Pada tahun 1865 Br. Bernardus menulis: “Kongregasi mulai kecil, miskin dan tak terpandang. Kegiatannya: mengurus sejumlah anak miskin dan mengajar agama kepada anak yang lain.” Inilah titik tolak perkembangan kongregasi selanjutnya. b. Visi Yayasan 1. Yayasan Pangudi Luhur merupakan komunitas iman yang berpusat pada Yesus Kristus. Komunitas Iman tersebut ditandai dengan semangat persaudaraan sejati, kemitraan, menanggung karya perutusan bersama, mengembangkan komunikasi, dan berpihak kepada yang lemah. 2. Yayasan Pangudi Luhur merupakan lembaga pendampingan kaum muda untuk berkembang menjadi seorang PRIBADI yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak dan berbudi pekerti luhur. c. Misi Yayasan Untuk bisa mencapai cita-cita yang termaktub dalam rumusan visi di atas, dirumuskan upaya-upaya konkret sebagai berikut: VISI 1: 1. Menghidupkan dan mengembangkan unit kerja sebagai komunitas iman dan persaudaraan sejati. 2. Meningkatkan peranan mitra kerja dengan melaksanakan shared mission yaitu menanggung karya perutusan bersama. 3. Menangani Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur secara profesional, realistis, kritis, dan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4. Meningkatkan dan mengembangkan komunikasi secara formal dan informal antara Yayasan Pangudi Luhur dan Bruder serta Instansi terkait. 5. Mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur dengan tetap memberikan perhatian istimewa kepada kaum miskin dan kekurangan, yang tersingkir dan yang cacat, yang lemah dan terlupakan, dan mereka yang kurang mengalami cinta. VISI 2: Mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur sebagai karya pendampingan kaum muda untuk berkembang menjadi seorang PRIBADI yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak, dan berbudi
pekerti
luhur,
dengan
terlaksananya
kegiatan
pendidikan
dan
pembelajaran yang bermutu, terencana, tertib, disiplin, konsisten Berdasarkan sejarah, visi dan misi tersebut penulis semakin tertarik untuk mengulas kembali karya pendidikan dan pengajaran Para Bruder FIC di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur. Karyanya yang bertolak dari pengalaman yang memprihatinkan dengan mengedepankan kebutuhan pendidikan masyarakat sungguh menginspirasi para guru yang bergabung di komunitas Yayasan Pangudi Luhur. Para bruder FIC melayani dengan sepenuh hati disertai pengorbanan. Mereka bersedia mencari pengalaman baru dan memperbaiki mutu sekolah yang masih kurang dalam beberapa hal. Para guru YPL sungguh ditantang untuk semakin mengasah panggilannya dengan menyerahkan seluruh hidup bagi pelayanan pendidikan dan pembinaan Kristiani kaum muda. Di samping itu, Yayasan Pangudi Luhur menghayati 10 nilai kepangudiluhuran bagi guru, karyawan dan para siswa hingga sekarang seperti penanaman sikap rendah hati,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
teladan baik, mencintai para bruder, saleh, sikap bijaksana, lembut hati, tabah hati, kebijaksanaan dan berpengetahuan, semangat dan keteguhan hati serta percaya kepada Tuhan. Melalui 10 nilai kepangudiluhuran kiranya dapat disimpulkan bahwa semangat dan spiritualitas Yayasan Pangudi Luhur berusaha menjamin mutu pribadi baik para guru, karyawan dan siswanya baik dalam proses pendidikan maupun karya selanjutnya di luar sekolah. Dalam pandangan masyarakat YPL dikenal mempunyai reputasi yang baik. Hal tersebut disebabkan karena manajemen dan pelayanan yang sungguh baik di antara para guru, karyawan dan pengurus maupun siswa dan orang tuanya. Selain itu, yayasan Katolik ini menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Kristiani seperti persaudaraan sejati, belarasa, pelayanan, kepedulian dan cinta kasih yang membuat banyak orang tua percaya untuk menyekolahkan anaknya serta banyak pula pihak yang terlibat berkarya di lembaga ini. Visi dan misi Yayasan Pangudi Luhur disusun berdasarkan pertimbangan fenomena di masyarakat terkait pendidikan kaum muda dengan menjunjung tinggi spiritualitas dasar Kristiani dan berlandaskan semangat dasar para Bruder FIC sebagai pendiri awal yayasan ini. Sebagai lembaga, YPL berusaha percaya kepada generasi muda yang potensial seperti para guru untuk bersama memajukan pendidikan dengan pengajaran dan pendampingan. Oleh karena itu, karya-karya pendidikan di bawah naungannya diharapkan mampu mewujudnyatakan cita-cita para pendiri seperti Br. Leonardus, FIC dalam menanggapi kesulitan, menangani keluhan, konflik dan kebutuhan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Sejarah Singkat SD PL Sugiyopranoto Klaten Thomas Agung (2015: 13-15) selaku kepala sekolah dalam buku Program Sekolah menjelaskan kembali sejarah singkat SD PL Sugiyopranoto Klaten. Sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah dasar Pangudi Luhur di Wilayah Kabupaten Klaten. Sekolah ini didirikan pada tanggal 1 Agustus 1962. Pertama sekolah ini dibuka belum memiliki tempat. Semula menempati rumah penduduk di Dukuh Morangan, Karanganom, Klaten Utara yaitu di rumah Bapak Suwarno. Jumlah murid tahun pertama ada 14 anak dan semuanya laki-laki. Perintis sekolah ini adalah Bapak Marsudiharjo didampingi oleh isterinya. Beliau berdua ke luar masuk rumah penduduk setempat agar mau ikut dalam memajukan dan mengembangkan sekolah ini. Usaha beliau berhasil, terbukti makin banyaknya murid yang masuk sekolah ini. Perjuangan beliau patut untuk senantiasa dihargai dan dikenang. Atas anjuran serta persetujuan pimpinan Yayasan Pangudi Luhur yaitu Br. Leonardo, FIC, Bapak P. Marsudiharjo yang ditugaskan merintis sekolah ini. Kemudian berhasil dibangun sebuah gedung yang sekarang menjadi SD PL Sugiyopranoto di belakang rumah retret Panti Semedi Sangkal Putung. Gedung ini mulai ditempati tanggal 1 Agustus 1965 dengan jumlah murid yaitu 107 orang (kelas I sampai VI semuanya laki-laki), memiliki 7 ruang kelas, 1 ruang kantor Guru dan Kepala Sekolah, Sarana MCK dan 1 rumah dinas dengan jumlah guru 3. Halaman dan pekarangan sekolah ini cukup luas. Dulu waktu pertama kali ditempati, suasananya sepi karena letaknya di tengah sawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Seiring perkembangan zaman dan meningkatnya keperluan tempat tinggal, kini keadaan sekitar sekolah menjadi ramai karena kembali menjadi pemukiman penduduk. Tahun 1968 sekolah ini menamatkan murid kelas VI yang pertama kali. Jumlah murid kelas VI ada 16 anak semua lulus. Tanggal 12 Maret 1977 sekolah ini berubah status dari sekolah dasar swasta menjadi sekolah dasar berbantuan berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah no KU/120/11/77. Sejak berdirinya SD Sugiyapranoto telah berusia 54 tahun. Sudah barang tentu banyak anak -anak alumni sekolah ini yang berhasil. Hingga sekarang sekolah ini, berusaha mengedepankan kepentingan pendidikan kaum muda agar menjadi pribadi yang unggul berlandaskan spiritualitas Allah adalah kasih. Latar belakang berdirinya SD Sugiyopranoto berlandaskan Pancasila dan UUD tahun 1945, Garis-garis Besar Haluan Negara, dan mengangkat martabat manusia menjadi manusia seutuhnya. Tujuan pendirian lembaga ini agar terpenuhinya kebutuhan lahir dan batin masyarakat sehingga tercipta kemandirian, kepribadian luhur, kecerdasan, ketrampilan yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju yang dijiwai semangat Kristiani. Sejarah berdirinya, SD PL Sugiyopranoto memberikan bekal bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di dalamnya untuk senantiasa menggali semangat dan
tekad para perintis. Perintis sekolah ini
berjuang berdasarkan panggilan untuk memajukan dan mengembangkan berbagai hal bagi sekolah ini seperti kuantitas dan kualitas guru, sarana prasarana, fasilitas pendukung maupun mutu pendidikan. Para guru juga diharapkan menggali kemampuan-kemampuannya untuk menunjang keberlangsungan sekolah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
seperti semangat karya kerasulan Mgr. Sugiyapranoto dalam melahirkan generasi muda yang berkualitas unggul dan mampu memajukan Gereja dan negara.
3. Visi, Misi dan Tujuan SD PL Sugiyopranoto Klaten Selaku Kepala Sekolah Bapak Thomas Agung W (2015: 16-20) dalam buku program sekolah 2015/2016 memaparkan visi, misi dan tujuan sekolah sebagai gambaran sekaligus dasar penyelenggaraan pendidikan di SD PL Sugiyopranoto. Melalui pemaparan tersebut diharapkan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga ini mampu menjalin kerjasama dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, penulis akan mengungkapkan kembali visi, misi dan tujuan sekolah sebagai berikut: a. Visi Sekolah “Lembaga Pendidikan Kaum Muda Yang Unggul Berlandaskan Spiritualitas Allah Adalah Kasih” Visi sekolah ini dirancang dengan pertimbangan pada tujuan pendirian sekolah sejak semula untuk mendidik kaum muda menjadi pribadi yang unggul dan berkualitas dengan berdasarkan spiritualitas Yayasan Pangudi Luhur yaitu spiritualitas ke-Allah-an sebagai sekolah Katolik. GE artikel 8 menjelaskan ciri khas sekolah Katolik ialah menciptakan lingkungan hidup bersama di sekolah, yang dijiwai oleh semangat Injil kebebasan dan cinta kasih, dan membantu kaum muda, supaya dalam mengembangkan kepribadian mereka sekaligus berkembang sebagai ciptaan baru, sebab itulah mereka, karena menerima Baptis. Prinsip ke-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Allahan juga mengarahkan seluruh pihak yang terlibat untuk mengusahakan pewartaan akan keselamatan, sehingga pengetahuan yang secara berangsur-angsur diperoleh para siswa tentang dunia, kehidupan dan manusia disinari oleh terang iman sehingga proses belajar mengajar sungguh berguna dan berkualitas. b. Misi Sekolah Untuk mencapai visi diperlukan misi sebagai upaya mewujudkan kegiatan yang terarah jelas, realistis dan sistematis. Misi SD Pangudi Luhur Sugiyopranoto Klaten sebagai berikut: 1. Menumbuhkembangkan persaudaraan sejati unit kerja sebagai komunitas iman serta kemitraan dengan pihak – pihak lain (stakeholder) 2. Meningkatkan peran aktif mitra kerja dalam menanggung bersama karya pendidikan di unit kerja. 3. Menjalankan karya pendidikan secara terencana profesional, bermutu, tertib, realistis, cermat, dan kontekstual. 4. Meningkatkan mutu pembelajaran secara optimal dengan mendidik (mengajar, membimbing, melatih) sikap pengetahuan serta ketrampilan siswa menjadi pribadi
yang mandiri, disiplin, cerdas, sosial, berbudaya,
bertanggung jawab dan beriman teguh. 5. Memiliki kebanggaan dan meneladan 10 nilai kepangudiluhuran serta semangat juang Mgr. Sugiyopranoto yang nasionalis, agamis, dan pantang menyerah. Sebagai tambahan, Kepala Sekolah SD PL Sugiyopranoto yaitu Bapak Thomas Agung W (2015: 16) mengusung tema tahunan sekolah, yang disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dengan tema Yayasan Pangudi Luhur tahun 2015/2016 untuk semakin meningkatkan keunggulan, berbela rasa bagi mereka yang “kecil, lemah, tersingkir, difabel”, sebagai salah satu perwujudan semangat “persaudaran sejati” Yayasan Pangudi Luhur. c. Tujuan Sekolah Pelaksanaan misi tersebut bukanlah perkara yang mudah, maka diperlukan tuntutan yang terumuskan dalam tujuan. Dalam rangka mengupayakan misi tersebut, sekolah mengembangkan tujuan-tujuan lembaga yang lebih konkrit. Tujuan SD PL Sugiyopranoto dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengaktualisasikan spiritualitas karya pendidikan “Allah adalah kasih”. 2. Meningkatan kualitas manajemen sekolah, sehingga makin menampakkan kepercayaan terhadap sekolah. 3. Meningkatkan profesionalisme, kepribadian, kepekaan, dan solidaritas sosial serta keimanan secara integral bagi seluruh warga sekolah. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai bentuk aktualisasi kurikulum yang dibakukan secara kontekstual sesuai dengan visi-misi-motto, karakter, kekhasan, dan keunggulan sekolah. 5. Mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasi pada keunggulan iman, kepribadian, akademis, ketrampilan hidup. 6. Meningkatkan sikap solidaritas sosial semua warga sekolah. 7. Menciptakan
iklim
kerjasama/paguyuban.
menanggung
karya
secara
bersama
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
8. Meningkatkan komunikasi dengan semua pihak terkait yang mengacu pada dialog partisipatif dan kemitraan. 9. Meningkatkan hubungan kerjasama baik secara intern maupun ekstern. 10. Mengelola
sarana-prasarana
sekolah
dari
pengadaan,
pemeliharaan,
inventarisasi secara tertib dan benar. 11. Meningkatkan kualitas sarana pembelajaran dengan sistem informasi global (IT). 12. Mampu
mengelola
keuangan
sehingga
dapat
dipercaya
(kredibel),
bertanggung jawab (akuntabel), dan transparan. 13. Meningkatkan kualitas ketatausahaan secara tertib, teratur, dan benar dengan prinsip 5R. Menurut Thomas Agung W (2015: 18), pelaksanaan tujuan sekolah tersebut terumuskan nyata dalam program sekolah dengan rangkaian kegiatan yang disusun secara khusus dan melibatkan seluruh komponen sekolah.
4. Gambaran Lingkungan SD PL Sugiyopranoto Klaten a. Lingkungan Fisik SD PL Sugiyopranoto Klaten beralamat di Jalan Mgr. Sugiyapranata, Desa Suberanom, Karanganom Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan pengamatan penulis, letak sekolah ± 100 meter dari jalan raya sehingga tidak terganggu olah kebisingan kendaraan. Lokasi SD PL Sugiyopranoto berada di belakang Rumah Retret Sangkal Putung Klaten.
Lingkungan SD PL Sugiyopranoto cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memadai untuk proses belajar mengajar dengan halaman sekolah yang hijau dan bangunan permanen. SD PL Sugiyopranoto memiliki pagar tembok dan pagar besi sehingga dari segi keamanan cukup terjamin. Hal ini menciptakan iklim sekolah yang mendukung kegiatan proses belajar mengajar secara kondusif. SD PL Sugiyopranoto memiliki 6 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha dengan bangunan gedung yang permanen ukuran 7x8 meter menampung 40 siswa dan memiliki fasilitas yang cukup memadai. Di samping itu, sekolah ini memiliki perpustakaan yang menyediakan buku - buku penunjang proses belajar mengajar dengan desain tempat yang menarik yaitu di bangunan yang terpisah dan terkesan rapi, indah serta menyenangkan. Sekolah ini mempunyai motto bagi siswa “Mutu Membacaku Mutu Pribadiku”, kiranya keberadaan perpustakaan yang menarik semakin mendukung keberhasilan motto para siswa supaya lebih rajin dalam membaca. Sarana prasarana pendukung lain ialah kelengkapan ruang laboratorium, ruang musik, ruang gamelan, rumah bambu (serbaguna), ruang UKS dan kantin sederhana yang siap sedia menanggapi kebutuhan para siswa, guru dan karyawan. Kelengkapan lain yang tak kalah pentingnya adalah papan presensi, majalah dinding, alat peraga, kalender pendidikan, silabus, agenda kegiatan, jadwal pelajaran, papan pengumuman utama dan 8 kamar mandi dengan kondisi permanen dan layak untuk dipakai, Semua fasilitas yang telah disebutkan di atas sangat mendukung kelangsungan proses pembelajaran di dalam kelas. Penulis merasa ada satu hal yang menjadi keunggulan di SD PL Sugiyopranoto adalah seluruh pihak sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengusahakan ruangan kelas dengan desain yang bagus, dilengkapi dengan media pembelajaran, LCD Proyektor, komputer, hiasan dan mading kelas. Di dalam kelas terlihat meja kursi tertata dengan rapi, ruangan yang bersih serta mendukung proses belajar mengajar. Ruangan kelas I sampai VI memiliki ciri khas masing – masing karena setiap siswa dan guru wali kelas menghias kelasnya dengan mengusung tema yang berbeda. Hal ini bertujuan agar minat belajar siswa semakin meningkat. SD PL Sugiyopranoto juga mengadakan berbagai pembenahan dan pengadaan sarana prasarana seperti pembuatan gapura, pot bunga, renovasi kamar mandi maupun pengolaan sampah dengan sistem daur ulang. Pemeliharaan sarana prasarana ini dilakukan secara berkala untuk memberikan suasana yang lebih segar, menunjang terselenggaranya kegiatan belajar mengajar di sekolah, menambah keindahan sekolah dan rasa krasan bagi seluruh warga sekolah.
b. Lingkungan Administratif Organisatoris SD Sugiyopranoto di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur secara administratif organisatoris sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan dan pelayanan kepala sekolah, guru serta karyawan dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan baik akademik/non akademik dengan mengedepankan kualitas, akuntabilitas dan kredibilitas. Seperti yang disebutkan dalam buku kePangudiluhuran (2013: 14-15) dan website www.pangudiluhur.org sebagai media sosial resmi Yayasan Pangudi Luhur, tujuan dari alur manajemen administrasi dan organisatoris tersebut ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1. Semakin meningkatkan keunggulan “share mission” untuk mencapai kualitas pelayanan pendidikan. 2. Semakin meningkatkan keunggulan berbelarasa bagi mereka yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel sebagai perwujudan semangat “persaudaraan sejati” Yayasan Pangudi Luhur. 3. Semakin mendalami spiritualitas Allah adalah Kasih dalam meningkatkan keunggulan “komunitas iman” yang disemangati oleh nilai nilai luhur para pendiri. 4. Semakin meningkatkan competitive advantage kualitas pelayanan pendidikan yang “unggul” dan holistik khas Pangudi Luhur. 5. Membangun budaya organisasi Komunitas Iman dengan mewujudkan suasana efisien, persaudaraan sejati, kredibel, kemitraan, dan berkualitas 6. Semakin profesional, realistis, kritis, kontektual dengan tujuan membentuk karakter kaum muda yang akuntabel, berwawasan keunggulan, transparan, dan berkualitas berdasarkan nilai-nilai Kristiani dengan memperhatikan kesejahteraan,
solidaritas
sosial,
pengkaderan,
membangun
jejaring,
keunggulan iman, kepribadian, akademis, ketrampilan hidup, memunculkan kader pemimpin bangsa dan Gereja yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Administratif Sekolah Perangkat
administrasi
yang
dibutuhkan
untuk
pembelajaran. Perangkat administrasi tersebut terdiri dari:
memperlancar
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1. Tata usaha Kepala
tata
usaha
sekolah
mempunyai
tugas
melaksanakan
tugas
ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan penyusunan program kerja tata usaha sekolah, pengelolaan keuangan sekolah, pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa, pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah, penyusunan administrasi perlengakapan sekolah, penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah, mengkoordinasi dan melaksanakan 6K, penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala. 2. Pengelolaan Perpustakaan Pengelolaan perpustakaan meliputi pelaksanaan kegiatan perpustakaan, penyediaan buku-buku atau sarana yang lain, pengadministrasian, perawatan, pemeliharaan, pelayanan peminjaman atau pengembalian buku dan pembuatan laporan. Organisatoris Sekolah Secara struktural, organisasi sekolah terdiri dari: 1. Kepala Sekolah. Kedudukan Kepala Sekolah di bawah pengurus yayasan dan Departemen Pendidikan. Kepala Sekolah membawahi Wakil Kepala Sekolah, para guru dan karyawan. Dalam tugasnya, Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Wakil Kepala Sekolah. Tugas wakil kepala sekolah yakni: menyusun perencanaan, membuat program kegiatan
dan
ketenagaan,
pelaksanaan
pengordinasian,
kegiatan,
pengorganisasian,
pengawasan,
penilaian,
pengarahan,
identifikasi
dan
pengumpulan data, serta penyusunan data. Wakil Kepala sekolah juga menangani urusan-urusan: kurikulum, sarana prasarana, kesiswaaan, dan hubungan masyarakat. 3. Guru. Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi: membuat perangkat administrasi guru yang mencakup program tahunan/semester,rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), program perbaikan dan pengayaan,analisa kurikulum, analisa hasil evaluasi, serta analisa soal-soal ulangan/tes, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengisi daftar hadir siswa, dan melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar. 4. Wali kelas. Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan seperti: pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi kelas yang meliputi: denah tempat duduk siswa, papan absensi siswa,daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi siswa,buku kegiatan pembelajaran dan tata tertib siswa, pengisian daftar kumpulan nilai siswa, pembuatan catatan khusus tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
siswa, pencatatan mutasi siswa, pengisisan buku laporan penilaian hasil belajar dan penyerahan buku laporan penilaian belajar. 5. Siswa Siswa sebagai peserta didik bertanggung jawab atas dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar di bawah pengawasan dan bimbingan para guru dan wali kelas.
c. Lingkungan Akademik SD PL Sugiyopranoto memiliki harapan untuk ikut mendidik kaum muda Indonesia agar menjadi insan yang berpendidikan. Oleh sebab itu, SD PL Sugiyopranoto mengusahakan suasana sekolah yang penuh kekeluargaan, mengedepankan pendidikan dan mutu anak serta mengajak semua pihak untuk menata kembali karakter sebagai Bangsa Indonesia yang dikenal luhur dan bermartabat. Secara akademik SD PL Sugiyopranoto termasuk sebagai sekolah berprestasi karena berbagai prestasi telah diraih baik akademik maupun non akademik seperti Juara Harapan II tingkat propinsi lomba mendongeng yang diselenggarakan oleh perpusatakaan Provinsi Jateng, Juara II Vocal Tunggal sekabupaten, Juara II lomba siswa berprestasi dan Juara I lomba cerpen. Sekolah senantiasa menekankan bahwa kemampuan akademik itu penting untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak hanya sebatas itu sekolah juga menghimbau dan mendidik siswa untuk bisa disiplin serta memiliki etika sopan santun yang baik bila berhadapan dengan orang lain, karena sikap dapat menunjukkan siapa pribadi yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sekolah ini juga membina anak sehingga cukup pengetahuan, perasaan dan tindakan agar menjadi pribadi yang lebih baik. Pihak sekolah mengupayakan adanya berbagai kegiatan dan pendampingan. Kegiatan yang diupayakan diantaranya rekoleksi, apel pagi (pengantar, doa dan menyanyikan lagu), pengisian lembar refleksi harian, misa pelajar, penyuluhan/pembinaan hingga kegiatan pendukung seperti ekstrakurikuler untuk menarik perhatian siswa semakin memperkembangkan dirinya. Sekolah ini juga memiliki kebiasaan untuk memutarkan musik saat istirahat, sebelum masuk lagu daerah, dan
doa harian pagi. Sekolah ini
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Struktur Kurikulum terbagi menjadi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri dengan kriteria ketuntasan minimal yang memacu siswa untuk semakin lebih baik. Para guru juga terbiasa memberikan penghargaan terhadap siswa/i yang berprestasi dalam akademik maupun non akademik. Sekolah juga pernah mendatangkan guru bahasa Inggris yaitu turis asing untuk membantu siswa medalami bahasa Inggris. Para guru berusaha mendidik siswa secara utuh maka untuk menunjang proses pembelajaran mereka menyediakan waktu untuk pengayaan: membaca, menulis, menghitung (kelas III), IPA, Matematika, Ipa, B.Indo (kelas III-VI) dan les tambahan (remidial) diperuntukkan bagi siswa yang perlu pendampingan khusus. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pengamatan, beberapa guru juga telah mempersiapkan bahan pengajaran dengan baik. Guru berusaha menyesuaikan dengan keadaan siswa dan memenuhi tuntutan beberapa pihak guna mencapai standar kelulusan dan beberapa kompetensi yang diinginkan tercapai. Para siswa juga terlihat membutuhkan banyak perhatian dan pengetahuan sehingga semua komponen di sekolah ini sungguh mengusahakan proses belajar mengajar yang kondusif dan berkualitas.
d. Lingkungan Sosial Berdasarkan wawancara dengan Ibu Hera dan Bapak Thomas Agung serta pengamatan penulis secara sosial SD PL Sugiyopranoto memiliki rasa kekeluargaan yang baik antara kepala sekolah, para guru, karyawan, siswa, orang tua siswa serta dengan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Para guru memiliki agenda khusus untuk mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa sehingga komunikasi antara keduanya tetap terjaga. Selain itu pihak sekolah juga aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan Pemerintah Kota
Klaten
seperti
car
free
day,
perlombaan
tingkat-SD,
seminar/lokakarya/pelatihan/rapat/ pertemuan khusus dan kegiatan pengembangan lain sehingga sekolah ini dikenal oleh masyarakat luas dengan prestasi dan kekhasannya sebagai sekolah Katolik. Sekolah ini juga aktif melibatkan seluruh komponen sekolah untuk
mengikuti
kegiatan di
paroki seperti
koor,
sembahyangan, mengikuti acara Natal dan Paskah bersama. Seluruh warga sekolah terlihat akrab dan terbiasa untuk saling menyapa saat bertemu sehingga suasana persaudaraan sangat terlihat. Guru juga merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tertantang untuk menanggapi kebutuhan siswanya dengan keadaan peserta didik dan guru berusaha mengupayakan yang terbaik bagi perkembangan peserta didik di sekolah ini sehingga guru sering melibatkan para siswa untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan pengembangan bersama para siswa dari sekolah lain. Relasi dengan warga sekitar juga terjalin dengan baik. Area sekolah sering digunakan untuk tempat kegiatan kampung, kemah bersama, lomba perayaan 17an dan berbagai pelatihan yang melibatkan warga kampung serta para guru karyawan. Sekolah ini juga aktif mengikuti kegiatan bersama yang diadakan sekolah YPL se-ranting Klaten maupun se-Indonesia seperti mengikuti lomba olahraga, retret, rekoleksi, seminar, pelatihan, wisata bersama dan studi banding (kunjungan ke sekolah lain) yang melibatkan seluruh warga sekolah.
5. Sosok Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten Berdasarkan wawancara bersama Kepala Sekolah pada tanggal 15 April 2016, penulis mendapatkan informasi mengenai keadaan para guru SD PL Sugiyopranoto. Sekolah ini memiliki 11 Guru kelas berstatus guru tetap Yayasan Pangudi Luhur. Seluruh guru memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing di setiap kelas dan memperoleh alokasi waktu pengajaran berdasarkan mata pelajaran yang diampu. Para guru di sekolah ini menunjung tinggi pengabdian dan pelayanan dengan penuh cinta kasih. Profesionalisme guru terlihat dari usaha guru untuk mempersiapan pembelajaran hingga sore hari, rapat koordinasi rutin untuk membuat perencanaan yang matang, pengembangan media pembelajaran secara bersama-sama, mendampingi siswa untuk mengikuti berbagai lomba atau kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
di luar jam sekolah hingga menyediakan waktu di luar jam pembelajaran untuk pengayaan atau remidial. Sekolah juga seringkali meminta para guru untuk mengikuti retret/rekoleksi, seminar, lokakarya maupun pelatihan baik di tingkat pemerintah kota maupun yayasan pusat. Para guru diminta memenuhi kewajiban untuk disiplin hadir 15 menit sebelum KBM dimulai, mengerjakan administrasi yang menjadi tanggung jawabnya, mengikuti kegiatan dan program lembaga yang telah ditentukan baik oleh yayasan, sekolah, dan dinas pendidikan, menjalankan kode etik, melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai program melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban tertulis kepada kepsek dan yayasan. Para guru wajib melaksanakan 6K : keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan. Guru juga wajib memberi senyum sapa salam tertulis. Semua kewajiban guru tersebut diupayakan untuk keberhasilan proses pendidikan di sekolah ini dengan mempertimbangkan kemampuan guru. Para guru di SD PL Sugiyopranoto pada awal tahun pelajaran 2015/2016 mengikuti Workshop Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar SD di gedung PGRI. Dinas Pendidikan mengadakan workshop dengan materi yang meliputi masalah pendidikan sekolah dan pengembangan kurikulum. Tujuan pertemuan tersebut agar para kepala sekolah dan guru di wilayahnya dapat memahami tentang standar isi, standar SKL, standar proses dan kegiatan pengajaran, sehingga hal itu akan membantu mereka dalam menjalankan profesinya. Selain itu mereka juga diharapkan mampu mengintegrasikan kurikulum dengan pendidikan karakter,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kebencanaan dan masalah gender. Salah satu kegiatan tersebut membantu para guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik. Jika dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), seluruh guru melebihi KKM yang ditargetkan dan Bapak Thomas Agung W, SPd selaku kepala sekolah memperoleh nilai paling tinggi. Para guru di SD PL Sugiyopranoto merupakan lulusan sarjana, telah lolos dari proses perekrutan guru oleh Yayasan Pangudi Luhur dan memenuhi 4 standar kompetensi yaitu kompetensi profesional, kepribadian, sosial dan paedagogik. Kepala Sekolah mengatakan bahwa hampir seluruh guru memiliki kemampuan yang mencukupi kebutuhan siswa dan mereka berpotensi dalam berbagai bidang. Masing-masing guru memiliki potensi dan bakat yang dapat digunakan untuk kemajuan sekolah seperti pengorganisasian, bakat menyanyi, menari, drumband, bercerita maupun kemampuan dalam mengelola administrasi dan manajemen pendidikan. Para guru sering meluangkan waktu bersama untuk membicarakan berbagai hal dalam proses pembelajaran sehingga mereka dapat saling bertukar pengalaman yang membantu penyelesaian persoalan.
6. Gambaran Siswa SD PL Sugiyapranoto Klaten Siswa dan siswa SD PL Sugiyapranoto Klaten terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai macam latar belakang, tingkat ekonomi dan kemampuan akademis. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, prosentase siswa Suku Jawa 60% dan 40% lainnya dari luar daerah. Jika dilihat dari tingkat ekonomi 20% kurang mampu, 40% mampu, 30% menengah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sangat mampu 10%. Kemampuan akademik para siswa baik dengan status 10 besar di Kabupaten Klaten. Selain kegiatan akademik, para siswa juga diasah kemampuannya untuk mengikuti kegiatan non akademik seperti taekwondo, futsal, tari tradisional, pramuka, drum band, gamelan, melukis, modern dance, paduan suara, karawitan, taekwondo, dan band. Mereka juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang semakin mengembangkan potensi dan bakatnya seperti dalam penampilan karnaval, car free day, tari di berbagai event, menyemarakkan festival kesenian dan meramaikan secara rutin acara tahunan HUT RI. Kekhasan siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto terletak pada prestasinya sehingga masyarakat menilai siswa-siswi yang lulus dari lembaga ini dibekali dengan baik dan siap melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa-siswi memiliki kewajiban untuk disiplin hadir di sekolah tepat waktu, menjalin relasi yang baik dengan teman, para guru dan karyawan dengan selalu memberikan senyum, sapa dan salam. Siswa juga diajak untuk ikut serta mewujudkan 6K dan motto siswa (mutu membacaku mutu pribadiku). Harapan dari sekolah, siswa lulusan SD PL Sugiyopranoto adalah pribadi yang beriman teguh-jujur, peduli sesama-mampu bekerjasama, percaya diri-mandiri, terampilkreatif, disiplin-bertanggung jawab, pantang menyerah dan ingin tahu. B. Penelitian Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten 1.
Latar Belakang Penelitian Guru merupakan faktor utama dan berpengaruh terhadap proses belajar
siswa karena ia bertugas merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengarahkan dan menginspirasi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2006 memperhatikan eksistensi guru dengan melindungi,
menghargai, menjamin dan mengakui keberadaannya dengan
hukum. Maka guna mengupayakan keberhasilan proses belajar mengajar, guru dituntut memiliki 4 kompetensi seperti kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang menunjang profesinya. Salah satu hal yang penting diperhatian ialah kompetensi kepribadian guru. Kompetensi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melaksanakan kewajibannya. Kepribadian menurut Muhibbin Syah (2014: 225) menunjuk pada apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah sebaliknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar). Kompetensi Kepribadian guru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Sekarang ini masih dapat ditemukan guru yang bermasalah dalam menjalankan tugasnya. Guru belum dapat menampilkan kepribadian yang baik di depan para siswanya baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari - hari. Masih ada sejumlah guru yang mengajar di sekolah belum dapat menunjukkan karakter kepribadiannya, seperti pembawaan yang sering marah, kurang ramah, kurang kreatif, masuk kelas sering terlambat, bahkan ada guru yang terkesan cuek atau kurang perhatian terhadap persoalan yang dihadapi oleh siswanya. Padahal semua ini akan mempengaruhi motivasi belajar mereka. Kesulitan belajar, berkonsentrasi dan kegagalan yang dialami siswa bisa merupakan bagian dari kesalahan guru. Kepribadian guru secara khusus mempengaruhi cara yang ia pilih dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
mengajar. Hal yang paling penting adalah bukan cara pengajaran bagi setiap siswa, namun setiap anak harus dibangkitkan keinginan mereka untuk belajar Motivasi belajar siswa meningkat ketika guru menciptakan lingkungan belajar yang menarik salah satunya dengan menyajikan karakter pribadi yang menarik seperti humoris, sabar, pengertian dan ramah. Apabila kenyataan ini diabaikan maka sangat mungkin proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak akan terwujud. Keprihatinan yang kadang muncul sekarang ini berasal dari cara para guru dalam membimbing para siswanya. Dalam rangka memenuhi kriteria penilaian, alokasi waktu dan materi yang ditetapkan oleh pemerintah, para guru berusaha melaksanakan proses belajar mengajar kadang sebatas pengetahuan dan mengesampingkan penanaman nilai kepribadian. Guru jaman sekarang menuntut keberhasilan siswa dalam hal akademik. Siswa belajar bukan dengan ketertarikan dan kenyamanan namun semata-mata dipenuhi perasaan ingin memenuhi target kelulusan yang ada. Inilah realita yang ada di masyarakat bahwa pendidikan dinilai sebatas angka penilaian padahal sesungguhnya pendidikan mencakup pengembangan segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Akibat dari kenyataan ini guru mudah mengabaikan sisi kepribadiannya seperti kejujuran, kewibawaan, keteladanan dan kedewasaan, kemudian siswa termotivasi dengan disertai ambisi. Kepribadian positif dari seorang guru membangun motivasi yang positif bagi para siswanya. Gereja juga memiliki perhatian terhadap profesi guru seperti yang diungkapkan dalam Gravissium Educationis artikel 8 dimana guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
diharapkan mempunyai bekal kesiapan pengetahuan maupun keagamaan dan kemampuan mendidik sesuai tuntutan jaman sekarang. Dalam hal mengajar, guru semestinya memegang teguh asas cinta kasih dengan jiwa semangat merasul. Guru berusaha membangkitan pada para siswa kemampuan bertindak secara pribadi, dan mendampingi siswa dengan nasehat-nasehat, sikap bersahabat, dan memiliki semangat gerejawi yang sejati. Hal ini menunjukkan bahwa Gereja juga memiliki harapan kepada para guru agar senantiasa mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya dalam menanggapi kebutuhan para siswa. Berangkat dari beberapa persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan perlu kiranya peneliti membahas mengenai kepribadian guru dan kaitannya dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar menjadi salah satu unsur pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Maka peneliti membahas, melihat dan meneliti bagaimana pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa di salah satu sekolah yaitu SD PL Sugiyopranoto Klaten. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pendapat para guru tentang pentingnya kompetensi kepribadian, faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Kemudian, seperti apa tanggapan para siswa terhadap kepribadian para guru dalam usaha meningkatkan motivasi belajarnya.
2.
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2013: 38), variabel penelitian merupakan suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Kompetensi Kepribadian Guru b. Motivasi Belajar Siswa
3.
Definisi Konseptual
a. Kompetensi kepribadian guru: Berdasarkan Standar Kompetensi Guru dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2007 dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian guru mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri serta berkelanjutan. b. Motivasi belajar siswa: Menurut Winkel (1996: 169), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
4.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memperoleh gambaran sejauh mana kompetensi kepribadian sungguh dihayati oleh para guru SD PL Sugiyopranoto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar kelas IV dan V di SD PL Soegiyopranoto. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat motivasi belajar siswa di kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto.
5.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan
metode deskriptif dan analisis data secara induktif. Penelitian menggunakan pendekatan metodologi kualitatif dan kuantitatif, namun pendekatan kualitatif dipilih sebagai pendekatan utama. Penggunaan dua pendekatan ini tidak saling bertentangan. Menurut Moleong (2012: 38), “kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan paradigma lainnya hanya sebagai pelengkap saja”. Kedua pendekatan tersebut digunakan sebagaimana mestinya untuk keperluan menyusun skripsi. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang memberi gambaran mengenai kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa. Kemudian, skripsi ini menggunakan analisis data secara induktif yang lebih dapat menemukan pengaruh dan mempertajam hubungan-hubungan antar variabel yang dibahas melalui teori umum dengan analisis verbal (deskripsi tulisan). Setelah pelaksanaan penelitian, peneliti juga mendukung data tersebut dengan metode penelitian kuantitatif
melalui analisis tabel berisi hasil penelitian beserta
prosentasenya berupa angka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Desain
penelitian
ialah
Ex
Post
Facto,
Sugiyono
(2013:
7)
mengungkapkan bahwa penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu kejadian atau peristiwa yang telah ada dengan melihat ke belakang faktor-faktor yang relevan, mempengaruhi atau menimbulkan kejadian atau peristiwa tersebut.
6.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara.
Instrumen ini bersifat checklist atau daftar cek, artinya suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Menurut Sugiyono (2013: 142), kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang efisien dan cukup menjawab masalah penelitian yang dicari. Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan untuk para siswa yang menggunakan skala interval dan skala Likert. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 2 bagian. Kuesioner I mengenai kompetensi kepribadian guru dengan skala interval dan kuesioner II mengenai motivasi belajar siswa dengan skala Likert. Menurut Riduwan (2013: 85), skala interval ialah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama seperti skor ujian perguruan tinggi, skor IQ, waktu, suhu, kualitas pelayanan, ataupun keadaan persepsi pegawai. Oleh sebab itu peneliti menggunakan skala interval untuk mencari tahu apakah seluruh, sebagian atau bahkan tidak adakah guru yang sesuai pernyataan dalam rangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menilai kompetensi kepribadiannya. Aspek seluruh guru berarti terhitung 8 guru sesuai pernyataan, sebagian guru 4 guru sesuai pernyataan dan tidak ada guru berarti 0 guru sesuai pernyataan. Kemudian, kuesioner II menggunakan skala Likert. Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik-titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2013: 93). Aspek sangat sering dinilai = 5, sering = 4 , netral = 3, kadang = 2 dan tidak pernah = 1. Instrumen pengumpulan data berikutnya ialah daftar pertanyaan dalam wawancara. Moeleong (2012: 186) mengungkapkan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maka untuk mengungkapkan dan mencari pengaruh sesungguhnya sesuatu yang diteliti, peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan panduan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Panduan pertanyaan berjumlah 5 yang ditujukan untuk para guru. Kuesioner I, kuesioner II dan wawancara merupakan instrumen penelitian yang saling mendukung dan berkaitan guna pengumpulan data dari pihak guru dan siswa kemudian dari segi lisan bersama guru dan tulisan bersama siswa. Pendapat keduanya semakin memperkuat data dan hasil penelitian yang menjawab pokok permasalahan serta mencapai tujuan penelitian yang semestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
7.
Responden Penelitian Dalam penyebaran kuesioner, peneliti memanfaatkan seluruh populasi
dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas 4 dan 5 SD PL Soegiyopranoto Klaten. Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
ditarik
kesimpulannya.
Pertimbangan peneliti ialah bahwa kelas IV dan V memiliki tingkat pemahaman yang cukup baik untuk mengisi kuesioner dengan data yang terpercaya dan memiliki waktu pembelajaran lebih banyak dibanding kelas VI. Selain itu, siswa kelas IV dan V memiliki kematangan pikiran, perasaan dan tindakan dalam menganalisis sesuatu hal sesuai konteksnya dibandingkan siswa kelas I, II dan III. Jean Piaget seorang ahli perkembangan kognitif memaparkan bahwa anak usia 11 tahun ke atas berada pada tahap operasi formal dimana ia mulai berpikir secara hipotesis, asosiatif, melihat hubungan sebab akibat dan berpikir abstrak dan logis. Dalam pengambilan data dengan wawancara, peneliti menggunakan sampel (responden) yaitu 2 guru dan kepala sekolah. Berdasarkan pendapat dari Moeleong (2012: 224), penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktorfaktor kontekstual untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan merinci kekhususan yang ada dalam konteks yang unik dan sesuai. Oleh sebab itu, dalam pengambilan sampel peneliti tidak mengambil teknik pengambilan sampel penelitian acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sampling), karena penulis memiliki pertimbangan khusus dalam mencari data. Selaras dengan hal itu, Sugiyono (2013: 218) juga mengungkapkan bahwa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
“purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Kepala sekolah dan guru dianggap mampu memahami dan menjelaskan informasi yang dicari sesuai konteks yang ada. Konteks yang dimaksudkan ialah sejauh mana kompetensi kepribadian guru yang ada di SD PL Sugiyopranoto dan bagaimana keadaan motivasi belajar siswa khususnya kelas IV dan V dalam mengikuti proses belajar mengajar bersama para guru. Maka, siswasiswi sejumlah 86 orang tersebut akan diberi kuesioner dan 2 orang guru serta kepala sekolah yang akan diwawancarai.
8.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD PL Sugiyopranoto yang beralamat di Jalan
Mgr. Sugiyapranata, Desa Suberanom, Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan pada tanggal 19 Mei 2016.
9.
Kisi – kisi Tabel 1. Kisi-Kisi Wawancara Variabel
Kompetensi Kepribadian Guru
Indikator a. Pengertian kompetensi
Nomor
Jumlah
1
1
3
1
2
1
kepribadian guru b. Contoh kegiatan pengembangan kepribadian guru c. Manfaat kepribadian guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Motivasi Belajar Siswa
a. Faktor pendukung dan
4
1
5
1
penghambat motivasi belajar siswa b. Manfaat motivasi belajar siswa
Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Kompetensi
Indikator a. Guru bertindak sesuai dengan norma
Kepribadian
agama, hukum, sosial dan kebudayaan
Guru
nasional Indonesia b. Guru menampilkan diri sebagai pribadi
Nomor
Jumlah
1,2
2
3,4,5
3
6,7
2
8,9,10
3
11,12
2
yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik maupun masyarakat c. Guru menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa d. Guru menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri e. Guru menjunjung tinggi kode etik profesi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
f. Guru mampu menilai diri sendiri g. Guru menunjukkan sikap ramah dan
13
1
14,15
2
humoris Motivasi
a. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
16, 17
2
Belajar
b. Semangat dalam mengikuti PBM
18, 19
2
Siswa
c. Kehadiran di sekolah
20,21
2
d. Mengikuti PBM di sekolah
22
1
e. Keinginan untuk berprestasi
23,24
2
25
1
f. Kualifikasi hasil
2. Laporan Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis akan menyampaikan hasil penelitian mengenai pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten. Penelitian dilaksanakan pada Hari Kamis, 19 Mei 2016 menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner ditujukan kepada siswa-siswi kelas IV pada pukul 08.00-08.20 dan kelas V pada pukul 09.05-09.30. Wawancara dilaksanakan pada pukul 07.10-07.40 dengan Bapak Thomas Agung W (selaku kepala sekolah dan guru kePangudiLuhuran), pukul 08.30-09.00 dengan Bapak Stefanus Marsudi (guru kelas) dan pukul 09.45-10.20 dengan Ibu MM. Nur Hayanti (guru kelas). Penulis membahas hasil wawancara dengan metode deskripsi. Kemudian penulis menghitung persentase kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan cara membagi jumlah siswa yang memilih alternatif jawaban tertentu dengan jumlah total seluruh responden, lalu dikali 100%. Keterangan :
P = J/T x 100%
P = Persentase J = Jumlah siswa yang memilih alternatif jawaban tertentu T = Jumlah total seluruh responden a. Laporan Hasil Penelitian Wawancara Dengan Para Guru Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2016 bertempat di SD PL Sugiyopranoto Klaten. Responden penelitian wawancara ini ialah 1 Kepala Sekolah, 1 bapak guru dan 1 ibu guru. Hasil wawancara dilaporkan terlebih dahulu karena mengingat skripsi ini memiliki pokok pembahasan tentang keguruan dan kompetensi yang dihayatinya, maka pendapat para guru menjadi dasar untuk memperkuat gagasan tentang sejauh mana pengaruh kompetensi kepribadian terhadap motivasi belajar siswa. Setelah itu didukung dengan penilaian para siswa terhadap para guru dan dirinya yang menghasilkan kesimpulan penelitian sebagai masukan bagi semua pihak. Identitas responden sebagai berikut: a. Nama Jabatan b. Nama Jabatan c. Nama Jabatan
: Thomas Agung Wibowo, SPd : Kepala Sekolah, Guru ke-PangudiLuhur-an, Guru Agama Katolik : Stepanus Marsudi, SPd : Guru (wali kelas IV) dan Guru Seni : MM. Nur Hayanti, A.Ma.Pd :Guru (wali kelas V)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Terdapat 5 hal yang menjadi batasan pertanyaan dalam wawancara ialah pengertian kompetensi kepribadian guru, manfaat kompetensi kepribadian guru bagi siswa dan guru pribadi, contoh kegiatan yang diadakan untuk mengembangkan kepribadian seorang guru, faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar siswa serta manfaat motivasi belajar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan oleh peneliti untuk memenuhi tujuan penelitian. Pertanyaan pertama berkaitan dengan pengertian kompetensi kepribadian guru. Bapak Thomas Agung dan Ibu Nur Hayanti memiliki pendapat yang sama, bahwa kompetensi kepribadian guru berkaitan dengan kemampuan seorang guru yang tercermin dari ucapan, tindakan dan teladan hariannya. Tugas dan tanggung jawab seorang guru memanglah kompleks karena pendidikan tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan tetapi juga bagaimana guru membimbing siswa agar menjadi pribadi yang berkualitas secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Maka guru diharapkan memiliki integritas dan kepribadian yang patut diteladani sebab ia bukan hanya mengajar tapi juga menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter siswa. Guru juga dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini ditegaskan kembali oleh Ibu Nur Hayanti bahwa kepribadian guru adalah bekal kelancaran proses belajar mengajar karena di dalamnya terdapat spiritualitas, tanggung jawab, moralitas, pelayanan dan penanaman nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai kesopanan, agama dan tata tertib guru. Harris dan Moran dalam Jack L. Seymour (1997: 61) mengungkapkan kepribadian sebagai kemampuan seseorang untuk mendengarkan kedalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
hidup batinnya dan menanggapi dengan tindakan lahiriah yang konkret demi hidup sendiri maupun orang lain. Hal ini selaras dengan pendapat Bapak Stefanus Marsudi yang mengatakan “kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk mengelola kepribadian guru dalam mengembangkan sikap ke arah positif demi kemajuan diri. Selain itu juga merupakan ketrampilan mengorganisasi sisi pribadi yang ada pada guru itu sendiri sehingga dapat mengembangkan, memupuk dan mendayagunakan dalam menghadapi tantangan”. Dengan demikian kiranya terlihat bahwa para guru sudah memiliki pandangan mengenai kompetensi kepribadian guru dan kemungkinan besar telah menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari secara nyata. Pertanyaan selanjutnya ialah sejauh mana kepribadian guru berpengaruh bagi siswa maupun guru secara pribadi. Berdasarkan jawaban ketiga responden, pengaruh kompetensi kepribadian sangatlah jelas. Menurut Bapak Thomas Agung pengaruh kompetensi kepribadian bagi guru secara pribadi sangat jelas, guru adalah pendidik dan penguasaan kompetensi kepribadian sangat membantu pengembangan karakter pribadi menjadi lebih baik seperti dalam melayani, mengajar, dan berrelasi dengan siswa, rekan kerja maupun kepala sekolah. Ibu Nur Hayanti menambahkan kepribadian baik secara positif menciptakan ketenangan batin dalam menjalani hidup dimanapun berada seperti terhindar dari rasa cemas, godaan kecurangan dan ketidakdewasaan rohani. Kepribadian baik dirasa semakin menunjang loyalitas seorang pendidik. Kompetensi kepribadian juga menjadi pendukung untuk menghadapi tantangan menjadi guru yang bukan hal mudah seperti yang telah diungkapkan Bapak Stefanus Marsudi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Selanjutnya pengaruh kompetensi kepribadian guru bagi siswa. Bapak Thomas Agung mengungkapkan kepribadian guru mendukung motivasi berprestasi dan meningkatkan kondisi moral siswa. Guru yang berkepribadian mantab, sabar dan humoris biasanya disenangi oleh siswa sehingga siswa tertarik untuk terus belajar bersamanya. Di sisi lain, guru ibarat sebuah contoh lukisan yang akan dipelajari oleh siswanya. Segala tutur kata dan cara bertindaknya akan dicontoh siswa. Ibu Nur Hayanti merasa kepribadian guru yang baik secara tidak langsung juga berpengaruh pada kepribadian siswa. Bapak Stefanus Marsudi menegaskan bahwa sikap siswa yang cenderung meniru. Kepribadian seseorang mempengaruhi segala tingkah laku yang akan dilakukan. Dengan demikian berdasarkan wawancara dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian seorang guru sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Pertanyaan ketiga berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang diikuti dan dilaksanakan untuk mengembangkan kepribadian seorang guru. Ketiga responden menyebutkan kegiatan yang pernah diikuti seperti seminar, workshop, pelatihan, retret, rekoleksi maupun sharing/diskusi bersama yang diadakan oleh sekolah, yayasan atau dinas pendidikan setempat. Bapak Agung menambahkan kegiatan doa/renungan bersama. Ibu Nur Hayanti menyebutkan selain kegiatan formal tersebut terdapat cara lain dengan belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Bapak Stefanus Marsudi juga menganggap pentingnya sharing pengalaman yang menantang dengan saling belajar dari pengalaman negatif, berguru pada publik figur dan pengalaman menghadapi permasalahan yang menerpa pelayanan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pertanyaan keempat, berkaitan dengan faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar siswa. Menurut Bapak Thomas Agung faktor utama bersumber dari karakter diri sendiri dan orang tua, situasi lingkungan masyarakat, motivasi pribadi dan sosial ekonomi keluarga. Faktor tersebut berpengaruh bagi motivasi belajar, jika arahnya negatif maka menghambat dan jika arahnya positif maka akan mendukung motivasi belajar siswa. Faktor pendukung dan penghambat berasal dari dalam dan luar diri siswa maka guru diharapkan mampu berpikir kritis untuk menanggapinya. Faktor pendukung motivasi belajar menurut Ibu Nur Hayanti berhubungan dengan fasilitas yang lengkap, suasana belajar yang kondusif, guru yang lucu dan pandai dalam menciptakan kemenarikan pembelajaran. Pendapat tersebut selaras dengan pendapat Bapak Stefanus Marsudi, namun ia menambahkan faktor pendukung lainnya ialah teladan dan gaya mengajar guru. Motivasi belajar siswa meningkat ketika para guru menciptakaan lingkungan belajar yang menarik dengan menyajikan karakteristik pribadi yang siswa anggap menarik, sabar dan membuat pelajaran begitu berkesan. Faktor penghambat motivasi belajar seperti kurang kesadaran membaca, sumber bahan kadang terbatas, waktu untuk mengembangkan pembelajaran terbatas, gaya guru yang otoriter dan alat peraga yang kurang memadai. Selanjutnya Ibu Nur melengkapi faktor penghambat lainnya diantaranya suasana belajar kurang kondusif, kurangnya fasilitas belajar, acara televisi yang menarik, penggunaan sosial media maupun guru yang terlalu serius dan menuntut siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pertanyaan terakhir mengenai manfaat motivasi belajar bagi siswa. Pada dasarnya motivasi belajar adalah segala sesuatu yang ditunjukan untuk mendorong semangat kepada siswa agar lebih giat lagi dalam belajar dan memperoleh prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan wawancara, ketiga responden menegaskan hal yang sama yaitu motivasi belajar dapat mendukung hasil belajarnya, meningkatkan nilai prestasinya dan mendukung kedisiplinan serta keaktifan siswa. Ibu Nur Hayanti menjelaskan peningkatan tersebut dapat dilihat dari segi akademis maupun kepribadian dan jika berhasil maka akan menjadi faktor pendukung kesukses pendidikan dalam meraih cita – cita. Selain itu, Pak Marsudi menambahkan motivasi belajar siswa membuat siswa lebih berani tampil dan semakin percaya diri.
b. Laporan Hasil Penelitian Melalui Penyebaran Kuesioner Peneliti menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 2 pokok pembahasan yang dilaporkan dalam bentuk tabel. Tabel pertama (kuesioner I) berkaitan dengan kompetensi kepribadian seluruh guru SD PL Sugiyopranoto dan tabel kedua (kuesioner II) mengenai motivasi belajar siswa khususnya kelas IV dan V. Kuesioner I terdiri dari 15 item pernyataan yang harus diamati kemudian siswa diminta menilai dan mengkategorikan apakah seluruh guru sesuai pernyataan (SL), setengah guru sesuai pernyataan (ST) dan tidak ada guru sesuai pernyataan (TA). Contoh pernyataan no 1 : Guru menghargai siswa tanpa membedakan keyakinan, suku, daerah asal dan jenis kelamin. Siswa menilai apakah seluruh/setengah/tidak ada guru yang sesuai pernyataan tersebut. Terlihat 75 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
menilai seluruh guru telah sesuai pernyataan dan sisanya 11 siswa lainnya menilai hanya setengah guru saja yang sesuai pernyataan. Setelah itu peneliti mendapatkan persentase pada masing-masing item dengan rumus yang telah dijelaskan di halaman 88. Tabel 3. Kuesioner I : Kompetensi Kepribadian Guru N = 86 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pernyataan
SL
ST
TA
Guru menghargai siswa tanpa membedakan
75
11
keyakinan, suku, daerah asal dan jenis kelamin
87,21%
12,79%
Guru menunjukkan sikap beriman sesuai norma
63
23
agama yang dianut.
73,26%
26,74%
Guru memiliki sikap jujur dalam menjalankan
69
16
1
tugasnya
80,23%
18,60%
1,16%
Guru tegas dalam membimbing siswa di sekolah
45
39
2
52,33%
45,35%
2,33%
Guru memiliki sikap yang dapat diteladani oleh
58
26
2
siswa
67,44%
30,23%
2,33%
Guru memiliki kepribadian yang mantap
64
22
74,41%
25,58%
Guru menampilkan diri sebagai pribadi yang
78
7
1
dewasa, arif dan berwibawa
90,69%
8,14%
1,16%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
8.
Guru bertanggung jawab dalam mengajar,
71
14
1
mendidik dan mengarahkan siswa terutama saat
82,56%
16,28%
1,16%
proses pembelajaran 9.
10.
11.
12.
13
14.
15.
Guru menunjukkan sosok pekerja keras dan disiplin 55
31
63,95%
36,04%
80
6
93,02%
6,97%
54
32
62,79%
37,21%
84
2
97,67%
2,33%
Guru bersedia menerima masukan dan kritik dari
49
33
4
siswa
56,97%
38,37%
4,65%
Guru ramah dan penuh senyum
53
30
3
61,63%
34,88%
3,48%
30
56
34,88%
65,12%
Guru percaya diri saat mengajar di kelas
Guru menaati peraturan yang ada di sekolah
Guru berpakaian sopan dan rapi
Guru menjelaskan materi dengan diselingi humor
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa hampir semua pernyataan mendapat jawaban yang cenderung positif. Pernyataan 1 dan 2 berkaitan dengan indikator guru bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia. Lebih dari 50% siswa menilai secara positif bahwa seluruh gurunya mampu menghargai siswa dan menunjukkan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
berimannya sesuai norma agama yang dianut. Walaupun terdapat 11 siswa yang menilai hanya setengah guru yang sesuai pernyataan dapat menghargai siswa tanpa membedakan keyakinan, suku, daerah asal dan jenis kelamin. Indikator berikutnya ialah guru menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik maupun masyarakat tertuang dalam pernyataan 3,4 dan 5. Terlihat kecenderungan positif pada pernyataan 3 dan 5 sebab lebih dari 55 siswa menilai guru memiliki sikap jujur dalam menjalankan tugas dan dapat diteladani oleh siswa. Berlainan dengan pernyataan 4, terlihat sejumlah 39 siswa menilai hanya setengah guru saja yang tegas dalam membimbing siswa di sekolah. Hal ini menjadi perhatian yang berbeda sebab prosentase 45,35% tersebut menilai bukan seluruh guru yang sesuai pernyataan. Selanjutnya pada pernyataan 6 dan ke 7
sesuai indikator guru
menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. Pada pernyataan 6 tentang guru memiliki kepribadian yang mantap, 64 siswa (74,41%) memilih seluruh guru sesuai pernyataan. Selaras dengan itu, pernyataan 7 terdapat hampir seluruh siswa menilai gurunya menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa. Hal ini menunjukkan kecenderungan positif karena hampir seluruh guru menurut pendapat siswa berkepribadian yang sesuai pernyataan. Pernyataan berikutnya berhubungan dengan indikator guru menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri terlihat hampir 60% lebih anak menilai seluruh guru demikian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Namun masih ada siswa yang menilai belum semua guru menunjukkan sikap seperti bertanggung jawab dalam mengajar, mendidik, mengarahkan siswa dan percaya diri saat di kelas. Pernyataan ke 11 dan 12 berkaitan dengan indikator guru menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Lebih dari 54 siswa menilai guru menaati peraturan yang ada di sekolah walaupun masih terdapat 32 anak menilai hanya setengah guru demikian. Kemudian pada pernyataan 12, hampir seluruh siswa yaitu 84 siswa menilai seluruh guru berpakaian sopan dan rapi. Pernyataan ke 13 berkaitan dengan kemampuan guru untuk menilai diri sendiri terlebih untuk bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa. Terlihat bahwa 49 anak (56,97%) beranggapan seluruh guru sesuai pernyataan. Namun pada pernyataan ini ditemukan kecenderungan negatif karena 33 siswa yang menilai hanya setengah guru yang bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa. Pada pernyataan 14 menunjukkan hasil cukup positif dimana 53 anak (61,63%) memilih seluruh guru ramah dan penuh senyum. Selanjutnya pernyataan 15 menunjukkan kecenderungan negatif karena 56 anak (65,12%) menilai bahwa hanya setengah guru menjelaskan materi dengan diselingi humor. Pernyataan 15 memiliki perolehan berbeda karena lebih dari 50% siswa menilai setengah guru saja yang menjelaskan materi diselingi humor. Tabel berikutnya membahas mengenai motivasi belajar siswa yang terdiri dari 10 item pernyataan yang akan dijawab oleh siswa menurut pengalamannya. Kemudian mereka mengisi pada kolom sangat sering (SS), sering (S), netral (N),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
kadang (K) dan tidak pernah (TP). Contoh pada pernyataan nomor 16 bahwa saya memperhatikan pelajaran guru dengan baik. Terdapat 27 siswa menjawab sangat sering, 43 siswa menjawab sering, 10 siswa menjawab netral (keadaan yang menunjukkan titik sedang dengan intesitas belum mencapai titik sering dan tidak kadang-kadang), dan 6 siswa menjawab kadang. Tabel 6 Kuesioner II: Motivasi Belajar Siswa N = 86 No
Pernyataan
16. Saya memperhatikan pelajaran guru dengan baik 17. Saya mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru saat pelajaran
SS
S
N
K
TP
5
4
3
2
1
27
43
10
6
31,39%
50%
11,63%
6,97%
33
45
3
5
38,37%
52,33%
3,49%
5,81%
41
30
8
7
47,67%
34,88%
9,302%
8,14%
15
49
11
13
17,44%
56,97%
12,79%
15,12%
27
29
8
19
3
31,39%
33,72%
9,3%
22,09%
3,48%
berlangsung 18. Saya bersemangat mengikuti pelajaran 19. Saya selalu konsentrasi ketika pelajaran berlangsung 20. Saya merasa rugi jika tidak masuk sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
21. Saya hadir di sekolah sebelum bel masuk berbunyi 22. Saya mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir 23. Saya memiliki keinginan untuk mengerjakan tugas dengan baik 24. Saya berusaha meningkatkan motivasi untuk belajar 25. Saya puas jika hasil belajar lebih baik dari sebelumnya
57
25
4
66,28%
29,07%
4,6%
72
14
83,72%
16,28%
45
30
6
5
52,33%
34,88%
6,9%
5,8%
30
41
7
8
34,88%
47,67%
8,14%
9,3%
55
22
5
4
63,96%
25,58%
5,8%
4,6%
Dalam kisi-kisi terdapat 6 indikator yang ingin diketahui melalui pernyataan berikut. Indikator pertama berkaitan dengan kebiasaan siswa dalam mengikuti pelajaran. Peneliti melihat 40 siswa cenderung menjawab sering memperhatikan pelajaran guru dengan baik dan mengerjakan seluruh tugas yang diberikan. Walaupun terdapat kecenderungan negatif masih lebih dari 5% siswa menjawab kadang. Indikator kedua ialah semangat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada pernyataan 18 terlihat masih ada 8 siswa yang netral/biasa saja untuk semangat mengikuti pelajaran bahkan 7 siswa menjawab kadang-kadang dapat semangat mengikuti pelajaran. Kemudian pernyataan 19 ditunjukkan 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
siswa hanya kadang-kadang dapat konsentrasi ketika pelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan walaupun sebagian besar anak sudah cenderung positif semangat namun masih ada beberapa siswa yang perlu untuk diperhatikan karena memilih netral bahkan kadang. Indikator ketiga berhubungan dengan kehadiran siswa di sekolah. Peneliti melihat terdapat 3 siswa yang memilih tidak pernah merasa rugi jika tidak masuk sekolah, 19 anak lainnya memilih kadang dan 27 memilih sangat sering. Siswa yang memilih kadang-kadang terlihat cukup banyak, hal ini mengarah pada kecenderungan negatif dan perlu untuk diperhatikan lebih lanjut. Hal positif muncul pada pernyataan 21 ketika 57 siswa memilih sangat sering hadir di sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Indikator berikutnya tentang sikap siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hampir seluruh siswa lebih dari 80% menjawab sangat sering berarti siswa disiplin mengikuti dari awal hingga akhir di kelas. Indikator kelima ialah keinginan siswa untuk berprestasi. Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan positif pada pernyataan 23 bahwa 45 anak menjawab sangat sering memiliki keinginan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Kemudian pada pernyataan berikutnya 30 siswa menjawab sangat sering dan 41 siswa menjawab sering berusaha meningkatkan motivasi untuk belajar. Hasil penelitian berikutnya pada indikator terakhir berkaitan dengan kualifikasi hasil dengan pernyataan 10 mengenai tingkat kepuasan terhadap hasil belajar siswa. Tabel menunjukan sejumlah 55 anak sangat sering merasa puas, 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
siswa sering, 5 siswa netral dan 4 siswa merasa kadang-kadang puas jika hasil belajar lebih baik dari sebelumnya.
3. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan data dari laporan hasil penelitian, kajian teori mengenai kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa yang telah dibahas pada bab sebelumnya serta ditambahkan dengan wawancara bersama bapak ibu guru SD PL Sugiyopranoto Klaten. Kemudian didukung pula dengan hasil kuesioner yang diisi oleh para siswa. Pembahasan dibagi berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian dalam skripsi ini ialah memperoleh gambaran sejauh mana kompetensi kepribadian sungguh dihayati oleh para guru SD PL Sugiyopranoto, mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar dan mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat motivasi belajar siswa di kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto. a. Gambaran penghayatan kompetensi kepribadian para guru di SD PL Sugiyopranoto Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang amat penting dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Guru diharapkan membantu siswa agar dapat menjadi pribadi yang berkembang dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan seharusnya dipahami sebagai proses yang tidak hanya mewariskan pengetahuan (transfer of knowledge). Oleh sebab itu, guru harus cukup memiliki kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan berkenaan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
tugas, jabatan maupun profesinya yang dinamakan kompetensi. Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, sosial, profesional dan kepribadian. Penelitian ini lebih membahas kompetensi kepribadian guru. Kompetensi kepribadian menunjang ketercapaian kompetensi lainnya. Kemampuan guru secara personal terkait kepribadian sungguh diperlukan untuk kelancaran proses pendidikan karena guru bertindak tidak hanya memenuhi tuntutan pekerjaan namun ia harus menggali panggilan hati nuraninya untuk mengabdi berdasarkan norma agama, kesopanan, perilaku dan kode etik lainnya. Perlu kita sadari bahwa, setiap guru mempunyai kepribadian masingmasing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, dan ucapan dalam menghadapi setiap persoalan. Maka peneliti, mencoba mewawancarai beberapa guru untuk mendapatkan informasi sejauh mana kompetensi kepribadian sungguh dihayati. Bapak Thomas Agung selaku kepala sekolah memiliki pendapat yang selaras dengan Ibu Nur Hayanti bahwa kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan guru dalam bersikap, bertindak dan memberi teladan bagi siswanya. SD PL Sugiyopranoto adalah salah satu sekolah swasta Katolik di Klaten yang memiliki misi untuk mendampingi siswa melalui pendidikan formal dan informal yang mencakup segi humanitas, sosialitas, religiositas, dan intelektualitas. Hal itu diwujudkan dengan pendekatan yang luwes dalam suasana persaudaraan sejati yang saling asih, asah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dan asuh. Itulah sebabnya sosok guru berperan besar dalam mewujudnyatakan misi sekolah tersebut. Ibu Nur Hayanti menambahkan bahwa kepribadian guru merupakan bekal kelancaran proses belajar mengajar karena di dalamnya terdapat spiritualitas, tanggung jawab, moralitas, pelayanan dan penanaman nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai kesopanan, agama dan tata tertib guru. Gabriel Moran dan Maria Harris (1997: 61) memberikan suatu pengertian bahwa seorang pribadi adalah seseorang
yang
menanggapinya
mendengarkan melalui
tindakan
kedalaman nyata.
batinnya
Maka
guru
dan
selanjutnya
juga
diharapkan
mengimplementasikan nilai-nilai seperti yang disebutkan oleh Ibu Nur Hayanti dalam kehidupan sehari-hari secara penuh. Kemudian, Bapak Stefanus Marsudi mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk mengelola kepribadian guru dalam mengembangkan sikap ke arah positif demi kemajuan diri. Selain itu juga merupakan ketrampilan mengorganisasi sisi pribadi yang ada pada guru itu sendiri sehingga dapat mengembangkan, memupuk dan mendayagunakan dalam menghadapi tantangan. Peneliti mencoba menggali informasi pula dari pihak siswa melalui penyebaran angket. Hasilnya menunjukkan cenderung ke arah positif. Lebih dari 50 siswa dari 86 siswa yang menjadi responden, memilih seluruh guru bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia. Kecenderungan cukup positif juga terlihat dari indikator guru menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, mantap dan dewasa dimana siswa menilai hampir seluruh guru sesuai pernyataan 3, 4 dan 5. Di samping itu, masih ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
penilaian yang dapat menjadi masukan bagi para guru. 39 anak menilai hanya setengah guru yang tegas dalam membimbing siswa, 33 siswa menilai setengah guru saja yang bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa. Hal-hal lain yang mendapat kecenderungan baik dengan perolehan penilaian positif ialah guru menjunjung tinggi peraturan, guru percaya diri saat mengajar di kelas dan guru memiliki sikap yang dapat diteladani oleh siswa. Penilaian dari pihak siswa ini memang bukan jaminan kualitas guru yang sebenarnya. Namun setidaknya ini dapat menjadi pertimbangan bagi pengembangan kepribadian seorang guru di sekolah ini karena mengingat kompetensi kepribadiannya berpengaruh bagi proses belajar siswa. Berdasarkan wawancara, terdapat beberapa kegiatan yang diikuti dan dilaksanakan untuk mengembangan kepribadian guru seperti seminar, workshop, sharing dan diskusi dewan guru, pembinaan dari sekolah/yayasan/dinas pendidikan, doa bersama, maupun retret/rekoleksi. Seluruh guru di SD PL Sugiyopranoto dalam pernyataan 6 berkepribadian mantap terlihat 64 anak menilai demikian. Kemudian 90% anak menilai seluruh guru menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa pada pernyataan 7. Hal yang harus diperhatikan bahwa 33 anak menilai hanya setengah guru saja yang bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa. Hasil penelitian lainnya menunjukkan 53 anak menilai seluruh guru ramah dan penuh senyum. Hal yang memprihatinkan dan harus diupayakan oleh para guru ialah sikap guru yang humoris dalam menjelaskan materi pelajaran, 56 siswa (65,12%) menilai hanya setengah guru yang mampu menjelaskan materi dengan diselingi humor. Humor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
berkaitan dengan kelucuan atau kata – kata yang menyegarkan sehingga suasana belajar dapat menyenangkan dan tidak terkesan kaku, maka hal ini dapat menjadi masukan baik untuk para guru agar lebih meningkatkan kepribadian yang memiliki rasa humor dalam berrelasi dengan anak. Menurut Romo A. Mintara Sufiyanta, SJ (2010: 84-85), pertanyaan yang sering muncul ialah mengapa guru yang satu dinilai mengajarnya lebih baik sedangkan yang lain tidak? Sebab yang satu mengajar dari kedalaman dirinya, sementara yang lain mengajar tanpa kedalaman. Yang satu mengajar dengan keseluruhan pribadinya sementara yang lain mengajar tanpa melibatkan dirinya di dalamnya. Mengajar dengan kedalaman pribadi berarti membagikan kepada para siswa segala jerih payah hidupnya, nilai – nilai kebenaran iman yang dipeluknya, dan bagaimana ia memperjuangkannya. Dan tentu saja itu semua mesti disesuaikan dengan konteks masyarakat dan situasi terkini. Yang tidak kalah penting, ajaran dan teladan hidup guru bisa menggugah motivasi perjuangan hidup anak didik serta teman – teman guru. Secara garis besar, berdasarkan hasil wawancara dan hasil penyebaran kuesioner dapat dikatakan bahwa para guru di SD PL Sugiyopranoto masih harus berusaha untuk meningkatkan kompetensi kepribadian mereka dan juga terus memantabkannya. b. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar kelas IV dan V di SD PL Soegiyopranoto. Guru ialah pendidik yang menjadi salah satu penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan baik dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi. Peran utama guru sebagai motivator juga penting untuk meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
semangat dan gairah belajar anak. Ki Hajar Dewantara menciptakan semboyan “Ing ngarso sung tuladha, Ing Madya Mangun karso, Tut Wuri Handayani,” artinya bahwa guru di depan harus menjadi teladan yang baik, di tengah membangkitkan motivasi belajar siswa dengan karya dan gagasan yang sesuai serta guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan dari belakang. Hal ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi guru mengingat pentingnya peningkatan motivasi belajar siswa demi kesuksesan usaha pendidikan. Usaha tersebut salah satunya didukung dengan adanya pemanfaatan kompetensi kepribadian guru. Dalam wawancara, Bapak Thomas Agung mengatakan bahwa guru yang berkepribadian baik akan mendukung motivasi berprestasi siswa dan peningkatan kondisi moralnya. Motivasi siswa juga didorong oleh faktor ekstern seperti guru dan lingkungan selain faktor intern dirinya sendiri. 41 anak (47,67%) sudah selalu bersemangat mengikuti pelajaran dan 30 anak (34,88%) berusaha meningkatkan motivasinya untuk belajar. Hal yang memprihatinkan bahwa 19 anak (22,09%) merasa kadang-kadang saja merasa rugi jika tidak masuk sekolah hal ini mungkin dipengaruhi oleh kehadiran gurunya apakah sudah menampilkan sikap diri yang menarik dan menciptakan suasana belajar yang menarik pada setiap harinya. Motivasi belajar siswa kecuali dilihat dari prestasi dan sikap belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, juga dilihat dari tingkat kehadiran di sekolah, kebiasaan dalam mengikuti pelajaran, keinginan untuk berprestasi, hingga kepuasaan serta daya juang siswa dalam menghadapi hasil belajar. Profesor Doktor Zakiyah Daradjat dalam Muhibbin Syah (2014: 225) menegaskan pentingnya kepribadian seorang guru. Kepribadian itulah yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Guru memiliki pengaruh besar maka segala tanggung jawab dan sikapnya akan menjadi poros penggerak bagi keberhasilan siswanya untuk mencapai keberhasilan belajar. Kepribadian guru berpengaruh pada siswa maupun pada guru pribadi misalnya melalui pengembangan dan penghayatan kepribadian dirinya, seorang guru dapat membantu pengembangan karakter dan mendukung motivasi siswa seperti yang diungkapkan oleh Bapak Thomas Agung. Selain itu menurut Ibu Nur Hayanti, seorang guru yang berkompetensi kepribadian yang baik maka tindakan yang dilakukannya akan menjadi contoh/inspirasi bagi siswanya dan kepribadian yang baik membuat hati tenang terhindar dari kecemasan dan godaan dari berbagai hal. Bapak Stefanus Marsudi juga berpendapat kepribadian guru yang baik menghasilkan kemampuan untuk kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dalam pelayanan di dunia pendidikan yang berpengaruh bagi siswa. Di samping itu, setiap calon guru dan guru professional sangat diharapkan mampu memahami kepribadian (personality) dirinya sebagai bekal untuk kinerjanya di sekolah. Guru diharapkan mampu mengenali ciri khas kepribadian seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2014: 225) bahwa keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif yang dimaksudkan ialah kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan yang memadai dalam situasi tertentu. Keterbukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
psikologis perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain serta diperlukan utuk menciptakan suasana hubungan antarpribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa batasan sesuai kebutuhan para siswanya. Setiap guru memiliki tipe-tipe kepribadian berbeda seperti yang telah dijelaskan di bab II yaitu melankolis, sanguinis, flegmatis, koleris, yang memberikan pengaruh tersendiri terhadap proses belajar mengajar yang menentukan perilaku, pendekataan, dan gaya mengajarnya. Guru diharapkan juga memperhatikan bagaimana cara menampilkan diri yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa baik dengan tutur kata, cara berpakaian, dan tindakan ketika
mengajar misalnya menghindari kekerasan, teguran dan ketegasan
berlebihan. c. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat motivasi belajar siswa di kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto. Belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan, karena menentukan berhasil ataupun tidaknya kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar, para siswa membutuhkan penggerak yang dinamakan motivasi. Winkel (1996: 169) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan Selanjutnya Muhibbin Syah (2014: 129) menjelaskan secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
macam yaitu: faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek fisiologis (jasmaniah) dan psikologi (rohaniah seperti tingkat kecerdasan/inteligensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa baik sosial seperti para guru, tenaga kependidikan dan teman-teman sekelas yang mempengaruhi semangat belajar siswa serta nonsosial seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah keluarga dan letaknya, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Selaras dengan pendapat tersebut, para guru dalam wawancara memberikan gambaran bahwa faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar dari para siswa pada kenyataannya disebabkan oleh banyak hal. Jika dilihat secara umum faktor pendukung meliputi fasilitas lengkap, suasana belajar yang kondusif, guru yang lucu dan pandai dalam menciptakan kemenarikan pembelajaran, sumber belajar yang memadai, teladan dan gaya mengajar guru. Faktor penghambatnya seperti suasana belajar yang kurang kondusif, kurangnya fasilitas belajar, acara televisi yang menarik, penggunaaan sosial media, guru yang terlalu serius dan menuntut siswa, kurang kesadaran membaca, sumber bahan kadang terbatas, keterbatasan waktu untuk pengembangan pembelajaran dan kurangnya alat peraga. Motivasi bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku seseorang. Seperti yang dilihat dalam hasil penelitian, siswa sering memperhatikan pelajaran dan mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru dengan baik ditunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dengan persentase 52,33%. Hal ini menunjukkan bahwa guru cukup berhasil menarik perhatian siswa untuk belajar. Selanjutnya, guru yang humoris dan penuh senyum ternyata dirindukan siswa terlihat dari perolehan persentase kuesioner yang menunjukkan bahwa 56 siswa menilai setengah guru menunjukkan sikap ramah dan humoris. 41 siswa menyatakan ia semangat dalam mengikuti pelajaran (pernyataan 18) dan berusaha meningkatkan motivasi untuk belajar (pernyataan 24). Hal ini dapat menjadi masukan baik bagi guru untuk lebih berusaha menggali faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar anak secara lebih mendalam karena siswa hampir seluruhnya (lebih dari 50%) menginginkan hasil belajar lebih baik dari sebelumnya seperti dalam pernyataan nomor 25 Faktor-faktor tersebut jika dilihat hanya dapat diciptakan dan diupayakan oleh guru. Guru menjadi pelaku utama untuk meningkatkan kemampuan dirinya dari berbagai hal termasuk terkait kepribadian dan ketrampilannya. Dengan adanya motivasi belajar, siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya, mendukung kedisiplinan, keaktifan dan keberanian untuk tampil di depan umum.
4. Kesimpulan Penelitian Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan
penelitian,
penulis
akan
menyampaikan kesimpulan penelitian menjadi 3 pokok guna menanggapi tujuan penelitian. Guru di SD PL Sugiyopranoto sejak awal rekruitmen hingga berkarya sudah dibekali dengan berbagai kemampuan dan pelatihan dari dalam diri maupun yang diupayakan oleh pemerintah, yayasan dan sekolah secara internal. Pertama,
penghayatan
kompetensi
kepribadian
guru
di
SD
PL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Sugiyopranoto. Melalui hasil wawancara dan hasil penyebaran kuesioner dapat dikatakan bahwa para guru di SD PL Sugiyopranto cukup menghayati kompetensi kepribadiannya. Tetapi para guru masih harus berusaha untuk meningkatkan kompetensi kepribadian mereka dan juga terus memantabkannya. Kompetensi kepribadian dirasa cukup sulit dikembangkan karena tantangan dan persoalan di lapangan yang berkaitan dengan tuntutan penilaian siswa, kondisi sekolah, keadaan siswa, tawaran pekerjaan yang lain maupun relasi dengan rekan kerja, siswa beserta wali siswa. Kedua, kompetensi kepribadian guru dirasa sangat berpengaruh baik untuk guru secara pribadi, siswa maupun sekolah. Pada saat wawancara, bapak-ibu guru berpendapat bahwa kepribadian yang baik menjadi cermin kebaikan bagi sikap siswanya yang cenderung meniru. Menurut mereka guru tidak hanya mengajar namun juga menanamkan nilai-nilai kepribadian. Kompetensi kepribadian dirasa mendukung motivasi untuk berprestasi dan meningkatkan kondisi moral siswa. Kemudian, berdasarkan hasil penyebaran kuesioner guru di SD PL Sugiyopranoto memiliki kepribadian yang mantab, dewasa dan sesuai dengan norma yang berlaku. Di samping itu, para guru diharapkan meningkatkan sikap tegas, humoris dan bersedia menerima masukan siswa. Hal ini disebabkan karena cukup banyak siswa yang menilai guru belum seluruhnya memiliki sikap tersebut. Ketiga, faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar siswa. Faktor pendukung berkaitan dengan kepribadian guru seperti penampilan guru yang menarik, humoris, menginspirasi dan gaya mengajar guru dengan pendekatan yang membuat siswa semakin ingin bersemangat belajar. Faktor penghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
motivasi belajar siswa ialah sikap guru yang selalu serius, terlalu menuntut siswa, tidak bersedia menerima masukan siswa dan kurang tegas dalam membimbing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
Pada bab sebelumnya penulis telah menguraikan mengenai hasil penelitian pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto dan membahas hasil penelitian tersebut. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa: pertama,di satu pihak guru di SD PL Sugiyopranoto cukup menghayati kompetensi kepribadiannya. Tetapi di lain pihak para guru masih harus berusaha untuk meningkatkan kompetensi kepribadian mereka dan juga terus memantabkannya. Kedua, kompetensi kepribadian guru dirasa sangat berpengaruh baik untuk guru secara pribadi, siswa maupun sekolah. Ketiga, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatkan motivasi belajar siswa. Faktor pendukung motivasi belajar yang berkaitan dengan kepribadian guru seperti penampilan guru yang menarik, humoris, menginspirasi dan gaya mengajar guru dengan pendekatan yang membuat siswa bersemangat belajar. Faktor penghambatnya ialah sikap guru yang terlalu serius menuntut siswa, tidak bersedia menerima masukan siswa serta kurang tegas dalam membimbing siswa. Pada bab IV ini penulis memaparkan mengenai upaya yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa berdasarkan kajian pustaka bab II dan hasil penelitian di bab III. Penulis akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
membagi bab IV ini ke dalam tiga bagian: pertama, menjelaskan tentang pentingnya
meningkatkan
kompetensi
kepribadian
guru
dalam
rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa di SD PL Sugiyopranoto. Kedua, contoh usulan kegiatan yang dapat mendukung upaya tersebut. Ketiga, penulis akan menyampaikan rincian usulan program. A. Pentingnya Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SD PL Sugiyopranoto Klaten Hasil
penelitian
melalui
wawancara
dan
pembagian
kuesioner
menunjukkan bahwa para guru di SD PL Sugiyopranoto Klaten sudah mengetahui pentingnya meningkatkan kompetensi kepribadiannya. Para guru di SD PL Sugiyopranoto
memahami
pengertian
dan
aspek-aspek
yang
mencakup
kompetensi kepribadian baik melalui pengalaman maupun tuntutan dari pihak yayasan maupun pemerintah. Mereka cukup menghayati dan tetap berusaha memantabkan kepribadian yang seharusnya dimiliki seorang guru. Kepribadian guru dirasa sangat berpengaruh bagi karyanya bersama para murid dan rekan kerja. Secara khusus bagi para siswa, kompetensi kepribadian guru menunjang keberhasilan belajar siswa sebab kepribadian guru memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa. Kepribadian guru mempengaruhi cara yang ia pilih untuk membimbing, mendidik dan memotivasi belajar siswa. Berdasarkan penelitian, semangat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah masih perlu ditingkatkan kembali. Siswa perlu didorong untuk mencapai prestasi yang maksimal. Jika dilihat siswa-siswi kelas IV dan V belum sepenuhnya memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sebagian siswa merasa bahwa pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
diikuti karena rutinitas sehari-hari. Selain itu, terdapat lebih dari 11 anak tidak konsentrasi ketika pelajaran berlangsung. Belajar dari sharing beberapa guru yang saya temui, kompetensi kepribadian dianggap jarang diperhatikan. Pemerintah lebih fokus pada kompetensi paedagogik dan profesional, padahal kompetensi kepribadian menunjang keberhasilan kompetensi lainnya. Hal yang memprihatinkan lainnnya muncul dari pihak para guru yang seringkali lalai dan lebih mengutamakan segi kognitif siswa tanpa menanamkan nilai-nilai dasar kepribadian seperti kemantaban, kesopanan, tanggung jawab, kedewasaan maupun kestabilan diri. Guru merupakan profesi yang strategis dan mulia. Hal tersebut sesuai dengan GE art.5, “memang sungguh indah dan beratlah panggilan sebagai pendidik. Panggilan itu memerlukan bakat-bakat khas, budi, maupun hati, menuntut persiapan yang amat seksama dan kesediaan untuk terus menerus membarui dan menyesuaikan diri.” Pendidik diharapkan mampu berguru bersama Sang Guru yaitu Yesus Kristus sendiri. Berdasarkan dokumen GE art. 5 disebutkan perlunya bakat, hati, persiapan dan kemauan untuk memperbaharui diri dan menyesuaikan diri. Dalam pendidikan, perkembangan kepribadian masing-masing siswa termasuk gurunya dan perkembangan bersama dalam kelas merupakan hal yang amat penting. Maka penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi yang perlu diadakan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru. Rekoleksi ini mengajak para pendidik untuk menyadari karya Allah, cara kerja serta bimbinganNya dan tanggapan mereka terhadap karya Allah itu, terutama dalam berkarya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pendidik. Melalui kegiatan tersebut, peserta diharapkan semakin mampu untuk menjadi pelayan . Hal ini sesuai dengan pendapat Groome (2010: 390) dimana dikatakan pendidik agama Kristiani harus menghadirkan sosok pribadi Yesus Kristus ketika melayani. Menurut, Adolf Heuken SJ (1979: 10), kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas, di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya. Maka dirasa sangat penting, para guru meluangkan waktunya untuk melihat kembali perkembangan kepribadiannya selama berkarya bersama rekan kerja guru dan siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur.
B. Usulan Program Rekoleksi Untuk Para Guru Penulis
mengusulkan
program
rekoleksi
sebagai
usaha
untuk
memperkembangkan kehidupan iman atau rohani. Menurut Mangunhardjana SJ (1985: 18), rekoleksi lebih dimaksudkan untuk meninjau kembali karya Allah dalam diri kita, cara kerja serta bimbinganNya dan tanggapan kita terhadap karya Allah. Bapak Thomas Agung mengutarakan bahwa kegiatan rekoleksi sudah rutin diikuti oleh para guru dalam tingkat yayasan maupun ranting. Namun lebih baik jika kegiatan ini juga dilaksanakan di tingkat sekolah berdasarkan konteks serta kebutuhan sekolah, guru dan anak didik. Kegiatan ini berguna bagi para guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sebab mereka diarahkan untuk mampu melihat kembali perjalanan panggilan karyanya bersama pemimpin sekolah, rekan kerja maupun siswa di lembaga yang bersangkutan. Mengajar merupakan panggilan dari Kristus dan melalui pribadiNya Kristus hadir dan berkarya. Melalui kegiatan rekoleksi ini, para guru diajak untuk memikirkan kembali seperti apa kepribadiannya selama berkarya bersama siswa terutama dalam hal memperlancar proses pendidikan anak didik salah satunya dalam hal meningkatkan motivasi belajar. Rekoleksi ibarat penyegaran kembali dan pemantaban karya. Tujuan dari rekoleksi dapat dilihat dari arti kata rekoleksi itu sendiri. Menurut Mangunhardjana (1985: 7) istilah rekoleksi berasal dari bahasa Inggris recollection yang berarti usaha untuk mengumpulkan kembali. Dalam hal ini yang dikumpulkan adalah pengalaman peserta rekoleksi dalam kesehariannya. Maka tujuan dari rekoleksi ini adalah agar para guru lebih giat memperkembangkan kepribadiannya dengan belajar dari kepribadian Yesus Kristus sendiri. Seperti dalam retret, bahan yang diolah dalam rekoleksi diambil dari pengalaman hidup yang sudah dijalani (Mangunhardjana, 1985: 18). Dalam membuat usulan kegiatan rekoleksi ini, penulis menyusun langkah-langkah yang perlu dipersiapkan sehingga dapat membantu pelaksanaan rekoleksi.
1. Rekoleksi I a. Tema Kegiatan rekoleksi ini mengangkat tema “Meneladani Yesus Sang Guru Sejati”. Tema ini diambil untuk membantu para guru agar menyadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
panggilannya sebagai seorang Guru Kristiani. Oleh sebab itu, para guru diharapkan meneladani sikap dan semangat Yesus Sang Guru Sejati dalam kehidupan sehari-hari. Yesus Kristus memiliki kepribadian yang patut diteladani. Dengan demikian para guru, semakin mampu menjadi pribadi yang dewasa, mantab, dan patut diteladani oleh para siswa. b. Tujuan 1. Peserta mampu menyadari diri dengan masuk ke kedalaman hidupnya. 2. Peserta mampu meneladani sikap dan semangat Yesus Sang Guru Sejati 3. Peserta mampu menggali 10 Keutamaan Guru Kristiani 4. Peserta mampu menentukan aksi pribadi maupun bersama untuk mewujudkan perkembangan kepribadiannya. c. Peserta Pesera rekoleksi adalah kepala sekolah dan seluruh guru SD PL Sugiyopranoto Klaten. d. Tempat dan Waktu Rekoleksi ini dilaksanakan saat libur pergantian tahun ajaran baru (Bulan Juni) agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar sekaligus dapat digunakan sebagai kegiatan refleksi maupun evaluasi karya. Tempat pelaksanaan di Rumah Retret Panti Semedi, Klaten. e. Bentuk rekoleksi Rekoleksi dilaksanakan dengan dinamika kelompok, sharing pengalaman dari para guru, refleksi, menonton video inspiratif, penyusunan niat, penyampaian materi dan diakhiri dengan ibadat penutup. Rekoleksi dilaksanakan dengan santai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
namun mendalam. Materi yang akan dibahas berkenaan dengan pendapat Harris dan Moran menyebut 3 langkah yang perlu dilakukan oleh setiap orang untuk memperkembangkan hidup batin atau kedalaman jiwanya yaitu hening, mendengarkan, dan melakukan Sabat dengan tujuan untuk mendengarkan karya Allah dalam diri masing-masing guru melalui tugas mengajar, mendampingi dan membimbing siswa. Materi ketiga tentang pokok-pokok kompetensi kepribadian yang semestinya dihayati oleh para guru. f. Sumber Bahan Rekoleksi ini dirancang dengan menggunakan berbagai sumber bahan yang memperkaya dan menunjang. Sumber bahan tersebut diantaranya kisah “Jean Donovan”, kutipan Kitab Suci dari Luk 5:2-6 dan Yoh 13:1-20, buku berjudul “Roh Sang Guru” dan “Sang Guru Sang Peziarah” karangan Romo Mintara Sufiyanta, dan kutipan mengenai pengembangan kepribadian guru dari Maria Harris dan Gabriel Moran dalam buku Mapping Christian Education dalam Jack L. Seymour. g. Metode Rekoleksi Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini yaitu penayangan video dan gambar, ceramah/informasi, berbagi pengalaman (sharing) dan diskusi kelompok. h. Sarana Sarana pendukung kelancaran rekoleksi ialah laptop, hand out, LCD, speaker dan laptop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
i. Susunan Acara Tabel 7 Susunan Acara Rekoleksi Para Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten No
Waktu
Acara
Petugas
1.
08.00-08.15
Salam dan Pengantar
2.
08.15-08.30
Doa Pembukaan dan Menyanyikan Pendamping
Pendamping
“Lagu Srengenge Nyunar”
peserta
3.
08.30-08.45
Snack
Petugas khusus
4.
08.45-09.45
Refleksi Pribadi
Pendamping
(Waktu Bersama Tuhan) 5.
09.45- 10.30 Sesi I. Penggalian Pengalaman
Pendamping
6.
10.30-11.00
Ice Breaking
Pendamping
7.
11.00-12.30
Sesi II.Masuk Ke Kedalaman Hidupku Pendamping
8.
12.30-13.00
Makan Siang
Petugas Khusus
9.
13.00-14.00
Sesi II.
Pendamping
Berguru dengan Yesus Sang Guru 10. 14.00-15.00
Sesi III. Menggali
Pendamping 10
Keutamaan
Guru
Kristiani 11. 15.00-16.00 -16.00-
Refleksi + Merumuskan Aksi
Pendamping
Penutup
Pendamping
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
j. Rincian Usulan Program a. Salam dan Pengantar Pendamping menyapa selamat pagi dan selamat datang kepada para guru selanjutnya
mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk dapat
berkumpul
bersama
melaksanakan
rekoleksi.
Pendamping
juga
menyampaikan tujuan pelaksanaan rekoleksi agar rekoleksi berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi peserta rekoleksi. Secara umum, rekoleksi diadakan untuk mengajak para guru meninjau karya Allah dalam dirinya, cara kerja serta bimbinganNya dan tanggapan mereka terhadap karya Allah itu. Dalam konteks ini karya Allah terhadap panggilan sebagai seorang guru. Tujuan secara khusus, mengajak peserta untuk menyadari diri dengan masuk ke kedalaman hidupnya, meneladani sikap dan semangat Yesus Sang Guru Sejati, menggali 10 keutamaan Guru Kristiani dan menentukan aksi pribadi maupun bersama untuk mewujudkan perkembangan kepribadiaannya sebagai seorang guru. b. Doa Pembukaan Pendamping : Marilah kita hening sejenak untuk menyiapkan hati, pikiran dan tindakan kita sebelum mengikuti kegiatan rekoleksi ini. Silahkan bapak/ibu guru duduk dengan posisi yang nyaman, kemudian memejamkan mata sambil mendengarkan lagu “Srengenge Nyunar” lalu berusahalah merasakan kehadiran kita sekarang bersama rekan kerja di tempat yang istimewa ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Disusul doa pembukaan dengan inti mengucapkan syukur atas kesempatan rekoleksi dan panggilan sebagai seorang guru kemudian memohon kasih penyertaan Tuhan agar rekoleksi ini memberikan buah-buah positif untuk memperkembangkan kepribadian dengan meneladani Yesus Sang Guru Sejati. c. Refleksi Pribadi Tujuan: Peserta bersama pendamping diharapkan semakin menyadari panggilan sebagai seorang guru yang dipilih Tuhan. Pendamping mengajak peserta selama 45 menit mengambil waktu untuk hening sejenak dan berkomunikasi kepada Tuhan, kemudian menuliskan refleksi secara pribadi. Peserta dipersilahkan memilih tempat bebas di area rumah retret. Bahan refleksi diambil dari Lukas 5:2-6 mengenai Penjala Ikan menjadi Penjala Manusia. Panduan pertanyaan refleksi: Yesus mengenal pribadi anda, Ia memanggil, memilih dan berkehendak masuk ke perahu hidup anda. Dan kini Ia ingin mengajak anda ke tempat yang lebih dalam dan menebarkan jala. Kita diharapkan menebarkan jala untuk masuk ke kedalaman hati anak didik dan diri kita sendiri sehingga kita pasti akan memperoleh banyak makna hidup. Akankah anda menolak? Apa yang ingin anda cari dalam hidup ini? Apakah profesi seorang guru merupakan impian hati untuk mencapai kebahagiaan anda? Tantangan apa yang menerpa ketika ingin benar-benar menghayati panggilan itu? Sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
guru, apakah anda merasa sudah cukup berhasil mengajak anak-anak mencari buah-buah pelajaran yang sungguh bermanfaat? d. Sesi I: Penggalian Pengalaman Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat menyadari pilihannya sebagai seorang guru dengan berbagai konsekuensi, tanggung jawab dan tantangan yang harus dihadapi. Bahan : kisah “Jean Donovan” (terlampir) dan pengalaman peserta. Metode : menonton video, sharing pengalaman Langkah-langkah: Pendamping mengajak peserta untuk mendalami kisah Jean Donovan. Setelah selesai, pendamping meminta peserta untuk membentuk kelompok 3-4 orang dengan menjawab pertanyaan berikut: - Cerita tersebut menggambarkan situasi seperti apa? - Tantangan apa saja yang dihadapi oleh Jean Donovan tersebut? - Menurut anda, inspirasi apa saja tercermin dari kisah tersebut? - Bagaimana dengan pengalaman anda masing-masing? Setelah itu, pendamping meminta masing-masing kelompok mengungkapkan hasil sharing kelompok secara pleno. Berikutnya, pendamping membahas hasil sharing tersebut. e. Ice Breaking Pendamping mengajak peserta untuk mencairkan suasana dengan mengikuti gerak dan lagu Positive Thinking”. Kemudian disusul dengan menyanyikan lagu Dengar Dia Panggil Nama Saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
f. Sesi I. Masuk Ke Kedalaman Hidupku (Pendidikan dan Hidup Batin) Tujuan : Peserta bersama pendamping diharapkan semakin menyadari karya Allah dalam hidupnya melalui 3 cara yang ditawarkan Maria Harris dan Gabriel Morran yaitu keheningan (silent), mendengarkan (listening) dan melakukan Sabbath (Sabbath). Metode : Informasi Langkah-langkah: Pendamping mendalami 3 cara yang ditawarkan Maria Harris dan Gabriel Morran untuk memperkembangkan kepribadian. Materi sebagai berikut: Guru perlu menyadari bahwa kepribadian seorang guru amat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di kelas dan relasi sehari-hari dengan para siswa-siswi. Kepribadian para guru yang mantab, stabil, dewasa, arif, berwibawa akan menjadi sumber inspirasi bagi perkembangan kepribadian siswa-siswi. Sikap, kata-kata, tindakan, dan keputusan yang para guru ambil akan memberi contoh nyata kepada siswa-siswi. Para siswa akan merasa nyaman, senang, dan tertarik mengambil bagian dalam proses pembelajaran para guru, karena kepribadian, tingkah laku, dan tutur kata gurunya dapat diteladani. Hal ini semua mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa dan pencapaian hasil pembelajaran serta prestasi siswa. Gabriel Moran dan Maria Harris memberikan inspirasi tentang pengembangan kepribadian. Keduanya adalah ahli Pendidikan Agama Katolik. Mereka berasal dari Amerika Serikat. Dalam pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
perkembangan kepribadian amat penting diperhatikan karena menunjang pengembangan kemampuan lainnya dan mempengaruhi cara mereka untuk mengajar, mendampingi serta membina siswa. Maria Harris dan Gabriel Moran mengatakan seorang pribadi adalah seorang yang mendengarkan kedalaman hatinya dan selanjutnya mewujudkannya melalui tindakan nyata demi hidup sendiri tetapi yang lebih pokok juga demi kebaikan sesamanya. Mereka berpendapat
kepribadian memiliki dua dimensi yaitu kedalaman
hidup (inwardness atau interiority) atau hidup batin (inner life) dan relasinya dengan yang lain (Allah, sesama, dan seluruh ciptaan serta alam semesta) yang terungkap dalam tindakan nyata (outer activity). Dua dimensi kepribadian manusia ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, Keduanya memiliki hubungan yang erat bahkan sesungguhnya merupakan satu kesatuan dengan dua sisi. Kedalaman batin sesungguhnya merupakan sumber penggerak tindakan konkret. Tindakan nyata merupakan cerminan dari kedalaman batin. Semakin mendalam kehidupan batin seseorang, semakin mantab dan besarlah pengaruhnya pada tindakan nyata sehari-hari. Dengan kata lain terdapat hubungan yang konkret antara hidup batin dengan tindakan nyata yang antara lain dapat berupa dedikasi, pelayanan, dan bahkan pengorbanan diri yang dilakukan secara tulus hati dan tanpa pamrih. Harris dan Moran menyebut 3 langkah yang perlu dilakukan oleh setiap orang untuk memperkembangkan hidup batin atau kedalaman jiwanya. Tiga langkah tersebut adalah: hening, mendengarkan, dan melakukan Sabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Pertama, orang diharapkan masuk ke dalam keheningan. Harris menyatakan keheningan memberi daya formatif yang berupa penjernihan, pendalaman, dan pengayaan kepada kehidupan batin seseorang. Dalam keheningan orang dibantu untuk menjadi dirinya yang otentik. Orang membuka hati terhadap hadirnya Sang Terang sejati. Dalam keheningan seseorang berjumpa dengan yang ilahi yang berkenan menyingkapkan diriNya kepada manusia yang rindu dan percaya kepadaNya. Keheningan batin membutuhkan ketekunan dan kedisiplinan. Orang-orang zaman sekarang termasuk para guru tidak selalu mudah melakukannya. Pada langkah kedua, para guru diajak untuk mendengarkan. Harris dan Moran mengatakan alasan pokok orang perlu masuk dalam keheningan supaya mereka dapat mendengarkan kerinduan hati mereka sendiri sebagai salah satu syarat pokok supaya orang dapat melakukan yang benar, dengan cara yang benar, melalui pertimbangan yang benar, dan akhirnya memberikan buah-buah sukacita, kebahagiaan, dan kedamaian. Kecuali mendengarkan kerinduan diri sendiri, di dalam keheningan orang juga mendengarkan keluh kesah atau jeritan dan tangisan sesamanya. Selain itu para guru diminta untuk mendengarkan kehendak yang ilahi. Di dalam keheningan itu seseorang dapat bertanya apa yang dikehendaki Allah supaya mereka lakukan untuk para siswa-siswinya, untuk teman-teman guru, dan orang tua?
Keheningan
membuat seseorang berlaku bijaksana dan memperlakukan setiap siswa-siswi ebagai subyek atau sebagai pribadi yang pantas kita kasihi dan hormati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Langkah selanjutnya orang masuk ke dalam Sabat. Sabat merupakan sumber dan dasar untuk Perayaan Ekaristi umat Katolik pada hari Minggu. Sabat mengingatkan kepada Sepuluh Perintah Allah atau Dekalog yang sumbernya diambil dari Kitab Keluaran 20:8-11. Aturan Sabat tidak hnya bersifat ritual-liturgis, melainkan juga etis yaitu demi kesejahteraan semua umat, lebih-lebih kesejahteraan mereka yang lemah yaitu para hamba atau orang asing, termasuk kebaikan bagi seluruh makluk dan alam semesta. Allah, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makluk lainnya perlu beristirahat. Istirahat menjadi jalan semua makluk untuk berkembang mencapai kepenuhannya. Melalui Sabat, para guru semakin sadar bahwa sekolah bukan tempat untuk mengejar ambisi pribadi melainkan sebagai tempat untuk mendengarkan sabda Allah dan melayani siswa-siswi yang dipercakan kepada kita. Sabat, sebagai langkah ketiga dari pembinaan kedalaman
hidup,
merupakan
momen
yang
sangat
penting
yang
dianugerahkan oleh Tuhan demi perkembangan hidup kita sendiri dan siswasiswi yang kita layani. Di dalam KGK 2186 dikatakan hari Sabat merupakan waktu yang istimewa bagi orang Krisitani untuk berbuat cinta kasih kepada orang tua yang sudah sakit-sakit dan berbuat amal lainnya. Setelah mendalami materi tersebut, peserta diminta untuk menuliskan contoh-contoh tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk masuk ke kedalaman hidup melalui keheningan (silent), mendengarkan (listening) dan melakukan Sabat (Sabbath). Kemudian beberapa peserta dipersilahkan untuk memaparkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
g. Sesi II. Berguru dengan Yesus Sang Guru Tujuan
: Peserta bersama pendamping dapat mengerti tindakan Yesus
dalam mendidik para muridNya dan menyadari sejauh mana diri peserta mengikuti teladan Yesus. Bahan
: Yohanes 13:1-20, gambar karya-karya Yesus dan pengalaman
peserta Langkah-langkah: Pendamping mengajak peserta untuk membaca dan merenungkan Injil Yohanes 13:1-20 mengenai Yesus Membasuh Kaki Para MuridNya. Kemudian pendamping memberikan pertanyaan dan perwakilan peserta menjawab: 1. Ayat mana sajakah yang menunjukkan keteladanan Yesus? 2. Apa saja yang dilakukan Yesus? 3. Lihatlah gambar-gambar Yesus berikut (terlampir) dan sejauh mana bapak/ibu guru mengikuti teladan Yesus? Jelaskan! Berikutnya, pendamping memberikan peneguhan: Keutamaan yang tampak dari kisah ini adalah sikap berani merendahkan diri, melayani secara tulus dan memberi teladan. Kewibawaan seorang guru memancar semakin terang saat dirinya mau merendahkan diri, menjadi pelayan dan memberi teladan kepada para muridnya. Seorang guru tidak hanya
mengajarkan
pengetahuan,
tetapi
terlebih
ia
menyampaikan
kebijaksanaan dan keutamaan hidup. Untuk itu, tidak cukup ajaran itu disampaikan lewat perkataan. Ajaran tentang kebijaksanaan dan keutamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
hidup mesti diajarkan terlebih lewat tindakan. Cara Yesus meneruskan ajaran kebijaksanaan dan nilai-nilai cinta kasih lebih dikerjakan melalui tindakan. Yesus mengajar dengan cara memberi teladan hidup konkret. Ia berharap, para muridNya pun melakukan hal yang sama, lalu mereka mengajarkan dengan cara yang sama terus menerus dari generasi ke generasi dari waktu ke waktu. Sosok Yesus sebagai guru, yaitu: mengasihi murid-muridNya (ayat 1), berinisiatif dalam bertindak (ayat 4), memberi teladan kerendahan hati (ayat 5), dan sabar menghadapi murid (ayat 6-12). h. Sesi III. Menggali 10 Keutamaan Guru Kristiani Tujuan: Peserta bersama pendamping diajak untuk memperjuangkan dan meneladani 10 nilai keutamaan seperti siap sedia, totalitas, cura personalis, kerja keras dan mutu, sense of belonging, melayani dengan rendah hati, bijaksana, memperjuangkan kebenaran, mudah bersyukur, serta berpengharapan. Bahan : 10 Keutamaan Guru Kristiani (Buku Roh Sang Guru, Rm. Mintara S, SJ) Metode : Permainan dan Informasi Pendamping mendalami keutamaan-keutamaan melalui permainan. Setiap peserta diberi undian untuk memerankan keutamaan tersebut. Misalnya Ibu Nur mendapat undian keutamaan siap sedia, maka beliau bermain peran yang mencerminkan sikap siap sedia. Dalam memainkan peran diperbolehkan meminta bantuan orang lain. Setelah itu, setiap peserta diminta menjelaskan pokok-pokok keutamaan tersebut. Permainan ini memberikan maksud agar para guru memiliki gambaran dan sekaligus semakin belajar untuk menjadi peran positif dari 10 keutamaan ini. Penjelasan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
1. Keutamaan siap sedia Keutamaan siap sedia (available) adalah sikap sekaligus kemampuan untuk selalu terbuka kepada anugerah perutusan yang diberikan oleh atasannya (pembesar) yang bertindak sebagai wakil Tuhan. Kesediaan dan kehendak untuk lebih taat menumbuhkan kerendahan hati yang besar. Siap sedia berarti menyerahkan dan mempercayakan diri seutuhnya untuk digunakan sebagai sarana mencapai tujuan tugas perutusan. Siap sedia merupakan keutamaan Kristiani karena pribadi kita senantiasa terbuka untuk menerima Roh Kristus dan siap dipakai olehNya untuk melanjutkan perjuangan mewartakaan nilai-nilai Kerajaan Allah. Itulah yang terjadi ketika para murid bergegas meninggalkan pekerjaannya setelah Yesus mengatakan: mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia (lihat Mat 4:18-22). 2. Keutamaan totalitas Totalitas disini berarti kemauan untuk membiarkan Roh Allah secara total bekerja melalui dan di dalam diriku, namun sekaligus berarti kemauanku untuk mengerahkan seluruh potensi dan talenta dalam melaksanakan tugas yang diemban. Totalitas berkaitan dengan kepribadian yang berkomitmen. Pribadi yang memiliki komitmen berarti ia memiliki kesatuan dengan pribadi-pribadi lainnya dalam mencapai misi atau tugas perutusan bersama. Totalitas juga berarti penyerahan diri seutuhnya kepada Yesus Kristus di dalam tugas perutusan sebagai pendidik. Dalam kepenuhan totalitas itulah kebahagiaan dialami secara penuh pula, sebab antara kerinduanku, kerinduan semesta dan kerinduan Sang Pencipta berada di dalam harmoni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
3. Keutamaan cura personalis Keutamaan ini memiliki dasar pada ketrampilan mempraktikkan cinta kasih dalam relasi hati antarpribadi. Istilah dalam bahasa Latin itu bergema secara khas di dalam pendidikan hati menurut tradisi Santo Ignatius Loyola. Istilah itu sendiri secara bebas berarti memberi perhatian kepada setiap pribadi sebagai pribadi (manusia) secara pribadi. Seorang guru yang memberi perhatian kepada setiap muridnya (yang unik) secara pribadi, dengan intensitas yang sesuai kebutuhan setiap pribadinya, bisa dikatakan guru itu mempraktikan cura personalis dalam mendidik dan mendampingi murid-muridnya. Pribadi seorang murid itu khas dan unik, maka perlu diperhatikan dan diperlakukan secara khas dan unik pula. Salah satu tanda paling tampak dari cura personalis ini adalah mengenal setiap pribadi secara personal, seperti gembala mengenal dombadombanya sehingga domba-dombanya pun mengenalnya. 4. Keutamaan kerja keras dan mutu Keutamaan kerja keras dan mutu adalah tuntutan profesionalitas sekaligus tuntutan totalitas. Kerja keras mengindikasikan kemauan untuk mencurahkan seluruh tenaga dan waktu, sementara mutu mengindikasikan kemauan untuk memberikan semua kemampuan dan potensi diri. Singkatnya, kerja keras dan mutu hendak menunjuk pada pribadi yang tidak setengah-setengah. Ia punya sikap magis, yaitu melakukan yang lebih baik dengan cara memberikan waktu tenaga maupun pikiran-talenta diri. Keutamaan kerja keras dan mutu dilakukan sebagai penghayatan iman bahwa ia melakukan semua itu karena ingin dipersatukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
bersama Allah sendiri, yang di dalam Yesus Kristus telah bekerja keras demi kebahagiaan dan keselamatan umat manusia seluruhnya. 5. Keutamaan Sense of belonging Keutamaan sense of belonging sebenarnya membual dari rasa tanggung jawab atas hidup dan masa depan yang cerah para murid yang didampingi perjalanan hidupnya maupun masa depan sesama yang menjadi teman seperjalanan dalam tugas perutusannya. Secara harafiah, sense of belonging dapat dimengerti sebagai rasa memiliki atas segala hal yang mendukung kepada tujuan mulia kehidupan ini. Maka, dalam konteks pendidikan tidak hanya terhadap masa depan para murid, tetapi sense of belonging juga berarti ikut bertanggung jawab dan punya “rasa memiliki” terhadap kelangsung hidup warga komunitas dan institusinya. 6. Keutamaan melayani dengan rendah hati Keutamaan melayani dengan rendah hati yang paling tampak dan mudah kita teladani adalah peristiwa Yesus membasuh kaki para muridNya pada waktu Perjamuan Malam Terakhir. Menjadi rendah hati merupakan perpaduan antara sikap hati yang menempatkan orang lain lebih dari diriku, sekaligus tindakan tangan untuk melayani. Melayani dengan rendah hati juga berarti siap menjadi orang nomor dua, orang di balik layar, atau orang yang berbuat, tetapi siap untuk tidak diperhitungkan peranannya. 7. Keutamaan Bijaksana Keutamaan bijaksana diharapkan tumbuh dan berkembang di dalam pribadi guru Kristiani. Makas seorang guru Kristiani selain mengajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
pengetahuan dan ketrampilan hidup, juga diajak untuk membantu para murid bisa melihat ke dalam dan mencintai kebijaksanaan. Dengan melatihorang-orang muda mencintai kebijaksanaan, diharapkan akan lahir di dalam masyarakat bangsa kita para pemimpin yang bijaksana. 8. Keutamaan memperjuangkan kebenaran Keutamaan memperjuangkan kebenaran pada akhirnya adalah keutamaan untuk mengalahkan diri sendiri dengan segala keinginan dan keegoisan. Keutamaan ini pada gilirannya membawa diri untuk memenangkan Allah dan kehendak kebenaranNya bagi hidup dan orang-orang yang dilayani. 9. Keutamaan Mudah Bersyukur Keutamaan mudah bersyukur memiliki kekuatan dahsyat. Pribadi yang mudah bersyukur adalah pribadi yang paling bahagia. Ia bersyukur atas kasih Allah, ia bersyukur atas kehidupan, ia bersyukur atas keberadaan dan hidupnya, ia bersyukur atas orang-orang dan alam semesta yang menjadi sahabatnya, ia bersyukur atas segala sesuatu. 10. Berpengharapan Spiritualitas yang terkandung di balik keutamaan berpengharapan adalah kemurahan hati Allah sendiri yang pasti menjamin kelangsungan hidup dan segala hal baik di dalam kehidupan ini. Berpengharapan berarti sikap mengandalkan Allah yang memberi jaminan keselamatan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Allah itulah sumber dari segala sumber pengharapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
i. Refleksi dan Menentukan aksi Pendamping mengajak peserta untuk berkumpul di kapel. Kapel telah disiapkan dengan baik. Sarana yang disiapkan seperti lilin, Salib, tanaman (digunakan sebagai pohon aksi). Pendamping menyiapkan instrumen seperti “Stay With Me atau Bless The Lord”. Kemudian mengajak peserta untuk merenung dan berdoa: -
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, aku berkehendak untuk memperjuangkan kebenaran
dan
keutamaan-keutamaan
Kristiani
meskipun
banyak
tantangan dan godaan. Aku tidak akan patah menyerah oleh silau tawaran duniawi: harta, pangkat dan nikmat. -
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, akan kupimpin murid-muridku mencari dan memperjuangkan yang benar. Akan kuteladankan kepada mereka nilai-nilai kasih, kejujuran, ketekunan, kedamaian, kesederhanaan, kemurahan hati, cinta pada orang miskin-papa, dan kepedualian pada lingkungan hidup.
-
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, aku bertekad untuk tetap tinggal dan menyatu dengan pokok anggur kebenaran, yakni pribadiMu sendiri. Dan mulai sekarang, akan kusertakan teman-temanku, para guru, para karyawan, dan murid-muridku ke dalam doa pribadiku.
-
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, kuatkanlah kehendak baikku dan kobarkan gairah hidupku. Kemudian pendamping meminta peserta menuliskan aksi di kertas
yang telah disiapkan dan ditempelkan di pohon harapan. Disusul dengan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
umat dan diakhiri dengan doa penutup serta lagu “Kau Dipanggil Tuhan” (PS 683). 2. Rekoleksi II a. Tema Kegiatan rekoleksi ini mengangkat tema “Menjadi Guru Yang Menginspirasi”. Tema ini diambil untuk membantu para guru agar semakin menyadari kemampuannya sebagai seorang pribadi yang menginspirasi. Kepribadian masing-masing guru unik, dan keunikan itulah yang membuatnya mengetahui dirinya dan mengungkapkan kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya baik untuk diri sendiri, rekan kerja maupun siswanya. Diharapkan rekoleksi ini dapat mendorong para guru untuk melakukan perubahan pada dirinya menuju kualitas diri yang semaksimal mungkin. b. Tujuan 1. Peserta mampu mendalami kepribadian dirinya secara utuh (total image) 2. Peserta mampu menggali citra guru Kristiani yang menginspirasi 3. Peserta mampu menentukan niat pribadi untuk mewujudkan perkembangan kepribadiannya. c. Peserta Pesera rekoleksi adalah kepala sekolah dan seluruh guru SD PL Sugiyopranoto Klaten. d. Tempat dan Waktu Rekoleksi ini dilaksanakan saat libur semester gasal (Bulan Desember) agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar sekaligus dapat digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
sebagai kegiatan refleksi maupun evaluasi karya. Tempat pelaksanaan di Aula SD PL Sugiyopranoto, Klaten. e. Bentuk rekoleksi Rekoleksi dilaksanakan dibuka dengan ibadat, sharing pengalaman dari para guru, penyampaian materi, refleksi, penyusunan niat, dan diakhiri dengan misa penutup. Rekoleksi dilaksanakan dengan santai namun mendalam. Materi yang diberikan saat rekoleksi berkaitan dengan penyadaran mengenai kepribadian guru secara utuh baik itu pengertian, praktek kepribadian secara nyata di lapangan, aspek kepribadian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian. Kemudian dilanjutkan dengan materi citra guru Kristiani yang memotivasi. f. Sumber Bahan Bahan rekoleksi ini bersumber dari video “Not One Less” yang menceritakan mengenai perjuangan gigih seorang guru dalam mendampingi para siswanya. Bahan berikutnya dari buku Romo Mintara Sufiyanta, SJ tahun 2009 berjudul Roh Sang Guru dan buku Rismawaty tahun 2008 berjudul Kepribadian dan Etika Profesi. g. Metode Rekoleksi Metode yang digunakan dalam rekoleksi ialah penayangan video, informasi dan sharing pengalaman. h. Sarana Sarana pendukung yang diperlukan ialah laptop, hand out, LCD, dan speaker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
i. Susunan Acara Tabel 8 Susunan Acara Rekoleksi Para Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten No
Waktu
Acara
Petugas
1.
08.00-08.15
Salam+ Doa Pembuka
Pendamping
2.
08.15-09.30
Pengantar
Pendamping dan peserta
3.
09.30-09.45
Snack
Petugas khusus
4.
09.45-10.15
Sharing Pengalaman
Pendamping
5.
10.15-10.30
Ice Breaking
Pendamping
6.
10.30-12.00
Sesi I.
Pendamping
Menonton Film Not One Less 7.
12.00-12.30
Makan Siang
Petugas Khusus
8.
12.30-14.00
Sesi II. Kepribadian Guru
Pendamping
9.
14.00-16.00
Sesi III.
Pendamping
Citra Guru Menginspirasi 10. 16.00-17.00
Ibadat Penutup
Pendamping
11.
Sayonara
Pendamping
-17.00-
j. Rincian Usulan Program 1. Salam dan Doa Pembukaan Pendamping memberikan salam dan sapa untuk menyambut kedatangan para peserta rekoleksi. Kemudian mengajak peserta untuk berdoa. Doa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
mengungkapkan rasa syukur atas kesehatan, kesempatan dan permohonan kelancaran rekoleksi ini. 2. Pengantar Pendamping menyampaikan tujuan rekoleksi ialah agar peserta mampu mendalami kepribadian dirinya secara utuh, menggali citra guru Kristiani yang menginspirasi, dan kemudian menentukan niat pribadi untuk mewujudkan perkembangan kepribadiannya. Selanjutnya, pendamping memberikan pengarahan baik itu peraturan dan jadwal acara. 3. Sharing Pengalaman Pendamping terlebih dahulu menampilkan beberapa gambar mengenai realita pendidikan di Indonesia seperti aktivitas guru, keadaan fisik sekolah, keadaan siswa dengan berbagai prestasi maupun keprihatinan-keprihatinan yang berkaitan dengan pendidikan anak Indonesia. Setelah itu pendamping mengajukan pertanyaan: a. Bagaimana tanggapan anda mengenai gambar tersebut? b. Sebutkan 1 pengalaman mengajar di SD PL Sugiyopranoto yang paling menantang! c. Menurut anda, apakah kepribadian seorang guru memiliki peran dalam perkembangan pendidikan di Indonesia? 4. Ice Breaking Ice breaking untuk mencairkan suasana dan membangkitkan semangat melalui permainan dan gerak lagu. Permainan tersebut ialah estafet bola. Seluruh peserta menerima dan memberikan bola satu sama lain dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
diiringi musik. Jika musik berhenti maka seseorang yang menerima bola terakhir diminta maju ke depan dan menerima hukuman. Hukuman tersebut ialah menirukan gerak dan lagu yang telah disiapkan pendamping. 5. Sesi I: Menonton Film Not One Less Dalam sesi I ini, peserta diajak untuk mendalami Film Not One Less kemudian membuat refleksi dengan panduan pertanyaan: a. Sebutkan peristiwa/adegan yang paling mengesankan dalam film tersebut! Mengapa? b. Inspirasi apa yang anda dapat dari penayangan film tersebut! 6. Sesi I : Kepribadian Guru Sebagai seorang guru sangat penting memiliki sikap yang dapat mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Memang, kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atasannya saja. Ruang lingkup kompetensi guru tidak lepas dari falsafat hidup, nilai-nilai yang berkembang, di tempat seorang guru berada,tetapi beberapa hal yang bersifat universal yang mesti dimiliki oleh guru dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk individu atau pribadi yang menunjang terhadap keberhasilan tugas pendidikan yang diembannya. Kemampuan pribadi guru mencakup hal-hal berikut: a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seharusny dianut oleh guru. Upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Begitu baik kepribadian seseorang maka akan baik juga wibawa orang tersebut. Kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut: a. Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban untuk meningkatkan iman dan ketakwaanya kepada Tuhan, sejalan dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Dalam hal ini guru mesti beragama dan taat dalam menjalankan ibadahnya. Contoh: seorang guru laki-laki yang beragama Katolik pada hari Minggu melaksanakan Ekaristi di Gereja sekitar tempat ia tinggal bersama warga sekolah. b. Guru memiliki kelebihan dibandingkan yang lain. Oleh karena itu perlu dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinnya. Contoh: seorang guru yang telah mengikuti penataran berani untuk menerapkannya dalam kegiatan belajar
mengajar
di
kelas
dan
mengevaluasinya
serta
bersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
mensosialisasikan hasilnya kepada rekan guru-guru yang lain dan mengajak untuk mengembangkan metode yang telah dicobanya. c. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam keunikan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat. Contoh: dalam situasi belajar mengajar di kelas guru mengembangkan metode diskusi dalam mata pelajaran tertentu dan memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan pendapatnya bahkan mau menerima pendapat yang berbeda dari murid dengan alasan yang rasional dan sebaliknya agar dihindari perilaku yang ingin menang sendiri dan menganggap dirinya paling benar serta tidak mau menerima masukan dari siapa pun termasuk murid. d. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuhkembangkan budaya berpikir kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan menyikapinya untuk mencapai tujuan bersama maka dituntut seorang guru untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan dan menerima gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang ada disekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan tidak menutup diri dari hal-hal yang berbeda di luar dirinya. Contoh : seorang guru berperan sebagai moderator dalam acara diskusi mengenai pola pendidikan di masyarakat yang melibatkan unsur pemerintah dan masyarakat serta berani mengambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh semua pihak yang ikut dalam kegiatan tersebut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
menghindari perilaku yang menonjolkan kemampuannya saja tanpa mau menerima masukan dari yang lain dan tidak siap untuk mendapatkan kritikan, bahkan tertutup dari siapapun. e. Menjadi guru yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan, hal ini menuntut kesabaran dalam mencapainya. Guru diharapkan dapat sabar dalam arti tekun dan ulet melaksanakan proses pendidikan karena hasil pendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi membutuhkan proses yang panjang. f. Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya. Contoh: dalam menyikapi kemajuan ilmu teknologi informasi, seorang guru yang merasa kurang dalam memperoleh tambahan pengetahuan mau menyisihkan hasil pendapatan
mengajarnya
untuk
mengikuti
kursus maupun
kegiatan
pengembangan lainnya. g. Guru mampu mengahayati tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional, kelembagaan, kurikuler sampai tujuan mata pelajaran yang dimilikinya. Selain itu juga mesti memahami tujuan sekolah di tempat guru mengajar. h. Hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan dengan orang lain atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh seorang guru menjalin kemitraan dengan rekan guru lain tanpa memandang perbedaan suku, agama, asal perguruan tinggi, bidang studi yang dibinanya bahkan mencoba untuk membentuk suatu sinergi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
dapat memacu kemajuan pendidikan di sekolah dan menghindari perilaku yang hanya mau bermitra dengan rekan yang satu daerah atau satu almamater. i. Pemahaman diri, yaitu kemampuan untuk memahami berbagai aspek dirinya baik positif maupun negatif. Kepribadian yang efektif akan terwujud apabila seorang telah mampu memahami identitas dirinya, siapakah dirinya, mengapa ia memilih guru sebagai jabatannya dan kelebihan serta kekurangan apa saja yang terdapat pada dirinya. Sebagai contoh seorang guru merasa kurang mampu untuk dapat bekerja dan belajar sendiri dengan baik tetapi ia menyadari bahwa kalau berdiskusi dengan orang lain dirinya akan terpacu untuk belajar. Maka, dia berusaha untuk membentuk kelompok belajar dengan sesama rekan guru atau ikut bergabung dengan kelompok kerja guru bidang studi yang sesuai dengan bidang studi yang dibinanya. j. Guru mampu melakukan
perubahan-perubahan dalam mengembangkan
profesinya sebagai inovator dan kreator. Sebagai contoh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas tidak terpaku pada satu metode saja tetapi berani melakukannya dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran dan berinisiatif untuk membuat model pembelajaran serta mencobakannya di kelas. 7. Sesi II : Citra Guru Menginspirasi Pendamping mengajak para guru diminta untuk membaca Lukas 2:41-52 kemudian peserta diminta menuliskan karangan yang bertemakan “Guru Yang Menginspirasi” berdasarkan bacaan atau Film Not One Less. Penjelasan materi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Dari perikop ini, pendamping mengambil 3 hal utama yaitu (1) Yesus sedang duduk di tengah-tengah alim ulama (di dalam Bait Allah), (2) mendengarkan dan mengajukan pertanyaan, dan (3) semua orang heran akan kecerdasaanNya dan segala jawab yang diberikanNya sedangkan kita dapat mendapatkan gambaran tentang 3 cita-cita utama yang mesti dicapai orang tua terhadap anaknya, yakni (1) bertambah besar atau dewasa, (2) bertambah hikmatnya, (3) dikasihi Allah dan manusia. Yesus tinggal di Bait Allah, dimana Ia “berguru” dan bertanya jawab dengan para guru agama Kemudian orang banyak kagum kepadanya. Seorang guru memerankan posisi sebagai orang tua, yang mendampingi anak di rumah. Selain orang tua, para guru sebagai sahabat sekaligus pendidik/penanam nilainilai bagi anak-anak. Guru memerankan posisi Ibu Maria dan Bapa Yusuf. Sebagai seorang guru, anda bertanggung jawab atas panggilan hidup untuk mengantar anak didik menjadi manusia yang makin dewasa, makin memiliki hikmat dan makin utuh sebagai pribadi. Di satu sisi, mengajar berurusan dengan manusia sebagai pribadi (personal) , sedangkan di sisi lain mengajar itu berurusan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlaku di masyarakat (public). “Jika aku ingin mengajar dengan baik, maka aku harus belajar untuk dapat berdiri teguh dan punya keyakinan kokoh di tempat dimana dua oposisi ini saling bersimpangan”, demikian refleksi Parker J. Palmer. Guru dipanggil untuk menyempurnakan perjalanan hidup orangorang muda ke masa dewasa sehingga mereka menemukan “Guru Sejati”, yakni Allah sendiri. Seorang guru diharapkan mengantarkan dirinya secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
pribadi dan anak didiknya untuk dididik oleh Allah, jika guru mampu membuka hati nurani untuk menyediakan waktu dan mengusahakan pembelajaran yang benar-benar berdasarkan penanaman nilai-nilai positif yang tidak hanya mengembangkan segi kognitifnya saja namun segi afektif dan psikomotoriknya Dalam konteks sekolah yang menjunjung prinsip dasar Kristiani, pendidikan sangat dijunjung tinggi dengan tujuan utama seperti yang tertuang dalam Gravissium Educationis artikel 1 yaitu memperkembangkan setiap pribadi secara utuh demi memperjuangkan kesejahteraan umum dengan menanggapi dan mewartakan karya Allah. Salah satu tokoh utama yang berperan dalam penyelenggaraan proses pendidikan tersebut ialah para guru – guru Kristiani. Guru Kristiani bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi tanggung jawab dan identitas Kekristianiannya tanpa mengesampingkan tugas perutusan dari lembaga terkait. Guru Kristiani memiliki hak, kewajiban, status dan kedudukan yang sama dengan guru secara umum, namun guru Kristiani memiliki tanggung jawab khusus dalam mengemban tugas perutusan dari pribadi Yesus Kristus Sang Guru Sejati. Guru dipanggil untuk menyempurnakan perjalanan hidup muridnya sehingga mereka menemukan “Guru Sejati” yaitu Allah sendiri. Yesus Sang Guru Sejati memiliki kepribadian yang amat istimewa untuk mengajarkan kebaikan melalui perumpamaan, mencintai anak – anak, mengenal dan mengarahkan anaknya bagaikan gembala menggiring dombanya hingga memberikan diri sepenuhnya di kayu salib. Para guru menjadikan hidup anak didiknya sebagai pribadi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
mereka hormati sebagai subyek dan kebutuhan mereka menjadi perhatian yang utama. Seorang guru yang mempunyai jiwa pelayanan yang besar. Ia akan mengalami berbagai hal yang positif dan melayani dengan hati. Guru Kristiani menjadikan semua hari itu hari yang baik, karena ia cinta pada pelajar, pelajaran dan mengajar. 8. Ibadat Penutup Ibadat penutup dengan tema syukur atas panggilan sebagai pendidik. Nyanyian pembukaan “Panggilan Tuhan” (PS 322). Doa pembukaan berisi doa syukur atas penyertaan Tuhan selama pelaksanaan rekoleksi
dan memohon agar Tuhan
membuka hati peserta untuk menyadari kasih penyertaan Tuhan dalam karya sebagai guru. Bacaan dari Yeremia 1:4-5.17-19 dan Yohanes 13:1-20. Kotbah berisi buah – buah yang didapat selama rekoleksi baik melalui materi yang dibahas maupun sharing pengalaman mengenai sosok guru yang menginspirasi. Sesudah doa umat diadakan sesi penulisan niat baik secara pribadi maupun bersama. Nyanyian penutup “Syukur KepadaMu Tuhan” (427).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penelitian, dengan didukung dengan hasil penelitian. Kemudian berikutnya berisi saran untuk beberapa pihak yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. A. Kesimpulan Kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru yang terungkap dalam pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai-nilai emosional maupun yang sosial. Kemampuan ini telah ditatanya dalam caranya yang khas. Berdasarkan Standar Kompetensi Guru dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2007 dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian guru
mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri serta berkelanjutan. Motivasi diketahui sebagai daya dorong untuk mempertahankan minat yang dapat berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Motivasi belajar dapat berupa gairah, rasa senang dan semangat untuk belajar dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih maksimal. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Hubungan kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa adalah kepribadian guru mempengaruhi semangat, hasil belajar siswa dan kemajuan sekolah. Mengingat kompetensi kepribadian merupakan sumber kekuatan, inspirasi, motivasi dan inovasi bagi guru yang menunjang keberhasilan kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial yang berdampak bagi kemajuan sekolah serta keberhasilan belajar siswa. Selain itu, dalam proses belajar mengajar baik guru maupun siswa berjuang untuk mengembangkan kepribadiannya. Siswa berkembang untuk menjadi pribadi yang berkualitas baik kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Seorang guru juga berusaha mengembangkan segala segi dalam hidupnya terutama untuk membantu siswa mengembagkan kepribadiannya. Berdasarkan penelitian, guru di SD PL Sugiyopranoto sudah cukup menghayati kompetensi kepribadiannya
meskipun mereka harus terus
meningkatkan dan memantabkannya. Kompetensi kepribadian juga sangat berpengaruh bagi motivasi belajar siswa. Beberapa sikap seperti tegas, humoris dan bersedia menerima masukan siswa diharapkan dapat ditingkatkan sebab dalam penelitian terdapat cukup banyak siswa yang menganggap hanya setengah dari 11 guru yang memiliki sikap tersebut. Sosok guru yang memiliki kepribadian mantab, dewasa, dan menginspirasi menjadi faktor pendukung motivasi belajar siswa. Menanggapi hal tersebut, penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi sebagai upaya
untuk
membantu
para
guru
dalam
meningkatkan
kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
kepribadiannya. Melalui rekoleksi, para guru dapat meluangkan waktu untuk melihat kembali pengalaman hidupnya selama berkarya di SD PL Sugiyopranoto Klaten. Para guru dapat mengolah dirinya melalui berbagai sesi yang telah disiapkan dengan menyadari panggilannya, meneladani Yesus Sang Guru sejati dan berusaha menjadi guru yang menginspirasi. Selain itu, para guru dapat berbagi pengalaman melalui sharing dan diskusi agar semakin mantab dalam berkarya. Dengan demikian, para guru dapat menentukan aksi baik secara pribadi maupun
bersama
yang
hendak
dilakukan
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan kompetensi kepribadian guru.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyampaikan saran kepada beberapa pihak sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa di SD PL Sugiyopranoto Klaten. 1. Bagi Para Guru di SD PL Sugiyopranoto Klaten Guru memiliki peran yang amat penting dalam setiap usaha pendidikan baik persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi. Guru diharapkan dapat membantu siswa agar menjadi pribadi yang berkualitas baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Salah satu tujuan pendidikan ialah penanaman nilai agar siswa menjadi pribadi yang beriman kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu, guru harus memiliki kepribadian yang mumpuni untuk memenuhi hal tersebut. Penelitian membuktikan bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
juga oleh kompetensi kepribadian guru. Motivasi belajar penting untuk meraih prestasi siswa. Untuk itu guru hendaknya mengusahakan adanya integritas terutama yang berkaitan dengan kepribadian. Guru diharapkan mengusahakan
penghayatan
kepribadian
guru
yang
baik
serta
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru ialah pribadi yang menginspirasi dan cermin teladan bagi perilaku siswa. Para guru dapat mengikuti teladan Yesus Sang Guru Sejati yang membuat anak merasa nyaman dan dikasihi dengan setulus hati. SD PL Sugiyopranoto Klaten sebaiknya mengadakan kegiatan bersama seperti rekoleksi, pelatihan, workshop maupun seminar sebagai kegiatan yang dapat dikembangkan untuk menyegarkan panggilan sebagai seorang guru dan mengolah pengalaman berkarya agar menjadi lebih baik lagi. 2. Bagi Para Siswa Kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten Siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto Klaten terdiri dari berbagai latar belakang budaya, sosial, ekonomi dan agama. Para guru diharapkan memiliki kemampuan secara pribadi untuk dapat menghargai setiap siswa melalui berbagai kegiatan pendampingan dan akademik yang dirancang oleh sekolah. Para siswa juga diharapkan menerima keunikan teman dan gurunya serta memandang setiap hal yang ditemui di sekolah baik itu proses pembelajaran, pendampingan maupun seluruh warga sekolah dari sudut yang positif dan bermanfaat. Para siswa hendaknya kritis dan dewasa dalam meningkatkan motivasi belajar serta meneladani kepribadian para guru. Dalam rangka pengembangan kepribadian dan motivasi diri siswa dapat mengikuti kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
rekoleksi, camping rohani, misa dan ibadat rutin sekolah bersama para guru sekaligus sebagai wadah keakraban bersama untuk saling mengenal dan memperkaya. 3. Bagi Program Studi PAK Program Studi PAK diharapkan menghasilkan pendidik yang berkepribadian mantap, beriman mendalam, berkompeten, berkepribadian dan berintegritas unggul. Selain itu, Prodi mempunyai tujuan yaitu menghasilkan lulusan yang berkarakter utuh dan kuat dalam 3 C, yaitu competence, conscience, dan compassion. Semua ini bertujuan untuk membina lulusan yang berbudi luhur, berkarakter, jujur, bertanggungjawab, dan juga disiplin dengan menekankan nilai-nilai dasar Kristiani. Oleh sebab itu, dalam rangka menyiapkan alumni yang berkepribadian mantap, semoga Prodi PAK memperhatikan pengembangannya melalui kegiatan khusus seperti workshop atau pelatihan pengembangan kepribadian bersama orang yang berkompeten di bidangnya. Kegiatan tersebut diharapkan memberi gambaran tentang pentingnya mengembangkan kepribadian dirinyang berguna bagi karya sebagai seorang guru Agama Katolik. Di samping itu, harapannya para dosen dan karyawan dapat memberikan teladan-teladan kepribadian yang dapat menginspirasi mahasiswa untuk semakin menjadi pribadi yang dewasa dan beriman mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
DAFTAR PUSTAKA Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Agung, Thomas. (2015). Buku Program Sekolah (Profil) SD PL Sugiyopranoto. Cruickshank, Donald R.(2014). Perilaku Mengajar (Buku 1). Salemba Humanika. ___________________.(2014). Perilaku Mengajar (Buku 2). Salemba Humanika. Deni Koswara & Halimah. (2008). Seluk Beluk Profesi Guru. Bandung:Pribumi Mekar. Harris, Maria & Gabriel Moran, “Educating Persons” dalam Jack. L. Seymour. (1997). “Mapping Christian Education: Approach to Congregational Learning”, Nashville: Abingdon Press. Hartana Albertus, dkk. (2008). Menuju Pribadi Unik, Cerdas, Solider dan Beriman. Yogyakarta: Kanisius. Heryatno Wono Wulung, FX. (2012). Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK Sekolah Yogyakarta: IPPAK Universitas Sanata Dharma. Hutagalung, Inge.(2007). Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Indeks. Kila, Pius. (1996). Rekoleksi dan Retret Remaja. Yogyakarta: Kanisius. Ma’mur, Jamal.(2009). 7 Kompetensi Kepribadian Guru. Jakarta: Power Books. Mangunhardjana, A. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. Mintara Sufiyanta, A. (2010). Sang Guru Sang Peziarah. Jakarta : Obor _________________. (2009). Roh Sang Guru. Jakarta : Obor. Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muchlas Samani, dkk. (2006). Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia. Surabaya: SIC. Muhibbin Syah. (2014). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Kosta Karya. Palmer, Parker J. (1998). The Courage To Teach: Exploring The Inner Landscape Of A Teacher’s Life. San Francisco : Jossey-Bass Purwa Atmaja Prawira. (2012). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta. Rismawaty. (2008). Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sobur, Alex. (2013). Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia. Sudarsono. (1999). Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. Yogyakarta: UNY. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sumadi Suryabrata. (1982). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali. _______________. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. Suparlan. (2005). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Suyanto & Asep Jihad. (2013). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi Erlangga. Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rindeka Cipta Trianto, MPd. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Predana Media Group. Winkel, W.S., (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. ___________ (1996). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Penelitian
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 : Transkip Hasil Wawancara Guru Hari, tanggal : Kamis, 19 Mei 2016 Tempat
: Ruang Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten
Responden : d. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah, Guru ke-PangudiLuhur-an, Guru Agama Katolik) e. Stepanus Marsudi, SPd (Guru Kelas dan Guru Seni) f. MM. Nur Hayanti, A.Ma.Pd (Guru Kelas) Waktu
: 07.20 – 07.40 (Bapak Thomas Agung, SPd) 08.30 – 09.00 (Bapak Stefanus Marsudi, SPd) 09.45 – 10.00 (Ibu Nur Hayanti, A.Ma.Pd)
Sarana
: alat tulis dan handphone (keperluan rekaman)
a. Panduan Wawancara 1. Menurut Bapak/Ibu, apa pengertian kompetensi kepribadian guru? 2. Kemudian, sejauh mana kepribadian guru berpengaruh bagi siswa maupun anda pribadi? 3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang diikuti dan dilaksanakan untuk mengembangkan kepribadian seorang guru? 4. a. Sebutkan faktor pendukung motivasi belajar siswa! b. Sebutkan faktor penghambat motivasi belajar siswa! 5. Apa saja manfaat motivasi belajar siswa?
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Transkip Wawancara 1. Menurut Bapak/Ibu, apa pengertian kompetensi kepribadian guru? a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah) Kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru yang menjadi contoh bagi siswa dan tercermin dari ucapan, tindakan dan teladan hariannya. Guru yang baik akan menjadi cermin teladan bagi siswanya dalam berperilaku. Guru juga menjadi sumber semangat bagi siswanya dalam belajar. b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas) Kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru dalam bersikap dan bertindak. Kepribadian guru bekal kelancaran proses belajar mengajar karena di dalamnya terdapat spiritualitas, tanggung jawab, moralitas, pelayanan dan penananaman nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai kesopanan, agama dan tata tertib guru. c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk mengelola kepribadian guru dalam mengembangkan sikap ke arah positif demi kemajuan diri. Selain itu juga merupakan ketrampilan mengorganisasi sisi pribadi yang ada pada guru itu sendiri sehingga dapat mengembangkan,
memupuk
dan
mendayagunakan
dalam
menghadapi tantangan. 2. Kemudian, sejauh mana kepribadian guru berpengaruh bagi siswa maupun anda pribadi?
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah) Guru adalah pendidik dan penguasaan kompetensi kepribadian sangat membantu pengembangan karakternya menjadi lebih baik seperti dalam melayani, mengajar dan berrelasi dengan siswa, rekan kerja maupun kepala sekolah. Kepribadian guru mendukung motivasi berprestasi siswa dan peningkatan kondisi moral siswa. b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas) Seorang guru yang berkompetensi kepribadian baik maka segala tutur kata dan cara bertindaknya akan dicontoh siswa, secara tidak langsung juga mendidik siswa untuk memiliki kepribadian yang baik. Untuk diri pribadi, penampilan dan penghayatan kepribadian yang baik menjadikan hati tenang dalam menjalani hidup dimanapun berada terutama soal loyalitas. c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas) Bagi siswa: kepribadian yang positif berdampak pula pada siswa. Kalau guru itu bisa menjadi teladan yang baik pasti siswa sedikit banyak akan terpengaruh dan cenderung meniru. Bagi diri sendiri: membantu untuk pengembangan karakter, menjadi pendukung untuk menghadapi tantangan hidup terutama tantangan menjadi guru yang bukan hal mudah. 3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang diikuti dan dilaksanakan untuk mengembangkan kepribadian seorang guru?
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah) Seminar/workshop dari yayasan atau pemerintah Sharing dan diskusi dewan guru Pembinaan dari sekolah/yayasan/dinas pendidikan Doa/renungan bersama b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas) Seminar dan pelatihan guru seyayasan maupun sekabupaten Sharing bersama teman dan keluarga Retret pribadi atau kelompok Belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas) Rekoleksi, seminar, pelatihan, workshop Sharing pengalaman yang menantang Belajar dari pengalaman negatif Berguru pada publik figur Menghadapi permasalahan yang menerpa 4. Sebutkan faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar siswa! a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah) Faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar jika diminta secara detail pasti kita pernah mengalami misalnya berkaitan dengan karakter diri sendiri dan orang tua, situasi lingkungan masyarakat, motivasi pribadi dan keadaan sosial ekonomi keluarga.
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas) Faktor pendukung motivasi belajar ialah fasilitas belajar yang lengkap, suasana belajar yang kondusif, guru yang lucu dan pandai dalam menciptakan kemenarikan pembelajaran Kemudian, faktor penghambat motivasi belajar siswa yaitu suasana belajar kurang kondusif, kurangnya fasilitas belajar, acara televisi yang menarik, maupun penggunaan sosial media (hp), guru yang terlalu serius dan menuntut siswa c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas) Faktor pendukung : sumber belajar, buku, pembelajaran yang menarik, teladan dan gaya mengajar guru Faktor penghambat : kurang kesadaran membaca, sumber bahan kadang terbatas, waktu untuk mengembangkan pembelajaran, alat peraga yang kurang memadai. 5. Apa saja manfaat motivasi belajar siswa? a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah) Manfaat motivasi belajar bagi siswa adalah mendukung hasil belajarnya,
meningkatkan
nilai
prestasinya
dan
mendukung
kedisiplinan dan keaktifan siswa. b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas) Manfaat motivasi bagi belajar siswa yaitu meningkatkan semangat belajar anak, meningkatkan kemampuan anak dari segi akademis
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maupun kepribadian dan jika berhasil akan menjadi faktor suksesnya pendidikan dalam meraih cita – cita. c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas) Manfaat motivasi belajar siswa yaitu untuk membangkitkan minat siswa, penyemangat belajar siswa, meningkatkan kemampuan memahami materi yang diajarkan guru dan motivasi belajar membuat siswa berani tampil dan semakin percaya diri
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4: Kuesioner Hari, tanggal : Kamis, 19 Mei 2016 Tempat
: Ruang Guru SD PL Sugiyopranoto
Responden
: Kelas IV berjumlah 42 siswa Kelas V berjumlah 44 siswa : 08.00 – 08.20 (Kelas IV)
Waktu
09.05 – 09.30 (Kelas V) Sarana
: Lembar Kuesioner
Contoh Lembar Kuesioner Nama
: …………………………………..
Kelas/No
: …………………………….
Siswa-siswi yang terkasih, Pada kesempatan ini, saya sedang menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Di SD PL Sugiyopranoto Klaten, saya memohon kerjasama anda untuk mengisi kuesioner ini berdasarkan kenyataan yang ada. Atas kerjasama dan dukungan anda, saya mengucapkan terima kasih. Tuhan Memberkati.
KUESIONER I Berilah tanda centang (√) pada kolom yang menurut kamu benar dan sesuai! Keterangan : SL
: Seluruh guru di sekolah sesuai pernyataan
SB
: Setengah guru di sekolah sesuai pernyataan
TA
: Tidak ada guru di sekolah sesuai pernyataan
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
1.
Guru menghargai siswa tanpa membedakan keyakinan, suku, daerah asal dan jenis kelamin Guru menunjukkan sikap beriman sesuai norma agama yang dianut. Guru memiliki sikap jujur dalam menjalankan tugasnya Guru tegas dalam membimbing siswa di sekolah Guru memiliki sikap yang dapat diteladani oleh siswa Guru memiliki kepribadian yang mantap Guru menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa Guru bertanggung jawab dalam mengajar, mendidik dan mengarahkan siswa terutama saat proses pembelajaran Guru menunjukkan sosok pekerja keras dan disiplin Guru percaya diri saat mengajar di kelas Guru menaati peraturan yang ada di sekolah Guru berpakaian sopan dan rapi Guru bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa Guru ramah dan penuh senyum Guru menjelaskan materi dengan diselingi humor
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14. 15.
SL
SB
TA
KUESIONER II Berilah tanda centang (√ ) pada kolom yang menurut kamu sesuai! Keterangan : SS
: Sangat sering
S
: Sering
N
: Netral
K
: Kadang
TP
: Tidak Pernah
No 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Pernyataan SS Saya memperhatikan pelajaran guru dengan baik Saya mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru saat pelajaran berlangsung Saya bersemangat mengikuti pelajaran Saya selalu konsentrasi ketika pelajaran berlangsung Saya merasa rugi jika tidak masuk sekolah Saya hadir di sekolah sebelum bel masuk berbunyi
(10)
S
N
K
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. 23. 24. 25.
Saya mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir Saya memiliki keinginan untuk mengerjakan tugas dengan baik Saya berusaha meningkatkan motivasi untuk belajar Saya puas jika hasil belajar lebih baik dari sebelumnya
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5: Contoh Jawaban Responden
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 : Rekap Hasil Kuesioner
KUESIONER I (Kompetensi Kepribadian Guru) KELAS IV SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN NO
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Agnes Sheila Putri Anggono Jonathan Farhan Wicaksono A. A. Christian Surya Aditya Adista Ayusna Albertus Imanuel Arya Bima Anastasya Peni Agustin Anatasya Ayudya Belva Gavrila Angelina Tesalonika Yohana Astiara Adsel Alexa Theodora Bonaventura Charol Tectona Grandika Bonaventura Dafin Hexanda Adiputra Brigita Putri Lyra Ardhanariswari Caroline Dyah Prahapsari Chatarina Jesse Intan Faustine Cristina Dwi Ferianjani Faustina Fristi Dwi Hapsari Ferdinand Elmo Danuarta Fransisca Xaveria Valencia Putrinata FX. Ade Hananta Gabriella Puspa Gracia Georgius Grevino Farrel Anindra Immanuel Christian Wahyu Widodo C. Kevin Juan Pratama Marcella Zintya Dewi Prastiwi Maria Virginia Rosanti Mary Kunthi Mekani Basuki Nabela Delviana Kurnia Dewi Natalia Noval Dwi Saputra Pius Mahitala Rebel Tanaya Mada Stefanas Diaz Budi Santoso Tabita Adventina Omegasari Theofilus Dennis Anugerah Vincensia Putri Handayani Praswati Yohanes Kunta Bayu Mangkurat Yovita Briana Hari Pradani Zaid Chandraditya Wiratama Angelica Fidelya Dian Kusumo Gabrielle Carissa Dian Kusumo Rafael Gavra Danadyaksa Anastasya Setyaningsih Jordy Bintang Surya Wibowo
ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL ST SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST
SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL ST SL SL ST SL SL ST SL ST SL ST SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL ST SL SL SL SL SL
ST SL ST SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL ST ST ST SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL TA SL SL ST SL SL ST SL SL SL ST SL ST
ST ST ST ST SL ST SL ST SL SL ST SL ST SL SL SL SL ST SL ST ST SL SL ST SL ST SL ST SL TA ST SL ST SL ST ST ST SL ST ST ST SL
ST SL SL SL ST SL ST SL ST SL SL SL SL SL ST SL SL ST SL ST SL SL SL ST ST ST SL ST SL TA ST ST ST SL ST ST ST SL ST ST ST TA
SL SL SL ST SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST ST SL SL ST SL SL ST SL ST SL
SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL
SL SL TA SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL ST ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL ST ST SL ST SL SL ST ST SL
ST SL SL ST SL ST SL ST ST SL SL ST SL ST SL ST SL ST SL ST ST SL SL ST SL SL SL SL ST SL SL ST ST SL ST SL ST SL ST ST ST ST
SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL
ST ST ST SL ST SL SL ST ST SL ST ST SL SL ST ST ST ST ST SL ST ST ST SL ST ST SL ST ST ST ST SL ST SL ST ST SL SL ST ST ST SL
SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL
SL TA ST SL SL ST SL SL SL SL SL ST SL ST SL SL SL SL ST SL ST SL SL ST SL SL ST ST ST TA ST SL ST SL ST ST ST ST TA ST ST ST
SL TA SL SL SL ST SL ST ST SL SL ST SL SL SL ST ST SL ST ST SL SL SL ST SL SL SL ST ST ST SL ST ST SL SL ST SL SL ST TA TA SL
ST ST SL SL ST ST ST ST SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST ST SL ST ST SL SL ST ST SL ST SL ST SL ST ST SL ST SL ST SL SL ST ST ST
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER II (Motivasi Belajar Siswa) KELAS IV SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
NAMA Agnes Sheila Putri Anggono Jonathan Farhan Wicaksono A. A. Christian Surya Aditya Adista Ayusna Albertus Imanuel Arya Bima Anastasya Peni Agustin Anatasya Ayudya Belva Gavrila Angelina Tesalonika Yohana Astiara Adsel Alexa Theodora Bonaventura Charol Tectona Grandika Bonaventura Dafin Hexanda Adiputra Brigita Putri Lyra Ardhanariswari Caroline Dyah Prahapsari Chatarina Jesse Intan Faustine Cristina Dwi Ferianjani Faustina Fristi Dwi Hapsari Ferdinand Elmo Danuarta Fransisca Xaveria Valencia Putrinata FX. Ade Hananta Gabriella Puspa Gracia Georgius Grevino Farrel Anindra Immanuel Christian Wahyu Widodo C. Kevin Juan Pratama Marcella Zintya Dewi Prastiwi Maria Virginia Rosanti Mary Kunthi Mekani Basuki Nabela Delviana Kurnia Dewi Natalia Noval Dwi Saputra Pius Mahitala Rebel Tanaya Mada Stefanas Diaz Budi Santoso Tabita Adventina Omegasari Theofilus Dennis Anugerah Vincensia Putri Handayani Praswati Yohanes Kunta Bayu Mangkurat Yovita Briana Hari Pradani Zaid Chandraditya Wiratama Angelica Fidelya Dian Kusumo Gabrielle Carissa Dian Kusumo Rafael Gavra Danadyaksa Anastasya Setyaningsih Jordy Bintang Surya Wibowo
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
S N N S S SS S SS SS S S S K S SS K S S N S S SS SS S SS SS S S S S N SS S S S SS S S SS N N S
S K S S S SS S SS S S SS S K S S S S SS N S SS SS SS S S S S S S S S SS S S SS S S K S SS N K
SS S SS SS S SS S SS SS SS SS N S S SS K N SS S SS SS SS S SS SS SS SS K N SS SS SS SS K K SS SS SS SS S SS S
S K S S N S SS S S S S S K S S K S S S S S S S S S S SS SS S K SS SS S K K SS S S S K K SS
K SS K S SS S SS SS SS N S K N S SS N S K S S SS S S S SS SS K S K K K SS S SS K SS SS S S SS SS K
SS SS SS S SS SS SS SS SS K SS SS S SS SS SS SS SS SS S SS SS SS S S SS SS SS SS S SS SS SS SS S SS SS K S SS SS SS
SS SS SS SS SS SS SS SS SS S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S SS SS SS SS SS SS SS S SS SS SS SS
SS SS S SS SS SS S S K S N S S SS SS N S SS S SS SS S S SS SS SS SS SS N SS SS SS SS SS S SS SS S SS S N S
K S N SS S S S SS SS SS S SS SS SS SS S S K SS SS SS SS S SS SS S S S S K N S SS SS S S S S S S S SS
SS SS S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S SS K SS SS S SS S SS SS SS SS SS SS S S SS SS SS S S SS S S SS SS SS
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER I (Kompetensi Kepribadian Guru) KELAS V SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN NO
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Christophorus Radiv Saka Atmajaya Agnes Cleosa Laksita Sanjaya Agustinus Mahardhika Aloysius Kusdiantoro Aloysius Yudistira Tegar Herviano Pradana Alvin Christian Rukmana Anastasia Nourma Hidayah Anastasia Yosan Meiliana Puspita Anastasya Nadila Putri Andreas Restu Widiyanto Angela Cleovilla Laksita Sanja Angela Devina Reva`Ardelia Angela Jovanka Asri Wijyanti Brigita Selva Apriliana Michaela Brigitta Rosariana Mega Pitaloka Cahyaning Adi Setyanti Christiana Deasy Ambarwati Dominikus Savio Rangga Sektiyo Widagdo Donatus Sendy Arya Nugraha F.S Diah Arunaya Fransiscus Asisi Dua Jatayu Ku Gabriel Faustino Aditya Tamtama Graciela Yemima Charen Dinata Graciella Paskalin Istiana Kartika Putri Jonathan Anugerah Gusti Laura Tiara Citra Agista Laurencia Vianney Inaz Christiant Martha Yuliana Mateus Bagaskara Hendri Pratama Medericus Mundi Miseridityo Mikael Gratianus Satrio Adi Kuncoro Mikael Kevin Selona Nugraha Nikodemus Dimas Anugerah Nisita Listyani Harimurti Paulina Christi Aura Talenta D Perpetua Rafaela Lundia Deuxima Anggito Raynaldi Arka Saputra Sebastian Gilang Prasetyo Theodorus Abel Pradityatama Yosefh Chesar Kristiadi Evellyn Trixie Handoko Marcelina Sophia Putri Gunawan Rafael Raditya H.
ST ST SL SL ST SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL
SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL
SL SL ST SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL
SL ST ST ST SL ST ST ST ST SL SL ST ST SL ST SL SL ST TA SL ST SL ST ST ST ST ST SL ST SL ST SL SL ST SL SL SL SL ST ST SL SL SL ST
SL SL ST SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL ST SL
SL SL ST SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST ST SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST SL SL ST SL ST SL ST ST ST SL SL ST ST
SL SL ST SL SL SL SL SL TA SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL
SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL ST ST
SL ST ST ST SL SL SL SL ST SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL ST SL
SL SL ST SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST
SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL ST SL
SL SL SL SL ST SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL SL
ST ST ST SL ST SL SL ST TA SL SL ST SL SL SL SL SL SL ST SL SL SL SL ST ST SL SL SL ST SL SL SL SL ST ST SL SL SL SL SL SL SL ST SL
SL SL ST SL SL SL SL SL ST SL ST SL SL SL ST ST SL SL SL ST SL ST SL SL SL SL ST SL ST SL ST SL ST ST SL SL SL ST ST SL SL SL SL SL
ST ST ST SL ST ST ST ST ST SL SL ST ST ST ST SL SL ST ST ST ST ST ST ST SL SL ST ST ST SL SL SL SL ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER II (Motivasi Belajar Siswa) KELAS V SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN NO
NAMA
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Christophorus Radiv Saka Atmajaya Agnes Cleosa Laksita Sanjaya Agustinus Mahardhika Aloysius Kusdiantoro Aloysius Yudistira Tegar Herviano Pradana Alvin Christian Rukmana Anastasia Nourma Hidayah Anastasia Yosan Meiliana Puspita Anastasya Nadila Putri Andreas Restu Widiyanto Angela Cleovilla Laksita Sanja Angela Devina Reva`Ardelia Angela Jovanka Asri Wijyanti Brigita Selva Apriliana Michaela Brigitta Rosariana Mega Pitaloka Cahyaning Adi Setyanti Christiana Deasy Ambarwati Dominikus Savio Rangga Sektiyo Widagdo Donatus Sendy Arya Nugraha F.S Diah Arunaya Fransiscus Asisi Dua Jatayu Ku Gabriel Faustino Aditya Tamtama Graciela Yemima Charen Dinata Graciella Paskalin Istiana Kartika Putri Jonathan Anugerah Gusti Laura Tiara Citra Agista Laurencia Vianney Inaz Christiant Martha Yuliana Mateus Bagaskara Hendri Pratama Medericus Mundi Miseridityo Mikael Gratianus Satrio Adi Kuncoro Mikael Kevin Selona Nugraha Nikodemus Dimas Anugerah Nisita Listyani Harimurti Paulina Christi Aura Talenta D Perpetua Rafaela Lundia Deuxima Anggito Raynaldi Arka Saputra Sebastian Gilang Prasetyo Theodorus Abel Pradityatama Yosefh Chesar Kristiadi Evellyn Trixie Handoko Marcelina Sophia Putri Gunawan Rafael Raditya H.
K K N SS SS N SS SS SS N S S S S S SS N S S K S K SS SS S S S S S SS SS SS S SS SS S SS SS S S S S S SS
S S S S SS S SS SS SS SS SS SS SS SS SS S N SS SS S SS K SS S S SS SS S S S S SS SS SS S S SS SS SS S S SS S SS
N S N SS SS K S SS S S SS K SS S SS S N SS SS K SS S SS S S SS SS S S S S SS S SS S S SS S SS N S S N S
K K S N S N S S S N S K S N SS SS N S S K S S S S SS S S S S SS S S S S SS N S N K N N S N SS
K K N S K K SS SS N N K SS SS N SS SS K S S S S S TP S K S SS S SS K S SS K SS S S S N SS TP S SS S TP
S K SS SS SS SS S SS S S S SS S SS SS SS S S SS S SS SS SS SS S SS S S SS S SS S K SS SS S SS SS SS SS S S SS SS
SS S SS SS SS SS S SS SS S SS SS SS S SS SS S SS SS S SS SS S S SS SS SS SS SS SS S SS SS SS SS S SS SS SS SS S SS S SS
S K S SS SS K SS SS SS N S K SS S SS SS N SS SS K SS S SS SS SS SS SS SS SS N SS SS S SS S S S S SS S S SS S S
S K N S SS N SS S SS N K K S S SS SS N S SS K SS S SS S S S S SS S S SS S S SS SS S SS S K S S S S N
K S S SS SS K SS SS SS N SS SS SS S SS SS N S SS K SS SS SS S S N SS SS S SS S SS SS SS SS S SS N SS SS S S S N
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7: Teks Kisah Jean Donnovan (Jack L. Seymour 1997: 58) Harris dan Moran dalam Jack L. Seymour (1997: 58) mengisahkan sosok Jean Donovan sebagai salah satu dari 4 perempuan relawan kelompok pejuang perdamian dan sekaligus seorang aktivis gerejawi yang ditangkap dan dibunuh di El Salvador pada tahun 1980. Sebulan sebelum meninggalnya, dia menulis sebuah surat untuk seorang temannya seperti berikut: Para Relawan Kelompok Pejuang Perdamaian hari ini pulang dan hatiku tenggelam. Bahaya sangat jelas dan mereka telah mengambil keputusan yang tepat untuk meninggalkan El Salvador... Sekarang, saya harus mengambil sikap, karena saya tidak ingin bunuh diri. Beberapa kali saya telah memutuskan untuk pulang juga. Dan itu hampir saya lakukan, kecuali karena anak-anak, yang miskin dan menderita yang menjadi korban tindakan kekerasan yang ganas yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Siapa yang akan memperhatikan mereka? Hati mana yang akan tetap teguh pada pilihan yang amat rasional di tengah lautan air mata dan ketidakberdayaan? Bukan hatiku, sahabatku, sungguh bukan hatiku. Jean Donovan memutuskan tetap tinggal di El Salvador walaupun para relawan lain pulang. Ia dengan tegas mengambil keputusan untuk tetap melayani anak-anak. Ia sempat berpikir untuk pulang juga namun ia melihat anak-anak yang miskin dan menderita yang menjadi korban tindakan kekerasan. Ia tidak berdaya untuk meninggalkan anak-anak dan sebagai pilihan yang rasional, namun ia tetap memperhatikan anak-anak karena belas kasih dan pelayanan.
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8: Gambar Yesus
Yesus Selalu Mengajar Dengan Penuh Senyum
Yesus Pribadi Yang Penuh Cinta Kasih
(23)