1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Gorontalo
Oleh Sri Fitri Bau Nim : 931 409 017 Prodi : Sarjana Manajemen ABSTRAK SRI FITRI BAU NIM 931 409 017 “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo” dibawah bimbingan Bapak Drs. Maha Atma Kadji, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Robiyanti Podungge, S.Pd, M.AP selaku Pembimbing II. Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilakukan 3 bulan yaitu April sampai juni 2013. Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey merupakan metode peneltian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik, serta menjelaskan pengaruh antar variabel yang diteliti dengan menggunakan sejumlah sampel. Hasil pengujian instrumen validitas menunjukan rhitung > rtabel artinya valid dan reliabilitas berada diatas 0,5 artinya reliabel. Adapun hasil penelitian menunjukan analisis regresi sederhana yaitu Ŷ = 11.871+1.004 X yang telah teruji keberartiannya pada a = 0,05. hal ini berarti setiap perubahan variabel Kepemimpinan sebesar satu satuan akan berpengaruh dengan perubahan variabel Kinerja karyawan sebesar 11,871 kali satuan, atau setiap kenaikan satu satuan pada variabel Kepemimpinan (X), maka akan diikuti oleh perubahan sebesar 1.004 satuan pada variabel Kinerja Karyawan (Y). Selanjutnya dalam perhitungan koefisen determinasi menunjukkan r2= 0,719 yang berarti bahwa sebesar 71,9 % variabilitas mengenai Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo dapat diterangkan oleh Kinerja yang diterapkan, sedangkan sisanya sebesar 28,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini seperti disiplin kerja, motivasi kerja dan insentif yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan Kata Kunci : Kepemimpinan dan Kinerja Karya
Latar Belakang Dalam suatu perusahaan diperlukan seorang pemimpin yang mampu menggerakkan dan mempengaruhi orang-orang yang terdapat dalam perusahaan.
2 Agar terbina kerjasama yang efektif dalam menjalankan suatu perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Seperti yang dijelaskan oleh Haiman dan Scoot ( dalam Sutarto, 2006: 17 ) , bahwa kepemimpinan adalah proses – proses diarahkan, dipimpin dan dipengaruhi dalam pemulihan dan pencapaian tujuan. Gibson (dalam Pasolong 2010 :197 ), mengatakan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Jadi seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan oleh perusahaan. Tuntutan – tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap karyawan ini akan menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan dan jika tidak dapat diatasi maka karyawan tersebut akan mengalami penurunan semangat kerja. Kinerja pada dasarnya sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada perusahaan termasuk hal produksi kualitas yang disajikan. Strategi peningkatan kinerja adalah cara perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Agar strategi peningkatan kinerja tersebut dapat berhasil maka perusahaan perlu mengetahui sasaran kinerja. Hal ini pula berlaku pada Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Gorontalo yang merupakan wewenang dari pemimpin birokrasi yaitu Bapak Bupati Kab. Gorontalo. Perusahaan ini memiliki pegawai sebanyak 55 orang, jumlah sambungan air yang terpasang di perusahaan ini pada tahun 2012 sampai sebanyak 8832 jumlah sambungan yang aktif sebanyak 7145, sambungan yang non aktif 187 dan pelanggan yang tepat waktu membayar air hampir 70%. Banyaknya tugas dan pekerjaan di perusahaan ini sangat tergantung pada kemampuan pemimpin dalam mengkoordinir pegawainya sehingga mereka mampu menunjukkan kinerja yang baik. Berdasarkan observasi di Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Gorontalo masih kurangnya pegawai yang mampu meningkatkan produktivitas kinerja mereka, terjadinya pelanggaran-pelanggaran disiplin kerja pada saat jam kerja, seperti melanngara peraturan waktu masuk kantor dan waktu pulang kantor, masih ada karyawan yang tidak menyelesaikan pekerjaan kantor tepat pada waktu yang telah diberikan oleh pimpinan. Dari latar belakang yang ada di PDAM Kab. Gorontalo yang dikaitkan dengan masalah kepemimpina, maka penulis tetarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Gorontalo “ Identifikasi Masalah 1. Kurangnya karyawan yang mampu meningkatkan produktivitas kinerja 2. Pegawai di PDAM sering melanggar peraturan waktu masuk kantor dan pulang kantor 3. Dalam menyelesaikan karyawan biasanya tidak menyelaikan pekerjaan kantor tepat waktu
3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas masalah yang akan dibahas dalam penelitian proposal ini adalah “seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Melalui kegiatan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengalaman dan gambaran dalam pelaksanaan penyusunan proposal 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan sumber informasi serta menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
Manfaat Praktis 1. Dapat membantu pimpinan dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai melalui penerapan gaya kepemimpinan 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan organisasi dalam mengambil kebijakan dalam rangka peningkatan kinerja karyawan melalui gaya kepemimpinan. Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Pigors ( 2006 : 2) menyatakan bahwa, kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan individu, melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam menejar tujuan bersama. Menurut Robbins ( 2011 : 58 ) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Sedangkan menurut Siagian (1999 : 237) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu. Keating (1986:9), mengatakan bahwa kepemimpinan adalah merupakan suatu proses atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Katz dan Kahm ( 1978 ), kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi. Gaya kepemimpinan Stoner ( dalam Pasolong, 2010: 37 ), mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku nyang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.
4 Menurut Keating (dalam Pasolong, 2010 ), membagi dua gaya kepemimpinan yaitu : (1) Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas , (2) kepemimpinan yang berorientasi pada manusia Tugas kepemimpinan Menurut Pasolong ( 2010 : 21 ) menyatakan bahwa pada dasarnya tugas kepemimpinan meliputi dua bidang utama yaitu pencapaian tujuan dan kekompakan orang yang dipimpinnya.
Fungsi Kepemimpinan Menurut Stoner ( 1996 : 165 ), mengatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah agar seseorang beroperasi secara efektif kelompok memerlukan seseorang untuk melakukan dua hal fungsi utama, yaitu berhubungan dengan tugas untuk memecahkan masalah dan memelihara kelompok atau sosial, yaitu tindakan seperti menyelesaikan perselisihan dan memastikan bahwa individu merasa dihargai oleh kelompok. Teori Kepemimpinan Teori dasar munculnya kepemimpinan menurut Siagian ( dalam Anoraga, 1995 ) terbagi tiga yaitu : teori genetic, teori sosial, dan teori ekologis. Teori Sifat Kepemimpinan sifat kepemimpinan tersebut di atas, maka sifat pemimpin menurut Ordway Tead dalam tulisanya mengemukakan sifat pemimpin yaitu : 1.Energi jasmaniah dan mental yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan atau tenaga yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan pernah habis. 2.Kesabaran akan tujuan dan arah yaitu memiliki keyakinan yang teguh akan kebeneran dan kegunaan dari semua perilaku yang dikerjakan , dia tahu persis kemana arah yang akan ditujunya , serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya. Kinerja Ada berbagai pendapat tentang kinerja, seperti dikemukakan oleh Rue & Bays (2010:197), mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil dan menurut Sinambela dkk. (2010 : 198 ), mendefinisikan kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlan tertentu. Tujuan Penilaian Kinerja
5 Penilaian kinerja memilikin tiga tujuan utama menurut Marwansayah (2012 : 232) berikut ini : 1. Untuk mengukur kinerja secara fair dan obyektif berdasarkan persyaratan pekerjaan . ini memungkinkan karyawan yang efektif untuk mendapat imbalan atas upaya mereka dan karyawan yang tidak efektif mendapat konsekuensi sebaliknya atas kinerja buruk. 2. Untuk meningkatkan kinerja dengan mendefinisikan tujuan – tujuan pengembangan yang spesifik. Indikator Kinerja Karyawan Menurut Mangkunegara (2005) kinerja seorang karyawan dapat dilihat dari 1. Kejujuran 2. Disiplin/tanggung jawab 3. Kreativitas dan kerja sama 4. prestasi kerja Pengaruh Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan Dapat dikatakan bahwa kepemimpinanlah yang memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 2003:3). Yang dapat dilihat dari bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya untuk bekerjasama menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien. Penelitian Terahulu Aparat di kantor Camat Tilongkabila Kab. Bone Bolango. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada kantor Camat Tilongkabila , hal ini ditunjukkan oleh hasil analisa regresi linear sederhana Ŷ = 1.249 + 0.700 X. Penelitian yang dilakukan oleh Reynata Zakiyah Abas ( 2012 ) membuktikan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, hal ini ditunjukkan oleh hasil analisa regresi Y= 25.876 + 0,699 X. sedangkan dari hasil analisa korelasi diketahui kekuatan hubungan antara variabel kepemimpinan ( X ) dan variabel kinerja ( y ) R= 0. 661. Penelitian yang dilakukan Sudarmajid Abdul Gafur ( 2012 ) yang mengambil judul pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Sekretariat KPU Kota Gorontalo tregolong kuat dengan diperoleh nilai koefisien korelasin 0, 674. Kepemimpinan yang dijlankan di Kantor Sekretariat KPU Kota Gorontalo memberikan pengaruh terhadap kinerja yakni sebesar 45, 4 % kemudian sisanya 54, 6 % ditentukan oleh variabel lain. Kerangka Pikir Kepemimpinan (X) Mengarahkan Melatih Mendukung Mendelegasikan
Kinerja (Y)
Kejujuran
Kedisiplinan
Kreativitas/ inovasi
Pestasi kerja
6
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang ada serta tujuan penelitian dan landasan teori – teori yan telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesisnya adalah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2013. Lokasi penelitian pada Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Gorontalo. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang menghubungkan tentang adanya pengaruh kepemimpinan ( X ) terhadap Peningkatan Kinerja (Y). Desain penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut Y
X Ket
X = Kepemimpnan
Y = Kinerja
Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Bebas Berdasarkan uraian dari latar belakang dan kerangka pemikiran untuk menentukan indikator – indikator faktor – faktor yang ada, maka operasionalisasi variebel penelitiannya adalah sebagai berikut : Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan (X) dengan indicator sebagai berikut : 1. Mengarahkan 2. Melatih 3. Mendukung 4. mendelegasikan Variabel terikat,
7 variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja ( Y ) indikatornya adalah sebagai berikut: 1. Kejujuran 2. Kedisiplinan dan tanggung jawab 3. Kreativitas dan kerja sama 4. Prestasi kerja Populasi dan Sampel Populasi Populsi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono ( 2010 : 54 ). Sampel Arikunto ( 2010 : 56 ), sampel adalah bagian dari populasi ( sebagian atau wakil populasi yang diteliti ). Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara, Yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.. 2. Observasi, Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung terhadap aktivitas yang diteliti. 3. Kuisioner Ini merupakan suatu alat dalam pengumpulan data yang berbentuk pernyataan yang nantinya akan dijawab oleh responden berdasarkan pilihan jawaban yang ada. Kuisioner juga merupakan alat untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh yang terjadi antara dua variabel yang sedang diteliti. Teknik Analisis Data Data-data yang diperoleh melalui teknik angket, selanjutnya diolah dan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan aplikasi SPSS 16, da secara runtut meliputi : 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap item pertanyaan dalam kuesioner penelitian benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk memastikan bahwa setiap item pertanyaan dalam kuesioner penelitian benar-benar tepat mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian ini. 3. Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk memastikan bahwa data yang telah terjaring melalui kuesioner penelitian telah berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam tahap analisis selanjutnya. 4. Persamaan Regresi
8 Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh insentif terhadap motivasi kerja karyawan. 5. Uji Signifikan Uji signifikan digunakan untuk mengetahui apakah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 6. Uji Koefisien korelasi (r) dan determinasi (r2) Uji koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan atau derajat hubungan variabel x (kompensasi) terhadap variabel y (kinerja karyawan). 7. Uji Signifikan dari koefisien korelasi Uji signifikan dari koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikansi atas koefisien korelasi (r) dan determinasi (r2). Hipotesis Statistik Untuk kepentingan analisis digunakan hipotesis statistik sebagai berikut : H0 : ߩ = 0 dan HA : ߩ ≠ 0 Jika Ho : ߩ = 0, maka terdapat pengaruh antara X dan Y yang berarti hipotesis diterima Jika H1 : ߩ ≠ 0, maka tidak terdapat pengaruh variabel X dan Y yang berarti hipotesis ditolak. Deskripsi Objek Penetian Sejarah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo PDAM Kabupaten Gorontalo didirikan sejak tahun 1980 dan mulai dioperasikan pada tahun 1982 dengan status kala itu sebagai Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang bernaung dibawah Departemen Pekerjaan Umum melalui P3AB Provinsi Sulawesi Utara. Di Tahun 1992 BPAM diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Utara yang selanjutnya diteruskan ke Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Gorontalo melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 272/KPTS/1992. Selanjutnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo dibentuk unit Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo yang bertujuanmengelola, memelihara dan mengembangkan sarana yang ada dengan baik untuk mewujudkan tujuan Nasional dibidang pelayanan air bersih yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan masyarakat. PDAM Kabupaten Gorontalo hingga saat ini memiliki 6 Unitcabang yang tersebar di 13 Kecamatan dari keseluruhan 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo yang berpenduduk sebesar 354.857 jiwa sesuai data di tahun 2010 dan memiliki pelanggan sebesar 6.066 sambungan. Struktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo
9 Dalam sebuah organisasi, keberadaan struktur organisasi sangatlah diperlukan, sebab dari struktur tersebut seluruh anggota akan mengetahui kedudukan dan fungsinya masing-masing. Struktur dapat pula memberikan informasi tentang mekanisme koordinasi kerja sumber daya (khususnya manusia) kearah tujuan yang telah ditentukan dan ditetapkan. Melalui struktur organisasi dapat diketahui pula bahwa kedudukan masing-masing anggota dalam jenjang organisasi yang terdiri dari unit atau bagian, sub bagian yang juga mempunyai tugas dan fungsi dalam menyelesaikan seluruh keiatan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan teknis. Dari uraian yang dikemukakan diatas secara ringkas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah kerangka kerja sama sebuah organisasi yang didalamnya menggambarkan bagian-bagian yang ada, kedudukan masing-masing dalam jenjang organisasi, serta hubungannya satu sama lain. Penyusunan struktur organisasi dimaksudkan untuk mempermudah pancapaian tujuan organisasi dengan jalan menunjukkan alur komunikasi dan koordinasi antar individu/antar pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo. Dalam pelaksanaan tugas, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo mempunyai struktur organisasi dengan jabatan struktural (telah dilampirkan) Deskripsi Hasil Penelitian Guna mengukur aspek-aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur yang reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak menyimpang dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya. Apabila variabel penelitian dimaksud diungkap lewat alat ukur yang realibitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulan penelitian tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Hasil Pengujian Instrument Pengujian Validitas Tabel 4.1: Hasil Uji Validitas
Variabel
X Kepemi mpinan
Nomor Pertany aan Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7
Nilai r
rKesimpulan kritis
0.744 0.724 0.724 0.734 0.682 0.757 0.797
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
10
Y Kinerja Karyawa n
Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
0.656 0.775 0.618 0.776 0.702 0.760 0.491 0.588 0.663 0.604 0.701 0.627 0.681 0.622 0.678 0.634 0.766 0.519 0.663 0.746 0.595 0.738 0.535 0.628 0.779 0.621 0.486 0.578 0.467 0.769 0.595
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel bebas (X) menunjukkan semua item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilia rkritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur kedua variabel tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik. Sedangkan Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel terikat Y, menunjukkan dari dua puluh item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-kritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan
11 bahwa dua puluh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel Kinerja Karyawan.
Pengujian Realibilitas Tabel 4.2: Hasil Uji Realiabilitas Koef. Varia Reliabilita bel s
Titik Kritis
X
0,949
0,5
Y
0,938
0,5
Kesim pulan Reliab el Reliab el
Hasil pengujian reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.949 untuk variabel Kepemimpinan (X). Nilai koefisien reliabilitas ini lebih besar dari nilai patokan yakni sebesar 0.5 atau 0.6. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kepemimpinan tersebut dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linear baik sederhana maupun berganda adalah data variable dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut : H0: Data variable dependen berdistribusi normal H1: Data variable dependen tidak berdistribusi normal : 5% Kriteria uji : Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari , terima dalam hal lainnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS dan didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual Persamaan N
55
Kolmogorov-
0.741
12 Smirnov Z Asymp. Sig. (20.642 tailed) Sumber: Data primer diolah, 2013 (terlampiran)
Berdasarkan tabel 4.3 dijelaskan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,741 dan tidak signifikan secara statistik (0,642) atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal.
Normal P-P Plot of Peningkatan Kinerja Karyawan
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari hasil pehitungan diatas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.642 Nilai ini jauh lebih besar dari nilai sebesar 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variable peningkatan kinerja karyawan berdistribusi normal. Asumsi ini juga diperkuat dengan hasil plot data yang memperlihatkan data menyebar di sekitar garis lurus sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Hasil Analisis Data Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel kepemimpinan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Dalam pengujian regresi linier sederhana data yang diperlukan data interval, sedangkan data sekarang masih berskala Oridinal maka dari itu data oridinal ditransformasikan ke
13 Interval melalui Method Of Succesive Interval (MSI). Berikut ini perhitungan statistik coeffisien analisis regresi linier sederhana :
Tabel 4.4: Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficients(a)
Mod el
1
a
Unstandardiz ed Coefficients Std. Err B or (Con 4,9 11,871 stant) 62 Kepe ,08 mimp 1,004 6 inan
Standa rdized Coeffici ents t
Sig .
Beta
,848
2,3 92 11, 74 2
,02 0 ,00 0
Dependent
Variable:
Kinerja Karyawan Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh persamaan sebagai berikut:
Ŷ = 11.871+1.004 X
Dari model tersebut dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jika tidak terdapat hubungan atau pengaruh dari variabel-variabel bebas dalam model (pengaruhnya tidak signifikan), maka rata-rata kinerja karyawan adalah sebesar 11.871 satuan. 2. Terdapat pengaruh yang positif kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Setiap kenaikan variabel kepemimpinan sebesar satu-satuan akan menyebabkan kenaikan variable peningkatan kinerja karyawan sebesar 1.004 kali
Uji Keberartian atau Signifikansi Persamaan Regresi Setelah diperoleh persamaan regresi Ŷ = 11.871+1.004 X, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian keberartian dari persamaan regresi
14 tersebut. Jika Fhitung > Ftabel artinya signifikan, sedangkan Fhitung < Ftabel artinya tidak signifikan. Tabel 4.5: Uji Signifikansi Persamaan Regresi ANOVA(b) Mo Sum of Mean del Squares Df Square F Sig. 1 Regr 19554,74 19554,7 137, ,00 essio 1 6 46 864 0(a) n Resid 5 7659,425 141,841 ual 3 Total 27214,17 5 1 4 a Predictors: (Constant), Kepemimpinan b Dependent Variable: Kinerja Karyawan Dengan taraf signifikan (α) = 0.05 Ftabel = (1-α) (1, n-2) Ftabel = (1-0.05) (1, 55-2) Ftabel= (0.95) (1, 53) Ftabel= 5,47 Hasil pengujian anova atau F-test menunjukkan bahwa 137,864 sedangkan Ftabel sebesar 5,47 yang artinya Fhitung > pengujian bahwa persamaan regresi diatas adalah signifikan berarti bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh secara peningkatan kinerja karyawan.
nilai Fhitung sebesar Ftabel sesuai dengan atau berarti. Hal ini signifikan terhadap
Analisis Korelasi (r) dan determinan korelasi (r2) Jika Persamaan regresi diatas telah signifikan, maka akan ditentukan sejauh mana pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan melalui koefisien korelasi (r) dan determinan korelasi (r2). Tabel 4.6: Analisis Korelasi (r) determinan Korelasi Model Summary(b) Std.
Mo del
R
R
Adjusted Error of Durbin-
Squa
R
the
re
Square
Estimat n
Watso
15 e
1
,84
11,909 ,719
,713
8(a)
1,719 71
a Predictors: (Constant), Kepemimpinan b. Dependent Variable: Peningkatan Kinerja Karyawan Dari hasil perhitung diatas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,848 dan determinasi korelasi (r2)= 0,719, yang artinya bahwa 71,9 % variasi yang terjadi pada Y (Peningkatan Kinerja Karyawan) dipengaruhi oleh variabel X (Kepemimpinan).
Menguji Keberartian Koefisien Korelasi Dari pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya dapat diuji tingkat signifikan atau keberartianya. Dengan ketentuan hipotesis statistik sebagai berikut: Ho : ρ = 0 Ha : ρ ≠ 0 Hipotesis bentuk kalimat Ho : Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo Ha : Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo. Yang artinya jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak ( tidak signifikan), sedangkan jika nilai thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan), sedangkan taraf nyata α = 0.01 atau α = 0.05, dan dk = n-2. Dengan taraf signifikan a= 0.05, maka : ttabel = (1-1/2 α) (n-2) ttabel = (1-1/2 0.05) (55-2) ttabel= (0.975) (53) ttabel= 5.435 Dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung = 11,742 dari tabel 4.4, sedangkan ttabel = (0.975) (53) dengan taraf nyata α = 0.05 adalah 5.435. Hal ini berarti bahwa nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap
16 peningkatan kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo dapat diterima.
Pembahasan Peningkatan kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Jadi seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika relaisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan oleh perusahaan. Tuntutan-tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap karayawan ini akan menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan dan jika tidak dapat diatasi maka karyawan tersebut akan mengalami penurunan semangat kerja Oleh karena itu peran pemimpinan dalam suatu perusahaan sangatlah penting untuk meningkatkan kinerja karyawan yang berada dalam suatu perusahaan sangatlah penting. Karena dengan meningkatnya kinerja karyawan yang berada dalam perusahaan, akan berguna dalam menjabarkan visi dan misi yang ada dalam perusahaan. Maka inilah yang menjadi tugas dari seseorang pemimpin untuk memotivasi bawahannya dalam meningkatkan kinerja mereka masing-masing. Kinerja pada dasarnya sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada perusaahan termasuk hal produksi kualitas yang disajikan. Strategi peningkatan kinerja adalah cara perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Agar strategi peningkatan kinerja tersebut dapat berhasil maka perusahaan perlu mengetahui sasaran kinerja. Berbagai macam usaha yang ditempuh oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo dalam meningkatkan kinerja pegawai yang ada dilingkungan tersebut , salah satu opsi yang sangat butuh perhatian adalah peran seorang pimpinan sebab dengan adanya kepemimpinan yang baik akan membuat hasil pekerjaan lebih efektif dari segi kualitas maupun kuantitas, hal ini tentunya dapat mendorong kemajuan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo untuk lebih baik. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap indikator dari kepemimpinan yang terdiri dari mengarahkan, melatih, mendukung dan mendelegasikan memiliki hubungan secara signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada perusahaan tersebut. Setelah dilakukan pengolahan data statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,848, yang berarti variabel kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo. Hal ini didukung oleh nilai koefisien determinasi sebesar 71,9 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kinerja karyawan sebesar 71,9 % ditentukan oleh kepemimpinan, sedangkan sisanya 28,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini seperti disiplin kerja, motivasi kerja dan insentif yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan.
17 Permasalahan tersebut menjadi menghambat peningkatan kinerja karyawan, sehingga Perusahaan Daerah Air Minum perlu memperbaiki segala kekurangan tersebut dalam upaya peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan uji keberartian koefisien determinasi diperoleh harga thitung = 11,742, sedangkan ttabel =5.435 dengan taraf nya α=5%. Hal ini berarti bahwa nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo dapat diterima.
Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan, ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan statistik, nilai koefisien determinasi sebesar 71,9 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningktan kinerja karyawan sebesar 71,9 % ditentukan oleh kepemimpinan, sedangkan sisanya 28,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini seperti disiplin kerja, motivasi kerja dan insentif yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai. Sedangkan uji keberartian koefisien determinasi diperoleh harga thitung = 11,742, sedangkan ttabel =5.435 dengan taraf nya α=5%. Hal ini berarti bahwa nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gorontalo dapat diterima. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan bagi pimpinan perusahaan lebih memperhatikan karyawannya dengan memberikan motivasi, pengarahan maupun pembinaan serta perhatian khusus pada setiap karyawan agar dapat meningkatkan kinerja dan prestasi karyawan itu sendiri. 2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambahkan beberapa variabel yang lain.