Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
PENGARUH KEAMANAN, REGULASI DAN SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP SISTEM E-COMMERCE PADA PT. WEBA INTERNATIONAL Samuel Tegar
[email protected] Lilis Ardini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The result of research shows that the influences of security, regulation, and payment system have a positive and significant influence to the customers’ behavior because of the fluctuation of the customers behaviors who shop through internet media determined by how well is the level of security, regulation system and payment system applied in the transaction and through coefficient testing of partial determination can be concluded that variables which have dominant influence to the customers’ behavior who shop with the internet is regulation variable. It can be seen from the value of determination coefficient of the product variable of 50.59 % which is larger than thedetermination coefficients of other of independent variables. Keywords: the influences of security, regulation, and payment system ABSTRAK Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh keamanan, regulasi, dan sistem pembayaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen dikarenakan naik turunnya perilaku konsumen yang berbelanja lewat media internet ditentukan oleh seberapa baik tingkat keamanan, sistem regulasi yang bangun serta sistem pembayaran yang diterapkan dalam transaksi tersebut danmelalui pengujian koefisien determinasi parsial yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan perilaku konsumen yang berbelanja lewat internet adalah variabel regulasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial variabel produk sebesar 50,59 % lebih besar dari koefisien determinasi variabel bebas lainnya. Kata Kunci : pengaruh keamanan, regulasi, dan sistem pembayaran PENDAHULUAN Sistem informasi berbasis internet banyak digunakan saat ini. Hal ini disebabkan internet merupakan plafrom yang tebuka (open platfrom) sehingga menghilangkan ketergantungan perusahaan pada vendor tertentu seperti jika menggunakan sistem yang tertutup (proprietary system). Internet merupakan media yang paling ekonomis untuk digunakan sebagai basis sistem informasi. Hubungan antar komputer di internet dilakukan dengan menghubungkan diri ke link terdekat, sehingga fisik biasanya bersifat lokal. Perangkat lunak untuk mengembangkan sistem informasi berbasis internet secara murah dan bahkan gratis. Alasan-alasan di atas menyebabkan Internet menjadi media elektronik yang populer untuk menjalankan bisnis, yang kemudian dikenal dengan istilah electronic commerce atau Ecommerce. Amazon.com dan e-boy adalah contoh perusahaan yang sukses melakukan perdagangan secara elektronik melalui jaringan internet.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
2 Diindonesia transaksi bisnis melalui internet menjadi suatu fenomena bisnis baru. Banyak situs yang menawarkan barang atau jasa via internet seperti www.studiophone.com dan www.globalteleshop.com yang menjual telepon seluler, www.bhineka.com dan www.glodokshop.com yang menjual computerdan barang-barang elektronik. Bahkan perusahaan perbankkan seperti Bank Mandiri, BCA, Bank Niaga, Lippo Bank, Bank Mega dan Bank Danamon menawarkan jasa perbankkan via internet yang disebut dengan ebanking. Elektronic commerce merupakan penggunaan jaringan komputer untuk melakukan pembelian dan penjualan barang, jasa dan informasi secara elekronis (Urbaczewski et al.2002) Selainnya besarnya manfaat yang mampu diolah melalui jaringan yang mendua, internet merupakan sistem jaringan komputer yang memiliki kerentanan (vulnerable). Software bug,hardware bug, serangan cracker dan hacker merupakan sumber kerentanan sistem internet yang dapat memicu kegagalan sistem dan kerusakan. Jarak jauh yang memisahkan konsumen dan situs belanja dan infastruktur internet menghasilkan ketidakpastian dalam bertransaksi dengan e-vendor sehingga pelanggan memiliki risiko kehilangan uang dan privasi. Ketidak pastian sosial dan resiko dengan elektronik vendor (e-vendor) menjadi tinggi karena perilaku e-vendor tidak dapat dimonitoring. E-commerce adalah dimana dalam suatu website menyediakan atau dapat melakukan transansksi secara online atau juga merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang sacara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver”. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiataan trading (perdagangan) Adapun pendapat mengenai pengertian E-commerce bahwa e-commerce mengacu pada internet untuk belaja online dan jangkauan lebih sempit. Dimana e-commerce adalah subperangkat dari E-Bisnis. Cara pembayarannya : melalui transfer uang secara digital seperti melalui account paypal atau kartu kredit. Sedangkan, E-bisnis mengacu pada internet tapi jangkauan lebih luas. Area bisnisnya terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan klien atau nasabah memalui e-mail tapi pemasaran atau penjualan dilakukan dengan internet.dengan begitu dapat memberikan keuntungan berupa keamanan fleksibilitas dan keamanan. Cara pembayaran yaitu dengan melalui pembayaran digital secara E-Gold dan sudah di akui diseluruh dunia dalam melakukan transaksi online. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam peryanyaan penelitian sebagai berikut: (1)Apakah keamanan berpengaruh positif terhadap perilaku Konsumen.(2)Apakah sistem pembayaran berpengaruh positif pada perilaku Konsumen.(3)Apakah regulasi berpengaruh positif pada
Konsumen.(4)Apakah pengaruh keamanan, regulasi dan sistem pembayaran bepengaruh positif terhadap perilaku Konsumen.
TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Pengertian E-Commerce. Menurut (Bodnar dan Hopwood, 2006). Local area network (LAN) adalah jaringan yang ada pada suatu lokasi tertentu. Metropolitan area network (MAN) adalah jaringan yang ada dalam suatu kota tertentu atau area metropolitan. Wide area network (WAN) adalah jaringan komputer yang mencakup minimal dua area metropolitan. Dari sudut praktikal, perbedaan antara ketika jaringan tersebut adalah tingkat arus data yang mengalir
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
3 dalam jaringan tersebut. Terkait dengan teknoligi perangkat keras, arus data akan lebih cepat megalir melalui local area network dan akan paling lambat mengalir melalui wide area network. Namun dari sudut pandang pemroresan transaksi akuntansi, perbedaan aru data tidak terlalu penting, karena setiap transaksi akuntansi hanya melibatkan sebagian kecil data. E-commerce adalah aktivitas penjualan dan pembelian barang atau jasa melalui fasilitas internet. E-commerce dapat dilakukan oleh siapasaja dengan mitra bisnisnya, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dalam aktivitas e-commerce sesungguhnyamengandung makna adanya hubungan antara penjual danpembeli, transaksi antar pelakubisnis, dan proses internal yang mendukung transaksidengan perusahaan. E-commerce telah merubah cara perusahaan dalam melakukan bisnis. Media yang populer dalam aktivitas e-commerce adalah world wide web (www). Oleh karenanya, perbaikan terus menerus mengenai pelayanan yang disediakan oleh sistem web e-commerce akan mempunyai pengaruh yang besar pada tingkat penjualan dan kepuasan konsumen. Berdasarkan gambaran tersebut dapat dijelaskan bahwa konsumen dapat berinteraksi dengan perusahaan penyedia layanan e-commerce melalui tiga jalur (interface), yaitu web browser, telepon atau fasilitas chating (chat window). Semua informasi mengenai konsumen akan disimpan pada user model dan informasi ini dijadikan oleh perusahaan sebagai database profil konsumen. Informasi profil konsumen tersebut sangat berarti bagi perusahaan dalam kaitannya untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan konsumen dalam menggunakan transaksi e-commerce yang didorong oleh Faktor-faktor yang menjadi pendorong implementasi e-commerce antara lain meliputi: (a)Globalisasi dan liberalisasi perdagangan. (b)Kompetisi yang semakin tajam. (c)Perkembangan teknologi. (d)Pengurangan tujuan secara fisik. (e)Publisitas. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: (a)Faktor investasi. (b)Faktor teknis. (c)Faktor organisasi. (d)Faktor jaringan. Dari hasil yang ditemukan bahwa permasalahan yang dapat diidentifikasi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian e-commerce meliputi: (a)Keuangan dan penjualan. (b)Pembelian. (c)Kenyamanan dan informasi.
(d)Administrasi dan komunikasi. Pengaruh Keamanan Transaksi Elektronik Terhadap E-Commerce. Hingga saat ini belum ada regulasi dan keamanan yang secara khusus dan spesifik mengatur isu keamanan dan privasi dalam melakukan transaksi online. Salah satu faktor yang menghambat pembuataan hukum E-Commerce di indonesia yang lebih terspelialisasi adalah terdapatnya banyak model bisnis E-commerce di indonesia. Semua model bisnis ini merupakan kebutuhan yang berbeda yang harus difasilitasi oleh regulasi yang berbeda pula. Teknologi enkripsi penting bagi terlaksananya e-commerce.Enkripsi melibatkan penggunaan password atau kunci digital untuk mengacak pesan yang dapat terbaca (plaintext) menjadi pesan yang tidak dapat terbaca (chippertext). Penerima pesan akan menerima kunci digital (bisa sama atau bisa juga berbeda, tergantung metode enkripsi yang diterapkan) untuk mengonversi kembali chipertext menjadi plaintext. Menurut penelitian dari (Bodnar dan Hopwood, 2006). Isu privasi dan keamanan dalam dunia E-Commerce merupakan isu yang mengglobal, sehingga negara berkembang seperti indonesia pun merasakan dampaknya. Walaupun isu privasi keamanan adalah isu secara kolektif dihadapi banyak negara.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
4
Pengaruh Regulasi Terhadap E-Commerce. Regulasi adalah satu set khusus dari perintah mempengaruhi yang disengaja dalam bentuk kontrol sosial atau pengaruh kegiatan yang membatasi perilaku dan mencegah terjadinya kejadian yang diinginkan pada kegiatan tertentu serta mengaktifkan dan memfasilitasi. Regulasi diamanatkan oleh upaya negara untuk menghasilkan hasil yang tidak mungkin sebaliknya terjadi, memproduksi atau mencegah hasil di tempat yang berbeda dengan apa yang dinyatakan mungkin terjadi, atau memproduksi atau mencegah hasil dalam rentang waktu yang berbeda daripada yang akan terjadi. Dengan cara ini, regulasi dapat dilihat sebagai artefak laporan pelaksanaankebijakan. Pendekatan regulasi memiliki 2 pendekatan, yaitu: a. Pendekatan Eksternal, yaitu: (1)Penekanan pada ide-ide baru untuk menggantikan status quo, menggunakan: experimental evidences, logical force, rethorical power. (2)Penekanan pada kepentingan. (3)Penekanan pada perlunya perubahan lingkungan akibat dorongan ekonomi dan teknologi. b. Pendekatan Internal, yaitu: (1)Memperbaiki kegagalan birokrasi atau regulasi yang ada. Menurut penelitian dari (Desy, 2010). Regulasi adalah mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan dengan ketentuan yang berlaku. Pengaruh Sistem Pembayaran Eletronik Terhadap E-Commerce. Beberapa sistem pembayaran elektronik adalah sebagai berikut : a. Sistem pembayaran tagihan elektronik tradisional. Dalam sistem ini, pembayar mengirimkan intruksi elektronik ke bank pembayaran. Intruksi tersebut secara detail merici siapa yang akan dibayar, kapan pembayaran harus dilakukan, dan berapa jumlah yang harus dibayar. Bank kemudian akan melakukan pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan dengan pos ataupun dengan cara elektronik. b. Sistem kartu kerdit tradisional. Dalam sistem ini, pembayar mengirim nomor kartu kredit ke server yang aman. Secure server adalah server yang meproteksi jaringan komunikasi antara clinet dengan server dengan cara mengenkripsi informasi. Pihak yang dibayar akan mengkomunikasikan informasi kartu kredit tersebut ke bank untuk penagihan, melalui jaringan kartu kredit yang aman. c. Sistem Secure Electronik Transaction (SET). SET merupakan protokol dibuat oleh MasterCard dan Visa sebagai sarana pembayaran elekronik bagi konsumen di internet. Sistem MasterCard/visa bekerja sama-sama dengan web Browserinternet danelectronic wallet (dompet elektroniik). Dompet elektronik menyimpan enkripsi informasi kartu kredit dan sertifikat digital. Sertifikat digital adalah salah satu kartu kredit yang serupa dengan lisensi mengemudi, pasport, atau kartu keanggotaan, yang berfungsi sebagai saranan untuk mengevalusasi keabsahaan identitas.
Menurut penelitian dari (A.Hall, 2007). Internet telah memicu kebutuhan sistem pembayaran secara elektronik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
5 Aplikasi Electronic Commerce dan Teknologi Enkripsi.
a. Sistem Kas Virtual Kas digital (atau electronic money atau e-cash) dibuat pada saat sebuah bank menyertakkan tanda tangan digital pada suatu wesel, sebagai janji untuk membayar sejumlah uang. b. Masalah Privasi Privasi merupakan isu utamadalam transaksi elektronik. Sebagian besar transaksi elektronik dapat dilacak bahkan sekalipun transaksi tersebut telah di ennkripsi. Risiko lain, terkait dengan isu privasi, muncul akibat pengguna satu kunci publik untuk banyak transaksi. c. Blinded Digital Cash. Teknik Blinding memungkinkan bank menerbitkan digital kas sehingga pembayaran tidak dapat dikaitkan dengan yang dibayar. Hal ini dapat terjadi karena bank menandatangi wesel dengan tanda tangan digital blining. Kepercayaan Terhadap E-commerce: Privasi, Praktik Bisnis, dan Integritas Transaksi. Electronik commerce telah melahirkan satu masalah yang sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya, yaitu masalah privasi konsumen. Banyak web browser yang mendukung penggunaan cokies, sekeping informasi yang oleh penjual elektronik ditempatkan ke dalam komputer penggunaan. Masalah utama yang terkait dengan cookies adalah setiap penjualan tahu bagaimana caranya bagaimana melihat dan menganalisis semua cookies dalam komputer user, termaksud cookies yang ditempatkan oleh penjual lain. Terkait dengan proteksi informasi, akuntansi publik akan mengevaluasi semua pengendalian, kebijakkan dan semua prosedur yang penting dan relevan untuk menjaga privasi informasi konsumen. Oleh karena itu, penjual dengan kebijakkan privasi yang ketat sekalipun bisa jadi tidak mendapatkan garansi keamanan jika ditemukan pengendalian keamanan jika ditemukan pengendalian yang lemah yang tidak dapat menjamin terlaksananya kebijakkan yang baik. Terakhir, integrasi transaksi mencakup identifikasi dan validasi pengguunaan secara tepat, keakuratan data, kelengkapan data, kecepatan proses, dan juga termaksud pengungkapan yang lengkap terkait dengan termin pengiriman dan pengapalan barang dagangan.
Risiko dan Pengendalian dalam Mencatat Faktur dan Melakukan Pembayaran. Menurut (Dasaratha dan Frederick, 2009): a. Risiko Pelaksanaan Untuk mengacu pada penerimaan aktual barang atau jasa serta pembayaran penangan kas. Dua sasaran pelaksaan untuk siklus perolehan adalah: (1)Untuk memastikan penerimaan/jasa yang tepat. (2)Untuk memastikan pembayaran dan penanganan kas yang tepat. b. Risiko Sistem Informasi Risiko pencatatan atau risiko atau data tentang berbagai kejadian tidak di tangkap dengan benar oleh sistem informasi. Ingat bahwa pencatatan tidak tepat dapat menyebabkan kesalahan dalam pelaksanaan. c. Pengendalian
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
6 Perusahaan menstrukturkan proses perolehannya dengan cara tertentu untuk meastikan bahwa sasarannya telah dicapai dan rsiko yang dibahas sebelumnya telah diminimalisasikan melalui penggunaan pengendalian. d. Penggunaan Arus Kerja untuk Menghadapi Risiko. Pemisahaan tugas sangat penting dalam menghindari pembayaran yang tidak terotorisasi. Petugas utang usaha tidak dapat mencatat faktur kecuali terdapat pesanan yang valid, valid dan sebuah pesanan harus disetujui oleh manajer pembelian. Urut-urutan kejadian yang diharuskan juga sangat membantu dalam mencegah pembayaran yang tidak terotirisasi. Pengendalian dengan menggunakan informasi dari kejadian sebelumnya juga dapat mencegah pembayaran yang tidak terotorisasi. Petugas utang usaha harus memeriksa record pesanan pembelian dan penerimaan sebelum mencatat faktur. Juga, kontroler menelaah faktur yang dipilih untuk pembayaran sebelum cek dicetak. Perusahaan harus menindaklanjuti kejadian sehingga faktur-faktur yang menunggu akan dibaayar pada waktu yang tepat. Mencatat karyawan yang bertanggung jawab dapat menggurangi risiko pembayaran yang tidak terotorisasi karena sistem melacak siapa saja yang terlibat dalam proses pembayaran. Sangatlah penting untuk membatasi akses sehingga karyawan yang terotorisasi saja yang dapat memperoleh akses ke sistem. Cek bernomor urut dapat digunakan untuk mempertanggung jawabkan semua cek kososng. Rekonsiliasi record dengan bukti aset fisik aset. Ketika rekening bank dengan cek yang telah ditulis dikembalikan, karyawan harus melakukan rekonsiliasi bank, yang membandingkan saldo per bank dengan saldo yang ditunjukkan di akun kas buku besar. Hipotesis Hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Keamanan berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam sistem e-commerce. Hingga saat ini belum ada regulasi dan keamanan yang secara khusus dan spesifik mengatur isu keamanan dan privasi dalam melakukan transaksi online. Salah satu faktor yang menghambat pembuataan hukum E-Commerce di indonesia yang lebih terspelialisasi adalah terdapatnya banyak model bisnis E-commerce di indonesia. Semua model bisnis ini merupakan kebutuhan yang berbeda yang harus difasilitasi oleh regulasi yang berbeda pula. Teknologi enkripsi penting bagi terlaksananya e-commerce.Enkripsi melibatkan penggunaan password atau kunci digital untuk mengacak pesan yang dapat terbaca (plaintext) menjadi pesan yang tidak dapat terbaca (chippertext). Penerima pesan akan menerima kunci digital (bisa sama atau bisa juga berbeda, tergantung metode enkripsi yang diterapkan) untuk mengonversi kembali chipertext menjadi plaintext. (Bodnar dan Hopwood, 2006) menemukan bukti bahwa isu privasi dan keamanan dalam dunia E-Commerce merupakan isu yang mengglobal, sehingga negara berkembang seperti indonesia pun merasakan dampaknya. Walaupun isu privasi keamanan adalah isu secara kolektif dihadapi banyak Negara sehingga dalam tingkat keamanan yang baik dalam e-commerce sangat dibutuhkan. Berdasar uraian diatas maka diturunkan hipotesis sebagai berikut: H1
:
Variabel keamanan berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
7 Regulasi berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam sistem e-commerce. Regulasi adalah satu set khusus dari perintah mempengaruhi yang disengaja dalam bentuk kontrol sosial atau pengaruh kegiatan yang membatasi perilaku dan mencegah terjadinya kejadian yang diinginkan pada kegiatan tertentu serta mengaktifkan dan memfasilitasi. Regulasi diamanatkan oleh upaya negara untuk menghasilkan hasil yang tidak mungkin sebaliknya terjadi, memproduksi atau mencegah hasil di tempat yang berbeda dengan apa yang dinyatakan mungkin terjadi, atau memproduksi atau mencegah hasil dalam rentang waktu yang berbeda daripada yang akan terjadi. Dengan cara ini, regulasi dapat dilihatsebagai artefak laporan pelaksanaankebijakan. Desy (2010) menemukan bukti bahwa regulasi adalah mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan dengan ketentuan yang berlaku dalam penerapan sistem e-commerce. Berdasar uraian diatas maka diturunkan hipotesis
sebagai berikut: H2
:
Variabel regulasi berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen.
Sistem Pembayaran berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam sistem ecommerce. Beberapa sistem pembayaran elektronik adalah sebagai berikut : a. Sistem pembayaran tagihan elektronik tradisional. Dalam sistem ini, pembayar mengirimkan intruksi elektronik ke bank pembayaran. Intruksi tersebut secara detail merici siapa yang akan dibayar, kapan pembayaran harus dilakukan, dan berapa jumlah yang harus dibayar. Bank kemudian akan melakukan pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan dengan pos ataupun dengan cara elektronik. b. Sistem kartu kerdit tradisional. Dalam sistem ini, pembayar mengirim nomor kartu kredit ke server yang aman. Secure server adalah server yang meproteksi jaringan komunikasi antara clinet dengan server dengan cara mengenkripsi informasi. Pihak yang dibayar akan mengkomunikasikan informasi kartu kredit tersebut ke bank untuk penagihan, melalui jaringan kartu kredit yang aman. c. Sistem Secure Electronik Transaction (SET). SET merupakan protokol dibuat oleh MasterCard dan Visa sebagai sarana pembayaran elekronik bagi konsumen di internet. Sistem MasterCard/visa bekerja sama-sama dengan web Browserinternet danelectronic wallet (dompet elektroniik). Dompet elektronik menyimpan enkripsi informasi kartu kredit dan sertifikat digital. Sertifikat digital adalah salah satu kartu kredit yang serupa dengan lisensi mengemudi, pasport, atau kartu keanggotaan, yang berfungsi sebagai saranan untuk mengevalusasi keabsahaan identitas.
(A.Hall, 2007) mengemukakan bahwa internet telah memicu kebutuhan sistem pembayaran secara elektronik sehingga dapat mebantu dalam penggunaan sistem ecommerce. Berdasar uraian diatas maka diturunkan hipotesis sebagai berikut: H3
:
Variabel sistem pembayaran berpengaruh positif pada perilaku konsumen.
Keamanan, Regulasi, Sistem Pembayaran berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam sistem e-commerce. Isu privasi dan keamanan dalam dunia E-Commerce merupakan isu yang mengglobal, sehingga negara berkembang seperti indonesia pun merasakan dampaknya. Walaupun isu privasi keamanan adalah isu secara kolektif dihadapi banyak negara.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
8 Dengan adanya regulasi dapat diamanatkan dalam upaya negara untuk menghasilkan hasil yang tidak mungkin sebaliknya terjadi, memproduksi atau mencegah hasil di tempat yang berbeda dengan apa yang dinyatakan mungkin terjadi, atau memproduksi atau mencegah hasil dalam rentang waktu yang berbeda daripada yang akan terjadi. Dengan cara ini, regulasi dapat dilihat sebagai artefak laporan pelaksanaankebijakan. Pendekatan regulasi memiliki 2 pendekatan, yaitu: a. Pendekatan Eksternal, yaitu: (1)Penekanan pada ide-ide baru untuk menggantikan status quo, menggunakan: experimental evidences, logical force, rethorical power. (2)Penekanan pada kepentingan. (3)Penekanan pada perlunya perubahan lingkungan akibat dorongan ekonomi dan teknologi. b. Pendekatan Internal, yaitu: (1)Memperbaiki kegagalan birokrasi atau regulasi.
Internet telah memicu kebutuhan sistem pembayaran secara elektronik sehingga dapat mebantu dalam penggunaan sistem e-commerce. Beberapa sistem pembayaran elektronik adalah sebagai berikut : (a)Sistem pembayaran tagihan elektronik tradisional. Dalam sistem ini, pembayar mengirimkan intruksi elektronik ke bank pembayaran. Intruksi tersebut secara detail merici siapa yang akan dibayar, kapan pembayaran harus dilakukan, dan berapa jumlah yang harus dibayar. Bank kemudian akan melakukan pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan dengan pos ataupun dengan cara elektronik. (b)Sistem kartu kerdit tradisional. Dalam sistem ini, pembayar mengirim nomor kartu kredit ke server yang aman. Secure server adalah server yang meproteksi jaringan komunikasi antara clinet dengan server dengan cara mengenkripsi informasi. Pihak yang dibayar akan mengkomunikasikan informasi kartu kredit tersebut ke bank untuk penagihan, melalui jaringan kartu kredit yang aman. (d)Sistem Secure Electronik Transaction (SET). SET merupakan protokol dibuat oleh MasterCard dan Visa sebagai sarana pembayaran elekronik bagi konsumen di internet. Sistem MasterCard/visa bekerja sama-sama dengan web Browserinternet danelectronic wallet (dompet elektroniik). Dompet elektronik menyimpan enkripsi informasi kartu kredit dan sertifikat digital. Sertifikat digital adalah salah satu kartu kredit yang serupa dengan lisensi mengemudi, pasport, atau kartu keanggotaan, yang berfungsi sebagai saranan untuk mengevalusasi keabsahaan identitas. Penelitian ini didukung menurut pendapat (Bodnar dan Hopwood, 2006; Desy, 2010; A.Hall, 2007). Berdasar uraian diatas maka diturunkan hipotesis sebagai berikut: H4
:
Variabel keamanan, regulasi dan sistem pembayaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku konsumen.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
9 Kerangka Pemikiran Berdasar uraian mengenai pengembangan hipotesis membangun sebuah model teoritis dari penelitian ini adalah:
Sistem Pembayaran ( X3)
maka
penulis
H1
Keamanan (X1) Regulasi (X2)
diatas
H2
Perilaku Konsumen (Y)
H3 H4
Gambar 1 Pengaruh keamanan, regulasi dan sistem pembayaran terhadap penerapan sistem e-commerce.
METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahaan masalah. Jenis penelitian yang akan di gunakan dalam menganalisis data yaitu penelitian kuantitatif deskriptif, penelitian korelasional, dan pengujian regresi. Data yang dikumpulkan lebih bersifat kuantitatif yang medeskripsikan setting penelitian, baik situasi maupun informan/responden yang umumnya berbentuk narasi melalui perantara lisan seperti ucapan/penjelasan responden, dokumen pribadi, ataupun catatan lapangan.
Teknik Pengumpulan Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh customer PT. WEBA INTERNASIONAL yang berada di Indonesia dikarenakan adanya keterbatasan dalam penyebaran kuisioner dan perbedaan dalam pemberlakuan sistem e-commerce terhadap customer di luar negeri. Dengan asumsi bahwa karakteristik populasi relatif homogen, maka penarikan sampel penelitian menggunakan teknik acak sederhana (simple random).Responden yang dijadikan sampel adalah customer PT. WEBA INTERNASIONAL.Jumlah sampel yang dijadikan responden sebanyak 18 responden. Teknik Analisa Data Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana instrumen yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji validitas instrumen, maka dilakukan dengan cara mengkorelasi butir-butir
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
10 pertanyaan dari kuisioner dengan skor total masing-masing instrumen, dan instrumen dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,01.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur bahwa instrumen yang digunakan bebas dari kesalahan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan hasil yang konsisten. Dengan kata lain, uji reliabilitas bertujuan untuk menentukan tingkat konsistensi pengukuran apabila pengukuran tersebut diulangi dua kali atau lebih dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen kuisioner diuji dengan menggunakan nilai koefisien cronbach alpha. Variabel tersebut dapat dikatakan reliable bila cronbach alpha-nya memiliki nilai lebih besar dari 60.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Sugiyono, 2006).
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas. Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui adanya multikolinearitas dapat dilihat dari: (a) Nilai tolerance dan varianceinflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance<0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 dan (b) Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
Uji Heteroskedasitisitas Uji Heteroskedasitisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi. Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1. Prosedur pengujian dilakukan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: (a) Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi, (b) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (dl), maka autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada korelasi positif, (c) Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif, dan (d) Bila Dw
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
11 terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4dl), maka hasilnya tidak dapay disimpulkan.
Uji Regresi Analisa regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan mengestimasi dan/atau menprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati,2003 dalam Ghozali 2005). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, dapat digunakan alat uji statistik dalam model regresi linear berganda. Berdasarkan Hipotesis dalam penelitian ini maka ditasnformasikan ke dalam persamaan regresi berikut: Y = α + B1X1 + B2X2+ B3X3 + € Keterangan : Y : Perilaku Konsumen X1 : Keamanan X2 : Regulasi X3 : Sistem Pembayaran α : Konstanta B : Koefisien Regresi € : Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Reliabilitas dan Validitas Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara one shot methode atau pengukuran sekali saja. Untuk mengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. (Imam Ghozali, 2006). Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha sebesar 0,828 lebih besar 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Validitas Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari uji validitas data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segala informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
12 Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai r tabel sebesar 0,2992 lebih besar dari 0,01 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya valid dan dan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang di ujikan tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Normalitas Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik a. Pendekatan Kolmogorov Smirnov Menurut (Santoso, 2001) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut :
1) Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal
2) Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,787 > 0,050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian.
Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (Ghozali, 2006). Dalam penelitian inidata yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan. (Gujarati , 1999).
Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas menurut (Santoso, 2001) deteksi tidak adanya Multikolinieritas adalah:
a. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel tersebut lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
13 adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Heteroskedaktisitas Pengujian heteroskedaktisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedaktisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedaktisitas atau tidak terjadi Heteroskedaktisitas.
Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu keamanan, regulasi dan sistem pembayaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen secara linier. Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Uji Regression Variabel Bebas
Koefisien Regresi
t-hitung
Sig.
R
Keamanan
0,729
2,625
0,020
0,574
Regulasi
0,692
3,786
0,002
0,711
Sistem Pembayaran
0,371
2,424
0,029
0,544
Konstanta
7,310
ttabel = 2,145
F hitung
49,066
Ftabel = 3,344
Sig. F
0,000
R
0,956
R2
0,913
Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Y = 7,310 + 0,729X1 + 0,692X2 + 0,371X3
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
14 Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
2.
3.
4.
Konstanta ( a ) = 7,310, menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari keamanan, regulasi dan sistem pembayaran = 0, maka perilaku konsumen dalam berbelanja dengan menggunakan internet sebesar 7,310. Koefisien Regresi Keamanan (b1) = 0,729, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara faktor keamanan dengan perilaku konsumen yang berbelanja menggunakan internet. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas tingkat keamanan saat berbelanja lewat internet akan diikuti semakin tinggi sikap / perilaku konsumen yang berminat dalam belanja melalui media internet. Dengan kata lain jika keamanan naik 1 satuan maka perilaku konsumen dalam berbelanja lewat internet akan naik sebesar 0,729 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien Regresi Regulasi (b2) = 0,692, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara faktor regulasi dengan perilaku konsumen yang berbelanja menggunakan internet. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas regulasi yang diterapkan dalam berbelanja lewat internet akan diikuti semakin tinggi sikap / perilaku konsumen yang berminat dalam belanja melalui media internet. Dengan kata lain jika regulasi naik 1 satuan maka perilaku konsumen dalam berbelanja lewat internet akan naik sebesar 0,692 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien Regresi Sistem Pembayaran (b3) = 0,371, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara faktor sistem pembayaran dengan perilaku konsumen yang berbelanja menggunakan internet. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas sistem pembayaran yang diterapkan dalam berbelanja lewat internet akan diikuti semakin tinggi sikap / perilaku konsumen yang berminat dalam belanja melalui media internet. Dengan kata lain jika sistem pembayaran naik 1 satuan maka perilaku konsumen dalam berbelanja lewat internet akan naik sebesar 0,6371 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh variabel keamanan, regulasi dan sistem pembayaran secara bersama-sama perilaku konsumen yang berbelanja lewat media internet adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya perilaku konsumen yang berbelanja lewat media internet ditentukan oleh seberapa baik tingkat keamanan, sistem regulasi yang bangun serta sistem pembayaran yang diterapkan dalam transaksi tersebut. Hasil ini didukung dengan perolehan koefisien determinasi diperoleh sebesar 91,3% yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi keamanan, regulasi dan sistem pembayaran secara simultan terhadap perilaku konsumen yang berbelanja lewat media internet adalah besar. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel yang digunakan dalam model penelitian yaitu keamanan, regulasi dan sistem pembayaran, masing-masing mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut dibawah α = 5%. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan perilaku konsumen yang berbelanja lewat internet adalah variabel regulasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial variabel produk sebesar 50,59 % lebih besar dari koefisien determinasi variabel bebas lainnya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
15 Saran Hendaknya perusahaan yang melakukan transaksi melalui e-commerce selalu menjalin komunikasi yang baik antara dua pihak yang bertransaksi, di antaranya melalui penyajian informasi yang relevan. Hal ini dilakukan agar resiko dalam e-commerce, dapat dieliminir. Penyajian informasi yang baik akan menghindari terjadinya information asymmetry yang seringkali dimanfaatkan pihak lain untuk melakukan kejahatan di internet (cybercrime). Melalui komunikasi yang baik, konsumen merasa mendapat jaminan keamanan dalam bertransaksi sehingga partisipasinya dalam e-commerce menjadi meningkat. Hendaknya pemerintah selaku regulator selalu mengevaluasi memperbaiki atas regulasi atau peraturan-peraturan tentang transaksi melalui internet. Hal ini dilakukan agar customer dapat diproteksi dari tindak kejahatan dalam dunia maya yang semakin canggih. Daftar Pustaka Bodnar G.H. dan Hopwood W.S. 2004. Accounting Information System. Ninth Edition.Pearson Education. New Jersey. Saputra J.A. dan L. Setyawati. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. ANDI. Yogyakarta. Dasaratha dan Frederick.2009. Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Desy, 2010. Pengaruh Regulasi Terhadap E-Commerce. Penerbit Erlangga. Bandung. Ghozali, I. 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Penerbit Universitas Diponegoro. Yogyakarta. Gujarati. 1999. Ekonometrika Dasar. Edisi Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hall A.J. 2007. Accounting Information System. Fourth Edition. South – Western. Singapore. Fitriasari D. dan Arnos D.K. 2007. Sistem Informasi Akuntansi,Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta Santoso. 2001. Buku Latihan Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sugiyono.2006. Metodelogi Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. CV. Alfabet. Jakarta Urbaczewski, A., Jesssup L.M., dan Wheeler, B. (2002) electronic CommerceResearch: A Taxonomy and Syntesis. Journal Of Organizational computing and electronic commerce 12(4), 263-305.