PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN JAM’IYYATUL QURRA’ WAL HUFFADZ (JQH) TERHADAP PERILAKU KEBERAGAMAAN MAHASISWA PAI ANGKATAN TAHUN 2010 DAN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
FUJI SUGEHARTI _______________________________________
NIM : 111 09 038
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
MOTTO
Tidak ada hadiah bernama sukses. Sukses mesti diperjuangkan melalui imajinasi kuat dan kerja keras (Anthony Hopkins dalam Instinct).
Belajar adalah membaca, membaca dan membaca apa saja yang pantas dibaca, dan menulis, menulis dan menulis apa saja yang pantas ditulis.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapakku (Ngadino) dan ibu (alm Rustinah) atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap do’a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. 2. Pakde Suparno yang telah mengenalkan penulis dengan STAIN Salatiga. 3. Kakakku (Turmudi, Kuncoro, Imam dan Alet), Mbak Sumi, Mbak Tria dan keponakanku tersayang ( Bogi), yang selalu memberi motivasi dan inspirasi. 4. Bapak Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga 5.
Seluruh Mahasiswa STAIN Salatiga terutama PAI kelas B tahun 2009
6. Mbak Tyas, Mbak Ula, Mas Wahyu, serta teman-teman PPL SMA 2 Salatiga dan temen-teman KKN Klopo semoga tetap terjalin persahabatan diantara kita. 7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini
ABSTRAK Sugeharti, Fuji. 2013. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan Jam’iyatul Qurra’ Wal Huffadh Terhadap Perilaku Keberagamaan Mahasiswa PAI STAIN Salatiga Angkatan Tahun 2010 dan 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
Kata kunci : Keaktifan Mengikuti Kegiatan, Perilaku Keberagamaan Keaktifan mengikuti kegiatan merupakan intensitas mengikuti kegiatan yang diadakan sebuah organisasi. Organisasi JQH adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa yang bergerak dibidang baca tulis dan hafalan Al-Qur’an. Banyak kegiatan yang dilakukan JQH dapat meningkatkan religiusitas mahasiswa, selain itu JQH merupakan salah satu organisasi ekstrakulikuler yang sejalan dengan visi dan misi lembaga dalam menciptakan senerasi penerus yang qur’ani, terutama bagi mahasiswa jurusan PAI yang dituntut untuk menggalakkan pendidikan akhlak peserta didiknya kelak. Skripsi ini mencoba mengkaji seberapa besar intensitas mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan organisasi dalam hal ini keaktifan mahasiswa mengikuti organisasi JQH dengan perilaku keberagamaan mahasiswa.Dalam skripsi ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen angket dan dokumentasi. Setelah dilakukan penelitian secara sistematik di lokasi penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan JQH dengan perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011 terlihat dari hasil analisis statistik bahwa rxy hitung (0,398) > rxy tabel (0,361) pada taraf signifikansi 5% dengan N= 30.
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI ORGANISASI JAM’IYATUL QURRA’ WAL HUFFADZ TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2010 DAN 2011” ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda rasul Muhammad S.A.W yang kita nantikan syafaat dan pertolongannya kelak. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah STAIN Salatiga. Dengan terselesaikannya skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah banyak berjasa dan berkenan memberikan persetujuan/pengesahan terhadap skripsi ini. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Program Studi PAI yang telah memberikan banyak bimbingan serta motivasi dalam pengambilan judul skripsi ini. 3. Prof. Dr. Mansur, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta telah berkenan meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
4.
Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi.
5. Seluruh keluargaku di rumah yang telah membantu baik materiil maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan lancar. 6. Adik-adik
aktifis
lembaga
khusus
JQH
yang
telah
membantu
terselesaikannya skripsi ini. 7. Rekan-rekan PAI B angkatan tahun 2009 serta seluruh mahasiswa STAIN Salatiga angkatan tahun 2009. Penulis berharap, skripsi ini bermanfaat bagi seluruh mahasiswa STAIN Salatiga pada umumnya sehingga dapat menambah kahasanah keilmuan serta bagi penulis pada khususnya. Segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Salatiga, Agustus 2013 Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL GAMBAR LOGO STAIN SALATIGA HALAMAN NOTA PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………… iv MOTTO ………………………………………………………………….... v PERSEMBAHAN ……………………………………………………….. .vi KATA PENGANTAR……………………………………………………. vii ABSTRAKSI……………………………………………………………… .ix DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... x DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 4 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 4
D. Hipotesa Penelitian ………………………………………………….. 5 E. Kegunaan Penelitian ……………………………………………….... 5 F. Definisi Operasional ………………………………………………… 6 G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ……………………… 8 2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………... 8 3. Populasi dan Sampel ……………………………………….... 9 4. Metode Pengumpulan Data …………………………………10 5. Instrumen Penelitian…………………………………………11 6. Analisis Data ………………………………………………..15 H. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………………..17 BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Mengikuti Kegiatan JQH………………………………...18 B. Perilaku Keberagamaan……………………………………………...21 C. Keaktifan Mengikuti Kegiatan JQH Mempengaruhi Perilaku Keberagamaan Mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011……………………………………………....................... 30
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan STAIN Salatiga………………………………………….31 B. Lembaga Khusus JQH…………………………………………….38 C. Penyajian Data Penelitian………………………………………….42 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama…………………………………………………...49 B. Analisis Kedua…………………………………………………….69 C. Interpretasi………………………………………………………...73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………..74 B. Saran………………………………………………………………75 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...76 LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1
:Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ……………………………. 12
Tabel 3.1 : Data UKM dan Lembaga Khusus …………………………. 37 Tabel 3.2 : Daftar Pengurus Devisi JQH……………………………….. 41 Tabel 3.3 : Data Responden …………………………………………….. 43 Tabel 3.4 : Jawaban Angket Keaktifan Mahasiswa……………………… 45 Tabel 3.5 : Jawaban Angket Perilaku Keberagamaan…………………… 47 Tabel 4.1 : Skor Angket Keaktifan Mengikuti JQH…………………....... 50 Tabel 4.2 : Keaktifan Mengikuti JQH…………………………………….. 52 Tabel 4.3 : Frekuensi Keaktifan Mengikuti JQH……………………...... 55 Tabel 4.4 : Nilai Interval Keaktifan Mengikuti JQH…………………… 58 Tabel 4.5 : Berdasarkan Hitungan Keaktifan Mengikuti JQH……. ……..59 Tabel 4.6 : Skor Perilaku Keberagamaan Mahasiswa…………………… 60 Tabel 4.7 : Perilaku Keberagamaan Mahasiswa………………………… 62 Tabel 4.8 : Frekuensi Perilaku Keberagamaan Mahasiswa…………….... 65 Tabel 4.9 : Nilai interval Perilaku Keberagamaan Mahasiswa………… 68 Tabel 4.10 : Perilaku Keberagamaan mahasiswa Berdasarkan Hitungan……69
Tabel 4.11 : Pembantu Analisis Product Moment…………………........
70
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 : Daftar Nilai SKK Lampiran 3 : Surat Tugas Pembimbing Lampiran 4 : Jurnal Konsultasi Lampiran 5 : Jadwal Penelitian Lampiran 6 : Instrumen Penelitian Lampiran 7 : Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) dan Lembaga Khusus merupakan wahana perencanaan pelaksanaan dan pengembangan ekstra kurikuler di tingkat STAIN Salatiga. UKM dan Lembaga Khusus memiliki tugas pokok merencanakan dan melaksanakan ekstra kurikuler dalam bidang tertentu di antaranya, minat bakat, penalaran, olah raga, seni dan pengabdian masyarakat sesuai dengan bidang dan tanggungjawabnya. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang diselenggarakan di STAIN Salatiga sangat beragam, diantaranya resimen mahasiswa, racana, lembaga pers mahasiswa, koperasi mahasiswa, STAIN music club dan masih banyak lagi. Sedangkan Lembaga Khusus yang terdapat di STAIN Salatiga salah satu diantaranya Jami’yatul Qurro’ wal Huffadz ( JQH ). Program kerja JQH adalah mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan Tilawatil Qur’an, Tahfidz Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an dan kaligrafi serta hal-hal lain yang berkenaan dengan Al-Qur’an. Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) seringkali dipandang memiliki strata tertinggi oleh mahasiswa dibandingkan dengan UKM dan Lembaga Khusus lainnya. Anggapan dasar yang muncul pada mahasiswa bahwa mereka yang aktif di organisasi ini haruslah orang-orang yang tingkat religiusitasnya tinggi, ahli di bidang baca tulis Al-Qur’an atau
setidaknya memiliki kemampuan lebih di bidang yang berkenaan dengan Al-Qur’an. Padahal, untuk menjadi anggota JQH tidak serumit yang mahasiswa bayangkan. Siapapun dan dari jurusan apapun dapat menjadi anggota lembaga khusus ini. Unit Kegiatan Mahasiswa dan lembaga khusus termasuk di dalamnya JQH, disediakan bukan hanya untuk menyalurkan bakat dan minat mahasiswa agar dapat berkembang sesuai keinginannya, tetapi juga sebagai
sarana
untuk
belajar
berorganisasi,
bekerja
sama
serta
mengembangkan karakter dan sikap atau kepribadian agar menjadi mahasiswa yang berbasis Islam. Meskipun sikap keberagamaan seseorang tidak semata-mata dipengaruhi oleh lingkungan di mana mereka bersosialisasi, namun lingkungan memiliki peranan yang tinggi dalam membentuk watak dan sikap keberagamaan seseorang. Sikap keberagamaan seseorang dapat dinilai dari beberapa dimensi atau cara pandang. Mudzar (dalam Suprayogo,2001:21) mengemukakan, ada lima gejala agama yang dapat diteliti. Lima gejala tersebut pertama, scripture atau naskah-naskah atau sumber ajaran agama dan simbol-simbol agama, kedua, penganut termasuk di dalamnya pemimpin atau pemuka agama yang mencakup pemikiran, sikap, perilaku, sebagai aktualisasi ajaran dan keyakinan agama. Ketiga, ritus-ritus atau ritual keagamaan, keempat, alat-alat seperti masjid, gereja, lonceng, dan sebagainya. Kelima, organisasi-organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan.
Sedangkan menurut Glock dan Stark (dalam Suprayogo,2001:21) sikap keberagamaan seseorang juga dapat dibagi menjadi lima dimensi. Dimensi keyakinan ( ideologis) berkenaan dengan pandangan teologis dan pengakuan terhadap doktrin-doktrin mengenai keyakinan tersebut. Dimensi praktek agama mencakup perilaku pemujaan, pelaksanaan ritus formal keagamaan, ketaatan, dan hal-hal lain yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya, seperti salat, puasa, haji, do’a, wiridan, membaca ayat Al-Qur’an, perkawinan dan sebagainya.
Dimensi
Pengalaman
berkenaan
dengan
pengalaman
keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, sensasi-sensasi yang dialami seseorang ketika berkomunikasi dengan zat supranatural. Dimensi pengetahuan agama berkenaan dengan tingkat penetahuan penganut agama terhadap doktrin teologis, ritus-ritus, kitab suci, dan kultur keberagamaan. Terakhir adalah dimensi konsekuensi berkenaan dengan identifikasi akibat-akibat keyakian keagamaan, praktek, pengalaman dan pengetahuan keagamaan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tidak menafikan dimensi-dimensi yang lain, penulis hanya akan meneliti sikap keberagamaan mahasiswa dari satu dimensi saja yaitu dimensi praktek agama, hal ini peneliti lakukan agar penelitian lebih fokus pada satu pokok bahasan. Selayaknya, mahasiswa yang aktif di lembaga khusus JQH memiliki cara pandang yang berbeda mengenai praktek keberagamaannya, serta bagaimana memaknai proses ritual keberagamaan dibanding mahasiswa
yang lain karena mereka telah mendapatkan satu nilai plus dalam mempelajari kandungan Al-Qur’an yang di dalamnya mengatur segala aspek kehidupan, termasuk di antaranya praktek keberagamaan. Namun, kenyataan dilapangan tidak semua mahasiswa yang mengkaji ilmu-ilmu Al-Qur’an lebih dalam mengerti makna yang hendak disampaikan dalam kajian Al-Qur’an tersebut. Mereka lebih nyaman
melaksanakan ritual
agama seperti biasanya dan menjadi kebudayaan belaka. Bertolak dari latar belakang diatas peneliti ingin meneliti tentang pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan Jami’atul Qura’ Wal Huffadz (JQH) terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan Jami’yatul Qurro’ Wal Huffadz (JQH) mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011? 2. Bagaimana perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011? 3. Adakah pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan Jami’yyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keaktifan mengikuti kegiatan Jami’yatul Qurra’ wal Huffadz (JQH) mahasiswa PAI STAIN Salatiga tahun 2010 dan 2011. 2. Untuk mengetahui perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga tahun 2010 dan 2011. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan Jami’yatul
Qurro’
wal
Huffad
(JQH)
terhadap
perilaku
keberagamaan mahasiswa STAIN Salatiga tahun 2010 dan 2011. D. Hipotesa Penelitian Hipotesa berasal dari kata hipo yang berarti di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Dari kedua kata tersebut hipotesa dapat diartikan sebagai anggapan dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa diuji kebenarannya (Arikunto,1998:68). Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan Jami’atul Qura’ wal Huffad (JQH) terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa STAIN Salatiga tahun 2010 dan 2011. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan serta manfaat secara teoritis dan praktis, yakni:
1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa secara umum, khususnya mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011 mengenai pengaruh keaktifan mengikuti JQH terhadap sikap keberagamaannya. 2. Secara praktis Penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi mahasiswa STAIN Salatiga agar dapat menambah wawasan dan mempelajari perilaku keberagamaan mahasiswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan JQH, sehingga JQH diharapkan dapat menjadi salah satu opsi bagi mahasiswa dalam meningkatkan mutu ibadahnya. F. Definsi Operasional Untuk menghindari kesalahan persepsi dan agar mendapatkan kejelasan tentang judul penelitian, kiranya penulis perlu memberikan batasan dan penegasan mengenai istilah dalam judul: 1.
Pengaruh keaktifan mengikuti Lembaga Khusus Jami’yatul Qurro’ wal Huffadz Lembaga Khusus Jami’yatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) merupakan wahana perencanaan pelaksanaan dan pengembangan ekstra kurikuler di tingkat STAIN Salatiga dibidang baca tulis dan hafalan Al-Qur’an. Pengaruh keaktifan mengikuti lembaga khusus
JQH yang penulis maksudkan adalah intensitas mengikuti kegiatan yang diadakan JQH. Indikator Keaktifan mengikuti Lembaga Khusus JQH adalah: a. Mampu membagi waktu antara kuliah dan berorganisasi b. Mencatat hal-hal yang baru dari materi yang disampaikan c. Mampu menjelaskan hal-hal yang telah di pelajari dengan baik dan sederhana d. Berpartisipasi baik sebagai panitia maupun peserta dalam berbagai kompetisi ke Al-Qur’anan e. Implementasi materi dalam kehidupan sehari-hari berupa Tahfidhul Qur’an, Qiro’atul Qur’an, dan Tartil Qur’an 2.
Intensitas Keberagamaan Mahasiswa Intensitas keberagamaan mahasiswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku mahasiswa yang menunjukkan aktifitas atau ritual keberagamaan mahasiswa yang mengikuti lembaga khusus JQH. Menurut Dale Canon (2002:164-166) perilaku keberagamaan seseorang dapat dilihat dari cara mereka beragama. Dalam bukunya, di klasifikasikan menjadi enam cara salah satunya mengenai ritual-ritual keagamaan. Indikator perilaku keberagamaan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Sangat peka terhadap waktu
b. Menjalankan amalan ibadah wajib seperti shalat dan puasa dengan khusyuk c. Menjalankan ibadah amalan-amalan sunnah secara tulus d. Mengamalkan kajian Al-Qur’an dan mengamalkan ilmu qira’atul Qur’an di masyarakat e. Melafalkan do’a-do’a sebelum maupun sesudah melakukan sesuatu G. Metode Penelitian Metode adalah teknik atau cara operasional melaksanakan kegiatan penelitian. Sementara penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Jadi metode penelitian adalah teknik yang digunakan dalam
penelitian dengan
metode ilmiah, guna
mengumpulkan data dan menemukan suatu kebenaran dalam penelitian, adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitan ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini dikarenakan penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variable satu dengan variable yang lain.
Penelitian ini mempunyai dua variable, keaktifan mengikuti kegiatan JQH sebagai variable yang pertama dan perilaku keberagamaan mahasiswa sebagai variable kedua. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Sesuai objek yang hendak diteliti, kegiatan penelitian dilakukan di STAIN Salatiga. b. Waktu Penelitian (terlampir) 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Salatiga yang aktif mengikuti lembaga khusus JQH berjumlah 130 mahasiswa. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling purposive yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:85). Sampel dari penelitian ini berjumlah 30 orang yang
diambil dari mahasiswa PAI angkatan tahun 2010 dan 2011 yang aktif di JQH. Dalam pengambilan
penelitian sampel
ini
dengan
penulis cara
menggunakan
nonprobability
teknik
sampling.
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil sampel khusus bagi mahasiswa PAI. c. Variabel Penelitian Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini ada dua, yaitu keaktifan mengikuti kegiatan Jami’atul Qura’ wal Huffadh (JQH) sebagi variable pertama sedangkan perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011 sebagai variable kedua. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu: a. Angket Metode angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandarrumsidi, 2004:78). Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data tentang pengaruh keaktifan
mengikuti organisasi JQH dan perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011. b. Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari
seseorang
(Sugiyono,
2011:240).
Metode
dokumentasi digunakan untuk memberikan bukti gambaran kegiatan yang dilaksanakan oleh JQH. 5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang penulis gunakan berupa angket yang terdapat dalam lampiran, digunakan untuk mengukur dua variable. Angket terdiri dari dua macam, yang pertama angket tentang keaktifan mengikuti kegiatan JQH dan yang kedua tentang sikap keberagamaan mahasiswa PAI angkatan tahun 2010 dan 2011 STAIN Salatiga.
Tabel 1: Kisi-kisi Instrumen Penelitian
NO
Variabel
Dimensi
Indikator
a. Dapat
1.
Jenis
Sumber
Data
Data
Item
membagi
waktu antara kuliah 1
dan berorganisasi Waktu
b. Merasa
rugi
jika
2
tidak datang dalam 3
satu pertemuan c. Berusaha
untuk
datang tepat waktu
Keaktifan
seksama
materi
yang
disampaikan Kegiatan
b. Mencatat yang
baru
materi
hal-hal dari yang
disampaikan c. Berpartisipasi sebagai
baik panitia
4-7
Mahasiswa
dengan
JQH
Primer
a. Mendengarkan
Mengikuti
maupun
peserta
dalam
berbagai
kompetisi
ke
Al-
Qur’anan d. Mampu menjelaskan materi dipelajari
yang dengan
baik dan sederhana. Implementasi materi dalam kehidupan sehari-hari berupa: Implement asi
a. Tahfidhul
8-10
Qur’an b. Qiro’atul Qur’an c. Tartil Qur’an a. melakukan
2.
shalat
wajib tepat waktu
Keberagamaan
Wajib
b. Gelisah
jika
terlambat melakukan shalat
1-4
Mahasiswa
Amalan
Primer
Sikap
c. Menyempatkan waktu untuk shalat jama’ah d. Rutin melaksanakan puasa wajib a. Mengerjakan shalat sunah sebelum atau sesudah
shalat
fardhu. Amalan Sunnah
b. berdzikir
setiap 5-8
waktu c. selalu berlama-lama berada
di
masjid
untuk I’tikaf d. Rutin melaksanakan puasa-puasa sunnah a. Melakukan Al-Qur’an Lain-lain
menerapkan Qiroatul
kajian dan ilmu Qur’an
dalam masyarakat b. Melafalkan
do’a-
9-10
do’a sebelum
dan
sesudah melaksanakan sesuatu
6. Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik sebagai berikut: a. Untuk
mengetahui
prosentase
keaktifan
mengikuti
organisasi JQH terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 digunakan teknik analisis data presentase dengan menggunakan rumus: P = F/ N x 100% Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah Objek b. Untuk mengetahui apakah keaktifan mengikuti kegiatan JQH mempunyai pengaruh terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa digunakan statistic dengan rumus product moment.
(X )(Y ) N rxy 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY
r xy
: Koefisien korelasi antara x dan y
N
: Jumlah subjek yang di teliti
XY
: perkalian antara x dan y
X
: Variabel pengaruh
Y
: Variabel terpengaruh
H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi yang dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan
berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi
operasional, hipotesa penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan Teori berisi tentang keaktifan mengikuti kegiatan Jami’yatul Qurro’ wal Huffadz (JQH), perilaku keberagamaan, dan keaktifan mengikuti kegiatan Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) mempengaruhi perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011.
Bab III Laporan Hasil Penelitian berisi tentang keadaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, lembaga khusus Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz (JQH) dan penyajian data penelitian. Bab IV Analisis Data berisi tentang analisis pertama, analisis kedua, analisis lanjutan dan interpretasi. Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Jami’atul Qura’ wal Huffadh (JQH) Menjadi seorang mahasiswa merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka yang sadar akan pendidikan. Mahasiswa adalah the selected few, sedikit orang yang terpilih mendapat kesempatan untuk belajar. Seharusnya hal ini dipahami oleh semua mahasiswa, karena tidak banyak orang yang mendapat kesempatan mendapat pendidikan tinggi dan berkesempatan memperbaiki bangsa ini lewat pemikirannya. Namun, mahasiswa masa kini berbeda dengan mahasiswa sebelum era reformasi yang lebih aktif, kritis dan berani karena tuntutan zaman dan keadaan. Sebagian mahasiswa sekarang lebih banyak study oriented, lebih fokus pada kegiatan mengejar nilai IPK nya dan seringkali mengabaikan tanggung jawabnya sebagai agen of change. Nilai IPK memang penting, namun dalam kenyataannya IPK hanya dijadikan sebagai pintu masuk ke dunia kerja, selebihnya hal itu diabaikan. Objek belajar sebenarnya hanya mencari sebuah informasi. Ruang kuliah, perpustakaan, bahkan organisasiorganisasi kemahasiswaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa merupakan gudang informasi (Hermit, 2007:94).
Menteri BUMN, Dahlan Iskan menuturkan bahwa pelajar dan mahasiswa aktivis akan lebih sukses di dunia kerja dibandingkan dengan mahasiswa yang pandai dan sekedar mengutamakan prestasi akademisnya. Pada umumnya mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa akan lebih matang intelektual dan emosinya. Selain itu, merekapun menjadi pandai bergaul, sikap tanggung jawab dan memiliki daya empatik yang lebih berkembang (Hermit, 2007:50). Dalam organisasi dituntut adanya kerjasama antar anggota organisasi. Mereka juga dibiasakan demokrasi dan musyawarah di mana musyawarah menjadi unsur utama dalam membangun organisasi. Dengan demikian mereka akan berlatih mengendalikan emosinya dan mengandalkan logika serta intelektualitasnya dalam menyatakan pendapat serta menerima pendapat orang lain. Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM bukan saja menjadi salah satu sarana menyatukan bakat, minat dan mengembangkan, tetapi juga dapat dijadikan sebagai sarana menjalin sebanyak-banyaknya relasi sehingga dapat saling bertukar pengalaman. Kadang kala, solidaritas yang tinggi antar anggota organisasi masih akan terjalin meskipun tidak lagi menjadi anggota organisasi. Hal ini sangat bermanfaat ketika seseorang telah terjun dalam dunia kerja. Bahkan dari unit kegiatan kemahasiswaan seorang mahasiswa dapat merubah dari sekedar hobi menjadi sesuatu yang menghasilkan uang. Banyak manfaat yang diperoleh dengan menjadi mahasiswa yang aktif mengikuti unit kegiatan mahasiswa. Berorganisasi
juga dapat merubah pola pikir seorang mahasiswa yang nanti akan membedakan ia dengan mahasiswa yang apatis terhadap organisasi kemahasiswaan. Cara berfikir mahasiswa yang pernah berorganisasi biasanya lebih luwes dan logis karena apa yang ia hadapi saat itu pernah ia aplikasikan dalam organisasi, dibanding mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk belajar cenderung cara berfikirnya lebih teoritis. Banyak macam unit kegiatan mahasiswa yang ada di STAIN Salatiga salah satunya adalah lembaga khusus Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz yang bergerak di bidang baca dan tulis al-Qur’an. Kegiatan yang dilakukan oleh anggota JQH mengkaji tentang tata cara membaca dan menulis
Al-Qur’an
dengan
baik
dan
benar
sehingga
dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya itu, JQH juga sering mengadakan kompetisi-kompetisi berkenaan dengan ilmu dan seni baca tulis Al-Qur’an guna memberikan apresiasi bagi mahasiswa ataupun masyarakat umum menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam seni baca tulis Al-Qur’an. Dengan demikian diharapkan JQH dapat mendedikasikan
dirinya
bagi
lembaga
yang
menaunginya
serta
menunjukkan kontribusinya dalam membantu mencetak generasi muda yang akrab dan berjiwa Al-Qur’an. Anggota yang aktif dalam lembaga khusus JQH kelak akan menjadi agen of change dan merupakan harapan bagi masyarakat muslim yang mampu mengembangkan watak-watak Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari.
B. Perilaku Keberagamaan Agama merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Di dalam kehidupannya, manusia tak lepas dari masalah keagamaan. Untuk itu, masalah keagamaan dipandang sejajar dengan masalah-masalah kehidupan lainnya, seperti masalah sosial, ekonomi maupun politik. Masalah agama sekarang tidak lagi terbatas kepada masalah keimanan, tauhid ataupun keyakinan melainkan berkembang menjadi menjadi berbagai macam dimensi,
seperti
ritus,
pranata
sosial,
maupun
perilaku
sosial
masyarakatnya. Agama bukanlah sesuatu yang logis ataupun tidak logis sehingga perlu dicari sebuah alasan untuk mempercayainya. Namun, agama merupakan suatu keyakinan yang hakiki dan setiap individu bebas untuk memilih agama apa yang hendak diyakininya. Seperti di Firmankan Allah SWT (Q.S Yunus:108) sebagai berikut:
Artinya: Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu Barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. dan Barangsiapa yang sesat, Maka Sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu".
Menurut Ishaque (dalam Abd Majid, 2000:25) ayat di atas menegaskan bahwa manusia berhak memperoleh kehormatan spiritual apabila ia dengan senang hati, tanpa paksaan, memilih jalannya yang benar.
Namun, perbedaan agama dan keyakinan yang ada hendaklah
dijadikan sebagai salah satu sumber belajar dalam rangka memantapkan keimanan dan ketaqwaan kita. Pepatah mengatakan, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya dapat juga diartikan bahwa setiap agama mempunyai cara pandang dan sistem peribadatannya masing-masing, antara agama yang satu dengan yang lain pastilah berbeda. Islam telah menetapkan system ritualnya, tanpa menolak terhadap sistem-sistem ritual agama yang lain (Asghar Ali, 2004:212) sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah: 148 berikut:
Artinya: dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.
Sebagai seorang peneliti hal tersebut dijadikan sebuah peluang yang dapat memperkaya objek penelitiannya. Jika penelitian agama hanya terpaku pada sumber-sumber agamanya saja, berbeda dengan penelitian
sosial keberagamaan yang meluas pada individu yang menjalankan agama. Bahkan, berbagai ilmuwan mengembangkan objek penelitian sosial keberagamaan dalam berbagai aspek. Menurut Glock dan R.Stark dalam bukunya America Piety: The Nature of Religious Comitment, yang dikutip oleh Dadang Kahmad dalam buku yang ditulis Muhammad Fauzi (2007: 65-68), mengatakan bahwa perilaku keberagamaan seseorang paling tidak dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu: ideologikal, ritual, mistikal, intelektual, dan sosial. Dimensi ideologis (ideological dimension) atau lebih dikenal sebagai keyakinan beragama (religious belief). Dimensi ini berkaitan dengan pengakuan dan penerimaan terhadap suatu Zat yang sakral, yang Maha Besar, sebagai suatu kebenaran. Keyakinan beragama meliputi dua aspek, yaitu religious dan kosmologi. Nilai religious berkaitan dengan konsepsi tentang apa yang dipersepsikan sebagai suatu yang baik atau buruk. Sesuatu yang dianggap pantas atau tidak pantas, yang benar atau tidak benar, yang tepat atau tidak tepat dalam sebuah agama. Sedangkan kosmologi berkaitan dengan penerimaan atau pengakuan tentang penjelasan mengenai divinitas, alam ghaib, termasuk kehidupan, kematian, surga, neraka dan lain-lain yang sifatnya dogmatik. Dimensi ritual (ritual involvement) yang mengharuskan setiap pemeluk agama untuk menjalankan ritual agama yang dianjurkan sebagai bentuk ketaatan kepada agama yang diyakini. Perilaku ini bersifat aktif
dan dapat diamati, misalnya sejauhmana orang mengerjakan kewajiban ritual
dalam
agama
mereka.
Misalnya,
seorang
Muslim
harus
melaksanakan ritual shalat, melakukan ibadah puasa, membayar zakat, berdo’a, mengucapkan ucapan-ucapan formal tertentu, membaca kitab suci, pergi ke masjid, atau umat Kristiani diharuskan pergi ke gereja, dan lain sebagainya. Fenomena ini dapat menjelaskan atau sebagi indikasi bahwa orang tersebut hidup sebagai oran yang beragama. Dimensi mistikal atau keterlibatan pengalaman (experimental involvement) meliputi perasaan dan persepsi tenttang proses kontaknya dengan apa yang diyakininya sebagai “The Ultimate Reality”, serta penghayatan terhadap hal-hal yang religious. Misalnya, ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an suara azan maka terjadi proses internalisasi sehingga membentuk struktyr psikis tertentu. Pengalaman keagamaan meliputi tiga aspek yaitu, kesadaran akan kehadiran Yang Maha Kuasa (cognition), keinginan untuk mencari maknahidup (concern), serta tawakal dan taqwa (trust and fear). Dimensi pengalaman berisikan juga tentang pengalaman seseorang yang unik dan spektakuler yang datang dari Tuhan. Misalnya, ketika seseorang pernah merasakan bahwa doanya dikabulkan Tuhan, ketika dia pernah mendapat rezeki yang tak terduga sebagai anugrah Tuhan untuknya, atau ketika dia pernah merasakan bahwa jiwanya selamat dari bahaya kerena pertolongan Tuhan, dan lain sebagainya.
Dimensi intelektual atau disebut juga keterlibatan intelektual (intelektual involvement) menunjukkan tingkat pemahaman seseorang terhadap doktrin dan dogma agama yang dipeluknya. Artinya, orang beragama memiliki pengetahuan tentang keyakkinan ritus, kitab suci, dan tradisi yang berkaitan dengan agamanya. Apakah dia mengikuti pengajian, membaca buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan agamanya. Keterlibatan
Konsekuensial
(consequential
involvement)
merupakan manifestasi ajaran agama kemudian sikap itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Apakah dia menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial. Misalnya, apakah dia mengunjungi tetangganya yang sakit, mendermakan sebagian kekayaannya untuk membanun tempat ibadah, membantu fakir miskin dan anak yatim, dan lain sebagainya. Dalam bab ini, peneliti akan membahas salah satu dari beberapa dimensi agama yang telah dipaparkan di atas yaitu tentang dimensi ritual atau ritus-ritus keagamaan. Topik yang jarang di teliti tetapi berguna bagi studi tentang ritual islam. Menurut Richard
Martin (2002:92)
istilah
fundamental untuk ritual Islam adalah ibadah. Menurut Abu Yasid (2004:45) term ibadah dalam Islam diartikan sebagai amalan suci dalam bentuk ritus-ritus agama. Amalan ini sengaja diproyeksikan sebagai symbol identitas kehambaan seorang manusia di hadapan sang pencipta. Ibadah dalam Islam juga difungsikan untuk mengingat kebesaran Tuhan setelah manusia bergelimang dengan
pergulatan hidup sehari-hari. Sehingga Islam mensyari’atkan jenis pelaksanaan ibadah harian seperti shalat lima waktu yang berfungsi mencegah perbuatan munkar, seperti Firman Allah Q.S Al-Ankabut: 45
Artinya: Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. Ada pula ibadah tahunan misalnya puasa ramadhan yang efektif untuk peningkatan iman dan taqwa seperti tertuang dalam Q.S Al-Baqarah 183:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, Pembayaran zakat demi menyangga tegaknya keadilan ekonomi, serta sejumlah ritual keagamaan lain baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Menurut Harun Nasution ( 1974: 37) manusia dalam faham Islam, sama halnya dalam agama monoteisme lainnya, tersusun dari dua unsur, unsur jasmani dan unsur rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan meteril, sedangakan manusia roh manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan spiritual. Oleh karena itu pendidikan jasmani manusia harus disempurnakan dengan pendidikan rohani. Dalam
Islam ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang di perlukan manusia. Semua ibadat yang ada dalam Islam, salat, puasa, haji dan zakat, bertujuan membuat roh manusia supaya senantiasa tidak lupa pada Tuhan, bahkan senantiasa dekat kepadaNya. Ibadah dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan di sembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitif, benar ayat 56 Q.S Adz-Dzariat:
Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. “Mengabdi” yang di maksud ialah sikap patuh, tunduk dan taat kepada Sang Khaliq di antaranya dengan melaksanakan ritual atau ibadah sesuai ketentuan yang ada dalam Islam. Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa aktivitas ibadah
tidaklah semata-mata sebuah ritual yang harus
dilaksanakan. Ia adalah sebuah aktivitas yang mentransformasikan kedalaman hati seseorang dan menjadikannya individu yang sempurna. Jadi, ritual bukanlah semata-mata aktivitas menundukkan kepala dan sujud secara fisik, melainkan memiliki makna masing-masing (Asghar Ali, 2004: 219220). Seseorang akan dapat mengambil makna dari ritual yang dilakukan salah satunya dengan mengkaji atas dasar dan alasan apa Allah mensyari’atkan umat Rosulullah menjalankan sebuah ritual keagamaan melalui Al-Qur’an. Jika seseorang dapat memaknai sebuah ritual yang dijalaninya, mereka akan sadar bahwa dalam setiap jenis ritual yang ada
dalam Islam terkandung berbagai macam dimensi dan nilai-nilai yang hendak di sampaikan. Joachim
Wach
(1984:
149)
menyatakan
bahwa
peribadatan
merupakan bentuk utama ungkapan pengalaman keagamaan seseorang. Ritual agama yang dijalankan seseorang merupakan sebuah pernyataan bahwa ia memiliki Dzat Yang Mahatinggi yang senantiasa ingin dipuja dan diagungkan. Perasaan nyaman, tenang dan damai merupakan imbas dari menjalankan ritual agama, sehingga dengan senang hati ritual yang ada dijalankan secara terus-menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan. C. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) mempengaruhi Perilaku Keberagamaan Mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011 Tujuan studi di PTAIN adalah untuk mencapai Sarjana Muslim yang taqwa, berprestasi, berakhlak mulia serta setia kepada Pancasila dan UUD 1945 (Harahap, 1998:6). Alumnus perguruan tinggi agama, tidak saja dituntut menjadi seorang yang sukses di bidang akademik saja, melainkan menjadi sosok seorang yang berakhlak mulia yang cenderung kepada mentalitas. Mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari sisi mentalitas di bandingkan alumnus perguruan tinggi umum. Wajar saja, karena di dalam perguruan tinggi Islam tidak saja mengedepankan kualitas yang merupakan hasil pendidikan yang bersumber dari IPTEK saja, tetapi juga mentalitas yang bersumber dari IMTAQ.
Di dalam perguruan tinggi Islam, aspek mentalitas mendapat prioritas dan perhatian yang lebih dibandingkan dengan perguruan tinggi umum. Unit Kegiatan Mahasiswa dan Lembaga Khusus yang bernafaskan Al-Qur’an dan Sunnah merupakan salah satu sarana dalam membentuk mentalitas mahasiswa agar menjadi pribadi muslim seutuhnya serta mengembangkan
seluruh
potensi
yang
dimiliki
agar
senantiasa
berhubungan harmonis baik dengan Allah, manusia dan alam semesta. Lembaga khusus Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz yang ada di STAIN Salatiga merupakan salah satu dari beberapa unit kegiatan mahasiswa yang bertujuan membentuk mental mahasiswa sehingga menjadi mahasiswa yang akrab dengan Al-Qur’an serta tumbuh menjadi pribadi yang berjiwa Al-Qur’an. Sedangkan mentalitas dan kepribadian mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi agama, dapat dilihat dari berbagai sisi salah satunya sikap keberagamaan. Seperti halnya dengan teori sosial kognitif yang dicetuskan oleh Albert Bandura ( dalam Lilik Sriyanti, 2009 : 77) yang mana aliran ini memandang bahwa perilaku seseorang terbentuk melalui proses imitasi, identifikasi dan belajar melalui model. Proses belajar ini berlaku bagi mahasiswa yang aktif di kegiatan JQH. Di sana, kita hanya akan menemui mahasiswa yang hendak belajar, mengkaji dan mendalami Al-Qur’an sebagai program andalannya. Sehingga mereka memiliki nilai lebih dalam memaknai dan memandang agama dengan ilmu yang dikajinya. Mereka
juga dapat mengimplementasikan apa yang telah diperolehnya dalam bentuk sikap dan perilaku keberagamaan. Mahasiswa yang aktif dalam lembaga khusus Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz cenderung mendasarkan sikap dan perilaku keberagamaannya dengan dalil-dalil Al-Qur’an yang telah di kajinya dalam organisasi. Mereka akan lebih matang dan mantab menjalankan aktifitasnya sebagai ciptaan Allah karena ketentuan yang di tetapkan Allah telah tersimpan dalam memori pikiran masing-masing mahasiswa. Terlebih mahasiswa PAI yang dalam keseharian kuliahnya di hadapkan pada masalah-masalah keberagamaan. Secara teoritis, mereka lebih paham apa masalah kontemporer yang sedang dihadapi oleh masyarakat muslim masa kini di mana sudah saatnya dikembalikan pada syariat hukum yang hakiki yaitu Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga dapat di lihat bahwa keaktifan mengikuti kegiatan
lembaga
khusus
JQH
akan
mempengaruhi
perilaku
keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan STAIN Salatiga 1. Sejarah STAIN Salatiga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di bawah naungan Kementerian agama RI. STAIN Salatiga memiliki dua lokasi kampus, Kampus I berlokasi di jalan Tentara Pelajar Nomor 2 dan Kampus II berlokasi di jalan Nakula Sadewa VA Nomor 9, Kembang Arum, Salatiga. Lembaga ini merupakan peralihan dari Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang di Salatiga. Pendirian lembaga ini bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikan Fahultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan Pesantren Luhur, yang berlokasi di Jl. Diponegoro No.64 Salatiga, yang berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdatul Ulama Jawa Tengah.
Dalam rentang waktu kurang dari satu tahun, lembaga ini berubah nama yang semula FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuk panitia pendirian yang diketuai oleh K.H. Zubair sekaligus diangkat sebagai dekannya. Dalam waktu yang bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk denegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah dilakukan peninjauan oleh Tim Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan kepada IAIN Walisongo Semarang. Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Seiring dengan semakin bertambahnya tahun, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semakin meningkat pula baik dalam hal
fasilitas
akademik
maupun
tenaga
edukatif
dan
mahasiswanya. Sehingga berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian
Agama
Republik
Indonesia
yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya (Tim, 2009: 6). 2. Asas, Fungsi dan Tujuan Dalam menyusun dan mengembangkan program, STAIN Salatiga berasaskan Pancasila dan dasar operasionalnya adalah: a.
Undang-undang Dasar 1945
b.
Undang-undang Nomor 20 Tahun2003 tentang system Pendidikan Nasional
c.
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi
d.
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian STAIN
e.
Statuta sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
f.
Peraturan-peraturan lain yang terkait
Keberadaan STAIN Salatiga mempunyai fungsi:
a. Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan program. b. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam. c. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam. d. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. e. Melaksanakan
kegiatan
civitas
akademika
dan
hubungan dengan lingkungannya. f. Melaksanakankerja sama dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga-lembaga lain. g. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan kegiatan. h. Melaksanakan
penilaian
prestasi
dan
proses
penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. Adapun tujuan penyelenggaran pendidikan STAIN Salatiga adalah: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki
kemampuan
akademik
dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan
ilmu-ilmu
keislaman
teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.
dan
b. Mengembangkan keislaman
dan
dan/atau
menyebarluaskan ilmu-ilmu teknologi
serta
seni
yang
bernapaskan Islam, dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 3. Visi dan Misi Visi lembaga adalah: “ Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam
mewujudkan
keseimbangan
kecerdasan
intelektual,
kecerdasan emosinal, dan kecerdasan spiritual”. Misi yang diemban lembaga adalah sebagai berikut; a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan. b. Memberikan layanan kepada civitas akademika dan masyarakat dalam menggali ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. c. Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui kinerja internal dan eksternal. d. Mengembangkan
college based management
dengan
melibatkan stake holder dan masyarakat. e. Mewujudkan tempat rujukan dalam keteladanan nilai-nilai Islam dan budaya bangsa. 4. Organisasi STAIN
a. Organisasi STAIN Salatiga terdiri dari: b. Unsur pimpinan yaitu: Ketua, Pembantu Ketua, Kabag Administrasi c. Senat STAIN Salatiga d. Unsur Pelaksana Akademik: Jurusan dan Program Studi, Pusat Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat, Unit Pelayanan
Mahasiswa,
Unit
Pengembangan
Sumber
Belajar, Unit Pengembangan Mutu Akademik, Pusat Ilmiah dan Penerbitan, Pusat Sistem informasi Manajemen, Pusat Pengembangan Praktikum, dan kelompok Dosen. e. Unsur Pelaksana Administratif: Bagian Administrasi, Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan, dan Sub Bagian Umum. f. Unsur Penunjang: Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan, Komputer, dan Laboratorium. g. Unsur Badan Non-Sruktural: Kerjasama
Alumni,
Orang
Pusat Studi, Yayasan Tua
dan
Mahasiswa
(YAKAOMI), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Executive Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) (Tim, 2012:17). 5. Dosen dan Pegawai STAIN Salatiga Hingga tahun 2013 dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 114 orang. Dari jumlah tersebut 4 orang bergelar Profesor (guru
besar), 10 orang bergelar Doktor, 98 orang bergelar Magister, 2 orang bergelar sarjana yang sedang menempuh studi lanjut S2. Dari 54 tenaga administrasi, diantara mereka 6 orang bergelar Magister, 36 orang bergelar Sarjana, 4 orang Ahli Madya, 5 orang Ahli Muda dan sebagian kecil lainnya berpendidikan SLTA. 6. Unit Kegiatan Mahasiswa dan Lembaga Khusus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan lembaga khusus yang ada di STAIN salatiga adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Data UKM dan Lembaga Khusus
NO.
UKM dan Lembaga Khusus
Kegiatan
1.
Resimen Mahasiswa “Mahadipa”
Pendidikan Bela Negara dan Kepemimpinan Khusus
2.
Racana “ Kusuma Dilaga – Woro Srikandi”
Kepramukaan, pengabdian masyarakat dan SAR
3.
Lembaga Pers Mahasiswa
Jurnalistik dan Forum Kajian
4.
Koperasi Mahasiswa Perkoperasisan “Fatawa” Kewirausahaan
5.
STAIN Sport Club Olah Raga (SSC)
6.
STAIN Music Club Seni Musik (SMC)
dan
7.
Teater “Getar”
Teater dan Seni Peran
8.
Communicative English Club (CEC)
Kebahasaan (Inggris)
9.
“Ittaqo”
Kebahasaan (Arab)
10.
Mapala “Mitapasa”
Pecinta alam, lingkungan dan SAR
11.
Lembaga Dakwah Koordinasi dan konsultasi kegiatan dengan P3M STAIN Kampus (LDK) tentang pengabdian masyarakat, dakwah bilhal dan lisan, desa binaan, dan sebagainya
12.
Jam’iyatul Qurra’ Koordinasi pelaksanaan kegiatan yang berkenaan dengan Tilawatil Wal Huffadh Qur’an, Tahfidz Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an, dan Kaligrafi Islamdan hal-hal lain yang berkenaan dengan al-Qur’an Sumber: Tim (2012:125)
B. Lembaga Khusus Jami’atul Qura’ wal Huffadh 1. Sejarah JQH Lembaga khusus Jam’iyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang bergerak di bidang ilmu dan seni baca tulis Al-Qur’an diantaranya, tilawatil Qur’an, tahfidz Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an, kaligrafi Islam dan hal-hal lain yang berkenaan dengan Al-Qur’an. Organisasi ini berdiri pada tanggal 1 Juni 2009 yang dirintis oleh Kamaludin, Ahmad Samingan, S.Pd.I., beserta teman-temannya. Alasan berdirinya Jam’iyatul Qurro’ Walhuffadz (JQH) sebagai sebuah bentuk
keprihatinan dari mahasiswa STAIN Salatiga yang belum memiliki wadah dalam menumbuh-kembangkan bakatnya dalam bidang Al-Qur’an. Lembaga Khusus JQH termasuk organisasi baru di STAIN Salatiga. Meskipun demikian, organisasi ini ternyata mampu membuktikan kepada lembaga akan kontribusinya dalam membentuk dan menumbuh kembangkan mahasiswa yang berjiwa Al-Qur’an. Semenjak awal berdirinya hingga saat ini, JQH mampu mengirimkan anggotanya untuk berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi ke-Alqur’anan baik di dalam maupun di luar kampus bahkan hingga ke tingkat nasional. Keberadaan JQH benar-benar memberikan nyawa bagi STAIN Salatiga sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan seimbang antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual sesuai dengan visi dan misinya karena seluruh kegiatan yang di adakan
kembali
pada
ketentuan
Al-Qur’an
(http://stainsalatiga.ac.id/). 2. Tujuan, Visi dan Misi a) Tujuan Jam’iyatul Qurra’ Walhuffadz (JQH) di bentuk dengan tujuan agar mahasiswa dapat menyalurkan bakatnya dalam bidang ilmu dan seni baca tulis Al-Qur’an di STAIN Salatiga.
b) Visi Menjadi unit kegiatan intra kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadits dengan mengabdi kepada almamater dan masyarakat didasarkan atas keterpanggilan dan keikhlasan hati. c) Misi 1) Mengadakan pembelajaran ekstrakurikuler tentang alQur’an 2) Membangun dan berusaha mengembangkan skill anggota JQH dalam ilmu dan seni baca tulis al-Qur’an. 3) Memasyarakatkan Al-Qur’an dalam bacaan, hafalan dan pemahaman yang baik dan benar. 3. Program kerja JQH Program kerja JQH di antaranya sebagai berikut: a. Penerimaan Anggota Baru (PAB) b. Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) (tingkat mahasiswa) c. Gurah Masal (tingkat umum) d. Tahtimul Qur’an e. Kajian-kajian Tafsir, Tilawah, Tahfidzul Qur’an dan kajian kaligrafi 4. Struktur Kepengurusan Ketua
: Bima Archani
Sekretaris
: Imam Syafrudi
Bendahara
: Mir’atul Azizah Tabel 3.2 Daftar Pengurus Devisi JQH
No.
Devisi
Ketua
Sekretaris
Sekbid Ni’mah Khoiriyah
1.
Tahfidz
Siti Ayyamil Kholiah
Annur Indah Sari
Nur Ida Afwa Syaikhul Hadi Ali Mahmudi
2.
Rebana
Suhal Munir
Lutfi Ghozali
Imam Syafi’i M.Khoirun Ni’am Novi Zuliati Indah Tsalisah
3.
Tilawah
Sigit Purwanto
Muhammad Arifin Ahmad Zidni Anwar Rahmad Sholikin Nurul Laela Isna Fikiyah
4.
Tafsir
Fajar Istiqomah
Umi Latifah
Ana Soraya Muhammad Najmudin Titik Isnatus.S 5.
Kaligrafi
Windu Nur Syifa
Novi Taskiyatun
Ema Siti.R Andri Winar.W
Nur Faizin
Sumber: Dokumentasi Pengurus JQH C. Penyajian Data Penelitian Penelitian ini mengambil populasi yang dijadikan responden sebanyak 30 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa PAI angkatan 2010 dan 2011. 1.
Daftar nama mahasiswa yang dijadikan responden Daftar nama responden dapat dilihat dalam table di bawah ini: Tabel 3.3 Data responden
No.
Nama
Angkatan Tahun
1.
Titik Isnatus S.S
2011
2.
Nidhaul Khusna
2011
3.
Siti Ayamil Choliyah
2011
4.
Ema Siti Rohyani
2011
5.
Miratul Azizah
2011
6.
Ana Soraya
2011
7.
Ni’mah Khoiriyah
2011
8.
M. Syukron Rofiq
2011
9.
Emha Arif
2011
10.
Rahmad Solikin
2011
11.
Imam Syafi’i
2011
12.
M. Alif Haban
2011
13.
Annur Indah
2011
14.
Andri Winarno
2011
15.
Ainun Najib
2011
16.
M. Fariddudin
2011
17.
M. Khamim
2011
18.
Indah Stalisah
2011
19.
Novi. Z. N
2011
20.
Nurul Laela
2010
21.
Afif Kurnia
2010
22.
Tri Utami
2010
23.
Umi Latifah
2010
24.
Syaikhul Hadi
2010
25.
Nur Ida
2010
26.
Windu Nur
2010
27.
Imam Syafrudi
2010
28.
M. Najmudin
2010
29.
M.Arifin
2010
30
Novi. T
2010
2.
Data Jawaban Angket a.
Data jawaban angket tentang keaktifan mengikuti kegiatan khusus JQH Tabel 3.4 Jawaban angket keaktifan mahasiswa
No.
Nomor Item Soal
Jawaban
Jumlah
Soal
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
C
1.
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
6
4
0
10
2.
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
8
0
10
3.
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
7
3
0
10
4.
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
7
0
10
5.
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
9
0
10
6.
2
1
2
3
3
3
3
2
3
3
6
3
1
10
7.
2
2
3
3
2
3
2
2
2
3
4
6
0
10
8.
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
5
5
0
10
9.
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
7
0
10
10.
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
8
0
10
11.
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
6
4
0
10
12.
2
2
3
2
2
1
2
1
2
2
1
7
2
10
13.
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
4
6
0
10
14.
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
9
0
10
15.
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
9
0
10
16.
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
9
0
10
17.
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
8
0
10
18.
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
5
5
0
10
19.
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
7
0
10
20.
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
6
4
0
10
21.
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
7
3
0
10
22.
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
8
2
0
10
23.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
9
1
0
10
24.
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
7
3
0
10
25.
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
7
3
0
10
26.
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
7
3
0
10
27.
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
7
3
0
10
28.
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
6
4
0
10
29.
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
6
4
0
10
30.
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
5
5
0
10
b. Data jawaban angket tentang perilaku keberagamaan mahasiswa Tabel 3.5 Jawaban Angket Perilaku Keberagamaan No.
Nomor Item Soal
Jawaban
Jumlah
Soal
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
C
1.
3
3
3
3
2
3
2
2
1
2
5
4
1
10
2.
3
3
3
3
1
2
1
2
2
1
4
3
3
10
3.
3
3
3
3
3
3
1
2
3
2
7
2
1
10
4.
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
8
0
10
5.
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
8
0
10
6.
2
3
2
3
2
3
2
2
2
3
4
6
0
10
7.
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
6
4
0
10
8.
3
3
2
3
2
2
2
2
1
3
4
5
1
10
9.
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
5
5
0
10
10.
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
8
0
10
11.
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
7
0
10
12.
3
2
2
3
2
2
1
1
1
2
2
5
3
10
13.
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
10
0
10
14.
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
8
0
10
15.
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
4
6
0
10
16.
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
6
4
0
10
17.
2
3
2
3
2
2
2
2
1
2
2
7
1
10
18.
3
2
2
3
2
2
1
2
1
3
3
5
2
10
19.
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
7
0
10
20.
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
6
4
0
10
21.
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
5
5
0
10
22.
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
7
0
10
23.
3
3
3
3
2
2
1
3
3
3
7
2
1
10
24.
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
8
2
0
10
25.
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
7
3
0
10
26.
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
5
5
0
10
27.
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
5
5
0
10
28.
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
5
5
0
10
29.
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
6
4
0
10
30.
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
5
5
0
10
BAB IV ANALISIS DATA Setelah penulis berhasil mengumpulkan data, maka langkah selanjutnya penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada babbab sebelumnya. Untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada beberapa tahap untuk menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang diteliti. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: A. Analisis Pertama Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya akan dilakukan analisis data dari tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: 1. Analisis keaktifan mengikuti kegiatan Jam’iyatul Qurra Wal Huffadz Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam angket yang terdiri dari 10 soal dimana masing-masing terdapat alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk keaktifan mengikuti JQH. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan
keaktifan mengikuti JQH mahasiswa PAI STAIN Salatiga tahun 2010 dan 2011. Tabel 4.1 Skor Angket Keaktifan Mengikuti JQH Nomor Item Soal No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2.
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3.
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
4.
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
5.
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
6.
2
1
2
3
3
3
3
2
3
3
7.
2
2
3
3
2
3
2
2
2
3
8.
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
9.
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
10.
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
11.
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
12.
2
2
3
2
2
1
2
1
2
2
13.
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
14.
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
15.
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
16.
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
17.
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
18.
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
19.
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
20.
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
21.
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
22.
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
23.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
24.
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
25.
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
26.
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
27.
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
28.
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
29.
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
30.
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
Tabel 4.2 Keaktifan Mengikuti JQH Alternatif Jawab Item
Total Nilai Jawaban
Total Nilai
Tiap Item No. Responden
A
B
C
3
2
1
1 6
4
0
18
8
0
26
2
8
0
6
16
0
22
7
3
0
21
6
0
27
3
7
0
9
14
0
23
1
9
0
3
18
0
21
6
3
1
18
6
1
25
4
6
0
12
12
0
24
5
5
0
15
10
0
25
3
7
0
9
14
0
23
2
8
0
6
16
0
22
6
4
0
18
8
0
26
1
7
2
3
14
2
19
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 4
6
0
12
12
0
24
1
9
0
3
18
0
21
1
9
0
3
18
0
21
1
9
0
3
18
0
21
2
8
0
6
16
0
22
5
5
0
15
10
0
25
3
7
0
9
14
0
23
6
4
0
18
8
0
26
7
3
0
21
6
0
27
8
2
0
24
4
0
28
9
1
0
27
2
0
29
7
3
0
21
6
0
27
7
3
0
21
6
0
27
7
3
0
21
6
0
27
7
3
0
21
6
0
27
6
4
0
18
8
0
26
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
29 6
4
0
18
8
0
26
5
5
0
15
10
0
25
414
328
3
735
30 Jumlah
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor sikap keberagamaan mahasiswa, peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden
Tabel 4.3 Tabel frekuensi Keaktifan Mengikuti JQH Skor
Frekuensi
Prosentase
Komulatif
(%)
Prosent
F.x
10
-
-
-
-
11
-
-
-
-
12
-
-
-
-
13
-
-
-
-
14
-
-
-
-
15
-
-
-
-
16
-
-
-
-
17
-
-
-
-
18
-
-
-
-
19
1
3,33
3,33
19
20
-
-
-
-
21
4
13,33
16,66
84
22
3
10
26,66
66
23
3
10
36,66
69
24
2
6,67
43,33
48
25
4
13,33
56,66
100
26
5
16,67
73,33
130
27
6
20
93,33
162
28
1
3,33
96,66
28
29
1
3,33
99,99
29
JUMLAH
30
100
735
Kemudian di hitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut : M
=
∑ N
M
=
735 30
M
=
24,5
Setelah diketahui nilai mean, peneliti membuat nilai kategori dengan cara dan langkah sebagai berikut : i
=
Keterangan : I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R
=H–L+1
H
= Jumlah item X Skor tertinggi, a = 3 = 10 X 3 = 30
L
= Jumlah item X skor terendah, c = 1 = 10 X 1 = 10
Jadi,
R
=H–L+1
R
= 30 – 10 + 1
R
= 21 21
i
= 3
i
=
7
Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 7. Sehingga interval yang bisa diambil adalah kelipatan 7 dan untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut; Tabel 4.4 Nilai interval Keaktifan Mengikuti JQH No.
Interval
Kategori
Kode
1
24 – 30
Tinggi
A
2
17 – 23
Sedang
B
3
10 – 16
Rendah
C
Tabel 4.5 Berdasarkan hitungan Keaktifan Mengikuti JQH NO
Kategori
Kode
Jumlah
Prosentase
1
Tinggi
A
19
63,33
2
Sedang
B
11
36,67
3
Rendah
C
0
0
Hasil di atas menunjukan keaktifan mahasiswa yang menunjukkan kategori tinggi ada 19 responden atau 63,33%, yang menunjukkan kategori sedang ada 11 responden atau 36,67% dan yang berada kategori rendah ada 0%. 2. Analisis Perilaku Keberagamaan Mahasiswa Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif dengan rincian bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai bobot 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai bobot 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai bobot 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket sikap keberagamaan mahasiswa, nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011.
Tabel 4.6 Skor Perilaku Keberagamaan Mahasiswa No.
Nomor Item Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
3
3
3
3
2
3
2
2
1
2
2.
3
3
3
3
1
2
1
2
2
1
3.
3
3
3
3
3
3
1
2
3
2
4.
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
5.
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
6.
2
3
2
3
2
3
2
2
2
3
7.
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
8.
3
3
2
3
2
2
2
2
1
3
9.
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
10.
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
11.
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
12.
3
2
2
3
2
2
1
1
1
2
13.
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
14.
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
15.
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
16.
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
17.
2
3
2
3
2
2
2
2
1
2
18.
3
2
2
3
2
2
1
2
1
3
19.
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
20.
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
21.
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
22.
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
23.
3
3
3
3
2
2
1
3
3
3
24.
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
25.
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
26.
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
27.
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
28.
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
29.
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
30.
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
Tabel 4.7 Perilaku Keberagamaan Mahasiswa No.
Alternatif Jawaban
Total Nilai Jawaban
Total
Responden
Item
Tiap Item
Nilai
A
B
C
3
2
1
1 5
4
1
15
8
1
24
4
3
3
12
6
3
21
7
2
1
21
4
1
26
2
8
0
6
16
0
22
2
8
0
6
16
0
22
4
6
0
12
12
0
24
6
4
0
18
8
0
26
4
5
1
12
10
1
23
5
5
0
15
10
0
25
2
8
0
6
16
0
22
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 3
7
0
9
14
0
23
2
5
3
6
10
3
19
0
10
0
0
20
0
20
2
8
0
6
16
0
22
4
6
0
12
12
0
24
6
4
0
18
8
0
26
2
7
1
6
14
1
21
3
5
2
9
10
2
21
3
7
0
9
14
0
23
6
4
0
18
8
0
26
5
5
0
15
10
0
25
3
7
0
9
14
0
23
7
2
1
21
4
1
26
8
2
0
24
4
0
28
7
3
0
21
6
0
27
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26 5
5
0
15
10
0
25
5
5
0
15
10
0
25
5
5
0
15
10
0
25
6
4
0
18
8
0
26
5
5
0
15
10
0
25
384
318
13
715
27
28
29
30
Jumlah
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor perilaku
keberagamaan
mahasiswa
peneliti
mencarinya
dengan
menggunakan rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden
Tabel 4.8 Tabel Frekuensi Perilaku Keberagamaan Mahasiswa Skor
Frekuensi
Prosentase
Komulatif
(%)
Prosent
F.x
10
-
-
-
-
11
-
-
-
-
12
-
-
-
-
13
-
-
-
-
14
-
-
-
-
15
-
-
-
-
16
-
-
-
-
17
-
-
-
-
18
-
-
-
-
19
1
3,33%
3,33%
19
20
2
6,67%
10%
40
21
2
6,67%
16,67%
42
22
4
13,33%
30%
88
23
4
13,33%
43,33%
92
24
3
10%
53,33%
72
25
6
20%
70,33%
150
26
6
20%
90,33%
156
27
1
3,33%
93,66%
27
28
1
3,33%
100%
28
29
-
-
-
-
30
-
-
-
-
JUMLAH
30
100
715
Kemudian di hitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut : M
=
∑f(x) N
M
=
715 30
M
=
23,83
Setelah diketahui nilai mean, peneliti membuat nilai kategori dengan cara dan langkah sebagai berikut: i
= R K
Keterangan : I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R
=H–L+1
H
= Jumlah item X Skor tertinggi, a = 3 = 10 X 3 = 30
L
= Jumlah item X skor terendah, c = 1 = 10 X 1 = 10
Jadi nilai rangenya adalah: R
=H–L+1
R
= 30 – 10 + 1
R
= 21
i
= R K
i
= 21 3 =
7
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 7. Sehingga interval yang bisa diambil adalah kelipatan 7. Untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 4.9 Nilai interval Perilaku Keberagamaan Mahasiswa No.
Interval
Kategori
Kode
1
24 – 30
Tinggi
A
2
17 – 23
Sedang
B
3
10– 16
Rendah
C
Tabel 4.10 Berdasarkan hitungan: Perilaku Keberagamaan Mahasiswa No
Kategori
Kode
Jumlah
Prosentase
1
Tinggi
A
17
56,67
2
Sedang
B
13
43,33
3
Rendah
C
0
0
Hasil di atas menunjukan sikap keberagamaan mahasiswa yang menunjukkan kategori tinggi ada 17 responden atau 56,67%, yang menunjukkan kategori sedang ada 13 responden atau 43,33% dan yang berada kategori rendah ada 0% B. Analisis Kedua Mencari nilai korelasi antara keaktifan mengikuti kegiatan JQH terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa. Dalam analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan JQH dengan perilaku keberagamaan mahasiswa yang akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana keaktifan mengikuti kegiatan JQH sebagai variabel X dan perilaku keberagamaan mahasiswa sebagai variabel Y.
Tabel 4.12 Tabel Pembantu Analisis Product Moment NO
X
X2
Y
Y2
XY
1
26
24
676
576
624
2
22
21
484
441
462
3
27
26
729
676
702
4
23
22
529
484
506
5
21
22
441
484
462
6
25
24
625
576
600
7
24
26
576
676
624
8
25
23
625
529
575
9
23
25
529
625
575
10
22
22
484
484
484
11
26
23
676
529
598
12
19
19
361
361
361
13
24
20
576
400
480
14
21
22
441
484
462
15
21
24
441
576
504
16
21
26
441
676
546
17
22
21
484
441
462
18
25
21
625
625
525
19
23
23
529
529
529
20
26
26
676
676
676
21
27
25
729
625
675
22
28
23
784
529
644
23
29
26
841
676
754
24
27
28
729
784
756
25
27
27
729
729
729
26
27
25
729
625
675
27
27
25
729
625
675
28
26
25
676
625
650
29
26
26
676
676
676
30
25
25
625
625
625
735
715
18195
17367
17616
∑
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut: N
= 30
∑X
= 735
∑Y
= 715
∑ X2 = 18.195 ∑ Y2 = 17.367 ∑ X Y = 17.616
Dalam melakukan analisis tentang pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan JQH terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga, penulis menggunakan rumus product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: XY
rxy
X Y N
2 X 2 X Y 2 Y N N 2
17616 – 17517,5
rxy=
√({18195 – 18007,5}{17367 – 17040,83} rxy = 98,5 √(187,5) (326) rxy =
112 247,23
rxy =
0,398
C. Interpretasi Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy hitung sebesar 0,398, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 30 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,361. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,398 > rxy tabel sebesar 0,361. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
yang
signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan JQH pengaruhnya terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelunya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, keaktifan mengikuti kegiatan JQH yang menunjukkan kategori tinggi ada 19 responden atau 63,33%, yang menunjukkan kategori sedang ada 11 responden atau 36,67% dan yang berada kategori rendah ada 0% 2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku keberagamaan mahasiswa yang menunjukkan kategori tinggi ada 17 responden atau 56,67%, yang menunjukkan kategori sedang ada 13 responden atau 43,33% dan yang berada kategori rendah ada 0% 3. Dari penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan JQH terhadap perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil rxy hitung sebesar 0,398 sedangkan rxy tabel 0,361 product moment pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, bahwa keaktifan
mengikuti
kegiatan
JQH
berpengaruh
terhadap
perilaku
keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan 2011 disebabkan dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukan rxy hitung > rxy tabel. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : 1. Kepada lembaga STAIN Salatiga untuk mendukung program kerja yang dijalankan oleh organisasi Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadh (JQH) karena JQH telah berhasil menunjukkan dedikasinya kepada lembaga dalam membantu merealisasikan visi dan misinya mencetak generasi penerus yang qur’ani. 2. Kepada seluruh mahasiswa STAIN Salatiga, JQH bukan dibentuk bagi orang-orang yang mahir dalam masalah baca tulis Al-Qur’an saja melainkan bagi seluruh mahasiswa yang mempunyai bakat dan minat dalam mengkaji lebih jauh ilmu-ilmu Al-Qur’an. JQH dapat dijadikan satu alternatif dalam memilih unit kegiatan mahasiswa. Banyak hal-hal positif yang dapat dipelajari di organisasi JQH termasuk di dalamnya belajar memaknai ritual keberagamaan yang dilaksanakan setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Asghar Engeineer, Islam Masa Kini, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004. Ali, Mukti, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia,Mizan , Bandung, 1988. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara , Jakarta, 1986. Cannon, Dale, Enam Cara Beragama, Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama Republik Indonesia, 2002. Depag, Alqur’an Dan Terjemahan, Toha Putra, Semarang, 1989. Fauzi, Muhammad, Agama dan Realitas Sosial Renungan dan Jalan Menuju Kebahagiaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Herman, Hermit, Fun di Kampus Impian, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.
Harahap, Syahrin, Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi, IAIN Sumatra Utara dan Tiara Wacana, Yogyakarta, 1998. Majid, Abd, Tantangan dan Harapan Umat Islam di Era Globalisasi ,CV Pustaka Setia, Bandung , 2000. Martin,
Richard C, Pendekatan Kajian Islam dalam Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2002.
Studi
Agama,
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Baberapa Aspeknya, UI Press, Jakarta, 1985. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011. Sukandarrumsidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Gajah Mada University Perss, Yogyakarta, 2004. Suprayogo, Imam dan Tabroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.
Sriyanti, Lilik, dkk, Teory-Teory Belajar, STAIN Salatiga, Salatiga, 2011. Syafii Maarif, Ahmad, Membumikan Islam, Pustaka Pelajar ,Yogyakarta, 1995. Tim, Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir, STAIN Salatiga, Salatiga, 2009. Tim, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, STAIN Salatiga, Salatiga, 2009. Tim, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, STAIN Salatiga, Salatiga, 2012. Wach, Joachim, Ilmu Perbandingan Agama, CV Rajawali , Jakarta, 1984. Yasid, Abu, Islam Akomodatif, LKiS, Yogyakarta, 2004. http://id.shvoong.com/
http://stainsalatiga.ac.id/