IMPLEMENTASI MATA KULIAH AKHLAK TASAWUF PADA PERILAKU MAHASISWA STAIN SALATIGA ANGKATAN 2010 PROGRAM STUDI PAI TAHUN 2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : LUTFI ISTIGHFARINDA NIM. 11110113
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA TAHUN 2014
1
2
3
4
5
MOTTO
“ Tiga Sifat yang menyebabkan penyandangnya tidak tentram dalam hidupnya : iri, dengki dan akhlak buruk “
“ Hiduplah sesuka hatimu, Sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, Sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendak, Sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya”.
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS. Al-Baqarah: 277).
6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah bundaku tercinta, Budi Ristiyono dan Nur Saidah yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk penulis. 2. Adikku tercinta Salma Nadia yang selalu memberikan canda tawanya. 3. Spesial Bapak Ahmad Sultoni, yang tidak henti-hentinya membimbing dan meluangkan waktunya 4. Sahabat-sahabat Karang Taruna Dsn. Bendosari Ds. Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang atas motivasinya. 5. Mas Eko Haryanto di tempat kerjanya, Terima kasih atas ide-ide kreatifnya sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik. 6. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2010 yang setia menemani dan memberi motivasi.
7
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi beserta isinya yang telah memberikan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup para Rasul, Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik manusia dari masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya yang lurus. Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Akhlak Dalam Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Pada Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI ) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga. Dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan Apa ruang lingkup Pendidikan Akhlak pada mata kuliah Akhlak Tasawuf, Bagaimana implementasi Pendidikan Akhlak pada mata kuliah Akhlak Tasawuf dan Bagaimana perubahan Akhlak Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014 peserta mata kuliah Akhlak Tasawuf. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
8
9
ABSTRAKSI
Istighfarinda,Lutfi.2014. Implementasi Mata Kuliah Akhlak Tasawuf pada perilaku Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2010 Program Studi PAI tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Kata kunci: Mata Kuliah Akhlak Tasawuf dan Perilaku Mahasiswa STAIN Salatiga Pengajaran Akhlak Tasawuf menjadi suatu keharusan. Karena akan ditanamkan kedalam jiwa akan hadirnya Tuhan dalam hidup dan Tuhan selalu mengawasi tingkah laku kita Saat perkuliahan mahasiswa juga diajarkan untuk berpenampilan yang baik tidak terlalu berlebihan karena sikap yang berlebihan itu akan menimbulkan kemrosotan kualitas keimanan. Penampilan jasmaniah yang berlebih dapat menurunkan kualitas iman seseorang karena jauh dari sikap kepasrahan dan jauh dari penyerahan diri. Hal ini akan bermakna kesombongan. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Dengan demikian, Pendekatan kualitatif mencakup masalah deskripsi murni tentang pengalaman orang di lingkungan penelitian. peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prinsip akhlak itu harus ada keseimbangan antara berakhlak pada diri sendiri, berakhlak kepada Allah, kapada sesama manusia, kepada lingkungan dan kepada orang tua. Berakhlak kepada diri sendiri antara lain:Merawat dan menjaga diri sendiri, Bersyukur atas pemberian Allah mengenai badan kita dan Menutup aurat karena untuk membedakan kita dengan binatang Berakhlak kepada Allah antara lain:Tidak suudzon kepada Allah, Menyembah dan mentaati segala titah-Nya, Menjadikan pedoman hidup apa yang dibenarkannya, Berjanji mentaati segala titah-Nya dan mengamalkan ajaran-Nya, Melaksanakan tugas sebagai wakil Allah dan Mengamalkan ajaran-Nya yang baik dan benar. Berakhlak kepada sesama manusia antara lain: Toleransi antar agama, Memberikan hak sebagai tetangga, Ikut terlibat dalam segala hal, Tidak ingin menang sendiri, Tolong- menolong, Saling menghormati dan Bertanggung-jawab dalam masalah sosial. Berakhlak terhadap lingkungan antara lain: Terhadap hewan dan tumbuhan adalah melestarikan , memanfaatkan untuk kepentingan ibadah, tidak menyakiti, sehingga Nabi Muhammad SAW. Menyerukan agar menajamkan alat potong ketika ingin menyembelih hewan, Menjaga Alam dan tidak merusaknya dan Mematuhi peraturan yang berada di lingkungan asalkan sesuai norma-norma yang berlaku. Berakhlak terhadap orang tua antara lain: Menghormati, Mendengarkan nasehatnya, Meringankan pekerjaanya, Merawat dan menjaganya, Mendo’akanya, Menjaga nama baik keluarga dan Tidak durhaka.
10
DAFTAR INFORMAN
NO
NAMA
NIM
ALAMAT
1
Priyo Prasetyo
111-10-137 Tempuran, Magelang
2
Daryanto
111-10-087 Kebonagung, Demak
3
Susi Rahayu
111-10-021 Karanggedong, Temanggung
4
Yuliana Arum P
111-10-123 Bawen, Kab. Semarang
5
Siti Munasiroh
111-10-171 Sido kumpul, Demak
6
Siti Aminah
111-10-097 Pabelan, Kab. Semarang
7
Nailil Asna
111-10-173 Tuntang, Kab. Semarang
8
Syamsul Ma’arif
111-10-157 Sido Kumpul, Demak
9
Nur Farida Luthfiani
111-10-116 Gunung Pati, Semarang
10
Ahmad Syifa’udin
111-10-128 Ungaran, Kab. Semarang
11
Nur Wulan Maslikhah
111-10-041 Bandungan, Kab.Semarang
12
Umi Khamidah
111-10-086 Bandongan, Magelang
13
Oktariana Dini W
111-10-035 Windusari, Magelang
14
Khotim Ahsor
111-10-091 Kaloran, Temanggung
15
Tiwik Melinasari
111-10-165 Ampel, Boyolali
16
Hesti Ambarwati
111-10-053 Lampung, Sumatera
17
Annisa Indah Nurina
111-10-060 Tuntang, Kab. Semarang
11
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................
v
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vii KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................. x DAFTAR INFORMAN ......................................................................................... xii DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6 D. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 6 E. Penjelasan Istilah ............................................................................ 7 F. Metode Penelitian ........................................................................... 8
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 8 2. Kehadiran Peneliti .................................................................... 8 3. Lokasi Penelitian ...................................................................... 8 4. Objek Penelitian ......................................................................
8
5. Sumber Data ............................................................................. 9 6. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 9 7. Analisis Data ............................................................................. 11 8. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................... 12 9. Tahap-tahap Penelitian .............................................................. 13 10. Sistematika Penulisan ............................................................... 16
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ruang lingkup Mata Kuliah Akhlak Tasawuf…………………….. 18 1.
Tujuan mata kuliah Akhlak Tasawuf………………................. 18
2.
Amalan Akhlak Tasawuf ………………………………….…. 19
3.
Peran Akhlak Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari-Hari …..…. 22
4.
Strategi ……………………………………………………...… 23
5.
Metode …………………………………………………………23
6.
Target keseluruhan ……………………………………………. 26
B. Pendidikan Akhlak …………………………………………….…. 29 1.
Tinjauan Pendidikan ………………………..……………..… 29
2.
Tinjauan Akhlak ……….…………………………………….. 34
3.
Pengertian Pendidikan Akhlak ………………………………. 34
4.
Tujuan Pendidikan Akhlak ………………………………….. 40
5.
Hal-hal yang Menguatkan Pendidikan Akhlak …………….. 40
6.
Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak ………………………… 42
7.
Pendidikan Akhlak untuk menumbuh kembangkan kepribadian …………………………………………………… 44
C. Pemahaman Mahasiswa terhadap Mata Kuliah Akhlak Tasawuf ………………………………………………….. 46 D. Implementasi Pendidikan Akhlak dalam mata kuliah Akhlak Tasawuf ………………………………………………….. 48
13
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum STAIN …………………………………………… 52 1. Sejarah STAIN Salatiga ………………………….……………. 52 2. Visi Misi ………………………………………………………. 59 3. Asas, Fungsi Dan Tujuan ……………………………………. 59 4. Lokasi ………………………………………………………… 61 5. Kontak ……………………………………………………..…. 63 6. Jurusan dan Program ………………..……………………….. 63 7. Fasilitas dan Keunggulan …………………………………….. 64
B. Temuan Penelitian ………………………………………………... 69 1.
Daftar nama Informan ……………………………..………... 69
2.
Perubahan Akhlak Mahasiswa…..………………………… .. 70
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………………… 89 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………...... 100 A. Kesimpulan ……………………………………………………...
100
B. Saran ……………………………………………………………… 104 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring kemajuan ilmu dan teknologi mahasiswa dituntut untuk siap dalam menghadapi kemajuan zaman karena kehidupan manusia selalu mengalami perubahan, hal itu terjadi akibat banyaknya tuntutan dan keinginan baik dari lingkungan maupun dari pihak luar. Semakin besar tuntutan atau keinginan tersebut, semakin besar pula perubahan watak yang dimiliki seseorang, sehingga membawa seseorang kepada kehidupan sosial yang berdampak positif seperti perkembangan teknologi semakin cepat, peningkatan dibidang ekonomi, peningkatan dibidang pendidikan dan sebagainya. Di samping itu pula ada yang berdampak negatif sperti perubahan watak seseorang yang penuh dengan kekerasan, kekejaman dan kebengisan.
Tanpa pendidikan akhlak, mahasiswa
seperti berjalan tanpa tujuan dan dikelilingi hawa nafsu. Nafsu itu adalah kumpulan keinginan yang terkumpul pada diri seseorang dan ia selalu menuntut dikabulkannya semua keinginannya (Al-Hilafi, 2006:192). Jadi pendidikan akhlak itu sangat perlu, Karena pendidikan itu sendiri akan memberikan dampak dan perubahan bagi kehidupan pribadi, bangsa dan Negara (Jalaluddin, 2012: 72). Dalam mata kuliah di STAIN Salatiga terdapat mata kuliah Pendidikan Akhlak Tasawuf yang diberikan disemester 4 memberikan jawaban dari fenomena kondisi mahasiswa secara jelas. Banyak sekali mahasiswa mengalami
15
kemerosotan akhlak yang ada di dalam diri yang mempengaruhi perbuatannya. Kemrosotan itu yang pertama, sebagian mahasiswa memiliki sifat humanisme yang menganggap diri paling pandai dan tidak bisa bergaul dengan mahasiswa pada umumnya, hal ini dapat menimbulkan kesombongan-kesombongan pada diri sendiri. Hingga lupa, masih ada yang lebih darinya yaitu Allah SWT. Jadi peran mata kuliah akhlak tasawuf di sini fungsinya untuk mengajak manusia agar selalu mengingat kekuasaan Allah SWT. Segala sesuatu telah diatur oleh Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha dan tetap saja hasil Allah yang menentukan. Yang kedua adalah materialisme yaitu watak mahasiswa membuatnya ingin hidup bermateri yang lebih karena menganggap materi segalanya. Mereka selalu menunjukkan hal-hal yang mewah dan menurutnya hanya materilah yang dapat membuatnya hidup. Hal itu membuat mereka lalai, padahal yang mereka gunakan adalah fasilitas dari orang tua. Jadi peran mata kuliah Akhlak tasawuf mengajarkan pada diri manusia agar mencari harta benda untuk kebaikan. Meskipun seperti itu, tetap harus selalu mengingat Allah SWT, karena dengan ridho-Nya mereka bisa mendapatkan barokah-Nya. Pengajaran Akhlak Tasawuf menjadi suatu keharusan. Karena akan ditanamkan kedalam jiwa akan hadirnya Tuhan dalam hidup dan Tuhan selalu mengawasi tingkah laku kita (Majid, 2010:106). Saat perkuliahan mahasiswa juga diajarkan untuk berpenampilan yang baik tidak terlalu berlebihan karena sikap yang berlebihan itu akan menimbulkan kemrosotan kualitas keimanan. Menurut Untung (2002:142) mengatakan, “ Penampilan jasmaniah yang berlebih dapat
16
menurunkan kualitas iman seseorang karena jauh dari sikap kepasrahan dan jauh dari penyerahan diri. Hal ini akan bermakna kesombongan”. Yang ketiga adalah sifat atheisme yang tidak percaya adanya Tuhan. Mahasiswa cenderung tidak percaya adanya Tuhan dan tidak mau menjalankan perintah-Nya dikarenakan mereka tidak merasakan peran dan kehadiran-Nya disisi mereka. Aklak tasawuf mengajarkan penanaman tentang rohaniyah, proses untuk mendekatkan diri pada-Nya. Agar bisa lebih dekat dengan Allah. Hatinya tenang jika mengingat-Nya. Yang keempat adalah pergaulan bebas yang diawali pendekatanpendekatan jarak dekat antar Mahasiswa yang berlainan. Banyak mahasiswa yang beranggapan, mereka kuliah sekaligus mencari pendamping hidup dan tidak sedikit melalui cara yang salah. Fenomena hamil diluar nikah adalah bukti lemahnya
Akhlak
mahasiswa
sehingga
ketidaksiapan
berumah
tangga
mengakibatkan melahirkan generasi yang kurang berkualitas. Secara keseluruhan kemrosotan akhlak tersebut, peran mata kuliah akhlak tasawuf adalah mendidik mahasiswa untuk dapat memaknai kehidupan dengan beramal sholih sebagai bekal untuk menghadapi tantangan-tantangan yang kiranya akan dihadapi oleh mahasiswa untuk mendidik kematangan akhlak dan kedewasaan pola pikir mahasiswa dalam mencegah fenomena zaman yang serba diwarnai tindakantindakan amoral. Pemikiran mahasiswa akan tumbuh berkembang dengan berpijak pada iman kepada Allah dan terdidik untuk takut, ingat, bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri pada-Nya, ia akan memiliki potensi dan respon secara instingtif di dalam menerima setiap keutamaaan dan kemuliaan, di 17
samping terbiasa melakukan akhlak mulia. Mahasiswa akan jauh dari perbuatan dosa dan maksiat, karena jika maksiat terus bertambah hati akan didominasi karat, maka ia akan menjadi gembok atau segel dan akan membuat hati semakin keras (Farid, 2008:51). Dalm kompetensinya Akhlak tasawuf menganjurkan mahasiswa untuk beramal mulia dan menjahui amal yang tercela serta diajarkan bagaimana merasakan kehadiran Tuhan, berbicara dengan Tuhan. Sampai ada yang mengartikan proses pendekatan kepada Tuhan sedekat-dekatnya. sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalanNya, supaya kamu mendapat keberuntungan.(QS. AlMaidah:35)(Surohadikusumo, 2006:129). Materi Pendidikan Akhlak tasawuf akan memberikan jawaban semua persoalan yang akan dihadapi mahasiswa apabila mahasiswa paham akan arti, hakikat dan tujuan akhlak tasawuf bagi mahasiswa. Problem diatas akan menghantui mahasiswa. Namun bekal pendidikan akhlak yang baik dari STAIN Salatiga akan menciptakan penalaran sebagai bukti kasih sayang Allah kepada manusia dan harus diabdikan untuk beribadah kepadaNya. Peranan pendidik sebagai pentransfer ilmu sangatlah penting. Seorang
18
pendidik tidak hanya memberikan pendidikan itu dalam bentuk materi-materi saja, tetapi lebih dari itu harus dapat menyentuh sisi tauladannya. Sebab perilaku seorang pendidik yang pertama-tama dilihat mahasiswa. Seorang pendidik selain memberikan pendidikan yang bersifat materi pelajaran, juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan. Bagaimana mahasiswa akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan oleh pendidik, jika pendidik sendiri tidak pernah memberikan contoh yang baik terhadap mahasiswa. Tujuan dari pendidikan budi pekerti (akhlak) itu sendiri ialah membina dan membangun kejiwaan serta keadaan mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak akan terpengaruh oleh perkembangan zaman atau pergaulan yang merugikan dan kalaupun mereka masih juga salah pilih, maka setidak-tidaknya mereka sudah dapat berfikir secara bertanggung jawab dan di dalam diri mereka sudah terbentuk suatu fundamen moral (akhlak) yang baik sebagaimana yang diharapkan. Dalam uraian diatas maka penulis mengusung judul “ Implementasi Mata Kuliah Akhlak Tasawuf pada Perilaku Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014”. B. Rumusan Masalah 1. Apa ruang lingkup Pendidikan Akhlak pada mata kuliah Akhlak Tasawuf? 2. Bagaimana implementasi mata kuliah Akhlak Tasawuf pada Perilaku Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014 peserta mata kuliah Akhlak Tasawuf?
19
C. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui ruang lingkup Pendidikan Akhlak pada mata kuliah Akhlak Tasawuf. 2. Untuk mengetahui implementasi mata kuliah Akhlak Tasawuf pada Perilaku Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014 peserta mata kuliah Akhlak Tasawuf D. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian, di harapkan nantinya dapat berguna yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah, Hasil penelitian ini dapat berguna untuk evaluasi agar terus meningkatkan mutu pendidikan yang berbasis Agama. 2. Bagi masyarakat, Sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan masyarakat terutama orang tua agar lebih komunikatif dan cermat memperhatikan perubhan anaknya yang belajar di STAIN Salatiga. 3. Bagi STAIN Salatiga, Untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga. 4. Bagi Peneliti, Sebagai bahan masukan unntuk mengembangkan wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut. E. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami definisi pada judul penelitian diatas, peneliti memberikan batasan-batasan dari beberapa istilah sebagai berikut:
20
1. Implementasi Akhlak adalah Penerapan dan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan untuk mendekatkan diri dengan Allah sedekat-dekatnya (Hafid, 2013:30). 2. Mata kuliah Akhlak Tasawuf Mata kuliah akhlak tasawuf merupakan pembelajaran tentang akhlak dan tasawuf. Akhlak merupakan Tingkah laku, perangai atau kesopanan (Mahjuddin, 2010:1). Sedang menurut Sultoni (2007:55), Akhlak adalah kondisi atau keadaan hati seseorang. Sedangkan Tasawuf berasal dari kata “Shofia”, yang artinya kebijaksanaan dan kata “Theo” yang artinya Tuhan. Dua kata itu merangkai kata Theo Shofia / Tasawuf yang berati Hikmah Ilahiyah / Rahasia dibalik kehendak Tuhan (Sultoni, 2007:23). 3. Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Jadi, Implementasi mata kuliah Akhlak Tasawuf pada Perilaku Mahasiswa adalah penerapan dan usaha sadar untuk mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan untuk mendekatkan diri dengan Allah saat mengikuti pembelajaran mata kuliah akhlak tasawuf.
21
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini penulis menitikberatkan pada “Implementasi Mata Kuliah Akhlak Tasawuf pada perilaku Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014”, dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Dengan demikian, “ Pendekatan kualitatif mencakup masalah deskripsi murni tentang pengalaman orang di lingkungan penelitian. Tujuan deskripsi ini adalah untuk membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di lingkungan di bawah pengamatan, seperti apa pandangan partisipan yang berada di latar pengamatan dan seperti apa persitiwa atau aktivitas yang terjadi di latar penelitian. Dalam pembacaan melalui catatan lapangan dan wawancara, peneliti mulai mencari bagian-bagian data yang akan diperhalus untuk presentasi sebagai deskrispsi murni dalam laporan penelitian” (Emzir, 2008:174). Dalam pendekatan kualitatif ini semua data diperoleh dalam bentuk kata-kata lisan maupun tulisan yang bersumber dari manusia. 2. Kehadiran Peneliti Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data dan statusnya diketahui oleh subjek atau informan di lokasi penelitian, STAIN Salatiga. Namun objek yang sedang diteliti tidak mengetahui maksud penelitian ini sehingga tidak ada kesan rekayasa justru akan menghasilkan data yang alami dan apa adanya untuk mendapatkan hasil yang valid sesuai dengan kondisi yang terjadi di STAIN Salatiga.
22
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dalam penelitian ini di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]. Sedangkan waktu penelitian pada tanggal 29 Maret 2014 – 15 Juni 2014. 4. Objek Penelitian Objek yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua, namun yang lebih dari 100 diambil 25 % (Arikunto, 1998:20). Jadi Objek penelitian ini adalah Mahasiswa PAI angkatan 2010 berjumlah 17 orang. 5. Sumber Data Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari informan yang dianggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kata-kata atau Tindakan Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan / responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa keterangan dari para informan dari beberapa mahasiswa STAIN Salatiga jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2010 yang penulis anggap mampu untuk memberikan keterangan yang relevan yaitu:
23
Tabel .I. Data Informan NO
NAMA
NIM
ALAMAT
1
Priyo Prasetyo
111-10-137
Tempuran, Magelang
2
Daryanto
111-10-087
Kebonagung, Demak
3
Susi Rahayu
111-10-021
Karanggedong, Temanggung
4
Yuliana Arum P
111-10-123
Bawen, Kab. Semarang
5
Siti Munasiroh
111-10-171
Sido kumpul, Demak
6
Siti Aminah
111-10-097
Pabelan, Kab. Semarang
7
Nailil Asna
111-10-173
Tuntang, Kab. Semarang
8
Syamsul Ma’arif
111-10-157
Sido Kumpul, Demak
9
Nur Farida Luthfiani
111-10-116
Gunung Pati, Semarang
10
Ahmad Syifa’udin
111-10-128
Ungaran, Kab. Semarang
11
Nur Wulan Maslikhah
111-10-041
Bandungan, Kab.Semarang
12
Umi Khamidah
111-10-086
Bandongan, Magelang
13
Oktariana Dini W
111-10-035
Windusari, Magelang
14
Khotim Ahsor
111-10-091
Kaloran, Temanggung
15
Tiwik Melinasari
111-10-165
Ampel, Boyolali
16
Hesti Ambarwati
111-10-053
Lampung, Sumatera
17
Annisa Indah Nurina
111-10-060
Tuntang, Kab. Semarang
b. Data Tertulis (Dokumentasi) Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari buku pedoman penyelenggaraan pendidikan yang diterbitkan oleh STAIN Press yang berisi Sejarah STAIN, Asas, Fungsi dan tujuan, Visi dan Misi, Organisasi serta Program Studi STAIN salatiga.
24
6. Prosedur Pengumpulan Data Agar sebuah kajian ilmiah dapat disajikan secara sistematis, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah penentuan seperangkat metode yang sesuai dengan objek dan karakteristik materal yang diangkat. Hal ini dimaksudkan agar sebuah metode penelitian rasional dan terarah maka peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah ini: 1) Observasi Menurut Sukardi (2011: 78-79), “ Observasi adalah pengamatan dan percatatan secara sisitematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian”. Penulis berusah mengamati dan mendengarkan dalam rangka memahami, mencari Jawab, mencari bukti terhadap fenomena sosialkeagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis. Observasi digunakan oleh penulis untuk melihat langsung lokasi STAIN Salatiga yang berada di Jl. Tentara Pelajar 02 Kota Salatiga 50721. 2) Wawancara atau Interviu Pada tehnik wawancara peneliti datang dan berhadapan muka langsung dengan responden atau subjek yang diteliti Sukardi (2011: 79). Jadi tekhnik ini identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada nara sumber. Ciri utamanya adalah 25
kontak langsung dengan tatap muka antara penulis dengan sumber informasi. Wawancara kepada mahasiswa digunakan oleh penulis untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku mahasiswa serta perubahan akhlak saat dan sesudah menerima pelajaran akhlak tasawuf. 3) Dokumentasi Dalam memperluas pengumpulan data, tehnik ini sangat dibutuhkan. Tehnik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa surat-surat, arsip-arsip dan termasuk juga bukubuku tentang pendapat dan teori yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Sukardi, 2011: 81). Metode ini digunakan untuk lebih memperluas pengamatan dan pengumpulan data terhadap sesuatu yang diselidiki oleh peneliti. 7. Analisis Data Menurut Muhadjir (1996:104) mengatakan, “Analisis data merupakan upaya untuk mencapai dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainya. Untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikanya sebagi temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mancari makna”. Sedangkan Menurut Suprayogo dan Tobroni (2001:192), “Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan
26
data yang dapat dianalisis”. Kegiatan-kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi: a. Menetapkan fokus penelitian b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuantemuan pengumpulan data sebelumnya d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya; dan e. Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tatap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Jadi, ” Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan (verifikasi)” (Milles, 1992:16-18). Dengan demikian, penulis akan menunjukkan laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data yang penulis mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan sebagainya.
27
8. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan Kriteria kreadibilitas yang artinya responden yang memang betul-betul mampu menjawab pertanyaan dari peneliti. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Moloeng (2000:175-178) mengatakan, Pemeriksaan keabsahan data yaitu: a. Perpanjangan keikutsertaan Adalah menambah jadwal keterlibatan peneliti pada waktu yang telah ditentukan b. Ketekunan pengamatan Adalah mencermati setiap detail perkataan dari hasil pengumpulan data dengan metode wawancara c. Triangulasi Adalah pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain sebagai pembanding terhadap data utama d. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi Adalah upaya peneliti dalam membandingkan hasil wawancara dan mengutip hasil yang terbaik e. Analisis kasus negatif Adalah menggambarkan peristiwa yang bersebarangan dengan tema penelitian
28
f. Kecakupan referensional Adalah kutipan dari pendapat para ahli yang relevan dan memadai seperti buku, surat kabar atau majalah g. Uraian rinci Adalah menjelaskan secara jelas dan detail tentang pokok permasalahan yang ada didalam penelitian ini h. Auditing Adalah memberikan kesimpulan yang sesuia dengan rumusan masalah dalam penelitian 9. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Tahap pra lapangan 1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian 3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: 1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian 3) Pencatatn data yang telah dikumpulkan c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan: 1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2) Pengecekan keabsahan data
29
d. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian 2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi 4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Ujian munaqosah skripsi G. Sistematika Penulisan Agar terjadi pemikiran yang urut dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui tata urutan penulisanya, adapun tata urutannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, penjelasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan signifikasi penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi. BAB II KERANGKA TEORI Pada bab ini dikemukakan tentang pembahasan teori yang menjadi dasar teoritik penelitian, khususnya yang berhubungan dengan variable penelitian. Dalam bab ini dibagi menjdi sub-sub bab yang mencakup : Ruang lingkup Pendidikan Akhlak, Implementasi Pendidikan Akhlak pada mata kuliah Akhlak Tasawuf dan Gambaran umum tentang akhlak Mahasiswa. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Pada bab ini berisi laporan mengenai Lembaga Pendidikan yang dijadikan tempat penelitian baik yang berkaitan dengan sejarah singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana, dan juga tentang 30
data responden yang berisikan hasil wawancara mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2010. Di samping itu juga dilaporkan hasil penelitian. BAB IV PEMBAHASAN Untuk bab ini, akan penulis lakukan pembahasan terhadap data yang terkumpul. BAB V PENUTUP Pada bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari penelitian, saran-saran, dan penutup Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran
31
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ruang lingkup Mata kuliah Akhlak Tasawuf 1.
Tujuan Tujuan akhlak tasawuf mempunyai sifat bertingkat-tingkat dan selalu berkembang yaitu, tujuan akhlak tasawuf yang hakiki adalah menciptakan kepasrahan yang tinggi kepada Allah SWT, sikap tawakal sebagai perwujudannya. Yang mana semua itu di lakukan tiada lain agar Allah SWT ridho. Kesadaran diri akan kehadiran Tuhan dengan segala kesempurnaannya. Jadi secara umum , tujuan terpenting dari pengamal tasawuf adalah taqarrub ilallah. Mendekatkan diri kepada Allah, dalam hal ini dapat diartikan: a. Mengenal atau mempercayai dengan segala kesempurnaan sifat-Nya b. Melihat kesempurnaan sifat Allah Bersatu (kehendak dirinya) dengan kehendak Allah. Maka dengan adanya kebersatuan ini manusia tidak akan pernah mersakan kekecewaan tarhadap Allah Beberapa pendapat ulama tentang tujuan tasawuf, diantaranya (Sultoni,2007:49-51): a) Hamka Menurut Hamka, tujuan hidup kerohanian dalam islam (tasawuf) adalah:
32
1) Awalnya ingin mengendalikan jiwa dalam dalam menempuh hidup mencari kerelaan Tuhan supaya tidak terpedaya oleh kebendaan. 2) Selanjutnya tasawuf menjadi alat untuk mencapai tujuan yang lebih hebat yaitu melihat wajah Tuhan. 3) Akhirnya ingiun mencapai maqom tertinggi yaitu fana dalam wujud melalui batin rohani (riadhoh dan kesungguhan atau mujahadah). b) Rivag Siregar Tujuan tasawuf adalah Penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak mutlak Tuhan, karena Dia-lah penggerak utama dari segala kejadian alam ini. c) Rabiah al-Adawiyah Menurutnya tujuan tasawuf yaitu terbukanya tabir pengikat alam ghaib sehingga seorang sufi bisa mengalami penyaksian dan berhubungan langsung dengan dunia ghoib dan zat Tuhan. d) Abdul Hakim Dalam kitab al-tasawuf fi al-syi‟ri „arobi, beliau mengatakan tujuan tasawuf adalah sampai pada zat yang hak mutlak atau bahkan bersatu dengan Tuhan.
33
2.
Amalan Akhlak Tasawuf a. Taqwa Taqwa Allah adalah takut kepada azab Allah, yang menimbulkan suatu konsekuensi untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya b. Dzikir Zikir bersifat mengingat. Mengingat dan menyebut dalam bahasa zikir bersifat komplementer (saling terkait dan saling melengkapi). Menyebut merupakan zikir lisan yang akan mendorong hati untuk mengingat nama atau suatu yang disebut itu. Demikianlah zikir hati (mengingat) dan zikir lisan (menyebut) saling mempengaruhi yang nanti akan mendorong akal untuk menangkap kehendak Allah dialam halini yang dijadikan ibroh ketundukan dan kepatuhan kepada syariatNya. Sebagaimana dalam tunduk dan patuh pada sunatullah (ketentuanNya). Selanjutnya akan melahirkan zikir amal (taqwa). c. Ikhlas Maksud ikhlas adalah mengerjakan sesuatu tiada lain adalah hanya mengharap ridho atau kerelaan Allah semata, bukan karena mengharap pujian atau sanjungan dari orang lain.Ikhlas merupakan ilmu yang memadukan amal dan niat, niat merupakan dasar dari segala amal perbuatan. Setelah berusaha dan berdo‟a maka terserah Allah hendak
34
memberikan keberhasilan atau kegagalan, karena sesungguhnya Allahlah yang maha tau yang terbaik untuk hamba-Nya. d. Taubat Taubat adalah kembali dari sesuatu yang dia sesali menuju yang dia maksudkan. Taubat yang diperintahkan adalah kembali pada Allah, mengerjakan apa yang Dia perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Nya. e. Sabar Sabar adalah keyakinan dan kerelaan pada taqdir (Sultoni,2007:137) manusia sering memaksakan kehendak, sehingga sebagai akibatnya tidak akan menerima kehendak Allah. Maka sabar adalah menyelaraskan kehendak manusia kepada kehendak Allah, bukan sebaliknya yaitu menyesuaikan kehendak Allah kepada kehendak diri manusia. f. Tawadhu’ Kata lain dari tawadhu‟ adalah rendah hati.Diantara tanda-tanda orang yang tawadhu‟ adalah menghormati, sopan, santun, lemah lembut dalam bertutur kata dan tidak sombong atas dirinya meskipun memiliki kedudukan dan harta yang berlebih.Menghormati yang tua, mencintai yang muda merupakan kunci tawadu’ g. Istiqamah
35
Melakukan
amalan
secara
terus
menerus
dalam
keadaan
bagaimanapun.Yang mana sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan. h. Sederhana Secara bahasa sederhana berarti sedang (tidak mewah) menggunakan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan maka akan menolong manusia dikehidupan mendatang didunia maupun akhirat. Sebagai contoh memiliki uang yang cukup hanya untuk satu bulan akan tetapi tidak terperinci dan berlebihan dalam membelanjakannya, maka tidak akan cukup sampai akhir bulan, akhirnya hutang kepada saudara, teman, jika tidak mendapatkannya mencuri bahkan membunuh dapat dijadikan jalan keluarnya. Oleh karena itu hidup sederhana sangat penting bagi pengamal akhlak tasawuf. i. Puasa Puasa berarti menahan (mengendalikan) diri dari makanan dan minuman pada waktu tertentu. Sedangkan menurut syara puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari disertai dengan niat (Shaleh,2008.:41). 3.
Peran Akhlak Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari-Hari Mata kuliah akhlak tasawuf sangat berperan dalam kehidupan seharihari. Mahasiswa STAIN Salatiga yang reguler tergolong dalam usia remaja maka masalah yang dihadapi sangat komplek. Oleh karena itu jika masalah yang komplek itru tidak segera teratasi maka bisa saja mahasiswa putus asa
36
karena pengetahuan yang minim, diharapkan mata kuliah ini dapat berperan dalam mengatasi masalah masalah yang sedang dihadapi. Akhlak tasawuf berperan membentuk pribadi yang optimis, yakin akan kekuasaan Allah dan pantang menyerah. Karena selalu ada motivasi untuk maju mengharap belas kasih Allah atas usaha, sabar,dan ikhlas karena Allah. 4.
Strategi a.
Untuk mengenal Allah secara ilmu (“ilmu yaqin), perkuliahan ini menyajikan beberapa materi kuliah (kurikulum) separti: etimologi Tasawuf, Pendidikan Akhlak, taubat, sabar, zuhud, sedekah, syukur, hubb, khouf wa raja’, dan fana. Semua itu dikaji berdasarkan sumber kajian tasawuf.
b.
Untuk mengenal Allah berdasarkan pengamatan dan pemahaman ciptaan Allah, mahasiswa diantarkan kepada relaitas ciptaan Allah, baik tentang dirinya maupun tentang alam semesta. Misalnya menemukan Allah dibalik penciptaan rambut, mata, telinga, lidah, tagan, kaki dsb. Atau menemukan Allah dibalik penciptaan langit, terjadinya hujan, bencana alam, dsb. Mahasiswa diberikan informasi tentang semua itu, kemudian bersama-sama menemukan Kuasa dan Cinta Allah yang tersembunyi dibalik ciptaan-Nya.
c.
Untuk mengenal Allah melalui pengalaman langsung, mahasiswa diwajibkan melakukan amaliah praktis.
37
5.
Metode Khususnya untuk pencapaian tujuan ma’rifatullah yang tartinggi, yaitu haqqul yaqin, mata kuliah ini menggunakan beberapa metode yaitu : a. Berdoa Berdoa dalam mata kuliah ini diajarakan tidak sebagaimana yang dilakukan muslim pada umumnya. Apa yang bisa dilihat pada muslim secara umum, mereka baru melakukan amaliah membaca do’a, tetapi belum berdo’a. Pendekatan berdoa dalam matakuliah ini menggunakan kajian dan praktik psikologi, khususnya yang berkaitan dengan Mind Management (manajemen Pikiran/ Hati). Metode yang dipakai, diantaranya dengan visualisasi (membayangkan yang diminta), afirmasi (membangun keyakinan dengan sugesti diri/ self sugesti), selftalk (dialog internal untuk melakukan zero mind), relaksasi (pengkondisian pikiran/hati agar khusyu’), dsb. b. Salat tahajud Artinya salat sunat diwaktu malam setelah tidur. Salat tahajud merupakan sunah nabi yang sangat dianjurkan.Orang yang mengenal jalan Allah swtdan selalu berlindung kepada naungan-Nya adalah orang yang mengetahui bahwa salat merupakan obat dari segala kesusahan dan keedihan. Yakin bahwa salat adalah penenang hati, penyejuk jiwa, dan penghapus duka lara.
38
c. Membaca Al-Qur‟an Al-Qur‟an berasal dari kata qara‟a yang diartikan membaca, sedang al-Qur‟an
berarti
bacaan.(Shaleh,2008.:25)
Al-Qur‟an
merupakan
petunjuk bagi umat islam sedunia,membacanya merupakan ibadah. Maka sebagai ahli tasawuf dan memahami tasawuf tidak akan meninggalkan AlQur‟an tidak pula meninggalkan memperdalam ilmunya tentang AlQur‟an, karena itu dapat memotifasi manusia untuk bertaqwa dan iman kepada Allah dengan seutuhnya.Al-Qur‟an juga diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. d. Salat berjamaah Shalat merupakan do‟a, maka jika do‟a itu jika diaminkan lebih dari 40 orang maka akan diaminkan oleh malikat. Maka barokah salat berjamaah adalah do‟anya dikabulkan, menjalin ukhuwah islamiyah, dan dimudahkan rizkinya sehingga hidup akan menjadi senantiasa indah dan damai.Tegur sapa dengan sesama dapat menenangkan dan menentramkan hati karena merasa banyak orang yang mengasihi dan saling membutuhkan. e. Bersedekah Bersdekah adalah menafkahkan harta yang lain, baik yang wajib maupun yang sunah.(Shaleh,2008.83). Perlu diketahui sedekah tidak harus berupa harta.Sedekah dapat berupa pikiran, tenaga, dan yang paling mudah dan murah adalam senyum. Dianjurkan sedekah dilakukan diwaktu lapang
39
maupun sempit, disaat susah maupun senang, disaat ramai maupun sendiri. Karena sedekah juga merupakan sebagai penolak balak, membuka jalan untuk terkabulnya do‟a dan juga kunci sukses menjadi kaya. Secara lahir apabila bersedekan uang berkurang, akan tetapi pada hakikatnya uang yang disedekahkan adalah uang yang sesungguhnya yang dimiliki oleh manusia, yang akan menolongnya kelak dikemudian hari. Selain itu Allah akan mengembalikan sesuatu yang diberikan dijalan-Nya dengan berlipat ganda dan pahala mulia di sisi-Nya. 6.
Target Keseluruhan Dengan memahami dan mempraktikan ilmu dan metode pada matakuliah Akhalk Tasawuf ini, diharapkan ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh mahasiswa; a. Mahasiswa menjadi lebih memahami beberapa materi atau tema-tema utama dalam Tasawuf. b. Dengan kajian ‘ainul yaqin…mengamati ciptaan Allah pada dirinya dan pada lingkungan alam semesta, mahasiswa berkembang spiritual intellegence-nya, sehingga mereka menjadi lebih peka dan lembut dengan fenomena alam semetsa. Mereka tidak mudah untuk mengatakan bahwa yang terjadi ini kebetulan, sebaliknya mereka menjadi menyadari bahwa dibalik semua yang ada ada Sang Maha Ada dan Maha Segalanya. c. Denga metode berdoa, menggunakan pendekatan Mind Management, mahasiswa menjadi lebih mengenali kekurangan dirinya yang bersumber
40
pada pikiran-pikiran negatif yang selama ini dipeganginya. Mahasiswa memahami bahwa tantangan keberhasilan mencapai sesuatu adalah dirinya sendiri. Jihad akbar adalah Jihad melawan hawa nafsunya sendiri, begitu yang disabdakan Rasulullah saw. Dalam kondisi ini, terjadi proses takhalli (pembersihan hati/ pikiran dari hal-hal negatif) dan tahalli (mengisi hati/ pikiran dengan hal-hal positif). Kondisi ini berpengaruh besar pada pembentukan karakter dan akan memperngaruhi pada perubahan sikap dan prilaku/ akhlak mahasiswa. d. Perubahan sikap dan prilaku mahasiswa diarahkan pada empat pihak; (1) kepada Allah, lebih meningkat ibadahnya, lebih dekat dan lebih cinta ke Allah, (2) diri sendiri: lebih mengenal kelemahan dan kekuatran dirinya, lebih bsia meneriam dirinya , lebih mencintai dirinya, lebih tenang menghadapi masalah, lebih optimis menyelesaikan masalah, tidak mudah putus asa, menjadi lebih percaya diri, (3) kepada orang tua: lebih menghoramti, lebih menyayangi, lebih dekat, mencairkan hubungan yang kaku, mendekatkan hubungan yang jauh, mengingat jasa-jasa orang tua, (4) kepada orang lain: lebih menyayangi kaum lemah, separti fakir miskin dan anak yatim, lebih santun, lebih banyak mendoakan mereka, tidak suka membicakan kejelekan mereka, menghargai orang lain sebagaimana adanya, dsb. e. Dengan metode Berdoa: mahasiswa menjadi yakin dengan pengalaman sendiri, bahwa ternyata Allah benar-benar mengabulkan apa yang diminta. Bahkan sesuatu yang tidak masuk akal, bisa terjadi ketika Allah 41
mengabulkan permintaan itu. Dengan pengalaman ini mahasiswa menjadi semakin kagum dengan Allah, semakin dekat, mengembalikan masalahnya dengan mendekat ke Allah dan semakin cinta kepada Allah, karena ia telah merasakan secara langsung melalui pengalamannnya bahwa Allah mencintai mereka. f. Dengan metode meminta sesuatu yang mahal/ berkisar satu juta rupiah, maka mahasiswa secara tidak langsung dibiasakan untuk melakukan banyak amaliah syar’i, sekaligus diberikan pemahaman bahwa ibadah yang mereka lakukan akan memberikan manfaat yang kembali kepada dirinya. Manfaat Ibadah bukan untuk Allah, tapi untuk mahasiswa yang melakukan. Hal ini diharapkan dapat mendidik mereka rajin beribadah kepada Allah. g. Dengan metode berdekah Ibu, mahasiswa menjadi lebih menyadari eksistensi mulia seorang ibu, tidak lagi menganggap ibu sebagai manusia biasa, namun manusia yng mulia dan harus dimulikan. Lebih berbakti dan menyayangi ibu. Lebih banyak berterima kasih kepada ibu. Lebih dekat ke ibu. Selalu menyertakan ibu dalam doanya, dsb. Dan simpul semua yang dilakukan serta dialami mahasiswa, sebagaimana tujuan tasawuf, maka pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan lebih mengenal Allah baik ilmu yaqin, ainul yaqin maupun haqqul yaqin. Lebih yakin, lebih dekat dan lebih cinta kepada Allah. Dan cinta ke Allah itu pun dibuktikan dengan mencintai makhluk-Nya, terutama ke Ibu, anak yatim, fakir miskin dan kaum dhua’afa lainnya. Pada akhirnya Akhlak Tasawuf membentuk akhlak mahasiswa
42
secara utuh, yang bagus dalam hablum minallah sekaligus bagus dalam hablum minannas. B. Pendidikan Akhlak 1. Tinjauan Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalammya pasti terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dengan kata lain pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup (Mudyahardjo, 2001:3). Menurut undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Hafid, 2013:29). Edgar Dalle dikutip oleh Hafid (2013:29) mengatakan, Pendidikan juga dimaknai sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di 43
luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Pendidikan itu secara esensial terdapat kesatuan dan unsur-unsur yang terdapat didalamnya dan dapat ditarik suatu analisis tentang makna pendidikan yaitu: 1) Pendidikan sebagai proses transformasi budaya 2) Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi 3) Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara 4) Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan itu mempunyai beberapa karakteristik khusus, menurut Mudyahardjo membaginya kepada empat hal yaitu: 1) Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan. 2) Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. 3) Bentuk kegiatan. Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam beranaka ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat
44
terjadi sembarang,kapan dan di mana pun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik. 4) Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, tidak terbatas, dan sama dengan tujuan hidup (Mudyahardjo, 2001:5). b. Tujuan Pendidikan Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan
Nasional,
yaitu
“Mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekarti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”Sesungguhnya tujuan bagi pendidikan adalah: 1) Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. 2) Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai. 3) Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik 45
tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha. 4) Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. c. Manfaat Pendidikan Pada dasarnya sebuah arti dalam dunia pendidikan sangatlah berarti bagi penerus bangsa khusunya di negara indonesia ini. pendidikan sangatlah berfungsi serta berperan besar khususnya didalam sebuah ruang lingkup dunia sekolah, ataupun perguruan tinggi lainnya. sebuah pendidikan yang dterapkan dalam ruang lingkup sekolah tersebut menjadi tolak ukur berlangsungnya perkembangan pendidikan yang diajarkan tenaga pendidik khususnya dalam sebuah sekolah tersebut. contoh kecilnya siswa merasa terpanggil dan turun untuk ikut serta dalam mempelajari sebuah arti dalam pendidikan tersebut. Dalam halnya keseharian siswa tersebut di tuntut agar diterapkan nya ilmu pendidikan dari para guru yang mengajarnya, selain itu juga perlu kita ketahui bersama bahwa kita pun mesti mengetahui apa itu dari sebuah fungsi pendidikan , fungsi pendidikan ini sangatlah penting untuk mengetahui apa manfaat yang memanjang dari dunia pendidikan itu sendiri dalam artian disini adalah mengalokasikan sumber daya yang tidak hanya antara berbagai jenis dan tingkat sekolah tetapi juga antara pendidikan dan program sosial. Separti contoh hal kecilnya dari sebuah program sosial yaitu "organisasi, ekstrakulikuler, UKM dalam dunia kampus, dll" dan masih banyak lagi yang lainnya. manfaat dari pendidikan juga harus dihargai oleh 46
semua orang karena untuk memutuskan bagaimana untuk membiayai pendidikan pada tingkat yang berbeda. Pendidikan manfaat juga harus diidentifikasi untuk menafsirkan motivasi pendidik. Pendidikan juga bermanfaat untuk dikalangan sebuah komunitaskomunitas, forum-forum, karena sebuah pendidikan tidak hanya diterapkan dalam dunia sekolah maupun perguruan tinggi juga. dalam artian pendidikan itu mengarah kepada hal yang lebih positif. maka dari itu pemerintah menunjang agar berlangsungnya sebuah pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah agar menjadi lebih baik lagi, sehingga kulaitas pendidikan kita di mata luar terlihat sangat baik. dengan adanya pendidikan pula seseorang yang asalnya tidak bisa menjadi bisa itu semua karena proses dari sebuah pendidikan juga. Maka dari itu setiap individu tidak bisa berharap lebih untuk mendapatkan semua manfaat yang telah maju pada saat ini. Kebanyakan manfaat pendidikan ini menjadi jauh lebih lemah ketika satu tingkat pendidikan menjadi kurang eksklusif juga. dan harus memiliki dampak negatif dari pendidikan sekolah.jadi inti dari semuanya bagi penerus bangsa generasi muda kedepan manfaatkan lah sebuah pendidikan yang anda jalani karena masa muda anda tidak akan terulang kembali. hanya satu kali muda dalam hidup ini.
47
2. Tinjauan Akhlak a. Pengertian Akhlak Kata pokok (dasar) akhlak adalah khalaqo, khaliqun dan makhluqun, kata sifatnya adalah akhlakun. Menurut Imam Hamid al-Ghazali yang dikutip oleh Mahmud mengatakan bahwa kata al-khalq adalah bentuk lahirnya, sedangkan al-khuluq adalah bentuk batinnya. Hal itu karena manusia tersusun dari fisik yang dapat dilihat dengan mata kepala, dan ruh /jiwa yang ditangkap oleh mata batin. Ruh / jiwa yang ditangkap oleh mata batin itu lebih tinggi nilainya dari fisik yang ditangkap dengan penglihatan mata (Mahmud , 2004:28). Jadi akhlak (al-khuluq) pengertiannya adalah suatu sifat yang terpatri dalam jiwa, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut rasio dan syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik. Sedangkan jika yang terlahir adalah perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang buruk (Mahmud , 2004:29). Demikian juga sama pengertian akhlak menurut Muhammad bin Ali asy-Syariif
al-Jurjani
yang
juga
dikutip
oleh
Mahmud,
beliau
mendifinisikan: akhlak adalah istilah bagi semua sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berpikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat, dengan mudah, 48
maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk (Mahmud , 2004:32). Menurut difinisi di atas, akhlak mencakup sifat baik maupun buruk, namun kita dapati kebanyakan ulama’ akhlak menggunakan kata akhlak untuk sifat yang baik saja. Menurut mereka, akhlak adalah sifat-sifat baik yang tertanam pada jiwa dan memancar perilaku yang baik dalam kehidupan (Abdullah, 2005:55). Jadi, pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Dari sini timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Dapat dirumuskan bahwa akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia, dan makhluk sekelilingnya dalam kehidupannya sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai moral dan nilai-nilai norma agama. Beberapa istilah tentang akhlak, moral, etika dan juga budi pekerti sering disinonimkan antar istilah yang satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya semuanya mempunyai fungsi yang sama yaitu memberi orientasi sebagai petunjuk kehidupan manusia (Ahmad Syukri, 2007:112) Beberapa point dibawah ini akan memberikan penjelasan secara singkat mengenai istilah-istilah yang juga digunakan dalam pembahasan
49
akhlak dengan tujuan untuk dapat mempermudah pemahaman akan perbedaan antara istilah-istilah tersebut: 1)
Moral Moral diartikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia yang baik dan wajar dan diterima oleh kesatuan atau lingkungan tertentu (Zahruddin, 2004:46). Moral juga berarti bagaimana seseorang memiliki makna tentang bagaimana perilaku sesuai dengan dengan norma atau nilai yang diakui oleh individu atau kelompok (Amril, 2002:18-19). Nilai-nilai tersebut diyakini oleh masyarkat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dan lamakelamaan akan muncul kesadaran moral.
2) Etika Menurut istilah bahasa etika berasala dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat istiadat (kebiasaan), Sedangkan secara istilah Etika adalah sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai-nilai perbuatan baik buruk, sedangkan ukuran untuk menetapkan nilainya adalah akal pikiran manusia (Yatimin Abdulllah, 2006: 4-8). Dalam arti yang luas etika adalah suatu keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk
50
mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan hidupnya mengenai suatu cara yang rasional. Etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap perilaku yang dilakukan oleh manusia. Selain itu etika bersifat relatif yang dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. 3) Budi Pekerti Budi pekerti juga sering digunakan sebagai istilah akhlak, yang mana budi diartikan sebagai alat batin untuk menimbang dan menentukan mana yang baik dan buruk, budi adalah hal yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran atau yang disebut dengan karakter, sedangkan pekerti ialah perbuatan manusia yang terlihat karena terdorong oleh perasaan hati (M. Sholihin, 2005: 29-30). Selain itu budi pekerti berinduk pada etika, yang mana secara hakiki adalah perilaku, dan budi pekerti berisi perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama dan sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat. b. Ruang Lingkup Akhlak Dalam hal ini ruang lingkup akhlak Islami tidak berbeda dengan ruang lingkup ajaran Islam yang berkaitan dengan pola hubungannya dengan
51
Tuhan, sesama makhluk dan juga alam semesta. Sebagaimana dipaparkan ruang lingkupnya sebagai berikut: 1) Akhlak kepada diri Sendiri Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan. 2) Akhlak kepada Allah SWT Yang dimaksud akhlak kepada Allah adalah sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Kholik (Abuddin Nata, 2006: 147). Akhlak kepada Allah adalah beribadah kepada Allah SWT, cinta kepada-Nya cinta karena-Nya, tidak menyekutukan-Nya, bersyukur hanya kepada-Nya dan lain sebagianya. 3) Akhlak kepada Sesama Manusia Menurut Hamzah Yacob, akhlak kepada sesama manusia adalah sikap atau perbuatan manusia yang satu terhadap yang lain. Akhlak kepada sesama manusia meliputi akhlak kepada orang tua, akhlak kepada saudara, akhlak kepada tetangga, akhlak kepada sesama muslim, akhlak kepada kaum lemah, termasuk juga akhlak kepada orang lain yaitu akhlak 52
kepada guru-guru merupakan orang yang berjasa dalam memberikan ilmu pengetauan. Maka seorang murid wajib menghormati dan menjaga wibawa guru, selalu bersikap sopan kepadanya baik dalam ucapan maupun tingkah laku, memperhatikan semua yang diajarkannya, mematuhi apa yang diperintahkannya, mendengarkan serta melaksanakan segala nasehat-nasehatnya, juga tidak melakukan hal-hal yang dilarang atau yang tidak disukainya (Hamzah Yacob, 1978: 19). 4) Akhlak kepada Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa (Hamzah Yacob, 1978: 210). Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al Qur’an terhadap lingkungan
bersumber
dari
fungsi
manusia
sebagai
khalifah.
Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk menghormati proses-proses yang sedang berjalan dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian dan mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri (Abuddin Nata, 2006: 158166). 53
5) Akhlak kepada Orang Tua Akhlak ini adalah kewajiban seorang anak kepada orang tua. Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk kita cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan kita, mencintai dengan ikhlas agar kita menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat 3. Pengertian Pendidikan Akhlak Pendidikan Akhlak (Moral) adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa analisa hingga ia menjadi mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan kehidupan. Tidak diragukan lagi bahwa keutamaankeutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang benar. Jika sejak masa kanak-kanaknya, anak tumbuh berkembang dengan berpijak pada iman kepada Allah dan terdidik untuk takut, ingat, bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri padaNya, ia akan memiliki potensi dan respons secara instingtif di dalam menerima setiap keutamaaan dan kemuliaan, di samping terbiasa melakuakan akhlak mulia. Sebab benteng pertahanan religius yang berakar pada hati sanubarinya, kebiasaan mengingat Allah yang telah dihayati dalam dirinya dan instropeksi diri yang telah menguasai seluruh pikiran dan perasaannya, telah memisahkan anak dari sifat-sifat negatif, kebiasaan-kebiasaan dosa dan tradisi-tradisi jahiliyah yang rusak. Bahkan 54
penerimaannya terhadap setiap kebaikan akan menjadi salah satu kebiasaan dan kesenangannya terhadap keutamaan, dan kemuliaan akan menjadi akhlak dan sifat yang paling menonjol (Abdullah Nasih Ulwan, 1990:99). 4. Tujuan Pendidikan Akhlak Berbicara masalah tujuan pendidikan akhlak sama dengan berbicara tentang pembentukan akhlak, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam (M. Athiyah alAbrasyi, 1987:1). 5. Hal-hal yang Menguatkan Pendidikan Akhlak Hal-hal yang dapat membantu dalam pelaksanaan pendidikan akhlak yang dipaparkan oleh Ahmad Amin adalah sebagai berikut: a.
Memperluas fikiran atau cara berfikir yang luas. Herbert Spencer mengemukakan
akan
pentingnya
berfiikiran
luas
untuk
dapat
menyempurnakan akhlak, karena fikiran yang sempit akan condong untuk berakhlak rendah. b.
Bergaul dengan orang baik (terpilih), merupakan salah satu cara mendidik akhlak. Karena sahabat akan memberikan pengaruh yang baik yang dapat membengunkan kekutan jiwa.
c.
Membaca dan mempelajari perjalanan pahlawan dan orang-orang besar yang berfikiran luas, mengambil contoh-contoh atau tauladan dari orang-
55
orang besar akan membawa semangat dan menggerakkan jiwa untuk dapat berbuat sesuatu yang besar. d.
Membiasakan jiwa untuk senantiasa berbuat kebaikan (Ahmad Amin, 1991:63-66).
6. Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak Pengertian akhlak dalam Islam lebih luas dibandingkan dengan pengertian yang dibawa oleh agama-agama lain atau para filosof. Akhlak Islam membingkai setiap hubungan antar manusia dan makhluk hidup lainnya. Nilai akhlak menurut pandangan Islam adalah setiap kebaikan yang dilaksanakan manusia dengan kemauan yang baik dan untuk tujuan yang baik pula. Manusia dikatakan berakhlak bila ia bersikap baik dalam kehidupan sehari-hari secara lahir maupun batin. Di samping itu, ia memperlakukan secara baik antara dirinya dan juga orang lain (Miqdad Yaljan, 2004:17). Masyarakat yang keluar dari aturan-aturan akhlak akan menemukan kesengsaraan, kesesatan, dan kerusakan-kerusakan. Sebaliknya masyarakat yang mematuhi sendi-sendi akhlak maka akan menemukan nilai-nilai manfaat. Sendi-sendi akhlak yang dibawa oleh Islam mencakup berbagai perilaku manusia, baik kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama. Dan sendi-sendi akhlak itu mencakup nilai-nilai yang bermacam-macam, antara lain nilai kemasyarakatan, ilmiah, kemanusiaan, politik, dan ekonomi. Nilai-nilai ini bersifat mutlak, karena hakikat nilainya terletak pada esensinya (Miqdad Yaljan, 2004:19).
56
Prinsip akhlak itu harus ada keseimbangan antara berakhlak kepada Allah, kapada sesama manusia, dan kepada alam. Berikut ini penjelasannya secara rinci: 1. Berakhlak kepada Allah antara lain: a. Menyembah dan mentaati segala titah-Nya (QS. Adz-Dzariyat: 52) b. Menjadikan pedoman hidup apa yang dibenarkannya (QS.Al-Isra’:9, Fushshilat:82, al-Baqarah:2) c. Berjanji mentaati segala titah-Nya dan mengamalkan ajaran-Nya(QS. Adz- Dzariyat:3) d. Melaksanakan tugas sebagai wakil Allah (QS. Al-Baqarah:30) e. Mengamalkan ajaran-Nya yang baik dan benar (QS. Al-Ra’du: 29) 2. Berakhlak kepada sesama manusia adalah antara lain: 1) Toleransi antar agama 2) Memberikan hak sebagai tetangga 3) Ikut terlibat dalam segala hal 4) Tidak ingin menang sendiri 5) Tolong- menolong 6) Saling menghormati 7) Bertanggung-jawab dalam masalah sosial. 3. Berakhlak terhadap alam yaitu terhadap hewan dan tumbuhan adalah melestarikan , memanfaatkan untuk kepentingan ibadah, tidak menyakiti, sehingga Nabi Saw. Menyerukan agar menajamkan alat potong ketika ingin menyembelih hewan (Muhaimin, 2005:275). 57
7. Pendidikan Akhlak untuk menumbuh kembangkan kepribadian a. Pendidikan Keimanan Mendidik
pribadi
menjadi
muslim,
harus
ada
upaya
untuk
menyempurnakan sikap dan perilaku yang dapat berfungsi sebgai hamba yang kuat iman dan taqwanya. Pendidikan imam merupakan upaya menumbuh kembangkan kondisi kepercayaan hamba untuk meyakini bahwa Allah adalah Wujud Yang Esa. Iman juga merupakan potensi spiritual yang dapat mendorong manusia selalu ingat untuk melaksanakan kewajibanya kepada Allah dengan cara memperbanyak ibadah dan kewajibanya kepada sesame makhluk dengan hubungan sosial yang berkelanjutan. b. Pendidikan Ketaqwaan Pendidikan taqwa merupakan upaya menumbuh kembangkan realisasi kekuatan iman menjadi perbuatan yang dilandasi amar ma’ruf nahi-munkar. Pendidikan iman dilakukan dengan segala macam amal saleh, yang sebenarnya disebut taqwa. Maka sudah tentu, bahwa taqwalah yang menjadi alat untuk mencapai keberhasilan peningkatan iman seseorang. c. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan yaitu suatu perilaku untuk mencegah dengan tindakan represif, preventif dan kuratif: 1) Pendidikan kesehatan dengan tindakan represif a) Mendidik manusia untuk mencegah fisiknya agra tidak sakit dengan cara memelihara kebersihan diri. 58
b) Mendidik manusia untuk mencegah pakaiannya dari bakteri penyakit serta memperbaiki dandanan dan kerapiannya. c) Mendidik manusia untuk menghindari tempat (rumah) yang tidak sehat karena tidak mendapatkan cahaya matahari dan sirkulasi udara yang sempurna. 2) Pendidikan kesehatan dengan tindakan preventif a) Mendidik manusia agar tidak mendapatkan penularan dari wabah penyakit yang diderita oleh seseorang. b) Mendidik manusia memelihara kesehatan dengan menyediakan makanan dan minuman yang sehat. 3) Pendidikan kesehatan dengan tindakan kuratif Mengenai pendidikan kesehatan dengan upaya penanggulangan atau kuratif merupakan upaya untuk merehabilitasi atau memulihkan kondisi fisik dan rohani setelah terganggu penyakit. 4) Pendidikan social Pendidikan sosial adalah suatu upaya untuk menanamkan atau membentuk sikap yang selalu ingin memperhatikan kepentingan umum. 5) Pendidikn Keterampilan Pendidikan keterampilan adalah suatu upaya untuk menanamkan atau membentuk keahlian kerja kepada peserta didik agar mampu menghasilkan barang atau jasa yang berguna bagi kehidupan manusia (Mahjuddin, 2010:60-79).
59
C. Pemahaman Mahasiswa terhadap Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Mata kuliah akhlak tasawuf sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa STAIN Salatiga yang reguler tergolong dalam usia mahasiswa maka masalah yang dihadapi sangat komplek. Oleh karena itu jika masalah yang komplek itru tidak segera teratasi maka bisa saja mahasiswa putus asa karena pengetahuan yang minim, diharapkan mata kuliah ini dapat berperan dalam mengatasi masalah masalah yang sedang dihadapi. Akhlak tasawuf berperan membentuk pribadi yang optimis, yakin akan kekuasaan Allah dan pantang menyerah. Karena selalu ada motivasi untuk maju mengharap belas kasih Allah atas usaha, sabar,dan ikhlas karena Allah. Dibawah ini adalah manfaat dari implementasi pendidikan akhlak pada mata kuliah akhlak tasawuf : 1. Membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci. 2. Memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk. 3. Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. 4. Menetapkan perbuatan sebagai perbuatan baik dan buruk. Dari beberapa manfaat diatas yang pertama dapat disimpulkan penerapan mata kuliah tersebut lebih dititik beratkan pada pola piker mahasiswa dengan prasangka, perkiraan, dugaan yang baik. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
60
Kedua dapat menimbulkan sifat Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Allah berfirman:
Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. Al Isra:24) Ayat di atas menjelaskan perintah tawaduk kepada kedua orang tua.
Ketiga adalah tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman :
Artinya : Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun: 6). Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini. Keempat adalah tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia dan Allah member perintah kepada kita agar tolong menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Hal ini akan menunjukan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah dalam bidang sosial. Karena kita mengetahui bahwa sebagai makhluk yang humanis, kita sangat memerlukan orang lain untuk memenuhui
61
kebutuhan sehari-hari. Bahkan dalam bekerja pun kita sangat memerlukan patner dalam melancarkan kegiatan tersebut. D. Implementasi Pendidikan Akhlak dalam mata kuliah Akhlak Tasawuf Sesungguhnya tujuan pendidikan akhlak adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu menginginkan hidup bahagia di dunia dan akhirat. Demikian pula dengan perkembangan para mahasiswa yang merupakan masa peralihan dari remaja menuju dewasa, sehingga pada masa peralihan tersebut seorang mahasiswa akan mengalami perkembangan dan perubahan dalam menentukan hak dan kewajiban serta tanggung jawab terhadap kehidupan pribadi dan masa depannya. Untuk itu, para mahasiswa wajib mendapatkan bimbingan serta arahan dari pendidik atau orang tua dalam mencari dan menumbuhkan nilainilai luhur demi membentuk identitas dirinya menuju kematangan pribadi. Disinilah penanaman akhlak diutamakan agar mereka tidak mengalami kegoncangan pikiran dan jiwanya dalam menentukan solusi atas problem yang dihadapi para mahasiswa. Maka pendidikan yang pertama dan utama adalah pembentukan keyakinan kepada Allah SWT yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian siswa. Maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.
62
Selanjutnya untuk mewujudkan tingkah laku yang positif maka diperlukan keseriusan pembentukan kepribadian sebagai hasil pendidikan, sehingga perwujudan kepribadian muslim, kemajuan masyarakat dan budaya akan dapat terealisasikan melalui sarana-sarana pendidikan yang dalam hal ini adalah pendidikan akhlak. Karena dengan penanaman nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya kepribadian dan tingkah laku kelak pada masa dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam, dalam berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Disamping itu pendidikan akhlak tidak hanya sekedar diketahui dan dimilki oleh para mahasiswa, melainkan lebih dari itu pendidikan akhlak harus dihayati dengan baik dan benar. Sebab bila pendidikan akhlak telah dimiliki, dimengarti, dan dihayati dengan baik dan benar, maka kesadaran seseorang akan hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul secara sendirinya. Hal ini akan muncul dalam pelaksanan ibadah, tingkah laku, sikap dan perbuatan serta perkataannya sehari-hari. Dan apabila pendidikan akhlak tersebut sudah tertanam dan menjadi dasar dalam jiwa mahasiswa, maka ia akan menjadi kekuatan batin yang dapat melahirkan tingkah laku positif dalam kehidupannya. Sehingga para mahasiswa akan selalu optimis menghadapi masa depan, selalu tenang dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi, dan tidak takut terhadap apapun kecuali kepada Allah SWT. Selain itu mereka akan selalu rajin melakukan ibadah dan perbuatan baik, 63
serta tingkah laku positif lainnya yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya tetapi bermanfaat pula untuk masyarakat dan lingkungannya. Maka dari itu, yang terpenting dalam mengembangkan dan membentuk potensi yang dimiliki seorang mahasiswa adalah agar para mahasiswa mengalami suatu perubahan baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Berkumpulnya potensi dalam diri mahasiswa tersebut akan menjadikan dia pribadi yang utuh, seimbang dan selaras. Demikian citra pribadi muslim yang ternyata identik dengan tujuan pendidikan Islam yaitu menciptakan manusia yang berakhlak Islam, beriman, bertaqwa dan meyakininya sebagai suatu kebenaran serta berusaha dan mampu membuktikan kebenaran tersebut melalui akal, rasa, feeling di dalam seluruh perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Namun juga dasar agama Islam merupakan fondasi utama dari keharusan berlangsungnya
pendidikan
akhlak.
Karena
ajaran
Islam
bersifat
yang
mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dalam hubungannya dengan khaliqnya, juga dalam muamalah, masalah berpakaian, jual beli, aturan budi pekarti yang baik dan sebagainya. Hal ini tentu memberi nilai positif dalam pembentukan tingkah laku mahasiswa. Oleh sebab itu, para mahasiswa yang merupakan tumpuhan harapan masa depan bangsa dan agama sangat penting dalam jiwanya tersebut ditanamkan nilainilai pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengaruh pendidikan akhlak pada tingkah laku mahasiswa dapat dikatakan berguna dan bermanfaat seumur hidup apabila dapat diimplementasikan kedalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu terwujudlah usaha tolong-menolong antara individu dan 64
masyarakat untuk mewujukan pengabdian kepada Allah SWT. Maka para pendidik atau orang tua harus selalu membimbing dan mengarahkan peserta didik menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab yaitu dengan jalan mendidik dan menanamkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan keagamaan.
65
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum STAIN 1. Sejarah STAIN Salatiga Sejak berdirinya sampai saat ini, STAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang, dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan “Pesantren Luhur”, yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Dalam waktu yang bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah dilakukan peninjauan oleh Tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969. 66
Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970 Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi IAIN Walisongo, Fakultas Tarbiyah namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat, sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Utamanya belum tersedia gedung milik sendiri; b. Tenaga profesional baik edukatif maupun administrasi yang masih kurang; dan c. Animo mahasiswa yang relatif masih kecil. Keadaan tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif lama, sehingga kondisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Salatiga, dapat dikatakan kurang layak untuk disebut sebagai perguruan tinggi, terutama dilihat dari sarana dan fasilitas yang dimiliki. Oleh Karena itu pernah berkembang isu untuk menutup lembaga ini. Mengingat kendala utama bagi pengembangan lembaga tersebut belum tersedianya kampus milik sendiri, maka para pengelola fakultas mencurahkan perhatian dan usahanya untuk menjawab tantangan tersebut. Jalan satusatunya yang mesti ditempuh adalah membeli areal tanah kampus, sebab
67
mengharapkan wakaf dari masyarakat dan meminta kepada Pemerintah Daerah tidak memungkinkan (STAIN Press, 2007:1-3). Suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Beliau menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 ha lengkap dengan bangunannya yang letaknya cukup strategis untuk penyelenggaraan pendidikan. Berkat perhatian Menteri Agama (H. Alamsyah Ratu Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, maka beliau berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FT-WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah tersebut (pada waktu itu Dekan dijabat oleh Drs. Achmadi). Berdasar pada surat Dirjen Binbaga Islam Nomor E/Dag/BI/2828. tanggal 10 Agustus 1982, maka dibelilah tanah sebagaimana ditawarkan di atas dengan menggunakan DIP Pusat (tahun anggaran 1980/1981 dan 1981/1982). Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutama Bapak Muhammad Natsir (selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga. Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya dijalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi jalan Tentara Pelajar 2). Kampus 68
baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus baru tersebut dirasakan mampu membangkitkan kembali optimisme dan antusiasme seluruh civitas akademikanya. Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor. Pemerintah Daerah pun juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000 m2 yang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Memang secara administratif masjid tersebut milik PEMDA, tetapi secara fungsional menjadi tanggungjawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas akademik, bertambah pula tenaga kependidikan khususnya tenaga edukatif dan mahasiswanya. Jika pada masa dekade pertama Fakultas Tarbiyah Salatiga hanya memiliki 7 (tujuh) orang dosen tetap, pada dekade kedua menjadi 30 (tiga puluh) orang. Fenomena yang hampir sama terjadi pula pada perkembangan jumlah mahasiswa. Pada tahun 1987 tercatat 940 orang. Jika dibanding dengan jumlah mahasiswa tahun 1983, maka peningkatannya sudah lebih dari 300%. Disimak dari sisi akademis, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Sebelumnya Perguruan Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukannya Peraturan 69
Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya. Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal pengembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Serangkaian peristiwa bersejarah terjadi mengiringi perjalanan waktu ini. Keputusan
Presiden
Nomor
9
Tahun
1987
tentang
status
IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya. Di atas tanah bantuan PEMDA didirikan gedung kuliah, laboratorium bahasa, ruang micro teaching dan sarana komputer. Pada tahun 1991 dibangun pula sebuah gedung auditorium yang amat bermakna bagi proses pendidikan. Perkembangan selanjutnya dibangun sarana kegiatan mahasiswa seperti POSKO MENWA, Sekretariat RACANA, Sekretariat Teater dan kantor Koperasi Mahasiswa yang menyatu dengan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan pada tahun 1995. Di celah perkembangan sarana fisik tersebut ada kenyataan historis yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran Badan Koordinasi Orang Tua dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk pada tahun 1988. Pada tahun 1992 diaktanotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama Orang Tua dan Alumni (YAKOAMI) yang dipimpin oleh Bapak Jumadi, B.A. 70
Adapun peningkatan sumber daya insani tampak pada upaya serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44 orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program S.2 dalam berbagai bidang keilmuan. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang menyelesaikan studi program S.1. Dengan menyimak pada proses perkembangan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak semakin mapan secara akademik untuk memberdayakan mahasiswa yang berjumlah 1337 orang. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya. Beralihnya status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. 71
Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 12.500 meter persegi yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Kemudian pada tahun 2001, STAIN Salatiga telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 meter persegi, yang dibangun di atas tanah bekas KUA seluas 871 meter persegi. Sedangkan peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga. Hingga tahun 2007, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 94 orang. Dari jumlah tersebut 2 orang bergelar profesor, 5 orang bergelar Doktor, 70 orang bergelar Magister, dari 26 orang tersebut sedang studi S-3 sebanyak 10 orang, studi S.2 sebanyak 30 orang (termasuk calon dosen). Sedangkan jumlah pegawai tetap STAIN Salatiga hingga tahun 2007 mencapai 27 orang, 2 orang di antaranya sudah menyelesaikan S-2. jumlah mahasiswa reguler 1991 mahasiswa. 2. Visi dan Misi Visi lembaga: “Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam mewujudkan keseimbangan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual”. Dengan visi tersebut, maka Misi yang diemban lembaga diuraikan sebagai berikut: a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan.
72
b. Memberikan layanan kepada civitas akademika dan masyarakat dalam menggali ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. c. Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat melalui kinerja internal dan eksternal. d. Mengembangkan college base management dengan pelibatan stake holder dan masyarakat. e. Mewujudkan tempat rujukan dalam keteladanan nilai-nilai Islam dan budaya bangsa (STAIN Press, 2007:9). 3. Asas, Fungsi Dan Tujuan Dalam menyusun dan mengembangkan program, STAIN Salatiga berasaskan Pancasila. Sedang dasar operasionalnya adalah: a. Undang-undang Dasar 1945 b. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi. d. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian STAIN. e. Statuta Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. f. Peraturan-peraturan lain yang terkait. Keberadaan STAIN Salatiga mempunyai fungsi: a. Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan program. b. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.
73
c. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam. d. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. e. Pelaksana pembinaan kemahasiswaan. f. Pelaksana
kegiatan
sivitas
akademika
dan
hubungan
dengan
lingkungannya. g. Pelaksana kerja dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga-lembaga lain. h. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen. i. Pelaksana pengendalian dan pengawasan kegiatan. j. Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan STAIN Salatiga adalah: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam dan/atau teknologi serta seni yang bernapaskan Islam, dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional (STAIN Press, 2007:8). 4. Lokasi Kota Salatiga teletak pada ketinggian antara: 450 – 825m dpl menjadikan kota ini sejuk dan udaranya segar, itulah kesan pertama yang bisa 74
digambarkan untuk Salatiga. Iklimnya tropis dan secaraastronomis Kota ini terletak antara 1100.27′.56,81″ – 1100.32′.4,64″ BT dan 0070.17′. – 0070.17′.23″ LS. Kota ini Secara morfologis berada di daerah cekungan, dikelilingi Gunung Merbabu diantara gunung-gunung kecil antara lain: Gajah Mungkur, Telomoyo, dan Payung Rong. Wilayah Salatiga dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang dari berbagai sisinya. Wilayah Kota Salatiga berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang. Di wilayah utara berbatasan dengan Kecamatan Pabelan, sebelah timur dengan Kecamatan Tengaran. Sedangkan di Selatan berbatasan dengan Kecamatan Getasan dan sebagian Tengaran . Adapun di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang. 65% Daerah Salatiga Bergelombang seperti Kelurahan Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo, dan Kauman Kidul. Sisanya adalah daerah miring25% dan datar 10%. Salatiga merupakan kota multicultural yang sangat Indonesia dengan jumlah penduduk 177.088 orang. 78 % atau sekitar 136.000 penduduk beragama Islam, 17 % beragama Kristen Prostestan, 5 % Katolik, sisanya beragama Hindu, Budha serta aliran Kepercayaan (termasuk Kejawen). Dikenal sebagai kota yang indah, Kota Salatiga memiliki beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), STIA AMA, Akbid Bakti Nusantara, Akbid Ar Rum, dan tentu saja STAIN Salatiga. Dengan demikian, STAIN Salatiga menjadi kampus Negeri satu-satunya di wilayah ini. 75
Salatiga berada di jalur utama Semarang- Boyolali-Solo, dengan jarak tempuh 1,5 jam dari Semarang/ Bandara Ahmad Yani , 1 Jam dari Solo/ Bandara Adi Sumarmo dan 2 Jam dari Jogja/ bandara Adi Sucipto. Bus besar dan minibus melewati Kota Salatiga sepanjang hari selama 24 jam. Bus-bus yang lewat adalah PO. Raya, Ismo, Esto, Sari, Safari, Putra Palagan, Mulyo Indah, Rajawali, Sumber Kencono, Sawojajar, Santika. Bus jurusan Solo – Jakarta via pantura dan sebaliknya juga melewati Kota ini Untuk menuju STAIN Salatiga cukup mudah karena ada di pusat kota, tepatnya
bersebelahan dengan alun-alun Kota Salatiga. Juga
berdampingan dengan Masjid Raya Darul Amal, Kantor Polres, Samsat, Kantor Walikota, RSU Salatiga, Stadion Kridosono dan pusat pemerintahan lainnya. Mudah dijangkau dengan kendaran roda dua maupun mobil. Semua angkutan kota melewati kampus STAIN Salatiga dengan tarif berkisar Rp. 1000-2000, dari arah manapun.(Sumber : http://stainsalatiga.ac.id/about/petalokasi/ diunduh Kamis 22 April 2014 Jam 11.10 WIB). 5. Kontak a. Kampus I Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323706 – Fax. (0298) 323433 Email :
[email protected] b. Kampus II Jl. Nakula Sadewa V No. 9 Salatiga 50722
76
Telp. (0298) 341900. (Sumber : http://stainsalatiga.ac.id/about/kontak/ diunduh Kamis 22 April Jam 12.05 WIB). 6. Jurusan dan Program STAIN Salatiga merupakan satu – satunya Perguruan Tinggi Negeri di kota Salatiga yang memberikan jaminan mutu proses maupun output pendidikannya.
STAIN
Salatiga
mengupayakan
pengembangan
dimensi
spiritualitas,
intelektualitas,
integritas moralitas,
dalam dan
profesionalitas mahasiswa. Melalui proses ini setiap lulusan STAIN Salatiga diharapkan dapat memasuki profesi dengan kompetensi yang tinggi, dan akhlak yang luhur.Secara konstitusional alih status dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga menjadi STAIN Salatiga memberi peluang untuk mengembangkan lembaga sesuai peraturan yang berlaku. Sebagai sebuah sekolah tinggi, maka STAIN Salatiga berwenang mengembangkan program Sarjana Strata Satu (S.1) maupun Program Pascasarjana S.2 dan S.3. Selain itu, apabila persyaratan-persyaratan yang ditentukan telah terpenuhi, tidak tertutup peluang untuk berkembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) (Sumber: http://stainsalatiga.ac.id/jurusan/ diunduh 22 April 2014 Jam 14.30 WIB). 7. Fasilitas dan Keunggulan Fasilitas dan keunggulan yang dimiliki STAIN Salatiga diantaranya : a. Asrama Mahasiswa gratis selama satu tahun, untuk menjamin intensitas pembelajaran agama dan bahasa asing (Arab dan Inggris) yang diampu oleh Native Speaker (penutur asli) 77
b. Studi Intensif Bahasa Asing (SIBA) selama dua semester. c. Perpustakaan yang terkoneksi dengan Jasapusperti d. Ruang kuliah multimedia. e. Laboratorium: Lab. IPA, Lab. Falak, Lab. Bahasa, Lab. Peradilan, Lab. Microteaching, Lab. Perbankan dan Akuntansi, Lab. Komputer dan jaringan internet terpadu, hotspot area. f. Fasilitas olah raga dan pengembangan bakat/minat lainnya. g. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Islam (LKBHI) h. LembagaKonsultasiPsikologi’Tazkia’(Sumber:http://stainsalatiga.ac.id/fa sislitas/ diunduh Kamis 22 April 2014 Jam 14.40 WIB). 8. Program dan Jurusan a. Jurusan Syariah Jurusan Syari’ah berfungsi untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional, yang bertujuan untuk membentuk Sarjana Hukum Islam, yang memiliki keahlian dalam bidang hukum Islam maupun hukum positif dengan keahlian khusus dalam bidang al-Ahwal alSyakhshiyah (peradilan agama). Gelar kesarjanaan yang diperolehnya adalah S.HI. Program D-III dengan konsentrasi Keuangan dan Perbankan Islam menyelenggarakan pendidikan profesional bertujuan membentuk ahli madya yang memiliki keahlian dalam bidang manajemen dan akuntansi keuangan baik di
78
lembaga
keuangan
maupun
perbankan.
Gelar
sarjana
yang
diperolehnya adalah A.Md. Jurusan Syariah meliputi: 1) Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah (Perdata Islam) 2) Perbankan Syariah S1 3) Hukum Ekonomi Syariah 4) Ilmu Al’quran dan Tafsir 5) Sejarah Kebudayaan Islam 6) Komunikasi dan Penyiaran Islam 7) Program D. III Perbankan Syariah (Sumber: http : // syariah.stainsalatiga.ac.id diunduh Kamis 22 April 2014 Jam 15.10 WIB). b. Jurusan Tarbiyah Jurusan Tarbiyah berfungsi untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional, yang tujuannya adalah membentuk Sarjana Pendidikan Islam, yang memiliki keahlian dalam bidang pendidikan dan pengajaran Islam dengan keahlian khusus dalam bidang studi pendidikan agama Islam, bahasa Arab, dan bahasa Inggris serta berkewenangan menjadi guru atau mengajar dalam bidang studinya. Adapun gelar sarjana yang diterimanya untuk alumni Strata satu adalah S.Pd.I. Jurusan Tarbiyah meliputi: 1) Program Studi Pendidikan Agama Islam 2) Program Studi Pendidikan Bahasa Arab 3) Program Studi Tadris Bahasa Inggris 79
4) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 5) Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal 6) Program Ekstensi (Transfer) c. Program Pascasarjana Program Magister (S-2) Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga didirikan sebagai upaya untuk merespons perkembangan masyarakat yang semakin membutuhkan tenaga-tenaga terdidik yang berorientasi pada keilmuan dan profesional dalam bidang keislaman dan pengajarannya. Perkembangan masyarakat yang
berada
dalam
proses
globalisasi-informasi
dan
hubungan
internasional Barat-Timur, menuntut peningkatan peran ilmu dan tenaga profesional dalam bidang ke islaman dan pengajarannya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (PPsSTAIN) Salatiga dibuka berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/818/2010 tanggal 22 November 2010. Program ini diselenggarakan sebagai bentuk kesadaran dan tanggung jawab STAIN Salatiga dalam rangka ikut serta meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan
keagamaan
Islam.
Dengan
komitmen
ini,
Program
Pascasarjana STAIN Salatiga berusaha melahirkan Magister Pendidikan Agama Islam yang mampu menjadi dosen, guru, penilik dan pengawas, serta peneliti profesional. 80
1) Visi Menjadi program magister yang terdepan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang kontekstual dan transformatif berbasis riset dan teknologi di sekolah/madrasah. 2) Misi Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul dan bermutu dalam pembelajaran PAI yang kontekstual dan transformatif di sekolah/madrasah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam pembelajaran PAI di sekolah/madrasah berbasis riset teknologi untuk menghasilkan tenaga pendidik PAI yang profesional; Mengembangakan program pengabdian kepada masyarakat yang mampu mendorong terjadinya inovasi dan transformasi dalam pembelajaran PAI di sekolah/madrasah; Mengembangkan jaringan kerjasama/kemitraan dengan perguruan tinggi, lembaga, dan stakeholder lainnya untuk memajukan pendidikan Islam di Indonesia. 3) Tujuan Menghasilkan Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) yang memiliki integritas, keteladanan dalam beragama, keluasan ilmu, serta profesional dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah;
81
Menghasilkan Magister Pendidikan Islam yang memiliki kemampuan metodologis dalam pengembangan keilmuan dan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah berbasis riset dan teknologi. Menghasilkan Magister Pendidikan Islam yang memiliki kesadaran moral dan kepekaan sosial untuk mengembangkan model pendidikan Islam yg bermutu dan unggul serta responsif terhadap setiap peluang dan tantangan di masyarakat baik pada skala nasional, regional maupun internasional. B. Temuan Penelitian 1. Daftar nama Informan Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan PAI angkatan 2010. NO
NAMA
NIM
ALAMAT
1
Priyo Prasetyo
111-10-137
Tempuran, Magelang
2
Daryanto
111-10-087
Kebonagung, Demak
3
Susi Rahayu
111-10-021
Karanggedong, Temanggung
4
Yuliana Arum P
111-10-123
Bawen, Kab. Semarang
5
Siti Munasiroh
111-10-171
Sido kumpul, Demak
6
Siti Aminah
111-10-097
Pabelan, Kab. Semarang
7
Nailil Asna
111-10-173
Tuntang, Kab. Semarang
8
Syamsul Ma’arif
111-10-157
Sido Kumpul, Demak
9
Nur Farida Luthfiani
111-10-116
Gunung Pati, Semarang
10
Ahmad Syifa’udin
111-10-128
Ungaran, Kab. Semarang
11
Nur Wulan Maslikhah
111-10-041
Bandungan, Kab.Semarang
12
Umi Khamidah
111-10-086
Bandongan, Magelang
82
13
Oktariana Dini W
111-10-035
Windusari, Magelang
14
Khotim Ahsor
111-10-091
Kaloran, Temanggung
15
Tiwik Melinasari
111-10-165
Ampel, Boyolali
16
Hesti Ambarwati
111-10-053
Lampung, Sumatera
17
Annisa Indah Nurina
111-10-060
Tuntang, Kab. Semarang
2. Perubahan Akhlak Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014 peserta mata kuliah Akhlak Tasawuf. 1. Akhlak kepada diri Sendiri Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan. Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaikbaiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana hasil wawancara bersama Umi Khamidah wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 10.10 WIB : “……. Dengan berjilbab juga termasuk menjaga diri sendiri dari lawan jenis. Banyak sekali mahasiswi selepas kuliah melepaskan jilbab nya. Dahulu saya juga demikian. Saat dikost tidak lagi 83
tampil sebagai wanita muslim sejati. Saya merenungkan, kenapa mendalami agama setengah-setengah. Akhirnya saya berpesan secara pribadi kepada diri saya untuk tidak melepas Jilbab”. Ditambahkan oleh Susi Rahayu, wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 08.05 WIB: “Berjilbab itu merupakan kewajiban sebagai seorang muslimah. Hal ini menjadi benteng agar wanita menjaga auratnya”. Di kesempatan lain Daryanto wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 08.15 WIB mengatakan : “Menjaga lisan dan perbuatan juga salah satu modal kita untuk menghargai diri dalam lingkungan. Semua yang kita lakukan akan dinilai oleh orang lain baik atau buruk. Untuk itu perbuatan yang merugikan diri sendiri sebaiknya di hindari”. Ditambahkan oleh Hesti Ambarwati wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 09.25 WIB) mengatakan bahwa: Berjilbab menjadi sebuah keharusan. Dan wanita akan terlihat berwibawa dan menjadi muslim sejati. Berjilbab juga akan berpengaruh pada perilaku wanita. Akan merasa risih jika melakukan perbuatan tercela”. Hal ini menunjukan ketaqwaan kepada Allah karena menutup aurat”.
Ditegaskan oleh Priyo Prasetyo wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 10.40 WIB mengatakan : “Kerapian dalam berpakaian dan berkata-kata baik dapat menimbulkan perasaan yang tenang. Tidak berlebih-lebihan juga merupakan identitas Mahasiswa STAIN Salatiga yang harus dipertahankan dan merupakan bentuk kepribadian kita”.
Ditambahkan oleh Yuliana Arum Permadani wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 10.45 WIB berkata :
84
“ Rapi, bersih dan sopan adalah cerminan pribadi seseorang, seseorang dapat terlihat berwibawa ketika akhlaknya baik dan soleh” Dikesempatan lain Nailil Asna wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 11.20 WIB mengungkapkan bahwa” “ Menjadi orang baik itu tidak harus punya uang banyak. Dengan tersenyum dan menyapa kepada sesama termasuk perilaku terpuji. Dan Allah menyukai hal itu. Allah menyukai orang-orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan tidak menyakiti diri sendiri adalah sifat yang mulia. Hal serupa juga ditambahkan oleh Nur Farida Luthfiani, wawancara pada tanggal 22 April 2014 Jam 09.00 WIB: “ Dengan bergulirnya era modernisasi, maka segala bentuk kehidupan penuh dengan tantangan. Ditambah dengan adanya era globalisasi yang sangat memungkinkan masuk dengan bebas setiap peradaban dan budaya seluruh dunia. Tentu dalam kerangka demikian pengaruh positif dan negatif pasti akan timbul. Tinggal bagaimana kemampuan individu mahasiswa mampu untuk menyaringnya dengan baik agar mampu membedakan yang baik dan buruk. Akhlak kepada diri sendiri itu dapat berbentuk rohani dan jasmani. Rohani contohnya tidak berfikir negatif seperti putus asa, tidak percaya diri dan suka cemas. Sedangkan jasmani contohnya adalah bagi laki-laki tidak bertato, tindik bahkan bersifat seperti perempuan. Untuk yang perempuan harusnya bagaimana menjadi muslimah yang baik”.
Manusia
sering
memaksakan
kehendak,
sehingga
sebagai
akibatnya tidak akan menerima kehendak Sempurnanya seseorang adalah mampu mensyukuri diri sendiri atas pemberian Allah. Ditambahkan oleh Oktariana Dini Wahyuningsih wawancara pada tanggal 22 April 2014 Jam 11.40 WIB: “ Menghormati, sopan, santun, lemah lembut dalam bertutur kata dan tidak sombong atas dirinya meskipun memiliki kedudukan 85
dan harta yang berlebih. Menghormati yang tua, mencintai yang muda merupakan kunci menuju akhlakul karimah”.
Ditambahkan oleh Khotim Ahsor, wawancara pada tanggal 22 April 2014 Jam 12.30 WIB: “Akhlak kepada diri sendiri dapat dilihat dari segi amalan secara terus menerus dalam keadaan bagaimanapun yang mana sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam”. 2. Akhlak kepada Allah SWT Yang dimaksud akhlak kepada Allah adalah sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Kholik (Abuddin Nata, 2006: 147). Menurut Annisa Indah Nurina, wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 09.05 WIB mengatakan : “Akhlak kepada Allah SWT dapat kita buktikan dengan menjalankan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Jadi mahasiswa dengan shalat tepat waktu juga merupakan Akhlak kita kepada”. Menurut Nur Wulan Maslikhah wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 09.15 WIB: “ Kita harus menjalankan perintah Allah dan Menjauhi larangan Nya. Pernah Satu tahun kuliah saya tidak terlepas dari yang namanya HP. Waktu saya habiskan untuk sms, facebook dan browsing. Kadang saat perkuliahan berlangsung saya asyik dengan HP di tas. sehingga kewajiban Sholat, belajar dan bergaul jadi terhambat. namun ketika hp rusak saya berfikir, Allah menegur perbuatan itu. Dan akhirnya saya meninggalkan kebiasaankebiasaan buruk itu dan menggantinya dengan beribadah dan belajar sungguh-sungguh.
86
Menerima dengan ikhlas dan optimis termasuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Semua yang ada didunia ini akan kembali pada-Nya dan Allah Maha Berkehendak. Menurut Yuliana Arum Permadani wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 12.40 WIB: “ Nilai jelek dan harus mengulang semester depan merupakan usaha kita yang belum maksimal, saya pernah mengalami hal itu, tapi saya berusaha menerima dengan ikhlas dan saya pasti bisa mendapatkan nilai terbaik karena Allah SWT”, Ditambahkan oleh Siti Munasiroh wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 09.40 WIB: “ Tidak ada mahasiswa yang bodoh, tapi banyak sekali mahasiswa yang malas. Mereka cenderung bersikap seolah-olah pandai dan tidak mau bergaul, tapi pada kenyataanya gagal saat memperoleh nilai yang baik”. Disisi lain Menurut Siti Aminah wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 10.00 WIB mengatakan : “ Perilaku menyimpang dengan bergaul bebas lawan jenis merupakan pelanggaran moral, hal ini dapat mempengaruhi kualitas Ilmu yang dimiliki mahasiswa. Dengan berbekal Ilmu yang didapat dari perkuliahan tentunya dapat mengurangi tindakan-tindakan tersebut dan merasa takut karena Allah mengawasi kita setiap waktu”.
Ditambahkan oleh Nailil Asna wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 10.20 WIB: “ “ Sebaiknya kita sebagai makhluk ciptaan Allah, mampu berintrospeksi diri akan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Maka hal itu akan mendorong keimanan dan ketaqwaan kita. Namun jika tidak kita akan semakin jauh dengan Allah”.
87
Ditambahkan lagi oleh Susi Rahayu wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 10.58 WIB bahwa : “ Melakukan kejahatan atau kemungkaran sekecil apapun Allah akan mengetahui. Saya pernah melakukan berbohong tidak berpuasa. Namun saya sadar bahwa perbuatan itu sangat tidak diperbolehkan. Karena Allah Maha Mengetahui yang kita lakukan. Untuk cinta kepada Allah sangat sulit. Karena banyak sekali halangan dan rintangan. Pernah saya alami saat dihadapkan dengan gagal saat ujian. Saya rasanya down merasa tidak ada harapan lagi. Namun dengan sisa Iman dan Taqwa saya, akhirnya semangat saya untuk bangkit memperbaiki kesalahan saya”.
Menurut Ahmad Syifa’udin wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 13.08 WIB mengatakan bahwa, “ Allah memberi kita fisik dan rizki dengan gratis. Coba kalau telinga kita tidak bisa mendengar maka untuk berobat saja sampai milyaran. Kita syukuri saja nikmat Nya dan menjalankan perintah Nya. Dan paling penting saya tidak akan meninggalkan shalat 5 Waktu. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan di mana para penganutnya diharapkan akan taat, seperti dalam ajaran Islam dikenal dengan enam pokok keimanan atau arkanul iman. Kepercayaan tersebut adalah : iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab –kitab, iman kepada Rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada Qodho dan Qadar. Sebagai umat Islam kita harus menegakkan nilai-nilai Islam”. Menurut Umi Khamidah wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 14.00 WIB: ”Pada dasarnya manusia membutuhkan kepercayaan, kepercayaan itu akan membentuk sikap dan pandangan hidup seseorang. Kepercayaan atau keimanan merupakan pondasi utama yang akan menentukan sikap seseorang dengan keimanan yang tertanam dalam diri seseorang. Maka segala amal perbuatannya ditunjukan untuk memenuhi perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya. Objek keimanan yang tidak akan berubah manfaatnya dan tidak akan pernah hilang adalah keimanan yang ditentukan oleh agama. Dalam agama Islam ada macam pokok keimanan yang disebut rukun iman, yaitu: iman kepada Allah, iman kepada 88
malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada Rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada Qodho dan Qadar atau takdir. Nah Iman yang paling penting adalah Iman kepada Allah”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Khotim Ahsor, wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 15.00 WIB: “Sebagai hubungan antara makhluk dengan khaliqnya. Hubungan ini terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya. Iman kepada Allah juga berarti segala bentuk perintah wajib dilaksanakan dan menjauhi larangan-larangan Nya. Akhlak kepada Allah adalah pola hidup yang mengarah kedalam sebuah ketentraman bathin. Dan akhirnya berbuah ketaatan pada Sang Pencipta.
3. Akhlak kepada Sesama Manusia Akhlak kepada sesama manusia adalah sikap atau perbuatan manusia yang satu terhadap yang lain. Akhlak kepada sesama manusia meliputi akhlak kepada orang tua, akhlak kepada saudara, akhlak kepada tetangga, akhlak kepada sesama muslim, akhlak kepada kaum lemah, termasuk juga akhlak kepada orang lain yaitu akhlak kepada guru-guru merupakan orang yang berjasa dalam memberikan ilmu pengetauan. Maka seorang murid wajib menghormati dan menjaga wibawa guru, selalu bersikap sopan kepadanya baik dalam ucapan maupun tingkah laku, memperhatikan
semua
yang
diajarkannya,
mematuhi
apa
yang
diperintahkannya, mendengarkan serta melaksanakan segala nasehatnasehatnya, juga tidak melakukan hal-hal yang dilarang atau yang tidak disukainya.
89
Menurut Oktariana Dini Wahyuningsih wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 11.20 WIB: “ Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada sesama, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan merupakan orang yang melengkapi setiap aktivitas kita. Allah saja memuliakan manusia, jadi sebaliknya kita juda dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargai pendapatnya, bersikap sopan dan tidak memusuhinya. Membantu orang menyeberang jalan adalah perbuatan mulia, hanya saja sebagian manusia menganggap orang yang tidak dikenal merupakan ancaman. Padahal itu salah”. Pengalaman yang pernah diungkapkan oleh Annisa Indah Nurina, wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 12.05 WIB: “Saya pernah menemukan dompet. Ternyata saya buka dompet itu penuh dengan uang tunai dan surat-surat berharga. Akhirnya saya cari tahu lewat KTP dan ternyata ada no.hp. akhirnya saya meminta untuk ketemu dan saya kembalikan (wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 13.05 WIB). Menurut Nur Wulan Maslikhah, “ Saya sering membantu teman kost saat sulit mengerjakan tugas kuliah. Dan menurut saya itu perbuatan yang baik (wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 12.25 WIB).
Menurut Yuliana Arum Permadani wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 12.40 WIB : “Meminjamkan uang untuk teman yang lagi membutuhkan adalah sifat yang tidak buruk dan mahasiswa yang buruk adalah mahasiswa yang tidak mau kenal dengan mahasiswa lainya”.
Disisi lain dalam pandangan Siti Aminah wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 13.00 WIB: “ Saat dirumah saya sering mengajar ngaji, walaupun hanya sanak saudara. Dan saya tidak memungut biaya. Tujuan saya agar anakanak pandai dan tidak menjadi bodoh”.
90
Pengalaman pribadi juga diungkapkan Nailil Asna, wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 13.20 WIB: “Menjadi relawan saat bencana adalah pengalaman yang tak terlupakan. Dan hal itu membuat saya merasakan memiliki keluarga besar. Ditambahkan lagi oleh Susi Rahayu wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 14.00 WIB bahwa: “ Menghormati orang yang lebih tua merupakan sikap yang baik. Maka dari itu kita harus sopan dengan siapa saja serta menyisihkan uang kita kepada anak yatim adalah wujud kepedulian kita terhadap sesama”.
Menurut Ahmad Syifa’udin wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 14.30 WIB mengatakan bahwa: ”Berdonor darah tidak akan megurangi bentuk kepedulian kita kepada yang membutuhkan. Tidak ada seseorang yang dapat hidup sendirian. Pasti butuh orang lain untuk memperlancar segala aktivitasnya.
Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik. Ditambahkan oleh Oktariana Dini Wahyuningsih wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 07.43 WIB mengatakan bahwa: “ Perkembangan moral (akhlak) seorang kepada sesama banyak dipengaruhi oleh pola pikir dan kreatifitas. Kita akan memperoleh nilai-nilai dari apa yang kita bayangkan, terutama dari bayangan untuk berbuat baik”. Dengan berbuat baik kepada orang lain adalah kunci sukses menciptakan kepercayaan dan akan menambah daftar relasi yang luas 91
serta memberi infak kepada pengemis dan mengasihinya wujud empati kita yang tak akan pernah terputus amal kebaikanya. Allah adalah Maha Adil . Menurut Hesti Ambarwati wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 10.00 WIB: “ Hidup didunia ini seperti dineraka, jika kita tidak mau mengenal orang-orang didekat atau lingkungan kita”. 4. Akhlak kepada Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun bendabenda tak bernyawa (Hamzah Yacob, 1978: 210). Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap
alam.
Kekhalifahan
mengandung
arti
pengayoman,
pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Ditambahkan oleh Tiwik Melinasari wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 10.50 WIB mengatakan bahwa: ”Manusia yang bijak adalah manusia yang tidak menimbulkan kerusakan dan kesengsaraan dimuka bumi ini. Dua tahun lalu saya sering menyakiti dengan memukul kucing saat dikost yang sering berkeliaran dengan alasan jijik. Seiring berjalanya waktu saya berpikir. Kucing juga makhluk Allah. Dan saya sadar itu perbuatan buruk”.
92
Hal serupa ditambahkan oleh Susi Rahayu wawancara oleh Susi Rahayu pada tanggal 25 April 2014 Jam 11.20 WIB: ”Bencana alam juga merupakan ulah manusia. Kita sadar sering membuat kesalahan dan akhirmya alam kita rusak. Mari kita menjaga lingkungan dengan aman, tertib dan tidak semena-mena. Karena Allah akan memberikan azab yang pedih bagi manusia yang serakah. Islam mengajarkan kita bagaimana pentingngya kebersihan. Karena kebersihan dapat mencegah bencana”.
Mengikuti semua kegiatan dilingkungan masyarakat adalah bukti eksistensi dalam membangun bangsa. Menurut Daryanto wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 10.00 WIB: “ Saya mencintai kebersihan karena itu adalah gaya hidup sehat. Banyak sekali hutan yang gundul, musibah akan dating dan menghampiri kita. Banjir dimana-mana. Mari kita wujudkan lingkungan yang cinta dengan alam. Bukan dieksploitasi demi kebutuhan sendiri”.
Disisi lain dalam pandangan Siti Aminah wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 11.30 WIB. “ Membuang sampah pada tempatnya adalah perbuatan yang mulia. Karena dengan demikian kita akan merasa nyaman. Kebersihan adalah sebagian dari Iman. Maka kebersihan itu menjadi penting. Idealnya lingkungan adalah lingkungan yang nyaman. Kenyamanan itu termasuk kerapian, kebersihan, kebersamaan, serasi, selaras dan tenteram”.
Lingkungan kita adalah Alam, yang merupakan ciptaan Allah. Dan wajib kita jaga sebaik-baiknya dan tidak boleh menodainya dengan tumpukan sampah di tanah, di pohon, di tiang listrik, di tembok-tembok rumah warga dan menyebar sembarangan palstik atau kertas reklame yang
93
berisi penawaran jasa atau barang. Ditambahkan lagi oleh Susi Rahayu wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 14.00 WIB bahwa: “ Bumi yang indah ini mari kita jaga dan perbaiki sebagaimana mestinya. Agar anak cucu kita nanti tidak sengsara. Kesengsaraan manusia adalah akibat ulah manusia. Banyak bencana dimanamana dan kita seolah tidak mau tau dan kita hanya menonton saja tanpa melakukan tindakan untuk mencegahnya. cinta alam dan kasih saying sesame manusia sering kita dengar saat mengikuti pramuka di kampus. Mari kita aplikasikan dan kita jalankan untuk kepentingan bersama”. Ditambahkan oleh Syamsul Ma’arif, (wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 14.40 WIB). Bahwa: “ Kepentingan yang merusak Alam hendaknya dibuatkan undangundang dengan tegas dan jangan ada KKN yang mengakibatkan korban dari masyarakat sipil”.
Kecintaan kita terhadap lingkungan harus dibentuk sejak dini agar kelak menjadi mengerti bahwa Alam dunia ini bisa saja rusak. Jikalau rusak maka makhluk hidup akan terancam punah bahkan akan semakin cepat kedatangan hari kiamat. Ditambahkan oleh Oktariana Dini Wahyuningsih wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 07.43 WIB mengatakan bahwa: “ Saat kita duduk dibangku sekolah dasar sering kita menggambar gunung dan pemandangan. Bapak atau ibu guru ingin ekspresi menggambar itu akan diaplikasikan kelak dewasa bahwa Alam akan terlihat buruk saat kita rusak dan tidak akan menarik untuk digambar lagi”. 5. Akhlak kepada Orang Tua Akhlak ini adalah kewajiban seorang anak kepada orang tua. Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih 94
berhak dari segala manusia lainya untuk kita cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan kita, mencintai dengan ikhlas agar kita menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Menurut Daryanto wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 10.30 WIB: “ Pendidikan keagamaan keluarga saya sangat kental sekali, bukan tanpa alasan orang tua yang mengatur setiap kegiataan saya pada waktu kecil hingga sekarang. Saya lebih tahu, mana yang baik dikerjakan dan mana yang tidak baik. Hal itu adalah peran orang tua, maka kita harus wajib membalasnya dan berbakti kepada orang tua. Dengan membantu pekerjaanya, mendoa’kanya dan paling penting tidak membuat orang tua susah karena sikap kita. Jangan sekali-kali kita menyakitinya karena hal itu merupakan tanda-tanda sifat durhaka. Setelah kita sukses jangan sekali-kali kita mencampakkan orang tua karena jaminan kita adalah neraka. Jadi, berbakti kepada orang tua adalah kewajiban bagi anak. bahkan didalam Al-Qur’an menganjurkan kita untuk berbakti kepadanya”.
Berbakti kepada orang tua saat masih hidup dapat berupa membantu meringankan pekerjaanya, sekolah dengan tekun dan mematuhi nasehatnya. Sedangkan jika sudah meninggal, kita wajib mendo’akanya, berziarah ke makamnya, menjaga amanah orang tua dan menjaga nama baik orang tua. Menurut Siti Aminah wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 07.30 WIB : “ Kita harus berbakti kepada orang tua. Di dalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwa orang tua sangat mulia disisi Allah. Nah sebagai anak kita wajib membantu Bapak atau ibu dirumah. Orang tua yang mendidik kita sampai dewasa. Bahkan sampai pun kita sudah menikah, orang tua masih peduli dengan kita. Untuk itu tidak ada salahnya kita berbakti kepadanya dengan menjaga nama baiknya 95
dan menjaganya diusia senja. Orang tua yang menjadikan kita sukses. Jadi berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi kita”. Ditambahkan oleh Tiwik Melinasari wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 09.00 WIB. “Kita tidak boleh membentak orang tua dan berkata-kata kasar. Karena jika orang tua sakit hati dan tidak memaafkan kita. Maka kita akan masuk neraka dan jauh dari bau surga. Ditambahkan oleh Susi Rahayu, Saya tidak tega membayangkan orang tua yang sudah bersusah payah mendidik kita sampai kuliah. Mereka bekerja keras mati-matian demi memenuhi kebutuhan kita. Jadi mari kita rawat orang tua kita sebaik mungkin. Surga berada ditelapak kaki ibu, mereka sangat mulia dan kita tidak akan menjadi apa-apa tanpanya”.
Saya sangat setuju dari pendapat teman-teman diatas. Semuanya mengacu pada bagaimana wujud bakti kita kepada orang tua yang masih hidup. Dengan tidak membentak dan menyakitinya adalah kunci kita dekat dengan orang tua. Menurut Nur Wulan Maslikhah wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 11.15 WIB: “ Orang tua tersenyum, kita juga akan merasakan bahagia yang mendalam. Tetapi sebaliknya, jika orang tua kita bersedih maka hati juga akan sama. Mari kita mencintai orang tua kita sebagaimana kita akan mencintai surga”.
Kita akan menjadi anak yang durhaka. Jika kita menelantarkan orang tua dan tidak merawatnya. Merawatnya saat sakit adalah kewajiban kita sebagai anak. Menurut Nailil Asna, wawancara pada tanggal 27 April 2014 Jam 09.10 WIB: “Dalam perjalanan hidup kita, peran orang tua sangat besar. Kadang saya merasa takut jika nanti tidak bisa membalas semua yang pernah dilakukan orang tua terhadap kita. Pernah ada 96
ungkapan “ Orang tua mampu membesarkan dan merawat 5 orang anak sekaligus, tapi satu anak belum tentu bisa merawat kedua orang tua. Sekali saja menyakiti orang tua ibarat air susu tercampur dengan air tuba. Mari kita berhati-hati dalam mengambil sikap dan keputusan agar keluarga kita harmonis. Orang tua ibarat karang dilautan yang sering diterjang ombak. Mereka mencukupi kebutuhan kita hingga mereka tak mampu menjaga dirinya sendiri. Terima kasih whai bapak dan ibu yang telah merawat kami. Perjuanganmu akan kami lanjutkan dihari esok. Kami akan selalu menjagamu bagaimanapun keadaanmu”.
97
BAB IV ANALISIS
A. Amalan Akhlak Tasawuf Mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari 1. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya adalah suatu konsekuensi untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagai mahasiswa kata taqwa memberikan arti yang penting. Dalam hal ini dengan ide dan buah pikiran mahasiswa dituntut untuk melakukan perbuatan sesuai norma ajaran Islam, yang seterusnya akan digunakan untuk kepentingan diri di dunia dan akhirat. Dicontohkan oleh Priyo Prasetyo wawancara 24 April 2014 Jam 13.30 WIB : “ Saya sudah dewasa dan berhak menentukan keyakinan sendiri. Alhamdulillah keyakinan saya jatuh di agama suci Allah ini yaitu Islam. Dalam menjalankan perintah Nya saya mencoba untuk menjalankan ibadah tanpa harus dipaksa. Hal itu terbukti tergeraknya hati untuk selalu shalat berjamaah, puasa dan menuntut ilmu sebaik-baiknya. di STAIN saya mendapatkan perubahan dalam diri. Ketaqwaan seseorang hanya bisa diukur oleh diri sendiri yang didasari ajaran Islam dan Rassul Nya. Saya mencintai Islam bukan karena Agama mayoritas. Tetapi ini adalah kata hati”.
Menurut Nur Farida Luthfiani wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 11.05 WIB): “Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya adalah suatu konsekuensi untuk melaksanakan semua perintah Allah sering disebut dengan kata taqwa, sedangkan iman adalah meyakini bahwa tiada Tuhan sealain Allah. Menjalankan perintah-Nya contohnya 98
adalah sholat, puasa, zakat dan seterusnya sedangkan menjauhi larangan-Nya seperti mencuri, membunuh, berzina dan sesuatu hal yang dapat merugikan materi dan non materi”. Menurut Siti Aminah wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 07.40 WIB: “ Jangan berbuat dosa adalah kunci sebuah ketaqwaan. Allah maha pengampun setiap dosa kecuali durhaka dan musyrik. Menjadi orang baik adalah menjadi diri sendiri dan tidak meniru orang lain. Artinya berbuat baik jangan karena orang lain. Kekuatan terbesar seorang Muslim terletak pada keimanan dan ketaqwaan. Jika keimanan kita rendah maka kita akan selalu jauh pada Allah dan jika ketaqwaan kita luntur maka neraka akan mendekati kita”. Sholat dengan khusuk adalah tanda-tanda menjalankan perintahNya. dijelaskan oleh Oktariana Dini Wahyuningsih wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 10.30 WIB: “ Sholat dengan khusuk itu datangnya dari Allah bagi hamba-Nya yang dikehendaki. Kita hanya bisa mencobanya. Allah yang mengatur semuan-Nya. Asal tidak kafir kita termasuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya Menurut Nur Wulan Maslikhah wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 11.15 WIB: “ Sholat 5 waktu adalah tiang agama dan perbanyak sedekah jalan menuju surga”. Orang yang baik itu adalah orang yang mampu menahan emosi, tidak kafir, tidak menyekutukan Allah dan orang yang mampu menegakkan agama Allah. Ditambahkan oleh Hesti ambarwati wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 14.03 WIB mengatakan bahwa: “ Tidak meninggalkan sholat 5 waktu saja sudah banyak sekali cobaanya. Seperti yang saya alami saat ini”.
99
Apabila melihat fenomena perilaku masyarakat sekarang, maka tantangan pencapaian tujuan syiar Islam semakin berat. Pengaruh media, terutama media elektronik semakin terasa. Masyarakat semakin terbius dengan tontonan-tontonan di televisi, tanpa melihat isi dari tontonan tersebut. Dengan kata lain, kini masyarakat lebih menyukai tayangan yang bersifat tontonan rekreatif daripada tayangan yang bersifat tuntunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari tontonan tersebut sangat besar bagi gaya hidup masyarakat, baik dari cara bicara, bergaul, hingga cara berpakaian. Parahnya lagi waktu mereka tersita untuk menonton dibanding melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan positif dan keagamaan. Salah satunya semakin terkikisnya waktu untuk beraktivitas dalam menjalankan syariat Agama. Ditambahkan lagi oleh Susi Rahayu wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 14.00 WIB bahwa: “ Akibatnya, dari media tersebut semakin terkikis oleh hingar bingarnya acara-acara di televisi. Sehingga kita justru mencontoh periilaku yang menyimpang dari ajaran Islam. Taqwa adalah menghindari perbuatan dosa. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya adalah tujuan manusia diciptakan”. 2. Dzikir Zikir bersifat mengingat. Mengingat dan menyebut. Menurut Susi Rahayu wawancara 25 April 2014 Jam 11.40 WIB: “ Kita Sholat itu adalah dzikir. Karena selain untuk mengingat Allah. Dengan shalat kita telah mendirikan tiang Agama. Terus terang sampai detik ini saya tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu. Dzikir adalah untuk mengingat Allah. dengan berdzikir hati kita akan tenang tidak mudah emosi” .
100
Berdzikir setelah shalat menambah kedekatan kita dengan Allah. Orang yang dekat dengan Allah, Insayaallah akan dimudahkan segala urusanya. Menurut Siti Aminah wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 07.30 WIB: “ Berdzikir dapat dilakukan dimana saja yang intinya kita mengingat Allah sanga Maha Pencipta. Berdzikir termasuk obat hati yang paling mujarab. Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang memperbanyak dzikirnya. Dzikir adalah mengingat Allah dan Dzikir itu mengandung do’a kepada Allah”.
Menurut Nur Wulan Maslikhah wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 11.15 WIB: “ Bedrdzikir termasuk ingat dengan Allah”.
Berdzikir tidak harus dimasjid dimana saja diperbolehkan. Dzikir dapat menolak bahaya. Disisi lain Dzikir berarti mengingat Allah. dzikir yang paling baik adalah ketika malam hari setelah shalat tahajud Menurut Ahmad Syifa’udin wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 14.30 WIB mengatakan bahwa: “ Dzikir tidak memandang usia. Siapa saja boleh melakukan dan mengamalkanya”. 3. Ikhlas Ikhlas adalah mengharap ridho atau kerelaan Allah semata, bukan karena mengharap pujian atau sanjungan dari orang lain. Ditambahkan oleh Yuliana Arum Permadani wawancara 24 April 2014 Jam 16.00 WIB: “ Ikhlas itu tidak boleh mengeluh dan mengaharap pujian. Dalam hal ini saya dulu waktu Ujian mata kuliah mendapat nilai yang 101
sangat jelek. Setelah saya merenungkan, ternyata itu murni kesalahan pribadi. Saya sadar dengan frustasi dapat menciderai akhlak kita. Iklas bersifat tidak mengarapkan imbalan. Ikhlas adalah memohon rindho Ilahi dan dengan rasa Ikhlas dalam melakukan sesuatu akan mendapat pahala yang besar dari Allah” .
Menurut Syamsul Ma’arif wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 10.30 WIB: ”Ikhlas artinya tidak mengharapkan imbalan berupa materi (Uang) dan non materi (Pujian). Ikhlas adalah mensedekahkan akal, pikiran dan harta kejalan yang dirindhoi Allah. Ikhlas dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dan sekali lagi Ikhlas berarti tidak mengharap pujian”.
Ikhlas berarti segala sesuatu yang kita lakukan optimis akan diganti oleh Allah. Ikhlas mampu mendekatkan diri kita kepada rendah hati. Ikhlas itu bukan rekayasa hati yang ingin mengharapkan suatu imbalan. Ikhlas berasal dari buah keimanan yang kuat. Menurut Annisa Indah Nurina, wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 09.05 WIB, bahwa: ” Sempurnanya Iman seseorang didasari Ikhlas hanya karena Allah. Ikhlas itu adalah usaha sadar kita dalam mendekatkan diri pada Allah Menurut Umi Khamidah wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 12.00 WIB: ”Ikhlas yang dapat membawa diri kita dalam hidup kesederhanaan. Ikhlas kunci kesuksesan dunia dan akhirat”. Menurut Nailil Asna, wawancara pada tanggal 27 April 2014 Jam 09.10 WIB: “Disisi lain Ikhlas merupakan faktor terpenting kuatnya Iman seseorang”. 102
4. Taubat Taubat adalah kembali dari sesuatu yang dia sesali menuju yang dia maksudkan. Taubat yang diperintahkan adalah kembali pada Allah, mengerjakan apa yang dia perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Nya. Ditambahkan oleh Munasiroh wawancara 26 April 2014 Jam 12.20 WIB , “ Dengan bertaubat sungguh-sungguh Insyaallah Allah memaafkan kita. Dulu saya sering telat untuk masuk kuliah. Dan itu sangat merugikan saya. Karena nilai saya anjlok. Saya sadar dan berusaha memperbaiki ini”.
Taubat artinya tidak mengulangi perbuatan yang sama. Dalam arti lain taubat adalah kembali dijalan Allah. Ditambahkan oleh Yuliana Arum Permadani wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 08.14 WIB, “Taubat pintu menuju surga Allah dan taubat itu berarti upaya manusia untuk memperbaiki masalah”.
Ditambahkan oleh Yuliana Arum Permadani wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 08.14 WIB : “Taubat artinya memendam masa lalu yang suram yang merugikan diri sendiri maupun orang lain”
Taubat adalah perbaikan sifat dan perilaku yang tidak sesuai syariat Islam agar menjadi oaring yang lebih baik. Dan paling penting tidak mengulangi kesalahan yang sama. Menurut Yuliana Arum Permadani wawancara 24 April 2014 Jam 16.00 WIB,
103
“ Taubat adalah kembali kepada ajaran Islam, taubat adalah wujud dari jera, taubat merupakan pernyataan dari hati bukan paksaan, Taubat dengan bersungguh-sungguh akan diterima Allah bagi hamba yang dikehendaki-Nya dan taubat adalah kembali dari sesuatu yang di sesali menuju kebaikan serta tidak mengulanginya. Taubat tidak harus menunggu usia tua dan taubat adalah kembali kejalan yang benar”.
Menurut Annisa Indah Nurina, wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 09.05 WIB bahwa: ” Taubat adalah membuang sial, taubat itu adalah mengubur kejahatan kita dan brubah menjadi baik dan taubat adaah perbuatan yang sangat dianjurkan agar mendapat ampunan dari Allah”. 5. Sabar Sabar adalah keyakinan dan kerelaan pada takdir. manusia sering memaksakan kehendak, sehingga sebagai akibatnya tidak akan menerima kehendak Allah. Maka sabar adalah menyelaraskan kehendak manusia kepada kehendak Allah, bukan sebaliknya yaitu menyesuaikan kehendak Allah kepada kehendak diri manusia. Ditambahkan oleh Siti Aminah wawancara 26 April 2014 Jam 14.00 WIB, “ Perjalanan kuliah 4 tahun ini merupakan bukti kesabaran kita. Banyak sekali rintangan dari mulai nilai jelek, nilai tunda, tugas yang sulit dan menumpuk, ujian tidak lulus dan belum lagi penghambat saat diluar perkuliahan. Ternyata buah kesabaran itu kita nikmati sekarang”.
Menurut Susi Rahayu wawancara 25 April 2014 Jam 11.40 WIB, “ Sabar adalah menahan sesuatu dan menahan nafsu“.
Menurut Nur Farida Luthfiani wawancara pada tanggal 23 April 2014 Jam 11.05 WIB), 104
“ Sabar adalah menahan emosi. Sabar merupakan sifat yang di senangi oleh Allah. Karena sabar merupakan bentuk Akhlak Terpuji dan sabar itu menahan amarah”, Ditambahkan oleh Siti Munasiroh wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 08.30 WIB bahwa, “ Sabar artinya menahan segala bentuk amarah, dendam dan benci dan sabar kunci menuju keberhasilan”. Menurut Annisa Indah Nurina, wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 09.05 WIB, bahwa: ” Sabar itu tidak membuat manusia menjadi bodoh artinya dengan menahan sesuatu kita dapat lebih berfikir dewasa. Sabar itu dapat mendewasakan kita. Sabar adalah menahan sesuatau untuk tidak melakukannya dan sabar adalah ekspresi iman dan taqwa”. 6. Tawadhu’ Kata lain dari tawadhu‟ adalah rendah hati. Dengan menghormati dosen dan orang disekitar kita merupakan sifat tawadhu’. Menurut Priyo Prasetyo wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 08.14 WIB, “ Tawadu’ adalah mau mengalah, tidak melebihkan, rendah hati dan tawadu’ bisa saja saling menghormati satu sama lain”.
Ditambahkan oleh Yuliana Arum Permadani wawancara 24 April 2014 Jam 16.00 WIB, “ Sabar merupakan sifat yang di senangi oleh Allah. Karena rendah hati merupakan bentuk Akhlak Terpuji”.
Menurut Annisa Indah Nurina, wawancara pada tanggal 25 April 2014 Jam 09.05 WIB, bahwa: ” Tawadu’ itu wujud dari sebuah kelembutan sifat seseorang, tawadu’ itu dapat menggambarkan kesederhanaan”. 105
Ditambahkan oleh Ahmad Syifa’udin wawancara pada tanggal 26 April 2014 Jam 14.30 WIB mengatakan bahwa, “Tawadu’ berarti hormat kepada orang yang berada disekitar kita, tawadu’ adalah rendah hati, tawadu’ menjauhkan sifat kikir, tawadu’ artinya sifat rendah hati yang akan menjauhkan diri dari kesombongan”. Jadi, Tawadu’ itu berarti rendah hati dan sifat yang harus dimiliki seseorang karena hal ini sering diajarkan Rasulullah dan rendah hati berarti keterbukaan yang akan memisahlan perbedaan menjadi kesamaan status, pangkat, suku atau jabatan. 7. Sederhana Secara
bahasa
sederhana
berarti
sedang
(tidak
mewah)
menggunakan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan. Mahasiswa yang sederhana adalah mahasiswa yang tidak menampakkan dan menunjukkan kemewahan dalam dirinya. Seperti busana, Hp, Motor bahkan kesederhanaan itu juga bisa dilihat dari segi pembicaraan. Contohnya: berbicara sesuai perlunya dan mendengarkan dengan baik lawan bicara. Tidak berkata-kata yang dapat memicu emosi dan praduka dengan menonjolkan diri sendiri. Menurut Munasiroh wawancara 27 April 2014 Jam 12.20 WIB: ”Sederhana berarti tidak mewah, tidak berlebihan, tidak boros”. Ditambahkan oleh Yuliana Arum Permadani wawancara pada tanggal 28 April 2014 Jam 08.14 WIB, “Sederhana itu merupakan kunci menuju kaya hati”,
106
Ditambahkan oleh Siti Munasiroh wawancara pada tanggal 28 April 2014 Jam 08.30 WIB bahwa, “Sederhana akan mengubur sifat kesombongan”. Sederhana itu adalah tidak suka pamer dan menyombongkan diri, tidak mewah dan sederhana merupakan buah ketaqwaan kita untuk saling menghormati orang yang masih dibawah kita. Menurut Yuliana Arum Permadani wawancara 28 April 2014 Jam 16.00 WIB: “Sederhana itu tidak sombong. Karena sombong akan mencelakakan diri sendiri. Akan timbul ketidakpercayaan seseorang bagi pelakunya”.
Ditambahkan oleh Susi Rahayu wawancara 28 April 2014 Jam 11.40 WIB, “Sederhana berarti tidak mahal dan masih terjangkau dan tidak memaksakaan kehendak dan sederhana berarti tidak berlebihlebihan“. Menurut Nur Farida Luthfiani wawancara pada tanggal 29 April 2014 Jam 11.05 WIB), “Sederhana berarti tidak menunjukan sesuaatu yang orang lain tidak punya” .
Menurut Annisa Indah Nurina, wawancara pada tanggal 30 April 2014 Jam 09.05 WIB, bahwa: ” Sederhana tidak akan dibenci sesama mahasiswa. kesederhanaan merupakan wujud kepribadian yang bersifat gaya hidup dan sederhana memanfaatkan barang secara pas pada porsinya”.
107
B. Perilaku Akhlak Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014 peserta mata kuliah Akhlak Tasawuf. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, peneliti menganalisis data mengenai perubahan Akhlak yang dilakukan mahasiswa diantaranya:
1. Akhlak kepada diri Sendiri Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Dengan berjilbab juga termasuk menjaga diri sendiri dari lawan jenis. Banyak sekali mahasiswi selepas kuliah melepaskan jilbabnya. Wujud perubahanya: Dahulu banyak sekali mahasiswiyang tidak berjilbab. Saat dikost tidak lagi tampil sebagai wanita muslim sejati. Saya merenungkan, kenapa mendalami agama setengah-setengah. Akhirnya saya berpesan secara pribadi kepada diri saya untuk tidak melepas Jilbab. Ditambahkan oleh Priyo Prasetyo wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 10.40 WIB:
“Kerapian dalam berpakaian dan berkata-kata baik dapat menimbulkan perasaan yang tenang. Tidak berlebih-lebihan juga merupakan identitas Mahasiswa STAIN Salatiga yang harus dipertahankan dan merupakan bentuk kepribadian kita”.
108
2. Akhlak kepada Allah SWT Akhlak kepada Allah adalah sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Wujud perubahanya menurut Nur Wulan Muslikhah wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 09.15 WIB:
”Kita harus menjalankan perintah Allah dan Menjauhi larangan Nya. Pernah Satu tahun kuliah saya tidak terlepas dari yang namanya HP. Waktu saya habiskan untuk sms, facebook dan browsing. Kadang saat perkuliahan berlangsung saya asyik dengan HP di tas. sehingga kewajiban Sholat, belajar dan bergaul jadi terhambat. namun ketika hp rusak saya berfikir, Allah menegur perbuatan itu. dan akhirnya saya meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk itu dan menggantinya dengan beribadah dan belajar sungguhsungguh. Perilaku menyimpang dengan bergaul bebas lawan jenis merupakan pelanggaran moral, hal ini dapat mempengaruhi kualitas Ilmu yang dimiliki mahasiswa. Dengan berbekal Ilmu yang didapat dari perkuliahan tentunya dapat mengurangi tindakan-tindakan tersebut dan merasa takut karena Allah mengawasi kita setiap waktu”. 3. Akhlak kepada Sesama Manusia Akhlak kepada sesama manusia adalah sikap atau perbuatan manusia yang satu terhadap yang lain. Akhlak kepada sesama manusia meliputi akhlak kepada orang tua, akhlak kepada saudara, akhlak kepada tetangga, akhlak kepada sesama muslim, akhlak kepada kaum lemah, termasuk juga akhlak kepada orang lain. Wujud perubahanya menurut Oktariana wawancara pada tanggal 24 April 2014 Jam 11.20 WIB:
109
“Tidak sedikit mahasiswa yang bertegur sapa dengan teman bahkan dosen, saya tidak pernah memalingkan muka saat berhadapan dengan orang lain dan tidak pernah menganggap musuh siapapun. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada sesama, Karena orang lain merupakan orang yang melengkapi setiap aktivitas kita. Allah saja memuliakan manusia, jadi sebaliknya kita juda dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargai pendapatnya, bersikap sopan dan tidak memusuhinya. 4. Akhlak kepada Lingkungan Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Menurut Tiwik Melinasari wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 10.50 WIB Wujud perubahanya:
”Manusia yang bijak adalah manusia yang tidak menimbulkan kerusakan dan kesengsaraan dimuka bumi ini. Dua tahun lalu saya sering menyakiti dengan memukul kucing saat dikost yang sering berkeliaran dengan alasan jijik. Seiring berjalanya waktu saya berpikir. Kucing juga makhluk Allah. Dan saya sadar itu perbuatan buruk. Kita sadar sering membuat kesalahan dan akhirmya alam kita rusak. Mari kita menjaga lingkungan dengan aman, tertib dan tidak semena-mena. Karena Allah akan memberikan azab yang pedih bagi manusia yang serakah (wawancara oleh Susi Rahayu pada tanggal 21 April 2014 Jam 11.20 WIB). 5. Akhlak kepada Orang Tua Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk kita cintai, taati dan hormati.
110
Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan kita, mencintai dengan ikhlas agar kita menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Ditambahkan Daryanto wawancara pada tanggal 21 April 2014 Jam 10.30 WIB Wujud Perubahanya:
“Pendidikan keagamaan keluarga saya sangat kental sekali, bukan tanpa alasan orang tua yang mengatur setiap kegiataan saya pada waktu kecil hingga sekarang. Saya lebih tahu, mana yang baik dikerjakan dan mana yang tidak baik. Hal itu adalah peran orang tua, maka kita harus wajib membalasnya dan berbakti kepada orang tua. dengan membantu pekerjaanya, mendoa’kanya dan paling penting tidak membuat orang tua susah karena sikap kita. Disisi lain Berbakti kepada orang tua saat masih hidup dapat berupa membantu meringankan pekerjaanya, sekolah dengan tekun dan mematuhi nasehatnya. Sedangkan jika sudah meninggal, kita wajib mendo’akanya, berziarah ke makamnya, menjaga amanah orang tua dan menjaga nama baik orang tua jadi Jangan sekali-kali kita menyakitinya karena hal itu merupakan tanda-tanda sifat durhaka. Setelah kita sukses jangan sekali-kali kita mencampakkan orang tua karena jaminan kita adalah neraka”. Jadi, berbakti kepada orang tua adalah kewajiban bagi anak. bahkan didalam Al-Qur’an menganjurkan kita untuk berbakti kepadanya.
111
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Akhlak tasawuf berperan membentuk pribadi yang optimis, yakin akan kekuasaan Allah dan pantang menyerah. Karena selalu ada motivasi untuk maju mengharap belas kasih Allah atas usaha, sabar,dan ikhlas karena Allah. Implementasi pendidikan akhlak pada mata kuliah akhlak tasawuf adalah Membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci, Memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk, Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat dan menetapkan perbuatan sebagai perbuatan baik dan buruk. Prinsip akhlak itu harus ada keseimbangan antara berakhlak pada diri sendiri, berakhlak kepada Allah, kapada sesama manusia, kepada lingkungan dan kepada orang tua. Berikut ini penjelasannya secara rinci: 1. Berakhlak kepada diri sendiri antara lain: a. Merawat dan menjaga diri sendiri b. Bersyukur atas pemberian Allah mengenai badan kita c. Menutup aurat karena untuk membedakan kita dengan binatang
112
2. Berakhlak kepada Allah antara lain: a. Tidak suudzon kepada Allah b. Menyembah dan mentaati segala titah-Nya c. Menjadikan pedoman hidup apa yang dibenarkannya d. Berjanji mentaati segala titah-Nya dan mengamalkan ajaran-Nya e. Melaksanakan tugas sebagai wakil Allah f. Mengamalkan ajaran-Nya yang baik dan benar 3. Berakhlak kepada sesama manusia antara lain: a. Toleransi antar agama b. Memberikan hak sebagai tetangga c. Ikut terlibat dalam segala hal d. Tidak ingin menang sendiri e. Tolong- menolong f. Saling menghormati g. Bertanggung-jawab dalam masalah sosial. 4. Berakhlak terhadap lingkungan antara lain: a. Terhadap
hewan
dan
tumbuhan
adalah
melestarikan
,
memanfaatkan untuk kepentingan ibadah, tidak menyakiti, sehingga Nabi Saw. Menyerukan agar menajamkan alat potong ketika ingin menyembelih hewan b. Menjaga Alam dan tidak merusaknya c. Mematuhi peraturan yang berada di lingkungan asalkan sesuai norma-norma yang berlaku. 113
4. Berakhlak terhadap orang tua antara lain: a. Menghormati b. Mendengarkan nasehatnya c. Meringankan pekerjaanya d. Merawat dan menjaganya e. Mendo’akanya f. Menjaga nama baik keluarga g. Tidak durhaka B. Saran-saran Setelah penulis mengadakan penelitian tentang Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Mata Kuliah Akhlak Tasawuf pada Mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2010 Program Studi PAI Tahun 2014. Selanjutnya penulis disini akan mengajukan saran-saran yang sekiranya penulis anggap perlu. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga Sebagai lembaga Pendidikan Agama Islam di Salatiga STAIN merupakan dambaan umat islam dalam membentuk insan yang berakhlak mulia. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengaharapkan kepada lembaga untuk lebih memperhatikan STAIN Salatiga secara menyeluruh, demi terselenggraanya pendidikan yang seimbang antara dunia dan akhirat.
114
Disamping itu STAIN juga diharapkan untuk memperhatikan pendidikan batin yaitu dengan mengembangkan mata kuliah akhlak tasawuf yang bertujuan untuk membentuk pondasi yang kokoh bagi mahasiswa untuk menghalau masa depan yang sudah menanti. karena jika sejak dini mahasiswa tidak dibekali agama yang kuat, akan mengakibatkan kefatalan yaitu mengambil jalan pintas yang tidak sesuai dengan tutunan atau syari’at Islam dan membahayakan diri sendiri maupun orang lain. 2. Bagi dosen Dosen dalam dunia pendidikan adalah orang tua bagi mahasiswa, maka figurseorang dosen merupakan hal terpenting dalam dunia kampus. Oleh karena itu penulius mengharapkan lebih meningkatkan cakrawala pandangannya tentang ajaran agama islam yang benar, dan mengantisipasi perkembangan dunia luar, sehingga dapat mempengaruhi akhlak mahasiswa dalam menghadapi segala ujian maupun cobaan hidup. Bagi dosen STAIN Salatiga, jika mendekati mahasiswa dengan hati, niscaya mahasiswa takkan lari, namun jika mendekati dengan emosi maka mahasiswa akan membenci, jika mahasiswa dibengis maka ia akan menangis, jika mahasiswa dibentak maka ia akan berontak. maka dari lubuk hati yang dalam, penulis mengharapkan agar seluruh dosen STAIN Salatiga mendidik, membentuk generasi yang cerdas, mandiri dan terarah sesuai syari’at Islam. 115
3. Bagi mahasiswa Kepada para Mahasiswa STAIN Salatiga, jangan mudah menyerah dengan apa yang di usahakan jika suatu saat mengalami kegagalan. Dunia pasti berputar dan kehidupan pasti akan berubah. Tetaplah optimis dengan impian dan harapan dengan belajar dan berusaha sungguh-sungguh. Kepahitan hidup didunia hanya sekejap mata dan gapailah citacita setinggi langit. Sempatkanlah untuk bermunajat agar jauh dari laknat agar bahagia dunia akhirat.
116
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2001. Ilmu Pendidikan. PT. Rineka Cipta: Jakarta Abdullah bin Qasim Al-Wasyli. 2005.Menyelami Samudera 20 Prinsip Hasan AlBanna, tarj., Kamal Fauzi. Ahmad Zubaidi dan Jasiman. Solo: Era Intermedia, Abdullah Nasih Ulwan. 1990. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam I, terj., SyaifullahKamali dan Hery N. Bandung: Asy Syifa’, Amril. 2002..Etika Islam Telaah Pemikiran Filsafat Moral Raghib Al Isfahani. Yojakarta: Pustaka Pelajar Al-Sakandari, Ibn ‘Atha’illah. 2013. Misteri Berserah Diri. Penerbit Zaman: Jakarta Al-Sakandari, Ibn ‘Atha’illah. 2013.Zikir Penenteram Hati. Penerbit Zaman: Jakarta Ahmad Syukri. 2007. Dialog Islam & Barat: Aktualisasi Pemikiran Etika Sutan Takdir Alisjahbana. Jakarta: Gaung Persada Press,. Amin, Moh. 2004. 10 Induk Akhlak Terpuji : Kiat Membina dan Mengembangkan Sumber Daya Manusia. Kalam Mulia: Jakarta Ahmad Amin, 1991. Etika (Ilmu Akhlak), terj., Farid Ma’ruf. Cet., Ke- 6 Jakarta: Bulan Bintang, Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf. 2006. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Ali, Yunasril. 2005. Pilar-Pilar Tasawuf. Kalam Mulia : Jakarta Al-Ghazali, Al-Imam. 2013. Menggapai Cahaya Hidayah. Pustaka Wasilah : Klaten Al-Hilafi, Majdi.2006. Hancurkan Belenggu dalam hatimu. Qaula: Surakarta Arifin. H.M. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. PT. Bumi Aksara: Jakarta Arikunto, suharsini. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta: Yogyakarta Burhanudin, Jajat. 2006. Mencetak Muslim Moderm : Peta Pendidikan Islam Indonesia. PT. Grafindo Persada: Jakarta
117
Daymon, Christine. 2008. Metode-metode Riset Kualitatif. PT. Bentang Pustaka : Jakarta Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT.Raja Grafindo Persada : Jakarta Farid, Syaikh Ahmad. 2008. Kenali Siksa Hindari Dosa. Aqwam : Solo Hamzah Yacob, 1978. Etika Islam. Jakarta: CV. Publicita,.
Hafid, Anwar. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Penerbit Alfabeta: Bandung Jalaluddin. 2012. Filsafat Pendidikan : Manusia, Filsafat dan Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Noor, Fauz. 2009. Berpikir Seperti Nabi. PT. LKIS. Yogyakarta Milles, Mattew B. dkk. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta: PT. UI Press. Moleong, Lely J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Majid, Nurcholis. 2010.Masyarakat Religius : Membumikan Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan. Dian Rakyat : Jakarta Mahjuddin. 2010. Akhlaq Tasawuf II : Pencarian Ma’rifah Bagi Sufi Klasik dan Penemuan Kebahagiaan Batin Bagi Sufi Kontemporer. Kalam Mulia : Jakarta Mustafa, Abdul Aziz. 2005. 10 Sebab Dicintai Allah. Qisthi Press: Jakarta Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani M. Athiyah al-Abrasyi. 1987. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terj., Bustami dan Djohar Bahry. Cet., Ke- 5 (Jakarta: Midas Surya Grafindo,. M. Sholihin dan M. Rosyid Anwar. 2005. Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup. Bandung: Nuansa Miqdad Yaljan. 2004. Kecerdasan Moral (Aspek Pendidikan Yang Terlupaka), terj,.Tulus Musthofa (Yogyakarta:Pustaka Fahima, Muhaimin. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam,Jakarta: Prenada Media Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. 118
Qardhawi, Yusuf. 2007. Merasakan Kehadiran Tuhan. Mitra Pustaka Jakarta: Yogyakarta Sultoni, Ahmad. 2007. Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa. STAIN Salatiga Press STAIN Press. 2007. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan. Salatiga: Percetakan Putra Karya Offset. Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya. PT. Bumi Aksara: Jakarta Soleh, Asrorun Ni’am. 2006. Reorientasi Pendidikan Islam. Elsas : Jakarta Surohadikusumo, Sabdono. 2006. Kemana Mencari Tuhan. Pustaka Dian: Yogyakarta Syarbini, Amirulloh. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga : Revitalisasi Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak menurut Perspektif Islam. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta Shafiq, Muhammad. 2000. Mendidik Generasi Baru Muslim. Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI): Yogyakarta Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Tjetjep. 2008. Meneladani Rasul-rasul. Puri Pustaka: Bandung Untung, Moh. Slamet. 2002. Muhammad Sang Pendidik. PT. Pustaka Rizqi Putra: Semarang Usa, Muslih. 1991. Pendidikan Islam di Indonesia. PT.Tiara Wacana : Yogyakarta Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Pustaka Pelajar: Jakarta Yahya, Harun. 2006. Mengenal Allah Lewat Akal. Robbani Press: Jakarta Yatimin Abdulllah, 2006.Pengantar Studi Etika. Jakarta: Raja Grafindo Persada Zahruddin. 2004, Pengantar Study Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: LUTFI ISTIGHFARINDA
Tempat/Tgl/lhr
: Kab. Semarang, 05 Juni 1992
Agama
: Islam
Alamat
: Bendosari RT 01 RW 08 Kebumen Kec. Banyubiru
No. HP
: 085 600 518 695
E-mail
:
[email protected]
Pendidikan
: 1. TK PGRI Pandansari Kebumen Lulus Tahun 1997 2. SD Negeri 03 Kebumen Lulus Tahun 2003 3. MTs Negeri Salatiga Lulus Tahun 2007 4. MAN Salatiga Lulus Tahun 2009 5. STAIN Salatiga 2009 - Sekarang
120