PENGARUH KEAKRABAN PENDIDIK DENGAN PESERTA DIDIK TERHADAP SEMANGAT BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI KELAS VIII MTs.AMAL MUSLIMIN BANTRUNG BATEALIT JEPARA DAN MTs.NURUL ISLAM KRIYAN KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar S1 dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Oleh : LAILA FITRIYA ROHMAWATI NIM : 131310000411 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA 2015
PENGARUH KEAKRABAN PENDIDIK DENGAN PESERTA DIDIK TERHADAP SEMANGAT BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI KELAS VIII MTs.AMAL MUSLIMIN BANTRUNG BATEALIT JEPARA DAN MTs.NURUL ISLAM KRIYAN KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar S1 dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Oleh : LAILA FITRIYA ROHMAWATI NIM : 131310000411 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA 2015
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (empat) eks. Hal
: Naskah Skripsi An. Sdr. Laila Fitriya Rohmawati
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari: Nama
: Laila Fitriya Rohmawati
Nomor Induk : 131310000411 Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Pengaruh Keakraban Pendidik dengan Peserta Didik Terhadap Semangat Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015
Dengan ini saya dimunaqosahkan.
mohon
kiranya
skripsi
saudari
tersebut
dapat
segera
Demikian harap menjadikan maklum. Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
Tahunan, 05 September 2015 Pembimbing
Drs. H. Mahalli, M. Pd.
iii
MOTTO ...ت ٍ ﷲُ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ أُوﺗُﻮا ا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ َد َرﺟَ ﺎ ﯾَﺮْ ﻓَ ِﻊ ﱠ (١١: )اﻟﻤﺠﺎدﻟﺔ “Allah SWT, akan mengangkat orang-orang yang beriman dari kalian, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS. Al-Mujadalah: 11).1
ﷲ ُ ﺑِ ِﮫ طِ رِ ْﯾﻘًﺎ إِﻟَﻰ ﺳ ﱠﮭل َ ﱠ َ ، ﺳﻠَ َك طَرِ ْﯾﻘًﺎ َﯾ ْﻠ َﺗﻣِسُ ﻓِ ْﯾ ِﮫ ِﻋ ْﻠﻣًﺎ َ ْﻣَن (ﺴﻠِ ٌﻢ ْ اﻟْﺟَ ﱠﻧ ِﺔ) َروَاهُ ُﻣ “Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu. Maka Allah memudahkan kepadanya
jalan
menuju surga”. (HR. Muslim)2
*)Al-Qur’an dan Terjemahannya. *)Kurma, Hadits Tentang Menuntut Ilmu, http:// www.facebook.com/kurmamotivation/posts/558822584159570, diakses pada tanggal 26 September 2015 jam 06.30.
iv
PERSEMBAHAN Dengan tidak mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan sumber dari segala muara resensi aku persembahkan totalitas usaha, karya dan buah fikiran skripsi ini untuk: 1. Ayahanda Drs. Harno dan ibunda Susilowati tercinta yang senantiasa telah merawat, membesarkan, membimbing, mendidik dan di setiap sujudnya mendoakan yang terbaik untuk kesuksesan ananda. 2. Adik-adikku yang tercinta semoga apa yang engkau cita-citakan dapat terwujud. 3. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi. 4. Almamater Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara. 5. Teman-teman mahasiswa UNISNU Jepara kelas A7 angkatan 2011/ 2012 6. Insan pemburu ilmu pengetahuan. 7. Dan tak lupa pembaca budiman.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: NAMA
: Laila Fitriya Rohmawati
NIM
: 131310000411
FAKULTAS
: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRODI
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Jepara, 4 September 2015
LAILA FITRIYA ROHMAWATI
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ pengaruh keakraban pendidik dengan peserta didik terhadap semangat belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di klas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015” dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tngginya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. Muhtarom, H. M., Rektor UNISNU Jepara yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi sampai jenjang pendidikan Strata Satu. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M. Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan kemudahan dan perijinan. 3. Bapak Drs. H. Mahalli, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang senantiasa mengarahkan dalam penulisan skripsi mulai awal sampai akhir. 4. Para dosen dan staff pengajar yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan. 5. Kedua orang tua penulis yang telah memberi dorongan serta restunya dalam menuntut ilmu. 6. Adik-adikku tersayang yang selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-teman KKL yang aku cintai. 8. Teman-teman PPL yang aku sayangi. 9. Teman-teman KKN yang aku banggakan. 10. Tak lupa sahabat-sahabat senasib seperjuangan di Kampus UNISNU Jepara tercinta.
vii
11. Kepala Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara yang telah membantu dan memberikan ijin penelitian. 12. Kepala Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara yang telah membantu dan memberikan ijin penelitian. 13. Kakak Muhammad Bagus Setiawan, SE. yang telah meluangkan waktunya untuk menemani dan mengantar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Berbagai pihak secara tidak langsung telah membantu baik moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Bantrung, 4 September 2015
PENULIS
viii
ABSTRAK Laila Fitriya Rohmawati, 2015. Pengaruh keakraban pendidik dengan peserta didik terhadap semangat belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTS. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara. Kata Kunci: Keakraban pendidik dan semangat belajar Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui keakraban pendidik dengan peserta didik terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyyah Amal muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana keakraban guru dengan siswa Kelas VIII di MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (2) Bagaimana semangat belajar siswa Kelas VIII di MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (3) Adakah pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Kelas VIII di MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ? Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dan untuk mendapatkan data maka digunakan penelitian pustaka dan penelitian lapangan (field research) tekhnik angket. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara yang berjumlah 27 siswa dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara dan siswa kelas VIIIC MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara yang berjumlah 31 siswa. jadi total subyek penelitian adalah 58 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam kategori baik (26%) , cukup 63% dan kurang 11%. sedangkan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam kategori baik (65%) , cukup 29% dan kurang 6%. (2) semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam kategori baik(30%), cukup 48% dan kurang 22%. Sedangkan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam kategori baik (52%), cukup 35% dan kurang 13%. (3) ada pengaruh yang signifikan keakraban guru dengan siswa terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan hasil perhitungan korelasi product moment yaitu r hitung sebesar 0, 838 berada di atas koefisin korelasi (r tabel), pada taraf 5% yaitu 0,334. Sedangkan pada Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi product moment yaitu r hitung sebesar 0, 583 berada di atas koefisin korelasi (r tabel), pada taraf 5% yaitu 0,334. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
iii
HALAMAN MOTTO.....................................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
vii
ABSTRAK......................................................................................................................
ix
DAFTAR ISI...................................................................................................................
x
DAFTAR TABEL...........................................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN.................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Penegasan Istilah...............................................................................
4
C. Rumusan Masalah.............................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................
7
: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.....................
9
A. Keakraban Guru dengan Siswa (Interaksi Siswa).............................
9
B. Semangat Belajar ..............................................................................
16
x
C. Pengaruh Keakraban Guru dengan Siswa terhadap Semangat Belajar
BAB III
BAB IV
Siswa .................................................................................................
22
D. Pengajuan Hipotesis..........................................................................
23
: METODE PENELITIAN.....................................................................
24
A. Tujuan Penelitian ..............................................................................
24
B. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................
24
C. Variabel dan Indikator Penelitian .....................................................
25
D. Populasi dan Sampel .........................................................................
25
E. Tekhnik Pengumpulan Data..............................................................
26
F. Tekhnik Analisis Data.......................................................................
28
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................
30
A. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................................
30
1. Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Keakraban Guru dengan Siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015.............................................................................................
30
2. Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Semangat Belajar Siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ..................................................................................
32
B. Pengujian Hipotesis ..........................................................................
34
1. Analisis Deskriptif ......................................................................
34
2. Analisis Lanjutan ........................................................................
50
C. Pembahasan.......................................................................................
56
xi
1. Keakraban Guru dengan Siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 .............................................
56
2. Semangat Belajar Siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015...................................................................
58
3. Pengaruh Keakraban Guru dengan Siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan
BAB V
Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015......................
59
: PENUTUP.............................................................................................
61
A. Kesimpulan .......................................................................................
61
1. Keakraban Pendidik dengan Peserta Didik terhadap Semangat Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepata Tahun Pelajaran 2014/2015
61
2. Keakraban Pendidik dengan Peserta Didik terhadap Semangat Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VIII MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepata Tahun Pelajaran 2014/2015
62
B. Saran .................................................................................................
63
C. Penutup .............................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menyambut era global yang penuh dengan persaingan dan tantangan, timbul kesadaran-kesadaran baru yang mengharuskan bangsa Indonesia agar tetap bias bertahan . untuk hal itulah dilakukan usaha-usaha untuk menata kembali system pendidikan di Indonesia. Pengaruh perkembangan dan belajar terhadap masa depan peserta didik tidak dapat dinafikan atau dimungkiri. hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya fenomena kesuksesan dan kegagalan kehidupan manusia yang setelah ditelusuri ternyata berhubungan erat dengan positif atau negatifnya proses perkembangan dan belajar manusia tersebut.1 Jika pada kurikulum sebelumnya sentral atau pusat dari pembelajaran bertumpu pada keaktifan guru, maka sekarang yang lebih berperan adalah siswanya. Peranan guru dalam pembelajaran ini lebih sebagai fasilisator, orang yang memberikan sarana dalam proses
belajar. karena siswa
diharapkan untuk lebih aktif. Dahulu jarak guru dan siswa sangat kentara, Seolah-olah guru adalah orang yang tertinggi derajatnya, sedangkan siswa rendah derajatnya. Saat ini keadaan demikian tidak dapat dipertahankan. Siswa sekarang menyenangi guru yang familiar dan menjalin persahabatan dengan mereka. Secara 1
Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 61.
2
psikologis persahabatan dapat membuka hubungan yang lebih akrab sehingga dapat memahami pribadi masing-masing. Siswa tidak suka guru yang menjaga jarak. mereka menyebut guru seperti itu sebagai guru jaim (jaga image). Menurut undang-undang tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal , pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2 Belajar merupakan kewajiban dan tugas yang harus dipenuhi oleh setiap insan manusia. Manusia haruslah merasa bahwa dirinya membutuhkan belajar, tidak hanya sekedar melaksanakan kewajiban semata, atau ingin terbebas dari beban kerja tersebut. Dalam konsep Islam telah disebutkan dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.
( اﻟﱠﺬِى َﻋﻠﱠ َﻢ۳) ُﱡﻚ اﻻَ ْﻛ َﺮم َ ( اﻗْـ َﺮأْ َوَرﺑ۲) َﻖ ٍ ( َﺧﻠَ َﻖ اﻹِﻧﺴَـ َﻦ ِﻣ ْﻦ َﻋﻠ۱)ﱢﻚ اﻟﱠﺬِى َﺧﻠَﻖ َ ْﻢ َرﺑ ِ اﻗْـ َﺮأْ ﺑِﺎﺳ (١ـ٥ : ()اﻟﻌﻠق٥)( َﻋﻠﱠ َﻢ اﻹِﻧﺴَـ َﻦ ﻣَﺎ ﻟَ ْﻢ ﻳَـ ْﻌﻠَ ْﻢ٤)ﺑِﺎﻟْ َﻘﻠَﻢ Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS. Al-Alaq: 1- 5).3
2 3
Undang-Undang Guru dan Dosen, (Yogyakata: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 3. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
3
Ayat diatas dapat diambil pelajaran, bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Sedangkan membaca membaca merupakan salah satu sarana yang efektif dan efisien dalam belajar. Menuntut ilmu adalah kewajiban pada orang-orang tertentu saja, atau orang dewasa saja, tetapi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seseorang dari lahir sampai ia meninggal . Sebagaimana orang belajar dan kondisi yang dapat meningkatkan semangat
belajar sering disebut juga dengan istilah law of learning
apabila diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi hukum belajar. hukum belajar ini bervariasi sesuai dari pengarang yang disepakati yang menjadi suatu pedoman .4 Berdasarkan survei yang dilakukan penulis, hubungan guru dengan murid cukup akrab bila dilihat dari kedekatan mereka, misalnya saling bertegur sapa. Melihat dari fenomena dikalangan pelajar saat ini guru dengan siswa dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Maka dari itu untuk mengetahui sejauh mana keakraban pendidik dengan peserta didik dalam mempengaruhi minat belajar dan prestasi belajar peserta didik maka judul penulis angkat adalah “PENGARUH KEAKRABAN PENDIDIK DENGAN PESERTA DIDIK TERHADAP SEMANGAT BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI KELAS VIII MTs. AMAL MUSLIMIN BANTRUNG BATEALIT
4
H.Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hngga Aplikasi ), ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 15.
4
JEPARA DAN MTs.NURUL ISLAM KRIYAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ” . B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah pokok pada kata-kata yang terkandung dalam judul proposal ini diantaranya : 1. Keakraban Guru Dengan Siswa Akrab adalah dekat dan erat .
5
Keakraban dalam hal ini berarti
sebuah bentuk ikatan yang dekat dan saling mengisi dan saling berinteraksi antara guru dengan siswa dalam batas-batas tertentu. Dalam hal ini interaksi yang dimaksud yaitu anak didik dan pendidik harus ada hubungan timbal balik, terjadinya hubungan tidak hanya dari pihak bapak atau ibu guru melainkan juga dari pihak anak didik. 6 Jadi keakraban yang penulis maksud disini adalah hubugan komunkasi yang efektif dan efisien yang menjadikan terciptanya suatu kepercayaan dalam proses pembelajaran.
5
W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 25. 6 Uyoh Sadulloh,M.Pd.,dkk, Pedagogik (Ilmu Mendidik), ( Bandung: CV Alfabeta, 2011), hlm. 143.
5
2. Semangat Belajar. Semangat adalah hasil yang menjadi dorongan (dilakukan, dikerjakan) .7 dalam belajar dapat menumbuhkan suatu dorongan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal serta mendapat prestasi yang baik. Belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi.8 Dalam dunia belajar, gairah belajar dimaksudkan yaitu untuk meningkatkan dorongan yang tinggi dalam belajar terhadap mata pelajaran yang dijalani. Jika penulis berbicara tentang gairah atau semangat belajar, tentunya hal ini mempunyai arti meningkatkan hasil dan kualitas seseorang dalam belajar. semangat merupakan dasar pondasi kesuksesan seseorang, apabila semangat seseorang itu lemah maka hasil belajarnya menurun, sebaliknya apbila semangat belajar seseorang kuat maka hasil belajarnya meningkat. Semangat yang penulis maksud disini adalah suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang dengan ditandai timbulnya sikap efektif dan optimis dalam mencapai suatu tujuan. 7
M.Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1978), hlm. 330. 8 Slametno, Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta , 1998), hlm. 2.
6
3. Aqidah Akhlak Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya’qidu, aqdan, aqidatan” yang berarti berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara tekhnis aqidah berarti iman, kepercayaan, dan keyakinan.9 Akhlaq menurut bahasa adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).10 Aqidah akhlaq adalah sebuah mata pelajaran yang mengajarkan atau membimbing untuk dapat mengetahui, memehami dan meyakini aqidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran Islam.11 C. Rumusan Masalah Dalam suatu penelitian rumusan masalah yang menjadikan penentu dari penelitian itu sendiri. perumusan masalah dapat dijadikan pedoman dalam penentuan langkah-langkah penulisan skripsi. sesuai judul dan latar belakang yang dipaparkan diatas maka penuis menentukan rumuan masalah sebagai berikut :
9
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 259. Ilyas Yunahar, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offest, 2002), hlm.1. 11 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 173. 10
7
1. Bagaimana keakraban guru dengan siswa Kelas VIII di MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 2. Bagaimana semangat belajar siswa Kelas VIII di MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 3. Adakah pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Kelas VIII di MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ? D. Manfaat Penelitian Kegunaan atau manfaat penelitian adalah pernyataan tentang tujuan umum penelitian yang konsisten dengan latar belakang masalah. Pernyataan tentang manfaat harus mengandung dua hal yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoritik a) Sebagai suatu karya ilmiah hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu. b) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa.
8
2. Manfaat Praktis a) Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa secara optimal. b) Sebagai pendidik maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada peserta didik maupun pada masyarakat luas pada umumnya.
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Keakraban Guru dengan Siswa (Interaksi Siswa) Bersama guru merupakan unsur utama dalam proses belajar mengajar di sekolah. Karena melalui proses belajar mengajar, peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, dan keadaan ini banyak dipengaruhi oleh guru dalam mengajar dan terutama saat menjalin hubungan baik terhadap siswanya. Dalam proses belajar mengajar perlu sekali adanya situasi serta kondisi yang menyenangkan dalam hal keakraban guru dengan siswa. sehubungan adanya respon dan stimulasi akan mempererat keakraban yang disertai rasa senang, puas dan nyaman dan begitupun sebaliknya kurang mempererat apabila tidak disertai dengan rasa senang, puas dan nyaman. Jadi dengan demikian menjalin keakraban guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar sangatlah penting, perlu dikembangkan karena proses akrab guru dengan siswa akan mempermudah guru dalam membimbing, mengarahkan, serta mengevaluasi siswa agar menjadi pribadi yang baik. Kemudian untuk lebih jelasnya keakraban guru dengan siswa , kiranya akan lebih jelas bila penulis sajikan pengertian berikut:
10
Kata keakraban menurut kamus besar bahasa indonesia adalah dekat dan erat.12 Dekat dan erat dalam artian persahabatan antara guru dengan siswa yang dapat membawa dampak positif dalam meningkatkan semangat dalam belajar dan membentuk pribadi yang baik. Siswa atau sering disebut anak didik. “anak didik obyek dan subyek pendidikan, dikatakan sebagai obyek pendidik karena mereka dikenai pendidikan dalam arti dibantu, dibimbing, diarahkan ke tujuan pendidikan. Dikatan sebagai subyek pendidik karena berdiri sendiri, sedangkan fungsi pendidikan sekedar memberikan stimulasi agar perkembangannya terarah sesuai dengan tujuan pendidikan”. 1. Pengertian Keakraban a. Keakraban adalah suatu bentuk hubungan pertemanan yang sangat dekat dan seolah – olah seperti keluarga sendiri.13 b. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.14
12
W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 25. 13 Varizal Amir, www.Slideshare.net/varisical/ptk-bimbingan-varizal-amir, diakses pada tanggal 03 Agustus 2015 jam 18:47. 14 Sisdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Tamita Utama, 2006).
11
2. Hubungan Guru dengan Siswa Menurut Abu Ahmadi dan Shuyadi (1985) dalam Syaiful Bahri Djamarah (2005) mendefinisikan interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan antara pendidik (guru) dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.15 Suatu interaksi yang harmonis terjadi dengan baik apabila dalam prosesnya ada keselarasan, keseimbangan, keserasian antara pendidik dan anak didik. 16 hubungan guru dengan siswa dalam proses belajar merupakan faktor yang sangat menentukan dalam baik tidaknya bahan pelajaran yang diberikan, sempurna tidaknya metode yang digunakan. Jika hubungan guru dengan siswa merupakan tidak harmonis maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak di inginkan. Menurut Bruner (dalam Elliot dkk., 1996), pembelajaran inquiry memungkinkan siswa menjadi aktif dalam mencari pengetahuan sehingga akan meningkatkan makna dari apa yang mereka pelajari.17 Perlu di garis bawahi bahwa kegiatan belajar mengajar tidak hanya saat presentasi di depan kelas. Bahkan sementara metode presentasi
tidaklah
di
anggap
sebagai
satu-satunya
proses
pembelajaran berlangsung, bila di tinjau baik dari segi pengembangan sikap dan pikiran intelektual yang kritis dan efektif.
15
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan ( Individu, Masyarakat dan Pendidikan), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 130. 16 Ibid, hlm 135. 17 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 178.
12
Bentuk-bentuk kegiatan belajar tidak hanya terpaku dengan metode presentasi di dalam kelas, perlu diperhatikan bentuk-bentuk kegiatan belajar mengajar yang lain. Baik pembelajaran langsung maupun tidak langsung semuanya diperlukan dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran langsung memenuhi kebutuhan siswa untuk memperoleh
fakta,
sedangkan
pembelajaran
tidak
langsung
memungkinkan siswa berupaya memecahkan masalah sendiri.18 Proses kegiatan belajar mengajar antara guru dengan siswa harus
saling
berinteraksi.
Dalam
kegiatan
pendidikan
dan
pembelajaran seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu potensi, bakat, kecenderungan dan motivasi peserta didiknya, kesiapan lingkungan pendidikan dan berbagai sarana prasarana, tekhnik menciptakan suasana pembelajaran yang baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.19 3. Pentingnya Keakraban Hubungan Guru dengan Siswa Menurut Prof. Dr. H. Abdullah Idi, keakraban atau interaksi sangat penting karena dapat membantu pendidik dalam melaksanakan tugasnya, serta akan terbentuknya proses implementasi pembelajaran
18
Ibid, hlm. 178. Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pmbelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), hlm.113. 19
13
yang dapat mendorong, membimbing, dan memberikan fasilitas agar anak didik dapat mencapai tujuannya. 20 Dalam praktik kehidupan sehari-hari, siswa senang bergaul dengan guru yang menyenangkan dan mau akrab dengan mereka. Mereka dapat mencurahkan isi hati, termasuk dalam kesulitankesulitan dalam belajar. Apabila guru dapat menjalin hubungan yang erat dengan siswa dan mengetahui semua kesulitan-kesulitan yang dihadapi maka guru akan lebih mudah dalam membimbingnya. Ada sementara guru yang berpandangan bahwa keakraban guru dan siswa dapat menurunkan wibawa guru. Sebetulnya tidaklah sedemikian, melainkan wibawa seorang guru akan turun apabila guru tidak mampu menunjukkan nilai positif dihadapan siswa-siswinya. Salah satu alasan mengapa mengajar untuk kecerdasan sukses itu dapat berhasil adalah karena pengajaran ini meningkatkan minat dan perhatian murid pada materi yang diajarkan dan karena itu meningkatkan motivasi belajar murid. Beberapa guru percaya bahwa mereka telah mengajar dengan baik jika mereka menyampaikan materi pngajaran secara logis dan jelas. Akan tetapi, jika murid tidak
20
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan ( Individu, Masyarakat dan Pendidikan), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 137 - 138.
14
termotivasi , murid tidak mau memperhatikan pelajaran serta mendengarkannya.21 Menurut Kangmas Guru manfaat yang dapat kita peroleh dari sikap akrab guru dengan siswa , diantaranya: a. Siswa tidak merasakan ketegangan saat berhadapan dengan gurunya. b. Komunikasi dan hubungan antara siswa dan guru menjadi akrab. c. Siswa dapat lebih terbuka dalam menyampaikan isi hati dan persoalan-persoalan belajar lainnya. d. Guru dapat menggali banyak sikap dan pikiran siswa-siswi e. siswa merasa diakui dan diayomi oleh gurunya.22 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keakraban guru dengan Siswa Menurut Abudin Nata faktor-faktor yang mmpengaruhi keakraban guru dengan siswa adalah: 1. Faktor tujuan: pedoman dan sekaligus sasaran atau pedoman yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
21
Robert J. Strenberg dan Elena L. Grigorenko, Mengajarkan Kecerdasan Sukses (Meningkatkan Pembelajaran dan Keberhasilan Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010). Hlm. 143. 22 Kangmas Guru, “Guru Sahabat Siswa”. http”//idid.facebook.com/kangnas.gurukul/posts/598278590283726, diakses pada tanggal 24-04-2015 jam 19.50.
15
2. Faktor guru: pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan, menggerakkan dan melaksanakan kgiatan pembelajaran yang bertumpu pada upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan. 3. Faktor anak didik: mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran di sekolah. 4. Faktor kegiatan pengajaran: proses interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan, media, alat, metode, pendekatan, tekhnik dan gaya sebagai perantaranya. 5. Faktor bahan dan alat evaluasi: materi yang akan diujikan oleh guru kepada peserta didik yang didasarkan pada apa yang telah diajarkannya.23 Bentuk pendekatan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu memberikan perhatian, ancaman maupun kebebasan. Hal itu bisa dilakukan selama dalam pembelajaran berlangsung agar tercipta kondisi yang tenang. Selain pendekatan yang harus dilakukan oleh guru dalam menjaga kondisi kelas agar optimal juga perlu diperlukan adanya keterampilan-keterampilan alam mengelolanya dan prinsipprinsip
manajement
yang
harus
dipahami
oleh
guru
yang
bersangkutan. Keberhasilan belajar mengajar pada dasarnya merupakan perubahan positif selama dan sesudah proses belajar mengajar 23
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pmbelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), hlm.317.
16
dilaksanakan. Saat proses pembelajaran harus tercipta pembelajarn yang aktif, kreatif, efektif yang menyenangkan. Jadi yang penulis maksud bentuk keakraban guru dengan siswa adalah membangun hubungan kerjasama antara guru dengan murid yang lebih dekat, dengan tujuan saling memahami karakter dan kepribadian untuk lebih memudahkan memberi dan menerima ilmu yang lebih luas. B. Semangat Belajar 1. Pengertian Semangat Belajar Semangat adalah hasil yang menjadi dorongan (dilakukan, dikerjakan).24 dalam belajar dapat menumbuhkan suatu dorongan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal serta mendapat prestasi yang baik. Dal kitabnya Ta’limul Muta’allim sebagai berikut:
َ وَ اﻟً ِﺬ ْﯾﻦ:اﻹ َﺷﺎرَ ِة ﻓِﻰ ا ْﻟﻘُﺮآنِ ﺑِﻘَﻮْ ﻟِ ِﮫ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ِ ْ وَ إِﻟَﯿ ِﮫ، ِﺐ ا ْﻟ ِﻌ ْﻠﻢ ِ ِِﻣﻦَ ا ْﻟﺠِ ٍﺪ وَ ا ْﻟ ُﻤﻮَ اظَﺒَ ِﺔ وَ ا ْﻟ ُﻤ َﻼزَ َﻣ ِﺔ ﻟِﻄَﺎﻟ ﺟَ ﺎھَ ُﺪوْ ا ﻓِ ْﯿﻨَﺎ ﻟَﻨَ ْﮭ ِﺪ ﯾَﻨًﮭُ ْﻢ ُﺳﺒُﻠَﻨَﺎ Artinya: kemudian penuntut ilmu juga harus bersungguh hati dan terus menerus demikian, seperti itulah petunjuk Allah dalam firmanNya: dan mereka yang berjuang (mencari keridloan) kami niscaya akan kami tunjukkan mereka kepada jalan kami....25
24
M.Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, ( Surabaya: Usaha Nasional, 1978), hlm. 330. 25 Ali As’ad, Ta’limul Muta’allim (Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan), (Kudus: Menara Kudus, 2007), hlm. 4
17
Belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi.26 Kewajiban belajar juga terdapat dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
طَﻠَﺐُ ا ْﻟ ِﻌ ْﻠﻢِ ﻓَ ِﺮ ْﯾﻀَ ﺔٌ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ًﻞ ُﻣ ْﺴﻠِﻢٍ وَ ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤ ٍﺔ:ﻗﺎ َلَ رَ ُﺳﻮْ ُل ﷲِ ﺻَ ﻠًﻰَ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ وَ َﺳﻠً ْﻢ Artinya: Rasulullah SAW bersabda: menuntut ilmu hukumnya fardhu bagi setiap muslim, laki-laki, maupun perempuan. 27 Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha mempengaruhi emosi, intelektal, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehndaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral kagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.28 Jadi yang penulis maksud dengan semangat belajar adalah kekuatan kebanggan hati untuk belajar. Apabila seseorang memiliki kekuatan kebanggan maka dia dalam belajar pun akan semangat sehingga belajarnya akan mudah dikerjakan.
26
Slametno, Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1998 ), hlm .2. 27 Ali As’ad, Ta’limul Muta’allim (Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan), (Kudus: Menara Kudus, 2007), hlm. 52. 28 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pmbelajaran, (Jakarta: Kencana Prnada Group, 2011), hlm.85.
18
2. Pentingnya Semangat Belajar Dalam proses belajar, semangat belajar atau motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan petanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. 29 Sebagaimana
telah
dikemukakan
dimuka
bahwa
prestasi
merupakan suatu individu, sebab tanpa adanya semangat belajar yang kuat dalam diri individu, maka dengan dirinya adanya hasyrat rasa ingin tahu. Namun sebaliknya jika dalam diri individu tidak adanya hasyrat rasa ingin tahu maka akan mengakibatkan kegagalan. Prestasi akan menimbulkan rasa senang dengan apa yang dipelajarinya, karena pentingnya prestasi belajar dalam menentukan keberhasilan siswa maka hendaklah guru berupaya menumbuhkan prestasi belajar siswa. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi intrinsik maupun ektrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan
aktivitas
dan
inisiatif,
dapat
mengarahkan
dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. 29
259.
Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm.
19
Dalam kaitan perlu diketahui cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacan-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik sangat tepat, kadang juga kurang tepat dan kadang-kadang sesuai. Hal ini guru harus berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi. Kadang guru memiliki niat untuk memberi motivasi namun motivasi tersebut tidak menguntungkan bagi perkembangan prestasi belajar. Menurut Sardiman ada beberapa bentuk dalam menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah: a. Memberi angka Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang kuat. Namun perlu diingat bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, karena yang terkandung didalam setiap pengetahuan diajarkan kepada siswa tidak sekedar kognitif tetapi afektif dan psikomotorik. b. Hadiah Dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan hadiah sebagai menumbuhkan memotivasi belajar siswa. tetapi perlu diingat bahwa hadiah tidak selalu dapat dijadikan sebagai alat motivasi, karena bisa saja hadiah yang diberikan tidak menarik bagi siswa dan bisa saja siswa akan termotivasi apabila sang guru memberikan hadiah kepada siswa.
20
c. Saingan/ kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong prestasi belajar siswa. dengan persaingan siswa akan giat untuk menjadi pemenang dalam kompetisi ini. d. Ego-involvement Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. e. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar apabila diberi ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Namun perlu diingat, seorang guru jangan terlalu sering memberikan ulangan karena akan membuat
siswa bosan dan
merasa jenuh. f. Memberi hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaanya, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
21
g. Hukuman Hukuman ini adalah kebalikan dari pujian. Hukuman adalah sebagai reinforcement yang negatif, namun kalau diberi secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi yaitu memberikan hukuman yang mendidik bukan memberikan hukuman yang dapat menjadikan siswa tidak termotivasi dalam belajar. h. Hasyrat untuk belajar Hasyrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. i. Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. proses belajar akan berjalan dengan lancar apabila disertai dengan minat. j. Tujuan yang diakui Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan
dari
siswa/
subyek
setelah
belajar,
setelah
menyelesaikan/ memperoleh pengalaman belajar.30
30
hlm. 57-58.
Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2009),
22
C. Pengaruh Keakraban Guru dengan Siswa terhadap Semangat Belajar Siswa. Hubungan guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang menentukan keberhasilan siswa, keberhasilan siswa maksudnya tingkat dimana siswa memahami dan menyelesaikan tugas mereka secara benar. Pembelajaran yang efektif memungkinkan siswa
memahami
pelajaran
dengan
tepat
dan
pada
akhirnya
memungkinkan siswa untuk mencapai prestasi belajar.31 Guru dan siswa memiliki hubungan timbal balik yang dapat saling mempengaruhi, kedisiplinan guru akan membangkitkan kedisiplinan siswa, karena dalam pandangannya sosok pendidik adalah menjadi panutan anak didik maupun orang tua dan masyarakat.32 Guru harus mempunyai prinsip mengajar yang dapat menarik dan memotivasi siswa agar belajar secara giat dan baik. Jika siswa dari awal menyukai gurunya maka siswa dengan sendirinya akan menyukai pelajaran yang di ampunya dan berusaha sebaik-baiknya. Jika guru kurang berinteraksi terhadap siswa dengan akrab maka proses pembelajaran kurang lancar, dan jika siswa merasa jauh dengan guru maka siswa akan segan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. Jadi menurut penulis pengaruh keakraban guru dan siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Karena tingginya kerjasama tercipta dalam bentuk interaksi. Adanya interaksi itu bergantung 31
182.
32
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), hlm.
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan ( Individu, Masyarakat dan Pendidikan), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 124.
23
pada pendekatan yang dilakukan guru dengan siswanya. Jika guru kurang berinteraksi terhadap siswa secara akrab maka proses pembelajaran kurang lancar dan optimal. D. Pengajuan Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbuka kebenarannya melalui data yang terkumpul.33 Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis Kerja (Ha) Bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keakraban pendidik dengan peserta didik terhadap semangat belajar mata pelajaran Aqidah Akhlaq di kelas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 2. Hipotesis Nihil (Ho) Bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keakraban pendidik dengan peserta didik terhadap semangat belajar mata pelajaran Aqidah Akhlaq di kelas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015.
33
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 45.
24
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Setiap penelitian ilmiah tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana keakraban guru dengan siswa di Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui bagaimana semangat belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015. B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 April 2015 sampai dengan tanggal 11 Mei 2015 di MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara.
25
C. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN Variabel penelitian adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya.
34
untuk lebih jelasnya dalam
penelitian ini penulis kemukakan variabel penelitian sebagai berikut: 1. Keakraban pendidik dengan peserta didik sebagai variabel terikat (X) atau independent dengan indikator: a. Memberikan perhatian kepada para siswa b. Bertegur sapa antara murid dengan guru c. Meminta komentar siswa di kelas d. Siswa berkunjung ke rumah guru e. Merespon dan memberikan reaksi pada kata-kata siswa 2. Selalu semangat belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai variabel (Y) dengan indikator: a. Siswa rajin dalam mengikuti pelajaran di sekolah b. Keaktifan siswa membaca materi pembelajaran c. Siswa antusias dalam keinginan untuk menguasai pelajaran d. Aktif dalam bertanya tentang materi pelajaran yang sulit e. Selalu mengerjakan tugas 35 D. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah keseluruhan subyek.36 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.37 34
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 20. Zuli Setyana, Skripsi Keakraban Pendidik dan Peserta Didik Kelas XI dengan Semangat Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih dan Aqidah Akhlak Di Madrasah Aliyah AL MA’ARIF Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013. 35
26
Pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan populasi, selanjutnya bila jumlah obyeknya besar maka dapat diambil 10 – 15 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik di Kelas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 147 Siswa. Dari Jumlah tersebut penulis mengambil 27 siswa Kelas VIIIA MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan 31 siswa Kelas VIIIC MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara untuk menjadi sampel penelitian. E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode yang lazim digunakan dalam berbagai penelitian ilmiah, yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan (Field Research).
36
Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, hlm. 115. 37 Ibid, hlm. 117.
27
1. Penelitian Pustaka Penelitian Pustaka adalah usaha untuk memperoleh data dengan mengadakan “research kepustakaan”.38 Artinya meneliti buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi. Metode ini digunakan untuk mencari data-data yang bersangkutan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli untuk mendukung dalam penulisan atau sebagai landasan teori ilmiah, kemudian untuk mengolah data-data yang diperoleh menggunakan beberapa analisis. 2. Field Research Field Research adalah researh yang dilakukan di kancah atau di medan terjadinya gejala-gejala.39 Adapun yang dijadikan kancah sebagai objek pengumpulan data tersebut adalah MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara, dan untuk memperoleh data yang digunakan adalah tekhnik angket. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.40 Digunakan untuk mengumpulkan data tentang keakraban guru dengan siswa dan semangat belajar siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara
hlm. 11.
38
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offest, 1991), Cet. 2,
39
Ibid. Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,2005), hlm. 102.
40
28
tahun ajaran 2014/2015 dan siswa MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun ajaran 2014/2015 . F. TEKHNIK ANALISIS DATA Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa angket untuk keakraban guru dengan siswa untuk semangat belajar siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara tahun ajaran 2014/2015 dan siswa MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun ajaran 2014/2015. 1. Analisis Pendahuluan Pada tahapan ini data yang terkumpul dikelompokkan kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi secara sederhana untuk setiap variabel yang ada dalam penelitian. Sedangkan angket dalam setiap item akan diberikan scoring dengan standar sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A diberi nilai 4 2. Alternatif jawaban B diberi nilai 3 3. Alternatif jawaban C diberi nilai 2 4. Alternatif jawaban D diberi nilai 1 Kemudian dalam menentukan tingkat prosentase pada keakraban guru dengan siswa, dengan menggunakan rumus: P
F x100% N
29
Keterangan : P = Angka Persentase F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu 2. Analisis Lanjutan Menurut Sugiyono analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan, yaitu menguji variabel yang ada. Sedangkan Menurut Prof. Dr. H. Agus Irianto dalam korelasi yang sering digunakan peneliti dalam menganalisis adalah menggunakan rumus korelasi pearson ( Product Moment Correlation ).
rxy
N XY X Y
{N X ² - X ²}{N Y² - Y ²}
Keterangan : rxy
= Koefisien Korelasi
X
= Jumlah skor total variabel X
Y
= Jumlah skor total variabel Y
X2
= Jumlah kuadrat X
Y2
= Jumlah kuadrat Y
N
= Jumlah sampel atau objek yang diteliti. 41
41
H. Agus Irianto, Statistik ( Konsep Dasar dan Aplikasinya), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 136.
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian. 1. Daftar nilai distribusi frekuensi tentang keakraban guru dengan Siswa Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun 2014/2015 a. Siswa Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tabel 4.1 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A 5 5 5 7 5 6 5 8 4 4 6 3 6 7 7 7
Jawaban B C 1 2 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 0 2 3 2 3 2 1 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 2
D 2 2 0 0 2 1 2 0 1 1 1 2 1 0 0 0
4 20 20 20 28 20 24 20 32 16 16 24 12 24 28 28 28
Nilai 3 2 3 4 6 2 6 6 3 4 6 2 3 4 6 2 0 4 9 4 9 4 3 4 6 6 3 4 3 4 6 2 3 4
1 2 2 0 0 2 1 2 0 1 1 1 2 1 0 0 0
Total Nominasi 29 30 32 35 30 32 30 36 30 30 32 26 32 35 36 35
C B B A B B B A B B B C B A A A
31
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
4 7 4 7 7 8 6 6 6 6 5
2 0 4 2 0 1 1 1 1 1 2
2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3
2 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
16 28 16 28 28 32 24 24 24 24 20
6 0 12 6 0 3 3 3 3 3 6
4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 6
2 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
28 33 32 36 33 37 32 32 32 32 32
C B B A B A B B B B B
b. siswa Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tabel 4.2 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 9 9 9 8 7 4 5 7 7 7 9 8 5 8 7 9 8 6 7 7
Jawaban B C 0 1 0 1 0 1 0 0 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 2 1 2 1
D 0 0 0 2 0 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 0 0
4 36 36 36 32 28 16 20 28 28 28 36 32 20 32 28 36 32 24 28 28
Nilai 3 2 0 2 0 2 0 2 0 0 6 2 6 2 6 4 6 2 6 2 6 2 0 2 3 2 12 2 0 2 3 2 0 2 3 2 0 2 6 2 6 2
1 0 0 0 2 0 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 0 0
Total Nominasi 38 38 38 34 36 27 31 36 36 36 38 37 34 35 34 38 37 29 36 36
A A A B A C B A A A A A B A B A A C A A
32
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
7 6 7 8 7 7 7 6 6 7 7
0 1 2 1 2 2 2 2 1 0 2
1 2 1 0 1 1 1 1 2 1 1
2 1 0 1 0 0 0 1 1 2 0
28 24 28 32 28 28 28 24 24 28 28
0 3 6 3 6 6 6 6 3 0 6
2 4 2 0 2 2 2 2 4 2 2
2 1 0 1 0 0 0 1 1 2 0
32 32 36 36 36 36 36 33 32 32 36
B B A A A A A B B B A
2. Daftar nilai distribusi frekuensi tentang semangat belajar Siswa Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun 2014/2015 a. Siswa Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tabel 4.3 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang semangat belajar di sekolah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A 0 0 3 0 2 2 5 1 1 4 3 1 2
Jawaban B C 3 6 4 7 5 3 4 8 1 3 4 6 6 1 8 3 5 6 5 3 5 4 8 3 5 5
D 3 1 1 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 12 0 8 8 20 4 4 16 12 4 8
Nilai
3 9 12 15 12 3 12 18 24 15 15 15 24 15
2 12 14 6 16 6 12 2 6 12 6 8 6 10
1 3 1 1 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Nominasi 24 27 34 28 23 32 40 34 31 37 35 34 33
C C B C C B A B B A A B B
33
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
4 4 2 0 1 6 1 2 0 3 3 1 3 2
7 5 7 4 9 3 9 4 7 2 4 2 4 5
1 3 1 7 2 3 2 5 5 7 5 5 5 5
0 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0
16 16 8 0 4 24 4 8 0 12 12 4 12 8
21 15 21 12 27 9 27 12 21 6 12 6 12 15
2 6 2 14 4 6 4 10 10 14 10 10 10 10
0 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0
39 37 33 27 35 39 35 31 31 32 34 24 34 33
A A B C A A A B B B B C B B
a. siswa Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tabel 4.4 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang semangat belajar di sekolah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A 3 4 4 2 2 5 0 3 9 2 3 5 0 5 1 7 5
Jawaban B C 8 1 7 1 7 1 5 5 3 6 5 2 6 6 4 5 2 1 2 5 8 1 3 3 2 9 6 1 2 5 2 3 3 4
D 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 1 1 0 4 0 0
4 12 16 16 8 8 20 0 12 36 8 12 20 0 20 4 28 20
Nilai
3 24 21 21 15 9 15 18 12 6 6 24 9 6 18 6 6 9
2 2 2 2 10 12 4 12 10 2 10 2 6 18 2 10 6 8
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 1 1 0 4 0 0
Total Nominasi 38 39 39 33 30 39 30 34 44 27 38 36 25 40 24 40 37
A A A B B A B B A C A B C A C A B
34
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
5 1 7 6 2 8 7 1 2 7 1 2 7 5
5 5 4 3 3 4 4 9 8 4 3 4 3 5
2 6 1 3 7 0 1 2 2 1 8 6 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 4 28 24 8 32 28 4 8 28 4 8 28 20
15 15 12 9 9 12 12 27 24 12 9 12 9 15
4 12 2 6 14 0 2 4 4 2 16 12 4 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 31 42 39 31 44 42 35 36 42 29 32 41 39
A B A A B A A B B A C B A A
B. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keakraban guru dengan peserta didik terhadap semangat belajar aqidah akhlak siswa MTs. Amal Muslimin dan siswa MTs. Nurul Islam Tahun Pelajaran 2014/2015, maka penulis akan mengadakan analisis data dengan menggunakan data kuantitatif. Selanjutnya data tersebut akan di analisis guna membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang digunakan. Untuk lebih jelasnya berikut proses analisis yang digunakan. 1. Analisis Deskriptif Setelah seluruh data hasil penelitian dari penyebaran angket terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklarifikasikan data
35
tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitin, yaitu sebagaimana dibawah ini: 1) Untuk mengetahui bagaimana keakraban guru dengan siswa di Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 2) Untuk mengetahui bagaimana semangat belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 3) Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan dari ke tiga tujuan penelitian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan persentase sebagai berikut: P
F x100% N
Keterangan: P = persentase
rumus
36
F = frekuensi N = jumlah sample Sedangkan untuk tujuan yang ke tiga penulis menggunakan rumus proportional product moment, sebagai berikut:
rxy
N XY X Y
{N X ² - X ²}{N Y² - Y ²}
Keterangan: rxy
= Koefisien Korelasi
X
= Jumlah skor total variabel X
Y
= Jumlah skor total variabel Y
X2
= Jumlah kuadrat X
Y2
= Jumlah kuadrat Y
N
= Jumlah sampel atau objek yang diteliti
a. Analisis data keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara. Langkah-langkah yang di ambil adalah sebagai berikut: 1. Membaca tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket keakraban guru dengan siswa 2. Mempresentasikan jawaban 3. Menginterprestasikan hasil jawaban responden Dari data di atas pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dicari skor tertinggi dan terendah pada Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin
37
Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus: (Xt – Xr) + 1
i =
Ki
Keterangan: i
: interval
Xr
: nilai terendah
Xt
: nilai tertinggi
Ki
: kelas interval
a. Skor tertinggi dan terendah pada Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Dari data hasil angket keakraban guru dengan siswa dapat diperoleh nilai tertinggi 37 dan nilai terendah 26 dengan menggolongkan data tersebut kedalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu: i =
i =
i =
i = I= 4
(Xt – Xr) + 1 Ki (37 – 26) + 1 3 11 + 1 3 12 3
38
b. Skor tertinggi dan terendah pada Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Dari data hasil angket keakraban guru dengan siswa dapat diperoleh nilai tertinggi 38 dan nilai terendah 27 dengan menggolongkan data tersebut kedalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu: (Xt – Xr) + 1
i =
Ki (38 – 27) + 1
i =
3 11 + 1
i =
3 12
i =
3
I=4 Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat di golongkan atau di kategorikan dalam variasi baik, cukup dan kurang yaitu sebagai berikut: 1. Untuk kategori baik dengan nominal A, mendapat nilai antara 34 – 37 pada MTs. Amal Muslimin dan nilai 35 – 38 pada MTs. Nurul Islam 2. Untuk kategori cukup dengan nominasi B, mendapat nilai antara 30 – 33 pada MTs. Amal Muslimin dan nilai 31 – 34 pada MTs. Nurul Islam
39
3. Untuk kategori kurang dengan nominasi C, mendapat nilai antara26 – 29 pada MTs. Amal Muslimin dan nilai 27 – 30 pada MTs. Nurul Islam
Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk table di bawah ini: Tabel 4.5 Distribusi frekuensi jawaban keakraban guru dengan siswa MTs. Amal Muslimin No 1 2 3
Kategori keakraban guru Interval dengan siswa Baik 34 – 37 Cukup 30 – 33 Kurang 26 - 29 Jumlah Responden
Nominasi
Frekuensi
A B C
7 17 3 27
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi jawaban keakraban guru dengan siswa MTs. Nurul Islam No 1 2 3
Kategori keakraban guru Interval dengan siswa Baik 35 – 38 Cukup 31 – 34 Kurang 27 – 30 Jumlah Responden
Nominasi
Frekuensi
A B C
20 9 2 31
Kemudian dicari tingkat persentase pada keakraban guru dengan siswa, dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
40
P =
F N
X 100 %
Keterangan : P
: persentase
F
: frekuensi
N
: jumlah responden
1. untuk kategori baik tentang keakraban guru dengan siswa MTs. Amal Muslimin ada 7 dan MTs. Nurul Islam ada 20 responden: siswa MTs. Amal Muslimin P =
P =
F N 7 27
X 100 %
X 100 %
P = 26 % siswa MTs. Nurul Islam P =
P =
F N 20 31
X 100 %
X 100 %
P = 65% 2. untuk kategori cukup tentang keakraban guru dengan siswa MTs. Amal Muslimin ada17 dan MTs. Nurul Islam ada 9 responden: siswa MTs. Amal Muslimin
41
P =
P =
F N 17 27
X 100 %
X 100 %
P = 63 % siswa MTs. Nurul Islam P =
P =
F N 9 31
X 100 %
X 100 %
P = 29 % 3. untuk kategori kurang tentang keakraban guru dengan siswa MTs. Amal Muslimin ada 3 dan MTs. Nurul Islam ada 2 responden: siswa MTs. Amal Muslimin P =
P =
F N 3 27
X 100 %
X 100 %
P = 11 % MTs. Nurul Islam P =
F N
X 100 %
42
P =
2 31
X 100 %
P = 6,45 % Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Presentasi distribusi frekuensi jawaban keakraban guru dengan siswa MTs. Amal Muslimin No 1 2 3
Kategori keakraban Interval guru dengan siswa Baik 34 – 37 Cukup 30 – 33 Kurang 26 – 29 Jumlah Responden
Nominasi
Frekuensi
Prosentase
A B C
7 17 3 27
26 % 63 % 11 % 100 %
Tabel 4.8 Presentasi distribusi frekuensi jawaban keakraban guru dengan siswa MTs. Nurul Islam No 1 2 3
Kategori keakraban Interval guru dengan siswa Baik 35 – 38 Cukup 31 – 34 Kurang 27 – 30 Jumlah Responden
Nominasi
Frekuensi
Prosentase
A B C
20 9 2 31
65 % 29 % 6% 100 %
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa keakraban guru dengan siswa mempunyai 3 kategori, yaitu pada MTs. Amal Muslimin dalam kategori baik 26 % dengan jumlah 7 responden, kategori cukup 63% dengan julah 17 responden dan kategori kurang 11 % dengan jumlah 3 responden. Sedangkan pada MTs. Nurul Islam kategori baik 65 %
43
dengan jumlah 20 responden, kategori cukup 29% dengan julah 9 responden dan kategori kurang 6 % dengan jumlah 2 responden. Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang pertama yaitu “ untuk mengetahui bagaimana keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015”. b. Analisis data semangat belajar di Madrasah Tsanawiyyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Untuk mengetahui tentang semangat belajar di sekolah, maka langkah yang di ambil adalah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket semangat belajar di sekolah b. Mempresentasikan jawaban c. Menginterprestasikan hasil jawaban responden Dari data di atas pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan mengunakan rumus:
i =
(Xt – Xr) + 1 Ki
44
Keterangan: i
: interval
Xr
: nilai terendah
Xt
: nilai tertinggi
Ki
: kelas interval
Dari data di atas hasil angket semangat belajar di MTs. Amal Muslimin dapat di peroleh nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 23, sdangkan di MTs. Nurul Islam diperoleh nilai tertinggi 44 dan nilai terendah 24 dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka di ketahui interval kelasnya yaitu: a. MTs. Amal Muslimin
i =
i =
i =
i =
(Xt – Xr) + 1 Ki (40 – 23) + 1 3 17 + 1 3 18 3
i =6 b. MTs. Nurul Islam
i =
(Xt – Xr) + 1 Ki
45
(44 – 24) + 1
i =
3 20 + 1
i =
3 21
i =
3
i =7 jadi jelas bahwa variabel ini dapat di golongkan atau di kategorikan dalam variabel baik, cukup dan kurang, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk kategori baik dengan nominasi A, MTs. Amal Muslimin mendapat nilai antara 35 – 40 dan MTs. Nurul Islam mendapat nilai antara 38 – 44 2. Untuk kategori cukup dengan nominasi B, MTs. Amal Muslimin mendapat nilai antara 29 – 34 dan MTs. Nurul Islam mendapat nilai antara 31 – 37 3. Untuk kategori kurang dengan nominasi C, MTs. Amal Muslimin mendapat nilai antara 23 – 28 dan MTs. Nurul Islam mendapat nilai antara 24 – 30 Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
46
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi jawaban semangat belajar di MTs. Amal Muslimin No Kategori semangat belajar Interval 1 Baik 35 – 40 2 Cukup 29 – 34 3 Kurang 23 – 28 Jumlah responden
Nominasi A B C
Frekuensi 8 13 6 27
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi jawaban semangat belajar di MTs. Nurul Islam No Kategori semangat belajar Interval 1 Baik 38 – 44 2 Cukup 31 – 37 3 Kurang 24 - 30 Jumlah responden
Nominasi A B C
Frekuensi 16 11 4 31
Kemudian dicari tingkat persentase pada semangat belajar di sekolah, dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P =
F N
X 100 %
Keterangan : P
: persentase
F
: frekuensi
N
: jumlah responden 1. untuk kategori baik tentang semangat belajar siswa MTs. Amal Muslimin dengan 8 responden dan MTs. Nurul Islam dengan 16 responden:
47
MTs. Amal Muslimin P =
P =
F N 8 27
X 100 %
X 100 %
P = 30 % MTs. Nurul Islam P =
P =
F N 16 31
X 100 %
X 100 %
P = 52 % 2. untuk kategori cukup tentang semangat belajar siswa MTs. Amal Muslimin ada 13 responden dan MTs. Nurul Islam ada 11 responden: MTs. Amal Muslimin P =
P =
F N 13 27
X 100 %
X 100 %
P = 48 % MTs. Nurul Islam P =
F N
X 100 %
48
P =
11 31
X 100 %
P = 35 % 3. untuk kategori kurang tentang semangat belajar siswa MTs. Amal Muslimin ada 6 responden dan MTs. Nurul Islam, ada 4 responden: MTs. Amal Muslimin P =
P =
F N 6 27
X 100 %
X 100 %
P = 22 % MTs. Nurul Islam P =
P =
F N 4 31
X 100 %
X 100 %
P = 13 % Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
49
Tabel 4.11 Prosentase distribusi jawaban semangat belajar di MTs. Amal Muslimin No 1 2 3
Kategori Interval semangat belajar Baik 35 – 40 Cukup 29 – 34 Kurang 23-28 Jumlah responden
Nominasi
Frekuensi
Prosentase
A B C
8 13 6 27
30% 48% 22% 100 %
Tabel 4.12 Prosentase distribusi jawaban semangat belajar di MTs. Nurul Islam No 1 2 3
Kategori Interval semangat belajar Baik 38 – 44 Cukup 31 – 37 Kurang 24 - 30 Jumlah responden
Nominasi
Frekuensi
Prosentase
A B C
16 11 4 31
52 % 35 % 13 % 100 %
Dari analisis di atas dapat di simpulkan, bahwa semangat belajar di sekolah mempunyai 3 kategori, yaitu kategori baik di Muslimin
MTs. Amal
30% dengan jumlah 8 responden, kategori cukup 48%
dengan jumlah 13 responden dan kategori kurang 22% dengan jumlah 6 responden. Sedangkan di MTs. Nurul Islam kategori baik 52 % dengan jumlah 16 responden, kategori cukup 35 % dengan jumlah 11 responden dan kategori kurang 13 % dengan jumlah 4 responden. Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang ke dua yaitu “ untuk mengetahui bagaimana semangat belajar siswa di Madrasah
50
Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/ 2015”. 2. Analisis Lanjutan Pada bagian ini, penyusunan melakukan data untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya yaitu “ ada pengaruh yang positif antara keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015”. Terlebih dahulu penyusun mencari data ada tidaknya pengaruh variabel X dan Y dengan menggunaka rumus korelasi produck moment. Hasil perhitungan akan menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yang menunjukkan kuat lemahnya pengaruh antar variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian di korelasikan dengan rtabel. Nilai rtabel untuk sampel 27 siswa MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan 31 siswa MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara dan taraf signifikan 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,334 dan 0,430. Jika rhitung > rtabel, berarti ada pengaruh positif antar variabel x dan y. Jika rhitung = 0 maka di katakan bahwa antara variabel x dan y tidak ada pengaruh sama sekali. Jika rhitung < rtabel, maka pengaruh bersifat negatif. Adapun variabel x dalam penelitian ini adalah keakraban guru dengan siswa, sedangkan variabel y adalah semangat belajar siswa siswa MTs. Amal Muslimin
51
Bantrung Batealit Jepara dan MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun pelajaran 2014/ 2015. Di bawah ini merupakan rumus korelasi product moment:
rxy =
N∑XY - ∑X∑Y √(N∑X2 – (∑X)2)(N∑Y2 – (∑Y)2)
Keterangan : rxy
= Koefisien Korelasi
X
= Jumlah skor total variabel X
Y
= Jumlah skor total variabel Y
X2
= Jumlah kuadrat X
Y2
= Jumlah kuadrat Y
N
= Jumlah sampel atau objek yang diteliti Untuk
menganalisis
data
dengan
rumus
tersebut,
maka
digunakanlah tabel penolong koefisien sebagaimana tabel di bawah ini:
52
Tabel 4.13 Tabel koefision pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara tahun 2014/2015 No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jumlah
X 29 30 32 35 30 32 30 36 30 30 32 26 32 35 36 35 28 33 32 36 33 37 32 32 32 32 32 869
Y 24 27 34 28 23 32 40 34 31 37 35 34 33 39 37 33 27 35 39 35 31 31 32 34 24 34 33 876
x2 841 900 1024 1225 900 1024 900 1296 900 900 1024 676 1024 1225 1296 1225 784 1089 1024 1296 1089 1369 1024 1024 1024 1024 1024 28151
y2 576 729 1156 784 529 1024 1600 1156 961 1369 1225 1156 1089 1521 1369 1089 729 1225 1521 1225 961 961 1024 1156 576 1156 1089 28956
Xy 696 810 1088 980 690 1024 1200 1224 930 1110 1120 884 1056 1365 1332 1155 756 1155 1248 1260 1023 1147 1024 1088 768 1088 1056 28277
53
Tabel 4.14 Tabel koefision pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara tahun 2014/2015 No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah
X
Y
x2
y2
Xy
38 38 38 34 36 27 31 36 36 36 38 37 34 35 34 38 37 29 36 36 32 32 36 36 36 36 36 33 32 32 36 1081
38 39 39 33 30 39 30 34 44 27 38 36 25 40 24 40 37 39 31 42 39 31 44 42 35 36 42 29 32 41 39 1115
1444 1444 1444 1156 1296 729 961 1296 1296 1296 1444 1369 1156 1225 1156 1444 1369 841 1296 1296 1024 1024 1296 1296 1296 1296 1296 1089 1024 1024 1296 37919
1444 1521 1521 1089 900 1521 900 1156 1936 729 1444 1296 625 1600 576 1600 1369 1521 961 1764 1521 961 1936 1764 1225 1296 1764 841 1024 1681 1521 41007
1444 1482 1482 1122 1080 1053 930 1224 1584 972 1444 1332 850 1400 816 1520 1369 1131 1116 1512 1248 992 1584 1512 1260 1296 1512 957 1024 1312 1404 38964
54
Dari tabel di atas diketahui: MTs. Amal Muslimin X
= 869
Y
= 876
X2
= 28.151
Y2
= 28.956
∑XY = 28.277 N
= 27
Kemudian dimasukkan rumus: rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
N∑XY - ∑X∑Y √(N∑X2 – (∑X)2)(N∑Y2 – (∑Y)2) 27. 28277 – (869) (876) √ (27.28151 – (869)2 ) (27.28956 – (876)2 ) 763479 – 761244 √ (760077 – 755161 ) (781812 – 767376) 2235 √ (4916) (14436) 2235 √ 7096737 2235 2663,97
rxy = 0,838
MTs. Nurul Islam
55
X
= 1.081
Y
= 1.115
X2
= 37.919
Y2
= 41.007
∑XY = 38.964 N
= 31
Kemudian dimasukkan rumus: rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
N∑XY - ∑X∑Y √(N∑X2 – (∑X)2)(N∑Y2 – (∑Y)2) 31.38964 – (1081) (1115) √ (31.37919 – (1081)2 ) (31.41007 – (1115)2 ) 1207884 – 1205315 √ (1175489 – 1168561 ) (1271217 – 1243225) 2569 √ (6928) (27992) 2569 √ 19392857 2569 4403,732
rxy = 0,583 Dari
hasil
perhitungan korelasi
product
moment
tersebut
menghasilkan rhitung untuk MTs. Amal Muslimin sebesar 0,838 dan MTs. Nurul
Islam
sebesar
0,583.
Langkah
selanjutnya
adalah
mengkonsultasikan rhitung dengan rtabel. Harga rtabel untuk jumlah responden
56
31 dan taraf signifikan 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,334 dan 0,430. Jadi nilai r product momenynya dengan jumlah responden MTs. Amal Muslimin 27 dan MTs. Nurul Islam 31. Dari uraian di atas terlihat bahwa harga rxy hitung lebih besar dari rxy tabel pada taraf signifikan 5% maupun 1%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Bateallit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Dengan demikian hipotesis tang berbunyi “ ada pengaruh yang positif antara keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar di sekolah siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Bateallit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat diterima. C. Pembahasan 1. Keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kategori variabel keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, berturut - turut adalah baik (26%) terletak pada interval 34 - 37 dengan
57
responden sejumlah 7 orang, cukup 63% terletak pada interval 30 - 33 dengan jumlah responden 17 orang dan kurang 11% terletak pada interval 26-29 dengan responden sejumlah 3 orang, sedangkan pada Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, berturut - turut adalah baik (65%) terletak pada interval 35 - 38 dengan responden sejumlah 20 orang, cukup 29% terletak pada interval 31 - 34 dengan jumlah responden 9 orang dan kurang 6% terletak pada interval 27 – 30 dengan responden sejumlah 2 orang. Dari uraian di atas tentang prosentase masing-masing kategori, terlihat bahwa mayoritas responden Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin 63% terletak pada interval 30 – 33. Sedangkan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan 29% terletak pada interval 31 – 34. Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam kategori cukup. Kategori
cukup
untuk
keakraban
guru
dengan
Madrasah
Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 menurut penulis kurang begitu pas sebenarnya, kerena guru merupakan tempat untuk anak memperoleh pendidikan dan mengenal nilai-nilai maupun peraturan-peraturan yang harus diikutinya didasari anak untuk melakukan hubungan sosial dengan lingkungan yang lebih luas.
58
Menurut penulis, kategori cukup tersebut dapat diperoleh karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang seriusnya sebagian responden dalam mengisi angket keakraban guru dengan siswa. meskipun demikian, hasil perhitungan skor angket keakraban guru dengan siswa tetap bisa membuktikan hipotesis yang telah penulis ajukan. 2. Semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Mengenal kategori semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 berturut-turut adalah baik(30%) terletak pada interval 35 – 40 dengan responden sejumlah 8 orang, cukup 48% terletak pada interval 29 – 34 dengan jumlah responden 13 orang dan kurang 22% terletak pada interval 23 - 28 dengan responden sejumlah 6 orang. Sedangkan pada Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 berturut-turut adalah baik (52%) terletak pada interval 38 – 44 dengan responden sejumlah 16 orang, cukup 35% terletak pada interval 31 – 37 dengan jumlah responden 11 orang dan kurang 13% terletak pada interval 24 – 30 dengan responden sejumlah 4 orang. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada dalam kategori baik, yaitu siswa MTs. Amal Muslimin 30% atau sebanyak 8 responden dan MTs. Nurul Islam 52% atau sebanyak 16 responden. Ini berarti bahwa semangat belajar siswa
Madrasah
59
Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan dalam kategori baik. Kategori semangat belajar siswa di sekolah ini, menurut penulis sangat wajar, karena dilihat dari jawaban angket semangat belajar siswa di sekolah, siswa menjawabnya dengan perasaan semangat. Faktor yang lain adalah mereka aktif dalam mengikuti pelajaran, mendapat pengaruh yang baik dari teman-temannya serta lingkungan sekolah yang mendukung siswa untuk bersemangat. Jadi sangat wajar kalau semangat belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ini dalam kategori baik. 3. Pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Telah ditentukan sebelumnya bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan akan dikonsultasikan dengan rtabel. Jika rxy > rtabel, berarti hasil perhitungan korelasi antara variabel x dan y berarti positif, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran
60
2014/2015. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Dari analisis korelasi diketahui sebagai berikut: a. rxy MTs. Amal Muslimin = 0,838 b. rxy MTs. Nurul Islam = 0.583 c. Nilai r product moment pada tabel dengan responden MTs. Amal Muslimin sejumlah 27 orang dan MTs. Nurul Islam sejumlah 31 orang dan taraf signifikansi 5% adalah sama dengan nilai r product moment myaitu 0,334. d. Nilai r product moment dengan responden MTs. Amal Muslimin sejumlah 27 orang dan MTs. Nurul Islam sejumlah 31 orang dan taraf signifikasi 1% adalah sama dengan nilai r product moment yaitu 0,430. Penulis kemudian mengkonsultasikan nilai rxy dengan nilai r pada tabel. Dari hasil konsultasi tersebut terlihat bahwa rhitung untuk taraf signifikasi 5% maupun 1 % lebih besar dari rtabel. Maka dari itu hipotesis yang berbunyi “ ada pengaruh yang signifikan antara keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat diterima. Dengan demikian jelaslah bahwa antara keakraban guru dengan siswa dan semangat belajar di sekolah itu ada hubungannya yang dapat saling mempengaruhi. Apabila hubungan antara guru dengan siswa baik, maka siswa akan semangat belajar di sekolah. BAB V
61
PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun pelajaran 2014/ 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Keakraban Pendidik dengan Peserta Didik Terhadap Semangat Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VIII MTs. Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015. a) Keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin dalam kategori baik (26%) dengan responden sejumlah 7 orang, cukup 63% dengan jumlah responden 17 orang dan kurang 11% dengan responden sejumlah 3 orang. b) Semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin dalam kategori baik (30%) dengan responden sejumlah 8 orang, cukup 48 orang dengan jumlah responden 13 orang dan kurang 22% dengan responden sejumlah 6 orang. c) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar aqidah akhlak. Hal ini dibuktikan bahwa hasil yang diperoleh hasil akhir yaitu 0,838 > 0,334 untuk taraf signifikasi 5% dan 0,838 >0,430 untuk taraf signifikasi 1%.
62
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima maka dapat peneliti katakan bahwa keakraban guru dengan siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara Tahun pelajaran 2014/ 2015. 2. Keakraban Pendidik dengan Peserta Didik Terhadap Semangat Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VIII MTs. Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015. a) Keakraban guru dengan siswa Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan dalam kategori baik (65%) dengan responden sejumlah 20 orang, cukup 29% dengan jumlah responden 9 orang dan kurang 6% dengan responden sejumlah 2 orang. b) Semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan dalam kategori baik (52%) dengan responden sejumlah 16 orang, cukup 35% dengan jumlah responden 11 orang dan kurang 13% dengan responden sejumlah 4 orang. c) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar aqidah akhlak. Hal ini dibuktikan bahwa hasil yang diperoleh hasil akhir yaitu 0,583 > 0,334 untuk taraf signifikasi 5% dan 0,583 > 0,430 untuk taraf signifikasi 1%. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima maka dapat peneliti katakan bahwa keakraban guru dengan siswa berpengaruh
63
positif dan signifikan terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun pelajaran 2014/ 2015. B. SARAN Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh keakraban guru dengan siswa terhadap semangat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit Jepara dan Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun pelajaran 2014/ 2015. Maka penulis akan memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada semua guru Madrasah Tsanawiyah Amal Muslimin Bantrung Batealit
Jepara
peran
sertanya
dalam
meningkatkan
kualitas
pendidikan serta motivasi guru akan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Kerjasama antara guru dan siswa selaku pendidik sangat diperlukan demi keberhasilan belajar siswa. apabila kerjasama ini terjalin dengan rapi serta bertanggungjawab maka pendidikan akan lebih bersatu. 2. Kepada semua guru Madrasah Tsanawiyyah Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara peran sertanya dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta motivasi guru akan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Kerjasama antara guru dan siswa selaku pendidik sangat diperlukan demi keberhasilan belajar siswa. apabila kerjasama ini
64
terjalin dengan rapi serta bertanggungjawab maka pendidikan akan lebih bersatu. 3. Kepada siswa, penulis berharap keaktifan siswa dalam belajar, karena prestasi itu diraih dengan belajar begitu juga sebaliknya seseorang tidak berprestasi jika tidak belajar. Prestasi yang diperoleh seorang pada dasarnya terletak pada diri pribadi siswa itu sendiri, sejauh mana tugas serta perandalam semangat belajar C. PENUTUP Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha mencurahkan segala kemampuan, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan untuk menuju kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pada umumnya bagi pembaca yang budiman. Akhirul kalam semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. amin.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan ( Individu, Masyarakat dan Pendidikan), Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Amir, Varizal, www.Slideshare.net/varisical/ptk-bimbingan-varizal-amir, diakses pada tanggal 03 Agustus 2015 jam 18:47. Arikunto, Suharsini, Dr., Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Arikunto, Suharsimi, Dr., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. As’ad, Ali, Ta’limul Muta’allim (Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan, Kudus: Menara Kudus, 2007. Darajat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004). Darmadi, Hamid, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011. Guru, Kangmas, “Guru Sahabat Siswa”. http”//id-facbook.com/kangmas. gurukul/posts/598278590283726, diakses pada tanggal 24-04-2015 jam 19.50. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Andi Offest, 1991. H.Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hngga Aplikasi ), Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Idi, Abdullah, Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011. Irianto, H. Agus, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Islamuddin, Haryu, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Khodijah, Nyayu, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014. Kurma, Hadits Tentang Menuntut Ilmu, http://www.facebook.com/kurmamotivation/ Posts/558822584159570, diakses pada tanggal 26 September 2015 jam 06.30.
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2007. Nata, Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011. Robert J. Strenberg dan Elena L. Grigorenko, Mengajarkan Kecerdasan Sukses (Meningkatkan Pembelajaran dan Keberhasilan Siswa, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010. Sadulloh, Uyoh,M.Pd.,dkk, Pedagogik (Ilmu Mendidik), Bandung: CV Alfabeta, 2011. Saebani, Beni Ahmad, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008. Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta: Rajawali Pres, 2009. Sastrapradja, M, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1978. Setyana, Zuli, Skripsi Keakraban Pendidik dan Peserta Didik Kelas XI dengan Semangat Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih dan Aqidah Akhlak Di Madrasah Aliyah AL MA’ARIF Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013. Sisdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Tamita Utama, 2006. Slametno, Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Syah, Muhibbin, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014. Undang-Undang Guru dan Dosen, Yogyakata: Pustaka Pelajar, 2009. W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996. Yunahar , Ilyas, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offest, 2002.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Nama
: Laila Fitriya Rohmawai
Tempat/ Tgl Lahir
: Jepara, 30 Maret 1993
NIM
: 131310000411
Fakultas
: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Prodi
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Agama
: Islam
Alamat
: Bantrung Krajan RT: 02 RW: 01 Batealit Jepara
Riwayat PENDIDIKAN
: 1. RA AL-Amal Bantrung lulus tahun 1998 2. SDN 02 Bantrung lulus tahun 2004 3. MTs. Amal Muslimin Bantrung lulus tahun 2007 4. MAN 01 Bawu lulus tahun 2010 5. Mahasiswa FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Angkatan Tahun 2011/2012
Jepara, 4 September 2015
LAILA FITRIYA ROHMAWATI
DATA ANGKET Identitas 1. Nama 2. No. Absen 3. Kelas
: ................................... : ................................... : ...................................
Petunjuk 1. Pilih poin jawaban yang anda anggap benar tepat, dengan memberi tanda silang ( x ) pada poin jawaban A, B, C, D 2. Sebagai responden, nama anda akan dirahasiakan jawaban anda tidak mengurangi nilai raport anda 3. Jawaban obyektif, karena jawaban anda sangat membantu kelancaran penelitian ini A . KEAKRABAN GURU DENGAN SISWA 1. Jika ada siswa yang sakit, bagaimana sikap guru anda ? a.Menjenguknya b.Pura-pura tidak tahu c.Tidak tahu d.Membiarkan saja 2. Apa yang anda lakukan , ketika guru anda sedang sakit ? a.Menjenguknya b.Pura-pura tidak tahu c.Tidak tahu d.Membiarkan saja 3. Ketika anda bertamu dengan guru anda , apa yang anda akan lakukan ? a.menyapa b.diam saja c.pura-pura tidak lihat d.tidak menyapa 4. Bagaimana respon guru anda , ketika anda menyapanya ? a.membalas sapaan b.diam saja c. pura-pura tidak tahu
d.tidak membalas sapaan 5. Bagaimana sikap guru anda , ketika mendapatkan komentar atau masukan dari siswa ? a.mendengarkan dengan antusias b.tidak mendengarkan c.pura-pura tidak mendengar d.memarahi siswa 6. Apakah anda merasa takut memberikan masukan terhadap cara pengajaran guru anda ? a.tidak b.biasa-biasa saja c.pura-pura tidak memperhatikan d.ya, karena takut dimarahi 7. Kapan anda berkunjung ke rumah guru anda ? a.seiap hari b.setiap ada tugas c.saat lebaran d.tidak pernah berkunjung 8. Bagaimana sikap guru anda terhadap siswa yang berkunjung kerumahnya ? a.menerima dengan baik b.menerima dengan terpaksa c.pura-pura tidak tahu d.tidak menerima 9. Apakah anda merasa takut untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum difahami ? a.tidak b.kadang takut c.takut d.ya, sering takut
10. Bagaimana sikap guru anda terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh siswa ? a.merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut b.diam saja c.terlihat kurang suka d.tidak sama sekali B.SEMANGAT BELAJAR 1. Ketika anda mengikuti pelajaran, apakah anda datang tepat waktu ? a.selalu tepat waktu b.tepat waktu c.kadang-kadang terlambat d.sering terlambat 2. Apabila anda ada halangan tidak bisa mengikuti pelajaran seperti biasa dalam hal ini, apakah anda meminta izin kepada bapak atau ibu guru ? a.selalu b.kadang-kadang c.jarang izin d.tidak pernah izin 3. Bagaimana sikap anda pada waktu mengikuti pelajaran ? a.memperhatikan dengan antusias b.kadang-kadang berbicara sendiri c.kurang semangat d.tidak sama sekali 4. Apakah anda sering membaca buku pelajaran ? a.selalu membaca buku pelajaran b. membaca buku pelajaran c.jarang membaca d.tidak pernah
5. Ketika anda diminta mencatat pelajaran, apakah kalian mencatatnya ? a.selalu mencatat b.mencatat poin-poinnya c.mencatat asal saja d.tidak mencatat 6. Jika anda ketinggalan materi, apakah anda berusaha meminjam buku catatan teman untuk meengkapi yang belum lengkap ? a.selalu melengkapi catatan b.berusaha melengkapi catatan c.kadang-kadang d.tidak pernah melengkapi 7. Apakah anda berusaha untuk mempunyai buku-buku pelajaran ? a.selalu membeli dan selalu meminjam b. membeli dan selalu meminjam c. .kadang-kadang d. tidak pernah 8. Berapa jam waktu yang anda sudah pergunakan untuk belajar di rumah ? a.3 jam/hari b.2 jam/hari c.1 jam/hari d.tidak pernah belajar 9. Apakah anda merasa senang ketika guru memberikan tugas kepada anda ? a.sangat senang b.senang c.bosan d.tidak senang 10. Apa yang anda lakukan , ketika mendapat PR dari guru ? a.mengerjakan dengan sunguh-sungguh b.asal saja c.kadang-kadang tidak mengerjakan
d.tidak mengerjakan 11. Apa yang anda lakukan ketika tidak memahami materi pelajaran ? a.menanyakan langsung pada guru b.menanyakan kepada teman c.diam saja d.tidak bertanya 12. Apakah anda selalu mempersiapkan materi untuk esok hari ? a.selalu menyiapkan dengan belajar b.ya, menyiapkan dengan belajar c.kadang-kadang d.tidak pernah menyiapkan
JAWABAN ANGKET TENTANG KEAKRABAN GURU DENGAN SISWA MTs. AMAL MUSLIMIN BANTRUNG BATEALIT JEPARA
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nomor Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
D D C C D D D A B C D B D C A C D A A A A A A D C D C
D D C A D C C C D C C A C A A A D C C A C A C C D C C
A A A A A A A A A A A C A A A A A A A A A A A A A A A
A A A B A A A A B B A C A A A A B A B A A A A A B A A
A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A
C B B A B A D A C D A A A A B A C D B B D A D A A A B
C C C C C C B C A B C C C C C C C C C C C C C C C C C
A A A A A A A A A A A D A A A A A A A A A A A A A A A
B B B A B B B A B B B A B B B B B A B B A B B B A B B
A A A A A A A A A A A D A A A A A A B A A A A A A A A
JAWABAN ANGKET TENTANG KEAKRABAN GURU DENGAN SISWA MTs. NURUL ISLAM KRIYAN KALINYAMATAN JEPARA
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 A A A A A A C A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A
2 A A A A A A B A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A D A A A
3 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
4 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Nomor Item 5 6 A A A A A A A D A B D B A D A B A B A B A A A A A B D A A D A A A A D D A B A B A D A D A B A B A B A B A B A B A D A D A B
7 C C C D C C C C C C C C C C C C C C C C C C C D C C C C C C C
8 A A A A A D A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
9 A A A A B B B B B B A B B A B A B D B B D B B A B B B B B D B
10 A A A A A D A A A A A A A A A A A A A A A C A A A A A A C A A
JAWABAN ANGKET TENTANG SEMANGAT BELAJAR SISWA DI MTs. AMAL MUSLIMIN BANTRUNG BATEALIT JEPARA
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 C C C C A A B B B B B B A B B B C B A B B B B A C A B
2 C C B C B B A B B A A B B A B A C B A B B C A B D B C
3 B B B B C C B B B B B B C B A A B B B B C B C C C C B
4 D C D C C C B C C C C C C B C B C B C B C B C C C C C
5 B B A B B B A B C A A B B A A A C B A B A B A A A A B
Nomor Item 6 7 D C C C B A B C B A B A B A B A C A C A C A B A B A B B A B B B C B B B B C B B C A B C C A C A B C C A C B
8 D D C C B C B C C B B C B A C A D C C C B C C B D B C
9 B B B C C C B B B B C B C B B B B C B C D B C C D C B
10 C C C C C C C C C C C C C C C C C A A A C C C C B C C
11 C B B B B B A B C B B B B B B B B B A B B B B B D B A
12 C C A C C C A B B A B B C B A B C B A B C C C B C B A
JAWABAN ANGKET TENTANG SEMANGAT BELAJAR SISWA DI MTs. NURUL ISLAM KRIYAN KALINYAMATAN JEPARA
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 B B B A B C B C C C B C C A D A C B C A A A A A B B A C A A A
2 B B B C B B B A A B B B C B C A A A C A A A A C B B A A A A B
3 A A A B A A B B A B A B B A C A A C B A A C A A B B A B C A B
4 B A A C C C C B A A B A C A C C C B B B C C B A B B B C C C C
5 A A A A A A B A A A A A C A C A A A A A A B A B B B A C B A A
Nomor Item 6 7 B B B B B B C B C C B B C B C C A A D D B B C A C C B A C D A C A B B A C C A B A A C C A A B B B A B A A B C B B C A A A C
8 C C C C C A C B A C C A D B D B C B B C C B B A C C C C B C A
9 B B B B D B C C B C B A C B D A A B C B B C B B B B B C C B B
10 A A A C C A C C A D A C C C A C C A C A C C A A C C A C C A A
11 B B B B B A B A A C B B B B B B B C B B B B B A B B B B B B B
12 B B B B C B C B B C B D C B B A B A B A B C A A B A A C C B B
REKAP NILAI SISWA DI MTs. AMAL MUSLIMIN BANTRUNG BATEALIT JEPARA
REKAP NILAI SISWA DI MTs. NURUL ISLAM KRIYAN KALINYAMATAN JEPARA
SURAT PERNYATAAN BENAR-BENAR PENELITIAN DI MTS. AMAL MUSLIMIN
SURAT PERNYATAAN BENAR-BENAR PENELITIAN DI MTS. NURUL ISLAM