PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH DOA BERSAMA DALAM KELUARGA BAGI PERKEMBANGAN IMAN REMAJA DI STASI YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Martinus Nanang Adi Saputra NIM: 101124041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Dengan sangat bangga, skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus, Keluarga, dan Kampus
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “ Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka”
(Matius 18:20)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “PENGARUH DOA BERSAMA DALAM KELUARGA BAGI PERKEMBANGAN IMAN REMAJA DI STASI YOHANES CHRISOSTOMUS, POJOK, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU”. Adapun yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini oleh karena keprihatinan penulis akan situasi kehidupan keluarga yang ada di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok pada saat ini. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah sejauh mana keluarga melaksanakan dan memahami akan pengaruh doa dalam keluarga sebagai upaya perkembangan iman remaja. Selain itu juga bagaimana setiap keluarga dapat meluangkan waktu untuk berdoa bersama sebagai suatu bentuk pembinaan iman dalam keluarga, sehingga pada akhirnya dapat membantu kaum remaja dalam perkembangan iman, saling terbuka dan saling mendukung dalam menjalani kesehariannya. Untuk mengkaji masalah tersebut, penulis melaksanakan penelitian di stasi Yohanes Chrisostomus, pojok, dengan cara menyebarkan kuesioner sebanyak 40 remaja yang ada di Stasi Chrisostomus, Pojok, sehingga diperoleh data dari hasil penelitian tersebut. Doa keluarga adalah doa yang dipersembahkan bersama, suami bersama istri, bapak-ibu bersama remaja sebagai keseluruhan anugerah dari Allah. Melalui hidup doa itulah orang tua dan remaja dapat meningkatkan kekuatan dan kesatuan rohani keluarga serta dapat ikut ambil bagian dalam kekuatan Allah sendiri yang hadir dan berkarya ditengah-tengah keluarga. Doa bersama dalam keluarga memberikan dampak yang positif yaitu perkembangan iman remaja melalui tindakan dan tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan doa bersama keluarga akan terbina dengan baik apabila dari masing-masing anggota keluarga memiliki sikap untuk saling mendukung, memotivasi di dalam iman yang teguh kepada Tuhan, selain itu juga menyadari dengan kesungguhan hati untuk selalu terlibat dalam setiap kegiatan doa bersama yang dijalankan di dalam keluarga tanpa paksaan. Dengan demikian terciptanya kehidupan doa bersama dalam keluarga yang terbina dengan baik, inilah yang memberi kekuatan dalam mengembangkan benih-benih iman dalam diri remaja. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa masih ada keluarga yang tidak melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Sehingga perlu dilaksanakan suatu model pembinaan iman melalui katekese keluarga. Dengan rekoleksi keluarga yang merupakan usulan program bagi umat di stasi Yohanes Chrisostomus, Pojok diharapkan dapat meningkatkan doa bersama dalam keluarga sehingga iman remaja dapat semakin berkembang.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This undergraduated thesis entitles “THE IMPACT OF PRAYING TOGETHER IN THE FAMILY FOR OF TANAGERS FAITH DEVELOPMENT IN THE DISTRICT OF YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK, ST. PETRUS DAN PAULUS PARISH KLEPU”. This undergraduated thesis is written because of the author’s concern of family life situation in the district of Yohanes Chrisostomus Pojok nowadays. The main isssue in this undergraduated thesis is how far the family understands and implements the impact of praying together in the family as an effort of tanagers faith development. Besides that how every family spares their time for praying together as a faith reforming in the family, and at the end they would help the teenagers in faith development, open and support each other in daily life. For reviewing the case, the author did a research in the district of Yohanes Chrisostomus Pojok by spreading questionnaires for 40 tanagers in the district, so data is collected from the research result. Family prayer is a prayer which is devoted together, husband and wife, parents and teenagers as the whole grace from God. By living in prayer, parents and teenagers would improve the religious strength and unity of the family, and also would participate in God’s divine power which living in the middle of the family. Praying together in family is giving a positive impact for teenager faith development through their behaviour and action in the daily life. The life of praying together in the family will be guided well if each family member has an attitude to support each other, motivating in faith to God, and then wholely realize to always involve in every praying together activity which enacted without forced. Thus the life of praying together in the family will be guided well created, this will give strength in developing seeds of faith in teenagers. The research result shows that still there are families that do not carry out to pray together. So that is needed to be done a faith guiding model through a catechesis for family. With family recollection which is a program proposal for the people in the district of Yohanes Chrisostomus Pojok, is expected will improve to pray together in family so that teenagers faith is more developing.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala cinta dan berkat, serta kasih setia-Nya yang senantiasa membimbing dan menyertai penulis setiap waktu, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Meskipun dalam proses penulis merasakan dan menemui banyak kesulitan, hambatan tetapi semuanya dapat dilalui dengan sikap sabar, tenang dan selalu bersyukur untuk semua itu. Skripsi berjudul “PENGARUH DOA BERSAMA DALAM KELUARGA BAGI
PERKEMBANGAN
IMAN
REMAJA
DI
STASI
YOHANES
CHRISOSTOMUS POJOK, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS, KLEPU”. Penulis mencoba mengetengahkan tentang permasalahan yang berkaitan dengan doa bersama dalam keluarga sebagai upaya perkembangan iman remaja, sehingga dengan demikian setiap anggota keluarga dapat menyadari bahwa doa bersama dalam keluarga memiliki pengaruh yang baik dalam menumbuhkambangan iman.
Dalam skripsi ini penulis bermaksud untuk memberi sumbangan pemikiran bagi keluarga Katolik dalam meningkatkan doa bersama dalam keluarga melalui katekese keluarga. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banyak dukungan dan perhatian berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh karena itu, dari hati yang paling dalam penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada :
1.
Drs. F.X. Heryatno W.W.,S.J., M.Ed., selaku kaprodi yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyususun skripsi ini.
2.
Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen pembimbing utama, yang dengan sabar telah meluangkan waktu, tanaga dan pikiran dalam membimbing penulis dari awal penyusunan sampai dengan pertanggungjawaban skripsi ini.
3.
YH. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum., selaku dosen penguji kedua dan sebagai dosen pembimbing akademik yang dengan sabar telah membimbing dan menuntun penulis selama penyusunan sampai pada pertanggungjawaban skripsi ini.
4.
Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji ketiga yang telah merelakan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing dan mengoreksi sampai pada pertanggungjawaban penulisan ini.
5.
Romo Fx. Mardi Susanto, Pr., selaku romo paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok.
6.
Bapak CB. Sumarto selaku katua stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok yang telah memberikan ijin penyebaran angket.
7.
Para keluarga dan remaja di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok yang bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian, wawancara, serta katekese keluarga dengan hati yang terbuka mengungkapkan pengalaman
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN COVER ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1
A. Latar Belakang .............................................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan ...............................................................................
5
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................
5
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................
6
E. Metode Penulisan ........................................................................................
7
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................
7
BAB II DOA BERSAMA DALAM KELUARGA DAN PERKEMBANGAN IMAN REMAJA.......................................
9
A. Doa Bersama Dalam Keluarga Kristiani .....................................................
9
1.
Doa ..............................................................................................................
9
a. Pengertian Doa ........................................................................................
9
b. Doa Sebagai Anugerah Allah..................................................................
12
c. Arti Berdoa..............................................................................................
13
d. Doa Dalam Kitab Suci ............................................................................
14
e. Sumber Doa ............................................................................................
17
f. Bentuk Doa .............................................................................................
18
g. Cara Berdoa ............................................................................................
19
1) Doa Lisan ..........................................................................................
20
2) Doa Meditasi .....................................................................................
21
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Doa Kontemplatif..............................................................................
22
Pengertian Keluarga.....................................................................................
23
a. Keluarga ..................................................................................................
23
b. Pengertian Keluarga Kristiani .................................................................
25
c. Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga .................................................
28
1) Persekutuan (Koinonia) ....................................................................
29
2) Liturgia (Leiturgia) ...........................................................................
29
3) Pewartaan Injil (Kerygma) ................................................................
30
4) Pelayanan (Diakonia)........................................................................
30
5) Kesaksian Iman (Martyria) ...............................................................
31
d. Keluarga tempat Pendalaman Iman ........................................................
31
1) Doa pribadi dan doa bersama ............................................................
33
2) Mengikuti Perayaan Liturgi ..............................................................
33
3) Membaca dan Merenungkan Kitab Suci ...........................................
34
4) Ikut Aktif Dalam Kelompok Pembinaan Iman .................................
34
5) Ikut Ambil Bagian Dalam Kegiatan Rohani .....................................
35
Doa Bersama dalam Keluarga Kristiani ......................................................
35
a. Pengertian Doa Bersama dalam Keluarga Kristiani ...............................
35
b. Waktu Doa Bersama dalam Keluarga Kristiani ......................................
37
B. Remaja .........................................................................................................
38
a. Siapa Remaja Itu? ...................................................................................
38
b. Perkembangan Remaja............................................................................
39
C. Perkembangan Iman ....................................................................................
41
a. Iman .......................................................................................................
41
b. Perkembangan .......................................................................................
42
c. Perkembangan Iman ..............................................................................
42
d. Perkembangan Iman Remaja .................................................................
43
e. Peranan Keluarga dalam Perkembangan Iman ......................................
48
2.
3.
D. Pengaruh Doa Bersama dalam Keluarga bagi Perkembangan Iman Remaja .........................................................................................................
xiv
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Gambaran Umum Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta .........................................................
53
1.
Sejarah Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu ...........................................
53
2.
Letak Geografis Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu..............................
56
3.
Jumlah Umat Paroki Santo Petus dan Paulus Klepu ...................................
56
4.
Perkembangan Umat Katolik di Stasi Yohanes Charisostomus Pojok........
57
a. Sejarah Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ..........................................
57
b. Situasi Sosial dan Ekonomi Umat Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok
57
c. Kehidupan Beriman Umat Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ............
58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN ................................................................................
59
A. Metodologi Penelitian .....................................................................................
59
1. Tujuan Penelitian ............................................................................................
59
2. Manfaat Penelitian ..........................................................................................
60
3. Jenis Penelitian ................................................................................................
60
4. Metode Penelitian............................................................................................
61
5. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................................
61
6. Responden Penelitian ......................................................................................
61
7. Instrumen Penelitian........................................................................................
62
8. Variabel Penelitian ..........................................................................................
63
B. Hasil Penelitian ...............................................................................................
65
1.
Orang Tua ......................................................................................................
65
2.
Remaja Katolik Usia 14 sampai 21 Tahun ....................................................
66
3.
Pengaruh Doa Bersama dalam Keluarga bagi Perkembangan Iman Remaja
68
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................................
71
1.
Orang Tua ......................................................................................................
71
2.
Remaja Katolik Usia 14 sampai 21 Tahun ....................................................
72
3.
Pengaruh Doa Bersama dalam Keluarga bagi Perkembangan Iman
4.
Remaja ...........................................................................................................
73
Kesimpulan penelitian ..................................................................................
76
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE KELUARGA SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN IMAN REMAJA MELALUI DOA BERSAMA DI STASI YOHANES CHRISOSTOMUS, POJOK, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS, KLEPU ........................
78
A. Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP) ...........................................
79
1.
Introduksi .......................................................................................................
80
2.
Penyajian Suatu Pengalaman Hidup ..............................................................
80
3.
Pendalaman Pengalam Hidup ........................................................................
80
4.
Rangkuman Pendalaman Pengalaman Hidup ................................................
81
5.
Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi Gereja ....................................................
81
6.
Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja ...........................................
81
7.
Rangkuman teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja ...........................................
87
8.
Penerapan dalam Hidup Konkret ...................................................................
82
9.
Panutup ..........................................................................................................
82
B. Latar Belakang Pemilihan Program ...............................................................
83
C. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan .............................................................
84
D. Rumusan Tema dan Tujuan ...........................................................................
86
E. Penjabaran Program .......................................................................................
87
F. Petunjuk Pelaksanaan Program ......................................................................
89
G. Contoh Persiapan Ketekese ............................................................................
89
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 104 A. Kesimpulan .................................................................................................... 104 B. Saran .............................................................................................................. 107 1.
Katua Dewan Stasi Santo Yohanes Chrisostomus, Pojok.............................. 107
2.
Pastor Paroki Gereja Santo Petrus dan Paulus Klepu .................................... 107
3.
Umat (orang tua) Stasi Yohanes Chrisostomus, Pojok .................................. 107
4.
Remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus, Pojok ............................................. 108
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 109 LAMPIRAN .......................................................................................................... 111 Lampiran 1 : Surat Permohanan Izin Penelitian ................................................... (1) Lampiran 2 : Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian .................................. xvi
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 : Kuisioner .........................................................................................
(3)
Lampiran 4 : Teks Kitab Suci ...............................................................................
(7)
Teks Lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia” ..................................................................
(8)
Teks Lagu “Mujizat Itu Nyata” .............................................................................
(9)
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia (Konferensi Wali Gereja, 1993).
B. Singkatan Dokumen Gereja CT
: Catechesi Tradendae, Ajaran Apostolik Bapa Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979
KGK
: Katekismus Gereja Katolik, Paus Yohanes Paulus II diterbitkan lewat konstitusi Apostolik Fidei Depositum,tanggal 11 Oktober 1992.
FC
: Familiaris Consortio, Ajaran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Imam-imam dan Umat beriman seluruh Gereja Katolik tentang Perananan keluarga kristen dalam dunia modern 22 November 1981.
C. Singkatan Lain Art
: Artikel
St
: Santo
Lih
: Lihat
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SCP
: Shared Christian Praxis
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
SMA
: Sekolah Menengah Atas
PHP
: Pengurus Harian Paroki
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah sekolah nilai-nilai kemanusiaan dan iman, tempat anak-anak belajar hidup bersama sesama dan bersama Tuhan dalam iman dan doa. Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anakanak dalam nilai-nilai kemanusiaan dan iman itu. Dalam keluarga yang memberikan pendidikan iman yang baik, dengan berdoa bersama dalam keluarga secara tidak langsung akan mengembangkan iman anggota keluarganya terkhusus iman anak mereka. Dengan mengajarkan kebiasaan untuk berdoa keluarga diharapkan mampu untuk mengembangkan iman anak karena itu tidak terlepas dari tanggungjawab orang tua untuk bertanggungjawab akan iman mereka Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dalam keluarga tidak lepas dari perhatian orang tua dalam membina iman mereka sesuai dengan nilai-nilai ajaran kristiani. Agar keluarga mampu mancapai kepenuhan hidup terutama dalam hal mengembangkan iman bagi anak-anaknya, hendaknya diperlukan komunikasi hati penuh kebaikan dan kerjasama orang tua yang tekun dalam proses pembinaan iman bagi anak-anak. Kehadiran aktif orang tua dalam doa bersama sangat berarti dan berguna dalam membantu anak untuk berjuang terus menerus, agar semakin dimantapkan dan dikuatkan untuk bebas menentukan pilihanpilihan hidupnya nanti. Proses pembinaan melalui doa bersama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
keluarga
hendaknya
dilakukan
secara
terus-menerus
dan
berkesinambungan. Maka dari itu diperlukan relasi yang bersifat terbuka antara orang tua dan anak-anak serta iman yang dewasa dan semakin kuat agar iamannya tidak goyah. Melalui proses pembinaan hendaknya anakanak dibina sedemikian rupa, sehingga bila nanti mereka sudah dewasa, mereka mampu bersikap bijaksana dan bertanggung jawab atas hidup mereka kelak, khususnya bagi gereja dan masyarakat. Dunia modern saat ini banyak menawarkan seribu kemungkinan bagi anak zaman sekarang untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Bidangbidang profesionalitas menjamur dan memikat banyak generasi muda pada saat ini. Dunia semacam itu memiliki pesonanya sendiri, yang pada akhirnya turut membentuk mentalitas dan cara pandang kawula muda. Hingar bingar dunia hiburan dan semangat berpacu dalam konsumsi kadang membenamkan orang-orang muda. Cita-cita mereka tentu saja hidup dengan karir yang bagus, punya kedudukan, punya harta, dan tentu wanita/pria idaman mereka, tentusaja ini mempunyai daya tarik bagi anakanak muda sekarang khususnya yang berasal dari kota-kota besar, sehingga akan berakibat pada memudarnya nilai-nilai religius dan moral dalam kehidupan mereka. Hal inilah yang menjadi suatu tantangan bagi orang tua dalam proses meningkatkan doa bersama untuk mengembangkan benih-benih iman bagi putera-puterinya didalam keluarga masing-masing. Keluarga katolik di Stasi St. Christostomus, Pojok sampai saat ini masih ada saja yang belum mengajak keluarganya untuk mengajarkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
melaksanakan doa bersama, hal ini disebabkan kesibukan masing-masing pribadinya, selain itu juga orang tua belum menyadari sepenuhnya akan pentingnya doa bersam dalam keluarga. Kesibukan bekerja untuk mengejar materi supaya dapat memenuhi kabutuhan hidup sehari-hari dan adanya proses hidup bermasyarakat ternyata lebih menuntut keluarga dalam menggunakan seluruh pikiran, tenaga, dan waktu
untuk
menjalankan kegiatan-kagiatan diluar rumah tangganya. Kesibukankesibukan tersebut cukup menyita waktu mereka, sehingga mereka tidak dapat meluangkan waktu untuk berdoa. Dengan kata lain, boleh dikatakan bahwa doa bersama dalam keluarga katolik di Stasi St. Yohanes Chrisostomus, Pojok masih kurang. Doa menjadikan orang memiliki cinta penuh pembelaan terhadap kehidupan. Dia percaya bahwa Allah yang hidup pasti menang berhadapan dengan kematian. Bila itu menjadi keyakinan dan daya penggerak hidup, maka orang akan semakin berani dan mampu seperti Yesus, memikul kelemahan dan menanggung kerapuhan sesama, tanpa terseret oleh arus situasi kelemahan dan kerapuhan, yang membuat manusia kurang pengampunan atau bahkan sukar dan tidak dapat mengampuni. Maka dari itu doa sangat penting bagi perkembangan iman. Perkembangan iman yang mendalam melalui keluarga dalam doa bersama sangat perlu diperhatikan. Orang tua menganggap bahwa iman mereka bernilai bagi perjuangan hidup, maka iman itu sewajarnya juga menjadi warisan bagi putera dan puterinya. Maka tidak muluk-muluk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dengan mengajarkan dan melaksanakan doa bersama dalam keluarga sangat berperan untuk mengambangkan iman serta mewartakan Yesus Krustus didalam anggota keluarga dan masyarakat. Maka dari itu agar doa bersama dalam keluarga katolik Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok dapat semakin meningkatkan serta mengembangkan benih-benih iman maka perlu diadakannya rekoleksi keluarga. Doa bersama dalam keluarga sebagai cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan dorongan dan semangat diharapkan mampu meningkatkan kehidupan yang baik, tepat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah. Atas dasar keprihatinan diatas itulah, maka penulis memilih judul skripsi : PENGARUH
DOA
PERKEMBANGAN
BESAMA IMAN
DALAM
REMAJA
DI
KELUARGA STASI
BAGI
YOHANES
CHRISOSTOMUS, POJOK, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS, KLEPU Semoga dengan semakin meningkatkan doa bersama dalam keluarga, semakin banyak kaum remaja yang memiliki iman yang tangguh. Dukungan dari keluarga tentunya sangat berperan sebagai dorongan kepada kaum remaja sebagai tanggapan panggilan Allah untuk menjadikannya beriman. Keluarga menjadi peran pendukung anak baik dalam suka maupun duka. Ikut serta mengemban perutusan Yesus di dunia ini untuk menjadikan semua orang beriman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apa pengaruh doa bersama dalam keluarga terhadap perkembangan iman remaja?
2.
Sejauh mana pengaruh doa bersama dalam keluarga terhadap perkembangan iman remaja di Wilayah Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu?
3.
Usaha apa yang dapat dilakukan untuk mewujudkan doa besama dalam keluarga di Wilayah Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu, agar dapat membantu perkembangan iman remaja?
C. Tujuan penulisan Skripsi ini ditulis dengan tujuan: 1.
Membantu para orang tua di Wilayah Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu, mengetahui pengaruh doa bersama dalam keluarga terhadap perkembangan iman remaja.
2.
Untuk membantu para orang tua mengetahui seberapa besar pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Wilayah Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
3.
Membantu para orang tua dalam menemukan bentuk-bentuk pendampingan yang sesuai dan tepat sebagai sarana perkembangan iman remaja di Wilayah Stasi Yohanes Chrisostomus pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu dengan rekoleksi keluarga.
4.
Untuk memenuhi salah satu syarat gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Manfaat Penulisan Penulisan ini diharapkan dapat: 1.
Memperoleh gambaran yang jelas mengenai Apa pengaruh doa bersama dalam keluarga terhadap perkembangan iman remaja
2.
Memberikan
masukan
kepada
orang
tua
di
Stasi
Yohanes
Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu, dalam mengetahui Sejauh mana doa bersama dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan iman remaja? 3.
Memberikan contoh bentuk pendampingan yang sesuai dan tepat sebagai sarana perkembangan iman remaja dengan rekoleksi keluarga.
4.
Membantu mahasiswa yang sedang belajar tentang pentingnya doa bersama agar semakin mengenal pentingnya iman bagi kaum remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
E. Metode Penulisan Metode yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif
analitis
yang
bertujuan
untuk
membuat
dan
menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta serta sifat populasi atau daerah tertentu.
Dan untuk melengkapi data
digunakan penelitian kualitatif, yaitu memaparkan, menguraikan, serta menganalisis peran orang tua dalam membina iman remaja dalam menumbuhkan iman di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu, sesuai dengan maksud dan tujuan. Data yang akan didapatkan yaitu melalui penyebaran angket.
F. Sistematika Penulisan Skripsi ini akan diuraikan dalam lima bab yang akan diuraikan sebagai berikut: Bab I Adalah bagian pendahuluan yang menguraikan gambaran penulisan skripsi, meliputi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kajian pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II Memaparkan tentang doa bersama dalam keliuarga dan perkembangan iman remaja. Membicarakan tentang keluarga kristiani sebagai tempat berkembangnya iman remaja. Menyampaikan doa bersama dalam keluarga dan perkembangan iman remaja. Pengaruh doa bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja. Gambaran umum Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus, Klepu. Bab III Pada bab ini penulis memaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik analisis data dan uji hipotesis. Hal ini diperlukan supaya instrumen valid dan data yang didapat akurat serta terpercaya. pembahasan penelitian meliputi definisi hasil dari data yang diperoleh. Penulis menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, penulis membagikan kuesioner kepada kaum remaja sebagai responden. Bab IV Pada bab ini penulis memberikan usulan kegiatan tentang rekoleksi keluarga
sebagai upaya memperkembangan iman remaja
melalui doa bersama dalam keluarga. Bab V Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
BAB II DOA BERSAMA DALAM KELUARGA DAN PERKEMBANGAN IMAN REMAJA A. Doa Bersama Dalam Keluarga Kristiani Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini banyak sekali keluarga katolik yang kurang menyadari pentingnya doa bersama dalam keluarga. Doa bersama dalam keluarga sangatlah penting bagi perkembangan iman remaja tetapi kurang mendapatkan perhatian yang lebih, hal ini dikarenakan kesibukan anggota keluarga, kurangnya pemahaman dan penghayatan tentang doa dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja. 1.
Doa
a.
Pengertian Doa (Hadrys, 2007: 1) menyatakan bahwa Doa adalah pertemuan antar pribadi Allah dan manusia yang saling mengasihi, saling mancari dan saling merindukan. Doa adalah bersatu dengan Allah, membangun persahabatan dengan-Nya, menyampaikan permohonan kepada-Nya. Bagi jiwa, doa mirip dengan makanan bagi tubuh. Bagi para pengikut Yesus, doa adalah kehidupan. Paus Benediktus XVI, dalam Youcat (2012:469) menyatakan bahwa: “Doa berarti mengarahkan hati kepada Allah. Ketika seseorang berdoa, ia masuk dalam hubungan yang hidup dengan Allah”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Doa adalah pintu gerbang untuk berkomunikasi dengan Allah. Seorang yang berdoa tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri dan oleh kekuatannya sendiri. Dia tahu ada Allah tempat dia dapat bercakap-cakap. Orang yang berdoa semakin memercayakan diri kepada Allah. Selama hidup didunia, manusia mencari kesatuan dengan Allah yang suatu hari nanti akan dijumpai muka dengan muka. Maka, usaha untuk berdoa setiap hari adalah bagian dari kehidupan orang kristen. Tentu, seseorang tidak dapat belajar berdoa dengan cara yang sama seperti balajar teknik, betapapun aneh kedengarannya, namun harus dikatakan bahwa doa adalah anugerah yang dapat diperoleh melalui doa. Doa pertama-tama dan terutama suatu pernyataan iman di hadapan Allah (KWI, 1996: 194), sama halnya seperti yang telah diingatkan St. Agustinus bahwa doa mempersiapkan kita untuk menerima karunia dari Tuhan yang ditawarkan kepada kita: “...Allah Bapa kita tidak meminta kita untuk menunjukkan hasrat kita kepada-Nya, karena kita pasti tidak akan menyadarinya. Akan tetapi Ia meminta, bahwa melalui doa, kemampuan kita untuk berhasrat kepada-Nya akan tumbuh”. Demikian halnya melalui doa manusia menyatakan imannya kepada Allah menjadikan diri lebih siap dekat dengan-Nya. Memanjatkan doa merupakan wujud kerinduan akan sapaan Allah. Selain berkomunikasi dengan-Nya ternyata berdoa juga memiliki dampak tersendiri. Adapun cara untuk berdoa dalam Youcat (art. 500) “...ada doa lisan, doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
meditasi, dan doa kontemplatif.” Ketiga cara doa tersebut menyatukan kembali pikiran dan hati setiap orang.” Doa pada dasarnya berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, menyatakan diri anak Allah, mengakui Allah sebagai Bapa. Doa adalah cara kata cinta seorang anak kepada Bapanya. Namun, pengungkapan doa tersebut tidak perlulah dengan menggunakan banyak kata (lih, Mat 6:7) akan tetapi juga dapat menjadi pendukung olehnya. Darminta (1982: 42) mengatakan doa sebagai ungkapan normal dari cinta manusia kepada Allah. Dalam hal ini mempunyai suatu kerinduan untuk hidup dalam hadirat Allah. Tetapi tidak cukup untuk kehidupan rohani bila kerinduan itu hanya dipenuhi dengan berfikir terus tentang Allah. Tetapi yang lebih penting ialah “melaksanakan dengan penuh cinta kehenak Allah. Mengenal, mencintai dan melaksanakan kehendak Allah merupakan pokok hidup iman, harapan dan cinta”. Seperti halnya juga Sr. Theresia Lisiux dalam Youcat (art. 264) menyatakan bahwa “Doa adalah ayunan hati; suatu pandangan sederhana ke surga, seruan syukur dan cinta kasih, baik di tengah percobaan maupun kegembiraan.” Doa menjadi suatu ungkapan dari dalam hati yang sederhana sebagai bentuk syukur atas hidup yang masih di dapat. Sedangkan Emboiru dalam buku Katekismus Gereja Katolik (art. 2559) mengatakan bahwa: Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”. Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis. Itulah sebuah pemahaman tentang arti doa dari ajaran Gereja Katolik. Berdoa adalah getaran hati suara nurani yang menyapa Allah. Suatu permohonan dan syukur kepada Allah. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa berdoa merupakan suatu bagian penting bagi orang beriman. Tanpa doa iman kita akan lemah tanpa daya, kering dan tidak berbobot, tapi dengan berdoa iman kita dikuatkan, diteguhkan, ditopang hingga kokoh kuat tak tergoyahkan. Maka kebiasaan berdoa bagi umat Katolik sangatlah penting mulai dari anak-anak hingga orang tua dan kakek nenek tak terkecuali wajib berdoa.
b. Doa sebagai anugerah Allah Emboiru dalam buku Katekismus Gereja Katolik, art.2559-2560 mengatakan bahwa: Doa adalah pengakuan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan dalam hal-hal baik” (Yohanes dari Damaskus, f.o.3,24). Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita kabawah atau “dari jurang”(Mzm 130. 1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan. Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaiamana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8.26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis. Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah, (Yoh 4:10). Mukjizat doa jurstru menunjukkan diri disana, di pinggir sumur, tempat kita mengambil air. Disana Kristus bertemu dengan setiap orang; Ia mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
kita, sebelum kita mencari Dia, dan Ia meminta: “Berilah Aku minum!” Yesus kehausan; permohonan-Nya datang dari kedalaman Allah yang merindukan kita. Entah kita tahu atau tidak, di dalam doa kehausan Allah menemui kehausan kita. Allah merasa haus akan kehausan kita akan Dia. Rumusan tersebut menjelaskan bahwa dalam berdoa perlu adanya kerendahan hati. Berdoa berarti meminta ini atau itu atau meminta seseorang, untuk dikabulkan. Sebetulnya yang berdoa bukanlah manusia, melainkan Roh Allah sendiri. Itu berarti bahwa kita berdoa bukan berdasarkan jasa-jasa kita,tetapi berdasarkan kasih sayang Allah yang berlimpah-limpah. Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis. Mengemis anugerah/rahmat. Supaya mendapakan rahmat/anugerah doa, maka kita harus bersikap rendah hati. Karena Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). c.
Arti Berdoa Hadrys, (2007: 1) mengatakan bahwa: Berdoa berarti berpikir tentangAllah sambil mengasihi-Nya, mengahdapi-Nya dengan sikap siap dipakai oleh-Nya, berjumpa denganNya, bercakap-cakap dengan-Nya, terutama mendengarkan-Nya. Berdoa juga melampaui kehidupan fana ini, „mengintip‟ kedalam surga, „menerobos‟ kedalam alam yang kekal. Doa manusia datang dari lubuk hati yang paling dalam. Bagaimanapun bentuk kegiatan dan kata-kata, dengannya doa mengungkapkan diri, yang berdoa itu selalu seluruh manusia. Tetapi untuk melukiskan tempat asalnya doa, Kitab Suci kadang-kadang berbicara tentang jiwa atau roh. Jika hati itu jauh dari Allah, doa pun tidak mempunyai arti. Hati adalah rumah di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
aku berada dan tempat aku tinggal. Inilah pusat kita yang tersembunyi, yang tidak dapat dimengerti baik oleh akal budi kita maupun oleh orang lain. Hanya Roh Allah dapat menyelami dan mengetahuinya. Dalam kedalaman cita-cita kita, hati adalah tempat keputusan. Ia adalah tempat kebenaran, di mana kita memilih antara hidup dan mati. Ia adalah tempat pertemuan karena kita hidup dalam hubungan dengan citra Allah. Hati adalah tempat perjanjian. Doa Kristen adalah hubungan perjanjian antara Allah dan manusia di dalam Kristus. Ia adalah tindakan Allah dan tindakan manusia. Ia berasal dari Roh Kudus dan dari kita. Dalam persatuan dengan kehendak manusiawi Putera Allah terjelma, doa mengarahkan diri sepenuhnya kepada Bapa. d. Doa dalam Kitab Suci Dari Kitab Suci kita ingin belajar tentang cara maupun ajaran bagaimana berdoa. Pertama-tama kita perhatikan hati sebagai tempat doa. Lalu akan kita coba untuk menguraikan tahap-tahap yang digunakan oleh Kitab Suci dalam mkendidik orang beriman berdoa: pertama orang diajak masuk kiedalam dirinya sendiri dan mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa; kedua orang diajak berseru kepada Tuhan memohon agar diubah; ketiga dalam kesediaan seperti itu orang diajak mengingat-ingat dalam hati bahan renungannya; keempat berdasarkan pengaruh ingatan hati itu orang diajak merasakan kerinduan yang timbul dalam dirinya; akhirnya diharapkan bahwa orang mencapai tujuan doa, yaitu patuh kepada Allah dan tanggap terhadap dorongan Roh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Bila kita sudah masuk kedalam Kitab Suci, maka akan lebih mudah bagi kita menerima petunjuk guru-guru rohani, dan dengan begitu kita akan dapat mengatasi semangat setengah-setengah dalam hidup rohani. Satu hal yang tidak dapat kita lupakan ialah bahwa Kitab Suci membarikan kepada semua pembinaan religius, apapun aliran yang diikutinya, suatu keseimbangan dan kelurusan yang tak ditemukan dimanapun juga. Hal itu akan kita lihat, bila kita nantinya memperhatikan kepuasan, realisme dan kesatuan hidup rohani yang dicapai oleh hidup mereka, yang setia mengikuti ajaran-ajaran Kitab Suci (Darminta, 1985:13-18). Menurut Kitab Suci, manuasia tidak boleh meremehkan rasa persaan dalam menghayati hubungannya dengan Allah. Doa tidak sekedar merupakan tindak bakti kepada Allah belaka, meskipun itu dilakukan dengan tekun dan setia. Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya (Mat 11:25-27). Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat (Luk 10:21-23). Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yoh 11:41-42). Dari ketiga penginjil diatas doa Kristus semasa karya-Nya secara eksplisit. ketiganya mulai dengan ucapan terima kasih. Seluruh doa Yesus mendapat tempatnya dalam persetujuan hati manusiawi-Nya yang penuh kasih terhadap Bapa dan rahasia kehendak-Nya. Doa Yesus yang didukung oleh ucapan terima kasih, mengatakan kepada kita bagaimana kita harus berdoa: malahan sebelum anugerah diberikan, Yesus menyetujui Allah yang memberi dan yang menganugerahkan Diri sendiri di dalam anugerah-Nya. Pemberi lebih bernilai daripada anugerah yang diberikan. Ia adalah “harta”, dan hati putera-Nya ada pada-Nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
e.
Sumber Doa Menurut agama Kristen, sebetulnya yang berdoa bukan manusia, melainkan Roh Allah sendiri. “Kita tidak tahu,bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita” (Rm 8:2). Paulus tidak hanya berkata bahwa Roh berdoa untuk kita. Tetapi ia menambahkan: “Allah yang menyelidiki hati nurani, menetahui maksud Roh, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus” (Rm 8:27). Rohlah yang berdoa sesuai dengan kehandak Allah, “dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (ay.26) dengan permohonan Ilahi (bdk. 2Kor 12:4). Maka dengan tugas Paulus juga berani berkata bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengaku: Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus” (1Kor12:3). Doa hanya mungkin dalam dan oleh Roh Kudus, “karena kasih Allah telah tercurahkan didalam hati kita oleh Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita (Rm 5:5). Kita adalah anak Allah tercinta oleh Roh Kudus. Maka oleh roh kudus pula kita harus menyapa Allah sebagai Bapa. Doa mengungkapkan apa yang hidup didalam hati orang beriman. Maka untuk seluruh umat beriman, paulus berdo: “semoga Allah memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu brlimpah-limpah dalam pengaharapan” (Rm 15:13). Hidup Kristen dirumuskan dalam tiga sikap dasar. “Berbajuzirahlah iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan”, (1Tes 5:8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Dan sikap dasar itu, sebagai tanggapan manusia terhadap kasih-karunia Allah merupakan sumber doa. Dari penjelasan di atas kita berdoa bukan berdasarkan jasa-jasa kita, tetapi berdasarkan kasih sayang Allah yang berlimpah-limpah. Doa merupakan pernyataan kepercayaan akan kasih sayang Allah. Maka hanyalah doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan manusia. f.
Bentuk Doa Karena bentuk doa yang begitu luas, tidak mengherankan bahwa orang menghadap Tuhan dengan aneka cara dan kata. Didalam kebiasaan gereja dibedakan dua bentuk doa yang pokok, yaitu Puji-syukur dan permohonan. Puji-syukur yang dalam bahasa kuno Eukharistia, merupakan tanggapan manusia atas segala anugerah Tuhan. Puji-syukur itu tidak sama dengan “terima kasih”. Puji-syukur pertama-tama mengungkapkan rasa heran dan kagum atas kebaikan Tuhan. Maka dalam “kemuliaan” gereja juga dapat berdoa; “kami bersyukur kepada-Mu”, karena kemuliaan-Mu yang besar”. Gereja beryukur karena kemuliaan Tuhan, bukan karena anugerah yang diterimanya. Puji-syukur merupakan kegembiraan bahwa ada Tuhan; syukur, ada Tuhan! Tentu saja, kebaikan Tuhan diketahui manusia angugerahanugerah, yang telah diberikan oleh-Nya, mulai dengan penciptaan dan kemudian dalam seluruh sejarah keselamatan. Anugerah Allah yang paling besar adalah Putera-Nya, Yesus Kristus, serta Roh yang diutus-Nya dari Bapa. Atas semua anugerah itu orang kristen memuji dan memuliakan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Doa permohonan bukanlah minta-minta. Puji-syukur berarti memuliakan kebaikan dan keluhuran Allah; dalam permohonan diakui dan dinyatakan kelemahan dan kemiskinan manusia. Maka yang pertama-tama dimohon adalah pengampunan dan belas kasih Tuhan, sebab dosa manusia merupakan sumber
kemalangan
yang
terbesar.
Manusia
memohon
kekuatan
untukmenerima hidup seadanya, baik dirinya sendiri maupun orang lain. Permohonan dan puji-syukur tidak bertentangan, melainkan dua segi dari satu kenyataan hidup. Maka tepatlah nasehat ini: “Bertekunlah dalam doa dan berjaga-jagalah sambil mengucap syukur” (Kol 4:2) KWI (2010: 197-198). Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa doa puji-syukur suatu doa dimana manusia mengucap syukur kepada Allah karena rahmat-Nya yang begitu besar kepada manusia. Sedangkan doa permohonan adalah doa dimana manusia meminta belas kasih Allah agar dosa-dosanya diampuni serta diberikan kehidupan yang lebih layak dihadapan Allah. g.
Cara Berdoa Paus Benediktus XVI, (art 499-504) dalam bukunya Katekismus Populer mengatakan bahwa: Sejak awal mula, orang-orang kristen berdoa paling sedikit pada pagi hari, sebelum dan sesudah makan, setiap pada malam hari. Seseorang yang tidak berdoa secara teratur cepat atau lambat tidakakan berdoa sama sekali. Ada banyak cara berdoa. Beberapa orang mengikuti hanya satu cara, yang lain memakai semua cara. Semua itu merupakan momentum kepastian yang hidup: Kristus ada disana, dalam setiap doa. Ia berbicara didalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
kita. Dan satu kesempatan lain, Ia adalah pribadi yang diam, orang asing yang jauh. Bagi setiap orang, doa tetap dalam variasinya yang tak terbatas. Ini merupakan jalan kepada hidup yang tidak datang dari diri kita sendiri, tetapi dari suatu tempat yang lain. Ada beberapa cara berdoa diantaranya doa lisan, doa meditasi, dan doa kontemplatif. 1) Doa Lisan Paus Benediktus XVI, (art 501) dalam bukunya Youcat Indonesia mengatakan bahwa: Doa adalah mengangkat hati kepada Allah. Dan Yesus sendiri mengajarkan kepada para rasul-Nya untuk berdoa dengan katakata. Dengan Bapa Kami, dia memberikan kepada kita.
Doa lisan merupakan unsur hakiki dalam kehidupan Kristen. Kristus mengajar murid-murid-Nya yang meresa tertarik pada doa batin dari Gurunya, satu doa lisan: Bapa Kami. Yesus tidak hanya mendoakan doa-doa liturgi dalam Sinagoga, tetapi-seperti yang ditunjukkan Injil kepada Kita Ia sendiri mengangkat suara, mengungkapkan doa pribadi-Nya. Doa-doanya terbentang dari memuji Bapa dengan penuh gembira sampai pada permohonan dalam sakratul maut di taman Getsemani (Emboiru, 1995:677).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2) Doa Meditasi Kata meditatio juga berasal dari bahasa Latin. Kata kerjanya adalah meditari. Meditari berarti merenungkan secara mendalam, mempersiapkan, mempelajari, dan melatih diri. Kata benda meditatio menunjukkan proses usaha permenungan, persiapan, latihan dan mempertimbangkan segala sisi dengan cermat (Darmawijaya, 1999: 24). Sedangkan jika dilihat dari kata Latin meditare berarti berpikir-pikir sampai menemukan permukaan hingga menemukan yang di pusat atau inti (medium) (Heuken, 2005: 119). Sedangkan menurut Sardjono (2012: 6) mendefinisikan meditasi adalah bagian dari relaksasi, pengaturan napas yang berpengaruh pada pengendalian emosi. Adapula pengartian Meditasi adalah jalan yang dimaksudkan untuk “melampaui” dunia yang kelihatan ini untuk masuk ke dalam diri kita ke dasar diri kita yang kita sebut Allah (Bede, 2011:7-8). Seperti halnya dalam tradisi Kristiani bahwa memang meditasi dimaksudkan berdoa dengan berpikir, membandingkan serta membangkitkan rasa-perasaan tentang kebenaran iman (Heuken, 2005: 119). Dilihat dari pengertian di atas, kata meditasi ialah doa dengan pemusatan diri untuk bertemu dengan Allah sendiri. Bermeditasi bukan saja merupakan kegitan yang tidak berarti. Dalam tradisi Kristiani ternyata doa juga dapat dibedakan. Dalam doa batin dibedakan kegiatan merenungkan dengan memusatkan pikiran budi yang disebut meditasi (KWI, 1996: 198).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Youcat (art. 504) tentang doa meditasi diungkapkan bahwa: Dalam Meditasi, seorang Kristen mencari keheningan sedemikian rupa untuk mengalami keakraban dengan Allah dan untuk menemukan kedamaian dalam hadirat-Nya. Ia mengharapkan pengalaman yang menyentuh dari kehadiran Allah, yang merupakan rahmat dari hasil teknik tanpa syarat. Rahmat itu tidak muncul dari hasil teknik meditasi, namun sungguh dari kemurahan kasih Allah.
Melihat pengertian meditasi di atas dapat dimengerti bahwa meditasi adalah merenungkan, mempersiapkan, pelatihan secara rileks dan pikiran dibiarkan untuk tenang dan terpusat dengan pengaturan nafas yang dapat dimaksudkan untuk “melampaui” dunia yang tidak kelihatan untuk masuk dalam diri kita, kesadaran diri kita yang kita sebut Allah. 3) Doa Kontemplatif Paus Benediktus XVI, (art 501) dalam bukunya Youcat Indonesia mengatakan
bahwa:
“Doa
kontemlpalif
adalah
kasih,
keheningan,
mendengarkan, dan berada di hadirat Allah”. Untuk melakukan doa batin, orang memerlukan waktu, niat, dan terutama hati yang murni. Doa batin merupakan doa mendalam yang didorong oleh sikap rendah hati sebagai ciptaan yang melepaskan topeng, mempercayai cinta kasih, dan mencari Allah dari hati doa batin biasa disebut doa hati atau doa kontemplasi. Kontemplasi ialah memandang Yesus dengan penuh iman. Kontemplasi memandang misteri kehidupan Kristus dan dengan demikian memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
“pengertian batin mengenai Tuhan”, untuk mencintai-Nya lebih sungguh dan mengikuti-Nya dengan lebih baik lagi (Emboiru, 1995:681). Melihat pengertian kontemplatif diatas dapat dimengerti bahwa doa kontemplatif adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah dan mencintai tanpa banyak kata. Ia mempersatukan kita dengan doa Kristus, sejauh ia mngikutsertakan kita dala misteri-Nya. 2.
Pengertian Keluarga
a.
Keluarga Seorang anak manusia memulai kehidupan dalam keluarga. Entah apapun yang terjadi padanya kemudian, keluarganya menjadi bagian pengalaman hidupintelektual, emosional, personal, sosial, religius yang amat menentukan. Dalam keluarga seorang anak belajar mengenal sesama yang berbeda dari dirinya tetapi mau menerimanya. Iapun belajar menganal kehidupan bersama. Dengan bekal itu, seorang anak menelusuri dunianya, tetangga, desa; dan dengan bekal secukupnya ia berani memutuskan: tinggal atau pergi dari lingkungannya itu. Dalam keluarga seorang anak manusia, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun dibangun jiwa dan badannya, emosi, dan perilakunya, menjadi orang dewasa yang bisa menyumbangkan diri bagi hidup bersama. Ia bisa memperkaya hidup ini, bisa menjadi benalu dalam hidup bersama, bisa juga menyuburkan dengan nilai-nilai luhur yang tergali dalam keluarganya (Darmawijaya, 1994: 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Dalam masyarakat Indonesia, pengertian “keluarga” seringkali juga menunjuk pada “keluarga besar”, yang terdiri dari keluarga inti (suami-istri dan anak-anak), orang tua dan mertua, serta sanak saudara. Dalam kehidupan sehari-hari relasi antara keluarga inti dan keluarga besar sangat erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Ketika kaluarga inti menghadapi suatu persoalan, keluarga besar juga ikut merasakan dan terlibat didalamnya. Baik keluarga inti maupun keluarga besar hendaknya membangun relasi yang tidak hanya berdasarkan hubungan darah, tetapi lebih dari itu berdasarkan dan bersumber
pada
cinta-kasih.
Perwujudan
dari
relasi-relasi
tersebut
dipengaruhi oleh budaya dan tradisi setempat yang tetap pantas diperhatikan, dipelihara, dan dihargai dengan sikap kritis, dan kreatif (KWI, 2011: 27). Dalam pikiran dan bahasa kita, “keluarga”mempunyai banyak arti: tentu saja ibu dan ayah dan saudara-saudara kandung termasuk “keluarga”; dengan mereka kita hidup bersama-sama setiap hari. Keluarga juga bisa menjadi besar karena hadirnya sanak saudara lain. Keluarga besar memberikan rasa aman karena di sana orang dapat memperoleh ruang gerak dan status sosial. “keluarga inti” menjamin kepastian hidup, karena disana tugas hidup seharihari, yang makin rumit itu, dapat diselesaikan. Kedua bentuk keluarga itu saling berkaiatan satu sama lain (KWI, 1996: 54-55). Keluarga adalah sekolah yang utama untuk kehidupan sosial, memberiakan contoh dan rangsangan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Ada ungkapan yang lebih tegas dari pengarang yang sama yang bunyinya sebagai berikut: “Keluarga adalah sarana yang peling efektif untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
memanusiakan dan mempribadikan masyarakat, memberikan keutamaankeutamaan (kebijakan) dan nilai-nilai, menghormati hak-hak dan martabat pribadi, yang demikian penting bagi masyarakat modern yang anonim” (Eminyan, 2001: 13). Keluarga sebagai komunitas antar pribadi-pribadi, dengan demikian merupakan “masyarakat” manusiawi yang pertama. “Keluarga merupakan suatu sekolah untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya keluarga mampu mancapai kepenuhan hidupdan misinya, diperlukan komunikasi hati penuh kabaikan, kesepakatan suami-isteri, dan kerjasama orang tua yang tekun dalam pendidikan anak-anak. Kehadiran aktif ayah sangat membantu pembinaan mereka, tetepi juga pengaruh rumah tangga oleh ibu, yang terutama dibutuhkan oleh anak-anak yang masih muda, perlu dijamin, tanpa maksud supaya pengembangan peranan sosial wanita yang sewajarnya dikesampingkan (Eminyan, 2001: 153). b. Pengertian Keluarga Kristiani Keluarga kristen mangalami alur dan suasana sama dalam hidup ini. Perbedaan yang memberi warna cukup menantukan bagi kehidupan, baik pribadi maupun bersama, adalah iman akan Yesus Kristus, yang diutus Allah sebagai sumber keselamatan bagi setiap orang. Berkat iman ini keluarga kristen, yang berjuang hari demi hari bukan hanya berjuang untuk suatu nilai, malainkan seperti orang yang bisa menghirup udara, tidak menjadikan tarik nafas sekedar kebiasaan tetapi menjadikannya irama hidup. Keluarga kristen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
memperjuangkan
hari-harinya
sebagai
ungkapan
syukur
sebagai
penyelenggaraan Ilahi, yang mengawal hidup ini. Maka orang kristen yang membangun keluarga meletakkan dasar utama dan pertama bagi pengalaman Allah yang menyelamatkan itu. Pengalaman iman itu menjadi salah satu warisan yang amat berharga, bagi hidup selanjutnya (Darmawijaya, 1994: 910). Keluarga adalah komunitas cinta yang alami, dan yang sangat intim. Cinta antara pasangan suami dan istri dan antara mereka dengan anak-anaknya merupakan representasi duniawi yang peling sempurna dari cinta triniter. Haring juga menekankan bahwa cinta didalam keluarga, dari hakikatnya sendiri, cenderung menjadi triniterian, sebab keluarga merupakan suatu pembenaran terhadap kehadiran Allah yang kreatif, yang dari-Nya pasangan suami-istri ingin agar Dia memberkati cinta mereka dengan anak. Jadi, keistimewaan keluarga yang terbesar dan terindah hanya dapat ditemukan bila orang melihat keluarga sebagai komunitas cinta triniter didalam Tuhan, sebagaimana Hering tulis: “semua yang hidup benar dalam komunitas manusiawi, teristimewa dalam komunitas keluarga, sungguh merupakan manifestasi sah dari misteri api cinta kasih Allah Tritunggal yang tak dapat dimasuki dan selalu membangkitkan semangat” (Eminyan, 2001: 49). Keluarga kristiani betul menjadi sakramen, yaitu tanda dan sarana penyelamatan Allah dalam kasih Yesus Kristus. Keluarga kristiani berasal dari sakramen perkawinan. Berkat sakramen, keluarga-keluarga kristiani dimasukkan kedalam misteri penyelamatan Yesus Kristus, yang tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
berkarya, menebus, dan menguduskan pasangan-pasangan suami-istri tidak hanya sebagai individu, tetapi sebagai anggota-anggota unit keluarga yang dikehendaki oleh Allah dan dibentuk menurut gambar dan citra-Nya sendiri (Eminyan, 2001: 177). Keluarga kristiani, sebagai kenyataan yang kelihatan, adalah tempat anggota-anggotanya dapat menjumpai Allah serta memperoleh berkat dari rahmat keselamatan Yesus Kristus. Berkat sakramen perkawinan, yang dilayani oleh gereja, pasangan suami-istri tidak hanya menerima kelimpahan rahmat pengudusan, yang juga ada dalam ketujuh sakramen, tetapi juga merupakan jaminan memperoleh bantuan khusus dari Allah serta semua rahmat yang mereka butuhkan untuk menghidupi statusnya yang baru, yakni sebagai suami dan istri, sebagai ayah dan ibu. Dapat dikatakan bahwa keluarga kristiani itu, sendiri merupakan sakramen karena merupakan sarana atau saluran rahmat bagi setiap anggota keluarganya (Eminyan, 2001: 178179). Keluarga Kristiani sebagai gereja mini atau gerja domestik mempunyai tanggungjawab terhadap perkembangan dan pembangunan Gereja dengan ikut berpartisipasi dalam hidup dan misi Gereja didalam cara yang spesifik didalam keluarga (FC 49), (Hadiwiratno, 1994: 22). Keluarga Kristiani membangun kerajaan Allah didalam sejarah melalui realitas hidup sehari-hari, yaitu didalam penghayatan cinta perkawinan antara suami dengan isteri,orang-tua dengan anak-anaknya serta dengan anggota keluarga yang lain. Cinta yang dihayatinya menuntut kesetiaan, totalitas, kemanunggalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dan mengasilkan buah. Oleh karena itu, partisipasi keluarga dalam Imamat, raja dan kenabian Kristus sebenarnya juga direalisasikan dan di ekspresikan secara khas pula sesuai dengan statusnya sebagai bapak-ibu, suami-isteri,serta anak-anak yang bersama-sama hidup dalam keluarga yang adalah komunitas terkecil orang beriman (FC 50), (Hardiwiratno, 1994: 22). c.
Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga Berkat sakramen babtis, suami-istri dan anak menerima dan memiliki tiga martabat Kristus, yakni martabat kenabian, imamat, dan rajawi. Dengan martabat kenabian, mereka mampunyai tugas mewartakan Injil; dengan martabat imamat, mereka mempunyai tugas menguduskan hidup, terutama dengan menghayati sakramen-sakramen dan hidup doa; dan dengan martabat rajawi, mereka mempunyai tugas untuk melayani sesama. Berkat sakramen babtis pula, mereka menjadi anggota dan ikut membangun gereja. Keluarga bukan hanya merupakan sebuah komunitas basis manusiawi belaka, melainkan juga komunitas basis gerejawi yang mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah. Hidup berkeluarga ini manampakkan hidup gereja sebagai suatu persekutuan (Koinonia) dalam bentuk yang paling kecil namun mandasar, yang merayakan iman melalui doa peribadatan
(Leiturgia),
mewujudkan
pelayanan
(Diakonia)
melalui
pekerjaan, dan memberi kesaksian (Martyria) dalam pergaulan; semuanya itu menjadi sarana penginjilan (Kerygma) yang baru (KWI, 2011: 15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Keluarga adalah Gereja rumah tangga karena mengambil bagian dalam lima tugas gereja yaitu: 1) Persekutuan (Koinonia) Keluarga adalah persekutruan seluruh hidup (Cosortium totius vitae) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan berlandaskan perjanjian antara kedua pihak dan diteguhkan melalui kesepakatan perkawinan. Persekutuan antara mereka berdua diperluas dengan kehadiran anak-anak dan keluarga besar. Ciri pokok dari persekutuan tersebut adalah hidup bersama berdasarkan
iman
dan
cinta-kasih
serta
kesediaan
untuk
saling
mengembangkan pribadi satu sam lain. Persekutuan dalam keluarga diwujudkan dengan menciptakan saat-saat bersama, doa bersama, kesetiaan dalam suka dan duka, untung dan malang, ketika sehat maupun sakit. 2) Liturgi (Leiturgia) Kepenuhan hidup katolik tercapai dalam sakramen-sakramen dan hidup doa. Melalui sakramen-sakramen dan hidup doa, keluarga bertemu dan berdialog dengan Allah. Dengan-Nya mereka dikuduskan dan menguduskan jemaat gerejawi serta dunia. Relasi antara Kristus dengan Gereja terwujud nyata dalam sakramen perkawinan, yang menjadi dasar panggilan dan tugas perutusan suami-isteri. Suami-isteri mempunyai tanggungjawab untuk membangun kesejahteraan rohani dan jasmani keluarganya dengan doa dan karya. Doa keluarga yang dilakukan setiap hari dengan setia akan memberi kekuatan iman dalam hidup mereka, terutama ketika mereka sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
menghadapi dan mengalami persoalan sulit dan berat, dan membuahkan berkat rohani, yaitu relasi yang mesra dengan Allah. 3) Pewartaan Injil (Kerygma) Karena keluarga merupakan Gereja Rumah-tangga, keluarga mengambil bagian dalam tugas Gereja untuk mewartakan Injil. Tugas itu dilaksanakan terutama dengan mendengarkan, menghayati, melaksanakan, dan mewartakan Sabda Allah. Dari hari kehari mereka semakin berkembang sebagai persekutuan yang hidup dan dikuduskan oleh Sabda. “Keluarga seperti Gereja, harus menjadi tempat injil disalurkan dan memancarkan sinarnya. Dalam keluarga, yang menyadari tugas perutusan itu, semua anggota mewartakan dan menerima pewartaan Injil. Orang tua tidak sekedar menyampaikan pewartaan Injil kepada anak-anak mereka, melainkan dari anak-anak mereka sendiri, mereka dapat menerima injil itu juga, dalam bentuk penghayatan mereka yang mendalam. Dan keluarga seperti itu menjadi pewarta Injil bagi banyak keluarga lain dan bagi lingkungan disekitarnya. Sabda Allah itu termuat dalam Kitab Suci, yang tidak selalu mudah dipahami, maka keluarga sebaiknya ikut mengambil bagian secara aktif dalam kegiatan-kegiatan pendalaman Kitab Suci. 4) Pelayanan (Diakonia) Keluarga merupakan persekutuan cinta kasih, maka keluarga dipanggil untuk mengamalkan cinta-kasih itu melalui pengabdiannya kepada sesama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
terutama bagi mereka yang papa. Dijiwai oleh cinta-kasih dan semangat pelayanan, keluarga katolik menyediakan diri untuk melayani setiap orang sebagai pribadi dan anak Allah. Pelayanan keluarga hendaknya bertujuan memberdayakan mereka yang dilayani, sehingga mereka dapat mandiri. 5) Kesaksian Iman (Martyria) Keluarga hendaknya berani memberikan kesaksian imannya dengan perkataan maupun tindakan serta siap menanggung resiko yang muncul dari imannya itu. Kesaksian iman itu dilakukan dengan berani menyuarakan kebenaran bersikap kritis terhadap berbagai ketidakadilan dan tindakan kekerasan yang merendahkan martabat manusia serta merugikan masyarakat umum. d. Keluarga Tempat Pendidikan Iman Peranan orangtua didalam pendidikan iman (religius) adalah juga esensial. Keluarga adalah pusat katekese sakramental (Johanes Paulus II, Ad Limina Uskup-uskup USA, 24-9-1983). Para orangtualah yang pertama-tama memperkenalkan Tuhan kepada Anak-anaknya. Ayah duniawi hendaknya memperkenalkan Bapa Surgawi (Hardiwiratno, 1994: 24). Pendidikan dalam keluarga harus memperhatikan pendidikan iman dan moral katolik, karena kaluarga adalah sekolah nilai-nilai kemanusiaan dan iman katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Pimpinan gereja sangat menekankan pentingnya pendidikan iman bagi anak-anak dan remaja. Berkat penerimaan sakramen babtis, mereka menjadi ciptaan baru dan menjadi putra-putri Allah. Karena itu, mereka berhak menerima pendidikan agama katolik untuk mengembangkan rahmat sakraman babtis agar sampai pada kedewasaan iman. Sejak dini mereka perlu dibimbing secara bertahap, sesuai dengan tahap perkembangan kepribadiannya, sehingga semakin mengahayati dan mengembangkan kurnia iman yang telah mereka terima. Pendidikan iman bertujuan menumbuhkan sikap beriman dalam diri anak. Dengan sikap beriman itu anak-anak siap menyambut kasih Allah dan membalasnya, serta aktif mengambil bagian dalam hidup gereja. Orangtua adalah pendidik iman yang pertama dan utama bagi anak-anak. Malalui keteladanannya mereka berkatekese agar anak-anak menghayati hidup iman katoliknya. Maka, perenan orang tua dalam hal ini taktergantikan oleh siapapun. Salah satu aspek pendidikan iman adalah pemberian dan pengembangan pengetahuan iman. Sumber-summber pengetahuan iman itu adalah Kitab Suci, Katekismus, Dokumen-dokumen Gereja, dan buku-buku Katekese. Orang tua hendaknya berusaha mengusahakan sumber-sumber pengetahuan iman itu dalam keluarga. Bila orangtua tidak mampu menyediakannya, hendaknya mereka memenfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di luar rumah. Iman dirayakan,disyukuri dan dipupuk terutama melalui doa-doa dan ibadat-ibadat, baik yang bersifat liturgis maupun devosional. Maka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
pendidikan iman itu dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan rohani, seperti liturgi, doa bersama, devosi, dan sebagainya. Keluarga sebagai gereja rumahtangga
mempersiapkan
anak-anak
untuk
menerima
sakramen-
sakramen. Dengan demikian, keluarga menjadi pusat katekese “sakramental” bagi anak-anak. Cara-cara konkret dalam memberikan pendidikan iman Katolik kepada anak-anak, yang hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang tua adalah sebagai berikut: 1.
Doa pribadi dan doa bersama Anak-anak sebaiknya dibiasakan berdoa secara teratur, baik secara pribadi, bersamakeluarga maupun komunitas basis gerejawi. Perlu dijelaskan kepada mereka bahwa berdoa adalah berkomunikasi dengan Tuhan. Mereka perlu diberi teladan konkret dalam hidup doa melalui doa keluarga itu sendiri. Mereka yang masih kecil pada awalnya hanya meniru sikap orang tua saja dalam berdoa, namun secara bertahap sesuai dengan perkembangan umur dan pemahamannya, merekaperlu didorong untuk mengungkapkan isi hati secara sepontan dalam berdoa. Selain itu, dalam berdoa mereka dilatih untuk menggunakan secara tepat benda-benda rohani seperti salib, patung, gambar, rosario, dan lain-lain.
2.
Mengikuti Perayaan Liturgi Sejak dini anak-anak perlu diajak mengambil bagian aktif dalam perayaan liturgi, terutama Ekaristi, supaya mereka menganal dan mencintai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tuhan. Perayaan Ekaristi khusus untuk anak-anak dapat diselanggarakan, karena perayaan Ekaristi tersebut membantu mereka untuk lebih terlibat didalamnya. Bila mereka sudah mampu memahami, orang tua sebaiknya menjelaskan makna perayaan Ekaristi, yaitu perjamuan kasih Tuhan. Dalam perjamuan itu Tuhan memberikan Diri-Nya dan memanggil manusia untuk bersatu dengan-Nya. Maka, menyambut Tubuh Kristus dalam komuni berarti bersatu dengan Tuhan dan gereja yang adalah tubuh mistik Kristus. 3.
Membaca dan Merenungkan Kitab Suci Kitab Suci memuat kekayaan iman yang sangat baik dan efektif untuk mengambangkan iman anak-anak. Melalui membaca Kitab Suci anak-anak menganal Allah yang menyelamatkan manusia dalam sejarah keselamatan terutama dalam diri Yesus Kristus. Dengan membaca dan mendengarkan serta merenungkan Kitab Suci, hati mereka diarahkan kepada Allah yang hadir melalui Sabda-Nya. Melalui membaca Kitab Suci itu anak-anak menamukan dasar iman, yaitu ajaran-ajaran Tuhan Yesus Kristus dan menimba inspirasi untuk hidup iman mereka melalui teladan hidup-Nya dan tokoh-tokoh iman dalam Kitab Suci.
4.
Ikut Aktif dalam Kelompok Pembinaan Iman Untuk membantu orang tua dalam mamberikan pendidika iman dan menumbuhkan sikap menggereja dalam diri anak, mereka dihimbau untuk senantiasa mendorong anak-anak untuk ikut aktif dalam kelompok pembinaaan iman, misalnya sekolah minggu, Pembinaan Iman Anak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Pembinaan Iman Remaja (PIA dan PIR). Dalam pertemuan kelompokkelompok tersebut anak-anak dibantu untuk memperkembangkan iman dan dilatih untuk menghayati kebersamaan sebagai Gereja. 5.
Ikut Ambil Bagian dalam Kegiatan Rohani Rekoleksi, retret, ziarah,dan sebagainya sudah dikembangkan cukup lama dalam gereja dan menghasilkan buah-buah yang baik. Maka, orang tua hendaknya mendorong dan mendukung anak-anaknya untuk mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan tersebut demi pengembangan beriman mereka (KWI dalam Pedoman Pastoral Keluarga, 2011: 31-33). Kegiatan rohani seperti ini memang sangat penting untuk dilaksanakan. Dalam suatu kesempatan mereka dapat bertemu untuk membagikan pengalaman mereka masing-masing. Dengan adanya kegiatan rohani ini mereka juga memperoleh pengalaman iman dari hasil sharing serta dari materi yang diberikan.
3.
Doa Bersama dalam Keluarga Kristiani
a.
Pengertian Doa Bersama dalam Keluarga Kristiani Keluarga Kristiani harus menjadi sekolah doa yang sejati, dimana perjumpaan dengan Kristrus tidak hanya merupakan moment untuk memohon dan
mengaku
tetapi
terutama
untuki
mendengarkan,
merenungkan,
memuji,menyembah dan bersyukur, hingga hatinya sungguh “jatuh cinta” dan rindu akan hadirat Tuhan. Doa sejati tidak terpisah dari kenyataan hidup. Dengan membukia hati untuk mencintai Tuhan, serentak hati kita pun terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
untuk mencintai sesama, dan memampukan kita untuk menjalani liku-liku hidup ini seturut rencana dan tuntutan kasih-Nya. Dalam keluarga, para orang tua bertanggung jawab untuk mengajarkan hal doa kepada anak-anaknya, mengajak mereka mengenal secara bertahap misteri Allah dan membangun relasi personal dengan-Nya. Justru dalam keluarga Kristen, sedari masa kecil, anak-anak seturut iman yang telah dinyatakan dalam pembabtisan, harus diajarkan pengetahuan akan Allah, menyembah Dia, dan mencintain sesamanya. Doa keluarga mempunyai cirinya yang khusus: bahwa doa itu dihaturkan oleh ayah, ibu, anak-anak bersama-sama sebagai satu keluarga. Bersekutu dan bersatu dalam doa bersama merupakan konsekuensi dan tuntutan dari sakramen babtis dan perkawinan. Teladan konkret dan kesaksian hidup dari orang tua memang sangat penting dan tak tergantikan dalam rangka mendidik anak-anak untuk berdoa. Doa bersama justru memberikan kesan dan dampak mendalam yang takkan terhapus di hati anak-anak. Anak-anak dibiasakan sedari kecil ambil bagian dalam Ekaristi dan sakramen-sakramen. Selanjutnya doa bersama menambah kekuatan dan kebersatuan keluarga dan membantu keluarga ambil bagian dalam kuasa-kuasa Allah sendiri (Pito Duan, 2003:7073). Injil Mat 18:19-20 menegaskan bahwa: Yesus bersabda: “jika dua orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Bapa-Ku yang di surga. Sebab, dimana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka.
Kutipan Injil diatas menegaskan bahwa janji Yesus senantiasa hadir dan tinggal bersama kita dan keluarga, bila kita pun tinggal bersatu dalam Dia dalam doa bersama. b. Waktu Doa Bersama dalam Keluarga Kristiani Kesempatan untuk doa bersama cukup banyak. Setiap hari ada: pagi, sebelum dan sesudah makan, malam hari. Lagi: bila seorang anggota keluarga adalah sakit, merayakan hari ulang tahun, menghadapi peristiwa penting ( ujian, melamar kerja, perjalanan jauh, tunangan, operasi/pembedahan dan masih banyak lagi). Kehidupan sehari-hari dapat mendorong setiap anggota keluarga untuk mendoakan yang lain. Kesempatan paling baik seluruh keluarga berdoa bersama adalah selain secara singkat sebelum dan sesudah makan bersama yaitu pada malam hari. Doa malam merupakan suatu kesempatan untuk menyelesaikan banyak persoalan yang timbul didalam hidup keluarga. Jika pada siang harinya anggota keluarga berselisih dan bertengkar, maka ada baiknya kita mendamaikan diri dalam doa malam bersama. Kita merenungkan bersama mengenai kewajiban kita untuk memelihara kesatuan dan keakraban serta kedamaian dalam keluarga kita. Yang bersalah bersedia meminta maaf yang tidak bersalah mau menerima permintaan maaf itu. Dengan demikian akan lahir suatu ikatan kasih yang mesra diantara anggota keluarga, yang mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
mutlak diperlukan dalam hidup mereka di kemudian hari ( Heuken 1979:1820). B. REMAJA 1.
Siapa Remaja Itu? Mereka adalah pemuda pemudi yang berada pada masa perkembangan yang disebut masa “adolesensi” (masa remaja masa menuju kedewasaan). Masa ini merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi juga belum bisa disebut orang dewasa. Taraf perkembangan ini biasanya disebut masa pancaroba atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kearah kedewasaan. Ditinjau dari sudut kronologis pada suatu pembatasan yang relatif fleksibel, masa remaja ini terjadi sekitar umur 12-20 tahun. Masa adolesendi ini disebut juga masa “physiological learning” dan “social learning”, hal ini berarti bahwa pada masa ini pemuda pemudi remaja sedang mengalami suatu pematanga pisik dan pematanga sosial. Kedua hal ini serempak terjadi pada waktu yang bersamaan. Dalam kematangan fisik ini remaja mengalami proses perubahan struktur dan /fungsi jasmaniah (psikologis) mengarah pada kedewasaan fisik timbulnya kemungkinan reproduksi. Dalam pematangan sosial remaja mengahadapi prosesn belajar mengadakan penyesuaian diri atau “adjustment” pada kehidupan sosial orang dewasa secara tepat. Hal ini berarti pula, bahwa remaja harus belajar pola-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
pola tingkah laku sosial yang dilakukan orang dewasa dalamlingkungan kebudayaan pada masyarakat dimana mereka hidup (Melly,1984:1). 2.
Perkembangan Remaja Robert Y. Havighurst dalam bukunya Human Development and Education menyebutkan adanya sepuluh tugas perkembangan remaja yaitu: a.
Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan jenis kelamin lain. Artinya para remaja memandang gadis-gadis sebagai wanita dan laki-laki sebagai pria, menjadi manusia dewasa diantara orang dewasa. Mereka dapat bekerjasama dengan orang lain dengan tujuantujuan bersama, dapat menahan dan mengendalikan perasaan-perasaan pribadi dan belajar memimpin orang lain dengan atau tanpa dominasi.
b.
Dapat menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin masingmasing, artinya mempelajari dan menerima peran masing-masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma masyarakat.
c.
Menerima keyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas.
d.
Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya. Ia tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada orang tuanya. Ia membebaskan diri dari ketergantungannya terhadap orang tua atau orang lain.
e.
Mencapai kebebasan ekonomi. Ia merasa sanggup untuk hidup berdasarkan usaha sendiri. Ini terutama sangat penting bagi laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Akan tetapi dewasa ini bagi kaum wanita pun tugas ini berangsur-angsur menjadi tambah penting. f.
Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan. Artinya belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakatnya dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.
g.
Mempersiapkan untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan keluarga dan memiliki anak. Bagi wanita hal ini harus dilengkapi dengan pengetahuan dan ketrampilan bagaimana mengurus rumah tangga dan mendidik anak.
h.
Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat maksudnya ialah, bahwa untuk
menjadi
warganegara
yang baik
perlu memiliki
pengetahuan tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik, geografi, tentang hakikat manusia dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. i.
Memperlihatkan
tingkah
laku
yang
secara
sosial
dapat
dipertanggungjawabkan. Artinya, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, menghormati serta mentaati nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungannya, baik regional maupun nasional. j.
Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakantindakannya dan sebagai pandangan hidupnya. Norma-norma tersebut secara sadar dikembangkan dan direalisasikan dalam menetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
kedudukan manusia dalam hubungannya dengan Sang pencipta, alam semesta dan dalam hubungannya dengan manusia-manusia lain; membentuk suatu gambaran dunia dan memelihara harmoni antara nilainilai pribadi dan dengan orang lain (Melly, 1984:2-3). Dari sepuluh tugas perkembangan ini, dapat dilihat hubungan yang cukup erat antara lingkungan kehidupan sosial dan tugas-tugas yang harus diselesaikan remaja dalam hidupnya. Hal ini merupakan pondasi supaya mereka dapat hidup dalam masyarakatnya. C. Perkembangan Iman 1.
Iman Iman, yang adalah bahasa Yunani disebut “Pistis” atau bahasa Latin “Fides” dan bahasa Inggris “Faith” biasanya diartikan sebagai keyakinan dan penerimaan akan Wahyu Allah. Dalam bahasa Indonesia “beriman” biasanya lebih dimaksudkan dalam hubungan dengan Allah (Sutrisnaatmaka, 2002:47). Iman adalah satu ikatan pribadi manusia seutuhnya kepada Allahyang mewahyukan diri. Didalamnya terdapat persetujuan akal budi dan kehendak terhadapwahyu diri Allah melalui perbuatan dan perkataan-Nya.Iman adalah anugerah adikodrati dari Allah. Supaya dapat percaya manusia membutuhkan pertolongan batin dari Roh Kudus. Iman adalah prarasa dari pengetahuan, yang akan membuat kita bahagia dalam kehidupan yang akan datang. Iman adalah Rahmat: Ketika petrus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah yang hidup, berkatalah Yesus kepadanya: “bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang ada di surga” (Mat 16:17). Iman adalah satu anugerah Allah,satu kebijakan dikodrati yang dicurahkan oleh-Nya. “supaya orang dapat percaya seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran (Katekismus Gereja Katolik artikel 4). 2.
Perkembangan Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada mahluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu
bilangan
tetapi
dapat
diamati
dengan
mata
telanjang
(www.kamusq.com/ diambil pada tanggal 19 November 2015/). 3.
Perkembangan Iman Sebagai seorang yang beragama pengahayatan iman juga ikut menentukan (bahkan secara mendasar) keberhasilan (rohani dan jasmani) dan kebahagiaan hidup seseorang yang beragama. Pedidikan iman adalah suatu proses. Menanamkan iman kepada anak-anak bukanlah suatu yang sekali jadi,tetapi melalui dan membutuhan suatu proses yang panjang. Sebagaimana pertumbuhan kepribadian anak, demikian pula dengan perkembangan iman. Pengajaran dan pembinaan adalah adalah saranadan wahana dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
penanaman iman kepada anak-anak itu. Didalam proses pembinaan iman itu, pembinaan iman itu, isi pengajaran tidak diurutkan menurut urutan dan sistem teologi, melainkan menurut kronologi pertumbuhan anak dan kebutuhan spiritual berdasarkan usia. Sebab tujuan pembinaan itu bukan sebatas pengetahuan saja, lebih dari itu untuk membantu anak mengalami pengalaman persatuan dengan Allah. Di dalam proses ini anak dibimbing untuk menerima dan mengerti pewahyuan Allah. Di dalam proses ini anak dibimbing untuk menerima dan mengerti pewahyuan Allah, dalam Yesus Kristus. Kemudian mereka dibimbing untuk menanggapi pewahyuan Allah itu dengan mengungkapkan iman kepercayaan mereka, baik melalui perayaan-perayaan liturgis, dan doa maupun perbuatan konkret dalam kehidupan sehari-hari. Oleh kerenanya, orang tua sebagai pendidik dan pewarta iman yang pertama mempuyai tanggung jawab memberikan pendidikan iman, baik melalui kata-kata maupun teladan dan kesaksian hidup iman. Anak-anak akan sangat terbantu untuk mengungkapkan imannya bila merekamelihat teladan dan kesaksian hidup iman yang konkret dari orang tuanya (Prihartama, 2008: 54-55). 4.
Perkembangan Iman Remaja Menurut Fowler dalam bukunya Teori Perkembangan Kepercayaan ada tujuh tahap kepercayaan eksistensial yang berurutan Yaitu dengan urutan tahap-tahap itu proses perkembangan dan transformasi pola pengertian dan penghayatan arti dalam kepercayaan dapat diuraikan. Tahap-tahap tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
antara lain: tahap 0: Kepercayaan Elementer Awal (Primal Faith); tahap 1: Kepercayaan
Intuitif-Proyektif
(Intuitive-Projective-Faith);
tahap
2:
Kepercayaan Mitis-Harfiah (Mithic-Literal-Faith); tahap 3: kepercayaan Sintetis-Konvensional (Synthetic-Conventional Faith); tahap 4: Kepercayaan Individuatif-Reflektif (Individuatife-Reflektive Faith); tahap 5: Kepercayaan Eksistensial
Konjungtif
(Conjunctive
Faith);
tahap
6:
Kepercayaan
Eksistensial yang Mengacu pada Universalitas (Univerzalizing Faith). Kepercayaan iman remaja masuk dalam tahap kepercayaan SintetisKonvensional (Synthetic-Conventional Faith). Gaya kepercayaan SintetisKonvensional timbul dalam tahap ketiga, yaitu pada masa adolosen (umur 12 tahun sampai dengan sekitar umur 20 tahun). Di sekitar umur 12 tahun, remaja biasanya mengalami suatu perubahan radikal dalam caranya memberi arti. Karena munculnya kemampuan kognitif baru, yaitu operasi-operasi formal, maka remaja mulai mengambil alih pandangan pribadi orang lain menurut pola “pengambilan perspektif antarpribadi secara timbal balik” (Aku lihat engkau melihat diriku; dan aku melihat diriku sebagaimana, menurut hematku, engkau melihat diriku. Sepadan dengan hal itu: engkau melihat dirimu sendiri sesuai pandanganku tentangmu; dan enhgkau melihat dirimu sendiri sebagai mana , menurut hematku, aku melihat dirimu). Yang perlu ialah mengintegrasikan segala gambaran diri yang begitu berbeda supaya menjadi satu identitas dari yang koheren. Maka tugas paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
pokok tahap ini adalah upaya menciptakan sentesis identitas. Oleh sebab itu, tahap ini disebut “sintesis”. Tetapi sintesis identitas ini baru didukung sesudah tercipta sintesis seperangkat arti yang baru. Berkat munculnya operasi-opersai logis, remaja sanggup merefleksikan secara kritis riwayat hidupnya dan menggaliarti sejarahj hidupnya bagi dirinya sendiri. Yang dicari ialah suatu sintesis baru atas berbagai arti yang pernah dialami dalam hidup. Namun perjuangan menciptakan identitas pribadi dan seperangkat arti baru ini bersifat asgak ”konformistis”
–
serupa
dengan
pandangan
dan
pengertian
orang
lain/masyarakat – karena identitas diri dibentuk berdasarkan rasa dipercaya dan diteguhkan oleh orang lain yang penting baginya. Denhgan demikian, remaja berjuang mencari keseimbangan antara tuntutan menciptakan identitas diri berdasarkan dayanya sendiri dan identitas sebagaimana diharapkan dan didukung oleh orang lain yang dipercayainya. Pada tahap ini remaja menyusun gambaran yang agak personal mengenai lingkungan akhir. Allah yang ”personal” merupakan seorang pribadi yang mengenal diri saya secara lebih baik daripada pengenalan diri saya sendiri. Dialah yang mengenal siapa saya ini dan kemungkinan-kemungkinan identitas diri unik apa yang dapat saya wujudkan. Masa remaja juga masuk kedalam tahap kepercayaan IndividuatifReflektif (Individuative-Reflective Faith). Tahap kepercayaan ini muncul pada umur 20 tahun keatas ( awal masa dewasa). Pola kepercayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
eksistensial ini ditandai oleh lahirnya refleksi kritis atas seluruh pendapat, keyakinan, dan nilai “religius” lama. Pribadi sudah mampu melihat diri sendiri dan orang lain sebagai bagian dari suatu sistem kemasyarakatan, tetapi juga yakin bahwa dia sendirilah yang memikul tanggungjawab atas penentuan pilihan ideologis dan gaya hidup yang mambuka jalan baginya untuk mengikutkan diri dengan cara menujukkan kesetiaan pada seluruh hubungan dan panggilan tugas. Refleksi kritis dimungkinkan oleh berkembangnya pola berpikir berdasarkan operasi-operasi formal. Kepercayaan ini disebut “individuatif” karena baru saat inilah manusia untuk pertama kalinya dalam refleksi diri tidak semata-mata bergantung pada orang lain, tetapi dengan kesanggupannya sendiri mampu mengadakann dialog antar berbagai “diri sejati” yang hanya dikenal oleh pribadi yang bersangkutan itu sendiri. Autoritas yang dulu ditempatkan di luar dirinya, kini ditempatkan didalam dirinya sendiri sebagai sumber autoritas baru dan pusat tanggungjawab bagi dirinya sendiri. Seluruh peranan dan hubungan, yang sebalumnya merupakan landasan konstitutif bagi identitas sekarang ini, harus dipilih sedemikian rupa sehingga menjadi perwujudan nyata dari identitas diri pribadi. Oleh karena itu, pribadi tersebut yakin bahwa manusia adalah subyek yang bebas dan kritis serta pelaku aktif yang memikul tanggung jawab kritis dalam menentukan sendiri pilihannya dan memilih pandangan dunia, ideologi, dan gaya hidup pribadi yang memungkinkannya menjalin hubungan baru (kesetiaan dan komitmen) dengan orang lain. Berdasarkan pilihan bebas dan kritis tersebut ia menentukan cara partisipasi aktifnya dalam sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
kemasyarakatan dan menemukan sendiri panggilan serta tugas pribadi yang khas dalam masyarakat dan kelompoknya. Dua kata memberikan ciri khas pada tahap ini: “sistem” dan “pengontrolan”. Menjadi metafor utama tahap ini, karena secara kritisreflektif segala-galanya harus masuk kedalam keherensi sestem rasional yangada dibawah kontrol rasio yang sadar. “Pengontrolan” menjadi sasaran yang didambakan. Namun semangat “sistem” dan “pengontrolan rasional” ini bisa saja terperangkap dalam bahaya pandangan ilusif yang mengaggap kenyataan sebagai suatu sistem rasional yang dapat dikuasai dan dikontrol secara tuntas oleh rasio. Akibatnya pribadi itu melupakan sisi misteri dari kanyataan, bahkan melupakan rahasia ketidaksadarannya sendiri. Kepercayaan individuatif-reflektif menghasilkan pola kepercayaan yang tidak seluruhnya bersandar pada tradisi religius sebagai instansi kewibawaan ekstern yang tertinggi. Secara kritis dan berdasarkan autoritasnya sendiri, subyek mulai mempertanyakan segala simbol religius, rumusan dogmatis dan pengertian yang lazim diterima umum. Ia menerapkan strategi demitologisasi terhadap simbol dan mitos, yakni secara kritis memeriksa simbol dan mitos seta mengangkat “artinya” pada tingkat rumusan konseptual abstrak, tanpa menyadari betapa banyak kekayaan yang telah hilang selama proses demitologisasi tersebut (Fowler, 1995: 30-34). Dari tinjauan teoritis atas tahap dan perkembangan menurut Fowler diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sebagai proses pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
dan transformasi dari sejumlah struktur pengenalan dan penilaian (penciptaan arti). Dalam tahap perkembangan iman, remaja mulai mengerti apa arti kesetiakawanan, relasi soasial, terwujudnya rasa tanggung jawab sosial ( tempat dan tugasnya dalam masyarakat luas), kesetiaan, komitmen. Dalam perkembangan ini Agamalah yang paling berperan membantu remaja dalam mendukung proses pembentukan identias diri serta memunculkan rasa bersatu dengan orang-orang lain dalam suasana kesetiakawanan. Remaja juga memandang Allah sebagai Allah yang “personal” artinya merupakan seorang pribadi yang mengenal diri saya secara lebih baik dari pada pengenalan diri saya sendiri. Oleh karena itu remaja memandang Allah sebagai pribadi yang baik yang patut untuk di teladani. 5.
Peranan Keluarga dalam Perkembangan Iman Peranan keluarga (orang tua) amat besar untuk perkembangan iman anak. Pertama-tama keluarga adalah tempat pendidikan iman yang pertama dan terutama. Tanpa pendidikan, mustahil iman anak dapat berkembang. Untuk dapat berkembang dengan baik, maka anak memerlukan lahan yang subur, sehingga benih iman yang telah ditaburkan oleh Allah sendiri dalam diri anak berkembang dan berubah. Keluarga adalah lahan subur pertama dan utama untuk perkembangan iman anak. Keluarga dapat menjadi lahan subur bagi perkembangan iman mereka, kalau orang tua dapat menciptakan keluarganya menjadi satu komunitas antar pribadi yang mengkrasankan semua anggota keluarga, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
ditandai dengan semangat saling mencintai dan penuh kesetiaan, saling mau berkomunikasi atau berdialog secara terbuka dan jujur, saling mau menerima apa adanya,saling mau memperhatikansaling mau memaafkan jika ada diantara mereka yang bersalah, saling maumenolong, saling mau berkorban, saling mau mendoakan, dan lain-lain. Kalau orang tua dapat menciptakan keluarga menjadi komunitas antar pribadi seperti diatas, maka keluarga dapat berfungsi sungguh-sungguh menjadi Gereja mini, tempat relasi cinta kasih dan iman kepda Kristus menjadi dasar hidupnya, sehingga iman anak kemungkinan besar dapat lebih berkembang dengan baik. Tentu saja berkat rahmat Tuhan sendiri. Dalam hubungan ini orang tua adalah guru (mengajar) dan ibu (mempertumbuhkembangkan serta ikut memelihara) dalam bidang iman bagi putera dan puterinya. Orang tua adalah pelayan gereja, sehingga iman diteruskan dari generasi ke genersai melalui keluarga. Disini keluarga tidak hanya melihat anak sebagai anak-anak mereka sendiri, tetapi hendaknya juga melihat mereka sebagai anak-anak Allah, saudara dansaudari Yesus, bait Allah Roh Kudus dan anggota Gereja. Keluarga sebagai Gereja Mini dapat merupakan saluran iman dan tempat inisiasi Kristen dimulai yakni memperkenalkan dan menghidupi misteri iman serta misteri keselamatan yang terjadi dalamperayaan liturgi atau perayaanperayaan sakramen dan yang terjadi melalui peristiwa-peristiwa hidup seharihari. Keluarga kemudian menjadi sekolah mengikuti Yesus dan menjadi pusat katekese sakramental bagi anak-anaknya. Orang tualah yang pertama-tama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
memperkenalkan Allah. Keluarga dipanggil untuk ikut ambil bagian secara aktif dalam mempersiapkan anak untuk menerima sakramen babtis, krisma, pengakuan (tobat) dan komuni pertama. Pengembangan iman sebenarnya tidak hanya terjadi dengan ketekese eksplisit dengan kata-kata atau dengan mengajar secara instruksional saja, malainkan lebih-lebih didalam keluarga adalah dengan kesaksian hidup keagamaan ibu dan ayahnya sendiri (FC 38-39). Oleh karena itu peranan kesaksian kehidupan iman orang tua dalam memperkembangkan iman anakanaknya adalah sangat vital.dan inlah sebenarnya metode yang paling efektif dalam pendidikan iman (juga dalam hal-hal ini) didalam keluarga yakni dengan contoh konkret kehidupan iman orang tuanya serta anggota keluarga yang lain yang hidup serumah (Hardiwiratno, 1994:84-86). Memang kita sadari juga bahwa hidup iman bukanlah sesuatu yang secara khusus diisi kedalam anak oleh ayah dan ibunya. Iman itu pertamatama adalah suatu anugerah Allah yang berkembang mengikuti irama hidup seseorang dan kehidupan sekitarnya. Namun perkembangan iman tidak terjadi secara otomatis, tetapi sungguh suatu buah hasil proses yang dihayati dengan seluruh kehendak bebasnya dan rahmat Tuhan. Maka dalam rangka proses inilah, peranaan orang tua atau keluarga menjadi penting. Dengan menghargai anugerah kebebasan pribadi, orang tua mengarahkan akan-anaknya kepada hidup sebagai orang beriman, sedemikian rupa sehingga akhirnya anak-anak sendirilah merasa bahwa iman itu sebagai yang dipilihnya sendiri secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
bebas. Ayah dan ibu bertindak seperti itu karena timbul dari kasih kepada anak-anaknya dan demi keselamatan anak-anaknya pula. D. Pengaruh Doa Bersama dalam Keluarga bagi Perkembangan Iman Remaja Keluarga Kristiani harus menjadi sekolah doa yang sejati, dimana perjumpaan dengan Kristus tidak hanya merupakan momen untuk memohon dan mengaku tetapi terutama untuk mendengarkan, merenungkan, memuji, menyembah dan bersyukur, hingga hatinya sungguh “jatuh cinta” dan rindu akan hadirat Tuhan. Doa sejati tidak terpisah dari kenyataan hidup. Dengan membuka hati untuk mencintai Tuhan, serentak hati kita pun terbuka untuk mencintai sesama, dan memampukan kita untuk menjalani liku-liku hidup ini seturut rencana dan tuntutan kasih-Nya, (Pito Duan, 2003:70). Melalui doa bersama dalam keluarga remaja diajarkan untuk mencintai Allah, dirinya sendiri dan orang lain. Dalam rangka memenuhi kewajiban pertumbuhan iman itu, orang beriman dipanggil untuk memusatkan perhatiannya kepada Tuhan Yesus melalui doa. Tentu pertumbuhan iman itu tidak kita lakukan sendiri. Di sekitar kita ada banyak saudara seiman yang menyaksikan kita berkembang dalam iman, yang memberi dorongan kepada kita. Dalam kaitannya dengan upaya kita dalam berkembang dalam iman, setidak-tidaknya dibutuhkan suasana hidup bersama yang saling mendorong dan mendukung dalam usaha kita belajar mengarahkan hidup kepada Tuhan Yesus melalui doa dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Suasana
yang
mendorong
dan
mendukung
upaya
kita
dalam
melaksanakan doa bersama seharusnya dapat kita laksanakan dalam keluarga kita. Keluarga yang merupakan persekutuan orang-orang yang saling mencintai, saling mengenal, saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing, saling memaafkan; berperan pula sebagai suatu lingkungan untuk saling membangun dan bertumbuh dalam kepribadian maupun dalam iman. Kepada pembacanya, penulis Surat Ibrani menjelaskann bahwa iman berkaitan
dengan
pengaharapan
terhadap
Allah
yang
mengasihi
umatnya,“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.”(Ibrani 11:1,2). Iman merupakan kepastian yang mutlak bahwa yang diharapkan itu pasti datang. Pengharapan terhadap Allah yang mengasihi umat-Nya itu bukanlah pengaharapan yang penuh kayalan, tetapi pengharapan yang penuh kesadaran, berarah, dan penuh keyakinan. Pengharapan yang penuh pengahayatan terhadap Allah yang mengasihi umat-Nya ini, mendorong dan menggerakkan tingkah laku orang-orang percaya untuk bertindak menurut kehendak Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari (Ibrani 11:4-9). Dalam perkembangannya remaja sangat cepat terpengaruh dengan kemajuan teknologi. Kemajuan zaman yang pesat membawa dampak negatif dalam kehidupan kaum remaja katolik. lingkunganlah yang paling berdampak besar terhadap perkembangan iman remaja. Peren orang tua dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
mengawasi dan peduli terhadap perkembangan iman mereka sangatlah diharapkan. Karena orang tua lah yang ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan iman anak remaja mereka. Melalui doa bersama dalam keluarga sebagai langkah yang baik di ajarkan kepada kaum remaja demi perkembangan iman mereka. Seperti yang dijelaskan diatas manfaat doa sangat beragam dan berdampak langsung terhadap iman mereka. Salah satunya adalah pedewasaan iman yang diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari, baik dalam cara besikap dan mengambil keputusan secara bijaksana. Tuhan
Yesus
mengatakan
bahwa
iman
harus
mempengaruhi
perbuatannya. Iman harus mewujudkan doa. Iman membuat seseorang menjadi begitu sederhana sehingga ia ingin berkomunikasi dengan Allah seperti sikap seorang anak kecil. Ia tidak menyadarkan permohonan anak kacil yang ditujukan kepada orang tuanya dengan menunjukkan prestasi tinggi, harga diri, dan kemanuan dengan maksud agar doa-doanya dikabulkan (Mat 18:1-6). Doa hendaknya di panjatkan dengann tulus dan tanpa suatu alasan tertentu. E. Gambaran Umum Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta 1.
Sejarah Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu Para misionaris Jesuit yang sebagian besar berkebangsaan Eropa mulai mendatangi daerah pedesaan untuk menyebarkan agama Katolik. Pastor Fransikus Strater, S.J. (Romo Strater) datang ke indonesia pada tahun 1918 dan mengelilingi pedesaan untuk mengenalkan iman Katolik. Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Kotabaru dikelola olah misionaris Jesuit, sehingga Klepu dan sekitarnya masih manjadi wilayah pewartaan Paroki Kotabaru. Penduduk pribumi pedesaan awal abad XX, sekitar tahun1900-1920 sebagian besar berprofesi sebagai kuli di perkebunan tebu. Romo Strater,S.J, dengan peka membaca situasi sosial dimasa itu dengan tujuan mengentaskan penduduk pribumi dengan mendirikan sekolah yang bernama Volkschool (VS). Pengajaran nagama katolik di Klepu memunculkan ciri khas tertentu yaitu pengenalan doa yang tadinya menggunakan bahasa latin ke bahasa Jawa. Penyebaran agama Katolik yang disertai inkulturasi ini sangat berpengaruh pada jumlah orang yang bersedia dibabtis setiap tahunnya. Gereja baru yang terletak di Klepu diberkati Vikaris Apostolik Batavia, Mgr. Van Wilkens, S.J. pada tanggal 25 Agustus 1929 dengan nama Santo pelindung Santo Petrus dan Paulus yang diperingati pada setiap 26 Juni. Pada tahun 1950 Romo Van Lingoed mempelopori pembangunan Gereja baru disebelah barat gereja lama dan pembangunan dimulai pada tahun 1951. Tanggal 23 Agustus 1953, gereja baru ini diberkati oleh uskup Mgr. Soegijapranata, S.J. Masa penggembalaan romo Van Wurkens dikenang dengan pondirian SMP di Klepu yang kemudian menjadi SMP Kanisius Klepu. Romo Van Wurkens bertugas sampai tahun 1955dan digantikan oleh romo Hardaparmoko, SJ yang dibantu oleh Bruder M. Tirtasumarta, S.J. dan Frater B. Pudjaraharja. Romo Hardaparmoko, S.J. dikenal sebagai bapak pendiri Paroki Klepu dan pada tahun 1955 Stasi Klepu-Ngijon resmi menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Paroki Klepu. Tahun 1960 romo Hardaparmoko, S.J. meninggalkan paroki Klepu dan digantikan oleh Romo T. Wignyosupatmo, S.J. yang kemudian mendirikan SMA Albertus di Klepu. Tahun 1962, Romo T. Wignyosupatmo, S.J. digantikan oleh Romo I.M. Haryadi, Pr bekas pastor militer yang baru saja bertugas bersama pasukan Garuda. Romo Haryadi adalah romo Projo pertama yang bertugas di paroki Klepu. H.A.M. Taks, S.J. seorang romo berkebangsaan Belanda yang datang menggantikan romo Haryadi setelah dua tahun bertugas di Klepu. Romo Taks, S.J. bertugas di Klepu dari tahun 1964 sampai 1975. Langkah awal yang dilakukan romo Taks yaitu pendataan umat di setiap Stasi yang kemudian diubah menjadi kring yang bertanggungjawab kepada pengurus PHP (Pengurus Harian Paroki). Umat didorong untuk lebih produktif dengan pendampingan para peternak ayam dan pengelolaan koperasi simpan pinjam. Tidak adanya sarana kesehatan yang mamadai juga mambuat romo Taks menjadi pelopor berdirinya Poliklinik Panti Baktiningsih yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit panti Baktiningsih dengan meminta bantuan para Suster Charitas. Pada tahun 1967 jumlah babtisan di Gereja Klepu meningkat tajam yaitu lebih dari 1000 orang yang bersedia dibabtis. Tahun 1980, kapel Pojok yang tadinya dijadikan tempat pelayanan umat di kelurahan Sendangagung ditingkatkan statusnya menjadi Gereja Pojok. Tahun 1986 di Jitar didirikan tempat ziarah bernama Sendang Jatiningsih. Romo M. Supriyatno.Pr adalah romo Projo pertama yang memimpin Paroki Klepu setelah diserahkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
tongkat penggembalaan dari serikat Jesus (SJ) ke Keuskupan Agung Semarang. 2.
Letak Geografis Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu secara geografis merupakan Paroki pedesaan, yang meliputi tiga kecamatan yaitu kecamatan Minggir, sebagian kecamatan Godean, dan sebagian kecamatan Moyudan. Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu meliputi batas antara lain: Sebelah Barat: Berbatasan dengan Paroki Santa Theresia Lisieux Boro dan Paroki Santa Maria Tak Bernoda Nanggulan Sebalah Timur: Berbatasan dengan Paroki Santa Maria Asumpta Gamping Sebelah Utara: Berbatasan dengan Paroki Santo Yoseph Medari Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Paroki Santa Theresia Sedayu.
3.
Jumlah Umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu mengalamai perkembangan dalam hal jumlah umat. Umat tidak hanya berada di Greja SantoPetrus dan Paulus Klepu tetapi juga di Kapel. Atas inisiatif Romo M. Nurwidi Pranoto, Pr pada perayaan 75 tahun Paroki Klepu tahun 2005, maka jumlah lingkungan yang tadinya 53 lingkungan di mekarkan menjadi 81 lingkungan. Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu terdiri dari 81 lingkungan dengan 10 Wilayah dan 1 Stasi dengan jumlah umat 9000 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
4.
Perkembangan umat Katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok
a.
Sejarah Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Tanggal 29 Juni 1980 dirayakan pesta emas Gereja Santo Petrus dan Paulus Klepu dan tanggal 30 September 1986 Mgr. Julius Darmaatmadja S.J. meresmikan Gereja Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok. Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok adalah Stasi di Paroki Santo Patrus dan Paulus Klepu Yogyakarta. Umat di Stasi Pojok sekitar 2200 orang dengan jumlah KK sekitar 700 KK dari keseluruhan umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu sekitar 9000 orang. Stasi Pojok saat ini terdiri dari 20 lingkungan yaitu: Antonius Kwayuhan, Agustinus Plombangan, Albertus Diro, Bonaventura Jombaran, Stefanus Pojok, Hilarius Badran, Tarsisius Dukuhan, Maria Tak Bernoda Pakelan, Patrus Brajan, Theresia Kliran Wetan, Agustina Blimbingan, Maria Bunda Hati Kudus Bontitan, Petrus Calistinus Dondongan, Paulus Minggir, Petrus Kisik, Benedictus Watugajah, Cristoporus Tengahan, Veronika Bekelan, Faustina Kliran Kulon, Mikael Sawo.
b. Situasi Sosial Ekonomi Umat Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Sebagian besar umat Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok bermata pencaharian sebagai buruh tani. Kehidupan umat terjalin dengan baik, hal ini juga didukung oleh kegiatan kerohanian yang diikuti oleh anak-anak, remaja dan kesepuhan. Kegiatan tersebut antara lain: doa bersama, koor, dan lainlain. Situasi sosial ekonomi umat di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok menengah keatas dan umat saling membantu satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
c.
Kehidupan Beriman Umat Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Tanggal 29 September 2011, Stasi ini mengadakan perayaan Ekaristi ulang tahun Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok yang ke 29. Dalam perayaan Ekaristi ulang tahun ini, sekaligus juga di buka Kapel Adorasi Ekaristi Abadi yang ke tiga di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu. Perayaan Ekaristi ini dihadiri oleh umat sekitar 700 orang. Katekese bagi calon komuni pertama dan ketekese bagi calon Krisma dilakukan setiap hari minggu setelah perayaan Ekaristi di SD Kanisius Minggir. Dengan dibangunnya kapel adorasi di Stasi Pojok tentu saja membuat umat semakin rajin dan giat dalam berdoa. Tidak jarang juga para kaum remaja sering terlihat memanfaatkan kapel sebagai tempat mencurahkan isi hati mereka kepada Allah. Pertemuan pendalaman iman lingkungan juga masih berjalan dengan rutin dimana setiap seminggu sekali diadakan pertemuan pendalaman iman lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan tiga bagian pokok, yaitu penelitian pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus, Klepu. Hasil penelitian dan pembahasan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus, Klepu. Sehingga akan menemukan permasalahan yang akan dianalisis lebih lanjut. A. Metodologi Penelitian Pada bab ini diuraikan tiga bagian pokok yaitu penelitian pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di stasi Yohanes Crisostomus pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus, Klepu, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Penulis akan mengadakan penelitian untuk memperoleh data tentang pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di stasi Yohanes Crisostomus pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus, Klepu. Adapun metodologi penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
a.
Mengetahui sejauh mana pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Wilayah Stasi Yohanes Chrisostomus pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu.
b.
Menemukan bentuk-bentuk pendampingan yang sesuai dan tepat sebagai sarana perkembangan iman remaja di Wilayah Stasi Yohanes Chrisostomus pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu.
2.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini untuk memperoleh: a.
Memberikan masukan kepada orang tua di Stasi Yohanes Chrisostomus pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu, dalam mengetahui Sejauh mana doa bersama dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan iman remaja?
b.
Memberikan contoh bentuk pendampingan yang sesuai dan tepat sebagai sarana perkembangan iman remaja.
c.
Membantu mahasiswa yang sedang belajar tentang pentingnya doa bersama agar semakin mengenal pentingnya iman bagi kaum remaja.
3.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan prinsip dasar penelitian Ex Post Facto. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti atau mengkaji suatu kejadian atau peristiwa yang telah ada dengan melihat ke belakang faktor-faktor yang relevan yang mempengaruhi atau menimbulkan kejadian atau peristiwa tersebut (Sugiyono, 1999:7). Logika dasarnya sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka Y,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi terhadap variabel bebas (independen). 4.
Metode Penelitian Penelitian ini menerapkan penelitian kualitatif yang datanya diperoleh melalui pembagian instrumen yang berupa skala likert kepada para remaja di Stasi Yohanes Crosostomus Pojok untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Metode survey adalah metode penelitian yang dilakukan pada sekelompok objek dalam jumlah besar maupun kecil. Melalui metode ini, dapat diungkapkan permasalahan aktual dan mendeskripsikannya, mempelajari dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan, atau menilai efektivitas suatu program (Jamal Ma‟mur Asmani, 2011:46).
5.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016.
6.
Responden Penelitian Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian (Riduwan 2002:3). Teknik populasi ini ditujukan untuk para remaja katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu usia 14 sampai 21 tahun sebagai sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
penelitian. Populasi yang akan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu yang berjumlah 40 anak. 7.
Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat tentang variabel yang terdapat dalam instrumen. Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub-variabel kemudian sub-variabel dijabarkan lagi menjadi indikatorindikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument berupa pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Instrumen ini bersifat tertutup, artinya jawaban untuk pernyataan sudah disediakan pada kolom jawaban. Responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai. Adapun rincian pernyataan setiap variabel yaitu sebanyak 25 pernyataan. Terdapat satu alternatif jawaban pada pernyataan variabel X dan Y pada skala likert, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, dengan bobot nilai berjenjang yaitu: 4,3,2,1. Jadi, nilai maksimum yang dapat diperoleh tiap 1 item pernyataan adalah 4 poin, dan terendah adalah 1 poin. Berikut adalah rincian bobot nilai dari setiap pernyataan pada variabel X dan Y:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel 1 Pernyataan Positif
Bobot Nilai
Sangat setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Tidak setuju (TS)
2
Sangat tidak setuju (STS)
1
Tabel 2 Pernyataan Negatif
Bobot Nilai
Sangat setuju (SS)
1
Setuju (S)
2
Tidak setuju (TS)
3
Sangat tidak setuju (STS)
4
8.
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang hendak penulis teliti yakni pengaruh doa bersama dalam keluarga dan perkembangan iman remaja. Tabel Variabel Penelitian No
Variabel
yang Aspek yang diungkap
No soal
Jumlah
(4)
(5)
diungkap (1)
(2)
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
1
Pandangan remaja Apa yang dimaksud doa 1,2,3 terhadap bersama
doa
2
bersama dalam keluarga
dalam Keinginan
keluarga
3
untuk
berdoa 4,5,6,7
4
bersama dalam keluarga.
Menyebutkan makna iman
Perkembangan
8,9
2
10,11,12
3
Iman Keluarga
tempat
perkembangan iman Penghayatan iman
3
13,14
2
doa Perkembangan iman melalui 15,16,17,1 11
Pengaruh bersama
dalam
keluarga
bagi
doa bersama.
perkembangan
8,19,20,21 ,22,23,24, 25
iman remaja
Jumlah item keseluruhan
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
B. HASIL PENELITIAN Hasil penelitrian dari 40 responden remaja yang berusia 14 sampai 21 tahun di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu tertera pada tabel berikut ini: 1.
Orang Tua Peran orang tua dalam keluarga Tabel 1: Peran Orang Tua dalam Keluarga (N=40) NO PERNYATAAN
JUMLAH SS
1
Keluarga melaksanakan doa bersama 5 dalam keluarga
2
Doa
bersama
S
TS
STS
25
10
0
12,5% 62,5% 25% dalam
keluarga 30
dilaksanakan pada peristiwa penting 75%
5
5
0% 0
12,5% 12,5% 0%
keluarga 3
Saya sadar akan keterlibatan saya 15 dalam doa bersama
4
5
5
5
37,5% 37,5% 12,5% 12,5%
Orang tua senantiasa mengajak saya 18
15
untuk melaksanakan doa bersama
37,5% 17,5% 0%
45%
Orang tua selalu mengingatkan saya 15 untuk selalu berdoa
6
15
19
7
4
37,5% 47,5% 10%
Orang tua selalu mengajak saya untuk 18
15
3
0
2 5% 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
pergi kegereja 7
45%
37,5% 7,5%
10%
Orang tua selalu mendorong saya 20
0
0
0
untuk berbuat baik
0%
0%
0%
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab keluarga melaksanakan doa bersama dalam keluarga sebanyak 25 orang dengan prosentase 62,5%. Doa bersama dalam keluarga dilaksanakan pada peristiwa penting keluarga sebanyak 30 orang dengan prosentase 75%. Sedangkan yang menjawab sadar akan keterlibatannya dalam doa bersama sebanyak 15 orang yang menjawab sangat setuju dan 15 orang yang menjawab setuju sehingga prosentase kuduanya sama yaitu 37,5%. Menurut responden bahwa orang tua senantiasa mengajak untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga sebanyak 18 orang dengan prosentase 45%. Responden juga menyatakan bahwa orang tua selalu mengingatkan saya untuk selalu berdoa 19 orang dengan prosentase 47,5%. Orang tua selalu mengajak saya untuk pergi kegereja sebanyak 18 orang dengan prosentase 45%. Orang tua mendorong saya untuk berbuat baik sebanyak 40 orang dengan prosentase 100%.
2.
Remaja Katolik Usia 14 sampai 21 tahun Pandangan remaja terhadap perkembangan iman mereka Tabel 2: Pandangan remaja terhadap perkembangan iman mereka (N=40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
NO PERNYATAAN
JUMLAH SS
8
Saya selalu mengajak keluarga untuk 15 melaksanakan doa bersama
9
10
TS
STS
17
4
4
37,5% 42,5% 10% 5
bersama dalam keluarga
12,5% 37,5% 40%
10%
Saya percaya bahwa iman adalah 25
15
15
10%
Saya malas untuk melaksanakan doa 4
anugerah adikodrati dari Allah 11
S
0
62,5% 37,5% 0%
16
0 0%
Saya percaya bahwa iman adalah 18
16
3
3
sarana untuk mencapai kebahagiaann 45%
40%
7,5%
7,5%
20
18
2
0
50%
45%
5%
0%
Saya selalu mengandalkan Allah dalam 30
10
0
0
segala hal
15%
0%
0%
15
0
0
dimasa yang akan datang 12
13
14
Perbuatan baik adalah wujud dari iman
75%
Saya percaya bahwa hidup tanpa iman 25 akan sia-sia
62,5% 37,5% 0%
0%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa saya selalu mengajak keluarga untuk melaksanakan doa bersama sebanyak 17 orang dengan prosentase 42,5%. Saya malas untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga sebanyak 16 orang yang menyatakan sangat tidak setuju dengan prosentase 40%. Saya percaya bahwa iman adalah anugerah adikodrati dari Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
sebanyak 25 orang dengan prosentase 62,5%. Saya percaya bahwa iman adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dimasa yang akan datang sebanyak 18 orang dengan prosentase 45%. Sedangkan perbuatan baik adalah wujud dari iman sebanyak 20 orang dengan prosentase 50%. Menurut responden bahwa saya selalu mengandalkan Allah dalam segala hal 30 orang dengan prosentase 75%. Sedangkan saya percaya bahwa hidup tanpa iman akan sia-sia sebanyak 25 orang dengan prosentase 62,5%. 3.
Pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja Tabel 3: Pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja (N=40) NO PERNYATAAN
JUMLAH SS
15
Doa
bersama
dalam
keluarga 17
S
TS
STS
15
4
4
mengajarkan kepada saya arti kejujuran 42,5% 37,5% 10%
10%
dan kesetiaan. 16
Doa
bersama
dalam
keluarga 15
21
3
1
mengajarkan arti bertanggung jawab 37,5% 52,5% 7,5% 2,5% terhadap tugas yang diberikan kepada saya 17
Doa bersama mendorong saya untuk 18
17
4
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
memiliki kesadaran untuk melaksanakan 45%
42,5% 10%
2,5%
15
3
tugas dalam kehidupan sehari-hari. 18
Doa bersama menjadikan saya orang 19 yang mudah memaafkan.
19
20
3
47,5% 37,5% 7,5% 7,5%
Saya menemukan arti kesabaran dalam 20
17
doa bersama keluarga.
42,5% 7,5% 0%
Doa
bersama
50%
dalam
keluarga 18
mengajarkan saya arti dari kebersamaan 45%
3
0
18
3
1
45%
7,5% 2,5%
11
0
dan keterbukaan. 21
Doa
bersama
menumbuhkan
dalam
keluarga 29
persaudaraan
antar 72,5% 27,5% 0%
0 0%
anggota keluarga dan dekat dengan Tuhan. 22
Dengan doa bersama dalam keluarga, 25
10
saya terbantu menjadi lebih percaya diri 62,5% 25%
3
2
7,5% 5%
dan sangat menghargai waktu. 23
Saya merasa senang setiap kali berdoa 27 bersama dalam keluarga.
24
Saya merasakan kehadiran Allah dalam 25
keluarga
doa
katolik
bersama adalah
15
0
62,5% 37,5% 0%
Salah satu bentuk pendampingan untuk 33 meningkatkan
0
67,5% 32,5% 0%
diri saya saat berdoa bersama. 25
13
7
0
dalam 82,5% 17,5% 0%
rekoleksi
0 0% 0 0% 0 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
keluarga.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa doa bersama dalam keluarga mengajarkan kepada saya arti kejujuran dan kesetiaan sebanyak 17 orang dengan prosentase 42,5%. Doa bersama dalam keluarga mengajarkan arti bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada saya sebanyak 21 orang dengan prosentase 52,5%. Doa bersama mendorong saya untuk memiliki kesadaran untuk melaksanakan tugas dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 18 orang dengan prosentase 45%. Menurut responden doa bersama menjadikan saya orang yang mudah memaafkan sebanyak 19 orang dengan prosentase 47,5%. Saya menemukan arti kesabaran dalam doa bersama keluarga sebanyak 20 orang dengan prosentase 50%. Doa bersama dalam keluarga mengajarkan saya arti dari kebersamaan dan keterbukaan sebanyak 18 orang yang menjawab sangat setuju dan 18 orang menjawab setuju sehingga prosentase keduanya sama yaitu 45%. Menurut responden doa bersama dalam keluarga menumbuhkan persaudaraan antar anggota keluarga dan dekat dengan Tuhan sebanyak 29 orang dengan prosentase 72,5%. Dengan doa bersama dalam keluarga saya terbantu lebih percaya diri dan sangat menghargai waktu sebanyak 25 orang dengan prosentase 62,5%. Saya merasa senang setaiap kali berdoa bersama dalam keluarga sebanyak 27 orang dengan prosentase 67,5%. Saya merasakan kehadiran Allah dalam diri saya saat berdoa bersama sebanyak 25 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
dengan prosentase 62,5%. Sedangkan responden memilih salah satu bentuk pendampingan untuk meningkatkan doa bersama dalam keluarga katolik adalah rekoleksi keluarga sebanyak 33 orang dengan prosentase 82,5%. C. Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Orang Tua Berdasarkan data-data diatas, diperoleh gambaran berkaitan dengan peran orang tua dalam pelaksanaan doa bersama keluarga sebagai berikut: Menurut
tabel
1,
responden
yang
merupakan
para
remaja
mengungkapkan bahwa keluarga melaksanakan doa bersama dalam keluarga (62,5%). Doa bersama dilaksanakan pada peristiwa penting keluarga (75%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masih banyak keluarga yang melakukan doa bersama dalam keluarga, meskipun doa bersama dalam keluarga dilaksanakan ketika ada peristiwa penting saja namun hal ini cukup baik karena masih banyak keluarga yang melaksanakannya. Pada tebel 1, item no 3 remaja mengungakapkan bahwa mereka sadar akan keterlibatannya dalam doa bersama (37,5%) yang memilih sangat setuju dan (37,5%) yang menjawab setuju. Dari fakta yang ada ini dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki kesadaran sebagai anggota dalam keluarga yang merindukan kehadiran Allah dalam diri dan keluarganya. Responden mengungkapkan bahwa para orang tua senantiasa mengajak remaja untuk melaksanakan doa bersama (45%), para
orang tua juga
senantiasa mengingatkan kaum remaja agar selalu berdoa (47,5%), mengajak pergi kegereja (45%) serta orang tua mendorong para remaja untuk selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
berbuat kebaikan (100%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item ini saling berhubungan dimana peran orang tua sangat dibutuhkan oleh para remaja untuk mendidik, mendekatkan diri kepada Tuhan serta sebagai contoh dalam melakukan perbuatan baik. Oleh kerenanya apa yang diajarkan orang tua terhadap kaum remaja itulah yang nantinya akan ditiru bahkan selalu diingat oleh mereka. 2.
Remaja Katolik Usia 14 sampai 21 tahun Berdasarkan tabel 2, tentang pandangan remaja terhadap perkembangan iman mereka akan dipaparkan sebagai berikut: Pada tabel 2, para remaja selalu mengajak keluarga untuk melaksanakan doa bersama (42,5%) pernyataan ini sama halnya dengan item no 9, saya malas untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga (40%) responden memilih sangat tidak setuju. Ini menggambarkan bahwa sudah adanya kesadaran dalam diri remaja untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Terkadang orang tua sibuk dengan pekerjaannya sehingga dalam pelaksanaan doa dalam keluarga kurang teratur. Menurut remaja mereka percaya bahwa iman adalah anugerah adikodrati dari Allah (62,5%) menyatakan sangat setuju dan (37,5%) menyatakan setuju, remaja percaya bahwa iman adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dimasa yang akan datang (45%), remaja meyakini bahwa perbuatan baik adalah wujud dari iman (50%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa remaja sudah memiliki gambaran tentang kehidupan kekal. Iman yang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Allah harus ia jaga selalu kata setia akan perintah Allah adalah kunci yang harus dijaga dan diperjuangkan, karena iman tanpa perbuatan adalah mati. Dari 40 responden, para remaja selalu mengandalkan Allah dalam segala hal (75%) menyatakan sangat setuju dan (25%) menyatakan setuju, mereka juga percaya bahwa hidup tanpa iman akan sia-sia (62,5%) menyatakan sangat setuju dan (37,5%) menyatakan setuju. Dengan kedua pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa iman akan Allah harus ditujukkan melalui perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari. Remaja sadar akan perbuatan yang mereka lakukan selalu mengandalkan Allah sehingga mereka sadar sebagai kaum remaja yang sangat rentan terpengaruh dunia luar akan lebih berhati-hati dalam bertindak. 3.
Pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja Berdasarkan tebel 3 tentang pengaruh doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja dipaparkan sebagai berikut: Pada tabel 3 remaja merasa bahwa doa bersama dalam keluarga mengajarkan kejujuran dan kesetiaan (42,5%) dan berdasarkan apa yang diungkapkan oleh para remaja bahwa doa bersama dalam keluarga mengajarkan arti tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka (52,5%) yang menjawab setuju. Sedangkan (37,5%) menjawab sangat setuju. Doa bersama dalam keluarga mendorong remaja untuk memiliki kesadaran untuk melaksanakan tugas dalam kehidupan sehari-hari (45%) memilih sangat setuju, sedangkan (42,5%) menjawab setuju. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
pernyataan tersebut bahwa doa dalam keluarga berdampak baik bagi para remaja. Mereka sadar sebagai remaja yang memiliki tanggung jawab yang besar sebagai salah satu anggota keluarga terutama dalam mengemban tugas sekolah dan kewajibannya sebagai anak. Para remaja sangat setuju jika doa bersama dalam keluarga menjadikan mereka orang yang mudah memaafkan (45,5%), sedangkan sebanyak (37,5%) setuju jika doa bersama dalam keluarga menjadikan mereka orang yang mudah memaafkan. Para remaja menemukan arti kesabaran dalam doa bersama dalam keluarga (50%). Ini menggambarkan bahwa doa bersama dalam keluarga menjadikan mereka orang yang mudah memaafkan serta menjadikannya orang yang memiliki kesabaran perlu adanya sikap toleransi kepada setiap indifidu yang memiliki perbedaan kepentingan. Doa bersama dalam keluarga menurut para remaja mengajarkan mereka arti dari kebersamaan dan keterbukaan (45%) sangat setuju, sedangkan (45%) setuju jika dalam doa bersama dalam keluarga mengajarkan para remaja arti kebersamaan dan keterbukaan. Tabel 3 item no. 21 mengungkapkan pula doa bersama dalam keluarga telah menumbuhkan persaudaraan antar anggota keluarga dan dekat dengan Tuhan. Remaja juga mengungkapkan bahwa mereka merasakan kehadiran Allah dalam diri mereka pada saat berdoa bersama (62,5%) sangat setuju, sedangkan (37,5%) menyatakan setuju. Item diatas memiliki keterkaiatan antara satu sama lain. Data ini menunjukkan hal yang positif, rasa kebersamaan terbangun diantara keluarga, dan atas dasar itulah menjadikan keluarga harmonis saling terbuka satu sama lain. Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
kehadiran Allah akan hadir dalam keluarga dan pribadi dapat selalu dirasakan serta akan selalu dirindukan. Ini juga menunjukkan bahwa iman sungguh nyata dalam tindakan dan perbuatan. Para remaja sangat setuju jika doa bersama dalam keluarga membantu mereka lebih percaya diri dan sangat mengahargai waktu (62,5%), meraka juga merasa senang setiap kali berdoa bersama dalam keluarga (67,5%). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki kesadaran terlibat dalam doa bersama dalam keluarga. Menurut para remaja sangat setuju jika salah satu bentuk pendampingan untuk meningkatkan doa bersama dalam keluarga katolik adalah rekoleksi keluarga (82,5%), sedangkan mereka setuju jika salah satu bentuk pendampingan untuk meningkatkan doa bersama dalam keluarga katolik adalah rekoleksi keluarga (17,5%). Melihat pernyataan ini pihak paroki hendaknya meningkatkan hubungan antara orang tua dan remaja dengan mengadakan rekoleksi demi meningkatkan doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja. Malaksanakan doa bersama dalam keluarga bukanlah hal yang mudah hal ini dikarenakan kesibukan dari para anggota keluarga itu sendiri. orang tua diajak untuk lebih memiliki kesadaran untuk meluangkan waktu berdoa bersama dalam keluarga. Dizaman maju seperti sekarang hubungan antar anggota keluarga sangatlah penting, terutama hubungan remaja dan orang tua haruslah lebih ditingkatkan lagi. Doa bersama dalam keluarga merupakann salah satu cara yang tepat untuk menyatukan anggota keluarga. Orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
diharapkan lebih peka terhadap perkembangan remaja mereka terutama perkembangan iman mereka jangan sampai mereka terjerumus dalam perbuatan yang tidak terpuji. Melihat peran orang tua dalam perkembangan iman remaja sangat penting maka perlu diadakannya rekoleksi orang tua dan remaja secara rutin bagi keluarga katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok guna meningkatkan kesadaran orang tua untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. 4.
Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa keluarga Katolik yang ada di Stasi Yohanes Charisostomus Pojok dalam kesehariaannya telah mencoba melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Menurut mereka doa dalam keluarga dilaksanakan dalam peristiwa penting keluarga. Karena dengan demikian mereka dapat berkumpul bersama sebagai suatu keluarga. Dalam penjelasan di awal kajian teori telah penulis sampaikan bahwa doa dalam keluarga dapat mengumpulkan dan mempersatukan seluruh anggota keluarga, dan dengan demikian semuanya akan merasakan cinta, kasih sayang, damai dalam kebersamaan itu. Dari hasil penelitian penulis menemukan sebagai orang tua yang bertanggungjawab mereka sering mengingatkan para remaja untuk selalu berdo dan rajin pergi kegereja. Begitu pula para remaja selalu mengajak keluarga mereka untuk berdoa bersama. Perbuatan baik harus selalu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup rukun dan damai serta sebagai wujud dari iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Doa bersama dalam keluarga mengajarkan remaja akan hidup yang lebih baik. Mengajarkan kepada mereka akan kejujuran dan kesetiaan baik dalam keluarga maupun terhadap sesama. Remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok mengakui bahwa melalui doa bersama dalam keluarga mereka diajarkan akan pentingnya tanggungjawab terhadap tugas yang mereka terima, menjadi orang yang mudah memaafkan, lebih mudah bersabar, mengajarkan arti kebersamaan dan keterbukaan. Yang paling penting adalah remaja memiliki rasa persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota keluarga serta dekat dengan Tuhan. Dengan melihat situasi yang ada, maka dalam bab III dalam penulisan ini, penulis akan mencoba memberikan sumbangan katekese keluarga, untuk meningkatkan kesadaran keluarga-keluarga (orang tua) akan pentingnya doa bersama dalam keluarga sebagai upaya perkembangan iman remaja. Dengan demikian diharapkan akan terciptanyanya keluarga-keluarga yang harmonis, bahagian, dan selalu bersyukur serta iman remaja yang semakin berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI KELUARGA DENGAN MODEL SCP SEBAGAI UPAYA MEMBINA IMAN REMAJA MELALUI DOA BERSAMA DI STASI YOHANES CHRISOSTOMUS, POJOK PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS, KLEPU
Tugas perutusan gereja adalah menjadi pelayan sabda, yakni mewartakan dan mewujudkan Injil di tengah-tengah masyarakat dalam situasi konkretnya. Upaya tersebut merupakan karya katekese untuk menyampaikan kabar gembira kerajaan Allah yang menyelamatkan manusia. Katekese umat merupakan suatu bentuk komunikasi iman (sharing) pengalaman iman antar umat (peserta katekese). Sebagai komunikasi iman katekese merupakan kesaksian hidup, yang dialami, dirasakan dalam setiap peristiwa. Dalam prosesnya katekese sendiri bertitik tolak pada pengalaman hidup peserta (umat), selanjutnya pengalaman tersebut diolah serta di refleksikan sehingga pengalaman yang didasari oleh iman tersebut menjadi arah dan tujuan hidup kita kepada Kristus. Pada BAB IV ini, penulis mendeskripsikan mengenai usulan program rekoleksi keluarga yang sekiranya dapat membantu keluarga-keluarga untuk dapat menumbuh-kambangkan iman remaja. Sedangkan katekese yang dipakai dalam mendukung program yang akan penulis laksanakan adalah model Shared Christian Praxis (SCP). Dalam hal ini ada tujuh poin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
akan penulis bahas yakni: pengertian katekese model Shared Christian Praxis (SCP); latar belakang pemilihan program; alasan pemilihan tema dan tujuan; rumusan tema dan tujuan; penjabaran program; petunjuk pelaksananaan program; dan contoh persiapan katekese. A. Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP) Ada begitu banyak model katekese yang dapat dipakai untuk berkatekese dengan umat di lingkungan atau tempat yang diinginkan. Kebanyakan yang penulis ketahui tentang model katekese antara lain, seperti : model SCP, model pengalaman hidup, model Biblis dan model campuran (Sumarno, 2013:11-15). Model-model ini merupakan alternatif
untuk pelaksanaan
proses katekese yang digunakan sesuai dengan kondisi dan keadaan umat/peserta katekese. a.
Model pengalaman hidup: model ini bertolak dari pengalaman hidup konkrit sehari-hari umat/peserta.
b.
Model Biblis: model ini lebih cenderung bertolak pada Kitab Suci dan Tradisi Kristiani.
c.
Model campuran: model ini merupakan gabungan dari model pengalaman hidup dan model Biblis, atau juga dapat digabungkan model Kitab Suci atau Tradisi dengan pengalaman hidup konkrit sehari-hari. Dalam program katekese yang ditawarkan dalam bab ini, penulis akan menggunakan model pengalaman hidup. Dalam model pengalaman hidup menurut penulis model ini sangat cocok dengan pembahasan doa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
keluarga sebagai upaya pembinaan iman anggota keluarga, yang ditinjau dari pengalaman hidup kongkrit umat/peserta dalam hidup sehari-hari berdasarkan terang Injil. Sumarno (2013: 11) memberi ringkasan tentang langkah-langkah proses katekese umat model pengalaman hidup seperti berikut: 1.
Introduksi Berisikan lagu dan doa pembukaan yang sesuai dengan tema yang diambil saat itu dalam katekese yang akan dilaksanakan. Katekis mencoba mengingatkan dan menghubungkan dengan tema yang sudah dibahas atau yang sudah dibicarakan dalam pertemuan-petemuan atau pengalaman sebelumnya.
2.
Penyajian Suatu Pengalaman Hidup Dapat dipilih suatu peristiwa atau pengalaman kongkrit yang sesuai dengan tema dan situasi umat/peserta. Pengalaman atau peristiwa itu bisa diambil dari majalah, koran atau buku cerita yang relevan sesuai dengan situasi peserta.
3.
Pendalaman Pengalaman Hidup Mengajak peserta untuk mengaktualisasikan pengalaman yang ada dalam cerita pengalaman atau peristiwa pada sesi sebelumnya ke dalam hidup nyata/kongkrit. Hal ini biasanya terjadi dalam kelompok kecil dengan panduan pertanyaan-pertanyaan pendalaman yang merangsang peserta untuk berbagi pengalaman dalam situasi normal kongkrit sesuai dengan tema yang dibicarakan saat itu, guna untuk hidup sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
4.
Rangkuman Pendalaman Pengalaman Hidup Pada sesi ini katekis mencoba mensharingkan gambaran umum dari sikap-sikap yang dapat diambil oleh peserta yang berhubungan dengan tema dalam penyajian pengalaman hidup dan teks Kitab Suci atau Tradisi yang hendak dipakai dalam langkah berikutnya.
5.
Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi Gereja Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi dibacakan dengan baik, pelan sehingga dapat ditangkap oleh umat/peserta. Setelah itu umat/peserta diberikan kesempatan untuk merefleksikan teks Kitab Suci tersebut, dengan dibantu beberapa panduan pertanyaan (kunci) menurut umat/peserta ? apakah pesan inti dari teks Kitab Suci tersebut ? apa arti pesan dari teks Kitab Suci bagi hidup kongkrit umat/peserta ?
6.
Pendalaman Teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja Dalam bagian ini, katekis bisa mengajak umat/peserta untuk shraring atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah direnungkan secara pribadi atau bersama. Kemudian katekis membaca sekali lagi teks Kitab Suci atau Tradisi. Pada kesempatan ini katekis membantu peserta untuk mencari dan mengungkapkan pesan inti menurut mereka sendiri sehungan dengan tema. Peranan katekis di sini menciptakan suasana terbuka sehingga peserta tidak takut untuk mengungkapkan tafsiran mereka sehungan dengan tema yang dapat diambil dan digali dari bacaan Kitab Suci atau Tradisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
7.
Rangkuman Pendalaman Teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja Pendamping jawaban umat/peserta, terutama pesan inti teks yang berhungan dengan tema. Kemudian katekis merangkum jawaban peserta dengan hasil persiapan pribadi yang diperoleh berdasarkan renungan dan pembacaan lebih mendalam dari sumber-sumber lain, terutama yang sehungan dengan tema sehingga umat/peserta diperkaya juga dengan informasi atau masukan pengetahuan iman.
8.
Penerapan dalam Hidup Kongkrit Mengajak peserta untuk mengambil beberapa kesimpulan praktis yang berhubungan dengan tema untuk diwujudnyatakan dalam kehidupan seharihari, baik dalam kehidupan menggereja, kehidupan keluarga, maupun kehidupan di masyarakat. Kemudian katekis juga mengajak peserta untuk hening sejenak, untuk merenungkan serta mengumpulkan buah-buah pribadi dari katekese umat untuk hidup sehari-hari, yang berupa niat atau tindakan apa yang diambil untuk selanjutnya dilaksanakan.
9.
Penutup Pada bagian penutup ini dapat dimulai dengan mengungkapkan doa-doa spontan yang merupakan hasil dari buah-buah katekese dan bisa juga doadoa umat lainnya, diungkapkan secara bebas. Kemudian katekis dapat mengakhiri katekese dengan doa penutup yang merangkum seluruh tema dan tujuan katekese itu. Katekese dapat diakhiri katekis dengan suatu doa bersama atau nyanyian bersama yang sesuai dengan tema katekese itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
B. Latar Belakang Pemilihan Program Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini masih ada keluarga katolik yang tidak melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Doa bersama dalam keluarga sangatlah penting bagi perkembangan iman remaja tetapi kurang mendapatkan perhatian yang lebih, hal ini dikarenakan kesibukan anggota keluarga, kurangnya pemahaman dan penghayatan tentang doa dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja. Iman dirayakan, disyukuri dan dipupuk terutama melalui doa-doa dan ibadat-ibadat, baik yang bersifat liturgis maupun devosional. Maka, pendidikan iman itu dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan rohani, seperti liturgi, doa bersama, devosi, dan sebagainya. Keluarga sebagai gereja rumahtangga mempersiapkan anak-anak terutama kaum remaja untuk memperoleh iman yang dalam melalui doa bersama dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga menjadi pusat katekese bagi kaum remaja. Dalam perjalanannya banyak rintangan bagi keluarga untuk mengajak kaum remaja berdoa bersama, seperti kesibukan masing-masing anggota keluarga itu sendiri. Tidak adanya waktu berkumpul bersama keluarga untuk melaksanakan doa bersama adalah alasan yang sering diungkapkan. Jika ditinjau lebih lanjut remaja sangat memerlukan iman yang tangguh untuk menghadapi zaman yang semakin maju seperti sekarang ini. Banyak godaan negatif yang dapat menjerumuskan kaum remaja dalam bertindak. Iman sangat diperlukan dalam membantu remaja mengambil suatu keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
keputusan. Salah satu kegiatan yang dapat memperkembangkan iman remaja adalah doa bersama dalam keluarga. Banyak hal yang dapat di petik melalui doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja tersebut. Melalui Katekese model SCP ini, keluarga katolik di Stasi Chrisostomus Pojok diharapkan dapat lebih sering dan mengajak remaja untuk berdoa bersama dalam keluarga. Dimana keluargalah yang bertanggungjawab atas iman anak-anak mereka. Dengan iman yang semakin berkembang diharapkan kaum remaja dapat lebih siap menghadapi tantangan zaman yang semakin maju. Sehingga para kaum remaja tidak terjerumus kedalam perbuatan dosa. C. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan Belakangan ini masih ada keluarga di Stasi Chrisostomus Pojok yang mengabaikan doa bersama dalam keluarga. Padahal doa bersama dalam keluaga sangatlah penting baik sebagai sarana berkumpul dalam menjalin hubungan yang baik dalam keakraban keluarga maupun bagi iman mereka. Seharusnya sebagai orang tua yang peduli terhadap perkembangan iman anggota keluarganya khususnya kaum remaja sangat memperhatikan hal ini. Doa dalam keluarga sebagai langkah yang baik guna mengajak anak-anak mereka semakin dekat dengan Allah. Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini masih ada kaum remaja yang malas untuk berdoa. Mereka di sibukkan dengan berbagai kegiatan baik kegiatan sekolah maupun kegiatan lain di luar sekolah. Kemajuan teknologi seperti getget telah berhasil membuat mereka semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
lupa betapa pentingnya berdoa. Hal ini berdampak buruk terhadap kepribadian serta iman para remaja. Salah satu tantangan yang dihadapi keluarga Stasi Chrisostomus Pojok masa kinin adalah banyaknya kesibukan masing-masing anggota keluarga. Kesibukan dari masing-masing anggota keluarga itu dapat mengurangi waktu kebersamaan dalam melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Tidak mustahil dapat membuat anggota keluarga kurang erat persatuannya dan kemudian dapat berkembang menjadi kurang saling menghargai dan memperhatikan. Keluarga adalah tempat bertumbuh dan berkembangnya iman anggotanya maka sangat diharapkan kepada keluarga katolik khususnya keluarga di Stasi Chrisostomus Pojok agar senantiasa memperhatikan perkembangan iman anggota keluarganya terkhusus kaum remaja. Tema yang akan diangkat dalam usulan program ini adalah doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja. Tema ini diangkat untuk kembali meneguhkan umat khususnya di Stasi Chrisostomus Pojok untuk kembali melaksanakan doa bersama dalam keluarga, agar orang tua semakin menyadari akan tugas dan tanggungjawabnya dalam memupuk iman kristiani anggota keluarga mereka terutama para kaum remaja. Melalui katekese model SCP ini, keluarga katolik di Stasi Chrisostomus Pojok dapat berbagi pengalaman iman mereka dan saling meneguhkan satu sama lain sehingga doa bersama dalam keluarga dapat berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
D. Rumusan Tema dan Tujuan Tema umum
: Doa Bersama dalam Keluarga bagi Perkembangan Iman Remaja
Tujuan umum
: Agar dalam keluarga, orang tua semakin meningkatkan peran dan tugasnya dalam memupuk Iman Kristiani melalui doa
bersama
dalam
keluarga,
sehingga
dapat
memperkembangkan iman remaja. Tema 1
: Berdoa bersama keluarga
Tujuan tema 1
: Mengajak orang tua dan remaja agar terus melaksanakan doa bersama dalam keluarga.
Tema 2
: Iman dan keluarga
Tujuan tema 2
: Mengajak orang tua menyadari pentingnya doa bersama dalam keluarga,sebagai upaya pembinaan iman anggota keluarga,sehingga dapat mewujudkan imannya dalam hidup sehari-hari.
Tema 3
: Tanggung jawab orang tua, terhadap perkembangan iman remaja
Tujuan tema 3
: Orang tua kristiani sadar bahwa pendidikan iman merupakan tugas utama dan pertama baginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Penjabaran Program PROGRAM KATEKESE KELUARGA
Tema Pokok : Doa Bersama dalam Keluarga bagi Perkembangan Iman Remaja Tujuan
: Agar dalam keluarga, orang tua semakin menyadari akan tugas dan tanggungjawabnya dalam memupuk Iman Kristiani melalui doa bersama dalam keluarga, sehingga dapat memperkembangkan iman remaja
No Sub Tema 1 2 1 Berdoa bersama keluarga
Tujuan Materi 3 4 Mengajak orang tua dan - Pengertian doa remaja agar selalu - Berdoa yang baik melaksanakan doa bersama dalam keluarga dan benar - Meluangkan waktu untuk
Metode 5 - Dialog bersama - Sharing - Informasi - Refleksi
berdoa
Iman dan keluarga
Mengajak orang tua menyadari pentingnya doa bersama dalam keluarga,sebagai upaya
- Doa dalam keluarga - Beriman kristiani - Bersyukur kepada
n peserta
Sumber Bahan 7 -. Skripsi ini halaman.. - Mat 18:19-20
Waktu 8 90 menit
- Pankat KAS, Ikutlah Aku (Kanisius : Yogyakarta, 1998)
90 menit
- Kitab Suci - Madah bakti
keluarga 2
Sarana 6 - Pengalama
- Alat tulis - Dialog bersama - Sharing - Informasi
- Pengalama n peserta - Kitab Suci - Madah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
3
Tanggung jawab orang tua, terhadap perkembang an iman remaja
pembinaan iman anggota keluarga,sehingga dapat mewujudkan imannya dalam hidup sehari-hari
Tuhan - Mewujudkan iman dalam keluarga - Kis 2:41-47, Yak 2:14 -18 dan Maz 30:1-13
- Refleksi
bakti - Gambar macammacam sikap doa - Alat tulis
Orang tua kristiani sadar bahwa pendidikan iman merupakan tugas utama dan pertama baginya
- Tanggung jawab - Mendidik anak sebaik-baiknya : janji perkawinan - Orang tua sebagai pembina dan pendamping utama dan pertama dalam keluarga
- Dialog bersama - Sharing - Informasi - Refleksi
- Pengalama n peserta - Madah bakti - Alat tulis
- Mangunhardjana, A.M Delapan belas sikapdoa (Kanisius: Yogyakarta, 1984) - Kis 2:41-47, Yak 2:14 -18 dan Maz 30:1-13 - Hardiwiratno, J, MSF. Menuju Keluarga Bertanggungjawab , (Obor : Jakarta, 1994) - Video Childern see,childern do - Skripsi ini halaman 20 dan 28
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
5.
Petunjuk Pelaksanaan Program Program pendampingan ini diusulkan bagi keluarga katolik di Stasi Chrisostomus Pojok. Program ini dapat dilaksanakan selama 3 minggu, pada tahun 2016 dengan tiga (3) kali pertemuan. Penulis akan memandu pada pertemuan pertama. Untuk selanjutnya, pertemuan akan didampingi oleh seorang pemandu PA (Pemandu Acara) secara bergantian. Pertemuan dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan penjabaran program kegiatan yang telah dibuat. Pertemuan dilaksanakan setiap satu minggu sekali. Setiap pertemuan dilaksanakan selama maksimal dua jam. Pertemuan untuk berketekese bertempat di Gedung Gereja Stasi Chrisostomus Pojok. Dengan usulan program kegiatan katekese tersebut, diharapkan pemandu acara (PA) atau pastur dapat mempergunakan model SCP ini sebagai bentuk pendampingan bagi keluarga katolik Stasi Chrisostomus Pojok, Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu.
6.
Contoh Persiapan Katekese
a.
IDENTITAS KATEKESE a.
Tema
: Berdoa bersama keluarga.
b.
Tujuan
: Bersama-sama pendamping peserta agar terus melaksanakan doa bersama dalam keluarga agar mampu mengenali kehadiran Allah dalam diri, keluarga, seperti Bapa yang hadir (menyatu) dengan Yesus sehingga mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
mewujudkan persaudaraan atas dasar kasih Allah dalam hidup sehari-hari. c. Peserta
: Keluarga katolik dan remaja Stasi Chrisostomus Pojok, Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu.
d. Tempat
: Stasi Chrisostomus Pojok, Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu.
e. Waktu
: 18.00-20.00 WIB
f. Model
: Shared Christian Praxis (SCP)
g. Metode
: Sharing kelompok, Refleksi, Pribadi Informasi, Tanya jawab
h. Sarana
: Slide show lagu “Hari ini kurasa bahagia”
Teks lagu “Mujizat itu nyata” MP3 “Mujizat itu nyata” Slide show lagu “Bapa yang kekal” Teks Kitab Suci Laptop Speaker LCD i. Sumber Bahan : - Injil Matius 11: 25-30; 18: 19-20 - Riyadi Eko.(2011). Tafsir Injil Matius.(Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah). Yogyakarta: Kanisius Hal 110-111, 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
b. PEMIKIRAN DASAR Pada kenyataannya banyak keluarga yang belum melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Kesibukan masing-masing anggota keluarga adalah alasan yang paling mendasar. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri dan anak-anak yang sibuk dengan tugasnya sebagai pelajar dan kegiatan gereja sehingga, tidak ada waktu untuk berkumpul bersama dalam keluarga untuk berdoa bersama. Kurangnya jalinan kebersamaan dalam keluarga dapat mempengaruhi sikap dan iman para anggota keluarga. Masalah-masalah yang muncul seringkali kurang diperhatikan karena tidak adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga. Injil Matius, 11: 25-30; 18: 19-20 menguraikan tentang Yesus mengungkapkan relasi khusunya dengan Allah melalui doa. Yesus mengajarkan doa syukur kepada umat-Nya dimana, doa syukur itu sendiri adalah apa yang telah di perbuat oleh Allah bagi seseorang atau jemaat. Dalam doa Yesus ini, alasan syukur itu adalah karena Allah mewahyukan semuanya itu kepada orang kecil. Dengan demikian kita semakin mampu menjalankan sikap hidup sebagai anak Allah yang sejati dan terbuka untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Kita semua diajak untuk meningkatkan besarnya sikap berelasi akan Allah dalam keadaan apapun. Dengan demikian kita semua akan merasakan bahwa Allah senantiasa melindungi kita dalam hidup ini, kini dan selamanya. Dari pertemuan ini kita berharap agar semakin menyadari mengenal teman lebih mendalam agar mampu mengenali kehadiran Allah melalui doa bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
dalam keluarga seperti Yesus yang berdoa kepada Bapa-Nya dengan penuh sykur dan pengharapan, serta mampu mewujudkan persaudaraan atas dasar kasih Allah dalam hidup sehari-hari. c.
PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH
a.
Pembukaan a.
Pengantar Bapak/ibu, dan Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita menjadi satu keluarga yang mengandalkan Tuhan Yesus. Kita patut bersyukur karena jalinan kebersamaan yang dianugerahkan Nya dalam umat di Stasi Chrisostomus Pojok, Paroki St. Perus dan Paulus, Klepu. ini. Namun tanpa kita sadari dibalik kebersamaan itu masih terasa adanya kecenderungan diri yang mengarah pada hal-hal negatif, contohnya; ada keluarga yang mengesampingkan doa bersama dalam keluarg dengan alasan, kesibikan setiap anggota keluarga yang berbeda-beda. Melalui doa bersama dalam keluarga Yesus akan menuntun manusia, menuju kesatuan yang lebih erat dengan Bapa, yang senantiasa mengenali akan bimbingan Allah dalam hidup. Perikop tersebut ingin mengajak kita untuk mengenali kehadiran Allah dalam keluarga seperti Bapa yang hadir (menyatu) dengan Yesus sehingga mampu mewujudkan persaudaraan atas dasar kasih Allah lewat pertobatan dalam hidup sehari-hari.
b.
Lagu Pembukaan : “Hari ini kurasa bahagia”.
c.
Doa Pembukaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Allah Bapa Yang Maha Kasih, kami bersyukur kepada-Mu atas berkat dan rahmat-Mu yang telah Kau berikan sehingga kami dapat berkumpul di tempat ini. Kami menyadari bahwa selama ini, kami belum mempunyai kesadaran dan keyakinan untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Semoga dalam kesempatan ini kami bersama-sama dapat mewujudkan doa bersama dalam keluarga atas dasar kasih Allah dalam hidup sehari-hari. Dalam kesempatan ini, kami juga diajak untuk mendalami Injil Matius 11: 25-30; 18: 19-20 yang memberi pemahaman baru kepada kami bahwa Yesus berdoa dengan penuh Syukur untuk menuju kesatuan dengan Allah. Semoga apa yang akan kami jalani bersama nanti dapat menjadikan kami sadar dan yakin akan menyadari pentingnya doa bersama dalam keluarga sehingga mampu mengenali kehadiran Allah dalam keluarga kami seperti Bapa yang hadir (menyatu) dengan Yesus sehingga mampu mewujudkan persaudaraan atas dasar kasih Allah dalam hidup sehari-hari. Doa ini kami sampaikan kehadirat-Mu dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, Amin. b. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta. 1.
Mengajak peserta untuk melihat Slide Show dari lagu yang berjudul “Mujizat itu nyata” [ lampiran halaman 9 ].
2.
Intisari Slide show dari lagu “Mujizat itu nyata” Lagu ini menceritakan bahwa mujizat itu nyata jika kita percaya. Kuasa
Tuhan tidak terbatas, semuanya dapat Tuhan lakukan. Apa yang kelihatan sangat mustahil bagi kita sebagai orang biasa dihadapan Allah namun, semua yang dilakukan Allah tidak mustahil bagi-Nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Sedangkan ref lagu ini menceritakan bahwa ketika kita tidak berdayapun kuasa Tuhan tetap ada dan dapat kita rasakan. Jika kita percaya dengan iman yang kita miliki apapun yang terjadi dalam hidup kita akan menjadi nyata sebab mujizat itu nyata. Kita yang lemah dan jatuh Allah akan selalu membangkitkan semangat kita melalui perantaraan Roh Kudus. Berdoa dengan penuh percaya bahwa Allah akan menolong kita yang lemah ini dengan mujizatnya yang nyata. 3.
Pengungkapan pengalaman: Peserta diajak untuk mendalami permainan tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan: - Ceritakanlah pengalaman bapak/ibu dan teman-teman remaja ketika mendapatkan mujizat? - Apa pentingnya doa bersama dalam keluarga bapak/ibu dan teman-teman remaja?
4.
Suatu Contoh Arah Rangkuman Dalam Slide show lagu “Mujizat itu nyata” memiliki makna yang begitu mendalam kata-kata pada setiap bait sangat menyentuh. Jika kita percaya kepada iman kita maka kita akan diselamatkan oleh Bapa yang disurga. Ada bait yang mengatakan bahwa lewat doa yang kita panjatkan secara sungguhsungguh dengan penuh hikmat maka doa itu akan kita rasakan manfaatnya kelak. Sebab Allah berkarya didalam kehidupan kita. Melalui doa kita berkomunikasi dengan Allah secara intim apa saja yang kita minta kepadaNya pasti akan di kabulkan oleh Allah entah sesuai dengan apa yang kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
harapkan atau tidak yang pasti Allah selalu berkarya dalam kehidupan kita dengan cara-Nya sendiri. Begitu pula dalam pengalaman kita sehari-hari, terutama pengalaman atau kejadian luar biasa yang pernah kita alami. Misalnya kita selamat dari kecelakaan, atau keinginan kita dikabulkan oleh Allah itu salah satu karya Allah dalam diri kita. Apa saja yang kita minta dalam doa pasti akan Allah kabulkan. Tentu saja dengan kesabaran dan usaha yang kita lakukan sebab, iman tanpa perbuatan adalah mati. Doa tanpa usaha akan sia-sia. Oleh karena itu berdoa dalam keluarga harus lebih di tingkatkan lagi agar keluarga kita memiliki iman yang tanggu dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah. c.
Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta 1.
Peserta diajak untuk mereflesksikan sharing pengalaman atau cerita diatas dengan panduan pertanyaan sebagai berikut: -
Apa pentingnya doa bersama dalam keluarga menurut bapak/ibu dan teman-teman remaja?
2.
Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan arahan rangkuman singkat, misalnya: Bapak/ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus didalam
kehidupan kita kurang melaksanakan doa bersama dalam keluarga kita. Karena banyaknya kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Kesibukan dari masing-masing anggota keluarga juga menjadi alasan utama tidak melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Sebagai keluarga katolik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
rindu akan kehadiran Allah kegiatan ini sangat penting demi perkembangan iman terutama perkembangan iman remaja. Para remaja perlu dipupuk imannya karena mereka masih labil dan gampang terpengaruh terhadap hal yang positif. Banyak keuntungan jika kita melaksanaan doa bersama dalam keluarga diantaranya dapat menyatukan keluarga setelah seharian tidak bertemu
karena
kesibukan
masing-masing,
dapat
mempererat
dan
mengharmoniskan hubungan antara anggota keluarga, saling terbuka satu sama lain karena setiap masalah dalam keluarga menjadi tanggung jawab bersama, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu diharapkan kepada keluarga katolik untuk senantiasa mengajak para remaja berdoa bersama dalam keluarga demi perkembangan iman mereka. d. Langkah III: Menggali Pengalaman Kristiani a.
Umat diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa pertanyaan, sebagai berikut: -
Dalam Injil Matius 11:25-30 ayat-ayat mana saja yang menunjukkan sikap ajakan oleh Yesus? Mengapa?
-
Sikap-sikap manakah yang ingin ditanamkan oleh Yesus yang senantiasa mengenal Bapa menurut Injil Matius 18:19-20 tersebut?
b.
Peserta diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikop sehubungan dengan jawaban atas 2 (dua) pertanyaan di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
c.
Pendamping memberikan tafsir dari Injil Matius 11:25-30; 18:19-20 dan menghubungkannya dengan tanggapan umat dalam hubungan dengan tema dan tujuan, misalnya sebagai berikut: Injil Matius 11:25-30 berisi doa dan ajakan Yesus. Yesus bersyukur
kepada Bapa-Nya karena Allah menyembunyikan semua bagi orang bijak dan pandai tetapi menyatakannya kepada orang kecil. Inilah doa dimanan Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak dan menyebut Allah sebagai Bapa-Nya. Yesus sendiri mengungkapkan relasi khusu-Nya dengan Allah. Hanya Anaklah yang mengenal Bapa dan orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakan-Nya. Doa Yesus ini merupakan bentuk doa syukur dalam tradisi Yahudi. Syukur itu dimulai dengan pernyataan orang pertama (Aku mengucap syukur) diikuti dengan alamat syukur itu (Kepada-Mu, Bapa) dan kemudian dinyatakan alasan syukur itu (karena......) yang menjadi alasan syukur adalah apa yang telah dilakukan Allah kepada seseorang dan jemaat. Sedangkan dalam doa Yesus ini, alasan syukur itu karena Allah mawahyukan semua itu kepada orang kecil. Yesus tidak membebaskan murid-murid-Nya dari kuk (baban) itu, tetapi membuat kuk itu menjadi mudah ditanggung. Belajar dari Yesus tidak hanya berarti mendengarkan apa yang diajarkan oleh Yesus, tetapi juga mengikuti cara hidup yang ditempuh oleh Yesus. Hidup-Nya adalah perwujudan keadilan, kasih dan kesetiaan. Dalam hidupnya terwujud cinta kepadan Allah dan kepada sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Matius 18:19-20 dalam injil ini yesus mengajak kita untuk berdoa bersama dalam nama-Nya. Yesus akan hadir ditengah-tengah mereka yang secara bersama-sama memuji nama-Nya. Ajakan yesus ini sama halnya dengan ajakan berdoa bersama dalam keluarga. Sebagai masyarakat kecil keluarga dipandang sebagai komunutas yang mudah untuk bersatu dalam melaksanakan doa berasama. Oleh karena itu sebagai keluarga katolik mari kita melaksanakan apa yang diajarkan oleh Yesus kepada kita yaitu perihal berdoa bersama khususnya dalam keluarga kita. Agar iman yang kita miliki semakin kuat dan semakin berkembang. e.
Langkah IV dan V “Menerapkan iman Kritiani dalam situasi umat konkrit dan Mengusahakan aksi konkrit ” 1.
Pengantar Dalam pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap ajakan
Yesus dalam berdoa bersama serta menjalin hubungan yang lebih dekat seperti yang digambarkan dalam Bapa dan Yesus. Sikap Yesus yang sungguh-sungguh mengenal akan kekuataan Allah dalam hidup, membuat Ia rela memberikan hidup-Nya demi penyelamatan manusia. Bapak/ibu dan teman
kita juga dipanggil oleh Yesus untuk mengenali kehadiran Allah
dalam keluarga kita melalui doa bersama dalam keluarga. Kurangnya kesadaran dari keluarga untuk mengajak anaknya berdoa bersama masih dirasa kurang. Hal ini dikarenakan kesibukan dari setiap anggota keluarga yang berbeda-beda. Tentu saja ini menjadi keprihatinan bagi remaja khususnya dalam perkembangan iman mereka. Namun dalam pertemuan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
kita bersama-sama mewujudkan kegiatan doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman anggota keluarga kita. 2. Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan menyadari sikap kita dalam usaha untuk semakin menyadari pentingnya doa bersama dalam keluarga, dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut: -
Sikap-sikap mana yang bisa kita perjuangkan untuk dapat melaksanakan doa bersama dalam keluarga?
3. Saat hening diiringi dengan petikan gitar yang lembut, untuk mengiringi renungan akan pesan Injil dengan situasi konkrit umat dengan panduan diatas. Kemudian peserta diberi kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan hasil-hasil permenungan pribadinya itu. Akhirnya sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat memberi arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil-hasil pribadi mereka, misalnya sebagai berikut: 4. Suatu Contoh arah rangkuman penerapan pada situasi umat: Yesus telah mengajak kita untuk senantiasa berdoa bersama. Seperti Ia berdoa kepada Bapa-Nya disurga. Yesus juga mengajak murid-mudrinya untuk berdoa bersama Dia. Dalam lirik lagu mujuzat itu nyata tergambar bahwa mujizat Allah akan kita dapatkan melalui doa. Ajaran tentang berdoa sangat ditekankan guan mendekatkan diri kita kepada Allah. Kesibukan dari masing-masing anggota keluaga adalah masalah utama yang harus dihadapi setiap anggota keluarga. Tidak adanya waktu luang untuk berkumpul bersama dalam keluarga menjadikan hubungan antar keluarga menjadi kurang harmonis. Melalui doa bersama dalam keluargalah salah satu sarana untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
menyatukan dan mengumpulkan anggota keluarga setelah seharian tidak bertemu. Selain itu doa bersama dalam kelurga juga dapat mempererat hubungan dalam keluarga, baiak antara bapak dan ibu serta hubungan atara orang tua dan anaknya. Adanya kesadaran dari amsing-masing anggota keluarga untuk melakasanakan doa bersama adalah kuci utama. Terutama orang tua sebagai pemeran utama tentu sangat diharapkan demi terlaksananya doa bersama dalam keluarga tersebut. f.
Langkah V: Mengusahakan aksi konkrit 1.
Pengantar Bapak/ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus, setelah
kita bersama-sama menggali pengalaman kita mengenai doa bersama dalam keluarga melalui Kitab Suci dan lagu mujizat itu nyata. Dalam berbagi pengalaman tersebut menggambarkan tumbuhnya suatu sikap saling mengenal lebih dekat dan saling memahami. Dari berbagi pengalaman tadi nampak adanya ketersalingan untuk tergerak untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Kesadaran diri menjadi dasar dalam membangun hidup bersama untuk melaksanakan doa bersama dalam kelurga. Sebagai satu keluarga besar umat di Stasi Charisostomus pojok, diharapkan selalu terbuka untuk saling menumbuhkan sikap saling peduli lebih dekat antar anggota keluarga, misalnya: mau mengajak anggota keluaga untuk berdoa bersama, saling mengingatkan satusama lain dalam pelaksanaanya. Dari pengalaman Matius dalam Injilnya menggambarkan bahwa yesus telah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berdoa. Pada awalnya yesus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
mengajarkan kepada murid-Nya untuk berkumpul secara bersama untuk berdoa bersama. Sekarang sebagai kelompok kecil dalam masyarakan hendaknya kita meneladan sikap dan ajakan Yesus itu bahwa berdoa menajikan kebutuhan pokok dalammelepas kerinduan akan kehadiran Allah dalam hidup kita. Akhirnya, pengalaman kita dalam kebersamaan dalam setiap anggota keluarga akan semakin bermakna karena didasari oleh sikap kebersamaan dalam keluarga melalui doa bersama. Dengan begitu relasi kita akan terarah untuk saling mendukung dan memperkembangkan dalam iman kita. Dalam seluruh proses perjalanan kebersamaan ini, kita senantiasa perlu menyadari bahwa Yesus pun berdoa kepada Allah. Marilah kita sekarang memikirkan niat dan tindakan apa yang dapat kita perbuat untuk senantiasa melaksanakan doa bersama dalam keluarga kita. 2. Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening selama 3 menit untuk memikirkan sendiri-sendiri tentang niat-niat yang akan dilakukan dalam melaksanakan doa bersama dalam keluarga. -
Niat-niat apa saja yang hendak bapak/ibu dan teman-teman lakukan untuk dapat saling mendukung demi terlaksananya doa bersama dalam keluarga di Stasi Pojok?
3.
Kemudian, niat-niat pribadi diungkapkan agar semakin membatu umat dalam melaksanakan doa bersama dalam keluarga di stasi Pojok.
4.
Kemudian, pendamping mengajak peserta untuk membicarakan dan mendiskusikan bersama guna menentukan niat bersama konkrit, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
dapat segera diwujudkan agar mereka semakin sering melaksanakan doa bersama dalamkeluarga. Orang tua dan remaja dibagi dalam kelompok kecil (3 atau 4 orang) untuk mendiskusikan tentang niat.
g.
PENUTUP 1.
Setelah itu Salib dan lilin yang telah menyaladiletakkan ditengah-tengah peserta.
2.
Kesempatan doa umat sepontan yang diawali oleh pendamping dengan menghubungan situasi peserta sebagai keluarga katolik. Dan setelah itu doa umat diusulkan secara spontan oleh peserta yang lain. Kemudia semua doa tersebut dipersatukan dengan doa Bapa Kami.
3.
Doa penutup Bapa yang maha baik kami bersyukur dan berterimakasih kepada-Mu.
Karena telah menyertai kami sepanjang pertemuan ini. Dari awal kami sudah belajar dari lagu „Mujizat Itu Nyata”. Kami semakin yakin bahwa mujizat yang akan engkau berikan kepadan kami akan kami terima sengan penuh syukur. Melalui doa kami dapat bertemu dengan Engkau dan menjawab semua kerinduan kami. Ya Bapa, kami juga telah berbagi pengalaman tentang berdoa bersama dalam keluarga. Kami menyadari masih banyak kekurangan kami sehingga kami masih mengesampingan dalam hal doa bersama dalam keluarga. Maka, kamipun berusaha menggali pengalaman kristiani kami melalui injil Matius. Dan kini bapa kami bersama telah menentukan niat pribadi dan niat bersama kami. Berkatilah yang telah kami sepakati dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
pertemuan ini semoga kami dapat mewujudkannya dalam keluarga kami. Amin. d.
Sesudah doa penutup, pertemuan diakhiri dengan menyanyikan lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia”. (lampiran halaman 8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Keluarga adalah sekolah nilai-nilai kemanusiaan dan iman, tempat dimana anak-anak belajar hidup bersama sesama dan dalam Tuhan dalam iman dan doa. Tidak mudah mengajak keluarga meluangkan waktu guna berkumpul bersama keluarga untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Kesibukan mesing-masing anggota keluargalah yang menjadi alasan utama. Dimana para orang tua sibuk dengan pekerjaannya dan anak sibuk dengan kegiatannya sendiri. doa dalam keluarga memiliki peran penting terhadap perkembangan iman remaja. Dengan mengajarkan kebiasaan untuk berdoa keluarga diharapkan mampu untuk mengembangkan iman remaja karena itu tidak terlepas dari tanggung jawab orang tua dalam memperhatikan iman mereka. proses pembinaan iman melalui doa bersama dalam keluarga harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Oleh karena itu relasi yang terbuka antar anggota keluarga harus lebih ditingkatkan lagi. Masih adanya kaluarga yang tidak melaksanakan doa bersama dalam keluarga menjadi keprihatinan yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Umat di Stasi St. Yohanes Chrisostomus pojok yang belum melaksanakan doa bersama dalam keluarga sebagai kebutuhan yang harusnya rutin dilaksanakan (75%). Namun disisi lain masih ada orang yang melaksanakan doa bersama dalam keluarga (62,5%). Kebanyakan dari mereka melaksanakan doa bersama dalam keluarga pada peristiwa penting saja (75%). Hal ini cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
baik melihat kesibukan dari masing-masing anggota keluarga. Kesadaran dari remaja di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok dalam melaksanakan doa bersama dalam keluarga sudah sangat baik yaitu sebanyak (37,5%). Adanya kesadaran dalam melaksanakan doa bersama dalam keluarga artinya mereka memiliki tanggung jawab sebagai kaum muda yang terlibat aktif dalam keluarga serta memiliki iman yang diwujudnyatakan dalam tindakan nyata sebanyak (37,5%). Doa bersama dalam keluarga di stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok memiliki banyak peran dalam menumbuhkembangkan iman remaja (62,5%). Pengaruh yang sangat besar itu ditunjukkan dalam sikap dan tindakan mereka dalam hidup sehari-hari. Doa bersama dalam keluarga ternyata dapat memberikan rasa tanggungjawab kepada remaja yaitu mereka belajar bagaimana mempertanggungjawabkan sebuah tugas yang sedang diembannya sebanyak (45%). Doa bersama dalam keluarga juga memberikan arti kebersamaan dan keterbukaan. Hal ini sangat penting selain dapat sharing tentang pengalaman mereka sehari-hari juga dapat saling senguatkan antara satu dengan yang lain. Doa bersama dalam keluarga ternyata juga mengajarkan para remaja arti dari kejujuran dan kesetiaan sebanyak (42,5%). Dimana dengan berkumpul bersama mereka saling sharing pengalaman yang membuat keluarga semakin akrab, bahagia didalam Kristus Yesus. Penulis memberikan wadah kepada keluara di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok untuk berbagi pengalaman antar sesama sehingga saling menguatkan satu sama lain. Kebersamaan mengingatkan kita pada peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
yesus berkumpul bersama murid-murid-Nya mengajak mereka berdoa bersama. Kesetiaan akan semakin menguatkan iman antar anggota keluarga untuk setia kepada Allah. Dan iman akan membuat keluarga semakin kuat dalam menghadapi segala macam cobaan hidup. Keluarga memiliki peran yang cukup besar dalam perkembangan iman remaja untuk semakin dewasa dalam bersikap. Melalui model Shared Christian Praxis (SCP), penulis ingan membantu keluarga katolik di St. Yohanes Chrisostomus Pojok untuk semakin menyadari pentingnya doa bersama dalam keluarga bagi perkembanian iman remaja. Dengan berdoa bersama,
iman
dan
keluarga,
tanggungjawab
orang
tua
terhadap
perkembangan iman remaja yang diangkat sebagai tema SCP. Usulan program ini merupakan salah satu cara agar umat di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok untuk senantiasa melaksanakan doa bersama dalam keluarga mereka. Sebagai katekese, SCP akan meningkatkan komunikasi antar iman keluaga katolik St. Yohanes Chrisostomus Pojok. Katekese SCP ini juga sudah disertai dengan program-program yang dapat dilaksanakan sehingga dapat dimengerti dengan mudah oleh umat Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok dan pembaca, sehingga pertemuan SCP yang dilaksanakan akan dapat menjawab kebutuhan dan harapan umat di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok. Dengan SCP ini diharapkan umat di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok akan dapat mengkomunikasikan tujuan gereja dan tujuan umat sehingga dapat mengambil keputusan pribadi dan keputusan bersama yang sejalan. Selain itu dengan keterbukaan dan komunikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
baik antar anggota keluarga maka akan tercipta keluarga yang harmonis dan sejahtera dalam lindungan Tuhan Yesus.
B. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memiliki beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi perkembangan iman remaja melalui doa bersama dalam keluarga di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok.
1.
Ketua dewan Stasi St. Yohanes Chrisostomus, Pojok Keluarga Katolik
memerlukan rencana untuk
melakukan suatu
pembekalan rekoleksi keluarga bagi umat di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan akan pentingnya doa bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja. 2.
Pastor Paroki Gereja St. Petrus dan Paulus, Klepu Bila
dimungkinkan,
sebaiknya
pastor
paroki
turut
hadir
dan
mendampingi kegiatan ketekese yang dilaksanakan, sebagai bentuk dukungan dan menjalankan fungsi pastor paroki sebagai pengawas dengan lebih baik lagi sehingga dapat menjaga kegiatan doa bersama dalam keluarga sehingga dapat terlaksana dengan baik. 3.
Umat (orang tua) Sebagai pendidik yang pertama dan utama orangtua hendaknya selalu memperhatikan kaum remaja terutama dalam segi iman. Melalui doa bersama dalam keluarga adalah cara yang baik untuk mengajak remaja berkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
bersama. Bagaimanapun tingkah laku remaja itu didasarkan oleh iman, iman yang dewasa akan menjadikan remaja lebih bertanggungjawab. 4.
Remaja di Stasi St. Yohanes Chrisostomus, Pojok Sebaiknya remaja sadar akan keterlibatannya dalam doa bersama dalam keluarga. Karena iman akan semakin tumbuh melalui doa bersama dalam keluarga. Serta dapat diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
DAFTAR PUSTAKA
Agung Prihartama, MSF. BR. (2008). Pendidikan Iman Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Agama.Yogyakarta : Kanisius. Alkitab. (2010). Jakarta. Lembaga Alkitab Indonesia. Bala Pito Duan, Yeremias. (2003). Keluarga Kristiani;Kabar Gembira Bagi Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius. Darmawijaya, Pr, St. (1994). Mengarungi Hidup Berkeluarga. Yogyakarta : Kanisius. Darminta, J. (1997). Doa Dan Pengolahan Hidup. Yogyakarta: Kanisius. ________. (1984). Doa Menurut Kitab Suci. Yogyakarta: Kanisius. Dwiardy. K, Victorius (2013). Harta Karun dalam Doa. Yogyakarta: Kanisius. Eddy, Kristianto. (2002). Dinamika Hidup Beriman: Bunga Rampai Refleksi Teologis. Yogyakarta: Kanisius. Eko Riyadi. (2011). Tafsir Injil Matius. (Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah). Yogyakarta: Kanisius. Eminyan, Maurice. (2001). Teologi Keluarga. Yogyakarta : Kanisius. Fowler, James W. (1995). Teori Perkembangan Kepercayaan. Yogyakarta: Kanisius. Hadisubrata, M.S. (1990). Keluarga dalam Dunia Modern. Tantangan Dan Pembinaannya. Jakarta: Gunung Mulia Hadrys, Rev. Jacek. (2007). 101 Tanya-jawab Tentang Doa. Jakarta : Fidei Press. Hardiwiratno. J. (1994. Menuju Keluarga Bertanggungjawab. Semarang : Obor. Heuken, Adolf. (1979). Bangungkanlah Kebahagiaan Keluargamu. Jakarta: Cipta Loka Caraka. Hughes. S. (1999). Lima belas cara sederhana untuk meningkatkan mutu doa kita. Jakarta: Cipta Loka Caraka. ________. (1997). Gairah Hidup Berkeluarga. Yogyakarta: Cipta Loka Caraka. Jamal Ma’mur Asmani. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Diva Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik, buku informasi dan referensi.Yogyakarta : Kanisius. ________. (1995a). (P. Herman Emboiru, SVD, Penerjemah). Katekismus Gereja Katolik. Ende: Arnoldus. ________. (2011). Pedoman Pastoral Keluarga. Jakarta : Obor. LPK SINODE GKJ & GKJ JATENG. (1993). Iman dan Keluarga: Menghayati dan mempraktekkan iman dalam keluarga dan masyarakat ditengah tantangan pada masa kini. Yogyakarta Mardiatmadja, BS. (1985). Beriman Dengan Tanggap; Pustaka Teologi. Yogyakarta: Kanisius. Melly Sri Sulastri Rafai,. (1984). Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial. Bandung: Bina Aksara. “Pengertian Perkembangan”. http://WWW.kamusku.com/2015/11/pengertian-perkembangan.html diakses pada 19 November 2015. Program Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. (2006). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Prodi IPPAK. Riduwan. (2002). Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta. Sutrisno Hadi. (1982). Metodologi Research 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Sumarno Ds., M. (2005). “Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki”. Diktat Mata Kuliah Pengantar Pandidikan Agama Katolik Paroki Untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sugiono. (1999). Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Youcat Indonesia. (2012). Katekismus Populer. Yogyakarta : Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 KISI-KISI SOAL Petunjuk Pengisian : a. Bacalah pertanyaan berikut dengan seksama. b. Perhatikan petunjuk dalam mengisi skala pengukuran sikap likert ini: SS : Sangat Setuju S
: Setuju
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju c. Teman-teman remaja diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan pendapat dan kenyataan yang sudah kalian alami selama ini dengan kaluarga dengan cara memberikan tanda centang (√ ) pada kolom yang sisediakan. Contoh: No 1
Pernyataan
SS
Setiap hari saya berdoa kepada Tuhan
S
TS
STS
√
Instrumen Penelitian: No 1
Pernyataan
SS
Keluarga melaksanakan doa bersama dalam keluarga.
2
Doa
bersama
dalam
keluarga
dilaksanakan pada peristiwa penting keluarga.
(3)
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Saya sadar akan keterlibatan saya dalam doa bersama.
4
Orang tua senantiasa mengajak saya untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga.
5
Saya selalu mengajak keluarga untuk melaksanakan doa bersama.
6
Saya malas untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga.
7
Saya percaya bahwa iman adalah anugerah adikodrati dari Allah.
8
Saya percaya bahwa iman adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan di masa yang akan datang.
9
Perbuatan baik adalah wujud dari iman.
10
Orang tua selalu mengingatkan saya untuk selalu berdoa.
11
Orang tua selalu mengajak saya untuk pergi ke gereja
12
Orang tua selalu mendorong saya untuk berbuat baik.
13
Saya selalu mengandalkan Allah
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam segala hal. 14
Saya percaya bahwa hidup tanpa iman akan sia-sia.
15
Doa
bersama
mengajarkan
dalam kepada
keluarga saya
arti
kejujuran dan kesetiaan. 16
Doa
bersama
dalam
keluarga
mengajarkan arti bertanggung jawab terhadap
tugas
yang
diberikan
kepada saya 17
Doa bersama mendorong saya untuk memiliki
kesadaran
untuk
tugas
dalam
melaksanakan
kehidupan sehari-hari. 18
Doa bersama menjadikan saya orang yang mudah memaafkan.
19
Saya menemukan arti kesabaran dalam doa bersama keluarga.
20
Doa
bersama
mengajarkan
dalam saya
keluarga arti
dari
kebersamaan dan keterbukaan. 21
Doa
bersama
dalam
keluarga
menumbuhkan persaudaraan antar
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anggota keluarga dan dekat dengan Tuhan. 22
Dengan doa bersama dalam keluarga, saya terbantu menjadi lebih percaya diri dan sangat menghargai waktu.
23
Saya merasa senang setiap kali berdoa bersama dalam keluarga.
24
Saya merasakan kehadiran Allah dalam diri saya saat berdoa bersama.
25
Salah satu bentuk pendampingan untuk meningkatkan doa bersama dalam
keluarga
katolik
adalah
rekoleksi keluarga.
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 Matius 11:25-30
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Matius 18:19-20 18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di sorga. 18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
Mujuzat Itu Nyata Tak terbatas kuasaMu Tuhan Semua dapat kau lakukan Apa yang kelihatan mustahilbagiku Itu sangat mungkin bagimu Reff: Disaat ku tak berdaya KuasaMu yang sempurna Ketika ku percaya Mujizat itu nyata Bukan kar’na kekuatan Namun rohMu ya Tuhan Ketika ku berdoa Mujizat itu nyata Bridge: Mujizat itu dekat di mulutmu Dan kau hidup oleh percaya
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 Hari Ini Kurasa Bahagia Hari ini kurasa bahagi Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus yang satukan kita Tanpa memandang diantara kita Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau sahabatku, kau saudaraku Tiada yang dapat memisahkan kita
(9)