PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN PENDAMPINGANNYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Wijiati Hadi Purwaningtias NIM: 111124034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: ayahku (Ignatius Jumadi), ibuku (Christina Imroh Suharti), dan penerima Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Gusti ngendika: Ana wong nyebar wiji mangkat arep nyebar wijiné. 4 Nalika nyebar wiji mau, ana sing tiba ing pinggir dalan, lan manuk-manuk ing awangawang pada mudhun nycuki wiji mau. 5 liyané sing tiba ing enggon padhas, sing ora okeh lemahé: iki gelis baé anggone thukul, marga lemahé ora jero. Nanging bareng srengéngé panas, banjur dadi garing, awit ora ana oyodé. 7 Ana liya sing tiba ana ing tengah erén, lan eriné tuwuh dhuwur mulet wiji. 8 Liya manéh tiba ing lemah becik, iki ngetokaké woh: ana sing tikel satus, ana sing tikel sewidak, ana sing tikel telung puluh. 9 Sing sapa duwe kuping bisa ngrungokaké, ngrungokna. (Matéus 13 : 4-9)
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatubatu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Matius 13 : 4 -9) v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali seperti yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya tulis ilmiah.
Yogyakarta, 1 Agustus 2016 Penulis,
Wijiati Hadi Purwaningtias
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Wijiati Hadi Purwaningtias NIM
: 111124034
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul “PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN PENDAMPINGANNYA” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 1 Agustus 2016 Yang menyatakan,
Wijiati Hadi Purwaningtias
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN DAN UPAYA PENDAMPINGANNYA”. Judul ini dipilih bertitik tolak dari keprihatinan penulis terhadap kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan yaitu para remaja dalam mengikuti persiapan Sakramen Krisma hanyalah sebagai formalitas belaka, sehingga kosekusensi setelah menerima Sakramen Krisma tidak disadari. Sakramen Krisma merupakan salah satu dari Sakramen Inisiasi, seseorang yang telah menerima Sakramen Krisma dianggap dewasa dalam iman dan siap untuk dilibatkan dalam tugas perutusan baik dalam Gereja maupun ditengah masyarakat. Supaya seseorang diijinkan menerima dan menyambut Sakramen Krisma diperlukan suatu pendampingan dan masa persiapan khusus bagi mereka yang akan menerimanya. Mulai dari program pendampingan, pendamping, calon penerima dan evaluasi. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah melihat gambaran pelaksanaan persiapan Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan, mengetahui program, pendamping dan calon penerima Sakramen Krisma. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada calon penerima Sakramen Krisma tahun 2014 di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan. Hasil penelitian menyatakan sebagian besar persiapan Sakramen Krisma tahun 2014 sudah berjalan baik dengan memenuhi kriteria. Penulis mengusulkan susunan program pendampingan bagi kaum muda. Di dalamnya terdapat materi-materi tentang pengertiaan Sakramen Krisma, makna Sakramen Krisma dan tugas perutusan Gereja.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The title of this undergraduate thesis is the PREPARATION OF THE SACRAMENT OF CONFIRMATION FOR THE YOUTH IN 2014 IN SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN PARISH AND ITS EFFORTS TO DEVELOPE IT. This title was chosen based on the writer’s concern to the youth who had received the Confirmation Sacrament at St. Yohanes Rasul Parish. They were participating in the Confirmation Sacrament preparation only as formality so that they were not conscious about the consequences after receiving it. The Confirmation Sacrament is one of the Sacraments of Initiation. A person who receives the sacrament of Confirmation is considered mature in faith and prepared to be involved in the mission both in the Church and in the community. A person, in order to be permitted to receive the Confirmation Sacrament is required an advised to have special preparation which starts from the mentoring program, a companion, and the evaluation for the recipients. The main issue in this undergraduate thesis is to study the implementation of the preparation of the Confirmation Sacrament at Santo Yohanes Rasul Somohitan Parish and to understand the program, mentors and Confirmation recipients. To examine this issue, the writer needs an accurate data. Therefore, the writer conducted the study by distributing questionnaires to the Confirmation recipients in 2014 at Santo Yohanes Rasul Somohitan Parish. The research showed that the majority of the Confirmation 2014 preparation is went well based on the criteria. The writer proposes a composition of mentoring program for the youth which has materials about Confirmation understanding, its meaning and the Church’s mission.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan karena kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA
TAHUN
2014
DI
PAROKI
SANTO
YOHANES
RASUL
SOMOHITAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN PENDAMPINGANNYA” Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Romo Dr. C. Putranto, SJ selaku dosen pembimbing utama, yang telah memberi perhatian, memberi sumbangan pemikiran kepada penulis dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak F.X. Dapiyanta, SFK,M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik dan selaku dosen penguji II, yang telah membimbing penulis selama menempuh studi di IPPAK dan berkenan menjadi dosen penguji skripsi.
3.
Romo Dr. B. Agus Rukiyanto SJ selaku dosen penguji III, yang berkenan menguji penulis.
4.
Romo Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ.,M.Ed selaku Kaprodi dan Bapak Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku Wakaprodi, yang telah bersedia memberikan dukungan, perhatian, motivasi kepada penulis selama berproses di Prodi PAK.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi PAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh studi.
6.
Romo Paroki Koko Pudjiwahyulistyono, Pr yang telah mengijinkan untuk melaksanakan penelitian di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan.
7.
Bapak Marjo yang telah membantu memberikan data-data yang penulis butuhkan.
8.
Penerima Sakramen Krisma tahun 2014 yang telah bersedia membantu penulis dalam mengumpulkan data dengan mengisi kuesioner penelitian.
9.
Bapak dan ibu yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.
10. Partnerku Wulan Nurvita dan Wulan Nuraini yang setia membantu dan memberikan semangat. 11. Antonius Wahyu Pratomo Nugroho yang menemani, memberi semangat dan dukungan selama mengerjakan skripsi. 12. Temanku Malvin Roy yang telah membantu dan memberi semangat dalam mengerjakan skripsi. 13. Sahabatku Stefani yang membantu dan menemani dalam masa sulit saat mengerjakan akhir skripsi. 14. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi khususnya angkatan 2011 yang telah memotivasi dan menyemangati penulis selama menempuh studi di PAK. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi, sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 1 Agustus 2016 Penulis
Wijiati Hadi Purwaningtias
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
JUDUL ...............................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv MOTTO .............................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACK ........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Skripsi ........................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan .......................................................................
3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................
4
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................
4
E. Metode Penulisan ..................................................................................
5
F. Sistematika Penulisan ...........................................................................
5
BAB II. SAKRAMEN KRISMA .....................................................................
7
A. Sakramen Pada Umumnya ..................................................................
7
B. Sakramen Inisiasi ..................................................................................
7
1. Perkembangan Sakramen Baptis dan Krisma ...................................
8
2. Sakramen Baptis ............................................................................... 10 3. Sakramen Ekaristi ............................................................................. 11 4. Sakramen Krisma .............................................................................. 12 C. Sakramen Krisma .................................................................................. 12
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Arti Sakramen Krisma ...................................................................... 12 2. Kekhasan Sakramen Krisma ............................................................. 14 3. Materai Krisma ................................................................................. 14 4. Liturgi Sakramen Krisma .................................................................. 15 5. Makna Simbol Sakramen Krisma .................................................... 15 a. Minyak Krisma ............................................................................. 16 b. Penumpangan Tangan Uskup ....................................................... 16 c. Pengurapan Minyak Krisma ......................................................... 16 d. Tepuk pada Pipi Penerima Sakramen Krisma .............................. 16 e. Pemberian Nama Krisma .............................................................. 17 6. Pelayan Sakramen Krisma ................................................................ 17 7. Persyarataran Calon Penerima Sakramen Krisma ............................ 18 8. Penanggungjawab Sakramen Krisma ............................................... 18 a. Tanggung Jawab Penerima Sakramen Krisma ............................. 18 b. Tanggung Jawab Orang Tua ........................................................ 19 c. Tanggung Jawab Gereja ............................................................... 19 d. Tanggung Jawab Umat Setempat ................................................. 19 e. Tanggung Jawab Wali Krisma ..................................................... 19 f. Tanggung Jawab Katekis .............................................................. 20 9. Bidang Perutusan Sakramen Krisma ................................................ 20 a. Leiturgia ....................................................................................... 21 b. Koinonia ....................................................................................... 21 c. Diakonia ....................................................................................... 22 d. Kerygma ....................................................................................... 23 D. Gambaran Remaja Pada Umumnya ...................................................... 23 1. Perubahan Fisik ................................................................................. 24 2. Perubahan Sosial ............................................................................... 24 3. Perubahan Moral ............................................................................... 25 E. Persiapan Sakramen Krisma.................................................................. 26 F. Kriteria Persiapan Sakramen Krisma .................................................... 26 G.Katekese Persiapan Sakramen Krisma .................................................. 28
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pentingnya Katekese ......................................................................... 28 2. Katekese Inisiasi ............................................................................... 29 3. Katekese Persiapan Sakramen Krisma.............................................. 30 4. Tujuan Katekese Persiapan Sakramen Krisma ................................. 30 5. Subyek Katekese Persiapan Sakramen Krisma................................. 31 6. Pendamping Katekese Sakramen Krisma ......................................... 31 H. Fokus Penelitian .................................................................................... 31 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 33 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 33 B. Desain Penelitian................................................................................... 33 C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34 D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 34 E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..................................................... 34 1. Variabel Penelitian ............................................................................ 34 a. Identifikasi Variabel ..................................................................... 34 b. Definisi Konseptual Variabel ....................................................... 35 c. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 35 2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 35 3. Kisi-Kisi Penelitian ........................................................................... 35 4. Pengembangan Instrumen ................................................................. 38 a. Uji Coba Terpakai ........................................................................ 38 b. Uji Validitas ................................................................................. 39 c. Uji Reliabilitas .............................................................................. 39 F. Teknik Analisa Data .............................................................................. 40 1. Uji Prasyarat Analisa ........................................................................ 40 a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 41 2. Analisa Deskriptif ............................................................................. 41 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 43 A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 43 1. Uji Prasyarat Analisa ........................................................................ 43 a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 43
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Deskripsi Data ................................................................................... 44 a. Persiapan Sakramen Krisma ......................................................... 44 1) Deskripsi Statistik Aspek Program Persiapan Sakraemen Krisma .................................................................. 46 2) Deskripsi Statistik Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.................................................................... 48 3) Deskripsi Statistik Aspek Calon Penerima Persiapan Sakramen Krisma.................................................................... 50 4) Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma.................................................................... 53 B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 55 1. Pembahasana Variabel Persiapan Sakramen Krisma Berdasarkan Data Keseluruhan ............................................... 55 2. Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma .......................... 56 3. Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.................... 57 4. Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma .............................. 58 5. Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma .......................... 58 C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 59 D. Refleksi Pastoral .......................................................................... 59 E. Usulan Program ........................................................................... 60 1. Latar Belakang......................................................................... 61 2. Tujuan Pelaksanaan Program .................................................. 61 3. Usulan Program Pendampingan Calon Penerima Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan ............... 62 F. Contoh Persiapan Pembekalan Bagi Calon Penerima Sakramen Krisma ........................................................................ 63 1. Satuan Pertemuan I .................................................................. 63 a. Identitas Pertemuan ............................................................. 63 b. Pemikiran Dasar.................................................................. 63 c. Materi .................................................................................. 64 d. Sumber Bahan` ................................................................... 64 e. Sarana .................................................................................. 64 f. Metode ................................................................................. 65
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Proses Pengembangan Langkah ......................................... 65 1). Pembuka ....................................................................... 65 a) Doa Pembuka ............................................................ 65 b) Pengantar................................................................... 65 2) Langkah 1 ..................................................................... 65 3) Langkah 2 ..................................................................... 65 4) Langkah 3 .................................................................... 66 5) Langkah 4 ..................................................................... 66 6) Langkah 5 ..................................................................... 66 7) Langkah 6 ..................................................................... 66 5) Penutup ......................................................................... 66 1) Tanya Jawab .............................................................. 67 2) Doa Penutup .............................................................. 66 2. Satuan Pertemuan II ................................................................ 67 a. Identitas Pertemuan ............................................................. 68 b. Pemikiran Dasar.................................................................. 68 c. Materi .................................................................................. 68 d. Sumber Bahan` ................................................................... 68 e. Sarana .................................................................................. 68 f. Metode ................................................................................. 69 g. Proses Pengembangan Langkah ......................................... 69 1). Langkah 1 ..................................................................... 69 2) Langkah 2 ..................................................................... 69 3) Langkah 3 ..................................................................... 69 4) Langkah 4 ..................................................................... 69 5) Langkah 5 ..................................................................... 69 6) Langkah 6 ..................................................................... 69 a) Bentuk Katerlibatan Hidup Menggereja dan Bermasyarakat ................................................... 69 1) LEITURGIA .......................................................... 69 2) KOINONIA ........................................................... 70
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) DIAKONIA ........................................................... 71 4) KERYGMA ........................................................... 72 7). Penutup ......................................................................... 72 1) Tanya Jawab .............................................................. 72 2) Doa Penutup .............................................................. 72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 73 A. KESIMPULAN ..................................................................................... 73 B. SARAN ................................................................................................. 74 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75
LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian ....................................................................... (1) Lampiran 2 : Data Hasil Penelitian ..................................................................... (2) Lampiran 3 : Hasil Analisa SPSS ...................................................................... (4) Lampiran 4 : Instrumen Penelitian ...................................................................... (5)
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen ................................................................................ 36 Tabel 2. Reliability Statistics .............................................................................. 40 Tabel 3. Interval Variabel Persiapan Sakramen Krisma ..................................... 42 Tabel 4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test................................................ 43 Tabel 5. Rangkuman Deskripsi Persiapan Sakramen Krisa ................................ 44 Tabel 6. Frekuensi Variabel Persiapan Sakramen Krisma .................................. 45 Tabel 7. Rangkuman Statistik Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma ................................................................. 46 Tabel 8. Frekuensi Program Persiapan Sakramen Krisma .................................. 47 Tabel 9. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma ................................................................. 48 Tabel 10. Frekuensi Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.......................... 49 Tabel 11. Deskripsi Statistik Aspek Calon Penerima Sakramen Krima ........................................... 50 Tabel 12. Frekuensi Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma ......................... 51 Tabel 13. Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma ....... 53 Tabel 14. Frekuensi Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma..................... 54 Tabel 15. Program Pendampingan Sakramen Krisma ........................................ 62
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT
:
Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II kepada para Uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979
SC
:
Sacrosanctum Concilium, dokumen Konsili Vatikan II tentang Liturgi suci, yang diresmikan oleh Paus Paulus IV pada 4 Desember 1963
C. Singkatan Lain Art
:
Artikel
Bdk
: Bandingkan
Bpk
: Bapak
Dll
:
dan lain-lain
Dsb
:
dan sebagainya xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal
: Halaman
Kan
Kanon
KHK
Kitab Hukum Kanonik
Kis
Kisah Para Rasul
KK
: Kepala Keluarga
KLMTD
Kaum Lemah Miskin Tersingkir dan Difabel
Komkat
: Komisi Kateketik
KWI
:
No
: Nomor
OMK
:
Orang Muda Katolik.
St
:
Santo
WIB
: Waktu Indonesia bagian Barat
Konferensi Waligereja Indonesia
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Semua orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi dewasa baik secara jasmani maupun rohani. Seorang anak yang sudah mulai tumbuh menjadi seorang remaja akan mengalami banyak penyesuaian secara pribadi maupun sosial. Di samping itu penyesuaian dalam hal rohani pun merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Untuk hidup sebagai warga Gereja yang dewasa dalam iman maka Gereja telah menyiapkan Sakramen Krisma sebagai pelengkap Sakramen Baptis. Sakramen Krisma menjadikan orang yang telah menerimanya mau terlibat aktif dalam kehidupan menggereja, seperti halnya yang terjadi di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan. Umat yang berada di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan memiliki keterikatan dengan Gereja yang ditampakkan dalam keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan dan banyak dari mereka adalah orang dewasa. Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan adalah Paroki yang sangat luas dengan umat yang lumayan banyak ditambah lagi keberadaannya tepat di bawah lereng Gunung Merapi. Tradisi pedesaan yang sangat kental masih melekat dalam diri umat sendiri yang membuat umat senang terlibat dan mengikuti berbagai kegiatan Gereja sehingga persaudaraan dan kebersamaan terjalin erat didalamnya. Kaum muda atau Orang Muda Katolik di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan juga memiliki berbagai kegiatan keagamaan maupun non keagamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang sering diadakan. Dalam perayaan ekaristi seperti koor maupun petugas Ekaristi juga sering melibatkan kaum muda atau OMK namun yang menjadi keprihatinan adalah banyak kaum muda yang sulit untuk bergabung menjadi anggota OMK (Orang Muda Katolik) di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan bisa dilihat dalam perayaan Ekaristi cukup banyak kaum muda yang mengikuti namun dalam berbagai kegiatan sebagian dari mereka tidak hadir meskipun banyak diantara mereka yang sudah menerima Sakramen Krisma Sebagai salah satu sakramen yang menghantar umat pada gerbang menuju kedewasaan, maka hanya diterimakan oleh mereka yang sudah berumur seusia SMP. Di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan pemerimaan Sakramen Krisma diadakan 2 tahun sekali bergantian dengan Sakramen Baptis, setiap akan menerimakan Sakramen terutama Sakramen Inisiasi tentu saja harus ada persiapan yang sungguh-sungguh sehingga calon penerima sakramen memiliki bekal yang cukup. Persiapan atau pelajaran untuk calon penerima Sakramen Krisma dilaksanakan setiap minggu selama enam bulan dengan minimal tiga kali absen. Dalam persiapan Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan, biasanya guru agama yang ditunjuk sebagai pendamping dalam persiapan Sakramen Krisma. Persiapan Sakramen Krisma dikemas mirip seperti pelajaran di sekolah pada umumnya dengan materi yang telah dipersiapkan tanpa menggunakan banyak media. Dari persiapan Sakramen Krisma yang matang diharapkan setelah menerima sakramen krisma mereka menjadi dewasa dalam iman dan dapat mempertanggungjawabkan imannya terlebih menyangkut keterlibatannya dalam hidup menggereja. Sakramen Krisma diharapkan menjadi bekal bagi remaja untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ikut ambil bagian dalam karya keselamatan dan menjadi saksi Kristus. Semakin mencintai imannya sehingga mampu bertumbuh dalam iman dan menjadi benih bagi Gerejanya yang suatu saat dapat berbuah dan dapat dipanen. Mengingat Krisma bukanlah sekedar syarat untuk diterima menjadi bagian dalam Gereja tetapi lebih dari itu yaitu mampu menjadi dewasa dalam iman. Persiapan Sakramen Krisma harus dipersiapkan terlebih dahulu oleh para pendamping mulai dari aspek program yang dialamnya terdapat tujuan, materi, metode, proses dan evaluasi, pendamping dan calon penerima Sakramen Krisma. Untuk keberhasilan suatu persiapan pendampingan maka aspek yang terdapat dalam persiapan harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Sehubungan dengan permasalahan di atas terlebih di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan, saya ingin melihat gambaran bagaimana persiapan Krisma terutama untuk kaum muda maka saya menyusun skripsi yang berjudul PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI SANTO
YOHANES
RASUL
SOMOHITAN
DAN
UPAYA
PENGEMBANGAN PENDAMPINGANNYA.
B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang penulisan diatas, maka penulis merumuskan tiga masalah yang akan diungkapkan dalam skripsi ini. 1.
Bagaimana proses persiapan Pendampingan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan?
2.
Bagaimana kriteria untuk persiapan Pendampingan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3.
Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan pendampingan sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan?
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari skripsi adalah: 1.
Mengetahui proses persiapan persiapan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan.
2.
Mengetahui bagaimana kriteria dalam persiapan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan
3.
Mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan persiapan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan
D. Manfaat Penulisan Berdasarkan atas Latar Belakang penulisan, Rumusan Masalah, dan Tujuan Penulisan, maka diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat: 1.
Mendapatkan
gambaran
bagaimana
proses
persiapan
pendampingan
Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan. 2.
Mengetahui bagaimana kriteria untuk persiapan pendampingan akramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan
3.
Menemukan upaya agar dapat meningkatkan persiapan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif. Dengan metode ini penulis menggambarkan mengenai masalah yang ada berdasarkan fakta yang diperoleh melalui penelitian kuantitatif. Dengan kajian pustaka dan dilengkapi dengan penyebaran angket, kemudian dianalisis dan diuraikan pokok-pokok bahasannya. Melalui metode ini penulis akan memaparkan, menguraikan, serta menganalisis persiapan pendampingan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan.
F. Sistematika Penullisan Bab I merupakan pendahuluan. Dalam pendahuluan berisi: gambaran umum latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika. Bab II penulis memaparkan mengenai kajian pustaka. Bagian ini menguraikan empat hal yaitu mengenai Sakramen Krisma, kaum muda, persiapan Sakramen Krisma dan katekese persiapan Sakramen Krisma. Bagian pertama berisi sakramen pada umumnya, sakramen inisiasi, dan Sakramen Krisma. Bagian kedua berisi perubahan pada kaum muda. Bagian ketiga berisi kriteria persiapan Sakramen Krisma dan bagian empat berisi pentingnya katekese, dan katekese persiapan Sakramen Krisma. Bab III beriskan metodologi penelitian persiapan pendampingan Sakramen Krisma kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab IV berisikan analisa data dan usulan program pendampingan bagi Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan. Analisa data terdari dari uji validitas, uji normalitas, deskripsi data, refleksi pastoral usulan program berisi refleksi pastoral dan bab V berisakan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II SAKRAMEN KRISMA
A. Sakramen Pada Umumnya Sakramen biasanya diartikan sebagai tanda dan sarana rahmat atau keselamatan, kata sakramen berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang berarti hal-hal yang berhubungan dengan yang kudus yang Ilahi. Dalam Kitab Suci muncul istilah lain dalam Bahasa Yunani mysterion yang menunjukkan sesuatu yang bersembunyi. Kata “misteri” atau “rahasia” diartikan sebagai rencana Allah mengenai akhir zaman, khususnya cara dan saat akhir zaman, yang tersembunyi bagi manusia, tetapi diberitahukan oleh Allah kepada orang-orang tertentu. (Banawiratma, 1989 : 12-13) Sakramen
sebagai
peristiwa
konkrit
duniawi
yang
menandai,
menampakkan, dan melaksanakan atau menyampaikan keselamatan Allah. Gereja merupakan suatu tanda karena di dalamnya rahasia keselamatan Allah menjadi nyata. Gereja sebagai persekutuan persaudaraan yang konkret dan di dalamnya terdapat ritus-ritus sakramen. Dalam sakramen, rahmat disampaikan secara konkret melalui tanda-tanda badaniah. (Komkat KWI, 2000 : 400) Keselamatan karya Allah bagi manusia terungkap dalam simbol-simbol konkrit manusiawi, seperti sabda, peristiwa sejarah, pribadi utusan, barang atau tempat.
B. Sakramen Inisiasi Menjadi orang Kristen berarti menjadi anggota Gereja. Ungkapan kata “Inisiasi Kristen” menunjukkan pengertian tentang “masuk ke dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 bersama Allah secara sakramental melalui Gereja” Ungkapan kata “Inisiasi Kristen” mau menunjukan tahap-tahap yang perlu dilewati oleh siapa saja yang berniat untuk menjadi anggota Gereja. (Da Cunha, 1991 : 5) Menjadi anggota kristen berarti menjadi anggota Gereja. Dalam hal ini para calon anggota harus menjalani suatu inisiasi kristen, suatu masa perkenalan dan percobaan dengan syarat-syarat dan latihan-latihan tertentu. Pada awalnya Sakramen Baptis, Krisma dan Ekaristi menjadi satu kesatuan sehingga seluruh proses itu disebut inisiasi kristen. Tujuan yang mau dicapai dalam inisiasi kristen ialah memasukkan seorang dalam Gereja. Menggabungkan dia pada Gereja, dan menjadikan dia anggota Gereja. Ikatan yang mempersatukan para anggota Gereja ialah iman pada Kristus, maka dari itu calon anggota harus diinisiasikan kepada iman akan Kristus.(PWI – Liturgi, 1977:8)
1. Perkembangan Sakramen Baptis dan Krisma Sakramen Baptis, Krisma dan Ekaristi adalah satu kesatuan. Baptisan pertama-tama berarti bahwa orang dari kelompok kristen diterima masuk menjadi anggotanya. Dalam KHK 96 disebutkan bahwa dengan dibaptis orang menjadi anggota Gereja Kristus, umat Allah menjadi “persona” dengan segala hak dan kewajiban, entah oleh siapa dan ke dalam kelompok mana orang diinisiasikan. Dengan diinisiasikan jemaah Kristen dengan tegas menyatakan iman kepercayaan, iman kepercayaan kepada Yesus sebagai Tuhan, Anak Allah dan Juru selamat. Dengan baptisan manusia dibebaskan dari dosa asal dan dosa pribadi, selain itu dengan baptisan manusia berdosa menjadi peserta dalam kekudusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Allah. Baptisan dengan air menyimbolkan segi penyelamatan, air yang mengalir menyimbolkan hidup ilahi, yang di dalamnya orang beriman menjadi persertanya dan kekudusan Ilahi yang dikaruniakan kepada mereka yang benar-benar percaya, daya hidup dan kesuburan Ilahi adalah Roh Kudus yang disimbolkan dengan air yang mengalir. Seiring perkembangan upacara inisiasi Kristen, lama kelamaan menjadi serangkaian upacara. Yang menjadi upacara inti adalah baptisan dengan air kemudian upacara-upacara tambahan yang biasanya disebut “sakramentele”. Dalam perkembangan historis upacara inisiasi Kristen muncul dua kelompok upacara yaitu baptisan dengan air dan upacara lainnya yang secara khusus dihubungkan dengan karunia berupa Roh Kudus, oleh Roh Kudus masing-masing orang diserupakan dengan Yesus Kristus. Roh Kudus pemberiannya disimbolkan dengan penumpangan tangan dan pengurapan dengan minyak suci. Pada abad III, Sakramen Krisma menjadi terpisah dari Sakramen Baptis dengan air karena upacara krisma dikhususkan untuk pemimpin jemaah partikular (uskup). Sejak abad III uskuplah yang memimpin seluruh acara inisiasi, tetapi ketika jumlah jemaah-jemaah semakin bertambah namun jumlah uskup tidak seiring pertambahannya, maka uskup tidak lagi dapat mengetuai seluruh upacara inisiasi. Baptisan dengan air sejak awal pada prinsipnya dapat dijalankan setiap orang meskipun dianggap lebih baik bila dijalankan oleh ketua jemaah. Tetapi Sakramen Krisma menjadi wewanang eksklusif pemimpin jemaah (uskup). setelah itu mulai ada aturan-aturan bahwa Sakramen Krisma diterimakan setelah anak-anak menerima Komuni Pertama dan setelah mereka dianggap pantas, dapat menggunakan akal budinya serta mempertanggungjawabkan iman mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sakramen Krisma secara eksplisit mengikut-sertakan orang dalam publik jemaah. Tetapi tugas publik dan kolektif diketuai oleh pemimpin jemaah, maka wajar bagian inisiasi Sakramen Krisma dikhususkan bagi pemimpin jemaah yaitu uskup. Dalam Gereja Yunani Timur secara praktis tidak semua kelompok jemaah memiliki uskup maka pemimpin jemaah setempat (pastor) diberi wawenang untuk menyelenggarakan upacara inisasi, tetapi pada bagian upacara Sakramen Krisma hanya dapat dijalankan dengan minyak yang sudah diberkati oleh uskup. Konsili Vatikan II kembali menekankan kesatuan inisiasi. Upacara Krisma hendaknya ditinjau kembali juga supaya nampak lebih jelas hubungan erat Sakramen itu dengan seluruh inisiasi kristen. Maka dari itu pembaharuan janji-janji Baptis seyogyanya mendahului penerimaan Sakramen Krisma. (SC. 71) Pada saat Konsili Vatikan II dan sesudahnya, anak menerima komuni pertama dan dengan upacara tersendiri walaupun tetap merupakan bagian utuh dari inisiasi kristen. Dalam Lumen Gentium art.11 disebutkan bahwa Sakramen Penguatan menjadikan orang yang telah dibaptis dan menerima komuni, terikat secara sempurna pada Gereja. (Banawiratma, 1989 : 92-97)
2.
Sakramen Baptis “Baptis” berasal dari kata Yunani “baptizein” yang berarti membenamkan,
mencelupkan, menenggelamkan ke dalam air. Pembaptisan adalah pintu masuk menuju kehidupan Roh oleh karena itu sakramen baptis merupakan dasar seluruh kehidupan kristiani dan merupakan pintu gerbang sakramen-sakramen lainnya yang perlu untuk keselamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Yang boleh menerima sakramen Baptis adalah semua orang yang belum dibaptis, mengakui iman kristiani, memerima ajaran-ajaran Gereja dan tidak terkena halangan kanonik. Berkat Sakramen Baptis manusia dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah, menjadi anggota-anggota tubuh Kristus, dimasukkan dalam Gereja dan ikut serta dalam tugas perutusannya, memperolah hidup kekal, hidup baru dan menerima karunia Roh Kudus.(Banawiratma, 1989 :79-82)
3.
Sakramen Ekaristi Dikatakan bahwa Ekaristi merupakan sakramen utama. Dalam Lumen
Gentium 11 disebutkan bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani. Ekaristi bukan hanya salah satu sakramen melainkan Ekaristi adalah bagian dari sakramen itu sendiri yaitu tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan dengan umat manusia. Sakramen Ekaristi ditetapkan oleh Yesus sendiri dalan hari Kamis Putih saat Ia merayakan perjamuan malam terkahir. Saat itu Yesus memecah-mecah roti dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Ambillah ini dan makankah, inilah tubuh-Ku yang Ku serahkan bagimu.” Kemudian, Ia mengambil piala berisi anggur dan berkata, “Ambillah ini dan minumlah. Inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.” Karena ini Ekaristi disebut pula kenangan akan korban Kristus. Kenangan bukan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sekedar menyangkut peringatan peristiwa masa lampau tetapi mengungkapkan kehadiran dan aktualisasi apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus kepada Bapa di kayu salib. (Katekese Inisiasi, 2012 : 34-35)
4.
Sakramen Krisma Dalam
Sakramen
Krisma
atau
Sakramen
Penguatan
Allah
menganugerahkan karunia khusus yaitu penerimaan Roh Kudus, penerimaan Roh Kudus dalam sakramen Krisma tidak berarti pemisahan dan pemutusan mutlak antara Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Penguatan. Ada kesamaan dasar antara kedua sakramen tersebut. Baik dalam Sakramen Pembaptisan maupun Sakramen Penguatan, keduanya mengantar seseorang untuk masuk dalam kesatuan jemaat sebagai anggota baru.
C. Sakramen Krisma 1.
Arti Sakramen Krisma Sakramen Krisma merupakan kelanjutan dari Sakramen Baptis dalam
keseluruhan proses Inisiasi Kristiani yang terdiri dari Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Krisma. Baptis menempatkan orang ke dalam Geraja menjadi warganya sedangkan Sakramen Krisma menempatkan warga baru yang telah di Baptis ke dalam perutusan untuk bersaksi dan berwarta berdasarkan hidup baru yang sudah diterimanya. “Sakramen penguatan, yang memberikan materai dan dengan nama orangorang yang telah dibaptis melanjutkan perjalanan inisiasi kristiani, diperkaya dengan anugerah Roh Kudus serta dipersatukan lebih sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan Gereja; sakramen penguatan itu juga menguatkan dan semakin mewajibkan mereka untuk dengan kata dan perbuatan menjadi saksi-saksi Kristus, menyebarkan dan membela iman” (KHK, kan. 879)
Sakramen Penguatan disebut juga sebagai Sakramen Krisma, disebut Sakramen Krisma karena sakramen ini menggunakan minyak krisma, bahan yang dipakai untuk pengurapan. Krisma sendiri berarti pengurapan. Pengurapan ini menjelaskan nama Kristus yang berarti „yang terurapi‟ yang dapat kita lihat kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi Krisma bagi kita adalah pengurapan yang menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus. Orang yang menerimanya disiapkan untuk turut ambil bagian dalam karya perutusan Gereja dengan semangat misioner yang bersumber dari Allah Sendiri selain itu Sakramen Penguatan bertujuan untuk menguatkan dan memperkokoh rahmat Sakramen Baptis. Menurut buku liturgi, “ proses inisiasi Kristen dilanjutkan dalam sakramen Krisma. Dalam Sakramen Krisma orang beriman menerima Roh Kudus yang pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul. Berkat anugerah Roh Kudus ini, orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan untuk memberi kesaksian tentang Kristus, demi pembangunan tubuhNya dalam iman dan cinta kasih” Dalam Sakramen Krisma Roh Kudus sebagai kekuatan Gereja. Gereja itu memberi wujud historis kelihatan kepada tugas dan karya publik Kristus, yang tertuju kepada seluruh dunia. Roh Kudus menyanggupkan orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diinisiasikan untuk secara aktif turut serta dalam tugas misioner dan publik jemaat Kristen.
2.
Kekhasan Sakramen Krisma Dalam Sakramen Baptis, orang sudah dihapus dosanya, diberi rahmat
pengkudusan dan keutamaan Ilahi serta moral. Dalam Sakramen Krisma anggota jemaat oleh Roh Kristus disanggupkan untuk ikut serta dalam tugas penyelamatan jemaat Kristus agar di dunia ini turut membangun jemaat Kristus demi keselamatan umat manusia. mengatakan bahwa “Dengan sakramen Krisma seorang anggota jemaat dinyatakan dan dalam rangka “persona publica”, yang sepenuh-penuhnya terlibat dalam penyelamatan jemaat. Dengan karunia Roh Kudus anggota jemaat dikuatkan dan diperteguh sehingga anggota jemaat menjadi sadar bahwa dirinya sudah terlibat dalam aktivitas penyelamatan jemaat. (Banawiratma, 1989 : 10010)
3.
Materai Krisma Tugas serta kesanggupan tersebut sekali untuk selama-lamanya dan secara
kelihatan diberikan dalam Sakramen Krisma. Sakramen Krisma memberi “materai yang tak terhapuskan” yang disebut sebuah “tanda rohani”. Materai yang yang disebutkan adalah seseorang dilantik dan ditugaskan dalam rangka jemaat Kristus serta disanggupkan untuk turut serta dalam tugas penyelamatan jemaat. (Banawiratma, 1989 : 100-101)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4.
Liturgi Sakramen Krisma Sakramen Krisma atau penguatan diberikan oleh uskup atau yang
mendapat delegasi dari uskup. Secara liturgis Sakramen Krisma diberikan dalam perayaan Ekaristi, diberikan setelah Liturgi Sabda. Adapun urutan perayaan penerimaan Sakramen Krisma adalah sebagai berikut (Katekese Inisiasi, 2012 : 42) a.
Pembaharuan janji Baptis yang memperlihatkan hubungan Sakramen Krisma dengan Sakramen Penguatan
b.
Penumpangan tangan dan doa oleh uskup. Dengan tangan terkatub, uskup berdoa bagi turunnya Roh Kudus, lalu dengan mengulurkan tangan ke arah calon, ia memohon tujuh karunia Roh Kudus.
c.
Pengurapan dengan minyak Krisma. Uskup mengoleskan ibu jari kanan ke dalam minyak Krisma lalu membuat tanda salib pada dahi calon sambil berkata “Terimalah tanda karunia Roh Kudus”. Ini merupakan tanda turunnya karunia Roh Kudus dan menerima materai yang tak terhapuskan, yaitu suatu tanda dari Tuhan, setelah penerimaan Sakramen Krisma, dilanjutkan dengan Liturgi Ekaristi.
5.
Makna Simbol Sakramen Krisma Dalam Penerimaan Sakramen Krisma ada beberapa simbol yang
digunakan, simbol yang merupakan materia dan tata gerak (Katekese Inisiasi, 2012: 43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a.
Minyak Krisma Penerimaan Sakramen Penguatan menggunakan minyak krisma sebagai
materianya. Minyak krisma terbuat dari minyak buah zaitun dan dicampur sedikit balsam. Minyak krisma diberkati oleh uskup pada saat misa krisma, sehari sebelum Hari Raya Kamis Putih. Minyak krisma merupakan simbol pengudusan oleh Roh Kudus yang hadir dalam bentuk bau wangi. b.
Penumpangan Tangan Uskup Penumpangan tangan menjadi simbol turunnya Roh Kudus bagi para
calon, Roh itu akan menjadi Roh yang mendewasakan iman para calon dan mengguatkan mereka. Penumpangan tangan pada bahu para calon penerima Sakramen Krisma menggambarkan bahwa penumpangan itu dikaitkan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab baru yang harus dipikul yaitu tugas perutusan sebagai saksi Kristus. c.
Pengurapan Minyak Krisma Setelah penumpangan tangan oleh uskup, calon penerima Sakramen
Krisma menerima urapan minyak krisma pada dahi mereka. Pengurapan ini menjadi simbol pemberian anugerah Allah yang menguatkan, melantik, menguduskan dan menjadikan seseorang memiliki tugas baru dalam hidupnya. Pengurapan juga menumbuhkan semangat serta ketetapan hati pada diri seseorang yang menerima dengan bantuan Roh Kudus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d.
Tepuk pada pipi penerima Sakramen Krisma Uskup menepuk pipi penerima Sakramen Krisma sebagai tanda pemberian
restu dan semangat agar penerima Sakramen Krisma berjuang menjadi saksi Kristus dengan mantap dan berani. e.
Pemberian Nama Krisma Nama krisma menjadi simbol semangat baru yang dimiliki santo-santa
yang telah dipilih oleh para calon penerima Sakramen Krisma. Nama santo-santa yang telah dipilih menjadi teladan dan menghayati perutusan sebagai saksi Kristus.
6.
Pelayan Sakramen Krisma Sakramen Krisma memberikan penugasan dan pengangkatan resmi
menjadi persona publica dalam jemaat, maka penerimaan Sakramen Krisma menjadi wewenang khusus pemimpin mandiri jemaat yaitu uskup. Dalam Kitab Hukum Kanonik juga disebutkan bahwa yang menjadi pelayan Sakramen Krisma adalah Uskup, namun sakramen itu juga dapat diberikan sah oleh imam yang memiliki kewenangan (Kan.882).
kewenangan itu memiliki syarat sebagai
berikut (Kan.883) : a. Dalam batas-batas wilayah kekuasaaannya, mereka yang dalam hukum disamakan dengan Uskup diosesan. b. Uskup sudah memberi mandat kepada imam. c. Orang yang akan menerima Sakramen Krisma sedang dalam bahaya maut. Selain itu, dalam keadaan darurat Uskup diosesan bisa mengusahakan penerimaan Sakramen Krisma diberikan oleh Uskup lain atau kewenangan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
beberapa imam tertentu dan untuk memberikan penguatan secara licit kepada keuskupan lain, Uskup membutuhkan izin dari Uskup diosesan (Kan 884-886).
7.
Persayaratan Calon Penerima Sakramen Krisma Sesuai dengan yang teracantum dalam Kitab Hukum Kanonik Calon
penerima Sakramen Krisma harus memenuhi syarat yaitu yang menerima Sakramen Penguatan adalah semua dan hanya yang telah dibaptis serta belum pernah menerimanya (Kan. 889). Di luar bahaya maut Sakramen Penguatan hendaknya diberikan kepada umat beriman pada sekitar usia dapat menggunakan akal, dari segi usia, usia remaja setingkat SLTP merupakan usia minimal untuk dapat menerima Sakramen Krisma dikarenakan usia remaja lebih sesuai dengan maksud dan makna penguatan. Mereka dituntut untuk diajar secukupnya, berdisposisi baik dan dapat memperbaharui janji-janji baptis. Disamping itu Sakramen Krisma dapat diberikan dalam bahaya maut atau jika menurut penilaian pelayan sakramen, ada alasan berat yang menganjurkan lain (Kan. 891).
8.
Penanggungjawab Sakramen Krisma
a.
Tanggung Jawab penerima Sakramen Krisma Umat beriman wajib menerima Sakramen Krisma tepat pada waktunya.
Seorang yang telah menerima Sakramen Krisma maka ia memiliki tanggung jawab menjadi warga Gereja sepenuhnya karena dengan sakramen Krisma ia telah secara penuh menjadi anggota Gereja yang harus terlibat aktif memikul tanggung jawab dan mempuyai hak dan peranan yang sama dengan semua anggota Gereja yang lain yang sudah dewasa. Para calon penerima Sakramen Krisma diajak pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memahani bahwa Sakramen Krisma mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Kristus. Dalam bidang liturgi, orang yang telah menerima Sakramen Krisma diikutsertakan dalam aneka tugas liturgi seperti lektor, misdinar, pemazmur, koor atau tugas lainnya. b.
Tanggung Jawab Orang Tua Orang tua bertanggung jawab untuk mendampingi anaknya dengan
memberikan pendidikan iman terutana di rumah. Orang tua juga wajib mendukung anaknya dalam dari persiapan Sakramen Krisma hingga sesudah penerimaan Sakramen Krisma. c.
Tanggung Jawab Gereja Gereja bertanggung jawab agar umatnya dapat menyambut Sakramen
Krisma tepat pada waktunya. Selain itu Gereja mengusahakan dan memperhatikan agar umat beriman memiliki pemahaman dan penghayatan yang memadai mengenai Sakaramen Krisma. d.
Tanggung Jawab Umat Setempat Umat setempat hendaknya menerima dan mendukung mereka dalam
berbagai kegiatan, mengajak mereka untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan maupun pertemuan-pertemuan lingkungan. e.
Tanggung Jawab Wali Krisma Wali krisma adalah pihak yang mendampingi dan membimbing calon
penerima krisma. Wali krisma diharapkan mampu menunjukkan jalan kepada calon penerima krisma untuk menerapkan Injil dalam hidupnya sendiri dan dalam hubungannya dengan masyarakat. Wali krisma harus menolong dalam keragu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
raguannya dan kebimbangannya. Wali krisma bertugas mengusahakan agar yang telah menerima penguatan bertindak sebagai saksi Kristus yang sejati dan dengan setia memenuhi kewajiban-kewajiban yang melekat pada sakramen itu. Syarat untuk menjadi seorang wali krisma tidak jauh berbeda dengan wali baptis, yaitu (Kan.874) : 1) Ditunjuk oleh calon penerima Sakramen Krisma atau orangtuanya atau oleh orang yang mewaliki mereka selain itu ia cakap dan mau melaksanakan tugas itu. 2) Berumur genap enambelas tahun, kecuali umur lain ditentukan oleh Uskup diosesan atau ada kekecualian. 3) Seorang katolik yang telah menerima penguatan dan Sakramen Ekaristi. 4) Tidak terkena suatu hukum kanonik. 5) Bukan ayah atau ibu dari calon penerima Sakramen Krisma. f.
Tanggung Jawab Katekis Katekis harus siap memberikan katekese kepada calon penerima Sakramen
Krisma. Katekis akan mengajar, melatih dan meneguhkan untuk menjadi katolik. Dengan kesungguhkan hati katekis diharapkan mampu mendampingi para calon penerima Sakramen Krisma dan bahka menjadi teladan bagi para calon.
9.
Bidang Perutusan Sakramen Krisma Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dianggap sudah dewasa baik
dalam cara berpikir maupun bertindak. Ia bisa dilibatkan dalam aneka tugas perutusan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Ada empat bidang tugas Gereja yang bisa menjadi medan perutusan orangorang yang telah menerima Sakramen Krisma (Katekese Inisiasi, 2012: 47-48) . a.
Leiturgia Dalam bidang liturgi, orang yang telah menerima Sakramen Krisma diutus
untuk terlibat dalam aneka tugas liturgi misalnya menjadi misdinar, lektor, pemazmur, koor atau tugas-tugas lainnya. Partisipasi yang dimaksud bukan karena diajak orang melainkan suatu dorangan dari dalam untuk turut serta menggembangkan Gereja. Sebab yang telah menerimakan Sakramen Krisma, ia turut bertanggung jawab atas mati dan hidupnya, tumbuh dan berkembangnya Gereja dalam aneka kehidupan. Sebagai wujud keterlibatan, partisipasi juga dapat dalam bentuk aneka tugas liturgi sesuai dengan kemampuannya. Kehadirannya tentu akan turut membawa kemajuan dalam bidang liturgi. Namun lebih dari itu, seseorang yang telah menerima Sakramen Krisma juga dimungkinkan untuk menjadi pionir-pionir dalam kehidupan liturgi. Tidak hanya berpartisipasi, tetapi justru menjadi pemikir yang kreatif, inovatif dan motivator bagi majunya kegiatan-kegiatan liturgi. b.
Koinonia Panggilan Tuhan bukan panggilan secara personal antara manusia dengan
Tuhan, tetapi panggilan Tuhan juga diarahkan untuk menggembangkan persekutuan (koinonia) antar umat beriman dalam kesatuan iman akan Tuhan. Setiap orang yang telah menerima Sakramen Krisma didorong untuk masuk dalam persekutuan dan terlibat didalamnya. Tidak hanya menjadi anggota persekutuan, tetapi juga diharapkan turut memikirkan dan mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
persekutuan agar lebih hidup dan tumbuh menjadi persekutuan yang sehati sejiwa dalam iman dan kasih. Sebagai seseorang yang telah dewasa imannya, orang yang telah menerima Sakramen Krisma diharapkan mengembangkan sikap-sikap yang perlu untuk mendukung persekutuan dan sekaligus membuang sikap-sikap yang bisa merusak persekutuan. Sikap-sikap yang mengembangkan persekutuan adalah kesediaan diri untuk hadir dalam acara-acara bersama, terlibat dalam tugas-tugas bersama, membangun sikap yang ramah, lemah lembut dan penuh dan penuh pengertian. Sedangkan sikap yang merusak persekutuan antara lain mudah berpikir negatif dan tertutup terhadap kehadiran orang lain. Sikap-sikap semacam ini perlu dihindari agar persekutuan tetap terjaga dan tumbuh menjadi medan setiap pribadi untuk mengambangkan iman dan kasih. c.
Diakonia Kehadiran Gereja di tengah umatnya dan masyarakat adalah untuk
meneladan Yesus Kristus yaitu melayani, khususnya melayani mereka yang termasuk dalam kelompok KLMTD. Pelayanan itu bisa terwujud dalam bentuk pelayanan spontan, pelayanan karitatif dan pelayanan pemberdayaan. Pelayanan spontan adalah pelayanan yang diberikan kepada orang lain secara spontan dan dengan tulus. Misalnya menolong orang kecelakaan atau membantu orang mengerjakan sesuatu. Pelayanan karitatif adalah pelayanan yang diberikan dalm bentuk uang atau dana. Dana itu diberikan untuk kebutuhan mendesak misalnya pengobatan, beasiswa atau bencana. Sedangkan pelayanan pemberdayaan adalah bantuan yang diberikan untuk tujuan pemberdayaan orang dalam hidup dan usaha. Misalnya, memberikan dana untuk modal usaha atau untuk suatu pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
ketrampilan. Melalui pelayanan diakonia, diharapkan mereka yang telah menerima Sakramen Krisma menyadari bahwa diriya dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan. Sebagai seorang yang telah menerima Sakarmen Krisma, bisa mendukung kegiatan diakonia dengan hidup saling membantu dan berbagi kepada orang lain yang membutuhkan. d.
Kerygma Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dipanggil untuk
mengambil bagian dalam tugas pewartaan. Ia tidak hanya menerima pewartaan tetapi juga turut menjadi pewarta bagi yang lain. Misalnya, ia ikut membahas Kitab Suci, memimpin pendalam iman, dan memberikan renungan dalam suatu kelompok tertentu. Pewartaan juga disampaikan secara personal, yakni pada orang-orang yang ingin bertanya dan mendalami sesuatu. Untuk mendukung tugas ini, seseorang perlu membekali diri terus menerus. Pembekalan itu bisa dilakukan dengan membaca Kitab Suci, ajaranajaran Gereja atau buku-buku yang berisi pendalaman iman.
D. Gambaran Remaja Pada Umumnya Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usianya maupun peranannya tidak terlalu jelas. Pubertas yang pada dianggap sebagai tanda suatu awal dari keremajaan ternyata tidak valid lagi dijadikan sebagai patokan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi di awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
keremajaan namun sering kali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai aspek kehidupan dalam diri mereka. (Hurlock, 1990:207-215)
1.
Perubahan Fisik Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan
individual. Perbedaan seks sangat jelas. Perubahan ini berpengaruh dalam perkembangan jiwa remaja. Perubahan-perubahan fisik menyebabkan seorang remaja menjadi canggung karena harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya. Banyak dari remaja mengalami ketidakpuasan dengan tubuhnya ini merupakan salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurang harga diri selama masa remaja. Keperihatinan muncul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial, mereka meyakini bahwa yang menarik biasanya diperlakukan lebih baik.
2.
Perubahan Sosial Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang
berhubungan dengan penyesuaian sosial, penyesuaian diri dengan meningkatkan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilainilai baru dalam seleksi kepemimpinan. yang menyiapkan panggung di mana ia dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Di dalam kelompok sebaya ia merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, kelompok sebaya memberikan dunia tempat kaum muda dapat melakukan sosialisasi dalam suasana di mana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman seusianya. Yang paling menonjol dari perubahan sikap dan perilaku adalah hubungan heteroseksual. Perubahan hubungan heteroseksual ini sangat radikal, yaitu perubahan dari remaja yang bersangkutan menyukai dan memperhatikan kawan lawan jenis, yang sebelumnya merasa tidak mereka sukai ataupun perhatikan sama sekali.
3.
Perubahan Moral Ketika memasuki masa remaja, mereka tidak lagi menerima kode moral
dari orang tua, guru, bahkan teman-teman sebaya. Mereka membentuk kode moral sendiri berdasarkan konsep tentang benar dan salah yang telah diubah dan diperbaikinya agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matang. Pada perkembangan kesadaran moral remaja, terjadi perubahan moral yang terjadi pada mereka. Mereka lebih peka terhadap harapan dan pandangan orang lain dalam masyarakat sekitarnya. Reputasi orang menjadi perhatian, sedang aspek moral dari reputasi itu dipandang sebagai bagian utama reputasi. Sehubungan dengan hal ini mereka mulai menyadari bahwa orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengharapkan adanya sikap tanggung jawab pada orang lain, khususnya kepada mereka yang dekat hubungannya dengan dirinya. Mewujudkan tanggung jawab bukanlah hanya hidup sesuai dengan harapan orang lain dalam hubungan sosial, namun perlu pula untuk meraih reputasi dan memperkuat jati dirinya.
E. Persiapan Sakarmen Krisma Untuk menerima Sakramen Krisma, calon perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dengan pengajaran oleh seorang katekis. Agar calon memahami keutuhan Sakramen inisiasi perlu dilakukan rekatekisasi untuk Sakramen Baptis dan Ekaristi. Setelah itu calon baru diajak untuk memahami Sakramen Krisma itu sendiri. dalam meteri Sakramen Krisma peserta diajak untuk memahami Sakramen Krisma sebagai bagian dari Sakramen inisiasi. Dalam pendampingan ini diharapkan supaya calon semakin mensyukuri Sakramen yang diterimanya dan merasakan buah-buah yang ada di dalamnya. Kedua, berkat Roh Kudus mereka semakin dikuatkan sehingga sanggup untuk mengemban tugas perutusan mereka di dalam Gereja maupun di tengah masyarakat. Ketiga, mereka semakin berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari dengan tantangan yang mereka hadapi. Atau dengan kata lain, Sakramen Krisma diharapkan penerimanya beriman mendalam (dalam penghayatan dan pemahamannya) dan tangguh dalam menghadapi pergulatan hidup dan tantangan dari luar. (Katekese Inisiasi, 2015 : 38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
F. Kriteria Persiapan Sakramen Krisma Dalam suatu pendampingan program kerja mempunyai peranan penting yang di dalamya terdapat tujuan, metode, sarana, materi dan proses kegiatan. Selain itu didalam pendampingin tentu terdapat pendamping, calon penerima Krisma dan pada akhir pendampingan dilaksanakan evaluasi. Dalam persiapan pendampingan maka aspek di atas harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : 1.
Tujuan
- Diarahkan
pada
pemahaman
siswa
dan
kemampuan mereka untuk memaknai dan menghayati sakramen 2.
Materi
- Sesuai dengan tujuan
yang dirumuskan,
akurat, rasional, praktis, relevan dengan kebutuhan calon, mengandung segi-segi etik, dan bersumber dari buku yang baku 3.
Metode
- Dirumuskan untuk mencapai tujuan, sesuai dengan keadaan para calon, dan membantu calon dalam berdinamika
4.
Sarana
- Menunjang tujuan yang telah dirumuskan, tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari, ketersediaan, bermutu, dan terdapat interaksi antara pendamping dan calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5.
Proses Kegiatan
- Membantu siswa untuk memaknai sakramen Krisma yang akan diterimanya dan terdapat tahap-tahap yang jelas
6.
Pendamping
- Katekis yang memiliki sertifikat, siap untuk memberikan katekese kepada para calon, memiliki wawasan tentang sakramem Krisma, memiliki
ketrampilan
untuk
memimpin,
mampu membimbing siswa untuk menghayati sakramen 7.
Calon penerima Sakramen - Aktif dalam kegiatan rohani di Gereja ataupun di
lingkungan,
aktif
dalam
kegiatan
bermasyarakat, rajin membaca Kitab Suci, aktif dalam proses pendampingan, mengikuti tridium 8.
Evaluasi
- Mengukur secara jelas hasil belajar yang sudah dipelajari, mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan dan dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
G. Katekese Persiapan Sakramen Krisma 1.
Pentingnya Katekese Remaja merupakan aset yang sangat berharga bagi masa depan Gereja,
pada masa remaja seseorang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa inilah seringkali muncul banyak permasalahan yang pelik dalam kehidupan mereka, di antaranya dalam hidup iman dan rohaninya. Dalam keadaan inilah katekis dan orang tua mempunyai peran yang besar bagi perkembangan hidup remaja itu sendiri. Salah satu jalan yang perlu ditempuh oleh katekis sebagai tenaga pastoral Gereja adalah memberikan suatu pendampingan imam atau katekese, seperti yang tertera dalam anjuran apostolik Bapa Paus Yohanes II mengenai penyelenggaraan Katekese (Catechesi Tradendae) yang berbunyi : Menyusul masa pancaroba (masa puber) dan masa remaja, dengan segala keagungan dan bahaya yang ada padanya. Itulah masa anak menemukan diri serta dunia batinnya sendiri, masa munculnya rencana-rencana yang mencerminkan idealisme, masa perasaan mencintai, disertai naluri-naluri biologis seksualituas, masa anak menginginkan kebersamaan, masa kegembiraan yang intensif secara khas berkaitan dengan penemuan hidup yang membawa kesegaran, akan tetapi masa pancaroba sering pula merupakan tahap munculnya pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam, masa mencari dalam kecemasan atau bahkan disertai frustasi, masa kecurigaan tertentu terhadap sesama dan intropeksi yang berbahaya, dan ada kalanya masa pengalaman-pengalaman kemunduran dan kekecewaan, katekese tidak mengizinkan sikap acuh tak acuh terhadap aspek-aspek yang berubah-ubah selama periode kehidupan yang rumit itu. katekese yang mampu membimbing anak remaja untuk memeriksa hidupnya yang menjalin dialog, katekese yang tidak mengacuhkan soal-soal besar kaum remaja, pemberian diri, iman kepercayaan, cinta kasih dan sarana-sarana untuk mengungkapkannya berupa seksualitas, katekese semacam ini sangat menentukan. Perwahyuan Yesus Kristus sebagai sahabat, pembimbing dan teladan yang dapat dikagumi tetapi juga dicontoh; pewartaab amanat-Nya, yang memberikan jawaban terhadap soal-soal yang mendasar, pengungkapan rencana Kristus Sang Penyelamat yang penuh kasih sayang sebagai penjelmaan satu-satunya cinta kasih yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30 otentikm dan sebagai kemungkinan untuk menyatukan umat manusia – semua itu memberikan dasar pendidikan iman yang sejati. (CT. No. 38)
2.
Katekese Inisiasi Dengan katekese inisiasi, para calon merasa didampingi dan diteguhkan
dalam proses. Dalam prosesnya para calon mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang Allah dan karya keselamatan-Nya serta tentang ajaran Gereja, tentu saja memerlukan waktu yang memadai hingga akhirnya terjadi pengendapan iman dalam hidupnya sehingga apa yang sudah diajarkan dapat diinternalisasikan dan dapat menjadi landasan dalam berpikir, berbicara, bersikap dan bertindak. Katekese memberi jaminan bahwa orang yang akan menerima sakramen adalah orang yang sudah dianggap mengetahui ajaran agama katolik, menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dan mengungkapkannya dalam doa dan ibadat. (Katekese Inisiasi, 2012: 11)
3.
Katekese Persiapan Sakramen Krisma Salah satu usaha persiapan adalah dengan katekese yang bertujuan supaya
calon krisma dapat menyadari peranan dari kehadiran Roh Kudus dalam hidup mereka, tanggung jawab mereka sebagai anggota Gereja, perlunya pembinaan iman yang terus menerus, kewajiban merasul dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Model katekese yang digunakan adalah Katekese Umat. Katekese Umat adalah sebuah model katekese yang memfokuskan perhatiannya terutama pada umat baik dari segi pelaksanaan, sumber dan tujuan katekesenya (dari, oleh dan untuk umat). dalam katekesenya ini katekis tidak bertindak sebagai pengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
agama, katekis adalah fasilitator komunikasi iman atau dialog pengalaman iman di mana komunikasi yang berjalan adalah komunikasi dua arah. Harapannya supaya dengan dialog keterlibatan aktif mereka akhirnya dapat menyadari, menemukan nilai-nilai iman dalam keterlibatannya dalam hidup masyarakat.
4.
Tujuan Katekese Persiapan Sakramen Krisma Katekese Sakramen Krisma bertujuan untuk lebih menyadari kehadiran
dan peranan Roh Kudus dalam diri mereka, lebih menyadari tanggung jawab sebagai warga Gereja, lebih menyadari pentingnya pembinaan terus-terusan di bidang iman dan lebih menyadari kewajiban merasul/menjadi saksi Kristus. Melalui proses katekisasi, seorang calon dibimbing untuk semakin mengenal jati dirinya sebagai seorang beriman dan sekaligus tanggung jawab yang harus dipikulnya. (Katekese Inisiasi, 2012: 12)
5.
Subjek Katekese Persiapan Sakramen Krisma Subjek Katekese adalah mereka yang sudah dibaptis, sudah menerima
komuni pertama dan telah mendaftarkan diri sebagai calon penerima Sakramen Krisma.
6.
Pendamping Katekese Sakramen Krisma Pendamping atau katekis harus siap memberikan katekese kepada calon
penerima sakramen. Katekis diharapkan memiliki bekal yang cukup agar dapat mendampingi para calon dengan kesungguhan hati. Dengan wawasan pengajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
metode, maupun isi diharapkan katekis mampu mengajar, meneguhkan, dan bahkan menjadi saksi teladan bagi para calon.
H. Fokus Penelitian Penelitian difokuskan mengenai persiapan yang dilaksanakan sebelum penerimaan Sakramen Krisma, apakah persiapan pendampingan sudah memenuhi kriteria mulai dari program pendampingan, pendamping, calon penerima dan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini menguraikan metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan, metodologi penelitian meliputi desain penelitian, variabel penelitian, pengontrolan variabel yang meliputi materi dan evaluasi yang diberikan. Bab ini membahas mengenai perlakuan, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan uji coba instrumen. Secara singkat halhal di atas akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan kuantifikasi angka mulai dari pengumpulan data, pengolahan data yang diperoleh, hingga pada penyajian data, untuk menjukkan gambaran variabel X (persiapan Sakramen Krisma).
B. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian ini, penelitian bersifat deskriptif, desain penelitian deskriptif menjawab atas pertanyaan-pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana keterkaitan dengan penelitian tertentu. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, yang sedang berlangsung saat ini maupun yang lampau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilaksanakan di Paroki Santo Yohanes Rasul
Somohitan
yang berada di dusun Somohitan, Girikerto Turi Sleman Yogyakarta. Waktu : Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016.
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah kaum muda yang sudah pernah mendapatkan persiapan Sakramen Krisma tahun 2014 sejumlah 60 orang. Table for determining needed sizes of a randomly chosen sample from a given finite population of N cases such that the sample proportion p will be within
0,05 of
the population proportion P with a 95 percent level of confidence Et. Jika populasi sejumlah 60 maka sample 52.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik penggumpulan data dengan menggunakan kuisoner (angket) dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
1.
Variabel Penelitian
a.
Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang akan diukur dalam
penelitian ini adalah “persiapan Sakramen Krisma”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b.
Definisi Konseptual Variabel Persiapan Krisma merupakan upaya Gereja dalam bentuk pendampingan
untuk mempersiapan calon penerima Sakramen Krisma supaya para calon penerima Sakramen Krisma siap menerima Sakramen Krisma. c.
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Persiapan Sakramen Krisma merupakan interaksi antara pendamping
dengan calon penerima Sakramen Krisma, yang melalui suatu program yang terdiri dari tujuan, materi, metode, sarana, pendamping, calon penerima dan evaluasi.
2.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode angket dengan bentuk multiple choice (pilihan ganda). Multiple choice menyediakan beberapa jawaban atau alternatif dan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya. Instrumen dalam bentuk multiple choice meliputi pertanyaan tertulis mengenai persiapan Sakramen Krisma. Adapun rincian pertanyaan masingmasing sebanyak 40 butir pertanyaan tertulis mengenai persiapan Sakramen Krisma. Adapun rincian pertanyaan variabel sebanyak 40 butir pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.
Kisi-kisi Penelitian
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen.
Variabel
Aspek
No.
Indikator
Variabel
Program :
Program :
Deskriptif (X)
Tujuan
Diarahkan
Butir
pada 1
Persiapan
pemahaman siswa dan
Sakramen
kemampuan
Krisma
untuk memaknai dan
mereka
menghayati sakramen Materi
Sesuai dengan tujuan 2 yang dirumuskan Akurat
3
Rasional
4
Praktis
5
dengan 6 7 kebutuhan calon Mengandung segi-segi 8 Relevan
etik Bersumber dari buku
9
yang baku Metode
Dirumuskan
untuk
10
mencapai tujuan Sesuai dengan keadaan para calon Membantu calon dalam
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berdinamika
12
Menunjang tujuan yang Sarana
13
telah dirumuskan Tepat dan berguna bagi
pemahaman bahan yang 14 dipelajari Ketersediaan Bermutu
15 interaksi 16,17
Terdapat
antara pendamping dan 18
calon Membantu siswa untuk Proses Kegiatan
sakramen 19,20,21,22
memaknai Krisma
yang
akan
diterimanya Terdapat
tahap-tahap
yang jelas Pendamping
Katekis yang memiliki 23 sertifikat Siap untuk memberikan 24 katekese kepada para calon memiliki tentang
wawasan 25 sakramem
Krisma memiliki
ketrampilan 26
untuk memimpin mampu
membimbing 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
siswa untuk menghayati sakramen Calon
penerima Aktif dalam kegiatan 28
Sakramen
rohani
di
Gereja
ataupun di lingkungan
29
Aktif dalam kegiatan 30
bermasyarakat
Rajin membaca Kitab 31,32,33, Suci Aktif
dalam
proses 34
pendampingan Mengikuti tridium Evaluasi
Mengukur secara jelas 35,36 hasil belajar yang sudah dipelajari Mengukur sampel yang 37,38 representatif dari hasil belajar pelajaran
dan yang
bahan telah
diajarkan Dirancang dengan
sesuai 39,40 kegunaannya
untuk memperoleh hasil yang diinginkan
4.
Pengembangan Instrumen
a.
Uji Coba Terpakai Uji coba instrumen penelitian ini bersifat uji coba terpakai yang berarti
paneliti hanya satu kali menyebarkan instrumen dan data diperoleh digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
untuk penelitian. Butir instrumen yang telah diisi oleh responden diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang memiliki nilai validitas dan reliabilitas rendah tidak layak dipakai dalam analisa data. Instrumen yang memenuhi syarat dalam uji validitas dan reliabilitas akan digunakan dalam analisa data dan uji hipotesis. b.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendiskripsikan suatu variabel (Sujarweni dan dan Poly Endrayanto, 2012:177). Alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dalam penelitian ini perhitungannya dibantu dengan program SPSS 16.0 for windows. Melalui uji coba terpakai menggunakan validitas butir dengan taraf signifikan 0.05 dengan N 52 orang, untuk menentukan kevalidan item dapat diketahui. Bila signifikansi kurang dari 0.05 maka item valid, namun bila signifikansi lebih dari 0.05 maka item tidak valid. Hasil validitas pada variabel persiapan Sakramen Krisma dari 40 soal terdapat 34 soal yang valid sedangkan 6 soal tidak valid. Adapun soal yang tidak valid yaitu nomer 2, 5, 16, 23 dan 34 dengan rentang signifikansi 0.071-0.708. Dengan demikian, ada 34 dari 40 soal yang layak dianalisa lebih lanjut. c.
Uji reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dianggap baik. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur, apakah alat ukur dapat digunakan akan tetap konsisten bila pengukuran dilakukan kembali. Menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno, 2012:120) reliabilitas kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0.7 dapat diterima, dan diatas 0.8 adalah baik.
Tabel 2. Reliability Statistics. Cronbach's Alpha
N of Items
.882
40
Dalam penelitian ini, uji coba reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Keterangan di atas menunjukan bahwa 40 item instrumen variabel persiapan Sakramen Krisma telah memenuhi kriteria reliabilitas dan dapat disebut reliabel. Reliabilitas instrumen ini ditunjukan dengan kolom Cronbach’s Alpha sebesar 0.882 yang berarti baik.
F. Teknik Analisa Data 1.
Uji Prasyarat Analisa Setelah mendapatkan data dari responden lalu diuji validitas dan
reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah melakukan uji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat analisis ini mencakup uji normalitas dengan menggunakan aplikaso SPSS for windows versi 16.0. jenis data yang digunakan adalah skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ordinat, yakni data perihal persiapan Sakramen Krisma yang didasarkan pada jenjang dari paling tinggi hingga paling rendah
a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas distribusi menjadi syarat pokok yang harus dipenuhi dalam
analisis, bertujuan untuk mengetahui apakah data dapat berdistribusi dengan normal. Normalitas data penting, karena data yang terdistribusi dengan normal dianggap data yang mewakili suatu populasi. Uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.0 yakni menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Jika signifikansi kurang dari 0,05, maka kesimpulannya data tidak normal. Tetapi jika nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka data berdistribusi normal.
2.
Analisa Deskriptif Analisa deskriptif digunakan untuk menggambarkan statistik data seperti
rata-rata (mean), skor total (sum), standar deviasi, variance, rentang skor (range), serta mengukur distribusi data dengan skewness dan kurtosis (Duwi Priyanto, 2012:25). a.
Variabel Persiapan Sakramen Krisma Deskripsi data untuk tiap butir pada aspek ditentukan dengan rumus
berikut : Smak – Smin 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Keterangan : Smak : Skor Maksimal Smin : Skor Minimal N
: Rentang skala tiap item Berdasarkan 35 soal dengan skala 1 – 4, skor maksimum yang diperoleh
adalah 140, skor minimum 35, dengan rentang skala 4. Tabel 3. Interval Variabel Persiapan Sakramen Krisma. Kriteria
Interval
Selalu
113.76-140
Sering
87.6-113.75
Jarang Sekali
61.26-87.5
Tidak Pernah
35-61.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Uji Prasyarat Analisa Uji prasyarat analisis mencakup uji normalitas dengan menggunakan SPSS
for windows versi 16.0. berikut uraian uji prasyarat analisis. a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas menjadi syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis.
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dapat berdistribusi dengan normal. Normalitas data penting, karena data yang terdistribusi dengan normal dianggap data yang mewakili suatu populasi. Tabel 4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persiapan Sakramen Krisma N Normal Parametersa
52 Mean
132.23
Std. Deviation
10.089
Most Extreme
Absolute
.058
Differences
Positive
.058
Negative
-.053
Kolmogorov-Smirnov Z
.416
Asymp. Sig. (2-tailed)
.995
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Berdasarkan hasil uji normalitas menurut teknik Kolmogorov-Smirnov pada SPSS for windows 16.0 diketahui bahwa nilai signifikan variabel persiapan Sakramen Krisma sebesar 0,995. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2.
Deskripsi Data
a.
Persiapan Sakramen Krisma Tabel 5. Rangkuman Deskripsi Persiapan Sakramen Krisma.
Statistics Persiapan N
Valid Missing
52 0
Mean
115.692
Std. Error of Mean
1.34802
Median
116.502
Mode Std. Deviation Variance Skewness
122.00 9.72068 94.492 -.300
Std. Error of Skewness
.330
Kurtosis
.307
Std. Error of Kurtosis
.650
Range
50.00
Minimum
88.00
Maximum
138.00
Sum
6016.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Melalui tabel statistik, dapat dilihat N valid 52 responden dengan jumlah instrumen 35 butir, diketahui bahwa rata-rata persiapan Sakramen Krisma dengan harga mean 132.232, standar deviasi 1.008901. Sedangkan range adalah 52 dengan skor minimum 104 dan skor maksimum 156. Nilai tengah (median) adalah 133.002, nilai yang sering muncul (mode) adalah 128.00 dan sum 6876. Tabel 6. Frekuensi Varibel Persiapan Sakramen Krisma. Kriteria
Interval
Jumlah anak
Presentase
Selalu
113.76-140
31
60%
Sering
87.6-113.75
21
40%
Jarang sekali
61.26-87.5
0
0%
Tidak pernah
35-61.25
0
0%
52
100%
Jumlah
Diagram 1. Frekuensi Variabel Persiapan Sakramen Krisma. Selalu
Sering
Jarang Sekali 0%
Tidak Pernah
0%
40%
60%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan analisa frekuensi, berikut klasifikasi variabel persiapan Sakramen Krisma, keterangan gambar diatas menunjukan bahwa 31 responden (60%) penerima Sakramen Krisma setuju bahwa persiapan Sakramen Krisma selalu dilaksanakan dengan baik dan 21 responden (40%) setuju menjawab bahwa persiapan Sakramen Krisma sering dilaksanakan dengan baik.
1) Deskripsi Statistik Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma Tabel 7. Rangkuman Statistik Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma.
Statistics program persiapan N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness
52 0 63.8846 .75640 64.0000 64.00a 5.45446 29.751 -.189
Std. Error of Skewness
.330
Kurtosis
.354
Std. Error of Kurtosis
.650
Range
26.00
Minimum
49.00
Maximum
75.00
Sum
3322.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Salah satu aspek dari variabel Persiapan Sakramen Krisma adalah program persiapan Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid 52 orang dengan jumlah instrument 19 butir. Jumlah mean 63.8846, median 64.0000, mode 64.00, standar deviasi 5.45446, varian 29.751, range 26.00, skor minimum 49, skor maksimum 75 dan sum 3322. Tabel di bawah ini memaparkan aspek variabel persiapan Sakramen Krisma berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dalam aspek, berikut uraiannya: Tabel 8. Frekuensi Program Persiapan Sakramen Krisma. Kriteria
Interval
Jumlah anak
Presentase
Selalu
61.76-76
35
67%
Sering
47.6-61.75
17
33%
Jarang sekali
33.26-47.5
0
0%
Tidak pernah
19-33.25
0
0%
52
100%
jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Diagram 2. Frekuensi Program Persiapan Sakramen Krisma.
Program Persiapan Sakramen Krisma
Selalu
Sering
Jarang Sekali
Tidak Pernah
0% 0% 33%
67%
Tabel diatas menunjukan bahwa calon penerima Sakramen Krisma tahun 2014 di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan sering melaksanakan persiapan Sakramen Krisma dengan program yang telah di rancang. Dari 52 orang, terdapat 35 orang (67%) menjawab selalu dan 17 orang (33%) menjawab sering. Dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa program persiapan Sakramen Krisma sudah berjalan dengan baik sesuai dengan kriteria.
2) Deskripsi Statistik Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma Tabel 9. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma. Statistics pendamping persiapan N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean
52 0 13.7692 .22913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Median
14.0000
Mode
14.00
Std. Deviation
1.65228
Variance
2.730
Skewness
-.402
Std. Error of Skewness
.330
Kurtosis
-.050
Std. Error of Kurtosis
.650
Range
7.00
Minimum
9.00
Maximum
16.00
Sum
716.00
Salah satu aspek dari dari variabel persiapan Sakramen Krisma adalah pendamping Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid 52 orang dengan jumlah instrumen 4. Jumlah mean 13.7692, median 14.0000, varian 2.730, mode 14.00, standar deviasi 1.65228, range 7.00, skor minimum 9.00, skor maksimum 16.00 dan sum 716. Tabel 10. Frekuensi Pendamping Persiapan Sakramen Krisma. Kriteria
Interval
Jumlah Anak
Presentase
Selalu
14-16
31
60%
Sering
11-13
20
38%
Jarang sekali
9-10
1
2%
Tidak pernah
4-7
0
0%
52
100%
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Diagram 3. Frekuensi Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.
Pendamping Persiapan Sakramen Krisma
2%
0%
Selalu 38%
Sering Jarang Sekali 60%
Tidak Pernah
Melalui tabel di atas, diketahui bahwa calon penerima Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan dengan jumlah 52 orang dengan jumlah instrumen 4, menjawab dengan macam-macam jawaban tentang kriteria pendamping persiapan Sakramen Krisma. Terdapat 30 orang (60%) yang menjawab selalu, 20 orang (38%) menjawab sering, dan 1 orang (2%) menjawab jarang sekali. Melalui keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para pendamping persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 memenuhi kriteria sebagai pendamping persiapan Sakramen Krisma.
3) Deskripsi Statistik Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma Tabel 11. Deskripsi Statistik Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma
Statistics calon penerima N
Valid
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Missing
0
Mean
17.5962
Std. Error of Mean
.40197
Median
18.0000
Mode
18.00
Std. Deviation
2.89868
Variance
8.402
Skewness
.018
Std. Error of Skewness
.330
Kurtosis
-.185
Std. Error of Kurtosis
.650
Range
12.00
Minimum
12.00
Maximum
24.00
Sum
915.00
Salah satu aspek dalam persiapan Sakramen Krisma adalah calon penerima Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid 52 orang dengan jumlah intrumen 6. Jumlah mean 17.5962, median 18.0000, varian 8.402, mode 18.00, standar deviasi 2.89868, range 12.00, skor minimum 12.00, skor maksimum 24.00 sum 915.00. Tabel di bawah ini merupakan aspek variabel persiapan Sakramen Krisma berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam aspek. Berikut uraiannya : Tabel 12. Frekuensi Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma. Kriteria
Interval
Jumlah anak
Presentase
Selalu
20.6 - 24
13
25 %
Sering
16- 19.5
26
50 %
Jarang sekali
10.6-15
13
25 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tidak pernah
6-10.5
jumlah
0
0%
52
100%
Diagram 3. Diagram Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma.
Calon Penerima Sakramen Krisma Selalu
Sering
Jarang Sekali
Tidak Pernah
0%
25%
25%
50%
Melalui tabel di atas, diketahui bahwa calon penerima Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan dengan jumlah 52 orang dan dengan jumlah instrumen 6 menjawab tentang kriteria calon persiapan Sakramen Krisma terdapat 13 orang (25 %) yang menjawab selalu, 26 orang (50 %) menjawab sering, 13 orang (25%) menjawab jarang sekali. disimpulkan bahwa para calon persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 sudah memenuhi kriteria sebagai calon penerima Sakramen Krisma dilihat dari 75% calon penerima Sakramen Krisma sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
siap dalam melaksanakan proses persiapan sebelum menerima Sakramen Krisma. 4) Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma Tabel 13. Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma.
Statistics evaluasi persiapan N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation
52 0 20.1538 .32653 20.0000 19.00 2.35468
Variance
5.544
Skewness
-.220
Std. Error of Skewness
.330
Kurtosis
.436
Std. Error of Kurtosis
.650
Range
11.00
Minimum
13.00
Maximum
24.00
Sum
1048.00
Salah satu aspek dalam persiapan Sakramen Krisma adalah calon penerima Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid 52 orang dengan jumlah instrumen 6. Jumlah mean 20.1538, median 20.0000, varian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
5.544, mode 19.00, standar deviasi 2.35468, range 11.00, skor minimum 13.00, skor maksimum 24.00 dan sum 1048.00. Tabel di bawah ini merupakan aspek variabel persiapan Sakramen Krisma berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam aspek. Berikut uraiannya Tabel 14. Frekuensi Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma. Kriteria
Interval
Jumlah anak
Presentase
Selalu
20.6-24
29
56%
Sering
16-19.5
22
42%
Jarang sekali
11.6-15
1
2%
Tidak pernah
6-10.5
0
0%
52
100 %
Jumlah
Diagram 4. Diagram Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma. Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma Selalu
Sering
Jarang Sekali 2%
Tidak Pernah
0%
42% 56%
Melalui tabel di atas, diketahui bahwa calon penerima Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan dengan jumlah 52 orang menjawab dengan macam-macam jawaban tentang kriteria calon persiapan Sakramen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Krisma terdapat 29 orang (56%) yang menjawab selalu, 22 orang (42%) menjawab sering, 1 orang (2%) menjawab jarang sekali. Melalui keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 sudah memenuhi kriteria.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Pembahasan Variabel Persiapan Sakramen Krisma Berdasarkan Data Keseluruhan Hasil deskripsi data yang diperoleh melalui responden menunjukan secara
keseluruhan sebagaian besar sering melaksanakan persiapan Sakramen Krisma sesuai kriteria yang telah ditentukan. Hal tersebut dilihat dari nilai rata-rata pada nilai keseluruhan dan tiap aspek yang diukur mendekati skor maksimal. Variabel persiapan Sakramen Krisma memiliki empat aspek yakni Program persiapan Sakramen Krisma, Pendamping persiapan Sakramen Krisma, calon penerima Sakramen Krisma dan evaluasi persiapan Sakramen Krisma. Dari data keseluruhan N 52 diperoleh nilai rata-rata 132.232 dengan menunjukan bahwa 31 responden (60%) penerima Sakramen Krisma setuju bahwa persiapan Sakramen Krisma selalu dilaksanakan dengan baik dan 21 responden (40%) setuju menjawab bahwa persiapan Sakramen Krisma sering dilaksanakan dengan baik. Data tersebut menunjukkan bahwa persiapan Sakramen Krisma yang dilaksanakan di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan sudah hampir memenuhi kriteria. Seperti Sakramen lainnya, untuk menerima Sakramen Krisma, calon perlu dipersiapkan sungguh-sungguh dengan pengajaran oleh seorang katekis (Sugiyana, 2015:38). Didalam persiapan Sakramen Krisma terdapat unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
program yang harus disiapakan oleh pendamping sebalum dilaksanakannya persiapan, program tersebut berisikan tujuan yang akan dicapai, materi, sarana, metode dan proses kegiatan. Pendamping itu sendiri yang merupakan seorang katekis, calon penerima Sakramen Krisma serta evaluasi yang dilaksankan setelah persiapan berakhir. Di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan khususnya yang menerimakan Sakramen Krisma tahun 2014, rata-rata para calon telah melaksanakan persiapan Sakramen Krisma sesuai dengan kriteria.
2.
Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma Dalam aspek program, indikator yang diukur adalah kriteria program,
materi, sarana, metode, dan proses kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penentuan tujuan yang diarahkan pada pada pemahaman siswa dan kemampuan mereka untuk memaknai dan menghayati Sakramen Krisma. Berdasarkan deskripsi statistik dengan N 52 diketahui nilai rata-rata (mean) 63.8846 dengan responden sebanyak 35 orang (67%) menjawab selalu dan 17 orang (33%) menjawab sering. Data ini menunjukkan bahwa program yang telah direncanakan memenuhi indikator-indikator aspek persiapan Sakramen Krisma. Dalam suatu perancanaan program pengajaran terdapat unsur tujuan, materi, sarana. metode dan proses kegiatan. Apa yang harus dipelajari (tujuan), apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan dan sumber belajar). Dari ini maka suatu persiapan program harus memenhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan. (Harjanto, 1997:223) menyatakan bahwa kriteria sebuah meteri adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, akurat, rasional, praktis, relevan dengan kebutuhan calon, mengandung segi-segi etik dan bersumber dari buku yang baku, kemudian (Harjanto, 1997:238-239) menyatakan bahwa kriteria sebuah sarana adalah menunjang tujuan yang telah dirumuskan, tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari, ketersediaan, bermutu, terdapat interaksi antara pendamping dan calon. Sedangkan untuk kriteria sebuah metode adalah dirumuskan untuk mencapai tujuan, sesuai dengan keadaan para calon dan membantu calon dalam berdinamika. Dan kriteria untuk proses pendampingan adalah membantu siswa untuk memaknai sakramen Krisma yang akan diterimanya dan terdapat tahap-tahap yang jelas.
3. Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma Variabel persiapan Sakramen Krisma dengan aspek pendamping persiapan Sakramen Krisma yang diukur yakni bagaimana kriteria yang ditentukan oleh paroki sebagai pendamping persiapan Sakramen Krisma. Melalui analisis data deskripsi statistik dengan N 52 ditemukan nilai ratarata (mean) 13.7692 dengan jumlah 30 orang (60%) yang menjawab selalu, 20 orang (38%) menjawab sering, dan 1 orang (2%) menjawab jarang sekali. Melalui keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para pendamping persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 memenuhi kriteria sebagai pendamping persiapan Sakramen Krisma.. Kriteria yang ditetapkan untuk pendamping persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan adalah katekis yang memiliki sertifikat, siap untuk memberikan katekese kepada para calon, memiliki wawasan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sakramem Krisma, memiliki ketrampilan untuk memimpin, mampu membimbing siswa untuk menghayati sakramen.
4.
Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma Variabel persiapan Sakramen Krisma dengan aspek calon penerima
Sakramen Krisma yang diukur yakni bagaimana kriteria calon yang ditentukan oleh paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan untuk mengikuti persiapan Sakramen Krisma. Melalui analisis data deskripsi statistik dengan N 52 ditemukan nilai ratarata (mean) 17.5962 dengan jumlah 13 orang (25 %) yang menjawab selalu, 26 orang (50 %) menjawab sering, 13 orang (25%) menjawab jarang sekali.. Kriteria yang ditetapkan untuk calon penerima Sakramen Krisma dalam persiapannya adalah aktif dalam kegiatan rohani di Gereja ataupun di lingkungan, aktif dalam kegiatan bermasyarakat, rajin membaca Kitab Suci, aktif dalam proses pendampingan dan mengikuti tridium. Melalui data di atas, terlihat bahwa banyak responden yang menjawab jarang sekali yakni 13 orang (25%) menunjukkan bahwa calon penerima Sakramen Krisma sudah memenuhi kriteria dalam persiapan Sakramen Krisma.
5.
Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma Variabel persiapan Sakramen Krisma dengan aspek evaluasi persiapan
Sakramen Krisma yang diukur yakni kriteria evaluasi dalam suatu pengajaran termasuk dalam persiapan Sakramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Melalui analisis data deskripsi statistik dengan N 52 ditemukan nilai ratarata (mean) 20.1538 dengan jumlah 29 orang (56%) yang menjawab selalu, 22 orang (42%) menjawab sering, 1 orang (2%) menjawab jarang sekali. Melalui keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 sudah memenuhi kriteria Kriteria yang ditetapkan untuk evaluasi pengajaran adalah dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang sudah dipelajari, dapat mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan dan dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
C. Keterbatasan Penelitian Dalam
melakukan
penelitian
ini,
penulis
mengalami
beberapa
keterbatasan, kekuragan dan hambatan sebagai berikut : 1.
Penulis memiliki keterbatasan waktu dalam penyebaran angket karena tempat tinggal responden yang belum diketahui dan letak paroki yang luas, mengingat responden yang masih berusia sekolah dan hanya dapat ditemui pada sore hari, sehingga pengisian angket yang harus ditunggu menambah lamanya waktu dalam melakukan penelitian.
2.
Peneliti
menyadari
bahwa
terdapat
instrumen
yang
tidak
dapat
mengungkapkan secara jelas maksud dari variabel penelitian.
D. Refleksi Pastoral Sakramen Krisma merupakan salah satu dari Sakramen inisiasi, dengan menerima Sakramen Krisma orang dimasukkan menjadi bagian dari persekutuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
umat beriman. Tidak hanya itu dengan menerima Sakramen Krisma seseorang telah dianggap dewasa dalam iman dan siap pula dilibatkan dalam tugas-tugas perutusan baik dalam Gereja maupun di tengah masyarakat. Dengan tanggung jawab yang harus diemban setelah seseorang menerima Sakramen Krisma maka sebelum menerikan Sakramen krisma seseorang perlu disiapkan dengan sungguh-sungguh melalui pengajaran oleh seorang katekis, pengajaran dimaksudkan supaya calon penerima Sakramen Krisma dapat memaknai dan menghayati Sakramen itu sendiri dan menjadi buah-buah didalam dirinya. Di dalam persiapannya pun harus memenuhi kriteria-kriteria dalam perencanaan pengajaran supaya persiapan yang akan dilaksanakan lebih terarah dan membantu peserta penerima Sakramen Krisma untuk lebih menghayati tugas dan perutusannya. Dalam suatu kegiatan program kerja sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Program yang baik tentunya dapat menjawab kebutuhan dan keprihatinan dari subyek yang dituju oleh si pembuat program. Hal ini ditegaskan dalam dokumen Gereja Directorium Catechisticum Generale atau Pedoman Umum Katekese no 118 : Program-program yang dibuat sesuai dengan usia, tempat-tempat dan waktu, menentukan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai, kriteria metodologi yang perlu dipergunakan dan bahan yang akan diolah di dalam katekese. Adalah sangat perlu diperhatikan, supaya misteri-misteri iman yang dipercaya oleh para orang beriman dewasa, sudah dicantumkan di dalam program-program katekese bagi anak-anak dan para remaja namun dengan cara yang sesuai dengan mereka E. Usulan Program Pada bagian ini penulis akan menyampaikan usulan program untuk pendamping persiapan Sakaramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1.
Latar Belakang Dalam suatu kegiatan pendampingan dan pembinaan iman, program kerja
memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu prosen untuk hasil yang diinginkan. Program yang baik tentunya dapat menjawab kebutuhan dan keprihatinan dari subjek yang dituju. Dalam BAB III peneliti yang mengambil subjek calon penerima Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 telah ditemukan 25% dari calon penerima Sakramen Krisma kurang aktif dalam proses persiapan Sakramen Krisma meskipun sudah memenuhi kriteria, hal ini dikatakan oleh responden melalui hasil kuisoner yang sebagaian besar menyatakan jarang sekali aktif dalam proses persiapan. Usulan Program ini sebagai pengembangan dari materi Sakramen Krisma yang sudah ada. Karena Keuskupan Agung Semarang merumusan cita-citanya sebagai umat yang cerdas, tangguh dan missioner, maka arah dasar Keuskupan Agung Semarang 2016-2020 juga melatarbelakangi program ini. Para calon diajak untuk semakin berani menjadi saksi Kristus dan semakin menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam tugasnya.
2.
Tujuan Pelaksanaan Usulan Program Katekese adalah salah satu usaha salah satu usaha pendampingan iman
dalam mempersiapkan diri untuk menyambut Sakramen Krisma sabagai salah satu Sakramen inisasi dalam Gereja katolik. Untuk sungguh menghayati Sakramen Krisma dalam hidup menggereja para calon diharuskan mengikuti pendampingan persiapan Sakramen Krisma, sehingga menghasilkan para penerima Sakramen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Krisma yang berani untuk menjadi saksi Kristus dan berani mengemban tanggung jawab dalam kehidupan menggereja.
3.
Usulan Program Pengembangan Pendampingan Calon Penerima Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan
Tema
: Menjadi Saksi Kristus dan Tanggung Jawab Terhadap Gereja
Tujuan
: Membantu para calon supaya lebih yakin akan iman, akan kebangkitan Kristus, berani memberi kesaksian dan menyadari tanggung jawab terhadap kehidupan Gereja
Tabel 15. Program Pendampingan Sakramen Krisma. No 1
TEMA
TUJUAN
MATERI
SARANA LCD
Menjadi
Membantu
- Menjadi
Saksi
para calon
Saksi Kristus laptop
Kristus
supaya lebih
hand out
yakin akan
kertas
iman, akan
Spidol
METODE Sharing Informasi Tanya jawab
SUMBER BAHAN Katekese Inisiasi Kitab Suci Persiapan Krisma
kebangkitan
Suci
Kristus, berani memberi kesaksian 2
Sharing
Sakramen
perutusan
Diskusi
Inisiasi
Gereja
Tanya
Tanggung
Calon
tugas
Jawab
penerima
Terhadap
menyadari
Gereja
dan memiliki rasa berani
Handout
jawab
Kitab Suci Persiapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tanggung
Krisma
terhadap
Suci
Gereja
F. Contoh Persiapan Pembekalan Bagi Calon Penerima Sakramen Krisma Dibawah ini adalah contoh pembekalan bagi calon penerima Sakramen Krisma yang diambil dari usulan program.
1.
Satuan Pertemuan I
a.
Identitas Pertemuan
1) Judul Pertemuan
: Menjadi Saksi Kristus
2) Tujuan
: Membantu para calon supaya lebih yakin akan iman, akan kebangkitan Kristus, berani memberi kesaksian
3) Waktu
:
2
x 45
b. Pemikiran Dasar Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi apa yang telah Yesus lakukan di dalam kita dan bagi kita. Menjadi saksi di pengadilan hampir serupa dengan menjadi saksi Kristus, karena yang disampaikan adalah suatu kebenaran. Sebagai seorang yang percaya, sejak menerima Yesus di hari dan hidup kita, kita sudah punya kebenaran bahwa Yesus begitu mengasihi kita sehingga Ia mati di kayu salib demi menebus kita dari dosa dan hidup kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Para calon penerima Sakramen Krisma diajak memahami bahwa Sakramen Krisma mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Kristus. Dalam hidupnya, calon yang sudah menerima Sakramen Krisma tidak cukup hanya menyadari kesatuannya dengan Kristus namun mereka hendaknya juga menyadari panggilannya untuk menghadirkan Kristus dalam kehidupan nyata sehari-hari. Sehingga pada akhir pertemuan para calon semakin berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan. c.
Materi
Pengertian menjadi saksi Kristus d. Sumber Bahan 1) Persiapan Krisma Suci 2) Katekese Inisasi 3) Cerita “Pak Loba” 4) Kitab Suci e.
Sarana
1) Laptop 2) hand out 3) kertas 4) Spidol f.
Metode
1) Sharing 2) Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3) Tanya jawab g.
Proses Pengembangan Langkah
1) Pembuka a) Doa pembuka b) Pengantar 2) Langkah 1 : Peserta diajak sharing tentang pengalaman menjadi saksi 3) Langkah 2 : Cerita “Pak Loba” Pak Loba Pada suatu hari, Pak Loba terlibat dalam sengketa/perkara pengadilan lawan pak Ringkih. Masalahnya adalah siapa pemilik tanah sah atas tanah seluas 1.000 metere persegi, Verp. No. 2001 di kampung Dukuh. Dalam usahanya memenangkan perkara ini, Pak Loba tidak segan-segan menyuap berbagai pihak yang berperan dalam penangganan masalah ini. “untuk melicinkan jalan”. Pikirnya. Melihat keadaan Pak Ringkih yang sudah terjepit sebelum proses “pengadilan” dimulai, Pak Jujur mendatanginya dan menawarkan diri untuk siap menjadi saksi. “Apa kamu benar-benar tahu seluk-beluk tanah ini?” tanya Pak Ringkih. “Saya tahu persis,” sahut Pak Jujur. “Ingat, Pak Jujur, yang kita hadapi adalah raksasa uang yang bisa membungkam setiap mulut yang mau mengungkap kebenaran”. Tidakkah Pak Jujur takut menanggung resiko ancaman Pak Loba? Beranikah Pak Jujur tetap mengatakan kebenaran?” “Saya akan mengatakan apa yang saya ketahui dan saya yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66 benar. Apa pun resikonya aku tidak peduli! Tegas Pak Jujur. “Beranikah Pak Jujur disumpah”-“Berani,” jawab Pak Jujur mantap. 4) Langkah 3 : Tanya jawab antara pendamping dengan peserta 5) Langkah 4 : Kesaksian Kitab Suci (Lukas 24:13-35) Perjalanan ke Emaus Ada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikatmalaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabinabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolaholah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesakNya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. 6) Langkah 5 : Tanya jawab pedalaman Kitab Suci antara pendamping dengan peserta 7) Langkah 6 : Informasi mengenai “Menjadi Saksi Kristus” Menjadi Saksi Kristus Sakramen Krisma mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Kristus. Berkat sakramen Baptis, mereka dipersatukan dengan Yesus Kristus. Mereka dimasukkan dalam seluruh peristiwa Yesus Kristus. Dalam Sakramen Krisma, kesatuan dengan Kristus tidak hanya diakui dan diteguhkan lagi, tetapi juga diperluas. Dalam hidupnya orang yang menerima Sakramen Krisma tidak cukup hanya menyadari kesatuannya dengan Kristus atau tinggal di dalam-Nya. Namun mereka hendaknya juga menyadari panggilannya untuk menghadirkan Kristus dalam kehidupannya. Inilah yang dimaksudkan menjadi saksi Kristus. Panggilan menjadi saksi Kristus ini dipertegas oleh Paus Paulus VI dalam surat apostolik Divinae Consortium Naturae, 15 Agustus 1971. “Melalui karunia Roh Kudus dalam Sakramen Krisma, mereka menjadi serupa dengan Kristus secara lebih sempurna, mereka dikuatkan untuk menjadi saksi Kristus, demi membangun tubuhnya dalam iman dan kasih”. Menjadi saksi Kristus adalah menampakkan dan menghadirkan Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kalau Yesus mudah tergerak kepada orang yang sakit dan tak berdaya, kita juga hendaknya memperlihatkan hal yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dalam kehidupan kitasaat berhadapan dengan orang sakit dan tak berdaya. Kalau Yesus memberi pengampunan kepada orang berdosa, kita hendaknya juga berani memaafkan orang-orang yang berdosa dan bersalah. Kalau Yesus berani berbagai hidup kepada umat manusia, kita hendaknya juga terpanggil untuk berbagi hidup dengan sesama. Dengan demikian apabila orang dapat melihat apa yang kita lakukan, mereka juga melihat Kristus yang hidup dan berkatya melalui diri kita. Agar kesaksian akan Kristus semakin efektif dan berdaya guna, orang perlu terus membangun relasi pribadi dengan Dia. Relasi tersenut dapat diusahakan melalui doa, membaca firman dan mengambangkan kepekaan batin. Relasi mendalam itu akan semakin membantu orang untuk mengenal Dia dan perjuangan-Nya, menciantai Dia secara lebih tulus dan mengikuti-Nya lebih total sehingga seluruh hidupnya bisa menjadi sebuah kesakian iman akan Kristus.
8) Penutup 1) Tanya jawab 2) Doa penutup
2.
Satuan Pertemuan II
a.
Identitas Pertemuan 1) Judul Pertemuan
:
Tanggung Jawab dalam Gereja
2) Tujuan
:
Calon penerima menyadari dan memiliki rasa berani tanggung terhadap Gereja
3) Waktu
:
2
x 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Pemikiran Dasar Remaja merupakan kekuatan penting dalam masyarakat zaman sekarang. Situasi hidup, sikap-sikap batin serta hubungan-hubungan mereka dengan keluarga mereka sendiri telah banyak berubah. Bertambah pentingnya peran mereka dalam masyarakat itu menuntut dari mereka kegiatan merasul yang sepadan. Mereka sendiri harus menjadi rasul-rasul pertama dan langsung bagi para remaja, dengan menjalankan sendiri kerasulan dikalangan mereka, sambil mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka Sakramen Krisma memberikan kuasa kepada penerimanya untuk ambil bagian dalam tanggung jawab Gereja, salah satu diantaranya adalah terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja. c.
Materi Tanggung Jawab Terhadap Gereja
d. Sumber Bahan 1) Katekese Inisasi 2) Kitab Suci 3) Persiapan Krisma Suci e.
Sarana 1) LCD 2) Laptop 3) hand out
f.
Metode 1) Sharing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2) Informasi 3) Tanya jawab g.
Proses Pengembangan Langkah
1) Langkah 1 : Sharing pengalaman tentang sejauh mana mereka terlibat dalam kegiatan menggereja ataupun bermasyarakat 2) Langkah 2 : Cerita “Batu Bata Bina Sejahtera” 3) Langkah 3 : Tanya jawah mengenai cerita “Batu Bata Bina Sejahtera” 4) Langkah 4 : Kitab Suci ( 1 Tes 5:12-22) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5) Langkah 5 : Pendalaman bacaan Kitab Suci 6) Langkah 6 : Informasi tentang tanggung jawab terhadap Gereja dengan cara ikut ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja dan masyarakat a) Bentuk keterlibatan hidup menggereja dan bermasyarakat Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dianggap sudah dewasa baik dalam cara berpikir maupun bertindak. Ia bisa dilibatkan dalam aneka tugas perutusan Gereja. Ada empat bidang tugas Gereja yang bisa menjadi medan perutusan orangorang yang telah menerima Sakramen Krisma. 1) LEITURGIA Dalam bidang liturgi, orang yang telah menerima Sakramen Krisma diutus untuk terlibat dalam aneka tugas liturgi misalnya menjadi misdinar, lektor, pemazmur, koor atau tugas-tugas lainnya. Partisipasi yang dimaksud bukan karena diajak orang melainkan suatu dorangan dari dalam untuk turut serta menggembangkan Gereja. Sebab yang telah menerimakan Sakramen Krisma, ia turut bertanggung jawab atas mati dan hidupnya, tumbuh dan berkembangnya Gereja dalam aneka kehidupan. Sebagai wujud keterlibatan, partisipasi juga dapat dalam bentuk aneka tugas liturgi sesuai dengan kemampuannya. Kehadirannya tentu akan turut membawa kemajuan dalam bidang liturgi. Namun lebih dari itu, seseorang yanng telah menerima Sakramen Krisma juga dimungkinkan untuk menjadi pionir-pionir dalam kehidupan liturgi. Tidak hanya berpartisipasi, tetapi justru menjadi pemikir yang kreatif, inovatif dan motivator bagi majunya kegiatan-kegiatan liturgi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2) KOINONIA Panggilan Tuhan bukan panggilan secara personal antara manusia dengan Tuhan, tetapi panggilan Tuhan juga diarahkan untuk menggembangkan persekutuan (koinonia) antar umat beriman dalam kesatuan iman akan Tuhan. Setiap orang yang telah menerima Sakramen Krisma didorong untuk masuk dalam persekutuan dan terlibat didalamnya. Tidak hanya menjadi anggota persekutuan, tetapi juga diharapkan turut memikirkan dan mengembangkan persekutuan agar lebih hidup dan tumbuh menjadi persekutuan yang sehati sejiwa dalam iman dan kasih. Sebagai seseorang yang telah dewasa imannya, orang yang telah menerima Sakramen Krisma diharapkan mengembangkan sikap-sikap yang perlu untuk mendukung persekutuan dan sekaligus membuang sikap-sikap yang bisa merusak persekutuan. Sikap-sikap yang mengembangkan persekutuan persekutuan adalah kesediaan diri untuk hadir dalam acara-acara bersama, terlibat dalam tugas-tugas bersama, membangun sikap yang ramah, lemah lembut dan penuh dan penuh penegertian. Sedangkan sikap yang merusak persekutuan antara lain mudah berpikir negatif dan tertutup terhadap kehadiran orang lain. Sikap-sikap semacam ini perlu dihindari agar persekutuan tetap terjaga dan tumbuh menjadi medan setiap pribadi untuk mengambangkan iman dan kasih.
3) DIAKONIA Kehadiran Greja di tengah umatnya dan masyarat adakah untuk meneladan Yesus Kristus yaitu melayani, khususnya melayani mereka yang termasuk dalam kelompok KLMTD. Pelayanan itu bisa terwujud dalam bentuk pelayanan spontan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pelayanan kartatif dan pelayanan pemberdayaan. Pelayanan spontan adalah pelayanan yang diberikan kepada orang lain secara spontan dan dengan tulus. Misalnya menolong orang kecelakaan atau membantu orang mengerjakan sesuatu. Pelayanan karitatif adalah pelayanan yang diberikan dalm bentuk uang atau dana. Dana itu diberikan untuk kebutuhan mendesak misalnya pengobatan, beasiswa atau bencana. Sedangkan pelayanan pemberdayaan adalah bantuan yang diberikan untuk tujuan pemberdayaan orang dalam hidup dan usaha. Misalnya, memberikan dana untuk modal usaha atau untuk suatu pelatihan ketrampilan. Melalui pelayanan diakonia, diharapkan mereka yang telah menerima Sakramen Krisma menyadari bahwa diriya dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan. Sebagai seorang yang telah menerima Sakarmen Krisma, bisa mendukung kegiatan diakonia dengan hidup saling membantu dan berbagi kepada orang lain yang membutuhkan. 4) KERYGMA Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dipanggil untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan. Ia tidak hanya menerima pewartaan tetapi juga turut menjadi pewarta bagi yang lain. Misalnya, ia ikut membahas Kitab Suci, memimpin pendalam iman, dan memberikan renungan dalam suatu kelompok tertentu. Pewartaan juga disampaikan secara personal, yakni pada orang-orang yang ingin bertanya dan mendalami sesuatu. Untuk mendukung tugas ini, seseorang perlu membekali diri terus menerus. Pembekalan itu bisa dilakukan dengan membaca Kitab Suci, ajaranajaran Gereja atau buku-buku yang berisi pendalaman iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
7) Penutup a) Tanya jawab b) Doa penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan is skrispi ini, disamping itu juga akan disampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pendampingan bagi calon penerima Sakramen Krisma, terutama dalam hal ini adalah kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan.
A. Kesimpulan Sakramen Krisma merupakan bagian dalam Sakramen inisiasi dalam Gereja yang merupakan skaramen yang harus diterima oleh setiap warga Gereja yang sudah memenuhi syarat untuk menerimanya, dalam Sakramen Krisma ini secara penuh sudah menjadi anggota Gereja, sehingga mereka mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjadi saksi Kristus dalam hidup jemaat maupun masyarakat dengan dijiwai Roh Kudus. Supaya seseorang diijikan menerima dan menyambut Sakramen Krisma diperlukanlah suatu pendampingan dan masa persiapan khusus bagi mereka yang akan menerimannya. Dalam melaksanakan pendampingan juga diperlukan suatu persiapan terlebih dahulu mulai dari program perencanaan pendampingan yang, pendamping itu sendiri dan juga calon penerima yang tentnya harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, persiapan Sakramen Krisma bagi kaum muda tidak hanya kesiapan dari program pendampingan dan pendamping saja namun juga kesiapan dari para calon sendiri perlu diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Bertitik tolak dari adanya permasalahan dalam kegiatan persiapan Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan khususnya bagi remaja, maka perlu adanya pengembangan program yang melibatkan keaktifan antar pendamping dan peserta.
B. Saran Saran dalam penulisan skripsi ini ditunjukan bagi para pembaca ataupun pemakai skripsi ini. 1.
Bagi Pendamping Sakramen Krisma Katekese yang digunakan sebaiknya katekese yang konteksual, apapun
model yang digunakan dalam kegiatan katekese hendaknya sesuai dengan keadaan aktual peserta katekese itu sendiri dengan segala keprihatinan dan kebutuhan yang ada sehingga kegiatana katekese ini diharapkan dapat membantu iman umat itu sendiri dan supaya dalam persiapan Sakramen Krisma juga melibatkan peserta untuk aktif dalam proses persiapan misalnya dengan menggunakan metode sharing. 2.
Bagi Calon Penerima Sakramen Krisma Calon perlu menyadari pentingnya persiapan dalam menyambut Sakramen
Krisma sehingga mereka tahu dan siap akan tanggung jawab yang akan mereka laksanakan setelah menjadi warga Gereja yang dewasa. Untuk ini mereka harus aktif dalam persiapan dengan kesediaan untuk berbagi pengalaman dengan peserta lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3.
Bagi Orangtua dari Calon Penerima Sakramen Krisma Hendaknya
orang
tua
dihimbau
bahkan
dilibatkan
untuk
turut
memperhatikan kelanjutan pendidikan iman danketerlibatan dalam kegiatan menggereja dan bermasyarakat dari putera dan puterinya setelah mereka menerima Sakramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Banawiratma, J.B. SJ. Ed. (1989). Baptis, Krisma, Ekaristi, Yogyakarta: Kanisius Da Cunha, Bosco. (1991). Tiga Sakramen Inisiasi, Malang: Dioma Duwi, Priyatno. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS, Yogyakarta. Andi Gagne, Robert M dan Leslie J. (1983). Prisip Perencanaan Pengajaran, Pusat Penelitian Universitas Katolik Indonesia Atm Jaya: Jakarta Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta Herman, Wasito. (1997). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Hurlock, Elizabeth, B. (1991). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga Komkat Dioses Ruteng. (1984). Sakramen Krisma: Pegangan Pembina, Yogyakarta:Kanisius Komkat KWI. (2000). Iman Katolik; Buku Informai dan Referensi, Jakarta: Obor Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. terj. R. Hardawiryana SJ, Jakarta: Obor Mariyanto, Ernest. (1987). Persiapan Krisma Suci: Buku Pembina, Yogyakarta: Kanisius Panitia Waligereja Indonesia. (1977). Inisiasi Kristen. Flores: Arnoldus Soenarto SW, Aloysius. (2002). Katekese bagi Calon Krisma. Jakarta: Kanisius Tangdilitin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan, Jakarta: Obor Yohanes Paulus II, Paus. (1992). Kitab Hukum Kanonik. Bogor: Grafika Mardi Yuana Yohanes Paulus II, Paus. (2005). Catechesi Tradendae ( Penyelenggaraan Katekese). terj. R. Hardawiryana, SJ. Jakarta: Dokpen KWI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VALIDITAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Cornelius Guntur Yuliana Mitha Angelin Ella Bintang Sandi Aji Marcelius Avan Fajar Ignatius Ervano bernadia Siwi Yohanes Budi Lucia Pipit Damayanti Daniel Prastyo Mertinus Ifan Setiawan Cicilia Erika Citra Dewi Eling Kris Prakoso Intan Ghaniswari Wisnu Kuncoro Antonius Riko Elsa Norma Chistanti David Natalino Barros Albertus Marantika Albertus Galih Alodia Marsa Artamevia Paskalis Difa Jonathan Wahyu Dhanar Helene Olivia Henrikus Yuli Fransisca Andrianita Krispina Vania Sekar Maria Meisa Diansari Margareta Sustiwi Maria Aurel Elsania Yukius Febrian Erik Maria Ivana Diah Kusuna Tri Ratna Kumala Dewi Aloysius Oktoviano Paska Alodia Astrid Cindi Antomius Agung Kuncoro Maria Heppy Liani Maria Lavida Widya Margareta Rulita Maria Delarosa Sukam Ignatius Fatur Julius David Fransiska Avenda Gabriel Aditya Eknasius Rusmantoko
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aspek I 11 12
4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3
2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 2
3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3
3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3
3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4
3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Aspek II 24 25 26 27
28
29
Aspek III 30 31 32
33
34
35
36
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3
4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3
2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3
2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 1
3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
4 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4
3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4
4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3
4 3 4 4 2 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2
3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 1 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4
2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3
4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4
4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3
3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2
Aspek IV 37 38 39
3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3
4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
TOT 40
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
137 141 135 147 133 124 135 115 138 133 117 130 132 136 135 124 132 126 128 133 122 140 125 114 120 147 104 128 148 129 122 128 124 126 156 145 140 136 140 137 150 128 139 130 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46 47 48 49 50 51 52
Christina Kusumawati Florentina Alista Oktavianus Tegar Angelina Kinsha Timetius Pandu Yohanes Yunianto Rafael Anggita Seta
4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 3 3 4
4 4 4 4 3 3 3
4 2 4 3 3 2 3
4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 3 3 4
4 2 3 4 3 4 4
3 4 4 4 3 3 4
2 3 3 4 3 4 3
3 3 4 4 3 4 4
3 4 3 4 3 4 3
3 4 4 4 3 3 4
2 3 3 4 4 3 2
2 4 3 4 4 3 2
3 2 3 3 2 2 3
2 4 4 4 3 2 4
3 3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 3 3 2
2 4 4 4 3 4 3
2 4 2 3 3 4 4
3 4 3 3 3 3 4
3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 3
2 4 3 4 3 3 4
3 4 4 4 3 4 4
3 3 4 4 3 4 4
3 4 4 4 2 3 3
2 4 3 3 2 3 4
3 4 2 2 4 3 2
1 4 3 3 4 4 2
3 4 4 3 4 4 3
2 2 3 3 2 3 4
3 4 4 4 4 3 4
3 3 4 3 3 4 4
3 4 4 4 3 4 4
4 3 3 4 3 4 4
3 4 3 4 4 4 3
3 4 4 4 3 4 3
4 4 3 4 4 4 4
119 141 139 147 126 134 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Hasil SPSS
Tabel 2. Reliability Statistics. Cronbach's Alpha
N of Items
.882
40
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persiapan Sakramen Krisma N Normal Parameters
52 a
Most Extreme Differences
Mean
132.23
Std. Deviation
10.089
Absolute
.058
Positive
.058
Negative
-.053
Kolmogorov-Smirnov Z
.416
Asymp. Sig. (2-tailed)
.995
a. Test distribution is Normal.
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Instrumen Penelitian ANGKET PENELITIAN Petunjuk Pengerjaan Angket: 1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama! 2. Isilah setiap jawaban dengan tanda centang ( x ) pada salah satu jawaban yang ada di bawahnya!
Identitas Responden A. Nama
: ......................................
B. Jenis Kelamin
: ......................................
C. Umur
: .....................................
D. Lingkungan
: .....................................
1. Apakah
pendampingan Sakramen Krisma diarahkan pada pemahaman anda
dan
kemampuan anda untuk memaknai dan menghayati Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 2. Apakah materi yang dibahas diarahkan untuk memaknai dan menghayati Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 3. Apakah materi yang dibahas dalam persiapan Sakramen Krisma cocok untuk anda? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Apakah materi yang dibahas dalam persiapan Sakramen Krisma adalah hal-hal yang menyangkut kehidupan menggereja? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 5. Apakah materi yang dibahas dalam persiapan Sakramen Krisma mudah untuk anda mengerti? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 6. Apakah materi yang dibahas menyangkut dengan kehidupan konkret yang sedang anda alami? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 7. Apakah materi yang diberikan oleh pendamping berguna bagi perkembangan moral anda? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 8. Apakah dalam pembahasan materi menggunakan Kitab Suci sebagai pegangan? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Apakah metode yang dipakai dalam persiapan Sakrmen Krisma membantu anda untuk memaknai dan menghayati sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 10. Apakah metode yang digunakan dalam persiapan Sakramen Krisma mampu untuk anda laksanakan? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 11. Apakah metode yang digunakan membantu anda dalam proses persiapan Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 12. Apakah sarana yang digunakan menunjang anda dalam memaknai dan menghayati Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 13. Apakah sarana yang digunakan dalam proses persiapan Sakramen Krisma berguna dan dapat membantu ada memahami bahan yang dipelajari? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Apakah sarana yang digunakan dalam persiapan Sakramen Krisma tersedia di Gereja atau mudah untuk anda temukan? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 15. Apakah pendamping menggunakan sarana dengan keadaan yang baik? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 16. Apakah sarana yang digunakan membuat anda berkomunikasi dengan teman yang lain? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 17. Apakah
dalam
proses persiapan Sakramen Krisma terdapat komunikasi antara
pendamping dengan anda? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 18. Apakah proses persiapan membantu anda dalam menghayati Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 19. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma dibuka dan ditutup dengan doa? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma ada pengantar dari pendamping? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 21. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma terdapat pendamping menjelaskan materi persiapan dengan jelas dan waktu yang cukup? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 22. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma anda dapat mengerti inti dari materi yang telah dibahas? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 23. Apakah anda didampingi oleh seorang katekis? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 24. Apakah
pendamping mempersiapkan sebelum memulai pendampingan persiapan
Sakramen Krisma ? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 25. Apakah pendamping terlihat memiliki wawasan yang luas mengenai Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering (9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Selalu 26. Apakah pendamping terampil dalam mengkomunikasikan bahan persiapan Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 27. Apakah pendamping membimbing anda untuk menghayati Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 28. Apakah selama masa persiapan Sakramen Krisma anda menghayati kehidupan menggereja? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 29. Apakah selama masa persiapan Sakramen Krisma anda aktif dalam
kegiatan
masyarakat? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 30. Apakah anda membaca kitab suci di rumah sebelum mengikuti pertemuan persiapan Sakramen Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31. Apakah dalam proses pendampingan diarahkan untuk kegiatan diskusi, anda aktif mengutarakan pendapat? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 32. Apakah dalam proses pendampingan diarahkan untuk bersharing pengalaman, apakah anda juga ikut serta dalam bersharing? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 33. Apakah dalam proses pendampingan persiapan Sakramen Krisma saat ada materi yang belum ada pahami anda akan bertanya kepada pendamping? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 34. Apakah tridium yang anda ikuti bermanfaat untuk anda? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 35. Apakah setelah persiapan Sakaramen Krisma berakhir ada penilaian kembali untuk materi yang telah dipelajari? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 36. Apakah penilaian diberikan menyangkut bahan yang telah dibahas? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu (11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37. Apakah anda dapat menjawab pertanyaan dengan baik dari penilaian yang diberikan ? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 38. Apakah penilaian yang diberikan membantu anda mengingat materi yang dibahas saat persiapan Sakrmane Krisma? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 39. Apakah anda mendapatkan hasil yang baik dari penilaian yang diberikan? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 40. Apakah anda puas dengan hasil yang anda terima? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
(12)