PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Malvin Roy NIM: 111124033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MEDIA USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Malvin Roy NIM: 111124033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan, Orang tuaku, saudara-saudaraku, Bibi Juliana dan semua yang pembaca
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Action is more Powerfull than just Talk ”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA dipilih karena melihat secara keseluruhan katekese inisiasi masih sangat monoton bahkan tanpa menggunakan media untuk menyampaikan informasi yang hendak diketahui oleh calon penerima Krisma. Berdasarkan pengamatan awal penulis di Paroki St. Pius X Karanganyar, Paroki St. Antonius Kotabaru dan Paroki St. Kristoforus Banyutemumpang, penulis menemukan bahwa pembelajaran banyak dilakukan hanya dengan menggunakan metode ceramah dari pertemuan ke pertemuan. Beberapa katekis ada yang sudah menggunakan presentasi PowerPoint sebagai media pembelajaran, namun dirasa kurang bagi calon penerima Krisma. Bagi penulis hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat pembelajaran tidak menarik dan membosankan. Selain itu judul ini dipilih karena melihat kurangnya sumbangan mahasiswa PAK dalam bidang media pembelajaran yang dapat digunakan oleh banyak orang sebagai media yang modern dan siap dipakai di sekolah dan paroki atau dalam pertemuan-pertemuan seperti rekoleksi dan retret. Persoalan pokok pada Skripsi ini adalah penyampaian informasi yang tidak menarik dalam proses pembelajaran persiapan penerimaan Sakramen Krisma dan juga kurangnya sumbangan mahasiswa PAK dalam membuat media pembelajaran yang siap digunakan oleh paroki-paroki atau sekolah-sekolah. Untuk menanggapi masalah itu secara nyata, penulis melakukan studi pustaka tentang pembelajaran, media pembelajaran dan perkembangannya, persiapan penerimaan Sakramen Krisma dan psikologi perkembangan. Kemudian berdasarkan studi pustaka itu, penulis mencoba membuat beberapa media pembelajaran dengan aplikasi komputer dalam bentuk presentasi PowerPoint dan kuis edukasi. Pembuatan presentasi menggunakan aplikasi PowerPoint 2013 dan kuis edukasi menggunakan program Adobe Flash CS4 8.6 Professional.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The title of this undergraduated thesis is A PROPOSAL OF APPLYING LEARNING MEDIA USING COMPUTER APPLICATION FOR PREPARATION OF SACRAMENT OF CHRISM. It was chosen because catechesis for initiation lessons still very monotonous and without using the media to give lesson to Chrism candidates. Based on the observations in St. Pius X Karanganyar Parish, St. Anthony Kotabaru Parish and St. Christopher Banyutemumpang Parish, the writer found that a lot of lesson just using a lecture method in every meeting. Some catechists have already used a PowerPoint presentation as a learning medium, but it is to minimize for the Chrism candidates. For the writer, it is becoming one of the factors that makes learning unattractive and boring. The title was also chosen because a lack of contribution of religious education students in learning media that can be used by many people as a modern media and ready to be used in schools and parishes or in meetings such as recollections and retreats. The main problem in this undergraduated thesis is giving lesson that is not interesting for the Chrism candidates in learning process and also the lack of contribution of religious education students to make learning media that is ready for parishes or schools. To respond to the problems, the writer uses a literature study about learning, learning media and development, preparation for Chrism candidates and developmental psychology. Then based on the literature study, the writer attempted to make some learning media with computer applications like PowerPoint presentations and educational quizzes. The presentation applies PowerPoint 2013 application and educational quiz applies Adobe Flash CS4 Professional 8.6 program.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa karena kebaikan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA Skripsi ini diinspirasi oleh pengalaman penulis dalam pelayanan dan proses belajar di PAK Universitas Sanata Dharma. Dalam pelayanan di lingkunganlingkungan atau kelompok kategorial terutama bagi mereka yang sangat akrab dengan teknologi dan memiliki sedikit waktu untuk berkumpul dalam pertemuan lingkungan, penggunaan sarana
teknologi
sangat
berperan penting untuk
menyampaikan pesan kepada umat. Selain itu penggunaan teknologi juga menunjukan bahwa tujuan-tujuan katekese dapat dicapai dengan bantuan sarana teknologi. Dalam proses kuliah usaha mahasiswa untuk membuat sebuah media pembelajaran dengan aplikasi atau program komputer masih kurang, sehingga penulis tergerak untuk memulai hal ini dengan skripsi yang membahas tentang media pembelajaran dan membuat media pembelajaran untuk persiapan penerimaan Sakramen Krisma. Skripsi ini tentu tidak akan selesai tanpa bantuan pihak-pihak yang begitu baik dalam mendukung secara langsung dalam pembuatan maupun mereka yang memberi semangat. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Dr. B.A. Rukiyanto., SJ selaku dosen pembimbing utama yang sangat baik memberi kebebasan berfikir dan bimbingan sehingga penulis dapat membuat tugas akhir ini dengan semangat dari awal penulisan hingga akhir. 2. Bapak F.X. Dapiyanta., SFK., M.Pd selaku dosen penguji dan inspirasi awal penulis dalam menentukan judul ini. 3. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung., SJ., M.Ed selaku dosen pembimbing akademik yang menjadi contoh bagi penulis untuk semangat belajar dan bermakna. 4. Segenap Staf Dosen Prodi PAK yang telah mendidik penulis selama kuliah dan memberikan banyak pengalaman dalam berbagai dinamika bersama. 5. Paroki St. Pius X Karanganyar, Paroki St. Antonius Kotabaru dan Paroki St. Kristoforus Banyutemumpang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan pengalamatan sehingga skripsi ini dapat dimulai dengan baik. 6. Sahabat-sahabat seangkatan 2011 yang dengan semangat dan kebaikan mereka untuk saling membantu berhasil menciptakan kondisi yang sangat mendukung siapapun untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. 7. Bapak, Mama, kakakku Retno dan adikku Tinus yang menjadi alasan penulis untuk berjuang menyelesaikan kuliah di Yogyakarta. 8. Paduan Suara Felicitas Yogyakarta yang menjadi teman bernyanyi selama penulis berkuliah di Yogyakarta dan juga banyak memberi ide dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Semua pihak yang telah sangat baik dan penuh perhatian memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan sehingga penulisan skripsi ini masih jauh dari baik. Oleh karena itu penulis megharapkan saran dan kritik secara langsung demi kemajuan pelayanan penulis dan Prodi PAK di kemudian hari. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Yogyakarta, 11 April 2016 Penulis
Malvin Roy
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………
iii
MOTTO ………………………………………………………………….
iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………...
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………...
vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………………………….
vii
ABSTRAK ……………………………………………………………….
viii
ABSTRACT ……………………………………………………………….
ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………...
x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
xiii
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………...
xviii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..
xix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………...
4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................
4
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………..
4
E. Metode Penulisan ……………………………………………...
5
F. Sistematika Penulisan ………………………………………….
5
BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK
PERSIAPAN
PENDAMPINGAN
PENERIMAAN
SAKRAMEN KRISMA………………………………………………….
9
A. Pembelajaran …………………………………………………..
9
1. Definisi Pembelajaran ………………………….…………..
9
2. Paradigma-Paradigma Pembelajaran …………….………..
12
a. Pembelajaran Sebagai Rekonstruksi Pengalaman ……...
12
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pembelajaran Sebagai Perkembangan Kognitif ………..
13
c. Pembelajaran Sebagai Konstruksi Sosiokultural….……
14
d. Pembelajaran Sebagai Perkembangan Ekologis ……….
15
e. Pembelajaran Sebagai Kolaborasi Individu-Individu ….
15
f. Pembelajaran Sebagai Representasi Gaya Belajar
18
Individu ………………………………………………...
16
g. Pembelajaran Sebagai Self-efficacy …………………....
17
3. Teori-Teori Perkembangan ……………….………………..
17
4. Media Pembelajaran ………………………………………..
21
a. Definisi Media Pembelajaran …………………..……...
21
b. Perkembangan Media Pembelajaran …………………..
22
c. Media
Proses
31
Komunikasi dan Kegunaannya dalam Proses Belajar-
33
mengajar ………………………………………………..
23
d. Jenis dan Karakteristik Media ………………………….
26
e. Pemilihan Media ……………………………………….
29
f. Pengembangan Media Pembelajaran …………………..
31
g. Pemanfaatan Program Media …………………………..
33
B. Perangkat Lunak Aplikasi Komputer …………………………..
34
1. Definisi Perangkat Lunak Aplikasi Komputer ……………..
35
2. Pemanfaatan
Media
45
Pembelajaran …..…………………………………………...
35
3. Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan Sebagai
35
membuat Media Pembelajaran ……………………………..
35
4. Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan Untuk
46
Media Pembelajaran ……….……………………………….
37
C. Sakramen Krisma …………………………………………….
38
1. Definisi Sakramen Krisma ……………………………….
38
2. Sejarah Sakramen Krisma ………………………………..
38
3. Peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma ……………...
39
4. Menjadi Saksi Kristus sebagai Tugas Penerima Sakramen
51
Krisma ……………………………………………………
41
Pembelajaran
Aplikasi
Sebagai
Komputer
xiv
Bagian
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB
5. Pengutusan Penerima Sakramen Krisma ………………...
41
a. Liturgia ……………………………………………….
42
b. Koinonia ……………………………………………...
42
c. Diakonia ……………………………………………...
43
d. Kerygma ……………………………………………...
44
6. Liturgi Sakramen Krisma ………………………………...
44
7. Simbol-simbol dan Maknanya Dalam Sakramen Krisma ..
45
a. Minyak Krisma ………………………………………
45
b. Penumpangan Tangan Uskup ………………………..
45
c. Pengurapan Minyak Krisma …………………………
46
d. Tepukan pada Pipi Penerima Sakramen Krisma ……..
46
e. Pemberian nama Krisma ……………………………..
46
8. Buah-Buah Sakramen Krisma …………………………...
46
D. Persiapan Sakramen Krisma …………………………………
47
1. Rekatekisasi Sakramen Baptis dan Ekaristi ……………...
48
a. Sakramen Baptis ……………………………………..
49
b. Sakramen Ekaristi ……………………………………
50
2. Disposisi Batin …………………………………………...
51
a. Keterbukaan hati …………………………………….
51
b. Pertobatan ……………………………………………
52
c. Kesediaan diri untuk diutus ………………………….
52
3. Katekese Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma ……...
53
4. Materi Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma ………...
53
III
MEDIA
PEMBELAJARAN
DENGAN
APLIKASI
79
KOMPUTER …………………………...………………………………..
55
A. Konsep Media Pembelajaran …………..………………………
55
1. Game atau Kuis …………………………………………….
56
2. Presentasi Menarik …………………………………………
56
3. Gambar …………………………………………………......
57
B. Aplikasi Atau Program Yang Mendukung Pembuatan Media Pembelajaran …………………………………………………..
58
1. Adobe Flash CS4 …………………………………………..
58
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Microsoft PowerPoint ……………………………………...
58
C. Kekuatan Dan Kelemahan Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Komputer……………………………………………..
59
1. Kekuatan …………………………………………………...
59
2. Kelemahan .………………………………………………...
59
BAB IV USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN
APLIKASI
KOMPUTER
UNTUK
PERSIAPAN
PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA …………
61
A. Latar Belakang ………………………………………………....
61
B. Alasan Pemilihan Program …………………………………….
62
C. Tujuan Program ………………………………………………..
62
D. Rancangan Usulan Perencanaan Pembelajaran Persiapan Sakramen Krisma Untuk Calon Penerima di Paroki ………….
63
1. Materi 1 …………………………………………………….
63
2. Materi 2 …………………………………………………….
63
3. Materi 3 …………………………………………………….
63
4. Materi 4 …………………………………………………….
63
5. Materi 5 …………………………………………………….
64
6. Materi 6 …………………………………………………….
64
7. Materi 7 …………………………………………………….
64
8. Materi 8 …………………………………………………….
64
9. Matriks Program Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma..
65
E. Contoh Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Komputer Untuk Persiapan Pendampingan Penerimaan Sakramen Krisma di Paroki …………………………………………….
78
1. Kuis Edukatif Persiapan Krisma …………………………
78
2. Presentasi Menarik ……………………………………….
87
BAB V PENUTUP ………………………………………………………
89
A. Kesimpulan …………….………………………………………
89
B. Saran ………………………………………………………...
90
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… xvi
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran 1: Materi 3
(1)
Lampiran 2: Materi 4
(4)
Lampiran 3: Materi 5
(8)
Lampiran 4: Materi 6
(13)
Lampiran 5: Materi 7
(17)
Lampiran 6: Materi 8
(21)
Lampiran 7: Soft File Media Pembelajaran
(27)
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Fil
: Filipi
Kor
: Korintus
B. Singkatan Lain e-
: electronic
KTP
: Kartu Tanda Penduduk
UN
: Ujian Nasional
EMS
: E-Media Solusindo
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel
1 : Teori perkembangan Kognitif Jean Piaget
19
Kisi-kisi Instrumen Proses Pendidikan Kepangudiluhuran Tabel
2 : Soal kuis pendalaman materi
xix
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Banyak tawaran produk digital yang dapat membantu manusia menyampaikan gagasan dan melakukan pekerjaan. Perkembangan ini diikuti oleh hampir semua orang untuk berbagai kepentingan seperti ekonomi, pendidikan, politik, pertanian dan masih banyak lagi. Semuanya menggunakan produk-produk digital untuk kebutuhan mereka. Dengan kata lain, media digital menjadi dunia yang dihidupi pada zaman sekarang untuk berbagai kebutuhan. Teknologi dengan sifat-sifat efisiensi, kecepatan, dan menarik, mampu menjawab banyak persoalan manusia terutama bagi mereka yang membutuhkan hal-hal di atas dalam pekerjaan mereka. Dalam pemerintahan, telah diusahakan pelayanan kepada masyarakat yang lebih efisien, efektif dan cepat melalui berbagai program dalam jaringan komputer seperti e-budgeting, e-KTP, dan lainlain. Dalam dunia pendidikan, teknologi juga menawarkan sifat-sifat di atas dengan program yang menarik seperti e-learning dan media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Selain itu Ujian Nasional (UN) juga mulai dilaksanakan dengan aplikasi komputer. Semua itu memiliki sifat efisiensi dan kecepatan yang melebihi media-media konvensional. Agama saat ini terkesan jadul dan ketinggalan zaman tidak terkecuali Gereja Katolik. Kegiatan seperti katekese, pendampingan persiapan penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 sakramen dalam gereja atau bahkan pelajaran agama katolik di sekolah tidak secara kreatif memanfaatkan teknologi atau bahkan tidak memanfaatkannya sama sekali. Dalam pengamatan awal yang penulis lakukan di 3 Paroki di Keuskupan Agung Semarang yaitu Paroki St. Pius X Karanganyar, Paroki St. Kristoforus Banyutemumpang dan Paroki St. Antonius Kotabaru, penulis mendapat kesan bahwa dalam persiapan penerimaan sakramen krisma di paroki-paroki, pendamping tidak maksimal dalam menggunakan media-media pembelajaran digital dalam bentuk aplikasi komputer untuk membantu pembelajaran para murid. Aplikasi yang sering digunakan seperti Microsoft PowerPoint, Microsoft Word atau menggunakan film sebagai media pembelajaran. Semua itu adalah usaha guru untuk membantu pembelajaran siswa lebih kontekstual dan sebagai sarana untuk menyampaikan isi materi dengan lebih efektif dan menarik. Mengajar dengan menggunakan PowerPoint dan media pembelajaran dengan aplikasi komputer lainnya akhirnya juga menuntut kreativitas guru dalam menyajikannya. Tidak cukup dengan sifat efisien dan kecepatan. Media pembelajaran juga harus menarik bagi siswa untuk pembelajaran mereka. Kreativitas ini sangat lekat hubungannya dengan teori pembelajaran dan perkembangan yang sudah ada dan selalu berkembang. Dengan demikian usaha untuk menggunakan media-media modern bukan semata supaya tidak ketinggalan jaman tetapi jelas untuk membantu para murid dalam proses pembelajaran mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Media Pembelajaran dengan aplikasi komputer adalah sarana yang sangat penting untuk membantu siswa dalam pembelajaran mereka. Media pembelajaran dengan aplikasi komputer lebih kontekstual dengan perkembangan zaman dan bersifat lebih efisien dari segi waktu untuk mempersiapkannya. Selain itu juga lebih cepat dalam prosesnya. Usaha untuk menciptakan media pembelajaran atau pengajaran yang menarik sangat terbuka untuk banyak ide kreatif yang dapat dikemas dalam bentuk presentasi, kartun, animasi, permainan dan lain-lain. Usaha pengembangan media pembelajaran berbasis komputer sampai saat ini di kampus PAK Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga pencetak guru agama terlihat tidak banyak. Mahasiswa harus berusaha mengemas pembelajaran dengan kreatif menggunakan program-program komputer yang banyak digunakan. Untuk melakukannya mahasiswa harus belajar sendiri atau menimba pengetahuan dari teman lain yang lebih berpengalaman. Situasi ini juga menjadi pijakan mengapa mahasiswa PAK perlu sedikit demi sedikit mencoba membuat media pembelajaran yang kreatif dengan program komputer. Berdasarkan uraian di atas saya bermaksud untuk menjawab tantangan perkembangan zaman melalui tugas akhir ini. Jawaban atas perkembangan zaman itu saya lakukan dalam bidang kateketik yang saya tekuni dalam sebuah tugas akhir dengan judul “USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN
APLIKASI
KOMPUTER
UNTUK
PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA”.
PERSIAPAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan pemaparan di atas rumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut: 1.
Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran dengan aplikasi komputer?
2.
Bentuk media pembelajaran manakah yang menarik untuk proses pembelajaran persiapan pendampingan penerimaan sakramen Krisma?
3.
Apa usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan pendampingan penerimaan sakramen krisma?
C. Tujuan Penulisan 1.
Memaparkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer.
2.
Memaparkan pentingnya bentuk media pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan pendampingan penerimaan sakramen krisma di masa kini.
3.
Menemukan usaha-usaha dan peluang untuk mengembangkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan pendampingan penerimaan sakramen krisma.
D. Manfaat Penulisan 1.
Bagi katekis dan calon katekis supaya semakin menyadari bahwa media pembelajaran dengan aplikasi komputer dibutuhkan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 2.
Bagi penulis semakin terpacu untuk belajar dan memiliki keterampilan menggunakan teknologi sehingga dapat semakin memperkembangkan karya pelayanan sebagai katekis.
3.
Bagi
ilmu
kateketik
tulisan
ini
menjadi
sumbangan
untuk
memperkembangkan ilmu-ilmu kateketik dan pendidikan yang mahasiswa terima semasa kuliah. Selain itu juga memperluas penggunaan media komputer dalam katekese. 4.
Bagi Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma tulisan ini menjadi sumbangan untuk pelaksanaan katekese pada zaman yang penuh dengan perkembangan teknologi.
E. Metode Penulisan Penulisan ini akan menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu dengan menjelaskan atau memberi gambaran isi berdasarkan sumber-sumber yang digunakan, pengamatan yang dilakukan dan juga menganalisa bagian-bagiannya. Bagian yang dideskripsikan antara lain definisi, unsur-unsur, perkembangan, konteks, kekuatan, kelemahan dan sebagainya. Selain itu juga penulis mencoba membuat contoh media pembelajaran yang akan ditampilkan.
F. Sistematika Penulisan BAB I adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang yang mengulas tentang situasi zaman yang penuh dengan penggunaan teknologi dalam berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, jurnalistik dan bahkan hidup keagamaan termasuk pewartaan iman dalam gereja katolik. Dalam bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 pendidikan iman baik juga jika pelaksanaan dilaksanakan dengan media-media aplikasi komputer sehingga lebih menarik dan kontekstual dengan situasi naradidik. Sayangnya hal ini tidak terlalu berkembang dan dimanfaatkan secara kreatif terutama oleh mahasiswa PAK yang lebih banyak bergulat dengan teoriteori serta paham-paham dalam Gereja. Dengan demikian rumusan permasalahannya adalah apakah media pembelajaran dengan aplikasi komputer itu? Setelah menjawab pertanyaan itu masalah selanjutnya adalah menentukan bentuk media macam apa yang relevan untuk calon penerima krisma. Selain itu juga apa usaha yang bisa dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan apa itu media pembelajaran dengan aplikasi komputer, seperti apa bentuk media pembelajaran dengan aplikasi komputer, dan apa usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi katekis dan calon katekis untuk menyadari bahwa kita membutuhkan pembaharuan untuk membantu siswa dalam belajar. Selain itu bagi penulis sendiri semakin terpacu gairahnya untuk melayani gereja dengan membuat media-media pembelajaran. Bagi ilmu kateketik, semoga tulisan ini memberi sumbangan bagi pendidikan agama katolik. Kemudian bagi program studi PAK tulisan ini dapat berguna bagi perkembangan media katekese. Penulisan ini akan menggunakan metode deskriptif analistis, yaitu dengan menjelaskan atau memberi gambaran isi berdasarkan sumber-sumber yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 digunakan, pengamatan yang dilakukan dan juga menganalisa bagian-bagiannya. Bagian yang dideskripsikan antara lain definisi, unsur-unsur, perkembangan, konteks, kekuatan, kelemahan dan sebagainya. Selain itu juga penulis mencoba membuat contoh media pembelajaran yang akan ditampilkan. BAB II berisi kajian teoretis tentang media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Pada bagian pertama Pembelajaran akan dibahas meliputi definisi pembelajaran, paradigma-paradigma pembelajaran, teori-teori perkembangan sebagai salah satu pertimbangan dalam membuat media pembelajaran terutama dari segi usia dan perkembangan kognitif. Media pembelajaran dan perkembangan media pembelajaran menjadi kajian selanjutnya untuk melihat sejauh mana usaha dunia pendidikan dalam memanfaatkan media pembelajaran dan bagaimana perkembangannya sejauh ini. Pada bagian kedua perangkat lunak aplikasi komputer akan diulas yang meliputi definisi perangkat lunak aplikasi komputer. Pemanfaatannya dalam dunia pendidikan dan aplikasi atau yang dapat digunakan untuk mempelajari pengkodean dan media pembelajaran. Pada bagian ke-tiga penulis akan membahas sakramen Krisma yang meliputi definisi Sakramen Krisma, liturgi penerimaan Sakramen Krisma, simbolsimbol dalam Krisma dan buah-buah Sakramen Krisma. Pada bagian terakhir dari BAB II akan dibahas persiapan sakramen Krisma antara lain: Definisi Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma, Tahapan persiapan Sakramen Krisma, Katekese persiapan Sakramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 BAB III Membahas tentang Media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Pada bagian ini pembahasan diarahkan pada pemanfaatan salah satu aplikasi yang dipilih sebagai contoh. Meliputi penjelasan tentang Aplikasi komputer Adobe Flash CS4, Pemanfaatan Adobe Flash CS4 untuk membuat media pembelajaran, kekuatan media pembelajaran dengan aplikasi komputer, kelemahan media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Dalam BAB IV penulis membahas pengembangan media pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan penerimaan Sakramen Krisma. Pada bagian ini penulis berusaha mencari upaya pengembangan dan sekaligus melakukan pengembangan itu sendiri dalam bentuk sebuah media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Bagian ini meliputi: Upaya pengembangan dan kreativitas untuk membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer dan solusi dan masukan untuk pengembangan media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Pada BAB V berisi penutup dan saran yang meliputi kesimpulan dan ucapan syukur karena sudah bisa menyelesaikan pekerjaan ini. Selain itu juga usul dan saran untuk tulisan kemajuan dan perkembangan karya-karya selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
Dalam BAB II ini akan dibahas kajian teori tentang judul tulisan ini. Bagian-bagian yang akan dikaji adalah pembelajaran, teori-teori perkembangan yang mempengaruhi proses pembelajaran seseorang, media pembelajaran, aplikasi komputer sebagai media pembelajaran, sakramen krisma dan persiapannya.
A. Pembelajaran 1.
Definisi Pembelajaran Semua bahasan pembelajaran pada tulisan ini dijelaskan bukan dalam
konteks sekolah. Pembelajaran dijelaskan dalam konteks umum yang terjadi sehari-hari terutama dalam proses pembelajaran calon penerima Sakramen Krisma di paroki-paroki. Bagi Wenger “pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh sesorang. Lebih dari itu pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif ataupun sosial” (Miftahul Huda, 2014:2). Definisi Wenger memperlihatkan bahwa ternyata pembelajaran tidak terbatas sebagai sebuah aktivitas yang dilakukan sehingga dengan demikian akan berhenti dilakukan suatu saat. Pembelajaran memiliki dimensi yang sangat luas karena ia terjadi kapanpun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 di manapun, dengan level yang berbeda, oleh setiap manusia dengan kemampuan yang berbeda. Pendapat Wenger mengindikasikan bahwa pembelajaran memiliki arti yang luas. Bagi Sindhunata proses belajar terjadi ketika seseorang ada dalam situasi harus belajar untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal ini awalnya terjadi karena institusi pendidikan tidak bisa mengantisipasi semua masalah kehidupan, terutama saat kemapanan seseorang terguncang karena perubahan dan perkembangan zaman maka ia harus kembali belajar (Sindhunata, 2004: 9). Pendapat Sindhunata ini menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi tidak terkurung dalam waktu dan tempat tertentu tetapi terutama pada situasi yang menuntut seseorang harus belajar untuk menyelesaikan suatu masalah. Menurut Gagne pembelajaran adalah proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang dapat ditingkatkan levelnya (Miftahul Huda, 2014:3). Pendapat Gagne yang menekankan modifikasi jelas berarti sebuah perubahan perilaku yang dibandingkan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran. Misalnya seorang anak yang belajar melukis dengan meniru sebuah gambar. Ia mendapati garis yang ia ciptakan tidak seperti yang terlihat dalam contoh gambar yang ia lukis. Karena itu anak ini mengubah caranya dalam memegang pensilnya supaya menghasilkan garis yang lebih baik atau mungkin meruncingkan pensilnya. Perubahan tidak hanya terjadi ketika seseorang gagal, perubahan perilaku juga bisa terjadi ketika seseorang melakukan sesuatu dengan benar. Apa yang menjadi pendapat Gagne ternyata sesuai dengan pendapat Glass dan Holyoak. Mereka mengatakan bahwa salah satu bentuk pembelajaran yang paling penting adalah memproses informasi di dalam otak atau pikiran manusia. Pemrosesan data atau informasi dapat berlangsung dengan berbagai cara. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 itu bisa dianalogikan dengan komputer di mana seseorang menyimpan data, mengingat kembali data itu bahkan disinkronkan dengan data-data yang lain. selain itu seseorang juga bisa menilai data-data yang mereka simpan. Apakah data itu benar atau salah? Baik atau tidak baik? dan melakukan berbagai macam hal dengan data dalam pikiran mereka (Miftahul, 2014:2). Pendapat serupa dikemukakan oleh Dr. Wina Sanjaya yang melihat pembelajaran sebagai proses berpikir di mana orang belajar mencari untuk menemukan sesuatu. Dengan demikian fokus pembelajaran bukan transfer ilmu tetapi setiap orang mencari dan menemukan ilmu itu (Wina Sanjaya, 2008: 107). Keempat definisi tersebut memperlihatkan bahwa memang pembelajaran menekankan
sebuah
perubahan
perilaku
dengan
sebuah
proses
yang
mendahuluinya. Namun demikian, dalam proses pembelajaran tidak semua orang setuju dengan definisi yang ada. Misalnya, menyamakan pembelajaran dan pengajaran, mengartikan perubahan perilaku yang bukan merupakan hasil pembelajaran (mabuk, mengantuk, menjadi lebih tinggi dan sebagainya), metode apa yang harus digunakan dan kapan pembelajaran itu benar-benar terjadi. Dengan kata lain definisi yang ada tidak bisa menjelaskan elemen-elemen yang lebih kecil dalam proses pembelajaran. Untuk menanggapi hal ini Hilgard dan Bower menyatakan bahwa kontroversi tentang pembelajaran bukan terkait definisi ilmiah tentang pembelajaran itu sendiri, tetapi terkait dengan fakta-fakta dan interpretasi atas fakta-fakta. Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemahaman subyek pembelajaran itu. Selain itu jelas bahwa praktik pembelajaran yang terjadi telah didefinisikan dengan berbagai macam cara (Miftahul Huda, 2014:4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 Dengan demikian jelas bahwa di samping definisi tentang pembelajaran yakni terjadinya perubahan perilaku dengan proses yang mendahuluinya, rupanya pemahaman tentang pembelajaran itu sendiri tetap bersifat sangat luas. Definisi itu sendiri memang tidak dapat menjelaskan detail praktik pembelajaran. Oleh karenanya perlu ilmu lain untuk ikut menjelaskan fenomena pembelajaran yang kompleks ini. Bagi Hausstatter dan Nordkvelle
pembelajaran merefleksikan
pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan memiliki banyak makna yang berbeda-beda (Miftahul Huda, 2014:5).
2.
Paradigma-Paradigma Pembelajaran Menurut Miftahul Huda (2012:36) seorang guru yang hendak mengajar
harus membawa lebih dari satu teori pengajaran agar ia mampu memperoleh perspektif yang jelas tentang keberagaman aspek dalam proses pembelajaran. Pendapat Miftahul jelas untuk mengusahakan kesuksesan dalam pembelajaran siswa. Kesuksesan itu terlihat jika terdapat perubahan antara pra-pembelajaran dengan paska-pembelajaran. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang diharapkan dalam perencanaan pembelajaran. Beberapa paradigma teoretis tentang pembelajaran dan pengajaran berusaha untuk mejelaskan fenomena pembelajaran selengkap mungkin. Namun dalam realitas pembelajaran yang terjadi, selalu berbeda dengan apa yang terdapat dalam paradigma-paradigma yang ada. Berikut ini beberapa paradigm teoretis yang umumnya mendasari praktik pengajaran selama ini.
a.
Pembelajaran sebagai Rekonstruksi Pengalaman Bogner merangkum
pemikiran Dewey tentang pembelajaran dan
memandang pembelajaran sebagai rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 yang membuat pengalaman itu lebih bermakna dari sebelumnya (Miftahul Huda, 2012:37). Pembelajaran melibatkan kemampuan pembelajar untuk membentuk hubungan-hubungan antara berbagai gagasan, makna dan peristiwa. Dengan demikian pembelajaran pada hakikatnya adalah proses membangun relasi antara lingkungannya (pengalaman) dan pikiran serta tindakannya. Dengan kata lain “pembelajaran dihasilkan melalui refleksi terhadap pengalaman”
b.
Pembelajaran sebagai Perkembangan Kognitif Piaget berfokus bagaimana perkembangan bahasa berpengaruh terhadap
proses berfikir. Teorinya menegaskan bagaimana perkembangan kognitif bergantung pada usia. Prinsip dasarnya adalah anak-anak mengonstruksi cara berfikirnya sendiri. Ada kemiripan perspektif antara Dewey dan Piaget dimana pengetahuan yang ada sekarang terbentuk dari pengetahuan sebelumnya. Perbedaannya adalah bagi Piaget pengetahuan sebelumnya dibentuk sendiri oleh seorang anak dan bukan terbentuk dari pengalaman. Bagi Piaget seorang anak akan mencari keseimbangan antara pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan yang ia temukan dalam pengalamannya. Yang pertama muncul ketika seseorang mendapati kenyataan yang sesuai dengan pengetahuannya atau konsep berfikirnya (asimilasi). Yang kedua muncul ketika seorang anak menyadari bahwa apa yang menjadi realitas tidak sesuai dengan apa yang menjadi pikirannya, sehingga ia mengubah cara berfikirnya (akomodasi). Dengan demikian pembelajaran terjadi ketika seseorang mampu menyesuaikan atau mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan perkembangan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c.
Pembelajaran sebagai Konstruksi Sosiokultural Paradigma
ini
didasarkan pada pembelajaran sebagai konstruksi
pengetahuan di antara individu dan masyarakat. Manusia sebagai bagian dari lingkungan sosial, mendapatkan pengetahuan dari kehidupan sosial itu sendiri. Vygotsky melihat level-level berfikir tingkat tinggi seperti memori, perhatian, pembuatan keputusan, dan pembentukan konsep (Miftahul Huda, 2012:45). Bagi Vygotsky setiap orang adalah bagian dari lingkungan sosial sejak ia dilahirkan. Dengan demikian hidupnya secara keseluruhan sangat bergantung pada kondisi sekitarnya seperti lingkungan rumah, keluarga, masyarakat dan sekolah. Meskipun Vygotsky sepaham dengan Piaget yang mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana yang sangat penting untuk memecahkan masalah, ia menegaskan bahwa terdapat 3 aspek dalam kompetensi anak yaitu: “Zona Aktual”, merujuk pada apa yang dapat dilakukan seorang anak secara mandiri. “zona potensial”, yang merujuk pada apa yang dilakukan seorang anak untuk mengatur dirinya sendiri dengan bantuan orang lain. “zona perkembangan dekat”, zona ini ada di antara dua zona sebelumnya yaitu tentang bagaimana seorang anak menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan juga memanfaatkan pertolongan orang lain yang lebih mampu. Individu
yang
belajar
seringkali
dianggap
sebagai
orang
yang
membutuhkan tuntunan dari mereka yang lebih berkompeten, dalam hal ini guru. Dengan demikian jika melihat bagaimana Vygotsky memandang pembelajaran maka, tugas-tugas yang diberikan guru seharusnya difokuskan kepada tugas-tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 yang dapat dikerjakan oleh siswa sendiri, bersama temannya dan tanpa bantuan guru.
d.
Pembelajaran sebagai Perkembangan Ekologis Tokoh di belakang paradigma ini adalah Bronfenbrenner (1979) yang
sangat menekankan seting sosial di mana pembelajaran itu seharusnya terjadi (Miftahul Huda, 2012:47). Pembelajaran terjadi ketika perkembangan seseorang dipengaruhi oleh relasi sosial yang muncul dalam dan di antara seting yang berbeda di mana ia berpartisipasi di dalamnya. Dengan demikian paradigma ini seperti permainan peran yang banyak dimainkan dalam drama. Dalam pembelajaran ini guru mendesain lingkungan belajar sedemikian rupa untuk menempatkan siswa dalam berbagai aktivitas seperti menjadi pemimpin, seniman, ilmuan atau kolaborator. e.
Pembelajaran sebagai Kolaborasi Individu-Individu Bagi Wenger interaksi dengan orang lain dapat membantu individu
menjalani proses pembelajaran yang lebih positif dibandingkan jika ia melakukannya sendiri
(Miftahul Huda, 2012:49). Komponen dari jenis
pembelajaran semancam ini adalah interaksi verbal yang harus terjadi di dalam sebuah kelompok. Selain itu siswa juga harus merasa menjadi bagian dari kelompok itu yang terlihat dengan kekompakan dan cara kelompok itu menyelesaikan masalah. Sejalan dengan hal ini Miftahul Huda (2015) melihat ide cooperative learning sebagai model belajar yang lebih efektif. Terbukti menjadi cara belajar yang lebih baik dari pada cara sebelumnya yaitu competitive learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
f.
Pembelajaran sebagai Representasi Gaya Belajar Individu Dalam kenyataan pembelajaran, terdapat siswa-siswa dalam satu kelas
memiliki prestasi yang baik. Namun di tempat lain tidak demikian. Selain itu seorang yang menguasai satu disiplin ilmu sering kali tidak menguasai disiplin ilmu lainnya. Dari observasi kenyataan semacam inilah para pendidik dan teoritikus berpendapat bahwa setiap individu memiliki cara belajarnya sendirisendiri yang dipengaruhi juga oleh kemampuan perspektif, pemrosesan kognitif, manajemen informasi dan keragaman sensoriknya (Miftahul Huda, 2012:53). Dunn dan Dunn memiliki sebuah teori belajar yang melihat bagaimana cara belajar seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Teorinya didasarkan pada teori lateralisasi otak (brain lateralization theory). Dalam diri seseorang bisa jadi bahwa belahan orak bekerja lebih dominan dibanding dengan belahan tubuh yang lain. Dengan teori ini dijelaskan bahwa seseorang dapat belajar di manapun karena lingkungan instruksional, sumber daya, dan pendekatan yang berbeda-beda akan berpengaruh pada kekuatan gaya belajar. Model belajar Dunn dan Dunn dimulai dari lingkungan belajar yang mencakup dekorasi kelas, suara, lampu, temperatur ruangan dan sebagainya. Selanjutnya ada pula faktor emosional yang mencakup elemen motivasi, tanggungjawab ketekunan dan struktur. Kemudian ada faktor sosiologis yang terlihat dalam dinamika kelas seperti bekerja sendiri, bekerja berpasang-pasangan dan bekerja berkelompok. Faktor yang keempat adalah faktor psikologis dengan elemen preferensi perseptual (seperti audiotoris, visual, taktil atau modalitas kinestetik), asupan makan, target waktu dan mobilitas. Faktor terakhir adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 faktor fisiologis yang mencakup elemen analitis (matematika dan sains) dan global (seni) (Miftahul Huda, 2012:55). Elemen-elemen di atas merupakan elemen-elemen yang jika dipadukan dapat mempengaruhi siswa alam proses pembelajaran. Model ini didasarkan pada ilmu neuropsikologis dan kognitif.
g.
Pembelajaran sebagai Perkembangan Self-efficacy Self-efficacy adalah perasaan efektifitas diri seseorang dan bagaimana ia
berpengaruh terhadap pembelajaran. Teori ini dikemukakan oleh Bandura yang membahas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan seseorang saat merasakan bahwa dirinya berada dalam kondisi yang baik (Miftahul Huda, 2012:58).
3.
Teori-Teori Perkembangan Teori-teori perkembangan sangat mempengaruhi teori pembelajaran yang
juga dengan sendirinya mempengaruhi media pembelajaran seperti apa yang akan dibuat. Secara umum proses pembelajaran terjadi sesuai dengan tingkat perkembangan seseorang. Anak-anak akan mengalami pembelajaran pada levelnya, sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula dengan remaja dan orang dewasa. Karena itu pembelajaran ada dalam bingkai tingkat perkembangan setiap orang. Meskipun demikian sangat memungkinkan bahwa seseorang belajar lebih cepat dibandingkan dengan orang lain seusiannya. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran dipengaruhi juga oleh cara belajar yang sesuai pada usiannya. Jika metode belajar orang dewasa adalah learning by doing, maka metode yang cocok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 bagi anak-anak adalah learning by playing (Montessori, 2008: XI). Meskipun dua hal ini lebih dekat pada model pembelajaran, tetapi keduannya masih saja sangat dipengaruhi oleh teori perkembangan yang ada. Hurlock mengutip pendapat Van Den Daele yang mendefinisikan perkembangan sebagai serangkaian perubahan progresif yang terjadi karena kematangan dan pengalaman. Berarti Van Den Deale melihat perubahan atau perkembangan bukan terutama dari segi kuantitatif tetapi lebih kepada kualitatif. Perkembangan atau perubahan bukan saja perubahan fisik seperti bertambah berat badan, bertambah tinggi dan pertumbuhan fisik lainnya, melainkan sebuah proses integrasi dari banyak struktur dan banyak fungsi yang kompleks (Hurlock, 1980:2). Definisi Deale juga memperlihatkan perubahan sebagai indikator terjadinya perkembangan. Perubahan yang dimaksud bisa menuju kepada kemajuan (evolusi) atau kemunduran (involusi). Hal ini sangat terlihat dari umur manusia. Perubahan yang didominasi oleh banyak kemajuan terjadi ketika bayi sampai dewasa, sementara perubahan yang didominasi kepada kemunduran terjadi pada masa dewasa sampai tua (Hurlock, 1980:2). “Pelbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasanya disebut aktualisasi adalah sangat penting” (Hurlock, 1980:3). Dengan melihat dua pendapat di atas dan kenyataan yang manusia hadapi, sangat jelas bahwa manusia sangat dinamis. Perubahan bergerak ke atas pada masa-masa muda. Beberapa saat tidak terjadi perubahan sampai pada suatu masa di mana manusia kembali turun dari segala kemajuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 Elizabeth B. Hurlock menggambarkan kurvanya berbentuk seperti lonceng. Dari satu sisi naik, statis beberapa saat, lalu turun lagi. Dalam konteks pendidikan pada umumnya tentu teori-teori perkembangan ini menjadi salah satu panduan bagi mereka yang mau mengajar atau membuat media pembelajaran. Dalam konteks persiapan penerimaan Sakramen Krisma, mereka yang akan menerima Sakramen Krisma rata-rata berusia 12 tahun atau lebih. Dengan demikian perlu diketahui seperti apa perkembangan kognitif mereka yang akan digunakan sebagai salah satu panduan untuk membuat media pembelajaran. Dengan merujuk pada teori perkembangan Montessori yang membagi tahap perkembangan dalam 3 tahap; 0-6, 6-12, 12-18, maka persiapan Sakramen Krisma disesuaikan dengan tahap perkembangan mereka (Montessori, 2008: XII). Selain teori Montessori, teori perkembangan kognitif Piaget tentu saja tidak bisa ditinggalkan. Piaget membagi perkembangan kognitif manusia ke dalam 4 tahap, seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini: Tahap-tahap
Umur
Ciri-ciri pokok perkembangan
perkembangan Sensorimotor
0-2
Berdasarkan tindakan Langkah demi langkah
Praoperasi
2-7
Penggunaan bahasa/simbol tanda Konsep Intuitif
Operasi Konkret
8-11
Pakai aturan jelas/Logis Reversible dan kekekalan
Operasi Formal
11-ke atas
Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20 Abstrak Deduktif dan induktif Logis dan probabilitas Sumber: Teori perkembangan Kognitif Jean Piaget (Paul Suparno:2000) Dengan melihat teori perkembangan kognitif menurut Piaget, calon penerima Sakramen Krisma ada pada tahap perkembangan terakhir atau operasi formal dengan usia 11 tahun dan seterusnya. Pada tahap perkembangan ini remaja sudah berfikir logis, teoretis, formal berdasarkan proposisi-proposisi hipotesis, dan dapat mengambil keputusan lepas dari apa yang diamati saat itu. Selain itu pada tahap ini logika mulai berkembang dan cara berpikir abstrak mulai dimengerti. Ia mulai suka membuat teori tentang segala sesuatu yang dihadapi. Pikirannya sudah mampu melampaui waktu dan tempat, tidak hanya terikat pada yang sudah dialami, tetapi juga mampu berpikir mengenai sesuatu yang akan datang karena mampu membuat hipotesis (Paul Suparno, 2000: 88) Tentu saja pemikiran Piaget dan Montessori ini bukan sesuatu yang pasti terjadi. Seperti yang sudah dikemukakan oleh beberapa pemerhati teori perkembangan, maka pembagian tahap perkembangan Piaget dan Montessori adalah panduan umum, sementara apa yang terjadi dalam kehidupan secara langsung mungkin saja tidak sesuai dengan tahap perkembangan itu. Ada orang yang dapat belajar dengan lebih cepat, ada pula yang tidak. Manusia memiliki sifat yang sangat dinamis. Teori perkembangan yang ada digunakan untuk menghadapi peserta didik dalam pembelajaran sesuai dengan perkembangan mereka dan juga untuk membuat media pembelajaran yang cocok sesuai dengan usia perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 mereka. Teori perkembangan memberikan pandangan dari sudut ilmiah untuk menghadapi atau menilai proses pembelajaran yang berlangsung dan juga untuk mengembangkan media-media pembelajaran yang sesuai. Teori perkembangan bukan satu-satunya panduan untuk mengajar di kelas atau membuat media pembelajaran. Ada banyak sisi yang bisa menjadi pertimbangan salah satunya adalah kebutuhan murid itu sendiri dengan melihat situasi awal mereka.
4.
Media Pembelajaran
a.
Definisi Media Pembelajaran Bagi Gagne Media Pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Sadiman, 2012:6). Pendapat Gagne memperlihatkan cakupan yang sangat luas pada media, sehingga seakan-akan begitu banyak hal dapat dijadikan media pembelajaran. Selain itu menurut Briggs media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Sadiman, 2012:6). Pendapat Briggs ini menyempitkan media sebagai alat fisik dengan kriteria tertentu yakni dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Definisi lebih lanjut dikemukaan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (National
Education
Association/
NEA):
“Media
adalah
bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.” (Sadiman, 2012:7). Semua definisi memiliki kesamaan yang terutama berkaitan dengan indera manusia untuk melihat, menyentuh dan mendengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b.
Perkembangan Media Pembelajaran Awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu guru dalam mengajar
(teaching aids). Alat bantu yang digunakan adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain. Namun, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu yang digunakan orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran dan evaluasinya. Dalam perkembangan selanjutnya teknologi mulai berkembang dan digunakan sebagai media pembelajaran berupa audiovisual. Dalam usaha menggunakan media pembelajaran, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman dari tingkat yang paling konkret ke tingkat yang paling abstrak. Klasifikasi itu kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience). Berikut ini gambar kerucut pengalaman:
Gambar: cone of experience by Edgar Dale Perkembangan media pendidikan terus berlangsung sampai tahun 1950 ketika teori komunikasi dipergunakan untuk media audio visual. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23 sayangnya perkembangan hanya terpusat pada pembuatan media saja. Faktor siswa belum mendapat perhatian yang serius. Ketika teori behaviorisme ajaran B. F. Skinner muncul pada tahun 1960an, barulah perkembangan siswa menjadi perhatian dalam menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran. Menurut teori ini mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan itu harus tertanam sehingga menjadi kebiasaan. Setiap ada perubahan tingkah laku ke arah yang positif harus diberi penguatan dengan pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut adalah betul. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa menjadi hasil proses pembelajaran. Dalam perkembangan lebih lanjut, pendekatan sistem berpengaruh dalam dunia pendidikan. Pengaruhnya mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan dan dipersiapkan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Dari pengalaman pembelajaran guru-guru menyadari bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda. Sebagian lebih cepat dengan media audio, sebagaian lagi dengan video, sedangkan yang lain dengan media cetak dan demikian juga setiap siswa memiliki cara mereka masing-masing. Dari pengalaman inilah lahir konsep penggunaan multi-media dalam kegiatan pembelajaran yang masih digunakan hingga saat ini.
c.
Media
Pembelajaran
sebagai
Bagian
Proses
Komunikasi
dan
Kegunaannya dalam Proses Belajar-mengajar Media pembelajaran adalah bagian dari sistem komunikasi dalam sebuah proses
pembelajaran.
Dengan
demikian
dapat
diartikan
bahwa
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24 pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi. Demikian ilustrasinya: seorang guru jengkel sekali karena selama 1 jam mengajar, anak-anak di kelas tidak mengerti satu pokok bahasan yang dibahas selama satu jam itu. Ia kemudian bertanya di mana letak kesalahannya? Letak kesalahannya adalah ia tidak melihat pembelajaran sebagai proses komunikasi. Ada pesan (materi belajar) yang hendak disampaikan, ada pemberi pesan (media pembelajaran dan guru kelas) yang menjadi sumber belajar dan komunikator, dan ada juga penerima pesan yaitu para murid di kelas. Ada beberapa faktor yang menghambat proses komunikasi yang biasa disebut dengan barriers (hambatan), atau noises (kebisingan). Hambatanhambatan yang ada merupakan hambatan yang berasal dari dalam dan dari luar diri seorang anak. Hambatan yang berasal dari dalam diri adalah masalah yang disebabkan oleh keadaan prikologis seperti minat, sikap, pendapat kepercayaan, intelegensi, pengetahuan dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh. Kendala lain juga karena siswa tidak senang dengan gurunya, pelajarannya jam pelajarannya (Sadiman, 2012:11). Hambatan yang berasal dari luar diri seorang anak adalah hambatan budaya seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi atau kondisi keadaan sekitar. Karena ada berbagai jenis hambatan tersebut sering kali murid gagal dalam mengerti atau mengencode informasi yang disampaikan. Karena itulah media pembelajaran dibutuhkan yakni untuk menjawab hambatan-hambatan tadi. Pelajaran tidak menarik dibuat menarik dengan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 Meskipun media pembelajaran tidak bisa mengatasi sepenuhnya hambatan fisik atau kultural paling tidak media pembelajaran dapat membantu siswa. Kegunaan media pembelajaran adalah pertama, untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. Hal ini terkait erat dengan teknik presentasi dengan slide. Microsoft Power Point mendukung konsep yang serupa dengan kegunaan pertama yaitu bagaimana supaya sebuah informasi yang hendak disampaikan itu tidak terlalu ramai dengan kata-kata sehingga membingungkan atau memperlama proses orang untuk mengerti apa maksud informasi. Kedua, megatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. Atau kejadian yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan kembali lewat video atau rekaman film. Ketiga, penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, karena media pembelajaran juga mampu meningkatkan gairah anak dalam belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak didik belajar sendirisendiri menurut kemampuan dan minatnya. Keempat, karena latar belakang setiap siswa dan guru berbeda maka media pembelajaran
berguna
untuk
memberikan
perangsang
yang
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
sama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26 d.
Jenis dan Karakteristik Media
1) Taksonomi Taksonomi adalah pengklasifikasian bidang-bidang, kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Dari definisi tersebut taksonomi dalam konteks media pembelajaran dikelompokan berdasarkan jenisjenisnya sehingga menjadi semakin jelas dimengerti. Pendidikan selalu berkembang dari waktu ke waktu dan dipengaruhi berbagai macam ilmu dan teknologi yang ada membuat pendidikan menjadi topik yang sangat luas jika diulas atau dibicarakan sehingga orang harus membuat batasan-batasan terhadapnya. Demikian pula dengan media pembelajaran. Dengan semakin berkembangnya teknologi media berbasis teknologi semakin banyak berkembang. Hal ini mengakibatkan ketidak-jelasan atau kebingungan tentang alat-alat peraga, konsep-konsepnya, proses-prosesnya dan sebagainya. Taksonomi menurut Rudy Bretz Tiga unsur penting media menurut Rudy adalah suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi 3 yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pengelihatan (Sadiman, 2012:9). Hierarki media menurut Duncan Duncan menyusun taksonomi berdasarkan pemanfaatan untuk pendidikan dijajarkan dengan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasaran dan kemudahan pengadaannya keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hierarki. Singkatnya semakin rumit jenis perangkat yang dirancang, semakin mahal pula investasinya, lama pengadaannya, namun sangat khusus dan luas lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 sasarannya. Sebaliknya jika media dirancang dengan sederhana maka semakin murah biaya investasi, proses pengadaan mudah, namun penggunannya sangat umum dan lingkup sasaran lebih kecil (Sadiman, 2012:23). Taksonomi menurut Briggs Briggs mengelompokan media lebih kepada stimulus yang akan ditimbulkannya ketika digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini juga sangat berkaitan dengan kesesuaian media tersebut dengan karakteristik siswa (Sadiman, 2012:23). Taksonomi menurut Gagne Gagne mengelompokan media dalam 7 macam yaitu: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukan alih-ilmu, menilai prestasi, dan memberi umpan balik (Sadiman, 2012: 23) Taksonomi menurut Edling Bagi Edling rangsangan belajar dan tanggapan merupakan variabel kegiatan dengan media. Edling memusatkan pada variabel rangsangan melengkapi apa yang pendekatan menurut model Guilford dan Bloom. Media merupakan bagian 6 unsur rangsangan belajar, yaitu pengalaman audio meliputi kondisi subyektif visual dan kodifikasi subyektif audio, dan dua pengalaman audio 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan dengan benda-benda. Semua itu merupakan kesinambungan pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalamannya Edgar Dale (Sadiman, 2012: 23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28 Pengelompokan
lain
lagi
dikemukakan
oleh
Allen
yang
mengklasifikasikan media menurut tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai. Dari beberapa pengelompokan yang dikemukakan di atas dapat dilihat bahwa tidak ada suatu pengelompokan yang dapat berlaku umum dan berlaku dalam segala aspeknya. Namun, pengelompokan yang ada sudah memberi gambaran bagaimana fungsi media tertentu untuk tujuan pembelajaran tertentu. 2) Karakteristik Pengelompokan di atas menunjukkan bagaimana sebuah media berfungsi untuk sebuah maksud dan tujuan belajar tertentu. Dari contoh pengelompokan yang dilakukan oleh Schram, media dapat dikelompokan menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput dan kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat melalui bagaimana media tersebut berpengaruh terhadap indra manusia seperti penciuman, peraba, pengecapan dll. Selain itu juga dapat dilihat berdasarkan tingkatan hierarki belajar dari Gagne. Karakteristik menjadi begitu penting karena menjadi pertimbangan media pembelajaran yang cocok dalam situasi tertentu. Klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media adalah suatu kesatuan dengan dalam penentuan strategi pembelajaran. Berikut ini beberapa karakteristik media yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia: Media Grafis Media Grafis termasuk media visual yang memanfaatkan pengelihatan manusia untuk menangkap pesan yang disampaikan. Penyajiannya menggunakan simbol-simbol visual. Oleh karenanya penyajiannya harus disajikan dengan menarik dan sesuai dengan maksud pesan yang akan disampaikan. Selain fungsi umum tersebut grafis berfungsi juga untuk membuat menarik perhatian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29 memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau bahkan jika hanya disampaikan secara lisan tanpa media. Berikut ini adalah contoh-contoh media grafis: gambar / foto, sketsa, diagram, bagan / chart, grafik, kartun, poster. Media Audio Media audio memanfaatkan suara sebagai medianya dan untuk menerima pesannya orang membutuhkan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif. Contoh-contoh media Audio adalah sebagai berikut: radio, rekaman audio, dll. Media proyeksi diam Media ini adalah media yang sangat biasa digunakan dalam perkuliahan saat ini. Contoh konkretnya adalah slide. Sama seperti media grafis, media ini juga memanfaatkan rangsangan visual. Selain slide ada contoh-contoh lain seperti: film bingkai, film rangkai, media transparansi, film dan video.
e.
Pemilihan Media Dilihat dari kesiapan pengadaannya media dibedakan menjadi dua yaitu
media jadi atau media yang sudah siap dan tersedia dijual bebas karena sudah merupakan komoditi (media by utilization), dan media rancangan atau media yang belum tersedia karena harus dirancang terlebih dahulu untuk memenuhi tujuan dan maksud tertentu (media by design). Kedua jenis media ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Media jadi, memiliki kelebihan dari segi waktu pengadaan karena media jadi sudah siap, tidak memerlukan tenaga dalam pengadaannya, namun memiliki beberapa kekurangan yaitu mungkin tidak sesuai dengan semua maksud dan tujuan yang diinginkan, harga jual media jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30 bervariasi tergantung dari kualitas media tersebut. Dari media rancangan memiliki beberapa kelebihan seperti tujuan dan maksud media sesuai dengan yang diinginkan. Namun memiliki beberapa kekurangan seperti biaya produksi yang mahal, selain itu untuk membuat media sendiri memerlukan banyak waktu dan tenaga (Sadiman, 2012: 83). 1) Dasar pertimbangan pemilihan media Ada banyak alasan mengapa orang memilih media. Alasan itu biasanya merupakan salah satu pertimbangan yang kuat mengapa seseorang memilih sebuah bentuk media. Alasan itu bisa seperti: sudah terbiasa menggunakan media, atau alasan lain karena ingin mendemonstrasikan media ciptannya, atau karena baru mau memulai menggunakan media dalam pembelajaran, atau karena kebutuhan kelas yang memang sangat membutuhkan media untuk meyampaikan informasi. Singkatnya ada banyak yang menjadi alasan memilih media. tetapi yang paling sering digunakan adalah alasan kesesuaian kegunaan sebuah media demi tercapainya tujuan yang diinginkan (Sadiman, 2012: 84). Beberapa pertanyaan praktis yang dapat diajukan untuk membuat sebuah media adalah: apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai? Apakah media yang bersangkutan sudah tersedia di pasaran? Apakah boleh direview? 2) Kriteria Pemilihan Bagi Profesor Ely dalam buku Media Pendidikan mengatakan, media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan (Arief, 2012: 85). Hal ini sangat penting karena bagaimanapun seluruh komponen dalam pembelajaran harus mengabdi pada tujuan instruksional pembelajaran. Selain itu ada hal lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31 harus menjadi pertimbangan dalam menentukan media yaitu karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Dan tentu saja harga dan ketersediannya menjadi pertimbangan penting. Dick dan Carey juga memberikan sebuah pertimbangan yang sangat praktis yakni bagaimana media tersebut dapat dengan mudah dipindahkan, saranasarana lain yang penting untuk media itu seperti ketersediaan listrik juga dipertimbangkan, dan ketahanan media dalam waktu yang lama.
f.
Pengembangan Media Pembelajaran Pengembangan dilakukan karena kebutuhan setiap orang atau kelompok
terhadap sebuah media berbeda-beda. Pengembangan dilakukan supaya media pembelajaran yang digunakan semakin sesuai dengan kebutuhan dan keadaan para penggunanya. Dengan demikian media pembelajaran dapat bermanfaat secara optimal. 1) Penyusunan rancangan Membuat sebuah media membutuhkan sebuah rancangan yang sangat teliti. Untuk mempersiapkannya ada beberapa pertanyaan yang mendahuluinya: mengapa program media itu ingin dibuat? Apakah terkait dengan proses belajar tertentu demi tercapainya tujuan pembelajaran tertentu? Untuk siapakah program itu dibuat? Bagaimana karakteristik mereka? apakah benar-benar mereka perlukan? Apakah materi sesuai dengan media? apa keuntungan yang akan mereka dapatkan? Apa kerugian yang akan mereka dapatkan jika tidak memakai media tersebut? (Sadiman, 2012:99).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32 2) Analisis kebutuhan siswa Apakah program atau media pembelajaran ini mereka butuhkan? Pertanyaan ini harus dijawab karena media diciptakan untuk membantu mereka dalam belajar. Kebutuhan sendiri berarti kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang diingikan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang (Sadiman, 2012:102). Misalnya materi belajar adalah pembagian, perkalian, penjumlahan dan pengurangan, sementara siswa baru bisa penjumlahan, maka kebutuhan siswa adalah pengurangan, perkalian dan pembagian. Atau contoh dalam PAK, seorang anak mau menghafal 10 perintah Allah, namun sejauh ini belum satupun ia hafalkan. Dengan demikian dia membutuhkan sepuluh perintah Allah untuk dia hafalkan. Tentu saja keinginan semua orang yang membuat media adalah medianya dipakai dan digunakan serta sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Untuk itu dalam persiapan perlu juga dipersiapkan apa yang ingin dicapai murid dalam pembelajaran dan indikator pembelajaran. Hal ini memang terkait materi tetapi sangat penting untuk disesuaikan dengan media. Misalnya: siswa adalah anakanak kelas 4 SD yang suka film animasi dan kartun, maka mungkin ketertarikan mereka ini dapat dijadikan media pembelajaran untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Permasalahan selanjutnya harus dipecahkan adalah kenyataan bahwa setiap kelompok siswa memiliki karakteristik masing-masing. Media untuk anak SD sangat berbeda dengan SMP, SMA atau bahkan mahasiswa. Sangat tidak mungkin menyesuaikan dengan semua jenjang pendidikan. Dalam hal ini perlu diketahui manakah siswa yang benar-benar menjadi sasaran media atau mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 jika diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa tertentu siswa yang lain mampu menyesuaikan dengan baik. Sangat penting bagi pembuat media untuk mengetahui keadaan awal siswa yang akan dilayani dengan media buatannya. Karena itu memang sebaiknya berkonsultasi dengan guru atau orang tua murid. Sangat baik jika guru mereka sendiri yang membuat media pembelajaran ini. Mengetahui keadaan awal ini sangat penting untuk proses belajar. Media yang terlalu sederhana akan sangat membosankan bagi siswa yang terbiasa dengan teknologi. Sebaliknya jika media itu terlalu rumit dan sulit akan membuat frustasi siswa yang tidak terbiasa dengan media yang rumit. Jika tidak diperhatikan akan merusak suasana dan mood belajar siswa. Media pembelajaran yang sedianya sebagai alat bantu mencapai tujuan belajar yang diharapkan, justru menjadi penghancur utama proses pembelajaran itu sendiri. 3) Perumusan tujuan Tujuan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan ini. Tujuan memberi arah hidup. Tujuan juga dapat mengukur apakah saat ini saya tersesat atau tidak, salah atau benar, baik atau buruk. Tergantung tujuannya.
g.
Pemanfaatan Program Media Pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan persiapan yang matang
dan dengan tenaga ahli. Selain itu juga media pembelajaran dengan teknologi dibuat dengan biaya yang lebih tinggi dari pada media pembelajaran konvensional. Dengan demikian sayang sekali jika media yang telah dibuat tidak dimanfaatkan dengan baik dan optimal. Oleh karena itu bukan hanya pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34 media yang perlu direncanakan dengan matang tetapi penggunaannya juga memerlukan perencanaan yang matang dan sistematis (Sadiman, 2012:189). Pengajaran memiliki lingkup yang sangat luas, dari guru dan murid hingga apa yang ada di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung di kelas termasuk media pembelajaran. Semua orang memerlukan media pembelajaran dalam pembelajaran mereka sehari-hari. Media pembelajaran yang baik akan membantu orang untuk belajar lebih baik dan juga cepat serta efisien. Konsep tentang pembelajaran selalu berkembang demikian pula dengan psikologi pembelajaran. Namun media pembelajaran mengalami perkembangan yang juga cepat terutama dari segi sarana. Konsep media gambar masih sangat relevan namun tidak lagi dengan kertas tetapi dengan komputer dan viewer yang lebih canggih, murah dan cepat. Dengan demikian media pembelajaran dengan aplikasi komputer bukan sebuah konsep media pembelajaran yang sama sekali baru. Hanya saja dengan teknologi media pembelajaran yang ada menjadi lebih menarik dengan kemungkinan modifikasi yang lebih banyak.
B. Perangkat Lunak Aplikasi Komputer Perangkat lunak aplikasi komputer yang dimanfaatkan untuk media pembelajaran lebih merupakan alat untuk mengisi konsep media pembelajaran itu sendiri. Misalnya murid yang suka menggunakan bagan. Dulu guru akan menggambarkan bagan ini di papan tulis untuk kemudian menjadi medianya menjelaskan kepada para muridnya. Sekarang guru memiliki pilihan untuk mengonversi alat media yaitu papan tulis ke perangkat lunak seperti Microsoft Power Point, atau software presentasi lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 Apa yang dijelaskan tentang media pembelajaran di atas, pada bagian ini dilaksanakan dengan alat yang disebut komputer dan software-software atau aplikasi untuk media pembelajaran.
1.
Definisi Perangkat Lunak Aplikasi komputer Perangkat lunak Aplikasi adalah subkelas perangkat lunak komputer yang
memanfaatkan perangkat lunak komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna (http:wikipediaaplikasi). Perangkat lunak aplikasi juga bisa dipahami sebagai program komputer yang didesain untuk menangani aktivitas (Tim EMS,2014:106). Aplikasi komputer bisa sangat bervariasi tergantung pada kebutuhan, sebuah aplikasi dapat memanipulasi teks, gambar atau angka atau bahkan kombinasi dari unsur-unsur di atas (Tim EMS,2014:106). Beberapa paket aplikasi mensyaratkan sistem komputasi yang tidak terlalu besar misalnya yang hanya menggunakan satu task tertentu. Dalam pekerjaan sehari-hari banyak orang sering menggunakan aplikasi untuk menunjang pekerjaan. Aplikasi itu antara lain Microsoft word, power point, exel yang tergabung ke dalam Microsoft office. Aplikasi lain yang sering ditemukan saat ini adalah pemutar musik, pemutar video, dan sebagainya.
2.
Pemanfaatan Aplikasi Komputer untuk media pembelajaran Konsep pemanfaatan aplikasi komputer untuk media pembelajaran sangat
sederhana sejalan dengan hakikat pembelajaran itu sendiri yakni proses yang membuat adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Sebuah proses yang karena pemanfaatannya ada hal-hal positif, nilai tambah bagi mereka yang belajar, memperkuat dan menambah wawasan mereka (Darmawan,2014:4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 Dengan demikian aplikasi komputer dapat dimanfaatkan untuk mengabdi kepada pembelajaran itu sendiri. Contoh nyatanya adalah usaha guru pada jaman sekarang untuk memanfaatkan perangkat-perangkat lunak seperti Microsoft office, pemutar video, pemutar musik dan perangkat lunak lainnya. Dalam proses pembelajaran aplikasi-aplikasi di atas sering kali digunakan sebagai penunjang. Namun saat ini kebutuhan pada kreativitas dalam membuat media pembelajaran sepertinya semakin dibutuhkan. Semua orang yang memiliki komputer atau smartphone dimanjakan dengan berbagai aplikasi yang menarik untuk berbagai macam kebutuhan.
3.
Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan Sebagai Media Pembelajaran Seperti yang dikemukakan di atas bahwa ada media yang sudah siap
digunakan sebagai media pembelajaran. Media itu tidak dibuat secara khusus, namun penggunaannya tidak juga mudah karena bisa menerapkan berbagai macam pertimbangan dalam penggunaannya. Salah satunya adalah Microsoft Power Point yang adalah perangkat lunak yang biasa digunakan untuk kegiatan presentasi. Presentasi adalah salah satu metode dalam mengajar. Meskipun digunakan dalam pembelajaran, pertimbangan-pertimbangan yang digunakan justru datang dari dunia periklanan misalnya bagaimana supaya pesan itu sampai ke pendengar, warna font, ukuran font, jenis font, animasi atau gambar yang digunakan supaya tampilan presentasi menarik, tekanan-tekanan yang harus diberikan dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37 4.
Contoh-contoh Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan untuk Membuat Media Pembelajaran Dalam dunia pendidikan, para pendidik di sekolah menguji kreatifitasnya
untuk membuat media pembelajaran berupa game, kuis, tutorial dan sebagainya. Selain itu gagasan e-learning dengan perangkat lunaknya juga digunakan oleh banyak tenaga pengajar dan institusi pendidikan untuk membantu pembelajaran siswa. Aplikasi Adobe Flash CS4 merupakan sebuah aplikasi yang banyak digunakan untuk membuat animasi, game dan kuis. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk membuat animasi, game dan kuis untuk media pembelajaran. Adobe Flash adalah kumpulan aplikasi lainnya yang sering digunakan untuk membuat animasi dan game. Selain itu ada Sparkol Video Scribe adalah aplikasi pembuat video animasi yang saat ini banyak digunakan oleh animator. Aplikasi ini digunakan secara online untuk memproduksi video-video animasi. Kelebihannya terletak pada karakter-karakter yang langsung dapat digunakan. Inti dari pembahasan sub bagian ini adalah bagaimana konsep media pembelajaran yang sudah ada dibuat menjadi lebih menarik dengan penggunan teknologi aplikasi komputer. Dengan teknologi aplikasi komputer media pembelajaran juga bersifat lebih praktis dan efisien. Selain itu komputer dengan banyak aplikasinya dapat menjadi sarana untuk membuat media pembelajaran tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38 C. Sakramen Krisma 1.
Definisi Sakramen Krisma Sakramen Krisma adalah salah satu dari 3 Sakramen inisiasi yang juga
disebut Sakramen Penguatan di mana orang yang menerimanya dipenuhi dengan kekuatan dari Roh Kudus agar mampu memberi kesaksian tentang apa yang diimaninya (Komisi Kateketik KAS, 2015:41). Mereka yang menerima Sakramen Krisma diikutsertakan dalam karya perutusan Gereja dengan semangat misioner. Sakramen Krisma merupakan Sakramen ketiga yang diterima setelah Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi. Dengan Sakramen ini Sakramen Inisiasi menjadi sempurna. Calon penerima Sakramen Krisma tidak hanya dilahirkan, diberi makanan tetapi juga diutus (Sugiyana, 2015:37). Kebaruan mereka sebagai manusia melalui Baptis, menjadi satu secara Sakramental dalam Ekaristi, menjadi lengkap setelah mereka mendapat kekuatan dan diutus dalam Sakramen Krisma. Mereka yang telah menerima Sakramen Krisma dianggap dewasa dalam iman dan siap pula untuk dilibatkan dalam tugas-tugas baik dalam gereja maupun di tengah masyarakat (Sugiyana, 2015:37).
2.
Sejarah Sakramen Krisma Sejarah Sakramen Krisma tidak terlepas dari sejarah Sakramen Gereja.
Sakramen-Sakramen yang saat ini dikenal dimulai dalam sejarah Gereja sebagai sebuah praktik bukan sebagai sebuah teori yang kemudian diaplikasikan. Karena itu titik tolak menemukan cikal bakal Sakramen adalah dengan melihat praktik perayaan Sakramen dalam kehidupan jemaat perdana (KWI,2012: 398). Sejak awal hidup Gereja, terdapat ritus-ritus yang dirayakan. Ritus-ritus itu dipandang sebagai bentuk pelaksanaan hidup Gereja dan dipandang penting dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39 mutlak perlu untuk dilaksanakan. Ritus-ritus awal itu antara lain ritus pembaptisan dan pemecahan roti atau Ekaristi. Sebagian ritus itu diambil dari agama lain terutama Yahudi. Tetapi ritus yang diambil atau diciptakan sendiri secara teologis tidak begitu penting, kecuali memang penting untuk sudut pandang sejarah. Arti dari tradisi ritus-ritus itu sejak awal sangat khas Kristiani (KWI,2012: 398). Kekhasan itu terletak ada keyakinan Gereja bahwa ritus-ritus itu membuat sesuatu yang sama sekali baru dalam dunia. Misalnya ritus pembaptisan yang diambil dari agama lain dan sudah sangat terkenal zaman itu. Yang baru adalah, melalui ritus yang lahiriah sangat popular itu Gereja mengambil bagian dalam karya keselamatan Yesus Kristus melalui wafat dan kebangkitannya dari alam maut (KWI,2012: 398). Demikian pula dengan praktik Ekaristi atau pemecahan roti. Perjamuan religius memang terdapat dalam berbagai agama tetapi diambil oleh Gereja perdana untuk suatu maksud, isi dan tujuan tertentu. Dengan merayakan Ekaristi Gereja ingin memberitakan kematian Tuhan sampai dengan kedatangan-Nya kembali.
3.
Peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma Dalam katekese penerimaan Sakramen Krisma, calon perlu diberi
pemahaman tentang peran Roh Kudus. Walaupun calon telah menerima Roh Kudus saat pembaptisan, namun peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma sangat istimewa. Dalam liturgi Roh Kudus diterima ketika Uskup menumpangkan tangannya dan memberi minyak Krisma pada dahi penerima Sakramen Krisma (Sugiyana, 2015: 45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40 Roh Kudus yang diterima pada Sakramen Krisma sama dengan Roh Kudus yang yang diterima Yesus pada saat Ia di baptis di sungai Yordan. Sama pula dengan Roh Kudus yang dicurahkan dan diterima oleh para murid di Senakel pada saat hari Pentakosta. Roh itu menjadi prinsip hidup dan jiwa Gereja. Roh itu memimpin Gereja dalam suka duka hidup misinya (Sugiyana, 2015: 45). Dalam kisah para rasul diceritakan bahwa Roh itu memenuhi para rasul sehingga mereka dengan gagah dan berani mewartakan sabda kerajaan Allah (Kis 2). Roh itu juga yang menjiwai para diakon dalam membantu pelayanan dan pewartaan para rasul (Kis . 6:3.10;7:55). Roh itu memilih dan mengutus Barnabas dan Paulus untuk tugas misi (Kis 13:2). Roh itu juga memimpin, mengarahkan dan mendampingi karya misi Paulus (Kis. 16:6-7). Roh yang sama itu akan diterima oleh calon penerima Sakramen Krisma. Roh itu akan berperan sebagaimana perannya dalam Gereja. Ia akan membuat mereka yang menerima Roh itu semakin dewasa sebagai anak Allah. Roh yang sama itu pula akan membuat penerima Sakramen Krisma, semakin peka terhadap sesama dan terpanggil untuk menyatakan belas kasih Allah. Di tengah masyarakat Roh Allah akan memampukan orang menghadirkan Kristus yang berbelas kasih dan bermurah hati. Maka dapat disimpulkan bahwa Roh yang diterima pada saat Baptis menguduskan orang-orang, mengampuni dosa, dan mengangkat menjadi anakanak Allah, serta mempersatukan diri mereka dengan Kristus dan Gereja-Nya. Sedangkan dalam Sakramen Krisma, Roh Kudus akan memampukan mereka untuk menghayati hidup sebagai anak-anak Allah dan mengambil bagian dalam tugas-tugas Kristus mewartakan Kerajaan Allah di tengah masyarakat (Sugiyana, 2015:45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4.
Menjadi Saksi Kristus sebagai Tugas Penerima Sakramen Krisma Para calon penerima Sakramen Krisma diajak untuk memahami bahwa
Sakramen ini mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Kristus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kesatuan calon Krisma dengan Tuhan berkat pembaptisan. Dalam Sakramen Krisma, kesatuan dengan Kristus tidak hanya diakui dan diteguhkan lagi tetapi juga diperluas. Dalam hidupnya, seorang penerima Sakramen Krisma tidak hanya menyadari kesatuannya dengan Kristus tetapi juga menyadari bahwa ia dipanggil untuk menjadi saksi dengan cara menghadirkan Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari (Sugiyana,2015:45). Inilah bentuk konkret menjadi saksi Kristus. Hal ini dilakukan bukan terutama dalam perkataan dengan memberitahu kepada orang siapa itu Yesus, tetapi dengan menjadi Alter Christi atau menjadi Kristus bagi sesama di dunia dengan mengerjakan apa yang dikerjakan Yesus seperti membantu, menolong orang yang susah dan mencintai sesama. Paus Paulus VI melalui surat apostolic Divine Consortius Naturae, 15 Agustus 1971, menegaskan bahwa “melalui karunia ini (Roh Kudus dalam Sakramen Krisma) mereka menjadi serupa dengan Kristus secara lebih sempurna, mereka dikuatkan untuk menjadi saksi Kristus, demi membangun Tubuhnya dalam iman dan kasih” (Sugiyana, 2015:45)
5.
Pengutusan Penerima Sakramen Krisma Orang yang sudah menerima Sakramen Krisma dianggap sudah dewasa
baik dalam cara berfikir maupun bertindak. Ia bisa dilibatkan dalam rangka aneka tugas Gereja, baik sebagai pelaksana atau sebagai pionir, yang memprakarsai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42 suatu kegiatan sebagai wujud pengembangan rahmat Sakramen (Sugiyana, 2015:46). Dalam Gereja dikenal 4 tugas utama anggota Gereja. Tugas-tugas itu adalah: a.
Liturgia Tugas Liturgia adalah tugas untuk aktif dalam kegiatan liturgi atau
peribadatan di Gereja. Orang yang telah menerima Sakramen Krisma dapat terlibat aktif dalam tugas ini dengan menjadi misdinar, lektor, pemazmur, koor atau tugas-tugas lainnya. Pertisipasi ini bukan hanya diajak orang atau karena lingkungan yang ditinggali mendapat tugas, tetapi memang karena panggilan dari dalam diri untuk terlibat aktif. Sebab orang yang telah menerima Sakramen Krisma akan bertanggung jawab atas mati dan hidupnya, tumbuh dan berkembangnya Gereja dalam aneka kehidupannya (Sugiyana, 2015:47). Sebagai wujud keterlibatannya mereka dapat terlibat secara penuh dalam kegiatan liturgi. Akan tetapi keterlibatan mereka tidak terbatas sebagai pelaksana tetapi bisa juga sebagai pionir, pemikir yang inovatif dan kreatif. Menjadi motivator bagi kawan-kawannya dalam liturgi. Apabila hal ini disadari dan dilaksanakan, Gereja akan berkembang sesuai dengan panggilan imamat umum setiap orang beriman.
b.
Koinonia Panggilan Tuhan bukan panggilan personal saja untuk berelasi dan bersatu
dengan Tuhan. Panggilan Tuhan juga diarahkan untuk mengembangkan persekutuan (koinonia) antar umat beriman dalam kesatuan iman akan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43 Persekutuan itu bisa terjadi dalam konteks teritorial maupun kategorial (Sugiyana, 2015:47). Sakramen Krisma merupakan salah satu Sakramen inisiasi yang dengannya orang dimasukan menjadi bagian dari persekutuan umat beriman. Namun dalam Sakramen Krisma, tidak berhenti pada menjadi bagian dari persekutuan orang beriman saja tetapi juga berfikir dan bekerja untuk kehidupan dan perkembangan persekutuan itu menjadi persekutuan yang sehati dan sejiwa dalam iman dan kasih. Sebagai orang yang telah dewasa dengan menerima Sakramen Krisma, orang tetap harus memperkembangkan sikap-sikap yang mendukung dirinya untuk menjadi bagian dan memperkembangkan persekutuan di mana ia ada di dalamnya. Sikap-sikap itu adalah kesediaan untuk hadir dalam acara bersama, membangun sikap yang ramah, lemah-lembut, dan penuh pengertian. Ia memberi ruang bagi setiap orang untuk berkembang dan berkreasi. Ia juga harus meninggalkan sikap-sikap negatif yang dapat merusak persekutuan seperti kemalasan, iri hati, egois dan sebagainya.
c.
Diakonia Kehadiran Gereja di tengah masyarakat adalah untuk meneladani
kehadiran Yesus di tengah umatnya yaitu melayani mereka yang kesusahan terutama mereka yang termasuk dalam kelompok KLMTD. Pelayanan itu bisa berwujud pelayanan spontan, pelayanan karitatif dan pelayanan pemberdayaan. Pelayanan secara spontan adalah dengan membantu secara langsung dengan memberi makanan, pakaian dan lainnya. Pelayanan karitatif dimaksudkan untuk membantu kebutuhan mendesak lain seperti ketika bencana alam. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44 pelayanan pemberdayaan adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberikan pelatihan dan modal usaha. Melalui pelayanan diakonia ini diharapkan mereka yang menerima Sakramen Krisma menyadari bahwa mereka dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain melalui pelayanan mereka.
d.
Kerygma Setiap orang yang telah menerima Sakramen Krisma dipanggil untuk
menjalankan tugas sebagai pewarta kabar gembira. Ia tidak hanya menerima pewartaan tetapi juga menjadi pewarta bagi yang lain. Pewartaan dapat dilakukan misalnya dengan pembahasan kitab suci saat pendalaman iman, atau memberikan renungan untuk suatu kelompok tertentu. Pewartaan juga dapat dilakukan secara personal yakni ketika ada yang bertanya atau ingin memperdalam sesuatu (Sugiyana, 2015:48) Agar tugas ini dapat dijalankan dengan baik orang harus membekali diri secara terus menerus dengan membaca dan merenungkan kitab suci, membaca buku pewartaan dan juga berinisiatif bertanya pada mereka yang lebih tahu.
6.
Liturgi Sakramen Krisma Pelayan Sakramen Krisma adalah Uskup atau mereka yang diberi mandat
oleh Uskup khususnya imam atau katekis. Wali krisma turut bertanggungjawab demi tumbuh kembangnya rahmat Sakramen Krisma ini (Komisi Kateketik KAS, 2015:42). Penerimaan Sakramen Krisma diberikan didalam perayaan ekaristi. Sebagaimana ekaristi adalah puncak seluruh kegiatan iman, maka peristiwa iman seperti penerimaan Sakramen Krisma dirayakan di dalam perayaan Ekaristi. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45 ini menunjukan bahwa perayaan Ekaristi memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dengan Sakramen Krisma. Urutan
penerimaan
Sakramen
Krisma
adalah
sebagai
berikut:
pembaharuan janji babtis yang dimaksudkan untuk memperlihatkan hubungan antara Sakamen Baptis dan Sakramen Krisma, penumpangan dan doa oleh uskup di mana uskup memohon supaya Roh Kudus turun dan memberi tujuh karunia Roh Kudus kepada penerima, pengurapan dengan minyak krisma sebagai tanda turunya karunia Roh Kudus dan menerima materai yang tidak terhapuskan.
7.
Simbol-simbol dan Maknanya dalam Sakramen Krisma Dalam perayaan penerimaan Sakramen Krisma dapat dilihat terdapat
beberapa simbol. Dalam perayaan liturgis simbol menghadirkan sesuatu atau pribadi yang mengatasi (lebih luas, lebih dalam, atau lebih kompleks dari pada) simbol itu sendiri (Putranto,2011:3) Simbol-simbol itu seperti:
a.
Minyak Krisma Terbuat dari buah zaitun yang dicampur dengan sedikit balsam. Minyak itu
diberkati oleh uskup sehari sebelum Kamis Putih dalam sebuah misa Krisma. Minyak Krisma menjadi smbol pengudusan oleh Roh Kudus yang hadir melalui bau harum mewangi.
b.
Penumpangan tangan uskup Setelah didoakan para calon maju dan menerima penumpangan tangan
uskup pada bahunya yang adalah simbol turunnya Roh Kudus yang mendewasakan iman. Selain itu juga, penumpangan tangan berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46 tugas dan tanggungjawab baru yaitu tugas perutusan sebagai saksi Kristus, yang harus diemban oleh penerima Sakramen krisma.
c.
Pengurapan Minyak Krisma Pengurapan ini menjadi simbol pemberian anugerah Allah yang
menguatkan, melantik dan menguduskan yang membuat seseorang memiliki tugas baru dalam hidupnya.
d.
Tepukan pada pipi penerima Sakramen Krisma Setelah menerima pengurapan, uskup akan menepuk pipi penerima krisma
sebagai tanda pemberian pemberian restu dan semangat. Semangat untuk berjuang menjadi saksi Kristus dengan mantap dan berani. Berani mempertaruhkan nyawanya demi iman dan kasih.
e.
Pemberian nama Krisma Nama baru diambil dari salah satu nama orang kudus yang melambangkan
semangat baru. Santo atau santa yang dipilih menjadi teladan semangat baru sebagai saksi kristus. Itulah beberapa simbol yang terdapat dalam Sakramen Krisma. Simbol-simbol itu bukan hanya tanda tetapi benar-benar menghadirkan apa yang ditandakan. Simbol ini merupakan suatu keyakinan bahwa rahmat Allah selalu mengalir pada diri mereka yang menerima Sakramen Krisma.
8.
Buah-buah Sakramen Krisma Berkat Sakramen itu mereka masuk lebih dalam menjadi putra-putri ilahi,
mempererat hubungannya dengan Kristus dan Gereja dan memperkuat anugerah Roh Kudus dalam jiwanya (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 268).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 Buah lainnya adalah kekuatan dari Roh Kudus untuk mengemban tugas menjadi saksi Kristus dan menwartakan Kabar Gembira keselamatan. Persiapan penerimaan Sakramen Krisma sebagai bagian penting dalam hidup beriman, perlu mendapat perhatian yang serius. Persiapannya harus benarbenar membawa peserta calon penerimanya berada di dunia yang sama dengan lebih bermakna. Artinya, persiapan penerimaan Sakramen Krisma harus juga dilaksanakan dengan menggunakan media-media terkini dengan cara-cara yang lebih sesuai dengan zaman peserta. Apa yang dibahas dalam sub bagian tentang Sakramen Krisma ini adalah pokok yang menjadi dasar pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta persiapan penerimaan Sakramen Krisma.
D. Persiapan Sakramen Krisma Usia penerima Sakramen Krisma menurut Kitab Hukum Kanonik tidak dibatasi dengan umur tetapi dengan kedewasaan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal budi (Kan. 891). Atas dasar itu, statute Keuskupan Regio Jawa (pasal 88) memberikan perkiraan usia penerima Sakramen Krisma yaitu sekitar usia Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, antara usia 13-15 tahun (Sugiyana, 2015:37). Seperti Sakramen lainnya, untuk menerima Sakramen Krisma, calon perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dengan pengajaran oleh seorang katekis. Tidak ada batasan waktu atau jumlah pertemuan yang pasti perihal berapa lama persiapan harus dilakukan karena penekanan terutama pada soal pemahaman dan penghayatan materi yang disampaikan. Agar calon memahami keutuhan Sakramen inisiasi perlu dilakukan rekatekisasi untuk Sakramen Baptis dan Ekaristi. Setelah itu calon baru diajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48 untuk memahami Sakramen Krisma itu itu sendiri. Dalam materi Sakramen Krisma peserta diajak untuk memahami Sakramen Krisma sebagai bagian dari Sakramen inisiasi, liturgi penerimaan Sakramen Krisma, dan bagaimana orang katolik memaknainya. Dalam pendampingan ini diharapkan supaya: Pertama, calon semakin mensyukuri Sakramen yang diterimanya dan merasakan buah-buah yang ada di dalamnya. Kedua, berkat Roh Kudus mereka semakin dikuatkan sehingga sanggup untuk mengemban tugas perutusan mereka di dalam Gereja maupun di tengah masyarakat. Ketiga, mereka semakin berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari dengan tantangan yang mereka hadapi. Atau dengan kata lain, Sakramen Krisma diharapkan penerimannya beriman mendalam (dalam penghayatan dan pemahamannya) dan tangguh dalam menghadapi pergulatan hidup dan tantangan dari luar (Sugiyana, 2015:38). Secara garis besar ada dua tahap yang harus dilalui seorang calon penerima Sakramen Krisma. Pertama, pembelajaran materi-materi yang diperlukan untuk memantapkan motivasi penerima dan memperdalam makna Sakramen Krisma. Kedua, Triduum untuk persiapan intensif yang bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya outbond, pemantapan diri dan penegasan materi, serta pengakuan dosa untuk membangun disposisi diri yang pantas (Sugiyana, 2015:38).
1.
Rekatekisasi Sakramen Baptis dan Ekaristi Seperti yang telah dikemukakan di atas adalah lebih baik jika sebelum
calon penerima Sakramen Krisma mempelajari materi-materi Sakramen Krisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49 dilakukan semacam penyegaran kembali Sakramen Baptis dan Ekaristi sehingga mereka meihat keterkaitan dua Sakramen sebelumnya dengan Sakramen Krisma.
a.
Sakramen Baptis Sakramen Baptis adalah Sakramen yang paling dasar dan menjadi pintu
masuk bagi Sakramen lainnya untuk diterima oleh seseorang. Sakramen ini dapat diterima tanpa melalui persiapan yaitu dengan Pembaptisan bayi dan darurat. Namun, setelah itu diharapkan mereka semua dibimbing melalui pengajaran. Anak-anak dibimbing oleh orang-orang tua mereka dengan terlibat aktif dalam kegiatan Gereja. Demikian juga dengan mereka yang dibaptis secara darurat. Mereka harus menerima pengajaran yang cukup setelah pembaptisan. Pada umumnya penerimaan Sakramen Baptis didahului dengan persiapan yang cukup. Mereka diberi motivasi, diikutsertakan dalam kegiatan gereja, melalui pengajaran imannya diperdalam. Ketika sudah mantap dan matang mereka diperkenankan untuk dibaptis dan sekaligus menerima komuni pertama. Inilah yang disebut dengan pembaptisan dewasa (Sugiyana, 2015:38). Yang boleh menerima Sakramen Baptis adalah semua orang yang belum dibaptis, mengakui iman kristiani, menerima ajaran-ajaran Gereja dan tidak terkena halangan hukum kanonik, misalnya perkawinannya tidak sah. Sedangkan bayi dan anak-anak bisa dibaptis sejauh ada penjamin bagi pertumbuhan iman mereka. Penjamin itu adalah orang tua mereka sendiri atau mereka yang kelak akan menjadi wali mereka (Sugiyana, 2015:38). Mereka yang mau dibaptis memilih nama orang kudus yang akan menjadi nama Baptis mereka. Maknanya adalah nama orang kudus itu akan ikut mendoakan mereka dalam perjalanan hidup agar tetap pada imannya. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50 supaya menjadi teladan hidup mereka sehari-hari. Selain itu juga sebagai lambang hidup baru. Dalam keadaan normal pelayan Sakramen Baptis adalah seorang uskup atau imam. Namun dalam keadaan terdesak setiap umat dapat membaptis dengan catatan dia mempunyai intensi melaksanakan apa yang dilakukan oleh Gereja. Caranya adalah dengan membenamkan kepala atau seluruh tubuh ke dalam air yang mengalir, atau menuangkan air ke atas kepala, dengan mengucapkan forma “atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Sambil menuangkan air pelayan Baptis menyebut “ (nama calon) aku membaptis engkau, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Kalau yang bersangkutan sudah pernah dibaptis oleh gereja yang baptisannya diakui oleh Gereja katolik, ia tidak dibaptis lagi tetapi hanya diteguhkan dengan mengucapkan Syahadat Para Rasul kemudian diterima oleh imam (Sugiyana, 2015:39).
b.
Sakramen Ekaristi Calon diajak memahami bahwa dalam Gereja, Sakramen Ekaristi menjadi
sumber dan puncak kehidupan Kristiani. Sakramen ini berisikan seluruh harta rohani Gereja, yaitu Kristus. Persatuan dengan yang Ilahi dan kesatuan dengan seluruh umat di seluruh dunia terlaksana dan terungkap secara sempurna dalam Ekaristi (Sugiyana, 2015:40). Sakramen ini ditetapkan oleh Yesus sendiri pada hari Kamis Putih saat Ia melaksanakan perjamuan malam terakhir. Tindakan Yesus dalam perjamuan itulah yang kemudian dikenang dengan nama Ekaristi, kenangan akan korban Kristus. Kenangan di sini bukan hanya terkait memori masa lampau tetapi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51 kehadiran dan aktualisasi apa yang dilakukan Yesus kepada Bapa di kayu salib, satu kali untuk selama-lamanya (Sugiyana, 2015:40). Dalam pelaksanaannya Ekaristi terdiri dari 2 bagian besar yakni: Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Kedua bagian itu didahului oleh ritus pembuka dan diakhiri dengan ritus penutup. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh seorang imam tertahbis (uskup atau imam) yang ditahbiskan secara sah dan tidak terkena suspensi (dinonaktifkan dari tugas-tugas imamatnya karena suatu masalah). Dalam perayaan Ekaristi semua umat wajib ikut berpartisipasi melalui nyanyian dan jawaban-jawaban aklamasi. Secara Sakramental partisipasi itu dilakukan dengan menerima komuni kudus. Mereka yang hendak menerima komuni diharapkan berada dalam disposisi yang baik. Mereka ada dalam situasi berahmat, tidak sedang melakukan dosa berat yang dapat mendatangkan maut dan tidak terkena halangan kanonis dalam menerima komuni, misalnya pernikahan yang tidak sah (Sugiyana, 2015:41). Disposisi sangat penting karena dalam komuni yang diterima bukan kue atau wafer tetapi Yesus Kristus sendiri.
2.
Disposisi batin Setiap menerima Sakramen, orang perlu memiliki disposisi batin yang
memadai sebagai tanda kepantasan dan rasa hormat atas makna Sakramen tersebut (Sugiyana, 2015:44). Disposisi yang diharapkan tumbuh di antara mereka yang menerima Sakramen adalah:
a.
Keterbukaan hati menerima bimbingan Allah yang semakin mendewasakan hidup dan
imannya. Melalui proses katekisasi, seorang calon dibimbing untuk semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52 mengenal jati dirinya sebagai seorang beriman dan sekaligus tanggungjawab yang dipikulnya. Orang harus terbuka pada bimbingan itu.
b.
Pertobatan Semua orang lemah terhadap dosa. Karena itulah pertobatan dilakukan
terus-menerus. Berkat terbukanya diri pada bimbingan Allah peserta semakin menyadari ketidaksempurnaan dirinya akibat dosa dan ketidakpantasan untuk menerima Sakramen yang begitu luhur dan agung. Oleh karena itu supaya pantas menerima Sakramen dan agar dijauhkan dari segala penghalang, seorang calon penerima Sakramen Krisma diwajibkan untuk menerima Sakramen pertobatan. Dengan demikian Allah akan mengampuni dosa, memulihkan orang hidup dalam rahmat dan menjadikan lebih pantas menerima rahmat Tuhan (Sugiyana, 2015:44)
c.
Kesediaan diri untuk diutus Sakramen Krisma bukan hanya disebut Sakramen Pendewasaan tetapi juga
merupakan Sakramen pengutusan. Oleh karena itu setiap orang yang menerima Sakramen Pengutusan harus siap untuk diutus menjadi saksi Kristus di tengah Gereja dan Masyarakat. Untuk mengembangkan disposisi tersebut, diperlukan persiapan. Itulah sebabnya sebelum menerima Sakramen Krisma, seorang calon disiapkan melalui katekese, Triduum dan penerimaan Sakramen Tobat. Semakin mereka memiliki disposisi yang matang semakin Sakramen itu berdaya guna dalam hidup (Sugiyana, 2015:45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53 3.
Katekese Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma Salah satu usaha persiapan adalah dengan katekese yang bertujuan supaya
calon Krisma dapat menyadari peranan dan kehadiran Roh Kudus dalam hidup mereka, tanggungjawab mereka sebagai anggota Gereja, perlunya pembinaan iman yang terus menerus, kewajiban merasul dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia (Sumarno, 2010:56). Model katekese yang digunakan adalah Katekese Umat. Katekese Umat adalah sebuah model katekese yang memfokuskan perhatiannya terutama pada umat baik dari segi pelaksana, sumber dan tujuan katekesenya (dari, oleh dan untuk umat). Dalam katekese ini katekis tidak bertindak sebagai pengajar agama. Katekis adalah fasilitator komunikasi iman atau dialog pengalaman iman di mana komunikasi yang berjalan adalah komunikasi dua arah. Harapannya supaya dengan dialog keterlibatan aktif mereka akhirnya dapat menyadari, menemukan nilai-nilai iman dalam keterlibatannya dalam hidup masyarakat (Sumarno, 2010:57).
4.
Materi Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma Materi-materi yang diberikan untuk calon Penerima Sakramen Krisma
pertama-pertama rekatekisasi untuk Sakramen Baptis dan Ekaristi. Setelah itu diberi materi tentang makna Sakramen Krisma (Sugiyana, 2015:38). Salah satu materi untuk mendalami makna Sakramen Krisma adalah dengan Sakramen Krisma mereka mensyukuri imannya dan memperoleh buahnya. Materi ini didalami melalui katekese yang menggali pengalaman mereka dalam beriman. Persiapan penerimaan Sakraman Krisma yang dibahas pada sub bagian ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan peserta. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54 sub bagian ini juga dapat dilihat bagaimana pola pikir persiapan ini dilakukan yakni dengan diawali rekatekisasi untuk kembali me-review apa yang telah diterima dalam sakramen inisiasi sebelumnya yaitu Baptis dan Ekaristi. Secara keseluruhan BAB II ini membahas media pembelajaran dengan aplikasi komputer dalam persiapan pendampingan penerimaan Sakramen Krisma. Media pembelajaran harus sesuai dengan usia atau perkembangan kognitif seorang anak sehingga seorang anak dapat mengerti dengan baik pesan-pesan yang disampaikan dengan bantuan media pembelajaran. Sudah jelas bahwa perkembangan zaman yang demikian cepat harus dihidupi dan dihadapi bahkan dalam mempersiapkan sakramen inisiasi. Untuk menjalankannya para pendamping atau guru harus belajar mengembangkan kemampuannya dalam bidang teknologi. Hal ini tentu saja dengan memastikan bahwa kompetensinya sebagai pendidik tidak diragukan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55 BAB III MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER
Media Pembelajaran dengan aplikasi komputer merupakan sebuah kebutuhan zaman sekarang. Pada BAB III ini akan dibahas konsep media pembelajaran dan bagaimana konsep itu dibuat dengan aplikasi komputer. selain itu kekuatan dan kelemahan menjadi bahasan pada akhir BAB III ini.
A. Konsep Media Pembelajaran Dalam dunia pendidikan seorang guru dapat berimajinasi tentang media pembelajaran apa yang mungkin dapat diciptakan untuk membantu proses pembelajaran supaya lebih optimal, efisien dan menyenangkan. Maka berbagai macam hal menjadi pertimbangan untuk menciptakan media pembelajaran tersebut salah satunya dengan melihat minat siswa atau kegemaran mereka termasuk bermain atau mendengarkan cerita. Dengan minat mereka kemudian guru membuat media pembelajaran untuk menyampaikan informasi dengan apa yang menjadi kegemaran mereka. Maka, saat ini dapat dijumpai berbagai macam media pembelajaran dengan berbagai macam konsep seperti game atau permainan, film animasi atau kartun, presentasi menarik dan dengan gambar. Semua konsep media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Semua konsep itu dibuat dan disajikan dengan teknologi aplikasi komputer. Konsep-konsep media pembelajaran tersebut sekaligus menjadi konsep-konsep yang penulis pilih untuk menjadi contoh media pembelajaran yang akan coba dirancang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56 1.
Game atau Kuis Berbagai permainan sekarang banyak yang berkonsep kuis. Game duel
otak yang marak dimainkan juga berkonsep kuis. Dalam permainan itu disuguhi pertanyaan yang kemudian dijawab oleh pemain-pemainnya. Jika jawaban salah, maka komputer akan memberi jawaban yang benar secara otomatis, dan juga point sebesar 100 untuk setiap jawaban yang benar. Pertanyaan yang ada biasanya merupakan pengetahuan umum. Konsep permainan ini juga sudah pernah dicoba untuk dijadikan media pembelajaran oleh Bekti Wulandari, S.Pd guru fisika di SMA Negeri I Yogyakarta bersama dengan Drs. Widada, M.Kom sebagai pimpinan Pusat Pendidikan Komputer Unigama, Yogyakarta. Media pembelajaran dengan konsep game ini dirancang dengan program Adobe Flash CS4 yang sering digunakan untuk pembuatan game, animasi dan sebagainya.
2.
Presentasi Menarik Presentasi merupakan sebuah metode menyampaikan informasi yang
sangat efektif. Sejak lama presentasi digunakan dalam pendidikan dengan cara menyampaikan informasi secara verbal di depan peserta didik (ceramah). Presentasi sangat bergantung pada kekuatan berbahasa yang benar, suara yang pas dan pembawaan diri / gesture yang menarik. Saat ini konsep presentasi menjadi lebih luas seiring digunakannya media dalam presentasi. Seorang guru tidak lagi hanya berbicara di depan tetapi memanfaatkan media yang secara visual juga dapat menyampaikan informasi. Media itu awalnya bersifat fisik atau dapat di sentuh, konvensional seperti globe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57 pada pelajaran geografi. Atau gambar orang kudus pada pelajaran PAK (Pendidikan Agama Katolik). Dalam perkembangan, konsep media pembelajaran dengan globe atau gambar masih dipakai tetapi dalam bentuk virtual di mana gambar dapat ditampilkan dengan viewer agar dilihat oleh peserta didik.
Program yang
digunakan adalah program yang sangat familiar dan banyak digunakan yaitu Microsoft PowerPoint. Microsoft PowerPoint sangat baik untuk membuat presentasi yang menarik. Ada banyak pilihan animasi dan modifikasi yang dapat dilakukan untuk menyampaikan informasi. Selain itu juga dapat dikombinasikan dengan berbagai macam konsep seperti gambar, video animasi atau bahkan permainan. PowerPoint dapat menjadi mesin presentasi yang menggabungkan berbagai konsep media pembelajaran. Menariknya PowerPoint adalah ketika berbagai media pembelajaran virtual dapat digunakan dalam satu kali presentasi. Namun, kekuatan itu juga harus diimbangi dengan keterampilan menghubungkan slide, penggunaan katakata yang singkat, padat dan jelas, serta penentuan warna dan font atau jenis huruf yang diinginkan.
3. Gambar Gambar dapat menjelaskan dengan cara yang singkat namun lebih banyak dari pada kata-kata. Dengan gambar orang langsung berhadapan dengan daya visual mereka untuk mendapatkan informasi yang disampaikan. Dalam pelajaran penggunaan media gambar sangat efektif untuk menyampaikan informasi terutama untuk memberi gambaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58 Dalam menjelaskan Sakramen gambar bisa digunakan sebagai media dengan menunjukan bagaimana orang mempersiapkan Sakramen dan kemudian menerimanya. Untuk menyampaikan makna pelajaran, gambar dapat diberi kutipan kalimat tertentu yang memberi makna pelajaran atau suatu topik. Gambar dapat dibuat sendiri dan dapat juga diambil di jejaring sosial. Selain itu juga dapat dengan mengambilnya melalui kamera pribadi.
B. Aplikasi
Atau
Program
Yang
Mendukung
Pembuatan
Media
Pembelajaran 1.
Adobe Flash CS4 Program Adobe Flash CS4 banyak dimanfaatkan untuk pembuatan
animasi, game, presentasi maupun multimedia pembelajaran. Adobe Flash CS4 Profesional mendukung penulis dalam membuat contoh game kuis sebagai media pembelajaran. Pembuatan kuis dengan Adobe Flash CS4 Profesional cukup rumit bagi pemula di mana dibutuhkan kemampuan untuk mendesain secara sederhana halaman-halaman kuis yang dibutuhkan. Selain itu untuk menjalankan kuis semua bahasa script dibuat sendiri termasuk untuk membuat interface, interaktif dan alur kuis.
2.
Microsoft PowerPoint Aplikasi Microsoft PowerPoint sering digunakan dalam pembelajaran dari
Sekolah
Dasar
sampai
perguruan
tinggi.
Aplikasi
ini
khusus
untuk
mempresentasikan materi. Aplikasi Microsoft PowerPoint yang akan digunakan disini adalah yang tergabung ke dalam Office 2013. Terdapat sangat banyak fitur yang dapat dimanfaatkan untuk membuat presentasi dengan maksimal. Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59 Selain itu PowerPoint juga dapat digunakan untuk membuat kuis dengan cara yang lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan Flash Adobe CS4 Profesional. Masih banyak lagi keunggulan fitur PowerPoint yang dapat dieksplorasi.
C. Kekuatan Dan Kelemahan Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Komputer 1.
Kekuatan Kekuatan media pembelajaran adalah keefektifan, efisiensi dan sesuai
dengan perkembangan zaman. Media ini sangat efektif karena dengan ini dapat dibuat berbagai macam media dengan satu alat tanpa kertas, gunting ataupun lem dan alat-alat lainnya. Selain itu dalam menyajikannya di kelas media-media yang telah dibuat dapat dikombinasikan sekreatif mungkin. Media ini sangat efisien karena dalam pembuatannya hanya dibutuhkan unit komputer, internet dan listrik. Selain itu dengan media ini pengeluaran sangat efisien karena tidak ada sisa dari bahan pembuatan yang akan menjadi sampah layaknya pembuatan media pembelajaran yang konvensional. Media ini juga dapat disimpan di dalam memori dengan ukuran yang tidak besar. Kekuatan lainnya adalah media ini sangat relevan dengan perkembangan zaman. Anak-anak dan orang dewasa yang hidup sehari-hari dengan teknologi akan sesuai dengan media pembelajaran yang juga berbasis teknologi.
2.
Kelemahan Media pembelajaran tentu saja memiliki kelemahan. Kelemahan itu adalah
media virtual tidak dapat disentuh secara fisik. Berbeda dengan globe atau Pohon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60 natal yang dapat disentuh. Dengan demikian tidak ada pengalaman fisik dengan media pembelajaran. Kelemahan lainnya adalah biaya yang cukup mahal jika dibandingkan dengan media konvensional. Membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer membutuhkan alat-alat seperti komputer, internet, sarana listrik dan bahkan program komputer yang akan digunakan. Selain itu juga dalam pengerjaannya membutuhkan tenaga yang berpengetahuan dan cukup terampil. Selain itu media dengan aplikasi komputer sangat bergantung pada energi listrik. Tidak ada listrik berarti media tidak dapat dibuat apalagi di tampilkan saat proses pembelajaran. Namun apapun kelebihan dan kelemahan media dengan aplikasi komputer, keberadaannya dan pengembangannya sangat diperlukan untuk pembelajaran pada zaman sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61 BAB IV USULAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI KOMPUTER UNTUK PERSIAPAN PENDAMPINGAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
Pada BAB IV ini penulis membuat usulan penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan penerimaan Sakramen Krisma.
BAB IV ini dimulai dengan latar belakang penggunaan media
pembelajaran, alasan penggunaan media, tujuan yang hendak dicapai, perencanaan pembelajaran persiapan Sakramen Krisma dan penggunaan media pembelajaran.
A. Latar Belakang Perkembangan teknologi terjadi dengan sangat cepat dan masuk ke dalam berbagai aktivitas manusia seperti pekerjaan, pertanian, olahraga, hiburan dan pendidikan. Perkembangan itu membuat banyak orang yang mempelajari teknologi agar bisa berguna bagi hidup mereka. Dalam konteks persiapan penerimaan Sakramen Krisma, pengembangan modul dan media pembelajaran dengan teknologi komputer adalah sebuah gerakan untuk mencoba belajar menggunakan teknologi yang ada untuk membantu proses persiapan pendampingan penerimaan Sakramen Krisma atau kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam konteks Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma, ini adalah sebuah usaha untuk mengajak mahasiswa melakukan terobosan baru demi perkembangan umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62 B. Alasan Penggunaan Media Penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi komputer untuk persiapan Sakramen Krisma dipilih karena media pembelajaran dengan teknologi dibutuhkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam persiapan Sakramen Krisma di paroki. Persiapan penerimaan Sakramen Krisma dengan aplikasi komputer sangat penting baik di paroki-paroki desa maupun kota. Untuk paroki-paroki di desa penggunaan teknologi dengan sendirinya akan memajukan cara berfikir umat dan pengetahuan mereka tentang penggunaan teknologi. Untuk paroki-paroki di kota media pembelajaran ini akan sesuai dengan situasi umat yang menggunakan teknologi informasi dalam hidup sehari-hari. Selain itu penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi komputer sangat menantang bagi penulis karena sebelumnya, penulis belum pernah membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer.
C. Tujuan Penggunaan Media Penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi komputer ini ditujukan untuk menyediakan media pembelajaran persiapan penerimaan Sakramen Krisma di Paroki-Paroki. Selain itu juga sebagai awal untuk media pembelajaran di sekolah dan kampus. Dengan menggunakan media pembelajaran dengan aplikasi komputer diharapkan penyampaian pesan atau pelajaran kepada siswa dapat terjadi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63 D. Rancangan Usulan Perencanaan Pembelajaran Persiapan Sakramen Krisma Untuk Calon Penerima di Paroki Pembuatan media pembelajaran dengan aplikasi komputer disiapkan untuk materi pelajaran persiapan penerimaan Sakramen Krisma. Ada 8 Materi yang akan disertai dengan media pembelajaran bagi persiapan penerimaan Sakramen Krisma.
1.
Materi 1
: Sakramen Baptis
Tujuan pertemuan : Para calon memahami kembali secara ringkas pemaknaan mendasar mengenai Sakramen Pembaptisan dan kaitannya dengan Sakramen Krisma Media Pembelajaran
2.
Materi 2
: PowerPoint 2013
: Sakramen Ekaristi
Tujuan pertemuan : Para calon memahami kembali secara singkat pemaknaan Sakramen Ekaristi dan kaitannya dengan Sakramen Krisma Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint 2013
3.
Materi 3
: Sakramen Krisma
Tujuan pertemuan : Para calon memahami secara mendasar mengenai sejarah, pengertian istilah serta tata cara penerimaan Sakremen Krisma Media pembelajaran : PowerPoint 2013
4.
Materi 4
: Sakramen Krisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64 Tujuan pertemuan : Para calon memahami secara mendasar mengenai buahbuah Sakramen Penguatan dan sikap batin dalam menerima Sakramen Penguatan, serta tata cara penerimaan Sakramen Penguatan. Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint
5.
Materi 5
: Roh Kudus
Tujuan pertemuan : Para calon mampu menyadari akan kehadiran Roh Kudus dalam dirinya dan peranannya dalam hidup serta karya setiap hari. Media pembelajaran : PowerPoint 2013
6.
Materi 6
: Menjadi Saksi Kristus
Tujuan pertemuan : Para calon penerima Sakramen Krisma memahami dan mampu menghayati panggilan menjadi saksi Kristus, agar setelah menerima Sakramen Penguatan terpanggil menjadi saksi Kristus dalam kehidupan seharihari. Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint 2013
7.
Materi 7
: Sakramen Tobat
Tujuan pertemuan : Menyadari pentingnya tobat sebagai sarana untuk selalu bertubuh menjadi lebihbaik, juga sarana membangun paguyuban. Media pembelajaran : PowerPoint 2013
8.
Materi 8
: Perutusan Menggereja dan Memasyarakat
Tujuan pertemuan : Para calon bersedia diutus untuk mau berperan serta aktif dalam hidup menggereja dan masyarakat. Media pembelajaran : Kuis dan PowerPoint 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Matriks Program Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma Tema Umum
: Bersiap diri menjadi saksi Kristus secara nyata
Tujuan Umum
:
Melalui pendampingan ini, Calon penerima Sakramen Krisma semakin mensyukuri Sakramen yang
diterimanya dan merasakan buah-buah yang ada di dalamnya. Calon sanggup untuk mengemban tugas perutusan di dalam Gereja dan masyarakat dan semakin berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, para calon penerima sakramen Krisma menjadi semakin beriman mendalam (dalam penghayatan dan pemahamannya) dan tangguh (dalam menghadapi pergulatan hidup dan tantangan dari luar).
No
Materi
Tujuan
Uraian Materi
Metode
1.
Sakramen Baptis
Para calon memahami kembali secara ringkas pemaknaan mendasar mengenai Sakramen Pembaptisan dan kaitannya dengan Sakramen Krisma
- Definisi Sakramen Baptis - Tanda dan sarana dalam Sakramen Baptis - Buah-buah Sakramen Baptis - Pelaku pembaptisan - Bagaimana berlangsung
- Informasi - Tanya jawab - Informasi - refleksi - Penggunaan Media Pembelajara n
Media - Gambargambar mengenai pembaptisan - Laptop - Viewer - screen
Aplikasi Sumber Komputer Bahan - Bahan ajar - Microsoft persiapan Office Sakramen PowerPoint Krisma 2010 Rm. - Adobe Suhardiya Flash CS4 nto, SJ Professiona - KomKat l 8.6 KAS.2012. Katekese
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2.
Sakramen Ekaristi
Para calon memahami kembali secara singkat pemaknaan Sakramen Ekaristi dan kaitannya dengan Sakramen Krisma
3.
Sakramen Krisma
Para calon memahami sejarah, pengertian istilah serta tata cara penerimaan Sakremen Krisma
Pembaptisan - Bersyukur atas Sakramen Baptis - Arti Sakramen Ekaristi - Kehadiran Yesus dalam Sakramen Ekaristi - Penetapan Ekaristi - Petugas-petugas dalam perayaan Ekaristi - Buah-buah Ekaristi - Definisi Sakramen Krisma - Tahap-tahap persiapan Sakramen Krisma - Tata cara penerimaan - Tanda dan sarana yang digunakan - Mereka yang terlibat dalam perayaan penerimaan Krisma
- informasi - Tanya jawab - pendalaman - Refleksi - Penggunaan Media Pembelajara n
-
Laptop Viewer Screen Gambargambar Ekaristi
- Microsoft Office PowerPoint 2010 - Adobe Flash CS4 Professiona l 8.6
- Informasi - Tanya jawab - Refleksi - Penggunaan Media Pembelajara n
-
Laptop Viewer Screen Gambargambar Krisma
- Microsoft Office PowerPoint 2010 - Adobe Flash CS4 Professiona l 8.6
Inisiasi Gagasan Dasar dan Silabus. Yogyakart a: Kanisius. Hal. 84-94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67 4.
Sakramen Krisma (lanjutan)
Para calon memahami buahbuah Sakramen Krisma dan sikap batin dalam menerima Sakramen Krisma, serta tata cara penerimaan Sakramen Krisma.
- Sikap batin dalam menerima Sakramen Krisma - Simbol-simbol Sakramen Krisma - Buah-buah Sakramen Krisma
- Informasi - Tanya jawab - Pendalaman - Refleksi - Penggunaan Media Pembelajara n
-
Laptop Viewer Screen Gambargambar Krisma
- Microsoft Office PowerPoint 2010 - Adobe Flash CS4 Professiona l 8.6
5.
Roh Kudus
Para calon lebih menyadari akan kehadiran Roh Kudus dalam dirinya dan peranannya dalam hidup serta karya setiap hari.
- Roh Kudus dan Namanama lainnya - Simbol-simbol Roh Kudus - Buah-buah Roh Kudus - Karya-karya Roh Kudus
- Informasi - Tanya jawab - Pendalaman - Refleksi - Penggunaan Media Pembelajara n
-
Laptop Viewer Screen Gambargambar Roh Kudus
- Microsoft Office PowerPoint 2010 - Adobe Flash CS4 Professiona l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68 6
Menjadi saksi Kristus
para calon penerima - Arti menjadi saksi - Informasi Sakramen Krisma Kristus - Tanya memahami dan - Menjadi saksi Kristus jawab mampu menghayati dalam hidup sehari- - Pendalaman panggilan menjadi hari - Refleksi saksi Kristus, agar - Melaksanakan karya setelah menerima penyelamatan dalam - Penggunaan Media Sakramen Penguatan hidup sehari-hari Pembelajara terpanggil menjadi n saksi Kristus dalam kehidupan seharihari.
-
7
Sakramen Tobat
Menyadari pentingnya tobat sebagai sarana untuk selalu bertubuh menjadi lebihbaik, juga sarana membangun paguyuban.
- Laptop - Viewer - Video pertobatan - Screen - Gambargambar Sakramen Tobat
- Arti dan nama lain Sakramen Tobat - Dasar Sakramen Tobat - Unsur-unsur Sakramen Tobat - Yang harus disiapkan untuk menerima Sakramen Tobat - Dosa-dosa yang harus diakui - Buah-buah Sakramen Tobat - Waktu-waktu
- Informasi - Tanya jawab - Pendalaman - Refleksi - Penggunaan Media Pembelajara n
Laptop - Microsoft Viewer Office Screen PowerPoint Gambar2010 gambar - Adobe menjadi saksi Flash CS4 Kristus Professiona l 8.6
- Microsoft Office PowerPoint 2010 - Adobe Flash CS4 Professiona l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
8
Perutusan menggerej a dan memasyar akat
Para calon bersedia diutus untuk mau berperan serta aktif dalam hidup menggereja dan masyarakat.
mengaku dosa - Definisi menggereja dan memasyakat - Tugas-tugas gereja - Tugas dalam bidang liturgia, diakonia, kerygma, koinonia dan martiria
- Informasi - Tanya jawab - Pendalaman - Refleksi - Penggunaan Media Pembelajara n
-
Laptop Viewer Screen Gambargambar Perutusan
- Microsoft Office PowerPoint 2010 - Adobe Flash CS4 Professiona l 8.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70 Contoh Materi: Materi 1 Sakramen Baptis Tujuan Para calon memahami kembali secara ringkas pemaknaan mendasar mengenai Sakramen Pembaptisan dan kaitannya dengan Sakramen Krisma
1.
Pembukaan
Lagu Pembukaan “Dalam Pembaptisan Kudus” (PS 588) Doa Pembuka Allah Bapa Yang Mahakasih, kami panjatkan puji syukur atas penyertaan-Mu, sehingga pada hari ini kami dapat mengikuti pertemuan kedua dalam rangka persiapan kami untuk menerima Sakramen Krisma nanti. Mohon kiranya Roh Kudus menerangi hati dan budi kami, agar pertemuan yang akan menyegarkan pemahaman kami mengenai Sakramen Baptis ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berkatilah kami masing-masing dan terutama Bapak/Ibu pembimbing kami agar mampu mendampingi kami dengan baik. Semua ini kami untjukkankepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin. Pengantar Pada pertemuan pertama, kita telah diperkenalkan satu sama lain, termasuk dengan para pendamping kita. Telah pula kita ketahui tentang tugas Gereja, yaitu pewartaan (kerygma), peribadatan (leitourgia), pelayanan
(diaconia), dan
persaudaraan (coinonia). Telah dinyatakan pula tentang tugas gereja dalam hal peribadatan atau pengudusan dalam perayaan yang perwujudannya ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71 SAKRAMEN. Kita mengenal ada 7 SAKRAMEN yang terdiri atas SAKRAMEN INISIASI yaitu Sakramen Pembaptisan, Sakramen Krisma, Sakramen Ekaristi; SAKRAMEN PANGGILAN yaitu Sakramen Imamat dan Sakramen Perkawinan, serta dua sakramen lainnya adalah Sakramen Pengampunan Dosa dan Sakramen Perminyakan Suci. Dalam pertemuan kali ini, kita akan menyegarkan pemahaman kembali mengenai Sakramen Baptis. Dengan permenungan ini, diharapkan kita memiliki kedalaan dan ketangguhan iman dalam kehidupan di tengah masyarakat. Untuk mulai pertemuan ini, marilah kita mohon rahmat agar baptisan yang telah kita terima sungguh dapat dihayati dan semakin memperdalam iman kita. Bacaan Injil Matius 3:13-17 : Yesus dibaptis Yohanes
2.
Pembahasan (Media: PowerPoint 2013) Bahan-bahan yang dipakai dalam pembahasan semua materi didapatkan
dari kumpulan file Romo. Suhardiyanto, SJ dan disesuaikan dengan silabus dalam buku Katekese Inisiasi (Kanisius: Yogyakarta. Halaman: 84-94) a.
Apa Sakramen Baptis itu? Sakramen Baptis merupakan sakramen pertama yang diterima sebelum
sakramen-sakramen lain. Dengan menerima Sakramen Baptis, orang menyatakan pertobatan dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu, ia diampuni segala dosanya dan dengan demikian, ia dilahirkan kembali sebagai anak Allah, menjadi murid Kristus dan menjadi anggota Gereja. Baptis memberi tanda kepadanya bahwa ia menjadi milik Kristus untuk selamanya karena secara rohani memperoleh materai kekal, suatu tanda yang selamanya tak terhapus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72 Melalui Pembaptisan seseorang masuk ke dalam sebuah komunitas umat beriman yang sudah ada dan komunitas itu menerimanya. Komunitas itulah yang sebelumnya memperkenalkan iman mereka. Dengan dibaptis juga seseorang menegaskan komitmen untuk terus memilih dan memperjuangkan terang di tengah-tengah dunia. b.
Apa tanda sarana dalam Sakramen Baptis?
Tanda dan sarana utama yang dipakai dalam Sakramen Baptis, adalah air. Air mengandung makna membersihkan (dari dosa-dosa) dan memberi kehidupan (hidup baru dalam Kristus). Sarana lain yaitu minyak krisma, kain putih, lilin c.
Apa buah-buah yang diterima dalam Sakramen Baptis?
1) Menjadi anak Allah Orang yang menerima pembaptisan, menyatakan pertobatan dan kepercayaan kepada Allah, maka Allah mengampuni segala dosanya. Ia dibebaskan dari dosa, dosa pribadi beserta situasi kedosaan (dosa asal). Ia secara rohani dilahirkan kembali. Lahir kembali dalam kehidupan Allah dalam Kerajaan-Nya. Ia menjadi anak Allah 2) Menjadi murid Kristus Bertobat berarti meninggalkan cara hidup lama, memasuki hidup baru, yaitu membangun hubungan dengan Allah dan sesama. Percaya berarti menerima Kristus sebagai Juru Selamat dunia. Untuk dapat percaya dan mengikuti Yesus, orang perlu menjadi murid Kristus. 3) Menjadi anggota Gereja St. Paulus menggambarkan bahwa Gereja sebagai tubuh, yaitu tubuh Kristus (1Kor 12:13). Baptisan membuat seseorang menjadi anggota Tubuh Kristus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73 artinya baptis mengubah status seseorang dari bukan Kristen menjadi Kristen. Sebagai anggota ia mempunyai hak dan kewajiban. Haknya misalnya menerima sakramen-sakramen, mendengarkan sabda, kesempatan berkumpul. Sedangkan kewajibannya misalnya
bertanggung jawab dalam jemaat, berdoa mengikuti
ekaristi, kasih pada sesama, mematuhi perintah Allah dan perintah Gereja. 4) Penyerahan diri secara toral kepada Yesus Seluruh hidup kegiatan dan karyanya diperuntukkan bagi keselamatan banyak orang, seperti Yesus telah melakukannya. Dia berjuang dengan kebaikan, keadilan, kejujuran demi kesejahteraan masyarakat. d.
Siapa pelaku pembaptisan?
1.
Calon Baptis (Katekumen) yang kehadirannya tak dapat diwakilkan
2.
Jemaat yang akan menerima anggota baru.
3.
Petugas/pelayan Baptis yang diberi wewenang untuk membaptis.
-
Uskup atau Imam (dalam keadaan biasa)
-
Dalam keadaan darurat: awan yang telah dibaptis
4.
Wali
Baptis/Penjamin, kehadirannya sebagai pendukung dan juga ikut
bertanggung jawab dalam perjalanan hidupnya. 5.
Masyarakat Umum: famili, sanak saudara dan sebagainya
e.
Bagaimana
1.
Tahap Pra Katekumenat (± 1 bulan)
Dengan materi tentang panggilan, kebebasan untuk memilih, proses panggilan, menentukan keputusan. 2.
Tahap Katekumenat (± 8 bulan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74 Dengan materi tentang Allah, Yesus Kristus, Roh Kudus, Allah Tritunggal Mahakudus, Gereja, Sakramen, Maria, Hidup Kekal. 3.
Tahap Persiapan Akhir (± 1 bulan)
Jumlah petemuan ± 20 kali dalam waktu ± 1 tahun, sedangkan dari Gereja Protestan ± 3-4 bulan/ tergantung situasi. Dalam Gereja Katolik ada juga pembaptisan bayi. Apabila bayi dibaptis, ia diterima gereja dalam ketergantungan orang tuanya, termasuk pendidikan imannya. Setelah dewasa ia diharapkan menghayati imannya secara dewasa. Pembaptisannya diteguhkan ketika ia menerima Sakramen Krisma.
3.
Penutup
Pengumuman Doa Penutup Allah Bapa yang bertahta dalam Kerajaan Surga, puji syukur kami haturkan kepada-Mu, karena atas berkat-Mu pertemuan ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan penyegaran kepada kami tentang sakramen pembaptisan. Kami mohon selalu penyertaan-Mu, agar kami mampu meresapkan dalam hati segala nilai-nilai imani yang ditemukan dalam sakramen baptis dan kami mampu menerapkan dalam kehidupan kami sehari-har, Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin Lagu Penutup : Syukur Kepada-Mu Tuhan (PS 592)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75 Contoh Materi: Materi 2 Sakramen Ekaristi Tujuan Para calon memahami kembali secara singkat pemaknaan Sakramen Ekaristi dan kaitannya dengan Sakramen Krisma
1.
Pembukaan
Lagu Pembukaan: Kuhendak Mengikuri Kristus (PS 655) Doa Pembuka Allah Bapa Mahabaik, puji syukur dan terima kasih karena atas berkat dan rahmat-Mu sampai hari ini kami masih dikaruniai kesehatan, keselamatan dan kesejahtaraan, sehingga dapat mengikuti pertemuan ketiga dalam persiapan kami menerima Sakramen Krisma nanti. Bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus-Mu agar mampu mengikuti pertemuan yang akanmembahas mengenai Sakramen Ekaristi Berkati kami masing-masing dan khususnya pendamping kami, agar pertemuan ini dari awal tengah sampai akhir nanti dapat berjalan lancar sesuai dengan kehendak-Mu. Doa ini kami panjatkan dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus, yang bersama Dikau dan Roh Kudus mendampingi hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin. Pengantar Pada Pertemuan Pertama kita telah melihat kembali makna Sakramen Baptis. Sakramen Baptis yang telah kita terima adalah tanda pertobatan dan hidup yang baru dalam dunia yang lebih baik. Melalui pembaptisan kita menjadi saudara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76 seluruh umat beriman. Nah, saat ini kita akan melihat bagaimana kita memaknai Sakramen Ekaristi yang sudah kita terima. Bacaan Injil Lukas 22:14-23
: Penetapan Perjamuan Malam
Yohanes 6:25-59
: Roti Hidup
2.
Pembahasan (Media: PowerPoint 2013)
a.
Apa Sakramen Ekaristi itu?
Ekaristi berasa dari kata Latin Eucharistia atau kata Yunani Eucharistien yang berarti ucapan syukur. Merayakan Ekaristi berarti merayakan ucapan syukur atas karya keselamatan Allah, yang terjadi dalam wafat dan kebangkitan Yesus. Ekaristi juga merupakan kenangan akan perjamuan terakhir yang diadakan oleh Yesus bersama dua belas murid-Nya. Sakramen Ekaristi adalah kurban Kristus sendiri, yang berkurban demi keselamatan manusia, jadi sama dengan kurban saat Yesus disalib, hanya bedanya pada Ekaristi tidak dengan menumpahkan darah seperti di kayu salib. b.
Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Kristus hadir dalam cara yang unik dan tak tertandingi. Dia hadir dalam cara yang sungguh, nyata dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan ke ilahian-Nya. Dia hadir secara sakramental dalam rupa roti dan anggur, Kristus penuh dan total, Allah manusia. c.
Kapan Yesus menetapkan Ekaristi?
Pada Perjamuan Malam Terakhir yang diadakan bersama 12 rasul-Nya (Luk 22:19-20; Mat 26:26-29). d.
Apakah tanda dan sarana yang ada dalam Sakramen Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77 Tanda dan sarana utama yang dipakai dalam Sakramen Ekaristi adalah roti dan anggur. Hal itu tampak dalam konsekrasi dan komuni. Yesus menjadi santapan jemaat-Nya dan memberi kekuatan serta semangat bagi yang menyantap-Nya untuk ikut serta melaksanakan karya penyelamatan-Nya. e.
Apakah buah-buah dari Sakramen Ekaristi?
1) Sumber kekuatan dan semangat untuk berperan dalam karya penyelamatan. 2)
Mendapat jaminan akan kehidupan kekal yang membahagiakan Yesus
bersabda: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkannya pada akhir jaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan Darah-Ku benar-benar minuman (Yoh 6:53-56). 3) Dapat membangun persaudaraan yang terbuka dengan semua orang. 4) Menghapus dosa ringan, menjaga kita dari bahaya dosa berat di masa depan. f.
Siapa saja petugas dalam pelayan Ekaristi?
1) Imam, memimpin perayaan Ekaristi yang tak dapat diganti atau diwakili oleh orang lain yang tidak ditahbiskan sebagai imam. 2) Misdinar (Putera-Puteri Altar): melayani imam di altar selama perayaan Ekaristi berlangsung. 3) Lektor: membaca Kitab Suci bacaan pertama dan kedua dan pengumuman 4) Prodiakon 5) Paduan suara dan dirigen 6) Petugas tatib 7) Penghias altar 8) Koster
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78 3.
Pendalaman (Media: Adobe Flash CS 4 Professional 8.6) Pendalaman dilakukan dengan menjawab beberapa soal dengan media
pembelajaran kuis.
4.
Penutup
Pengumuman Doa Pentutup : Allah Bapa Maha pengasih, puji syukur atas selesainya pertemuan ini. Semoga kami dapat lebih menghayati akan sakramen yang agung ini, sebab Kristus sendiri yang menjadi kurban demi keselamatan umat manusia. Bimbinglah kami semua dalam mengarungi hidup dalam peziarahan di dunia ini. Kami akan mengkhiri pertemuan ini, untuk kembali ke rumah kami masingmasing. Berkatilah perjalanan pulang kami, sehingga selamat sampai di rumah. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin. Lagu Penutup Tuntun Aku Tuhan Alah (PS 653)
E. Contoh Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Komputer Untuk Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma di Paroki
1.
Kuis Edukatif Persiapan Krisma Kuis Edukatif adalah sebuah media pembelajaran dengan program Adobe
Flash CS4 Profesional. Dengan program ini kuis edukatif dibuat melalui beberapa tahapan antara lain membuat layer, desain (background, game over dan intro), pemograman dengan script, dan pengeditan. Berikut rincian konsep game kuis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79 a.
Judul
: Game Krisma
b.
Audiens
: Calon Penerima Sakramen Krisma Paroki
c.
Durasi
: 5 menit
d.
Image
: format file.jpg
e.
Interaktif : start, exit, nama, tombol pilihan jawaban (a,b,c dan d)
Soal kuis pendalaman materi 1 dan 2: No 1
Soal Apa Sakramen Baptis itu?
Jawaban a
a. Sakramen pertama yang diterima sebagai tanda tobat dan percaya kepada Tuhan Yesus b. Sakramen pertama yang diterima sebagai tanda penguatan dan perutusan menjadi saksi Kristus c. Sakramen kedua dan yang terpenting d. Sakramen pertama yang diterima sebagai sakramen yang terpenting 2
Apa buah-buah Sakramen Baptis?
d
a. Bertumbuh semakin besar b. Semakin cerdas c. Mendapat hadiah dan ucapan selamat d. Menjadi murid Kristus 3
Dengan tanda apa Sakramen Baptis diterimakan?
b
a. Tanda salib b. Air, minyak Krisma, kain putih dan lilin c. Imam dan umat yang hadir d. Gereja dan alat-alat liturgi 4
Dengan kata-kata apa Sakramen Baptis diterimakan? a. Aku membaptis kamu dengan api b. Aku menerimamu dalam gereja katolik dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80 c. Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus d. Aku membaptis kamu dalam nama Allah yang maha pengasih 5
Dengan sarana apa Sakramen Baptis diterimakan?
c
a. Roti dan Anggur b. Tanda salib c. Air, minyak Krisma, kain putih dan lilin d. Imam dan umat yang hadir 6
Apa yang dirayakan saat Perayaan Ekaristi?
a
a. Ucapan syukur atas karya keselamatan Allah b. Ucapan syukur atas panen c. Ucapan syukur atas rejeki d. Ucapan syukur atas hadiah 7
Dengan tanda apa Sakramen Ekaristi diterimakan?
b
a. Piala dan Altar b. Roti dan Anggur c. Imam dan Umat d. Musik dan Liturgi 8
Apa buah-buah Sakramen Ekaristi?
a
a. Dapat membangun persaudaraan yang terbuka b. Dapat membangun usaha c. Merasa kenyang d. Merasa puas 9
Kapan Yesus menetapkan Ekaristi? a. Saat kebangkitan-Nya b. Ketika Yesus terangkat ke Surga dalam kemuliaan c. Saat perjamuan malam terakhir d. Pada tahun 150 M
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81 10
Salah satu petugas dalam Sakramen Ekaristi adalah?
c
a. Frater b. Suster c. Imam d. Bruder
Soal kuis pendalaman materi 3 dan 4 No 1
soal Apa Sakramen Krisma itu?
jawaban a
a. Tanda dan sarana kehadiran Allah yang memberikan kekuatan Roh Kudus untuk bersaksi tentang iman b. Sakramen pertama yang diterima untuk menjadi anggota Gereja c. Puncak hidup umat Kristiani d. Sakramen pertama yang diterima sebagai sakramen yang terpenting 2
Apakah tanda dan sarana dalam Sakramen Krisma
b
a. Air dan kain putih sebagai tanda pembersihan dari dosa b. Penumpangan tangan dan pengurapan minyak Krisma sebagai tanda kehadiran Roh Kudus dan pengutusan c. Salib dan lilin d. Tanda abu di dahi 3
Apa salah satu tujuan penerimaan Sakramen Krisma?
b
a. Mendapatkan kesembuhan dari penyakit b. Memperkokoh dan memperkuat Sakramen baptis yang sudah diterima c. Liturgi yang meriah d. Gereja dan alat-alat liturgi 4
Sikap batin apa yang diperlukan untuk menerima Sakramen c Krisma?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82 a. Rendah diri dan merasa berdosa b. Semangat menjadi orang dewasa c. Keterbukaan hati untuk menerima Allah dan siap diutus d. Rasa ingin tahu 5
Apa buah-buah Sakramen Krisma?
b
a. Semakin baik b. Pencurahan Roh Kudus, mantap dan dewasa c. Memiliki otot-otot yang kuat d. Iman yang mendalam 6
Apa yang dimaksud menjadi terang dan garam dunia?
a
a. Hadir dan memberi kesaksian tentang iman dalam hidup b. Mengajak orang menjadi katolik c. Tampil sebagai pemimpin d. Menjadi pengamat lingkungan 7
Apa saja simbol-simbol dalam Sakramen Krisma?
c
a. Roti dan Anggur b. Imam dan Umat c. Minyak Krisma dan penumpangan tangan d. Musik dan Liturgi 8
Apa peran Roh Kudus dalam Sakramen Krisma?
d
a. Menerangi jalan hidup b. Mengampuni dosa c. Sebagai wali Baptis d. Memberi kekuatan dan keberanian untuk bersaksi 9
Apa yang menjadi isi kesaksian setelah menerima Sakramen d Krisma? a. Injil b. Pertobatan c. Kejujuran d. Iman, Kebenaran dan keadilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83 10
Salah satu petugas dalam Sakramen Krisma adalah?
a
a. Uskup b. Suster c. Frater d. Bruder
Soal kuis pendalaman Materi 5 dan 6 No 1
soal Siapa itu Roh Kudus?
jawaban a
a. Roh Yesus sendiri yang dicurahkan kepada para Murid b. Sakramen pertama yang diterima untuk menjadi anggota Gereja c. Puncak hidup umat Kristiani d. Roh keadilan 2
Apa tujuan Roh Kudus?
c
a. Mengampuni dosa b. Sebagai jaminan kebahagiaan hidup surgawi c. Memberi kekuatan dan menggerakan untuk membawa keselamatan bagi orang lain dan dirinya d. Sebagai jawaban setiap masalah 3
Apa salah satu simbol Roh Kudus?
a
a. Burung Merpati b. Burung gereja c. Burung tekukur d. Burung gagak 4
Simbol Roh Kudus ketika penerimaan Sakramen Krisma? a. Air dan lilin b. Minyak Suci dan Pengurapan c. Nyanyian d. Roti dan Anggur
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84 5
Apa buah-buah Roh Kudus?
c
a. Memiliki otot-otot yang kuat b. Merasa kuat dan benar c. Kasih, Suka Cita dan Damai Sejahtera d. Iman yang mendalam 6
Apa yang dimaksud menjadi saksi Kristus?
d
a. Menjadi pengamat lingkungan b. Mengajak orang menjadi katolik c. Tampil sebagai pemimpin d. Menampakan dan menghadirkan Kristus dengan seluruh misi-Nya dalam kehidupan sehari-hari 7
Apa Misi Yesus?
a
a. Menyelamatkan manusia b. Memberi makan 5000 orang c. Membangkitkan mertua Petrus d. Puasa di padang gurun 8
Bagaimana menjadi Saksi Kristus dalam kehidupan sehari- a hari? a. Berani dan bertanggungjawab dalam tugas-tugas Gereja dan masyarakat b. Menjadi
pemimpin
dalam
lingkungan
gereja
dan
masyarakat c. Mengajak orang untuk dibaptis d. Rajin memberi nasehat pada yang salah 9
Siapa saja yang dipanggil menjadi saksi Kristus? a. Hanya orang dewasa b. Semua orang yang sudah dibaptis c. Semua orang yang percaya pada Yesus d. Para imam dan biarawan/biarawati
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85 10
Salah satu petugas dalam Sakramen Krisma adalah?
a
e. Uskup f. Suster g. Frater h. Bruder
Soal kuis pendalaman materi 7 dan 8 No 1
soal Apa itu Sakramen Tobat?
jawaban d
a. Sakramen untuk orang sakit b. Sakramen pertama yang diterima untuk menjadi anggota Gereja c. Puncak hidup umat Kristiani d. Sakramen yang memulihkan hubungan kita dengan Allah dan sesama 2
Apa nama lain dari Sakramen Tobat?
b
a. Sakramen Penguatan b. Sakramen Pengampunan c. Sakramen Ekaristi d. Sakramen Baptis 3
Apa tujuan kita menerima Sakramen Tobat? a. Agar siap menyambut Hari Raya b. Agar rasa bersalah kita hilang seketika c. Memulihkan hubungan dengan Tuhan dan menjadi anak Tuhan lagi d. Memantapkan panggilan
c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86 4
Apa unsur pokok dalam menerima Sakramen Tobat?
a
a. Tindakan orang yang datang bertobat dan pengampunan dosa b. Dosa dan penitensi c. Doa tobat d. Imam 5
Apa yang harus disiapkan oleh Peniten (orang yang mengaku b dosa)? a. Merasa bersalah b. Memeriksa batin, bertobat, mengaku dosa dan menjalankan silih c. Menghafal dosa, doa tobat dan urutan pengakuan d. Iman yang mendalam
6
Apa yang dimaksud dengan menggereja?
b
a. Menjadi pengamat iman b. Hadir dan berperan dalam tugas-tugas gereja c. Mengajak orang menjadi katolik d. Tampil sebagai pemimpin 7
Menjadi misdinar merupakan tugas?
a
a. Liturgia b. Koinonia c. Kerygma d. Martiria 8
Apa yang menjadi tugas bidang Koinonia? a. Memberi kesaksian b. Menjadi petugas koor c. Membaca Kitab Suci d. Memupuk kebersamaan dengan aktif di lingkungan/OMK
d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87 9
Apa yang menjadi tugas bidang Martiria?
c
a. Menjadi Misdinar b. Memberikan renungan c. Berani membela kebenaran dan keadilan d. Menjadi pelayan liturgi (koster) 10
Contoh tugas diakonia adalah?
a
a. Menjadi Koster b. Menjadi umat c. Rajin berdoa d. Masuk seminari atau biara
2.
Presentasi Menarik Presentasi menarik yang digunakan untuk persiapan penerimaan Sakramen
Krisma menggunakan program Microsoft Office PowerPoint 2013. Presentasi akan dibuat untuk 9 Materi Krisma yang sudah disiapkan. Semua presentasi dibuat menjadi 1 file PowerPoint yang penggunaannya dikendalikan dengan interaktif. Dalam pembuatan presentasi terdapat beberapa hal yang ditekankan: a.
Master Slide yaitu Slide yang didesain sendiri untuk kepentingan persiapan
penerimaan Sakramen Krisma. Dengan Master Slide semua desain slide yang digunakan akan sama. b.
Desain Slide dengan memanfaatkan tools seperti shape.
c.
Interaktif yaitu tombol atau kata tertentu yang terhubung dengan fungsi lain
atau halaman lain dari slide. Interaktif digunakan untuk memudahkan presentator dalam mempresentasikan materinya terutama terkait dengan perpindahan slide. d.
Animasi yaitu pergerakan obyek yang ada dalam presentasi. Animasi
digunakan untuk memperjelas alur presentasi dan membuat presentasi lebih menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88 e.
Penggunaan script untuk membuat kuis PowerPoint
f.
Konsistensi Slide yang penting agar tidak membingungkan peserta.
Konsistensi ini meliputi beberapa hal seperti font, ukuran font, warna, desain, interaktif, alur, jumlah kata dalam 1 slide dan fungsi tambahan seperti kuis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89 BAB V PENUTUP
Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis mencoba melihat seluruh bagian dari latar belakang, kajian pustaka dan pengembangan media pembelajaran dengan aplikasi komputer. Dengan melihat bagian-bagian di atas penulis membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut.
A. Kesimpulan Penggunaan teknologi dalam banyak aktivitas manusia telah banyak berpengaruh kepada proses dan hasil yang dicapai. Dengan menggunakan teknologi proses menjadi lebih singkat dan mudah sementara itu yang dihasilkan sesuai dengan perkembangan teknologi. Media pembelajaran dengan aplikasi komputer merupakan sebuah cara baru membuat media pembelajaran. Selain itu juga cara baru dalam menyajikannya. Penggunaan media komputer untuk media pembelajaran juga selalu berkembang. Mulai dari keterampilan tangan dalam membuat media pembelajaran hingga membuat semua itu dengan menggunakan aplikasi komputer. selain itu juga media pembelajaran dibuat dengan menggunakan audio dan visual seperti contoh film dan lagu. Usaha untuk membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer masih kurang sementara dalam bidang lain game, software office dan lainnya berkembang pesat. Untuk itu diperlukan gerakan untuk belajar membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer supaya lebih sesuai dengan zaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90 Peluang persiapan penerimaan sebagai sebuah persiapan jangka pendek (kurang lebih 3 bulan) dimanfaatkan untuk mencoba membuat modul dan media pembelajaran. Pengetahuan dari bangku kuliah tentang pendidikan, perencanaan pembelajaran, membuat media pembelajaran dan psikologi menjadi referensi utama dalam membuat media pembelajaran. Media pembelajaran yang sudah dibuat merupakan usaha untuk belajar membuat media pembelajaran dengan aplikasi komputer. harapannya, media pembelajaran ini akan berguna bagi mereka yang memanfaatkannya.
B. Saran Berrdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran bagi calon pendidik di paroki maupun di sekolah yang menempuh pendidikan di Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Para mahasiswa PAK harus mencoba kreatif membuat media pembelajaran dengan program-program terbaru. Hal ini sangat penting karena anak-anak didik atau seluruh umat bergerak maju untuk semakin modern. Dengan demikian sangat baik jikalau mahasiswa PAK juga bergerak maju menjadi lebih modern dalam mengajar atau memberikan katekese. Selain itu juga bagi dosen-dosen di Program Studi PAK Universitas Sanata Dharma untuk lebih mendukung para mahasiswa untuk berfikir kreatif dan dengan kreativitas mereka mampu membuat sesuatu yang kelak dapat mereka gunakan untuk mengajar atau dipakai oleh orang lain. Dukungan ini sangat penting untuk memelihara semangat mahasiswa dalam berkreasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91 Bagi para pendamping Krisma atau katekis di paroki untuk berusaha mengembangkan pembelajaran, katekese atau pertemuan-pertemuan lainnya dengan media yang lebih modern agar sesuai dengan perkembangan zaman. Bagi pastor paroki agar mendukung pengembangan-pengembangan persiapan inisiasi, katekese, dan lainnya menggunakan media digital sehingga gereja juga hadir dalam zaman modern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92 DAFTAR PUSTAKA
Arief Sadiman., dkk.(2012). Media Pendidikan. Depok: Rajawali Pers. Deni Darmawan. (2014). Pengembangan E-Learning Teori dan Desain. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ofset. Hurlock, B. Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan. Surabaya: Erlangga. Jasmadi dan Tim EMS. (2015). Cara Lain Membuat Presentasi Menarik dan Canggih. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. KomKat KAS. (2015). Katekese Inisiasi Gagasan Dasar dan Silabus. Yogyakarta: Kanisius. Konferensi Waligereja Indonesia. (2012). Iman Katolik Buku Informasi dan Referensi. Jakarta: Obor. Miftahul Huda. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (2015) Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Montessori, Maria. (2008). The Absorbent Mind. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Pankat Keuskupan Bogor. (1986). Persiapan Sakramen Krisma. Jakarta: Obor. Paul Suparno. (2000). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Putranta, C., SJ. (2011). “Sakramentologi Ringkas” Diktat kuliah Sakramentologi Ringkas. PAK, USD, Yogyakarta. Suhardiyanto, H.J. (2016). “Bahan Sakramen Penguatan Dalam Bentuk Soft-File” Sumarno Ds, M SJ. (2010). “Pendidikan Agama Katolik Paroki” Diktat kuliah PAK Paroki.. PAK, USD, Yogyakarta. Tim EMS. (2014). Panduan Belajar Komputer untuk Semua Orang. Jakarta: Gramedia. Widada. (2015). Cara Mudah Membuat Media Pembelajaran Game, Kuis Menggunakan Flash. Yogyakarta: Gava Media. Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.