PENGARUH DIVIDEN PAYOUT RATIO ( DPR) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK DAN PT TUNAS BARU LAMPUNG TBK
Oleh : 1. Pipit Buana Sari, SE.MM 2. Eko Bastian, SE Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Pembangunan Pancabudi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan nilai DividenPayout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung TBK. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.Data yang dipergunakan adalah data sekunder yang berasal darri laporan keuangan dari tahun 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Deviden Payout Ratio (DPR) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham 2) Earning Per Share (EPS) secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham 3)DPR dan EPS secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham. 4) Tidak ada perbedaan nilai DPR antara PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk . 5) Ada perbedaan nilai EPS dan harga saham anatara PT Astra Agro Lestari dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk Kata kunci : Dividen Payout Ratio, Earning Per Share, Harga Saham. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat pada pasar modal saat ini menarik perhatian para calon investor dan pemilik modal untuk berinvestasi di pasar modal. Investor membutuhkan informasi untuk mengetahui dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dimiliki. Informasi yang terpercaya tentang kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, kondisi ekonomi makro, dan informasi relevan lainnya diperlukan untuk
menilai saham secara akurat. Informasi tersebut dapat membantu calon investor menilai kemampuan saham dalam memberi keuntungan yang diinginkannya. Wujud kinerja manajemen perusahaan yang diharapkan investor adalah return yang dapat dinikmati.Return saham ada dua, yaitu capital gain dan dividen.Capital gain akan diperoleh setelah terjadi transaksi dimana harga jual saham lebih tinggi dari harga belinya, sedangkan dividen merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada
investorberdasarkan return saham berkembang meskipun pada tahun yang diperoleh perusahaan. 2008 mengalami penurunan yang Kebijakan dividen inilah yang akan cukup signifikan karena adanya menetapkan berapa besar bagian dari krisis moneter. Namun pada tahunlaba bersih yang menjadi laba yang tahun berikutnya perusahaanditahan Investor beranggapan bahwa perusahaan ini dapat meningkatkan dividen yang diterima saat ini lebih keuntungannya kembali. Ini berharga dibandingkan capital mengindikasikan bahwa perusahaan gainyang diperoleh kemudian hari. ini memiliki laba yang cukup untuk Oleh karena itu, masing-masing membiayai perusahaannya, sehingga perusahaan menetapkan kebijakan dapat menarik para calon investor dividen yang berbeda-beda, karena untuk menanam saham di kebijakan dividen berpengaruh perusahaan-perusahaan ini. terhadap nilai perusahaan dalam Kebijakan dividen yang membayar dividen kepada para menghasilkan tingkat dividen yang pemegang sahamnya, maka semakin bertambah dari tahun ke perusahaan mungkin tidak dapat tahun akan meningkatkan mempertahankan dana yang cukup kepercayaan para investor, dan untuk membiayai pertumbuhannya di secara tidak langsung memberikan masa mendatang. Sebaliknya, maka informasi kepada para investor saham perusahaan menjadi tidak bahwa kemampuan perusahaan menarik bagi perusahaan. Dividen dalam menciptakan laba perusahaan Payout Ratio (DPR)dan Earning Per semakin meningkat. Informasi yang Share (EPS)adalah bagian dari rasio demikian akan mempengaruhi keuangan yang digunakan oleh permintaan dan penawaran saham sebagian banyak investor. perusahaan di pasar modal, yang Perusahaan PT Astra Agro selanjutnya akan berpengaruh Lestari Tbk dan PT Tunas Baru terhadap harga saham perusahaan. Lampung Tbk merupakan dua Perkembangan perusahan PT Astra perusahaan yang bergerak di bidang Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru perkebunan kelapa sawit, dari Lampung Tbk untuk tahun 2008banyaknya perusahaan perkebunan di 2012 memiliki harga saham sebagai Indonesia, kedua perusahaan ini berikut: merupakan perusahaan yang cepat Tabel. 1 Harga Saham Tahun 2008-2012 No Emiten 2008 2009 2010 2011 2012 1 AALI 9.800 22.750 26.200 21.700 19.700 2 TBLA 190 340 410 590 490 Sumber : BEI, 2014
Berdasarkan data diatas menunjukan tahun 2011 dan tahun 2012 bahwa harga saham pada perusahaan mengalami penurunan. Begitu juga PT Astra Agro Lestari Tbk pada yang terjadi dengan PT Tunas Baru tahun 2009 dan tahun 2010 Lampung Tbk . mengalami peningkatan, namun pada Tabel. 2 Dividen Payout Ratio Tahun 2008-2012 ( Dalam persen (%) ) No Emiten 2008 2009 2010 2011 2012 1 AALI 30,23 85,82 64,81 62,71 14,76 2 TBLA 114,30 5,88 15,36 52,17 -119,66 Sumber : BEI, 2014 Berdasarkan data diatas Tbk dan PT Tunas Baru Lampung menunjukan bahwa DPR pada Tbk mengalami fluktuasi pergerakan. perusahaan PT Astra Agro Lestari Tabel. 3 Earning Per Share Tahun 2008-2012 ( Dalam persen (%) ) No Emiten 2008 2009 2010 2011 2012 1 AALI 1.670,76 1.054,55 1.280,70 1.586,65 1.558,13 2 TBLA 15,19 33,15 52,09 89,14 -10,03 Sumber : BEI, 2014 Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa EPS pada tahun 2009 hingga tahun 2011 pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk mengalami peningkatan, namun pada tahun 2012 terjadi penurunan. Begitu juga dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk menunjukan bahwa EPS pada tahun 2009 hingga tahun 2011 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2012 terjadi penurunan. Ini mengindikasikan bahwa keuntungan untuk tiap lembar saham perusahaan mengalami penurunan yang disebabkan adanya penurunan laba bersih perusahaan pada tahun tersebut. Menurut Stice dan Skousen (2005: 647) terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan earning
dan perubahan saham. Apabila EPS tinggi, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, karena investor percaya bahwa nilai suatu saham akan bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap lembar saham. Apabila EPS yang dihasilkan sesuai dengan harapan investor, maka keinginan investor untuk menanamkan modalnya juga meningkat dan akan meningkatkan harga saham seiring dengan tingginya permintaan akan saham. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, penelitian merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. ApakahDividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 2. Apakah Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 3. Apakah ada perbedaan nilai Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS) dan harga saham antara perusahaan PT Astra Agro Lestari TBK dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh parsial dan simultan Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung TBK. Dan untuk mengetahui adakah perbedaan nilai Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS) dan harga saham pada PT AstraAgro Lestarai Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk
TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Pengertian Harga Saham Harga saham menurut Susanto (2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontiniu.” Sedangkan, menurut Sartono (2001:70), “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”. Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Dividen Payout Ratio (DPR) Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham “equity investors”, sedangkan laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Setiap perusahaan selalu ingin adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut disatu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham dilain pihak. Kedua tujuan perusahaan tersebut selalu bertentangan, sebab jikalau semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan untuk perusahaan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth)dalam pendapatan dividen per saham. Jadi kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk pertumbuhan perusahaan, berarti bagian dari pendapatan yang tersedia untuk
pembayaran dividen semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai “cash dividen”disebut dividen payout ratio. Tegasnya DPRadalah perbandingan antara dividen per sharedengan earning per share Dividen yang mengalami peningkatan dan penurunan secara drastis akan berpengaruh langsung terhadapDPRyang dihasilkan, sehingga investor atau pemegang saham dapat melihat bahwasanya perusahaan sukar untuk diprediksi. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Apabila dividen yang dibayarkan secara tunai semakin meningkat, maka semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan masa mendatang rendah dan akan menekan harga saham. Earning Per Share (EPS) Menurut Aliminsyah dan Padji (2005:62), “Earning per share adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan. Angka ini dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.”Ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per Share (EPS). EPSmenunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen saham preferen, maka EPSdihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dan saham preferen dengan jumlah saham biasa yang beredar. EPSadalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilaiEPSperusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Dividen Payout Ratio (DPR), dan Earning Per Share (EPS). Sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual Dividen Payout Ratio (X1)
Earning Per Share (X2)
Harga Saham (Y) TBLA
AALI Sumber diolah penulis 2014 Hipotesis Penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. ApakahDividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 2. Apakah Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 3. Ada perbedaan nilai Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS) dan harga saham antara perusahaan PT Astra Agro Lestari TBK dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif karena menyajikan analisa data statistik deskriptif dan statistik dinferensial dengan model regresi linier berganda dan penelitian komparatif. Menurut Syofian Siregar (2013) penelitian komparatif adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antara dua variabel (data) atau lebih. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka.Data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Definisi Operasional Variabel Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga penutupan saham (closing price) pada setiap akhir periode. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua variabel indikator, yaitu: a. Dividen Payout Ratio (DPR) Dividen Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara Dividen Per Sharedengan Earning Per Share.. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dividen per share DPR=
×100%
Model persamaanya sebagai berikut :
adalah
Y = α + β1X1 + β2X2 + µ Dimana : Y = Harga saham α = Konstanta β1, β2 = KoefisienRegresi X1 = Earning Per Share X2 = Dividend Per Share µ = Kesalahan Pengganggu / Error Term
Earning per share b. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share(EPS)atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Earning per share dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba bersih EPS= ×100% Jumlah saham beredar A. Pengujian Instrumen Data Pada penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji autokorelasi B. Tehnik Analisa Data Model analisis data yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham adalah model ekonometrik dengan teknik analisis menggunakan model kuadrat terkecil biasa.
1. a. b. c. d.
Pengujian Hipotesis Uji F (secara serempak) Uji t (secara parsial) Koefisien Determinasi Uji Perbandingan /T-Test
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Statistik Deskriptif Dalam hal ini statistik deskriptif mengetahui perkembangan data dividen payout ratio, earning per share dan harga saham.
Tabel 4.1 Descriptive Statistics Std. N Range Minimum Maximum Sum Mean Deviation Statist ic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic DPR 10 233.96 -119.66 EPS 10 1680.79 -10.03 Harga Saham 10 2.60E4 190.00 Valid N 10 (listwise) Sumber: Data diolah dari SPSS-2014 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah pengamatan sebanyak 10 (2 perusahaan x 5 tahun). a. Nilai minimum untuk DPR sebesar -119,66. Dimana nilai tersebut terdapat pada perusahaan TBLA tahun 2012, dan nilai maksimum untuk DPR sebesar 114,30. Dimana terdapat pada perusahaan TBLA pada tahun 2008. b. Nilai minimum untuk EPS sebesar -10,03. Dimana nilai tersebut terdapat pada perusahaan TBLA tahun 2012, dan nilai maksimum untuk EPS sebesar 1670,76. Dimana terdapat pada perusahaan AALI pada tahun 2008. c. Nilai minimum untuk harga saham sebesar 190. Dimana nilai
114.30 326.38 20.09768 63.55443 1670.76 7330.33 2.38692E2 754.81052 26200.00 1.02E5 3.52146E3 11135.82612
tersebut terdapat pada perusahaan TBLA tahun 2008, dan nilai maksimum untuk harga saham sebesar 26.200. Dimana terdapat pada perusahaan AALI pada tahun 2010. d. Untuk nilai rata-rata, DPR selama tahun 2008-2012 memiliki nilai 20,098. Rata-rata EPS selama tahun 2008-2012 memiliki nilai 2,387. Dan rata-rata harga saham selama tahun 2008-2012 memiliki nilai 3,521. b. . Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Data Berikut ditampilkan uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability plot.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Garis histogram diatas menunjukan bahwa data telah berdistribusi normal. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Berdasarkan grafik Normal PPlot diatas, dapat dilihat bahwa titiktitik menyebar digaris diagonal (tidak terpencar jauh dari garis diagonal) maka Grafik Normal P-Plot ini dinyatakan normal sehingga memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikoliniearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah antara variabel bebas memiliki hubungan yang sempurna atau tidak. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF)
berdasarkan hasil output SPSS, disimpulkan bahwa tidak adanya apabila nilai VIF < 10 dan nilai multikolinearitas. Tolerance mendekati 1 dapat Tabel 4.5 Hasil Uji multikolinearitas Correlations Model 1
Collinearity Statistics
Zero-order Partial
Part
Tolerance VIF
DPR
.356
.251
.133
.928
1.078
EPS
.849
.837
.782
.928
1.078
(Constant)
a.Dependen Variabel: Harga Saham Sumber: Data diolah dari SPSS-2014 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas masalah multikolinearitas. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkan dengan nilai Tolerance dan VIF. Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa angka Tolerance untuk semua variabel bebas mendekati angka 1 yang menunjukan tidak adanya korelasi antar variabel bebas. Dan nilai VIF yang menunjukan hal yang sama yaitu memiliki nilai lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas (independen).
3) Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi diantara data pengamatan yang tersusun baik seperti data cross sectional dan / atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Change Statistics R Square Model Change F Change
df1
df2
Sig. Change
1
2
7
.009
.739
9.889
Sumber: Data diolah dari Spss 2014
F DurbinWatson 1.592
Berdasarkan tabel diatas pada kolom Durbin-Watson, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,592 yang menunjukan tidak ada autokorelasi.
3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil dari regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Beta
t
Sig.
.217
.834
.138
.687
.514
EPS 11.981 2.959 a. Dependent Variable: Harga Saham Sumber: Data diolah dari SPSS-2014
.812
4.048
.005
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS.16.0 diatas maka didapat persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai berikut :
a. Nilai Constanta (a) = 646,134 b. Nilai konstanta ini menunjukan bahwa apabila tidak dipengaruhi nilai variabel bebas yaitu dividen payout ratio dan earning per share maka nilai harga saham tidak mengalami perubahan atau konstan yaitu harga saham sebesar 646,134 c. Koefisien X1 sebesar 24,148 menunjukkan bahwa setiap variabel DPR meningkat sebesar 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 24,148. d. Koefisien X2 sebesar 11,981 menunjukkan bahwa setiap variabel EPS meningkat
1
Std. Error
(Consta 646.134 nt)
2975.658
DPR
35.149
24.148
Y=646,134 + 24,148 X1 + 11,981 X2 + e Keterangan : Y = Harga Saham X1 = Dividen Payout Ratio X2 = Earning Per Share (EPS) e = Tingkat Kesalahan Pengganggu Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
sebesar 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 11,981
4. Pengujian Hipotesis a. Uji Hipotesis Parsial (Uji_t)
secara
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen, yaitu dividen payout ratio dan earning per share secara parsial terhadap variabel dependennya yaitu harga saham yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Pengambilan keputusan didasarkan pada probabilitas signifikansi 0,10 (10%) Tabel 4.8 Hasil Uji_t Statistik Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant) 646.134
2975.658
DPR
35.149
24.148
EPS 11.981 2.959 a. Dependent Variable: Harga Saham Sumber: Data diolah dari SPSS-2014 Uji signifikansi masing-masing variabel diuraikan sebagai berikut : H1 : Dividen Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 16.0 seperti terlihat pada tabel 4.8 diatas, variabel Dividen Payout Ratio (DPR) memiliki nilai t hitung sebesar 0,687 dengan nilai signifikansi sebesar 0,514. Ketentuan pengambilan keputusan hipotesis diterima atau ditolak
Beta
t
Sig.
.217
.834
.138
.687
.514
.812
4.048
.005
didasarkan pada besarnya nilai signifikan lebih kecil atau sama dengan 0,05 (5%) maka H1 diterima dan sebaliknya. Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar 0,687 < 2,306 (n-2 = 10-2 =8 a5%) dengan nilai signifikansi sebesar 0,514 ˃ 0,05 (5%) artinya secara parsial Dividen Payout Ratio (DPR)tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H2 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil pengujian b. Uji Hipotesis secara Simultan diatas diperoleh nilai t hitung Uji statistik F pada dasarnya untuk variabel Earning Per menunjukan apakah semua variabel Share (EPS) sebesar 4,048 > bebas mempunyai pengaruh yang 2,306 (n-2 = 10-2 =8 a5%) signifikan terhadap variabel terikat dengan nilai signifikansi 0,05 ≤ (Imam Ghozali, 2006). 0,05 (5%) artinya secara parsial variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tabel 4.9 Hasil Uji F_statistik ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square F
Regression 8.243E8
2
4.122E8
Residual
7
4.168E7
2.917E8
Sig.
9.889 .009a
Total 1.116E9 9 a. Predictors: (Constant), EPS, DPR b. Dependent Variable: Harga Saham H3 :
Dividen Payout Ratio dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel ANOVA hasil uji F diketahui nilai F hitung sebesar 9,889 > f tabel sebesar 4,74 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009 < 0,05 (5%) artinya dividen payout ratio dan earning per share secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
c. Koefesien Determinasi (R2) Koefesien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin besar koefesien determinasinya maka semakin besar variasi variabel independennya (variabel bebas) mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat).
Tabel 4.10 Koefesien Determinasi
Model R
R Square
Adjusted Square
R Std. Error of Durbinthe Estimate Watson
1 .859a .739 .664 a. Predictors: (Constant), EPS, DPR b. Dependent Variable: Harga Saham Sumber: Data diolah dari SPSS-2014
6455.80274
Berdasarkan tabel diatas pada kolom R Square, diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,739 yang berarti 73,9% artinya variabel harga saham dipengaruhi oleh variabel dividen payout ratio dan earning per share, sedangkan sisanya 26,1%
1.592
yang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 5. Uji Perbandingan / T-Test . Adapun hasil uji perbandingan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Group Statistics
DPR
EMITE N N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
AALI 5
51.67
28.648
12.812
TBLA 5
13.61
85.804
38.373
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F DPR Equal variances assumed
Sig.
1.550 .248
t
df
.941 8
Std. Sig. Mean Error (2Differenc Differenc tailed) e e
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
.374
Equal variances not .941 4.881 .391 assumed Sumber: Data diolah dari SPSS-2015
38.056
40.455
-55.233 131.345
38.056
40.455
-66.705 142.817
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 16.0 seperti terlihat pada tabel diatas, variabel dividen payout ratio untuk perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk memiliki nilai t hitung sebesar 0,941 dengan nilai signifikansi sebesar 0,391. Ketentuan pengambilan keputusan hipotesis diterima atau ditolak didasarkan pada besarnya nilai signifikansi, yaitu jika Tabel 4.12 Group Statistics
EPS
probabilitas ˃ 0,05/2 maka Ho diterima, namun jika probabilitas < 0,05/2 maka Ho ditolak. Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar 0,941 < t tabel sebesar 2,306 dengan nilai signifikansi sebesar 0,391 > 0.025 artinya tidak ada perbedaan nilai dividen payout ratio antara PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk.
EMITE N N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
AALI 5
1430.16
256.015
114.493
TBLA 5
35.91
37.559
16.797
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F EP Equal S variances assumed Equal variances not assumed
Sig.
15.30 .004 6
t
df
12.04 8 9
Std. Sig. Mean Error (2Differenc Differenc tailed) e e Lower Upper
.000
1394.250 115.719
1127.40 1661.09 2 8
12.04 4.17 .000 9 2
1394.250 115.719
1078.12 1710.37 3 7
Sumber: Data diolah dari SPSS-2015 Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 16.0 seperti terlihat pada tabel diatas,
variabel earning per share untuk perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung
Tbk memiliki nilai t hitung sebesar 12,049 > t tabel sebesar 2,306 dengan nilai signifikansi sebesar 0 < 0.025 artinya ada perbedaan nilai Tabel 4.13 Group Statistics EMITE N N HS
earning per share antara PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk.
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
AALI 5
2.00E4
6185.022
2766.026
TBLA 5
404.00
151.592
67.794
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F HS Equal variances assumed
Sig.
5.299 .050
t
df
7.093 8
Std. Sig. Mean Error (2Differenc Differen tailed) e ce .000
Equal variances not 7.093 4.005 .002 assumed Sumber: Data diolah dari SPSS-2015
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 16.0 seperti terlihat pada tabel diatas, variabel harga saham untuk perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk memiliki nilai t hitung sebesar 7,093 > t tabel sebesar 2,306 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,025 artinya ada perbedaan nilai harga saham antara PT Astra Agro Lestari
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
19626.00 2766.85 13245.61 26006.38 0 7 7 3 19626.00 2766.85 11947.60 27304.39 0 7 8 2
Tbk dengan Lampung Tbk.
PT
Tunas
Baru
B. Pembahasan Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel Dividen Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap harga saham. Dan secara simultan dividen payout ratio dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 1. Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwasannya dividen payout ratio secara parsial tidak berpengaruhterhadap harga saham. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2001) yang menunjukkan bahwa dividen per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Pengaruh Earning Per Share (EPS)terhadap harga saham Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwasannya earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taranaka Intan (2009) yang menyatakan bahwasannya earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR)dan Earning Per Share (EPS)terhadap harga saham Hasil pengujian variabel secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) dan variabel Dividen Payout Ratio (DPR) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian M.Izhar Arif (2010) yang menyatakan bahwa Dividen Per Share (DPS)dan
EarningPer Share (EPS) secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham 4. Perbedaan Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS)dan harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode komparatif diperoleh bahwasannya nilai dividen payout ratio antara PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk tidak memiliki perbedaan, sedangkan nilai earning per share dan nilai harga saham memiliki perbedaan antara PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk. Hal ini menunjukan bahwasannya tingkat harga saham yang tinggi tidak menentukan apakah dividen atau laba yang dibagikan juga tinggi, karena tergantung pada tingkat keuntungan dan kesejahteraan perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa para investor akan sangat tertarik kepada perusahaan yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan dan juga dividen yang dihasilkan terus meningkat, meskipun dengan penawaran harga saham yang cukup murah bahkan yang cukup tinggi sekalipun.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. DPR secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,514 > 0,05 setelah dilakukan uji t. 2. EPS secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,05 ≤ 0,05. 3. DPR dan EPS secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,009 < 0,05 setelah dilakukan uji f. 4. Berdasarkanhasilanalisiskoefisie ndeterminasi, nilai R2 sebesar 0,739 yang berarti 73,9% artinya variabel harga saham dipengaruhi oleh variabel dividen payout ratio dan earning per share, sedangkan sisanya 26,1% yang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Dari segi uji perbandingan maka dapat diperoleh sebagai berikut: 1. Tidak ada perbedaan nilai dividen payout ratio antara perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,391 > 0,025. 2. Ada perbedaan nilai earning per share antara perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0 < 0,025. 3. Ada perbedaan nilai harga saham antara perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan PT Tunas Baru Lampung Tbk yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,025. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan adalah : 1. Perusahaan disarankan untuk lebih memperhatikan kebijakan dividen yang tergambar melalui DPR, hal ini karena menyangkut kesejahteraan bagi pemegang saham. investor dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan karena adanya modal yang ditanam oleh investor. 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai
sektor dan periode pengamatan yang lebih lama. DAFTAR PUSTAKA Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, (2002). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jogiyanto, H.M., (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Sartono, Agus, (2001). Manajemen Keuangan Internasional, BPFE UGM, Yogyakarta. Siregar Ir. Syofian, (2013). “Metode Penelitian Kuantitatif”, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Widoatmodjo, Sawidji, (2004). Cara Cepat Memulai Investasi Saham, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. www.idx.co.id
Penelitian : LestariningsihDaru, (2007). “Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio, Variance of Earning Terhadap Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Manufaktur yng terdaftar di BEJ, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Ernawati, (2011). “Pengaruh Earning Per Share dan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional, Jawa Timur. Liestyana, Reyna Ayu, (2008). “Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Industri Barang Konsumsi 2002-2006”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, Bandung. Raymond, (2007). “Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Periode 20022006”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Unika Atmajaya, Jakarta.