e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
PENGARUH DANA PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TERHADAP PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK SIMANTRI Kadek Erna, I Ketut Kirya, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis usaha, (2) pendapatan bersih, dan (3) pengaruh pemberian dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) terhadap pendapatan anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt tahun 2012. Penelitian ini meggunakan desain penelitian kausal. Variabel dalam penelitian ini yaitu dana PUAP sebagai variabel bebas (X) dan pendapatan sebagai variabel terikat (Y). Subjek pada penelitian ini adalah anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt, dan objeknya adalah besarnya bantuan dana PUAP dan pendapatan bersih anggota Simantri penerima bantuan dana PUAP. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan (1) jenis usaha anggota Simantri bergerak di bidak perdagangan, (2) rata- rata bersih anggota Simantri sebesar Rp.768.000 dan (3) ada pengaruh positif dari jumlah pemberian dana PUAP terhadap pendapatan anggota kelompok anggota Simantri. Kata kunci: Dana PUAP dan pendapatan Abstract This research aims to know the (1) type of business , (2) net income, and (3) influence the granting of Rural Agribusiness Enterprise Development Fund (PUAP) against the income of the Group Simantri in district Seririt in 2012. This research is meggunakan causal research design. The variable in this study i.e. funds free variables as PUAP (X) and income as a variable (Y). The subject of this research is a member of the Group Simantri in Seririt, and its object is the magnitude of the relief funds and net income members PUAP Simantri PUAP Fund recipient. The type of data collected is quantitative data by using a method of documentation as well as interviews and analyzed using linear regression analysis. The results showed (1) type of business members engaged in trading pawns Simantri, (2) the average net member Simantri amounting to Rp. 768.000 and (3) there is a positive influence of the amount of grant funds PUAP against income of the group member of Simantri. Keywords : PUAP and Income Fund
PENDAHULUAN Dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan berkembang usaha agribisnis, sekaligus mengurangi kemiskinan dan pengangguran di
pedesaan, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri). Salah satu kegiatan dari PNPM-Mandiri di
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Kementrian Pertanian dilakukan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Program PUAP adalah bentuk fasilitas bantuan modal untuk kegiatan usaha pertanian yang diberikan kepada anggota Sitem Pertanian Terintegrasi (Simantri). Setiap Simantri terdiri dari beberapa kelompok tani. Setiap kelompok tani tersebut memiliki jumlah anggota yang berbeda-beda, sehingga jumlah anggota dari setiap Simantri tidak sama. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya seperti tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, serta kegiatan non budidaya yang terkait dengan komoditas pertanian seperti industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis pertanian. Pemberian dana PUAP diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani, dan rumah tangga tani. Peningkatan pendapatan tersebut menjadi tolak ukur dari keberhasilan pemberian dana PUAP. Dana PUAP akan disalurkan kepada anggota Simantri yang kemudian digunakan untuk mengembangkan usaha. Kecamatan Seririt merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng Propinsi Bali yang menerima Program PUAP sejak tahun 2008. Penetapan Penyuluh Pendamping dan Simantri Penerima Dana PUAP Kecamatan Seririt Tahun 2012 diberikan kepada tujuh Simantri di Kecamatan Seririt, yaitu Desa Kalianget, Desa Lokapaksa, Desa Ularan, Desa Joanyar, Desa Banjarasem, dan Desa Rangdu. Kecamatan Seririt merupakan salah satu Kecamatan yang menerima dana PUAP yang disalurkan kepada tujuh Simantri. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa pemberian dana PUAP dapat membantu modal usaha anggota Simantri, walaupun masih ada beberapa anggota Simantri yang belum memperoleh pendapatan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis usaha, (2) pendapatan bersih, dan (3) pengaruh pemberian dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) terhadap pendapatan anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt tahun 2012.
Menurut Antara (2010), PUAP merupakan program dari Kementerian Pertanian untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui pengembangan usaha agribisnis di perdesaan. PUAP menjadi bagian dari PNPM Mandiri yang berada dalam kelompok. Program pelaksana PUAP harus masuk ke dalam tahapan kemandirian ekonomi masyarakat yaitu penguatan usaha mikro dan kecil. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. PUAP adalah bagian dari pelaksanaan program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha. PUAP bertujuan untuk (1) mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah, (2) meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Simantri, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, (3) memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis, dan (4) meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. PUAP dikoordinasikan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri). Simantri adalah sebuah proyek unggulan emerintah provinsi Bali Simantri dalam rangka mempercepat adpsi teknologi pertanian yang merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Dalam pelaksanaan PUAP, Simantri didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. Sasaran PUAP yang hendak dicapai adalah (1) mengembangkan usaha agribisnis di desa miskin sesuai dengan potensi pertanian desa, (2) mengembangkan Simantri yang dimiliki dan dikelola oleh petani, (3) meningkatkan kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani (pemilik atau penggarap) skala kecil,
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) serta buruh tani, dan (4) mengembangkan usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan, maupun musiman. Dalam mengukur keberhasilannya, PUAP memiliki beberapa indikator untuk menunjukkan keberhasilan pelaksanaan PUAP, adalah sebagai berikut. (1) Indikator keberhasilan output artinya dapat membantu masalah permodalan untuk melakukan usaha produktif petani dan dapat menguatkan kemampuan sumber daya manusia pengelola Simantri. (2) Indikator keberhasilan outcome artinya dapat meningkatkan kemampuan Simantri dalam mengelola bantuan modal usaha, meningkatkan jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang mendapatkan bantuan modal usaha, meningkatkan aktivitas kegiatan agribisnis di pedesaan, dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Indikator benefit dan impact artinya dapat mengembangkan usaha agribisnis di lokasi desa PUAP, meningkatkan fungsi dari Simantri sebagai lembaga ekonomi petani di perdesaan yang dimiliki dan dikelola oleh petani, dan dapat mengurangi jumlah petani miskin dan pengangguran di pedesaan. Kriteria seleksi desa penerima Program PUAP memiliki beberapa tahapan. Tahapan dalam seleksi tersebut, sebagai berikut. (1) Tahap Penetapan Kuota Desa Penetapan kuota desa dilaksanakan di Pusat oleh Kelompok Kerja (Pokja) Identifikasi PUAP. Dalam penetapan kuota desa dibagi menjadi lima kriteria. Kriteria yang digunakan untuk penetapan kuota desa adalah (1) data lokasi PNPMMandiri, (2) data potensi desa (Podes), (3) data desa miskin dari Biro Pusat Statistik (BPS), (4) data desa tertinggal dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan (5) data desa lokasi program lanjutan Deptan, yaitu P4K, Prima Tani, Pidra, LKM-A, serta desa rawan pangan. Selain kelima kriteria di atas aspirasi masyarakat juga perlu diperhatikan dan dipertimbangkan untuk penetapan kuota desa yang menjadi
sasaran penerima bantuan modal usaha PUAP. Berdasarkan kuota desa pada setiap Kabupaten/Kota, Tim PUAP Pusat menyusun daftar calon desa PUAP. (2) Tahap Seleksi Desa PUAP Data dalam tahap penetapan kuota desa tersebut kemudian diseleksi. Mekanisme dari tahap seleksi tersebut adalah (1) daftar calon desa PUAP dikirim oleh tim PUAP Pusat ke Gubernur dan Bupati/Walikota, (2) berdasarkan daftar tersebut, pemerintah kabupaten/kota mengusulkan calon desa PUAP kepada kementerian pertanian melalui gubernur, (3) tim PUAP pusat melakukan verifikasi atas usulan desa PUAP yang diajukan oleh gubernur, bupati/walikota dan aspirasi masyarakat, dan (4) hasil verifikasi desa PUAP oleh Tim PUAP Pusat, selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai desa PUAP. (3) Penetapan Simantri Setelah dilakukan seleksi desa PUAP, kemudian dilanjutkan dengan penetapan Simantri. Tahapan dalam penetapan Simantri adalah sebagai berikut. (1) Tim teknis kabupaten/kota mengidentifikasi Simantri penerima dana PUAP dari lokasi desa PUAP yang telah ditetapkan oleh menteri pertanian. (2) Simantri mengisi Formulir satu sebagai data dasar untuk diajukan oleh bupati/walikota sebagai calon penerima dana PUAP. (3) Bupati/Walikota mengusulkan Simantri penerima dana PUAP kepada tim pusat melalui gubernur. (4) Tim PUAP pusat melakukan verifikasi terhadap Simantri yang diusulkan oleh bupati/walikota, dan (5) Hasil verifikasi tim PUAP pusat terhadap Simantri ditetapkan oleh menteri pertanian. Simantri yang menerima bantuan modal usaha PUAP harus berada pada desa PUAP dan memiliki beberapa kriteria, seperti memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis, mempunyai struktur kepengurusan yang aktif, dimiliki dan dikelola oleh petani, dan dikukuhkan oleh bupati/walikota. Apabila di desa tersebut tidak terdapat Simantri dan baru ada Gapoktan, maka Gapoktan dapat
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) ditunjuk menjadi penerima dana PUAP dan yang kemudian dikembangkan menjadi Simantri. Setiap Simantri wajib membuat Rancangan Usaha Bersama (RUB) sebelum dana PUAP disalurkan kepada Simantri. RUB disusun oleh Simantri berdasarkan hasil identifikasi potensi usaha agribisnis di desa PUAP yang dilakukan oleh penyuluh pendamping. Penyusunan RUB harus memperhatikan kelayakan usaha produktif, yaitu usaha budidaya (sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan) dan usaha non budidaya (usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran Skala kecil/bakulan, dan usaha lain berbasis pertanian). RUB yang telah disetujui oleh tim teknis kabupaten/kota dikirim bersama dokumen administrasi lainnya (berita acara pengukuhan Simantri, nomor rekening Simantri, perjanjian kerjasama, dan Surat Perintah Kerja) ke tim pembina propinsi untuk diajukan kepada Departemen Pertanian C.q Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. RUB dan dokumen administrasi lainnya yang diterima Departemen Pertanian selanjutnya diteliti dan diverifikasi oleh Tim PUAP Pusat c.q. Pokja Penyaluran Dana. Prosedur penyaluran dana PUAP dimulai dari penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK) bermaterai Rp 6.000,00 kepada Simantri dari Satuan Kerja Pusat Pembiayaan Pertanian. Penyaluran dana PUAP dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS) ke Rekening Simantri melalui penerbitan Surat Perjanjian Penggunaan Dana (SP2D) akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Keuangan. Satuan Kerja Pusat Pembiayaan Pertanian mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM-LS) dengan lampiran, yaitu Keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan Simantri, Berita Acara Pengu kuhan Simantri oleh Bupati/Walikota, rekapitulasi RUB, dan kuitansi yang harus ditandatangani Ketua Simantri dan diketahui/disetujui oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota dengan meterai Rp 6.000, 00 (enam ribu rupiah).
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pasca panen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan dan hewan. Menurut Darius (2010), kegiatan usaha agribisnis ada empat sub sistem yaitu (1) subsistem agribisnis hulu, (2) subsistem produksi tani, (3) subsistem agribisnis hilir, dan (4) subsistem lembaga penunjang. (1) Subsistem agribisnis hulu yaitu kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti pupuk, pestisida, mesin, peralatan, dan benih atau bibit. Perusahaan agribisnis hulu dapat melakukan perannya yaitu memberikan pelayanan yang bermutu kepada usaha tani, memberikan bimbingan teknis produksi, memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis, memfasilitasi proses pembelajaran atau perlatihan bagi petani, menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani serta mengembangkan kerjasama bisnis (kemitraan). (2) Subsistem produksi tani seperti kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer, seperti usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan. Subsistem usaha tani sebagai produsen pertanian berfungsi melakukan kegiatan teknis produksi agar produknya dapat dipertanggung jawabkan baik secara kualitas maupun
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) kuantitas. (3) Subsistem agribisnis hilir merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, besert a kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini antara lain industri pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa, industri farmasi dan bahan kecantikan. Subsistem perusahaan agribisnis hilir berfungsi melakukan pengolahan lanjut (baik tingkat primer, sekunder maupun tersier) untuk mengurangi susut nilai atau meningkatkan mutu produk agar dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen, serta berfungsi memperlancar pemasaran hasil melalui perencanaan sistem pemasaran yang baik. (4) Subsistem lembaga penunjang merupakan seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional serta kebijakan tata-ruang). Subsistem lembaga penunjang (penyuluhan, penelitian, informasi agribisnis, pengaturan, kredit modal, dan transportasi) secara aktif ataupun pasif berfungsi menyediakan layanan bagi kebutuhan pelaku sistem agribisnis untuk memperlancar aktivitas perusahaan dan sistem agribisnis. Untuk dapat meningkatkan kinerja para pelaku sektor agribisnis, khususnya para petani on farm, harus dipahami bahwa kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang ada sebenarnya saling terkait dan saling mendukung. Apabila dibiarkan masingmasing seolah-olah terkotak-kotak dalam aktivitas usahanya, dapat berakibat kepada terjadinya diskrimanasi usaha.
Soewartoyo (1992), modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan yang terdiri atas modal tetap seperti gedung pabrik, mesin-mesin dan modal kerja seperti piutang, sediaan barang, sediaan bahan, barang setengah jadi, dan barang jadi. Modal adalah faktor produksi terpenting peringkat kedua setelah sumber daya alam (Mubyarto, 1993). Dalam Kamus Manajemen (Marbun, 2003), modal adalah harta yang dipergunakan untuk menghasilkan tambahan kekayaan, dan modal merupakan salah satu faktor produksi yang sejajar dengan tanah dan tenaga kerja. Gilarso (1993), menyatakan bahwa dalam ilmu ekonomi istilah modal sebagai faktor produksi menunjuk pada segala sarana dan prasarana (selain man usia dan pemberian alam) yang dihasilkan untuk digunakan sebagai masukan dalam proses produksi (bangunan dan konstruksi, alat dan mesin, serta tambahan pada persediaan). Berdasarkan beberapa pengertian tentang modal tersebut, jadi dapat disimpulkan bahwa modal merupakan salah satu faktor produksi dalam menjalankan usaha yang memproduksi barang maupun jasa. Pengertian modal dalam produksi agribisnis adalah suatu barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi sumber daya alam dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru atau komoditi pertanian. Tohir (dalam Ari Sutanto, 2004:7), pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi. Boediono (1992:180) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Menurut Winardi (1992:171), pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai dari seluruh
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu usaha dalam periode tertentu. Secara teoritik dikatakan bahwa pendapatan suatu usaha tergantung dari modal yang dimiliki. Jika modal besar maka hasil produksi tinggi sehingga pendapatan yang di dapat juga tinggi. Begitu sebaliknya, jika modal kecil maka hasil produksi rendah sehingga pendapatan diperoleh rendah. Dari teori tersebut terbukti bahwa pendapatan dipengaruhi oleh modal yang dimiliki Suwadjono (2005). Hasil penelitian yang di lakukan oleh Mariah (2009) dan Endang (2008) bahwa bantuan dana akan berpengaruh positif dan nyata terhadap peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan para petani. Dengan memperoleh dana maka seseorang akan bergairah untuk memperbesar dan memperluas usahanya, pemberian dana akan menambah modal kerja.
METODE Penelitian ini meggunakan desain penelitian kausal. Variabel dalam penelitian ini yaitu dana PUAP sebagai variabel bebas (X) dan pendapatan sebagai variabel terikat (Y). Subjek pada penelitian ini adalah anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt, dan objeknya adalah besarnya bantuan dana PUAP dan pendapatan bersih anggota Simantri penerima bantuan dana PUAP. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan (1) jenis usaha anggota Simantri bergerak di bidak perdagangan, (2) rata- rata bersih anggota Simantri sebesar Rp.768.000 dan (3) ada pengaruh positif dari jumlah pemberian dana PUAP terhadap pendapatan anggota kelompok anggota Simantri.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 01 : Jenis usaha, bantuan dana PUAP dan pendapatan bersih anggota Simantri No Jenis Usaha Bantuan Dana (Rp) Pendapatan Rata- rata (Rp) 1 Jasa Perdagangan 200.000.000,00 768.000,000 Sumber : data diolah.
Tabel 02. Ringkasan Hasil Pengolahan dengan Bantuan SPSS 16.00 for Windows Parameter Koefisien pα= Keputusan Simpulan value 0,05 Ryx 0,811 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh positif dari x terhadap y 2 R yx 0,658 0,000 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh positif dari x terhadap y α 770,384 0,000 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi β 0,175 0,000 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi Sumber : Hasil Ringkasan Output SPSS Berdasarkan Tabel 01 terliha bahwa jenis usaha yang di jalani oleh para anggota kelompok Simantri, jumlah bantuan dana serta pendapatn bersih yang di terima
anggota Simantri. Hasil penelitian pada Tabel 01 menunjukkan bahwa rata- rata pendapatan bersih yang di terima oleh 103 orang anggota Simantri masih di berada di
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) bawah UMR, apabila dibandingkan dengan UMR di kabupaten Buleleng. Hasil analisis regresi linier sederhana pada Tabel 02 menunjukkan bahwa dana PUAP berpengaruh positif terhadap pendapatan anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt Tahun 2012 karena pvalue R2yx 0,000 < α (0,05). Hasil koefisien determinasi sebesar 0,658 atau 65,8% ini menyatakan bahwa variabel pendapatan dipengaruhi oleh dana PUAP sebesar 65,8% sedangkan 34,2% dipengaruhi oleh variabel lain. Temuan ini mengindikasikan bahwa dana PUAP berperan dalam meningkatkan pendapatan anggota kelompok Simantri. Berdasarkan Tabel 01 dapat diketahui nilai koefisien dari konstanta α yaitu sebesar 770,384 dan nilai koefisien dari β yaitu sebesar 0,175, maka persamaan garis regresi yang terbentuk adalah Y= 770,384 + 0,175X . Pembahasan Peningkatan pendapatan sejalan dengan teori Suwadjono (2005), yang mengungkapkan bahwa pendapatan suatu usaha tergantung dari modal yang dimiliki. Jika modal besar maka hasil produksi tinggi sehingga pendapatan yang didapat juga tinggi. Begitu sebaliknya, jika modal kecil maka hasil produksi rendah sehingga pendapatan diperoleh rendah. Dari teori tersebut terbukti bahwa pendapatn dipengaruhi oleh modal yang dimiliki. Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui besarnya pengaruh bantuan dana PUAP terhadap pendapatan bersih anggota kelompok Simantri adalah sebesar 65,8% dan sisanya sebesar 34,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Mariah (2009) dan Endang Yuni Hastuti (2008) bahwa bantuan dana akan berpengaruh positif dan nyata terhadap peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan para petani. Dengan memperoleh dana maka seseorang akan bergairah untuk memperbesar dan memperluas usahanya, pemberian dana akan menambah modal kerja. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap anggota kelompok
Simantri di Kecamatan seririt Tahun 2012 dapat disimpulkan, (1) jenis usaha yang di jalani anggota Simantri bergerak di bidang perdagangan, (2) rata- rata pendapatan bersihnya sebesar Rp.768.000,00, (3) dana PUAP (X) berpengaruh terhadap pendapatan (Y) anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt Tahun 2012. Besar pengaruh dari dana PUAP (X) terhadap pendapatan (Y) adalah 65,8% dan sisanya sebesar 34,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian. Hal ini berarti dana PUAP (X) berperan dalam meningkatkan pendapatan (Y) anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt Tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat disarankan bahwa pemberian dana PUAP memiliki pengaruh terhadap pendapatan anggota kelompok Simantri, maka diharapkan pemerintah dapat meningkatkan jumlah dana PUAP yang disalurkan melalui Dinas Pertanian dan Peternakan kepada anggota kelompok Simantri, sehingga dengan dana PUAP bisa meningkatkan skala produksi anggota kelompok Simantri. Bagi anggota kelompok Simantri, diharapkan dapat mengelola dana dengan baik dan sesuai dengan rencana usaha bersama yang telah dibuat sehingga dapat meningkatkan pendapatan kelompok secara berkesinambungan. DAFTAR RUJUKAN Antara, Made. 2010. Sistem Agribisnis. Bahan Ajar Program Magister Agribisnis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Denpasar. Darius, 2010. Subsistem Agribisnis. Tersedia pada http://agrimaniax.blogspot.com/2010 /2006/subsistem-agribisnis.html (diakses tanggal 24 April 2013) Gilarso, T. 2009. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro Jilid 2. Jakarta: Penerbit Kanisius. Hastuti.2008. Pengaruh Penerapn Sistem Agribisnis Terhadap PeningkatanPendapatan Petani Sayur di Kabupaten Boyolali. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Pedidikan Ganesha. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja. Kementrian Pertanian. 2009. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Jakarta: Deptan Perss. -------, 2009. Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Jakarta: Deptan Perss. -------, 2010. Petunjuk Teknis Pemeringkatan (Rating) Gapoktan PUAP Menuju LKM-A. Tersedia pada www.investintech.com (diakses tanggal 1 Maret 2011 Mangdelana, L dan B. Soewartoyo. 1992. Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis dan Manajeman. Jakarta: PT. Cipta Adi Pusaka. Marbun, B.N. 2003. Kamus Manajeman. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Mariah. 2009. Pengaruh Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efisiensi Usaha Tani Padi Sawah di Kabupaten Penajen, Paser. Suwadjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi 3. BPFE, Yogyakarta. Soewartoyo. 1992. Teori Akuntansi Perekayaaan Pelaporan Keuangan Edisi 3. BPFE, Yogyakarta. Wiyatmi, Ari. 2009. Pengaruh Modal Kerja dan Tenaga Kerja terhadap Pendapatan pada Industri Kecil Getuk Goreng di Kecamatan Sokaraja Kabupatan Banyumas. Skripsi. Jurusan Pedidikan Akuntansi Prodi, Pendidikan Akuntansi, FIS, Universitas Negeri Semarang.