LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI PROVINSI ACEH
PENELITI UTAMA YUFNIATI ZA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
1.
JudulRPTP
2.
Unit Kerja
3.
Alamat Unit Kerja
4. 5. 6.
Sumber Dana Status Kegiatan (L/B) PenanggungJawab
: Pendampingan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Aceh. : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Aceh : Jalan P. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh Kode Pos 23125 Kotak Pos 41 : APBN : Lanjutan
a. Nama
: Ir. Yufniati ZA
b. Pangkat/Golongan
: Penyuluh Pertanian Madya/IVb
c. Lokasi 7. 8.
Agroekosistem JangkaWaktu
: Provinsi Aceh : : Januari – Desember 2015
9. 10.
TahunDimulai Biaya
: 2015 : Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah)
Koordinator Program,
PenanggungjawabPengkajian,
Dr.Rachman Jaya, Spi, M.Si NIP.19740305 200003 1 001
Ir. Yufniati ZA NIP. 19570304 198303 2 004
Mengetahui : Kepala Balai Besar
Dr. Ir. Abdul Basit MS NIP. 19610929 198603 1 003
Menyetujui Kepala Balai
Ir. Basri A. Bakar, M.Si. NIP. 19600811 198503 1 001
2
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya penyusunan Laporan hasil Kegiatan Koordinasi Pendampingan PUAP di Provinsi Aceh. Adapun terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif tim Pelaksana Kegiatan, tim tehnis Kabupaten/ Kota, PMT, Penyuluh dan anggota dan pengurus Gapoktan. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan keritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang sangat diharapkan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan akhir tahun ini, kami ucapkan terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Banda Aceh, Desember 2015 Penanggung Jawab,
Ir Yufniati ZA NIP. 19570304 198303 2 004
3
RINGKASAN 1
Judul
:
Pendampingan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Aceh.
2
Unit Kerja
:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh
3
Lokasi
:
Provinsi Aceh
4
Agroekosistem
:
-
5
Status (L/B)
:
Lanjutan
6
Tujuan Umum
: 1. Memfasilitasi administrasi pendampingan Lembaga Keuangan Mikro untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan 2. Melakukan pendampingan teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan. 3. Melakukan evaluasi pelaksanaan program PUAP tahun sebelumnya
7
Tujuan 2016
: 1. Memfasilitasi administrasi pendampingan Lembaga Keuangan Mikro untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan 2. Melakukan pendampingan teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan. 3. Melakukan evaluasi pelaksanaan program PUAP tahun sebelumnya
8
Keluaran
: 1. Terfasilitasinya pelaksanaan LKM-A di tingkat gapoktan 2. Terfasilitasinya teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan 3. Terlaksananya kegiatan evaluasi PUAP tahun sebelumnya.
9
Hasil
:
Koordinasi lebih efektif antar instansi terkait yang terlibat dalam kegiatan PUAP, terutama Tim Tehnis Kabupaten/Kota. Kegiatan 2016 lebih difokuskan pada pendampingan Gapoktan PUAP 2008-2015 oleh PMT dan Penyuluh Pendamping harus dapat membentuk unit usaha otonomdan dimilikinya data base LKM-A dari Gapoktan PUAP 2008-2015.
:
1. Program PUAP yang dilaksanakan ditingkat Gapoktan secara operasional lebih focus, efisien, efektif dan hasil akhirnya terukur (kuantitatif). 2. Sasaran dan target tahunan dari program PUAP 2016 yaitu pembentukan LKM-A dan pendampingan Gapoktan PUAP dapat tercapai, sehingga mendapat tambahan
10 Prakiraan Manfaat
4
11 Prakiraan Dampak
12 Metodologi/Prosedur
modal usaha dalam pengembangan usahataninya. 1. Program PUAP yang dilaksanakan ditingkat Gapoktan secara operasional lebih focus, efisien, efektif dan hasil akhirnya terukur (kuantitatif). 2. Sasaran dan target tahunan dari program PUAP 2016 yaitu pembentukan LKM-A dan pendampingan Gapoktan PUAP dapat tercapai, sehingga mendapat tambahan modal usaha : 1. Kegiatan dilaksanakan dari bulan Februari sampai Desember 2015, melelui pengumpulan data lapang pada Gapoktan PUAP 2008-2015 yang telah memiliki LKM-A oleh PMT yang dikoordinir oleh PMT dan dikoordinasi oleh BPTP, dengan responden adalah Gapoktan/Poktan yang mendapat dana BLM PUAP. 2. Koordinasi dengan tim tehnis PUAP Kabupaten dilakukan dengan cara mendatangi langsung pada saat melakukan perjalanan dinas, dengan memberikan kuessioner terhadap evaluasi kinerja PMT. Selanjutnya diberikan kuessioner pada Penyuluh Pendamping dan Pengurus Gapoktan, sebelumnya diberi arahan dalam pengisian kuessioner. 3. Kegiatan monitoring dan evaluasi supervisi dengan mengunjungi Gapoktan PUAP yang menerima dana BLM PUAP tahun sebelumnya dan tahun berjalan. 4. Penulisan laporan hasil kegiatan 5. Seminar hasil kegiatan 6. Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) :
13 Jangka Waktu
:
1 (satu ) tahun
14 Biaya
:
Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta rupiah)
5
SUMMARY 1.
Title
:
Rural Agribusiness Development Assistance (PUAP) in the province of Aceh
2
Implementation Unit
:
Aceh Assessment Institution Of Agriculture Technology
3
Location
:
Aceh Province
4
Agroecosystem
:
-
5
Status
:
Advanced
6
General purpose
:
1. Facilitate Micro Finance Institutions administrative assistance for the development of productive businesses Gapoktan 2. Technological assistance for the development of productive enterprises Gapoktan. 3. To evaluate the implementation of the program the previous year PUAP
7
Destinations 2016
:
1. Facilitate Micro Finance Institutions administrative assistance for the development of productive businesses Gapoktan 2. Technological assistance for the development of productive enterprises Gapoktan. 3. To evaluate the implementation of the program the previous year PUAP
8
Output
:
1. Facilitated implementation of MFI-A level gapoktan 2. Facilitated technology for the development of productive businesses Gapoktan 3. Implementation of the evaluation activities PUAP previous year.
9
Result
:
More effective coordination between relevant agencies involved in PUAP activities, the Technical Team Regency / City. Activity in 2016 is more focused on mentoring Gapoktan PUAP 2008-2015 by PMT and Counseling Assistance should be able to establish its business units otonomdan data base of MFI-A from the Group PUAP 2008-2015.
10
Benefits Forecast
:
1. The program is implemented at the level PUAP Gapoktan operationally more focused, efficient, effective and measurable end result (quantitative). 2. Goals and the annual target of the program is the establishment of an MFI PUAP 2016-A and
6
mentoring Gapoktan PUAP can be achieved, so it gets the additional capital in the development of farming. 11.
Impact Forecast
: :
1. The program is implemented at the level PUAP Gapoktan operationally more focused, efficient, effective and measurable end result (quantitative). 2. Goals and the annual target of the program is the establishment of an MFI PUAP 2016-A and mentoring Gapoktan PUAP can be achieved, so it gets the additional capital
12
Methodology / Procedures
1. The event was held from February to December 2015, through the collection of field data on Gapoktan PUAP 2008 to 2015 which has had an MFI-A by PMT coordinated by the PMT and coordinated by the Ministry of Agriculture, the respondent is Gapoktan / Poktan who received BLM PUAP. 2. Coordination with district PUAP technical team carried out directly by visiting during official travel, giving kuessioner to the evaluation of the performance of PMT. Furthermore, given kuessioner in Counseling Assistance and Administrator Gapoktan, previously briefed in charging kuessioner. 3. Monitoring and evaluation of supervision by visiting Gapoktan PUAP who received BLM PUAP the previous year and the current year. 4. Writing report on their activities 5. Seminar activity results 6. Essay Writing (KTI)
13
Time period
:
1 (one) year
14
Budget
:
Rp. 100.000.000,- (One hundrend million rupiah)
7
DAFTAR ISI Hal HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
2
KATA PENGANTAR ............................................................................................
3
RINGKASAN .....................................................................................................
4
SUMMARY ............................................................................................. ...........
6
DAFTAR ISI............................................ .........................................................
8
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………..
9
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………. .
10
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………. .
11
I.
PENDAHULUAN ......................................................................................
12
1.1. Latar Belakang ..................................................................................
12
1.2. Perumusan Masalah ..........................................................................
14
1.3. Tujuan ............................................................................................
15
1.4. Keluaran ..........................................................................................
15
1.5. Hasil Yang Diharapkan .............................................................. ........
16
1.6. Perkiraan Manfaat .............................................................................
16
1.7. Perkiraan Dampak ..................................................................... .........
16
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
17
III. METODOLOGI/PROSEDUR ....................................................................
20
3.1. Ruang Lingkup ..................................................................................
20
3.2. Pendekatan/ Kerangka Pemikiran ........................................................
20
3.3. Metoda Pelaksanaan ...........................................................................
21
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
22
4.1. Fasilitasi BPTP ...................................................................................
22
4.2. Evaluasi PUAP Tahun Sebelumnya ......................................................
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………………………..
39
II.
IV.
5.1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………
39
5.2. Saran ………………………………………………………………………………………………
39
VI. DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
40
8
DAFTAR TABEL Tabel 1. Data Kuota Desa Puap 2008 – 2015 Di Provinsi Aceh ……………………….
33
Tabel 2. Rekapitulasi Perkembangan Keuangan Gapoktan PUAP Tahun 2008 – 2015 ……………………………………………………………………………………………………… 35
9
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Konsep dasar usaha produktif usaha agribisnis Gapoktan PUAP …... Gambar 2. Persentase Usaha Produktif Gapoktan tahun 2015 ……………………….. Gambar 3. Perkembangan Pengelolaan Keuangan ditingkat Gapoktan …………… Gambar 4. Laporan Kinerja PMT Tahun 2015 ………………………………………………. Gambar 5. Rata-rata Aset Saat Laporan ………………………………………………………
21 32 37 38 38
10
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rekapitulasi LKM-A Kabupaten/Kota Provinsi Aceh yang Menerima Dana BLM PUAP Tahun 2008-2015 …………………………………………………………………………… 41 Lampiran 2. Foto-foto Kegiatan .........................................................................
43
Lampiran 3. E-Form dan Inventarisir Gapoktan 2008-2015 ………………………………
45
11
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program PUAP merupakan program pemberdayaan petani yang selama ini tidak bisa akses mendapatkan modal atau pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan.Program ini dirancang untukmerubahpetani subsistem tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis. Program ini pada intinya merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri melalui peningkatan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang usaha agribisnis dipedesaan . Program dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat ini harus didukung dengan ketersediaan modal usaha selain inovasi pertanian, karena kenyataan menunjukkan bahwa banyak inovasi pertanian yang diminati petani tidak dapat diadopsi karena faktor keterbatasan modal dan kesulitan mengakses lembaga permodalan. Program PUAP merupakan salah satu alternatif upaya untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan petani
dalam permodalan
petani Indonesia,karena itulah salah satu entry point yang dilakukan dalam pelaksanaan program PUAP yaitu memberikan bantuan penguatan modal sebesar Rp 100 juta per desa yang disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk pengembangan dan peningkatan usaha agribisnis. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) bukan Bantuan Langsung Tunai (BLT), yang difungsikan sebagai dana stimulus penguatan modal bagiGapoktan untuk membiayai usaha tani anggotayang selanjutnya gapoktan diharapkan dapat mengumpulkan dana keswadayaan dari anggota (simpanan wajib dan simpanan pokok) yang dikelola oleh unit usaha keuangan mikro agribisnis dari gapoktan. Belajar dari pengalaman , salah satu faktor kunci keberhasilan program yang sudah diidentifikasi adalah melakukan pembinaan,pendampingan,dan penyeliaan yang sistematis dan intensif. Apabila tidak dilakukan pendampingan, pelaksanaan kegiatan pada umumnya tidak focus ,tidak ada rasa memiliki,dilaksanakan apa adanya, dan rawan penyimpangan (Badan Litbang Pertanian,2007). Penanganan tersebut harus dilakukan semua pihak terkait secara bersama, berkelanjutan dan terkoordinasi. Tujuan dari pengembangan program ini yaitu; (i) mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai potensi wilayah, (ii) meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis,
12
pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, (iii) memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan usaha kegiatan agribisnis, dan (iv) meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses permodalan. Pada dasarnya program ini mempunyai misi yaitu pemberdayaan masyarakat perdesaan secara parsipatif dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Tugas yang dianggap sangat penting adalah supervisi dan monev pelaksanaan PUAP di daerah dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan penyaluran bantuan modal usaha, pemanfaatan dana oleh petani/kelompok tani, permasalahan, kendala dan solusi. Hasil supervisi dan monev ini diharapkan dapat menfasilitasi keterbukaan dan penyediaan informasi penting yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan untuk perbaikan kinerja PUAP yang akan datang. Dalam pelaksanaan program PUAP perlu dilakukan pembinaan, dan pengendalian yang intensif terhadap pelaksanaan dilapangan yaitu Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai bagian dari Tim Pembina Propinsi mempunyai tupoksi sebagai berikut yaitu (1) melakukan koordinasi dengan PMT terkait dengan tugasnya;(2) melakukan supervise,monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas PMT,(3) mengkoordinasikan dan menyusun laporan pelaksanaan tugas PMT secara berkala(minimal 3 bulan sekali) atau sewaktu-waktu jika diperlukan;(4) memfasilitasi pelaksanaan sosialisasiPUAP;(6) melaksanakan fungsi kesekretariatan PUAP ditingkat Propinsi;(7) melakukan evaluasi PUAP diwilayah kerjanya ;(8) pendampingan teknologi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PUAP. Untuk mendukung pelaksanaan program PUAP ditingkat lapangan , ditunjuk petugas Penyelia Mitra bertugas untuk membangun kapasitas Gapoktan
Tani (PMT) yang
sebagai kelembagaan tani , dan
merupakan tenaga professional yang direkrut oleh Kementrian Pertanian yang mempunyai tugas utama mensupervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan ekonomi perdesaan melalui penyuluh pendamping. PMT harus mampu berperan sebagai fasilitator untuk mengembangkan usaha agribisnis yang dilakukan oleh petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin diperdesaan. Tahun 2015 PUAP di Propinsi Aceh telah memasuki fase pelaksanaan tahun ke VIII sebagai program pemberdayaan , dan PUAP sejak tahun 2008 sampai tahun 2015 telah
13
dilaksanakan di 2.134 Gapoktan di 23 Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp 2.134 Milyar. Indikator keberhasilan output dilihat dari dua aspek yaitu tersalurnya dana PUAP kepada petani dan terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas SDM pengelola Gapoktan. Sedangkan dari sisi outcome dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan Gapoktan , meningkatnya jumlah petani yang mendapatkan bantuan modal usaha, meningkatnya aktivitas agribisnis dan meningkatnya pendapatan petani. Dalam penyelenggaraan Program PUAP, dana BLM tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya (on-farm) seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan, serta kegiatan off-farm (non-budidaya) yang terkait dengan komunitas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis pertanian. Gapoktan merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana PUAP sebagai penyalur modal usaha agribisnis bagi petani atau peternak. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Oleh karena itu program penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, oleh Kementrian Pertanian telah melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan ( PUAP) dimulai sejak tahun 2008, dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ( PNPM-Mandiri ). Pelaksanaan PUAP telah bayak mendapat fasilitas, seperti penyediaan tenaga Penyelia Mitra Tani (PMT), penyuluh pendamping (PP), pendampingan teknologi oleh BPTP, pembinaan oleh provinsi dan kabupaten, untuk meningkatkan kinerja Gapoktan PUAP dan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis/LKM-A (Biro OK, Kementan 2012). Penguatan modal untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif bidang agribisnis dan pembentukan LKMA bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan modal usahatani, dalam meningkatkan produksi usahatani melalui adopsi inovasi teknologi pada rencana usaha bersamanya (RUB). Enam pendekatan utama PUAP, yaitu: (1) pemberdayaan Gapoktan, (2) bantuan modal kerja untuk usaha produktif, (3) agribisnis, (4) wilayah, (5) kelembagaan dan (6) pemberdayaan
14
masyarakat secara partisipatif, diharapkan akan menghasilkan resultan penting, sekaligus sebagai indikator utama keberhasilan PUAP (Kementerian Pertanian, 2013). Hasil penelitian Rivai, dkk (2009) dan Bustaman (2012) menunjukkan antara lain: (a) kinerja penggunaan dan perkembangan Gapoktan beragam tergantung dari kondisi awal pembentukan Gapoktan; (b) besarnya dana yang dialokasikan kepada peserta/petani antar Gapoktan sangat bervariasi, tergantung dari Juklak atau Juknis dan pengaturan dari Tim Teknis (termasuk Tim Pembina) masing-masing kabupaten/provinsi; (c) sebagian besar pemanfaatan dana digunakan untuk penyediaan pupuk (pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan), bibit atau benih, dan bakalan sapi/domba; (d) Gapoktan PUAP yang mampu mengelola bantuan dana dengan baik sudah memberikan dampak positif terhadap penguatan modal, menumbuh kembangkan agribisnis Gapoktan. Umumya usaha agribisnis yang dilakukan tidak berbeda dengan sebelumnya. Sehingga kinerja usaha agribisnis tidak meningkat dan tidak berkembang, yang mengakibatkan tidak terjadi peningkatan produksi dan pendapatan usahatani yang menjadi tujuan dan sasaran program PUAP. Hasil evaluasi program PUAP 2008 – 2015 menunjukkan, bahwa (1) Pembentukan LKM-A pada Gapoktan PUAP yang dimulai dari tahun 2008 sampai tahun 2015 sebanyak 40 ( 1,88 % ) dan yang berbadan hukum baru 5 LKM-A. 1.3. Tujuan Pendampingan ini bertujuan untuk : 1. Memfasilitasi
administrasi
pendampingan
Lembaga
Keuangan
Mikro
untuk
pengembangan usaha produktif Gapoktan 2.
Melakukan
pendampingan
teknologi
untuk
pengembangan
usaha
produktif
Gapoktan. 3.
Melakukan evaluasi pelaksanaan program PUAP tahun sebelumnya
1.4. Keluaran 1. Terfasilitasinya pelaksanaan LKM-A di tingkat gapoktan 2. Terfasilitasinya teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan 3. Terlaksananya kegiatan evaluasi PUAP tahun sebelumnya.
15
1.5.
Hasil Yang Diharapkan
Koordinasi lebih efektif antar instansi terkait yang terlibat dalam kegiatan PUAP, terutama Tim Tehnis Kabupaten/Kota. Kegiatan 2016 lebih difokuskan pada pendampingan Gapoktan PUAP 2008-2015 oleh PMT dan Penyuluh Pendamping harus dapat membentuk unit usaha otonomdan dimilikinya data base LKM-A dari Gapoktan PUAP 2008-2015. 1.6. Perkiraan Manfaat 1. Program PUAP yang dilaksanakan ditingkat Gapoktan secara operasional lebih focus, efisien, efektif dan hasil akhirnya terukur (kuantitatif). 2. Sasaran dan target tahunan dari program PUAP 2016 yaitu pembentukan LKM-A dan pendampingan Gapoktan PUAP dapat tercapai, sehingga mendapat tambahan modal usaha dalam pengembangan usahataninya. 1.7. Perkiraan Dampak 1. Berkembangnya usaha agribisnis petani anggota Gapoktan PUAP mengadopsi inovasi teknologi spesifik lokasi,sehingga meningkatkan produktivitas hasil dan pendapatan petani anggota 2. Berkembang dan tumbuhnya LKM-A sebagai lembaga ekonomi petani di perdesaan yang dimilik dan dikelola oleh petani.
16
II.TINJAUAN PUSTAKA Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan kekurangan modal, khususnya bagi masyarakat petani di perdesaan, adalah melalui program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) yang dimulai tahun 2008,
Program PUAP
dilaksanakan oleh petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani miskin di perdesaan melalui koordinasi Gapoktan sebagai lembaga yang dimiliki dan dikelola oleh petani.
PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan PNPM-M (Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) yang dikoordinir oleh Kemenko Kesra, dan terkait dengan peran Badan Litbang Pertanian yang dilakukan oleh BPTP, maka implementasi PUAP adalah untuk mengatasi persoalan petani menghadapi ketersediaan permodalan, akses pasar dan teknologi. PUAP
adalah
pendekatan
pembangunan
perdesaan
yang
bertujuan
untuk
mempercepat pengentasan rakyat dari kemiskinan dan penurunan tingkat pengangguran melalui penumbuhan usaha-usaha agribisnis dalam upaya percepatan pembangunan perekonomian desa, dengan sektor pertanian sebagai penggerak utama (prime mover) berbasis inisiatif dan kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumberdaya dan modal setempat secara optimal. Salah satu indikator utama keberhasilannya adalah berdirinya Lembaga keuangan Mikro (LKM-A), setelah implementasi RUB melalui berbagai aspek inovasi teknologi pertanian. Pola pengembangan PUAP ditempuh melalui fasilitasi/pendampingan, penajaman serta pemantapan arah pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi sumberdaya pertanian setempat. Dalam menumbuhkan PUAP, strategi pengembangannya dengan membeikan fasilitasi modal usaha lewat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai lembaga ekonomi yang dikelola dan dimiliki petani. Gapoktan yang akan dijadikan sasaran pemberian modal usaha adalah Gapoktan yang memiliki usaha produksi dan pemasaran, dan unit usaha simpan pinjam. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) adalah kelembagaan usaha yang mengelola jasa keuangan untuk membiayai usaha agribisnis skala kecil di pedesaan, baik berbentuk formal maupun non formal. Kelembagaan ditumbuh kembangkan berdasarkan
17
semangat untuk memajukan usaha tani. Bentuk usaha lembaga ini mencakup pelayanan jasa pinjaman/kredit dan penghimpunan dana masyarakat yang terkait dengan persyaratan pinjaman atau bentuk pembiayaan lainnya. Pembangunan
Pertanian
berkelanjutan
merupakan
keniscayaan
dalam
pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Program PUAP dilaksanakan oleh petani (pemilik atau penggarap), buruhtani dan rumah tangga tani miskin di perdesaan melalui koordinasi Gapoktan sebagi lembaga yang dimiliki dan dikelola oleh petani. Untuk membangun kemandirian Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP perlu didampingi oleh Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan PUAP. Salah satu kegiatan pokok PUAP adalah penyaluran dana Bantuan Langsung (BLM) kepada GAPOKTAN sebesar Rp 100 juta untuk penguatan permodalan yang digunakan pada : (a) budidaya tanaman pangan, hortikultura, perternakan, perkebunan dan (b) usaha non budidaya meliputi usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala kecil/bakulan, dan usaha lain berbasis pertanian. Penguatan modal GAPOKTAN merupakan satu kesatuan upaya pemerintah dalam mengembangkan kegiatan ekonomi rakyat yang diprioritaskan pada penduduk miskin di pedesaan melalui peningkatan SDM dan penerapan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian. Dengan
6
(enam)
pendekatan
utama
dalam
pelaksanaanya,
yaitu:
(1)
Pemberdayaan Gapoktan, (2) Bantuan modal kerja untuk usaha produktif, (3) agribisnis, (4) Wilayah, (5) Kelembagaan, dan (6) Pemberdayaan masyarakat secara partisipatif diharapkan akan menghasilkan resultan penting, sekaligus sebagai indikator utama keberhasilan PUAP yaitu penumbuhan dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKMA) atau Unit Permodalan Gapoktan (UPG). Tujuan pembentukan LKM-A adalah untuk membantu memfasilitasi kebutuhan modal usahatani bagi petani. Secara khusus pembentukan LKM-A bertujuan untuk: (a) Meningkatkan kemudahan akses petani terhadap skim pembiayan yang disediakan pemerintah atau pihak lainnya, (b) Meningkatkan produktivitas dan produksi usahatani/usaha ternak dalam rangka mendorong tercapainya
18
nilai tambah usahatani, dan (c) Mendorong pengembangan ekonomi perdesaan dan lembaga ekonomi perdesaan, utamanya Gapoktan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian telah memberikan banyak
perubahan di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut
disebabkan oleh adanya perubahan perilaku petani yang sengaja dikembangkan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Suatu paket teknologi pertanian tidak akan ada manfaatnya bagi petani jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan kedalam alam masyarakat sebagai petani pengguna. Peranan komunikasi sangat penting dalam menyampaikan suatu maksud agar suatu paket teknologi di transfer ke masyarakat tani. Berhasil atau gagalnya suatu paket teknologi di transfer ke masyarakat tani sangat dipengaruhi oleh adanya informasi yang diterima oleh petani pada saat yang tepat. Percepatan pembangunan di perdesaan melalui PUAP adalah upaya pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran, memerlukan
upaya
terobosan
yang
tepat
dengan
mengoptimalkan
pemanfaatan
sumberdaya yang ada. Selain itu, aktivitas ekonomi yang ditumbuhkan harus memberikan kesempatan yang sama kepada semua lapisan masyarakat yang ada. Kunci dari semuanya itu adalah bagaimana menumbuhkan inisiatif masyarakat melalui berbagai pemberdayaan yang dilakukan, serta tumbuhnya kolaborasi yang saling menguntungkan dalam bentuk inisiatif kolektif.
19
III. PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1. Ruang Lingkup Kegiatan koordinasi pendampingan PUAP meliputi antara lain; (1) Melakukan koordinasi dengan Tim Tehnis PUAP tingkat Kabupaten/Kota, (2) Menyusun data base LKM-A pada Gapoktan PUAP 2008-2015, (3) Monitoring dan Evaluasi Gapoktan PUAP 20082015.
3.2. Pendekatan/ Kerangka Pemikiran Pendampingan inovasi teknologi terhadap usaha bersama Gapoktan PUAP bertujuan agar teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian (60%) dapat diterapkan secara optimal dalam usahatani padi yang dilakukan Gapoktan, sehingga produktivitas padinya lebih baik. Dengan demikian harapan untuk berkontribusi terhadap produksi padi nasional, dapat tercapai. Indikator efektifitas pendampingan dapat dilihat dari capaian peningkatan produktivitas dan pengembangan inovasi teknologi pada program empat target sukses Kementerian Pertanian. Dengan demikian harapan untuk mencapai program empat sukses Kementan dan program Badan Litbang Pertanian dapat dicapai. Akses terhadap ketersediaan input produksi, inovasi/teknologi, dan pasar diperlukan Gapoktan PUAP untuk menunjang keberhasilan usaha agribisnis.
Selain itu guna
menghasilkan produksi yang meningkat, diperlukan inovasi yang bisa diadopsi oleh petani, atau kelompoktani/Gapoktan (Gambar 1).
20
Inovasi Teknologi Balitbangtan
Peningkatan Produksi
Usahatani padi
Gapoktan PUAP
PASAR
Peningkatan pendapatan
Penguatan Modal
GAPOKTAN PUAP
Modal kuat, Mandiri, LKM-A, Fungsi kelembaga an kuat, Perilaku agribisnis meningkat, Kesempatan kerja, pengangguran turun
Angka kemiskinan berkurang
Gambar 1. KonsepKKerja/L dasar usaha produktif usaha agribisnis Gapoktan PUAP
KM 3.5. Metode Pelaksanaan Ada beberapa tahapan pelaksanaan dalam kegiatan koordinasi pendampingan PUAP, sebagai berikut ; 1. Kegiatan dilaksanakan dari
bulan Februari sampai Desember 2015, melelui
pengumpulan data lapang pada Gapoktan PUAP 2008-2015 yang telah memiliki LKM-A oleh PMT yang dikoordinir oleh PMT dan dikoordinasi oleh BPTP, dengan responden adalah Gapoktan/Poktan yang mendapat dana BLM PUAP. 2. Koordinasi dengan tim tehnis PUAP Kabupaten dilakukan dengan cara mendatangi langsung pada saat melakukan perjalanan dinas, dengan memberikan kuessioner terhadap evaluasi kinerja PMT. Selanjutnya diberikan kuessioner pada Penyuluh Pendamping dan Pengurus Gapoktan, sebelumnya diberi arahan dalam pengisian kuessioner. 3. Kegiatan monitoring dan evaluasi supervisi dengan mengunjungi Gapoktan PUAP yang menerima dana BLM PUAP tahun sebelumnya dan tahun berjalan. 4. Penulisan laporan hasil kegiatan 5. Seminar hasil kegiatan 6. Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fasilitasi BPTP A. Pertemuan Koordinasi dengan Penyelia Mitra Tani (PMT) Pertemuan PMT yang pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016 dalam rangka penandatanganan kontrak PMT dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, yang dilaksanakan di aula BPTP Aceh. PMT yang hadir sebanyak 60 orang dari 22 Kabupaten/Kota. Pertemuan ini juga dilanjutkan dengan diskusi dari PMT tentang kendala,permasalahan dan keberhasilan Gapoktan penerima BLM PUAP sejak dari tahun 2008 sampai tahun 2014. Keterpurukan Gapoktan pernah terjadi pada awal program PUAP dilaksanakan, karena disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari pihak Pusat sampai ke Gapoktan PUAP. Juga terkait dengan keterbatasan PMT yang ada di Kabupaten/Kota dan juga kurangnya singkronisasi dengan Penyuluh Pendamping. Pada 2 tahun pertama tentunya Gapoktan yang diusul oleh daerah, pusat tentu masih relatif rendah dalam kemampuan modal,lahan yang dimiliki serta keterbatasan pengetahuan. Tahun 2010 sampai tahun berjalan keberhasilan Gapoktan dalam mengelola dana BLM sudah lebih kepada agribisnis, karena pengurus Gapoktan sudah diikutkan dalam pelatihan, baik yang dilaksanakan di BLPP Saree Aceh maupun di STPP Medan. Pada bulan Mei ada perekrutan PMT Pengganti Antar Waktu (PAW) sebanyak 7 orang dari kabupaten/Kota mereka di latih di PPMKP Ciawi. Pertemuan yang ke dua dalam rangka koordinasi dan evaluasi kegiatan PUAP di masing masing Kabupaten/Kota, dilaksanakan di aula BPTP Aceh pada tanggal 11 Juni 2016 yang dihadiri oleh PMT, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi. Pertemuan ke tiga dilaksanakan pada tanggal 4 Nopember 2016 bertempat di aula BPTP Aceh, dalam rangka evaluasi kinerja PMT untuk lanjutan kontrak dengan Dirjen PSP Kementan. B. Pendampingan Gapoktan Penerima Dana BLM PUAP Pendampingan yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh di Kabupaten /Kota diantaranya;
22
1. Pendampingan PUAP ke Kabupaten Aceh Besar Melakukan Pertemuan dengan Gapoktan Desa Rumpet Kecamatan Krueng Barona Jaya. Acara dibuka oleh Ketua Gapoktan Sapeu Pakat Desa Rumpet Iskandar. Yang mana acara dihadiri oleh Kapolsek Darul Imarah, Danramil Darul Imarah dan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar beserta BPTP sebagai Sekretariat PUAP di Provinsi Aceh. Pembukaan dibuka oleh Kepala Dinas yang diwakilkan oleh Bapak Lukman, dimana beliau menjelaskan bagaimana prosedur penggunaan dana PUAP di desa rumpet jangan sampai salah dalam penggunaanya. Selanjutnya dilanjutkan dengan BPTP yang disampaikan oleh Ibu Yufniati ZA sebagai Penanggungjawan dan sekretariat PUAP Provinsi Aceh dimana dijelaskan bahwa dana PUAP harus di pergunakan harus mempedomani PEDUM yang telah dikeluarkan Kementerian Pertanian. Selanjutnyan Penyampaian oleh Sekretaris gapoktan bahwa uang yang telah diambil untuk membeli lembu kemarin telah disetorkan kembali ke rekening Gapoktan. Danramil mengatakan Sosialisasi perlu ada karena tanpa sosialisasi dana bisa saja tidak tepat sasaran dan tidak berjalan dengan baik. Seperti kita ketahui bahwa dana PUAP ini diberikan ke Gapoktan untuk meningkatkan kemiskinan yang ada di desa bila terjadi penyimpangan harus dilaporkan. Selanjutnya Kapolsek Barona Jaya mengatakan disini uang PUAP 100 ribu aja di ambil harus dilakukan musyawarah di Gapoktan karena dana PUAp ini dipakai untuk bersama bukan pribadi sendiri karena di Desa Rumpet Keuchik yang memegang uang PUAP itu jelas sudah salah karena di PEDUM PUAP di nyatakan bahwa Keuchik sebagai pengawas bukan memegang dana yang memegang dana PUAp yaitu
Bendahara
dan
Ketua
Gapoktan.
Apabila
terjadi
penyelengan
bisa
saja
dipenjarakan/dikerangkeng di sel Mapolsek setempat disini Kapolsek siap membantu apabila terjadi penyelengan dana PUAP tersebut. Dana PUAp 100 juta yang diterima oleh Gapoktan jangan diklakukan pemotongan apapun dan jangan dipatok itu melanggar hukum berari penggelapan dana 5 tahun penjara. Dana 100 juta tidak lengkap lagi yaitu Rp. 93.500.000,- Sisa yang Rp. 6.500.000,- (Rp. 6.000.000,- di Bang Gam dan Rp. 500.000,untuk Adm pembuatan RUB oleh PMT Haslinda). Keuchik sesuai Duek Pakat tanggal 9 April dana dikembalikan ke rekening Gapoktan. Camat mengatakan bahwa setelah dana masuk ke rekening Gapoktan tidak ada sosialisasi sehingga hari ini dilakukan dosialisasi karena dari sosialisasi pasti ada pertanyaan dan timbul kesepakatan yang kongkrit. Iskandar sebagai Ketua Gapoktan ingin mengundurkan diri karena keluarga tinggal jauh dari desa
23
rumpet di Lhoknga dimana beliau sebagai guru dan guru ngaji di desa rumpet merasa susah didalam mengelola uang ini karena warga desa seakan akan mengira beliau yang mengambil dana PUAP ini. Tim BPTP Ibu Yufniati menyatakan bahwa pengurus tidak bisa diganti dikarenakan spesimen tanda tangan di Bank dan berkas yang ada di Pusat masih nama pengurus ini di RUB yang telah dikirim ke Pusat. Ibu Yufniati mengatakan untuk sabar jangan cepat mengambil tindakan untuk mengundurkan diri karena Gapoktan ini sudah ada di RUB. Dari Hasil kesepakatan dana PUAP 100 juta akan dibagikan bagi kelompok-kelompok yang masuk ke Gapoktan.
2.Pendampingan PUAP ke Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah Pertemuan Dengan Gapoktan “Peteri Pintu” Desa Balee Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah. Dalam pertemuan tersebut Penanngung Jawab PUAP Provinsi Aceh menyampaikan bahwa prosedur pencairan dana PUAP dicairkan pada saat akan dilaksanakan pelatihan. Ketua Gapoktan menyampaikan setelah panen padi mengalih usaha pertanian ke tanaman hortikultura , oleh karena itu kami membutuhkan pengetahuan cara pencairan dana PUAP untuk kebutuhan modal usahatani. Penyelia Mitra Tani melaporkan bahwa pembekalan untuk Gapoktan sudah dilakukan bersama para penyuluh. Oleh karena itu Penanggung Jawab PUAP mengharapkan pada PMT untuk dapat membimbing Gapoktan terhadap prosedur pencairan dana dan memfasilitasi surat pemberitahuan kepada pihak Dinas bahwa sudah dilakukan pembekalan untuk Gapoktan agar supaya dikeluarkan izin pencairan dana Gapoktan. Usahatani yang dijalankan dibidang Hortikultura; jumlah Anggota 38 orang; berdiri tahun 2006; kelas kelompok “Lanjut”; Penghargaan yang didapatkan adalah; 1. Kelompok Tani Berprestasi II (dari BKPP
Prov. Aceh) tahun 2009 Kab. Bener Meriah ; 2. Piagam
Penghargaan Katahanan Pangan, tahun 2008 dari Menteri Pertanian RI. Ketua Gapoktan menyampaikan bahwa pada kompetisi tersebut Kabupaten Bener Meriah mendapatkan penilaian lebih daripada daerah Lembang Bandung dikarenakan kadar kandungan kimia dilahan kami tidak banyak (belum terkontaminasi). Tanaman Kentang, bibit yang digunakan adalah bibit kentang Granola yang dibeli dari Brastagi. Penyakit yang terserang penyakit layu gadis.
24
Tanaman Kopi : Penggerek batang (yang diserang umur kopi 3 - 4 tahun pada ketinggian 1.400 – 1.800 m dpl, naungannya lamtoro. Penanggung Jawab PUAP menyarankan agar naungan jangan terlalu lembab karena penggerek menyukai kondisi lembab, sekitar 60 % naungan ini diberikan pada lahan dan pada setiap 6 bulan naungan lamtoro selalu dibersihkan. Dari keseluruhan lahan yang terserang penyakit adalah 5%. Koperasi Tunas Indah sebagai kolektor untuk kopi dalam bentuk gabah yang dijual Rp. 9000/kg. Panen kopi di Bener Meriah dilakukan 2x dalam setahun yaitu pada bulan 5,6,7 dan bulan 10,11, 12. Hasil Panen kopi dibawa ke koperasi kemudian diproses lagi dan dipasarkan langsung melalui Pemasaran ketingkat ekspor seperti di Babu Rayan (dibawah perusahaan). Koperasi berdiri sendiri didaerah Tingkeum. Rata-rata produksi kopi untuk kecamatan Bukit adalah sebesar 1,5 ton/ha/thn. System didesa siap membabat kebun kemudian mencari lahan kosong untuk digarap. 1 kaleng = 10 bambu, 1 bambu = 12 ons, 1 kaleng = 12 kg/6 bulan. Apabila dilihat dari segi mutu dan kualitas kopi pada kecamatan Bukit dan Kecamatan Bandar (Pondok Gajah, KP Gayo BPTP Aceh) yang memiliki perbedaan ketinggian tempat dan cuaca sehingga harga pun berbeda Rp.500 – 1000 harga jual gelondong. Apabila ketinggian tempatnya lebih rendah seperti di kecamatan Bandar maka pemanenannya 1x langsung masak semua, sedangkan kecamatan Bukit memiliki ketinggian tempat yang lebih tinggi sehingga produksinya walau sedikit akan tetapi berat berangkasannya lebih berat ketika ditimbang bila dibandingkan dengan hasil panen kecamatan Bandar, dan mutunya lebih tinggi serta harganya lebih tinggi pula ( Rp.500 – 1000/kg). Pertemuan Dengan Gapoktan “Gemilang” Desa Mupakat Jadi Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah, Ketua : Muhammad Daud Gapoktan penerima dana BLM-PUAP belum dicairkan, oleh karena itu diharapkan adanya koordinasi antara PMT, Penyuluh, tim tehnis Kabupaten /pihak Distan dan Gapoktan agar semua berusaha untuk mengoptimalkan pencairan dana PUAP terhadap GapoktanGapoktan baru. Gapoktan Gemilang terdiri atas 3 Poktan, diantaranya : Tawar Sidenge, Pakat Jroh, Ingin Maju. Pemaparan Penanggung Jawab PUAP dari BPTP Aceh Ir. Yufniati ZA menyampaikan bahwa dalam 1 desa hanya terdapat 1 Gapoktan. Hal ini perlu diketahui bersama karena
25
ada pemahaman dalam 1 desa terdapat beberapa Gapoktan yang diantaranya terdiri dari Gapoktan khusus laki-laki dan perempuan, padahal digabung atas beberapa Poktan, walaupun pada umumnya Gapoktan tersebut diurus oleh kaum perempuan atau ibu-ibu. Koordinator PUAP Provinsi Aceh juga menyampaikan dalam pertemuan tersebut diharapkan adanya rincian dana-dana yang terdapat pada Laporan RUB agar dipisahkan, yang terdiri dari dana Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib. Dapat digunakan sebagai dana Simpan Pinjam, dan apabila kelompok memerlukan keterampilan bagaimana cara bertani Kopi yang baik, maka dana tersebut dapat dimanfaatkan. Setiap Gapoktan agar menyediakan Laporan pendanaan untuk kelompoknya. Apabila ada anggota yang ingin meminjam dana kelompok harus ada pengikat jasa oleh si peminjam tersebut, oleh karena itu dibutuhkan musyawarah dengan sesama anggota kelompok terlebih dahulu. Ketua Gapoktan menyampaikan bahwa “Kami memberikan izin peminjaman apabila salah satu syaratnya adalah terpenuhinya KTP suami-isteri (sebagai saksi)”. Melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya apabila dalam Gapoktan tersebut mewadahi usaha off farm maka biasanya usaha tersebut akan berkembang. Gapoktan ini bergerak pada usahatani dibidang Hortikultura, pangan dan peternakan kambing. Kasus yang terjadi selama ini ada Loss (Lepas kontrol) antara Gapoktan dengan Kepala Dinas pada akhirnya dicairkan dana tersebut sebesar 100%. PMT menceritakan bahwa ada juga kasus sebuah Gapoktan ketika pembuatan rekening tanpa sepengetahuan pihak Dinas.” Hal tersebut juga tidak dibolehkan. Pertemuan Dengan Gapoktan “Karya Agung” Desa Sedie Jadi Kabupaten Bener Meriah, Ketua Gapoktan : Isro Sadi, Terdiri dari 4 Poktan : Gempar, Tunas Muda, Mawar Indah, Anak Meutuah. Hasil rapat Gapoktan yang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2015, menghasilkan bahwa Unit Simpan Pinjam (USP) Anggota kelompok tani yang mengelola uang simpan pinjam diserahkan kepada Kelompok Tani ibu-ibu yaitu Poktan Mawar Indah. Jasa Pinjaman 18% pertahun. Pengembalian pokok beserta jasa dikembalikan 4 bulan selama setahun. Bagi anggota yang meminjam harus menyerahkan foto copy KTP suami/isteri. Dari jasa yang 5% untuk pengurus dan 12% kembali ke modal. Pertemuan kelompok 4 bulan sekali. Dibuatkan dalam musyawarah : AD-ART. Surat perjanjian dibubuhi dengan materai.
26
Pengalaman kelompok-kelompok yang sudah berhasil, memakai sistem usaha “off farm” yaitu wadah/sarana penampungan hasil panen untuk difasilitasi pada proses pemasarannya, nanti hasilnya keuntungan dimusyawarahkan bersama-sama anggota. Pertemuan Dengan Gapoktan “Pelita” Desa Daling Kabupaten Aceh Tengah. Terdiri dari 3 Poktan : Genting (32 anggota), Daling Seseren (19 anggota), KWT Genting (45 anggota), Jumlah anggota yang meminjam; 19 orang Pada umumnya petani Horti menanam cabai, tomat dan kentang, karena umur panen seperti kentang selama 4 – 5 bulan, jadi ada 2x tahap pengembalian selama 10 bulan. Permasalahannya setiap dana akan dicairkan/digulirkan harus melalui rekomendasi kepala Dinas dan hasil dari rekomendasi tersebut termasuk dalam prasyarat dari BRI. AD/ART sudah ada, daftar RUA sudah ada, surat pemberitahuan dari anggota dan ketua sudah ada. Untuk sampai saat ini hanya 1 kelompok yang telah menggunakan dana untuk meminjam
yaitu
kelompok
Tani
KWT
Genting.
Peminjaman
menggunakan:
Boron/anggunan, diantara syaratnya buku Honda, KK, dsb. Penanggung Jawab PUAP menyampaikan bahwa “Oleh karena itu, PUAP ini sebenarnya bukan seperti Bank yang mensyaratkan adanya anggunan (boron), artinya kita ingin memudahkan petani dalam penggunaan dana.” Pertemuan Dengan Gapoktan “Panca Bakti” Desa Paya Tungel Kabupaten Aceh Tengah. Ketua : Eko Waluyo, Gapoktan terdiri dari 15 Poktan, tahap I : ada 8 Poktan, tahap II : ada 2 Poktan (sehingga menjadi 10 Poktan). Poktan tersebut adalah : Tri Karya Usaha, Cinta Usaha, Maju Bersama, Harapan Makmur, Sumber Makmur, Usaha Maju, Sumber Mulyo, Giri Mulyo, Panca Usaha Tani, Tunas Harapan. AD/ART sudah ada. Mendapatkan penghargaan Sertifikat Tahun 2015 sebagai anggota pelatihan pengembangan SDM angkatan ke-II di Saree, Aceh Besar. Penghargaan Sertifikat pelatihan peternakan Tahun 2013 (Dinas Peternakan Provinsi Aceh). Penghargaan Sertifikat Sekolah Lapang Kopi Konservasi Tahun 2013 (CII). Penghargaan Sertifikat Pertanian Tahun 2011 di Thailand. Bu Ani : “Membuat unit usaha-usaha untuk setiap Gapoktan seperti unit peternakan, perkebunan, tanaman pangan hingga ke unit pemasaran.”
27
Diharapkan kepada seluruh anggota setiap akan menggunakan dana simpan pinjam diharapkan harus melunasi terlebih dahulu dana pinjaman sebelumnya. Pertemuan Dengan Gapoktan “Harapan Jaya” Desa Jeget Ayu Kabupaten Aceh Tengah Jasa Pinjaman : 1% perbulan, pengembaliannya belum dimasukkan ke buku kas Besar, masa pengembaliannya selama 1 tahun, simpanan wajib sebesar Rp. 5000,-. Dalam kesempatan tersebut anggota Poktan menanyakan mengapa setiap diberi bantuan langsung mengarah
pada
Poktan
bukan
pada
Gapoktan
tidak
merata
seluruh
Poktan
mendapatkannya, karena awal masuk bantuannya dari Poktan sehingga dalam 1 Gapoktan tidak semua Poktan mendapatkan.
Ditanggapi oleh Penanggung Jawab PUAP
bahwa
diharapkan adanya peran kepala Desa, untuk mengarahkan Pemerintah agar setiap memberi bantuan harus melalui Gapoktan dan bukan Poktan” 3. Pendampingan PUAP Ke Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur Kabupaten Aceh Tamiang Gapoktan “Sumber Rezeki”, desa Matang Cincin. Terdiri dari 2 Poktan; Poktan Maju dan Poktan Sri Rezeki. Memiliki 90 orang anggota. Atribut atau kelengkapan yang tersedia adalah berupa buku kas dan buku notulen rapat sedangkan buku tamu belum tersedia. Anggaran PUAP sebesar Rp. 100 juta masuk ke rekening Gapoktan pada tanggal 27 Desember 2010. Usahatani yang dijalankan petani Gapoktan adalah Padi dan usaha industri rumah tangga berupa pembuatan tape (off farm) pemasarannya hingga ke Perlak. Dalam 2 tahun terakhir Gapoktan tidak pernah bertemu dengan PMT, dikarenakan adanya permasalahan ditingkat Pemulia Mitra Tani (PMT). Dalam permasalahan tersebut pada saat pengembalian 100 juta rupiah, PMT dari Kabupaten Aceh Tamiang Syahrul Efendi menyarankan ke koperasi BMT Cahaya ada 3 Gapoktan desa Matang Cincin, Matang arak jawa dan desa Pahlawan yang ikut ke koperasi tersebut. Perguliran yang diberikan oleh Gapoktan untuk dana peminjaman anggota dibatasi sekitar 500 ribu rupiah, dalam hal ini sangat sedikit bila dibandingkan dengan Gapoktan penerima dana BLM PUAP lainnya. Permasalahan ini disebabkan oleh karena dana awal sebesar 20 juta rupiah telah diambil oleh PMT. Karena dana yang tersedia tidak banyak sehingga sulit bagi Gapoktan untuk membagikannya secara tercukupi bagi para
28
anggotanya. Tentunya permasalahan ini akan membawa dampak bagi keberlangsungan Gapoktan dalam menjalankan usahataninya secara efektif dan efisien. Dalam kesempatan tersebut koordinator PUAP menyampaikan dan menghimbau kepada Gapoktan bahwa: Apabila adanya dana awal BLM PUAP yang diberikan kepada Gapoktan sebesar 100 juta rupiah dan dalam perjalanan perkembangannya bertambah menjadi sebesar 150 juta maka dari Kementerian Pertanian akan menambahkan lagi dana kepada Gapoktan tersebut sebesar 50 juta rupiah. Apabila Gapoktan akan melakukan pergantian pengurus, maka sebagai pra syaratnya pihak Gapoktan harus membuat lampiran Berita Acara Gapoktan ”Lidah Tedung” desa Johar Kabupaten Aceh Tamiang. Terdiri atas 3 Poktan yaitu ; Serasi, KWT dan Remaja Tani (terdiri atas 90 orang anggota). Pembukuan dari Gapoktan berjalan hanya 1 tahun (yaitu ditahun 2011). Usahatani yang dijalankan oleh Gapoktan berupa usahatani padi, dan usahatani lainnya berupa usaha off farm pembuatan tape dan usaha jualan gorengan. Dalam hal ini berjalan sistem perguliran dana ke pihak anggota hanya pada tahun 2011 setelah itu tidak berjalan lagi. Kabupaten Aceh Timur Gapoktan yang muncul pada tahun 2015 Gapoktan Gebrina/ Kecamatan Sungai Raya Desa Labuhan Keude. Terdiri dara 2 Poktan yaitu (Tani Makmur dan Muda Jaya). Memiliki 52 orang anggota. Gapoktan Suka Maju/ Kecamatan Madat Desa Minjei. Terdiri dari 2 Poktan yaitu (Suka Damai dan Ingin Maju). Memiliki 60 orang anggota. Gapoktan Ketibung Musara/ Kecamatan Serba Jadi Desa Bunin. Terdiri dari 6 Poktan yaitu (Jamur Batang Jaya, Ceding Ayu, Musara Jadi, Empaste, Singah Mata, Sarana Tani). Memiliki 150 orang anggota. Sudah mencairkan dana BLM-PUAP untuk ke 6 Gapoktan. Pencairan dana tersebut sudah sesuai dengan RUB, RUK, dan RUA sehingga tahap pencairan mudah dilakukan. Tim tehnis : setiap ada pengambilan , harus adanya pengembaliannya sehingga ketua Gapoktan harus menyampaikan kepada para anggota yang lainnya ketika diadakan pertemuan antar anggota Gapoktan. AD/ART belum dibuat karena mengingat Gapoktan tersebut yang lahir pada tahun 2015. Usahatani yang diusahakan berupa Cabe, Sawit dan Padi. Tanggapan
29
ketua Gapoktan: Dengan adanya anggaran BLM PUAP tersebut akan memberikan antisipasi secara merata terhadap pendanaan bagi setiap anggota kami. Hasil pertanian setelah melalui tes laboratorium dan hasilnya pihak swalayan swasta meminta kontrak untuk menyuplai komoditi hasil pertanian berupa terong dan cabe. Akan tetapi belum mampu memenuhi permintaan swalayan tersebut dikarenakan pasokan yang harus dipenuhi sebesar 20 ton/bulan. Dalam proses peminjaman belum ada prasayarat jasa dalam proses pengembaliannya sehingga para anggota mengembalikan uang pinjaman sesuai dengan dana pinjaman tersebut. Dalam kesempatan tersebut koordinator pembinaan PMT
menyampaikan dan
menghimbau
kepada
Gapoktan bahwa:
agar
Gapoktan
menyiapkan buku tamu, buku notulen rapat, dan ADRT. Dalam pertemuan tersebut hadir kepala BPP (Bpk. Erwin Suhendra). Gapoktan Suka Maju desa Minjei Kecamatan Madat berusahatani pada bidang komoditi Padi Sawah dan pemasaran Hasil Pertanian. Dalam pembagian uang pinjaman bagi para anggota Gapoktan PUAP untuk tahap I sebanyak 30 anggota. Bunin: Usahatani Padi Gogo (6 bulan sekali), cabe, PHP (Pemasaran Hasil Pertanian). C. Verifikasi dokumen Gapoktan penerima BLM PUAP Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat apakah dokumen tersebut sesuai dengan juknis verifikasi , desa/Gapoktan yang diajukan harus sesuai dengan DNS, sudah dilakukan verifikasi terlebih dahulu di tingkat Kabupaten/ Kota, dan selanjutnya di lakukan verifikasi oleh BPTP dan diteruskan ke Tim PUAP Pusat/ Dirjen PSP. Dokumen tersebut dilakukan verifikasi final untuk diajukan ke KPPN agar dapat dibuat SP2D yang diteruskan ke BRI untuk disalurkan kerekening Gapoktan. BPTP Aceh sudah melakukan verifikasi dokumen RUB bulan Januari sampai dengan Nopember sebanyak 73 RUB Gapoktan yang tersebar pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Selanjutnya ditetapkan Gapoktan penerima BLM PUAP (Rp 100 juta/Gapoktan/desa) melalui SK Menteri Pertanian,
dan dana tersebut masuk ke rekening Gapoktan PUAP
sesuai dengan nomor rekening yang ada dalam dokumen RUB.
30
4.2. Evaluasi PUAP Tahun Sebelumnya A. Pendampingan Teknologi dalam Pengembangan Usaha Produktif Dana BLM PUAP digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya (on farm), seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan serta kegiatan non budidaya (off farm ) yang terkait dengan komoditas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis pertanian. Tenologi yang sudah dihasilkan BPTP yaitu SL-PTT Padi Sawah, SL-PTT Jagung dan Kedele, merupakan inovasi teknologi yang sudah diadopsi oleh sebagian besar anggota Gapoktan yang mengelola usahatani pangan. Untuk komoditi sayuran juga didampingi dengan teknologi yang sudah dihasilkan BPTP, seperti cabe merah dengan menggunakan mulsa, kompos
dan pupuk kandang cair. Usaha produktif yang dikelola oleh anggota
Gapoktan umumnya padi sawah, tanaman palawija dilahan kering dan sayuran. Kesungguhan pemerintah membangun pertanian nasional terlihat dari program Kementerian pertanian berupa pemberian penguatan modal dalam bentuk Bantuan Langsung masyarakat (BLM) PUAP sebesar maksimal Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) per Gapoktan yang lansung di transfer ke rekening Gapoktan. Dana tersebut selanjutnya akan dikelola sebagai suntikan modal pengembangan usaha agribisnis di lokasi PUAP. Fasilitasi bantuan permodalan tersebut diharapkan dapat menjangkau jumlah petani yang semakin banyak, sehingga salah satu pendekatannya diupayakan untuk menggulirkan bantuan tersebut diantara sesama petani/Gapoktan. Dalam penyelenggaraan Program PUAP, dana BLM tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya (on-farm) seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan, serta kegiatan off-farm (non-budidaya) yang terkait dengan komunitas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis pertanian. Gapoktan merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana PUAP sebagai penyalur modal usaha agribisnis bagi petani atau peternak. Mulai tahun 2010 hingga tahun 2015, dana BLM-PUAP di Propinsi Aceh lebih banyak dimanfaatkan oleh petani pada kegiatan on-farm, yaitu pembudidayaan tanaman pangan yaitu palawija dan padi.
31
Gambar 2. Persentase Usaha Produktif Gapoktan tahun 2015
Persentase Usaha Produktif Gapoktan PUAP Tahun 2015 Provinsi Aceh 2,07 0.5
3,41
Tanaman Pangan
7,82
Hortikultura
22,42
Peternakan
54,24 Perkebunan
9,54 Industri Rumah Tangga Pertanian Pemasaran Hasil Pertanian
Usaha Lain Berbasis Pertanian
32
Tabel. 1. Data Kuota Desa Puap 2008 – 2015 Di Provinsi Aceh
NO.
KABUPATEN
JUMLAH DESA 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1.
ACEH BESAR
35
15
45
34
52
25
10
6
2.
PIDIE
35
15
50
14
26
34
12
21
3.
PIDIE JAYA
35
15
22
9
7
0
4
1
4.
BIREUEN
35
15
26
11
35
5
5.
ACEH UTARA
35
15
20
19
4
16
17
2
6.
ACEH TIMUR
35
15
17
26
13
9
13
13
7.
ACEH TAMIANG
35
12
20
11
1
0
-
-
8.
ACEH TENGAH
30
14
14
12
1
12
8
9.
BENER MERIAH
10
11
6
9
-
10
8
10
10.
GAYO LUES
35
15
6
6
10
2
7
5
11.
ACEH TENGGARA
35
15
13
11
59
41
8
-
12.
ACEH BARAT DAYA
30
15
10
11
2
1
-
-
-
33
NO.
KABUPATEN
JUMLAH DESA 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
13.
ACEH SELATAN
35
13
15
13
5
0
8
9
14.
ACEH BARAT
35
15
14
25
2
13
3
-
15.
NAGAN RAYA
35
15
9
18
16
6
-
-
16.
ACEH JAYA
30
13
10
11
-
0
-
-
17.
SINGKIL
35
10
7
11
-
7
-
-
18.
SUBULUSSALAM
10
8
4
5
3
5
-
-
19.
SIMEULUE
35
15
10
11
2
1
1
-
20.
KOTA LANGSA
-
-
8
25
3
0
4
-
21.
KOTA
-
-
10
12
3
7
3
1
-
-
-
2
-
0
-
-
9
4
1
-
253
198
107
73
LHOKSEUMAWE 22.
KOTA SABANG
23.
KOTA
BANDA
ACEH JUMLAH
600
261
336
306
Total jumlah Desa PUAP dari tahun 2008 -2015 adalah : 2.134 gapoktan.
34
Tabel 2. Rekapitulasi Perkembangan Keuangan Gapoktan PUAP Tahun 2008 - 2015
No Kabupaten/Kota
Jumlah Gapoktan Penerima BLM PUAP USP
1
Aceh Barat
2
Aceh Besar
3
Penyaluran Dana Terbesar Aset (Rp)
LKMA
TP
Hort
Bun
Nak
Off farm
-
5.253.101.395
41
3
1
62
-
189
-
9.252.059.740
40
10
-
10
2
Aceh Barat Daya
70
-
5.722.935.000
65
5
-
-
-
4
Aceh Jaya
79
-
808.899.619
14
15
2
4
2
5
Aceh Selatan
-
1.399.648.362
73
13
10
11
3
6
Aceh Tamiang
84
-
6.505.897.000
57
1
18
6
1
7
Aceh Tengah
63
-
7.166.000.000
8
45
25
33
9
8
Aceh Tenggara
103
-
100.981.000
169
-
-
1
-
9
Aceh Timur
102
2
4.984.491.100
72
11
15
14
2
10
Aceh Utara
-
-
5.722.935.000
65
5
-
-
-
11
Kota Banda Aceh
10
-
601.330.000
1
-
-
5
-
35
Jumlah Gapoktan No Kabupaten/Kota
Penerima BLM PUAP USP
12
Bireuen
13
10
Penyaluran Dana Terbesar Aset (Rp)
LKMA
TP
Hort
Bun
Nak
Off farm
4
1
50
74
47
18
27
1
-
6.006.610.000
55
Gayo Lues
-
3.995.600.000
3
14
Kota Langsa
-
201.775.000
15
2
1
7
9
15
Kota Lhokseumawe
35
35
2.956.508.131
14
10
-
20
15
16
Nagan Raya
96
-
9.341.320.000
64
25
7
2
6
17
Pidie
154
-
13.736.036.948
165
5
1
2
1
18
Pidie Jaya
95
-
4.986.785.637
94
-
1
-
-
19
Kota Subulussalam -
-
977.000.000
4
4
10
1
-
20
Bener Meriah
-
-
1.154.000.000
-
34
-
-
-
21
Aceh Singkil
-
-
1.516.600.000
20
8
19
10
14
22
Simeulue
21
-
7.983.789.072
Jumlah
1.111
37
100.374.303.004
63 1.102
6 253
0 129
4 269
36
0 139
Gambar 3. Perkembangan Pengelolaan Keuangan ditingkat Gapoktan
37
Gambar 4. Laporan Kinerja PMT Tahun 2015
Gambar 5. Rata-rata Aset Saat Laporan
Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa Rata-rata Aset Gapoktan berkaitan dengan jumlah gapoktan penerima BLM-PUAP untuk setiap per Kabupaten.
38
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 1. Program PUAP merupakan program pemberdayaan petani oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan dan pengendalian intensif terhadap pelaksanaan dilapangan, yaitu Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). 2. Hasil evaluasi program PUAP 2008 – 2015 baru terbentuk 40 LKMA dan 5 LKMA yang sudah berbadan hukum. 3. Pendampingan teknologi oleh BPTP terhadap usaha produktif Gapoktan yang dominan yaitu tanaman pangan (54,24%), peternakan (22,42%), dan diikuti Hortikultura (9,54%). 4. Jumlah Desa/Gapoktan penerima dana BLM-PUAP dari tahun 2008 – 2015 sebanyak 2.134 Gapoktan (Rp 100 juta/ Gapoktan) berjumlah : Rp.2.134 Milyar. 5.2. SARAN 1. Diharapkan adanya koordinasi lebih efektif antar instansi terkait yang terlibat dalam kegiatan PUAP, terutama Tim Tehnis Kabupaten/Kota. 2. Kegiatan 2016 lebih difokuskan pada pendampingan Gapoktan PUAP 2008-2015 oleh PMT dan Penyuluh Pendamping harus dapat membentuk unit usaha otonom dan dimilikinya data base LKM-A dari Gapoktan PUAP 2008-2015.
39
VI. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Pemeringkatan Gapoktan PUAP menjadi LKMA. Jakarta. 19 halaman Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Penumbuhan LKM-A Gapoktan PUAP. Jakarta. 27 halaman Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2015. Petunjuk Teknis Pendampingan PUAP tahun 2015. Jakarta. 30 halaman Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2015. Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Administrasi Penyaluran BLM-PUAP Tahun 2015. Jakarta. 84 halaman Kementerian Pertanian, 2011. Petunjuk Pelaksanaan, Apresiasi pengelolaan dan Operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis. Jakarta. 38 halaman. Kementerian Pertanian, 2015. Pedoman PUAP, Jakarta. 24 halaman Rivai dalam Syahrul B. 2015. Proposal Pembinaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan TA.2016. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Yufniati ZA, Cut Hilda Rahmi, Rini Andriani, Rosdewani. 2014. Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Teknologi dan Supervisi Pelaksanaan PUAP di Provinsi Aceh.
40
Lampiran 1. Rekapitulasi LKM-A Kabupaten/Kota Provinsi Aceh yang Menerima Dana BLM PUAP Tahun 2008-2015 Kabupaten Aceh Besar No. Desa 1. Lamtheun 2. Baet Meusago 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Blang Cut Pasheu Beutong Suka Mulya Dham Cukok Lam Ujong Mns Intan Lubok Gapuy Pasie Lamgarot Mns.Manyang PA Lam Ara Cut Cot Meulangen Empe Bata Aneuk Glee Lamraya Lampuuk
Nama Gapoktan Tuan Dilagang Makmue Beusaree Lembah Krueng Aceh Lembah Cot Cako Mudah Rezeki Krueng Lingka Permata Intan Ladang Mita Bu Makmue Sejahtera Udeep Sejahtera Bunga Mawar Barona Tunas Baro Serba Guna Udeep Saree Makmu Beusaree
Tahun Berdiri 2008 2009
Aset Awal Gapoktan Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,-
Aset Akhir Gapoktan Rp. 160.000.000,Rp. 140.000.000,-
Memiliki Badan Hukum belum belum
2010 2012 2008 2010
Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,-
Rp.125.000.000,Rp. 116.000.000,Rp. 120.000.000,Rp. 112.000.000,-
sudah belum belum belum
2010 2011 2012 2013 2008 2009 2009 2008 2008 2009
Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,-
Rp. 110.000.000,Rp.125.000.000,Rp. 112.000.000,Rp. 110.000.000,Rp.130.000.000,Rp.115.000.000,Rp.110.000.000,Rp.140.000.000,Rp. 120.000.000,Rp. 120.000.000,-
belum belum belum belum belum belum belum belum belum belum
Kabupaten Nagan Raya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Desa Kuta Kumbang Alue Kambuk Sapeng Sumber Makmur Krueng Itam Padang Rubek Kuala Trang Purwodadi
Nama Gapoktan Bagi Beurata Jasa Gampong Bunga Desa Serikat Tani Sumber Tani Ingin Jaya Trang Jaya Usaha Tani
Tahun Berdiri 2009 2010 2011 2008 2011 2010 2011 2011
Aset Awal Gapoktan Rp.103.925.000,Rp.104.960.000,Rp.101.025.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.103.355.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,-
Aset Akhir Gapoktan Rp.135.695.000,Rp.118.360.000,Rp.111.875.000,Rp.123.156.702,Rp.107.600.000,Rp.115.352.000,Rp.117.291.600,Rp.106.570.000,-
Memiliki Badan Hukum Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
41
Kabupaten Pidie Jaya Nama No. Desa Gapoktan 1. Kuta Kumbang Bagi Beurata 2. Alue Kambuk Jasa Gampong 3. Sapeng Bunga Desa 4. Sumber Makmur Serikat Tani 5. Krueng Itam Sumber Tani 6. Padang Rubek Ingin Jaya 7. Kuala Trang Trang Jaya 8. Purwodadi Usaha Tani
Tahun Berdiri 2009 2010 2011 2008 2011 2010 2011 2011
Aset Awal Gapoktan Rp.103.925.000,Rp.104.960.000,Rp.101.025.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,Rp.103.355.000,Rp.100.000.000,Rp.100.000.000,-
Aset Akhir Gapoktan Rp.135.695.000,Rp.118.360.000,Rp.111.875.000,Rp.123.156.702,Rp.107.600.000,Rp.115.352.000,Rp.117.291.600,Rp.106.570.000,-
Memiliki Badan Hukum Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
Kota Lhokseumawe No. Desa 1. Rayeuk Kareung 2. Cot Mamplam
Nama Gapoktan Makmu Beusare Beu Sejahtera
Tahun Berdiri 2011 2013
Aset Awal Aset Akhir Gapoktan Gapoktan Rp.100.000.000,- Rp. 109.000.000,Rp.100.000.000,- Rp.120.000.000,-
Memiliki Badan Hukum belum belum
Kabupaten Aceh Utara No. Desa 1. Cot Mane 2. Lhok Asan
Nama Gapoktan Gaseh Sayang Asan Jaya
Kabupaten Subulussalam Nama No. Desa Gapoktan 1. Bangun Sari Mekar Sari 2. Cipar Pare Maju Bersama
Tahun Aset Awal Berdiri Gapoktan 2009 Rp.100.000.000,2011 Rp.100.000.000,Tahun Aset Awal Berdiri Gapoktan 2009 Rp.100.000.000,2013 Rp.100.000.000,-
Aset Akhir Gapoktan Rp.14.612.554,Rp. 112.000.000,Aset Akhir Gapoktan Rp.115.000.000,Rp.70.000.000,-
Memiliki Badan Hukum belum belum Memiliki Badan Hukum Sudah Sudah
42
43
44
45