PENGARUH CITRA PEMIMPIN TERHADAP KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DI DESA KASAKA KECAMATAN KABAWO KABUPATEN MUNA *Mia Ayudina** Muh. Najib Husain***La Iba Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIVERSITAS HALU OLEO, 0851-4580-8488
[email protected] ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan. Manfaat dari penelitian diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan tentang pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Kasaka termasuk kepala Desa yang berjumlah 242 Kepala Keluarga (KK) dengan kriteria telah memiliki KTP dan setiap keluarga diwakili oleh satu orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu memilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa informan yang bersangkutan mengetahui dan memahami betul inti permasalahan. Dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa citra pemimpin berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Hal ini ditunjukan dengan diperolehnya nilai thitung = 2,812 > ttabel (0,05)= 1,684. dengan tingkat sifnifikansi 0,007 < α 0,05. Artinya komunikasi pembangunan bergantung pada citra pemimpin sebagai salah satu agen dari pembangunan di masyarakat.
Kata Kunci: citra, pemimpin, komunikasi, pembangunan
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 1
ABSTRACT The problem in this research is the image of a leader is the effect on communications development in the Village Kasaka Kabawo District of Muna. The purpose of this study to determine the effect of the image of the leader of the development communication. The benefits of the research are expected to add and expand insight into how the image of the leader of the development communication.The population in this study are all the villagers Kasaka including the village head who numbered 242 families (KK) with the criteria already have an ID card and each family represented by one person. Sampling method in this research is conducted with a purposive sampling technique which is chosen deliberately by considering that the informant is concerned to know and understand the true heart of the matter. With a total sample of 48 people. Data were collected using quantitative analysis.The results showed that the image of a leader significantly influence the development of communication in the village Kasaka Kabawo District of Muna. This is evidenced by obtaining the value of t = 2.812> t table (0,05) = 1.684. with sifnifikansi rate of 0.007 <α 0.05. This means that communication development depends on the leader's image as an agent of development in society.
Keywords: image, leadership, communication, development
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 2
PENDAHULUAN Suatu organisasi baik perusahaan maupun instansi dalam melakukan aktivitasnya akan memerlukan seorang pemimpin yang dapat mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pemimpin berhubungan dengan pengelolaan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. Keberhasilan seorang pemimpin juga dapat di tentukan dari bentuk kerja sama terhadap pembangunan yang tidak hanya untuk anggotanya, namun dari masyarakat untuk masyarakat (Kartono, 1978:31) Effendi (2002: 2), pembangunan adalah suatu upaya meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan secara berencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang merata dan berkeadilan. Terhadap hal ini dapat dikatakan bahwa pembangunan berorientasi pada pembangunan masyarakat, dimana pendidikan menempati posisi yang utama dengan tujuan untuk membuka wawasan dan kesadaran warga akan arah dan cita-cita yang lebih baik. Namun kenyataan selama ini menunjukan bahwa suatu pembangunan secara besar-besaran dari masyarakat desa masih menemui kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang terbatas untuk menjangkau daerah pedesaan, sehingga pembangunan desa sedapat mungkin harus direalisasikan dengan bantuan dari pemerintah. Dengan kondisi seperti itu maka inisiatif dan partisipasi masyarakat desa itu sendiri menjadi sangat penting terhadap pembangunan desa. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong agar pembangunan desa dapat dilaksanakan seefektif mungkin. Salah satu fokus pemerintah pada pemberdayaan dan perbaikan ekonomi rakyat yang diawali perubahan pola pikir masyarakat, karena akan
langsung mempengaruhi perbaikan
kondisi kesejahteraan sosial secara umum. Indikatornya adalah peningkatan pendapatan perkapita. Untuk melakukan usaha perbaikan ekonomi masyarakat, pemerintah perlu secara rinci Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 3
fokus kepada program yang jelas berkenaan dengan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan status sosial masyarakat pedesaan di daerahnya. Jadi dimasa mendatang, sasaran pembangunan pemerintah daerah pada wilayah pedesaan hendaknya difokuskan pada tiga determinan pokok, yaitu pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan dan status kesehatan. Namun pada kenyataannya yang terjadi terhadap desa tersebut masih menemui beberapa kendala yang terjadi yakni, pembangunan yang masih belum berjalan dengan baik, Pembangunan yang di maksud di sini ada 2 jenis pembangunan, yaitu pembangunan fisik dan non fisik. Pembangunan fisik yaitu fisik dalam istilah pembangunan meliputi sarana dan juga prasarana pemerintah seperti:jalan, pertanian, kantor desa, dan mesjid. Kemudian Pembangunan non fisik merupakan yaitu seperti pembangunan manusia, Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan. Pembangunan non fisik dilakukan guna meningkatkan taraf dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, baik peningkatan dan kesejahteraan masyarakat bidang kesehatan maupun maupun dalam bidang lainnya. Mulai dari sektor kesehatan misalnya polindes (poliklinik desa)
yang
masih
membutuhkan banyak alat-alat kesehatan dan tidak terawatnya polindes tersebut, sektor pendidikan dimana kondisi sarana dan prasarana yang ada disekolah tersebut masih sangat membutuhkan bantuan pemerintah karena tidak layak untuk ditempati, begitu pula dari sektor pertumbuhan ekonominya yang masih banyak warga miskin karena hanya mengandalkan sektor pertanian yang harus panen dua kali dalam setahun serta hasil dan harga jual yang rendah. Adapun yang sangat berpengaruh pada citra pemimpin dalam komunikasi pembangunan ini adalah pembangunan fisik yaitu berupa jalan, kantor desa, dan masjid.Masyarakat tidak dapat bergerak tanpa adanya pemimpin sebagai mediator dan motivator serta komunikator terhadap pembangunan diberbagai bidang. Pemimpin harus dapat menjalankan ketiga fungsi itu terhadap
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 4
kelompoknya. Hubungan antara pemimpin dan rakyat merupakan hal mutlak karena keduanya saling membutuhkan dan saling melengkapi. Kemampuan untuk memberikan perhatian utama kepada sumber daya manusia adalah faktor yang sangat menentukan kelangsungan hidup suatu organisasi terhadap rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi terhadap mencapai tujuannya tergantung oleh keberhasilan dari individu organisasi itu sendiri terhadap menjalankan tugas mereka. Citra pemimpin memegang peranan penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, termasuk organisasi pemerintahan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna terutama berkaitan dengan citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan. Fenomena yang terjadi pada Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna adalah belum adanya keseimbangan hubungan yang harmonis antara pemimpin dengan bawahan, pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan pada bawahan belum dilakukan sebagaimana yang diharapkan, masih kurangnya perhatian bawahan terhadap instruksi yang diberikan pimpinan terhadap hal pemahaman tugas-tugas. Kurangnya pengetahuan pimpinan terhadap fungsi-fungsinya sehingga
kesulitan terhadap menyelesaikan permasalahan yang
muncul. Oleh karena itu, citra mempunyai peran yang sangat penting terhadap pengambilan keputusan terutama terhadap pemberian pelayanan public. Citra seorang pemimpin yang kurang baik mempengaruhi komunikasi pembangunan sosial
masyarakat. Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi
begitupun dengan organisasi pemerintah seperti Desa Kasaka yang bersentuhan langsung dengan pelayanan publik yaitu masyarakat itu sendiri dengan dinamika kehidupan yang sangat kompleks memerlukan pelayanan yang cepat, mudah, dan murah.
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 5
Peran pemerintah atau pemimpin terhadap berbagai kegiatan pembangunan secara bertahap diarahkan sebagai fasilitator. Namun, hal ini bertolak belakang dengan fakta yang ada di Desa Kasaka yang merupakan wilayah administrasi Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Berdasarkan observasi awal menunjukan bahwa pemerintah yang semestinya jadi fasilitator pembangunan malah menjadi penghambat berlangsungnya pembangunan karena masyarakat tidak mempercayai pemimpinnya. Terhadap hal ini, citra pemimpin (Kepala Desa) Kasaka kurang baik sehingga masyarakat tidak percaya lagi dengan pemerintah sehingga mempengaruhi keberlangsungan pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Teori Disonasi Kognitif Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori komunikasi yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Teori disonansi kognitif beranggapan bahwa dua elemen pengetahuan merupakan hubungan yang disonan (tidak harmonis) apabila dengan mempertimbangkan dua eleman itu sendiri pengamatan satu elemen akan mengikuti elemen lainnya. Teori berpendapat bahwa disonansi, secara psikologis tidak nyaman, maka akan memotifasi seseorang untuk berusaha mengurangi disonansi dan mencapai harmonis atau keselarasan. Orang juga akan secara aktif menolak situasi-situasi dan informasi yang sekiranya akan memunculkan disonansi terhadap berkomunikasi. Teori disonasi kognitif karya Leon Festinger adalah salah satu teori yang paling penting terhadap sejarah psikologi sosial. Selama bertahun-tahun, teori disonasi kognitif menghasilkan
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 6
sebuah kuantitas penelitian yang sangat banyak serta buku kritisisme, interpretasi, dan ekstrapolasi. Selain itu, merupakan salah satu dari berbagai teori yang terkemuka terhadap tradisi sosiopsiokologi, sehingga hal ini ditanamkan dengan sistem pemikiran yang harus disertakan terhadap tradisi sibernetika sebagai mestinya. Teori Festiger tentang disonasi kognitif dimulai dengan gagasan bahwa pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif, seperti sikap, persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Elemen-elemen tersebut tidak terpisahkan, tetapi saling menghubungkan satu sama lain terhadap sebuah sistem serta setiap elemen dari sistem tersebut akan memiliki satu dari tiga macam hubungan dari setiap elemen dari sistem lainnya. Jenis itu hubungan yang pertama adalah kosong atau tidak berhubungan: tidak ada elemen yang benar-benar memengaruhi elemen yang lain. Jenis hubungan yang kedua adalah cocok atau sesuai, dengan salah satu elemen yang menguatkan atau mendukung elemen yang lain. Jenis hubungan yang ketiga adalah tidak cocok atau disonasi. Ketidaksesuaian terjadi ketika salah satu elemen tidak dapat diharapkan untuk mengikuti yang lain. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut akan dapat memperoleh data yang akurat untuk keperluan informasi penelitian karena di daerah ini pembangunan masih banyak yang terbengkalai akibat dari buruknya citra pemimpin yang mengakibatkan masyarakat bersifat skeptis terhadap pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 7
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Kasaka termasuk kepala Desa yang berjumlah 242 Kepala Keluarga (KK) dengan kriteria telah memiliki KTP dan setiap keluarga diwakili oleh satu orang. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjek yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil secara keseluruhan sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan apabila jumlah populasinya lebih dari 100 maka yang menjadi sampelnya adalah 10%-15% atau 20%-25%. Karena terhadap penelitian ini jumlah populasi lebih dari 100 yaitu 480 KK maka peneliti mengambil sampel sebesar 10% yang berjumlah 48 KK dimana setiap KK diwakili oleh satu orang. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel terhadap penelitian ini akan dilakukan secara purposive sampling, yaitu penarikan sampel secara sengaja berdasarkan beberapa kriteria seperti tingkat pendidikan, dan status sosial (Sugiyono, 2009: 85). Variabel Penelitian Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: variabel independen (bebas) dan variabel
dependen
(terikat).
Variabel
independen
adalah
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini variabel independen yaitu citra pemimpin. Sedangkan variabel dependen yaitu keberlangsungan pembangunan.
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 8
Jenis dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berdasarkan angka-angka yang kemudian dianalisis. Sumber Data Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer adalah data yang bersumber dari lapangan atau data yang diperoleh secara langsung melalui observasi serta wawancara dari informan dan dokumentasi terhadap obyek penelitian. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara menganalisis literatur-literatur berupa buku-buku, artikel, internet, dan jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pengamatan (Observastion) yaitu teknik pengumpulan data melalui proses mengamati objek penelitian dilapangan. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan dapat mendeskripsikan suatu gambaran hasil penelitian secara nyata sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.
2.
Studi pustaka (Library Study) yaitu cara memperoleh data dengan mempelajari literatur laporan dan bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan judul penelitian.
3.
Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:142).
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 9
4.
Dokumentasi, merupakan sumber pelengkap dari metode penelitian yang digunakan terhadap penelitian ilmu-ilmu sosial sebagai sumber pelengkap dengan cara pengumpulan data terhadap memperbanyak data yang dibutuhkan untuk peneliti dengan maksud agar data yang dikumpulkan lebih akurat.
Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk analisis deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data terhadap penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Statistic yang digunakan terhadap penelitian ini adalah statistic deskriptif yang dilakukan untuk mencari pengaruh antara dua variabel melalui analisis uji regresi sederhana. Sugiyono (2009:112) mengatakan bahwa “statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi”. Analisisnya menggunakan uji regresi yaitu analisis persamaan garis yang diperoleh berdasarkan perhitungan statistik, umumnya disebut model untuk mengetahui bagaimana perbedaan sebuah variabel mempengaruhi variabel lain. Analisis kuantitatif uji data melalui persyaratan yang terdiri dari: 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan analisa item, dimana setiap item yang diperoleh untuk setiap item dikorelasikan dengan nilai total seluruh item suatu variabel. Uji korelasi yang digunakan Korelasi Produck Moment, dengan syarat minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r ≥ 0,30 dengan derajat signifikan α 0,05 (Sugiyono, 2009:116). Hasil korelasi dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi untuk degree of freedom (df) = n-k dan taraf signifikan 5%, yaitu dengan nilai r yang diperoleh ≥ 0,30.
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 10
Jadi, jika hasil uji validitas lebih besar dari angka kritis tabel korelasi, maka item pertanyaan tersebut dikataka valid. Terhadap pengujian kualitas data ini, untuk menentukan validitas data terhadap penelitian. Peneliti menggunakan bantuan IBM Statistical Package for Sosicial Sciences (SPSS) Statistics Versi 16. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode yang digunakan terhadap uji reliabilitas adalah metode alpha (Cronbach’s). Pengujian signifikasi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari kritis produck moment. Menurut Sekaran (2000:287), nilai koefisien Crobanch Alpha dikatakan baik apabila memiliki nilai koefesien antara 0,60 sampai 1,00 pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). 2.
Mencari Persamaan Regresi Linear Persamaan umum yang digunakan terhadap perhitungan untuk mencari persamaan
regresi linear adalah : Ŷ = a + bx Koefisien regresi linear a dan b dengan persamaan: a= b=
(∑ 𝑌𝑖 )(𝑋𝑖2 )− (∑ X𝑖 ) (∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 ) 𝑛 ∑ X2𝑖 − (∑ X𝑖 )
2
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − ( ∑ X𝑖 ) (∑ 𝑌𝑖 ) 𝑛 ∑ X2𝑖 − (∑ X𝑖 )
2
dengan: ƩX = jumlah nilai X ƩY = jumlah nilai Y ƩX2 = Jumlah kuadrat dari nilai X ƩY2 = Jumlah kuadrat dari nilai Y ƩXY = Hasil kali antara nilai X dan nilai Y Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 11
3.
Mencari Koefisien Korelasi Selanjutnya, hipotesis diuji dengan menggunakan korelasi product moment antara
variabel X dan Y, yaitu dengan rumus: rxy =
Ʃxy √(Ʃx2 )(Ʃy2 )
4. Uji Keberartian Korelasi Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan statistik uji t melalui rumus sebagai berikut: 𝑟√𝑛−2
t = √1−𝑟 2
dengan t adalah koefisien korelasi, dan r adalah koefisien determinasi serta n adalah jumlah sampel. Kriteria pengujian yaitu untuk taraf nyata = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n - 2 ), maka : Terima Ho, jika t hitung < t (1-1/2α), (n-2) Terima Ha , jika t hitung > t (1-1/2α), (n-2) Pasangan hipotesis yang diuji adalah : Ho ; ρ = 0 : Tidak terdapat pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Ha ; ρ ≠ 0 : Terdapat pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Pengkategorian Pengkategorian
berdasarkan
pada
pernyataan
responden,
dalam
menganalisis
permasalahan. Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan yang terlebih dahulu di kelompokkan dalam dua kategori yaitu, tinggi dan rendah. Sebelum di kategorikan terlebih dahulu ditentukan interval skornya berdasarkan jawaban pertanyaan tertinggi. Hal ini ditentukan melalui proses berikut:
Interval =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 12
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terbukti bahwa variabel (X) dalam hal ini citra pemimpin berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna Barat. Artinya, bahwa komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo dipengaruhi oleh citra pemimpinnya dalam hal ini kepala desa. Hal ini berdasarkan analisis pada tabel 4.20 yang menyatakan dimana thitung = 2,812 > ttabel
(0,05)=
1,684. dengan tingkat signifikansi 0,007 < α 0,005 yang berarti citra
pemimpin mempunyai hubungan yang signifikan dengan komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Besarnya kontribusi citra pemimpin dalam hal ini ide/gagasan, kebijaksanaan, dan pelaksanaan program terhadap komunikasi pembangunan dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0, 147 yang artinya variabel X (citra pemimpin) memberikan kontribusi sebesar 14,7% dalam menjelaskan variabel Y (komunikasi pembangunan) dan masih ada 85,30% yang tidak di teliti oleh peneliti . Melalui uji hipotesis yang dilakukan menunjukan bahwa citra pemimpin memberi pengaruh terhadap komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo. Sejalan dengan teori disonasi kognisi bahwa pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif, seperti sikap, persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Elemen-elemen tersebut tidak terpisahkan, tetapi saling menghubungkan satu sama lain terhadap sebuah sistem serta setiap elemen dari sistem tersebut akan memiliki satu dari tiga macam hubungan dari setiap elemen dari sistem lainnya. Jenis itu hubungan yang pertama adalah kosong atau tidak berhubungan: tidak ada elemen yang benar-benar memengaruhi elemen yang lain. Jenis hubungan yang kedua adalah cocok atau sesuai, dengan salah satu elemen yang menguatkan atau mendukung elemen yang
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 13
lain. Jenis hubungan yang ketiga adalah tidak cocok atau disonasi. Ketidaksesuaian terjadi ketika salah satu elemen tidak dapat diharapkan untuk mengikuti yang lain. Dalam pembangunan suatu desa dibutuhkan seorang pemimpin yang baik agar masyarakatnya mau mengikuti dan mendukung setiap program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi di Desa Kasaka dimana citra pemimpin yang kurang baik berakibat pada lambannya pembangunan karena semua program yang ditawarkan Kepala Desa tidak diterima oleh masyarakat karena masyarakat tidak percaya dengan kepala desa. Jadi dapat dikatakan bahwa citra pemimpin memegang peranan penting dalam melakukan pembangunan disegala sektor karena dalam pembangunan dibutuhkan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah atau dibutuhkan komunikasi pembangunan yang baik. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa citra pemimpin berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi pembangunan di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Hal ini ditunjukan dengan diperolehnya nilai thitung = 2,812 > ttabel (0,05)= 1,684. dengan tingkat sifnifikansi 0,007 < α 0,05. Artinya komunikasi pembangunan bergantung pada citra pemimpin sebagai salah satu agen dari pembangunan di masyarakat.
Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 14
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam perspektif. Jakarta: Kencana. Alwi, Wahyudi. 2011. Ilmu Negara dan Tipologi Kepemimpinan Negara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ardianto, Elvinaro. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ______________ dan Soemirat, Soleh. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Bryant dan White. 1987. Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang, Cetakan Pertama, Alih Bahasa Rusyanto L. Simatupang. Jakarta: LP3ES. Effendy. 2002. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasan,Erliana,2010,Komunikasi Pemerintahan.Bandung: Refika Aditama. Istianto,Bambang.2009.Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif Pelayanan Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media. Jefkins, Frank. 1992. Hubungan Masyarkat (Terjemahan A. Muchlis Alimin). Jakarta: Intermassa. Kartasasmita, Ginanjar. 1994. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: Cides. Kartini, Kartono. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu. Jakarta: Rajawali Pers. Kasali, Rhenald. 1999, Manajemen Public Relations. Jakarta: Penerbit Grafiti. Littlejohn, Stephen W. 2011. Teori Komunikasi (Terjemahan Mohammad Yusuf Hamdan). Jakarta: Salemba Humanika. Mardikanto, Totok. 2010. Komunikasi Pembangunan (Acuan Bagi Akademisi, Praktisi dan Peminat Komunikasi Pembangunan). Surakarta: UNS Press. Musthan,Zulkifli. 2011. Teori-Teori Komunikasi.Jakarta:Mashab Ciputat Jakarta. Nasution, Zulkarimaen. 1996. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapanya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pensada. Ndraha,Taliziduhu 2003 .Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) jilid 2. Jakarta: PT.RinekaCipta. Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya. Riyadi dan Bratakusumah, Deddy. 2005. “Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara. Sukandarrumidi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sukirno, Sadono. 1995. Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar Kebijakan, Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Walgito. 2002. Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Ofset. Pengaruh citra pemimpin terhadap komunikasi pembangunan
Page 15