PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Amelia Dwi Hastuti ( NPM : 200913012), PW. Agung ABSTRACT
Organizational Communications and Employee Performance creates the behavior of members of the organization. With good communication in delivering the information needed employees from both leaders and subordinates in the organization will be able to generate high employee performance. This research is expected to reveal the influence of organizational communications on the performance of employees in Grogol village Langenharjo Sukoharjo. This study aims to determine the effect on employee performance communication organizations in Grogol village Langenharjo Sukoharjo.Penelitian district uses associative study using research methods that explain the relationship between the explanatory variables and to test the hypotheses that have been formulated previously. The population in this study are all government apparatuses in the village of Langenharjo Grogol village Sukoharjo totaling 9 people at once sampled in this study. Analysis model used in this study simple linear regression analysis using SPSS version 16.0 for Windows. Statistical analysis of this study is the regression coefficient of 0.903; t = 5.576; sigma = 0.01 and R square = 0.0816% = 81.6%. Of test organizational communication variables obtained t count> t table (5.576> 2.365) mean that organizational communication factors affect the performance of employees Langenharjo Grogol village Sukoharjo. The coefficient of determination (R2) can be known Adjusted R-square is 81.6%. The rest is explained by other variables outside the variablethis study, for example: leadership, motivation, commitment, and so forth. From the results of t-test, it can be concluded that the equation Y = 14.318 + 0,782X + e can be used to predict how the influence of organizational communications on the performance of employees in Grogol village Langenharjo Sukoharjo. Keywords: organizational communication, employee performance
PENDAHULUAN
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, karena pada dasarnya organisasi merupakan bentuk perserikatan dari manusia untuk mencapai tujuan bersama dimana di dalamnya terdapat aktivitas, oleh karena itu organisasi perlu memiliki karyawan yang berkualitas dengan kinerja yang tinggi. Kinerja karyawan yang tinggi dari setiap karyawan merupakan hal yang sangat diinginkan untuk organisasi. Karyawan semakin banyak yang berkinerja tinggi, maka kinerja atau produktifitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat dan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan 1
bisnisnya. Karyawan sebagai makhluk dinamis dalam lingkungan sosialnya selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Hubungan yang baik diperoleh dengan komunikasi yang baik pula. Pentingnya komunikasi dalam organisasi yang hubungannya dengan pekerjaan di tunjukkan oleh banyaknya waktu yang dipergunakan untuk berkomunikasi dalam pekerjaan. Suatu studi menemukan bahwa pekerja bagian
produksi melakukan komunikasi antara 16
sampai 46 kali dalam satu jam. Hal ini berarti mereka berkomunikasi setiap satu sampai empat menit. Manajer tingkat bawah menggunakan waktu berkisar antara 20 sampai 50 persen untuk berkomunikasi secara verbal atau lisan, sedangkan waktu yang dipergunakan manajer tingkat menengah dan atas untuk berkomunikasi lebih banyak lagi , yaitu berkisar antara 29 sampai 64 persen, 84 persen komunikasi dilakukan dalam bentuk verbal, baik berhadapan langsung maupun melalui telepon. Komunikasi ibarat darah menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dalam tubuh organisasi, (Sopiah, 2008:142). Oleh karena itu setiap karyawan dituntut melakukan komunikasi untuk mendapatkan
hubungan atau ikatan yang dapat meningkatkan kualitas
kehidupannya. Komunikasi sebagai dasar terjadinya interaksi social antara karyawan yang satu dengan yang lain saling tolong menolong, saling bekerjasama, saling memberi dan menerima, saling ketergantungan, dan saling bertukar pikiran. Dengan berkomunikasi yang baik akan terjadi kesepahaman atau adanya saling pengertian antara karyawan yang satu dengan yang lain. Dalam organisasi, komunikasi digunakan sebagai sarana untuk memudahkan melaksanakan dan melancarkan jalannya organisasi dengan cara menyampaikan informasi dan pengetahuan, mendorong dan mengarahkan, membentuk sikap dan menanamkan kepercayaan serta membantu memperkenalkan anggota organisasi dengan lingkungan fisik dan social. Desa merupakan organisasi yang didalamnya terdiri dari sekumpulan unit-unit kerja (kepala desa, sekretaris desa, bayan, hansip, staf administrasi dan lain sebagainya), yang kesemuanya itu dituntut untuk melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya dalam mengembangkan 2
dan memajukan lingkungan desanya. Memberikan pelayanan yang baik kedapa masyarakat menjadi tujuan organisasi, oleh karena itu aparatur desa dapat 3 menjalin efektifitas komunikasi yang dirasakan sangat penting dalam aspek kehidupan berorganisasi. Dewasa ini perubahan dan perkembangan peradaban zaman sangat cepat dan tehnologi begitu canggih. Untuk itulah karyawan dituntut untuk meningkatkan kinerja yang baik agar mampu bersaing. Adanya komunikasi yang baik dan sehat antar sesama dalam unit organisasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Pemerintah Desa Langenharjo Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo sebagai institusi birokrasi pemerintahan yang dipimpin oleh Kepala Desa (Kades) memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya. Program-program kerja yang telah disusun berdasarkan kebijakan kepala desa yang telah dimusyawarahkan dengan aparat desa, bertujuan untuk memberikan kontribusi yang maksimal kepada masyarakat sangat diharapkan kinerja yang optimal yang dapat diwujudkan melalui peranan komunikasi yang efektif supaya dapat memenuhi peran dan fungsinya sebagai aparat desa. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis bermaksud memperjelas dan memberikan arah dalam pembatasan penelitian ini dengan memberikan batasan ruang lingkup yang akan diteliti. Adapun pembatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel komunikasi organisasi dibatasi pada proses komunikasi, sistem komunikasi, jaringan komunikasi dalam lingkup pemerintahan desa 3
2. Variabel kinerja karyawan dibatasi pada keberhasilan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi terutama dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut: “ Apakah ada pengaruh yang positif komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan di Kantor Pemerintah Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo?”
LANDASAN TEORI
1. Komunikasi a. Pengertian komunikasi Istilah komunikasi (bahasa inggris; communication) mempunyai banyak arti. Asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yang berarti sama (common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama. b. Jenis Komunikasi 1. Komunikasi verbal.
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik tulisan maupun lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisir dengan baik. Melalui komunikasi lisan dan tulisan di harapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik.
4
2. Komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang membuat komunikasi non verbal sulit untuk dipelajari. Jenis komunikasi non verbal adalah gerak-gerak isyarat tertentu, komunikasi ini lebih bersifat spontan misalnya, seseorang akan menggelengkan kepala, apa bila ia merasa tidak setuju. Komunikasi non verbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya dalam hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan tubuh(bahasa isyarat). 3. Komunikasi dari atas ke bawah Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hierarki organisasi. Bentuk aliran komunikasi dari atas ke bawah berupa prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana melakukan tugas, umpan balik terhadap prestasi bawahan, penjelasan tentang tujuan organisasi. Salah satu kelemahan komunikasi dari atas ke bawah adalah ketidak-akuratan mengenai informasi. 4. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas dirancang vuntuk menyediakan umpan balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan informasi tentang prestasinya, praktik serta kebijakan orgnaisasi. Komunikasi dari bawah ke atas dapat berbentuk laporan tertulis maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok dan lain sebagainya. 5. Komunikasi lateral atau horizontal
Komunikasi horizontal merupakan aliran komunikasi kepada orang-orang yang 5
Memiliki hierarki yang sama dalam suatu organisasi, misalnya komunikasi yang terjadi antara manajer bagian pemasaran dengan manajer bagian produksi. 6. Komunikasi diagonal Komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-orang yang memiliki hierarki yang berbeda dan tidak memiliki hubungan kewenangan secara langsung. Misalnya komunikasi antara manajer pemasaran dengan kepala subbagian pengendalian mutu. 7. Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan langkah-langkah diantara seorang sumber dan penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna.
Pesann yang akan diakhiri
Penyandingan pesan
Saluran
Pesan diterima
Pesan Disansikan
Gangguan
Umpan Balik
Gambar : 1 Proses Komunikasi 2. Komunikasi Organisasi a. Pengertian komunikasi organisasi Pace Wayne dan Faules (2001:31) memberikan definisi komunikasi Organisasi sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. 6
b. Indikator komunikasi organisasi Komunikasi non verbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang membuat Komunikasi (2002:67) mengandung tujuh konsep kunci. 1.
Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar informasi diantara anggotanya
2.
Pesan Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang , obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain.
3.
Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi.
4.
Keadaan Saling Tergantung Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan 16
yang saling
tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menajadi sifat dari suatu organisai yang merupakan suatu sistem terbuka. \ 5.
Hubungan Konsep kunci yang kelima dari omunikasi organisasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada dalam organisasi.
6. Lingkungan Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secar fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
7
7. Ketidakpastian Adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Misalnya; organisasi memerlukan informasi mengenai aturan pemerintah yang berpengaruh kepada produksi barang-barangnya.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh dari komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan pada Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo yang akan digambarkan lebih lanjut dalam gambar 2.3. Komunikasi organisasi digunakan sebagai sarana untuk memudahkan dan melancarkan jalannya aktivitas organisasi agar dapat mencapai tujuan dengan cara menyampaikan informasi dan pengetahuan, mendorong dan mengarahkan, membentuk sikap dan menanamkan kepercayaan pada diri karyawan serta membantu memperkenalkan anggota organisasi dengan lingkungan fisik dan social. KOMUNIKASI ORGANISASI Idikator : 1. Proses 2. Pesan 3. Jaringan 4. Keadaan saling tergantungan 5. Hubungan 6. Lingkungann 7. Ketidakpastian
KINERJA KARYAWAN Idikator : 1. Produktivitas 2. Kualitas pelayanan 3. Respositivitas 4. Akutanbilitas 5. Responsibilitas
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS Sebelum hipotesis penulis kemukakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan hipotesis. Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan masalah (Djarwanto PS, 1990:38). 8
Hipotesis tersebut harus diuji (dibuktikan kebenarannya atau ketidak benarannya) lewat pengumpulan dan penganalisaan data penelitian. Sesuai dengan pendapat terebut di atas maka hipotesis yang akan penulis kemukakan nantinya bukanlah dapat dianggap sebagai jawaban yang benar secara mutlak untuk dipakai sebagai jalan untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan, tetapi masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : Ha : Terdapat hubungan positif dan signifikan komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifkan antara komunikasi organisasi kinerja karyawan di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
METODE PENELITIAN Dengan sesuai tujuan penelitian yang telah penulis rumuskan sebelumnya, penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yakni penulis akan menggambarkan dalam bentuk narasi hasil dari analisis penelitian. Dimaksudkan untuk memahami bagaimana realitas atau fenomena terjadi menurut pengetahuan dan pemahaman subjek penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Variabel Komunikasi Organisasi Secara konsepsional komunikasi organisasi menurut Sopiah (2008:141) adalah sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima, baik secara lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi. Sedangkan secara operasional komunikasi organisasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu induvidu kepada induvidu lainnya dalam satu organisasi untuk mendapatkan satu kesepakatan 9
atas suatu pekerjaan sehingga memperlancar penyelesaian tugas bagi Aparatur Pemerintah Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, yang diukur berdasarkan: Proses, pesan, jaringan, kedaan, hubungan, lingkungan, ketidakpastian. Variabel komunikasi organisasi ini peneliti menggunakan item pertanyaan yang berjumlah 15. Adapun hasil dari angket yang telah disebarkan kepada responden diperoleh : Nilai tertinggi : 69 Nilai terendah : 50 Maka perhitungan interval kelasnya sebagai berikut : ( A - B) + 1 (69 - 50) +1 I===4 K5 Keterangan : I : Interval kelas A : Skor tertinggi B : Skor terendah K : Jumlah kategori Dari hasil perhitungan diatas maka interval kelasnya adalah sebagai berikut Sangat Tinggi = 66 - 69 Tinggi = 62 - 65 Sedang = 58 - 61 Rendah = 54 - 57 Sangat Rendah = 50 - 53 Dari data-data hasil penelitian tersebut dimasukkan dalam tabel, maka hasilnya pada tabel 4.4 sebagai berikut: 10
No. Kategori
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tinggi (66 - 69)
1
11,11
2
Tinggi (62 - 65)
4
44,45
3
Sedang (58 - 61)
2
22,22
4
Rendah (54 - 57)
1
11,11
5
Sangat Rendah (50 - 53)
1
11,11
9
100,00
Jumlah
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Organisasi Berdasarkan tabel di atas mayoritas responden, menyatakan komunikasi yang tinggi dalam dalam organisasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu sebanyak 4 responden atau 44,45%. Hal ini dikarenakan dari beberapa responden sangat menginginkan komunikasi yang tinggi dalam lingkungan kerjanya. 2. Variabel Kinerja karyawan Secara konsepsional kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2000:67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan secara operasional kinerja karyawan adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja karyawan bagi Aparatur Pemerintah Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, diukur berdasarkan: 1. Produktivitas, kulaitas pelayanan, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas Variabel kinerja karyawan ini peneliti menggunakan item pertanyaan yang berjumlah 15. Adapun hasil dari angket yang telah disebarkan kepada responden diperoleh : Nilai tertinggi : 69 11
Nilai terendah : 51 Maka perhitungan interval kelasnya sebagai berikut : ( A - B) + 1 (69 - 51) +1 I = 3,8 K5 Keterangan : I : Interval kelas A : Skor tertinggi B : Skor terendah K : Jumlah kategori Dari hasil perhitungan diatas maka interval kelasnya adalah sebagai berikut Sangat Tinggi = 65,2 - 69 Tinggi = 62,4 - 65,1 Sedang = 58,6 - 62,3 Rendah = 54,8 - 58,5 Sangat Rendah = 51 - 54,7 Dari data-data hasil penelitian tersebut dimasukkan dalam tabel, maka hasilnya pada tabel 4. sebagai berikut
12
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Karyawan No
Kategori
Frekuensi
Prosentase
Sangat Tinggi (65,2 -
4
44,45
. 1
69 ) 2
Tinggi (62,4 - 65,1)
3
33,33
3
Sedang (58,6 - 62,3)
0
0
4
Rendah (54,8 - 58,5)
1
11,11
5
Sangat Rendah (51 -
1
11,11
9
100,00
54,7) Jumlah
Berdasarkan tabel di atas menyatakan kinerja karyawan tinggi yaitu sebanyak 4 responden atau 44,45%. Menunjukkan apabila komunikasi dalam organisasi dilakukan dengan efektif maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan dalam bekerja merasa nyaman dapat berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternal, suasana kerja yang harmonis sehingga mengantarkan seseorang dapat bekerja dengan baik, kinerja karyawan pun akan meningkat. Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dalam menganalisis data yang diperoleh. Hasil penelitian ini diperoleh persamaan regresi Y = 14.318 + 0,782. Berdasarkan persamaan dari regresi tersebut, konstanta (B0) adalah sebesar 14,318 berarti jika tidak terjadi perubahan variabel kinerja karyawan, maka komunikasi organisasi tetap sebesar 0,782, sedangkan nilai komunikasi organisasi diperoleh nilai koefisien sebesar 0,782, dalam hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pada komunikasi organisasi, maka kinerja karyawan akan semakin mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang positif komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo secara signifikan.
13
Hasil perhitungan pada regresi sederhana variabel komunikasi organisasi (X) terhadap kinerja karyawan (Y) melalui uji t dinyatakan signifikan, karena nilai statistik t hitung (5,578) lebih besar dari t tabel (2,365) sedangkan nilai probabilitas variabel komunikasi organisasi (0,001) lebih kecil dari 0,05 berarti kriteria uji hipotesisnya secara statistik H1 diterima. Sehingga variabel komunikasi organisasi dinyatakan berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan, artinya hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan secara langsung dapat dibuktikan kebenarannya. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dalam organisasi akan berdampak pada kinerja karyawan. Hubungan yang harmonis dari komunikasi tersebut akan membawa suasana yang nyaman dalam menyelesaikan pekerjaan, karyawan mampu memberikan pelayanan yang baik dan tanggung jawab terhadap masyarakat di desa Langenharjo kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan, sangat perlu memperhatikan dan memberdayakan karyawan dengan memberikan dorongan untuk berkreasi, berorientasi pada hasil, berani menghadapi tantangan demi kemajuan organisasi dan menjadi penggerak kinerja karyawan. Nilai R square yang didapatkan sebesar 0,816% artinya 81,6% komunikasi orgasnisasi dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi organisasi yang berpengaruh pada kinerja karyawan. Sisanya 18,4% akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan regresi liniera sederhana melalui program SPSS versi 16.0 dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut : 14
1. Komunikasi Organisasi pada Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dapat dilaksanakan oleh karyawan dengan baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor komunikasi organisasi yang dipengaruhi oleh proses, pesan, jaringan, keadaan saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan karyawan dalam melakukan komunikasi baik kepada pimpinan, komunikasi kepada bawahan dan komunikasi antar karyawan. Dengan komunikasi organisasi yang baik diharapkan karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berdampak meningkatnya kinerja karyawan. 2. Kinerja karyawan termasuk dalam kategori sangat tinggi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dipengaruhi beberapa aspek. Secara keseluruhan kinerja karyawan menurut kategori yang berpengaruh. Hasil analisis uji t dengan tingkat kepercayaan 95%(a = 5%), 3. Koefisien determinasi (R2) dapat diketahui Adjusted R Squared adalah 0,816% Hal ini menunjukkan variabel komunikasi organisasi dapat dijelaskan oleh variabel kinerja karyawan sebesar 81,6%. Sedangka sisanya 18,4% akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4. Dengan melihat uji t, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan Y = 14.318 + 0,782X + e dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana besarnya pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
SARAN Kepala Desa hendaknya memberikan keterbukaan dalam menyampaikan informasi kepada karyawan dan secara aktif memberikan pembinaan kepada karyawan sebagai aparatur 15
desa sehingga dapat menjalin komunikasi yang harmonis antar karyawan, terbuka dalam menerima saran dan kritik sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja yang berdampak pada peningkatan kinerja.
REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta Dharma, Agus. 2000. Manajemen Prestasi Kerja, Edisi kedua, Rajawali, Jakarta Dwiyanto, Partini, Ratmino, Wicaksono, Tamtiari, Kusumasari, Nuh, 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada. Jiwanto, Gunawan.,1985. Komunikasi dalam Organisasi, Pusat Pengembangan Manajemen & Andi Offset, Yogyakrta Mangkunegara, Anwar Prabu, 2009. Evaluasi Kinerja SDM, PT Refika Aditama, Cetakan Keempat, Bandung. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Perilaku Dan Budaya Organisasi, Cetakan kedua, Refika Aditama, Bandung. Muhamad, Arni, (2002), Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Muhidin, Sambas dan Abdulrahman, Maman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian, Cetakan Pertama, CV Pustaka Setia, Bandung Pace R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA, Bandung 2000 Pace and Faules, 2002, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Panuju, Redi, (2001), Komunikasi Organisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Priatna, Ramdani. 2008, Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Bidang Pendidikan Menengah Di Kota Bandung (Suatu Kasus Di Dinas Pendidikan Kota Bandung), Jurnal Ilmu Administrasi, Volume 5, No.1 Maret, STIA LAN Bandung. Roben, Stepen (alih bahasa Jusuf Udaya), (1995), Teori Organisasi, Penerbit Aran, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008, Perilaku Organisasi, Edisi kedua 16