Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
PENGARUH CASED-BASE REASONING (CBR) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA (PENERAPAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA)
Undang Saripudin1, Yana Aditia Gerhana2, Cepy Slamet3. 1,2,3 1
Teknik Informatika, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
[email protected],
[email protected], 3
[email protected].
Abstrak Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh Case-based Reasoning (CBR) terhadap kemampuan siswa untuk mengidentifikasi jenis-jenis frasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kuasi eksperimen dengan objek penelitian adalah siswa SMA di salah satu kabupaten di Jawa Barat, dimana pembelajaran yang digunakan oleh kelas kontrol adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL). Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dalam mengidentifikasi jenis-jenis frasa menggunakan model pembelajaran CBR sebesar 44% dalam interpretasi tinggi dan sebesar 56% dalam interpretasi sedang, dengan nilai taraf kepercayaan (signifikansi) diperoleh sebesar 0.000, sedangkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL sebesar 28% dalam interpretasi tinggi, sebesar 56 % dalam interpretasi sedang dan 16 % dalam interpretasi rendah. Sementara uji hipotesis diperoleh nilai zhitung = -3.089 lebih kecil dari ztabel = -1.64. Kedua hasil pengujian ini menunjukan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima.
Kata kunci : CBR, Pembelajaran, Pengaruh, Pemecahan Masalah, Kuasi Eksperimen.
1.
Pendahuluan
melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi,
Penyelenggaraan pendidikan SMA
untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bersifat
lulusan SMA salah satunya dengan
umum, menekankan pada kemampuan
meningkatkan kualitas guru. Guru sebagai
teori-teori, serta menghasilkan lulusan
ujung
yang umumnya berorientasikan untuk
pendidikan. Guru berhadapan langsung
merupakan
pendidikan
yang
tombak
dari
keberhasilan
dengan peserta didik mentransformasikan 89
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ilmu
pengetahuan
dan
ISSN 1979-8911
teknologi,
adalah sebagai fasilitator pembelajaran
sekaligus mendidik peserta didik agar
atau
memiliki
pembelajar untuk belajar bukan lagi
kepribadian
luhur
sebagai
yang
memberikan
pemberi
kemudahan
cerminan sebuah bangsa yang bermoral
sebagai
informasi.
tinggi. Oleh karena itu, guru harus
bukan lagi satu-satunya sumber informasi
meningkatkan kompetensi sesuai dengan
yang
bidang dan tanggung jawabnya.
menyampaikan fakta, data, atau informasi
disampaikan
dengan
Pengajar
ceramah
saja. Pengajar tidak hanya mengajar Salah satu bidang yang dianggap mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi penting
dalam
pendidikan
adalah juga dapat belajar dari pembelajar. Peran
Teknologi
Pendidikan.
Darmawan pembelajar dalam pembelajaran bukan
(2011:4), menyatakan bahwa: objek
yang
pasif
hanya
menerima
Program pembangunan pendidikan yang informasi dari pengajar, namun lebih terpadu, terarah dan berbasis teknologi aktif, kreatif, dan partisipan dalam proses paling tidak memberikan multiplier effect pembelajaran. Pembelajar tidak hanya dan nurturing effect terhadap hampir mengingat
fakta-fakta
atau
semua sisi pembangunan pendidikan mengungkapkan kembali informasi yang sehingga
teknologi
informasi
dan diterimanya dari pengajar, namun mampu
komunikasi berfungsi untuk memperkecil menghasilkan atau menemukan berbagai kesenjangan
penguasaan
teknologi informasi
mutakhir,
khususnya
dalam
atau
ilmu
pengetahuan.
dunia Pembelajaran yang dilakukan pembelajar
pendidikan. tidak hanya kegiatan perorangan, namun Pembelajaran
dengan
muatan
pembelajaran
berkelompok
secara
teknologi informasi akan berjalan efektif
kooperatif dengan pembelajar lainnya.
jika peran pengajar dalam pembelajaran
Pemberian materi pembelajaran dilakukan
90
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
dengan memanfaatkan hasil rekayasa
baru
teknologi
kesamaannya dengan satu atau beberapa
tinggi
(hightech),
seperti
dengan
penggunaan satelit, televisi, radio, atau
penyelesaian
telepon, teleconference untuk program
sebelumnya.”
pembelajaran
jarak
jauh.
cara
masalah
memperhatikan
dari
masalah
Kehadiran
“CBR telah berkembang cukup luas
komputer dan aplikasinya sebagai bagian
dan banyak diadaptasi, terutama dalam
dari teknologi informasi dan komunikasi
penyelesaian masalah di dunia medis,”
ini dapat merubah paradigma sistem
Scank dan Kolodner (dalam Mulyana dan
pembelajaran
Hartati
yang
semula
berbasis
2009:
19)
mengungkapkan
tradisional dengan mengandalkan tatap
beberapa penelitian telah menjelaskan
muka,
sistem
tentang peranan CBR dalam penalaran dan
pembelajaran yang tidak dibatasi oleh
pembelajaran bagi manusia yang sudah
ruang
sangat berkembang. Kolodner (dalam
beralih
dan
menjadi
waktu.
Salah
satu
pemanfaatkan hasil rekayasa teknologi
Mulyana
tinggi
Case-based
menyebutkan “contoh pengajaran yang
CBR merupakan
dibentuk oleh CBR adalah penalaran
sebuah sistem penalaran otomatis di mana
diagnosis dalam bidang medis, salah satu
permasalahan diselesaikan dengan cara
komponen utamanya telah menggunakan
memanfaatkan pengalaman sebelumnya.
tipe pencocokan pola, yang intinya di
Hal ini diungkapkan oleh Mulyana dan
mana proses penalaran berbasis kasus
Hartati
(hightech)
adalah
reasoning (CBR).
(2009:
merupakan
17)
sebuah
dan
Hartati
2009:19)
bahwa
“CBR
didasarkan
paradigma
utama
pasien sebelumnya.” Contoh lain CASEY
pada
pengalaman
pasien-
dalam penalaran otomatis dan mesin
merupakan
pembelajaran, siswa yang melakukan
menganalisis penyakit jantung dengan
penalaran dapat menyelesaikan masalah
cara
contoh
mendiagnosis
CBR
pasien
untuk
lalu
91
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
mencocokannya dengan hasil diagnosis
belajar dapat didefinisikan belajar sebagai
pasien yang telah diketahui sebelumnya.
sebuah proses perubahan yang dilakukan individu melalui pengalaman-pengalaman
2. Pembelajaran yang
diperolehnya
melalui
interaksi
21. Definisi Belajar dan Pembelajaran dengan sumber-sumber belajar. Pembelajaran
menurut
asal
kata Sementara pembelajaran sendiri menurut
pembentuknya adalah “belajar”. Belajar Surya (2004: 7) bahwa pembelajaran oleh Gagne (dalam Dahar 2011: 2) merupakan suatu proses yang dilakukan didefinisikan sebagai suatu proses di oleh individu untuk memperoleh suatu mana
suatu
organisasi
berubah perubahan yang baru secara keseluruhan,
perilakunya sebagai akibat pengalaman. sebagai hasil dari pengalaman individu itu Sedangkan
menurut
Hergenhanh
dan
Kimble
(dalam sendiri
Olson
dalam
berinteraksi
dengan
2010:2) lingkungannya. Dick dan Carey (dalam
mendefinisikan belajar sebagai perubahan Pribadi
2009:
10)
pembelajaran
yang relatif permanen dalam potensi didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa behavioral yang terjadi sebagai akibat atau kegiatan yang disampaikan secara dari praktik yang diperkuat. Definisi lain terstruktur
dan
terencana
dengan
tentang belajar diungkapkan oleh Heinich menggunakan
sebuah
atau
beberapa
et al. (dalam Pribadi 2009: 6) bahwa media. Definisi lain tentang pembelajaran belajar
merupakan
sebuah
proses diungkapkan oleh Miarso (dalam Pribadi,
pengembangan
pengetahuan 2009: 9) memaknai pembelajaran sebagai
keterampilan, dan sikap yang terjadi aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada manakala seseorang melakukan interaksi kondisi
dan
kepentingan
pembelajar
secara intensif dengan sumber-sumber (learner centred). belajar. Berdasarkan penjelasan di atas
92
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911 teks, dan papan tulis...bagian yang
2.2 Teknologi Pembelajaran Praktik
pembelajaran
telah
membentuk teknologi pembelajaran
dan
adalah televisi, film, OHP, komputer
perkembangan, dan teknologi memegang
dan bagian perangkat keras maupun
peranan penting di dalamnya. Dengan
lunak lainnya.
mengalami
banyak
perubahan
teknologi memberikan cara-cara yang
Sedangkan
sistematis
Warsita, 2008: 15) menjelaskan teknologi
dan
memecahkan
canggih
dalam
masalah-masalah
menurut
pembelajaran
Silber
adalah
pengembangan
pembelajaran, yang bertujuan menjadi
(riset,
sumber belajar yang mampu memfasilitasi
dukungan-pasokan,
kegiatan pembelajaran. Definisi teknologi
komponen sistem pembelajaran (pesan,
pembelajaran menurut Seels & Richey
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar)
(dalam
serta pengelolaan usaha pengembangan
Warsita,
2008:
13)
desain,
(dalam
produksi,
pemanfaatan)
mengemukakan teknologi pembelajaran
(organisasi
dan
adalah teori dan praktik dalam desain,
sistematik,
dengan
pengembangan,
memecahkan masalah belajar.
pemanfaatan,
evaluasi,
personal)
secara
tujuan
untuk
pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar. Menurut Commission on Instruction Technology (CIT) (dalam Warsita, 2008:14): Teknologi
pembelajaran
3. Pemecahan Masalah Masalah adalah situasi di mana kita mencoba
untuk
mencapai
beberapa
diartikan
sasaran atau tujuan dan harus menemukan
sebagai media yang lahir sebagai
cara yang tepat untuk mencapai sasaran
akibat dari revolusi komunikasi yang
atau tujuan tersebut. Sementara Jonassen
dapat digunakan untuk keperluan
(2011: 2) menjelaskan bahwa masalah
pembelajaran di samping guru, buku
adalah “sebuah situasi atau persoalan
93
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
yang saat ini dirasakan menjadi kesulitan,
mencapai tujuan karena mereka tidak
dan
memiliki solusi otomatis.”
dalam
sudut
pandang
kognitif
masalah dianggap sebuah pertanyaan yang akan diselesaikan.”
4. Case Based Reasoning (CBR)
Melalui keterampilan intelektual yang dimilikinya,
seseorang
memiliki
CBR
merupakan
penyelesaian
sebuah
masalah
cara dengan
kemampuan untuk berinteraksi dengan
memanfaatkan pengalaman sebelumnya
lingkungannya.
pada domain pengetahuan tertentu. Maher
2011:
119)
“pemecahan
Gagne (dalam Dahar menegaskan masalah
bahwa
merupakan
et al. (1995: 3) mengungkapkan CBR adalah
suatu
pendekatan
untuk
keterampilan intelektual paling tinggi.”
pemecahan masalah yang menggunakan
“Belajar untuk menyelesaikan masalah
basis data atau kasus masalah sebelumnya
adalah keterampilan yang paling penting
yang diselesaikan ketika memecahkan
di mana siswa dapat belajar dalam
masalah baru di mana basis data adalah
pengaturan apa pun” Jonassen (2003: 21).
kumpulan data yang disimpan dalam
Pemecahan masalah didefinisikan oleh
komputer. Hal yang sama diungkapkan
Woolfolk
sebagai
oleh Riesbeck dan Schank (dalam Watson
“memformulasikan jawaban baru, yang
1997: 15), bahwa CBR merupakan sebuah
lebih sekadar penerapan sederhana dari
cara baru penyelesaian dengan cara
aturan-aturan
yang
menggunakan penyelesaian masalah masa
sebelumnya
untuk
(2009:
74)
sudah
dipelajari
mencapai
suatu
tujuan.” Sementara Scunk (2012: 416)
lampau. Pengertian
lain
tentang
CBR
menjelaskan bahwa “pemecahan masalah
diungkapkan oleh Montani and Jain
mengacu kepada usaha orang-orang untuk
(2010: 8) bahwa CBR merupakan metode pemecahan masalah yang memberikan
94
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
prioritas penggunaan pengalaman masa
penyakit pasiennya (bukan oleh
lalu untuk memecahkan masalah saat ini,
warna
solusi untuk masalah saat ini dapat
Kemudian
ditemukan dengan menggunakan kembali
menggunakan data hasil diagnosa
atau mengadopsi solusi untuk masalah
dan perawatan pasien sebelumnya
yang
untuk menentukan diagnosa dan
telah
diselesaikan
saat
ini.
Pengertian sederhana tentang CBR juga
rambut
pasiennya).
dokter
itu
perawatan pasien lainnya.
diungkapkan oleh Aamodt dan Plaza
2. Drilling Engineer, ketika pernah
(1994: 2) bahwa pada dasarnya CBR
mengalami dua situasi ledakan
digunakan
sebuah
(blow out) dramatis sebelumnya,
cara
dengan cepat ia akan mengingat
mengingat situasi/masalah yang sama
salah satu situasi ledakan tersebut
sebelumnya dan menggunakan informasi
(atau keduanya) ketika kombinasi
dan situasi tersebut untuk menyelesaikan
pengukuran
masalah. Selanjutnya Aamodt dan Plaza
sekarang cocok dengan kombinasi
(1994: 2) memberikan ilustrasi tentang
pengukuran
CBR dengan situasi penyelesaian masalah
ledakan di masa lalu, sehingga ia
berikut ini:
dapat menghindari kesalahan yang
untuk
permasalahan
mengatasi
baru
1. Dokter,
dengan
ketika
mendiagnosa
sedang
salah
akan pasien lain yang ia rawat waktu
dihadapi
sebelum
terjadi
sama.
seorang
pasiennya, seorang dokter teringat
beberapa
yang
sebelumnya.
Dokter ini teringat akan pasien yang lain karena kemiripan gejala
3. Konsultan menghadapi
finansial, kasus
ketika pengajuan
kredit suatu perusahaan yang sulit diselesaikan,
keputusan
dibuat
dengan mengingat kasus kredit
95
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
macet yang melibatkan perusahaan
3. Kasus-kasus
sebelumnya
yang
dengan alasan pengajuan kredit
telah tersimpan sebagai rujukan
yang
dari mekanisme penalaran.
sama.
Berdasarkan
pengalaman tersebut, pengajuan kredit perusahaan yang sekarang, ditolak.
Dari ilustrasi di atas menjelaskan bahwa
CBR
merupakan
Gambar 2.1. Sistem CBR
sebuah
pendekatan penyelesaian masalah baru
(Sumber diadopsi dari Pal dan Shiu 2004: 3)
dengan menggunakan atau mengadopsi
Mekanisme penalaran dan aspek internal
solusi masalah di masa lalu yang memiliki
dalam gambar 1, menjelaskan kumpulan
kemiripan (similar) yang telah tersimpan
kasus dari sebuah permasalahan (problem
dan menggunakan solusi tersebut untuk
case) disimpan dalam penyimpanan kasus
menyelesaikan masalah baru. Sedangkan
(case base) akan diambil sebagai solusi
Pal dan Shiu (2004: 3) menjelaskan
permasalahan yang diharapkan sebagai
tentang CBR bahwa:
luaran (derived solution) di mana kasus-
Sistem CBR diabstraksikan seperti
kasus tersebut merupakan kasus-kasus
sebuah kotak hitam, yang mencakup
sebelumnya yang telah tersimpan sebagai
mekanisme penalaran dan aspek internal
rujukan
yang meliputi:
Selanjutnya Aamodt dan Plaza (1994: 7)
dari
mekanisme
penalaran.
1. Spesifikasi masukan atau kasus
menjelaskan secara umum siklus proses
dari sebuah permasalahan
pada CBR:
2. Solusi
permasalahan
yang
1. Retrieve
diharapkan sebagai luaran
96
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
Mendapatkan/memperoleh kembali
kasus
Meninjau kembali solusi yang
yang
menyerupai/relevan
paling
diusulkan kemudian mengujinya
(similar)
pada kasus nyata (simulasi) dan
dengan kasus yang baru. Tahap
jika
retrieval
solusi tersebut agar cocok dengan
ini
dimulai
dengan
menggambarkan/menguraikan
diperlukan
memperbaiki
kasus yang baru.
sebagian masalah, dan diakhiri jika
ditemukannya
terhadap
kecocokan
masalah
sebelumnya
4. Retain Mengintegrasikan/menyimpan
yang tingkat kecocokannya paling
kasus baru yang telah berhasil
tinggi. Bagian ini mengacu pada
mendapatkan solusi agar dapat
segi identifikasi, kecocokan awal,
digunakan
pencarian dan pemilihan serta
selanjutnya yang mirip dengan
eksekusi.
kasus tersebut. Tetapi Jika solusi baru
2. Reuse Memodelkan/menggunakan kembali
pengetahuan
informasi kasus lama berdasarkan bobot
kemiripan
yang
tersebut
menjelaskan dan
oleh
memperbaiki
kasus-kasus
gagal,
maka
kegagalannya, solusi
yang
digunakan, dan mengujinya lagi.
paling
relevan ke dalam kasus yang baru, sehingga solusi
menghasilkan di
mana
usulan mungkin
diperlukan suatu adaptasi dengan masalah yang baru tersebut. 3. Revise
Gambar 2.2 Siklus CBR
97
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
(Sumber: diadopsi dari Aamodt dan Plaza
kesalahan yang terjadi pada permasalahan
1994: 8)
baru. Pada proses terakhir, sistem akan
Pada gambar 2, terlihat dengan
melakukan proses Retain. Proses Retain
jelas alur atau fase yang menggambarkan
akan mengindeks, mengintegrasi, dan
dari proses
mengekstrak
metodologi CBR
dalam
solusi
yang
baru.
menyelesaikan suatu permasalahan. Pada
Selanjutnya, solusi baru itu akan disimpan
saat terjadi permasalahan baru, pertama-
ke
tama sistem akan melakukan proses
menyelesaikan permasalahan yang akan
Retrieve. Proses Retrieve akan melakukan
datang. Tentunya, permasalahan yang
dua
yaitu
akan diselesaikan adalah permasalahan
dan
pencarian
yang memiliki kesamaan dengannya.
pada
database.
Secara umum Bergmann (2000: 27)
Setelah proses Retrieve selesai dilakukan,
menyebutkan CBR memiliki keuntungan
selanjutnya sistem akan melakukan proses
sebagai berikut:
langkah
pengenalan
pemrosesan,
masalah
persamaan
masalah
Reuse. Di dalam proses Reuse, sistem akan
menggunakan
informasi
permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang baru. Pada proses Reuse akan menyalin, menyeleksi, dan melengkapi
informasi
yang
akan
digunakan.
Selanjutnya
pada
proses
tersebut
akan
Revise,
informasi
dalam
knowledge-base
untuk
1. Memiliki fleksibilitas yang tinggi. Pengetahuan
dapat
didistribusikan
sesuai dengan kebutuhan aplikasi. 2. Fokus
pada
pengetahuan
dalam
penyimpanan kasus 3. Pengetahuan kasus
dapat
dalam
penyimpanan
dipelihara
dan
diperbaharui dengan mudah 4.1 CBR dan Penalaran Manusia
dikalkulasi, dievaluasi, dan diperbaiki kembali
untuk
mengatasi
kesalahan-
98
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 Manusia
yang
yang mirip. CBR dapat diimplementasikan
berpikir,
dalam penanganan kasus hukum. Dalam
sehingga hakikat dari manusia, bahwa
menangani kasus seorang pengacara akan
manusia adalah makhluk yang berpikir.
merujuk kepada kasus-kasus sebelumnya
Selanjutnya, Suriasumantri (2007: 42),
yang memiliki karakteristik yang sama
menyebutkan
dengan kasus yang saat ini dia tangani.
dibekali
adalah
ISSN 1979-8911
kemampuan
makhluk untuk
bahwa,
“penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam
Sistem
menarik
penanganan
kesimpulan
yang
berupa
berbasis
kasus
hukum
dalam oleh
kasus seorang
pengetahuan. Persamaan penalaran dalam
pengacara seperti ini umumnya disebut
CBR dan penalaran manusia. ” Pal dan
sebagai seseorang yang interpretatif.
Shiu (2004: 5) berpendapat bahwa:
Ide
CBR
sangat
mirip
dengan
Proses dalam CBR sama halnya
perilaku pemecahan masalah manusia, di
seperti refleksi penalaran pada manusia.
mana manusia menggunakan pengalaman
Ketika dihadapkan dalam situasi, di mana
masa lalu ketika memecahkan masalah
masalah diselesaikan oleh manusia sama
baru. Menurut Pal dan Shiu (2004: 5)
seperti halnya penyelesaian dalam CBR.
pendekatan dalam CBR ini cukup baik
Ketika menghadapi masalah baru maka
dan efektif, dan sering meringankan
akan merujuk pada permasalahan yang
beban dalam analisis yang merupakan
sama di masa yang lalu, baik merujuk
bagian dari keunggulan CBR, di mana
pengalaman diri sendiri atau pengalaman
CBR dapat didasarkan pada pengetahuan
orang lain yang tersimpan dalam ingatan.
dangkal dan tidak memerlukan upaya
CBR diterapkan dalam pemecahan
yang
signifikan
dalam
rekayasa
masalah. Dalam sudut pandang yang
pengetahuan. Sama seperti halnya pada
berbeda CBR melakukan penalaran dalam
manusia
situasi yang sama dengan dasar aturan
penalaran, CBR dikembangkan untuk
yang
mampu
melakukan
99
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
melakukan penalaran layaknya manusia,
data, untuk digunakan dalam pemecahan
melalui penalaran, CBR dapat melakukan
masalah di masa yang akan datang.”
pencocokan dan pengambilan kembali
Ritcher
solusi di masa yang lalu yang tersimpan
menyebutkan bahwa perkembangan CBR
digunakan
sangat
untuk
menyelesaikan
permasalahan saat ini.
dan
Aamodt
dipengaruhi
(2006:
oleh
1)
hasil-hasil
penelitian bidang ilmu kognitif. Mulyana dan Hartati (2009: 19) menyatakan: CBR yang saat ini didasarkan pada
4.2 CBR dalam Pendidikan Sudut pandang pembelajaran modern,
penelitian tentang peranan memori
menyebutkan bahwa pembelajaran yang
dalam
mendalam
Organizing
dan
efektif
adalah
pengetahuan, Packets
(MOPs) urutan
pembelajaran yang menempatkan siswa
berfungsi
mengatur
dalam pembelajaran yang autentik. Dalam
peristiwa,
MOPs
pendekatan pembelajaran konstruktivis
peristiwa
fokus
disebut
praktik
pembelajaran
dengan
Memory
secara dengan
mengatur
tunggal
yang
“ingatan”
dan
menempatkan siswa dalam situasi di mana
ingatan inilah memainkan banyak
mereka
peran dalam melakukan interpretasi
harus
membuat
hipotesis,
mengumpulkan data dan memilihnya
dan penyelesaian masalah.
untuk digunakan dalam memecahkan
Selanjutnya, Mulyana dan Hartati
masalah atau berpartisipasi dalam analisis
(2009: 19) menambahkan “hal lain yang
dan investigasi. Kolodner et al. (2003: 3)
paling mendasar dari CBR berhubungan
menyatakan “belajar dalam paradigma
dengan
CBR, berarti memperluas pengetahuan
merupakan bagian dari penelitian dalam
seseorang
ilmu
dengan
memasukkan
pengalaman baru ke dalam memori/basis
penalaran
kognitif.”
analogi
Penelitian
yang
analogi
menitikberatkan pada mekanisme dasar
100
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
seperti pencocokan dan pengambilan kembali
dan
bagaimana
mekanisme
tersebut digunakan kembali dalam proses kognitif lain yang meliputi penalaran dan pembelajaran.
Gambar 2. Ilustrasi Kedekatan Kasus
4.3 Kemiripan
(similarity)
Kasus
B. Ketika ada pasien Baru, maka solusi
dalam CBR Menurut
Pada Gambar 2 Ada 2 pasien lama A dan
Kusrini
dan
“Nearest
yang akan diambil adalah solusi dari
Neighbor adalah suatu pendekatan untuk
pasien
mencari
menghitung
Seandainya d1 adalah kedekatan antara
kedekatan antara kasus baru dengan kasus
pasien Baru dan pasien A, sedangkan d2
lama, yaitu berdasarkan pada pencocokan
adalah kedekatan antara pasien Baru
bobot dari sejumlah fitur yang ada”.
dengan pasien B. Karena d2 lebih dekat
Misalkan diinginkan untuk mencari solusi
dari d1 maka solusi dari pasien B yang
terhadap seorang pasien baru dengan
akan digunakan untuk memberikan solusi
menggunakan
pasien Baru.
kasus
dengan
solusi
dari
pasien
terdekat
dari
pasien
Baru.
terdahulu. Untuk mencari kasus pasien
Rumus untuk menghitung bobot
mana yang akan digunakan maka dihitung
kemiripan (similarity) dengan nearest
kedekatan kasus pasien baru dengan
neighbor adalah:
semua kasus pasien lama. Kasus pasien lama dengan kedekatan terbesar yang akan diambil solusinya untuk digunakan
(1)
pada kasus pasien baru. Ilustrasi edekatan Kasus digambarkan pada gambar 2.5
Keterangan :
101
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
T : Kasus baru S : Kasus yang ada dalam penyimpanan n : Jumlah atribut dalam masingmasing kasus i : Atribut individu 1 s/d n f : Fungsi similarity atribut I antara kasus T dan kasus S w : Bobot yang diberikan pada atribut ke i
teknologi
komputer,
rendahnya
juga
kemampuan
masih
pemecahan
masalah, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengidentifikasi
jenis-jenis
frasa
sehingga dengan adanya penelitian ini Kedekatan biasanya berada pada nilai antara 0 s/d 1. Nilai 0 artinya kedua kasus
diharapkan
dapat
meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah.
mutlak tidak mirip, sebaliknya untuk nilai 1 kasus mirip dengan mutlak.
5.2 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi
5
subjek penelitian adalah siswa kelas XI
Metodologi Penelitian
Al-Mukhtariyah Mande Cihampelas tahun
5.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di
ajaran 2014/2015. Sampel yang dipilih
MA Al-Mukhtariyah Mande Cihampelas
dengan total 50 siswa terbagi menjadi dua
Bandung
Jln.
kelas yaitu kelas XI-A sebanyak 25 siswa
Pesantren Mande No. 06, Rt.02. Rw.05
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-B
Desa Mekar mukti Kec. Cihampelas Kab.
sebanyak 25 siswa sebagai kelas kontrol,
Bandung Barat, Telp. 022 86861797.
yang
Adapun alasan mengambil lokasi di MA
dilakukan dengan asumsi jumlah siswa
Al-Mukhtariyah Mande karena peneliti
dan kemampuan yang relatif sama.
Barat
dengan
alamat
dipilih
secara
purposive.
Ini
menemukan permasalahan seperti masih kurangnya
penggunaan
model-model
pembelajaran, diantaranya model-model pembelajaran
yang
menggunakan
5.3 Desain Penelitian Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen
102
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 kuasi
untuk
peningkatan masalah
membandingkan kemampuan
kelas
eksperimen diberikan
ISSN 1979-8911
kontrol
sebelum perlakuan
pembelajaran
hasil
pemecahan dan
kelas
Keterangan: Oeksp1 X1
dan
sesudah
dengan
proses
Okontrol1
model
X2
menggunakan
pembelajaran CBR dibandingkan dengan
Oeksp2
Okontrol2
= kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan = perlakuan 1 (menggunakan model pembelajaran CBR) = kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan = kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan = perlakuan 2 (menggunakan model pembelajaran PBL) kelompok kontrol setelah = diberi perlakuan
model pembelajaran PBL. Metode
yang
dalam
Berdasarkan gambar tersebut, maka dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen
penelitian ini terdapat dua kelas yang
kuasi
hasil
dipilih yaitu kelas eksperimen yang diberi
pemecahan
perlakuan dengan model pembelajaran
untuk
peningkatan masalah
digunakan
membandingkan kemampuan
kelas
eksperimen
kontrol
kelas
CBR, sedangkan kelas kontrol diberi
dan
sesudah
dengan
proses
Dengan melakukan hal tersebut, maka
model
dapat mengetahui perbedaan peningkatan
pembelajaran CBR dibandingkan dengan
kemampuan pemecahan masalah siswa
model pembelajaran PBL.
pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam
diberikan
sebelum
dan
perlakuan
pembelajaran
menggunakan
perlakuan
model
pembelajaran
PBL.
pokok bahasan mengidentifikasi jenisAdapun
bentuk
proses jenis frasa.
eksperimen kuasi
dalam penelitian ini 6
Perangkat Lunak Pembelajaran
adalah sebagai berikut ini: CBR Tabel 1. Desain Penelitian Gambar 3, menjelaskan menu dialog Oeksp1 X1 Oeksp2 ________________________ Okontrol1 X2 Okontrol2
pada CBR. Dalam menu ini siswa disediakan jenis-jenis prasa yang harus
103
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
dipilih oleh siswa sebagai input dari
Sebelum
sistem pembelajaran CBR.
dilakukan
pengujian
hipotesis yang pertama, terlebih dahulu dilakukan uji sebaran data (uji normalitas) dari kedua kelompok sebagai salah satu prasyarat
sebelum
hipotesis.
Dalam
melakukan penelitian
ini
uji uji
normalitas yang penulis gunakan adalah uji Shapiro-Wilk, hal ini dilakukan karena Gambar 3. Menu Dialog pada CBR Frasa
yang
diinputkan
oleh
siswa
kemudian akan didiagnosis oleh sistem CBR. Hasil dari diagnosis ini siswa akan mengetahui nilai kemiripan frasa yang diinputkan
tersebut,
yang
ditunjukan
dalam gambar 4.
sampel dari masing-masing kelompok kurang
dari
50.
Adapun
hasil
uji
normalitas Gain dari kedua kelas tersebut penulis sajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2. Tests of Normality Shapiro-Wilk Statistic df Sig. gain cbr .841 25 .001 gain pbl .944 25 .182 a. Lilliefors Significance Correction Tabel 3 Hasil uji regresi sederhana kelas kontrol Coefficientsa Gambar 4. Hasil Pengukuran Kemiripan 7
Hasil Penelitian dan Pembahasan
7.1 Uji Normalitas
104
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
Unstandar Standard di-zed i-zed Coefficient Coeffici s e-nts
Nilai Bahasa Indonesia Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
153.500 478.500 -3.089 .002
7.2 uji regresi sederhana kelas kontrol Dari tabel di atas diperoleh nilai Sig. untuk kelas eksperimen sebesar 0.000, ini
Model
Std. Error
B
Beta
1 (Con 35.0 1.98 stant 86 9 )
t
Sig.
17.64 .000 3
gain 64.6 3.35 19.31 .971 .000 pbl 90 0 3 a. Dependent Variable: hasil belajar pbl
berarti kurang dari taraf kepercayaan Tabel 4.13 (signifikansi) dengan α = 0.05. Sedangkan Mann-Whitney Test untuk pengujian hipotesisnya, Ho diterima
Test Statisticsb
jika nilai Sig. lebih dari α = 0.05 dan Ho ditolak jika nilai Sig. kurang dari α = Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai 0.05. Jadi kesimpulannya karena 0.000 rata-rata rank kemampuan pemecahan kurang dari α = 0.05 maka Ho ditolak dan masalah pada pelajaran Bahasa Indonesia Ha diterima artinya terdapat peningkatan untuk
siswa
yang
mendapat
model
kemampuan pemecahan masalah siswa pembelajaran CBR sebesar 31.86 dan MA
yang
menggunakan
model siswa yang mendapat model pembelajaran
pembelajaran problem-based learning. PBL sebesar 19.14. Selanjutnya setelah Untuk lebih jelas penulis sertakan kurva diuji dengan menggunakan uji Mann peningkatan untuk kelas kontrol dengan Whitney diperoleh nilai Mann Whitney U uji regresi sederhana menggunakan Ms. sebesar 153.500 dengan nilai z hitung = Exel
dan
deskripsinya
dengan 3.089 dan Asymp.Sig (2-tailed) sebesar
menggunakan SPSS 16.00 seperti di 0.002.
Adapun
kriteria
pengujian
bawah ini. hipotesisnya adalah jika nilai zhitung lebih
105
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
besar dari nilai -ztabel, maka Ho diterima.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dengan menggunakan α = 0.05 diperoleh
kemampuan pemecahan masalah dalam
nilai -ztabel = -z0,5-0,05 = -z0,4500 = -1,64.
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
Karena nilai zhitung = -3.089 lebih kecil
pokok bahasan mengidentifikasi jenis-
dari ztabel = -1.64; maka Ho ditolak atau
jenis frasa, siswa yang menggunakan
Ha diterima, yang berarti: “Peningkatan
model pembelajaran CBR dan siswa yang
kemampuan pemecahan masalah siswa
menggunakan model pembelajaran PBL
yang mendapat model pembelajaran CBR
mengalami peningkatan. Hal ini dapat
lebih baik dari siswa yang mendapat
dilihat
model pembelajaran PBL.” Hasil tersebut
kelompok sebagian besar termasuk ke
menunjukan
bahwa
dalam klasifikasi perolehan Gain sedang
kemampuan
pemecahan
peningkatan siswa
dari
perolehan
Gain
kedua
yang
dan tinggi. Kemampuan siswa MA dalam
mendapat perlakuan model pembelajaran
memecahkan masalah dapat terlihat dari
CBR lebih baik dari siswa yang mendapat
kemampuan mereka membedakan satu
perlakuan model pembelajaran PBL.
frasa dengan frasa yang lain, sehingga mempengaruhi kemampuan mereka dalam
7.3 Peningkatan
kemampuan memahami
makna
sebuah
paragraf.
pemecahan masalah siswa dengan Gagne
(dalam
Dahar
2011:
119)
menggunakan model pembelajaran menegaskan bahwa “pemecahan masalah CBR dan model pembelajaran PBL merupakan dalam
pembelajaran
keterampilan
intelektual
Bahasa paling tinggi.” Senada dengan pendapat
Indonesia
pokok
bahasan Gagne, Jonassen (2003: 21) menyatakan
Mengidentifikasi Jenis-Jenis Frasa “Belajar untuk menyelesaikan masalah adalah keterampilan yang paling penting di mana siswa dapat belajar dalam
106
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 pengaturan apa pun.” pemecahan
masalah
ISSN 1979-8911
Kemampuan
ditandai
dengan
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
menganalisis
data
yang
ada.
mengidentifikasi masalah, merumuskan
Kemampuan ini berhubungan dengan
masalah,
masalah,
pemahaman siswa dalam menganalisis
pemecahan
dan memahami isi bacaan dalam sebuah
menentukan
menentukan
alternatif
masalah, melakukan pemecahan masalah,
paragraf
dan melakukan evaluasi.
yang dapat dijadikan sebagai alternatif
Kemampuan
mengidentifikasi
masalah berkaitan dengan kemampuan
untuk menemukan mana saja
pemecahan masalah yang tepat. Sementara
itu,
kemampuan
siswa untuk memilih informasi dan data
melakukan
penting yang yang harus siswa temukan.
merupakan kemampuan
Tujuannya adalah untuk memperoleh
mengimplementasikan
informasi dan data penting yang dapat
dilakukan berdasarkan alternatif yang
membantu
siswa
menjawab
diambil berdasarkan alternatif strategi
pertanyaan
berikutnya.
Kemampuan
yang telah mereka pilih. Kemampuan
menentukan dan merumuskan masalah
melakukan evaluasi behubungan dengan
berkaitan erat dengan kemampuan siswa
siswa dalam mempertanggungjawabkan
dalam menemukan permasalahn yang ada
keputusan
dalam wacana. Kemampuan ini sangat
menentukan alternatif
penting karena melalui kemampuan ini
dipilih
siswa secara jelas dapat memahami inti
masalah.
masalah
dilakukan
berupa
terfokus pada inti dari permasalahan
mengapa
siswa
tersebut.
tersebut.
dan
untuk
semua
Kemampuan
perhatian
akan
menentukan
alternatif pemecahan masalah yang tepat
pemecahan
yang
untuk
masalah siswa
solusi
siswa
dalam yang
ambil
ketika
strategi
yang
melakukan
pemecahan
Pertanggungjawaban pemberian memilih
yang alasan
alternatif
Dalam kemampuan ini siswa
juga harus dapat mengambil kesimpulan
107
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
terhadap permasalahan yang telah siswa
Sedangkan
pecahkan. Dengan memiliki kemampuan
masalah
mengevaluasi,
model pembelajaran PBL sebesar
siswa
dapat
kemampuan
siswa
dengan
pemecahan menggunakan 28%
mempertanggungjawabkan terhadap hasil
dalam interpretasi tinggi, sebesar 56 %
pemecahan masalah yang dilakukan.
dalam interpretasi sedang dan 16 % dalam
Dari
penjelasan
disimpulkan
di
atas,
bahwa
dapat
interpretasi rendah walaupun demikian
peningkatan
memiliki kemampuan pemecahan masalah
kemampuan pemecahan masalah siswa
yang
MA secara keseluruhan berdasarkan N-
memuaskan.
Di
Gain
peningkatan
kemampuan
dalam
pokok
bahasan
sudah
baik
namun
samping
hasil
pemecahan
Mengidentifiasi Jenis-Jenis Frasa dengan
masalah
siswa
menggunakan model pembelajaran CBR
dengan
nilai
dan model pembelajaran PBL diukur
(signifikansi) masing-masing kelas yaitu
dengan gain yang dinormalisasi oleh
untuk kelas eksperimen diperoleh sebesar
selisih antara skor maksimal dengan skor
0.000, ini artinya 0.000 lebih kecil dari
tes awal. Persentasi N-Gain kemampuan
nilai α = 0.05. Kesimpulannya karena
pemecahan
dengan
0.000 kurang dari α = 0.05 maka Ho
menggunakan model pembelajaran CBR
ditolak dan Ha diterima artinya terdapat
dan model pembelajaran PBL dapat
peningkatan
dilihat dari tabel 4.6. Berdasakan tabel
masalah siswa MA yang menggunakan
4.6
model
terjadi
pemecahan
masalah
siswa
peningkatan masalah
kemampuan
siswa
meningkat
itu,
belum
taraf
kemampuan
pembelajaran
dibuktikan kepercayaan
pemecahan
case-based
dengan
reasoning. Demikian juga dengan nilai
menggunakan model pembelajaran CBR
taraf kepercayaan (signifikansi) untuk
sebesar 44% dalam interpretasi tinggi dan
kelas kontrol diperoleh nilai yang sama
sebesar 56 % dalam interpretasi sedang.
sebesar 0.000, ini artinya 0.000 lebih kecil
108
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
dari nilai α = 0.05. Kesimpulannya karena
merupakan sebuah keniscayaan yang
0.000 kurang dari α = 0.05 maka Ho
tidak dapat dihindari lagi. Oleh
ditolak dan Ha diterima artinya terdapat
karena itu, guru dan siswa dituntut
peningkatan
pemecahan
untuk
masalah siswa MA yang menggunakan
dalam
model
Sedangkan
kemampuan
pembelajaran
problem-based
learning.
meningkatkan menggunakan
komputer.
pemerintah
penyelenggara seyogianya
8
keterampilan
dan
pendidikan mampu
membantu
memfasilitasi kebutuhan tersebut.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta
3.
Model pembelajaran CBR dan model
pembahasan yang telah dilakukan, maka
pembelajaran PBL terbukti mampu
penulis dapat
meningkatkan
mengambil kesimpulan
sebagai berikut ini. 1.
pemecahan masalah siswa.
Model pembelajaran CBR adalah salah
satu
berbantuan sebuah
model komputer,
pendekatan
4.
pembelajaran
Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan
merupakan
masalah
siswa
pada
pelajaran Bahasa Indonesia dalam
penyelesaian
pokok
bahasan
mengidentifikasi
masalah baru yang menggunakan
jenis-jenis
atau mengadopsi solusi masalah di
menggunakan model pembelajaran
masa lalu yang memiliki kemiripan
CBR
(similar) yang telah tersimpan dan
model pembelajaran PBL
menggunakan solusi tersebut untuk
2.
kemampuan
5.
dan
Terdapat
frasa
dengan
perbedaan
dengan
menggunakan
peningkatan
menyelesaikan masalah baru.
kemampuan
pemecahan
Pembelajaran berbantuan komputer
siswa pada pembelajaran Bahasa
untuk proses pembelajaran dewasa ini
Indonesia
dalam
pokok
masalah
bahasan
109
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 mengidentifikasi
ISSN 1979-8911
jenis-jenis
frasa, Woolfolk,
siswa
yang
menggunakan
model
(2009).
Psychology:
Educational
Active
Learning
Edition (ten ed). Boston: Pearson
pembelajaran CBR hasilnya lebih
Education, Inc.
baik dari siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL.
A.
Joyce, B. Weil, M dan Calhoun, E. (2009). Models Of Teaching: ModelModel Pengajaran (edisi kedelapan).
Daftar Pustaka
Boston: Pearson Education, Inc. Dahar Willis, R. (2011). Teori-teori Belajar
dan
Pembelajaran.
Suriasumantri, S. J. (2009). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: PT.
Bandung: Erlangga
Penebar Swadaya. Kusumadewi,
S.
(2003)
Intelligence:
Teknik
Artificial dan
Putra,
N.
(2011).
Research
&
Aplikasinya. Yogyakarta: Graha
Development: Suatu Pengantar. Jakarta:
Ilmu.
PT. Rajagrafindo Persada.
Eggen, P. dan Kauchak, D. (2012). Strategi
dan
Model
Pembelajaran:
Mengajarkan
Konten
Keterampilan
dan
Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakaarta: Pranada Media Group.
Berpikir (edisi keenam). Boston:
Hergenhahn, B. R dan Olson M. H.
Pearson Education, Inc.
(2010). Theories of Learning (seven ed.). Boston: Pearson Education, Inc.
Pal, S. K dan. Shiu, C.K S. (2004). Foundation of Soft Case-Based
Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan
Reasoning. New Jersey: John
Pembelajaran: Teori dan Praktik KTSP.
Wiley & Sons, Inc.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan
110
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Merancang Pembelajaran yang Efektif
Kencana Prenada Media Group.
dan Berkualitas: Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Watson, I. (1997). Applying Case-Based Reasoning: Techniques for Enterprise
Suparno,
Systems.
Konstruktivisme
San
Francisco:
Morgan
P.
(1997).
Filsafat
dalam
Pendidikan.
KaufmannPublishers, Inc.
Yogyakarta: Kanisius.
Muslich, M. (2007). KTSP: Pembelajaran
Widoyo, E. P. (2012). Teknik Menyusun
Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Instrumen Penelitian. Jakarta: Pustaka
Jakarta: Bumi Aksara.
Pelajar.
Sukmadinata, N. S. (2005). Metode
Amir, M. T. (2009). Inovasi Pendidikan
Penelitian
Melalui
Pendidikan.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya.
Problem
Bagaimana
Based
Pendidik
Learning:
Memberdayakan
Pembelejar di Era Pengetahuan. Jakarta: Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih
Kencana Prenada Media Group.
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Joyce, B. Weil, M dan Calhoun, E. (1992). Models Of Teaching (forth ed.).
Jonassen D, H. (2011). Learning to Solve
Massachusetts: A Divition of Simon &
Problems: A Handbook for Designing
Chuster, Inc.
Problem-Solving Learning Environments. New York: Taylor & Francis Group.
Mitcham, C. (1994). Thinking Throgh Technology:
The
Path
Between
Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran
Engineering and Philosophy. Chicago:
Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
The Univesity of Chicago Press.
Konseptual
Operasional.
Jakart:
PT.
Bumi Aksara.
Russel, S. dan Norving, P. (2010). Artificial
Pribadi, B. A. (2009). Langkah Penting
Intellegence:
A
Modern
Approach (Third ed.). Boston: Pearson
111
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
Education, Inc. Hullermeier, E. (2007). Case-Based Spector, J. M. (2008). Handbook of
Approximate Reasoning. Berlin: Springer.
Research
McGinty, L dan Wilson, D. C. (Eds.)
on
Educational
Communications and Tecnology. (third
Case-Based Reasoning Research and
ed.). New York: Taylor & Francis Group.
Development: 8th International Conference on Case-Based Reasoning,
Alaven, V. (1997). Teaching Case-Based Argumentation Through a Model and
ICCBR 2009 Seattle, WA, USA, July 2023, 2009 Proceedings. Berlin: Springer.
Examples. Ph.D, Dissertation, Intelligent Systems
Program
University
of
Pittsburgh: tidak diterbitkan.
Lenz, et al. (1991) Case-BasedReasoning Technology From Foundations to Applications. Berlin: Springer.
Mubarak, K. (2004). Case Based
Kolodner, J. L. Cox, M. T. dan
Reasoning for Design Composition in
Gonzálezcalero, P. D. (2005). “Case-
Architecture. Dissertation, School of
based reasoning-inspired approaches to
Architecture Carnegie Mellon University
education”. Journal of The Knowledge
Pittsburgh, Pennsylvania U.S.A: tidak
Engineering Review, Vol. 00:0, 1–4.
diterbitkan..
Cambridge University Press.
Jonassen D, H. (2004). Learning to Solve
Aamodt, A. dan Plaza E. (1994). “Case-
Problems: An Intructional Guide. New
Based Reasoning: Foundational Issues,
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Methodological Variations, and System
.
Approaches”. Journal of Case-Based Reasoning: Foundational Issues,
Mulyana, S. dan Hartati, S. (2009).
Methodological Variations, and System
Tinjauan Singkat Perkembangan Case–
Approaches. AI Communications. IOS
Based Reasoning. Jurnal Seminas IF.
Press, Vol. 7: 1, pp. 39-59.
ISSN: 1979-2328. Watson, I (2001) Case-Based ReasoningMontani, S. dan JainL, L. C. (2010). Su
1. [Online]. Tersedia:
ccessf ul Case-Base d Re as oning Appl
www.cs.auckland.ac.nz/~ian/CBR/cbr01.p
icat ions – 1. Berlin: Springer.
df [ 4 April 2013]
112
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2
ISSN 1979-8911
Siddiqui, M. H. dan Khan, M. S. (2007). Models Of Teaching Theory And Research. New Delhi : A. P. H. Publishing Corporation.
Cahyanto, T,
Permanasari, A, dan
Djohar, A. (2012). “Analisis Kajian Mata Pelajaran IPA Sebagai Mata Pelajaran Adaptif dalam Perspektif Guru Produktif Jasa Boga di SMK”. Jurnal Biologi UNPAS. 978-60217170-0-4. 2012
Kolodner, J. L. (2002). “Analogical and Case-Based
Reasoning:
Their
Implications for Education”. The Journal of The Learning Sciences, 11(1), 123– 126,Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Kolodner, J. L, Hmelo, C. E, dan Narayan,
N.
H,
().
Problem-Based
Learning Meets Case-Based Reasoning. [Online].
Tersedia:
www.cc.gatech.edu/projects/lbd/pdfs/pblc br.pdf Tursina. (2012). Case-Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Respirologi Anak Menggunakan Similaritas Simple Mathcing Coefficient. [Online]. Tersedia: www.jurnal.untan.ac.id/index.php/Elkha/ article/.../362.
113