Modul ke:
Pengantar Psikodianostik Dasar – dasar Tes Psikologi Validitas dan Reliabilitas Tes Psikologis
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi
Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi.
Jenis Tes Psikologi • Tujuan tes rujukan norma adalah mengelompokkan para peserta tes, dari rendah ke tinggi, pada suatu kontinum kemampuan atau prestasi. • Tes rujukan norma menggunakan sampel individu yang representatif—kelompok norma atau sampel standardisasi—sebagai kerangka kerja interpretifnya.
Perbedaan Rujukan Norma dan Kriteria
•
Sumber : Gregory, Robert J. 2010)
Menentukan Tes yang baik • • • •
Baku Objektif Reliabel Valid
Baku
Pelaksanaan dan penskoran sama pada setiap saat digunakan. Terdapat normanorma yang tersedia untuk membantu menginterpretasikan skor.
Ciri-ciri Tes Baku • Dikonstruksikan oleh ahli psikologi • Butir-butir soal tidak dimodifikasikan • Aturan pelaksanaan dan penskoran objektif (terdapat kunci jawaban yang ditetapkan sebelumnya) • Terdapat norma-norma yang telah ditetapkan • Kuafikasi data tes ditetapkan penerbit
Objektif Individu memiliki skor yang sama meskipun dari pemberi skor yang berbeda. Tipe – tipe tes objektif: - Berisi pertanyaan multiple choice - Berisi pertanyaan benar – salah - Atau mengisi blanko dengan suatu kata atau ungkapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan variasinya terbuka.
Reliabilitas • Suatu Tes yang Reliabel akan menghasilkan suatu hasil tes yang konsisten dengan percobaan yang telah dilakukan secara berulang-ulang atau didalam kesempatan yang berbeda.
Empat Cara menentukan Reliabilitas • Test – retest: membagi alat ukur yang sama pda waktu yang berbeda.
Stabilitas
Konsistensi
• Paralel form : membuat alat ukur yang sama kepada responden yang sama tapi menggunakan kalimat yang berbeda.
• Inter – item consistency: diukur dengan korelasi yang tinggi antar masingmasing alat ukur • - Split – half reliability: diukur dengan koef, korelasi yang tinggi dari dua kelompok.
Reliabilitas Tes Awal-Tes Ulang (Tes-Retes) • Metode yang paling mudah untuk menentukan reliabilitas skor tes: melaksanakan tes yang sama sebanyak dua kali pada kelompok subjek heterogen dan representatif yang sama. • Jika tes tersebut sangat reliabel atau dapat diandalkan, skor setiap orang pada tes kedua akan dapat diprediksi sepenuhnya dari skor tes pertama. • selama skor kedua sangat berkorelasi dengan skor pertama, adanya latihan, kematangan, atau dampak perlakuan tidak akan memunculkan keraguan tentang reliabilitas tes awal-tes ulang dari suatu tes psikologi.
Diperoleh dengan melaksanakan kedua bentuk tes pada kelompok yang sama dan mengorelasikan dua kumpulan skornya.
Pendekatan ini memiliki kesamaan umum dengan metode tes awal-tes ulang. Reliabilitas Parallel Form Metodologi bentuk alternatif menetapkan perbedaanperbedaan mengambil sampel soal sebagai sumber lain varians kesalahan. Bentuk alternatif tes juga cukup mahal—hampir dua kali lipat biaya mempublikasikan satu tes dan merilisnya ke pasar
Inter Item Consistency • Rumus Spearman-Brown • Tes yang lebih pendek umumnya kurang dapat diandalkan ketimbang tes yang lebih panjang. • metode untuk mengetahui reliabilitas tes utuh berdasarkan koefisien korelasi separuh tes: Rumus Spearman-Brown
Reliabilitas Belah Separuh (Split – Half reliabilty)
Caranya dengan mengorelasikan pasangan-pasangan skor dari dua belahan setara suatu tes yang dilaksanakan hanya sekali pada sampel peserta tes yang representatif. Jika skor-skor pada dua belahan tes dalam satu kali pelaksanaan tes menunjukkan korelasi yang tinggi, maka skor-skor pada dua tes utuh dalam dua kali pelaksanaan tes (pendekatan tradisional untuk mengevaluasi reliabilitas) juga harus menunjukkan korelasi yang tinggi.
Validitas • Apakah hasil tes sesuai dengan kriteria yang telah dirumuskan, dan hingga di mana tes itu telah mengukurnya. (Conny Semiawan, dalam Sukardi 1997)
Validitas dibagi dua yaitu: Validitas Eksternal : dapat digeneralisasikan (bila ditetapkan pada orang dan waktu yang berbeda) Validitas Internal : mengukur apa yang seharusnya diukur.
Tiga Jenis Validitas Internal • Validitas Isi (Konten) • Validitas Kriteria • Validitas Konstruk
Validitas Isi • Face validity Jika instrumen yang digunakan dianggap cukup mencakupi topik yang sudah didefenisikan sebagai elemen yang menggambarkan konsepnya.
Validitas isi ditentukan oleh seberapa jauh soal-soal mampu mencerminkan perilaku yang ingin diukur.
Pada dasarnya, isu mengenai validitas isi tidak lebih dari isu mengenai sampling soal-soal tes itu sendiri (Bausell, 1986). Soal-soal pada tes dapat dilihat sebagai beberapa sampel soal yang dipilih dari seluruh populasi soal yang ada–yang dapat mengukur perilaku yang dikehendaki. Jika soal-soal pada tes telah mewakili populasi soal yang ada, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut telah memiliki validitas isi.
• Validitas isi akan diperoleh dengan meminta pertimbangan dari para ahli. • Dengan adanya pertimbangan tersebut, pengembang tes dapat menyatakan bahwa, “Beberapa ahli telah meninjau spesifikasi domain tes secara seksama dan menurut penilaian mereka, soal-soal tes ini telah memiliki validitas isi.”
• Contoh lembar penilaian soal (item rating form) yang digunakan untuk menentukan validitas isi dari butirbutir soal tes.
Validitas Kriteria Mengukur perbedaan individu berdasarkan kriteria yang digunakan. - Validitas Prediktif Æ Tes IQ dikorelasikan dengan prestasi 1 tahun kedepan. - Validitas Concurrent Æ tes IQ dikorelasikan dengan prestasi saat ini.
Validitas Konstruk Sejauh mana penggunaan instrumen sesuai dengan teori. • Validitas Konvergen : diukur koef korelasi 2 instrumen dari alat tes lain yang valid. • Validitas diskriminan : diuji dengan konstruk yang berlawanan.
Realiabilitas Apa Yang Tepat? • kita perlu mengetahui karakteristik dan tujuan setiap tes yang kita kaji. • Guna menganalisis varians kesalahan hingga ke bagian-bagian komponennya, sejumlah koefisien reliabilitas akan perlu dihitung.
• Bagi tes-tes yang dirancang untuk diberikan lebih dari sekali, akan masuk akal mengharapkan tes tersebut menunjukkan reliabilitas sepanjang waktu dalam hal ini reliabilitas yang tepat adalah? • Test Retest
Reliabilitas atau Validitas yang Terpenting?
Terima Kasih Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi, Psi