PENGAMALAN PANCASILA DALAM MASYARAKAT
Disusun oleh : Nama
: Alex Anggriawan Nugraha
NIM
: 11.11.5107
Kelompok : D Dosen
: Drs. Tajahudin Sudibyo
Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pendidikan Pancasila
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pancasila dari STMIK AMIKOM. Adapun isisnya adalah tentang peran Pancasila dalam masyarakat yang selama ini Pancasila telah diabaikan oleh rakyat Indonesia dan hanya dianggap tak lebih dari sebuah lambang negara saja. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, menyadari betapa pentingnya peran Pancasila. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mohon maaf dan menharap kritik dan saran yang membangun. Makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan dorongannya.
Penulis
ABSTRAK Pancasila merupakan dasar negara yang didalamnya berisi sila-sila. Dalam pembuatannya Pancasila lahir melewati beberapa proses perundingan yang akhirnya Pancasila menjadi dasar negara dengan lima sila. Sila-sila tersebut terkandung makna yang perlu dipahami. Dengan memahami makna tersebut akan mudah mengamalkan sila-sila tersebut. Namun saat ini Pancasila belum terpenuhi secara penuh sila-silanya. Pengamalan Pancasila dilakukan secara sistematis. Jika terpenuhi setiap pengamalan sila-silanya akan tercipta bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh.
LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini masyarakat Indonesia telah mengabaikan Pancasila. Pancasila hanya dianggap sebagai lambang negara saja. Banyak yang tidak memahami makna sila-sila dari Pancasila. Bahkan tidak sedikit yang tidak hafal sila-sila Pancasila. Padahal sejak Sekolah Dasar,
sila-sila Pancasila selalu dikumandangkan setiap hari Senin atau pada acara
Upacara Bendera. Sila-sila tersebut juga tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Diharapkan agar generasi muda Indonesia mengerti dan paham maksud dari sila-sila Pancasila dan mengamalkannya. Namun banyak yang kurang memperhatikannya. Sebagai dampaknya banyak terjadi perpecahan antar masyarakat diberbagai lapisan/golongan masyarakat yang marak terjadi saat ini. Tidak hanya itu, dalam kursi pemerintahanpun terjadi perpecahan sampai adu fisik dalam rapat. Inilah yang menyebabkan negara Indonesia termasuk negara yang tertinggal. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran dalam memahami sila-sila Pancasila.
RUMUSAN MASALAH Dari pernyataan latar belakang masalah tersebut timbul pertanyaan-pertanyaan yang akan dibahas, diantaranya adalah : 1. Apa makna dari sila-sila Pancasila ? 2. Bagaimana
wujud
pengamalan
sila-sila
tersebut
dalam
kehidupan
bermasyarakat dan seperti apa contoh akibatnya jika tidak mengamalkannya ?
PENDEKATAN HISTORIS Pancasila berarti lima dasar, merupakan dasar negara Indonesia dan Ideologi bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila mengandung hukum-hukum tersirat di dalamnya maka Pancasila juga disebut segagai sumber dari segala sumber hukum. Dalam perumusannya, Pancaasila tidak terbentuk begitu saja namun melewati berbagai macam proses. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Moehammad Yamin adalah orang yang pertama yang megajukan usul tentang lima dasar negara. Dan dilanjut pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Mr. Soepomo mengemukakan lima dasar negara yang berbeda dengan rumusan Mr. Moh. Yamin. Pada tanggal 1 Juni 1945 pada hari keempat sidang BPUPKI Ir. Soekarno mengemukakan pendapatnya tentang calon rumusan lima dasar Negara Indonesia dan dalam pidatonya berisi usul nama Dasar Negara, yakni Pancasila. Dengan selesainya rapat sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 untuk menampung rumusan-rumusan
yang bersifat perseorangan dibentuk panitia sembilan. Hasil karya
Panitia Semilan disebut Piagam Jakarta (22 Juni 1945) didalamnya terdapat perumusan Pancasila. Dari perumusan-perumusan Pancasila yang sebelumnya terbentuk Pancasila yang sila-silanya seperti sekarang. Sila-sila tersebut adalah : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Sila-sila tersebut juga tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Makna Sila-Sila Pancasila Sebagai suatu Dasar Negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mutlak. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam sila-sila Pancasila. Pancasila mempunyai sila-sila yang berkaitan satu sama lain. Sila pertama menjadi dasar dari sila kedua dan sila kedua mendasari sila ketiga dan seterusnya. Sila-sila tersebut yaitu : 1. Ketuhanan yang Maha Esa Negara Indonesia didirikan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa seperti yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga yang berbunyi: “Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya” Bisa disimpulkan bahwa negara Indonesia tidak merdeka dengan sendirinya tetapi berkat bantuan Tuhan. Maka negara mewajibkan kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan beribadah sesuai agama dan kepercayaanya. Menurut Pasal 29 UUD 1945 ayat 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa di dalam negara Indonesia dibebaskan untuk memeluk agama masing-masing oleh karena itu tidak dibenarkan adanya pertentangan dalam hal keagamaan. Bila sila ini dipegang teguh dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Nilai sila-sila Kemanusiaan bersumber dari hakekat manusia yaitu susunan kodrat jiwa raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Wujud sila-sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab telah ditekankan dalam pedoman hukum di negara Indonesia yaitu di dalam Pembukaan UUD 1945 alinea pertama dan pada pasal 27, 28, 29, 30, 31 UUD 1945 yang isinya tentang
bagaimana hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial (warga negara). 3. Persatuan Indonesia Sila Persatuan Indonesia didalamnya terdapat nilai bahwa negara merupakan kesatuan dari unsur-unsur negara termasuk manusia-manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial (masayarakat). Karena merupakan kesatuan, kekokohan suatu negara itu bergantung pada unsur pembentuknya. Bila suatu unsur negara tidak mendukung maka perkembangan negara akan terhambat. Pecahnya suatu negara bisa terjadi oleh karena pecahnya persatuan antar masyarakat, seperti yang terjadi di Korea yang akhirnya pecah menjadi dua negara karena beda paham. Untuk mengatasi perbedaan tersebut diperlukan adanya persatuan. Satu dalam rasa, jiwa, tekad, tujuan dalam kehidupan bernegara. 4. Kerakyatan
yang
Dipimpin
Oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan Perwakilan Sila ini menitik beratkan pada hakekat rakyat dan permusyawaratan. Rakyat merupakan sekelompok manusia yang berdiam di suatu wilayah dan besatu dalam mewujudkan tujuan bersama. Dalam mewujudkan tujuan tersebut perluadanya pemimpin yang bijak sebagai wakil rakyat dan ditentukan dengan musyawarah. Dalam permusyawaratan pasti terdapat perbedaan namun perbedaan tersebut bisa menjadi suatu kelebihan bila dimanfaatkan/diambil dengan kepemimpinan yang bijak dengan mengutamakan kepentingan rakyat. Dengan demilkian negara terbentuk dari, oleh, dan untuk rakyat. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan wujud akibat dari pengamalan keempat sila sebelumnya. Bila semua masyarakat mengamalkan sila ketuhanan terciptalah manusia yang reigius, dengan sila kemanusiaan terciptalah manusia yang beradab, dengan sila persatuan terciptalah masyarakat yang bersatu, dengan sila kerakyatan terciptalah kepemimpinan yang bijak. Semua ini bila diamalkan dengan baik maka terciptalah keadilan bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu, sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa disebut juga tujuan bangsa Indonesia.
B. Pengamalan Pancasila Saat ini masyarakat di negara kita masih belum menyadari betapa pentingnya Pancasila itu. Ada beberapa yang tidak mengerti sila-sila Pancasila bahkan tidak sedikit juga yang tidak hafal padahal hanya lima kalimat saja. Ada juga yang mengerti sila-sila Pancasila tetapi kurang begitu peduli. Padahal itu sangat berpengaruh dala kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, butir-butir Pancasila ditanamkan sejak dini, secara formal dimulai sejak Sekolah Dasar dengan mengumandangkan Pancasila setiap hari Senin pada upacara bendera. Itupun belum cukup, tambahannya dalam kegiatan belajar di sekolah maupun di perkuliahan tetap mempelajari Pancasila atau di sekolah terdapat pada pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Namun apa gunanya bila mempelajari teorinya saja. Perlu diamalkan setiap butir-butir Pancasila. Untuk mengamalkan sila-silanya harus dilakukan secara sistematis juga. Dimulai dari sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”. Hal yang paling dasar dan wajib yaitu memeluk agama sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Seperti yang tercantum pada Pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Karena pada dasarnya semua agama itu baik sama-sama menuju Tuhan yang Esa. Semua agama mengajarkan untuk hidup bersama dan saling membantu dalam kebaikan. Bila tidak menjalankannya dengan baik akan terjadi konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Adat Istiadat) dalam hal ini konflik agama. Seperti yang terjadi di forum internet yang pernah saya kunjungi, terjadi percekcokan dan saling ejek yang melibatkan dua agama dengan saling membalas komentar. Hal ini sangat berbahaya karena internet merupakan hal yang sangat terbuka dapat diakses oleh semua orang, yang mula-mula konflik dua orang lalu terus betambah. Jika menyebar luas maka akan terjadi perpecahan dan konflik yang semakin besar. Untuk mencegahnya dipelukan pengamalan Pancasila yaitu toleransi dalam beragama, beribadah menurut agamanya masing-masing. Semua orang berhak memeluk agama negara juga memberi kebebasan memeluk agama seperti pada Pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Dilanjutkan dengan pengamalan sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dengan saling mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan martabat manusia sebagai mahkluk Tuhan yang Maha Esa, mengakui persamaan derajat tanpa menbedabedakan, menjunjung tunggi nilai kemanusiaan, mengembangkan
sikap saling
menghormati dan kerjasama. Sebagai contoh bila tidak mengamalkan sila ini dengan baik yaitu terjadi perselisihan antar kelompok. Perselisihan yang sekarang marak terjadi yaitu
perselisihan antar wilayah yang terjadi di beberapa daerah seperti di Papua karena perbedaan suku dan adat istiadat. Pengamalan sila ketiga “Persatuan Indonesia” pada dasarnya bertumpu pada kerukunan antar masyarakat. Wujudnya yaitu menempatkan kepentingan persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi, menyatukan rasa, tekad dan tujuan demi kepentingan bersama, memelihara perdamaian. Namun dalam prakteknya pengamalan sila ini dalam masyarakat masih kurang. Salah satu contohnya yaitu seperti yang terjadi dalam pertandingan sepak bola. Rasa persatuan dan sportifitas sangat kurang. Jika tim yang didukungnya kalah maka mereka tidak terima akhirnya berselisih dengan pendukung tim lawan hingga merusak fasilitas umum milik warga setempat. Hal yang seperti ini perlu ditinggalkan. Dengan rasa persatuan yang tinggi akan tercipta masyarakat yang cinta perdamaian, saling bahu-membahu dalam kepentingan bersama. Dalam pengamalan sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” isinya tentang bagaimana cara menentukan keputusan dengan musyawarah. Suatu keputusan jika tidak dilakukan dengan musyawarah nantinya masyarakat akan menyangka bahwa keputusan tersebut dibuat untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya saja. Namun yang sekarang ini pengamalan sila ini jelas sekali kurang. Sebagai contohnya dalam sidang DPR kaitanya dengan musyawarah, DPR sebagai para wakil rakyat malah jelas sekali tidak mengamalkan sila ini sehingga sidang berakhir ricuh. Hal yang diapat dari sidang tersebut hanyalah nol. Akhirnya terjadi demo yang dilakkukan masyarakat, bahkan sampai anarkis. Oleh karena itu perlu adanya pengamalan sila keempat untuk semua masyarakat, yang dapat berupa tidak memaksakan kehendak, mengutamakan musyawarah untuk kepentingan bersama daripada pribadi atau golongan, memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dapat dipercaya untuk melaksanakan
permusyawaratan
keputusan
yang
diambil
harus
dapat
dipertanggungjawabkan. Pengamalan sila kelima “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” ini dapat diwujudkan dengan mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap kekeluargaan, mengembangkan sikap adil tehadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang lain, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama, melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Dalam prakteknya saat ini pengamalan sila ini masih kurang. Masih
terjadi kesenjangan sosial yang sangat jauh antara orang mampu dengan orang yang kurang mampu. Sehingga banyak terjadi kasus kriminal yang berlatar belakang ekonomi dan masih banyak hal lain yang terjadi. Dengan mengamalkan sila-sila tersebut bukan tidak mungkin bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, dan kebudayaan akan menjadi bangsa yang kuat. Sebagai contoh di suatu kompleks di desa Sitiadi warganya terdiri dari bermacam-macam agama ada yang Isam, Kristen, Budha dan Hindu. Di tempat tersebut juga dibangun tempat peribadatan masing-masing agama. Mereka juga merayakan hari raya mereka masing-masing tanpa mengusik satu sama lain. Saat bulan puasa mereka yang beragama non-muslim menghormati dengan tidak memakan atau minum di tempat umum/terbuka. Walaupun berbeda mereka tetap menjalin persatuan dan saling gotong royong, seperti kerja bakti, suka menolong. Bahkan dari dulu belum pernah terdengar adanya perselisihan diantara mereka. Hal yang seperti ini yang mungkin terjadi juga pada bangsa Indonesia bila mengamalkan kelima sila tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Pancasila merupakan dasar negara dan juga jiwa bangsa Indonesia yang perlu ditumbuhkembangkan sejak dini. Pancasila terkandung sila-sila yang mulia didalamnya. Namun kesadaran untuk mengamalkannya masih kurang. Masyarakat saat ini mudah diprovokasi. Sehingga bangsa Indonesia mudah terpecah-belah. Dengan adanya Pancasila sebagai lem perekatnya hal-hal tersebut dapat dihindarkan.
B. Saran Dari persoalan diatas kita seharusnya dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan dasar negara dan jiwa bangsa Indonesia. Seharusnya kita menjunjung tinggi Pancasila dan mengamalkannya. Mengamalkan Pancasila dilakukan oleh semua warga, tidak hanya masyarakat saja namun pemerintah juga.
REFRENSI Thaib, Dahlan.1994.Pancsila: Yuridis Ketatanegaraan.Yogyakarta: AMP YKPN Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta: Gramedia. http://id.wikipedia.org.com