1
PENERAPAN RUMUS VOLUME SMALLIAN DAN HUBER PADA LOG MERANTI MERAH (Shorea leprosula miq) DI PT. SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk.LOAJANAN SAMARINDA
Oleh
ASRIANI HAMZAH P. NIM.070.500.006
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010
2
PENERAPAN RUMUS VOLUME SMALLIAN DAN HUBER PADA LOG MERANTI MERAH (Shorea leprosula miq) DI PT. SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk.LOAJANAN SAMARINDA
Oleh
ASRIANI HAMZAH P. NIM.070.500.006
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
: PENERAPAN RUMUS VOLUME SMALLIAN DAN HUBER PADA LOG MERANTI MERAH DI PT. SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk. LOAJANAN SAMARINDA. : ASRIANI HAMZAH P. : 070 500 006 : MANAJEMEN HUTAN : PENGELOLAAN HUTAN
Nama Mahasiwa Nim Program Studi Jurusan
Menyetujui :
Dosen Pembimbing
Penguji I
Ir. HASANUDIN, MP NIP. 19630805 198903 1 005
Penguji II
Mengesahkan,
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. WARTOMO, MP NIP. 19631028 198803 1003
Telah lulus ujian pada tanggal :
4
ABSTRAK
ASRIANI, Penerapan Rumus Volume Smallian dan Huber Pada Log Meranti merah (Shorea leprosula miq) PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Loajanan Samarinda (Di bawah bimbingan HASANUDIN). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk me ngetahui Informasi sejauh mana perbedaan hasil volume dengan menggunakan rumus volume Smallian dan Huber. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi secara ilmiah apakah hasil perhitungan volume dengan menggunakan rumus volume Smallian dan Huber berbeda atau tidak berbeda bila dibandingkan dengan perhitungan volume Brereton. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai Agustus 2010 yang meliputi: orientasi lapangan, penyelesaian administrasi, persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengambilan data, pengumpulan data serta penulisan karya ilmiah. Hasil perhitungan volume dengan menggunakan rumus volume Smallian didapat volume terbesar 9,5083 m3 dan volume terkecil 2,6327 m3 ,dengan ratarata 4,8808 m3 dan simpangan baku 1,8060 m3 , hasil perhitungan dari rumus volume Huber didapat volume terbesar 9,2776 m3 dan volume terkecil 2,2847 m3 , dengan rata-rata 4,6498 m3 dan simpangan baku 1,8128 m3 , sedangkan hasil perhitungan dari rumus volume Brereton didapat volume terbesar 9,3675 m3 dan volume terkecil 2,6001 m3 ,dengan rata-rata 4,7928 m3 dan simpangan baku 1,7808 m3 . Setelah diadakan uji T antara hasil volume dengan menggunakan rumus volume Brereton, dan Smallian diperoleh hasil t hitung sebesar -7,1640 sebagai pembanding digunakan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % yaitu sebesar 2,0639,sedangkan dengan menggunakan rumus volume Brereton dan Huber diperoleh hasil t hitung sebesar 1,8188 sebagai pembanding digunakan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % yaitu sebesar 2,0639.
5
RIWAYAT HIDUP
ASRIANI HAMZAH P, Lahir pada tanggal 26 juni 1987 di BELAJEN, Kecamatan Alla’ Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Merupakan Anak kedua dari Lima bersaudara dari pasangan IBU DARMAWATI dan BAPAK HAMZAH. Pada Tahun 1994 memulai Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 167 Buntu Dama Kecamatan Alla’ Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian pindah Sekolah pada tahun 1996 ke Sekolah Dasar Negeri 112 Belajen Kecamatan Alla’ Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan dan tamat pada tahun 2000. Kemudian pada tahun yang sama saya melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Alla’. Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan dan Berijazah pada tahun 2003. Kemudian pada tahun yang sama saya melanjutkan Kesekolah Menengah Umum Negeri 1Alla’ Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan Jurusan IPS dan berijazah pada tahun 2006. Pendidikan Tinggi dimulai pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Manajemen Hutan Jurusan Pengelolaan Hutan tahun 2007. Pada bulan 19 Maret – 19 April 2010 mengikuti Program PKL (Praktek Kerja Lapang) di PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek,Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan.
6
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai Agustus 2010 yang meliputi: orientasi lapangan, penyelesaian administrasi, persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengambilan data, pengumpulan data serta penulisan karya ilmiah dan penelitian ini dilaksanakan di TPK (Log Yard) PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Loajanan Samarinda. Rangkaian kegiatan penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada: 1. Bapak Ir. Hasanudin, MP, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari persiapan dan selama penelitian sampai penyusunan Karya Ilmiah ini, dan sekaligus selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan. 2. Bapak Ir. Fendy Ucche, M. Si, dan Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP, selaku Dosen Penguji yang sudah memberikan beberapa kritik dan saran dalam penulisan Karya Ilmiah ini sehingga isi dari karya ilmiah ini mencapai kesempurnaan sesuai dengan yang diinginkan. 3. Kedua orang tua, kakak, dan adik serta keluarga tercinta yang telah memberikan Do’a, dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. 4. Ibu Ir.Emi Malaysia,MP,selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan.
7
5. Bapak Ir.Wartomo MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 6. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh Staf Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Jurusan Pengelolaan Hutan yang sudah mendidik dan mengajar penulis selama di bangku perkuliahan. 7. Pimpinan PT.SUMALINDO LESTARI JAYA beserta seluruh Staf dan Karyawan. 8. Saudara Indra yang telah turut serta membantu dalam penelitian ini. 9. Rekan mahasiswa Angkatan 2007 yang telah turut serta membantu dan mendukung selama penelitian sampai menyusun Karya Ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. 10. Rekan mahasiswa PMW CINDERAMATA yang telah turut serta membantu dalam pengetikan karya ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah tentunya sebagai manusia yang lemah tidak terlepas dari kehilafan dan kesalahan serta kekurangan yang ada pada diri penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan sekali adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Karya Ilmiah ini dapat berma nfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Penulis Kampus Sei Keledang, Agustus 2010
8
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................ vi DAFTAR TABEL................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... ix I. PENDAHULUAN ............................................................................
1
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. A. Tinjauan Umum Meranti merah................................................ B. Pengukuran Panjang ................................................................. C. Pengukuran Diameter ................................................................ D. Pengukuran Volume ..................................................................
4 4 8 9 14
III. METODE PENELITIAN............................................................. A. Lokasi dan Waktu...................................................................... B. Alat dan Bahan ......................................................................... C. Prosedur Kerja ........................................................................... D. Pengolahan Data........................................................................
20 20 20 21 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... A. Hasil .......................................................................................... B. Pembahasan ..............................................................................
26 26 28
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... A. Kesimpulan................................................................................ B. Saran..........................................................................................
30 30 31
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
32
LAMPIRAN .........................................................................................
33
9
DAFTAR TABEL
No.
Tubuh utama
Halaman
1. Contoh Pemberian Spilasi 10 -19 cm Pada Pengukuran Panjang ......
8
2. Deskripsi Statistik Data Diameter (Pangkal,Tengah,Ujung) dan Panjang …………………………………………………………….
26
3. Rata- rata dan SD Hasil Perhitungan Volume dengan menggunakan Rumus Smallian, Huber, dan Brereton ...............................................
27
4. Perhitungan Uji t untuk Hasil Perhitungan Volume Rumus Brereton, Smallian, dan Huber ...........................................................................
29
10
DAFTAR GAMBAR
No.
Tubuh utama
Halaman
1. Cara Pengukuran Panjang..................................................................
9
2. Pengukuran Diameter ........................................................................
10
3. Cara Pengukuran Diameter secara langsung .....................................
13
4. Cara Pengukuran Diameter secara tidak langsung ............................
14
5. Rata- rata dan SD dari Hasil Perhitungan Volume dengan menggunakan 3 (tiga) rumus…..........................................................................
27
11
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Lampiran
Halaman
1...............................................................................................................Data Pengukuran diameter (Pangkal, Tengah, Ujung) dan Panjang Jenis Meranti merah ........................................................................... 34 2. Hasil Pengukuran Diameter (Pangkal, Tengah, Ujung) dan Panjang Jenis Meranti merah...........................................................................
35
3. Deskripsi Hasil Perhitungan Volume dengan menggunakan Rumus Smallian, Huber, dan Brereton...........................................................
36
4. Hasil Perhitungan Uji T......................................................................
37
5. Alat yang digunakan dalam Penelitian...............................................
38
6. Pengukuran Panjang Kayu Log Jenis Meranti merah........................
39
7. Pemberian Tanda Diameter Tengah pada Kayu Log Jenis Meranti merah..................................................................................................
40
8. Pengukuran Diameter Tengah pada Kayu Log Meranti merah..........
41
9. Pengukuran Diameter Pangkal pada Kayu Log Meranti merah.........
42
10.Pengukuran Diameter Ujung pada Kayu Log Meranti merah............
43
12
I. PENDAHULUAN
Hasil hutan berupa kayu bulat merupakan pemasukan devisa yang cukup besar di Kalimantan Timur setelah minyak dan gas bumi. Hal ini di sebabkan adanya kegiatan eksploitasi secara besar – besaran dan bersifat mekanis yang di lakukan sejak tahun 1970. Usaha peningkatan pemanfaatan hasil hutan secara maksimal, kegiatan – kegiatan pengelolaan sejak perencanaan pemungutan hasil hutan sampai dengan pemanfaatan hasilnya, diperlukan pengetahuan serta keahlian agar setiap bagian kegiatan secara ekonomis paling menguntungkan dan secara teknis dapat di pertanggung jawabkan. Lihart (1984), menyatakan bahwa pengusahaan hutan tropika basah di Kalimantan Timur pengurusannya secara bertahap telah di kembangkan searah dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman selama dilaksanakannya kegiatan pembalakan. Untuk menjamin kesinambungan produksi kayu dan hasil hutan lainnya, maka diperlukan suatu perancanaan hutan yang baik. Perencanaan hutan tersebut hanya dapat dibuat apabila tersedia data yang lengkap mengenai keadaan hutan yang diperoleh melalui kegiatan inventarisasi. Di dalam inventarisasi hutan terutama untuk menaksir volume tegakan maka komponen yang harus di ukur adalah diameter dan tinggi pohon. Menurut Hariyanto (1978), kayu bulat adalah hasil dari pemotongan – pemotongan pohon setelah di tebang. Kayu bulat (log) yang di hasilkan sudah
13
barangtentu mempunyai jenis, bentuk, ukuran dan kualitas yang bervariasi.Hal ini disebabkan adanya jenis penyusun tegakan hutan yang berbeda disamping kondisi setiap jenis yang berbeda pula. Suharlan dan Sudiono (1973) menyatakan bahwa di dalam menentukan Volume Kayu Bulat, perlu pengukuran dimensinya, yaitu panjang dan diameternya (diameter ujung dan pangkal) dimana ditentukan dengan bantuan rumus Volume. Anonim (1983) menjelaskan bahwa isi kayu bulat rimba ditetapkan menurut cara meterik Brereton, dimana isi atau volume kayu bulat sebenarnya dihitung berdasarkan silindris khayal dan untuk penetapan ini digunakan tabel isi kayu rimba. Untuk menentukan volume kayu bulat selain menggunakan rumus Brereton terdapat beberapa cara atau metode yang digunakan. Salah satu diantaranya adalah rumus Smallian dan Huber. Nilai volume yang dihasilkan rumus Sma llian dan Huber diharapkan tidak berbeda. Sekalipun rumus Brereton telah menjadi rumus kayu bulat yang digunakan oleh semua perusahaan kayu yang memiliki IUPHHK di Indonesia, namun keunggulannya/ketelitiannya bila dibanding dengan rumus volume Huber dan Smallian secara ilmiah jarang diinformasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil volume dengan menggunakan rumus volume Sma llian dan Huber dan diharapkan memberikan informasi secara ilmiah apakah hasil perhitungan volume dengan
14
menggunakan rumus volume Smallian dan Huber berbeda atau tidak berbeda bila dibandingkan dengan perhitungan volume Brereton.
15
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Meranti Merah (Shorea leprosula miq) Di Kalimantan, Shorea adalah genus yang mempunyai jenis sangat berlimpah. Banyak jenis pada famili Dipterocarpaceae adalah 267 jenis dimana genus Shorea mempunyai 127 jenis. Symington (1974) membagi genus Meranti menjadi empat group utama yaitu group Balau, group Meranti putih, group Meranti kuning, dan group Meranti merah. Di Indonesia tiga group penting yang komersil adalah group Meranti putih, Meranti kuning dan Meranti merah. Meranti merah adalah nama yang umum di Sumatra dan Kalimantan untuk Shorea leprosula miq, jenis ini termasuk Dipterocarpaceae. Meranti merah berupa pohon yang dapat mencapai tinggi 70 meter dan diameter 110 cm dengan tajuk tipis dan lebar, berbentuk payung dan berwarna merah pucat. Batangnya tinggi,tegak
dan
lurus
berbanir,
berwarna
coklat
keabu-abuan,
sering
mengeluarkan damar dan bila kering berwarna kuning. Daunnya tunggal berbentuk bulat telur sampai jorong, berwarna kuning coklat pada permukaan bawah yang berubah merah pucat bila kering. Dalam hutan primer dan sekunder diatas tanah liat berawa, tanah liat berpasir dapat tumbuh berbagai jenis, berpencar pada lapangan yang datar atau pun berbukit pada ketinggian 30-200 meter dpl. Menurut Symington (1974) di Kalimantan merupakan daerah yang mempunyai jenis-jenis Dipterocarpaceae terbanyak di Indonesia. Sehingga
16
berdasarkan pernyataan ini di Kalimantan dianggap merupakan pusat penyebaran famili Dipterocarpaceae. Jenis Meranti merah (Shorea leprosula miq) yang mempunyai arti tersendiri bagi Kalimantan dalam memberikan sumbangan negara umumnya dan Kalimantan pada khususnya. Anonim (1980) mengemukakan ciri-ciri umum Meranti merah adalah sebagai berikut: Morfologi Tanaman Meranti a.
Habitus Tinggi pohon mencapai 70 meter, batang bebas cabang 30 meter, diameter mencapai 100 cm atau lebih. Tinggi banir 3,5 meter, tebal 20 cm. Memiliki tajuk tipis dan lebar berbentuk payung berwarna merah tembaga pucat.
b.
Batang Tebal kulit luar kira-kira 5 mm, berwarrna abu-abu atau coklat sedikit beralur bagian dalam mengelupas agak besar-besar dan tebal. Kulit hidup mencapai 20 mm, penampangnya berwarna coklat muda sampai kemerah – merahan, kayu teras berwarna coklat muda sampai kemerah – merahan peralihan dari gubal keteras secara berangsur-angsur, damar berwarna putih kekuningan. Menurut Prawira (1972). Batang sangat lurus, kulit luarnya dengan ketebalan 1-5 mm berwarna kemerah- merahan, mengelupas banyak, kulit hidupnya kurang lebih 10 mm, penampangnya berwarna rata-rata kekuning-kuningan, terasnya berwarna abu-abu coklat tua atau kekuningan, peralihannya dari gubal ke teras berangsur-angsur.
17
c.
Daun Rata-rata hampir menyerupai segiempat memanjang atau bulat telur terbalik memanjang pangkal dan membulat, ujung runcing, asal panjang rata-rata 313cm, lebar 3-5 cm, permukaan bawah suram, terdapat kumpulan bulu-bulu binatang yang menyerupai jahitan pada tulang daun primer dan sekunder.
d.
Buah Buah berbentuk bulat telur, ujung agak lancip berbulu halus berwarna pucat, panjang 1-1,5 cm diameter kira-kira 1 cm, sayapnya lebar 1-1,5 cm, mempunyai urat 7-8,2 sayapnya pendek berbentuk garis, lancip, panjang 23,5 cm.
e.
Bunga Bunga majemuk tersusun mulai dari kecil, pendek berwarna kuning. Mulai berbunga pada bulan Agustus sampai Oktober.
f.
Biji Banyaknya biji per kilogram tergantung jenisnya. Untuk jenis Shorea acuminata mempunyai jumlah sampai 560 butir per kilonya, sedangkan Shorea macroptera mempunyai jumlah sampai 55 butir per kilonya.
Penyebaran dan Tempat Tumbuh Terdapat di Sumatera, Kalimantan, Thailand, Serawak, Brunei dan Sabah. Meranti dominan berada di daerah beriklim Tropis basah sampai dengan ketinggian 750 m dpl, di Kalimantan dan Sumatera banyak tersebar di hutan Dipterocarpaceae tanah rendah dan berbukit, biasanya Meranti tumbuh pada tanah rendah dan berpasir bahkan di tanah rawa atau gambut. Dalam membudidayakan
18
banyak dilakukan dengan cara biji, semai dan anakan meranti berbunga pada bulan November sampai dengan Februari dan berbuah pada bulan Desember sampai dengan Februari setiap 4-5 tahun sekali. Kegunaannya Kayu dari jenis ini dipergunakan untuk kayu lapis merupakan kegunaan yang utama. Disamping itu juga digunakan sebagai bahan bangunan, mebel, hingga bahan baku pulp (bubur kertas). Untuk keperluan bangunan seperti balok, galar, kaso, pintu dan jendela, kayu Meranti termasuk mudah di kerjakan sampai halus. Sedangkan damarnya untuk menambah menjadi bahan penerangan (lampu). Hama dan Penyakit Pada perkencambahan di serang jangkrik dan cacing stump mudah di serang rayap. Pada umumnya diserang oleh bakteri slijmziektc dan bila sudah tua sering diserang oleh bakteri boktor yang menyebabkan bertambahnya kerusakan bila ada angin lebat ulat – ulat dari jenis torias sering menyerang daunnya (Djiun, 1981). Iklim Iklim suatu daerah adalah keadaan rata – rata peristiwa atmosfir atau curah hujan tersebut dihitung dalam jangka waktu yang lama yaitu 30 tahun. Iklim ini mempunyai peranan sangat penting dalam berbagai unsur antara lain, suhu, cuaca, kelembaban, susunan udara dan angin (Danaatmadja,1989).
19
B. Pengukuran Panjang
Menurut Benu, (1972) yang dimaksud dengan panjang adalah jarak yang menghubungkan dua titik menurun atau menurut garis lurus. Panjang diukur dalam satuan cm dengan kelipatan 10 cm atau dengan istilah allowance (spilasi) yang besarnya 10 sampai 19 cm. Tujuannya spilasi adalah setiap pemotongan kayu log tidak terjadi kesalahan, kerusakan, retak, dan belah, maka tidak mengurangi mutu kayu log. Sedangkan yang dimaksud dengan kayu log adalah salah satu bentuk penebangan yang berupa Ø 30 m up dengan panjang 7 m up. Teknik pengukuran panjang menurut (Hariyanto, 1978) panjang kayu log adalah jarak yang terpendek dari ujung yang terbesar sampai ujung terkecil dari kayu log, di ukur sejajar sumbu utama dalam pengukuran panjang kayu log harus diberi spilasi 10 – 19 cm. Seperti contoh berikut ini: Tabel 1. Contoh Pemberian Spilasi 10 -19 cm Pada Pengukuran Panjang. No
Pengukuran sebelumnya (m)
Pembulatan (m)
Perhitungan (m)
1.
8,19
8,10
8,0
2.
8,78
8,70
8,6
3.
10,25
10,20
10,1
4.
12,15
12,10
12.0
5.
18,38
18,30
18,2
6.
20,65
20,60
20,5
20
L
Gambar 1. Cara penguk uran panjang
C. Pengukuran Diameter Diameter merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan, karena keterbatasan alat yang tersedia, seringkali pengukuran keliling (K) lebih banyak dilakukan, setelah itu di konfirmasi ke diameter (D) dengan menggunakan rumus yang berlaku untuk lingkaran, yaitu D = K/ . Pengukuran Diameter adalah mengukur panjang garis antara dua titik pada lingkaran yang melalui titik pusat lingkaran tersebut.
21
Gambar 2. Pengukuran Diameter. 1.
Pohon Berdiri Pengukuran diameter yang lazim dilakukan adalah diameter setinggi dada (Diameter at breast height = dbh), karena:
a. Merupakan bagian yang paling gampang dinilai dan diuk ur. b. Diameter setinggi dada merupakan elemen pengukuran yang paling penting dan merupakan dasar untuk banyak perhitungan lain. c. Sebagai dasar penentuan distribusi diameter batang yang merupakan hasil inventarisasi yang paling di perlukan. Dalam mengukur diameter, umumnya diukur pada garis setinggi dada atau 130 cm diatas permukaan tanah untuk pohon yang tidak berbanir. Sedangkan untuk pohon yang berbanir yang di maksud banir disini adalah pembesaran bagian bawah batang dekat permukaan tanah yang disebabkan oleh adanya akar tunjang, akar papan atau pembengkakan.
22
Alat ukur yang dapat mengukur diameter secara langsung yaitu phiband, dengan cara melingkarkan alat pada keliling pohon. 2.
Pohon Rebah Suharlan dan Soediono (1973) menerangkan bahwa letak pengukuran
diameter tergantung pada keperluan yaitu bagian ujung dan pangkal atau pada bagian tengah dari batang. Untuk meningkatkan hasil pengukuran maka pengukuran diameter pohon dilakukan minimal dua kali dengan memperhatikan letak alat ukur dan posisi ya ng benar pada waktu pengukuran dilakukan. Dengan asumsi bahwa pohon itu berbentuk bulat, maka pengukuran diameter baik diameter pada bontos pangkal (d1 ), maupun pada diameter bontos ujung (d2 ) maka pengukurannya cukup dilakukan satu kali sehingga untuk menentukan diameter pohon itu sendiri yaitu dengan cara menjumlahkan kedua hasil pengukuran diameter kemudian hasilnya dirata-ratakan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata diameter dari ketiga bentuk tersebut sebagai berikut: 1.Cara pertama d = (d1 + d2 )/2 2. Cara kedua d = ½ ((d1 + d2 )/2 + (d3 + d4 )/2)) 3. Cara ketiga d = (d1 + d2 + d3 + d4 )/4
23
di mana : d = diameter log d1 = diameter pengukuran pertama d2 = diameter pengukuran kedua d3 = diameter pengukuran ketiga d4 = diameter pengukuran keempat Pendapat diatas didukung oleh Benu (1972) yang menyatakan bahwa cara pengukuran diameter ada bermacam – macam mengingat bentuk penampang kayu bulat yaitu bentuk lingkaran, bentuk elips, dan bentuk tak tertentu. Pariadi (1979) menyatakan bahwa dengan adanya kulit pohon, maka ada dua macam pengukuran diameter, yaitu : a. Diameter dengan kulit (dob = diameter outside bark) b. Diamater tanpa kulit (dib = diameter inside bark) Diameter tanpa kulit sama dengan diameter dengan kulit dikurangi dua kali tebal kulit, atau dengan rumus : Dib = dob – 2 tb di mana : dib = diameter tanpa kulit dob = diameter dengan kulit tb = tebal kulit Pengukuran dengan diameter dilakukan dengan hati- hati karena diameter merupakan salah satu unsur yang mene ntukan Volume kayu bulat, dengan kata lain volume merupakan fungsi dari diameter kuadrat panjang kayu bulat.
24
Menurut Benu (1972) menyatakan bahwa pengukuran diameter kayu bulat, bermacam- macam ada tiga macam penampang kayu bulat sebagai berikut: 1.Bentuk Lingkaran 2.Bentuk elips 3.Bentuk tak tertentu Menurut Soetrisno (1996) menjelaskan pada dasarnya pengukuran diameter kayu bulat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Secara langsung Pengukuran melalui pusat penampang kayu bulat dengan menggunakan pita ukur, tongkat ukur. Diameter bagian penampang melintang bagian pangkal dan ujung tidak selamanya berbentuk silindris sehingga pengukuran harus dilakukan dua kali. Dp
Du
L Gambar 3. Cara pengukuran diameter secara langsung
25
b. Secara tidak langsung Pengukuran secara tidak langsung dilakukan pada penampang kayu bulat, cara pengukuran kayu ini dilakukan dengan cara bagian pangkal, bagian tengah, dan bagian ujung. Dp
Du
Gambar 4. Cara pengukuran diameter secara tidak langsung
D. Pengukuran Volume Menurut Suharlan dan Soediono (1973) yang dimaksud dengan volume adalah ukuran tiga dimensi suatu benda atau objek yang dinyatakan dalam satuan meter kubik dan diturunkan melalui perkalian dasar yakni lebar, panjang, tebal, dan tinggi. Dalam perdagangan kayu bulat, seringkali diperhitungkan volume yang berbeda dari volume yang sebenarnya.Volume ini sering disebut volume dagang.Volume dagang selalu rendah dari pada volume sabenarnya, disebakan oleh : 1) Pengukuran panjang dan diameter batang yang diperoleh sepihak untuk menguntungkan pembeli ataupun diberi ukuran lebih pada volume kayu.
26
2) Waktu pengubikkan kayu bulat tidak memperhitungkan sebab – sebab yang hilang sewaktu membuat kayu berbentuk bujur sangkar. 3) Waktu menentukan volume hanya dihitung banyaknya papan – papan gergajian yang didapat dari sebatang kayu bulat. Menurut Pariadi (1979). Cara pengukuran volume suatu benda dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1.
Cara analitis Volume suatu benda ditentukan melalui perhitungan dengan bantuan rumus – rumus volume dengan bentuk kayu bulat dari sebenarnya bagian pangkal dan ujung.
2. Cara langsung Volume suatu benda tanpa mengukur dimensinya dalam hal penggunaan alat ukur yang disebut “ xylometer’’. Cara ini dipergunakan untuk mencari volume benda yang berbentuk tidak beraturan atau tidak mungkin dihitung melalui rumus standar volume yang sukar dinyatakan dalam fungsi secara matematika. 3. Cara grafik Suatu benda yang berpenampang melintang berbentuk lingkaran dengan diameter berlainan sepanjang sumbunya, volume mudah dicari secara grafik. Volume ini ditentukan lebih fleksibel dari pada perhitungan menurut rumus, sebab dapat dipergunakan untuk berbagai benda putar tanpa memandang ciri permukaan dan bentuk benda yang sebenarnya.
27
Volume suatu pohon dapat diukur dalam keadaan berdiri atau rebah. Pengukuran volume rebah yang didasarkan atas panjang dan diameter biasanya menggunakan rumus – rumus seperti yang ditulis oleh Loetsch, et al. (1973), yaitu : 1. Rumus Huber V = Gm x L Dimana: V
= Volume
Gm
= Luas bidang dasar tengah (¼ *p*d2 )
L
= Panjang
2. Rumus Sma llian V = {(G + g)/2} x L Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
G
= Luas penampang (bidang dasar) Pangkal
g
= Luas penampang (bidang dasar) ujung
28
3. Rumus Newton V = {(G + 4Gm + g)/6} x L Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
G
= Luas penampang (bidang dasar) pangkal
Gm
= Luas penampang (bidang dasar) tengah
g
= Luas penampang (bidang dasar) ujung
4. Rumus Brereton V = ¼p[(D + d)]2 x L 2 Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
D
= Diameter pangkal
d
= Diameter uj ung
p
= 3,141592654
29
5. Rumus Preszler V = {(G+0,25L + G-0,25L)/2} x L Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
G+0,25L dan G-0,25L
= Luas penampang bidang dasar yang diukur pada jarak 0,25*L dari bagian tengah panjang batang berturut-turut kekanan dan kekiri
6. Rumus Simony V = {(G+0,30L + G-0,30L)/2} x L Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
G+0,30L dan G-0,30L
= Luas penampang bidang dasar yang diukur pada jarak 0,30*L dari bagian tengah panjang batang berturut-turut kekanan dan kekiri
30
7. Rumus Hoppus V = (¼ m)2 x L
Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
m
= Keliling yang diukur pada bagian tengah panjang batang
Menurut Pariadi (1979),untuk menentukan volume dari batang yang sangat panjang maka cara ya ng baik untuk pengukuran batang tersebut dilakukan dengan membagi ke dalam beberapa, lalu menghitung volume dari tiap – tiap seksi, kemudian batang dapat diperoleh dengan menjumlahkan volume dari semua seksi tadi. Perhitungan ini akan lebih mudah apabila panjang tiap – tiap seksinya sama, sehingga dapat dicari volume batang tersebut dengan menggunakan rumus Smallian.
31
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Lokasi kegiatan Penelitian ini
dilaksanakan
di
TPK
(log
yard)
PT.Sumalindo Lestari Jaya. Tbk. Loajanan Samarinda. Penelitia n ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai Agustus 2010 yang meliputi: orientasi lapangan, penyelesaian
administrasi,
persiapan
penelitian,
pelaksanaan
penelitian,
pengambilan data, pengumpulan data serta penulisan karya ilmiah. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : -
Meteran untuk mengukur panjang kayu bulat.
-
Phiband untuk mengukur diameter bagian pangkal, tengah dan bagian ujung.
-
Alat tulis menulis untuk mencatat hasil penguk uran.
-
Kalkulator digunakan untuk menghitung hasil penelitian dilapangan.
-
Kamera untuk dokumentasi penelitian dilapangan.
2. Bahan Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kayu bulat jenis Meranti merah (Shorea leprosula miq) sebanyak 25 batang.
32
C. Prosedur Kerja
1. Orientasi Lapangan Orientasi lapangan yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keadaan lapangan, serta untuk mengetahui ketersediaan kayu bulat yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. 2. Penyelesaiaan Administrasi Penyelesaian administrasi yang dilakukan adalah permohonan ijin untuk melaksanakan penelitian dilapangan tersebut. 3. Pengambilan data - Menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, yaitu 25 batang jenis Meranti merah. - Pengukuran panjang dan diameter kayu bulat. 4. Menghitung volume batang dengan cara mengukur peubah – peubah volume yaitu panjang batang dan diameter. 1) Mengukur panjang batang, mulai dari pangkal batang log sampai ujung batang log dengan menggunakan meteran. 2) Mengukur diameter batang log dengan cara melilit atau melingkarkan alat pada keliling penampang pangkal lingkaran batang, tengah dan juga ujung lingkaran batang log dengan menggunakan phiband.
33
D. Pengolahan Data
1. Penentuan Kayu Bulat a. Penentuan volume batang/log sebagai dasar volume yang akan dibandingkan, digunakan rumus Brereton yaitu: V = ¼p [(D + d)]2 L 2 Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
D
= Diameter pangkal
d
= Diameter ujung
p
= 3,141592654
b. Menghitung volume kayu bulat dengan menggunakan rumus sebagai berikut: - Rumus Huber V = Gm x L
34
Dimana: V
= Volume
Gm
= Luas bidang dasar tengah (¼ *p*d2 )
L
= Panjang
- Rumus Smallian V = {(G + g)/2} x L Dimana: V
= Volume
L
= Panjang
G
= Luas penampang (bidang dasar) Pangkal (¼ *p*d2 )
g
= Luas penampang (bidang dasar) ujung (¼ *p*d2 )
c. Pengolahan data diameter, panjang dan volume rata-rata dengan menggunakan rumus: - Untuk mengetahui Diameter Rata-rata:
35
Keterangan: = Rata-rata (diameter /Panjang/Volume) = Jumlah dari X (Diameter/Panjang/Volume) = Jumlah batang - Standar Deviation ( Simpangan Baku) Standar Deviation (simpangan Baku ) merupakan suatu nilai untuk mengetahui penyimpangan nilai- nilai individu terhadap rata-rata diameter tinggi dan volume.dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Sd
= Standar Deviation(Simpangan Baku) = Jumlah Nilai Individu = Jumlah Individu yang dikuadratkan = Jumlah batang
36
- Untuk menguji apakah rata-rata volume baik dengan menggunakan rumus volume Huber maupun Smalian akan dibandingkan dengan ratarata Volume dengan menggunakan rumus Brereton digunakan hipotesa nol.yaitu: tidak berbeda berbeda
Bila T hitung> T tabel
H0 ditolak dan HA diterima
Bila T hitung< T tabel
H0 d iterimadan HA ditolak
Bila Thit > ttab maka H0 ditolak yang berarti nilai dari kedua rata-rata yang diperbandingkan berbeda pada tingkat kepercayaan 95%, bila Thit < ttab maka H0 diterima yang berarti nilai kedua rata-rata yang diperbandingakan tidak berbeda pada tingkat kepercayaan 95%
37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Berdasarkan data pada Lampiran 1. dihitung deskripsi statistiknya untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci mengenai data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil deskripsi statistik dari data diameter (pangkal, tengah dan ujung) dan panjang dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Deskripsi Statistik Data Diameter (Pangkal, Tengah, Ujung) dan Panjang Variabel
Pangkal
Mean Standard Error Standard Deviation Range Minimum Maximum Sum Count
73,88 2,36 11,82 43,9 52,1 96 1846,9 25
Diameter (cm) Tengah 64,40 2,35 11,75 44,4 46 90,4 1609,9 25
Ujung 57,10 2,27 11,33 37,1 40,2 77,3 1427,5 25
Panjang (meter) 14,03 0,51 2,54 8,92 8,64 17,56 350,74 25
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan diolah dan dihitung dengan menggunakan rumus Smallian, Huber, dan Brereton untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil perhitungan volume yang menggunakan rumus Smallian dan rumus volume Huber bila dibandingkan dengan menggunakan rumus volume Brereton. Hasil perhitungan volume rata – rata dan Standar deviasi dengan menggunakan 3 (tiga) rumus volume dengan menggunakan 25 sampel dapat terlihat pada tabel berikut ini:
38
Tabel 3. Rata-rata dan SD Hasil Perhitungan Volume dengan Menggunakan Rumus Smallian, Huber dan Brereton. Variabel Rata-rata Standar deviasi (SD)
Rumus Volume ( m3 ) Brereton Huber Smallian 4,7928 4,6498 4,8808 1,7808 1,8128 1,8060
Keterangan
Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan seperti pada Tabel 3. tersebut dapat dituangkan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5. Rata-rata dan SD Dari Hasil Perhitungan Volume Dengan Menggunakan 3 (tiga) Rumus.
39
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan pada sampel 25 batang jenis Meranti merah (Shorea leprosula miq) diketehui bahwa untuk diameter pangkal diameternya berkisar antara 52,1 cm – 93,4 cm, diameter tengah diameternya berkisar antara 46 cm – 90,4 cm, dan diameter ujung diameternya berkisar antara 40,2 cm – 77,3 cm sedangkan panjang berkisar antara 8,64 m – 17,56 m. Secara keseluruhan hasil pengukuran dan perhitungan seperti terlihat pada tabel 2. (dua) untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Lampiran 1. Hasil perhitungan volume dengan menggunakan rumus volume Smallian didapat volume terbesar 9,5083 m3 dan volume terkecil 2,6327 m3 ,dengan ratarata 4,8808 m3 dan simpangan baku 1,8060 m3 , hasil perhitungan dari rumus volume Huber didapat volume terbesar 9,2776 m3 dan volume terkecil 2,2847 m3 , dengan rata-rata 4,6498 m3 dan simpangan baku 1,8128 m3 , sedangkan hasil perhitungan dari rumus volume Brereton didapat volume terbesar 9,3675 m3 dan volume terkecil 2,6001 m3 ,dengan rata-rata 4,7928 m3 dan simpangan baku 1,7808 m3 . Setelah diadakan uji T antara hasil volume dengan menggunakan rumus volume Brereton, dan Smallian diperoleh hasil t hitung sebesar -7,1640 sebagai pembanding digunakan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % yaitu sebesar 2,0639,sedangkan dengan menggunakan rumus volume Brereton dan Huber diperoleh hasil t hitung sebesar 1,8188 sebagai pembanding digunakan t tabel
40
pada tingkat kepercayaan 95 % yaitu sebesar 2,0639. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini : Tabel 4. Perhitungan Uji t Untuk Hasil Perhitungan Volume Rumus Brereton Smallian, dan Huber. Gabungan
Variabel Rata-rata Smallian - Brereton Huber – Brereton
SD
Se
Nilai T Hitung Tabel
-0,0880
0,0614
0,0123
-7,1640 **
2,0639
0,1429
0,3929
0,0786
1,8188 ns
2,0639
* tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 % Dengan memperhatikan Tabel 4 di atas diketahui bahwa perhitungan volume rata-rata menggunakan rumus Smallian bila dibandingkan dengan volume rata-rata menggunakan rumus Brereton adalah berbeda pada tingkat kepercayaan 95 %, sedangkan untuk perhitungan volume rata-rata dengan menggunakan rumus volume Huber bila dibandingkan rumus Brereton, hasilnya tidak berbeda pada tingkat kepercayaan 95%
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang diperoleh perhitungan volume kayu bulat dengan menggunakan rumus Brereton, Smallian, dan Huber di TPK (log yard) PT.Sumalindo Lestari Jaya. Tbk. Loajanan Samarinda, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan volume kayu bulat dengan menggunakan rumus Brereton volume rata-rata sebesar 4,7928 m3 dengan Standar deviasi 1,7808 m3 . 2. Hasil perhitungan volume kayu bulat dengan menggunakan rumus Smallian volume rata-rata sebesar 4,8808 m3 dengan Standar deviasi 1,8060 m3 . 3. Hasil perhitungan volume kayu bulat dengan menggunakan rumus Huber volume rata-rata sebesar 4,6498 m3 dengan Standar deviasi 1,8128 m3 . 4. Setelah diadakan uji t ternyata rata-rata hasil perhitungan volume dengan menggunakan rumus Smallian berbeda bila dibandingkan dengan menggunakan rumus Brereton, tetapi hasil perhitungan volume dengan menggunakan rumus Huber tidak berbeda bila dibandingkan dengan rumus volume Brereton.
42
B. Saran Perlu adanya pengamatan pengukuran lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan hasil perhitungan volume kayu bulat dengan menggunakan rumus volume lainnya seperti: Newton, Simony, Preszler, dan Hoppus.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1980. Dipterocarpaceae vol. 6, no.1,2002.ISSN 1410 – 1033. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor – Indonesia. Anonim, 1983. Potensi dan Penyebaran Kayu Komersial di Indonesia Meranti merah. Buku 7 Departemen Kehutanan. Benu, 1972. Cara – cara Pengukuran kayu bulat. Direktorat Jenderal Kehutanan Indonesia. Danaatmadja, OH. M, 1989. Mata Kuliah Tanaman Hutan Semester II dan III. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi Universitas Padjajaran Bandung. Hariyanto, 1978. Beberapa Cara Pengukuran Kayu Bulat. Direktorat Jenderal Kehutanan Indonesia. Hasanudin, dkk 2002. Diktat Ilmu Ukur Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda. Pariadi, 1979. Ilmu Ukur Kayu. Pusat Pendidikan Kehutanan Cepu. Direktorat Perum Perhutani. Soetrisno, K. 1996. Silvika. Bahan Kuliah Silvika Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Suharlan dan Soediono, 1973. Ilmu Ukur Kayu. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Symington, 1974. Forester Manual Of Dipterocarp. Malaysia Fores Record.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1. Tabel 5. Data Pengukuran Diameter (Pangkal,Tengah,Ujung) dan Panjang Jenis Meranti merah. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Pangkal 86,1 64,1 87,2 72,3 87,6 96,0 73,9 83,5 57,8 65,9 77,4 52,1 69,7 75,2 58,6 70,3 61,1 77,0 61,6 65,7 87,6 82,0 74,5 93,4 66,3
Diameter (cm) Tengah 79,3 56,3 74,0 70,0 79,1 90,4 66,0 74,0 52,8 55,2 67,6 46,0 52,9 61,1 49,4 57,2 49,5 66,8 49,3 59,2 67,9 74,0 64,7 82,8 64,4
Ujung 77,1 48,1 67,9 60,6 68,1 77,3 60,2 70,7 40,2 45,4 62,8 41,7 47,5 55,4 46,8 47,1 41,5 62,4 44,0 56,2 56,1 64,5 57,7 73,0 55,2
Panjang (m) 8,64 15,20 16,70 15,80 17,56 10,45 14,75 8,92 16,78 13,60 14,66 15,47 15,10 16,90 11,92 14,70 13,85 12,80 15,10 10,20 15,40 11,22 13,99 17,23 13,80
46
Lampiran 2. Tabel 6. Hasil Pengukuran Diameter (Pangkal,Tengah,Ujung) dan Panjang Jenis Meranti merah. No
Øp
Øt
Øu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
86,1 64,1 87,2 72,3 87,6 96 73,9 83,5 57,8 65,9 77,4 52,1 69,7 75,2 58,6 70,3 61,1 77 61,6 65,7 87,6 82 74,5 93,4 66,3
79,3 56,3 74 70 79,1 90,4 66 74 52,8 55,2 67,6 46 52,9 61,1 49,4 57,2 49,5 66,8 49,3 59,2 67,9 74 64,7 82,8 64,4
77,1 48,1 67,9 60,6 68,1 77,3 60,2 70,7 40,2 45,4 62,8 41,7 47,5 55,4 46,8 47,1 41,5 62,4 44 56,2 56,1 64,5 57,7 73 55,2
P 8,64 15,2 16,7 15,8 17,56 10,45 14,75 8,92 16,78 13,6 14,66 15,47 15,1 16,9 11,92 14,7 13,85 12,8 15,1 10,2 15,4 11,22 13,99 17,23 13,8
Volume BRERETON HUBER SMALLIAN 4,5184 4,2673 4,5321 3,7572 3,7840 3,8336 7,8881 7,1824 8,0102 5,4794 6,0806 5,5219 8,3586 8,6291 8,4897 6,1623 6,7072 6,2341 5,2081 5,0463 5,2625 4,1645 3,8363 4,1932 3,1643 3,6741 3,2663 3,3080 3,2547 3,4202 5,6580 5,2616 5,7193 2,6726 2,5710 2,7054 4,0725 3,3188 4,2186 5,6598 4,9552 5,7899 2,6001 2,2847 2,6327 3,9782 3,7775 4,1335 2,8627 2,6653 2,9672 4,8839 4,4859 4,9375 3,3062 2,8824 3,3981 2,9760 2,8076 2,9941 6,2440 5,5764 6,5441 4,7282 4,8255 4,7957 4,8008 4,5996 4,8783 9,3675 9,2776 9,5083 4,0000 4,4951 4,0334
47
Lampiran 3. Tabel 7. Deskripsi Hasil Perhitungan Volume dengan menggunakan Rumus Volume Brereton, Huber, dan Smallian
BRERETON
Rata-2 SD Se
HUBER
SMALLIAN
4,5184 3,7572 7,8881 5,4794 8,3586 6,1623 5,2081 4,1645 3,1643 3,3080 5,6580 2,6726 4,0725 5,6598 2,6001 3,9782 2,8627 4,8839 3,3062 2,9760 6,2440 4,7282 4,8008 9,3675 4,0000
4,2673 3,7840 7,1824 6,0806 8,6291 6,7072 5,0463 3,8363 3,6741 3,2547 5,2616 2,5710 3,3188 4,9552 2,2847 3,7775 2,6653 4,4859 2,8824 2,8076 5,5764 4,8255 4,5996 9,2776 4,4951
4,5321 3,8336 8,0102 5,5219 8,4897 6,2341 5,2625 4,1932 3,2663 3,4202 5,7193 2,7054 4,2186 5,7899 2,6327 4,1335 2,9672 4,9375 3,3981 2,9941 6,5441 4,7957 4,8783 9,5083 4,0334
4,7928 1,780809893 0,356161979
4,6498 1,8128343 0,3625669
4,8808 1,8059777 0,3611955
Deviasi BreretonBrereton-Smallian Huber 0,2511 -0,0137 -0,0268 -0,0764 0,7057 -0,1221 -0,6011 -0,0425 -0,2706 -0,1311 -0,5449 -0,0718 0,1618 -0,0544 0,3282 -0,0287 -0,5098 -0,1021 0,0533 -0,1122 0,3964 -0,0614 0,1016 -0,0329 0,7537 -0,1461 0,7046 -0,1301 0,3154 -0,0326 0,2007 -0,1554 0,1974 -0,1045 0,3980 -0,0536 0,4238 -0,0918 0,1684 -0,0181 0,6677 -0,3000 -0,0973 -0,0675 0,2012 -0,0775 0,0899 -0,1408 -0,4951 -0,0334 0,1429 0,392917287 0,078583457
-0,0880 0,061431156 0,012286231
48
Lampiran 4. Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji - T Smallian - Brereton t-Test
Rata-rata Varian Observasi derajat bebas t Stat t table
BRERETON 4,792767333 3,171283876 25 24 -7,164045001 2,063898547
SMALLIAN 4,880786447 3,261555281 25
BRERETON 4,792767333 3,171283876 25 24 1,81878304 2,063898547
HUBER 4,649841074 3,286368119 25
Huber - Brereton t-Test
Rata-rata Varian Observasi derajat bebas t Stat t table
49
Lampiran 5.
Gambar 6. Alat yang digunakan dalam Penelitian
50
Lampiran 6.
Gambar 7. Pengukuran Panjang kayu Log Jenis Meranti merah
51
Lampiran 7.
Gambar 8. Pemberian Tanda Diameter Tengah Pada Kayu Log Meranti merah
52
Lampiran 8.
Gambar 9. Pengukuran Diameter Tengah Pada Kayu Log Meranti merah
53
Lampiran 9.
Gambar 10. Pengukuran Diameter Pangkal Pada Kayu Log Meranti merah
54
Lampiran 10.
Gambar 11. Pengukuran Diameter Ujung Pada Kayu Log Meranti merah