PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 ( TIDAK DIAUDIT )
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (Tidak Diaudit)
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (Tidak Diaudit)
Daftar Isi
Halaman Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian...…………………..…..……………………………………….
1-3
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian….…………………………………………………………… 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian...............…….....…………………………………………..........
5
Laporan Arus Kas Konsolidasian…....….…..……………………………………………………………………
6
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian……………....……………………………………………….7-73
***************************
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2014 (Tidak Diaudit) DAN 31 DESEMBER 2013 (Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
ASET
Aset Lancar Kas dan bank Piutang usaha – Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha sejumlah Rp1.347 pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 Piutang lain-lain Persediaan - neto Uang muka dan aset lancar lainnya
4
15.421
17.332
5,12,18 28b 2f,7,12,18
43.967 19.660 151.903
31.812 22.272 134.294
2h
37.912
38.535
268.863
244.245
2q,16 2c
244 8.723
2.565 25.342
2j,2k,2l 10,12,18,24
432.208
459.264
1a,2m 2q,16
43.233 15.463
44.504 13.753
10,24
151.122 1.699
151.122 346
Total Aset Tidak Lancar
652.692
696.896
TOTAL ASET
921.555
941.141
Total Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset pajak tangguhan - neto Penyertaan saham - neto Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sejumlah Rp967.024 pada tanggal 30 Juni 2014 dan Rp939.964 pada tanggal 31 Desember 2013 Biaya pengelolaan hak pengusahaan hutan - neto Tagihan restitusi pajak Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi Aset tidak lancar lainnya
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2014 (Tidak Diaudit) DAN 31 DESEMBER 2013 (Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain Wesel bayar Beban akrual Utang pajak Liabilitas jangka panjang - bagian lancar : Pinjaman bank Utang sewa pembiayaan Pendapatan yang ditangguhkan atas sewa aset
13 2d,6 17,28d 28e 12,14,18 2q,16
109.660 798 69.867 3.591 121.571 4.221
95.291 2.823 73.160 3.657 90.936 1.999
5,7,10,18 2l,10
523.267 39.555
536.637 40.359
28n
506
506
873.036
845.368
2q,16 2d,6,28f 2r,15
2.932 8.113 14.436
1.234 7.409 11.060
5,7,10,18
260.657
273.619
2u,18 28n
156.618 6.410
167.782 6.665
449.166
467.769
1.322.202
1.313.137
Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas pajak tangguhan - neto Utang kepada pihak berelasi Liabilitas imbalan kerja Liabilitas jangka panjang – setelah dikurangi bagian lancar: Pinjaman bank Pendapatan yang ditangguhkan atas : pinjaman yang direstrukturisasi – neto Sewa aset Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2014 (Tidak Diaudit) DAN 31 DESEMBER 2013 (Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
DEFISIENSI MODAL Defisiensi modal yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk: Modal saham Modal dasar 1.236.022.311 saham dengan nominal Rp1.000 dan 17.639.776.890 saham dengan nominal Rp100 (angka penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.236.022.311 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, 1.875.378.711 saham dengan nilai nominal Rp100 (angka penuh) per saham pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 1b,19 Tambahan modal disetor 1b,20 Modal disetor lainnya 2d,9 Saldo laba (akumulasi defisit) Ditentukan penggunaannya Defisit Sub-total Kepentingan nonpengendali
2b
DEFISIENSI MODAL - NETO TOTAL LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL
1.423.560 292.360 -
1.423.560 292.360 -
1.000 (2.117.685)
1.000 (2.088.962)
(400.765)
(372.042)
118
46
(400.647)
(371.996)
921.555
941.141
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN PERIODE ENAM BULAN 30 JUNI 2014 DAN 2013 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2014 (tidak diaudit)
30 Juni 2013 (tidak diaudit)
PENDAPATAN USAHA
2e,2o,6,21
204.876
73.792
BEBAN POKOK PENDAPATAN USAHA
2e,2o,6,22
188.002
57.688
16.874
16.104
(23.620) 5.326 (21.757)
(26.027) 112.018 (54.947)
(23.117)
47.147
LABA KOTOR Beban usaha Pendapatan operasi lainnya Beban operasi lainnya
10,24 2o,10,24 2b,2c,11,24
LABA (RUGI) USAHA Penghasilan bunga Laba (rugi) selisih kurs - neto Beban keuangan
25 2p,10,12,18,25
LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN
64 14.140 (15.731)
366 (23.123) (18.676)
(24.704)
5.714
(4.019)
(495) (16.895)
(4.019)
(17.390)
(28.723)
(11.675)
-
-
TOTAL RUGI KOMPREHENSIF
(28.723)
(11.675)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN / RUGI KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
(28.797) 73
(11.665) (10)
2b
(28.723)
(11.675)
2T,31
(9,23)
(3,75)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2q,16
Total Beban Pajak Penghasilan TOTAL RUGI TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Total TOTAL RUGI PER SAHAM DASAR (ANGKA PENUH)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN PERIODE SEMBILAN BULAN 30 JUNI 2014 DAN 2013 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas (Defisiensi Modal) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk: Saldo Laba (akumulasi defisit) Modal Saham Ditempatkan dan Catatan Disetor Penuh
Saldo 31 Desember 2012 Konversi utang ke modal saham
20
Kenaikan nilai HTI
2d,9
Ekuitas (Defisiensi modal) - Neto
1.000
(1.763.356)
(46.435)
18
(46.417)
63.936
(63.936)
-
-
-
-
-
-
149.401
-
(149.401)
-
-
-
-
(11.675)
(11.675)
-
(11.675)
-
-
-
-
9
9
441.762
1.000
(1.924.434)
(58.111)
28
(58.082)
292.360
1.000
(2.088.963)
(372.042)
46
(371.996)
(28.723)
(28.723)
-
(28.723)
-
73
-
(400.765)
119
(400.647)
Kepentingan Nonpengendali
1.423.560
1.423.560
-
Total laba komprehensif periode enam bulan
-
-
-
Kepentingan Nonpengendali
-
-
-
Saldo 30 Juni 2014
Kepentingan Nonpengendali
Sub Total
356.296
-
Saldo 31 Desember 2013
Belum Ditentukan Penggunaannya
1.359.625
Total laba komprehensif periode enam bulan
Saldo 30 Juni 2013
Agio Saham/ Modal disetor Telah Ditentukan lainnya Penggunaannya
1.423.560
292.360
-
1.000
(2.117.685)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN PERIODE SEMBILAN BULAN 30 JUNI 2014 DAN 2013 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Pembayaran untuk beban usaha Penerimaan dari penghasilan bunga Pembayaran untuk aktivitas operasi lainnya - neto Pembayaran untuk beban keuangan
30 Juni 2014 (tidak diaudit)
30 Juni 2013 (tidak diaudit)
203.806 (152.836) (23.620) 64 (7.830) (10.622)
58.647 (172.048) (22.709) 366 (22.904) (2.179)
8.962
(160.827)
(5)
110 280.000 (37)
(5)
280.073
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pelunasan wesel bayar (catatan 27h) Pembayaran utang sewa pembiayaan Pembayaran cicilan pokok pinjaman bank
(10.868)
(7.000) (17.915) (80.009)
Kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan
(10.868)
(104.924)
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK
(1.910)
14.322
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
17.332
21.289
15.421
35.611
Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Hasil penjualan penyertaan saham pada entitas anak Perolehan aset tetap
17 10
Kas neto diperoleh dari aktivitas investasi
KAS DAN BANK AKHIR PERIODE
4
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum PT SLJ Global Tbk (dahulu PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk) (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 10 tanggal 14 April 1980, yang kemudian diubah dengan Akta No. 1 tanggal 3 Juni 1980 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahannya disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/303/16 tanggal 18 Juni 1980 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 Tambahan No. 855 tanggal 4 November 1980. Status Perusahaan kemudian diubah menjadi perusahaan yang didirikan dalam rangka Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970), berdasarkan Akta No. 13 tanggal 14 Juli 1980 dari notaris yang sama dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/255/12 tanggal 19 Mei 1981, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 Tambahan No. 984 tanggal 11 Desember 1981. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yangterakhir berdasarkan Akta Notaris Rismalena Kasri, S.H., No. 5 tanggal 17 Januari 2013 mengenai perubahan nama Perusahaan menjadi PT SLJ Global Tbk. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan No. AHU25591.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 14 Mei 2013. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu terpadu; mendirikan dan menjalankan perusahaan dalam bidang pengembangan/ eksploitasi hasil Hutan Alam dan Hutan Tanaman, usaha penebangan dan pengangkutan kayu; serta perdagangan impor/ekspor dan lokal. Pada saat ini, Perusahaan bergerak dalam kegiatan-kegiatan usaha tersebut. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1983. Kantor pusat Perusahaan terletak di Menara Bank Danamon, Lantai 19, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. EIV/6, Mega Kuningan, Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabriknya berlokasi di Kalimantan Timur. Pada tanggal 30 Juni 2014, Perusahaan dan Entitas Anak (bersama-sama dirujuk sebagai “Kelompok Usaha”) memiliki izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang terletak di wilayah Propinsi Kalimantan Timur dengan rincian sebagai berikut (tidak diaudit):
No. dan Tanggal Surat Keputusan (SK) IUPHHK Perusahaan Unit IUPHHK II SK No. 365/Kpts-II/1993, Tanggal 17 Juli 1993 (Perubahan); SK No. 823/Kpts-II/1999, Tanggal 1 Oktober 1999 (Pengukuhan batas temu gelang areal IUPHHK) SK no.400/Menhut II/2004 Tanggal 18 Oktober 2004 Unit IUPHHK IV SK No. 497/Kpts-II/1992, Tanggal 1 Juni 1992 (Perubahan) SK No. 582/Menhut-II/2009, Tanggal 2 Oktober 2009
Luas (Hektar)
Masa (Tahun)
Sisa manfaat (Tahun)
Sisa hutan yang belum dikelola (Hektar)
267.600
45
36
1/2
171.894
63.550
45
39
3/4
61.248
7
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) a.
Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)
No. dan Tanggal Surat Keputusan (SK) IUPHHK
Luas (Hektar)
Perusahaan Unit IUPHHK V SK No. 236/Kpts-II/1998, Tanggal 27 Februari 1998 SK No. 321/Menhut-II/2009, Tanggal 29 Mei 2009 (Perubahan) SK No. 438/Menhut-II/2009 Tanggal 27 Juli 2009
Masa (Tahun)
Sisa manfaat (Tahun)
61.465
20
3
69.765
45
40
1/2
21.177
1/12
69.765
462.380
Jumlah Entitas Anak PT Karya Wijaya Sukses SK No. 192/Menhut-II/2006, Tanggal 24 Mei 2006 (Perubahan) PT Essam Timber SK No. 633/Kpts-II/1992 Tanggal 22 Juni 1992
Sisa hutan yang belum dikelola (Hektar)
324.084
22.320
20
355.800
20
11
11/12
8.499
-*
354.884
840.500
687.467
* Masa IUPHHK telah berakhir pada tanggal 22 Juni 2012 dan permohonan perpanjangan masih dalma proses di Kementrian Kehutanan (Catatan 33)
Pada tanggal 31 Desember 2012, luas areal Hutan Tanaman Industri (HTI) Kelompok Usaha adalah 73.330 hektar, yang terletak di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Rincian luas areal HTI tersebut adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
No. dan Tanggal Surat Keputusan (SK) HTI
Entitas Anak Unit SAL I SK No. 267/Menhut-II/2009, Tanggal 11 Mei 2009 Unit SAL II SK No. 349/Menhut-II/2008, Tanggal 22 September 2008 Unit WKL SK No. 6/KPTS-II/1998, Tanggal 5 Januari 1998 Jumlah
Luas (Hektar)
Masa (Tahun)
Sisa Manfaat (Tahun)
Area yang sudah ditanami (Hektar)
Sisa area yang belum dikelola (Hektar)
32.550
43
23
10.295
22.255
24.500
43
27
10.148
14.352
16.280
51
73.330
37
20.443
16.280 52.887
Sejak tanggal 8 Maret 2013, Kelompok Usaha tidak lagi memiliki areal HTI sehubungan dengan telah dijualnya kepemilikan saham Perusahaan pada SAL (Catatan 8).
8
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan) Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, PT Sumber Graha Sejahtera merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan dengan persentase kepemilikan 24,63% (Catatan 19). b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Seluruh saham Perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Pada tahun 1994, Perusahaan telah menawarkan 25.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham kepada masyarakat dan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Pada saat yang sama, Perusahaan juga melakukan pencatatan di Bursa Efek Jakarta atas 100.000.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama, yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh Perusahaan kepada para pemegang saham Perusahaan. Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada Para Pemegang Saham dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada tanggal 27 Februari 1998 sejumlah 343.750.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham, dimana setiap pemegang empat (4) saham mempunyai hak untuk membeli sebelas (11) saham baru dengan harga penawaran Rp1.000 (angka penuh) per saham. Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham, pada tahun 2006 dan 2005 Perusahaan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui konversi utang menjadi modal masing-masing sebanyak 92.950.040 saham dan 58.854.017 saham. Peningkatan modal ini telah dilaporkan dan telah mendapatkan penerimaan laporan akta perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C-30740. HT.01.04.TH.2004 tanggal 21 Desember 2004, No. C-34316.HT.01.04.TH.2005 tanggal 23 Desember 2005 dan No. C-08257.HT.01. 04.TH.2005 tanggal 29 Maret 2005. Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan, pada tanggal 26 Juni 2006, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dan penerbitan Waran Seri I masing-masing dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 155.713.448 saham kepada para pemegang saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham, dimana setiap pemegang enam (6) saham mempunyai hak untuk membeli satu (1) saham baru dan memperoleh satu (1) Waran Seri I dengan harga penawaran Rp1.000 per saham. Pengeluaran saham baru Perusahaan yang disertai penerbitan Waran Seri I tersebut telah dilaporkan dan mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-855 tanggal 18 September 2006. Pengeluaran saham-saham baru dan penerbitan Waran Seri I tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 10 Juli 2006. Hasil neto Penawaran Umum Terbatas sejumlah Rp155 miliar setelah dikurangi biaya emisi saham sebesar Rp3 miliar. Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka sampai dengan tanggal 7 Desember 2007, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 138.471.854 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran Seri I tersebut di atas telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat bukti pelaporan No. W7-HT.01.04-10041 tanggal 9 Juli 2007 dan No. AHU-AH.01.10-0885 tanggal 14 Januari 2008.
9
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan) Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, perusahaan melakukan penerbitan saham baru pada tahun 2008 sejumlah 7.765.155 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran Seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan telah mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat bukti pelaporan No. AHU-AH.01.10-13090 tanggal 14 Agustus 2009. Sebagaimana disebutkan dalam akta No. 66 tanggal 30 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan notaris Benny Kristianto, S.H., pada tanggal 7 Juli 2009 Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 168 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran Seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan memperoleh penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-22053 tanggal 7 Desember 2009. Sebagaimana disebutkan dalam akta No. 26 tanggal 15 April 2010 yang dibuat di hadapan notaris Benny Kristianto, S.H., pada tanggal 9 Maret 2010 Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 1.236.022.311 saham dengan nilai nominal Rp100 (angka penuh) per saham melalui Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut di atas telah dilaporkan dan memperoleh penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHUAH.01.10-10009 tanggal 26 April 2010. c. Struktur kelompok Usaha Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan mempunyai Entitas Anak sebagai berikut: Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (dalam Jutaan Rupiah)
Persentase Pemilikan (%) Nama Entitas Anak PT Kalimantan Powerindo (2)
Kegiatan Pokok (1)
PT Essam Timber PT Nityasa Prima (3) PT Karya Wijaya Sukses (4) PT Inti Prona (5) PT Sumalindo Alam Lestari (6) PT Wana Kaltim Lestari (7) (8) PT Suli Inti Resource
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
(8)
Pembangkit tenaga listrik Pengusahaan hutan Pengusahaan hutan Pengusahaan hutan Pengembangan hutan Pengembangan hutan Pertambangan
______________
___________
2014
2013
2014
2013
Kalimantan Timur
99,99
99,99
213.202
213.353
Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Riau Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur
99,99 99,90 98,00 99,00 99,20
99,99 99,90 98,00 99,00 99,98 99,18 99,20
1.805 34.626 7.620 18 434
1.783 34.626 6.881 18 1.084
Tempat Pusat Operasional
______________
beroperasi secara komersial sejak tahun 2007. beroperasi secara komersial sejak tahun 2009. tidak aktif, memiliki aset berupa lahan tanah kosong. beroperasi secara komersial sejak tahun 2007. Entitas Anak tidak aktif sejak tahun 2001 setelah hak pengusahaan hutan habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang lagi. beroperasi secara komersial sejak tahun 2011. Pada tanggal 8 Maret 2013 seluruh kepemilikan saham telah dijual ke PT Mentari Pertiwi Makmur (Catatan 28n, 28ac dan 28ad). dimiliki secara tidak langsung oleh Perusahaan melalui PT Sumalindo Alam Lestari dan beroperasi secara komersial sejak tahun 2011. Pada tanggal 8 Maret 2013 seluruh kepemilikan saham telah dijual ke PT Mentari Pertiwi Makmur (Catatan 28n, 28ac dan 28ad). masih belum beroperasi.
10
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (lanjutan) d. Manajemen Kunci dan Informasi Lainnya Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 : Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen
Wijiasih Cahyasasi Kadaryanto Amiruddin Arris
Direksi Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
Amir Sunarko David Rudy Gunawan
31 Desember 2013 : Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen
Wijiasih Cahyasasi Kadaryanto Amiruddin Arris
Direksi Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
Amir Sunarko David Rudy Gunawan
Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, susunan anggota komite audit Perusahaan adalah sebagai berikut: Komite Audit: Ketua Anggota Anggota
Amiruddin Arris Adi Priyono Siti Nurwahyuningsih Harahap
Jumlah kompensasi untuk manajemen kunci Kelompok Usaha pada tahun 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014
31 Desember 2013
Gaji dan imbalan kerja jangka pendek: Direksi Dewan Komisaris
2.703 630
6.121
Jumlah
3.333
7.381
1.260
Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Kelompok Usaha mempunyai karyawan tetap 336 orang dan 358 orang. 11
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (lanjutan) e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2014 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 24 Juli 2014 Direksi Perusahaan yang menandatangani Surat Pernyataan Direksi, bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturanperaturan serta Pedoman Penyajian serta Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (sekarang Otoritas Jasa Keuangan) untuk perusahaan publik. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing- masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian telah disajikan dengan menggunakan metode langsung yang mengklasifikasikan penerimaan dan pembayaran kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan seluruh entitas anaknya. Tiap entitas dalam Kelompok Usaha menentukan mata uang fungsionalnya masing- masing dan mengukur transaksinya dalam mata uang fungsional tersebut. b.
Prinsip-prinsip Konsolidasian Kelompok Usaha menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (KNP); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Kelompok Usaha, kecuali dinyatakan lain.
12
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan) Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1c, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham baik secara langsung atau tidak langsung. Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Kelompok Usaha sebagai satu kesatuan usaha. Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha: • menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; • menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; • mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; • mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan, • mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masingmasing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan sebagai ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk c. Kombinasi Bisnis Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biayabiaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban Administrasi Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pemisahan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi. 13
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Kombinasi Bisnis (lanjutan) Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laba rugi sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon setelah sebelumnya manajemen meninjau kembali identifikasi dan nilai wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitias yang diambil alih. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (UPK) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, yang mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan konsolidasian. Kelompok Usaha melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi Dalam laporan keuangan konsolidasian, pihak berelasi didefinisikan sesuai dengan PSAK No.7 (Revisi 2010). Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak catatan yang relevan.
14
berelasi diungkapkan dalam
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Kas dan Bank Kas dan bank terdiri atas kas dan bank yang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman f.
Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk kayu bulat dan barang jadi, serta metode rata-rata bergerak untuk bahan pembantu, suku cadang dan perlengkapan. Pembelian dengan syarat penyerahan “FOB Shipping Point”, dimana barang belum diterima sampai dengan tanggal pelaporan, dicatat sebagai “Barang dalam Perjalanan”. Penyisihan persediaan usang dan penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
g. Aset tidak lancar (atau Kelompok Lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan bukan melalui penggunaan lebih lanjut. Kondisi ini dianggap terpenuhi hanya ketika penjualan sangat mungkin dan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang tersedia untuk dijual segera dalam kondisi sekarang. Manajemen harus berkomitmen untuk penjualan yang diharapkan untuk memenuhi syarat untuk pengakuan sebagai penjualan yang selesai dalam satu tahun dari tanggal klasifikasi. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang dimiliki untuk dijual diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar dikurangi biaya untuk untuk menjual dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Aset tidak lancar (termasuk yang merupakan bagian dari kelompok lepasan) disusutkan atau diamortisasi selama diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.
tidak
boleh
Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan aset dalam kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dari aset lainnya dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Liabilitas dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dari liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Operasi yang dihentikan adalah komponen entitas yang telah dilepaskan atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan mewakili lini usaha atau area geografis utama yang terpisah, merupakan bagian dari suatu rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area operasi, atau merupakan suatu entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali. Hasil dari operasi yang dihentikan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensifkonsolidasian. h.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.
15
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
Hutan Tanaman Industri (HTI) HTI diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu HTI dalam pengembangan dan HTI siap panen. HTI dalam pengembangan dinyatakan sebesar nilai perolehan yang meliputi biaya perencanaan, penanaman, pemeliharaan dan pembinaan hutan, pengendalian kebakaran dan pengamanan hutan, pemenuhan liabilitas kepada lingkungan sosial, pembangunan/pemeliharaan sarana dan prasarana. Amortisasi dan penyusutan beban tangguhan/aset tetap tertentu serta beban umum dan administrasi terkait lainnya dikurangi penghasilan yang diperoleh dari penjualan kayu hasil pembersihan lahan (land clearing) untuk persiapan HTI dalam pengembangan, jika ada, akan dikreditkan atau mengurangi nilai HTI dalam pengembangan. HTI dalam pengembangan dicatat sebagai aset tidak lancar dan tidak diamortisasi. HTI dalam pengembangan direklasifikasi menjadi HTI siap panen pada saat tanaman siap ditebang. HTI siap panen dicatat sebesar biaya perolehan, dan dibebankan sebagai biaya produksi pada saat tanaman ditebang berdasarkan luas area tebang.
j.
Aset Tetap Kelompok Usaha menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah” ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun aset tetap dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun beban ditangguhkan neto dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah. Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur manfaat ekonomis sebagai berikut:
Tahun Bangunan, jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan, peralatan dan perabot kantor
20 3 - 20 4–5
Penilaian aset tetap dilakukan atas penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi.
16
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j. Aset Tetap (lanjutan) Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomis masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan maupun pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut dimasukkan ke dalam laba rugi untuk tahun penghentian pengakuan tersebut dilakukan. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan. Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jika biaya perolehan tanah termasuk biaya pembongkaran, pemindahan, dan restorasi lokasi, serta manfaat yang diperoleh dari pembongkaran, pemindahan dan pemugaran tersebut terbatas, maka biaya tersebut disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya. Dalam beberapa kasus, tanah itu sendiri memiliki umur manfaat yang terbatas, dalam hal ini disusutkan dengan cara yang mencerminkan manfaat yang diperoleh dari tanah tersebut. Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar biaya perolehan, yang mencakup kapitalisasi beban pinjaman dan biaya-biaya lainnya yang terjadi sehubungan dengan pendanaan aset tetap dalam penyelesaian tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke akun “Aset Tetap” yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait. Manajemen mengakaji ulang atas estimasi umur ekonomis, metode penyusutan dan nilai residu pada setiap akhir periode pelaporan. k. Penurunan nilai aset non-keuangan Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” secara prospektif. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang revisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
17
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Penurunan nilai aset non-keuangan (lanjutan)
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasilan Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dan nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. l.
Sewa Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Kelompok Usaha mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan. Sewa tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke operasi tahun/periode berjalan. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama estimasi masa manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa sewa.
18
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l. Sewa (lanjutan) Sewa Pembiayaan - sebagai Lessee Sewa Operasi - sebagai Lessor Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. m. Biaya Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan Biaya/iuran yang terjadi untuk memperoleh Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK), seperti iuran IUPHHK, analisis mengenai dampak lingkungan, foto udara dan rencana karya pengusahaan hutan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat masing-masing IUPHHK tersebut dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu IUPHHK. n.
Kapitalisasi Biaya Pinjaman Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”. Biaya pinjaman neto yang dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan, pengembangan dan pembangunan tanah dan bangunan terdiri dari beban bunga, beban bank, laba/rugi selisih kurs, termasuk biaya/ pendapatan swap valuta asing, yang terkait dengan pinjaman pokok untuk pembangunan asset, dan amortisasi biaya konsultasi dan commitment fee dan tidak termasuk pendapatan bunga yang diperoleh dan laba selisih kurs dari dana yang belum digunakan. Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat kegiatan perencanaan pengembangan dan berakhir pada saat tanah dan bangunan telah selesai dikembangkan dan dibangun.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang sesuai dengan perjanjian penjualan yang umumnya adalah sebagai berikut: a. dari penjualan ekspor yang menggunakan syarat “FOB Shipping Point” diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman. b. dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabiltas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan nilai tukar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut dan laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan, kecuali untuk jumlah yang dikapitalisasi (Catatan 2n).
19
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan) Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, nilai tukar yang digunakan, dihitung berdasarkan rata-rata kurs jual dan beli untuk uang kertas asing dan/atau kurs transaksi terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada akhir tahun sebagai berikut: 30 Juni 2014 1 USD/Rupiah 1 EUR/Rupiah 1 SGD/Rupiah
11.969 16.333 9.583
31 Desember 2013 12.189 16.821 9.628
q. Perpajakan Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Kelompok Usaha untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti rugi pajak yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. Untuk setiap entitas yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas tersebut. Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha mencatat bunga dan denda untuk kekurangan pembayaran pajak penghasilan, jika ada, dalam Penghasilan (Beban) Lain-lain sebagai bagian dari “Lain-lain - bersih” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Kelompok Usaha mencatat bunga dan denda untuk kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan, jika ada, sebagai bagian dari “Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - Tahun Berjalan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
20
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r.
Liabilitas Imbalan Kerja Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang memberikan panduan dalam perhitungan dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya. Kelompok Usaha telah memilih untuk tetap mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan ikut dalam program.
s. Informasi Segmen Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapkan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen merupakan komponen Kelompok Usaha yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (segmen usaha), atau menghasilkan produk atau jasa dalam suatu lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis). Segmen usaha menghasilkan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Dasar penetapan harga transaksi antar segmen dilakukan berdasarkan harga yang disepakati. Segmen geografis menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomis tertentu dan komponen tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi di lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Pendapatan, beban, aset dan liabilitas segmen disajikan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasian. t.
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor yang berasal dari emisi saham.
u. Instrumen Keuangan Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. i. Aset Keuangan Pengakuan Awal Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.
21
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan) Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, PSAK No. 55 (Revisi 2011) mensyaratkan aset tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE), dan keuntungan atau kerugian terkait diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, atau melalui proses amortisasi. Aset keuangan utama Kelompok Usaha meliputi kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang wesel, aset tidak lancar - piutang karyawan dan penyertaan saham. Piutang lain-lain diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011). Penyisihan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Kelompok Usaha tidak akan dapat menagih piutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi. Rincian lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan pada paragraf-paragraf berikutnya yang relevan pada Catatan ini. Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan, atau, bila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa, terjadi bila: i. hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau ii. Kelompok Usaha mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan apabila (a) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) secara substansial tidak mentransfer dan tidak mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Apabila Kelompok Usaha mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan (“pass-through”), atau tidak mentransfer maupun tidak mempertahankan secara substansi seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Kelompok Usaha sebesar keterlibatannya yang berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah antara nilai tercatat aset yang ditransfer dan nilai maksimal pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Kelompok Usaha. Dalam hal ini, Kelompok Usaha juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer diukur atas dasar yang merefleksikan hak dan kewajiban Kelompok Usaha yang ditahan.
22
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan) Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui pada laporan laba rugi. Penurunan nilai Pada setiap tanggal pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa kerugian”), dan peristiwa kerugian tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi. a)
Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Kelompok Usaha memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian atau penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Kelompok Usaha. 23
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan) Jika dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan) dengan menyesuaikan akun penyisihan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jika penghapusan nantinya terpulihkan, jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. b)
Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dan estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).
ii. Liabilitas Keuangan Pengakuan Awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Pada tanggal pelaporan, Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan selain yang diklasifikasikan sebagai utang dan pinjaman. Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan awal liabilitas keuangan dalam bentuk utang dan pinjaman dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan utama Kelompok Usaha meliputi pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, wesel bayar, beban akrual, pinjaman bank jangka panjang, utang kepada pihak berelasi dan utang sewa pembiayaan. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Liabilitas untuk utang bank jangka pendek, utang usaha dan utang lain-lain, dan beban akrual dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nosional), yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya. Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur dengan biaya yang diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal pelaporan, biaya bunga yang masih harus dibayar dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas lancar. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kondolidasian ketika liabilitas dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi menggunakan metode SBE.
24
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen Keuangan (lanjutan) ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan) Penghentian Pengakuan Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penghentian Pengakuan i. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. ii. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. v. Laba (Rugi) Per Saham Dasar Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba (rugi) neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) neto dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan. Pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh 3.111.401.022 saham. Laba per saham dilusian dihitung dengan menyesuaikan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif yang dimiliki Perusahaan yaitu utang yang dapat dikonversi menjadi saham.
25
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen Keuangan (lanjutan) ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan) w. Provisi Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibalik. x. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2013 Efektif tanggal 1 Januari 2013, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 38 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlahjumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan liabilitas kontijensi pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Penentuan mata uang fungsional Mata uang fungsional dari Perusahaan dan Entitas Anak adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan. Sewa Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Perusahaan bertindak sebagai lessor atau lessee untuk beberapa aset tetap tertentu. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK No. 30, “Sewa”, yang mensyaratkan Perusahaan untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.
26
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)
Sewa (lanjutan) Perusahaan mengadakan perjanjian sewa kendaraan, mesin dan alat berat tertentu. Perusahaan telah menentukan, berdasarkan evaluasi atas syarat dan ketentuan dalam perjanjian, bahwa secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset yang disewa dialihkan di Perusahaan sehingga perjanjian sewa tersebut diakui sebagai sewa pembiayaan. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 10. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2u dan 27. Tagihan dan Keberatan atas Hasil Pemeriksaan Pajak Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah tercatat dalam akun tagihan pajak penghasilan dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Kantor Pajak. Nilai tercatat atas tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp14.327 dan Rp13.753. Penjelasan lebih lanjut atas akun ini akan diberikan pada Catatan 16. Penurunan Nilai Goodwill Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Kelompok Usaha menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi dan diuji untuk penurunan nilai setiap akhir periode pelaporan (Catatan 11). Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasi disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha Kelompok Usaha melakukan review atas piutang pada setiap akhir periode pelaporan untuk melakukan penilaian atas cadangan penurunan nilai yang telah dicatat. Pertimbangan manajemen diperlukan untuk melakukan estimasi atas jumlah dan waktu yang tepat atas arus kas masa mendatang dalam menentukan tingkat cadangan yang dibutuhkan. Kelompok Usaha membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur piutang, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan data kerugian historis. Nilai tercatat dari piutang usaha Kelompok Usaha sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp43.322 (31 Desember 2013 Rp33.159) Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5. 27
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% nilai kini liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat neto liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp14.436 (31 Desember 2013 Rp11.060). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 15. Penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan Penyisihan atas kerugian penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Kelompok Usaha setelah penyisihan atas kerugian penurunan nilai persediaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp151.903 dan Rp 134.294 Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Penurunan nilai timbul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Nilai tercatat neto aset tetap dan goodwill Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah Rp432.208 dan Rp459.264. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara tiga (3) sampai dengan dua puluh (20) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan dapat direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp432.208 (31 Desember 2013 Rp459.264). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. 28
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Pajak Penghasilan (lanjutan) Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Tidak ada beban pajak tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2012 karena Perusahaan masih berada dalam posisi rugi fiskal. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Nilai tercatat neto aset pajak tangguhan Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp244 (31 Desember 2013 Rp2.565). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16.
4.
KAS DAN BANK Kas dan bank terdiri dari:
30 Juni 2014 (tidak diaudit) Kas Bank Pihak ketiga Dalam Rupiah PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT. Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Cabang Jakarta Lain-lain (di bawah Rp500 juta) Dalam Dolar AS Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Cabang Jakarta (US$394.257 pada periode 2014 dan US$122.814 pada 31 Des 2013)
31 Desember 2013 (diaudit)
1.534
453
4.368 1.041 1.689
5.983 3.910 1.856
36 89
156 97
4.719
1.497
1.372
1.923
152 345 75
1.069 311 77
15.421
17.332
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$114.644 pada periode 2014 dan US$157.756 pada 31 Des 2013) PT. Bank CIMB Niaga Tbk (US$12.723 pada 30 Juni 2014 dan US$87.720 pada 31 Des 2013) Lain-lain (di bawah Rp500 juta) Dalam Mata Uang Lainnya Jumlah kas dan bank
29
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG USAHA Piutang usaha Pihak ketiga terdiri dari: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Pelanggan asing Dalam Rupiah Dalam Euro Dalam Dolar AS (US$261.959 pada tahun 2014) Pelanggan lokal Dalam Rupiah Dalam Dolar AS (US$1.365.346 pada tahun 2014 dan US$1,685,247 pada tahun 2013) Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha Total piutang usaha pihak ketiga Total piutang usaha – neto
31 Desember 2013 (diaudit)
3.135
1.990 760 -
25.837
9.868
16.342
20.541
(1.347)
(1.347)
43.967
31.812
43.967
31.812
Rincian dari piutang usaha berdasarkan pelanggan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
PT Kertas Nusantara PT PLN (Persero) Kalimantan Timur PT Adiquatro elektrindo Perkasa CV Sentra Abadi Makmur PT LJA Kwang Bok, BV Piet Ong Soredjo Foham PT Little Tree PT Majumapan Bangunindo PT Bokdesindo PT. Dharma Satya Nusantara Doorwin Trading B.V. Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta)
14.177 9.410 5.225 3.533 2.053 1.506 1.503 997 868 674 605 5.213
14.164 7.045 2.340 3.588 884 972 759 2.957
Total piutang usaha Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha
45.314
33.159
(1.347)
(1.347)
Total piutang usaha – neto
43.967
31.812
30
__
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG USAHA (lanjutan) Rincian dari piutang usaha berdasarkan jenis mata uang dan umur piutang pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Mata Uang Dolar AS(Ekuivalen dalam Rupiah)
Rupiah
Total
Belum jatuh tempo Jatuh tempo:. 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari
10.611
2.003
12.614
887 175 951 13.213
996 16.477
1.884 775 951 29.690
Total piutang usaha
25.837
19.476
45.314
31 Desember 2013 (diaudit) Mata Uang Dolar AS dan Euro (Ekuivalen dalam Rupiah)
Rupiah
Total
Belum jatuh tempo
7.286
4.140
11.426
Jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari
864 3.708
17.161
864 20.869
11.858
20.541
33.159
Jumlah piutang usaha
Tidak ada perubahan saldo penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha - pihak ketiga pada tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha tersebut adalah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (Catatan 12 dan 18).
31
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usaha normal, Kelompok Usaha melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, antara lain berupa penjualan dan pembelian. Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi terutama adalah kesamaan pemilikan dan/atau manajemen. Rincian transaksi dengan pihak-pihak berelasi dengan jumlah Rp1.000 atau lebih adalah sebagai berikut: Persentase terhadap jumlah pejualan/ pembelian (%) 30 Juni 2014 (tidak diaudit)
Penjualan kayu lapis dan kayu lapis olahan PT Sumber Graha Sejahtera
-
Pembelian resin PT Borneo Karya Persada (dahulu PT Sumalindo Mitra Resindo)
10.580
30 Juni 2013 (tidak diaudit)
2014
2013
1.040
-
1,66
7.619
6.62
5,25
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang disepakati antar pihak yang bertransaksi. Rincian saldo aset dan liabilitas dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: Persentase terhadap jumlah kewajiban (%) 30 Juni 2014 31 Desember 2013 (tidak diaudit) (diaudit)
Liabilitas jangka Pendek Utang Usaha, pihak berelasi (Catatan 12) PT Borneo Karya Persada RP508 pada 30 Juni 2014 dan US$58.362 dan Rp1.290 Pada 31 Des 2013) PT Pelayaran Nelly Dwi Putri (US$57.533 dan Rp109) PT Sumber Graha Sejahtera (US$916 pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013)
2.002
0,01
0,22
798
810
0,01
0,05
11
0,00
0,00
7.409
0,58
0,35
8.113
32
2013
-
-
Liabilitas Jangka Panjang Utang pihak berelasi PT Borneo Karya Persada
2014
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
Hubungan dan sifat transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: Pihak-pihak Berelasi
Sifat Hubungan
Sifat Transaksi
PT Sumber Graha Sejahtera
Pemegang Saham
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri PT Borneo Karya Persada (dahulu PT Sumalindo Mitra Resindo)
Pihak berelasi lainnya Pihak berelasi lainnya
Penjualan kayu lapis dan kayu lapis olahan Jasa pengangkutan Pembelian resin dan pinjaman modal kerja
7. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari:
Kayu olahan: Kayu lapis Kayu lapis olahan Papan serat berkerapatan sedang (MDF) Kayu gergajian /woodworking products Barang dalam proses Kayu bulat Batu bara Bahan pembantu. suku cadang dan perlengkapan Barang dalam perjalanan Jumlah persediaan Dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan Reklasifikasi ke kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (Catatan 8)
30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
13.683 7.101 3.111 7.639 29.307 91.511 1.565 76.238 14.024
12.819 6.206 3.111 3.494 28.508 82.465 76.871 13.007
244.090
226.481
(92.187 )
(92.187)
-
Jumlah persediaan – bersih
151.903
134.294
Perubahan saldo penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Saldo awal tahun Mutasi tahun berjalan: Penyisihan selama tahun berjalan (catatan 24 dan 33) Saldo akhir tahun
33
31 Desember 2013 (diaudit)
92.187
89.829
-
2.358
92.187
92.187
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PERSEDIAAN (lanjutan) Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan mengakui penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar Rp307 (Catatan 24). Pada tahun yang sama, Essam juga membuat penyisihan penurunan nilai persedian sebesar Rp2.051 terkait dengan ketidakpastian perpanjangan IUPHHK (Catatan 33). Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai tercatat persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut di atas adalah cukup untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi netonya. Persediaan tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan hak secara fidusia sehubungan dengan fasilitas pinjaman jangka pendek dan jangka panjang seperti dijelaskan dalam Catatan 12 dan 18.
8. PENJUALAN PENYERTAAN SAHAM PADA PT. SUMALINDO ALAM LESTARI, ENTITAS ANAK Pada tanggal 12 Oktober 2012, Perusahaan melakukan penandatanganan Perjanjian Pokok dan pengikatan Perjanjian Jual Beli Saham atas seluruh kepemilikan saham Perusahaan di SAL dengan PT Mentari Pertiwi Makmur (MPM), pihak ketiga, dimana Perusahaan bersedia melepas dan menjual seluruh saham yang dimiliki atas SAL sejumlah 234.889 saham atau setara dengan 99,99%. Harga yang disepakati atas transaksi tersebut sebesar Rp330.000. Pada tanggal 13 Oktober 2012, Perusahaan telah menerima uang muka atas rencana transaksi tersebut sebesar Rp50.000 (Catatan 17). Berdasarkan perjanjian- perjanjian tersebut di atas, disepakati bahwa pada tanggal efektif, seluruh piutang usaha dan tagihan lainnya sampai dengan tanggal efektif menjadi hak tagih Perusahaan sedangkan segala kewajiban dan utang SAL dan entitas anaknya sampai dengan tanggal efektif menjadi beban dan tanggung jawab Perusahaan meskipun kewajiban- kewajiban tersebut baru ditagihkan kemudian. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 Februari 2013, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk melakukan penjualan seluruh kepemilikan saham Perusahaan di SAL kepada MPM. Pada tanggal 8 Maret 2013, Perusahaan dan MPM menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham yang diaktakan dengan Akta Notaris Rismalena Kasri, S.H., No. 3 dengan tanggal yang sama. Pada tanggal 11 Maret 2013, Perusahaan telah menerima sisa pembayaran atas transaksi ini. Laba penjualan penyertaan saham sebesar Rp73.795 diakui sebagai bagian dari pendapatan operasi lainnya (Catatan 24) dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Tabel berikut memberikan informasi yang terkait dengan arus kas atas operasi yang dihentikan. 30 Juni 2014
31 Desember 2013 (diaudit)
(tidak diaudit) Arus kas operasi Arus kas investasi Arus kas pendanaan
-
343 (1.685) 2.675
Total arus kas
-
1.333
34
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PENJUALAN PENYERTAAN SAHAM PADA PT. SUMALINDO ALAM LESTARI, ENTITAS ANAK (lanjutan) Analisis hasil operasi yang dihentikan dan hasil yang diakui kelompok lepasan serta informasi arus kas adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
Pendapatan usaha Beban pokok pendapatan
-
-
Laba kotor
-
-
Beban usaha Pendapatan lain-lain Beban lain-lain
-
926 (1.510)
Rugi usaha Penghasilan bunga Beban keuangan
-
416 2 (153)
-
265
-
(495) -
Laba (Rugi) sebelum pajak dari operasi yang dihentikan Manfaat (beban) pajak penghasilan Kini Tangguhan Laba setelah pajak dari operasi yang dihentikan Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Jumlah
-
770
-
770 -
-
770
Arus kas dan hasil operasi yang dihentikan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 merupakan arus kas dan hasil operasi SAL dan entitas anaknya sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan tanggal efektif penjualan SAL. 9. HUTAN TANAMAN INDUSTRI DAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN Pada tanggal 13 Agustus 2010, Perusahaan melakukan peningkatan modal saham ditempatkan dan disetor penuh pada SAL, dimana penyetorannya dilakukan dengan cara memindahkan (inbreng) aset tanaman yang berada di kedua areal HTI Perusahaan tersebut di atas. Transaksi inbreng tersebut merupakan pelaksanaan teknis dari keputusan RUPS Tahunan Perusahaan tanggal 21 April 2006 dan 26 Mei 2008 mengenai persetujuan pemisahan unit usaha HTI yang dikelola langsung oleh Perusahaan ke entitas anak yang khusus mengelola HTI yaitu SAL. Sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 34 ayat 1 sampai dengan ayat 3 dan PSAK No. 21 paragraf 13 (f), setoran saham dalam bentuk barang (inbreng) harus dilakukan menggunakan nilai pasar.
35
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. HUTAN TANAMAN INDUSTRI DAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Benny, Desmar & Rekan, penilai independen yang ditunjuk Perusahaan, masing-masing dengan laporan No. BDR 2010-0439/A dan No. BDR 20100439/B tanggal 19 Juli 2010, nilai wajar aset tanaman adalah sebesar Rp229.765 sedangkan nilai bukunya sebesar Rp80.364. Sesuai Undang- undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (I) huruf d.1, transaksi tersebut merupakan objek Pajak Penghasilan Badan. Kenaikan nilai aset tanaman sebesar Rp149.401 tersebut diakui sebagai laba pengalihan Hutan Tanaman Industri dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Selanjutnya, pada tanggal 8 Maret 2013, seluruh penyertaan saham Perusahaan pada SAL telah dijual kepada PT Mentari Pertiwi Makmur, pihak ketiga (Catatan 8). Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, laba tersebut di atas disajikan sebagai bagian dari akumulasi defisit dalam komponen defisiensi modal. 10. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak diaudit)
Saldo Awal Harga Perolehan Industri Pengolahan Kayu Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total Aset dalam Penyelesaian Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Lain-lain Sub-total
.
Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Total-Industri Pengolahan Kayu
Penambahan
Pengurangan
37.702 188.157 19.476
-
-
535.168 9.656
-
12.971 803.131
217 122
ReklasifikasI
Saldo Akhir
-
37.702 188.157 19.476
-
-
535.168 9.656
1
-
-
12.972
1
-
-
803.132
-
217 122
-
-
-
339
-
-
-
339
26.169
-
-
-
26.169
-
829.640
829.639
1
36
-
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) 30 Juni 2014 (Tidak diaudit) Saldo Awal Harga Perolehan Pengusahaan Hutan Pemilikan Langsung Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total Aset dalam Penyelesaian Jalan dan jembatan Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Total Pengusahaan Hutan Total Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Industri Pengolahan Kayu Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Total-Industri Pengolahan Kayu Pengusahaan Hutan Pemilikan Langsung Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total
Penambahan
Pengurangan
ReklasifikasI
Saldo Akhir
4.218 460.674
-
-
-
4.218 460.674
117.446 6.806
-
-
-
117.446 6.806
1.828
4
-
-
1.832
590.973
4
-
-
590.977
33
-
85.830
-
-
676.836
4
-
1.506.475
5
3.100 81.560 15.678
-
-
33
-
85.830
-
676.840
-
-
1.506.480
4.412 536
-
11.826 -
3.100 97.798 16.214
327.343 10.959
15.745 -
-
47.311 (1.406)
390.399 9.553
12.899
27
-
-
12.925
451.540
20.719
-
(1.406)
529.990
(8.092)
42.354
49.638
56.159
34.263
-
-
485.802
20.719
15.980 231.902
5 5.569
-
(11.826) -
4.160 237.471
121.536 5.312
688 76
-
(47.311) 1.406
74.913 6.794
1.693
4
-
-
1.697
376.424
6.342
-
(57.731)
325.035
37
-
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) 30 Juni 2014 (Tidak diaudit) Saldo Awal Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel
Penambahan
77.738
-
454.162
6.342
Total Akumulasi penyusutan
939.964
27.061
Penyisihan penurunan Nilai
107.246
-
Nilai Bukut Neto
459.264
Total Pengusahaan Hutan
Pengurangan
-
ReklasifikasI
Saldo Akhir
8.092
85.830
(49.638)
410.866
-
-
967.025
-
-
107.246
-
-
432.208
-
31 Desember 2013 (Diaudit)
Saldo Awal Harga Perolehan Industri Pengolahan Kayu Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total Aset dalam Penyelesaian Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Lain-lain Sub-total
.
Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Total-Industri Pengolahan Kayu
Penambahan
41.968 188.274 18.091
-
931.946 10.884
-
Pengurangan
ReklasifikasI
Saldo Akhir
4.266 -
(117) 1.385
37.702 188.157 19.476
750
5.203 132
(392.325) (1.096)
535.168 9.656
12.781
73
-
117
12.971
1.203.944
823
9.601
(392.036)
803.130
-
(4.380) -
217 122
-
(4.380)
339
4.597 122 4.719
31.916
1.240.579
-
-
-
823
38
-
(5.747)
26.169
9.601
(402.163)
829.638
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) Saldo Awal Pengusahaan Hutan Pemilikan Langsung Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total Aset dalam Penyelesaian Jalan dan jembatan Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Total Pengusahaan Hutan Total Harga Perolehan
Akumulasi Penyusutan Industri Pengolahan Kayu Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Total-Industri Pengolahan Kayu Pengusahaan Hutan Pemilikan Langsung Bangunan Jalan dan jembatan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Kendaraan Peralatandan perabot kantor Sub-total
Penambahan
Pengurangan
ReklasifikasI
Saldo Akhir
4.218 454.616
-
-
6.058
4.218 460.674
117.446 6.807
-
-
-
117.446 6.807
1.823
5
-
-
1.828
584.910
5
-
6.058
590.973
4.582
33
(4.582)
33
85.830
-
-
-
-
675.322
38
-
1.915.901
861
9.601
3.100 73.004 14.735
8.556 943
-
615.522 10.992
30.972 99
12.647
85.830
1.476
676.836
(400.687)
1.506.474
-
3.100 81.560 15.678
48 132
(317.103) -
327.343 10.959
252
-
-
12.899
728.000
40.822
180
(317.103)
451.539
40.459
1.859
-
(8.055)
34.263
768.459
42.681
180
(325.158)
485.802
15.665 209.554
316 22.348
-
-
15.891 231.902
117.446 6.807
7.481 316
-
1.678
15
-
-
1.693
345.948
30.476
-
6.058
376.424
39
-
-
-
121.536 5.312
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) Saldo Awal Aset Sewaan Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel Total Pengusahaan Hutan Total Akumulasi penyusutan Penyisihan penurunan Nilai Nilai Bukut Neto
Penambahan
76.709
1.029
422.657
31.505
1.191.116
74.186
-
107.246
724.785
Pengurangan
ReklasifikasI
-
Saldo Akhir
-
-
77.738
1.476
454.162
9.601
(400.687)
939.964
-
-
107.246
-
-
459.264
Alokasi pembebanan penyusutan aset tetap pemilikan langsung dan aset sewa pembiayaan pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit) Beban pokok pendapatan Beban penjualan (Catatan 23) Beban umum dan administrasi (Catatan 23)
27.006 22 33
40.418 190 64
Jumlah
27.061
40.672
Tidak ada penyusutan yang dikapitalisasi ke dalam aset dalam penyelesaian atas jalan dan jembatan pada 30 Juni 2014 . Aset tetap pemilikan langsung digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas pinjaman seperti dijelaskan dalam Catatan 12 dan 18. Pada tanggal 20 Desember 2013, NP dan PT Indo Straits Tbk menandatangani Akta Jual Beli dimana NP menjual tanahnya seluas 1.003.540 m 2 yang terletak di Kutai, Kalimantan Timur, dengan harga jual sebesar Rp39.138. Laba penjualan tanah tersebut setelah memperhitungkan biaya pembebasan lahan dan pajak-pajak terkait adalah sebesar Rp26.964, yang diakui sebagai bagian dari pendapatan operasi lainnya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Tanah tersebut merupakan aset yang dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang diperoleh KP dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Catatan 18). Aset tetap kepemilikan langsung telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sekitar US$140 juta pada tanggal 30 Juni 2014. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Bangunan, jalan dan jembatan di areal IUPHHK tidak diasuransikan. Pada tanggal 7 Juni 2013, kantor operasional Perusahaan di Samarinda, Kalimantan Timur mengalami kebakaran yang menghanguskan bangunan serta peralatan dan perabotan kantor. Nilai buku neto aset tetap yang terbakar adalah nol, sehingga tidak ada rugi yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
40
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) Berdasarkan laporan penilaian Benedictus Darmapuspita & Rekan, penilai independen, tanggal 22 Maret 2013, tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan laporan penilaian tanggal 26 Februari 2014 dari penilai independen yang sama, Essam mengakui penurunan nilai atas aset tetap berupa alat-alat berat sebesar Rp5.451 pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 (Catatan 24). Pada tahun yang sama, Essam juga membuat penyisihan penurunan nilai atas aset tetap berupa jalan dan jembatan, bangunan dan peralatan dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp101.795 terkait dengan ketidakpastian perpanjangan IUPHHK (Catatan 33). Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai aset tetap adalah memadai untuk menutup kerugian atas penurunan nilai aset tetap. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember, persentase penyelesaian dari aset dalam penyelesaian, dipandang dari sudut keuangan, adalah berkisar antara antara 80% sampai dengan 95%. Aset tersebut diperkirakan dapat diselesaikan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Hak kepemilikan atas tanah Kelompok Usaha adalah merupakan Hak Guna Bangunan yang memiliki sisa hak secara legal berkisar antara dua (2) sampai dengan dua puluh (20) tahun. Manajemen berpendapat bahwa hak kepemilikan atas tanah tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi merupakan mesin-mesin untuk pengolahan kayu yang tidak digunakan dengan rincian sebagai berikut: 30 Juni 2014 31 Desember 2013 (Tidak Diaudit) (Diaudit) Harga perolehan Akumulasi penyusutan Penyisihan penurunan nilai aset tetap (Catatan 24) Jumlah
711.300 (547.058) (13.120) 151.122
711.300 (547.058) (13.120) 151.122
Kelompok Usaha melakukan perjanjian sewa pembiayaan (meliputi hak opsi untuk membeli pada akhir masa sewa) atas mesin, alat-alat berat, kendaraan dan peralatan tertentu dengan jangka waktu sekitar dua (2) sampai empat (4) tahun, yang telah berakhir pada tahun 2012. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, pembayaran sewa minimum di masa yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa tersebut adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
43.768 -
48.332 -
Total
43.768
48.332
41
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Dikurangi bunga yang belum jatuh tempo Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum di masa yang akan datang Jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
31 Desember 2013 (diaudit)
(4.213)
(7.973)
39.555 (39.555)
40.359 (40.359)
-
-
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan telah gagal membayar sebagian cicilan pokok dan bunga. Oleh karena itu, bagian jangka panjang dari saldo sewa tersebut direklasifikasi dan disajikan seluruhnya sebagai liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
11. GOODWILL – NETO Akun ini merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan nilai wajar atas aset neto pada saat akuisisi dengan rincian sebagai berikut: PT Essam Timber Pada tanggal 6 Juni 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% saham Essam dari PT Bina Nusa Lestari, Yayasan Adi Upaya dan Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara, pihak ketiga. Rincian atas transaksi akuisisi tersebut adalah sebagai berikut: Harga perolehan Nilai wajar aset neto yang diakuisisi Goodwill Pada tanggal 31 Desember nilainya sepenuhnya.
25.000 (93.738) 118.738 2013, goodwill yang muncul dari akuisisi Essam telah diturunkan
12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK Perusahaan PT Bank CIMB Niaga Tbk Pada tanggal 13 November 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) dengan batas maksimum kredit sebesar US$8.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 29 Juni 2008. Fasilitas pinjaman ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir sampai dengan tanggal 29 Juni 2010. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar US$8.000.000 (setara dengan dan Rp77.360).
42
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Pada tanggal 19 November 2007, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman modal kerja dari CIMB dengan batas maksimum kredit sebesar Rp75.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 15% per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 29 November 2008. Fasilitas pinjaman ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir sampai dengan tanggal 29 Juni 2010. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar Rp75.000. Pada tanggal 19 November 2007, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman modal kerja dari CIMB dengan batas maksimum kredit sebesar Rp75.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 15% per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 29 November 2008. Fasilitas pinjaman ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir sampai dengan tanggal 29 Juni 2010. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar Rp75.000. Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 18, Perusahaan telah beberapa kali merestrukturisasi pinjamannya kepada CIMB, dimana kedua fasilitas pinjaman modal kerja termasuk dalam pinjaman yang direstrukturisasi. Pada tanggal 25 Juni 2013, kedua fasilitas pinjaman modal kerja tersebut direstrukturisasi dan dimasukkan sebagai bagian dari fasilitas pinjaman transaksi khusus yang disajikan sebagai pinjaman bank jangka panjang dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2013 (Catatan 18). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Cabang Jakarta Pada tanggal 15 Agustus 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Cabang Jakarta (HSBC). Pinjaman ini dikenakan bunga harian sebesar 5,25% di bawah best lending rate HSBC per tahun. Fasilitas pinjaman ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir telah diperpanjang sampai dengan 30 Agustus 2013. Fasilitas pinjaman tersebut terdiri atas: · Fasilitas Packing Credit dengan batas maksimum kredit sebesar US$2.500.000. · Fasilitas Treasury dengan batas maksimum kredit sebesar US$1.000.000. Pada tanggal 6 Februari 2012, Perusahaan menerima surat persetujuan dari HSBC, dimana HSBC setuju untuk melepaskan hak pertanggungan atas tanah seluas 40.031 m 2 yang berlokasi di Tangerang. Perusahaan telah menjual tanah tersebut kepada PT Satyamitra Kemas Lestari, pihak ketiga. Sebagian hasil penjualan tanah tersebut digunakan untuk mengurangi fasilitas Packing Credit. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar US$896.295 (setara dengan Rp8.667). Pada tanggal 28 Maret 2013, fasilitas pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya.
43
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. UTANG USAHA Akun ini terutama merupakan liabilitas yang timbul atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu, dengan rincian sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Pihak ketiga Pemasok lokal Dalam Rupiah Dalam Dolar AS (US$ 1.462.813 pada tahun 2014 dan US$ 1.189.426 pada tahun 2013)
82.707
69.395
17.508
14.498
72
3.594
5.906 3.467
5.835 1.969
109.660
95.291
798
2.823
110.458
98.114
Dalam mata uang asing lainnya Pemasok asing Dalam Dolar AS (US$493.424 pada tahun 2014 dan US$478.704 pada tahun 2013) Dalam mata uang asing lainnya Sub-total Pihak berelasi (Catatan 6) Total utang usaha
31 Desember 2013 (diaudit)
Rincian dari utang usaha berdasarkan umur utang usaha pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari
11.630
5.334
19,031 9.229 677 69.890
9.690 1.045. 6.643 77.402
Total utang usaha
110.458
98.114
Pada tanggal 30 Juni 2014, utang usaha kepada pihak ketiga terutama merupakan utang kepada pemasok utama Kelompok Usaha, yaitu, PT Mandiri Timber Pratama, PT Rancana Mulia Baratama, PT Basirih Industrial Corporation, PT Permata Sanimardani, Kaisoon Engineering Pte. Ltd. dan CV Semanding Lestari.
44
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. BEBAN AKRUAL Biaya masih harus dibayar terdiri dari: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Bunga (US$5.539.905 dan Rp820 pada 30 Juni dan US$4.410.945 Rp1.433 pada 31 Desember 2013) Pengangkutan dan transportasi Jasa Profesional Jasa kontraktor Pembelian bahan baku Pajak bumi dan bangunan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Bina Desa Beban akhir tahun Lain-lain Jumlah biaya masih harus dibayar
31 Desember 2012 (diaudit)
67.127 3.246 465 27.647 20.779 326 781 1.199
55.198 2.735 1.066 157 10.823 18.850 803 272 14 1.018
121.571
90.936
15. LIABILITAS IMBALAN KERJA Kelompok Usaha mencatat liabilitas imbalan kerja sebesar Rp 14.436 dan Rp11.060 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, pada akun “Liabilitas Imbalan Kerja” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Beban penyisihan sejumlah Rp3.376 dan Rp7.920 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Pendapatan” dan “Beban Umum dan Administrasi” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Perusahaan melakukan perhitungan sendiri untuk periode 30 Juni 2014 dan menunjuk PT Binaputera Jaga Hikmah, aktuaris independen pada tahun 2013, untuk menghitung liabilitas imbalan kerja bagi karyawan tetapnya. Penilaian aktuaris dihitung dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” yang berdasarkan asumsi-asumsi berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
Perusahaan Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji Tabel mortalita Umur pensiun
7,32% 8,00% TMI-99 55 tahun
8,60% 8,00% TMI-99 55 tahun
Anak Perusahaan Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji Tabel mortalita Umur pensiun
6,50% 8,00% TMI-99 55 tahun
8,50% 8,00% TMI-99 55 tahun
Beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian terdiri dari: 45
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan) 30 Juni 2014 31 Desember 2013 (tidak diaudit) (diaudit) Perusahaan Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi dari biaya masa lalu Amortisasi koreksi aktuaria
1.074 965 98 1.001
2.148 1.931 197 2.002
Sub-total Entitas Anak
3.139 2.443
6.278 1.642
Total
5.582
7.920
Rekonsiliasi liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Perusahaan Nilai sekarang liabilitas imbalan kerja Biaya jasa lalu belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui
23.456 (98) (11.635)
31 Desember 2013 (diaudit) 27.028 (1.981) (16.463)
Sub-total Entitas Anak
11.724 2.712
8.588 2.476
Total
14.436
11.060
Mutasi liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Perusahaan Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat
31 Desember 2013 (diaudit)
8.854 3.139 -
7.890 6.278 (5.584)
Sub-total Entitas Anak
11.993 2.443
8.584 2.476
Total
14.436
11.060
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah di atas memadai untuk kebutuhan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010) pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 sesuai peraturan yang berlaku.
46
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN Utang pajak terdiri dari:
30 Juni 2014 (tidak diaudit) Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 Pasal 15 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23/26 Jumlah
31 Desember 2013 (diaudit)
37 5 1.638 309 2.232
101 4 869 266 759
4.221
1.999
Rekonsiliasi antara rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan estimasi rugi fiskal adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 31 Desember 2013 (tidak diaudit) (diaudit) Laba (Rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan menurut laporan rugi komprehensif konsolidasian Rugi (laba) Entitas Anak sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan – neto Rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan Perusahaan
Beda temporer Penyisihan penurunan nilai persediaan Penyisihan Penyertaan Saham di Anak Perusahaan Beban sewa pembiayaan Penyusutan aset sewaan Liabilitas imbalan kerja Pendapatan yang ditangguhkan atas pinjaman yang direstrukturisasi Penyusutan aset tetap Beda tetap Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Sumbangan, jamuan dan representasi Kesejahteraan karyawan Denda Pajak
(24.704)
(289.730)
391
(7.649)
(24.312)
(297.379)
16.618 3.139
308 (24.110) (828) 5.787
(10.156) (1.751)
(20.706) 367
(51) 2.102 146 -
(706) 3.373 250 328
Estimasi rugi fiskal Perusahaan - tahun berjalan Rugi fiskal yang dibawa dari tahun-tahun sebelumnya
(14.266) (894.705 )
(333.316) (756.113)
Total akumulasi rugi fiskal - akhir tahun
(908.971)
(894.705)
47
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) Perusahaan Tidak ada beban pajak tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 karena Perusahaan masih berada dalam posisi rugi fiskal. Perhitungan pajak 31 Desember 2013 telah sesuai dengan SPT yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak. Tagihan restitusi pajak sebesar Rp14.237 dan Rp13.753 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, merupakan jumlah tagihan restitusi pajak Perusahaan untuk tahun- tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 25 Juni 2009, Kantor Pelayanan Pajak telah menerbitkan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan atas tahun fiskal 2007 sebagai berikut: Jenis Ketetapan
Tanggal
Nomor
SKPKB PPh Pasal 21 SKPKB PPh Pasal 23 STP Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 25 Juni 2009 23 Juli 2009
00024/201/07/092/09 00026/203/07/092/09 00044/107/07/092/09 00114/207/07/092/09 00115/207/07/092/09 00116/207/07/092/09 00117/207/07/092/09 00118/207/07/092/09 00119/207/07/092/09 00120/207/07/092/09 00121/207/07/092/09 00122/207/07/092/09 00123/207/07/092/09 00124/207/07/092/09 00125/207/07/092/09 00001/244/07/722/09
Jumlah 100 46 310 1.208 528 747 2.952 1.589 1.897 1.812 1.383 1.529 1.553 1.657 1.366 372
19.049 Perusahaan telah mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak tahun fiskal 2007 sebesar Rp19.049. Antara bulan April sampai dengan September 2010, Direktur Jenderal Pajak telah menyetujui sebagian dari keberatan Perusahaan sebesar Rp339.. Dengan hasil keputusan pajak yang diterima tersebut, Perusahaan kembali melakukan banding atas hasil keputusan pajak tersebut dengan rincian sebagai berikut: Jenis Ketetapan
Tanggal
Nomor
Jumlah
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-461/WPJ.19/ BD.05/2010
1.208
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-462/WPJ.19/ BD.05/2010
522
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-463/WPJ.19/ BD.05/2010
747
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-467/WPJ.19/ BD.05/2010
2.952
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-468/WPJ.19/ BD.05/2010
1.589
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-469/WPJ.19/ BD.05/2010
1.897
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-470/WPJ.19/ BD.05/2010
1.812
48
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) Perusahaan Jenis Ketetapan
Tanggal
Nomor
Jumlah
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-471/WPJ.19/ BD.05/2010
1.383
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
2 September 2010 KEP-455/WPJ.19/ BD.05/2010
1.392
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
30 Agustus 2010 KEP-435/WPJ.19/ BD.05/2010
1.553
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
2 September 2010 KEP-456/WPJ.19/ BD.05/2010
1.657
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
6 September 2010 KEP-464/WPJ.19/ BD.05/2010
1.342
18.054
Pada tanggal 29 Maret 2012, Pengadilan Pajak telah mengabulkan sebagian permohonan banding Perusahaan sebesar Rp11.482 dan terdapat tambahan keputusan pajak sebesar Rp1.388. Atas penerimaan banding sebesar Rp11.482 telah dipindahbukukan secara otomatis oleh Kantor Pajak kepada utang-utang pajak Perusahaan yang selanjutnya dipindahbukukan terhadap utang Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp4.525 dan sisanya terhadap utang pajak lainnya. Dengan keputusan tersebut, maka tunggakan pajak yang masih harus dibayar adalah sebesar Rp7.959 dengan detail sebagai berikut: Jenis Ketetapan
Tanggal
Nomor
Total
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37446/PP/M.VI/16/2012
157
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37447/PP/M.VI/16/2012
48
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37448/PP/M.VI/16/2012
878
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37450/PP/M.VI/16/2012
95
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37451/PP/M.VI/16/2012
204
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37452/PP/M.VI/16/2012
325
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37453/PP/M.VI/16/2012
1.802
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37454/PP/M.VI/16/2012
244
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37454/PP/M.VI/16/2012
84
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37444/PP/M.VI/16/2012
2.810
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37445/PP/M.VI/16/2012
414
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
29 Maret 2012
Put-37449/PP/M.VI/16/2012
898 7.959
Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak penghasilan badan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
49
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) Perusahaan 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Laba (Rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rugi (laba) Entitas Anak sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan – neto Laba (rugi) Rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan badan Perusahaan Manfaat (beban) pajak dengan tarif yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap: Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Sumbangan, jamuan dan representasi Kesejahteraan karyawan Denda pajak Rugi fiskal dan beda temporer yang diakui sebagai aset pajak tangguhan
31 Desember 2013 (diaudit)
(24.703) 391
(289.730) (7.649)
(24.312)
(297.379)
(6.078)
74.344
13 (526) (37) (4.249)
177 (844) (63) (82) (101.758)
Manfaat (beban) pajak penghasilan badan – neto Perusahaan Entitas Anak
1.280 (5.299)
(28.226) (7.128)
Total
(4.019)
(35.354)
Pengaruh pajak atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 31 Desember 2013 (tidak diaudit) (diaudit) Perusahaan Aset pajak tangguhan Akumulasi rugi fiskal Pendapatan yang ditangguhkan atas pinjaman yang direstrukturisasi Liabilitas imbalan kerja Penghapusan wesel tagih Penyisihan penurunan nilai piutang usaha Penyisihan penurunan nilai persediaan Penyisihan Penyertaan Saham di Anak Perusahaan Aset sewa pembiayaan Sub-total Liabilitas pajak tangguhan Aset tetap Aset pajak tangguhan – neto Perusahaan
-
683
19.450 5.295 5.446 5.234 14.766 4.155 22.885
20.348 4.510 5.446 5.234 16.417 22.885
74.822
75.523
(76.996)
(76.558)
244 50
(1.035)
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan dapat dipulihkan kembali melalui penghasilan kena pajak di masa yang akan datang sebelum habis masa berlakunya. Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, Essam membuat penyisihan penurunan nilai liabilitas pajak tangguhan - neto sebesar Rp18.720 terkait dengan ketidakpastian perpanjangan IUPHHK (Catatan 33). Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan seperti yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Perusahaan Aset pajak tangguhan Perusahaan Entitas Anak Total Liabilitas pajak tangguhan Perusahaan Entitas Anak Total
31 Desember 2013 (diaudit)
244 -
2.565
244
2.565
2.932
1.035 199
2.932
1.234
Akumulasi rugi (laba) fiskal Perusahaan berasal dari kerugian yang terjadi pada tahun-tahun pajak: 30 Juni 2014 (tidak diaudit)
31 Desember 2013 (diaudit)
Perusahaan Tahun pajak - 2014 - 2013 - 2012 - 2011 - 2009 - 2008
14.266 333.316 92.098 133.881 87.653 247.757
333.316 92.098 133.881 87.653 247.757
Total akumulasi rugi fiskal
908.971
894.705
Manajemen Perusahaan menyisihkan sebagian aset pajak tangguhan yang berasal dari estimasi rugi fiskal, yang mana manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut tidak akan dapat digunakan seluruhnya di masa yang akan datang.
51
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. UTANG LAIN-LAIN Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Uang muka pelanggan Titipan karyawan dan kontraktor Lain-lain
58.321 8.430 3.116
Jumlah
69.867
31 Desember 2013 (diaudit) 59.622 8.138 5.400 73.160
18. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG Pinjaman bank terdiri dari pinjaman bank: 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Tranche A (US$19.531.034) Tranche B (US$23.671.281) Bangkok Bank PCL, Cabang Jakarta (US$1.878.312 pada tahun 2014 dan US$2.191.260 pada tahun 2013) PT Bank CIMB Niaga Tbk (US$15.635.382 ) Entitas Anak PT Bank CIMB Niaga Tbk Jumlah Beban bunga efektif yang belum diamortisasi Jumlah Bagian jatuh tempo satu tahun Bagian jangka panjang
31 Desember 2013 (diaudit)
223.767 283.322
238.064 288.529
22.482 187.140
26.709 190.580
71.644
78.844
611.215 (14.429)
822.726 (12.470)
783.924 (523.267)
810.256 (536.637)
260.657
273.619
Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sejak tahun 2004, Perusahaan telah merestrukturisasi pinjamannya, dengan kreditur-kreditur terkait, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Skema restrukturisasi pinjaman-pinjaman tersebut dibagi dalam tranche sebagai berikut: a. Tranche A merupakan pinjaman dengan jangka waktu pembayaran dua belas (12) tahun termasuk masa tenggang pembayaran pokok pinjaman tiga (3) tahun. Pembayaran pinjaman dilakukan secara triwulanan dalam tiga puluh lima kali (35) cicilan mulai tanggal 23 Maret 2008 sampai dengan 23 September 2016. Pinjaman ini mempunyai bunga sebesar 6% per tahun untuk enam bulan pertama tahun 2005 dan 1% di atas “Base Lending Rate” dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk per tahun untuk tahun-tahun selanjutnya. 52
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.(lanjutan) Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, saldo pinjaman Tranche A masing-masing sebesar US$19.531.034 atau setara Rupiah dengan Rp233.767 dan Rp238.064. b. Tranche B merupakan pinjaman dengan jangka waktu pembayaran lima belas (15) tahun termasuk masa tenggang pembayaran pokok pinjaman tiga (3) tahun. Pembayaran pinjaman dilakukan secara triwulanan dalam empat puluh tujuh (47) kali cicilan mulai tanggal 23 Maret 2008 sampai dengan 23 September 2019. Pinjaman ini mempunyai bunga sebesar 1% per tahun. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, saldo Tranche B masing-masing sebesar US$23.671.281 atau setara dengan Rp283.322 dan Rp288.529. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan pemindahan hak secara fidusia atas aset tetap berupa mesin yang dimiliki oleh Perusahaan (Catatan 10) Berdasarkan surat tanggal 26 November 2004 dari Perusahaan kepada Mandiri, tercantum ketentuan bahwa apabila Perusahaan melakukan gagal bayar, maka utang bunga yang telah dihapuskan sebesar US$21.680.921 akan timbul kembali pada tanggal 23 September 2019. Pada tahun 2008, berdasarkan surat dari Mandiri, Mandiri menyetujui perubahan komposisi pokok utang antara Tranche A dan B menjadi masing- masing 45:55 karena Perusahaan meningkatkan jaminan sebagai jaminan tambahan pada PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Bangkok Bank PCL, Cabang Jakarta. Dalam surat tersebut Perusahaan juga setuju untuk mempercepat jadwal pembayaran Tranche B. Porsi bunga terutang yang tersisa dan dihapuskan oleh Mandiri sebesar US$23.265.625 dicatat sebagai pendapatan yang ditangguhkan atas pinjaman yang direstrukturisasi dalam laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan telah gagal membayar angsuran pokok dan bunga. Oleh karena itu, seluruh bagian jangka panjang dari saldo pinjaman tersebut direklasifikasi dan disajikan seluruhnya sebagai liabilitas jangka pendek dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. PT Bank CIMB Niaga Tbk Pada tanggal 13 November 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) dengan batas maksimum kredit sebesar US$5.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dan terutang dalam empat puluh delapan (48) angsuran bulanan masing-masing sebesar US$104.167 mulai bulan Juni 2007. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar US$2.914.540 (masing-masing setara dengan Rp34.884 dan Rp35.525). Pada tanggal 1 Oktober 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari CIMB dengan batas maksimum kredit sebesar US$5.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dan terutang dalam tiga puluh enam (36) angsuran bulanan setelah sembilan bulan masa tenggang pembayaran. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar US$3.737.940 (masing- masing setara dengan Rp44.739 dan Rp45.562).
53
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Selanjutnya, pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan menandatangani surat persetujuan restrukturisasi dengan CIMB dengan jangka waktu pembayaran menjadi empat (4) tahun sampai dengan tahun 2013. Pembayaran akan dilakukan setiap triwulan dalam enam belas (16) kali angsuran mulai bulan Maret 2010. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun. Berdasarkan perjanjian restrukturisasi pinjaman, CIMB setuju menangguhkan pembayaran bunga bulan Mei sampai dengan Desember 2009 dengan tingkat bunga 8,05% yang harus dibayar lunas dengan hasil penjualan aset Kelompok Usaha yang bergerak dalam Hutan Tanaman Industri. Jika penjualan tersebut tidak terjadi, bunga yang ditangguhkan akan dibayar dengan angsuran per bulan selama dua (2) tahun mulai 1 Januari 2010. Perjanjian restrukturisasi tersebut juga mengharuskan tambahan agunan berupa gadai saham milik Perusahaan atas KWS. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Desember 2012 yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Rismalena Kasri, S.H., No. 11 dengan tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui restrukturisasi utang Perusahaan kepada CIMB sekitar US$22.547.218 (termasuk fasilitas pinjaman modal kerja yang disajikan sebagai pinjaman bank jangka pendek (Catatan 12)). Utang tersebut akan direstrukturisasi dengan dua (2) skema yaitu: 1. Tranche A sekitar US$6.547.218 akan dilakukan penjadwalan kembali selama jangka waktu maksimum tujuh (7) tahun dengan masa tenggang satu (1) tahun. 2. Tranche B sekitar US$16.000.000 akan diperlakukan sebagai convertible loan dengan hak opsi konversi menjadi modal saham Perusahaan (put option) selama jangka waktu maksimum tiga (3) tahun menggunakan harga pasar saat dilakukan konversi dengan internal rate of return (IRR) sebesar 9%. Perusahaan memiliki hak untuk melakukan pembayaran lebih awal sebagian atau sekaligus (call option) selama jangka waktu dan dengan IRR yang sama. Tunggakan bunga dan deferred interest akan dihapuskan bertahap secara proporsional dengan jumlah realisasi pembayaran pokok pinjaman. Berdasarkan Akta Notaris Engawati Gazali, S.H., No. 47 tanggal 25 Juni 2013, Perusahaan dan CIMB melakukan perubahan perjanjian kredit dalam rangka restrukturisasi fasilitas pinjaman, dimana fasilitas pinjaman modal kerja dalam Rupiah sebesar Rp75.000 (Catatan 12) dikonversi ke dalam Dolar AS sebesar US$7.530.120. Pinjaman yang telah dikonversi tersebut beserta fasilitas pinjaman modal kerja lainnya dalam Dolar AS sebesar US$8.000.000 (Catatan 12) digabungkan dengan kedua fasilitas pinjaman investasi menjadi fasilitas pinjaman transaksi khusus dengan jumlah keseluruhan US$22.182.601. Pinjaman ini Jadwal pembayaran fasilitas pinjaman ini adalah sebagai berikut: 1. Sebesar US$6.547.218 dibayarkan pada tanggal penandatanganan perjanjian. 2. Sebesar US$15.635.383 diperlakukan sebagai convertible loan dimana CIMB memiliki hak opsi untuk mengkonversi pinjaman menjadi modal saham Perusahaan (put option) selama jangka waktu maksimum tiga (3) tahun, termasuk satu (1) tahun masa tenggang, menggunakan harga pasar saat dilakukan konversi dengan internal rate of return (IRR) sebesar 9%. Perusahaan memiliki hak untuk melakukan pembayaran lebih awal sebagian atau sekaligus (call option) selama jangka waktu dan dengan IRR yang sama. Pinjaman ini dikenakan bunga bulanan sebesar 4,5% per tahun.
54
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Pinjaman ini dijamin dengan, antara lain, pemindahan hak secara fidusia atas piutang usaha Perusahaan senilai Rp39.460, persediaan senilai US$17.500.000 dan aset tetap berupa mesin milik Perusahaan (Catatan 5, 7 dan 10); letter of comfort dari PT Sumber Graha Sejahtera, pemegang saham Perusahaan; gadai kepemilikan saham Perusahaan pada KWS; aset tetap berupa mesin milik KP; tanah milik NP; serta jaminan perusahaan dari SIR dan KP. Perjanjian pinjaman ini mensyaratkan Perusahaan untuk mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari CIMB apabila, antara lain, menjual, mengalihkan atau menjaminkan asetnya; memberikan atau menerima pinjaman; mengubah kegiatan usaha; mengubah susunan pengurus; mengumumkan/membagikan dividen; melakukan peleburan, penggabungan dan pengambilalihan; dan/atau membayar utang kepada pemegang saham. Pada tanggal 10 Desember 2013, Perusahaan dan CIMB kembali mengubah perjanjian kredit dimana saldo bunga terutang per tanggal 25 Juni 2013 sebesar US$6.113.113 dan Rp47.854 (total setara dengan Rp108.551) akan dihapuskan bertahap secara proporsional dengan jumlah realisasi pembayaran pokok pinjaman. Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo bunga terutang sebesar Rp76.512 disajikan sebagai pendapatan yang ditangguhkan atas pinjaman yang direstrukturisasi dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, sementara bunga terutang sebesar Rp32.039 dihapuskan dan dicatat sebagai pendapatan operasi lainnya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Catatan 24). Pada tanggal 30 Juni 2014, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar US$15.635.383 (setara dengan Rp187.140). Bangkok Bank PCL, Cabang Jakarta Pada tanggal 20 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian Fasilitas Pinjaman Berulang dengan Bangkok Bank PCL, Cabang Jakarta (“Bangkok Bank”). Fasilitas pinjaman tersebut terdiri atas: - Fasilitas Packing Loan dengan batas maksimum kredit sebesar US$3.000.000. - Fasilitas Bills Receivable under Letter of Credit dengan batas maksimum kredit sebesar US$1.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan sebesar 4% per tahun dan dijamin dengan pemindahan hak secara fidusia atas aset tetap berupa mesin yang dimiliki oleh Perusahaan (Catatan 10). Perjanjian pinjaman ini mensyaratkan Perusahaan untuk, antara lain, mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bangkok Bank apabila mengajukan permohonan pailit atau likuidasi, menerima pinjaman dari pihak lain dan/atau menjaminkan asetnya kepada pihak lain. Pada tanggal 17 Mei 2010, Perusahaan berhasil memperoleh restrukturisasi pinjaman dengan jangka waktu pengembaliannya sampai dengan 28 November 2017. Pada tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2 0 1 4 d a n 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi kewajiban sesuai dengan jadwal pembayaran yang disepakati. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, saldo pinjaman ini masing-masing sebesar US$1.878.312 (setara dengan Rp22.482) dan 2.191.260 (setara dengan Rp26.709).
55
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Entitas Anak PT Bank CIMB Niaga Tbk Pada tanggal 29 Juni 2006, KP memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari CIMB dengan batas maksimum kredit sebesar US$10.500.000 dan jangka waktu pembayaran tiga (3) tahun. Pinjaman ini terutang dalam dua belas (12) angsuran kuartalan masing-masing sebesar US$875.000 mulai bulan Maret 2007 sampai dengan Desember 2009. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun. Pada tanggal 1 Mei 2007, KP memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari CIMB dengan batas maksimum kredit sebesar US$8.000.000 dan jangka waktu pembayaran tiga (3) tahun. Pinjaman ini terutang dalam tiga puluh enam (36) angsuran bulanan sebesar US$875.000 mulai bulan Maret 2008 sampai dengan 2011. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun. Selanjutnya, pada tanggal 29 Juni 2009, KP menandatangani surat persetujuan restrukturisasi dengan CIMB dengan jangka waktu pembayaran menjadi empat (4) tahun sampai dengan tahun 2013. Pembayaran akan dilakukan setiap triwulan dalam enam belas (16) kali angsuran mulai bulan Maret 2010. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun. Berdasarkan perjanjian restrukturisasi pinjaman, CIMB setuju menangguhkan pembayaran bunga bulan Mei sampai dengan Desember 2009 dengan tingkat bunga 8,05% yang harus dibayar lunas dengan hasil penjualan aset Kelompok Usaha yang bergerak dalam Hutan Tanaman Industri. Jika penjualan tersebut tidak terjadi, bunga yang ditangguhkan akan dibayar dengan angsuran per bulan selama dua (2) tahun mulai 1 Januari 2010. Perjanjian restrukturisasi tersebut juga mengharuskan tambahan jaminan berupa gadai saham KWS milik Perusahaan. Berdasarkan Akta Notaris Engawati Gazali, S.H., No. 48 tanggal 25 Juni 2013, KP dan CIMB melakukan perubahan perjanjian kredit dalam rangka restrukturisasi fasilitas pinjaman, dimana kedua fasilitas pinjaman investasi dalam Dolar AS sebesar US$10.561.289 setelah pembayaran sebesar US$477.105, dikonversi ke dalam Rupiah sehingga menjadi suatu fasilitas pinjaman investasi baru sebesar Rp101.044. Pinjaman ini dikenakan bunga bulanan sebesar 8% per tahun dengan jangka waktu enam (6) tahun sampai dengan tanggal 25 Juni 2019. Pembayaran pinjaman dilakukan melalui pembayaran awal sebesar Rp15.000 serta angsuran bulanan sebesar Rp1.200 pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 dan sebesar Rp1.170 pada tahun ke-6. Pinjaman ini dijamin dengan, antara lain, pemindahan hak secara fidusia atas piutang usaha Perusahaan senilai Rp39.460, persediaan senilai US$17.500.000 dan aset tetap berupa mesin milik Perusahaan (Catatan 5, 7 dan 10); letter of comfort dari PT Sumber Graha Sejahtera, pemegang saham Perusahaan; gadai kepemilikan saham Perusahaan pada KWS; aset tetap berupa mesin milik KP; tanah milik NP; serta jaminan perusahaan dari Perusahaan. Perjanjian pinjaman ini mensyaratkan KP untuk mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari CIMB apabila, antara lain, menjual, mengalihkan atau menjaminkan asetnya; memberikan atau menerima pinjaman; mengubah kegiatan usaha; mengubah susunan pengurus; mengumumkan/membagikan dividen; melakukan peleburan, penggabungan dan pengambilalihan; dan/atau membayar utang kepada pemegang saham.
56
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Entitas Anak (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Pada tanggal 10 Desember 2013, KP dan CIMB kembali mengubah perjanjian kredit dimana saldo bunga terutang per tanggal 25 Juni 2013 sebesar US$4.557.441 (setara dengan Rp45.666) akan dihapuskan bertahap secara proporsional dengan jumlah realisasi pembayaran pokok pinjaman. Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo bunga terutang sebesar Rp35.633 disajikan sebagai pendapatan yang ditangguhkan atas pinjaman yang direstrukturisasi dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, sementara bunga terutang sebesar Rp10.033 dihapuskan dan dicatat sebagai pendapatan operasi lainnya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (Catatan 24). Pada tanggal 20 Desember 2013, tanah milik NP yang dijaminkan untuk fasilitas pinjaman ini telah dijual (Catatan 10). Sebagian penerimaan dari penjualan tersebut sebesar Rp10.000 dibayarkan NP sebagai dividen interim kepada para pemegang sahamnya, dimana bagian Perusahaan adalah sebesar Rp9.990. Perusahaan kemudian menggunakan penerimaan dari dividen interim sebagai bagian dari penambahan modal saham ditempatkan dan disetor penuhnya pada KP sebesar Rp15.000 atau setara dengan 15.000.000 saham baru. Dana tersebut kemudian digunakan KP untuk melakukan pembayaran awal pinjaman sesuai dengan perjanjian restrukturisasi tersebut di atas. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, saldo fasilitas pinjaman ini sebesar Rp 71.644 dan Rp78.844.
19. MODAL SAHAM Rincian kepemilikan saham adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Pemegang Saham PT Sumber Graha Sejahtera UOB Kay Hian Pte Ltd Deddy Hartawan Jamin Gem Treasury Investments Limited. Wijiasih Cahyasasi (Presiden Komisaris) Koperasi-koperasi Lain-lain (masing-masing dengan kepemilikan di bawah 5%)
Jumlah
57
Persentase Kepemilikan (%)
766.275.582 589.859.439 483.489.100 407.475.000 30.000.000 1.518.624
24,63 18,96 15,54 13,10 0,96 0,05
832.783.277
26,77
3.111.401.022
100,00
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. MODAL SAHAM (lanjutan) 31 Desember 2013 (Diaudit) Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Pemegang Saham PT Sumber Graha Sejahtera Deddy Hartawan Jamin Liontrust S/A Auspicium Universal Premir Fund - 869344002 Gem Treasury Investments Limited. Liontrust S/A Pegasus Capital Fund - 869344003 Wijiasih Cahyasasi (Presiden Komisaris) Koperasi-koperasi Lain-lain (masing-masing dengan kepemilikan di bawah 5%)
Jumlah
Persentase Kepemilikan (%)
766.275.582 477.232.000
24,63 15,34
471.056.400 407.475.000
15,14 13,10
168.300.000 30.000.000 1.518.624
5,41 0,96 0,05
789.543.416
25,37
3.111.401.022
100,00
Perusahaan telah beberapa kali melakukan peningkatan modal saham ditempatkan dan disetor penuh melalui penawaran umum efek sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 1b. Berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 66 tanggal 30 Oktober 2009, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 15 Oktober 2009 memutuskan untuk menyetujui perubahan nilai nominal saham yang masih dalam portepel dari nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) menjadi Rp100 (angka penuh) per saham. Sehingga, modal saham Perusahaan menjadi terdiri dari: - 1.236.022.311 modal saham ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham. - 17.639.776.890 modal saham yang masih belum dikeluarkan dan masih dalam portepel dengan nilai nominal Rp100 (angka penuh) per saham. Pada tanggal 31 Desember 2013, modal saham ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari 1.236.022.311 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) per saham dan 1.875.378.711 saham dengan nilai nominal Rp100 (angka penuh) per saham. Konversi Utang menjadi Modal Saham Pada tanggal 7 April 2008, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit berulang “Omnibus Trade Finance dan Foreign Exchange” dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan batas maksimum kredit sebesar US$7.000.000. Pinjaman tersebut telah jatuh tempo pada tanggal 7 April 2009. Pada tanggal 25 Juli 2011, seluruh pinjaman dan kewajiban kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk telah dialihkan kepada PT Binaartha Parama. Pada tanggal 9 September 2011, PT Binaartha Parama selanjutnya mengalihkan seluruh pinjaman dan haknya kepada Pegasus Capital Fund, Singapura (“Pegasus”). Total pinjaman yang dialihkan adalah sebesar US$5.500.000.
58
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. MODAL SAHAM (lanjutan) Pada tanggal 10 Juni 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari Citicorp N.A.Inc., melalui PT Binaartha Parama, pihak ketiga, dengan batas maksimum kredit sebesar US$16.394.000 dengan delapan (8) kali jadwal pembayaran setiap tiga bulanan mulai tanggal 10 Juni 2008. Pada tanggal 16 Mei 2011, seluruh pinjaman dan kewajiban kepada Citicorp N.A.Inc. telah dialihkan kepada PT Binaartha Parama. Pada tanggal 17 Juni 2011, PT Binaartha Parama selanjutnya mengalihkan seluruh pinjaman kepada Auspicium Universal Premier Fund, Singapura (“Auspicium”) dengan syarat dan ketentuan yang sama. Total pinjaman yang dialihkan adalah sebesar US$15.394.000. Berkaitan dengan proses restrukturisasi utang, Perusahaan dalam suratnya tertanggal 6 Maret 2012 yang ditujukan kepada Lion Trust (Singapore) Limited, Singapura (“Lion”) selaku wali dari Pegasus dan Auspicium memberitahukan bahwa secara prinsip menyetujui skema konversi utang menjadi modal dengan harga konversi sebesar Rp300 (angka penuh) per saham, dan seluruh bunga yang masih harus dibayar dan bunga yang ditangguhkan akan dihapus. Konversi utang menjadi modal tersebut baru akan dapat dilaksanakan apabila mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham serta setelah memenuhi seluruh ketentuan yang berlaku. Berdasarkan perjanjian tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan dan Lion sepakat untuk melakukan konversi utang Perusahaan kepada Pegasus dan Auspicium masing-masing sebesar US$5.500.000 dan US$15.394.000 menjadi modal saham baru Perusahaan (dengan menggunakan nilai tukar Rupiah yang disepakati sebesar Rp9.180 (angka penuh) per US$1), dengan jumlah saham yang diterbitkan masing-masing sejumlah 168.300.000 saham dan 471.056.400 saham dan dengan harga konversi sebesar Rp300 (angka penuh) per saham. Saldo bunga yang terutang akan dihapuskan pada saat perjanjian berlaku efektif. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Desember 2012 yang diaktakan dengan Akta Notaris Rismalena Kasri, S.H., No. 12 tanggal 20 Desember 2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui konversi utang sebesar US$20.894.000 menjadi modal Terlebih Dahulu dengan cara pengeluaran saham baru Tanpa Hak Memesan Efek (HMETD) sejumlah 639.356.400 saham dengan harga konversi Rp300 (angka penuh) per saham kepada Lion selaku wali dari Pegasus dan Auspicium sehingga jumlah seluruh modal saham ditempatkan dan disetor penuh yang semula Rp1.359.625 meningkat menjadi Rp1.423.560. Secara keseluruhan kepemilikan para pemegang saham pada saat itu akan mengalami dilusi sekitar 20,55% Nilai wajar saham Perusahaan berdasarkan rata- rata tertimbang harga saham selama 25 hari sebelum pemanggilan RUPSLB tanggal 30 Oktober 2012 adalah sebesar Rp99 (angka penuh), oleh karena itu selisih antara harga konversi utang Perusahaan kepada Pegasus dan Auspicium dengan nilai wajar masing-masing sebesar Rp 36.375 dan Rp 101.810 dicatat sebagai pendapatan lainlain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo bunga terutang kepada Pegasus dan Auspicium masing-masing sebesar Rp13.413 dan Rp74.043 dihapuskan dan dicatat sebagai pendapatan lain- lain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Pada tanggal 31 Desember 2012, hasil konversi utang ini belum efektif menjadi modal saham sehingga disajikan sebagai tambahan modal disetor lainnya - transaksi pembayaran berbasis saham (Catatan 20). Konversi utang ini selanjutnya didaftarkan dalam Daftar Pemegang Saham Perusahaan serta di Bursa Efek Indonesia pada bulan Januari 2013. Pada tanggal 9 Januari 2013, Perusahaan menerbitkan saham baru sejumlah 639.356.400 saham dengan nilai nominal Rp100 (angka penuh) per saham yang merupakan hasil konversi utang ini. Agregat selisih lebih nilai nominal Rp100 (angka penuh) atas nilai wajar Rp99 (angka penuh) per saham disajikan sebagai disagio saham yang merupakan bagian dari tambahan modal disetor dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. 59
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. MODAL SAHAM (lanjutan) Pengelolaan Modal Tujuan utama pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Kelompok Usaha tertentu dipersyaratkan untuk memelihara tingkat permodalan tertentu oleh perjanjian pinjaman. Persyaratan permodalan eksternal tersebut tidak dipenuhi oleh entitas terkait pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Selain itu, Kelompok Usaha juga dipersyaratkan oleh Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas untuk mengalokasikan dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh. Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan Rapat Umum Pemegang Saham.
oleh
Kelompok
Usaha
dalam
Kelompok Usaha mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Kelompok Usaha dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbalan modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013. Kebijakan Kelompok Usaha adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR Unsur-unsur tambahan modal disetor adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) Agio saham Selisih lebih hasil penawaran umum Saham dengan nilai nominal Saham (catatan 1b) Selisih lebih nilai nominal atas harga Konversi utang (catatan 19)
293.000 (640) _____________ 292.360
Agio saham - neto Tambahan modal disetor lainnya transaksi pembayaran berbasis saham
-
Total tambahan modal disetor
292.360
60
31 Desember 2013 (Diaudit)
293.000 (640) ___________ __ 292.360 292.360
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. PENDAPATAN USAHA Rincian pendapatan usaha adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit)
30 Juni 2013 (Tidak Diaudit)
Ekspor
Volume (m3)
Rupiah
Volume (m3)
Rupiah
Kayu lapis Kayu lapis olahan Kayu gergajian/”woodworking products”
11.173 163 1.344
101.943 1.752 13.951
7,23 452,21 -
70 4.007 -
Jumlah Pendapatan Ekspor
117.647
4.077
Lokal Kayu lapis Kayu lapis olahan Kayu bulat Kayu gergajian/”woodworking products” Listrik Lain-lain
1.632 52.579 945
6.385 24.614 1.079 54.559 592
Jumlah Pendapatan Lokal Jumlah Pendapatan Usaha
229.36 76.90 18.043 -
1.096 544 4.227 593 58.275 4.980
87.229
69.715
204.876
73.792
Selama tahun 2014 dan 2013, tidak terdapat transaksi penjualan yang dilakukan dengan satu pelanggan dengan jumlah penjualan kumulatif selama setahun melebihi 10% dari pendapatan usaha konsolidasian. Pendapatan usaha dari pihak-pihak berelasi masing-masing sebesar 0% dan 0,03% pada tahun 2014 dan 2013 (Catatan 6). 22. BEBAN POKOK PENDAPATAN Rincian beban pokok pendapatan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014
30 Juni 2013
(Tidak Diaudit)
(Tidak Diaudit)
Kayu lapis: Kayu bulat yang digunakan Upah buruh langsung Beban pabrikasi
48.464 13.407 37.470
1.642
Jumlah beban produksi
99.341
1.642
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir tahun
3.165 (3.900)
650 (1.910)
Beban pokok produksi
98.607
382
Persediaan barang jadi Awal tahun Dipindahkan ke proses produksi lain Barang dalam perjalanan Akhir tahun
12.819 (1.013) (2.207) (13.683)
3.587 (780) (2.471)
Beban pokok pendapatan - Kayu lapis
94.523
61
718
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. BEBAN POKOK PENDAPATAN (lanjutan)
Kayu lapis olahan Kayu bulat Kayu gergajian/”woodworking products” Listrik Sewa Jumlah beban pokok pendapatan
30 Juni 2014
30 Juni 2013
(Tidak Diaudit)
(Tidak Diaudit)
1.633 29.323 12.247 49.965 310
1.118 1.809 3.263 50.500 279
188.002
57.688
Selama periode enam bulan 30 Juni 2014 dan 2013, tidak terdapat transaksi pembelian yang dilakukan dengan satu pemasok dengan jumlah pembelian kumulatif selama setahun melebihi 10% dari pendapatan usaha konsolidasian. 23. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit)
30 Juni 2013 (Tidak Diaudit)
Beban Penjualan Pengangkutan dan penyimpanan Perbaikan dan pemeliharaan Komisi penjualan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Penyusutan (Catatan 9) Transportasi dan perjalanan Lain-lain
1.795 57 1.213 203 33 10 82
301 18 321 231 63 9 42
Jumlah Beban Penjualan
3.393
985
Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Perbaikan dan pemeliharaan Transportasi dan perjalanan Honorarium profesional Pajak dan perizinan Sumbangan, hadiah dan hubungan masyarakat Penyusutan (Catatan 9) Kantor dan mess karyawan Komunikasi Lain-lain
10.177 2.394 259 3.717 1.056 369 22 996 133 1.104
12.518 2.176 322 6.135 686 364 191 717 180 1.752
Jumlah Beban Umum dan Administrasi
20.227
25.042
Jumlah Beban Usaha
23.620
26.027
62
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASI LAINNYA Rincian pendapatan dan beban operasi lainnya adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) Pendapatan operasi lainnya : Laba Penjualan saham anak perusahaan Laba dari penghapusan beban bunga atas Pinjaman yang Direstrukturisasi Pendapatan dari persiapan lahan Hutan Tanaman Industri dalam pengembangan Laba penjualan aset tetap (Catatan 9) Pendapatan lain-lain
30 Juni 2013 (Tidak Diaudit)
-
73.817
3.079
34.083
1.848
2.926 110 1.082
4.927
112.018
Beban lain-lain : Beban penurunan nilai penyertaan saham Beban kapasitas yang tidak terpakai Beban lain-lain
(16.618) (4.813) (153)
(53.926) (1.022)
Jumlah beban operasi lainnya
(21.757)
(54.948)
Jumlah pendapatan operasi lainnya
Sesuai “Share Valuation Report” dari Kantor Jasa Penilai Publik Desmar, Anis dan Rekan no : DNA001/RPT-B/II/2014 tanggal 14 April 2014 atas permintaan pemegang saham utama PT Borneo Karya Persada (BKP), nilai wajar kepemilikan 19,5% saham Perusahaan di BKP adalah sebesar Rp7.938, sehingga dengan demikian Perusahaan melakukan penyisihan penurunan nilai penyertaan saham di Anak Perusahaan sebesar Rp16.618. Beban kapasitas yang tidak terpakai merupakan beban yang terjadi karena penghentian produksi Medium Density Fibreboard (MDF) yang disebabkan tingginya harga bahan baku dan tidak ada produksi atas kayu bulat di areal IUPHHK Kelompok Usaha. 25. BEBAN KEUANGAN Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit)
30 Juni 2013 (Tidak Diaudit)
Beban bunga Pinjaman bank Sewa guna usaha dan lain-lain
(10.246) (3.400)
(17.030) (1.427)
Jumlah beban bunga
(13.646)
(18.457)
63
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. BEBAN KEUANGAN (lanjutan) Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit)
Beban administrasi bank
30 Juni 2013 (Tidak Diaudit)
(2.083)
(218)
(15.731)
(18.675)
Laba (rugi) selisih kurs - neto
14.140
(23.123)
Jumlah Beban Keuangan
(1.591)
(41.799)
Jumlah Beban Bunga dan Administrasi Bank
26. INFORMASI SEGMEN Segmen geografis disajikan dalam lima segmen yang dibedakan menurut lokasi pelanggan Kelompok Usaha Informasi mengenai segmen geografis Kelompok Usaha yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 disajikan sebagai berikut: Segmen Geografis 30 Juni 2014 : Penjualan Ekstern Keterangan : Indonesia Asia Timur Eropa Jumlah
Penjualan Antar Segmen
Eliminasi
Konsolidasian
87.229 97.676 19.971
1.903 -
(1.903) -
87.229 97.676 19.971
204.876
1.903
(1.903)
204.876
30 Juni 2013 : Penjualan Ekstern Keterangan : Indonesia Timur Tengah dan lain-lain Jumlah
Penjualan Antar Segmen
Eliminasi
Konsolidasian
35.340 223
398 -
(398) -
35.340 223
35.563
398
(398)
35.563
Aset utama Kelompok Usaha terletak di Kalimantan Timur, Indonesia. Oleh karena itu, manajemen Kelompok Usaha tidak menyajikan informasi jumlah nilai tercatat aset segmen dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset segmen berdasarkan lokasi geografis karena tidak relevan. 64
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Kelompok Usaha yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian. 30 Juni 2014 Nilai tercatat Aset keuangan: Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Penyertaan saham
31 Desember 2013 Nilai wajar
Nilai tercatat
Nilai wajar
15.421 43.967 19.660 8.723
15.421 43.967 19.660 8.723
176.051 47.252 28.009 25.342
176.051 47.252 28.009 25.342
110.458 69.867 3.591 121.571
110.458 69.867 3.591 121.571
152.752 100.558 86.142 2.876 216.632
152.752 100.558 86.142 2.876 216.632
523.267 39.555 8.113
523.267 39.555 8.113
585.042 49.267 6.240
585.042 49.267 6.240
260.657
260.657
20.139
20.139
Liabilitas keuangan: Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Utang lain-lain Wesel bayar Beban akrual Liabilitas jangka panjang - bagian lancar: Pinjaman bank Utang sewa pembiayaan Utang kepada pihak berelasi Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian lancar: Pinjaman bank
Nilai wajar kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang wesel, aset tidak lancar - piutang karyawan, penyertaan saham, pinjaman bank jangka pendek, wesel bayar, utang usaha, utang lainlain, biaya masih harus dibayar, liabilitas jangka panjang - bagian lancar, utang kepada pihak berelasi, dan liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian lancar, mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut, sedangkan efek tersedia untuk dijual dinilai pada harga perolehan. Nilai wajar dari pinjaman bank dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar. 28. PERJANJIAN, IKATAN DAN KONTINJENSI PENTING Perusahaan a. Ikatan sehubungan dengan pinjaman Kelompok Usaha dijelaskan dalam Catatan 12 dan 18.
b. Pada tanggal 24 Juli 2009, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dengan hak opsi membeli atas alat pembangkit tenaga listrik (genset) dengan PT Adiquatro Elektrikindoperkasa (AE), pihak ketiga, dimana AE memberikan sejumlah pembayaran tertentu sebagaimana yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa. Perjanjian ini berlaku selama empat (4) tahun, efektif sejak barang diterima di lokasi penyewa dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 25 Desember 2013. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, perpanjangan perjanjian masih dalam proses. Pada tanggal 17 Oktober 2013, Perusahaan dan AE mengadakan Kesepakatan untuk Melakukan Jual Beli Genset dimana Perusahaan setuju untuk menjual sembilan (9) unit genset kepada AE dengan harga sebesar Rp10.000 (tidak termasuk PPN 10%). Perjanjian Jual Beli akan ditandatangani setelah memenuhi ketentuan, antara lain, seluruh utang AE kepada Perusahaan telah dilunasi dan Perusahaan telah memperoleh persetujuan pelepasan jaminan atas aset tersebut dari krediturnya. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Perjanjian Jual Beli belum ditandatangani. 65
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PERJANJIAN, IKATAN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) c.
Berdasarkan akta notaris Linda Herawati, S.H. No. 64 tanggal 26 November 2009 dinyatakan bahwa tagihan Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond/ZCB) berjangka waktu satu tahun yang diterbitkan oleh PT Sumalindo Hutani Jaya (SHJ) kepada Perusahaan tertanggal 1 Juli 2009 dengan saldo awal sebesar Rp140.255 (tidak diaudit) berubah menjadi sebesar Rp138.762 (setelah diaudit), selanjutnya ZCB tersebut disebut dengan tagihan ZCB I. ZCB I ini merupakan saldo atas tagihan Perusahaan kepada SHJ sampai dengan 30 Juni 2009.
Kemudian berdasarkan akta tersebut di atas, tagihan ini dialihkan kepada Marshall Enterprise Limited (Marshall), pihak ketiga, bersamaaan dengan penjualan kepemilikan saham SHJ yang dimiliki Perusahaan kepada Tjiwi. Penjualan tagihan berupa ZCB ini sebelumnya telah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 15 Oktober 2009. Sesuai dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tagihan antara Perusahaan dengan Marshall yang diaktakan dengan akta notaris Linda Herawati, S.H. No.19 tanggal 7 September 2009, pembayaran sejumlah US$3.000.000 dari saldo ZCB I di atas disepakati dengan cara Perusahaan wajib mengambil kayu tegakan, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Perjanjian Jual Beli Kayu antara SHJ dengan Perusahaan yang diaktakan dengan Akta No. 61 tanggal 26 November 2009 dari notaris yang sama yang menyatakan bahwa pengambilan kayu tegakan tersebut dilakukan di areal SHJ dan wajib diselesaikan sampai dengan tanggal 14 Juli 2011. Harga pembelian kayu hasil dari pengambilan di areal SHJ tersebut akan dibayar oleh Marshall kepada SHJ. Jangka waktu tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 14 Juli 2012. Namun demikian, Perusahaan tidak dapat melakukan pengambilan seluruh kayu di areal SHJ yang menjadi haknya tersebut disebabkan oleh beberapa alasan antara lain proses pengurusan perizinan (Rencana Kerja Usaha dan Rencana Kerja Tahunan SHJ) yang memakan waktu cukup lama sehingga pada saat pelaksanaan realisasi penebangan, antara biaya produksi dan harga jual sudah tidak ekonomis lagi dan apabila aktifitas penebangan tersebut tetap dilakukan maka akan menimbulkan kerugian yang signifikan bagi Perusahaan. Di samping itu, infrastruktur untuk kelancaran logistik dan pengeluaran kayu dari areal SHJ telah mengalami kerusakan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya (pada saat penandatanganan kesepakatan Jual Beli ZCB). Berdasarkan surat Nomor 1/Legal-HQ/SLJ/IX/12 dari SHJ tanggal 3 September 2012, sehubungan dengan lewatnya jangka waktu perjanjian pada tanggal 14 Juli 2012, maka terhitung sejak tanggal 15 Juli 2012, Perusahaan tidak berhak untuk melakukan pemanenan dan pengangkutan kayu di areal SHJ. Oleh karena itu, seluruh saldo piutang wesel (hak mengambil kayu tebangan di areal SHJ) kepada Marshall yang nilainya sebesar US$2.950.948 (setara dengan Rp 28.536) disisihkan dan dicatat sebagai kerugian penyisihan penurunan nilai piutang wesel dan dicatat pada akun “Beban Lain-Lain” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 24). Perusahaan akan tetap melakukan upaya untuk mendapatkan kembali perpanjangan jangka waktu penebangan tersebut. Sejak tahun 2009 sampai dengan bulan Desember 2012, Perusahaan telah menerima pembayaran secara kas untuk pelunasan ZCB I sebesar US$11.000.000
66
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PERJANJIAN, IKATAN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) d. Pada tanggal 26 Juli 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian Fasilitas Pinjaman modal kerja dari Genuine Capital Ltd., pihak ketiga, sebesar Rp10.000 yang telah dicairkan pada tanggal yang sama. Pinjaman ini akan jatuh tempo tiga (3) bulan setelah tanggal pencairan dan dikenakan bunga tetap tahunan sebesar 21% per tahun yang akan dibayarkan bersama dengan pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo. Pinjaman ini dijamin dengan gadai 30% kepemilikan saham Perusahaan pada KP. Fasilitas ini telah beberapa kali diperpanjang, dimana terakhir telah diperpanjang sampai dengan 26 April 2013. Pada tahun 2012, Perusahaan telah membayar pinjaman tersebut sebesar Rp3.000. Pada tanggal 1 April 2013, Perusahaan telah melunasi sisa pinjaman ini. e.
Pada tanggal 16 Juli 2009, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada First Goal International Ltd., pihak ketiga, sebesar US$300.000 dengan tingkat bunga 7% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 16 Oktober 2009. Wesel bayar ini telah beberapa kali diperpanjang, dimana terakhir telah diperpanjang sampai dengan 16 April 2014.
f.
Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Borneo Karya Persada (dahulu PT Sumalindo Mitra Resindo), pihak berelasi, sebesar US$642.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9% per tahun dan jatuh tempo satu (1) tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 24 Februari 2012, pinjaman ini diperpanjang selama satu (1) tahun dan seluruh bunga yang belum dibayarkan menjadi bagian dari pokok pinjaman yang baru sebesar US$699.780. Pada tanggal 2 September 2013, pinjaman ini diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 24 Februari 2014 dan seluruh bunga yang belum dibayarkan menjadi bagian dari pokok pinjaman yang baru yang dikonversi ke dalam Rupiah sebesar Rp7.409. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9,5% per tahun. Pinjaman ini disajikan sebagai bagian dari utang kepada pihak berelasi dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 6)
g. Perkara hukum yang dihadapi oleh Perusahaan sampai dengan tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: i. Deddy Hartawan Jamin (tercatat sebagai pemegang saham Perusahaan pada saat mengajukan permohonan) dan Imani United Pte Ltd (belum tercatat sebagai pemegang saham Perusahaan pada saat mengajukan permohonan) (“Para Pemohon”) mengajukan Permohonan Pemeriksaan Perusahaan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatanm elalui Surat No.006/DK/I/2011 tanggal 10 Januari 2011. Berdasarkan Putusan Penetapan Perkara Perdata No. 38/Pdt.P/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 28 April 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan permohonan Para Pemohon. Atas penetapan tersebut, Perusahaan mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung dengan Memori Kasasi No.06/LGA/SULIK/V/2011 tanggal 20 Mei 2011.Mahkamah Agung telah mengeluarkan Putusan No.3017/K/Pdt/2011 tanggal 12 September 2012 yang menolak permohonan kasasi Perusahaan. Atas putusan Mahkamah Agung tersebut ,Perusahaan mengajukan permohonan peninjauan kembali melalui Memori Peninjauan Kembali tanggal 6 Desember 2013. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima putusan dari Mahkamah Agung atas permohonan peninjauan kembali tersebut.
67
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PERJANJIAN, IKATAN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) g. Perkara hukum yang dihadapi oleh Perusahaan sampai dengan tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: (lanjutan) ii.
Deddy Hartawan Jamin, pemegang saham Perusahaan, mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap Perusahaan sebagai TergugatI dan pihak-pihak lain sebagai tergugat lainnya, dengan Perkara No. 02/Pdt.G/2013/PN.JKT.Sel tanggal 2 Januari 2013. Materi gugatan antara lain menyangkut transaksi pengalihan saham Perusahaan di SHJ kepada PT Tjiwi Kimia dan pengalihan tagihan Perusahaan di SHJ (ZCB I) kepada Marshall (Catatan28c), serta transaksi pemindahan (inbreng) Hutan Tanaman Industri sebagai setoran modal Perusahaan pada SAL yang dilakukan pada tahun 2010 (Catatan9). Berdasarkan putusan yang diucapkan pada tanggal 5 Desember 2013, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan menerima eksepsi dari para tergugat dan menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima (Niet OntvankelijkeVerklaard). Atas putusan ini, Penggugat mengajukan banding ke PengadilanTinggi DKI Jakarta melalui Memori Banding tanggal 12 Februari 2014. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, perkara ini masih dalam proses persidangan di PengadilanTinggi DKI Jakarta.
iii. Johan Lolong, selaku ahli waris dari Johan Kairupan, mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Samarinda terhadap Perusahaan dengan Perkara No.80/Pdt.G/2010/PN.Smd. Materi gugatan menyangkut HGB No. 3 atas nama Perusahaan seluas 83.602m 2 yang terletakdi Desa Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, yang diatasnya didirikan pabrik sawmill Perusahaan. Berdasarkan Putusan No.113/Pdt/2011/PT.KT/Smd, Pengadilan Tinggi Samarinda mengabulkan permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan. Atas putusan tersebut, penggugat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima putusan dari Mahkamah Agung atas permohonan kasasi tersebut. h. Pada tanggal 16 Juli 2009, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada First Goal International Ltd.,pihak ketiga, sebesar US$300.000 dengan tingkat bunga7% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 16 Oktobe r2009. Wesel bayar ini telah beberapa kali diperpanjang, dimana terakhir telah diperpanjang sampai dengan16 April 2014. i.
Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Borneo Karya Persada (dahulu PT Sumalindo Mitra Resindo), pihak berelasi, sebesar US$642.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9% per tahun dan jatuh tempo satu (1) tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 24 Februari 2012, pinjaman ini diperpanjang selama satu (1) tahun dan seluruh bunga yang belum dibayarkan menjadi bagian dari pokok pinjaman yang baru sebesar US$699.780. Pada tangga l2 September 2013, pinjaman ini diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 24 Februari 2014 dan seluruh bunga yang belum dibayarkan menjadi bagian dari pokok pinjaman yang baru yang di konversi ke dalam Rupiah sebesar Rp7.409. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9,5% per tahun. Pinjaman ini disajikan sebagai bagian dari utang kepada pihak berelasi dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan6).
68
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PERJANJIAN, IKATAN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) Entitas anak j.
Pada tanggal 4 Desember 2007, KP menandatangani perjanjian jual beli fasilitas penyediaan batu bara dengan PT Impian Semana Graha (ISG), pihak ketiga. Dalam perjanjian tersebut, KP setuju untuk membeli fasilitas penyediaan batubara dengan harga Rp7.067 yang telah dibangun di lokasi pembangkit tenaga listrik KP. KP melakukan pembayaran angsuran bulanan setelah memperhitungkan uang muka KP sebesar Rp1.276. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, saldo liabilitas yang timbul atas transaksi ini sebesar Rp265
k. Pada tanggal 1 Juli 2010, KP menandatangani perjanjian jual beli atau suplai batu bara dengan Perusahaan Daerah Kelistrikan dan Sumber Daya Energi Kabupaten Kutai Kertanegara (PKSDE), pihak ketiga, dimana PKSDE setuju untuk memasok batubara kepada KP minimum 13.000 MT per bulan untuk pembangkit tenaga listrik di Senoni dan 6.500 MT per bulan untuk pembangkit tenaga listrik di Loa Janan dengan standar ASTM minimal 5.300kcal/kg(Adb). Harga jual batu bara ditetapkan berdasarkan kuantitas listrik yang diproduksi dengan harga Rp505 (angka penuh) per kwh-neto. Perjanjian ini berlaku selama satu (1) tahun. Pada tangga l2 Januari 2011, perjanjian jual beli atau suplai batu bara tersebut mengalami perubahan, dimana harga jual batu bara ditetapkan berdasarkan kuantitas listrik yang diproduksi dengan harga Rp512 (angka penuh) per kwh-neto dan biaya excess steam sebesar Rp80.000 (angka penuh) per T steam/jam. Perjanjian ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir sampai dengan tanggal 28 Februar i2014 dan tidak diperpanjang lagi. l.
Pada tanggal 29 Desember 2010, KP menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik lebih (excess power) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), pihak ketiga, yang berlokasi di PLTU Loa Janan, Kalimantan Timur, dimana KP setuju untuk memasok tenaga listrik dengan kapasitas maksimum 6.800 kw dengan harga Rp852,80 (angka penuh) per kwh. Perjanjian ini awalnya berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 dan kemudian diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.
m. Pada tanggal 17 Januari 2011, KP menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik lebih (excess power) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), pihak ketiga, yang berlokasi di Senoni, Kalimantan Timur, dimana KP setuju untuk memasok tenaga listrik dengan kapasitas maksimum 13.500 kw dengan harga Rp852,80 (angka penuh) per kwh. Perjanjian ini berlaku selama satu (1) tahun terhitung sejak tanggal dimulainya penyaluran tenaga listrik dan kemudian telah diperpanjang sampai dengan tanggal 18 Januari 2015. n. Pada tanggal 17 Februari 2012, NP menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan PT Indomining. NP menyewakan lahan berupa tanah seluas 283.641 M2 yang terletak di SangaSanga, KalimantanTimur. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dengan berakhirnya masa berlaku HGB yaitu tanggal 31 Maret 2028. Total kontrak sewa adalah sebesar US$1.000.000. o. Pada tanggal 14 Oktober 2013, KP menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PT KD Mineral IDN, pihak ketiga, yang berlokasi di Kutai Kartanegara, KalimantanTimur, dimana KP setuju untuk memasok tenaga listrik dengan kapasitas minimum dan maksimum masing-masing sebesar 300.000 kwh per bulan dan 1.500.000 kwh per bulan dengan harga sebesar Rp1.200 (angkapenuh) per kwh dimana harga tersebut ditentukan berdasarkan kondisi tingkat harga batubara yang dipasok ke pembangkit tenaga listrik sebesar Rp500 (harga penuh) per kwh dengan kalori 5.100 kkal. Perjanjian ini berlaku hingga sepuluh (10) tahun sejak tanggal dimulainya penyaluran tenaga listrik.
69
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PERJANJIAN, IKATAN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) Entitas anak (lanjutan) p. Pada tanggal 16 Oktober 2013, KP menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PT Sarana Bina Semesta Alam, pihak ketiga, yang berlokasi di Kutai Kartanegara, KalimantanTimur, dimana KP setuju untuk memasok tenaga listrik dengan kapasitas minimum dan maksimum masing- masing sebesar 300.000 kwh per bulan dan 600.000 kwh perbulan dengan harga sebesar Rp1.200 (angka penuh) per kwh dimana harga tersebut ditentukan berdasarkan kondisi tingkat harga batu bara yang dipasok ke pembangkit tenaga listrik sebesar Rp500 (harga penuh) per kwh dengan kalori 5.100 kkal. Perjanjian ini berlaku hingga sepuluh (10) tahun sejak awal penyaluran tenaga listrik secara komersial untuk pertamakali. 29. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 Juni 2014,Kelompok Usaha mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Aset Kas dan setara kas Dolas AS Euro Piutang usaha Uang muka dan asset lancar lainnya Dolas AS Euro
Dalam Mata Uang Asing
Ekuivalen dalam Rupiah
550.477 4.589 1.627.306
6.589 75 19.477
1.334.728 3.477
15.975 56
Jumlah Aset
42.172
Liabilitas Utang usaha Wesel bayar Pihak ketiga Utang lain-lain Beban akrual Liabilitas jangka panjang - bagian lancar Pinjaman bank Utang sewa guna usaha Pinjaman bank jangka panjang
2.063.329 300.000 6.596.882 5.539.905
24.696 3.591 78.958 66.307
43.671.740 3.271.511 17.044.270
522.707 39.157 204.003
Jumlah Liabilitas
872.254
Liabilitas - Bersih
897.246
Pada tanggal 21 Juli 2014 kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah sebesar Rp11.577 (angka penuh) per US$1 dan Rp15.668 (angka penuh) per EUR1. Oleh karena itu, bilamana kurs per tanggal 21 Juli 2014 tersebut digunakan untuk menyesuaikan jumlah liabilitas neto dalam mata uang asing milik Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 ke dalam Rupiah, maka liabilitas neto dalam mata uang asing tersebut akan turun secara proforma sekitar Rp29,4 milyar. Pengaruh kurs mata uang asing lainnya dianggap tidak signifikan. Kelompok Usaha tidak melakukan lindung nilai (“hedging”) terhadap pinjaman yang diperoleh dalam mata uang asing tersebut. 70
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. KELANGSUNGAN USAHA Kegiatan usaha Kelompok Usaha telah terpengaruh dan mungkin terus terpengaruh oleh kondisi bisnis yang mempengaruhi usaha di bidang kehutanan. Disamping itu, perubahan kurs valuta asing berdampak signifikan terhadap biaya dana dan jumlah utang dalam bentuk valuta asing (Dolar AS) milik Kelompok Usaha dalam satuan Rupiah. Dengan selesainya restrukturisasi sebagian besar hutang Kelompok Usaha kepada kreditur, terdapat tambahan peluang bagi Kelompok Usaha untuk menata kembali dan mencapai strategi usaha yang telah dicanangkan. Dalam menjalankan usahanya, manajemen Kelompok Usaha telah dan akan menerapkan strategi usahanya sebagai berikut: •
Terus fokus untuk mempertahankan dan berusaha meningkatkan kemampuan volume produksi industri plywood dan produk turunannya yang sempat berhenti berproduksi pada tahun 2012.
•
Mencari calon investor potensial dan atau sumber dana lainnya untuk mendanai rencana peningkatan kapasitas pembangkit tenaga listrik setidaknya dari 22,5 MW menjadi 32,5MW.
•
Mengaktifkan kembali industri MDF. Alternatif yang sedang dijajaki adalah merelokasi kedua industri tersebut kedaerah yang pemenuhan bahan bakunya dapat berkesinambungan dengan biaya perolehandan biaya pemasaran yang murah atau mencari peluang lain yang tujuannya untuk mendayagunakan industri tersebut.
•
Mencari peluang untuk dapat melakukan ekspansi kebidang usaha pertambangan.
•
Melanjutkan proses restrukturisasi utang dengan kreditur yang belum terselesaikan pada tahun 2013.
•
Terus meningkatkan produktivitas dan melakukan langkah-langkah efisiensi didalam operasional usaha melalui program penurunan biaya strategis (“strategic cost reduction program”) dan menghindari biaya yang timbul akibat kesalahan (“cost of mistakes”) serta penerapan anggaran secara ketat (“strict budget”).
•
Penerapan pengelolaan hutan lestari (“sustainable forest management”) serta perpanjangan konsesi areal hutan yang masih berpotensi, mencari atau menambah luas areal baru baik hutan alam dan hutan tanaman industri.
•
Mengoptimalkan sumber daya hutan non kayu (mineral, herbal dan tumbuhan lainnya) yang beradadi areal hutan yang dikelola Kelompok Usaha termasuk mengembangkan sistem pengelolaan berbasis carbontrade.
•
Terus konsisten mempraktekkan good corporate governance melalui pematuhan peraturan pemerintah sesuai dengan sifat usaha, meminimalisasi terjadinya konflik sosial melalui community development, serta operasional usaha yang ramah lingkungan (environment friendly policy).
71
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. LABA PER SAHAM DASAR 30 Juni 2014 (tidak diaudit) Laba (Rugi) bersih yang tersedia bagi pemegang saham Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar Rugi bersih per saham (angka penuh)
30 Juni 2013 (tidak diaudit)
(28.793)
(11.675)
3.111
3.111
(9,23)
(3,75)
32. REKLASIFIKASI AKUN Tidak ada akun-akun pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2014 dan 30 Juni 2013 yang direklasifikasi untuk memungkinkan perbandingan mereka dengan akun-akun pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2014. 33. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN Tidak ada peristiwa penting yang terjadi setelah periode pelaporan. 34. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Kelompok Usaha dihadapkan pada risiko tingkat bunga, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko nilai tukar mata uang. Risiko tingkat bunga Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrument keuangan yang disebabkan oleh perubahan suku bunga pasar. Kelompok Usaha memiliki risiko suku bunga terutama karena menerima pinjaman yang menggunakan suku bunga mengambang. Kelompok Usaha menjalankan manajemen risiko dengan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga pasar serta bernegosiasi dengan bank untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Kelompok Usaha. Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul apabila para penyewa, pembeli dan Kelompok Usaha gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya kepada Kelompok Usaha. Kebijakan Kelompok Usaha mengelola risiko tersebut adalah dengan menerapkan kebijakan persetujuan penyewa dan pembeli berdasarkan prinsip kehati-hatian, melakukan pengawasan terhadap portofolio kredit secara berkesinambungan serta melakukan pengelolaan atas piutangnya. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko atas kekurangan dana untuk pengeluaran jangka pendek dan untuk mengatasinya dengan menggunakan perangkat rencana likuiditas. Kelompok Usaha mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan bank yangcukup dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendeknya. Kelompok Usaha juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. 72
PT SLJ GLOBAL Tbk (d/h PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Risiko nilai tukar mata uang Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Kelompok Usaha yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terutama terdiri dari pinjaman bank dalam mata uang asing. 35. TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi arus kas Kelompok Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 30 Juni 2013 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) Kapitalisasi beban penyusutan aset tetap ke dalam aset dalam penyelesaian jalan, jembatan dan Hutan Tanaman Industri dalam pengembangan
73
-
30 Juni 2013 (Tidak Diaudit)
37