PT JAYA REAL PROPERTY Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Per 31 Maret 2014 dan 2013 serta Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Per 31 Desember 2013
®
E
URS is a member of Registrar of Standards (Holdings) Ltd.
PT JAYA REAL PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Untuk Periode 3 (tiga) Bulan yang Berakhir pada Per 31 Maret 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) serta Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian pada Tanggal 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) Dan per 31 Desember 2013 (Diaudit)
Daftar Isi
Halaman
Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Interim……………..........…………...…….........…........…....
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Interim………………………….................................
2
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Interim……………………………………..….……....…..…
3
Laporan Arus Kas Konsolidasian Interim………………………………………….........……....................
4
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian..................................................................................
5 - 54
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Per 31 Maret 2014 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 (diaudit) (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Catatan/ Note
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
1 Januari 2013/ 31 Desember 2012 Rp
ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Persediaan Uang Muka Investasi Biaya Dibayar di Muka Pajak Dibayar Di Muka Total Aset Lancar
477,618,175 953,801 21,869,267 17,067,510 1,459,660,161 50,001,000 2,652,573 136,504,468 2,166,326,954
588,003,052
874,334,501
117,606 22,558,627 43,308,744 1,362,387,188 13,572,406 3,057,965 121,908,638 2,154,914,227
158,391 14,486,004 2,848,978 1,137,466,563
282,479,488 6,191,393 88,498,452 2,920,638,325 773,402,849 38,517,399 121,776,884 15,626,172 4,247,130,962
268,383,313 6,143,179 88,025,726 2,741,197,767 740,262,429 35,550,721 113,275,823 15,424,682 4,008,263,640
204,865,883 4,753,611 41,534,876 2,179,707,294 358,820,604 32,382,005 88,051,434 15,188,195 2,925,303,902
6,413,457,916
6,163,177,866
4,998,260,900
--
-
-
30,601,754 64,722,668 4,683,064 32,419,238 66,824,228 88,882,161 2,786,474,314
18,563,734 55,389,382 10,763,316 12,684,122 47,838,159 78,182,016 2,743,639,056
6,742,759 39,244,996 12,009,714 53,426,566 33,335,277 55,277,418 2,094,591,446
3.m, 16 3.g,26, 28
91,724,237 4,940,158 3,171,271,821
93,366,534 3,472,947 3,063,899,266
32,241,991 40,411,899 2,367,282,066
3.m, 16 3.t, 17.b, 26
382,698,087 31,731,953 414,430,040
386,480,813 29,150,272 415,631,086
384,589,864 24,960,088 409,549,952
3,585,701,861
3,479,530,351
2,776,832,018
275,000,000 251,746,989
275,000,000 251,746,989
275,000,000 259,000,000
--
(7,253,011)
22,000,000 2,185,925,078 (93,876,253) 2,640,795,813
22,000,000 2,023,481,776 (75,377,200) 2,496,851,565
11,000,000 1,627,391,320 (68,749,500) 2,096,388,809
186,960,242
186,795,949
125,040,073
Total Ekuitas
2,827,756,055
2,683,647,514
2,221,428,882
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
6,413,457,916
6,163,177,866
4,998,260,900
Aset Tidak Lancar Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha Uang Muka Pembelian Tanah Tanah untuk Pengembangan Properti Investasi Aset Tetap Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Aset Non Keuangan Tidak Lancar Lainnya Total Aset Tidak Lancar
3.e, 3.f, 3.o, 4, 28, 29 3.f, 3.g, 5, 26, 28
3.f, 28 3.h, 3.l, 6 3.i 3.p, 25.a
3.d, 3.f, 3.g, 7, 26 3.f, 3.g, 26, 28 3.h, 3.n, 8 3.j, 3.l, 9 3.k, 3.l, 10 3.f, 11, 28
TOTAL ASET
4,344,322 39,318,239 2,072,956,998
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang Bank Utang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Utang Pajak Beban Akrual Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Uang Muka Penjualan Penghasilan Sewa Ditangguhkan dan Setoran Jaminan Utang Pihak Berelasi - Non Usaha Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Penghasilan Sewa Ditangguhkan dan Setoran Jaminan Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Total Liabilitas Jangka Panjang
3.f, 28 3.f, 12, 28 3.g, 26, 28 3.f, 13 3.p, 25.d 3.f, 14, 28 3.t 3.m, 15
Total Liablitas EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk: Modal Saham - Nilai Nominal Rp 20 (angka penuh) Modal Dasar - 25.000.000.000 saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 13.750.000.000 saham Tambahan Modal Disetor Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Modal Saham Diperoleh Kembali Kepentingan Non-Pengendali
18 19
1.c, 3.q 20
3.r 3.c
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/April 30, 2014
1
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir pada 31 Maret 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Catatan/ Note
31 Maret 2014 Rp
31 Maret 2013 Rp
PENDAPATAN USAHA
2.m, 21
434,910,984
312,540,952
BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BEBAN LANGSUNG
2.m, 22
204,450,731
137,388,836
230,460,253
175,152,116
LABA KOTOR Pendapatan Lainnya Beban Usaha Beban Lainnya LABA USAHA
2.m 2.m, 23 2.m
2,550,986 (61,624,939) (368,852) 171,017,448
3,050,628 (47,552,848) (604,638) 130,045,258
Pendapatan (Beban) Keuangan Bagian Atas Hasil Bersih Entitas Asosiasi
2.n, 24 2.d, 7
12,297,348 576,878
10,294,698 589,195
183,891,674
140,929,151
(21,284,079) -(21,284,079)
(16,023,496) -(16,023,496)
162,607,595
124,905,655
--
--
162,607,595
124,905,655
Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
162,443,302 164,293
124,648,507 257,148
Total
162,607,595
124,905,655
Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
162,443,302 164,293
124,648,507 257,148
Total
162,607,595
124,905,655
12.33
-47.22
12.33
47.22
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Taksiran Beban Pajak Penghasilan - Bersih
2.p, 26.b
LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada:
Laba Komprehensif Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada:
LABA PER SAHAM (Rupiah Penuh) Dasar
2.v, 27
Dilusian
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/April 30, 2014
2
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir 31 Maret 2014 dan 2013 (Tidak DIaudit) (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
Catatan
SALDO PER 31 DESEMBER 2012
Tambahan
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Modal Disetor
Rp
Rp
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Rp
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaanya Rp
Belum Ditentukan Penggunaannya Rp
Modal Saham Diperoleh Kembali
Total
Rp
Rp
Kepentingan Non-Pengendali
Total Ekuitas
Rp
Rp
275,000,000
259,000,000
(7,253,011)
11,000,000
1,627,391,320
(68,749,500)
2,096,388,809
125,040,073
2,221,428,882
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
--
--
--
--
124,648,507
--
124,648,507
257,148
124,905,655
Dana Cadangan
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
4,000,000
4,000,000
(7,253,011)
7,253,011
275,000,000
251,746,989
--
11,000,000
1,752,039,827
(68,749,500)
2,221,037,316
129,297,221
2,350,334,537
--
--
--
--
(139,920,000)
--
(139,920,000)
--
(139,920,000)
--
--
--
--
422,361,949
--
422,361,949
(997,985)
421,363,964
(6,627,700)
(6,627,700)
--
(6,627,700)
`
Setoran Modal oleh Kepentingan Non Pengendali
3.c
Reklasifikasi Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
3q
Entitas Sepengendali menjadi tambahan modal Disetor SALDO PER 31 MARET 2013 Dividen Tunai
` 20
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Modal Saham Diperoleh Kembali Dana Cadangan
--
--
--
11,000,000
(11,000,000)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
58,496,713
58,496,713
SALDO PER 31 DESEMBER 2013
275,000,000
251,746,989
--
22,000,000
2,023,481,776
(75,377,200)
2,496,851,565
186,795,949
2,683,647,514
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
--
--
--
--
162,443,302
164,293
Setoran Modal oleh Kepentingan Non Pengendali
3.c
Modal Saham Diperoleh Kembali Dana Cadangan Setoran Modal oleh Kepentingan Non Pengendali SALDO PER 31 MARET 2014
3.c
--
162,443,302
(18,499,053)
(18,499,053)
162,607,595 (18,499,053)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
275,000,000
251,746,989
--
22,000,000
2,185,925,078
(93,876,253)
2,640,795,814
186,960,242
2,827,756,055
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/April 30, 2014
3
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode 3 (Tiga) Bulan yang Berakhir 31 Maret 2014 dan 2013 (Tidak DIaudit) (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2014 (3 Bulan) Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Penerimaan Kas dari Jasa Giro dan Bunga Deposito Pembayaran Kas untuk Pemborong, Pemasok dan Karyawan Pembayaran Pajak Penghasilan Pembayaran Beban Keuangan Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2013 (3 Bulan) Rp
465,486,808 12,131,367
426,791,844 10,294,698
(486,672,950) (17,669,667) -(26,724,442)
(272,854,267) (21,052,896) -143,179,379
(36,181,030) (7,196,242) -(22,760,000) (66,137,271)
(73,119,220) (2,341,599) -(216,977,100) (292,437,919)
--(12,634) (17,510,529)
--43,164,067 --
-(17,523,164)
2,400,000 45,564,067
(110,384,877)
(103,694,473)
--
--
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
588,003,052
874,334,501
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
477,618,175
770,640,028
Kas dan Setara Kas Terdiri dari: Kas Bank Deposito Berjangka
847,854 31,022,621 445,747,700
979,140 41,013,256 728,647,632
477,618,175
770,640,028
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan Properti Investasi Perolehan Aset Tetap Penjualan Aset Tetap Penyertaan Saham Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran Pinjaman Pembayaran Dividen Penerimaan Pihak Berelasi - Bersih Perolehan Kembali Modal Saham Penerimaan Setoran Modal dan Uang Muka Setoran Modal dari Kepentingan Non Pengendali di Entitas Anak Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS PENGARUH SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS
Total
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/April 30, 2014
4
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 1.
Umum
1.a. Pendirian Perusahaan PT Jaya Real Property Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 dengan akta No. 36 dari Hobropoerwanto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta No. 14 dari notaris yang sama pada tanggal 6 Desember 1979. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/498/24 tanggal 22 Desember 1979 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 23 tanggal 18 Maret 1980, Tambahan No. 148. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, secara keseluruhan melalui akta No. 52 tanggal 4 Juni 2009, yang dibuat oleh Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti Sutjipto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusannya No: AHU-50606.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 Oktober 2009 dan terakhir dengan akta No. 03 tanggal 1 Juni 2010 oleh Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti dari Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan tempat kedudukan Perusahaan. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-40349.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 16 Agustus 2010. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui entitas anak maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan perumahan di daerah Jakarta Selatan dan Tangerang dan pengelolaan usaha properti. Kegiatan usaha tersebut meliputi pembebasan tanah, pengembang real estat, persewaan pusat perbelanjaan dengan proyek Bintaro Jaya, Graha Raya, Bintaro Trade Center, Plaza Bintaro Jaya, Plaza Slipi Jaya, Pasar Senen V, Pusat Grosir Senen Jaya, Jembatan Multiguna Senen Jaya, Bintaro Jaya Xchange, Pasar Modern dan Pengelola Kawasan Bintaro serta melakukan investasi pada entitas anak dan asosiasi. Kantor Perusahaan terletak di CBD Emerald Blok CE/A No. 1, Boulevard Bintaro Jaya Tangerang – 15227, Banten, Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1980. PT Pembangunan Jaya, pemegang saham mayoritas Perusahaan, merupakan Perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 60% sahamnya dimiliki oleh pihak swasta. Perusahaan adalah anggota kelompok usaha Pembangunan Jaya. 1.b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 2 Juni 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat Keputusan No. S-1008/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum perdana 35.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (angka penuh) per saham kepada masyarakat melalui pasar modal dengan harga Rp 5.200 (angka penuh) per saham. Pencatatan saham dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Juni 1994. Bersamaan dengan pencatatan sahamsaham tersebut, seluruh saham milik pemegang saham lama sejumlah 200.000.000 saham juga turut dicatatkan (Company Listing), sehingga pada tanggal tersebut seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 235.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dituangkan dalam akta No. 41 dan No. 42 tanggal 8 Mei 1996, dari Sutjipto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 1.000 (angka penuh) per saham menjadi Rp 500 (angka penuh) per saham. Pemecahan nilai nominal saham ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7844. HT.01.04.TH.96 tanggal 20 Juni 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara No 32 tanggal 22 April 1997, Tambahan No. 1559. Dengan demikian, jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta meningkat dari 235.000.000 saham menjadi 470.000.000 saham. Pada tanggal 30 September 2005, Perusahaan memperoleh Surat Persetujuan dari Direksi PT Bursa Efek Jakarta melalui Surat No. S-1219/BEJ-PSJ/09-2005, untuk melakukan pencatatan saham konversi obligasi Perusahaan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 80.000.000 saham, dengan nilai nominal Rp 500 (angka penuh) per saham, dan harga konversi Rp 1.900 (angka penuh) per saham. Pada tanggal 6 Oktober 2005, semua saham dari konversi obligasi Perusahaan tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta, dengan demikian efektif sejak tanggal tersebut, seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta menjadi 550.000.000 saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dituangkan dalam akta No. 74 tanggal 11 Mei 2006 dari Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 500 (angka penuh) per saham menjadi Rp 100 (angka penuh) per saham. Pemecahan nilai nominal saham ini telah dilaporkan dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-19894.HT.01.04.TH.2006 tanggal 7 Juli 2006. Pemecahan saham tersebut dilaksanakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PT Adimitra Transferindo, dengan tanggal pencatatan 16 Agustus 2006 dan tanggal distribusi 22 Agustus 2006. Efektif sejak tanggal pencatatan tersebut, d1/30 April 2014
5
paraf:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) meningkat dari 550.000.000 saham menjadi 2.750.000.000 saham. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.18 tanggal 4 Juni 2013 yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, SH, M.Kn notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pemecahan nominal (stock split) saham dari Rp100 (angka penuh) per saham menjadi Rp20 (angka penuh) per saham. Pemecahan nilai nominal saham ini telah dilaporkan dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.1028159.Tahun 2013 tanggal 10 Juli 2013. Pemecahan saham tersebut dilaksanakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PT Adimitra Transferindo, dengan tanggal pencatatan 12 Agustus 2013 dan tanggal distribusi 13 Agustus 2013. Efektif sejak tanggal pencatatan tersebut, seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) meningkat dari 2.750.000.000 saham menjadi 13.750.000.000 saham. 1.c. Struktur Entitas Anak Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham entitas-entitas anak dan/atau mempunyai kendali atas manajemen entitas anak. Penyertaan saham pada entitas anak pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Entitas Anak
Kegiatan Usaha Utama
Lokasi Domisili
Tahun Pendirian
Persentase Kepemilikan Langsung dan Tidak Langsung
Total Aset
31 Maret 2014 31 Desember 2013 31 Maret 2014 % % Rp PT Jaya Sarana Pratama PT Primainti Permata PT Jaya Mitra Sarana PT Jaya Properti Fatmawati PT Jaya Properti Simatupang PT Jaya Citra Hotel PT Jaya Letris Properti PT Jaya Gardenpolis dan Entitas Anak : PT Rifi Permata
31 Desember 2013 Rp
Pembangunan dan Jasa Tangerang Pembangunan dan Jasa Tangerang Pembangunan dan Jasa Tangerang Pembangunan dan Jasa Jakarta Pembangunan dan Jasa Tangerang Perhotelan Tangerang Pembangunan dan Jasa Tangerang Real Estat Tangerang
2009 2008 2009 2012 2012 2013 2013 1994
60.00 100.00 54.20 100.00 100.00 55.00 60.00 84.00
60.00 100.00 54.20 100.00 100.00 55.00 60.00 84.00
120,137,575 109,515,284 16,984,789 55,410,435 50,063,219 21,557,820 100,002,492 560,460,064
120,185,068 102,084,153 17,817,924 55,381,545 50,053,135 20,204,248 100,000,997
1986
100.00
100.00
300,000
300,000
PT Intigraha Citrasejahtera PT Sinarmulia Binapersada
Perdagangan Umum dan Tangerang Jasa Konstruksi Perdagangan Umum dan Tangerang Real Estat Perdagangan Umum dan Tangerang Jasa Konstruksi
1994
100.00
100.00
250,000
250,000
1990
100.00
100.00
140,000
140,000
PT Shinta Tangerang Abadi
Perdagangan Umum dan Tangerang Real Estat
1992
100.00
100.00
40,000
40,000
Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang
1986 1986 1986 1986
100.00 100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00
25,000 25,000 25,000 25,000
25,000 25,000 25,000 25,000
Real Estat Tangerang Perdagangan Umum dan Tangerang Real Estat Jakarta Perdagangan Umum dan
1988 1992
100.00 100.00
100.00 100.00
25,000 25,000
25,000 25,000
1992
100.00
100.00
25,000
25,000
PT Alamanda Permata PT Loji Elok PT Sanggar Idaman PT Sanggar Rejeki PT Sanggar Kejora PT Anugerah Tangerang Indah PT Anugerah Melosia Indah
Real Estat Real Estat Real Estat Jasa Konstruksi dan Usaha Gedung
551,494,754
Real Estat
PT Delta Cendana Citrapersada
Perdagangan Umum dan Tangerang Real Estat
1993
100.00
100.00
25,000
25,000
PT Anugerah Tangerang Abadi
Perdagangan Umum dan Tangerang Real Estat
1992
100.00
100.00
25,000
25,000
PT Shinta Pratiwi Dinamika
Perdagangan Umum dan Tangerang Jasa Transportasi
1986
100.00
100.00
25,000
25,000
PT Tomang Karya Pratama
Perdagangan Umum dan Tangerang Jasa Konstruksi
1987
100.00
100.00
12,500
12,500
d1/30 April 2014
6
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Sampai dengan tanggal 31 Maret 2014, seluruh entitas anak di atas belum memulai operasi komersialnya, kecuali PT Jaya Gardenpolis (JGP), PT Jaya Mitra Sarana (JMS) dan PT Primainti Permata (PP) masing-masing merupakan entitas anak, yang memulai kegiatan usahanya masing-masing pada tahun 1996, 2010 dan 2012. PT Jaya Gardenpolis (JGP) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 17 Nopember 2000, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan penyertaan sahamnya pada JGP dari 70% menjadi 83,86% melalui konversi uang muka untuk pemesanan saham sebesar Rp190.000.000 yang telah disetor seluruhnya oleh Perusahaan pada tahun 1999. Selisih antara biaya perolehan/hasil penjualan aset bersih JGP dan entitas anak yang diperoleh/dialihkan dengan nilai buku bersih dibukukan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” di bagian Ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38, mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, yang kemudian direvisi menjadi PSAK No. 38 (revisi 2012), mengenai “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali” (Catatan 2.b). Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham JGP yang termuat dalam akta No. 26 tanggal 7 Maret 2011, yang dibuat oleh Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, yang telah memperoleh bukti lapor ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.10-15965 pada tanggal 26 Mei 2011, para pemegang saham JGP menyetujui untuk meningkatkan modal disetor sebesar Rp40.000.000 sehingga menjadi Rp310.357.000. Atas peningkatan modal disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan menjadi Rp260.257.000 atau 83,86%. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham JGP yang termuat dalam akta No. 19 tanggal 10 Mei 2011, yang dibuat oleh Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, yang telah memperoleh bukti lapor ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.10-28158 pada tanggal 5 September 2011, para pemegang saham JGP menyetujui untuk menambahkan modal disetor sebesar Rp20.000.000 sehingga menjadi sebesar Rp330.357.000. Atas peningkatan modal disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan menjadi sebesar Rp277.029.000 atau 83,86%. Berdasarkan Keputusan Rapat Pemegang Saham JGP yang termuat dalam akta No. 95 tanggal 30 Nopember 2011, yang dibuat oleh Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, para pemegang saham JGP menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp40.000.000 sehingga menjadi sebesar Rp370.357.000. Akta tersebut telah memperoleh bukti lapor ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.10-24818 pada tanggal 6 Juli 2012. Berdasarkan Keputusan Rapat Pemegang Saham JGP yang termuat dalam akta No. 10 tanggal 7 Agustus 2012, yang dibuat oleh Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, para pemegang saham JGP menyetujui untuk meningkatkan modal dasar sebesar Rp100.000.000 sehingga menjadi Rp500.000.000 dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp30.000.000 sehingga menjadi sebesar Rp400.357.000. Atas peningkatan modal disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan menjadi sebesar Rp336.300.000 atau 84 %. Akta tersebut telah memperoleh bukti lapor ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat keputusan No. AHU-65278.AH.01.02.Tahun 2012 pada tanggal 20 Desember 2012. Berdasarkan Keputusan Rapat Pemegang Saham JGP yang termuat dalam akta No. 70 tanggal 28 Desember 2012, yang dibuat oleh Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, para pemegang saham JGP menyetujui untuk melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp59.643.000 sehingga menjadi sebesar Rp460.000.000. Atas peningkatan modal disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan menjadi sebesar Rp386.400.000 atau 84 %. Akta tersebut telah memperoleh bukti lapor ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.10-35127 pada tanggal 26 Agustus 2013. PT Jaya Sarana Pratama (JSP) JSP didirikan berdasarkan akta No. 168 tanggal 18 Juni 2009 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti dari Sutjipto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-34105.AH.01.01-Tahun 2009 pada tanggal 21 Juli 2009. Anggaran dasar JSP mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 41 tanggal 10 Nopember 2010 yang dibuat di hadapan Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan mengenai perubahan tempat kedudukan JSP, peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor JSP. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-04779.AH.01.02 tahun 2011 tanggal 28 Januari 2011. Perusahaan memiliki 63.000 saham atau sebesar Rp63.000.000 yang merupakan 60% kepemilikan Perusahaan pada JSP. JSP bergerak dalam bidang usaha pembangunan konstruksi gedung dan infrastruktur jalan tol.
d1/30 April 2014
7
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Berdasarkan Keputusan Rapat Pemegang Saham JSP yang termuat dalam akta No. 64 tanggal 30 Desember 2013, yang dibuat oleh Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, para pemegang saham JSP menyetujui untuk melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp13.000.000 sehingga menjadi sebesar Rp118.000.000. Atas peningkatan modal disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan menjadi sebesar Rp70.800.000 atau 60%. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, akta tersebut belum memperoleh surat telah lapor dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. PT Jaya Mitra Sarana (JMS) JMS didirikan berdasarkan akta No. 10 tanggal 18 Nopember 2009 yang dibuat di hadapan Anggrahini Dewi, SH, sebagai pengganti Aloysius M. Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-01507.AH.01.01.Tahun 2010 pada tanggal 12 Januari 2010. Berdasarkan Keputusan Rapat Pemegang Saham JMS yang termuat dalam akta No. 49 tanggal 30 Juli 2012, yang dibuat oleh Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, para pemegang saham JMS menyetujui untuk meningkatkan modal dasar sebesar Rp 10.000.000 sehingga menjadi sebesar Rp20.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 4.000.000 sehingga menjadi sebesar Rp13.000.000. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-00509.AH.01.02.Tahun 2013 pada tanggal 4 Januari 2013. Perusahaan memiliki 6.500 saham atau sebesar Rp6.500.000 yang merupakan 50% kepemilikan Perusahaan pada JMS. JMS bergerak dalam bidang usaha pembangunan dan jasa. Sedangkan kepemilikan tidak langsung, melalui JGP dan MKR, penyertaan Perusahaan di JMS adalah sebesar 4,2%. PT Primainti Permata (PP) PP didirikan berdasarkan akta No. 15 tanggal 24 September 2008 dan akta Perubahan No. 14 tanggal 29 September 2009 yang dibuat di hadapan Masruroh, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-51804.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 27 Oktober 2009. PP bergerak dalam bidang usaha pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan. Berdasarkan Akta No. 56 tanggal 21 Oktober 2010 yang dibuat di hadapan Aloysius Maria Jasin, SH, Notaris di Tangerang Selatan, dan telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU56986.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 6 Desember 2010, Perusahaan dan JGP, entitas anak, memiliki masing-masing 31.098 dan 2 saham atau sebesar Rp31.098.000 dan Rp2.000 yang merupakan 99.99% dan 0,01% kepemilikan Perusahaan dan JGP pada PP. Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat PP No. 52 tanggal 18 Maret 2011, yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui surat keputusan No.AHU-AH.01.10-22941 tanggal 20 Juli 2011, para pemegang menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp31.100.000 menjadi sebesar Rp41.000.000. Dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan dan JGP, entitas anak, masing-masing adalah 40.959 dan 41 saham atau sebesar Rp40.959.000 dan Rp41.000 yang merupakan 99,90% dan 0,10% kepemilikan Perusahaan dan JGP pada PP. Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 56 tanggal 26 Juli 2011, yang dibuat di hadapan Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, telah disetujui penambahan modal disetor sebesar Rp 10.000.000. Atas peningkatan modal disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan pada PP menjadi sebesar Rp50.949.000 atau 50.949 lembar saham atau 99,90% dan JGP menjadi sebesar Rp51.000 atau 51 lembar saham atau 0,10%. Akta tersebut telah memperoleh bukti lapor berdasarkan surat pemberitahuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-41840 tanggal 21 Desember 2011. Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 96 tanggal 30 Nopember 2011, yang dibuat di hadapan Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, telah disetujui penambahan modal disetor sebesar Rp 20.000.000 sehingga modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sebesar Rp71.000.000. Akta tersebut telah memperoleh bukti lapor berdasarkan surat pemberitahuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10.37217 tanggal 17 Oktober 2012. Atas peningkatan modal dasar tersebut, kepemilikan Perusahaan pada PP menjadi sebesar Rp70.929.000 atau 70.929 lembar saham atau 99,9% dan kepemilikan JGP, entitas anak pada PP menjadi sebesar Rp71.000 atau 71 lembar atau 0,1%. Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 56 tanggal 20 Desember 2012, yang dibuat di hadapan Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, telah disetujui penambahan modal disetor sebesar Rp 10.000.000. Atas peningkatan modal disetor tersebut, kepemilikan Perusahaan pada PP menjadi sebesar Rp80.919.000 atau 80.919 lembar saham atau 99,90% dan JGP menjadi sebesar Rp81.000 atau 81 lembar saham atau 0,10%. Akta tersebut telah memperoleh bukti lapor berdasarkan surat d1/30 April 2014
8
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) pemberitahuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-41258 tanggal 9 Oktober 2013. PT Jaya Properti Fatmawati (JPF) JPF didirikan berdasarkan akta No. 18 tanggal 15 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan Aloysius M .Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-56513.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 5 Nopember 2012. JPF bergerak dalam bidang usaha pembangunan, perdagangan umum dan jasa. Perusahaan memiliki 39.600 lembar saham atau sebesar Rp39.600.000 yang merupakan 99% kepemilikan Perusahaan pada JPF dan PP, entitas anak, memiliki 400 lembar saham atau sebesar Rp400.000 yang merupakan 1% kepemilikan di JPF. PT Jaya Properti Simatupang (JPS) JPS didirikan berdasarkan akta No. 19 tanggal 12 Nopember 2012 yang dibuat di hadapan Aloysius M .Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-66384.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012. JPS bergerak dalam bidang usaha pembangunan, perdagangan umum dan jasa. Perusahaan memiliki 49.500 lembar saham atau sebesar Rp49.500.000 yang merupakan 99% kepemilikan Perusahaan pada JPS dan PP, entitas anak, memiliki 500 lembar saham atau sebesar Rp500.000 yang merupakan 1% kepemilikan di JPS. PT Jaya Citra Hotel (JCH) JCH didirikan berdasarkan akta No. 83 tanggal 27 Juni 2013 yang dibuat di hadapan Aloysius M .Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU49359.AH.01.01 Tahun 2013 tanggal 23 September 2013. JCH bergerak dalam bidang usaha perhotelan. Perusahaan memiliki 11.000.000 lembar saham atau sebesar Rp11.000.000 yang merupakan 55% kepemilikan Perusahaan pada JCH. PT Jaya Letris Properti (JLP) JLP didirikan berdasarkan akta No. 2 tanggal 1 Oktober 2013 yang dibuat di hadapan Eny Sulaksono, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU58670.AH.01.01 Tahun 2013 tanggal 14 November 2013. JLP bergerak dalam bidang pembangunan dan jasa. Perusahaan memiliki 60.000 lembar saham atau sebesar Rp 60.000.000 yang merupakan 60% kepemilikan Perusahaan pada JLP. 1.d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 17 tanggal 4 Juni 2013 yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, SH, MKn, notaris di Jakarta sebagai berikut: 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris
Dr. Ir. Ciputra Ir. Hiskak Secakusuma, MM Ir. Soekrisman Ir. Edmund E. Sutisna, MBA Ir. Yauw Diaz Moreno
Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama
Trisna Muliadi Ir. Yohannes Henky Wijaya, MM Ir. Sutopo Kristanto, MM Ir. Kristianto Indrawan, MM Dra. Swandayani
Direktur
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
d1/30 April 2014
9
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Ketua Anggota
Ir. Edmund E. Sutisna, MBA Drs Jonanthan Isnanto Roy Kusumaatmaja, MBA
Corporate Secretary Perusahaan adalah C.M Indrajanti, SE dan Dewi Indriasari, SE MM masing-masing pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 . Kepala Internal Audit Perusahaan pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing dijabat oleh Ir. Sutopo Kristanto, MM. Perusahaan dan entitas anak (selanjutnya secara bersama-sama disebut Grup) memiliki sejumlah 489 dan 405 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (tidak diaudit). 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan
2.a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, lampiran Keputusan No. KEP-347/BL/2013 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik. 2.b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang fungsional dan mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah (Rp) dan seluruh angka dalam laporan keuangan dibulatkan menjadi ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Standar akuntansi baru atau penyesuaian atas standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013, yang relevan terhadap Grup adalah penyesuaian atas PSAK 38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali” dan PSAK 60 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan". Grup telah mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dan penyesuaian PSAK 60 tersebut tidak material terhadap laporan keuangan. Penerapan PSAK 38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis, Entitas Sepengendali” merupakan perubahan kebijakan akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2.q. Sementara itu, pencabutan atas PSAK 51, “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 tidak relevan dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya 2.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti disebutkan pada Catatan 1.c. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b. kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan direksi dan dewan komisaris atau organ tersebut. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain. d1/30 April 2014
10
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Grup sebagai satu kesatuan. Kerugian pada entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup: - menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi atas selisih kurs yang dicatat pada ekuitas, jika ada; - mengakui nilai wajar atas pembayaran yang diterima; - mengakui nilai wajar atas setiap investasi yang tersisa; - mengakui setiap surplus atau defisit pada laporan laba rugi; dan - mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya sebagai laba atau rugi atau laba ditahan. KNP merupakan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang diatribusikan kepada kepemilikan atas ekuitas yang secara langsung atau tidak langsung tidak dimiliki oleh Perusahaan, yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan sebagai ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Perubahan ekuitas entitas anak akibat transaksi dengan pihak non-pengendali disajikan sebagai “Selisih Transaksi dengan Pihak Non-Pengendali pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 2.d. Investasi Saham Entitas Asosiasi Investasi saham di mana Perusahaan dan/atau entitas anak mempunyai kepemilikan saham sebesar 20% sampai dengan 50% dicatat berdasarkan metode ekuitas. Dengan metode ini, investasi dicatat pada biaya perolehan, disesuaikan dengan bagian Perusahaan atau entitas anak atas laba atau rugi bersih dari entitas penerima investasi sejak tanggal perolehan, dikurangi dividen yang diterima. Pengendalian Bersama Entitas Perusahaan melakukan kerjasama dengan membentuk satu badan Kerja Sama Operasi (KSO) yang terikat oleh suatu perjanjian kontraktual untuk mengendalikan bersama entitas KSO yang mana setiap venturer mempunyai bagian partisipasi. Dalam KSO tersebut, masing-masing partisan memiliki kendali bersama atas aset dan operasi ventura bersama. Venturer mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan menggunakan metode ekuitas. Kontribusi Perusahaan atas ventura bersama tersebut dibukukan dalam akun “Investasi pada Pengendalian Bersama Entitas” dan bagian atas laba (rugi) bersih dalam akun “Bagian Laba (Rugi) Pengendalian Bersama Entitas”. 2.e. Setara Kas Setara kas meliputi deposito berjangka yang jatuh tempo sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan. 2.f. Instrumen Keuangan Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai berikut: Aset Keuangan Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
d1/30 April 2014
11
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi (FVTPL) adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajar. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Grup tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. (ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya, piutang pihak berelasi dan aset keuangan tidak lancar lainnya. (iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Grup tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo. (iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (AFS) adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada pendapatan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain akan diakui pada laporan laba rugi. Penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual dan diakui pada laba atau rugi. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, diukur pada biaya perolehan. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, aset keuangan tersedia untuk dijual meliputi investasi saham yang tersedia untuk dijual yang diukur pada biaya perolehan. Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain d1/30 April 2014
12
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL. Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai. Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan pembayaran piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laba rugi. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan. Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain. Reklasifikasi Aset Keuangan Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. d1/30 April 2014
13
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai Liabilitas atau Ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham. (i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Grup tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. (ii) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain utang usaha, liabilitas keuangan jangka pendek lainnya, beban akrual dan utang bank. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Investasi pada efek ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, diukur pada biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cashflows dengan menggunakan asumsi asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal laporan posisi keuangan untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya. Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Saling Hapus antar Instrumen Keuangan Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika dan hanya jika: Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
d1/30 April 2014
14
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.g. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor: a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya); (iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; (v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan ber-sama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); (vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Grup telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan konsolidasian telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi. 2.h. Persediaan dan Tanah untuk Pengembangan Persediaan terutama terdiri dari tanah dalam pematangan, unit bangunan (rumah hunian, rumah kantor/toko) dan unit bangunan dalam penyelesaian dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata (average method). Biaya perolehan atas tanah dalam pematangan termasuk biaya pengembangan dan pematangan tanah, serta kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman bank dan fasilitas pinjaman lainnya yang diperoleh untuk membiayai pembangunan proyek dan pembelian, pengembangan serta pematangan tanah hingga tahap penyelesaian. Biaya perolehan atas unit bangunan terdiri dari biaya aktual konstruksi. Tanah yang dimiliki oleh Grup untuk pengembangan di masa yang akan datang, disajikan sebagai “Tanah untuk Pengembangan” di bagian aset di laporan posisi keuangan konsolidasian. Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan diklasifikasikan sebagai persediaan, properti investasi atau aset tetap, mana yang lebih sesuai. Selisih lebih nilai tercatat persediaan atas estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable value) diakui sebagai “Penyisihan atas Penurunan Nilai Persediaan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. 2.i. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus (straightline method). 2.j. Properti Investasi Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai untuk kepentingan disewakan untuk memperoleh pendapatan sewa jangka panjang dan/atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan, jika: Besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas, dan Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal. Setelah pengukuran awal, Grup mengukur properti investasi setelah pengakuan awal dengan menggunakan model biaya. Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 20 tahun. Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi.
d1/30 April 2014
15
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Properti investasi mencakup juga properti dalam proses pembangunan di masa depan yang akan digunakan sebagai properti investasi. Biaya perolehan termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke properti investasi pada saat selesai dan siap untuk digunakan. 2.k. Aset Tetap Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011), Grup telah memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Aset tetap diakui sebesar biaya perolehannya termasuk pajak yang berlaku, bea masuk, biaya pengangkutan, biaya penanganan, biaya penyimpanan, biaya penyediaan lokasi, biaya pemasangan, biaya upah tenaga kerja internal, estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. Setelah pengakuan awal, aset tetap dipertanggungjawabkan dengan menggunakan model biaya dan dinyatakan sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun/Years Bangunan Kantor dan Kegiatan Olahraga 20 Peralatan Bangunan Kantor 8 - 20 Perlengkapan, Peralatan dan Perabot Kantor 3-5 Kendaraan 3-5 Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Manajemen telah mengkaji ulang atas estimasi masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan pada setiap akhir periode pelaporan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam Iaporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan daIam jumlah material dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan Iaba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. 2.l. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, jumlah terpulihkan dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi jumlah terpulihkan atas suatu aset individu, Grup mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas atas aset. Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai. Jika jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba atau rugi. 2.m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Group mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh. Pendapatan dari penjualan real estat diakui secara penuh sebagai berikut: 1. Pendapatan dari penjualan bangunan rumah, rukan dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) bila memenuhi semua kriteria berikut: a. Proses penjualan telah selesai; b. Harga jual akan tertagih; c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak Iagi berkewajiban secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. d1/30 April 2014
16
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2. Pendapatan dari penjualan kavling tanah tanpa bangunan yang tidak memerlukan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) bila memenuhi semua kriteria berikut: a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; b. Harga jual akan tertagih; c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi liabilitas dan beban penjual sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli yang bersangkutan; dan e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tersebut. Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode uang muka (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi. Beban pokok penjualan lahan siap bangun ditentukan berdasarkan realisasi biaya perolehan tanah ditambah taksiran beban lain untuk pengembangan dan pembangunan prasarana penunjang. Beban pokok penjualan unit bangunan ditentukan berdasarkan seluruh biaya aktual pengerjaan yang terjadi dan biaya untuk menyelesaikan pengerjaan. Taksiran biaya disajikan sebagai “Taksiran Biaya untuk Pembangunan” dalam akun “Beban Akrual”. Selisih antara jumlah taksiran biaya dengan biaya aktual pembangunan atau pengembangan dibebankan pada “Beban Pokok Penjualan” tahun berjalan. Penghasilan sewa diakui sesuai dengan masanya. Sewa yang diterima dimuka disajikan sebagai “Penghasilan Sewa Ditangguhkan” dan diakui sebagai pendapatan secara proporsional sesuai dengan masanya. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). 2.n. Biaya Pinjaman Bunga dan beban keuangan lainnya yang timbul dari pinjaman yang diperoleh untuk mendanai perolehan dan pengembangan tanah dan serta pembangunan bangunan dikapitalisasi ke persediaan dan tanah untuk pengembangan, yang mana lebih sesuai. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi terdiri dari beban bunga, beban bank dan selisih kurs yang terjadi sehubungan dengan perolehan pinjaman tersebut. Besarnya biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam suatu periode ditentukan berdasarkan tingkat kapitalisasi dikalikan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk perolehan, pematangan dan pembangunan tahun berjalan. Kapitalisasi dihentikan pada saat seluruh aktivitas yang berhubungan dengan perolehan dan pengembangan tanah selesai dan aset siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. 2.o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs rata-rata wesel ekspor dari Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, kurs rata-rata wesel ekspor Bank Indonesia yang digunakan masing-masing sebesar Rp 11.404 (angka penuh) dan Rp 12.189 (angka penuh) untuk USD 1. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. 2.p. Pajak Penghasilan Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Perbedaan nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa manfaat pajak tersebut dapat terealisasi. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan yang digunakan pada periode ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan. d1/30 April 2014
17
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Perubahan terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat Surat Keputusan Pajak (SKP) diterima atau, jika Grup mengajukan banding, pada saat hasil banding tersebut telah ditentukan. 2.q. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali adalah transaksi yang mengalihkan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali yang tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Sebelum tanggal 1 Januari 2013, selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aset, utang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku transaksi dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas Perusahaan. Efektif tanggal 1 Januari 2013, Perusahaan menerapkan PSAK 38 (revisi 2012). Penerapan PSAK ini berlaku secara prospektif dengan ketentuan bahwa saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali berdasarkan PSAK 38 (revisi 2004): Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali pada tanggal awal penerapan PSAK ini, yaitu tanggal 1 Januari 2013, disajikan dalam pos tambahan modal disetor dan selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba. 2.r. Saham Diperoleh Kembali Saham diperoleh kembali atau saham treasuri dicatat sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Selisih lebih penerimaan dari penjualan saham treasuri di masa yang akan datang atas biaya perolehan atau sebaliknya, akan diperhitungkan sebagai penambah atau pengurang akun tambahan modal disetor. 2.s. Provisi Provisi diakui ketika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup diharuskan menyelesaikan kewajiban, dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. 2.t. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (”UU 13/2003”). Grup menghitung dan mencatat imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak ada pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Sesuai dengan UU 13/2003, Grup berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU 13/2003. Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU 13/2003 atau Peraturan Perusahaan (mana yang lebih tinggi), dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun Perseroan dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja, yang efektif pada 1 Januari 2013, keuntungan dan kerugian aktuarial diukur dengan menggunakan dua alternatif yaitu menggunakan pendekatan koridor dan pendekatan komprehensif lain. Grup menggunakan pendekatan koridor dalam mengukur keuntungan dan kerugian aktuarial. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas untuk imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
d1/30 April 2014
18
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.u. Informasi Segmen Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap bidang usaha, yang menyerupai informasi segmen usaha yang dilaporkan di periode sebelumnya. 2.v. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual (laba setelah pajak dikurangi dividen saham utama) yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan (setelah dikurangi dengan saham diperoleh kembali). Laba per saham dilusian mempertimbangkan pula efek lain yang diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan. 2.w Sumber Estimasi Ketidakpastian dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya (i) Estimasi Ketidakpastian Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap dan Properti Investasi Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis (estimasi daya pakai, pengoperasi, pemeliharaan) dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Nilai tercatat aset tetap dan properti investasi disajikan di Catatan 9 dan 10. Imbalan Pasca Kerja Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja yang masih harus dibayar tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca kerja. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan rata-rata tingkat suku bunga obligasi pemerintah pada pasar yang aktif yang didenominasikan dalam mata uang. Imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait. Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 17. (ii) Pertimbangan dalam Penentuan Kebijakan Akuntansi Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2.f.
d1/30 April 2014
19
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 3. Kas dan Setara Kas
31 Maret 2014 Rp Kas Rupiah Dollar Amerika Serikat Bank Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank UOB Buana PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank DKI PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank Mega Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk Lain-lain (di bawah Rp 200.000) Dollar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk (31 Maret 2014 : USD2,799.95 ; 2013: USD31,150.63) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (31 Maret 2014: USD40,084 ; 2013: USD23,435.67) Sub Total
31 Desember 2013 Rp
733,814 114,040 847,854
548,270 121,890 670,160
12,221,889 6,082,555 5,788,835 3,680,134 583,905 558,310 298,813 252,565 225,025 209,081 195,562 161,828 144,765 38,364 32,470 59,475
2,370,538 17,943,639 1,699,299 3,538,152 10,261 241,454 370,244 253,136 168,405 209,111 92,439 496,622 --10,589 84,658
31,931
379,695
457,114 31,022,621
285,657 28,153,901 --
Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Permata Tbk PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank UOB Buana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk (2014: USD 675,000.00, 2013: USD 775,000.00) Sub Total Total Total
Deposito Berjangka: Tingkat Bunga kontraktual: Rupiah Dollar Amerika Serikat Jangka Waktu
249,750,000 138,000,000 43,000,000 5,000,000 2,300,000 -----
187,432,516 226,300,000 23,000,000 5,000,000 -50,000,000 20,000,000 20,000,000 10,000,000 8,000,000
7,697,700
9,446,475
445,747,700
559,178,991
477,618,175
588,003,052 770,640,026
31 Maret 2014
31 Desember 2013
9.25%-10.75% 2.50%-2.75% 1 bulan
6.72%-12.00% 2.75%-3.00% 1 bulan
Seluruh saldo bank dan deposito berjangka ditempatkan pada pihak ketiga. d1/30 April 2014
20
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 4. Piutang Usaha Rincian piutang usaha berdasarkan jenis usaha dalam mata uang rupiah adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp Pihak Berelasi (Catatan 26): Sewa dan Pemeliharaan Gedung Dikurangi: Penurunan Nilai Piutang
31 Desember 2013 Rp
953,801 -953,801
117,606 -117,606
Bersih
1,029,503 26,177,137 27,206,640 (5,337,373) 21,869,267
1,004,071 26,891,929 27,896,000 (5,337,373) 22,558,627
Total
22,823,068
22,676,233
Bersih Pihak Ketiga: Penjualan Unit Bangunan dan Kavling Sewa dan Pemeliharaan Gedung Jumlah Dikurangi: Penurunan Nilai Piutang
Rincian umur piutang usaha (sebelum penurunan nilai piutang) berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp Jatuh Tempo: Belum Jatuh Tempo Sampai dengan 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 60 hari Total
31 Desember 2013 Rp
6,752,998 5,921,631 4,485,963 10,999,849
4,627,393 6,488,043 4,013,133 12,885,038
28,160,441
28,013,606
Mutasi penurunan nilai piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Saldo Awal Tahun Perubahan Selama Tahun Berjalan Penambahan Penurunan Nilai Piutang Penghapusan Total
5,337,373
3,871,467
----
1,534,109 (68,203) 1,465,906
Saldo Akhir Tahun
5,337,373
5,337,373
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, berdasarkan penelaahan atas status masing-masing piutang pada akhir tahun, Manajemen memutuskan bahwa perlu dilakukannya penurunan nilai piutang. Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha dilakukan sehubungan dengan sewa ruang pusat perbelanjaan. Manajemen meragukan kolektibilitas piutang-piutang tersebut karena umur piutang yang sudah lebih dari 1 tahun. Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai piutang di atas adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha dikemudian hari. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat piutang usaha yang dijadikan sebagai jaminan.
d1/30 April 2014
21
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 5. Persediaan Persediaan terdiri dari: 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Persediaan Tersedia untuk Dijual: Kavling Tanah Unit Bangunan (Rumah Hunian dan Rukan)
605,617,639 220,649,966
613,434,388 258,916,581
Total Persediaan Tersedia untuk Dijual
826,267,605
872,350,969
Persediaan dalam Pengembangan/Penyelesaian Unit Bangunan (Rumah Hunian) Tanah yang Sedang Dikembangkan
308,563,495 324,829,061
224,258,941 265,777,278
Total Persediaan dalam Pengembangan/Penyelesaian
633,392,556
490,036,219
1,459,660,161
1,362,387,188
Total
Manajemen Grup berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan atas persediaan tersebut. Persediaan tanah yang sedang dikembangkan termasuk tanah yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan di masa datang. Tidak ada biaya pinjaman (berupa bunga dan beban keuangan lain) yang dikapitalisasi pada persediaan tanah yang sedang dikembangkan pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, persediaan tanah dengan luas masing-masing kurang lebih 33,7 dan 19,5 hektar atau dengan nilai perolehan masing-masing sebesar Rp338.690.833 dan Rp73.698.899 telah terjual namun belum memenuhi syarat untuk diakui sebagai pendapatan (Catatan 15). Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, persediaan unit bangunan (rukan) telah diasuransikan kepada perusahaan asuransi kerugian terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan masing-masing sebesar Rp94.946.190. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
6. Uang Muka Investasi PT Deltacendana Citapersada (DC) Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Jaya Land (JL) No. 71 tanggal 28 Desember 2012, Para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp93.600.000 menjadi sebesar Rp116.528.000 yang diambil bagian oleh PT Pembangunan Jaya (PJ) Rp22.927.000 dan oleh DC (entitas anak) Rp1000. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh bukti lapor dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat No. AHU-AH.01.10-30496 tanggal 24 Juni 2013. Pada tanggal pelaporan DC mencatat sebagai “Uang Muka Investasi”. PT Jakarta Tollroad Development (JTD) Berdasarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham JTD tanggal 29 Oktober 2013, menyetujui penarikan kembali uang muka setoran saham yang telah disetorkan oleh para pemegang saham yang tersebut diatas, dengan ketentuan bahwa para pemegang saham akan melakukan penyetoran modal kembali jika ada permintaan dari JTD. Dan pada bulan Maret 2014 berdasarkan surat permintaan dari JTD nomor 045/Dir-FSS/02.14 tertanggal 17 Februari 2014 telah dilakukan kembali pembayaran sebagian dari uang muka setoran saham dari perusahaan sebesar Rp.50.000.000,00. Pada tanggal pelaporan JRP mencatat transaksi tersebut sebagai “Uang Muka Investasi”..
d1/30 April 2014
22
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 7. Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas 31 Maret 2014 Jenis Usaha
Total
Persentase
Biaya
Penambahan
Akumulasi
Nilai
Saham yang
Kepemilikan
Perolehan
Penyertaan
Bagian Laba
Tercatat
Saham
(Rugi) Bersih
Rp
Rp
Dimiliki (%)
Rp
Rp
Entitas Asosiasi Metode Ekuitas PT Sarana Pembangunan Jaya
Penyewaan dan
1,400
25.00
1,400,000
--
11,492,588
12,892,587
(900,000)
-
Pengelolaan PT Jaya City Development
Pengembangan Kawasan
900,000
30.00
900,000
--
PT Jakarta Tollroad Development
Konstruksi dan Jalan Tol
4,018
28.85
24,164,484
--
8,339,557
32,504,041
PT Mitra Kerta Raharja
Konstruksi dan Jalan Tol
1,320
20.00
2,136,000
--
(1,341,512)
794,487
PT Jakarta Marga Jaya
Konstruksi dan Jalan Tol
102,924,500
49.00
102,924,500
904,057
117,510,203
PT Jaya Pangan Lestari
Boga dan Perdagangan
400
20.00
400,000
--
2,223,535
2,623,535
40,000
40.00
PT Jaya Binara Mediktama
Bidang Kesehatan
40,000,000
--
(51,135)
39,908,571
171,924,984
--
20,657,414
206,233,424
77,868,633
--
(1,622,568)
76,246,064
249,793,617
--
19,034,845
282,479,488
Pengendalian Bersama Entitas KSO Pembangunan Jaya Property
Pengembang
Jenis Usaha
35.00
Total Saham yang Dimiliki
31 Desember 2013 Persentase Biaya Kepemilikan Perolehan (%)
Entitas Asosiasi PT Sarana Pembangunan Jaya
Rp
Penambahan Akumulasi Penyertaan Bagian Laba Saham (Rugi) Bersih Rp Rp
Nilai Tercatat Rp
600
25.00
600,000
800,000
11,039,451
12,439,451
PT Jaya City Development PT Jakarta Tollroad Development
Penyewaan dan Pengelolaan Pengembangan Kawasan Konstruksi dan Jalan Tol
900,000 4,018
30.00 28.85
Konstruksi dan Jalan Tol
1,320
20.00
----
(900,000) 8,347,037 (1,289,405)
-32,511,521
PT Mitra Kerta Raharja
900,000 24,164,484 2,136,000
PT Jakarta Marga Jaya
Konstruksi dan Jalan Tol
71,074,500
49,00
91,050,698
11,960,338
927,761
103,938,797
PT Jaya Pangan Lestari
Boga dan Perdagangan
400
20,00
400,000
--
2,167,687
2,567,687
40,000
40.00
40,000,000
--
(118,292)
39,881,708
159,251,182
12,760,338
20,174,239
192,185,759
77,868,633
--
(1,671,079)
76,197,554
237,119,815
12,760,338
18,503,160
268,383,313
PT Jaya Binara Mediktama
Bidang Kesehatan
846,595
Pengendalian Bersama Entitas KSO Pembangunan Jaya Property
Pengembang
35.00
Ringkasan informasi keuangan dari entitas asosiasi di atas adalah sebagai berikut:
d1/30 April 2014
23
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Total Aset Total Liabilitas
1,126,964,743 116,033,967
744,543,633 95,873,103
Aset Bersih
1,010,930,776
648,670,530
Total Pendapatan Tahun Berjalan
9,676,567
42,524,234
Laba Bersih Tahun Berjalan
1,120,527
40,234,934
PT Sarana Pembangunan Jaya (SPJ) SPJ didirikan berdasarkan akta No. 2 tanggal 3 September 2005 yang dibuat di hadapan Wahyu Nurani, SH, pada waktu itu notaris di Kabupaten Tangerang. Perusahaan memiliki 600 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (angka penuh) per saham yang merupakan 92,31% kepemilikan Perusahaan di SPJ. Berdasarkan akta No. 1 tanggal 11 Januari 2006 yang dibuat di hadapan Wahyu Nurani, SH, pada waktu itu Notaris di Kabupaten Tangerang, para pemegang saham menyetujui penerbitan saham baru sejumlah 1.750 saham yang diambil bagian masing-masing sebesar 960 saham oleh PT Pembangunan Jaya (PJ) dan 790 saham oleh Yayasan Pendidikan Jaya (YPJ). Sehingga dengan masuknya PJ dan YPJ sebagai pemegang saham baru pemilikan saham Perusahaan di SPJ terdilusi menjadi 25%. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham yang dituangkan dalam akta No. 1 tanggal 11 Januari 2006 dari Wahyu Nurani, SH, pada waktu itu notaris di Tangerang, para pemegang saham menyetujui perubahan nama SPJ dari PT Sarana Pendidikan Jaya menjadi PT Sarana Pembangunan Jaya serta perubahan kegiatan usaha SPJ yang sebelumnya bergerak di bidang pendidikan menjadi berusaha dalam bidang perdagangan, real estat, penyewaan dan penyediaan jasa pengelolaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-03976HT.01.04.Tahun.2006 tanggal 14 Pebruari 2006. Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 11 tanggal 15 Mei 2013 yang dibuat di hadapan Ruwin Diara, SH, Notaris di Kabupaten Tangerang, para pemegang saham setuju untuk mengubah modal dasar Perusahaan semula Rp2.500.000 menjadi Rp20.000.000 sehingga kepemilikan Perusahaan menjadi sebanyak 1.400 saham dengan nilai nominal Rp1.400.000 atau sebesar 25%. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-56088.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 4 November 2013. PT Jaya City Development (JCD) JCD merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan, PD Pasar Jaya dan PT Pembangunan Jaya, pihak berelasi, yang berusaha dalam bidang pengembangan kawasan. Perusahaan memiliki penyertaan sejumlah 900.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (angka penuh) per saham yang merupakan 30% kepemilikan Perusahaan di JCD. PT Jaya City Development didirikan berdasarkan akta No. 57 tanggal 12 Agustus 2005 yang dibuat oleh Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti Sutjipto,SH, pada waktu itu notaris di Jakarta. Akta ini telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir melalui Akta No. 31 tanggal 19 Agustus 2010 yang dibuat di hadapan Aloysius M Jasin, SH, Notaris di Tangerang Selatan, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-06698.AH.01.02.Tahun 2011 tertanggal 9 Februari 2011. PT Mitra Kerta Raharja (MKR) MKR didirikan berdasarkan akta No. 14 tanggal 11 September 2007 yang dibuat di hadapan Yasmine Achmad Djawas, SH, notaris di Kabupaten Tangerang. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-01866.AH.01.01-Tahun 2008 pada tanggal 15 Januari 2008. Berdasarkan Akta Notaris Aloysius M. Jasin,SH No. 33, No. 35 dan No. 36 masing-masing tanggal 11 September 2008, PT Jaya Gardenpolis (JGP), entitas anak, memiliki 1.780 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (angka penuh) per saham yang merupakan 26,97% kepemilikan JGP di MKR yang dibeli dari pemilik sebelumnya dimana sebesar 6,97% merupakan kepemilikan saham MKR oleh PT Mega Swadharma yang diakui JGP berdasarkan akta Perjanjian No. 37 tanggal 11 September 2008, yang dibuat di hadapan Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan. Pada tahun 2011, kepemilikan JGP sebanyak 6,97% diatas, dialihkan ke PT Rafa Pratama, atas peralihan tersebut, JGP tidak memiliki lagi hak atas 6,97% saham MKR yang sebelumnya beratas namakan PT Mega Swadharma tersebut. Sehingga per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, penyertaan saham JGP di MKR menjadi sebesar 20%. MKR bergerak dalam bidang usaha Konstruksi dan Jalan Tol yang berkedudukan di Tangerang, Kabupaten Tangerang, Banten. PT Jakarta Marga Jaya (JMJ) d1/30 April 2014
24
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) JMJ didirikan berdasarkan akta No. 20 tanggal 1 Juni 2009 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti dari Sutjipto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-26888.AH.01.01.Tahun 2009 pada tanggal 17 Juni 2009. Berdasarkan akta No. 07 tanggal 20 Mei 2010 yang dibuat Yurisa Martanti, SH Notaris di Jakarta, PT Jaya Sarana Pratama (JSP), entitas anak, memiliki 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) atau sebesar Rp15.000.000 yang merupakan 49% kepemilikan JSP pada JMJ. JMJ bergerak dalam bidang usaha pengusahaan jalan tol. Berdasarkan Akta Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 22 tanggal 30 Desember 2010 yang telah memperoleh pengesahaan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-04452.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 27 Januari 2011, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal dasar dari Rp40.000.000 menjadi Rp300.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 30.612.244 menjadi sebesar Rp75.000.000. Atas perubahan modal tersebut, kepemilikan JSP menjadi sebanyak 36.750.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (angka penuh) atau Rp36.750.000 yang merupakan 49% dari kepemilikan JSP pada JMJ. Pada tahun 2011, berdasarkan akta No. 6 tanggal 9 Nopember 2011 yang dibuat di hadapan Yurisa Martanti, SH, notaris di Jakarta. JMJ meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp145.050.000. Peningkatan modal tersebut telah memperoleh surat telah lapor dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-38654 tanggal 29 Nopember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2011, kepemilikan JSP di JMJ menjadi Rp71.074.500 atau 49%. Pada tahun 2012, berdasarkan akta No. 27 tanggal 27 September 2012, yang dibuat di hadapan Yurisa Martanti, SH, notaris di Jakarta, JMJ meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp185.817.750. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah memperoleh surat telah lapor dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-39989 tanggal 9 Nopember 2012. Pada tanggal 31 Desember 2012, kepemilikan saham JSP di JMJ menjadi sebesar Rp91.050.698 atau 49%. Pada tahun 2013, berdasarkan akta No. 32 tanggal 29 Juni 2013, yang dibuat di hadapan Yurisa Martanti, SH, notaris di Jakarta, JMJ meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp210.050.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah memperoleh surat telah lapor dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-32561 tanggal 12 Agustus 2013. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, kepemilikan saham JSP di JMJ menjadi sebesar Rp102.924.500 atau 49%. PT Jaya Pangan Lestari (JPL) JPL didirikan berdasarkan akta No. 1 tanggal 3 Mei 2010 yang dibuat di hadapan Eben Lumban Tobing, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-26658.AH.01.01.Tahun 2010 pada tanggal 26 Mei 2010. Perusahaan memiliki 400 saham atau sebesar Rp 400.000 yang merupakan 20% kepemilikan Perusahaan pada JPL. JPL bergerak dalam bidang usaha boga dan perdagangan umum. KSO Pembangunan Jaya Property (PJP) KSO Pembangunan Jaya Property merupakan kerja sama operasi antara Perusahaan dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (Catatan 30.f). PT Jakarta Tollroad Development (JTD) JTD didirikan berdasarkan akta No. 295 tanggal 30 Juni 2005 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti Sutjipto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-20372 HT.01.01.TH.2005. tanggal 25 Juli 2005. Pada tahun 2012, berdasarkan Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Saham tanggal 29 Mei 2012, Perusahaan membeli 396 saham seri C yang mewakili 15,84% Saham Yang Akan Dijual (SYAD) JTD dari PT Pembangunan Jaya Infrastruktur (PJI) (d/h PT Pembangunan Jaya Toll) dengan nilai keseluruhan sebesar Rp396.000. Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa JTD tanggal 17 September 2012, telah disetujui peningkatan modal sebesar Rp45.716.000 yang terdiri dari 45.716 saham Seri C dan menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp11.429.000 dengan cara mengeluarkan 11.429 saham Seri C baru dari portepel JTD. Dari peningkatan tersebut, Perusahaan memperoleh sebanyak 3.622 saham Seri C dengan harga penyetoran per saham sebesar Rp 6.562 atau seluruhnya sebesar Rp23.768.484. Agio dari perolehan ini adalah sebesar Rp5.562 per saham atau seluruhnya sebesar Rp20.146.494. Oleh karena itu, kepemilikan saham Perusahaan di JTD menjadi sebesar 28.85%. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat JTD yang diaktakan oleh Notaris Aryanti,SH,M.Kn No.68 tanggal 23 Januari 2013, pemegang saham JTD menyetujui untuk melakukan pembayaran uang muka setoran modal yang seluruhnya berjumlah Rp752.030.537 dengan ketentuan sebagai berikut :
d1/30 April 2014
25
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT Jakarta Propertindo harus membayar sebesar Rp6.381.679. PT Pembangunan Jaya harus membayar sebesar Rp147.786.260. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk harus membayar sebesar Rp154.167.939. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk harus membayar sebesar Rp192.961.833. PT Jaya Real Property Tbk harus membayar sebesar Rp216.977.100. PT Jaya Land harus membayar sebesar Rp33.755.725.
Berdasarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham JTD tanggal 29 Oktober 2013, menyetujui penarikan kembali uang muka setoran saham yang telah disetorkan oleh para pemegang saham yang tersebut diatas, dengan ketentuan bahwa para pemegang saham akan melakukan penyetoran modal kembali jika ada permintaan dari JTD. PT Jaya Binara Medikatama (JBM) JBM didirikan berdasarkan akta No. 52 tanggal 20 Desember 2012 yang dibuat di hadapan Aloysius M .Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU07208.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 19 Pebruari 2013. JBM bergerak dalam bidang usaha kesehatan. Perusahaan memiliki 40.000 lembar saham atau sebesar Rp40.000.000 yang merupakan 40% kepemilikan Perusahaan pada JBM. 8. Tanah untuk Pengembangan Akun ini merupakan nilai tercatat tanah untuk pengembangan atas proyek-proyek seluas 15.100.605 m2 dan 15.018.294 m2 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
Luas
31 Maret 2014 Total
m2 Perusahaan Desa Parigi Lama Desa Parigi Baru Lain-lain (dibawah 1 juta m2) Total Entitas Anak PT Jaya Gardenpolis Desa Sukamanah Desa Sukatani Desa Sukaharja Lain-lain (di bawah 1 Juta m2) Total
Rp
31 Desember 2013 Luas Total m2
Rp
1,350,548 1,560,441 3,017,674 5,928,663
586,367,304 351,962,408 1,324,443,853 2,262,773,565
1,333,659 1,555,323 3,013,323 5,902,305
521,166,149 343,452,255 1,308,246,278 2,172,864,681
1,250,905 1,229,419 1,337,355
44,407,041 47,633,249 70,904,723
1,250,905 1,229,419 1,331,999
44,407,041 47,630,156 69,562,091
5,098,324
275,447,563
5,067,098
266,863,561
8,916,003
438,392,576
8,879,421
428,462,849
234,856
63,852,666
230,923
61,495,450
234,856
63,852,666
230,923
61,495,450
4,197
53,952,162
4,197
53,949,584
4,197
53,952,162
4,197
53,949,584
1,448
24,430,356
1,448
24,425,202
1,448
24,430,356
1,448
24,425,202
15,438
77,237,000
--
--
15,438
77,237,000
--
--
15,100,605
2,920,638,325
15,018,294
2,741,197,767
PT Primainti Permata Lain-lain (di bawah 1 Juta m2) Total PT Jaya Properti Fatmawati Lain-lain (di bawah 1 Juta m2) Total PT Jaya Properti Simatupang Lain-lain (di bawah 1 Juta m2) Total PT Jaya Letris Properti Lain-lain (di bawah 1 Juta m2) Total Total
d1/30 April 2014
26
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Status kepemilikan tanah untuk pengembangan sebagai berikut: Luas (Meter Persegi) 31 Maret 2014 8,753,901 6,346,704 15,100,605
Sertifikat Hak Guna Bangunan Pelepasan Hak
Luas (Meter Persegi) 31 Desember 2013 8,753,901 6,264,393 15,018,294
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 tidak ada bagian tanah untuk pengembangan yang diserahkan untuk fasilitas pemakaman umum sesuai ketentuan Pemerintah Daerah (Catatan 13 dan 30.c). Tidak ada biaya pinjaman (berupa bunga dan beban keuangan lain) yang dikapitalisasi pada persediaan tanah yang sedang dikembangkan pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Pada tanggal 31 Maret 2014, tidak ada tanah yang dijaminkan kepada pihak ketiga.
9. Properti Investasi
Saldo Awal Rp Harga Perolehan Tanah Bangunan dan Prasarana Aset Dalam Penyelesaian Bangunan
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Prasarana Nilai Buku
Aset Dalam Penyelesaian Bangunan dan Prasarana Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Prasarana Nilai Buku
d1/30 April 2014
31 Maret 2014 Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
Saldo Akhir Rp
77,045,642 774,330,307 851,375,949
-40,978,301 40,978,301
----
----
77,045,642 815,308,608 892,354,250
14,308,632 14,308,632
4,797,271 4,797,271
---
(1,264,701) (1,264,701)
17,841,202 17,841,202
125,422,786 740,262,428
11,370,450
--
--
136,793,237 773,402,849
Saldo Awal/ Beginning Balance Rp Harga Perolehan Tanah Bangunan dan Prasarana
Penambahan Rp
Penambahan/ Addition Rp
31 Desember 2013 Pengurangan/ Reklasifikasi/ Disposal Reclassification Rp
Rp
Saldo Akhir/ Ending Balance Rp
77,505,295 304,160,555 381,665,850
-395,188,754 395,188,754
459,653 404,132 863,785
-75,385,131 75,385,131
77,045,642 774,330,307 851,375,949
83,168,189 83,168,189
6,809,020 6,809,020
283,447 283,447
(75,385,131) (75,385,131)
14,308,632 14,308,632
106,014,065 358,820,608
19,408,722
--
--
125,422,786 740,262,425
27
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 dialokasikan sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp 11,263,768 106,682 11,370,450
Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung Beban Umum dan Administrasi
31 Maret 2013 Rp 4,137,759 106,397 4,244,156
Penambahan bangunan dan prasarana pada 31 Maret 2014 termasuk didalamnya merupakan pembangunan Bintaro Xchange Mall. Properti investasi terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana pusat perbelanjaan Plaza Bintaro Jaya, sebagian Bintaro Trade Center, Senen Blok V, Pusat Grosir Senen Jaya, Slipi Jaya, Jembatan Multiguna Senen Jaya, Pasar Modern dan Bintaro Xchange Mall serta salah satu bangunan di unit perumahan di Graha Raya yang disewakan kepada pihak ketiga. Hasil dari sewa tersebut dicatat dalam akun “Pendapatan Usaha” (Catatan 21). Tanah properti investasi terletak di Tangerang, Senen, dan Palmerah dengan Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 16 (enam belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2013 dan 2027. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Properti investasi dalam pembangunan terutama merupakan akumulasi biaya konstruksi bangunan renovasi Plaza Bintaro Jaya yang dimiliki oleh Perusahaan. Akumulasi biaya konstruksi pada tanggal 31 Maret 2014 adalah sebesar Rp17.748.129. Pada 31 Desember 2013, nilai wajar properti investasi berdasarkan laporan The Scientific Appraisal (dahulu PT Nilai Konsulesia) adalah sebesar Rp1.416.351.880.
2013 Tingkat Diskonto (Per Tahun) Tingkat Inflasi (Per Tahun) Umur Manfaat - Bangunan dan Prasarana
13.14% - 13.38% 12% 10 - 40 Tahun
Penentuan nilai pasar tanah didukung oleh bukti pasar berupa data pembanding yang ditawarkan di pasaran, sementara untuk nilai pasar bangunan didukung oleh estimasi biaya berupa perhitungan biaya reproduksi baru. Pendapatan sewa dan beban operasi langsung dari properti investasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahuntahun yang berakhir pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Pendapatan Sewa Beban Operasi Langsung yang Timbul dari Properti Investasi yang Menghasilkan Penghasilan Rental
31 Maret 2014
31 Maret 2013
Rp
Rp
42,913,766
23,087,450
16,451,433
5,176,808
Properti investasi Perusahaan berupa bangunan dan prasarana telah diasuransikan kepada berbagai perusahaan asuransi kerugian pihak ketiga dengan jumlah pertanggungan pada 31 Maret 2014 sebesar Rp606.204.587 dan USD58,422,895. Seluruh pertanggungan asuransi tersebut di atas akan berakhir pada berbagai tanggal sampai dengan tahun 2014. Manajemen berpendapat nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
d1/30 April 2014
28
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 10. Aset Tetap
Harga Perolehan Tanah Bangunan Kantor dan Kegiatan Olah Raga Peralatan Bangunan Kantor Perlengkapan, Peralatan dan Perabot Kantor Kendaraan Aset Dalam Penyelesaian Bangunan
Saldo Awal
Penambahan
31 Maret 2014 Pengurangan
Rp
Rp
Rp
Reklasifikasi/ Penyesuaian Rp
Saldo Akhir Rp
4,248,411
--
--
--
4,248,411
25,481,848 11,120,852
238,263 79,132
---
287,179 --
25,432,932 11,199,984
12,506,242 5,901,142 59,258,495
1,180,434 950,170 2,447,999
-22,165 22,165
--287,179
13,686,676 6,829,147 61,397,150
2,810,897 62,069,392
2,300,244 4,748,243
339,450 361,615
287,179
4,771,691 66,168,841
31 Maret 2014
Akumulasi Penyusutan Bangunan Kantor dan Kegiatan Olah Raga Peralatan Bangunan Kantor Perlengkapan, Peralatan dan Perabot Kantor Kendaraan Nilai Buku
Harga Perolehan Tanah Bangunan Kantor dan Kegiatan Olah Raga Peralatan Bangunan Kantor Perlengkapan, Peralatan dan Perabot Kantor Kendaraan Aset Dalam Penyelesaian Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Kantor dan Kegiatan Olah Raga Peralatan Bangunan Kantor Perlengkapan, Peralatan dan Perabot Kantor Kendaraan Nilai Buku
d1/30 April 2014
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Rp
Rp
Rp
Reklasifikasi/ Penyesuaian Rp
Saldo Akhir Rp
5,327,338 9,357,004
320,544 651,934
---
---
5,647,882 10,008,938
8,156,904 3,677,425 26,518,671 35,550,721
4,763 216,472 1,193,712
-10,788 10,788
50,153 -50,153
8,111,514 3,883,108 27,651,442 38,517,399
Saldo Awal
Penambahan
Rp
Rp
31 Desember 2013 Pengurangan Reklasifikasi/ Penyesuaian Rp Rp
Saldo Akhir Rp
4,185,711
62,700
--
--
4,248,411
22,092,207 10,193,677
3,389,641 937,625
-10,450
---
25,481,848 11,120,852
10,432,002 5,559,565 52,463,162
2,091,590 372,777 6,854,334
17,350 31,200 59,000
----
12,506,242 5,901,142 59,258,495
2,453,755 54,916,917
357,142 7,211,476
---
---
2,810,897 62,069,392
4,152,791 8,248,111
1,174,547 1,108,893
---
---
5,327,338 9,357,004
7,217,120 2,916,890 22,534,912 32,382,005
940,670 779,388 4,003,498
887 18,853 19,740
----
8,156,904 3,677,425 26,518,671 35,550,721
29
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Beban penyusutan yang dialokasikan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp
31 Maret 2013 Rp
Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung Beban Umum dan Administrasi
18,581 1,124,975
17,768 962,282
Jumlah
1,143,556
980,050
Pengurangan aset tetap untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2014 Rp Harga Jual Dikurangi: Nilai Buku Kendaraan Laba Penjualan Aset Tetap
31 Desember 2013 Rp
--
--
--
--
--
--
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset Grup di atas dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aset tersebut. Grup memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Tangerang dengan Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2013 dan 2032. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Aset tetap Grup telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan lainnya, dengan jumlah pertanggungan secara keseluruhan pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp20.325.000 dan Rp20.325.000. Manajemen berpendapat nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, aset dalam penyelesaian merupakan proyek Perusahaan untuk mengembangkan kawasan CBD Bintaro dan proyek stasiun kereta api di Tangerang. 11. Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya
31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Uang Jaminan Pemberian KPR Deposito yang Dibatasi Penggunaannnya
105,148,545 13,002,222
96,647,484 13,002,222
Total
118,150,767
109,649,706
3,626,117
3,626,117
121,776,884
113,275,823
Investasi Tersedia untuk Dijual Total
d1/30 April 2014
30
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Uang jaminan pemberian KPR merupakan jaminan yang dibayarkan Perusahaan kepada bank-bank pemberi kredit pemilikan rumah sehubungan dengan penyelesaian sertifikat hak kepemilikan pembeli saat periode kredit pemilikan rumah berakhir (Catatan 30.d). Deposito dijaminkan merupakan deposito di Bank Permata sebagai jaminan terkait penerbitan bank garansi atas pengurusan surat-surat tanah terkait pembelian tanah oleh PT Affinity Health Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 saldo uang jaminan pemberian KPR adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank UOB Buana Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000) Total
31 Desember 2013 Rp
24,816,594 20,098,024 15,083,326 18,139,299 7,245,321 5,512,464 4,206,669 2,275,337 1,887,100 1,985,869 1,732,748 2,165,794
22,759,093 19,724,913 13,414,194 16,088,095 7,003,058 4,585,860 3,910,629 1,915,717 1,790,794 2,366,410 1,541,224 1,547,497
105,148,545
96,647,484
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 investasi tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Jenis Usaha
Total
Persentase
Biaya
Penambahan
Akumulasi
Nilai
Saham yang
Kepemilikan
Perolehan
Penyertaan
Bagian Laba
Tercatat
Saham
(Rugi) Bersih
(%)
Rp
Rp
Rp
Dimiliki
PT Bintaro Serpong Damai PT Sumber Jaya Kelola Indonesia
Konstruksi dan Jalan Tol
3,750
Pengelolaan Gedung
500
0.83
3,625,617
--
--
3,625,617
1.00
500
--
--
500
3,626,117
--
--
3,626,117
Penambahan Penyertaan Saham Rp
Akumulasi Bagian Laba (Rugi) Bersih Rp
----
----
Total
Jenis Usaha
Total Saham yang Dimiliki
31 Desember 2013 Persentase Biaya Kepemilikan Perolehan (%)
PT Bintaro Serpong Damai PT Sumber Jaya Kelola Indonesia Total
Konstruksi dan Jalan Tol Pengelolaan Gedung
3,750 500
Rp
Rp 0.83 1.00
3,625,617 500 3,626,117
Nilai Tercatat Rp 3,625,617 500 3,626,117
Tidak tersedia informasi berdasarkan kuotasi harga publikasian atas nilai wajar investasi saham tersedia untuk dijual. PT Bintaro Serpong Damai (BSD) BSD bergerak dalam bidang usaha konstruksi dan pengelolaan jalan tol yang berkedudukan di Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten. d1/30 April 2014
31
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) PT Sumber Jaya Kelola Indonesia (SJKI) SJKI didirikan untuk mengelola gedung perkantoran Gedung Permata dan Kemang Jaya Apartemen Taman. Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan penyetoran kekurangan modal ditempatkan dalam SJKI sebesar Rp 250, sehingga pada tanggal 31 Maret 2014 keseluruhan jumlah modal disetor dan ditempatkan Perusahaan adalah sebesar Rp 500.
12. Utang Usaha 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Pihak Berelasi (Catatan 26)
30,601,754
18,563,734
Pihak Ketiga PT Mekar Jaya Lestari PT Putra Wira Buana PT Mega Surya Structure CV Gapura Mandiri PT Pelita Maju Multiswakarsa PT Mutiara Pusaka PT Alfa Giska Abadi PT Ardindo Dwikarya Lestari PT Trioka Cipta Mas PT Ikagriya Darmapersada CV Sentra Graha PT Panca Wira Dharma PT Bina Cipta Pondasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000) Sub Total Total
6,266,833 5,322,835 3,590,009 5,395,310 1,917,824 3,442,783 2,407,760 3,920,843 634,137 199,472 154,580 1,276,494 1,038,677 29,155,114 64,722,668
6,335,632 5,263,588 5,092,511 3,191,344 1,917,824 1,870,668 1,596,623 2,437,689 1,202,892 743,720 670,330 --25,066,561 55,389,381
95,324,423
73,953,116
Rincian umur hutang usaha adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp Sampai dengan 90 hari 91 - 180 hari 181 - 360 hari Lebih dari 360 hari
48,036,699 15,175,385 17,379,901 14,732,438
Total
95,324,423
31 Desember 2013 Rp 30,491,262 16,106,135 17,672,425 9,683,293 73,953,116
Seluruh utang usaha dalam mata uang Rupiah. Utang usaha tidak berbunga dan tidak dijamin dengan aset Grup. 13. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Merupakan hutang atas dividen kepada pihak ketiga dan uang muka penjualan yang harus dikembalikan kepada pihak pembeli karena pembatalan.
d1/30 April 2014
32
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 14. Beban Akrual 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Liabilitas Penyediaan Fasilitas Lahan Pemakaman Umum Taksiran Biaya untuk Pembangunan Lain-lain
18,499,986 22,503,740 25,820,502
18,499,986 10,939,494 18,398,679
Total
66,824,228
47,838,159
Liabilitas penyediaan fasilitas lahan pemakaman umum merupakan liabilitas Perusahaan untuk menyediakan lahan yang sudah siap digunakan untuk fasilitas pemakaman umum (Catatan 30.c). Rincian umur beban akrual adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp Belum Jatuh Tempo Sudah Jatuh Tempo Total
31 Desember 2013 Rp
25,820,502 41,003,726
15,008,964 32,829,195
66,824,228
47,838,159
31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
15. Uang Muka Penjualan
Unit Bangunan dan Kavling Lain-lain Total
2,402,386,195 384,088,118
2,358,597,619 385,041,437
2,786,474,314
2,743,639,056
Bagian Jangka Pendek Bagian Jangka Panjang
2,786,474,314 --
2,743,639,056 --
Akun ini merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan sehubungan dengan transaksi-transaksi yang timbul dari pemesanan atau penjualan unit bangunan dan kavling yang dikembangkan Grup (Catatan 2.m).
16. Penghasilan Sewa Ditangguhkan dan Setoran Jaminan Akun ini merupakan penghasilan sewa ditangguhkan dan setoran jaminan atas unit retail Perusahaan di Plaza Bintaro, Plaza Slipi Jaya, Senen Blok V, Pusat Grosir Senen Jaya, Jembatan Multiguna Senen Jaya, Bintaro Trade Center, Pasar Modern, Bintaro Jaya Xchange dan salah satu Bangunan unit perumahan Graha Raya. 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Penghasilan Sewa Ditangguhkan Setoran Jaminan
464,019,523 10,402,801
470,408,249 9,439,098
Total
474,422,324
479,847,347
89,767,415 1,956,822 91,724,237
91,603,573 1,762,961 93,366,534
382,698,087
386,480,813
Bagian Jangka Pendek Penghasilan Sewa Ditangguhkan Setoran Jaminan Total Bagian Jangka Pendek Bagian Jangka Panjang
d1/30 April 2014
33
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Sebagian saldo tersebut merupakan penghasilan sewa ditangguhkan dan setoran jaminan dari pihak berelasi (Catatan 26). 17. Imbalan Kerja a.
Program Pensiun Grup menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan pasca kerja dengan memperhitungkan persentase tertentu terhadap penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Program ini dikelola oleh Dana Pensiun Pegawai Pembangunan Jaya Grup yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. KEP-309/KM.17/2000 tanggal 17 Juli 2000. Pendanaan pensiun berasal dari kontribusi karyawan sebesar 5% dan Perusahaan sebesar 10%-11%. Perusahaan telah mengubah program pensiun manfaat pasti yang dikelola oleh DP Jaya menjadi program iuran pasti. Perubahan ini berlaku efektif sejak awal tahun 2014. Terkait hal itu Perusahaan telah menghitung dampak kurtailmen dan penyelesaian yang perlu diakui. Perlakuan akuntansi ini diterapkan untuk menghilangkan kewajiban atas Dana Pensiun seiring diubahnya program manfaat pasti tersebut, Berikut dibawah ini adalah tabel setelah dampak kurtailmen dan dampak penyelesaian: Sebelum Peristiwa Status Pendanaan Aktiva dan Kewajiban Nilai Kini Kewajiban Nilai Wajar Aktiva Program Status Pendanaan Biaya Jasa Lalu yang Belum Diakui-Non Vested (Keuntungan) atau Kerugian Aktuaria yang Belum Diakui (Kewajiban) Aktiva diakui di Neraca
Dampak Kurtailmen
(58,641,099) (61,996,550) 3,355,451 6,877,084 -(51,764,015)
58,641,099 -58,641,099 (6,877,084) -51,764,015
31 Desember 2013 Setelah Peristiwa
-61,996,550 61,996,550 --123,993,100
Dampak Penyelesaian
Setelah Peristiwa
-(61,996,550) (61,996,550) --(123,993,100)
-------
Mutasi biaya dibayar dimuka (prepayment) bersih adalah sebagai berikut: 2013 Rp Nilai Kini Liabilitas Manfaat Kesejahteraan Karyawan - Pensiun Aset Program Pendanaan Kerugian Aktuaria yang Belum Diakui Biaya Jasa Lalu Yang Belum Diakui - Non Vested Kerugian yang Belum Diakui Berdasarkan Paragraf 57 Batasan Aset Liabilitas (Aset) Manfaat Kesejahteraan Karyawan - Pensiun
---------
Perubahan pada liabilitas (aset) yang diakui sesuai perhitungan Aktuaria Independen: 2013 Rp Liabilitas Bersih Awal Tahun
(7,665,921)
Biaya Tahun Berjalan Mutasi Masuk Pembayaran Iuran Tahun Berjalan Keuntungan (Kerugian) Aktuarial yang Belum Diakui - Paragraf 57 Aktuarial yang Diakui pada Pendapatan Komprehensif Lainnya Batasan Aset Liabilitas (Aset) Bersih Akhir Tahun
13,236,224 -(5,119,339)
d1/30 April 2014
5,109,318 (5,560,283) ---
34
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Beban manfaat kesejahteraan karyawan – pensiun adalah sebagai berikut: 2013 Rp Biaya Jasa Kini Biaya Bunga Hasil Investasi yang Diharapkan dari Aset Program Keuntungan (Kerugian) Aktuaria yang Diakui Beban Jasa Lalu Non Vested yang diakui Biaya yang Diakui di Laba Rugi
3,080,538 3,905,322 (6,922,085) 10,437,434 2,735,016 13,236,224
Rincian dari nilai kini liabilitas, nilai wajar aset program dan surplus atau defisit program serta penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan empat tahun sebelumnya adalah sebagai berikut: 2013 Rp Nilai Kini Liabilitas Nilai Wajar Aset Program Defisit (Surplus) Program
2012 Rp ----
67,115,081 (59,704,493) 7,410,588
2011 Rp 41,403,070 (49,018,627) (7,615,557)
2010 Rp
2009 Rp
29,365,849 (35,236,356) (5,870,507)
25,602,632 (30,704,191) (5,101,559)
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Usia pensiun normal Tingkat bunga aktuaria Tingkat kenaikan PhDP Tabel mortalita Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri Metode Perhitungan Aktuaria b.
55 Tahun 9,25% (2012: 6%) 7% (2012: 7%) The 1949 Annuity Mortality Table (Modified) 1% dari tingkat mortalita 1% pada usia 20 tahun dan menurun secara linier sampai dengan usia normal Projected Unit Credit
Program Manfaat Karyawan Grup telah menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Jumlah Tenaga Kerja yang berhak atas imbalan kerja adalah 364 orang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja tahun 2013 dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT Bestama Aktuaria dengan laporannya tanggal 7 Maret 2014 untuk posisi keuangan 31 Desember 2013. Liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 Rp Saldo Awal Tahun Ditambah: Beban Imbalan Kerja Tahun Berjalan Ditambah: Penambahan Cadangan Karena Mutasi Masuk Dikurangi: Pembayaran Imbalan Pasca Kerja
24,960,088 7,793,898 -(3,603,713)
Saldo Akhir Tahun
29,150,272
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
d1/30 April 2014
35
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Desember 2013 Rp Biaya Jasa Kini Biaya Jasa Bunga Kerugian/(Keuntungan) Aktuaria yang Diakui Biaya Jasa Lalu yang Diakui - Non Vested Amortisasi (keuntungan) atau kerugian aktuaria Penyesuaian segera untuk masa kerja lalu
3,059,469 1,807,302 67,187 (118,687) 387,710 2,590,916
Total
7,793,898
Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 Rp Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Biaya Tahun Berjalan Pembayaran Imbalan Kerja Tahun Berjalan Saldo Akhir Tahun
24,960,088 7,793,898 (3,603,713) 29,150,272
Rincian nilai kini liabilitas, surplus dan defisit program serta penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan empat tahun sebelumnya adalah sebagai berikut: 2013 Rp
2012 Rp
2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Nilai Kini Liabilitas
24,960,088
32,960,084
27,724,811
17,750,585
15,412,376
Defisit Program
24,960,088
32,960,084
27,724,811
17,750,585
15,412,376
--
--
--
--
--
Penyesuaian Pengalaman pada Liabilitas Program
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Usia pensiun normal Tingkat bunga aktuaria Tingkat kenaikan upah Tabel mortalita Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri Metode Perhitungan Usia Metode Perhitungan Aktuaria
55 Tahun 8.75 % (2012: 5.8 %) 8 % (2012: 8%) Tabel Mortalita Indonesia III Tahun 2000 10% dari kemungkinan orang meninggal pada masing-masing usia 1% pada usia 20 tahun dan menurun secara linier sampai dengan 0 (nol) pada usia pensiun Usia Ulang Tahun Terdekat Projected Unit Credit
18. Modal Saham Susunan pemegang saham berdasarkan laporan kepemilikan saham untuk posisi tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 yang dibuat oleh PT Adimitra Transferindo - Biro Administrasi Efek, dengan laporannya tanggal 8 April 2014 dan tanggal 6 Januari 2014 adalah sebagai berikut:
d1/30 April 2014
36
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Total Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham Non-manajemen PT. Pembangunan Jaya Citiview Properties Limited - Hongkong Masyarakat (dengan kepemilikan kurang dari 5%)
Modal Saham Diperoleh Kembali Total
Kepemilikan
Modal Saham
%
Rp
63.59 12.36 24.04
174,881,500 34,000,000 54,449,194
13,166,534,700
100.00
263,330,694
583,465,300
11,669,306
13,750,000,000
275,000,000
Ditempatkan dan Disetor Penuh
8,744,075,000 1,700,000,000 2,747,217,500 13,191,292,500 558,707,500 13,750,000,000
Modal Saham Diperoleh Kembali Total
Total
8,744,075,000 1,700,000,000 2,722,459,700
Total Saham
Pemegang Saham Non-manajemen PT. Pembangunan Jaya Citiview Properties Limited - Hongkong Masyarakat (dengan kepemilikan kurang dari 5%)
31 Maret 2014 Persentase
31 Desember 2013 Persentase
Total
Kepemilikan
Modal Saham
%
Rp
63.59 12.36 24.05 100.00
174,881,500 34,000,000 54,944,350 263,825,850 11,174,150 275,000,000
Berdasarkan surat manajemen kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tanggal 16 Oktober 2008, Perusahaan akan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan. Transaksi ini sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No.XI.B.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep 401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008 perihal Pembelian Kembali Saham Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berpotensi Krisis. Pembelian kembali saham akan dilakukan secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak 16 Oktober 2008. Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. Kep-105/BL/2010 tanggal 13 April 2010 dan Peraturan Bapepam-LK No. XI.B.2, dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam-LK dan Peraturan No. XI.B.3, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-401/BL/2008 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Emiten atau Perusahaan Publik yang pada saat dikeluarkannya Peraturan ini sedang melakukan pembelian kembali saham dengan menggunakan peraturan No. XI.B.3, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-401/BL/2008, wajib menyelesaikan proses pembelian kembali sahamnya paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan peraturan ini. Pada tahun 2010 dan 2009, berdasarkan surat Perusahaan masing-masing No. 003/JRP/KEU-CS/II/2010 tanggal 2 Pebruari 2010 dan No. 186/JRP/KEU-CS/X/2009 tanggal 15 Oktober 2009 kepada Bapepam-LK terkait keterbukaan informasi, Perusahaan melakukan permohonan pembelian kembali saham Perusahaan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 37 Undang-Undang Perseroan Terbatas dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Berdasarkan surat manajemen kepada Kepala eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 3 September 2013, Perusahaan akan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan. Transaksi ini sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan NO. 1/SEOJK.04/2013 Tanggal 27 Agustus 2013 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.2/POJK.04/2013 Tanggal 23 Agustus 2013 tentang pembelian kembali saham emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan. Pembelian kembali saham akan dilakukan secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak 3 September 2013. Total anggaran adalah sebesar Rp50.050.000 sampai dengan Rp50.150.000 dengan total pembelian saham kembali antara 59.000.000 s.d 77.000.000 lembar saham atau sebesar 0,45% sampai dengan 0,58% dari total jumlah saham beredar.
d1/30 April 2014
37
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Berdasarkan surat manajemen kepada Kepala eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 9 Desember 2013, tentang permohonan perpanjangan pembelian kembali saham perusahaan dalam kondisi pasar yang Berfluktuasi signifikan. Perusahaan akan melakukan pembelian kembali saham akan dilakukan secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) bulan. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2014, realisasi pembelian kembali saham masing-masing telah mencapai 583.465.300 saham atau 4% dari jumlah saham beredar atau 13.750.000.000 lembar.
Tanggal
22 Desember 2008 23 Desember 2008 24 Desember 2008 26 Desember 2008 30 Desember 2008 6 Januari 2009 14 Januari 2009 15 Januari 2009 9 Pebruari 2009 10 Pebruari 2009 10 Pebruari 2009 18 Pebruari 2009 20 April 2009 20 Nopember 2009 28 Desember 2009 23 Pebruari 2010 24 Pebruari 2010 25 Pebruari 2010 13-Sep-2013 13-Sep-2013 12-Nov-2013 19-Nov-2013 29-Nov-2013 11 Desember 2013 19 Desember 2013 30 Desember 2013 03 Januari 2014 06 Januari 2014 07 Januari 2014 08 Januari 2014 09 Januari 2014 10 Januari 2014 13 Januari 2014 15 Januari 2014 16 Januari 2014 03 Februari 2014 04 Februari 2014 07 Februari 2014 18 Maret 2014 19 Maret 2014
d1/30 April 2014
Sebelum Pemecahan Saham
Sesudah Pemecahan Saham
5,000,000 7,510,000 2,500,000 2,971,500 3,293,500 3,986,500 2,743,500 375,000 102,000 5,000,000 5,000,000 8,000,000 10,000,000 15,000,000 15,000,000 13,518,000 2,000,000 8,000,000 -----------------------
25,000,000 37,550,000 12,500,000 14,857,500 16,467,500 19,932,500 13,717,500 1,875,000 510,000 25,000,000 25,000,000 40,000,000 50,000,000 75,000,000 75,000,000 67,590,000 10,000,000 40,000,000 2,500,000 2,500,000 500,000 1,000,000 958,500 347,500 900,000 1,500 500,000 500,000 500,000 1,381,800 1,500,000 1,439,300 1,379,400 13,980,100 399,500 35,600 800 900,000 900,000 1,341,300 583,465,300
38
Harga/Lembar
Nilai
Rp
Rp 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.49 0.50 0.78 0.75 0.75 0.75 0.75 0.76 0.77 0.75 0.75 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.75 0.76 0.74 0.76 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75
2,500,000 3,755,000 1,250,000 1,485,750 1,646,750 1,993,250 1,371,750 187,500 51,000 2,500,000 2,500,000 3,920,000 5,000,000 11,700,000 11,250,000 10,138,500 1,500,000 6,000,000 1,900,000 1,925,000 375,000 750,000 728,460 264,100 684,000 1,140 380,000 380,000 380,000 1,045,365 1,140,000 1,082,366 1,045,802 10,358,626 303,620 26,700 600 675,000 675,000 1,005,975 93,876,253
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 19. Tambahan Modal Disetor Akun ini merupakan kelebihan harga jual saham atas nilai nominal saham dari penawaran perdana Perusahaan dan hasil konversi atas Obligasi Konversi. Saldo pada tanggal laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: Rp Penawaran Umum tahun 1994 Pencatatan Saham dari Konversi Obligasi bulan Oktober 2005 Selisih Nilai Transaksi Restrukrisasi Entitas Sepengendali
147,000,000 112,000,000
Total
251,746,989
(7,253,011)
Pada tahun 2013, akun “selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” telah direklasifikasi ke tambahan modal disetor sesuai dengan PSAK 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”.
20. Penggunaan Saldo Laba Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam akta No. 15 tanggal 4 Juni 2013 yang dibuat dihadapan Aryanti Artisari, SH, M.Kn, notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2012 sebagai berikut: Penggunaan laba bersih tahun 2012 untuk dana cadangan sebesar Rp11.000.000 (2,57%), membagikan dividen tunai dengan besar antara Rp139.920.000 (32,75%) sampai dengan Rp145.750.000 (34,12%) dan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan pengembangan usaha dengan besar antara Rp270.442.698 (63,31%) sampai dengan Rp276.272.698 (64,67%).
21. Pendapatan Usaha Pendapatan usaha terdiri dari:
31 Maret 2014 Rp Penjualan Kavling Tanah dan Unit Bangunan Kavling Tanah Unit Bangunan
31 Maret 2013 Rp 149,892,602 111,560,847 261,453,449
Sewa Pengelolaan Lingkungan Jasa Pemeliharaan, Parkir dan Lain-lain Ice Rink
196,286,136 165,807,752 362,093,888 42,913,766 22,533,332 3,576,611 3,793,387
Total
434,910,984
312,540,952
23,087,450 24,785,425 3,214,628 -
Sebagian saldo tersebut merupakan pendapatan dari pihak berelasi (Catatan 26). Pada periode 31 Maret 2014 tidak terdapat penjualan tanah dan bangunan yang melebih 10% dari total pendapatan usaha.
d1/30 April 2014
39
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 22. Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung Rincian beban pokok penjualan dan beban langsung adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp Beban Pokok Penjualan Penjualan Kavling Tanah dan Unit Bangunan Kavling Tanah Unit Bangunan Total Beban Langsung Pusat Perbelanjaan Penyusutan Pengelolaan Gedung Pajak Bumi Bangunan Asuransi Total Pengelolaan Lingkungan Total Beban Langsung Total Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung
31 Maret 2013 Rp
51,647,709 120,044,813 171,692,523
38,947,054 81,934,382 120,881,436
11,213,439 4,876,495 -361,499 16,451,433 16,306,775 32,758,208
4,087,430 767,504 -321,875 5,176,809 11,330,591 16,507,400
204,450,731
137,388,836
23. Beban Usaha 31 Maret 2014 Rp Beban Penjualan Iklan Pameran dan Promosi Insentif dan Komisi Penjualan Lain-lain Beban Umum dan Administrasi Gaji, Bonus dan Tunjangan Karyawan Telekomunikasi dan Perlengkapan Kantor Jasa Profesional Penyusutan Pemeliharaan Representasi, Jamuan dan Sumbangan Penurunan Nilai Piutang Lain-lain Total
31 Maret 2013 Rp
5,328,482 1,272,593 2,779,756 7,815,335 17,196,166
5,890,829 1,577,182 3,571,355 1,379,956 12,419,322
34,505,696 3,510,572 3,028,656 1,231,657 935,311 221,447 -995,435 44,428,773
27,613,846 4,193,156 1,793,388 1,068,678 136,674 100,764 -227,020 35,133,526
61,624,939
47,552,848
24. Pendapatan (Beban) Keuangan 31 Maret 2014 Rp Penghasilan Bunga : Deposito Berjangka Jasa giro Beban Bunga Total
d1/30 April 2014
12,110,402 186,947 -12,297,348
40
31 Maret 2013 Rp 10,011,923 282,775 -10,294,698
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 25. Perpajakan a. Pajak Dibayar di Muka 31 Maret 2014 Rp Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 (2) Final Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Total
129,416,890 6,249,022 22,684 815,873 -136,504,468
31 Desember 2013 Rp 121,435,671 22,684 --450,284 121,908,639
b. Pajak Penghasilan Final Pajak penghasilan final sehubungan dengan penjualan perumahan dan sewa ruang adalah sebagai berikut
Beban Pajak Final yang Berasal dari: Pengalihan Hak Atas Tanah dan Bangunan Persewaaan dan Jasa Pengelolaan Pajak Penghasilan Final
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
18,233,962 3,050,117 21,284,079
62,113,997 15,360,327 77,474,324
Mutasi utang pajak penghasilan final adalah sebagai berikut: 31 Maret 2014 Rp Saldo Awal Pajak Penghasilan Final Atas Pendapatan Usaha Tahun Berjalan
31 Desember 2013 Rp
5,000,981
35,416,153
21,284,079
77,474,324
Mutasi Bersih Pajak Dibayar di Muka Atas Pendapatan Diterima di Muka Pajak Penghasilan Final yang Telah Dipotong Pihak Ketiga Atau Disetor Perusahaan Tahun Berjalan
1,346,100
71,318,236
(4,758,689)
(179,207,733)
Saldo Akhir
22,872,471
5,000,981
c. Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Pada tahun 2009, berlaku peraturan perpajakan yang baru, diantaranya perubahan pajak penghasilan dari non final menjadi final, sehingga pajak tangguhan dengan tarif pajak sebelumnya sebesar 30% telah dihapuskan. d.
Utang Pajak 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 (2) Final Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
22,872,471 -1,068,907 4,064,762 4,413,098
5,000,981 341,689 1,077,872 1,090,811 3,460,094 1,712,676
Total
32,419,238
12,684,123
d1/30 April 2014
41
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
26. Saldo dan Transaksi dengan Pihak Berelasi Jumlah
31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
31 Maret 2014 %
31 Desember 2013 %
3,625,617 500 3,626,117
3,625,617 500 3,626,117
0.00 0.00 0.00
0 -0.07
117,510,203 76,246,064 32,504,041
103,938,797 76,197,554 32,511,521
0.02 0.01 0.01
1.83 1.55 0.45
12,892,587 2,623,535 794,487 39,908,571 282,479,488
12,439,451 2,567,687 846,595 39,881,708 268,383,313
0.00 0.00 0.00 0.01 0.04
0.20 0.05 0.02
50,000,000 1,000 50,001,000
----
0.01 -0.00
-0.00
310,716 596,530 35,675 6,053 4,827
75,240 -35,365 5,000 2,002 ---
0.00 0.00 0.00 0.00 ---0.00
Investasi Tersedia Untuk Dijual (Catatan 11) PT Bintaro Serpong Damai PT Sumber Jaya Kelola Indonesia Investasi pada Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas (Catatan 7) PT Jakarta Marga Jaya KSO Pembangunan Jaya PT Jakarta Tollroad Development PT Sarana Pembangunan Jaya (dahulu PT Sarana Pendidikan Jaya) PT Jaya Pangan Lestari PT Mitra Kerta Raharja PT Jaya Binara Mediktama Total Uang Muka Investasi (lihat Catatan 6) PT Jakarta Tollroad Development PT Delta Cendana Citrapersada Piutang Usaha (Catatan 4) PT Jaya Pangan Lestari PT Sumber Jaya Kelola Indonesia PT Jaya CM Yayasan Pendidikan Jaya PT Jaya Teknik Indonesia PT Jakarta Marga Jaya PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk Dikurangi : Penyisihan Penurunan Nilai Piutang
--
--
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 ----
953,801
117,607
0.00
---
Total - Bersih
d1/30 April 2014
Persentase Terhadap Jumlah Aset/Liabilitas/Penghasilan dan Beban yang Bersangkutan
42
-4.10
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Jumlah
Persentase Terhadap Jumlah Aset/Liabilitas/Penghasilan dan Beban yang Bersangkutan
31 Maret 2014
31 Desember 2013
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
%
%
Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha PT Jakarta Marga Jaya PT Pembangunan Jaya PT Mitra Kerta Raharja PT Jaya City Development Yayasan Pendidikan Jaya PT Jaya Binara Mediktama PT Sumber Jaya Kelola Indonesia PT Jaya Binara Mediktama PT Jaya Pangan Lestari PT Jaya Teknik Indonesia PT Jaya Land PT Sarana Pembangunan Jaya (dahulu PT Sarana Pendidikan Jaya) PT Bukit Semarang Jaya Metro PT Jaya CM PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk Lain-lain Total
96,958 43,430 16,500 49,273 1,000
-0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0.00
0.00 0.01 0.05 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01
--15,486 3,136 -6,191,393
--15,486 3,136 -6,143,179
----0.00
0.02
26,992,489 2,996,559 484,559 --123,007 5,139 30,601,754
13,461,812 4,116,023 484,559 378,333 -123,007 -18,563,734
0.01 0.00 0.00 --0.00
0.03 0.19 0.01 0.01 0.00 0.00
0.01
0.24
Utang Pihak Berelasi - Non Usaha PT Pembangunan Jaya PT Sumber Jaya Kelola Indonesia PT Jaya Land Total
2,400,000 2,335,158 205,000 4,940,158
2,400,000 872,947 200,000 3,472,947
0.00 0.00 0.00 0.18
0.06 0.03 0.00 1.45
Uang Muka Penjualan (Catatan 15) PT Jaya Binara Mediktama Total
72,250,000 72,250,000
72,250,000 72,250,000
0.02 0.02
0.02 1.45
Utang Usaha (Catatan 12) PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk PT Jaya Teknik Indonesia PT Jaya Beton Indonesia PT Yayasan Pendidikan Jaya PT Arkonin PT Sumber Jaya Kelola Indonesia Lain-lain Total
d1/30 April 2014
43
-3,143,000 2,430,865 342,857 675 -145,178 43,430 16,494 49,273 1,000
-3,143,000 2,430,865 342,857 675 0.00
---0.00 0.09
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Jumlah
Persentase Terhadap Jumlah Aset/Liabilitas/Penghasilan dan Beban yang Bersangkutan
31 Maret 2014
31 Desember 2013
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
%
%
Penghasilan Sewa Ditangguhkan dan Setoran Jaminan (Catatan 16) PT Jaya Teknik Indonesia Total
Pendapatan Usaha (Catatan 21) PT Jaya Pangan Lestari Yayasan Pendidikan Jaya PT Sumber Jaya Kelola Indonesia PT Jaya Teknik Indonesia PT Jaya CM Total Gaji dan Tunjangan Direksi dan Komisaris Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan Kerja Jangka Panjang Total
2,035,137 2,035,137
2,107,143 2,107,143
0.00 0.00
0.04 0.04
2,568 5,000 8,594 72,006 29,248 117,416
2,073,186 287,302 172,515 10,510 36,953 2,580,466
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.19 0.02 0.01 0.01 0.00 0.22
1,993,116 7,151,580 9,144,697
7,728,660 7,151,580 14,880,240
0.00 0.02 0.02
0.67 0.59 1.26
Pihak-pihak berelasi tersebut di atas merupakan anggota dari kelompok usaha yang sama dengan Perusahaan. Rincian transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Perusahaan memiliki investasi yang tersedia untuk dijual pada PT Bintaro Serpong Damai sebesar Rp 3.625.617 pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (Catatan 11). b. Piutang pihak berelasi dari PT Sumber Jaya Kelola Indonesia, PT Jaya Land dan PT Jaya Pangan Lestari merupakan pembayaran terlebih dahulu atas beban-beban operasional pihak-pihak berelasi tersebut. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga, tidak ada jaminan dan jangka waktu pengembalian. c. Perusahaan mempunyai transaksi keuangan dengan PT Pembangunan Jaya, saldo piutang tambahan setoran modal ke PT Jaya GardenPolis (Perusahaan Anak) pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp3.143.000. Transaksi keuangan tersebut tidak dikenakan bunga, tidak ada jaminan dan jangka waktu pembayaran. d. Piutang pihak berelasi dari PT Mitra Kerta Raharja sebagian besar merupakan pinjaman oleh JGP sehubungan dengan pembangunan perumahan di Tangerang. e. Investasi saham pada PT Jakarta Marga Jaya masing-masing sebesar Rp117.510.203 dan Rp103.938.797 pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 merupakan investasi yang dilakukan oleh PT Jaya Sarana Pratama, entitas anak (Catatan 7). f. Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PT Jaya Pangan Lestari sebesar Rp2.623.535 dan Rp2.567.687 masing-masing pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (Catatan 7). g. Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PT Sarana Pembangunan Jaya sebesar Rp12.892.587 dan Rp12.439.451 masingmasing pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (Catatan 7). h. Uang muka penjualan pada PT Jaya Binara Mediktama terkait transaksi jual-beli tanah dengan Perusahaan (Lihat Catatan 30.g). Hubungan dan jenis akun atau transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: No
Pihak-pihak Berelasi
1.
PT Pembangunan Jaya
2.
PT Jaya Land
d1/30 April 2014
Hubungan Pemegang Saham
Jenis Akun atau Transaksi Aset Keuangan Lancar Lainnya
Perusahaan dalam Pengendalian Aset Keuangan Lancar Lainnya yang Sama 44
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 3.
PT Bintaro Serpong Damai
4.
PT Sumber Jaya Kelola Indonesia
5.
PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
6.
PT Jaya City Development
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Perusahaan dalam Pengendalian Investasi Saham yang Sama Perusahaan dalam Pengendalian Investasi Saham, Piutang Usaha, Aset yang Sama Keuangan Lancar Lainnya, Liabilitas Keuangan Lancar Lannya Perusahaan dalam Pengendalian Piutang Usaha, Hutang Usaha yang Sama
Perusahaan dalam Pengendalian Aset Keuangan Lancar Lainnya yang Sama PT Sarana Pembangunan Jaya (dahulu PT Asosiasi Investasi Saham, Aset Keuangan Lancar Sarana Pendidikan Jaya) Lainnya PT Bukit Semarang Jaya Metro
Perusahaan dalam Pengendalian Aset Keuangan Lancar Lainnya yang Sama PT Mitra Kerta Raharja Asosiasi Investasi Saham, Aset Keuangan Lancar Lainnya PT Jakarta Marga Jaya Asosiasi Investasi Saham, Piutang Usaha PT Jaya Pangan Lestari Asosiasi Investasi Saham, Piutang Usaha, Aset Keuangan Lancar Lainnya dan Pendapatan PT Jaya Teknik Indonesia Perusahaan dalam Pengendalian Piutang Usaha, Utang Usaha yang Sama PT Mitsubishi Jaya Perusahaan dalam Pengendalian Utang Usaha yang Sama PT Arkonin Perusahaan dalam Pengendalian Utang Usaha yang Sama PT Jaya CM Perusahaan dalam Pengendalian Piutang Usaha dan Lain-lain yang Sama PT Jaya Beton Indonesia Perusahaan dalam Pengendalian Utang Usaha yang Sama PT Jakarta Tollroad Development Asosiasi Investasi Saham / Investment in Stocks KSO Pembangunan Jaya Property Entitas dalam Pengendalian Investasi Pengendalian Bersama Entitas, Bersama Liabilitas Keuangan Lancar Lainnya Personel Manajemen Kunci Kompensasi dan Renumerasi Dewan Komisaris dan Dewan Direksi/Board of Commisioners and Board of Directors PT Jaya Binara Mediktama Asosiasi Uang Muka Penjualan
27. Laba per Saham 31 Maret 2014 Laba Bersih Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk (Ribuan Rupiah) Jumlah Saham Beredar (Lembar) Awal Tahun Rata-rata Tertimbang Jumlah Saham Biasa yang Beredar (Sebelum Pemecahan Saham) Pemecahan Saham, 13 Agustus 2013 Pembelian Kembali Saham Total Rata-rata Tertimbang Laba per Saham Dasar (Rupiah Penuh) Laba per Saham Dilusian (Rupiah Penuh)
31 Desember 2013
162,443,302
547,010,456
13,195,000,000 -13,195,000,000
2,640,000,000 -2,640,000,000 13,200,000,000 (8,707,500)
(24,757,800) 13,170,242,200 13,175,360,322 12.33
13,191,292,500 13,198,191,990 41.45
12.33
41.45
Pada setiap tanggal pelaporan, tidak ada efek berpotensi saham yang dapat menimbulkan pengaruh dilusi pada laba bersih per saham Perusahaan. d1/30 April 2014
45
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 28. Manajemen Risiko Keuangan a. Kebijakan Manajemen Risiko Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Risiko-risiko tersebut didefinisikan sebagai berikut: Risiko kredit: Kemungkinan bahwa debitur tidak membayar semua atau sebagian pinjaman atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Grup. Risiko likuiditas: risiko yang timbul dari kemungkinan Grup mengalami kesulitan pendanaan untuk memenuhi komitmen dan liabilitas Grup kepada pihak kreditur pada saat jatuh tempo pembayaran. Risiko suku bunga: risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Pada saat ini tidak terdapat risiko ini karena Grup tidak berinvestasi di instrumen keuangan dan nilai pinjaman bank juga relatif kecil. Risiko nilai tukar risiko usaha dalam nilai instrumen keuangan akibat berfluktuasinya perubahan nilai tukar. Pada saat ini tidak terdapat risiko ini karena Grup dalam melakukan kegiatan usahanya sebagian besar mempergunakan mata uang Rupiah. Dalam rangka mengelola risiko keuangan secara efektif, Direksi telah menentukan beberapa pedoman kebijakan pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan Grup. Pedoman utama dari kebijakan ini adalah sebagai berikut: Dalam mengelola risiko kredit Grup akan menentukan perkiraan jumlah yang tidak dapat ditagih atas piutang tersebut serta menentukan pembentukan akun penurunan nilai piutang atas piutang usaha tersebut. Untuk meminimalisir hal tersebut Grup mensyaratkan kepada konsumen untuk melakukan pembayaran tunai atau melalui KPR. Sedangkan untuk transaksi sewa Grup mensyaratkan penyetoran deposit kepada semua tenant. Dalam mengelola risiko likuiditas Grup selalu menjaga dan menyediakan jumlah kas dan setara kas dalam jumlah yang memadai. Manajemen juga melakukan perencanaan setiap bulan dan pemantauan yang ketat terhadap realisasi serta saldo kas secara rutin setiap minggu. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Grup mengelola beban bunga melalui kombinasi hutang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan pengikatan utang. Transaksi usaha dalam mata uang asing hanya dilakukan untuk hal-hal khusus, dan jika hal tersebut terjadi manajemen akan melakukan review berkala atas eksposur mata uang asing tersebut. Perusahaan tidak memiliki instrumen derivatif untuk mengantisipasi risiko yang terjadi. Risiko Kredit Risiko kredit Grup terutama melekat pada kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset lain-lain. Group mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak dan dapat dipercaya. Grup juga membentuk akun penurunan nilai piutang atas piutang usaha yang timbul dari kemungkinan ketidakmampuan pelanggan untuk memenuhi liabilitas kontraktual terhadap Grup. Saat ini, tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Kualitas Kredit Aset Keuangan Perusahaan mengelola risiko kredit yang terkait dengan simpanan di Bank dan piutang dengan memonitor reputasi, peringkat kredit, dan membatasi risiko agregat dari masing-masing pihak dalam kontrak. Untuk bank, hanya pihak-pihak independen dengan predikat baik yang diterima. Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal (jika tersedia) atau mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar debitur: a.
Kas dan Setara Kas 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Dengan Pihak yang Memiliki Peringkat Kredit Eksternal Bank 225,025 745,733 -6,323,567 22,927,382 558,310 242,604 31,022,621
A+ AA AAAA+ AAA BBB Others
d1/30 April 2014
46
-496,622 -18,902,689 5,490,586 -3,264,003 28,153,901
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2014 Rp Deposito Berjangka kepada Pihak Ketiga A AAA+ AA+ AAA Others
b.
31 Desember 2013 Rp
138,000,000 5,000,000 249,750,000 50,697,700 2,300,000 445,747,700
226,300,000 207,432,516 20,000,000 105,446,475 559,178,991
Piutang Usaha 31 Maret 2014 Rp
Dengan Pihak yang Tidak Memiliki Peringkat Kredit Eksternal Grup 1 Grup 2
21,869,267 5,337,373 27,206,640
31 Desember 2013 Rp
22,558,627 5,337,373 27,896,000
Grup 1 – Pelanggan yang sudah ada dan pelanggan baru (kurang dari 6 bulan) tanpa adanya kasus gagal bayar di masa terdahulu. Grup 2 – pelanggan yang sudah ada (lebih dari enam bulan) dengan beberapa kejadian gagal bayar pada masa terdahulu. Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Grup terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi Aset Keuangan Tidak lancar Lainnya
477,618,175 22,823,068 17,067,510 6,191,393 121,776,884
588,003,052 22,676,233 43,308,744 6,143,179 113,275,823
Total
645,477,030
773,407,031
Tabel berikut menganalisis aset keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
31 Maret 2014 1 - 30 hari/days Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Total
d1/30 April 2014
31 - 60 hari//days
> 60 hari/days
Total
477,618,175 12,579,991 517,316 --
-4,485,962 1,952,489 --
-5,757,115 14,597,704 6,191,393 121,776,884
477,618,175 22,823,068 17,067,510 6,191,393 121,776,884
490,715,482
6,438,451
148,323,096
645,477,030
47
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Desember 2013 1 - 30 hari/days
31 - 60 hari//days
> 60 hari/days
Total
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya
588,003,052 11,115,436 40,238,085 2,805,346 17,326,722
-4,013,133 -478,717 2,275,854
-7,547,664 3,070,659 2,859,116 93,673,247
588,003,052 22,676,233 43,308,744 6,143,179 113,275,823
Total
659,488,641
6,767,704
107,150,686
773,407,031
Risiko Likuiditas Pada saat ini Grup berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Grup berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Selain itu, Grup memiliki aset keuangan pada pasar yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Grup mengelola risiko likuiditas dengan selalu menjaga dan menyediakan jumlah kas dan setara kas sesuai dengan kebutuhan operasional dan secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo dan liabilitas keuangan. Total liabilitas keuangan yang pembayarannya diharapkan dalam satu tahun sejak 31 Desember 2013 adalah beban akrual dengan nilai keseluruhan sebesar Rp47.838.159 dan tidak ditentukan jatuh temponya adalah utang usaha, utang pihak berelasi dan liabilitas keuangan jangka pendek lainnya dengan nilai keseluruhan sebesar Rp88.189.379 Risiko Suku Bunga Per tanggal 31 Maret 2014, Grup tidak terekspos risiko suku bunga karena semua instrument liabilitas Keuangan tidak dibebani bunga pinjaman. Pada tanggal 31 Maret 2014, tidak terdapat dampak terhadap kemungkinan perubahan tingkat sukuk bunga pinjaman karena Perusahaan tidak memiliki pinjaman berbunga. Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas Keuangan berdasarkan jenis bunga:
31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Bunga Mengambang Tanpa Bunga
166,831,713.66
136,027,538.00
Total
166,831,713.66
136,027,538.00
Risiko Nilai Tukar Grup tidak secara signifikan terekpos risiko mata uang asing (US Dollar) karena sebagian besar pinjaman dalam mata uang Rupiah. Untuk meminimalkan risiko ini, Grup selalu berusaha untuk mendapatkan kontrak dengan menggunakan Rupiah. Tidak ada aktivitas lindung nilai mata uang pada tanggal 31 Maret 2014. Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran mata uang asing terhadap Rupiah, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap laba sebelum beban pajak penghasilan sebagai berikut:
d1/30 April 2014
48
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
(83,008) 83,008
(102,337) 102,337
Dampak Terhadap Laba Sebelum Pajak Penghasilan Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (1%) Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (-1%)
a. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama. PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut: (a) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1) (b) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (Tingkat 2), dan (c) input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3). Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan: 31 Maret 2014 Nilai Tercatat Nilai Wajar Rp Rp Aset Keuangan Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Piutang Pihak Berelasi - Non Usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya
Liabilitas Keuangan Utang Bank Utang Usaha Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Utang Pihak Berelasi - Non Usaha
31 Desember 2013 Nilai Tercatat Nilai Wajar Rp Rp
477,618,175 22,823,068 17,067,510 6,191,393 121,776,884 645,477,030
477,618,175 22,823,068 17,067,510 6,191,393 121,776,884 645,477,030
588,003,052 22,676,233 43,308,744 6,143,179 113,275,823 773,407,031
588,003,052 22,676,233 43,308,744 6,143,179 113,275,823 773,407,031
-95,324,422 4,683,064 66,824,228 4,940,158 171,771,871
-95,324,422 4,683,064 66,824,228 4,940,158 171,771,871
-73,953,116 10,763,316 47,838,159 3,472,947 136,027,538
-73,953,116 10,763,316 47,838,159 3,472,947 136,027,538
b. Manajemen Permodalan Tujuan Grup dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga entitas dapat tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya serta mengelola struktur modal yang optimal untuk meminimalisasi biaya modal yang efektif serta untuk memaksimumkan nilai Grup. Dalam mendesain struktur permodalan yang dapat meningkatkan nilai Grup, manajemen dapat melakukannya dengan cara menyesuaikan jumlah dividen, menerbitkan saham baru atau mengurangi maupun menambah jumlah utang. Penggunaan utang dilakukan jika manajemen melihat suatu kesempatan bisnis yang menguntungkan yang dapat meningkatkan profitabilitas. Penggunaan utang dikelola dengan cermat sehingga tidak akan menimbulkan beban bunga yang tinggi yang dapat menimbulkan kesulitan keuangan bagi Grup. Manajemen mengelola risiko permodalan dengan memonitor rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) dan rasio laba sebelum pajak terhadap laba sebelum bunga dan pajak (financial cost ratio).
d1/30 April 2014
49
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 29. Aset dan Liablitas dalam Mata Uang Asing Grup pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 hanya memiliki aset dalam mata uang asing yang dikonversi ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (Catatan 2.o) pada tanggal laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Dollar Amerika Serikat 31 Maret 2014 Aset Kas dan Setara Kas
727,884
31 Desember 2013
839,586
Setara dalam Rupiah 31 Maret 2014
8,300,784
31 Desember 2013
10,233,717
30. Kontinjensi, Komitmen dan Perjanjian Penting a. Berdasarkan akta Notaris No. 62 tanggal 19 September 1994 dari Achmad Abid, SH, notaris pengganti Sutjipto, SH, PT Jaya Gardenpolis (JGP), entitas anak, mengadakan perjanjian kerjasama dengan sepuluh entitas anaknya (PT Alamanda Permata, PT Loji Elok, PT Sanggar Idaman, PT Sanggar Rejeki, PT Sinarmulia Binapersada, PT Tomang Karyapratama, PT Delta Cendana Citrapersada, PT Intigraha Citrasejahtera, PT Rifi Permata dan PT Sanggar Kejora), beserta PT Megatopmas Sejahtera dan PT Jaya Land (JL), pihak-pihak berelasi. Perjanjian tersebut antara lain mengatur sebagai berikut: (i) Sepuluh entitas anak tersebut telah memperoleh izin lokasi untuk mengembangkan tanah seluas 1.090 ha di Pasar Kemis, Tangerang dan memberikan wewenang kepada JL untuk membeli tanah di daerah tersebut. (ii) Sepuluh entitas anak tersebut dengan dukungan finansial dari JL, harus meneruskan pembelian tanah sampai mencapai 1.090 ha. (iii) Sepuluh entitas anak tersebut dan JL menunjuk entitas anak sebagai perusahaan pengembang (developer) dengan hak dan liabilitas untuk membangun dan menjual tanah dan bangunan. (iv) Entitas anak setuju untuk membayar Rp 35.000 (angka penuh) per M2 kepada JL untuk tanah yang telah diserahkan dan telah dilengkapi dokumen-dokumennya. b. Berdasarkan Perjanjian Suplemen II pada perjanjian tersebut di atas, yang dituangkan dalam akta No. 158 tanggal 28 April 1995 dari notaris Sutjipto, SH, antara lain disepakati: (i) PT Megatopmas Sejahtera seperti yang disebutkan di atas, dikeluarkan dalam perjanjian diatas. (ii) PT Anugerah Tangerang Indah, PT Anugerah Tangerang Abadi, PT Shinta Tangerang Abadi, PT Shinta Pratiwi Dinamika dan PT Anugerah Melosia Indah dimasukkan dalam perjanjian untuk membebaskan tanah di Desa Mekarsari dan Rajeg, Tangerang seluas 140 ha. (iii) Komitmen dari kelima entitas anak yang disebutkan pada No. a.1 di atas, dengan dukungan finansial dari JL, harus membebaskan tanah di daerah Mekarsari dan Rajeg hingga mencapai 140 ha. c. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 39 Tahun 1996 tentang Penyediaan Lahan Untuk Tempat Pemakaman Umum oleh Perusahaan Pembangunan Perumahan tanggal 18 Nopember 1996, Perusahaan mempunyai liabilitas untuk menyediakan lahan yang sudah siap digunakan untuk fasilitas pemakaman umum. Luas areal tanah yang harus disediakan adalah sebesar 2% dari keseluruhan persediaan tanah yang dimiliki oleh Perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Direksi mengeluarkan Memo Internal No. 055/JRP/KEU/VI/2002 tanggal 17 Juni 2002, mengenai penunjukkan lokasi untuk pemakaman umum yang akan disediakan oleh Perusahaan dan perincian biaya diperlukan untuk menyediakan lahan pemakaman umum yang sudah siap digunakan. d. Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan beberapa bank dalam rangka pemberian kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada pembeli tanah dan bangunan rumah. Perjanjian tersebut antara lain mengatur sebagai berikut: (i) Bank berkewajiban mencairkan dana kredit sekitar 70%-95% ke Perusahaan sejak penandatanganan Akta Pengakuan Hutang, Akta Jual Beli dan Akta Pemberian Jaminan, serta pembeli telah melunasi uang muka pembelian tanah dan bangunan minimal 20% dari harga jual tanah dan bangunan. (ii) Selama Perusahaan belum melaksanakan serah terima tanah dan bangunan kepada pembeli atau belum menyerahkan kepada bank dokumen berupa sertifikat tanah atas nama pembeli, sertifikat hak tanggungan dan surat ijin mendirikan bangunan, maka sisa kredit KPR sebesar 5%-30% akan ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka pada bank pemberi KPR atas nama Perusahaan atau uang jaminan (lihat Catatan 12).
d1/30 April 2014
50
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (iii) Jika terjadi pembeli tidak membayar angsuran hutangnya kepada bank pemberi KPR selama sertifikat dan akta jual beli sebagai jaminan belum diserahkan ke bank, Perusahaan berkewajiban membeli kembali tanah berikut bangunan di atasnya dengan harga senilai jumlah pinjaman pembeli yang terhutang (Buy back guarantee). (iv) Perusahaan berkewajiban membayar tunggakan angsuran pembeli yang menunggak KPR selama 2 (dua) bulan berturut-turut dan jika sampai 4 (empat) bulan pembeli masih menunggak hutangnya maka Perusahaan harus melunasi seluruh hutang pembeli kepada pemberi KPR, baik karena hutang pokok bunga dan biaya-biaya lainnya. Kewajiban ini berlangsung selama sertifikat belum diserahkan ke bank (subrogasi). (v) Perjanjian kerjasama pemberian fasilitas KPR dibuat untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan lamanya. Seluruh jangka waktu fasilitas KPR maksimum sampai dengan 15 (lima belas) tahun, terhitung sejak tanggal realisasi masing-masing KPR. e. Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan PD Pembangunan Sarana Jaya pada tanggal 12 April 2010 di Jakarta. Para pihak setuju dan sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam rangka mengadakan dan melakukan kerjasama pembangunan dan pengelolaan Jembatan Multiguna Senen yang menghubungkan antara area luar bangunan gedung Plaza Atrium milik PD Pembangunan Sarana Jaya dengan Senen Jaya milik Perusahaan. Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak ditandatanganinya perjanjian ini dan akan berakhir pada saat berakhirnya jangka waktu perjanjian kerjasama yang akan dibuat dan ditandatangani oleh Perusahaan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jangka waktu pelaksanaan pembangunan Jembatan Multiguna Senen Jaya adalah selama 11 bulan terhitung sejak bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Desember 2011 dan dinyatakan selesai dan dinyatakan layak untuk dioperasikan setelah ditandatanganinya berita acara penyelesaian pekerjaan oleh Perusahaan dan pihak kontraktor. Status kepemilikan atas Jembatan Multiguna Senen adalah milik Perusahaan sampai dengan penyerahan Jembatan Multiguna Senen Jaya dari Perusahaan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai ketentuan yang berlaku dan harus dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh Perusahaan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. f. Berdasarkan Perjanjian No. PJA: 067/DIR-PJA/XII/2011; No. JRP: 002/DIR/JRP-PERJ/XII/2011 tanggal 26 Juli 2011, yang telah diaktakan dalam Akta Penyimpanan No. 34 tanggal 13 Pebruari 2013 yang dibuat di hadapan Aloysius Maria Jasin, SH, notaris di Tangerang Selatan, Perusahaan melakukan Kerjasama Operasi (KSO) dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dalam rangka pembangunan hunian dan/atau komersil berserta dengan sarana dan prasarananya dengan nama “KSO Pembangunan Jaya Property” di kawasan Ancol Barat – Jakarta Utara, yang berlokasi di bidang-bidang tanah seluas kurang lebih 6,34 Ha berdasarkan sertifikat HPL No. 12 Tahun 2007. Sebagai rencana awal akan dilakukan pengembangan tahap pertama seluas 3,86 ha antara lain berupa pembangunan dan pengembangan apartemen beserta fasilitas penunjangnya. Indikasi atau estimasi awal untuk besaran investasi proyek KSO tahap pertama adalah sebesar Rp 134.580.708, yang terdiri dari jumlah nilai buku bidang tanah PJA dan permodalan dari Perusahaan untuk pelaksanaan pembangunan dan penyelesaian proyek KSO tahap pertama. Dari modal awal proyek KSO tersebut, maka PJA dan Perusahaan setuju dan mengikatkan diri untuk mengambil bagian dan kontribusi berupa penyertaan modal ke dalam KSO Pembangunan Jaya Property dengan komposisi sebagai berikut: (i) PJA memiliki porsi kepemilikan sebesar 65%, dan (ii) Perusahaan memiliki porsi kepemilikan sebesar 35%. Para pihak setuju dan mengikatkan diri bahwa setelah penandatanganan perjanjian KSO ini yang diikuti dengan proses perolehan atas rekening KSO-Modal Kerja, maka Perusahaan wajib segera melaksanakan penyetoran dana ke dalam rekening KSO-Modal Kerja sebesar Rp 77.868.633 yang akan disetorkan secara bertahap dengan cara ketentuan sebagai berikut: (i) Sebesar Rp30.000.000 akan disetorkan paling lambat tanggal 15 Desember 2011; (ii) Sebesar Rp10.000.000 akan disetorkan paling lambat tanggal 14 Desember 2012; (iii) Sedangkan sisanya sebesar Rp37.868.633 akan disetorkan paling lambat tanggal 30 September 2013. Perusahaan telah menyetorkan modal sebesar Rp77.868.633 sampai dengan tahun 2013.
d1/30 April 2014
51
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pembagian keuntungan atau kerugian yang dialami dari pelaksanaan dan penyelesaian proyek KSO akan dibebankan kepada PJA dan Perusahaan sesuai dengan besaran penyertaan modal masing-masing. Jangka waktu kerja sama operasi berlaku sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian KSO oleh kedua pihak dan akan berakhir apabila: (i) Pelaksanaan pekerjaan proyek KSO telah selesai; (ii) Telah diselesaikannya setiap dan seluruh hak dan kewajiban para pihak dalam kerjasama operasi; (iii) Berdasarkan pada persetujuan tertulis dari para pihak untuk mengakhiri perjanjian KSO ini pada setiap waktu setelah penandatanganan perjanjian KSO dengan mempertimbangkan seluruh hal yang terkait dengan hak dan kewajiban masingmasing pihak. g. Sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman tanggal 24 Januari 2012, Perusahaan melakukan perjanjian kerjasama dan pengelolaan Rumah sakit di Bintaro Jaya pada tanggal 20 Desember 2012, membangun dan mengelola rumah sakit dengan PT Binara Guna Mediktama (BGM) dengan membentuk perusahaan PT Jaya Binara Mediktama (JBM) Para pihak sepakat bahwa nilai investasi pada JBM adalah sebesar Rp388.000.000 yang akan terdiri sebagai berikut: (i) Sebesar Rp271.600.000 akan disetorkan sebagai modal ditempatkan dan disetor pada Perusahaan yang akan disetorkan secara bertahap oleh para pihak. (ii) Sisanya yaitu sebesar Rp116.400.000 atau jumlah lain yang disepakati oleh para pihak akan diperoleh dari pinjaman bank. Besaran modal dasar JBM disepakati sebesar Rp400.000.000 yang terbagi dalam 400.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000. Para pihak menyetujui bahwa modal ditempatkan dan disetor tahap pertama adalah sebesar Rp100.000.000 dengan komposisi: (i) Perusahaan sebesar 40% atau sebesarRp40.000.000. (ii) PT Binara Guna Mediktama sebesar 60% atau sebesar Rp60.000.000. Para pihak sepakat bahwa setelah JBM terbentuk akan diupayakan dilakukannya jual beli antara Perusahaan JBM sebagai pembeli dengan Perusahaan sebagai penjual atas sebidang tanah seluas 10.000 M2 dengan harga jual Rp7.947.500/M2 atau keseluruhan nilai Rp79.475.000. Para pihak sepakat bahwa JBM akan menunjuk PT Binara Guna Mediktama untuk melakukan pengelolaan terhadap rumah sakit dengan pemberian management fee. Yang ditentukan sebagai berikut: (i) 0,25% dari revenue. (ii) 2,5% dari EBITDA. Berakhirnya perjanjian dalam hal: 1) Disepakati oleh para pihak untuk adanya penghentian kerjasama ini dengan pemberitahuan sekurang-kurangnya 90 hari kalender sebelumnya. 2) Terdapat ketentuan perundang-undangan dan/atau kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan dilaksanakannya kerjasama perjanjian ini tanpa terikat ketentuan waktu sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian ini. 3) Atas pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud pasal ini, para pihak sepakat mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 kitab undang-undang hukum perdata. 4) Penghentian perjanjian ini tidak serta merta akan mengakibatkan pembubaran JBM. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pembubaran akan dituangkan dalam Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai perseroan terbatas yang berlaku. h. Berdasarkan Akta No.82 tertanggal 27 Juni 2013 yang dibuat dihadapan Aloysius Maria jasin, SH Notaris di Tangerang Selatan telah diadakan Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan Hotel di kawasan Plaza Bintaro Jaya dengan luas areal 1.079 M2 dimana kedua belah pihak sepakat mendirikan sebuah Perusahaan yang bernama PT Jaya Citra Hotel (JCH) dengan besaran Modal Rp60.000.000 akan terbagi dalam 60.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1 dan tahap pertama telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp20.000.000 dengan komposisi sebagai berikut: (i) Perusahaan senilai 55% atau sebesar Rp11.000.000. (ii) PT Ciputra Niyantalestari senilai 45% atau sebesar Rp9.000.000. JCH akan melakukan kerjasama Pengelolaan dan pengoperasian hotel dengan PT Ciputra Hospitality perjanjian kerjasama tersebut akan berlaku 30 tahun sejak ditandatangani perjanjian tersebut, atas jasa dari PT Ciputra Hospitality, JCH wajib membayar: (i) Shared Marketing Services sebesar 0,5% pertahun dari Gross Operating Revenue (GOR); (ii) Management fee sebesar 1% pertahun dari GOR Hotel; (iii) Incentive Fee sebesar 6% pertahun dari GOP (Gross Operating Profit). d1/30 April 2014
52
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Berakhirnya perjanjian dalam hal: 1) Disepakati oleh para pihak untuk adanya penghentian kerjasama ini dengan pemberitahuan sekurang-kurangnya 90 hari kalender sebelumnya. 2) Terdapat ketentuan perundang-undangan dan/atau kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan dilaksanakannya kerjasama Nota kesepahaman ini tanpa terikat ketentuan waktu sebagaimana yang tertuang dalam Nota Kesepahaman ini. 3) Atas pembatalan Nota Kesepahaman sebagaimana dimaksud pasal ini, para pihak sepakat mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 kitab undang-undang hukum perdata. 4) Penghentian perjanjian ini tidak serta merta akan mengakibatkan pembubaran JCH. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pembubaran akan dituangkan dalam Anggaran Dasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai perseroan terbatas yang berlaku. 31. Informasi Segmen Segmen operasi Grup terdiri dari penjualan tanah dan bangunan serta sewa dan jasa pelayanan lainnya. Segmen penjualan tanah dan bangunan meliputi usaha-usaha bidang real estat, pengembangan perkotaan (urban development), pembebasan/pembelian, pengolahan, pematangan, dan pembangunan sarana dan prasarananya. Segmen sewa dan jasa pelayanan lainnya meliputi usaha-usaha penyewaan pusat perbelanjaan dan bidang pengelolaan kota dan air. Informasi mengenai segmen operasi Grup adalah sebagai berikut:
Penjualan Tanah dan Bangunan Rp
31 Maret 2014 Sewa dan Jasa Pelayanan Rp
Total Rp
Pendapatan dari Pelanggan Eksternal
387,416,877
50,283,764
437,700,641
Penghasilan Bunga Penyusutan Beban Pajak Penghasilan Bersih Laba Segmen Dilaporkan
10,893,678 1,088,185 18,501,184 141,688,150
1,403,671 143,472 2,782,895 20,919,445
12,297,348 1,231,657 21,284,079 162,607,595
Aset Segmen Dilaporkan
6,227,083,949
489,561,901
6,716,645,850
Liabilitas Segmen Dilaporkan
3,323,595,756
397,480,269
3,721,076,025
Penjualan Tanah dan Bangunan
31 Desember 2013 Sewa dan Jasa Pelayanan
Total
Rp
Rp
Rp
Pendapatan dari Pelanggan Eksternal
1,120,634,092
203,660,375
1,324,294,467
32,558,252 3,567,566 69,749,204
4,430,976 19,843,768 15,645,674
36,989,228 23,411,334 85,394,878
Laba Segmen Dilaporkan
469,479,378
64,043,132
533,522,510
Aset Segmen Dilaporkan
4,637,082,246
1,640,696,010
6,277,778,256
Liabilitas Segmen Dilaporkan
2,748,524,398
1,080,668,066
3,829,192,464
Penghasilan Bunga Beban Penyusutan Beban Pajak Penghasilan Bersih
d1/30 April 2014
53
paraf/sign:
PT JAYA REAL PROPERTY Tbk dan ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Rekonsiliasi segmen pendapatan, laba bersih, aset dan liabilitas: 31 Maret 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Pendapatan Total Pendapatan untuk Laporan Segmen Eliminasi Pendapatan antar Segmen Pendapatan Konsolidasian
437,700,641 (2,789,657) 434,910,984
1,324,294,468 (8,613,980) 1,315,680,488
Laba Bersih Laba Segmen Dilaporkan Total yang Tidak Dapat Dialokasikan Eliminasi Laba Tahun Berjalan Konsolidasian
162,607,595 576,878 (741,171) 162,443,303
533,522,510 289,007 12,458,100 546,269,617
Aset Aset Segmen Dilaporkan Total yang Tidak Dapat Dialokasikan Eliminasi Aset Antar Segmen Aset Konsolidasian
6,716,645,850 1,028,703,676 (1,331,891,610) 6,413,457,916
6,277,778,257 1,015,184,377 (1,129,784,771) 6,163,177,863
Liabilitas Liabilitas Segmen Dilaporkan Total yang Tidak Dapat Dialokasikan Eliminasi Liabilitas Antar Segmen Liabilitas Konsolidasian
3,721,076,025 30,283,984 (165,658,148) 3,585,701,861
3,829,192,463 29,150,272 (378,812,384) 3,479,530,352
32. Standar Akuntansi Baru yang Belum Berlaku Tahun Buku 2014 Intepretasi yang telah dikeluarkan oleh DSAK-IAI tetapi belum efektif di tahun 2013, namun penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang di mulai 1 Januari 2014 adalah sebagai berikut
ISAK No. 27: “Pengalihan Aset dari pelanggan” ISAK No. 28 : “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”
Disamping itu, pada bulan Desember 2013, DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa standar akuntansi baru dan revisian yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. Penerapan dini atas standar-standar tersebut tidak diperkenankan. Standar-standar tersebut adalah sebagai berikut: PSAK No. 65: “Laporan keuangan konsolidasian” PSAK No. 66: “Pengaturan bersama” PSAK No. 67: “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain” PSAK No. 68: “Pengukuran nilai wajar” PSAK No. 1 (revisi 2013): “Penyajian laporan keuangan” PSAK No. 4 (revisi 2013): “Laporan keuangan tersendiri” PSAK No. 15 (revisi 2013): “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama” PSAK No. 24 (revisi 2013): “Imbalan kerja” Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Grup sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar yang direvisi dan yang baru tersebut. 33. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 30 April 2014. d1/30 April 2014
54
paraf/sign: