PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI 30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
DRAFT
For Discussion Purpose Only July 30, 2012 To be Finalized Agreed by : Date :
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk
Daftar Isi
Halaman
LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI 30 JUNI 2012 (TIDAK DI AUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DI AUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DI AUDIT) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
Laporan Arus Kas Konsolidasian
5
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
6
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2012 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) (Dalam Rupiah Penuh) Catatan
30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Kepada Pihak-pihak Ketiga (Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 2.956.268.627 dan Rp 2.827.726.735) Piutang Lain-lain Persediaan Uang Muka Pajak Dibayar di Muka Biaya Dibayar di Muka Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Piutang Usaha Pihak Ketiga Jangka Panjang Piutang Lain-lain Pihak Berelasi Aset Pajak Tangguhan Investasi pada Entitas Asosiasi Aset Real Estat Properti Investasi (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 939.480.458 dan Rp 935.908.373) Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 764.108.949.750 dan Rp 693.201.391.467) Aset Lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar
3.e, 3.f, 3.h, 4
268.378.196.650
400.236.840.673
3.f, 5 3.f, 6 3.i, 7 8 3.t, 9 3.j, 10
111.612.569.506 624.490.951 11.459.985.563 32.493.912.258 5.072.346.776 17.181.474.869 446.822.976.573
145.237.120.179 3.005.428.872 9.574.960.044 8.687.254.639 7.407.606.721 4.507.966.061 578.657.177.189
3.f, 11 3.f, 5 3.h, 12 3.t, 32 3.g, 13 3.k, 14
1.000.000.000 3.117.149.973 2.500.000.000 445.872.568 82.761.165.324 141.142.415.727
1.000.000.000 17.750.391.117 2.500.000.000 239.478.861 43.671.227.528 178.698.299.073
3.l, 15
458.242.222
461.814.307
897.741.350.001 84.218.229.976 1.213.384.425.791
827.920.284.166 86.133.234.543 1.158.374.729.595
1.660.207.402.364
1.737.031.906.784
3.m, 16 3.o, 3,n, 17
JUMLAH ASET
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/July 30, 2012
1
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan
30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Utang Lain-lain Utang Pajak Biaya Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima di Muka dan Uang Muka Pelanggan Utang Obligasi Pinjaman Bank Jangka Panjang - Jatuh Tempo 1 tahun Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
3.f, 3.h, 18 3.f, 18 3.f, 19 3.t, 20 3.f, 21 23 3.q, 24 3.f, 22
9.128.964.510 38.505.549.573 54.446.750.489 40.080.366.214 53.019.031.989 47.367.395.275 -30.000.000.000 272.548.058.050
8.359.676.619 24.619.512.319 100.824.930.969 46.155.637.223 72.087.867.623 54.348.856.782 119.866.109.303 -426.262.590.838
3.f, 22 3.s, 35 3.t, 32 25
120.000.000.000 46.334.934.144 166.276.000 27.699.009.919 194.200.220.063
50.000.000.000 48.112.308.883 -33.431.757.327 131.544.066.210
466.748.278.113
557.806.657.048
400.000.000.000 36.709.233.000
400.000.000.000 36.709.233.000
23.903.568.936 678.426.446.116
22.284.358.605 681.638.779.941
1.139.039.248.052
1.140.632.371.546
54.419.876.199
38.592.878.190
Jumlah Ekuitas
1.193.459.124.251
1.179.225.249.736
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
1.660.207.402.364
1.737.031.906.784
Liabilitas Jangka Panjang Pinjaman Bank Jangka Panjang Liabilitas Manfaat Karyawan Liabilitas Pajak Tangguhan Uang Jaminan Diterima Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Ekuitas Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal Saham Modal Dasar sebesar 5.759.999.998 saham terdiri dari 1 saham seri A, 1 saham seri B dengan nilai nominal masing-masing Rp 500 per saham serta 5.759.999.996 saham seri C dengan nilai nominal Rp 250 per saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.599.999.998 saham terdiri dari 1 saham seri A, 1 saham seri B dan 1.599.999.996 saham seri C Tambahan Modal Disetor Saldo Laba Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
27 3,p, 28
Kepentingan Non Pengendali
3.c, 26
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/July 30, 2012
2
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak diaudit) (Dalam Rupiah Penuh) Catatan
2012 Rp
2011 Rp
Pendapatan Usaha
3.r, 29
452.631.306.644
427.369.775.230
Beban Pokok Pendapatan Beban Langsung Beban Pokok Pendapatan dan Beban Langsung
3.r, 30 3.r, 30
44.102.994.325 225.864.755.524 269.967.749.849
27.887.751.049 196.219.231.645 224.106.982.694
182.663.556.795
203.262.792.536
8.655.517.143 (75.600.213.165) (15.349.449.961) (1.852.148.759) (1.414.452.353) (85.560.747.095)
5.171.303.678 (81.206.851.866) (16.437.849.533) (503.372.453) (2.485.343.956) (95.462.114.130)
Laba Usaha
97.102.809.700
107.800.678.406
Pendapatan Bunga Beban Keuangan Bagian Rugi Bersih Entitas Asosiasi
6.489.289.604 (6.052.769.185) (910.062.204)
5.908.359.093 (6.240.000.000) (264.452.428)
96.629.267.915
107.204.585.071
(26.417.086.281) 40.117.707 (26.376.968.574)
(28.724.574.412) (743.705.543) (29.468.279.955)
70.252.299.341
77.736.305.116
--
--
Jumlah Laba Komprehensif Periode Berjalan
70.252.299.341
77.736.305.116
Laba (Rugi) Bersih yang Dapat Diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non-Pengendali
70.350.876.506 (98.577.165)
77.888.333.266 (152.028.150)
70.252.299.341
77.736.305.116
Laba Kotor Pendapatan Lainnya Beban Umum dan Administrasi Beban Penjualan Kerugian Selish Kurs - Bersih Beban Lain-lain Jumlah Beban Usaha
3.r, 31 3.r, 31
3.g, 13
Laba Dari Operasi Sebelum Pajak Beban Pajak Penghasilan Kini Tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan
3.t, 32 3.t, 32
Laba Bersih Periode Berjalan Pendapatan Komprehensif Lainnya
3.c, 26
LABA PER SAHAM DASAR Laba Bersih
3.v, 32
44
49
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/July 30, 2012
3
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak diaudit) (Dalam Rupiah Penuh)
Dapat diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Saldo Laba Tambahan Ditentukan Belum Ditentukan Modal Penggunaannya Penggunaannya Disetor Rp Rp Rp
Modal Disetor Rp Saldo per 1 Januari 2011
Jumlah
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah Ekuitas
Rp
Rp
Rp
400.000.000.000
36.709.233.000
20.866.782.605
587.535.322.750
1.045.111.338.355
32.864.570.055
1.077.975.908.410
---
---
-1.417.576.000
(66.399.999.917) (1.417.576.000)
(66.399.999.917) --
(39.884.689) --
(66.439.884.606) --
Dividen Pembentukan Cadangan Umum Penyesuaian Kepentingan Nonpengendali sehubungan perubahan kepemilikan pada Entitas Anak Kepentingan Nonpengendali sehubungan Dengan Konsolidasi Entitas Anak Laba Komprehensif Periode Berjalan Saldo per 30 Juni 2011
--
--
--
--
--
(14.500.000.000)
(14.500.000.000)
--400.000.000.000
--36.709.233.000
--22.284.358.605
-77.888.333.266 597.606.080.099
-77.888.333.266 1.056.599.671.704
20.250.000.000 (152.028.150) 38.422.657.216
20.250.000.000 77.736.305.116 1.095.022.328.920
Saldo per 1 Januari 2012
400.000.000.000
36.709.233.000
22.284.358.605
681.638.779.941
1.140.632.371.546
38.592.878.190
1.179.225.249.736
Dividen Pembentukan Cadangan Umum Laba Komprehensif Periode Berjalan Perubahan Kepemilikan pada Entitas Anak Saldo per 30 Juni 2012
----400.000.000.000
----36.709.233.000
-1.619.210.331 --23.903.568.936
(71.944.000.000) (1.619.210.331) 70.350.876.506 -678.426.446.116
(71.944.000.000) -70.350.876.506 -1.139.039.248.052
--(98.577.165) 15.925.575.174 54.419.876.199
(71.944.000.000) -70.252.299.341 15.925.575.174 1.193.459.124.251
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/July 30, 2012
4
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak diaudit) (Dalam Rupiah Penuh) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan Pembayaran kepada Pemasok Pembayaran kepada Karyawan Kas Dihasilkan dari Operasi Penerimaan Klaim Perkara Pembayaran Beban Bunga dan Keuangan Pembayaran Pajak Penghasilan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
20, 32
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan Bunga Penerimaan deviden dari asosiasi Hasil Penjualan Aset Tetap Pembayaran untuk Aset Tetap Penambahan Investasi pada Entitas Asosiasi oleh Entitas Anak Pembayaran untuk Aset Real Estat Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
6 16 16,19 13 18
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan Pinjaman Bank Pembayaran Obligasi Pembayaran Dividen Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
22 24 34
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
3.e, 4
Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode terdiri dari: Kas Bank Deposito Jumlah
2012 Rp
2011 Rp
499.919.903.574 (225.009.216.717) (94.455.395.355) 180.455.291.502 4.500.000.000 (6.052.769.185) (25.147.180.678) 153.755.341.639
556.607.747.957 (298.110.388.392) (72.820.676.151) 185.676.683.414 -(6.240.000.000) (22.045.039.281) 157.391.644.133
6.346.814.574 583.398.902 83.264.572 (182.718.627.085) (24.000.000.000) (7.196.981.170) (206.902.130.207)
5.577.817.548 -158.201.719 (77.602.279.911) (36.750.000.000) (31.566.645.406) (140.182.906.050)
100.000.000.000 (120.000.000.000) (58.711.855.455) (78.711.855.455)
-----
(131.858.644.023)
17.208.738.083
400.236.840.673
328.348.583.300
268.378.196.650
345.557.321.383
9.870.420.584 123.418.326.066 135.089.450.000 268.378.196.650
1.063.383.939 111.897.832.444 232.596.105.000 345.557.321.383
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
d1/July 30, 2012
5
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 1.
Umum 1.a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (‘’Perusahaan’’) didirikan berdasarkan Akta No. 33 tanggal 10 Juli 1992 dari Sutjipto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diperbaharui dengan Akta No. 98 tanggal 22 Agustus 1992 dan Akta No. 34 tanggal 8 September 1992 dari Notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. C2-7514.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 September 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95, tanggal 27 Nopember 1992, Tambahan No. 6071. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta Notaris No. 49 tanggal 6 Mei 2010, dibuat oleh Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, antara lain mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-40648.A.H.01.02 Tahun 2010 tanggal 18 Agustus 2010. Dalam rangka pengembangan kawasan Ancol sebagai kawasan wisata terpadu, pada tahun 1966, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Pemda DKI) menunjuk PT Pembangunan Ibu Kota Jakarta Raya (PT Pembangunan Jaya) sebagai Badan Pelaksana Pembangunan Proyek Ancol (BPPP Ancol) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya No. 1b/3/1/26/1966 tanggal 19 Oktober 1966. Pada tahun 1966, Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial. Pada tanggal 10 Juli 1992, status BPPP Ancol diubah menjadi suatu badan hukum, yaitu menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol, dengan komposisi kepemilikan sahamnya adalah Pemda DKI sebesar 80% dan PT Pembangunan Jaya sebesar 20%. Dengan Surat Ketua Bapepam No. S-1915/PM/2004 tanggal 22 Juni 2004, maka Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Perseroan melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat sebesar 80.000.000 (delapan puluh juta) Saham Biasa Atas Nama Seri C dengan nilai nominal Rp 500,- (lima ratus rupiah) setiap saham telah menjadi efektif, sehingga berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 31 Desember 2004 yang dibuat oleh PT Adimitra Transferindo selaku biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan. Pada tanggal 2 Juli 2004, Perusahaan melakukan go public dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk dengan status kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta, 18% oleh PT Pembangunan Jaya dan 10% oleh masyarakat. Langkah go public ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan serta menciptakan sebuah Good Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan memacu Perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang secara sehat di masa depan. Perusahaan berdomisili di Jakarta. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Cordova Tower, JI. Pasir Putih Raya Blok E5 Ancol Timur, Jakarta Utara. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang pembangunan dan jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: • Menjalankan usaha-usaha di bidang pembangunan, antara lain dapat bertindak sebagai pengembang, pemborong pada umumnya, dan pengembang wilayah pemukiman; • Menjalankan usaha di bidang jasa, yaitu konsultasi bidang perencanaan dan pengawasan pembangunan. Pada saat ini Perusahaan berusaha dalam bidang: • Real estat, yaitu pembangunan, penjualan dan penyewaan bangunan dan penjualan tanah kapling; • Pariwisata, yaitu mengelola pasar seni dan dermaga.
d1/July 30, 2012
6
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Jumlah karyawan Perusahaan dan Entitas Anak untuk periode-periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 masing-masing adalah 914 dan 923 karyawan. Susunan Pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen Komisaris
: Nurfakih Wirawan : Trisna Muliadi Sarwo Handayani
Komisaris Independen
:
H. KRMH. Daryanto Mangoenpratolo Yosodiningrat
Direktur Utama Direktur
: :
Budi Karya Sumadi Harianto Badjoeri Winarto Budiwidiantoro Arif Nugroho
Susunan Pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris
: :
Nurfakih Wirawan Trisna Muliadi Sarwo Handayani
Komisaris Independen
:
H. KRMH. Daryanto Mangoenpratolo Yosodiningrat Frans Satyaki Sunito
Direktur Utama Direktur
: :
Budi Karya Sumadi Wishnu Subagio Yusuf Harianto Badjoeri Winarto Slamet Sudiro Pramono
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut: Ketua Sekretaris Anggota
: : :
H. KRMH. Daryanto Mangoenpratolo Yosodiningrat Ir. Hj. Hestia Tri Wardhani Saleh Basir, SE. Ak. SH. CPA. CPSAK
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai Ketua Sekretaris Anggota
: : :
Frans Satyaki Sunito Ir. Hj. Hestia Tri Wardhani Saleh Basir, SE. Ak. SH. CPA. CPSAK
Jumlah imbalan yang diberikan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 sebesar Rp 22.082.770.000 dan Rp 15.920.660.803 1.b.
Entitas Anak Perusahaan memiliki baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham entitas anak dan/atau mempunyai kendali atas manajemen entitas anak yang dikonsolidasi sebagai berikut :
d1/July 30, 2012
7
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Perusahaan Anak
PT Taman Impian Jaya Ancol (PT TIJA) PT Seabreez Indonesia (PT SI) PT Jaya Ancol (PT JA) (99% kepemilikan melalui Perusahaan, dan 1%kepemilikan melalui PT TIJA) PT Sarana Tirta Utama (PT STU)
Domisili
Jenis Usaha
Jakarta
Pariwisata
Tahun Persentase Operasi Kepemilikan Komersial %
30 Juni 2012 Jumlah Jumlah Laba (Rugi) Bersih Aset Rp Rp
31 Desember 2011 Jumlah Jumlah Laba (Rugi) Bersih Aset Rp Rp
1972
99,99
748.090.338.090
62.522.748.846
Pariwisata, 1972 Perdagangan dan Jasa Jakarta Perdagangan, 2009 Pembangunan,Pertanian, Pertambangan dan Jasa
95,27
33.618.555.956
1.510.714.385
28.137.059.138
2.431.177.025
100
58.467.784.133
(42.166.970)
50.457.460.555
(1.041.717.744)
Jakarta Jasa, Penjernihan dan 2010 Pengelolaan air bersih, Limbah, Penyaluran air bersih dan pendistribusian air bersih PT Jaya Ancol Pratama Jakarta Pembangunan Tol 2011 Tol (Kepemilikan melalui dan Jasa PT JA)
65,00
51.977.539.981
(318.607.025)
52.184.835.943
951.963.717
60,00
89.411.975.115
(138.134.639)
45.258.345.754 (1.074.890.246)
Jakarta
716.791.598.646 108.520.746.624
Pada saat ini PT TIJA mengelola pintu gerbang, taman dan pantai, dunia fantasi, kolam renang, pertunjukan binatang, penginapan wisata, dan penjualan merchandise sedangkan PT SI mengelola penginapan wisata dan sarana transportasi di Kepulauan Seribu, restoran, pertunjukan binatang keliling dan penyewaan lahan. PT Jaya Ancol (PT JA) bergerak di bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, pertambangan, pertanian dan jasa. PT Sarana Tirta Utama (PT STU) bergerak di bidang jasa khususnya menyelenggarakan penjernihan dan pengelolaan air bersih dan limbah, pengadaan dan penyaluran air bersih dan pendistribusian air bersih. Sejak tahun 2010, Perusahaan mengkonsolidasikan laporan keuangan PT STU pada laporan keuangan Perusahaan, karena pengendalian PT STU ada pada Perusahaan. Di tahun 2011, PT JA (Entitas Anak) bersama dengan PT Jaya Konstruksi Pratama Tol (PT JKPT) mendirikan PT Jaya Ancol Pratama Tol (JAPT) dengan presentase kepemilikan sebesar 60% PT JA dan sisanya 40% PT Jaya Konstruksi Pratama Tol (PT JKPT). Pada tahun 2012, PT TIJA bersama dengan PT JA mendirikan PT Taman Impian (PT TI) dengan presentase kepemilikan sebesar 99% PT TIJA dan sisanya 1 % PT Jaya Ancol (PT JA). 1.c.
Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 22 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1915/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum atas 80.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 2 Juli 2004 saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Pada tanggal 30 Juni 2005, saham Perusahaan seri C sejumlah 799.999.998 lembar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
1.d.
Penawaran Umum Obligasi Perusahaan Perusahaan telah menerbitkan obligasi dengan total nilai sebesar Rp 200.000.000.000 (Rupiah penuh) atau sebanyak 2 (dua) kali emisi, dengan rincian sebagai berikut:
d1/July 30, 2012
8
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) No.
1. 2.
2.
Obligasi
Obligasi Seri A Obligasi Seri B
Jumlah (Rp Juta)
Tenor (Tahun) 3 5
80.000 120.000
Tanggal Penerbitan 27-Jun-2007 27-Jun-2007
Tanggal Jatuh Tempo
Status
27-Jun-2010 Sudah Lunas 27-Jun-2012 Sudah Lunas
Standar Akuntansi Baru Perubahan atas standar yang relevan dan berdampak material bagi Perusahaan wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: • • •
• •
PSAK No. 1 : Penyajian Laporan Keuangan. Perusahaan dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. PSAK No. 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri merupakan pedoman Perusahaan dalam menyusun dan mengajukan laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok perusahaan yang berada dalam pengendalian suatu perusahaan induk. PSAK 7 (Revisi 2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Standar ini menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Mulai tahun 2011, Perusahaan telah menyajikan dan mengungkapkan BUMN/BUMD/ Kementerian/Pemerintah Daerah sebagai pihak-pihak berelasi dengan Perusahaan. Sebelum 1 Januari 2011, Perusahaan tidak menyajikan dan mengungkapkan pihak-phak tersebut sebagai pihak-pihak berelasi sesuai dengan PSAK 7 (Tahun 1994). PSAK No. 12 : Bagian Partisipasi dalam ventura bersama merupakan pedoman bagi perusahaan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam Ventura bersama dan pelaporan aset, liabilitas, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor. PSAK No. 15 : Investasi Pada Entitas Asosiasi merupakan pedoman bagi perusahaan untuk akuntansi dalam entitas asosiasi mengenai pencatatan, pelaporan dan penghentian pencatatan atas investasi pada entitas asosiasi.
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, namun kurang relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan dan Entitas Anak: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) - PSAK 2 (Revisi 2009) ”Laporan Arus Kas”. - PSAK 3 “Laporan Keuangan Interim”. - PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. - PSAK 8 (Revisi 2010) ”Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” - PSAK 19 (Revisi 2010) ”Aset Tak Berwujud”. - PSAK 22 (Revisi 2010) ”Kombinasi Bisnis”. - PSAK 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan”. - PSAK 25 (Revisi 2009) ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. - PSAK 48 (Revisi 2009) ”Penurunan Nilai Aset”. - PSAK 57 (Revisi 2009) ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. - PSAK 58 (Revisi 2009) ”Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. Intrepretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) - ISAK 7 (Revisi 2009) ”Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus”. - ISAK 9 ”Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa”. - ISAK 10 ”Program Loyalitas Pelanggan”. - ISAK 11 ”Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik”. - ISAK 12 ”Pengendalian Bersama Entitas –Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”. - ISAK 14 ”Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web”. - ISAK 17 ”Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.
d1/July 30, 2012
9
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Pencabutan Standar Akuntansi Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: Pencabutan atas standar akuntansi dan interpretasinya yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011, namun kurang relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan dan Entitas anak, sebagai berikut: 1) PSAK No. 6: Akuntansi dan Pelaporan Entitas Tahap Pengembangan 2) PPSAK No. 6: Pencabutan PSAK No. 21: Akuntansi Ekuitas 3) PSAK No. 40: Akuntansi Perubahan Ekuitas Perusahaan/Entitas asosiasi (Pencabutan melalui PSAK 15 Revisi 2009) 4) ISAK No. 1: Penentuan Harga Pasar Dividen 5) ISAK No. 2: Penyajian Modal dalam Laporan posisi keuangan dan Piutang kepada Pemesan Saham (PPSAK 6) 6) ISAK No. 3: Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: Pencabutan atas standar yang relevan dan berdampak material bagi Perusahaan sebagai berikut: 1) PPSAK No.11: Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerjasama Operasi. 2) PPSAK No. 7: Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Pengembangan Real Estat Perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari pencabutan standar akuntansi tersebut. 3.
Kebijakan Akuntansi 3.a.
Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011, telah disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia.
3.b.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, antara lain SAK yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Bapepam No. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan dan SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas, adalah metode akrual. Laporan keuangan konsolidasian tersebut diukur berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.
3.c.
Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh Perusahaan. Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari 50% hak suara suatu entitas, kecuali kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki hak suara 50% atau kurang, jika terdapat: (i) Kekuasaan yang melebihi 50% hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; (ii) Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
d1/July 30, 2012
10
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) (iii) Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau (iv) Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan entitas induk dan entitas anak digabungkan satu per satu (line by line basis) dengan menjumlahkan pos-pos yang sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban. Kepentingan non pengendali dalam suatu entitas anak dengan defisit ekuitas tidak akan diakui, kecuali pemegang saham minoritas tersebut memiliki utang kontraktual untuk ikut membiayai defisit tersebut. Transaksi dengan kepentingan non-pengendali dihitung menggunakan metode entitas ekonomi, dimana kelebihan atas akuisisi kepentingan nonpengendali yang melebihi bagian dari nilai bersih aset yang diperoleh dicatat di ekuitas. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan serupa. Kebijakan tersebut telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas Anak, kecuali dinyatakan secara khusus. 3.d.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan Entitas Anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode yang bersangkutan. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, yaitu:
USD
2012 Rp
2011 Rp
9.390,00
9.068,00
3.e.
Setara Kas Setara kas terdiri dari deposito berjangka yang waktunya kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) bulan dan tidak dijadikan sebagai jaminan.
3.f.
Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai berikut: Aset Keuangan Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
d1/July 30, 2012
11
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai kas dan setara kas, piutang usaha, piutang karyawan, dan piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. (iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo yaitu surat berharga obligasi Perusahaan Listrik Negara (PLN). (iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi saham diukur dengan metode biaya. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. (i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif Nilai wajar Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. d1/July 30, 2012
12
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) (ii) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki liabilitas keuangan berupa utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, pinjaman bank jangka panjang dan utang obligasi yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan Perusahaan dan entitas anak menentukan secara individual jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual, maka perhitungan penurunan nilai dengan menggunakan metode discounted cash flow dan/atau nilai wajar jaminan. Untuk aset keuangan yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai, maka Perusahaan dan entitas anak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif. Perhitungan secara kolektif dilakukan dengan prosentase tertentu. Setiap tahun Perusahaan akan mengkaji basis prosentase tersebut sampai dengan diperoleh data historis yang memadai. Estimasi nilai wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada laporan posisi keuangan. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Investasi saham diukur dengan metode biaya Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi tahun berjalan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, disajikan sebesar nilai tercatat yang nilainya mendekati nilai wajar pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. 3.g.
Investasi pada Entitas Asosiasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No.15 (Revisi 2009) "Investasi pada Entitas Asosiasi" yang menggantikan PSAK No.15 "Akuntansi untuk Investasi dalam Entitas asosiasi". Perusahaan mencatat investasi pada entitas asosiasi, yaitu suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional entitas asosiasi, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung 20% atau lebih hak suara suatu entitas, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa Perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan. Pengaruh signifikan juga ada ketika Perusahaan memiliki kurang dari 20% hak suara suatu entitas, namun dapat dibuktikan dengan jelas bahwa Perusahaan memiliki pengaruh signifikan. Jika setelah kepentingan Perusahaan sama (menjadi nol) atau melebihi jumlah tercatat investasi, maka tambahan kerugian dicadangkan dan liabilitas diakui hanya sepanjang Perusahaan memiliki Liabilitas konstruktif atau hukum atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Jika selanjutnya entitas asosiasi melaporkan laba, maka Perusahaan akan mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah bagian Perusahaan atas laba tersebut sama dengan bagian rugi yang belum diakui.
d1/July 30, 2012
13
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Perusahaan menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal Perusahaan tidak lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi. 3.h.
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 7 (revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Standar ini menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharus-kan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan dan Entitas Anak telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan konsolidasian telah disusun mengguna-kan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi: a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga ii. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. iii. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifkasi dalam huruf (a). iv. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Entitas Berelasi dengan Pemerintah adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah. Pemerintah dalam hal ini didefinisikan dalam ruang lingkup Kementerian Keuangan atau Pemerintah Daerah yang merupakan pemegang saham dari entitas. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai relasi, baik yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan harga dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
3.i.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang Iebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama (first-in, first-out).
3.j.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasikan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis Iurus (straight-line method).
3.k.
Aset Real Estat Aset real estat berupa tanah kosong, tanah hasil pengembangan, tanah reklamasi, dan rumah tinggal, rumah kantor, rumah toko dan apartemen dinilai berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan rumah tinggal dan rumah tinggal dalam penyelesaian meliputi seluruh biaya konstruksi bangunan, diluar biaya perolehan tanah. Biaya perolehan tanah meliputi biaya pembelian tanah mentah, pematangan dan pengembangan tanah, perijinan dan jasa konsultasi. Biaya pinjaman atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai perolehan aset dikapitalisasi dalam harga perolehan aset real estat selama masa konstruksi. Biaya yang tidak jelas hubungannya dengan suatu proyek real estat, seperti biaya umum dan administrasi diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasi ke setiap unit real estat dengan menggunakan metode identifikasi khusus yang diterapkan secara konsisten.
d1/July 30, 2012
14
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Biaya pinjaman yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada proyek pengembangan tersebut apabila secara substantial telah siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya atau aktivitas pembangunan ditunda atau ditangguhkan dalam suatu periode yang cukup lama. 3.l.
Properti Investasi Properti Investasi yang merupakan tanah, bangunan dan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Perusahaan yang dikelola untuk kepentingan disewakan untuk memperoleh pendapatan sewa jangka panjang dan atau untuk apresiasi modal diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai properti investasi. Perusahaan telah memilih untuk menyajikan properti investasinya dengan model biaya. Properti investasi, dinyatakan menurut harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan estimasi kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi harga beli dan biaya yang berhubungan langsung agar properti tersebut siap untuk digunakan. Properti investasi Perusahaan kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis Iurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis properti investasi sebagai berikut: Tahun Bangunan Sarana dan Prasarana
10-20 5
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. 3.m. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan estimasi kerugian penurunan nilai. Aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis Iurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Sarana dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Peralatan Kendaraan Binatang
10-20 5 5 5 5 5
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Mesin dan perlengkapan, peralatan, kendaraan dan kapal milik PT SI (Entitas Anak) disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda dengan tarif antara 6,25% sampai 50%. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu pelayanan atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan atau penghapusan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun yang bersangkutan.
d1/July 30, 2012
15
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. Penurunan Nilai Aset Perusahaan dan Entitas Anak melakukan evaluasi atas penurunan nilai aset tetap apabila terdapat peristiwa atau keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tetap tersebut kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi estimasi jumlah terpulihkan, maka nilai aset tersebut diturunkan menjadi sebesar estimasi jumlah terpulihkan, yang ditentukan berdasarkan nilai mana yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. 3.n.
Investasi pada Ventura Bersama Dalam melaksanakan operasinya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan kerjasama dengan berbagai pihak sebagaimana tersebut pada masing-masing perjanjian. Berikut kerjasama yang dilakukan Perusahaan dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Pengendalian Bersama Operasi Pengendalian Bersama Operasi merupakan kerjasama dari beberapa ventura bersama dengan penggunaan aset dan sumber daya lainnya dari venturer, tidak dengan pendirian perseroan terbatas, persekutuan , entitas lainnya atau suatu struktur keuangan terpisah dari venturer. Setiap venturer menggunakan aset tetap dan persediaannya, menanggung beban, liabilitas dan memperoleh pembiayaan yang mewakili kewajibannya. 2. Pengendaliaan Bersama Aset Pengendaliian bersama aset merupakan bentuk kerjasama dengan pihak ketiga untuk mengendalikan satu atau lebih aset untuk tujuan ventura bersama. Pengendalian ini tidak melibatkan pendirian suatu perseroan terbatas, persekutuan, entitas lainnya atau suatu struktur keuangan terpisah dari venturer. Sehubungan dengan porsi dalam pengendalian bersama aset, venturer mencatat atas aset sesuai dengan sifat aslinya, liabilitas yang timbul, penghasilan dan beban yang terjadi sesuai dengan partisipasinya dalam ventura bersama tersebut. 3. Ventura Bersama - Pengendalian Bersama Entitas Perusahaan melakukan kerjasama dengan membentuk satu badan kerjasama operasi yang terikat oleh suatu perjanjian kontraktual untuk mengendalikan bersama suatu perseroan terbatas, persekutuan, entitas lainnya yang mana setiap venturer mempunyai bagian partisipasi. Dalam badan kerjasama operasi tersebut, masing-masing partisan memiliki kendali bersama atas aset dan operasi ventura bersama. Venturer mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan menggunakan metode konsolidasi proporsional atau metode ekuitas. Kontribusi Perusahaan atas ventura bersama tersebut dibukukan dalam akun “Investasi pada pengendalian bersama entitas” dan bagian atas laba (rugi) bersih dalam akun “Bagian Laba (Rugi) Ventura Bersama”.
3.o.
Beban Tangguhan Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan biaya perolehan software komputer. Hak atas tanah diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya, sedangkan software komputer diamortisasi selama masa manfaat.
3.p.
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.
3.q.
Biaya Emisi Obligasi Biaya emisi obligasi merupakan biaya transaksi yang harus dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi bersih obligasi. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi yang bersangkutan.
d1/July 30, 2012
16
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 3.r.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui pada saat barang dan jasa diserahkan, dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan real estat berupa bangunan rumah beserta tanah dimana bangunan tersebut didirikan, dan dari penjualan tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan oleh pembeli tanpa keterlibatan penjual diakui dengan metode full accrual jika seluruh syarat berikut dipenuhi: (i) Pengikatan jual beli telah berlaku; (ii) Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati; (iii) Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi terhadap utang lain dari pembeli; (iv) Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli sebagai berikut: - Untuk penjualan bangunan rumah beserta tanah jika telah terjadi pengalihan seluruh risiko dan manfaat kepemilikan yang umum terdapat pada suatu transaksi penjualan, dan penjual selanjutnya tidak mempunyai liabilitas atau terlibat lagi secara signifikan dengan aset (properti) tersebut. Dalam hal ini setidak-tidaknya bangunan tersebut telah siap ditempati/digunakan, dan - Untuk penjualan tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan oleh pembeli jika selesainya pengembangan lingkungan dimana tanah tersebut berada, yaitu penjual tidak mempunyai liabilitas yang signifikan lagi untuk menyelesaikan lingkungan seperti pematangan tanah yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi liabilitas dan beban penjual, sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli yang bersangkutan atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila semua persyaratan tersebut diatas tidak dipenuhi, semua penerimaan uang yang berasal dari pelanggan dicatat sebagai uang muka dari pelanggan dengan menggunakan metode deposit (deposit method), sampai semua persyaratan dipenuhi. Pendapatan sewa diakui sesuai dengan periode yang sudah berjalan pada tahun yang bersangkutan. Pendapatan sewa yang diterima di muka atas periode yang belum berjalan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka. Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
3.s.
Liabilitas Manfaat Karyawan Program Pensiun Imbalan Pasti Perusahaan dan Entitas Anak menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan manfaat karyawan berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Pegawai Pembangunan Jaya Grup (DPPPJG) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. Kep 309/KM.17/2000 tanggal 17 Juli 2000. Pendiri DPPPJG adalah PT Pembangunan Jaya di mana Perusahaan adalah merupakan mitra pendiri. Pendanaan DPPPJG terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan. Kontribusi karyawan untuk tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar 5% dari gaji kotor dan sisanya merupakan kontribusi pemberi kerja. Imbalan Manfaat Karyawan Lainnya Perusahaan dan Entitas Anak membukukan imbalan manfaat karyawan lainnya untuk karyawan sesuai dengan peraturan Perusahaan yang berlaku. Perhitungan imbalan manfaat karyawan lainnya menggunakan metode projected unit credit, sesuai dengan PSAK 24 tentang imbalan kerja (Revisi 2004). Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung
d1/July 30, 2012
17
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program. 3.t.
Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Tidak Final Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas (liability method). Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak, untuk tahun yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Pajak Penghasilan Final Pajak penghasilan atas sewa dihitung berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 5 tahun 2002 tanggal 23 Maret 2002 dan KMK-120/KMK.03/2002 tentang pajak penghasilan final atas penyewaan tanah dan/atau bangunan. Nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final yang berbeda dengan dasar pengenaan pajak tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Atas penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Pendapatan dari penyewaan ruangan merupakan subjek pajak final sebesar 10%.
3.u.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan Manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset, liabilitas, pendapatan dan beban sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang kemungkinan berbeda dari estimasi tersebut.
3.v.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar untuk perhitungan laba per saham dasar adalah sebesar 1.599.999.996 untuk tahun 2012 dan 2011.
3.w. Informasi Segmen Perusahaan menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi. Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yang dilaporkan. d1/July 30, 2012
18
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk pelaporan segmen adalah segmen usaha. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. 4.
Kas dan Setara Kas 30 Juni 2012 Rp Kas Bank Rupiah Pihak Berelasi PTBank BankDKI DKIJakarta Pihak Ketiga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Yudha Bakti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk Dolar Amerika Serikat Pihak Ketiga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2012 : USD 954.879,86 ; 2011 : USD 274.323,98) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2012 : USD 2.590,97 ; 2011 : USD 2.773,98) Deposito Berjangka Rupiah Pihak Berelasi PT Bank DKI Pihak Ketiga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Bumi Putera PT Bank Yudha Bhakti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Dolar Amerika Serikat Pihak Ketiga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2012 : USD 755.000 ; 2011 : USD 965.000) Jumlah Kas dan Setara Kas Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Per Tahun (%) Rupiah Dolar Amerika Serikat
d1/July 30, 2012
19
31 Desember 2011 Rp
9.870.420.584
2.487.365.252
25.118.018.829
16.508.603.027
32.737.835.354 27.111.045.314 18.943.060.324 7.569.664.219 1.963.092.465 472.953.031 370.993.075 141.012.362
18.738.333.269 15.303.798.576 20.662.416.925 816.761.676 7.212.721.770 398.352.498 -845.143.380
8.966.321.885
2.487.569.850
24.329.208 123.418.326.066
25.154.450 82.998.855.421
5.000.000.000
49.000.000.000
63.000.000.000 43.500.000.000 7.500.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 --
100.000.000.000 54.000.000.000 -2.000.000.000 9.000.000.000 2.000.000.000 90.000.000.000
7.089.450.000 135.089.450.000 268.378.196.650
8.750.620.000 314.750.620.000 400.236.840.673
3,00% - 9,00% 1,00%
3,75% - 9,00% 1,00%
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 5.
Piutang Usaha Kepada Pihak-pihak Ketiga
PT Kobexindo Tractors Jane Christina Tjandra PT Hokky Te It Satawiro Santoso Herlina Yahya Hendra Basuki Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 3 Milyar) Jumlah Dikurangi: Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Jumlah Bersih Piutang Usaha
30 Juni 2012 31 Desember 2011 Rp Rp 44.267.199.997 32.462.613.329 7.175.236.364 -6.547.013.638 -2.406.500.002 4.037.136.364 1.336.636.334 4.455.454.452 -3.391.118.172 67.757.988.439 109.664.329.046 117.685.988.106 165.815.238.031 (2.956.268.627) (2.827.726.735) 114.729.719.479 162.987.511.296
Dikurangi: Piutang Usaha Jangka Panjang Jumlah Piutang Usaha
3.117.149.973 111.612.569.506
17.750.391.117 145.237.120.179
a. Merupakan piutang usaha Perusahaan dan Entitas Anak kepada pihak ketiga dalam mata uang Rupiah. b. Piutang usaha jangka panjang periode 2012 dan 2011 merupakan piutang atas penjualan tanah yang akan jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun. c.
Piutang kepada PT Kobexindo Tractors merupakan piutang atas penjualan aset real estat berupa gedung Cordova beserta fasilitas-fasilitas yang ada dalam lingkungannya. Pada tanggal 28 April 2011, Perusahaan menjual gedung Cordova kepada PT Kobexindo Tractors (pembeli) sebesar Rp 88.534.400.000. Atas harga jual gedung tersebut, disepakati pembayaran akan dilakukan oleh pembeli dengan cara membayar Rp 500.000.000 sebagai uang tanda jadi. Pada tanggal 2 Mei 2011 dilakukan pembayaran sebesar Rp 17.206.880.000 sebagai uang muka dibayar, sedangkan sisanya sebesar Rp 70.827.520.000 akan dibayar dalam 24 kali angsuran, dengan nilai angsuran perbulan sebesar Rp 2.951.146.667, atau sampai dengan 31 Desember 2011 pembayaran yang diterima sebesar 50% dari nilai penjualan. Skedul angsuran sampai dengan tanggal 1 Mei 2013 (Catatan 14). Setelah melakukan pengukuran ulang, PT Kobexindo Tractors membayar selisih kelebihan tanah sesuai akta sebesar 254 m2 dengan nilai sebesar Rp 1.390.586.000, sehingga total penjualan kepada PT Kobexindo Tractors adalah sebesar Rp 89.924.986.000.
d. Pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan membukukan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang atas piutang yang jatuh tempo melebihi 1 (satu) tahun masing-masing sebesar Rp 2.956.268.627 dan Rp 2.827.726.735. Perhitungan tersebut didasarkan pada metode pendiskontoan, dengan memperhitungkan jadual pembayaran piutang. e. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp B elum Jatuh Tempo S udah Jatuh Tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari > 90 hari P ihak Ketiga Dikurangi: B agian Jang ka Panjan g P enyisihan Kerug ian Penurunan Nilai P iutang J umlah
d1/July 30, 2012
20
3 1 Desem ber 2 011 Rp
99.439 .228.471
144.016.726.605
5.863 .063.412 2.232 .032.156 1.739 .842.554 8.411 .821.513 117.685 .988.106
8.799.016.982 2.556.811.578 2.099.920.949 8.342.761.918 165.815.238.031
(3.117.149.973) (2.956.268.627) 111.612 .569.506
(17.750.3 91.117) (2.827.7 26.735) 145.237.120.179
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Mutasi penyisihan kerugian penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp Saldo Awal Tahun Penambahan Pemulihan Saldo Akhir Tahun
f.
31 Desember 2011 Rp
2.827.726.735 4.262.179.554 (4.133.637.662) 2.956.268.627
13.256.707.681 4.004.472.764 (14.433.453.710) 2.827.726.735
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai piutang atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
g. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. 6.
Piutang Lain-lain 30 Juni 2012 Rp Pihak Berelasi Dividen Pihak Ketiga Operasional Bunga Deposito dan Obligasi Lain-lain Jumlah
31 Desember 2011 Rp --
583.398.902
243.731.363 142.475.030 238.284.558 624.490.951
729.540.635 464.076.773 1.228.412.562 3.005.428.872
Piutang operasional merupakan pendapatan yang masih harus diterima oleh PT TIJA untuk unit Putri Duyung Cottage dan piutang kepada PT Laras Tropika Nusantara atas bagi hasil pendapatan tiket wahana ”Sea World”. Piutang dividen merupakan Piutang dividen Perusahaan dari PT Philindo Sporting Amusement and Tourism Corporation atas pembagian dividen hasil operasi 2009 dan 2008 telah diterima. 7.
Persediaan 30 Juni 2012 Rp Suku Cadang Makanan dan Minuman Supplies Alat Tulis Barang Dagangan Bahan Bakar dan Pelumas Jumlah
d1/July 30, 2012
7.730.419.556 2.524.361.543 731.088.371 387.301.266 84.730.602 2.084.225 11.459.985.563
21
31 Desember 2011 Rp 7.313.459.101 1.075.970.091 765.163.130 280.288.725 120.941.637 19.137.360 9.574.960.044
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 8.
Uang Muka 30 Juni 2012 Rp Uang Muka Operasional Uang Muka Pesangon Karyawan Jumlah
28.453.972.876 4.039.939.382 32.493.912.258
31 Desember 2011 Rp 5.370.468.349 3.316.786.290 8.687.254.639
Uang muka operasional terutama merupakan uang muka pelaksanaan kegiatan usaha atau acara-acara yang diselenggarakan Perusahaan dan Entitas Anak, sedangkan uang muka pesangon karyawan merupakan pembayaran di muka (1 tahun sebelum masa pensiun) kepada karyawan sebesar 50% dari jumlah pesangon yang akan diterima karyawan Perusahaan dan Entitas Anak. 9.
Pajak Dibayar di Muka 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Rp Rp 4.938.687.347 4.837.706.761 -6.125.000 46.933.533 -86.725.896 2.563.774.960 5.072.346.776 7.407.606.721
Pajak Hiburan PPh Pasal 23 PPh Pasal 25 (Catatan 32) Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
10.
Biaya Dibayar di Muka 30 Juni 2012 Rp Asuransi Operasional Lain-lain Jumlah
2.308.064.652 1.080.516.897 13.792.893.320 17.181.474.869
31 Desember 2011 Rp 1.523.680.351 1.684.584.769 1.299.700.941 4.507.966.061
Biaya dibayar dimuka operasional tahun 2012 dan 2011 terutama merupakan biaya dibayar dimuka atas lisensi wahana baru di TIJA (catatan 38.h). Biaya dibayar dimuka lain-lain merupakan pembayaran atas Penghasilan Dasar Pensiun (PHDP) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB). 11.
Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Merupakan kepemilikan atas obligasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) seri B sejak bulan Juni 2006, dengan tujuan dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp 1.000.000.000, tingkat bunga 13% - 14,25% per tahun dan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan, dengan jangka waktu 15 (lima belas) tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2021. Akun ini merupakan reklasifikasi surat berharga lainnya yang sebelumnya dibukukan pada akun ”Investasi Jangka Panjang”.
12.
Piutang Lain-lain Pihak Berelasi Merupakan pinjaman yang diberikan oleh PT JAPT (Entitas Anak PT JA) kepada PT Jakarta Akses Tol Priok di tahun 2011 sebesar Rp 2.500.000.000. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian dan tanpa jaminan.
d1/July 30, 2012
22
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 13.
Investasi pada Entitas Asosiasi Tempat Persentase Kedudukan Kepemilikan
30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
PT Philindo Sporting Amusement and Tourism Corporation
Jakarta
50,00%
1.548.018.003
2.233.210.710
PT Jaya Bowling Indonesia
Jakarta
16,75%
637.755.808
637.755.808
PT Kawasan Ekonomi Khusus Marunda Jakarta
Jakarta
25,00%
1.250.000.000
1.250.000.000
PT Jakarta Akses Tol Priok
Jakarta
50,00%
79.325.391.513
39.550.261.010
82.761.165.324
43.671.227.528
Investasi pada Entitas Asosiasi
Terdapat Investasi baru pada entitas asosiasi di tahun 2011 yaitu kepada PT Jakarta Akses Tol Priok (PT JATP) yang berdomisili di Jakarta dengan bidang usaha penyelenggaraan proyek infrastruktur jalan tol yang meliputi investasi dan pembangunan infrastruktur serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol. Kepemilikan atas entitas asosiasi dimiliki melalui entitas anak yaitu PT JAPT. Sedangkan investasi pada PT Kawasan Ekonomi Khusus Marunda Jakarta, yang bergerak dibidang usaha kawasan industri merupakan investasi Perusahaan pada entitas asosiasi. 30 Juni 2012 Rp PT Philindo Sporting Amusement and Tourism Corporation Saldo Awal Bagian Rugi Bersih Entitas Asosiasi Saldo Akhir
2.233.210.710 (685.192.707) 1.548.018.003 30 Juni 2012 Rp
PT Jakarta Akses Tol Priok Saldo Awal Bagian Rugi Bersih Entitas Asosiasi Penambahan Investasi Saldo Akhir
14.
39.550.261.010 (224.869.497) 40.000.000.000 79.325.391.513
31 Desember 2011 Rp 2.397.373.870 (164.163.160) 2.233.210.710 31 Desember 2011 Rp 40.000.000.000 (449.738.990) -39.550.261.010
Aset Real Estat 30 Juni 2012 Rp Tanah Belum Dikembangkan Tanah Sedang Dikembangkan Tanah Siap Dijual Tanah Reklamasi Pantai Ancol Barat Rumah Tinggal Siap Dijual Jumlah
d1/July 30, 2012
98.586.775.851 13.849.928.721 5.787.570.890 3.032.800.261 19.885.340.004 141.142.415.727
23
31 Desember 2011 Rp 141.004.699.424 19.450.323.742 7.535.228.270 7.338.422.593 3.369.625.044 178.698.299.073
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Mutasi tanah belum dikembangkan: Tahun
Saldo Awal Rp
30 Juni 2012 31 Desember 2011
141.004.699.424 189.944.331.627
Penambahan Rp -28.906.892.804
Penjualan Rp
Reklasifikasi Rp
Saldo Akhir Rp
2.482.888.346 21.134.450.797
(39.935.035.227) (56.712.074.210)
98.586.775.851 141.004.699.424
Reklasifikasi tanah belum dikembangkan ditahun 2011 merupakan tanah reklamasi Ancol Barat seluas 38.600 m2, yang diserahkan sebagai aset ventura bersama dengan PT Jaya Real Property. Diatas tanah tersebut akan dibangun apartemen the Coastal. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan memperoleh bagi hasil dengan persentase yang telah disepakati dari hasil penjualan apartemen tersebut. Saat ini, pembangunan apartemen tersebut masih dalam proses design, sehingga Perusahaan mencatat tanah tersebut sebagai aset ventura bersama (Catatan 17). Reklasifikasi tanah belum dikembangkan tahun 2012 merupakan reklasifikasi atas Persediaan Bangunan yang selesai ditahun 2012. Mutasi tanah sedang dikembangkan: Tahun
Saldo Awal Rp
30 Juni 2012 31 Desember 2011
19.450.323.742 29.162.921.628
Penambahan Rp
Penjualan Rp
-2.520.357.590
Reklasifikasi Rp
5.600.395.021 12.232.955.476
Saldo Akhir Rp ---
13.849.928.721 19.450.323.742
Mutasi tanah siap dijual: Tahun
Saldo Awal Rp
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Penambahan Rp
7.535.228.270 8.681.601.353
Penjualan Rp ---
1.747.657.380 1.146.373.083
Reklasifikasi Rp
Saldo Akhir Rp ---
5.787.570.890 7.535.228.270
Lokasi, luas tanah, dan nilai perolehan atas tanah belum dikembangkan adalah sebagai berikut: Lokasi Ancol Barat Jumlah
30 Juni 2012 Luas Tanah Nilai Perolehan 2 Rp m 200.233,16 200.233,16
98.586.775.851 98.586.775.851
31 Desember 2011 Luas Tanah Nilai Perolehan m2 Rp 239.123,00 239.123,00
141.004.699.424 141.004.699.424
Lokasi, luas tanah, dan nilai perolehan atas tanah sedang dikembangkan adalah sebagai berikut: Lokasi Ancol Timur Tugu Permai Jumlah
d1/July 30, 2012
30 Juni 2012 Luas Tanah Nilai Perolehan m2 Rp 94.234,13 9.895,00 104.129,13
24
12.408.684.210 1.441.244.511 13.849.928.721
31 Desember 2011 Luas Tanah Nilai Perolehan m2 Rp 95.776,00 9.895,00 105.671,00
18.009.079.231 1.441.244.511 19.450.323.742
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Lokasi, luas tanah, dan nilai perolehan atas tanah siap dijual adalah sebagai berikut: Lokasi Ancol Barat Ancol Timur Pademangan Tugu Permai Sunter Jumlah
30 Juni 2012 Luas Tanah Nilai Perolehan m2 Rp 9.254,00 6.447,08 2.193,92 1.960,00 1.585,00 21.440,00
2.455.580.292 1.851.360.288 944.603.284 389.096.427 146.930.599 5.787.570.890
31 Desember 2011 Luas Tanah Nilai Perolehan m2 Rp 9.254,00 8.549,11 3.753,05 1.960,00 1.585,00 25.101,16
2.455.580.292 2.397.522.423 2.146.098.529 389.096.427 146.930.599 7.535.228.270
Reklamasi Pantai Ancol Barat merupakan bagian dari pelaksanaan reklamasi Pantai Utara Jakarta. Izin pelaksanaan reklamasi Pantai Ancol Barat didasarkan pada: • Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 tahun 1995 tanggal 13 Juli 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta; • Surat Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2976/-1.711.5 tanggal 26 September 2000 tentang dapat dimulainya pelaksanaan reklamasi Pantai Ancol Barat seluas 60 ha, dengan terlebih dahulu memperoleh izin teknis reklamasi dengan instansi terkait dan penyesuaian kembali AMDAL proyek reklamasi yang disetujui Komisi Pusat AMDAL Bapedal; • Surat Komisi AMDAL No. 01/-1.777.6 tanggal 29 Mei 2001 mengenai Rekomendasi Updating Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) /Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Reklamasi Ancol Barat diberitahukan antara lain bahwa sesuai sidang Komisi AMDAL DKI Jakarta tanggal 18 Mei 2001 maka updating RKL dan RPL tersebut dinyatakan cukup Iengkap dan disetujui Komisi AMDAL DKI Jakarta; dan • Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.31 tahun 2003 tanggal 20 Januari 2003 tentang Pemberian Izin Reklamasi Pantai di dalam Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan Umum Tanjung Priok, DKI Jakarta kepada PT Pembangunan Jaya Ancol. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, luas tanah aset real estat Perusahaan masing-masing adalah + 394.947,13m2 dan 407.373,35 m2 yang terletak di Jakarta Utara yaitu kawasan Ancol Barat, Ancol Timur, Pademangan (Jl. RE. Martadinata) dan Tugu Permai (Kelurahan Koja Utara, Tanjung Priok) dan jumlah rumah tinggal yang siap dijual pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebanyak 31 (tiga puluh satu) dan 13 (tiga belas) unit di kawasan Ancol Barat. Tanah Perusahaan di Kelurahan Tugu Utara, Jakarta Utara dengan HGB No. 5819 dan 5820 dengan nilai perolehan masing-masing sebesar Rp 1.830.340.938 pada tahun 2012 dan 2011, tercatat atas nama pemegang saham Perusahaan. Di dalam tanah tersebut, diantaranya seluas ± 8.000 m2 saat ini masih dalam proses perkara (Catatan 39.b). Tanah Perusahaan di Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara dengan HGB No. 649 luas sebesar 1.585 m2 dan nilai perolehan sebesar Rp 146.930.600 masing-masing pada tahun 2012 dan 2011, tercatat atas nama PT Regional Engineering and Alumunium Manufacturing and Co. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai. Tanah Perusahaan di Jl. Pasir Putih yang merupakan bagian dari tanah HPL no. 1 dengan nilai perolehan masing-masing sebesar Rp 2.603.109.386 pada tahun 2012 dan 2011 diantaranya seluas ± 14.322 m2, dalam proses perkara dan di tahun 2007 telah terdapat putusan Mahkamah Agung atas perkara tersebut. Terdapat reklasifikasi aset tetap menjadi aset real estat yang dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi Perusahaan No. 001/KOMDIR-PJA/14/2011 tanggal 29 Maret 2011, mengenai pengalihan (reklasifikasi) aset tetap bangunan gedung dan properti investasi menjadi persediaan real estat. Gedung Cordova beralamat di Jalan Pasir Putih Raya E5 Jakarta Utara seluas 6.460 m2. Nilai buku atas gedung, mesin dan peralatan serta sarana dan prasarana yang dialihkan menjadi aset real estat per 30 Juni 2011 masing-masing sebesar Rp 7.068.874.644, Rp 160.796.594 dan Rp 12.555.933 berasal dari aset tetap gedung (Catatan 16) dan Rp 1.364.203.474 berasal dari properti investasi (Catatan 15). d1/July 30, 2012
25
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Pada tanggal 28 April 2011, Perusahaan menjual gedung Cordova tersebut kepada PT Kobexindo Tractors (pembeli) sebesar Rp 89.924.400.000. Berdasarkan Akta Perjanjian Pokok No. 9 tanggal 28 April 2011 mengenai perjanjian jual beli gedung Cordova beserta fasilitas-fasilitas gedung, disebutkan harga jual gedung tersebut dibayar oleh pembeli dengan cara membayar Rp 500.000.000 sebagai uang tanda jadi, sebesar Rp 17.206.880.000 sebagai uang muka, yang dibayar pada tanggal 2 Mei 2011, sedangkan sisanya sebesar Rp 70.827.520.000 dibayar dalam 24 kali angsuran dengan nilai angsuran perbulan sebesar Rp 2.951.146.667, dan akan selesai pada tanggal 1 Mei 2013 (Catatan 5). Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, aset real estat Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Bangun Askrida, dan PT Asuransi Himalaya terhadap risiko kebakaran, dan bencana alam dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 34.066.450.000. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi adalah cukup untuk menutup risiko kerugian yang mungkin dialami Perusahaan. Penambahan aset real estat melalui utang usaha pada periode yang berakhir 30 Juni 2012 sebesar Rp 5.113.408.216. 15.
Properti Investasi 1 Januari Rp
2012 Pengurangan Rp
Penambahan Rp
Reklasifikasi Rp
30 Juni Rp
Biaya Perolehan: Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Sarana dan Prasarana Jumlah
388.213.797 900.940.683 108.568.200 1.397.722.680
-----
-----
-----
388.213.797 900.940.683 108.568.200 1.397.722.680
Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Bangunan Sarana dan Prasarana Jumlah Nilai Buku
840.465.173 95.443.200 935.908.373 461.814.307
2.259.585 1.312.500 3.572.085
----
----
842.724.758 96.755.700 939.480.458 458.242.222
Penambahan Rp
2011 Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
31 Desember Rp
1 Januari Rp Biaya Perolehan: Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Sarana dan Prasarana Jumlah
393.677.718 4.020.571.329 482.076.493 4.896.325.540
-----
-----
(5.463.921) (3.119.630.646) (373.508.293) (3.498.602.860)
388.213.797 900.940.683 108.568.200 1.397.722.680
Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Bangunan Sarana dan Prasarana Jumlah Nilai Buku
2.539.393.729 466.326.493 3.005.720.222 1.890.605.318
56.498.616 2.625.000 59.123.616
----
(1.755.427.172) (373.508.293) (2.128.935.465)
840.465.173 95.443.200 935.908.373 461.814.307
Beban penyusutan sebesar Rp 3.572.085 dan Rp 11.781.278 masing-masing untuk periode 30 Juni 2012 dan 2011 (Catatan 30) dicatat sebagai bagian dari beban langsung. Properti investasi merupakan aset tanah, bangunan dan sarana prasarana yang berada di dalam bangunan tersebut, yang disewakan kepada pihak ketiga.
d1/July 30, 2012
26
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Terdapat reklasifikasi properti investasi menjadi aset real estat yang dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi Perusahaan No. 001/KOMDIR-PJA/14/2011 tanggal 29 Maret 2011, mengenai pengalihan aset tetap bangunan gedung (reklasifikasi) menjadi persediaan real estat. Perusahaan melakukan pengalihan aset tetap bangunan gedung Cordova yang beralamat di Jalan Pasir Putih Raya E5 Jakarta Utara seluas 6.460 m2, beserta fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya. Gedung tersebut telah disetujui untuk dijual berdasarkan keputusan Komisaris Perusahaan pada tanggal 1 September 2010. Nilai buku atas gedung yang dialihkan menjadi aset real estat pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 1.364.203.474 (Catatan 14). 16.
Aset Tetap 2012 1 Januari Rp
Penambahan Rp
Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
30 Juni Rp
Biaya Perolehan: Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Sarana dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Peralatan Kendaraan Kapal Binatang Aset Dalam Penyelesaian Tanah Bangunan Sarana dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Jumlah
11.199.662.448 366.107.145.533 481.834.329.925 407.721.344.463 53.993.579.501 10.791.706.199 3.885.825.510 4.054.941.699
-246.000.000 -578.110.386 363.427.500 458.462.200 ---
-900.000 -263.030.992 64.029.282 140.777.273 ---
---------
11.199.662.448 366.352.245.533 481.834.329.925 408.036.423.857 54.292.977.719 11.109.391.126 3.885.825.510 4.054.941.699
124.019.959.826 5.344.544.106 47.705.545.985 4.463.090.438 1.521.121.675.633
56.603.148.195 31.973.105.519 33.279.564.628 17.695.543.237 141.197.361.665
----468.737.547
------
180.623.108.021 37.317.649.625 80.985.110.613 22.158.633.675 1.661.850.299.751
Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Bangunan Sarana dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Peralatan Kendaraan Kapal Binatang Jumlah Nilai Buku
123.849.332.451 233.482.579.134 277.800.427.320 43.753.536.686 7.978.265.740 3.562.080.818 2.775.169.318 693.201.391.467 827.920.284.166
10.803.551.195 40.057.649.981 17.892.385.198 1.703.746.095 615.613.593 40.468.087 239.180.253 71.352.594.402
900.000 -263.030.992 56.889.250 124.215.877 --445.036.119
---------
134.651.983.646 273.540.229.115 295.429.781.526 45.400.393.531 8.469.663.456 3.602.548.905 3.014.349.571 764.108.949.750 897.741.350.001
d1/July 30, 2012
27
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 2011 1 Januari Rp
Penambahan Rp
Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
31 Desember Rp
Biaya Perolehan: Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Sarana dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Peralatan Kendaraan Kapal Binatang Aset Dalam Penyelesaian Tanah Bangunan Sarana dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Peralatan Jumlah
11.194.198.527 278.068.362.190 340.822.407.997 356.931.584.857 48.852.393.330 11.545.714.514 3.885.825.510 3.228.762.845
-131.600.000 -1.370.317.191 2.697.471.056 402.435.000 -826.178.854
-1.386.803.494 736.764.624 551.570.643 20.250.446 1.156.443.315 ---
5.463.921 89.293.986.837 141.748.686.552 49.971.013.058 2.463.965.561 ----
11.199.662.448 366.107.145.533 481.834.329.925 407.721.344.463 53.993.579.501 10.791.706.199 3.885.825.510 4.054.941.699
81.921.571.936 26.326.668.944 75.928.639.112 32.653.045.950 -1.271.359.175.712
42.098.387.890 85.169.248.632 115.069.470.561 38.828.851.962 2.394.216.311 288.988.177.457
-----3.851.832.522
-(106.151.373.470) (143.292.563.688) (67.018.807.474) (2.394.216.311) (35.373.845.014)
124.019.959.826 5.344.544.106 47.705.545.985 4.463.090.438 -1.521.121.675.633
Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Bangunan Sarana dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Peralatan Kendaraan Kapal Binatang Jumlah Nilai Buku
118.662.108.089 191.183.751.649 264.358.648.779 40.811.459.513 7.827.772.278 3.457.907.734 2.462.044.583 628.763.692.625 642.595.483.087
15.369.485.709 44.471.692.850 30.805.713.820 2.958.748.630 1.251.479.538 104.173.084 313.124.735 95.274.418.366
1.012.683.521 22.609.999 546.686.707 16.671.457 1.100.986.076 --2.699.637.760
(9.169.577.826) (2.150.255.366) (16.817.248.572) ----(28.137.081.764)
123.849.332.451 233.482.579.134 277.800.427.320 43.753.536.686 7.978.265.740 3.562.080.818 2.775.169.318 693.201.391.467 827.920.284.166
Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut: 2012 Rp Pemilikan Langsung Beban Langsung (Catatan 30) Beban Umum dan Administrasi (Catatan 31) Jumlah
69.539.633.944 1.812.960.458 71.352.594.402
2011 Rp 42.821.271.748 4.607.074.665 47.428.346.413
Aset tetap PT SI disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda, kecuali untuk bangunan dan prasarana dilakukan dengan metode garis lurus, dengan rincian sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Jumlah Nilai Buku
29.435.586.552 (19.688.976.190) 9.746.610.362
31 Desember 2011 Rp 27.454.224.604 (17.836.943.340) 9.617.281.264
Perusahaan memiliki tanah yang terletak di Jakarta Utara, dengan hak legal berupa Hak Pengelolaan Lahan (HPL) atas nama Pemda DKI, seluas 4.779.120 m2. Perusahaan dan Entitas Anak juga memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta Utara dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Untuk HPL, selama tanah tersebut dipergunakan untuk industri, perumahan dan rekreasi, Perusahaan akan tetap mempunyai hak untuk mengelolanya.
d1/July 30, 2012
28
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Terdapat reklasifikasi aset tetap menjadi aset real estat yang dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi Perusahaan No. 001/KOMDIR-PJA/14/2011 tanggal 29 Maret 2011, mengenai pengalihan aset tetap bangunan gedung (reklasifikasi) menjadi persediaan real estat. Perusahaan melakukan pengalihan aset tetap bangunan gedung Cordova yang beralamat di Jalan Pasir Putih Raya E5 Jakarta Utara seluas 6.460 m2, beserta fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya. Gedung tersebut telah disetujui untuk dijual berdasarkan keputusan Komisaris Perusahaan pada tanggal 1 September 2010. Nilai buku atas gedung, mesin dan perlengkapan serta sarana prasarana yang dialihkan menjadi aset real estat pada tanggal 30 Juni 2011 masing-masing sebesar Rp 7.068.874.644, Rp 160.796.594 dan Rp 12.555.933 (Catatan 14). Penambahan aset tetap melalui utang lain-lain pada periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2012 masingmasing sebesar Rp 41.604.529.975 dan Rp 7.095.890.195. Pengurangan aset tetap merupakan penjualan dan penghapusan atas peralatan dan kendaraan Perusahaan dan Entitas Anak, dengan nilai buku sebesar Rp 23.701.428 dan dicatat sebagai kerugian pada periode 2012. PT SI memiliki sebidang tanah yang terletak di Jl. Karang Bolong, Jakarta Utara dengan hak legal berupa HGB yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo tahun 2017. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 seluruh aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Bangun Askrida, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Rama Satria, PT Asuransi Zurich Indonesia, China Insurance, PT Asuransi Himalaya Pelindung terhadap risiko gempa bumi, kebakaran, pencurian dan risiko Iainnya dengan jumlah pertanggungan sebagai berikut: 2012 Rp Rupiah USD
1.568.281.118.892 52.098.279
2011 Rp 1.568.281.118.892 52.098.279
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 17.
Aset Lain-lain 30 Juni 2012 Rp Aset Ventura Bersama Perangkat Lunak Komputer - Bersih Beban Tangguhan - Hak atas Tanah - Bersih Lain-lain Jumlah
61.094.193.237 12.334.084.570 9.385.108.638 1.404.843.531 84.218.229.976
31 Desember 2011 Rp 61.094.193.237 13.931.696.553 9.702.601.222 1.404.743.531 86.133.234.543
a. Pada tahun 1994, PT SI memperoleh Hak Pengelolaan atas pulau Bidadari di Kepulauan Seribu seluas 38.220 m2 dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (Pemda DKI) Jakarta, sebagaimana tersebut dalam Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) No. 3280/1.711.5 tanggal 12 Oktober 1994, dengan jangka waktu 20 tahun. Pada tahun 2003, telah terjadi peningkatan status SIPPT tersebut menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai sebagaimana tersebut dalam HGB No. 255 tanggal 31 Juli 2003 dan Hak Pakai No. 19 tanggal 25 September 2003. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama umur HGB. Beban Tangguhan – Hak atas Tanah juga merupakan biaya pengurusan legal hak atas tanah Perusahaan. Jumlah beban amortisasi untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 508.344.075 dan Rp 509.235.173.
d1/July 30, 2012
29
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah)
b. Aset ventura bersama merupakan aset tanah Perusahaan yang dikelola oleh investor, dengan pola kerja sama sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp Apartemen The Coastal Ancol Beach City Sea World Cable Car Jumlah
56.712.074.210 4.104.985.019 247.161.551 29.972.457 61.094.193.237
31 Desember 2011 Rp 56.712.074.210 4.104.985.019 247.161.551 29.972.457 61.094.193.237
Berdasarkan perjanjian kerjasama operasi No. PJA:067/DIR-PJA/XII/2011 dan No JRP:002/DIR/JRPPERJ/XII/2011 di bulan Desember 2011, Perusahaan melakukan perjanjian ventura bersama dengan PT Jaya Real Property untuk membangun apartemen dengan nama the Coastal dan memasarkannya. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan menyerahkan lahan yang untuk membangun apartemen seluas ±38.600 m2 yang berasal dari tanah reklamasi Ancol Timur, dengan nilai Rp 56.712.074.210, yang sebelumnya dibukukan pada akun aset real estat. Perusahaan akan memperoleh bagi hasil dengan persentase yang telah disepakati dari hasil penjualan apartemen tersebut. Saat ini, pembangunan apartemen tersebut masih dalam proses design. Kerjasama yang dilakukan dengan PT Wahana Agung Indonesia Propertindo (PT WAIP) merupakan KSO dalam bentuk Build Transfer and Operate (BTO) atas proyek Ancol Beach City, dimana Perusahaan akan menerima bagi hasil atas pendapatan selama masa perjanjian. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan menyerahkan lahan untuk dibangun dan pada akhir perjanjian PT WAIP akan menyerahkan bangunan tersebut kepada Perusahaan (Catatan 38.e). Kerjasama yang dilakukan dengan PT Laras Tropika Nusantara (PT LTN) merupakan KSO dalam bentuk Build Operate and Transfer (BOT) atas proyek Sea World, dimana Perusahaan akan menerima bagi hasil atas pendapatan selama masa perjanjian. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan menyerahkan lahan untuk dibangun dan pada akhir perjanjian yaitu tanggal 21 September 2014, PT LTN akan menyerahkan bangunan tersebut kepada Perusahaan (Catatan 38.a). Kerjasama yang dilakukan dengan PT Karsa Surya Indonusa (PT KSI) merupakan KSO dalam bentuk BOT atas proyek Cable Car, dimana Perusahaan akan menerima bagi hasil atas pendapatan selama masa perjanjian. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan menyerahkan lahan untuk dibangun dan pada akhir perjanjian, PT KSI akan menyerahkan bangunan tersebut kepada Perusahaan (Catatan 38.d).
c. Perangkat lunak komputer merupakan biaya ditangguhkan atas perolehan perangkat lunak komputer dan diamortisasi selama masa manfaat dari perangkat tersebut, yaitu 5 (lima) tahun. Jumlah beban amortisasi untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.273.811.109 dan Rp 483.288.215, dibukukan sebagai beban amortisasi. 30 Juni 2012 Rp Mutasi Perangkat Lunak Komputer Harga Perolehan Dikurangi Akumulasi Amortisasi Nilai Bersih
19.857.250.349 (7.523.165.779) 12.334.084.570
31 Desember 2011 Rp 19.857.250.349 (5.925.553.796) 13.931.696.553
d. Termasuk dalam aset lain-lain di tahun 2012 dan 2011 adalah jaminan sewa gedung Paris Van Java masing-masing sebesar Rp 317.664.560.
d1/July 30, 2012
30
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 18.
Utang Usaha 30 Juni 2012 Rp Pihak Berelasi PT Jaya Beton Indonesia (Catatan 36.g) PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (Catatan 36.a) PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (Catatan 36.d) PT Jaya Teknik Indonesia (Catatan 36.b) PT Jaya Arkonin (Catatan 35.e) PT Jaya Gas Indonesia (Catatan 36.f) PT Jaya CM (Catatan 36.c) Jumlah Pihak Ketiga Operasional PT Fortune Indonesia Tbk PT Perdana Perkasa Elastindo PT Satria Fajar Gantara PT Metro Gema Media Nusantara PT Sentra Media Pariwara PT Samadya PT Plasma Inti Media PT Surya Cipta Televisi Yayasan Karya Cipta Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 Juta) Jumlah Barang Dagangan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 Juta) Jumlah Properti PT Brantas Abipraya PT Korra Antarbuana PT Tunas Jaya Sanur PT Wira Danu Perkasa PT Bintang Muara group PT SAC Nusantara Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 Juta) Jumlah Jumlah Jumlah
31 Desember 2011 Rp
3.197.056.622 2.129.723.676 1.673.700.147 1.326.323.865 745.000.000 57.160.200 -9.128.964.510
1.771.696.876 2.104.900.966 1.551.656.856 1.525.414.921 1.182.500.000 160.147.000 63.360.000 8.359.676.619
2.221.868.800 1.377.083.787 1.023.271.554 816.276.137 612.374.091 553.620.795 540.000.000 522.500.000 500.021.500 22.718.795.878 30.885.812.542
654.154.170 42.657.296 454.110.603 194.848.500 73.434.906 40.478.951 ---9.999.736.042 11.459.420.468
2.506.328.815 2.506.328.815
849.702.465 849.702.465
2.449.891.046 528.750.000 ----2.134.767.170 5.113.408.216 38.505.549.573 47.634.514.083
3.432.212.858 940.000.000 1.846.673.020 931.081.690 859.064.216 777.076.800 3.524.280.802 12.310.389.386 24.619.512.319 32.979.188.938
Jumlah utang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Rp Rp 35.185.873.559 29.271.799.100
Belum Jatuh Tempo Sudah Jatuh Tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari > 90 hari Jumlah
d1/July 30, 2012
3.516.941.658 1.259.463.615 690.038.215 6.982.197.036 47.634.514.083
31
479.868.608 300.362.135 -2.927.159.095 32.979.188.938
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 19.
Utang Lain-lain 30 Juni 2012 Rp Kontraktor dan Pembelian Aset Tetap Dividen Lain-lain Jumlah
37.788.705.544 13.232.144.545 3.425.900.400 54.446.750.489
31 Desember 2011 Rp 79.309.970.947 -21.514.960.022 100.824.930.969
Utang kontraktor dan pembelian aset tetap terutama merupakan utang PT TIJA sehubungan dengan kegiatan pembangunan dan renovasi di unit-unit Dunia Fantasi, Ocean Dream Samudra, Putri Duyung Ancol, Atlantis Water Adventure, Taman Pantai, dan Ecopark. Utang Dividen merupakan utang Perusahaan yang belum dibayarkan kepada PT Pembangunan Jaya. Utang lain-lain merupakan utang Perusahaan dan PT TIJA sehubungan dengan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan. 20.
Utang Pajak 30 Juni 2012 Rp Pajak Penghasilan Badan (Catatan 32) Tahun 2012 Tahun 2011 Pajak Penghasilan Final (Catatan 32) Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai Pajak Hiburan Pajak Pembangunan I Jumlah
21.
31 Desember 2011 Rp
5.929.570.815 -10.566.839.259
-2.562.469.974 12.575.688.060
8.669.410.408 1.214.157.738 2.129.062.724 5.403.564.282 5.391.578.456 776.182.531 40.080.366.214
3.892.430.320 563.810.478 2.170.475.658 17.836.631.652 5.702.944.707 851.186.374 46.155.637.223
Biaya Masih Harus Dibayar 30 Juni 2012 Rp Operasional Bonus dan Tantiem Gaji Pemeliharaan Estimasi Kerugian Perkara Program Pensiun Jasa Profesional Jumlah
33.837.644.941 14.060.349.346 2.780.574.499 1.229.140.212 1.078.639.290 21.091.701 11.592.000 53.019.031.989
31 Desem ber 2011 Rp 35.259.282.232 22.537.312.000 12.436.095.830 722.446.571 1.078.639.289 21.091.701 33.000.000 72.087.867.623
Estimasi bonus dan tantiem untuk karyawan, direksi dan komisaris merupakan cadangan bonus yang dibentuk berdasarkan laba bersih tahun berjalan. Biaya yang masih harus dibayar operasional adalah utang kepada pihak ketiga sehubungan dengan kegiatan operasional Perusahaan dan PT TIJA meliputi kegiatan pemasaran, iklan, perbaikan dan pemeliharaan dan beban utilitas. d1/July 30, 2012
32
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Estimasi kerugian perkara merupakan estimasi atas kerugian perkara tanah yang dibentuk berdasarkan putusan Mahkamah Agung (Catatan 39.b). 22.
Pinjaman Bank 30 Juni 2012 Rp Pinjaman Bank Dikurangi : Bagian Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Pinjaman Bank Jangka Panjang
150.000.000.000 30.000.000.000 120.000.000.000
31 Desember 2011 Rp 50.000.000.000 -50.000.000.000
Berdasarkan Akta Perjanjian Pinjaman Transaksi Khusus Nomor CRO.KP/249/PTK/11 tanggal 28 Agustus 2011 yang dibuat di hadapan Notaris Arry Supratno, SH, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus maksimum Rp 200.000.000.000 dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jangka waktu pinjaman adalah sampai dengan 31 Desember 2015, dengan suku bunga pinjaman sebesar 9.75% per tahun, floating rate berdasarkan Published Rate Time Deposit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk 3 (tiga bulan) yang dipublikasikan di surat kabar Bisnis Indonesia ditambah margin 4,5%. Jangka waktu pinjaman sampai dengan 23 Agustus 2015. Skedul pembayaran pokok pinjaman dijadwalkan akan dibayar mulai bulan Maret 2013, secara triwulan. Jaminan atas pinjaman tersebut adalah sebidang tanah milik Perusahaan dengan HGB No. 3373, seluas 30.086 m2 dan HGB No. 2943 seluas 23.285 m2 yang berlokasi masing-masing di area Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol (Atlantis Water Adventure dan Dunia Fantasi) yang merupakan bagian dari Aset Tetap Perusahaan. Total pinjaman per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 150.000.000.000 dan Rp. 50.000.000.000. Perjanjian ini juga mencakup batasan-batasan yang tidak diperkenankan dilakukan oleh Perusahaan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank antara lain; memperoleh atau memberikan pinjaman, dari atau kepada pihak lain, kecuali dalam rangka kegiatan usaha normal sehari-hari sepanjang total pinjaman terhadap modal masih tercover dalam financial covenant mengenai leverage ratio yaitu perbandingan total liabilitas terhadap total net worth < 200% dan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) yaitu perbandingan antara EBITDA terhadap kewajiban bunga dan kewajiban angsuran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun > 1,2 kali; mengikatkan diri sebagai penjamin atau menjaminkan aset perusahaan kepada pihak lain, kecuali bila tidak melanggar financial covenant mengenai leverage ratio dan DSCR; melakukan transaksi merger atau akuisisi; perubahan pemegang saham pengendali, dan menurunkan modal dasar atau modal disetor oleh Perusahaan. 23.
Pendapatan Diterima di Muka dan Uang Muka Pelanggan 30 Juni 2012 Rp Uang Muka Pelanggan Penjualan Tanah dan Bangunan Pendapatan Diterima di Muka Sewa Tiket Rombongan Sponsor Travelling Show Lain-lain Jumlah
d1/July 30, 2012
33
31 Desember 2011 Rp
24.769.080.917 24.769.080.917
36.683.345.365 36.683.345.365
8.782.918.029 8.360.188.054 3.868.181.818 1.037.026.457 550.000.000 22.598.314.358 47.367.395.275
4.669.994.391 8.463.698.844 3.868.181.818 113.636.364 550.000.000 17.665.511.417 54.348.856.782
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Pendapatan diterima di muka tiket rombongan merupakan uang muka yang diterima oleh PT TIJA atas penjualan tiket dan uang makan rombongan, dan pendapatan diterima di muka sewa merupakan sewa yang diterima di muka terutama atas kios-kios di pasar seni. Uang muka pelanggan atas penjualan tanah dan bangunan untuk tahun 2012 dan 2011 sebagian besar merupakan uang muka atas penjualan tanah reklamasi Ancol Barat. 24.
Utang Obligasi 30 Juni 2012 Rp Obligasi I Jaya Ancol Tahun 2007 Biaya Emisi Obligasi Akumulasi Amortisasi Jumlah
31 Desember 2011 Rp -----
120.000.000.000 (1.368.910.453) 1.235.019.756 119.866.109.303
Pada tanggal 20 Juni 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk menerbitkan Obligasi I Jaya Ancol Tahun 2007. Nilai nominal obligasi adalah Rp 200.000.000.000 (Rupiah penuh) dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,975% untuk Obligasi Seri A sebesar Rp 80.000.000.000 (Rupiah penuh) dan 10,4% untuk Obligasi Seri B sebesar Rp 120.000.000.000 (Rupiah penuh). Jangka waktu penyelesaian obligasi yaitu 3 (tiga) tahun untuk Obligasi Seri A dan 5 (lima) tahun untuk Obligasi Seri B, dan masing-masing akan jatuh tempo pada tanggal 27 Juni 2010 dan 27 Juni 2012. Pada tanggal 28 Juni 2007, obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya). Bertindak selaku wali amanat adalah PT Bank Permata Tbk. Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-50/PM/1996 tanggal 27 Januari 1996, Perusahaan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan surat No 593/PEFDir/V/2011 dan No. 446/PEF-Dir/V/2010 tanggal 2 Mei 2011 dan 6 Mei 2010 dari PT Pefindo, Obligasi I Jaya Ancol Tahun 2007 mendapat peringkat id A+ (stable outlook) yang berarti memiliki dukungan kemampuan obligator yang kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi liabilitas keuangan jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. Pada tanggal 27 Juni 2010 Perusahaan telah melakukan pelunasan atas Obligasi Seri A sebesar Rp 80.000.000.000. Pada tanggal 27 Juni 2012 Perusahaan telah melakukan pelunasan atas Obligasi Seri B sebesar Rp. 120.000.000.000. 25.
Uang Jaminan Diterima 30 Juni 2012 Rp Tiket Rombongan Jaminan - Agen Uang Titipan Jumlah
19.838.538.567 5.601.123.904 2.259.347.448 27.699.009.919
31 Desember 2011 Rp 24.394.265.133 6.434.688.826 2.602.803.368 33.431.757.327
Uang jaminan diterima tiket rombongan merupakan uang muka atas pembelian tiket rombongan untuk wahana wisata yang diterima oleh PT TIJA.
d1/July 30, 2012
34
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 26.
Kepentingan Non Pengendali Akun ini merupakan kepentingan non pengendali atas aset bersih dan laba bersih Entitas Anak PT SI, PT STU dan PT JAPT. Kepemilikan
Nilai Tercatat Awal Tahun
%
Rp
PT Seabreez Indonesia PT Sarana Tirta Utama PT Jaya Ancol Pratama Tol (Kepemilikan melalui PT JA)
30 Juni 2012 Penambah an (Pengurangan) Rp
Nilai Tercatat Akhir Tahun Rp
4,51 35,00
956.067.193 17.816.767.096
(13.676.083) (104.072.053)
942.391.110 17.712.695.043
40,00
19.820.043.901
15.944.746.145
35.764.790.046
38.592.878.190
15.826.998.009
54.419.876.199
Jumlah
31 Desember 2011 Kepemilikan
Nilai Tercatat
Penambahan
Awal Tahun %
PT Seabreez Indonesia PT Sarana Tirta Utama PT Jaya Ancol Pratama Tol (Kepemilikan melalui PT JA)
Akhir Tahun
Rp
Rp
Rp
4,73 35,00
880.990.260 31.983.579.795
75.076.933 (14.166.812.699)
956.067.193 17.816.767.096
40,00
--
19.820.043.901
19.820.043.901
32.864.570.055
5.728.308.135
38.592.878.190
Jumlah
27.
Nilai Tercatat
Modal Saham 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Jumlah Persentase Jumlah Modal Saham Pemillikan Disetor Rp
Nama Pemegang Saham Pemerintah DKI Jakarta Saham Seri A Saham Seri C Jumlah
1 1.151.999.998 1.151.999.999
0,0000001% 71,9999999% 72,0000000%
500 287.999.999.500 288.000.000.000
PT Pembangunan Jaya Saham Seri B Saham Seri C Jumlah
1 288.099.998 288.099.999
0,0000001% 18,0099999% 18,0100000%
500 72.024.999.500 72.025.000.000
159.900.000 1.599.999.998
9,9900000% 100,0000000%
39.975.000.000 400.000.000.000
Masyarakat (masing-masing di bawah 5%, Saham Seri C) Jumlah
d1/July 30, 2012
35
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 13 April 2006 sebagaimana tercantum dalam Akta No. 58 tanggal 13 April 2006 dari Notaris Sutjipto S.H., M.Kn., yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No.C-3736 HT.01.04.TH.2006, para pemegang saham memutuskan antara lain: 1. Pemecahan nilai nominal setiap saham seri C dari Rp 500 menjadi Rp 250 per saham. 2. Perubahan pasal 4 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 Anggaran Dasar Perusahaan sebagai berikut: Modal dasar berjumlah Rp 1.440.000.000.000 terbagi atas: − 1 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500; − 1 saham seri B dengan nilai nominal Rp 500, dan − 5.759.999.996 saham seri C dengan nilai nominal Rp 250. 3. 100% dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut atau seluruhnya berjumlah Rp 400.000.000.000 telah disetor penuh ke kas Perusahaan dengan cara sebagai berikut: a. Sebesar Rp 360.000.000.000 merupakan setoran lama Perusahaan, dan b. Sebesar Rp 40.000.000.000 dengan cara tunai dalam rangka penawaran umum perdana kepada masyarakat. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan diambil bagian yaitu oleh: − Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebanyak 1 saham seri A dan 1.151.999.998 saham seri C saham dengan nilai nominal sebesar Rp 288.000.000.000; − PT Pembangunan Jaya sebanyak 1 saham seri B dan 287.999.998 saham seri C atau dengan nilai nominal sebesar Rp 72.000.000.000, dan 100.000 saham seri C atau dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000.000 yang diperoleh dari secondary market, dan − Masyarakat, sebanyak 159.900.000 saham seri C atau dengan nilai nominal sebesar Rp 39.975.000.000. Jumlah: 1 saham seri A, 1 saham seri B dan 1.599.999.996 saham seri C atau dengan nilai nominal sebesar Rp 400.000.000.000. Perusahaan mengeluarkan saham Seri A, Seri B, dan Seri C dengan keterangan sebagai berikut: 1. Saham Seri A Merupakan saham yang memberikan hak istimewa kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk mencalonkan sebanyak-banyaknya 2 orang direktur dan 4 orang komisaris (termasuk 1 orang komisaris utama). Pencalonan tersebut mengikat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2. Saham Seri B Merupakan saham yang memberikan hak istimewa kepada PT Pembangunan Jaya untuk mencalonkan direktur utama dan sebanyak-banyaknya 2 orang direktur serta 1 orang komisaris. Pencalonan tersebut mengikat RUPS. 3. Saham Seri C Saham Seri C memiliki hak yang sama dengan hak yang dimiliki saham Seri A dan Seri B, kecuali hakhak istimewa yang dimiliki saham Seri A dan Seri B sebagaimana dijelaskan. 28.
Tambahan Modal Disetor Agio Saham Pengeluaran 80.000.000 Saham melalui Penjualan Saham Perusahaan pada Penawaran Umum Tahun 2004
d1/July 30, 2012
42.000.000.000
36
2012 dan 2011 Biaya Emisi Saham
(5.290.767.000)
Tambahan Modal Disetor Rp
36.709.233.000
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 29.
Pendapatan Usaha 2012 Rp Pendapatan Real Estat Tanah dan Bangunan Jumlah Pendapatan Tiket Wahana Wisata Pintu Gerbang Kapal Jumlah Pendapatan Hotel dan Restoran Restoran Kamar Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya Penyewaan Kios, Lahan, dan G edung Barang Dagangan Pengelolaan Perumahan Sponsor Pengurusan Sertifikat Pertunjukan Keliling Loker dan Permainan Bagi Hasil Uang Sandar dan Iuran Lain-lain Jumlah Jumlah Dikurangi: Potongan Penjualan Jumlah Pendapatan Bersih
d1/July 30, 2012
37
2011 Rp
79.664.143.242 79.664.143.242
54.040.446.000 54.040.446.000
191.066.045.034 77.396.335.333 1.413.835.924 269.876.216.291
213.230.195.985 68.698.585.500 1.547.782.366 283.476.563.851
23.104.288.273 13.111.661.923 36.215.950.196
21.310.730.505 9.972.030.292 31.282.760.797
22.649.347.834 11.924.416.204 10.139.442.867 6.115.784.001 4.282.119.690 3.988.297.813 3.289.010.681 2.548.826.254 1.406.334.000 793.458.672 67.137.038.016 452.893.347.745 (262.041.101) 452.631.306.644
12.804.215.861 14.965.769.918 13.363.822.317 5.941.087.548 1.944.841.210 3.641.245.179 2.841.197.386 1.695.584.815 1.315.320.000 154.179.694 58.667.263.928 427.467.034.576 (97.259.346) 427.369.775.230
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 30.
Beban Pokok Pendapatan dan Beban Langsung 2012 Rp Beban Pokok Tanah dan Bangunan Barang Dagangan Jumlah Beban Langsung Penyusutan (Catatan 15 dan 16) Gaji dan Upah Pajak Hiburan Pemeliharaan Telepon, Listrik dan Air Sub Kontrak Tenaga Kerja Penyelenggaraan Pertunjukan Alat Kerja dan Operasi Makanan dan Minuman Sewa Lahan Kantor Unit Perjalanan dan Survey Jasa Konsultasi Pembangunan Lain-lain Jumlah Jumlah
31.
2011 Rp
37.555.883.348 6.547.110.977 44.102.994.325
18.575.488.492 9.312.262.557 27.887.751.049
69.543.206.029 31.812.515.487 27.121.874.644 23.623.801.693 18.136.125.133 16.964.393.632 11.202.122.155 7.939.600.679 6.254.901.910 4.911.624.394 2.238.641.920 934.461.230 149.770.667 5.031.715.951 225.864.755.524 269.967.749.849
42.833.053.026 33.046.474.513 29.715.630.714 19.690.387.493 20.381.804.970 16.932.334.856 12.326.383.761 6.706.557.176 2.515.004.296 3.180.340.188 2.514.817.947 2.631.764.155 2.427.024.992 1.317.653.558 196.219.231.645 224.106.982.694
Beban Usaha 2012 Rp Beban Penjualan Promosi dan Penjualan Beban Umum dan Administrasi Gaji dan Upah Humas dan Jamuan Tamu Manfaat Karyawan (Catatan 35) Jasa Profesional Pajak Bumi dan Bangunan Representasi Penyusutan (Catatan 16) Transportasi dan Perjalanan Dinas Pemeliharaan Pendidikan dan Pelatihan Asuransi Kantor Telepon, Listrik dan Air Kenikmatan Karyawan Lain-lain Jumlah Jumlah
d1/July 30, 2012
38
2011 Rp
15.349.449.961
16.437.849.533
37.345.567.074 7.140.187.883 5.405.305.389 5.355.033.535 3.591.739.992 3.277.384.000 1.812.960.458 2.023.681.783 1.941.576.029 1.532.028.277 1.432.173.981 1.425.630.761 830.016.024 754.976.357 1.731.951.622 75.600.213.165 90.949.663.126
34.212.943.811 5.691.405.898 5.714.253.242 6.521.605.523 7.265.238.004 2.999.929.799 4.607.074.665 3.843.223.019 2.160.767.025 1.157.269.165 1.616.858.722 1.943.789.535 1.405.037.775 606.031.003 1.461.424.680 81.206.851.866 97.644.701.399
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 32.
Pajak Penghasilan Beban pajak Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari: 2012 Rp Pajak Kini Pajak atas Pendapatan Final Pajak atas Pendapatan Tidak Final Jumlah Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak
(7.048.691.774) (19.368.394.507) (26.417.086.281) 40.117.707 (26.376.968.574)
2011 Rp (4.865.405.187) (23.859.169.225) (28.724.574.412) (743.705.543) (29.468.279.955)
Pajak Final Perhitungan beban dan utang pajak penghasilan final untuk periode-periode yang berakhir pada 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Rp Pendapatan Sewa Perusahaan Sewa Properti Perusahaan yang Sudah Dieliminasi dengan PT TIJA Entitas Anak PT TIJA PT SI Jumlah Beban Pajak Final 10% x 2012 : Rp 3 0.65 4.84 6.103 ; 2011 Rp 21.633.828.8 66 5% x 20 12 : Rp 79.664.143.242 ; 2011 : Rp 54.040.446.000 Jumlah Be ban Pajak Final Hutang Pajak Tahun Sebelumnya Pemba yaran Pajak Final Pe riode Berjalan Hutang Pajak Final (Catatan 20)
2011 Rp
6.486.797.706 79.664.143.242 5.050.000.000 91.200.940.948
4.876.586.202 54.040.446.000 4.050.000.000 62.967.032.202
17.891.151.610 1.226.896.787 110.318.989.345
11.485.668.140 1.221.574.524 75.674.274.866
3.065.484.611 3.983.207.163 7.0 48.6 91.774 12.575.688.060 (9.05 7.540.575) 10.566.839.259
2.163.382.887 2.702.022.300 4.865.405.187 17.858.725.648 (7.152.117.020) 15.572.013.815
Pajak Bukan Final Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: 2012 Rp Laba Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba Rugi Konsolidasian Laba Sebelum Pajak Entitas Anak Bagian Laba yang Telah Diperhitungkan Pajak Penghasilan Final Rugi Sebelum Pajak Perusahaan Perbedaan Temporer Perbedaan Penyusutan dan Amortisasi Manfaat Karyawan Jumlah
d1/July 30, 2012
39
2011 Rp
96.629.267.915 (84.857.517.019)
107.204.585.071 (99.763.522.049)
(15.027.124.730) (3.255.373.834)
(8.022.424.136) (581.361.114)
890.020.023 (1.642.656.926) (752.636.903)
247.526.326 1.903.994.585 2.151.520.911
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 2012 Rp Perbedaan yang Tidak Dapat Diperhitungkan Menurut Fiskal Representasi Bagian Rugi Bersih Entitas Asosiasi Kenikmatan Karyawan Penghasilan Bunga Bonus Karyawan dan Tantiem Lain-lain Jumlah Rugi Fiskal Beban Pajak Kini Perusahaan Entitas Anak Jumlah Dikurangi: Pajak Dibayar di Muka Pajak Penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Jumlah Kurang Bayar Pajak Kini Terdi ri dari Lebih Bayar PT SI (Catatan 9) Kurang Bayar PT TIJA (Catatan 20) Jumlah
2011 Rp
1.127.152.241 685.192.709 21.715.607 (5.317.208.575) (5.961.886.409) (2.633.046.341) (12.078.080.768) (16.086.091.504)
865.235.185 252.345.519 60.102.964 (977.075.604) (252.784.485) (3.683.338.806) (3.735.515.227) (2.165.355.429)
-19.368.394.507 19.368.394.507
-23.859.169.225 23.859.169.225
(132.614.000) (55.197.399) (13.297.945.826) (13.485.757.225) 5.882.637.282
(189.467.000) -(12.517.009.631) (12.706.476.631) 11.152.692.594
(46.933.533) 5.929.570.815 5.882.637.282
-11.152.692.594 11.152.692.594
Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Dalam menghitung pajak tangguhan digunakan tarif pajak sebesar 25% untuk PT TIJA dan PT SI. Efektif di tahun 2009, Perusahaan tidak menerapkan pajak tangguhan karena pendapatan jasa pengembangan properti ditetapkan menjadi objek pajak PPh final sesuai dengan PP No.51 Tahun 2009 jo PP No.40 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi. Rincian dari aset (liabilitas) pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: Dikreditkan (Dibebankan) Ke Laporan Laba Rugi Rp
1 Jan 2011
Rp
Dikreditkan (Dibebankan) Ke Laporan Laba Rugi Rp
31 Des 2011
Rp
30 Jun 2012
Rp
Aset (Kewajiban) Pajak Tangguhan Perusahaan Penyusutan dan Amortisasi Manfaat Karyawan Jumlah Entitas Anak PT TIJA PT SI PT STU Jumlah Jumlah
----
----
----
----
----
2.004.152.037 176.821.719 -2.180.973.756 2.180.973.756
(1.811.443.557) (54.471.338) (75.580.000) (1.941.494.895) (1.941.494.895)
192.708.480 122.350.381 (75.580.000) 239.478.861 239.478.861
148.567.202 (17.753.495) (90.696.000) 40.117.707 40.117.707
341.275.682 104.596.886 (166.276.000) 279.596.568 279.596.568
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
2.180.973.756
d1/July 30, 2012
239.478.861
40
279.596.568
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut : 2012 Rp Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Konsolidasian Laba Sebelum Pajak Entitas Anak Bagian Laba yang Telah Diperhitungkan Pajak Penghasilan Final Rugi Sebelum Pajak Perusahaan Pengaruh Pajak atas Beban (Penghasilan) yang Tidak Dapat Diperhitungkan Menurut Fiskal Jumlah Beban Pajak Pajak Penghasilan Final Perusahaan Jumlah Beban Pajak Perusahaan Beban Pajak Entitas Anak Jumlah Konsolidasi
33.
2011 Rp
96.629.267.915
107.204.585.071
(84.857.517.019)
(99.763.522.049)
(15.027.124.730) (3.255.373.834)
(8.022.424.136) (581.361.114)
--7.048.691.774 7.048.691.774 19.328.276.800 26.376.968.574
--(3.594.680.920) (3.594.680.920) (25.873.599.035) (29.468.279.955)
Laba Per Saham Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar: 2012 Rp Laba Bersih Rata-rata Saham Beredar (Catatan 3.v) Laba per Saham
34.
70.252.299.341 1.599.999.996 44
2011 Rp 77.736.305.116 1.599.999.996 49
Dividen dan Cadangan Umum Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 8 Juni 2011 sebagaimana tercantum dalam Akta No. 62 tertanggal 11 Mei 2012 dari Notaris Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2011 sebesar 43,1% dari laba bersih tahun buku 2011 atau sebesar Rp 45 per lembar saham; atau seluruhnya sebesar Rp 71.944.000.000 dan menetapkan tambahan cadangan umum sebesar Rp 1.619.210.331. Saldo laba ditentukan penggunaannya per 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp 23.903.568.936. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 8 Juni 2011 sebagaimana tercantum dalam Akta No. 10 tertanggal 8 Juni 2011 dari Notaris Yualita Widyadhari, S.H., pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2010 sebesar 46,84% dari laba bersih tahun buku 2010 atau sebesar Rp 41,50 per lembar saham; atau seluruhnya sebesar Rp 66.399.999.917 dan menetapkan tambahan cadangan umum sebesar Rp 1.417.576.000. Saldo laba ditentukan penggunaannya per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 22.284.358.605. Jadual pembayaran dividen dan tata caranya diserahkan kepada Direksi dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
d1/July 30, 2012
41
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 35.
Liabilitas Manfaat Karyawan Program Pensiun Imbalan Pasti Perusahaan dan Entitas Anak menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan manfaat karyawan berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan liabilitas manfaat karyawan pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 didasarkan pada perhitungan aktuaria oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, masing-masing dalam laporannya tertanggal 11 Januari 2012 adalah sebagai berikut: 2012 dan 2011 Tingkat Kematian Umur Pensiun Normal Tingkat Cacat Kenaikan Gaji Tingkat Bunga Aktuaria Tingkat Hasil Investasi yang Diharapkan Perhitungan Manfaat Pensiun Tingkat Pengunduran Diri
: : : : : : : :
Mengikuti The 1949 Annuity Mortality Table (Modified) 55 Tahun 1% Setahun 8% Setahun 10% Setahun 10% Setahun Projected Unit Credit 1% pada usia 20 tahun dan menurun secara linier sampai dengan usia 54 tahun
Beban Pensiun untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 11.686.518.106 dan Rp 9.589.532.285. Jumlah liabiltas program pensiun pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 21.091.701. Imbalan Manfaat Karyawan Lainnya Perusahaan dan Entitas Anak membukukan manfaat karyawan lainnya untuk karyawan sesuai dengan peraturan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan manfaat karyawan tersebut adalah 842 dan 923 karyawan pada periode 2012 dan 2011. Saldo liabilitas manfaat karyawan atas imbalan manfaat karyawan lainnya pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 didasarkan pada perhitungan aktuaria oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, masing-masing dalam laporannya tertanggal 16 Januari 2012 menggunakan asumsi sebagai berikut: 2012 dan 2011 Tingkat Kematian Umur Pensiun Normal Tingkat Cacat Kenaikan Gaji Tingkat Bunga Aktuaria Tingkat Hasil Investasi yang Diharapkan Perhitungan Manfaat Pensiun Tingkat Pengunduran Diri
: : : : : : : :
Mengikuti Tabel Mortalita Indonesia II Tahun 2000 55 Tahun 10% Setahun 7% Setahun 9% 10% Setahun Projected Unit Credit 1% pada usia 20 tahun dan menurun secara linier sampai dengan usia 54 Tahun
Beban manfaat karyawan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 5.405.305.389 dan Rp 5.714.253.242 dan jumlah liabilitas manfaat karyawan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 46.334.934.144 dan Rp 48.112.308.883.
d1/July 30, 2012
42
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 36.
Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi Sifat Hubungan Berelasi PT Pembangunan Jaya dan Pemerintah DKI Jakarta adalah pemegang saham Perusahaan. PT Bank DKI (Bank DKI) adalah perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan, yaitu Pemda DKI Jakarta. PT Taman Impian Jaya Ancol (PT TIJA) dan PT Seabreez Indonesia (PT SI) sebagai Entitas Anak. PT Philindo Sporting Amusement and Tourism Corporation (PT Philindo) merupakan perusahaan asosiasi. PT Jaya Beton Indonesia, PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator , PT Jaya Teknik Indonesia, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT Arkonin, dan PT Jaya Gas Indonesia adalah perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan, yaitu PT Pembangunan Jaya. Transaksi-transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, meliputi antara lain: a. Pada tahun 2012 dan 2011, pengadaan dan pemasangan escalator dan elevator untuk Exhibition Hall Eco Park dan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan elevator dilakukan Perusahaan dan PT TIJA dengan PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator yang dicatat sebagai utang usaha pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 2.129.723.676 dan Rp 2.104.900.966 (Catatan 18). b. Pekerjaan utilitas The Bukit Ancol Barat, pekerjaan pembangunan bangunan utama, bangunan power house water treatment (WTP) yang dilakukan Perusahaan dan pengadaan dan pemasangan Air Conditioner (AC) untuk wahana di Dunia Fantasi yang dilakukan PT TIJA dengan PT Jaya Teknik Indonesia dicatat sebagai utang usaha pada tanggal 30 Juni 2012 sebesar Rp 1.326.323.865 dan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 1.525.414.921 (Catatan 18). c. Pekerjaan jasa konsultan paket pekerjaan infrastruktur area tahap IV The Bukit Ancol Barat Perusahaan dengan PT Jaya CM dicatat sebagai utang usaha pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 63.360.000 (Catatan 18). d. Pada tahun 2012 dan 2011 pekerjaan pembuatan Tanggul Disposal Site dilakukan Perusahaan dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk masih tercatat sebagai utang usaha masingmasing sebesar Rp 1.673.700.147 dan Rp 1.551.656.856 (Catatan 18). e. Pekerjaan perencanaan arsitektur Putri Duyung Ancol dan MEP dilakukan PT TIJA dengan PT Arkonin, dan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masih tercatat sebagai utang usaha masing-masing sebesar Rp 745.000.000 dan Rp 1.182.500.000 (Catatan 18). f.
Pada tahun 2012 dan 2011, pengadaan bahan bakar LPG untuk unit usaha Putri Duyung Ancol dilakukan PT TIJA dengan PT Jaya Gas Indonesia masing-masing sebesar Rp 57.160.200 dan Rp 160.147.000 yang dicatat sebagai utang usaha (Catatan 18).
g. Pada tahun 2012 dan 2011, pengadaan jack beton tanggul disposal site proyek JEDI dilakukan Perusahaan dengan PT Jaya Beton Indonesia masing-masing sebesar Rp 3.197.056.622 dan Rp 1.771.696.876 yang dicatat sebagai utang usaha (Catatan 18). h. Pendapatan penyewaan lahan Perusahaan oleh PT Bank DKI sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 240.000.000.
d1/July 30, 2012
43
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Rincian Item yang terkait dengan Transaksi Pihak-pihak yang Berelasi Aset
30 Juni 2012 Rp
Kas dan Setara Kas
30.118.018.829
Liabilitas
30 Juni 2012 Rp
Utang Usaha Beban
9.128.964.510 30 Juni 2012 Rp
Beban Usaha Pendapatan
5.048.715.155 30 Juni 2012 Rp
Pendapatan Usaha
240.000.000
31 Desember 2011 Rp
2012
2011
%
%
65.508.603.027
1,75%
3,77%
31 Desember 2011 Rp
2012 %
2011 %
8.359.676.619
0,53%
0,48%
30 Juni 2011 Rp
2012 %
2011 %
18.213.516.741
5,55%
9,56%
30 Juni 2011 Rp
2012
2011
%
%
0,05%
0,06%
240.000.000
Presentase diatas merupakan perbandingan dengan total aset dan pendapatan. 37.
Informasi Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Entitas Anak membagi segmen operasi sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: pariwisata, real estat serta perdagangan dan jasa. Kelompok-kelompok tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan Entitas Anak. Kegiatan utama kelompok tersebut terdiri dari: Pariwisata Real Estat Perdagangan dan Jasa
d1/July 30, 2012
: Mengelola kawasan wisata, pertunjukan keliling dan penginapan wisata : Pembangunan, penjualan dan penyewaan properti : Penjualan barang dagangan, jasa sarana transportasi laut dan pengelolaan restoran dan air bersih
44
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha: Tahun 2012
Pariwisata
Real Estat
Perdagangan dan Jasa
Eliminasi
Jumlah
PENDAPATAN
332.438.438.015
104.730.890.967
29.016.251.200
(13.554.273.538)
452.631.306.644
HASIL Hasil Segmen
119.405.370.748
57.347.256.144
12.604.115.848
13.554.273.538
202.911.016.278
Beban Langsung dan Usaha Tidak dapat Dialokasikan Laba Kotor
(20.247.459.482) 182.663.556.795
Pendapatan Lainnya Beban Umum dan Administrasi Beban Penjualan Kerugian Selish Kurs - Bersih Beban Lain-lain Jumlah Beban Usaha
8.655.517.143 (75.600.213.165) (15.349.449.961) (1.852.148.759) (1.414.452.353) (85.560.747.095)
Laba Usaha
97.102.809.700
Pendapatan Bunga Beban Keuangan Bagian Rugi Bersih Entitas Asosiasi
6.489.289.604 (6.052.769.185) (910.062.204)
Laba Dari Operasi Sebelum Pajak
96.629.267.915
Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Kepentingan Non Pengendali Kepentingan Non Pengendali Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk
(26.376.968.574) 70.252.299.341 98.577.165 70.350.876.506
Aset Aset Segmen Aset yang Tidak Dapat Dialokasi Total Aset Liabilitas Liabilitas Segmen Liabilitas yang Tidak Dapat Dialokasi Total Liabilitas
663.059.031.598
528.591.552.705
78.995.750.539
(670.537.487.528)
600.108.847.314 1.060.098.555.050 1.660.207.402.364
77.433.803.179
50.164.164.342
12.547.482.383
(10.759.955.825)
129.385.494.079 337.362.784.034 466.748.278.113
Pengeluaran Modal Penyusutan dan Amortisasi Beban Non-Kas selain Penyusutan dan Amortisasi Tidak Dapat Dialokasikan
d1/July 30, 2012
45
141.197.361.665 73.272.212.368 5.405.305.389
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Tahun 2011
Pariwisata
Real Estat
Perdagangan dan Jasa
Eliminasi
Jumlah
PENDAPATAN
321.665.418.547
75.050.343.917
35.819.986.811
(5.165.974.045)
427.369.775.230
HASIL Hasil Segmen
143.522.570.745
45.246.376.306
16.673.895.939
5.165.974.045
210.608.817.036
Beban Langsung dan Usaha Tidak dapat Dialokasikan Laba Kotor Pendapatan Lainnya Beban Umum dan Administrasi Beban Penjualan Kerugian Selish Kurs - Bersih Beban Lain-lain Jumlah Beban Usaha
(7.346.024.500) 203.262.792.536 5.171.303.678 (81.206.851.866) (16.437.849.533) (503.372.453) (2.485.343.956) (95.462.114.130)
Laba Usaha
107.800.678.406
Pendapatan Bunga Beban Keuangan Bagian Rugi Bersih Perusahaan Asosiasi
5.908.359.093 (6.240.000.000) (264.452.428)
Laba Dari Operasi Sebelum Pajak
107.204.585.071
Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Kepentingan Non Pengendali Kepentingan Non Pengendali Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk
(29.468.279.955) 77.736.305.116 (152.028.150) 77.888.333.266
Aset Aset Segmen Aset yang Tidak Dapat Dialokasi Total Aset Liabilitas Liabilitas Segmen Liabilitas yang Tidak Dapat Dialokasi Total Liabilitas
624.755.769.888
555.247.482.988
77.539.448.509
(438.460.546.588)
819.082.154.797 917.949.751.987 1.737.031.906.784
88.976.228.935
75.103.764.982
9.924.244.746
(8.618.636.523)
165.385.602.140 392.421.054.908 557.806.657.048
Pengeluaran Modal Penyusutan dan Amortisasi Beban Non-Kas selain Penyusutan dan Amortisasi Tidak Dapat Dialokasikan
288.988.177.457 48.567.666.904 5.714.253.242
Perusahaan dan Entitas Anak tidak menyajikan segmen geografis karena seluruh usaha Perusahaan dan Entitas Anak terkonsentrasi pada satu lokasi di Ancol, Jakarta Utara. 38.
Ikatan dan Perjanjian a.
Pada tanggal 21 September 1992, Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Laras Tropika Nusantara (LTN) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana hiburan ”Undersea World Indonesia” di Taman Impian Jaya Ancol. Proyek tersebut dilaksanakan di atas lahan yang diperoleh Perusahaan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta seluas 30.000 m2 dengan hak pengelolaan lahan No. 1. LTN memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 20 tahun yang berakhir pada tanggal 21 September 2014. Setelah masa perjanjian berakhir, LTN akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun LTN memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 20 tahun. Atas kerja sama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5% dari seluruh hasil penjualan tiket masuk dan 6% dari seluruh pendapatan dari penjualan makanan dan minuman serta barang dagang atau jasa lainnya (Catatan 17). Selanjutnya, lahan tersebut merupakan bagian dari lahan yang disewakan Perusahaan kepada PT TIJA, sehingga pendapatan tersebut diakui sebagai pendapatan PT TIJA. Pendapatan di tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.749.988.015 dan Rp 1.214.933.138 diakui sebagai pendapatan PT TIJA. Sampai dengan tanggal laporan ini, perjanjian tersebut di atas sedang dalam proses pengalihan nama dari pihak Perusahaan menjadi pihak PT TIJA.
d1/July 30, 2012
46
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) b.
Berdasarkan Memorandum Kesepakatan tanggal 18 Maret 1993 dan Perjanjian Mengenai Alokasi dan Perolehan (Akuisisi) Tanah tanggal 2 September 1993 antara Perusahaan dengan PT City Island Utama (CIU) telah disepakati untuk melakukan jual beli tanah milik Perusahaan yang luasnya diperkirakan 22.697,5 m2 yang terletak di Ancol Barat dan termasuk dalam Hak Pengelolaan Lahan (HPL) No. 1 dengan harga sebesar USD 375 per meter persegi, sehingga harga keseluruhan adalah USD 8.511.562,5. Kedua pihak sepakat, bahwa untuk penentuan Iuas dari tanah yang diperjualbelikan akan digunakan hasil pengukuran dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan jika hasil pengukuran menunjukkan kelebihan atau kekurangan dari luas yang tercantum dalam perjanjian, maka masingmasing pihak harus membayar kelebihan atau kekurangannya dengan harga yang telah disepakati dalam waktu dua minggu sejak CIU menerima Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dari BPN. Sampai dengan tanggal laporan ini, BPN belum mengeluarkan hasil pengukuran akhir atas tanah tersebut.
c.
Berdasarkan Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara selaku Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Utara No. 02/PPT/JU/111/95 tanggal 16 Maret 1995, tanah yang digunakan untuk jalan tol yang termasuk dalam HPL No. 1 milik Perusahaan adalah seluas 143.574 m2 dengan nilai ganti rugi sebesar Rp 92.841.556.850. Selisih perhitungan nilai antara Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara tersebut dengan dana ganti rugi yang diterima Perusahaan yaitu sebesar Rp 16.581.734.350 belum dicatat sebagai pendapatan Perusahaan, karena menurut manajemen Perusahaan: 1. Secara yuridis formal, sisa tagihan belum dapat dikategorikan sebagai piutang Perusahaan karena penentuan jumlah nilai seluruh ganti rugi dilakukan secara sepihak oleh Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Jalan Tol Pluit - Cilincing (Harbour Road) Kotamadya Jakarta Utara. Tidak ada perjanjian kesepakatan jumlah ganti rugi yang melibatkan Perusahaan selaku entitas usaha berbadan hukum, sehingga secara validitas, tidak ada dasar bagi Perusahaan untuk mengakui sisa tagihan ganti rugi sebagai piutang maupun pendapatan; 2. Ditjen Binamarga dengan suratnya No. T.10.100.06.06/729 tanggal 22 September 1999 yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta, memohon untuk mempertimbangkan agar sisa kekurangan pembayaran ganti rugi dapat diselesaikan tanpa ganti rugi, mengingat hal-hal berikut: Kondisi keuangan negara saat ini dan ketersediaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang cenderung semakin terbatas, dan Prasarana publik yang dibangun di atas tanah Perusahaan juga memberikan manfaat yang sangat besar terhadap pengembangan proyek Perusahaan. Berdasarkan surat Perusahaan No. 048/DIR-PJA/II/2002 tanggal 5 Pebruari 2002 kepada Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perusahaan telah meminta realisasi atas kekurangan ganti rugi yang belum diterima. Sampai dengan tanggal laporan ini, penyelesaian selisih tersebut masih dalam proses.
d.
Pada tanggal 19 September 2003, PT TIJA mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Karsa Surya Indonusa (KSI) untuk pembangunan, pengoperasian dan pengalihan sarana kereta gantung (cable car) di wilayah Taman Impian Jaya Ancol dengan sistem BOT (Built Operate and Transfer). Proyek tersebut dilaksanakan di atas lokasi seluas 3.638 m2 yang disediakan oleh PT TIJA. KSI memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 (dua puluh lima) tahun. Setelah masa perjanjian berakhir, KSI akan mengalihkan aset tetap yang berupa bangunan dan mesin-mesin serta prasarana pendukung lainnya yang telah dibangun dan disediakan/ditempatkan oleh KSI. Apabila KSI terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan yang besarnya denda ditentukan berdasarkan rata-rata bunga deposito 1 (satu) tahun dari 3 (tiga) bank pemerintah terkemuka. Atas kerja sama tersebut, PT TIJA berhak mendapatkan imbalan sebesar 6% dari pendapatan pengelolaan barang dagangan, makanan dan minuman, sebesar 40% dari pendapatan sponsorship dan sebesar 3% - 15% dari pendapatan penjualan tiket. Total pendapatan yang diterima PT TIJA pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 495.252.444 dan Rp 475.492.089 (Catatan 17).
d1/July 30, 2012
47
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) e.
Pada tanggal 10 Agustus 2004, Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Paramitha Bangun Cipta Sarana (PBCS) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana musik stadium di area Perusahaan seluas 39.000 m2. PBCS memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 tahun yang akan berakhir pada 10 Agustus 2029. Setelah masa perjanjian berakhir, PBCS akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun PBCS memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 25 tahun. Atas kerja sama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5% sampai 6% dari pendapatan kotor setiap tahunnya. Apabila PBCS terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan yang besarnya denda ditentukan berdasarkan ratarata bunga deposito 1 (satu) tahun dari 3 (tiga) bank pemerintah terkemuka. Pada tanggal 26 April 2007, melalui Akta Notaris No. 208 dari Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Perusahaan telah memberikan persetujuan kepada PBCS untuk mengalihkan kerja sama kepada PT Wahana Agung Indonesia (WAI), sebagai perusahaan afiliasi PBCS, yang berlaku sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian pengalihan (Catatan 17). Berdasarkan perjanjian tersebut, jangka waktu WAI untuk membangun sampai dengan selesai selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2010, sedangkan jangka waktu pengoperasian yaitu selama 25 (dua puluh lima) tahun terhitung sejak tanggal ”Berita Acara Serah Terima Proyek/Pengalihan Proyek”. WAI mempunyai opsi untuk memperpanjang jangka waktu pengoperasian selama paling lama 25 (dua puluh lima) tahun atas persetujuan tertulis dari Perusahaan. Pembagian pendapatan yang disetujui berdasarkan perjanjian adalah: Pendapatan yang bersumber dari sewa jangka panjang pihak ketiga yaitu sebesar 5% (lima persen) dari pendapatan bruto; Pendapatan yang bersumber dari sewa jangka pendek dari pihak ketiga yaitu 6% (enam persen) dari pendapatan bruto, dan WAI wajib melakukan pembayaran minimal ke Perusahaan sebesar Rp 3.250.000.000 pada tahun pertama pengoperasian dan untuk tahun berikutnya dengan kenaikan minimal 5% (lima persen) per tahun, pembayaran tahun pertama sudah diterima. Sehubungan keterlambatan pembangunan fisik sehingga mundurnya pelaksanaan pengoperasian proyek secara keseluruhan, maka dengan itikad baik Perusahaan, WAI dan PT Wahana Agung Indonesia Propertindo (WAIP) sepakat membuat Perjanjian Pengalihan Kerjasama Pembangunan, Pengalihan dan Pengoperasian ”Ancol Beach City” dari WAI ke WAIP yang tertuang dalam perjanjian tertanggal 28 Agustus 2010, selanjutnya proyek tersebut akan dilakukan oleh WAIP dan dijadwalkan dapat diselesaikan tanggal 30 Nopember 2010 untuk proyek sisi utara dan tanggal 30 Juni 2011 untuk proyek sisi selatan. Pada tanggal 29 Agustus 2011 dilakukan adendum mengenai penyelesaian proyek sisi Utara yang semula tanggal 30 November 2010 menjadi 29 Agustus 2011 dimana saat ini sudah beroperasi. Sedang sisi Selatan dari semula selesai tanggal 30 Juni 2011 menjadi tanggal 28 Desember 2011, sampai dengan saat ini proyek masih dalam proses penyelesaian.
f.
Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Manggala Krida Yudha (MKY) untuk melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas 85 ha. Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan mengurus perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut, sedangkan MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY akan memiliki lahan seluas + 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan seluas + 22 ha. Masa berlaku kerja sama adalah selama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua pihak. Sampai dengan tanggal laporan ini, pembangunan fisik atas proyek tersebut belum dimulai (Catatan 39.f).
g.
Pada tanggal 29 April 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian penyewaan lahan dengan PT Excelcomindo Pratama seluas 1.247,5 m2 yang terletak di perumahan dan kawasan industri Ancol Barat dalam rangka perluasan jaringan telekomunikasi. Nilai sewa adalah sebesar Rp 1.794.312.000 dengan jangka waktu perjanjian adalah 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal 30 April 2025 sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
d1/July 30, 2012
48
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) h.
Pada tanggal 4 April 2010, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan nWave Distribution SA, Brussels atas penggunaan lisensi film 4D (empat) Dimensi yang diputar di Gelanggang Samudera Ancol (Catatan 10). Jangka waktu lisensi tersebut adalah 1 Juni 2010 – 31 Mei 2012 dengan pembayaran sebagai berikut : EUR 95,000 pada saat penandatanganan kontrak EUR 95,000 sebelum tanggal 31 Mei 2010 EUR 95,000 sebelum tanggal 31 Mei 2011
i.
Pada tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan telah memperpanjang perjanjian dengan I Nyoman Surjana untuk mengelola bangunan restoran seafood “Jimbaran Resto” di Pantai Carnaval. Perpanjangan perjanjian ini berlaku untuk periode 1 Januari 2011 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan akan memperoleh 20% dari pendapatan bruto restoran setelah dikurangi Pajak Pembangunan (PB I). Pendapatan Perusahaan di tahun 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 874.573.581 dan Rp 935.003.522.
j.
Pada tanggal 1 Juni 2006 dan 16 Juni 2006, PT Seabreez Indonesia (PT SI) menandatangani Perjanjian Kerja Sama Bagi Hasil Pengelolaan Game dan Perjanjian Kerja Sama Bagi Hasil Pengelolaan Battery Car masing-masing dengan PT Black Knight Trading Co. (BKTC) dan PT Funworld Prima (FP). Berdasarkan perjanjian tersebut di atas, BKTC dan FP akan menyediakan aneka permainan untuk ditempatkan di beberapa wahana di areal PT TIJA. Atas kerja sama tersebut, PT Seabreez Indonesia (PT SI) akan membagi hasil pengelolaan permainan-permainan tersebut dengan BKTC dan FP dengan persentase tertentu. Jangka waktu kerja sama bagi hasil tersebut adalah selama 3 (tiga) tahun. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tahun 2012.
k.
PT TIJA mengadakan perjanjian bagi hasil dengan PT Total Entertainment Solutions pada tanggal 2 April 2007 atas hasil penjualan makanan dan minuman di areal Taman Impian Jaya Ancol dengan nama restoran Backstage. Jangka waktu perjanjian adalah 5 (lima) tahun, dengan persentase bagi hasil sebesar 10% dari total penjualan kotor. Apabila target penjualan tidak tercapai maka yang berlaku adalah nilai pembayaran minimum per bulan. Pendapatan yang diterima Perusahaan di tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 496.132.376 dan Rp 349.096.163.
l.
Pada tanggal 1 Juni 2009, PT TIJA mengadakan perjanjian kerjasama bagi hasil dengan PD Metropolitan atas pengelolaan restoran Dermaga One di kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Jangka waktu kerjasama adalah 5 (lima) tahun, dengan persentase bagi hasil adalah sebesar 23%. Pendapatan yang diterima PT TIJA di tahun 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 411.999.217 dan Rp 435.829.200.
m.
PT TIJA mengadakan perjanjian kerja sama dengan beberapa pihak ketiga untuk mempromosikan dan menjual produknya di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, antara lain dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Gudang Garam Tbk, PT Sinar Sosro, dan PT Topindo Atlas-Asia, dengan jangka waktu kerja sama 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun. Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut, PT TIJA menerima imbalan jasa dalam bentuk tunai yang diterima dalam tahapan-tahapan tertentu, dengan jangka waktu pembayaran antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun. Nilai imbalan jasa yang diterima PT TIJA dan dicatat sebagai pendapatan sponsor pada tahun 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 6.115.784.001 dan 6.658.250.920.
n.
Pada tanggal 1 Agustus 2009, PT TIJA mengadakan perjanjian kerjasama bagi hasil dengan PT Trimitra Citra Selera atas pengelolaan restoran Suki Sea Food di kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Jangka waktu kerjasama adalah 5 (lima) tahun dengan bagi hasil adalah sebesar 8% untuk tahun pertama I sampai dengan tahun ke-3 dan 10% untuk tahun keempat sampai dengan tahun kelima dari pendapatan kotor dengan ketentuan apabila target penjualan tidak tercapai maka yang berlaku adalah nilai pembayaran minimum perbulan. Pendapatan yang diterima PT TIJA pada periode 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 106.768.644 dan Rp 112.500.000.
d1/July 30, 2012
49
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) o.
Pada tanggal 23 September 2009, PT TIJA mengadakan perjanjian kerjasama bagi hasil yang tertuang dalam surat perjanjian No. 002/DIR-TIJA/PB/IX/2009 dengan PT Sarimelati Kencana atas pengelolaan restoran Pizza Hut di kawasan pantai Taman Impian Jaya Ancol. Jangka waktu kerjasama yaitu selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pengoperasian restoran yaitu pada tanggal 2 Oktober 2009. Entitas akan memperoleh bagian hasil dengan persentase sebesar 8% dari hasil penjualan sebagai biaya sewa setelah dikurangi pajak dengan ketentuan apabila target penjualan dalam bulan tertentu tidak mencapai nilai sesuai yang disyaratkan, maka berlaku pembayaran minimum per bulan. Pendapatan yang diterima PT TIJA pada periode 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 341.347.406 dan Rp 210.480.539.
p.
Berdasarkan Akta Notaris No. 92 tanggal 19 Agustus 2010 dari Daniel Parganda Marpaung, SH, MH Notaris & P.P.A.T di Jakarta, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Bank Permata Tbk, untuk perjanjian kerja sama pembiayaan pembelian tanah dan bangunan dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung mulai tanggal 19 Agustus 2010 sampai dengan tanggal 19 Agustus 2019. PT Bank Permata Tbk memberikan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), fasilitas pembiayaan murabahah dan atau jenis fasilitas kredit/fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip syariah lainnya kepada pembeli yang membeli tanah dan bangunan pada Perusahaan.
q.
Pada tanggal 15 Desember 2010, PT TIJA mengadakan kerjasama promosi dan penjualan minuman di area TIJA dengan PT Coca-Cola Distribution Indonesia untuk jangka waktu lima tahun terhitung mulai tanggal 15 Desember 2010 sampai dengan 15 Desember 2015. Untuk perjanjian tersebut Perusahaan menerima pembayaran sebagai berikut : • Periode 15 Desember 2010 – 15 Desember 2011 sejumlah Rp 1.100.000.000. • Periode 16 Desember 2011 – 15 Desember 2012 sejumlah Rp 1.375.000.000. • Periode 17 Desember 2012 – 15 Desember 2013 sejumlah Rp 1.650.000.000. • Periode 18 Desember 2013 – 15 Desember 2014 sejumlah Rp 1.830.125.000. • Periode 19 Desember 2014 – 15 Desember 2015 sejumlah Rp 2.013.137.500.
r.
Pada tanggal 1 Juni 2011, PT TIJA mengadakan perjanjian kerjasama Operasi Ancol Dreamlight Studio dengan PT Dreamlight World Media, untuk jangka waktu 12 (dua belas) tahun yaitu sejak tanggal 1 Juni 2011 dan berakhir pada tanggal 31 Mei 2023. Untuk perjanjian tersebut, PT TIJA dan PT Dreamlight World Media mempunyai kontribusi dalam hak, Liabilitas, wewenang, dan tanggung jawab terhadap Joint Operation masing-masing sebesar 50% (lima puluh persen) Bagian Proyek, sehingga masingmasing membagi setiap biaya dan pendapatan yang diperoleh sebesar 50% setelah dipotong pajakpajak.
s.
Pada tanggal 1 Agustus 2011, Perusahaan mengadakan kerjasama sponsorsip dan merchant discount di area TIJA denga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk untuk jangka waktu satu tahun terhitung mulai tanggal 22 Juni 2011 - 22 Juni 2012. Untuk perjanjian tersebut Perusahaan menerima pembayaran sebagai berikut: Periode 1 Agustus 2011 – 30 Agustus 2011 sejumlah Rp 750.000.000. Periode 31 Agustus 2011 – 31 Januari 2012 sejumlah Rp 750.000.000.
t.
Bedasarkan Akta Notaris No. 20 tanggal 19 Maret 2010 dari Emi Susilowati, SH, MH Notaris di Jakarta, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, untuk perjanjian kerja sama pemberian fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) No : B.15-KRK/KPR/03/10 dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung mulai tanggal 29 Januari 2010 sampai dengan tanggal 18 Januari 2020.
u.
Bedasarkan Akta Notaris No. 247 tanggal 29 Nopember 2011 dari Arry Supratno, SH Notaris di Jakarta, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, untuk perjanjian kerja sama penyediaan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) dengan jangka waktu 15 (lima belas) tahun terhitung mulai tanggal 29 Nopember 2011.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat hal-hal signifikan yang mempengaruhi kelangsungan perikatan.
d1/July 30, 2012
50
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) 39.
Perkara Hukum a. Perusahaan merupakan salah 1 (satu) dari 6 (enam) perusahaan pengembang yang menjadi mitra Badan Pelaksana (BP) Pantura Pemerintah Propinsi DKI Jakarta (BP Pantura) dalam mereklamasi Pantai Utara Jakarta, yang menggugat Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dengan obyek gugatannya adalah Surat Keputusan (SK) Menneg LH No. 14 Tahun 2003 tentang ketidaklayakan rencana kegiatan reklamasi dan revitalisasi Pantai Utara Jakarta oleh BP Pantura, bahwa perkara Tata Usaha Negara No. 75/G.TUN/2003/PTUN-JKT jo. No. 202/B/2004/PTUN-JKT di tingkat Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang telah diputus pada tanggal 3 Pebruari 2005, intinya memerintahkan Menneg LH untuk mencabut SK No. 14 Tahun 2003 tersebut. Atas keputusan tersebut, Menneg LH mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA) dengan register perkara No. 109K/TUN/2006. Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tertanggal 15 April 2010 tentang isi Putusan MA No 109K/TUN/2006, tertanggal 28 Juli 2009, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : - Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon Kasasi yaitu Menneg LH Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No. 202/B/2004/PT.TUNJKT. Tanggal 3 Pebruari 2005 yang menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 75/G.TUN/2003/PTUN-JKT tanggal 11 Pebruari 2004. Pada tanggal 6 Oktober 2010, Perusahaan, bersama 3 (tiga) perusahaan lainnya, yaitu PT Bakti Bangun Era Mulia, PT Taman Harapan Indah dan PT Jakarta Propertindo (para pemohon) mengajukan memori Peninjauan Kembali (PK) kepada MA atas putusan No 109.k/TUN/2006 tertanggal 28 Juli 2009. Memori Kasasi telah sampai ke hakim MA pada tanggal 14 Januari 2011, dengan No. 12 PK/TUN/2011. Berdasarkan Salinan Putusan Peninjauan Kembali No. 12 PK/TUN/2011 tanggal 24 Maret 2011, MA mengeluarkan putusan yang menyebutkan mengabulkan permohonan PK dari para pemohon dan membatalkan keputusan No. 109 K/TUN/2006 tanggal 28 Juli 2009. b. Pada bulan Juli 2000 telah terjadi penguasaan atas tanah milik Perusahaan (Catatan 14) yang berlokasi di perumahan karyawan Ancol di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, oleh Yayasan Yatim Piatu Nurul Hidayah Al-Bahar, yang diwakili oleh H. Bahar dan mengklaim bahwa pihaknya merupakan pihak yang sah sebagai pemilik atas tanah yang disengketakan berdasarkan surat pernyataan kerja sama penunjukan dan penyerahan hak atas tanah bekas EV No. 8178 atas nama Khouw Tjoan Hay. Atas perbuatan tersebut Perusahaan telah melakukan tindakan hukum yaitu melaporkan kepada pihak polisi. Perkara pidana ini telah dilimpahkan kepada Kejaksaan Negeri. Pada tanggal 8 Oktober 2001, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara yang diketuai Ny. Martini Madja, S.H., mengeluarkan putusan No. 195/PID.B/2001/PN.JKT.UT. yang amarnya berbunyi antara lain: - menyatakan bahwa terdakwa H. Muhammad Bakar alias H. Bahar tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan kepadanya; - membebaskan terdakwa tersebut dari segala dakwaan; - memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat, serta martabatnya, dan - menetapkan agar barang bukti berupa tanah dengan sertifikat HGB No. 112/1984, dikembalikan kepada yang paling berhak. Dalam kasus perdata, Perusahaan sebagai Penggugat melawan H. Muhammad Bakar alias H. Bahar sebagai Tergugat I dan Ny. Tjie Sioe lm sebagai Tergugat II, Majelis Hakim PN Jakarta Utara dengan putusannya No. 73/Pdt/G/2002/PN.Jkt.Ut tanggal 26 Agustus 2002 memutuskan antara lain yaitu: - Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; - Menyatakan Penggugat adalah satu-satunya pemilik sah tanah sertifikat HGB No. 112/1984 seluas + 71.360 m2, dan - Menyatakan perbuatan tergugat I dan II yang melakukan kerja sama penunjukan penyerahan hak atas sebagian tanah sertifikat HGB No. 112/Tugu-1984 seluas + 8.000 m2 (Catatan 14) milik sah penggugat, adalah penyerobotan hak tanah dan merupakan perbuatan melawan hukum yang telah merugikan penggugat.
d1/July 30, 2012
51
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Pada tanggal 10 Juli 2003, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta yang diketuai Abdul Kadir Mapong, S.H., mengeluarkan putusan No. 114/PDT/2003/PT.DKI yang memutuskan gugatan Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima. Atas putusan tersebut Perusahaan mengajukan kasasi ke MA dengan register perkara No. 705K/Pdt/2004. Berdasarkan salinan putusan No. 705K/Pdt/2004 tanggal 27 Juni 2007, MA yang diketuai oleh Drs. H. Syamsuhadi Irsyad, S.H., M.H memutuskan untuk menolak kasasi Perusahaan. Atas putusan MA tersebut, pada tanggal 3 Desember 2007 Perusahaan telah mengajukan Memori Peninjauan Kembali (PK) kepada MA. Manajemen membentuk cadangan kerugian sebesar Rp 1.078.639.289 (Catatan 21). Sampai dengan tanggal laporan ini, proses PK tersebut masih berlangsung. c. Pada tahun 1997 terjadi klaim atas tanah dalam penguasaan Perusahaan yang berlokasi di kawasan Pasir Putih, Kelurahan Ancol (d/h Kelurahan Sunter) oleh Didi Darmawan atau Tjoa Tjoan Yuh yang menyatakan sebagai ahli waris Tjoa Kim Goan, pemilik tanah tersebut. Atas klaim tersebut Perusahaan mengajukan permohonan kepada PN Jakarta Utara untuk menyatakan bahwa pemilik tanah dalam keadaan tidak hadir atau "Afwezieg". Permohonan tersebut dikabulkan oleh PN Jakarta Utara dengan putusan No. 600/Pdt/P/1999/PN.Jkt.Ut. tanggal 25 Agustus 1999. Sehubungan dengan keputusan tersebut, ahli waris tanah mengajukan kasasi. Pada tanggal 11 Maret 2002, MA yang diketuai H. Suwardi Martowirono, S.H., mengeluarkan putusan No. 1308 K/Pdt/2000 yang amarnya berbunyi antara lain: 1. menolak permohonan pemohon intervensi Tjoa Tjoan Yuh; 2. mengabulkan permohonan Perusahaan; 3. menyatakan Tjoa Kim Goan dalam keadaan tidak hadir, dan 4. memerintahkan kepada Balai Harta Peninggalan Jakarta supaya mengurus harta kekayaan Tjoa Kim Goan serta membela hak-haknya. Selanjutnya, Perusahaan menjadi Terbantah I dalam perkara perdata No. 265/Pdt/Bth/2003/PN.Jkt.Ut dengan Kiki Basuki Tirtawidjaja (Pembantah). Pada tanggal 14 Juli 2004, PN Jakarta Utara mengeluarkan putusan No. 265/Pdt/Bth/2003/ PN.Jkt.Ut yang isinya antara lain: 1. mengabulkan bantahan para Pembantah seluruhnya; 2. menyatakan para Pembantah sebagai ahli waris almarhum Sinjo Gunawan Tirtawidjaya (d/h Tjoa Kim Goan); 3. menyatakan para Pembantah sebagai pemilik sah atas tanah seluas 12.240 m2, dan 4. menyatakan putusan MA No. 1308 K/Pdt/2000 tanggal 11 Maret 2002, jo. penetapan Pengadilan Negeri Jakarta No. 600/Pdt/P/1999/PN.Jkt.Ut tanggal 25 Agustus 1999 tidak mempunyai kekuatan hukum. Pada tanggal 7 Pebruari 2005, Majelis Hakim PT DKI Jakarta yang diketuai H. Ben Suhanda Syah, S.H., mengeluarkan putusan No. 561/PDT/2004/PT.DKI yang memutuskan untuk menguatkan putusan PN Jakarta Utara No. 265/Pdt/Bth/2003/PN.Jkt.Ut. Atas putusan tersebut Perusahaan mengajukan kasasi ke MA. Dalam salinan putusan No. 1569K/Pdt/2005 tanggal 16 April 2007, MA yang diketuai oleh Artidjo Alkostar, S.H.LLM., memutuskan untuk menolak kasasi Perusahaan. Dari total tanah seluas 12.240 m2 tersebut, diantaranya sebesar 9.916 m2 dalam penguasaan Perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 2.324 m2 dikuasai oleh pihak ketiga lainnya. Perusahaan belum mencatat tanah tersebut sebagai persediaan tanah Perusahaan.
d1/July 30, 2012
52
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) d. Di tahun 2008, PT TIJA (penggugat) telah mengajukan gugatan kepada PT Bintang Bangun Mandiri (tergugat) sebagai pengelola gedung Paris Van Java ke pengadilan negeri Bandung, atas perkara wanprestasi perjanjian sewa menyewa, dimana PT TIJA menyewa ruangan di grand floor gedung tersebut selama 48 bulan sampai dengan September 2011. Tergugat telah mengakhiri perjanjian secara sepihak, dengan alasan PT TIJA telah melanggar pasal-pasal dalam perjanjian tersebut. Berdasarkan keputusan pengadilan No 230/Poli.6/2009/PN.BDG tanggal 12 Pebruari 2009, Pengadilan Negeri mengabulkan sebagian gugatan PT TIJA, dengan putusan sebagai berikut: a. menyatakan tergugat telah melakukan perbuatan wan prestasi terhadap penggugat; b. memerintahkan tergugat untuk mengizinkan penggugat, untuk mengambil aset-aset milik penggugat sebagaimana terlampir dalam surat gugatan; dan c. menghukum tergugat untuk membayar kerugian materiil yang dialami penggugat sebesar Rp 6.285.817.830. d. Menyatakan sah dan berharga Revindicatoir yang telah diletakkan dalam perkara ini berdasarkan penetapan Majelis Hakim tanggal 9 Desember 2009 No. 320/pdt/G/2008/PN.Bdg jo Berita Acara Sita Revindicatoir tanggal 18 Desember 2009 No. 230/pdt/G/2008/PN.Bdg. Atas putusan pengadilan tersebut, tergugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi. Pada tanggal 27 Juli 2009 PT TIJA menerima surat keputusan dari pengadilan tinggi atas banding tergugat No. 113/Pdt/2009/PT.BDG yang isinya menetapkan tergugat diharuskan membayar kepada Perusahaan atas kerugian yang diderita sebesar Rp 4.261.571.430. Atas putusan tersebut, pihak tergugat mengajukan banding ke Mahkamah Agung (MA). Pada tanggal 10 Agusutus 2011 Mahkamah Agung mengeluarkan keputusannya No. 1204 K/Pdt/2010 yang menolak permohonan banding PT Bintang Bangun Mandiri dan menghukum untuk membayar kerugian material yang dialami oleh Perusahaan sebesar Rp 6.285.817.830. Pada tanggal 28 Mei 2012 PT TIJA dan PT Bintang Bangun Mandiri menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung No. 1204 K/Pdt/2010, dimana PT TIJA menyetujui pembayaran kerugian materiil dari PT Bintang Bangun Mandiri sebesar Rp 4.500.000.000. Pembayaran tersebut telah diterima sepenuhnya oleh PT TIJA. e. Di tahun 2006, Perusahaan menjalin kerjasama dengan Pemda Kutai, sebagai lanjutan dari kerjasama sebelumnya yaitu Surat Perjanjian Kerja No 050/636/H-U/IX/2005 dengan masa berlaku antara tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2005. Terdapat keterlambatan perjanjian kerjasama untuk pekerjaan tersebut, disebabkan draft perjanjian tersebut masih dalam penelaahan daerah. Sampai dengan tahun 2007 belum terdapat perkembangan atas perjanjian kerjasama tersebut. Di tahun 2008, para pihak sepakat untuk menyelesaikan perkara perdata secara damai, maka dalam pemberian jasa manajemen operasional, manajemen pengamanan dan manajemen persiapan operasi pada Taman Wisata Kumala Tenggarong mulai tahun 2006 – 2007 hingga pemutusan hubungan kerja dalam pengelolaan Taman Wisata Pulau Kumala Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Vide keputusan Bupati Kutai Kartanegara No 180.188/HK-200.2009 tanggal 10 Maret 2008, jumlah jasa yang harus dibayarkan oleh Pemda Kutai (Pihak Pertama) kepada Perusahaan (Pihak Kedua) disesuaikan seluruhnya menjadi Rp 4.900.000.000. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2012, Perusahaan belum mencatat pengakuan atas pendapatan tersebut, karena belum adanya kepastian atas penerimaan dari Pemda Kutai. f.
Perusahaan mengajukan gugatan kepada PT.Manggala Krida Yudha (MKY) sehubungan dengan wanprestasi atas perjanjian kerjasama untuk melakukan reklamasi diareal perairan Ancol Timur (Catatan 38.f). Gugatan perusahaan telah didaftarkan pada Badan Arbitrase Nasional dengan registrasi perkara No.434/XII/ARB-BANI/2011 tanggal 29 Desember 2011. Sampai dengan tanggal laporan ini proses hukum masih berlangsung.
d1/July 30, 2012
53
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) g. Pada tahun 2012 terdapat gugatan kepada Gubernur Pemprov DKI Jakarta, Perusahaan,TIJA (Entitas Anak), dan pihak-pihak lain sebagai turut tergugat yaitu Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perikanan dan Kelautan, dan Menteri Lingkungan Hidup oleh para penggugat yang menuntut antara lain membebaskan masyarakat dalam mengakses pantai Ancol tanpa dipungut biaya. Gugatan ini telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor perkara 209/PDT.G.PLW/2012 tanggal 12 Mei 2012. Sampai dengan tanggal laporan ini proses hukum masih berlangsung. 40.
Aset Moneter Dalam Mata Uang Asing Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan dan Entitas Anak memiliki aset moneter dalam mata uang asing sebagai berikut: 2012
Aset Kas dan Setara Kas USD Jumlah Aset
41.
2011
Mata Uang Asing
Ekuivalen Rupiah
Mata Uang Asing
Ekuivalen Rupiah
1.712.470,83
16.080.101.093 16.080.101.093
1.242.097,96
11.263.344.300 11.380.396.918
Manajemen Risiko Keuangan Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar, dengan mendefinisikan risiko sebagai berikut: Risiko Kredit: Kemungkinan bahwa debitur tidak membayar semua atau sebagian pinjaman atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian bagi Perusahaan Risiko Likuiditas: Perusahaan menetapkan risiko kolektibilitas dari piutang usaha seperti dijelaskan diatas sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas yang terkait dengan liabilitas keuangan. Risiko Pasar: Pada saat ini tidak terdapat risiko pasar, selain risiko suku bunga dan risiko nilai tukar karena Perusahaan tidak berinvestasi di instrumen keuangan dan usaha. Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan adalah risiko kredit, risiko mata uang, risiko suku bunga, risiko likuiditas. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas. Berikut disajikan nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011: 2012 Rp
2011 Rp
Aset Keuangan Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain Jumlah
268.378.196.650 114.729.719.479 624.490.951 383.732.407.080
400.236.840.673 162.987.511.296 3.005.428.872 566.229.780.841
Liabilitas Keuangan Utang Usaha dan Lain-lain Biaya Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima di Muka dan Uang Muka Pelanggan Utang Obligasi Pinjaman Bank Jumlah
102.081.264.572 53.019.031.989 47.367.395.275 150.000.000.000 352.467.691.836
133.804.119.907 72.087.867.623 54.348.856.782 119.866.109.303 50.000.000.000 430.106.953.615
Perbedaan nilai wajar dengan nilai tercatat pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 tidak signifikan.
d1/July 30, 2012
54
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Kebijakan Manajemen Risiko Bisnis Perusahaan dan Entitas Anak mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu dengan pengelolaan yang profesional. Fungsi utama dari manajemen risiko Perusahaan dan Entitas Anak adalah mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko. Perusahaan dan Entitas Anak secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar, produk dan praktek pasar terbaik. Perusahaan dan Entitas Anak mendefinisikan risiko keuangan sebagai kemungkinan kerugian atau laba yang hilang, yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal yang berpotensi negatif terhadap pencapaian tujuan Perusahaan. Tujuan Perusahaan dan Entitas Anak dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat pengembalian serta meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan. Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan dan Entitas Anak adalah risiko kredit, risiko suku bunga, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko perubahan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi dan sosial politik. Perhatian atas pengelolaan risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangan perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia dan internasional. Risiko Kredit Risiko kredit adalah kerugian yang timbul dari pelanggan yang gagal memenuhi liabilitas kontraktual mereka. Instrumen keuangan Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, tagihan bruto, piutang retensi dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut. Berikut ini tabel yang merangkum analisis umur aset keuangan: 2012 ASET
Belum Jatuh Tempo
1 s/d 30 hari / days
31 s/d 60 hari /days
61 s/d 90 hari / days
> 90 hari / days
Jumlah / Total
Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain
-99.439.228.471 --
268.378.196.650 5.863.063.412 624.490.951
-2.232.032.156 --
-1.739.842.554 --
-8.411.821.513 --
268.378.196.650 117.685.988.106 624.490.951
Jumlah
99.439.228.471
274.865.751.013
2.232.032.156
1.739.842.554
8.411.821.513
386.688.675.707
2011 ASET Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain Jumlah
Belum Jatuh Tempo
1 s/d 30 hari / days
31 s/d 60 hari /days
61 s/d 90 hari / days
-144.016.726.605
400.236.840.673 8.799.016.982
-2.556.811.578
-2.099.920.949
> 90 hari / days
Jumlah / Total
-8.342.761.918
400.236.840.673 165.815.238.032
--
3.005.428.872
--
--
--
3.005.428.872
144.016.726.605
412.041.286.527
2.556.811.578
2.099.920.949
8.342.761.918
569.057.507.577
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 piutang usaha Perusahaan tidak terkonsentrasi pada pelanggan tertentu. Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk masing-masing pelanggan dan lebih selektif dalam pemilihan bank dan institusi keuangan, yaitu hanya bank-bank dan institusi keuangan ternama dan yang berpredikat baik yang dipilih.
d1/July 30, 2012
55
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Risiko Suku Bunga Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perusahaan dan Entitas Anak memiliki pinjaman jangka panjang dengan bunga tetap dan bunga mengambang. Tingkat suku bunga tidak cukup signifikan untuk mengubah laba rugi perusahaan karena selalu di monitor dan direncanakan sejak awal pengaruh atas pinjaman tersebut. Berikut ini merupakan rincian dari liabilitas keuangan berdasarkan jenis tingkat suku bunga: 2012 Rp Liabilitas Keuangan Suku Bunga Tetap Suku Bunga Mengambang Jumlah
2011 Rp
-150.000.000.000 150.000.000.000
120.000.000.000 50.000.000.000 170.000.000.000
Dampak dari pergerakan suku bunga di pasar tidak signifikan mengubah risiko suku bunga Perusahaan dan Entitas Anak. Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko suku bunga melalui kombinasi pinjaman dengan suku bunga tetap dan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan dan Entitas Anak. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana posisi arus kas menunjukkan pendapatan jangka pendek mencukupi untuk menutupi pengeluaran jangka pendek. Risiko likuiditas Perusahaan merupakan kemampuan memenuhi liabilitas keuangan yang harus dibayar dengan kas atau aset keuangan lainnya. Perusahaan mengharapkan dapat membayar seluruh liabilitasnya sesuai dengan tanggal jatuh tempo kontraktual. Untuk memenuhi liabilitas tersebut, maka Perusahaan harus menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Berikut ini merupakan liabilitas keuangan non-derivatif berdasarkan nilai sisa jatuh tempo yang tidak didiskonto: 2012 Liabilitas Utang Usah a dan Lain-lain Biaya yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima di Mu ka dan Uang Muka Pelanggan Pinjaman Bank J umlah
Tidak ditentuka n Rp
< 1 Tahun Rp
> 1 - 2 tahun Rp
Nilai Tercatat 30 Juni 2012 Rp
Biaya Emisi Rp
102.081.26 4.572 53.019.03 1.989
---
---
---
102 .081.264.572 53 .019.031.989
47.367.39 5.275 --
-3 0.000.000.000
-120.000.000.000
--
47 .367.395.275 150 .000.000.000
202.467.69 1.836
3 0.000.000.000
120.000.000.000
-
352 .467.691.836
2011 Liabilitas
Utang Usah a dan Lain-lain Biaya yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima di Mu ka dan Uang Muka Pelanggan Pinjaman Bank Utang Oblig asi J umlah
d1/July 30, 2012
Tidak ditentuka n Rp
< 1 Tahun Rp
> 1 - 2 tahun Rp
Nilai Tercatat 31 Desember 2011 Rp
Biaya Emisi Rp
133.804.11 9.907 72.087.86 7.623
---
---
---
133 .804.119.907 72 .087.867.623
54.348.85 6.782 --
--12 0.000.000.000
-50.000.000.000 --
--133 .890.697
54 .348.856.782 50 .000.000.000 119 .866.109.303
260.240.84 4.312
12 0.000.000.000
50.000.000.000
133 .890.697
430 .106.953.615
56
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi dalam memenuhi komitmen Perusahaan untuk operasi normal, rencana investasi dan secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan yang dimiliki. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Perusahaan dan Entitas Anak tidak secara signifikan melakukan transaksi normal dengan mata uang asing. Untuk meminimalkan risiko ini, Perusahaan dan Entitas Anak selalu berusaha untuk mendapatkan kontrak dengan menggunakan mata uang Rupiah minimal menggunakan mata uang USD. Tidak ada aktivitas lindung nilai mata uang pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. Tabel berikut menyajikan aset keuangan tercatat pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 berdasar mata uang rupiah : 2012 Rp
2011 Rp
Aset Keuangan Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain Jumlah
268.378.196.650 114.729.719.479 624.490.951 383.732.407.080
400.236.840.673 162.987.511.296 3.005.428.872 566.229.780.841
Liabilitas Keuangan Utang Usaha dan Lain-lain Biaya Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima di Muka dan Uang Muka Pelanggan Utang Obligasi Pinjaman Bank Jumlah
102.081.264.572 53.019.031.989 47.367.395.275 150.000.000.000 352.467.691.836
133.804.119.907 72.087.867.623 54.348.856.782 119.866.109.303 50.000.000.000 430.106.953.615
Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah, Kondisi Ekonomi dan Sosial Politik Kebijakan pemerintah baik yang menyangkut ekonomi dan moneter, serta kondisi sosial dan politik yang kurang kondusif akan berakibat menurunnya investasi dan pembangunan. Hal ini dapat mengakibatkan tertundanya proyek-proyek yang telah maupun akan diperoleh Perusahaan dan Entitas Anak. Risiko ini merupakan risiko yang bersifat sistemik (Systematic Risk) dimana bila risiko ini terjadi maka akan mempengaruhi secara negatif seluruh variable yang terlibat, sehingga membuat kinerja Perusahaan dan Entitas Anak menurun risiko ini bahkan diversifikasi pun belum mampu menghilangkan risiko ini.
Manajemen Permodalan Tujuan dari Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga entitas dapat tetap memberikan hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya, dan untuk memberikan imbal hasil yang memadai kepada pemegang saham dengan menentukan harga produk dan jasa yang sepadan dengan tingkat risiko. Perusahaan menetapkan sejumlah modal sesuai proporsi terhadap risiko. Perusahaan mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian dengan memperhatikan perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik risiko aset yang mendasari. Konsisten dengan perusahaan lain dalam industri, Perusahaan memonitor modal dengan dasar rasio utang terhadap modal yang disesuaikan. Rasio ini dihitung sebagai berikut: utang neto dibagi modal yang disesuaikan. Utang neto merupakan total utang (sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan) dikurangi kas dan setara kas. Modal yang disesuaikan terdiri dari seluruh komponen ekuitas (meliputi modal saham, selisih kurs penjabaran laporan keuangan dalam valuta asing dan saldo laba.
d1/July 30, 2012
57
paraf/sign:
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) Rasio utang terhadap modal yang disesuaikan pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Rp Total Utang Dikurangi Kas dan Setara Kas Utang Bersih Total Ekuitas Rasio Utang terhadap Ekuitas
42.
2011 Rp
466.748.278.113 268.378.196.650 198.370.081.463
557.806.657.048 400.236.840.673 157.569.816.375
1.193.459.124.251 16,62%
1.179.225.249.736 13,36%
Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diselesaikan pada tanggal 30 Juli 2012.
*******
d1/July 30, 2012
58
paraf/sign: