PENERAPAN NEW PUBLIC MANAJEMEN PADA KANTOR KECAMATAN NAPABALANO KABUPATEN MUNA SAHRAENI MAILI C1A1 14 397 Arifin Utha Sahrun Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo ABSTRAK Sahraeni Maili (C1A1 14 397), Penerapan New Public Manajemen pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna, dibimbing oleh bapak Arifin Utha selaku pembimbing I dan bapak Sahrun selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan New Public Manajemen (NPM) pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan NPM di Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna yang terdiri dari 23 pegawai. Penarikan sampel menggunakan teknik Total Sampling dengan populasi dijadikan sampel yaitu 20 orang sebagai responden dan 3 orang ditetapkan sebagai informan penelitian. Adapaun informan dalam penelitian ini yaitu Camat Napabalano Kabupaten Muna, Sekretaris Camat Napabalano Kabupaten Muna, dan Kepala Seksi Pemerintahan di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna. Sesuai dengan hasil dan pembahasan, penerapan NPM di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna sudah diterapkan dengan cukup baik. Dalam artian bahwa penerapan NPM ditinjau dari pengukuran kinerja pegawai, struktur organisasi yang desentralistis, pengendalian output an outcome, serta manajemen yang berorientasi pada hasil menunjukkan kategori yang cukup baik. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan NPM di Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna terdiri dari kendala dari bawahan dan kendala dari atasan. Dimana kendala dari bawahan terdiri dari kurangnya tanggung jawab pegawai, kurangnya inisiatif kerja, dan kurangnya kemampuan kerja. Adapun kendala dari atasan yaitu kurangnya motiasi atasan, kurangnya perhatian atasan, dan sifat otoriter atasan. Kata Kunci : Penerapan New Publik Manajemen PENDAHULUAN Manajemen dan organisasi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Organisasi merupakan kesatuan dari dua atau lebih orang atau kelompok tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan manajemen merupakan seni dan ilmu dalam mengelola suatu hal agar tujuan yang diinginkan tercapai dengan efektif dan efisien. Organisasi dalam hal ini adalah sebagai objek yang dituju sedangkan manajemen adalah sebagai alat yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi tanpa manajemen merupakan suatu hal yang mustahil akan tercapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Manajemen secara luas diartikan sebagai proses dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan serta mengevaluasi sesuatu yang direncanakan agar tercapai tujuan yang diinginkan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu sebuah perusahaan harus menerapkan manajemen yang baik sehingga organisasi menjadi baik pula (Hasibuan, 1985). Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen di dalamnya berfungsi secara maksimal. Suatu organisasi yang baik terdapat fungsi-fungsi manajerial yaitu: planning, organizing, actuating, dan controlling. Masing-masing fungsi saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Suatu organisasi akan mencapai tujuan dengan baik apabila mampu merencanakan program-program secara matang dengan memperhitungkan masa yang akan datang dan melaksanakan rencana yang telah dibuat. Perencanaan dalam suatu organisasi merupakan proses dasar dalam manajemen untuk merumuskan tujuan dan cara mencapainya, sehingga perencanaan memegang peranan yang lebih besar dibanding fungsi manajemen lainnya. Semakin besar bentuk organisasi menuntut kemampuan manajemen yang lebih baik, terutama kemampuan teknis, karena semua pekerjaan dalam organisasi tidak dapat dilakukan sendiri (Terry, 2008: 77-78). Setiap organisasi memerlukan pengelolaan yang baik dan benar, sehingga pengelolaan dan manajemen organisasi layak untuk dipelajari. Beberapa manfaat mempelajari dan memperluas pengetahuan tentang beberapa teori, konsep, proses, teknik, dan mekanisme manajemen yaitu dapat mengembangkan keterampilan dan menerapkan konsep manajemen pada situasi tertentu, membantu meningkatkan kesejahteraan hidup serta menghapus keterbelakangan manajerial. Manajemen yang baik dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil. Suatu organisasi yang telah menerapkan manajemen yang sehat dan baik dapat menjadi salah satu contoh atau model pengelolaan bagi perusahaan-perusahaan lain. Salah satu bagian dari manajemen yang saat ini diterapkan oleh organisasi yaitu New Public Manajemen (Hasibuan, 2002:95). Janet dan Robert (2007:12) menjelaskan bahwa New Public Management mengacu pada sekelompok ide dan praktik-praktik kontemporer yang pada intinya menggunakan pendekatan sektor swasta dan bisnis di sektor publik. New Public Management telah menjadi model normatif, yang menandakan pergeseran besar dalam cara berpikir tentang peran administrator publik. Sedangkan menurut Bovaird dan Loffer (2003:17) New Public Management adalah sebuah gerakan perampingan sektor publik dan membuatnya lebih kompetitif, sementara itu pada saat yang sama, mencoba untuk membuat administrasi publik yang lebih responsif terhadap kebutuhan warga dengan menawarkan pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas (Value for Money), fleksibilitas pilihan, dan transparansi. Konsep New Public Management (NPM) merupakan isu penting dalam reformasi sektor publik. Konsep NPM juga memiliki keterkaitan dengan permasalahan manajemen kinerja sektor publik karena pengukuran kinerja menjadi salah satu prinsip NPM yang utama. Perdebatan tentang kinerja administrasi publik di seluruh dunia selalu ditandai dengan ketidakpuasan. Kecenderungan birokrasi dan birokratisasi pada masyarakat modern benarbenar dipandang memprihatinkan, sehingga digambarkan adanya ramalan mengenai makin menggejalanya dan berkembangnya praktek-praktek birokrasi yang paling rasionalpun tidak bisa dianggap sebagai berita yang menggembirakan, melainkan merupakan malapetaka dan bencana baru yang menakutkan (Blau dan Meyer, 2000: 3). Dalam penelitian ini, lokasi penelitian yaitu di Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna. Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna adalah salah satu organisasi sektor publik yang melaksanakan tugas-tugas sektor publik pada wilayah Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna. Oleh karena itu dituntut manajemen yang baik oleh pegawai Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna sehingga mampu meningkatkan kinerja sektor publik.
Berdasarkan pengamatan awal pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna, ditemukan bahwa penerapan New Public Management belum berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kerja pegawai yang kurang optimal seperti pelayanan yang lambat. Selain itu, masih ditemukannya sistem sentralisasi wewenang sehingga penerapan New Public Management menjadi kurang optimal. Hal ini senada dengan yang diungkapkan salah seorang staff pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna melalui wawancara awal yang dilakukan yang menyatakan bahwa, “Atasan yang terkadang menerapkan dan masih menganut sentralisasi wewenang merupakan kendala utama dalam menerapkan New Public Management. Sebab hal yang paling utama dalam penerapan New Public Management adalah sistem desentralisasi wewenang. Selain itu, kinerja pegawai yang lambat merupakan salah satu indikasi bahwa penerapan New Public Management tidak berjalan dengan baik pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna (20 Juni 2016)”. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Hasibuan, 1985).Istilah manajemenmemiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasiprofitmaupun non profit.Definisi manajemen yang dikemukakan oleh Daft (2003:4) adalah sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”.Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.Plunket dkk (2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions(planning organizing staffing leading and controlling)and coordinating various resources(information materials money and people)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsifungsi terkait (perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya.Manajer sendiri menurutPlunketdkk.(2005:5) merupakanpeople who are allocate and oversee the use of resourcesjadi merupakan orang yang mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya. Lewis dkk (2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and coordinatingresources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi.MenurutMary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko(2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan. Adapun fungsi manajemen menurut Terry (2008:77-78) dalam bukunya yangberjudul Prinsip-Prinsip Manajemen sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planing). Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisipedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.
2. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan danpengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untukmencapai tujuan. 3. Penggerakan (Actuating). Penggerakan adalah suatu proses menggerakkan semua pegawai agarmau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai suatu tujuan 4. Pengawasan (Controlling). Pengawasan adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruhkegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan dapatberjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Konsep New Public Manajemen Istilah New Public Management pada awalnya dikenalkan oleh Christopher Hood pada tahun 1991, dan kemudian disingkat istilah tersebut menjadi NPM. Pada perkembangannya, pendekatan manajerial modern tersebut memiliki banyak sebutan, misalnya “Managerialism”, “New Public Management”, “Market-based Public Administration”, “Post-bureacratic Paradigm”, dan “entrepreneurial Government”. Semua istilah ini memiliki makna yang sama akan tetapi istilah yang paling popular adalah New Public Management. Janet dan Robert (2007:12) menjelaskan bahwa New Public Management mengacu pada sekelompok ide dan praktik-praktik kontemporer yang pada intinya menggunakan pendekatan sektor swasta dan bisnis di sektor publik. New Public Management telah menjadi model normatif, yang menandakan pergeseran besar dalam cara berpikir tentang peran administrator public. Sedangkan menurut Bovaird dan Loffer (2003:17) New Public Management adalah sebuah gerakan perampingan sektor publik dan membuatnya lebih kompetitif, sementara itu pada saat yang sama, mencoba untuk membuat administrasi publik yang lebih responsif terhadap kebutuhan warga dengan menawarkan pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas (Value for Money), fleksibilitas pilihan, dan transparansi. Kerangka Pikir Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka pada kerangka pemikiran ini penulis akan lebih menfokuskan pada teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk variabel New Public Management, penulis mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Samodra (2005:28) adapun dimensi-dimensiNew Public Managementadalah pengukuran kinerja, struktur organisasi dan kepemimpinan yang desentralistis, pengendalian output dan outcome, dan manajemen yang berorientasi pada hasil. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan New Public Managementmengacu pada konsep yang dikemukakan Hasibuan (2002:225) adapun dimensi-dimensi yaitu kendala dari bawahan serta kendala dari atasan. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir pada penelitian ini sebagai berikut: BAGAN KERANGKA PIKIR Faktor Yang Mempengaruhi
New Public Management
New Public Management 1. Pengukuran kinerja 1. Kendala dari bawahan 2. Kendala dari atasan
2. Struktur organisasi yang desentralistis 3. Pengendalian output dan outcome 4. Orientasi manajemen pada hasil
Hasibuan (2002:225)
Samodra (2005: 28)
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna, pertimbangan yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini adalah terdapat hal-hal yang layak diteliti. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna, ditemukan bahwa penerapan New Public Manajemenbelum berjalan dengan baik. Oleh karena itu penulis tertarik meneliti pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna. Populasi Dan Sampel Menurut Arikunto (2000:112) mengemukakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih dengan mempertimbangkan tingkat homogenitas populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran (targetpopulation) adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna sebanyak 23 orang. Mengingat jumlah populasinya kurang dari 100, maka dalam penelitian ini penarikansampel dilakukan dengan sistem Total Sampling yakni 20 orang yang terdiri dari 12 Pegawai Negeri Sipil dan 8 Pegawai Honorer dan ditetapkan 3 orang sebagai informan yakni Camat Napabalano, Sekretaris Camat Napabalano, dan Kepala Seksi Pemerintahan di Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna. Jenis dan Sumber Data Sehubungan dengan permasalahan penelitian maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh pertama kali dan merupakan segala informasi yang diperoleh dari responden, seperti hasil wawancara, kuisioner, serta observasi yang dicatat oleh peneliti secara langsung dari obyek penelitian. 2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung kepada obyek penelitian yang dapat berupa dokumen, buku, catatan-catatan, makalah, laporan, arsip, monografi, dan lain - lain, terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Teknik Pengumpulan Data Data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Penelitian kepustakaan (Library research), ini dilakukan melalui pengumpulan dan penelaan literatur-literatur yang relevan dengan permasalahan yang dikaji untuk mendapatkan kejelasan dalam upaya penyusunan landasan teori yang sangat berguna dalam pembahasan selanjutnya, literatur tersebut dapat berupa buku, laporan, artikel, jurnal, internet, dan lain-lain yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan (field research), ini dilakukan dengan cara observasi kelokasi penelitian. Teknik yang digunakan dengan cara ini adalah: a. Wawancara (interview) merupakan langkah pencarian atau pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada informan yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. b. Angket (Quesioner) adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk di isi sendiri oleh responden. c. Pengamatan (Observasi) adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung dilokasi penelitian. d. Dokumentasi, mencatat dokumen berkaitan dengan penelitian berupa bahan/laporan yang berkaitan dengan penelitian. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini baik berupa data primer maupun data sekunder akan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menjelaskan secara sistematis variabel penelitian untuk menarik kesimpulan, sebelum dideskripsikan terlebih dahulu dilakukan tabulasi data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Operasionalisasi Variabel Variabel penelitian ini diuraikan kedalam indikator-indikator. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: Variabel Sub Variabel Indikator 1. Pengukuran kinerja 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 2. Struktur organisasi 1. Pembagian wewenang yang desentralistis kerja 2. Pembagian tugas kepada pegawai 3. Pengendalian 1. Pengawasan pimpinan output dan kepada bawahan dalam New Public outcome melaksanakan tugas Manajemen 2. Pengawasan pimpinan terhadap hasil kerja bawahan 4. Manajemen yang 1. Mampu melaksanakan berorientasi pada pekerjaan sesuai dengan hasil target organisasi 2. Mampu mempertahankan hasil kerja yang dicapai 1. Kendala dari 1. Kurangnya tanggung jawab bawahan 2. Kurangnya inisiatif kerja Faktor Yang 3. Kurangnya kemampuan Mempengaruhi kerja New Publik 2. Kendala dari 1. Kurangnya motivasi atasan Manajemen atasan 2. Kurangnya perhatian atasan 3. Sifat otoriter atasan
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Singkat Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna Kecamatan Napabalano merupakan salah satu kecamatan dari 33kecamatan yang ada di Kabupaten Muna. Berdasarkan Perda Kab. MunaNo. 9 tahun 2008 maka Kecamatan Napabalano yang sebelumnya terdiridari 14 desa/kelurahan kini terpecah menjadi 3 kecamatan, dan hanyamenyisahkan 4 desa dan 2 kelurahan.Dari 4 desa dan 2 kelurahan, terbagi dalam 8 dusun, 12Lingkungan dan 41 RT. Ibukota Kecamatan Napabalano berada diKelurahan Napabalano yang memiliki 6 lingkungan dan 14 RT. Tiap-tiap desa/kelurahan memiliki kantor desa/kelurahan, yangdisertai dengan masing-masing balai desa yang menggabung dengan kantordesa/kelurahan. Permukaan wilayah Kecamatan Napabalano pada umumnyamerupakan dataran dengan ketinggian 100- 500 meter diatas permukaanlaut dengan luas 55,2 km2atau 52,18% , 7-25 meter diatas permukaan lautdengan luas 27,07 km2atau 25,92% dan 0-7 m DPL dengan
kisaran luas23,2 km2atau 21,89% dari luas total wilayah. Keadaan tekstur tanah di Kecamatan Napabalano sebagian besaradalah tanah kasar dengan persentase 8,16% sedangkan tekstur tanah yangsedang hanya 91,84 %. Kecamatan Napabalano merupakan salah satu dari 33 (enam) Kecamatan yang ada di Kabupaten Muna, dimana wilayahnya mencakup 4 desa dan 2 kelurahan dengan total luas wilayah Kecamatan Napabalano yaitu 105,47 km2. Kegiatan organisasi pada Kantor Camat NapabalanoKabupaten Muna disusun dalam struktur organisasi yang mendukung aktivitas kerja yang dapat disajikan pada halaman lampiran. Struktur organisasi pada Kecamatan Napabalano menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan di Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna merupakan kegiatan untuk membantu pemerintah kabupaten dalam rangka meningkatkan pelayanan baik pelayanan administrasi maupun pelayanan masyarakat. Tugas dan fungsi masing-masing bagian dalam kantor ditetapkan untuk meningkatkan kinerja pelayanan. Tugas dan tangggung jawab masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Camat Camat adalah seorang pemimpin yang mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan. Camat mempunyai fungsi: 1) Pelaksanaan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintah daerah 2) Pelayanan penyelenggraan pemerintah kecamatan 3) Pembinaan, pengawasan dan perizinan ditingkat kecamatan b. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas membantu Camat, dalam melaksanakan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan oraganisasi kantor camat. Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Penyusunan rencana pengendalian dan evaluasi 2) Penyususnan anggaran dan penata usahaan serta penyusunan pertanggungjawaban keuangan 3) Pelaksanaan urusan ketata uasahaan, kearsipan, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan rumah tangga c. Seksi Pemerintah Seksi pemerintah mempunyai tugas melaksanakan penyelenggraan tugas-tugas pemerintah umum, pembinaan keagrarian, pembinaan sosial politik dalam negeri, administrasi kependudukan serta pembinaan pemerintah desa/kelurahan. Seksi pemerintahan mempunyan fungsi: 1) Penyiapan dan penyusunan program serta pembinaan penyelenggaraan pemerintah umum dan pemerintah desa/kelurahan 2) Penyiapan bahan dan penyususunan program serta pembinaan penyelenggaraan administrasi kependudukan 3) Penyiapan bahan dan penyusunan program serta pembinaan penyelenggaraan kegiatan sosial, politik, ideologi negara dan kesatuan bangsa. 4) Penyiapan bahan dan penyusunan program serta pembinaan penyelenggaraan kenegaraan. 5) Pengelola dan evaluasi data dibidang pemerintahan.
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan Seksi pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan mempunyai tugas melakukan pembinaan masyarakat dibidang sarana dan prasarana, perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan lingkungan hidup. Seksi pemberdayaan masyarakat berfungsi sebagai berikut: Keadaan Responden Penelitian Untuk memperoleh hasil pembangunan yang optimal, maka kedudukan unsur personil selaku sumber daya manusia memiliki peran yang sangat strategis karena unsur personil adalah penggerak, pelaku dan pengelola segenap rencana dan program kerja organisasi guna meningkatkan pembangunan yang dilakukan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan New Public Manajemen (NPM) pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna dalam kategori cukup baik. Dalam artian bahwa pegawai pada penerapan NPM yang ditinjau dari struktur organisasi desentralistis dan manajemen yang berorientasi pada hasil dalam kategori baik. Sedangkan untuk dimensi pengukuran kerja dan pengendalian output/outcome dalam kategori cukup baik. Dimana masih terdapat pegawai yang memiliki kualitas kerja dan kuantitas kerja yang kurang memadai, serta pimpinan kadang-kadang tidak melakukan pengawasan terhadap pegawai dalam bekerja. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan NPM di Kantor Camat Napabalano terdiri dari dua jenis kendala, yaitu kendala dari bawahan dan kendala yang berawal dari atasan. Adapun jenis kendala dari bawahan seperti kurangnya tanggung jawab dalam bekerja, kurangnya inisiatif, serta kurangnya kemampuan kerja. Sedangkan kendala dari atasan yaitu kurangnya motivasi atasan, kurangnya perhatian, serta penggunaan sifat otoriter dalam memberi perintah. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan penerapan NPM di Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna, maka diperlukan adanya peningkatan dalam kualitas dan kuantitas kerja pegawai, serta diperlukan juga danya pengawasan yang kontinu oleh atasan terhadap pegawai dalam bekerja. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerapan NPM di Kantor Camat Napabalano sebaiknya perlu diperbaiki lagi seperti kurangnya tanggung jawab, inisiatif kerja, dan kemampuan kerja. Selain itu, pemberian motivasi dan perhatian perlu diberikan kepada setiap karyawan pada Kantor Camat Napabalano Kabupaten Muna.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Ilmiah. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Blau, Pm. & Meyer, M. 2000. Birokrasi Dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Bovaird, T. & Loffer, E. 2003. Public Management And Governance. London: Routledge Daft, R. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga. Jakarta. Evans James & Lindsay, W. 2007. Pengantar Six Sigma. Jakarta : Salemba Empat Gibson, C. & Ivan, C. 1995. Organisasi Dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Dan Proses. Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Gruening. 2001. Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis, Jakarta : Salemba Empat Handoko, T. 2000. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta. Hasibuan, M. 1985. Art Et Culture Seni Budaya Batak, Yogyakarta,. PT Jayakarta Agung. __________. 1996. Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah. PT Bumi Aksara. Jakarta. __________. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. Hood, C. 1991. A Public Management For All Seasons?, Public Administration 69 Ilham, M. 2008. Manajemen Sumber Daya Dan Kinerja Aparatur Pemerintah N Daerah. CV Indra Prahasta. Bandung. Janet, D. & Robert, D. 2007. The New Public Service. London : M.E. Sharpe Inc Lewis. 2004. Kinerja Organisasi. UGM. Yogyakarta. Lynn, B. 2006. Teori Dan Praktik Keperawatan Pendekatan Integral Asuhan Pasien; Alih Bahasa,Agung Waluyo. Editor Edisi Bahasa IndonesiaMonica Ester Skp.Jakarta : EGC Musanef. 1996. Manajemen Kepegawaian Di Indonesia. Jakarta:CV Haji Masagung. Oluwo, A. 2002. Pergeseran Paradigma Administrasi Publik: Dari Perilaku Model Klasik dan NPM ke Good Governance. JIANA: Jurnal Administrasi Negara. Plunkett, A. 2005. Recurrent Abdominal Pain In Children. J R Soc Med. Samodra, W. 2005. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo Persada Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Edisi. 2, Jakarta, PT. Bumi Aksara Terry, George. 2008. Dasar-Dasar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta Widjaya. 2006. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Rajawali Yamamoto, M. 2003. Fate Of Unprotected Side Branches As Related To Embolic Complications During Stent Implantation For Acute Coronary Syndromes Using A Distal Protection Procedure. Am J Cardiol 2005;95:636–639.