PENERAPAN METODA EKSPLORASI GEOFISIKA PADA PENYELIDIKAN SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI Oleh : Alanda Idral Kelompok Program Penellitian Bawah Permukaan Pusat Sumber Daya Geologi
Sari Penyelidikan geofisika yang telah dilakukan oleh Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan pada tahun 2009 baik yang ditunjang oleh dana APBN maupun merupakan bimbingan teknis/kerjasama dengan pihak ketiga, antara lain meliputi penyelidikan mineral logam dan panas bumi. Selama ini penerapan metoda geofisika secara terpadu maupun individu untuk beberapa tipe mineralisasi yang berbeda telah menunjukan hasil-hasil yang baik dan sangat membantu para ahli kebumian dalam menafsirkan dan melokalisir daerah mineralisasi logam. Dalam eksplorasi endapan batubara, metoda geofisika sangat membantu baik dalam survei regional sampai semi regional dalam menentukan batas-batas suatu cekungan sedimentasi yang berkaitan dengan pengendapan batubara, struktur geologi yang mempengaruhi terhadap kontinuitas penyebaran batubara, ketebalan dan intrusi batuan yang mempengaruhi terhadap kualitas batubara (kalori). Pada eksplorasi panas bumi , metoda geofisika berperan sangat besar dalam menentukan keberadaan suatu sistim panas bumi ( sumber panas, reservoar, lapisan penudung), luas daerah prospek, dan potensi sumber daya panas bumi. Selain itu metoda geofisika juga sangat intensif digunakan pada disiplin ilmu lainnya, seperti pada eksplorasi minyak dan gas bumi, geologi teknik, hidrogeologi, aekeologi/kepurbakalaan dan akhir-akhir ini.dalam pencarian harta terpendam Peran geofisika yang besar tersebut akan berhasil dengan baik bila penerapan metoda geofisika dilakukan setelah penyelidikan geologi rinci dilakukan, tidak seperti saat ini penyelidikan geologi dan geofisika dilakukan bersamaan sehingga perencanaan dan penerapan metoda sering kurang tepat dan hasilnya tidak memuaskan Kata Kunci : geofisika, mineral, batubara, panas bumi. Abstract The geophysical works that have been carried out by the group in 2009, either supported by Goverment Budget or Tecnical Cooperation with the private company, such metallic mineral explorations and geothermal The application of integrated geophysical or individual methods for several types of mineralization showed good results and very useful for earth scientist to interprete and to localize the metallic mineralization zones. In coal explorations, geophysical methods are very useful for regional or semi regional survey to localize the sedimentary basin boundary that is correlated to coal layers and geological structuters which are infuence the continuity and the thickness of coals, and the intrusive rocks that influenced the coal quality (calory).
1
In geothermal surveys, geophysical methods are very important to delineate the existency of a geothermal system ( heat source, reservoir, clay cap), a prospect area, and its potency. In addition, geophysical methods are intensively used especially for oil and gas exploration, and also in engineering geology, hydrogeology, arkeology, lately in hidden treasure survey. The apllication of geophysical method will show a good result if the the method is used after detailed geological mapping not like at present, in which the geophisical methods and geologycal mapping are carried hand in hand, therefore, neither the application nor the plan of geophysical methods are usefull, and so the geophysical results are not satisfied. Key Word : Geophysics, minerals, geothermal, coal meningkatkan
PENDAHULUAN Setelah
hampir
satu dekade
nama geofisika eksplorasi menghilang dari struktur organisasi Pusat Sumber Daya Geologi, yakni tepatnya setelah dileburnya Seksi Eksplorasi Geofisika dengan Subdirektorat Panas Bumi yang
merupakan
pindahan
dari
Direktorat Vulkanologi, pada tahun 2001,
maka
pada
tahun
2008
Eksplorasi Geofisika dibentuk kembali dengan
nama
Kelompok
Program
Penelitian Bawah Permukaan, yang mulai efektif pada tahun 2009.
seperti
yang
telah
disebutkan diatas meliputi, eksplorasi mineral logam dan non logam serta batubara,
akan
peleburan
tetapi
hanya
setelah melayani
penyelidikan panas bumi. mengakibatkan
kemunduran
perkembangan
geofisika
Hal ini bagi karena
mempersempit ruang gerak para ahli geofisika,
terutama
sumber daya manusia, apalagi saat ini metoda
geofisika
telah
banyak
digunakan dalam mencari keberadaan berbagai ataupun
sumber untuk
bahan
galian
keperluan
lainnya
seperti mencari peninggalan purbakala ataupun harta terpendam. tersebut
diatas
berlarut-larut,
untunglah
karena
pada
Kondisi tidak tahun
2008, seperti telah disebutkan diatas, nama
Geofisika
walaupun berbeda,
kembali
dengan
nama
timbul, yang
dengan tugas yang lebih
luas.
Penyelidikan geofisika sebelum peleburan
keprofesionalisme
dalam
Penyelidikan geofisika yang telah dilakukan oleh Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan, setelah dibentuk kembali walaupun dengan nama yang berbeda, sampai saat ini, baik yang ditunjang oleh dana APBN maupun berupa kerjasama dengan pihak
ketiga
antara
lain
meliputi
eksplorasi sumberdaya panas bumi dalam kaitannya dengan penentuan
2
potensi
sumberdaya
penyelidikan
mineral
panas
bumi,
pengadaan
logam
untuk
teknologi
peralatan tinggi
dengan
seperti
IP-multi-
mngetahui tipe dan zona mineralisasi
channel,, Geomagnetometer tipe 856-
serta sumber daya terduga mineral
A,
logam didaerah penyelidikan, survei
Penetration
batubara dalam kaitannya dengan
disayangkan tidak didukung dengan
studi cekungan pengendapan dan
peralatan penunjang yang memadai
ketebalan batubara serta beberapa
seperti
penyelidikan geofisika untuk bahan
program-program aplikasinya. Selain
galian industri.
itu
BEBERAPA FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PENERAPAN METODA GEOFISIKA Berhasil
atau
tidaknya
penyelidikan geofisika ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
Magneto
Ground
(GPR).
Radar
pengadaan
Hanya
komputer
kurangnya
perbaikan
dan
Telluric
dan
perawatan
peralatan
dan cukup
menghambat kegiatan lapangan dan akurasi
data,
misalnya
saat
beberapa alat gravitimeter keadaan
rusak,
ini
dalam
sedangkan
alat
gravitimeter satu-satunya yang masih
a) Penentuan metoda yang tepat,
dapat
b) Akurasi alat
akurasinya, begitupun dengan alat
c) Pengambilan data yang akurat
geomagnetometer hanya tiga, dari
dalam hal ini kualitas operator.
memadai
seperti
perangkat
lunak dan keras e) Penafsiran / interpretasi data yang didukung oleh kemampuan individu yang tinggi. Guna memenuhi kriteria tersebut di atas Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan, khususnya PMG telah melakukan intensifikasi dalam pengadaan peralatan geofisika dan sumberdaya manusia. Peralatan dan Sumberdaya Manusia Dalam
bidang
peralatan
Kelompok Program penelitian Bawah Permukaan/PMG telah meningkatkan
diragukan
tujuh alat, yang masih cukup baik.
d) Pengolahan data yang harus di dukung dengan fasilitas yang
digunakan
Dalam
bidang
sumberdaya
manusia, saat ini beberapa staff ahli Bawah Permukaan sedang mengikuti program pendidikan formal (S2),di beberapa Bandung,
perguruan
tinggi
di
sedangkan dalam bidang
non-formal berupa kerja sama dengan pihak
ketiga
yang
mempunyai
pengalaman dalam bidang eksplorasi dalam rangka alih teknologi untuk mendapatkan sumberdaya manusia yang
berkualitas
dilakukan,
belum
kecuali
banyak
peminjaman
peralatan dan tenaga ahli, akan tetapi hal
ini
pun
sering
mengalami
hambatan karena birokrasi yang rumit.
3
PENERAPAN METODA GEOFISIKA PADA EKSPLORASI SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI Penerapan
metoda
dengan
domain
sistim
elektroda
dipole-dipole dan wenner.
geofisika
Alat yang digunakan adalah IP-
dalam eksplorasi sumberdaya mineral
Syscal
dan energi
merupakan hal yang
Perancis
sangat
karena disatu
INSTRUMENT Inc. Alat tersebut terdiri
sulit,
pihak
Jr
multi
channel
buatan
merek
IRISH
dengan
dituntut untuk memberikan hasil yang
dari transmitter
nyata, sedangkan disisi lain kondisi
mengirim arus maksimum 2.5 amper,
alam yang sangat tidak homogen dan
dan alat penerima (receiver) sistim
kecilnya kontras sifat fisika yang ada,
digital
serta penerapan metoda yang tidak
dengan cara time domain maupun
cocok
frekuensi domain
yang
kadang-kadang
dipaksakan dan akurasi alat yang kurang baik menyebabkan hasil yang diperoleh sangat sulit untuk diprediksi dan diinterpretasi. Meskipun demikian dari sekian banyak penyelidikan yang telah dilakukan, ada beberapa yang berhasil dan memberikan
gambaran
yang cukup baik dan
informatif
terhadap para ahli kebumian ataupun para pengambil keputusan. Beberapa geofisika
hasil
yang
penyelidikan
cukup
baik
dan
yang
Data
dengan kemampuan
dapat
IP
mengukur
gabungan
IP
dengan
konfigurasi wenner (potensial MN 0.5 -15 m; arus AB 1.5 – 45m) dan dipoledipole (a) = 10 m menunjukan bahwa daerah mineralisasi ditandai dengan nilai
anomali
dan
chargeability
resistivity masing-masing dengan nilai > 5 milivolt/volt dan 60-100 ohm-m, dan didukung dengan nilai metal faktor > 50 m-ohs.
Keberadaan daerah
anomali
didukung
ini
ditemukannya
mineralisasi Pb-Cu
penerapan metoda yang kurang cocok
yang
yang
akan
zona anomali tersebut (gambar 1)
pada
sampai
pernah
ditampilkan
dilakukan dan
dibahas
berupa
dengan
lensa-lensa
kedalaman
<
disekitar 10
m.
beberapa contoh hasil penyelidikan
Konfigurasi
dibawah ini
bentangan (a) =50 m memperlihatkan
prospek
terletak
antara urat dan porpiri dengan nilai di
daerah X, Sulawesi Selatan. Metoda yang diterapkan didaerah ini adalah metoda
dengan
daerah mineralisasi bertipe gabungan
Aplikasi Metoda Geofisika Pada Eksplorasi Mineral Logam Daerah
dipole-dipole
Induced Polarisasi – time
anomaly chargeability > 9 milivolt/volt dan resistivity 250 - > 500 ohm-m (gambar
2).
Penampang
ini
juga
memperlihatkan mineralisasi tipe urat terdapat pada kedalaman yang relatif
4
dangkal dibandingkan tipe porpiri , >
Keberadaan zona mineralisasi bijih
75 m. Penerapan metoda IP-time
besi tersebut juga didukung dengan
domain dengan konfigurasi gabungan
ditemukannya singkapan batuan yang
dan
wenner
mengandung bijih besi dan endapan
memperlihatkan hasil yang baik, yakni
besi deluvial didaerah zona anomali
daerah
magnit tinggi
dipole-dipole
mineralisasi
yang
relatif
(Bukit Bakar dan ulu
dangkal < 10 m dan tidak terdeteksi
Rabau) serta adanya struktur sesar
dengan konfigurasi dipole-dipole dapat
yang
terdeteksi dengan konfigurasi wenner,
mineralisasi tersebut, (gambar 3 dan
sedangkan untuk pembuktiannya perlu
4).
dilakukan pemboran uji. Contoh metoda
lain
melalui
Secara
adalah
penerapan
geomagnetik
untuk
kuantitatif,
luas
daerah
sumberdaya
bijih besi didaerah Air Abu-Solok.
didaerah
Air
Abu-Solok,
menggunakan
dilakukan
dengan
alat Gun proton
unimag geomagnetometer tipe G.836 buatan Unimag/USA, dengan ketelitian 10 gamma, alat ukur kerentanan
penyelidikan
geomanit
didaerah Air Abu (Bukit Bakar dan Ulu Rabau), Solok menunjukkan bahwa zona mineralisasi bijih besi ditandai
dengan
nilai
(Fe) anomali
geomagnit positif tinggi 1000 - 6000 gamma.
Tingginya
nilai
anomali
tersebut berkaitan dengan kandungan mineral magnetit dan ilmenit didalam batuan.
Kedua
mineral
tersebut
mempunyai nilai kerentanan magnit (K) berkisar antara 20 – 94 x 10-6 cgs, dan dengan kandungan
berdasarkan
prospek,
terduga tersebut
potensi bijih
besi
diperkirakan
sebesar 2.496.366 ton bijih besi. Saat ini daerah prospek tersebut telah ditambang
dan
hasilnya
telah
diekspor. Penerapan Metoda Geofisika Pada Eksplorasi Panas Bumi Lokasi daerah prospek terletak
magnit batuan, dan GPS. Hasil
daerah
pemodelan anomali geomagnetik dan
penyelidikan mineralisasi dan potensi
Penyelidikan geomagnit didaerah
kedua
Fe total
antara 59 – 69 % (Alanda Idral, 2008)
di P. Bacan - kabupaten Halmahera Selatan, Propinsii Maluku Utara. Metoda
geofisika
yang
diterapkan didaerah ini merupakan metoda geofisika terpadu yang terdiri dari metoda gayaberat, geomagnetik dan tahanan jenis. Alat yang digunakan terdiri dari : Gravitymeter, La Coste & Romberg, model
G.807
dan
Proton
Geomagnetometer tipe G.856 dan alat tahanan jenis receiver EPR 121 A dan transmitter.
5
Penerapan
metoda
geofisika
kasus
ini
sebaiknya
digunakan
terpadu didaerah ini bertujuan untuk
generator yang dapat mengirim arus
menentukan sumber panas, daerah
lebih besar atau dengan menerapkan
reservoir ( zona rekahan dan sesar ),
metoda lain seperti Magneto telluric.
lapisan penudung, dan potensi panas
Selain
bumi .
rendah
Analisa
data
geofisika
itu
anomali disekitar
tahanan
jenis
pantai
perlu
terpadu
dipertanyakan karena rendahnya nilai
mengindentifikasi struktur sesar yang
tersebut dapat disebabkan intrusi air
berkembang
berarah
laut karena jarak lintasan relatif dekat
baratlaut-
ke garis pantai. Sedangkan hasil
didaerah
timurlaut-baratdaya,
ini
tenggara dan utara baratlaut – selatan
gayaberat
tenggara. Daerah prospek (reservoir )
memperlihatkan korelasi yang saling
terletak antara perpotongan struktur
mendukung.
sesar
disekitar
mata
air
panas
dan
Contoh
geomagnet
berikut
ini
Pelepele Besar dan Pelepele Pesisir
memperlihatkan hasil yang kurang
dengan luas 12.5 km2 dan dengan
maksimal
potensi 107. Mwe (gambar 5). Sumber
geofisika untuk panas bumi didaerah
panas diperkirakan merupakan cairan
Bittuang disebabkan penentuan lokasi
magma sisa yang berupa tubuh intrusi
yang kurang tepat karena penyelidikan
(Bukit
geologi
Lansa)
dan
berlokasi
di
dari
survei
dan
geofisika
terpadu
dilakukan
baratdaya mata air panas Pele-Pele
bersamaan. Hal ini mengakibatkan
Besar dan Pele-Pele Pesisir. Lapisan
penentuan lintasan geofisika tidak
penudung terdapat pada kedalaman >
pada
500 m dibawah kedua mata air panas
daerah prospek berada lebih ke utara
tersebut diatas dan ditandai dengan
dari lintasan geofisika (gambar 6),
adanya zona ubahan disekitar kedua
sehingga hasil penyelidikan geofisika
manifestasi
menjadi tidak maksimal kalau tidak
kedalaman
tersebut, reservoir
sedangkan tidak
daerah
prospek,
sedangkan
dapat
disebut gagal. Hal ini ditrunjukkan
lapisan
dengan data anomali tahanan jenis
penudung sehingga arus listrik tidak
yang cenderung rendah dan terbuka
mampu menembus lapisan penudung.
diujung utara lintasan, sedangkan data
Hal ini diperkirakan berkaitan dengan
geomagnit
penerapan metoda (tahanan jenis)
memperlihatkan daerah depresi dan
yang kurang pas
intrusi sedangkan keberadaan struktur
diprediksi karena tebalnya
dan kemampuan
gayaberat
kawah
baterai sangat terbatas disebabkan
didukung oleh data gayaberat dan
tebalnya
magnit disebabkan tidak adanya data
lempung.
Untuk
data
geologi
hanya
penetrasi transmiter yang memakai lapisan
dari
dan
tidak
6
geofisika disekitar kawah tersebut.
tahanan jenis dan potensial diri (SP)
Selain Bittuang ada beberapa daerah
memberikan gambaran yang cukup
panas bumi lainnya dimana hasil
jelas tentang adanya indikasi lapisan
penyelidikan geofisika terpadu tidak
batubara (gambar
maksimal
penerapana
geofisika cara well logging terbukti
metoda dan lintasan yang kurang
menjadi alat yang cukup efektif dan
tepat karena minimnya data geologi
berhasil dalam membantu para ahli
sewaktu
geologi batubara dalam menentukan
disebabkan
penyelidikan
geofisika
dilakukan.
ketebalan lapisan batubara yang lebih
Penerapan Metoda Geofisika Pada Eksplorasi Batubara Metoda geofisika untuk batubara sering dilakukan dengan memakai metoda
7). Pengukuran
Well
mengetahui
seismik
ini dapat juga dipakai untuk membantu dalam
lapisan
refleksi
untuk
menentukan
urutan
litologi
batuan secara lebih detil.
untuk
logging ketebalan
batubara,
pasti. Selain itu hasil dari pengukuran
Pada penyelidikan gayaberat dan magnit
didaerah
Guruh
Baru
digunakan alat Gravitymeter La- Coste
struktur geologi lapisan batubara dan
and
metoda gayaberat dan magnit untuk
Canada dan Proton Magnetometer
struktur
model G-856, buatan Amerika. Hasil
cekungan
pada
endapan
batubara. Berikut
Romberg
tipe
D-114
buatan
penyelidikan gaya berat didaerah tsb ini
ditampilkan
penyelidikan geofisika well
hasil
diatas memperlihatkan dengan jelas
logging
adanya struktur cekungan dengan
(gamma ray, density, resistivity dan
baratlaut-tenggara
yang
metoda
direfleksikan oleh anomali bouguer
gayaberat - magnit didaerah Guruh
rendah (gambar 8). Struktur cekungan
Baru (Tanah Abang dan Koto Tengah)
ini
Jambi.
Ma.Enim dan Benakat. Seperti telah
self
potensial/SP)
dan
arah
Pada penyelidikan well logging alat yang digunakan
adalah OYO
ditempati
oleh
formasi
Kasai,
umum diketahui formasi Ma. Enim merupakan
formasi
3030 Mark-2 buatan Jepang lengkap
endapan
dengan probe untuk mengukur gamma
Sedangkan hasil penyelidikan magnit
ray,
density,
resistivity,
dan
self
memperlihatkan
(gambar
perbedaan
9). nilai
kontur intensitas magnit yang relatif
potensial. Hasil penyelidikan
batubara
pembawa
well logging
rendah, hal ini mengindikasikan tidak
memperlihatkan kurva - kurva logging
terdapatnya
batuan
intrusi
bawah
gamma ray, gamma-gamma/density,
permukaan. Hanya dibagian tengah
7
terdapat
liniasi
kontur
memanjang
karena
kontras
anomali
yang
berarah baratlaut – tenggara, dan
didapat cukup besar, begitupun
ditafsirkan sebagai indikasi
potensi nya dapat dihitung dengan
struktur
sesar (gambar 10).
melakukan pemodelan.
SIMPULAN
6. Dalam eksplorasi batubara metoda
Dari hasil penyelidikan geofisika seperti
telah
ditunjukkan
beberapa
contoh
di
atas
oleh dapat
gayaberat
guna
dapat
mengkaji
diterapkan keberadaan
struktur dan cekungan
yang
disimpulkan bahwa:
diperkirakan mengandung lapisan
1. Pemilihan metoda geofisika dalam
batubara.
Sedangkan
penyelidikan sumber daya mineral
magnit
dan
tergantung
melokalisir daerah intrusi yang ada
pada tipe endapan dan lingkungan
hubungannya dengan penyebaran
geologinya.
batubara berkalori tinggi (antrasit).
energi
sangat
2. Penerapan metoda geofisika pada ekplorasi sumberdaya mineral dan energi
sebaiknya dilakukan
setelah penyelidikan geologi rinci
dapat
metoda
digunakan
untuk
Sedangkan aplikasi metoda well logging sangat bermanfaat dalam akurasi
penentuan
ketebalan
lapisan batubara.
agar penentuan metoda geofisika
Acuan
dan
Alanda Idral, 2009. Data Penyelidikan IP-Time Domain di Daerah X Sulawesi Selatan.Tidak Diterbitkan
tepat
lintasan ukur dapat lebih sehingga
hasil
yang
didapatkan akan lebih akurat dan maksimal. 3. Perlu dilakukan perawatan dan perbaikan
peralatan
penambahan
serta
perangkat keras
dan (program) perangkat lunak 4. Penerapa
metoda
kombinasi
susunan
IP
dengan ekektroda
memberikan hasil yang baik dalam penyelidikan mineral logam tipe urat dan porpiri. 5. Penerapan metoda geomagnetik pada daerah mineralisasi bijih besi memberikan
hasil
yang
baik
Alanda Idral,2008. Aplikasi Metoda Geomagnetik Dalam Menentukan Potensi Sumberdaya Bijih Besi Didaerah Bukit Bakar dan Ulu rabau, Kec.Lembah Gumanti, Kab. Solok, Sumatra Barat. Buletin Sumber Daya Geologi, Vol.3, No.3, H.28-35 Alanda Idral, 2007. Current Issues of Geothermal Manifestation in Songa-Bacan Island Province of North Maluku-Indonesia. Proceeding Joint Convention Bali 2007, The 32nd HAGI, The 36th IAGI, The 29th, IATMI, Annual Convention and Exhibition. Adang, M., Imanuel, M. F., 2001. Data Geofisika Well Logging Guruh Baru Jambi. Direktorat
8
Sumberdaya Mineral, Tidak Diterbitkan
Bandung
Ario Mustang, 2009. Data Geolistrik Daerah Panas Bumi Bittuang, Sulawesi selatan. Tidak diterbitkan Edi K., dkk, 2001. Eksplorasi geofisika Dengan Metoda Gayaberat dan Magnet di Daerah Tanah Abang, Kota Tengah, dan Guruhbaru, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sorolangun dan Musi Banyuasin, Propinsi Jambi dan
Sumatra Selatan. Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung Tidak Diterbitkan Tim Terpadu DIM,2005. Laporan Hasil Penyelidikan Terpadu GeologiGeokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Songa P. Bacan, Kab. Halmahera Selatan Prop. Maluku Utara. Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral Bandung. Tidak Diterbitkan.
9
Gambar 1: Zona mineralisasi sulfida (Alanda Idral 2009)
10
J / 1000
J / 975
J / 950
J / 925
J / 900
J / 825
J / 850
J / 875
J / 750
J / 775
J / 800
J / 725
J / 700
J / 675
J / 650
J / 625
J / 600
J / 575
J / 550
J / 525
J / 500
J / 475
J / 450
J / 375
J / 425
J / 350
J / 400
J / 250
J / 275
J / 300
J / 325
J / 175
J / 225
J / 200
J / 75
J / 100
J / 150
J / 125
J/O
J / 25
J / 50
PENAMPANG - LINTASAN - J resistiviti rendah (< 100 Ohm-m)
10
650
700
J / 675
J / 650
J / 625
J / 600
J / 575
J / 550
J / 525
J / 500
J / 475
J / 450
J / 425
J / 375
J / 350
J / 400
J / 325
J / 250
J / 275
J / 300
J / 175
J / 225
J / 150
J / 200
J / 75
J / 100
J / 125
J/O
J / 25
J / 50
CHARGEABILITY (m.V)
750
800
850
900
50
75
950 1000
resistiviti tinggi ( >250 Ohm-m)
100 150 200 250 resistiviti sedang (100-250 Ohm-m)
300
375
450
750
J / 1000
600
J / 975
550
J / 950
500
J / 925
450
J / 900
400
J / 825
350
J / 850
300
J / 875
250
J / 800
200
J / 775
150
J / 750
100
J / 725
50
J / 700
0
chargeabiliti rendah (< 10 m.V)
chargeabiliti tinggi (>15 m.V))
30
28
26
24
22
20
18
15
12
11
10
9
8
7
6
5
4
J / 625
J / 600
J / 575
J / 550
J / 525
J / 500
J / 475
J / 450
J / 425
J / 375
J / 350
J / 325
J / 400
J / 250
J / 275
J / 300
J / 175
J / 225
J / 200
J / 75
J / 100
J / 150
J / 125
J/O
J / 25
700
750
800
850
900
950 1000 J / 1000
METAL FAKTOR (m`ohs)
650
J / 975
600
J / 950
550
J / 925
500
J / 900
450
J / 825
400
J / 850
350
J / 875
300
J / 800
250
J / 775
200
J / 725
150
J / 700
100
J / 675
50
J / 650
0
J / 750
chargeabiliti sedang (10-15 m.V)
J / 50
Elevation( m )
Elevation ( m )
IP-TIME DOMAIN-DIPOLE-DIPOLE : a- 50 m
3
400 375 350 325 300 275 250 225 200 175 150 125 100 75 50 25
E
2
400 375 350 325 300 275 250 225 200 175 150 125 100 75 50 25
RESISTIVITY (ohm-m)
W
0
Elevation( m )
400 375 350 325 300 275 250 225 200 175 150 125 100 75 50 25
metal faktor rendah (< 25 m'ohs) 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
25
metal faktor tinggi ( >50 m'ohs)
60 100 150 metal faktor sedang (25 -50 m'ohs)
200
250
300
950 1000
Gambar 2: Penampang IP yang menunjukkan pola urat dan porpiri (Alanda Idral 2009) A
9 8 7 0 8 0 0
4 0 0
3 0 0
K
U
C 5 0 0
7 0 0
6 0 0
8 0 0
9 0 0
1 0 0 0
K 0
J
2 5
5 0
7 5
1 0 0
D a tu m h o ris o n ta lW G S 8 4 P ro y e k s ip e taU T M z o n e4 7S
J
K E T E R A N G A N
9 8 7 0 7 0 0
K 5 0 0
I
M
T itik p e n g a m a ta n p a d a lin ta s a n K n o m o r5 0 0 K o n tu ra n o m a lim a g n e tin te r v a l5 0 0 g a m m a A n o m a lim a g n e t< -1 0 0 0 g a m m a
A
A
A n o m a lim a g n e ta n ta r a -1 0 0 0 g a m m a s a m p a i0 g a m m a
9 8 7 0 6 0 0
A n o m a lim a g n e ta n ta r a 0 g a m m a s a m p a i1 0 0 0 g a m m a
B
U L U R A B A U
B B U K ITB A K A R
A n o m a lim a g n e t> 1 0 0 0 g a m m a
C
S e s a rd ip e r k ir a k a n A
C
9 8 7 0 5 0 0
B
M o d e lp e n a m p a n g A B P E T AIN D E K
D
Tabing
D E
S irukam
P adang Lubukbergalung
Lu buksulas ih G .JA N TA N
-1º G .A IR H ILA N G
E
G .G A D AN G
9 8 7 0 4 0 0
-1º10' 100º20'
100º30'
100º40'
100º50'
L O K A S IP E N Y E L ID IK A N
F
F
9 8 7 0 3 0 0
H
3 0 0
6 9 9 8 0 0
5 0 0
4 0 0 6 9 9 9 0 0
7 0 0 0 0 0
B
7 0 0
6 0 0 7 0 0 1 0 0
7 0 0 2 0 0
D 700300
8 0 0
H
9 0 0 7 0 0 4 0 0
1 0 0 0 7 0 0 5 0 0
7 0 0 6 0 0
Gambar 3: Peta anomali geomagnetik serta daerah prospek (warna merah) Bukitbakar dan Ulurabau (Alanda Idral 2008)
11
Gambar 4: Model 2-D anomali magnit daerah prospek Bukitbakar dan Ulurabau (Alanda Idral 2008)
Gambar 5: Daerah prospek panas bumi Songa-Bacan (Alanda Idral 2007)
12
Gambar 6: Sketsa Geologi Bittuang dan lintasan geofisika
13
Gambar 7: Penampang geofisika well logging (Adang, M. 2001)
Gambar 8: Peta anomali bouguerdaerah prospek batubara Jambi (modifikasi dari Edi dkk. 2001)
14
PENAMPANG TOPOGRAFI
A
JAMBI 2 00' LS
Mandiangin
Bayunglincir
Sungsang
B
125.00
Guruhbaru
Sarolangun S.Musi
100.00
2363
3 00' LS
Pangkalan Balai
SEKAYU
G.Seblat
75.00
Baba
Muaralakitan
Muararupit
PALEMBANG
Muarakeling
Talangubi Gerimbang
Jajyaloka
50.00
LUBUKLINGGAU
Tanjungbatu PRABUMULIH
Tebingtinggi Bungamas
25.00 0.00
PENAMPANG TOPOGRAFI
0
MUARAENIM
103 00' BT
105 00' BT
104 400' BT
JAMBI 2 00' LSDaerah
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000
penyelidikan Mandiangin
Guruhbaru
Bayunglincir
meter A
Sungsang
B
125.00
Baratdaya
75.00
A 1050.00
22 Km
mGal
0
Talangubi Gerimbang
B
LUBUKLINGGAU
Km
PENAMPANG GAYA BERAT
Baratdaya 0
20 Km
10 Km
MODEL CEKUNGAN GEOLOGI DARI DATA GAYA BERAT
-2 Km
105 00' BT
104 400' BT
Penampang topografi A - B
KETERANGAN Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral Formasi Kasai (kontras densitiMINERAL -0.8 gr/cc) DIREKTORAT SUMBERDAYA
Timurlaut 22 Km
B
Formasi Muara Enimi (kontras densiti -0.6 gr/cc)
PENAMPANG A - B TOPOGRAFI DAN GAYA BERAT Formasi Air Benakat (Batuan dasar) DAERAH TANAH ABANG DAN KOTA TENGAH Kurva hasilSAROLANGUN perhitunganDAN MUSI BANYUASIN KABUPATEN PROPINSI JAMBI DAN SUMATRA SELATAN Kurva data lapangan
-2 mGal
MUARAENIM
Kurva hasil perhitungan 103 00' BT Kurva Daerah data lapangan penyelidikan
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000
-10
Pangkalan Balai
SEKAYU
Tebingtinggi Bungamas
0.00
A 10 -1
Baba
Jajyaloka Formasi Muara Enimi (kontras densiti -0.6 gr/cc) Tanjungbatu PRABUMULIH Formasi Air Benakat (Batuan dasar)
meter
0
S.Musi Muaralakitan
Muararupit
G.Seblat Muarakeling Formasi Kasai (kontras densiti -0.8 gr/cc)PALEMBANG
25.00
0
2363
3 00' LS
Timurlaut
MODEL CEKUNGAN GEOLOGI DARI DATA GAYA BERAT
-2 Km
Sarolangun
KETERANGAN
PENAMPANG GAYA BERAT
100.00
-3 0
Disusun
: Ir. Edie KurniaDiperiksa : Ir. Edie Kurnia
Tahun
Penampang topografi A - B
Digambar : Iyus Rustama Disetujui : Dr. Ir. Hadiyanto, M.Sc.
19
-10 0
0
281000
283000
285000
287000
289000
291000
293000
295000
297000
299000
301000
303000
305000
307000
: 2000
6
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral DIREKTORAT SUMBERDAYA MINERAL
309000
20 Km
10 Km
9778000
No. Peta :
Gambar 9: Penampang gayaberat pada daerah prospek batubara JambiDAN(Edi, PENAMPANG Adi - B TOPOGRAFI GAYA BERAT -1 dkk. 2001) -2 JAMBI
Km
GB-01
GB-02 GB-06
2 00' LS
Mandiangin
Guruhbaru
GB-03
9776000
Sungsang
GB-04
GB-07
Sarolangun
S.Musi
GB-05
9774000
-3
Bayunglincir
DAERAH TANAH ABANG DAN KOTA TENGAH KABUPATEN SAROLANGUN DAN MUSI BANYUASIN PROPINSI JAMBI DAN SUMATRA SELATAN
GB-09
Muarakeling
: Ir. Edie KurniaDiperiksa : Ir. Edie Kurnia Talangubi
PALEMBANG
Tahun
Gerimbang
Jajyaloka
LUBUKLINGGAU Digambar : Iyus Rustama Disetujui : Dr. Ir. Hadiyanto, M.Sc. No. Peta : Tanjungbatu
PRABUMULIH
9772000
19
Tebingtinggi Bungamas
283000
285000
287000
289000
291000
293000
295000
297000
299000
301000
303000
305000
307000
: 2000
6
MUARAENIM
103 00' BT
281000
Pangkalan Balai
SEKAYU
G.Seblat
Disusun
HTI
Baba
Muaralakitan
Muararupit
2363
3 00' LS
105 00' BT
104 400' BT
Daerah penyelidikan
309000
9770000
9778000
JAMBI
GB-01
9768000
GB-02 GB-06
2 00' LS
.
GB-04
9766000
GB-07
9774000
GB-12
GB-05
INTITIRTA
Bayunglincir
GB-08
GB-13 ASIALOG
Sungsang Sarolangun
0m
3 00' LS
GB-09
2363
1000mBaba
2000m
S.Musi
Pangkalan Balai
Muaralakitan
Muararupit
G.Seblat
Muarakeling
210 gamma
HTI
9764000
U
Mandiangin Guruhbaru
GB-10
GB-03
9776000
K E SEKAYU TERANGAN
PALEMBANG
Talangubi Gerimbang
Garis kontur, selang 5 gamma
Jajyaloka
LUBUKLINGGAU
Tanjungbatu PRABUMULIH
160 gamma Tebingtinggi
9772000
103 00' BT
105 00' BT
104 400' BT
110 gamma
GB-11
Daerah penyelidikan
9762000
Singkapan batubara
MUARAENIM
Bungamas
Lubang Bor
60 gamma
9770000
GB-11
.
9760000
9768000
GB-10
9758000
10 gamma
U
-40 gamma
Struktur patahan
-90 gamma
INTITIRTA
GB-08 GB-13 ASIALOG
-140 gamma
0m
GB-12
9766000
Jalan
1000m
2000m
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral KETERANGAN Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral DIREKTORAT SUMBERDAYA MINERAL
9756000
210 gamma
Garis kontur, selang 5 gamma
PETA ANOMALI MAGNET
9764000
160 gamma
PADA TITIK PENGUKURAN ACAKbatubara Singkapan
DAERAH TANAH ABANG DAN KOTA TENGAH KAB. SAROLANGUN DAN MUSI BANYUASIN 110 gamma PROVINSI JAMBI DAN SUMATERA SELATAN Lubang Bor GB-11
9754000
9762000
60 gamma Disusun : Ir. Edie Kurnia Diperiksa : Ir. Edie Kurnia
GB-11
9752000
9760000 281000
283000
285000
287000
289000
291000
293000
295000
297000
299000
301000
303000
305000
307000
309000
10 gamma Digambar : Iyus Rustama Sunarto Disetujui Yadi -40 gamma
Tahun
: 2000
Jalan
: Dr. Ir. Hadiyanto, M.Sc.
No. Peta :
11
Struktur patahan
24
-90 gamma -140 gamma
9758000
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral DIREKTORAT SUMBERDAYA MINERAL
9756000
PETA ANOMALI MAGNET PADA TITIK PENGUKURAN ACAK DAERAH TANAH ABANG DAN KOTA TENGAH KAB. SAROLANGUN DAN MUSI BANYUASIN PROVINSI JAMBI DAN SUMATERA SELATAN
9754000
9752000 281000
283000
285000
287000
289000
291000
293000
295000
297000
299000
301000
303000
305000
307000
Disusun : Ir. Edie Kurnia Diperiksa : Ir. Edie Kurnia
Tahun
Digambar : Iyus Rustama Sunarto Disetujui Yadi
No. Peta :
: Dr. Ir. Hadiyanto, M.Sc.
: 2000
11
309000
24
Gambar 10: Peta anomali magnit pada daerah prospek batubara di Jambi ( Edi, dkk. 2001)
15