PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Hikmah Hayati NIM 108011000178
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Hikmah Hayati NIM 108011000178
Di Bawah Bimbingan
H. Abdul Ghofur M.A NIP: 19681208 199703 1 003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK” disusun oleh Hikmah Hayati NIM 108011000178 Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta 24 Juni 2015
Yang mengesahkan,
Dosen pembimbing
H. Abdul Ghofur M.A NIP: 19681208 199703 1 003
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Hikmah Hayati
NIM
: 108011000178
Jurusan
: PAI
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Menyatakan dengan sesungguhnya
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 Tapos Depok adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama
: Abdul Ghofur, MA
NIP
: 19681208 199703 1 003
Dosen Jurusan : Pendidikan Agama Islam Dengan ini juga saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S.Pd.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya asli saya merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 24 Juni 2015
Hikmah Hayati NIM. 108011000178
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN CILANGKAP 2 TAPOS DEPOK disusun oleh Hikmah Hayati, NIM. 108011000178, Jurusan Pendidikan Agama Islam, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika. Jakarta, 30 Juli 2015 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Abdul Majid Khon, MA NIP. :195807071987031005
________
____________
________
____________
________
____________
________
____________
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Marhamah Saleh, Lc. MA. NIP. : 197203132008012010 Penguji I Drs. Masan AF, M.Pd NIP. : 195107161981031005 Penguji II M. Sholeh Hasan, Lc., MA NIP. : 197102142006041018 Mengetahui: Dekan,
Prof. Dr. A. Thib Raya, MA. NIP.:19550421 198203 1 007
ABSTRAK Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 Tapos, Depok (Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV). Dalam penelitian ini penulis memilih judul Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 Tapos, Depok (Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV) dikarenakan kurikulum memainkan peranan yang penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh UU No. 20 Tahun 2003. Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan, maka pemerintah mengeluarkan kurikulum terbaru yakni kurikulum 2013. Secara konseptual dapat dikatakan bahwa kurikulum 2013 adalah salah satu solusi ideal dalam membentuk manusia – manusia usia produktif di Indonesia agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, dalam kenyataannya penerapan kurikulum 2013 ini menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Sehingga yang terjadi belum sesuai dengan harapan. Maka berdasarkan ketidaksesuaian teori dengan kenyataan di lapangan mengenai penerapan kurikulum 2013 ini, peneliti tertarik untuk menjadikan permasalahan pada penerapan kurikulum 2013 ini sebagai obyek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kurikulum 2013 SDN Cilangkap 2 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu juga untuk mengungkap peran guru Pendidikan Agama Islam kelas IV dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2. Dan yang terakhir untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2. Yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif melalui penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan digunakan untuk mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan judul dalam rangka menyusun landasan teori. Sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan terjun langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data-data dan fakta. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan Penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SDN Cilangkap 2 dari segi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik. Namun masih kurang maksimal dari segi penerapan penilaian autentik.
Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI memiliki peranan yang sangat penting dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 ini. Meskipun dalam menerapkan kurikulum 2013 ini beliau menghadapi beberapa faktor penghambat namun beliau memanfaatkan dengan baik faktor pendukung yang disediakan oleh sekolah untuk menerapkan kurikulum 2013 ini dengan maksimal.
Hikmah Hayati (PAI)
ABSTRACT Implementation of curriculum 2013 at SDN Cilangkap 2, Tapos, Depok.s In this study the authors chose the title Application of Curriculum 2013 in SDN Cilangkap 2 Tapos, Depok (In the Islamic Education Subject at 4th grade) because the curriculum plays an important role for realizing educational goals expected by law No. 20 of 2003. Given the importance of the role of curriculum in education, the government issued the latest curriculum that is curriculum 2013. Conceptually it can be said that the curriculum 2013 is the most ideal solutions for Indonesian people in order to become qualified human resources. However, in reality the implementation of the curriculum 2013 is facing a variety of problems and challenges. So that there has not been in line with expectations. So based on discrepancy theory and reality regarding the application of curriculum 2013, researchers are keen to make the problems in the implementation of the curriculum in 2013 as a research object. This study aims to determine the application of curriculum 2013 in SDN Cilangkap 2 in the subject of Islamic Education. In addition, this study aims to uncover the role of Islamic Education teacher in the fourth grade over implementation of curriculum 2013 at SDN Cilangkap 2. And the last one is to know the supporting factors and obstacles in the implementation of the curriculum 2013 on the subject of Islamic Education in SDN Cilangkap 2. The author‟s is the main instrument in this study. This research is a field research with the descriptive method of analysis with a qualitative approach through literature research. The research literature is used to examine the books relating to the title in order to construct a theoretical basis. While the field research conducted by the research work directly on the object to obtain data and facts. In the author's data collection using observation, interviews and documentation. The results of this study indicate the curriculum in 2013 on the subjects of Islamic Education in 4th grade SDN Cilangkap 2 in terms of the planning and implementation of learning with curriculum 2013 was good enough. But the application of the authentic assessment is still not enough. Mrs Saolih as a teacher of Islamic Education have a very important role in the implementation of the curriculum 2013 at SDN 2 Cilangkap. Although she faced several obstacle but by the support form the school she can implement this curriculum well.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat menuju jalan yang benar. Sebagai manusia penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak dimungkinkan skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. A. Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Marhamah Saleh, MA. Selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Tanenji, MA. sebagai dosen pembimbing akademik. 5. Bapak H. Abdul Ghofur, MA. sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan ilmu kepada penulis hingga pada tahap penyelesaian skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
serta
bimbingan
kepada
penulis
selama
mengikuti
perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 7. Keluarga besar SDN Cilangkap 2 Tapos Depok khususnya Ibu Saolih, S.Ag, Bapak Tamtono S.Pd. 8. Keluarga besar SD Plus Daarul Fudlola khususnya Kepala Sekolah Ibunda Hj. Eko Yulianti S.Pd yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak Abdul Somad dan Mama Amah, orang tua ku tercinta yang selalu melimpahkan doa, dukungan moril dan materil, pengertian, nasehat, kesabaran, dan cintanya sehingga penulis dapat selalu bersyukur kepada Allah SWT dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini. 10. Untuk suamiku tercinta Rohmani yang selalu setia mengantar dan menjemput penulis dalam bimbingan skripsi, selalu memberikan dukungan dan semangat sampai akhirnya skripsi ini bisa selesai. Ucapan terimakasih juga penulis tujukan untuk semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiyah masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan senang hati membuka diri untuk menerima kritikan dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan penulis dalam melanjutkan penulisan karya ilmiyah dikemudian hari.
Jakarta, 24 Juni 2015 Penulis
DAFTAR ISI Cover ............................................................................................................... i Daftar Pustaka ............................................................................................... ii Cover ................................................................................................................ Lembar Pengesahan Pembimbing Skipsi ......................................................... Lembar Pengesahan ........................................................................................ Surat Pernyataan............................................................................................... Surat Pengesahan Skripsi ................................................................................. Abstrak ............................................................................................................ i Kata Pengantar .............................................................................................. iv Daftar Isi........................................................................................................ vi Daftar Tabel .................................................................................................. ix Daftar Lampiran ............................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5 C. Batasan Masalah ................................................................................ 5 D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian. ............................................................................ 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 8 A. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar ................................. 8 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................................... 8 2. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar ...... 10 3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...................... 11
B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ......................................... 12 C. Konsep Kurikulum 2013 ............................................................... 14 1. Latar belakang perlunya pengembangan kurikulum 2013 ......... 14 2. Pengertian kurikulum ................................................................ 16 3. Rasional pengembangan kurikulum 2013 .................................. 17 4. Karakteristik kurikulum 2013 ................................................... 19 5. Prinsip pengembangan kurikulum 2013 .................................... 20 6. Tujuan kurikulum ...................................................................... 21 7. Elemen perubahan kurikulum .................................................... 21 8. Struktur kurikulum 2013 ........................................................... 23 9. SKL, KI, KD pada kurikulum 2013 ........................................... 25 10. Strategi implementasi kurikulum 2013 ..................................... 34 D. Konsep pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 ................... 35 1. Pengertian pendekatan saintifik/ pendekatan ilmiah .................. 35 2. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah ...... 37 E. Model-model pembelajaran pada Kurikulum 2013 ................... 43 1. Pembelajaran berbasis proyek (Project based learning) ........... 43 2. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) ...... 47 3. Pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning) ........... 50 F. Penilaian otentik dalam kurikulum 2013..................................... 51 1. Landasan penilaian dalam kurikulum 2013 ............................... 51 2. Sistem penilaian pada kurikulum 2013 ..................................... 52 3. Karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 .......................... 53 4. Pengertian penilaian otentik ....................................................... 54 5. Jenis-jenis penilaian otentik ...................................................... 56 6. Bagan bentuk-bentuk penilaian otentik ..................................... 68 7. Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ............................. 69 G. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam kurikulum 2013 .............................................................................. 70 1. Hakikat RPP ............................................................................... 70 2. Prinsip-prinsip pengembangan RPP........................................... 71
3. Komponen dan sistematika RPP ................................................ 72 4. Contoh Rencana pelaksanaan pembelajaran PAI....................... 72 BAB III PROSEDUR PENELITIAN ....................................................... 84 A. Metode penelitian ............................................................................. 84 B. Tempat penelitian ............................................................................. 84 C. Instrumen penelitian ......................................................................... 85 D. Sampel sumber data ......................................................................... 85 E. Teknik pengumpulan data ................................................................ 86 F. Teknik analisis data ........................................................................ 105 BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 107 A. Sejarah singkat sekolah .................................................................. 108 B. Visi,misi dan tujuan sekolah .......................................................... 109 C. Identitas sekolah ............................................................................. 109 D. Deskripsi data ................................................................................. 110 E. Analisis data dan penyampaian hasil penelitian ............................ 111 1. Perencanaan Pembelajaran PAI pada Kurikulum 2013 ........... 111 2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI pada Kurikulum 2013 ............ 115 3. Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran PAI pada Kurikulum 2013 ....................................................... 120 4. Peran Guru PAI pada Penerapan Kurikulum 2013 .................. 123 5. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Kurikulum 2013 .......................................................................................... 124 BAB V SARAN DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan .................................................................................... 127 B. Saran ............................................................................................... 130 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Struktur Kurikulum Tabel 2.2 Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai Tabel 2.3 Kompetensi Lulusan Secara Holistik Tabel 2.4 Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A Tabel 2.5 Kompetensi Dasar PAI Kelas IV Tabel 2.6 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Tabel 2.7 Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013 Tabel 2.8 Contoh Instrumen Observasi Sikap Spiritual Tabel 2.9 Contoh Instrumen Penilaian Diri Tabel 2.10 Contoh Instrumen Penilaian Antar Teman Tabel 2.11 Contoh Format Jurnal Tabel 2.12 Contoh Penilaian Aspek Pengetahuan Tabel 2.13 Contoh Penilaian Portofolio Tabel 2.14 Bagan Penilaian Otentik Aspek Sikap Tabel 2.15 Bagan Penilaian Otentik Aspek Pengetahuan Tabel 2.16 Bagan Penilaian Otentik Aspek Keterampilan Tabel 2.17 Tabel Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Tabel 2.18 Rentang Nilai Rapor untuk Kompetensi Pengetahuan Tabel 2.19 Format RPP Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud No.81 A Tahun 2013 Tabel 3.1 Format Telaah RPP Tabel 3.2 Format Observasi/Pengamatan Pembelajaran PAI Tabel 3.3 Berita Acara Observasi Tabel 3.4 Kisi – Kisi Wawancara Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Kepala SDN Cilangkap 2 Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Wakil Ka. Bidang Kurikulum SDN Cilangkap 2 Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Guru Mata Pelajaran PAI Kelas IV SDN Cilangkap 2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SDN Cilangkap 2 Lampiran 4 Berita Acara Penelitian Skripsi di SDN Cilangkap 2 Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah Lampiran 6 Hasil Wawancara Wakasek Kurikulum Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran PAI Lampiran 8 Format Pengamatan Pembelajaran PAI dengan Pendekatan Saintifik Lampiran 9 Format Telaah RPP Lampiran 10 RPP Guru Mata Pelajaran PAI (Ibu Saolih, S.Pd.I) Lampiran 11 Perangkat Pembelajaran PAI (Ibu Saolih, S.Pd.I) Lampiran 12 Uji Referensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia. Sebab pendidikan merupakan instrumen yang digunakan untuk membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Pendidikan juga merupakan penentu kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan maju apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi ini ditentukan oleh pendidikan yang mereka terima sekarang. Terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kemampuan bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia yang berkualitas. Dalam menyukseskan pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yaitu, kebijakan pemerintah yang memihak pada kemajuan pendidikan, anggaran dana yang benar-benar direalisasikan, visi, misi dan tujuan pendidikan yang jelas, peningkatan profesionalisme guru, sarana dan prasarana yang memadai, serta kurikulum yang matang. Dan menurut Muzamiroh, kurikulum yang matanglah yang memiliki andil besar dalam menentukan keberhasilan sebuah proses pendidikan. 1 Kurikulum memainkan peranan yang penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh UU No. 20 Tahun 2003. Yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, di era globalisasi ini kita dihadapkan pada berbagai tantangan. Yaitu globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area), maupun di 1
Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Jakarta: Mata Pena, 2013) h.
110.
16
kawasan negara-negara Asia Pasifik (APEC). Era ini menimbulkan kesemrawutan sehingga manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang sangat kompleks. Dan era globalisasi ini menuntut berbagai perubahan pendidikan yang mendasar.2 Oleh karena itu, kurikulum juga harus selalu disusun dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman agar terjadi kelinearan antara pendidikan dengan dunia kerja. Hal ini sejalan juga dengan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.3 Komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia mulai mununjukkan titik terang. Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah melakukan perombakan kurikulum di tiga jenjang sekolah sekaligus, mulai dari tingkat dasar, menengah hingga tingkat atas. Uji publik kurikulum ini pun sudah dilakukan.4 Di Indonesia memang sudah beberapa kali mengalami perbaikan kurikulum di antaranya kurikulum 1994 yang pada gilirannya diganti dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004. Penerapak KBK pun di sekolah tidak bertahan lama karena dua tahun kemudian tepatnya 2006, pemerintah Indonesia meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurna dari kurikulum selanjutnya. Dan kini kita juga akan dikenalkan dengan kurikulum baru yang akan diluncurkan oleh pemerintah, yaitu kurikulum 2013.5 Perubahan kurikulum memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Sementara, menurut Rosyid, upaya ini dilakukan sebagai respon atas tawuran pelajar dan mahasiswa yang marak dan sinyalemen keras
2
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013) h. 2. 3 Muzamiroh, Op. Cit., h. 111. 4 Husamah dan Yanur. S., Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h.2. 5 Muzamiroh, Loc. Cit.
17
bahwa kurikulum kita saat ini overloaded, terlalu banyak mata pelajaran yang disajikan di sekolah.6 Lebih lanjut, Kemendikubud menegaskan bahwa generasi yang kreatif dan berkarakter kuat adalah generasi yang akan mampu bersaing di era persaingan global di masa depan. Kreativitas seseorang dapat dilatih melalui pendidikan. Oleh karena itu, proses pendidikan harus dirancang untuk mengasah rasa keingintahuan intelektual yanng akan melahirkan kreativitas. Di sinilah pentingnya penyempurnaan kurikulum di Indonesia.7 Tujuan pendidikan menurut Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.8 Secara konseptual dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah salah satu solusi ideal dalam membentuk manusia – manusia usia produktif di Indonesia agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, dalam kenyataannya penerapan kurikulum 2013 ini menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Sehingga yang terjadi belum sesuai dengan harapan. Seperti yang tertulis pada http://lampost.co (Lampost.co): Sulitnya mengubah mindset dan kebiasaan guru mengajar di depan kelas menjadi kendala penerapan kurikulum baru 2013. Pasalnya, para guru selama ini telah memiliki gaya mengajar dan pola pikir dalam mendidik yang cenderung tidak berubah, yakni berorientasi konten dan penyelesaian materi. Hal ini diakui Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Bandar Lampung Haryanto kepada Lampung Post, Rabu (18-9), usai menerima tim monitoring dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung terkait pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolahnya. 6
Husamah dan Yanur. S., Op. Cit., h. 4. Ibid. 8 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, h. 4. 7
18
"Guru sudah terbiasa pada gaya lama, yaitu berorientasi pada konten untuk menyelesaikan materi. Sementara pada kurikulum 2013, orientasi guru adalah mengarahkan siswa berpikir kritis dan analitis," ujar dia.9 Selain itu Metrotvnews.com, Jakarta menulis bahwa: Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memantau pelatihan guru dan persiapan penerapan Kurikulum 2013 di 17 kabupaten/kota dari 10 provinsi di Tanah Air. Hasilnya, kegagalan sistemik pelatihan guru dan sejumlah masalah krusial penerapan Kurikulum 2013 ditemukan. Pelatihan hanya berlangsung searah dan mengedepankan ceramah. FSGI menilai ini akan berdampak pada kegagalan mengubah paradigma guru dalam pembelajaran. Ini akan menjadi sumber kegagalan penerapan Kurikulum 2013. Dalam pelatihan guru, sekolah kesulitan menentukan guru yang akan pelatihan. Lantaran hanya satu hingga dua guru yang diminta. Ketika guru bahasa Indonesia dan bahasa Inggris digabung, ternyata terjadi diskriminasi. Mulai dari tempat menginap sampai keterlambatan menerima soal pretest.10 Senada dengan yang ditulis http://www.suarapembaruan.com, Meski telah berjalan dua bulan, penerapan kurikulum 2013 di beberapa sekolah percontohan di Palu, Sulawesi Tengah (Suleteng), masih mengalami kendala. Selain karena buku pelajaran yang terbatas, kendala lainnya adalah belum siapnya seluruh guru dalam menerapkan kurikulum baru. Kepala SMA Negeri 2 Palu, Syarifudin mengatakan sebagian guru masih kesulitan mencari buku untuk digunakan pada kurikulum 2013. Itu karena mereka
9
Lampung Post, Mindset dan Kebiasaan Guru Mengajar Kendala Penerapan Kurikulum 2013, (diakses pada 18 Januari 2014, http://lampost.co). 10 Timi Trieska Dara, Ada Sejumlah Masalah Krusial dalam Implementasi Kurikulum 2013, diterbitkan pada hari Kamis, 11 Juli 2013 | 15:13 WIB di http://www.metrotvnews.com . diakses pada 18 Januari 2014.
19
hanya mengandalkan silabus yang diberikan pemerintah. Sedangkan belum semua buku pelajaran mereka terima.11 Sesuai dengan data-data diatas yang didapat melalui penelusuran internet, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 masih menemui banyak kendala dan tantangan dalam penerapan uji cobanya ini. Maka berdasarkan ketidaksesuaian teori dengan kenyataan di lapangan mengenai penerapan kurikulum 2013 ini, peneliti tertarik untuk menjadikan permasalahan pada penerapan kurikulum 2013 ini sebagai obyek penelitian. Penelitian ini diberi judul “Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas banyak sekali permasalahan yang ada pada penerapan kurikulum 2013. Diantaranya yaitu: a. Sulitnya mengubah mindset dan kebiasaan guru mengajar di depan kelas. b. Kegagalan sistemik pelatihan guru dan sejumlah masalah krusial penerapan Kurikulum 2013 ditemukan. Salah satunya adalah pelatihan hanya berlangsung searah dan mengedepankan ceramah. Ini akan berdampak
pada
kegagalan
mengubah
paradigma
guru
dalam
pembelajaran. Ini akan menjadi sumber kegagalan penerapan Kurikulum 2013. c. Buku pelajaran yang terbatas. d. Sebagian guru masih kesulitan mencari buku untuk digunakan pada kurikulum 2013 dan mereka hanya mengandalkan silabus yang diberikan pemerintah. Sedangkan belum semua buku pelajaran mereka terima.
11
Suara Pembaruan, Penerapan Kurikulum 2013 Masih Alami Kendala, diterbitkan pada hari Selasa, 24 September 2013 | 13:31 WIB di http://suarapembaruan.com. Diakses pada tanggal 18 Januari 2014.
20
C. Batasan Masalah Guna mencapai pembahasan yang maksimal, maka penulis membatasi penggarapan skripsi penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 ini hanya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV saja. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Penerapan kurikulum 2013 yang dimaksud adalah proses perencanaan pembelajaraan, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan standar proses dan standar penilaian yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 65 dan 66 Tahun 2013. 2. SDN Cilangkap 2 yang dimaksud adalah Sekolah Dasar Negeri yang beralamat di Komp. TNI AU Dwikora, Cilangkap, Depok, Jawa barat. SDN Cilangkap 2 adalah salah satu sekolah di Kota Depok yang sudah menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013-2014. Dan hingga tahun ajaran 2014-2015 masih menerapkan Kurikulum 2013 ini. 3. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari di kelas IV SDN Cilangkap 2 yang didalamnya terdapat materi tentang aqidah (keimanan), keislaman (syari‟ah), dan ihsan (akhlak).
D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah yang menjadi fokus penelitiaan ini yaitu: a. Bagaimana penerapan kurikulum 2013 SDN Cilangkap 2 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV? b. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam kelas IV dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2? c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2?
E. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan dan manfaat dari penelitian ini, diantaranya adalah:
21
a. Untuk mengetahui penerapan kurikulum 2013 SDN Cilangkap 2 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Untuk mengungkap peran guru Pendidikan Agama Islam kelas IV dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2. c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah: a. Dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah untuk mempersiapkan
tenaga
pendidik
yang
mampu
merancang
dan
mengembangkan rencana pembelajaran yang efektif sebagai sarana penunjang untuk menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi di kurikulum 2013. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa saran dan masukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan peran guru dalam menerapankan kurikulum 2013. c. Dapat memberikan kontribusi dan bantuan berupa bahan refleksi untuk mengevaluasi kinerja guru dalam mencapai tujuan kurikulum 2013. d. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat didalam pelaksanaan kurikulum 2013. e. Sebagai stimulus bagi studi berikutnya mengenai persoalan kurikulum. f. Dapat menambah informasi, wawasan dan memperkaya pengetahuan tentang perkembangan kurikulum. Dengan demikian, bagi calon guru siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan.
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar 4. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia. Sebab pendidikan merupakan instrumen yang digunakan untuk membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Sebelum kita tinjau lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya diterangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagodiek. Paedagogie artinya pendidikan sedangkan paedagodiek artinya ilmu pendidikan. 12 Adapun definisi pendidikan dikemukakan para ahli dalam rumusan beraneka ragam, antara lain sebagai berikut: a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan ialah: proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. b. Ahmad D. Marimba mengajukan definisi sebagai berikut: pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. c. Jamil Shaliba dari Lembaga Bahasa Arab Damaskus mengemukakan bahwa pendidikan ialah pengembangan fungsi-fungsi psikis melalui latihan sehingga mencapai kesempurnaannya sedikit demi sedikit. d. Pada pendapat M. J. Langeveld, pendidikan adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan kemandirian. 13 e. Adapun menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. Diantaranya adalah mengajarnya, memberikan teladan, dan melakukan pembiasaan.14 12
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke 18. h. 3. 13 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 2.
23
f. Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto “pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan
jasmani
dan
rohaninya
ke
arah
kedewasaan”.15 g. Dan definisi pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.16 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses usaha pengubahan sikap dan bimbingan yang diberikan secara sadar dan sengaja oleh pendidik dalam pergaulannya dengan anak-anak melalui upaya pengajaran dan pelatihan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar ia mampu menuju kedewasaan sehingga terbentuklah kepribadian utama yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam didalam GBPP PAI disekolah umum adalah usaha sadar untuk menyiapkan peseta didik dalam meyakini, memahami dan menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat bergama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.17 Menurut Zakiyah Daradjat “pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeuruh. Lalu menghayati tujuan yang ada hingga akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.18 Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman pengetahuan kecakapan dan 14
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 28. 15 M. Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 10. 16 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 2. 17 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet. Ke 3 h. 75. 18 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Roosdakarya, 2006), h. 130.
24
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.19 Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peseta didik untuk meyakini memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan agar peserta didik mampu menuju kedewasaan sehingga terbentuklah kepribadian utama yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah dasar mempunyai dasar yang sangat kuat. Dasar tersebut yaitu: a. Dasar ideal yaitu dasar falsafah negara pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Dasar struktural atau konstitusional yaitu UUD 45 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 yang berbunyi : 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. c. Dasar operasional yaitu terdapat dalam Tap. MPR No. IV/ MPR/ 1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap. MPR No. IV/ MPR/ 1978 jo. Ketetapa MPR No. II/ MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No. II/ MPR/ 1988 dan Tap. MPR No. II/ MPR/ 1993 tentang GBHN yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah sekolah formal mulai dari tingkat dasar hingga peruguruan tinggi.20 Dasar yuridis tersebut diperkuat dengan UUSPN No. 2/ 1989 pasal 39 ayat 2 ditegaskan bahwa “isi kurikulum di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.21
3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 19
Ibid. Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 4-5. 21 Muhammad Alim, op. cit., h. 75. 20
25
Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Pendidikan berusaha mengubah keadaan seorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan menjadi bersikap seperti yang diharapkan. Adapun tujuan pengajaran pendidikan menurut Zakiyah Daradjat adalah “terbentuknya kepribadian muslim yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam”.22 Selain itu Abdul Majid dan Dian Andayani juga menyebutkan bahwa pendidikan agama Islam di sekolah juga bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan ketakwaannya berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.23 Secara umum Muhaimin menuliskan dalam bukunya bahwa “pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi”.24 Dari beberapa tujuan pendidikan agama Islam yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga terbentuklah kepribadian muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan ketakwaannya dan seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
22
Zakiyah Daradjad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h.
23
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., h. 135. Muhaimin, op. cit., h. 78.
72. 24
26
B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Semua orang pasti setuju bahwa guru memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari posisi guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah. Guru juga memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru juga merupakan salah satu orang yang akan membantu peseta didik peserta didik dalam mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Peran guru pendidikan agama Islam tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan peran guru pada umumnya. Peran guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya (transfer of knowledge). Namun guru pendidikan agama Islam memiliki tugas tambahan yaitu untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada anak didiknya agar mereka bisa menyelaraskan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan. Keyakinan akan sangat pentingnya peran guru dalam pendidikan ini berangkat dari pemahaman bahwa manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Demikian halnya peserta didik. Bakat, minat, kemampuan dan potensi-potensi yang mereka miliki tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Memahami betapa pentingnya peran seorang guru, maka guru juga harus memberikan kemudahan belajar bagi para peseta didiknya melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Menurut E. Mulyasa guru memiliki sedikitnya 19 peran. Yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator.25 Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 28, dikemukakan bahwa: “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen 25
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya, 2009) h.37.
27
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya dalam penjelasannya disebutkan bahwa: “yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu maupun pemberi inspirasi.26 Pada kurikulum 2013 peran guru sangat penting yaitu untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan yang terdapat pada buku pegangan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Gurulah yang akan memperkaya kreasi dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat bersumber dari lingkungan sosial dan alam sekitar.27 Selain itu guru pendidikan agama Islam juga harus berperan sebagai pengimplementasi kurikulum 2013. Guru sebagai penerap kurikulum di lapangan diharapkan mampu mengadakan proses pembelajaran kreatif dan inofatif agar kurikulum 2013 ini mampu diterapkan secara maksimal. Salah satu hal pokok dalam kurikulum 2013 adalah menekankan pada pembelajaran siswa aktif. Dalam hal ini peran guru sangat signifikan dalam upaya menyukseskan tujuan kurikulum 2013 tersebut. Selain itu dalam kurikulum 2013 juga terdapat beberapa perubahan yang menuntut profesionalisme guru. Kurikulum ini juga menerapkan sistem evaluasi baru untuk melihat keberhasilan pencapaian proses belajar mengajar. Jika selama ini tes sangat dominan dalam evaluasi maka dalam kurikulum baru tes akan di kombinasikan dengan penilaian portofolio. Bagaimanapun semua ini membutuhkan kesiapan guru. Kesiapan dan kompetensi guru akan menjadi faktor penentu implementasi kurikulum 2013. Betapapun komprehensifnya perencanaan pemerintah pada akhirnya semua akan bergantung pada mutu dan kualitas guru di lapangan. Oleh karena itu agar penerapan kurikulum 2013 ini dapat berhasil secara maksimal, maka guru ditunut untuk memahami kurikulum secara baik.
26
E. Mulayasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2008) h. 53. 27 Kementrian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Buku Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IV SD/MI, (Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif, 2013) h. iii.
28
C. Konsep Kurikulum 2013 1. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013 Laporan Trens in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011, menyebutkan bahwa nilai rata-rata matematika peseta didik Indonesia menempati urutan ke-38 dari 42 negara. Sedangkan untuk sains justru lebih mengecewakan lagi, yaitu menempati urutan ke 40 dari 42 negara. Sebagian besar peseta didik hanya mampu mengerjakan soal sampai level menengah saja sehingga disinyalir ada perbedaan bahan ajar di Indonesia dengan yang diujikan di tingkat Internasional. Hasil studi TIMSS menunjukkan peseta didik Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan, a. b. c. d.
memahami informasi yang kompleks, teori, analisis dan pemecahan masalah, pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan melakukan investigasi. 28
Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang.29 Seperti yang ditulis Husamah dan Yanur bahwa menurut Kemdikbud setidaknya ada delapan permasalahan pada kurikulum 2006 yang menjadikan kurikulum tersebut patut untuk diganti. Yaitu: a. Konten kurikulum masih terlalu padat. b. Belum sepenuhnya berbasis kompetensi. c. Belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan. d. Beberapa kompetensi belum terakomodasi dalam kurikulum. e. Belum peka terhadap perubahan sosial. f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci.
28
Husamah dan Yanur S., Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013) h. 2. 29 Ibid., h. 3.
29
g. Standar
penilaian
belum
mengarahkan
pada
penilalian
berbasis
kompetensi. h. KTSP membutuhkan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.30 Selain itu, menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, di era globalisasi ini kita memang dihadapkan pada berbagai tantangan. Yaitu globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area), maupun di kawasan negara-negara Asia Pasifik (APEC). Era ini menghadapkan manusia pada perubahan-perubahan yang sangat kompleks. Dan era global ini menuntut berbagai perubahan pendidikan yang mendasar. Oleh karena itu, kurikulum juga harus selalu disusun dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman agar terjadi kelinearan antara pendidikan dengan dunia kerja.31 Hal ini sejalan juga dengan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.32 Di Indonesia memang sudah beberapa kali mengalami perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Di antaranya kurikulum 1994 lalu diganti dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004. Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 2006 KBK diganti dengan kurikulum baru yaitu KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Dan kini kita juga akan dikenalkan dengan kurikulum baru yang telah diterapkan pemerintah sejak tahun ajaran 2013-2014, yaitu kurikulum 2013.33
30
Husamah dan Yanur S., op. cit., h. 16. E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013) h. 2. 32 Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Jakarta: Mata Pena, 2013) h.111. 33 Ibid. 31
30
Melalui latar belakang tersebutlah akhirnya pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia. Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pemerintah melakukan perombakan kurikulum di tiga jenjang sekolah sekaligus, mulai dari tingkat dasar, menengah hingga tingkat atas. Uji publik kurikulum ini pun sudah dilakukan pada sekolahsekolah yang ditunjuk sejak tahun ajaran 2013-2014.
2. Pengertian Kurikulum Para ahli kurikulum terdapat perbedaan pendapat dalam memberikan definisi mengenai kurikulum. Perbedaan kurikulum tersebut disebabkan adanya sudut pandang yang berlainan yang mendasari perbedaan mereka. Sholeh Hidayat mengatakan bahwa “secara etimologis, curriculum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis finish”.34 Lantas kemudian pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga digunakan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seseorang dari awal saat ia masuk ke sekolah hingga akhir program pelajaran itu selesai guna memperoleh penghargaan berupa ijazah.35 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan”.36 Pandangan lama atau yang sering disebut pandangan tradisional merumuskan bahwa “kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid
34
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013) h. 19. 35 Muzamiroh, op. cit., h. 14. 36 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) h. 546.
31
untuk memperoleh ijazah”.37 Namun pengertian ini memiliki implikasi pemahaman bahwa kurikulum hanya terdiri dari mata pelajaran saja.38 Sebagai perbandingan, ada baiknya kita kutip pendapat lain seperti yang dikemukakan Romine dalam buku Oemar Hamalik, bahwa “kurikulum adalah penafsiran yang bersifat luas, karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata pelajaran tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah”.39 Sedangkan pandangan atau anggapan yang masih lazim digunakan dalam dunia pendidikan di negara kita hingga kini yaitu kurikulum merupakan suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera pada undang-undang no.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencpai pendidikan tertentu”.40 Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu seperangkat rencana tertulis mengenai tujuan, isi dan bahan pelaaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna memperlancar proses pembelajaran pada tingkat pendidikan tertentu.
3. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum perlu dikembangkan karena adanya berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar ranah pendidikan. Tantangan internal antara lain karena adanya tuntutan pendidikan berupa 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik 37
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007) h. 3 38 Ibid. 39 Ibid., h. 4. 40 Muzamiroh, op. cit., h. 19.
32
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Selain itu, tantangan besar lainnya yang dihadapi adalah terkait dengan pertumbuhan penduduk usia produktif yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035. Tantangan tersebut berupa bagaimana caranya mengupayakan agar sumber daya manusia di usia produktif ini dapat dibentuk menjadi sumberdaya yang berkualitas. Salah satunya melalui pendidikan. Sedangkan tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi, isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern.Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
a. Pola Pikir Pengembangan Kurikulum Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: 1) Pola pembelajaran teacher centered atau berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpola student centered atau berpusat pada peseta didik dimana peseta didik mempunyai pilihan mengenai materi mana yang akan ia pelajari. 2) Pola pembelajaran yang hanya mangandalkan interaksi peseta didik dengan guru saja menjadi pola pembelajaran interaktif antara siswa dengan guru, masyarakat, lingkungan dan alam sekitar. 3) Pola pembelajaran yang hanya mengandalkan satu sumber pembelajaran menjadi pola pembelajaran jejaring. Dengan pola pembelajaran tersebut peseta didik dapat menjadikan internet sebagai sumber pembelaran.
33
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif berupa model pembelajaran saintifik. 5) Pola belajar individual menjadi belajar kelompok (berbasis tim). 6) Pola pembelajaran berbasis satu alat menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. 7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik. 8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak. 9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis dan aktif.41
b. Penguatan Tata Kelola Kurikulum 2013 Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif. 2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader). 3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. 42
4. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Konten kurikulum yaitu Kompetensi Inti (KI) dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. 2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 41
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, h. 2. 42 Ibid., h. 3.
34
3. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif. 4. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. 5. Proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti. 6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan. 7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut. 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.43
5. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini. a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran. b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
43
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas IV, (Jakarta: BADAN PSDMPK-PMP, 2014) h. 3.
35
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah. k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.44
6. Tujuan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bertujuan untuk “mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.45
7. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 “Merupakan suatu yang lazim manakala reformasi kurikulum dilakukan akan membawa perubahan yang cukup signifikan, termasuk perubahan dalam hal karakteristik kurikulum itu sendiri”.46 Hal-hal baru yang menjadi ciri pada kurikulum 2013 adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai berikut: a. Kompetensi lulusan 44
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas IV, op. cit., h.5. 45 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013, Op. cit. h. 4. 46 Muzamiroh, op. cit., h. 142.
36
b. Kedudukan mata pelajaran (isi) c. Pendekatan (isi) d. Struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu serta isi) e. Proses pembelajaran f. Penilaian g. Ekstrakurikuler.47 Berikut uraian keempat elemen perubahan yang dimaksud diatas. Perubahan ini masuk kedalam bahan Uji Publik Kurikulum 2013. a. Kompetensi lulusan, adanya peningkatan keseimbangan aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. b. Kedudukan mata pelajaran (isi), kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. c. Pendekatan (isi) untuk SD yaitu, kompetensi dikembangkan melalui pembelajaran tematik integratif dalam semua mata pelajaran. d. Struktur kurikulum Sekolah Dasar (SD) adalah: 1) Menyeluruh berbasis sains (alam, sosial, budaya). 2) Jumlah mata pelajaran dari sepuluh menjadi enam. Jumlah jam bertambah empat jam pelajaran per minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.48 3) Alokasi waktu per jam pelajaran SD adalah 35 menit. Banyak jam pelajaran perminggu untuk kelas 1 adalah 30 jam, kelas 2 32 jam, kelas 3 34 jam dan kelas 4,5,6 adalah 36 jam.49 e. Proses pembalajaran 1) Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi atau ditambah dengan model pembelajaran 47
Hidayat, op. cit., h.126. Ibid. 128. 49 Muzamiroh, op. cit., h. 143. 48
37
saintifik yaitu mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. 2) Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Belajar bukan hanya interaksi antara peseta didik dengan guru namun juga interaksi antara peseta didik dengan guru, orang tua, masyarakat, dan lingkungan sekitar. 3) Sikap tidak diajarkan secara verbal, namun melalui contoh dan teladan. f. Penilaian 1) Pergeseran dari penilaian tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju peniaian otentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). 2) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). 3) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. 4) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peseta didik sebagai instrumen utama penilaian.50
8. Struktur Kurikulum 2013 Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peseta didik.51 Struktur kurikulum adalah merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan 50 51
Hidayat, op. cit., h. 129. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit.
38
untuk kurikulum 2013 adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.52 Pada kurikulum 2013 ada perubahan mendasar dibanding kurikulum sebelumnya pada tingkat SD. Yang pertama adalah meminimumkan jumlah mata pelajaran dari 10 (sepuluh) menjadi 6 (enam) mata pelajaran melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat proses pembelajaran dan penilaian. ALOKASI
WAKTU
BELAJAR MATA PELAJARAN
PER MINGGU I
II III IV V VI
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
4
4
4
4
4
4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
5
5
6
5
5
5
3. Bahasa Indonesia
8
9
10 7
7
7
4. Matematika
5
6
6
6
6
6
5. Ilmu Pengetahuan Alam
-
-
-
3
3
3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
-
-
-
3
3
3
1. Seni Budaya dan Prakarya
4
4
4
4
4
4
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
4
4
4
4
4
4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
30
32 34 36 36 36
Kelompok A
Kelompok B
tabel 2.1
52
= Pembelajaran Tematik Terpadu
Ibid., h. 6.
39
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III, sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.53 Dengan ditambahnya jam belajar ini dan pengurangan jumlah kompetensi dasar, guru diberikan keleluasaan waktu untuk merencanakan pembelajaran, mengembangkan proses pembelajaran aktif yang berbasis saintifik. Proses pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih lama dari proses pembelajaran biasanya karena peserta didik perlu latihan untuk menerapkan aspek-aspek model pembelajaran berbasis saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
9. SKL, KI, KD pada Kurikulum 2013 a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 54 Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.55
53
Ibid. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 1. 55 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 11. 54
40
Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai Tabel 2.2 DOMAIN
Elemen
Proses
SD
SMP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan beriman,
Individu
berakhlak
mulia
(jujur,
disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
SIKAP Sosial
Alam
Proses PENGETAHUAN
SMA-SMK
toleransi,
gotong
royong,
kerjasama,
dan
musyawarah pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis + Mengevaluasi
Objek
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek
manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
KETERAMPILAN Abstrak
membaca,
menulis,
menggambar,mengarang
41
menghitung,
DOMAIN
Elemen
Konkret
SD
SMP
menggunakan,
SMA-SMK
mengurai,
merangkai,
memodifikasi, membuat, mencipta56
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Kompetensi Lulusan Secara Holistik Tabel 2.3 DOMAIN
SD
SMP
SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan SIKAP
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis + Mengevaluasi
PENGETAHUAN
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
KETERAMPILAN pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret57
56
Ibid.
42
b. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan, danketerampilan, sebagai berikut: Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A Tabel 2.4 DIMENSI
KOMPETENSI LULUSAN Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
SIKAP
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain. Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
PENGETAHUAN
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
KETERAMPILAN
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.58
c. Kompetensi Inti Rancangan kompetensi inti dirancang disesuaikan dengan tingkat usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
57 58
Ibid, h. 12. Ibid, h. 13.
43
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini. 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.59 Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV adalah sebagai berikut. 1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3) Memahami pengetahuan faktual denagn cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.60 Kompetensi inti bukan untuk dajarkan, tetapi untuk dibentuk melalui berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan kompetensi inti yang telah dirumuskan.61
d. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Adapun kompetensi 59
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013, Op. cit. h. 6. 60 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.13. 61 E. Mulyasa, op. cit., h.174.
44
dasar dari mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas IV adalah sebagai berikut: Tabel 2.5 KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR 1.1Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam bersuci dari hadats kecil dan hadats besar 1.2 Menunaikan shalat secara tertib sebagai wujud dari penghambaan diri kepada Allah SWT.
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
1.3 Menerapkan kebajikan sebagai implementasi dari pemahaman ibadah shalat
yang dianutnya 1.4 Menghindari perilaku tercela sebagai implementasi dari pemahaman ibadah shalat 1.5 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah SWT 1.6 Meyakini adanya Rasul-Rasul Allah SWT
2. Menunjukkan perilaku jujur,
2.1 Memiliki sikap jujur sebagai implementasi
disiplin, tanggung jawab,
dari pemahaman Q.S At-Taubah (9): 119
santun, peduli, dan percaya
2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
diri dalam berinteraksi
kepada orangtua, dan guru dan sesama
dengan keluarga, teman,
anggota keluarga sebagai implementasi dari
guru, dan tetangganya
pemahaman Q.S. Lukman (31): 14 2.3 Memiliki sikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, dan di masyarakat sekitar sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Hadiid (57): 9
45
2.4 Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah SWT yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari. 2.5 Memiliki sikap gemar membaca sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al„Alaq (96): 1-5 2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah keteladan Nabi Muhammad SAW 2.7 Memiliki sikap pantang menyerah sebagai implementasi dari kisah keteladanan Nabi Musa a.s. 2.8 Memiliki sikap rendah hati sebagai implementasidari pemahaman Q.S. Al-Isra (17): 37 2.9 Memiliki perilaku hemat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra (17): 27
3. Memahami pengetahuan
3.1 Mengetahui Allah itu ada melalui
faktual dengan cara
pengamatan terhadapmakhluk ciptaan-Nya
mengamati dan menanya
di sekitar rumah dan sekolah.
berdasarkan rasa ingin tahu
3.2 Mengertimakna iman kepada malaikat-
tentang dirinya, makhluk
malaikat Allah berdasarkan pengamatan
ciptaan Tuhan dan
terhadap dirinya dan alam sekitar.
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
3.3 Mengerti makna Asmaul Husna: Al-Bashir, Al-„Adil, Al-„Azhim
46
rumah, di sekolah dan tempat bermain
3.4 Memahami tata cara bersuci dari hadats kecil dan hadats besar sesuai ketentuan syariat Islam 3.5 Memahami makna ibadah shalat 3.6 MengetahuiQ.S. Al Falaq, Al-Ma„un dan Al-Fil dengan baik dan benar 3.7 Memahamisikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, dan di masyarakat sekitar 3.8 Memahami sikap rendah hati sebagai implementasidari pemahaman Q.S. Al-Isra ayat 37 3.9 Memahamiperilaku hemat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra 3.10 Mengetahuikisah keteladan Nabi Ayyub a.s. 3.11 Mengetahuikisah keteladan Nabi Dzulkifi a.s. 3.12 Mengetahuikisah keteladan Nabi Harun a.s. 3.13 Mengetahuikisah keteladan Nabi Musa a.s. 3.14 Mengetahuikisah keteladanan wali Songo 3.15 Mengetahuisikap santun dan menghargai sesama dari Nabi Muhammad SAW
47
4.1 Melakukan pengamatan terhadap makhluk 4. Menyajikan pengetahuan
ciptaan Allah di sekitar rumah dan sekolah
faktual dalam bahasa yang
sebagai upaya mengenal Allah itu ada.
jelas, sistematis dan logis,
4.2 Melakukan pengamatan diri dan alam
dalam karya yang estetis,
sekitar sebagai implementasi makna iman
dalam gerakan yang
kepada malaikat-malaikat Allah
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
4.3 Membaca Asmaul Husna: Al-Bashir, Al„Adil, Al-„Azhim dan maknanya
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
4.4 Memperaktikkan tata cara bersuci dari hadats kecil dan hadats besar sesuai ketentuan syariat Islam 4.5.1 Memberikan contoh-contoh makna ibadah shalat 4.5.2 Menceritakan pengalaman melaksanakan shalat di rumah dan masjid lingkungan sekitar rumah. 4.6.1 Membaca Q.S. Al Falaq, Al-Ma„un dan Al-Fil dengan tartil 4.6.2 Menulis kalimat-kalimat dalam Al Falaq, Al-Ma„un dan Al-Fil dengan benar 4.6.3 Menunjukkan hafalan Q.S. Al Falaq, Al Ma„un dan Al-Fil dengan lancar. 4.7 Mencontohkan sikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, dan di masyarakat sekitar 4.8 Mencontohkan sikap rendah hati sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
48
ayat 37 4.9 Mencontohkan perilaku hemat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra ayat 27 4.10 Menceritakan kisah keteladan Nabi Ayyub a.s. 4.11 Menceritakan kisah keteladan Nabi Dzulkifli a.s. 4.12 Menceritakan kisah keteladan Nabi Harun a.s. 4.13 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Musa a.s. 4.14 Menceritakan kisah keteladanan wali Songo 4.15 Mencontohkan sikap santun dan menghargai sesama dari Nabi Muhammad SAW 62
10.Strategi Implementasi Kurikulum 2013 Keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang mulai dari kristalisasi gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, tatakelola pelaksanaan kurikulum, dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.63 Sedikitnya ada tiga strategi pemerintah untuk mengimplemenasikan kurikulum 2013 ini. Yakni:
62
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013, op. cit. h. 18-21. 63 Husamah dan Yanur S., op. cit., h. 11.
49
a. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan. b. Manajemen Implementasi 1) Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. 2) Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 3) Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 4) Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. 5) Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.64 c. Evaluasi Kurikulum Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process), pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum (implementasi kurikulum) dise lenggarakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin.65
D. Konsep Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 1. Pengertian Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengutamakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik ini diyakini mampu mengoptimalkan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
64 65
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.14. Ibid.
50
kriteria ilmiah ini, penalaran induktif (inductive reasoning) lebih diutamakan dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning). Dengan proses ilmiah ini pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „mengapa‟. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „bagaimana‟. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „apa‟. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.66 Permendikbud Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah. Pendekatan saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri pada kurikulum 2013 ini.67 Pendekatan saintifik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Adapun dengan pendekatan ilmiah ini informasi bisa didapatkan peserta didik dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung pada informasi tunggal yang diberikan guru. Oleh karena itu melalui pendekatan saintifik ini diharapkan tercipta kondisi pembelajaran yang mendorong peseta didik untuk mencari informasi dari berbagai sumber bukan sekedar diberitahu oleh guru. Adapun cara mencari informasi bisa dengan cara membaca, mendengar, menyimak dan melihat. Setelah melakukan aktifitas mengamati peserta didik juga diharapkan mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya.
66
Direktorat Pendidikan Agama Islam, Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP, (Jakarta: BADAN PSDMPK-PMP, 2014) h. 87. 67 Imas Kurniasih dan Berlin Sani., Sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata Pena, 2014) h. 29.
51
Proses pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata).68
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah Seperti yang telah dituliskan diatas bahwa kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan pendekatan ilmiah yang menyentuh pada tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah ini, ranah sikap bertujuan agar peseta didik mampu mengetahui tentang “mengapa”. Ranah keterampilan bertujuan agar peseta didik tahu tentang “bagaimana”. Ranah pengetahuan bertujuan agar peseta didik tahu tentang “apa”. Hasil akhirnya adalah peserta didik yang memiliki kemampuan untuk menjadi manusia berkarakter mulia yang memiliki pengetahuan dan kecakapan hidup yang baik sebagai bekal untuk menjalani kehidupan yang layak. Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati, menanya,
mengumpulkan
informasi/eksperimen,
mengasosiasikan/mengolah
informasi, mengkomunikasikan.69 Penjelasan lebih lanjut mengenai pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Mengamati. Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran . Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan tinggi.70 Kegiatan mengamati berisi aktivitas membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Langkah ini mengembangkan 68
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014)
h.194. 69 70
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.19. Abdul Majid, op. cit., h.212.
52
kompetensi sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.71 Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi adalah sebagai berikut. 1) Cermat, objektif, jujur dan fokus 2) Sebelum mengamati sebaiknya guru dan peserta didik menantukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan. 3) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat dalam kegiatan observasi.72 b. Menanya Seorang guru yang baik akan membuat peserta didiknya terpacu untuk mengembangkan sikap, keterapilan dan pengetahuan yang dimilikinya. Pada saat guru mengajukan sebuah pertanyaan, pada saat itu pula dia memulai untuk membimbing peserta didiknya untuk belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan dari peserta didiknya, ketika itu pula ia membimbing siswanya untuk menjadi penyimak yang baik. Selain itu, kegiatan bertanya akan mengembangkan kreativitas, mengasah rasa ingin tahu, dan melatih sikap kritis peserta didik. Langkah kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya. Langkah menanya ini berisi kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).73 Sangat banyak kelebihan dari keigiatan bertanya ini. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1) membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, 71 72
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.20. Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
42. 73
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit.
53
2) mendorong peserta didik untuk aktif belajar mengembangkan pertanyaan, 3) membantu guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik 4) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan dan pengetahuannya, 5) membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, 6) membangun sikap keterbukaan, 7) membiasakan peserta didik berpikir sppontan dan cepat, 8) melatih kesantunan dalam berbicara.74 Kriteria pertanyaan yang baik: 1) singkat dan jelas 2) menginspirasi jawaban 3) memiliki fokus 4) bersivat divergen 5) bersifat menguatkan 6) menuntut peserta didik untuk berpikir 7) meangsang kemampuan kognitif 8) merangsang proses interaksi.75
c. Mengumpulkan informasi/ eksperimen Langkah mengumpulkan informasi atau eksperiman ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan mengali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Kegiatan ini dapat berisikan kegiatan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks (seperti majalah, koran, artikel di internet), mengamati objek atau kejadian atau aktivitas (observasi) dan wawancara dengan narasumber. Kegiatan eksperimen ini mengembangkan banyak kompetensi peserta didik diantaranya sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
74 75
Abdul Majid, op. cit., h.216. Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
44.
54
kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.76 d. Mengasosiasikan Aosiasi dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki padanan kata yaitu menalar. Adapun penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Sedangkan istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan pengelompokan beragam ide.77 Langkah mengasosiasikan ini berisi kegaitan mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan
baik
terbatas
dari
hasil
kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Baik pengolahan informasi yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat
mencari
solusi.
Kagiatan
ini
diharapkan
mampu
mengembangkan kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. e. Mengkomunikasikan Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Langkah terakhir dalam pendekatan saintifik ini berupa menyajikan atau menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis. Kegiatan ini dapat dilakukan secara lisan, tertulis, atau melalui media lainya. Kegiatan ini memiliki kelebihan berupa mengembangkan sikap jujur, teliti dan toleransi pada diri siswa, mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, melatih siswa mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 76 77
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit. Abdul Majid, op. cit., h.224.
55
Berikut tabel tentang langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik beserta kompetensi yang ingin dikembangkan. Tabel 2.6 Langkah Pembelajaran
Mengamati
Kompetensi yang Kegiatan Belajar
Dikembangkan
Membaca, mendengar,
Melatih kesungguhan,
menyimak, melihat (tanpa
ketelitian, mencari
atau dengan alat)
informasi
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi Menanya
tambahan tentang apa yang diamati
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan sikap
Mengumpulkan
- melakukan eksperimen
teliti, jujur,sopan,
- membaca sumber lain
menghargai pendapat
selain buku teks
orang lain, kemampuan
informasi/
- mengamati objek/ kejadian/
berkomunikasi,
eksperimen
- aktivitas
menerapkan kemampuan
- wawancara dengan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
narasumber
yang dipelajari, mengembangkan
56
Langkah Pembelajaran
Kompetensi yang Kegiatan Belajar
Dikembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
- mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. - Pengolahan informasi yang Mengasosiasikan/
dikumpulkan dari yang
mengolah informasi
bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Mengembangkan sikap Menyampaikan hasil
jujur, teliti, toleransi,
pengamatan, kesimpulan
kemampuan berpikir
Mengkomunikasikan berdasarkan hasil analisis
sistematis,
secara lisan, tertulis, atau
mengungkapkan pendapat
media lainnya
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
57
Langkah Pembelajaran
Kompetensi yang Kegiatan Belajar
Dikembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.78
E. Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) a. Konsep/Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Pembelajaran
Berbasis
Proyek
adalah
model
pembelajaran
yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.79 Pembelajaran Berbasis Proyek juga disebut sebagai model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Model pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. 80 Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. 81
78
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.19. Direktorat Pendidikan Agama Islam, Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/SMK, op. cit., h. 177. 80 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 36. 81 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h. 82. 79
58
Melalui model pembelajaran ini, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.82 Adapun sarana untuk mencapai kompetensi dalam model pembelajaran berbasis proyek ini adalah menggunakan tugas proyek sebagai strategi pembelajaran. Para pserta didik bekerja secara nyata memecahkan persoalan di dunia nyata yang dapat menghasilkan solusi berupa sebuah produk yang realistis. Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek hanya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari peseta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini. 1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik; 3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan; 4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; 5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu; 6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan 8) situasi
82
pembelajaran
sangat
toleran
terhadap
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.22.
59
kesalahan
dan
perubahan.83 Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain berikut ini. 1) Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu. 2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru. 3) Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru memegang peran utama di kelas. 4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan. 84 Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar 2) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah 3) Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi dan pengelolaan sumber daya 4) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam pembelajaran, praktik, dalam mengorganisasi proyrk, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 5) Melibatkan siswa untukbelajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimilikinya kemudian mengimplementasikannya ke dunia nyata. 6) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. 85 b. Langkah-langkah
Operasional
Pembelajaran
Berbasis
Proyek (Project Based Learning) Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah 1)menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek, 2)mendesain perencanaan 83
Direktorat Pendidikan Agama Islam, loc. cit. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit. 85 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 39. 84
60
proyek, 3)menyusun jadwal, 4)memonitor kegiatan dan perkembangan proyek, 4)menguji hasildan 5)mengevaluasi kegiatan/pengalaman. 86
c. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peseta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.87
1) Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.88 Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu kemampuan peserta didik dalam mengelola waktu, informasi yang didapat dan laporan. Yang kedua yaitu relevansi atau kesesuaian dengan pelajaran. Dan yang terakhir yaitu keaslian. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.89 86
Muhamad Zaki, Konsep Model Pembelajaran Project Based Learning, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014. 87 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.25. 88 Muhamad Zaki, Konsep Model Pembelajaran Project Based Learning, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014. 89 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.26.
61
2) Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: tahap persiapan, tahap pembuatan produk (proses), tahap penilaian produk (appraisal).90 Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. (1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. (2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.91
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) a. Konsep/Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Banyak yang tidak menyetujui cara mengajar guru yang terlalu menekannkan pada penguasaan sejumlah konsep belaka. Meskipun tak dapat disangkal bahwa konsep merupakan hal yang sangat penting, namun terletak pada bagaimanakah konsep itu dipahami oleh peseta didik itu lah hal yang lebih penting. Kenyataan dilapangan banyak siswa yang sudah memahami konsep, namun jika menemukan masalah yang berkaitan siswa kurang bisa mengaplikasikan konsep tersaebut. Persoalannya adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan
berbagai
konsep
agar
siswa
mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
90 91
Direktorat Pendidikan Agama Islam, op. cit., 184. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.26.
62
mengingat
dan
Model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan otentik. Adapun menurut Dewey yang dikutip oleh Trianto dalam bukunya mendesain moel pembelajaran inovatif-progresif pembelajaran berbasis masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.92 Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat para peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.93 Menurut Agus Suprijono, hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah
peserta
didik
memiliki
keterampilan
penyelidikan,
keterampilan
menyelesaikan masalah, peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri dan independen. Hal yang tidak kalah esensiil sebagai hasil dari pembelajaran berbasis masalah adalah keterampilan berfikir tingkat tinggi.94 b. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani tahap-tahap pembelajaran dalam model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1) Mengenalkan peserta didik terhadap masalah. 2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. 3) Membimbing peserta didik untuk melakukan penyelidikan individual atau kelompok. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
92
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010) h.
90. 93
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 40. 94 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009) h. 72.
63
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.95 c. Penilaian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) Dalam model pembelajaran berbasis masalah tugas penilaian tidak akan cukup bila hanya menggunakan tes tertulis. Teknik penilaian yang sesuai dengan model pengajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa yanng merupakan hasil penyelidikan mereka. Adapun penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini. 1) Penilaian kinerja peserta didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan. 2) Penilaian portofolio peserta didik. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar. 3) Penilaian potensi belajar Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. 4) Penilaian usaha kelompok Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL.96
95
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
96
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.30.
77.
64
3. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) a. Definisi/Konsep
Pembelajaran
Berbasis
Penemuan
(Discovery Learning) Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Burner yang dikenal dengan belajar penemuan (Discovery Learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.97 Dalam discovery learning hendaknya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mampu memecahkan masalah secara mandiri. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir melainkan harus mendorong siswa untuk menghimpun informasi dari berbagai sumber, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, sampai pada fase membuat kesimpulan-kesimpulan.
b. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Discovery Learning Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning, sebagiknya guru melakukan beberapa langkah persiapan sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan pembelajaran 2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik 3) Memilih materi pelajaran 4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif 5) Mengembangkan bahan-bahan belajar 6) Mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke yang konkret 7) Melakukan penilaian proses dan penilaian hasil belajar peserta didik.98
97 98
Trianto, op. cit., h. 38. Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, op. cit., h.
68.
65
Setelah melakukan beberapa persiapan diatas, guru dapat mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) menciptakan rangsangan atau stimulus dengan melakukan aktivitas mengamati gambar, membaca, melihat dan lain-lain. 2) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan materi. Lalu minta siswa untuk mebuat hipotesis dari masalah yang sudah dipilih. 3) Guru meminta siswa untuk mencari data dari berbagai sumber untuk membuktikan hipotesisnya. 4) Setelah mencari dan mengumpulkan banyak data, selanjutnya siswa harus mengolah data yang mereka miliki agar data yang mereka dapatkan bisa digeneralisasi dan membentuk sebuah konsep dan pengetahuan yang sesuai dengan materi. 5) Guru meminta siswa untuk melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. 6) Guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan.
F. Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013 1. Landasan Penilaian dalam Kurikulum 2013 Dalam pelatihan Kurikulum 2013 yang disampaikan oleh Yudha Kurniawan disebutkan bahwa landasan penilaian dalam kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a. UU No 20 Tahun 2003 b. PP No 32 Tahun 2013 c. Permendikbud No 54 Tahun 2013 d. Permendikbud No 64 Tahun 2013 e. Permendikbud No 65 Tahun 2013 f. Permendikbud No 66 Tahun 2013
66
g. Permendikbud No 81 A Tahun 2013 , Lampiran V. 99
2. Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013 Tabel 2.7 No
Jenis Penilaian
Pelaksana
Waktu
1
Penilaian otentik
Guru
Berkelanjutan
2
Penilaian diri
Siswa
Sebelum ulangan harian.
3
Penilaian projek
Guru
Ulangan harian (dapat
4
berbentuk penugasan)
5
6
Ulangan Tengah
Guru (di bawah
Semester dan Ulangan
koord. satuan
Akhir Semester
pendidikan)
Ujian Tingkat
Sekolah (kisi-kisi
Kompetensi
dari Pemerintah)
Ujian Mutu Tingkat
7
Guru
Kompetensi
Setiap akhir bab atau tema pelajaran Terintegrasi dengan proses pembelajaran
Setiap Semester
Setiap tingkat kompetensi (tidak bersamaan dengan UN) Setiap akhir tingkat
Pemerintah
kompetensi (bukan akhir jenjang sekolah)
99
Yudha Kurniawan, Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di SDIT AT-Taufik pada 17 Juni 2014.
67
8
Ujian Sekolah
Sekolah
Akhir jenjang sekolah
Pemerintah
Akhir jenjang sekolah.100
Ujian Nasional sebagai Ujian Tingkat 9
Kompetensi pada akhir jenjang satuan pendidikan.
3. Karakteristik Penilaian dalam Kurikulum 2013 Penilaian dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Belajar tuntas Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk KI 1 dan KI 2 peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.101 b. Otentik Penilaian otentik memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Penilaian otentik mengukur
100
Yudha Kurniawan, Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di SDIT AT-Taufik pada 17 Juni 2014. 101 Rosanti Hasanah, Pedoman Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Raport di SD, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014.
68
apa yang dapat dilakukan peserta didik bukan hanya mengukur apa yang dikeyahui oleh siswa.102 c. Berkesinambungan Tujuan penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan ini adalah untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik.103 d. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan dan penilaian diri.104 e. Berdasarkan acuan kriteria Kemampuan peserta didik dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik KD, daya dukung dan karakteristik peserta didik dengan tetap mempertimbangkan standar KKM yang dituangkan dalam Permendikbud No. 81A.105 4. Pengertian Penilaian Otentik “Istilah
otentik
merupakan
sinonim
dari
asli,
nyata,
valid
dan
reliabel”.106Berdasarkan Permendikbud no.66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, panialaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai, mulai dari proses hingga keluaran (output) pembelajaran. Sedangkan Abdul Majid menyebutkan dalam bukunya bahwa penilaian otentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip 102
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Pedoman Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Raport di SD, (Bogor: ttp, 2014) h. 7. 103 Rosanti Hasanah, Pedoman Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Raport di SD, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014. 104 Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, loc. cit. 105 Ibid. 106 Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: ANDI, 2014) h. 27.
69
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebaai akuntabilitas publik.107 Dalam buku materi pelatihan kurikulum 2013 disebutkan bahwa assesmen otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.108 Pada pelatihan kurikulum 2013 di SDN Cantang Jaya disampaikan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tekanan.109 Untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup komprehensif mengenai penilaian otentik, Abdul Majid menjelaskan secara terperinci mengenai pengerti penilaian otentik tersebut. a. American Library Association; mendefinisikan bahwa penilaian otentik adalah proses evaluasi untuk menilai kinerja, prestasi, motivasi dan sikapsikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. b. Newton Public School; penilaian otentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. c. Jon Muller; penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya
diminta
untuk
menampilkan
tugas
pada
situasi
yang
sesunngguhnya yang mendemontrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esesial yang bermakna. d. Richard J. Stinggins; penilaian otentik menekankan keterampilan dan kompetensi spesifik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai.110 Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi atau data tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
oleh
peserta
didik
melalaui
107
berbagai
Abdul Majid, op. cit., h.236. Direktorat Pendidikan Agama Islam, op. cit., h. 217. 109 Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, op. cit., h. 5. 110 Abdul Majid, op. cit., h.237. 108
70
teknik
yang
mampu
mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai serta mampu memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar dapat benar-benar dipastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. 5. Jenis-jenis Penilaian Otentik Berdasarkan permendikbud no.65 tahun 2013 tentang standar proses dan Permendikbud no.66 tahun 2013 tentang standar penilaian maka pada penilaian kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik pada ranah sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), keterampilan (KI-4).
a. Penilaian Sikap “Sikap adalah kecenderungan untuk merespons suatu objek, situasi, konsep, atau orang baik menyukai atau tidak menyukai”.111 Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Pada jenjang SD kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1 yaitu menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2 yaitu menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian sikap dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sikap yang akan dinilai terdapat pada KD dari KI 1 dan KI 2. Sikap tersebut tampak dari kegiatan pembelajaran yang dirancang dari KD yang berasal dari KI 3 dan KI 4 yang berpasangan. Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran Mengamati Gambar. Pada kegiatan 111
Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 46.
71
tersebut, guru dapat melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati gambar. Sikap yang dinilai misalnya cermat dan mandiri.112 Penilaian apek sikap siswa dapat dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. 1) Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.113 Contoh instrumen observasi sikap spiritual114 Tabel 2.8 PENILAIAN OBSERVASI SIKAP SPRITUAL ( KI-1 ) : ……..
KELAS SEMESTER
NOMOR URT
INDUK
: ………. / ………
TEMA / SUB TEMA TANGGAL : ……… PENGAMATAN
: ………………….
ASPEK PENGAMATAN NAMA SISWA
1
2
3
1
4
5
JUMLAH SKOR
NILAI
0 -
2
0 -
112
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.75. Yudha Kurniawan, Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di SDIT AT-Taufik pada 17 Juni 2014. 114 Muhamad Zaki, Penilaian Otentik, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014. 113
72
*Aspek Pengamatan
* Pedoman Penilian
1.
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
2. 3. 4.
5.
2) Penilaian Diri Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.115 Penilaian diri juga dapat diartikan sebagai teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta didik secara reflektif. Penilaian diri oleh peserta didik ini dianalisis oleh peserta didik untuk melihat kesesuaiannya dengan hasil ulangan. Instrumen yang digunakan adalah berupa lembar penilaian diri.116 Contoh instrumen penilaian diri117 Tabel 2.9 LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL ( KI – 1 ) PETUNJUK 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari Nama Peserta Didik : ………………………………………………… 115
Direktorat Pendidikan Agama Islam, loc. cit. Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, loc. cit. 117 Muhamad Zaki, Penilaian Otentik, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014. 116
73
Kelas Tema / Sub Tema Tanggal
: ………………………………………………… : ………………………………………………… : …………………………………………………
No
Pernyataan
1
Saya semakin yakin dengan keberadaan Tuhan setelah mempelajari ilmu pengetahuan Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu kegiatan Saya mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Tuhan Saya memberi salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di depan umum Saya mengungkapkan keagungan Tuhan apabila melihat kebesaranNya
2 3 4 5
TP
KD
SR
SL
Jumlah Keterangan : SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan 3) Penilaian Antar teman Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik. 118 Penilaian ini dapat dilakukan ketika peserta didik melakukan kegiatan kelompok (penilaian dilakukan antar anggota kelompok), bisa juga dilakukan secara berkala setelah proses pembelajaran berlangsung.
118
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.37.
74
Contoh instrumen penilaian antar teman.119 Tabel 5.10 LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN SIKAP DISIPLIN ( KI-2 ) Petunjuk : Petunjuk : Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap disiplin diri peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang kamu miliki sebagai berikut : Ya
= apabila kamu menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan
Tidak = apabila kamu tidak menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan. Nama Peserta Didik Yang Dinilai
:
Kelas
:
Tema / Sub Tema
:
Tanggal
:
Melakukan
No
Sikap yang diamati
1
Masuk kelas tepat waktu
2
Mengumpulkan tugas tepat waktu
3
Memakai seragam sesuai tata tertib
4
Mengerjakan tugas yang diberikan
5
Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Ya
Tidak
Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
6
ditetapkan
7
Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8
Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
119
Muhamad Zaki, Penilaian Otentik, disampaikan dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SDN Cantang Jaya, Bogor Tanggal 26 November 2014.
75
4) Jurnal Catatan Guru Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.120 Contoh Format Jurnal121 Tabel 2.11
Jurnal Nama Peserta Didik : ……………….. Aspek yang diamati
: ………………..
NO HARI/TANGGAL KEJADIAN
KETERANGAN/ TINDAK LANJUT
b. Penilaian Pengetahuan Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini. 1) Tes tulis Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab120
Yudha Kurniawan, Pelatihan Penilaian Sekolah Dasar K3SS Kecamatan Cimanggis, di SDIT AT-Taufik pada 17 Juni 2014. 121 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 82
76
akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. 2) Tes Lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan. 3) Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.122 Tabel 2.12 Contoh Penilaian Aspek Pengetahuan
No.
1
Indikator
Mata Pelajaran PAI
Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh
Penilaian
Instrumen
Instrumen
3.6. 1 Mengetahui Tertulis
Uraian
Apa yang dapat
kisah keteladanan
kamu petik dari
Nabi Ayyub a.s.,
kisah Nabi
Nabi Zulkifli a.s.,
Ayyub a.s.?
Nabi Harun a.s,
Jelaskan!
dan Nabi Musa a.s.
Jawaban : Kesabarannya atau ketaatannya.
c. Penilaian Keterampilan
122
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 37.
77
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: 1) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta peseta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.123 Selain itu pengertian penilaian kinerja atau unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.124 Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.125 Dalam hubungannya dengan penilaian unjuk kerja, Leighbody seperti yang dikutip oleh Mulyasa mengemukakan bahwa elemen-elemen kerja yang dapat diukur adalah, kualitas penyelesaian pekerjaan, keterampilan menggunakan alat, kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja,kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan untuk menggunakan diagram, gambar, dan simbol.126 Aspek penilaian kinerja terdiri dari meniru, menyusun, melakukan dengan prosedur, melakukan dengan baik dan tepat, melakukan tindakan secara alami.127 Penilaian kinerja perlu mempertimbangkan unsur-unsur berikut ini a) Langkah-langkah kinerja yang akan dilakukan peserta didik
123
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 89 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 74. 125 Direktorat Pendidikan Agama Islam, Op. Cit., h. 170. 126 E. Mulyasa, op. cit., h. 144. 127 Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 59. 124
78
b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang dinilai c) Kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas d) Kemampuan yang dinilai jangan terlalu banyak e) Kemampuan yang dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.128 Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja, antara lain sebagai berikut. a) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan. b) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan. c) Skala
penilaian
(rating
scale).
Biasanya
digunakan
dengan
menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 4 = baiksekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang. d) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti ini tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan. e) Rubrik: alat pengukuran yang mempunyai skala atau point yang tetap dan jelas untuk setiap criteria penilaian. Sangat disarankan untuk menggunakan rubrik yang mempunyai 4 poin skala (1-4) sehingga pemberian skor nilai
128
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, loc. cit.
79
tengah dapat dihindarkan (misalnya skala 1-3 akan terjadi sebuah kecenderungan untuk memberikan skor 3 pada sebagian besar hasil).129 2) Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assesment) adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
130
Dengan kata lain, penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.131 Peserta didik dapat melakukan
penelitian,
mulai
dari
perencanaan,
pengumpulan
data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek dilaksanakan terhadap persiapan pelaksanaan, dan hasil. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Dengan demikian, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. a) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. c) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.132 Penilaian proyek dapat dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian proyek berupa checklist atau rating scale.133 3) Penilaian Portofolio 129
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 38. Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 63. 131 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.89. 132 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi op. cit., h.39. 133 Sunarti dan Selly Rahmawati, loc. cit. 130
80
Portofolio merupakan kumppulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Fokus tugas-tugas kegiatan pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, dan pandangan sswa sendiri terhadap dirinya sebagai pebelajar.134 Penilaian portofolio dapat juga diartikan sebagai penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.135 Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai suatu kompetensi.136 Dalam kurikkulum 2013 dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan penilaian untuk aspek keterampilan. Hasil penilaian portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk pengisian rapor/ laporan penilaian kompetensi peserta didik.137 Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio. a) Guru menjelaskan secara singkat esensi penilaian portofolio. b) Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan di buat. c) Peserta didik, baik sendiri maupun berkelompok, mandiri atau d bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. d) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai disertai catatan tanggal pengumpulannya. 134
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., h. 257. E. Mulyasa, op. cit., h.148. 136 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 40. 137 Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, op. cit., h. 11. 135
81
e) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. f) Guru bersama peserta didik membahas portofolio yang dihasilkan. g) Guru memberikan umpan balik atas portofolio yang telah dihasilkan siswa.138 Penilaian portofolio dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tabel yang memaparkan hasil karya peserta didik dan tanggal pembuatannya, serta komentar dari guru sebagai berikut.139 Tabel 2.13 Contoh Penilaian Portofolio No
Hari/Tanggal
Jenis Tugas
Tandatangan KI/KD
Nilai
Keterangan Guru
Siswa
1. 2. 3. Portofolio merupakan bagian dari penilaiana otentik yang langsung dapat menyentuh sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Hal ini berkaitan pula dengan rasa bangga yang mendorong peserta didik mencapai hasil yeng lebih baik. Selain itu guru juga akan merasa lebih puas dalam mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti otentik yang telah dikumpulkan peserta didik.140 Agar portofolio berjalan efektif maka haru dilakukan hal-hal berikut ini: a) Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri b) Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan dan disimpan c) Sewaktu-waktu guru harus meminta siswanya untuk membaca catatan guru yang berisi saran, komentar dan tindak lanjut yang harus dilakukan peserta didik. 138
Abdul Majid dan Dian Andayani, op.Cit., h. 258. Sunarti dan Selly Rahmawati, op. cit., h. 66. 140 Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, op. cit., h. 12. 139
82
d) Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru. e) Setiap catatan dan perbaikan harus diberi tanggal agar perkembangan siswa dapat terlihat.141
6. Bagan Bentuk-Bentuk Penilaian Otentik di SD di dalam
kurikulum 2013 gambar 2.14 pada saat pembelajaran observasi di luar pembelajaran penilaian diri
dilaksanakan sesuai kebutuhan
penilaian antar teman
dilaksanakan berkala
jurnal/catat an guru
dilaksanakan sesuai kebutuhan
aspek sikap
gambar 2.15
aspek pengetahuan
tes lisan
kuis, tanya jawab dsb.
tes tertulis
pilihan ganda, B-S, menjodohkan, isian/melengkapi, uraian
penugasan
daftar tugas yang diilakukan secara individu di sekolah dan di rumah
Gambar 2.16
141
Ibid.
83
kinerja
aplikasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan saling mendukung proses pembelajaran.
proyek
keutuhan kegiatan pembelajaran dengan mulai dari perencanaan, proses, presentasi produk dan manfaat.
portofolio
rekaman penilaian otentik yang memperkuat kemajuan dan kualitas pekerjaan siswa.
aspek keterampilan
7. Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Penilaian setiap muatan pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1-4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam predikat A-D seperti pada tabel. Tabel 2.17 Tabel konversi kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap. PREDIKAT
NILAI KOMPTENSI PENGETAHUAN KETERAMPILAN
A
4
4
A-
3.66
3.66
B+
3.33
3.33
B
3.00
3.00
B-
2.66
2.66
C+
2.33
2.33
C
2
2
C-
1.66
1.66
D+
1.33
1.33
D
1
1
SIKAP SB
B
C
K
Tabel 2.18 Rentang Nilai Rapor Untuk Kompetensi Pengetahuan No
Rentang Nilai
Keterangan
84
Predikat
1
2
3
4
0 ≤ 𝐷 < 1,33 1,33 ≤ 𝐷 1,33 ≤ 𝐶
+
−
< 1,66 < 2,00
2,00 ≤ 𝐶 < 2,33 2,33 ≤ 𝐶
+
6
2,66 ≤ 𝐵
−
7
3,00 ≤ 𝐵 < 3,33
5
8
3,33 ≤ 𝐵
+
< 2,66 < 3,00
< 3,66
−
9
3,36 ≤ 𝐴 < 4,00
10
4,00 = A
Nilai D = lebih dari 0 dan kurang dari 1,33 Nilai D+ = lebih dari atau sama dengan 1,33 dan kurang dari 1,66 Nilai C- = lebih dari atau sama dengan 1,66 dan kurang dari 2,00 Nilai C = lebih dari atau sama dengan 2,00 dan kurang dari 2,33 Nilai C + = lebih dari atau sama dengan 2,33 dan kurang dari 2,66 Nilai B - = lebih dari atau sama dengan 2,66 dan kurang dari 3,00 Nilai B = lebih dari atau sama dengan 3,00 dan kurang dari 3,33 Nilai B + = lebih dari atau sama dengan 3,33 dan kurang dari 3,66 Nilai A- = lebih dari atau sama dengan 3,66 dan kurang dari 4,00 Nilai A = 4,00
D D+ C-
C C+ B-
B B+ AA
G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam Kurikulum 2013 1. Hakikat RPP dalam Kurikulum 2013 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muuka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
85
mengarahkan kegiatan peserta didik dalam upaya untuk mencapai kompetensi dasar.142 Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajara tahapan pertama dalam pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan
dengan
kegiatan
penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). 143 Abdul Majid menyebutkan bahwa RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.144 Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah sehingga guru tinggal mengembangkan rencana pembelajaran saja. Di samping silabus, pemerintah juga sudah membuat buku panduan, baik buku panduan guru maupun panduan peserta didik, yang pelaksanaannya juga nanti akan dilakukan berdampingan.145 RPP adalah salah satu tugas profesional guru, dan semua guru di setiap sekolah harus menyusun RPP untuk mata pelajaran kelas di mana guru tersebut mengajar. Pengembangan RPP dianjurkan disusun di setiap awal semester atau awal tahun pelajaran. Hal ini bertujuan agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.146 2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP dalam Kurikulum 2013 Dalam menyusun RPP ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
142
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, h. 5. 143 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h. 112. 144 Abdul Majid dan Dian Andayani, op.Cit., h. 125. 145 E. Mulyasa, op. cit., h. 181. 146 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 3.
86
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut e. Keterkaitan dan keterpaduan f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.147 3. Komponen dan Sistematika RPP dalam Kurikulum 2013 Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam sebuah RPP adalah a. Identitas sekolah yaitu nama stuan pendidikan b. Identitas mata pelajaran c. Kelas/semester d. Materi pokok e. Alokasi waktu f. Kompetensi inti (KI) g. Kompetensi dasar (KD) dan indikator pencapaian h. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD i. Materi pembelajaran j. Metode pembelajaran k. Media, alat dan sumber pembelajaran l. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, mencakup pertemuan pertama berisi pendahuluan; kegiatan inti; dan penutup. m. Penilaian, berisi jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman penskoran.148 4. Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI Tabel 2.19 Contoh Format RPP Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud No.81 A Tahun 2013
147
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, op. cit., h. 5. 148 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.114-115.
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Satuan Pendidikan
:
_____________________________
Kelas / Semester
:
IV (Empat) / 1
Pembelajaran (1)
:
Mari Belajar Surah al-Falaq
Alokasi Waktu
:
........... x 35 menit
KOMPETENSI INTI KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B.
KOMPETENSI DASAR 4.1
Membaca surah al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil dengan tartil.
4.2
Menulis kalimat-kalimat dalam al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil dengan benar.
4.3
Menunjukkan hafalan surah al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil dengan lancar.
C.
D.
INDIKATOR 4.1.1
Melafalkan Surat al-Falaq dengan tartil
4.1.2
Melafalkan Surat al-Maa’un dengan tartil
4.1.3
Melafalkan Surat al-Fiil dengan tartil
4.1.4
Mendemontrasikan bacaan al-Falaq dengan tartil.
4.1.5
Mendemontrasikan bacaan Surat al-Maa’un dengan tartil.
4.1.6
Mendemontrasikan bacaan Surat al-Fiil dengan tartil
TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu:
88
1. Membaca surah al-Falaq dengan tartil. 2. Menulis kalimat-kalimat dalam al-Falaq. 3. Menunjukkan hafalan surah al-Falaq.
H. MATERI PEMBELAJARAN Surah al-Falaq, al-Maa’un dan al-Fiil F.
PENDEKATAN & METODE
G.
Pendekatan
: Scientific
Strategi
: Cooperative Learning
Teknik
: Example Non Example
Metode
: Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah
KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1.
Waktu
Peserta didik harus dalam kondisi siap menerima
pelajaran.
Guru
10 menit
mengucapkan
salam dan dilanjutkan berdo‟a bersama. Guru disarankan selalu menyapa peserta didik, misalnya “Apa kabar anak-anak?”. 2.
Memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3.
Inti
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Peserta didik diajak mengamati dan menceritakan 150 isi gambar.
menit
89
Sub bab A. Membaca Surah al-Falaq 4.
Guru memberi motivasi bagaimana kelebihan orang yang membaca al-Quran. Di dalam buku teks selalu diawali dengan kalimat “ Amati dan ceritakan gambar berikut”. Di setiap akhir bab ada hikmah, rangkuman, dan ayo berlatih (Lihat buku teks).
5.
Guru menanyakan arti al-Falaq. Lihat buku teks
6.
Guru menanyakan manfaat Surah al-Falaq. Lihat buku teks
7.
Guru menanyakan cerita yang terkandung di dalam Surah al-Falaq.
Membaca Surah al-Falaq 8.
Peserta didik diminta membaca surah al-Falaq bersama-sama dengan guru.
9.
Peserta didik mengamati penggalan surah alFalaq dan membacanya hingga mahir.
10. Peserta didik membaca surah al-Falaq ayat per ayat hingga mahir, dan mencermati huruf/tanda baca, seperti membedakan sin dengan syin, sa dengan sin, tasydid, dan seterusnya. Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,” guru
membimbing
peserta
90
didik
untuk
mendengarkan bacaan surah al-Falaq yang benar dari guru, audio atau radio. Kemudian peserta didik diminta menirukannya secara berulang. Sub bab B. Menghafal al-Falaq 11. Guru memberi motivasi berkaitan dengan hikmat atau sya'faat bagi orang yang membaca al-Quran. Di dalam buku teks selalu diawali dengan kalimat “ Amati dan ceritakan gambar berikut”. Di setiap akhir bab ada hikmah. 12. Peserta didik menjawab pertanyaan “Mengapa kita perlu menghafal surah al-Falaq? Lihat buku teks. 13. Siapa di antara kalian yang sudah hafal surah al-Falaq?
Jika
ada,
mintalah
untuk
memperdengarkan hafalan itu kepada temantemannya. Jika tidak, ajaklah peserta didik menghafalkannya. 14. Guru meminta peserta didik membaca ayat per ayat surah al-Falaq hingga hafal. 15. Peserta didik dapat melakukannya secara berpasangan untuk saling mencermati hafalan di antara mereka. 16. Guru terus memberikan motivasi, agar peserta didik bersemangat untuk menghafal surah alFalaq. 17. Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,” peserta didik diminta untuk menyalin surah al-Falaq pada buku tulis masing-
91
masing. Catatan. Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,” guru membimbing peserta didik untuk menghafal surah al-Falaq yang benar. Secara individu peserta didik
menirukannya
Kemudian
berulang
peserta
didik
mendemonstrasikan
sampai
hafal.
diminta
untuk
baik
secara
hafalannya
individu, kelompok maupun klasikal. Sub Bab C. Menulis Surah al-Falaq 18. Guru meminta peserta didik mencermati gambar dan mengajukan pertanyaan “Siapa di antara kalian yang bisa menulis satu ayat surah
al-Falaq?
Jika
ada,
mintalah
ia
menuliskan di papan tulis sebagai motivasi bagi teman-temannya. 19. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mencermati
bentuk
huruf
dan
cara
menyambung huruf yang ada pada surah alFalaq. 20. Guru mencontohkan cara menulis huruf arab dengan benar. Terlebih dahulu membuat garis buku. Jelaskan letak huruf pada garis, misalnya antara huruf ra/wau dengan ba/dal, dan seterusnya. 21. Peserta didik menyempurnakan tulisannya dengan bimbingan guru. Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,”
92
peserta didik diminta untuk menyalin surah alFalaq dalam huruf Arab pada buku tulis masingmasing. Catatan umum. Setiap akhir pembelajaran, setiap kompetensi (membaca,
menghafal,
menulis)
Guru
selalu
memberikan penguatan, terutama bagi peserta didik yang tergolong lambat. Jangan lupa, senantiasa memberikan motivasi belajar.
Pada kolom “Hikmah,” sebagai motivasi, guru memberikan penjelasan singkat bahwa hadis nabi tersebut menceritakan sya'faat keuntungan bagi orang yang membaca al-Qur‟an, yaitu mendapat kebaikan yang berlipat ganda. Rangkuman Pada kolom “Rangkuman,” guru menyampaikan poin-poin penting dalam pembelajaran surah alFalaq. Sub Bab C. Menulis surah al-Falaq. Penutup
22. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari 23. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi) 24. Melakukan penilaian hasil belajar 25. Membaca do‟a sesudah belajar dengan benar (disiplin)
93
15 menit
H.
I.
SUMBER DAN MEDIA
Buku PAI dan Budi Pekerti PAI Kls IV SD
Kitab Suci Al-Qur‟an
Buku Juz ’Amma
CD MP3 Juz ’Amma
Media tulisan ayat Al-Qur‟an
Multimedia Interaktif/CD Interaktif /Video PENILAIAN Perhatikan kolom Ayo Berlatih, guru dapat memberikan penilaian sbb. Tugas A, Membaca. Pada penilaian kompetensi membaca Guru terlebih dahulu menentukan rentang nilainya. Semua soal (ayat) no.1 s.d 5 yang tingkat kerumitannya relatif sama. Oleh karena itu bobot dan skornya pun harus sama. Pada penilaian kompetensi membaca surah al-Falaq setiap ayat menggunakan rentang nilai, yaitu sangat baik, baik, sedang, kurang. Ketentuan nilai masing-masing rentang sebagai berikut:
Sangat baik, jika membaca tartil sesuai dengan kaidah (makhraj, panjang-pendek). Rentang nilainya 90 - 100
Baik, jika membaca kurang tartil sesuai dengan kaidah (makhraj, panjang-pendek). Rentang nilainya 80 - 89
Sedang, jika membaca kurang tartil dan kurang sesuai dengan kaidah (makhraj, panjang-pendek). Rentang nilainya 70 - 78
Kurang, jika membaca tidak tartil. Rentang nilainya < 70
Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik guru dapat menggunakan alat atau instrumen, misalnya daftar cek (checklists). FORMAT PENILAIAN MEMBACA AL-QURAN 94
Nama peserta didik: _____________________________ Kelas
: _____________________________ Rentang Nilai Aspek 1
2
3
4
Makhraj huruf Panjang Pendek bacaan Kelancaran membaca Skor Catatan : 4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Kurang baik
PENILAIAN SIKAP Nama peserta didik: _____________________________ Kelas: _____ Kriteria Penilaian Aspek 1
2
Keterlibatan Inisiatif Perhatian Tanggung jawab Skor Skor maksimal Catatan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik
2 = Sedang
Tugas B. Menghafal Surah al-Falaq.
95
1 = Kurang baik
3
4
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan individu menghafal surah al-Falaq RUBRIK PENILAIAN Kategori No.
Nama Peserta Didik 1
1
Masdar
2
Sultan Haykal
3
Aisy Anindya
2
3
4
dan seterusnya Catatan : 4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Kurang
baik Keterangan Sangat baik
: Hafalan lancar, tartil, lagu/berirama
Baik
: Hafalan lancar sesuai kaidah bacaan
Sedang
: Hafalan kurang lancar sesuai kaidah bacaan.
Kurang
: Hafalan tidak lancar
Catatan:
Guru dapat mengembangkan soal berikut rubrik dan penskorannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Guru diharapkan memiliki catatan sikap atau nilai-nilai karakter yang dimiliki peserta didik selama dalam proses pembelajaran. Terkait dengan sikap atau nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh peserta didik, penilaian dapat dilakukan melalui tabel berikut.
96
RUBRIK PENILAIAN SIKAP Kriteria No
Nama Peserta
Kerjasama
Didik
Keaktifan
Partisipasi
Inisiatif
MK MB MT BT MK MB MT BT MK MB MT BT MK MB MT BT 1 2 3 dan seterusnya
Catatan : MK = membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten). MB = mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). MT = mulai terlihat (apabila peserta didik sudah memperlihatkan tandatanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator namun belum konsisten). BT = belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tandatanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). Aktivitas dapat disesuaikan dengan kebutuhan, seperti sikap: tolongmenolong, disiplin, jujur, sopan santun, dan lain-lain J.
PENGAYAAN Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah mencapai
kompetensi yang ditentukan (membaca, menghafal, dan menulis surah al-Falaq dengan tartil, lancar, dan baik-benar) diminta untuk mengerjakan materi pengayaan yang sudah disiapkan oleh guru. 97
Untuk kompetensi membaca/menghafal/menulis, guru boleh menjadikan peserta didik sebagai tutor sebaya, untuk memantapkan kemampuannya. Alternatif lain, peserta didik dapat membaca/menghafal/menulis ayat/surat pendek yang lain. K.
REMEDIAL Bagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru terlebih dahulu
mengidentifikasi hal-hal yang belum dikuasai. Berdasarkan itu, peserta didik kembali mempelajarinya dengan bimbingan guru, dan melakukan penilaian kembali. Pelaksanaan remedi dilakukan pada hari dan waktu tertentu yang sesuai dengan keadaan, misal 30 menit setelah jam belajar selesai.
Mengetahui
........, ...................... 20....
Kepala Sekolah,
Guru Mapel PAI
( ___________________ )
( ___________________ )
NIP ..................................
NIP ..................................
98
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek ilmiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penulis adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.149 Sedangkan menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata metodologi penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman social yang diinterpretasikan oleh individu-individu.150 Adapun alasan penulis memilih metode kualitatif adalah karena permasalah yang dikaji bersifat dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, pedoman wawancara. Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis juga bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam.
B. Tempat penelitian Penelitian ini bertempat Sekolah Dasar Negeri Cilangkap 2 yang beralamat di Komp. TNI AU Dwikora, Cilangkap, Depok, Jawa Barat. 149
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011) h. 15. 150 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006) h. 94.
99
C. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif yang akan menjadi instrumen utama adalah penulis sendiri yaitu: Nama
: Hikmah Hayati
NIM
: 108011000178
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Penulis sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.151
D. Sampel Sumber Data Dalam penelitian ini sampel sumber data dipilih secara purposive sampling yaitu
teknik
pengambilan
sumber
data
dengan
pertimbangan
tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan.152 Dengan perkatan lain sampel tersebut dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena yang ingin diteliti.153 Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu Kepala Sekolah Dasar Negeri Cilangkap 2 (Ibu Catharina Suparminem S.Pd), Bapak Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SDN Cilangkap 2 (Bapak Tamtono S.Pd), dan Ibu Guru mata pelajaran PAI Kelas IV di SDN Cilangkap 2 Depok (Ibu Saoilih S.Pd.I). Sampel sumber data tersebut dipilih karena penulis menganggap beliau semua adalah orang – orang yang paling tahu tentang penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI di SDN Cilangkap 2 ini.
151
Sugiyono, Op. Cit., h. 306. Ibid, h 300. 153 Sukmadinata,Op. Cit., h. 102. 152
100
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling uatama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penulis tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.154 Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. 1. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka obseravasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.155 Dalam hal ini, penulis akan mengumpulkan data dengan observasi terus terang atau tersamar, dimana penulis menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa penulis sedang melakukan penelitian. Jadi sumber data mengetahui dengan pasti dari awal sampai akhir aktivitas penelitian yang dilakukan peneliti. Adapun yang akan di obeservasi pada penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan dan peniliaian pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI) di kelas IV. Aspek yang akan penulis observasi adalah persiapan dan proses pembelajaran PAI siswa kelas IV di SDN Cilangkap 2. Persiapan dan proses pembelajaran tersebut mencakup hal – hal di bawah ini: a. Perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rpp. b. Komponen/isi dari silabus dan rpp yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI. c. Buku teks yang digunakan. d. Pengelolaan kelas. 154 155
Sugiyono, Op. Cit., h. 308. Sugiyono, Op. Cit., h. 203.
101
e. Pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. f. Ruang lingkup penilaian mencakup kompetensi sikap (KI 1) dan (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4). g. Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai kompetensi sikap, pengatahuan dan keterampilan siswa. h. Mekanisme dan prosedur penilaian. Adapun format telaah RPP adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Format Telaah RPP FORMAT TELAAH RPP 1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda! 2. Identitas RPP yang ditelaah. Nama Guru
: Saolih, S.Pd
Kelas
: IV D
Materi Pokok
: Iman Kepada Malaikat Allah
Jam Pelajaran
: ke 1 dan II
Hari/ Tanggal
: Senin, 25 Agustus 2014
Komponen Rencana No
Pelaksanaan Pembelajaran
A 1.
Identitas Mata Pelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor 1
2
3
Tidak
Kurang
Sudah
ada
Lengkap
Lengkap
Terdapat : satuan pendidikan,kelas, semester,
102
Catatan
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran/subtema, jumlah pertemuan B.
Perumusan Indikator
1.
Kesesuaian dengan
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
Kompetensi Dasar 2.
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur
3.
Kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan.
4
Kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan
C. 1
Perumusan Tujuan
Tidak
Sesuai
Sesuai
Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
Kesesuaian dengan Indikator
2
Kesesuaian perumusan dengan aspek Audience, Behaviour, Condition, dan Degree
D.
Pemilihan Materi Ajar
1.
Kesesuaian dengan tujuan
Tidak
Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
pembelajaran 2.
Sesuai
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
103
3
Keruntutan uraian materi ajar
E.
Pemilihan Sumber Belajar
1.
Kesesuaian dengan tujuan
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
pembelajaran 2.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
F.
Pemilihan Media Belajar
1.
Kesesuaian dengan tujuan
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
pembelajaran 2.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3.
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
G.
Metode Pembelajaran
1.
Kesesuaian dengan tujuan
Tidak
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
3.
Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
pembelajaran 2.
Sesuai
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
104
H.
Skenario Pembelajaran
1.
Menampilkan kegiatan
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas 2.
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan)
3
Kesesuaian dengan metode pembelajaran
4.
Kesesuaian kegiatan dengan sistematika/keruntutan materi
5.
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan cakupan materi
I. 1
Rancangan Penilaian
Tidak
Autentik
Sesuai Sebagian Seluruhnya
Kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi
2.
Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen
105
Sesuai
Sesuai
penilaian sikap 3.
Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian pengetahuan
4.
Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian keterampilan Jumlah skor
RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut: 1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai. 2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP yang ditelaah atau dinilai 3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran 4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh 5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐱𝟏𝟎𝟎% 𝟗𝟎
PERINGKAT
NILAI
Amat Baik ( AB)
90 < AB ≤ 100
Baik (B)
80 < B ≤ 90
Cukup (C)
70 < C ≤ 80
Kurang (K)
≤ 70
106
Sedangkan format observasi/pengamatan pembelajaran PAI adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Format Observasi/Pengamatan Pembelajaran PAI FORMAT PENGAMATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK 1. Nama Guru
: Saolih, S.Pd
2. Kelas
: IV D
3. Materi Pokok
: Iman Kepada Malaikat Allah
4. Jam Pelajaran
: ke 1 dan II
5. Hari/ Tanggal
: Senin, 25 Agustus 2014
Aspek yang Diamati
Ya Tidak
Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam
2
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya
3
Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi
4
Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5
Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran
Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan 1
Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik
107
Catatan
2
Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti Penguasaan materi pembelajaran 1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.
2
Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.
3
Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.
4
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
2
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3
Menguasai kelas
4
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan
5
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat
6
Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar
7
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
108
kontekstual
8
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect)
9
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
Penerapan Pendekatan Saintifik 1
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati
2
Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana
3
menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi
4
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan
5
Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya
Pelaksanaan Penilaian Autentik 1
Melaksanakan penilaian sikap
2
Melaksanakan penilaian pengetahuan
3
Melaksanakan penilaian keterampilan
4
Kesesuaian teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi
5
Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian autentik.
109
6
Ketersediaan pedoman penskoran
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 1
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar
2
Merespon positif partisipasi peserta didik
3
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik
4
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
5
Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi
2
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran
3
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran
4
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran
5
Menghasilkan pesan yang menarik
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Kegiatan Penutup
110
Penutup pembelajaran 1
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran
2
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
3
Memberikan tes lisan atau tulisan
4
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah
RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Langkah-langkah Kegiatan: 1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran 2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran 3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK 4. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐘𝐀 𝐱𝟏𝟎𝟎% 𝟒𝟔
PERINGKAT
NILAI
Amat Baik ( AB)
90 < AB ≤ 100
Baik (B)
111
80 < B ≤ 90
Cukup (C)
70 < C ≤ 80
Kurang (K)
≤ 70
Agar kegiatan observasi berjalan secara efektif dan efisien, maka penulis akan menggunakan berita acara observasi setiap kali penulis datang ke sekolah yang diteliti. Berita acara observasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Berita Acara Observasi BERITA ACARA OBSERVASI Nama Penulis
:
Nama Sekolah
:
Alamat Sekolah
:
Judul skripsi
No
:
Yang
Agenda
Ditemui
Kunjungan
Tanggal
Tanda Tangan
Stempel
Pemimpin Sekolah
Sekolah
1. 2. 3. 4.
2. Wawancara Menurut Sugiyono, wawancara digunakan apabila penulis ingin hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau 112
setidak-tidaknnya pada pengetahuan dan atau kayakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan wawancara semiterstruktur / in depth interview sebagai teknik pengumpulan data. Dimana pelaksanaan wawancara semi terstruktur ini lebih bebas bila dibandingkan wawancara terstruktur. Dalam wawancara terstruktur penulis atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan istrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannya. Namun dalam wawancara semi terstruktur digunakan lebih bebas untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara bisa dimintai pendapat dan ide – idenya. Kisi – kisi wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel 3.4 Kisi – Kisi Wawancara
SATUAN
ASPEK
INDIKATOR
BUTIR
ANALISIS Perancangan
SOAL RPP
Pada RPP terdapat
Pembelajaran PAI
komponen-komponen dibawah ini. a. Identitas sekolah b. Identitas pelajaran/bab c. Materi pokok d. Alokasi waktu e. Kompetensi inti (ki 1, ki 2, ki 3 dan ki 4) f. Kompetensi dasar g. Indikator h. Tujuan pembelajaran
113
1
i. Materi pembelajaran j. Metode pembelajaran k. Media, alat dan sumber pemmbelajaran l. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran m. Rancangan penilaian otentik yang berisi jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen, pedoman penskoran, dan rubrik. Penerapan
Mengamati
Siswa melakukan salah satu
Pendekatan
kegiatan belajar berikut.
Saintifik dalam
Yaitu membaca, mendengar,
Pembelajaran PAI
menyimak, melihat (dengan
2
atau tanpa alat). Menanya
Siswa mengajukan
3
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami. Mengumpulkan
Siswa melakukan salah satu
informasi/ Eksperiman
kegiatan berikut ini yaitu
(mencoba)
membaca sumber lain selain
4
buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, mewawancara narasumber, bereksperimen. Mengasosiasi/ Mengolah
Siswa melakukan kegiatan
informasi
menalar dengan bimbingan guru.
114
5
Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan hasil
6
pengamatan atau kesimpulan secara lisa, tertulis, atau media lainnya. Perancangan
Penilaian Sikap
a. Guru menyediakan
Penilaian Otentik
Spiritual/ KI 1 dan Sikap
instrumen observasi sikap
dalam
Sosial / KI 2
spiritual (KI 1) dan sikap
Pembelejaran PAI
7
sosial (KI 2) dan melakukan observasi pada saat pembelajaran atau di luar pembelajaran. b. Guru menyediakan
8
instrumen penialaian diri dan melaksanakan penilaian diri tersebut sesuai kebutuhan. c. Guru menyediakan
9
intrumen penilaian antar teman dan melaksanakannya secara berkala. d. Guru menyediakan
10
instrumen penilaian jurnal guru dan mengisinya sesuai kebutuhan. Penilaian Pengetahuan/ KI 3
a. Guru membuat kisi-kisi
11
penilaian pengetahuan dan melakukan tes lisan b. Guru membuat kisi-kisi penilaian pengetahuan
115
12
dan melakukan tes tertulis c. Guru memberikan
13
penugasan Penilaian Keterampilan/ KI 4
a. Guru menyediakan rubrik
14
penilaian unjuk kerja dan melaksanakannya sesuai kebutuhan. b. Guru menyediakan rubrik
15
penilaian proyek dan melaksanakannya sesuai kebutuhan. c. Guru menyediakan rubrik penilaian portofolio dan melaksanakannya sesuai kebutuhan. Adapun pedoman wawancara yang akan digunakan adalah sebagai berikut. a. Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Kepala SDN Cilangkap 2 Tabel 3.5 PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH Nama Jabatan Hari / Tanggal Tempat Pendidikan terakhir Waktu
116
16
Daftar Pertanyaan 1. Menurut Bapak/ Ibu apakah SDN Cilangkap 2 sudah maksimal dalam menerapkan kurikulum 2013? 2. Apakah sekolah ini mengalami kendala dalam penerapan kurikulum 2013? Jika mengalami, apa saja kendala tersebut? 3. Apa yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut? 4. Jika menurut Bapak/ Ibu penerapan kurikulum 2013 disekolah ini sudah maksimal dan berhasil, faktor – faktor apasajakah yang mendukung keberhasilan tersebut? 5. Apakah Bapak/Ibu secara rutin melakukan evaluasi kurikulum untuk mengetahui sejauh mana kurikulum 2013 telah dilaksanakan di sekolah ini? 6. Jika evaluasi kurikulum telah dilaksanakan, dapatkan Bapak/ Ibu menjelaskan bagaimana cara Bapak/ Ibu dalam mengevaluasi kurikulum 2013 disekolah ini?
b. Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Wakil Kepala SDN Cilangkap 2 Bidang Kurikulum Tabel 3.6 PEDOMAN WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM Nama Jabatan Hari / Tanggal Tempat Pendidikan terakhir Waktu Daftar Pertanyaan
117
1. Menurut Bapak/ Ibu apakah SDN Cilangkap 2 sudah maksimal dalam menerapkan kurikulum 2013? 2. Apakah sekolah ini mengalami kendala dalam penerapan kurikulum 2013? Jika mengalami, apa saja kendala tersebut? 3. Apa yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut? 4. Jika menurut Bapak/ Ibu penerapan kurikulum 2013 disekolah ini sudah maksimal dan berhasil, faktor – faktor apasajakah yang mendukung keberhasilan tersebut? 5. Apakah Bapak/Ibu secara rutin melakukan evaluasi kurikulum untuk mengetahui sejauh mana kurikulum 2013 telah dilaksanakan di sekolah ini? 6. Jika evaluasi kurikulum telah dilaksanakan, dapatkan Bapak/ Ibu menjelaskan bagaimana cara Bapak/ Ibu dalam mengevaluasi kurikulum 2013 disekolah ini?
c. Pedoman Wawancara Bapak/ Ibu Guru Mata Pelajaran PAI Kelas IV SDN Cilangkap 2 Tabel 3.6 PEDOMAN WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN PAI Nama Jabatan Hari / Tanggal Tempat Pendidikan terakhir Waktu Daftar Pertanyaan 1. Apakah RPP yang Bapak/Ibu buat sudah sesuai dengan Permendikbud No. 81 A
118
Tahun 2013? 2. Apakah siswa melakukan salah satu kegiatan belajar berikut yaitu membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat)? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 3. Apakah dalam kegiatan belajar mengajar siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 4. Apakah siswa melakukan salah satu kegiatan berikut ini yaitu membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, mewawancara narasumber, bereksperimen? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 5. Apakah siswa melakukan kegiatan menalar dengan bimbingan guru? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 6. Apakah siswa menyampaikan hasil pengamatan atau kesimpulan secara lisa, tertulis, atau media lainnya? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 7. Apakah Bapak/Ibu menyediakan instrumen observasi sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2) dan melakukan observasi pada saat pembelajaran atau di luar pembelajaran? 8. Apakah Bapak/Ibu menyediakan instrumen penialaian diri dan melaksanakan penilaian diri tersebut sesuai kebutuhan? 9. Apakah
Bapak/Ibu
menyediakan
intrumen
penilaian
antar
teman
dan
melaksanakannya secara berkala? 10. Apakah Bapak/Ibu menyediakan instrumen penilaian jurnal guru dan mengisinya sesuai kebutuhan? 11. Apakah Bapak/Ibu membuat kisi-kisi penilaian pengetahuan dan melakukan tes lisan? 12. Apakah Bapak/Ibu membuat kisi-kisi penilaian pengetahuan dan melakukan tes tertulis? 13. Apakah Bapak/Ibu memberikan penugasan? 14. Apakah Bapak/Ibu menyediakan rubrik penilaian unjuk kerja dan melaksanakannya sesuai kebutuhan? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 15. Apakah Bapak/Ibu menyediakan rubrik penilaian proyek dan melaksanakannya
119
sesuai kebutuhan? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 16. Apakah Bapak/Ibu menyediakan rubrik penilaian portofolio dan melaksanakannya sesuai kebutuhan? Jika iya, dapatkah Bapak/Ibu ceritakan contoh kegiatannya? 3. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode sebelumnya yaitu observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel apabila didukung oleh dokumen-dokumen, foto-foto, atau karya tulis akademik yang telah ada. Untuk mendukung hasil dari pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, maka penulis membutuhkan dokumen sebagai berikut. Yaitu: a. Silabus PAI tahun ajaran 2013 – 2014, b. RPP PAI Kelas IV Tahun Ajaran 2013 – 2014, c. Contoh instrumen penilaian KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 siswa kelas IV pada mata pelajaan PAI, d. Form hasil penilaian KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 siswa kelas IV pada mata pelajaran PAI, e.
Artikel tentang sejarah berdirinya SDN Cilangkap 2 (jika ada),
f. Foto-foto saat observasi. F. Tekhnik Analisis Data Teknik analisis data akan lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. 1. Tahap satu, tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan mini tour question, analisis datanya dengan analisis domain. 2. Tahap dua, menentukan fokus, pengumpulan data dengan menggunakan mini tour question, analisis data dilakuakn dengan analisis taksonomi.
120
3. Tahap tiga, tahap selection. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan structural, analisis data dengan dengan analisis komponensial dilanjutkan dengan analisis tema.156
156
Sukmadinata, Op. Cit., h. 400.
121
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sejarah Singkat Sekolah SDN Cilangkap 2 adalah salah satu Sekolah Dasar yang berada di wilayah Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1971. Sekolah ini bernama SDN Cilangkap 2 karena letaknya yang berada di Kelurahan Cilangkap. Kelurahan Cilangkap adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Tapos, Kota Depok. Sekolah yang berdiri di atas tanah hibah dari TNI AU DWIKORA ini berdiri di atas tanah seluas 3000 m2. Meskipun tanahnya merupakan hibah, tetapi status bangunan dari sekolah ini adalah milik sendiri dalam arti milik pemerintah daerah kota Depok. Secara geografis, sekolah yang beralamat di Komplek TNI AU DWIKORA, Cilangkap-Tapos, Kota Depok ini, disebelah utaranya berbatasan dengan Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Sukamaju Baru dan Kecamatan Cimanggis. Adapun di Sebelah Timur ia berbatasan dengan Kelurahan Cimpaeun dan Kelurahan Tapos. Sedangkan di Sebelah Selatan terdapat
Kelurahan Ciriung
Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Dan Sebelah Barat, berbatasan dengan Kelurahan Pabuaran Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. SDN Cilangkap 2 adalah sekolah negeri yang berstatus akreditasi A (Amat Baik) Tahun 2010 dengan SK Akreditasi 02.00/0533/BAB-SM/XI/2010. Di sekolah ini, aktivitas belajar mengajar dilaksanakan pada pagi dan siang hari. Pada saat ini, Ibu Chatarina Suparminem, S.Pd selaku kepala SDN Cilangkap 2 berusaha menjadikan SDN Cilangkap 2 ini sebagai lembaga pendidikan terdepan dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
122
Meskipun pada kenyataannya banyak sekali rintangan-rintangan untuk merealisasikan tujuan baik tersebut. Namun berbekal semangat dan rasa ikhlas dalam membaktikan diri pada Ibu Pertiwi usaha itu tetap dilakukan secara terus menerus. Untuk mewujudkan tujuannya tersebut SDN Cilangkap 2 mengusung visi dan misi yang akan dijabarkan pada sub bab selanjutnya.
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah 1. Visi Visi SD Negeri Cilangkap 2 KecamatanTapos, Kota Depok adalah“ SUKSES ”. “SUKSES” berarti berhasil. Keberhasilan pendidikan dari output SD Negeri Cilangkap 2 KecamatanTapos Kota Depok merupakan suatu harapan yang harus diupayakan dan diperjuangkan secara maksimal. Pada kalimat visi ini terdapat beberapa kata esensial yang perlu mendapat penjelasan, yaitu: “SUKSES ”memiliki makna Sehat, Unggul, Kreatif, Santun, Energik, dan Shaleh/Shalehah.
2. Misi a. Meningkatkan ketaqwaan dan tata krama anak dalam menghormati orang lain melalui kegiatan keagamaan, pengembangan diri dan pembiasaan. b. Menjuarai lomba-lomba akademik di tingkat gugus, kecamatan, kota dan propinsi. c. Meningkatkan kemampuan anak di bidang seni budaya agar siap dan tanggap terhadap berbagai kegiatan ekstra kurikuler melalui latihan secara reguler. d. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan dan cinta tanah air dengan pembiasaan dan pengembangan diri. e. Membiasakan pendidik dan peserta didik berperilaku yang baik sesuai dengan norma-norma agama, seperti sikap saling menolong, saling membantu, saling monghormati, dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
123
f. Meningkatkan mutu lulusan yang siap bersaing di jenjang pendidikan berikutnya.
3. Tujuan a. Agar tercapainya standar sarana dan prasarana sekolah. b. Meningkatkan kualitas gedung sekolah agar layak, aman dan nyaman untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. c. Meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah. d. Meningkatkan citra sekolah. e. Meningkatkan keunggulan kompetitif sekolah. f. Meningkatkan semangat belajar bagi pengajar dan peserta didik. g. Meningkatkan partisipasi masyarakat.
C. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SD Negeri Cilangkap 2
Status Sekolah
: Negeri
Status Akreditasi
: A ( Amat Baik ) Tahun 2010
SK Akreditasi
: 02.00/0533/BAB-SM/XI/2010
Alamat Sekolah
: Komp. TNI-AU DWIKORA Kel. Cilangkap, Kec. Tapos Kota Depok Prop. Jawa Barat KodePos : 16458
NSS/NIS/NPSN
: 101020521010/100410/20228657
Tahun Pendirian
: 1973
Status Tanah
: Hibah dari TNI AU Dwikora
124
Luas Tanah
: 3000 m²
Status Bangunan
: Milik Sendiri (Pemda Kota Depok)
Nama Kepala Sekolah
: CHATARINA SUPARMINEM, S.Pd. NIP. 19600818.197912.2.003 No. HP. 081317511427
No. Telepon Sekolah
: 021- 8764793 E-mail :
[email protected]
Kegiatan Belajar Mengajar:
Pagi dan Siang
D. Deskripsi Data Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) metode yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Ketiga metode tersebut diharapkan mampu membantu mengetahui kondisi umum SDN Cilangkap 2 khususnya tentang penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan disana. Melalui observasi, dilakukan pengamatan yang
bertujuan
untuk
mengetahui
perencanaan
pembelajaran,
proses
pembelajaran, keadaan sekolah, pendidik, peserta didik dan juga sarana dan prasarana yang menunjang jalannya proses belajar mengajar. Hal ini penulis lakukan karena semua itu merupakan komponen penting dalam proses penerapan kurikulum 2013. Wawancara yang penulis lakukan adalah sebagai upaya untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Wawancara tersebut ditujukan kepada kepala sekolah yaitu Ibu Catharina Suparminem, S.Pd, wakil kepala sekolah bidang kurikulum yaitu Bapak Tamtono, S.Pd, dan guru mata pelajaran PAI yaitu Ibu Saolih, S.Pd.I.
125
Adapun studi dokumentasi yang dilakukan penulis adalah untuk memperkuat data agar lebih valid. Studi dokumentasi dilakukan di ruang kelas IV D SDN Cilangkap 2 dan juga di ruang guru. Dan dokumen-dokumen yang diberikan oleh Guru PAI SDN Cilangkap 2 adalah silabus PAI tahun ajaran 2013 – 2014, RPP PAI Kelas IV Tahun Ajaran 2013 – 2014, contoh instrumen penilaian kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2), kompetensi pengatahuan (KI 3) dan kompetensi keterampilan (KI 4) peserta didik kelas IV pada mata pelajaan PAI, format hasil penilaian kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2), kompetensi pengetahuan (KI 3) dan kompetensi keterampilan (KI 4) peserta didik kelas IV pada mata pelajaran PAI, dan artikel tentang sejarah berdirinya SDN Cilangkap 2.
E. Analisis Data dan Penyampaian Hasil Penelitian Sesuai dengan ruang lingkup permasalahan yang ada pada BAB I bahwa sebeneranya penelitian ini mempunyai maksud untuk mengungkapkan bagaimana penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2, maka berdasarkan informasi yang didapatkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka rumusan masalah akan disajikan menurut indikator: 1. Perencanaan pembelajaran PAI pada kurikulum 2013 2. Pelaksanaan pembelajaran PAI pada kurikulum 2013 3. Penilaian pembelajaran PAI pada kurikulum 2013 4. Peran guru PAI dalam penerapan kurikulum 2013 5. Faktor pendukung dan penghambat penerapan kurikulum 2013.
1. Perencanaan Pembelajaran PAI Pada Kurikulum 2013 Melalui metode pengumpulan data berupa wawancara didapatkan hasil sebagai berikut. Ibu Saolih sudah membuat RPP yang sesuai dengan format RPP Kurikulum 2013 yang dijelaskan pada Permendikbud No. 81 A Tahun 2013. Beliau mengatakan bahwa RPP yang beliau buat sudah mengikuti kaidah-kaidah yang diajarkan melalui pelatihan kurikulum 2013 yang pernah beliau ikuti. Hal ini didukung oleh Ibu Catharina Suparminem selaku kepala sekolah yang sudah
126
mengevaluasi RPP tersebut dan mengatakan tidak ada kekurangan yang berarti pada RPP PAI milik Ibu Saolih. Keyakinan Ibu Saolih mengenai RPP PAI miliknya yang sudah sesuai dengan ketentuan ini, didukung dengan hasil penelaahan RPP yang peneliti lakukan. Hasil penilaian dari telaah RPP PAI milik Ibu Saolih adalah 90,00 dengan predikat amat baik. RPP yang dibuat oleh Ibu Saolih selaku guru Mata Pelajaran PAI bisa mendapatkan predikat amat baik karena memang seluruh komponen RPP yang ditampilkan sudah sesuai dengan format RPP Kurikulum 2013. Penjabaran mengenai telaah RPP PAI tersebut adalah sebagai berikut. a. Identitas RPP Komponen pertama yaitu identitas mata pelajaran. Meskipun Ibu Saolih tidak mencantumkan berapa lama satu jam pelajaran pada RPP PAI miliknya, namun identitas lain sudah cukup lengkap tertera dalam komponen pertama ini. b. Kompetensi Inti (KI) Kompetensi inti yang terdiri dari KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 untuk peserta didik kelas IV SD Mata Pelajaran PAI seluruhnya atau salah satunya tidak ditampilkan dalam RPP ini. c. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Komponen selanjutnya yaitu perumusan indikator. Dalam kurikulum 2013 indikator merupakan salah satu komponen yang harus dicantumkan dalam RPP. Dari telaah yang sudah dilakukan pada RPP PAI milik Ibu Saolih seluruhnya sudah sesuai dengan ketentuan. Yaitu indikator sudah sesuai dengan kompetensi dasar.
Kata
kerja
operasional
yang digunakan seperti
mendefinisikan,
menyebutkan, menunjukkan, dan menjelaskan sudah sesuai dengan kompetensi yang akan diukur. Rumusan indikator juga sudah sesuai dengan aspek pengetahuan dan juga aspek keterampilan. d. Tujuan Pembelajaran yang Dirumuskan Berdasarkan KD
127
Komponen keempat yaitu perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang terdapat pada RPP PAI milik Ibu Saolih sudah sesuai dengan indikator. Hal ini dapat dilihat dari tujuan nomor satu yang berbunyi “peserta didik dapat mendefinisikan pengertian iman kepada malaikat Allah dengan benar” merupakan perumusan tujuan dari indikator nomor 3.1.1 yaitu “mendefinisikan pengertian iman kepada malaikat Allah”. e. Materi Ajar Komponen kelima yang harus ada dalam sebuah RPP yaitu materi ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan karakterisitik peserta didik dan bersifat runtut atau sistematis. Dari telaah yang sudah dilakukan, materi yang terdapat pada RPP PAI milik Ibu Saolih sudah sesuai seluruhnya dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari materi “Pengertian iman kepada malaikat Allah” sudah sesuai dengan tujuannya yaitu “Peserta didik mampu mendefinisikan pengertian iman kepada malaikat Allah dengan benar”. f. Sumber Belajar Komponen selanjutnya adalah pemilihan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pembelajaran, sesuai dengan pendekatan saintifik, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Sumber
belajar yang tertulis pada RPP PAI adalah Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas IV SD, al-Qur‟an dan terjemahannya. Buku PAI dan Budi Pekerti yang digunakan Ibu Saolih sebagai sumber belajar adalah buku yang disediakan pemerintah pada kurikulum 2013 ini. Jadi sudah dapat dikatakan bahwa buku tersebut sudah sesuai dengan tujuan, materi, pendekatan saintifik dan karakteristik peserta didik. g. Media Pembelajaran Komponen ketujuh yang harus ada dalam sebuah RPP adalah media belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pembelajaran, sesuai dengan pendekatan saintifik, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Media yang digunakan pada RPP PAI Ibu Saolih adalah multimedia interaktif berupa CD/DVD berisi video pembelajaran dan gambar yang sesuai
128
dengan tujuan pembelajaran. Seperti yang sudah diketahui bahwa gambar dapat menstimulus peserta didik untuk bertanya, dimana bertanya adalah salah satu langkah dalam pendekatan saintifik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan media belajar yang terdapat pada RPP PAI yang dibuat Ibu Saolih sudah sesuai seluruhnya dengan ketentuan. h. Metode Pembelajaran Komponen RPP yang kedelapan adalah adanya metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi ajar, pendekatan saintifik dan karakteristik peserta didik. Adapun metode yang digunakan Ibu Saolih adalah Small Grup Discussion dan The Power Of Two. Metode Small Grup Discussion sangat sesuai dengan pendekatan saintifik karena metode ini mengakomodasi salah satu langkah pada pendekatan saintifik yaitu explorasi. Untuk komponen ini RPP PAI Ibu Saolih sudah sesuai seluruhnya dengan ketentuan yang berlaku. i. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran/Skenario Pembelajaran Komponan RPP selanjutnya yaitu skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran yang terdapat pada RPP PAI yang dibuat oleh Ibu Saolih sudah menampilkan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dengan sangat jelas. Lalu didalamnya juga terdapat langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan. Skenario pembelajaran yang dibuat juga sudah sesuai dengan metode pembelajaran. Metode pembejaran Small Grup Discussion dan the power of two benar-benar ditampilkan dalam skenario pembelajaran. Alokasi yang disediakan pada RPP ini pun sudah sesuai dengan cakupan materi. Namun, kegiatan peserta didik yang ditampilkan pada RPP ini tidak menampilkan kerunutan materi. Contohnya seperti menyebutkan nama-nama malaikat Allah didalam skenario pembelajaran tidak ditampilkan. Yang ditampilkan hanya menyebutkan tugas-tugas dan sifat-sifat malaikat saja. Oleh karena itu, pada komponan ini RPP PAI buatan Ibu Saolih hanya sesuai sebagiannya saja dengan ketentuan yang berlaku.
129
j. Rancangan Penilaian Otentik Komponen terakhir yang harus ditampilkan pada RPP PAI pada kurikulum 2013 adalah rancangan penilaian otentik. Yang harus ditampilkan adalah kesesuian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator, dengan penilaian sikap (KI 1 dan KI 2), penilaian pengetahuan (KI 3) dan penilaian keterampilan (KI 4). Pada RPP PAI milik Ibu Saolih ini bentuk, teknik dan instrumen penilaian sikap (KI 1 dan KI 2) sudah ditampilkan melalui tabel observasi pelaksanaan diskusi. Sedangkan bentuk, teknik dan instrumen penilaian pengetahuan (KI 3) sudah ditampilkan dengan adanya tes tulis tentang nama, sifat dan tugas malaikat Allah. Dan yang terakhir, bentuk, teknik dan instrumen penilaian keterampilan (KI 4) sudah ditampilkan dengan adanya tugas mengisi rubrik tentang iman kepada malaikat Allah dan menemukan bukti-bukti adanya malaikat Allah melalui kisah orang selamat dari musibah yang ditampilkan dalam video. Selain itu guru juga mememinta peserta didik untuk membuat portofolio mengenai paparan tentang bukti-bukti adanya malaikat Allah. Sehingga dengan kelengkapan bentuk, teknik dan instrumen penilaian yang bersifat otentik pada RPP PAI ini maka dapat disimpulkan bahwa RPP ini sudah sesuai seluruhnya dengan ketentuan yang berlaku yaitu Permendikbud No. 81 A tahun 2013.
2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI Pada Kurikulum 2013 Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
Ibu
Saolih,
S.Pd.I
dan
observasi/pengamatan pembelajaran PAI yang berlangsung pada jam pelajaran ke I dan II pada tanggal 25 Agustus 2014 di kelas IV D SDN Cilangkap 2, pelaksanaan pembelajaran PAI sudah cukup sesuai dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Hal ini dapat dilihat dari penjabaran sebagai berikut. a. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi dan Motivasi) Pada kegaiatan pendahuluan guru sudah mampu melakukan apersepsi dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan sapaan dan salam yang diberikan guru ketika memasuki kelas sehingga peserta didik merasa lebih siap secara fisik dan psikis untuk mengikuti kegiatan belajar
130
mengajar. Setelah itu Ibu Saolih mengulang materi pada pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini membuat peserta didik memahami hubungan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Ibu saolih juga mengajukan beberapa pertanyaan yang menstimulus rasa ingin tahu peserta didik sehingga peserta didik merasa tertantang untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Setelah membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, Ibu Saolih menyampaikan beberapa manfaat dari materi yang akan dipelajari sehingga meningkatlah motivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Namun Ibu Saolih tidak mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi yang akan dipelajari sehingga peserta didik kurang mendapatkan gambaran real mengenai materi, namun hal ini tidak mengurangi semangat dan motivasi peserta didik yang sudah terbangun sejak Ibu Saolih memasuki kelas. b. Kegiatan Pendahuluan (Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan) Dalam melakukan kegiatan pendahuluan Ibu Saolih tidak menyampaikan kemampuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Ibu Saolih hanya menyampaikan rencana kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan yaitu diskusi kelompok. Hal ini cukup memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai kagiatan yang akan mereka lakukan namun kurang memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenai kompetensi apa saja yang harus dikuasai peserta didik setelah melakukan kegaiatan belajar mengajar ini. Sehingga hal ini berdampak siswa kurang fokus terhadap kegiatan belajar mengajar karena mereka tidak mengetahui tujuan dari kegaitan pembelajaran yang mereka lakukan. c. Kegiatan Inti (Penguasaan Materi Pelajaran) Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan hasil bahwa guru sudah sangat menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran yang ditampilkan dalam RPP. Guru juga sudah mampu mengaitkan materi dengan kehidupan nyata hal ini dibuktikan dengan ditampilkannya video mengenai fenomena orang-orang yang selamat dari musibah. Melalui media video dan metode diskusi antara guru dan
131
siswa, guru sudah menyajikan pembahasan materi dengan tepat. Selain itu juga guru sudah menyajikan materi secara runtut dari materi yang mudah yaitu pengertian iman kepada malaikat Allah lalu dilanjutkan dengan materi yang sulit seperti tugas dan sifat-sifat malaikat Allah. d. Kegiatan Inti (Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik) Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara guru sudah sangat baik dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Untuk mencapai KI 1 (sikap spiritual) guru mengkaitkan materi pembelajaran dengan sang pencipta yaitu Allah SWT, lalu untuk mencapai KI 2 (sikap sosial) guru memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk menampilkan sikap saling menghargai antar teman ketika sedang berdiskusi dan ketika salah satu dari mereka sedang mengkomunikasikan hasil diskusi di depan siswa/i yang lain. Untuk mencapai KI 3 (pengetahuan) guru memberikan siswa materi dengan bantuan media video yang sangat membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Dan untuk mencapai KI 4 (keterampilan) guru memberikan siswa waktu untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. Pembelajaran seperti ini sudah sangat sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Selain itu guru juga sudah melaksanakan pembelajaran secara urut sesuai dengan skenario pembelajaran yang ditampilkan dalam RPP. Guru tidak melompat-lompat dalam melakukan kegiatan belajar yang menggunakan pendekatan saintifik. Hal ini sangat bagus karena jika guru tidak runtut maka pendekatan saintifik yang dilakukan tidak akan berjalan dengan sempurna. Guru sangat menguasai kelas, hal ini terlihat dengan suara guru ketika mengajar cukup terdengar oleh siswa. Kemudian siswa cukup tertib dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa juga sangat bertanggung jawab ketika guru memberikan tugas.
132
Guru sudah melakasanakan kegiatan belajar yang bersifat kontekstual dengan kehidupan nyata seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Guru menampilkan sebuah video yang menggambarkan kejadian dalam kehidupan nyata. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. Yaitu percaya diri, mampu bekerja kelompok dan menghargai sesama. Meskipun dalam RPP tidak ditampilkan berapa jam pelajaran yang disediakan untuk pembelajaran PAI ini. Namun dalam kolom kegiatan pembelajaran ditampilkan berapa alokasi waktu yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran yaitu 110 menit. Pada praktiknya kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. e. Kegiatan Inti (Penerapan Pendekatan Saintifik) Dalam RPP sudah sangat jelas bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Disana ditampilkan secara runtut langkahlangkah pembelajaran saintifik yaitu mengamati, menanya, eksplorasi, asosiasi dan mengkomunikasikan. Dan pada praktiknya pendekatan saintifik sudah dilaksanakan dengan sangat baik oleh Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan berikut ini. Pada kegiatan awal, guru menampilkan video untuk diamati para siswa. Lalu guru memberikan siswa pertanyaan tentang iman kepada malaikat Allah yang disusul dengan kegaiatan peserta didik mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan iman kepada malaikat. Setelah itu peserta didik melakukan kegiatan eksplorasi dengan diberikannya kesempatan untuk mengemukakan tayangan video secara individu lalu mendiskusikan bukti adanya malaikat secara berpasang-pasangan. Selanjutnya pada kegiatan menalar atau aosisasi guru dan siswa bertanya jawab mengenai hasil diskusi dan mengkaitkan hasil diskusi dengan video yang sebelumnya dilihat siswa. Kegiatan terakhir pada pendekatan saintifik ini adalah siswa mengkomunikasikan hasil diskusi secara berkelompok
133
kepada teman-temannya. Lalu kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi,
mengkonfirmasi
dan
menyanggah
hasil
diksusi
yang
dipresentasikan. Selanjutnya siswa bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan tanya jawab. f. Kegiatan Inti (Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran) Guru kurang mampu dalam memanfaatkan sumber belajar dan media dalam pembelajaran. Meskipun guru sudah menunjukkan keterampilan dalam menggunakan sumber belajar yaitu buku PAI dan Budi Pekerti kelas IV SD dan guru juga sudah menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran yaitu laptop dan infokus yang digunakan untuk menampilkan video. Namun guru belum melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber dan media pembelajaran. g. Kegiatan Inti (Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran) Guru sudah sangat mampu dalam menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi anatara guru dan siswa dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab. Guru juga merespon positif partisipasi peserta didik dengan mengucapkan kata-kata “pendapat yang sangat bagus” atau “pertanyaan yang sangat bagus” ketika peserta didik memberikan pendapat atau pertanyaan. Meskipun jawaban yang diberikan peserta didik kurang tepat, guru tetap terbuka dalam menerima respon peserta didik dengan tidak mengatakan “jawabannya salah” namun mengatakan “jawaban yang bagus, namun kurang tepat coba difikirkan lagi jawabannya ya nak”. Hal ini membuat siswa tetap percaya diri dalam berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga sudah mampu menampilkan hubungan kondusif antar guru dengan siswa yang dibuktikan dengan tumbuhnya keceriaan dan antusiasme peserta didik ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. h. Kegiatan
Inti
(Penggunaan Bahasa
Pembelajaran)
134
yang Benar dan Tepat
dalam
Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI sudah barang tentu sangat menampilkan penggunaan bahasa lisan dan tulisan yang santun, benar dan tepat. Hal ini sudah sangat jelas terlihat ketika peneliti mengamati kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. i. Kegiatan Penutup (Penutup Pembelajaran) Dari hasil wawancara dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa guru kurang terampil dalam melaksanakan kegiatan penutup. Hal ini dapat dilihat dari beberapa uraian berikut. Guru sudah melakukan refleksi dengan membuat rangkuman bersama peserta didik dan memberikan tes tulis sebagai evaluasi tetapi guru tidak mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, guru tidak melaksanakan tindak lanjut berupa arahan kegiatan berikutnya, dan guru tidak memberikan tugas pengayaan meskipun dalam RPP kegiatan-kegiatan tersebut sudah ditampilkan. j. Penilaian Otentik Guru sudah baik dalam melaksanakan penilaian otentik dalam kegiatan pembelajaran. Guru sudah melaksanakan penilaian sikap (KI 1 dan KI 2) sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan. Guru juga sudah melaksanakan kegiatan penilaian pada kompetensi pengetahuan (KI 3) yaitu dengan memberikan siswa tes tulis. Guru juga sudah melaksanakan penilaian pada kompetensi keterampilan (KI 4) yaitu dengan menilai keterampilan siswa dalam berdiskusi dan mengkomunikasikan hasil diskusi. Adapun bentuk, teknik dan instrumen penilaian sudah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Pedoman penskoran juga disediakan pada RPP.
3. Perancangan dan Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran PAI pada Kurikulum 2013 Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
Ibu
Saolih,
S.Pd.I
dan
observasi/pengamatan pembelajaran PAI yang berlangsung pada jam pelajaran ke I dan II pada tanggal 25 Agustus 2014 di kelas IV D SDN Cilangkap 2, penilaian
135
otentik sudah dirancang dengansangat baik oleh Ibu Saolih. Hal ini tergambar dari hasil wawancara yang diuraikan sebagai berikut. Guru sudah menyediakan instrumen observasi sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI2 2) dan melakukan pengamatan saat pembelajaran berlagsung ataupun diluar pembelajaran. Ibu Saolih mengatakan bahwa sekolah sudah menyediakan lembar observasi KI 1 dan KI 2 sehingga guru tinggal melakukan pengamatan di setiap pembelajaran PAI berlangsung. Namun dikarenakan waktu pertemuan yang singkat dan jumlah siswa yang cukup banyak terkadang guru merasa kerepotan dalam melaksanakan observasi KI 1 dan KI 2 ini. Jadi memang diakui sendiri oleh Ibu Saolih bahwa observasi KI 1 dan KI 2 kurang maksimal dalam pelaksanaannya. Selain instrumen observasi, kompetensi sikap spiritual (KI 1) dan kompetensi sikap sosial (KI 2) juga harus dinilai dengan teknik penilaian diri dan penilaian antar teman. Guru seharusnya sudah menyediakan instrumen penilaian diri dan penilaian antar teman agar penilaian kompetensi tersebut benar-benar otentik. Namun dari hasil wawancara dan pengamatan didapatkan hasil bahwa guru belum menyediakan instrumen penilaian sikap dan penilaian antar teman dan belum pernah sekalipun melaksanakan kegiatan penilaian tersebut. Sehingga hasil penilaian untuk KI 1 dan KI 2 hanya mengandalkan hasil observasi guru saja. Tentu saja hal ini membuat hasil penilaian KI 1 dan KI 2 sangat kurang maksimal dan kurang otentik. Karena hanya menggambarkan sikap spiritual dan sikap sosial siswa dari satu sudut pandang saja. Yaitu sudut pandang guru. Dalam penilaian otentik guru disarankan memiliki jurnal catatan guru yang berisi ulasan kegiatan siswa selama pembelajaran. Hal ini memudahkan guru dalam melakukan penilaian KI 1 dan KI 2. Namun lagi-lagi Ibu Saolih belum mampu memaksimalkan jurnal catatan guru ini. Beliau belum melaksanakan penilaian berupa jurnal catatan guru. Hal ini dikarenakan belum disediakannya format jurnal catatan guru oleh pihak sekolah dan Ibu Saolih juga mengakui bahwa beliau lupa untuk membuatnya sendiri karena terlalu banyaknya instrumen
136
yang harus disediakan untuk penilaian otentik ini. Sehingga beliau merasa kerepotan dalam mempersiapkannya. Pada kurikulum 2013 penilaian aspek pengetahuan (KI 3) dapat dinilai dengan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Sebelum melaksanakan penilaian terhadap aspek pengetahuan (KI 3) berupa tes tulis diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. Yaitu analisis KD, menyusun kisi-kisi dan menyusun soal sesuai kisi-kisi. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa Ibu Saolih hanya melaksanakan analisis KD, menyusun kisi-kisi dan menyusun soal berdasarkan kisi-kisi hanya pada ulangah harian saja. Pada UTS dan UAS beliau tidak melaksanakan kegiatan tersebut karena soal UTS dan UAS sudah disediakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) pada gugus masing-masing. Sedangkan dari hasil pengamatan pada dokumen analisis KD dan kisi-kisi soal ulangan harian didapatkan kesimpulan bahwa Ibu Saolih sudah melakukan analisis dan membuat kisi-kisi dengan sangat baik karena sudah sesuai dengan buku panduan yang disediakan pemerintah saat pelatihan kurikulum 2013. Meskipun tes lisan sangat jarang dilakukan guru untuk menilai KI 3 namun penugasan selalu dilakukan guru pada setiap pertemuan. Penugasan ini cukup baik untuk menggambarkan kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan. Penilaian aspek keterampilan (KI 4) dapat dilakukan dengan penilaian kinerja/unjuk kerja, proyek, dan portofolio. Dalam melakukan penilaian tersebut dibutuhkan rubrik untuk mempermudah guru melakukan penilaian aspek keterampilan (KI 4) ini. Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan kesimpulan bahwa Ibu saolih belum maksimal dalam melaksanakan penilaian KI 4 karena beliau hanya menyediakan rubrik untuk penilaian unjuk kerja saja. Karena penilaian unjuk kerja saja yang dilakukan Ibu Saolih. Sedangkan untuk penilaian proyek dan portofolio beliau tidak melaksanakannya. Hal ini membuat penilaian pada aspek
137
keterampilan/KI 4 kurang bersifat otentik karena penilaian ini hanya dilakukan dengan satu teknik penilaian saja yaitu unjuk kerja.
4. Peran Guru PAI dalam Penerapan Kurikulum 2013 Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaan yang dilaksanakan Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI dan hasil wawancara terhadap Ibu Catharina Suparminem selaku Kepala Sekolah dan Bapak Tamtono selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum didapatkan uraian sebagai berikut. Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI sudah berusaha menerapkan kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dengan maksimal meskipun ada beberapa kekurangan. Bagaimanapun penerapan kurikulum 2013 ini membutuhkan kesiapan guru. Kesiapan dan kompetensi yang dimiliki Ibu Saolih menjadi salah satu faktor penentu implementasi kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 pada mata pelajaran PAI. Karena betapapun komprehensifnya perencanaan pemerintah pada akhirnya semua akan bergantung pada mutu dan kualitas guru di lapangan. Oleh karena itu penerapan kurikulum 2013 ini dapat berhasil secara maksimal, karena adanya peran Ibu Saolih yang konsisten menerapkan kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI. Ibu saolih sudah berusaha untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada peserta didiknya agar mereka bisa menyelaraskan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan melalui materi pelajaran yang selalu dikaitkan dengan Keesaan Tuhan. Ibu Saolih juga sudah melaksanakan pembelajaran yang menstimulus peran aktif siswa, menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini membuat siswa antusias dan semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 28, dikemukakan bahwa: “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya dalam penjelasannya disebutkan bahwa: “yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen
138
pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu maupun pemberi inspirasi.157 Dari hasil observasi, kualifikasi akademik dan kompetensi Ibu Saolih sebagai pendidik sudah cukup baik. Beliau sehat dari segi jasmani dan rohani, beliau memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang diperlihatkan melalui kemampuannya yang sangat baik dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian pembelajaran. Beliau juga mampu menjadi agen pembelajaran, fasilitator dan motivator bagi peserta didiknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI memiliki peranan yang sangat pentig dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Cilangkap 2, dapat disampaikan bahwa faktor yang menghambat penerapan kurikulum 2013 di sekolah ini adalah a. Rendahnya tingkat pemahaman guru-guru SDN Cilangkap 2 tentang penerapan kurikulum 2013. Hal ini diakui sendiri oleh kepala sekolah pada saat diwawancarai oleh penulis. Beliau mengatakan bahwa salah satu penghambat maksimalnya penerapan kurikulum 2013 adalah kurangnya pemahaman para guru terhadap kurikulum 2013 itu sendiri. Meskipun mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 namun pada praktiknya beberapa guru masih sulit menerapkan kurikulum 2013 ini terutama pada bagian penilaian otentik. Kepala sekolah mengatasi hambatan ini dengan terus mendukung guruguru
untuk
mengikuti
berbagai
pelatihan
kurikulum
2013
yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Selain itu beliau juga membuka forum
157
E. Mulayasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2008) h. 53.
139
diskusi sesama guru sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dalam penerapan kurikulum 2013 di kelas masing-masing. b. Buku teks berbasis kurikulum 2013 yang belum juga sampai ke sekolah hingga saat penulis melakukan penelitian. Hambatan ini membuat guru bingung dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu solusi untuk mengatasi habatan ini adalah dengan memperbanyak buku teks yang digunakan peserta didik pada tahun ajaran sebelumnya dengan cara di fotocopy. Namun solusi ini hanya bisa dijalankan untuk kelas I dan IV saja. Sedangkan untuk kelas I dan V masalah ini belum dapat diselesaikan karena memang guru belum mempunyai buku pegangan sama sekali. c. Dalam kurikulum 2013, guru disyaratkan menggunakan pendekatan saintifik. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru mengalami kesulitan karena belum biasa dilakukan sebelumnya. Untuk mengatasi kendala ini, kepala sekolah memberikan saran untuk tetap melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai pengetahuan yang guru-guru dapatkan dari pelatihan. Beliau juga memotivasi para guru untuk memperbanyak pengetahuan mengenai kurikulum 2013 melalui membaca buku dan juga sharing/berbagi pengalaman dengan sesama dewan guru. d. Guru masih bingung dalam melakukan penilaian otentik yang meliputi KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4. Karena dalam kurikulum 2013 ini guru dituntut untuk melakukan penilaian dalam seluruh komponen tersebut. Butuh waktu bagi guru untuk mengisi format-format penilaian tersebut. Sehingga guru merasa sedikit kesulitan. Bapak Tamtono menyarankan kepada guru-guru yang terlibat dalam penerapan kurikulum 2013 ini untuk tetap menerapkannya sesuai dengan aluralur yang telah diberikan pemerintah. Sesulit apapun penerapan kurikulum 2013 ini, guru tetap harus berpedoman pada petunjuk yang diberikan pemerintah. e. Buku laporan/rapor peserta didik yang belum disediakan pemerintah membuat guru menyusun sendiri laporan/raport peserta didik tersebut dengan mengikuti
140
petunjuk pelaksanaan yang diberikan pemerintah saat mereka mengikuti pelatihan. Laporan/rapor peserta didik pada kurikulum 2013 ini berisikan berbagai
deskripsi
mengenai
perkembangan
peserta
didik.
Untuk
memeberikan deskripsi tersebut, guru pun harus mengkonversi nilai peserta didik yang berupa angka, kedalam nilai berupa abjad (a,b,c,d). Hal yang belum terbiasa dilakukan guru ini membuat guru sedikit bingung dan kesulitan. Adapun faktor pendukung berhasilnya penerapan kurikulum 2013 ini adalah a. Adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah yang masih terus dilaksanakan hingga saat ini. b. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang terus memotivasi guru-guru yang mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 ini. c. Forum-forum diskusi yang terus diadakan oleh kepala sekolah dan dewan guru. d. Sarana dan prasarana yang disiapkan pemerintah. e. Dukungan dari orang tua/ wali peserta didik/i SDN Cilangkap 2.
141
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2, diperoleh beberapa kesimpulan. Yaitu: 1.
Penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SDN Cilangkap 2 dari segi perencanaan dan segi pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik. Namun masih kurang maksimal yaitu dari segi penerapan penilaian autentik. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Perencanaan pembelajaran yang tertuang pada RPP sudah cukup sesuai dengan format RPP kurikulum 2013 yang tertuang pada Permendikbud No. 81 A Tahun 2013. Dari sepuluh komponen yang wajib ada dalam sebuah RPP kurikulum 2013, Ibu Saolih mampu menampilkan sembilan komponen. Adapun komponen yang tidak tampak dalam RPP tersebut adalah komponen kompetensi inti (KI 1, KI2, KI3, dan KI4). Dari sembilan komponen yang ditampilkan Ibu Saolih dalam RPP, ada dua komponen yang kurang sesuai dengan format RPP kurikulum 2013. Yaitu pada komponen pertama mengenai identitas RPP. Ibu Saolih tidak mencantumkan jumlah menit dari satu jam pelajaran pada RPP tersebut. Selain itu pada komponen ketujuh mengenai proses pembelajaran, kegiatan peserta didik yang ditampilkan pada RPP ini tidak runut dengan materi ajar yang terdapat pada poin F.
142
Meskipun ada beberapa kekurangan pada RPP Ibu Saolih, namun secara keseluruhan RPP tersbut sudah cukup baik dan sesuai dengan format RPP kurikulum 2013 yang tertuang pada Permendikbud No. 81 A Tahun 2013. b. Pelaksanaan Berdasarkan
hasil
wawancara
dan
observasi,
pelaksanaan
pembelajaran PAI sudah cukup baik dan sesuai dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Pengamatan pembelajaran PAI dengan pendekatan saintifik yang dilakukan peneliti di kelas IV SDN Cilangkap 2 ketika Ibu Saolih melaksanakan proses pembelajaran mendapatkan nilai sebesar 86,9 dengan predikat baik (B). Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Ibu Saolih yang mengatakan bahwa seluruh aspek pada pendekatan saintifik sudah dilaksanakan dengan baik.
c. Penilaian Berbanding terbalik dengan hasil penelitian pada aspek perencanaan dan aspek pelaksanaan pembelajaran yang memperoleh hasil cukup baik. Penelitian yang dilakukan pada aspek penilaian autentik mendapatkan hasil kurang maksimal. Penilaian pada KI 1 dan KI 2 baru dilaksanakan dengan cara observasi/pengamatan guru. Penilaian dengan teknik penilaian diri dan penilaian antar teman belum dilaksanakan. Penilaian pada KI 3 sudah dilaksanakan yaitu dengan diadakannya tes tertulis berupa ulangan harian yang disertakan dengan analisis KD dan kisi-kisi soal, UTS dan UAS. Begitu pula dengan penugasan yang selalu dilaksanakan pada setiap pertemuan. Namun tes lisan jarang sekali dilaksanakan.
143
Selanjutnya hasil penelitian pada penilaian aspek keterampilan (KI 4) juga kurang maksimal. Karena Ibu Saolih hanya melakukan penilaian unjuk kerja saja. Rubrik yang dibuat pun hanya sebatas penilaian unjuk kerja. Sedangkan penilaian proyek dan portofolio tidak pernah dilaksanakan. 2. Ibu Saolih selaku guru mata pelajaran PAI memiliki peranan yang sangat penting dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 ini. Karena beliau tetap berusaha konsisten menerapkan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah meskipun beliau kurang maksimal dalam menerapkannya.
3. Berdasarkan
pengamatan/observasi,
wawancara
dan
pemeriksaan
dokumen dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penghambat penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 adalah: a. Rendahnya tingkat pemahaman guru-guru SDN Cilangkap 2 tentang penerapan kurikulum 2013. b. Buku teks berbasis kurikulum 2013 yang belum juga sampai ke sekolah hingga saat penulis melakukan penelitian. c. Guru masih kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. d. Guru masih bingung dalam melakukan penilaian autentik yang meliputi penilaian pada aspek sikap (KI 1 dan KI 2), aspek pengetahuan (KI 3) dan aspek keterampilan (KI 4). e. Buku laporan/rapor peserta didik yang belum disediakan pemerintah membuat guru menyusun sendiri laporan/raport peserta didik tersebut dengan mengikuti petunjuk pelaksanaan yang diberikan pemerintah saat mereka mengikuti pelatihan.
144
4. Adapun faktor pendukung dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2 ini adalah : a. Adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah yang masih terus diikuti oleh guru-guru di SDN Cilangkap 2. b. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang terus memotivasi guruguru yang mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 ini. c. Forum-forum diskusi mengenai penerapan kurikulum 2013 di kelas masing-masing yang terus diadakan oleh kepala sekolah dan dewan guru baik secara formal (rapat) atau secara non formal (diskusi saat jam istirahat). d. Sarana dan prasarana yang disiapkan pemerintah yang disalurkan dengan cukup baik ke SDN Cilangkap 2 meskipun masih ada sedikit hambatan. e. Dukungan dari orang tua/ wali peserta didik/i SDN Cilangkap 2.
B. Saran Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cilangkap 2, maka peneliti menyarankan sebagai berikut : 1. Guru hendaknya selalu meningkatkan pemahaman mengenai Kurikulum 2013 dengan mengikuti seminar, workshop, atau mempelajari buku-buku tentang Kurikulum 2013. Selain itu guru hendaknya menerapkan Kurikulum 2013 secara profesional sehingga proses pembelajaran akan semakin berkualitas.
2. Pertemuan rutin yang dilakukan kelompok kerja guru (KKG) pada gugus masing-masing sekolah sebaiknya digunakan sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dalam penerapan kurikulum 2013 di sekolah masing-masing
145
khususnya dalam masalah penilaian autentik yang masih banyak terdapat kekurangan. 3. Guru harus memiliki sifat kreatif. Jika format penilaian KI 1 dan KI 2 tidak disediakan oleh sekolah, guru bisa membuat sendiri format tersebut dengan mengacu pada format yang telah diberikan pada saat pelatihan kurikulum 2013 atau melihat kepada format yang digunakan di sekolah lain yang diberikan ketika rapat KKG.
146
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Daradjad, Zakiyah. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007. Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013. Husamah dkk. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013. Lampung Post, Mindset dan Kebiasaan Guru Mengajar Kendala Penerapan Kurikulum 2013, (diakses pada 18 Januari 2014, http://lampost.co). Majid, Abdul dkk. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Roosdakarya, 2006. Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Muzamiroh, Mida Latifatul. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Mata Pena, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
147
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana, 2006. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009. Suara Pembaruan, Penerapan Kurikulum 2013 Masih Alami Kendala, diterbitkan pada
hari
Selasa,
24
September
2013
|
13:31
WIB
di
http://suarapembaruan.com. Diakses pada tanggal 18 Januari 2014. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011. Sukmadinata. Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006. Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2009. Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
148
Timi Trieska Dara, Ada Sejumlah Masalah Krusial dalam Implementasi Kurikulum 2013, diterbitkan pada hari Kamis, 11 Juli 2013 | 15:13 WIB di http://www.metrotvnews.com . diakses pada 18 Januari 2014. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana, 2010. UUD 1945. Undang-Undang Republik Indonesia dan Perubahannya. Penabur Ilmu, 2004.
149