PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI STUDI KASUS SMAN 5 DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Prisda Ayutt Mutiami NIM 1112015000086 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
i
ii
iii
ABSTRAK Prisda Ayutt Mutiami (NIM 1112015000086). Penerapan Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Geografi Studi Kasus SMAN 5 Depok. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan guru dalam penilaian autentik pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan tiga kesimpulan. Yang pertama, persiapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 yang dilakukan guru dalam pembelajaran geografi dinilai dari ranah pengetahuan dan keterampilan, dengan membuat indikator penilaian yang telah ada didalam RPP. Yang kedua, pelaksanaan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran geografi dinilai pada ranah pengetahuan dan keterampilan. Dalam ranah pengetahuan guru menggunakan teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang telah disiapkan pada RPP. Pelaksanaan penilaian keterampilan pada pembelajaran geografi menggunakan teknik kinerja, proyek, dan portofolio. Yang ketiga, pelaporan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran geografi berbentuk nilai yang sesuai dengan KKM yang telah disepakati. Setelah guru mendapatkan hasil penilaian, guru mencatat pada buku nilai, selanjutnya pelaporan penilaian yang diberikan pendidik kepada peserta didik disertai dengan feedback sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Kata kunci: penilaian autentik, kurikulum 2013, pembelajaran geografi
iv
ABSTRACT Prisda Ayutt Mutiami (NIM 1112015000086). Authentic Assessment in Curriculum 2013 Implementation Geography Lesson In Case Study SMAN 5 Depok. This research was conducted to aim a description of the preparation, execution, and report of authentic assessment in geographical teaching subject in SMA Negeri. This reasearch deploys a case study and qualitative method. Data was collected by three approaches, namely interviews, observations and documentations. The results of this study indicate on three conclusions. Firstly, the preparation of authentic assessment in curriculum 2013 that has been implemented by teachers in geographical teaching has been marked from the realm of knowladge and skills, with creativity assessment indicator based on RPP. Secondly, the implementation of authentic assessment in curriculum 2013 geographical subject has been scored in the field of science and creativity. In science teacher written, oral, and assignment tests adapted from RPP. The implementation of skills assessment in geographical subject, utilize performance, project, and portfolio. Lastly, the authentic assessment report in curriculum 2013 on geographical subject is scored isswed from KKM which has been agreed. After having final assessment, teachers note on book mark, and then they report the evaluation can be used as a reference on the next subject. Keywords: authentic assessment, curriculum 2013, geographical subject
v
KATA PENGANTAR Bismillahirahmannirrahim Assalamu’alaikum wr.wb Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Rosul-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Penerapan Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Geografi Studi Kasus SMAN 5 Depok”. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Syaripulloh, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis. 5. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. vi
6. Bapak Sodikin, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis. 8. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan UI Depok. 10. Kedua orang tua Bapak Ismail, SE dan Ibu Darliyah, adik Iman Nurdiantama, Maulana Arditama dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan mendoakan penulis tiada henti serta memberikan dukungan, motivasi yang sangat besar kalian menjadi inspirasi dan panutan penulis dalam berjuang dikehidupan nyata dan selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Bapak Achmad Zarkasih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Depok dan seluruh staf yang telah memberikan izin dan partisipasinya dalam penelitian ini. 12. Guru-guru Geografi SMA Negeri 5 Depok yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini. 13. Sahabat penulis yaitu Ari Yanti Alita, Feby Famela Iffah, Fauziyyah Nurrahmah, Ike Ulan Ria, Siti Muthi’ah, Bukrota Safaril Ibadah,
Ibu
Rahmah Karuniasih, dan Chusnul Khotimah yang selalu memberikan bantuan, dukungan, motivasi, semangat, keceriaan, dan menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan vii
semoga persahabatan dan persaudaraan kita tak lekang oleh waktu. 14. Sahabat seperjuangan Rempongers (Maulyda Wulandari, Khoirunnisa, Dessy, Siti Syarah. Annisa Rahmadhani, Sri Setyowati), yang mewarnai perkuliahan dan hidup penulis. 15. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2012 khususnya teman-teman prodi Geografi yang telah memberikan pengalaman dan warna selama menjalani perkuliahan. 16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu peneliti ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Harapan penulis, semoga penyusunan Skripsi ini akan dapat membantu mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik-adik yang hendak pula akan mengerjakan skripsi. Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 10 Januari 2017 Penulis
Prisda Ayutt Mutiami
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG .............................................. ii LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................................iv ABSTRACT ............................................................................................................ v KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi DAFTAR ISI .........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9 C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 9 D. Perumusan Masalah ............................................................................... 10 E. Tujuan Penelitian.................................................................................... 10 F. Kegunaan Penelitian............................................................................... 11 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori ............................................................................................ 13 1. Kurikulum 2013 ............................................................................... 13 a. Pengertian Kurikulum 2013 ....................................................... 13 b. Landasan Kurikulum 2013 ......................................................... 14 c. Karakteristik Kurikulum 2013 ................................................... 16 d. Tujuan Kurikulum 2013 ............................................................. 17 e. Faktor-faktor yang mendukung kesuksesan Kurikulum 2013 ... 18 f. Penilaian Kurikulum 2013 ......................................................... 21 2. Penilaian Autentik ............................................................................ 21 a. Pengertian Penilaian Autentik .................................................... 21 ix
b. Ruang Lingkup Penilaian Autentik ............................................ 22 c. Karakteristik Penilaian Autentik ................................................ 23 d. Prinsip Penilaian Autentik .......................................................... 23 e. Jenis-jenis Penilaian Autentik .................................................... 24 f. Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran ..................... 28 g. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik .................................. 32 h. Tujuan Penilaian Autentik .......................................................... 35 3. Kajian Tentang Mata Pelajaran Geografi ......................................... 36 a. Pengertian Geografi ................................................................... 36 b. Prinsip Dasar Geografi ............................................................... 36 c. Ruang Lingkup Geografi............................................................ 37 d. Kosep Geografi .......................................................................... 38 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 39 C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 47 B. Latar Penelitian(Setting)......................................................................... 48 C. Metode Penelitian ................................................................................... 49 D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ....................................... 50 1. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 50 2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................52 E. Uji Keabsahan Data ................................................................................ 56 F. Analisis Data ........................................................................................... 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ......................................................................................... 62 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................ 62 a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA Negeri 5 Depok ..... 62 b. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok .................................... 62 c. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok ......................................... 63 d. Tenaga Pendidik ........................................................................ 63 e. Peserta Didik ............................................................................. 65 x
f. Sarana dan Prasarana ................................................................ 65 g. Kurikulum ................................................................................. 70 h. Kegiatan Pembelajaran Geografi .............................................. 73 i. Hasil Belajar Siswa ................................................................... 74 2.
Penerapan Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 5 Depok...................................................................76 a. Persiapan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok .............. 76 b. Pelaksanaan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok .......... 86 c. Pelaporan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok .............. 90
B. Pembahasan ............................................................................................ 99 1.
Persiapan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok ................... 99
2.
Pelaksanaan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok ............. 101
3.
Pelaporan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok ................. 104
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 108 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 109 B. Implikasi ............................................................................................... 110 C. Saran ..................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 112 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Tabel 2.1 Penelitian Relevan ................................................................................. 43 Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................... 48 Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ......................................................... 52 Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Guru .................................................................... 53 Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Siswa ................................................................... 54 Tabel 3.5 Pedoman Observasi ............................................................................... 55 Tabel 3.6 Pedoman Dokumentasi dalam Penelitian ............................................. 56 Tabel 4.1 Jumlah Guru Mata Pelajaran SMA Negeri 5 Depok ............................. 64 Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik SMA Negeri 5 Depok ......................................... 65 Tabel 4.3 Data Ruang Belajar (Kelas)................................................................... 65 Tabel 4.4 Data Ruang Kantor ................................................................................ 66 Tabel 4.5 Data Ruang Belajar Lainnya ................................................................. 67 Tabel 4.6 Data Ruang Penunjang .......................................................................... 68 Tabel 4.7 Lapangan Olahraga dan Upacara .......................................................... 69 Tabel 4.8 Alokasi Waktu Belajar SMA Negeri 5 Depok Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 .............................................................................................. 73 Tabel 4.9 Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017 SMA Negeri 5 Depok .......................................................................... 75 Tabel 4.10 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017 SMA Negeri 5 Depok .......................................................................... 76 Tabel 4.11 Indikator Penilaian Tes Tulis ............................................................... 81 Tabel 4.12 Indikator Penilaian Tes Lisan ............................................................. 82 Tabel 4.13 Indikator Penilaian Penugasan ............................................................ 83 Tabel 4.14 Indikator Penilaian Keterampilan........................................................ 84
xii
DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 46 Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 47 Gambar 3.2 Hubungan Antara Analisis Data dengan Pengumpulan Data Menurut Miles dan Huberman .................................................. 59 Gambar 4.1 Ruang Belajar (Kelas) ................................................................. 66 Gambar 4.2 Ruang Penunjang......................................................................... 69 Gambar 4.3 Lapangan Olahraga dan Upacara ................................................ 70 Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran Geografi Kelas X .................................. 74 Gambar 4.5 Buku Catatan Nilai Guru ............................................................. 98
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Pedoman Lampiran A. 1 Pedoman Wawancara Lampiran A. 2 Pedoman Observasi Lampiran B Hasil Wawancara Lampiran B.1 Hasil wawancara dengan Ibu Ade Asrie Prihatini, S.Pd Lampiran B.2 Hasil wawancara dengan Ibu Ning Setianti, M.Pd Lampiran B.3 Hasil wawancara dengan Bapak Dwi Anggoro, S.Pd Lampiran B.3 Hasil wawancara dengan para siswa Lampiran C Hasil Observasi Lampiran C.1 Hasil Observasi ke 1 Lampiran C.2 Hasil Observasi ke 2 Lampiran D Hasil Dokumentasi Lampiran D.1 RPP Mata Pelajaran Geografi kelas X Lampiran D.2 Profil SMA Negeri 5 Depok Lampiran D.3 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 5 Depok Lampiran E Surat-surat Lampiran F Biodata Penulis
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan maka akan terbentuk pola pikir serta karakter seorang individu. Proses pendidikan yang profesional dapat membentuk karakter peserta didik. Karakter dapat dimiliki apabila kita memiliki integritas, inti dari integritas adalah kejujuran pada diri sendiri maupun kepada orang lain.1 Mengajarkan kejujuran kepada peserta didik, dapat menjadikan manusia yang memiliki integritas. Apabila manusia memiliki integritas maka ia mampu bertanggung jawab pada dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan pendidikan karakter akan melahirkan peserta didik yang berkualitas, yang mampu menghadapi tantang zaman. Karakter atau akhlak dalam Islam mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 sebagai berikut:2
َّ إِ َّن ان َوإٌِتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َوٌَ ْنهَ ٰى َع ِه ْالفَحْ َشا ِء ِ اْلحْ َس ِ ْ َّللاَ ٌَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو ُون َ َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ًِ ۚ ٌَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َر َّكر Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Surat An-Nahl ayat 90 menjelaskan tentang perintah Allah yang menyuruh manusia agar berbuat adil, yaitu menunaikan kewajiban sesuai dengan kadarnya, berbuat kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan bersilaturrahmi pada mereka serta 1
Ulfah Fajarini, Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter, Sosio Didaktika, Vol. 1, No. 2, 2014, h. 128, (http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK). 2 Mufdil Tuhri, “Konsepsi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Insan Muslim yang berkualitas”, 2015,( https://mufdil.wordpress.com/2013/10/03/konsepsi-pendidikan-karakterdalam-membentuk-insan-muslim-yang-berkualitas-tinjauan-surah-al-isra-ayat-23/ )
1
2
menjauhkan diri dari berbagai bentuk perbuatan buruk yang menyakiti sesama dan merugikan orang lain. Surat An-Nahl ayat 90 dapat dipahami bahwa Islam mengajarkan umatnya bahwa pendidikan karakter harus diteladani agar manusia hidup sesuai dengan tuntunan syari’at, yang bertujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Secara konvensional terdapat kecenderungan bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan selalu dikaitkan dengan ketersediaan sarana dan prasana pendidikan yang memadai, serta kompetensi guru. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya betul. Ada komponen lain yang jarang disentuh yaitu kurikulum.3 Unsur-unsur yang berperan dalam mewujudkan pendidikan yang baik dan peserta didik yang berkualitas tidak hanya dipengaruhi akses pendidikan yang lengkap, kualitas guru, fasilitas sarana dan prasarananya yang memadai. Akan tetapi dipengaruhi juga oleh unsur yang sangat penting yaitu kurikulum yang telah terencana dengan baik dan matang. Indonesia harus memperbaiki sistem untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
dalam
rangka
mengantisipasi
perubahan-perubahan
global,
persaingan pasar bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Khususnya teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih, pemerataan layanan pendidikan perlu diarahkan pada pendidikan yang terbuka, berkeadilan, dan demokratis. Hal tersebut harus dikondisikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam hal ini, sekolah sebagai sebuah masyarakat kecil yang merupakan
wahana
pengembangan
peserta
didik,
dituntut
untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis, agar terjadi proses pembelajaran memperkokoh
yang dasar
menyenangkan. pendidikan
Untuk pada
meringankan
siswa
Indonesia,
beban
serta
Kemdikbud
memberlakukan kurikulum 2013 mulai tahun 2014. Dengan demikian pemerintah
3
Bambang Indriyanto, Kurikulum 2013: Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan, 2015, (http://m.inilah.com/news/detail/2045110/kurikulum-2013-sarana-peningkatan-mutu-pendidikan)
3
merubah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan kurikulum 2013 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.4 Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis karakter dan kompetensi, agar dapat membangun peserta didik yang berkepribadian mulia serta mampu menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Hal tersebut sangat penting, untuk menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, serta adaptif terhadap berbagai perubahan. Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna. Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah positif yaitu merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam mengembangkan kurikulum 2013.5 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berfokus pada penguasaan pengetahuan yang kontekstual sesuai daerah dan lingkungan masing-masing. Kurikulum tersebut menitik beratkan penilaian siswa pada tiga hal: sikap/afektif (jujur, santun, disiplin), keterampilan/psikomotorik (melalui tugas praktek/ proyek sekolah), dan pengetahuan keilmuan/kognitif. Pada tingkat dasar seperti SD, kurikulum ini lebih fokus pada pembentukan sikap dan keterampilan hidup, sedangkan keilmuannya lebih 'ringan' daripada kurikulum tingkat satuan pendidikan.6 Pada tingkat lanjutan seperti SMP dan SMA, porsi penguasaan keilmuan lebih ditingkatkan karena pribadi murid dianggap sudah terbentuk pada tingkat dasar. Peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah menjadi tantangan utama di Indonesia. Dari wajib pendidikan 9 tahun hingga sekolah menengah universal yang digagas oleh kemendikbud mengindikasikan bahwa persoalan utama pendidikan Indonesia masih tetap pada persoalan yang sama, yaitu tentang
4
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 201I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cetakan ke empat, 2014), h. 5&7. 5 Ibid., h. 6. 6 USAID From The American People, Kilas Balik Dinia Pendidikan Di Indonesia, 2015, (http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-pendidikan-di-indonesia)
4
akses dan mutu. Akses menjadi terserak karena fokus anggaran pendidikan tidak ditujukan secara komprehensif,7 sementara persoalan kualitas yang menyangkut sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sekolah sedang di garap secara serius melalui pemberlakuan kurikulum 2013 yang meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Penerapan kurikulum di Indonesia saat ini sedang mengalami dilema, dikarenakan kurikulum yang baru belum dapat sepenuhnya di gunakan oleh semua sekolah disebabkan guru-guru yang belum bisa menerapkan kurikulum 2013 ini. Dari segi implementasi di sekolah masih banyak kendala-kendala, mulai dari kesiapan sekolah, baik sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar, kesiapan guru, buku paket siswa yang belum didistribusiakan secara merata ke sekolah, beban mengajar guru yang terlalu berat. Sampai dengan sistem penilaian pembelajaran yang begitu rumit, yang dikenal dengan penilaian autentik. Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Adanya perubahan kurikulum, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan standar penilaian juga mengalami perubahan. Mohammad Nuh sebagai pemangku kebijakan tertinggi pada saat itu mengatakan bahwa “standar penilaian pada kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya”.8 Pada kurikulum 2013 standar komponen pendidikan berbeda dengan KTSP mulai dari standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian sehingga perlu adanya pelatihan untuk guru-guru agar dapat menerapkan kurikulum 2013 sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerintah. Penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat menjadi informasi yang 7
Ahmad Baedowi, Calak Edu 3, (Jakarta: PT Pustaka Alvabet, 2015), h. 76. Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi kurikulum2013 Konsep & Penerapan, (Surabaya: Kata Pena, 2014) h. 47. 8
5
bermakna dalam pengambilan keputusan.9 Penilaian autentik menjadi salah satu penekanan yang serius dalam kurikulum 2013, dimana guru harus menerapkan penilaian autentik dalam setiap proses pembelajaran.10 Diterapkanya kurikulum 2013 maka guru harus menggunakan penilaian autentik disetiap pembelajaran yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah. “Menurut Imas Kurinasih dan Berlin Sani dalam bukunya yang berjudul implementasi kurikulum 2013 konsep dan penerapan, pada kurikulum 2013 ada dua macam penilaian, diantaranya: (1) Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. (2) Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.11 Penerapan penilaian autentik, siswa tidak hanya dinilai dari segi pengetahuannya saja, tetapi dinilai juga dari segi keterampilan siswa dan sikap sehari-hari siswa. Kecerdasan yang dimiliki siswa dari segi kognitif/pengetahuan belum tentu menjamin siswa memiliki keterampilan dan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, penilaian autentik sangat penting diterapkan
agar siswa dapat dibimbing untuk memiliki
kemampuan di bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut nantinya akan sangat dibutuhkan siswa, agar siswa menjadi pribadi yang lebih baik untuk menghadapi situasi di dunia nyata dimana berbagai pengetahuan dan keterampilan sangat dibutuhkan. Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, penilaian autentik sudah mulai diterapkan dalam pembelajaran di SMA. Salah satunya pada pembelajaran Geografi. Namun masih banyak guru yang belum memahami penilaian autentik. Rohmawati memaparkan hasil penelitian Prof Ani Rusilowati M.Pd Professor Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri
9
Yarsi, Penilaian Otentik Dalam Implementasi Kurikulum 2013, Widyaiswara Madya Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, 20 januari 2014. 10 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh (Jakarta: Rajawali Pers ,2014), h. 35. 11 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implemetasi Kurikulum 2013 Konsep Dan Penerapan h. 48.
6
Semarang (Unnes), sebanyak 20 dari 23 guru SMP 21 Semarang yang mengisi angket, 87 persen guru masih kesulitan dalam memahami cara penilaian kurikulum 2013.12 Penilaian autentik sudah diterapkan namun masih banyak guru yang belum memahami penilaian autentik. Kurang pahamnya guru dalam penilaian, membuat guru memerlukan waktu dan tenaga yang banyak untuk membuat instrumen penilaian. Nur Sasi Enggarwati mengatakan saat proses pembelajaran terlihat, guru tidak bisa melaksanakan semua penilaian sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran.13 “Menurut Denise Whitelock dan Simon Cross,dalam penelitiannya yang berjudul aunthentic assessment: what does it mean and how is it instantiated by agroup of distance learning academic mengungkapkan bahwa penilaian autentik tidak hanya sulit dalam mendefinisikan gagasan tetapi juga bermasalah dalam menyusun bagian penilaian yang disebut sebagai penilaian autentik”.14 Guru kurang memahami penilaian autentik, karena pada proses perencanaan penilaian membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak namun pada pelaksanaannya alokasi waktu pembelajaran terbatas, sehingga guru bingung dalam menyusun perencanaan penilaian autentik. Dalam kenyataannya, ada beberapa fakta ironi tentang penerapan penilaian autentik. Fathia Nurul Haq memaparkan pendapat M. Nuh yang menyatakan bahwa di Papua, guru merasa kesulitan dengan penilaian autentik, sebab penilaian autentik tidak dapat diterka-terka. Selain itu, penilaian autentik juga belum tentu dapat terlepas sepenuhnya dari unsur subyektif. Lebih lanjut, Fathia Nurul Haq juga memaparkan pendapat Silmi, guru kelas 4 SDN Pulo 3 Kebayoran Baru yang menyatakan bahwa kesulitan dari sistem penilaian autentik yaitu terletak pada tidak terbiasanya para guru untuk menerapkan penilaian autentik.15
12
Rohmawati, Kurikulum 2013, 87 Persen Guru Kesulitan Cara Penilaian, 2016, (https://unnes.ac.id/berita). 13 Nur Sasi Engarwati, Kesulitan Guru Sd Negeri Glagah Dalam Mengimplementasikan Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV, 2016, h. 4, (http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/viewFile/1141/1013). 14 Denise Whitelock dan Simon Cross, Aunthentic Assessment: What Does It Mean And How Is It Instantiated By Agroup Of Distance Learning Academic, 2016, h. 1, (oro.open.ac.uk) 15 Fathia Nurul Haq, “Penilain Autentik Jadi Tantangan Guru”, Media Indonesia, 22 Juli 2014, h.13.
7
Perkembangan belajar siswa dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan akan mudah diketahui guru apabila benar-benar menerapkan penilaian autentik dan penilaian autentik sudah terbiasa diterapkan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan hasil dari penilaian autentik akan menentukan apa yang harus dilakukan guru kepada siswa. Guru dapat melaksanakan program tindak lanjut dengan mengacu pada hasil pencapaian kompetensi siswa. Dengan diterapkannya penilaian autentik, maka perkembangan, kemajuan dan kesulitan belajar siswa akan bisa diketahui dan bisa jadi bahan evaluasi. Mad menjelaskan pendapat Jamaruddin yang menyatakan bahwa, seringkali guru mengalami kesulitan menentukan aspek dan indikator penilaian.“Mereka juga sering merasa tak cukup waktu, karena harus mengajar sambil menilai”. selanjutnya Mad memaparkan pendapat Sukayati, guru sekolah
Dasar
Negeri, Bajoe Bone. “Saya merasa kesulitan memberikan nilai angka dengan model penilaian seperti ini, karena setiap angka harus disertai keterangan alasan penilaiannya yang berbentuk rubrik”.16 Dengan jumlah siswa yang banyak guru harus memahami penilaian dengan pendekatan ilmiah (saintifik approach) dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, memerlukan waktu yang cukup lama untuk menilaian kinerja siswa sehingga guru masih bingung akan pelaporan yang ada pada penilaian autentik. Syarifuddin mengatakan pemerintah mengadakan pelatihan, hanya berfokus pada pemahaman konsep kurikulum, akhirnya dari segi penilaian terabaikan.17 Pemerintah menyatakan pola pelatihan guru di kurikulum 2013 akan diubah. Pasalnya, banyak guru yang belum mengerti praktik kurikulum 2013. Neneng Zubaidah mejelaskan paparan Wakil
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, pelatihan guru yang mengimplementasikan kurikulum 2013 tidak sesuai dengan harapan. Masih banyak guru yang tidak memahami kurikulum tersebut.18 Karena 16
Mad, “Guru Didorong Menilai Lebih Objektif Terhadap Kemampuan Siswa”, 2016, (http://kabarmakassar.com). 17 Syarifuddin, Guru Sulit Memahami Penilaian Kurikulum 2013, 2016, (http://radarjambi.co.id/news). 18 Neneng Zubaidah, Implementasi kurikulum 2013, banyak guru gagal paham, 2016, (http://nasional.sindonews.com).
8
pelatihan hanya berfokus pada pemahaman konsep sehingga masih banyak guru yang belum paham penilaian pada kurikulum 2013. Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, guru, termasuk guru-guru Geografi, sebagai pendidik dalam pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran geografi pada jenjang sekolah, kiranya harus memahami penilaian autentik pada kurikulum 2013 sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Guru juga memiliki tanggung jawab serta kewajiban untuk melakukan upayaupaya agar siswa dapat melakukan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan kompetensi yang ingin dicapai dengan berbagai bentuk inovasi pembelajaran. Geografi merupakan salah satu dari sejumlah ilmu yang sama-sama mempelajari bumi. Karakteristik geografi sebagai ilmu nampak dari sasaran kajiannya yang khas disebut sebagai obyek material dan obyek formal.19 Geografi, yaitu ilmu yang mendeskripsikan lingkungan tempat hidup manusia dan relasi timbal balik antara manusia dengan lingkungannya atau berkenaan dengan ruang dan hubungan antar waktu.20 Prof. Suratman, M.Sc menuturkan pada acara “Pelatihan MGMP-Geografi dan Inovasi Media Pembelajaran Geografi Untuk Mendukung Kurikulum Baru 2013”, yang dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Oktober 2013 bertempat di Auditorium Merapi Fakultas Geografi, menyayangkan posisi ilmu geografi di dalam kurikulum 2013 saat ini, karena posisi geografi di dalam kurikulum 2013 hanya diajarkan di penjurusan IPS dan merupakan mata pelajaran tidak wajib. Beliau berpendapat bahwa sebenarnya untuk dapat mengelola sumber daya alam di Indonesia diperlukan pemahaman mengenai geopolitik. Melihat realita di zaman sekarang dimana pengelolaan sumberdaya alam tidak pro-rakyat, sehingga sangat dibutuhkan penerapan geografi di dalam mengatasi permasalahan tersebut.21
19
Eva Banowati, Geografi Sosial, (Yogakarta: Penerbit Ombak {Anggota Ikapi}, 2013),
20
Iwan Hermawan, Geografi sebuah pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), h.
h. 1. 58. 21
ARDGISS Geografi UGM, MGMP: Inovasi Media Pembelajaran Geografi, 2016, (http://ardgiss.geo.ugm.ac.id/acara-mgmp-geografi-dan-inovasi-media-pembelajaran-geografiuntuk-mendukung-kurikulum-baru-2013/).
9
Dari penjelasan diatas jelas bahwa mata pelajaran geografi berkaitan dengan kejadian-kejadian yang terjadi disekitar lingkungan manusia. Maka dari itu sangat penting bagi guru mendidik dan mengevaluasi peserta didik dengan baik dan benar, agar siswa dimasa depan dapat mengendalikan sumber daya alam dengan baik dan benar atau menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungannya, sehingga menjadikan negara Indonesia yang maju dan dapat bersaing dengan negara lainnya. Maka dari itu penilaian autentik sangat perlu diterapkan, agar siswa tidak hanya memiliki kemampuan di bidang pengetahuan saja tetapi sikap dan keterampilan. Berdasarkan latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan penilaian autentik dalam Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi Studi Kasus SMAN 5 Depok”. B. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah: 1.
Kurangnya pemahaman guru mengenai penilaian autentik pada kurikulum 2013.
2.
Kurang disiplinnya guru dalam persiapan penilaian autentik.
3.
Kesulitan guru dalam menerapkan penilaian autentik dalam kegiatan belajar mengajar.
4.
kesulitan guru untuk melakukan pelaporan terhadap hasil penilaian autentik yang telah dilakukan.
5.
Pelatihan Kurikulum 2013 kepada guru yang belum tuntas.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan dalam identifikasi masalah, maka penulis akan membatasi penelitian ini pada permasalahan yang berkaitan dengan: 1. Kurangnya pemahaman guru dalam persiapan penilaian autentik. 2. Kesulitan guru dalam menerapkan penilaian autentik dalam kegiatan belajar mengajar.
10
3. kesulitan guru untuk melakukan pelaporan terhadap hasil penilaian autentik yang telah dilakukan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukakan penulis di atas, maka hasil yang ingin dicapai penulis pada penelitian kali ini adalah ingin menjawab masalah , yaitu tentang penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi, adapun berawal dari latar belakang tersebut maka penulis ingin membatasi dan mengemukakan beberapa penyelesaian untuk menjawab masalah tersebut, yang penulis rangkum dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana
persiapan
guru
dalam
kegiatan
penilaian
autentik
pada
pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok? 2. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik pada
pembelajaran geografi di
SMA Negeri 5 Depok? 3. Bagaimana pelaporan penilaian autentik pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sesuai dengan rumusan masalah tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang “Penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi”, antara lain: 1.
Untuk memperoleh gambaran tentang persiapan guru dalam penilaian autentik pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok.
2.
Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok.
3.
Untuk memperoleh gambaran tentang pelaporan penilaian autentik pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok.
11
F. Kegunaan Penelitian 1.
Secara Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut: a.
Untuk membuktikan teori penilaian autentik dalam kurikulum 2013 dilapangan.
b.
Untuk menguatkan teori penilaian autentik dalam kurikulum 2013.
c.
Sebagai
rujukan atau panduan dalam penelitian
selanjutnya
khususnya terkait masalah tentang penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi. 2.
Secara Praktis a. Bagi Siswa Dapat dijadikan sebagai motivasi siswa dalam meningkatkan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran geografi. b. Bagi guru Dapat dijadikan sebagai acuan guru dalam mengembangkan penerapan penilaian autentik dalam pembelajarannya, khususnya dalam pembelajaran geografi. c. Bagi sekolah Untuk dijadikan acuan kebijakan terkait pengembangan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi oleh lembaga pendidikan umum, khususnya para guru dan kepala sekolah yang terlibat langsung dalam pengembangan kurikulum. d. Bagi Akademisi Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi.
12
e. Dinas Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh dinas pendidikan
sebagai
informasi
dan
dijadikan
sebagai
bahan
pertimbangan bagi para pengambil kebijakan di bidang pendidikan terkait dengan penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kurikulum 2013 a. Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaannya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi Kurikulum 2013 dapat diuraikan sebagai berikut.22 1) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. 2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalam kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. 3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan
tugas
atau
pekerjaan
yang
dibebankan
kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. 4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya
22
E. Mulyasa, M. Pd, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cetakan ke empat, 2014), h. 65.
13
14
standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain). 5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang,-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gajih, dan sebagainya. 6) Minat
(interest);
adalah
kecenderungan
seseorang
untuk
melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu. Berdasarkan analisis kompetensi diatas, Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penugasan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.23 b. Landasan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan yuridis, landasan filosofis, landasan empirik, dan landasan teoritis. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum. Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan dari kurikulum. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Landasan
23
Ibid., h. 68.
15
teoritik memberikan dasar-dasar teori pengengbangan kurikulum sebagai dokumen dan proses.24 1) Landasan Filosofis Kurikulum dikembangkan dari nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, masa sekarang dan kemudian serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa tersebut, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.25 2) Landasan Yuridis Landasan yuridis kurikulum adalah peraturan pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang tentang standar nasional pendidikan, pengembangan kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pembnagunan Jangka Menengah Nasional (RPJMM) 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan Metedologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum. Landasan yuridis pengembangan kurikulum 2013 lainnya adalah instruksi peresiden (INPRES) nomor 1 tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilainilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.26
24
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, (Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu pendidikan, 2014) , h. 7. 25 Ibid. 26 E. Mulyasa, M. Pd, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h. 64.
16
3) Landasan Empiris Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa,
potensi
ekonomni,
dan
beragamnya
kemajuan
pembangunan dari satu daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.27 Indonesia adalah negara yang luas dengan berbagai suku bangsa, bahasa serta berbagai potensi ekonomi di berbagai daerah yang beragam, hal ini menyebabkan berbagai perbedaan, sehingga masih ada perpecahan antar bangsa. Hal ini menjadi pengembangan kurikulum 2013, agar bangsa Indonesia dapat menggulangi masalah yang terjadi di Indonesia. 4) Landasan Teoritik a) Relevansi pendidikan (link and match) b) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter c) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching ang learning) d) Pembelajaran aktif (student active learning) e) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.28 c. Karakteristik Kurikulum 2013 Karakteristik kurikulum 2013 mengalami banyak perobahan, baik dari jenjang SD sampai dengan SMA. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, kurikulum SD/SMP/SMA/SMK mengalami perubahanperubahan antara lain mengenai proses pembelajaran, jumlah mata pelajaran, dan jumlah jam pelajaran. Dan berikut ini adalah beberapa
27
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 8. 28 E. Mulyasa, M. Pd, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h. 65.
17
hal yang terdapat pada kurikulum 2013 jenjang SMA-MA sebagai berikut:29 1) Mata pelajaran: a) Pendidikan agama dan budi pekerti b) Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) c) Bahasa Indonesia d) Matematika e) Sejarah Indonesia f) Bahasa Inggris g) Seni budaya (muatan lokal) h) Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (muatan lokal) i) Prakarya dan kewirausahaan (muatan lokal) 2) Alokasi waktu per jam pelajaran SMA = 45 menit 3) Banyak jam pelajaran per seminggu SMA 39 jam d. Tujuan kurikulum 2013 Tujuan dari Kurikulum 2013 adalah untuk menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui
29
Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata Pena, 2013), h.142.
18
penguasaan terhadap jumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.30 Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio, dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran.31 e. Faktor-faktor yang mendukung kesuksesan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anank-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreatifitas guru, aktifitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.32 1) Kepemimpinan Kepala Sekolah Faktor pertama yang menentukan kesuksesan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasikan, menggerakan, dan menyelaraskan
30
semua
sumber
pendidikan
yang
tersedia.
E. Mulyasa, M. Pd, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h. 65. Ibid., h. 66 32 Ibid., h. 39. 31
19
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakan semua sumber daya sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program
yang
dilaksanakan
secara
terencana
dan
bertahap.33 2) Kreatifitas Guru Faktor
yang
menentukan
keberhasilan
implementasi
Kurikulum 2013 adalah kreatifitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menetukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar. Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah karena sebagaian besar guru belum siap. Ketidaksiapan guru itu tidak hanya terkait dengan urusan
kompetensinya,
tetapi
berkaitan
dengan
masalah
kreatifitasnya, yang juga disebabkan oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan Pemerintah. Dalam hal ini, guru-guru yang bertugas di daerah dan di pedalaman akan sulit mengikuti hal-hal baru dalam waktu singkat, apalagi dengan pendekatan tematik integratif yang memerlukan waktu untuk memahaminya. 3) Aktifitas Peserta Didik Kunci kesuksesan ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah aktifitas peserta didik. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktifitas peserta didik, terutama disiplin diri. Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan
pola
prilakunya;
meningkatkan
standar
perilakunya; dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 4) Sosialisasi Kurikulum 2013 Kunci sukses keempat yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah sosialisasi. Sosialisasi dalam implementasi Kurikulum sangat penting dilakukan, agar semua 33
Ibid., h.40.
20
pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. 5) Fasilitas dan Sumber Belajar Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain laboraturium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan disimpan dengan sebaik-baiknya. 6) Lingkungan Akademik yang Kondusif Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimism dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar.34 7) Parisipasi Warga Sekolah Dalam
menentukan
keberhasilan
Kurikulum
2013
membutuhkan parisipasi warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan. ditentukan
Keberhasilan oleh
pendidikan
keberhasilan
di
kepala
sekolah sekolah
sangat dalam
memberdayakan seluruh warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan
yang
produktifitas
dan
tersedia. prestasi
Dalam kerja
hal
dapat
ini,
peningkatan
dilakukan
dengan
meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di sekoah dengan mengaplikasikannya melalui berbagai konsep dan teknik personalia modern.35
34 35
Ibid., h.53 Ibid., h.55.
21
f. Penilaian Kurikulum 2013 Penilaian dalam kurikulum dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung maupun setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Penilaian dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:36 1) Belajar Tuntas 2) Autentik 3) Berkesinambungan 4) Menggunakan teknik yang bervariasi 5) Berdasarkan acuan dan kriteria. 2. Penilaian Autentik a. Pengertian Penilaian Autentik Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Jadi, penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh
peseta
didik
melalui
berbagai
teknik
yang
mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran
telah
benar-benar
dikuasai
dan
dicapai.
Berdasarkan lampiran Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian, penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai, mulai dari proses hingga keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik (Authentic Assassment) mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.37 Penilaian authentik adalah komponen penting dari reformasi pendidikan sejak tahun 1990-an. Penilaian hasil belajar secara tradisional hanya mengukur prestasi siswa dalam bidang pengetahuan saja, sehingga 36
Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi kurikulum2013 Konsep & Penerapan, (Surabaya: Kata Pena, 2014) h. 57-59. 37 Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Andi), h. 27.
22
penilaian secara tradisional cenderung mereduksi makna kurikulum, karena tidak menyentuh esensi nyata dari proses
dan hasil belajar
peserta didik.38 Penilaian autentik merupakan penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013, penilaian autentik adalah proses pengumpulan data mengenai perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang telah peserta didik lakukan dengan berbagai metode untuk membuktikan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai. Penilaian tidak hanya dilakukan dari segi pengetahuan saja tetapi dari segi sikap dan keterampilan. Penilaian autentik ini adalah pembaharuan dari penilaian tradisional, pada penilaian tradisional hanya menitik beratkan pada hasil akhir prestasi peserta didik, pada penilaian autentik tidak hanya menilai hasil akhir tetapi menilai segala kegiatan pembelajaran dikelas maupun di luar kelas selalu diperhatikan dan didokumentasikan untuk informasi perkembangannya. b. Ruang lingkup Penilaian Autentik Penilaian berdasarkan lampiran Permendikbud no. 66 tahun 2013 mencakup penilaian autentik yang merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.39 Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menetukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk
pada
ruang
lingkup
materi,
kompetensi
mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.40
38
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, (Bandung: Interes Media, 2014), h. 238. 39 Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran, h. 13. 40 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 52.
23
Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik pada proses dan hasil yang mencakup 3 aspek penilaian, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik ditekankan pada ketiga ranah tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Karakteristik Penilaian Autentik Karakteristik penilaian hasil belajar pada sekolah menengah atas (SMA)/ madrasah aliyah (MA) adalah sebagai berikut: 1) Standar kompetensi lulusan SMA untuk doamain sikap memiliki perilaku yang mencerminkan sikap, beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, serta menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2) Standar kompetensi lulusan SMA untuk domain pengetahuan memiliki pengetahuan konseptual prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian. 3) Standar kompetensi lulusan SMA untuk domain keterampilan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolahg dari berbagai sumber berbedadalam informasi dan sudut pandang/teori yang dipelajarinya disekolah, masyarakat, dan belajar.41 d. Prinsip Penilaian Autentik Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 41
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 48.
24
2) Terpadu, berarti penialain pendidik dilakuakn secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4) Transparan, berarti prosedur penialain, kriteria penilaian, dan dan dasar pengambilan keputusan dapet diakses oleh semua pihak. 5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6) Edukatif berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.42 e. Jenis-jenis Penilaian Autentik Dalam rangka melaksanakan penilaian autenikyang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin di capai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penelitian
akan
dilakukan,
misalnya,
berkaitan
dengan
sikap,
pengetahuan dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.43 1) Penilaian sikap Aspek sikap dapat dinilai dengan cara berikut: a) Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. b) Penilaian diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi diri/perenungan 42
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, h. 241. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 32. 43
25
dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c) Penilaian antar teman Teknik ini merupakan penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan prilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik. d) Jurnal catatan guru Teknik ini merupakan catatan pendidik di dalam dan diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan prilaku.
Jurnal
bisa
dikatakan
sebagai
catatan
yang
berkesinambungan dari hasil observasi. 2) Penilaian pengetahuan Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: a) Tes tulis Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah,
ya-tidak,
menjodohkan,
dan
sebab-akibat.
Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis dalam bentuk uraian atau esai menuntut peserta ddik untuk mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk
uraian sebisa mungkin
bersifat
komprehensif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
26
b) Tes lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan. c) Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. 3) Penilaian keterampilan Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: a) Penilaian kinerja Penilaian kinerja adalahsuatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari dan lain-lain. Ada beberapa cara untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja, antara lain daftar cek, catatan anekdot/narasi, skala penilaian, memori atau ingatan, dan rubrik. Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertama, langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuankemampuan khusus yang diperlukan oleh peseta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat, fokus utama dari dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang akan diamati. Pengamatan atas
27
kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. b) Penialain proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan prosuk proyek. Dalam kaitan ini kegiatan yang harus dilakukan
olehguru
meliputi
penyusunan
rancangan
dan
instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaiaian dapat dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penialain khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holostik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang yang terbuat dari kertas, kulit, keramik, karet, plastik dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan peserta didik.
28
c) Penilaian portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian yang dilakuakan dengan mengumpulkan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus-menerusperkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penialaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran pada setiap sub bab. Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.44 f. Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran 1) Persiapan Penilaian Autentik Guru yang baik harus melakukan persiapan sebelum melakukan pembelajaran didalam
kelas dengan
menyusun
perencanaan pembelajaran. Proses belajar-mengajar yang baik sebaiknya diawali dengan persiapan yang baik, tanpa persiapan yang baik maka pembelajaran akan sulit dilakukan dengan baik. oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar guru
44
seharusnya
menyusun
perencanaan
pembelajaran.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 32-37.
29
Perencanaan yang harus disusun oleh guru sebelum melakukan pembelajaran antara lain: (1) program tahunan, (2) program semester (3) silabus, dan (4) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).45 Begitu juga dalam penilaian autentik, sebelum guru melakukan pelaksanaan penilaian guru seharusnya juga membuat persiapan seperti: a) Menentukan Rencana Penilaian Rencana penilaian hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu yang berkaitan
antara
kemampuan
yang
menjadi
sasaran
pembelajaran dan materi sajian yang dipelajari untuk mencapai kompetensi, serta teknik penilaian yang digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan materi.46 b) Membuat Instrumen Penilaian Setiap penilaian dalam teknik apapun harus menentukan dan membuat instrumen penilaian. Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan instrumen adalah sebagai berikut. (1) Substansi yang merepresetasikan kompetensi yang dinilai. (2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. (3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Instrumen untuk mengukur mencapai kompetensi sikap dan keterampilan dapat menggunakan daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Instrumen untuk mengukur ketercapaian kompetensi pengetahuan dapat menggunakan soal tes tulis/lisan dan lembar penugasan.47
45
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 3. 46 Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran, h. 25. 47 Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: UIN PRESS, 2014) h. 133-134.
30
2) Pelaksanaan Penilaian Autentik Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 dilakukan dalam bentuk penilaian autentik. Penilaian autentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran dimulai dengan mengamati peserta didik dan diakhiri dengan tes atau nontes. Pengamatan dilakukan dengan cara menggunkan teknik bertanya untuk mengekplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.48 Penilaian dilakukan dengan mengacu pada perencanaan penilaian dan instrumen penilaian yang dijabarkan dalam RPP agar mendapatkan data atau informasi yang sesuai dengan indikator. Pengumpulan data atau informasi harus dilaksanakan secara objektif dan terbuka, agar diperoleh data yang benar dan dapat dipercaya, sehingga bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan
pembelajaran.49
Pengumpulan
data
penilaian
dilakukan disetiap akhir pembelajaran untuk mendapatkan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Pelaporan Penilaian Autentik Setelah pelaksanaan penilaian selesai, guru melakukan langkah scoring sebagai tahap penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa. Pemberian scoring terhadap tugas atau
pekerjaan
siswa
harus
dilaksanakan
segera
setelah
pelaksanaan pengumpulan data atau informasi dan dilaksanakan secara objektif. Guru harus mengikuti pedoman scoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes atau instrumen penilaian yang digunakan.50
48
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 54-55. 49 Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran, h. 25-26. 50 Ibid., h.26.
31
Pendekatan penilaian yang digunakan pada penilaian autentik adalah penilaian acuan kriteria (PAK) atau penilaian acuan patokan (PAP). Pak atau PAP merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai, sarana dan prasarana, dan karakteristik peserta didik. KKM dicantumkan pada pada buku penilaian guru dan bagi peserta didik yang belum mampu mencapai KKM, diberikan kesempatan untuk mengikuti program remidial.51 Setelah mendapatkan hasil penilaian, pendidik menganalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, setelah itu hasil penilaian diberikan kepada peserta didik disertai feedback berupa komentar yang mendidik yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk: a) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan
dan
keterampilan
termasuk
penilaian
hasil
pembelajaran; b) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. Selanjutnya laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.52 Mengacu
pada
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia no 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian yang
51
Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi kurikulum2013 Konsep & Penerapan, h.
50. 52
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 55-56.
32
dilakukan oleh guru dan sekolah dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan Pemerintah. Penilaian oleh masing-masing guru secara keseluruhan kemudian dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk laporan hasil belajar peserta didik.53 g. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut: 1) Penilaian kompetensi sikap, pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserrta didik dan jurnal. Instrumen yang dugunaka untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal merupakan catatan pendidik.54 a) Teknik observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara ber kesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan instrumen yang yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah. Bentuk pedoman yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian
53
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 111. 54 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 52.
33
(rating scale) yang disertai rubrik. Rentang skala hasil pengamatan antara lain: (1) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah (2) Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik Untuk menjaga otentivitas dari teknik penilaian ini maka, observasi hendaknaya dilakukan di sepanjang proses kegiatan siswa diluar maupun didalam kelas. b) Penilaian diri Penialaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik. Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala likert atau skala semantic differential. c) Penilaian antarpeserta didik Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik menggunakan daftar cek dan skala penilaian. d) Jurnal catatan guru Jurnal merupakan catatan pendidik didalam dan diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan prilaku.55 2) Penilaian kompetensi penegetahuan. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen
55
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 71-73.
34
tes tulis berupa soal pilihan ganda, isisan, jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan, dan uraian.56 a) Tes tulis Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Penilaian jenis ini cenderung digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berkaiatan dengan konsep, prosedur dan aturan-aturan. Bentuk-bentuk soal tes tertulis yaitu: soal dengan memilih jawaban dan soal dengan mensuplai jawaban. b) Tes lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan.contoh soal tes lisan: “kekayaan alam Indonesia yang melimpah terbentuk dari beberapa faktor, coba kalian sebutkan beberapa faktor tersebut” Pedoman penskoran: Skor 3, jika mampu menjawab 3 jawaban yang benar Skor 2, jika mampu menjawab 2 jawaban yang benar Skor 1, jika mampu menjawab 1 jawaban yang benar c) Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Dalam memberikan tugas kepada peserta didik hendaknya ditentukan lama waktu pengerjaan.57 3) Penialain kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendeminstrasikan suatu kompetensi 56
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 52. 57 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, h. 265-271.
35
tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek dan penialain portofolio.58 a) Kerja atau praktik Kerja atau praktik adalah sutau penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesunggunhya
yang
mengaplikasikan
pengetahuan
dan
keterampilan yang dibutuhkan. b) Projek Penilaian projek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung
investigasi
dan
harus
diselesaikan
dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. c) Portofolio Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.59 h. Tujuan Penilaian Autentik Penilaian pada Kurikulum 2013 mengacu pada standar penilaian. Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin: (1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip, (2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.60
58
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 52. 59 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 102. 60 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 35.
36
Penilaian
autentik
bertujuan
untuk
menjamin
tercapainya
perencanaan penilaian peserta didik yang sesuai dengan kompetensi, pelaksanaan penilaian bersifat jelas dan pelaporan penilaian akhir peserta tersusun dan jelas. 3. Kajian Tentang Mata Pelajaran Geografi a. Pengertian Geografi Menurut
Widoyo
Alfandi
dalam
bukunya
yang
berjudul
Epistemologi Geografi, Geografi adalah ilmu yang menggunakan pendekatan holistik melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi dan sistem, serta historis untuk mendeskripsikan dan menganalisis struktur pola, fungsi dan proses interalasi, interaksi, interdependensi dan hubungan timbal balik dari serangkaian gejala, kenampakan atau kejadian dari kehidupan manusia (penduduk), kegiatannya atau budidayanya dengan keadaan lingkungan di permukaan bumi.61 b. Prinsip dasar Geografi Yang dimaksud dengan prinsip geografi adalah pokok-pokok pikiran yang mendasari pola kajian studi geografi.62 Prinsip-prinsip geografi tersebut terdiri dari prinsip Persebaran, prinsip Interelasi, prinsip Deskripsi dan Prinsip Korologi. 1) Prinsip Persebaran Gejala dan fakta geografi, baik yang berkenaan dengan alam maupun berkaitan dengan manusia yang tersebar dipermukaan bumi. Persebarannya tidak merata dari satu wilayah dengan yang lain. Prinsip penyebaran merupakan kunci pertama pada geografi dan studi geografi.
61
Widoyo Alfandi, Epistemologi Geografi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001) h. 81. 62 Ibid., h. 86.
37
2) Prinsip Interelasi Pada perkembangan berikutnya mereka tidak saja mengumpulkan bahan secara sistematis tetapi jugas mencoba memberikan keterangan sebab akibat, maka dikenallah prinsip relasi (interelasi). Prinsip interelasi ini secara lengkap sadalah interelasi dalam ruang. 3) Prinsip Deskripsi Deskripsi merupakan suatau prinsip pada Geografi dan studi Geografi guna memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang kita pelajari. 4) Prinsip Korologi Prinsip korologin merupakan prinsip dasar dasar Geografi, kesadaran akan ruang dapat dijadikan titik awal dari ilmu ini. Prinsip Korologi merupakan prinsip yang komprehensif, karena memadukan prinsip lainnya, prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern.63 c. Ruang lingkup Geografi Hakikatnya geografi berkenaan dengan aspek-aspek keruangan permukaan bumi dan faktor-faktor geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu ruang lingkup geografi meliputi: 1) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia. 2) Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya 3) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkunganyang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi 4) Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan dan udara diatasnya.64
63
Iwan Hermawan, Geografi Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009) h.
58. 64
H. Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 12.
38
d. Konsep Geografi Konsep utama geografi dan studi geografi adalah konsep regional. Konsep
ini
merupakan
pola
abstrak
yang
dapat
digunakan
untukmengungkapkan berbagai faktor, gejala dan masalah geografi. Selain konsep regional, juga terdapat konsep lainnya yang digunakan sebagai ungkapan kunci untuk mengartikan faktor, gejala dan masalah geografi, bahkan pada pengertian yang lebih luas, tiap kata yang mengandung arti bagi geografi dan studi geografi dapat diartikan sebagai konsep geografi. Pada geografi terdapat 10 konsep dasar (esensial) yang mencakup: 1) Konsep lokasi: yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Galunggung ada/terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat . 2) Konsep Jarak: yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut adalah jarak sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya, rute, waktu, biaya, kenyamanan. 3) Konsep keterjangkauan: yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat, misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan dari Jakarta ke Kepulauan Seribu karena alat transportasi Jakarta-Cirebon lebih mudah dan banyak dibandingkan dengan Jakarta-Kepulauan Seribu. 4) Konsep pola: yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya persebaran pola pemukiman yang menyebar, terpusat, berbentuk garis dan sebagainya. 5) Konsep morfologi: yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi dan sedimentasi. 6) Konsep aglomerasi: yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya pemukiman elit. 7) Konsep nilai kegunaan: yaitu nilai suatu tempat yang mempunyai kegunaan yang berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya
39
daerah wisata mempunyai kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. 8) Konsep interaksi dan interdependensi: yaitu keterkaitan dan ketergantungan satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya terjadinya saling membutuhkan. 9) Konsep deferensiasi areal: yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat. 10) Konsep keterkaitan keruangan:
yaitu menunjukan derajat
keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.65 B. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam kajian pustaka/teori banyak yang mengemukakan beberapa analisis
teori-teori
yang
ada
hubungannya
dengan
pokok
bahasan
permasalahan yang akan dijadikan dasar dan pedoman untuk mengetahui jawaban dari sebuah permasalahan tersebut. Adapun titik berat pada penelitian ini adalah teori tentang penilaian autentik dilihat dari perspektif teori Kurikulum 2013. Akan tetapi sebelum kajian teori tersebut dipaparkan, akan digunakan mengenai penelitian yang terdahulu. 1. Penelitian Khafidzoh, dengan skripsi yang berjudul “Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Ekonomi Di MA Se-Kabupaten Sleman Yogyakarta”.66 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Guru ekonomi di MA se-kabupaten Sleman 50% sudah mengimplementasikan penilaian autentik dengan baik, sedangkan persepsi siswa 68,97% guru sudah mengimplementasikan penilaian autentik dengan cukup baik. kemudian untuk aspek perencanaan, pelaksanaan, teknik dan instrumen penilaian pengetahuan dan keterampilan masuk ke dalam kategori baik. Sedangkan pada aspek analisis dan pelaporan dan aspek teknik dan instrumen penilaian sikap masuk ke dalam kategori cukup baik. Sedangkan persepsi siswa, aspek pelaksanaan dan analisis dan pelaporan 65
Iwan Hermawan, Geografi Sebuah Pengantar, h. 77. Khafidzoh, “Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Ekonomi Di MA Se-Kabupaten Sleman Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta, 2016) Hal: Skripsi. 66
40
pada kategori baik, sedangkan aspek teknik dan instrumen penilaian sikap pada kategori kurang baik dan aspek teknik dan intstrumen penilaian pengetahuan dan keterampilan pada kategori cukup baik. (2). Guru ekonomi di MA negeri lebih baik tingkat implementasinya pada aspek perencanaan, pelaksanaan serta aspek analisis dan pelaporan. Sedangkan menurut siswa di MA negeri, guru ekonomi di MA negeri lebih baik tingkat implementasinya pada aspek teknik dan instrumen penilaian sikap dan
keterampilan.
Kemudian
guru
PNS
lebih
baik
tingkat
implementasinya pada aspek perencanaan dan Non PNS sedikit lebih baik tingkat implementasinya pada aspek teknik dan instrumen penilaian sikap dan keterampilan. Selanjutnya guru yang menggunakan KTSP lebih baik pada aspek pelaksanaan dan aspek teknik dan instrumen penilaian pengetahuan. Dan guru yang menggunakan Kurikulum 2013 lebih baik pada aspek analisis dan pelaporan. (3). Kendala guru ekonomi di MA sekabupaten Sleman dalam mengimplementasikan penilaian autentik dalam pembelajarannya adalah waktu yang terbatas, biaya yang lebih banyak, banyaknya komponen/kriteria dalam penilaian autentik, kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang inovatif dengan penilaian autentik serta sarana madrasah yang masih terbatas. 2. Penelitian Ade Cintya Putri, dengan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo”.67 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) guru dan kepala sekolah mengetahui tentang penilaian autentik dalam pembelajaran tematik, 2) guru melaksanakan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik yang mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian kompetensi sikap dilaksanakan melalui teknik observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan dilaksanakan melalui teknik tes tertulis, 67
Ade Cintya Putri, “Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo”, (Universitas Negeri Yogyakarta, 2015) Hal: Skripsi.
41
tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi keterampilan dilaksanakan melalui teknik penilaian unjuk kerja, penilaian projek, penilaian produk, dan penilaian portofolio. 3. Penelitian Bahrul Alam, dengan skripsi yang berjudul
“Implementasi
Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Di SMA Negeri 78 Jakarta”.68 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Teknik dan instrumen penilaian autentik di SMA Negeri 78 Jakarta masih belum diterapkan secara optimal, karena dalam penerapannya tidak menggunakan instrumen penilaian
dari
masing-masing
teknik
penilaian.
Adapun
dalam
penerapannya hanya menggunakan daftar penilaian yang telah disiapkan oleh sekolah. 2) Hasil yang dicapai dalam penilaian autentik yaitu semua siswa telah memenuhi KKM yaitu 73 atau 2,67 untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan minimal B (baik) untuk kompetensi sikap. Apabila ada yang tidak memenuhi KKM diadakan remidial dan semester pendek (klinik belajar). 3) Faktor yang mendukung penilain autentik di SMA Negeri 78 Jakarta adalah guru yang telah ikut pelatihan, kerja sama antar guru dan sarana prasarana. Faktor penghambatnya adalah sarana dan praasarana khususnya di kelas X IIS dan lembar penialain dari sekolah yang tidak dilengkapi dengan instrumen penilaian. 4. Penelitiannya M. Fajar Mahbub, dengan skripsi yang berjudul “Penerapan Penilaian autentik untuk Hasil Belajar siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan)”.69 Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan yakni 68
Bahrul Alam,“Implementasi Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Di SMA Negeri 78 Jakarta”, (Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015) Hal: Skripsi. 69 M. Fajar Mahbub,“Penerapan Penilaian autentik untuk Hasil Belajar siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan)”, (Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014) Hal: Skripsi.
42
menunjukan hasil belajar siswa menjadi lebih baik meskipun masih ada beberapa siswa yang yang hasil belajarnya masih rendah. Secara umum telah banyak tulisan dan penelitian yang mirip dengan penelitian ini, namun selama ini peneliti belum menemukan tulisan yang sama dengan judul yang diajukan oleh peneliti. Adapun kesamaan skripsi yang penulis buat dengan skripsi sebelumnya adalah sama-sama membahas tentang penilaian autentik pada kurikulum 2013, terdapat beberapa kesamaan dalam penggunaan metode dan pendekatan penelitian serta sumber data. Sedangkan perbedaan antara skripsi yang dibuat dengan skripsi sebelumnya terletak pada subjek dan objek penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak mengulang dari skripsi yang telah ada sebelumnya. Dalam
penelitian
yang
“Penerapan
penilaian
autentik
dalam
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi Studi Kasus SMAN 5 Depok”, dilakukan untuk mencari informasi yang mendalam tentang persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Penilaian autentik yang dilakukan oleh guru-guru geografi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar hasil penelitian yang dilakukan menunjukan fenomena yang sebenarnya. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian relevan dengan peneliti, dapat disajikan pada Tabel 2.1
43
Tabel Penelitian Relevan Tabel 2.1 No
Nama
Judul
Metode Penelitian
Khafidzoh,
Implementasi
Jenis: Penelitian
(2016)
Penilaian
Hasil penelitian
Persamaan
Perbedaan
Peneliti/ Tahun 1.
Hasil
penelitian
Sama-sama
Pada
penelitian
menunjukkan
meneliti
tentang
ini
bahwa
penilaian
autentik
diteliti
Implementasi
dan
Penilaian Autentik
jenis sumber data
Ekonomi
Kabupaten
dalam
yang sama primer
Kabupaten
Sleman
Pembelajaran
dan sekunder untuk
Sleman
Yogyakarta
Ekonomi Di MA
menemukan
metode penelitian
Sleman
Se-Kabupaten
jawaban
atas
yang
digunakan
Yogyakarta
Sleman Yogyakarta
permasalahan yang
yaitu
penelitian
sudah
sama
deskriptif
Sama-sama
Pada
Deskriptif Sumber: Primer
Autentik dalam
dan Sekunder
Pembelajaran Ekonomi MA
Di Se-
Kabupaten
Lokasi: MA se-
menggunakan
hal
yang yaitu
pembelajaran se-
dan
mengimplementasik an
dengan
baik
namun masih ada kendala 2.
Ade Cintya
Pelaksanaan
Jenis: kualitatif
Hasil
Putri,
Penilaian
Sumber: Primer
menunjukkan
meneliti
tentang
(2015)
Autentik
bahwa:
penilaian
autentik,
dan Sekunder Lokasi: Sekolah
Dalam
1)
penelitian
Guru
dan
metode
tematik
kepala
Tematik Pada
Wates
mengetahui
yang
tentang penilaian
penelitian kualitatif,
IV A Sekolah
autentik
dan
Dasar Negeri
pembelajaran
jenis sumber data
4
tematik
yang sama primer
Wates
Kecamatan
2)
dalam
Guru
penelitian sama
yaitu
menggunakan
dan sekunder
Wates
melaksanakan
untuk menemukan
Kabupaten
penilaian autentik
jawaban
Kulon Progo
dalam
permasalahan yang
pembelajaran
sama
tematik
diteliti pembelajaran
Dasar Negeri 4
Kelas
hal
menggunakan
Pembelajaran
Siswa
sekolah
ini
penelitian
atas
tingkat SD
yang yaitu
pada
44
3.
Bahrul
Implementasi
Jenis: Kualitatif
Hasil
Alam,
Kebijakan
Sumber: Primer
menunjukkan
meneliti
tentang
(2015)
Penilaian
bahwa:
penilaian
autentik,
dan Sekunder Lokasi:
SMA
Kurikulum
Negeri
78
2013 Di SMA
Jakarta
Autentik
Negeri
78
Jakarta
penelitian
Teknik
dan
Sama-sama
Pada ini
penelitian hal
diteliti
yang yaitu
menggunakan
kebijakan
instrumen penilaian
metode
penilaian autentik
autentik di SMA
yang
Negeri 78 Jakarta
penelitian kualitatif,
masih
belum
dan
diterapkan
secara
jenis sumber data
optimal
namun
yang sama primer
hasil yang dicapai
dan sekunder untuk
dalam
menemukan
penilaian
autentik
yaitu
penelitian sama
yaitu
menggunakan
jawaban
atas
semua siswa telah
permasalahan yang
memenuhi
sama
KKM
yaitu 73 atau 2,67 untuk
kompetensi
pengetahuan
dan
keterampilan 4.
M.
Fajar
Jenis: Kualitatif
Penerapan
Mahbub,
Penilaian
(2014)
autentik untuk
Studi Kasus
Hasil Belajar siswa
dalam
Sumber: Primer dan Sekunder Lokasi:
SMA
Hasil
penelitian
Sama-sama
Pada
menunjukkan
meneliti
tentang
bahwa,
penilaian
autentik,
penerapan
penilaian
autentik
untuk hasil belajar
metode
Pendidikan
yang
dalam
penelitian
siswa
Pendidikan
Aren Tangerang
pembelajaran
penelitian kualitatif,
Agama Islam
Selatan
Pendidikan Agama
dan
Islam
Budi
jenis sumber data
yakni
yang sama primer
hasil
dan sekunder untuk
dan
sama
yaitu
menggunakan
Pekerti (Studi
Pekerti
Kasus
menunjukan
Penerapan
belajar
Penilaian
menjadi lebih baik
jawaban
meskipun
permasalahan yang
Autentik
di
diteliti pembelajaran
IZADA Pondok
Budi
hal
menggunakan
Pembelajaran
dan
ini
penelitian
siswa
masih
SMA IZADA
ada beberapa siswa
Pondok Aren
yang
Tangerang
belajarnya
Selatan)
rendah.
yang
hasil masih
menemukan
sama.
atas
yang yaitu
Agama Islam dan Budi Pekerti
45
C. Kerangka Berfikir Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 menerapkan
kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 sebagai
penyempurnaan kurikulum sebelumnya (KTSP). Perubahan kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 ini merupakan salah satu upaya memperbaharui setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman, agar generasi muda dapat menghadapi tantangan zaman. Dalam kurikulum 2013 terdapat tiga konsep yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada kurikulum 2013 penilaian lebih ditekankan pada penilaian autentik. penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan, proses dan hasil pembelajaran. Jika pada kurikulum KTSP penilaian lebih ditekankan pada ranah kognitif yang menjadikan tes sebagai acuan penilaian, maka kurikulum 2013 menekankan pada
ranah afektif,
kognitif, dan psikomotorik sesuai dengan kondisi lingkungan, karakteristik peserta didik dan jenjangnya. Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep dan teori dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik. Pada kurikulum 2013 penilaian autentik menjadi penekanan yang serius di mana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa harus benar-benar memperhatikan penilaian autentik.
Guru-guru geogrfi di SMA Negeri 5
Depok sudah menggunakan penilaian autentik, dalam menerapkan penilaian autentik terdapat perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penilaian yang dilakukan oleh guru. Adapun bagan alur kerangka berfikir pada penelitian ini disajikan pada gambar 2.1 sebagai berikut:
46
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 5 Depok tepatnya di kelurahan Bedahan,
Sawangan
Depok,
dengan
koordinat
geografi
sekitar
6o24’33.3504’’LS 106o45’35.2188’’BT.70
Lokasi Penelitian
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2016. Agar peneliti dapat mengetahui pengaruh penerapan penilaian autentik pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. Adapun jadwal penelitian dapat disajikan pada Tabel 3.1
70
Google Maps, Titik Kordinat SMA Negeri 5 Depok, diakses pada hari Sabtu 8 Oktober 2016, (https://www.google.co.id/maps).
47
48
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan Penelitian No Jenis Kegiatan
1
Revisi proposal
Bulan/Minggu September 2016
Oktober 2016
November 2016
1
2
1 2
√
√
3
4
3
4
1
2
√
√
√
√
3
4
skripsi 2
Penulisan surat
√ √
izin penelitian 3
Penyusunan
√ √
instrumen penelitian 4
Pengumpulan data penelitian
5
Pengolahan
√
√
data penelitian 6
Analisis dan
√
pembahasan data 7
Penarikan
√
kesimpulan 8
Penyusunan
√
laporan B. Latar Penelitian (Setting) Telah dijelaskan sebelumnya tempat penelitian ini berada di SMA Negeri 5 Depok. Alasan memilih sekolah ini sebagai studi kasus dalam penelitian ini karena di SMA Negeri 5 Depok sudah menerapkan Kurikulum 2013, maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui penerapan penilaian autentik pada kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi. Penilaian autentik
49
adalah penilaian yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 yang meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kulaitatif terdapat banyak jenisnya yaitu: (1) penelitian etnografi. (2) penelitian studi kasus (3) penelitian fenomenologis (4) penelitian grounded theory (5) penelitian biografi/naratif.71 Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.72 Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai sumber data.73 Pada metode studi kasus ini peneliti benar-benar secara intensif memahami kasus yang ada tentang keadaan dan tempat suatu peristiwa yang sedang berlangsung, dengan cara mengumpulkan data, melihat secara langsung keadaaan di lokasi dan mengambil info dari berbagai sumber yang ada disekitar dan mempelajari keadaan di sekitar. Penelitian kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan yang berbeda-beda. (a) Dalam penelitan kualitatif ,teori sering kali digunakan sebagai penjelasan atas prilaku dan sikap-sikap tertentu. (b) Para peneliti kualitatif sering kali menggunakan prespektif teoritis sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras. (c) Dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai poin akhir penelitian.74
71
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
h. 18. 72
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 112. 73 Ibid., h. 121. 74 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2013), h. 93.
50
D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 1. Jenis dan Sumber Data Data adalah segala informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.75 Data merupakan sesuatu yang diperoleh melalui metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengidikasikan sesuatu. Pada penelitian kualitatif, bentuk data berupa kalimat, atau narasi dari subjek atau responden penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data yang kemudian data tersebut akan dianalisis dan diolah dengan menggunakan teknik analisis data dan akan menghasilkan suatu temuan atau hasil penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.76 Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh sendiri secara mentahmentah dari responden dan masih memerlukan analisa lebih lanjut. Data yang didapat dari responden yang benar-benar menjawab pertanyaan dengan jujur, tidak menutup-nutupi atau mengganti data dengan jalan pikirannya, diceritakan sesuai yang ia dapat atau ia lihat sendiri sesuai kenyataan merupakan data murni.77 Data primer merupakan data yang langsung memberikan data kepada peneliti atau pengumpul data.78 Data yang digunakan untuk memenuhi penelitian ini yaitu: (1) data 75
tentang persiapan guru dalam kegiatan penilaian autentik pada
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 61. 76 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 116. 77 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2015), h. 87. 78 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 309.
51
pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok, pelaksanaan penilaian autentik pada
(2) data tentang
pembelajaran geografi di SMA
Negeri 5 Depok (3) data tentang pelaporan penilaian autentik pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang berasal dari bahan kepustakaan. Data ini biasanya digunakan untuk melengkapi data primer.79 Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.80 Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam dokumen yang digunakan untuk melengkapi data primer sehingga dapat memberikan gambaran lebih jelas berkaitan dengan lokasi kasus yang diteliti, seperti data tentang gambaran umum di SMA Negeri 5 Depok yang meliputi: visi dan misi sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, sarana dan prasarana, dan jurnal guru. Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.81 Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Dalam memilih responden peneliti memilih responden yang mempunyai peran disekolah yakni 3 guru geografi SMA Negeri 5 Depok. Hal ini dapat diperjelas dengan Tabel 3.2
79 80
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, h. 88. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
h. 309. 81
Lexy J. Moleong, Metdologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), h. 122.
52
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber data Penelitian No 1.
Jenis Data
Sumber Data
Persiapan guru dalam kegiatan
Guru geografi, siswa dan
penilaian autentik pada pembelajaran
dokumen persiapan
geografi 2.
3.
pelaksanaan penilaian autentik pada
Guru geografi dan siswa
pembelajaran geografi
dalam proses penilaian
Pelaporan penilaian autentik pada
Guru geografi, siswa dan
pembelajaran geografi
dokumen perlaporan
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang releven dengan apa yang diharapkan, maka peneliti akan menggunakan beberapa metode diantaranya: a. Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang
lebih
mendalam
dan
jumlah
respondennya
sedikit/kecil,82 dengan cara berbicara atau berdialog langsung dengan sumber atau obyek penelitian. Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dari wawancara lainnya, wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal dan dilanjutkan ke pertanyaan yang formal.83 Wawancara ini dilakukan agar subyek penelitian lebih terbuka dalam memberikan data.
82 83
Ibid., h. 194. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 160.
53
Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru geografi untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan penilaian autentik dalam mata pelajaran geografi, yang meliputi penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun isi wawancara seperti disampaikan pada Tabel 3.3 dan 3.4: Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara Guru No 1.
Indikator Pengetahuan penilaian pada
Nomor Soal 1
kurikulum 2013 2.
Pengetahuan penilaian
2,3,4
autentik dalam pembelajaran geografi 3.
4.
Penilaian kompetensi sikap a. Perencanaaan
6,11,16,21
b. Pelaksanaan
5,7,10,12,15,17,20,22
c. Pelaporan
8,9,13,14,18,19,23,24
Penilaian kompetensi pengetahuan
5.
a. Perencanaaan
26,31,36
b. Pelaksanaan
25 27 30 3235 37
c. Pelaporan
28,29,33,34,38,39
Penilaian kompetensi keterampilan a. Perencanaaan
41,46,51
b. Pelaksanaan
40,42,45,47,50,52
c. Pelaporan
43,44,48,49,53,54
54
Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara Siswa No 1.
Indikator
Nomor Soal
Perencanaan Penilaian
1
Autentik Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan 2.
Pelaksanaan Penilaian
2
Autentik Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan 3.
Pelaporan Penilaian Autentik
3 dan 4
Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan
b. Observasi Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah turun ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindra. Secara tidak langsung adalah pengamatan yang menggunakan alat bantu seperti media visual/audiovisual.84 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan penilaian autentik oleh guru. Observasi ini dilakukan di dalam ruang kelas ketika proses pembelajaraan geografi
berlangsung.
Peneliti
mengamati
peran
guru
dalam
melaksanakan penilaian autentik pada pembelajaran geografi di dalam kelas. Adapun pedoman observasi dapat disajikan pada Tabel 3.5
84
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitiaan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 105.
55
Tabel 3.5 Pedoman observasi No
Indikator
Sub Indikator
A.
Ya
Keterangan
Tidak
Penilaian Kompetensi Sikap (Observasi, Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman, atau Penilaian Jurnal Catatan Guru) 1. Observasi
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
2. Penilaian Diri
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
3. Penilaian Antar
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Teman 4. Jurnal catatan guru B.
Pernyataan
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes Tulis, Tes Lisan, atau Penugasan) 5. Tes Tulis
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
6. Tes Lisan
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
7. Penugasan
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Penilaian Kompetensi Keterampilan (Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Portofolio) 8. Penilaian Kinerja 9. Penilaian
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Perencanaan
56
Proyek
Pelaksanaan Pelaporan
10. Penilaian
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Portofolio c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data dari catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang.85 Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wancara dan observasi.86 Hasil penelitian akan lebih relevan bila didukung oleh dokumen. Jadi, penelitian ini juga dilakukan dengan cara mencari dokumendukumen yang ada di tempat penelitian yaitu dokumen penilaian autentik yang diterapkan pada kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi, dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini guna melengkapi data-data yang sudah ada. Berikut dokumentasi yang dibutuhkan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Dokumentasi dalam penelitian No
Dokumen
Sumber Data
1
Dokumen perencanaan penilaian
Guru geografi
2
Dokumen pelaporan penilaian
Guru geografi
E. Uji Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).87 85
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
86
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 176. Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitiaan Kualitatif, h. 164.
h. 329. 87
57
1.
Uji Kredibilitas Uji kredebilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, cara, dan waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.88 a.
Triangulasi sumber Cara
meningkatkan kepercayaan penelitian adalah dengan
mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain. Data yang telah dianalisis oleh peneliti menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan beberapa sumber data tersebut.89 b.
Triangulasi teknik pengumpulan data Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda.
Sebagaimana
data diperoleh menggunakan metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi.90 Dengan menggunakan berbagai metode, maka diharapkan memperoleh hasil yang mendekati kebenaran. c.
Triangulasi waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.91
88
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
h. 372. 89
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitiaan Kualitatif, h. 170. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 220. 91 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 90
h. 374.
58
2.
Transferability (validitas eksternal) Transferability merupakan validitas eksternal dalam menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan petanyaan, hingga hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Peneliti tidak dapat menjamin validitas eksternal ini sendiri. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasul penelitian tersebut, maka dalam membuat laporan, peneliti harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.92
3.
Dependability (reliabilitas) Suatu penelitian dikatakan reliabel apabila orang lain dapat mengulang proses penelitian tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh indepeden atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktifitas peneliti dalam melakukan penelitian. Jika peneliti tidak mempunyai dokumentasi di lapangan dan tidak dapat menunjukan aktivitas yang dilakukan di lapangna, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan.93
4.
Konfirmability Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabililty mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.94 92
Ibid., h. 376. Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitiaan Kualitatif, h. 174. 94 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 93
h. 377.
59
F. Analisis Data Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari berbagai macam sumber dan teknik pengumpulan data. Setelah data-data tersebut diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Proses analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Pada penelitian ini, model yang digunakan adalah analisis Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono menjelaskan bahwa kegiataan dalam analisis data kualitatif dilakukann secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.95 Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara siklus, menurut mereka kegiatan kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.96 Kaitan antara analisis data dengan pengumpulan data disajikan oleh Miles dan Huberman dalam diagram berikut.
Gambar 3.2 Hubungan Antara Analisis Data dengan Pengumpulan Data Menurut Miles dan Huberman
95
Ibid., h. 337. Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Isebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, cetakan ke2, 2015), h.178. 96
60
Dari gambar 3.2 berikut penjelasan mengenai masing-masing langkahnya. 1.
Reduksi data (Data Reduction) Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.97 Hal ini perlu dilakukan karena data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu maka perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan untuk pengumpulan data. Temuan yang dipandang asing, tidak kenal, dan belum memiliki pola, maka hal itu yang dijadikan perhatian karena penelitian kualitatif bertuhuan mencari pola dan makna yang tersembunyi dibalik pola dan data yang jelas.98 Dalam mereduksi data, penelitian ini memfokuskan pada pengetahuan guru geografi tentang penilaian autentik serta proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penilaian autentik (penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dalam pembelajran geografi yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
2.
Penyajian data (Data Display) Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.99 Penyajian didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskrisian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari penyajian data kualitatif selama ini adalah teks naratif.100
97
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, h. 130. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 130. 99 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 98
h. 341. 100
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, h. 131.
61
Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data mengenai pengetahuan guru geografi tentang penilaian autentik serta proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penilaian autentik (penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dalam pembelajaran geografi dalam bentuk teks yang bersifat naratif. data tersebut berasal dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. 3.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/verification) Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap lanjutan dimana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. Ini adalah interpretasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen.101 Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yangbmenjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Kesimpulan disajiakan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian.102 Dalam penelitian ini, data mengenai pengetahuan guru geografi tentang penilaian autentik serta proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penilaian autentik (penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dalam pembelajaran geografi yang telah tertulis dalam penyajian data, dianalisis untuk memperoleh kesimpulan.
101
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h.180. 102 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 212.
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA Negeri 5 SMA Negeri 5 Depok terletak di Jalan Perumahan Bukit Rivaria Sawangan Rt 13 Rw 5 Bedahan, Sawangan, Depok, secara geografis terletak di daerah yang sejuk diantara pepohonan dan dekat sungai dengan kondisi geografis seperti ini membuat siswa dapat belajar secara kondusif. Tanah SMA Negeri 5 Depok ini milik pemerintah daerah dengan luas seluruhnya 8431 m2. SMA Negeri 5 Depok telah berdiri sejak 2002 sejak ditetapkannya SK pendirian sekolah, merupakan unit pelayanan pendidikan sekolah menengah atas, yang dipimpin oleh Bapak Achmad Zarkasih S.Pd. b. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok SMA Negeri 5 Depok sudah berdiri sejak tahun 2003 merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Depok, yang beralamat di Perum Bukit Rivaria Sektor IV Sawangan, Depok, Jawa Barat. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 5 Depok ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. SMAN 5 Depok adalah salah satu sekolah Adiwiyata di kota Depok dan sedang melalui seleksi sekolah adiwiyata tingkat nasional. SMAN 5 depok merupakan sekolah yang asri dan banyak pepohonan. Sekolah ini mengusung 5 dasar program adiwiyata, yaitu kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
62
63
c. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok 1) Visi Sekolah SMA Negeri 5 Depok sekolah yang berprestasi, berbudaya, berakhlak mulia, serta peduli lingkungan 2) Misi Sekolah (a) Mengembangkan potensi warga sekolah secara optimal (b) Meningkatkan
profesionalisme
personal
dengan
membudayakan etos kerja (c) Menjadikan sekolah unggulan di kota Depok (d) Menciptakan
budaya
kekeluargaan,
religius,
dan
menyenankan yang peduli lingkungan (e) Mengembangkan intelektual dan kreatifitas siswa (f) Melindungi dan mengelola lingkungan hidup (g) Mengadakan bank sampah dilingkungan warga sekolah (h) Mengadakan mini komposer d. Tenaga Pendidik Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran geografi tahun pelajaran 2015/2016. Adapun guru yang mengajar geografi di SMA Negeri 5 Depok berjumlah 3 orang. Karena jumlah siswa yang cukup banyak, maka satu orang guru mengajar satu jenjang, yang setiap jenjangnya berjumlah 10 kelas. Masing-masing kelas mendapat pelajaran geografi sebanyak 3 jam perminggu. Adapun jumlah guru mata pelajaran SMA Negeri 5 Depok seperti disajikan pada Tabel 4.1
64
Tabel 4.1 Jumlah Guru Mata Pelajaran SMA Negeri 5 Depok No
Mata Pelajaran
Jumlah Guru
1.
Bahasa Indonesia
4
2.
Matematika
8
3.
Bahasa dan Sastra Inggris
5
4.
Ekonomi
4
5.
Sosiologi
4
6.
Geografi
3
7.
Muatan Lokal Potensi Daerah
1
8.
Prakarya dan Kewirausahaan
8
9.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
4
10.
Pendidikan Pancasila dan
2
Kewarganegaraan 11.
Bahasa Jepang
2
12.
Bimbingan dan Konseling/Konselor
4
(BP/BK) 13.
Sejarah Indonesia, Sejarah
5
14.
Seni Budaya
3
15.
Kimia
3
16.
Fisika
4
17.
Biologi
4
18.
Pendidikan Agama Katholik dan Budi
1
Pekerti 19.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
4
Kesehatan 20.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
1
65
e. Peserta Didik Jumlah siswa secara keseluruhan adalah 1490 siswa, dengan jumlah siswa perempuan 749 dan siswa laki-laki 696. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik SMA Negeri 5 Depok Jumlah Peserta Didik P Total
L 696
794
1490
f. Sarana dan Prasarana a) Keadaan tanah dan bangunan 1) Luas tanah
: 8431 M2
2) Keadaan bangunan
: Permanen
3) Lantai
: 2 lantai
b) Jumlah Ruang SMA Negeri 5 Depok memiliki sarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar mulai dari ruang sekolah yang memadai maupun sarana lain seperti berikut : 1) Ruang kelas Jumlah ruang kelas di SMA Negeri 5 Depok terdiri dari 33 ruang kelas, yang terdiri dari kelas X yang terdapat 13 ruangan , XI yang terdapat 10 ruangan, dan XII yang terdapat 10 ruangan. Seperti disajikan pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Data Ruang Belajar (Kelas) Kelas
Ukuran
Kondisi
Jumlah Ruang Belajar
X
2
Baik
13
2
Baik
10
2
Baik
10
9x8m
XI
9x8m
XII
9x8m
Total Rombongan Belajar
33
66
Gambar 4.1 Ruang Belajar (Kelas) 2) Ruang kantor Jumlah ruang kantor
di SMA Negeri 5 Depok
terdiri dari 4 ruangan, yang terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru dan ruang tata usaha. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Data Ruang Kantor Jenis Ruangan
Ukuran
Kondisi
Jumlah
Kepala Sekolah
7 x 8 m2
Baik
1
Wakil Kepala
8 x 9 m2
Baik
1
Guru
8 x 18 m2
Baik
1
Tata Usaha
9 x 8 m2
Baik
1
Sekolah
67
3) Ruang belajar Jumlah ruang belajar
di SMA Negeri 5 Depok
terdiri dari 4 ruangan, yang terdiri dari perpustakaan, Lab. IPA, Lab komputer, dan ruang multimedia. Seperti disajikan pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Data Ruang Belajar Lainnya Jenis Ruangan
Ukuran
Kondisi
Jumlah
Perpustakaan
2
9x9m
Baik
1
Lab. IPA
9 x 8 m2
Baik
1
Lab. Komputer
9 x 8 m2
Baik
1
Multimedia
9 x 8 m2
Baik
1
4) Ruang penunjang Jumlah ruang penunjang
di SMA Negeri 5
Depok terdiri dari 17 ruangan, yang terdiri dari ruang Bank mini, masjid, BK, dapur, gudang, kantin, koperasi, lobi, osis, penjernihan air satpam, UKS, wirausaha, WC guru laki-laki, WC guru perempuan, WC siswa laki-laki, dan WC siswa perempuan. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.6
68
Tabel 4.6 Data Ruang Penunjang Jenis Ruangan
Ukuran
Kondisi
Jumlah
Bank Mini
5 x 10 m2
Baik
1
Mesjid
10 x 10 m2
Baik
1
BK
3 x 7 m2
Baik
1
Dapur
5 x 10 m2
Baik
1
Gudang
9 x 3 m2
Baik
1
Baik
1
4 x 6 m2
Baik
1
Lobi
10 x 10 m2
Baik
1
OSIS
3 x 7 m2
Baik
1
5 x 1.5 m2
Baik
1
Satpam
5 x 5 m2
Baik
1
UKS
9 x 8 m2
Baik
1
Wirausaha
6 x 6 m2
Baik
1
WC Guru Laki-
2 x 1 m2
Baik
2
2 x 1 m2
Baik
2
2 x 1 m2
Baik
5
2 x 1 m2
Baik
8
Kantin Koperasi
Penjernihan Air
laki WC Guru Perempuan WC Siswa Lakilaki WC Siswa Perempuan
69
Masjid SMA Negeri 5 Depok
Kantin SMA Negeri 5 Depok Gambar 4.2 Ruang Penunjang 5) Lapangan Jumlah lapangan di SMA Negeri 5 Depok terdiri dari 2 lapangan, yang terdiri dari lapangan upacara dan lapangan olahraga. Seperti disajikan pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Lapangan Olahraga dan Upacara Lapangan Lapangan olahraga
Ukuran
Kondisi
Jumlah
Baik
1
Baik
1
a. Basket b. Futsal c. Volly d. Bulu Tangkis Lapangan upacara
70
Gambar 4.3 Lapangan Olahraga dan Upacara g. Kurikulum Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 5 Depok adalah Kurikulum 2013. SMA Negeri 5 Depok sudah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun 2014, maka penerapan kurikulum 2013 di SMA Negeri 5 Depok telah dilaksanakan dari kelas X-XII. Oleh karena itu SMA Negeri 5 Depok secara keseluruhan telah menggunakan kurikulum 2013. Pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan dilakukan selama 3 (tiga) tahun, mulai dari kelas X sampai kelas XII yang terdiri dari jurusan MIPA dan IIS. Pada kurikulum 2013 peminatan telah ada di kelas X. Proses peminatan dilakukan siswa berdasarkan seleksi tes yang dilakukan sekolah, yaitu tes IQ dengan tes tertulis. Struktur kurikulum SMA Negeri 5 Depok disusun berdasarkan
standar
kompetensi
lulusan
(SKL)
dan
71
pengimplementasian kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 20 tahun 2016. Pengorganisasian rombongan belajar di SMA Negeri 5 Depok dibagi menjadi dua program penjurusan untuk kelas X sampai kelas XII yaitu: 1.
MIPA (matematika dan ilmu-lmu alam)
2.
IIS (Ilmu-ilmu sosial) Standar kompetensi lulusan SMA Negeri 5 Depok
berdasarkan permendikbud nomor 20 tahun 2016: Dalam
dimensi
SMA/MA/SMALB/Paket mencerminkan
orang
C, yang
sikap
pada
jenjang
yaitu
memiliki
prilaku
beriman,
berakhlak
mulia,
bertanggungjawab, pembelajar sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan rohani, sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. Dalam
dimensi
pengetahuan
pada
jenjang
SMA/MA/SMALB/Paket C, yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. Dalam
dimensi
keterampilan
pada
jenjang
SMA/MA/SMALB/Paket C, yaitu memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan
72
dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.103 Standar
penilaian
SMA
Negeri
5
Depok
disusun
berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 23 tahun 2016. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.104 Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran geografi untuk ajaran 2016/2017 pada kelas X semester ganjil adalah dengan nilai 75, adapun untuk mendapatkan hasil belajar siswa yaitu menggunakan buku nilai guru yang terdiri dari penilaian kognitif dan psikomotorik dari nilai ulangan harian (UH), ujian tengah semester (UTS), dan keterampilan. Waktu belajar di SMA Negeri 5 Depok adalah untuk hari Senin s.d. Kamis pukul 07.00-16.05 WIB. Pada hari Jumat pukul 07.00 s.d. 11.30 WIB. kegiatan ekstra kurikuler dilakukan setelah jam sekolah. Berikut alokasi waktu SMA Negeri 5 Depok disajikan pada Tabel 4.8
103
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah, Bab II. 104 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Bab I
73
Tabel 4.8 Alokasi Waktu Belajar SMA Negeri 5 Depok Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 (Senin-Kamis)
(Jumat)
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa alokasi waktu satu jam pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok adalah 45 menit per jam. Pada mata pelajaran geografi alokasi belajar 3 jam per minggu yang berati 3X45 menit per minggu. h. Kegiatan Pembelajaran Geografi Aktifitas yang diamati dalam penelitian adalah kegiatan pembelajaran Geografi yang sudah menggunakan penilaian autentik mulai dari pembelajaran di kelas maupun diluar kelas.
74
Sebelum memulai pembelajaran guru mengawali dengan membaca doa sesuai dengan agama yang dianut masing-masing siswa. setelah itu kegiatan pembelajaran dimulai baik dilakukan diluar kelas maupun didalam kelas. Setelah pembelajaran selesai guru memberikan umpan kepada siswa apa yang telah dipelajari. Pembelajaran dimulai dari jam 07.00 -16.05 WIB pada hari Senin-Kamis dan dari jam 07.00-11.30 WIB pada hari Jumat. Pembelajaran geografi dilakukan 3 jam per minggu baik di kelas IIS maupun MIPA.
Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran Geografi Kelas X i. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan nilai kognitif dan psikomotorik, karena pada revisi kurikulum 2013 tahun 2016 penilaian sikap sudah ditiadakan disetiap mata
75
pelajaran, hanya mata pelajaran tertentu seperti Agama, Pkn, dan BK (bimbingan konseling). Namun KI 1 tetap dicantumkan dalam penulisan RPP. Sebagaimana wawancara peneliti dengan guruguru geografi. Peneliti dalam menentukan hasil belajar pada penilaian kognitif menggunakan nilai ulangan harian (UH) dan nilai ujian tengah semester (UTS). Berikut daftar nilai kognitif siswa kelas X semester 1 tahun ajaran 2016/2017
SMA Negeri 5 Depok
disajikan pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017 SMA Negeri 5 Depok
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui nilai kognitif siswa melalui penilaian UH dan UTS. Dapat dilihat nilai rata-rata kognitif siswa kelas X yang sudah sesuai dengan KKM geografi yaitu 75. Sedangkan
nilai psikomotorik menggunakan nilai projek,
kinerja dan portofolio. Berikut daftar nilai psikomotorik siswa kelas X semester 1 tahun ajaran 2016/2017 SMA Negeri 5 Depok disajikan pada Tabel 4.10
76
Tabel 4.10 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017 SMA Negeri 5 Depok
Dari Tabel 4.10 dapat diketahui nilai psikomotorik siswa melalui penilaian kinerja, projek dan portofolio. Dapat dilihat nilai rata-rata psikomotorik siswa kelas X yang sudah sesuai dengan KKM geografi yaitu 75. Dari
hasil
dokumentasi
daftar
nilai
kognitif
dan
psikomotorik peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa SMA Negeri 5 Depok dalam pembelajaran geografi pada UTS semester 1 tahun ajaran 2016/2017 menunjukan hasil yang baik. Dengan menggunakan penilaian autentik yang mencakup berbagai aspek, maka hasil belajar siswa akan terlihat lebih nyata karena mencakup semua aspek yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 2. Penerapan Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 5 Depok a. Persiapan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok Berdasarkan hasil transkip wawancara dengan 3 Informan yaitu: (1) Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas X, (2) Ibu Ning Setianti, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XI, (3) Bapak Dwi Anggoro, S.Pd selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XII, mengenai
77
penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. Dalam kaitannya dengan persiapan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas X. Untuk persiapan penilaian sikap, guru geografi kelas X mengatakan:105 “Sekarang penilaian kurikulum 2013 ada revisi sehingga sistem penilaian terdapat perubahan. Penilaian pada revisi kurikulum 2013 tahun 2016 sama seperti penilaian pada KTSP, misalnya sebelum revisi penilaian sikap per mata pelajaran, sekarang peniaian sikap secara keseluruhan.” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas X mengatakan: “Saya menyiapkan soal dan sebelum mengadakan tes kita mengadakan evaluasi belajar, lalu memberi tahu bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan, dan memberikan kisi-kisi.” Untuk perencanaan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas X mengatakan: “Membuat soal sebelum pelaksanaan penilaian.” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas X mengatakan: “Soal yang sudah dipersiapkan didalam RPP.” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas X mengatakan: “Mempersiapkan angket, jadi setiap kelompok dapat menilai kelompok yang sedang melakukan presentasi” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas X mengatakan: “Memberikan arahan kepada siswa sebelum mengerjakan projek” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas X mengatakan: “Membuat soal” 105
Wawancara dengan Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, Kamis 27 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
78
Selanjutnya yang berkaitan dengan persiapan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Ibu Ning Setianti, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XI. Untuk persiapan penilaian sikap, guru geografi kelas XI mengatakan: “Pada revisi kurikulum 2013 penilaian afektif tidak terlalu dibebankan pada guru mata pelajaran hanya mata pelajaran Agama, Pkn dan BK” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas XI mengatakan: “Membuat soal” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas XI mengatakan: “Ada kriteria penilaian dan membuat soal.” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas XI mengatakan: “Indikator penilaian.” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas XI mengatakan: “Kriteria penilaian.” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas XI mengatakan: “Mempersiapkan apa yang akan dilakukan siswa. misalnya siswa harus membuat peta dunia.” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas XI mengatakan: “Sama seperti yang lain, indikator.” Selanjutnya dalam kaitannya dengan persiapan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Bapak Dwi Anggoro, S.Pd selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XII. Untuk persiapan penilaian sikap, guru geografi kelas XII mengatakan:106
106
Wawancara dengan Bapak Dwi Anggoro, S.Pd, Kamis 27 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
79
“Setelah revisi kurikulum 2013 tahun 2016 kemarin sekarang penilaian jadi lebih sederhana, ada beberapa aspek yang tidak lagi dilakukan oleh guru mata pelajaran, misalnya aspek sikap. Untuk penilaian sikap guru tidak lagi membuat penilaian autentik per mata pelajaran, itu diserahkan kepada guru BK atau guru-guru yang berkaitan dengan akhlak budi pekerti misalnya Pkn, Agama, BK. Jadi hanya mereka, guru-guru yang mempunyai otoritas mengeluarkan nilai sikap.” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas XII mengatakan: “Saya lebih banyak menggunakan unjuk kerja. Saya menggunakan work sheet lembar kerja. Perencanaan yang jelas format worksheet nya yang saya siapkan, lalu menyesuaikan dengan standar penilaian, lalu saya menyiapkan soal-soal dan kunci jawaban.” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Biasanya penyampaian poin-poin materi yang akan diujikan, saya mengingatkan kembali materi-materi yang sudah dipelajari, kemudian saya membuat soal yang terdiri dari 15 soal dengan tingkat kesulitan yang sama.” Untuk persiapan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Persiapanya yang jelas saya menyesuaikan materi karena tidak semuanya bisa diberikan penugasan projek, lalu menyesuaikan waktu belajar mereka, membuat instrumen soal dan sistem penilaian, biasanya saya selalu terbuka dalam penilaian” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas XII mengatakan: “Sejujurnya secara teori memang harus menggunakan penilaian kinerja, bagaimana mereka mengerjakan atau menyelesaikan tetapi terkadang demi mengejarnya psikomotor, kinerja kurang begitu saya dalami karena lebih berorientasi pada hasil projek mereka. mungkin jika siswasiswanya tidak banyak seperti SMA 5 Depok mungkin bisa saya terapkan.” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas XII mengatakan:
80
“Penilaian projek saya menyesuaikan dengan materi apa yang bisa diterapkan pada peniaian projek, kemudian langkah-langkah prosedur, kemudian saya sampaikan kepada mereka projek yang harus mereka selesaikan dan memastikan mereka mengerti apa yang akan dikerjakan, yang biasa saya gunakan adalah mencari projek-projek yang bisa digunakan oleh mereka dalam belajar atau bisa digunakan saya untuk mengajar misalnya film pendek.” Untuk persiapan penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas XII mengatakan: “Siswa melakukan pengumpulan tugas. Namun untuk portofolio dijadikan penilaian tersendiri itu tidak saya lakukan.” Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa perencanaan penilaian autentik sudah dilakukan guru dengan cara memberikan
kisi-kisi
sebelum
penilaian
dilakukan
pada
kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan hasil observasi yang berkaitan dengan penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. Dari hasil observasi pertama pada tanggal 2 November 2016 yang dilakukan, peneliti tidak dapat mengamati persiapan sebelum melakukan penilaian autentik secara langsung namun sebelum pelaksanaan penilaian guru geografi memberikan nilainilai kejujuran agar siswa tidak mencontek, pada ranah pengetahuan pada teknik tes tulis peneliti mengamati bahwa guru telah mempersiapkan soal untuk pelaksanaan ulangan harian, membuat kisi-kisi, dan evaluasi pembelajaran sebelum ulangan harian dimulai. Dari hasil observasi kedua pada tanggal 9 November 2016 yang dilakukan peneliti tidak dapat mengamti secara langsung persiapan guru sebelum penilaian autentik dilakukan, namun sebelum penilaian autentik ranah keterampilan pada teknik kinerja dilakukan guru telah menyiapkan instrumen penilaian kinerja untuk guru dan siswa.
81
Berdasarkan hasil dokumentasi yang berkaitan dengan penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. Guru geografi SMA Negeri 5 Depok melakukan penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis yaitu diambil dari nilai UH, UTS, dan UAS. Berikut indikator penilaian terlihat pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Indikator Penilaian Tes Tulis No
Soal
Point
Nilai
soal
rata-rata
25
4.
Uraikan 10 konsep dasar geografi dan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari? Uraikan mengenai prinsipprinsip yang digunakan geografi untuk menganalisis gejala. Jelaskan perbedaan antara metode/pendekatan geografi secara keruangan, kompleks wilayah, dan ekologi. Uraikan objek studi geografi
5.
Uraikan aspek-aspek
20
1.
2.
3.
20
20
15
geografi Dari Tabel 4.11, dapat dilihat bahwa guru menggunakan penilaian kompetensi pengetahuan dengan tes tulis yang dilakukan setiap materi ajar berakhir. Guru menilai ulangan siswa sesuai dengan poin soal yang telah ditentukan oleh guru. Begitu pula UTS dan UAS juga berupa tes tulis. Selanjutnya, penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes lisan dengan menggunakan indikator penilaian tes lisan. Berikut indikator penilaian terlihat pada Tabel 4.12
82
Tabel 4.12 Indikator Penilaian Tes Lisan Aspek
Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun dan sistematis Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan Pendapat mencerminkan penerapan konsep yang dijelaskan Nilai rata-rata keterangan Kriteria Penilaian kognitif: Nilai Kualitatif A B C D
Nilai Kuantitatif > 80 75 – 80 72 – 74 < 72
Dari Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa guru menggunakan penilaian dari berbagai aspek yang diamati ketika siswa melakukan tes lisan dengan menggunakan skala penilaian A,B, C dan D. Selanjutnya, guru geografi melakukan penilaian kompetensi pengetahuan melalui penugasan dengan menggunakan indikator penilaian penugasan dalam bentuk individu maupun kelompok. Berikut indikator penilaian terlihat pada Tabel 4.13
83
Tabel 4.13 Indikator Penilaian Penugasan (Rubrik Penilaian Diskusi) Aspek
Nilai
A. Isi Materi Ketikan menarik dan mudah dimengerti serta sistematis Hasil diskusi menggambarkan pengetahuan dasar geografi Terlihat perbedaan yang jelas antar konsep, prinsip, pendekatan, aspek, dan objek geografi B. Kerjasama Kelompok Semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi Semua anggota kelompok mengerti dan memahami mengenai materi yang di diskusikan C. Presentasi Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan audien Dapat menyampaikan materi dengan suara yang baik, bahasa yang santun dan sistematis Menyampaikan materi dengan intonasi dan bahasa tubuh yang menyakinkan audien Memberikan tanggapan/jawaban yang benar dan sesuai pemecahan masalah Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian kognitif: Nilai Kualitatif A B C D
Nilai Kuantitatif > 80 75 – 80 72 – 74 < 72
Dari Tabel 4.13, dapat dilihat bahwa guru menggunakan penilaian kompetensi pengetahuan dengan teknik penugasan yang dilakukan secara berkelompok, dengan instrumen yang telah diberikan oleh guru menggunakan skala penilaian A,B, C dan D. Selanjutnya, pada penilaian keterampilan, guru geografi melakukan penilaian melalui kinerja, proyek, dan portofolio. Berikut indikator penilaian keterampilan terlihat pada Tabel 4.14
84
Tabel 4.14 Indikator Penilaian Keterampilan
Penguasaan Materi
Menjawab
Kegiatan Berargumen tasi
Nama Presentasi
No
Nilai
1 2 3 Dst
Kriteria Penilaian Keterampilan: Nilai Kualitatif A B C D
Nilai Kuantitatif > 80 75 – 80 72 – 74 < 72
Dari Tabel 4.14, dapat dilihat bahwa guru menggunakan penilaian kompetensi keterampilan dengan teknik kinerja dan proyek yang dilakukan secara berkelompok, penilaian kinerja dapat dilihat dari cara siswa mempresentasikan makalahnya, argumennya dan cara menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun temannya sedangkan peniaian proyek dapat dilihat dari cara siswa membuat materi melalui media power poin dengan jelas dan kreatif sesuai dengan materi yang dibutuhkan, guru menggunakan skala penilaian A,B, C dan D. Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan dan hasil analisis observasi maka dapat disimpulkan mayoritas guru geografi yang diwawancarai melakukan persiapan sebelum melaksanakan penilaian autentik.
Penilaian yang
digunakan adalah ranah pengetahuan dan keterampilan karena ranah sikap pada revisi kurikulum 2013 tahun 2016 tidak lagi dinilai oleh guru mata pelajaran, hanya pelajaran Agama, BK, dan
85
PKn yang menilai ranah sikap. Namun guru mata pelajaran tetap memperhatikan sikap siswa. Pada ranah pengetahuan guru-guru geografi menggunakan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Pada ranah pengetahuan sebelum melaksanakan penilaian autentik guru-guru geografi mempersiapkan indikator penilaian, membuat standar penilaian, menyiapkan format penilaian, membuat sistem penilaian, menyesuaikan
materi, membuat instrumen soal, menganalisis
waktu belajar siswa, membuat kisi-kisi, menyiapkan soal-soal dan kunci jawaban perencanaan
yang telah dibuat dalam RPP(rancangan
pembelajaran)
dan
melakukan
evaluasi
pembelajaran kepada siswa sebelum kegiatan penilaian dilakukan. Dalam membuat kisi-kisi penilaian guru menggunakan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD), menentukan tujuan tes, indikator, soal, mentukan penskoran. Penilaian pada ranah keterampilan guru-guru geografi menggunakan kinerja, proyek dan portofolio, namun guru kelas XII tidak menggunakan penilaian kinerja dan portofolio karena terdapat kendala seperti banyaknya siswa dan waktu yang terbatas karena pada kelas XII lebih ditekankan pada materi untuk menghadapi UN. Pada penilaian ranah keterampilan guru-guru geografi menyiapkan indikator penilaian untuk penilaian guru dan siswa, membuat soal, membuat kriteria penilaian, menyesuaikan dengan materi yang bisa diterapkan pada penilaian projek, kemudian menyiapkan langkah-langkah prosedur, menyampaikan
setelah itu
kepada siswa projek yang harus mereka
selesaikan dan sebelumnya memastikan siswa mengerti apa yang akan dikerjakan.
86
b. Pelaksanaan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok Berdasarkan hasil transkip wawancara dengan 3 Informan yaitu: (1) Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas X, (2) Ibu Ning Setianti, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XI, (3) Bapak Dwi Anggoro, S.Pd selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XII, mengenai penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas X. Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas X mengatakan:107 “Iya menggunakan tes tulis PG dan esay. Pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk ulangan.” Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas X mengatakan: “Tes lisan digunakan saat ada remedial, jika nilai tes tulis siswa tidak memenuhi KKM. Tes lisan juga dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan langsung tanpa diketahui oleh siswa.” Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas X mengatakan: “Penilaian tugas diberikan setelah pembelajaran selesai. Dikerjakan disekolah jika pembelajaran sudah selesai dan masih ada waktu, jika waktu tidak cukup dikerjakan dirumah.” Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas X mengatakan: “Ada, misalnya seperti membuat power point, dinilai dalam bentuk power point dan indikator-indikator dari materi yang dibuat didalam RPP, dengan cara kerja kelompok dan presentasi.”
107
Wawancara dengan Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, Kamis 27 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
87
Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas X mengatakan: “Penilaian projek dilakukan di rumah, dengan diberikan batas waktu.” Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas X mengatakan: “Penilaian portofolio dilakukan dengan mengumpulkan tugas-tugas dengan menggunakan buku tulis agar soal-soal latihan yang siswa kerjakan tidak hilang.” Selanjutnya yang berkaitan dengan persiapan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Ibu Ning Setianti, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XI. Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas XI mengatakan: 108 “Ulangan tertulis” Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas XI mengatakan: “Memanggil anak satu-persatu, kadang-kadang kalau siswanya banyak langsung beberapa anak. saya kadang membuat soal dengan metode undian, nanti siswa mengambil soal dan masing-masing mendapatkan soal yang berbeda” Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas XI mengatakan: “Diberikan tugas, lalu dikerjakan dirumah pada pertemuan selanjutnya tugas dikumpulkan” Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas XI mengatakan: “Diberikan petunjuk apa yang harus dikerjakan siswa” Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas XI mengatakan: “Biasanya membuat makalah, power point, gambar peta” Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas XI mengatakan: 108
Wawancara dengan Ibu Ning Setianti, Jumat 28 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
88
“Langsung dinilai” Selanjutnya dalam kaitannya dengan persiapan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Bapak Dwi Anggoro, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XII. Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas XII mengatakan: 109 “Biasanya langsung setelah diskusi dan materi, kita mengerjakan worksheet. tes tulis yang biasanya dilakukan juga ulangan harian, UTS dan UAS.” Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Tekniknya biasanya 5 orang maju lalu diberikan soal yang berbeda-beda” Untuk pelaksanaan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Perkelompok atau individu biasanya menjelaskan materi” Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas XII tidak menggunakannya. Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas XII mengatakan: “Biasanya saya membuat instrumen penilaiannya lalu saya sebarkan kepada anak untuk menilai hasil projek temantemannya yang ditampilkan” Untuk pelaksanaan penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas XII tidak menggunakannya. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa pelaksanaan penilaian autentik pada mata pelajaran geogrfai dilakukan sesuai dengan kisi-kisi yang telah diberikan. Dari hasil observasi pertama pada tanggal 2 November 2016 yang dilakukan, penilaian autentik ranah pengetahuan pada teknik tes tulis dilakukan dengan cara, guru memberikan 5 soal dalam bentuk uraian dengan tipe soal ganjil dan genap. Karena
109
Wawancara dengan Bapak Dwi Anggoro, S.Pd, Kamis 27 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
89
siswa banyak, guru membagi 2 kelompok dalam mengerjakan ulangan harian agar siswa tidak mencontek. Guru membuat soal sesuai indikator dan kisi-kisi yang diberikan kepada siswa. Dari hasil observasi kedua pada tanggal 9 November 2016 yang dilakukan, penilaian autentik ranah keterampilan pada teknik kinerja dan proyek. Penilaian kinerja dilakukan dengan cara mempresentasikan proyek (power point) yang telah dibuat. penilaian tidak hanya dari guru namun siswa juga menilai temantemannya yang sedang presentasi di depan kelas. Pada penilaian projek guru menilai hasil projek (power point) yang telah dibuat siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan dan hasil analisis observasi maka dapat disimpulkan mayoritas guru geografi yang diwawancarai melaksanakan penilaian autentik yang terdiri dari ranah pengetahuan dan keterampilan. Pada ranah pengetahuan guru-guru geografi menggunakan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Pada ranah pengetahuan pelaksanaan yang dilakukan pada tes tulis saat materi pembelajaran telah selesai, tes tulis yang biasanya dilakukan adalah ulangan harian, UTS dan UAS. Tes lisan yang dilakukan oleh guru-guru geografi dengan berbagai cara yaitu: diadakan pada awal pembelajaran yang berbentuk kuis secara dadakan dan ketika ada remidial jika nilai tes tulis siswa kurang dari KKM dan tes lisan yang dilakukan dengan cara memanggil siswa satu-persatu untuk maju kedepan atau langsung beberapa siswa dipanggil kedepan. walaupun dipanggil secara bersamaan namun siswa mendapat soal yang berbeda-beda. Pada teknik penugasan biasanya dilakukan setelah pembelajaran selesai. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru disekolah atau dirumah pada pertemuan selanjutnya
90
dikumpulkan. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru secara berkelompok atau individu. Penilaian pada ranah keterampilan guru-guru geografi menggunakan kinerja, proyek dan portofolio, namun guru kelas XII tidak menggunakan penilaian kinerja dan portofolio karena terdapat kendala seperti banyaknya siswa dan waktu yang terbatas karena pada kelas XII lebih ditekankan pada materi untuk menghadapi UN. Pelaksanaan penilaian ranah keterampilan pada teknik kinerja guru-guru geografi biasanya memberikan tugas secara kelompok dengan mempresentasikan power point yang mereka buat, penilaian dilakukan sesuai indikator yang telah dibuat, penilaian diberikan oleh guru dan kelompok lain (siswa). Proyek dilakukan siswa dirumah dan guru memberikan batas waktu pengerjaan proyek. Biasanya proyek yang dilakukan siswa adalah membuat makalah, power point dan menggambar peta. Penilaian dilakukan dengan cara mencocokan hasilnya dengan indikator
penilaian
Pada
pelaksanaannya
guru
geografi
menyebarkan instrumen penilaian untuk siswa menilai hasil projek teman-temannya
yang
sedang
dipresentasikan.
Pelaksanaan
penilaian portofolio yang digunakan guru geografi dengan cara mengumpulkan tugas-tugas yang telah dikerjakan. c. Pelaporan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok Berdasarkan hasil transkip wawancara dengan 3 Informan yaitu: (1) Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas X, (2) Ibu Ning Setianti, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XI, (3) Bapak Dwi Anggoro, S.Pd selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XII, mengenai penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok.
91
Dalam kaitannya dengan pelaporan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas X. Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas X mengatakan:110 “Langsung diberikan setelah jawaban selesai dikoreksi. Siswa diberi tahu perhitungan agar mengetahui kesalahannya dimana dan jika saya salah dalam mengoreksi dapat diperbaiki.” Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas X mengatakan: “Langsung, jadi yang bisa menjawab langsung mendapatkan nilai. Tes lisan ini lancar membuat siswa semakin giat belajar.” Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas X mengatakan: “Satu-satu dinilai, setelah itu dibahas bersama-sama karena kalau dikelas waktunya terbatas. Untuk anak-anak tugas dilakukan dengan baik.” Untuk hambatan penilaian autentik pada pengetahuan, guru geografi kelas X mengatakan: “Tidak ada hambatan. Waktu juga banyak tiga jam, mungkin ada beberapa anak yang tidak tertib, jika ada yang seperti itu langsung ditegur.” Untuk pelaporan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas X mengatakan: “Dengan penampilan anak yang aktif, dapat menjelaskan dengan baik, dan dapat menjawab dengan benar. Teman sekelas juga menilai siswa yang sedang melakukan presentasi.” Untuk pelaporan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas X mengatakan: “Penilaian dilakukan secara langsung dengan mencatatnya dikertas penilaian.”
110
Wawancara dengan Ibu Ade Asrie Prihatini S.Pd, Kamis 27 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
92
Untuk dokumentasi penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas X mengatakan: “Pelaporan penilaian ada di buku tulis masing-masing siswa” Untuk hambatan penilaian autentik pada ranah keterampilan, guru geografi kelas X mengatakan: “Hambatannya pada penilaian kinerja, anak-anak yang sudah selesai presentasi suka ribut sehingga mengganggu temannya. Ada juga individu yang belum siap presentasi jadi dia memisahkan diri sama kelompoknya. Solusinya diberikan pengertian. Hambatan pada penilaian proyek, anak yang malas dalam mengerjakan tugas proyek, ada juga yang merasa sulit sebelum dikerjakan. Solusinya buat anak yang terlambat mengumpulkan tugas nilainya dikurangi. Kalau terlambat -5, kalau batasnya waktunya sudah selesai langsung di nilai menggunakan KKM saja, karena kasian bagi siswa yang sudah mengumpulkan tepat waktu.” Dalam kaitannya dengan pelaporan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Ibu Ning Setianti, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XI. Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas XI mengatakan:111 “Setor nilai.” Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas XI mengatakan: “Dinilai langsung itu lebih enak.” Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas XI mengatakan: “Diperiksa satu-satu sesuai atau tidak dengan apa yang diperintahkan jika tidak sesuai saya kembalikan untuk diperbaiki kembali.” Untuk hambatan penilaian autentik pada ranah pengetahuan, guru geografi kelas XI mengatakan:
111
Wawancara dengan Ibu Ning Setianti, M.Pd, Jumat 28 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
93
“Hambatannya pada penilaian tes tulis, kalau ada siswa yang tidak hadir, bingung kalau mengkoreksi soal apalagi kalau soalnya esay membutuhkan waktu yg cukup lama. Solusinya harusnya bisa ulangan menggunakan komputer seperti UTS dan UAS sehingga lebih mudah dalam mengoreksi soal. kalau ulangan sendiri tidak bisa menggunakan komputer. Hambatan pada penilaian tes lisan yaitu waktu yang cukup lama, solusinya dilakukan beberapa pertemuan. Hambatan pada penilaian penugasan kadang waktu pengumpulannya berbeda-beda, ada yang rajin ada yang malas, mesti beberapa kali ditagih baru dikumpulkan, solusinya kadang mesti diancam dulu, kalau misalnya tidak mengerjakan tugas saya suruh ke luar dihukum.Nilainya dikurangi beda dengan siswa yang mengumpulkan tepat waktu.” Untuk pelaporan penilaian keterampilan pada teknik kinerja, guru geografi kelas XI mengatakan: “dicocokan kembali, lalu diperiksa hasilnya.” Untuk pelaporan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas XI mengatakan: “Langsung dinilai. Pada saat presentasi sudah saya langsung nilai, mereka menampilkan hasil projeknya pada saat itu, bisa langsung dinilai.” Untuk dokumentasi penilaian keterampilan pada teknik portofolio, guru geografi kelas XI mengatakan: “Disimpan.” Untuk hambatan
penilaian
autentik
pada
ranah
keterampilan, guru geografi kelas XI mengatakan: Hambatannya pada penilaian kinerja, biasanya kalau kinerja dibuat kelompok, terkadang jika kelompok ada yang mengerjakan ada yang tidak mengerjakan, maka dari itu saya harus memastikan siapa yang mengerjakan dan siapa yang tidak mengerjakan, soalnya terkadang ketika dinilai tugas sekelompok sama semua, harusnya tidak seperti itu, jadi kita harus perhatiin siswanya. Hambatannya pada penilaian proyek terkadang tugas tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Misalnya saya suruh gambar jangan ada tulisan, anak masih ada tulisanya. Solusinya
94
harus selalu diingatkan jika tidak sesuai maka nilainya akan dikurangi. Hambatannya pada penilaian portofolio kertas tugas yang menumpuk, solusinya dirapikan agar tidak bingung mencari jika file diperlukan. Dalam kaitannya dengan pelaporan penilaian autentik di SMA Negeri 5 Depok pada mata pelajaran geografi, Bapak Dwi Anggoro, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi kelas XII. Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik tes tulis, guru geografi kelas XII mengatakan: 112 “Laporannya seperti hasil ulangan-ulangan, laporannya setiap anak nilainya dicetak. Kalau penilaian worksheet hasil worksheet yang telah dikumpulkan ke saya, saya nilai lalu setelah itu saya kembalikan karya mereka dan kemudian saya perintahkan dikumpulkan pada busnies file.” Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik tes lisan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Biasanya ketika penjelasan mereka sudah melengkapi.” Untuk pelaporan penilaian pengetahuan pada teknik penugasan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Yang jelas sebisa mungkin seobjektif mungkin saya menilai sikap, perjuangan mereka juga saya nilai, biasanya ada 3 kriteria yang saya nilai yang pertama ketepatan waktu yang kedua ketepatan isi sesuai dengan arahan saya lalu yang ketiga estetika, estetika itu adalah terkait dengan bagaimana hasil karya mereka rapi dan bagus.” Untuk hambatan penilaian autentik pada ranah pengetahuan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Hambatannya pada penilaian tes tulis, yaitu pengkoreksian karena setiap anak saya nilai satu-persatu. solusinya ya karena saya menggunakan lembar kerja saya bisa bawa pulang kerumah. Hambatannya pada penilaian tes lisan, waktu yang panjang dan juga jumlah siswa yang banyak lalu penilaian pedoman yang agak sulit disamakan karena mereka menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Solusinya kalau dari tes lisan jumlah soal dibatasi. 112
Wawancara dengan Bapak Dwi Anggoro, S.Pd, Kamis 27 Oktober 2016, “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi”.
95
Hambatannya pada penilaian penugasan mungkin kembali lagi ke masalah waktu, disini bisa dikatakan full day school waktu mereka untuk mengerjakan sangat terbatas. solusinya selalu bersama mereka memastikan, selalu mengingatkan mereka, mengarahkan mereka dan juga ketika mereka punya kendala saya selalu ada bersama mereka sehingga ketepatan waktu dalam penyelesaiannya bisa saya tentukan.” Untuk pelaporan penilaian keterampilan pada teknik proyek/projek , guru geografi kelas XII mengatakan: “Pencatatanya dari form penilaian yang saya bagikan kepada mereka. kemudian yang nilainya sudah fiks saya masukan kedalam buku penilaian saya.” Untuk hambatan penilaian autentik pada ranah keterampilan, guru geografi kelas XII mengatakan: “Hambatan kembali lagi pada masalah waktu, dan biasanya kalau projek ada biaya yang harus mereka tanggung solusinya berkelompok agar bisa sharing, lalu saya juga memantau agar tidak terlalu besar budgetnya membuat projek seperti apa dan bagaimana penyelesaiannya agar biayanya jadi tidak terlalu besar.” Dari hasil observasi pertama pada tanggal 2 November 2016 yang dilakukan, pelaporan penilaian autentik ranah pengetahuan pada teknik tes tulis tidak dapat diamati secara langsung oleh peneliti karena hasil tes tulis harus dikoreksi satupersatu dan dilakukan oleh guru dirumah. Dari hasil wawancara siswa, siswa menyatakan laporan ada yang langsung diberikan pada saat hasilnya telah selesai dikoreksi dan ada yang diberikan ketika pembagian rapot. Dari hasil wawancara siswa dengan adanya penilaian autentik siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar. Dari hasil observasi kedua pada tanggal 9 November 2016 yang dilakukan, pelaporan penilaian kinerja tidak dapat teramati secara langsung oleh peneliti karena guru harus mengumpulkan penilaian yang ada pada siswa dan harus merata-ratakan terlebih
96
dahulu untuk mendapatkan hasil akhir. Pada penilaian projek guru peneliti tidak dapat mengamati secara langsung karena tugas dikumpulkan dengan cara mengirim lewat email. Berdasarkan hasil dokumentasi yang berkaitan dengan pelaporan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok. Berikut catatan buku nilai guru disajikan pada gambar 4.5 Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan dan hasil analisis observasi maka dapat disimpulkan mayoritas guru geografi yang diwawancarai melaksanakan pelaporan penilaian autentik yang terdiri dari ranah pengetahuan dan keterampilan. pelaksanaan
Namun banyak kendala-kendala pada
penilaian
autentik
tetapi
guru-guru
dapat
mengatasinya dengan baik. Pada ranah pengetahuan guru-guru geografi menggunakan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Pada ranah pengetahuan pelaporan yang dilakukan pada tes tulis dengan cara mengoreksi ujian tes tulis, setelah itu hasil tes tulis langsung dibagikan kepada siswa, setelah dibagikan siswa diberi tahu tata cara penilaiannya sehingga jika ada siswa yang salah koreksi dapat diperbaiki, setelah itu hasil laporan penilaian setiap siswa dicetak dan hasil tes tulis disetor ke wali kelas. Kalau penilaian hasil worksheet yang digunakan oleh guru geografi kelas XII, setelah dinilai lalu dibagikan kepada siswa dan disimpan pada busnies file yang siswa miliki agar tersimpan rapi dan dapat digunakan kembali untuk mengulang pelajaran. Guru geografi menilai tes lisan secara langsung, ketika penjelasan
siswa sudah sesuai.
Penilaian
penugasan dilakukan dengan cara mengoreksi satu-persatu dengan 3 kriteria yaitu ketepatan waktu, ketepatan isi dan estetika. pengkoreksian dilakukan oleh guru setelah guru selesai mengajar, jika tugas yang diberikan tidak sesuai maka tugas akan
97
dikembalikan untuk diperbaiki, setelah itu pada pertemuan selanjutnya soal dibahas bersama-sama. Penilaian pada ranah keterampilan, guru-guru geografi menggunakan kinerja, proyek dan portofolio, namun guru kelas XII tidak menggunakan penilaian kinerja dan portofolio karena terdapat kendala seperti banyaknya siswa dan waktu yang terbatas karena pada kelas XII lebih ditekankan pada materi untuk menghadapi UN. Pada pelaporan penilaian ranah keterampilan pada teknik kinerja, guru-guru geografi melakukan penilaian sesuai indikator yang telah dibuat, penilaian tidak hanya dilakukan oleh guru, siswa juga memberikan penilaian pada temannya. Penilaian dilakukan dengan cara mencocokan hasilnya dengan indikator penilaian. Pada penilaian proyek dilakukan secara langsung ketika siswa mengumpulkan proyek buatannya. Penilaiannya diambil dari form penilaian yang dibagikan
guru kepada siswa. kemudian
setelah nilainya sudah fiks langsung dimasukan kedalam buku penilaian. Pada penilaian portofolio
dilakukan pada saat guru
memeriksa catatan siswa. Hasil penilaian langsung diberikan guru ketika guru telah mengoreksi atau diberikan langsung pada buku hasil belajar siswa (rapot). Diterapkannya penilaian autentik membuat peserta didik termotivasi dan semangat dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
98
Gambar 4.5 Catatan Buku Nilai Guru
99
B. Pembahasan 1.
Persiapan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok Penilaian autentik pada kurikulum 2013 menilai kesiapan siswa dalam belajar, mulai dari proses hingga hasil akhir pembelajaran. Persiapan penilaian peserta didik yang sesuai kompetensi yang akan dicapai dan prinsip-prinsip penilaian merupakan tujuan dari penilaian autentik. Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan dan hasil analisis observasi maka dapat disimpulkan mayoritas guru geografi
yang
diwawancarai
melakukan
persiapan
sebelum
melaksanakan penilaian autentik. Penilaian yang digunakan adalah ranah pengetahuan dan keterampilan karena ranah sikap pada revisi kurikulum 2013 tidak lagi dinilai oleh guru mata pelajaran, hanya pelajaran Agama, BK, dan PKn yang menilai ranah sikap namun sikap tetap dimasukan didalam RPP. Hal ini sejalan dengan informasi dari PGRI.info bahwa pada revisi kurikulum 2013 tahun 2016 yang berdasarkan permendikbud nomor 23 tahun 2016 penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan PKn namun KI tetap dicantumkan pada RPP.113 Pada revisi kurikulum 2013 pada tahun 2016 penilaian sikap sudah tidak dibebankan pada guru mata pelajaran sehingga beban guru berkurang dan dapat lebih fokus pada penilaian pengetahuan dan keterampilan. Meski penilaian sikap tidak dibebankan pada guru mata pelajaran, namun guru tetap mencantumkanmya pada RPP dan guru tetap mengamati sikap siswa dikelas atau diluar kelas. Pada ranah pengetahuan guru-guru geografi menggunakan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Pada ranah pengetahuan sebelum melaksanakan penilaian autentik guru-guru geografi mempersiapkan 113
PGRI.info Penulis Guru Republik Indonesia, Sekilas Kurikulum 2013 Versi Revisi , 2016, (www.pgri.info).
100
indikator penilaian, membuat standar penilaian, menyiapkan format penilaian, membuat sistem penilaian, menyesuaikan materi, membuat instrumen soal, menganalisis waktu belajar siswa, membuat kisi-kisi, menyiapkan soal-soal dan kunci jawaban yang telah dibuat dalam RPP(rancangan perencanaan pembelajaran) dan melakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa sebelum kegiatan penilaian dilakukan. Dalam membuat kisi-kisi penilaian guru menggunakan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD), menentukan tujuan tes, indikator, soal, mentukan penskoran. Hal ini sejalan dengan teori kisi-kisi penilaian, menurut Drs. H. Nurochim, M.M. dalam bukunya yang berjudul perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pada pedoman penilaian guru perlu merumuskan indikator penilaian yang terdapat pada kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD.114 Penilaian pada
ranah
keterampilan
guru-guru
geografi
menggunakan kinerja, proyek dan portofolio, namun ada satu guru yang tidak menggunakan penilaian kinerja dan portofolio karena terdapat kendala seperti banyaknya siswa dan waktu yang kurang. Pada penilaian ranah keterampilan guru-guru geografi menyiapkan indikator penilaian untuk penilaian guru dan siswa, membuat soal, membuat kriteria penilaian, menyesuaikan dengan materi yang bisa diterapkan pada penilaian projek, kemudian menyiapkan langkahlangkah prosedur, setelah itu menyampaikan kepada siswa projek yang harus mereka selesaikan dan sebelumnya memastikan siswa mengerti apa yang akan dikerjakan. Hal ini sejalan dengan teori persiapan penilaian autentik yang terdapat pada bab II menurut Sunarti dan Selly Rahmawati dalam bukunya yang berjudul penilaian dalam kurikulum 2013 membantu guru 114
dan
calon
guru
mengetahui
langkah-langkah
penilaian
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 135.
101
pembelajaran, sebelum guru melakukan pelaksanaan penilaian guru seharusnya juga membuat persiapan seperti: Menentukan Rencana Penilaian yang berwujud kisi-kisi dan teknik penilaian.115 Sebelum menerapkan pelaksanaan penilaian autentik pada ranah pengetahuan dan keterampilan, guru mempersiapkan instrumen dan kisi-kisi
penilaian yang telah dibuat didalam RPP, sehingga
penilaian dapat dilakukan sesuai dengan persiapan yang telah ditentukan. 2.
Pelaksanaan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok Keunggulan Kurikulum 2013 adalah adanya penilaian dari semua aspek yaitu penilaian autentik. Pelaksanaan penilaian autentik dilakukan secara menyeluruh dari mulai masukan, proses dan keluaran. Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan dan hasil analisis observasi maka dapat disimpulkan mayoritas guru geografi
dan
siswa
yang
diwawancarai
bahwa
guru
telah
melaksanakan penilaian autentik yang berdasarkan kisi-kisi yang telah dipersipakan didalam RPP, terdiri dari ranah pengetahuan dan keterampilan. Pada ranah pengetahuan guru-guru geografi menggunakan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Pada ranah pengetahuan pelaksanaan yang dilakukan pada tes tulis saat materi pembelajaran telah selesai, tes tulis yang biasanya dilakukan adalah ulangan harian, UTS dan UAS. Tes lisan yang dilakukan oleh guru-guru geografi dengan berbagai cara yaitu: diadakan pada awal pembelajaran yang berbentuk kuis secara dadakan dan ketika ada remidial jika nilai tes tulis siswa kurang dari KKM dan tes lisan yang dilakukan dengan cara memanggil siswa satu-persatu untuk maju kedepan atau langsung 115
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Andi), h. 25.
102
beberapa siswa dipanggil kedepan, setiap siswa mendapat soal yang berbeda-beda. Pada teknik penugasan biasanya dilakukan setelah pembelajaran selesai. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru disekolah atau dirumah pada pertemuan selanjutnya dikumpulkan. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru secara berkelompok atau individu. Hal ini sejalan dengan teori teknik penilaian autentik yang terdapat pada bab II menurut Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul implementasi kurikulum 2013 kajian teoritis dan praktis penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Penilaian jenis ini cenderung digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berkaiatan dengan konsep, prosedur dan aturan-aturan. Bentuk-bentuk soal tes tertulis yaitu: soal dengan memilih jawaban dan soal dengan mensuplai jawaban. Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan. Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Dalam memberikan tugas kepada peserta didik hendaknya ditentukan lama waktu pengerjaan.116 Pelaksanaan penilaian autentik ranah pengetahuan pada teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan menggunakan teknik dan instrumen yang telah disiapkan sehingga penilaian dapat berjalan sesuai kompetensi yang dicapai apabila kompetensi belum tercapai maka akan dilakukan remidial. Penilaian pada
ranah
keterampilan
guru-guru
geografi
menggunakan kinerja, proyek dan portofolio, namun guru kelas XII 116
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, (Bandung: Interes Media, 2014), h. 265-271.
103
tidak menggunakan penilaian kinerja dan portofolio karena terdapat kendala seperti banyaknya siswa dan waktu yang terbatas karena pada kelas XII lebih ditekankan pada materi untuk menghadapi UN. Pelaksanaan penilaian ranah keterampilan pada teknik kinerja guruguru geografi biasanya memberikan tugas secara kelompok dengan mempresentasikan power point yang mereka buat, penilaian dilakukan sesuai indikator yang telah dibuat, penilaian diberikan oleh guru dan kelompok lain (siswa). Proyek dilakukan siswa dirumah dan guru memberikan batas waktu pengerjaan proyek. Biasanya proyek yang dilakukan siswa adalah membuat makalah, power point dan menggambar peta. Penilaian dilakukan dengan cara mencocokan hasilnya dengan indikator penilaian Pada pelaksanaannya guru geografi menyebarkan instrumen penilaian untuk siswa menilai hasil projek teman-temannya yang sedang dipresentasikan. Pelaksanaan penilaian portofolio yang digunakan
guru geografi dengan cara
mengumpulkan tugas-tugas yang telah dikerjakan. Hal ini sejalan dengan teori teknik penilaian autentik yang terdapat pada bab II menurut Kementerian Pendidikan pada buku yang berjudul materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014. Kinerja adalah sutau penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesunggunhya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Penilaian projek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara
104
sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.117 Pelaksanaan penilaian keterampilan
pada penilaian kinerja
yaitu mengaplikasikan pengetahuan dengan cara mempresentasikan hasil proyek secara terampil. Pada penilaian projek
penilaian
mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu seperti projek makalah, power point sesuai dengan materi yang dibutuhkan, dan pembuatan peta. Penilaian memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis pada kurun waktu tertentu, siswa menyimpan hasil karya atau tugas-tugas yang telah peserta didik kerjakan. 3.
Pelaporan Penilaian Autentik di SMA Negeri 5 Depok Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan dan hasil analisis observasi maka dapat disimpulkan mayoritas guru geografi dan siswa yang diwawancarai bahwa guru geografi telah melaksanakan pelaporan penilaian autentik yang terdiri dari ranah pengetahuan dan keterampilan. Pada ranah pengetahuan pelaporan yang dilakukan pada tes tulis dengan cara mengoreksi ujian tes tulis, setelah itu hasil tes tulis langsung dibagikan kepada siswa, setelah dibagikan siswa diberi tahu tata cara penilaiannya sehingga jika ada siswa yang salah koreksi dapat diperbaiki, setelah itu hasil laporan penilaian setiap siswa dicetak dan hasil tes tulis disetor ke wali kelas. Kalau penilaian hasil worksheet yang digunakan oleh guru geografi kelas XII, setelah dinilai lalu dibagikan kepada siswa dan disimpan pada busnies file yang siswa miliki agar tersimpan rapi dan dapat digunakan kembali untuk mengulang pelajaran. Guru geografi
117
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, (Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu pendidikan, 2014), h. 102.
105
menilai tes lisan secara langsung, ketika penjelasan siswa sudah sesuai. Penilaian penugasan dilakukan dengan cara mengoreksi satu-persatu dengan 3 kriteria yaitu ketepatan waktu, ketepatan isi dan estetika. Pengkoreksian dilakukan oleh guru setelah guru selesai mengajar,
jika tugas yang diberikan tidak sesuai maka
tugas akan dikembalikan untuk diperbaiki, setelah itu pada pertemuan selanjutnya soal dibahas bersama-sama. Penilaian dilakukan sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Hal ini sejalan dengan teori teknik penilaian autentik yang terdapat pada bab II menurut Kementerian Pendidikan pada buku yang berjudul materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014,
penilaian oleh masing-masing guru secara
keseluruhan kemudian dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk laporan hasil belajar peserta didik.118 Setelah penilaian selesai guru memasukannya pada buku nilai guru setelah itu dilaporkan dalam bentuk hasil belajar. Hal ini sejalan dengan teori teknik penilaian autentik yang terdapat pada bab II menurut Kunandar dalam bukunya yang berjudul Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Penilaian yang digunakan pada penilaian autentik adalah penilaian acuan kriteria (PAK) atau penilaian acuan patokan (PAP). PAK atau PAP merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai, sarana dan prasarana, dan karakteristik peserta didik. KKM dicantumkan pada pada buku penilaian guru dan bagi
118
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 111.
106
peserta didik yang belum mampu mencapai KKM, diberikan kesempatan untuk mengikuti program remidial.119 Standar penilaian autentik dilakukan sesuai dengan KKM yang telah ditentukan . KKM pada mata pelajaran geografi kelas X di SMA Negeri 5 Depok adalah 75. Sehingga peserta didik harus mencapai nilai minimal 75, jika nilai peserta didik dibawah KKM maka peserta didik melakukan remidial untuk mencapai nilai KKM. Penilaian pada ranah keterampilan, guru-guru geografi menggunakan kinerja, proyek dan portofolio, namun guru kelas XII tidak menggunakan penilaian kinerja dan portofolio karena terdapat kendala seperti banyaknya siswa dan waktu yang terbatas karena pada kelas XII lebih ditekankan pada materi untuk menghadapi UN. Pada pelaporan penilaian ranah keterampilan pada teknik kinerja, guru-guru geografi melakukan penilaian sesuai indikator yang telah dibuat, penilaian tidak hanya dilakukan oleh guru, siswa juga memberikan penilaian pada temannya. Penilaian dilakukan dengan cara mencocokan hasilnya dengan indikator penilaian. Pada penilaian proyek dilakukan secara langsung ketika siswa mengumpulkan proyek buatannya. Penilaiannya diambil dari form penilaian yang dibagikan
guru kepada siswa. kemudian
setelah nilainya sudah fiks langsung dimasukan kedalam buku penilaian. Pada penilaian portofolio
dilakukan pada saat guru
memeriksa catatan siswa. Setelah mendapatkan hasil penilaian, guru mencatat nilai siswa pada buku nilai guru, setelah itu pendidik menganalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan peserta didik. selanjutnya hasil penilaian diberikan kepada belajar peserta didik untuk menjadi acuan pada pembelajaran berikutnya. 119
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 55.
107
Hal ini sejalan dengan teori pelaporan penilaian autentik pada bab II menurut Imas Kurinasih dan Berlin Sani dalam bukunya Implementasi kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Hasil penilaian diberikan kepada peserta didik disertai feedback berupa komentar yang mendidik untuk perbaikan pembelajaran.120 Setelah mendapatkan hasil penilaian guru melakukan pelaporan kepada pihak-pihak terkait sehingga dapat dijadikan motivasi bagi siswa pada pembelajaran selanjutnya. Pelaporan penilaian berbentuk nilai yang sesuai dengan KKM yang telah disepakati. Setelah guru mendapatkan hasil penilaian, guru mencatat pada buku nilai,
selanjutnya hasil
penilaian diberikan kepada guru wali kelas dan setelah itu dilaporkan kepada wali peserta didik agar dijadikan sebagai motivasi
untuk
Diterapkannya termotivasi
meningkatkan
penilaian
dan
pembelajaran
autentik
semangat
membuat
dalam
belajar
berikutnya.
peserta
didik
sehingga
dapat
meningkatkan hasil belajar. Penerapan penilaian autentik pada penelitian ini yaitu proses evaluasi yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan peseta didik pada kegiatan pembelajaran disekitar
lingkungan peserta
didik. Penilaian pada
kompetensi pengetahuan menggunakan teknik tes tulis, tes lisan dan penugasan,
sedangkan
penilaian
pada
kompetensi
keterampilan
menggunakan projek, produk dan portofolio. Hal ini diperkuat berdasarkan teori dari American Library Association dalam buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013, bahwa “Penilaian autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan
120
Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, (Surabaya: Kata Pena, 2014), h. 50.
108
sikap-sikap
peserta
pembelajaran”.
didik
pada
aktivitas
yang
relevan
dalam
121
Selanjutnya hal ini diperkuat berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Ade Cintia Putri (2015) Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo” memberikan kesimpulan bahwa penilaian kompetensi pengetahuan dilaksanakan melalui teknik tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi keterampilan dilaksanakan melalui teknik penilaian unjuk kerja, penilaia projek, penilaian produk, dan penilaian portofolio. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah proses penilaian yang mengukur pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran dengan cara menyesuaikan lingkungan yang ada disekitarnya. Penilaian yang dilakukan pada kompetensi pengetahuan yang meliputi teknik tes tulis, tes lisan dan penugasan dan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan menggunakan projek, produk dan portofolio. Kompetensi sikap pada revisi kurikulum 2013 yang terdapat pada permendikbud nomor 23 tahun 2016 sudah tidak digunakan pada disetiap mata pelajaran termasuk pelajaran geografi kecuali mata pelajaran Agama, Pkn dan BK, namun penilaian sikap tetap dicantumkan pada RPP dan guru juga tetap memperhatikan sikap siswa pada setiap pembelajaran dikelas maupun diluar kelas. C. Keterbatasan Penelitian 1. Sulitnya
mendapatkan
informasi
secara
keseluruhan
karena
terbatasnya penerapan penilaian autentik yang dilakukan guru. 2. Sulitnya mengamati pelaporan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru karena guru melakukan pelaporan ketika ada jam kosong atau dikerjakan di rumah .
121
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV, h. 30.
109
3. Teknik penilaian portofolio jarang dilaksanakan oleh guru karena tidak semua KD dapat diportofoliokan, sehingga teknik penilaian tidak dapat diobservasi dan dianalisis lebih lanjut oleh peneliti. 4. Terbatasnya waktu penelitian karena bersamaan dengan persiapan ujian akhir sekolah (UAS)
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penilaian autentik sudah diterapkan pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 5 Depok sesuai dengan tuntunan pelaksanaan kurikulum 2013. Pada revisi kurikulum 2013 pada tahun 2016 yang berdasarkan UU permendikbud nomor 23 tahun 2016, penilaian sikap sudah tidak dibebankan pada guru mata pelajaran sehingga beban guru berkurang dan dapat lebih fokus pada penilaian pengetahuan dan keterampilan. Maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang sudah dituliskan
sebelumnya.
Maka
dalam
penelitian
ini
penulis
menyimpulkan bahwa: 1.
Persiapan penilaian autentik yang dilakukan guru geografi pada ranah pengetahuan yaitu guru-guru geografi mempersiapkan indikator penilaian, membuat standar penilaian, menyiapkan format penilaian, membuat sistem penilaian, menyesuaikan materi, membuat instrumen soal, menganalisis waktu belajar siswa, membuat kisi-kisi, menyiapkan soal-soal dan kunci jawaban yang telah dibuat dalam RPP (rancangan perencanaan pembelajaran) dan melakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa sebelum kegiatan penilaian dilakukan. Sehingga penilaian dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
2.
Pelaksanaan penilaian autentik ranah pengetahuan pada teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan menggunakan teknik dan instrumen yang telah disiapkan sehingga penilaian dapat berjalan sesuai kompetensi yang dicapai apabila kompetensi belum tercapai maka akan dilakukan remidial. Pelaksanaan penilaian keterampilan
110
111
pada penilaian kinerja yaitu mengaplikasikan pengetahuan dengan cara mempresentasikan hasil proyek secara terampil. Pada penilaian projek
penilaian mengandung investigasi dan harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu seperti projek makalah, power point sesuai dengan materi yang dibutuhkan, dan pembuatan peta. Penilaian portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis pada kurun waktu tertentu, siswa menyimpan hasil karya atau tugas-tugas yang telah peserta didik kerjakan. 3.
Pelaporan penilaian berbentuk nilai yang sesuai dengan KKM yang telah disepakati. Setelah guru mendapatkan hasil penilaian, guru mencatat pada buku nilai, selanjutnya pelaporan penilaian yang diberikan pendidik kepada peserta didik disertai dengan feedback sehingga dapat dijadian acuan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Pelaksanaan penilaian autentik ini masih terdapat kendala seperti peserta didik yang banyak dan waktu yang terbatas sehingga masih ada guru yang belum menggunakan seluruh variabel pada penilaian autentik.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa penilaian autentik
telah diterapakan pada pembelajaran geografi di
SMA Negeri Depok. Maka implikasinya adalah penerapan penilaian autentik di SMA 5 Negeri Depok sudah tidak menggunakan penilaian pada ranah sikap karena pada revisi penilaian kurikulum 2013 tahun 2016 ranah sikap hanya digunakan oleh guru Agama, Pkn, dan BK. C. Saran Adapun saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi sekolah, seharusnya pihak sekolah dapat menyediakan guru sesuai dengan siswa agar kegiatan penilaian dapat diterapkan sesuai harapan.
112
2. Bagi guru, seharusnya penilaian autentik dilakukan dengan baik dengan cara menggunakan seluruh variabel yang ada pada setiap aspek yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 3. Dinas
Pendidikan,
seharusnya
penilaian
autentik
dapat
disederhanakan kembali agar guru dapat menerapkan penilaian autentik secara keseluruhan.
113
DAFTAR PUSTAKA BUKU Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Isebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Alfandi, Widoyo. 2001. Epistemologi Geografi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Baedowi, Ahmad. 2015. Calak Edu 3. Jakarta: PT Pustaka Alvabet. Banowati, Eva. 2013.
Geografi Sosial. Yogakarta: Penerbit
Ombak
{Anggota Ikapi}. Creswell, John. W. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Emzir. 2010.
Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta:
Rajawali Pers. Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Herlianti,Yanti.
2014. Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan
Saintifik dan Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: UIN PRESS. Hermawan, Iwan. 2009.
Geografi sebuah pengantar. Bandung: Private
Publishing. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan. 2014.
Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD Kelas IV. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu pendidikan.
114
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Jakarta: Rajawali Pers. Kurinasih, Imas., dan Sani, Berlin. 2014. Implementasi kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Majid, Abdul. 2014.
Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan
Praktis. Bandung: Interes Media. Moleong, Lexy. J. 1997. Metdologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena. Nurochim. 2013. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Satori, Djam’an., dan Komariah, Aan. 2013. Metodologi Penelitiaan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Subagyo, Joko. 2015. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Sunarti dan Rahmawati, Selly, 2015. Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Andi. UNDANG-UNDANG Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
115
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. JURNAL Engarwati, Nur Sasi, Kesulitan Guru Sd Negeri Glagah
Dalam
Mengimplementasikan Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Edisi 12 Tahun ke IV, Agustus 2015. Fajarini, Ulfah. Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter, Sosio Didaktika.
Sosio
Didaktika.
Vol.
1,
No.
2,
2014.
(
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK/article/view/1225, diakses 20 Oktober 2016). Whitelock, Denise., dan Cross Simon, “Aunthentic Assessment: What Does It Mean And How Is It Instantiated By Agroup Of Distance Learning Academic”, oro.open.ac.uk, 15 Februari 2016 Yasri. Penilaian Otentik Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Widyaiswara Madya Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Litbang
dan
Diklat
Kementerian
Agama.
Badan (Online),
http://pta.kemenag.go.id/index.php/frontend/news/index/163 , diakses 18 Agustus 2016. SKRIPSI Alam, Bahrul,“Implementasi Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Di SMA Negeri 78 Jakarta”, Skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta: 2015. tidak dipublikasikan. Khafidzoh, “Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Ekonomi Di MA Se-Kabupaten Sleman Yogyakarta”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: 2016. tidak dipublikasikan. Mahbub, M. Fajar, “Penerapan Penilaian autentik untuk Hasil Belajar siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta: 2014. tidak dipublikasikan.
116
Putri, Ade. Cintya, “Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: 2015. tidak dipublikasikan. KORAN Haq, Fathia Nurul, “Penilain Autentik Jadi Tantangan Guru”, Media Indonesia INTERNET ARDGISS Geografi UGM, MGMP: Inovasi Media Pembelajaran Geografi, 2016,
(http://ardgiss.geo.ugm.ac.id/acara-mgmp-geografi-dan-inovasi-
media-pembelajaran-geografi-untuk-mendukung-kurikulum-baru-2013/) diakses pada tanggal 3 Agustus 2016 pada jam 11.20 WIB Google Maps, Titik Kordinat SMA Negeri 5 Depok, diakses pada hari Sabtu 8 Oktober 2016, (https://www.google.co.id/maps). diakses pada hari Sabtu 8 Oktober 2016 jam 17.03 WIB Indriyanto, Bambang.
Kurikulum 2013: Sarana Peningkatan Mutu
Pendidikan, (Online) (http://m.inilah.com/news/detail/2045110/kurikulum2013-sarana-peningkatan-mutu-pendidikan
diakses
pada
tanggal
9
September 2015 pada jam 12.54 WIB) Mad, “Guru Didorong Menilai Lebih Objektif Terhadap Kemampuan Siswa”, http://kabarmakassar.com, diakses 1 Oktober 2016. Neneng Zubaidah, “Implementasi kurikulum 2013, banyak guru gagal paham”, http://nasional.sindonews.com, 1 Oktober 2016. PGRI.info Penulis Guru Republik Indonesia, Sekilas Kurikulum 2013 Versi Revisi , www.pgri.info, diakses 1 Januari 2016 Rohmawati. ”Kurikulum 2013, 87 Persen Guru Kesulitan Cara Penilaian”, https://unnes.ac.id/berita/87-persen-guru-kesulitan-soal-penilaiankurikulum-2013/ , diakses 1 Oktober 2016. Syarifuddin,
”Guru
Sulit
Memahami
Penilaian
Kurikulum
2013”,
http://radarjambi.co.id/news, diakses 1 Oktober 2016. Tuhri, Mufdil. “Konsepsi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Insan Muslim
yang
berkualitas”,
(Online)
117
https://mufdil.wordpress.com/2013/10/03/konsepsi-pendidikan-karakterdalam-membentuk-insan-muslim-yang-berkualitas-tinjauan-surah-al-israayat-23/, diakses 23 Agustus 2016 USAID. Kilas Balik Dunia Pendidikan Di Indonesia. http://www.prestasiiief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-pendidikan-di-indonesia di akses di Depok pada tanggal 5 September 2015 pada jam 20.00 WIB
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran A. 1 Pedoman Wawancara DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN GURU GEOGRAFI
Nama guru
:
Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
No. A.
Pertanyaan Pengetahuan penilaian pada kurikulum 2013 1. Menurut ibu bagaimana penerapan penilaian dalam kurikulum 2013?
B.
Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran geografi 2. Apakah ibu sudah menggunakan penilaian autentik dalam pembelajaran geografi? 3. Bagaimana menurut ibu penilaian autentik pada kurikulum 2013? 4. Ranah apa saja yang ibu nilai dalam penilaian autentik?
C.
Penilaian kompetensi sikap a. Observasi 5. Apakah ibu melaksanakan teknik observasi untuk menilai kompetensi sikap siswa? Mengapa?
Jawaban
6. Apakah yang ibu persiapkan sebelum melaksanakan penilaian sikap dalam teknik observasi? 7. Bagaimana cara ibu melaksanakan penilaian melalui teknik observasi? 8. Bagaimana cara ibu mencatat tampilan sikap siswa dengan teknik observasi? 9. Hambatan apa saja yang ibu temui dalam pelaksanaan penilaian kompetensi sikap siswa melalui teknik observasi? Bagaimana solusinya? b. Penilaian diri 10. Apakah ibu pernah mengadakan penilaian diri di dalam pembelajaran geografi ? 11. Apa yang ibu persiapkan sebelum melakukan teknik penilaian diri? 12. Bagaimana cara ibu melakukan penilaian diri? 13. Bagaimana cara ibu mengevaluasi hasil penilaian diri yang dilakukan siswa? 14. Hambatan apa saja yang ibu temui dalam pelaksanaan penilaian diri? c. Penilaian antar teman 15. Apakah ibu pernah mengadakan penilaian antar teman di dalam pemblajaran geografi ? 16. Apa yang ibu persiapkan sebelum melakukan penilaian antar teman? 17. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan penilaian antar teman? 18. Bagaimana cara ibu mengolah hasil penilaian antar teman yang dilakukan siswa? 19. Hambatan apa saja yang ibu temui dalam pelaksanaan penilaian antar peserta didik?
Bagaimana solusinya? d. Jurnal catatan guru 20. Apakah Ibu menggunakan penilaian jurnal? 21. Apakah yang ibu persiapkan sebelum melaksanakan penilaian jurnal? 22. Bagaimana cara bapak/ibu melaksanakan penilaian jurnal? 23. Apakah bapak/ibu mencatat tampilan sikapsiswa sesuai indikator yang akan dinilai dalam jurnal? 24. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian jurnal? Bagaimana solusinya? D.
Penilaian kompetensi pengetahuan a. Tes tulis 25. Apakah Bapak sering menggunakan tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan siswa? 26. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes tulis? 27. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes tulis? 28. Bagaimana bapak melaporkan hasil dari penilaian dengan tes tulis? 29. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes tertulis? Bagaimana solusinya? b. Tes lisan
30. Apakah Bapak pernah mengadakan tes lisan di kelas Bapak? 31. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes lisan? 32. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes lisan? 33. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil tes lisan? 34. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes lisan? Bagaimana solusinya? c. Penugasan 35. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan teknik penugasan? 36. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan teknik penugasan? 37. Bagaimana cara Bapak menilai setiap tugas siswa? 38. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan penugasan? Bagaimana solusinya? E. Penilaian kompetensi sikap keterampilan a. Penilaian kinerja 39. Apakah Bapak sering menggunakan penilaian kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan siswa? 40. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian kinerja? 41. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilain kinerja? 42. Bagaimana cara Bapak membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian? Dan
bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian? 43. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian unjuk kerja? Bagaimana solusinya? b. Penilaian proyek 44. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian proyek? 45. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian proyek? 46. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian proyek? 47. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian? 48. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian proyek? Bagaimana solusinya? c. Penilaian portofolio 49. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian portofolio? 50. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian portofolio? 51. Bagaimana cara bapak menggunakan penilaian portofolio siswa? 52. Bagaimana cara mendokumentasikan portofolio siswa? Disimpan dimana? 53. Apakah dalam penilaian portofolio ada hambatannya? Bagaimana solusinya?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN SISWA
Nama: kelas: 1. Apakah guru melakukan persiapan penilaian dalam pelaksanaan penilaian autentik ? 2. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru? 3. Bagaimana guru melaporkan hasil penilaian? 4. Bagaimana pendapat kamu penilaian autentik?
Lampiran A. 2 Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK BERDASARKAN PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN Nama guru : .................................. Hari/Tanggal : .................................. Materi : .................................. Pembelajaran ke- : ................................... Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang tersedia! No.
Indikator
Sub Indikator
Pernyataan Ya
Tidak
A. Penilaian Kompetensi Sikap (Observasi, Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman, atau Penilaian Jurnal Catatan Guru) 1.
Observasi
a. b.
c. d. 2.
Penilaian Diri
a. b. c.
3.
Penilaian Antar Teman
a. b.
Guru menyampaikan kompetensi sikap yang perlu dicapai siswa. Guru melakukan pengamatan terhadap tampilan siswa selama pembelajaran di dalam kelas atau selama sikap tersebut ditampilkan. Guru mencatat tampilan sikap siswa. Guru menentukan tingkat capaian sikap siswa. Guru menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa. Guru membagikan format penilaian diri kepada siswa. Dan meminta siswa untuk melakukan penilaian diri. Guru menganalisis hasil penilaian diri yang dilakukan siswa. Guru menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa. Guru membagikan format penilaian teman sebaya kepada
Keterangan
c. 4.
Jurnal catatan guru
a. b. c. d.
siswa dan meminta siswa untuk melakukan penilaian terhadap sikap temannya pada lembar penilaian. Guru menganalisis hasil penilaian antar teman yang dilakukan siswa. Guru mengamati perilaku siswa. Guru membuat catatan tentang sikap dan perilaku siswa yang akan dinilai. Guru mencatat tampilan siswa sesuai dengan indikator yang akan dinilai Guru mencatat sesuai urutan waktu kejadian dengan membubuhkan tanggal pencatatan setiap tampilan siswa
B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes Tulis, Tes Lisan, atau Penugasan) 5.
Tes Tulis
a. b. c.
6.
Tes Lisan
d. a. b. c. d. e.
7.
Penugasan
a. b.
Guru memberikan soal dalam bentuk tulisan. Guru menyampaikan kriteria penilaian dan indikator pencapaian pengetahuan siswa. Guru memberikan soal dalam bentuk mensuplai jawaban, yaitu: isian/melengkapi, jawaban singkat, atau uraian. Guru mencatat hasil siswa Guru melaksanakan tes lisan kepada siswa satuper satu. Guru menyiapkan soal yang akan digunakan dalam tes lisan Guru menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang jelas. Guru menyeimbangkan alokasi waktu antara siswa satu dengan yang lain. Guru mengisi lembar penilaian untuk setiap pertanyaan yang diajukan. Guru mengkomunikasikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Guru menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik.
c.
C. 8.
Guru menyampaikan peran setiap anggota kelompok untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok. d. Guru mengumpulkan tugas siswa sesuai batas waktu yang telah ditentukan. e. Guru menilai kesesuain tugas dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Penilaian Kompetensi Keterampilan (Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik, Penilaian Projek, Penilaian Produk, atau Penilaian Portofolio) Penilaian Kinerja
a. b. c.
d. e.
9.
Penilaian Proyek
a. b.
c.
10.
Penilaian Portofolio
d. a. b. c.
Guru menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada siswa. Guru memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang kriteria penilaian. Guru menyampaikan tugas kepada siswa dan memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes kinerja. Guru melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan. Guru mencatat hasil penilaian dan mendokumentasikan hasil penilaian. Guru menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada siswa. Guru menyampaikan tugas kepada siswa dan memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan. Guru melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan proyek. Guru mencatat hasil penilaian. Guru melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya pada saat kegiatan tatap muka. Guru melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah disepakati bersama dengan siswa. Siswa mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi dirinya.
d. e.
Guru mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah ditentukan. Guru memberikan nilai akhir portofolio masing-masing siswa disertai umpan balik.
Lampiran B.1 Hasil wawancara dengan Ibu Ade Asrie Prihatini, S.Pd
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN GURU GEOGRAFI
Nama guru
: Ade Prihatini Asrie, S.Pd
Hari/Tanggal
: 27 Oktober 2016
Tempat
: SMA Negeri 5 Depok
Waktu
: 09.00 WIB
No. F.
Pertanyaan Pengetahuan penilaian pada kurikulum 2013 54. Menurut ibu bagaimana penerapan penilaian dalam kurikulum 2013?
Jawaban Sebenarnya hampir sama dengan kurikulum sebelumnya. Terus sekarang ada revisi lagi jadi nilai ada yang berubah.jadi nilai itu sama (KTSP) kaya misalnya waktu itu sikap per mata pelajaran tapi sekarang keseluruhan.
G.
Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran geografi 55. Apakah ibu sudah menggunakan penilaian autentik dalam pembelajaran geografi?
Iya pake
56. Bagaimana menurut ibu penilaian autentik pada kurikulum 2013?
Bagus ya karena ga hanya dinilai dari pengetahuannya tapi dari sikapnya juga sama
psikomotoriknya. Jadi mempengaruhi nilai kognitif juga klo psikomotoriknya kurang jadi kognitifnya kurang juga. Apalagi sikap, di 2013 dinilai sikapnya juga dinilai. klo sikapnya nilainya jelek mempengaruhi kenaikan. 57. Ranah apa saja yang ibu nilai dalam penilaian autentik?
Pake ranah yang tiga itu, afektif, psikomotorik sama kognitifnya
H.
Penilaian kompetensi sikap e. Observasi 58. Apakah ibu melaksanakan teknik observasi untuk menilai kompetensi sikap siswa? Mengapa?
Penilaian sikap harusnya pe anak kan, per anak dinilai klo misalnya aya si untuk penilaian sikap karna anaknya banyak ya disini, jadi yang baik ya baik, trus klo yang kurang baik aja yang diciriin.tapi yang lainnya standar. Tapi alhamdulillah disini baik-baik. Jadi klo sangat baiknya ada beberapa
59. Apakah yang ibu persiapkan sebelum melaksanakan penilaian sikap dalam teknik
Iya, ada indikatornya
observasi? 60. Bagaimana cara ibu melaksanakan penilaian melalui teknik observasi?
Mengenali anak dulu, melakukan salam terus semua indikator dinilai jadi harus kenal sama
anaknya dulu klo ga kenal bagaimana menilainya 61. Bagaimana cara ibu mencatat tampilan sikap siswa dengan teknik observasi?
Kan udah ada absenya juga kan udah ada beberapa kolom jadi udah dimasukin hari itu pas ngajar.
62. Hambatan apa saja yang ibu temui dalam pelaksanaan penilaian kompetensi sikap siswa melalui teknik observasi? Bagaimana solusinya?
hambatanya ada lah muridnya kan terlalu banyak apalagi banyak anak yang kembarjadi kadang si A si B nya suka ketuker gitu. Yang paling ke ciri itu yang pinter, yang bagus sama yang ngga. Yang baik baik yang ngga ya ada.
f. Penilaian diri 63. Apakah ibu pernah mengadakan penilaian diri di dalam pembelajaran geografi ?
Yang angket itu ya, belum
64. Apa yang ibu persiapkan sebelum melakukan teknik penilaian diri? 65. Bagaimana cara ibu melakukan penilaian diri? 66. Bagaimana cara ibu mengevaluasi hasil penilaian diri yang dilakukan siswa? 67. Hambatan apa saja yang ibu temui dalam pelaksanaan penilaian diri? g. Penilaian antar teman 68. Apakah ibu pernah mengadakan penilaian antar teman di dalam pemblajaran geografi ?
Ada tapi ga berjalan efektif, karena ada yang temennya nilainya asal-asalan.
69. Apa yang ibu persiapkan sebelum melakukan penilaian antar teman? 70. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan penilaian antar teman? 71. Bagaimana cara ibu mengolah hasil penilaian antar teman yang dilakukan siswa? 72. Hambatan apa saja yang ibu temui dalam pelaksanaan penilaian antar peserta didik? Bagaimana solusinya? h. Jurnal catatan guru 73. Apakah Ibu menggunakan penilaian jurnal?
Ada
74. Apakah yang ibu persiapkan sebelum melaksanakan penilaian jurnal?
Harusnya si iya. Tahun kemaren-maren si punya, cuma tahun ini belum.karena penilaian tahun ini direvisi lagi. jadi ya sekarang tidak menggunakan jurnal lagi karena guru-guru tertentu saja seperti PKn dan Agama saja.
75. Bagaimana cara bapak/ibu melaksanakan penilaian jurnal? 76. Apakah bapak/ibu mencatat tampilan sikapsiswa sesuai indikator yang akan dinilai dalam jurnal? 77. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian jurnal? Bagaimana solusinya? I.
Penilaian kompetensi pengetahuan d. Tes tulis
78. Apakah Bapak sering menggunakan tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan siswa? 79. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes tulis?
Iya menggunakan tes tulis kadang pg kadang esay Soal dan sebelum ada tes kita mengadakan evaluasi kita belajar, terus dikasih tau klonkita bsok mau ulangan terus klo bisa di kasih tau kisi-kisinya
80. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes tulis?
Ulangan
81. Bagaimana bapak melaporkan hasil dari penilaian dengan tes tulis?
Langsung dibagiin. Ada perhitungan penilaian misalnya ini di bagi ini jadi tau penilaianya ga ditutupin nilainya jadi tau oh saya salahnya disini dan biar dia (siswa) bisa komplen (bu ini salah itung) jadi dia udah tau cara penilaianya
82. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes tertulis? Bagaimana solusinya?
Ngga ada hambatan lancar aja waktu juga banyak tiga jam mungkin ada aja gitu anak yang ga tertib, klo yang kaya gitu langsung ditegur.
e. Tes lisan 83. Apakah Bapak pernah mengadakan tes lisan di kelas Bapak?
Tes lisan itu kalo ada remidial kalo nilai tes tulisnya kurang baik suruh apalin. Dan setiap mata pelajaran suka ada kuis dadakan.
84. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes lisan?
Ya Soal, soalnya udah dibikin
85. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes lisan?
Cara melaksanaanya sebelum pembelajaran
86. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil tes lisan?
Langsung, jadi yang bisa jawab langsung dapat nilai
87. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes lisan? Bagaimana solusinya? Lancar malah jadi belajar giat f. Penugasan
Iya tugas ada, tugas itu setelah ngajar dikasih tugas
88. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan teknik penugasan?
Iyah soalnya udah ada dipersiapkan dalam RPP
89. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan teknik penugasan?
Disekolah kalo sudah selesai pembelajaran masih ada waktu, trus kalo ga ada cukup waktu dirumah
90. Bagaimana cara Bapak menilai setiap tugas siswa?
Satu-satu dinilai, setelah itu dibahas barengbareng karna klo dikelas waktunya ga cukup
91. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan penugasan? Bagaimana solusinya? J.
Untuk anak-anak mah tugas bagus disini juga tidak ada yang protes
Penilaian kompetensi sikap keterampilan d. Penilaian kinerja 92. Apakah Bapak sering menggunakan penilaian kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan siswa?
Ada, seperti power point. Yang dinilai dalam bentuk power pointnya dan indikatornya
93. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian kinerja?
Mempersiapkan angket, jadi setiap kelompok dapat menilai kelompok yang presentasi
94. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilain kinerja?
Dengan kerja kelompok, presentasi
95. Bagaimana cara Bapak membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian? Dan
Dengan penampilan anak yang aktif dengan
bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian?
cara di ngejelasin, ngejawab. Penilaiannya juga dari teman sekelas
96. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian unjuk kerja? Bagaimana solusinya?
Anak-anak yang sudah presentasi suka ribut jadi heboh sendiri. Ada juga individu yang belum siap presentasi jadi dia misahin diri sama kelompoknya. Solusinya ya dibilaingin.
e. Penilaian proyek 97. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian proyek?
Ada
98. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian proyek?
Siswa diberi arahan sebelum mengerjakan projek
99. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian proyek?
Klo projek mengerjakannya di rumah. Di kasih waktu sih
100. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian?
Langsung, langsung dinilai di kertas nilai
101. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian proyek? Bagaimana solusinya?
Ada, anak yang males mah ada aja, ada juga yang nganggepnya tuh sulit ya padahal mah klo dikerjaiin bisa. Solusinya buat sisa yang
terlambat ngumpulin nilainya dikurangin di min(-). Klo terlambat -5 klo batasnya waktunya udah selesai pake nilai KKM aja, kasian yang udah duluan yang udah tepat waktu. Karna udah dikasih waktu. f. Penilaian portofolio 102. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian portofolio?
Penilaian portofolio yang tugasnya dikumpulin gitu? Iya pake Cuma di buku tulis biar ga ilang
103. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian portofolio?
Membuat soal
104. Bagaimana cara bapak menggunakan penilaian portofolio siswa?
Mengerjakan soal-soal latihan
105. Bagaimana cara mendokumentasikan portofolio siswa? Disimpan dimana?
Di buku tulis
106. Apakah dalam penilaian portofolio ada hambatannya? Bagaimana solusinya?
Tidak ada
Depok, 27 Oktober 2016 Guru Geografi
Ade Prihatini Asrie, S.Pd
Lampiran B.2 Hasil wawancara dengan Ibu Ning Setianti, M.Pd DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN GURU GEOGRAFI
Nama guru
: Ning Setianti, M.Pd
Hari/Tanggal
: 28 Oktober 2016
Tempat
: SMA Negeri 5 Depok
Waktu
: 11.28 WIB
No. K.
Pertanyaan Pengetahuan penilaian pada kurikulum 2013
Jawaban Penilaian kurikulum 2013 ini kan
107. Menurut bapak/ibu bagaimana penerapan penilaian dalam kurikulum 2013?
lebih rinci jadi harus kenal masing-
108.
masing anak. sementara di kelas itu hampir 50 anak kalo ngajarnya berapa kelas agak susah. Jadi kurikulum 2013 ini masih rumit.
L.
Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran geografi 109. Apakah bapak sudah menggunakan penilaian autentik dalam pembelajaran geografi?
Sudah tapi belum terlalu maksimal
110. Bagaimana menurut bapak penilaian autentik pada kurikulum 2013?
Masih susah kan kita harusnya banyak di lapangan juga ngeliat
alam, nah itu kadang kesulitannya disitu 111. Ranah apa saja yang bapak nilai dalam penilaian autentik?
3 ranah namun pada revisi kurikulum 2013 penilaian afektif ngga terlalu dibebankan pada guru mata pelajaran cuma mata pelajaran Agama, Pkn dan BK
M.
Penilaian kompetensi sikap i. Observasi 112. Apakah Bapak melaksanakan teknik observasi untuk menilai kompetensi sikap siswa? Mengapa?
Tidak karna siswanya banyak
113. Apakah yang bapak persiapkansebelum melaksanakan penilaian sikap dalam teknik observasi?
-
114. Bagaimana cara bapak/ibu melaksanakan penilaian melalui teknik observasi
-
115. Bagaimana cara Bapak mencatat tampilan sikap siswa dengan teknik observasi?
-
116. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian kompetensi sikap siswa melalui
-
teknik observasi? Bagaimana solusinya? j. Penilaian diri 117. Apakah Bapak pernah mengadakan penilaian diri di dalam pembelajaran geografi ?
Iya
118. Apa yang bapak persiapkan sebelum melakukan teknik penilaian diri?
Menggunakan indikator
119. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan penilaian diri?
Dengan cara mengamati
120. Bagaimana cara bapak mengevaluasi hasil penilaian diri yang dilakukan siswa?
Dicocokin apakah anak ini bener melakukan hal seperti yang dia isi
121. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian diri?
Klo anak ga ikut, anaknya ga kenal
k. Penilaian antar teman 122. Apakah Bapak pernah mengadakan penilaian antar teman di dalam pemblajaran geografi ?
Iya
123. Apa yang bapak persiapkan sebelum melakukan penilaian antar teman?
Menggunakan indikator
124. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan penilaian antar teman?
Mengamati
125. Bagaimana cara bapak mengolah hasil penilaian antar teman yang dilakukan siswa?
Dicocokan dengan jawaban temannya, apakah siswa ini bersikap seperti itu
126. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian antar peserta didik? Bagaimana solusinya?
Subyektif, mengamati lagi agar sesuai dengan jawaban temannya
l. Jurnal catatan guru 127. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian jurnal?
Ada
128. Apakah yang bapak persiapkan sebelum melaksanakan penilaian jurnal?
Mengunakan indikator
129. Bagaimana cara bapak/ibu melaksanakan penilaian jurnal?
Mengamati
130. Apakah bapak/ibu mencatat tampilan sikapsiswa sesuai indikator yang akan dinilai dalam jurnal?
Iya
131. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian jurnal? Bagaimana solusinya?
Hambatannya merata-ratakan hasil nilai karena waktunya kurang dengan jumlah siswa yang sebanyak itu. solusinya waktunya lebih banyak
N.
Penilaian kompetensi pengetahuan g. Tes tulis 132. Apakah Bapak sering menggunakan tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan siswa?
Iya
133. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes tulis?
Buat soal
134. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes tulis?
Ulangan tertulis
135. Bagaimana bapak melaporkan hasil dari penilaian dengan tes tulis?
Setor nilai
136. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes tertulis? Bagaimana solusinya?
Hambatannya klo anaknya ga masuk, trus binging ngoreksinya apalagi klo soalnya esay butuh waktu. Solusinya harusnya bisa ulangan pake komputer kan klo UTS, klo UAS kan pake itu tuh enak kita kan ga ngoreksi lagi. kan klo ulangan sendiri ga bisa. ada juga bisa misalnya pake ulangan di
komputer kaya sistem UNBK ada sih satu guru udah ngadaiin, tapikan ribet juga klo semua guru ngadain kan juga kita komputernya kurang. h. Tes lisan 137. Apakah Bapak pernah mengadakan tes lisan di kelas Bapak?
Pernah
138. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes lisan?
Ya ada kriteria penilaiannya dan bikin soal
139. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes lisan?
Memanggil anak satu-satu, kadangkadang klo siswanya banyak langsung berapa anak gitu. saya kadang buat soalnya pake kaya undian gitu nanti siswa ngambil dapet soalnya apa jadi masingmasing beda-beda
140. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil tes lisan?
Ya Dinilai langsung itu lebih enak
141. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes lisan? Bagaimana solusinya?
Hambatan ya itu waktunya lama, solusinya dilakukan beberapa pertemuan
i. Penugasan
142. Apakah Bapak pernah menggunakan teknik penugasan?
Pernah
143. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan teknik penugasan?
Indikator penilaian
144. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan teknik penugasan?
Ya dikasih tugas gitu ya dikerjakan dirumah nnti perteuan selanjutnya di tagih
145. Bagaimana cara Bapak menilai setiap tugas siswa?
Diperiksa satu-satu sesuai apa ngga yang di tugaskan klo ga sesuai saya balikin lagi biar diperbaiki
146. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan penugasan? Bagaimana solusinya?
Hambatan ya kadang ngumpulin tugasnya suka beda-beda ya, ada yang rajin ya rajin ada yang males ya males, mesti beberapa kali ditagih baru dikumpulin solusinya kadang mesti diancem dulu, kan klo misalnya ga ngerjaiin tugas saya suruh di luar dihukum. nilainya dikurangin beda sama yang ngumpulin tepat waktu.
O. Penilaian kompetensi sikap keterampilan g. Penilaian kinerja
147. Apakah Bapak sering menggunakan penilaian kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan
Iya
siswa? 148. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian kinerja?
Ya kriteria penilaian
149. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilain kinerja?
Diberi petunjuk apa yang harus dikerjaiin
150. Bagaimana cara Bapak membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian? Dan bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian? 151. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian unjuk kerja? Bagaimana solusinya?
Ya di cocokin lagi, ya diperiksa hasilnya Hambatannya ya biasanya klo kinerja kan kelompok, ya itu biasanya ada yang ngerjaiin ada yang ngga, nah itu saya mesti memastikan bahwa anak-anak itu nih yang kerja banyak siapa yang ngga siapa, soalnya kadang pas kita nilai itu ini tugasnya sekelompok sama semua harusnya ngga gitu kan biasanya ada yang kerja banyak ada yang dompleng nama doang jadi kita harus perhatiin siswanya.
h. Penilaian proyek
152. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian proyek?
Iya
153. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian proyek?
Ya bikin apa yang dilakukan siswa. misalnya dia harus bikin apa, peta dunia kah
154. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian proyek?
Biasanya makalah, power point, gambar peta
155. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian?
Langsung dinilai . kadang pada saat presentasi udah saya langsung nilai, kan mereka menampilkan hasil projeknya nah itu bisa langsung dinilai
156. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian proyek? Bagaimana solusinya?
Kadang ga sesuai dengan apa yang saya harapkan, saya suruh. misalnya saya suruh gambar jangan ada tulisan, anak masih ada tulisanya. solusinya harus diingetin terus klo ga sesuai nilainya dikurangin.
i. Penilaian portofolio 157. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian portofolio?
Iya
158. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian portofolio?
Ya sama aja kaya yang lain, indikator
159. Bagaimana cara bapak menggunakan penilaian portofolio siswa?
Ya dinilai aja gitu, ya dinilai biasa
160. Bagaimana cara mendokumentasikan portofolio siswa? Disimpan dimana?
Disimpan
161. Apakah dalam penilaian portofolio ada hambatannya? Bagaimana solusinya?
Numpuk, solusinya ya dirapihin biar ga bingung juga klo diperlukan
Depok, 28 Oktober 2016 Guru Geografi
Ning Setianti, M.Pd
Lampiran B.3 Hasil wawancara dengan Bapak Dwi Anggoro, S.Pd DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN GURU GEOGRAFI
Nama guru
: Dwi Anggoro, S.Pd
Hari/Tanggal
: Kamis, 27 Oktober 2016
Tempat
: SMA Negeri 5 Depok
Waktu
: 13.00 WIB
No. P.
Pertanyaan Pengetahuan penilaian pada kurikulum 2013 162. Menurut bapak/ibu bagaimana penerapan penilaian dalam kurikulum 2013?
Jawaban Setelah revisi kurikulum 2013 tahun 2016 kemarin sekarang penilaian jadi lebih sederhana, ada beberapa aspek yang tidak lagi dilakukan oleh guru mata pelajaran, misalnya aspek sikap. Untuk penilaian sikap guru tidak lagi membuat penilaian autentik per mata pelajaran, itu diserahkan kepada guru BK atau guru-guru yang berkaitan dengan akhlak budi pekerti misalnya Pkn, Agama, BK. jadi mereka guru-guru yang mempunyai otoritas mengeluarkan nilai sikap. Sikap sudah agak berkurang. Saya bilang si sedikit
lebih rumit dibandingkan kurikulum 2006. Q.
Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran geografi 163. Apakah bapak sudah menggunakan penilaian autentik dalam pembelajaran Sebatas yang saya paham dan saya mampu, karena geografi?
memang penilaian autentik itu dikatakan
hal
baru
dalam
sekarang bisa pelaksanaannya.
Sebenarnya si dari dahulu dari kurikulum 94, dari kurikulum sebelum-sebelumnya yang sudah ada sebenarnya penilaian sudah autentik juga, hanya saja tidak disebutkan sebagai sebuah penilaian autentik dalam perencanaan pembelajaran. 164. Bagaimana menurut bapak penilaian autentik pada kurikulum 2013?
Setelah kurikulum 2013 masuk kata autentik itu menjadi sangat disakralkan, sehingga itu yang membuat kita jadi agak takut, agak resah juga sih ketika ada ukuran-ukuran autentiknya. Tapi klo misalkan sepengetahuan dan sebatas keilmuan saya, dengan menilai mereka saja bisa tahu tentang penilaian autentik. Sambil belajar juga sih mba. Jumlah siswa kita ada 48 dan ada 7 pararel jadi 1 minggu 4 jam pelajaran jadi per pertemuan mereka harus punya nilai, dan itu memang sangat sulit
akhirnya yang saya siasati biasanya per 2 tatap muka baru saya punya nilai, 2 atau 3 kali tatap muka jadi tidak bisa pertatap muka kita punya nilai bener-bener. Biasanya per bab atau per materi. 165. Ranah apa saja yang bapak nilai dalam penilaian autentik?
Kognitif, psikomotor. Cuma mungkin psikomotor lebih sedikit dibanding kognitif, mungkin keterbatasan waktu. untuk revisi kurikulum 2013 tahun 2015 kita ga pake penilaian sikap. Klo sebelum revisi kita pake penilaian sikap, namun dari semua aspek yang dikaji mungkin hanya 2 variabel seperti kerjasama, antusiasme atau hal-hal yang mungkin kita bisa nilai karena julah murid yang banyak. penilain semua variabel itu jujur mustahil bisa kita lakukan , paling akhiran solusi yang kami siasati adalah anak-anak yang tanda kutip menonjol, baik itu menonjol dalam hal positif ataupun negatif itu kami kasih avarage tapi untuk yang rata-rata tetep kita apresiasi misalkan anak-anak perempuan yang pake kerudung oh berarti menerapkan nilai-nilai religius.
R.
Penilaian kompetensi sikap
m. Observasi 166. Apakah Bapak melaksanakan teknik observasi untuk menilai kompetensi sikap siswa? Mengapa? 167. Apakah yang bapak persiapkansebelum melaksanakan penilaian sikap dalam teknik observasi? 168. Bagaimana cara bapak/ibu melaksanakan penilaian melalui teknik observasi 169. Bagaimana cara Bapak mencatat tampilan sikap siswa dengan teknik observasi? 170. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian kompetensi sikap siswa melalui teknik observasi? Bagaimana solusinya? n. Penilaian diri 171. Apakah Bapak pernah mengadakan penilaian diri di dalam pembelajaran geografi ? 172. Apa yang bapak persiapkan sebelum melakukan teknik penilaian diri? 173. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan penilaian diri? 174. Bagaimana cara bapak mengevaluasi hasil penilaian diri yang dilakukan siswa? 175. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian diri? o. Penilaian antar teman 176. Apakah Bapak pernah mengadakan penilaian antar teman di dalam pemblajaran
geografi ? 177. Apa yang bapak persiapkan sebelum melakukan penilaian antar teman? 178. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan penilaian antar teman? 179. Bagaimana cara bapak mengolah hasil penilaian antar teman yang dilakukan siswa? 180. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian antar peserta didik? Bagaimana solusinya? p. Jurnal catatan guru 181. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian jurnal? 182. Apakah yang bapak persiapkan sebelum melaksanakan penilaian jurnal? 183. Bagaimana cara bapak/ibu melaksanakan penilaian jurnal? 184. Apakah bapak/ibu mencatat tampilan sikapsiswa sesuai indikator yang akan dinilai dalam jurnal? 185. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan penilaian jurnal? Bagaimana solusinya? S.
Penilaian kompetensi pengetahuan j. Tes tulis 186. Apakah Bapak sering menggunakan tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan siswa?
Tes tulis klo saya lebih banyak ke unjuk kerja saya menggunakan work sheet lembar kerja
187. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes tulis?
Yang jelas format worksheet nya yang saya siapkan, terus standar penilaian, soal-soal dan kunci jawaban yang saya siapkan
188. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes tulis?
Ya biasanya langsung sehabis kita diskusi dan materi, kita mengerjakan worksheet. tes tulis yang biasanya dilakukan juga ulangan harian, UTS dan UAS
189. Bagaimana bapak melaporkan hasil dari penilaian dengan tes tulis?
Laporannya ya seperti halnya ulangan-ulangan, laporannya setiap anak nilainya dicetak. klo penilaian worksheet hasil worksheet yang telah dikumpulkan ke saya, saya nilai lalu setelah itu saya kembalikan karya mereka dan kemudian saya perintahkan dikumpulkan pada busnies file
190. Hambatan apa saja yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes tertulis? Bagaimana solusinya?
Hambatannya ya pengkoreksian ya karena setiap anak saya nilai satu-persatu. solusinya ya karena saya menggunakan lembar kerja ya saya bisa bawa pulang kerumah
k. Tes lisan 191. Apakah Bapak pernah mengadakan tes lisan di kelas Bapak?
Tes lisan beberapa kali tapi tidak sering karena faktor waktu
192. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan tes lisan?
Biasanya penyampaian poit-point materi yang akan
diujikan, saya mengingatkan kembali materi-materi yang sudah dipelajari, kemudian saya membuat soal terdiri dari 15 soal dengan tingkat kesulitan yang sama 193. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan tes lisan?
Tekniknya biasanya 5 orang maju lalu diberikan soal yang berbeda-beda
194. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil tes lisan?
Biasanya ketika penjelasan mereka sudah melengkapi
195. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan tes lisan? Bagaimana
Waktu yang panjang dan juga jumlah siswa yang
solusinya?
banyak lalu penilaian pedoman yang agak sulit disamakan karena mereka menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Solusinya klo dari tes lisan batasi jumlah soal
l. Penugasan 196. Apakah Bapak pernah menggunakan teknik penugasan?
Teknik penugasan biasanya ada kelompok ada individu
197. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian dengan teknik penugasan?
Persiapanya yang jelas saya menyesuaikan materi karena tidak semuanya bisa diberikan penugasan projek ya, lalu menyesuaikan waktu belajar mereka, membuat instrumen soal, sistem penilaian biasanya saya selalu terbuka dalam penilaian
198. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian dengan teknik penugasan?
Perkelompok atau individu biasanya menjelaskan materi
199. Bagaimana cara Bapak menilai setiap tugas siswa?
Yang jelas sebisa mungkin seobjektif mungkin saya menilai sikap perjuangan mereka juga saya nilai, biasanya ada 3 kriteria yang saya nilai yang pertama ketepatan waktu yang kedua ketepatan isi sesuai dengan arahan saya lalu yang ketiga estetika, estetika itu adalah terkait dengan bagaimana hasil karya mereka rapih bagus
200. Adakah hambatan yang Bapak temui dalam pelaksanaan penugasan? Bagaimana solusinya?
Hambatannya mungkin kembali lagi ke masalah waktu kan disini bisa dikatakan full day school waktu mereka untuk mengerjakan sangat terbatas. solusinya selalu bersama mereka memastikan, selalu mengingatkan mereka, mengarahkan mereka dan juga ketika mereka punya kendala saya selalu ada bareng mereka sehingga ketepatan waktu dalam penyelesaiannya bisa saya tentukan.
T. Penilaian kompetensi sikap keterampilan j. Penilaian kinerja
201. Apakah Bapak sering menggunakan penilaian kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan siswa?
ee penilaian kinerja? sejujurnya secara teori memang harus pake penilaian kinerja bagaimana mereka mengerjaka atau menyelesaikan tapi terkadang demi mengejarnya psikomotor kinerja kurang begitu saya dalami karena lebih berorientasi pada hasil projek mereka. mungkin klo anak-anaknya ga begitu banyak se SMA kita sekarang mungkin itu bisa si saya terapkan.
202. Apa yang bapak/ibu persiapkan dalam penilaian kinerja? 203. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilain kinerja? 204. Bagaimana cara Bapak membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian? Dan bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian? 205. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian unjuk kerja? Bagaimana solusinya? k. Penilaian proyek 206. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian proyek?
Iya
207. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian proyek?
Yang jelas dalam penilaian projek saya menyesuaikan dengan materi apa yang bisa diterapkan pada peniaian projek, kemudian langkahlangkah prosedur, kemudian saya sampaikan kepada
mereka projek yang harus mereka selesaikan dan memastikan mereka mengerti apa yang akan dikerjakan. Yang biasa saya pake si mencari projekprojek yang bisa digunakan oleh mereka dalam belajar atau bisa digunakan saya untuk mengajar misalnya film pendek. 208. Bagaimana cara Bapak melaksanakan penilaian proyek?
Biasanya saya buat instrumen penilaiannya lalu saya sebarkan kepada anak untuk menilai hasil projek teman-temannya yang ditampilkan
209. Bagaimana cara Bapak mencatat hasil penilaian?
Pencatatanya dari form penilaian yang saya bagikan kepada mereka. kemudian yang nilainya sudah fiks saya masukan kedalam buku penilaian saya
210. Hambatan apa yang Bapak temui dalam penilaian proyek? Bagaimana solusinya?
Kembali lagi pada masalah waktu, dan biasanya klo projek ada biaya yang harus mereka tanggung solusinya berkelompok biar bisa sharing lalu juga saya pantau agar tidak terlalu besar budgetnya membuat projek seperti apa dan bagaimana penyelesaiannya agar biayanya jadi tidak terlalu besar
l. Penilaian portofolio
211. Apakah Bapak pernah menggunakan penilaian portofolio?
Portofolio klo saya tidak ya tapi mereka melakukan pengumpulan jadi portofolio dijadikan penilaian tersendiri itu tidak saya lakukan
212. Apa yang bapak persiapkan dalam penilaian portofolio? 213. Bagaimana cara bapak menggunakan penilaian portofolio siswa? 214. Bagaimana cara mendokumentasikan portofolio siswa? Disimpan dimana? 215. Apakah dalam penilaian portofolio ada hambatannya? Bagaimana solusinya?
Depok, 27 Oktober 2016 Guru Geografi
Dwi Anggoro, S.Pd
Lampiran B.3 Hasil wawancara dengan para siswa DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN SISWA
Nama : A kelas : XII IIS A P: Apakah guru melakukan persiapan penilaian dalam pelaksanaan penilaian autentik ? (seperti menyampaikan kisi-kisi sebelum melakukan tes) A: Biasanya Pa Dwi ngasih tau kisi-kisi sebelum ada tes P: Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru? (apakah sudah sesuai dengan kisi-kisi) A: Iya sesuai P: Bagaimana guru melaporkan hasil penilaian? A: langsung dari rapot biar deg-degan P: Bagaimana pendapat kamu penilaian autentik? A: Jadi lebih termotivasi lagi dalam belajar karna kan sekarang bukan pengetahuan aja yang dinilai tapi sikap dan keterampilan dinilai juga
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN SISWA
Nama : B kelas : XII IIS A P: Apakah guru melakukan persiapan penilaian dalam pelaksanaan penilaian autentik ? (seperti menyampaikan kisi-kisi sebelum melakukan tes) A: Pa Dwi mah selalu ngasih kisi-kisi P: Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru? (apakah sudah sesuai dengan kisi-kisi) A: sesuai banget apa yang udah dijelasin P: Bagaimana guru melaporkan hasil penilaian? A: langsung dinilai dirapot P: Bagaimana pendapat kamu penilaian autentik? A: ya jadi lebih semangat dalam belajar
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN SISWA
Nama : C kelas : XII IIS A P: Apakah guru melakukan persiapan penilaian dalam pelaksanaan penilaian autentik ? (seperti menyampaikan kisi-kisi sebelum melakukan tes) A: sebelum ulangan dikasih kisi-kisi P: Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru? (apakah sudah sesuai dengan kisi-kisi) A: sesuai P: Bagaimana guru melaporkan hasil penilaian? A: liat nilai akhirnya ya dirapot P: Bagaimana pendapat kamu penilaian autentik? A: Jadi termotivasi dalam belajar
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN SISWA
Nama : C kelas : XII MIPA A P: Apakah guru melakukan persiapan penilaian dalam pelaksanaan penilaian autentik ? (seperti menyampaikan kisi-kisi sebelum melakukan tes) A: Bu Ning biasanya menyampaikan kisi-kisi sebelum tes P: Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru? (apakah sudah sesuai dengan kisi-kisi) A: kisi-kisi yang dikasih sesuai pada saat ulangan P: Bagaimana guru melaporkan hasil penilaian? A: langsung dikasih sama guru setelah dikoreksi P: Bagaimana pendapat kamu penilaian autentik? A: Jadi bisa memotivasi dan hasil belajar lebih baik
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN SISWA
Nama : D kelas : XII MIPA A P: Apakah guru melakukan persiapan penilaian dalam pelaksanaan penilaian autentik ? (seperti menyampaikan kisi-kisi sebelum melakukan tes) A: Iya P: Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru? (apakah sudah sesuai dengan kisi-kisi) A: Pada saat ulangan kisi-kisi sesuai P: Bagaimana guru melaporkan hasil penilaian? A: Abis dikoreksi langsung diberikan P: Bagaimana pendapat kamu penilaian autentik? A: Lebih semangat belajar, nilai juga lebih bagus
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DENGAN SISWA
Nama : E kelas : X MIPA C P: Apakah guru melakukan persiapan penilaian dalam pelaksanaan penilaian autentik ? (seperti menyampaikan kisi-kisi sebelum melakukan tes) A: Bu Ade biasanya ngasih kisi-kisi sebelum ulangan dilakukan P: Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru? (apakah sudah sesuai dengan kisi-kisi) A: Kisi-kisi yang diberikan sesuai pada saat ulangan P: Bagaimana guru melaporkan hasil penilaian? A: Abis dikoreksi langsung dibagiin setelah itu dibahas bersama P: Bagaimana pendapat kamu penilaian autentik? A: Termotivasi lagi dalam belajar geografi
Lampiran C.1 Hasil Observasi ke 1 PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK BERDASARKAN PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN Nama guru : Ade Prihatini Hari/Tanggal : 2 November 2016 (observasi pertama) Materi : Langkah Penelitian Geografi Pembelajaran ke- : 5 (10.20-12.20) Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang tersedia! No.
Indikator
Sub Indikator
Pernyataan Ya
Keterangan
Tidak
D. Penilaian Kompetensi Sikap (Observasi, Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman, atau Penilaian Jurnal Catatan Guru) 11.
12.
Observasi
Penilaian Diri
e.
Guru menyampaikan kompetensi sikap yang perlu dicapai siswa.
√
f.
Guru melakukan pengamatan terhadap tampilan siswa selama pembelajaran di dalam kelas atau selama sikap tersebut ditampilkan.
√
g.
Guru mencatat tampilan sikap siswa.
√
h.
Guru menentukan tingkat capaian sikap siswa.
√
d. e.
Guru menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa. Guru membagikan format penilaian diri kepada siswa. Dan
a. Guru menyampaikan kepada siswa agar jujur dalam mengerjakan ulangan harian. b. Guru melakukan pengamatan dengan melakukan pendekatan kepada siswa dan mengawas mereka paa saat ulangan berlamgsung. c. Tidak teramati secara langsung d. Tidak teramati secara langsung √ √
Tidak terlaksana karena sedang melaksanakan ulangan harian
f. 13.
Penilaian Antar Teman
d. e.
f. 14.
Jurnal catatan guru
e.
f. g. h.
meminta siswa untuk melakukan penilaian diri. Guru menganalisis hasil penilaian diri yang dilakukan siswa. Guru menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa. Guru membagikan format penilaian teman sebaya kepada siswa dan meminta siswa untuk melakukan penilaian terhadap sikap temannya pada lembar penilaian. Guru menganalisis hasil penilaian antar teman yang dilakukan siswa. Guru mengamati perilaku siswa.
√ √ √
Tidak terlaksana karena sedang melaksanakan ulangan harian
√ √
Guru membuat catatan tentang sikap dan perilaku siswa yang akan dinilai. Guru mencatat tampilan siswa sesuai dengan indikator yang akan dinilai Guru mencatat sesuai urutan waktu kejadian dengan membubuhkan tanggal pencatatan setiap tampilan siswa
√
a. Guru mengamati sikap siswa pada saat ulangan berlangsung b. Tidak terlaksana
√
c. Tidak terlaksana
√
d. Tidak terlaksana
E. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes Tulis, Tes Lisan, atau Penugasan) 15.
Tes Tulis
e.
Guru memberikan soal dalam bentuk tulisan.
√
f.
Guru menyampaikan kriteria penilaian dan indikator pencapaian pengetahuan siswa.
√
a. Guru memberikan 5 soal dalam bentuk uraian dengan tipe soal ganjildan genap. Karena siswa banyak, guru membagi 2 kelompok dalam mengerjakan ulangan harian agar siswa tidak mencontek. b. Sebelum ulangan guru menyampaikan kisi-kisi agar siswa lebih fokus belajar c. Guru membuat soal sesuai indikator dan kisi-kisi yang diberikan siswa
g.
16.
Tes Lisan
h. f. g. h. i. j.
17.
F. 18.
Guru memberikan soal yang telah disusun sesuai dengan indikator yang telah diberikan kepada siswa Guru mencatat hasil siswa Guru melaksanakan tes lisan kepada siswa satuper satu. Guru menyiapkan soal yang akan digunakan dalam tes lisan Guru menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang jelas. Guru menyeimbangkan alokasi waktu antara siswa satu dengan yang lain. Guru mengisi lembar penilaian untuk setiap pertanyaan yang diajukan.
√ √ √ √
d. Tidak teramati secara langsung Tidak terlaksana karena sedang melaksanakan ulangan harian
√ √ √
Guru mengkomunikasikan tugas yang harus dikerjakan √ Tidak terlaksana karena sedang oleh siswa. melaksanakan ulangan harian g. Guru menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk √ tampilan tugas yang baik. h. Guru menyampaikan peran setiap anggota kelompok untuk √ tugas yang dikerjakan secara kelompok. i. Guru mengumpulkan tugas siswa sesuai batas waktu yang √ telah ditentukan. j. Guru menilai kesesuain tugas dengan kriteria yang sudah √ ditetapkan. Penilaian Kompetensi Keterampilan (Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik, Penilaian Projek, Penilaian Produk, atau Penilaian Portofolio) Penugasan
f.
Penilaian Kinerja
a. f. g.
h.
Guru menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada siswa. Guru memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang kriteria penilaian. Guru menyampaikan tugas kepada siswa dan memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes kinerja. Guru melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
√ √ √ √
Tidak terlaksana karena sedang melaksanakan ulangan harian
19.
Penilaian Proyek
i.
Guru mencatat hasil penilaian dan mendokumentasikan hasil penilaian.
√
a.
Guru menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada siswa. Guru menyampaikan tugas kepada siswa dan memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan. Guru melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan proyek. Guru mencatat hasil penilaian. Guru melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya pada saat kegiatan tatap muka. Guru melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah disepakati bersama dengan siswa. Siswa mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi dirinya. Guru mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah ditentukan. Guru memberikan nilai akhir portofolio masing-masing siswa disertai umpan balik.
√
e.
f.
20.
Penilaian Portofolio
g. a. f. g. h. i.
√
Tidak terlaksana karena sedang melaksanakan ulangan harian
√ √ √ √
Tidak terlaksana karena sedang melaksanakan ulangan harian
√ √ √
Jakarta, 2 November 2016 Pengamat
Prisda Ayutt Mutiami NIM. 1112015000086
Lampiran C.2 Hasil Observasi ke 2 PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK BERDASARKAN PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN Nama guru : Ade Prihatini Hari/Tanggal : Rabu 9 November 2016 (observasi kedua) Materi : Mengenal Bumi Pembelajaran ke- : 5 (10.20-12.20) Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang tersedia! No.
Indikator
Sub Indikator
Pernyataan Ya
Keterangan
Tidak
G. Penilaian Kompetensi Sikap (Observasi, Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman, atau Penilaian Jurnal Catatan Guru) 21.
Observasi
i. j.
Guru menyampaikan kompetensi sikap yang perlu dicapai siswa. Guru melakukan pengamatan terhadap tampilan siswa selama pembelajaran di dalam kelas atau selama sikap tersebut ditampilkan.
k.
Guru mencatat tampilan sikap siswa.
l.
Guru menentukan tingkat capaian sikap siswa.
√ √
√
a. Tidak terlaksana. b. Guru melakukan pengamatan dengan melakukan pendekatan kepada siswa. c. Tidak teramati secara langsung d. Tidak teramati secara langsung
√ 22.
Penilaian Diri
g. h. i.
Guru menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa. Guru membagikan format penilaian diri kepada siswa. Dan meminta siswa untuk melakukan penilaian diri. Guru menganalisis hasil penilaian diri yang dilakukan
√ √ √
Tidak terlaksana
23.
Penilaian Antar Teman
g. h.
i. 24.
Jurnal catatan guru
i. j. k. l.
siswa. Guru menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa. Guru membagikan format penilaian teman sebaya kepada siswa dan meminta siswa untuk melakukan penilaian terhadap sikap temannya pada lembar penilaian. Guru menganalisis hasil penilaian antar teman yang dilakukan siswa. Guru mengamati perilaku siswa. Guru membuat catatan tentang sikap dan perilaku siswa yang akan dinilai. Guru mencatat tampilan siswa sesuai dengan indikator yang akan dinilai Guru mencatat sesuai urutan waktu kejadian dengan membubuhkan tanggal pencatatan setiap tampilan siswa
√ √
Tidak terlaksana
√ √ √
Tidak teramati secara langsung
√ √
H. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes Tulis, Tes Lisan, atau Penugasan) 25.
26.
27.
Tes Tulis
Tes Lisan
Penugasan
√ √
i. j.
Guru memberikan soal dalam bentuk tulisan. Guru menyampaikan kriteria penilaian dan indikator pencapaian pengetahuan siswa. k. Guru memberikan soal yang telah disusun sesuai dengan indikator yang telah diberikan kepada siswa l. Guru mencatat hasil siswa k. Guru melaksanakan tes lisan kepada siswa satuper satu. l. Guru menyiapkan soal yang akan digunakan dalam tes lisan m. Guru menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang jelas. n. Guru menyeimbangkan alokasi waktu antara siswa satu dengan yang lain. o. Guru mengisi lembar penilaian untuk setiap pertanyaan yang diajukan. k.
Guru mengkomunikasikan tugas yang harus dikerjakan
√
Tidak terlaksana karena sedang pembahasan materi baru (Mengenal Bumi)
√ √ √ √ Tidak terlaksana √ √ √
a. Setelah selesai pembelajaran
oleh siswa.
I. 28.
guru memberikan tugas individu dan kelompok kepada siswa. Tugas individu siswa diberikan 4 soal esay tetang materi mengenal bumi dan tugas kelompok guru menginstruksikan siswa untuk melakukan observasi l. Guru menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk √ planetarium. tampilan tugas yang baik. b. Guru menyampaikan indikator tugas individu dan tugas kelompok m. Guru menyampaikan peran setiap anggota kelompok untuk √ c. Guru menyampaikan peran tugas yang dikerjakan secara kelompok. setiap anggota kelompok sehingga tidak ada yang saling mengandalkan n. Guru mengumpulkan tugas siswa sesuai batas waktu yang √ d. Guru memberikan batas telah ditentukan. tugas individu selama 1 minggu sedangkan tugas kelompok sampai UAS o. Guru menilai kesesuain tugas dengan kriteria yang sudah √ e. Tidak teramati secara ditetapkan. langsung Penilaian Kompetensi Keterampilan (Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik, Penilaian Projek, Penilaian Produk, atau Penilaian Portofolio) Penilaian Kinerja
a.
Guru menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada siswa.
√
j.
Guru memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang kriteria penilaian.
√
a. Sebelum siswa melaksanakan presentasi guru memberikan arahan dan menyampaikan penilaian yang akan dinilai kepada siswa. b. Guru menjawab pertanyaan siswa bagi siswa yang belum paham tentang
penilaian dalam melaksanakan presentasi k.
l.
29.
Penilaian Proyek
Penilaian Portofolio
√ √
m. Guru mencatat hasil penilaian dan mendokumentasikan hasil penilaian.
√
a.
Guru menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada siswa.
√
h.
Guru menyampaikan tugas kepada siswa dan memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan.
√
i.
Guru melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan proyek. Guru mencatat hasil penilaian.
j.
30.
Guru menyampaikan tugas kepada siswa dan memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes kinerja. Guru melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
a. j.
Guru melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya pada saat kegiatan tatap muka. Guru melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria
√ √
√ √
c. Guru memerikasa kesedian power point, laptop, dan proyektor d. Pelaksanaan presentasi dinilai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan e. Guru dan siswa yang memperhatikan presentasi menilai presentasi yang dilakukan oleh siswa didepan kelas. a. Guru menilai projek dengan pembuatan power point, siswa di tugaskan membuat power point semenarik dan sekreatif mungkin agar mendapat nilai yang memuaskan. b. Sebelum membuat projek guru memberikan materi yang akan di buat dalam power point c. Tidak teramati secara langsung d. Guru mencatat nilai secara langsung ketika siswa sedang melakukan presentasi
penilaian yang telah disepakati bersama dengan siswa. Siswa mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi dirinya. l. Guru mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah ditentukan. m. Guru memberikan nilai akhir portofolio masing-masing siswa disertai umpan balik. k.
Tidak terlaksana √ √ √
Jakarta, 9 November 2016 Pengamat
Prisda Ayutt Mutiami NIM. 1112015000086
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
:
SMA Negeri 5 Depok
Mata Pelajaran
:
Geografi
Kelas/Semester
:
X MIA-IIS/ 1
Materi
:
Langkah Penelitian Geografi
Alokasi Waktu
:
18 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkanmasalah. 2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Materi Kompetensi Dasar 3.1.
Menganalisis langkah-langkah penelitian geografi terhadap fenomena geosfera.
4.2. Menyajikan contoh penerapan langkah-langkah penelitian
Indikator 3.1.1 Siswa dapat menjelaskan sifat studi geografi 3.1.2 Siswa dapat menjelaskan gejala-gejala litosfer, atmosfer, dan hidrosfer dengan pendekatan geografis. 3.1.3 Siswa dapat menjelaskan unsurunsur pokok dalam penelitian dan penyusunan karya tulis geografi. 3.1.3 Siswa dapat mengolah datadata dengan metode statistik atau dengan telaah kepustakaan 4.2.1 Siswa dapat menyajikan karya tulis sesuai dengan format
geografi dalam bentuk laporan observasi lapangan
kaidah yang berlaku dengan bahasa yang benar 4.2.2 Siswa dapat menyajikan contoh penerapan langkah-langkah penelitian geografi dalam bentuk laporan observasi lapangan 4.2.3 Siswa dapat membuat makalah ilmiah geografi yang berkaitan dengan lingkungan hidup 4.2.4 Siswa dapat mengaplikasikan hasil penelitian geografi
C. Materi
Sifat studi geografi Pendekatan analisis studi geografi Metode analisis Geografi Teknik pengumpulan data geografi Teknik analisis data geografi Publikasi hasil penelitian geografi
D. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I
Tahapan
Pendahuluan
Kegiatan
Apersepsi : Kilas balik materi SMP/MTs
Memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
Waktu
15
Mengamati
Kegiatan Inti
Peserta didik ditugasi mengamati sejumlah laporan kajian geografi yang berkaitan dengan lingkungan hidup atau diminta untuk membaca artikel dari jurnal geografi. Peserta didik ditugasi membaca buku tentang
100
metode penelitian geografi untuk memahami sifat studi, pendekatan, metode analisis, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data geografi, serta publikasi hasil penelitian geografi Penutup
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas, kemudian memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami.
20
Pertemuan II
Tahapan
Pendahuluan
Kegiatan
Waktu
Apersepsi: Menyapa kemudian mendata kehadiran peserta didik.
Memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
15
Menanya
Kegiatan Inti
Penutup
Pertemuan III
Peserta didik diminta untuk membuat sejumlah pertanyaan yang ingin diketahuinya setelah membaca laporan kajian geografi, artikel, atau buku tentang metode penelitian geografi, atau Setiap peserta didik menentukan topik penelitian tentang suatu objek atau masalah geografi yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Berdasarkan topik tersebut, peserta didik mengajukan sejumlah pertanyaan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitiannya Memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama menarik kesimpulan materi.
100
untuk 20
Tahapan
Kegiatan
Waktu
Apersepsi: Menyapa dan mengabsen.
Menanyakan Indonesia.
Pendahuluan
fenomena geosfer
terbaru
yang
terjadi
di 15
Mengaitkan antara definisi ilmu geografi dengan objek studi geografi.
Mengumpulkan Data
Kegiatan Inti
Penutup
peserta didik secara berkelompok merencanakan suatu kegiatan penelitian yang bersifat geografi. Setiap langkah penelitian dideskripsikan dengan cermat, atau setiap kelompok menelaah laporan penelitian geografi yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan melaporkannya dalam bentuk tabel dua kolom. Kolom pertama berisi komponen langkah-langkah penelitian dan kolom kedua berisi deskripsi tentang hasil telaahannya, atau secara kelompok, peserta didik mencoba melakukan penelitian geografi secara sederhana yang berkaitan dengan aspek lingkungan hidup dengan langkah-langkah penelitian yang benar.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
100
20
Pertemuan III
Tahapan
Pendahuluan
Kegiatan
Apersepsi: guru menyapa peserta didik dan mengabsen.
Guru bertanya tentang struktur kajian ilmu geografi.
Apersepsi: guru menyapa peserta didik dan mengabsen.
Guru bertanya tentang sejarah perkembangan ilmu geografi.
Waktu
15
Mengumpulkan Data Kegiatan Inti
peserta didik secara berkelompok merencanakan suatu kegiatan penelitian yang bersifat geografi dan mengenai lingkungan hidup. Setiap langkah penelitian
100
dideskripsikan dengan cermat, atau setiap kelompok menelaah laporan penelitian geografi dan melaporkannya dalam bentuk tabel dua kolom. Kolom pertama berisi komponen langkah-langkah penelitian dan kolom kedua berisi deskripsi tentang hasil telaahannya, atau secara kelompok, peserta didik mencoba melakukan penelitian geografi secara sederhana dengan langkahlangkah penelitian yang benar.
Penutup
Memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
Mengumpulkan lembar observasi kepada guru.
Bersama-sama menarik kesimpulan materi.
20
Pertemuan V
Tahapan
Pendahuluan
Kegiatan
Apersepsi: guru menyapa peserta didik, kemudian mengabsen.
Memberikan pertanyaan mengenai pendekatan-pendekatan dalam geografi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Waktu
15
Mengasosiasi
Kegiatan Inti
Penutup
Pertemuan VI
Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pentingnya penelitian geografi yang dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis. atau Peserta didik ditugasi untuk membuat hubungan antar komponen penelitian sehingga diperoleh wawasan tentang pentingnya penelitian dalam mengembangkan suatu ilmu. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama menarik kesimpulan materi.
100
20
Tahapan
Kegiatan
Apersepsi: guru menyapa peserta didik, kemudian mengabsen.
Memberikan pertanyaan mengenai gejala geografi dalam geografi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Waktu
15
Memberikan pertanyaanmengenai manfaat geografi dalam kehidupan sehari-hari.
Mengomunikasikan
Kegiatan Inti
Penutup
Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil kajian geografi dalam forum diskusi kelas, atau Peserta didik diminta untuk membuat sebuah artikel atau ringkasan laporan hasil penelitian yang dipublikasi melalui majalah dinding atau diunggah di media internetatau Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil telaahan naskah laporan penelitian geografi dalam bentuk narasi yang disajikan dalam diskusi atau diunggah di internet. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama menarik kesimpulan materi.
E. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik
Tugas individu Tugas kelompok Pengamatan Sikap Tes Unjuk Kerja Tes Tertulis Portofolio
Bentuk Instrumen
Tes lisan Hasil kerja kelompok Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik Tes Uraian dan Pilihan Panduan Penyusunan Portofolio
F. Jenis tagihan : Tugas Individu Bentuk tagihan: Tes Lisan Contoh Instrumen : Berikan contoh kasus penerapan konsep aglomerasi. (Tugas terstruktur)
100
20
Rubrik Penilaian tugas individu
Aspek
Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun dan sistematis Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan Pendapat mencerminkan penerapan konsep yang dijelaskan Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian Nilai Kualitatif A B C D
Nilai Kuantitatif > 80 75 – 80 72 – 74 < 72
G. Jenis tagihan : Tugas Kelompok Bentuk tagihan :
Hasil Kerja Kelompok
Contoh Instrumen : Diskusikan mengenai ruang lingkup dan objek studi ilmu geografi. (Tugas terstruktur)
Rubrik Penilaian Diskusi Aspek A. Isi Materi Ketikan menarik dan mudah dimengerti serta sistematis Hasil diskusi menggambarkan pengetahuan dasar geografi Terlihat perbedaan yang jelas antar konsep, prinsip, pendekatan, aspek, dan objek geografi B. Kerjasama Kelompok Semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi Semua anggota kelompok mengerti dan memahami mengenai materi yang di diskusikan C. Presentasi Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan audien Dapat menyampaikan materi dengan suara yang baik, bahasa yang santun dan sistematis
Nilai
Menyampaikan materi dengan intonasi dan bahasa tubuh yang menyakinkan audien Memberikan tanggapan/jawaban yang benar dan sesuai pemecahan masalah Nilai rata-rata Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif A B C D
Nilai Kuantitatif > 80 75 – 80 72 – 74 < 72
a. Lembar Tes Unjuk Kerja
b. Lembar Tes Tertulis 1. Uraikan cara memilih topik dan objok geografi untuk suatu penelitian 2. Jelaskan unsure-unsur pokok dalam penelitian dan penyusunan karya ilmiah 3. Buatlah susunan (format) dalam menyajikan karya tulis ilmiah. Apa bedanya dengan susunan makalah ? 4. Jelaskan kaidah, aturan, atau teknik dalam menulis penelitian ilmiah. 5. Jelaskan arti hal-hal berikut ini. a. Sampling d. Statistik b. Populasi e. Berpikir Rasional c. 0p. Cit f. Telaah Kepustakaan
c. Lembar Portofolio
G. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar Media/Alat
Gambar, Jurnal, Buku Penelitian
Bahan
-
Sumber Belajar
Geografi Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Mengetahui, Kepala SMA Negeri 5 Depok Pelajaran
Achmad Zarkasih, S.Pd NIP : 192906121983051002
Depok, Juli 2016 Guru Mata
Ade Prihatini Asrie S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
:
SMA Negeri 5 Depok
Mata Pelajaran
:
Geografi
Kelas/Semester
:
X MIA-IIS/ 1
Materi
:
Mengenal Bumi
Alokasi Waktu
:
18 x 45 menit (6 pertemuan)
A. Kompetensi Inti 1. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkanmasalah. 2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 3.2. Menganalisis dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan.
Indikator 3.2.1 Mendeskripsikan hipotesis mengenai terjadinya jagad raya dan tata surya 3.2.2 Mengklasifikasi planet berdasarkan kedudukan terhadap bumi dan asteroid serta berdasarkan sifat dan ukurannya 3.2.3 Mengidentifikasi proses terjadinya, bentuk, dan sifat anggota Jagat Raya 3.2.4 Mendeskripsikan sejarah pembentukan bumi 3.2.5 Menjelaskan perkembangan bentuk muka bumi 3.2.6 Mengidentifikasi karakteristik
lapisan bumi 4.3. Mengolah informasi dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan dan menyajikannya dalam bentuk narasi dan gambar ilustrasi.
4.3.1 Mengolah informasi dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan dan menyajikannya dalam bentuk narasi dan gambar ilustrasi.
C. Materi
Teori penciptaan planet bumi. Gerak rotasi dan revolusi bumi Karakteristik lapisan bumi dan pergeseran benua Kala geologi dan sejarah kehidupan Kelayakan planet bumi untuk kehidupan.
D. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I Tahapan
Kegiatan
Apersepsi: Menyapa dan mengabsen.
Menanyakan tentang benda-benda langit yang ada di Jagat Raya.
Pendahuluan
Menanyakan mengenai keberadaan planet.
Menanyakan mengenai urutan planet dalam tata surya.
Waktu
15
Mengamati:
Kegiatan Inti
Peserta didik ditugasi membaca buku teks pelajaran dan sumber lainnya (majalah dan internet) yang memuat gambar dan ilustrasi teori penciptaan planet bumi, gerak rotasi dan revolusi bumi, karakteristik perlapisan bumi, pergeseran benua, kala geologi dan sejarah kehidupan, serta kelayakan planet bumi untuk kehidupan; atau Peserta didik diminta untuk menyaksikan tayangan audio visual tentang planet
Penutup
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
100
20
Pertemuan II
Tahapan
Kegiatan
Apersepsi: Menyapa dan mengabsen.
Menanyakan tentang benda-benda langit yang ada di Jagat Raya.
Pendahuluan
Menanyakan mengenai keberadaan planet.
Menanyakan mengenai urutan planet dalam tata surya.
Waktu
15
Menanya
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta mengajukan pertanyaan yang menarik minatnya tentang teori penciptaan planet bumi, dampak gerak rotasi dan revolusi bumi, karakteristik perlapisan bumi, teori pergeseran benua, dan kala geologi, serta sejarah kehidupan, atau Peserta didik mengajukan pertanyaan setelah menyaksikan tayangan audio visual tentang planet bumibaik perorangan maupunkelompok.
Penutup
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
100
20
Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
Pertemuan III
Tahapan
Kegiatan
Apersepsi: Menyapa dan mengabsen.
Menanyakan tentang benda-benda langit yang ada di Jagat Raya.
Pendahuluan
Menanyakan mengenai keberadaan planet.
Menanyakan mengenai urutan planet dalam tata surya.
Waktu
15
Mengumpulkan Data
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta untuk membandingkan teori-teori penciptaan planetbumi, Peserta didik diminta untuk memeragakan gerak rotasi dan revolusi bumi melalui media globe dan berdiskusi tentang pengaruh gerakan planet bumi terhadap kehidupan,
Penutup
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
100
20
Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
Pertemuan IV
Tahapan
Kegiatan
Apersepsi: Menyapa dan mengabsen.
Menanyakan tentang benda-benda langit yang ada di Jagat Raya.
Pendahuluan
Menanyakan mengenai keberadaan planet.
Menanyakan mengenai urutan planet dalam tata surya.
Waktu
15
Mengumpulkan Data
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta untuk membandingkan teori-teori penciptaan planetbumi, Peserta didik diminta untuk memeragakan gerak rotasi dan revolusi bumi melalui media globe dan berdiskusi tentang pengaruh gerakan planet bumi terhadap kehidupan,
Penutup
Pertemuan V
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
100
20
Tahapan
Kegiatan
Apersepsi: Menyapa dan mengabsen.
Menanyakan tentang benda-benda langit yang ada di Jagat Raya.
Pendahuluan
Menanyakan mengenai keberadaan planet.
Menanyakan mengenai urutan planet dalam tata surya.
Waktu
15
Mengasosiasi
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta untuk memberi contoh data yang diperoleh dari referensiuntuk mendapatkan kesimpulan tentang teori penciptaan planet bumi, karakteristik perlapisan bumi, dan sejarah kehidupan serta kelayakan planet bumi untuk kehidupan. Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pengaruh rotasi dan revolusi bumi terhadap kehidupan di muka bumi Peserta didik diminta untuk menghubungkan teori pergeseran benua dengan pembentukan daratan dan samudera
Penutup
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
100
20
Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
Pertemuan VI
Tahapan
Kegiatan
Apersepsi: Menyapa dan mengabsen.
Menanyakan tentang benda-benda langit yang ada di Jagat Raya.
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Menanyakan mengenai keberadaan planet.
Menanyakan mengenai urutan planet dalam tata surya.
Mengomunikasikan
Waktu
15
100
Peserta didik diminta untuk membuat laporan hasil analisisnya dalam bentuk tulisan mapun lisan yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi yang disampaikan dalam forum diskusi atau diunggah di internet, atau Peserta didik diminta membuat animasi sederhana atau audio visual tentang materi mengenal bumi. (Untuk memotivasi belajar, animasi dan video dapat dilombakan.. ) Penutup
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
E. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik
Bentuk Instrumen
Tugas Individu Unjuk kerja Quiz Tugas kelompok Pengamatan Sikap Tes Unjuk Kerja Tes Tertulis Portofolio
A. Jenis tagihan
Tertulis Analisis gambar Tertulis Kerja kelompok Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik Tes Uraian dan Pilihan Panduan Penyusunan Portofolio
: Tugas Individu
Bentuk tagihan
: Tertulis
Contoh Instrumen :
Buatlah resume dari film proses terjadinya jagad raya dan tata surya. (Tugas terstruktur)
Rubrik Penilaian Karangan (tugas terstruktur) Sikap/Aspek yang dinilai Pengantar menunjukkan isi Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik Isi menunjukkan penjelasan dari isi film Isi disajikan dengan bahasa yang baik Penutup memberi kesimpulan akhir terhadap isi film Nilai rata-rata Kriteria Penilaian:
Nilai
20
Nilai Kualitatif A B C D
B. Jenis tagihan Bentuk tagihan
Nilai Kuantitatif 4 > 80 3 75 – 80 2 72 - 74 1 < 72
: Unjuk kerja
: Analisis gambar
Contoh Instrumen : Gambar planet dibawah ini apabila didasarkan pada batas asteroid tergolong planet (tugas terstruktur).
Planet Inner, karena venus berada pada sabuk dalam asteroid sehingga masuk kategori inner planets
C. Jenis tagihan Bentuk tagihan
: Quis : Tertulis
Contoh Instrumen : apa yang dimaksud dengan teresterial planet dan mayor planet? (tugas terstruktur) Jawaban
: Planet teresterial adalah planet yang sifat dan ukurannya hampir sama dengan bumi Planet mayor adalah planet-planet besar yang mempunyai massa kecil
Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif A B C D
Nilai Kuantitatif > 80 75 – 80 72 - 74 < 72
D. Rubrik Penilaian Kerja kelompok
Aspek Penilaian A. Poster Poster dibuat rapi, kreatif dan indah dilihat Menjelaskan mengenai bentuk dan sifat planet B. Kerjasama Kelompok Semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi Semua anggota kelompok mengerti dan memahami mengenai materi yang di diskusikan C. Presentasi Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan audien Dapat menyampaikan materi dengan suara yang baik, bahasa yang santun dan sistematis Menyampaikan materi dengan intonasi dan bahasa tubuh yang menyakinkan audien Nilai rata-rata Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif A B C D
Nilai Kuantitatif > 80 75 – 80 72 - 74 < 72
a. Lembar Tes Unjuk Kerja ………………………………………………………………………………………… .. ………………………………………………………………………………………… .. ………………………………………………………………………………………… .. ………………………………………………………………………………………… .. ………………………………………………………………………………………… .. b. Lembar Tes Tertulis 1. Tuliskan penggolongan planet dalam tata surya berdasarkan kriteria tertentu. 2. Urutkan dan klasifikasi gambar planet-planet yang ada dalam tata surya berdasarkan letaknya dari bumi. 3. Buatlah poster mengenai karakteristik dari anggota tata surya. 4. Lakukan studi pustaka ke perpustakaan mengenai proses tejadinya bumi, lalu buatlah deskripsi dari kejadian tersebut di buku Tugasmu. 5. Apa yang Anda ketahui mengenai big bang? c. Lembar Portofolio
Nilai
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
A. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar Media/Alat
Bahan Sumber Belajar
Geografi Kelas X. Jakarta: Erlangga Facil, Advanced Learning Geography 1, Penerbit Grafindo Media Pratama
Laptop dan Proyektor VCD Milky Way (Discovery Channel) VCD Penciptaan Alam Semesta (Harun Yahya)
Mengetahui, Kepala SMA Negeri 5 Depok Pelajaran
Achmad Zarkasih, S.Pd NIP : 192906121983051002
Depok, Juli 2016 Guru Mata
Ade Prihatini Asrie S.Pd
Profil Sekolah SMA Negeri 5 Depok terletak di Jalan Perumahan Bukit Rivaria Sawangan Rt 13 Rw 5 Bedahan, Sawangan, Depok, secara geografis terletak di daerah yang sejuk diantara pepohonan dan dekat sungai dengan kondisi geografis seperti ini membuat siswa dapat belajar secara kondusif. Tanah SMA Negeri 5 Depok ini milik pemerintah daerah dengan luas seluruhnya 8431 m2. SMA Negeri 5 Depok telah berdiri sejak 2002 sejak ditetapkannya SK pendirian sekolah, merupakan unit pelayanan pendidikan sekolah menengah atas, yang dipimpin oleh Bapak Achmad Zarkasih S.Pd.
Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok SMA Negeri 5 Depok sudah berdiri sejak tahun 2003 merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Depok, yang beralamat di Perum Bukit Rivaria Sektor IV Sawangan, Depok, Jawa Barat. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 5 Depok ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. SMAN 5 Depok adalah salah satu sekolah Adiwiyata di kota Depok dan sedang melalui seleksi sekolah adiwiyata tingkat nasional. SMAN 5 depok merupakan sekolah yang asri dan banyak pepohonan. Sekolah ini mengusung 5 dasar program adiwiyata, yaitu kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok Visi Sekolah SMA Negeri 5 Depok sekolah yang berprestasi, berbudaya, berakhlak mulia, serta peduli lingkungan
Misi Sekolah (a) Mengembangkan potensi warga sekolah secara optimal (b) Meningkatkan profesionalisme personal dengan membudayakan etos kerja (c) Menjadikan sekolah unggulan di kota Depok (d) Menciptakan budaya kekeluargaan, religius, dan menyenankan yang peduli lingkungan (e) Mengembangkan intelektual dan kreatifitas siswa (f)
Melindungi dan mengelola lingkungan hidup
(g) Mengadakan bank sampah dilingkungan warga sekolah (h) Mengadakan mini komposer
Data Sarana dan Prasarana
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Prasarana Bank Mini Laboratorium IPA Laboratorium Komputer Lapangan Basket Lapangan Futsal/Upacara Mesjid Perpustakaan Ruang BK Ruang Dapur Ruang Gudang Ruang Guru Ruang Kantin Ruang Kepsek Ruang Komposter Ruang Koperasi Ruang Lobi Ruang Multimedia Ruang OSIS Ruang Penjernihan Air Ruang SATPAM Ruang TU Ruang UKS Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wirausaha WC Guru Laki-laki WC Guru Perempuan WC Siswa Laki-laki WC Siswa Perempuan X IIS 1 X IIS 1 FILIAL X IIS 2 X IIS 3 X IIS 4 X IIS 5
Panjang (m)
Lebar (m)
5 9 9 0 0 10 9 3 5 9 8 0 7 5 4 10 9 3 5 5 9 9 8 6 2 2 2 2 9 8 9 9 9 9
10 8 8 0 0 10 9 7 10 3 18 0 8 6 6 10 8 7 1,5 5 8 8 9 6 1 1 1 1 8 9 8 8 8 8
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
X MIA 1 X MIA 1 FILIAL X MIA 2 X MIA 2 FILIAL X MIA 3 X MIA 4 X MIA 5 XI IIS 1 XI IIS 2 XI IIS 3 XI IIS 4 XI MIA 1 XI MIA 2 XI MIA 3 XI MIA 4 XI MIA 5 XI MIA 6 XII IIS 1 XII IIS 2 XII IIS 3 XII IIS 4 XII MIA 1 XII MIA 2 XII MIA 3 XII MIA 4 XII MIA 5
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Sarana Tempat Sampah Papan pengumuman Papan Tulis Meja Siswa Speaker Papan Tulis/White Board Kursi Guru Meja Guru LCD Proyektor Jam Dinding Simbol Kenegaraan
9 8 9 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 Jumlah 2 1 2 36 1 2 1 1 1 1 3
8 9 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Letak X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Kipas angin Kursi Siswa Layar (Screen) Lemari Hardisk Telepon Televisi Mesin Fax Air Conditioners Mesin cetak Meja Printer Kursi TU Papan Henger Jam Dinding Brankas Pengeras Suara Brankas Papan Statistik Filling Cabinet Dispenser Scanner Loker Loker Lemari Komputer TU Mesin Ketik Meja Guru Kursi Guru Meja Siswa Simbol Kenegaraan Kipas angin Papan pengumuman Layar (Screen) Kursi Siswa LCD Proyektor Jam Dinding Dispenser Tempat Sampah
1 36 1 7 2 1 1 1 3 2 15 7 15 1 1 2 4 1 1 3 1 1 5 1 1 8 1 1 1 44 1 1 1 1 44 1 1 1 2
X IIS 4 X IIS 4 X IIS 4 Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU Ruang TU XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 1
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
Papan Tulis/White Board Speaker Jam Dinding Tempat Sampah Meja Siswa Papan Tulis/White Board LCD Proyektor Speaker Layar (Screen) Simbol Kenegaraan Papan pengumuman Kursi Guru Kursi Siswa Kipas angin Meja Guru Papan Tulis Meja Lemari simpan Administrasi Printer Simbol Kenegaraan Komputer PC Water Bath Kipas angin Kursi Siswa Kursi Guru Layar (Screen) Dispenser Speaker Jam Dinding Meja Guru Papan Tulis/White Board Papan pengumuman LCD Proyektor Simbol Kenegaraan Meja Siswa Papan Tulis/White Board Meja Siswa Kursi Siswa Tempat Sampah
2 1 1 2 43 2 1 1 1 1 1 1 43 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 44 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 44 1 40 40 2
XI IIS 1 XI IIS 1 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 XI IIS 2 Ruang OSIS Ruang OSIS Ruang OSIS Ruang OSIS Ruang OSIS WC Guru Laki-laki XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 XII IIS 3 X MIA 2 FILIAL X MIA 2 FILIAL X MIA 2 FILIAL XII MIA 3
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128
Meja Siswa Kipas angin Papan pengumuman Kursi Guru Speaker Meja Guru Jam Dinding Layar (Screen) Lemari Papan Tulis Papan Tulis/White Board Simbol Kenegaraan LCD Proyektor Kursi Siswa Lainnya Lampu Lainnya Mesin Air Jet Spining Mesin Air Jet Spining Lainnya Lainnya Gelas Piala Laptop Video camera Vas flower Televisi Printer Papan Henger Monitor Lemari Jam Dinding Meja Kerja / sirkulasi Komputer PC Kursi dan Meja Tamu Dispenser Cermin Air Conditioners LCD Proyektor Papan Tulis/White Board
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 44 1 3 6 1 1 1 1 20 8 1 1 3 1 2 1 7 1 1 1 2 1 1 2 1 2
XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 XII MIA 3 Ruang Penjernihan Air Ruang Penjernihan Air Ruang Penjernihan Air Ruang Penjernihan Air Ruang Penjernihan Air Ruang Penjernihan Air Ruang Penjernihan Air Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek Ruang Kepsek X IIS 3 X IIS 3
129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167
Kipas angin Tempat Sampah Kursi Guru Dispenser Speaker Jam Dinding Kursi Siswa Meja Guru Simbol Kenegaraan Layar (Screen) Meja Siswa Papan pengumuman Meja Kerja / sirkulasi Radio Tape Kursi Kerja Kursi Kerja Speaker Papan pengumuman Aqua Dispenser Radio Jam Dinding Buku Data Tamu Sapu ijuk Lampu Senter/Batere Speaker Jam Dinding Kursi Guru Dispenser Lainnya Simbol Kenegaraan Kursi Siswa Kipas angin Papan Tulis/White Board Layar (Screen) Papan pengumuman Tempat Sampah Meja Guru Meja Siswa LCD Proyektor
2 2 1 1 1 1 35 1 1 1 35 1 1 1 2 4 1 1 1 2 1 2 1 4 1 1 1 1 1 1 36 1 2 1 1 1 1 36 1
X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 X IIS 3 Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM Ruang SATPAM X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1 X IIS 1
168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206
Lainnya Dispenser Jam Dinding Kursi Guru Papan pengumuman Layar (Screen) Simbol Kenegaraan Meja Guru LCD Proyektor Kursi Siswa Meja Siswa Papan Tulis/White Board Tempat Sampah Kipas angin Meja Siswa Speaker Meja Guru Kursi Siswa Kursi Guru Papan Tulis/White Board Kipas angin Simbol Kenegaraan Speaker Jam Dinding Layar (Screen) LCD Proyektor Tempat Sampah Microphone Kursi Guru Speaker Papan Tulis Air Conditioners Lemari Jam Dinding LCD Proyektor Kendang Baju Meja Multimedia Meja Pimpinan
2 1 1 1 1 1 1 1 1 42 42 2 2 2 41 1 1 41 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 67 2 2 6 3 1 1 2 5 20 2
Lapangan Basket XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 XII MIA 4 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 X MIA 5 Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia
207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245
Amplifier Simbol Kenegaraan Microphone Stand Gayung Ember air Screen Water Bath Kursi dan Meja Tamu Dispenser Printer Kursi Guru Air Conditioners Papan pengumuman Meja Guru Lemari simpan Administrasi Komputer PC Box DOC Lainnya Kursi Siswa Papan pengumuman Papan Tulis/White Board Layar (Screen) LCD Proyektor Speaker Jam Dinding Kursi Siswa Kipas angin Simbol Kenegaraan Kursi Guru Meja Guru Tempat Sampah Papan Tulis Lemari Meja Siswa Meja Siswa Simbol Kenegaraan LCD Proyektor Kursi Siswa Kipas angin
1 1 2 4 4 1 8 1 1 1 3 1 1 5 2 1 2 4 6 1 2 1 1 1 1 40 1 1 1 1 2 1 1 40 43 1 1 43 2
Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia Ruang Multimedia WC Siswa Perempuan Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK Ruang BK XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 XI MIA 5 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3
246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284
Speaker Meja Guru Papan Tulis/White Board Jam Dinding Layar (Screen) Tempat Sampah Kursi Guru Dispenser Papan pengumuman Water Bath Kursi Guru Meja Siswa Tempat Sampah LCD Proyektor Jam Dinding Papan Tulis/White Board Meja Guru Papan pengumuman Kursi Siswa Papan Tulis Simbol Kenegaraan Kipas angin Speaker Layar (Screen) Dispenser Papan pengumuman Kursi Guru Jam Dinding LCD Proyektor Meja Guru Tempat Sampah Kursi Siswa Meja Siswa Simbol Kenegaraan Layar (Screen) Kipas angin Speaker Papan Tulis/White Board Kursi Guru
1 1 2 1 1 2 1 1 1 5 1 39 2 1 1 2 1 1 39 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 42 42 1 1 2 1 2 1
X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 X MIA 3 WC Siswa Laki-laki X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 X IIS 2 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 3 XI MIA 1
285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323
Tempat Sampah Kursi Siswa Layar (Screen) Papan Tulis/White Board Jam Dinding Kipas angin Meja Guru Simbol Kenegaraan Meja Siswa Dispenser Speaker LCD Proyektor Kalkulator Printer Jam Dinding Aqua Dispenser Tablet Air Conditioners Laptop Meja Kerja / sirkulasi Meja Kerja / sirkulasi Kursi Kerja Lemari Filing Kabinet Printer TU Kursi Guru Jam Dinding Speaker Kursi Siswa Dispenser Layar (Screen) Papan Tulis/White Board Tempat Sampah LCD Proyektor Meja Guru Meja Siswa Papan pengumuman Kipas angin Lemari UKS
2 43 1 2 1 2 1 1 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 7 2 1 1 1 1 1 41 1 1 2 2 1 1 41 2 2 5
XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 XI MIA 1 Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini Bank Mini XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 XI MIA 2 Ruang UKS
324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362
Meja UKS Kursi UKS Timbangan Badan Dispenser Tempat Sampah Kipas angin Kotak obat PPPK Air Conditioners Cermin Tempat Tidur UKS Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Tempat Sampah Jam Dinding Papan pengumuman Simbol Kenegaraan Dispenser Kipas angin LCD Proyektor Papan Tulis/White Board Speaker Layar (Screen) Papan pengumuman Kipas angin Jam Dinding Papan Tulis/White Board White Board Marker/Spidol Meja Guru Kursi Siswa Tempat Sampah LCD Proyektor Dispenser Simbol Kenegaraan Kursi Guru Layar (Screen) Meja Siswa Speaker
2 6 2 1 1 1 1 2 1 4 38 38 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 40 2 1 1 1 1 1 40 1
Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS Ruang UKS XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 XI IIS 4 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5 X IIS 5
363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401
Kursi Guru Simbol Kenegaraan Tempat Sampah Meja Siswa Layar (Screen) Kursi Siswa LCD Proyektor Meja Guru Jam Dinding Speaker Kipas angin Papan pengumuman Papan Tulis/White Board Layar (Screen) LCD Proyektor Kipas angin Meja Guru Tempat Sampah Papan Tulis Papan Tulis/White Board Simbol Kenegaraan Speaker Meja Siswa Kursi Guru Lemari Papan pengumuman Kursi Siswa Jam Dinding Meja Siswa Kursi Siswa Papan Tulis/White Board Printer Laser Komputer PC Lainnya Rak Alat Freezer Mesin cetak Meja Lainnya
1 1 2 40 1 40 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 43 1 1 1 43 1 40 40 1 2 2 1 1 1 1 1 4
XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XI MIA 6 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 XII MIA 5 X IIS 1 FILIAL X IIS 1 FILIAL X IIS 1 FILIAL Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Koperasi Ruang Lobi Ruang Lobi
402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440
Lcd Tv / Monitor Kursi dan Meja Tamu Kabel Rak TV Gantung Kursi dan Meja Tamu Lainnya Water Bath Meja Speaker Kursi Siswa Lainnya Rak kecil Lainnya Lainnya Lainnya Pot semai Dispenser Lainnya Air Conditioners Buku Filling Cabinet Kalkulator Komputer PC Papan pengumuman Meja Kerja / sirkulasi Kursi Baca Meja Baca Rak Buku Jam Dinding Lemari Tempat Sampah Papan penyekat Speaker Stabilizer LCD Proyektor Jam Dinding Kipas angin Dispenser Papan Tulis/White Board
2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 2 4 1 1 20 1 1 4 5616 1 2 1 1 1 4 9 1 2 3 1 114 1 1 1 1 2 1 2
Ruang Lobi Ruang Lobi Ruang Lobi Ruang Lobi Ruang Lobi Ruang Lobi WC Guru Perempuan Ruang Kantin Ruang Kantin Ruang Kantin Ruang Komposter Ruang Komposter Ruang Komposter Ruang Komposter Ruang Komposter Ruang Komposter Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2
441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479
Speaker Papan pengumuman Kursi Guru Layar (Screen) Tempat Sampah Kursi Siswa Meja Guru Simbol Kenegaraan Lemari Meja Siswa Tabung gas besar + regulator Matras Mesin Potong Mesin Air Jet Spining Kipas angin Speaker Amplifier Dispenser Papan pengumuman Layar (Screen) Kursi Siswa Kipas angin Meja Guru LCD Proyektor Meja Siswa Speaker Jam Dinding Kursi Guru Papan Tulis/White Board Simbol Kenegaraan Tempat Sampah Layar (Screen) Papan pengumuman Lemari Meja Guru Papan Tulis Speaker Kursi Siswa Jam Dinding
1 1 1 1 2 45 1 1 1 45 3 4 2 1 2 1 1 1 1 1 44 2 1 1 44 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 42 1
XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 XII IIS 2 Ruang Gudang Ruang Gudang Ruang Gudang Ruang Gudang Mesjid Mesjid Mesjid XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 1 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2
480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507
Tempat Sampah LCD Proyektor Meja Siswa Kipas angin Papan Tulis/White Board Kursi Guru Simbol Kenegaraan Magic Jar Lainnya Rak Alat Box Plastik Golok Piring Kue Wajan Besar Panci Tabung gas besar + regulator Cobek dan Ulekan Sendok Sayur Kulkas (Refrigator) Tempat Sampah Kompor gas Sendok Dan Garpu Makan Sendok Set (Spoon Set) Sendok pengaduk Pisau Dispenser Ember Piring Makan
2 1 42 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 6 6 2 2 1 1 1
508
Hub/Switch hub
1
509
Komputer PC
2
510
Komputer PC
20
511
Komputer server
2
512
Air Conditioners
2
513 514
Meja Kabel
30 1
XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 XII MIA 2 Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Ruang Dapur Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium
515
Modem
1
516
Monitor
41
517
Printer
1
518
Printer
1
519
Printer
2
520
Router
1
521
Scanner
1
522
Speaker
1
523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545
Kursi Siswa Kipas angin Jam Dinding Meja Siswa Kursi Guru LCD Proyektor Papan Tulis/White Board Speaker Meja Guru Papan pengumuman Papan Tulis Simbol Kenegaraan Kursi Siswa Layar (Screen) Tempat Sampah Lemari Lemari Bahan Lemari Bahan Kabel Lainnya Lainnya Blender Lainnya
24 1 1 40 1 1 2 1 1 1 2 1 40 1 2 1 1 2 1 5 2 5 1
Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 X MIA 4 Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha
546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584
Lainnya Monitor Oven Palet Meja Panci Set Meja Potong Lainnya Meja cetak Meja Mangkok Kompor Mesin Obras Lainnya Accu Lainnya Lainnya Toples Rubber Sablon Sablon Sablon Tabung LPG Steamer Lainnya Setrika listrik Monitor Lainnya Lainnya Lainnya Lainnya Lainnya Lainnya Kulkas Kipas angin Etalase Makanan Kabel Mesin bordir Kompor
4 1 1 5 2 2 2 2 1 1 5 2 2 2 2 1 1 10 2 4 5 5 5 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 2
Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha Ruang Wirausaha
585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623
Papan Tulis/White Board Kursi Siswa LCD Proyektor Layar (Screen) Dispenser Papan pengumuman Tempat Sampah Jam Dinding Speaker Kipas angin Kursi Guru Lemari Meja Siswa Meja Guru Simbol Kenegaraan Jam Dinding Papan Tulis/White Board Papan pengumuman Kursi Guru LCD Proyektor Speaker Meja Guru Simbol Kenegaraan Kipas angin Layar (Screen) Kursi Siswa Meja Siswa Tempat Sampah Layar (Screen) Meja Siswa Kipas angin Papan Tulis/White Board Kursi Siswa Kursi Guru LCD Proyektor Jam Dinding Dispenser Simbol Kenegaraan Lemari
2 45 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 45 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 40 40 2 1 45 2 2 45 1 1 1 1 1 1
XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 XII IIS 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 X MIA 1 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4
624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641
Tempat Sampah Meja Guru Speaker Papan pengumuman Jam Dinding Papan Tulis/White Board Papan Tulis Kursi Siswa Simbol Kenegaraan Layar (Screen) Kursi Guru Speaker Meja Guru Tempat Sampah Meja Siswa LCD Proyektor Kipas angin Papan pengumuman
2 1 1 1 1 2 2 42 3 1 1 1 1 2 42 1 1 1
642
Air Conditioners
1
643
Filing Kabinet
2
644
Monitor
3
645
Papan pengumuman
1
646
Lemari
8
647
Tempat Sampah
1
648
Kursi Kerja
4
649
Meja
4
650
Kulkas (Refrigator)
1
651
Amplifier
1
652
Komputer PC
3
653
Printer
1
XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 XII IIS 4 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 X MIA 2 Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah
654
Printer
2
655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691
Dispenser Papan Tulis/White Board Kursi Siswa Meja Siswa Meja Guru Papan pengumuman Tempat Sampah Jam Dinding Speaker LCD Proyektor Kursi Guru Kursi Guru Simbol Kenegaraan Papan Tulis/White Board Papan Tulis Layar (Screen) Meja Siswa Kipas angin Komputer PC Meja Guru Dispenser Tape Recorder Speaker Printer Kursi Guru Jam Dinding Televisi Air Conditioners Komputer PC Papan pengumuman Lemari Kursi Siswa Lemari Compound Microscope Washtafel Jam Dinding Meja Praktik Siswa
1 41 41 41 1 1 2 1 1 1 39 1 3 2 1 1 39 1 1 50 1 1 20 3 48 1 1 6 1 1 14 59 2 18 1 1 8
Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah X MIA 1 FILIAL X MIA 1 FILIAL X MIA 1 FILIAL XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 XI IIS 3 Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Ruang Guru Laboratorium IPA Laboratorium IPA Laboratorium IPA Laboratorium IPA Laboratorium IPA Laboratorium IPA
692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711
Kipas angin Meja Guru Kursi Guru Speaker LCD Proyektor LCD Proyektor Kursi Siswa Kursi Guru Tempat Sampah Meja Guru Kipas angin Layar (Screen) Meja Siswa Speaker Papan Tulis/White Board Jam Dinding Papan pengumuman Simbol Kenegaraan Lampu Sound/Vocal Total
2 1 1 1 1 1 40 1 2 1 2 1 40 1 2 1 1 1 1 1 9918
Laboratorium IPA Laboratorium IPA Laboratorium IPA Laboratorium IPA Laboratorium IPA XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4 XI MIA 4
Tenaga Pendidik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama AAS SUTISNA ACHMAD MUHARROM ACHMAD ZARKASIH ADE PRIHATINI ASRIE AGUS SOLICHIN AGUS WALUYO AHMAD SUANDI AHMAD SYAMSURI AHMAD WAHYUDIN AHMAD YUSUF ALEX YUANDRI ALPIYANAH AMORA RIANA ANAH MULYANTI ANANG SURYANA ANGGIA MEGIANA PUTRI BADRIAH CUT NURLIA APRILNA DEPA SRI SUNDARI DEWI AZIEZAH DHIAN FAKHRUL JANNAH DWI ANGGORO DWI WULANSARI EDI IRFAN EDY SURYADI EKA SUPRIYADI ELIS SITI HALIMAH EVI MALINI FATHAN HADYAN RIZKI FATIMAH FIRMAN HARIS RABBANI HASANUDIN HENDRI
Gelar S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd.I S.Pd, M.Pd S.Sos
Dra S.E., S.E. S.Kom S.E. S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd
S.Si
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
HENI HERLINDA HENNY NOVIANTY HERMANTO HOTMA MANIK IDA ROYANI IRIANTO LILIS SYARIFAH LUTHPI BARSAN M.ACHMADI M.ARIF MACHMUD ASENI MAHYUDIN MUAROF MEILISMA IKHRIANI LUBIS MUHAMAD YUNUS MUHAMMAD MUHAMMAD SHOLIHUL HADI NING SETIANTI NONA TIARA AMANDA NOVIA DYAH KUSUMA DEWI NOVIT IRWANTO NURBAITI FADHILLAH NURDIN PUJI PURWANTO REVANO LOBO RIAN SAMHURIANATA RINI HERNAJANI RININGSIH PURBAWATI RIZKA RAHMI JULIANI
63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
ROHMA INDRAWATI RUSDIAN SUPARJO SAKBAN PURNOMO SALMAH SAMSIAH SAMSON SURYATNE ATTAP SITI BAROROH SITI SAYIDAH MAKRIFAH SITI SOBARIYAH SOFYAN
S.Ag S.Pd S.Pd S.E. S.Pd S.Pd S.Pd, Drs S.Hum Drs, M.M. S.Ag, S.Pd.I S.Pd S.Pd.I
S.Pd, M.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Kom S.Sos S.Pd S.TP, S.Pd, M.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd Dra S.Ag
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
L 49
SRI MULYATI SRI RAHAYU UTAMI SRI SIDIAWATI SUBADI PRAMBUDI SUGIARTI SUKIM SURIA SYAHRUL AMIN SYARIFUDDIN TAUFIQ NURHAYATI TIKA SARTIKA TITIK MURTININGSIH TJEPPY SUHANAEDY TRI ANDOYO UMI SOLICHATIN UMRIYATUN BUDHIASIH USWATUN HASANAH WAWAN MULYADI WINARNINGSIH YUSUF BUDI PRASETYO ZAINURI Jumlah PTK P Total 44 93
S.Pd
S.Pd, M.Pd, Dr S.E. S.E., M.Pd Dra S.Pd M.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd, M.Pd A.Md, S.Pd S.Pd A.Md
Peserta Didik L 696
Jumlah Peserta Didik P Total 794
- SISWA MENURUT USIA Usia < 15 TAHUN 15 - 20 TAHUN > 20 TAHUN Total - SISWA MENURUT AGAMA Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha Konghucu Lainnya Total
1490
L 16 680 0 696
P 17 777 0 794
Total 33 1457 0 1490
L 659 29 7 1 0 0 0 696
P 759 30 5 0 0 0 0 794
Total 1418 59 12 1 0 0 0 1490
- SISWA MENURUT PENGHASILAN ORANG TUA (AYAH + IBU + WALI) Penghasilan L P Total Tidak di isi 425 439 864 Kurang dari Rp. 500,000 0 0 0 Rp. 500,000 - Rp. 999,999 8 13 21 Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999 22 21 43 Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999 109 159 268 Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000 120 158 278 Lebih dari Rp. 20,000,000 12 4 16 Total 696 794 1490
Foto-foto saat wawancara
Foto dengan guru geografi kelas X (Ibu Ade Prihatini Asrie, S.Pd)
Foto dengan guru geografi kelas XI (Ibu Ning Setianti, M.Pd)
Foto dengan guru geografi kelas XII (Bapak Dwi Anggoro, S.P
Foto dengan para siswa
Lampiran F BIODATA PENULIS Penulis bernama lengkap Prisda Ayutt Mutiami, lahir di kota Depok, pada tanggal 27 Oktober 1994. Anak pertama dari 3 bersaudara. Lahir dari pasangan Bpk. Ismail
dan
Ibu
Darliyah.
Sebelum
melanjutkan bangku kuliah di UIN Syarif Hidayatullah,
penulis
menempuh
pendidikan TK di Depok di TK Aisyiah 2 dan
MI
Taufiqurrahman
II.
Setelah
menamatkan bangku MI, penulis melanjutkan sekolahnya di Pondok Pesantren Al-Awwabin selama 6 tahun di tingkat MTs dan MA. Semasa sekolah penulis bercita-cita menjadi seorang Guru. Hingga akhirnya penulis Alhamdulillah bisa mewujudkan keinginan penulis untuk bisa kuliah di Keguruan. Pengalaman Organisasi penulis tidak begitu banyak. Semasa sekolah di MTs. Al-Awwabin penulis pernah menjabat OSIS sebagai divisi pendidikan, anggota Pramuka Penggalang di MTs Al-Awwabin yang sering mengikuti berbagai kegiatan lomba, anggota PMR, dan sempat juga mengikuti Paskibra pada tingkat kelurahan Bedahan, Sawangan Depok. Semasa sekolah di MA. AlAwwabin penulis pernah menjabat OSIS sebagai divisi pendidikan, pernah menjabat sebagai qismul amni OPPTA(organisasi pondok pesantren putri terpadu Al-awwabin) selama 1 tahun, pernah menjabat sebagai bendahara OPPTA selama 1 tahun, dan anggota Pramuka Penegak di MA Al-Awwabin yang sering mendampingi penggalang mengikuti berbagai kegiatan lomba. Semasa kuliah pernah mengikuti organisasi PMII Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS.