PENERAPAN KONSEP AEROTROPOLIS DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNOHATTA.
Latar Belakang •
Transportasi adalah prinsip pemersatu dunia, bukan sekedar komunikasi (Marchetti dikutip oleh Kasarda, 2011). Konsep tata letak bandar udara yang
berada di pinggiran kota dan kurang terintegrasi dengan pusat kota menjadi salah satu faktor ketidak optimalan peran bandar udara. Masyarakat kota masih mengalami keterbatasan akses transportasi terpadu menuju atau dari
bandar udara sehingga sulit berpergian ke kota lainnya. Salah satu konsep yang dipopulerkan oleh John D. Kasarda adalah aerotropolis concept. Konsep ini telah diimplementasikan di beberapa bandar udara di dunia.
Latar Belakang •
Konsep tata letak bandar udara yang berada di pinggiran kota dan kurang terintegrasi dengan pusat kota menjadi salah satu faktor ketidakoptimalan peran bandar udara. Konsep aerotropolis yang telah diterapkan di bandar udara utama kelas dunia merupakan daerah yang terintegrasi dengan bandar udara dimana semua jenis aktivitas disediakan dan ditingkatkan oleh bandar udara.Bandar udara itu sendiri merupakan inti dalam fungsi utama ekonomi dengan tujuan akhir
menyokong adanya saing kota, penciptaan kerja dan kualitas hidup. Pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu untuk melihat kemungkinan penerapan konsep aerotropolis di beberapa kota di Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
Perumusan Masalah •
Dalam penulisan ini mengkaji tentang pengembangan konsep kota bandara (aerotropolis) pada Bandar udara internasional Soekarno-Hatta yang kemudian dispesifikasikan menjadi tiga permasalahan, yaitu : – Faktor apa saja yang mempengaruhi konsep kota Bandar udara (aerotropolis)? – Bagaimanakah penerapan konsep kota Bandar udara (aerotropolis) yang dimulai di Bandar udara Internasional Soekarno-Hatta? – Infrasrtuktur dan fasilitas apa saja yang akan diterapkan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta?
Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pemahaman dan penerapan konsep kota bandar udara (Aerotropolis) di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Manfaat Penelitian •
Untuk mengetahui bagaimana tata ruang dan sirkulasi bandara oleh perusahaan pengembangan bandara.
•
Mengetahui tentang standar-standar dan penataan bandara dan fasilitas penunjang sekitar bandara kota untuk menjadi kota bandara (aerotropolis).
•
Hasil dari penelitian dan penulisan ini pada akhirnya dapat dipergunakan oleh
dinas perhubungan dan perusahaan pengembangan kargo dan PT Angkasa Pura 1 dan PT Angkasa Pura 2 (Persero).
Landasan Teori Pengertian “kota” sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian “town” and “city” dalam bahasa inggris. Selain
itu, terdapat pula kapitonim “kota” yang merupakan satuan admisitrasi Negara dibawah provinsi. Sebuah kota merupakan kawasan pemukiman dan komersial yang secara fisik ditunjukan oleh kumpulan bangunan yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warga secara mandiri.
Ciri-Ciri Kota •
•
Ciri-Ciri Fisik Kota : 1.
Tersedianya tempat-tempat pasar dan pertokoan.
2.
Tersedianya tempat tempat untuk parkir.
3.
Tersedianya sarana untuk hiburan.
4.
Tersedianya sarana olah raga.
Ciri-Ciri Kehidupan Kota : 1. 2. 3. 4.
Adanya pelapisan sosial ekonomi Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi social antara warga. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
Teori Struktur Ruang Kota Teori Konsentris
Teori ini menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota (DPK) atau Central Business District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat
di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu kota.
Teori Struktur Ruang Kota Teori Sektoral Teori ini menyatakan bahwa DPK atau CBD memiliki pengertian yang sama dengan yang diungkapkan oleh Teori Konsentris.
• Sektor pusat kegiatan bisnis yang terdiri atas bangunanbangunan kontor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat perbelanjaan. • Sektor kawasan industri ringan dan perdagangan. • Sektor kaum buruh atau kaum murba, yaitu kawasan permukiman kaum buruh. • Sektor permukiman kaum menengah atau sektor madya wisma. • Sektor permukiman adi wisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas yang terdiri dari para eksekutif dan pejabat
Teori Struktur Ruang Kota Teori Inti Berganda (Harris dan Ullman, 1945) Teori ini menyatakan bahwa DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di tengah-tengah sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu growing points. Zona ini
menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas transportasi dan di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan, seperti retailing, distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain. Namun, ada perbedaan
dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada Teori Pusat Berganda terdapat banyak DPK atau CBD 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pusat kota atau Central Business District (CBD). Kawasan niaga dan industri ringan. Kawasan murbawisma atau permukiman kaum buruh. Kawasan madyawisma atau permukiman kaum pekerja. Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya. Pusat industri berat. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran. Upakota, untuk kawasan mudyawisma dan adiwisma. Upakota (sub-urban) kawasan industri
dan letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu berbentuk bundar
Bandar Udara Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal
memiliki sebuah landasan pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Bandar Udara Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat". Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia I, bandara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Bandar Udara Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandara yg berstatus bandara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandara yang berstatus bandara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Fasilitas bandara yang terpenting •
•
Sisi Udara (Air Side) : 1.
Landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat.
2.
Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal,
3.
taxiway menghubungkan apron dan run-way.
4.
Air Traffic Controller,.
5.
air rescue service
6.
Tanki Pendam
Sisi Darat (Land Side) : 1.
Terminal Bandara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi.
2.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal.
3.
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/ penjemput, termasuk taksi.
Aerotropolis Bandara tradisional telah dipandang sebagai tempat di mana pesawat beroperasi dan penumpang dan angkutan kargo. Ini pemahaman tradisional adalah memberikan cara untuk yang lebih luas, lebih menyeluruh konsep yang mengakui fakta bahwa seiring dengan inti infrastruktur aeronautika dan layanan, hampir seluruh bandara utama telah memasukkan berbagai non-aeronautika fasilitas dan layanan. Konsep mal ritel telah digabungkan kedalam terminal penumpang.
Properti bandara di luar terminal sedang dikembangkan dengan hotel dan hiburan fasilitas, konferensi dan pameran kompleks, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, dan logistik dan zona perdagangan bebas. Bandara juga sering menawarkan set melengkapi fasilitas untuk bandara dan maskapai karyawan (seperti pusat perawatan dan klinik kesehatan), serta komersial melayani warga di daerah pasar lokal.
Aerotropolis
Aerotropolis Bandara besar dengan demikian mengambil fitur metropolitan distrik pusat bisnis, semakin beroperasi sebagai titik multimodal permukaan konvergensi transportasi dengan di sekitar kantor, hotel dan komersial fasilitas. Memang, di bawah konsep kota bandara yang baru, banyak bandara yang menjadi sarana kerja, belanja, pertemuan bisnis yang signifikan dan tujuan hiburan. Di era Aerotropolis,
perusahaan-perusahaan dan kota-kota yang paling kompetitif akan
menghubungkan produk mereka dan orang-orang lebih cepat dan efisien ke pasar global ”menurut prof. John kasarda, direktur dari kenan institute di university of north carolina dan penulis buku, 2011 Aerotropolis: The Way We’ll Live Next. “Aviation is the 21st century’s physical Internet, offering speedy, longdistance physical connectivity using airports as its routers.”
Kebutuhan Konsep Aerotropolis •
Logistik dan Manufaktur JIT
•
Zona Pasar Bebas
•
Pasar Internet dan Distribusi
•
Hanggar
•
Kargo Penghubung
•
Area Perkantoran
•
Area Pameran dan Penjualan
•
Hotel, Hiburan dan Perkantoran
•
Medis dan Kesehatan
•
Pendidikan dan Penelitian
•
Pemukiman Serbaguna
Bandara Internasional Sebuah bandara yang terintergrasi dengan kawasan komersiasl yang menjadi inti dari kota baandara (aerotropolis). Dan bukan hanya sekedar pusat penerbangan.
Bandara Internasional Di abad ke 21 terminal penumpang tidak hanya sebagai daftar masuk bandara dan sebagai tempan menunggu pesawat, melainkan akan ada beberapa fungsi yang akan melayani para penumpang. Dan terminal penumpang akan terus berkembang.
Terminal Sebagai Penghubung Seperti dibahas sebelumnya, terminal akan memberikan pelayanan untuk pengguna perjalanan udara, untuk berbelanja, sebagai tempat makan, memberikan kesenggangan dan sebagai perkantoran dan akomodasi perusahaan yang ada disekitar bandara.
Bandara Terintergrasi Gedung Perkantoran, Hotel, apartemen dan pertokoan yang mengelilingi bandara akan memudahkan pada penggunanya untuk mencapai bandara.
Kota Bandara Menggabungkan perencanaan bandara, perencanaan kota, perencanaan lokasi bisnis untuk membuat sebuah perencanaan bentuk kota baru yang berkembang.
Kota Sekitar Bandara Jalur aksesibilitas yang baru akan menghubungkan kota disekitar kota bandara dengan jalur aksesibilitas yang tersedia dari kota bandara tersebut.
Pameran dan Penjualan Tempat konferensi Utama dan komplek pameran dan ruang pamer berada disekitar bandara.
Perencanaan Pemukiman Pertumbuhan lapangan kerja disekitar bandara membutukan adanya pemukiman disekitar bandara yang berada diluar zona kebisingan aktifitas bandara dan semua pelayanan masyarakat akan terpenuhi disekitar bandara.
Transportasi Lingkar Udara Kereta dan angkutan massal bandara yang akan menghubungkan terminal dengan area komersial dan gedung perkantoran disekitar bandara. Jalan Toll dan kereta menuju bandara akan menghubungkan kota bandara dengan pusat kota dan pusat bisnis dan pemukiman padat penduduk secara efisien. Dan jalur kereta barang dari bandara menuju pelabuhan dan kawasan industri yang jaraknya cukup jauh dari kota bandara. .
Perkantoran dan TIK Gedung perkantoran dan perusahaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) berlokasi tidak jauh dan terintergrasi jalan toll lingkar kota bandara.
Akses Kota Bandara Menuju Pusat Kota Membangun Jalan toll utama untk menghubungkan kota bandara dengan pusat kota padat penduduk dan lokasi bisnis yang terpadu.
Infrastruktur,Pemukiman dan Komersil yang Sinergi Sebuah Kota Bandara merupakan penggabungan antara perencanaan bandara, perencanaan kota, dan perencanaan lokasi bisnis untuk membangun perencanaan kota yang ekonomis, efisien, menarik, dan berkembang. .
Tujuan Utama Kota Bandara Di abad 21 pesawat adalah internet fisik yang menghubungkan orang-orang dan produk dengan cepat diseluruh dunia. Untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan gaya hidup.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan ini ada dua yaitu metode kualitatif yang yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Dan dengan menggabungkan metode Deskriptif dan Komparatif.
Bandara Soekarno-Hatta
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani wilayah Jabodetabek di pulau Jawa, Indonesia. Dan Bandar udara ini dikelola oleh PT. Angkasa Pura 2, Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno, dan wakil
presiden pertama, Mohammad Hatta. Bandar udara ini sering disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK. Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta, di Kota Tangerang, Banten.Beroperasi sejak tahun 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer.Terminal 2 dibuka pada
tahun 1992.
Tahap Pembangunan Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta
Tahap Tahun
Deskripsi
Status
I
1985
Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang per tahun
Selesai
II
1992
Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang per tahun
Selesai
III
2008
Pembangunan Terminal 3 tahap I yang dapat menangani 22 juta penumpang per
Selesai
tahun 2013
Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 43 juta penumpang per Diproses tahun
2014
Revitalisasi Terminal 2 yang dapat menangani 53 juta pelanggan per tahun
Ditunda
Pembangunan Terminal Kargo baru
Ditunda
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya
Ditunda
Pembangunan Terminal 4 dan landas pacu 3
Ditunda
Revitalisasi Terminal 1 yang dapat menangani 62 juta penumpang per tahun
Ditunda
Statistik Lalu lintas Tahun
Penumpang
2001
Kargo
Pergerakan
Persentase
(ton)
Pesawat
11,818,047
281,765
123,540
▲3,4%
2002
14,830,994
306,252
144,765
▲25,3%
2003
19,702,902
310,131
186,695
▲31,8%
2004
26,083,267
322,582
233,501
▲24,4%
2005
27,947,482
336,113
241,846
▲7,1%
2006
30,863,806
384,050
250,303
▲10,4%
2007
32,458,946
473,593
248,482
▲5,1%
2008
32,172,114
465,799
248,482
▼1,8%
2009
37,143,719
538,314
287,868
▲11,5%
2010
44,355,998
633,391
338,711
▲13.8%
2011
47,513,248
699,257
367,894
▲1,1%
2012
57.772.762
342.473
369.740
▲
Fasilitas Bandara •
Hangar Fasilitas untuk pesawat perawatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta
didukung oleh GMF AeroAsia (Garuda Maintenance Facility). Mereka terdiri dari 480.000 m² struktur terbangun, termasuk tiga hangar, gudang suku cadang, bengkel, bangunan utilitas, bangunan dasar peralatan pendukung, toko kimia,
mesin sel pengujian dan kantor manajemen.
Fasilitas Bandara •
Area Golf Golf di Bandara Internasional Soekarno-Hatta didukung oleh "Cengkareng Golf
Club". Tempat golf telah terbuka sejak 1999. Terletak di sisi kiri gerbang utama bandara setelah Hotel Sheraton. Cengkareng Golf Club terletak dalam lahan seluas 102 hektar dari Soewarna Business Park di Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Pada tahun 2005 dan 2008 daerah ini golf digunakan untuk Kejuaraan Indonesia Open, yang merupakan bagian dari PGA Tour Eropa. Ada 18 hole di area golf ini.
Fasilitas Bandara •
Hotel Bandara Ada 2 hotel di bandara internasional soekarno-hatta, yaitu Hotel Sheraton Bandara
dan Hotel Jakarta Airport. Hotel Sheraton Bandara, yang terletak di sisi kiri dari pintu keluar jalan utama dari bandara, memiliki 4 lantai dengan 220 kamar tamu. The Jakarta Airport Hotel terletak di lantai atas Terminal 2 dan menyediakan
akomodasi standar yang berguna untuk transit akomodasi bandara. Pintu masuk terletak di titik pertemuan (titik tengah) dari terminal 2E.Hotel ini memiliki 82 kamar tamu.
Fasilitas Bandara •
Lounge. Di bandara Soekarno-Hatta ada empat ruang tunggu, yaitu Terdapat 4 Lounge kelas
utama dan bisnis di Lounge Transit di area keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta (JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Qantas, Lufthansa, Gulf Air, EVA Air, Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines dan Cathay
Pacific.
Fasilitas Bandara •
Area Perbelanjaan. Area perbelanjaan yang tersedia di semua terminal di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta. Toko yang menjual barang dengan bebas pajak, toko-toko suvenir, restoran dan kafetaria dapat ditemukan di sana. dan ada yang baru "Shopping Arcade" yang terletak di terminal 1C.
Fasilitas Bandara •
Area Membaca Di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta tersedia 21 area membaca
menyebar di ruang tunggu Terminal 2D, 2E dan 2F.
Fasilitas Bandara •
Fasilitas Lainnya Bandara ini berisi kantor pusat Garuda Indonesia, Gedung Manajemen Garuda
Indonesia, terletak di Pusat Kota Garuda Indonesia, dan Kantor pusat Angkasa Pura II adalah di properti bandara.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lokasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta berada di sebelah barat laut provinsi DKI Jakarta atau sebelah utara provinsi Banten. Akses menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini adalah Tol Bandara dari Jakarta. Atau mengunakan moda transportasi umum (bus Damri) dari beberapa daerah seperti Bogor, Blok M,
Cempaka Putih, Bekasi dll.
Analisa dan Pembahasan • Pengembangan konsep kota bandara Perencanaan pengembangan konsep bandara kota menjadi kota bandara adalah membuat perpaduan perencanaan bandara, perencanaan kota dan perencanaan lokasi bisnis untuk membuat sebuah perencanaan kota yang terencana, berkembang dan berkelanjutan dalam pengembangan.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara •
Penerapan konsep kota bandara (aerotropolis) pada bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam menjadi sebuah kota bandara (aerotropolis) dengan
menggabungkan perencanaan bandara, perencanaan kota dan perencanaan lokasi bisnis untuk membangun sebuah perencanaan kota yang terencana dan berkembang.
•
Pembangunan dan revitalisasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta sudah mulai beroperasi dan mengacu kepada Grand Design Bandara Internasional SoekarnoHatta, akan ada pembangunan beberapa bangunan baru maupun revitalisasi
bangunan yang sudah ada, revitalisasi aksesibilitas akses menuju bandara dan pembangunan moda transportasi disekitar bandara.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara Dalam proses pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, PT.Angkasa Pura II mengacu kepada Grand Design Bandara Soekarno Hatta, yaitu dengan langkah
pertama melakukan perbaikan aksesibilitas menuju bandara dan aksesibilitas disekitar bandara. •
Aksesibilitas Menuju Bandara.
Akses Tol Bandara yang menuju bandara dan keluar bandara memumcak pada saat menjelang liburan tiba, maka PT Angkas Pura 2 merencanakan acuan pada Grand Design Bandara Soekarno Hatta digambarkan aka nada beberapa akses alternative menuju bandara diantaranya adalah:
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara Pengembangan Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta sudah mengacu kepada Grand Design Bandara Internasional Soekarno Hatta yang mengacu
kepada Konsep Aerotropolis yang dicetuskan oleh John Kasarda di Kenant University, berikut tahap pengembangan bandara internasional Soekarno Hatta yang kami analisis berdasarkan konsep kota bandara.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara No
Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Konsep Aerotropolis
1
Tahap Pengembangan
Infrastruktur
2
Tahap Pengembangan
Terminal Serbaguna
3
Tahap Pembangunan
Terminal Kargo
4
Golf Soewarna Dan Tahap Perencanaan
Entertainment Area
5
Hanya maskapai penerbangan dan Angkasa
Area Bisnis dan Perkantoran
Pura 6
Hotel Sheraton dan Hotel Amaris (Terminal 2)
Hotel
7
Belum ada
Kawasan Pemukiman
8
Tahap Pengembangan
Angkutan Massal
9
Belum Ada
Pusat Pendidikan dan Penelitian
10
Hanya untuk karyawan
Pelayanan Medis dan Kesehaan
(belum ada untuk umum) 11
Belum Ada
Zona Pasar Bebas
12
Tahap Pengembangan
Hangar
13
Tahap Perencanaan (Intergrated Building)
Area Pameran dan penjualan
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Infrastruktur Dengan melihat padatnya jalur transportasi menuju bandara, akan ada
penambahan jalur baru, akses Jak1arta Outer Ring Road dari Serpong Menuju Bandara Cengkareng dan Ulu Jami – Kebon Jeruk yang menghubungkan jalan toll Ulu Jami dan Kebon Jeruk.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Akses Tol Daan Mogot-Cengkareng. Akses Perimeter Selatan dengan ruas toll daan mogot – Cengkareng yang akan
menghubungkan akses toll dengan akses lingkar bandara untuk menuju cargo village.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Akses Lingkar Bandara Layaknya sebuah kota yang memiliki akses lingkar jalan untuk mempermudah dan
mempercepat perjalanan, maka pengadaan akses lingkar bandara agar tidak menggangu aktifitas lalu lintas pengumpang pengadaan akses lingkar bandara akan memberikan kecepatan dan kemudahan beraktifitas disekitar bandara, baik menuju cargo village dan menuju jakarta.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Akses Lingkar Bandara
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Pelebaran Jalan Akses Lingkar Dalam Bandara Untuk megurangi padatnya jalan utama lingkar bandara, Pelebaran jalan utama
lingkar bandara yang menghubungkan terminal 1, terminal 2, terminal 3, perkantoran, dan Tower Control.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Pembangunan Fly Over Rawa Bokor. Dengan meninjau padatnya akses menuju bandara pada musim liburan, dan
pembangunan akses simpang susun atau fly over rawa bokor dan menutup akses putar arah di jalur tersebut.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Bangunan Terintergrasi (Intergrated Building) Bangunan terintergrasi yang menempati lahan seluas 93.000 m² dan luas
bangunan 420.000 m² berada diantara terminal 1 dan terminal 2, bangunan ini terdapat area parkir, stasiun kereta dan stasiun monorel komersial (shopping arcade), perkantoran, hotel dan apartemen
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Bangunan Terintergrasi (Intergrated Building)
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Terminal 3 Ultimate Tahap pengembangan terminal 3 yang berubah nama menjadi Terminal 3
Ultimate. Pada tahap pengembangan ini terminal 3 memiliki perubahan yang cukup signifikan, mengacu pada Grand Design Bandara Internasional SoekarnoHatta, terminal 3. Yang semula hanya dapat menampung 11 pesawat, dengan pengembangan terminal, dapat menampung 60 parking stand, dan dengan luas menempati lahan seluas 388.000m² dengan kapasitas penumpang 25 juta per tahun.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Terminal 3 Ultimate
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Terminal 4 Dalam pengembangan tahap panjang, terminal 4 masih dalam perencanaan
untuk meningkatkan kapasitas penumpang. Terminal ini berada di sebelah utara landasan pacu 2 dan terminal 2 dan terminal 3.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Terminal Kargo Menempati lahan seluas 84 Ha, meliputi bangunan pergudangan, perkantoran
dan apron untuk pesawat kargo untuk mempercepat proses perpindahan barang dari angkutan darat menuju gudang dan langsung menuju pesawat. Dengan kapasitas gudang yang mampu menampung pergerakan kargo hingga 1.5jt ton
pertahun dan apron yang dapat menampung 10 pesawat kargo.
.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
.
Terminal Kargo
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Area Entertainment dan Komersial Area Entertainment dan Komersial timur merupakan fasilitas yang melengkapi
pusat hiburan dan penjualan.
.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Area Bisnis dan Perkantoran Bangunan terintergrasi yang menempati lahan seluas 93.000 m² dan luas
bangunan 420.000 m² berada diantara terminal 1 dan terminal 2, bangunan ini terdapat area parkir, stasiun kereta dan stasiun monorel komersial (shopping arcade), perkantoran, hotel dan apartemen.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Hotel Hotel yang ada disekitar bandara terdapat 2 hotel, yaitu hotel Sheraton Bandara
yang berada di pintu masuk bandara dan Hotel Amaris Bandara yang berada di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Kawasan Pemukiman Disekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta belum ada kawasan pemukiman
yang direncanakan oleh perusahaan pengembangan bandara (PT.Angkasa Pura 2). Karena lokasi bandara internasional Soekarno-Hatta berada dekat dengan kawasan pemukiman rawa bokor
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Kereta Api Menuju dan Dari Bandara Untuk mengurangi padatnya akses lalu lintas, dengan mengadakan moda
trasportasi publik yang berbasis kereta api akan memberikan kemudaha untuk pengunjung bandara internasional Soekarno-Hatta, dengan perencanaaan pembangunan commuter line dan expressLine menuju Bandara Soekarno-Hatta
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Kereta Api Menuju dan Dari Bandara
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Monorail Internal (People Mover) Angkutan moda transportasi tanpa awak ini akan menghubungkan terminal 1,
terminal 2, terminal 3 dan bangunan terintergrasi lainnya.
.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Shelter Bus
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Pusat PendidikandanPenelitian Pusat Pendidikan dan penelitian dibandara internasional Soekarno-Hatta masih
belum ada dikarenakan belum adanya perencanaan pemukiman di kawasan bandara internasional Soekarno-Hatta. Untuk saat ini pusat penelitian dan pendidikan berada di bandara Halim Perdana Kusuma
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Pelayanan Medis Pusat pelayanan medis disekitar Bandara Soekarno Hatta belum tersedia untuk
masyarakat umum, sehingga apabila menjelang lebaran dinas kesehatan mendirikan pos kesehatan, dan hanya akan ada saat musim lebaran. Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan di Bandara Soeta, diantaranya menyiapkan pos kesehatan di poliklinik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di setiap terminal kedatangan; pos kesehatan yang menjadi bagian dari Posko Terpadu yang didirikan di halaman didepan gedung SAR; serta penanganan sanitasi lingkungan dan penyuluhan kesehatan
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Zona Pasar Bebas Zona pasar bebas dikawasan bandar udara internasional Soekarno Hatta belum bisa
direncanakan dalam waktu dekat ini, karena melibatkan kesiapan banyak pihak. Dan untuk merealisasikannya akan terwujud dalam kurun waktu 3 tahun mendatang.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Hangar Hangar dibandara internasional Soekarno-Hatta terdpat beberapa hanggar, dan yang paling
besar dimiliki oleh hangar GMF AeroAsia (Garuda Indonesia).
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Bangunan Terintergrasi Integrated Building atau bangunan penghubung yang akan dibangun di antara Terminal
1 dan Terminal 2 adalah bangunan baru yang mengusung sistem pelayanan ”one stop service”. Konsep bangunan ini berbentuk circular (melingkar) dengan green wall di antara jalan akses yang memisahkan T1 dan T2. Selain itu dilengkapi pula lapisan kaca pada facade bangunan yang menyatu secara massa dengan bangunan eksisting T1 dan T2. Beragan fasilitas yang akan dihadirkan akan membuat bangunan ini sekadar sebagai bangunan penghubung antar-terminal, tetapi akan memberikan nilai lebih bagi Bandara Soekarno-Hatta yang diorientasikan menjadi kawasan ”Aerotropolis”.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Bangunan Terintergrasi Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain area parkir bertingkat, ruang konvensi
(convensional hall), pusat belanja, sarana rekreasi, fasilitas hotel, perkantoran penunjang operasional bandara. Bangunan yang sangat mengusung konsep ramah lingkungan ini juga sedianya akan difungsikan pula sebagai interchange intermoda atau terminal intermoda dari sejumlah moda angkutan massal. Antara lain kereta api bandara, bus, serta people mover system atau kendaraan berbasis rel tanpa awak yang akan menjadi moda penghubung antara T1, T2 dan T3.
DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
Penerapan Konsep Kota Bandara
Bangunan Terintergrasi
Kesimpulan –
Multi Terminal, yaitu terminal yang bukan sekedar tempat menunggu dan memperluas terminal 3 menjadi terminal 3 Ultimate. Dan membangun
Intergrated Building sebagai wadah dan penyempurna dari terminal yang sulit untuk dikembangkan, dan bangunan ini berada diantara terminal 1 dan terminal 2, sehingga secara sirkulasi ruang bangunan terminal 1 dan terminal 2 menjadi
satu kesatuan yang disatukan oleh Intergrated Building
Kesimpulan –
Perkantoran, yang bedarada di Intergrated Building, bangunan ini akan berisi Hall untuk pameran dan penjualan pada event tahunan, dan sebagai penghubung
antara terminal 1, terminal 2 dan terminal 3 serta area perkantoran angkasa pura dengan menggunakan moda transportasi tanpa awak yaitu “People Mover”. Dan dibangunan ini terdapat area berbelanja, hiburan dan stasiun kereta commuter
line express
Kesimpulan –
Hotel dikawasan bandara internasional Soekarrno-Hatta terdapat 2 hotel yaitu Hotel Amaris dan hotel Sheraton Bandara. Dan rencananya akan dibangun
didalam Intergrated Building. –
Pemukiman di Bandara Internasional Soekarno-Hatta belum disediakan oleh PT.Agkasa Pura 2 (Persero) karena kawasan pemukiman yang disekitar bandara
seperti rawa bokor, dan kota Serang-Banten –
Pengembangan Hanggar untuk perbaikan ringan pesawat yang mengalami gangguan
kecil.
Dan
pembangunan
taxyway
east
connecting,
menghubungkan landasan pacu 1 dan landasan pacu 2 dari arah timur
untuk
Kesimpulan –
Pengembangan tower kontrol untuk memantau pergerakan lalulintas udara yang fungsi utamanya untuk mempercepat pergerakan pesawat yang akan mendarat
dan lepas landas.
Dari tahap
pengembangan
tersebut
PT.
Angkasa Pura 2 (Persero)
akan
mengembangkan Bandar Internasional Soekarno-Hatta menjadi world class airport. Dan akan mengacu kepada konsep aerotropolis yang akan mulai direalisasikan tiga tahun mendatang ( tahun 2016). Dan saat ini pihak pengelola bandara masih dalam
tahap memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan toll, jalur khusus angkutan kargo dan moda transportasi missal seperti kereta api, dan bus.
Saran Untuk menyesuaikan konsep kota bandara pihak pengelola bandara harus bias menyediakan pemukiman untuk karyawan dibandara, zona pasar bebas untuk
meningkatkan nilai ekonomi dan Bandara Internasional Sokarno-Hatta sebagai pintu gerbang masuk Indonesia, siap menghadapi perdagangan bebas 2015 yang diadakan oleh ASEAN Economic Community (AEC).dan bisa bekerjasama dengan pihak-pihak
terkait untuk melakukan pengembangan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang terencana dan berkembang