MANAJEMEN LALU LINTAS SELAMA PEMBANGUNAN BANDARA SOEKARNO-HATTA Evraim Licardo1, Ellen SW Tangkudung2, Alan Marino 1. DepartemenTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia 2. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRAK Soekarno - Hatta sebagai bandar udara Internasional terbesar di Indonesia, mengalami peningkatan jumlah penumpang jauh diatas kapasitas bandara yaitu 22 juta penumpang per tahun. Oleh karena itu perlu dilakukan renovasi dan dibangun terminal baru sesuai Grand Design yang sudah ditetapkan. Diperlukan kajian manajemen lalu lintas selama pembangunan di area Terminal 3. Dengan menetapkan 3 (tiga) skenariodan menggunakan program VISSIM, output yang didapatkan yaitu berupa volume, kecepatan dan tundaan. Skenario terbaik terpilih yaitu pengalihan arus kendaraan yang menuju terminal 3 melalui terminal 1 dan 2 kemudian masuk melalui jalan atau sodetan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk kendaraan yang akan parkir, kajian ini menyediakan lokasi parkir sementara. Kata kunci : Bandara Soekarno-Hatta, Manajemen lalu lintas, Terminal 3, VISSIM, Skenario
ABSTRACT Traffic Management During Construction Of The Soekarno-Hatta Airport Soekarno-Hatta Airport as the biggest international airport in Indonesia, has been experienced the increasing number of passengers exceeds its capacity with 22 million passengers every year. Therefore, renovation and construction of new terminal are being done refering to the grand design that has setted. Study of traffic management is needed during the construction of terminal 3. There are 3 (three) scenarios established and treated with VISSIM program, that giving outputs such as volume, speed, and postponement. The best scenario chosen is traffic diversion of vehicles heading terminal 3 to terminal 1 and 2, then pass through the road or watercourse that had been made before. For the parking vehicles, this study will provide a temporary parking spce. Key words: Traffic management, road capacity, crossroads, VISSIM, Scenario
PENDAHULUAN Bandar Udara Soekarno Hatta merupakan bandara Internasional terbesar di Indonesia, namun belakangan ini sering terjadi peningkatan jumlah penumpang pertahunnya. Selain itu Bandar udara Soekarno Hatta merupakan salah satu bandara yang sangat berpengaruh dalam menunjang perekonomian Jakarta itu sendiri maupun Indonesia. Prosentase kenaikan jumlah barang maupun orang yang keluar dan masuk bandara Soekarno Hatta ini pada tahun 2009 sampai dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 19% yaitu 37,1 Juta penumpang menjadi 44,2 juta penumpang dan barang dari 433,437 juta ton menjadi 516,459 juta ton. Pada periode Januari-Oktober 2011 jumlah penumpang telah mencapai 41 juta orang, jumlah tersebut tidak sebanding dengan kapasitas bandara yang hanya mampu menampung 22 juta
1 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
penumpang per tahun (Sumber; Angkasa Pura, 2011). Berdasarkan data-data diatas, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang pada tahun-tahun berikutnya sehingga diperlukan perluasan pada bandara ini dan dapat mencapai target mencapai 62 juta penumpang per tahun pada tahun 2014. Pada tahun 2013, Bandara Soekarno – Hatta sudah mulai dilakukan pembangunan baik struktur maupun infrastruktur khususnya di area Terminal 3. Pembangunan Terminal 3 dibagi mejadi 3 tahap. Tahap I di targetkan akan selesai pada September 2014, dan diharapkan dapat menampung delapan juta penumpang per tahun, kemudian Tahap II ditargetkan selesai pada January 2014, dan ditargetkan mampu menambah kapasitas terminal 3 sebesar 21 juta penumpang per tahun, dan tahap III ditargetkan selesai pada Juli 2015 dan mampu menambah kapasitas daya tampung menjadi 25 juta penumpang per tahun. Maka dibutuhkan studi manajemen lalu lintas selama pembangunan Bandara Udara SoekarnoHatta khususnya di Terminal 3. TINJAUAN TEORITIS Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada melalui peredaman atau pengecilan tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar system pergerakan. Secara umum yang dimaksud dengan menajemen lalu lintas adalah memanfaatkan semaksimal mungkin sistem jaringan jalan yang ada, atau menampung lalu lintas sebanyak mungkin, menampung penumpang sebanyak mungkin dan dengan memberikan prioritas untuk kelompok-kelompok yang sangat membutuhkan, melakukan penyesuaian kebutuhan terhadap pemakai jalannya. Tujuan Manajemen Lalu Lintas •
Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dengan menyeimbangkan permintaan dengan sara penunjang yang tersedia
•
Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut berada
Berdasarkan definisi diatas, sasaran dari menajemen lalu lintas dapat dikelompokkan menjadi berikut : •
Melancarkan lalu lintas yang meliputi perbaikan kapasitas di samping dan ruas jalan pada jaringan jalan tertentu (jalan arteri)
2 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
•
Melancarkan arus pergerakan orang yang mencakup prioritas pada moda angkutan umum serta pejakan kaki
•
Mengendalikan dan pengelolaan keperluan transportasi (transportasi demand) yang meliputi pengelolaan dan pengaturan parkir serta pengendalian dan pembatasan lalu lintas baik fisik maupun financial
Untuk mencapai sasaran-sasaran diatas menurut IUTM (Integrated Urban Trafic Management), CECD 1978, merekomendasikan beberapa cara dalam menajemen lalu lintas sebagai berikut : •
Mengatur dan mengendalikan dalam skala waktu dan tempat dari sumber pergerakan (trip generation), seperti pengaturan waktu berangkat kerja pengaturan maupun kaitan perjanjian perubahan tata guna lahan serta penerapan bayaran pada pengguna jalan dalam suatu area tertentu.
•
Mengatur dan mengendalikan pemilihan rote dalam suatu jaringan jalan baik bagi kendaraan pribadi maupun umum seperti pemberian informasi yang jelas tentang penunjuk arah.
•
Mengatur dan mengendalikan penggunaan ruas jalan sesuai fungsinya seperti pengaturan satu arah, jalur khusus untuk kendaraan umum, larangan lewat bagi jenis kendaraan tertentu, rute khusus bagi truk atau kendaraan berat lainya, dan jalur khususnya bagi pejalan kaki.
•
Mengatur dan mengendalikan operasi lalu lintas di persimpangan khususnya persimpangan sebidang seperti pemilihan jenis pengaturan simpang dengan atau tanpa lampu signal.
Karakteristik Arus Lalu Lintas Ada 3 karakteristik primer dalam teori arus lalu lintas yang saling terkait yaitu volume, kecepatan, dan kepadatan. Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik tetap pada jalan dalam satuan waktu. Arus lalu lintas biasanya dihitung dalam 16 kendaraan/hari atau kendaraan/jam. Dan arus lalu lintas dapat dinyatakan dalam periode waktu lain.
!=
! !
(2.1)
Keterangan : q = Arus Lalu Lintas (smp/jam) h = Waktu antara rata-rata (time headway) (detik) Kecepatan adalah tingkat pergerakan dari lalu lintas, atau kendaraan tertentu, yang dinyatakan dalam kilometer per jam atau mil per jam. Ada dua jenis kecepatan rata – rata yang dipakai
3 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
untuk menyatakan tingkat pergerakan. Pertama adalah kecepatan rata – rata waktu (time mean speed) atau kecepatan sesaat rata – rata (mean spot speed), yaitu nilai rata – rata dari serangkaian kecepatan sesaat kendaraan di suatu titik tertentu pada suatu jalan. Kedua adalah kecepatan rata – rata ruang (space mean speed atau travel speed). Selain itu, Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan jarak dibagi waktu. Kecepatan ini dapat diukur sebagai kecepatan titik, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang dan kecepatan gerak. Kelambatan merupakan waktu yang hilang pada saat kendaraan berhenti atau tidak dapat berjalan sesuai kecepatan yang diinginkan karena adanya sistem pengendali atau kemacetan lalu lintas.
!=
!" !"
(2.2)
Keterangan : V = Kecepatan dx = Jarak dt = waktu Satuan Mobil Penumpang Setiap kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan berbeda. Karena dimensi, kecepatan, percepatan, maupun kemampuan manuver masing masing tipe kendaraan berbeda serta berpengaruh terhadap geometrik jalan. Oleh sebab itu, perlu dipakai suatu satuan standar, dan biasa digunakan untuk perencanaan lalu lintas adalah Satuan Mobil Penumpang. (SWEROAD, 1994)Dalam buku Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Lalulintas di WilayahPerkotaan (Ditjen Perhubungan Darat, 1999) memberikan nilai ekivalen mobil penumpang (emp) sebagai berikut : Tabel 1. 1 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang
4 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Ketiga karakteristik diatas dapat digambarkan dalam kurva atau hubungan matematis yang tergambar dibawah ini.
Gambar 1. 1 Grafik Hubungan kecepatan, Kepadatan, dan Volume Dari gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan adalah linear menurun kebawah. Dalam arti, apabila kepadatan lalu lintas meningkat, maka kecepatan akan menurun. Arus akan menjadi 0 (nol), apabila kepadatan lalu lintas sangat tinggi, sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan kendaraan untuk bergerak lagi atau jalan dalam kondisi macet total (K=Kj). Pada kondisi keadatan 0 (nol), tidak terdapat kendaraan di ruas jalan sehingga arus lalu lintas juga 0 (nol). Apabila ini terus mningkat, maka akan dicapai suatu kondisi dimana peningkatan kepadatan tidak akan meningkatkan arus lalu lintas, malah sebaliknya menurunkan arus lalu lintas. Dalam arus lalu lintas, ketiga karakteristik ini akan terus bervariasi, karena jarak antara kendaraan yang acak. Untuk merangkum dan menganalisis arus lalu lintas, maka nilai rata-rata dari volume, kecepatan dan kepadatan harus dihitung dalam suatu periode waktu.
5 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Simulator Arus Lalu-Lintas (VISSIM) VISSIM adalah simulasi mikroskopis, berbasis perilaku lalu lintas multi-tujuan untuk menganalisis dan mengoptimalkan arus lalu lintas. Model ini menawarkan berbagai macam perkotaan dan aplikasi highway, mengintegrasikan transportasi umum dan pribadi. Dirilis pada tahun 1992, VISSIM merupakan suatu program yang dapat digunakan untuk mensimulasikan jaringan lalu lintas, bahkan dapat mendesain atau memodelkan kontrol lalu lintas. Vissim juga bisa memodelkan semua lalu lintas di dalam system control dan manajemen sitraffic
di semua tingkat, dari penertiban lalu lintas, scala traffic panduan ke individu
pengontrolan lalu lintas. Vissim adalah sebuah program dengan kemampuan untuk menampilkan dan visualisasi kompleks arus lalu lintas di sebuah cara grafis. Hal ini dapat mengatasi sebuah analisis dari berbagai lalu lintas dan transit operasi di bawah berbagai kondisi dan bantuan penilaian lalu lintas dampak dampak fisik dan operasional transportasi alternatif dalam perencanaan. Vissim itu sendiri dapat dianggap sebagai program yang sulit karena yang untuk mengatasi kompleksitas dan penjelasan singkat di manual. Namun, pengguna tidak dapat menyangkal bahwa beberapa fungsi dan antarmuka yang disediakan oleh vissim telah membuat pemodelan jaringan jalan lebih mudah digunakan Ini membuka aplikasi cakupan yang sangat luas untuk perempatan dan jaringan rute simulasi. Selian itu dapat juga mengevaluasi hasil dari beberapa alternative jaringan yang kita desain dengan menggunakan VISSIM. Aplikasi VISSIM ini mempunyai beberapa variasi yaitu, Vissim dapat menawarkan beberapa variasi rute jalan atau alternatif dari beberapa jaringan, selain itu juga VISSIM dapat mensimulasikan semua tipe transportasi umum.
6 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
METODE PENELITIAN .
Gambar 1. 2 Metodologi Penelitian
Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi komponen data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei volume kedaraan dan kecepatan kendaraan. Sedangkan data sekunder yaitu berupa grand design dari Bandara Soekarno-Hatta, dan arus pergerakan lalu lintas (bandara, terminal). sSurvey yang sudah dilakukan sebagai berikut : •
Survei Volume Lalu Lintas 7 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
. Dari survei volume lalu lintas, yang didapat adalah data atau volume kendaraan berdasarkan jenisnya yaitu sepeda motor, sedan, mini bus, bus, truck, pick up, mobil box ). Data diambil dengan menghitung jumlah kendaraan berdasarkan jenisnya dengan interval waktu setiap 15 menit. Survei volume lalu-lintas dilakukan selama empat jam. •
Survei Kecepatan Lalu Lintas Survei kecepatan ini dilakukan dengan menggunakan alat manual yaitu stopwatch. Proses pengambilan data kecepatan dilakukan dengan mengambil sampel 30 kendaraan per jenis kendaraan pada jam 12 siang di tiga lokasi seperti yang tergambar di gambar 3.3. Proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan benchmarking di dua titik sejauh 75 m. Ketika kendaraan melewati titik A proses penghitungan waktu dimulai dan saat kendaraan melewati titik B, penghitungan waktu dihentikan. Dengan mendapatkan waktu untuk melintasi titik A ke titik B serta mengetahui jarak antar titik A ke B, maka kecepatan kendaraan bisa didapatkan
HASIL PENELITIAN Hasil Skenario 1 Skenario 1 merupakan skenario dengan memindahakan 50% arus kendaraan yang menuju Terminal 3 menuju Terminal 1 dan 2. Tabel 1. 2 Hasil Skenario 1
Volume
Tundaan
Kecepatan
2700 - 3600
1328 1503 1365 1367 798 858 789 753
0 1,3 26,1 18 0 2,1 55,4 36,6
52,8 48,3 41,2 41,8 53,6 41,2 24,2 25,2
0 – 900
505
0,1
55,3
900 – 1800
561
4,6
54
3
1800 – 2700
586
6,9
54,5
3 4
2700 - 3600 0 - 900
583 46
24 0,1
54,1 63
4
900 - 1800
60
3,9
63,4
4
1800 - 2700
55
10,5
62,1
4
2700 - 3600
58
22,7
62
5
0 - 900
83
0
56,6
5
900 - 1800
88
0
56,9
5
1800 - 2700
86
0
56,8
5
2700 - 3600
86
0
56,1
Lokasi 1 1 1 1 2 2 2
Waktu(detik) 0 - 900 900 - 1800 1800 - 2700 2700 - 3600 0 - 900 900 - 1800 1800 - 2700
2 3 3
8 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Dari data diatas, dilihat bahwa untuk lokasi 1, volume kendaraan yang melalui lokasi 1 sebesar 1503 kendaraan dengan tundaan maksimum sebesar 26,1 detik, dan kecepatan maksimum 52,8 km/jam. Di lokasi 2 volume kendaraan maksimum yang didapat yaitu 858 kendaraan dengan tundaan sebesar 55,4 detik, dan kecepatan maksimum yaitu 53,6 km/jam. Untuk lokasi 3, volume kendaraan maksimum yang didapat yaitu sebesar 586 kendaraan dengan tundaan 6,9 detik, dan kecepatan maksimum yaitu 54 km/jam. Sedangkan untuk lokasi 4, volume kendaraan maksimum yaitu 60 kendaraan, dengan tundaan 22,7 detik dan kecepatan maksimum 63,4 km/jam. Dan untuk lokasi 5, volume kendaraan maksimum yaitu sebanyak 86 kendaraan, dengan tundaan selama 0 detik, dan kecepatan maksimum sebesar 56 km/jam. Hasil Skenario 2 Skenario 2 merupakan skenario dengan memindahkan 75 % arus kendaraan yang masuk ke Terminal 3 menuju Terminal 1 dan 2. Tabel 1. 3 Hasil Skenario 3 Lokasi
Waktu(detik)
Volume
Tundaan
Kecepatan
1
0 – 900
1328
0
53,4
1
900 – 1800
1503
5
46,4
1
1800 - 2700
1365
24,8
41
1
2700 - 3600
1367
18,4
41,3
2
0 – 900
825
0
53,1
900 – 1800
832
9,5
37,6
2
1800 - 2700
806
51,2
24,6
2
2700 – 3600
789
36,7
25
3
0 – 900
478
2,5
55,9
3
900 – 1800
544
5
54,4
3
1800 – 2700
557
3,4
55
3
2700 – 3600
547
33,6
54,3
4
0 – 900
28
3
64,5
4
900 – 1800
37
7
65,1
4
1800 – 2700
35
4,8
61,1
4
2700 – 3600
33
51,5
60,3
5
0 – 900
48
0
57,6
5
900 – 1800
53
0
57,2
5
1800 – 2700
53
0
56,7
5
2700 – 3600
53
0
56,4
2
Dari data skenario 2 dia atas dilihat bahwa volume kendaraan maksimum yang masuk ke lokasi 1 sebesar 1503, dengan tundaan maksimum 24,8 detik, dan kecepatan sebesar 53,4 km/jam. Sedangkan untuk lokasi 2 volume maksimum sebesar 832 kendaraan dengan tundaan
9 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
selama 51,2 detik dan kecepatan maksimum sebesar 53,1 km/jam. Dan untuk lokasi 3, volume kendaraan maksimum yaitu 557 kendaraan dengan tundaan selama 33,6 detik, dan kecepatan maksimum sebesar 54 km/jam. Untuk lokasi 4, volume kendaraan sebesar 37 kendaraan dengan tundaan selama 51,5 detik, dan kecepatan maksimum sebesar 65 km/jam. Dan yang terakhir untuk lokasi 5, volume kendaraan maksimum yang melewati lokasi ini yaitu sebesar 55 kendaraan, tundaan selama 0 detik dan kecepatan maksimum sebesar 57,6 km/jam. Hasil Skenario 3 Hasil skenario 3 yaitu dengan pembuatan jalur baru atau pembuatan sodetan menuju Terminal 3. Pada kondisi ini, diasumsikan semua kendaraan yang menuju terminal 3 ditutup dan di alihkan melalui Terminal 1 dan 2 kemudian masuk Terminal 3 melalui jalan alternatif yang telah dibuat. Tabel 1. 4 Hasil Skenario 3 Lokasi
Waktu(detik)
Volume
Tundaan
Kecepatan
1
0 – 900
1406
0
52
1
900 – 1800
1561
0,6
50,6
1
1800 – 2700
1533
0,9
51,6
1
2700 – 3600
1599
0
51,5
2
0 – 900
935
0
52,5
2
900 – 1800
1066
11,2
52,6
2
1800 – 2700
1050
55,6
53
2
2700 – 3600
1084
36,8
51,8
3
0 – 900
431
0
56
3
900 – 1800
497
38,2
54,8
3
1800 – 2700
484
157,4
56
3
2700 – 3600
517
93,2
54,5
4
0 – 900
218
6,7
58,8
4
900 – 1800
448
38,9
58,8
4
1800 – 2700
461
77,4
58,7
4
2700 – 3600
459
151,6
59,5
5
0 – 900
0
0
0
5
900 – 1800
2
0
55,3
5
1800 – 2700
2
0
61,8
5
2700 – 3600
1
0
49,8
6
0 – 900
132
2,4
57,9
6
900 – 1800
224
38,5
56,3
6
1800 – 2700
239
65,6
54,9
6
2700 – 3600
232
116,3
57,3
Dari hasil skenario 3, bisa dilihat untuk lokasi 1, volume kendaraan yang melalui lokasi 1 sebesar 1599 kendaraan dengan tundaan maksimum sebesar 1 detik, dan kecepatan maksimum 52 km/jam. Di lokasi 2 volume kendaraan maksimum yang didapat yaitu 1084
10 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
kendaraan dengan tundaan sebesar 55,6 detik, dan kecepatan maksimum yaitu 53 km/jam. Untuk lokasi 3, volume kendaraan maksimum yang didapat yaitu sebesar 517 kendaraan dengan tundaan maksimum slama 150 detik, dan kecepatan maksimum yaitu 56 km/jam. Sedangkan untuk lokasi 4, volume kendaraan maksimum yaitu 461 kendaraan, dengan tundaan maksimum selama 150 detik dan kecepatan maksimum 58 km/jam. Dan untuk lokasi 5, volume kendaraan maksimum yaitu sebesar 2 kendaraan, dengan tundaan selama 0 detik, dan kecepatan maksimum sebesar 61 km/jam. Dan untuk lokasi 6 yaitu sodetan menuju terminal 3, volume kemdaraan yang masuk sebesar 239 kendaraan dengan tundaan maksimum selama 116 detik, dan kecepatan maksimum sebesar 58 km/jam. PEMBAHASAN Dari hasil analisis dengan menggunakan VISSIM, berikutnya didapat hasil dari perencanaan manajemen lalu lintas yang akan dilakukan di Terminal 3. Dari hasil pengolahan diatas, untuk skenario 1 perencanaan lalu lintas yang dilakukan yaitu mengalihkan sebagian arus lalu lintas yang parkir di terminal 3 menuju terminal 1c, kemudian penumpang yang dari terminal 1 c menuju terminal 3 akan disediakan shuttle bus yang akan melayani rute terminal 1c menuju terminal 3. Ini diharapkan akan ada pengurangan arus kendaraan yang menuju terminal 3 sebesar 325 kendaraan dan dialihkan menuju parkir terminal 1C, yang mampu menampung kendaraan sebesar 800 kendaraan. Namun untuk skenario ini, tidak berlaku bagi kendaraan karyawan, kendaraan konstruksi,dan kendaraan yang akan drop off penumpang di terminal 3. Untuk kendaaan karyawan, kendaraan konstruksi dan kendaraan yang hanya akan mengantar penumpang, diijinkan untuk masuk terminal 3 melalui jalur normal. Berikut merupakan perencanaan lalu lintas untuk skenario 1 :
11 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Gambar 1. 3Perencanaan Lalu Lintas Untuk Skenario 1
Untuk skenario 2, perencanaan lalu lintas yang direncanakan yaitu, mengalihkan 75% arus lalu lintas yang menuju terminal 3 dirahkan untuk parkir di terminal 1 c. Kemudian akan disediakan bus shuttle untuk mengantar penumpang menuju terminal 3. Untuk skenario ini, diperkirakan pengalihan kendaraan yang menuju terminal 3 sebesar 486 kendaraan menuju terminal 1c yang mempunyai kapasitas parkir 800 kendaraan. Ini diharapkan bisa menampung arus kendaraan dari terminal 3 yang akan parkir di terminal 1C. Namun untuk perencanaan lalu lintas dengan skenario ini tidak berlaku bagi kendaraan karyawan dan kendaraan konstruksi. Untuk kendaraan konstruksi dan kendaraan karyawan bisa diijinkan untuk masuk terminal 3 melalui jaur normal. Berikut merupakan perencanaan lalu lintas untuk skenario 2 :
12 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Gambar 1. 4 Perencanaan Lalu Lintas Untuk Skenario 2
Dan untuk skenario 3, perencanaan lalu lintas yang dilakukan yaitu menutup akses jalan menuju terminal 3 untuk semua kendaraan kecuali kendaraan konstruksi melewati terminal 1 dan 2 kemudian masuk terminal 3 melalui jalan alternatif yang telah dibuat sebelumnya. Untuk kendaraan yang akan parkir di terminal 3, akan diarahkan untuk parkir di lokasi parkir sementara yang telah di buat di sepanjang jalan P1. Ini diharapkan arus lalu lintas yang menuju terminal 3 tidak terganggu dengan adanya pengerjaan konstruksi di Terminal 3 bandara Soekarno-Hatta.
Berikut merupakan
perencanaan lalu lintas untuk skenario 3 :
13 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Gambar 1. 5 Perancangaan Lalu Lintas dengan Skenario 3
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, perbandingan hasil yang didapatkan dapat dilihatdalam grafik dibawah ini :
Perbandingan Volume Skenario 1,2,3 Terhadap Baseline 5000 4000
3048
3198
3000 2000 1000 0
649
4135 3252 Lokasi 2
343
207
Lokasi 5
5 BASE LINE SKENARIO SKENARIO 1 SKENARIO 2 3
Gambar 1. 6 Grafik Perbandingan Volume Skenario Kendaraan
14 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Grafik tundaan skenario 1,2,3 terhadap Baseline 30
23.525
25 20
24.35
25.15
16.725
15 10 5 0
Lokasi 2
BASE LINE
SKENARIO SKENARIO 1 SKENARIO 2 3
Gambar 1. 7 Grafik Tundaan Skenario
Dari grafik tundaan diatas, ditunjukan bahwa kondisi eksisting yang didapatkan dari simulasi VISSIM menunjukan volume yang melintasi lokasi 2 adalah 3048 kendaraan. Sedangkan untuk lokasi 5 volume kendaraan yang masuk adalah 649 kendaraan. Dengan bertujuan untuk mensterilkan lokasi 5 dari kendaraan pribadi untuk mempermudah akses dari kendaraan konstruksi yang akan melintasi jalan tersebut, maka dilakukan simulasi yang menghasilkan output atas skenario yang telah dibuat sperti pada grafik diatas yang menunjukan bahwa penurunan terbesar yang bisa dilakukan pada lokasi 5 adalah dengan menggunakan skenario 3. Dengan estimasi jumlah kendaraan yang akan melintas sebanyak 5 kendaraan per jam. Dengan efek yang ditimbulkan terhadap lokasi 2 menunjukan pengaruh yang tidak signfikan jika dibandingkan dengan skenario lainnya,.oleh sebab itu maka skenario 3 diasumsikan memilki hasil yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada akibat pembangunan terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta. Untuk pembuatan parkir sementara, luas tanah yang dibutuhkan untuk menampung kendaraan yang menuju terminal 3 sebanyak 649 kendaraan yaitu 14.600 m2. Dengan spesifikasi 270 m2 untuk 12 kendaraan. Dengan komposisi lebar gang sirkulasi kendaraan 2 arah sebesar 8 meter, dan panjang sel parkir 5 meter dan lebar 2,5 meter untuk setiap sel parkir. Berikut merupakan sketsa konfigurasi parkir untuk mobil :
15 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
Gambar 1. 8 Sketsa Konfigurasi Parkir untuk Mobil
KESIMPULAN Simulasi kondisi eksisting Bandara Soekarno-Hatta menunjukan bahwa volume arus lalu lintas yang menuju lokasi 5 sebesar 649 kendaraan per satu jam puncak. Dengan asumsi bahwa semua jalur berfungsi seperti biasa saat pembangunan dilakukan. Kemudian dari hasil simulasi yang telah dilakukan terhadap 3 skenario berbeda yang untuk meminimalisir jumalah kendaraan yang menuju terminal 3 pada lokasi 5, maka skenario yang diambil sebagai skenario terbaik yaitu skenario 3 dengan skema pengalihan seluruh arus kendaraan pribadi yang menuju terminal 3 dialihkan melalui terminal 1 dan 2 setelah itu masuk terminal 3 melalui jalan alternatif yang telah dirancang. Dan untuk kendaraan yang parkir, dialihkan parkir di lokasi parkir yang telah di sediakan di sepanjang jalan P1. yang kemudian dilanjutkan menggunakan fasilitas shuttle bus menuju terminal 3. Setelah analisa dilakukan dengan menggunakan skenario 3, didapatkan jumlah kendaraan yang akan melintas pada lokasi 5 mengalami penurunan hingga sebesar 5 kendaraan per satu jam. Dengan efek yang ditimbulkan pada lokasi 2 yaitu terjadi peningkatan tundaan sebesar 23.5 detik. Yang nilainya tidak berbeda jauh dari skenario lainnya. Namun memiliki penurunan volume kendaraan terbesar di lokasi 5
16 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014
KEPUSTAKAAN Alamsyah, Alik Ansyori. 2008. Rekayasa Lalu Lintas. Malang: Univ. Muhamdiyah. Faber
Maunsell, Transportaion, December2007from
VISSIM
Microsimulation
Software.
Retrieved
9
http://www.fabermaunsell.com/MarketsAndServices/47/17/index.jsp Hidayat, H.1997. Manajemen Lalu Lintas di Negara Berkembang. ITB. Bandung. Hobbs, F.D.1995.Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Khisty, C. Jotin dan B. Kent Lall. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Munawar, Ahmad. 2005. Dasar-Dasar Teknik Transportasi, Jogjakarta:Beta Offset. Putranto, LS. 2007. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: Indeks. Suweda, I Wayan. 2008. Manajemen Lalu Lintas (Traffic Management TS – 7142). Buku Ajar. Denpasar: Lab. Transportasi Unud SWEROAD in Association with P.T. Bina Karya (Persero), 1994. Indonesian Highway Capacity Manual Project, Phase 2: Inter-urban Roads. Final Report of consulting services for Highway Capacity Manual to Direktorat Bina Kota. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. Underwood, R.T. (1991). The Geometric Design of Roads, Macmillan company of Australia pty ltd, Australia.
17 Manajemen…, Evraim Licardo S, FT UI, 2014