JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA
35
Manajemen Pemantauan Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Di Denpasar Bambang Wijayanto STMIK Stikom Bali Jalan Raya Puputan No. 86 Renon Denpasar e-mail :
[email protected]
Abstrak Denpasar adalah salah satu Kota yang memiliki kepadatan cukup tinggi. Jalan-jalan besar dan jalan kota mulai dipadati dengan kendaraan satuan mengemudi penumpang terutama di persimpangan jalan. Persimpangan adalah lokasi / daerah dimana dua atau lebih jalan, bergabung atau berpotongan / bersilangan. Persimpangan yang sering mengakibatkan kepadatan pengguna jalan berada di di persimpangan lalu lintas. Kepadatan tersebut akhirnya menyebabkan kemacetan sehingga berpengaruh pada efektifitas kerja dalam hal kedisiplinan. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang manajemen pemantauan lalu lintas untuk pegguna jalan di persimpangan jalan Kota Denpasar. Metode Kualitatif digunakan sebagai pisau tajam mengasah hasil penelitian tersebut. Informan pada penelitian ini adalah karyawan STIKOM BALI yang bertempat tinggal dan menjadikan arus utama persimpangan jalan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para informan menggunakan aplikasi ACTS sebagai manajemen pemantauan lalu lintas di persimpangan jalan Kota Denpasar. Aplikasi ACTS menawarkan beberapa fitur salah satunya adalah live streaming persimpangan jalan-jalan Kota Denpasar. Keberagaman fitur ACTS sangat membantu dalam pemantauan lalu lintas. Kata kunci: maksimal 5 kata terpenting dalam makalah
Abstract A well-prepared abstract enables the reader to identify the basic content of a document quickly and accurately, to determine its relevance to their interests, and thus to decide whether to read the document in its entirety. The Abstract should be informative and completely self-explanatory, provide a clear statement of the problem, the proposed approach or solution, and point out major findings and conclusions. The Abstract should be 100 to 150 words in length. The abstract should be written in the past tense. Standard nomenclature should be used and abbreviations should be avoided. No literature should be cited. The keyword list provides the opportunity to add keywords, used by the indexing and abstracting services, in addition to those already present in the title. Judicious use of keywords may increase the ease with which interested parties can locate our article. Keywords: maximum 5 keywords from paper
1. Pendahuluan Persimpangan adalah lokasi / daerah dimana dua atau lebih jalan, bergabung atau berpotongan / bersilangan [11] Jenis simpang yang paling banyak dijumpai di daerah perkotaan adalah simpang tak bersinyal. Jenis ini cocok diterapkan apabila arus lalu lintas di jalan minor dan pergerakan membelok relatif kecil, namun demikian apabila arus lalu lintas di jalan utama sangat tinggi sehingga resiko kecelakaan bagi pengendara di jalan minor meningkat, maka perlu dipertimbangkan adanya lampu lalu lintas [8]. Manajemen lalu lintas adalah proses pengaturan dan penggunaan sistem jalan yang sudah ada dengan tujuan untuk memenuhi suatu kepentingan tertentu, tanpa perlu penambahan, pembuatan infrasrtuktur baru. Traffic management center adalah pusat dari sistem manajemen transportasi, dimana informasi lalu lintas pada jaringan transportasi dikumpulkan dan digabungkan dengan data operasional dan pengaturan lainnya untuk mengatur jaringan transportasi dan menyediakan informasi bagi pengguna jalan. Pemantauan lalu lintas merupakan bagian dari traffic management center (TMC). Aturan dan tata cara pengutipan daftar pustaka yang digunakan adalah aturan Vancouver dengan menggunakan tanda [1], [2] dan seterusnya. Kata yang berasal dari bahasa asing harap Kriston Rasmanto dalam bukunya berjudul Back To Bali,Kembali Berlibur Ke Bali’ [9] mendeskripsikan Denpasar sebagai kota sejarah dan budaya. L-2
36 Profil Kota Denpasar Tahun 2008 yang diterbitkan oleh BAPEDA dan BPS Kota Denpasar (2008 : 1) memetakan Kota Denpasar secara geografis terletak pada 08º 35’ 31” – 08º 44’ 49” lintang selatan dan 115º 10’ 23” – 115’ 16’ 27” bujur timur. Luas wilayah 227, 78 km2 atau 22. 778 Ha atau sekitar 2,27% dari luas pulau Bali. Panjang jalan Negara 44,78 km, panjang jalan provinsi 46,68 km, panjang jalan kota 541,81 km. Kondisi jalan kota tersebut 535,72 km beraspal dan sisanya belum beraspal dan sisanya belum beraspal. Jumlah panjang jalan seluruhnya 633,23 km, persentase 8,99%. Panjang jembatan 1.755,30 m, yang terdiri dari 129 buah jembatan. Banyaknya perusahaan angkutan 27, bus umum 202 dengan daya angkut 6.060 orang. Kuantitas pengguna jalan dan kendaraan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi jalan yang masih belum layak atau rusak, serta luas sempit kondisi jalan menyebabkan sering terjadi kecelakaan maupun kemacetan. Embrio kemacetan tersebut disebabkan oleh kondisi jalan yang cukup padat dipenuhi oleh pengguna jalan serta kurangnya mematuhi tata tertib lalu lintas. Fakta menunjukkan bahwa kepadatan pengguna jalan akan berpengaruh pada kemacetan lalu lintas dimana pada saat tanda lampu lalu lintas berwarna hijau yang menandakan pengguna jalan untuk berjalan, saat itu pengguna jalan berusaha saling mendahului pada saat mengendarai kendaraannya. Peningkatan kepadatan di satu sisi arah persimpangan jalan juga akan berpengaruh pada sisi lain arah persimpangan tersebut. Hal tersebut akhirnya menyebabkan mobilitas pengguna jalan satu dengan yang lain di persimpangan itu tidak teratur dan akhirnya menyebabkan kemacetan yang berdampak pada efektifitas kerja di pagi hari.Dalam Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisas dan manajemen pemantauan terkait lalu lintas yang ada pada persimpangan jalan di Denpasar serta memberikan informasi berkaitan dengan teknologi yang berdampak pada fasilitas pengguna jalan dalam melakukan pemantauan kondisi lalu lintas pada persimpangan jalan dari waktu ke waktu. Volume lalu lintas dinyatakan sebagai pengukur jumlah dari arus lalu lintas digunakan “volume”. Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar perkerasan yang lebih lebar, sehingga tercipta kenyamanan dan keamanan. Sebaliknya jalan yang terlalu lebar untuk volume lalu lintas rendah cenderung untuk mengemudikan kendaraannya pada kecepatan yang lebih tinggi sedangkan kondisi jalan belum tentu memungkinkan. Dan disamping itu menyebabkan peningkatan biaya pembangunan jalan yang jelas tidak pada tempatnya [10] Salah satu karateristik lalu lintas adalah tundaan rata-rata, dimana tundaan rerata memiliki pengertian bahwa waktu tempuh yang diperlukan untuk melalui simpang apabila di bandingkan lintasan tanpa melalui suatu simpang. Terdapat dua macam tundaan yakni tundaan lalu lintas dan geometric. Tundaan lalu lintas memiliki pengertian bahwa waktu menunggu yang disebabkan interaksi lalu lintas dengan pergerakan lalu lintas yang bertentangan. Sedangkan tundaan geometric disebabkan oleh perlambatan dan percepatan kendaraan yang berbelok di simpang dan atau yang berhenti karena lampu merah [4]. Hobss juga mengemukakan tentang kecepatan merupakan indikator dari kualitas gerakan lalu lintas yang digambarkan sebagai suatu jarak yang dapat ditempuh dalam waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam km/jam, kecepatan sendiri dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu kecepatan perjalanan, kecepatan setempat, dan kecepatan bergerak. Manajemen adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio, ekonomis dan teknis Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992, lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan. Menurut Malkamah S., (1996) manajeman lalu lintas adalah proses pengaturan dan penggunaan sistem jalan yang sudah ada dengan tujuan untuk memenuhi suatu kepentingan tertentu, tanpa perlu penambahan, pembuatan infrasrtuktur baru. Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi kegiatan penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas jalan tertentu (antara lain dengan rambu, marka dan lampu lalu lintas) [5]. 2. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan pisau tajam yang digunakan untuk medenkripsikan, mengeneralisasikan, menganalisa sebuah permasalahan secara menyeluruh berdasarkan teknik tertentu. Manajemen pemantauan lalu lintas persimpangan jalan di Kota Denpasar diteliti dengan menggunakan metode kualitatif dikarenakan hanya untuk mengeneralisasikan permasalahan terkait kepadatan yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan berdampak pada efektivitas kerja. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi menjadi alat untuk menarik kesimpulan secara terstruktur dengan menggunakan analisi interaktif. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dapat mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Penelitian ini JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Vol. 11, No. 2, Mei 2017
L-2
37 menggunakan Analisis Interaktif dimana menganalisa kemudian dideskripsikan dalam bentuk narasi paparan yang terstruktur dari pengumpulan data. Teknik analisis data adalah yang digunakan untuk menganalisa dengan model interaktif (Interactive Mode of Analysis). Menurut Moleong dalam bukunya tentang Metode Penelitian Kualitatif terdapat tahap-tahap dalam analisis data yakni Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan kesimpulan. Setelah data terkumpul dilakukan analisa melalui tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Ketiga komponen ini saling berinteraksi dan berkaitan satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengumpulan data, oleh karenanya analisis data dapat dilakukan sebelum, selama dan setelah proses pengumpulan data di lapangan. Untuk lebih jelasnya masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut : A. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya dilakukan sebelum pengumpulan data di lapangan. Ini berarti reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mangambil keputusan, melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian, tentang kerangka kerjakonseptual, dan pada saat pengumpulan data. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama penelitian kualitatif berlangsung dan merupakan bagian dari analisis. Proses penelitian kualitatif setelah memasuki lapangan dimulai dengan tahap menetapkan seseorang informan kunci “key informant” yang merupakan informan yang berwibawa dan di percaya mampu membuka pintu kepada peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil wawancara. Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian melalui mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara. B. Penyajian Data Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi, informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini disusun berdasar pokok-pokok yang terdapat dalam reduksi data, dan disajikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan mudah dipahami. Sajian data merupakan narasi mengenai berbagai hal yang terjadi atau ditemukan di lapangan, sehingga peneliti dapat berbuat sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasarkan atas pemahamannya tersebut. Sajian data ini unit-unitnya harus mengacu pada rumusan masalah sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci dan mendalam untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.Sajian data selain dalam bentuk narasi, juga dapat meliputi matriks, gambar/ skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan tabel sebagai pendukung narasinya.Semuanya itu dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti dalam bentuk yang lebih kompak. [7] C. Penarikan Kesimpulan Dari awal pengumpulan data, peneliti memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, danberbagai proposisi. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan,penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas kembali sebentar pada fieldnote. Dengan adanya alur tersebut, peneliti mula-mula akan membaca catatan lapangan, mendengarkan rekaman wawancara, membaca transkip wawancara untuk mendapatkan pemahaman tetang perihal yang dikaji. Pada tahap ini peneliti dapat menambahkan beberapa yang mungkin diperlukan. Catatan tersebut bisa berupa kesimpulan sementara atau wawasan yang muncul begitu saja. Pada tahap selanjutnya , peneliti dapat menggunakan sisi lain dari catatan lapangan atau transkip untuk menulis tema , kata kunci, atau kata-kata teknis yang muncul. Setelah hal itu, peneliti akan melanjutkan aktivitas analisis dengan membuat daftar seluruh tema yang muncul dan mulai memikirkan hubungan yang muncul diantara tema-tema yang muncul. Selanjutnya, berdasarkan catatan yang telah dimiliki peneliti dapat membuat master pola yang ditemukan dan siap untuk dikemukan sebagai laporan terakhir hasil studi. Manajemen pemantauan lalu lintas dilakukan dengan melihat beberapa persimpangan jalan di Denpasar yaitu persimpangan dengan intensitas kepadatan kendaraan lebih banyak disbanding persimpangan lainnya. Tidak hanya hal tersebut, persimpangan tersebut dipilih berdasarkan informan yang diteliti setiap hari melewati persimpangan tersebut. Pada penelitian ini diperlukan konstruksi pemikiran. Hal ini merupakan kerangka berpikir yang krusial dalam melakukan sebuah penelitian yang nantinya akan berpengaruh pada hasil hipotesa penelitian tersebut. Konstruksi pemikiran ini akan dimulai dengan menganalisa tentang gambaran umum L-2
Manajemen Pemantauan Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Di Denpasar (Bambang Wijayanto)
38 Kota Denpasar dilihat dari sisi Kondisi Demografis dan potret Kota Denpasar dari segi perkotaan. Gambaran tersebut akan memunculkan hipotesa sementara dimana pada kondisi demografis dan potret Kota Denpasar yang mengalami peningkatan kepadatan penduduk berpengaruh pada mobilitas pengguna jalan dan berdampak pada kemacetan lalu lintas. Maka dari itu diperlukan penelitian yang mendalam terkait bagaimana manajemen pemantauan pengguna jalan di persimpangan lalu lintas yang ada di Kota Denpasar. Konstruksi Pemikiran penelitian tentang Managemen Pemantauan Lalu Lintas di Persimpangan Kota Denpasar. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Konstruksi Pemikiran
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Denpasar : Kota dan Ruang Kota merupakan sebagai sebuah system jaringan kehidupan yang ditandani dengan kepadatan penduduk yang tinggi serta diambil dari potret strata ekonomi yang heterogen materialistis yang diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingan dengan daerah dibelakangnya. Berdasarkan hal tersebut, pemusatan penduduk yang terjadi di daerah perkotaan menyebabkan lingkungan perkotaan mengalami tekanan yang semakin besar untuk mendukung kebutuhan penduduk. Pada kaitannya dengan kebutuhan penduduk tersebut dirasa akan diimbangi dengan pembanguna kota. Pembangunan kota harus berjalan tetap memperhatikan tata ruang kota. Pada pembangunan yang ada di Indonesia umumnya berkembang secara laissez-faire, tanpa dilandasi perencanaan menyeluruh dan terpadu. Kota-kota yang ada di Indonesia tidak betul-betul dipersiapkan atau direncanakan untuk menampung pertumbuhan penduduk yang besar dalam waktu pendek [3] Jumlah penduduk Kota Denpasar pada tahun 2015 tercatat meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.
JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Vol. 11, No. 2, Mei 2017
L-2
39
Gambar 1 Jumlah Penduduk tahun 2015
Keadaan kondisi Kota Denpasar terbagi menjadi tiga bagian diantaranya adalah Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Utara dan Denpasar Selatan. Pertumbuhan yang semakin pesat dari beberapa sektor menjadikan Kota ini sebagai Kota Administratif dengan mobilitas, aktivitas terjadi di pusat kota Denpasar. Cerminan masyarakat perkotaan juga sangat terlihat pada penduduk Kota Denpasar. Luas wilayah Kota Denpasar dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Luas Wilayah Kota Denpasar
Pada hakekatnya masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan diperlukan adanya mobilitas, hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan sendirinya. Mobilitas barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh sarana transportasi yang terdapat pada suatu daerah. Transportasi sebagai sarana mobilitas sangat penting bagi beberapa daerah atau wilayah yang tersebar, karena menyediakan akses bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari serta peningkatan kehidupan sosial ekonomi [6] Peningkatan kehidupan sosial ekonomi suatu masyrakat tidak terlepas dari mata pencaharian sehari-hari yang mereka geluti. Kota Denpasar merupakan pusat mata pencaharian penduduk melalui kacamata beberapa sector mulai dari perusahaan swasata, Kantor L-2
Manajemen Pemantauan Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Di Denpasar (Bambang Wijayanto)
40 Pemerintahan, Perdagangan kecil menengah sampai keatas berpusat di Kota Denpasar. Bali merupakan salah satu destinasi yang sering dijadikan prioritas utama bagi para penikmat wisata dan tempat hiburan. Keindahan pantai , eksotisme tempat hiburan, dan bangunan-bangunan monumen Bali yang menjadi ciri khas provinsi tersebut. Provinsi Bali tidak hanya dikunjungi oleh para penikmat wisata domestik saja, namun wisatawan asing juga ikut tertarik mengunjungi Provinsi tersebut bahkan terdapat banyak wisatawan asing yang memilih untuk bertempat tinggal di Bali. Saat ini kondisi provinisi Bali sudah mulai padat. Terlihat dari jalur lalu lintas dan kepadatan dari penduduk yang bertansmigrasi ke Provinsi Bali. Beberapa ruas jalan raya terlihat di beberapa kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Denpasar merupakan salah satu kota terbesar dengan kepadatan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin tinggi yang ada di Provinsi Bali. Tata ruang kota yang ada di Kota Denpasar serta pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat. Pusat pendidikan, perkantoran, peluang usaha dan bisnis, pariwisata, perusahaan wisata maupun dinas pemerintahan terpusat pada Kota Denpasar. Dari hal tersebut, kepadatan yang terjadi di Kota Denpasar sudah tidak diragukan lagi. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat, mobilitas yang sangat tinggi dan disertai dengan peningkatan kepadatan lalu lintas. Peningkatan kepadatan lalu- lintas sangat dirasakan di jalan-jalan menuju sekolah, perkantoran maupun daerah wisata terutama pada saat berangkat atau pulang kerja maupun pulang sekolah yang disertai dengan jam makan siang para pekerja swasta maupun pemerintahan. Di samping itu adanya parkir kendaraan di jalan-jalan di depan atau di sekitar sekolah mempersempit badan jalan yang sering disertai dengan kemacetan lalu-lintas. Adanya kemacetan lalu-lintas menyebabkan waktu tempuh makin lama, kelambatan sampai di tempat tujuan baikdi tempat kerja, kantor maupun sekolah. Kondisi demikian jelas menyebabkan berbagai kerugian karena akan menimbulkan kelelahan selama mengemudi yang disertai dengan penurunan efektivitas kerja. 3.2. Managemen Pemantauan Lalu Lintas di Persimpangan Jalan Kota Denpasar Transportasi merupakan sarana yang penting dalam menunjang kegiatan perekonomian masyarakat yang ada di Indonesia. Pemenuhan pendukung laju pertumbuhan ekonomi transportasi menjadi penggerak dinamika pembangunan. Aktivitas penduduk yang tinggi menjadikan perkembangan transportasi meningkat sehingga pergerakan lalu lintas menjadi sangat padat. Pada pergerakan lalu lintas jalan, menjadikan dampak kemacetan pada pengguna jalan. Kemacetan merupakan padatnya jalan raya akibat arus yang tidak normal akibat adanya halangan dari beberapa hal yang mengakibatkan kendaraan berdekatan di jalan. Terdapat beberapa penyebab kemacetan yakni kemacetan fisik, kecelakaan lalu lintas, area pekerjaan, cuaca buruk, alat pengatur lalu lintas yang kurang memadai, acara khusus dan fluktiasi pada arus normal. Pemerintahan Indonesia telah mengupayakan mengembangkan system transportasi dalam rangka menanggulangi kemacetan lalu lintas salah satunya membuat terobosan yaitu menyediakan layanan Area Traffic Control Sistem (ATCS) yakni layanan streaming video tentang kondisi lalu lintas di beberapa persimpangan jalan berbasis web. Kepadatan lalau lintas yang terdapat di Kota Denpasar dipengaruhi oleh pusat aktivitas. Jumlah aktivitas terdapat di panjang jalan merupakan salah satu faktor padatnya kendaraan bermontor melintasi suatu panjang jalan. Padatnya kendaraan bermotor pada panjang jalan akan menyebabkan dampak baik dampak positif maupun dampak negatif. Adisasmita mengatakan bahwa Permasalahan lalu lintas di perkotaan dibutuhkan kebijakan lalu lintas perkotaan dan manajemen lalu lintas [1] Kendaraan dalam Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 terdapat karakterisitk kendaraan bermotor menurut jenisnya diantaranya seperti sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang dan kendaraan khusus. Bina marga juga mengklasifikasikan kendaraan bermotor dibagi berdasarkan golongan mulai dari kendaraan bermuatan ringan sampai dengan yang bermuatan berat. Penghitungan kepadatan lalu lintas diperlukan jumlah kendaran dan panjang jalan. Bus Besar maupun truk akan memberikan pengaruh yang lebih tinggi kepada kepadatan lalu lintas dibanding dengan mobil penumpang biasa, satuan mobil penumpang, satuan untuk arus lalu lintas dimana arus tersebut terdapat berbafai tipe kendaran diubang menjadi arus kendaraan ringan dengan menggunakan ekuivalen mobil penumpang. Pada Tabel 1 menunjukkan satuan mobil penumpang yang biasanya digunakan di Indonesia yang diolah dari berbagai sumber termasuk manual kapasitas jalan Indonesia. Tabel 1 Satuan Mobil Penumpang di Indonesia
JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Vol. 11, No. 2, Mei 2017
L-2
41 Berdasarkan gambar diatas satuan mobil penumpang yang ada di Indonesia, jumlah kendaraan yang melintasi jalan nantinya akan dikonversikan sesuai dengan jenis kendaraan dan lintasan jalan yang dilalui, karena pada jalan raya dan jalan perkotaan akan ditemui perbedaan geometrik jalan. Hasil temuan pada penelitian tentang manajemen pemantauan lalu lintas yang ada di Kota Denpasar adalah telah dikelompokkan dalam beberapa bagian yaitu mengena gambaran umum karakteristik pengguna jalan Lalu lintas di persimpangan jalan Kota Denpasar yaitu Persimpangan Teuku Umar, Persimpangan Cagar Muka dan Persimpangan Jalan Gajah Mada, skala kepadatan lalu lintas di beberapa persimpangan jalan tersebut di Kota Denpasar, Solusi kemacetan akibat kepadatan lalu lintas di persimpangan lalu lintas tersebut. a) Persimpangan Lalu Lintas Teuku Umar : Pada penelitian yang telah dilakukan dapat ditemukan karakteristik pengguna jalan yang ada di persimpangan jalan lalu lintas kota Denpasar memiliki kebutuhan masing-masing. Di persimpangan Teuku Umar jika dilihat berdasarkan indikator pekerjaan, pengguna jalan yang berada di persimpangan tersebut sangat kompleks. Para pekerja swasta, pembantu masyarakat (pemerintahan), serta anak-anak sekolah yang diantarkan oleh para orang tua juga melewati persimpangan tersebut. Hal itu dikarenakan di daerah persimpangan tersebut banyak pertokoan, perkantoran dan sekolah-sekolah yang melalui jalur tersebut. Interaksi dari pertokoan satu ke perkantoran juga sangat berdekatan. Persimpangan teuku umar juga menjadi jalur penghubung antara Kota Denpasar ke arah Kuta. Maka dari itu, persimpangan yang ada di Jalan Teuku Umar kuantitas kepadatan lebih tinggi daripada persimpangan jalan lainnya. Banyak aktivitas melalui persimpangan jalan tersebut sehingga menjadikan persimpangan Teuku Umar sering mengalami kemacetan. Satuan Mengemudi Penumpang (SMP) yang ada pada persimpangan tersebut juga memiliki skala lebih tinggi karena aktivitas mobilitas para pengguna jalan melewati persimpangan jalan tersebut. Satuan Mengemudi Penumpang yang ada di Persimpangan Teuku Umar terdiri dari kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, sepeda gayuh,. Kuantitas Satuan Mengemudi Penumpang sangat bervariasi, pada proses penelitian ini ditentukan satu waktu saja yakni pada pukul 07.00 Pagi sampai pada 08.00 Pagi. Hal tersebut dipilih karena mobilitas informan ketika berangkat menuju tempat kerja pada kurun waktu tersebut. Dari hasil observasi yang ada, pada kurun waktu tersebut, ditemukan beberapa kepadatan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang terlalu padat melalui jalur persimpangan tersebut sehingga sering menimbulkan kemacetan. Tidak hanya kendaraan bermotor, variasi kendaraan roda empat juga memiliki pengaruh kecepatan pengendara sepeda motor. Kondisi persimpangan lalu lintas Teuku Umar dapat dilihat pada Gambar 4
Gambar 4 Persimpangan Teuku Umar dari Arah Malboro
L-2
Manajemen Pemantauan Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Di Denpasar (Bambang Wijayanto)
42
Gambar 5 Persimpangan Teuku Umar dari Arah Renon
Gambar 6 Pantauan Persimpangan Teuku Umar melalui ATCS b)
Persimpangan Catur Muka : Gambaran umum pengguna jalan yang ada di persimpangan catur muka ini terdiri dari beberapa pengendara roda empat, roda dua, angkutan umum, dan sepeda gayuh. Aktivitas para pengguna jalan Catur Muka didominasi oleh para orang tua yang mengantarkan anak ke sekolah, Anak sekolah yang sudah mengendarai kendaraan pribadi, Para pejabat instansi pemerintahan, dan para pekerja swasta. Persimpangan ini didominasi oleh kendaraan roda dua dengan melewati arah dari Jalan Gajah Mada menuju Lapangan Puputan Badung dan Hayam Wuruk. Di persimpangan ini penelitian dilakukan pada pagi hari dari pukul 07.00 pagi sampai 08.00 pagi dimana para pekerja, siswa, pedagang dan actor-aktor lain yang melalui persimpangan tersebut intensitas cukup padat. Tidak hanya hal tersebut, informasi dari salah satu informan yang bekerja di salah satu kampus di Bali yang melewati jalur tersebut menuju tempat bekerja pada jam tersebut sering mengalami kemacetan sehingga memerlukan manajemen pemantauan yang baik agar terhindar dari kemacetan lalu lintas. Kondisi persimpangn jalan catur muka pada pagi hari dapat dilihat pada Gambar 7 .
JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Vol. 11, No. 2, Mei 2017
L-2
43
Gambar 7 Persimpangan Catur Muka c)
Persimpangan Gajah Mada : Persimpangan lalu lintas Gajah Mada ini mayoritas pengguna jalan adalah pedagang pasar dan buruh. Hal tersebut dilihat dari interaksi pertokoan, perkantoran dan Pasar yang ada di sekitar jalan tersebut sehingga mencerminkan karakteristik pengguna jalan persimpangan Gajah Mada. Kuantitas kendaraan yang sering melintas di persimpangan tersebut terhitung cukup tinggi diantaranya terdapat kendaraan beroda dua, kendaraan roda empat, angkutan umum, kendaraan roda tiga, sepeda gayuh dan truk-truk pengangkut sayur atau barang. Kondisi sosial yang ada di Jalan Gajah Mada dipenuhi dengan aktivitas perdagangan, lahan parker yang masih di pinggir jalan dan juga para pejalan kaki yang berlalu lalang menuju ke pusat-pusat pertokoan di sekitar jalan tersebut. Keramaian yang ada di jalur persimpangan pada jam 07.00 WITA sampai 08.00 WITA dipenuhi oleh para pedagang, buruh. Pada tantanan perekonomian di daerah sekitar persimpangan jalan ini, pedagang pasar menjadi embrio kepadatan jalan. Hal tersebut menjadikan informan yang setiap hari melewati jalur persimpangan tersebut sedikit terganggu dikarenakan kepadatan dari riuhnya pedagang yang ada di sekitar jalan Gajah Mada. Tidak hanya komoditi pasar, pusat pertokoan kain juga berada di sekitar persimpangan tersebut. Persimpangan Gajah Mada dapat dilihat di Gambar 8
Gambar 8 Persimpangan Gajah Mada
L-2
Manajemen Pemantauan Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Di Denpasar (Bambang Wijayanto)
44 Denpasar merupakan kategori Kota yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Mobilitas penduduk di jalan dengan berbagai variasi jenis pekerjaan serta aktivitas menyebabkan sering terjadinya kemacetan sehingga berpengaruh pada etos kerja. Pada penelitian yang telah dilakukan dengan mengambil informan karyawan STIKOM BALI menghasilkan gambaran umum terkait persimpangan jalan yang ada di Teuku Umar, Catur Muka, dan Persimpangan Gajah Mada. Pada analisa tersebut, ditemukan bahwa terdapat permasalahan yang timbul dalam hal pemantauan lalu lintas yang sering mereka lalui pada saat berangkat kerja. Kurangnya pemantauan tersebut mengakibatkan informan mendapati kemacetan di persimpangan-persimpangan yang mereka lalui. Dinas Perhubungan Kota Denpasar memberikan solusi bagi para penduduk yang ingin membuat managemen waktu terkait lalu lintas yang ada di Kota Denpasar dengan menggunakan aplikasi ACTS. ACTS (Area Traffic System) merupakan suatu sistem managemen lalu lintas bersinyal terkoordinasi yang mencakup satu wilayah terpusat. Dengan adanya aplikasi ACTS ini maka dapat dilakukan upaya manajemen rekayasa lalu lintas dimana mampu mengkoordinir semua titik yang ada di persimpangan jalan Kota Denpasar. Fungsi dari aplikasi ACTS ini adalah mengatur waktu sinyal persimpangan secara responsif dan terkoordinasi. Aplikasi Mobile Phone ATCS Denpasar merupakan aplikasi yang akan menampilkan secara live streaming kondisi lalu lintas pada titik-titik (simpang) tertentu di Kota Denpasar, informasi kondisi jalanan di Kota Denpasar, dan informasi acara yang dapat mengakibatkan pengalihan arus lalu lintas pada hari-hari tertentu. Sistem ini dapat mempermudah pengguna jalan dalam monitoring kemacetan lalu lintas, sehingga dapat mencari jalur alternatif atau menghindari kemacetan pada jalan-jalan yang padat kendaraan. Aplikasi ACTS dapat dilihat pada Gambar 9
Gambar 9 Aplikasi ACTS ACTS memberikan informasi tentang kondisi lalu lintas dan alternatif lintasan pada pengguna jalan. Pada penelitian yang telah dilakukan, para informan memiliki strategi manajemen untuk pemantauan lalu lintas Kota Denpasar. Pada titik titik persimpangan yang dilalui oleh tiga informan. Mereka melakukan managemen pemantauan dengan cara mendownload aplikasi ACTS di Google Play. Aplikasi tersebut dirasa memberikan kenyamanan serta keuntungan bagi para pekerja seperti mereka. Aktivitas yang berada di jalan saat menempuh perjalanan menuju tempat bekerja tidak menjadi terhalang hanya karena kemacetan dan memberikan dampak positif bagi mereka terkait kedisiplinan kerja. Aplikasi tersebut membantu dalam mengatur jam kapan akan berangkat dengan melihat kondisi video streaming persimpangan yang akan dilewati. Pada penelitian serta hasil wawancara ditemukan juga kelemahan pada aplikasi ACTS. Aplikasi ini memiliki kelemahan terhadap historical waktu yang tidak bisa diubah atau direview kembali sebagai bahan perbandingan. Data yang dibutuhkan juga tidak bisa diputar kembali dikarenakan ACTS diatur oleh sebuah system control terpadu yang melibatkan beberapa komponen dan juga CCTV dimana waktu kondisi nyata dari lalu lintas di titik-titik persimpangan Kota Denpasar. 4. Simpulan Denpasar menjadi Kota yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga berpengaruh pada meningkatnya aktivitas dijalan terutama bagi para pemilik kendaraan bermotor, kendaraan beroda empat maupun kendaraan-kendaraan yang lain. Peningkatan kendaraan yang signifikan bagi pengguna jalan akan berkorelasi pada kepadatan lalu lintas yang ada di Kota Denpasar terutama persimpangan-persimpangan Jalan Besar maupun Jalan Kota. Dari adanya hal tersebut, maka diperlukan
JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Vol. 11, No. 2, Mei 2017
L-2
45 sebuah managemen untuk pengguna jalan dalam pemantauan lalu lintas di persimpangan yang sering dilewati. Pada tiga persimpangan jalan yakni Teuku Umar, Catur Muka dan Gajah Mada memiliki karakteristik pengguna jalan masing-masing. Persimpangan Teuku Umar mayoritas kepadatan lalu lintas yang mengakibatkan kemacetan disebabkan oleh persimpangan tersebut dipenuhi oleh para pekerja kantoran, anak sekolah, dan juga pekerja swasta. Persimpangan tersebut juga sebagai jembatan dari Denpasar menuju ke Daerah Wisata yakni Kuta, serta disekitar persimpangan tersebut banyak terdiri industry pertokoan dan perkantoran yang didominasi oleh pengguna jalan yang bekerja pada pagi hari. Di persimpangan Catur Muka, gambaran analisa terlihat jelas bahwa kepadatan lalu lintas disebabkan oleh pembantu masyarakat (pejabat instansi) serta anak sekolah dan para pekerja swasta. Pada Persimpangan Gajah Mada didominasi oleh pedagang pasar dan aktivitas sosial pedagang dikarenakan kondisi sosial yang ada di persimpangan Gajah Mada mayoritas adalah para pedagang dan wiraswasta. Informan yang sering melewati masing-masing jalur itu mengatur pemantauan lalu lintas dengan menggunakan aplikasi ACTS. Aplikasi lalu lintas dengan fasilitas video live streaming tentang kondisi persimpangan tersebut secara real time. Tindakan meminimalisir kemacetan dari managemen pemantauan lalu lintas dengan menggunakan aplikasi ACTS berdampak positif pada kedisplinan kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan adanya kekurangan dari Aplikasi ACTS dimana diperlukan penambahan fitur tentang historical jejak rekam dari waktu ke waktu yang bisa di putar sesuai dengan kebutuhan pengguna jalan. Pada penduduk Kota Denpasar juga diharapkan lebih mematuhi peraturan lalu lintas agar menciptakan kondisi jalan yang kondusif dan efektif.. Daftar Pustaka [1] Adisasmita, S. A. (2012). Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. [2] Bintarto. (2005). Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya (Revisi). Yogyakarta: Gmalia. [3] Hadi, D. (2011). Mengintegrasikan Perimbangan Lingkungan Dalam Membangun Kembali Malang Raya Menuju Kota Pariwisata. JURNAL FIS, 2. [4] HOBBS, F. (2007). Traffic Planning And Engineering 3nd Edition. England: Headington Hill Hal Oxford OX3 OBW. [5] Kadarman, A. (1996). Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. [6] Kuswati, A. S. (2009). Kajian Aksesbilitas dan Mobilitas di Provinsi Nusa Tenggara Barat , Peran Transportasi. journal 1, 15. [7] Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.Offset [8] Munawar, A. (2004). Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta Offset [9] Rasmanto, K. (2004). Back To Bali, Kembali Berlibur Ke Bali. Jakarta: PT. Grasind. [10] Sukirman, S. (1995). Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova. [11] Sulaksono, S. (2001). Rekayasa Jalan. Bandung: ITB.
L-2
Manajemen Pemantauan Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Di Denpasar (Bambang Wijayanto)