PENENTUAN PELUANG TRANSISI MODEL SELECT ULTIMATE MORTALITY MENGGUNAKAN METODE MATRIKS FORCE OF TRANSITION
FAIZAL HARDI
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Peluang Transisi Model Select Ultimate Mortality Menggunakan Metode Matriks Force of Transition adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Faizal Hardi NIM G54062175
ABSTRAK FAIZAL HARDI. Penentuan Peluang Transisi Model Select Ultimate Mortality Menggunakan Metode Matriks Force of Transition. Dibimbing oleh BERLIAN SETIAWATY dan MUHAMMAD ILYAS. Model select ultimate mortality adalah suatu model tiga state pada bidang aktuaria. Model ini diasumsikan memiliki sifat Markov yang dicirikan oleh adanya matriks peluang transisi. Dalam karya ilmiah ini dibahas salah satu metode penentuan peluang transisi, yaitu metode force of transition. Dalam metode ini, penentuan peluang transisi menggunakan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks segi dengan entri berupa force of transition. Hasil yang diperoleh menunjukkan metode matriks force of transition yang diaplikasikan pada data penduduk negara Kanada tahun 1982-1988 yang diperoleh dari Individual Ordianary Mortality Table mempunyai nilai peluang bertahan hidup yang hampir mendekati nilai dari Individual Ordianary Mortality Table, dengan mean galat absolut sebesar 0,18%. Kata kunci: rantai Markov, peluang transisi, matriks force of transition
ABSTRACT FAIZAL HARDI. Determination of Transition Probability of Select Ultimate Mortality Model Using the Force of Transition Matrix Method. Supervised by BERLIAN SETIAWATY and MUHAMMAD ILYAS. Select Ultimate Mortality Model is a three states model in actuary. This model assume that it holds Markov properties which are characterized by transition probability matrix. This paper discusses a method to determine the transition probability, i.e. the force of transition matrix method. In this method, the probability of transition is determined by using eigenvalues and eigenvectors from a square matrix with the force of transitions as entry points. The force of transition matrix method is applied to data of Canadian population in 1982-1988 which is obtained from Individual Ordinary Mortality Table. This gives result that the value of survival probability is close to the value of Individual Ordianary Mortality Table with the absolute deviation mean 0,18%. Keywords: Markov chain, transition probability, force of transition matrix
PENENTUAN PELUANG TRANSISI MODEL SELECT ULTIMATE MORTALITY MENGGUNAKAN METODE MATRIKS FORCE OF TRANSITION
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Penentuan Peluang Transisi Model Select Ultimate Mortality Menggunakan Metode Matriks Force of Transition Nama : Faizal Hardi NIM : G54062175
Disetujui oleh
Dr Berlian Setiawaty, MS Pembimbing I
Muhammad Ilyas, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taโala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Di sini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua dan kakak satu-satunya atas dukungan yang telah diberikan. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pembimbing, yaitu Ibu Dr. Dra. Berlian Setiawaty, M.S. dan Bapak Muhammad Ilyas, MSi. yang telah bersabar membantu dalam penulisan skripsi ini hingga selesai. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk para penguji, yaitu Bapak Prof. Dr. Ir I Wayan Mangku, MSc. atas kritik dan saran untuk pengerjaan karya ilmiah ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih secara khusus kepada Laras, Dede, Andrew, Irawan, Antoni, Erri, Yogi, Miftah dan Bayu atas berbagai bantuan dalam pengerjaan skripsi ini. Secara umum penulis juga ingin berterima kasih kepada teman-teman yang rasanya tidak mungkin penulis sebutkan seluruhnya. Terakhir rasa terima kasih penulis ucapkan kepada para dosen dan para pegawai Departemen Matematika, khususnya kepada Bu Ida dan Bu Susi. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat memberi manfaat kepada pihak lain dan dapat dikembangkan lebih baik dari ini. Terakhir, penulis pun selalu berharap Allah taโala membalas dengan kebaikan bagi kita semua.
Bogor, Oktober 2013 Faizal Hardi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
1
II TINJAUAN PUSTAKA
2
Ruang Contoh, Kejadian Acak dan Peluang
2
Peubah Acak
2
Proses Stokastik dan Rantai Markov
3
Aljabar Linear
5
III MODEL SELECT ULTIMATE MORTALITY
6
IV METODE MATRIKS FORCE OF TRANSITION
7
V APLIKASI METODE MATRIKS FORCE OF TRANSITION PADA MODEL SELECT ULTIMATE MORTALITY 9 SIMPULAN DAN SARAN
13
Simpulan
13
Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15
RIWAYAT HIDUP
24
DAFTAR TABEL Nilai-nilai force of transition konstan per tahun untuk individu pria yang berumur 45-70 tahun berdasarkan IOMT Peluang suatu individu pria bertahan hidup pada umur (45+๏ฟฝ)tahun berdasarkan IOMT Perbandingan peluang suatu individu pria bertahan hidup pada umur (45 + t) tahun
9 10 12
DAFTAR GAMBAR Model Select Ultimate Mortality
6
DAFTAR LAMPIRAN Pembuktian Lema 2.1 Pembuktian Persamaan (3) Pencarian vektor eigen pada MSUM Source code Matlab untuk penghitungan peluang pria berumur 45 tahun bertahan hidup pada umur (45 + ๐ก) tahun
15 15 21 23
I PENDAHULUAN Latar Belakang Beberapa masalah dalam kehidupan dapat ditampilkan dalam proses multi state. Suatu waktu individu dapat berada pada suatu state, misalkan sehat, sakit, atau meninggal. Keadaan individu di suatu state atau perpindahan dari satu state ke state lainnya mungkin berdampak pada berbagai hal, misalnya berdampak pada keuangan individu tersebut. Model select ultimate mortality ialah suatu model pada bidang aktuaria yang terdiri dari tiga state, yaitu state select, state ultimate dan state dead. Model ini diasumsikan memiliki sifat Markov, yaitu peluang state yang akan datang jika diketahui peluang state saat ini dan state lampau, maka hanya bergantung kepada peluang state saat ini. Sifat Markov dicirikan oleh adanya matriks peluang transisi. Force of transition adalah laju peluang perubahan sesaat dari satu state ke state lainnya. Dari force of transition ini bisa diketahui peluang transisi perpindahan antar state, misalnya peluang meninggal ataupun peluang bertahan hidup seseorang. Penghitungan peluang transisi dengan force of transition ini bisa dilakukan dengan berbagai metode, misalnya menggunakan persamaan Kolmogorov maju ataupun Kolmogorov mundur yang dipaparkan oleh Keyfitz dan Rogers (1982), tetapi metode ini rumit, karena melibatkan pengintegralan yang sukar untuk dilakukan secara analitik. Karya ilmiah ini membahas metode alternatif untuk menentukan peluang transisi dengan metode matriks force of transition yang diaplikasikan pada model select ultimate mortality. Penggunaan metode matriks force of transition bertujuan untuk menghindari perhitungan yang melibatkan pengintegralan, sehingga lebih mudah untuk diselesaikan secara analitik. Pada metode matriks force of transition, penentuan peluang transisi diganti dengan mencari nilai eigen dan vektor eigen dari sebuah matriks segi dengan entri berupa force of transition. Dari peluang transisi, peluang bertahan hidup dengan metode matriks force of transiton dihitung. Lalu hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan peluang hidup yang didapat dari Individual Ordinary Mortality Table, dengan tujuan memeriksa seberapa akurat metode matriks force of transiton tersebut. Karya ilmiah ini merupakan rekonstruksi dari Jones (1994) yang berjudul โActuarial Calculations Using a Markov Modelโ.
Tujuan Tujuan dari karya ilmiah ini adalah: 1 Menjelaskan metode untuk mencari peluang transisi dengan menggunakan metode matriks force of transition. 2 Mengaplikasikan metode matriks force of transition pada model select ultimate mortality.
2 3 Membandingkan nilai peluang bertahan hidup yang diperoleh dari Individual Ordinary Mortality Table dengan nilai yang diperoleh menggunakan metode matriks force of transition.
II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami masalah-masalah pada karya ilmiah ini diperlukan pengetian beberapa konsep berikut
Ruang Contoh, Kejadian Acak, dan Peluang Definisi 2.1 (Percobaan Acak) Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan dengan kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul dapat diketahui, akan tetapi hasil pada percobaan berikutnya tidak dapat diduga dengan tepat. Percobaan semacam ini, yang dapat diulang dalam kondisi sama, disebut percobaan acak. (Hogg et al. 2005) Definisi 2.2 (Ruang Contoh dan Kejadian) Himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan dengan ฮฉ. Suatu kejadian ๐ด adalah himpunan bagian dari ฮฉ. (Grimmet dan Stirzaker 2001) Definisi 2.3 (Medan-ฯ) Koleksi ฦ dari himpunan bagian ฮฉ disebut medan-ฯ jika memenuhi syarat: 1. โ
โ ฦ. 2. Jika ๐ด1 , ๐ด2 , โฆ โ ฦ maka โโ ๐=1 ๐ด๐ โ ฦ. 3. Jika ๐ด โ ฦ, maka ๐ด๐ โ ฦ. (Grimmet dan Stirzaker 2001) Definisi 2.4 (Ukuran Peluang) Ukuran peluang P pada (ฮฉ, ฦ) merupakan fungsi ๐: ฦ โ [0,1] yang memenuhi: 1. ๐(โ
) = 0, ๐(ฮฉ) = 1 2. Bersifat aditif tak hingga yaitu jika ๐ด1 , ๐ด2 , โฆ โ ฦ dengan ๐ด๐ โฉ ๐ด๐ = โ
, ๐ โ โ ๐, maka ๐(โโ ๐=1 ๐ด๐ ) = โ๐=1 ๐(๐ด๐ ). Pasangan (ฮฉ, ฦ, ๐) disebut ruang peluang. (Grimmet dan Stirzaker 2001)
Peubah Acak Definisi 2.5 (Peubah Acak) Misalkan ฦ adalah medan-๐ dari ruang contoh ฮฉ. Peubah acak ๐ merupakan fungsi ๐: ฮฉ โ ๐ di mana {๐ โ ฮฉ: ๐(๐ โค ๐ฅ)} โ ฦ untuk setiap ๐ฅ โ ๐. (Grimmet dan Stirzaker 2001)
3 Definisi 2.6 (Peubah Acak Diskret) Peubah acak ๐ dikatakan diskret jika himpunan semua nilai dari peubah acak tersebut merupakan himpunan diskret berhingga atau terhitung. (Hoog et al. 2005)
Proses Stokastik dan Rantai Markov Definisi 2.7 (Ruang State) Misal ๐ โ ๐ merupakan himpunan nilai dari barisan peubah acak, maka ๐ disebut ruang state. (Grimmet dan Stirzaker 2001) Definisi 2.8 (Proses Stokastik) Proses Stokastik ๐ = {๐๐ก , ๐ก โ ๐} adalah suatu koleksi peubah acak, untuk ๐ก โ ๐ dengan ๐๐ก adalah peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh ฮฉ ke suatu ruang state S. Suatu proses stokastik ๐ disebut proses stokastik dengan waktu diskret jika himpunan indeks T adalah himpunan tercacah. Disebut proses stokastik dengan waktu kontinu jika T adalah sebuah interval. (Ross 1996) Definisi 2.9 (Rantai Markov dengan Waktu Diskret) Proses stokastik {๐๐ , ๐ = 0,1,2, . . } dengan ruang state {1,2, . . , ๐} disebut rantai Markov dengan waktu diskret jika untuk setiap ๐ โ {0,1,2, . . , } berlaku ๐(๐๐+1 = ๐|๐๐ = ๐, ๐๐โ1 = ๐๐โ1 , โฆ , ๐1 = ๐1, ๐0 = ๐0 ). = ๐(๐๐+1 = ๐|๐๐ = ๐). (Ross 1996) Definisi 2.10 (Rantai Markov dengan Waktu Diskret Homogen) Rantai Markov dengan waktu diskret ๐๐ disebut homogen jika ๐(๐๐+1 = ๐|๐๐ = ๐) = ๐(๐1 = ๐|๐0 = ๐) = ๐๐๐ untuk semua n dan ๐, ๐ โ {1,2, โฆ , ๐}. (Ross 1996) Definisi 2.11 (Matriks Peluang Transisi) Misal {๐๐ , ๐ = 0,1,2, . } adalah rantai Markov dengan waktu diskret. Nilai dari peluang transisi ๐๐๐ menyatakan peluang bahwa jika proses tersebut berada pada state i maka berikutnya akan beralih ke state j. Matriks peluang transisi dapat dituliskan dalam bentuk matriks P, yaitu ๐11 โฆ ๐๐1 โฑ โฎ ). ๐=( โฎ ๐1๐ โฆ ๐๐๐ (Ross 1996) Definisi 2.12 (Rantai Markov dengan Waktu Kontinu) Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu {๐๐ก , ๐ก โฅ 0} dengan ruang state diskret disebut suatu rantai Markov dengan waktu kontinu jika untuk setiap ๐ , ๐ก > 0 ๐, ๐, ๐ฅ โ {1,2, โฆ ๐} dan 0 โค ๐ก < ๐ข berlaku
4 ๐(๐๐ก+๐ = ๐|๐๐ = ๐, ๐๐ข = ๐ฅ, 0 โค ๐ข โค ๐ ) = ๐(๐๐ก+๐ = ๐|๐๐ = ๐). (Ross 1996) Definisi 2.13 (Rantai Markov dengan Waktu Kontinu Homogen) Rantai Markov dengan waktu kontinu {๐๐ก , ๐ก โฅ 0} disebut homogen jika peluang transisi ๐(๐๐ +๐ก = ๐|๐๐ = ๐) adalah bebas terhadap nilai ๐ > 0 , sehingga dapat ditulis sebagai ๐(๐๐ +๐ก = ๐|๐๐ = ๐) = ๐๐๐ . (Ross 1996) Definisi 2.14 (Force of Transition) Misal {๐๐ก } rantai Markov dengan ruang state {1, 2, 3, โฆ , ๐}. Force of transition dari state ๐ ke state ๐ didefinisikan sebagai berikut ๐๐๐ (๐ก) = lim+ โโ0
๐๐๐ (๐ก,๐ก+โ)โ ๐๐๐ (๐ก,๐ก) โ
๐, ๐ โ {1, 2, โฆ , ๐}. (Jones 1994)
Teorema 2.1 (Sifat Peluang Transisi) Didefinisikan ๐๐๐ (s, s + t) = ๐(๐๐ +๐ก = ๐|๐๐ = ๐), menyatakan peluang transisi suatu individu berada di state ๐ pada waktu ๐ + ๐ก dengan diketahui individu tersebut berada di state i pada waktu s. Sifat-sifat dari ๐๐๐ (s, s + t) adalah: a) 0 โค ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก) โค 1 untuk ๐ , ๐ก โฅ 0 b) โ๐ ๐=1 ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก) = 1 , untuk ๐, ๐ = 1,2, โฆ , ๐ dan ๐ , ๐ก โฅ 0 c) ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก + ๐ข) = โ๐ ๐=1 ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก)๐๐๐ (๐ + ๐ก, ๐ + ๐ก + ๐ข), untuk ๐ , ๐ก, ๐ข โฅ 0 1, ๐ = ๐ d) lim+ ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก) = { untuk ๐ , ๐ก โฅ 0. ๐กโ0 0, ๐ โ ๐ Sifat c) juga dikenal dengan nama Persamaan Chapman-Kolmogorov. Jika ๐ท(๐ก) menunjukkan matriks dengan elemen ๐๐๐ , sifat (c) dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai ๐ท(๐ , ๐ + ๐ก + ๐ข) = ๐ท(๐ , ๐ + ๐ก)๐ท(๐ + ๐ก, ๐ + ๐ก + ๐ข). (Taylor dan Karlin 1998) Teorema 2.2 (Persamaan Kolmogorov Maju) Pada persamaan Kolmogorov maju, laju peluang transisi di waktu yang akan datang memiliki hubungan sebagai jumlah perkalian peluang transisi dengan rate dari peluang transisi sesaat (force of transition saat waktu mendatang). Dalam hal ini peluang transisi ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก) didiferensialkan terhadap waktu mendatang (๐ + ๐ก), dan hubungan diferensial ini diberikan sebagai berikut ๐
๐ ๐ (๐ , ๐ + ๐ก) = โ ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก)๐๐๐ (๐ + ๐ก). ๐๐ก ๐๐ ๐=1
(Jones 1994) Lema 2.1 (Sifat Force of transition) โ๐ ๐=1 ๐๐๐ (๐ก) = 0 , untuk ๐ = 1,2, โฆ ๐ dan ๐ก โฅ 0. Bukti: Lampiran 1.
5 Aljabar Linear Definisi 2.14 (Ruang Vektor Euclid ๐น๐ ) Ruang Vektor Euclid ๐๐ adalah himpunan semua vektor yang berorde ๐ ร 1 dengan elemen-elemennya berupa bilangan real. (Leon 1998) Definisi 2.15 (Bebas Linear) Vektor-vektor ๐ฃ1 , ๐ฃ2 , ๐ฃ๐ dalam ruang vektor V disebut bebas linear jika ๐1 ๐ฃ1 + ๐2 ๐ฃ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฃ๐ = 0 mengakibatkan semua skalar-skalar ๐1, ๐2 , โฆ , ๐๐ bernilai 0. (Leon 1998) Definisi 2.16 (Nilai Eigen dan Vektor Eigen) Misalkan A adalah suatu matriks ๐ ร ๐. Skalar ฮป disebut sebagai suatu nilai eigen atau nilai karakteristik dari A jika terdapat suatu vektor taknol x sehingga ๐จ๐ฅ = ฮป๐ฅ. Vektor x disebut vektor eigen atau vektor karakteristik dari nilai eigen ฮป. (Leon 1998) Definisi 2.17 (Diagonalisasi) Suatu Matriks berorde ๐ ร ๐ dapat didiagonalisasi jika terdapat matriks ฮง taksingular dan suatu matriks diagonal ๐ซ sedemikian sehingga ๐ฒโ1 ๐จ๐ฟ = ๐ซ. Dikatakan bahwa ๐ฟ mendiagonalisasi ๐จ. (Leon 1998) Definisi 2.18 (Deret Taylor) Deret Taylor untuk fungsi ๐(๐ฅ) di sekitar ๐ฅ = ๐ didefinisikan sebagai โ ๐ (๐) (๐) ๐(๐ฅ) = โ (๐ฅ โ ๐)๐ . ๐! ๐=0
(Stewart 2003) Definisi 2.19 (Eksponensial Matriks Segi) Eksponensial matriks segi (๐ ๐จ ) didefinisikan sebagai โ ๐จ2 ๐จ3 ๐จ๐ ๐จ ๐ = ๐ฐ+๐จ+ + +โฏ = โ . 2! 3! ๐! Analog dengan deret Taylor dari fungsi skalar ๐ ๐ฅ .
๐=0
(Leon 1998) Teorema 2.3 Suatu matriks ๐จ berukuran ๐ ร ๐ dapat didiagonalisasi jika dan hanya jika ๐จ mempunyai ๐ vektor eigen yang bebas liniear. (Leon 1998)
6
III MODEL SELECT ULTIMATE MORTALITY Pada tugas akhir ini dibahas model aktuaria yang melibatkan tiga state, yaitu model select ultimate mortality (MSUM). State pertama adalah state select, yaitu state penyeleksian kesehatan suatu individu yang memenuhi syarat secara medis agar dapat menjadi tanggungan pihak asuransi dan merupakan state yang pertama kali dikunjungi. State kedua adalah state ultimate, yaitu state di mana individu telah mengikuti asuransi hingga individu tersebut meninggal. Ketiga adalah state dead yaitu state dimana individu dalam keadaan meninggal. Perpindahan state ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini. 2. Ultimate
1. Select
3. Dead
Gambar 1 Model Select Ultimate Mortality Gambar 1 Model Select Ultimate Mortality Tiga transisi yang mungkin terjadi dalam model tersebut, yakni dari state 1 ke state 2, dari state 1 ke state 3, dan dari state 2 ke state 3. Matriks transisi yang terlibat pada Gambar 1 memiliki bentuk seperti berikut:
= Untuk ๐ง < ๐ก , nilai ๐21 (๐ง, ๐ก) = 0 pada matriks di atas karena pada model tersebut, state ultimate tidak mungkin pindah ke state select. Nilai ๐31 (๐ง, ๐ก) = ๐32 (๐ง, ๐ก) = 0, karena suatu individu yang telah mengalami kematian (berada di state 3) tidak mungkin hidup kembali (berada di state 1 atau state 2). Nilai ๐33 (๐ง, ๐ก) = 1 , pada kondisi ini individu yang meninggal di suatu waktu, di masa mendatang individu tersebut pasti tetap berada pada state meninggal tersebut. Pada tugas akhir ini dicari peluang transisi dari ๐11 (๐ง, ๐ก), ๐12 (๐ง, ๐ก), ๐13 (๐ง, ๐ก), ๐22 (๐ง, ๐ก), ๐23 (๐ง, ๐ก) dan peluang bertahan hidup ๐11 (๐ง, ๐ก) + ๐12 (๐ง, ๐ก) yang memenuhi: ๐
โ ๐1๐ (๐ง, ๐ก) = 1 ๐=๐ ๐
โ ๐2๐ (๐ง, ๐ก) = 1 ๐=๐
๐11 (๐ง, ๐ก), ๐12 (๐ง, ๐ก), ๐13 (๐ง, ๐ก), ๐22 (๐ง, ๐ก), ๐23 (๐ง, ๐ก) > 0.
7 Ada beberapa metode untuk menghitung peluang transisi tersebut, salah satunya menggunakan persamaan Kolmogorov maju ataupun Kolmogorov mundur. Akan tetapi, jika persamaan tersebut digunakan, perhitungan peluang transisi akan melibatkan integral yang akan sukar untuk dicari. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini dibahas metode matriks force of transition sebagai salah satu metode alternatif untuk mencari peluang transisi.
IV METODE MATRIKS FORCE OF TRANSITION Jika nilai ๐๐๐ (๐ก) = ๐๐๐ dengan ๐๐๐ adalah konstanta untuk semua nilai ๐ก โฅ 0, maka force of transition dikatakan bernilai konstan. Rantai Markov yang berhubungan dengan nilai ini adalah rantai Markov homogen. Jika berlaku rantai Markov waktu homogen, maka fungsi ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก) bernilai sama untuk semua ๐ โฅ 0, sehingga notasi ๐๐๐ (๐ , ๐ + ๐ก) bisa ditulis sebagai ๐๐๐ (๐ก). Misal ๐ท(๐ก) adalah matriks ukuran ๐ ร ๐ dengan elemen-elemen ๐๐๐ (๐ก) sebagai berikut ๐11 (๐ก) ๐12 (๐ก) โฏ ๐1๐ (๐ก) ๐ (๐ก) ๐22 (๐ก) โฆ ๐2๐ (๐ก) [ 21 ]. โฎ โฎ โฎ โฑ ๐๐1 (๐ก) ๐๐2 (๐ก) โฆ ๐๐๐ (๐ก) Definisikan ๐ธ adalah matriks berukuran ๐ ร ๐ dengan elemen-elemen ๐๐๐ sebagai berikut ๐11 ๐12 โฏ ๐1๐ ๐ ๐22 โฆ ๐2๐ [ 21 โฎ โฎ โฎ ] โฑ ๐๐1 ๐๐2 โฆ ๐๐๐ โฒ (๐ก) dan ๐ท adalah matriks berukuran ๐ ร ๐ dengan elemen-elemen ๐โฒ ๐๐ (๐ก) sebagai berikut ๐โฒ11 (๐ก) ๐โฒ12 (๐ก) โฏ ๐โฒ1๐ (๐ก) ๐โฒ (๐ก) ๐โฒ 22 (๐ก) โฏ ๐โฒ 2๐ (๐ก) [ 21 ] โฎ โฎ โฎ โฑ ๐โฒ ๐1 (๐ก) ๐โฒ ๐2 (๐ก) โฏ ๐โฒ ๐๐ (๐ก) Persamaan Chapman-Kolmogorov pada Teorema 2.1 dapat ditulis ๐ท(๐ , ๐ + ๐ก + ๐ข) = ๐ท(๐ , ๐ + ๐ก)๐ท(๐ + ๐ก, ๐ + ๐ก + ๐ข). (1) Rantai Markov yang digunakan adalah rantai Markov homogen, oleh karena itu persamaan (1) berubah menjadi ๐ท(๐ก + ๐ข) = ๐ท(๐ก)๐ท(๐ข). Berdasarkan persamaan Kolmogorov maju dalam bentuk matriks, maka dapat ditulis ๐ทโฒ (๐ก) = ๐ท(๐ก)๐ธ. (2) Dengan nilai awal ๐ท(0) = ๐ฐ, persamaan (2) mempunyai solusi ๐ท(๐ก) = ๐ ๐ธ๐ก . (3) Bukti: Lampiran 2.
8 Dari persamaan (3), berdasarkan Definisi 2.21 diperoleh solusi berupa matriks eksponensial (๐ธ๐ก)2
(๐ธ๐ก)3
๐ท(๐ก) = ๐ผ + ๐ธ๐ก + 2! + 3! โฆ (4) Metode pencarian matriks peluang transisi yang dibahas dalam karya ilmiah ini membutuhkan nilai-nilai eigen yang berbeda pada matriks Q. Hal ini bertujuan agar matriks Q dapat didiagonalkan. Jika Q mempunyai nilai-nilai eigen berbeda ๐1 , ๐2 , . . , ๐๐ maka matriks Q bisa dibentuk sebagai ๐ธ = ๐จ๐ซ๐จโ๐ dimana ๐ซ = diag(๐1 , ๐2 , . . ๐๐ ) dan kolom ke i dari A adalah vektor eigen yang berhubungan dengan nilai eigen ๐๐ . Sehingga dari persamaan (4) bisa diperoleh ๐ธ2 ๐ก 2 ๐ธ3 ๐ก 3 ๐ท(๐ก) = ๐ฐ + ๐ธ๐ก + + +โฏ 2! 3! (๐จ๐ซ๐จโ๐ )2 ๐ก 2 (๐จ๐ซ๐จโ1 )3 ๐ก 3 โ1 ๐ท(๐ก) = ๐ฐ + ๐จ๐ซ๐จ ๐ก + + +โฏ 2! 3! โ1 โ๐ 2 โ1 โ1 ๐จ๐ซ๐จ ๐จ๐ซ๐จ ๐ก ๐จ๐ซ๐จ ๐จ๐ซ๐จ ๐จ๐ซ๐จโ1 ๐ก 3 = ๐ฐ + ๐จ๐ซ๐จโ1 ๐ก + + +โฏ 2! 3! 2 โ1 2 3 โ1 3 ๐จ๐ท ๐จ ๐ก ๐จ๐ท ๐จ ๐ก = ๐ฐ + ๐จ๐ซ๐จโ1 ๐ก + + +โฏ 2! 3! 2 โ1 2 3 โ1 3 ๐ซ ๐จ ๐ก ๐ซ ๐จ ๐ก + +. . . ] = ๐จ [๐จโ1 + ๐ซ๐จโ1 ๐ก + 2! 3! ๐ซ2 ๐ก 2
๐ซ๐ ๐ก 3
= ๐จ [๐ฐ + ๐ซ๐ก + 2! + 3! + โฏ ] ๐จโ1 . ๐1 0 โฏ 0 0 ๐2 โฆ 0 Diketahui ๐ซ = [ ], maka โฎ โฎ โฑ โฎ 0 0 โฆ ๐๐ ๐1 0 โฏ 0 ๐1 0 โฏ 0 0 ๐2 โฆ 0 0 ๐2 โฆ 0 ๐ซ2 = ๐ซ ร ๐ซ = [ ][ ] โฎ โฎ โฑ โฎ โฎ โฎ โฑ โฎ 0 0 โฆ ๐๐ 0 0 โฆ ๐๐ ๐1 2 0 โฏ 0 2 โฆ 0 . = 0 ๐2 โฎ โฑ โฎ โฎ 2 [ 0 0 โฆ ๐๐ ] Secara umum untuk ๐ซ3 , ๐ซ4 dan seterusnya, maka diperoleh bentuk ๐1 ๐ 0 โฏ 0 ๐ โฆ 0 . ๐ซ๐ = 0 ๐2 โฎ โฑ โฎ โฎ ๐ [ 0 0 โฆ ๐๐ ] Dengan mensubstitusikan persamaan (6) ke (5), maka diperoleh: 1 + ๐1 ๐ก +
๐1 2 ๐ก 2 2!
0
๐ท(๐ก) = ๐จ [
โฎ 0
+
๐1 3 ๐ก 3 3!
+. .
0 1 + ๐2 ๐ก +
๐2
2 2 ๐ก
2!
โฎ 0
(5)
(6)
โฏ 0 +
๐2
3 3 ๐ก
3!
+
โฆ 0 โฎ
โฑ โฆ 1 + ๐๐ ๐ก +
๐๐ 2 ๐ก 2 2!
๐จโ1 +
๐๐ 3 ๐ก 3 3!
+]
9 ๐ ๐1 ๐ก 0 โฏ 0 ๐2 ๐ก 0 ๐ โฆ 0 ] ๐จโ1 ๐ท(๐ก) = ๐จ [ โฑ โฎ โฎ โฎ ๐ โฆ ๐ ๐๐ก 0 0 ๐ซ๐ก โ1 ๐ท(๐ก) = ๐จ๐ ๐จ . (7) Elemen-elemen matriks ๐ท(๐ก) pada persamaan (7) yaitu ๐๐๐ (๐ก) = โ๐๐=1 ๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐ก ๐๐๐ , (8) dengan ๐ adalah banyak state, ๐๐๐ adalah entri (i,j) dari matriks A dan ๐๐๐ adalah entri (i,j) dari matriks ๐จโ1 . Dengan demikian, permasalahan mencari fungsi peluang transisi diganti dengan mencari nilai eigen dan vektor eigen dari matriks force of transition.
V APLIKASI METODE MATRIKS FORCE OF TRANSITION PADA MODEL SELECT ULTIMATE MORTALITY Aplikasi dan contoh numerik dalam mencari peluang transisi dan peluang bertahan hidup pada model select ultimate mortality (MSUM) dengan metode matriks force of transition dibahas lebih lanjut dalam bab ini. Data yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah data dari penduduk negara Kanada tahun 1982-1988 yang didapat dari Individual Ordinary Mortality Table (IOMT), yaitu tabel mortalitas yang disusun oleh Commitee on Expected Experience of the Canadian Institute of Actuaries. Sampel yang digunakan adalah data force of transition pada populasi penduduk pria berumur antara 45-70 tahun dan data peluang bertahan hidup untuk populasi yang sama untuk umur 46-71 tahun. Data force of transition dan data peluang bertahan hidup dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Nilai-nilai force of transition konstan per tahun untuk individu pria yang berumur 45-70 tahun berdasarkan IOMT (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
Umur x
๐12
๐13
๐23
Umur x
๐12
๐13
๐23
45
0.164
0.00097
0.00225
57
0.164
0.00282
0.00840
46
0.164
0.00107
0.00251
58
0.165
0.00304
0.00933
47
0.163
0.00117
0.00280
59
0.165
0.00329
0.01036
48
0.163
0.00128
0.00313
60
0.167
0.00352
0.01150
49
0.163
0.00140
0.00350
61
0.167
0.00380
0.01274
50
0.163
0.00154
0.00391
62
0.167
0.00410
0.01411
51
0.163
0.00168
0.00437
63
0.167
0.00442
0.01560
52
0.164
0.00183
0.00488
64
0.168
0.00472
0.01725
53
0.164
0.00201
0.00544
65
0.169
0.00503
0.01905
54
0.164
0.00218
0.00608
66
0.169
0.00540
0.02102
55
0.164
0.00238
0.00677
67
0.170
0.00574
0.02318
56
0.164
0.00259
0.00755
68
0.171
0.00609
0.02553
10
Umur x 69
(๐ฅ)
๐12
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐13
๐23
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐13
Umur x
๐12
70
0.174
0.173 0.00638 0.02811
(๐ฅ)
๐23
0.00674 0.03093
Tabel 2 Peluang suatu individu pria berumur 45 tahun bertahan hidup pada umur (45 + t) tahun berdasarkan IOMT t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Peluang 0,99897 0,997522 0,995766 0,993675 0,99122 0,988366 0,985055 0,981223 0,976817 0.9717767 0,966014 0,959455 0,952019
t 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Peluang 0,943603 0,934111 0,923434 0,911743 0,89897 0,885053 0,869919 0,853504 0,835751 0,816604 0,796017 0,773952 0,750377
Matriks force of transition ๐ธ(๐ฅ) untuk umur ๐ฅ tertentu yang diperoleh dari model Gambar 1 pada halaman 6 yakni (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐11 ๐12 ๐13 ๐11 ๐12 ๐13 (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐ธ(๐ฅ) = [๐21 ๐22 ๐23 ] = [ 0 ๐ ๐ ]. 22
23
(๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) 0 0 0 ๐31 ๐32 ๐33 (๐ฅ) Nilai ๐21 = 0 karena tidak ada perpindahan dari state 2 ke state 1. Sedangkan state (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) 3 adalah state absorbsi sehingga menyebabkan nilai ๐31 = ๐32 = ๐33 = 0. Berdasarkan Lema 2.1, maka matriks force of transition ๐ธ(๐ฅ) di atas dapat diubah menjadi (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) โ(๐12 + ๐13 ) ๐12 ๐13 (๐ฅ) (๐ฅ) ๐ธ(๐ฅ) = [ 0 โ๐ ๐ ]. 23
23
0 0 0 Matriks peluang transisi untuk interval waktu tertentu di mana force of transition bernilai konstan dalam tiap tahun dapat dihitung dengan mencari matriks peluang transisi untuk tiap tahun yang menggunakan persamaan (7). Namun sebelum peluang transisi dicari, diperlukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks force of transition ๐ธ(๐ฅ) . Cara mencari nilai eigen dan vektor eigen yang berhubungan dengan Tabel 1 adalah
11 |๐ธ(๐ฅ) โ ฮป๐ฐ| = 0 (๐ฅ)
|
(๐ฅ)
(๐ฅ)
โ(๐12 + ๐13 ) โ ฮป
(๐ฅ)
๐12
๐13
(๐ฅ) (๐ฅ) | = 0. 0 โ๐23 โ ฮป ๐23 0 0 โฮป Persamaan karakteristiknya adalah (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) โ(๐12 + ๐13 + ฮป)ฮป(๐23 + ฮป) = 0 (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
ฮป (๐23 + ฮป)(๐12 + ๐13 + ฮป) = 0. Nilai-nilai eigen dari persamaan di atas ialah (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐1 = 0, ๐2 = โ๐23 , ๐3 = โ(๐12 + ๐13 ). Sehingga didapat matriks sebagai berikut 0 0 0 (๐ฅ) 0 ] ๐ซ = [0 โ๐23 (๐ฅ) (๐ฅ) 0 0 โ(๐12 + ๐13 ) ๐ 0(๐ก) 0 0 (๐ฅ) ๐ซ๐ก โ๐ (๐ก) ๐ =[ 0 ]. ๐ 23 0 (๐ฅ) (๐ฅ) 0 0 ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) Perhitungan vektor eigen pada Lampiran 3, didapat matriks ๐จ(๐ฅ) (๐ฅ) ๐12 1 1 (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐ + ๐ โ ๐ ๐จ = . 12 13 23 1 1 0 [1 0 0] Sehingga matriks peluang transisi dapat dicari dengan ๐ท(๐ฅ) (๐ก) = ๐จ(๐ฅ) ๐๐ซ๐ก [๐จ(๐ฅ) ]โ1 0(๐ก) 0 0 1 ๐ป 1 ๐ 0 0 1 (๐ฅ) (๐ก) โ๐ ] [0 1 โ1] = [1 1 0 ] [ 0 ๐ 23 0 (๐ฅ) (๐ฅ) 1 0 0 0 0 ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) 1 ๐
๐ ๐พ = [0 0
๐ฟ ๐
(๐ฅ)
โ๐23 (๐ก)
0
๐ (๐ฅ) 1 โ ๐ โ๐23 (๐ก) ], 1
dengan keterangan: (๐ฅ) ๐12 ๐ป = (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐12 + ๐13 โ ๐23 (๐ฅ) ๐12 ๐
= โ ( (๐ฅ) ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐12 + ๐13 โ ๐23 (๐ฅ) ๐12 ๐ = (๐ฅ) โ1 (๐ฅ) (๐ฅ) ๐12 + ๐13 โ ๐23 (๐ฅ)
(๐ฅ)
๐พ = ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก)
(9)
12 (๐ฅ)
๐ฟ=
๐12 (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐12 + ๐13 โ ๐23
๐ = 1โ๐
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ โ๐23 (๐ก) โ ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) ) (๐ฅ)
(๐ฅ)
โ(๐12 +๐13 )(๐ก)
(๐ฅ)
โ
๐12 (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ โ๐23 (๐ก) โ ๐ (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
โ(๐12 +๐13 )(๐ก)
๐12 + ๐13 โ ๐23
).
Dari matriks pada persamann (9) maka didapat (๐ฅ)
(๐ฅ)
๐11 (๐ก) = ๐พ = ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) ๐12 (๐ก) = ๐ฟ =
(๐ฅ)
(๐ฅ) โ๐23 (๐ก) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐12 +๐13 โ๐23 (๐ฅ) (๐ฅ) โ(๐12 +๐13 )(๐ก)
๐12
(๐
๐13 (๐ก) = ๐ = 1 โ ๐
โ
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
โ ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) ) (๐ฅ)
(๐ฅ)
๐12
(๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐12 +๐13 โ๐23
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ โ๐23 (๐ก) โ ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) )
๐22 (๐ก) = ๐ โ๐23 (๐ก) (๐ฅ) ๐23 (๐ก) = 1 โ ๐ โ๐23 (๐ก) . Sehingga didapat peluang bertahan hidup dari suatu individu yaitu (๐ฅ)
(๐ฅ)
๐12
(๐ฅ)
๐11 (๐ก) + ๐12 (๐ก) = ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) +
(๐ฅ) ๐12
+
(๐ฅ) ๐13
(๐ฅ)
โ
(๐ฅ) ๐23
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ โ๐23 (๐ก) โ ๐ โ(๐12 +๐13 )(๐ก) ).
Berdasarkan persamaan (1), untuk force of transition umur ๐ฅ yang diberikan pada Tabel 1 maka dapat dicari matriks peluang transisi untuk mencari peluang suatu individu pria berumur 45 tahun bertahan hidup pada umur (45 + ๐ก) tahun, ๐ก โ [1,26] dengan interval satu tahun yaitu ๐ท(45,45 + ๐ก) = ๐ท(45,46)๐ท(46,47) โฆ ๐ท(44 + ๐ก, 45 + ๐ก) = ๐ท(45) (1)๐ท(46) (1) โฆ ๐ท(44+๐ก) (1). Perhitungan peluang suatu individu pria berumur 45 tahun bertahan hidup pada umur (45 + ๐ก) tahun dihitung dengan metode matriks force of transition, hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan Individual Ordinary Mortality Table (IOMT). Hasil perbandingan dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3 Perbandingan peluang suatu individu pria berumur 45 tahun bertahan hidup pada umur (45 + t) tahun t
IOMT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0,99897 0,997522 0,995766 0,993675 0,99122 0,988366 0,985055 0,981223 0,976817 0,971777 0,966014 0,959455
Metode Matriks Force of Transtiton 0,998931 0,997551 0,995841 0,993768 0,991296 0,988386 0,984998 0,981089 0,97661 0,971502 0,965721 0,959197
% Galat Absolut 0,00388 0,002967 0,007542 0,009389 0,007667 0,002034 0,00577 0,01368 0,02124 0,02827 0,03034 0,02684
13
t 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Metode Matriks Force of Transtiton 0,952019 0,951878 0,943603 0,94371 0,934111 0,934621 0,923434 0,924541 0,911743 0,91341 0,89897 0,901153 0,885053 0,887712 0,869919 0,873009 0,853504 0,856986 0,835751 0,839581 0,816604 0,820738 0,796017 0,800418 0,773952 0,778575 0,750377 0,755181 Mean IOMT
% Galat Absolut 0,01481 0,011287 0,054608 0,119922 0,182848 0,242856 0,300377 0,35524 0,408012 0,45833 0,506269 0,552802 0,597337 0,640225 0,18
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 3, peluang bertahan hidup seorang individu pria berumur 45 tahun setidaknya sampai umur 46 tahun berdasarkan IOMT adalah 0,99897 dan berdasarkan metode matriks force of transition adalah 0,998931 dengan galat sebesar 0,00388%. Demikian seterusnya sehingga didapat mean pada galat absolut sebesar 0,18%. Dengan demikian, perhitungan peluang transisi dapat dilakukan dengan metode matriks force of transition. .
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Peluang transisi dan peluang bertahan hidup dapat dicari dengan menggunakan metode matriks force of transition. 2. Peluang bertahan hidup individu pria yang dicari dengan metode matriks force of transition hampir mendekati nilai peluang bertahan hidup dari Individual Ordinary Mortality Table dengan mean galat absolut sebesar 0,18%. Saran Saran yang dapat diberikan yakni mencari peluang transisi dan peluang bertahan hidup dari model Markov yang melibatkan lebih dari tiga state, misalnya pada HIV-AIDS Progression Model.
14
DAFTAR PUSTAKA Canadian Institute of Actuaries. 1992. 1982-1988 Individual Ordinary Mortality Table. Transactions of Society of Actuaries 1991-92 Reports. 701-711. Grimmet GR, Stirzaker DR. 2001. Probability and Random Process. Third Ed. Oxford (GB): Clarendon Press. Hogg RV, McKean J, Craig AT. 2005. Introduction to Mathematical Statistics. Sixth Ed. New Jersey (US): Prentice Hall. Jones BL. 1994. Actuarial Calculation Using a Markov Model. Transactions of Society of Actuaries. 46:227-250. Leon SJ. 1998. Aljabar Linear dan Aplikasinya. Bondan A, penerjemah; Hardini WB, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari Linear Algebra with Applications. Ross SM. 1996. Stochastic Process. Second Ed. New York (US). Wiley. Stewart J. 2003. Kalkulus. Jilid 2. Ed 4. Susila IN, Gunawan H, penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari Calculus. Taylor HM, Karlin S. 1998. An Introduction to Stochastic Modelling. California(US): Academic Press.
15 Lampiran 1 Pembuktian Lema 2.1 Akan dibuktikan โ๐ ๐=1 ๐๐๐ (๐ก) = 0 , untuk ๐ = 1,2, โฆ ๐ dan ๐ก โฅ 0. Bukti: โ๐ ๐=1 ๐๐๐ (๐ก) = ๐๐1 (๐ก) + ๐๐2 (๐ก) + ๐๐๐ (๐ก) + โฏ + ๐๐๐ (๐ก) ๐๐1 (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐1 (๐ก, ๐ก) ๐๐2 (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐2 (๐ก, ๐ก) + lim +โฆ โโ0 โโ0 โ โ
= lim
๐๐๐ (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐๐ (๐ก, ๐ก) ๐๐๐ (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐๐ (๐ก, ๐ก) + โฏ + lim โโ0 โโ0 โ โ
+ lim
๐๐1 (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐1 (๐ก, ๐ก) + ๐๐2 (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐2 (๐ก, ๐ก) + โฏ โโ0 โ
= lim +
๐๐๐ (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐๐ (๐ก, ๐ก) + โฏ + ๐๐๐ (๐ก, ๐ก + โ) โ ๐๐๐ (๐ก, ๐ก) โ
๐๐1 (๐ก, ๐ก + โ) + ๐๐2 (๐ก, ๐ก + โ) + โฏ + ๐๐๐ (๐ก, ๐ก + โ) + โฏ + ๐๐๐ (๐ก, ๐ก + โ) โโ0 โ
= lim
๐๐1 (๐ก, ๐ก) + ๐๐2 (๐ก, ๐ก) + โฏ + ๐๐๐ (๐ก, ๐ก) + โฏ + ๐๐๐ (๐ก, ๐ก) . โโ0 โ
โlim
Berdasarkan sifat (d) pada Teorema 2.1, maka persaman terakhir di atas menjadi โ๐ ๐=1 ๐๐๐(๐ก) = lim
1โ(0+0+โฏ+1+โฏ+0) โ
โโ0
= 0. Terbukti โ
Lampiran 2 Pembuktian Persamaan (3) ๏ถ Diketahui persamaan Kolmogorov maju dalam bentuk matriks ๐ทโฒ (๐ก) = ๐ท(๐ก)๐ธ dengan nilai awal ๐ท(0) = ๐ฐ. Akan dibuktikan solusi dari persamaan tersebut adalah ๐ท(๐ก) = ๐ ๐ธ๐ก . ๐11 (๐ก) Misal ๐ท(๐ก) = [๐21 (๐ก) ๐31 (๐ก)
๐12 (๐ก) ๐13 (๐ก) ๐ ๐22 (๐ก) ๐23 (๐ก)] , ๐ธ = [๐ ๐ ๐32 (๐ก) ๐33 (๐ก)
๐ทโฒ (๐ก) = ๐ท(๐ก)๐ธ ๐11 (๐ก) = [๐21 (๐ก) ๐31 (๐ก)
๐12 (๐ก) ๐13 (๐ก) ๐ ๐22 (๐ก) ๐23 (๐ก)] [๐ ๐32 (๐ก) ๐33 (๐ก) ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐] ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ ]. ๐
16 ๐11 (๐ก)๐ + ๐12 (๐ก)๐ + ๐13 (๐ก)๐ = [๐21 (๐ก)๐ + ๐22 (๐ก)๐ + ๐23 (๐ก)๐ ๐31 (๐ก)๐ + ๐32 (๐ก)๐ + ๐33 (๐ก)๐ ๐ = [๐ ๐
๐ ๐ ๐
๐11 (๐ก)๐ + ๐12 (๐ก)๐ + ๐13 (๐ก)โ ๐21 (๐ก)๐ + ๐22 (๐ก)๐ + ๐23 (๐ก)โ ๐31 (๐ก)๐ + ๐32 (๐ก)๐ + ๐33 (๐ก)โ
๐11 (๐ก)๐ + ๐12 (๐ก)๐ + ๐13 (๐ก)๐ ๐21 (๐ก)๐ + ๐22 (๐ก)๐ + ๐23 (๐ก)๐ ] ๐31 (๐ก)๐ + ๐32 (๐ก)๐ + ๐33 (๐ก)๐
๐ ๐]. ๐
Dari matriks di atas diperoleh ๐โฒ11 (๐ก) = ๐11 (๐ก)๐ + ๐12 (๐ก)๐ + ๐13 (๐ก)๐ = ๐ ๐โฒ12 (๐ก) = ๐11 (๐ก)๐ + ๐12 (๐ก)๐ + ๐13 (๐ก)โ = ๐ ๐โฒ13 (๐ก) = ๐11 (๐ก)๐ + ๐12 (๐ก)๐ + ๐13 (๐ก)๐ = ๐ ๐โฒ 21 (๐ก) = ๐21 (๐ก)๐ + ๐22 (๐ก)๐ + ๐23 (๐ก)๐ = ๐ ๐โฒ 22 (๐ก) = ๐21 (๐ก)๐ + ๐22 (๐ก)๐ + ๐23 (๐ก)โ = ๐ ๐โฒ 23 (๐ก) = ๐21 (๐ก)๐ + ๐22 (๐ก)๐ + ๐23 (๐ก)๐ = ๐ ๐โฒ 31 (๐ก) = ๐31 (๐ก)๐ + ๐32 (๐ก)๐ + ๐33 (๐ก)๐ = ๐ ๐โฒ 32 (๐ก) = ๐31 (๐ก)๐ + ๐32 (๐ก)๐ + ๐33 (๐ก)โ = ๐ ๐โฒ 33 (๐ก) = ๐31 (๐ก)๐ + ๐32 (๐ก)๐ + ๐33 (๐ก)๐ = ๐. Turunan kedua dari ๐ท(๐ก) ๐โฒโฒ11 (๐ก) = ๐โฒ11 (๐ก)๐ + ๐โฒ12 (๐ก)๐ + ๐โฒ13 (๐ก)๐ = ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐โฒโฒ12 (๐ก) = ๐โฒ11 (๐ก)๐ + ๐โฒ12 (๐ก)๐ + ๐โฒ13 (๐ก)โ = ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐โฒโฒ13 (๐ก) = ๐โฒ11 (๐ก)๐ + ๐โฒ12 (๐ก)๐ + ๐โฒ13 (๐ก)๐ = ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐โฒโฒ 21 (๐ก) = ๐โฒ 21 (๐ก)๐ + ๐โฒ 22 (๐ก)๐ + ๐โฒ 23 (๐ก)๐ = ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐โฒโฒ 22 (๐ก) = ๐โฒ 21 (๐ก)๐ + ๐โฒ 22 (๐ก)๐ + ๐โฒ 23 (๐ก)โ = ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐โฒโฒ 23 (๐ก) = ๐โฒ 21 (๐ก)๐ + ๐โฒ 22 (๐ก)๐ + ๐โฒ 23 (๐ก)๐ = ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐โฒโฒ 31 (๐ก) = ๐โฒ 31 (๐ก)๐ + ๐โฒ 32 (๐ก)๐ + ๐โฒ 33 (๐ก)๐
17 = ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐โฒโฒ 32 (๐ก) = ๐โฒ 31 (๐ก)๐ + ๐โฒ 32 (๐ก)๐ + ๐โฒ 33 (๐ก)โ = ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐โฒโฒ 33 (๐ก) = ๐โฒ 31 (๐ก)๐ + ๐โฒ 32 (๐ก)๐ + ๐โฒ 33 (๐ก)๐ = ๐๐ + ๐๐ + ๐๐. ๐โฒโฒ 11 (๐ก) ๐โฒโฒ12 (๐ก) ๐ทโฒโฒ (๐ก) = [๐โฒโฒ 21 (๐ก) ๐โฒโฒ 22 (๐ก) ๐โฒโฒ 31 (๐ก) ๐โฒโฒ 32 (๐ก) ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ =[ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐ = [๐ ๐
๐ ๐ ๐
๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐โฒโฒ13 (๐ก) ๐โฒโฒ 23 (๐ก)] ๐โฒโฒ 33 (๐ก)
๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐ ๐ โ
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ] ๐๐ + ๐๐ + ๐๐
๐ ๐] ๐
= ๐ทโฒ (๐ก)๐ธ = ๐ท(๐ก)๐ธ๐ธ = ๐ท(๐ก)๐ธ2 . Dengan cara yang sama diperoleh ๐ท3ร3 (๐) (๐ก) = ๐ท(๐โ1) (๐ก)๐ = ๐ท(๐ก)๐ธ๐ . Berdasarkan nilai awal ๐ท(0) = ๐ฐ, diperoleh ๐ท3ร3 (๐) (0) = ๐ท(0)๐ธ๐ = ๐ธ๐ . Bentuk deret Taylor untuk ๐ท(๐ก) di ๐ก = 0 adalah ๐ท(๐ก) = ๐ท(0) + ๐ทโฒ (0)๐ก + ๐ทโฒโฒ (0)๐ก 2 + ๐ทโฒโฒโฒ (0)๐ก 3 + โฏ = ๐ฐ + ๐ธ๐ก +
๐ธ2 ๐ก 2 ๐ธ3 ๐ก 3 + +โฏ 3! 2!
= ๐ ๐ธ๐ก . Terbukti โ
๏ถ Diketahui ๐ท(๐ก) = ๐ ๐ธ๐ก dengan ๐ ๐ธ๐ก = ๐ฐ + ๐ธ๐ก + Akan dibuktikan ๐ทโฒ (๐ก) = ๐ท(๐ก)๐ธ.
๐ธ2 ๐ก 2 2!
+
๐ธ3 ๐ก 3 3!
+โฏ
18 ๐11 (๐ก) ๐ Misal ๐ท(๐ก) = [ 21 (๐ก) ๐31 (๐ก) ๐ ๐ธ = ๐ธ๐ธ = [๐ ๐
๐ ๐ โ
2
๐12 (๐ก) ๐13 (๐ก) ๐ ๐22 (๐ก) ๐23 (๐ก)] , ๐ = [๐ ๐ ๐32 (๐ก) ๐33 (๐ก) ๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐2 + ๐๐ + ๐๐ = [๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + โ๐ + ๐๐ ๐ ๐ธ = ๐ธ๐ธ๐ธ = ๐ธ ๐ธ = [๐ ๐ 3
2
๐ ๐]. ๐
๐ ๐] ๐
๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐ 2 + ๐โ ๐๐ + โ๐ + ๐โ ๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ = [๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐
๐ ๐ โ
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐ ๐ ] = [ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐ ๐๐ + โ๐ + ๐ 2
๐ ๐ ๐
๐ ๐]. ๐
๐ ๐] ๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ]. ๐๐ + ๐๐ + ๐๐
๐ทโฒ (๐ก) = ๐ท(๐ก)๐ธ = ๐ ๐ธ๐ก = ๐ฐ + ๐ธ๐ก +
๐ธ2 ๐ก 2 ๐ธ3 ๐ก 3 + +โฏ 3! 2!
๐11 (๐ก) ๐12 (๐ก) ๐13 (๐ก) ๐ 1 0 0 [๐21 (๐ก) ๐22 (๐ก) ๐23 (๐ก)] = [0 1 0] + [๐ ๐ ๐31 (๐ก) ๐32 (๐ก) ๐33 (๐ก) 0 0 1 ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ +[ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] ๐ก + [๐ ๐ ๐
๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ
๐ ๐ ๐
๐ ๐ก2 ๐] ๐ 2!
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ 3 ๐ก ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ] 3! ๐๐ + ๐๐ + ๐๐
+โฏ
Dari persamaan matriks di atas didapat entri dari ๐ท(๐ก) sebagai berikut ๐11 (๐ก) = 1 + ๐๐ก + ๐ ๐12 (๐ก) = ๐๐ก + ๐ ๐13 (๐ก) = ๐๐ก + ๐
๐ก2 ๐ก3 + ( ๐๐ + ๐๐ + lg) + โฏ 2! 3!
๐ก2 ๐ก3 + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 2! 3!
๐ก2 ๐ก3 + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
๐21 (๐ก) = ๐๐ก + ๐
๐ก2 ๐ก3 + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
19 ๐22 (๐ก) = 1 + ๐๐ก + ๐
๐ก2 ๐ก3 + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 2! 3!
๐23 (๐ก) = ๐๐ก + ๐
๐ก2 ๐ก3 (๐๐ + + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
๐31 (๐ก) = ๐๐ก + ๐
๐ก2 ๐ก3 + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
๐32 (๐ก) = โ๐ก + ๐
๐ก2 ๐ก3 + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 2! 3!
๐ก2 ๐ก3 ๐33 (๐ก) = 1 + ๐๐ก + ๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3! Turunan pertama dari entri ๐ท(๐ก) ๐โฒ11 (๐ก) = ๐ + 2๐
๐ก2 ๐ก + 3( ๐๐ + ๐๐ + lg) + โฏ 3! 2!
= ๐ + ๐๐ก + ( ๐๐ + ๐๐ + lg)
๐ก2 +โฏ 2!
๐ก2 ๐ก ๐ 12 (๐ก) = ๐ + 2๐ + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 3! 2! โฒ
= ๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) ๐โฒ13 (๐ก) = ๐ + 2๐
๐ก2 +โฏ 2!
๐ก ๐ก2 + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
๐ก2 = ๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! ๐โฒ 21 (๐ก) = ๐ + 2๐
๐ก ๐ก2 + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
= ๐ + 2๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐)
๐ก2 +โฏ 2!
๐ก ๐ก2 ๐ 22 (๐ก) = ๐ + 2๐ + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 2! 3! โฒ
= ๐ + ๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) ๐โฒ 23 (๐ก) = ๐ + 2๐
๐ก2 +โฏ 2!
๐ก ๐ก2 + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
20 = ๐ + ๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) โฒ
๐ 31 (๐ก) = ๐ + 2๐
๐ก2 +โฏ 2!
๐ก ๐ก2 + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
= ๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐)
๐ก2 +โฏ 2!
๐ก ๐ก2 ๐ 32 (๐ก) = โ + 2๐ + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 2! 3! โฒ
= โ + ๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) ๐โฒ 33 (๐ก) = ๐ + 2๐
๐ก2 +โฏ 2!
๐ก ๐ก2 + 3(๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! 3!
= ๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐)
๐ก2 +โฏ 2!
Turunan pertama dari entri ๐ท(๐ก) dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut ๐โฒ11 (๐ก) [๐โฒ 21 (๐ก) ๐โฒ 31 (๐ก)
๐โฒ12 (๐ก) ๐โฒ 22 (๐ก) ๐โฒ 32 (๐ก)
๐โฒ13 (๐ก) ๐โฒ 23 (๐ก)] ๐โฒ 33 (๐ก)
๐ก2 +โฏ 2! ๐ก2 = ๐ + 2๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! ๐ก2 [ ๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) 2! + โฏ ๐ + ๐๐ก + ( ๐๐ + ๐๐ + lg)
๐ = [๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] + [๐ ๐ ๐
๐ ๐ ๐
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ + [๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ 1 = [0 0
0 0 ๐ 1 0] [๐ 0 1 ๐
๐ + [๐ ๐
๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐ก2 +โฏ 2! 2 ๐ก ๐ + ๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 2! ๐ก2 โ + ๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ) + โฏ 2!
๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐)
๐ ๐] ๐ก ๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐๐ + ๐โ
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ 2 ๐ก ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ] + โฏ 2! ๐๐ + ๐๐ + ๐๐
๐2 + ๐๐ + ๐๐ ๐ ๐ ] + [๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐ ๐๐ + โ๐ + ๐๐ ๐ ๐ โ
๐ก2 +โฏ 2! 2 ๐ก ๐ + ๐ + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ 2! ๐ก2 ๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐๐) + โฏ ] 2!
๐ + ๐๐ก + (๐๐ + ๐๐ + ๐โ)
๐ ๐ก2 ๐] + โฏ ๐ 2!
๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐ 2 + ๐โ ๐๐ + โ๐ + ๐โ
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ] ๐ก ๐๐ + โ๐ + ๐ 2
21 0 0 ๐ 1 0] [๐ 0 1 ๐
1 = [0 0
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] + [๐ ๐ ๐
๐2 + ๐๐ + ๐๐ + [๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐๐ + โ๐ + ๐๐ 0 0 ๐ 1 0] [๐ 0 1 ๐
1 = [0 0 ๐ [๐ ๐
๐ ๐ โ
1 = {[0 0 ๐ท
โฒ (๐ก)
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐๐ + ๐๐ + ๐โ ๐๐ + ๐ 2 + ๐โ ๐๐ + โ๐ + ๐โ
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] + [๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ โ
๐ ๐] ๐ก ๐
๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ๐ ๐๐ + ๐๐ + ๐๐ ] [๐ ๐๐ + โ๐ + ๐ 2 ๐ ๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] ๐ก + [๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ ๐ ๐ โ
๐ ๐ก2 ๐] + โฏ ๐ 2! ๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐] ๐
๐ ๐ก2 ๐] + โฏ ๐ 2! ๐ 0 0 1 0] + [๐ ๐ 0 1
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] ๐ก + [๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ] [๐ ๐ ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐ก2 ๐ ๐ ] + โฏ } [๐ ๐ 2! ๐
๐ ๐ โ
๐ ๐] ๐
๐ก2 = {๐ฐ + ๐ธ๐ก + ๐ธ๐ธ โฆ } ๐ธ 2! = {๐ฐ + ๐ธ๐ก + ๐ธ2
๐ก2 โฆ}๐ธ 2!
= ๐ ๐ธ๐ก ๐ธ = ๐ท(๐ก)๐ธ. Terbukti โ Lampiran 3 Pencarian vektor eigen pada MSUM ๏ท
๐1 = 0 (๐ฅ)
[ (๐ฅ)
(๐ฅ)
โ(๐12 + ๐13 ) [ 0 0
(๐ฅ)
โ(๐12 + ๐13 ) 0 0 (๐ฅ)
๐12
(๐ฅ)
โ๐23 0
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐12
๐13
0
0
(๐ฅ) โ๐23
๐ฅ
0 = [0] ๐ง 0
(๐ฅ) ๐23 ] [๐ฆ]
(๐ฅ)
(๐ฅ) (๐ฅ) ~ ๐13 0 โ(๐12 + ๐13 ) (๐ฅ) (๐ฅ) 0 ๐23 | 0] = ๐ธ21(โ ๐23 ) [ ~ 0 0 0
(๐ฅ) (๐ฅ) ๐ธ12(โ๐(๐ฅ)) โ(๐12 + ๐13 ) 12 [ = ~ 0 ~ 0
Dari bentuk akhir matriks di atas diperoleh
(๐ฅ) (๐ฅ) 0 ๐13 + ๐12 0 | 0]. 1 โ1 0 0 0
(๐ฅ)
๐12 1 0
(๐ฅ) ๐13 0 โ1 | 0] 0 0
22 (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐ฆ = ๐ง dan โ(๐12 + ๐13 )๐ฅ + (๐13 + ๐12 )๐ง = 0. 1 ๏ถ Untuk ๐1 = 0 akan diperoleh vektor eigen [1]. 1 ๏ท
(๐ฅ)
๐2 = โ๐23
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
โ(๐12 + ๐13 โ ๐23 ) [
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐12
0
0
0
0
[
0
0
0
0
๐13
๐ฅ
(๐ฅ) ๐23 ] [๐ฆ] (๐ฅ) ๐ง ๐23
0 = [0] 0
~ (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) (๐ฅ) ๐13 0 โ(๐12 + ๐13 โ ๐23 ) ๐ธ 1 (๐ฅ) ๐23 | 0] = 2(๐(๐ฅ)) [ 0 23 (๐ฅ) 0 0 ๐ธ ๐
(๐ฅ)
โ(๐12 + ๐13 โ ๐23 )
(๐ฅ)
๐12
(๐ฅ)
๐12 0 0
32(โ1)
23
Dari bentuk akhir matriks di atas diperoleh (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐ง = 0 , dan โ(๐12 + ๐13 โ ๐23 )๐ฅ + ๐12 ๐ฆ = 0 atau ๐ง = 0 dan ๐ฅ =
(๐ฅ)
(๐ฅ)
๐12
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐12 +๐13 โ๐23 )
๐ฆ. (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐12 +๐13 โ๐23 )
(๐ฅ)
๏ถ Untuk ๐2 = โ๐23 diperoleh vektor eigen [
๏ท
(๐ฅ)
๐12
1 0
].
(๐ฅ)
๐3 = โ(๐12 + ๐13 ) (๐ฅ)
0 [0
(๐ฅ) โ๐23
(๐ฅ)
๐12 +
0
(๐ฅ) ๐12
+
(๐ฅ) ๐13
0
(๐ฅ) โ๐23
+
0
=๐ธ
(๐ฅ)
๐12
(๐ฅ) ๐12
+
(๐ฅ) ๐13
0 ~ ~ 1
( (๐ฅ) (๐ฅ) ) ๐12 +๐13
0
๐13
0 = [0 ] 0 0
(๐ฅ) | 0] ๐23 (๐ฅ) (๐ฅ) 0 ๐12 + ๐13 (๐ฅ)
๐12
[0 โ๐ (๐ฅ) + ๐ (๐ฅ) + ๐ (๐ฅ) 23 12 13 0 0
Dari bentuk terakhir matriks diatas diperoleh ๐ง = 0 , ๐ฆ = 0.
๐ฅ
(๐ฅ) ] [๐ฆ] ๐23 (๐ฅ) (๐ฅ) ๐ง ๐12 + ๐13
(๐ฅ)
0 = [0
๐13
(๐ฅ)
๐13 0 (๐ฅ) ๐23 | 0] 1 0
(๐ฅ)
๐13 0 (๐ฅ) ๐23 | 0] 0 0
23 ๏ถ Untuk ๐3 =
(๐ฅ) โ(๐12
+
(๐ฅ) ๐13 )
1 akan diperoleh vektor eigen [0]. 0
Dari tiga vektor eigen d iatas maka dapat dibentuk matriks (๐ฅ)
1 ๐ด=
๐12 (๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐ฅ)
(๐12 + ๐13 โ ๐23 )
1 [1
1 0
1 . 0 0]
Lampiran 4 Source code Matlab untuk penghitungan peluang pria berumur 45 tahun bertahan hidup pada umur (45+t) tahun clear;clc; it=input('masukkan iterasi jika dilihat dari umur 45 dengan pertambahan umur sebesar 1 dianggap sebagai satu iterasi\n'); P=[1 0 0;0 1 0;0 0 1]; for i=1:it, fprintf('________________\n'); fprintf('Untuk Selang ke %d\n',i); fprintf('________________\n'); m12(i)=input('Masukkan nilai miuw12;'); m13(i)=input('Masukkan nilai miuw13;'); m23(i)=input('Masukkan nilai miuw23;'); a(i)=m12(i)/(m12(i)+m13(i)-m23(i)); A=[1 a(i) 1;1 1 0;1 0 0] B=inv(A) D=[1 0 0;0 exp(-m23(i)) 0;0 0 exp(-(m12(i)+m13(i)))] P=P*A*D*B p13=P(1,3) surv13=1-p13 sprintf('%0.7f', surv13) end
24
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Desember 1987 sebagai anak kedua dari pasangan Hardi Damsir dan (almh) Nurhayati. Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun kedua perkuliahan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Analisis Numerik Program S1 Matematika pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010. Penulis juga aktif berorganisasi sebagai staf Badan Pengawas Gumatika dan staf Infokom BEM-G FMIPA pada tahun 2008 serta DPM FMIPA dan MPM KM IPB pada 2009.