PENENTUAN KADAR NITRIT PADA BEBERAPA AIR SUNGAI DI KOTA MEDAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)
ILMIAH KARYA
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
YUSTINA IDA HRP 062401004
PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
PERSETUJUAN Judul
Kategori Nama Nomor Induk Program Studi Departemen Fakultas
: PENENTUAN KADAR NITRIT PADA BEBERAPA AIR SUNGAI DI KOTA MEDAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE) : KARYA ILMIAH : YUSTINA IDA HRP : 062401004 : D3 KIMIA ANALIS : KIMIA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, 17 Juni 2009
Diketahui/Disetujui Oleh Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
Dr.Rumondang Bulan,MS. Nip: 131 459 466
Dosen Pembimbing
Cut Fatimah Zuhra,S.Si,M.Si Nip: 132 240 151
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR NITRIT PADA BEBERAPA AIR SUNGAI DI KOTA MEDAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya
Medan, Juni 2009-06-10
YUSTINA IDA HRP 062401004
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-NYA kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini tidak lain karena ilmu yang diterima penulis masih sangat terbatas, Adapun judul yang diambil penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah “Penentuan Kadar Pencemaran Nitrit Dalam Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri Tampak (Visible)”.Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Diploma 3 program studi Kimia Analis FMIPA USU Medan. Tersusun karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu serta memberikan petunjuk maupun bimbingan, antara lain : 1. Teristimewa kepada kedua orang tua saya dan bang Eddy, yang telah memberikan doa, bantuan moril dan material, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penyelesaian Karya Ilmiah ini. 2. Ibu Cut Fatimah Zuhra,S.Si,M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini. 3. Ibu Dr. Rumondang Bulan,MS., selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU 4. Seluruh staf dan dosen FMIPA USU yang telah membantu dan mendidik penulis selama perkuliahan. 5. Pimpinan dan seluruh staf Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan yang telah memberi tempat untuk melaksanakan praktek kerja lapangan dan telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani PKL. 6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa kimia analis stambuk 2006 serta semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmia ini dan terimakasih atas kekompakannya. Dengan penuh harapan dan doa semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca sekalian.Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
Medan, Mei2007 Penulis
Yustina Ida Hrp
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
ABSTRAK
Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit lebih sedikit dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Parameter nitrit diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Visible, dengan panjang gelombang maksimum 543 nm. Hasil pengukuran dinyatakan dalam mg/l. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa kadar nitrit dalam air sungai deli 0,0196 mg/l, air sungai babura hulu 0,0688 mg/l, air sungai babura hilir 0,1420 mg/l, air sungai belumai 0,0049 mg/l, air sungai tembung 0,1039 mg/l. Dari hasil yang diperoleh kebanyakan kadar ion nitrit pada air sungai tidak memenuhi standart nitrit pada UU No 82 tahun 2001 yakni 0,06 mg/l mengenai pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
THE DETERMINATION OF NITRATE ION IN SOME WATER OF RIVER IN MEDAN WITH SPECTROFOTOMETRI
ABSTRACT
Nitrit (NO2) is usually found in a number of the very few less than on nitrate, because it is not stable with the presence of oxygen. Nitrit parameters were measured using the method spektrofotometri UV-Visible, with a maximum wavelength 543 nm. Measurement results expressed in mg/L. From the results of the analysis can be made that the water level in rivers nitrit deli 0.0196 mg / l, water babura river upstream 0.0688 mg / l, babura river water downstream 0.1420 mg / l, the river water belumai 0.0049 mg / l, the river water tembung 0.1039 mg / l most nitrit ion content in the river water does not meet the standard nitrit at Law No. 82 of 2001 which is 0.06 mg / l which is about the processing of water quality and water pollution control.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK.........................................................................................................................i ABSTRACT......................................................................................................................ii KATA PENGANTAR......................................................................................................iii DAFTAR ISI....................................................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 I.1.Latar Belakang ................................................................................................... 11 1.2 Permasalahan .................................................................................................... 13 1.3. Tujuan .............................................................................................................. 13 1.4 Manfaat ............................................................................................................. 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 14 2.1 Air.................................................................................................................... 14 2.2 Nitrogen ............................................................................................................ 16 2.3 Gejala Klinis Yang Disebabkan Oleh Nitrit ....................................................... 19 2.4.Spektofotometer UV-Visible ............................................................................. 20 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ...................... Error! Bookmark not defined. 3.1 METODOLOGI .................................................. Error! Bookmark not defined. 3.1.1. Alat-alat ...................................................... Error! Bookmark not defined. 3.1.2. Bahan-bahan................................................ Error! Bookmark not defined. 3.1.3. Persiapan Sampel ........................................ Error! Bookmark not defined. 3.1.4. Prosedur Pembuatan Larutan Pereaksi ......... Error! Bookmark not defined. 3.1.5. Prosedur Pembuatan Larutan Standart NO2 .. Error! Bookmark not defined. 3.1.6. Prosedur Kalibrasi Alat ................................ Error! Bookmark not defined. 3.1.7. Prosedur kurva Kalibrasi ............................. Error! Bookmark not defined. 3.1.8. Penentuan Absorbansi ................................. Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN .......................... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil ................................................................... Error! Bookmark not defined. Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
4.2 Pengolahan Data ................................................. Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Penurunan persamaan garis regresi ............... Error! Bookmark not defined. 4.3. Pembahasan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ......................................................... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ................................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ................................................... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ................................................................. Error! Bookmark not defined.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit Berdasarkan Hasil Percobaan
20
Tabel 2
Data Absorbansi Sampel Berdasarkan Hasil Percobaan
20
Tabel 3
Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit Berdasarkan Hasil
Tabel 4
Perhitungan
23
Data Absorbansi Larutan Sampel Berdasarkan Hasil Perhitungan
23
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Kriteria Air Berdasarkan Kelas
28
Lampiran 2
Grafik Hasil Pengukuran Larutan Standart
31
Lampiran 3
Grafik Hasil Pengukuran Larutan Sampel
32
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air.Tanpa air tak akan ada kehidupan.Demikian pula manusia tak dapat hidup tanpa air, sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam ikan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut. (Mahida,1984) Komponen-komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber air tersebut berbeda pula. Air sungai mengandung padatan yang terbentuk sebagai akibat dari erosi, air juga mengandung mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, kotoran manusia atau hewan. Air juga mengandung logam berat yang berbahaya dari hasil buangan industri. Air yang bersumber dari mata air sebenarnya juga mengandung beberapa komponen yang sama, tapi dengan kadar yang berbeda.(Wardhana,1995) Diperairan, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit lebih sedikit dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (Intermediate) antara amonia dan nitrat (Nitrifikasi). proses nitrifikasi ditunjukkan dalam persamaan reaksi: N organik + O2 → NH3-N + O2 → NO2-N + O2 → NO3-N Nitrifikasi Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob, yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga menghasilkan gas Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
amonia dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, NO dan N2. Proses denitrifikasi ditunjukkan dalam persamaan reaksi: NO3- → NO2(nitrat) (nitrit)
NH3(gas) N2O(gas)
N2(gas)
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke udara, ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman, keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik.Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat.Garam-garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada industri.Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen.Untuk menganalisa nitrit dalam air sungai, dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri.(Effendi.H,2003) Dengan metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi (pemancaran) elektromagnetis, dimana pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat, pengukukran absorbansi dan transmitansi dalam spektroskopis ultraviolet dan sinar tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Dengan mengatur kondisi alat selama operasi maka konsentrasi nitrit dalam air sungai, dapat diketahui dari garis kalibrasi yang ditentukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Visible.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membuat karya ilmiah yang berjudul “ Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible)”. 1.2 Permasalahan Kadar nitrit dalam air sungai sangat berpengaruh terhadap mutu lingkungan disekitar sungai. Apakah kandungan nitrit pada beberapa air sungai di kota medan memenuhi standart menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang kriteria mutu air berdasarkan kelas. 1.3. Tujuan -
Untuk menentukan kadar ion nitrit pada beberapa air sungai di kota medan dengan metode spektrofotometri UV-Visible.
1.4 Manfaat -
Dapat menngetahui cara menganalisis kadar ion nitrit dalam air sungai dengan spektrofotometri UV-Visible
-
Dapat diketahui kadar ion nitrit dalam air sungai dengan metode spektrofotometri UV-Visible.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas
air
untuk
keperluan
domestik
yang
semakin
menurun,
kegiatan
industri,domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama. Sumber-sumber air dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu : 1. Air permukaan Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan disebut genangan. Air yang mengalir dari daratan menuju badan air
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
disebut limpasan permukaan dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai. 2. Air Tanah Air tanah merupakan air yang berada di permukaan tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akifer (air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah) yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan mempunyai permukaan bebas sedangkan air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut: 1.
Golongan A, yaitu yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2.
Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3.
Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4.
Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi,2003)
Pencemaran lingkungan yang berarti berubahnya kualitas lingkungan sehingga merugikan menusia, sering diukur oleh macam dan tingkatan dari kerugian tersebut. Umumnya orang akan menjadi sadar bahwa telah terjadi pencemaran jika kejadian itu mengakibatkan timbul gangguan proses kehidupan manusia secara akut,
seperti
kematian yang banyak dalam masa yang singkat atau keracunan yang berat pada suatu Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
kelompok masyarakat dalam waktu pendek. Konsep kerugian oleh pencemaran seperti ini tidak lagi sesuai dengan kemajuan teknologi karena gangguan yang akut seperti diatas sudah tidak layak lagi terjadi. Pencemaran lingkungan pada era modern seperti sekarang seharusnya diukur oleh perubahan kualitas hidup yang lebih peka. Misalnya, gangguan kesehatan kronis
seperti merosotnya sistem kekebalan tubuh, terjadinya
mutasi genetik, ganggauan pada pertumbuhan janin, gangguan kronis pada organ-organ vital sehingga menimbulkan peningkatan penyakit kanker, gangguan kehamilan, gangguan saluran pernapasan, alergi dan semacamnya. (Amsyari.F,1996) Pemantauan kualitas air memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut: 1.
Envoiromental Surveilance, yakni tujuan mendeteksi dan mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkugan dan mengetahui
perbaikan
kualitas
lingkungan
setelah
pencemar
tersebut
dihilangkan. 2.
Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variabel-variabel ekologi perairan dengan parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air.
3.
Appraisal of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat secara umum. (Effendi,2003)
2.2 Nitrogen Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen. Bebatuan juga mengandung nitrogen. Pada tumbuhan, hewan senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun protein dan klorofil. Di perairan, nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
atas amonia (NH3),ammonium(NH4),nitrit(NO2),nitrat(NO3) dan molekul gas N2, sedikit nitrogen organik berupa protein,asam amino dan urea. (Effendi,2003) Garam seperti senyawa nitrogen ada dalam jumlah kecil di air bersih, dan zat ini dicerna oleh organisme sebagai garam bernutrisi. Garam juga membantu eutrofikasi yakni proses perkembangbiakan tumbuhan air dengan cepat karena memperoleh zat makanan yang berlimpah akibat pemberian pupuk yang berlebihan. Peningkatan eutrofikasi dapat merusak ekosistem yang menyebabkan pasokan tidak alami (buatan) berlebihan dari garam nutrisi, sehingga eutrofikasi merupakan salah satu ancaman bagi kehidupan ikan. Kemajuan eutrofikasi menyebabkan penyebaran beberapa jenis ganggang biru-hijau, mengurangi larutan oksigen, pembentukan hidrogen sulfida, amonia, berkurangnya besi logam, akumulasi bahan-bahan organik yang tidak dapat dibusukkan ke dalam bahan non-organik. Garam nutrisi yang berperan penting dalam proses eutrofikasi mencampur nitrogen dan phosphor, kemudian senyawa ini masuk ke dalam zona perairan.(Sunu.P,2001) Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai bagian dari siklus nitrogen. Transformasi nitrogen dapat melibatkan atau tidak melibatkan makrobiologi dan mikrobiologi.Adapun transformasi nitrogen mikrobiologis mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Nitrifikasi, yaitu oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi ini dilakukan oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimum pada pH 8 dan pH < 7 berkurang secara nyata. Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik yang menyukai suhu 30oC 2. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2),dinitrogen oksida(N20) dan molekul nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
anoksi (tak ada oksigen). Proses ini juga melibatkan bekteri dan jamur. Dinitrogen oksida adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses denitrifikasi pada perairan dengan kondisi anaerob. Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit lebih sedikit dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Nitrit merupakan bentuk peralihan (Intermediate) antara amonia dan nitrat (Nitrifikasi),
proses nitrifikasi ditunjukkan dalam persamaan reaksi: N organik + O2 → NH3-N + O2 → NO2-N + O2 → NO3-N Nitrifikasi Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob, yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga menghasilkan gas amonia dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, NO dan N2. Proses denitrifikasi ditunjukkan dalam persamaan reaksi: NO3- → NO2(nitrat) (nitrit)
NH3(gas) N2O(gas)
N2(gas)
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke udara, ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman, keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Garam-garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada industri. (Effendi,2003) Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
2.3 Gejala Klinis Yang Disebabkan Oleh Nitrit Nitrit dapat mengakibatkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), hal ini mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit oksida (NO) atau NO- yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot polos. Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan dengan protein membentuk Nnitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila
daging yang mengandung nitrit
dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu, komponen ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia. Dosis yang dapat menyebabkan kematian dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO2- (atau sekitar10 sampai 100 mg NO2-/kg). Efek toksik (meracuni tubuh) yang ditimbulkan oleh Nitrit bermula dari reaksi oksidasi Nitrit dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya di dalam Hemoglobin (Hb).Telah kita ketahui bahwa salah satu tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh organ tubuh. Ikatan nitrit dengan hemoglobin, disebut Methemoglobin, mengakibatkan
hemoglobin
tidak
mampu
mengikat
oksigen.
Jika
jumlah
methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, maka akan terjadi keadaan yang disebut Sianosis, yaitu suatu keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen. Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan bayi yang berusia 28 hari karena belum lengkapnya pembentukan dan regenerasi Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
hemoglobin didalam tubuh mereka. Kebanyakan kasus membuktikan bahwa bayi yang berusia 28 hari langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum air formula yang tinggi kadar nitrit. Jika hal ini terjadi pada bayi dikenal dengan nama “Blue Baby”.
Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasinya.Gejala klinis yang timbul dapat berupa mual, muntah, sakit perut , sakit kepala, penurunan tekananan darah dan denyut nadi lebih cepat (takikardi), selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan, gejala hanya tampak disekitar bibir dan membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat, korban dapat tidak sadar seperti, berkurangnya kesadaran (stupor) koma atau kejang sebagai akibat turunnya konsentrasi oksigen dalam darah arteri (hipoksia) .
Mula-mula timbul gangguan pelebaran saluran cerna (gastrointestinal) dan sianosis tanpa sebab akan sering dijumpai. Pada kasus yang berat, koma dan kematian dapat terjadi dalam satu jam pertama akibat timbulnya hipoksia dan kegagalan sirkulasi. Akibatnya, terjadi penurunan aliran darah ke sel atau organ sehingga berkurangnya fungsi pemeliharaan organ (iskemia) terutama organ-organ yang vital. (http://klikharry.wordpress.com/2007/02/21/keracunan-nitrit-nitrat./)
2.4.Spektofotometer UV-Visible Spektrofotometer
sesuai dengan
namanya adalah alat
yang
terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya yang seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersususn dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. (Khopkar,2003) Alat-alat instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible terdiri dari : 1. Sistem Optik Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Vis berupa susunan peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut:
SR
M
SK
D
A
VD
Keterangan : SR = Sumber radiasi M = Monokromator SK = Sampel kompartemen D = Detektor Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
A = Amplifier atau penguat VD = Visual display atau meter Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer UV-Vis memegang fungsi dan peranan tersendiri yang saling terkait fungsi peranannya. Setiap fungsi dan peranan tiap bagaian dituntut ketelitian dan ketepatan yang optimal, sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketepatannya.
Dilihat dari segi spektrofotometer dapat digolongkan tiga macam yaitu : 1.
Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam)
2.
Sistem optik radiasi berkas ganda (double beam)
3.
Sistem optik radiasi berkas terpisah (spliter beam)
Pertama kali spektrofotometer UV-Vis yang diperkenalkan untuk analisis adalah spektrofotometer UV-Vis dengan sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam). Kemudian dengan kemajuan elektronika mulai dipopulerkan spektrofotometer UV-Vis radiasi berkas ganda (double beam), dengan asumsi mengambil suatu keuntungan tidak terpengaruh penurunan intensitas radiasi berkas ganda adalah : tidak mungkin kedua kuvet yang dipakai adalah betul-betul identik, dan lagi intensitas radiasi yang menuju ke dua kuvet juga tidak mungkin betul-betul sama. Oleh sebab itu pada era terakhir ini sistem optik spektrofotometer UV-Vis cenderung kembali ke sistem optik radiasi berkas tunggal, karena ketelitian dan ketepatan pengukurannya lebih baik dari sistem optik radiasi berkas ganda. Sedangkan sistem optik radiasi berkas terpisah (spliter beam) pada prinsipnya adalah sama dengan sistem optik radiasi berkas tunggal, hanya saja peralatan optiknya lebih
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
rumit sehingga memungkinkan terjadinya penurunan intensitas radiasi setelah melalui rangkaian sistem optik yang rumit dan panjang. 2. Sumber radiasi Beberapa macam sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber radiasi Deuterium dapat dipakai pada daerah panjang gelombang 190 nm sampai 380 nm (daerah ultraviolet dekat), karena pada rentangan panjang gelombang tersebut sumber radiasi deuterium memberikan dua garis spectra yang dapat dipakai untuk mengecek ketepatan panjang gelombang pada spektrofotometer UV-Vis. 3. Monokomator Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radisasi polikromatis. Monokromator pada spektrofotometer UV-Vis biasanya terdiri dari sususnan : celah (slot) masuk-filter-prisma-kisi(grating)-celah keluar. 4. Sel atau kuvet Kuvet atau sel
merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari
pemakainnya kuvet ada dua macam yang permanen terbuat dari bahan gelas leburan silika atau kuvet disposable untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari teflon atau plastik. Dutinjau dari bahan yang dipakai membuat kuvet, ada dua macam yaitu : kuvet dari leburan silika (kuarsa) dan kuvet dari gelas. Kuvet dari leburan silika dapat dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah peengukuran (380-1100 nm) karena bahan dari gelas mengabsorbsi radiasi UV.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Dianjurkan setiap kali memakai kuvet selalu dibersihkan dengan alkohol absolut atau direndam didalamnya. Membersihkan permukaan kuvet yang basah harus dipakai kertas lensa yang bagus jangan sekali-kali memegang permukaan kuvet yang transparan. 5. Detektor Detektor merupakan salah satu bagian dari spektrofotometer UV-Vis yang penting oleh sebab itu kualitas detektor akan mementukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi detektor di dalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik. Beberapa pustaka memeberikan persyaratan tentang kualitas dan fungsi detektor di dalam spektrofotometer UV-Vis antara lain : 1.
Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima, tetapi harus memberikan derau (noise) yang sangat minimum.
2.
Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respons terhadap radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis)
3.
Detektor harus memberikan respons terhadap radiasi dalam waktu yang serempak.
4.
Detektor harus memberikan jaminan terhadap respons kuantitatif dan sinyal elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan sinyal
yang
diterima. 5.
Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detektor harus dapat diamplifikasikan oleh penguat (amplifier) ke rekorder (pencatat). (Muldja,1995)
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 METODOLOGI 3.1.1. Alat-alat -
Spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 543 nm
-
Labu ukur 100 ml
-
Labu erlenmeyer 250ml dan 500 ml
-
Gelas ukur 100 ml
-
Pipet volume 50 ml
-
Kuvet
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
-
Pipet ukur 5 ml
-
Kertas saring Whatman No.41
3.1.2. Bahan-bahan - Larutan sulfanilamid - Larutan NEDD (l-Naptil Etilen Diamina Dihidroklorida) - Air suling - Air sungai deli - Air sungai babura hulu - Air sungai babura hilir - Air sungai belumai -Air sungai tembung
3.1.3. Persiapan Sampel Disaring air sungai deli, air sungai babura hulu, air sungai babura hilir, air sungai belumai dan air sungai tembung dengan kertas sarinng whatman no 41 kedalam beaker glass untuk menghilangkan kotoran yang terdapat dalam masing-masing air sungai
3.1.4. Prosedur Pembuatan Larutan Pereaksi 1. Larutan sulfanilamid 5 gr sulfanilamid dilarutkan dalam suatu campuran dari 50 ml HCl pekat dan kurang lebih 300 ml air destilasi encerkan menjadi 500 ml dengan air destilasi. Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
2. Larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) 500 mg dihidroklorida dilarutkan dalam 500 ml air destilasi. Larutan ini harus disimpan dalam botol berwarna coklat / gelap.
3.1.5. Prosedur Pembuatan Larutan Standart NO2 1. Larutan NO2 1000 ppm Ditimbang 1,5 gr NaNO2 dalam beaker gelas kemudian dilarutkan dengan akuades , kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur . Gelas beaker dibilas dengan akuades, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur, kemudian ditambah dengan akuades sampai garis tanda. 2. Larutan standart NO2 100 ppm Dipipet 10 ml larutan standart NO2 1000 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 3. Larutan standart NO2 10 ppm Dipipet 10 ml larutan standart NO2 100 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 4. Larutan standart NO2 1 ppm Dipipet 25 ml larutan standart NO2 10 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 5. Larutan standart NO2 0,5 ppm Dipipet 50 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 6. Larutan standart NO2 0,25 ppm
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Dipipet 25 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 7. Larutan standart NO2 0,15 ppm Dipipet 15 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 8. Larutan standart NO2 0,1 ppm Dipipet 10 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 9. Larutan standart NO2 0,05 ppm Dipipet 5 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. 10. Larutan standart NO2 0,025 ppm Dipipet 2,5 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan
3.1.6. Prosedur Kalibrasi Alat -
Dihubungkan arus listrik degan alat spektrofotometer sinar tampak
-
Diatur panjang gelombang 543 nm
-
Dihidupkan lampu UV dan lampu VIS
-
Dituliskan nama dan jumlah sampel pada layar monitor kemudian simpan dan Klik start
-
Disiapkan blanko dan sampel yang akan diuji
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
-
Ditambahkan 1ml
larutan sulfanilamid ke dalam masing – masing labu
erlenmeyer biarkan bereaksi selaman 2-8 menit -
Ditambahkan 1 ml larutan NEDD(l-Naptil Etilen Diamina Dihidroklorida) kocok, diamkan selama 10 menit
-
Dimasukkan blanko ke dalam kedua kuvet lalu ukur absorbansinya pada λ 543 nm
-
Dibilas kuvet kedua lalu masukkan sampel kemudian ukur absorbansinya pada λ 543 nm
-
Dicatat angka absorbansinya.
3.1.7. Prosedur kurva Kalibrasi -
Dipipet 50 ml dari masing – masing larutan seri standart yang konsentrasinya 1,0000 mg/l ;0,5000 mg/l ;0,2500 mg/l ;0,1500 mg/l ;0,1000 mg/l ;0,0500mg/l 0,0250 mg/l dan dimasukkna ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
-
Ditambahkan 1 ml larutan sulfanilamid ke dalam masing-masing labu erlenmeyer, dibiarkan bereksi selama 2-8 menit.
-
Ditambahkan 1 ml larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) ke dalam masing-masing labu erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
-
Diukur Absorbansi larutan 0,02500 mg/l; 0,0500 mg/l; 0,1000 mg/l; 0,1500 mg/l; 0,2500 mg/l; 0,5000 mg/l; 1,0000 mg/l; NO2 dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 543 nm. Setelah diperoleh absorbansi dari masing-masing konsentrasi, kemudian dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi.
3.1.8. Penentuan Absorbansi Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
1. Prosedur absorbansi blanko -
Dipipet 50 ml contoh blanko dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
-
Ditambah 1 ml larutan sulfanilamid dan dibiarkan bereaksi selama 2-8 menit
-
Ditambah 1 ml larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) ke dalam labu erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
-
Diukur absorbansi larutan blanko pada panjang gelombang 543 nm
-
Dicatat angka absorbansinya
2. Penentuan Absorbansi -
Dipipet air sungai deli sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
-
Ditambah 1 ml larutan sulfanilamid dan dibiarkan bereaksi selama 2-8 menit
-
Ditambah 1 ml larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) ke dalam labu erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
-
Diukur absorbansi larutan blanko pada panjang gelombang 543 nm
-
Dicatat angka absorbansi air sungai deli
-
Dilakukan cara yang sama untuk air sungai babura hulu, air sungai babura hilir, air sungai belumai dan air sungai tembung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Hasil
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Hasil analisis yang dilakukan di Balai Riset Standardisasi Industri Medan untuk kadari ion nitrit dengan metode spektrofotometri UV-Visible yaitu :
Tabel 4.1. Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit (NO2) Berdasarkan Hasil Percobaan No
Kode Sampel
Konsentrasi
Absorbansi
1
Blank A01
0,0000 mg/l
0,0000
2
Standart A02
0,0250 mg/l
0,0835
3
Standart A03
0,0500 mg/l
0,1751
4
Standart A04
0,1000 mg/l
0,3495
5
Standart A05
0,1500 mg/l
0,3495
6
Standart A06
0,2500 mg/l
0,8719
7
Standart A07
0,5000 mg/l
1,7213
8
Standart A08
1,0000 mg/l
3,1935
Tabel 4.2. Data Absorbansi Sampel Berdasarkan Hasil Percobaan
N0
Sampel
Konsentrasi
Absorbansi
1
Blanko
0,0000 mg/l
0,0000
3
Air sungai Deli
0,0196 mg/l
0,0638
5
Air sungai Babura Hulu
0,0688 mg/l
0,2244
7
Air sungai Babura Hilir
0,1420 mg/l
0,4631
9
Air sungai Belumai
0,0049 mg/l
0,0160
11
Air sungai Tembung
0,1039 mg/l
0,3388
4.2 Pengolahan Data NO
X
Y
XY
X2
Y2
1 2 3 4
0,0000 mg/l 0,0250 mg/l 0,0500 mg/l 0,1000 mg/l
0,0000 0,0835 0,1751 0,3495
0,0000 mg/l 0,0021 mg/l 0,0088 mg/l 0,0350 mg/l
0,0000 mg/l 0,0006 mg/l 0,0025 mg/l 0,0100 mg/l
0,0000 mg/l 0,0070 mg/l 0,0307 mg/l 0,1222 mg/l
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
5 6 7 8 Σ
0,1500 mg/l 0,2500 mg/l 0,5000 mg/l 1,0000 mg/l 2,0750 mg/l
−
X =
∑X n
=
0,5155 0,8719 1,7213 3,1935 6,9103
0,0773 mg/l 0,2180 mg/l 0,8607 mg/l 3,1935 mg/l 4,3952 mg/l
0,0225 mg/l 0,0625 mg/l 0,2500 mg/l 1,0000 mg/l 1,3481 mg/l −
2,0750 = 0,2594 8
Y=
0,2657 mg/l 0,7602 mg/l 2,9629 mg/l 10,1984 mg/l 14,3471 mg/l
∑ y = 6,9103 = 0,8637 8
8
Koefisisen korelasi
r=
(∑ xy ) − (∑ x )(∑ y ) = 0,977 {(n∑ x ) − (∑ x) }{(n∑ y ) − (∑ y ) } 2
2
2
2
4.2.1 Penurunan persamaan garis regresi
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis
Y=aX + b Dimana : a = slope b = intersept selanjutnya harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least-Square sebagai berikut : − − X X Y Y − − ∑ Slope(a) = − 2 ∑ X − X
−
−
Intersept(b) = Y − a X −
X−X -0,2594 mg/l -0,2344 mg/l
−
Y −Y -0,8637 -0,7802
− 2
X−X
0,0673 mg/l 0,0549 mg/l
− − X − X Y − Y
0,2240 mg/l 0,1829 mg/l
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
-0,2094 mg/l -0,1594 mg/l -0,1094 mg/l -0,0094 mg/l 0,2406 mg/l 0,7406 mg/l -0,0002 mg/l
-0,6886 -0,5142 -0,3482 0,0082 0,8576 2,3298 0,0007
0,0438 mg/l 0,0254 mg/l 0,0120 mg/l 0,0001 mg/l 0,0579 mg/l 0,5485 mg/l 0,8099 mg/l
0,1442 mg/l 0,0820 mg/l 0,0381 mg/l -0,0001 mg/l 0,2063 mg/l 1,7254 mg/l 2,6029 mg/l
Dengan mensubstitusi harga-harga yang tercantum pada tabel di atas maka didapat harga slope dan intersept yakni:
∑ X − X Y − Y −
Slope(a) =
− X X − ∑
=
−
2
2,6029 = 3,2138 0,8099 −
−
Intersept(b) = Y − a X = 0,8637-(3,2138)(0,2594) = 0,0301
Maka didapat persamaan garis regresi sebagai berikut: Y = aX+ b Y = 3,2138 X + 0,0301 Dengan mensubstitusikan harga-harga X yang ada ke dalam persamaan regresi diatas, maka diperoleh harga Y baru : Untuk:
X = 0,0000
; maka harga Y = 0,0301
X = 0,0250
; maka harga Y = 0,1104
X = 0,0500
; maka harga Y = 0,1908
X = 0,1000
; maka harga Y = 0,3515
X = 0,1500
; maka harga Y = 0,5122
X = 0,2500
; maka harga Y = 0,8335
X = 0,5000
; maka harga Y = 1,637
X = 1,0000
; maka harga Y = 3,2439
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Tabel 4.3. Data Absorbansi Larutan Standart berdasarkan hasil perhitungan
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Sampel Blank A01 Standart A02 Standart A03 Standart A04 Standart A05 Standart A06 Standart A07 Standart A08
Konsentrasi (X) 0,0000 0,0250 0,0500 0,1000 0,1500 0,2500 0,5000 1,0000
Absorbansi (Y) 0,0301 0,1104 0,1908 0,3515 0,5122 0,8335 1,6370 3,2439
Tabel 4.4. Data Absorbansi Larutan Sampel Berdasarkan Hasil Perhitungan No 1 2 3 4 5 6
Sampel Blanko Air Sungai Deli Air Sungai Babura Hulu Air Sungai Babura Hilir Air Sungai belumai Air Sungai Tembung
Konsentrasi (X) 0,0000 0,0196 0,0688 0,1420 0,0049 0,1039
Absorbansi (Y) 0,0301 0,0931 0,2512 0,4864 0,0458 0,3640
4.3 Pembahasan Dari hasil pengamatan dan uraian diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar kadar ion nitrit pada beberapa air sungai di kota medan melebihi batas standart yang telah ditentukan menurut UU No 82 tahun 2001 mengenai pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yakni sebesar 0,06 mg/l.Air sungai yang memenuhi syarat tersebut ialah air sungai belumai sebesar 0,0049 mg/l. Dan air sungai deli sebesar 0,0196 mg/l sedangkan air sungai yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh UU No 82 yakni air sungai babura hulu sebesar 0,0688 mg/l, air sungai babura hilir sebesar 0,1420 mg/l, dan air sungai tembung sebesar 0,1039 mg/l. Untuk air sungai babura hulu dikarenakan lokasi sungai yang berdekatan dengan lahan pertanian yang disebabkan oleh pengotoran lahan pertanian atau Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
penngunaan pupuk nitrogen yang terlalu banyak sehingga menyebabkan eutrofikasi yakni perkembangbiakan tumbuhan air dengan cepat yang telah diketahui bahwa garam-garam nitrit merupakan nutrisi bagi tumbuhan air. sehingga kadar nitrit dalam air sungai tinggi, dapat diketahui bahwa semakin ke hilir air sungai semakin tercemar hal ini dimungkinkan karena aliran air sungai yang melewati industriindustri seperti industri yang menggunakan nitrit sebagai pencegah korosi dalam air ketel dan perumahan di kota medan yang membuang limbah ke aliran sungai seperti sisa makanan dan kotoran yang menyebabkan pembusukan sisa tanaman dan hewan sehingga menyebabkan tingginya kadar amonia yang akan dioksidasi oleh bakteri menjadi nitrit.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan -
Dari hasil pengamatan dan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa: sebagian besar kadar ion nitrit pada beberapa air sungai di kota medan melebihi batas standart yang telah ditentukan menurut UU No 82 tahun 2001 mengenai pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yakni sebesar 0,06 mg/l.Air sungai yang memenuhi syarat tersebut ialah air sungai belumai sebesar 0,0049 mg/l dan air sungai deli sebesar 0,0196 mg/l sedangkan air sungai yang tidak memenuhi syarat yakni air sungai babura hulu sebesar 0,0688 mg/l, air sungai babura hilir sebesar 0,1420 mg/l, dan air sungai tembung sebesar 0,1039 mg/l.
5.2 Saran -
Untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan menggunakan metode yang lain untuk menentukan kadar ion nitrit dalam air sungai
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amsyari,F.,"Pencemaran Lingkungan"rineka cipta,jakarta(1996),Hal 79. 2. Effendi,H.,"Telaah Kualitas Air",Edisi kelima,Kanisius, Yogyakarta (2003), Hal 14,17-18,146,148,152-153. 3. http://klikharry.wordpress.com/2007/02/21/keracunan-nitrit-nitrat./ 4. Khopkar,S.M.,"Konsep Dasar Kimia Analitik", Universitas Indonesiapress(2003), Hal 215-216. 5. Sunu,P.,"Melindungi Lingkungan"Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta (2001).Hal 107. 6. Sudjana,J.,"Metoda Statistika,Tarssito, Bandung (2005), Hal 368 7. Muldja.M.,Suharman.,"Analisis Instrumental"Airlangga,Surabaya (1995),Hal 48-51. 8. Mahida,U.N,"Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri", Cetakan Pertama.Rajawali,Jakarta (1984), Hal 94. 9. Wardhana,W.A.,"Dampak Pencemaran Lingkungan",Andi,Yogyakarta,(1995),Hal 78.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Lampiran 1 : Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas NOMOR
: 82 TAHUN 2001
TENTANG
: PENGOLAHAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KRITERIA MUTU AIR BERDASARKAN KELAS Parameter
satuan
kelas
Fisika
Keterangan I o
Residu
Residu tersuspensi
C
mg/l
mg/l
II
III
IV
deviasi 3
deviasi 3
deviasi 3
deviasi 3
1000
1000
1000
2000
50
50
400
deviasi temperatur dari keadaan alamiah
400
Bagi pegolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi < 5000 mg/l
Apabila secara alamiah diluar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah
Kimia Anorganik
pH
mg/l
6-9
6-9
6-9
5-9
BOD COD
mg/l mg/l
2 10
3 25
6 50
12 100
DO
mg/l
6
4
3
0
Total Fosfat sbg p NO3 sbg N
mg/l mg/l
0,2 10
0,2 10
1 20
5 20
angka batas minimum
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
NH3-N
mg/l
0,5
-
-
-
Arsen Kobalt Barium Boron Selenium Kadmium Krom (VI)
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
0,05 0,2 1 1 0,01 0,01 0,05
1 0,1 1 0,05 0,01 0,05
1 0,2 1 0,05 0,01 0,05
1 0,2 1 0,05 0,01 0,05
Tembaga
Besi
mg/l
mg/l
0,02
0,3
0,02
-
0,02
-
0,02
Bagi pengolahan air minum secara konvensional Cu < mg/l
-
Bagi pengolahan air minum secara konvensional Fe < 5 mg/l Bagi pengolahan air minum secara konvensional Pb < 0,1 mg/l
Timbal
mg/l
0,03
0,03
0,03
0,005
Mangan Air Raksa
mg/l mg/l
0,1 0,001
0,02
0,002
2 -
Seng
mg/l
0,005
0,005
0,005
-
Khlorida Sianida Flourida
mg/l mg/l mg/l
600 0,02 0,5
0,02 1,5
0,02 1,5
-
Nitrit sebagai N
mg/l
0,06
0,06
0,06
Bagi perikanan, kandungan ammoniak bebas untuk ikan yang peka < 0,02 mg/l
-
Bagi pengolahan air minum secara konvensional Zn < 5 mg/l
Bagi pengolahan air minum secara konvensional NO2-N < 1 mg/l
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Sulfat
mg/l
400
-
-
-
Klorin bebas
mg/l
0,03
0,03
0,03
-
Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
-
Bagi pengolahan air minum secara konvensional H2S < 0,1 mg/l
Balerang sebagai H2S
mg/l
0,002
Parameter
satuan
kelas
0,002
0,002
Mikrobiologi
Keterangan I
Fecal Coliform
Total Coliform
jml/100 jml
100
II
1000
III
2000
IV
2000
Bagi pegngolahan air minum secara konvensional sbg fecal coliform < 2000jml/100 ml Bagi pengolahan air minum secara konvensional sbg total coliform < 10000 jml/100 ml
jml/100 jml
1000
5000
10000
10000
Bq/L Bq/L
0,1 1
0,1 1
0,1 1
0,1 1
µq/L µq/L µq/L µq/L µq/L µq/L µq/L µq/L
1000 200 1 210 17 3 2 18
1000 200 1 210 2 -
1000 200 1 210 2 -
2 -
Radioaktivitas Gross-A Gross-B
Kimia Organik Minyak dan Lemak Detergen sbg MBAS Senyawa Fenol BHC Aldrin/Dieldrin Chlordane DDT Heptachlor dan Epoxide
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Lidane Methoxyclor Edrin Toxaphan
µq/L µq/L µq/L µq/L
56 35 1 5
4 -
4 -
-
Lampiran 2 : Grafik Hasil Pengukuran Larutan Standart Nitrit No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Sampel Blank A01 Standart A02 Standart A03 Standart A04 Standart A05 Standart A06 Standart A07 Standart A08
Konsentrasi 0.0000 mg/l 0.0250 mg/l 0.0500 mg/l 0.1000 mg/l 0.1500 mg/l 0.2500 mg/l 0.5000 mg/l 1.0000 mg/l
Absorbansi 0.0000 0.0835 0.1751 0.3495 0.3495 0.8719 1.7213 3.1935
Hasil pengukuran larutan standart nitrit
4 3,5
Absorbansi
3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
Konsentrasi
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Lampiran 3 : Grafik Hasil Pengukuran Sampel N0 1 2 3 4 5 6
Sampel Blanko Air sungai Deli Air sungai Babura Hulu Air sungai Babura Hilir Air sungai Belumai Air sungai Tembung
Konsentrasi 0,0000 mg/l 0,0196 mg/l 0,0688 mg/l 0,1420 mg/l 0.0049 mg/l 0.1039 mg/l
Absorbansi 0.0000 0.0638 0.2244 0.463l 0.0160 0.3388
Hasil pengukuran penurunan garis regresi
Absorbansi
Absorbansi Vs Konsentrasi 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 0
0,05 0,1 Konsentrasi
0,15
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.