1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Dewasa ini globalisasi informasi mengalami perkembangan pesat dan telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya menguasai aspek-aspek materi dari
teknologi
yang
ada,
melainkan
juga
mampu
menerapkan
dan
mengembangkan teknologi tersebut di berbagai bidang. Kebutuhan tenaga kerja profesional bidang TI (Teknologi Informasi) terus tumbuh, seiring dengan produk dan layanan TI yang makin berkembang. Sebagai gambaran bahwa kebutuhan terhadap tenaga IT (Information Tecnology) di bidang industri software baik di luar negeri maupun di dalam negeri, adalah sebagai berikut : Tenaga IT di luar negeri, untuk tahun 2015, diperkirakan 3,3 juta lapangan kerja. Sedangkan Tenaga IT domestik, berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri pada tahun 2010 target produksi 8.195.33 US $, dengan asumsi produktifitas 25.000 perorang, dibutuhkan 327.813 orang. (www.edukasi.net/artikel/.../Lulusan_TI_bekerja_diluar_negeri.doc) (Tata
Sutabri
,
tahun tidak
diketahui)
Sebagai gambaran kebutuhan tenaga IT di bidang industri di bawah ini dikemukakan
dalam
konsep
(bhtv.insan.co.id/docs/blue-book.pdf)
blue
book
yang
disusun
ITB.
2
Tabel 1 Untuk memenuhi kebutuhan SDM di bidang IT dewasa ini diisi oleh tenaga-tenaga lulusan pendidikan tinggi baik dari jurusan teknologi informasi, sekolah kejurunan dan kursus-kusus di bidang telematika. Dilihat dari konsentrsai kajian, terdapat keanekaragaman yaitu antara lain, ilmu komputer, teknologi komputer, manajemen informatika, teknik informatika, sistem informasi, komputerisasi akutansi. Jumlah perguruan Tinggi yang termasuk dalam kategori di atas berdasarkan data Depertemen Pendidikan Nasional, terdapat 476 Perguruan Tinggi (berdasarkan data Depdiknas). Jumlah lulusan di bidang ini, menurut data Depdiknas dari 256 Perguruan Tinggi negeri dan swasta setiap tahun mengasilkan 16.430. Data lain (sumber aptikom) menunjukkan pada saat ini terdapat sekitar 200 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi terkait dengan teknologi informasi untuk jenjang pendidikan sarjana, magister, dan doktoral serta sekitar 300 perguruan tinggi untuk jenjang pendidikan diploma-III dan diplomaIV, yang keseluruhannya menghasilkan kurang lebih 25.000 lulusan setiap tahunnya. Banyak pengamat industri menilai bahwa jumlah tersebut sangat jauh dari kebutuhan industri yang sebenarnya, yang dapat mencapai sekitar 500,000
3
per tahun. Berdasarkan estimasi perencanaan, keberadaan ini baru akan dicapai pada tahun 2020 yaitu pada saat jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia sekitar 6 juta orang per tahun (United Nations, 2002) – dengan asumsi bahwa sekitar
7%
mahasiswa
(artikel.total.or.id/Sudah
mengambil saatnya
disiplin
SARJANA
ilmu
teknologi
KOMPUTER
informasi.
Indonesia
GO
INTERNATIONAL)
Jika Indonesia tidak mempersiapkan pemenuhan kebutuhan SDM IT, maka bukan tidak mungkin Indonesia hanya akan menjadi pengimpor atau konsumen IT. Dan bukan pemasukan devisa negara sebesar $8,2 miliar/tahun yang diperoleh, tapi pengeluaran sebesar itu untuk memenuhi kebutuhan IT di dalam negeri. Oleh karena itu penting bagi Indonesia untuk merencanakan dan mempersiapkan pemenuhan kebutuhan SDM IT. Tentunya pemerintah tidak ingin pada tahun 2010 nanti semua posisi IT diisi oleh orang-orang India, China, Thaiwan dan lain-lain. Dalam hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak antara lain, pemerintah, universitas-universitas, lembaga-lembaga non-formal penghasil SDM IT dan masyarakat pengguna IT. (asep-mulyadi.blogspot.com, komputer dan masyarakat: Blue Book ICT Indonesia)
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ini “Adakah upaya untuk dapat menyiapkan SDM IT dalam Era Teknologi Informasi di Indonesia?”
Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang cyber university dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. 2. Memaparkan cara-cara yang dapat diterapkan pada cyber university terkait penyiapan SDM IT dalam era teknologi informasi.
4
Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan ini sebagai berikut: 1. Bagi Penulis: a. Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis tentang cyber university dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. b. Digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana teori-teori yang didapat di perkuliahan dapat diterapkan dalam dunia nyata. 2. Bagi a.
GAGASAN
Berdasarkan survey yang dilakukan JICA – Jepang di beberapa kantor dinas dan perusahaan di Indonesia, umumnya mereka merasa kesulitan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang handal dari bidang TI. Ternyata yang dicari adalah yang memahami dan bisa mengimplementasikan bukan yang mendapat gelar saja. Sumber daya manusia Indonesia yang mendalami bidang TI termasuk yang diperhitungkan dalam dunia internasional. Salah satu buktinya adalah Indonesia mampu menguasai dua peringkat tertinggi bidang pemrograman salah satu lomba yang diadakan google di India pada awal tahun 2005. Sedangkan Amerika menduduki peringkat ke 17. Selain itu, bagi SDM TI Indonesia yang memiliki kemampuan bersaing tidak jarang yang bekerja di luar negeri karena kemampuannya
diakui
(Perpuskini.blogspot.com)
dengan
sertifikasi
berkelas
internasinal.
5
Kebutuhan SDM IT Definisi Kebutuhan Kualitatif SDM telematika diperlukan untuk meningkatkan produktivitas unit kerja. Paling tidak ada dua macam lapangan kerja: (1) Pekerjaan yang menghasilkan produk dan jasa IT (IT enabling job) dan (2) Pekerjaan yang dimungkinkan akibat penggunaan produk IT (IT enabled job). IT enabled job ini berada di industry telematika sedangkan IT enabling job berada di berbagai sektor ekonomi. Perlu dicatat bahwa dalam unit kerja IT enabling job terdapat juga IT enabled office. Secara generik, sebuah IT enable unit membutuhkan operator (user) dari produk telematika. Misalnya, pekerja klerikal menggunakan komputer dan produk Microsoft Office dan Microsoft Windows. Perangkat telematika perlu dipelihara oleh maintainer agar tetap bisa beroperasi. Misalnya maintainer ini memelihari koneksi Internet atau akses printer bnagi jaringan komputer. Sistem telmatika ini dikelola oleh seorang administrator, yang memastikan agar sistem telematika ini dapat mencapai sasaran bisnis dari unit kerja tersebut. Administrator ini mengatur privilage dari operator serta user name. Hal ini sejalan dengan sistem generik telematika yang beroperasi dalam suatu unit kerja. Maintainer memelihara infrasturktur dan sistm pengoperasi, sedangkan operator mengoperasikan aplikasi dan menghasilkan konten.
Gambar 1. Sistem generik telematika dalam suatu unit kerja, yang terdiri dari empat layer. Layer dasar adalah infrastruktur peralatan. Layer di atasnya adalah sistem pengoperasi, aplikasi, dan konten. Sistem telematika yang dipasang pada suatu unit kerja biasanya adalah hasil pengembangan dari unit kerja IT enabling units. Misalnya, produk pengelolaan basis data yang beroperasi di IT enabled units adalah buatan sebuah
6
Software House sebagai sebuah IT enabling unit. Sebelum produk tersebut dibuat, ada sistem analis yang mengerti proses kerja dalam IT enabled unit, kemudian membuat spesifikasi dan requirement dari produk ini. Seorang desainer kemudian menggunakan hasil sistem analis untuk merancang produk telematika tersebut. Satu atau lebih programmer kemudian merealisasi desain ini dalam bentuk kode komputer. Beberapa orang tester melakukan verifikasi dan validasi dari kode. Proses ini dikelola oleh program manager. Produk yang dihasilkan kemudian diinstal oleh installer ke dalam IT enabled office. Hampir semua IT enabling office juga menggunakan IT sebagai latar kerja, sehingga dalam unit kerjanya adalah juga IT enabled office. Jadi IT enabling office pada akhirnya mirip sekali dengan IT enabled office, tetapi para operatornya adalah software developer, seperti project manager, system analyst and designer, specialist, programmer, tester, dokumenter.
Gambar 2. Lapangan kerja telematika ada di dua jenis unit kerja: IT enabling units dan IT enabled units. Di dalam setiap IT enabling units terdapat pula sebuah IT enabled unit. Pengembangan
SDM
IT
diarahkan
untuk
menjawab
kebutuhan
pertumbuhan industri ICT Indonesia. Kebutuhan industri akan SDM dapat diklasifikasikan menurut rentang waktu, yaitu: •
Kebutuhan jangka pendek (immediate needs). Kebutuhan ini adalah
kebutuhan segera saat ini untuk mengisi kekosongan tenaga ahli bersertifikasi. •
Kebutuhan jangka menengah, (misalnya profesi) bersertifikasi profesional
7
•
Kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk
membangun fundamen agar industri ICT Indonesia bisa kerkelanjutan. Dalam jangka pendek saat ini, kebutuhan keahlian SDM teridentifikasi sebagai berikut: Tenaga Trampil •
IT Specialist: tenaga yang sangat trampil (advanced) dalam menggunakan
suatu produk IT. Misalnya Aplipcation, Software Application, E-consumer, telesales. •
IT Professional: tenaga trampil yang dapat mengimplementasikan suatu
produk IT atau teknologi sebagai bagian dari solusi bisnis dalam sebuah organisasi. Misalnya, Multimedia specialist. • IT.
IT System Administrators: tenaga trampil pengelola jaringan dan system Misalnya
network
administrator,
website
administrator,
system
administrator. Tenaga Ahli •
IT System Engineers: tenaga ahli menganalisa kebutuhan bisnis dan
kemudian
mendesain
dan
mengimplementasi
solusi
infrastruktur
IT
(komputer, jaringan komunikasi, server, dsb) yang optimal untuk kebutuhan tersebut. Misalnya network engineer, system analyst dan desain, programmer, client support, multimedia integrator. •
IT Application Developer: tenaga ahli dalam menggunakan teknologi IT
untuk mengembangkan dan memelihara aplikasi, komponen, web/desktop client, atau layanan data back-end. Misalnya website developers, project management, knowledge management, website design, e-security. •
IT Solution Developers: tenaga ahli desain dan pengembangan solusi
bisnis menggunakan IT development tools, teknologi, platform, arsitektur. Misalnya software developers, business analyst, e-business analyst. •
IT Databases: tenaga ahli mendesain, mengimplementasi, dan mengelola
basis data menggunakan server seperti SQL. Misalnya database design and development, database administration.
8
•
IT Trainers, penyedia dan pelaksana pendidikan IT. Misalnya e-learning
developers. Tenaga IT lainnya Tenaga IT ini antara lain: internetworking, technical support, general IT, dan helpdesk. Dalam jangka panjang, tenaga yang diperlukan adalah content developer, researcher dan enjineer. Definisi Kebutuhan Kuantitatif Estimasi jumlah tenaga yang diperlukan dapat dilakukan menggunakan kinerja industri yang diharapkan. Dalam rencana Indonesia, ditargetkan produksi bidang IT Indonesia di tahun 2010 adalah sebesar $8.2 miliar dengan produktivitas rata-rata $25,000 per tahun. Proyeksi pertumbuhan produksi ini membutuhkan tenaga kerja hingga 327,000 orang di tahun 2010. Asumsi yang digunakan adalah perbandingan jumlah tenaga yang diperlukan menuruti suatu pola perbandingan yang tetap. Kebutuhan tenaga ini diperkuat dengan fenomena offshore jobs, dimana diperkirakan 3.3 juta lapangan kerja telematika AS akan diekspor ke negara dunia ketiga, dengan nilai gaji sebesar 136 milyar. Selain itu diperkirakan pasar telematika dalam negeri sendiri berkisar antara $270 juta (Bisnis Indonesia, Agustus 2003) s/d $1 miliar (estimasi belanja telematika perusahaan di Indonesia tahun 2002). Ketua Aspiluki memperkirakan pertumbuhan pasar software Indonesia tumbuh 200% (Bisnis Indonesia, Agustus 2003). Perhitungan di atas akan membengkak besar apabila diikutsertakan SDM yang diperlukan untuk IT enabled office. Diperkirakan dari setiap 10 pekerja, delapan adalah operator dan satu merangkap maintainer dan adminsitrator. Untuk seratus pekerja, sembilan puluh adalah operator, lima spesialis, tiga administrator dan satu network manager. Dari perkiraan jumlah tenaga yang diperlukan dapat kemudian diestimasikan jumlah tenaga yang perlu dilatih dan disiapkan. Setiap tahun jumlah minimal yang harus dilatih adalah selisih dari jumlah tenaga tahun depan dengan tenaga yang ada pada tahun ini. (BlueBook v1.0.doc)
9
Spesifikasi SDM IT SDM yang diperlukan dapat dibagi tiga jenis. · Entrepreneur IT · Manjemen dan Profesional · Tenaga Teknis/Enjiniring IT Tenaga teknis IT sendiri bisa dibagi menjadi dua orientasi · Penghasil contents (pengetahuan, informasi, dan inovasi) · Tenaga IT efisien (enjinir software, enjinir HW, enjinir network/internet, enjinir pemasaran, sistem analis, program desainer, interface designer, interface artist, SW programmer, WWW programer, operator, tester, dokumenter, quality assurance, user trainer, maintainer, installer, HW support). Tabel A-4.6 pada lampiran memberikan contoh tenaga IT beserta deskripsinya. Diharapkan SDM ini dapat menjalankan dengan baik semua prosedur standar semacam ISO9000 dan standar desain seperti software maturity model. SDM jenis ini direkomendasikan agar disertifikasi. (Armein Z. R. Langi, “Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Software di BHTV”, technical report, 2000.)
Solusi yang pernah ditawarkan sebelumnya untuk memperbaiki Beberapa inisiatif di bidang Teknologi Informasi sudah dilakukan di Indonesia. Perlu diingat bahwa SDM yang dihasilkan ada dua kelompok, yaitu SDM yang terampil menggunakan produk TekInfo (IT user) dan SDM yang terampil menghasilkan produk TekInfo (IT producer). Program Sekolah 2000 Program Sekolah 2000 merupakan program kerja dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Tujuan khusus dari program ini adalah untuk menjaring sekolah-sekolah seluruh Indonesia dengan Internet. Siswa Indonesia harus mulai dikenalkan dengan Internet dari sejak dini. Kemampuan menggunakan Internet sama pentingnya dengan kemampuan menggunakan telepon. Bayangkan apabila ada siswa SMU yang tidak dapat menggunakan telepon. Tentu anda akan merasa aneh. Tidak lama lagi, hal yang sama akan terjadi juga dengan e-mail. Perlu diingat bahwa kemampuan
10
menggunakan telepon tidak mengharuskan seseorang memiliki fasilitas telepon di rumah. Dia dapat menggunakan fasilitas wartel. Hal yang sama dengan fasilitas email, yaitu siswa tidak harus memiliki komputer dan modem sendiri untuk mampu menggunakan e-mail. Ada wartel yang dapat digunakan untuk mengirim dan menerima email. Dengan kata lain, siswa Indonesia tidak gagap teknologi dan akan memiliki kesempatan yang sama dengan siswa di luar negeri. Ada beberapa hambatan yang dialami dalam pelaksanaan program Sekolah 2000 ini, antara lain: •
Kemampuan finansial sekolah dalam mengadakan fasilitas komputer dan sambungan ke jaringan Internet. Diskon dari PT Telkom tentunya bisa mengurangi permasalahan ini.
•
Kemampuan mengelola fasilitas komputer yang berkelanjutan. Perawatan fasilitas membutuhkan biaya dan SDM yang terampil (yang langka).
Program SMK-TI Salah satu cara mengatasi krisis SDM di bidang Teknologi Informasi adalah dengan menghasilkan SDM di setiap tingkat. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang diharapkan dapat menghasilkan tenaga yang siap pakai. Hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa SMK dapat diarahkan untuk menempati posisi operator, technical support, help desk, dan web designer. Untuk itu dibuatkan kurikulum dan program khusus untuk mendidik SMK dalam bidang Teknologi Informasi. Saat ini tengah berlangung program khusus SMK-TI untuk beberapa sekolah di Indonesia. Pada bulan Januari tahun 2001 akan dilakukan pengujian sertifikasi terhadap para peserta program ini. Program Diploma IT Satu tingkat di atas lulusan SMK dan SMU adalah tingkat diploma. Banyak perusahaan menginginkan tenaga kerja level diploma yang telah memiliki pengalaman kerja. Program Sarjana IT Perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana di bidang Teknologi Informasi sudah banyak. Namun ternyata kualitas lulusannya belum memadai.
11
Dalam suatu diskusi dengan seorang pelaku bisnis software mengatakan bahwa umumnya perguruan tinggi di Indonesia umumnya menghasilkan programmer akan
tetapi
belum
mampu
menghasilkan
software
engineer.
Menurut
pengamatannya saat ini hanya ITB dan UI yang mampu menghasilkan software engineer. Untuk itu perguruan tinggi lain perlu dibina agar dapat menghasilkan lulusan dengan kualitas software engineer. Bangsa
Indonesia
masih
lebih
menjunjung
gelar
dibandingkan
kemampuan. Pemikiran seperti ini harus mulai ditinggalkan. Dalam era sekarang ini kemampuan lebih utama daripada gelar. Program Pasca Sarjana IT Bidang Teknologi Informasi membutuhkan tenaga yang memiliki keahlian cukup tinggi. Untuk itu inisiatif jenjang S2 (masters) di bidang Teknologi Informasi sudah mulai terlihat dilakukan di berbagai perguruan tinggi. ITB memiliki beberapa program S2 di khusus bidang Teknologi Informasi dan bidang yang terkait dengan Teknologi Informasi (seperti bidang Multimedia). Salah satu program yang sedang dikembangan adalah S2 IT di Cikarang bekerjasama dengan Lippo. Program ini merupakan salah satu langkah kerjasama institusi pendidikan dengan industri. Program Profesional Program-program yang telah disebut dahulu umumnya berhubungan dengan institusi pendidikan formal. Akan tetapi jika kita lihat volume keluaran institusi pendidikan formal, maka kita masih membutuhkan banyak SDM lagi. Selain itu, bidang IT umumnya tidak membutuhkan gelar melainkan kemampuan (skill). Untuk itu perlu adanya program pendidikan yang sifatnya profesional dan terus menerus. Khususnya di bidang IT, kegiatan ini dapat dinaungi di tempat yang sering disebut sebagai IT Training Center. Bandung High Tech Valley Bandung High Tech Valley (BHTV) merupakan salah satu inisiatif untuk menciptakan sebuah ecosystem yang kondusif untuk menjalankan kegiatan bisnis yang “high-tech”. Inisiatif lain antara lain Bali Camp, dan Cybercity (di beberapa tempat yang masing-masing menamakan ciber city). Saat ini nampaknya belum
12
terdapat synergy diantara inisiatif-inisiatif tersebut. Di masa yang akan datang akan terjadi kerjasama antar inisiatif tersebut.
Seberapa jauh kondisi kekinian dalam memperbaiki gagasan ajuan Jumlah perguruan Tinggi yang termasuk dalam kategori di atas berdasarkan data Depertemen Pendidikan Nasional, terdapat 476 Perguruan Tinggi (berdasarkan data Depdiknas). Jumlah lulusan di bidang ini, menurut data Depdiknas dari 256 Perguruan Tinggi negeri dan swasta setiap tahun mengasilkan 16.430. Data lain (sumber aptikom) menunjukkan pada saat ini terdapat sekitar 200 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi terkait dengan teknologi informasi untuk jenjang pendidikan sarjana, magister, dan doktoral serta sekitar 300 perguruan tinggi untuk jenjang pendidikan diploma-III dan diplomaIV, yang keseluruhannya menghasilkan kurang lebih 25.000 lulusan setiap tahunnya. Banyak pengamat industri menilai bahwa jumlah tersebut sangat jauh dari kebutuhan industri yang sebenarnya, yang dapat mencapai sekitar 500,000 per tahun. Berdasarkan estimasi perencanaan, keberadaan ini baru akan dicapai pada tahun 2020 yaitu pada saat jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia sekitar 6 juta orang per tahun (United Nations, 2002) – dengan asumsi bahwa sekitar
7%
mahasiswa
(artikel.total.or.id/Sudah
mengambil saatnya
disiplin
SARJANA
ilmu
teknologi
KOMPUTER
informasi.
Indonesia
GO
INTERNATIONAL) (sama kayak yang ada di atas)
Pihak yang perlu dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan cyber university Dukungan Pemerintah Situasi ekonomi Indonesia menjadi salah satu sebab menurunnya daya beli masyarakat. Pendidikan dalam bentuk training umumnya cukup mahal bagi sebagian orang. Perlu dikembangkan paket-paket pelatihan yang terjangkau. Pemerintah dapat memberikan bantuan kepada masyarakat melalui bantuan kredit
13
untuk pendidikan, potongan pajak bagi perusahaan yang meningkatkan kualitas SDMnya melalui pendidikan. Kerjasama Industri ICT Kerjasama dengan pihak industri perlu dilakukan terutama untuk memperoleh tenaga trampil. Kandidat kerjasama adalah antara lain dengan: · Microsoft, yaitu perusahaan terbesar di bidang pembuatan perangkat lunak. · Hewlett-Packard, yaitu perusahaan di bidang elektronika dan IT. · Cisco, yaitu perusahaan dibidang peralatan jaringan komputer · Oracle, yaitu perusahaan di bidang solusi perangkat lunak korporasi (seperti basis data) · IBM, yaitu perusahaan di bidang komputer dan IT. · Schlumberger, yaitu perusahaan di bidang peralatan industri dan teknologi informasi (smart card) · SUN Microsystem, yaitu perusahaan di bidang server, workstation, dan perangkat lunak korporasi. Prinsip kerjasama adalah diperolehnya standar kompetensi yang sesuai dengan realitas teknologi di industri. Perusahaan-perusahaan ini pada umumnya memiliki program pendidikan yang dapat diakses. (blue book) Kerjasama Perguruan Tinggi Terkemuka IT Kerjasama perlu dilakukan dengan perguruan tinggi di Indonesia untuk menyusun program dan penyediaan resources bagi pengembangan SDM di Indonesia. Institusi yang diharapkan bisa berpartisipasi adalah: · Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung · Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia · Fakultas Teknik Informasi ITS · STIKOM · Fakultas Teknologi Industri, Universitas Petra · Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan · Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Nusantara
14
· FTI dan FIKOM Universitas Gunadarma · STT Telkom · UGM Tentunya semakin banyak perguruan tinggi yang ikut dalam penyusunan program dan penyediaan resource bagi pengembangan SDM IT di Indonesia akan semakin baik. Karena institusi-institusi inilah yang akan menjadi ujung tombak baik sebagai penyedia kebutuhan SDM IT, atau pun sebagai pengembang IT itu sendiri.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan Cyber University Kata cyber sendiri muncul dari kata cybernetics, yang mana dia menjelaskan sebuah cara untuk mengendalikan (robot) dari jarak jauh. Jadi kata cyber memberikan konotasi “pengendalian” dan “jarak jauh”. Konsep cyber university terkait dengan hal lain seperti distance learning, cyber campus, virtual university, e-education, e-classes dan bentuk kelas jarak jauh lainnya yang memberikan gelar (degree) kepada pesertanya. Cyber university menggunakan komputer dan jaringan komputer (Internet, LAN, WAN) untuk melaksanakan kegiatan atau fungsinya. Dalam sebuah cyber university ada: • koleksi materi dalam format digital (silabus, buku teks, materi kuliah, pekerjaan rumah, latihan, ujian, bacaan referensi lainnya, eBooks) • bulletin / discussion board untuk diskusi secara asinkron (dimana orang tidak harus ada atau hadir pada saat yang sama) • chat room untuk melakukan diskusi secara real time (mode sinkron dimana orang yang hadirlah yang dapat berdiskusi) • cyber / virtual class. (www.cert.or.id/~budi/articles/cyber-uni/cyber-uni.pdf ) Beberapa keunggulan cyber university apabila dibandingkan dengan universitas konvensional antara lain: - Fleksibel. Siswa dapat mengikuti proses pendidikan dari berbagai tempat dengan berbagai kondisi, seperti dari rumah. Siswa juga tidak perlu mengkondisikan
15
dirinya untuk berpakaian dan berpenampilan rapi sebagaimana pada pendidikan konvensional. - Memperpendek jarak. Universitas dapat lebih mendekatkan diri dengan siswa dimana jarak secara fisik dapat diatasi hanya dengan mengklik situsnya. Sementara itu birokrasi antara pendidik dan mahasiswa dapat dipersingkat, dimana siswa dapat langsung mengirimkan pesan dan melakukan konsultasi langsung melalui e-mail. - Perluasan pasar. Jangkauan pasar peserta didik dapat menjadi luas dibandingkan dengan sistem pendidikan tradisional yang dibatasi oleh lokasi. Cyber University bisa diterapkan untuk siswa di daerah terpencil seperti Irian jaya sehingga terjadi pemerataan tenaga –tenaga IT di Indonesia. - Biaya terkendali. Universitas tidak perlu hadir secara fisik diberbagai kota dan
penjuru dunia, namun dapat melakukan proses pendidikan di berbagai lokasi. Disamping itu, perkuliahan tidak memerlukan biaya pembangunan fisik, dan pengaturan jadwal kelas. Melalui sistem ini biaya komunikasi juga dapat ditekan serendah mungkin. Diharapkan dengan adanya cyber university yang akan menghasilkan tenaga-tenaga profesional dengan jumlah kuantitas yang banyak, merata di seluruh penjuru Indonesia dan kualitas yang bagus seperti ITB, UI sehingga kebutuhan SDM IT di masa mendatang dapat terpenuhi dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA www.bhtv.web.id blue book
www.e-dukasi.net/artikel/.../Lulusan_TI_bekerja_diluar_negeri.doc sudah saatnya sarjana komputer indonesia go internasional
Tata Sutabri
S.Kom,MM
bhtv.insan.co.id/docs/blue-book.pdf BLUE BOOK (versi 1) Perencanaan SDM Untuk Industri ICT PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN SDM TEKNOLOGI INFORMASI
asep-mulyadi.blogspot.com/2008/.../blue-book-ict-indonesia.html komputer dan masyarakat: Blue Book ICT Indonesia; diakses tanggal 18 Februari 2010
www.cert.or.id/~budi/articles/cyber-uni/cyber-uni.pdf
Cyber
University,
Teknologi
Informasi,
dan
Perguruan Tinggi di Indonesia Perpuskini.blogspot.com. The Future Information and Library: kondisi SDM teknologi informasi Armein Z. R. Langi, “Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Software di BHTV”, technical report, 2000.