The Specific Moment Is Not Known Waktu Khusus Tidak Diketahui Matthew 24:36-42
February 15, 2015
Let us continue with Matthew, looking again at the signs of the coming of the Lord Jesus Christ. He is only a few hours now from betrayal and execution on the cross. He sits on the Mount of Olives and His disciples approach Him with an important question in verse 3. They say, “Tell us, when shall these things be and what shall be the sign of Your coming and of the end of the age?” They have this feeling inside that the kingdom of the Lord Jesus Christ is coming very soon. Marilah kita meneruskan dengan Matius, melihat lagi kepada tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Dia hanya beberapa jam lagi dari pengkhianatan dan penyaliban di kayu salib. Dia duduk di bukit Zaitun dan murid-murid-Nya menanyakan suatu pertanyaan penting di ayat 3. Mereka mengatakan, “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Mereka merasa bahwa kerajaan Tuhan Yesus Kristus akan datang segera. So their question has two parts. What are the signs and when will it happen? And our Lord began by answering the “what-are-the-signs” question. And we have already studied that from verse 4 through 35. In that section, He tells them the sign of His coming. And specifically in verse 29 where it says the moon doesn’t give its light, the sun is dark, the stars fall, the powers of the heavens are shaken, and then the sign of the Son of Man in heaven. That’s the sign of His coming to earth, when they see Him in heaven. Jadi pertanyaan mereka ada dua bagian. Apakah tanda-tandanya dan kapan itu terjadi? Dan Tuhan mulai menjawab pertanyaan tentang “apakah tanda-tandanya?” Dan kita sudah mempelajari hal itu mulai ayat 4 sampai ayat 35. Dalam bagian itu Dia memberitahukan mereka tanda-tanda kedatangan-Nya. Dan khususnya di ayat 29 dimana dikatakan bahwa bulan tidak akan bercahaya lagi, matahari sudah gelap dan bintang-bintang jatuh, dan kuasa langit goncang, kemudian tanda Anak Manusia di langit. Itulah tanda kedatangan-Nya ke bumi, ketika mereka melihat Dia di surga. And those general signs are triggered by a particular event in verse 15, the abomination of desolation, when the antichrist sets up the idol of himself in the Holy of Holies in the temple of Jerusalem and demands that the whole world worship him. That triggers the birth pains. Now, all of these signs, beginning with the abomination of desolation until the sign of the Son of Man in heaven, are rapid signs. The Bible tells us three and a half years, or 42 months, or 1260 days. Now, that’s the what-are-the-signs question. Dan tanda-tanda umum itu disebabkan suatu kejadian khusus di ayat 15, yaitu Pembinasa keji, ketika antikristus mendirikan suatu patung dari dirinya di tempat kudus mahakudus di bait Allah di Yerusalem dan menuntut semua orang di dunia menyembah dia. Itu menyebabkan adanya sakit bersalin. Nah semua tanda-tanda itu, mulai dengan Pembinasa kekejian sampai tanda Anak Manusia di surga, semua adalah tanda-tanda yang berlangsung cepat. Alkitab mengatakan waktu itu tiga setengah tahun, atau 42 bulan atau 1260 hari. Nah itu pertanyaan tentang tanda-tanda. 1
Now, beginning in verse 36, Jesus discusses the “when” question. When specifically will He come? And that’s where we begin our study this evening. Verse 36, “But of that day and hour no one knows, not even the angels of heaven, but My Father only.” He tells them the “when” is an unknown. The signs that precede the second coming have been clearly given in Matthew 24 and also in Revelation 6 through 18. But the specific moment, that is the day and hour are not known. Sekarang mulai dengan ayat 36, Yesus membicarakan pertanyaan “kapan.” Kapan Dia akan datang? Dan disitulah kita akan mulai malam ini. Ayat 36, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” Dia mengatakan bahwa “kapan” percis tidak ada yang tahu. Tanda-tanda yang mendahului kedatangan kedua sudah dijelaskan di Matius 24 dan juga di Wahyu 6-18. Namun waktu tepat, yaitu harinya dan jamnya tidak diketahui. Look at Matthew 24:42, “Watch therefore for you do not know what hour your Lord is coming.” Verse 44, “Therefore you also be ready, for the Son of Man is coming at an hour you do not expect.” Verse 50, “the master of that servant will come on a day when he is not looking for him and at an hour that he is not aware of.” Matthew 25:13, “Watch therefore, for you know neither the day nor the hour in which the Son of Man is coming.” So Jesus is talking about the specific moment after the tribulation. Lihatlah Matius 24:42, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” Ayat 44, “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Ayat 50, “maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya.” Matius 25:13, “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” Jadi Yesus membicarakan waktu khusus setelah tribulasi. Remember that both Daniel and John writing in Revelation tell us that the Great Tribulation is a period of three and a half years, or 42 months, or 1260 days. We find that in Daniel 7:25, 9:27 and 12:7. We find it in Revelation 11:2-3, in Revelation 12:14 and Revelation 13:5. So that is very clear. Immediately after, says verse 29, comes the sign of the Son of Man in heaven. Now, how immediately after, we don’t know. And once the sign comes, we don’t know how long it’ll be before He actually establishes His kingdom. Ingatlah bahwa Daniel dan Yohanes yang menulis Wahyu mengatakan kepada kita bahwa waktu Tribulasi Besar itu adalah tiga setengah tahun, atau 42 bulan, atau 1260 hari. Kita mendapatkan hal-hal itu di Daniel 7:25, 9:27 dan 12:7. Kita menemukan hal itu di Wahyu 11:2-3, di Wahyu 12:14 dan di Wahyu 13:5. Jadi itu jelas sekali. Tepat sesudahnya, kata ayat 29, datanglah tanda Anak Manusia di surga. Nah berapa lama sesudahnya kita tidak tahu. Dan setelah kedatangan tanda itu, kita tidak tahu berapa lamanya sampai Dia benar-benar mendirikan kerajaan-Nya. Daniel gives us a hint of it because in Daniel 12:11, he speaks of a period of testing and tribulation of 1290 days adding another 30 days on the end. And then in Daniel 12:12, he speaks of 1335 days adding another 45, making a total of 75 days. So Daniel sees a three-anda-half-year period, or 42 months, or 1260 days, and then he sees another period, which is not described, of another 75 days. 2
Daniel memberikan kita petunjuk karena di Daniel 12:11 dia berbicara tentang suatu periode pengujian dan tribulasi sebesar 1290 hari dengan menambahkan 30 hari di akhirnya. Kemudian di Daniel 12:12, dia berbicara tentang 1335 hari dengan menambahkan 45 hari sehingga jumlah tambahan adalah 75 hari. Jadi Daniel melihat suatu periode tiga setengah tahun, atau 42 bulan , atau 1260 hari , kemudian dia melihat periode lain selama 75 hari, yang tidak diterangkan. So the Rapture, the rise of antichrist, the birth pains, the sign of the Son of Man, all those things have not happened yet. We don’t know what generation they will come upon. But the generation that it comes upon, even with all those signs, still won’t know the exact day and the exact hour when Christ is coming. God has chosen not to reveal that specific moment and to give no specific sign of that specific moment. And there is reason in His great wisdom for that. Jadi Pengangkatan, munculnya antikristus, sakit bersalin, tanda Anak Manusia, semua hal-hal itu sekarang belum terjadi. Kita tidak tahu generasi yang mana akan ditimpa. Namun generasi yang akan mengalami itu, dengan semua tanda-tanda itu, tetap tidak akan tahu hari dan jam tepat Kristus akan datang. Allah telah menentukan untuk menyembunyikan waktu itu dan tidak memberi tanda tentang kejadian itu. Dan dalam kebijaksanaan-Nya yang besar ada alasan tertentu. We would not have an incentive to be spiritually prepared on a daily basis if we knew exactly when the Lord was going to come. And then Jesus says, “No, not the angels of heaven.” Even the angels don’t know it. The natural world does not know it and neither does the supernatural world. Now, angels in Isaiah 6, are hovering around the throne of God doing His bidding. In Matthew 18:10, they are face-to-face with God in intimate communion with Him. Kita tidak ada dorongan untuk siap sedia secara rohani setiap hari jika kita tahu waktunya Tuhan akan datang kembali. Kemudian Yesus berkata, “malaikat-malaikat di sorga tidak.” Bahkan malaikatpun tidak tahu. Dunia natural tidak mengetahui hal itu dan juga dunia supranaturalpun tidak tahu. Nah para malaikat di Yesaya 6 selalu melayang disekitar takhta Allah untuk melakukan keinginan-Nya. Di Matius 18:10, mereka berhadapan muka dengan Allah dan berkomunikasi secara intim dengan Dia. Now in Mark 13:32, which is the parallel passage, it says, “But of that day and hour no one knows, not even the angels in heaven, nor the Son, but only the Father.” How is it that Jesus Christ, who is God, cannot know something? Well, that is easily explained if we understand the meaning of His incarnation. Jesus Christ is fully God, but when He became a man, He voluntarily restricted the use of His divine attributes. So He lived without using His omniscience unless the Father told Him to use it. Nah di Markus 13:32, yang adalah bagian firman paralel, dikatakan, “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." Jadi bagaimana Yesus Kristus, yang adalah Allah, tidak tahu sesuatu? Ya, itu gampang diterangkan jika kita mengerti artinya inkarnasiNya. Yesus Kristus adalah Allah sepenuhnya, namun pada saat Dia menjadi manusia, Dia dengan sukarela melepaskan sifat-sifat ilahi-Nya, Jadi Dia hidup tanpa memakai kemahatahuan-Nya kecuali ketika Allah Bapa ingin Dia memakai hal itu.
3
In John 15:15, you have a very important verse in understanding Christ. Jesus said to the disciples, “No longer do I call you servants, for a servant does not know what his master is doing; but I have called you friends, for all things that I heard from My Father I have made known to you.” In other words, Jesus’ knowledge in His incarnation was qualified by what the Father had revealed to Him. And the Father revealed things to Him through Scripture; that is, the Old Testament, as He studied the Scripture, through experience as He walked in the world and saw the moving of the power of God, and also through direct revelation. Di Yohanes 15:15 ada ayat yang sangat penting untuk mengerti Kristus. Yesus mengatakan kepada murid-murid, “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” Dengan kata lain, pengetahuan Yesus dalam inkarnasi-Nya bergantung kepada apa yang Bapa-Nya telah menyatakan kepada-Nya. Dan Allah Bapa menyatakan hal-hal kepada-Nya melalui Firman, yaitu Perjanjian Lama, pada waktu Dia mempelajari Firman itu, dan melalui pengalaman saat Dia hidup di dunia dan melihat gerakan kuasa Allah, dan juga melalui wahyu langsung. How could He grow in wisdom if He was God? Because He grew in wisdom in the sense that He limited His knowledge to what the Father revealed to Him, so as long as He lived on earth, the Father was constantly revealing things to Him, so He was growing in wisdom. That was a self-imposed humiliation of His divine nature to accomplish your redemption and mine. And so as you look at Him here, in a sense He is still growing in wisdom. He is still increasing in knowledge because the Father has yet not revealed this to Him. Bagaimana Dia dapat bertumbuh dalam kebijaksanaan jika Dia adalah Allah? Karena Dia bertumbuh dalam kebijaksanaan dalam arti Dia membataskan pengetahuan-Nya hanya kepada apa yang Bapa-Nya telah menyatakan kepada-Nya, jadi Dia bertumbuh dalam kebijaksanaan. Itu adalah kerendahan hati yang dibebankan kepada diri-Nya dari sifat ilahi-Nya untuk menghasilkan penebusan bagi Anda dan aku. Jadi pada saat kita melihat Dia disini, dalam beberapa hal Dia masih bertumbuh dalam kebijaksanaan. Dia masih bertumbuh karena Allah Bapa masih belum menyatakan hal ini kepada-Nya. Now after the resurrection, this timing was revealed to Him. So that when He came out of the grave in the glory of His resurrection life, in Matthew 28:18, He said to His disciples, “All authority is given to Me in heaven and earth.” And then in Acts 1:7, He said this, “It is not for you to know times or seasons which the Father has put in His own authority,” and Jesus now doesn’t include Himself anymore. So after the resurrection, His knowledge was complete again. Nah sesudah kebangkitan, pemilihan waktu itu dinyatakan kepada-Nya. Sehingga pada waktu Dia keluar kuburan itu dalam kemuliaan kehidupan kebangkitan-Nya, di Matius 28:18 Dia dapat mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Kemudian di Kisah 1:7, Dia mengatakan ini, “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya,” dan Yesus sekarang tidak memasukkan diri-Nya lagi. Jadi sesudah kebangkitan-Nya pengetahuan-Nya lengkap kembali.
4
But we don’t know the exact moment of His return. And there is a reason for that. Because the Lord wants every generation to live in expectancy, every generation to live prepared for that. So Christians ever since the New Testament have always lived in the eagerness of the coming of Christ knowing that it could come right away. Paul writes in 1 Corinthians 1:7, “so that you come short in no gift, eagerly waiting for the revelation of our Lord Jesus Christ.” Here is a first generation church in Corinth waiting for the coming of the Lord Jesus Christ. Namun kita tidak tahu saat yang tepat kedatangan-Nya kembali. Dan ada alasan untuk itu. Karena Tuhan ingin supaya setiap generasi hidup dalam harapan itu, setiap generasi hidup sambil sedia untuk hal itu. Jadi orang-orang Kristen sejak Perjanjian Baru selalu hidup dalam harapan kedatangan Kristus yang dapat kembali kapan saja. Paulus menulis di 1 Korintus 1:7, “Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.” Disini generasi pertama gereja Korintus sedang menunggukan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Well, why is Jesus waiting so long? The first part of that answer comes out of Revelation 14:15-16, “Another angel came out of the temple crying with a loud voice to Him that sat on the cloud Thrust in Your sickle and reap, for the time has come for You to reap, for the harvest of the earth is ripe. 16 So He who sat on the cloud thrust in His sickle on the earth, and the earth was reaped.” Mengapa Yesus menunggu begitu lama? Jawaban bagian pertama terdapat di Wahyu 14:15-16, “Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah matang." 16 Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumipun dituailah.” The imagery here is very important. You plant and the grain grows to its full ripeness and then you harvest. And the Lord has waited for the ripening of evil and sin. And God is not going to move in judgment until the harvest is ripe, until sin has run its course, until all the ungodliness of the mystery of iniquity is revealed. Only then the sickle will be put in and the harvest will be accomplished. So that is the reason God has waited for these two thousand years. Gambaran ini disini sangat penting. Anda menanam dan gandum itu bertumbuh sampai matang, kemudian Anda menuai. Dan Tuhan telah menunggukan sampai saatnya kejahatan dan dosa sudah matang. Dan Allah tidak akan mulai menghakimi sampai saatnya panen sudah matang, sampai saatnya kejahatan sudah berjalan sampai sepenuhnya, sampai semua kefasikan misteri kejahatan dinyatakan. Hanya pada saat itulah sabit itu akan menuai dan panen akan berhasil. Itulah alasan-Nya Allah telah menunggu selama dua ribu tahun. There is another reason in Romans 11:25, “For I do not desire brethren that you should be ignorant of this mystery, lest you should be wise in your own opinion, that blindness in part has happened to Israel until the fullness of the Gentiles has come in.” The fullness of the Gentiles speaks of the gathering in of the church in this age. God is waiting to collect the Gentiles who forever throughout eternity will give Him glory, praise and honor and serve Him. And also, verse 26 says, “so all Israel will be saved.” 5
Ada alasan lain di Roma 11:25, “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Jumlah penuh dari bangsa-bangsa lain membicarakan gereja itu dikumpulkan dalam zaman ini. Allah menunggukan sampai semua bangsa non-Yahudi yang selamalamanya akan memuliakan, memuji dan menghormati dan melayani-Nya. Dan juga ayat 26 mengatakan supaya “seluruh Israel diselamatkan.” Now look at 2 Peter 3:8-9, “But, beloved, do not forget this one thing, that with the Lord one day is as a thousand years, and a thousand years as one day. 9 The Lord is not slack concerning His promise, as some count slackness, but is longsuffering toward us, not willing that any should perish but that all should come to repentance.” God is waiting because He is longsuffering toward us, He is waiting until all the Gentiles and all the Jews planned from eternity past have come to redemption. It is not a lot of time because for God no time has gone by at all. Sekarang lihatlah 2 Petrus 3:8-9, “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. 9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Allah menunggu karena Dia menderita-lama (sabar) sekali terhadap kita, Dia menunggu sampai semua orang nonYahudi dan Yahudi yang direncanakan untuk penebusan sejak selamanya bertobat. Dan itu bukan waktu panjang karena bagi Allah tidak ada waktu hilang sama sekali. Look what the world thinks in 2 Peter 3:3-4, “knowing this first: that scoffers will come in the last days, walking according to their own lusts, 4 and saying, “Where is the promise of His coming? For since the fathers fell asleep, all things continue as they were from the beginning of creation.” The world is full of uniformitarians who believe that nothing ever changes. But verses 5-6 say, “For this they willfully forget: that by the word of God the heavens were of old, and the earth standing out of water and in the water, 6 by which the world that then existed perished, being flooded with water.” Lihatlah pendapat dunia di 2 Petrus 3:3-4, “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekanejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. 4 Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita mening-gal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” Dunia ini penuh dengan orang uniformitarian yang percaya bahwa tidak ada perubahan sejak penciptaan. Namun ayat 5-6 mengatakan, “Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.” Listen, the world has not always continued the same way. God wiped out the entire world except for eight people in the flood. And there is evidence all over the globe, for a worldwide flood where God drowned all of human civilization. In Genesis 6, God looked over the whole 6
of mankind and said He saw nothing but wickedness and evil continually and decided to only save eight righteous souls on the face of the earth: Noah, his wife, three sons and their wives. Dengarkanlah, dunia tidak selalu berlalu dengan cara yang sama. Allah telah menghancurkan seluruh dunia kecuali delepan orang di air bah. Dan bukti-bukti tersebar di seluruh dunia bahwa ada air bah sekuruh dunia dimana Allah menenggelamkan seluruh peradaban manusia. Di Kejadian 6, Allah melihat seluruh umat manusia hanya berbuat kejahatan disitu terus menerus dan Dia memutuskan untuk menyelamatkan hanya delapan jiwa di muka bumi: yaitu Nuh, isterinya, ketiga anak lelaki dan isteri-isteri mereka. But 2 Peter 3:10 says, “But the day of the Lord will come as a thief in the night, in which the heavens will pass away with a great noise, and the elements will melt with fervent heat; both the earth and the works that are in it will be burned up.” At the time when the Lord comes in His second coming to begin His thousand-year kingdom, the heavens and the earth are dramatically changed. He recreates a new heaven and a new earth for the Millennium kingdom. Namun 2 Petrus 3:10 mengatakan, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.” Pada waktu Tuhan datang pada kedatangan-Nya yang kedua untuk memulai Kerajaan seribu tahun-Nya, dan langit dan bumi dirubahkan secara dramatis. Dia menciptakan langit dan dunia baru untuk kerajaan seribu tahun itu. Then at the end of the kingdom, in Revelation 21, John talks about the new heaven and the new earth. So this re-creation process is two-phased. When Jesus comes, there will be a modification of the universe. And at the end of the 1000 year kingdom, there will be a recreation of a new heaven and a new earth that is eternal. During the kingdom it will be a restored earth as we know it and a restored heavens as we know it. But in the final eternal state, we will be in a new heaven and a new earth, something we have never known. Kemudian pada akhir kerajaan itu di Wahyu 21, Yohanes membicarakan ada langit baru dan dunia baru lagi. Jadi penciptaan kembali itu terjadi dalam dua tahap. Ketika Yesus datang akan ada modifikasi dunia. Dan pada akhir kerajaan seribu tahun, akan ada penciptaan langit baru dan dunia baru yang kekal. Selama kerajaan akan ada dunia dan langit yang kita kenal yang dipulihkan. Namun dalam keadaan kekal akhir, kita akan berada di dalam dunia dan langit baru, yaitu sesuatu keadaan yang belum pernah kita alami. So Peter describes the whole dissolution of everything at the end of the 1000 year kingdom and says there will be a disintegration of everything as we know it in space and on the earth and there will be a new heaven and a new earth, he says in verse 13. But that change begins before the thousand years as we have a restored heaven and a restored earth. And we know that because the collapse is very clear in the Tribulation and something new comes out of that and then finally something even more glorious in the eternal state. Jadi Petrus menggambarkan seluruh penghancuran segala sesuatu pada akhir kerajaan seribu tahun itu dan mengatakan ada disintegrasi segala sesuatu yang kita tahu di angkasa dan di dunia dan di ayat 13 ada penciptaan surga dan dunia baru. Namun perubahan itu dimulai sebelum seribu tahun itu dimana kita ada langit dan bumi yang 7
dipulihkan. Dan kita tahu hal itu karena penghancuran itu jelas di waktu Tribulasi dan ada sesuatu yang baru yang akan datang, kemudian pada akhirnya ada sesuatu keadaan yang lebih mulia di waktu kekal akhir. Now let’s go back to verse 36. No one really knows the exact day and hour. We know the generation, right, because it’s the generation that sees the birth pains in verses 32 to 35. So what should be the attitude of every generation? First of all we should be alert and secondly, we should be ready. And thirdly, we should be faithful. And now we’re going to look only at the first one, alertness. The unexpectedness of the second coming calls for alertness. Sekarang marilah kita kembali ke ayat 36. Tidak ada orang yang tahu harinya dan jamnya yang tepat. kita akan tahu generasi itu, benar, karena generasi itu akan melihat sakit bersalin di ayat 32 sampai 35. Jadi apakah sifat seharusnya dari semua generasi? Pertama kita semua harus waspada dan kedua kita harus selalu siap. Dan ketiga kita harus setia. Dan sekarang kita hanya akan melihat kepada yang pertama, kewaspadaan. Karena kita tidak tahu kapan kedatangan kedua itu kita harus waspada. Now, here Peter relates the second coming of the Lord Jesus Christ and its cataclysmic tribulation judgment back to the flood. It is the only illustration in human history that can even come close because that event totally destroyed the face of the earth. And so we are going to find that the attitude that prevailed during the time of Noah will be the attitude that will prevail during the time of the second coming. That is the meaning when Jesus says in verse 37, “As the days of Noah were, so shall also the coming of the Son of Man be.” Sekarang disini Petrus menghubungkan kedatangan kedua Tuhan Yesus Kristus dan penghakiman tribulasi yang dahsyat itu dengan air bah itu. Itu satu-satunya ilustrasi dalam sejarah manusia yang hampir sama karena kejadian itu menghancurkan seluruh muka bumi. Dan yang kita dapatkan adalah bahwa sikap yang ada di waktu Nuh akan menjadi sikap yang sama pada waktu kedatangan kedua. Itulah artinya ketika Yesus mengatakan di ayat 37, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” You see, in the days of Noah, people ignored the truth. Do you know how long Noah preached? Noah told people there was going to be a flood. And they laughed because it had never rained. And there was no water there. And you know how long he built that boat? A hundred and twenty years and they laughed and they ridiculed and they derided him. But 2 Peter 2:5 says he was a preacher of righteousness. For 120 years, they went on with life as usual while he preached judgment to them by building a great big wooden boat right in the middle of everywhere so everyone could see it. And they still did not believe it. Tahukah Anda bahwa di waktu Nuh orang-orang mengabaikan kebenaran? Apakah Anda tahu berapa lamanya Nuh berkhotbah? Nuh memberitahukan semua orang bahwa akan ada air bah. Dan mereka ketawa saja karena disitu tidak ada hujan. Dan disitu tidak ada air. Dan tahukah Anda berapa lamanya dia membangun kapal itu? Seratus duapuluh tahun lamanya dan mereka tertawa dan mereka mengejek dan mereka mencemoohkannya. Namun 2 Petrus 2:5 mengatakan bahwa dia adalah pengkhotbah kebenaran. Selama 120 tahun mereka hidup sehari-hari seperti biasa sambil dia berkhotbah penghakiman kepada mereka dengan membangun bahtera besar ditengah tempat itu supaya semua orang dapat melihatnya. Dan mereka tetap tidak percaya. 8
Well, how will that compare to the second coming? Verse 38-39, “Whereas in the days of Noah that were before the flood, they were eating and drinking and marrying and giving in marriage until the day that Noah entered into the ark and knew not until the flood came and took them all away, so shall also the coming of the Son of Man be.” What it means is life went on as usual, right? They just lived as if nothing would ever change. They totally disregarded what was going on. They didn’t see its implications. And that’s exactly what will happen in the Tribulation. Jadi bagaimana hal itu jika dibandingkan kedatangan kedua? Ayat 38-39, “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, 39 dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Artinya hidup seharihari seperti biasa saja, benar? Mereka hidup seolah-olah tidak ada sesuatupun akan berubah. Mereka mengabaikan apa yang terjadi. Mereka tidak melihat implikasinya. Dan begitulah kejadiannya tepat pada waktu tribulasi itu. And there are going to be signs for three and a half years. And there will be preachers of righteousness, and the hundred and forty-four thousand, and the two witnesses of Revelation 11, and the redeemed Gentiles from all over the world of Revelation 7. The people will hear the message but they will not believe it until they are washed away in the ultimate judgment in the second coming. They will come up with all kinds of reasons to mock and laugh and ridicule. And if they were that wicked in the day of Noah, they will be more wicked in the day of the coming of the Son of Man. Dan akan ada tanda-tanda selama tiga setengah tahun. Dan akan ada pengkhotbah kebenaran, sebanyak seratus empat puluh empat ribu, dan dua saksi dari Wahyu 11, dan orang-orang non-Yahudi yang ditebus dari seluruh dunia dari Wahyu 7. Orangorang akan mendengar berita itu namun tidak akan percaya, sampai saatnya mereka dilenyapkan dalam penghakiman akhir kedatangan kedua. Mereka akan memberi berbagai alasan untuk menertawakan, mencemoohkan dan mengejek. Dan jika mereka jahat pada waktu Nuh, mereka akan lebih jahat lagi di waktu kedatangan kedua Anak Manusia. Listen, there will be a massive redeemed remnant, innumerable, according to Revelation 7. There will be the revival and the faith of the nation Israel. But there will be also a worldwide rejection of all of these things as having anything to do related to God. And then you understand what it says in Genesis 7:11-16, when they went in the ark, and shut the door. “And so shall also the coming of the Son of Man be,” it says at the end of verse 37, “And so shall also the coming of the Son of Man be,” it says at the end of verse 39. Twice, it says that. Dengarkanlah, akan ada sisa orang-orang yang ditebus yang banyak sekali, yang tak terhitung menurut Wahyu 7. Akan ada kebangkitan rohani dan iman di bangsa Israel. Namun juga akan ada penolakan di seluruh dunia mengenai semua hal berhubungan dengan Allah. Maka kemudian Anda mengerti apa yang dikatakan di Kejadian 7:11-16, dimana mereka masuk kedalam bahtera itu dan menutup pintunya. Ayat 37 mengatakan, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Ayat 39, “demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Dua kali hal itu disebut. 9
And then Jesus gets very specific in verse 40 and 41, “Then shall two be in the field, one shall be taken, the other left. Two grinding at the mill, the one shall be taken, and the other left.” The word “one” in verse 40 is masculine in gender while the “one” in verse 41 is feminine in gender. And so it’s just life as usual, and in the midst of the routine of life, one shall be taken in judgment. Two at the mill and one is taken in judgment. And the other left – the other left – what are they left for? They are the redeemed and saved. Kemudian Yesus memberi keterangan khusus di ayat 40 dan 41, “Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; 41 kalau ada dua orang sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Perkataan ‘yang’ di ayat 40 adalah jenis maskulin, sedangkan kata “yang” di ayat 41 adalah jenis feminin. Jadi kehidupan adalah seperti biasa dan ditengah rutin kehidupan, yang satu akan diambil dalam penghakiman. Dua orang dibatu kilangan dan yang satu diambil dalam penghakiman. Dan yang satu ditinggal, yang satu ditinggal, untuk apa mereka ditinggal? Merekalah yang ditebus dan selamat. Now verse 42, “Watch therefore, for you do not know what hour your Lord is coming.” So the word here is to be alert. It’s a present imperative, be continually alert. Every generation, every person, be alert, “For you know not what hour your Lord does come.” It’s a cry for constant vigilance, constant alertness. He will come and men who recognize that He is coming will be alert spiritually to that coming. Sekarang ayat 42, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” Jadi perkataannya disini adalah untuk berwaspada. Itu adalah perkataan yang maksudnya terus menerus berwaspada. Setiap generasi, setiap orang, berjaga-jagalah, “sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” Ini panggilan untuk selalu berjaga-jaga dan berwaspada. Dia pasti akan datang dan mereka yang menyadari bahwa Dia akan datang akan berwaspada secara spiritual. Listen, this is not fiction, this is fact. This is how it will be. Just as the prophets said how it would be in His first coming and He fulfilled every prophecy, so will He in His second coming fulfill all. And if He’s not your Lord now, He will be your Lord then. And His Lordship will be made manifest in His right to send you into eternal hell, into punishment. And at that moment, every knee will bow, some in loving adoration, some in terror, but every knee will bow. Let’s pray. Dengarkanlah, ini bukan fiksi, inilah fakta. Beginilah keadaannya kelak. Sama seperti nabi-nabi menubuatkan pada kedatangan-Nya pertama kali dimana setiap nubuatan digenapi, begitupun Dia dalam kedatangan-Nya yang kedua akan menggenapkan semuanya. Dan jika Dia bukan Tuhanmu sekarang, Dia akan menjadi Tuhanmu nanti. Dan ketuhanan-Nya akan dinyatakan dalam hak-Nya untuk mengirim Anda kepada neraka kekal, dalam hukuman. Dan pada saat itu setiap lutut akan bertekuk, ada yang melakukan itu dalam pemujaan penuh kasih, ada juga yang melakukan itu dalam teror, namun setiap lutut akan bertekuk. Marilah kita berdoa.
10