PENDAHULUAN
Latar Belakang Kehutanan
merupakan
salah
satu
sektor
terpenting
yang
perlu
mendapatkan perhatian khusus, mengingat lebih dari 67% luas daratan Indonesia berupa hutan. Hutan adalah kekayaan alam yang dikuasai oleh negara sesuai pasal 33 UUD 1945: “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Dalam kenyataannya negara hanya menjalankan sebagian pasal 33, yakni pengusaan negara atas hutan, namun mengabaikan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Padahal sesungguhnya, pasal 33 UUD mengamanatkan agar pengusaan negara atas hutan secara bersama-sama juga harus mengakomodasikan berbagai kelompok kepentingan, tidah hanya kepentingan departemen kehutanan atau sekelompok rimbawan tetapi juga kepentingan petani, peternak, peramu hasil hutan, masyarakat hukum adat dan lainnya. Akses dan hak pemanfaatan atas berbagai kategori hutan harus diatur sebaik-baiknya bagi semua kelompok masyarakat dengan memperhatikan berbagai aspek sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Kehutanan No.41 Tahun 1999 pasal 2: “Penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan”. Dalam pasal selanjutnya disebutkan bahwa penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan (Nurrochmat, 2005). Hutan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia yaitu berupa manfaat langsung yang dirasakan dan manfaat yang tidak langsung. Manfaat
Universitas Sumatera Utara
hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan memberi peranan nyata apabila pengelolaan sumber daya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan (Zain, 1998). Pertambahan kepadatan penduduk juga akan menimbulkan masalah yang serius terhadap keseimbangan lingkungan itu, karenanya dapat diambil suatu garis lurus keeratan hubungan antara kepadatan penduduk dengan keseimbangan lingkungan merupakan hal yang berkait satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu meningkatnya kepadatan penduduk dapat menimbulkan masalah yang serius dalam menjaga keseimbangan lingkungan (Bambang, 1995). Ketika bumi semakin tandus, kehijauan pun semakin dibutuhkan. Keinginan manusia untuk terus membangun gedung-gedung dan berbagai saranasarana lainnya pada lahan-lahan yang tersedia, seakan tidak sempurna tanpa menghadirkan pohon. Suatu lokasi yang akan dijadikan bangunan umum, hunian, ataupun peruntukkan lainnya biasanya vegetasi yang berada diatasnya dibabat atau dimusnahkan. Keberadaan pohon-pohon dapat memberikan kenyaman bagi orang-orang
yang
berada di sekitarnya.
Misalnya,
pohon-pohon dapat
memberikan naungan dari teriknya sinar matahari. Secara tidak langsung keberadaan pohon-pohon juga dapat memberikan manfaat bagi orang-orang yang tidak berada di sekitarnya. Misalnya keberadaan pohon-pohon dapat memberikan udara yang segar dan mengurangi dampak polusi (Puryono, 1995). Pohon dapat diandalkan dalam penyelamatan keadaan lingkungan, seperti tanah, air, dan udara. Manfaat keberadaan pohon-pohon dapat dinikmati setiap
Universitas Sumatera Utara
orang tanpa harus membayar manfaat yang diterima tersebut. Manfaat yang dimiliki suatu keberadaan pohon-pohon tidak dapat dipindahtangankan melalui harga-harga yang ada di pasar. Dengan kata lain, manfaat keberadaan pohonpohon tidak dapat diperjualbelikan. Hal ini dikarenakan keberadaan pohon-pohon adalah barang publik. Pohon pelindung sangat dibutuhkan untuk penghijauan kota. Sosoknya yang besar dan teduh menjadikan kota sejuk dan indah. Bila ditanam di pinggir jalan, pohon peneduh akan menciptakan kesan yang asri dan tenang. Selain manfaat langsung bagi penghuninya, suatu kota yang dipenuhi pohon pelindung yang rimbun dan hijau akan memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung kota tersebut. Apabila pohon pelindung jarang terlihat pada suatu lokasi maka secara mudah timbul kesan bahwa penghijauan di daerah tersebut kurang mendapat perhatian (Arief, 2001). Umumnya kegiatan penghijauan untuk mewujudkan lingkungan kota yang hijau dan asri dapat dilakukan dengan banyak cara. Cara-cara ini biasanya disesuaikan dengan lingkungan daerah yang akan dihijaukan. Penghijauan merupakan usaha penataan lingkungan dengan menggunakan tanaman sebagai materi pokoknya. Dari tanaman itu dapat diambil banyak manfaat sehingga penghijauan kota dapat diartikan sebagai satu upaya untuk menanggulangi berbagai penurunan kualitas lingkungan. Penghijauan kota bagi sebagian orang bisa jadi tidak bermakna apa-apa. Bahkan bila dilakukan penghijauan pada kotanya, mereka seakan tidak peduli. Tanaman penghijauan yang seharusnya dirawat hanya ditelantarkan begitu saja. Nilai keindahan sebuah kota bukan semata-mata tampak dari jajaran gedung-
Universitas Sumatera Utara
gedung bertingkat yang memenuhi kota tersebut, melainkan juga dari penataan lingkungannya. Untuk itu, saya melakukan penelitian ini agar dapat mengetahui bagaiman perkembangan keadaan Hutan Kota di Kota Medan dan juga bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan hutan kota di tengah-tengah mereka sehingga dapat diketahui diketahui kesadaraan masyarakat terhadap pentingnya keberadaan hutan kota itu sendiri.
Perumusan Masalah Berdasarkan pengamatan penulis pada lokasi penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan yang perlu diteliti sebagai berikut : •
Bagaimana persepsi masyarakat tentang Hutan Kota.
•
Bagaimana kebijakan-kebijakan tentang hutan kota di Kota Medan.
•
Bagaimana permasalahan yang terjadi di seputar pengelolaan Hutan Kota.
•
Bagaimana kebutuhan akan Hutan Kota di Kota Medan
Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : •
Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang hutan kota.
•
Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah tentang hutan kota Kota Medan.
•
Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di seputar pengelolaan hutan kota.
•
Untuk mengetahui kebutuhan akan hutan kota di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Penalitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan infomasi bagi pemerintah untuk menentukan arah dan kebijakan pengelolaan hutan kota khususnya untuk lokasi hutan kota di ketiga taman kota yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara