Pelindung Ketua Jurusan Arsitektur FT Universitas Syiah Kuala
Penanggung Jawab
Raut adalah wacana bagi mahasiswa, staf pengajar dan segenap masyarakat arsitektur untuk bertukar pandangan tentang Arsitektur dan Lingkungan, perkotaan dan Permukiman dan hal lain yang berkaitan dengannya.
Husnus Sawab, ST. MT
Dewan Editor Prof. Johan Silas Ir. Mirza Irwansyah MBA. MLA.Ph.D Ir. Izziah,M.Sc. Ph.D Ir. Purwanita Setijanti, M.Sc. Ph.D Ir. Dyah Erti Idawati, Ph.D Dr. Safwan ST.M.Eng Ir. Elysa Wulandari, MT
Redaksi Pelaksana Zulfiqar Taqiuddin, S.Sn Erna Mutia, ST. MT Teuku Ivan, ST. MT
Alamat Redaksi Lab. Desain dan Model Struktur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala JL. Tgk Syeh Abdurrauf No. 7 Darussalam- Banda Aceh E-mail:
[email protected] Desain Kreatif: Masdar- Zulfikar
Raut Jurnal Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Copyright to Raut all individual authors Terbit tiga kali setahun
ISSN 2085-0905
Raut akan mempertimbangkan untuk memuat naskah, yang merupakan tulisan yang terorganisasi dengan baik, jelas terbaca, menarik, koheren, mempunyai nilai argumentasi intelektual dan memiliki hasil yang akurat, yang akan diterbitkan pada bulan Maret, Juli, dan November tiap tahun. Naskah diserahkan dalam bentuk hasil cetakan (print out) dan CD(file), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Naskah harus asli yang berupa hasil penelitian atau studi literatur yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya; b. Naskah asli ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan dilengkapi abstrak dalam bahasa Indonesia atau Inggris termasuk kata kunci dengan jumlah halaman berkisar antara 5 s/d 10 halaman pada kertas A4; c. Mencantumkan sumber dari semua gambar, tabel, skema atau pemikiran yang bukan merupakan hasil karya penulis; d. Kutipan pada naskah baik dalam tulisan, tabel atau gambar ditulis:....(Santosa, 2003); Daftar pustaka ditulis dan diurutkan berdasarkan abjad dari nama pengarang, contoh: Santosa, Mas (2003), Totalitas Arsitektur Tropis, Tradisi, Modernitas dan teknologi, Pidato Pengukuhan untuk Jabatan Guru Besar dalam Sains Arsitektur, FTSP ITS Surabaya; Kata-kata atau istilah asing ditulis dengan
huruf miring. e. Dewan Editor, Redaksi Pelaksana dan semua pihak yang terlibat pada Jurnal Raut dengan ini menyatakan bahwa tidak bertanggung jawab terhadap aksi plagiat yang dilakukan oleh penulis. Kalaupun hal ini terjadi, segala akibat dan resiko akan dibebankan kepada penulis. Dalam mereview naskah, dewan editor hanya melihat kesesuain format dan tingkat keilmiahan karya ilmiah.
Edisi I, Vol.1, Periode Januari – April 2015
Jurnal Arsitektur DafTaR ISi
Redaksi Dari Redaksi Daftar Isi PENGARUH ANGIN TERHADAP TAMPILAN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI INDONESIA…………………………………............................
1 - 12
Burhan Nasution - Jurusan Arsitektur FT Unsyiah KAJIAN FASILITAS TEMPAT USAHA PADA RUMAH SUSUN BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGHUNINYA Studi Kasus: Rusunawa Cingised, Bandung................................................................... Saiful Anwar, Pradita Candrawati, Anisa Ammar, Fajar Ikhwan Harnomo
13 - 27
Pascasarjana Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB)
MALL BAHAN BANGUNAN DAN FURNITUR DI BANDA ACEH (Sebuah Laporan Perancangan Arsitektur)………………............................................. 28 - 37 Muhammad Zulfannur – Peneliti Bidang Arsitektur Banda Aceh KARAKTERISTIK PARKIR (Kasus Jalan Palangkaraya, Kota Medan)…………………………………………….. Teuku Ivan - Jurusan Arsitektur FT Unsyiah
38 - 47
AKSESIBEL SIGNAGE PADA JALUR EVAKUASI BENCANA DI KOTA BANDA ACEH……………………………………………….…………… Evalina Z. dan Siti Zulfa Yuzni - Jurusan Arsitektur FT Unsyiah
48 - 61
KONSERVASI DANAU SIOMBAK KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA…………….…….…………… Muhammad Yanis1) dan Zainuddin2)
62 - 74
- 1)Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Al-Muslim – Bireuen 2)
Jurusan Arsitektur FT Unsyiah Banda Aceh
Indeks Tata Cara Penulisan
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
PENGARUH ANGIN TERHADAP TAMPILAN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI INDONESIA Burhan Nasution Email:
[email protected] Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK Berabad-abad lamanya sejak sejarah mulai mencatat, manusia belajar, meneliti, dan berusaha melindungi tempat tinggalnya dari pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh iklim. Angin merupakan salah satu bagian dari iklim yang berpengaruh terhadap bentukan dan tampilan arsitektur khususnya pada daerah-daerah dengan kekuatan angin yang cukup ektrim. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Studi Sebab-Akibat dan Perbandingan-Deskriptif. Metode studi sebab-akibat digunakan untuk melihat pengaruh angin terhadap bentukan arsitektur yang ada, sedangkan metode perbandingan-deskriptif digunakan untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing arsitektur. Dari pembahasan yang telah dilakukan terlihat bahwa pengaruh angin terhadap tampilan arsitektur tradisional di Indonesia dapat di kelompok dalam dua tipe, tipe yang pertama untuk arsitektur yang menggunakan material penutup yang berat, tumpuan bagian bawah bangunan menggunakan umpak, dengan rasio tinggi dan lebar bangunan adalah 1:1 . tipe yang ke dua untuk arsitektur yang menggunakan material penutup yang ringan, tumpuan bagian bawah bangunan menggunakan system jepit (ditanam ke tanah), dengan rasio tinggi dan lebar bangunan adalah 1:1,5 . Kata kunci: Tampilan, arsitektur tradisional, angin.
PENDAHULUAN Latar Belakang Berabad-abad lamanya sejak sejarah mulai mencatat, manusia belajar, meneliti, dan berusaha melindungi tempat tinggalnya dari pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh iklim. Manusia juga berusaha untuk mempelajari dan meneliti pengaruh-pengaruh yang baik dan menguntungkan untuk dapat dimanfaatkan dengan tepat. Dan sejarah telah membuktikan, bahwa manusia mampu beradaptasi dengan lingkungannya secara alami. Hal ini dapat kita lihat pada bentuk arsitektur pada beberapa tempat di belahan bumi: Orang-orang di daerah kutub, dengan rumah Eskimonya yang terbuat dari es, dibuat berbentuk bulat untuk mengantisipasi angin yang kuat, dan letak pintu yang berlawanan arah angin untuk mencegah udara dingin yang di bawa angin masuk ke dalam rumah. Orang-orang di daerah tropis kering dengan susunan rumah yang disusun rapat secara berkelompok, dan di daerah topis basah dengan perumahannya yang menyebar serta dengan membuat teritis atap yang
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2015
1
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
lebar untuk melindungi ruangan-ruangan terhadap pengaruh buruk sinar matahari, angin, dan hujan. Angin merupakan salah satu bagian dari iklim yang berpengaruh terhadap bentukan arsitektur khususnya pada daerah-daerah dengan kekuatan angin yang cukup ektrim. Hal ini seperti diperlihatkan dari banyaknya bangunan yang rusak yang disebabkan oleh terjangan angin punting beliung. Bangunan tradisional yang telah berabad-abad ada di Indonesia dan tetap terus eksis, khususnya yang berada pada daerah-daerah dengan intensitas terpaan angin yang kuat dapat kita yakini bahwa bangunan yang berkembang pada daerah tersebut tahan terhadap terpaan angin yang kuat. Hal ini didasarkan pertimbangan masyarakat tradisional dengan trial and error dalam proses membangunnya telah berusaha mempertahankan bangunan yang mereka buat terhadap kondisi alam yang ada di sekitar mereka, seperti yang diungkapkan oleh Steadman (1979), bahwa kondisi spesifik dari lingkungan, baik geografi maupun iklim, akan merupakan salah satu pembentuk bentukan yang spesifik pula pada bangunan, dan ini biasanya teramati dengan mudah pada bangunan vernakular/tradisional.
Gambar 1: Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Sumber : dibi.bnpb.go.id
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB), sejak tahun 1815 sampai dengan tahun 2013, bencana alam yang disebabkan angin punting beliung menduduki urutan kedua setelah banjir sebagai bencana alam yang sering terjadi di Indonesia (http://dibi.bnpb.go.id/DesInventar/dashboard.jsp) 2
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2015
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
Berdasarkan kondisi di atas sudah seharusnya kita mengkaji secara ilmiah keungulan-keungulan yang telah diperlihatkan oleh arsitektur tradisional yang kita miliki tersebut. Mengapa penjelasan ilmiah analitis demikian penting? Hal ini dikarenakan bahwa hanya dengan menerjemahkan gejala-gejala tersebut menjadi gejala fisik terukur, pengetahuan yang kita peroleh tersebut akan menjadi lebih mudah dan pasti untuk dapat digunakan dalam modifikasi desain, ini dikarenakan pengaruh setiap elemen terhadap prilaku fisik bangunan dapat diketahui dengan jelas, dan dengan demikian penerapannya dalam konteks masa kini akan menjadi fleksibel.
Rumusan Permasalahan Dari latar belakang permasalahan yang diungkapkan di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
Angin merupakan salah satu dari faktor fisik lingkungan yang akan mempengaruhi bentukan arsitektur yang dihasilkan oleh suatu komunitas masyarakat, terutama pada daerah-daerah yang memiliki kecepatan angin yang besar.
Untuk daerah-daerah dengan kecepatan angin kecil, pengaruh angin terhadap bentukan bangaunan tidak akan terlihat.
Kesamaan tampilan bentuk yang terdapat pada arsitektur yang berasal dari daerah dengan kecepatan angin yang besar dan perbedaan tampilan bentuk dengan arsitektur yang berasal dari daerah yang kecepatan angin yang kecil dapat dijadikan petunjuk bahwa gempa bumi dapat mempengaruhi tampilan arsitektur.
Batasan Permasalahan Kajian tampilan arsitektur tradisional Indonesia di sini hanya dibatasi pada satu aspek saja yaitu tampilan bentuk yang dipengaruhi oleh kecepatan angin. Sedangkan pengaruh-pengaruh sosial-budaya, tidak akan dibahas di sini. Batasan ini dilakukan agar diperoleh bahasan yang lebih mendalam.
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2015
3
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
TINJAUAN PUSTAKA Angin Angin pada dasarnya adalah hawa udara yang bergerak, Gerak itu disebabkan karena bagian-bagian udara didorong dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Dan karena biasanya tempat yang dingin relatip lebih bertekanan tinggi dari pada yang panas, maka arus angin biasanya mengikui dorongan mengalir dari yang dingin ke arah yang relatip lebih panas ( Mangunwijaya, 1994). Indonesia yang secara geografis terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera serta letak matahari yang berubah setiap enam bulan berada di utara dan enam bulan berada di selatan khatulistiwa, dengan kondisi ini Indonesia memiliki dua jenis angin yaitu angin muson barat dan angin muson timur. Angin Musim Barat terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan Januari. Angin Musim Timur terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
Bangunan Tahan Angin Berdasarkan SNI 03-2397-1991, mengenai Tata Cara Perencanaan Dan Perancangan Rumah Sederhana Tahan Angin. Unsur-unsur penting dalam perancangan adalah lokasi bangunan, bentuk dan ukuran bangunan, perencanaan struktur. Untuk mengurangi timbulnya kerusakan akibat angin, lokasi pemukiman dan pola tata letak bangunan sebaiknya mengikuti pola pemukiman yang menyebar, diberi penghijauan (pemukiman di daerah pantai). Bentuk bangunan mempengaruhi besarnya tekanan angin. Semakin tinggi bangunan semakin besar tekanan anginnya, sehingga kelangsingan bangunan perlu diperhatikan. Syarat-Syarat Umum Bangunan Tahan Angin
Penutup atap harus cukup berat untuk menahan tiupan angin, dan harus diikat dengan rangka atap.
Rangka kuda-kuda harus diberi ikatan angin. Denah bangunan sebaiknya sederhana, dan merupakan satu kesatuan
4
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2015
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
Skala Beaufort Untuk Kecepatan Angin Sir Francis Beaufort (1808), ahli ilmu bumi Inggris, melakukan pengamatan gerak asap yang mengepul ke atas sehingga membagi angin menjadi 12 bagian, yaitu: Tabel 1: Skala Beaufort untuk Kecepatan Angin Nomor Beaufort 0 1
Gejala Asap mengepul vertikal Arah angin tampak dari serabut-serabut lepas dari asap.
Kecepatan (mph)
kmph
<1
4,6
1–3
1,6 – 4,8
2
Angin terasa di wajah. Daun berisik. Kepulan asap condong menunjukkan arah angin
4–7
6,4 – 11,2
3
Daun dan ranting kecil bergerak terus dan dapat mengibarkan bendera ringan.
8 – 12
12,8 – 19,2
13 – 18 19 – 24
20,8 – 29,6 31,2 – 39,2
25 – 31
40,8 – 50,4
32 – 38
52 – 61,6
39 – 46
63,2 – 74,4
47 – 54
76 – 87,2
55 – 63
88,8 – 103,6
64 – 75
105,2 – 120
> 75
120
4 5 6 7 8 9 10 11
Menghambur debu dan menerbangkan kertas. Pohon-pohon kecil bergoyang Cabang-cabang besar pohon bergerak. Payung sulit dikuasai Pohon-pohon bergoyang. Berjalan melawan angin harus cukup bertenaga. Dahan-dahan kecil putus. Berjalan melawan angin sulit. Timbul kerusakan-kerusakan kecil pada bangunan. Genting-genting mulai berterbangan. Pohon-pohon ambruk. Kerusakan bangunan lebih parah. Malapetaka kerusakan meluas
12 Angin taufan (hurricane) Sumber: Beaufort (1808)
Beban Angin Pada Bangunan Berdasarkan peraturan muatan Indonesia 1970 N.I 18, tekan tiupan angin dihitung dengan rumus:
Dari rumus di atas terlihat bahwa besarnya tekanan angin pada bangunan berbanding lurus dengan kecepatan angin.
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2015
5
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
Peta Kecepatan Angin Peta kecepatan angin untuk wilayah Indonesia yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari peta angin yang dibuat oleh Masyarakat Energi Angin Indonesia. Peta angin ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari LAPAN, Wind Guard, Winrock Int, Soluziona, Nipsa, BMKG, WMO, NCDC, Dan 3TIER.
Gambar 2: Peta Kecepatan Angin untuk Wilayah Indonesia Sumber : Masyarakat Energi Angin Indonesia
Bentuk Menurut vitivirus, tidak ada istilah bentuk. Bentuk bagi vitivurus, bila mau di kaitkan dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan antara firmitas (thecnic) dengan venustas ( beauty/delight ). Sedangkan Menurut Mies Van Der Rohe, Bentuk adalah wujud dari penyelesaian akhir konstruksi (Saliya:1999).
Tektonika Istilah tektonika merujuk pada keterampilan menyusun atau membuat dengan mengunakan bahan ringan sebagai lawan dari pengunaan bahan berat, yang digolongkan oleh Semper sebagai Streotomic. Dengan menyusun dan membuat di sini memasukan juga kegiatan seperti menjalin, merajut, menganyam dari bahanbahan ringan seperti rumput (Mahatmanto; 2000). Sedangkan menurut Demetri Porphyrios (1991), tektonika berasal dari kata Yunani 'techne', yaitu sesuatu yang berkenaan dengan suatu jenis pengetahuan. Dan menurut Demetri Porphyrios lagi, tektonika berkonsentrasi pada tiga hal yaitu:
Keterbatasan sifat dasar dan propertis formal dari material konstruksi. 6
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2015
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
Prosedur dari proses penyambungan antara elemen-elemen konstruksi yang dirangkai bersama.
Visual statis dari bentuk, dengan cara menyenangkan mata mengenai kesetabilan (stability), kesatuan (unity) keseimbangan (balance) dan variasi atau yang bertentangan dari mereka
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah Metode Studi Sebab-Akibat
dan
Perbandingan-Deskriptif
(Descriptive
Causal-Comparative
Studies) (Nawawi; 1994). Metode ini pada prinsipnya merupakan penggabungan dua metode, yaitu: metode studi sebab-akibat dan studi perbandingan. Metode studi sebab-akibat adalah suatu metode yang bertujuan mengungkap tentang apa pengaruh adanya sesuatu, terhadap sesuatu yang lain (Nawawi; 1994), pengunaan metode ini untuk memperlihatkan pengaruh angin terhadap tampilan arsitektur yang dihasilkan. Sedangkan metode studi perbandingan pada dasarnya bermaksud membandingkan dua atau lebih (variabel/gejala), untuk mengungkap persamaan dan perbedaannya. Hasilnya mungkin akan menyentuh perbedaan atau kesamaan secara keseluruhan atau hanya berkenaan dengan unsur-unsur tertentu saja (Nawawi; 1994), dengan metode ini akan diperlihatkan/dicari persamaan unsur-unsur bangunan yang terdapat pada arsitektur yang berasal dari wilayah dengan kecepatan angin yang besar dan memperlihatkan perbedaannya dengan unsur-unsur bangunan yang terdapat pada arsitektur yang berasal dari wilayah dengan kecepatan angin yang kecil.
Pemilihan Sampel Cara pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem sampel purposif. Pada sistem sampel purposif, sampel yang digunakan
dipilih
dengan sengaja (non-random) karena alasan-alasan yang diketahuinya sifat-sifat sampel (Surakhmad; 1994). Penggunaan sistem sampel ini memiliki keuntungan dan kerugian, di mana keuntungannya adalah dengan menggunakan sistem sampel purposif jumlah sampel yang digunakan tidak perlu banyak. Jumlah sampel yang digunakan sedikit, karena
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2015
7
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
sampel yang digunakan benar-benar sampel yang berguna saja untuk menjelaskan (membuktikan) penelitian tersebut. Sedangkan kerugiannya, sampel yang digunakan tidak dapat dikatakan mewakili seluruh obyek, ini disebabkan karena pemilihan sampel yang digunakan memiki kecendrungan memihak, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan tidak dapat berlaku secara umum (general). Pemilihan objek kajian yang dijadikan sampel berdasarkan pada:
Peta Kecepatan Angin yang ada di Indonesia. Kelengkapan data yang tersedia pada litelatur yang ada (objek yang dipilih yang memiliki data yang paling lengkap).
Objek yang dipilih sedapat mungkin dapat memperlihatkan perbedaan bentuk dan elemen pembentuk bangunan yang kontras antara objek yang berasal dari daerah dengan kecepatan angin besar dengan objek yang berasal dari daerah dengan kecepatan angai kecil.
Wilayah Dengan Kecepatan Angin Besar Untuk wilayah dengan kecepatan angin besar dipilih arsitektur yang dipilih adalah Arsitektur tradisional Flores NTT (Wae Rebo), Aceh, dan Maluku (Rumah Baileo).
Wilayah Dengan Kecepatan Angin Kecil Untuk wilayah dengan kecepatan angin kecil dipilih arsitektur yang dipilih adalah Arsitektur tradisional Sulawesi Selatan (Toraja) dan Kalimantan (Rumah Lamin).
Pengumpulan Data Pengambilan/pengumpulan data dilakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut: data meliputi gambar-gambar konstruksi, bentuk tampilan arsitektur, material dan teknologi yang digunakan, diperoleh melalui perpustakaan dan sumbersumber literatur lainnya.
8
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2015
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
Variabel yang akan Dibahas Berdasarkan pada landasan teori yang telah diungkapkan di depan, maka dapat ditentukan variabel-variabel yang akan dibahas. Adapun variabel yang akan dibahas terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. a. Variabel bebas meliputi :
Kecepatan Angin; Material yang tersedia. Teknologi yang tersedia. b. Variabel tergantung terikat :
Tektonika. Tampilan bangunan PEMBAHASAN Dalam melakukan pembahasan, arsitektur yang berada di daerah gempa dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu: kelompok kecepatan angin besar dan kelompok kecepatan angin kecil. Adapun pengelompokan ini dilakukan untuk mempermudah pembahasan.
Kaitan Konstruksi dan Bahan Konstruksi dan bahan merupakan unsur penting dalam arsitektur. Di antara keduanya ada saling keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, bahan bangunan yang digunakan akan mempengaruhi pemilihan jenis konstruksi yang pakai. Kaitan antara konstruksi dan bahan diperlihatkan pada tabel-2. Dari tabel tersebut diperlihatkan bahwa pada daerah-daerah kecepatan angin besar, untuk daerah yang menggunakan material penutup lantai dan dinding menggunakan material yang ringan, sistem konstruksi tumpuan yang digunakan adalah jepit. Sedangkan untuk bangunan yang mengunakan material penutup lantai dan dinding menggunakan material yang berat, sistem konstruksi tumpuan yang digunakan adalah umpak. Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2015
9
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
Tabel 2: Kaitan antara Jenis Sambungan dan Materil Penutup yang digunakan Kecepatan angin
Arsitektur
Materil Penutup
Jenis Tumpuan Atap
Dinding Ilalang
Lantai Kayu
Flores NTT
Jepit
Ilalang
Besar
Aceh
Umpak
Rumbia
Kayu
Kayu
Jepit
Rumbia
terbuka
kayu
Kecil
Maluku Sulawesi Selatan
Umpak
Rumbia
Kayu
Kayu
Jepit
Kayu
Kayu
Kayu
Kalimantan
Proporsi Lebar dan Tinggi Bangunan Tabel 3: Proporsi Lebar dan Tinggi Bangunan
Kecepatan Angin
Besar
10
Arsitektur
Tampilan
Rasio Lebar dan Tinggi Bangunan
Flores NTT
1:1
Aceh
1 :1
Maluku
1:1,5
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2015
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
Tabel 4: Proporsi Lebar dan Tinggi Bangunan
Kecepatan Angin
Arsitektur
Tampilan
Rasio Lebar dan Tinggi Bangunan
Sulawesi Selatan
1 : 2,5
Rumah Lamin
1 : 1,14
Ringan
Perbandingan lebar dan tinggi suatu bangunan akan mempengaruhi kesetabilan suatu bangunan yang berada di daerah angin kuat. Hal ini terkait dengan timbulnya momen guling dan momen perlawanan pada bangunan ketika diterpa angin. Perbandingan antara lebar dasar terpendek dan tinggi bangunan yang menjadi objek kasus diperlihatkan pada table 3-1 dan 3-2. Dari data yang ada pada tabel-3, tidak terlihat perbedaan yang siknifikan terhadap rasio lebar dan tinggi bangunan untuk daerah dengan kecepatan angin besar dan kecil.
KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dilakukan terlihat bahwa ada pengaruh angin terhadap tampilan arsitektur tradisional di Indonesia dapat di kelompok dalam dua tipe, tipe yang pertama untuk arsitektur yang menggunakan material penutup yang berat, tumpuan bagian bawah bangunan menggunakan umpak, dengan rasio tinggi dan lebar bangunan adalah 1:1, tipe yang ke dua untuk arsitektur yang menggunakan material penutup yang ringan, tumpuan bagian bawah bangunan menggunakan system jepit (ditanam ke tanah), dengan rasio tinggi dan lebar bangunan adalah 1:1,5 . Sedangkan untuk bangunan yang berasal dari daerah dengan kecepatan angin kecil rasio yang digunakan untuk tumpuan umpak sebesar 1:2,5.
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari - April 2015
11
Burhan Nasution : PENGARUH ANGIN TERHADAP…
DAFTAR PUSTAKA Mahatmanto (2000), Apresiasi pada Karya Tektonika Mangunwijaya. Yogyakarta. Mangunwijaya (1994), Pengantar Fisika Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta Nawawi, H. Hadari dan Martini, H. Mimi (1994), Penelitian Terapan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. SNI 03-2397-1991, Tata cara prencanaan rumah sederhana tahan angin Surakhmad, Winarno (1994), Pengantar Dasar Metode Teknik Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung.
Blibiografi Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (1997), Studi Arsitektur Tradisional Irian Jaya (Kabupatan Dati II Fak-Fak, Manokwari, Sorong, Panini, Jayapura, Yapen Waropen dan Kotamadya Dati II Jayapura).Irian Jaya. Seman, Syamsiar (1982), Rumah Adat Banjar: Arsitektur Tradisional Kalimantan Selatan, Direktorat Perumahan Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Pusat Informasi Tehnik Pembangunan, Banjarmasin. Siddiq, Suwandojo (1999), Beberapa Tinjauan Aspek Bahan, Konstruksi dan Struktur Bangunan Tradisional Indonesia, Lokakarya Upaya Pelestarian Arsitektur Tradisional Indonesia Melalui Sistem Informasi, Jakarta.
12
Edisi I, Vol. 1, Periode Januari – April 2015