H a l a m a n |ii Penanggung Jawab Rektor Nara Sumber Para Pembantu Rektor Para Dekan Fakultas dan Ketua Program Para Ketua Lembaga Para Kepala Biro Para Kepala UPT Para Kepala Bagian Kepala Humas Ketua IKA-UB Tim Penyusun Ketua Abdul Latief Abadi Anggota Siti Romlah Djanalis Djanaid Farid Atmadiwirya Mulyaningwati Tjahyo Handoko Tim Penunjang Rini Handayani Samsul Bachri Liliek Listyowati Lilih Hernanik Ari Pranowo Suheri Endro Subiakto Bambang Sugiono Tarmidi Suwandi Pranatalia Pratami Nugraheni Bhima Priantoro @BAPSI Universitas Brawijaya 2008 Disain Sampul ALA Penerbit PT Topindo Mulia Kreasi, Jakarta
H a l a m a n |iii
Kata Pengantar Universitas Brawijaya (disingkat UB) dinegerikan pada tanggal 5 Januari 1963 berdasarkan keputusan Menteri PTIP nomor 1 tahun 1963 yang kemudian disahkan dengan Keputusan Presiden nomor 196 tahun 1963. Selama 45 tahun, sudah banyak yang dicapai oleh UB. Berangkat dari sebuah universitas dengan kampus yang tersebar di seluruh penjuru kota Malang menjadi universitas dengan kampus terpusat yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana seperti gedung kuliah, laboratorium, perpustakaan, perkantoran, asrama, poliklinik, penginapan, sarana dan prasarana olahraga, gedunggedung pertemuan, dan jaringan teknologi informasi canggih. Berbagai prestasi tingkat nasional dan internasional juga diraih, baik di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, kemahasiswaan, maupun penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Universitas Brawijaya terus menerus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi dalam rangka mewujudkan visinya menjadi universitas unggul yang berstandar internasional. Salah satunya adalah pencanangan arah pengembangan UB menjadi Entrepreneurial University yang bertaraf internasional sehingga peran Universitas Brawijaya dapat sejajar dengan universitas terkemuka di Asia bahkan di tingkat internasional. Universitas Brawijaya juga telah mendapat persetujuan Dirjen Dikti untuk menjadi perguruan tinggi yang otonom, walaupun pelaksanaannya menunggu pengesahan UU-BHP. Otonomi adalah bentuk kemandirian dalam membuat keputusan dan mengatur dirinya sendiri, mengingat perkembangan Iptek dan kebutuhan masyarakat yang bertambah pesat. Buku 45 Tahun Universitas Brawijaya ini berisi informasi mengenai perkembangan dan prestasi Universitas Brawijaya sejak dinegerikan sampai saat ini. Diharapkan, buku ini dapat menjadi bahan bagi masyarakat untuk melihat kemajuan UB khususnya dalam pembangunan bangsa, negara, ilmu pengetahuan dan teknologi. Semoga buku ini bermanfaat. Kepada penyusun, saya mengucapkan terima kasih. Dirgahayu Universitas Brawijaya. Join UB, be the best. Malang, Maret 2008 Rektor, Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito NIP. 130 704 136
H a l a m a n |iv
Mempersiapkan Sarjana Pro Rakyat Dalam rangka Dies Natalis yang membahagiakan ini, perkenankanlah kami selaku Pimpinan Yayasan Damandiri, yang beberapa tahun terakhir ini menjalin kerjasama yang sangat erat, mengucapkan selamat dan harapan semoga Universitas Brawijaya tetap teguh dengan komitmennya mempersiapkan dan menghasilkan sarjana yang pro rakyat, sarjana yang menempatkan rakyat kecil sebagai titik sentral pengabdiannya. Yayasan Damandiri, yang menaruh perhatian yang sangat tinggi dan berusaha membantu upaya pemberdayaan sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan, telah mengembangkan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, antara lain dengan Universitas Brawijaya. Yayasan memberikan dukungan terhadap anak keluarga kurang mampu menjadi mahasiswa, membantu pembayaran SPP anak-anak tersebut sampai lulus sarjana, serta memberikan penghargaan bagi mahasiswa yang menulis tesis atau disertasi tentang pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Kerjasama dengan Universitas Brawijaya itu mengajarkan bahwa untuk makin dekat dengan pelajar-pelajar SMA dan rakyat, khususnya menghayati perjuangan dan aneka kebutuhan mereka, perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa, harus lebih dekat dengan sekolah, siswa dan rakyat pada umumnya. Oleh karena itu, dalam tiga tahun terakhir ini Yayasan Damandiri “mengawinkan” perguruan tinggi dengan sekolah SMA atau sederajat, masyarakat di pedesaan, khususnya dengan keluarga kurang mampu yang membutuhkan upaya pemberdayaan. Kerjasama tersebut diwujudkan dengan mengundang para dosen, mahasiswa, guru SMA dan pelajar SMA, khususnya mereka yang hampir menamatkan pendidikannya, untuk menyatu dengan keluarga atau rakyat di pedesaan. Mereka dianjurkan membentuk Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di pedesaan sebagai forum komunikasi dan pemberdayaan keluarga. Untuk itu kepada mahasiswa yang ditugaskan diberikan kompensasi berupa dukungan pembayaran SPP serta kesempatan memperebutkan hadiah dana yang memadai untuk menyelesaikan tesis atau disertasi yang dipilihnya. Para guru dan pelajar SMA atau sederajat diberi kesempatan mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler melalui program magang pada sekolah yang lebih unggul atau pada pengusaha di sekitarnya. Kegiatan tersebut menempatkan perhatian dan kemampuan perguruan tinggi, sebagai pusat pengembangan ilmu dan teknologi, makin dekat dan peduli pada rakyat dan kebutuhannya. Melalui upaya itu diharapkan perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang kaya ilmu dan teknologi, sangat dekat dengan rakyat, mempunyai solusi untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang mendesak, serta siap memberikan yang terbaik agar rakyat banyak
H a l a m a n |v segera mampu membebaskan diri dari belenggu kemiskinan. Rakyat banyak menjadi kekuatan maha dahsyat untuk membangun bangsa dan negaranya. Dengan bertambahnya usia, kami doakan Universitas Brawijaya makin jaya dan tetap menghasilkan sarjana yang pro rakyat yang sanggup membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Selamat Dies Natalis. *Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua, Yayasan Damandiri, Jakarta
H a l a m a n |vi
Mewujudkan Nama Harum Universitas Brawijaya Assalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakatuh Suatu kehormatan bagi saya untuk memyampaikan sambutan pada hari jadi Universitas Brawijaya yang ke-45, kampus yang kita cintai ini. Pertama kali saya ucapkan selamat atas Dies Natalis Universitas Brawijaya yang ke 45 dan juga kepada para sivitas akademika. Di usia yang makin matang, Universitas Brawijaya telah melahirkan banyak pemimpin dan tokohtokoh yang berkualitas dalam segala sektor, baik sebagai politikus, pimpinan daerah, birokrat, penguasaha dan serta ilmuwan dan tenaga akademis yang telah diakui peranan dan keberhasilannya. Sangat bangga belajar dan menimba ilmu di Universitas Brawijaya, yang telah mendidik kita, menjadi insan yang berilmu, berketrampilan dan berguna dalam ikut berperan membangun nusa dan bangsa. Dengan jumlah alumni yang telah mencapai lebih dari 90.000 orang yang tersebar di seluruh negeri, bahkan hingga penjuru dunia, menunjukkan betapa besarnya Universitas Brawijaya di mata masyarakat, dibuktikan dengan mempercayakan putra-putri terbaiknya belajar di Universitas Brawijaya. Hal ini tidaklah lepas dari peranan para alumi Universitas Brawijaya atas kiprah, karya nyata dan keberhasilannya di dalam mencapai prestasi, dedikasi di dunia profesi yang ditekuninya dan juga tak kalah penting pengabdian yang tulus dari para sivitas akademika di lingkungan kampus. Kepercayaan masyarakat inilah yang membawa nama besar Universita Brawijaya di tingkat nasional maupun internasional. Banyaknya kerjasama Universitas Brawijaya dengan perguruan tinggi besar di berbagai negara maju akan menambah jaringan internasional. Selain itu, banyaknya staf pengajar menimba dan memperdalam ilmu di berbagai universitas ternama di dunia, akan segera mewujudkan Universitas Brawijaya sebagai universitas kelas dunia. Terlebih dengan dicanangkannya Universitas Brawijaya sebagai Entrepreneurial University, akan menjadikan universitas memperoleh tempat tersendiri di kalangan dunia usaha, dan diyakini akan lahir para entrepreneur sukses dari kampus Dinoyo Malang. Saya, sebagai ketua umum Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB), bersama para alumni lainnya akan terus ikut berperan serta dalam mewujudkan nama yang harum Universitas Brawijaya di tingkat nasional dan internasional melalui karya nyata baik di bidang politik, pemerintahan, bisnis serta dunia keilmuan agar Universitas Brawijaya lebih dicintai oleh masyarakat dan menjadi pilihan utama sebagai tempat belajar menimba ilmu pengetahuan, mencetak kader bangsa, walaupun secara geografis terletak jauh dari pusat kekuasaan, pemerintahan dan pusat perekonomian.
H a l a m a n |vii Pepatah mengatakan “ada gula, ada semut”. Karenanya, keharuman nama Universitas Brawijaya akan menjadi daya tarik pilihan para pengambil kebijakan untuk merekrut para sarjana lulusannya sebagai sumber utama calon pimpinan yang berkualitas dalam membangun masyarakat yang lebih maju. Sekali lagi, saya atas nama pribadi maupun sebagai pengurus Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, mengucapkan Selamat Hari Jadi Universitas Brawijaya yang ke-45, semoga makin jaya dan berkembang. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh *Muslich Ramelan (Ketua Umum Ikatan Universitas Brawijaya)
H a l a m a n |viii
Catatan Untuk Empat Lima Tahun Universitas Brawijaya Oleh: A. Mukthie Fadjar (Guru Besar FH & Hakim Konstitusi) Walau aku tak terlahir dari gua garbamu perkenankan aku membuat catatan buatmu karna tlah tiga puluh tujuh tahun aku menjadi bagianmu bersama merajut mimpi-mimpi bersama menggapai harapan-harapan dalam suka dan duka Kau yang terlahir lima Januari enam tiga bermula dari sekumpulan pts-pts lokal yang oleh negara diberi label negeri menyandang nama kebesaran "Brawijaya" mengemban aspirasi kerakyatan dengan visi 'pembangunan pedesaan' Tatkala kumasuki gerbangmu pertama kali satu Juli sembilan belas tujuh puluh satu kampusmu masih tersebar tanpa master, doktor, dan guru besar kesederhanaan adalah watakmu kerakyatan pusat orientasimu Perlahan menapak di atas jalanan terjal dalam dinamika perkembangan nasional di tengah pesatnya kemajuan global kau mulai mengukir prestasi bagi pembangunan negeri meski kepemimpinan silih berganti meski penghuninya datang dan pergi Kini setelah empat lima tahun usiamu tatkala tlah kau miliki kampus terpadu ketika master, doktor, dan guru besar tersedia cukup besar telah mampukah melahirkan gagasan-gagasan besar lewat karya pengabdian dan penelitian? Tetaplah setia pada komitmenmu memihak mereka yang papa jangan terbuai kebanggaan gelar dan seremoni terlena di atas menara gading kebesaran Dirgahayu Universitas Brawijaya, Vivat academia! Gaudeamus igitur, Vivat professores! Jakarta, 20 Februari 2008
H a l a m a n |ix
Daftar Isi Kata Pengantar ......................................................................................................................iii Mempersiapkan Sarjana Pro Rakyat......................................................................................iv Mewujudkan Nama Harum Universitas Brawijaya ................................................................vi Catatan Untuk Empat Lima Tahun Universitas Brawijaya ................................................... viii Daftar Isi ................................................................................................................................ ix I.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENYONGSONG MASA DEPAN .......................................... 1 Visi, Misi, Tujuan, Arah Pengembangan dan Moto ........................................................... 1 1.
Selayang Pandang..................................................................................................... 2
2.
UB Menuju Entrepreneurial University .................................................................... 4 Beberapa Aktivitas Terkait EU.............................................................................. 6
b.
Apa Kata Mereka tentang Entrepreneurial University ......................................... 8
3.
Perjalanan Menuju Otonomi PT ............................................................................... 9
4.
Program Double Degree ......................................................................................... 11
5.
Implementasi Teknologi Informasi ......................................................................... 13
6.
Peningkatan Mutu Kemahasiswaan ....................................................................... 15
7.
Peningkatan Mutu Kerjasama ................................................................................ 23
II.
III.
a.
a.
Kerjasama dengan dalam negeri:....................................................................... 23
b.
Kerjasama dengan luar negeri: .......................................................................... 24
UNIVERSITAS BRAWIJAYA, RIWAYATMU DULU … ..................................................... 29 1.
Gagasan Gemeentelijke Universiteit ...................................................................... 29
2.
Upaya Penegerian .................................................................................................. 30
3.
Kampus Bergolak .................................................................................................... 32
4.
Saatnya Membangun ............................................................................................. 32 PERJALANAN FAKULTAS/PROGRAM ........................................................................... 36 1.
Fakultas Hukum ............................................................................................... 36
2.
Fakultas Ekonomi ............................................................................................ 37
3.
Fakultas Ilmu Administrasi ............................................................................. 38
4.
Fakultas Pertanian .......................................................................................... 39
H a l a m a n |x 5.
Fakultas Peternakan ....................................................................................... 40
6.
Fakultas Teknik ............................................................................................... 41
7.
Fakultas Kedokteran ....................................................................................... 41
8.
Fakultas Perikanan ......................................................................................... 42
9.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ................................... 43
10.
Fakultas Teknologi Pertanian.................................................................... 44
11.
Program Ilmu-Ilmu Sosial .......................................................................... 44
12.
Program Bahasa dan Sastra ..................................................................... 45
13.
Program Pascasarjana............................................................................... 45
IV.
PERJALANAN LEMBAGA .............................................................................................. 47
V.
PERJALANAN UPT........................................................................................................ 50
VI.
ATRIBUT ...................................................................................................................... 55 1.
Lambang ................................................................................................................. 55 a.
Bentuk Dan Warna ............................................................................................. 55
b.
Makna ................................................................................................................ 55
2.
Bendera .................................................................................................................. 56
3.
Lagu ........................................................................................................................ 56
4.
Jaket ....................................................................................................................... 56
5.
Logo ........................................................................................................................ 56
6.
Singkatan Nama...................................................................................................... 57
7.
Moto ....................................................................................................................... 57
8.
Monumen Tugu Universitas Brawijaya .................................................................. 57 a.
Puncak Kepala Tugu ........................................................................................... 58
b.
Bentuk Kepala Tugu ........................................................................................... 58
c.
Badan Tugu ........................................................................................................ 58
d.
Kaki Tugu ............................................................................................................ 58
e.
Dasar Tugu ......................................................................................................... 58
VII.
REKTOR DARI MASA KE MASA ................................................................................ 60
VIII.
PIMPINAN MAHASISWA DARI MASA KE MASA ...................................................... 65
IX.
ORGANISASI PENUNJANG ........................................................................................... 72 1.
Hubungan Masyarakat ........................................................................................... 72
H a l a m a n |xi 2.
KORPRI .................................................................................................................... 75
3.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ......................................................... 77
4.
Dharma Wanita ...................................................................................................... 78
5.
Pusat Pembinaan Agama (PPA) .............................................................................. 79
6.
Masjid Raden Patah................................................................................................ 80
7.
Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB) ....................................................... 81
X.
XI.
PUBLIKASI ................................................................................................................... 83 1.
Mimbar, koran kampus .......................................................................................... 83
2.
Prasetya .................................................................................................................. 83
3.
Prasetya Online ...................................................................................................... 83
4.
Buku Tahunan......................................................................................................... 83
5.
Buku Bunga Rampai................................................................................................ 84
6.
Buku Pidato Ilmiah ................................................................................................. 84
7.
Buku Profil Guru Besar dan Doktor ........................................................................ 84
8.
Buku Prospectus ..................................................................................................... 84
9.
Brawijaya Dalam Angka .......................................................................................... 84
10.
Buku Pedoman Pendidikan ................................................................................ 84
11.
Buku Panduan Probinmaba................................................................................ 85
12.
LAKIP .................................................................................................................. 85
13.
Media Karya Imiah ............................................................................................. 85
APA KATA MEREKA ..................................................................................................... 86 Abdul Azis Hoesien .......................................................................................................... 86 Hastoeti Harsono ............................................................................................................ 88 Meine van Noordwijk ...................................................................................................... 89 Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS. ......................................................................................... 91 Muslich Ramelan ............................................................................................................. 93 Sofyan Aman ................................................................................................................... 96 Ratna Indraswari Ibrahim ................................................................................................ 98 Soeroto Adjidewanto .................................................................................................... 102
H a l a m a n |1
I. UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENYONGSONG MASA DEPAN Universitas Brawijaya (UB) adalah lembaga pendidikan tinggi negeri yang terletak di kota dingin Malang, Jawa Timur. Universitas ini dinegerikan melalui Ketetapan Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan No. 1 tanggal 5 Januari 1963, kemudian disahkan oleh Keputusan Presiden no. 196 tahun 1963. Empat puluh empat tahun kemudian, UB mendapat persetujuan Dirjen Dikti untuk Kantor Pusat Universitas Brawijaya saat ini menjadi perguruan tinggi Otonom pada tanggal 29 November 2007, dan pelaksanaannya menunggu pengesahan Undang Undang BHP.
Visi, Misi, Tujuan, Arah Pengembangan dan Moto Visi: Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Misi: (1)Membangkitkan kekuatan moral dan kesadaran tentang keberadaan penciptaan alam oleh Tuhan YME dan sadar bahwa setiap kehidupan mempunyai hak untuk dihargai, (2)Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang berkemampuan akademik dan/atau professional yang berkualitas serta berkepribadian, (3)Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Tujuan: (1)Menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas, memiliki disiplin dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis dan profesional yang tangguh dan mampu bersaing di tingkat internasional, (2)Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni guna mendorong pengembangan budaya, (3)Mempunyai kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan konsep pemecahan dengan menggunakan metode ilmiah. Arah Pengembangan: “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya saing internasional”. Moto: Join UB, be the best
H a l a m a n |2
1. Selayang Pandang
Lahan kampus utama seluas 55 ha terletak di kawasan barat kota Malang. Gedung-gedung dalam Kampus pada umumnya berarsitektur Jawa yang ditata sedemikian rupa sehingga menyatu dengan suasana kampus yang asri dan rindang. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan kampus, gedung-gedung UB kebanyakan berlantai 3 bahkan di beberapa fakultas gedungnya berlantai 7. Gedung kantor pusat berlantai 8 dengan bangunan yang sangat khas, saat ini menjadi maskot UB. Ketersediaan lahan terbuka hijau untuk menunjang suasana tenang dan segar juga terus diperhatikan guna menunjang kenyamanan sivitas akademika dalam aktivitasnya di kampus. Pemeliharaan burung dan taman-taman kampus terus ditingkatkan agar kampus terlihat indah dan menarik. Secara keseluruhan UB memiliki aset tanah 2 seluas 1.813.664 m (181 ha). Dari luas tanah tersebut 58 ha terletak di dalam Kota Malang dan merupakan wilayah utama kegiatan universitas. Lahan seluas 73 ha merupakan lahan laboratorium dan lahan percobaan di propinsi Jawa Timur di luar kota Malang, yaitu di Cangar, Jatikerto, Dau dan Sumberpasir. Sedangkan sisanya, seluas 92 ha, terletak di Lampung dan merupakan lahan percobaan untuk bidang pertanian Pada saat ini Universitas Brawijaya memiliki 10 fakultas dan 2 program yang melaksanakan program pendidikan, baik akademik, profesi
H a l a m a n |3 maupun vokasi. Pada program akademik terdapat 48 program studi strata satu (S-1), 21 program studi strata 2 (S2) dan 7 program strata tiga (S3). Sedangkan pada program pendidikan profesi terdapat 12 program dokter spesialis-I (Sp-1), dan program vokasi terdiri dari 1 program diploma satu (D1) dan 14 program diploma tiga (DIII). Pada awal langkahnya sebagai perguruan tinggi negeri, Universitas Brawijaya hanya memiliki 23 tenaga pengajar. Penambahan jumlah tenaga pengajar secara berkala meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini jumlahnya menjadi 1.419 orang yang berasal dari pendidikan S1, S2 dan S3. Jumah doktor 264 orang, sedangkan Guru Besar tahun 2007 sebanyak 155 orang.
Gedung Bisnis Universitas Brawijaya di Jalan Veteran Malang, sebagai tempat beraktivitas Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat UB
H a l a m a n |4
2. UB Menuju Entrepreneurial University Pencanangan UB menuju Entrepreneurial University (EU) disaksikan oleh Wapres RI pada tanggal 2 Juni 2007. Bagi UB, EU merupakan perwujudan Visi dan Misi, untuk menghasilkan lulusan yang mandiri dan berjiwa pelopor. Di dalam pelaksanaannya telah ditempuh rintisanrintisan berbagai kegiatan dengan bantuan dana hasil kerjasama. Sebagai bagian dari langkah nyata UB menuju EU, maka dilakukan pembenahan organisasi, antara lain pembentukan UBBIPS.
Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat Dalam langkah strategisnya menuju EU di UB telah terbentuk UBBIP (University of Brawijaya Business Incubator and Public Services – Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat UB) dengan tiga divisinya yaitu UBEEC (University of Brawijaya Entrepreneurship Education Center – Pusat Pendidikan Entrepreneurship UB), UBBIC (University of Brawijaya Business Incubator Center – Pusat Inkubator Bisnis UB), dan UBBC (University of Brawijaya Business Center – Pusat Bisnis UB) berdasarkan SK Rektor No. 224A/SK/2007. Lembaga ini keberadaannya di bawah Rektor yang berfungsi sebagai: (1) Wadah pengembangan pendidikan dan latihan DIREKTUR UBBIP kewirausahaan bagi mahasiswa, PUSAT INKUBATOR BISNIS DAN LAYANAN MASYARAKAT dosen, pegawai, dan masyarakat: (2) Fasilitator Asisten Direktur-I Asisten Direktur-II pengembangan riset di universitas yang relevan dengan kebutuhan industri/UKM dan KEPALA DIVISI KEPALA DIVISI KEPALA DIVISI ekspose hasil riset potensial agar UBEEC UBBIC UBBC bernilai bisnis; (3) Mengembangkan unit bisnis STAF AHLI STAF AHLI STAF AHLI akademik dan non akademik sebagai sumber pendapatan universitas untuk menunjang aktivitas pendidikan. Saat ini UBBIP beraktivitas di Gedung Bisnis Universitas Brawijaya yang berlantai 7 di Jalan Veteran Malang. Direktur UBBIP dijabat oleh Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS. Tahun 2007-sekarang.
H a l a m a n |5 Rintisan Inkubator Bisnis Langkah nyata Universitas Brawijaya ke Entrepreneur University telah dirintis oleh Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi UB sejak tahun 1975, ratusan pengusaha telah dibina dan dilatih oleh Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi. Sejak tahun 1996, Lembaga Pembinaan Administrasi (LPA) FIA UB membantu anggota Kamar Dagang dan Industri di 21 provinsi dan 51 kota seIndonesia. Lembaga ini juga membina entrepreneur pada perusahaan asing (Arco, Caltex/Chevron, British Petroleum, Total dll), Perusahaan negara (BNI, BRI, Bank Mandiri dll). Lembaga Pengabdian Masyarakat telah memberi pendampingan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di seluruh Jawa Timur. Sebelumnya, Inkubator Bisnis berada di bawah naungan Pusat Pelayanan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (P4M) Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat UB, mempunyai fungsi memberi layanan manajemen (pendidikan dan pelatihan, pembinaan dan konsultasi, informasi bisnis), layanan teknik (menentukan model teknologi, sistem dan teknik produksi, pengembangan teknologi), dan layanan akses permodalan (mencarikan informasi sumber dana, kerjasama penyandang dana, dan penyaluran bantuan dana). Perkembangan Pendidikan Entrepreneurship Pada tahun 1995, Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Brawijaya (LP3UB), merumuskan kurikulum entrepreneur untuk semua disiplin ilmu. Rumusan itulah yang dipakai oleh dosen-dosen kewirausahaan di lingkungan UB. Selain itu, semua fakultas merancang ulang, me-review, atau melakukan evaluasi kurikulum sehubungan dengan perkembangan iptek dan kebutuhan pasar kerja dan stakeholders yang semakin kompleks. Di antaranya dengan mengkaji muatan lokal kurikulum fakultas/jurusan/program studi. Hasilnya menunjukkan bahwa perlu adanya penyempurnaan kurikulum menuju KBK dan PBM yang berorientasi ke PBL, SCL dan Entrepreneurship Education.
H a l a m a n |6 Kerjasama Bidang Inkubator Bisnis dan Pendidikan Entrepreneurship Upaya-upaya mewujudkan EU terus dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapannya, diantaranya telah di tempuh melalui kerjasama dengan Badan Litbang Diknas, UB dipercaya untuk menyusun Pedoman Umum, Pedoman Khusus dan berbagai modul Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi. Bekerja sama dengan JBIC (Japan Bank for International Cooperation) dan Waseda University serta perguruan tinggi di negara-negara
ASEAN mencari dan menguji coba model Pendidikan Entrepreneurship untuk Mahasiswa Pendamping UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang cocok diterapkan di kawasan ASEAN.
a. Beberapa Aktivitas Terkait EU Seminar Membangun Sinergi Pengusaha dengan Perguruan Tinggi Dalam semiloka nasional yang diadakan di UB tanggal 2 Juni 2007, beberapa narasumber menyampaikan makalahnya, seperti Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Ir. Lukman Edy, MSi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo Dr. Fachruddin yang mewakili Gubernur Gorontalo dengan materi “Wawasan Entrepreneurship dalam Pemberdayaan Sumber Daya Lokal", serta Ir. Lilik Setyobudi, Ph.D. dan Dr. Ir. Nuhfil Hanani dengan materi “Peran Pendidikan Entrepreneurship dan Inkubator Bisnis dalam Pengembangan Universitas Brawijaya Menuju Entrepreneurial University”. Melalui jaringan INHERENT, acara ini dipancarkan langsung ke Universitas Lampung, Univesitas Hasanuddin, Universitas Udayana, Universitas Syiah Kuala, Universitas Sam Ratulangi serta Universitas Mulawarman.
H a l a m a n |7 Orientasi Entrepreneurship Education Training Sebanyak 21 peserta yang terdiri dari 5 dosen dan 16 orang mahasiswa, 20 Februari 2007, mengikuti Orientasi Entrepreneurship Education Training yang diadakan di Guest House Universitas Brawijaya. Workshop Internasional, Seminar dan Pameran UKM Workshop Internasional, Seminar dan Pameran UKM pada 12-13 Juni 2007 menghadirkan narasumber Prof. Dr. Takeru Ohe dari Waseda University, pejabat pemerintah Malaysia, dan tim University of Brawijaya Entrepreneurship Education Center (UBEEC). Materi yang disampaikan meliputi “Entrepreneurship in the Era of Uncertainty”, “Entrepreneurship Education and Incubation Policy in Malaysia”, dan beberapa materi yang antara lain menjelaskan tentang proyek yang dikembangkan di ASEAN, bagaimana membangun jaringan, serta bagaimana memberikan pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat. Seminar ini diikuti oleh berbagai universitas yang ada di wilayah ASEAN seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universiti Kebangsaan Malaysia, National University of Laos, dan National University of Management at Cambodia. Aktivis Masjid Ingin Wujudkan Entrepreneurial University Dengan antusias, aktivis masjid dari seluruh Indonesia mengikuti pelatihan "Be The Real Entrepreneur" selama 2 hari (1-2 Oktober 2007) di gedung PPI Unievrsitas Brawijaya. Pelatihan ini merupakan kerjasama Takmir Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya dan Indopurels. Selain aktivis masjid tuan rumah, setidaknya 70 mahasiswa aktivis masjid dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Mulawarman (Unmul), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), STIE Budi Utomo, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. “Pelatihan ini bertujuan memberikan wawasan dan ketrampilan dalam berwirausaha secara professional kepada para mahasiswa aktivis masjid, serta merupakan wujud nyata upaya untuk memasyarakatkan Universitas Brawijaya menjadi entrepreneurial university", ujar Drs Djanalis Djanaid selaku salah satu pemateri.
H a l a m a n |8
b. Apa Kata Mereka tentang Entrepreneurial University Wakil Presiden RI Jusuf Kalla: “Entrepreneurial University Mendukung Kemajuan Bangsa” K omitmen Universitas Brawijaya untuk menjadi entrepreneurial university merupakan satu langkah yang berarti untuk memajukan bangsa. Untuk menjadi bangsa yang maju dibutuhkan kebersamaan seluruh elemen, baik pemerintah, pengusaha maupun masyarakat. Demikian Wakil Presiden M. Jusuf Kalla dalam pidato pengarahannya di Gedung Sasana Samanta Krida Universitas Brawijaya. “Saya bangga Universitas Brawijaya memilih kondisi ini untuk memajukan bangsa. Komitmen Universitas Brawijaya untuk menjadi entrepreneurial university harus didukung bersama-sama oleh semua pihak, termasuk alumni”, tandasnya. Rektor UB Yogi Sugito: “UB Mandiri dengan Entrepreneurial University” Dalam perkembangannya, perguruan tinggi melalui tiga tahapan. Tah apan pertama yaitu teaching university, yang berorientasi pada proses belajar mengajar. Tahap kedua, research university, yang berfokus kepada pendidikan dan penelitian. Sedangkan tahap ketiga, entrepreneurial university, dicapai bila perguruan tinggi telah mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi yang diembannya, yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Entrepreneurial university mengandung misi sejauh mana perguruan tinggi, telah menyentuh unit usaha masyarakat dengan turut menyumbangkan hasil penelitian yang dilakukan pihak universitas. Demikian ungkap Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof Dr Ir Yogi Sugito tentang rangka pencanangan Universitas Brawijaya menjadi entrepreneurial university. Lebih lanjut rektor mengungkapkan, para sarjana yang dihasilkan oleh perguruan tinggi yang menerapkan entrepreneurial university, tidak hanya akan menjadi para pencari kerja, tetapi mereka juga mampu menciptakan lapangan kerja. Kepala Devisi UBEEC Ir. Lilik Setyobudi, MS, Ph.D Lilik Setyobudi menyatakan, pemahaman entrepreneurial university dapat berarti tiga hal, yaitu perguruan tinggi sebagai organisasi menjadi entrepreneurial, komunitas kampus berjiwa entrepreneur, serta perguruan tinggi dengan lingkungan regionalnya mengikuti pola hubungan entrepreneurial. Dikatakannya, entrepreneurial university merupakan hasil kreasi
H a l a m a n |9 yang berkelanjutan, tahap demi tahap sesuai kebutuhan regional dengan karakter organisasi yang fleksibel dan cepat tanggap terhadap laju perubahan kebutuhan. Periode transformasi menuju entrepreneurial university, menurut Lilik, melingkupi pengembangan fondasi baru dalam leadership dan otonomi kampus untuk mencapai hasil-hasil penelitian dan pembelajaran yang memungkinkan lintas fakultas, lintas disiplin keilmuan dan berkelanjutan. Pakar Pendidikan Entrepreneur Drs. Djanalis Djanaid “Entrepreneurial University Harus Punya Spesifikasi” Mencanangkan Universitas Brawijaya sebagai entrepreneurial university adalah pemikiran yang sangat tepat. Harus ada spesifikasi dan tercermin pada kemauan politik birokrasi dan bangsa. Spesifikasi yang dimaksud, adalah memiliki roh nasionalisme. Demikian pendapat Drs Djanalis Djanaid, pakar wirausaha Universitas Brawijaya yang telah 15 tahun bergelut dalam bidang pelatihan entrepreneur bagi staf dan karyawan perusahaan swasta maupun BUMN hingga perusahaan multinasional. Menurut Djanalis Djanaid ada 4 kebijaksanaan dalam mewujudkan entrepreneurial unversity. Pertama, kurikulum entrepreneur yang aplikatif bukan hanya teori. Kedua, strategi penelitian diarahkan pada produk-produk yang ada pasarnya. Ketiga, strategi pemerintah yang berani memberi fasilitas. Keempat, strategi pengusaha yang berani menggunakan bahan baku dalam negeri dan membuat jaringan distribusi dalam negeri.
3. Perjalanan Menuju Otonomi PT Tekad Universitas Brawijaya menjadi perguruan tinggi otonom sesuai PP 60 dan PP 61 Tahun 1999, telah di persiapkan sejak tahun 2000, dengan melakukan sosialisasi kepada sivitas akademika. Puncaknya, UB mendapat surat persetujuan Dirjen Dikti untuk menjadi perguruan tinggi yang otonom pada tanggal 29 November 2007, walaupun menurut Dirjen pelaksanaannya harus menunggu pengesahan UUBHP.
H a l a m a n |10
24 Juni 1999
27 Nov 2000 Kompas
11 Des 2000 Prasetya
26 Desember 2000 Prasetya Online
2003
27 September 2003
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan Nomor 61 Tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum, Beberapa Presiden mahasiswa PT menolak otonomi kampus. Presiden Mahasiswa UB Muhammad Fadhli mengatakan, ia mengusulkan adanya SPP progresif (proporsional), jika otonomi kampus diberlakukan. "Kita harap ada subsidi silang dalam SPP, mahasiswa yang kaya menyubsidi yang miskin," katanya
Menurut Rektor UB, para rektor di Jawa Timur sudah memilih otonomi sebagaimana PP No 60 itu," katanya. Model di dalam PP No 60 itu, ditambahkan, dalam soal personalia sama seperti yang berlaku saat ini. "Hanya saja kita diberi kebebasan untuk menggali potensi kampus tanpa mengurangi subsidi," katanya.
Menurut Presiden Mahasiswa UB, pihaknya telah melakukan polling pendapat tentang otokam yang hasilnya 63,9% menolak penerapan otonomi kampus dan hanya 26,7% yang setuju. Otonomi kampus, yang akan diberlakukan di UB harus dikaji ulang dan dicarikan format yang paling baik dan matang. Pembentukan Tim Evaluasi Diri (Persiapan BHMN-UB) untuk Pengembangan Otonomi dan Akuntabilitas Organisasi Universitas Brawijaya berdasarkan SK Rektor nomor 147/SK/2003 Sosialisasi Pelaksanaan Otonomi dan Akuntabilitas Perguruan Tinggi. Otonomi salah satu pilar untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Paparan hasil studi banding ke UI, UGM, ITB dan IPB yang telah berstatus perguruan tinggi BHMN (Badan Hukum Milik Negara).
14 Des 2004 Diterbitkan keputusan Senat mengenai Otonomi Kampus UB Feb-Mar 2005
Sosialisasi bagi kalangan pejabat di lingkungan UB Sosialisasi bagi para fungsionaris mahasiswa: Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Program Studi
15 Okt 2005
Proposal Pengembangan Otonomi UB persetujuan Senat Universitas Brawijaya dalam rapat pleno 15 Oktober 2005.
H a l a m a n |11
4. Program Double Degree Program double degree dilakukan di UB bertujuan untuk meningkatkan mutu luusan UB serta peningkatan pemerataan dan akses pendidikan di daerah. Kegiatan ini dirintis sejak tahun 2005, dengan penyelenggaraan workshop persiapan penyelenggaraan program dua gelar (double degree) S-2 Ilmu Administrasi bekerjasama dengan 6 universitas di Jepang(Tohoku, Hiroshima, Keio, Takushoku, Tokyo International University, dan Ritsumeikan University). Program Double Degree S-2 Ilmu Administrasi tahun 2006 dan 2007 menerima masing-masing 15 mahasiswa, sedangkan tahun 2008 juga menyelenggarakan program S3 Double Degree. Program ini dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui Bappenas atas dukungan JBIC (Japan Bank for International Cooperation). Program pendidikan double degree “Master of Science and Ph.D Program in Biotechnology” bekerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, antara lain:
Yamaguchi University, Japan La Trobe University, Melbourne, Australia Tweente University, The Netherlands Burapha University, Thailand Chiang Mai University, Thailand King Mongkut University of Technology Thonburi, Thailand Mae Fah Luang University, Thailand Prince of Songkla University, Thailand
Program ini ditawarkan di enam fakultas di UB (Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas MIPA, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Teknik). Pada tahun 2006 menerima 75 orang mahasiswa, dan tahun 2007 menerima 113 orang mahasiswa. Koordinator penyelenggara Program Double Degree adalah Prof. Ir. Liliek Sulistyowati, PhD, (tahun 2006-sekarang).
H a l a m a n |12 65 Peserta Double Degree Bioteknologi dan Administrasi Publik Berangkat ke Thailand dan Jepang Oktober 2007. Program Bioteknologi: 47 orang ke Thailand, dan 3 orang ke Jepang, sedangkan untuk program Administrasi Publik semuanya 15 orang ke Jepang.
Selama dua hari, 29-30 Desember 2006, Prof. Nobukazu Nakagoshi Gurubesar dari Graduate School for International Development and Cooperation (IDEC), Divison of Ecology dari Hiroshima University, Jepang mengadakan kunjungan ke Univeritas Brawijaya. Kegiatannya antara lain mengadakan seleksi calon mahasiswa S3 untuk IDEC Hiroshima University, bidang GIS dengan beasiswa Monbusho.
H a l a m a n |13
5. Implementasi Teknologi Informasi Teknologi informasi (TI) dipandang sangat strategis oleh UB. Sejak akhir tahun 1970-an dibentuk Pusat Komputer (Puskom). Peningkatan kualitas dan kapasitas TI di UB telah berjalan dengan baik dan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Prestasi-prestasi di tingkat nasional dan internasional telah dicapai (website UB peringkat 4 tahun 2006 versi Dikti, dan peringkat 41 Asia Tenggara tahun 2007 menurut Webometric). Kepercayaan juga telah diberikan dengan bentuk kerjasama dengan pihak Jepang (SOI Asia, AI3). Kepercayaan nasional diberikan dengan menempatkan UB sebagai salah satu simpul lokal Inherent (Indonesian Higher Education Network). Kemampuan dalam pengembangan TI juga berdampak pada kualitas mahasiswa yang juga mulai mendapat pengakuan secara internasional (rekrutmen alumni oleh perusahaan TI Jepang secara langsung). Hingga saat ini telah terpasang 10 jaringan utama (backbone) dengan media serat optik yang ditempatkan berbagai lokasi sebagai titik pusat distribusi zona strategis di wilayah kampus, meliputi: Perpustakaan, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas MIPA, Fakultas Hukum, Fakultas Peternakan, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Teknologi Pertanian dan Pascasarjana. Keseluruhan interkoneksi backbone jaringan kampus ditempatkan secara terpusat di Pusat Pengendalian Jaringan (NOC) yang dikelola oleh Unit Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi (UPPTI). Melalui titik distribusi jaringan inilah UB mengembangkan dan memperluas koneksi jaringan ke gedung-gedung, ruang kuliah, ruang dosen, ruang laboratorium dan ruang terbuka kampus untuk aktivitas mahasiswa. Akhir 2007, bandwidth di UB mencapai 20 MBps meningkat pesat dari tahun 2006 yang hanya 3,76 MBps. Penggunaan akses internet, selain melalui kabel, terdapat sekitar 100 hotspot yang tersebar di seluruh penjuru kampus UB.
H a l a m a n |14 Untuk menunjang kegiatan administrasi, saat ini telah tersedia perangkat lunak untuk mendukung kegiatan universitas berupa sistem infomasi manajemen, antara lain: SIAKAD, SIMPEL, SIKEU, SINAGA, SIRANA, SIREGI, serta Layanan Campus EBanking. Beberapa Rangkaian Kegiatan TI • 26 Juni 1985. SK Dirjen Binsarak No.1062/D2/1985, UB ditetapkan sebagai unit pembina di bidang pengembangan ilmu komputer bersama 3 PTN lainnya (UNS, IPB dan Undip) • Sejak Tahun 1988, telah dilaksnakan komputerisasi administrasi akiademik diawali pelaksanaannya di Fakultas Hukum sebagai pilot proyek • Pada Tahun 1990, komputerisasi akademik dilaksanakan secara serentak untuk semua fakultas di Unibraw. • September 1996, UPT Pusat Komputer Universitas Brawijaya membuka pelayanan akses ke jaringan komputer global (internet) bagi warganya daam bentuk pengiriman dan penerimaan electonic mail (e-mail) dengan rintisan website melalui provider Mega.net dan Wasantara.net • Tahun 1991, komputerisasi akademik di Unibraw memasuki tahap evaluasi dan penyempurnaan. • 6 Februari 2001. Terbentuk Unit Penkajian dan Pengembangan Teknologi Informasi (UPPTI) dengan SK Rektor No. 009/SK/2001. UPPTI merupakan unit khusus untuk akselerasi TI di UB dan bergerak dalam bidang penerapan dan pengembangan teknologi informasi. • 19 Januari 2002. Sebagai realisasi dari kerjasama Universitas Brawijaya dengan Universitas Keio (Jepang), 19 Januari 2002 diadakan uji coba peralatan yang akan digunakan untuk perkuliahan jarak jauh (distance learning). • 2 Oktober 2003, Universitas Brawijaya memperluas jaringan akses teknologi informasi dengan memanfaatkan telepon selular, melalui kerjasama dengan PT Telekomunikasi Selular, dalam bentuk pemanfaatan telepon selular mahasiswa dalam bentuk layanan SMS Kampus tentang berbagai informasi seputar universitas, dan kegiatan akademik bagi mahasiswa dan calon mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Malang. • 8 Desember 2003, diadakan ikatan perjanjian dengan Microsoft Indonesia dalam hal melegalkan pemakaian Operation System (OS) dan software Office Microsoft di lingkungan Universitas Brawijaya. Perjanjian sewa senilai $ 48,000.00 untuk jangka waktu tiga tahun tersebut ditandatangani oleh Rektor UB dan Pimpinan EBiz Education Entreprise yang diberi kewenangan oleh Microsoft Indonesia. • 19-22 April 2004. Pusat Pengembangan E-learning (PPEUB) mengikuti Spring Meeting SOI-AI3 di Kuala Trengganu, Malaysia. • Agustus 2005. Situs web Universitas Brawijaya, http://www. brawijaya.ac.id, meraih penghargaan Bubu Awards 2005 dengan kategori terbaik untuk situs bidang pendidikan. • 30 Desember 2005. Grand Launching ITCC. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya menggandeng sebuah institut yang berkedudukan di India yaitu National Institute
H a l a m a n |15
•
•
•
•
of Information Technology (NIIT) yang menawarkan program Pendidikan Profesional Diploma Internasional di bidang TI. 9 Februari 2006. Terminal akses komputer untuk layanan SIAKAD Online telah terkoneksi untuk enam fakultas, yakni Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan, Fakultas MIPA, dan Fakultas Hukum. 21 Februari 2006. Sosialisasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan (SIMPEL) diselenggarakan di lantai 8 gedung rektorat UB. Peserta sosialisasi adalah unsur pimpinan seluruh lembaga dan fakultas di lingkungan Universitas Brawijaya. 4 September 2006. Website Universitas Brawijaya http://www.brawijaya.ac.id berhasil keluar sebagai salah satu pemenang lomba website perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 3373/D/T/2006. 20 Februari 2007. Teleconference East Java Update 2006 menjadi salah satu pilot project Inherent (Indonesian Higher Education Network) UB. Universitas Brawijaya menyelenggarakan konferensi video bersama delapan universitas negeri lain yang ada di Jawa Timur.
6. Peningkatan Mutu Kemahasiswaan Di bidang kemahasiswaan, prestasi baik di tingkat regional, nasional hingga internasional telah diraih oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Jumlah prestasi tersebut cenderung meningkat setiap tahunnya. Guna memberikan dorongan kepada mahasiswa, pihak Universitas Brawijaya memberikan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi di bidang akademik dan mahasiswa kurang mampu yang berprestasi. Pada tahun 2007 tercatat 2973 orang mahasiswa telah mendapatkan beasiswa. Pada tahun akademik 2007/2008 Universitas Brawijaya mulai menerapkan SPP Proporsional dengan tujuan utama membantu orang tua yang tidak mampu. Berbagai prestasi nasional dan internasional telah diraih mahasiswa, di antaranya: Unit Beladiri Perisai Diri meraih Juara-I Kejuaraan Internasional (2007), Unit Olahraga Tenis Lapangan meraih Juara-I, dan Juara-II Tunggal Putra, serta Juara-I Ganda Putri pada Pekan Olahraga Mahasiswa tingkat Nasional tahun 2005 di Kalimantan Selatan. Di dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan tingkat nasional, UB banyak berperan, di antaranya: menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional-II tahun 1992. Selain itu berbagai prestasi yang cukup membanggakan antara lain: • Fakultas Teknik UB menyelenggarakan kejuaraan nasional “M” Brawijaya Kart Race-I tanggal 19-20 Februari 1977
H a l a m a n |16 • Tahun 1978, berdiri Koperasi Mahasiswa (Kopma) sebagai basis usaha di bidang kesejahteraan mahasiswa. Bulan November 1983 gedung Kopma Universitas Brawijaya yang dibangun biaya kredit Bank BNI sebesar Rp 79.500.000 diresmikan penggunaannya oleh Menkop, dan pada tahun 1984 dibangun Asrama Mahasiswa berkapasitas 1.000 orang, dengan dana dari BTN. • Untuk menata organisasi lembaga kemahasiswaan dibuat Pedoman Kerja Lembaga Kemahasiswaan dengan SK Rektor No.10/BKK/X/1980 • 31 Agustus 1982, dibuat Pedoman Kerja Lembaga Kemahasiswaan menggantikan pedoman lama dengan SK Rektor No.47/SK/1982 • Prestasi yang diperoleh mahasiswa pada tahun akademik 1983/1984 dalam olahraga catur sebagai Master Internasional atas nama Roni Gunawan (FE) • Prestasi yang diperoleh mahasiswa pada tahun akademik 1983/1984 dalam olahraga terjun payung tingkat nasional sebagai Juara II • Sejak Oktober 1986, Senat Mahasiswa di semua fakultas menerbitkan majalah ilmiah secara berkaa. Majalah itu masing-masing adalah “ Focus” (FH), “Indikator” (FE), “Diann’s” (FIA), “Canopy” (FP), “Mafaterna” (Fapet), “Solid” (FT), “Diagnostik” (FK), dan “Aqua” (Faperik). • Festival Ramadan tahun 1980. Festival yang berlangsung setiap tahun ini merupakan salah produk dari Pusat Studi Islam yang mulai aktif sejak 1979 dengan supervisi Lembaga Pengembangan Pendidikan Agama (LEPPA) Universitas Brawijaya. Festival ini merupakan rintisan pengenalan seni budaya Islam di kalangan warga kampus Universitas Brawijaya. Pusat Studi Islam kemudian berkembang menjadi “Forum Mentoring”, suatu forum diskusi mahasiswa dengan bahasan masalah dakwah keagamaan daam arti luas, dengan bimbingan Takmir Masjid Raden Patah Kampus Universitas Brawijaya. Salah satu bentuk kegiatannya adalah memasyarakatkan seni budaya religius pada mahasiswa. Oleh mahasiswa seni budaya ini dikembangkan pada masyarakat pedesaan pada waktu mereka ber-KKN di desa-desa di Jawa Timur. • PIMNAS-V di Universitas Brawijaya Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIMNAS) V diselenggarakan di Universitas Brawijaya pada tanggal 4-6 Februari 1992, dibuka resmi oleh
H a l a m a n |17 Mendikbud, dan dilanjutkan dengan ceramah umum Menteri Penerangan. • Mahasiswa FIA ke Australia 2 Oktober 2000, Mohamad Iqbal, mahasiswa angkatan 1996 Jurusan Administrasi Niaga FIA UB, terpilih sebagai peserta program Pertukaran Pemuda Australia 2000 (AIYEP), yang dilaksanakan Direktorat Pendidikan Generasi Muda Jakarta, sejak 2 Oktober 2000. Iqbal mengikuti kegiatan ini selama 6 bulan. Lokasi program dan workplacement selama di Australia direncanakan ditempatkan di Brisbane dan Toowomba di Propinsi Queensland. • Career Fair 2001 Career Fair 2001 dengan acara seminar, company promo dan recruitment, digelar AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales) Komite Lokal Universitas Brawijjaya, 11-13 Februari 2001. • Mahasiswa UB ke Norwegia International Student Festival in Trondheim (ISFiT) pada tahun 2005 ini kembali digelar. Kegiatan yang melibatkan ratusan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia ini adalah acara rutin dua tahunan dengan tema berbeda setiap kali penyelenggaraan. Tema ISFiT 2005 yaitu "Education. Why?", dilaksanakan 11-20 Februari 2005, oleh salah satu universitas terbaik di Norwegia, yaitu The Norwegian University of Science and Technology (NTNU). • Hendra Firman, Belajar Bahasa dan Budaya Italia Mulai awal Januari 2006, Hendrawan Firmansyah, mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UB berada di Italia selama 6 bulan, dalam rangka mengikuti program Corso Ordinario di Lingua e Cultura Italiana (kursus bahasa dan budaya) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Italia di Universita Per Stranieri di Siena Italia. Bersama 10 teman dari Indonesia Hendra mengikuti program tersebut, bergabung dengan rekan-rekan seusia dari berbagai negara seperti Amerika, Jerman, Yunani, Palestina, Arab, Israel, Australia, Libya. Melalui momentum tersebut, ia berujar dapat menggali aneka pengetahuan, wawasan dan khazanah budaya. • UB Raih Medali Emas Tapak Suci Eka Susiani S.A (mahasiswa FIA Niaga 2002), adalah saah satu dari Tim Tapak Suci Universitas Brawijaya yang berhasi meraih medali emas pada Invitasi Nasional Piala Rektor Universitas Ahmad Dahlan III, di GOR Amongrogo, Yogyakarta, 11 Maret 2006. Dalam invitasi yang diikuti oleh 196 pesilat dari 24 perguruan tinggi se-indonesia ini, Tim UB berhasil meraih 2 medali emas, 2 medali perak dan 1 medali perunggu, 15 orang yang diberangkatkan.
• Mahasiswa UB Delegasi dalam IAAS World Congress di Malaysia 12 Juli 2006, Mayang Adelia Puspita, mahasiswa angkatan 2003 dari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya terseleksi
H a l a m a n |18 mengikuti International Association of Agricultural Student (IAAS) World Congress ke49 di Malaysia selama lebih dari 3 pekan (16 Juli-6 Agustus 2006). • Mahasiswa UB Outbond di Wales 14 Juli 2006, Febri Satri Hutama mahasiswa Teknik Sipil Universitas Brawijaya angkatan 2002, pekan depan 21-30 Juli 2006 akan berada di Aberdovey, Wales (Britania Raya), untuk mengikuti program outbond yang diselenggarakan oleh Encompass Charity. • Program Adaptasi Maba FK Asal Malaysia 21 mahasiswa baru angkatan 2006 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya asal Malaysia mengikuti program adaptasi yang difasilitasi oleh UPT Bidang Studi Bahasa Universitas Brawijaya, 12 Juli hingga 3 Agustus 2006. • Sukses Berwirausaha di Era Global Selama dua hari, Selasa-Rabu (8-9 Mei 2007) Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (Himatitan) menyelenggarakan rangkaian kegiatan Lomba Rancang Bangun Agroindustri 2007 dan Seminar Nasional Sukses Berwirausaha dalam Menghadapi Persaingan Global. Lomba Rancang Bangun Agroindustri diikuti oleh pelajar SMA dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. • Asian Law Student Association (ALSA) Gathering Di Universitas Brawijaya, diselenggarakan ALSA Gathering pada Minggu 10 Juni 2007. Kegiatan gathering dikemas dalam bentuk presentasi setiap organisasi internasional yang ada, permainan, forum pelajar internasional, serta kompetisi bowling antar anggota organisasi internasional. Selain ALSA, di Universitas Brawijaya juga ada AMSA di Fakultas Kedokteran, AIESEC di Fakultas Ekonomi, dan IAAS di fakultas-fakultas agrokompleks. • Mahasiswa UB Ikuti Program Pertukaran ke Switzerland Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mayang Adelia Puspita, kembali membawa misi persahabatan dalam exchange program yang diselenggarakan oleh International Association of Agricultural Student (IAAS). Setelah mewakili Universitas Brawijaya dalam IAAS World Congress di Malaysia pada Juli 2006, putri pertama dari dosen Fakultas Peternakan Dr Ir Trinil Susilawati dan Ir Subagyo ini akan melakukan praktek kerja lapang di sebuah pertanian tembakau. Rencananya,
H a l a m a n |19 Mayang akan berada di Switzerland selama lebih kurang empat bulan, mulai 21 Juni hingga 21 Oktober 2007. • Mahasiswa Spanyol Ikuti IAAS Student Exchange 2007 Mahasiswa asal Spanyol, Javier Ramos Delgado, selama sebulan penuh mengikuti program pertukaran mahasiswa International Association Agricultural Student (IAAS). Mahasiswa jurusan Agronomical Engineering dari Polytechnic University of Madrid itu berada di sebuah perusahaan eksportir bonsai yang berada di Batu mulai 1 Juli 2007. Selama melakukan student exchange, Javier didampingi oleh IAAS Universitas Brawijaya Malang. • Unitas Perisai Diri Juara Internasional. Unitas Beladiri Perisai Diri Mahasiswa UB berhasil meraih berbagai tingkat kejuaraan yang dibagi dalam 7 kelas, pada Perisai Diri International Championship V 2007, tanggal 2-7 Juli 2007 di Bandung.Prestasi yang sama juga pernah diraih pada Perisai Diri International Championship for Jogja, tanggal 2 - 7 Juli 2005 di Yogyakarta. • Exchange Program ke Thailand dan Filipina Tujuh orang mahasiswa Universitas Brawijaya kembali mengikuti Exchange Program ke Thailand dan Filipina, dengan tujuan Thailand dan enam orang ke Filipina, berangkat pada 3 Agustus 2007 bersama 58 mahasiswa lainnya yang berasal dari wilayah Jawa Timur seperti Universitas Airlangga, Universitas Kristen Petra, Universitas Negeri Malang, Universitas Jember, Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, dan Universitas Negeri Surabaya. Sementara itu keenam orang mahasiswa yang berangkat ke Filipina berangkat pada 1 Agustus 2007 bersama lebih kurang 30 orang mahasiswa asal Jawa Timur. • Dari Program Pertukaran Mahasiswa Aktivis di Malaysia Lima orang aktivis mahasiswa Universitas Brawijaya mendapatkan beasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran di University of Malaya, Malaysia, selama bulan Juli 2007. Beasiswa unggulan aktivis tersebut merupakan pilot project Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2007/2008. Kelima orang aktivis mahasiswa itu adalah: Ahta Cahyaningtyas (Akuntansi FE angkatan 2004), Ratri Istiqomah (Pendidikan Dokter angkatan 2004), MZ Firmansyah (FH angkatan 2003), Titis Hapsari (FIA angkatan 2003) serta Ari Rahmat Wijaya (Sastra Inggris angkatan 2003). • Mahasiswi Teknik Sipil Riset di Universitas Jepang Midha Mulyaningrum, mahasiswa semester IX Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya berangkat ke Jepang, untuk melakukan riset, sebagai bagian dari program kerjasama Student
H a l a m a n |20
•
•
•
•
Exchange antara Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dan Fakultas Teknik Universitas Miyazaki. Riset dilakukan mulai awal Oktober 2007 di laboratorium Tsunami dan Global Information System Universitas Miyazaki. Selama melakukan riset Midha akan didampingi oleh seorang guru besar yaitu Profesor Murakami. Oleh-oleh 7 Mahasiswa dari Thailand Tujuh mahasiswa dari Universitas Brawijaya berada selama satu bulan (3 Agustus 2007 sampai 1 September 2007), mengikuti kegiatan Exchange Program di Thailand dan Filipina. Mereka terdiri dari Wiweko Bayu dari Fakultas Ekonomi, Hadi Pranoto dari Fakultas Pertanian, Adimas Nofrianto dari Fakultas Kedokteran, Sandi Raunika dari Fakultas MIPA, Faried Dwi dari Fakultas Ilmu Administrasi serta Sungging Kalpika dari Fakultas Peternakan. Ketujuh mahasiswa yang masingmasing berasal dari UKM Pers, Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak, Himpunan Mahasiswa Bisnis, BEM Kedokteran, Satmenwa, Paduan Suara Mahasiswa MIPA, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bulutangkis. Ribuan Mahasiswa Ikuti Tes TOEIC Bagian Akademik Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswa Universitas Brawijaya menyelenggarakan tes Test of English for International Communication (TOEIC). Tes diselenggarakan oleh PT International Test Center sebagai Exclusive Educational Testing Service (ETS) Representatitves Indonesia yang sejak tahun lalu telah menjalin kerjasama dengan Universitas Brawijaya. Tes TOEIC itu berlangsung selama dua hari terbagi dalam tiga periode dalam bulan September 2007 dan Oktober 2007, diikuti ribuan mahasiswa yang sebagian besar mahasiswa baru. UB Juara-I Water Rocket Contest Hasil Water Rocket Contest keenam tahun 2007, 6 September 2007 diumumkan. Keluar sebagai Juara I Tim Otoman dari Universitas Brawijaya yang berhasil mengumpulkan nilai total 1630, mendapatkan Piala Menristek serta dana pembinaan sebesar Rp 2,5 juta. Luncurkan 100 Roket Air, HMM UB Pecahkan Rekor MURI 24 September 2005, Water Rocket
Contest 2005 diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Universitas Brawijaya
H a l a m a n |21 di lapangan Kantor Pusat berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Seratus buah water rocket atau roket air telah diluncurkan secara simultan oleh seratus mahasiswa mesin UB angkatan 2005. Sebelum diluncurkan, roket-roket yang berbahan dasar botol plastik ini diisi air dan ditekan oleh empat buah kompresor yang telah disediakan dengan menggunakan konfigurasi huruf M (singkatan dari Mesin). Keseratus roket tersebut kemudian berhasil meluncur ke udara dengan ketinggian rata-rata sekitar 8 meter dari permukaan bumi. • Mahasiswa UB Ciptakan Sosis Tempe 20 Februari 2006, Jiwa wirausaha dua mahasiswi D-III Agribisnis Universitas Brawijaya ini, Dana Novitasari dan Lantika Fauzah berhasil menciptakan ide untuk memasarkan sosis tempe buatan mereka sendiri. Zope (Zosis Tempe) adalah merek sosis yang mereka pasarkan. Sosis tempe yang dibuat Dana dan Tika, terbuat dari tempe kedelai terbaik, tapioka dan bumbu-bumbu rahasia. • Dua Mahasiswa UB Lolos Seleksi ke Jepang 22 Maret 2006, Dua mahasiswa Universitas Brawijaya dari Program Bahasa dan Sastra Jepang berhasil lolos mendapatkan beasiswa studi ke universitas di Jepang selama satu tahun. Robbi Widodo dan Hermina Regina akan berangkat bersama dua belas mahasiswa lain dari Universitas dr. Soetomo Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, dan STBA LIA Jakarta. • Kejurnas Kyokushin Karate Universitas Brawijaya bertindak sebagai tuan rumah dalam Kejuaraan Nasional Kyokushin Karate yang berlangsung 26 Agustus 2006 di Sasana Samanta Krida. Kegiatan yang diselenggarakan untuk ketiga kalinya ini merupakan ajang untuk mengukur kemajuan Kyokushin Karate di Indonesia. Kegiatan dibuka oleh Pembantu Rektor III Drs Tjahjanulin Domai MS dan dihadiri oleh para pengurus Kyokushin Karate di tingkat pusat maupun daerah. • Peksiminas VIII: Mahasiswa UB Meraih Emas Puisi Selamat Pagi Indonesia, puisi Asmaradana buah karya Goenawan Mohammad, dan puisi Membaca Tanda-tanda karya Taufiq Ismail, telah menghantarkan Maria Agustina Mamahit mahasiswa Program Bahasa dan Sastra Universitas Brawijaya itu dalam menyumbangkan emas bagi kontingen
H a l a m a n |22 Jawa Timur di Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Tingkat Nasional yang berlangsung pada 6-12 September 2006 di Makassar . • Empat Mahasiswa UB Outbond di Wales Bulan Juli 2005 Febri Satria Hutama mahasiswa Universitas Brawijaya, terpilih untuk mengikuti outbond di Wales. Pada bulan Februari 2007 empat mahasiswa UB masing-masing Aulia Akbar, mahasiswa Teknik Sipil (2004), Tantri W, mahasiswi Sastra Inggris (2006), Rizaldy Iskandar, mahasiswa Teknik Sipil (2002) dan Imam Afandi, mahasiswa Statistik (2005), berangkat dengan misi yang sama. • BEJ Goes To Campus Tanggal 8 Juni 2006) gedung Widyaloka Universitas Brawijaya digelar acara BEJ Goes to Campus, yang salah satu programnya adalah pemberian beasiswa. Di Universitas Brawijaya, sosialisasi beasiswa ini telah lama dilakukan. Beberapa hari sebelumnya, tim BEJ melakukan seleksi terhadap 240 pelamar beasiswa. Telah terpilih 101 mahasiswa (72 di antaranya adalah perempuan). Secara rinci, 36 mahasiswa FH, 24 mahasiswa FMIPA, dan 51 mahasiswa FE dinyatakan layak mengikuti tahap kedua, dari 4 tahap yang direncanakan. • Jalan Panjang Menuju Beasiswa Monbukagakusho 23 Maret 2007, Dionisia DA, Candy dan Emmy Kurniasari, tiga orang mahasiswa Bahasa Jepang dari Program Bahasa Sastra Universitas Brawijaya mengikuti tes wawancara untuk memperoleh beasiswa Monbukagakusho Setiap tahunnya Menteri Kebudayaan Jepang membuka kesempatan beasiswa ini untuk seluruh mahasiswa di Indonesia. Sejak awal masuk kuliah mereka bertiga sudah tahu tentang beasiswa ini.
H a l a m a n |23
7. Peningkatan Mutu Kerjasama Keberadaan Universitas Brawijaya diawali oleh jalinan kerjasama yang baik antara birokrat, tokoh masyarakat dan pengusaha-pengusaha di sekitar Malang. Pada awalnya kerjasama tersebut dalam rangka membangun Universitas Brawijaya secara fisik dan bantuan dalam proses pendidikan. Kemudian pada masa selanjutnya mengarah pada berbagai kegiatan yang saling menguntungkan masing-masing pihak. Hal ini dilakukan baik dengan instansi pemerintah lokal, regional, maupun pusat. Jalinan kerjasama ini bahkan berkembang hingga mencakup berbagai lembaga asing/luar negeri. Kerjasama luar negeri diawali dengan perguruan tinggi Australia pada tahun 1970-an melalui Program Asian-Australian Universities Coorperation Scheme (AAUCS), melalui kegiatan short course dan pengiriman dosen baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang ke Australia. Sejak tahun 1976 kerjasama luar negeri dikembangkan dengan Wageningen Agricultural University melalui proyek Netherlands Universities Foundation For International Cooperation (NUFFIC) dengan tujuan utama peningkatan kualitas proses belajar-mengajar. Di bidang penelitian kerjasama diawali dengan Cassava Research Project yang disponsori oleh International Development Research Centre (IDRC) Canada pada tahun1975. Awalnya, aktivitas kerjasama luar negeri dikoordinasikan oleh Direktur Penelitian dan Afiliasi yang saat itu dijabat oleh Ir. Baskoro Winarno. Selanjutnya, koordinasi kerjasama luar negeri dilakukan oleh seorang koordinator sebagai staf khusus Pembantu Rektor I (Bidang Akademik, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Koordinator kerjasama luar negeri pertama dijabat oleh Ir. Loekito Adi Soehono, M.Agr., dan kemudian dilanjutkan oleh Dr. Ir. Hari Purnomo, M.App.Sc., dan terakhir dijabat oleh Ir Abdul Cholil. Sejak tahun 1995 hingga 2006 kegiatan ini menjadi tanggung jawab Pembantu Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama yang dijabat oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno, dan kemudian digantikan oleh Prof. Dr. Umar Nimran, M.A. Saat ini, penanganan bidang itu kembali diserahkan kepada Pembantu Rektor-I. Berbagai macam bentuk kerjasama yang telah ditandatangani dan direalisasikan di antaranya adalah:
a. Kerjasama dengan dalam negeri: Dalam implementasi Entepreneurial University (EU), kerjasama dengan pihak luar menjadi sangat penting dilakukan. Kerjasama daam negeri difokuskan dengan pihak: Industi, Pemda, dan Departemen. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK ) Rektor Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito dan Wakil Ketua KPK Dr. Sjahruddin Rasul, SH, tanggal22 Februari 2007, di gedung Widyaloka Unibraw menandatangani nota kesepahaman tentang pendidikan anti korupsi. Dalam nota kesepahaman dinyatakan, korupsi pada dasarnya sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan
H a l a m a n |24 nasional. Pemberantasan tindak korupsi saat ini belum dilaksanakan secara optimal sehingga diperlukan upaya yang lebih profesional, terintegrasi, intensif dan berkesinambungan.
b. Kerjasama dengan luar negeri: Sejak tahun 2007 kerjasama Luar Negeri diprioritaskan pada program: Double Degree, Joint Research, Mahasiswa Asing, dan pertukaran dosen. Untuk pelaksanaan double degree telah dirintis kerjasama dengan universitas partner, yaitu: Thailand (6 perguruan tinggi), Jepang (2 perguruan tinggi), dan Belanda (1 perguruan tinggi). • Kerjasama UB dengan Ritsumeikan University Pada 9 Februari 2006 diselenggarakan penandatanganan kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Ritsumeikan University dan Ritsumeikan Asia Pacific Univerisity.
• MoU FIA UB - Takushoku University Tanggal 11 Februari 2006, bertandang ke Universitas Brawijaya dilakukan penandatangan MoU antara Prof. Dr. Fujimoto Koci (staf edukatif Faculty of International Development Jepang), dan Dekan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB, dalam hal linkage program untuk program Magister Administrasi Publik.
• Kerjasama FIA UB dengan 5 Universitas Jepang Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UB, menandatangani nota kerjasama dengan lima universitas di Jepang. Kelima universitas itu adalah National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Ritsumeikan University, Takushoku University, Kobe University dan Keio University. Dalam perlawatan selama 3 hari (13-16 Maret 2006) di Jepang itu Dr Suhadak didampingi oleh Drs. Andi Fefta Wijaya MDA PhD salah seorang dosen FIA alumni Jepang, membuka program internasional master S2 Double Degree.
H a l a m a n |25 • Kunjungan Prof. Toshio Omori Dalam rangka kerjasama penelitian antara Shibaura Institute of Technology (ORC-SIT) Jepang dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Direktur ORC-SIT Prof.Toshio Omori selama 3 hari, 4-6 Agustus 2006, berkunjung ke UB. Kerjasama ini berlangsung selama 3 tahun, melibatkan peneliti dari 4 negara ASEAN. Dua orang dari Indonesia (UGM dan UB), seorang dari Thailand, 2 orang dari Vietnam, dan seorang Myanmar. • MoU UB-PT International Test Center dan Seminar TOEIC Kamis (21 Desember 2006), teah ditandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama dengan Victor Chan, CEO PT International Test Center. Kerjasama antara kedua lembaga pendidikan ini adalah dalam penerapan standardisasi pengujian bahasa Inggris melalui TOEIC (Test of English for International Communication).
• Malaysia Jajaki Kemungkinan Kerjasama Pendidikan Rektor UB, tanggal 11 Januari 2007, di gedung Rektorat Universitas Brawijaya, menerima kunjungan staf Kedutaan Besar Malaysia dan Universitas Pertahanan Nasional Malaysia. Kunjungan itu, dimaksudkan sebagai upaya penjajakan kerjasama di bidang pendidikan (educational collaboration) antara Universitas Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) dan Universitas Brawijaya. • Kunjungan Prof. Aizawa ke UB Ahli bidang material science dari Jepang, Prof. Tatsuhiko Aizawa, selama 3 hari (16-18 Januari 2007) mengunjungi Universitas Brawijaya. Selasa (16 Januari 2007), diagendakan acara diskusi tentang rencana kerja sama penelitian di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Rabu (17 Januari 2007), Prof Aizawa memberikan
H a l a m a n |26 kuliah tamu/seminar di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, dan Kamis (Januari 2007), memberikan kuliah tamu/seminar di Jurusan Fisika, Fakultas MIPA. • Kunjungan Kerja Atase Pendidikan Australia Atase Pendidikan (ad interim) Kedutaan Besar Australia, Paul McElligot, 20 Juli 2007, mengadakan kunjungan kerja ke Universitas Brawijaya. Dalam kesempatan itu, di hadapan sivitas akademika di ruang sidang lantai VIII gedung Rektorat, Paul McElligot menyampaikan berbagai informasi, seperti kerjasama antar institusi Indonesia dan Australia, beasiswa studi pascasarjana, kemungkinan Professional Development Programme untuk dosen, serta sistem pendidikan di Australia. • Dari Kunjungan Rektor ke Iran Selama seminggu, pertengahan Agustus 2007 , bersama beberapa rektor PTN/PTS serta perguruan tinggi Islam seIndonesia, Rektor Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito mengadakan kunjungan kerja ke Iran. Memenuhi undangan ICIS (International Center for Islamic Studies) Iran, dalam kunjungan tersebut dilakukan penandatanganan beberapa nota kesepahaman dalam hal pendidikan, penelitian, kebudayaan, serta komunikasi. • Kunjungan Konsulat Jenderal Amerika Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito, tanggal 31 Agustus 2007, di lantai VII gedung Rektorat, menerima kunjungan Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Caryn R McClelland. Dalam pertemuan singkat tersebut, dibahas upaya untuk lebih mempertegas dan meningkatkan kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan beberapa universitas di Amerika Serikat, seperti yang telah terjalin dengan Kentucky University, dan Louisiana State University. Secara khusus, Caryn juga menyinggung beberapa bidang yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut, di antaranya bidang pertanian, peternakan, serta pembelajaran Bahasa Inggris. • MoU UB - Nikisae Japan Co Ltd Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito menandatangani naskah kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Nikisae Japan Co Ltd Jepang dan PT Nikisae Indonesia di gedung Rektorat Universitas Brawijaya, tanggal 19 September 2007. Kerjasama ini berlangsung selama tiga tahun,
H a l a m a n |27
•
•
•
•
berupa program pengiriman alumni Universitas Brawijaya untuk bekerja di Jepang, khususnya dari Program Studi Ilmu Komputer (FMIPA), PS Teknik Informatika (FT), serta PS Bahasa Jepang (Program Bastra). University of London Jajaki Kerjasama dengan FK UB The School of Pharmacy University of London tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB). Hari Jumat (21 September 2007), Dr Tina Brock dan Felicity Smith BPharm MA PhD dari University of London berkunjung dan diterima oleh Dekan FK UB Dr dr Samsul Islam SpMK MKes beserta staf di ruang pertemuan Gedung Graha Medika Universitas Brawijaya. Kerjasama FT UB - Universitas Yamanashi Dekan Fakultas Teknik Ir Imam Zaky MT, saat ini (4 Oktober) berada di Jepang untuk menandatangani perjanjian kerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Yamanashi. Kerjasama yang disepakati adalah dalam hal pertukaran akademik di bidang penelitian, pertukaran staf akademik, pertukaran mahasiswa, serta pertukaran material publikasi dan informasi ilmiah, dan berlaku selama 5 tahun. Tamu FMIPA dari University of Kentucky Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menerima kunjungan Prof Mark Coyne dari Department of Plant and Soil Science, School of Agricultural, Kentucky University-USA pada tanggal 12 November 2007. Pada kesempatan itu dibahas kemungkinan kerja sama Fakultas MIPA UB dengan Kentucky University, dan dilanjutkan berdialog dengan beberapa dekan di lingkungan UB, bertempat di lantai VII gedung Rektorat. Dari Kunjungan Rektor ke Arab Saudi Rektor Universitas Brawijaya, Prof Dr Ir Yogi Sugito, selama beberapa hari (3-13 November 2007) berkesempatan mengunjungi Arab Saudi. Kunjungan kali ini atas undangan pemerintah Arab Saudi, dan merupakan kunjungan balasan Imam Masjid Nabawi beberapa waktu silam ke UB. Turut serta dalam kunjungan itu, Warkum Sumitro SH MH (Pembantu Rektor II UB), Ir Ainurrasyid MS (Pembantu Rektor III UB), AKBP Atang Heradi, MH (Kapolresta Malang), AKBP Tubuh Musyareh (Kapolres Malang).
H a l a m a n |28 Rombongan dari Malang itu merupakan bagian dari rombongan besar yang terdiri dari Prof Sudjarwadi (Rektor UGM), Prof Dr H Fasichul Lisan Apt (Rektor Universitas Airlangga), Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD (Rektor ITS), serta beberapa perwakilan swasta dan staf kepresidenan. Sementara itu, dalam kunjungan Rektor ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, pihak manajemen kedua masjid tersebut menawarkan bantuan dana untuk kegiatan dakwah. Tawaran bantuan ini akan dimanfaatkan Universitas Brawijaya dengan mengajukan proposal renovasi total Masjid Kampus Raden Patah yang menurut rencana akan dibiayai penuh. • Kunjungan Kerja Atase Pendidikan Australia Atase Pendidikan (ad interim) Kedutaan Besar Australia, Paul McElligot, tanggal 20 Juli 2007, mengadakan kunjungan kerja ke Universitas Brawijaya. Dalam kesempatan itu, di hadapan sivitas akademika di ruang sidang lantai VIII gedung Rektorat, Paul McElligot menyampaikan berbagai informasi, seperti kerjasama antar institusi Indonesia dan Australia, beasiswa studi pascasarjana, kemungkinan Professional Development Programme untuk dosen, serta sistem pendidikan di Australia.
H a l a m a n |29
II. UNIVERSITAS BRAWIJAYA, RIWAYATMU DULU … 1. Gagasan Gemeentelijke Universiteit Berawal dari Balaikota Malang, gagasan itu digulirkan. Atas prakarsa Ketua DPRD, Jumat 10 Mei 1957, diadakan pertemuan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintahan kota Malang, membahas rencana pembentukan sebuah universitas milik kotapraja (gemeentelijke universiteit). Sebagai langkah awal, didirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Perguruan Tinggi Malang (YPTM) dengan akte notaris nomor 48 tahun 1957, 28 Mei 1957. Yayasan ini kemudian membuka Perguruan Tinggi Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (PTHPM), pada 1 Juli 1957. Tercatat sebanyak 104 mahasiswa perguruan tinggi ini, dan menggunakan ruang sidang Balaikota Malang sebagai tempat perkuliahannya.
Balai Kota Malang, dari sini gagasan itu digulirkan
Sementara itu, atas inisiatif beberapa tokoh masyarakat yang lain dibentuk pula Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (YPTEM) dengan akte notaris nomor 26, 15 Agustus 1957, yang kemudian mendirikan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM). Tak jauh berbeda dengan pendahulunya, aktivitas perkuliahan PTEM juga menumpang di sana-sini. Secara resmi PTHPM diakui sebagai milik Kotaparaja Malang dengan keputusan DPRD, 19 Juni 1958. Pada dies natalis ketiga PTHPM, 1 Juli 1960, diumumkan penggunaan nama Universitas Kotapraja Malang bagi perguruan Gedungg kuliah PTHPMdi kampus Kotalama Malang tinggi itu. Selain itu diumumkan pula rencana membuka dua fakultas baru. Rencana itu menjadi kenyataan, 15 September 1960, berdiri Fakultas Administrasi Niaga (FAN). Disusul kemudian oleh Fakultas Pertanian (FP), 10 November 1960.
H a l a m a n |30
2. Upaya Penegerian “Setiap pendirian universitas setelah berlakunya
Pembiayaan menjadi kendala utama UU ini, sedikit-dikitnya terdiri dari tiga fakultas, di mana dua di antaranya harus dari ilmu penyelenggaraan Universitas Kotapraja alam/pasti/biologi, sedang yang lain dapat dari Malang. Meskipun diakui sebagai milik golongan fakultas lainnya …” Kotapraja Malang, pembiayaan universitas ini Pasal 7 Ayat 8, UU No 22 Tahun 1961 tentang sepenuhnya tetap menjadi beban yayasan. Perguruan Tinggi Oleh karena itu ditempuh usaha untuk memperoleh status universitas negeri. Sesuai UU nomor 22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, baik mengenai jumlah maupun jenis fakultas yang dimiliki. Untuk itu, diupayakan penggabungan dengan perguruan tinggi yang sudah ada di Malang, yakni PTEM dan STKM (Sekolah Tinggi Kedokteran Malang). PTEM sepakat dengan gagasan ini, sementara STKM masih belum dapat menerimanya. Sebagai langkah menuju penggabungan, Universitas Kotapraja Malang berganti nama menjadi Universitas Brawijaya. Nama ini diberikan oleh Presiden RI melalui kawat nomor 258/K/61 tanggal 11 Juli 1961, dipilih dari 3 alternatif yang diajukan, yakni Tumapel, Kertanegara, dan Brawijaya. Nama itu secara resmi baru dipakai 3 Oktober 1961, setelah penggabungan Yayasan Perguruan Tinggi Malang (Universitas Kotapraja Malang) dengan Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM) menjadi Yayasan Universitas Malang, yang disahkan akte notaris nomor 11 tanggal 12 Okober 1961. Untuk memenuhi syarat penegerian, Universitas Brawijaya yang telah memiliki 4 fakultas (FHPM, FE, FAN, dan FP) membuka lagi sebuah fakultas, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP), 26 Oktober 1961. Presiden Universitas Brawijaya H. Doel Arnowo bersama para perintis universitas ini terus berjuang untuk mendapatkan status universitas negeri. Dalam sebuah pertemuan 7 Juli 1962, dicapai kesepakatan antara Ludruk “Doel Arnowo” Menteri PTIP, Orang biasa menyebutnya Pak Doel, meskipun nama lengkapnya Haji Doel Arnowo. Aslinya ia arek Suroboyo, dan konon nama Arnowo sendiri sampai sekarang tetap Pangdam VIII terabadikan pada sebuah jalan di daerah Pasar Genteng Surabaya. Memang ia Brawijaya, Presiden adalah salah seorang pejuang kemerdekaan di Surabaya pada tahun 1945. Universitas Airlangga, Sebagai seorang bekas pejuang 45 ia banyak punya kawan dan kenalan, -tersebutlah antara lain nama-nama Mr. Sartono (Wakil Ketua DPA), Ruslan Abdulgani, bahkan Presiden Universitas sampai Bung Karno yang menjadi kenalannya. Dan kebetulan pula ia juga menjadi Brawijaya, dan Anggota DPA. Semua orang mengakui bahwa orang ini memang tokoh populer untuk Presiden Universitas daerah Jawa Timur, dan karena itu pula ia secara aklamasi terpilih menjadi Presiden Universitas Brawijaya yang pertama. Tawangalun, bahwa Kongkow hanya fakultas-fakultas Sedang pada masa itu Universitas yangbaru berdiri dan masih berstatus swasta ini, eksakta saja yang tengah giat memperjuangkan penegriannya.Berbagai usaha sudah dilaksanakan, baik berupa pengiriman delegasi-delegasi ke Jakarta maupun kongkow-kongkow terlebih dulu dengan para pejabat pemerintah yang kebetulan sedang singgah di Jawa Timur, dinegerikan. tetapi sebegitu jauh belum nampak hasilnya. Keputusan Menteri
H a l a m a n |31 Seorang pejuang, dimanapun tempatnya ia harus tetap berjuang, dan sifat pejuang semacam ini ada pada diri Pak Doel, dan nyata kemudian bahwa ia berhasil memperjuangkan penegrian UNBRA. Orang dalam UNBRA sendiri kebanyakan tidak tahu persis bagaimana caranya Pak Doel bisa berhasil meyakinkan orang-orang Pusat untuk cepat-cepat menegrikan UNBRA, pada hal usaha-usaha berupa pengiriman delegasi dan sebainya ternyata telah gagal. Malahan seperti yang diakui oleh Drs. Mayor Polak, Ex Dekan FE, Saya tidak tahu bagaimana caranya Pak Doel main dengan Mr.Sartono, tetapi yang terang Mr. Sartono bisa meyakinkan Pak Toyib untuk membuat SK Penegrian UNBRA. Gak Kober Be’e Mengenai ‘ada main’nya itu, Pak Doel dengan senyum menerangkan bahwa ia sengaja membawa rombongan ludruk Marhaen untuk main di Istana, waktu itu disaksikan oleh para pejabat tinggi negara, termasuk presiden Soekarno, dan para Korps Diplomatik. Atas instruksi khusus Pak Doel kepada Bowo dan Rukun pelawak ludruk itu, sehingga akhirnya terlontarlah sebuah dialog: +Jare anakmu kuliah nduk Malang? (Katanya anakmu kuliah di Malang) - Iya, nduk nggone UNBRA, (Ya, di UNBRA) + Lha kenek apa kok gak mari-mari? ( Kenapa nggk selesai juga) - Lha wong gak ndang dinegrekna (Habis, nggak cepat dinegrikan) +Lha kenek apa kok gak ndang dinegrekna ? (Kenapa nggak cepat dinegerikan) -Gak kober be’e. (Nggak sempat ‘kali) Entah bagaimana reaksi wajah para pejabat yang berurusan dengan soal penegrian UNBRA ini, tapi yang terang Presiden sendiri langsung menegur Mr. Sartono dan Menko Kesejahteraan Rakyat Moeljadi Djojomartono yang selanjutnya meneruskan teguran itu kepada Menteri PTIP Toyib Hadiwijaya dan keluarlah SK Menteri PTIP No. 1 tahun 1963 pada tanggal 5 Januari 1963. Dikutip dari Mimbar Universitas Brawijaya edisi Januari 1973.
PTIP nomor 92 tahun 1962 tanggal 1 Agustus 1962 menetapkan FP dan FKHP dinegerikan dan sekaligus menjadi bagian dari Universitas Airlangga. Keputusan ini berlaku surut mulai 1 Juli 1962. Sementara itu di Probolinggo, 28 Oktober 1962 dibuka Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut oleh Yayasan Pendidikan Tinggi Probolinggo. Jurusan ini pada saatnya kemudian menjadi bagian dari FKHP dengan SK Menteri PTIP no 163 tahun 1963, 25 Mei 1963.
Tanggal 5 Januari 1963, keluar Keputusan Menteri PTIP nomor 1 tahun 1963, tentang pendirian Universitas Negeri Brawijaya di Malang. Dengan keputusan itu, ditetapkan Universitas Brawijaya di Malang terdiri dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan, Fakultas Pertanian, serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Keputusan itu pula memisahkan Fakultas Pertanian, dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan dari Universitas Airlangga dan memasukkannya ke dalam lingkungan Universitas Brawijaya di Malang. Selain itu, keputusan Menteri PTIP ini juga meresmikan 3 fakultas yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Ketatanegaraan di Jember sebagai bagian dari Universitas Brawijaya. Kemudian, dengan Keputusan Gedung Fakultas Pertanian di Jl. Mayjen Haryono (dulu Jl. Raya Dinoyo)
Menteri PTIP nomor 97 tahun 1963, 15 Agustus 1963, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan di Kediri ditetapkan
H a l a m a n |32 sebagai cabang dari FKK Universitas Brawijaya. Keputusan Menteri PTIP tentang pendirian Universitas Negeri Brawijaya kemudian disahkan dengan Keputusan Presiden nomor 196 tahun 1963, 23 September 1963. Dengan itu pula ditetapkan fakultas-fakultas yang bergabung ke dalam Universitas Brawijaya, yakni FE, FHPM, FKK, FP dan FKHP di Malang, serta Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial, dan Fakultas Kedokteran di Jember. Dalam status negeri, Universitas Brawijaya membuka Fakultas Teknik (FT) berdasarkan Keputusan Menteri PTIP nomor 167 tahun 1963, 23 Oktober 1963. Pada tahun 1964, cabang di Jember memisahkan diri dan membentuk Universitas Negeri Jember (SK Menteri PTIP nomor 151 tahun 1964, 9 November 1964).
3. Kampus Bergolak Situasi negara memburuk dengan meletusnya pemberontakan G30S/PKI di tahun 1965. Seluruh perguruan tinggi bergolak, tidak terkecuali Universitas Brawijaya. Pergolakan mencapai puncaknya 2 April 1966, seluruh aktivitas universitas ini berhenti. Dengan keputusan nomor 012/IV/66, Komandan Korem 083 selaku PU Pepelrada (Penguasa Pelaksana Perang Daerah) menetapkan sebuah presidium untuk memimpin Universitas Brawijaya, dan care taker dekan untuk memimpin fakultas-fakultas. Keputusan itu kemudian disahkan Deputi Menteri PTIP dengan Keputusan nomor 4385 tahun 1966. Tugas utama presidium adalah normalisasi keadaan dan menggalang persatuan dan kesatuan di kalangan sivitas akademika. Presidium mulai bekerja 7 April 1966, dan membuka kembali Universitas Brawijaya 12 April 1966. Bulan Juni 1966, Brigjen dr Eri Soedewo ditugasi pemerintah untuk stabilisasi perguruan tinggi perguruan tinggi di Jawa Timur. Jabatannya sebagai Koordinator Perguruan Tinggi Jawa Timur, di samping Pejabat Rektor Universitas Airlangga, Ketua Presidium IKIP Surabaya, Ketua Presidium IKIP Malang, dan Ketua Presidium Universitas Brawijaya. Dalam rangka pengamanan seluruh kampus di Jawa Timur, Pangdam VIII/Brawijaya, 1 Agustus 1966, memberhentikan seluruh pimpinan perguruan tinggi di Jawa Timur. Sebagai pimpinan Universitas Brawijaya, dengan keputusan Pepelrada nomor 59 tahun 1966, yang kemudian disahkan oleh keputusan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi nomor 798/I/SP/KT/67, diangkat Kolonel Moejadhie Komandan Korem 083 sebagai Rektor Universitas Brawijaya, dibantu oleh para pembantu rektor dan para dekan fakultas.
4. Saatnya Membangun Pimpinan Universitas Brawijaya bekerja tanpa anggaran selama setahun. Baru kemudian secara berangsur-angsur diperoleh kembali anggaran dari pemerintah. Setelah 3 tahun keadaan menjadi normal, Universitas Brawijaya melangkah memasuki masa pembangungan (Pelita I) pada tahun 1969, dipimpin oleh rektor dari kalangan sendiri, yaitu Dr Ir Moeljadi Banoewidjojo (1969-1973).
H a l a m a n |33 Pembangunan fisik dilaksanakan. Gedung-gedung kuliah, laboratorium, bengkel, dan perpustakaan dibangun di kompleks Dinoyo. Secara berangsur-angsur prasarana dan sarana kampus dilengkapi. Untuk memudahkan manajemen, Jurusan Perikanan Laut di Probolinggo (1972) dan cabang FKK di Kediri (1973) secara berangsur-angsur dipindahkan ke Malang. Sedangkan Jurusan Kedokteran Hewan di Surabaya (berdiri 1970) sejak 1972 bergabung dengan Universitas Airlangga. Di bawah kepemimpinan Rektor Dardji Darmodihardjo SH (1973-1979), pembangunan fisik terus berlangsung. Kantor Pusat dipindahkan dari Jalan Guntur 1 ke Kampus Dinoyo (1974), juga tempat perkuliahan seluruh fakultas secara berangsur-angsur dipusatkan. Jumlah staf pengajar maupun administratif bertambah dengan banyaknya pengangkatan baru. Jumlah fakultas pun bertambah dengan bergabungnya STKM secara resmi menjadi Fakultas Kedokteran dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 001/O/1974, 1 Januari 1974. Dalam periode selanjutnya, berturut-turut di bawah kepemimpinan Rektor Prof Harsono (1979-1987), Rektor Prof ZA Achmady (1987-1994), Rektor Prof Hasyim Baisoeni (19941998), Rektor Prof Eka Afnan Troena (1998-2002), dan Rektor Prof Bambang Guritno (2002-2006), terjadi perubahan nama beberapa fakultas, peningkatan beberapa jurusan menjadi fakultas, pembukaan fakultas dan program-program baru, serta pemisahan untuk mandiri program non gelar Politeknik.
34
1957-1962
1963
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Yayasan Perguruan Tinggi Malang (YPTM)
Universitas Kotapraja Malang 1 Juli 1960 • FHPM (dh PTHPM) • FAN (15 September 1960) Yayasan Perguruan Tinggi Ekonmi Malang (YPTEM) 15 Agustus 1957 • PTEM
Yayasan Universitas Malang Universitas Brawijaya 3 Oktober 1960 • FHPM • FE (dh PTEM) • FAN (15 September 1960) • FP (10 November 1960) • FKHP (26 Oktober 1961) FP dan FKHP dinegerikan sebagai bagian dari Universitas Airlangga, (1 Agustus 1962), dan bergabung kembali saat penegerian Universitas Brawijaya (5 Januari 1963)
Halaman |
1964
UNIVERSITAS NEGERI BRAWIJAYA SK Menteri PTIP no 1 tahun 1963 (5 Januari 1963), disahkan SK Presiden no 196 tahun 1963 (23 September 1963) • FHPM • FE • FKK (dh FAN) • FP • FKHP + Jurusan Perikanan Laut (SK Menteri PTIP no 153 tahun 1963, 25 Mei 1963) • FT (SK Menteri PTIP no 167 tahun 1963, 23 Oktober 1963) Cabang Jember (SK Presiden 196 tahun 1963): Cabang Kediri: • Fakultas Hukum • FKK (SK Menteri PTIP • Fakultas Ilmu Pendidikan no 97 tahun 1963, • Fakultas Ilmu Sosial (dh 15 Agustus 1963) Fakultas Ketatanegaraan) • Fakultas Pertanian • Fakultas Kedokteran
UNIVERSITAS AIRLANGGA
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER Tahun 1964, cabang di Jember memisahkan diri membentuk Universitas Negeri Jember
1965-1974
1975-1981
35 1982-1998
Halaman |
1999-2008
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FHPM FE FKK FP Fapet (dh FKHP, SK Menteri P dan K no 0220/B/1973, 3 Desember 1973), Jurusan Kedokteran Hewan di Surabaya (berdiri 1970) memisahkan diri dan bergabung dengan Universitas Airlangga (1972) • FT • Fakultas Kedokteran (FK dh STKM, SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 001/O/1974, 1 Januari 1974)
• • • • •
FHPM FE FKK FP FPP (dh Fapet, SK Rektor no 51/SK/77, 5 Juli 1977) • FT • FK • KPK UGM-Unibraw (1981)
• • • • •
• FH (dh FHPM, SK Presiden no 92 tahun 1982, 7 September 1982) • FE • FIA (dh FKK, SK Presiden no 59 tahun 1982) • FP • Fapet (dh FPP, SK Presiden no 59 tahun 1982) • FT • FK • Faperik (dh Jurusan Perikanan FPP, SK Presiden no 59 tahun 1982) • FMIPA (SK Mendikbud no 0371/O/1993, 21 Oktober 1993) • FTP (dh Jurusan Teknologi Pertanian FP, SK Mendikbud no 012a/O/1998, 26 Januari 1998) • Program Pascasarjana (SK Dirjen Dikti no 104, 105, 106/Dikti/Kep/1993, 27 Februari 1993) • Politeknik (SK Presiden no 59 tahun 1982, dalam proses mandiri menjadi Politeknik Negeri Malang, sejak 1990)
FH FE FIA FP Fapet FT FK Faperik FMIPA FTP Program Pascasarjana Program Bahasa dan Sastra (SK no 228/Dikti/Kep/1999) • Program Ilmu Sosial (SK no 3545/S/T/2003)
• • • • • • • • • • • •
H a l a m a n |36
III. PERJALANAN FAKULTAS/PROGRAM 1. Fakultas Hukum FH UB semula bernama Perguruan Tinggi Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (PTHPM), didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Malang (YPTM), pada tanggal 1 Juli 1957. Selanjutnya, PTHPM diakui sebagai milik Kotapraja Malang dan merupakan bagian dari Universitas Kotapraja Malang pada tanggal 1 Juli 1960. Pada tahun 1961, berubah menjadi Universitas Brawijaya. Ketika Universitas Brawijaya Malang dinegerikan pada tanggal 5 Januari 1963 dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No.1 Tahun 1963, maka sejak saat itu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FHPM) menjadi salah satu fakultas hukum negeri yang ada di Jawa Timur. Pada perkembangannya, Fakultas Hukum terus mengupayakan penyempurnaan program studi, mulai dari program sarjana (S-1) yakni: mengintegrasikan Program Ekstensi dengan Program Reguler sejak tahun 1999, membuka program magister (S-2) Ilmu Hukum pada tahun 1997 dan program doktor (S-3) pada tahun 2001. Program studi yang ada di Fakultas Hukum adalan satu program studi S-1: Ilmu Hukum dengan konsentrasi pada bidang-bidang Ilmu Hukum Perdata, Hukum Bisnis, Hukum Agraria, Hukum Perburuhan, Hukum Kepidanaan, Hukum Internasional, Hukum Tata Negara, dan Hukum Administrasi Negara. Program Studi S-2: PS Ilmu Hukum, dengan minat Kenotariatan, Hukum Ekonomi, Hukum Agraria, Hukum Pidana, dan Hukum Tatanegara. Program S-3: PS Ilmu Hukum. Sebagai usaha pengembangan hasil perkuliahan, di Fakultas Hukum telah didirikan beberapa lembaga, antara lain adalah: Biro Konsultasi dan Batuan Hukum (BKBH), Badan Pertimbagan Penelitian (BPP), Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum. Dekan dari Tahun ke Tahun: • • • • • • • • • • •
M. Mardoyo, S.H. (Prof., S.H.) 1957-T963 Drs. Koen Soebekti 1964-1966 Chabib Syarbini, S.H. 1966-1967 Drs. Koen Soebekti 1968-1971 M. Kafrawi, S.H. (Prof. Dr., S.H.) 1972-1974 A.Masyhur Effendi, S.H. (Prof., S.H., M.S) 1974-1979 Moch. Idris, S.H. 1979-1980 M. Kafrawi, S.H. (Prof. Dr., S.H.) 1980-1982 Moch. Munir, S.H. (Prof. Dr., S.H.) 1982-1988 A.Moekthie Fadjar, S.H., M.S. (Prof., S.H., M.S.) 1988-1992 Amir Hamzah, S.H. 1992-1995
H a l a m a n |37 • Masruchin Ruba'i, S.H, M.S. (Prof., S.H., M.S.) 1995-2001 • Warkum Sumitro, S.H., M.H. 2001-2007 • Herman Suryo Kumoro, S.H., MS. 2007-sekarang Alamat Kontak: Fakultas Hukum Jalan Veteran Malang 65145 Telepon 0341 551611, 0341 575777 Pes. 201-202, langsung: 0341 553898, Fax: 0341 556505 email:
[email protected]
2. Fakultas Ekonomi Embrio Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang dikenal sekarang init bernama Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM). PTEM didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (YPTEM) pada tanggal 27 Juni 1957 dengan Akta Notaris No.26 tertanggal 15 Agustus 1957. Sejak tanggal 3 Oktober 1961, PTEM meleburkan diri menjadi bagian dari Universitas Brawijaya dan disebut Fakultas Ekonomi. Ke depan Fakultas Ekonomi diharapkan menjadi pusat unggulan (center of exellence) pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan sesuai visinya, saat ini menyelenggarakan pendidikan untuk program-program teridiri atas: Program D-3 Akuntansi, 3 Program S-1 (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi), 3 Program S-2 (Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Magieter Manajemen, dan Magister Sains Akuntansi), 3 Program S-3 (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi), dan 1 Program Profesi untuk Pendidikan Profesi Akuntansi. Untuk lebih memantapkan hasil perkuliahan, Fakultas Ekonomi mendirikan unit-unit pendukung kegiatan, di antaranya adalah: Lembaga Manajemen, 6 Pusat, Badan Pengembangan Sistem Informasi, dan Sekretariat Penguatan Otonomi Desa. Dekan dari Tahun ke Tahun: • • • • • • • • • • •
Drs. JBAF Mayor Polak (1961 -1963) Drs. Abdul Madjid Notoatmodjo (1963-1966) Drs. Daniel Eon (April 1966-Oktober 1966) Drs. Robertus Suharno (1966-1970) Drs. Harsono (1970-1976) Dra. Oemi Soemijar Hastoeti Harsono (1976-1982) Drs. Muhammad Saleh (1982-1988) Drs. Ubud Salim, M.A. (1988-1992) Drs. Abidin Lating, M.S. (1992-1998) Drs. M. Umar Burhan, M.S. (1998-2001) Dr. M. Harry Susanto, S.E. (2001-2005)
H a l a m a n |38 • Prof. Dr. Bambang Subroto, SE., MM, Ak.(2005-sekarang) Alamat Kontak Fakultas Ekonomi Jalan Mayjen Haryono 165 Malang 65145 Telepon: 0341 551611, 0341 575777 pes. 203-204, langsung: 0341 551396, Fax: 0341 553834 Email:
[email protected]
3. Fakultas Ilmu Administrasi Tanggal 15 September 1960 didirikan Fakultas Administrasi Niaga (FAN) oleh Universitas Kotapraja Malang (yang kemudian berganti menjadi Universitas Brawijaya). Pada Tanggal 30 September 1962, Fakultas Administrasi Niaga diubah namanya menjadi Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK), untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Perguruan Tinggi No. 22 Tahun 1961. Pada tanggal 15 Agustus 1961 FKK di Kediri diakui sebagai cabang FKK Universitas Brawijaya sesuai dengan SK Menteri PTIP RI No. 97 Tahun 1963. Pada akhir tahun 1970-an cabang ini secara berangsur-angsur dipindahkan ke Malang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1982 tentang penataan fakultas pada universitas/institut negeri, dan Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Brawijaya, FKK diubah menjadi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), dengan dua jurusan yaitu Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis. Pada dasawarsa 80-an, melalui PP No. 27/1982 tentang restrukturisasi fakultas pada universitas atau institut negeri dan Keputusan Presiden No. 59/1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Brawijaya, FKK diubah nama menjadi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Saat ini Fakultas Ilmu Administrasi mempunyai 2 program studi (Program Studi Administrasi Negara/Publik, Program Studi Administrasi Niaga/Bisnis), 2 program diplima (D-3 Kesekretariatan, dan D-3 Pariwisata), program Magister (S-2) Ilmu Administrasi, dan program doktor (S-3 Ilmu Administrasi Negara, dan S-3 Administrasi Niaga) Dekan dari Tahun ke Tahun • • • • • • •
Drs. Soejekti Djajadiatma, MSPA (1960-1976) Drs. Taher Alhabsyi . (1976-1986) Drs. Chalim Chali! Jusuf (1986-1992) Drs. Moch. Ichsan (1992-1998) Drs. LukmanSyamsuddin, M.A. (1998-2001) Drs. Kertahadi, M.Com. (2001-2005) Prof. Dr. Suhadak, M.Ec (2005-sekarang).
H a l a m a n |39 Alamat Kontak Fakultas Ilmu Administrasi Jalan Mayjen Haryono 163 Malang 65145 Telp. (0341) 553737, 568914, 558226 Fax. (0341) 558227; Website: www.fiaub.com, fia.brawijaya.ac.id E-mail:
[email protected],
[email protected]
4. Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian didirikan pada tanggal 10 November 1960 di bawah naungan Universitas Kotapraja Malang (yang kemudian berganti nama menjadi Universitas Brawijaya). Fakultas Pertanian mendapatkan status negeri dengan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 92 tertanggal 1 Agustus 1962, dan terhitung mulai 1 Juli 1962 berada di bawah naungan Universitas Airlangga Surabaya. Selanjutnya dengan penegerian Universitas Brawijaya, sejak tanggal 5 Januari 1963, Fakultas Pertanian dikembalikan kepada Universitas Brawijaya. Saat ini, pada jenjang strata satu, Fakultas Pertanian mendidik lulusan SMU jurusan IPA, IPS, SMK (bidang pertanian), lulusan diploma (D-1, D-2, D-3), untuk dididik menjadi sarjana yang handal, dengan 7 program studi, yakni: Program Studi Agronomi, Program Studi Hortikultura, Program Studi Pemuliaan Tanaman, Program Studi Ilmu Tanah, Program Studi Agrobisnis, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, dan Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Pada jenjang strata dua ada 3 program studi, yakni: S2 Ekonomi Pertanian (Ekonomi Sumberdaya, Ekonomi Pembangunan pertanian, Ekonomi Agri bisnis, dan Manajemen Agribisnis), Ilmu Tanaman (Ekologi Tanaman, Fisiologi Tanaman , Pemuliaan Tanaman, Perlindungan Tanaman, dan Gulma Tanaman), Pengelolaan Tanah dan Air (Pengelolaan Tanah, Pengelolaan Sumberdaya Air, dan Pengelolaan Sumberdaya Hayati). Sedangkan untuk Program S-3 adalah Ilmu-ilmu Pertanian bidang Minat: Ekologi, Fisiologi, Pemuliaan Tanaman, Perlindungan Tanaman, serta Tanah dan Pemupukan. Dekan dari Tahun ke Tahun • • • • • • • • •
Prof. Dr. Ir.Moeljadi Banoewidjojo (alm) 1960-1969 Prof. Ir. Baskoro Winarno (alm) 1969-1976 Prof. Dr. H. Soetono, M.Agr. (alm) 1976-1982 Prof. Ir. Soemarjo Poespodarsono, M.Agr.Sc 1982-1985 Prof. Dr. Ir. H. Soewarno Notodimedjo (aim) 1985-1988 Prof. Dr. Ir. H. Bambang Guritno 1988-1995 Prof. Dr. Ir. H. Yogi Sugito 1995-2000 Prof .Dr .Ir. H. Syekhfani, M.S. 2000-2007 Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., PhD. 2007-sekarang
Alamat Kontak
H a l a m a n |40 Jalan Veteran Malang 65145, Telepon: 0341 551665, 0341 565845, Fax: 0341 560011 email:
[email protected]
5. Fakultas Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya didirikan pada tanggal 26 Oktober 1961 dengan nama Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP), merupakan salah satu fakultas dari Universitas Kotapraja Malang, yang kemudian bernama Universitas Brawijaya. Setahun kemudian, 1 Juli 1961, FKHP bersama Fakultas Pertanian dinegerikan dengan status di bawah naungan Universitas Airlangga. Ketika Universitas Brawijaya dinegerikan pada tanggal 5 Januari 1963, maka FKHP dan Fakultas Pertanian kembali bergabung dengan induknya semula, yaitu Universitas Brawijaya. Dalam perkembangannya, nama FKHP mengalami beberapa kali perubahan, yaitu menjadi Fakultas Peternakan (1973), kemudian Fakultas Peternakan dan Perikanan (1977), dan terakhir kembali menjadi Fakultas Peternakan (1982). Saat ini Fakultas Peternakan menyelenggarakan pendidikan sarjana (S-1) dengan 2 jurusan, yaitu Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, dan Jurusan Produksi Ternak, serta 2 program studi, yaitu: Program Studi Sosial Ekonomi dan Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Program S-2 Ilmu Ternak Program S-3 Manajemen Produksi Ternak, Program D-III Manajemen Produksi Ternak , serta Program Sarjana (S-1) Non-Reguler Program Studi Produksi Ternak Dekan dari Tahun ke Tahun • • • • • • • • • • • •
Drh. Ambio (1961-1966) Drh. Ch. Echzan Alzahir (1966-1970) Drh. R. Pratomo (1970-1974) Drh. Soetardjo (1974-1976) Drh. Koentjoko, M.Sc.Agr. (1976-1977) Ir. Iman Soetrisno (1977-1982) Drh. Koentjoko M.Sc.Agr. (1982-1986) Dr. M. Widji Widodo (1986-1992) Dr. Ir. Soebarinoto (1992-1998) Ir. Sarwiyono M.Agr.St. (1998-2001) Dr. Ir. Ifar Subagiyo, M.Agr.St. (2001-2007) Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP. (2007- sekarang).
Alamat Kontak Fakultas Peternakan Jalan Veteran Malang 65145 Telepon: 0341 551611 Pesawat 163, 241, 242
H a l a m a n |41 FAX : 0341 584727 email:
[email protected]
6. Fakultas Teknik Fakultas Teknik Universitas Brawijaya diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 167 Tahun 1963 tanggal 23 Oktober 1963. Setiap jurusan/program studi di Fakultas Teknik menawarkan program pendidikan sarjana (S-1) 4 tahun, dan magister (S-2) 2 tahun. Saat ini Fakultas Teknik memiliki 7 jurusan/program studi, yaitu: Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik Mesin Program Studi Teknik Elektro, Program Studi Teknik Pengairan, Program Studi Arsitektur, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Studi Teknik Industri, dan Program Studi Teknik Perangkat Lunak. Sedangkan untuk program magister terdiri dari 3 program studi yaitu: Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik Elektro, dan Program Studi Teknik Mesin. Dekan dari Tahun ke Tahun • • • • • • • • • • •
Ir. Suryono 1963-1966 Ir. Lud Soedarto 1966-1966 Ir. Suryono 1966-1982 Ir. Suhardjono, Dipl.H.E., M.Pd. 1982-1985 Ir. Arifi Soenaryo 1985-1988 Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.H.E., M.Eng.Sc. 1988-1992 Ir. Suroso, Dipl. H.E., M.Eng. 1992-1995 Prof. Ir. Budiono Mismail, MSEE, Ph.D. 1995-1998 Prof. Ir. Sudjito, Ph.D. 1998-2001 Prof. Dr. Ir. Suhardjono, Dipl.H.E., M.Pd. 2001-2005 Ir. Imam Zaky, MT. 2005-sekarang
Alamat Kontak Fakultas Teknik Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telepon: 0341 551430, Fax: 0341 551430 Email:
[email protected]
7. Fakultas Kedokteran Pada tanggal 9 Februari 1972, IDI Cabang Malang mendorong Sekolah Tinggi Kedokteran Malang (STKM) agar mencari jalan untuk mengubah statusnya menjadi negeri. Kemudian Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur membentuk Panitia Penegerian STKM. Usaha ini berhasil, karena kebijakan penegerian perguruan tinggi swasta yang semula sudah tertutup dapat dibuka kembali untuk STKM. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1974 keluar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 001/0/1974 tentang
H a l a m a n |42 penegerian, serta diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada tanggal 23 Februari 1974 bersamaan dengan Rapat Senat Terbuka dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-11 Universitas Brawijaya. Saat ini Fakultas Kedokteran mempunyai tiga program studi strata satu, yaitu: Program Studi Pendidikan Dokter, Program Studi Ilmu Keperawatan, dan Program Studi Ilmu Gizi. Sedangkan Program Pascasarjana Fakutas Kedokteran membuka 7 program magister, 12 program spesialis -1(Sp-1), dan satu program doktor. Dekan dari Tahun ke Tahun • • • • • • • • • • • • •
dr. Sambijono (1963-1965) dr. Piet Mamahit (1965-1968) dr. Gilbert Djauhar (1968-1972) dr. R. Moedarso (1972-1974) dr. R. Soeroso Tjokroadirejo (1974-1977) dr. Soejono Ronomihardjo (1977-1979) dr. Wahjoetomo (1979-1983) dr. Soemakto, SpA.(K). (1983-1985) dr. Achmad Hidajat, SpOG (1985-1988, 1988-1991) dr. M. Hidajat, SpBO, FICS (1991-1994, 1994-1997) dr. Achmad Rudijanto, SpPD (1997-2000) dr. Tatong Harijanto, MSPH (2000-2007) Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, MKes. (2007-sekarang)
Alamat Kontak Fakultas Kedokteran Jalan Veteran Malang 65145 Telepon 0341 560491, Fax: 0341 564755 Email:
[email protected]
8. Fakultas Perikanan Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut didirikan pada tanggal 28 Oktober 1962 oleh Yayasan Pendidikan Tinggi Probolinggo. Sejak tanggal 25 Mei 1963, melalui Surat Keputusan Menteri PTIP No. 163, Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut tersebut menjadi salah satu jurusan pada Fakultas Kedokteran Hewan dan Petemakan (FKHP) Universitas Brawijaya yang berkedudukan di Malang. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0220/0/1973, sejak tanggal 1 Januari 1973 FKHP diubah menjadi Fakultas Peternakan (Fapet) yang berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 51/SK/1977 memiliki dua jurusan, yaitu: Jurusan Peternakan dan Jurusan Perikanan. Sejak tanggal 5 Juli 1977, Fakultas Peternakan diubah menjadi Fakultas Peternakan dan Perikanan.
H a l a m a n |43 Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1982 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 59 tahun 1982 tentang susunan organisasi di Universitas Brawijaya, maka Fakultas Peternakan dan Perikanan menjadi dua fakultas terpisah, yaitu: Fakultas Petemakan dan Fakultas Perikanan. Fakultas Perikanan saat ini menyelenggarakan pendidikan sarjana (S-1) dengan 1 jurusan yaitu Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan dengan 5 program studi, antara lain: Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan untuk program magister (S-2) Budidaya Perairan, serta program diploma (D-3) Agribisnis Perikanan. Dekan dari Tahun ke Tahun • • • • •
Ir. Lidwina Soetini (1983-1986) Ir. H. M.Roedhie H.M. (1986-1992) Ir. H. Sahri Muhammad, M.S. (1992-1998) Ir. H. Murachman, M.Si. (1998-2005) Ir. Sukoso, M.Sc., PhD. (2005-sekarang)
Alamat Kontak Fakultas Perikanan Jalan Veteran Malang 65145 Telepon: 0341 553512 Fax: 0341 553512
9. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) diawali sebagai Program MIPA yang dibuka pada tahun 1987, dengan empat program studi, yaitu: Program Studi Biologi, Program Studi Fisika, Program Studi Kimia, dan Program Studi Matematika. Selanjutnya, statusnya ditingkatkan menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) pada tanggal 21 Oktober 1993. Saat ini Fakultas MIPA mempunyai 6 program studi S-1, yakni: Program Studi Biologi, Program Studi Kimia, Program Studi Fisika, Program Studi Matematika, Program Studi Statistika, dan Program Studi Ilmu Komputer. Selain program S-1 Fakultas MIPA juga mempunyai dua Program D-3, antara lain: D-3 Manajemen Informatikan dan Teknik Komputer (MITEK) dan D-3 Analis Kimia. Selain penyelenggaraan program-program di atas, pada tahun 1997 telah dibuka Program Pascasarjana Biologi Reproduksi. Dekan dari Tahun ke Tahun • Dr. Ir. Soentoyo Yitnosumarto M.Agr.Sc. (1987-1991) • Prof. Drs. H.M. Hasyim Baisoeni (1991-1994) • Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D.Sc.(1994-2000)
H a l a m a n |44 • Ir. Adam Wiryawan, M.S. (2000-sekarang) Alamat Kontak Fakultas MIPA Jalan Veteran Malang 65145 Telepon: 0341 554403, Fax: 0341 554403 E-mail :
[email protected]
10. Fakultas Teknologi Pertanian Berawal pada tahun 1975 sebagai Jurusan Teknologi Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, pada tanggal 26 Januari 1998 dengan terbitnya SK Mendikbud nomor 012a/O/1998, Fakultas Teknologi Pertanian secara resmi menjadi fakultas kesepuluh dari Universitas Brawijaya. Saat ini Fakultas Teknologi Pertanian menyelenggarakan Program sarjana (S-1): dengan 3 program studi, yaitu: Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian (bidang studi: Teknik Tanah dan Air, Teknik Prosesing, Daya dan Mesin Pertanian), dan Program Studi Teknologi Industri Pertanian Dekan dari Tahun ke Tahun • Prof. Dr. Ir. H. Tri Susanto, M.App.Sc. (1998-2002) • Prof. Dr. Ir. H. Simon Bambang Widjanarko, M.App.Sc.(2002-2007) • Prof. Dr. Ir. Harijono, M.App.Sc. (2007-sekarang) Alamat Kontak Jalan Veteran Malang 65145 Telepon: 0341 564398, fax: 0341 568917 Email:
[email protected]
11. Program Ilmu-Ilmu Sosial Program Ilmu Sosial dirintis dengan pembentukan tim penyusun proposal pada tanggal 3 April 2002. Kemudian keluar ijin penyelenggaraan melalui Sk Dirjen Dikti Nomor 3545/D/T/2003 tanggal 13 November 2003. Berdasarkan ijin itu dibuka Program Ilmu Sosial Universitas Brawijaya dengan dua program studi jenjang sarjana (S-1), yaitu Program Studi Sosiologi dan Program Studi Ilmu Komunikasi. Saat ini Program Imu Sosial telah berkembang menjadi 4 program studi, yaitu: Program Studi Sosiologi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Studi Psikologi, dan Program Studi Ilmu Hubungan International. Dalam waktu tidak terlalu lama, diharapkan statusnya meningkat menjadi fakultas.
H a l a m a n |45 Ketua Progam • Prof. Dr.Ir. H. Darsono Wisadirana, MS. (2002-sekarang) Alamat Kontak Program Ilmu Sosial Jalan Veteran Malang 65145 Telepon: (0341) 575755,551611 psw. 322, fax: (0341) 575755
12. Program Bahasa dan Sastra Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga ahli madya bidang bahasa Inggris, khususnya pariwisata, administrasi perkantoran dan penterjemahan, sejak 1995 dibuka Program Diploma III Bahasa Inggris. Program diploma ini adalah cikal bakal dari Program Bahasa dan Sastra Universitas Brawijaya yang dibuka sejak tahun akademik 2000/2001. Untuk program sarjana (S-1) bidang kajian yang difokuskan untuk mendukung kompetensi adalah kesusastraan dan linguistik dalam ranah kajian budaya. Sementara untuk program diploma (D-3 dan D-1) kajian utama adalam bahasa dan budaya, kajian penunjang keahlian perkantoran dan kehumasan, dan perjalanan wisata. Saat ini program studi yang terselenggara adalah: Program S-1 Sastra Inggris, Program S-1 Sastra Jepang, Program Diploma (D-3) Bahasa Inggris, D-3 Bahasa Jepang, D-3 Bahasa Perancis, dan Program Diploma (D-I) Bahasa Tionghoa. Ketua Program • Dra. Sri Endah Tabiati, M.Ed. (2000-sekarang) Alamat Kontak Program Bahasa dan Sastra Kantor: Gedung Kantor Pusat Lama Lantai II Jalan Veteran 65145 Telepon: 0341 551611, 0341 575777 Pes. 309, langsung: 0341 575822, Fax. 0341 575822 e-mail:
[email protected]
13. Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Brawijaya telah dirintis sejak 1981. Diawali kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada sebagai Program Kegiatan Pengumpulan Kredit (KPK) UGM-Unibraw. Program ini bertujuan membantu Universitas Brawijaya menyelenggarakan pendidikan pascasarjana secara mandiri. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 325/DII/1982, Program KPK UGM-Unibraw membuka pendidikan pascasarjana (S2) untuk Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian dan dilanjutkan dengan dibukanya Program Studi llmu Tanaman berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 348/D/1982. Pada tahun akademis 1985/1986 KPK UGM-Unibraw
H a l a m a n |46 membuka program studi Pengelolaan Tanah dan Air yang didasarkan pada SK Menteri No. 1872/DK/1985. Program Pascasarjana terus berkembang. Dibuka spesialisasi Teknologi Pascapanen dan spesialisasi Pakan Ternak pada 1989, dan program studi llmu Tanaman pada 1990, serta spesialisasi Pemasaran untuk program studi Sosial Ekonomi Pertanian di tahun yang sama. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 104, 105, 106/Dikti/Kep/1993 tertanggal 27 Februari 1993 Program Pascasarjana Universitas Brawijaya menyelenggarakan tiga program studi secara mandiri, yaitu: llmu Ekonomi Pertanian, llmu Tanaman dan program studi Pengelolan Tanah dan Air. Pada tahun akademik 1995/1996 Program Pascasarjana membuka 7 program studi baru, yaitu Teknologi Pasca Panen, llmu Ternak, Manajemen, llmu Administrasi, Biomedik, Biologi Molekular Reproduksi dan Teknik Sumberdaya Air. Pada tahun akademik 1998/1999 Program Pascasarjana menyelenggarakan 12 program studi magister, dan satu program doktor yaitu Program Doktor llmu Pertanian. Selanjutnya pada tahun akademik 2002/2003 jumlah progam meningkat menjadi 17 program magister dan 5 program doktor. Semuanya terkelompok dalam dua bidang, yaitu Bidang llmu Hayati dan Teknik, serta Bidang llmu Ekonomi dan Sosial. Mulai tahun 2006 pengelolaan sebagian besar program studi diserahkan kepada fakultas terkait, terutama program studi yang bukan multidisipliner. Program Pascasarjana dipimpin oleh direktur dan dua orang asisten direktur. Pelaksanaan masingmasing program studi menjadi tanggung jawab ketua program studi. Hingga saat ini tercatat 3 orang yang pernah memimpin Program Pascasarjana, yaitu: • Dr. Ir. Wani Hadi Utomo, 1986-1994 • Dr. Ir. Iksan Semaoen, 1994-2000 • Prof. Dr. dr. H. Djanggan Sargowo, SpPD.,SpJP(K), 2000-sekarang Alamat Kontak Program Pascasarjana Jalan Mayjen Haryono 169 Malang 65145 Telepon 0341 571260, 0341 562094, Fax 0341 580801 Email :
[email protected]
H a l a m a n |47
IV. PERJALANAN LEMBAGA Lembaga Penelitian Koordinasi kegiatan penelitian berjalan sejak tahun 1969 di bawah Biro Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Lembaga Penelitian yang ada saat ini merupakan hasil pemisahan biro tersebut yang awalnya bernama Pusat Penelitian, sementara Pusat Pengabdian kepada Masyarakat kemudian menjadi Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM). Sejak Universitas Brawijaya berdiri hingga awal PELITA I, penelitian belum sempat dilakukan. Pada 1970 penelitian mulai banyak dilakukan dengan fokus perhatian pada bidang pertanian, bekerjasama dengan Ford Foundation (Amerika Serikat) dan Internasional Development Research Center (IDRC). Berdasarkan PP Nomor 60 tahun 1999, Lemlit sebagai salah satu unsur pelaksana akademik di lingkungan Universitas Brawijaya bertugas untuk mengkoordinasi, memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh peneliti serta ikut mengusahakan dan mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan. Berbagai penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya telah dilakukan oleh peneliti, baik secara sendirisendiri maupun berkelompok oleh Kelompok Peneliti (Kelti). Pelaksanaan penelitian di Universitas Brawijaya tidak hanya bertujuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga bagi peningkatan kemampuan dosen dalam melakukan proses belajar mengajar (PBM). Kegiatan penelitian yang dilakukan diarahkan untuk menjalankan fungsi pengembangan institusi, penciptaan (inovasi) dan pengembangan iptek, serta penyelesaian berbagai masalah akademik maupun yang riil masyarakat. Dalam rangka memberikan pembinaan, pemantauan dan evaluasi penelitian, Lemlit telah membentuk sebuah tim reviewer. Tim ini bertugas mengevaluasi semua usulan penelitian sebelum diajukan kepada pihak penyandang dana, sebab tidak semua usulan penelitian disetujui. Terdapat 5 pusat penelitian dan 1 pusat kajian yang keberadaannya disesuaikan dengan perkembangan Iptek dan kebutuhan universitas. Pusat-pusat itu adalah: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup; Pusat Penelitian Kependudukan; Pusat Penelitian Pembangunan Wilayah Pedesaan; Pusat Penelitian llmu Sosial; Pusat Penelitian Peran Wanita; dan Pusat Kajian Makanan Tradisional. Lemlit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab langsung kepada rektor dan masing-masing kepala Pusat Penelitian bertanggung jawab kepada ketua Lemlit. Untuk menunjang kegiatan penelitian, tersedia 68 buah laboratorium yang tersebar di Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Peternakan, Fakultas Perikanan, Fakultas MIPA, dan FakultasTeknologi Pertanian. Sebanyak 3 lokasi lahan kebun dan kolam percobaan dengan luas keseluruhan 120,3 hektar terdapat di Sumber Sekar Jatikerto, Cangar, Sumber Sekar dan Sumber Pasir. Fasilitas lain berupa 8 buah alat penunjang penelitian terdapat di beberapa laboratorium di lingkungan Universitas Brawijaya. Sejak awal tahun pendiriannya hingga sekarang, Lemlit telah dipimpin oleh:
H a l a m a n |48 • • • • •
Prof. Ir. Baskoro Winarno (1977-1982) Prof. Dr. Ir. M. Iksan Semaoen, MSc. (1982-1994) Prof. Dr. Ir. Lukman Hakim, MS. (1994-2004) Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS. (2004-2005) Prof. Dr. Ir. H. Syamsulbahri, MS. (2005-sekarang)
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Pada dasarnya, pengabdian kepada masyarakat terbagi menjadi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan tenaga pengajar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Universitas Brawijaya dilaksanakan sejak 1973. Awal kegiatannya berupa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) walaupun saat itu belum banyak melibatkan tenaga pengajar, termasuk kegiatan kerjasama dengan instansi lain. Seiring dengan meningkatnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dibentuklah Biro Pengabdian kepada Masyarakat (BPM) pada tahun 1975. Status biro ini kemudian diubah menjadi Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) pada 1979 yang bertugas mengoordinasikan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh tenaga pengajar maupun mahasiswa. Frekuensi pengabdian kepada masyarakat terus meningkat dengan skala regional maupun nasional. Maka sesuai Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990, tanggal 15 Februari 1996, Rektor Universitas Brawijaya mengeluarkan SK No. 08/SK/1996 yang mengubah dan meningkatkan status PPM menjadi Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). Status LPM menjadi semakin mantap dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi sebagai pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya kegiatannya ditangani oleh 7 pusat pengembangan yang terdiri dari: Pusat Pengembangan Pendidikan, Pelatihan dan Pelayanan Masyarakat (Pusdiklat Yanmas); Pusat Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat (Pusbang Wildamas); Pusat Pengembangan Sumber Daya Hayati (Pusbang Hayati); Pusat Pengembangan Agribisnis (Pusbang Agri); Pusat Pengembangan Penerapan Teknologi (Pusbang Raptek). Sejak awal tahun pendiriannya hingga sekarang, LPM telah mengalami 4 kali pergantian kepemimpinan. Orang-orang yang menduduki kursi kepemimpinan LPM Universitas Brawijaya berturut-turut adalah: • • • •
Prof. Dr. H. M. Kafrawi, SH. 1973 -1979 Prof. Drs. H. M. Hasyim Baisoeni 1979 -1993 Prof. Drs. Thantawi As, MS. 1993 -1999 Prof. Dr. Ir. H. Syamsulbahri, MS. 1999 - Sekarang
Lembaga Pengkajian & Pengembangan Pendidikan (LP3) Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) yang dibentuk pada tanggal 12 Maret 1998 berdasarkan SK Rektor No.020/SK/1998.
H a l a m a n |49 Visi LP3 adalah sebagai pusat pengkajian masalah pendidikan guna mewujudkan paradigma baru perguruan tinggi yang disingkat dengan RAISE (relevance, academic atmosphere, internal managament, sustainability dan equity). Lembaga ini dipimpin oleh seorang ketua, dengan 4 misi mendorong laju pengembangan pendidikan di Universitas Brawijaya melalui berbagai kajian ilmiah untuk menghasilkan pemikiran strategis yang dapat digunakan sebagai landasan penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia, relevansi pendidikan, organisasi/tatalaksana unit pelaksana pendidikan akademik dan/atau profesional, serta manajemen pendidikan merupakan isu-isu paling utama yang dikaji oleh LP3. Terdapat 4 pusat pengembangan yang bernaung di bawah LP3 Universitas Brawijaya. Keempat pusat pengembangan tersebut adalah: Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI), Pusat Pengembangan Relevansi Pendidikan (P2RP), Pusat Pengembangan Pendidikan Akademik dan Profesional (P3AP), Pusat Pengembangan Manajemen Pendidikan (P2MP). Sejak berdirinya hingga sekarang, LP3 telah dipimpin oleh dua ketua, yakni: • Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJP(K) (1998-2000) • Prof. Dr. Ir. Hendrawan Soetanto, M.Rur.Sc (2000-Sekarang) Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas Brawijaya membentuk Pusat Jaminan Mutu (PJM) pada tanggal 12 Pebruari 2005 dengan SK Rektor UB No. 017/A/SK/2005. PJM ini mengembangkan fungsi Benefit Monitoring and Evaluation (BME) yang bertugas sejak tahun 2003 berdasarkan SK Rektor No. 022/SK/2003. Peran utama PJM adalah membantu Rektor dalam mengembangkan dan mengaudit implementasi sistem jaminan mutu di UB. Tujuannya menjamin keberhasilan UB memberikan best services sesuai visi dan misinya, mengembalikan peran UB sebagai institusi yang sehat, otonom dan berkontribusi pada peningkatan daya saing bangsa. Sejalan dengan kebutuhan, maka diterbitkan SK Rektor UB No. 023A/SK/2006 tanggal 13 Pebruari 2006 tentang Pusat Jaminan Mutu (PJM) UB yang beranggotakan tujuh (7) orang dari lima (5) fakultas telah diperkuat dengan anggota baru. Hal ini dimaksudkan untuk akselerasi pengembangan SPM dan mengakomodasi keberagaman di 12 fakultas/program di UB. Oleh karena itu, berdasarkan SK 010A/SK/2007 tanggal 15 Januari 2007 ditetapkan tim PJM beranggotakan 14 orang dengan kualifikasi doktor. Sedangkan tugas PJM hingga 15 Januari 2008, yaitu: mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Akademik dan pelaksanaan auditnya, meningkatkan mutu usulan akreditasi Program Studi/Institusi melalui pendampingan, melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin) Program Hibah Kompetisi (PHK). Sejak tahun 2003 Ketua PJM adalah Prof. Dr. Ir. Soebarinoto.
H a l a m a n |50
V. PERJALANAN UPT UPT Perpustakaan Perpustakaan berdiri sejak tahun 1963 bersamaan dengan penegerian Universitas Brawijaya. Mulanya, perpustakaan menempati sebagian sudut gedung Kantor Pusat di Jalan Guntur No. 1 Malang. Pada tahun 1970, menempati gedung sendiri seluas 400 meter persegi di kawasan Dinoyo. Penambahan luas gedung dilakukan secara bertahap dalam rangka meningkatkan pelayanannya, dan pada 1987 dilakukan amalgamasi (penggabungan) antara Perpustakaan Fakultas dengan Perpustakaan Universitas. Dengan berlakunya OTK (Organisasi dan Tata Kerja) Universitas Brawijaya tahun 1983, status Perpustakaan Universitas Brawijaya adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sejak 2 Juni 1975, mulai diterapkan sistem pelayanan terbuka (open access) meliputi layanan sirkulasi (buku yang dipinjam), layanan koleksi reserve (koleksi tandon), layanan koleksi skripsi, tesis, laporan penelitian, digital library, jurnal ilmiah, serta layanan CD-ROM. Pada 2 Oktober 1999 Perpustakaan membuka layanan internet (UB-Net)dengan 9 terminal yang disiapkan dalam ruang ber-AC dan buka 24 jam. Dalam era teknologi informasi, pada Agustus 2000 UPT Perpustakaan telah mengaplikasikan layanan dengan sistem komputer. Software Integrated Library (InLib) yang dikembangkan oleh kalangan sendiri mewajibkan semua pengguna memiliki kartu tanda anggota (KTA) yang dilengkapi dengan barcode number. Selain itu Student Internet Center (SIC) yang dibangun dengan tujuan membantu sivitas akademika dalam mencari informasi global, juga memberikan layanan pelatihan teknologi informasi (TI). Pada tahun yang sama, UPT Perpustakaan menjadi mitra Perpustakaan ITB dalam pengembangan wacana International Digital Library Network (IDLN). Sejak Oktober 2002 UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya membuka situs www.digilib.brawijaya.ac.id yang menghubungkan Perpustakaan Universitas Brawijaya dengan jaringan internet sehingga setiap hari mampu memberikan layanan 24 jam kepada para pengguna. Sejak berdiri pimpinan Perpustakaan Universitas Brawijaya telah mengalami pergantian sebanyak lima kali. Mereka itu masing-masing adalah: • • • • •
Drs. Sofyan Aman (1963 – 1966) Dra. Purwantini Setijono (1966 – 1975) Prof. F. Patty, MA (1975 – 1981) Drs. Samlawi Azhari (1981 – 1984) Soeyono, MA (1984 – 1997)
H a l a m a n |51 • Dra. Welmin S. Ariningsih, M.Lib (1997 – Sekarang) UPT Pusat Komputer Pusat Komputer (Puskom) ada sejak tahun 1984, sebagai salah satu unit penunjang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada rektor. Berdasarkan pedoman pendayagunaan sistem komputer pada perguruan tinggi negeri, Puskom bertugas melakukan komputerisasi di bidang administrasi, baik administrasi akademik maupun administrasi umum, serta memberikan pelayanan di bidang akademik, pendidikan dan pelatihan komputer. Seiring dengan perkembangan jaman, Puskom semakin menunjukkan perannya dalam mengembangkan sistem dan teknologi informasi di Universitas Brawijaya. Sistem Informasi Administrasi Akademik (SIAKAD) adalah perangkat lunak yang digunakan oleh Puskom dan telah berjalan baik serta mampu memperlancar kegiatan rutin subbagian akademik di 10 fakultas yang ada. Infrastruktur jaringan komputer kampus Universitas Brawijaya meliputi 12 zona, meliputi zona Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, Fakultas Hukum, Fakultas llmu Administrasi, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran, Perpustakaan dan Rektorat. Perkembangan selanjutnya, dengan SK Rektor No. 009/SK/2001 tanggal 6 Februari 2001, dibentuk Unit Pengembangan dan Pengkajian Teknologi Informasi (UPPTI). Unit ini bertanggung jawab langsung kepada rektor dan diberi wewenang untuk melakukan pengembangan di bidang riset dan teknologi informasi (Tl) serta untuk memberikan pelayanan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara organisasi, pengelolaan UPPTI dilakukan secara mandiri dan profesional dalam kegiatan perencanaan, operasional, organisasi, dan sebagainya. Menjawab tantangan zaman, Pusat Komputer dikembangkan menjadi tiga lembaga yang semuanya berkaitan dengan teknologi informasi, yaitu: UPT Pusat Komputer (UPT Puskom), Pusat Pengembangan E-learning (PPE), dan Unit Pengkajian dan Pererapan Teknologi Informasi (UPPTI). Sejak awal pendiriannya Puskom telah mengalami lima kali pergantian pimpinan, yaitu: • • • • •
Dr. Ir. Loekito Adi Soehono 1982 - 1986 Dr. Ir. Waego Hadi Nugroho 1986 - 1990 Ir. Budiono Mismail, MSEE, Ph.D. 1990 - 1994 Dr. Ir. Harry Soekotjo Dachlan, M.Sc. 1994-2004 Dr. Ir. Maria Bernadetha Mitakda (2004-sekarang)
Pusat Pengembangan E-Learning (PPE) Pusat Pengembangan E-Learning merupakan sebuah unit bertanggung jawab mengorganisasikan kegiatan penelitian, pengembangan, dan pelaksanaan pembelajaran yang difasilitasi oleh teknologi informasi. Badan ini bertugas mengkoordinasikan kegiatan kerjasama UB dengan lembaga, instansi, atau organisasi baik dari dalam maupun dari luar UB untuk bidang-bidang yang terkait dengan e-learning. Pusat Pengembangan E-learning dibentuk melalui SK Rektor nomor 112/SK/2003 tanggal 24 Mei 2003, dipimpin oleh seorang kepala unit dan membawahi 2 (dua) bidang, yakni (1) Bidang Pengembangan Teknologi dan (2) Bidang Pengembangan Akademik, serta didukung beberapa staf ahli
H a l a m a n |52 Hingga saat ini sebagai pimpinan pusat ini adalah Dr. Ir. Harry Sukotjo Dachlan, MSc. Unit Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Informasi UPPTI Unit Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi Universitas Brawijaya yang disingkat mendji UPPTI-UB merupakan sebuah unit khusus yang bergerak dalam riset, pengembangan dan penerpaan Teknologi Informasi (TI) di lingkungan Universitas Brawijaya. UPPTI-UB didirikan resmi melalui SK Rektor No. 009/SK/2001 pada tanggal 6 Februari 2001, sebagai wujud nyata komitmen dan keseriusan Universitas Brawijaya dalam pengembangan TI. UPPTI telah mengembangkan beragam layanan dan fasilitas TI untuk kepentingan Universitas Brawijaya sejak tahun 2001. Seluruh layanan dan fasilitas tersebut telah aktif dimanfaatkan oleh pengguna di lingkungan Unviversitas Brawijaya. Layanan dan fasilitas yang telah diimplementasikan hingga saat ini: • Mengembangkan dan mendistirbusikan jaringan Intranet dan Internet, sampai saat ini telah meliputi 10 fakultas dan 10 lembaga dengan total workstation terkoneksi 2000 komputer dengan rata-rata computer online mencapai 1000-1500 buah setiap harinya. • Mengembangkan internet service meliputi: Layanan e-mail bagi sivitas akademika, layanan web hosting untuk kebutuhan fakultas dan lembaga, layanan portal teknologi informasi Universitas Brawijaya (www.bits.brawijaya.ac.id) untuk mempermudah pengguna dalam mengakses layanan, mengelola situs resmi Universitas Brawijaya (www.brawijaya.ac.id), manajemen layanan penggunaan internet bagi sivitas akademika UB. • Mengimplementasikan berbagai macam layanan sistem informasi manajemen di antaranya: Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Terpadu, sistem informasi akademik mahasiswa untuk pelayanan KRS dan KHS secara online, implementasi sistem pembayaran SPP secara real time online bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara, mengimplementasikan Sistem Registrasi (SIREGI), mengembangkan aplikasi pendaftaran wisuda terpadu secara online di seluruh fakultas, mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Online (SIMPEL, mengembangkan aplikasi Sistem Registrasi Online (SIREGI), mengembangkan Sistem Informasi Keuangan (SIKEU). • Sejak bulan September 2005 memberikan pelatihan-pelatihan berbasis komputer dan TI seperti Linux Fundamental, Network Essential, Front Page, Web Design & Development, Flash Macromedia, Cisco dan lain sebagainya. Direktur UPPTI dijabat oleh Prof. Dr. Ir. A. Latief Abadi, MS. tahun 2003-sekarang. UPT Bidang Studi Bahasa Inggris Unit pelaksana teknis ini semula berbentuk Laboratorium Bahasa Universitas Brawijaya berdasarkan SK Rektor No. 016/SK/75 tertanggal 23 Maret 1975. Laboratorium ini semula ditujukan untuk membantu para dosen dan mahasiswa agar dapat menguasai bahasa asing, khususnya bahasa Inggris serta membantu para calon peserta pendidikan di luar negeri.
H a l a m a n |53 Dalam rangka memberikan pelayanan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, pada 1993 dibentuk Self Access Center (SAC). Unit bahasa juga melakukan kerjasama dengan institusi baik dalam dan luar negeri demi meningkatkan pelayanannya kepada sivitas akademika. UPT Bahasa Inggris memprakarsai terbentuknya Jaringan Kerjasama antar UPT Bahasa Inggris se-lndonesia pada 1996. Sebagai hasil dari perkembangan fisik maupun kemampuan akademik stafnya, lembaga ini sekarang telah dapat memberikan bantuan bagi pengembangan beberapa lembaga bahasa lain, di antaranya adalah pengembangan pengajaran bahasa Inggris di Universitas Negeri di Bagian Timur Indonesia melalui proyek Indonesia-Australia Eastern Universities Project (IAEUP). Pimpinan UPT Bidang Studi Bahasa Inggris, sejak berdiri hingga sekarang adalah sebagai berikut: • Dra. Purwatini Setijono M.Pd. (1975-1985) • Dr. Indah Winarni, M.A. (1985-1995) • Dra. Sri Endah Tabiati, M.Ed. (1995-sekarang) UPT Mata Kuliah Umum (MKU) UPT MKU semula bernama Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Berdiri sejak 1983 sebagai pelaksanaan SK Dirjen Dikti No. 174/0/1983 tentang penataan jurusan di lingkungan universitas/institut negeri. MKDU Universitas Brawijaya sejak 1985 berubah statusnya menjadi jurusan MKDU yang secara administratif berada di Fakultas Hukum walau secara operasional berada di tingkat Universitas, dengan tugas melayani semua jurusan/fakultas di Universitas Brawijaya dalam bentuk perkuliahan Pancasila, Kewiraan, Laboratorium Bahasa dan llmu-ilmu Sosial Kemanusiaan. Jurusan MKDU di Fakultas Hukum berlangsung selama delapan tahun. Dengan dikeluarkannya SK Rektor No. 074/SK/1993, status MKDU sebagai jurusan di Fakultas Hukum berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) MKDU yang secara administratif berada di tingkat universitas. Pada 1997 UPT MKDU Universitas Brawijaya berubah namanya menjadi UPT Mata Kuliah Umum tanpa merubah susunan organisasi, personalia maupun tugas-tugasnya. Bagi tenaga pengajar dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar MKU, maka administrasi pendidikannya tetap berada di fakultas/jurusan masing-masing. UPT MKU hanya mengkoordinir dan mendistribusikan dosen serta mengurus administrasi keuangan para dosen pengajar MKU. Tahun 2000 berdasarkan SK Rektor No. 17/SK/2000 mengenai Sentralisasi Perkuliahan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di tingkat universitas oleh UPT MKU maka, tugas UPT MKU selain menyelenggarakan perkuliahan MPK (Pendidikan Agama, Kewarganegaraan dan Pendidikan Pancasila) secara sentral di universitas juga menyelenggarakan administrasi pendidikan dan administrasi keuangan. Berdasarkan pertimbangan maka pada pertengahan 2002, kebijakan baru dikeluarkan rektor mengenai pengembalian perkuliahan MPK ke fakultas/jurusan masing-masing. Kebijakan ini termasuk mengenai pengelolaan administrasi pendidikan dan keuangan. Dengan demikian kegiatan UPT MKU hanya tinggal mengkoordinasi dan mendistribusikan para dosen MPK ke fakultas/jurusan di lingkungan Universitas Brawijaya. Sejak Berdiri MKU di Pimpin oleh:
H a l a m a n |54 • Prof. Drs. Sofyan Aman, SH (1983-1999) • Drs. Zusihadi (1999-sekarang) Laboratorium Sentral Ilmu Hayati(LSIH) Laboratorium Sentral Ilmu Hayati berdiri berdasarkan SK Rektor No. 093/SK/2007 tanggal 26 Maret 2007, yang bertugas mengkoordinasikan dan mengakomodasikan manajemen laboratorium-laboratorium yang bersifat sentralistik dan terpadu pada tingkat Universitas Brawijaya. Laboratorium Sentral Ilmu Hayati terdiri dari: Laboratorium Sentral Biomedik terletak di Gedung Biomedik Fakultas Kedokteran UB, Laboratorium Sentral Ilmu dan Teknologi Pangan di Lt. 1 gedung Laboratorium Sentral Ilmu Hayati UB, Laboratorium Sentral Biologi Molekuler dan Seluler di Lt. 2 gedung Laboratorium Sentral Ilmu Hayati UB, dan Laboratorium-laboratorium Agrokompleks berada di masing-masing Fakultas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Teknologi Pertanian UB. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain: • Konferensi Internasional Biologi Molekuler Ilmu-Ilmu Hayati Diikuti para akademisi, peneliti serta mahasiswa, Laboratorium Sentral Ilmu-ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya menyelenggarakan Konferensi Internasional Biologi Molekuler Ilmu-ilmu Hayati tanggal 19 November 2007 bertempat di Gedung Widyaloka. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan peminat biologi molekuler ilmu-ilmu hayati untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman serta mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi. Para pemateri yang dihadirkan, di antaranya dari Jepang, Amerika, Australia serta Indonesia. Selain konferensi, juga diselenggarakan seminar paralel dan pameran poster. • Kunjungan Tim Ditjen Kerjasama ASEAN Deplu Tim Departemen Luar Negeri (Deplu), Kamis (13 Desember 2007), berkunjung ke Laboratorium Sentral Ilmu-Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya. Mereka adalah Advance Team Ditjen Kerjasama ASEAN Deplu, yang diketuai oleh Retnani Yuniarti, Head of Section for Social, Rural Development and Poverty Eradication, Directorate of ASEAN Functional Cooperation. Kunjungan ini dimaksudkan sebagai koordinasi awal dalam upaya kerjasama penyelenggaraan ”Seminar Sosialisasi Komitmen ASEAN bagi Penanganan HIV dan AIDS”. Laboratorium Sentral Ilmu Hayati dipimpin oleh Dra. Fatchiyah, M.Kes., PhD. tahun 2007-sekarang.
H a l a m a n |55
VI. ATRIBUT Sejak tahun 1974, dengan SK Rektor No. KP.1438/Reg.12/34-74, telah dibentuk Tim Attribut Universitas Brawijaya. Tim ini mempunyai tugas menggali, mengevaluasi dan merumuskan norma-norma yang bisa dijadikan tradisi bagi UB dalam rapat-rapat atu upacara-upacara resmi, diantaranya: lambang, bendera, lagu/hymne, jaket almamater, logo.
1. Lambang Lambang merupakan penyederhanaan dari kenyataan yang kompleks dan bersifat abstrak. Dengan lambang, sebuah institusi memiliki identitas yang unik agar dikenali orang lain.
a. Bentuk Dan Warna Lambang Universitas Brawijaya berbentuk segi lima dengan warna dasar hitam. Di dalamnya terdapat gambar arca Raden Wijaya (Prabu Brawijaya) berwarna kuning emas, sebagai penjelmaan Dewa Wisynu yang bertangan empat. Masing-masing tangan memegang: lampu, çanka atau siput, qada, dan cakra. Selain itu sebagai lambang Çiwa, Raden Wijaya mengenakan mahkota Candra Kapala. Di samping kiri dan kanan Raden Wijaya terdapat sepasang Dewa Perwara sebagai pengikut Sang Raja.
b. Makna Lambang secara keselurilhan menggambarkan corak atau watak dari Universitas Brawijaya, yang meliputi: • • • • • • •
•
Jiwa kepeloporan, seperti yang dimiliki oleh Raden Wijaya, dilukiskan dengan warna kuning emas. Abadi, dilukiskan dengan warna dasar hitam. Menjunjung tinggi falsafah Pancasila, digambarkan dalam bentuk segi lima berwarna kuning emas. Berani membongkar segala sesuatu yang tidak wajar atau tidak benar, digambarkan dalam bentuk mahkota Candra Kapala. Penegak tertib hukum, digambarkan dalam bentuk Qada. Berani meratakan segala sesuatu yang dianggap kurang wajar atau kurang benar, digambarkan dalam bentuk senjata Cakra. Segalanya dilakukan dengan kesucian yang disertai pula tugas pemelihara atau pembina sesuai dengan sifat Wisynu, yang dilambangkan dalam bentuk Çanka atau siput. Percaya dan meyakini benar-benar bahwa dzat hidup itu ada, yang dilukiskan dalam bentuk lampu.
H a l a m a n |56 •
Dengan demikian lambang tersebut menggambarkan penjiwaan keseluruhan watak Raden Wijaya (Prabu Brawijaya) secara abadi dengan senantiasa dilandasi moral Pancasila.
2. Bendera Setiap fakultas di Universitas Brawijaya mempunyai warna-warna tertentu sesuai dengan ciri khas masing-masing, sebagai berikut: • • • • • • • • • •
Fakultas Hukum (FH), warna bendera merah. Fakultas Ekonomi (FE), warna bendera kuning. Fakultas Ilmu Administrasi (FIA, warna bendera abu-abu. Fakultas Pertanian (FP), warna bendera hijau muda. Fakultas Peternakan dan (Fapet), warna bendera coklat. Fakultas Teknik (FT), warna bendera biru tua. Fakultas Kedokteran (FK), warna bendera hijau tua Fakultas Perikanan (Faperik), warna bendera biru laut. Warna untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), warna bendera biru muda Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), warna bendera biru muda.
3. Lagu Hymne Universitas Brawijaya diciptakan oleh R. Janardhana mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (sekarang: Fakultas Peternakan) Universitas Brawijaya pada tahun 1963. Sedangkan Mars Universitas Brawijaya diciptakan oleh Lilik Sugiarto tahun 1990.
4. Jaket Warna jaket almamater biru yang mempunyai arti: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Teknologi, Kebersihan, Keteraturan. Warna Biru dipakai berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0602a/U/1984 tanggal 28 November 1984 tentang Pedoman Tata-Busana Akademik Perguruan Tinggi di Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang tertuang dalam Lampiran 1-2 tentang Warna-warna Universitas/Institut Negeri di seluruh Indonesia tabel nomor 12 (Universitas Brawijaya dengan warna: Biru Turquoise). Sedangkan model yang dipakai sampai sekarang dipakai, telah disempurnakan atas kepeloporan Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE (Ketua Dewan Mahasiswa 1970-1971) pada acara “Jaket Show” untuk memilih model desain jaket almamater.
5. Logo Logo merupakan salah satu bentuk representasi dari lembaga yang diharapkan mampu mensosialisasikan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Hal ini melatarbelakangi
H a l a m a n |57 Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas Brawijaya untuk mengadakan penjaringan design logo Universitas Brawijaya yang berlangsung selama 1 bulan penuh (1-30 September 2006). Pada tanggal 21 November 2006, melalui Keputusan nomor 163/SK/2006, tanggal 14 November 2006, Rektor menetapkan pemenang lomba desain logo Universitas Brawijaya. Logo ini secara filosofis memuat pesan “join UB be the best” untuk quality insurance, dapat diubah kapan saja. Sedangkan maknanya adalah: • Persegi empat dengan warna blue navie dengan tuisan UB berwarna kuning emas • “UB” dalam bulatan menggambarkan Universitas Brawijaya selalu dinamis keberadaannya dalam masyarakat dunia. • Sayap berjumlah 3 (tiga) buah mengelilingi bulatan bola dunia menunjukkan tiga pilar Tri Dharma PT yang bertaraf internasional. • Warna Emas pada huruf dan gambar mengandung arti kebijaksanaan dan kejayaan. • Warna biru sebagai latar belakang menggambarkan bahwa Universitas Brawijaya bersifat universal. • Bentuk/frame bujur sangkar (seimbang pada semua sisi) memberi arti berkeadilan (fairness).
6. Singkatan Nama Nama “Universitas Brawijaya” diberikan oleh Presiden RI melalui surat kawat Nomor 258/K/61 tertanggal 11 Juli 1961, dipilih dari 3 nama yang diajukan Senat Universitas, yakni: Kertanegara, Tumapel, dan Brawijaya. Sejak saat itu pula dikenal nama “Unbra” sebagai singkatan nama Universitas Brawijaya. Dalam perkembangannya, sejak 1 Maret 1975 berdasarkan SK Rektor, singkatan “Unbra” tidak digunakan lagi dan diganti dengan singkatan baru, yaitu: “Unibraw”. Sejak tahun 2006 telah disosialisasikan singkatan “UB” untuk menggantikan singkatan “Unibraw”, dan disetujui Senat Universitas Brawijaya tanggal 17 Maret 2008.
7. Moto Sejak peringatan Dies Natalis ke 44 Januari 2007 diperkenalkan moto Universitas Brawijaya: “Join UB, be the best”. Moto diperlukan untuk mendorong segenap warga agar bersikap dinamis menghadapi segala tantangan. Sementara itu, bagi masyarakat umum dapat mengetahui visi, karakteristik, yang dinamis.
8. Monumen Tugu Universitas Brawijaya Tugu Universitas Brawijaya yang terletak di depan Gedung Rektorat dibangun mulai Desember 2007. Letaknya sangat strategis, karena merupakan pusat kampus dengan
H a l a m a n |58 bentuk lingkaran di jalan utama. Fungsinya selain sebagai bagian keasrian kampus juga mempunyai makna pada setiap bagiannya.
a.
Puncak Kepala Tugu
(1) Bentuk dasar lingkaran bermakna pusat dan wawasan yang luas, tetapi tetap fokus dan lentur (2) Bentuk bulat telungkup, bermakna fakir, tetapi tak miskin; (3) Bentuk tongkat pada puncak menunjukkan bahwa, insan akademis pun masih membutuhkan tuntunan Tuhan Yang Mahaesa.
b.
Bentuk Kepala Tugu
(1). Bermakna simbolik adanya tiga strata pendidikan di Universitas Brawijaya. (2). Bentuk transparan, bermakna: Universitas Brawijaya terbuka bagi saran dan kritik. (3). Warna kuning bermakna: jiwa kepeloporan sebagai pusat llmu, teknologi, dan seni. (4). Warna hitam bermakna: abadi, tidak pandang suku, bangsa, negara, kebudayaan maupun agama.
c.
Badan Tugu
(1). Mengesankan ilmu, tekonologi dan seni yang sederhana, kokoh dan monumental. (2). Jam sebagai penunjuk waktu yang tepat berada di dada tugu bermakna: sebagai pengingat bahwa warga Universitas Brawijaya harus menghargai waktu.
d.
Kaki Tugu
(1). Bentuk kaki tugu ini bermakna kepeloporan perguruan tinggi yang terjaga oleh para pengampu sesuai dengan susunan simbolik: spesialis dan praktisi ilmu, teknologi dan seni; ilmuwan dan peneliti; profesor dan doktor.
e. Dasar Tugu Kolam atas: Kolam air, bermakna simbolik bahwa ilmu, teknologi dan seni itu tidak terbatas dan terus berkembang, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan jamannya. Pelataran: (a). Pelataran gersang tetapi berpola dan bertekstur
H a l a m a n |59 serta dikelilingi pelita, bermakna : para mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai disiplin ilmu dan pembimbingnya. (b). Pelataran dengan hamparan bunga berwarna-warni dan bunga-bunga ini dapat , diganti/disesuaikan dengan event yang sedang tejadi, bermakna: para alumni dari berbagai disiplin ilmu yang selalu siap dengan berbagai tuntutan perubahan jaman. Kolam teratai: Kolam teratai ini bermakna simbolik berupa harapan kepada para alumni Universitas Brawijaya. "Jadilah bunga bangsa yang lentur, anggun dan berwibawa, tenang, lestari dan menghidupi."
Monumen Tugu Universitas Brawijaya, “pesona kampus rekreasi”
H a l a m a n |60
VII.REKTOR DARI MASA KE MASA
Selama 45 Tahun Perjalanan UB H. Doel Arnowo Presiden Universitas Brawijaya (1963-1966) Lahir di Surabaya 30 Oktober 1904, wafat 18 Januari 1985 Selama kepemimpinannya, Universitas Brawijaya dalam proses penegerian. Banyak tenaga, pikiran serta harta pribadi dicurahkan untuk proses ini. Lobinya yang kuat termasuk dengan Presiden Sukarno sangat menentukan proses penegerian tersebut.
Brigjen. Prof. Dr. dr. Eri Soedewo Ketua Presidium Universitas Brawijaya (1966) Dokter ahli bedah sekaligus seorang militer berpangkat brigjen ini mengemban tugas mengembalikan fungsi perguruan tinggi di Jawa Timur selama terjadi kekacauan politik saat itu. Selain sebagai Ketua Presidium Universitas Brawijaya, dia juga menjadi Koordinator PTN se Jawa Timur, Pejabat Rektor Unair, Ketua Presidium IKIP Malang, dan Ketua Presidium IKIP Surabaya.
Kolonel Moejadhi Rektor tahun 1966-1969 Komandan Korem 083 Malang ini ditugaskan sebagai Rektor Universitas Brawijaya dengan misi utama menormalkan kehidupan kampus yang sedang bergolak sebagai imbas situasi politik di luar kampus pada saat itu. Setelah berhasil mengendalikan situasi,
H a l a m a n |61 dia mengakhiri tugasnya sebagai rektor, dan mendapat tugas belajar di SESKOAD. Prof. Dr. Ir. Moeljadi Banoewidjojo Rektor tahun 1969-1973 Lahir di Ponorogo, November 1924, wafat 7 November 1990 Banyak hal telah dilakukan guru besar Fakultas Pertanian (FP) ini selama karirnya sebagai rektor, antara lain pengadaan tenaga dosen maupun staf administrasi dalam jumlah besar, serta sangat berperan dalam proses pembebasan dan perluasan tanah Kampus Dinoyo secara bertahap.
Prof. Darji Darmodiharjo, SH Rektor tahun 1973-1979 Lahir di Blora, 5 Maret 1920 Sarjana hukum alumni Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Brawijaya yang berpangkat Kolonel TNI AD ini saat menjabat Rektor, antara lain menetapkan singkatan “Unibraw” sebagai pengganti “Unbra”, menjadikan Kampus Dinoyo sebagai kampus utama dengan memindahkan Kantor Pusat dari Jalan Guntur dan gedung kuliah dari kawasan Kotalama ke Kampus Dinoyo. Sebelum habis masa jabatannya selaku rektor, Prof Darji diangkat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
H a l a m a n |62 Prof. Dr. Harsono, SE Rektor tahun 1979-1987 Lahir di Surabaya, 8 September 1939, wafat 3 Juni 1999 Guru besar Fakultas Ekonomi ini sewaktu menjadi rektor berperan besar dalam pembebasan tanah untuk Kampus Dinoyo dan pembangunan fasilitas fisik berupa gedung-gedung, antara lain gedung Kantor Pusat (lama), Perpustakaan Pusat, Asrama Mahasiswa, gedung Kuliah Bersama, gedung-gedung laboratorium Biologi, Fisika, Kimia, dan Komputer, gedung serbaguna Sasana Samanta Krida, kompleks Politeknik, dan gedung-gedung lain di Kampus Dinoyo.
Prof. Drs. Zainal Arifin Achmady, MPA Rektor tahun 1987-1993 Lahir di Jember, 10 September 1940 Guru besar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) ini sangat berdisiplin. Saat menjadi Rektor, terselenggara Simposium Nasional Cendekiawan Muslim Indonesia di Kampus Universitas Brawijaya yang berujung pada pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI). Selain itu banyak pembangunan fasilitas pembangunan fisik seperti gedung Rektorat berlantai 8 dan gedung Widyaloka. Prof ZA Achmady diangkat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 1993 sebelum masa jabatannya berakhir.
Prof. Drs. H.M. Hasyim Baisoeni Rektor tahun 1994-1998 Lahir di Pamekasan, 15 April 1937 Guru besar Fakultas Teknik (FT) UB yang selama masa jabatannya banyak mendorong dosen untuk studi lanjut dan banyaknya dosen yang berhasil menjadi Guru Besar, dibentuknya Pembantu Rektor IV bidang Perencanaan dan Kerjasama, dibentuknya BAPSI (Biro
H a l a m a n |63 Administrasi dan Sistem Informasi), dan mulai diresmikan penggunaan website resmi UB dan aplikasi SIMPT terpadu
Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE Rektor tahun 1998-2002 Lahir di Sidoarjo, 12 Agustus 1942 Guru besar Fakultas Ekonomi (FE) ini pada masa kepemimpinannya mulai menerima mahasiswa asing asal Malaysia, dimulainya era jaringan serat optik untuk pengembangan teknologi informasi (TI) di kampus dan pelaksanaan distance learning bekerjasama dengan Keio University. Jepang, serta memulai program pemberian beasiswa studi lanjut bagi staf administrasi.
Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno Rektor tahun 2002-2006 Lahir di Surabaya, 7 Juni 1945 Guru besar Fakultas Pertanian yang terpilih menjadi rektor secara demokratis di era reformasi ini mencanangkan visi menjadikan Universitas Brawijaya sebagai perguruan tinggi terkemuka melewati batas wilayah nasional, melakukan persiapan-persiapan untuk menjadi perguruan tinggi otonom, mengupayakan peningkatan kualitas dosen melalui studi lanjut, memperluas kerjasama luar negeri, mengadakan penataan jenjang karir staf administrasi, merintis pemberian subsidi biaya perjalanan haji bagi karyawan, serta menempatkan perencanaan sebagai dasar penetapan program dan kegiatan Universitas Brawijaya.
H a l a m a n |64 Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito Rektor tahun 2006-sekarang Lahir di Tulungagung, 10 Juni 1951 Dalam masa kepemimpinan guru besar Fakultas Pertanian ini, Universitas Brawijaya diarahkan untuk menjadi entrepreneurial university yang bertaraf internasional, dibuat logo Universitas Brawijaya, mulai diperkenalkan singkatan “UB” menggantikan “Unibraw”, diberlakukan SPP proporsional bagi mahasiswa baru, dibangun gedung Pusat Bisnis, gedung kuliah Fakultas Ekonomi, gedung Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran, dan tugu, dan pembentukan Laboratorium Sentral Ilmu Hayati. Rektor ini sangat memperhatikan keindahan, keamanan, dan kenyamanan kampus.
H a l a m a n |65
VIII. PIMPINAN MAHASISWA DARI MASA KE MASA
Selama 45 Tahun Perjalanan UB Marsudi Fandinegara Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) pertama UB. Terpilih mulai tahun 1962 (sebelum UB dinegerikan) Marsudi adalah sosok pimpinan mahasiswa yang sangat tinggi komitmennya untuk penegerian UB. Bersama unsur Yayasan dan unsur dosen, Marsudi diminta sebagai jurubicara oleh Rektor untuk melobi Menko Kesra di Jakarta dalam rangka penegerian UB. Alih fungsi gedung Machung di Jl. Cenderawasih menjadi ruang kuliah UB waktu itu merupakan salah satu perannya.
Mohammad Amin Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1967-1969 Lahir di Pasuruan 11 Oktober 1934, wafat di Malang 16 Maret 2006 Amin sangat berperan dalam meredam gejolak politik dalam kampus akibat ekses terjadinya gerakan mahasiswa secara nasional tahun 1966. Amin berhasil mengadakan konsolidasi organisasi, sehingga tersusun AD-ART pemerintahan mahasiswa yang diberi nama KMUB (Keluarga Mahasiswa Universitas Brawijaya). Dewan Mahasiswa UB di wakili oleh Amin juga berkiprah di tingkat internasional dengan mengikuti kongres organisasi mahasiswa se Asia Tenggara (ASEAUS).
Agil H. Ali Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1969-1970 Lahir di Tondano Sulawesi Utara, 1 Juli 1944, wafat di Surabaya 11 November 2007. Selain selaku Ketua Dewan Mahasiswa, ia sempat menjadi Direktur Program Perhimpunan Mahasiswa Asia Tenggara (ASEAUS). Agil tahun 1970 juga berinisiatif menidirikan surat kabar Mingguan Mahasiswa yang cukup disegani di Jawa Timur. Ketua Dewan Mahasiswa yang satu ini dikenal suka melontarkan jargonjargon, misalnya: “student today, leader tomorrow....”
H a l a m a n |66
Abdul Aziz Hoesein Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1970-1971 Lahir di Bondowoso, 27 Desember 1946. Karyanya antara lain mengadakan pemilihan model desain jaket yang hasilnya digunakan sebagai jaket resmi mahasiswa UB sampai saat ini menggantikan jaket warna fakultas yang sangat dibanggakan mahasiswa saat itu, serta peran aktif Aziz sebagai ketua Dewan Mahasiswa UB dalam Kongres Nasional Mahasiswa Indonesia di Bogor tahun 1970 dalam rangka mewujudkan ide pembentukan National Union of Student (NUS) atau Organisasi Dewan-Dewan Mahasiswa. Achmad Fauzi DH Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1971-1972 Lahir di Jember 15 Agustus 1945. Fauzi banyak melakukan kegiatankegiatan baru dalam organisasi kemahasiswaan, misalnya upacara pembukaan Posma di luar Kampus dengan inspektur upacara Danrem 803, mendatangkan ketua MPRS Jenderal A.H. Nasution, dan menggelar pelatihan kepemimpinan bagi semua pengurus Dewan dan Senat Mahasiswa se UB yang kemudian menjadi model pelatihan serupa di tingkat nasional.
Badaruddin Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1972-1973 Lahir di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah, 3 Mei 1944, wafat 11 Mei 2006 di Muarateweh. Di masa kepemimpinannya, tidak ada gejolak mahasiswa yang luar biasa. Motonya yaitu: “Berpikir besar, mulai dari kecil dan lakukan sekarang juga”. Sebelum menjabat Ketua Umum Dewan Mahasiswa, Badaruddin menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian (1970-1971), dan pengurus Ikatan Mahasiswa Pertanian Indonesia (IMPI). Zainul Arifin Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1974-1975 Lahir di Malang, 10 April 1949. Zainul berhasil menyelenggarakan PORSAF (Pekan Olah raga dan Seni Antar Fakultas) untuk pertamakalinya di UB, yang dimaksudkan sebagai wujud nyata dari semangat University pride tanpa meninggalkan kebanggaan pada fakultas masing-masing. Terbukti kemudian, grup folk song UB yang merupakan gabungan personel dari grup-grup fakultas memenangkan
H a l a m a n |67 Lomba Folk Song se Jawa Timur. Taufiq R. Khafidz Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1975-1976 Lahir di Jombang, 13 Nopember 1948. Wafat di Malang tahun 1988. Pada masa kepemimpinan-nya, banyak unit aktivitas mahasiswa dilegalisasikan, mulai bidang olahraga, pecinta alam, beladiri, bidang seni sampai Pers Mahasiswa. Diselenggarakan pula PORSIF (Pekan Olah Raga dan Seni Intra Fakultas), coaching pers mahasiswa se UB, terbentuknya Bursa Mini Mahasiswa yang kelak berkembang menjadi Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dan pasukan inti mahasiswa sebagai embrio Resimen Mahasiswa.
Syukur Nuralam Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1976-1977 Lahir di Praya, Lombok Tengah, NTB, 15 Nopember 1951. Pada era kepemimpinannya, dilakukan pengiriman tim mahasiswa ke Bali untuk membantu bencana gempa, Dewan aktif dalam kegiatan kemah kerja mahasiswa dan latihan kepemimpinan mahasiswa tingkat nasional. Dewan aktif membantu penyelenggaraan “M” Brawijaya Kart Race I bekerjasama dengan HM Mesin UB juga dan dilakukan pembentukan Satuan Mahasiswa yang merupakan bagian dari Resimen Mahasiswa Jawa Timur.
Samsul Islam Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1977-1978 Lahir di Malang, 24 Juli 1948. Pada masa kepemimpinannya, terjadi pembekuan segala aktivitas kemahasiswaan dan diganti dengan konsep normalisasi kehidupan kampus (NKK) oleh Menteri Pendidikan Nasional. Konsep yang mengharuskan semua kegiatan kemahasiswaan harus seijin Rektor itu ditolak oleh hampir seluruh Dewan Mahasiswa, termasuk UB. Demo terjadi di mana-mana. Salah satu akibatnya, Samsul Islam harus mendekam di tahanan Kodim selama beberapa bulan. Periode 1978-1988 Periode 1978-1988 merupakan masa penerapan NKK-BKK (normalisasi kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang paling ketat, dimana aktifitas mahasiswa sangat ditekan oleh pemerintah orde baru, sehingga pimpinan mahasiswa tingkat
H a l a m a n |68 Universitas Brawijaya tidak ada karena dilarang oleh pemerintah, lembaga kemahasiswaan hanya ada ditingkat Fakultas. Namun pada masa itu mahasiswa Universitas Brawijaya tidak mengurangi kreatifitasnya. Hampir semua Unit-unit aktifitas Mahasiswa yang pada hari ini ada, sebagian besar berdiri pada masa itu, contohnya Unitasunitas penalaran seperti FORDIMAPELAR, Unitas-unitas minat seperti olahraga dan kesenian, serta unit-unit kesejahteraan mahasiswa. Para aktifis mahasiswa brawijaya banyak yang menjadi pimpinan ISMS (Ikatan senat mahasiswa sejenis) seperti, ISMAHI (ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia), ISMAPETI (Ikatan Senat Mahasiswa Perternakan Indonesia), ISMEI (Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia), ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia), KOPMA dll. Pada tahun 1985 KOPMA Universitas Brawijaya mendapat penghargaan sebagai KOPMA terbaik di Indonesia, IMPALA melakukan ekspedisi-ekspedisi international ke puncak Cartens. Bahkan dari beberapa catatan sejarah kegiatan kemahasiswaan di Universitas Brawijaya menghasilkan tokohtokoh mahasiswa yang cukup menonjol seperti almarhum “Munir Thalib” tokoh KONTRAS yaitu tokoh pejuang HAM yang diakui perannya baik pada tingkat nasional maupun internasional juga lahir dan dibesarkan pada Era puncak kekuasaan NKK/BKK, beliau pernah menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa FH Universitas Brawijaya periode 1987. Surya Anoraga Ketua Senat Mahasiswa UB 1988-1989. Lahir di Malang, 13 Desember 1963. Pada saat kepemimpinannya, NKK/BKK diberlakukan dan telah memasung berbagai aktivitas kreatif mahasiswa kecuali berbagai rutinitas kegiatan kampus. Hanya UB dan UGM yang mempunyai bentuk eksekutif mahasiswa. Walaupun demikian, pada periode kepemimpinannya terselenggara Lokakarya di kampus UB tentang Kebijaksanaan Otonomi Daerah dan Pedesaan yang terjadi jauh sebelum kebijakan otonomi daerah diberlakukan.
Tatok Sugiarto Ketua Senat Mahasiswa UB 1990-1991. Lahir di Madiun, 14 Desember 1968. Dalam masa kepemimpinannya, terjadi peristiwa kelahiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di kampus UB yang proses awalnya dimotori oleh beberapa orang mahasiswa UB. Selain itu, Ketua Senat ini merasa berkesan saat berhasil melaksanakan OPSPEK di tingkat Universitas.
H a l a m a n |69 Andi Subiakto Ketua Senat Mahasiswa UB 1992-1993. Lahir di Mojokerto, 14 Agustus 1969. Semasa kepemimpinannya, Senat mahasiswa UB banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada rakyat, mengadakan simposium nasional yang membahas peranan pemuda dan mahasiswa dalam pembangunan, dan berperan dalam menggalakkan kegiatan lomba ilmiah mahasiswa baik yang berskala regional maupun nasional. Wignyo Adiyoso Ketua Senat Mahasiswa UB 1993-1994 Lahir di Nganjuk 7 Mei 1969. Satu-satunya ketua senat yang sudah terpilih dan dibatalkan oleh PR III, dan terpilih lagi melalui proses pemilihan ulang. Juga, Ketua senat yang semasa kepengurusannya mengadakan Musyawarah Besar Mahasiswa Universitas Brawijaya di luar kampus. Pemikiran dan tindakan ketua senat ini cukup kritis sehingga hubungannya menjadi kurang harmonis dengan pimpinan universitas.
Luthfi Ashari Ketua Senat Mahasiswa UB 1995-1996 Lahir di Bojonegoro, 1 Oktober 1970. Banyak sekali prestasi yang dicapai oleh para mahasiswa selama masa kepemimpinannya di SMUB, di antaranya adalah pencapaian Juara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di ITB (1994) dan UGM (1995). Luthfi adalah salah satu dari mahasiswa UB yang memperoleh Singapore International Foundation tahun 1997. Deni Hariatna Ketua Senat mahasiswa UB 1996-1997 Lahir di Jakarta, 15 September 1973. Saat kepemimpinannya lebih banyak atau tepatnya terpaksa pikiran dan tenaga harus dicurahkan demi pembenahan internal. Saat itu berhembus angin perubahan struktur organisasi kemahasiswaan tingkat universitas. Wacana tentang bentuk organisasi mahasiswa UB yang lebih layak dan mapan sudah mulai dimatangkan.
H a l a m a n |70 M. Rifqy Ketua Senat Mahasiswa UB 1997-1998 Lahir di Sidoarjo, 15 September 1972. Agenda utama selama kepemimpinannya adalah melakukan perubahan konstitusi senat mahasiswa kepada organisasi baru yang lebih independen dan demokratis. Tim internal dibentuk dengan tugas menyusun draft perubahan kelembagaan yang mengkombinasikan hasil survei terhadap mahasiswa UB dan hsil studi banding di empat universitas terkemuka lainnya. Sayangnya, hasil kerja tim ini ternyata kurang didukung oleh lembaga kemahasiswaan lainnya di UB. Widya Nugraha Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 200-2001 Lahir di Yogyakarta, 22 Nopember 1976. Pada masa kepemimpinanya diadakan Parade Budaya di UB yang kemudian menjadi salah satu event penting. Selain banyak mengkritisi pemerintah, terutama masalah Dwi Fungsi ABRI yang saat itu masih berlaku, Ketua BEM ini berhasil menghidupkan kembali pekan olah raga mahasiswa yang telah lama terhenti, serta membangun jaringan antar kampus se Malang. Muhammad Fadhli Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 2001-2002 Lahir di Padang Pariaman, 11 September 1978. Pada masa kepemimpinannya, cukup banyak kemajuan dan pengembangan kesejahteraan mahasiswa yang terealisasikan. Salah satu bukti nyata adalah hadirnya investor internasional (internet profider) yang berani menanamkan bisnisnya di UB (perpustakaan) dalam bentuk layanan akses internet bagi mahasiswa yang saat itu masih langka.
Budi Narotama Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 2002-2003 Lahir di Magetan 8 Nopember 1978. Semasa kepemimpinannya, BEM tidak mendapatkan dana dari UB karena tidak diakui oleh PR III dan diboikot oleh beberapa fakultas. Namun, BEM berhasil banyak mengadakan kegiatan untuk kepentingan mahasiswa dari dana sponsor, diantaranya seminar-seminar, training-training advokasi, training jurnalistik TV, bahkan sempat mengadakan seminar pada tingkat nasional dengan tema ”Perbandingan Bank Syariah dan Bank Kovensional”.
H a l a m a n |71 Zany Pria Romadudin Presiden Mahasiswa 2003-2004 Lahir di Kediri, 10 Agustus 1980. Zany berhasil menata bangunan LKM UB yang sempat vakum selama 2 tahun, ditandai dengan semakin maraknya kegiatan-kegiatan kampus baik kegiatan berskala tingkat kampus, tingkat lokal Malang, regional Jawa Timur, bahkan tingkat nasional.
Trio Aguspurworo Presiden Mahasiswa 2004-2005 Lahir di Deli Serdang, 8 Agustus 1981. Pada masa pemerintahannya, eksistensi EMUB semakin kuat mengakar baik didalam kampus terlebih di luar kampus. Salah satu yang berhasil dilakukan adalah menggalang kekuatan untuk menentang berdirinya salah satu pusat berbelanjaan terbesar dikota Malang yang berada di tengah-tengah area pendidikan, walaupun akhirnya pusat perbelanjaan itu tetap dibangun.
Agung Pamujianto Presiden Mahasiswa 2005-2006 Lahir di Sragen, Agung semasa menjadi presiden mahasiswa berhasil menghimpun seluruh aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Se_indonesia di UB untuk membentuk Forum Gerakan bersama anti Korupsi. Forum ini telah melahirkan berbagai macam Rekomendasi gerakan Mahasiswa untuk di Implementasikan pada tiap-tiap daerah.
Dede Suparjo Presiden Mahasiswa 2006-2008. Lahir di Bandar Lampung 27 September 1983. Pada masa pemerintahannya,terbangun hubungan yang harmonis antar lembaga baik dengan fakultas maupun unitas dalam menyikapi setiap kebijakan rektorat. Dengan tema besar yang dibawanya yaitu “Peduli & Terpercaya”, menyiratkan harapan kepada mahasiswa untuk mampu melihat secara lebih jernih realitas kehidupan di sekitarnya.
H a l a m a n |72
IX. ORGANISASI PENUNJANG 1. Hubungan Masyarakat Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Brawijaya berstatus nonstruktural yang secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Rektor dengan tugas: menciptakan suasana harmonis di lingkungan internal maupun eksternal dengan mewujudkan pengertian publik, kepercayaan publik, dukungan (support) publik, dan kerjasama/partisipasi publik, sehingga Universitas Brawijaya mampu melaksanakan misinya untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Humas Universitas Brawijaya mempunyai dua fungsi utama, yaitu: fungsi publikasi/promosi, dan dokumentasi. Publikasi/promosi. Fungsi ini meliputi: penyebaran informasi mengenai segala kegiatan Universitas Brawijaya, baik ke dalam maupun ke luar, khususnya yang menyangkut pelaksanaan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat), sehingga tercipta opini publik maupun citra positif terhadap Universitas Brawijaya. Dokumentasi. Fungsi ini meliputi: pengumpulan semua data mengenai Universitas Brawijaya, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal, guna diolah menjadi informasi yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan/pembuatan kebijakan Pimpinan Universitas Brawijaya. Humas Universitas Brawijaya berkembang sejalan dengan perkembangan Universitas Brawijaya itu sendiri. Fungsi humas sudah ada sejak Universitas Brawijaya berdiri, meskipun tidak secara tegas tercantum dalam struktur organisasi Universitas Brawijaya. Fungsi tersebut pada awalnya dijalankan oleh staf yang ditunjuk Rektor untuk melaksanakan pekerjaan kehumasan, dengan sebutan Kepala Humas Universitas Brawijaya. Kepala Humas Universitas Brawijaya yang pertama adalah seorang dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (sekarang Fakultas Peternakan), yaitu Drh. Soesanto Prijosepoetro (1968-1972). Periode berikutnya, Kepala Humas UB juga dijabat oleh seorang dosen dari Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK, sekarang Fakultas Ilmu Administrasi) Drs. Djanalis Djanaid (1972-1989). Kemudian Kepala Humas dijabat oleh seorang staf administratif, Moehaimien Abbas SH (1989-2000). Selanjutnya Kepala Humas UB adalah Ir. Retno Suntari MS, seorang staf pengajar (dosen) dari Jurusan Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian (2000-2003). Pada saat ini (sejak Maret 2003), Kepala Humas dijabat oleh Farid Atmadiwirya (diangkat berdasarkan Keputusan Rektor nomor 051/SK/2003), seorang staf administrasi yang kariernya juga berawal dari Humas Universitas Brawijaya (1972). Ada dua divisi sesuai dengan fungsi pokok yang diemban Humas, yaitu Divisi Publikasi/Promosi, dan Divisi Dokumentasi. Divisi Publikasi/Promosi mengelola beberapa kegiatan yang bersifat publikasi/promosi, di antaranya:
H a l a m a n |73 a.
Menerbitkan Buletin PRASETYA sejak 1991, seminggu sekali, dengan tiras sebanyak 1000 eksemplar, berisi beritaberita mengenai kegiatan seluruh unit yang ada di Universitas Brawijaya, yang meliputi kegiatan pimpinan universitas dan fakultas, lembaga, UPT, biro, laboratorium, unit aktivitas mahasiswa, dan lain-lain. Buletin ini beredar untuk kalangan internal Universitas Brawijaya.
b.
Selain dalam versi cetak, bekerja sama dengan UPPTI, Humas juga menerbitkan PRASETYA dalam versi online di internet sejak 1996. PRASETYA Online dapat diakses pada alamat (website) http://prasetya.brawijaya.ac.id. Versi internet ini di-update setiap saat.
c.
Menerbitkan MIMBAR Koran Kampus Universitas Brawijaya sejak 1970. Koran berukuran tabloid ini terbit setiap bulan sekali. Selain berisi berita tentang kegiatan seluruh unit Universitas Brawijaya, juga berisi reportase, feature, dan artikel-artikel ilmiah populer yang ditulis oleh seluruh sivitas akademika, editorial yang berisi opini redaktur tentang isu-isu hangat, pojok yang berisi komentar/sindiran halus mengenai berbagai hal. Koran ini selain ditangani oleh staf Humas, juga melibatkan para mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam Unit Aktivitas Pers Kampus. Koran ini pun beredar di kalangan internal, meskipun tidak menutup kalangan eksternal juga mendapatkannya melalui nomor-nomor pertukaran.
d.
Mengadakan konferensi pers, mengundang wartawan untuk mendapatkan informasi hangat dari narasumber yang diundang khusus oleh Humas. Topik yang dibahas sangat bervariasi, mulai dari politik, ekonomi, sosial, teknologi, pertanian hingga masalah agama. Forum ini biasanya dimanfaatkan oleh para guru besar Universitas Brawijaya untuk menyampaikan pendapatnya mengenai sesuatu hal yang hangat di masyarakat. Selain itu juga untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian baik yang dilakukan oleh tenaga dosen maupun mahasiswa dalam rangka penyusunan karya tulis ilmiah untuk menghadapi lomba karya tulis mahasiswa tingkat regional maupun nasional.
e.
Menerbitkan press release (siaran pers) untuk disampaikan kepada media cetak maupun elektronik agar dapat disiarkan melalui media mereka. Informasi yang disiarkan dapat berasal dari kalangan mahasiswa, atau unit-unit lain yang ada di Universitas Brawijaya, seperti informasi tentang pendaftaran mahasiswa baru, tentang kegiatan unit aktivitas mahasiswa, tentang penelitian, kerjasama, dan lainlain.
H a l a m a n |74 f.
Menerbitkan booklet, leaflet, brosur maupun bahan informasi lain tentang Universitas Brawijaya untuk konsumsi eksternal baik di dalam maupun di luar negeri dalam rangka memperkenalkan/promosi Universitas Brawijaya ke luar.
Divisi Dokumentasi mengelola kegiatan yang bersifat dokumentasi, di antaranya: a.
Merekam semua kegiatan pimpinan dalam bentuk foto atau media yang lain (kaset, VCD, DVD), seperti wisuda, pengukuhan, pelantikan, kunjungan, peninjauan, peresmian, pembukaan seminar, penandatanganan kerjasama, dll.
b.
Mengumpulkan informasi yang disiarkan pers/media dalam bentuk clipping, membukukan, dan menyampaikannya kepada pimpinan sebagai masukan/umpan balik masyarakat terhadap Universitas Brawijaya.
c.
Menghimpun informasi-informasi dalam bentuk leaflet, buku, tabel, bagan, gambar, dan foto untuk disusun sebagai bahan presentasi pimpinan.
Selain menjalankan kedua fungsi itu (publikasi/promosi dan dokumentasi), Humas – khususnya MIMBAR Koran Kampus -- juga merupakan ajang bagi staf maupun mahasiswa untuk berlatih diri dalam mengembangkan ketrampilan jurnalistik/kehumasan. Beberapa pelatihan maupun kegiatan lain pernah digelar, baik secara mandiri maupun kerjasama dengan instansi lain, misalnya Coaching Pers kerjasama dengan Dewan Mahasiswa (September 1975), Lokakarya Pola Pendidikan dan Pengembangan Pers Kampus/Mahasiswa se Indonesia kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Februari 1977), Pendidikan Pers Mahasiswa kerjasama dengan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (Februari 1980), pertemuan Forum Komunikasi Humas Perguruan Tinggi Malang Raya (April 2005), “On-Campus Journalisme Workshop” kerjasama dengan koran Indo Pos (November 2007), diskusi antarmahasiswa tiga perguruan tinggi sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran tentang profil mahasiswa, terkait rencana penerbitan halaman khusus kampus sebagai bagian dari Harian SURYA (Desember 2007). Beberapa prestasi Humas yang patut dicatat sepanjang perjalanan sejarah, di antaranya: 1.
Menjadi fasilitator dan motivator penyelenggaraan Sarasehan Kebudayaan (November 1973) yang menghasikan kesepakatan untuk membentuk Dewan Kesenian Malang.
2.
Menyelenggarakan Lokakarya Pola Pendidikan dan Pengembangan Pers Kampus/Mahasiswa se Indonesia, Februari 1977, diikuti 45 perguruan tinggi se Indonesia. Lokakarya ini berhasil merumuskan pola pembinaan pers kampus yang pada gilirannya dijadikan pegangan dalam membina dan mengembangkan penerbitan pers di lingkungan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
H a l a m a n |75
2.
Mendapatkan penghargaan sebagai Juara II kategori website non BUMN dalam Lomba Anugerah Media Humas 2006 bagi PRASETYA Online, media informasi dan komunikasi yang disiarkan melalui website prasetya.brawijaya.ac.id. Dalam lomba diselenggarakan Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas) Pusat untuk tahun berikutnya, 2007, Humas meraih penghargaan untuk tiga kategori, yakni Profil Lembaga Audio Visual PTN (Juara III) dan kategori Leaflet PTN (Juara III), dan website non BUMN (Juara Harapan I).
2. KORPRI Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Universitas Brawijaya berdiri sejak tahun 1972. Pengurus KORPRI Universitas Brawijaya diangkat dengan SK Rektor Nomor 1125/UM.5/26.72, tanggal 1 Juni 1972, dan dikukuhkan dengan SK Pengurus KORPRI Jawa Timur No.62/KP/P/IX/1073 tanggal 21 September 1973 Dalam kiprahnya, KORPRI Universitas Brawijaya mengalami pasang surut, sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya. Setelah mengalami stagnasi sekitar 15 tahun, dilantik pengurus baru KORPRI Universitas Brawijaya pada tanggal 18 Januari 2006, dengan paradigma baru dengan visi dan misi yang dapat dibanggakan, yakni: profesional, mandiri, terdepan dalam menjaga persatuan bangsa, menyejahterakan, dan melindungi anggotanya. Ada hal-hal tertentu yang patut dicatat dari organisasi non kedinasan ini. (1) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), semula bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Serba Usaha Universitas Brawijaya, adalah unit usaha KORPRI yang resmi didirikan dan mulai beroperasi dengan SK Rektor No.023/SK/1975 dengan modal awal dari universitas Rp 7 juta. Koperasi ini berkembang dengan pesat, mengelola bidang usaha, toko simpan pinjam, tanah, rumah untuk karyawan. Koperasi ini sempat mendapat penghargaan 3 kali sebagai Koperasi Teladan tingkat Nasional. (2) Unit KORPRI Universitas Brawijaya membentuk perkumpulan sepakbola PS Unibraw 82, 24 Februari 1982, menjadi anggota dan mengikuti kompetisi yang diadakan secara teratur oleh Persatuan Sepak Bola Malang (Persema). Prestasi tertinggi dicapai dalam putaran kompetisi tahun 2000-2001, menjadi runner up Divisi Utama Persema. PS Unibraw 82 memiliki Sekolah Sepakbola Unibraw 82 (SSUB 82) yang
H a l a m a n |76
(3)
(4)
berdiri sejak 1986, dengan jumlah siswa rata-rata 300 orang per tahun, terdiri dari 3 kelompok umur: Pemula (8-10 tahun), Remaja Taruna (11-15 tahun), dan Junior (1618 tahun). Sekolah ini telah melahirkan banyak pemain muda berbakat yang kini menjadi pemain inti Tim Nasional PSSI, ataupun tersebar di klub-klub Liga Sepakbola Indonesia. Dapat disebutkan beberapa nama, misalnya Ahmad Bustomi (PSSI U23/Arema), Putra Habibie (Pupuk Kaltim), dan FX Januar (Arema). Sejak Maret 2006 Unit KORPRI Universitas Brawijaya menerbitkan majalah DINAMIKA, sebagai media pengembangan sumberdaya manusia dalam bidang managerial, kesehatan, dan spiritual bagi para anggotanya. Isinya berupa artikel-artikel, rubrik tanya-jawab, kuis yang menyangkut tiga bidang tersebut, serta berita-berita singkat organisasi. Mulai dikembangkan soft skill para anggotanya melalui berbagai ceramah, lokakarya, dan pelatihan. Di antaranya adalah Refreshing Manajemen Pelayanan Prima "Service Excellent" yang diadakan 8 Agustus 2007. Acara ini diikuti oleh segenap pejabat struktural, mulai dari kepala biro, kepala bagian, hingga kepala subbagian di lingkungan Universitas Brawijaya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan para pejabat di lingkungan Universitas Brawijaya dalam rangka paradigma baru KORPRI, sehingga diharapkan mampu mengubah citra birokrasi yang telah melekat selama ini: “mempersulit yang mudah”, menjadi “memudahkan yang sulit”. Selain itu, juga diselenggarakan ceramah populer ilmiah dengan tema “Pencegahan Diabetes dan Komplikasinya dengan Pola Hidup Sehat”, sebagai kegiatan bersama Unit KORPRI Universitas Brawijaya dan Persatuan Ahli Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Malang.
H a l a m a n |77
(5)
Memberikan penghargaan dan tali asih berupa sejumlah dana kepada para pensiunan baru dalam acara silaturahmi. Dalam acara seperti itu ditekankan perlunya manajemen stress pascapensiun. Sebab pada dasarnya, pensiun akan dialami oleh setiap pegawai. Suatu hal yang wajar jika akan terjadi perubahan, dari yang biasa sibuk menjadi tidak ada kegiatan sama sekali. Sedikit ataupun banyak, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik maupun mental. Hal inilah yang seringkali disebut dengan stress, atau diistilahkan dengan post power syndrom, yang bisa menimbulkan penyakit fisik maupun mental. Pada dasarnya, pensiun adalah suatu hal yang wajar. Cara menerima kenyataan inilah yang harus perlu diubah dengan jalan memposisikan persepsi pada kerangka yang benar dan sesuai. Harapannya, agar perilaku kita bisa menghasilkan sesuatu yang positif serta bermanfaat bagi orang lain. Sebab, pensiun bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti namun dapat dijadikan refleksi, menambah peluang kegiatan sehingga bisa lebih punya banyak waktu dalam belajar tentang pelbagai hal. Kondisi itulah yang bisa digali untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai.
3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Salah satu program KORPRI yang nyata untuk mewujudkan kesejahteraan karyawan adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI, dulu Koperasi Pegawai Negeri, KPN). Koperasi ini berdiri berdasarkan badan hukum No. 148/BU/U/17- 69 tanggal 12 Februari 1969. Pada awal berdirinya, anggota Koperasi Pegawai Negeri "Serba Usaha" Universitas Brawijaya masih terbatas pada karyawan Kantor Pusat Universitas Brawijaya dengan jumlah sekitar 150 orang. Kegiatannya meliputi usaha penyediaan kebutuhan bahan pokok
H a l a m a n |78 dan kebutuhan barang sehari-hari. Prinsip sukarela dan terbuka tetap menjadi pegangan dalam merekrut anggota, terutama pada nasabah atau anggota luar biasa yang berdasar permohonan (aktif). Namun perlu diketahui bahwa di sisi lain sistem keanggotaan Koperasi Pegawai Negeri "Serba Usaha" Universitas Brawijaya menganut asas otomatis, artinya setiap pegawai negeri atau calon pegawai negeri yang terdaftar sebagai pegawai di Universitas Brawijaya akan diterima secara otomatis sebagai anggota Koperasi Pegawai Negeri "Serba Usaha" Universitas Brawijaya setelah memenuhi syarat dan prosedur yang telah ditetapkan. Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Pegawai Negeri "Serba Usaha" Universitas Brawijaya, keanggotaan terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan. Sejak berdiri hingga sekarang, KPRI Universitas Brawijaya dipimpin oleh Ketua: Drs. Gandasufrihat (1969-1974); Drs. Harsono (1975-1980) Drs. Z.A. Achmady (1981-1983, 1984-1986, 1986-1989) Dra. Hj. Muryati (1990-1992, 1993-1995, 1996-1998) Herman Suryokumoro, S.H., M.S. (1999-2001) Ir. H. Salyo Sutrisno, M.S. (2002-2004) Sementara yang bertindak selaku Kuasa Usaha/Manajer KPRI Universitas Brawijaya, secara berturut-turut adalah: Drs. H. Said Gani (1975-1986) Drs. H. Imam Hardjanto, MBA (1986-1996) Drs. H. Ach. Murtadho H, Ak (1996-2002) Suparmiati S.Sos (2002-sekarang)
4. Dharma Wanita Untuk melaksanakan pembinaan istri para pegawai di Universitas Brawijaya sejak tahun 1960 telah terbentuk wadah organisasi yang dinamai Ikatan Wanita Universitas Brawijaya (IW Unbra). Organisasi ini pada tahun 1974 diintegrasikan ke dalam wadah resmi Ikatan Dharma Wanita. Ikatan Dharma Wanita Komisariat Unbraw dibentuk berdasarkan SK Rektor Unbra No.58/SK/1974 tentang pembentukan Ikatan Dharkma Wanita (IDHATA) Komisariat Unbra, yang mengacu pada Surat Menteri P dan K No.40220/MPK/1974 dan SK Menteri P dan K No.0517/1969.
H a l a m a n |79 Pada tahun 1976, IDHATA meleburkan diri menjadi Dharma Wanita, sebuah organisasi wanita untuk seluruh istri pegawai negri. Sesuai dengan AD/RT status dharma Wanita Universitas Brawijaya sebagai unit kegiatan di bawah Dahrma Wanita TK I. Pada tahun 2001, Dharma wanita berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan. Perbedaan yang mendasar dari perubahan ini, ketuanya tidak otomatis istri pimpinan organisasi, tetapi dipilih secara demokratis. Perubahan ini menguntungkan cara kerja organisasi karena tidak semua istri pejabat mempunyai waktu untuk mengurus organisasi. Selama berdirinya Dharma wanita Universitas Brawijaya telah banyak melakukan kegiatan, terutama di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya. Di bidang pendidikan, telah didirikan Taman Kanak-kanan (TK) pada tahun 1980. Taman Kanak-Kanak ini kemudian dihibahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ke Kandep Diknas Kota Malang pada tahun 1983, dan beralih nama menjadi Taman Kanak-Kanak Pembina. Pada tahun 1986, didorong keinginan para pengurus Dharma Wanita UB, maka didirikan Sekolah Dasar (SD), yang di dalam perjalanannya mampu meraih gelar Juara I hasil Ujian Akhir Negara (UAN) Kota Malang pada tahun 1997. Disusul oleh keinginan menampung lulusan SD yang dikelolanya, pada tahun 1997 didirikan SMP Dharma Wanita. Dan mulai tahun ajaran 2008/2009 dirintis pendirian SMA model dengan nama SMA Brawijaya Samrt School yang diharapkan akan dapat bersaing di tingkat internasional. Di bidang peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi anggota, Dharma Wanita mengadakan kursus-kursus ketrampilan, ceramah tentang manajemen dan kewanitaan, kegiatan di bidang ekonomi yang dilakukan antara lain berupa pencaian dana yang tidak bertentangan dengan AD/ART guna menunjang kelancaran organisasi. Sedangkan di bidang sosial budaya, antara lain menyelenggarakan kegiatan keagamaan, lingkungan, dan kesehatan bagi anggota.
5. Pusat Pembinaan Agama (PPA) Pusat Pembinaan Agama (PPA) merupakan kelanjutan dari LEPPA (Lembaga Pembinaan Pendidikan Agama) yang dikukuhkan dengan SK. Rektor No. 016/SK/1999 tanggal 22 Februari 1999. Kegiatan keagamaan telah ada sejak Universitas Brawijaya berdiri, yang pelaksanaannya dikoordinir oleh Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) bidang keagamaan. Sehubungan dengan semakin banyaknya kegiatan keagamaan (baik Islam maupun agama-agama lain) maka pada tahun 1968 kegiatan pembinaan keagamaan diwadahi dalam organisasi Lembaga Pembina Pendidikan Agama (LEPPA) melaui SK Rektor No. Kp.1323/Pend.4/68, dengan rincian tugas: (1) Menciptakan dan mengkoordinir kuliah-kuiah pendidikan agama; (2) Menyelenggarakan dan mengkoordinir kuliah-kuiah pendidikan agama; (3) Mengkoordinir aktivitas keagamaan ekstra kurikuler di dalam kampus; (4) Menyediakan/mengadakan prasarana-prasarana, antara lain: tenaga pengajar agama,
H a l a m a n |80 penceramah agama, buku-buku agama, dan mengadakan penelitian-penelitian keagamaan. Pada tahun 1975 lembaga ini mengadakan lokakarya memahami ajaran Islam yang menghasilkan buku Kerangka Memahami Ajaran Islam. Konsep tersebut kemudian dipakai oleh Departemen Agama. Kegiatan lain yang menonjol adalah pada tahun 1979, LEPPA membuka program pengkajian Islam yang diberi nama Program Studi Islam Universitas Brawijaya. Beberapa tahun kemudian, kegiatan tersebut lebih difokuskan pada pembinaan keagamaan (Islam) para mahasiswa, yang dikenal dengan istilah mentoring mahasiswa sejak tahun 1980. Kegiatan tersebut pada giliran menghasilkan produk berupa para intelektual muda dengan nafas keislaman yang kental dan berwawasan luas. Kegiatan mentoring ini kemudian diperluas menjadi program tutorial yang dibimbing langsung oleh PPA. Sejak berdiri sampai sekarang, lembaga ini dipimpin oleh: Drs. Mas’udy Hana (1973-1999) Dr. Thohir Luth, M.A. (1999-sekarang).
6. Masjid Raden Patah Pembangunan Masjid Raden Patah diawali dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh panitia hari-hari besar Islam. Masjid dibangun tahun 1979 dikembangkan dengan bantuan dari Yayasan Amal Bakti Pancasila. Peristiwa yang menonjol dari Masjid Raden Patah adalah program mentor. Sebuah kegiatan diskusi mingguan mahasiswa yang akhirnya mewujdukan simposium nasional tentang Islam. Simposium ini kemudian membentuk Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI). Kegiatan lain adalah seminar sistematika ajaran Islam, dengan Drs. Malik Fadjar sebagai Tim Perumus. Hasil rumusan berupa sitematika ajaran Islam. Konsep ini kemudian dipakai oleh Departemen Agama dan disebar ke seluruh Indonesia.Kegiatan lain adalah megembangkan senibudaya Islam selama bulan Romadhon selama 5 tahun. Dalam pengembangan sumberdaya manusia masjid Raden Patah menjadi rujukan Univesitas se jawa dalam membina kepemimpinan dan kewirausahaan di kalangan remaja masjid. Dalam rangka meningkatkan kesadaran zakat,masjid Raden Patah membentuk Lakzis yang donaturnya berasal dari mahasiswa. Saat Peresmian Masjid Raden Patah sumbangan ini tercatat sekitar 600 mahasiswa aktif Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, oleh Wakil sebagai pemberi infak setiap bulan sebagai Presiden RI Soedarmono wujud meningkatkan kesadaran zakat. Saat ini masjid Raden Patah sudah membuat rencana memperbesar masjid agar lebih luas, dan dananya aka n didapat dari Arab Saudi.
H a l a m a n |81
7. Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB) Menyadari semakin banyaknya alumni UB, dan perannya di masyarakat, pada tahun 1979 dirintis usaha membentuk suatu wadah yang dapat mempersatukan alumni UB yang tersebar di segenap penjuru tanah air. Saat itu, para alumni masih tergabung di masingmasing fakultas dalam Korps Alumni. Sedangkan di tingkat universitas lebih bersifat koordinatif. Gagasan untuk membentuk suatu organisasi alumni yang menghimpun seluruh potensi alumni Universitas Brawijaya dimotori antara lain oleh A. Masyhur Effendi, SH., Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya pada periode kepemimpinan Drs. Harsono, sebagai Rektor Universitas Brawijaya, yang didukung oleh pengurus alumni di fakultas-fakultas, yaitu Sukandir, SH (Fakultas Hukum); Usman Affandi, SE (Fakultas Ekonomi); Drs. Moch. Ichsan (Fakultas llmu Administrasi); Dr. Ir. Wani Hadi Utomo (Fakultas Pertanian); Ir. Idris H, Israil Yasin (Fakultas Peternakan); Ir. Suhardjono, MP, Dipl.HE (Fakultas Teknik); dr. Bambang Paridjoto (Fakultas Kedokteran) dan Ir. M. Roedhie, HM (Fakultas Perikanan). Untuk membentuk organisasi Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, maka dibentuk Panitia Pengarah (Stering Committee) dan Panitia Pelaksana, yang terdiri dari utusan Ikatan Alumni Fakultas dan unsur dari Kantor Pusat c.q Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya (antara lain Drs. Achmad Fauzi Dh, Kabag Kemahasiswaan, A. Choliq Muslim, SH., Ka. Sub. Bag. Kesejahteraan Mahasiswa, Drs. Suharyono dan Drs. Djanalis Djanaid). Pada tangga 28-29 Agustus 1980 Universitas Brawijaya mengundang utusan dari Ikatan Alumni Fakultas-fakultas dan utusan dari alumni di berbagai kota terutama di Jawa Timur, dalam rangka penyelenggaraan Musyawarah Nasional-I Ikatan Alumni Universitas Brawijaya. Dalam Munas-I tersebut disepakati membentuk Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, disingkat IKA UB, pada hari Kamis 28 Agustus 1980, yang sekaligus menetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah (ART). Program kerja yang diutamakan, adalah melakukan inventarisasi anggota alumni konsolidasi organisasi, sosialisasi IKA UB,dan pembangunan Gedung/Wisma Alumni UB dan lain-lain. Dukungan pembangunan Gedung/Wisma Alumni UB terutama diperoleh dari Drs. Z.A. Achmady, MPA (Rektor Universitas Brawijaya), berupa penyediaan lahan seluas 4.000 m2 di sebelah utara kantor BNI UB dan sebelah selatan Kantor Pos. Organisasi ini merupakan wadah dan bentuk kerjasama Alumni Universitas Brawijaya, yang bertujuan memajukan, mengembangkan ilmunya untuk kepentingan Alumni, Almamater, dalam
H a l a m a n |82 kerangka Pengembangan Nasional dan Kemanusiaan. Untuk mencapai tujuan tersebut Ikatan Alumni Universitas Brawijaya melakukan usahausaha menanamkan azas dan tujuan organisasi untuk diamalkan oleh anggota di dalam pengabdiannya sesama alumni, almamater pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Meneg PPDT Lukman Edi di Universitas Brawijaya Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT), Ir. HM Lukman Edi MSi, menghadiri Reuni Akbar Alumni Teknik Sipil, 19 Mei 2007, di Aula Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Aula ini, menurut pengakuan sang menteri yang alumni Teknik Sipil Unibraw tahun 1996, merupakan tempat yang paling mengesankan. Karena di sinilah di tahun 1989, dia ditempa dalam ajang Ospek sebagai mahasiswa baru Fakultas Teknik Unibraw. Jepang Serius Rekrut Alumni Unibraw Peluang kerja di Jepang bagi lulusan Universitas Brawijaya semakin terbuka lebar. Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Rektor Prof Yogi Sugito dengan tamu dari Jepang yang berlangsung Senin (17 September 2007) di Rektorat Universitas Brawijaya. Tamu dari Jepang itu adalah Presiden Direktur Co-Net Co Ltd Jepang Mr Miyashita, Mr Suzuki, serta Mr Kikunaga juga dari Co-Net, Mr Nobuo Shudou, presiden direktur sebuah perusahan pemrograman komputer Jepang Shudou Kousan serta Mr Katsunomi Takahashi presiden direktur Cyber Wave, Mr Ito dari KDOI Jepang, dan Mr Ishiharada dari Kagoshima University.
H a l a m a n |83
X. PUBLIKASI 1. Mimbar, koran kampus Berbentuk tabloid, terbit setiap bulan sejak tahun 1971, sebelumnya bernama Buletin Universitas Brawijaya yang terbit mulai Oktober 1970. Mimbar, merupakan satusatunya koran yang terbit di kota Malang waktu itu dan koran kampus di Indonesia yang tidak pernah berhenti terbit selama hampir 4 dasa warsa ini. Sampai dengan bulan Maret 2008 telah mencapai edisi ke-353. Mimbar selain berisi kegiatan kampus, juga memuat aritkel-artikel ilmiah populer,reportase, feature, inverstigative news, dan sebaginya. Pada tahun 1977, koran ini sempat jadi tuan rumah Lokakarya nasional Pers Kampus se Indonesia yang diikuti 45 Universitas se Indonesia. Lokakarya ini merumuskan Pola Pers Kampus yang sampai saat ini dipakai oleh Pers kampus se-Indonesia.
2. Prasetya Pertama kali diterbitkan tahun 1990, buletin yang terbit mingguan ini, berisikan berita (spot news) kegiatan sivitas akademika, dengan tujuan komunikasi informasi internal. Pada Juli 2006, Prasetya memperoleh ISSN dengan Nomor register 1970-6428. Sampai saat ini telah terbit sebanyak 491 nomor.
3. Prasetya Online Sejak tahun 1996, selain dalam bentuk cetak, buletin Prasetya juga dikemas dalam bentuk Online. PRASETYA Online dapat diakses melalui situs http://prasetya.brawijaya.ac.id. Tahun 2006, Prasetya online meraih juara tiga dalam ajang Anugrah Media Humas yang diselenggarakan Badan koordinasi Kehumasan Pemerinta (Bakohumas). Tahun 2007, Prasetya Online yang selama ini berbahasa Indonesia, mulai dikemas dalam edisi bahasa Inggris.
4. Buku Tahunan Diterbitkan secara berkala setiap akhir tahun berisi laporan perkembangan dan kegiatan yang terjadi selama satu tahun . Buku tahunan diterbitkan pertama kalinya tahun 1973.
H a l a m a n |84
5. Buku Bunga Rampai Buku Bunga Rampai ini disusun dari ringkasan pidato pengukuhan Guru Besar, untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan pemikiran-pemikiran para guru besar Universitas Brawijaya. Dibuat secara periodik setahun sekai sejak tahun 1998 sampai pada akhir tahun 2007, bunga rampai ini juga dipublikasikan secara online melalui website www.brawijaya.ac.id.
6. Buku Pidato Ilmiah Buku yang berisi orasi ilmiah dari doktor baru Universitas Brawijaya, yang disampaikan dalam rapat senat tebuka dalam rangka dies natalis.
7. Buku Profil Guru Besar dan Doktor Merupakan buku yang berisi profil Guru Besar dan Doktor, bidang keahlian yang diasuh maupun penelitian-penelitian penting yang dilakukan lima thuan terakhir. Selain dalam bentuk cetak juga dapat diakses melaui website Universitas Brawijaya.
8. Buku Prospectus Buku yang diterbitkan secara berkala pada setiap pergantian pimpinan di tingkat universitas Brawijaya, berisi profil singkat tentang Universitas Brawijaya dan dibuat dalam bahasa inggris. Prospectus merupakan pengembangan dari leaflet “Brawijaya in Brief”.
9. Brawijaya Dalam Angka Buku yang diterbitkan secara berkala setiap tahun berisi perkembangan Universitas Brawijaya dalam lima tahun terakhir yang dilaporkan dalam bentuk tabel-tabel baik yang berkaitan dengan bidang pendidikan, peneltian, pengabdian kepada masyarakat, anggaran,ketenagaan maupun kerumahtanggaan.
10. Buku Pedoman Pendidikan Diterbitkan setiap tahun ajaran baru dan dibagikan kepada mahasiswa baru guna mempercepat penyebarluasan informasi berkaitan dengan penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar di Universitas Brawijaya.
H a l a m a n |85
11. Buku Panduan Probinmaba Diterbitkan setiap tahun ajaran baru, dibagikan kepada mahasiswa baru untuk memberikan bekal, wawasan dan pengetahuan mahasiswa baru tentang bidang kemahasiswaan Universitas Brawijaya.
12. LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini dibuat secara berkala pada akhir tahun, merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Universitas Brawijaya kepada Pemerintah, juga menjadi dokumen penting dalam siklus peencanaan, pemantauan dan umpan balik untuk tahun berikutnya.
13. Media Karya Imiah Media Karya Imiah (MKI), terbit sejak 1996, diterbitkan untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian mahasiswa yang meraih pretasi dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Lomba Karya Inovatif Produktif (LKIP), di tingkat wilayah maupun tingkat nasiona (PIMNAS).
H a l a m a n |86
XI. APA KATA MEREKA Abdul Azis Hoesien Perlu produk unggulan yang bisa menjadi kiblat..... Perlu networking alumni Saya adalah alumni yang ketika masuk menjadi mahasiswa baru pada tahun 1967 keadaannya masih sangat jauh terbelakang dibandingkan dengan keadaan sekarang. Tentu saja saya bangga menjadi bagian dari sejarah pertumbuhan Universitas Brawijaya. Saya pernah menjadi aktivis mahasiswa, kemudian menjadi staf pengajar, menjadi bagian dari pembangunan kampus, berkesempatan memimpin salah satu fakultas. Menurut saya dilihat dari perkembangan sejak dilahirkan 1963, 45 tahun lalu, cukup membanggakan. Namun demikian kita perlu tetap mawas diri, mengejar peringkat kita maupun nasional. Menurut pendapat saya, prestasi dan kiprah secara nasional sudah banyak dicatat. Dari kampus ini lahir Ikatan Mahasiswa Teknologi Indonesia (IMTI) lewat Kongres Mahasiswa Teknologi Indonesia pada tahun 1971, bukannya di ITB atau ITS yang waktu itu (dan sampai sekarang) dianggap sebagai pusatnya pendidikan teknik di Indonesia. Dari kampus ini juga lahir ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia) lewat suatu Simposium Nasional Cendekian Muslim se Indonesia pada tahun 1991. Sudah banyak dicatat prestasi dan betapa peringkat penelitian kita di Dikti sudah semakin naik dsb. Tetapi tetap saja kita harus terus meningkatkan prestasi di tingkat nasional. Kita perlu punya produk unggulan yang secara nasional bisa menjadi kiblat. Misalnya di bidang pertanian. Bukankah kita sudah punya segudang profesor doktor di bidang pertanian? Tapi adakah yang menonjol secara nasional? Misalnya di UB-lah pusatnya kalau orang mau bertanam apel dari hulu sampai hilirnya, atau karena kita berada di kawasan yang banyak pabrik gula, disinilah kalau ada orang mau mencari tahu soal tanaman tebu dsb. Kiprah secara nasional juga perlu ditingkatkan dengan semakin “menjual” para intelektual kita untuk berperan secara nasional. Universitas harus rajin menjual dosen2 kita yang banyak yang berpotensi untuk turut menentukan kebijakan Negara. Kita punya Lukman Edy di kabinet, Mukthie Fadjar di MK, Abdul Wahid di Depkumham, Kana Candra di Meneg PDT, Syamsul Maarif di KPPU dsb. Jumlah itu masih perlu diperbanyak. Bagaimana caranya? Networking harus diperluas oleh pimpinan yang sekarang, bekerjasama dengan para alumni. Menurut saya masih sangat banyak yang harus dilakukan agar visi itu tercapai. Semua jurusan dan fakultas diperkenalkan kepada standar internasional, lalu diminta mengukur
H a l a m a n |87 apakah standar jurusan atau prodinya sudah mencapai standar internasional itu, kalau belum, susunlah langkah atau program, kapan standar itu akan dicapai. Pimpinan perlu mentargetkan agar semua prodi dan jurusan pada tahun tertentu harus berakreditasi A. Banyak dosen kita yang menjadi asesor BAN PT. Manfaatkan mereka untuk “menatar” pimpinan prodi dan jurusan, bagaimana mencapai akreditasi A tersebut. Jadikan kampus kita sebagai kampus yang kelak akan dikenang baik oleh mahasiswanya. Selain sarana prasarana yang harus sudah standar, perlu ada kafetaria yang bersih, lingkungan juga yang bersih, toilet2 yang bersih dan mahasiswa yang juga saling menghargai. Jadikan kehiduoan kampus sebagai acuan hidup mereka yang benar. Saya lihat mahasiswa sekarang sudah sangat terpengaruh oleh budaya MTV yang kurang hormat kepada para dosennya. Di Australia saja yang sudah sangat bebas dan maju, mahasiswa masih sangat menghormati para dosennya. Kita suka terjebak pada jargon-jargon yang seolah-olah dengan mencanangkan saja berarti sudah akan tercapai. Menurut saya, sebelum keburu mencanangkan sesuatu harus difikirkan persiapannya dan yang tidak kalah pentingnya adalah keberlangsungannya (sustainability) nya. Setuju saja keinginan digantung setinggi langit, tapi mulailah dari yang pasti bisa dikerjakan. Ada ungkapan think globally, act locally. UB punya banyak orang pinter, let them think and act as best as possible for their campus and for their nation. Salam, AZIS HOESEIN
[email protected] Dosen Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, mantan Direktur Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Depdiknas, Mantan Deputi Meneg Pemberdayaan Perempuan, dan sekarang aktif sebagai salah satu Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
H a l a m a n |88
Hastoeti Harsono Secara umum perkembangan Universitas Brawijaya sangat membanggakan, mengingat mulai dari tidak punya apa-apa (gedung, fenaga tetap yang hanya 7 orang tahun1963) menjadi universitas yang termasuk 3 besar daam peniaian website versi Dikti. Pembangunan fisik, peningkatan jumlah dan kualitas dosen, pengembangan sistem pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dicapai saat ini patut dibanggakan. Menjadi universitas dengan visi yang sudah ditetapkan, insyaAllah dapat tercapai asaI punya wawasan luas dan strategi jitu, yaitu sadar akan potensi yang dipunyai, tahu kekuatan di luar kita, sadar akan kekurangan yang ada pada kita. Kunci pemecahan masalah ke depan, menurut hemat saya, adalah: transparansi, policy universitas harus jelas dan diketahui secara jelas dan sadar oleh sivitas akademika; pemberian penghargaan kepada yang nyata-nyata ikut menaikkan kualitas universitas, baik kepada tenaga fungsional, karyawan dan mahasiswa secara riil; pupuk selalu kebersamaan, sehingga seluruh warga merasa memiliki universitas, ikut bangga akan mempertahankan, dan secara loyal memperjuangkan cita-cita universitas. Sekali Iagi, dengan transparansi/keterbukaan akan timbul kebersamaan, dan akan lebih cepat menyelesaikan masalah secara profesional. Disamping itu, kesejahteraan karyawan harus diperhatikan, agar dapat dengan tekun dan sungguh-sungguh menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya *Prof. Dra. O.S. Hastoeti Harsono Mantan gurubesar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, mantan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan UB, mantan Dekan Fakultas Ekonomi UB, salah satu dosen tetap pertama yang dimiliki Universitas Brawijaya saat dinegerikan.
H a l a m a n |89
Meine van Noordwijk “UB is ini position to take some risk. A new deal between science and development is possibe......” Since I first visited Brawijaya University in 1986, in the context of a cooperative research project with the Soil Science Department, the spirit of science and inquiry has luckily been retained, while the university grew and the orientation towards business and governance required ‘answers’ rather than ‘questions’. Located in the heart of East Java, Brawijaya shares a ‘down-to-earth’ approach with its surrounding landscape: it doesn’t boast about its cultural gems and natural beauty, although these may be at par with neighbouring provinces to the West or East. The pleasant campus and walking distance between all departments helps to resist the way science tends to get fractured between departments and competing kingdoms. Brawijaya University has a manageable scale and should not get bigger… Student generations come and go and expectations keep changing. When the environment changes faster than the organization of education, student interest will decline; when the organization tries to be ahead of the curve, it takes risks that may prove to be a gamble. Brawijaya University is charting a safe course between these risks – but it might at times be more visionary… The international challenges of Millennium Development Goals, Global Climate Change and the overshoot of humanity’s ecological footprint require more than a ‘business as usual’ approach: greening the economy, balancing fairness and efficiency, adjusting to the global village – a university that wants to be at the international cutting edge may have to join the select few that want to develop ‘sustainability science’, getting ready for the expectations of the next generation. Brawijaya University is in a position to take some risks, as it has a solid reputation and respectable middle-age (45 years). Before the midlife crisis kicks in, a big step can be made to link action to words. A ‘New Deal’ between science and development is possible, a new agenda for sustainable development that combines a high Human Development Index with a globally affordable ecological footprint. The reality check of current market demand provides useful feedback in as far as it helps dreamers come back to earth, but most of the innovations that actually changed the way of life of humanity came from (young) people chasing ideas that didn’t pass the ‘market’ test at the time. Being entrepreneurial in science and innovation is, unfortunately, not the same as being entrepreneurial in cash flow – to survive the university will have to do both, Within the national framework of regulations it is not easy to truly innovate – but a more radical mix of current curricula to shape ‘sustainability science’ in Indonesia may be feasible. Complacency and satisfaction with achievements is not sustainable, only change is…
H a l a m a n |90 *) Meine van Noordwijk adalah South East Asia Regional Coodinator World Agroforestry Centre (ICRAF- International Centre for Research in Agroforestry), mitra kerja dan dosen tidak tetap Fakultas Pertanian UB sejak 1986.
H a l a m a n |91
Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS. Brawijaya adalah universitas potensial untuk menggapai PT besar dan kreatif yang sampai saat ini belum percaya diri untuk tampil secara terbuka dalam kancah Nasional apalagi Internasional Beberapa tahun yang lalu prestasi UB dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dapat dikatagorikan baik dan dapat disejajarkan dengan perguruan tinggi besar di Indonesia. Ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk pencapaian visinya: “Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, untuk mencapai visinya adalah: perlu digalakkan pencitraan public dalam bentuk kegiatan ekspose hasil dan atau produk UB. Perlu digencarkan publikasi melalui media massa, pameran nasional.internasional, seminar hasil, penulisan karya ilmiah melalui jurnal internasional; perlu dipertimbangkan untuk mengundang dosen luar negeri untuk dapat memberikan kuliah di UB sekurang-kurangnya 1 semester, diharapkan dengan cara ini dapat mendongkrak reputasi UB di kancah Internasional; peru dilaksanakan penelitian bersama dengan para peneliti PT terkenal di dunia, sehingga akan terbentuk team work yang solid dan diharapkan dapat memperoleh grant-grant internasional; perlu dihidupkan kembali kejayaan UB yang pernah dikenal dunia dalam penelitian dibidang Ubi-ubian, saya kira belum terlambat untuk menghimpun kembali potensi peneliti dan sarana/prasaranat yang dimiliki UB tersebut; perlu digalakkan penulisan karya ilmiah/publikasi jurnal secara bersama-sama dengan para dosen dan/atau peneliti luar negeri pada jurnal reputasi internasional; perlu dimulai sekarang upaya-upaya untuk memperoleh pengakuan atau akreditasi oleh Program Studi PT yang ada di negeranegara maju (OECD); peru ditingkatkan perolehan paten secara serius dan konsisten, dari perolehan itu karena nama UB dapat terangkat. SDM, Prasarana dan Sarana Kampus sudah mencukupi untuk standard pelayanan minimal suatu PT, sehingga belum prioritas untuk dikembangkan lagi; Pada tahun 2000-an prestasi sivitas akademika tidak mengecewakan, terutama dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Namun beberapa tahun terakhir ada kecenderungan menurun: dosen yang meneliti cenderung tetap, belum terlihat adanya regenerasi peneliti; Jurnal yang diterbitkan tidak dapat diakreditasi, ada kesan para peneliti dan pelaksana pengabdian telah jenuh. Fenomena di atas perlu segera diatasi, dalam era global saat ini.
Arah pengembangan UB “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya saing internasional”, akan dapat dicapai apabila banyak hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dihasilkan para dosen telah mampu menyelesaikan masalah kemasyarakatan. Disamping itu hasil-hasil tersebut telah mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. Untuk itu peru ditingkatkan karya-karya inovatif-produktif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
H a l a m a n |92 UB dapat bersaing dengan kelas dunia sepanjang yang dikembangkan adalah sesuatu hal bersifat unik, spesifik dan tidak diketemukan di luar negeri atau daerah lain; Jangan sekalikali mengembangkan sesuatu hal yang sudah ada dan terkenal di dunia; Universitas sehat dapat dijamin tercapai apabila cara pandang dan perilaku sivitas akademika juga sehat dan berbobot akademik, bukan karena hal lainnya; Masalah prinsip yang dihadapi oleh UB adalah bagaimana cara merubah pola pikir (mindset) para dosen dan karyawan, sehingga akademik atmosfer sebagai lembaga pendidikan tinggi dapat terbentuk. Oleh karena itu, perlu ditanamkan bahwa barang siapa yang kreatif akan mendapatkan insentif lebih dari pada yang tidak kreatif. Siapapun dosen UB yang berpotensi untuk go nasional dan/atau go internasional wajib hukumnya didukung oleh setiap sivitas akademika Universitas, dan akhirnya dosen-dosen yang “vokal” jangan ditinggalkan, justru dengarkan saran mereka, kalau sarannya konstruktif, manfaatkan, kalau tidak, tidak perlu diakomodir. *) Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS., Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
H a l a m a n |93
Muslich Ramelan “UB hidup dalam era kompetisi yang sangat terbuka dan tajam, terutama dari PT yang ditunjang oleh pemilik modal ....” “........ Perlu perubahan paradigma pembelajaran.....” Universitas Brawijaya telah berubah wajah cukup pesat dalam wujud fisik bangunan, fasilitas, lingkungan kampus, sarana fisik lainnya. Jumlah fakultas serta jumlah mahasiswa terhitung sangat besar, diikuti pula staf pengajar yang sungguh meningkat pesat jumlahnya, kuantitas serta kualitas sekarang ini. Pada zaman kami kuliah awal tahun 1970-an, sarana kampusnya sangat minim, serta staf pengajar ala kadarnya, Universitas Brawijaya boleh dikatakan masuk tataran universitas besar dan dipandang maju oleh masyarakat yang awam. Secara normatif, prestasi Universitas Brawijaya tergolong cukup maju dalam bidang keilmuan. Terbukti dengan dijadikannya universitas sebagai salah satu pilihan utama masyarakat terutama masyarakat Jawa Timur dan Indonesia bagian Timur, baik sebagai tempat studi, maupun untuk kerjasama di bidang penelitian, kajian oleh pemerintah daerah atau perusahaan di wilayah tersebut. Namun sepintas, belum banyak terlihat peran/kiprah Universitas Brawijaya yang menonjol di tingkat nasional. Belum nampak kajian-kajian yang dihasilkan Universitas Brawiajaya yang memiliki gema secara nasional, apakah di bidang penelitian pertanian, kelautan dan perikanan, ekonomi, lebih-lebih yang bersifat politik dan hukum. Masih terkesan minim pengaruhnya pada kebijakan-kebijakan nasional. Dalam rangka pencapaian visinya: “Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”, pimpinan universitas, fakultas, maupun para guru besar, staf pengajar lainnya perlu membuka cakrawala yang lebih luas, dan ikut aktif berperan serta, bahkan berprakarsa untuk sering tampil dalam forum berskala nasional. Dalam forum itulah akan terlihat pemikiran-pemikiran yang akan diuji bobotnya oleh publik. Bahkan dipandang sangat perlu, mengundang berbagai pemikir, praktisi yang memiliki pengaruh dalam kebijakan negara, serta pemikir berkaliber internasional dihadirkan ke kampus agar mereka dapat pula menjadi magnet bagi UB ke kancah nasional/internasional. Kegiatan ini dilakukan secara teratur dengan orientasi memiliki daya pengaruh luas, tidak hanya bersifat lokal/kedaerahan. Sangat dianjurkan para pimpinan, guru besar, pengajar senior, aktif menulis dalam media cetak maupun hadir dalam media elektronik yang jangkauannya nasional, sebagai dayatarik universitas kepada publik. Dipandang perlu memiliki tim promosi/humas yang handal dan trampil dalam membangun konsep-konsep branding universitas ke skala nasional. Hampir seluruh universitas besar di dunia tempatnya di kota kecil, namun gemanya mendunia karena kiprah civitas academica-nya bermutu dan berbobot. Inilah yang perlu ditiru oleh pimpinan UB dan jajarannya.
H a l a m a n |94 Masa lalu Universitas Brawijaya hanyalah kenangan, sulit dipakai sebagai ukuran/referensi untuk masa kini. Masa kini UB hidup dalam era kompetisi yang sangat terbuka dan tajam dengan perguruan tinggi lainnya, baik negeri maupun swasta. Terutama perguruan tinggi yang ditunjang para pemiik modal, sangat agresif ingin menguasai pasar pendidikan tinggi Dilihat dari lulusannya, UB masih terlihat sebagai universitas yang menghasilkan sarjana pencari kerja, belum menghasilkan sarjana pencetak lapangan kerja. Pendidikan yang dikembangkan masih lebih literal. Hard curriculum sangat dominan, sedangkan soft curriculumnya masih minimal. Era pendidikan ke depan lebih banyak kepada pemahaman, bukan lagi transformasi ilmu dari dosen kepada mahasiswa, tetapi lebih kepada penggalian potensi mahasiswa, karenanya harus dilakukan perubahan paradigma dalam metode pembalajaran dari literal ke pendalaman dan penggalian ilmu pengetahuan oleh mahasiswa dan pengajarnya. Sumber daya yang ada secara jumlah dan akreditasi sudah cukup banyak dan tinggi, tetapi nampaknya belum memadai dalam menyongsong era kompetisi yang sangat terbuka, Contoh yang sangat sederhana, ketika dunia pendidikan sudah memasuki era digital, ternyata masih sedikit para pengajar yang mampu mengikuti perkembangan era digitalisasi pendidikan. Oeh karena itu perlu ada peningkatan ketrampilan staf pengajar, guna mengimbangi kemajuan pola pikir mahasiswanya yang lebih agresif mengikuti perkembangan zaman. Sarana kampus secara fisik cukup memadai, namun yang bersifat non fisik seperti software/kompetensi yang unggulan dan mampu berkiprah nasional masih perlu didorong, agar terlahir prestasi akdemik yang jangkauannya juga nasional/internasional. Pengembangan universitas ke arah entrepreunerial university, sungguh merupakan terobosan dalam kebijakan perguruan tinggi, karena universitas diharapkan menghasilkan lulusan yang berwawasan entrepreneur. Dan jika ini benar terealisir akan sangat membantu pemerintah memecahkan masalah pengangguran angkatan kerja. Program ini sangat bermutu dan bergengsi, namun konsekuensinya sangat luar biasa berat. Perlu kerja keras dalam mengubah paradigma pendidikan dan kurikulumnya Para pengajar harus mampu mengubah orientasi dari hanya seorang pengajar, tetapi mampu memberikan contoh-contoh praktek nyata dalam berfikir entrepreneur dan seterusnya dengan muatan kurikulum yang banyak praktek kewirausahaan, kepemimpinan, manajerial dan sejenisnya Masalah kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan dalam membangun wawasan berpikir besar, nasional dan membuka diri untuk membangun komunitas-komunitasnya secara nasional. Perlu dibangun yang lebih intensif kerja sama antara dunia usaha dengan kampus agar hasil-hasil research dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha, dan juga sebagai alat/mekanisme mengembangkan pemikiran/karya ilmiah para staf pengajar/peneliti dalam mewujudkan keahlian/kemampuannya.
H a l a m a n |95 Jurnal-jurnal yang dihasilkan perlu dimasyarakatkan melalui penempatan jurnal tersebut pada lembaga kajian/penelitian/perpustakaan nasional dan lainnya agar terpublikasikan secara teratur dan dapat dimanfaatkan oleh masyrakat luas. Muslich Ramelan, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, President Commisionary PT. One System Solution 2nd fl Graha Iskandarsyah JL. Iskandarsyah No.66C Kebayoran Baru, Jakarta 12160 INDONESIA Mobile: (+62) 816999436 Tel : (+62) 21-7209976/78 Fax : (+62) 21-7209981 Email :
[email protected]
H a l a m a n |96
Sofyan Aman Saya pribadi bangga mempunyai manajer-manajer (university managers) yang selama ini membina Universitas Brawijaya. Kenapa? Karena penerus saya betul-betul bekerja secara manajerial, dan profesional. Yang penting, mereka amanah dan penuh pengabdian. Saya pertama kali masuk Universitas Brawijaya mendapatkan tugas dari Departemen PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan) tahun 1967. Saya diangkat sebagai dosen tetap dengan SK Menteri PTIP, dengan tugas mengatur sekretariat Universitas Brawijaya. Istilahnya, sebagai sekretaris universitas. Pada waktu itu keadaan belum aman. Terjadi pergolakan di manamana, termasuk pula universitas-universitas di Jawa Timur. Oleh karenanya semua universitas di Jawa Timur ada di bawah pengawasan militer/ABRI. Demikian pula Universitas Brawijaya, dipimpin oleh Komandan Korem 083, Kolonel Soemadi, selaku PU Pepelrada (Pelaksana Umum Penguasa Pelaksana Perang Daerah). Saya ditugaskan untuk membina sekretariat Universitas Brawijaya sebagai sekretaris universitas. Ketika itu, saya bingung sewaktu mencari lokasi kantor Universitas Brawijaya. Setelah bertanya ke sana ke mari, akhirnya saya temukan kantor di Jalan Guntur nomor 1, sebuah gedung pinjaman dari Paroki Gereja Ijen. Di dalamnya, saya dapati kantor itu tidak ada apa-apanya. Hanya ada satu lantai, dengan beberapa meja tulis. Di tempat itu bekerja beberapa orang pegawai secara bersama-sama. Lokal-lokal tempat perkuliahan ada di mana? Terpencar di mana-mana, di seluruh pelosok kota Malang. Ada sebagian di Kotalama, sebagian lagi di Dinoyo, ada yang meminjam kelas-kelas SMA Alun-Alun Bunder, ada pula yang menggunakan gedung pertemuan Ma Chung (di Jalan Nusakambangan), dan lain-lain. Tidak jelas di mana lokasi masing-masing fakultas-fakultas. Sementara saya berkantor di Jalan Guntur itu sebagai pusat kegiatan (Kantor Pusat) Universitas Brawijaya. Di kantor itu saya tidak pernah bertemu dengan dosen. Yang ada hanya pegawai saja. Keadaan ini yang saya hadapi pada awalnya, dan berjalan kira-kira 3 tahun. Anggaran tidak ada. Waktu itu biaya operasional berasal dari sumbangan-sumbangan mahasiswa (SPP). Tapi jumlahnya tidak seberapa, karena mahasiswanya pun belum banyak. Menjelang tahun 1969, PTIP menyarankan semua universitas membuat program-program pembangunan karena akan ada Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Dari Repelita itulah nanti universitas akan mendapatkan anggaran. Tapi harus mengajukan dulu usul program-program pembangunan. Waktu itu kebanyakan dosen yang ada dosen luar biasa. Bahkan dekan-dekan fakultas pun juga pinjaman dari luar (instansi lain). Oleh karena itu saya menghubungi beberapa teman, untuk membantu menyusun program pembangunan. Yang kami lontarkan, pertama-tama adalah program menyatukan seluruh
H a l a m a n |97 kegiatan perkuliahan dan administrasi fakultas-fakultas terpusat di satu lokasi, dalam satu “kompleks”. Kami belum berani menggunakan istilah “kampus” pada waktu itu. Program itu diharapkan dapat menumbuhkan university pride. Bangga menjadi satu universitas. Sebab, waktu itu yang menonjol hanyalah kebanggaan pada fakultas-fakultas. Warga satu fakultas tertentu tidak kenal atau tidak mau tahu fakultas-fakultas yang lain, karena lokasi yang terpisah-pisah. Baru kemudian program peningkatan kemahasiswaan yang memang penting.
pendidikan
dan
program
pembinaan
Ketika anggaran Repelita pertama turun, sebagian usulan yang kami ajukan diterima oleh PTIP, sehingga kami dapat membangun di satu lokasi, yaitu di daerah Dinoyo sekarang. Waktu itu hubungan dengan Walikota berjalan baik. Bahkan ada surat Walikota yang menegaskan, kalau ada penduduk hendak menjual tanah di kompleks Dinoyo, harus diperuntukkan pembangunan gedung-gedung Universitas Brawijaya. Sejak saat itu cara bertahap dibangun gedung-gedung yang menjadi kampus Universitas Brawijaya di kawasan Dinoyo (dan Ketawanggede) sekarang ini. Sejak tahun 1970-an, mulai ada pengangkatan dosen-dosen baru (pegawai negeri). Sebelumnya memang sudah ada beberapa dosen tetap pindahan dari instansi-instansi lain, seperti dari Departemen Kehutanan atau dari perguruan tinggi lain. Pada saat itu, pihak militer (Kodam) telah menyerahkan pengelolaan Universitas Brawijaya pada warganya sendiri (orang dalam). Tanpa melalui proses pemilihan, disepakati dosen paling senior, seorang doktor insinyur, Pak Moeljadi Banoewidjojo sebagai Rektor Universitas Brawjaya. Selanjutnya, Universitas Brawijaya dipimpin oleh rektor-rektor dari lingkungan sendiri, ganti-berganti. Namun amanah itu tetap dilaksanakan, yaitu membangun sebuah kampus yang terpusat, menimbulkan university pride, bersatu, dan tidak terpecah belah. Kalau kini, setelah 45 tahun, kita melihat satu kampus besar dengan gedung-gedung yang banyak, ini semua berkat amanah dan profesionalisme tim manajemen Universitas Brawijaya melaksanakan apa yang pernah kita susun bersama menjelang Repelita (1969) dan seterusnya. Sehingga terciptalah satu kampus dengan mahasiswa yang sekarang sudah mencapai puluhan ribu. Jadi saya bangga, dan insyaallah apa yang saya baca di dalam portofolio Universitas Brawijaya yang baru dikeluarkan, program-program itu mudah-mudahan bisa terwujud, sehingga betul-betul menjadi international university, dan universitas yang unggul. Dengan pimpinan sekarang yang betul-betul amanah, insyaallah semuanya akan terwujud. Mudah-mudahan saya masih bisa mengikutinya dalam usia yang sudah lanjut. PROF DRS H SOFYAN AMAN SH Mantan Gurubesar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, mantan Sekretaris Universitas Brawijaya
H a l a m a n |98
Ratna Indraswari Ibrahim Saya masuk FKK pada tahun 1967. Sewaktu saya kuliah dulu, kesannya guyub. Pertemanan cukup kental sehingga saya cukup betah. Ketika itu, saya banyak berdiskusi sehingga bisa mengasah wacana. Sayangnya, saya lebih memilih untuk keluar dari kampus (drop out) dan menekuni bidang kepenulisan dengan lebih intensif. Tapi, hingga kini hubungan saya dengan teman-teman saya dulu masih tetap akrab. Kami juga sesekali masih berkumpul bersama, sekadar berbincangbincang. Sementara untuk masalah studi dan akademik tentu jauh lebih bagus sekarang. Mahasiswa sekarang semakin pandai dan kritis. Namun, mereka kini kehilangan idelaisme, menjadi pragmatis. Yang dipentingkan hanyalah melulu kuliah dan kuliah sehingga bisa lulus cepat tanpa perlu mengerti proses pembelajaran. Mahasiswa menjadi kurang matang dalam memahami ilmunya secara general. Dalam hal kekeluargaan juga seperti itu. Karena harus lulus cepat, mereka di-push sehingga waktu bersosialisasi jadi berkurang. Yang penting, bagaimana saya harus bisa lulus tanpa memikirkan teman-temannya seperti apa. Hal inilah yang akan mencetak individu-individu egosentris, hanya memikirkan diri sendiri, tanpa peduli dengan orang lain. Ini akan menjadi sebuah ironi. Sebab setelah mereka lulus, akhirnya juga akan kembali pada masyarakat untuk bersosialisasi, mengaplikasikan ilmu secara nyata. Prestasi dan kiprah Universitas Brawijaya selama ini Yang jelas sudah semakin maju. Banyak lulusan UB yang cukup berhasil, bahkan di level internasional. Sayang, orangorangnya hanya itu-itu saja. UB perlu melakukan variasi. Perlu kaderisasi yang efektif, sehingga bisa dihasilkan lulusan yang berkualitas. Para teknokrat seharusnya juga harus menulis. Banyak orang pintar di UB, tapi tidak banyak masyarakat yang tahu. Setidaknya, para teknokrat menulis tentang problema yang muncul, isu-isu hangat yang sedang dibicarakan, kemudian diberikan solusinya seperti apa. Minimal di koran nasional. Sangat disayangkan, jika pemikiran mereka tidak mampu diapresiasi dan diaplikasi secara nyata oleh masyarakat. Jangan hanya menulis buku diktat untuk mahasiswa saja, melainkan juga buku-buku ilmiah yang dijual secara luas sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Tak perlu jauh-jauh, di wilayah Malang saja sudah lebih dari cukup untuk memberikan alternatif solusi permasalahan. Untuk pencapaian visinya “Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Universitas Brawijaya sudah memiliki modal yang cukup bagus. SDM melimpah dengan jumlah sekitar 28.000 mahasiswa berikut ratusan dosen yang qualified, potensi yang luar biasa. Bagaimana SDM sejumlah itu bisa diberdayakan bersama dalam meraih visi yang telah dicanangkan sehingga tidak sia-sia. Penelitian yang diadakan harus punya dampak positif buat masyarakat. Jangan hanya tersimpan di perpustakaan. Sudah saatnya UB untuk kembali pada basic agraris seiring isu
H a l a m a n |99 ketahanan pangan saat ini yang semakin riskan. Jika terpukau dengan industri, kita tidak akan maju-maju. Perlu dilakukan hal-hal yang kecil, seperti contohnya membuat produk pangan kripik tempe. Bagaimana membuat kripik yang tahan lama selama bertahuntahun. Para dosen bisa penelitian itu, dan hasilnya bisa langsung diterapkan oleh masyarakat. Jika fokus hal-hal besar, maka tidak akan efektif. Melihat lingkungan di kita, banyak sekali permasalahan yang ditemui. Sehingga penelitian yang ada akan termanfaatkan, bukannya tidak ada gunanya. Tidak bisa dipungkiri dalam berbagai segi UB mengalami perubahan menjadi lebih baik, dalam hal sumber daya manusia, prasarana dan sarana kampus, maupun prestasi sivitas akademika. Hanya, memang dewasa ini diperlukan gebrakan UB untuk mengubah citra bahwa teknokrat harus berbuat nyata untuk masyarakat. Siapa yang bisa mendorong diri kalau bukan diri sendiri? Bagaimana membentuk peran yang saling bersinergi dalam rangka membebaskan rakyat dari keterpurukan ekonomi. Sebab jika hanya berdiri sendiri tidak akan bisa. Jangan melulu hanya bermain di wacana saja, bagaimana ini bagaimana itu, tapi tidak ada aplikasinya. Masyarakat sekarang sedang merindukan perubahan, solusi sebagai jalan keluar bagi permasalahan mereka. Bekal SDM sudah ada, hal ini perlu diberdayakan secara lebih efektif. Arah pengembangan UB “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya saing internasional”, bagus. Perlu dikembangkan secara optimal. Bicara entrepreneurship, maka dia harus mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Penanaman jiwa seperti ini, perlu diberikan sejak dini, mulai dari kecil. Belajar bertanggung jawab juga. Di Australia, hal ini sejak SMP bahkan sudah dikembangkan. Dan hasilnya cukup efektif untuk melatih mental seseorang menjadi berwawasan entrepreneur. Sehingga kita tidak hanya menjadi bangsa pemakai, tetapi juga pemroduksi, pencipta, penggagas segala sesuatu. Itu yang perlu ditekankan. Kita tidak tinggal di menara gading. Sudah seharusnya para teknokrat kembali ke masyarakat mengaplikasikan ilmunya secara nyata. Apa yang sudah saya berikan buat negara dan bangsa ini? Hal ini yang perlu dipahami oleh setiap sivitas akademika. *Ratna Indraswati Ibrahim, penulis dengan berbagai penghargaan. Anggota organisasi Disabled People International.
H a l a m a n |100 Soekartawi Suatu lembaga, apalagi lembaga Universitas, sebaiknya harus dapat menjawab pertanyaan: ‘What does UB want to be known for’? Apa yang diharapkan dan dibanggakan UB sekarang dan masa depan? Contoh: Di USA, setiap orang pasti tahu prediksi masa depan anaknya setelah lulus Berkely University? Atau di Filipina dengan La sale University. UGM dikenal karena program Humanioranya, IPB dengan pertaniannya, ITB dengan teknologinya, dsb-nya. Universitas Brawijaya harus segera menentukan ‘icon’ yang menjadikan ciri UB dikagumi dan disegani. Kalau pertanyaan ‘What does UB want to be known for’? itu jawabannya adalah menjadi UNIVERSITAS UNGGUL (visi UB), lantas apanya yang unggul? Bagaimana kriterianya, bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencapainya? Dsb-nya. Saya khawatir kalau visi ’Universitas Unggul’ ini juga tidak diketahui? Kalau pertanyaan ‘What does UB want to be known for’? itu jawabannya adalah UNIVERSITAS BERSTANDAR INTERNASIONAL (visi UB), lantas apanya yang dikatakan berstandar internasional itu? Apakah publikasi internasional, international awards yang diterima UB atau warganya? Ataukah mempunyai mahasiswa asing dalam jumlah besar? Dsb-nya. Pertanyaan serupa, jangan-jangan arti ’Universitas Berstandar Internasional’ ini juga tidak diketahui. Mengukur prestasi UB, tidak boleh kualitatif, tetapi harus menggunakan standar dan ukuran yang baku dan jelas. Sudahkan UB mempunyai ’standar dan ukuran prestasi’. Universitas di luar negeri (dan mestinya juga di dalam negeri) selalu mempunyai University Performance Measurement (UPM). Tiap tahun UPM ini dilaksanakan untuk menilai apakah yang dicita-citakan tercapai atau tidak. Kalau tercapai apakah menaik atau menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan teknik ini penilaian prestasi tidak akan bias. Ini diperlukan untuk menghindari penilaian yang salah. UPM ini harus dilakukan UB dari tahun ke-tahun (data time series) sehingga orang akan dapat menilai kemajuan UB. Untuk mencapai visinya, UB perlu mendefinisikan tiga macam target seperti yang dituliskan di Visi UB tersebut. (unggul, berstandar internasional, berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Setelah itu ditentukan missions, goals, objectives, and programs, serta alat ukur keberhasilan dari 4 hal di atas Untuk masa mendatang, sebenarnya UB ini berprospek sangat baik. Sumberdaya manusia UB sangat luar biasa, 119 bergelar Profesor, 264 Doktor dan 534 Master. Tetapi sudahkan SDM ini berpartisipasi aktif mewujudkan tiga visi yang diamanatkan?. Pimpinan perlu menggerakkan potensi ini, merancang dan membangun kelembagaan organisasi. Karena Pemimpin adalah arsitek bagi masa depan dari organisasi yang dipimpinnya. Universitas bukan semata-mata tempat melahirkan lulusan yang siap kerja seperti yang digariskan di EU. Menurut konsepnya, lulusan Sarjana S-1 memang bukan disiapkan untuk
H a l a m a n |101 siap bekerja, tetapi ’siap dilatih untuk bekerja ditempat yang disenanginya’. Misalnya: Lulusan S1 pertanian yang mau bekerja di Perbankan, maka ia harus siap mengikuti training masalah perbankan; Lulusan S1 pertanian yang ingin jadi wartawan, maka ia harus mengikuti pelatihan kejurnalisan dahulu, Lulusan S-1 pertanian yang ingin jadi birokrat seperti bupati/walikota, maka ia harus mengikuti pelatihan kepemerintahan, dsb-nya. Pemerintah telah mencanangkan kalau Indonesia menjadi ’konwledge society atau knowledge based-society’ tahun 2025 nanti. Ini artinya, tenaga kerja Indonesia (termasuk lulusan Universitas) harus mengandalkan otak/pengetahuan (knowledge) dan bukan mengandalkan otot. Karena itu diperlukan lulusan S-1, kompetensinya adalah mampu berpikir cerdas dan kritis dan dalam waktu yang sama juga trampil. Itulah sebabnya sekarang ini IPB sudah tidak mengkhususkan diri ke pertanian (tetapi iconnya atau core business-nya tetap pertanian), ITB tidak mengkhususkan diri ke teknologi namun iconnya atau core businessnya tetap teknologi. Jadi ilmu yang diberikan ke mahasiswa S-1 adalah “cutting cross” sifatnya. Semua dosen dan mahasiswa diminta belajar wiraswasta. Ini tidak salah, hanya saja peru ditata agar di masa depan UB tetap dapat melahirkan lulusan calon pemikir yang cerdas seperti Bung Karno dan Bung Hatta, atau tokoh-tokoh pemikir handal yang lain. Tidak hanya sibuk menyiapkan lulusan calon pekerja. Dalam melaksanakan program-programnya, sebaiknya UB, tetap melanjutkan programprogram yang ada sebelumnya, agar berlangsung lama dan berkelanjutan. Dalam melaksanakan program, acuannya adalah VISI, MISI dan TUJUAN didirikannya UB ini. Maksudnya agar apa yang dikerjakan UB ini tidak melenceng jauh. Kalau Visi, Misi dan Program ini dirasa sudah tidak memadai menampung perkembangan jaman, maka dapat saja dilakukan perubahan-perubahan. Semoga tercapai salah satu tujuan UB: Menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas memiliki disiplin dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis dan professional yang tangguh dan mampu bersaing di tingkat internasional. *)Prof.Dr.Ir. SOEKARTAWI, MS., adalah dosen Fakultas Pertanian UB
H a l a m a n |102
Soeroto Adjidewanto Saya sudah cukup lama mengabdi buat Universitas Brawijaya. Dulu saya menjadi pegawai di kampus ini sejak tahun 1964. Waktu itu kantornya masih di Jalan Guntur. Pada tahun 1969/1970, saya ditempatkan pada Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi (Proyek P2T) Universitas Brawijaya hingga pensiun pada tahun 1994 silam. Pada tahun yang sama, saya bekerja lagi sebagai tenaga HR hingga saat ini. Dari sekian tahun, saya mengikuti perkembangan Universitas Brawijaya, dapatkan berkah yang sangat banyak. Di antaranya, melalui pekerjaan saya ini, saya mampu menyekolahkan anak-anak saya. Bahkan juga membangun rumah sendiri. Universitas Brawijaya seperti sudah menjadi bagian dari diri saya. Hampir sebagian besar usia saya, telah saya dedikasikan untuk kampus ini. Prestasi dan kiprah Universitas Brawijaya selama ini, menurut saya, Cukup bagus. Berkembang pesat. Banyak sekali lulusan dan alumni Universitas Brawijaya yang telah menjadi orang-orang penting, baik dalam skala nasional, bahkan internasional. Kampus ini telah berperan penting dalam pembentukan lulusan yang ada. Untuk menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa, seluruh civitas akademika harus bersatu padu dan bekerjasama dengan baik demi penyelenggaraan proses pembelajaran, meiputi tiga pilar, yakni pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat. Semuanya demi kemajuan Universitas Brawijaya ke depan. Yang pasti, UB semakin hari semakin bagus kualitasnya. Gedung-gedung sudah banyak dibangun, sarana dan prasarana juga makin lengkap, jumlah mahasiswa juga melimpah. Dibandingkan dengan dulu, untuk mengetik suatu tugas prosesnya cukup lama. Sekarang dengan adanya komputer, satu orang saja sudah cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Bagus, saya setuju sekali dengan arah pengembangan “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya saing internasional”, karena sesuai dengan perkembangan saat ini. Jadi disesuaikan dengan kondisi sekarang serta kekuatan yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya. Demi mewujudkan daya saing internasional tersebut. Namun, saya melihat permasalahan pada hubungan antara pegawai dengan dosen. Nampak ada kesenjangan antara dua profesi tersebut. Yang satunya, sebagai tenaga administratif sementara yang lainnya sebagai tenaga pengajar. Jadi kesannya, dosen lebih tinggi daripada pegawai. Padahal, sama-sama berfungsi sebagai tenaga untuk melayani mahasiswa yang ada. Soeroto Adjidewanto (71 tahun) Pensiunan pegawai Kantor Pusat Universitas Brawijaya
H a l a m a n |103 Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi Jalan Veteran Malang 65145 Telp. (0341) 551611, 575777 Psw. 121 dan 122 Fax. (0341) 565420 e-mail:
[email protected] http://www.brawijaya.ac.id