Volume 16, Nomor 2, Hal. 33-42 Juli – Desember 2014
ISSN:0852-8349
PENAMPILAN DAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER MORFOLOGI AGRONOMI DARI 26 AKSESI PADI (Oryza spp L.) LOKAL JAMBI Buhaira, Sosiawan Nusifera, Ardiyaningsih PL, Yulia Alia Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Jambi – Ma. Bulian km. 15 Mendalo Indah. email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mengevaluasi penampilan karakter morfologi agronomi dari 26 aksesi padi serta mendapatkan nilai estimasi parameter genetik dari karakter tersebut,telah dilaksanakan di Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, selama enam bulan, mulai dari bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Januari 2014. Percobaandisusundalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yang diulang sebanyak dua kali. Perlakuan adalah 26 aksesipadilokalJambi. Variabel yang diamati adalah beberapa karakter morfologi agronomi yangteknik pengamatan dan pengukurannya mengacu pada Panduan Pengujian Individual (PPI) untuk spesies padi lokal yang dikeluarkan oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) Departemen Pertanian.Data dianalisisdenganmenggunakananalisisvarians yang dilanjutkandenganUjiGugus RatarataScottKnottpadatarafnyata5%.Nilai estimasi varians genetik dan fenotipik serta heritabilitas diperoleh melalui manipulasi nilai komponen varians. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penampilan karakter diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah permalai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000 butir di antara 26 aksesi padi yang diuji.Variabilitas genetik dan fenotipik yang luas ditunjukkan oleh karakter diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah permalai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000 butir. Nilai heritabilitas tinggi terdapat pada karakter jumlah anakan, diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah permalai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000 butir. Kata kunci : aksesi, padilokal, penampilan, parameter genetik PENDAHULUAN Padi (Oryza sativaL.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya dalam menentukan ketahanan pangan nasional. Begitu strategis dan pentingnya sehingga pemerintah berusaha secara terus menerus melakukan upaya agar produksinya terus meningkat (Maulna, 2004).Padi
merupakan sumber makanan pokok hampir seluruh rakyat Indonesia. Lebih dari 90% penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok (Puslitbangtan, 2005), oleh karena itu padi menjadi komoditas yang dapat memberikan dampak yang serius pada bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di Provinsi Jambi tanaman padi merupakan komoditas tanaman 33
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
pangan penting yang menjadi prioritas dalam program pengembangan pertanian. Namun produktivitas tanaman padi masih relatif rendah. Pada tahun 2009, produksi padi sawah Provinsi Jambi sebesar 556.007 ton dengan luas panen 127.981 Ha dan produktivitas 43.44 Kw/Ha. Pada tahun 2010 produksi padi sawah Provinsi Jambi mengalami penurunan sebesar 18.502 ton menjadi 537.505 ton dengan luas panennya 124.577 Ha dan produktivitas sebesar 43.15 Kw/Ha. Penurunan produksi ini disebabkan oleh penurunan luas panen padi sawah sebesar 3.404 Ha, yaitu 127.981 Ha pada tahun 2009 menjadi 124.577 Ha yang disebabkan oleh alih fungsi lahan sawah menjadi lahan non pertanian. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi adalah ekstensifikasi dengan cara melakukan perluasan lahan dan intensifikasi yaitu rekayasa genetik tanaman atau pemuliaan tanaman dan rekayasa lingkungan. Menurut Mas’ud (1993) pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Kedua faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lain terhadap penampilan tanaman. Setiap karakter memiliki respon yang berbeda-beda pada taraf lingkungan yang berbeda. Penampilan yang baik akan didapat jika tanaman ditanam pada lingkungan yang optimum. Rekayasa genetik atau pemuliaan tanaman adalah suatu usaha untuk merakit varietas tanaman yang lebih unggul. Tanaman varietas unggul memiliki kualitas yang lebih baik dan mampu memberikan hasil panen atau produksi yang lebih baik jika
42
dibandingkan dengan yang bukan varietas unggul. Untuk mengetahui sejauh mana potensi pengembangan sumber daya genetik yang ada diperlukan nilai duga parameter genetik. Parameter genetik tersebut antara lain variabilitas, heritabilitas, dan kolerasi genetik dari karakter-karakter penting. Pendugaan parameter genetik perlu dilakukan agar seleksi berjalan secara efektif. Varians genetik bersama-sama dengan varians lingkungan dan varians interaksi antara genetik - lingkungan merupakan faktor penentu penampilan suatu karakter (Fehr, 1987). Seleksi terhadap suatu karakter yang dilakukan berdasarkan fenotip hanya akan bermanfaat bila variasi karakter tersebut merupakan cerminan dari variasi secara genetik, sehingga seleksi memberikan kemajuan genetik yang cukup besar. Adanya variabilitas genetik yang luas untuk karakter-karakter tertentu memungkinkan dilakukannya seleksi yang efektif yang akan berguna dalam pengembangan tanaman dengan mengkonsentrasikan karakter-karakter yang baik dalam satu kultivar tanaman (Poehlman dan Sleper, 1995). Variabilitas genetik yang luas akan mempengaruhi besarnya kemajuan genetik yang dicapai akibat proses seleksi. Menurut Frey (1983)mengetahui derajat hubungan antara genotipe dan fenotipedapat diketahui dengan melakukan estimasi nilai heritabilitas. Estimasi nilai heritabilitas dapat memberikan gambaran sejauh mana pengaruh faktor genetik terhadap fenotipe suatu karakter. Besarnya pengaruh genetik terhadap penampilan suatu karakter akan dapat terlihat dari nilai estimasi heritabilitas yang tinggi,
Buhaira., dkk: Penampilan dan Parameter Genetik Beberapa Karakter Morfologi Agronomi Dari 26 Aksesi Padi (Oryza spp. L) Lokal Jambi
begitu pula sebaliknya, rendahnya nilai estimasi heritabilitas menunjukkan besarnya pengaruh faktor lingkungan terhadap penampilan fenotipik karakter tersebut. Nilai duga heritabilitas nilainya berkisar antara nol sampai satu, dengan demikian jika nilai duga heritabilitas suatu karakter sama dengan satu maka fenotip sepenuhnya merupakan cerminan dari genetik karakter tersebut, yang berarti seleksi terhadap fenotip akan 100% efektif. Varietas lokal merupakan salah satu sumber gen yang dapat dimanfaatkandalam merakit varietas baru yang lebih unggul. Varietas lokal dapat menjadi sumber gen sifat mutu baik (rasa nasi enak, aromatik), ketahanan terhadap hama danpenyakit utama (wereng coklat, hawar daun bakteri, tungro dan sebagainya) dantoleransi terhadap cekaman abiotik seperti suhu rendah, toleran lahan salin, sulfatmasam, dan genangan, sedangkan varietas yang sudah ada digunakan sebagai tetuakarena memiliki tipe tanaman yang baik dan atau mutu baik dan sudah diadopsioleh petani tetapi kurang dalam satu atau sifat lain yang ingin diperbaiki (genetic improvement). Berkaitan dengan adanya peran faktor ekogeografi dalam terbentuknyavariasi genetik yang khas (Rao dan Hodgkin, 2002), cukupluasnya wilayah penyebaran tanaman padi di Provinsi Jambi memberikan indikasiadanya diversitas genetik yang cukup luas. Meskipun mayoritas padi dikembangkandi ekosistem sawah, sawah-sawah itu sendiri terdistribusi pada wilayah-wilayahdengan kondisi ekogeografi bervariasi. Untuk memastikan potensi sumber
dayagenetik padi tersebut, diperlukan studi karakterisasi dan diversitas genetik padaaksesi-aksesi padi lokal di Provinsi Jambi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi Mendalo darat, Kabupaten Muaro Jambi, yang terletak pada ketinggian sekitar 35 meter di atas permukaan laut, dengan jenis tanah ultisol. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, dimulai pada bulan Agustus 2013 dan selesai pada bulan Januari 2014. Bahan digunakan dalam penelitian ini adalah 26 aksesi padi lokal Jambi yang berasaldariberbagaiwilayahdenganko ndisiekogeografibervariasi. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang dua kali. Perlakuan adalah 26 aksesi padi lokal Jambi yaitua1 : Padi 40 hari, a2 : Solok Kuning, a3: Sere, a4: Padi Mas, a5: Pulo, a6: Saibu, a7: Semi Mas, a8: Ladang Rendah, a9: Bimas, a10: Halus Tinggi, a11: Minang, a12: Erge, a13: Manggar, a14: Bungin, a15: Gading, a16: Padi 9 Bulan, a17: Padi Jambi, a18 : Seribu Naik Putih, a19: Padi Rempan, a20: Temon, a21 : Godang, a22 : Silang, a23 : Aluih, a24 : Sepulut Kuning, a25 : Sepulut Sirah, a26 : Padi Dani. Uji Kolmogorof-smirnov pada taraf α = 5% dilakukan untuk mengetahui normalitas data, selanjutnya untuk melihat perbedaan penampilan antara karakter yang diuji, data kuantitatif yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam yang dilanjutkan dengan Uji Scott Knott pada taraf α = 5%.
35
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Pendugaan heritabilitas dalam arti luas berdasarkan analisis varians menurut Allard (1964) sebagai berikut :
H
σ
2 g
σ
2 p
=
Kriteria nilai variabilitas genetik dan fenotip suatu karakter dapat ditentukan dengan membandingkan variansnya dengan standar deviasi varians, dimana menurut Anderson dan Bancroff (1952) dikutip Wahdah (1996) 2
σσ 2
2
=
g
r
2
(
M3
+
dbgenotip + 2
)
dberror + 2
2
σσ 2
2
=
p
r
2
:
Kuadrat
tengah
:
Kuadrat
tengah
: Kuadrat tengah error : Ulangan
Variabilitas genetik dikatakan luas jika nilai varians ( ) lebih besar dari dua kali standar deviasi varians genetik (σ ) dan variabilitas fenotip dikatakan luas jika nilai varians fenotip ( ) lebih besar dari dua kali standar deviasi varians fenotip (σ
).
HASIL DAN PEMBAHASAN
2
M2
Dimana M1 kelompok M2 varietas M3 r
M2 x dbgenotip + 2
Penampilankarakteryangdiukur secara kualitatif Hasil pengamatan terhadap beberapa penampilan karakter kualitatif 26 aksesi padi yang diuji disajikan pada tabel 3 Tabel 3. Penampilan karakter yang diukur secara kualitatif Karakter
No
Aksesi
1
Padi 40 hari (V1)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Warna Telinga Daun Putih/bening
2
Solok Kuning (V2)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
3
Sere (V3)
Hijau muda
Licin
Garis ungu
Putih/bening
Tegak
4
Padi Mas (V4)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Tegak
5
Pulo (V5)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Tegak
6
Saibu (V6)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Horizontal
7
Semi Mas (V7)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Terkulai
8
Ladang Rendah (V8)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
9
Bimas (V9)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Horizontal
10
Halus Tinggi (V10)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Tegak
11
Minang (V11)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Terkulai
12
Erge (V12)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
13
Manggar (V13)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
14
Bungin (V14)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
15
Gading (V15)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
16
Padi 9 Bulan (V16)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
42
Warna Daun
Permuka an Daun
Warna Lidah Daun
Posisi Daun Bendera Terkulai
Buhaira., dkk: Penampilan dan Parameter Genetik Beberapa Karakter Morfologi Agronomi Dari 26 Aksesi Padi (Oryza spp. L) Lokal Jambi
17
Padi Jambi (V17)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
18
Seribu Naik Putih (V18)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Terkulai
19
Padi Rempan (V19)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Intermediate
20
Temon (V20)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Tegak
21
Godang (V21)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Horizontal
22
Silang (22)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Terkulai
23
Aluih (23)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Terkulai
24
Sepulut Kuning (24)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Tegak
25
Sepulut Sirah (25)
Hijau muda
Kasar
Putih/bening
Putih/bening
Tegak
26
Padi Dani (26)
Hijau muda
Licin
Putih/bening
Putih/bening
Tegak
Putih/bening 100%
Terkulai : 20 % Intermidiate : 30 % Horizontal : 30 % Tegak : 20 %
Rekapitulasi (%) Hijau muda 100%
Kasar : 75 % Licin : 25 %
Putih Bening : 95% Garis ungu : 5 %
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa 26 aksesi padi yang diuji menunjukkan penampilan yang sama pada karakter warna daun warna telinga daun.Penampilan yang beragam terlihat pada karakter permukaan daun, warna lidah daun, dan posisi daun bendera, dimana penampilan permukaan daun 75% berpermukaan daun kasar dan 25% berpermukaan daun licin, dan untuk penampilan warna lidah daun, 95% berwarna putih/bening dan 5% berwarna garis ungu. Sedangkan
untuk posisi daun bendera, 20% terkulai, 30% intermediate, 30% horizontal, dan tegak 20%.
Karakter KT Genotipe Tinggi Tanaman Jumlah Anakan Diameter Batang 0,02 Umur Berbunga 286,42 Lebar Daun Bendera 165,00 Panjang Daun Bendera 158,40 Panjang Malai 27,35 Jumlah Gabah Permalai 286,42 Bobot Gabah Berisi 0,23 Bobot Gabah Per tanaman 0,14 Bobot 1000 Butir 46,08 Ket : *: Berbeda nyata pada taraf α = 5%
KT Galat 0,01 3,59 4,58 4,39 4,44 3,59 0,02 0,00 6,37
Penampilan karakter yang diukur secara kuantitatif Hasil analisis varians untuk karakter kuantitatif menunjukkan perbedaan nyata pada semua karakter yang diamati. Hasil analisis varians karakter-karakter kuantitatif yang diamati disajikan pada Tabel 4. Tabel4. Hasil Analisis Varians Bebe rapa Karakter Morfologi F Hitung 2,78* 79,86* 36,06* 35,07* 6,15* 79,86* 12,41* 34,08* 7,23*
KK 14,29 % 2,22 % 6,42 % 2,02 % 8,65 % 2,22 % 25,15 % 9,55 % 15,56 %
35
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Tabel 4. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara 26 aksesi padi yang diuji pada diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot gabah isi, bobot gabah per tanaman, dan bobot 1000 butir.
Nilai estimasi parameter genetik karakter-karakter yang diamati pada 26 aksesi padi yang diuji disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel
5. Variabilitas Genetik, Variabilitas Fenotip dan Heritabilitas beberapa karakter Agronomi 26 Aksesi Padi
Nilai Estimasi Parameter Genetik 2σ
Karakter Tinggi Tanaman* Jumlah Anakan* Diameter Batang Umur Berbunga Lebar Daun Bendera Panjang Daun Bendera Panjang Malai Jumlah Gabah Permalai Bobot Gabah Berisi Bobot Gabah Pertanaman Bobot 1000 Butir PerPertanaman
0,02 284,62 162,71 9,16 156,20 284,62 0,22 0,13 42,39
Variabilitas genetik
0,01 78,12 45,78 3,80 43,54 77,95 0,06 0,04 6,39
Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas
2σ -
0,03 288,91 167,29 9,44 160,60 288,21 0,24 0,14 49,27
0,03 77,95 77,95 7,67 74,44 77,68 0,03 0,04 12,54
Variabilitas fenotip Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas
Heritabilitas Nilai
Kriteria**
0,84 0,70 0,99 0,97 0,97 0,85 0,99 0,92 0,97
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
* : Nilai tidak diestimasi karena data tidak tersebar normal ** : Menurut Stansfiel (1991)
Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa variabilitas fenotip luas dan diikuti oleh variabilitas genetik luas terlihat pada seluruh karakter agronomi yang diamati yaitu diameter batang, panjang malai, lebar daun bendera, panjang daun bendera, jumlah gabah permalai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000 butir. Hal ini menunjukkan bahwa pada karakterkarakter tersebut seleksi dapat dilakukan dengan efektif, sehingga akan dapat memberikan kemajuan genetik yang besar. Penampilan suatu tanaman pada dasarnya di pengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penampilan karakter agronomi 26 aksesi padi yang diamati. Perbedaan penampilan 42
ini disebabkan oleh komposisi genetik aksesi padi yang bervariasi sehingga responnya terhadap lingkungan berbeda pula. Respon genetik terhadap lingkungan biasanya terlihat dalam penampilan dari tanaman itu sendiri. Penampilan karakter morfologi merupakansuatu hasil proses metabolisme yang terjadi di dalam setiap selpenyusun organisme tersebut. Keragaman morfologi diantara individu anggota populasi sangat tergantung pada keragaman proses dan hasil metabolisme yang terjadi pada masing-masing individu. Terdapat perbedaan penampilan dari karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Salah satu penyebabnya yaitu keragaman genetik dari tanaman tersebut. Keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik dan
Buhaira., dkk: Penampilan dan Parameter Genetik Beberapa Karakter Morfologi Agronomi Dari 26 Aksesi Padi (Oryza spp. L) Lokal Jambi
faktor lingkungan umumnya berintegrasi satu dengan yang lainnya dalam menyebabkan ragam penampilan (fenotipe) tanaman. Menurut Mangoendidjojo (2003), interaksi penampilan dari suatu genotip akan berbeda dengan lingkungan yang berbeda pula. Interaksi genetik dengan lingkungan ini adalah suatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam program pemuliaan ataupun dalam rangka pengembangannya. Karakter - karakter kualitatif menunjukkan penampilan yang seragam namun ada pula yang beragam sedangkan pada penampilan kuantitatif yang diamati menunjukkan perbedaan yang nyata untuk semua karakter. Hal ini sesuai dengan Allard (1960) yang menyatakan bahwa lingkungan yang mempengaruhi tanaman dapat bervariasi untuk setiap tempat tumbuh sehingga memberi pengaruh yang berbeda pada setiap penampilan karakter morfologi dan hasil tanaman. Keunggulan suatu varietas ditentukan oleh penampilan fenotipik. Sehubungan dengan itu, varietas yang dapat mempertahankan tingkat hasil yang tinggi pada lingkungan yang luas umumnya merupakan genotipe yang di kehendaki dalam program pemuliaan. Namun penampilan relatif dari karakter kuantitatif pada berbagai genotipe sering bervariasi darisatulingkungankelingkungan lainnya. Dilihat dari Tabel 6 seluruh karakter agronomi yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot
1000 butir, memperlihatkan variabilitas genetik luas yang diikuti oleh variabilitas fenotip yang luas. Variabilitas yang luas ini diduga merupakan cerminan dari beragamnya wilayah penyebaran aksesi-aksesi ini. Keragaman genetik dalam spesies memberikan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan iklim, oleh karenanya keragaman genetik merupakan modal dasar bagi suatu jenis tanaman untuk tumbuh, berkembang dan bertahan hidup dari generasi ke generasi. Kemampuan tanaman untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan tempat tumbuhditentukanoleh potensikeragamangenetikyangdimilik inya.Semakintinggi keragaman genetik semakin besar peluangtanamanuntukberadaptasiden gan lingkungan. Faktor keragaman genetik ini sangat penting pada bidang pemuliaan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Pinaria (1995) yang mengatakan bahwa keragaman genetik dalam program seleksi sangat menentukan keberhasilan program pemuliaan tanaman. Kasno (1992) menyatakan bahwa kemajuan seleksi berbanding lurus dengan kuadrat heritabilitas dan keragaman genetik sifat yang diseleksi. Keragaman genetik mempunyai peranan yang sangat penting dalam program pemuliaan, karena optimalisasi perolehan genetik akan sifat-sifat tertentu dapat dicapai apabila cukup peluang untuk melakukan seleksi gen terhadapsifatyangdiinginkan. VariabilitasGenetik yang luas perlu tetap dipertahankan bahkan dikembangkan, bukan saja untukmempertahankansifatyangtelah adatetapi untuk memperoleh sifat baru yang diinginkan dan sekaligus
41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
memiliki kemampuan beradaptasi pada lingkungan yang beragam. Kemajuan program pemuliaan akan sangat ditentukan oleh materi genetik yang tersedia, dimana semakinluas keragaman materi genetik yang dilibatkan dalam program pemuliaan suatu jenis, semakin besa rpeluang untuk men dapatkan peningkatan perolehan genetik (genetic gain) dari sifat yang diinginkan. Keberadaan sumberdaya genetik suatu jenis dengan basis yang luas menjadi suatu keharusan dan memiliki arti yang sangat penting agar programpemuliaan dari generasi ke generasi berikutnya tetap terjamin kelangsungannya. Nilai heritabilitas untuk seluruh karakter agronomi yang dievaluasi tergolong luas dengan nilai berkisar antara 0,84 - 0,99. Heritabilitas yang tinggi menunjukkan pengaruh genetik yang lebih dominan daripada pengaruh lingkungan. Menurut Zein (1995) nilai heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa faktor genetik lebih berperan pada karakter tersebut dari pada faktor lingkungan. Tingginya nilai heritabilitas dari karakter diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah permalai, bobot gabah isi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000 butir menunjukkan bahwa pengaruh genetik dominan pada karakter-karakter ini, sehingga karakter – karakter ini berpotensi untuk dijadikan sebagai kriteria seleksi dalam pemuliaan. Nilai heritabilitas yang tinggi juga menunjukkan bahwa seleksi terhadap karakter- karakter yang diamati, dapat dimulai pada generasi awal. Sesuai dengan penjelasan Fehr (1987) bahwa seleksi pada karakter
42
yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi dapat dimulai pada generasi awal karena karakter tersebut akan mudah diwariskan. Dari hasil evaluasi diperoleh bahwa karakter komponen hasil yang efektif untuk dijadikan kriteria seleksi yaitu karakter jumlah gabah permalai, gabah isi, bobot gabah per tanaman dan bobot 1000 butir, karena pada karakter ini variabilitas genetik yang luas diikuti oleh variabilitas fenotip yang luas serta nilai heritabilitas yang tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dua puluh enam aksesi padi lokal Jambi yang diuji berbeda nyata dalam karakter diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah permalai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000 butir. 2. Variabilitas genetik dan fenotipik yang luas terdapat pada diameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah permalai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000 butir dari 26 aksesi padi lokal jambi. 3. Nilai heritabilitas tinggi ditun padadiameter batang, umur berbunga, lebar daun bendera, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah permalai, bobot gabah berisi, bobot gabah pertanaman dan bobot 1000
Buhaira., dkk: Penampilan dan Parameter Genetik Beberapa Karakter Morfologi Agronomi Dari 26 Aksesi Padi (Oryza spp. L) Lokal Jambi
butir dari 26 aksesi padi lokal jambi. Saran Disarankan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut pada tempat dan atau musim yang berbeda, untuk memperoleh pola interaksi dari 26 aksesi padi lokal jambi dengan lingkungan sehingga dapat diketahui tempat atau musim yang sesuai untuk tiap-tiap aksesi padi lokal jambi. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Ditlitabmas yang telah mendanai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Allard, R. W. Bradshaw. 1964. Principles of Plant Breeding. John Wiley and Sons, Inc. New York – London Allard, R., W., 1960. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Terjemahan Manna dan Mul Mulyani. Rieka Bina Aksara, Jakarta Fehr. 1987. Principles of Cultivar Development, Vol I, Theory and Technique. Macmillan Puslishing Co., New York. Frey, K.J. 1983. Plant population management and breeding. In D.R. Wood (Ed.). Crop Breeding. American Society of Agronomy and Crop Science of Society of America. Madison, Wisconsin. Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Terjemahan Endang S dan
Justika S. Baharsyah. Universitas Indonesia Press. Jakarta Kasno, A. 1992. Pemuliaan Tanaman Kacang-Kacangan. Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I. Perhimpunan Pemulia Tanaman Indonesia. Komisariat Daerah Jawa Timur. Maulna, 2004. Peranan Luas Lahan, Intensitas Pertanaman dan Produktivitas Sebagai Sumber Pertumbuhan Padi di Indonesia 1980-2001. Pusat penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor Mangoendidjojo, W. 2003. Dasardasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta Pinaria A., A. Basuki, R. Setiamiharja dan A.A Darajat. 1995. Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter-Karakter Biomassa 53 Genotipe Kedelai. Zuriat. Vol 6 (2) Thn. 1995 Puslitbangtan. 2005. Peluang menuju swasembada beras berkelanjutan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol. 27 No. 5. Poehlman and Sleper. 1995. Breeding Field Crops, 4th Edition. lowa State University Press. Rao, V. R. Dan T. Hodgkin. 2002. Genetic diversity and conservation and utilization of plant genetic resources. J. Plant Cell, Tissue and Organ Culture 68: 1-9. Zein S. 1995. Heritabilitas, Korelasi Genotipik dan Fenotipik Karakter Padi Gogo. Zuriat. Vol 6 (2) Thn. 1995
41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
42