EVALUASI KARAKTER AGRONOMI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.)
SKRIPSI
OLEH: GOIDO TAMARA PAKPAHAN 040307029/PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Goido Tamara Pakpahan : Evaluasi Karakter Agronomi Beberapa Varietas Tanaman Kedelai (Glycine max (L.), 2009. USU Repository © 2009
EVALUASI KARAKTER AGRONOMI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) SKRIPSI
OLEH: GOIDO TAMARA PAKPAHAN 040307029/PEMULIAAN TANAMAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
( Ir. Eva Sartini Bayu, MP ) NIP : 132 056 643
( Khairunnisa Lubis, SP, MP ) NIP. 132 129 137
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
ABSTRACT
This is a research that purposes to evaluate agronomy characteristics of such as soybeans variety. It is held on agriculture faculty’ s land of North Sumatera University, Medan since August 2008 till November 2008. This research uses random sampling in non factorial. The variety is tested from 6 different kinds of soybean variety, namely; seulawah, kerinci, krakatau, ijen, panderman and baluran. The measurement for this the plant phase, the high of plant, the numbers of branches at the main stem, the numbers of knuckle per each plant, the time for blooming and pod, the time for riping, the numbers of seeds in pod, the numbers of pod per each plant, the weight of seed, the weight of 100 seeds and also the shape of the leave, the colour of flower, the shape of branches, the type of growth which is researched by visuality. From research result is got, that different varieties are quite different with the measurement of the plant phase at the stadium V2-R8, the longest average is kerinci’s variety 105,31 days and the shortest is baluran’s variety 88,44 days, the high of V2-R8, at the longest average of seulawah’s variety 97,28 cm, and the shortest panderman’s variety 60,28 cm, the numbers of knuckle per each plant at the stadium R1-R8, the longest average is seulawah’s 21,63 and the shortest baluran’s 14,13, the numbers of branches at the main stem, the highest average is baluran’s 13,69 branches and the lowest is panderman’s 7,06 branches, the time for blooming, the slowest variety is seulawah’s 103,81 days and the fastest is baluran’s 88,44 days, the numbers of pod for each plant, the highest average is seulawah’s 336,63 pods and the lowest is baluran’s 124,06 pods, the numbers of seeds per each plant, the highest average is seulawah’s 700,75 and the lowest is panderman’s 233,25 pods, the weight of seed per each plant, the highest average is seulawah’s 81,33 grams and the lowest is baluran’s 45,57 grams, the weight of 100 seeds, the highest average is panderman’s 23,30 grams and the lowest is seulawah’s 11,08 grams. The results of research shows that the measurement which is researched shows genetic variable in low condition till in the middle (6,34-37,64) and heritability from low till high (0,14-1). This research shows that six varieties of soybean give morphology characters which are different with the source description and the characters of productivity in a better weight that is 100 seeds higher. Keywords : Soybean, variety, genetic variablelity, heritability.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter agronomi beberapa varietas tanaman kedelai. Dilaksanakan di lahan praktikum Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan mulai dari bulan Agustus 2008 sampai November 2008. Dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial. Varietas yang diuji terdiri dari 6 varietas kedelai yaitu Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen, Panderman dan Baluran. Parameter yang diamati meliputi Tahapan Perkembangan Stadia, tinggi tanaman, jumlah cabang pada batang utama, jumlah buku per tanaman, Stadia Reproduktif/R1, umur berpolong, umur matang penuh, jumlah biji per polong, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji serta bentuk daun, warna bunga, bentuk percabangan, tipe pertumbuhan yang diamati secara visual. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter Tahapan Perkembangan Stadia pada stadia V2-R8, rataan terpanjang yaitu varietas Kerinci 105,31 hari dan terpendek Varietas Baluran 88,44 hari, tinggi tanaman pada stadia V2-R8, rataan tertinggi varietas Seulawah 97,28 cm dan terpendek varietas Panderman 60,28 cm, jumlah buku per tanaman pada stadia R1-R8, rataan tertinggi yaitu varietas Seulawah 21,63 buah dan terendah varietas Baluran 14,13 buah, jumlah cabang pada batang utama, rataan tertinggi pada varietas Baluran 13,69 cabang dan terendah varietas Panderman 7,06 cabang, Stadia Reproduktif/R1, rataan paling lama varietas Seulawah 51,75 hari dan paling cepat varietas Panderman 31,81 hari , umur berpolong, rataan paling lama varietas Seulawah 71,63 hari dan paling cepat varietas Panderman 44,94 hari, umur matang penuh, rataan paling lama varietas Seulawah 103,81 hari dan paling cepat varietas Baluran 88,44 hari, jumlah polong per tanaman, rataan tertinggi varietas seulawah 336,63 polong dan terendah varietas Baluran 124,06 polong, jumlah biji per tanaman, rataan tertinggi varietas Seulawah 700,75 dan terendah varietas Panderman 233,25 polong, bobot biji per tanaman, rataan tertinggi varietas Seulawah 81,33 g dan terendah varietas Baluran 45,57 g, bobot 100 biji, rataan tertinggi varietas Panderman 23,30 g dan terendah Seulawah 11,08 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter yang diamati menunjukkan variabilitas genetik yang rendah hingga sedang (6,34-37,64) dan heritabilitas yang rendah hingga tinggi (0,14-1). Penelitian ini menunjukkan bahwa keenam varietas kedelai memberikan karakter morfologi yang berbeda dengan deskripsi asalnya dan karakter produksi yang lebih baik yaitu bobot 100 biji yang lebih tinggi. Kata kunci : kedelai, varietas, variabilitas genetik, heritabilitas.
RIWAYAT HIDUP
Goido Tamara Pakpahan dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 14 Desember 1985. Anak ketiga dari tiga bersaudara, putra dari pasangan Bapak W. Pakpahan dan Ibu (Alm) T. M. Br Nainggolan. Adapun riwayat pendidikan penulis adalah sebagai berikut : -
SD
: SD Negeri No. 030287 Sidikalang
-
SLTP : SLTP Negeri 3 Sidikalang
-
SMU
: SMK Negeri 2 Sidikalang
Lulus Tahun 1997
Lulus Tahun 2000 Lulus Tahun 2003
Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan tahun 2004, jurusan Budidaya Pertanian dengan Program Studi Pemuliaan Tanaman melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian (HIMADITA) sebagai anggota. Pengalaman di bidang kemasyarakatan, penulis peroleh saat mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTP. Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi dan Dolok Merawan Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni sampai Juli 2008. Pada tahun 2008 penulis melaksanakan penelitian di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Evaluasi Karakter Agronomi Beberapa Varietas Tanaman Kedelai (Glycine max (L.)”, yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Eva Sartini Bayu, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Khairunnisa Lubis, SP, MP selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini dan juga kepada para dosen dan staff pengajar mata kuliah yang telah memberi ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahaan. Ungkapan syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengkaruniakan Ayahanda W. Pakpahan dan Alm. Ibunda T. M. Br Nainggolan serta nenek yang paling saya cintai dan sayangi R. Br Manalu Saudaraku tercinta (Friska Pakpahan dan Robert J. Pakpahan), adikku Anton, Desman atas segala doa, perhatian, nasehat, dorongan, dan usaha kerja kerasnya sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan baik. Kepada seluruh keluargaku (Bapa uda, Bou, keluarga opung di siantar) kalian penyemangat hidupku untuk menyelesaikan studi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman pelayanan di Departemen Pemuda khususnya bidang Doa atas segala dukungan, perhatiannya dan segala
bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman terbaikku Andar, Grace, Idris, Junaedi, Ruly, Rosdyna, Halim, Agus 03, Lya, Jonaha, Juniliker, Arjuna, Diana, Sylvia, Yessi. Terima kasih atas persahabatan yang kita jalani selama perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Daniel, Rici, Roy yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Harmonika 27, kalian turut mewarnai perjalanan studiku jadi bermakna. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman di Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Agronomi stambuk 04 yang telah banyak membantu dalam perkuliahan, abang kakak senior dan adik-adik junior serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang banyak memberikan bantuan, dukungan dan masukan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi bidang ilmu pengetahuan. Medan,
Maret 2009
Penulis
DAFTAR TABEL
Hal 1. Model Sidik Ragam dan Nilai Kuadrat Tengah ............................................ 18 2. Bentuk daun, Warna Bunga, Bentuk Percabangan Dan Tipe Pertumbuhan ... 27 3. Rataan Tahapan Perkembangan Stadia (HST) pada Stadia V1 hingga R8 ..... 31 4. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada Stadia V1 hingga R8 ............................. 31 5. Perbandingan Hasil Rataan Karakter Morfologi Dari Keenam Varietas Kedelai ........................................................................................... 32 6. Rataan Jumlah Buku per Tanaman (buku) pada Stadia V1 hingga R8 ........... 41 7. Perbandingan Hasil Rataaan Karakter Produksi Dari Keenam Varietas Kedelai ........................................................................................... 46 8. Variabilitas Genotipe (σ2g), Variabilitas Fenotipe (σ2p), Koefisien Variabilitas Genotipe (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotipe(KVP) ........... 50 9. Nilai Duga Heritabilitas Untuk Masing-Masing Komponen Hasil ................ 51
DAFTAR GAMBAR
Hal 1. Gambar Bentuk Daun dari Keenam Varietas ................................................ 28 2. Gambar Daun, Bunga, Polong, Biji, Tanaman Dan Hasil Pengamatan Di Lapangan Dari Enam Varietas Kedelai ......................................................... 33 3. Grafik Rataan Tahapan Perkembangan Stadia (HST) pada Stadia R1 hingga R8..................................................................................................... 29 4. Grafik Rataan Tinggi Tanaman Stadia (cm) pada Stadia R1 hingga R8 ........ 39 5. Grafik Rataan Jumlah Buku per Tanaman (buku) pada Stadia R1 hingga R8 ................................................................................... 40 6. Histogram Rataan Jumlah Cabang pada Batang utama (cabang) ................... 42 7. Histogram Rataan Stadia Reproduktif/R1 (HST) .......................................... 43 8. Histogram Rataan Umur Berpolong/R3 (HST) ............................................. 44 9. Histogram Rataan Umur Matang Penuh/R8 (HST) ....................................... 45 10. Histogram Rataan Jumlah Polong per Tanaman (polong) ............................. 46 11. Histogram Rataan Jumlah Biji per Tanaman (biji) ........................................ 47 12. Histogram Rataan Bobot Biji per Tanaman (polong) .................................... 48 13. Histogram Rataan Bobot 100 Biji (polong)................................................... 49
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Hal Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................................... 71
2.
Bagan Percobaan ........................................................................................ 72
3.
Bagan Plot Percobaan................................................................................. 73
4.
Deskripsi Enam Varietas Kedelai ............................................................... 74
5.
Hasil Pengamatan Parameter di Lapangan Dari Varietas Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen, Panderman Dan Baluran ....................................... 79
6.
Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V1 (HST) ...................... 80
7.
Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V1 (HST).............................. 80
8.
Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V2 (HST) ...................... 80
9.
Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V2 (HST)............................... 80
10. Data pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V3 (HST)....................... 81 11. Sidik ragam Tahapan Perkembangan Stadia V3 (HST) .............................. 81 12. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V4 (HST) ...................... 81 13. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V4 (HST).............................. 81 14. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V5 (HST) ...................... 82 15. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V5 (HST).............................. 82 16. Data pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V6 (HST)....................... 82 17. Sidik ragam Tahapan Perkembangan Stadia V6 (HST) ............................... 82 18. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V7 (HST) ...................... 83 19. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V7 (HST).............................. 83 20. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V8 (HST) ...................... 83 21. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V8 (HST).............................. 83 22
Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R1 (HST)....................... 84
23.
Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R1 (HST) ............................. 84
24. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R2 (HST)....................... 84 25. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R2 (HST).............................. 84 26. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R3 (HST)....................... 85 27. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R3 (HST).............................. 85 28. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R4 (HST)....................... 85 29. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R4 (HST).............................. 85 30. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R5 (HST)....................... 86 31. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R5 (HST).............................. 86 32. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R6 (HST)....................... 86 33. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R6 (HST).............................. 86 34. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R7 (HST)....................... 87 35. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R7 (HST).............................. 87 36. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R8 (HST)....................... 87 37. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R8 (HST).............................. 87 38. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V1 (cm)..................................... 88 39. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V1 (cm) ............................................ 88 40. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V2 (cm)..................................... 88 41. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V2 (cm) ............................................ 88 42. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V3 (cm)..................................... 89 43. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V3 (cm) ............................................ 89 44. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V4 (cm)..................................... 89 45. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V4 (cm) ............................................ 89 46. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V5 (cm)..................................... 90
47. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V5 (cm) ............................................ 90 48. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V6 (cm)..................................... 90 49. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V6 (cm) ............................................ 90 50. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V7 (cm)..................................... 91 51. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V7 (cm) ............................................ 91 52. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V8 (cm)..................................... 91 53
Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V8 (cm) ........................................... 91
54
Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia R1 (cm) ..................................... 92
55. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia R1 (cm) ............................................ 92 56. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia R2 (cm) ..................................... 92 57. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia R2 (cm) ............................................ 92 58. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia R3-R8 (cm) ............................... 93 59. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia R3-R8 (cm) ...................................... 93 60. Data Pengamatan Jumlah Buku per Tanaman Stadia R1 (buku) .................. 93 61. Sidik Ragam Jumlah Buku per Tanaman Stadia R1 (buku) ......................... 93 62. Data Pengamatan Jumlah Buku per Tanaman Stadia R2 (buku) .................. 94 63. Sidik Ragam Jumlah Buku per Tanaman Stadia R2 (buku) ......................... 94 64. Data Pengamatan Jumlah Buku per Tanaman Stadia R3-R8 (buku) ............ 94 65. Sidik Ragam Jumlah Buku per Tanaman Stadia R3-R8 (buku) .................. 94 66. Data Pengamatan Jumlah Cabang Pada Batang Utama ............................... 95 67. Sidik Ragam Jumlah Cabang Pada Batang Utama ...................................... 95 68. Data Pengamatan Stadia Reproduktif/R1 (HST) ......................................... 95 69. Sidik Ragam Stadia Reproduktif /R1 (HST) ............................................... 95 70. Data Pengamatan Umur Berpolong/R3 (HST) ............................................ 96
71. Sidik Ragam Umur Berpolong/R3 (HST) ................................................... 96 72. Data Pengamatan Umur Matang Penuh/R8 (HST) ...................................... 96 73. Sidik Ragam Umur Matang Penuh/R8 (HST) ............................................. 96 74. Data Pengamatan Jumlah biji Per Polong (biji) ........................................... 97 75. Sidik Ragam Jumlah Biji per Polong (biji) ................................................. 97 76. Data Pengamatan Jumlah Polong per Tanaman (polong) ............................ 97 77. Sidik Ragam Jumlah Polong per Tanaman (polong) ................................... 97 78. Data Pengamatan Jumlah Biji per Tanaman (biji) ....................................... 98 79. Sidik Ragam Jumlah Biji per Tanaman (biji) .............................................. 98 80. Data Pengamatan Bobot Biji per Tanaman (g) ............................................ 98 81. Sidik Ragam Bobot Biji per Tanaman (g) ................................................... 98 82. Data Pengamatan Bobot 100 Biji (g) .......................................................... 99 83. Sidik Ragam Bobot 100 Biji (g) ................................................................. 99 84. Variabilitas Genotipe (σ2g), Variabilitas Fenotipe (σ2p), Koefisien Variabilitas Genotipe (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotipe(KVP) ........ 99 85. Nilai Duga Heritabilitas Untuk Masing-Masing Komponen Hasil............. 100 86. Rataan Tahapan Perkembangan Stadia V1 hingga R8 (HST) .................... 101 87. Rataan Tinggi Tanaman Stadia V1 hingga R8 (cm) .................................. 101 88. Rataan Jumlah Buku per Tanaman stadia V1 hingga R8 (buku) ................ 102 89. Rataan Komponen Hasil dari Beberapa Pengamatan Parameter ................ 103 90. Nilai Korelasi Pada Varietas Seulawah ..................................................... 104 91. Nilai Korelasi Pada Varietas Kerinci ........................................................ 105 92. Nilai Korelasi Pada Varietas Krakatau...................................................... 106 93. Nilai Korelasi Pada Varietas Ijen .............................................................. 107 94. Nilai Korelasi Pada Varietas Panderman .................................................. 108
95. Nilai Korelasi Pada Varietas Baluran........................................................ 109 96. Foto Lahan Penelitian............................................................................... 110 97. Foto Daun Enam Varietas Kedelai............................................................ 111 98. Keterangan Stadia Vegetatip dan Generatip .............................................. 112 99. Foto Stadia Pertumbuhan Dari Keenam Varietas Kedelai ......................... 113
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT ............................................................................................... i ABSTRAK................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii PENDAHULUAN Latar belakang ................................................................................ 1 Tujuan penelitian ............................................................................ 4 Hipotesis penelitian ........................................................................ 4 Kegunaan penelitian ....................................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman............................................................................... 5 Syarat tumbuh ................................................................................ 7 Iklim ...................................................................................... 7 Tanah..................................................................................... 8 Varietas .......................................................................................... 9 Keragaman genotip dan penotip...................................................... 10 Karakter Agronomi......................................................................... 13 Heritabilitas .......................................................................................13 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 16 Bahan dan Alat ................................................................................ 16 Metode Penelitian ............................................................................ 16 Keragaman Genetik ......................................................................... 18 Heritabilitas .................................................................................... 19 PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ................................................................................ 21 Penanaman benih .............................................................................. 21 Pemupukan........................................................................................ 21 Pemeliharaan ..................................................................................... 22
Penyiraman ........................................................................... 22 Penyulaman dan Penjarangan ................................................. 22 Penyiangan ............................................................................ 22 Pembumbunan ....................................................................... 22 Pengendalian Hama dan Penyakit .......................................... 22 Panen ............................................................................................... 23 Pengamatan Parameter......... ............................................................. 23 Karakter Agronomi...................................................................... 23 Karakter Morfologi .................................................................. 23 Tahapan Perkembangan Stadia (HST) .................................... 23 Tinggi Tanaman (cm) ............................................................ 23 Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) ......................... 23 Jumlah Buku per Tanaman (buku) ......................................... 24 Stadia Reproduktif/R1 (HST)................................................. 24 Umur Berpolong/R3 (HST).................................................... 24 Umur Matang Penuh/R8 (HST).............................................. 24 Bentuk Daun .......................................................................... 24 Warna Bunga ......................................................................... 25 Bentuk Percabangan .............................................................. 25 Tipe Pertumbuhan.................................................................. 25 Karakter Produksi ..................................................................... 25 Jumlah Biji per Polong (biji) .................................................. 25 Jumlah Polong per Tanaman (polong) .................................... 25 Jumlah Biji per Tanaman (biji)............................................... 26 Bobot Biji per Tanaman (g) ................................................... 26 Bobot 100 Biji (g) .................................................................. 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ................................................................................................. 27 Karakter Agronomi........................................................................ 27 Karakter Morfologi ................................................................... 27 Bentuk Daun, Warna Bunga, Bentuk Percabangan, Tipe Pertumbuhan.................................................................. 27 Tahapan Perkembangan Stadia (HST) .................................... 29 Tinggi Tanaman (cm) ............................................................ 30 Jumlah Buku per Tanaman (buku) ......................................... 39 Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) ......................... 40 Stadia Reproduktif /R1 (HST)................................................ 42 Umur Berpolong/R3 (HST).................................................... 43 Umur Matang Penuh/R8 (HST).............................................. 44 Karakter Produksi ..................................................................... 45 Jumlah Biji per Polong (biji) .................................................. 45 Jumlah Polong per Tanaman (polong) .................................... 45 Jumlah Biji per Tanaman (biji)............................................... 47 Bobot Biji per Tanaman (g) .................................................. 47 Bobot 100 Biji (g) .................................................................. 48 Keragaman Genetik ............................................................... 49 Heritabilitas ........................................................................... 50
Hubungan Nilai Korelasi Dari beberapa Parameter ................ 52 Pembahasan ................................................................................... 58 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................... 67 Saran .............................................................................................. 67 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L.) Merill). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia
Timur)
dan
ke
negara-negara
lain
di
Amerika
dan
Afrika
(http://warintek.ristek.go.idpertanian/kedelai.pdf, 2008). Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat. Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2004 s/d 2006 produksi mulai meningkat namun sangat lambat sebesar 723.483 ton (2004), 808.353 ton (2005) dan 746.611 ton (2006). Tahun 2007 turun kembali 20 % dari 2006 menjadi 608.000 ton. Produktivitas rata-rata kedelai nasional masih rendah, tahun 2007 mencapai 13,07 ku/ha atau 1,3 ton/ha. Potensi hasil ditingkat penelitian dan percobaan mencapai 2 ton atau lebih. Senjang hasil masih tinggi antar ditingkat petani dan penelitian. Untuk mendorong peningkatan produksi kedelai pada tahun 2008, akan dilaksanakan Program dan Aksi Peningkatan Produksi Kedelai Nasional Tahun 2008 dengan sasaran produksi 1.064.000 ton dengan luas tanam 800.000 ha, luas panen 760.000 ha (Republik Indonesia, 2008).
Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan timur jauh seperti kecap, tahu dan tempe. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti Tiongkok dan Jepang selatan, sementara Glycine soja merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara (http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai, 2008). Komponen hasil berhubungan dengan hasil biji kedelai yang bervariasi tergantung stres lingkungan, beberapa komponen berinteraksi dan berkompensasi antara satu dengan yang lain. Kemampuan kedelai beradaptasi luas menyebabkan hasil yang relatif stabil pada lahan pengelolaan. Komponen hasil penting antara lain jumlah tanaman perhektar, jumlah buku pertanaman, jumlah polong perbuku, jumlah biji perpolong dan berat per biji (Supriono, 2000). Setelah ciri-ciri tanaman kedelai diketahui akhirnya dapat dihasilkan varietas-varietas yang dianjurkan. Varietas-varietas ini diharapkan sesuai dengan keadaan setempat yang akan ditanami. Dengan ditemukan varietas-varietas baru (unggul) melalui seleksi galur dan persilangan (crossing), diharapkan sifat-sifat baru yang akan dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, baik dalam hal produksi, umur produksi maupun daya tahannya terhadap hama dan penyakit. Namun, sering terjadi jenis unggul terutama kedelai genjah, tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, misalnya tidak tahan terhadap penyakit dan hama tertentu. Oleh karena itu, sebelum mencoba menanam kedelai varietas baru, sebaiknya para
petani
memilih
dulu
varietas
yang
sesuai
dengan
keadaan
setempat
(Andrianto dan Novo, 2004). Pengetahuan perihal aspek botani dari suatu tanaman merupakan hal yang amat penting dalam usaha memperbaiki tanaman, baik untuk sifat kuantitatif maupun kualitatif. Pengetahuan data morfologi amat berguna dalam program pemuliaan. Salah satu tujuan penting dalam program pemuliaan ialah hasil biji yang tinggi. Hasil ditentukan oleh ukuran, jumlah, dan bobot biji. Sebaliknya jumlah biji ditentukan oleh jumlah buku subur pada tiap tanaman, jumlah polong pada tiap buku subur, jumlah biji dalam tiap polong (Somaatmadja,dkk, 1999). Kultivar kedelai dapat dibedakan pula menurut warna bulu tanaman (kelabu, kuning kecoklatan), warna bunga (putih, ungu), warna hilum(kelabu, kuning, coklat, coklat tua, hitam). Tetapi sebagai pembeda kultivar yang lazim adalah tipe pertumbuhan tanaman (determinant, semideterminant, indeterminant) Dasar perbedaan ketiga tipe pertumbuhan ini adalah pertumbuhan batang, yang secara genetik diatur oleh gen Dt1 dan Dt2 Kedua gen ini mempengaruhi akhir pertumbuhan pucuk apikal, yang dapat menentukan tinggi dan jumlah buku tanaman. Selain pertumbuhan batang , cara berbunga dapat juga dikenali dari tipe pertumbuhan kedelai yang berbeda (Mugnisjah dan Setiawan, 1995). Badan Litbang Pertanian telah melepas sejumlah varietas unggul kedelai, tetapi baru sebagian yang dimanfaatkan petani. Varietas-varietas unggul tersebut memiliki keragaman potensi hasil, umur panen, ukuran biji, warna biji, dan wilayah adaptasi. Keragaman sifat varietas-varietas unggul ini berperan penting dalam
pengembangan
kedelai
mengingat
beragamnya
pengembangan dan preferensi konsumen (Balitkabi, 2008).
kondisi
wilayah
Di Pulau Jawa, ada banyak varietas kedelai lokal yang ditanam. Varietas lokal tersebut berpotensi menjadi varietas unggul. Caranya adalah dengan pemuliaan tanaman, baik melalui seleksi maupun persilangan dengan varietas unggul ataupun introduksi. Varietas lokal merupakan varietas kedelai yang ada pada pertanaman suatu wilayah dan bukan merupakan persilangan dengan tanaman lain (F1). Semuanya mempunyai keragaman morfologi yang berbedabeda. Namun keragaman secara morfologi belum tentu menunjukkan keragaman genetik yang berbeda. Karena lingkungan berpengaruh terhadap morfologi (Cahyarini,dkk, 2004). Berdasarkan latar belakang di atas Penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui Evaluasi karakter agronomi beberapa varietas tanaman kedelai unggul.
Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi karakter agronomi beberapa varietas tanaman kedelai (Glycine max (L.) Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh varietas terhadap karakter agronomi beberapa varietas tanaman kedelai.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Sharma (1993), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Polypetales
Family
: Leguminosae
Genus
: Glycine
Species
: Glycine max (L.)
Kedelai berakar tunggang, pada tanah subur dan gembur akar dapat tumbuh sampai kedalaman 150 cm. Pada akar kedelai terdapat bintil akar yang merupakan koloni-koloni dari bakteri Rhizobium yaponicum. Pada tanah-tanah yang telah mengandung bakteri Rhizobium, bintil akar mulai terbentuk pada umur 15-20 hari setelah tanam. Pada tanah yang belum pernah ditanam kedelai bakteri rhizobium tidak terdapat dalam tanah sehingga bintil akar tidak terbentuk (Departemen Pertanian, 1990). Batang kedelai berasal dari poros janin. Bagian terpenting dari poros janin adalah hipokotil dan bakal akar, yang merupakan sebagian dari poros hipokotil akar. Pada proses perkecambahan kedelai, hipokotil merupakan bagian batang kecambah, mulai dari pangkal akar sampai hipokotil. Bagian batang kecambah
diatas kotiledon disebut hipokotil. Jaringan batang dan daun terbentuk dari pertumbuhan dan perkembangan plumula. Kuncup-kuncup ketiak tumbuh membentuk cabang pertama dari batang utama (Somaatmadja, 1999). Daunnya berselang-seling beranak daun tiga, licin atau berbulu, tangkai daun panjang terutama untuk daun-daun yang berada dibagian bawah, anak daun bundar telur samapi bentuk lanset (3-10) cm x (2-6) cm, pinggirannya rata, pangkal membulat, ujungnya lancip sampai tumpul (Somaatmadja, 1993). Pembungaannya berbentuk tandan aksilar atau terminal, berisi 3-30 kuntum bunga, bunganya kecil, berbentuk kupu-kupu, lembayung atau putih, daun kelopaknya berbentuk tabung, dengan dua cuping atas dan tiga cuping bawah yang berlainan, tidak rontok, benang sarinya sepuluh helai, dua tukal, tangkai putiknya
melengkung,
berisi
kepala
putik
yang
berbentuk
bonggol
(Somaatmadja, 1993). Selain itu, di lapangan juga sering didapati polong yang tidak sempurna. Banyaknya polong dan biji/polong terbentuk ditentukan oleh faktor pembungaan dan lingkungan yang mendukung pada saat pengisian polong. Gangguan selama masa pembungaan akan mengurangi pembentukan polong. jumlah polong, jumlah biji, bobot 100 biji dan kepadatan populasi besar pengaruhnya dalam menentukan hasil kedelai persatuan luas (Soemaatmadja, 1993). Bentuk biji kedelai berbeda tergantung kultivar, dapat berbentuk bulat, tidak gepeng, atau bulat telur, namun sebagian besar kultivar bentuk bijinya bulat telur. Biji kedelai juga berbeda besar dan bobotnya, bobot 100 butir beragam antara 5 sampai 30 gram. Biji kedelai terdiri dari 2 bagian yaitu 1) kulit biji (testa)
dan 2) janin (embryo). Kulit biji terdiri dari 3 lapisan sel, yaitu epidermis, hipodermis, dan parenkima. Janin terdiri dari 2 kotiledon, plumula, dan poros hipokotil bakal akar. Kotiledon dapat berwarna kuning atau hijau. Plumula terdiri dari 2 daun sederhana dan titik tumbuh sedang poros hipokotil-bakal akar merupakan
bagian
janin
yang
terletak
dibawah
kotiledon
(Somaatmadja,dkk, 1999). Polongnya yang berkembang dalam kelompok biasanya mengandung 2-3 biji yang berbentuk bundar atau pipih dan sangat kaya akan protein dan minyak. Warna biji berbeda-beda menurut kultivar. Kultivar indeterminate biasa digunakan untuk produksi sayuran dan ditanam dengan jarak tanam rapat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim Agar hidup dengan baik dan berproduksi optimal, kedelai memerlukan penyinaran penuh. Kedelai dapat tumbuh pada suhu 250-300 C. Kedelai menghendaki air yang cukup pada masa pertumbuhannya terutama pada saat pengisian biji. Curah hujan yang optimal untuk budidaya kedelai adalah 100-200 mm/bulan. Tanaman kedelai dapat tumbuh pada ketinggian 0-900 meter diatas permukaan laut (Departemen Pertanian, 1996). Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab. Tanaman kedelai dapat
tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok. (http://warintek.ristek.go.idpertanian/kedelai.pdf, 2008). Tanah Kedelai termasuk tanaman yang mampu beradaptasi terhadap berbagai agroklimat, menghendaki tanah yang cukup gembur, tekstur lempung berpasir dan liat. Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang mengandung bahan organic dan pH antara 5,5-7 (optimal 6,7). Tanah hendaknya mengandung cukup air tapi tidak sampai tergenang (Departemen Pertanian,1996). Untuk pertumbuhan kedelai yang optimal tanah perlu mengandung unsur hara yang cukup gembur dan bebas dari gulma. Tingkat keasaman (pH) tanah : 6,0-6,8 merupakan keadaan optimal untuk pertumbuhan kedelai dan pertumbuhan bakteri Rhizobium. Pada tanah dengan pH 5,5 kedelai masih memberi hasil dan pemberian kapur sebanyak 2-3 ton/Ha pada tanah yang ber-pH 5,5 pada umumnya dapat menaikkan hasil (Departemen Pertanian, 1990). Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup, Toleransi
keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi
pada
pH
4,5
pun
kedelai
dapat
tumbuh.
Pada
pH
kurang
dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi
nitrit
atau
proses
pembusukan)
akan
berjalan
kurang
baik.
(http://warintek.ristek.go.idpertanian/kedelai.pdf, 2008). VARIETAS
Untuk mempertahankan kemurnian agar seragam dan keunggulannya tetap di miliki, perlu mempelajari sifat-sifat morfologis tanaman seperti tipe tumbuh,warna hipokotil, warna bunga, warna bulu, umur berbunga, dan sifat-sifat kuantitatif seperti tinggi tanaman, ukuran biji, dan ukuran daun. Pengenalan atau identifikasi varietas unggul adalah suatu teknik untuk menentukan apakah yang dihadapi
tersebut
adalah
benar
varietas
unggul
yang
dimaksudkan.
Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mempergunakan alat pegangan berupa deskripsi varietas (Gani, 2000). Varitas unggul kedelai mempunyai keunggulan tertentu dibanding dengan varietas lokal, keunggulan dapat berupa hasil yang lebih tinggi, batang lebih pendek (genjah) lebih tahan terhadap hama/penyakit dan lain-lain. Kedelai yang unggul untuk suatu daerah belum tentu unggul didaerah lain tergantung kepada topografi, iklim dan cara tanam. Varietas yang bijinya kecil pada umumnya lebih sesuai untuk dataran tinggi. Varietas kedelai dapat ditanam sampai beberapa generasi tanpa mengalami kemunduran asal kemurnian benihnya tetap dijaga (Departemen Pertanian, 1990).
Program pemuliaan tanaman kedelai memerlukan banyak informasi tentang sifat-sifat agronomi, komponen hasil dan hasil, keragaman fenotipik dan genotipik dari plasma nutfah yang dimiliki. Informasi-informasi tersebut serta implikasinya terhadap perbaikan kuantitas dan kualitas hasil tanaman kedelai sampai sekarang masih terbatas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap genotipe-genotipe yang ada untuk mendapatkan beberapa informasi yang diperlukan bagi program pemuliaan tanaman kedelai, sehingga arah pemuliaan tanaman kedelai menjadi lebih jelas ( Surwardi, Poerwoko dan Basuki, 2002). Varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan untuk mendapatkan genotip unggul pada lingkungan tersebut. Pada umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotip. Respon genotip terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan fenotipik dari tanaman bersangkutan (Darliah dkk, 2001). Keragaman Genotip dan Fenotip Keragaman genetik alami merupakan sumber bagi setiap program pemuliaan tanaman. Variasi ini dapat dimanfaatkan, seperti semula dilakukan manusia, dengan cara melakukan introduksi sederhana dan teknik seleksi atau dapat dimanfaatkan dalam program persilangan yang canggih untuk mendapatkan kombinasi genetik yang baru. Jika perbedaan antara dua individu yang mempunyai faktor lingkungan yang sama dapat diukur, maka perbedaan ini berasal dari variasi genotip kedua tanaman tersebut. Keragaman genetik menjadi perhatian utama para pemulia tanaman, karena melalui pengelolaan yang tepat dapat dihasilkan varietas baru yang lebih baik(Welsh, 2005).
Fenotip suatu karakter adalah hasil interaksi antara genotip dan lingkungan. Dengan demikian, varians fenotip adalah penjumlahan varians genotip dan varians lingkungan dalam suatu populasi adalah nol, maka varians fenotip sama dengan varians genotip. Nilai yang diobservasi atau nilai suatu karakter yang diukur pada suatu individu disebut nilai fenotip dari individu tersebut. Fenotip adalah penampilan (dalam bentuk karakter fisik, biokimia, fisiologi, dll) dari suatu individu tanaman yang merupakan hasil dari pengaruh genotip dan lingkungan. Genotip adalah konstitusi genetik yang dimiliki oleh suatu individu (Malau, 1995). Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali jika mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya tidak ada pengaruh terhadap berkembangnya karakteristik dengan mengubah tingkat keadaan lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun, harus disadari bahwa keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas didalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan dimana individu berada (Allard, 2005). Siklus hidup tanaman tergantung pada lama waktu yang diperlukan untuk tumbuh dari zigot (biji) atau bahan tanaman sampai memproduksi bunga, biji atau buah. Variasi yang terjadi untuk setiap golongan tanaman dapat dijumpai berdasarkan faktor genetik atau lingkungan, misal kemampuan beradaptasi akibat kondisi iklim dan sebagainya (Mangoendidjojo, 2003).
Seleksi berdasarkan data analisis kuantitatif yang berpedoman pada nilai keragaman genotipik, keragaman fenotipik, heritabilitas, korelasi genotipik dan korelasi fenotipik. Untuk memperkecil kekeliruan seleksi yang didasarkan pada wujud luar (fenotip) tanaman, maka perlu memperhatikan; (i) korelasi genotipik dan fenotipik antar sifat, (ii) lingkungan yang cocok untuk seleksi sifat yang diinginkan, (iii) ciri genetik sifat yang diseleksi (monogenik, oligogenik dan poligenik), (iv) cara seleksinya (langsung atau tidak langsung), dan (v) keragaman genetik (http://images.soemarno.multiply.com/attachment, 2002). Keragaman yang sering ditunjukkan oleh tanaman sering dikaitkan dengan aspek negatif. Hal ini sering tidak diperhatikan oleh peneliti yang menganggap bahwa susunan genetik dari bahan tanaman yang digunakan adalah sama karena berasal dari varietas yang sama. Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama. Jika ada dua jenis tanaman yang sama ditanam pada lingkungan yang berbeda, dan timbul variasi yang sama dari kedua tanaman tersebut maka hal ini dapat disebabkan oleh genetik dari tanaman yang bersangkutan (Sitompul dan Guritno, 1995). Kegiatan seleksi dalam pemuliaan secara konvensional hanya didasarkan pada pengamatan fenotip yang dibantu dengan pendugaan menggunakan metode statistik yang tepat. Beberapa masalah yang sering muncul dalam pemuliaan secara konvensional, adalah: 1) memerlukan waktu yang cukup lama, 2) sulit memilih dengan tepat gen-gen yang menjadi target seleksi untuk diekspresikan pada sifat-sifat morfologi atau agronomi, karena penampilan fenotip tanaman bukan hanya ditentukan oleh komposisi genetik, tetapi juga oleh lingkungan
tempat tanaman tersebut tumbuh, 3) rendahnya frekuensi individu berkenan yang berada dalam suatu populasi yang besar sehingga menyulitkan kegiatan seleksi untuk mendapatkan hasil yang valid secara statistik, dan 4) pautan gen antara sifat yang diinginkan dengan yang tidak diinginkan sulit dipisahkan saat melakukan persilangan (Azrai, 2006). Karakter Agronomi Pengenalan varietas, untuk mempertahankan kemurnian agar seragam dan keunggulannya tetap dimiliki, perlu mempelajari sifat-sifat morfologis tanaman seperti tipe tumbuh,warna hipokotil, warna bunga, warna bulu, umur berbunga, dan sifat-sifat kuantitatif seperti tinggi tanaman, ukuran biji, dan ukuran daun. Pengenalan atau identifikasi varietas unggul adalah suatu teknik untuk menentukan apakah yang dihadapi tersebut adalah benar varietas unggul yang dimaksudkan (Gani, 2000). Variasi yang ditimbulkan ada yang langsung dapat dilihat, misalnya adanya perbedaan warna bunga, daun dan bentuk biji (ada yang berkerut, ada yang tidak), ini disebut variasi sifat yang kualitatif. Namun ada pula variasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tingkat produksi, jumlah anakan, tinggi tanaman, dan lainnya (Mangoendidjojo, 2003).
Heritabilitas
Heritabilitas dengan nilai sedang tidak sesuai dengan yang umum terjadi pada karakter kuantitatif dengan nilai heritabilitas rendah. Hal ini dapat terjadi karena nilai heritabilitas bukan suatu konstanta, sehingga untuk karakter yang
sama nilainya dapat berbeda. Karena itu, walaupun metode pendugaannya serupa, tetapi heritabilitas suatu karakter tidak selalu persis sama. Di pihak lain, walaupun metode pendugaan berbeda, mungkin saja diperoleh heritabilitas yang sama untuk karakter tertentu (Azrai dan Kasim, 2003). Perbandingan antara varians yang disebabkan oleh genotip dengan varians fenotip adalah ukuran dari Heritabilitas. Heritabilitas adalah kemampuan dari suatu karakter untuk diwariskan pada keturunannya. Proporsi varians genotip dalam varians fenotip dapat dihitung dengan rumus : hb
2
=
VG Vp
Perbandingan antara keseluruhan varians karena genotip dengan varians fenotip disebut koefisien Heritabilitas.(Malau, 1995). Proporsi dari seluruh variasi yang disebabkan oleh perubahan genetik disebut Heritabilitas. Dan dapat dirumuskan sebagai : h = Vg / (Vg + Ve). Vg = Variasi genetik, Ve = Variasi lingkungan (komponen faktor lingkungan). Heritabilitas dalam arti yang luas adalah semua aksi gen termasuk sifat dominan, aditif, dan epistasis. Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 ialah bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Yang sering menjadikan hambatan ialah rendahnya nilai heritabilitas sebagian besar produksi tanaman budidaya yang penting dan rendahnya ketahanan terhadap beberapa penyakit. Ini berarti pengaruh lingkungan terhadap ekspresi fenotip dan terjadinya pengurangan karakter gen sangat besar (Welsh, 2005).
Salah satu sifat yang paling penting dari suatu karakter yang tumbuh (tumbuhan) adalah heritabilitas. Hal ini menunjukkan seperti yang telah kita lihat proporsi dari jumlah perbedaan yang diakibatkan oleh efek dari gen rata-rata dan inilah yang menentukan tingkat derajat kemiripan diantara famili. Hanya nilai fenotip dari suatu individu yang dapat
langsung diukur, tetapi nilai
pengembangbiakan itu sendirilah yang menentukan pengaruh mereka pada generasi selanjutnya (Pai, 2000). Dalam suatu populasi setiap individu tanaman terdapat perbedaan, misalnya dalam hasil, tinggi tanaman, ketahanan terhadap lingkungan dan sifatsifat lain. Jika dilakukan seleksi secara acak dari dua tanaman dalam suatu populasi dan diukur hasilnya maka terdapat perbedaan diantara kedua tanaman tersebut yang diakibatkan oleh sebahagian pengaruh genetik dan sebahagian lagi oleh faktor lingkungan. Heritabilitas dapat didefenisikan sebagai proporsi keragaman yang disebabkan oleh faktor genetis terhadap keragaman penotip dari suatu populasi. Keragaman dari suatu populasi disebabkan oleh faktor genetis (V2g) dan faktor lingkungan (V2e) (Hasyim, 2005). Koefisien korelasi adalah suatu angka indeks yang melukiskan hubungan antara dua rangkaian data yang dihubungkan. Dengan kata lain, koefisien korelasi adalah ukuran atau indeks dari hubungan antara dua variabel. Koefisien korealasi besarnya antara +1 sampai -1. tanda plus dan minus memberi arti arah dua hubungan dari koefisien korelasi, plus berarti adanya hubungan positif yang berarti adanya kalau satu variabel naik maka variabel lainnya juga naik, sedang hubungan negatif berarti kalau yang satu naik variabel lainnya turun (Ritonga, 2007).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut, yang dilakukan pada bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan November 2008. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas kedelai yang terdiri dari 6 varietas yaitu : Varietas Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen, Panderman dan Baluran yang merupakan objek pengamatan, kompos sebagai menutup lubang tanam, Insektisida Decis 2,5 EC 0,5 cc/L air, Fungisida Dithane M-45, 1 cc/L air, air untuk menyiram tanaman serta bahan lain yang mendukung penelitian ini. Alat yang digunakan adalah cangkul untuk untuk membersihkan lahan dari gulma dan sampah, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, handsprayer, gembor, pacak sampel, timbangan analitik untuk menimbang produksi tanaman, alat tulis, dan kertas label serta alat lain yang mendukung penelitian ini. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok) non faktorial. Varietas yang diuji yaitu: V1
: Varietas Seulawah
V2
: Varietas Kerinci
V3
: Varietas Krakatau
V4
: Varietas Ijen
V5
: Varietas Panderman
V6
: Varietas Baluran
. Jumlah Ulangan
: 4 ulangan.
Jumlah Plot
: 24 plot.
Jumlah tanaman/plot
: 6 tanaman.
Jumlah sampel/ plot
: 4 sampel.
Jumlah sampel seluruhnya
: 96 sampel.
Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman. Jarak antar blok
: 50 cm.
Jarak antar plot
: 30 cm.
Ukuran plot
: 70 cm x 50 cm.
Lihat bagan lahan percobaan (lampiran 2) Data yang dikumpulkan , dianalisis dengan sidik ragam linear Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yaitu sebagai berikut: Yijk = µ + αi+ βj + εij Dimana : Yij
= Hasil pengamatan pada blok ke-i terhadap perlakuan varietas ke-j.
µ
= Nilai tengah rata-rata.
αi
= Efek blok ke-i.
βj
= Efek varietas ke-j.
εij
= Efek galat percobaan pada blok ke-i terhadap perlakuan varietas ke-j.
Jika data yang dianalisis dengan sidik ragam berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) (Steel and Torrie, 1995). Keragaman Genetik Keragaman dihitung setelah terlebih dahulu menghitung varians Penotip (σ2P) dan varians genotip (σ2G). Untuk menghitung varians Penotip (σ2P) dan varians genotip (σ2G) disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Model Sidik Ragam dan Nilai Kuadrat Tengah Sumber Derajat Bebas JK KT Estimasi (Kuadrat Tengah) Keragaman Blok
(b-1)
JKB KTB
σ2 e + g σ2 r
Genotip
(g-1)
JKP
σ2 e + r σ2 g
Eror
(b-1)(g-1)
JKE KTE
Total
gb-1
JKT
KTP
σ2 e
Dari hasil analisis varians genotipe dan varians antar genotipe didapat Koefisien Varians Genotipe (KVG) dan Koefisien Varians Penotip (KVP) dengan menggunakan rumus : KVG =
KVP =
σ2 P
σ 2g Χ
σ2p Χ
x100%
x100%
= σ2G + σ2E
Dimana Χ = rataan populasi
σ2 G =
KTG − KTE r
σ2E = KTE
Menurut Murdaningsih dkk (1990) Koefisien Varians Genotipe (KVG) yang telah diperoleh dari keseluruhan sifat agronomi dan hasil diklasifikasikan yang rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Kriteria rendah
< 25%
dari KVG yang terbesar
Kriteria sedang
≥ 25% - ≤ 50%
dari KVG yang terbesar
Kriteria tinggi
≥ 50% - ≤ 75%
dari KVG yang terbesar
Kriteria sangat tinggi ≥ 75%
dari KVG yang terbesar
Untuk menentukan luas sempitnya variasi genetik suatu karakter yang mempunyai koefisien variasi genetik relatif yang rendah dan sedang digolongkan sebagai karakter yang bervariabilitas sempit, sedangkan koefisien variasi genetik tinggi dan sangat tinggi digolongkan sebagai karakter yang bervariabilitas sedang. Heritabilitas Nilai heritabilitas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
h2 = σ2 P
h2 =
σ 2G σ 2P =
σ2G + σ2E
σ 2G σ 2G + σ 2 E
dimana : h2
= heritabilitas
σ2 G
= varians genotipe
σ2 P
= varians penotipe
σ2 E
= varians lingkungan Menurut Mangoendjojo (2003), heritabilitas dikatakan :
- tinggi
------------------------------------- bila nilai H > 50%
- sedang ------------------------------------- bila nilai H terletak antara 20%-50%, dan - rendah ------------------------------------- bila nilai H < 20%
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 70 cm x 50 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm. Penanaman Benih
Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam diplot yang telah dibuat dengan kedalaman + 2 cm, dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, kemudian dimasukkan 2 benih per lubang tanam dan ditutup dengan kompos. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk kedelai yaitu
100 kg Urea/ha (0,2 gr/lubang tanam), 200 Kg TSP/ha
(0,4 gr/lubang tanam), dan 100 kg KCl/ha (0,2 gr/lubang tanam). Pemupukan Urea dilakukan dalam 2 tahap yakni pada saat penanaman sebanyak setengah dosis anjuran dan setengah dosis lagi diberikan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam (hst) sedangkan pupuk TSP dan KCL diberikan pada saat penanaman.
Pemeliharaan
Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari. Penyulaman dan Penjarangan Penjarangan dilakukan saat tanaman berumur 1 MST. Penjarangan dilakukan supaya pada setiap lubang tanam hanya terdapat 1 tanaman. Penyulaman dilakukan paling lama 2 minggu setelah tanam dengan menggantikan tanaman yang mati atau rusak, dengan tanaman cadangan yang telah disediakan dan sesuai varietas, waktu penyulaman terbaik adalah sore hari. Penyiangan Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada di plot, untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pembumbunan Agar tanaman tidak mudah rebah dan berdiri tegak serta kokoh Pembumbunan dilakukan dengan cara membuat gundukan tanah di sekeliling tanaman Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC dengan dosis 0,5 cc/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan penyemprotan fungisida
Dithane M-45 dengan dosis 1 cc/liter air. Masing-
masing disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan.
Panen Panen dilakukan dengan cara dipetik satu persatu dengan mengggunakan tangan atau menggunakan pisau. Adapun kriteria panennya adalah ditandai dengan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan sebanyak 95 %. Pengamatan Parameter
Karakter Agronomi
Karakter Morfologi Tahapan Perkembangan Stadia (HST) Tahapan perkembangan stadia diambil ketika tanaman memasuki tiap-tiap stadia. Pengambilan umur stadia dilakukan mulai dari stadia vegetatip – stadia matang penuh atau panen (V1-R8). Tinggi tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang sampai titik tumbuh dengan menggunakan meteran, Pengukuran dilakukan saat stadia vegetatip (V1 / daun terurai penuh pada buku unifoliolat) sampai stadia matang penuh atau panen (R8 / 95 % dari polong telah mencapai warna polong matang). Jumlah cabang pada batang utama (cabang) Jumlah cabang pada batang utama dihitung pada saat sebelum panen (R8 / matang penuh) yaitu. 95 % dari polong telah mencapai warna polong matang. Cabang yang dihitung adalah cabang yang berasal dari batang utama pada tiap tanaman.
Jumlah Buku per Tanaman (buku) Jumlah buku per tanaman dihitung saat stadia vegetatip (V1 / daun terurai penuh pada buku unifoliolat) sampai stadia matang penuh atau panen (R8 / 95 % dari polong telah mencapai warna polong matang). Buku yang dihitung adalah buku yang terdapat pada batang utama. Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) Pengamatan dilakukan dengan
menghitung umur tanaman pada saat
tanaman memasuki stadium reproduktif R1, yaitu membukanya bunga pertama kali pada salah satu buku batang utama. Umur berpolong (HST) Umur mulai berpolong dihitung pada saat tanaman memasuki stadia R3 (mulai berpolong) yaitu polong sepanjang 5 mm pada salah satu diantara 4 buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Umur Matang Penuh (hari) Pengamatan umur matang penuh dihitung ketika tanaman memasuki R8 yaitu polong telah mencapai warna polong matang ± 95% yang ditandai dengan warna kecokelatan pada polong. Bentuk Daun Diamati bentuk daun tanaman kedelai pada tanaman memasuki V1 (daun terurai penuh pada buku unifoliolat) dan dilakukan hanya satu kali pengambilan data dengan kriteria bentuk daun yaitu lanset, segitiga, oval meruncing, oval membulat.
Warna Bunga Diamati warna bunga pada saat tanaman memasuki stadia R2 (stadia berbunga penuh). Dengan kriteria warna bunga yaitu putih dan ungu. Bentuk Percabangan Diamati pada saat tanaman telah memasuki stadia akhir yaitu pada stadia R8 (Matang penuh). Dengan kriteria yaitu tegak, tegak-agak tegak, agak tegak, agak tegak- horisontal, horisontal. Tipe Pertumbuhan Diamati pada saat awal tumbuh hingga memasuki stadia akhir yaitu pada stadia V1(stadium buku pertama / daun terurai penuh pada buku unifoliolat) sampai R8 (Matang penuh / 95 % dari polong telah mencapai warna polong matang). Dengan dua kriteria yaitu determinate dan indeterminate.
Karakter Produksi
Jumlah biji per polong (biji) Jumlah biji per polong dihitung pada setiap polong, dihitung pada saat tanaman telah dipanen. Jumlah polong per tanaman (polong) Jumlah polong/tanaman dapat diketahui dengan menghitung semua polong yang terbentuk pada setiap tanaman sampel. Penghitungan dilakukan saat stadia stadia R8 (matang penuh / 95 % dari polong telah mencapai warna polong matang).
Jumlah biji per tanaman (biji) Penghitungan dilakukan saat stadia R8 (matang penuh / 95 % dari polong telah mencapai warna polong matang) atau saat panen dilakukan. Untuk mengetahui jumlah biji pada tiap tanaman dilakukan dengan membuka/mengupas tiap polong, lalu dihitung semua biji yang ada pada polong tersebut. Bobot biji per tanaman (g) Penimbangan dilakukan dengan menimbang seluruh biji dari masingmasing tanaman sampel. Bobot 100 biji (g) Diambil 100 biji dari masing-masing varietas, pada kemudian ditimbang dengan timbangan analitik. .
tanaman sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakter Agronomi Karakter Morfologi Pengamatan visual meliputi bentuk daun (Lampiran 97), warna bunga, bentuk percabangan dan tipe pertumbuhan yang disajikan dalam Tabel 2. Untuk bentuk daun, warna bunga, bentuk percabangan keenam varietas
memiliki
penampilan karakter yang berbeda-beda. Sedangkan tipe pertumbuhan dari keenam varietas kedelai sama yaitu determinate. Tabel 2. Bentuk daun, Warna Bunga, Bentuk Percabangan Dan Tipe Pertumbuhan Bentuk Daun
Warna Bunga
Bentuk Percabangan
Tipe Pertumbuhan
Seulawah (V1)
Oval Meruncing
Ungu
Tegak
Kerinci (V2)
Segitiga
Ungu
Tegak-Agak tegak
Determinate Determinate
Krakatau (V3)
Segitiga
Ungu
Tegak-Agak tegak
Determinate
Ijen (V4)
Oval meruncing
Ungu
Tegak-Agak tegak
Determinate
Panderman (V5) Oval Membulat
Putih
Tegak
Determinate
Baluran (V6)
Ungu
Agak tegak
Determinate
Varietas
Lanset
Bentuk daun, warna bunga, bentuk percabangan dan tipe pertumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Gambar 1. Bentuk Daun a. Seulawah (V1)
Oval meruncing c. Krakatau (V3)
Segitiga e. Panderman (V5)
Oval membulat
b. Kerinci (V2)
Segitiga d. Ijen (V4)
Oval meruncing f. Baluran (V6)
Lanset
Tahapan Perkembangan Stadia (HST) Data hasil pengamatan dan sidik ragam tahapan perkembangan stadia pada stadia V1 hingga R8 dapat dilihat pada Lampiran 6 hingga 37. Dari sidik ragam diperoleh
bahwa
varietas
berbeda
nyata
terhadap
parameter
tahapan
perkembangan stadia pada stadia V2, V4, V5, V6, V7, V8 dan R1 hingga R8 dan tidak berbeda nyata pada stadia V1, V3. Rataan tahapan perkembangan stadia dari stadia V1 hingga stadia R8 dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa varietas Kerinci memiliki tahapan perkembangan stadia yang terpanjang (105,31 HST) dan yang terpendek pada varietas Baluran (88,44 HST). Grafik beda rataan tahapan perkembangan stadia pada stadia V1 hingga R8 dapat dilihat pada Gambar 2.
Tahapan Perkembangan Stadia (HST
120.00
100.00
Seulawah (V1)
80.00
Kerinci (V2) Krakatau (V3)
60.00
Ijen (V4) Panderman (V5)
40.00
Baluran (V6)
20.00
0.00 V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Stadia
Gambar 2. Grafik Beda Rataan Tahapan Perkembangan Stadia Pada Stadia V1 hingga R8
Tinggi Tanaman (cm) Data hasil pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman pada stadia V1 hingga stadia R8 dapat dilihat pada Lampiran 38 hingga 59. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada stadia V2 hingga stadia R3 dan tidak berbeda nyata pada stadia V1. Rataan tinggi tanaman dari stadia V1 hingga stadia R8 dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa varietas Seulawah memiliki tinggi tanaman yang tertinggi pada stadia R8 (97,28 cm) dan yang terendah terdapat pada varietas Panderman (60,28 cm).
Tabel 3. Rataan Tahapan Perkembangan Stadia (HST) pada Stadia V1 hingga R8 Varietas
V6
V7
Stadia V8
25,19 ab
27,81 ab
30,31 abc
24,50 b
26,88 b
29,69 bc
24,75 b
27,13 b
29,19 c
25,94 a
28,53 ab
31,00 a
20,75 ab
23,19 a 23,06 ab
25,94 a
28,88 a
30,88 a
19,81 c
22,25 b
25,19 ab
27,88 ab
30,56 ab
V1
V2
V3
V4
Seulawah (V1)
10,63
14,13 ab
18,19
20,25 abc
Kerinci (V2)
10,56
14,06 ab
18,13
19,94 bc
Krakatau (V3)
10,56
14,00 b
17,94
19,94 bc
Ijen (V4)
10,81
14,38 a
18,25
20,88 a
Panderman (V5)
10,56
14,06 ab
18,06
Baluran (V6)
10,25
14,00 b
17,63
V5 22,88 ab 22,50 ab 22,50 ab
R1 51,75 e 46,81 d 45,94 d 38,88 c 31,81 a 36,25 b
R2 54,06 e 50,00 d 47,06 c 44,69 b 37,69 a 39,56 a
R3 71,63 e 62,44 d 59,81 c 54,63 b 44,94 a 45,94 a
R4 73,56 e 68,50 d 66,75 c 61,00 b 52,00 a 52,00 a
R5 83,00 e 79,00 d 76,00 c 71,69 b 56,00 a 56,00 a
R6
R7
R8 103,81 bc 105,31 d 104,75 cd
90,75 e
99,13 c
87,00 d
98,25 c
83,00 c
98,00 c
76,00 b
92,31 b
61,00 a
98,00 c
97,63 b 103,31 bc
61,00 a
75,75 a
88,44 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %. Tabel 4. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada Stadia V1 hingga R8 Varietas
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
Seulawah (V1)
7,03
8,38 d
11,11 c
13,33 c
16,16 b
18,44 c
21,60 c
Kerinci (V2)
8,28
9,91 bc
12,46 bc
14,36 bc
17,23 b
19,79 bc
Krakatau (V3)
8,48
9,73 bc
12,52 bc
14,47 bc
17,62 b
Ijen (V4)
12,04
9,19 cd
11,63 c
13,83 bc
Panderman (V5)
10,25
12,09 a
14,88 a
Baluran (V6)
9,01
10,72 b
13,96 ab
Stadia V8
R1
R2
R3
25,16 c
70,33 a
77,81 a
97,28 a
22,74 bc
26,86 c
62,84 a
70,08 a
85,28 b
20,64 b
24,38 b
27,34 c
64,47 a
70,41 a
82,76 b
16,17 b
18,73 c
22,78 bc
25,57 c
41,92 bc
53,73 b
65,96 c
17,83 a
20,49 a
24,75 a
29,30 a
32,25 ab
35,88 c
46,74 b
60,28 c
15,90 b
20,39 a
24,52 a
29,61 a
34,51 a
47,61 b
54,62 b
64,54 c
R4 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
R5 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
R6 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
R7 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %.
R8 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
31
Tabel 5. Perbandingan Hasil Rataan Karakter Morfologi Dari Keenam Varietas Kedelai
Karakter
Seulawah
Kerinci
Krakatau
Ijen
Panderman
Baluran
Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang pada batang utama (cabang)
97,28 a
85,28 b
82,76 b
85,96 c
60,28 c
64,54 c
12,00 ab
12,13 ab
12,19 ab
9,38 bc
7,06 c
13,69 a
Jumlah buku per tanaman (buku)
21,63 a
20,25 ab
19,38 bc
17,81 c
17,75 c
14,13 d
Stadia Reproduktif 1/R1 (HST)
51,75 e
46,81 d
45,94 d
38,88 c
31,81 a
36,25 b
Umur berpolong (HST)
71,63 e
62,44 d
59,81 c
54,63 b
44,94 a
45,94 a
Umur matang penuh (HST)
103,81 bc
105,31 d
104,75 cd
97,63 b
103,31 bc
88,44 a
Bentuk daun
Oval meruncing
Segitiga
Segitiga
Oval meruncing
Oval membulat
Lanset
Warna bunga
Ungu
Putih
Ungu
Tegak
Ungu Tegak-Agak tegak
Ungu
Bentuk percabangan
Ungu Tegak-Agak tegak
Tegak-Agak tegak
Tegak
Agak tegak
Tipe pertumbuhan
Determinate
Determinate
Determinate
Determinate
Determinate
Determinate
32
Gambar 2. Daun, Bunga, Polong, Biji, Tanaman Dan Hasil Pengamatan Di Lapangan Dari Enam Varietas Kedelai. a. Varietas Seulawah (V1)
Ciri-Ciri Tanaman Varietas Seulawah Tinggi Tanaman
: 97,28 cm
Jumlah Cabang Pada Batang utama : 12 cabang Bentuk Daun
Jumlah Buku Per Tanaman
: 22 buku
Umur Berbunga
: 52 hari
Umur Berpolong
: 72 hari
Umur Matang Penuh
: 103,81 hari
Bentuk Daun
: Oval meruncing
Bunga
Polong
Warna Bunga
: Ungu
Bentuk Percabangan
: Tegak
Tipe Pertumbuhan
: Determinate
Jumlah Biji Per Polong
: 2 biji
Jumlah Polong Per Tanaman
: 336 polong
Jumlah Biji Per Tanaman
: 700 biji
Bobot Biji Per Tanaman
: 81,33 g
Bobot 100 Biji
: 11,08 g
Biji
Tanaman Varietas Seulawah
b. Varietas Kerinci (V2)
Ciri-Ciri Tanaman Varietas Kerinci Tinggi Tanaman
: 85,28 cm
Jumlah Cabang Pada Batang utama : 12 cabang Jumlah Buku Per Tanaman
: 20 buku
Umur Berbunga
: 47 hari
Umur Berpolong
: 62 hari
Umur Matang Penuh
: 105 hari
Bentuk Daun
: Segitiga
Warna Bunga
: Ungu
Bentuk Daun
Bunga Bentuk Percabangan
Biji
Polong
Tanaman Varietas Kerinci
: Tegak-Agak Tegak
Tipe Pertumbuhan
: Determinate
Jumlah Biji Per Polong
: 2 biji
Jumlah Polong Per Tanaman
: 256 polong
Jumlah Biji Per Tanaman
: 500 biji
Bobot Biji Per Tanaman
: 59,81 g
Bobot 100 Biji
: 11,83 g
c. Varietas Krakatau (V3)
Ciri-Ciri Tanaman Varietas Krakatau Tinggi Tanaman
: 82,76 cm
Jumlah Cabang Pada Batang utama : 12 cabang Jumlah Buku Per Tanaman
: 19 buku
Umur Berbunga
: 46 hari
Umur Berpolong
: 60 hari
Umur Matang Penuh
: 104 hari
Bentuk Daun
: Segitiga
Warna Bunga
: Ungu
Bentuk Daun
Bunga Bentuk Percabangan
Biji
: Tegak-Agak Tegak
Tipe Pertumbuhan
: Determinate
Jumlah Biji Per Polong
: 2 biji
Jumlah Polong Per Tanaman
: 243 polong
Jumlah Biji Per Tanaman
: 529 biji
Bobot Biji Per Tanaman
: 61,34 g
Bobot 100 Biji
: 12,33 g
Polong
Tanaman Varietas Krakatau
d. Varietas Ijen (V4)
Ciri-Ciri Tanaman Varietas Ijen Tinggi Tanaman
: 85,96 cm
Jumlah Cabang Pada Batang utama : 9 cabang Jumlah Buku Per Tanaman
: 18 buku
Umur Berbunga
: 39 hari
Umur Berpolong
: 54 hari
Umur Matang Penuh
: 97 hari
Bentuk Daun
Bentuk Daun Warna Bunga
: Oval meruncing : Ungu
Bunga Bentuk Percabangan
Biji
Polong
Tanaman Varietas Ijen
: Tegak-Agak Tegak
Tipe Pertumbuhan
: Determinate
Jumlah Biji Per Polong
: 2 biji
Jumlah Polong Per Tanaman
: 199 polong
Jumlah Biji Per Tanaman
: 431 biji
Bobot Biji Per Tanaman
: 52,02 g
Bobot 100 Biji
: 12,18 g
e. Varietas Panderman (V5)
Ciri-Ciri Tanaman Varietas Panderman Tinggi Tanaman
: 60,28 cm
Jumlah Cabang Pada Batang utama : 7 cabang Jumlah Buku Per Tanaman
: 18 buku
Umur Berbunga
: 32 hari
Umur Berpolong
: 45 hari
Umur Matang Penuh
: 103 hari
Bentuk Daun
Bentuk Daun
: Oval membulat
Warna Bunga
: Putih
Bentuk Percabangan
: Tegak
Tipe Pertumbuhan
: Determinate
Jumlah Biji Per Polong
: 2 biji
Jumlah Polong Per Tanaman
: 124 polong
Jumlah Biji Per Tanaman
: 233 biji
Bobot Biji Per Tanaman
: 56,28 g
Bobot 100 Biji
: 23,30 g
Bunga
Biji
Polong
Tanaman Varietas Panderman
f. Varietas Baluran (V6)
Ciri-Ciri Tanaman Varietas Baluran Tinggi Tanaman
: 64,54 cm
Jumlah Cabang Pada Batang utama : 13 cabang Jumlah Buku Per Tanaman
: 14 buku
Umur Berbunga
: 36 hari
Umur Berpolong
: 46 hari
Umur Matang Penuh
: 88 hari
Bentuk Daun
: Lanset
Warna Bunga
: Ungu
Bentuk Percabangan
: Agak-Tegak
Tipe Pertumbuhan
: Determinate
Jumlah Biji Per Polong
: 2 biji
Jumlah Polong Per Tanaman
: 124 polong
Jumlah Biji Per Tanaman
: 278 biji
Bobot Biji Per Tanaman
: 45,57 g
Bobot 100 Biji
: 17,43 g
Bentuk Daun
Bunga
Biji
Polong
Tanaman Varietas Baluran
Grafik rataan tinggi tanaman pada stadia V1 hingga R8 dapat dilihat pada Gambar 3. 120.00
Tinggi Tanaman (Cm
100.00 Seulawah (V1) Kerinci (V2) Krakatau (V3) Ijen (V4) Panderman (V5) Baluran (V6)
80.00 60.00 40.00 20.00
R7
R5
R3
R1
V7
V5
V3
V1
0.00
Stadia
Gambar 3. Grafik Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada Stadia V1 hingga R8
Jumlah Buku per Tanaman (buku) Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah buku per tanaman pada stadia R1 hingga stadia R8 dapat dilihat pada lampiran 60 hingga 65. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter jumlah buku per tanaman pada stadia R1 hingga R8 dan tidak berbeda nyata pada stadia V1 hingga V8. Rataan jumlah buku per tanaman dari stadia V1 hingga stadia R8 dapat dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa varietas Seulawah memiliki jumlah buku per tanaman tertinggi pada stadia R8 (21,63 buku) dan yang terendah terdapat pada varietas Baluran (14,13 buku).
Grafik rataan jumlah buku per tanaman pada stadia R1 hingga R8 dapat dilihat pada Gambar 4.
Jumlah Buku (Buku)
25.00 Seulawah (V1)
20.00
Kerinc i (V2) 15.00
Krakatau (V3)
10.00
Ijen (V4) Panderman (V5)
5.00
Baluran (V6)
0.00 R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
Stadia
Gambar 4. Grafik Rataan Jumlah Buku per Tanaman (buku) pada Stadia R1 hingga R8
Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah cabang pada batang utama stadia R8/ Stadia matang penuh dapat dilihat pada Lampiran 66 dan 67. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter jumlah cabang pada batang utama pada stadia R8. Rataan jumlah cabang pada batang utama dari stadia R8 dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas Baluran memiliki jumlah cabang pada batang utama tertinggi pada stadia R8 (13,69 cabang) yang berbeda nyata dengan varietas Ijen dan varietas panderman sedangkan yang terendah terdapat pada varietas Panderman (7,06 cabang).
Tabel 6. Rataan Jumlah Buku per Tanaman (buku) pada Stadia V1 hingga R8 Varietas
V1
V2
V3
V4
V5
Seulawah (V1)
1,00
2,00
3,00 4,00
5,00
Kerinci (V2)
1,00
2,00
3,00 4,00
5,00
Krakatau (V3)
1,00
2,00
3,00 4,00
5,00
Ijen (V4)
1,00
2,00
3,00 4,00
5,00
Panderman (V5)
1,00
2,00
3,00 4,00
5,00
Baluran (V6) 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang pada taraf 5 %.
V6
V7
Stadia V8 R1 17,06 8,00 a 15,94 8,00 a 15,25 8,00 ab 11,69 8,00 c
R2 R3 R4 R5 R6 18,50 21,63 21,63 21,63 21,63 6,00 7,00 a a a a a 17,50 20,25 20,25 20,25 20,25 6,00 7,00 a ab ab ab ab 16,88 19,38 19,38 19,38 19,38 6,00 7,00 ab bc bc bc bc 14,63 17,81 17,81 17,81 17,81 6,00 7,00 c c c c c 11,38 17,75 17,75 17,75 17,75 6,00 7,00 8,00 9,19 d d c c c c 10,56 11,94 14,13 14,13 14,13 14,13 6,00 7,00 8,00 cd d d d d d sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda
R7 R8 21,63 a 21,63 a 20,25 ab 20,25 ab 19,38 bc 19,38 bc 17,81 c 17,81 c 17,75 c 17,75 c 14,13 d 14,13 d Nyata Jujur (BNJ)
41
Jumlah Cabang Pada Batang Utama (Cabang)
Histogram rataan Jumlah Cabang pada Batang Utama dapat dilihat pada Gambar 5
16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
ab
ab
a
ab bc
Seulawah (V1)
Kerinci (V2)
Krakatau (V3)
Ijen (V4)
c
Panderman (V5)
Baluran (V6)
Varietas
Gambar
5. Histogram Rataan Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang).
Stadia Reproduktif 1 /R1 (HST) Data hasil pengamatan dan sidik ragam stadia reproduktif 1/R1 dapat dilihat pada Lampiran 68 dan 69. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter stadia reproduktif 1/R1. Rataan stadia reproduktif 1/R1 dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang paling cepat stadia reproduktif 1/R1 adalah Panderman (31,81 HST) yang berbeda nyata dengan varietas Baluran, Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen dan varietas yang paling lama adalah varietas Seulawah (51,75 HST).
Histogram rataan stadia reproduktif 1/R1 dapat dilihat pada Gambar 6. Umur berbunga (HST)
60.00
a
50.00
b
b c
40.00
d
e
30.00 20.00 10.00 0.00 Seulawah (V1)
Kerinc i (V2)
Krakatau (V3)
Ijen (V4)
Panderman (V5)
Baluran (V6)
Varietas
Gambar 6. Histogram Rataan Stadia Reproduktif 1/R1 (HST)
Umur Berpolong/R3 (HST) Data hasil pengamatan dan sidik ragam umur berpolong dapat dilihat pada Lampiran 70 dan 71. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter umur berpolong. Rataan umur berpolong dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang paling cepat berpolong adalah Panderman (44,94 HST) yang berbeda nyata dengan varietas Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen, dan varietas yang paling lama berpolong adalah varietas Seulawah (71,63 HST).
Histogram rataan umur berpolong/R3 dapat dilihat pada Gambar 7. Umur Berpolng (HST)
80.00 70.00
a
b
c
d
60.00
e
50.00
e
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Seulawah (V1)
Kerinci (V2)
Krakatau (V3)
Ijen (V4)
Panderman Baluran (V6) (V5)
Varietas
Gambar 7. Histogram Rataan Umur Berpolong/R3 (HST)
Umur Matang Penuh/R8 (HST) Data hasil pengamatan dan sidik ragam umur matang penuh dapat dilihat pada Lampiran 72 dan 73. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter umur matang penuh. Rataan umur matang penuh dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang paling cepat matang penuh adalah Baluran (88,44 HST) yang berbeda nyata dengan varietas Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen, Panderman dan varietas yang paling lama matang penuh adalah varietas Kerinci (105,31 HST).
Umur Matang Penuh (HST)
Histogram rataan umur matang penuh/R8 dapat dilihat pada Gambar 8. 120.00
ab
a
a
bc
100.00
ab d
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 Seulawah (V1)
Kerinci (V2)
Krakatau (V3)
Ijen (V4)
Panderman Baluran (V6) (V5)
Varietas
Gambar 8. Histogram Rataan Umur Matang Penuh/R8 (HST)
Karakter Produksi
Jumlah Biji per Polong (biji) Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah biji per polong dapat dilihat pada Lampiran 74 dan 75. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas tidak berbeda nyata terhadap parameter jumlah biji per polong. Rataan jumlah biji per polong dapat dilihat pada Tabel 7. Jumlah Polong per Tanaman (polong) Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah polong per tanaman dapat dilihat pada Lampiran 76 dan 77. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman. Rataan jumlah polong per tanaman dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah polong tertinggi terdapat pada varietas Seulawah (336.63 polong) yang berbeda nyata dengan varietas Krakatau,
Ijen, Panderman, Baluran, dan yang terendah adalah
varietas Baluran
(124.06 polong). Tabel 7. Perbandingan Hasil Rataaan Karakter Produksi Dari Keenam Varietas Kedelai Karakter Jumlah biji per polong (biji) Jumlah polong per tanaman (polong) jumlah biji per tanaman (biji) Bobot biji per tanaman (gr) Bobot100 biji (gr)
Seulawah Kerinci Krakatau
Ijen
Panderman Baluran
2,18
1.92
2,64
2,15
1,95
2,25
336,63 a
256,25 ab
243,06 b
199,00 124,44 c bc
124,06 c
700,75 a
500,25 b
529,25 ab
431,69 233,25 d bc
277,25 bd
81,33 a
59,81 ab
61,34 ab
52,02 b
56,28 ab
45,57 b
11,08 c
11,83 c
12,33 c
12,18 c
23,30 a
17,43 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %.
Histogram rataan jumlah polong per tanaman (polong) dapat dilihat pada
Jumlah Polong Per tanaman (Polong)
Gambar 9. 400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00
a ab
b
bc c
Seulawah (V1)
Kerinci (V2)
Krakatau (V3)
Ijen (V4)
c
Panderman Baluran (V6) (V5)
Varietas
Gambar 9. Histogram Rataan Jumlah Polong per Tanaman (polong)
Jumlah Biji per Tanaman (biji) Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah biji per tanaman dapat dilihat pada Lampiran 78 dan 79. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter jumlah biji per tanaman. Rataan jumlah biji per tanaman dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah biji per tanaman tertinggi terdapat pada varietas Seulawah (700,75 biji) yang berbeda nyata dengan varietas Kerinci, Ijen, Panderman, Baluran dan varietas yang terendah adalah Panderman (233,25 biji).
Jumlah Biji Per tanaman (Biji)
Histogram rataan jumlah biji per tanaman dapat dilihat pada Gambar 10. 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00
a b
Seulaw ah (V1)
Kerinci (V2)
ab bc
Krakatau (V3)
Ijen (V4)
d
bd
Panderman (V5)
Baluran (V6)
Varietas
Gambar 10. Histogram Rataan Jumlah Biji per Tanaman (biji)
Bobot Biji per Tanaman (g) Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot biji per tanaman dapat dilihat pada Lampiran 80 dan 81. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter bobot biji per tanaman. Rataan bobot biji per tanaman dapat dilihat pada Tabel 7.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa bobot biji per Tanaman tertinggi terdapat pada varietas Seulawah (81,33 g) yang berbeda nyata dengan varietas Ijen, Baluran dan rataan yang terendah terdapat pada varietas Baluran (45,57 g).
Bobot Biji Per tanaman (gr)
Histogram rataan bobot biji per tanaman dapat dilihat pada Gambar 11. 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
a ab
Seulawah (V1)
Kerinci (V2)
ab
Krakatau (V3)
b
ab
Ijen (V4)
Panderman (V5)
b
Baluran (V6)
Varietas
Gambar 11. Histogram Rataan Bobot Biji per Tanaman (gr) Bobot 100 Biji (g) Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot 100 biji dapat dilihat pada Lampiran 82 dan 83. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter bobot 100 biji. Rataan bobot 100 biji dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa bobot 100 biji tertinggi terdapat pada varietas Panderman (23,30 g) yang berbeda nyata dengan varietas Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen, Baluran dan rataan yang terendah terdapat pada varietas Seulawah (11,08 g).
Histogram rataan jumlah biji per tanaman dapat dilihat pada Gambar 12. a
Bobot 100 Biji (gr)
25.00 20.00 15.00
c
c
b
c
c
10.00 5.00 0.00 Seulawah (V1)
Kerinci (V2) Krakatau (V3)
Ijen (V4)
Panderman (V5)
Baluran (V6)
Varietas
Gambar 12. Histogram Rataan Bobot 100 Biji (g)
Keragaman Genetik Hasil perhitungan variabilitas genetik (σ2g), variabilitas Penotip (σ2p), Koefisien variabilitas genetik (KVG) dan koefisien variabilitas Penotip (KVP) dapat dilihat pada Tabel 17. Nilai KVG berkisar antara 6,34 – 37,64 dan nilai KVP berkisar antara 6,97 – 41,68. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa dari komponen hasil yang diamati terdapat 3 (empat) komponen hasil yang bervariabilitas genetik sedang, dan 9 (sembilan) komponen hasil yang bervariabilitas genetik rendah.
Tabel 8. Variabilitas Genotip (σ2g), Variabilitas Penotip (σ2p), Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Penotip (KVP)
Komponen Hasil Tahapan Perkembangan Stadia (HST) Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Buku per Tanaman (buku) Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) Umur Berpolong/ R3 (HST) Umur Matang Penuh / R8 (HST) Jumlah Biji per Polong (biji) Jumlah Polong per Tanaman (polong) Jumlah Biji per Tanaman (biji) Bobot Biji per Tanaman (gr) Bobot 100 Biji (gr) Keterangan r s
= rendah = sedang
σ2g
σ2p
KVG
KVP
40,68 208,71 6,54
49,04 224,84 7,41
6,34 r 19,00 r 13,83 r
6,97 19,73 14,72
5,29 55,85 110,20 40,68 0,03
7,33 56,67 110,46 49,04 0,19
20,78 17,83 18,42 6,34 7,59
r r r r r
24,44 17,96 18,45 6,97 19,97
6437,52 28121,88 114,15 22,62
7888,81 34470,44 249,69 24,00
37,51 37,64 17,99 32,38
s s r s
41,52 41,68 26,61 33,35
t
= tinggi
Heritabilitas Nilai duga heritabilitas (h2) untuk masing-masing
karakter dapat
dievaluasi. Nilai duga heritabilitas (h2) dapat dilihat pada Tabel 18. Nilai heritabilitas berkisar antara 0,14-1. Berdasarkan kriteria heritabilitas diperoleh 10 (sepuluh) komponen yang mempunyai heritabilitas tinggi, 1 (satu) komponen hasil yang mempunyai heritabilitas sedang dan 1 (satu) komponen hasil yang mempunyai heritabilitas rendah
Tabel 9. Nilai Duga Heritabilitas Untuk Masing-Masing Komponen Hasil Komponen Hasil (h2) Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 0,83 t Tinggi Tanaman (cm) 0,93 t Jumlah Buku per Tanaman (buku) 0,88 t Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 0,72 t Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) 0,99 t Umur Berpolong/ R3 (HST) 1 t Umur Matang Penuh / R8 (HST) 0,83 t Jumlah Biji per Polong (biji) 0,14 r Jumlah Polong per Tanaman (polong) 0,82 t Jumlah Biji per Tanaman (biji) 0,82 t Bobot Biji per Tanaman (gr) 0,46 s Bobot 100 Biji (gr) 0,94 t
Keterangan : r s t
= rendah = sedang = tinggi
Hubungan Nilai Korelasi Dari Beberapa Parameter Data hubungan nilai korelasi dari beberapa parameter dapat dilihat pada Lampiran 90 hingga 96. Dari nilai korelasi diperoleh bahwa pada varietas Seulawah (V1) antar karakter memiliki korelasi yang nyata, yaitu pada parameter Tahapan Perkembangan Stadia dengan jumlah cabang pada batang utama (-0,52), umur berpolong (-0,87), umur matang penuh (1,00), jumlah biji per polong (0,60), jumlah polong per tanaman (-0,96), jumlah biji per tanaman (-0,79), bobot biji per tanaman (-0,79), bobot 100 biji (-0,89). Tinggi tanaman dengan jumlah cabang pada batang utama (0,85). Jumlah cabang pada batang utama dengan stadia reproduktif 1/R1 (-0,81), umur matang penuh (-0,52). Jumlah buku per tanaman dengan stadia reproduktif 1/R1 (-0,84), jumlah biji per polong (0,64), jumlah biji per tanaman (0,57). Stadia reproduktif 1/R1 dengan jumlah biji per polong (-0,67). Umur berpolong dengan umur matang penuh (-0,87),jumlah polong per tanaman (0,91), jumlah biji per tanaman (0,99), bobot biji per tanaman (0,96), bobot 100 biji (0,89). Umur matang penuh dengan jumlah biji per polong (0,60), jumlah polong per tanaman (-0,96), jumlah biji per tanaman (-0,79), bobot biji per tanaman (-0,79), bobot 100 biji (-0,89). Jumlah biji per polong dengan jumlah polong per tanaman (-0,70), bobot biji per tanaman (-0,49), bobot 100 biji (-0,75). Jumlah polong per tanaman dengan jumlah biji per tanaman (0,84), bobot biji per tanaman (0,90), bobot 100 biji (0,98). Jumlah biji per tanaman dengan bobot biji per tanaman (0,96), bobot 100 biji (0,83). Bobot biji per tanaman dengan bobot 100 biji (0,94). (dimana r.05 = 0,482). Dari nilai korelasi diperoleh bahwa pada varietas Kerinci (V2) antar karakter memiliki korelasi yang nyata, yaitu pada parameter tahapan
perkembangan stadia dengan jumlah cabang pada batang utama (-0,56), jumlah buku per tanaman (0,77), stadia reproduktif 1/R1 (-0,78), umur matang penuh (1,00), jumlah polong per tanaman (0,86), jumlah biji per tanaman (0,88), bobot biji per tanaman (0,86). Tinggi tanaman dengan jumlah buku per tanaman (-0,54), umur berpolong (0,85), jumlah biji per polong (0,98). Jumlah cabang pada batang utama dengan stadia reproduktif 1/R1 (0,93), umur berpolong (-0,52), umur matang penuh (-0,56), bobot 100 biji (0,65). Jumlah buku per tanaman dengan umur berpolong (-0,73), umur matang penuh (0,77), jumlah biji per polong (-0,54), jumlah polong per tanaman (0,94), jumlah biji per tanaman (0,85), bobot biji per tanaman (0,87), bobot 100 biji (0,52). Stadia reproduktif 1/R1 dengan umur matang penuh (-0,78). Umur berpolong dengan jumlah biji per polong (0,92), jumlah polong per tanaman (-0,50). Umur matang penuh dengan jumlah polong per tanaman (0,86), jumlah biji per tanaman (0,88), bobot biji per tanaman (0,86). Jumlah polong per tanaman dengan jumlah biji per tanaman (0,98), bobot biji per tanaman (0,99), bobot 100 biji (0,64). Jumlah biji per tanaman dengan bobot biji per tanaman (1,00), bobot 100 biji (0,65). Bobot biji per tanaman dengan bobot 100 biji (0,68). (dimana r.05 = 0,482). Dari nilai korelasi diperoleh bahwa pada varietas Krakatau (V3) antar karakter memiliki korelasi yang nyata, yaitu pada parameter tahapan perkembangan stadia dengan tinggi tanaman (0,95), jumlah buku per tanaman (0,89), stadia reproduktif 1/R1 (0,82), umur berpolong (0,92), umur matang penuh (1,00), bobot 100 biji (0,72). Tinggi tanaman dengan jumlah buku per tanaman (0,95), stadia reproduktif 1/R1 (0,82), umur berpolong (0,81), umur matang penuh (0,95), bobot 100 biji (0,90). Jumlah cabang pada batang utama dengan umur
berpolong (-0,52), jumlah biji per polong (0,98), jumlah polong per tanaman (1,00), jumlah biji per tanaman (1,00), bobot biji per tanaman (1,00). Jumlah buku per tanaman dengan stadia reproduktif 1/R1 (0,95), umur berpolong (0,65), umur matang penuh (0,89), bobot 100 biji (0,92). Stadia reproduktif 1/R1 dengan umur berpolong (0,53), umur matang penuh (0,82), bobot 100 biji (0,79). Umur berpolong dengan umur matang penuh (0,92), jumlah biji per polong (-0,67), jumlah polong per tanaman (-0,58), jumlah biji per tanaman (-0,57), bobot biji per tanaman (-0,57). Umur matang penuh dengan bobot 100 biji (0,72). Jumlah biji per polong dengan jumlah polong per tanaman (0,99), jumlah biji per tanaman (0,99), bobot biji per tanaman (0,99). Jumlah polong per tanaman dengan jumlah biji per tanaman (1,00), bobot biji per tanaman (1,00). Jumlah biji per tanaman dengan bobot biji per tanaman (1,00). (dimana r.05 = 0,482). Dari nilai korelasi diperoleh bahwa pada varietas Ijen (V4) antar karakter memiliki korelasi yang nyata, yaitu pada parameter tahapan perkembangan stadia dengan tinggi tanaman (0,77), stadia reproduktif 1/R1 (-0,68), umur berpolong (0,85), umur matang penuh (1,00), jumlah polong per tanaman (-0,69), jumlah biji per tanaman (-0,49) bobot 100 biji (-0,83). Tinggi tanaman dengan umur matang penuh (0,77), bobot 100 biji (-0,85). Jumlah cabang pada batang utama dengan umur berpolong (-0,77), jumlah polong per tanaman (0,91), jumlah biji per tanaman (0,86), bobot biji per tanaman (0,90). Jumlah buku per tanaman dengan stadia reproduktif 1/R1 (0,66), jumlah biji per polong (0,78), bobot 100 biji (-0,57). Stadia reproduktif 1/R1 dengan umur berpolong (-0,52), umur matang penuh (-0,68), jumlah biji per polong (0,69), jumlah biji per tanaman (0,58), bobot biji per tanaman (0,51). Umur berpolong dengan umur matang penuh (0,85),
jumlah polong per tanaman (-0,97), jumlah biji per tanaman (-0,81), bobot biji per tanaman (-0,81), bobot 100 biji (-0,64). Umur matang penuh dengan jumlah polong per tanaman (-0,69), jumlah biji per tanaman (-0,49), bobot 100 biji (-0,83). Jumlah biji per polong dengan jumlah biji per tanaman (0,75), bobot biji per tanaman (0,71). Jumlah polong per tanaman dengan jumlah biji per tanaman (0,85), bobot biji per tanaman (0,87), bobot 100 biji (0,52). Jumlah biji per tanaman dengan bobot biji per tanaman (1,00). (dimana r.05 = 0,482). Dari nilai korelasi diperoleh bahwa pada varietas Panderman (V5) antar karakter memiliki korelasi yang nyata, yaitu pada parameter tahapan perkembangan stadia dengan stadia reproduktif 1/R1 (0,98), umur matang penuh (1,00), jumlah biji per polong (-0,65). Tinggi tanaman dengan jumlah buku per tanaman (0,92) umur berpolong (-0,72), jumlah biji per tanaman (0,64), bobot biji per tanaman (0,61), bobot 100 biji (0,92). Jumlah cabang pada batang utama dengan jumlah buku per tanaman (0,50), jumlah biji per polong (-0,86), jumlah polong per tanaman (0,94), jumlah biji per tanaman (0,52), bobot biji per tanaman (0,80). Jumlah buku per tanaman dengan umur berpolong (-0,92), jumlah polong per tanaman (0,73), jumlah biji per tanaman (0,88), bobot biji per tanaman (0,86) bobot 100 biji (0,77). Stadia reproduktif 1/R1 dengan umur matang penuh (0,98), jumlah biji per polong (-0,65). Umur berpolong dengan jumlah polong per tanaman (-0,72), jumlah biji per tanaman (-0,99), bobot biji per tanaman (-0,90), bobot 100 biji (-0,63). Umur matang penuh dengan jumlah biji per polong (-0,65). Jumlah biji per polong dengan jumlah polong per tanaman (-0,64), bobot 100 biji (0,52). Jumlah polong per tanaman dengan jumlah biji per tanaman (0,77), bobot
biji per tanaman (0,95). Jumlah biji per tanaman dengan bobot biji per tanaman (0,93), bobot 100 biji (0,52). (dimana r.05 = 0,482). Dari nilai korelasi diperoleh bahwa pada varietas Baluran (V6) antar karakter memiliki korelasi yang nyata, yaitu pada parameter tahapan perkembangan stadia dengan tinggi tanaman (-0,57), jumlah cabang pada batang utama (-0,69), jumlah buku per tanaman (-0,50), stadia reproduktif 1/R1 (-0,75), umur berpolong (-0,57), umur matang penuh (1,00), jumlah biji per polong (0,58), jumlah polong per tanaman (-0,91), jumlah biji per tanaman (-0,66), bobot biji per tanaman (-0,59), bobot 100 biji (0,60). Tinggi tanaman dengan jumlah cabang pada batang utama (0,93), jumlah buku per tanaman (0,92), stadia reproduktif 1/R1 (0,81), umur berpolong (0,95), umur matang penuh (-0,57), jumlah polong per tanaman (0,80), jumlah biji per tanaman (0,99), bobot biji per tanaman (0,99), bobot 100 biji (-0,44). Jumlah cabang pada batang utama dengan jumlah buku per tanaman (0,97), stadia reproduktif 1/R1 (0,97), umur berpolong (0,99), umur matang penuh (-0,69), jumlah polong per tanaman (0,93), jumlah biji per tanaman (0,97), bobot biji per tanaman (0,96). Jumlah buku per tanaman dengan umur berbunga (0,92), umur berpolong (0,99), umur matang penuh (-0,50), jumlah polong per tanaman (0,82), jumlah biji per tanaman (0,94), bobot biji per tanaman (0,95). Stadia reproduktif 1/R1 dengan umur berpolong (0,93), umur matang penuh (-0,75), jumlah polong per tanaman (0,96), jumlah biji per tanaman (0,88), bobot biji per tanaman (0,86). Umur berpolong dengan umur matang penuh (-0,57), jumlah polong per tanaman (0,85), jumlah biji per tanaman (0,97), bobot biji per tanaman (0,98). Umur matang penuh dengan jumlah biji per polong (0,58), jumlah polong per tanaman (-0,91), jumlah biji per tanaman (-0,66), bobot
biji per tanaman (-0,59), bobot 100 biji (0,60). Jumlah polong per tanaman dengan jumlah biji per tanaman (0,88), bobot biji per tanaman (0,83). Jumlah biji per tanaman dengan bobot biji per tanaman (1,00). (dimana r.05 = 0,482).
Pembahasan
Pada pengamatan visual dari parameter Bentuk Daun, Warna Bunga, Bentuk Percabangan dan Tipe pertumbuhan pada keenam varietas (lampiran 5) di peroleh bahwa hasilnya tidak ada perbedaan dengan deskripsi asalnya. Hal ini diduga berasal dari pengaruh faktor genotip dan lingkungan tanaman yang disebut Fenotip tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Allard (2005) yang menyatakan bahwa gen-gen dari tanaman tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter, terkecuali bila mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya tidak ada pengaruhnya terhadap berkembangnya karakter dengan mengubah tingkat keadaan lingkungan terkecuali gen yang diperlukan ada. Dari hasil pengamatan dan sidik ragam (Lampiran 6 - 59) dapat dilihat bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada stadia V2-R8. Dari data rataan dapat dilihat bahwa varietas Seulawah memiliki tinggi tanaman yang tertinggi pada stadia R8 (97,28 cm) dan yang terendah terdapat pada varietas panderman (60,28 cm). Diduga perbedaan tinggi tanaman ini dikarenakan dari keenam varietas tersebut memiliki keunggulan yang berbeda sesuai dengan genotip yang dimilikinya dalam kondisi lingkungan tertentu. Hal ini sesuai dengan literatur Darliah, dkk (2001) yang menyatakan bahwa pada umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotip. Respon genotip terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan fenotipik dari tanaman bersangkutan, dan salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhannya.
Dari lampiran 86 dan 64 dapat dilihat bahwa tinggi tanaman dari masingmasing varietas mempengaruhi jumlah buku pertanaman tiap-tiap varietas. Semakin tinggi tanaman semakin banyak jumlah buku pertanaman yaitu varietas Seulawah, tingginya 97,28 cm dan jumlah buku pertanaman 21,63 buah. Sedangkan vareitas Baluran, tingginya 64,54 cm dan jumlah buku pertanaman 14,13 buah. Dari Lampiran 89 dapat dilihat bahwa jumlah biji pertanaman dipengaruhi oleh banyaknya jumlah polong pertanaman dan bobot biji pertanaman juga dipengaruhi oleh banyaknya biji pertanaman. Semakin banyak jumlah polong pertanaman, maka semakin banyak pula jumlah biji pertanaman yang diperoleh dan bobot biji akan semakin tinggi.yaitu varietas Seulawah, rataan jumlah polong pertanaman 336,63 polong, jumlah biji pertanaman 700,75 biji, bobot biji pertanaman 81,33 sedangkan varietas Baluran, rataan jumlah polong pertanaman 124,06 polong, jumlah biji pertanaman 277,75 biji, bobot biji pertanaman 45,57. Dari hasil pengamatan dan sidik ragam (Lampiran 60 - 67) dapat dilihat bahwa varietas berbeda nyata terhadap jumlah cabang pada batang utama, jumlah buku pada stadia R1-R8. Dari data rataan dapat dilihat bahwa varietas Seulawah memiliki jumlah buku per tanaman tertinggi pada stadia R8 (21,63 buku) dan yang terendah terdapat pada varietas Baluran (14,13 buku). Varietas Baluran memiliki jumlah cabang tertinggi (13,69 cabang) dan yang terendah terdapat pada varietas Panderman (7,06 cabang). Adanya perbedaan hasil dari keenam varietas terhadap pengamatan karakter vegetatip diatas diduga disebabkan oleh adanya perbedaan sifat atau keunggulan dari masing-masing
varietas sesuai dengan
genotip yang dimilikinya dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga tiap varietas menampilkan sifat dan keunggulannya masing-masing. Hal ini sesuai
dengan literatur Darliah dkk (2001) yang menyatakan bahwa pada umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotip. Respon genotip terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan fenotipik dari tanaman yang bersangkutan, dan salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhannya. Varietas berbeda nyata terhadap Stadia Reproduktif 1/R1. Dari pengamatan dan sidik ragam (Lampiran 68) dapat dilihat bahwa varietas yang paling cepat stadia reproduktif 1/R1 adalah panderman (31,81 HST) dan varietas yang paling lama stadia reproduktif 1/R1 adalah varietas Seulawah (51,75 HST). Namun secara keseluruhan waktu yang dibutuhkan masing-masing varietas kedelai ini untuk dapat berbunga ada yang tidak jauh berbeda dan ada yang sangat berbeda juga dengan deskripsi asalnya. Diduga hal ini disebabkan oleh genetik tanaman bersangkutan seperti pendapat Sitompul dan Guritno (1995) yang menyatakan bahwa jika dua jenis tanaman yang sama ditanam pada lingkungan yang berbeda dan dari kedua jenis tanaman tersebut muncul variasi yang sama maka hal ini dapat disebabkan oleh genetik dari tanaman yang bersangkutan. Varietas berbeda nyata terhadap umur berpolong dan umur matang penuh. Dari pengamatan dan sidik ragam (Lampiran 70 - 73) dapat dilihat bahwa varietas yang paling cepat berpolong adalah varietas Panderman (44,94 HST) dan yang paling lama berpolong adalah varietas Seulawah (71,63 HST). Varietas yang paling cepat matang penuh adalah Baluran (88,44 HST) dan varietas yang paling lama matang penuh adalah varietas Kerinci (105,31 HST). Secara umum, waktu yang digunakan kelima varietas untuk berbunga dan mencapai matang penuh sangat berbeda dari yang terdapat pada deskripsi masing-masing varietas.
Terjadinya perbedaan umur berbunga dan umur matang penuh tersebut diduga disebabkan oleh faktor genetik dan juga lingkungan yang berbeda dari daerah asalnya. Hal ini sesuai dengan literatur Mangoendidjojo (2003) yang menyatakan bahwa variasi yang terjadi untuk setiap golongan tanaman dapat dijumpai berdasarkan faktor genetik atau lingkungan, misalnya kemampuan beradaptasi akibat kondisi lingkungan yang berbeda. Dari hasil pengamatan dan sidik ragam (Lampiran 76 - 83) dapat dilihat bahwa varietas berbeda nyata terhadap parameter jumlah polong pertanaman, jumlah biji pertanaman, bobot biji per tanaman dan bobot 100 biji. Dari data rataan dapat dilihat bahwa jumlah polong per tanaman tertinggi terdapat pada varietas Seulawah (336,63 polong) dan yang terendah pada varietas Baluran (124,06 polong). Jumlah biji per tanaman tertinggi terdapat pada varietas Seulawah (700,75 biji) dan yang terendah pada varietas panderman (233,25 biji). Bobot biji per tanaman tertinggi terdapat pada varietas Seulawah (81,33 g) dan terendah terdapat pada varietas Baluran (45,57 g). Bobot 100 biji tertinggi terdapat pada varietas Panderman (23,30 g) dan yang terendah terdapat pada varietas Seulawah (11,08 g). Adanya perbedaan hasil yang nyata dari keenam varietas terhadap karakter generatip diatas diduga dipengaruhi oleh genotip masing-masing varietas serta faktor pembungaan dan lingkungan yang mendukung pada saat pengisian polong. Hal ini sesuai dengan literatur Allard (2005) yang menyatakan bahwa gen-gen dari tanaman tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter, terkecuali bila mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya tidak ada pengaruhnya terhadap berkembangnya karakter dengan mengubah tingkat keadaan lingkungan terkecuali gen yang diperlukan
ada. Dan Soemaatmadja (1993) yang menyatakan bahwa banyaknya polong dan biji/polong yang terbentuk ditentukan oleh faktor pembungaan dan lingkungan yang mendukung pada saat pengisian polong. Dari data nilai keragaman (Lampiran 84) dapat dilihat bahwa nilai Keragaman Variabilitas Genetik (KVG) berkisar antara 6,34 – 37,64. Terdapat Tiga parameter mempunyai KVG sedang, yaitu Jumlah polong per tanaman (37,51), jumlah biji per tanaman (37,64) dan Bobot 100 biji (32,38). Dan sembilan parameter mempunyai KVG rendah, yaitu tahapan perkembangan stadia (6,34), tinggi tanaman (19,00), jumlah buku pada per tanaman (13,83), jumlah cabang pada batang utama (20,78), stadia reproduktif 1/R1 (17,83), umur berpolong (18,42), umur matang penuh/R8 (6,34), jumlah biji per polong (7,59), bobot biji pertanaman (17,99). Pengelompokan nilai KVG ini sesuai dengan literatur Murdaningsih dkk (1990) dalam Tempake dan Luntungan (2002) yang menyatakan bahwa kriteria variabilitas adalah kriteria rendah < 25% dari KVG yang terbesar, kriteria sedang ≥ 25% - ≤ 50% dari KVG yang terbesar, kriteria tinggi ≥ 50% - ≤ 75% dari KVG yang terbesar, kriteria sangat tinggi ≥ 75% dari KVG yang terbesar. Berdasarkan kriteria dari Murdaningsih (1990), koefisien varians Penotip (KVP) semua karakter yang diteliti terdistribusi mulai dari kategori r (rendah) sampai s (sedang). Tinggi rendahnya nilai KVP menggambarkan realitas keragaman suatu karakter secara visual. Nilai KVP yang rendah menunjukkan bahwa individu-individu dalam populasi yang diuji cenderung seragam, seperti misalnya pada karakter umur matang penuh dengan nilai KVP sebesar 6.97 % (termasuk kategori rendah). Untuk mengetahui apakah tinggi rendahnya
keragaman tersebut banyak dipengaruhi faktor genetik ataukah banyak dipengaruhi faktor lingkungan, maka nilai KVP diperbandingkan dengan nilai KVG (koefisien keragaman genetik). Jika besarnya nilai KVG mendekati nilai KVPnya, maka dapat disimpulkan bahwa keragaman suatu karakter lebih disebabkan faktor genetik, seperti pada karakter tahapan perkembangan stadia (nilai KVG 6,34 % dan KVP 6,97 %), karakter tinggi tanaman (nilai KVG 19,0 % dan KVP 19,73 %), stadia reproduktif 1/R1 (nilai KVG 17,83 % dan KVP 17,96 %), karakter umur berpolong (nilai KVG 18,42 % dan KVF 18,45 %), umur matang penuh (nilai KVG 6,34 % dan KVP 6,97 %) dan karakter bobot 100 biji (nilai KVG 32,38 % dan KVP 33,35 %) (Tabel 17). Nilai heritabilitas (Lampiran 85) berkisar antara 0,14 - 1. Dari data didapat sepuluh parameter mempunyai heritabilitas tinggi, yaitu tahapan perkembangan stadia (0,85), tinggi tanaman (0,93), jumlah cabang pada batang utama (0,72), jumlah buku per tanaman (0,88), stadia reproduktif 1/R1 (0,99), umur berpolong/R3 (1), umur matang penuh/R8 (0,83 ), jumlah polong per tanaman (0,82), jumlah biji per tanaman (0,82), bobot 100 biji (0,94). Satu parameter mempunyai nilai heritabilitas sedang, yaitu bobot biji per tanaman (0,46). Dan satu parameter mempunyai nilai heritabilitas rendah, yaitu jumlah biji per polong (0,14). Adanya pengelompokan nilai heritabilitas kepada tinggi, sedang dan rendah ini sesuai dengan literatur Mangoendidjojo (2003) yang menyatakan bahwa heritabilitas dikatakan tinggi bila H>50%, sedang bila nilai H terletak antara 20%-50% dan rendah bila H<20%. Dari data nilai heritabilitas (Lampiran 85) didapat bahwa satu parameter pengamatan mempunyai nilai heritabilitas 1, yaitu umur berpolong/R3. Dari Nilai
ini heritabilitas ini menunjukkan bahwa seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Hal ini sesuai dengan literatur dari Welsh (2005) yang menyatakan Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 ialah bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Dari hasil pengamatan terhadap karakter dari keenam varietas (lampiran 5) menunjukkan bahwa kemurnian sifat masih ada dan keunggulan dari masingmasing varietas masih tetap dimiliki walaupun sudah ditanam pada lingkungan berbeda yang terlihat dari parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang pada batang utama, jumlah buku per tanaman, bentuk daun, warna bunga, bentuk percabangan, tipe pertumbuhan, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji. Dari hal ini dapat kita peroleh bahwa keenam varietas merupakan varietas unggul yang sesuai dengan deskripsi asalnya. Dan menurut Gani (2000) yang menyatakan untuk mempertahankan kemurnian agar seragam dan keunggulannya tetap di miliki, perlu mempelajari sifat-sifat morfologis tanaman seperti tipe tumbuh, warna hipokotil, warna bunga, warna bulu, umur berbunga, dan sifat-sifat kuantitatif seperti tinggi tanaman, ukuran biji, dan ukuran daun. Pengenalan atau identifikasi varietas unggul adalah suatu teknik untuk menentukan apakah yang dihadapi tersebut adalah benar varietas unggul yang dimaksudkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mempergunakan alat pegangan berupa deskripsi varietas.
Hubungan Nilai Korelasi Beberapa Parameter Dari Keenam Varietas Kedelai. Pada Lampiran 84 dan 85, karakter jumlah polong pertanaman memiliki keragaman genetik sedang (41,52) dan heritabilitas yang tinggi (0,82). Pada Lampiran 90 untuk varietas Seulawah, karakter jumlah polong pertanaman berkorelasi dengan jumlah biji pertanaman dan bobot biji pertanaman. Karakter jumlah polong pertanaman berkorelasi positif dan nyata terhadap jumlah biji pertanaman sebesar 0,84 dan terhadap bobot biji pertanaman sebesar 0,90. Sehingga karakter jumlah polong pertanaman mempunyai pengaruh yang penting pada perbaikan karakter jumlah biji pertanaman dan karakter bobot biji pertanaman. Pada Lampiran 91 untuk varietas Kerinci adanya korelasi yang positif dan nyata antara jumlah polong pertanaman dengan jumlah biji pertanaman sebesar 0,98 menunjukkan bahwa faktor genetik berperan positif dalam hubungan antara karakter tersebut dengan jumlah biji pertanaman, sehingga apabila jumlah polong pertanaman tinggi, maka jumlah biji setiap tanaman akan tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Somaatmadja (1983) bahwa jumlah polong, jumlah biji, bobot 100 biji dan kepadatan populasi besar pengaruhnya dalam menentukan hasil kedelai persatuan luas. Pada Lampiran 92 untuk varietas krakatau, karakter jumlah cabang pada batang utama berkorelasi dengan jumlah polong pertanaman, jumlah biji pertanaman dan bobot biji pertanaman. Karakter jumlah cabang pada batang utama berkorelasi positif dan nyata terhadap jumlah polong pertanaman sebesar 1, jumlah biji pertanaman sebesar 1 dan terhadap bobot biji pertanaman sebesar 1.
Sehingga karakter jumlah cabang pada batang utama mempunyai pengaruh yang penting pada perbaikan karakter jumlah polong pertanaman, jumlah biji pertanaman dan karakter bobot biji pertanaman. Pada Lampiran 93 untuk varietas Ijen, karakter jumlah biji perpolong berkorelasi dengan jumlah biji pertanaman dan bobot biji pertanaman. Karakter jumlah biji perpolong berkorelasi positif dan nyata terhadap jumlah biji pertanaman sebesar 0,75 dan terhadap bobot biji pertanaman sebesar 0,71. Sehingga karakter jumlah biji perpolong mempunyai pengaruh yang penting pada perbaikan karakter jumlah biji pertanaman dan karakter bobot biji pertanaman. Pada Lampiran 94 untuk varietas Panderman adanya korelasi yang positif dan nyata antara jumlah buku pertanaman dengan jumlah polong pertanaman sebesar 0,88 menunjukkan bahwa faktor genetik berperan positif dalam hubungan antara karakter tersebut dengan jumlah polong pertanaman, sehingga apabila jumlah buku tinggi, maka jumlah polong pertanaman akan tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Somaatmadja (1983) bahwa jumlah polong, jumlah biji, bobot 100 biji dan kepadatan populasi besar pengaruhnya dalam menentukan hasil kedelai persatuan luas. Pada Lampiran 95 untuk varietas Baluran, karakter tinggi tanaman berkorelasi dengan jumlah cabang pada batang utama dan jumlah buku pertanaman. Karakter tinggi tanaman berkorelasi positif dan nyata terhadap jumlah cabang pada batang utama sebesar 0,93 dan terhadap jumlah buku pertanaman sebesar 0,92. Sehingga karakter tinggi tanaman mempunyai pengaruh yang penting pada perbaikan karakter jumlah cabang pada batang utama dan karakter bobot biji pertanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Varietas berbeda nyata pada parameter tahapan perkembangan stadia (pada stadia V2-V8, R1-R8, tinggi tanaman (pada stadia V2-R8), jumlah buku per tanaman (stadia R1-R8), jumlah cabang pada batang utama, stadia reproduktif 1/R1, umur berpolong, umur matang penuh/R8, jumlah biji per polong, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman dan bobot 100 biji. 2. Keragaman genotipe tertinggi terdapat pada parameter jumlah biji per tanaman (37,64) dan terendah pada parameter tahapan perkembangan stadia (6,34), umur matang penuh (6,34). 3. Nilai heritabilitas tertinggi terdapat pada parameter umur berpolong (1) dan terendah pada parameter jumlah biji per polong (0,14). Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui karakter vegetatif dan generatif dari masing-masing varietas pada generasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T. T. dan Novo Indarto, 2004. Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Kedelai, Kacang hijau, Kacang Panjang. Penerbit Absolut, Yogyakarta. Hal 22-23. Allard, R. W., 2005. Principles of Plant Breeding. Jhon Wiley and Sons, New York. 485 pp. Azrai, M., 2006. Sinergi Teknologi Marka Molekuler Dalam Pemuliaan Tanaman Jagung. Jurnal Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Makasar. Azrai, M dan F. Kasim, 2003. Analisis Varians dan Heritabilitas Ketahanan Galur Jagung Rekombinan terhadap Penyakit. Ketahanan Galur Jagung Rekombinan Terhadap Penyakit Bulai. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Penelitian pertanian tanaman pangan vol. 22 no. 1 2003. Balitkabi, 2008. Benih Kedelai, Sistem dan Teknologi Produksi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 30, No. 1 2008, Hal 7. Cahyarini, R. D., Ahmad Yunus, Edi Purwanto, 2004. Identifikasi Keragaman Genetik Beberapa Varietas Lokal Kedelai di Jawa berdasarkan Analisis isozim. Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian UNS, Agrosains 6(2): 79. Darliah, I. Suprihatin, D. P. Devries, W. Handayati, T. Hermawati dan Sutater, 2001. Variabilitas Genetik, Heritabilitas, dan Penampilan Fenotipik 18 Klon Mawar Cipanas. Zuriat 3 No.11. Departemen Pertanian, 1990. Upaya Peningkatan Produksi Kedelai. Departemen Pertanian, Balai Informasi Pertanian, Sumatera Utara, Medan. Hal 12. Departemen Pertanian, 1996. Budidaya Tanaman Palawija. Pendukung Program Makanan Tambahan Anak Sekolah. Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jakarta. Hal II-1,II-2 Gani, J. A., 2000. Kedelai Varietas Unggul. Lembar Informasi Pertanian (Liptan), Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Mataram. Hasyim, H., 2005. Ringkasan Bahan Kuliah Pengantar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. http://images.soemarno.multiply.com/attachment/0/RfuraQoKCpkAAE8SAjU1/k kedelai5.doc?nmid=22330493, diakses Tanggal 25 Januari 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai, diakses Tangal.7 februari 2008.
http://warintek.ristek.go.idpertanian/ kedelai.pdf.diakses Tanggal 15 Maret 2008. Malau, S., 1995. Biometrika Genetik Dalam Pemuliaan Tanaman. Universitas HKBP Nomensen, Medan. Mangoendidjojo, 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius, Yogyakarta. Mugnisjah. W. Q dan A. Setiawan, 1995. Produksi Benih. Edisi 1. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Murdaningsih, H., K. A. Baihaki, G. Satari, T. Danakusuma, dan A.H. Permadi, 1990. Varian Genetik Sifat-Sifat Tanaman Bawang di Indonesia. Pai, A. C., 2000. Genetics, It Concepts and Implications. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Republik Indonesia, 2000. Press Release Mentan Pada Panen Kedelai. Dikutip http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=6854&Itemid=699. Tanggal 9 mei 2008. Ritonga, A., 2007. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta. Rubatzky dan A. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia 2. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Hal 262 Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonimy. Tata McGraw Hill Poblishing Company Limited, New Delhi. Sitompul, S. M., dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Somaatmadja. S., 1993. Sumber Daya Nabati Asia Ternggara 1,Kacang-kacangan. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 43. Soemaatmadja, S., M. I. Sumarno, M. Syam, S.O Manurung, Yuswadi, 1999. Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Hal 78. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika (Pendekatan Biometrik) Penerjemah B. Sumantri. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal: 451. Supriono, 2000. Pengaruh Dosis Urea Tablet dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Kultivar Sindoro. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Agrosains Volume 2 No. 2. Jakarta. Hal 65.
Surwardi, Setyo Poerwoko dan Nur Basuki, 2002. Implikasi Keragaman Genetik, Kolerasi Fenotipik Dan Genotipik Untuk Perbaikan Hasil Sejumlah Galur Kedelai (Glycine max (l.) Merrill). The Implication Of Genetic Variability, Phenotypic And Genotypic Correlation For Yield Improvement Of Several Soybean Genotypes. Politeknik Universitas Negeri Jember. Jember.Hal : 130 Welsh, J. R., 2005. Fundamentals of Plant Genetics and Breeding. Jhon Wiley and Sons, New York. 453 pp.
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian No 1 2 3 4
5 6
Kegiatan Persiapan Lahan Penanaman Benih Pemupukan Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyulaman dan Penjarangan Penyiangan Pembumbunan Pengendalian Hama dan Penyakit Panen Pengamatan Parameter Tahapan Perkembangan Stadia (HST) Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Cabang Pada Batang Utama (cabang) Jumlah buku per tanaman Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) Umur Berpolong (HST) Umur Matang Penuh (HST) Jumlah biji per polong (biji) Jumlah polong per tanaman (polong) Jumlah biji per tanaman (biji) Bobot biji per tanaman (g) Bobot 100 biji (g) Bentuk daun Warna bunga Bentuk percabangan Tipe tumbuh
1 x
2
3
4
5
6
x x
7
Minggu 8 9
10
11
12
13
14
15
x Disesuaikan dengan kondisi di lapangan x x Disesuaikan dengan kondisi di lapangan x Disesuaikan dengan stadia pertumbuhan Disesuaikan dengan stadia pertumbuhan x Disesuaikan dengan stadia pertumbuhan x x x x x x x x x x
x x x
71
72
Lampiran 2. Bagan Lahan Percobaan Bagan Lahan Percobaan BLOK I
BLOK II
BLOK III
BLOK IV
V3
V5
V4
a V1
50 cm
b = 30 cm V5
V2
V1
V3
V3
V4
V2
V6
V6
V1
V6
V1
V2
V5
V4
V2
V4
V6
V3
V5
U Keterangan : a
=
Jarak antar ulangan.
b
=
Jarak antar plot dalam satu blok.
73
Lampiran 3. Bagan Plot Tanaman 70 cm
10 cm
25 cm
25 cm
12,5 cm
Keterangan: Luas plot
=
70 cm x 50 cm
Jarak tanam
=
25 cm x 25 cm
50 cm
74
Lampiran 4 . Deskripsi Enam Vareitas Kedelai V 1 : Varietas Seulawah Nomor galur Asal Warna Hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu Warna bunga Warna kulit biji Warna polong masak Warna hilum Bentuk biji Tipe tumbuh Umur berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 100 biji Daya hasil Kandungan protein Kandungan lemak Ketahanan terhadap penyakit Ketahanan rebah Wilayah adaptasi Pemulia
Mitra kerja
Tahun dilepas
: Galur W3898-14-3 : Wilis x No. 3898 : Ungu : Kuning : Hijau-hijau tua : Coklat : Ungu : Kuning agak kehijauan : Coklat : Coklat tua : Agak bulat : Determinate : 39 hari : 93 hari : 100 cm : 9,5 gr : 1,6-2,5 t/ha : 45,9 % : 12,1 % : Tahan penyakit karat daun (Phakospora pachyrizi Syd) : Agak tahan : Lahan kering masam Sumatera Barat, Lampung, dan Kalimantan Selatan : Darman M. Arsyad, Heru Kuswantoro, M.Muchlis Adie, Purwantoro, Amin Nur, Sri Hardaningsih, E.Yunawan : Asadi (Balitbiogen), Azran Tanjung, Tasman Naira (BPTP Sumbar), Yustisia, M.Syarif (BPTP Sumsel), Eddy William (Balitra) : 2004
75
V 2 : Varietas Kerinci Nomor galur Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu Warna bunga Warna biji Warna kulit polong masak Warna hilum biji Tipe tumbuh Umur mulai berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 100 biji Kadar protein Kadar lemak Kerebahan Ketahanan terhadap penyakit
: 1248/1682-IIR-14 : Ungu : Hijau : Hijau tua : Coklat : Ungu : Kuning : Coklat tua : Coklat kehitaman : Determinit : Kurang lebih 38 hari : Kurang lebih 87 hari : 45-60 cm : Kurang lebih 93 gram : 42% : 14% : Tahan : Agak tahan terhadap karat daun dan lalat kacang
V 3 : Varietas Krakatau Nomor asal Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu Warna biji Warna kulit polong masak Tipe tumbuh Umur mulai berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 100 biji Kadar protein Kadar lemak Ketahanan terhadap penyakit Keterangan
: AGS-66 : Ungu : Ungu : Hijau : Coklat : Kuning : Kuning jerami : Determinate, daun lebar ujung daun runcing : 35 hari : 82-85 hari : 55-60 cm : 8 gram : 36% : 16% : Toleran terhadap penyakit karat daun dan virus CMMV : Daya adaptasi cukup luas.
76
V 4 : Varietas Ijen Nomor galur Asal Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu Warna bunga Warna kulit biji Warna kulit polong masak Warna hilum biji Bentuk biji Tipe tumbuh Umur berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 100 biji Daya hasil Kadar protein Kadar lemak Kerebahan Ketahanan terhadap hama Pemulia Tahun dilepas
: B4F3WH-177-382-109 : Silang balik varietas wilis dengan himeshirazu : Ungu : Hijau tua : Hijau : Coklat : Ungu : Kuning agak gelap : Coklat : Coklat : Lonjong : Determinate : 32 hari : 82 hari : 60-80 cm : 15-17 gram : 2,15-2,49 t/ha : 42% : 14% : Tahan : Agak tahan ulat grayak : M. Muchlis Adie, K. Iqita, G.W.A Susanto, Darman M. Arsyad, Suharsono, Tridjaka, Arifin : 2003
77
V 5 : Varietas Panderman Nomor galur Asal Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu Warna bunga Warna kulit biji Warna kulit polong masak Warna hilum Bentuk biji Tipe tumbuh Umur berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 100 biji Daya hasil Kadar protein Kadar lemak Kerebahan Ketahanan terhadap hama Pemulia Tahun dilepas
: GC 87032-10-1 : Taiwan : Hijau : Hijau tua : Hijau : Coklat : Putih : Kuning muda : Coklat : Coklat tua : Agak bulat : Determinate : 33 hari : 85 hari : 44 cm : 18-19 gram : 2,11-2,37 t/ha : 26,9% : 17,7% : Tahan : Agak tahan ulat grayak : M. Muchlis Adie, K. Iqita, G.W.A Susanto, Darman M. Arsyad, Suharsono, Tridjaka, Arifin : 2003
78
V 6 : Varietas Baluran Nomor galur Asal Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu Warna bunga Warna kulit biji Warna kulit polong masak Warna hilum Bentuk biji Tipe tumbuh Umur berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 100 biji Daya hasil Kadar protein Kadar lemak Pemulia Tahun dilepas
: GC 88025-3-2 : Persilangan AVRDC : Ungu : Hijau : Hijau : Coklat : Ungu : Kuning : Coklat : Coklat muda : Bulat telur : Determinate : 33 hari : 80 hari : 60-80 cm : 15-17 gram : 2,5-3,5 t/ha : 38-40% : 20-22% : Suyono, T.Adisarwanto, I.Hartana : 2003
71
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Parameter Di Lapangan Dari Varietas Seulawah, Kerinci, Krakatau, Ijen, Panderman, Baluran.
Keterangan Tinggi tanaman Jumlah cabang pada batang utama Jumlah buku per tanaman Stadia Reproduktif 1/R1 Umur berpolong Umur matang penuh Bentuk daun Warna bunga
Seulawah 97.28 cm
Kerinci 85,28 cm
Krakatau 82,76 cm
Ijen 85,96 cm
Panderman 60,28 cm
Baluran 64,54 cm
12 cabang 22 buku 52 hari 72 hari 103,81 hari Oval meruncing Ungu
9 cabang 18 buku 39 hari 54 hari 97 hari Oval meruncing Ungu Tegak-Agak tegak Determinate 2 biji 199 polong 431 biji 52,02 g 12,18 g
13 cabang 14 buku 36 hari 46 hari 88 hari Lanset Ungu
Tegak Determinate 2 biji 336 polong 700 biji 81,33 g 11,08 g
12 cabang 19 buku 46 hari 60 hari 104 hari Segitiga Ungu Tegak-Agak tegak Determinate 2 biji 243 polong 529 biji 61,34 g 12,33 g
7 cabang 18 buku 32 hari 45 hari 103 hari Oval membulat Putih
Bentuk percabangan Tipe pertumbuhan Jumlah biji per polong Jumlah polong per tanaman jumlah biji per tanaman Bobot biji per tanaman Bobot100 biji
12 cabang 20 buku 47 hari 62 hari 105 hari Segitiga Ungu Tegak-Agak tegak Determinate 2 biji 256 polong 500 biji 59,81 g 11,83 g
Tegak Determinate 2 biji 124 polong 233 biji 56,28 g 23,30 g
Agak tegak Determinate 2 biji 124 polong 278 biji 45,57 g 17,43 g
79
80
Lampiran 6. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V1 (HST) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 11,50 10,50 10,00 10,50 42,50 10,63 Seulawah (V1) 11,00 10,00 10,50 10,75 42,25 10,56 Kerinci (V2) 11,00 10,50 10,00 10,75 42,25 10,56 Krakatau (V3) 10,50 10,75 11,00 11,00 43,25 10,81 Ijen (V4) 11,00 10,00 42,25 10,56 Panderman (V5) 10,50 10,75 10,50 10,00 10,25 10,25 41,00 10,25 Baluran (V6) 65,00 62,50 62,75 63,25 253,50 Total 10,83 10,42 10,46 10,54 10,56 Rataan
Lampiran 7. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V1 (HST) SK DB JK KT F Hit F0,05 3 0,64 0,21 1,28 tn 3,29 Blok 5 0,66 0,13 0,79 tn 2,90 Varietas 15 2,49 0,17 Eror 23 3,78 Total Keterangan : FK : 2677,59 * : nyata KK : 3,86 % tn : tidak nyata Lampiran 8. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V2 (HST) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 14,25 14,25 14,00 14,00 56,50 14,13 Seulawah (V1) 14,00 14,00 14,25 14,00 56,25 14,06 Kerinci (V2) 14,00 14,00 14,00 14,00 56,00 14,00 Krakatau (V3) 14,00 14,50 14,50 14,50 57,50 14,38 Ijen (V4) 14,00 14,25 14,00 56,25 14,06 Panderman (V5) 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00 56,00 14,00 Baluran (V6) 84,25 84,75 85,00 84,50 338,50 Total 14,04 14,13 14,17 14,08 14,10 Rataan Lampiran 9. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V2 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,05 0,02 0,89 tn 3,29 Blok 5 0,40 0,08 4,07 * 2,90 Varietas 15 0,29 0,02 Eror 23 0,74 Total Keterangan : FK : 4774,26 * : nyata KK : 0,99 % tn : tidak nyata
81
Lampiran 10. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V3 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 18,50 18,50 17,75 18,00 72,75 18,19 Seulawah (V1) 18,00 18,00 18,00 18,50 72,50 18,13 Kerinci (V2) 18,00 18,25 18,00 17,50 71,75 17,94 Krakatau (V3) 18,00 18,50 18,25 18,25 73,00 18,25 Ijen (V4) 18,00 18,00 18,25 18,00 72,25 18,06 Panderman (V5) 18,00 18,00 17,25 17,25 70,50 17,63 Baluran (V6) 108,50 109,25 107,50 107,50 432,75 Total 18,08 18,21 17,92 17,92 18,03 Rataan Lampiran 11, Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V3 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,36 0,12 1,42 tn 3,29 Blok 5 1,02 0,20 2,40 tn 2,90 Varietas 15 1,28 0,09 Eror 23 2,66 Total Keterangan : FK : 7803,02 * : nyata KK : 1,62 % tn : tidak nyata Lampiran 12. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V4 (HST) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 20,50 20,50 20,00 20,00 81,00 20,25 Seulawah (V1) 20,00 19,75 20,00 20,00 79,75 19,94 Kerinci (V2) 20,25 20,25 19,50 19,75 79,75 19,94 Krakatau (V3) 20,00 21,25 21,25 21,00 83,50 20,88 Ijen (V4) 21,25 20,25 83,00 20,75 Panderman (V5) 20,50 21,00 19,50 20,50 19,75 19,50 79,25 19,81 Baluran (V6) 120,75 123,25 121,75 120,50 486,25 Total 20,13 20,54 20,29 20,08 20,26 Rataan Lampiran 13. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V4 (HST) SK
DB
JK
KT
F Hit
F0.05
Blok
3
0,78
0,26
1,69 tn
3,29
Varietas Eror
5 15
4,11 2,30
0,82 0,15
5,36 *
2,90
23 Total Keterangan : FK : 9851,63 KK : 1,93 %
7,18 * tn
: nyata : tidak nyata
82
Lampiran 14. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V5 (HST) Blok
Jumlah
Rataan
Seulawah (V1) Kerinci (V2)
I 23,00 22,00
II 23,00 22,00
III 22,50 22,50
IV 23,00 23,50
91,50 90,00
22,88 22,50
Krakatau (V3)
22,75
22,75
22,50
22,00
90,00
22,50
Ijen (V4) Panderman (V5) Baluran (V6) Total Rataan
22,75 23,00 21,75 135,25 22,54
23,50 23,00 22,25 136,50 22,75
23,25 23,25 22,50 136,50 22,75
23,25 23,00 22,50 137,25 22,88
92,75 92,25 89,00 545,50
23,19 23,06 22,25
Varietas
22,73
Lampiran 15. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V5 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,34 0,11 0,71 tn 3,29 Blok 5 2,71 0,54 3,33 * 2,90 Varietas 15 2,44 0,16 Eror 23 5,49 Total Keterangan : FK : 1239,76 * : nyata KK : 1,77 % tn : tidak nyata Lampiran 16. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V6(HST) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 25,25 25,75 25,25 24,50 100,75 25,19 Seulawah (V1) 24,25 24,00 24,50 25,25 98,00 24,50 Kerinci (V2) 25,25 25,25 24,25 24,25 99,00 24,75 Krakatau (V3) 25,50 26,25 26,25 25,75 103,75 25,94 Ijen (V4) 25,75 26,50 25,75 103,75 25,94 Panderman (V5) 25,75 24,50 26,00 25,25 25,00 100,75 25,19 Baluran (V6) 150,50 153,00 152,00 150,50 606,00 Total 25,08 25,50 25,33 25,08 25,25 Rataan Lampiran 17. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V6 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,75 0,25 0,95 tn 3,29 Blok 5 7,06 1,41 5,38 * 2,90 Varietas 15 3,94 0,26 Eror 23 11,75 Total Keterangan : FK : 15301,50 * : nyata KK : 2,03 % tn : tidak nyata
83
Lampiran 18. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V7 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 28,00 28,25 27,75 27,25 111,25 27,81 Seulawah (V1) 26,25 26,75 27,00 27,50 107,50 26,88 Kerinci (V2) 28,25 27,50 26,50 26,25 108,50 27,13 Krakatau (V3) 27,38 29,00 29,00 28,75 114,13 28,53 Ijen (V4) 29,00 28,50 115,50 28,88 Panderman (V5) 29,00 29,00 26,25 28,75 28,00 28,50 111,50 27,88 Baluran (V6) 165,13 169,25 167,25 166,75 668,38 Total 27,52 28,21 27,88 27,79 27,85 Rataan
Lampiran 19. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V7 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 1,44 0,48 0,87 tn 3,29 Blok 5 11,97 2,39 4,33 * 2,90 Varietas 15 8,30 0,55 Eror 23 21,72 Total Keterangan : FK : 18613,55 * : nyata KK : 2,67 % tn : tidak nyata
Lampiran 20. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia V8 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 29,75 30,25 30,75 30,50 121,25 30,31 Seulawah (V1) 29,25 29,00 29,50 31,00 118,75 29,69 Kerinci (V2) 29,25 29,50 29,00 29,00 116,75 29,19 Krakatau (V3) 30,25 31,50 31,25 31,00 124,00 31,00 Ijen (V4) 30,25 31,00 31,25 31,00 123,50 30,88 Panderman (V5) 29,50 31,25 30,50 31,00 122,25 30,56 Baluran (V6) 178,25 182,50 182,25 183,50 726,50 Total 29,71 30,42 30,38 30,58 30,27 Rataan Lampiran 21, Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia V8 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 2,68 0,89 3,62 * 3,29 Blok 5 9,99 2,00 8,10 * 2,90 Varietas 15 3,70 0,25 Eror 23 16,36 Total Keterangan : FK : 21991,76 * : nyata KK : 1,64 % tn : tidak nyata
84
Lampiran 22. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R1 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 51,25 51,50 52,00 52,25 207,00 51,75 Seulawah (V1) 45,25 47,00 48,00 47,00 187,25 46,81 Kerinci (V2) 43,75 46,50 46,50 47,00 183,75 45,94 Krakatau (V3) 39,00 38,50 39,00 39,00 155,50 38,88 Ijen (V4) 31,00 32,00 32,00 32,25 127,25 31,81 Panderman (V5) 37,75 35,25 36,25 35,75 145,00 36,25 Baluran (V6) 248,00 250,75 253,75 253,25 1005,75 Total 41,33 41,79 42,29 42,21 41,91 Rataan
Lampiran 23, Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R1 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 3,49 1,16 1,43 tn 3,29 Blok 5 1121,15 224,23 275,33 * 2,90 Varietas 15 12,22 0,81 Eror 23 1136,85 Total Keterangan : FK : 42147,21 * : nyata KK : 2,15 % tn : tidak nyata Lampiran 24. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R2 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 53,50 54,50 54,25 54,00 216,25 54,06 Seulawah (V1) 50,00 50,00 50,00 50,00 200,00 50,00 Kerinci (V2) 46,25 46,00 48,00 48,00 188,25 47,06 Krakatau (V3) 43,75 44,75 45,50 44,75 178,75 44,69 Ijen (V4) Panderman 36,50 39,00 39,00 36,25 150,75 37,69 (V5) 40,75 39,00 40,00 38,50 158,25 39,56 Baluran (V6) 270,75 273,25 276,75 271,50 1092,25 Total 45,13 45,54 46,13 45,25 45,51 Rataan Lampiran 25, Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R2 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 3,57 1,19 1,48 tn 3,29 Blok 5 771,83 154,37 192,33 * 2,90 Varietas 15 12,04 0,80 Eror 23 787,43 Total Keterangan : FK : 49708,75 * : nyata KK : 1,97 % tn : tidak nyata
85
Lampiran 26. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R3 (HST) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 71,50 72,00 71,50 71,50 286,50 71,63 Seulawah (V1) 63,50 63,50 63,00 59,75 249,75 62,44 Kerinci (V2) 59,25 59,00 60,50 60,50 239,25 59,81 Krakatau (V3) 54,00 55,00 55,00 54,50 218,50 54,63 Ijen (V4) 44,75 44,50 45,75 179,75 44,94 Panderman (V5) 44,75 46,50 45,75 45,75 45,75 183,75 45,94 Baluran (V6) 339,50 340,00 340,25 337,75 1357,50 Total 56,58 56,67 56,71 56,29 56,56 Rataan
Lampiran 27. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R3 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,64 0,21 0,24 tn 3,29 Blok 5 2094,97 418,99 472,48 * 2,90 Varietas 15 13,30 0,89 Eror 23 2108,91 Total Keterangan : FK : 76783,59 * : nyata KK : 1,66 % tn : tidak nyata Lampiran 28. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R4 (HST) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 73,25 73,75 73,75 73,50 294,25 73,56 Seulawah (V1) 68,25 68,25 69,00 68,50 274,00 68,50 Kerinci (V2) 66,25 66,75 66,50 67,50 267,00 66,75 Krakatau (V3) 61,00 61,00 61,00 61,00 244,00 61,00 Ijen (V4) 52,00 52,00 52,00 52,00 208,00 52,00 Panderman (V5) 52,00 52,00 52,00 52,00 208,00 52,00 Baluran (V6) 372,75 373,75 374,25 374,50 1495,25 Total 62,13 62,29 62,38 62,42 62,30 Rataan Lampiran 29. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R4 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,30 0,10 1,33 tn 3,29 Blok 5 1595,83 319,17 4265,41 * 2,90 Varietas 15 1,12 0,07 Eror 23 1597,25 Total Keterangan : FK : 93157,19 * : nyata KK : 0,44 % tn : tidak nyata
86
Lampiran 30. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R5 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 83,00 83,00 83,00 83,00 332,00 83,00 Seulawah (V1) 79,00 79,00 79,00 79,00 316,00 79,00 Kerinci (V2) 76,00 76,00 76,00 76,00 304,00 76,00 Krakatau (V3) 72,00 71,50 71,75 71,50 286,75 71,69 Ijen (V4) 56,00 224,00 56,00 Panderman (V5) 56,00 56,00 56,00 55,50 55,75 55,50 54,50 221,25 55,31 Baluran (V6) 421,50 421,25 421,25 420,00 1684,00 Total 70,25 70,21 70,21 70,00 70,17 Rataan Lampiran 31, Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R5 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,23 0,08 1,33 tn 3,29 Blok 5 2801,61 560,32 9721,27 * 2,90 Varietas 15 0,86 0,06 Eror 23 2802,71 Total Keterangan : FK : 118160,67 * : nyata KK : 0,34 % tn : tidak nyata Lampiran 32. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R6 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 90,00 90,00 90,00 93,00 363,00 90,75 Seulawah (V1) 87,00 87,00 87,00 87,00 348,00 87,00 Kerinci (V2) 83,00 83,00 83,00 83,00 332,00 83,00 Krakatau (V3) 76,00 76,00 76,00 76,00 304,00 76,00 Ijen (V4) 61,00 61,00 61,00 61,00 244,00 61,00 Panderman (V5) 61,00 61,00 61,00 61,00 244,00 61,00 Baluran (V6) 458,00 458,00 458,00 461,00 1835,00 Total 76,33 76,33 76,33 76,83 76,46 Rataan Lampiran 33. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R6 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 1,13 0,38 1,00 tn 3,29 Blok 5 3345,21 669,04 1784,11 * 2,90 Varietas 15 5,63 0,38 Eror 23 3351,96 Total Keterangan : FK : 140301,04 * : nyata KK : 0,80 % tn : tidak nyata
87
Lampiran 34. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R7 (HST) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 99,00 99,50 99,50 98,50 396,50 99,13 Seulawah (V1) 97,25 100,50 96,25 99,00 393,00 98,25 Kerinci (V2) 95,50 100,50 99,00 97,00 392,00 98,00 Krakatau (V3) 93,00 94,00 94,00 88,25 369,25 92,31 Ijen (V4) 97,00 392,00 98,00 Panderman (V5) 98,00 99,00 98,00 76,50 75,00 75,00 76,50 303,00 75,75 Baluran (V6) 559,25 568,50 561,75 556,25 2245,75 Total 93,21 94,75 93,63 92,71 93,57 Rataan
Lampiran 35. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R7 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 13,61 4,54 1,74 tn 3,29 Blok 5 1644,58 328,92 126,11 * 2,90 Varietas 15 39,12 2,61 Eror 23 1697,31 Total Keterangan : FK : 210141,38 * : nyata KK : 1,73 % tn : tidak nyata Lampiran 36. Data Pengamatan Tahapan Perkembangan Stadia R8 (HST) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 104,00 103,50 103,75 104,00 415,25 103,81 Seulawah (V1) 106,50 106,00 102,75 106,00 421,25 105,31 Kerinci (V2) 103,00 104,00 106,00 106,00 419,00 104,75 Krakatau (V3) 93,00 104,00 102,00 91,50 390,50 97,63 Ijen (V4) 102,75 103,50 103,50 103,50 413,25 103,31 Panderman (V5) 87,00 89,50 87,00 90,25 353,75 88,44 Baluran (V6) 596,25 610,50 605,00 601,25 2413,00 Total 99,38 101,75 100,83 100,21 100,54 Rataan
Lampiran 37. Sidik Ragam Tahapan Perkembangan Stadia R8 (HST) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 18,10 6,03 0,72 tn 3,29 Blok 5 855,46 171,09 20,47 * 2,90 Varietas 15 125,40 8,36 Eror 23 998,96 Total Keterangan : FK : 242607,04 * : nyata KK : 2,88 % tn : tidak nyata
88
Lampiran 38. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V1 (cm) Blok Jumlah Varietas I II III IV 7,13 6,73 6,78 7,50 28,13 Seulawah (V1) 7,75 7,80 8,98 8,58 33,10 Kerinci (V2) 8,13 7,23 9,53 9,05 33,93 Krakatau (V3) 8,43 25,25 7,15 7,33 48,15 Ijen (V4) 9,83 11,13 41,00 Panderman (V5) 10,00 10,05 8,50 9,13 9,48 8,93 36,03 Baluran (V6) 49,93 66,18 51,73 52,50 220,33 Total 8,32 11,03 8,62 8,75 Rataan
Lampiran 39. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V1 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 27,93 9,31 0,66 tn Blok 5 61,06 12,21 0,86 tn Varietas 15 211,92 14,13 Eror 23 300,91 Total Keterangan : FK : 2022,63 * : nyata KK : 40,94 % tn : tidak nyata Lampiran 40. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V2 (cm) Blok Varietas Jumlah I II III IV 8,63 8,20 8,13 8,55 33,50 Seulawah (V1) 9,55 9,23 10,35 10,53 39,65 Kerinci (V2) 9,63 9,13 10,18 10,00 38,93 Krakatau (V3) 10,58 8,95 8,90 8,35 36,78 Ijen (V4) 12,23 11,13 12,15 12,88 48,38 Panderman (V5) 10,70 10,88 10,88 10,43 42,88 Baluran (V6) 61,30 57,50 60,58 60,73 240,10 Total 10,22 9,58 10,10 10,12 Rataan
Lampiran 41. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V2 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 1,47 0,49 1,46 tn Blok 5 33,08 6,62 19,81 * Varietas 15 5,01 0,33 Eror 23 39,56 Total Keterangan : FK : 2402,00 * : nyata KK : 5,78 % tn : tidak nyata
Rataan 7,03 8,28 8,48 12,04 10,25 9,01 9,18
F0.05 3,29 2,90
Rataan 8,38 9,91 9,73 9,19 12,09 10,72 10,00
F0.05 3,29 2,90
89
Lampiran 42. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V3 (cm) Blok Varietas Jumlah I II III IV 11,53 11,18 10,58 11,15 44,43 Seulawah (V1) 12,38 12,00 12,55 12,90 49,83 Kerinci (V2) 11,80 11,80 13,50 12,98 50,08 Krakatau (V3) 13,23 11,43 11,05 10,83 46,53 Ijen (V4) 14,65 14,78 15,88 59,53 Panderman (V5) 14,23 14,05 14,18 13,93 13,68 55,83 Baluran (V6) 77,20 75,23 76,38 77,40 306,20 Total 12,87 12,54 12,73 12,90 Rataan Lampiran 43. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V3 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 0,49 0,16 0,31 tn Blok 5 40,36 8,07 15,54 * Varietas 15 7,79 0,52 Eror 23 48,64 Total Keterangan : FK : 3906,60 * : nyata KK : 5,65 % tn : tidak nyata Lampiran 44. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V4 (cm) Blok Varietas Jumlah I II III IV 13,60 12,75 13,68 13,28 53,30 Seulawah (V1) 14,50 13,38 14,95 14,60 57,43 Kerinci (V2) 14,48 14,05 15,30 14,05 57,88 Krakatau (V3) 14,78 14,15 13,58 12,80 55,30 Ijen (V4) 17,10 18,08 17,88 18,25 71,30 Panderman (V5) 16,00 16,53 15,83 15,25 63,60 Baluran (V6) 90,45 88,93 91,20 88,23 358,80 Total 15,08 14,82 15,20 14,70 Rataan
Lampiran 45. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V4 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 0,93 0,31 0,81 tn Blok 5 54,63 10,93 28,46 * Varietas 15 5,76 0,38 Eror 23 61,32 Total Keterangan : FK : 5364,06 * : nyata KK : 4,14 % tn : tidak nyata
Rataan 11,11 12,46 12,52 11,63 14,88 13,96 12,76
F0.05 3,29 2,90
Rataan 13,33 14,36 14,47 13,83 17,83 15,90 14,95
F0.05 3,29 2,90
90
Lampiran 46. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V5 (cm) Blok Varietas Jumlah I II III IV 16,08 16,18 15,80 16,60 64,65 Seulawah (V1) 16,80 15,83 18,53 17,75 68,90 Kerinci (V2) 16,98 17,18 19,13 17,20 70,48 Krakatau (V3) 17,48 16,23 15,78 15,20 64,68 Ijen (V4) 20,48 20,58 19,48 21,45 81,98 Panderman (V5) 19,68 20,40 21,00 20,50 81,58 Baluran (V6) 107,48 106,38 109,70 108,70 432,25 Total 17,91 17,73 18,28 18,12 Rataan
Lampiran 47, Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V5 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 1,05 0,35 0,43 tn Blok 5 77,70 15,54 19,26 * Varietas 15 12,10 0,81 Eror 23 90,85 Total Keterangan : FK : 7785,00 * : nyata KK : 4,99 % tn : tidak nyata Lampiran 48. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V6 (cm) Blok Varietas Jumlah I II III IV 18,55 18,13 18,48 18,60 73,75 Seulawah (V1) 19,73 18,75 20,28 20,43 79,18 Kerinci (V2) 20,30 21,28 20,80 20,20 82,58 Krakatau (V3) 20,53 19,05 18,03 17,33 74,93 Ijen (V4) 24,93 25,13 99,00 Panderman (V5) 24,18 24,78 24,18 25,35 24,55 24,00 98,08 Baluran (V6) 127,45 127,33 127,05 125,68 507,50 Total 21,24 21,22 21,18 20,95 Rataan
Lampiran 49. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V6 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 0,33 0,11 0,17 tn Blok 5 158,45 31,69 49,29 * Varietas 15 9,64 0,64 Eror 23 168,43 Total Keterangan : FK : 10731,51 * : nyata KK : 3,79 % tn : tidak nyata
Rataan 16,16 17,23 17,62 16,17 20,49 20,39 18,01
F0.05 3,29 2,90
Rataan 18,44 19,79 20,64 18,73 24,75 24,52 21,15
F0.05 3,29 2,90
91
Lampiran 50. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V7 (cm) Blok Varietas Jumlah I II III IV 21,85 21,38 21,68 21,50 86,40 Seulawah (V1) 22,25 22,43 23,55 22,75 90,98 Kerinci (V2) 24,90 24,88 24,88 22,88 97,53 Krakatau (V3) 24,75 22,75 22,63 21,00 91,13 Ijen (V4) 29,25 117,20 Panderman (V5) 29,20 29,88 28,88 27,50 30,88 29,63 30,45 118,45 Baluran (V6) 150,45 152,18 151,23 147,83 601,68 Total 25,08 25,36 25,20 24,64 Rataan
Lampiran 51. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V7 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 1,74 0,58 0,52 tn Blok 5 246,77 49,35 44,17 * Varietas 15 16,76 1,12 Eror 23 265,27 Total Keterangan : FK : 15083,87 * : nyata KK : 4,22 % tn : tidak nyata Lampiran 52. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia V8 (cm) Blok Varietas Jumlah I II III IV 24,50 24,38 25,63 26,13 100,63 Seulawah (V1) 26,88 25,88 27,50 27,18 107,43 Kerinci (V2) 26,00 28,25 28,50 26,63 109,38 Krakatau (V3) 26,50 25,80 26,88 23,10 102,28 Ijen (V4) 31,88 33,00 129,00 Panderman (V5) 30,88 33,25 33,85 34,83 34,50 34,85 138,03 Baluran (V6) 168,60 172,38 174,88 170,88 686,73 Total 28,10 28,73 29,15 28,48 Rataan
Lampiran 53. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia V8 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 3,47 1,16 0,98 tn Blok 5 295,49 59,10 50,21 * Varietas 15 17,65 1,18 Eror 23 316,61 Total Keterangan : FK : 19649,63 * : nyata KK : 3,79 % tn : tidak nyata
Rataan 21,60 22,74 24,38 22,78 29,30 29,61 25,07
F0.05 3,29 2,90
Rataan 25,16 26,86 27,34 25,57 32,25 34,51 28,61
F0.05 3,29 2,90
92
Lampiran 54. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia R1 (cm)
Varietas Seulawah (V1) Kerinci (V2) Krakatau (V3) Ijen (V4) Panderman (V5) Baluran (V6) Total Rataan
Blok I 72,98 61,98 55,13 42,50 35,00 51,88 319,45 53,24
II 67,98 64,43 65,75 40,25 37,63 44,38 320,40 53,40
III 71,25 65,23 66,63 42,75 35,00 48,78 329,63 54,94
IV 69,13 59,73 70,38 42,18 35,88 45,40 322,68 53,78
Jumlah
Rataan
281,33 251,35 257,88 167,68 143,50 190,43 1292,15
70,33 62,84 64,47 41,92 35,88 47,61 53,84
Lampiran 55. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia R1 (cm) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 10,56 3,52 0,27 tn 3,29 Blok 5 3878,41 775,68 59,73 * 2,90 Varietas 15 194,78 12,99 Eror 23 4083,76 Total Keterangan : FK : 69568,82 * : nyata KK : 6,69 % tn : tidak nyata Lampiran 56. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia R2 (cm)
Varietas Seulawah (V1) Kerinci (V2) Krakatau (V3) Ijen (V4) Panderman (V5) Baluran (V6) Total Rataan
Blok I 78,85 72,20 60,63 52,88 41,03 60,38 365,95 60,99
II 77,25 71,00 70,75 55,93 54,38 50,50 379,80 63,30
III IV 79,50 75,65 70,23 66,88 75,60 74,68 56,95 49,15 48,68 42,88 55,75 51,85 386,70 361,08 64,45 60,18
Jumlah
Rataan
311,25 280,30 281,65 214,90 186,95 218,48 1493,53
77,81 70,08 70,41 53,73 46,74 54,62 62,23
Lampiran 57. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia R2 (cm) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 70,88 23,63 1,18 tn 3,29 Blok 5 2966,38 593,28 29,64 * 2,90 Varietas 15 300,24 20,02 Eror 23 3337,49 Total Keterangan : FK : 92942,37 * : nyata KK : 7,19 % tn : tidak nyata
93
Lampiran 58. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Stadia R3-R8 (cm) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 99,10 97,18 101,48 91,35 389,10 97,28 Seulawah (V1) 85,13 88,63 85,50 81,88 341,13 85,28 Kerinci (V2) 75,25 81,25 89,33 85,23 331,05 82,76 Krakatau (V3) 67,23 68,98 69,38 58,25 263,83 65,96 Ijen (V4) 65,95 61,80 55,08 241,13 60,28 Panderman (V5) 58,30 70,13 64,28 62,53 61,25 258,18 64,54 Baluran (V6) 455,13 466,25 470,00 433,03 1824,40 Total 75,85 77,71 78,33 72,17 76,02 Rataan
Lampiran 59. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Stadia R3-R8 (cm) SK DB JK KT F Hit 3 138,27 46,09 2,86 tn Blok 5 4254,79 850,96 52,76 * Varietas 15 241,94 16,13 Eror 23 4635,01 Total Keterangan : FK : 8204,75 * : nyata KK : 5,28 % tn : tidak nyata
F0.05 3,29 2,90
Lampiran 60. Data Pengamatan Jumlah Buku Per Tanaman Stadia R1 (Buku) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 17,50 17,25 17,50 16,00 68,25 17,06 Seulawah (V1) 15,75 16,25 16,25 15,50 63,75 15,94 Kerinci (V2) 13,50 16,00 15,25 16,25 61,00 15,25 Krakatau (V3) 11,75 11,25 11,75 12,00 46,75 11,69 Ijen (V4) 9,25 9,25 9,00 9,25 36,75 9,19 Panderman (V5) 12,00 9,75 10,25 10,25 42,25 10,56 Baluran (V6) 79,75 79,75 80,00 79,25 318,75 0,00 Total 13,29 13,29 13,33 13,21 0,00 13,28 Rataan
Lampiran 61. Sidik Ragam Jumlah Buku Per Tanaman Stadia R1 (Buku) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,05 0,02 0,03 tn 3,29 Blok 5 207,68 41,54 63,51 * 2,90 Varietas 15 9,81 0,65 Eror 23 217,54 Total Keterangan : FK : 4233,40 * : nyata KK : 6,09 % tn : tidak nyata
94
Lampiran 62. Data Pengamatan Jumlah Buku Per Tanaman Stadia R2 (Buku) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 19,00 18,00 19,00 18,00 74,00 18,50 Seulawah (V1) 17,75 17,50 17,50 17,25 70,00 17,50 Kerinci (V2) 16,25 16,00 17,00 18,25 67,50 16,88 Krakatau (V3) 14,75 14,50 14,50 14,75 58,50 14,63 Ijen (V4) 10,50 12,25 12,25 10,50 45,50 11,38 Panderman (V5) 13,00 11,00 11,25 12,50 47,75 11,94 Baluran (V6) 91,25 89,25 91,50 91,25 363,25 Total 15,21 14,88 15,25 15,21 15,14 Rataan
Lampiran 63. Sidik Ragam Jumlah Buku Per Tanaman Stadia R2 (Buku) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,55 0,18 0,29 tn 3,29 Blok 5 178,26 35,65 55,94 * 2,90 Varietas 15 9,56 0,64 Eror 23 188,37 Total Keterangan : FK : 5497,94 * : nyata KK : 5,27 % tn : tidak nyata Lampiran 64. Data Pengamatan Jumlah Buku Per Tanaman Stadia R3-R8 (Buku) Blok Jumlah Rataan Varietas I II III IV 22,50 22,25 20,50 21,25 86,50 21,63 Seulawah (V1) 20,25 20,25 19,75 20,75 81,00 20,25 Kerinci (V2) 18,25 19,50 20,00 19,75 77,50 19,38 Krakatau (V3) 17,75 17,50 18,25 17,75 71,25 17,81 Ijen (V4) 17,50 18,75 18,75 16,00 71,00 17,75 Panderman (V5) 15,75 13,50 13,50 13,75 56,50 14,13 Baluran (V6) 112,00 111,75 110,75 109,25 443,75 Total 18,67 18,63 18,46 18,21 18,49 Rataan
Lampiran 65. Sidik Ragam Jumlah Buku Per Tanaman Stadia R3-R8 (Buku) SK DB JK KT F Hit F0.05 3 0,78 0,26 0,30 tn 3,29 Blok 5 135,08 27,02 30,98 * 2,90 Varietas 15 13,08 0,87 Eror 23 148,93 Total Keterangan : FK : 8204,75 * : nyata KK : 5,05 % tn : tidak nyata
95
Lampiran 66. Data Pengamatan Jumlah Cabang Pada Batang Utama (cabang)
Varietas Seulawah (V1) Kerinci (V2) Krakatau (V3) Ijen (V4) Panderman (V5) Baluran (V6) Total Rataan
Blok I 12,50 10,75 11,25 12,75 6,00 14,75 68,00 11,33
II 12,50 12,25 14,00 9,00 6,50 13,25 67,50 11,25
III 12,25 12,75 11,75 8,00 9,25 13,50 67,50 11,25
IV 10,75 12,75 11,75 7,75 6,50 13,25 62,75 10,46
Jumlah
Rataan
48,00 48,50 48,75 37,50 28,25 54,75 265,75
12,00 12,13 12,19 9,38 7,06 13,69 11,07
Lampiran 67. Sidik Ragam Jumlah Cabang Pada Batang Utama (cabang)
SK DB 3 Blok 5 Varietas 15 Eror 23 Total Keterangan : FK : 2942,63 KK : 12,87 %
JK 3,05 116,04 30,47 149,56
KT 1,02 23,21 2,03
* tn
F Hit 0,50 tn 11,43 *
F0.05 3,29 2,90
: nyata : tidak nyata
Lampiran 68. Data Pengamatan Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) Blok Varietas Jumlah I II III IV 51,25 51,50 52,00 52,25 207,00 Seulawah (V1) 45,25 47,00 48,00 47,00 187,25 Kerinci (V2) 43,75 46,50 46,50 47,00 183,75 Krakatau (V3) 39,00 38,50 39,00 39,00 155,50 Ijen (V4) 32,00 32,25 127,25 Panderman (V5) 31,00 32,00 37,75 35,25 36,25 35,75 145,00 Baluran (V6) 248,00 250,75 253,75 253,25 1005,75 Total 41,33 41,79 42,29 42,21 Rataan
Lampiran 69. Sidik Ragam Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) SK DB JK KT F Hit 3 3,49 1,16 1,43 tn Blok 5 1121,15 224,23 275,33 * Varietas 15 12,22 0,81 Eror 23 1136,85 Total Keterangan : FK : 42147,21 * : nyata KK : 2,15 % tn : tidak nyata
Rataan 51,75 46,81 45,94 38,88 31,81 36,25 41,91
F0.05 3,29 2,90
96
Lampiran 70. Data Pengamatan Umur Berpolong/ R3 (HST) Blok Jumlah Varietas I II III IV 71,50 72,00 71,50 71,50 286,50 Seulawah (V1) 63,50 63,50 63,00 59,75 249,75 Kerinci (V2) 59,25 59,00 60,50 60,50 239,25 Krakatau (V3) 54,00 55,00 55,00 54,50 218,50 Ijen (V4) 44,75 44,75 44,50 45,75 179,75 Panderman (V5) 46,50 45,75 45,75 45,75 183,75 Baluran (V6) 339,50 340,00 340,25 337,75 1357,50 Total 56,58 56,67 56,71 56,29 Rataan
Lampiran 71. Sidik Ragam Umur Berpolong/ R3 (HST) SK DB JK KT F Hit 3 0,64 0,21 0,24 tn Blok 5 2094,97 418,99 472,48 * Varietas 15 13,30 0,89 Eror 23 2108,91 Total Keterangan : FK : 76783,59 * : nyata KK : 1,66 % tn : tidak nyata Lampiran 72. Data Pengamatan Umur Matang Penuh/ R8 (HST) Blok Varietas Jumlah I II III IV 104,00 103,50 103,75 104,00 415,25 Seulawah (V1) 106,50 106,00 102,75 106,00 421,25 Kerinci (V2) 103,00 104,00 106,00 106,00 419,00 Krakatau (V3) 93,00 104,00 102,00 91,50 390,50 Ijen (V4) 102,75 103,50 103,50 103,50 413,25 Panderman (V5) 87,00 89,50 87,00 90,25 353,75 Baluran (V6) 596,25 610,50 605,00 601,25 2413,00 Total 99,38 101,75 100,83 100,21 Rataan
Lampiran 73. Sidik Ragam Umur Matang Penuh/ R8 (HST) SK DB JK KT F Hit 3 18,10 6,03 0,72 tn Blok 5 855,46 171,09 20,47 * Varietas 15 125,40 8,36 Eror 23 998,96 Total Keterangan : FK : 242607,04 * : nyata KK : 2,88 % tn : tidak nyata
Rataan 71,63 62,44 59,81 54,63 44,94 45,94 56,56
F0.05 3,29 2,90
Rataan 103,81 105,31 104,75 97,63 103,31 88,44 100,54
F0.05 3,29 2,90
97
Lampiran 74. Data Pengamatan Jumlah Biji per Polong (polong) Blok Varietas Jumlah I II III IV 2,54 2,04 2,02 2,10 8,70 Seulawah (V1) 1,95 2,05 1,92 1,76 7,68 Kerinci (V2) 2,19 3,97 2,18 2,24 10,58 Krakatau (V3) 2,35 1,89 2,40 1,98 8,62 Ijen (V4) 2,04 2,01 1,85 1,92 7,81 Panderman (V5) 2,23 2,63 1,92 2,22 9,00 Baluran (V6) 13,30 14,59 12,29 12,21 52,39 Total 2,22 2,43 2,05 2,04 Rataan
Lampiran 75. Sidik Ragam Jumlah Biji per Polong (polong) SK DB JK KT F Hit 3 0,62 0,21 1,27 tn Blok 5 1,36 0,27 1,67 tn Varietas 15 2,44 0,16 Eror 23 4,42 Total Keterangan : FK : 114,36 * : nyata KK : 18,47 % tn : tidak nyata
Rataan 2,18 1,92 2,64 2,15 1,95 2,25 2,18
F0.05 3,29 2,90
Lampiran 76. Data Pengamatan Jumlah Polong Per Tanaman (polong) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 308,00 376,75 337,75 324,00 1346,50 336,63 Seulawah (V1) 254,50 277,75 198,25 294,50 1025,00 256,25 Kerinci (V2) 200,75 337,00 217,75 216,75 972,25 243,06 Krakatau (V3) 234,25 186,25 178,50 197,00 796,00 199,00 Ijen (V4) Panderman (V5) 119,00 122,50 142,25 114,00 497,75 124,44 165,25 99,50 134,00 97,50 496,25 124,06 Baluran (V6) 1281,75 1399,75 1208,50 1243,75 5133,75 Total 213,63 233,29 201,42 207,29 213,91 Rataan Lampiran 77. Sidik Ragam Jumlah Polong Per Tanaman (polong) SK DB JK KT F Hit 3 3453,70 1151,23 0,79 tn Blok 5 136006,90 27201,38 18,74 * Varietas 15 21769,38 1451,29 Eror 23 161229,98 Total Keterangan : FK : 1098141,2 * : nyata KK : 17,81 % tn : tidak nyata
F0.05 3,29 2,90
98
Lampiran 78. Data Pengamatan Jumlah Biji per Tanaman (biji) Blok Varietas Jumlah Rataan I II III IV 686,75 760,00 672,50 683,75 2803,00 700,75 Seulawah (V1) 498,50 564,25 380,25 558,00 2001,00 500,25 Kerinci (V2) 435,00 732,50 470,75 478,75 2117,00 529,25 Krakatau (V3) 552,00 357,75 428,00 389,00 1726,75 431,69 Ijen (V4) 200,75 933,00 233,25 Panderman (V5) 241,50 236,75 254,00 366,50 261,75 255,25 227,50 1111,00 277,75 Baluran (V6) 2780,25 2913,00 2460,75 2537,75 10691,75 Total 463,38 485,50 410,13 422,96 445,49 Rataan Lampiran 79. Sidik Ragam Jumlah Biji per Tanaman (biji) SK DB JK KT F Hit 3 22074,20 7358,07 1,16 tn Blok 5 594180,39 118836,08 18,72 * Varietas 15 95228,35 6348,56 Eror 23 711482,93 Total Keterangan : FK : 4763063,25 * : nyata KK : 17,89 % tn : tidak nyata Lampiran 80. Data Pengamatan Bobot Biji per Tanaman (g) Blok Varietas Jumlah I II III IV 79,63 88,28 77,35 80,05 325,30 Seulawah (V1) 58,78 68,48 42,90 69,08 239,23 Kerinci (V2) 48,58 88,60 54,63 53,55 245,35 Krakatau (V3) 67,60 43,83 50,63 46,03 208,08 Ijen (V4) 55,13 56,60 67,48 45,90 225,10 Panderman (V5) 60,63 43,40 40,43 37,83 182,28 Baluran (V6) 370,33 389,18 333,40 332,43 1425,33 Total 61,72 64,86 55,57 55,40 Rataan
Lampiran 81. Sidik Ragam Bobot Biji per Tanaman (g) SK DB JK KT F Hit 3 395,31 131,77 0,97 tn Blok 5 2960,70 592,14 4,37 * Varietas 15 2033,18 135,55 Eror 23 5389,20 Total Keterangan : FK : 84647,97 * : nyata KK : 19,60 % tn : tidak nyata
F0.05 3,29 2,90
Rataan 81,33 59,81 61,34 52,02 56,28 45,57 59,39
F0.05 3,29 2,90
99
Lampiran 82. Data Pengamatan Bobot 100 Biji (g) Varietas Seulawah (V1) Kerinci (V2) Krakatau (V3) Ijen (V4) Panderman (V5) Baluran (V6) Total Rataan
I 9,50 11,10 10,00 12,40 23,30 17,00 83,30 13,88
Blok II 13,00 12,40 12,90 12,00 23,90 16,30 90,50 15,08
III 10,90 11,50 14,30 11,40 23,20 16,60 87,90 14,65
IV 10,90 12,30 12,10 12,90 22,80 19,80 90,80 15,13
Total
Rataan
44,30 47,30 49,30 48,70 93,20 69,70 352,50 58,75
11,08 11,83 12,33 12,18 23,30 17,43 88,13 14,69
Lampiran 83. Sidik Ragam Bobot 100 Biji (g)
SK db 3 Blok 5 Varietas 15 Eror 23 Total Keterangan : FK : 5177,344 KK : 8%
JK 6,02 459,23 20,70 485,95
KT 2,01 91,85 1,38
* tn
F hit 1,45 tn 66,57 *
F0.05 3,29 2,90
: nyata : tidak nyata
Lampiran 84. Variabilitas Genotip (σ2g), Variabilitas Fenotip (σ2p), Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotip (KVP)
Komponen Hasil Tahapan Perkembangan Stadia (HST) Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Buku per Tanaman (buku) Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) Umur Berpolong/ R3 (HST) Umur Matang Penuh / R8 (HST) Jumlah Biji per Polong (biji) Jumlah Polong per Tanaman (polong) Jumlah Biji per Tanaman (biji) Bobot Biji per Tanaman (gr) Bobot 100 Biji (gr) Keterangan r s
= rendah = sedang
σ2g
σ2p
KVG
KVP
40,68 208,71
49,04 224,84
6,34 r 19,00 r
6,97 19,73
6,54
7,41
13,83 r
14,72
5,29 55,85 110,20 40,68 0,03
7,33 56,67 110,46 49,04 0,19
20,78 17,83 18,42 6,34 7,59
r r r r r
24,44 17,96 18,45 6,97 19,97
6437,52 28121,88 114,15 22,62
7888,81 34470,44 249,69 24,00
37,51 37,64 17,99 32,38
s s r s
41,52 41,68 26,61 33,35
t
= tinggi
100
Lampiran 85. Nilai Duga Heritabilitas Untuk Masing-Masing Komponen Hasil Komponen Hasil (h2) 0,83 t Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 0,93 t Tinggi Tanaman (cm) 0,88 t Jumlah Buku per Tanaman (buku) 0,72 t Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 0,99 t Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) 1 t Umur Berpolong/ R3 (HST) 0,83 t Umur Matang Penuh / R8 (HST) 0,14 r Jumlah Biji per Polong (biji) 0,82 t Jumlah Polong per Tanaman (polong) 0,82 t Jumlah Biji per Tanaman (biji) 0,46 s Bobot Biji per Tanaman (gr) 0,94 t Bobot 100 Biji (gr) Keterangan : r s t
= rendah = sedang = tinggi
101
Lampiran 86. Rataan Tahapan Perkembangan Stadia pada Stadia V1 hingga R8 (HST) Varietas
V6
V7
Stadia V8
25,19 ab
27,81 ab
30,31 abc
24,50 b
26,88 b
29,69 bc
24,75 b
27,13 b
29,19 c
25,94 a
28,53 ab
31,00 a
20,75 ab
23,19 a 23,06 ab
25,94 a
28,88 a
30,88 a
19,81 c
22,25 b
25,19 ab
27,88 ab
30,56 ab
V1
V2
V3
V4
Seulawah (V1)
10,63
14,13 ab
18,19
20,25 abc
Kerinci (V2)
10,56
14,06 ab
18,13
19,94 bc
Krakatau (V3)
10,56
14,00 b
17,94
19,94 bc
Ijen (V4)
10,81
14,38 a
18,25
20,88 a
Panderman (V5)
10,56
14,06 ab
18,06
Baluran (V6)
10,25
14,00 b
17,63
V5 22,88 ab 22,50 ab 22,50 ab
R1 51,75 a 46,81 b 45,94 b 38,88 c 31,81 e 36,25 d
R2 54,06 a 50,00 b 47,06 c 44,69 d 37,69 e 39,56 e
R3 71,63 a 62,44 b 59,63 c 54,63 d 44,94 e 45,94 e
R4 73,56 a 68,50 b 66,75 c 61,00 d 52,00 e 52,00 e
R5 83,00 a 79,00 b 76,00 c 71,69 d 56,00 e 56,00 e
R6
R7
90,75 a
99,13 a
87,00 b
98,25 a
83,00 c
98,00 a
76,00 d
92,31 b
61,00 e
98,00 a
R8 103,81 ab 105,31 a 104,75 a 97,63 bc 103,31 ab
61,00 e
75,75 c
88,44 d
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %. Lampiran 87. Rataan Tinggi Tanaman pada Stadia V1 hingga R8 (cm) Varietas
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
Seulawah (V1)
7,03
8,38 d
11,11 c
13,33 c
16,16 b
18,44 c
21,60 c
Kerinci (V2)
8,28
9,91 bc
12,46 bc
14,36 bc
17,23 b
19,79 bc
Krakatau (V3)
8,48
9,73 bc
12,52 bc
14,47 bc
17,62 b
Ijen (V4)
12,04
9,19 cd
11,63 c
13,83 bc
Panderman (V5)
10,25
12,09 a
14,88 a
Baluran (V6)
9,01
10,72 b
13,96 ab
Stadia V8
R1
R2
R3
25,16 c
70,33 a
77,81 a
97,28 a
22,74 bc
26,86 c
62,84 a
70,08 a
85,28 b
20,64 b
24,38 b
27,34 c
64,47 a
70,41 a
82,76 b
16,17 b
18,73 c
22,78 bc
25,57 c
41,92 bc
53,73 b
65,96 c
17,83 a
20,49 a
24,75 a
29,30 a
32,25 ab
35,88 c
46,74 b
60,28 c
15,90 b
20,39 a
24,52 a
29,61 a
34,51 a
47,61 b
54,62 b
64,54 c
R4 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
R5 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
R6 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
R7 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
R8 97,28 a 85,28 b 82,76 b 65,96 c 60,28 c 64,54 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %. 101
102
Lampiran 88. Rataan Jumlah Buku per Tanaman pada Stadia V1 hingga R8 (buku) Stadia Varietas V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 R1 17,06 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 a Seulawah (V1) 15,94 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 a Kerinci (V2) 15,25 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 ab Krakatau (V3) 11,69 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 c Ijen (V4)
R2 R3 R4 R5 R6 18,50 21,63 21,63 21,63 21,63 a a a a a 17,50 20,25 20,25 20,25 20,25 a ab ab ab ab 16,88 19,38 19,38 19,38 19,38 ab bc bc bc bc 14,63 17,81 17,81 17,81 17,81 c c c c c 11,38 17,75 17,75 17,75 17,75 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,19 d d c c c c Panderman (V5) 10,56 11,94 14,13 14,13 14,13 14,13 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 cd d d d d d Baluran (V6) Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda pada taraf 5 %.
R7 R8 21,63 a 21,63 a 20,25 ab 20,25 ab 19,38 bc 19,38 bc 17,81 c 17,81 c 17,75 c 17,75 c 14,13 d 14,13 d Nyata Jujur (BNJ)
102
103
Lampiran 89. Komponen Hasil Pengamatan Parameter Parameter Yang Diamati
Varietas
1 2 3 4 5 6 12.00 ab 51.75 a 71.63 a 103.81 ab 2.18 336.63 a Seulawah (V1) 12.13 ab 46.81 b 62.44 b 105.31 a 1.92 256.25 ab Kerinci (V2) 12.19 ab 45.94 b 59.81 c 104.75 a 2.64 243.06 b Krakatau (V3) 9.38 bc 38.88 c 54.63 d 97.63 b 2.15 199.00 bc Ijen (V4) 7.06 c 31.81 d 44.94 e 103.31 a 1.95 124.44 c Panderman (V5) 13.69 a 36.25 e 45.94 e 88.44 c 2.25 124.06 c Baluran (V6) Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Keterangan : 1. Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 3. Umur Berpolong (HST) 5. Jumlah Biji per Polong (biji) 7. Jumlah biji per tanaman (biji) 9. Bobot 100 biji (g)
2. 4. 6. 8.
7 700.75 a 500.25 b 529.25 ab 431.69 bc 233.25 d 277.75 bd
8 81.33 a 59.81 ab 61.34 ab 52.02 b 56.28 ab 45.57 b
9 11.08 c 11.83 c 12.33 c 12.18 c 23.30 a 17.43 b
Stadia Reproduktif 1/R1 (HST) Umur matang penuh (HST) Jumlah polong per tanaman (polong) Bobot biji per tanaman (g)
103
104
Lampiran 90. Nilai Korelasi Pada Varietas Seulawah Parameter 1 2 3 4 1,00 -0,32 -0,52 * -0,05 1 1,00 0,85 * -0,08 2 1,00 0,40 3 1,00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan : 1. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 3. Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 5. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 7. Umur matang penuh (HST) 9. Jumlah polong per tanaman (polong) 11. Bobot biji per tanaman (g)
5 0,19 -0,47 -0,81 * -0,84 * 1,00
6 -0,87 * -0,02 0,40 0,45 -0,37 1,00
7 1,00 * -0,32 -0,52 * -0,05 0,19 -0,87 * 1,00
8 0,60 * 0,15 0,27 0,64 * -0,67 * -0,37 0,60 * 1,00
9 -0,96 * 0,06 0,29 0,04 -0,04 0,91 * -0,96 * -0,70 * 1,00
10 -0,79 * -0,09 0,36 0,57 * -0,43 0,99 * -0,79 * -0,25 0,84 * 1,00
11 -0,79 * -0,27 0,13 0,35 -0,14 0,96 * -0,79 * -0,49 * 0,90 * 0,96 * 1,00
12 -0,89 * -0,15 0,10 0,02 0,09 0,89 * -0,89 * -0,75 * 0,98 * 0,83 * 0,94 * 1,00
r 0,05 0,482
2. Tinggi Tanaman (cm) 4. Jumlah Buku per Tanaman (buku) 6. Umur Berpolong (HST) 8. Jumlah Biji per Polong (biji) 10. Jumlah biji per tanaman (biji) 12. Bobot 100 biji (g)
104
105
Lampiran 91. Nilai Korelasi Pada Varietas Kerinci Parameter 1 2 3 4 1,00 -0,05 -0,56 * 0,77 * 1 1,00 -0,17 -0,54 * 2 1,00 0,00 3 1,00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan : 1. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 3. Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 5. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 7. Umur matang penuh (HST) 9. Jumlah polong per tanaman (polong) 11. Bobot biji per tanaman (g)
5 -0,78 * 0,05 0,93 * -0,36 1,00
6 -0,14 0,85 * -0,52 * -0,73 * -0,21 1,00
7 1,00 * -0,05 -0,56 * 0,77 * -0,78 * -0,14 1,00
8 0,02 0,98 * -0,37 -0,54 * -0,13 0,92 * 0,02 1,00
9 0,86 * -0,20 -0,06 0,94 * -0,38 -0,50 * 0,86 * -0,22 1,00
10 0,88 * -0,01 -0,12 0,85 * -0,40 -0,34 0,88 * -0,03 0,98 * 1,00
11 0,86 * -0,06 -0,07 0,87 * -0,36 -0,40 0,86 * -0,09 0,99 * 1,00 * 1,00
12 0,21 0,07 0,65 * 0,52 * 0,44 -0,47 0,21 -0,10 0,64 * 0,65 * 0,68 * 1,00
r 0,05 0,482
2. Tinggi Tanaman (cm) 4. Jumlah Buku per Tanaman (buku) 6. Umur Berpolong (HST) 8. Jumlah Biji per Polong (biji) 10. Jumlah biji per tanaman (biji) 12. Bobot 100 biji (g)
105
106
Lampiran 92. Nilai Korelasi Pada Varietas Krakatau Parameter 1 2 3 4 1,00 0,95 * -0,15 0,89 * 1 1,00 0,02 0,95 * 2 1,00 0,29 3 1,00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan : 1. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 3. Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 5. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 7. Umur matang penuh (HST) 9. Jumlah polong per tanaman (polong) 11. Bobot biji per tanaman (g)
5 0,82 * 0,82 * 0,43 0,95 * 1,00
6 0,92 * 0,81 * -0,52 * 0,65 * 0,53 * 1,00
7 1,00 * 0,95 * -0,15 0,89 * 0,82 * 0,92 * 1,00
8 -0,32 -0,17 0,98 * 0,11 0,27 -0,67 * -0,32 1,00
9 -0,21 -0,05 1,00 * 0,23 0,37 -0,58 * -0,21 0,99 * 1,00
10 -0,20 -0,04 1,00 * 0,24 0,39 -0,57 * -0,20 0,99 * 1,00 * 1,00
11 -0,20 -0,03 1,00 * 0,25 0,38 -0,57 * -0,20 0,99 * 1,00 * 1,00 * 1,00
12 0,72 * 0,90 * 0,37 0,92 * 0,79 * 0,47 0,72 * 0,21 0,32 0,31 0,34 1,00
r 0,05 0,482
2. Tinggi Tanaman (cm) 4. Jumlah Buku per Tanaman (buku) 6. Umur Berpolong (HST) 8. Jumlah Biji per Polong (biji) 10. Jumlah biji per tanaman (biji) 12. Bobot 100 biji (g)
106
107
Lampiran 93. Nilai Korelasi Pada Varietas Ijen Parameter 1 2 3 4 1,00 0,77 * -0,32 0,10 1 1,00 0,30 0,19 2 1,00 -0,27 3 1,00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan : 1. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 3. Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 5. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 7. Umur matang penuh (HST) 9. Jumlah polong per tanaman (polong) 11. Bobot biji per tanaman (g)
5 -0,68 * -0,39 0,11 0,66 * 1,00
6 0,85 * 0,34 -0,77 * 0,21 -0,52 * 1,00
7 1,00 * 0,77 * -0,32 0,10 -0,68 * 0,85 * 1,00
8 -0,09 0,41 0,39 0,78 * 0,69 * -0,29 -0,09 1,00
9 -0,69 * -0,13 0,91 * -0,30 0,34 -0,97 * -0,69 * 0,29 1,00
10 -0,49 * 0,18 0,86 * 0,21 0,58 * -0,81 * -0,49 * 0,75 * 0,85 * 1,00
11 -0,46 0,22 0,90 * 0,13 0,51 * -0,81 * -0,46 0,71 * 0,87 * 1,00 * 1,00
12 -0,83 * -0,85 * 0,16 -0,57 * 0,18 -0,64 * -0,83 * -0,46 0,52 * 0,07 0,08 1,00
r 0,05 0,482
2. Tinggi Tanaman (cm) 4. Jumlah Buku per Tanaman (buku) 6. Umur Berpolong (HST) 8. Jumlah Biji per Polong (biji) 10. Jumlah biji per tanaman (biji) 12. Bobot 100 biji (g)
107
108
Lampiran 94. Nilai Korelasi Pada Varietas Panderman Parameter 1 2 3 4 1,00 0,28 0,48 0,13 1 1,00 0,25 0,92 * 2 1,00 0,50 * 3 1,00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan : 1. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 3. Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 5. . Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 7. Umur matang penuh (HST) 9. Jumlah polong per tanaman (polong) 11. Bobot biji per tanaman (g)
5 0,98 * 0,09 0,38 -0,09 1,00
6 0,23 -0,72 * -0,45 -0,92 * 0,42 1,00
7 1,00 * 0,28 0,48 0,13 0,98 * 0,23 1,00
8 -0,65 * 0,14 -0,86 * -0,03 -0,65 * -0,06 -0,65 * 1,00
9 0,29 0,47 0,94 * 0,73 * 0,14 -0,72 * 0,29 -0,64 * 1,00
10 -0,24 0,64 * 0,52 * 0,88 * -0,43 -0,99 * -0,24 -0,02 0,77 * 1,00
11 0,09 0,61 * 0,80 * 0,86 * -0,10 -0,90 * 0,09 -0,39 0,95 * 0,93 * 1,00
12 0,00 0,92 * -0,14 0,77 * -0,17 -0,63 * 0,00 0,52 * 0,13 0,52 * 0,35 1,00
r 0,05 0,482
2. Tinggi Tanaman (cm) 4. Jumlah Buku per Tanaman (buku) 6. Umur Berpolong (HST) 8. Jumlah Biji per Polong (biji) 10. Jumlah biji per tanaman (biji) 12. Bobot 100 biji (g)
108
109
Lampiran 95. Nilai Korelasi Pada Varietas Baluran Parameter 1 2 3 4 1,00 -0,57 * -0,69 * -0,50 * 1 1,00 0,93 * 0,92 * 2 1,00 0,97 * 3 1,00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan : 1. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 3. Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang) 5. Tahapan Perkembangan Stadia (HST) 7. Umur matang penuh (HST) 9. Jumlah polong per tanaman (polong) 11. Bobot biji per tanaman (g)
5 -0,75 * 0,81 * 0,97 * 0,92 * 1,00
6 -0,57 * 0,95 * 0,99 * 0,99 * 0,93 * 1,00
7 1,00 * -0,57 * -0,69 * -0,50 * -0,75 * -0,57 * 1,00
8 0,58 * 0,16 -0,18 -0,06 -0,42 -0,05 0,58 * 1,00
9 -0,91 * 0,80 * 0,93 * 0,82 * 0,96 * 0,85 * -0,91 * -0,45 1,00
10 -0,66 * 0,99 * 0,97 * 0,94 * 0,88 * 0,97 * -0,66 * 0,02 0,88 * 1,00
11 -0,59 * 0,99 * 0,96 * 0,95 * 0,86 * 0,98 * -0,59 * 0,09 0,83 * 1,00 * 1,00
12 0,60 * -0,44 -0,24 -0,07 -0,13 -0,18 0,60 * -0,16 -0,39 -0,41 -0,36 1,00
r 0,05 0,482
2. Tinggi Tanaman (cm) 4. Jumlah Buku per Tanaman (buku) 6. Umur Berpolong (HST) 8. Jumlah Biji per Polong (biji) 10. Jumlah biji per tanaman (biji) 12. Bobot 100 biji (g)
109
110
Lampiran 96. Foto Lahan Penelitian
111
Lampiran 97. Foto Daun Enam Varietas Kedelai.
Daun Varietas Seulawah
Daun Varietas Kerinci
Daun Varietas Krakatau
Daun Varietas Ijen
Daun Varietas Panderman
Daun Varietas Baluran
112
Lampiran 98. Keterangan Stadia Vegetatip dan Generatip Stadium Tingkatan stadium V1 Stadium buku pertama V2 Stadium buku kedua V3
Stadium buku ketiga
V4
Stadium buku keempat
V5
Stadium buku kelima
V6
Stadium buku keenam
Vn
Stadium buku ke-n
R1
Mulai berbunga
R2
Berbunga penuh
R3
Mulai berpolong
R4
Berpolong penuh
R5
Mulai berbiji
R6
Berbiji penuh
R7
Mulai matang
R8
Matang penuh
Uraian Daun terurai penuh pada buku foliolat. Daun bertiga yang terurai penuh pada buku diatas buku unifoliolat. Tiga buah buku pada batang utama dengan daun terurai penuh terhitung mulai buku unifoliolat. Empat buah buku pada batang utama dengan daun terurai penuh terhitung mulai buku unifoliolat. Lima buah buku pada batang utama dengan daun terurai penuh terhitung mulai buku unifoliolat. Enam buah buku pada batang utama dengan daun terurai penuh terhitung mulai buku unifoliolat. n buah buku pada batang utama dengan daun terurai penuh terhitung mulai buku unifoliolat. Bunga terbuka pertama pada buku manapun pada batang utama. Bunga terbuka pada satu dari dua buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Polong sepanjang 5 mm pada salah satu diantara 4 buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Polong sepanjang 2 cm pada salah satu diantara 4 buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Biji sebesar 3 mm dalam polong pada salah satu diantara 4 buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Polong berisikan satu biji hijau yang mengisi rongga polong pada salah satu diantara 4 buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Satu polong pada batang utama telah mencapai warna polong matang. Polong telah mencapai warna polong matang lebih kurang 95 %.
113 Lampiran 99. Foto Stadia Pertumbuhan Dari Keenam Varietas Kedelai. •
Varietas Seulawah
Stadia V1
Stadia V3
Stadia V7
Stadia V4
Stadia V5
Stadia V8
113
Stadia V6
Stadia V2
114
Stadia R1
Stadia R5
Stadia R2
Stadia R3
Stadia R4
Stadia R6
Stadia R7
Stadia R8 114
115 •
Varietas Kerinci
Stadia V1
Stadia V7
Stadia V2
Stadia V8
Stadia V3
Stadia V4
Stadia R1
Stadia V5
Stadia V6
Stadia R2 115
116
Stadia R3
Stadia R4
Stadia R5
Stadia R6
Stadia R7
Stadia R8 116
117 •
Varietas Krakatau
Stadia V1
Stadia V7
Stadia V2
Stadia V3
Stadia V8
Stadia V4
Stadia R1
Stadia V5
Stadia V6
Stadia R2 117
118
Stadia R3
Stadia R4
Stadia R5
Stadia R6
Stadia R7
Stadia R8 118
119 •
Varietas Ijen
Stadia V1
Stadia V7
Stadia V2
Stadia V8
Stadia V3
Stadia V4
Stadia R1
Stadia V5
Stadia V6
Stadia R2 119
120
Stadia R3
Stadia R4
Stadia R5
Stadia R6
Stadia R7
Stadia R8 120
121 •
Varietas Panderman
Stadia V1
Stadia V7
Stadia V2
Stadia V3
Stadia V8
Stadia V4
Stadia R1
Stadia V5
Stadia V6
Stadia R2 121
122
Stadia R3
Stadia R6
Stadia R4
Stadia R7
Stadia R5
Stadia R8 122
123 •
Varietas Baluran
Stadia V1
Stadia V7
Stadia V2
Stadia V3
Stadia V8
Stadia V4
Stadia R1
Stadia V5
Stadia V6
Stadia R2 123
124
Stadia R3
Stadia R4
Stadia R5
Stadia R6
Stadia R7
Stadia R8 124
71