Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 265~280 ISSN: 2089-3884
PENAMAAN TOKOH CERITA FIKTIF BERDASARKAN KARAKTER YANG DIMILIKINYA DALAM FILM FANTASI (ANALISIS STRUKTURAL DE SAUSSURE) Amelia Permata Putri e-mail:
[email protected] ABSTRACT Characterization is a crucial thing in making a story. It explains how the characterization and the depiction of the characters are shown in the story. Sometimes, we find that the character’s name and his or her characteristic are similar. Writers, especially fictional story or fantasy writers, usually named their characters based on the characteristic they will show throughout the story. The purpose of this journal writing is to reveal the opinion above in structural way. Thus, it will be analyzed by using semiotic (sign system) in Ferdinand de Saussure’s theory with referential method because it deals with a real thing of the sign. Name is included as one of language signs in linguistic and its relation with the signifiant (sound), the signifie (concept), and the referent (real form) will be discussed here. In this analysis, the referent is the characteristic of the characters showed in the story and it will be the point of some concept that will trigger the writer to choose a certain word for the character’s name with the same sense.
ABSTRAK Penokohan adalah hal yang penting dalam pembuatan sebuah cerita. Penokohan menjelaskan bagaimana perwatakan dan penggambaran karakter ditunjukkan dalam cerita. Terkadang, kita mendapati bahwa nama karakter dan karakteristiknya sama. Penulis, terutama penulis cerita fiksi atau fantasi, biasanya menamai karakter-karakter mereka berdasarkan karakteristik tokoh yang akan mereka tunjukkan dalam cerita. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengungkap pendapat tersebut di atas dengan cara struktural. Oleh karena itu, masalah ini akan dianalisis dengan menggunakan semiotik (sistem tanda) dalam teori Ferdinand de Saussure dengan metode referensial yang menguraikan bentuk nyata dari tanda. Nama termasuk salah satu tanda bahasa dalam linguistik dan hubungannya dengan signifiant (bunyi), signifie (konsep), dan referent (bentuk nyata) nya akan didiskusikan di sini. Dalam analisis ini, referen adalah karakteristik dari karakter yang ditunjukkan di dalam cerita dan itu akan menjadi inti dari beberapa konsep yang akan memicu penulis untuk memilih kata tertentu untuk nama karakter dengan pengertian yang sama. Kata kunci: nama, sifat, tokoh, karakteristik, signifie, signifian
266
A. PENDAHULUAN Struktualisme berpendapat bahwa sebuah karya sastra, fiksi, atau puisi adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya (Nurgiyantoro, 2010: 36). Dalam jurnal ini, penulis akan menganalisis karya sastra dari salah satu unsur pembangun tersebut yaitu penokohan yang keberadaannya sama pentingnya dengan plot cerita. Tanpa penokohan pun sebuah cerita tidak akan bisa berjalan. Setiap tokoh tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut bisa digambarkan dan ditunjukkan melalui sifat dan penampilan fisik tokoh tersebut. Karakteristik itulah yang akan membuat seorang tokoh berbeda dengan tokoh lainnya. Begitu pula dengan nama yang tentunya berbeda satu sama lain. Sering kita temui dalam berbagai cerita, tak hanya dalam cerita fiksi, dalam cerita bergenre apa pun, nama tokohnya mencerminkan sifatnya atau juga sebaliknya. Alangkah baiknya bila nama bisa mencerminkan sifatnya. Hal tersebut bisa diterapkan dalam penamaan tokoh cerita dengan cara yang sebaliknya yaitu dengan memberikan nama yang sesuai dengan sifat dan atau karakteristik yang dimilikinya, sehingga sebuah cerita akan lebih nyata dan bermakna. Cara ini diterapkan dan ditempuh karena dewasa ini masih ada penulis-penulis yang hanya secara acak dan spontan menamai tokoh-tokoh ceritanya sehingga menyebabkan cerita menjadi seperti angin lalu dan tidak terlalu bermakna secara khusus. Biasanya mereka akan mengambil nama yang sedang dalam tren atau nama orang yang menjadi inspirasi pembuatan tokoh tersebut. Dalam jurnal ini, penulis hanya akan menganalisis penamaan tokoh cerita dalam lingkup cerita fiksi atau fantasi berbahasa Inggris. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti a) apakah nama tokoh suatu cerita berhubungan dengan karakter yang dimilikinya? dan b) bagaimana proses penamaan tokoh tersebut sehingga dapat terjadi suatu kesepadanan? Teori yang akan penulis gunakan adalah teori strukturalisme Ferdinand de Saussure yang mengungkap bahwa dalam kajian linguistik, tanda (sign) terbentuk dari penanda (signifiant) dan petanda (signifie). Tanda bahasa bisa berupa kata, frasa, klausa, kalimat, atau pun wacana. Dalam hal ini, penulis mengambil nama Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
267
tokoh sebagai tandanya yang tentunya memiliki acuan dalam dunia nyata. B. LANDASAN TEORI Aliran Struktural (Strukturalisme) adalah gerakan linguistik yang berpandangan bahwa hubungan antara unsur-unsur bahasa lebih penting dari pada unsur-unsur bahasa itu sendiri. Unsur-unsur bahasa misalnya, terdiri dari unsur fonologi, morfologi, dan sintaksis, maka dalam studi linguistik pun dikenal adanya studi fonetik, fonemik, morfologi, dan sintaksis (Nurgiyantoro, 2010: 36). Sedangkan Nurgiyantoro (2012: 37) menyatakan pendapat Hawkes bahwa strukturalisme pada dasarnya dapat dipandang sebagai cara berpikir tentang dunia kesusastraan yang lebih merupakan hubungan susunan benda. Jadi setiap unsur baru mempunyai makna setelah berada dalam hubungan dengan unsur yang lain. Struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan antar unsur (instrinsik) yang bersifat timbal-balik, saling menentukan dan mempengaruhi, yang membentuk kesatuan yang utuh. Strukturalisme dalam hal ini dipandang sebagai pendekatan yang menekankan pada kajian hubungan antar unsur pembangun karya yang bersangkutan. Hubungan antar unsur itu secara bersama akan membentuk totalitas kemaknaan yang padu. Misalnya, bagaimana hubungan antar peristiwa, pemplotan yang tidak selalu kronologis, hubungan tokoh dan penokohan, latar, dan sebagainya (Nurgiyantoro, 2010: 37). Menurut Saussure, tanda linguistik atau bahasa terdiri dari dua komponen, yaitu komponen signifian (yang mengartikan) yang wujudnya berupa runtutan bunyi, dan komponen signifie (yang diartikan) yang wujudnya berupa pengertian atau konsep yang dimiliki oleh signifian (Chaer, 2007: 286). Contohnya, tanda linguistik “buku” terdiri dari signifian (runtutan fonem) /b/, /u/, /k/, /u/ dan signifie berupa konsep “lembaran-lembaran kertas yang disatukan untuk dibaca atau ditulisi”. Kedua komponen ini mengacu pada referen di luar bahasa yaitu “sebuah buku”.
Penamaan Tokoh Cerita Fiktif Berdasarkan Karakter yang dimiliki… (Amelia P Putri)
268
konsep (signifie)
-----------------tanda linguistik (sign) referen (referent)
Teori Saussure di atas dibuat oleh Richard dan Ogdent dan diberi nama segitiga Richard dan Ogdent (Chaer, 2007: 286). Berdasarkan Eco (1989: 11), tanda dan konsep memiliki hubungan langsung, begitu pula antara konsep dan referen. Namun, hanya referen dan tanda yang tidak berhubungan secara relevan. Hubungan itu hanya digunakan seseorang untuk menunjukkan referen. Mengapa demikian? Menurut Chaer (2007: 287) Hal ini dikarenakan referen merupakan hal di luar bahasa yang bersifat arbitrer. Tanda dan konsep berada dalam ruang lingkup bahasa, sedangkan referen menjadi acuan konsep. Sehingga dengan demikian, tanda dan referen tidak bisa berhubungan secara langsung karena di antaranya harus ada konsep terlebih dahulu. Menurut Robins (1990:221) hubungan elemen-elemen itu adalah objek dari sains manusia dalam konsep-konsep struktural linguistik. Dalam aliran struturalisme, kajian semiotiklah yang mengkaji tentang tanda. Semiotik berpandangan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna (Nurgiyantoro, 2010: 39). Sebuah cerita misalnya dalam novel sering kali menyajikan dan mendeskripsikan karakternya secara penuh. Pendeskripsian itulah yang membuat karakter tokoh menjadi jelas. Dengan begini maka terdapat perbadaan antara tokoh fiktif dan non-fiktif. Menurut Keraf (2010: 167), tokoh fiktif haruslah disajikan dengan menginterpretasi fakta-fakta untuk memahami karakter dan mengungkapkannya, sedang tokoh fiktif disajikan dengan menciptakan detail untuk mengungkapkan karakternya.
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
269
C. ANALISIS Untuk membuat sebuah film, tentunya sebuah cerita haruslah disusun terlebih dahulu. Banyak kita temukan dalam perkembangan kesusastraan di mana film-film diangkat dari cerita-cerita dalam novel yang biasanya menjadi best-seller atau memiliki keunikan yang mencolok dari pada yang lain. Masing-masing keunikan itu tidak terlepas dari uniknya tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Salah satu keunikan tersebut bisa dipandang dari segi karakter, baik dari sifat maupun fisik yang dimilikinya. Karakter inilah yang menjadi acuan bagi tanda linguistiknya. 1.
Red Queen dalam Film “Alice in Wonderland” (2010) Film ini dibuat berdasarkan novel pertamanya yang berjudul Alice’s Adventures in Wonderland dan lanjutannya yang berjudul Through the Looking-Glass. Dalam novel pertamanya, tokoh ratu antagonisnya bernama Queen of Hearts dan berkarakter sama seperti dalam film. Dia adalah ratu dari karakter-karakter yang mirip dengan kartu poker dan karakterkarakter hewan lainnya. Karakter yang menggambarkan kartu Ratu Hati ini digambarkan dalam film menjadi ratu yang berkarakter fisik kepala besar dengan rambut yang berwarna merah dan berbentuk jantung (heart). Nama ratu itu adalah Red Queen, nama yang sama dengan ratu di novel lanjutannya yaitu Through the Looking-Glass. Red Queen memiliki sifat yang kejam, iri, sombong, jahat, emosional, pemarah, dan egois dengan fisik rambut berwarna merah dan berbentuk jantung. Salah satu sifatnya dapat kita lihat dari percakapan berikut ini yang dikutip dari dialog ke 245 sampai 248 antara Red Queen dan bawahannya di dalam film dari menit 00:26:41,950 sampai 00:26:58,028. 245. 00:26:41,950 --> 00:26:43,884 Did you steal my tarts? 246. 00:26:44,819 --> 00:26:46,548 No, Your Majesty. 247. 00:26:53,261 --> 00:26:54,922 Penamaan Tokoh Cerita Fiktif Berdasarkan Karakter yang dimiliki… (Amelia P Putri)
270
Squimberry juice. 248. 00:26:55,230 --> 00:26:58,028 - I was so hungry! I didn't mean to! - Off with his head! (http://subscene.com/subtitles/alice-in-wonderland2010/english/ 330117) Dalam dialog tersebut sang ratu bertanya siapa yang mencuri kue tart-nya. Pada waktu itu semua bawahannya menjawab tidak. Namun, sang ratu menemukan sisa cream kue itu di salah satu bibir bawahannya. Bawahannya itu mengaku dan sang ratu tak segan-segan memberi perintah untuk memenggal kepalanya. Dalam kamus Oxford yang ditulis oleh Hornby (1995: 976-977) tanda linguistik “Red” yang dimiliki oleh salah satu nama tokoh dalam film Alice in Wonderland itu merupakan tanda linguistik yang memiliki signifian /r/, /e/, /d/ dan konsep “of the colour of fresh blood” atau “to become very angry suddenly”. Berikut bagan segitiga Richard Ogdent dari analisis di atas. (signifie) “of the colour of fresh blood” atau “to become very angry suddenly”
(sign) Red
-----------------(referent) emosional, pemarah, kejam, berambut merah dan berbentuk jantung
(http://www.comicbookreligion.com/img/r/e/Red_Queen_Macmill an.jpg) Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
271
2. Luna Lovegood dalam Film “Harry Potter and the Order of Phoenix” (2007) Luna Lovegood adalah salah satu teman Harry Potter yang selalu menjadi sekutu semenjak mereka bertemu sampai Harry mengalahkan Voldemort di akhir cerita. Luna adalah gadis yang cantik dan berambut pirang meskipun sedikit aneh. Dia berwatak halus, tenang, baik, penuh kasih dan pemberani. Dalam dialog urutan ke 469 sampai 473 pada menit 00:44:12,447 sampai 00:44:30,256 dalam film ini, Luna menyatakan ketidaksetujuannya terhadap keputusan kementrian yang bersekongkol melawan Harry yang sebenarnya tidak sengaja melakukan kesalahan demi menolong saudara sepupunya dari Dementor yang menyerang mereka. 469. 00:44:12,447 --> 00:44:15,439 That He-Who-Must-Not-Be-Named is back, and you fought him... 470. 00:44:15,617 --> 00:44:18,711 ...and the Ministry and the Prophet are conspiring against you. 471. 00:44:18,887 --> 00:44:23,257 Thanks. It seems you're about the only ones that do. 472. 00:44:23,426 --> 00:44:24,756 I don't think that's true. 473. 00:44:27,128 --> 00:44:30,256 But I suppose that's how he wants you to feel. (http://subscene.com/subtitles/harry-potter-and-the-order-of-thephoenix/english/460871) Dalam kamus Oxford yang ditulis oleh Hornby (1995: 702), “Luna” berasal dari kata “lunatic” yang ber-signifian /l/, /u/, /n/, /ə/, /t/, //, /k/ dan ber-signifie “a person who is mentally ill”. “Love” dengan signifian /l/, //, /v/ dan signifie “a strong feeling of deep affection for sth” (1995: 699). “Good” Penamaan Tokoh Cerita Fiktif Berdasarkan Karakter yang dimiliki… (Amelia P Putri)
272
dengan signifian /g/, //, /d/ dengan signifie “that which is morally right or acceptable” (1995: 513). Berikut bagan segitiga Richard Ogdent dari analisis di atas. (signifie) “a person who is mentally ill” dan “a strong feeling of deep affection for something that is morally right or acceptable”
\
-----------------(sign) (referent) Lunatic berwatak aneh, tenang, Lovegood pembela yang benar, dan pengertian 3. Belle dalam Film “Beauty and the Beast” (1991) Film “Beauty and the Beast” ini telah dibuat menjadi dua versi yaitu animasi dan nyata. Kata “beauty” dalam judul film secara langsung merujuk pada tokoh utama perempuan yang bernama Belle. Tokoh ini adalah seorang gadis cantik. Dalam film versi animasi diceritakan bahwa Belle adalah anak satusatunya seorang laki-laki tua penemu dan pembuat bendabenda aneh dan unik, namun hampir tidak ada orang yang mau mengakui penemuannya itu karena banyak yang meragukan keberhasilannya dan ia pun sering dianggap gila. Selain cantik, Belle adalah gadis pemberani, baik hati, dan sayang pada ayahnya. Berikut dialog yang menunjukkan kecantikannya yaitu dialog ke 109 sampai 113 dan dari menit 00:05:45,724 sampai 00:05:58,502. 109. 00:05:45,724 --> 00:05:49,251 Now, it's no wonder that her name means beauty 110. 00:05:49,328 --> 00:05:52,491 Her looks have got no parallel Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
273
111. 00:05:52,531 --> 00:05:54,396 But behind that fair facade 112. 00:05:54,433 --> 00:05:56,526 I'm afraid she's rather odd 113. 00:05:56,568 --> 00:05:58,502 Very different from the rest of us
(http://subscene.com/subtitles/beauty-and-the-beast/english/50697) Semua orang di desa tempatnya tinggal mengakui kecantikannya dan tidak ada yang bisa menyamainya. Kebaikan hatinya juga sepadan dengan parasnya yang cantik. Berdasarkan Oxford yang ditulis oleh Hornby (1995: 98) Signifian dari tanda ini adalah /b/, /e/, /l/. Signifie-nya adalah “a beautiful woman”. Berikut bagan segitiga Richard Ogdent dari analisis di atas. (signifie) “a beautiful woman”
-----------------(sign) (referent) Belle cantik, baik hati, penyayang (http://www.disney.co.uk/beauty-and-the-beast/images/gallery/be auty-and-the-beast-key-scene-12.jpg) 4. Beast dalam Film “Beauty and the Beast” (1991) Kata “beast” dalam judul juga merujuk pada tokoh utama laki-laki dalam film tersebut. Dia sebenarnya adalah seorang pangeran yang dikutuk menjadi makhluk buruk rupa dikarenakan ia tidak memberikan tempat berteduh untuk seorang pengemis tua pada saat hujan badai. Sifat pangeran ini sangatlah angkuh, Penamaan Tokoh Cerita Fiktif Berdasarkan Karakter yang dimiliki… (Amelia P Putri)
274
egois, kasar, dan emosional. Berikut bukti yang penulis sertakan atas sifatnya tersebut yang dikutip dari dialog film animasinya pada urutan dialog ke 8 sampai 12 dan dari menit 00:01:05,545 sampai 00:01:22,826. 8.
00:01:05,545 --> 00:01:08,844 an old beggar woman came to the castle
9.
00:01:08,881 --> 00:01:11,475 and offered him a single rose
10. 00:01:11,517 --> 00:01:15,248 in return for shelter from the bitter cold. 11. 00:01:15,354 --> 00:01:17,914 Repulsed by her haggard appearance 12. 00:01:17,957 --> 00:01:22,826 the prince sneered at the gift and turned the old woman away
(http://subscene.com/subtitles/beauty-and-the-beast/english/506 97) Bahkan setelah pangeran itu dikutuk pun, sifatnya sama buruknya seperti penampilannya seolah-olah karakternya berubah menjadi makhluk buruk rupa yang sesungguhnya. Tak hanya dirinya, pelayan-pelayannya juga dikutuk menjadi perabotan rumah akibat perbuatannya. Kutukan itu akan terus berlangsung sampai ia menemukan cinta sejatinya. Selama perjalanan cerita nama asli si pangeran tidak pernah disebut, tetapi orang-orang termasuk Belle memanggilnya dengan sebutan “Beast”. Berdasarkan Oxford yang ditulis oleh Hornby (1995: 91), tanda ini ber-signifian /b/, /i:/, /s/, /t/ dan memiliki pengertian “an animal, especially a large one with four feet” dan “an unpleasant and cruel person”. Berikut bagan segitiga Richard Ogdent dari analisis di atas.
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
275
(signifie) “an animal, especially a large one with four feet” atau “an unpleasant and cruel person”
-----------------(sign) (referent) Beast angkuh, egois, kasar, emosional, bertubuh besar, dan seperti binatang buas (http://marklamberti.com/blog/wp-content/uploads/2012/11/beau ty-and-the-beast-2.jpg) 5. Tinker dalam Film “Tinker Bell” (2008) Film fantasi lainnya yang berbentuk animasi dan disukai anak-anak adalah cerita mengenai dunia peri dalam film “Tinker Bell”. Tokoh utama dari film animasi ini adalah seorang peri yang tidak memiliki kemampuan khusus seperti peri-peri yang lain. Hal itulah yang membuatnya merasa terasingkan dari temantemannya yang lain. Dalam cerita tersebut, setiap peri memiliki bakat alami yang berhubungan dengan alam dan mereka bekerja keras menggunakan kemampuan-kemampuan mereka itu untuk menyambut kedatangan musim semi dengan cara menanamkan benih-benih dan membuat mereka tumbuh dan mekar dalam sekejap. Tokoh utama film ini hanya bisa memperbaiki bendabenda atau lebih dapat dikatakan bahwa ia adalah penemu benda-benda berguna yang ia buat dari benda-benda rongsokan atau bekas yang ia temukan. Nama tokoh itu adalah “Tink”, panggilan dari kata “Tinker”. Berikut bukti dari sifatnya yang tersurat dalam film tersebut dari dialog ke 666 sampai 669 dan dari menit 00:59:22,258 sampai 00:59:39,640. 666. 00:59:22,258 --> 00:59:26,695 Now, Tinker Bell, are you sure you can do this? Penamaan Tokoh Cerita Fiktif Berdasarkan Karakter yang dimiliki… (Amelia P Putri)
276
667. 00:59:29,699 --> 00:59:30,757 Yes. 668. 00:59:32,101 --> 00:59:35,730 Because I'm a tinker. It's who I am. 669. 00:59:37,740 --> 00:59:39,640 And tinkers fix things.
(http://subscene.com/subtitles/tinker-bell-aka-tinkerbell/english/1 82211) Dalam dialog tersebut di atas, Tink mengakui akan jati dirinya sebagai seseorang yang tak hanya bernama “Tinker”, tetapi juga seseorang yang mampu memperbaiki sesuatu. Berdasarkan Oxford yang ditulis oleh Hornby (1995: 1254), tanda linguistik “tinker” itu memiliki urutan fonem /t/, //, /ŋ/, /k/, /ə/, /r/ dan berdefinisi “to try to repair or improve something in casual way”. Berikut bagan segitiga Richard Ogdent dari tokoh “Tinker”. (signifie) “to try to repair or improve something in casual way”
-----------------(sign) (referent) Tinker pandai memperbaiki sesuatu
6. Puss in Boots dalam Film “Shrek 2” (2004) “Shrek” juga merupakan film fantasi dengan tokoh animasi. Dalam film ini, Puss in Boots adalah tokoh yang pada awalnya menjadi musuh si tokoh utama, Shrek. Puss diminta dan dibayar oleh ayah Fiona, istri Shrek, untuk membunuh Shrek. Ayah Fiona merasa anaknya yang seorang putri Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
277
kerajaan tidak sepantasnya menjadi raksasa hijau sama seperti Shrek dan hidup dengannya. Akan tetapi, usahanya itu gagal dan Shrek berusaha memaafkannya karena Puss melakukan hal seperti itu demi menopang hidup keluarganya yang miskin. Untuk membalas kebaikan Shrek, Puss pun ikut melakukan perjalanan dengannya dan menjadi sekutunya. Berdasarkan ringkasan cerita di atas, kita bisa mengetahui bahwa Puss adalah seorang tokoh yang kuat, pemberani, bertanggung jawab, dan peduli pada keluarga. Tokoh ini juga memiliki fisik kucing yang bisa berdiri, berjalan, dan bergerak bebas layaknya manusia. Ia selalu memakai sepatu bot hitam, pedang, syal, dan topi. Berikut ini, penulis sertakan bukti sifat tokoh Puss dari dialog ke 491 sampai 497 dan dari menit 00:35:07,685 sampai 00:35:25,630. 491. 00:35:07,685 --> 00:35:08,947 Oh, no! Por favor! Please! 492. 00:35:09,120 --> 00:35:11,816 I implore you! It was nothing personal, Senor. 493. 00:35:11,923 --> 00:35:13,584 I was doing it only for my family. 494. 00:35:13,691 --> 00:35:17,684 My mother, she is sick. And my father lives off the garbage! 495. 00:35:17,795 --> 00:35:21,253 The King offered me much in gold and I have a litter of brothers... 496. 00:35:21,366 --> 00:35:22,833 Whoa, whoa, whoa! 497. 00:35:22,934 --> 00:35:25,630 Fiona's father paid you to do this?
(http://subscene.com/subtitles/shrek-2-2004/english/76690)
Penamaan Tokoh Cerita Fiktif Berdasarkan Karakter yang dimiliki… (Amelia P Putri)
278
Berdasarkan Oxford yang ditulis oleh Hornby (1995: 945), nama “Puss in Boots” adalah frase nomina yang memiliki dua kepala (head) yang sama-sama berupa kata benda. Head pertama adalah “Puss” yang memiliki signifian /p/, //, /s/ dan berdefinisi sebagai “used for calling or talking to a cat”. Kata depan “in” ber-signifian //, /n/ dan ber-signifie “contained within particular area or space” (1995: 598). Head kedua yang ada dalam pelengkap frase kata depan adalah “Boots” yang memiliki signifian /b/, /u:/, /t/, /s/ dan berdefinisi sebagai “a covering for the foot, ankle and often the leg below the knee” (1995: 125). Berikut di bawah ini adalah segitiga Richard Ogdent dari analisis tokoh tersebut. (signifie) “used for calling or talking to a cat”, “contained within particular area or space”, dan “a covering for the foot, ankle and often the leg below the knee”
-----------------(sign) (referent) Puss in Boots kucing bersepatu bot hitam (http://paintmeplaid.com/wp-content/uploads/2011/11/puss_in _boots_320.jpg) D. KESIMPULAN Berdasarkan analisis ketujuh data di atas, penulis dapat berkesimpulan bahwa nama dan karakter tokoh memang benar saling berhubungan dan memiliki kesepadanan. Tidak hanya dalam film-film dengan karakter nyata, namun karakter animasi manusia dan hewan pun mengalami kesepadanan tersebut. Pemberian nama terkadang memperhatikan fisik tokoh sekaligus karakter yang akan diberi nama. Dalam data di atas contohnya seperti Red Queen yang berambut merah dan pemarah, Belle yang cantik wajah dan hatinya, Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
279
dan Beast yang buruk rupa dan kasar. Adapun tokoh yang dinamai berdasarkan fisiknya saja, seperti Puss in Boots yang bertubuh kucing dan memakai sepatu bot. Di antara data di atas, tokoh Tinker dan Luna Lovegood yang hanya menunjukkan sifat dirinya dan nama mereka tidak mengarah pada fisik yang dimilikinya. Seperti itulah seharusnya pemberian nama pada tokoh-tokoh suatu cerita. Akan timbul keanehan apabila antara nama dan karakter tidak saling berhubungan. Misalnya kita mengambil tokoh Puss in Boots pada data ke enam yang merujuk pada tokoh hewan yaitu kucing. Seandainya penulis cerita “Shrek” memberinya nama secara asal dan tanpa berpikir panjang, maka cerita itu tidak akan memberikan kesan yang mendalam dan menarik minat penontonnya. Oleh karena itu, kesepadanan nama dan karakter penting adanya untuk membentuk ketotalitasan suatu cerita. E. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Print. Eco, Umberto. The Meaning of Meaning. Florida: Harcourt Brace Jovanovich. Inc. 1989. Pdf. Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford: Oxford University Press. 1995. Print. Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010. Print. Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press. 2010. Print.
Yogyakarta:
Robins, R.H. A Short History of Linguistic. New York: Longman. 1990. Print. Suhardono, Edy. Mite Harry Potter-Psikosemiotika dan Misteri Simbol di Balik Kisah Harry Potter. Yogyakarta: Jalasutra, 2005. Print.
Penamaan Tokoh Cerita Fiktif Berdasarkan Karakter yang dimiliki… (Amelia P Putri)
280
Sumber Subtitles: Bombayboomer. Alice In Wonderland.2010.DvdRip.Xvid 1337x-Noir. Subscene.com, 2010. Web. 16 Januari 2013. http://subscene.com/subtitles/alice-inwonderland2010/english/ 330117 Hideaway. Tinker.Bell[2008]DvDrip-aXXo-Italics-DVDRip-Corrected. Subscene.com, 2008. Web. 16 Januari 2013. http://subscene.com/subtitles/tinker-bell-akatinkerbell/english/182211 Lyliakar. Beauty and the Beast. Subscene.com, 1991. Web. 16 Januari 2013. http://subscene.com/subtitles/beauty-andthe-beast/english/50697 Shrek.2.2004.iNTERNAL.DVDRip.XviD-UNDEAD. Subscene.com, 2004. Web. 16 Januari 2013. http://subscene.com/subtitles/shrek-2-2004/english/76690 Vab63vab. Harry Potter and the Order of the Phoenix 2007 720p YIFY. Subscene.com, 2007. Web. 17 Januari 2013. http://subscene.com/subtitles/harry-potter-and-the-order-ofthe-phoenix/english/460871 Sumber Gambar:
pg>
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 265 – 280