ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
PEMISAHAN U DARI UNSUR-UNSUR PENGOTOR Zr DAN Ru DENGAN CARA MEMBRAN EMULSI MEMAKAI D2EHPA Dwi Biyantoro, R. Subagiono, Kris Tri Basuki, Rosyidin Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK PEMISAHAN U OARI UNSUR-UNSUR PENGOTOR Zr DAN Ru OENGAN CARA MEMBRAN EMULSI MEMAKAI 02EHPA. Telah dilakukan ekstraksi campuran uranium, zirkonium dan rutenium dalam asam nitrat dengan metoda membran emulsi menggunakan surfaktan span 80 dan ekstraktan di-(2-etil heksil)-fosfat (O2EHPA) -kerosen dengan fasa air internal asam fosfat. Proses pemisahan dilakukan dengan cara ekstraksi membran emulsi yaitu gabungan dari proses ekstraksi dan stripping. Parameter proses yang dipelajari yaitu konsentrasi fasa air internal asam fosfat dalam membran, molaritas asam nitrat dalam umpan, konsentrasi ekstraktan dan konsentrasi larutan umpan. Oari data percobaan ekstraksi dengan metoda membran emulsi memakai umpan campuran uranium, zirkonium dan rutenium dengan kadar uranium sebesar 20.000 ppm, zirkonium sebesar 180 ppm dan rutenium sebesar 100 ppm diperoleh efisiensi total uranium = 67,48 % pada kondisi optimum sebagai berikut : molaritas H3PO4 = 1,5 M, molaritas HNO3 = 3 M, konsentrasi 02EHPA dalam kerosen = 5 %.
ABSTRACT SEPARATION OF U FROM Zr AND Ru IMPURITIES BY LIQUID SURFACTANT MEMBRANE WITH DI-(2-ETHYL HEXYL) PHOSPHORIC ACID. The extraction of the uranium, zirconium and ruthenium mixture in a nitric acid solution by method of liquid surfactant membrane using span 80 as surfactant and extractant of di-(2-ethyl hexyl) phosphoric acid (D2EHPA) in kerosene with phosphoric acid as intemal phase had been done. This technique is the combination of extraction and stripping processes which is working simultaneously. The parameters studied were the molarity of phosphoric acid (H3PO4) as intemal phase, the molarity of nitric acid (HNO3) in the feed, the concentration of di-(2-ethyl hexyl) phosphoric acid in kerosene as extractant, and the consentration of uranium in the feed. The data for the separation of 20,000 ppm of uranium, 180 ppm of zirconium and 100 ppm of ruthenium show that the total effciency of uranium was 67,48 % at the optimum conditions such as the 1,5 M of H3PO4, 3 M of HNO3, 5 % of D2EHPA in kerosene
PENDAHULUAN
Salah satu ekstrakstan yang sering digunakan dalam proses ekstraksi yaitu
Uranium adalah salah satu bahan bakar nuklir yang sering digunakan dalam reaktor nuklir karena dapat bereaksi dengan neutron menghasilkan panas yang tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Dalam bahan bakar bekas reaktor nuklir terutama jenis LWR pad a umumnya masih banyak mengandung uranium yang perlu dipisahkan dari unsur-unsur radioaktif hasil belah dari reaksi inti di dalam teras reaktor agar dapat digunakan kembali. Supaya dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar, uranium harus dipisahkan dari hasil belah melalui proses ekstraksi, membran emulsi dan lain-lain untuk mendapatkan uranium berderajad nuklir.
D2EHPA [di-(2-etil heksil) pengencer kerogen [21.
adalah
Zirkonium (Zr) nuklida hasil
fosfat]
dengan
Di-(2-etil h~ksil) fosfat sering digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair karena kestabilan kimianya yang baik, kelarutannya rendah di dalam larutan asam, dan selektivitasnya tinggi untuk ion-ion logam[31.
Dengan
berkembangnya
metoda
emulsi membran cair atau Liquid Surfactan Membrane (LSM) , pemisahan suatu unsur dengan proses ekstraksi yang meliputi skrabing, dan stripping dapat dipendekkan hanya dengan satu sistem proses membran emulsi, sehingga akan menghemat waktu dan biaya [41.
dan rutenium (Ru) belah yang perlu
Dengan pertimbangan di alas dilakukan percobaan pemisahan/pemurnian uranium dari campuran uranium dan rutenium dengan metoda membran emulsi. Pada pembentukan membran emulsi diperlukan surfaktan sebagai zat pemantap supaya
dipisahkan karena mempunyai penampang lintang serapan neutron besar yang dapat mempengaruhi ekonomi neutron sekaligus menurunkan efisiensi kerja dan daya reaktor1].
69
3.
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P27BDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
ISSN 1410-1998
UO22+ + 2 H2R2 + HNO3 <> UO2(HR2)2.HNO3 + 2 H+
emulsi terdispersi dengan suatu lapisan tipis sehingga butir tidak dapat bergabung menjadi suatu fasa kontinyu.
Menurut Sato, D2EHPA (HR) adalah ekstraktan yang cocok dan sering dipakai untuk ekstraksi uranium dan logam-logam yang lain, karena selektivitas dan efektivitasnya tinggi. Reaksi antara uranium dan D2EHPA pada keasaman rendah mengikuti reaksi pertukaran kation yang dapat ditulis sebagai [2]:
Jenis surfaktan akan menentukan tipe emulsi yang diperoleh tipe air dalam minyak (NM) atau minyak dalam air (MIA). Untuk memperoleh emulsi tipe NM dapat digunakan surfaktan Span 80 yang mempunyai nilai HLB (hydrophile-lipophilebalance) sebesar 4,3. Span 80 sendiri merupakan surfaktan non ionik dari campuran bermacam-macam ester [Sorbitan mono di tri cleat (RCOOR)], komponen meta sorbitol (R'OH), asam cleat (R'COOH) dan air. Span 80 akan mengalami dekomposisi
UO22+(a) + 2 UO2R4H2(o)+ 2 H +(a)
<=>
Percobaan ini mempelajari parameter-parameter yang berpengaruh terhadap kemurnian hasil pemisahan, antara lain: konsentrasi rasa air internal, keasaman larutan umpan, konsentrasi ekstraktan, dan konsentrasi uranium dalam rasa umpan. Dari parameter yang dicoba pertama kali divariasi konsentrasi rasa air internal dengan parameter yang lain dibuat tetap, diperoleh kondisi optimum konsentrasi rasa air internal. Berikutnya parameter yang dipelajari adalah keasaman larutan umpan (kondisi optimum yang diperoleh dan parameter lain dibuat tetap) akan diperoleh kondisi optimum keasaman larutan umpan. Demikian seterusnya untuk pengujian parameter yang lain. Keberhasilan proses pemisahan ini dapat dilihat dari efisiensi dan tingkat kemurnian hasil pemisahan.
dalam fasa air internal yang akan memberikan kestabilan pad a emulsi J.
Langkah percobaan yang dikerjakan yaitu: pembuatan membran emulsi (mencampur fasa air internal asam fosfat dengan fasa organik di-(2-etil heksil)-fosfat, kerogen dan surfaktan span 80). Langkah selanjutnya adalah mencampur fasa membran dengan fasa umpan (fasa air eksternal), kemudian ekstraksi dan stripping. Pada ekstraksi
(HR)2(O)
membran cair terjadi
kontak antara umpan dengan membran, solute yang berada dalam fasa umpan (air eksternal) masuk ke fasa membran secara difusi [6]. Membran emulsi setelah dipakai untuk mengekstraksi dilanjutkan dengan stripping yaitu pemecahan membran dengan bantuan butanol untuk memisahkan fasa air internal yang telah mengandung solute dari fasa organiknya.
BAHAN, ALAT DAN TATA KERJA
1
Bahan Bahan yang dipakai untuk penelitian ini adalah UO2(NO3)2 6H2O = 99 %, ZrOCb
Di-(2-etil heksil}-fosfat (D2EHPA), tributil fosfat (TBP), dan tri oktil am in (TOA) adalah salven yang dapat dibuat membran cair untuk ekstraksi logam uranium dan logam-logam lain. Sebagai pengencer dapat digunakan kerosen, dodekan, dan toluen. Untuk memisahkan uranium dari logamlogam hasil belah dapat dilakukan di dalam larutan asam klorida, asam nitrat, asam sulfat, dan asam asetat [7].
8H2O, RuCI3, H3PO4, HNO3, di-(2-etil heksil)-fosfat p = 0,97 kg/I, kerosen p = 0,80 kg/I, Surfaktan Merck), dan H2O.
span 80 (buatan E.
2. Alat Alat yang dipakai adalah almari asap, alat pengaduk, pH meter, timbangan analitik, corong pisah, alat-alat gelas, alat anal is is spektrometer pendar sinar-X, pengaduk Ultra Turrax.
Dari penjelasan di atas tampak bahwa konsentrasi asam sangat berpengaruh terhadap pemisahan uranium dari nuklida hasil belah. Pad a penelitian ini dicoba dipakai umpan dalam larutan asam nitrat.
Tata kerja A. Pembuatan Larutan Campuran Uranium, Zirkonium dan Rutenium Nitrat (Umpan)
Menurut Huang dan Huang [3), ekstraksi uranium (VI) dari larutan asam nitrat dengan D2EHPA (HR) dapat ditulis sebagai:
1. Dibuat larutan induk U = 100. 000 ppm yaitu dengan melarutkan 104,4258
70
2.
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P27BDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
gram UO2(NO3)2 6H2O dengan 500 mlair. 2. Dibuat larutan induk Ru = 5000 ppm yaitu dengan melarutkan 0,2565 gram RuCI3 dalam 25 ml air. 3. Dibuat larutan induk Zr = 25.000 ppm yaitu dengan melarutkan 8,743 gram ZrOCI28H2O dalam 1000 ml air. 4. Dibuat larutan umpan campuran (U,Zr,Ru) dengan kadar: a. U = 20.000 ppm, Zr = 500 ppm dan Ru = 250 ppm b. U = 20.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm c. U = 25.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm d. U = 30.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm e. U = 35.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm B. Pembuatan Membran Emulsi Membran emulsi dibuat dengan cara mencampur surfaktan span 80 dengan ekstraktan di-(2-etil heksil)fosfat dan kerosen. Campuran ditambah dengan asam fosfat sebagai fasa internal, kemudian diaduk menggunakan alat Ultra Turrax pada kecepatan 8000 rpm [8]. C.Proses Ekstraksi dan Stripping
1
Umpan campuran larutan uranium, zirkonium dan rutenium nitrat dengan kadar uranium = 20.000 ppm, zirkonium = 500 ppm dan rutenium = 250 ppm dicampur dan diaduk dengan fasa membran emulsi dengan perbandingan volum = 10 ml : 10 ml = 1 : 1,
kecepatan pengadukan 250 rpm selama = 15 men it. Setelah kedua fasa seimbang kemudian dipisahkan antara fasa membran dan fasa airnya menggunakan alai corong pisah. Untuk mengetahui kadar uranium, zirkonium dan rutenium hasil ekstraksi, fasa air dianalisis menggunakan alai spektrometer pendar sinar-X. Untuk mengetahui hasil stripping, fasa membran kemudian dipecah dengan ditetesi butanol sehingga fasa tersebut menjadi fasa air dan fasa organik. Kandungan uranium, zirkonium dan rutenium dalam fasa air hasil stripping dianalisis memakai
spektrometer
pendar
sinar-X. Untuk analisis rutenium dibawah 100 ppm dilakukan dengan metoda adisi. Analisis masing-masing dilakukan pengukuran 3 kali, kemudian dirata-rata. Rumus yang dipakai untuk menghitung efisiensi sebagai berikut :
Percobaan diulangi seperti nomor 1 di atas untuk mengetahui pengaruh konsentrasi fasa air internal asam fosfat, molaritas asam nitrat dalam umpan (fasa air eksternal), konsentrasi ekstraktan di-(2-etil heksil)-fosfat, dan konsentrasi uranium dalam umpan. Sebagai contoh menentukan kondisi optimum pengaruh konsentrasi H3PO4 variasi : 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3 M Kondisi tetap : .konsentrasi HNO3 = 3 M .rasio = fasa umpan : fasa membran = 1:1 .waktu ekstraksi = 15 menit .konsentrasi DzEHPA = 5 % dalam kerosen Diperoleh
kondisi
optimum
M
H3PO4. Selanjutnya kondisi optimum yang telah diperoleh dibuat tetap, parameter lain yang dicoba divariasi, diperoleh kondisi optimum parameter 1 dan parameter 2, demikian setrerusnya sampai diperoleh kondisi optimum untuk : M H3PO4, M HNO3, % DzEHPA dalam kerosen, dan konsentrasi fasa umpan. HASIL DAN BAHASAN Parameter yang diteliti pada pemisahan campuran uranium, zirkonium dan rutenium dengan cara ekstraksi membran emulsi memakai span 80 -di-(2-etil heksil)fosfat adalah:
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P27BDiJ dan P2BGN-BA TAN Jakalta, 22 Pebruari 2000
1. 2. 3. 4.
Molaritas fasa air internal Molaritas larutan umpan Konsentrasi ekstraktan dalam kerosen Konsentrasi fasa umpan
1.
Pengaruh molaritas fasa air internal asam
ISSN 1410-1998
uranium. Oari analisis fasa air hasil ekstraksi, zirkonium tidak terdeteksi, berarti hampir semua zirkonium terikat dengan membran, sedangkan pada saat stripping zirkonium tidak turun dalam fasa air, masih terikat dengan fasa organik. Oari hasil di atas tampak bahwa semakin tinggi konsentrasi fasa internal asam fosfat, uranium yang masuk ke dalam fasa membran semakin besar. Oi atas 1,5M H3PO4 efisiensi total uranium turun, hal ini karena di atas kondisi ini pada saat membran dipecah uranium sebagian masih terikat dengan fasa organik. Pada proses stripping uranium yang dapat terambil kembali paling banyak dalam fasa air internal diperoleh pad a konsentrasi = 1,5M H3PO4 dengan efisiensi total uranium = 66,48%.
fosfat Keasaman larutan umpan dinyatakan dalam molar (M) HNO3 yang terlarut. Ekstraksi umpan campuran uranium, zirkonium dan rutenium (U = 20.000 ppm, Zr = 500 ppm dan Ru = 250 ppm) dalam suasana asam nitrat 3 M HNO3 dicampur dengan fasa membran emulsi perbandingan (ditetapkan) = 1 :1. Konsentrasi di-(2-etil heksii)-fosfat (O2EHPA) = 5% dalam kerosen, dan waktu ekstraksi selama = 15 men it. Hasil percobaan ditunjukkan dibawah ini.
pada Tabel 1 dan 2
2.
Oari data Tabel 1 dan 2 di atas ditunjukkan bahwa pemisahan campuran uranium, zirkonium dan rutenium menggunakan metoda ekstraksi membran emulsi Span-80-di-(2-etil heksil)-fosfat dalam kerosen, konsentrasi fasa air internal asam fosfat sangat berpengaruh terhadap etisiensi Tabel1
Pengaruh molaritas lar1Jtan umpan
Ekstraksi umpan dengan fasa membran emulsi pada kondisi optimum fasa air internal asam fosfat dalam membran = 1,5M H3PO4. Kondisi yang lain dibuat tetap. Hasil percobaan ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.
Pengaruh molaritas fasa air internal terhadap kadar uranium pada ekstraksi dan strippinq
H3PO4
Efisiensi Total (%)
(M)
Keterangan = Fasa Air FM = Fasa Membran Tabel2.
Pengaruh molaritas fasa air internal terhadap kadar rutenium pad a ekstraksi dan stripping Ekstraksi Rutenium
H3PO4
(M)
FA,mg
-o:g-1:0-0,84 ~
1,QI
2F~~
1,731 1.36] 1,22
-:r:o5
I I
Stripping Rutenium
FM,mg
Efisiensi (%)
1,66 1,14
66,40 57,20 30,80 45,60
1,28
51,20
1,43
~
-rA5
~
FA,mg *
58,00
Keterangan : FA = Fasa Air FM = Fasa Membran .= Rutenium dalam FA hasil stripping tidak terdeteksi
72
Efisiensi (%)
0 0 0 0
Efisiensi Total (%) 0 "0
0 0 0 0
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakalta, 22 Pebruari 2000
Keterangan : FA = Fasa Air, FM = Fasa Membran
73
~
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P27BDU dan P2BGN-BA TAN Jakarla, 22 Pebruari 2000
Tabel6.
ISSN 1410-1998
Pengaruh konsentrasi ekstraktan terhadap kadar rutenium pad a ekstraksi dan
stri.o.oina Efisiensi
T alai
(%)
Keterangan:
FA ==Fasa Air FM ==Fasa Membran * ==Rutenium dalam FA hasil stripping tidak terdeteksi
Dari data Tabel 5 dan 6 di atas ditunjl:kkan bahwa konsentrasi di-(2-etil heksil)-fosfat (D2EHPA) dalam kerogen berpengaruh terhadap distribusi uranium dan rutenium dalam membran emulsi. Seperti pada pengaruh molaritas asam fosfat dan molaritas asam nitrat, pad a ekstraksi ini h'dmpir semua zirkonium terikat dengan membran, sedangkan pada saat stripping zirkonium tidak turun dalam fasa air, masih dengan fasa organik. Tampak pada data tabel di atas bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstraktan uranium yang masuk membran semakin besar karena semakin kuat mengikat uranium dan rutenium. S b I.k d t t ..atas e a I nya pa a saa proses s rippIng, k. t.. k t . k t kt serna In mggl onsen rasl e s ra an, semakin rendah uranium yang dapat terambil Tabel 7. Pengaruh konsentrasi a. Umpan U ==20.000 b. Umpan U = 25.000 c. Umpan U = 30.000 d. Umpan U =35.000
kembali. Hal ini karena uranium dengan di-(2etil heksil)-fosfat pada konsentrasi tinggi semakin sukar untuk dipisahkan. Keadaan ini ditinjau dari segi operasi akan lebih menguntungkan karena semakin sedikit pemakaian di-(2-etil heksil)-fosfat sehingga dapat menghemat biaya operasi proses. Pada pemakaian 5 % D2EHPA efisiensi total uranium paling optimal. 4.
Pengaruh konsentrasi fasa umpan .. ..Ekstraksl umpa~ campuran uranium, zlrkomum dan ru:~mu~ dengan fas~ memb:an pada ko~dlSI optl.m~m ~, b dan c dl dlperoleh hasll sepertl dltunjukkan pad a Ta be I 7 d an 8 d .Ibawa h .. Inl.
fasa umpan terhadap kadar ppm, Zr = 180 ppm dan Ru ppm, Zr = 180 ppm dan Ru ppm, Zr ==180 ppm dan Ru ppm, Zr ==180 ppm dan Ru
uranium pada ekstraksi dan stripping. = 100 ppm ==100 ppm = 100 ppm = 100 oom
Keterangan : FA = Fasa Air FM = Fasa Membran Tabel 8. Pengaruh
konsentrasi
ekstraktan
terhadap
kadar rutenium
pad a ekstraksi
dan
stripping Umpan U, mg
200 250 300 350 Keterangan:
E:kstraksi Rutenium
FA,mg 0,45 0,41 0,49 0,44
Stripping Rutenium
Efisiensi Total Efi-sTe-nsr-(Ol;;J (%)
FM,mg
Efisiensi (%)
0,55
55,00
0
0
0
51,00
-0 -0
56,00
0
~=~59,00
0,51 0,56
FA,mg
FA = Fasa Air FM = Fasa Membran, * = Rutenium dalam FA hasil stripping tidak terdeteksi
74
Dari Tabel 7 di atas ditunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi uranium pada variasi yang dicoba dari 200 mg sampai dengan 350 mg U tidak begitu menunjukkan perubahan yang berarti, hanya sedikit kecenderungan semakin tinggi konsentrasi umpan maka efisiensi total uranium sedikit
Chemical Engineering, National Cheng Kung University, Taiwan (1988). [4]. HAYWORTH, H. C. and BURNS, W. A., Extraction of Uranium from Wet Process Phosphoric Acid by Liquid Membrane, Separation Science Technology (1983). [5]. JOHANNES, H., Pengantar Kimia Ko/oid dan Kimia Permukaan, Universitas Gadjah Mada, (1973). [6]. NEMEH, A. and PATHEGEN, V., Membrane Recycling in the Liquid Surfactant Membrane Process, Ind. Eng. Chem. pp. 32, 143-147 (1993). [7]. MOORE, F. L., Liquid-Liquid Extraction with High-Moleculer-Weight Amines, NAS-NS3101, US Atomic Energy Commission (1960). [8]. BIYANTORO, D., dkk., Ekstraksi Nb Dengan Cara Membran Emulsi Memakai D2EHPA, Seminar Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, PPNY-BATAN, Yogyakarta (1997).
menurun. SIMPULAN Pemisahan uranium dari unsur-unsur pengotor zirkonium dan rutenium dapat dilakukan dengan teknik ekstraksi membran emulsi memakai Span-80 dan D2EHPA dengan memberikan hasil memuaskan. Dan percobaan menggunakan umpan campuran uranium, zirkonium, dan rutenium dengan kadar uranium = 20.000 ppm, zirkonium = 180 ppm dan rutenium = 100 ppm diperoleh kondisi yang relatif baik sebagai berikut : 1. 2. 3.
Molaritas fasa air internal dalam membran = 1,5 M H3PO4, Molaritas umpan = 3 MHNO3, Konsentrasi di-(2-etil heksil)-fosfat = 5%
TANYAJAWAB
dalam kerogen, 4. Fasa umpan = 20.000 ppm U. Pada kondisi ini diperoleh efisiensi ekstraksi uranium = 96,09%, efisiensi stripping uranium = 69,86%, efisiensi total uranium = 67,48%.
Amir Rusli .Umum: Melihat hasil penelitian cukup baik, bagaimana dengan prospek ekonominya ke depan .Khusus: Apakah teknik dapat digunakan untuk bahan bakar bekas.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dwi biyantoro .Umum : Baik karena : .Biaya pemisahan lebih murah .Menghasilkan produk berkualitas tinggi .Khusus : Dengan berbagai pertimbangan diatas, bisa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdri. Suyanti dan Sri Supadmi yang telah membantu hingga selesainya penulisan ini.
Mudiar masdja .Apakah larutan umpan yang saudara gunakan sudah mewakili komposisi bahan bakar bekas .Apakah dapat dibuktikan secara analisis bahwa pad a percobaan saudara Zr terikat pad a membran.
PUSTAKA [1]. BENEDICT, Mo, PIGFORD, T. H., and LEVI, H. W., Nuclear Chemical Engineering, McGraw-Hili Book Company, New York (1981). [2]. SATO, T., The Extraction of Uranium (IV), YTTrium (/II), and Lanthanum (/II) from Hydrochloric Solution by Acid Organophosphorus Compounds, Preceeding of the International Symposium on Actinide/Lanthanide Separation, Honolulu, USA (1984). [3]. HUANG, T.C and HUANG, C.T., Kinetics of the Extrction of Uranium (VI) From Nitric Acid Solution With Bis (2-ethyl hexyl)-Phosphoric Acid, Departement of
Dwi Biyantoro .Sudah diambil dari acuan yaitu BENEDICT, M., PIGFORD. T. H., and LEVI, H. W. Untuk jenis hasil fission product PWR. .Berdasarkan hasil analisis memakai spektrometri pendar sinar-x dengan metoda adisi, Zr dalam fasa air hasil ekstraksi tidak terdeteksi sehingga Zr dianggap masih terikat dalam fasa membran.
Ke Daftar Isi 75