PEMETAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TAMAN KANAKKANAK DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI
SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh: SRI WAHYUNI NIM. 1601409046
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kemampuan baik secara keterampilan dan pengetahuan seorang guru akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas dan menentukan sejauh mana kurikulum dapat diterapkan. (Fennema dan Franke)
Supaya memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dalam memfasilitasi siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya, guru harus melewati proses pendidikan yang bermutu dan memenuhi standar. (Azis Mahfuddin)
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Quran surah AlMujadilah (58): 11)
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Ibu dan papa tersayang yang telah memberikan semangat dan do’a yang tulus sepanjang waktu.
Penari kecilku Ira Maya Sika dan my great grandma yang senantiasa berbagi waktu ceria di tengah-tengah kepenatan.
Almamaterku.
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“Pemetaan
Kompetensi
Pedagogik
Guru
TK
dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada yang terhormat: 1. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan. 2. Edi Waluyo, M.Pd, Ketua Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan sekaligus dosen pembimbing I, yang telah tulus dan sabar membimbing dan mengarahkan penulis serta atas kemudahan yang beliau berikan. 3. Ali Formen, M.Ed, dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Seluruh dosen pengajar Jurusan PG PAUD yang telah memberikan banyak ilmu bagi penulis selama mengikuti perkuliahan. 5. H. Hadapi, M.Pd, ketua UPTD kecamatan Margoyoso yang telah memberikan ijin penelitian di kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.
vi
6. Ibu dan papa yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat bagi penulis, sehingga penulis dapat menyesaikan proses penyusunan skripsi ini. 7. Oktavika Dwi Saputri yang telah memberikan bantuan, ide, masukan, dan dukungan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh kawan di Universitas Negeri Semarang, di Jurusan PG PAUD angkatan 2009 khususnya, yang telah memberikan bantuan dan semangat bagi penulis. 9. Seluruh keluarga di Nia Kos, Dephita Pandiangan dan Ratih Dhum khususnya, yang dengan sabar menyemangati penulis dan senantiansa memberi warna kehidupan bagi penulis. 10. Semua pihak, baik itu saudara, sahabat, dan teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kepada semua pihak.
Semarang,
Penulis
vii
2014
ABSTRAK Wahyuni. Sri. 2013. “Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati”. Skripsi. Jurusan PG PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, II. Ali Formen, S.Pd., M.Ed. Kata Kunci
: Kompetensi Pedagogik Kurikulum PAUD.
Guru
TK,
Mengembangkan
Proses pengembangan kurikulum bukanlah proses yang dapat berlangsung instan. Kemampuan, kerja keras, dan kreativitas merupakan beberapa faktor yang dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya hasil pengembangan kurikulum yang optimal. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemetaan kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dan perbedaan kompetensi pendidik dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan tingkat pendidikan pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dan perbedaannya berdasarkan tingkat pendidikan pendidik. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Lokasi yang dijadikan penelitian adalah Taman Kanakkanak baik formal/informal yang berada di kecamatan Margoyoso kabupaten Pati. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 105 guru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Porpotionate Stratified Random Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu metode kuesioner atau angket. Hasil analisis deskriptif menunjukan sebagian besar guru memiliki kompetensi dalam mengembangkan kurikulum yang tergolong sedang, yaitu 65 orang (61,9 %) berada dalam kategori sedang dan 40 orang (38,1 %) berada dalam kategori tinggi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan SMA (p=0.000) dan guru TK lulusan D1/D2/D3 dengan SMA (p=0.000), sedangkan kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang jauh (p=0,928). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di kecamatan Margoyoso berada di kategori sedang (61,9%) dan terdapat perbedaan yang signifikan antara guru TK lulusan SMA dengan D1/D2/D3 dan S1/D4. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK lulusan D1/D2/D3 dan S1/D4. Saran yang diberikan: kepada para pendidik lembaga PAUD di kecamatan Margoyoso kabupaten Pati hendaknya lebih meningkatkan kompetensinya dalam mengembangkan kurikulum PAUD dan lebih meningkatkan tingkat pendidikan agar memenuhi standar kualifikasi guru TK.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................. iii PERNYATAAN.......................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................................ viii DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 10 1.5 Penegasan Istilah ...................................................................................... 11 BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................................... 12 2.1 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak ................................. 12 2.1.1
Pengertian Kompetensi ................................................................ 12
2.1.2
Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak ..................... 14
2.2 Pengembangan Kurikulum PAUD ........................................................... 18 2.2.1
Pengertian Kurikulum .................................................................. 18
2.2.2
Pengembangan Kurikulum ........................................................... 20
2.2.3
Kurikulum PAUD ........................................................................ 29
2.2.4
Pengembangan Kurikulum PAUD ............................................... 37
2.3 Kompetensi Pengembangan Kurikulum PAUD....................................... 40
ix
2.4 Tingkat Pendidikan .................................................................................. 45 2.5 Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 46 2.6 Kerangka Berpikir .................................................................................... 49 2.7 Hipotesis Penelitian.................................................................................. 51 BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................... 52 3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 52 3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 52 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 53 3.3.1
Populasi Penelitian ....................................................................... 53
3.3.2
Sampel Penelitian ......................................................................... 55
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 56 3.4.1
Metode Kuesioner ........................................................................ 56
3.4.2
Metode Wawancara (Interview) ................................................... 57
3.4.3
Metode Dokumentasi ................................................................... 58
3.5 Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 59 3.5.1
Uji Validitas ................................................................................. 60
3.5.2
Uji Reliabilitas ............................................................................. 65
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................... 66 3.6.1
Analisis Deskriptif ....................................................................... 66
3.6.2
Uji Asumsi ................................................................................... 67
3.6.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 67 3.6.2.2. Uji Homogenitas .................................................................... 68 3.6.3
One Way Analysis of Variance (One Way Anova) ....................... 68
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 70 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 70 4.1.1
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati ....................................... 70
4.1.2
Data Responden ........................................................................... 71
4.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 72 4.3 Analisis Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD .................................................................................... 73 4.3.1 Uji Normalitas ............................................................................... 74
x
4.3.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 74 4.3.3 Analisis Deskriptif ........................................................................ 75 4.3.3.1 Gambaran Umum Kompetensi Pegadogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD ...................... 76 4.3.3.2 Gambaran Khusus Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD ...................... 78 4.4 Hasil
Penelitian
kompetensi
Pedagodik
Guru
TK
dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD ....................................................... 89 4.5 Analisis Perbandingan kompetensi Pedagodik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 90 4.5.1
Analisis One Way of Anova.......................................................... 91
4.6 Hasil Penelitian Perbandingan kompetensi Pedagodik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 93 4.7 Pembahasan ............................................................................................. 94 4.5.1 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati ...................................... 94 4.5.2 Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 110 4.6 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 112
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................... 114 5.1 Simpulan ............................................................................................... 114 5.2 Saran ..................................................................................................... 115 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 117 LAMPIRAN ............................................................................................................. 120
xi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Lembaga TK di Kecamatan Margoyoso............................................ 53 Tabel 3.2 Penilaian pada masing-masing kriteria jawaban ........................................ 57 Tabel 3.3 Item-Total Statistics ................................................................................... 61 Tabel 3.4 Item Valid dan Gugur ............................................................................... 63 Tabel 3.5 Reliability Statistics .................................................................................. 66 Tabel 3.6 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis .................... 67 Tabel 4.1 Data Responden ........................................................................................ 71 Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas .................................................... 74 Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Uji Homogenitas .......................................................... 74 Tabel 4.4 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis .................... 75 Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD ......................................................... 77 Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK pada Indikator Memahami Prinsip Pengembangan Kurikulum ............................................................ 79 Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Menentukan Tujuan Pengembangan yang Mendidik.................................................................................................... 81 Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK pada Indikator Menentukan Kegiatan Bermain Sambil Belajar yang Sesuai untuk Mencapai Tujuan Pengembangan ........................................................................................... 83 Tabel 4.9
Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Memilih Materi Kegiatan Pengembangan yang Mendidik ........................................................................................... 84
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian.................................................................................................. 86 Tabel 4.11 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Mengembangkan Indikator dan Instrument Penilaian .................................................................................................... 88
xii
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso ........................................... 90 Tabel 4.13 Tabel Deskripsi Hasil Analisis Varian Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak ................................................................................. 91 Tabel 4.14 Hasil Post Hoc Test .................................................................................. 92
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Jumlah Guru TK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan di Kecamatan Margoyoso ................................................................................ 7 Grafik 4.1 Gambaran Umum Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum ..................................................................... 78 Grafik 4.2 Gambaran spesifik pada indikator memahami prinsip pengembangan kurikulum .................................................................................................. 80 Grafik 4.3 Gambaran speksifik pada indikator menentukan tujuan pengembangan yang mendidik ........................................................................................... 82 Grafik 4.4 Gambaran spesifik pada indikator menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan .......... 83 Grafik 4.5 Gambaran spesifik pada indikator memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik .................................................................. 85 Grafik 4.6 Gambaran spesifik pada indikator Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian ................................................................................ 87 Grafik 4.7 Gambaran spesifik pada indikator mengembangkan indikator dan instrument penilaian .................................................................................. 89
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ..................................................................................... 121 Lampiran 2 Data Responden .................................................................................... 122 Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 126 Lampiran 4 Data Hasil Uji Coba Instrument .......................................................... 139 Lampiran 5 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 146 Lampiran 6 Blue Print Kuesioner ............................................................................ 149 Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 153 Lampiran 8 Hasil Uji Homogenitas ......................................................................... 153 Lampiran 9 Hasil Analisis of Varians ...................................................................... 154 Lampiran 10 Data Hasil Penelitian Kuesioner ......................................................... 156 Lampiran 11 Data Hasil Penelitian Wawancara ...................................................... 171
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pada era globalisasi ini, pendidikan telah menjadi sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari bagian hidup masyarakat dan terus berkembang untuk memajukan manusia. Tanpa pendidikan, masyarakat sederhana tidak dapat melanjutkan kehidupannya karena melalui proses pendidikanlah para anggotanya diikat oleh kesepakatan-kesepakatan dalam adat istiadat yang diturunkan oleh lingkungan masyarakat (Tilaar dan Riant, 2008: 1). Terdapat beberapa tingkatan pendidikan di Indonesia, antara lain: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai dengan Perguruan Tinggi. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal atau nonformal. Salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal adalah Taman Kanak-kanak (TK). Pendidikan anak usia dini tidak merupakan syarat untuk memasuki pendidikan dasar. Meskipun TK berada pada jalur pendidikan formal, tetapi tidak termasuk
1
2
dalam jenjang pendidikan formal yang diatur pada pasal 14 yang menyebutkan bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan formal adalah pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Meskipun bukan termasuk dalam jalur pendidikan formal, pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena pada masa ini adalah saat yang tepat agar anak dapat berkembang secara optimal dan memaksimalkan potensi dalam diri anak. Kemampuan yang diperoleh anak pada usia dini mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pada masa usia dini perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan, yaitu perkembangan suatu tahap akan berpengaruh terhadap perkembangan tahap berikutnya, dan pola kepribadian anak berkembang menjadi relatif tetap. Dalam proses pendidikan terdapat interaksi antara dua orang atau lebih yang dapat berdampak pada berkembangnya pola pikir, tingkah laku, dan keterampilan pada salah satu pihak. Salah satu pihak yang paling berpengaruh dalam proses pendidikan tersebut adalah guru atau pendidik. Menurut UU RI No. 45 tahun 2005 menyatakan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak pada jalurpendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Peran guru dalam proses pendidikan sangatlah penting, terlebih dalam proses pendidikan bagi anak usia dini. Pendidik bagi suatu lembaga PAUD memiliki berbagai macam peran. Selain memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada anak, pendidik
3
PAUD juga berperan dalam membangun akhlak dan budi pekerti yang baik pada diri setiap anak didiknya sejak dini. Sebagai seseorang yang berperan penting dalam proses pendidikan, seorang guru harus memiliki berbagai kompetensi yang dapat menunjang profesinya. Widadi Saputra (2011: 36) memaparkan kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Terdapat beberapa kompetensi yang wajib dimiliki oleh para pendidik, khususnya guru pada lembaga PAUD. Menurut Peraturan Menteri No 16 tahun 2007, terdapat empat standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keempat kompetensi tersebut adalah: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Terdapat berbagai komponen di dalam setiap kompetensikompetensi pendidik tersebut. Salah satu komponen yang penting untuk dimiliki oleh setiap pendidik PAUD adalah kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang di ampu. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, arti kata kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan suatu program dalam dunia pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi
4
perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa kurikulum merupakan acuan dari seluruh pembelajaran yang diberikan di sekolah. Kurikulum merupakan poros dari setiap pengembangan kegiatan belajar. Oleh karena itu, pendidik, khususnya guru PAUD, yang berperan penting dalam kegiatan pembelajaran,
sudah selayaknya
memiliki
keterampilan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga setiap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut dapat tercapai. Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009 menjelaskan bahwa standar proses pembelajaran memiliki 2 tahap yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Sebelum proses pelaksanaan berlangsung, guru wajib melakukan proses perencanaan. Proses perencanaan ini terbagi menjadi tiga komponen, yaitu (1) pengembangan rencana pembelajaran, (2) menyesuaikan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak, dan (3) pengorganisasian yang meliputi pemilihan metode, alat dan sumber belajar, serta teknik penilaian yang sesuai. Dalam melaksanakan perencanaan tersebut, pendidik memerlukan kompetensi yang sesuai, yaitu kompetensi dalam mengambangkan kurikulum. Kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum merupakan salah satu komponen penting yang terdapat dalam kompetensi pedagogik. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rita Mariyana tentang
Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di Taman kanakkanak (Studi Deskriptif terhadap Guru TK di Kota Bandung), dari keempat
5
kompetensi, kompetensi pedagogik memiliki nilai yang cukup besar, yaitu sebesar 23,31 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Rita Mariyana menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik memiliki pengaruh yang cukup besar bagi eksistensi seorang guru. Salah satu unsur penting yang terkandung dalam kompetensi pedagogik tersebut adalah kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum. Oleh
karena
itu,
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan
guru
dalam
mengembangkan kurikulum merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Rina Istiqomah tentang “Profil Kinerja Pendidik Anak Usia Dini dalam Mengelola Pembelajaran di Kelompok Bermain Anak Cerdas Ungaran”. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi lambatnya perkembangan penyelenggaran Kelompok Bermain “Anak Cerdas” antara lain kurangnya jumlah pendidik, kurangnya kreatifitas pendidik dalam menciptakan alat permainan edukatif, serta pengurus masih memerlukan pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dibidang penyelenggaran PAUD. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan dan kreatifitas pendidik dalam merencanakan pembelajaran di lembaga PAUD mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan pada anak usia dini. Kurikulum merupakan komponen utama di dalam kegiatan pembelajaran suatu lembaga sekolah dan kemampuan guru dalam mengembangkannya menjadi faktor utama dalam meningkatkan kualitas dari suatu proses pembelajaran tersebut. Guru sebagai penggerak proses pembelajaran menjadi komponen penting untuk dapat mengembangkan kurikulum tersebut. Akan tetapi kenyataanya, masih
6
banyak guru yang belum memiliki kemampuan maupun keterampilan yang baik dalam mengembangkan kurikulum. Beberapa fakta di lapangan memperlihatkan bahwa sebagian besar guru Taman Kanak-kanak (TK) masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan kurikulum. Selain itu, tidak sedikit pula pendidik yang masih memiliki motivasi rendah dalam mengembangkan kurikulum. Para guru TK seringkali hanya menjiplak pengembangan kurikulum yang sudah ada tanpa melakukan pengembangan-pengembangan yang lebih inovatif dan kreatif. Padahal kurikulum merupakan landasan dasar dari suatu sekolah untuk melakukan proses pembelajaran. Fenomena-fenomena di lapangan yang memperlihatkan kenyataan bahwa sebagian besar guru TK di Indonesia belum memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Hal-hal yang menjadi faktor penyebabnya, antara lain latar belakang pendidikan dari para pendidik yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik, kurangnya pelatihan pengembangan kemampuan guru dari dinas setempat yang terkait dalam mengembangkan kemampuan guru, dan kurangnya tunjangan bagi para guru. Pada observasi awal di UPTD Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati, terdapat 29 Taman Kanak-kanak (TK) dengan jumlah guru sebanyak 143. Berikut adalah gambar jumlah guru TK berdasarkan latar belakang pendidik terakhir:
7
Jumlah Pendidik TK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 70 58
60
53
50 40
31
30 20 10
1
0 SMP
SMA
D1/D2/D3
S1
Grafik 1.1 Jumlah Guru TK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Grafik 1.1 menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan terakhir guru TK di Kecamatan Margoyoso beragam, yaitu mulai dari tingkat SMP, SMA/SMK, D1/D2/D3, dan S1/D4. Berdasarkan data dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa guru TK dengan tamatan SMP sebanyak 1 (0.7 %). Guru TK dengan tamatan SMA/SMK sebanyak 58 orang (40.56 %). Guru TK dengan latar belakang pendidikan D1/D2/D3 sebanyak 31 (21.68 %), dan sebanyak 53 orang (37.06 %) guru TK dengan latar belakang pendidikan S1/D4. Sebagian besar guru TK di Kecamatan Margoyoso telah memiliki latar belakang pendidikan SMA/SMK, D1/D2/D3, dan S1/D4. Data tersebut melihatkan bahwa guru TK yang sudah memenuhi standar kualifikasi akademik berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 tahun 2007 adalah 37 %. Fenomena tersebut menjadi salah satu hal yang cukup menarik untuk dibahas, mengingat pentingnya peran guru bagi proses pendidikan anak usia dini. Hasil observasi juga menunjukan terdapat 5 pengawas Taman Kanakkanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) yang juga merangkap sebagai pengawas
8
Sekolah Dasar (SD). Dari 5 pengawas sekolah tersebut, semua berasal dari guru dan kepala sekolah SD. Sedangkan pada Peraturan Menteri No. 12 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah, menyatakan bahwa untuk menjadi pengawas TK/RA adalah guru TK/RA yang bersertifikasi pendidik sebagai guru TK/RA atau kepala sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun. Hal ini berarti bahwa pengawas sekolah untuk TK/RA di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati belum memenuhi standar kualifikasi Pengawas TK/RA. Padahal pengawas sekolah memiliki tugas penting untuk membimbing para guru untuk mengatasi berbagai permasalahan di sekolah. Berdasarkan fakta dan teori yang peneliti dapatkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kompetensi yang dimiliki oleh para guru TK dalam mengembangkan kurikulum. Hal ini didasari oleh arti pentingnya pengembangan kurikulum bagi proses pendidikan PAUD. Untuk mempermudah proses penelitian dan penarikan kesimpulan pada hasil penelitian, maka peneliti akan melakukan pemetaan terhadap kompetensi yang dimiliki guru TK dalam mengembangkan kurikulum. Selain melakukan pemetaan terhadap kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum, peneliti juga tertarik untuk membandingkan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum tersebut berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki. Proses pengembangan kurikulum bukanlah proses yang dapat berlangsung instan. Kemampuan, kerja keras, dan kreativitas merupakan beberapa faktor yang dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya hasil pengembangan kurikulum yang optimal. Berdasarkan berbagai fenomena dan alasan tersebut, maka peneliti
9
membuat penelitian yang berjudul “Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanan (TK) dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati”.
1.2
Rumusan Masalah Sesuai latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalah yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD? b. Apakah
ada
perbedaan
kompetensi
pedagogik
guru
TK
dalam
mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan tingkat pendidikannya (SMA, D1/D2/D3, dan D4/S1)?
1.3 Tujuan Penelitan Tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Mengetahui kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD.
b.
Mengetahui
perbedaan
kompetensi
pedagogik
guru
TK
dalam
mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan tingkat pendidikannya (SMA, D1/D2/D3, dan D4/S1).
10
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Teoretis Hasil penelitian tentang Pemetaan Kompetensi guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati diharapkan bermanfaat dalam pengembangan dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya dalam dunia pendidikan anak usia dini. Selanjutnya penelitian ini diharapkan mampu mendorong penelitian yang sejenis tentang kajian kompetensi pendidik PAUD dalam mengembangkan kurikulum, sehingga kajian tentang penelitian semakin meningkat.
2.
Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa : a.
Bagi guru, memberikan wawasan dan masukan kepada pendidik PAUD pada umumnya dan guru- guru TK di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati pada khususnya dalam meningkatkan kualitas pengembangan kurikulum PAUD sehingga dapat digunakan sebagai pijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.
b.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan yang baik pada sekolah dalam rangka mengembangkan kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum dan meningkatkan mutu sekolah.
11
c.
Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini akan memberi pengalaman dan wawasan dalam memahami fungsi pendidikan bagi anak dan sebagai semangat untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
1.5
Penegasan Istilah Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang memiliki hubungan
dasar klausal dan kriteria referensi efektifitas atau keunggulan dalam pekerjaan atau situasi tertentu (Maisah, 2010: 1) . Kompetensi dapat diartikan juga sebagai semua kemampuan, kecakapan, kebiasaan, keterampilan, yang diperlukan seseorang dalam kehidupannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009, pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas guru dan guru pendamping, sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri atas guru, guru pendamping, dan pengasuh. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar (Idi, 2011: 227). Kurikulum PAUD adalah suatu program pendidikan yang ditujukan kepada anak usia dini yang disesuaikan dengan tumbuh kembang dan karakteristik anak. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik (Hamalik, 2009: 183).
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak
2.1.1
Pengertian Kompetensi Menurut
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia,
kompetensi
berarti
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar “kompetensi” dalam bahasa Inggris “competence” adalah kecakapan atau kemampuan. Mc Ashan dalam Mulyasa (2003: 38) menyatakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaikbaiknya. Menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 45 tahun 2002 kompetensi artinya seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Beberapa keterangan mengenai kompetensi, mengisyaratkan bahwa kompetensi bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja. Gordon dalam Mulyasa (2003: 39) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi. Beberapa kompetensi tersebut antara lain:
12
13
a. Pengetahuan (Knowledge). Merupakan pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya, akan dapat proses proses berfikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan manakala dia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berfikir ilmiah. b. Pemahaman (Understanding). Pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya, siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah ekonomi manakala dia memahami konsep-konsep ekonomi. c. Keterampilan (Skill). Keterampilan merupakan sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. d. Nilai (Value). Nilai yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. Misalnya, standar perilaku siswa dalam melaksanakan proses berfikir seperti keterbukaan, kejujuran, demokratis, kasih sayang, dan lain sebagainya. e. Sikap (Attitude). Sikap yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya perasaan senang atau tidak senang terhadap munculnya peraturan baru, atau perasaan senang atau tidak senang terhadap pelajaran yang diberikan.
14
f. Minat (Interest). Minat yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Misalnya, minat untuk mempelajari dan memperdalam materi pelajaran
2.1.2
Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak (TK) Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007). Guru yang baik harus memiliki kemampuan yang cerdas dan kreatif dalam berpikir, memahami peserta didik, dan memiliki kepribadian yang baik. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2009: 26). Hal ini ditegaskan dalam Bab 1 pasal 1 ayat 10 Undang-undang Guru dan
Dosen
yang
menyebutkan
bahwa
kompetensi
adalah
seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Terlepas dengan tempat mengajarnya, guru Taman Kanak-kanak (TK) pada hakekatnya adalah sama seperti guru pada satuan pendidikan yang lain. guru TK adalah jabatan profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut kemampuan secara akademik dan paedagogis secara profesional bagi anak usia 4-
15
6 tahun. Dalam diri seorang guru TK melekat hak dan kewajiban yang sama. Berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 menyebutkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional. Dalam peraturan tersebut menyebutkan setidaknya terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai pendidik, diantaranya: a.
Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan palaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. RPP tentang Guru
dalam Mulyasa (2009) mengemukakan bahwa dalam
kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya guru memiliki kemampuan antara lain: (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum/silabus, (4) perencanaan pembelajaran, (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. b.
Kompetensi Kepribadian, yaitu keribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c.
Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Mulyasa (2009: 135)
16
menjabarkan secara umum ruang lingkup kompetensi professional guru antara lain: 1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, dan sosiologis. 2) Mengerti dan dapat menerapakan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. 3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya. 4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. 5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan. 6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran. 7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. d.
Kompetenasi Sosial, yaitu kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.
RPP tentang
guru dalam Mulyasa (2009) menyebutkan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurangkurangnya memiliki kompetensi untuk: (1) berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
17
guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Guru TK yang dapat berpatisipasi sebagai subjek penelitian adalah guru yang memiliki keempat kompetensi. Selain mempunyai keempat kompetensi yang ditentukan pemerintah, guru TK
harus memiliki kualifikasi dan kompetensi
sebagai berikut: a.
Memiliki ketrampilan dalam mengasuh dan merawat anak dengan baik.
b.
Mendapat pelatihan PAUD khususnya untuk anak usia 0-1 tahun, 2-4 tahun, 4-6 tahun
c.
Memiliki kepribadian yang pantas sebagai panutan bagi anak, memahami dan menyayangi anak, ramah, sabar, menghargai, berkomunikasi dengan baik, saling berinteraksi, kreatif.
d.
Memahami prinsip-prinsip PAUD
e.
Memiliki
kemampuan
mengelola
(merencanakan,
melaksanakan,
mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelajaran PAUD. f.
Sehat jasmani dan rohani Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi pedagogik guru TK adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru TK dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Guru TK tidak hanya mendidik anak melalui pembelajaran, tetapi mampu mengasuh dan memberikan pembiasan baik bagi anak sebagai bekal dalam kehidupan yang lebih dewasa.
18
2.2
Pengembangan Kurikulum PAUD
2.2.1
Pengertian Kurikulum Kurikulum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya
pelari, dan Currere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Hal ini dikarenakan penggunaan kata kurikulum semula dipakai dalam bidang olah raga, kemudian berkembang dan di gunakan dalam bidang pendidikan. Webster 1955 dalam Nasution (2008: 2) memberi arti kurikulum yaitu sebagai jumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk memperoleh ijazah atau tingkat. Kemajuan zaman dan IPTEK turut mengembangkan pemikiran para tokoh-tokoh pendidikan mengenai kurikulum yang dapat meliputi hal-hal yang tidak terencana, spontan, fleksibel, namun turut mengubah perilaku dan kemampuan siswa. Sehingga pengertian kurikulum menjadi lebih luas dan tidak hanya sebatas tentang sejumlah mata pelajaran. Oemar Hamalik (2009: 3) mengungkapkan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan oleh para ahli, pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu menurut pandangan lama dan pandangan baru. Pandangan lama atau tradisional merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Kurikulum lama terdiri dari sejumlah mata pelajaran dan hanya mengutamakan perkembangan dari segi akademik dan ketrampilan. Sedangkan pandangan baru yang dikemukakan oleh Romine dalam Hamalik (2009:4) merumuskan kurikulum sebagai berikut:
19
“Kurikulum diinterpretasikan sebagai pengorganisasian kegiatan kursus, aktivitas, dan pengalaman bagi murid dengan pengawasan dari sekolah, baik berada di dalam kelas atau tidak” Pemaknaan pandangan kurikulum baru tersebut menjadi lebih luas dari pada kurikulum lama, yaitu tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan mata pelajaran, namun pembentukan seluruh pribadi siswa dan belajar cara hidup dalam masyarakat. Kurikulum baru mengacu pada permasalahan di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan, minat, dan kebutuhan
individu.
Kurikulum
merupakan
suatu
program
dalam
dunia pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Sekolah wajib menyediakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk memberikan kesempatan belajar. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja atau konsep tertulis,
tapi juga meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Dari pengertian diatas, kurikulum memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Berdasarkan analisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan dengan sekolah sebagai institusi sosial, Oemar Hamalik (2009) menentukan tiga peranan kurikulum, yaitu peranan konservasi, peranan kritis, peranan evaluatif. a. Peranan Konservasi
20
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah menyalurkan dan menerangkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian sekolah merupakan lembaga sosial yang menjadi wadah pengenalan budaya sehingga mampu mempengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai nilai budaya yang ada berkembang dalam masyarakat. b. Peranan Kritis Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan memilih dan
memilah
kebudayaan
yang
ada.
Dalam
hal
ini,
kurikulum
mengedepankan pemikiran kritis terhadap kebudayaan masa depan. Nilainilai sosial yang tidak sesuai dengan masa mendatang akan dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. c. Peranan Evaluatif Kurikulum berperan dalam menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa depan, yaitu kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berfikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
2.2.2
Pengembangan Kurikulum Menurut Oemar Hamalik (2009: 183) pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Hal ini berarti bahwa suatu rencana kurikulum dikembangkan berdasarkan indikator pencapaian anak yang disesuaikan dengan kemajuan globalisasi dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Abdullah Idi (2011: 176) menegaskan bahwa pada prinsipnya, pengembangan kurikulum berkisar pada
21
aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi dengan perkembangan pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum harus didasarkan pada faktor-faktor yang konstan. Faktor-faktor konstan yang dimaksud adalah dalam pengembangan kurikulum harus didasarkan pada tujuan, bahan pelajaran, proses
belajar
mengajar,
dan
evaluasi
yang
tergambar
dalam
proses
pengembangan tersebut. Menurut Jo Ann Brewer (2007: 106) dalam mengembangkan kurikulum hal pertama yang harus diperhatikan oleh guru adalah tujuan dari kurikulum itu sendiri. Dalam penentuan tujuan guru menganalisis cara untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya dengan mendatangkan seseorang ke kelas, melakukan demonstrasi dan pengalaman, melibatkan anak dalam aktivitas langsung, penyelesaian masalah, membaca dengan keras, melakukan pekerjaan tangan dan lainnya. Kemudian guru menentukan materi kegiatan dan kemampuan apa yang akan ditingkatkan dari kegiatan tersebut dan memilih kegiatan yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Pemilihan materi harus menarik perhatian anak dan mendorong anak untuk melakukan aktifitas tersebut. Jika anak-anak mulai merasa jenuh dengan kegiatan yang diberikan, maka guru harus memberikan kegiatan yang berbeda tapi masih dalam satu materi yang sama. Brewer (2007:107) mengatakan “Although the sequence of designing curriculum has been presented as a linear process, in reality it is usually more recursive. Theacher plan content and activities, adapt them for individual children, select other activities, evaluate, and plan again.”
22
Dengan arti meskipun dalam rangkaian desain kurikulum memperlihatkan proses yang tetap, namun dalam kenyataannya merupakan proses yang berulang. Guru merencanakan materi dan aktifitas, memilih aktifitas yang lain, evaluasi, dan merencanakan lagi. Hal ini berarti bahwa dalam pengembangkan kurikulum terus berkelanjutan untuk menciptakan pengalaman belajar yang baru lagi untuk meningkatkan kemampuan anak. Dalam mengembangkan kurikulum diperlukan proses pengembangan yang tepat dan memiliki tingkat relevansi dengan perkembangan
IPTEK
yang
kuat.
Untuk
membantu
lembaga
dalam
pengembangan tersebut diperlukan suatu model pengembangan kurikulum yang sesuai. Model pengembangan ini merupakan ulasan teoritis suatu proses kurikulum secara total atau hanya sebagian.
Abdullah Idi (2011:177)
mengungkapkan ada beberapa model pengembangan kurikulum, antara lain: a.
Ralph Tyler Tyler
menanamkan
perlunya
hal
yang
lebih
rasional,
sistematik,
menganalisis, menginterpretasikan kurikulum dan program pengajaran dari suatu lembaga pendidikan. Menurut Tyler untuk mengembangkan suatu kurikulum harus menempatkan empat pertanyaan berikut: 1) Apa yang seharusnya dicari oleh lembaga untuk mencapai tujuan pendidikan? (Tujuan) 2) Pengalaman pendidikan apa yang dapat digunakan untuk mencapai tujuantujuan tersebut? (Strategi Instruksional dan Isi)
23
3) Bagaimanakah cara mengatur pengalaman pendidikan secara efektif? (Mengatur Pengalaman Pembelaran) 4) Bagaimanakah kita menentukan tujuan-tujuan tersebut menjadi suatu pencapaian. (Penilaian dan Evaluasi). b. Hilda Taba Hilda Taba memodifikasi model dasar Tyler menjadi lebih representatif terhadap pengembangan kurikulum di berbagai sekolah. Taba menganjurkan untuk menggunakan pertimbangan ganda terhadap isi dan individu pelajar, serta penyusunann kurikulum bersumber dari elemen-elemen dasar. Langkahlangkah dalam proses pengembangan kurikulum menurut Taba yaitu: 1) Diagnosis kebutuhan 2) Formulasi pokok 3) Seleksi isi 4) Organisasi 5) Seleksi pengalaman belajar 6) Penentu evaluasi dan cara untuk melakukannya. c.
D.K Wheeler Pendekatan yang digunakan D.K Wheeler dalam pengembangan kurikulum memiliki bentuk rasional. Setiap langkahnya merupakan pengembangan secara logis terhadap model sebelumnya. Wheeler mengembangkan lebih lanjut tentang langkah-langkah yang dilakukan oleh Tyler dan Taba. Langkah-langkah hasil pengembangan Wheeler yaitu: 1) Seleksi maksud, tujuan, dan sasarannya
24
2) Seleksi pengalaman belajar untuk membantu mencapai maksud, tujuan, dan sasaran. 3) Seleksi isi melalui tipe-tipe tertentu dari pengalaman yang mungkin ditawarkan. 4) Organisasi dan integrasi pengelaman belajar dan isi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar. 5) Evaluasi setiap fase dan masalah tujuan-tujuan. d.
Audery dan Howard Nicholls Audery dan Howard Nicholls mendefinisikan kembali metode Tyler, Taba, dan Wheeler dengan menekankan pada kurikulum proses yang bersiklus dan berbentuk lingkaran, dan ini dilakukan untuk langkah awal, yaitu analisis situasi. Kedua penulis tersebut mengungkapkan ada lima langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengembangan secara berkesinambungan, yaitu: 1) Situational analysis (analisis situasi) 2) Selection of objectives (seleksi tujuan) 3) Selection of organization of Content (seleksi dan organisasi isi) 4)
Selection of organization of methods (seleksi dan organisasi mode)
5) Evaluation (evaluasi) Sifat dasar cycle model adalah melihat berbagai elemen sebagai asal yang terus menerus, yang dapat menanggulangi situasi-situasi baru dan mempunyai konsekuensi untuk bereaksi terhadap perubahan situasi. model ini fleksibel terhadap segala perubahan situasi sehingga hubungan perubahan bisa dilihat dari elemen-elemen model berikutnya.
25
e. Deckler Walker Deckler Walker menganalisis laporan proyek kurikulum seperti CHEM studi, BSCS dan SMSG, serta partisipasi pribadinya dalam proyek kurikulum bidang kesenian. Model pengembangan kurikulum yang dihasilkan oleh Walker terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1) Pertama Walker berargumen bahwa pernyataan platform diorganisasikan oleh para pengembang kurikulum dan pernyataan tersebut berisi ide, preferensi atau pilihan, pendapat, keyakinan, dan nilai-nilai yang dimiliki kurikulum. 2) Kedua dalam pengembang kurikulum tidak memulai tugas dari keadaan kosong. Ide-ide, nilai-nilai, konsepsi, dan hal lain yang pengembang kurikulum
gunakan
mengindikasikan
untuk
adanya
proses
kesukaan
dan
pengembangan perlakuan
kurikulum
sebagai
dasar
mengembangkan kurikulum. 3) Ketiga pengembang kurikulum membuat keputusan tentang berbagai komponen proses atau elemen-elemen. Keputusan ini dicapai dari diskusi mendalam dan dirundingkan oleh individu lain. Keputusan ini kemudian dijadikan basis data untuk dokumen kurikulum atau materi kurikulum yang telah spesifik f.
Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum) Model pengembangan kurikulum terpadu berlandasan pada pemecahan suatu problem, yaitu problem social yang dianggap penting dan menarik bagi anak didik. Dalam melaksanakan kurikulum terpadu disusunlah unit sumber yang
26
mencakup bahan, kegiatan belajar, dan sumber-sumber yang sangat luas. Sumber unit digunakan sebagai sumber untuk satuan pelajaran yang aktual yang dipelajari oleh anak di kelas. Selain mengacu model pengembangan kurikulum di atas, proses pengembangan kurikulum juga sangat berkaitan erat dengan manajemen kurikulum. Manajemen kurikulum merupakan keseluruhan proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Sutomo, 2009:41). Hamalik (2009: 171) menerangkan dalam mengembangkan kurikulum, langkah awal yang sangat penting untuk diakukan adalah kegiatan perencanaan kurikulum. Perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut (Hamalik, 2009: 171). Perencanaan kurikulum secara umum disusun berdasarkan beberapa prinsip, yaitu berkenaan dari pengalaman para siswa, berdasarkan keputusan tentang konten dan proses, mengandung keputusan tentang berbagai isu dan topik, dalam pembuatannya melibatkan banyak kelompok, dilaksanakan pada berbagai tingkatan, dan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Sukmadinata (2009: 102) menyatakan bahwa kurikulum harus memiliki kesuaian atau relevansi, yaitu pertama kesesuaian kurikulum dengan tuntutan,
27
kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua adalah kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi, dan tujuan kurikulum.
Perencanaan kurikulum merupakan suatu proses yang
berkelanjutan dan merupakan suatu siklus yang melibatkan beberapa komponen yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu tujuan, materi/isi, metode, organisasi, dan evaluasi (Hamalik, 2008: 95). Kourilski dan Quaranta dalam Hamalik (2009: 68) menggambarkan unsur-unsur kunci pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran pada bagan di bawah ini:
28
Apa
Di mana
Bagaimana
Merumuskan tujuan
Berdasarkan
umum (goals) dan
kebutuhan
sosial,
tujuan
emosional,
dan
Pengembangan
Langkah kesatu khusus
(objective)
Langkah kedua
kurikulum
akademik siswa
Penilaian awal siswa terhadap tujuan
Menilai
prerekuisit Pengembangan
keterampilan, kurikulum pengetahuan
dan
sikap Belajar dan mengajar,
Prinsip-prinsip
Langkah ketiga
Pelaksanaan
urutan
pembelajaraan
belajar, tugas,
analisis manajemen
kelas, dan alternatif pedagogis ke dalam
Langkah
Tingkah laku
keempat
siswa
rangsangan
pusat belajar modular, pengajaran berdasarkan pengalaman, pengajaran berdasarkan
inkuiri,
pengajaran
berpusat
pada siswa
Produk siswa Menilai
tingkat
performans
terkait
Menilai pengajaran dengan
tujuan
dan
perubahan sikap
Gambar 2.1 Proses pengembangan kurikulum
Evaluasi
29
2.2.3
Kurikulum PAUD Kurikulum PAUD adalah suatu program pendidikan yang ditujukan
kepada anak usia dini yang disesuaikan dengan tumbuh kembang dan karakteristik anak. Selama ini yang menjadi rujukan kurrikulum TK/RA dan KB/TPA sebagian besar mengacu pada kurrikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA, Menu Pembelajaran Generik, Pedoman Pengembangan Silabus untuk TK/RA, Pedoman Pembelajaran untuk TK/RA, Pedoman Penilaian, dan Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009. Ruang lingkup Kurikulum TK, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini meliputi aspek perkembangan berikut dan pengembangannya: a.
Bidang pengembangan: Bidang Pengembangan Pembiasaan dan Bidang Pengembangan Kemampuan dasar (berbahasa, kognitif, dan fisik/motorik)
b.
Muatan lokal: berisi tentang jenis, Strategi Pemilihan dan pelaksanaan Mulok yang diselenggarakan oleh sekolah. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.
c.
Pengembangan diri: memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, minat peserta didik, dan kondisi sekolah. Kegiatan yang mendukung dalam pengembangan diri dapat dilaksanakan dalam bentuk bimbingan konseling (kehidupan pribadi, sosial, kesulitan belajar, karir), ekstra kurikuler, pengembangan kreativitas, dan kepribadian siswa.
30
d.
Pengaturan beban belajar: berisi tentang jumlah beban belajar pada tiap bidang pengembangan, mingguan, semesteran, dan per tahun pelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Sekolah dapat mengatur alokasi waktu untuk setiap bidang pengembangan pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan Kebutuhan, tetapi jumlah Beban belajar per tahun secara keseluruhan tetap.
e.
Pengelompokan anak didik. Kriteria pengelompokan disesuaikan dengan usia perkembangan anak didik, yaitu usia 4-5 tahun masuk dalam kelompok A, usia 5-6 tahun masuk dalam kelompok B.
f.
Perpindahan kelompok. Perpindahan kelompok dilaksanakan pada setiap akhir tahun pembelajaran dan apabila anak sudah cukup umur (kelompok A ke kelompok B, kelompok B ke Sekolah Dasar)
g.
Pendidikan kecakapan hidup, yaitu kompetensi yang berisi pendidikan kecakapan hidup yang diintegrasikan ke bidang pengembangan yang ada, seperti mandi sendiri, makan sendiri, gosok gigi sendiri, BAB sendiri, dan memakai pakaian sendiri.
h.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global, yaitu kompetensi yang merupakan keunggulan lokal dan daya saing global yang mana materi yang disediakan tidak bisa masuk ke bidang pengembangan yang ada. Misal bahasa Inggris, bahasa Arab, dan komputer. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009 adalah
pembaharu dari kurikulum PAUD yang sudah ada. Pada pelaksanaannya setiap sekolah diberi wewenang untuk memilih pedoman kurrikulum yang sesuai dengan
31
tujuan lembaga. Berikut ini penulis paparkan secara lebih rinci tentang jenis kurikulum yang sering digunakan di lembaga PAUD: a.
Kurikulum nasional Kurikulum nasional merupakan kurikulum yang disusun berdasarkan kajian dan konvensi yang dilakukan pemerintah melalui pusat kurikulum dan departemen pendidikan nasional bersama kalangan praktisi, asosiasi profesi (khususnya ikatan guru PAUD), dan kalangan akademisi yang membidangi kajiana anak usia dini, serta hasil kajian (kurikulum) diberlakukan secara massal untuk dijadikan acuan atau panduan dalam penyelenggaraan dan pembinaan tingkat daerah maupun nasional.
b.
Program kegiatan belajar (PKB) TK 1994 (Kurikulum 1994) 1) Landasan, program dan rambu-rambu pengembangan (landasan, isi program, prinsip, rambu-rambu pengembangan) 2) Garis-garis besar program kegiatan belajar (GPPKB) TK merupakan penjabaran dari program: pengembangan bahasa, daya pikir, keterampilan, jasmani dan perilaku 3) Agar lebih bermakna KBM dilakukan melalui pembahasan “Tema”. 4) Tujuan tema: menyatukan isi program dalam satu kesatuan yang lebih berarti, memperkaya perbendaharaan kata anak, menambah pengetahuan anak tehadap hal-hal tertentu. 5) Alokasi waktu: disesuaikan dengan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
Perubahan
tema
juga
masih
dimungkinkan
dengan
mempertimbangkan situasi lingkungan setempat, minggu-minggu efektif
32
masing-masing caturwulan, waktu untuk masing-masing tema yang dipindah, pemindahan kemampuan yang diharapkan dicapai dari tema. 6) Pedoman kegiatan belajar mengajar (dalam penyusunan SKH dan SKM) yang terdiri dari (a) pembukaan: do’a dan salam, Tanya jawab, pengorganisasian kelas secara klasikal, (b) kegiatan inti: mengaktifkan perhatian kemampuan dan sosio emosional anak melalui bermain, (c) istirahat/makan: bermain bebasa, (d) kegiatan penutup: diisi dengan kegiatan yang menenangkan anak (membaca cerita, tanya jawab, dll) 7) Pedoman evaluasi (tujuan, prinsip dan prosedur evaluasi) 8) Pedoman administrasi (bidang, proses, dan bentuk kegiatan serta pelaporan) 9) Pedoman bimbingan (tujuan, fungsi, prinsip dan bentuk pelayanan bimbingan) 10) Pedoman sarana (petunjuk tentang jenis dan penataan sarana dan prasarana) c.
KBK 2004 1) Kurikulum dan hasil belajar (perencanaan, pengembangan kompetensi, hasil belajar dan indikator). 2) Penilaian berbasis kelas (berkelanjutan, konsisten, dan akurat) 3) KBM
(gagasan
pengelolaan
pembelajaran
agar
bermakna
menyenangkan) 4) Pengelolaan KBS (pola pemberdayaan SDM dan sumber daya lain)
dan
33
d.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 1) Tujuan pendidikan disesuaikan dengan jenjang satuan pendidikan (Visi, Misi dan Tujuan Sekolah) 2) Program tahunan dan Program semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang pngembangan, tingkat pencapaian perkembangan, capaian perkembangan dan indikator yang disusun secara urut dan sistimatis dan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema dan sebarannya kedalam semester 1 dan semester 2. 3) Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam 1 minggu sesuai keluasan pembahasan tema dan sub tema. RKM dapat disusun sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai: model kelompok dengan sudut pengaman, model sudut, model area dan model BCCT (sentra). 4) Rencana Kerja Harian (RKH) merupakan penjabaran dari RKM . RKH memuat kegiatan pembelajaran dalam 1 hari. RKH terdiri dari kegiatan pembukaan (awal), Kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir (penutup).
e.
Kurikulum nasional plus atau kurikulum integrasi Kurikulum nasional plus merupakan kurikulum nasional yang dipadukan dengan berbagai panduan isi dan proses dari lembaga penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, contohnya adalah kurikulum yang biasa diterapkan di lembaga PAUD yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan islam.
34
f.
Kurikulum mandiri atau kurikulum berciri khas Kurikulum mandiri merupakan kurikulum yang dibuat dan dikembangkan oleh penyelenggaran PAUD sendiri terlepas dari panduan yang disusun pemerintah. Kurikulum yang dipergunakan ada yang murni dikembangkan berdasarkan visi, misi, dan tujuan pendidikan dari lembaga penyelenggara dan ada juga yang mengacu atau membeli dari lembaga-lembaga penyelenggara PAUD negara maju. Di dalam mengembangkan kurikulum PAUD, terdapat berbagai komponen
yang perlu diperhatikan. Beberapa komponen tersebut dalam kerangka dasar kurikulum PAUD Depdiknas (2007) antara lain: a. Anak Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pengelompokan anak didasarkan pada usia sebagai berikut: (1) Kelompok Bermain usia 3-4 tahun, (2) TK-A usia 4-5 tahun, dan (3) TK-B usia 5-6 tahun. b. Guru Kompetensi guru anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurangkurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau minimal telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun rasio guru dan anak adalah (1) Usia 0-1 tahun rasio 1:3 anak, (2) Usai 1-3 tahun rasio 1:6 anak, (3) Usia 3-4 tahun rasio 1:8 anak, dan (4) Usia 4-6 tahun rasio 1:10 /12 anak.
35
c. Pembelajaran Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh guru dengan menyiapkan materi, dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia. Materi usia 0-3 tahun, dan usia 3 sampai 6 tahun. Berikut ini adalah paparan materi sesuai dengan kelompok usianya: 1) Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi: a) Pengenalan diri sendiri (Perkembangan konsep diri) b) Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi) c) Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial) d) Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik) e) Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa) f) Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif) 2) Materi untuk anak usia 3-6 tahun meliputi : a) Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya. b) Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya. c) Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan. d) Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan.
36
Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar, di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh. e) Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari merupakan mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan. Musik adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan. Drama adalah mengungkapkan cerita melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll. f) Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari. g) Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi, eksperimen, pemecahan masalah, dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan
37
informasi yang mewakili. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. d. Penilaian (Assesmen) Assesmen adalah proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Assesmen dilakukan melalui : observasi, konfrensi dengan para guru, survei, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak, dan unjuk kerja. Keseluruhan penilaian /assesmen dapat di buat dalam bentuk portofolio.
e. Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan Pembelajaran meliputi keterlibatan anak dan layanan program. Layanan program merupakan waktu yang disediakan lembaga untuk mengadakan kegiatan pembelajaran di sekolah.
f. Melibatkan Peranserta masyarakat Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan maupun perorangan.
2.2.4
Pengembangan Kurikulum PAUD Pemerintah telah memberikan hak otonomi kepada sekolah untuk
mengembangkan lembaganya sesuai dengan tujuan dan visi misi sekolah. Dengan adanya hak otonomi tersebut, guru atau IGTK dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Slamet (2003: 154) mengungkapkan bahwa dalam pengembangan kurikulum hendaknya tetap mengikuti arahan.
38
Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 155), menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikut pola sebagai berikut: a. Berdasarkan keilmuan PAUD Kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD dan hasil-hasil tentang belajar dan pembelajaran. b. Mengembangkan anak secara menyeluruh Tujuan kurikuler hendaknya ditujukan untuk mengembangkan anak secara menyeluruh (the whole child), meliputi aspek fisik-motorik, sosial, moral, emosional, dan kognitif. c. Relevan, menarik, dan menantang Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik, dan menantang anak untuk melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba, dan berpikir. d. Mempertimbangkan kebutuhan anak Perencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideologi bangsa secara nasional. e. Mengembangkan kecerdasan Kurikulum hendaknya mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir, menalar, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. f. Menyenangkan Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi psikologis anak, sehingga anak merasa bisa, senang, rileks, dan nyaman belajar di TK.
39
g. Fleksibel Kurikulum bersifat fleksibel, baik tentang isi maupun waktu agar dapat disesuaikan dengan perkembangan, minat, dan kebutuhan setiap anak h. Unified dan intergrated Kurikulum untuk TK bersifat Unified dan intergrated artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit. Pada tiap jenjang sekolah tentu memiliki cara yang berbeda dalam mengembangkan kurikulum. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik dan tugas perkembangan peserta didik yang harus dicapai. Dalam pengembangan kurikulum ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan. Menurut Suyadi (2011: 97) berdasarkan pengembangan teori dari tokoh-tokoh pendidikan, sedikitnya ada tiga pendekatan kurikulum yang dapat dilakukan di PAUD, antara lain: a. Pendekatan pematangan Pendekatan
pertama
dilakukan
dengan
model
proses
pematangan
(maturational models). Pendekatan ini didasarkan pada teori
yang
dikembangkan oleh Gessel, Freud dan Erikson. Pandangan ini anak memiliki pola tingkah laku (tugas-tugas perkembangan). Perubahan perilaku terjadi akibat kematangan psikologis dan pengaruh lingkungan. b. Pendekatan tingkah laku lingkungan Pendekatan kedua dikenal dengan model tingkah laku-lingkungan yang didasarkan pada teori Skinner, Baer, Bijou dan Bandura. Menurut model
40
tersebut, anak-anak dilahirkan dengan suatu batu tulis kosong (blank slate), tingkah laku anak yang pasif dibentuk oleh kondisi lingkungan. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai hasil dari penguatan peristiwa yang terencana dan yang tidak terencana. c. Pendekatan model interaksi Pendekatan ketiga dilakukan dengan menggunakan model interaksi yang didasarkan pada teori Piaget dan Vygotsky. Model ini beranggapan bahwa perkembangan anak merupakan hasil perpaduan antara heriditas dan pengaruh lingkungan. Perkembangan akan terjadi pada seseorang ketika orang melakukan pengorganisasian diri yang dicapai pada tahap optimal oleh peristiwa yang dieksperientasikan.
2.3
Kompetensi Pengembangan Kurikulum PAUD Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan pengembangan
komponen-komponen yang membentuk sitem kurikulum itu sendiri, yaitu tujuan, isi, organisasi kurikulum, dan evaluasi. Komponen kurikulum tersebut harus dikembangkan sehingga tercapai tujuan sekolah secara keseluruhan dan tujuan pada setiap bidang studi. Dalam hal ini, komponen kurikulum menjadi acuan dasar dalam aspek pengembangan kurikulum. Hamalik
(2009:184)
menjabarkan
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
beberapa
karakteristik
dalam
41
a.
Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan (goals dan general objective) yang jelas. Jadi hal pertama yang harus di lakukan oleh guru dalam mengembangkan kurikulum adalah menentukan tujuan.
b.
Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, merupakan bagian dari kurikulum yang direncanakan selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
c.
Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik, kerena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
d.
Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas diantara pelajar.
e.
Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar-mengajar, seerti tujuan, konten, aktivitas, sumber, alat pengukuran, penjadwalan, dan fasilitas yang menjulang.
f.
Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa pengguna.
g.
Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya perencanaan guru-siswa.
h.
Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masuknya ide-ide spontan selama terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam situasi belajar yang khusus.
i.
Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
42
Lembaga PAUD merupakan lembaga pendidikan tingkat paling dasar, sehingga secara tidak otomatis berfungsi sebagai peletak berbagai kemampuan dan potensi dasar pada anak. Oleh sebab itu, seorang guru TK dalam berbagai perencanaan pembelajaran bagi anak harus mengerti tentang karakteristik peserta didik. Pada Peraturan Menteri No. 16 tahun 2007 merangkum kemampuan yang perlu dimiliki seorang pendidik PAUD dalam mengembangkan kurikulum antara lain: 1.
Memahami prinsip pengembangan kurikulum. Idi (2011: 201) memaparkan prinsip-prinsip dalam mengembangan kurikulum. Pertama adalah relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik, relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang, relevansi pendidikan dengan dunia kerja, dan relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. Kedua efektivitas, yaitu sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Ketiga efisiensi, yaitu terciptanya pengelolaan usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran secara optimal dan hasilnya bisa seoptimal mungkin. Keempat kesinambungan, yaitu adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi. Kelima fleksibilitas, yaitu tidak kaku, memberikan kebebasan dalam bertindak
baik
pengembangan
dalam program
pengadaan pengajaran.
program-program Keenam
pilihan
memahami
dan model
pengembangan kurikulum, yaitu cara memperbaiki, memantapkan, dan
43
mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya. 2.
Menentukan tujuan pengembangan yang mendidik. Tujuan dalam sebuah komponen kurikulum merupakan dasar untuk menentukan sasaran yang ingin dicapai. Hasil yang diinginkan inilah yang akan memberikan arah dan fokus untuk program pendidikan. Hamalik (2008: 122) merumuskan beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan patokan dalam menentukan tujuan kurikulum, yaitu (1) tujuan pendidikan nasional, (2) kesesuaian antara tujuan kurikulum dengan tujuan lembaga pendidikan, (3) kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja, (4) kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dan (5) kesesuaian tujuan dengan sistem nilai dan aspirasi yang berlaku dalam masyarakat.
3.
Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan. Bermain merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran, di mana esensi bermain harus menjadi jiwa dari setiap kegiatan pembelajaran anak usia dini (Suyanto, 2003: 130). Esensi dari bermain antara lain meliputi perasaan merdeka, menyenangkan gembira, bebas memilih, dan merangsang anak terlibat.
4.
Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan.
44
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersangkutan. Isi kurikulum tidak hanya meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut, tetapi juga berisikan pengalaman-pengalaman yang akan diberikan kepada anak. 5.
Menyusun perencanaan tahunan, semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam 1 minggu sesuai keluasan pembahasan tema dan sub tema. Rencana Kerja Harian (RKH) merupakan penjabaran dari RKM. RKH memuat kegiatan pembelajaran dalam 1 hari. RKH terdiri dari kegiatan pembukaan (awal), Kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir (penutup).
6.
Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Evaluasi kurikulum dilakukan untuk melihat sejauh mana kesuksesan pencapaian dalam pelaksanaan kurikulum. Sekolah perlu mempelajari keperluan dari masyarakat dan peka terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai bahan konsumsi dari anak didik sekaligus konsumsi bagi masyarakat juga harus dinilai terus. Hamid Hasan (2008:134) memaparkan jenis evaluasi dalam kurikulum yang dikelompokan berdasarkan bentuk evaluan terdiri atas
45
evaluasi konteks, evaluasi dokumen, evaluasi proses, dan evaluasi produk atau hasil. Guru biasanya mengevaluasi bahan ajar yang digunakan dan hasil yang dicapai anak didik. Hasil yang dimiliki anak didik inilah yang akan dijadikan barometer atas keberhasilan proses pengajaran pada suatu sekolah (Idi, 2011: 60).
2.4 Tingkat Pendidikan Menurut Buchori dalam Ismanto (2007), yang dimaksud dengan tingkat pendidikan adalah tingkatan pendidikan yang diperoleh secara formal yang dibuktikan dengan ijazah formal, ijazah adalah tanda pengakuan bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Dengan demikian ijazah dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan seseorang. Menurut UndangUndang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 14, menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Serta pasal 19 ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Batasan tingkat pendidikan seorang pendidik dapat diartikan jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh guru, dalam hal ini jenjang pendidikan tinggi yang mencakup program atau tingkat diploma, sarjana, magister dan doktor. Tingkat diploma sendiri terbagi menjadi Diploma Satu (D1), Diploma dua (D2), Diploma tiga (D3), dan Diploma empat (D4). Tingkat sarjana, magister,
46
dan doktor yang dimaksud di sini masing-masing sama artinya dengan Sarjana Strata Satu (S1), S2, dan S3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, menyatakan bahwa guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Tingkat pendidikan guru TK di Kecamatan Margoyoso adalah guru dengan pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 58 orang, guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 sebanyak 31 orang, dan sebanyak 53 orang guru dengan pendidikan terakhir S1/D4. Data diatas melihatkan bahwa guru TK yang sudah memenuhi standar kualifikasi akademik berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 adalah 53 orang (37 %).
2.5
Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang kedua dilakukan oleh Rina Istiqomah (2009)
yang meneliti tentang “Profil Kinerja Pendidik Anak Usia Dini dalam Mengelola Pembelajaran di Kelompok Bermain Anak Cerdas Ungaran”. Penelitian ini memfokuskan pada kinerja pendidik yang menitikberatkan pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi lambatnya perkembangan penyelenggaran Kelompok Bermain “Anak Cerdas” antara lain kurangnya jumlah pendidik, kurangnya kreatifitas pendidik dalam menciptakan alat permainan edukatif, serta pengurus masih memerlukan pengetahuan dan pengalaman lebih
47
banyak dibidang penyelenggaran PAUD. Hal ini menunjukan bahwa kesuksesan tercapainya tujuan pendidikan pada anak usia dini terletak pada kemampuan dan kreatifitas pendidik dalam merencanaakan pembelajaran di sekolah. Pada jurnal yang berjudul “Teacher’s Competencies” yang ditulis oleh Kiymet Selvi, mendiskusikan tentang gambaran umum kompetensi guru yang dibagi menjadi Sembilan kompetensi, yaitu kompetensi bidang pekerjaan, kompetensi penelitian, kompetensi kurikulum, kompetensi pembelajaran seumur hidup, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi komunikasi, kompetensi tekonologi informasi dan komunikasi, dan kompetensi lingkungan. Kiymet menyatakan bahwa pada kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum antara lain harus memahami filosofi kurikulum, desain dan model pengembangan kurikulum, unsur dari pengembangan kurikulum, dan model pendekatan
pengembangan
kurikulum,
proses
pengembangan
kurikulum,
pemilihan dan penyusunan isi kurikulum, merencanakan pengajaran dan identifikasi serta perencanaan pengembangan kurikulum. Secara garis besar hal perlu diperhatikan dalam kompetensi ini adalah berkaitan dengan proses perencanaan kurikulum, pengembangan, dan pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi kurikulum dibagi menjadi dua sub kompetensi, yaitu kompetensi dalam pengembangan kurikulum dan kompetensi dalam pelaksanaan kurikulum. Jadi selain mengembangkan kurikulum, seorang guru juga dituntut untuk kreatif dalam metode dalam pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya kompetensi kurikulum maka sekolah dapat menghasilkan pelanyanan pendidikan yang efektif. Oleh karena itu, guru
48
diharapkan memiliki kompetensi tersebut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekolah. Pada jurnal yang ditulis oleh Ho Choi Wa Dora yang berjudul “On Curriculum Change: the Developing Role of Preschool Heads in Hong Kong” (2005), bertujuan untuk menguji signifikansi, kesulitan, dan isu-isu dalam proses mengubah inovasi kurikulum, serta peran kepemimpinan kepala sekolah baik di sekolah formal dan informal dalam memfasilitasi proses pembelajaran prasekolah di Hong Kong. Ho Choi Wa Dora mengungkapkan hubungan penting antara kepemimpinan dan inovasi kurikuler. Dikatakan bahwa mengembangkan peran kepemimpinan dalam menciptakan struktur untuk partisipasi kolaboratif dan mempromosikan budaya sekolah, merupakan hal yang fundamental dalam konteks pendidikan yang cepat berubah. Dari perspektif yang lebih luas, pembangunan berkelanjutan bidang prasekolah seharusnya tidak dan tidak bisa sepenuhnya bergantung pada upaya masing-masing sekolah. Penyelarasan strategis dukungan eksternal dari lembaga pusat dan kemitraan dengan lembaga pendidikan tinggi merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sekolah. Hongzhuan Song juga melakukan penelitian tentang “Sleeping Giant: Chinese Teacher Education System Past, Present and Future” (2008). Pada hasil penelitian ini Hongzhuan Song mengungkapkan dalam rangka untuk memastikan pembangunan ekonomi yang mengagumkan dan sebagai kekuatan konstruktif untuk perbaikan dunia, sangat penting bagi China untuk melakukan reformasi pendidikan yang berkelanjutan, khususnya di bidang kurikulum untuk program
49
pelatihan guru. Hongzhuan Song juga menyimpulkan bahwa kurikulum disiplin saat ini bekerja di pendidikan guru Cina harus bergeser ke kurikulum transdisiplin untuk menghasilkan lulusan yang berorientasi pada masa depan dan disiapkan lulusan negara yang siap dalam usahanya untuk memainkan peran penting di panggung internasional. Hal ini menunjukan kepedulian yang kuat dari pemerintahan Cina terhadap kompetensi pendidik PAUD. Kompetensi guru merupakan pilar dari kesuksesan tujuan lembaga. Semakin baik kompetensi yang dimiliki guru, makan semakin baik pula pengelolaan dan kualitas lembaga.
2.6 Kerangka Berpikir Berdasarkan pemikiran dan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa variabelvariabel kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berpengaruh terhadap kemampuan guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Untuk memperjelas penelitian yang akan dilaksanakan, berikut adalah susunan kerangka pemikiran yang menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah mengenai konsep penelitian secara teoritis.
50
Guru
mampu
materi
memilih
Guru dapat menentukan
Guru
kegiatan
kegiatan bermain sambil
perencanaan
yang
belajar yang sesuai untuk
mingguan dan harian dalam
mencapai
berbagai
pengembangan mendidik
yaitu
bermain
sambil
belajar
dengan
tujuan
sesuai
kegiatan
tujuan
pengembangan.
mampu
menyusun semester,
kegiatan
pengembangan
di
TK/PAUD
Guru memahami pengembangan.
Guru
mampu
prinsip-prinsip
mengembangkan
kegiatan
pengembangan
indikator
yang
kurikulum
instrumen penilaian
dan
Guru dapat memilih materi
kegiatan
pengembangan mendidik
yaitu
bermain
sambil
belajar sesuai dengan tujuan pengembangan.
Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD
Gambar 2.2 Kerangka berpikir
51
2.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Fathoni, 2006: 20). Sugiyono (20010: 96) juga mengungjapkan bahwa hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dari data. Berdasarkan dari kerangka berpikir dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1.
Kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso kabupaten pati masih kurang.
2.
Terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi pedagogik guru TK dalam
mengembangkan
pendidikannya.
kurikulum
PAUD
berdasarkan
tingkat
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan mempunyai tata cara, pengambilan keputusan, interprestasi dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analisis statistik (Sugiyono, 2009: 7). Metodologi penelitian kuantitatif bisa bersifat eksploratif, deskriptif atau eksplanatif. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri (Sugiyono, 2010: 56), baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji sesuatu seperti apa adanya dan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Metode statistik deskriptif berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data sehingga mudah dipahami.
3.2
Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan kelayakan
subjek yang memungkinkan untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat menunjang tercapainya tujuan penelitian. Lokasi yang dijadikan penelitian adalah
52
53
Taman Kanak-kanak baik formal/informal yang berada di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatsifatnya (Sudjana, 2002: 6). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi target yaitu seluruh guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati dari berbagai latar belakang pendidikan dan jabatan yang berjumlah 143 guru. Tabel 3.1 Data lembaga TK pada bulan Oktober tahun 2013 di Kecamatan Margoyoso No
Nama TK Margoyoso
di
Kecamatan
Jumlah Guru
1.
TK Dharma Wanita Margotuhu Kidul
2.
TK Dharma Wanita Purworejo
2
3.
TK Dharma Wanita Pangkalan
1
4.
TK Dharma Wanita Semerak
5. 6.
SMP
SMA 1
D1/D2/D3 2
Total S1/D4 1
4
2
4
2
1
4
1
1
1
3
TK Dharma Wanita Purwodadi
1
1
2
4
TK Dharma Wanita Ngemplak Lor
1
2
3
54
7.
TK Dharma Wanita Bulumanis Kidul
8.
TK Dharma Kidul
9.
TK Masyitoh Waturoyo
Wanita
1
Cebolek
10. TK Masyitoh Kajen 11. TK Muslimat Ngemplakkidul 12
Masyitoh
TK Masyitoh Cebolek Kidul
1
2
4
2
2
4
3
1
4
5
1
4
10
6
2
3
11
3
6
2
4
1
5
3
6
2
5
3
13. TK PGRI Waturoyo
1
14. TK Masyitoh Bulumanis Lor
4
15. TK Pertiwi Poijo
1
16. TK Pertiwi Langgerharjo
3
17. TK Pertiwi Sidomukti
2
2
18. TK Pertiwi Kertomulyo
2
2
2
6
19. TK Satu Atap Sekarjalak
1
3
2
6
20. TK SBB Almajdi
3
1
1
5
21. TK Mekarsari 01
3
1
4
22. TK Mekarsari 02
3
1
3
7
23. TK Mekarsari 03
1
1
1
3
24. TK Maulidiyah Sidomukti
3
1
25. TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kajen
2
1
4
7
26. TK Islam Pangkalan
2
2
1
5
27. TK Miftahul Falah Margoyoso
3
2
2
7
28. TK Satu Atap Tanjungrejo
2
2
29. TK Dharma Wanita Tegalarum
2
2
53
143
Total
1
58
1
2
31
4
4
55
3.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto: 2010). Menurut Sugiono (2009: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati dari berbagai latar belakang pendidikan terakhir dengan jumlah 143 guru, yang terdiri dari 53 (37.06 %) guru lulusan D4/S1, 31 (21.68 %) guru lulusan D2/D3, 58 (40.56 %) guru lulusan SMA, 1 (0.7 %) guru lulusan SMP. Melihat data tersebut diketahui bahwa populasi memiliki populasi memiliki anggota yang tidak homogen dan berstrata tidak proposional. Namun, guru dengan pendidikan terakhir SMP tidak bersedia untuk menjadi responden, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Porpotionate Stratified Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan apabila populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata (Sugiono, 2010: 120). Jumlah sampel yang dijadikan subjek penelitian dengan taraf kesalahan 5% dan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin: n= n=
))
n= n = 105.341 atau 105 Keterangan: n
= Ukuran sampel
56
N
= Ukuran populasi
e
= Taraf kesalahan (1%, 5%, 10%) Menggunakan rumus di atas didapatkan hasil untuk ukuran sampel
dibutuhkan berjumlah 105 guru, dengan rincian pada tiap strata yaitu: SMA
= 105 x 41% = 43.46 atau 43 guru
D1/D2/D3
= 105 x 22% = 23.32 atau 23 guru
S1/D4
= 105 x 37% = 39.22 atau 39 guru.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
3.4.1
Metode Kuesioner Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan
yang akan diungkap dalam penelitian diperlukan alat atau instrumen yang telah diukur serta telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Alat pengumpul data biasa disebut dengan istilah instrumen penelitian. Arikunto (2010: 101) berpendapat bahwa kuesioner kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (responden) dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Metode angket atau kuesioner digunakan sebagai cara untuk memperoleh data atau informasi dari responden dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan untuk tiap-tiap pertanyaan telah ditentukan skor nilainya. Penyusunan kuesioner dalam penelitian ini berdasarkan pada variabelvariabel dari kompetensi guru yang meliputi kompetensi peadagogik, sosial, profesional, dan kepribadian. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan survei dan mendapatkan informasi tentang kompetensi-kompetensi
57
tersebut dari para guru di lembaga PAUD Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati. Kuesioner dari penelitian ini berupa pertanyaan tertutup yang pilihan jawabannya telah disiapkan oleh peneliti, sehingga responden hanya tinggal memilih sesuai dengan kondisi guru tersebut. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2010: 134). Skala Likert memiliki dua bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan positif (favorable) dan pertanyaan negatif (unfavorable). Adapun nilai dari masingmasing kriteria jawaban adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Penilaian pada masing-masing kriteria jawaban. Skor No 1. 2. 3. 4.
Kriteria Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Pernyataan/pertanyaan Favourable 4 3 2 1
Pernyataan/pertanyaan Unfavourable 1 2 3 4
Dengan menggunakan Skala Linkert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi menjadi indikator, dari indikator menjadi sub indikator. Pada sub indikator inilah yang akan dikembangkan dan digunakan sebagai tolok ukur dalam membuat pertanyaan yang akan dijawab oleh responden.
3.4.2
Metode Wawancara (Interview) Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuisioner lisan,
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer)
58
(Arikunto, 2010: 198). Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah dimaksudkan untuk digunakan sebagai data sekunder atau sebagai penguat dari data kuesioner. Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2009: 138) mengungkapkan bahwa yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan kuesioner adalah: a. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. c. Bahwa interprestasi subjek tentang pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini interviu dilakukan secara bebas terpimpin yaitu dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi diluar pedoman pertanyaan yang telah dibuat dengan tidak menyimpang dari tujuan semula, yaitu melakukan penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan responden yang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi, yaitu dilakukan kepada pihak dari UPTD (pengawas sekolah) dan IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia) untuk mendapatkan informasi tentang pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pendidik Taman Kanak-kanak.
3.4.3
Metode Dokumentasi Data dokumentasi merupakan data atau laporan yang sudah tersedia di
lapangan. Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah dimaksudkan
59
untuk digunakan sebagai data sekunder atau sebagai penguat dari data kuesioner. Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintahan (Sarwono: 2006). Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kondisi sekolah dari UPTD Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.
3.5
Validitas dan Reliabilitas Sebelum mengambil data penelitian yang sebenarnya, instrumen yang
berupa kuesioner yang telah disusun akan diujicobakan terlebih dahulu agar instrumen yang akan dipakai dalam penelitian nanti berupa instrumen yang valid. Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh butir pertanyaan yang mempunyai kategori baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Instrumen yang baik (yang berupa test maupun nontest) harus valid dan reliabel (Sugiyono, 2010: 174). Pelaksanaan uji coba skala digunakan untuk mengujicobakan skala kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum sebelum disebarkan langsung kepada subyek penelitian yang sebenarnya. Uji coba instrumen dilaksanakan pada awal bulan Desember 2013 kepada 30 guru dengan mengambil sampel kecil, yaitu dari 5 TK yang ada di Kecamatan Margoyoso. Setelah mengumpulkan data uji coba instrumen, kemudian data diolah untuk mengetahui butir-butir soal yang valid dan tidak valid. Kemudian butir yang valid disusun kembali agar dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Analisis validitas data uji coba skala kompetensi guru TK dalam
60
mengembangkan kurikulum menggunakan teknik Product Moment dan analisis reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows.
3.5.1
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Pada suatu penelitian deskriptif maupun eksplanatif yang melibatkan variabel atau konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya. Dalam pengukurn
validitas
pada
setiap
faktor
dapat
dilakukan
dengan
cara
mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total, dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut: r xy =
N XY ( X )(Y )
N X
2
( X 2 )
N Y 2 (Y 2)
Keterangan : r
: Koefisien korelasi
X
: Skor butir
Y
: Skor total yang diperoleh
N
: Jumlah responden
xy
2
ΣX
: Jumlah kuadrat nilai X
2
ΣY
: Jumlah kuadrat nilai Y (Arikunto, 2010: 274)
61
Berikut adalah tabel output validitas dengan menggunakan SPSS 16 fo Windows : Tabel 3.3 Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32
216.23 216.37 216.40 216.53 216.17 216.53 216.67 216.03 216.13 216.47 216.50 216.43 216.07 216.43 215.70 216.40 216.47 216.37 216.23 216.53 216.13 216.43 216.10 216.10 216.97 216.07 216.37 215.90 216.30 216.23 216.70 216.83
244.461 239.895 252.179 261.844 249.109 240.602 236.644 240.378 248.051 243.568 241.155 242.116 250.133 243.357 242.424 241.490 242.740 236.447 244.806 248.533 241.913 242.806 238.024 242.231 257.275 244.202 242.309 239.472 246.838 244.461 237.597 247.523
Corrected Item-Total Correlation (Valid) .301 (Valid) .615 (Gugur) -.144 (Gugur) -.423 (Gugur) .054 (Valid) .654 (Valid) .654 (Valid) .643 (Gugur) .143 (Valid) .513 (Valid) .655 (Valid) .384 (Gugur) -.012 (Valid) .403 (Valid) .503 (Valid) .366 (Valid) .579 (Valid) .620 (Valid) .381 (Gugur) .069 (Valid) .511 (Valid) .636 (Valid) .449 (Valid) .553 (Gugur) -.286 (Valid) .340 (Valid) .464 (Valid) .665 (Gugur) .163 (Valid) .301 (Valid) .513 (Gugur) .114
Cronbach's Alpha if Item Deleted .922 .920 .924 .930 .923 .920 .919 .920 .923 .921 .920 .921 .923 .921 .921 .921 .920 .919 .921 .923 .921 .920 .921 .920 .928 .922 .921 .920 .923 .922 .920 .923
62
item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41 item42 item43 item44 item45 item46 item47 item48 item49 item50 item51 item52 item53 item54 item55 item56 item57 item58 item59 item60 item61 item62 item63 item64 item65 item66 item67 item68 item69 item70 item71 item72
216.20 216.63 216.20 216.03 216.03 216.27 216.13 216.10 216.33 216.37 216.63 216.87 216.10 216.57 216.27 216.63 216.20 216.17 216.03 216.43 216.07 216.40 216.60 216.17 216.07 216.43 216.43 216.40 216.00 216.33 216.43 216.23 216.30 216.03 216.27 216.40 216.63 216.03 216.60 216.20
245.200 248.102 236.855 232.654 239.895 250.547 241.844 241.128 228.437 250.240 245.551 248.947 256.714 245.013 249.720 246.171 236.855 239.247 244.033 247.151 241.513 242.317 237.834 244.351 247.375 248.392 243.220 231.559 243.241 239.264 240.047 248.323 250.493 239.275 237.651 235.559 244.378 241.964 246.317 242.648
(Gugur) .249 (Gugur) .094 (Valid) .711 (Valid) .784 (Valid) .676 (Gugur) -.049 (Valid) .515 (Valid) .435 (Valid) .817 (Gugur) -.025 (Gugur) .176 (Gugur) .035 (Gugur) -.368 (Valid) .392 (Gugur) .037 (Gugur) .200 (Valid) .711 (Valid) .510 (Valid) .394 (Gugur) .199 (Valid) .504 (Valid) .596 (Valid) .777 (Valid) .445 (Gugur) .176 (Gugur) .214 (Valid) .599 (Valid) .828 (Valid) .438 (Valid) .616 (Valid) .712 (Gugur) .159 (Gugur) -.048 (Valid) .627 (Valid) .724 (Valid) .597 (Valid) .339 (Valid) .535 (Gugur).198 (Valid) .389
.922 .923 .919 .918 .920 .923 .920 .921 .917 .925 .923 .924 .926 .921 .923 .922 .919 .920 .921 .922 .920 .920 .919 .921 .922 .922 .921 .917 .921 .920 .920 .922 .923 .920 .919 .919 .922 .920 .922 .921
63
Nilai korelasi butir pernyataan yang dikoreksi dapat dilihat pada kolom Corrected Total Correlation pada tabel 3.2, kemudian data yang valid r tabelnya harus > 0,3. Berikut blue print data sebelum dan sesudah uji coba: Tabel 3.4 Butir Soal Valid dan Gugur No 1.
2.
3.
Indikator Memahami prinsip pengembangan kurikulum
Sub Indikator
Sebelum Uji Coba 6, 24, 51, 61
a. Mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan keilmuan PAUD. b. Mengembangkan kurikulum 7, 35, 62, 65 yang sesuai dengan kebutuhan anak. c. Mengembangkan kurikulum 27, 46, 48, 66 yang inovatif dan kreatif. Menentukan a. Menyeleksi tujuan 21, 39 tujuan pengembangan kurikulum pengembangan sesuai dengan tujuan yang mendidik pendidikan nasional b. Menyeleksi tujuan 55, 69 pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak usia dini. c. Menentukan dan 20, 47 menyesuaikan tujuan kurikulum dengan tujuan lembaga pendidikan d. Menentukan dan 4, 67 menyesuaikan tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat 22, 63 e. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan perkembangan IPTEK f. Menentukan dan 40, 72 menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Menentukan a. Menentukan kegiatan 2, 8, 12, 28 kegiatan pembelajaran yang sesuai bermain sambil atau relevan dengan tahapan belajar yang usia anak. sesuai untuk b. Menentukan kegiatan 9, 58, 12, 19
Soal yang Gugur
Setelah Uji Coba 6, 24, 51, 61
65
7, 35, 62
48
27, 46, 66 21, 39
55, 69
20, 47
67 4 22, 63
72 40
2, 8, 12, 28
9, 58
12, 19
64
mencapai tujuan pengembangan
4.
5.
6.
bermain yang inovatif, kreatif, dan tidak monoton c. Mampu menentukan 14, 23, 38, 42 kegiatan bermain yang sesuai dengan kebutuhan anak. Memilih materi a. Memilih materi sesuai 5, 25, 33, 44, kegiatan dengan usia anak. 56, 64 pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan b. Mampu memilih dan 15, 17, 26, 31, bermain sambil mengkombinasikan materi 43, 70 belajar sesuai yang dapat mengembangkan dengan tujuan semua aspek perkembangan pengembanga anak. Menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD Mengembangka n indikator dan instrumen penilaian
Jumlah
Uji
38, 42
14, 23
5, 25, 33, 44, 64
56
43
15, 17, 26, 31, 70
a. Menyusun Rencana Kegiatan Tahunan, Semester, dan Bulanan.
1, 49, 52, 59, 60, 71
52, 71
1, 49, 59, 60
b. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan
45, 68
45
68
13, 57
16, 53
29
30, 37, 41
c. Menyusun Rencana 13, 16, 53, 57 Kegiatan Harian a. Memahami prinsip-prinsip 29, 30, 37, 41 evaluasi. b. Mengembangkan indikator 11, 36, 50, 54 untuk penilaian sesuai usia anak. c. Mengembangkan instrumen 3, 10, 32, 34 penilaian. 24
coba
skala
kompetensi
guru
Taman
11, 36, 50, 54 3, 32, 34
10
24
Kanak-kanak
24
dalam
mengembangkan kurikulum PAUD dari 72 butir terdapat 24 butir yang gugur yaitu nomor 3, 4, 5, 9, 13, 20, 25, 29, 32, 33, 34, 38, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 52, 57, 58, 64, 65, dan 71, karena butir tersebut memiliki nilai validitas kurang dari 0.300 sehingga dianggap tidak memuaskan. Koefisien validitas bergerak dari 0.301 sampai dengan 0.828.
65
3.5.2
Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 178). Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk menguji coba instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan (Arikunto, 2010:180). Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik koefisien alpha cronbach dengan rumus: 2 k b r 11 1 2 k 1 t
Keterangan : r
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau soal
11
Σσb σt
2
: Jumlah varians butir
2
: Varians total (Arikunto, 2010:196)
Berdasarkan tabel 3.4 perhitungan Alpha Cronbach instrumen penelitian kompetensi guru Taman Kanak-Kanak dalam mengembangkan kurikulum PAUD, pada uji coba kuesioner yang telah dilaksanakan dengan responden = 30, diperoleh harga α = 0,961. Karena α
(0,961)
≥ 0,60 sehingga lembar kuesioner
66
tanggapan siswa tersebut reliabel. Berikut hasil output reabilitas dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. for Windows: Tabel 3.5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .922
3.6
N of Items 48
Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk mengolah dan analisi data adalah
menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif. Pada analisis data kuantitatif, data yang digunakan adalah hasil dari sebaran kuesioner tentang kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum.
Data skor hasil kuesioner guru tersebut
dianalisis menganalisis melalui metode statistik, uji asumsi (uji normalitas dan uji homogenitas), dan uji perbedaan dengan menggunakan One Way Analysis of Variance (One Way Anova).
3.6.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Untuk menyusun peta kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum, peneliti menggunakan persentase dari data sebaran kuisioner. Keuntungan menggunakan persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi adalah bahwa dengan persentase tersebut pembaca laporan penelitian akan mengetahui seberapa jauh sumbangan tiap-tiap bagian di dalam keseluruhan
67
konteks permasalahan yang sedang dibicarakan (Arikunto, 2010: 267). Selanjutnya untuk mengetahui deskripsi persentase tinggi rendahnya nilai subyek dilakukan kategorisasi pada skala penelitian. Menurut Azwar (2012: 126) penggolongan subjek kedalam tiga kategori adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis Interval skor
Kriteria
(µ + 1 σ) ≤ X
Tinggi
(µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)
Sedang
X < (µ - 1 σ)
Rendah
Keterangan: µ
: mean teoritis
σ
: mean deviasi
3.6.2 Uji Asumsi Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk hipotesis tersebut,
terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows. 3.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2009: 147). Uji ini diperlukan karena banyak sekali gejala yang mendekati ciri-ciri distribusi normal. Perhitungan uji normalitas penelitian dapat menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 16.0 for Windows dengan menggunakan teknik statistic non parametric one sample Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang
68
digunakan adalah jika p > 0,05 maka sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya tidak normal.
3.6.2.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varian yang sama dalam setiap kategori independen atau tidak. Jika populasi mempunyai varians yang sama maka populasi tersebut dikatakan homogen (Sudjana, 2002). Perhitungan uji homogenitas penelitian menggunakan bantuan komputer degan program SPSS 16.0, dengan program Lavene’s test of homogeneity of variance. Untuk memenuhi asumsi Anova, kaidahnya jika Lavene statistic signifikan probabilitas > 0,05, dengan maksud
tidak dapat menolak
hipotesis nol yang menyatakan varian sama.
3.6.3
One Way Analysis of Variance (One Way Anova) Dalam penelitian ini juga menggunakan One Way Analysis of Variance
dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 16 for Windows sebagai pengujian hipotesis yang sudah diajukan oleh peneliti, yaitu “terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan tingkat pendidikannya”. One Way Analysis of Variance merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen (skala mentrik) dengan satu atau lebih variabel independen (skala nonmetrik atau kategorial dengan kategori lebih dari dua) (Ghozali, 2009: 62). Apabila diperoleh nilai sig<0,05. Artinya ada perbedaan yang sangat signifikan antara variabel dependen dan independen. Semua hasil analisis ini kemudian dijadikan masukan
69
dalam memetakan kompetensi guru TK di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati dan kemudian dipaparkan dalam bentuk deskriptif sehingga dapat mudah untuk dimengerti.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Kecamatan Margoyoso berada di kabupaten Pati, provinsi Jawa Tengah.
Luas wilayah kecamatan ini adalah 59,97 km² yang terdiri dari 22 kelurahan. Kecamatan Margoyoso merupakan daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Batas-batas wilayah Kecamatan Margoyoso yaitu: a. Sebelah utara
: Kecamatan Tayu dan Kecamatan Gunungwungkal
b. Sebelah timur
: Laut Jawa.
c. Sebelah selatan
: Kecamatan Trangkil.
d. Sebelah barat
: Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Gunungwungkal.
Kecamatan Margoyoso merupakan kecamatan dengan rata-rata anggota rumah tangga terbanyak di Kabupaten Pati yaitu 3,75 orang. Jumlah penduduknya mencapai 70.108 jiwa yang terdiri dari 18.689 KK. Kondisi ini terkait dengan banyaknya pondok pesantren yang ada di kecamatan tersebut, sehingga secara keseluruhan mempengaruhi rata-rata jumlah anggota rumah tangga. Saat ini kemajuan pendidikan di Kecamatan Margoyoso semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari berdirinya area perkuliahan, banyaknya pondok pesantren, dan terus bertambahnya lembaga pendidikan bagi anak usia dini. Berdasarkan data dari UPTD terdapat 24 Kelompok Bermain dan 29 Taman Kanak-kanak.
70
71
4.1.2
Data Responden Data penelitian kuesioner diperoleh dari 105 responden yang mana semua
adalah guru TK dengan latar belakang pendidikan terakhir berbeda-beda. Berikut adalah data jumlah guru TK di Kecamatan Margoyoso yang menjadi responden dalam penelitian: Tabel 4.1 Data Responden No
Nama TK di Kecamatan Margoyoso
Jumlah Guru
1.
TK Dharma Wanita Margotuhu Kidul
2.
TK Dharma Wanita Purworejo
2
3.
TK Dharma Wanita Pangkalan
1
4.
TK Dharma Wanita Semerak
5.
S1/D4 1
4
2
4
2
1
4
1
1
1
3
TK Dharma Wanita Purwodadi
1
1
2
4
6.
TK Dharma Wanita Ngemplak Lor
1
2
3
7.
TK Dharma Wanita Bulumanis Kidul
1
2
3
8.
TK Dharma Wanita Cebolek Kidul
2
2
4
9.
TK Masyitoh Waturoyo
3
1
4
5
1
4
10
6
2
3
11
3
6
10. TK Masyitoh Kajen 11. TK Muslimat Ngemplakkidul 12
Masyitoh
TK Masyitoh Cebolek Kidul
SMA 1
D1/D2/D3 2
Total
3
13. TK PGRI Waturoyo
1
1
2
4
14. TK Pertiwi Poijo
1
2
3
6
15. TK Pertiwi Langgerharjo
3
2
5
16. TK Pertiwi Sidomukti
2
2
17. TK Satu Atap Sekarjalak
1
3
2
6
18. TK SBB Almajdi
3
1
1
5
19. TK Mekarsari 01
3
1
4
4
72
4
20. TK Maulidiyah Sidomukti
3
1
21. TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kajen
2
1
4
7
43
23
39
105
Total
Pengumpulan data wawancara dilakukan dengan 2 reponden, yaitu
1
pengawas sekolah dari UPTD Kecamatan Margoyoso dan ketua IGTKI Kecamatan Margoyoso.
4.2
Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 dengan 10 Febuari
2014. Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert yang memiliki empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pengumpulan data menggunakan skala kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD. Penyebaran skala dilakukan dengan menitipkan skala kepada Kepala Sekolah atau staf lembaga yang kemudian dibagikan kepada guru di lembaga tersebut. Kemudian guru mengisi dan keesokan harinya skala tersebut dikembalikan. Pengembalian skala dilakukan pada hari berikutnya dimaksudkan agar tidak menggaggu aktivitas pembelajaran dan guru dapat lebih memahami butir pernyataan yang terdapat dalam skala. Pengumpulan
data
wawancara
kompetensi
guru
TK
dalam
mengembangkan kurikulum dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi dari responden secara menyeluruh dan mendalam tentang kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dan
73
perbandingan kompetensi tersebut berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir guru TK.
4.3
Analisis Data Penelitian Kompetensi Pegadogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Dalam analisis data kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum PAUD ini, bertujuan untuk menguji hipotesis awal yang menyatakan bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso masih rendah. Metode analisis data yang digunakan dalam menguji hipotesis ini adalah dengan menggunakan analisis uji asumsi, yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2009: 147). Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varian yang sama dalam setiap kategori independen atau tidak. Selanjutnya untuk menyusun peta kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum, peneliti menggunakan persentase dari data sebaran kuisioner dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Keuntungan
menggunakan persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi adalah bahwa dengan persentase tersebut pembaca laporan penelitian akan mengetahui seberapa jauh sumbangan tiap-tiap bagian di dalam keseluruhan konteks permasalahan yang sedang dibicarakan.
74
4.3.1
Uji Normalitas Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PENDIDIKAN TERAKHIR N Normal Parametersa
KOMPETENSI PENDIDIK
105 2.04 .887 .270 .250 -.270 2.771 .000
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
105 136.77 19.165 .129 .129 -.126 1.323 .060
Hasil pada uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.2 menunjukan bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD memiliki nilai signifikansi sebesar 0,06. Kriteria pengujian agar berdistribusi normal apabila signifikansi >0,05, begitu pun sebaliknya jika signifikansi <0,05 maka tidak berdistribusi secara normal. Diketahui bahwa signifikansi kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD lebih dari 0,05 (0,06> 0,05), oleh karena itu dapat disimpulkan data kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD berdistribusi normal.
4.3.2
Uji Homogenitas Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances KOMPETENSI GURU Levene Statistic 1.344
df1
df2 2
Sig. 102
.265
75
Uji asumsi homegenitas menggunakan teknik statistic non parametik one sample Kolmogrov-Smirnov, kaidah yang digunakan adalah jika p > 0,05, maka sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya tidak homogen. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa signifikansi dari uji homogenitas didapat 0,265. Karena nilai p > 0,05 (0,265 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok guru dengan latar belakang pendidikan terakhir SMA, D1/D2/D3, dan S1/D4 memiliki varian yang homogen atau sama. 4.3.3
Analisis Deskriptif Berdasarkan hasil analisis penelitian kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum dan data dari skala penelitian yang telah terkumpul, kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya kompetensi guru pada setiap indikatornya dan melihat perbedaan kompetensi guru TK berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir guru. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Untuk menganalisis hasil penelitian, peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Selanjutnya untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subyek dilakukan kategorisasi pada skala penelitian. Menurut Azwar (2012: 126) penggolongan subjek kedalam tiga kategori adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis Interval skor
Kriteria
(µ + 1 σ) ≤ X
Tinggi
(µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)
Sedang
X < (µ - 1 σ)
Rendah
76
Keterangan: µ
: mean teoritis
σ
: mean deviasi
Kategori subyek di atas digunakan untuk mengelompokan skor dari masing-masing kelompok dalam penelitian. Gambaran perbedaan kompetensi dapat ditinjau dengan gambaran secara umum dan gambaran spesifik per aspek tiap kelompok yaitu kelompok pendidikan terakhir SMA, kelompok pendidikan terakhir D1/D2/D3, dan kelompok pendidikan terakhir S1/D4. Berikut ini merupakan gambaran kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso:
4.3.3.1 Gambaran
Umum
Kompetensi
Pegadogik
Guru
TK
dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD Skala kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum terdiri dari 48 butir pernyataan yang diisi oleh 105 responden yang terdiridari 3 kelompok (Tamatan
SMA, D1/D2/D3, dan S1/D4). Masing-masing butir
memiliki skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, sehingga kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum dapat dinyatakan dengan kategori sebagai berikut: Skor tertinggi
= 48 x 4
= 192
Skor terendah
= 48 x 1
= 48
Mean teoritis (µ)
= (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2 = (192 + 48) : 2 = 120
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
77
= (192 – 48) : 6 = 24 Mean – 1,0 SD
= 120 – (1,0 X 24) = 96
Mean + 1,0 SD
= 120 + (1,0 X 24) = 144
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh skor subyek kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir (SMA, D1/D2/D3, dan S1/D4) yang dikategorikan ke dalam 3 kategori, yaitu: Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Pendidikan Terakhir Interval
Kriteria
Total
SMA N %
D1/D2/D3 N %
S1/D4 N %
N
%
144 ≤ X
Tinggi
12
27,9 %
9
39,1%
19
48,7 %
40
38,1 %
96 ≤ X < 144
Sedang
21
72,1 %
14
60,9 %
20
51,3 %
65
61,9 %
X < 96
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
-
23
100%
39
100%
105
100%
Total
43
100%
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar guru memiliki kompetensi dalam mengembangkan kurikulum yang tergolong sedang, yaitu 65 orang (61,9 %) berada dalam kategori sedang, dan 40 orang (38,1 %) berada dalam kategori tinggi. Pada kategori tinggi, guru dengan latar belakang pendidikan S1/D4 memiliki kategori paling tinggi (48,7 %) dibandingkan dengan guru dengan pendidikan terakhir SMA dan D1/D2/D3. Sedangkan urutan yang memiliki kategori sedang paling banyak adalah 20 guru dengan latar belakang pendidikan S1/D4 (51,3 %), 14 guru dengan latar belakang pendidikan D1/D2/D3 (60,9 %), dan 12 guru dengan latar belakang pendidikan
78
SMA (72,1 %). Adapun dibawah ini, gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum PAUD diperjelas dalam bentuk grafik. Pada grafik 4.2 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan guru TK, maka semakin tinggi pula kompetensinya dalam mengembangkan kurikulum PAUD. 80.0%
72.1%
70.0%
60.9%
60.0%
30.0%
51.3%
48.7%
50.0% 40.0%
SMA D1/D2/D3 S1/D4
39.1% 27.9%
20.0% 10.0%
0
0
0
0.0% TINGGI
SEDANG
RENDAH
Grafik 4.1 Gambaran Umum Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD
4.3.3.2 Gambaran
Khusus
Kompetensi
Pedagogik
Guru
TK
dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD Kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum terdiri dari 6 indikator, yaitu (1) memahami prinsip pengembangan kurikulum, (2) menentukan tujuan pengembangan yang mendidik, (3) menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan, (4) memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan, (5) menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD, dan (6) mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
79
Gambaran dari tiap indikator kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Memahami Prinsip Pengembangan Kurikulum Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan indikator memahami prinsip pengembangan kurikulum dijelaskan sebagai berikut: Jumlah butir
= 10
Skor tertinggi
= 10 x 4 = 40
Skor terendah
= 10 x 1 = 10
Mean teoritis (µ)
= (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2 = (40 + 10): 2 = 50 : 2 = 25 = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
Standar deviasi (σ)
= (40 – 10) : 6 = 30 : 6 = 5 Mean - 1,0 SD = 25 – 5 = 20 Mean + 1,0 SD = 25 + 5 = 30 Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Memahami Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Terakhir Interval
Kriteria
Total
SMA N %
D1/D2/D3 N %
S1/D4 N %
N
%
30 ≤ X
Tinggi
10
23,3 %
10
43,7 %
19
47,8 %
44
37,1 %
20 ≤ X < 30
Sedang
33
76,7 %
13
56,3 %
20
52,2 %
61
62,9 %
X < 20
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
-
23
100%
39
100%
105
100%
Total
43
100%
80
Berdasarkan tabel 4.6 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator memahami prinsip pengembangan kurikulum adalah rata-rata sebesar 62,9 %. Nilai ini tergolong dalam ketegori sedang. Dalam grafik 4.2 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (47,8 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling banyak dalam kategori sedang (76,7 %).
100.0% 76.7%
80.0% 60.0%
SMA D1/D2/D3 S1/D4
56.3%52.2%
43.7%47.8%
40.0% 23.3% 20.0% 0
0
0
0.0% TINGGI
SEDANG
RENDAH
Grafik 4.2 Gambaran spesifik pada indikator memahami prinsip pengembangan kurikulum b.
Menentukan Tujuan Pengembangan yang Mendidik Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan indikator menentukan tujuan pengembangan yang mendidik dijelaskan sebagai berikut: Jumlah butir
=9
Skor tertinggi
= 9 x 4 = 36
Skor terendah
=9x1=9
Mean teoritis (µ)
= (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
81
= (36 + 9): 2 = 45 : 2 = 22,5 = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
Standar deviasi (σ)
= (36 – 9) : 6 = 27 : 6 = 4,5 Mean - 1,0 SD = 22,5 – 4,5 = 18 Mean + 1,0 SD = 22,5 + 4,5 = 27 Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Menentukan Tujuan Pengembangan yang Mendidik
Pendidikan Terakhir Interval
Kriteria
Total
SMA N %
D1/D2/D3 N %
S1/D4 N %
N
%
27 ≤ X
Tinggi
3
7%
9
39,1 %
19
48,7 %
31
29,5 %
18 ≤ X < 27
Sedang
40
93 %
14
60,9 %
20
51,3 %
74
70,5 %
X < 18
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
-
23
100%
39
100%
105
100%
Total
43
100%
Berdasarkan tabel 4.7 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator menentukan tujuan pengembangan yang mendidik adalah rata-rata sebesar 70,5 %. Nilai ini tergolong dalam ketegori sedang. Dalam grafik 4.3 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (48,7 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling banyak dalam kategori sedang (93 %).
82
100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
93.0%
SMA D1/D2/D3 S1/D4
60.9% 51.3%
48.7% 39.1%
7.0%
0
TINGGI
SEDANG
0
0
RENDAH
Grafik 4.3 Gambaran speksifik pada indikator menentukan tujuan pengembangan yang mendidik c.
Menentukan Kegiatan Bermain Sambil Belajar Yang Sesuai Untuk Mencapai Tujuan Pengembangan Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan indikator menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan dijelaskan sebagai berikut: Jumlah butir
=8
Skor tertinggi
= 8 x 4 = 32
Skor terendah
=8x1=8
Mean teoritis (µ)
= (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2 = (32 + 8): 2 = 40 : 2 = 20
Standar deviasi (σ)
= (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6 = (32 – 8) : 6 = 24 : 6 = 4
Mean - 1,0 SD = 20 – 4 = 16 Mean + 1,0 SD = 20 + 4 = 24
83
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK pada Indikator Menentukan Kegiatan Bermain Sambil Belajar Yang Sesuai Untuk Mencapai Tujuan Pengembangan
24 ≤ X
Tinggi
Pendidikan Terakhir SMA D1/D2/D3 S1/D4 N % N % N % 8 18,6 % 11 47,8 % 27 62,8 %
16 ≤ X < 24
Sedang
35
81,4 %
12
52,2 %
12
37,2 %
59
56,2 %
X < 16
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
23
100%
39
100%
105
100%
Interval
Kriteria
43
Total
100%
Total N 46
% 43,8 %
Berdasarkan tabel 4.8 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan adalah sebesar 56,2 %. Nilai ini tergolong dalam ketegori sedang. Dalam grafik 4.4 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (62,8 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling banyak dalam kategori sedang (81,4 %). 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
81.4%
SMA D1/D2/D3 S1/D4
62.8% 47.8%
52.2% 37.2%
18.6% 0 TINGGI
SEDANG
0
0
RENDAH
Grafik 4.4 Gambaran spesifik pada indikator menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan
84
d.
Memilih Materi Kegiatan Pengembangan yang Mendidik Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan indikator memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik dijelaskan sebagai berikut: Jumlah butir
=6
Skor tertinggi
= 6 x 4 = 24
Skor terendah
=6x1=6
Mean teoritis (µ)
= (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2 = (24 + 6): 2 = 30 : 2 = 15 = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
Standar deviasi (σ)
= (24 – 6) : 6 = 18 : 6 = 3 Mean - 1,0 SD = 15 – 3 = 12 Mean + 1,0 SD = 15 + 5 = 20 Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Memilih Materi Kegiatan Pengembangan Yang Mendidik Pendidikan Terakhir Interval
Kriteria
Total
20 ≤ X
Tinggi
SMA N % 2 4,9 %
15 ≤ X < 20
Sedang
41
95,1%
13
56,5 %
21
53,8 %
75
71,4 %
X < 15
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
-
23
100%
39
100%
105
100%
Total
43
100%
D1/D2/D3 N % 10 43,5 %
S1/D4 N % 18 46,2 %
N 30
% 28,6 %
Berdasarkan tabel 4.9 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator memilih materi
85
kegiatan pengembangan yang mendidik memiliki nilai rata-rata dalam ketegori sedang, yaitu 71,4 %. Dalam grafik 4.5 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori sedang (46,2 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling banyak dalam kategori tinggi (95,1 %). 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
95.1% SMA D1/D2/D3 S1/D4 56.5%53.8% 43.5%46.2%
4.9% TINGGI
0 SEDANG
0
0
RENDAH
Grafik 4.5 Gambaran spesifik pada indikator memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik
e.
Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian dalam Berbagai Kegiatan Pengembangan di TK/PAUD Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan indikator menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian dalam Berbagai Kegiatan Pengembangan di TK/PAUD dijelaskan sebagai berikut: Jumlah butir
=7
Skor tertinggi
= 7 x 4 = 28
Skor terendah
=7x1=7
Mean teoritis (µ)
= (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
86
= (28 + 7): 2 = 35 : 2 = 17,5 = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
Standar deviasi (σ)
= (28 – 7) : 6 = 21 : 6 = 3,5 Mean - 1,0 SD = 17,5 – 3,5 = 14 Mean + 1,0 SD = 17,5 + 3,5 = 21 Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian Pendidikan Terakhir Interval
Kriteria
Total
SMA N %
D1/D2/D3 N %
S1/D4 N %
N
%
21 ≤ X
Tinggi
9
20,9 %
9
39,1 %
18
46,2 %
36
34,3 %
14 ≤ X < 21
Sedang
34
79,1 %
14
60,9 %
21
53,8 %
69
65,7 %
X < 14
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
-
23
100%
100%
105
100%
Total
43
100%
39
Berdasarkan tabel 4.10 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian memiliki nilai yang tergolong dalam ketegori tinggi, yaitu 65,7 %. Dalam grafik 4.6 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling tinggi dalam kategori sedang (79,1 %) dan guru dengan pendidikan terakhir S1 memiliki kategori sedang paling rendah (53,8 %). Sedangkan guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling banyak dalam kategori tinggi (46,2 %) dan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling rending dalam ketgori tinggi (20,9 %).
87
90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
79.1%
SMA D1/D2/D3 S1/D4
60.9% 53.8% 46.2% 39.1% 20.9% 0 TINGGI
SEDANG
0
0
RENDAH
Grafik 4.6 Gambaran spesifik pada indikator Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian f.
Mengembangkan Indikator dan Instrumen Penilaian. Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan indikator mengembangkan indikator dan instrumen penilaian dijelaskan sebagai berikut: Jumlah butir
=8
Skor tertinggi
= 8 x 4 = 32
Skor terendah
=8x1=8
Mean teoritis (µ)
= (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2 = (32 + 8): 2 = 40 : 2 = 20
Standar deviasi (σ)
= (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6 = (32 – 8) : 6 = 24 : 6 = 4
Mean - 1,0 SD = 20 – 4 = 16 Mean + 1,0 SD = 20 + 4 = 24
Tabel 4.11 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Mengembangkan Indikator dan Instrumen Penilaian
88
Pendidikan Terakhir Interval
Kriteria
Total
24 ≤ X
Tinggi
SMA N % 8 18,6 %
16 ≤ X < 24
Sedang
35
81,4 %
10
43,5 %
16
41 %
61
58,1 %
X < 16
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
-
23
100%
39
100%
105
100%
Total
43
100%
D1/D2/D3 N % 13 56,5 %
S1/D4 N % 23 59 %
N 44
% 41,9 %
Berdasarkan tabel 4.11 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator mengembangkan indikator dan instrumen penilaian memiliki rata-rata nilai yang tergolong dalam ketegori sedang, yaitu 58,1%. Dalam grafik 4.7 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (59 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling banyak dalam kategori sedang (81,4%). Pada kompetensi guru dengan latar belakang D1/D2/D3 dan S1/D4 memiliki kompetensi yang berada dalam kategori tinggi. dapat diartikan bahwa penddidik dengan latar belakang D1/D2/D3 dan S1/D4 sebagian besar telah memahami pengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Namun, tetap harus ada pelatihan untuk meningkatkan kompetensi ini agar guru secara menyeluruh dapat berada dalam kategori tinggi.
89
90.0%
81.4%
SMA
80.0% 70.0% 60.0%
D1/D2/D3 56.5%59.0%
50.0%
S1/D4 43.5%41.0%
40.0% 30.0% 20.0%
18.6%
10.0%
0
0
0
0.0% TINGGI
SEDANG
RENDAH
Grafik 4.7 Gambaran spesifik pada indikator mengembangkan indikator dan instrumen penilaian
4.4 Hasil Penelitian Kompetensi Pegadogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari 6 indikator pada analisis hasil kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso berada dalam kategori sedang. Namun, ada beberapa indikator yang mana pada kompetensi tersebut guru dengan latar belakang S1/D4 berada dalam kategori tinggi, yaitu pada indikator menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan (27 guru /62,8 %) dan mengembangkan indikator dan instrumen penilaian (23 guru /59%). Pada indikator mengembangkan indikator dan instrumen penilaian, guru dengan latar belakang D1/D2/D3 juga berada dalam kategori tinggi (13 guru /56,5 %). Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif, berikut adalah tabel rekapitulasi
90
kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati: Tabel 4.12 Rekapitulasi Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso Tingkat Pendidikan No.
Rata-rata
Indikator
per SMA
D1/D2/D3
S1/D4 Indikator
1.
Memahami
prinsip
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
tujuan
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
pengembangan kurikulum 2.
Menentukan
pengembangan yang mendidik 3.
Menentukan
kegiatan
bermain
sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan 4.
Memilih
materi
kegiatan
pengembangan yang mendidik. 5.
Menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian.
6.
Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Rata-rata per Tingkat Pendidikan
91
4.5 Analisis Data Penelitian Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru
TK
dalam
Mengembangkan
Kurikulum
PAUD
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dalam analisis perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD ini, bertujuan untuk menguji hipotesis awal yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD. Metode analisis data yang digunakan dalam menguji hipotesis ini adalah dengan menggunakan uji analisis One Way Analysis of Variance (One Way of Anova) dengan program SPSS 16.0 for Windows. Metode ini digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.
4.5.1
Analisis One Way of Anova Tabel 4.13 Tabel Deskripsi Hasil Analisis Varian Kompetensi Guru Taman Kanak-kanak Tests of Between-Subjects Effects Dependent GURU
Source Corrected Model Intercept PDDTERAKHI R Error Total Corrected Total
Variable:KOMPETENSI
Type III Sum of Squares 19832.077a 1876673.280
Df
Mean Square 2
F
Sig.
9916.039
55.064
.000
1 1876673.280
1.042E4
.000
55.064
.000
19832.077
2
9916.039
18368.437
102
180.083
2002375.000
105
38200.514
104
a. R Squared = .519 (Adjusted R Squared = .510)
92
Tabel 4.13 menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 55.064 untuk variabel PDDTERAKHIR (pendidikan terakhir) dan signifikan pada 0,05 (p=0,00), maka dapat disimpulkan bahwa
latar belakang pendidikan
mempengaruhi kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum. Besar nilai adjusted R squared 0,510 mempunyai arti bahwa variabilitas latar belakang pendidikan memberikan sumbangan sebesar 51 % pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso.
Tabel 4.14 Hasil Post Hoc Test Multiple Comparisons Dependent Variable:KOMPETENSI GURU 95% Confidence Interval (I) (J) Mean PENDIDIKAN PENDIDIKAN Difference Std. TERAKHIR TERAKHIR (I-J) Error Tukey HSD S1/D4
D1/D2/D3
D1/D2/D3
-7.09
9.69
SMA
28.41* 2.967
.000
21.36
35.47
S1/D4
-1.30 3.528
.928
-9.69
7.09
S1/D4 D1/D2/D3 SMA
D1/D2/D3
S1/D4 SMA
SMA
Upper Bound
.928
D1/D2/D3 Bonferroni S1/D4
Lower Bound
1.30 3.528
SMA SMA
Sig.
S1/D4
*
3.467
.000
18.87
35.36
-28.41
*
2.967
.000
-35.47
-21.36
-27.11
*
3.467
.000
-35.36
-18.87
1.30 3.528
1.000
-7.29
9.89
2.967
.000
21.19
35.64
-1.30 3.528
1.000
-9.89
7.29
27.11
28.41
*
3.467
.000
18.67
35.55
*
2.967
.000
-35.64
-21.19
27.11 -28.41
*
93
D1/D2/D3
-27.11* 3.467
.000
-35.55
-18.67
Hasil post hoc test di atas menunjukan bahwa hasil Tukey HSD maupun Bonferoni menunjukan perbedaan antara S1/D4 dan D1/D2/D3 dengan rata-rata perbedaan sebesar 1.30 dan secara statistik tidak signifikan (p=0,928 jauh di atas 0,05), sehingga dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum antara S1/D4 dengan SMA sebesar 28.41 dan secara statistik signifikan dengan p=0.000, sehingga dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan kompetensi antara D1/D2/D3 dengan SMA sebesar 27.11 dan secara statistik signifikan (p=0.000), sehingga dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK lulusan D1/D2/D3 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan. Guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 dan S1/D4 tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p=0.928). Data hasil wawancara dan dokumentasi yang dikumpulkan peneliti digunakan untuk menguatkan data kuesioner. Adapun data tersebut dapat dilihat pada lampiran hasil wawancara dan dokumentasi.
4.6 Hasil Penelitian Perbandingan Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perbandingan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD ditinjau dari latar belakang pendidik, dapat dilihat dari nilai signifikansi
94
hasil analisis post hoc test. Dari analisis nilai signifikansi post hoc test diketahui bahwa perbandingan kompetensi guru TK lulusan SMA dengan lulusan D1/D2/D3 memiliki perbedaan yang signifikan. Begitu pula perbandingan kompetensi guru TK lulusan SMA dengan lulusan S1/D4, yaitu memiliki perbedaan yang signifikan. Namun, pada kompetensi guru lulusan S1/D4 dengan D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena 38,5% guru dengan lulusan S1/D4 bukan berasal dari pendidikan guru PAUD. Selain itu, sebagian besar guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 sedang mengikuti program pendidikan S1, sehingga memungkinkan mereka untuk mendapatkan ilmu yang lebih luas tentang pendidikan anak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang meyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD ditinjau dari latar belakang pendidikannya. Hasil penelelitian dalam post hoc tes bahwa semakin jauh perbedaan pendidikan tertinggi guru, maka semakin tinggi pula nilai Mean Deferensial yang dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1/D2/D3 memiliki kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum PAUD dari pada guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik.
4.7
Pembahasan
4.7.1
Kompetensi
Pedagogik
Mengembangkan
Guru
Kurikulum
Taman
Pendidikan
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
Kanak-Kanak Anak
Usia
dalam Dini
di
95
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Sedangkan guru merupakan jabatan profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut kemampuan secara akademik dan paedagogis secara professional dapat diterima oleh pihak tempat guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara langsung maupun pihak lain terhadap siapa guru harus bertanggung jawab. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Hal ini berarti bahwa suatu rencana kurikulum dikembangkan berdasarkan indikator pencapaian anak yang disesuaikan dengan kemajuan globalisasi dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru TK dalam melaksanakan proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik serta mampu menyesuaikan kurikulum tersebut sesuai dengan kemajuan di era globalisasi saat ini. Peraturan Menteri No. 16 tahun 2007 menyatakan bahwa kemampuan yang perlu dimiliki seorang guru PAUD dalam mengembangkan kurikulum adalah (1) memahami prinsip pengembangan kurikulum, (2) menentukan tujuan pengembangan yang mendidik, (3) menentukan kegiatan bermain
sambil
belajar
yang sesuai untuk
mencapai
tujuan
pengembangan, (4) memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan, (5)
96
menyusun perencanaan tahunan, semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD, dan (6) mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Guru TK tidak hanya mendidik anak melalui pembelajaran, tetapi mampu mengasuh dan memberikan pembiasan baik bagi anak sebagai bekal dalam kehidupan yang lebih dewasa. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati, maka didapatkan hasil bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum berada di tingkat sedang. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar guru memiliki kompetensi dalam mengembangkan kurikulum yang tergolong sedang, yaitu 65 orang (61,9 %) berada dalam kategori sedang, dan 40 orang (38,1 %) berada dalam kategori tinggi. Untuk lebih mudah memahami kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum pada masing-masing indikator, maka peneliti melakukan pemetaan hasil penelitian setiap indikator yang terdapat pada kompetensi pengembangan kurikulum yang memperlihatkan tinggi rendahnya kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum. a.
Kemampuan Pedagogik Guru dalam Memahami Prinsip Pengembangan Kurikulum Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek memahami prinsip pengembangan kurikulum dengan indikator: 1) Mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan keilmuan PAUD. 2) Mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak.
97
3) Mengembangkan kurikulum yang inovatif dan kreatif. Dalam grafik 4.2 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (47,8 %), kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan kedua (43,7 %), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir pada kategori tinggi (23,3 %). Data penelitian ini memperlihatkan bahwa guru dengan tingkat pendidikan tertinggi memiliki kemampuan yang tinggi pula dalam memahami prinsip pengembangan kurikulum. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Rancangan kurikulum yang digunakan di TK di Kecamatan Margoyoso didasarkan pada panduan dari dinas pendidikan setempat, yaitu kurikulum KTSP yang mengacu pada Permendiknas No. 58 tahun 2009. Hal ini sesuai dengan pendapat Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 155) yang mengatakan bahwa dalam mengembangkan kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD, hasil-hasil tentang belajar dan pembelajaran dalam mengembangkan kurikulum. Seluruh lembaga pendidikan anak usia dini yang tergabung dalam IGTKI di Kecamatan Margoyoso pada setiap tahunnya membuat rancangan kurikulum secara bersama. Sehingga sebagian besar lembaga menggunakan hasil kurikulum tersebut sebagai kurikulum sekolah mereka. Hanya lembaga yang tergabung dalam yayasan keagamaan seperti Masyitoh dan ABA, yang menggunakan kurikulum tambahan, yaitu kurikulum keagamaan yang sudah tersedia dalam standar yayasan.
98
Data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, masing-masing lembaga belum memiliki kepercayaan diri untuk merencanakan kurikulum sendiri, mereka masih ketergantungan pada konsep kurikulum yang dibuat secara bersama-sama oleh semua lembaga TK dalam satu Kecamatan. Sehingga harus ada lebih banyak pelatihan tentang pengembangan kurikulum yang lebih kreatif, relevan, dan menyenangkan. Terlebih dahulu guru harus menguasai landasan filosofi, model pengembangan kurikulum, dan prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Hal ini sesuai dengan hasil diskusi yang dilakukan oleh Kiymet Selvi menyatakan bahwa pada kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum antara lain harus memahami filosofi kurikulum, desain dan model pengembangan kurikulum, unsur dari pengembangan kurikulum, dan model pendekatan pengembangan kurikulum, proses pengembangan kurikulum, pemilihan dan penyusunan isi kurikulum, merencanakan pengajaran dan identifikasi serta perencanaan pengembangan kurikulum. Apabila guru kurang menguasai salah satu dari dari kemampuan tersebut, maka rancangan kurikulum kurang sempurna.
b. Kemampuan
Pedagogik
Guru
dalam
Menentukan
Tujuan
Pengembangan yang Mendidik Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek menentukan tujuan pengembangan yang mendidik dengan indikator:
99
1)
Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
2)
Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak usia dini.
3)
Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan tujuan lembaga pendidikan
4)
Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat
5)
Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan perkembangan IPTEK
6)
Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Idi (2011:228) mengatakan bahwa tujuan institusional dan tujuan
pendidikan nasional mesti menggambarkan tujuan kurikuler. Berarti dalam menentukan tujuan kurikulum pada suatu lembaga PAUD harus memahami tujuan dari pendidikan bagi anak usia dini dan tujuan pendidikan nasional. Dalam grafik 4.3 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (48,7 %), kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan kedua (39,1 %), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir pada kategori tinggi (7%). Pada hasil wawancara didapatkan bahwa secara merata lembaga TK di Kecamatan Margoyoso mengalami kesulitan dalam menyelaraskan pembelajaran di sekolah dengan kemajuan IPTEK. Hal ini
100
dikarenakan masih minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan kurangnya kemampuan guru beberapa guru dalam mengoperasikan alat elektronik seperti komputer. Hasil data diatas memperlihatkan bahwa guru dengan tingkat pendidikan tertinggi memiliki kemampuan yang tinggi pula dalam dalam menentukan
tujuan
pengembangan
yang
mendidik.
Namun,
secara
keseluruhan kompetensi guru TK di Kematan Margoyoso dalam menentukan tujuan pengembangan yang mendidik berada pada ketegori sedang. Hal ini berarti perlu adanya peningkatan pemahaman guru akan tujuan nasional dan tujuan institusioanal, serta pengembangan kemampuan guru dalam memaknai dan menerapkan IPTEK di lembaga yang diampu, sehingga mampu menciptakan kurikulum yang inovatif dan kreatif. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hongzhuan Song (2008) bahwa untuk memastikan kualitas pendidikan yang bagus, bangsa harus memiliki kolam besar bagi guru yang berkualitas. Kemampuan guru dapat ditingkatkan melalui pendidikan yang tinggi dan pelatihan. Sehingga guru mampu mengembangkan memadupadankan tujuan nasional dan tujuan institusional dengan tujuan dari lembaga. Seperti yang diungkapkan oleh dengan Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 155) yang menyarankan bahwa diperencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideologi bangsa secara nasional.
101
c.
Kemampuan Pendidik dalam Menentukan Kegiatan Bermain Sambil Belajar yang Sesuai untuk Mencapai Tujuan Pengembangan Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan dengan indikator: 1) Menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan tahapan usia anak. 2) Menentukan kegiatan bermain yang inovatif, kreatif, dan tidak monoton. 3) Mampu menentukan kegiatan bermain yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam grafik 4.4 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (62,8%), kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan kedua (47,8%), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir pada kategori tinggi (18.6 %). Meskipun secara keseluruhan kompetensi guru TK ini berada pada kategori sedang, ternyata guru dengan latar beakang guru S1/D4 dalam menentukan kegiatan bermain sambil belajar rata-rata berada dalam kategori tinggi. Berarti guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 sebagian besar telah mampu menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai dengan tujuan pengembangan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan bermain yang dilaksanakan dalam pembelajaran tidak hanya mengembangkan satu aspek perkembangan anak, tetapi juga mencakup semua aspek perkembangan anak.
102
Hal ini sesuai dengan Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 157) menyarankan bahwa kurikulum untuk TK bersifat Unified dan intergrated artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa guru TK di Kecamatan Margoyoso telah berusaha membuat media pembelajaran sendiri dari
bahan-bahan
bekas.
Dinas
pendidikan
Kecamatan
Margoyoso
berdasarkan saran dari IGTKI, mengadakan berbagai seminar yang bekerja sama dengan kampus terdekat dan pelatihan untuk semua guru TK (KKG). Melalui kegiatan pelatihan dan seminar ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran sehingga akan meningkat pula tingkat keberhasilan peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ho Choi Wa Dora tentang peran kepala prasekolah di Hong Kong terhadap pengembangan perubahan kurikulum (2005) yang menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan bidang prasekolah seharusnya tidak dan tidak bisa sepenuhnya bergantung pada upaya masing-masing sekolah. Penyelarasan strategis dukungan eksternal dari lembaga pusat dan kemitraan dengan lembaga pendidikan tinggi merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sekolah. d. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Memilih Materi Kegiatan Pengembangan yang Mendidik
103
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik dengan indikator: 1)
Memilih materi sesuai dengan usia anak.
2)
Mampu
memilih
dan
mengkombinasikan
materi
yang
dapat
mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Dalam grafik 4.5 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (46,2%), kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan kedua (43,8%), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir pada kategori tinggi (4,9%). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula kompetensi guru dalam memilih materi kegiatan pengembangan
yang
mendidik.
Hal
ini
berarti
perlunya
pelatihan
pengembangan kemampuan guru untuk menciptakan kegiatan bermain yang sesuai bagi anak. Materi yang dikembangkan untuk anak TK antara lain: keaksaraan, konsep matematika, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan keterampilan proses. Materi tersebut akan lebih sempurna apabila ditambahkan beberapa materi yang mempersiapkan anak untuk menghadapi daya saing pada kehidupan yang lebih dewasa nanti. Hasil wawancara ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hongzhuan Song (2008) terhadap para guru di Cina. Dalam penelitian yang berjudul “Sleeping Giant: Chinese Teacher Education System Past, Present and Future.” didapatkan
104
hasil bahwa sistem atau lembaga pendidikan harus berusaha untuk memberikan siswa dengan keterampilan seperti kreativitas, fleksibilitas, inisiatif, kepemimpinan, dan semua hal yang diperlukan di masa depan yang terhubung secara global. Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Sukmadinata (2009:102) yang menyatakan bahwa kurikulum harus memiliki kesuaian atau relevansi, yaitu pertama kesesuaian kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Sehingga hasil dari rancangan kurikulum nanti mampu membentuk pribadi yang mandiri dan siap mengahadapi dunia sosial.
e.
Kemampuan Guru dalam Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian dalam Berbagai Kegiatan Pengembangan di TK/PAUD Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek menyusun Perencanaan Semester (RKS), Mingguan (RKM), dan Harian (RKH) dengan indikator: 1) Menyusun Rencana Kegiatan Tahunan dan Semester. 2) Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan. 3) Menyusun Rencana Kegiatan Harian. Dalam grafik 4.6 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (46,2%), kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan kedua (39,1%), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir pada kategori tinggi (20,9%). Data ini dapat dimpulkan bahwa
105
semakin rendah tingkat pendidikan seorang guru TK, maka rendah pula kompetensinya dalam menyusun RKH, RKM, RKS, dan program tahunan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara yang menyatakan bahwa setiap bulan sekali dilaksanakan rapat KKG yang dihadiri oleh guru TK di Kecamatan Margoyoso. Pelaksanaan rapat ini selalu menenkan pada pembuatan rencana kegiatan harian yang harus dibuat lebih awal dari hari pembelajaran berlangsung. Namun, pada kenyataannya beberapa guru masih belum membuat RKH tepat pada waktunya. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan pengawas bahwa beberapa guru terutama bukan dari golongan PNS, belum tertib dalam menyusun RKH secara tepat waktu, biasanya sampai satu minggu RKH tersebut belum dibuat. Dapat disimpulkan bahwa kesadaran guru TK dalam membuat RKH masih perlu ditingkatkan. Karena perencanaan pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan dari kurikulum. Hasil peneliti ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Istiqomah (2009) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lambatnya perkembangan penyelenggaran Kelompok Bermain “Anak Cerdas”. Beberapa faktor tersebut antara lain: kurangnya jumlah pendidik, kurangnya kreatifitas pendidik dalam menciptakan alat permainan edukatif, serta pengurus masih memerlukan pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dibidang penyelenggaran PAUD. Hal ini menunjukan bahwa kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran bagi anak usia dini perlu ditingkatkan karena kesuksesan tercapainya tujuan pendidikan pada anak usia
106
dini terletak pada kemampuan dan kreatifitas guru dalam merencanaakan pembelajaran di sekolah.
f.
Kemampuan Pedagogik Guru dalam Mengembangkan Indikator dan Instrumen Penilaian. Indikator analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek mengembangkan indikator dan instrumen penilaian: 1) Memahami prinsip-prinsip evaluasi. 2) Mengembangkan indikator untuk penilaian sesuai usia anak. 3) Mengembangkan instrumen penilaian. Dalam grafik 4.7 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (59 %), kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan kedua (56,5 %), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir pada kategori tinggi (18,6 %). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa guru TK dengan pendidikan terakhir S1/D4 dan D1/D2/D3 memiliki kompetensi dalam mengembangkan indikator dan instrumen penilaian yang tinggi. Namun, tetap harus ada pengembangan kemampuan guru TK dalam mengembangkan indikator dan instrumen penilaian, karena sebagian besar (58,1 %) guru TK di Kecamatan Margoyoso masih berada dalam kategori sedang. Pada
hasil
temuan
di
lapangan
diperoleh
bahwa
dalam
mengembangkan indikator penilaian guru menyesuaikan dengan indikator
107
pencapaian anak yang terdapat pada Permendiknas No.58 tahun 2009. Instrumen penilaian yang digunakan pendidikan dalam melakukan penilaian antara lain menggunakan metode observasi, catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja, hasil karya, dan portofolio. Setelah mendapatkan hasil penilaian anak, guru membuat laporan hasil belajar anak pada tiap akhir semester. Guru juga menggunakan hasil evaluasi tersebut sebagai kritikan pada strategi pembelajaran sebelumnya dan masukan untuk strategi pembelajaran selanjutnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ho Choi Wa Dora (2005), yang menyatakan bahwa dalam melakukan assessment di lembaga prasekolah para guru harus melakukan observasi kelas, menilai prestasi individu anak sesuai dengan checklist yang relevan, sengaja mengumpulkan hasil karya anak, dokumen belajar anak yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya mengambil foto, merekam audio, dan video-rekaman), dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi bentuk laporan deskriptif yang mudah diinterpretasikan oleh orang tua. Jo Ann Brewer (2007) menegaskan bahwa dalam rangkaian desain kurikulum memperlihatkan proses yang tetap, namun dalam kenyataannya merupakan proses yang berulang. Guru merencanakan materi dan aktifitas, memilih aktifitas atau kegiatan yang tepat, melakukan penilaian, dan merencanakan lagi. Sehingga pendidik tidak berhenti setelah melakukan penilaian, tetapi merencanakan lagi kegiatan yang semakin sesuai dengan kebutuhan anak berdasarkan hasil analisis penilaian.
108
Hasil perhitungan deskriptif di atas memperlihatkan bahwa kompetensi guru TK di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati dalam mengembangkan kurikulum masih perlu ditingkatkan lagi. Kurikulum PAUD adalah suatu program pendidikan yang ditujukan kepada anak usia dini yang disesuaikan dengan tumbuh kembang dan karakteristik anak. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai macam komponen yang mendukung untuk dapat menghasilkan pengembangan kurikulum yang berkualitas. Salah satu komponen yang mendukung terciptanya pengembangan kurikulum yang berkualitas tersebut adalah adanya tenaga guru yang memiliki kompetensi. Hal ini sesuai dengan yang dicantumkan dalam Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional. Dalam peraturan tersebut menyebutkan setidaknya terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai guru, diantaranya: a.
Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan palaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam RPP tentang Guru dalam Mulyasa (2003: 75) mengemukakan bahwa dalam
kompetensi
pedagogik
sekurang-kurangnya
guru
memiliki
kemampuan antara lain: (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum/silabus,
(4)
perencanaan
pembelajaran,
(5)
pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi
109
pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. b.
Kompetensi Kepribadian, yaitu keribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c.
Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Mulyasa (2009: 135) menjabarkan secara umum ruang lingkup kompetensi professional guru antara lain: 1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, dan sosiologis. 2) Mengerti dan dapat menerapakan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. 3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya. 4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. 5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan. 6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran. 7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
110
d.
Kompetenasi Sosial, yaitu kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. Dalam RPP tentang guru dalam Mulyasa (2003) menyebutkan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurangkurangnya memiliki kompetensi untuk: (1) berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang bertahap dan
berkesinambungan. Selain itu, pengembangan kurikulum harus memperhatikan setiap pola, komponen, tahapan, serta prinsip yang harus dipenuhi sehingga dapat menciptakan suatu pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak. Guru sebagai komponen pokok yang memiliki peranan penting dalam proses pengembangan kurikulum. Berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007, kompetensi
guru
dalam
mengembangkan
kurikulum
termasuk
kedalam
kompetensi pedagogik. Oleh karena itu, guru yang memiliki kemampuan yang memadai dalam mengembangkan kurikulum merupakan guru yang memiliki kemampuan pedagogik yang baik. Guru yang memiliki kemampuan pedagogik yang tinggi juga akan memiliki eksistensi yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita Mariyana yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogik memiliki
111
pengaruh yang cukup besar bagi eksistensi seorang guru. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik guru, maka semakin tinggi pula eksistensinya sebagai seorang pendidik.
4.7.2
Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-Kanak dalam Mengembangkan
Kurikulum
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak merupakan komponen terpenting dalam pengembangan kurikulum. Guru merupakan pihak yang berperan sebagai pelaku dari pengembangan tersebut. Para guru yang memiliki kemampuan, latar belakang pendidikan, serta kompetensi yang unggul sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan kurikulum PAUD menjadi suatu program yang tepat bagi anak usia dini. Menurut hasil perhitungan Post Hoc Test yang telah dilakukan oleh peneliti, didapat bahwa perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum antara S1/D4 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan (p=0.000). Perbandingan kompetensi guru TK lulusan D1/D2/D3 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan (p=0.000). Sedangkan perbedaan kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p=0,928). Hal ini dikarenakan guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 sedang mengikuti program pendidikan S1, sehingga ilmu tentang pendidikan anak usia dini yang sedang diperoleh oleh para guru tersebut dapat lebih diterapkan secara optimal di lapangan dibandingkan dengan para guru yang berlatar belakang pendidikan sarjana. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh hasil pula yang menyatakan
112
bahwa 38,5% guru dengan lulusan S1/D4 bukan berlatar belakang dari pendidikan PAUD. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari guru yang berlatar belakang S1/D4, diperoleh fakta yang menyatakan bahwa alasan para guru tersebut menempuh jenjang sarjana adalah karena adanya tuntutan untuk memenuhi kualifikasi sebagai guru TK, sehingga para guru kurang maksimal dalam menerima dan menerapkan mata kuliah tentang PAUD yang telah diperolehnya melalui program pendidikan PAUD. Berdasarkan berbagai alasan dan fakta tersebut, maka dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara guru lulusan S1/D4 dengan guru lulusan D1/D2/D3 dalam kompetensi mengembangkan kurikulum PAUD. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1/D2/D3 memiliki kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum PAUD dari pada guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik. Perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD juga ditunjukkan dengan persentasi responden secara keseluruhan pada perhitungan deskriptif. Pada grafik 4.1 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan guru TK, maka semakin tinggi pula kompetensinya dalam mengembangkan kurikulum PAUD. Hal ini diperkuat dengan wawancara penulis dengan responden yang merupakan pengawas dari Dinas Pendidikan Kecamatan Margoyoso, bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan guru dalam mengendalikan sekolah yang diampunya, baik dalam pengembangan kurikulum, pembelajaran sehari-hari, menciptakan kegiatan dan media pembelajaran, serta
113
kemampuan guru dalam mengenal teknologi. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa guru TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1) atau Diploma 4 (D4) dan kompetensi yang berlaku secara nasional.
4.8 Keterbatasan Penelitian Hambatan dalam menyelesaikan penelitian Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati antara lain: a. Hipotesis awal peneliti yang menyatakan adanya perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan perbedaan tingkat pendidikan ternyata tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum, seperti lama mengajar dan usia guru. Faktor ini yang peneliti tidak sertakan dalam penelitian. b. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru TK. Seharusnya sampel yang digunakan bisa lebih luas, yaitu mencakup pendidik PAUD secara keseluruhan (pendidik KB dan RA), sehingga dapat diketahui lebih signifikan tentang kompetensi pendidik PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis menarik simpulan sebagai berikut: 1.
Kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso berada di kategori sedang, yaitu sebesar 61,9 %. Besar kompetensi tersebut pada masing-masing indikator yaitu:(1) memahami prinsip pengembangan kurikulum (62,9%), (2) menentukan tujuan pengembangan yang mendidik (70,5%), (3) menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan (56,2%), (4) memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan (71,4%), (5) menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD (65,7%), dan (6) mengembangkan indikator dan instrumen penilaian (58,1%). Besar kompetensi pada 6 indikator diatas semua berada dalam kategori sedang.
2.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara guru TK yang berlatar belakang pendidikan SMA dengan D1/D2/D3 dan antara guru TK yang berlatar belakang pendidikan SMA dengan S1/D4. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK yang berlatar belakang
114
115
pendidikan antara D1/D2/D3 dan S1/D4 (p=0,928). Maka dapat disimpulkan bahwa guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1/D2/D3 memiliki kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum PAUD dari pada guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut: 1.
Kepada para guru lembaga PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati hendaknya
dapat
lebih
meningkatkan
kompetensinya
dalam
mengembangkan kurikulum PAUD dan meningkatkan tingkat pendidiknya. Alangkah baiknya apabila peningkatan tersebut dilakukan pada setiap indikator dari kompetensi mengembangakan kurikulum, sehingga guru dan lembaga dapat mengembangkan kurikulum secara mandiri sesuai dengan tujuan, visi, dan misi lembaga. 2.
Kepada pengelola maupun pemerintah yang berkaitan dengan lembaga PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, hendaknya dapat lebih memperhatikan dan melakukan perbaikan maupun peningkatan terhadap tingkat kualitas para pendidik PAUD. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan adanya pengadaan seminar, pelatihan, maupun diklat yang dapat meningkatkan kompetensi para pendidik PAUD.
3.
Pengawas sekolah TK di Kecamatan Margoyoso belum memenuhi standar kualifikasi pengawas sekolah, sehingga diharapkan untuk segera dilakukan pengadaan pengawas sekolah TK yang sesuai dengan Permendiknas No. 12
116
Tahun 2007, yaitu seorang pengawas TK/RA adalah guru TK/RA yang bersertifikasi pendidik sebagai guru TK/RA atau kepala sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun. 4.
Bagi penelitian selanjutnya, hasil ini penelitian diharapkan dapat lebih meningkatkan minat peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi dan meningkatkan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT Asdi Mahastya. Azwar, Syariffudin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Brewer, JoAnn. 2007. Introduction to Early Chilhood Education. University of Massachusetts Lowell Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Dora, Ho Choi Wa. 2005. “On Curriculum Change: The Developing Role Of Preschool Heads In Hong Kong”, International Journal of Educational Management, Volume 19 Nomor 1, Hal 48-58. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hasan, Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Http://id.wikipedia.org/wiki/Margoyoso,_Pati. (Diakses pada 24/1/2014). Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Jakarta: ArRuzz Media. Ismanto. 2007. Tingkat Pendi dikan dan Masa Kerja terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Aliyah (MA) di Kudus. Tesis Universitas Negeri Semarang. Istiqomah, Rina. Profil Kinerja Pendidik Anak Usia Dini dalam Mengelola Pembelajaran di Kelompok Bermain Anak Cerdas Ungaran. Skripsi Universitas Negeri Semarang. 117
118
Maisah & Martinis. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada. Mariyana, Rita. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di Taman Kanak-kanak (Studi Deskriptif terhadap Guru TK di Kota Bandung). Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia Miles, Mattew B. dan A.M Huberman. 2009. Analisis Data Kualitaif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan kreatifitas Anak sekolah, Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Grasindo Nasution, S.2008. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2002. Jakarta: Depdiknas. Saputra, Widadi Ambar. 2011. Pemetaan Kompetensi Guru SMP Islam Terpadu Ihsanul Fikri sebagai Sekolah Standar Nasional. Tesis Universitas Indonesia. Selvi, Kiymet. Teacher’s Competencies. Jurnal Universitas Anadolu Turkey. Song, Hongzhuan. 2008. “Sleeping giant: Chinese Teacher Education System Past, Present and Future (I)”, International Journal of Educational Management, Volume 16 Nomor 3, Hal 137-142. Sudjana. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
119
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. 2009. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sutomo, dkk. 2009. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press. Suyadi. 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Press. Tilaar & Riant N. 2008. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
120
LAMPIRAN
121
SURAT PENELITIAN
122
DATA RESPONDEN
No
Nama Pendidik
Usia
Pendidikan Terakhir
(Tahun)
Status
Lama
Kepegawaian
Mengajar (Tahun)
1.
Umrotul Aliyah
41
S1/D4 Keguruan
Non PNS
9
2
N. Rohmah
41
S1/D4 Keguruan
Non PNS
20
3
Rofi'atun
44
S1/D4 Keguruan
Non PNS
17
4
Siti Mifrohah
31
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
13
5
Musti'ah
32
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
13
6
Syafi'ah
30
S1/D4 Keguruan
Non PNS
4
7
Sumini
47
SMA Keguruan
Non PNS
26
8
Mus'idah
48
SMA Non Keguruan
Non PNS
17
9
Zulia Malida
23
S1/D4 Keguruan
Non PNS
2
10
Heni Istiana
29
SMA Non Keguruan
Non PNS
2
11
Laily Muslihatul
22
S1/D4 Keguruan
Non PNS
2
U. 12
Kumariyah
49
S1/D4 Keguruan
Non PNS
29
13
Nur Khotimah
40
S1/D4 Keguruan
Non PNS
19
14
Sa'adah
47
S1/D4 Keguruan
Non PNS
19
15
Fitrotun Nisak
26
S1/D4 Keguruan
Non PNS
5
16
Sri Kustiyani
43
S1/D4 Keguruan
PNS
8
17
Nurul Hidayah
33
SMA Non Keguruan
Non PNS
8
18
Siti Sakdiyah
35
SMA Non Keguruan
Non PNS
8
19
Husnul Khotimah
29
SMA Non Keguruan
Non PNS
8
20
Sulastri
39
SMA Non Keguruan
Non PNS
8
21
Siti Eniningsih
33
SMA Non Keguruan
Non PNS
1
22
Hj. Zulfa
58
S1/D4 Keguruan
Non PNS
25
23
Siti Rofiqoh
39
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
18
123
24
Zumaroh
38
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
13
25
Hidayati
52
S1/D4 Non Keguruan Non PNS
12
26
Rukiyah
62
SMA Non Keguruan
Non PNS
36
27
Siti Muyasaroh
35
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
12
28
Siti Nasihatun
44
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
21
29
Etti
43
S1/D4 Keguruan
Non PNS
8
Rochmi
Hastuti 30
Sundoyo
46
S1/D4 Keguruan
PNS
24
31
Supeni
49
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
28
32
Sujiyah
49
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
26
33
Umbarwati
43
SMA Keguruan
Non PNS
6
34
Reni Arerina
27
S1/D4 Keguruan
Non PNS
8
35
Siti Makhsunah
24
S1/D4 Keguruan
Non PNS
5
36
Umi Ulfa
28
S1/D4 Non Keguruan Non PNS
5
37
Fitrotin Zumala
33
S1/D4 Keguruan
Non PNS
8
38
Anis Sholikhatin
35
S1/D4 Keguruan
Non PNS
7
39
Mutiaraningsih
57
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
35
40
Sri Murni
48
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
28
41
Siti Safi'atun
58
S1/D4 Keguruan
Non PNS
33
42
Mahsunah
53
S1/D4 Keguruan
PNS
29
43
Sri Suryani
55
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
29
44
Adibatun
46
SMA Non Keguruan
Non PNS
24
45
Sulastri
36
S1/D4 Keguruan
Non PNS
14
46
Silvianingrum
26
S1/D4 Keguruan
Non PNS
7
47
Iin Marini
26
SMA Non Keguruan
Non PNS
2
48
Ria Fitriana
21
SMA Non Keguruan
Non PNS
3
49
Rif'ah
57
SMA Non Keguruan
Non PNS
27
50
Mahfudhah
45
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
20
51
Hindun
39
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
17
52
Nur Hidayah
42
S1/D4 Keguruan
Non PNS
17
124
53
Tri Hidayati
35
SMA Non Keguruan
Non PNS
9
54
Uswatun Hasanah
29
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
9
55
Umi Zulfatun
29
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
9
56
Wagirah
47
S1/D4 Keguruan
PNS
29
57
Fatchun Ni'mah
29
S1/D4 Keguruan
Non PNS
7
58.
Anik Liza Larasati
26
S1/D4 Keguruan
Non PNS
6
59.
Nur Rodlotul
32
SMA Non Keguruan
Non PNS
6
60.
Eny Setyorini
28
SMA Non Keguruan
Non PNS
5
61.
Roro Destya R.
26
SMA Non Keguruan
Non PNS
2
62.
Umrotin
30
S1/D4 Non Keguruan Non PNS
7
63.
Windri
28
S1/D4 Non Keguruan Non PNS
3
Wibowo
Adi 64.
Istiyah
51
S1/D4 Non Keguruan PNS
65.
Aswati
39
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
16
66.
Endang Isworini
43
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
21
67.
Anik Eko Rini
29
S1/D4 Non Keguruan Non PNS
9
68.
Endang
24
SMA Non Keguruan
Non PNS
1
Sulistyaningsih 69.
Sri Hayati
52
SMA Keguruan
PNS
29
70.
Sri Ratih
46
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
30
71.
Sri Wahyuni
42
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
21
72.
Sefi Rahayuni
23
SMA Non Keguruan
Non PNS
3
73.
Sukemi
56
S1/D4 Keguruan
PNS
32
74.
Runtamah
57
SMA Non Keguruan
Non PNS
27
75.
Lusyana
28
SMA Non Keguruan
Non PNS
5
76.
Noor Hasanah
29
SMA Non Keguruan
Non PNS
4
77.
Ngatmi
51
S1/D4 Keguruan
PNS
26
78.
Karminati
37
SMA Non Keguruan
Non PNS
20
79.
Ratna Dwi Astuti
32
SMA Non Keguruan
Non PNS
8
80.
Phita Ulfiana
21
SMA Non Keguruan
Non PNS
1
125
81.
Khosyi'ah
56
SMA Non Keguruan
Non PNS
33
82.
Ifatun
48
SMA Non Keguruan
Non PNS
24
83.
Ismiyatun
48
SMA Non Keguruan
Non PNS
22
84..
Masmu'ah
53
SMA Non Keguruan
Non PNS
20
85.
Siti Mabruroh
42
S1/D4 Keguruan
Non PNS
12
86.
Ida farida
31
SMA Non Keguruan
Non PNS
6
87.
Sutiyani
47
SMA Non Keguruan
Non PNS
28
88.
Sumarni
43
SMA Non Keguruan
Non PNS
24
89.
Rini Subiatun
39
SMA Keguruan
Non PNS
11
90.
Sumini
52
S1/D4 Keguruan
Non PNS
29
91.
Siti aminah
46
SMA Non Keguruan
Non PNS
28
92.
Susanah
43
SMA Non Keguruan
Non PNS
26
93.
Supartni
37
SMA Non Keguruan
Non PNS
17
94.
Anik Kustarini
43
S1/D4 Keguruan
PNS
10
95.
Sri Kuwati
48
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
30
96.
Rina
33
SMA Non Keguruan
Non PNS
3
37
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
13
Afrianingrum 97.
Duwi
Puji
Khomsiatin 98.
Siti Muthoharoh
45
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
23
99.
Surtiningsih
52
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
29
100.
Rosyidah
57
SMA Non Keguruan
Non PNS
33
101.
Ngatini
50
S1/D4 Keguruan
PNS
25
102.
Hestina
36
D1/D2/D3 Keguruan
Non PNS
13
103.
Ismiyati
50
SMA Keguruan
Non PNS
27
104.
Warsini
59
SMA Non Keguruan
Non PNS
30
105.
Heny Ruhmawati
29
SMA Keguruan
Non PNS
5
126
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
I.
KISI- KISI INSTRUMEN KUESIONER “KOMPETENSI PENDIDIK TK DALAM MENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD” (Menggunakan Standar Pendidikan dalam Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007)
No. 1.
Indikator Memahami prinsip pengembangan kurikulum
Sub Indikator a. Mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan keilmuan PAUD. b. Mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak
c. Mengembangkan kurikulum yang inovatif dan kreatif.
Favorable Saya memahami dan menerapkan teori perkembangan dan belajar anak sebagai dasar pengembangan kurikulum. Saya memahami dan menerapkan dasar-dasar pengembangan kurikulum. Saya mengembangkan kurikulum yang dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir, mengambil keputusan dan memecah masalah. Saya mengembangkan kurikulum yang fleksibel atau dapat menyediakan alternatif dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Saya mengikuti berita terbaru dalam dunia pendidikan untuk menciptakan kurikulum yang inovatif. Saya mengembangakan
Unfavorable Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan landasan yuridis yang tersedia Saya kurang memahami tentang makna dari kurikulum dan pengembangannya. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyamakan kegiatan bermain bagi anak tanpa memandang kebutuhan anak. Saya mengembangkan kurikulum yang hanya bisa diikuti oleh anakanak dari lingkungan sekitar lembaga.
Dalam mengembangkan kurikulum saya menggunakan pedoman kurikulum yang lama. Saya menjiplak
127
kurikulum secara kreatif agar berbeda dengan lembaga lain. 2.
Menentukan tujuan pengembangan yang mendidik
pengembangan kurikulum yang sudah ada sebelumnya.
a. Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
Saya dapat menyamakan Saya menyusun tujuan tujuan pendidikan lembaga kurikulum lembaga tanpa dengan tujuan pendidikan melihat tujuan pendidikan nasional. nasional.
b. Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak usia dini.
Saya dapat menyeleksi Saya mengikuti tujuan pengembangan kurikulum yang sudah kurikulum yang mendidik tersedia di lembaga lain. bagi anak usia dini.
c. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan tujuan lembaga pendidikan
Saya mengembangkan kurikulum unggulan sendiri sesuai dengan visi dan misi dari lembaga.
d. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat
Dalam mengembangkan Dalam mengembangkan kurikulum saya kurikulum saya mengesampingkan menyesuaikannya dengan tuntutan sosial. kebutuhan yang diinginkan masyarakat.
e. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan perkembangan IPTEK f. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat
Saya mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan IPTEK
Dalam mengembangkan kurikulum saya menyesuaikannya dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam mengembangkan kurikulum saya mengabaikan tujuan yang ingin dicapai lembaga.
Saya menganggap IPTEK bukan hal yang harus saya perhatikan saat mengembangkan kurikulum. Dalam mengembangkan kurikulum mengadopsi nilai kebudayaan bangsa asing.
128
3.
4.
Menentukan 1. Menentukan kegiatan bermain kegiatan sambil belajar pembelajaran yang yang sesuai untuk sesuai atau relevan mencapai tujuan dengan tahapan usia pengembangan anak.
Saya merancang kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak. Saya mengelompokkan kegiatan bermain anak berdasarkan usia anak.
2. Menentukan kegiatan bermain yang inovatif, kreatif, dan tidak monoton
Saya menciptakan sendiri kegiatan dan media pembelajaran secara kreatif. Saya mengembangkan kegiatan rutin secara berkala untuk memvariasikan kegiatan bermain anak.
Saya menyamakan kegiatan bermain bagi anak tanpa memandang tingkat pencapaian anak. Dalam menentukan kegiatan pembelajaran saya mengutamakan kegiatan yang bersifat akademik. Saya menggunakan lembar kerja yang yang dijual seccara umum. Saya menggunakan strategi pembelajaran yang sama dalam pembelajaran.
3. Mampu menentukan kegiatan bermain yang sesuai dengan kebutuhan anak
Saya menerapkan kegiatan bermain secara efektif dan efisien. Saya melakukan observasi tentang kebutuhan anak sebelum menentukan jenis kegiatan bermain yang akan digunakan dalam pembelajaran
Saya menciptakan kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak meskipun tidak ada unsur belajar di dalamnya. Saya menciptakan kegiatan bermain dengan menghiraukan kebutuhan anak.
Memilih materi g) Memilih materi kegiatan sesuai dengan usia pengembangan anak. yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan
Dalam menentukan materi pembelajaran, saya mengutamakan materi kegiatan yang mampu memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya. Saya memilih materi pengenalan diri sendiri, orang lain, perasaan, emosi, gerak, komunikasi, dan keterampilan berfikir untuk
Saya memilih berbagai materi pembelajaran tanpa menyeleksi yang sesuai bagi anak didik saya. Saya mengenalkan baca, tulis, dan hitung pada anak. Saya menggunakan teknik hafalan dalam memberikan materi pada anak.
129
h) Mampu memilih dan mengkombinasikan materi yang dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak
5.
Menyusun 1. Menyusun Rencana perencanaan Kegiatan Tahunan, semester, Semester, dan mingguan dan Bulanan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD
2. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan
anak usia 0-3 tahun. Saya memilih materi yang meliputi keaksaraan, konsep matematika, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan proses bagi anak usia 4-6 tahun. Saya menentukan kegiatan Saya menciptakan satu kegiatan bermain untuk bermain yang mampu meningkatkan satu aspek meningkatkan berbagai perkembangan. aspek perkembangan anak. menentukan Saya menentukan kegiatan Dalam kegiatan bermain, saya bermain sesuai dengan tema. menghindari penggunaan Saya memvariasikan materi tema dasar. dengan mengkombinasikan menggunakan beberapa muatan materi Saya materi yang sama bagi yang dapat meningkatkan anak dalam proses aspek perkembangan anak. pembelajaran. Saya memahami dan Saya mengesampingkan menerapkan model dan model dan strategi strategi perencanaan pembelajaran dalam pembelajaran tahunan untuk menyusun program anak usia dini. rencana tahunan atau semeteran. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan Saya menggunakan semesteran pada awal tahun rencana kegiatan tahunan pembelajaran dan semesteran yang telah digunakan pada Saya menyusun rencana tahun ajaran sebelumnya. kegiatan tahunan dan semesteran berdasarkan Saya merasa kesulitan tingkat pencapaian anak. dalam menyusun rencana kegiatan tahunan yang sesuai dengan tujuan lembaga dan kebutuhan anak. Saya menyusun rencana Saya menyusun rencana kegiatan mingguan minimal kegiatan mingguan
130
satu minggu sebelumnya. 3. Menyusun Rencana Kegiatan Harian
6.
Saya menyusun kegiatan belajar minimal satu hari sebelum hari pembelajaran. Saya menyediakan bahan ajar minimal satu hari sebelumnya
Mengembangkan 1. Memahami prinsip- indikator dan prinsip evaluasi. instrumen penilaian
Saya mengevaluasi hasil belajar anak setiap hari. Saya melakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari proses pembelajaran sampai hasil belajar anak
2. Mengembangkan indikator untuk penilaian sesuai usia anak.
Saya mengembangkan indikator penilaian yang sesuai dengan tingkat pencapain anak. Saya menyusun daftar penilaian yang menyangkut seluruh aspek perkembangan anak.
3. Mengembangkan instrument penilaian.
Saya memilih alat untuk pengumpulan data sesuai dengan objek evaluasi Saya mengumpulkan dan mendiskusikan hasil informasi dalam penilaian untuk mengetahui dan memperbaiki sistem pembelajaran di lembaga.
bertepatan dengan minggu tersebut. Saya menyusun rencana kegiatan harian pada saat ada evaluasi dari pengawas sekolah. Saya menyusun rencana kegiatan harian bertepatan pada hari pembelajaran berlangsung. Saya melakukan evaluasi pada anak saat akan penyerahan rapot pada orang tua. saya membandingkan hasil belajar anak dengan anak yang lainnya. Dalam melakukan evaluasi saya selalu memberikan catatan yang baik pada anak. Saya memberikan penilaian hasil belajar anak dengan menggunakan skor/angka. Saya menggunakan alat pengumpulan data yang sama dalam proses evaluasi. Saya tidak menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
131
Skala Variabel “KOMPETENSI PENDIDIK TK DALAM MENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD” Sebelum Uji Coba
No. 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Pernyataan Saya memahami dan menerapkan model dan strategi perencanaan pembelajaran tahunan untuk anak usia dini. Dalam menentukan kegiatan pembelajaran saya mengutamakan kegiatan yang bersifat akademik. Saya tidak menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyesuaikannya dengan kebutuhan yang diinginkan masyarakat Saya memilih materi yang meliputi keaksaraan, konsep matematika, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan proses bagi anak usia 4-6 tahun. Saya kurang memahami tentang makna dari kurikulum dan pengembangannya. Saya mengembangkan kurikulum yang hanya bisa diikuti oleh anak-anak dari lingkungan sekitar lembaga. Saya mengelompokkan kegiatan bermain anak berdasarkan usia anak. Saya menciptakan sendiri kegiatan dan media pembelajaran secara kreatif. Saya memilih alat untuk pengumpulan data dalam evaluasi sesuai dengan objek evaluasi. Dalam melakukan evaluasi saya selalu memberikan catatan yang baik pada anak. Saya menggunakan strategi pembelajaran yang sama dalam pembelajaran. Saya menyusun kegiatan belajar minimal satu hari sebelum hari pembelajaran Saya menciptakan kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak meskipun tidak ada unsur belajar di dalamnya Saya menentukan kegiatan bermain yang mampu meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak. Saya menyusun rencana kegiatan harian bertepatan pada hari pembelajaran berlangsung Dalam menentukan kegiatan bermain, saya menghindari penggunaan tema dasar. Saya menyamakan kegiatan bermain bagi anak tanpa memandang tingkat
SS
S
TS
STS
132
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
36. 37. 38. 39. 40.
pencapaian anak. Saya menggunakan lembar kerja yang yang dijual secara umum. Saya mengembangkan kurikulum unggulan sendiri sesuai dengan visi dan misi dari lembaga. Saya dapat menyamakan tujuan pendidikan lembaga dengan tujuan pendidikan nasional. Saya menganggap IPTEK bukan hal yang harus saya perhatikan saat mengembangkan kurikulum. Saya menerapkan kegiatan bermain secara efektif dan efisien. Saya memahami dan menerapkan dasar-dasar pengembangan kurikulum. Saya memilih materi pengenalan diri sendiri, orang lain, perasaan, emosi, gerak, komunikasi, dan keterampilan berfikir untuk anak usia 0-3 tahun. Saya menentukan kegiatan bermain sesuai dengan tema. Saya mengembangakan kurikulum secara kreatif agar berbeda dengan lembaga lain. Saya merancang kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak. Saya melakukan evaluasi pada anak saat akan penyerahan rapot pada orang tua. Saya melakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari proses pembelajaran sampai hasil belajar anak. Saya menciptakan satu kegiatan bermain untuk meningkatkan satu aspek perkembangan. Saya menggunakan alat pengumpulan data yang sama dalam proses evaluasi. Saya menggunakan teknik hafalan dalam memberikan materi pada anak. Saya mengumpulkan dan mendiskusikan hasil informasi dalam penilaian untuk mengetahui dan memperbaiki sistem pembelajaran di lembaga. Saya mengembangkan kurikulum yang dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir, mengambil keputusan dan memecah masalah. Saya menyusun daftar penilaian yang menyangkut seluruh aspek perkembangan anak. Saya mengevaluasi hasil belajar anak setiap hari. Saya melakukan observasi tentang kebutuhan anak sebelum menentukan jenis kegiatan bermain yang akan digunakan dalam pembelajaran Saya menyusun tujuan kurikulum lembaga tanpa melihat tujuan pendidikan nasional. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyesuaikannya dengan norma-
133
41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61.
norma yang berlaku dalam masyarakat saya membandingkan hasil belajar anak dengan anak yang lainnya. Saya menciptakan kegiatan bermain dengan mengesamingkan kebutuhan anak. Saya menggunakan materi yang sama bagi anak dalam proses pembelajaran. Saya mengenalkan baca, tulis, dan hitung pada anak. Saya menyusun rencana kegiatan mingguan minimal satu minggu sebelumnya. Saya menjiplak pengembangan kurikulum yang sudah ada sebelumnya. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengabaikan tujuan yang ingin dicapai lembaga. Dalam mengembangkan kurikulum saya menggunakan pedoman kurikulum yang lama. Saya merasa kesulitan dalam menyusun rencana kegiatan tahunan yang sesuai dengan tujuan lembaga dan kebutuhan anak. Saya mengembangkan indikator penilaian yang sesuai dengan tingkat pencapain anak. Saya memahami dan menerapkan teori perkembangan dan belajar anak sebagai dasar pengembangan kurikulum. Saya mengesampingkan model dan strategi pembelajaran dalam menyusun program rencana tahunan atau semeteran. Saya menyusun rencana kegiatan harian pada saat ada evaluasi dari pengawas sekolah. Saya memberikan penilaian hasil belajar anak dengan menggunakan skor/angka. Saya dapat menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak usia dini. Saya memilih berbagai materi pembelajaran tanpa menyeleksi yang sesuai bagi anak didik saya. Saya menyediakan bahan ajar minimal satu hari sebelumnya Saya mengembangkan kegiatan rutin secara berkala untuk memvariasikan kegiatan bermain anak. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran berdasarkan tingkat pencapaian anak. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran pada awal tahun pembelajaran Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan landasan yuridis yang tersedia
134
62. 63. 64.
65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72.
II.
Saya mengembangkan kurikulum yang fleksibel atau dapat menyediakan alternatif dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Saya mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan IPTEK Dalam menentukan materi pembelajaran, saya mengutamakan materi kegiatan yang mampu memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyamakan kegiatan bermain bagi anak tanpa memandang kebutuhan anak. Saya mengikuti berita terbaru dalam dunia pendidikan untuk menciptakan kurikulum yang inovatif. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan tuntutan sosial. Saya menyusun rencana kegiatan mingguan bertepatan dengan minggu tersebut. Saya mengikuti kurikulum yang sudah tersedia di lembaga lain. Saya memvariasikan materi dengan mengkombinasikan beberapa muatan materi yang dapat meningkatkan aspek perkembangan anak. Saya menggunakan rencana kegiatan tahunan dan semesteran yang telah digunakan pada tahun ajaran sebelumnya. Dalam mengembangkan kurikulum mengadopsi nilai kebudayaan bangsa asing.
KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA “PEMETAAN KOMPETENSI PENDIDIK PAUD DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DI KECAMATAN
MARGOYOSOKABUPATEN
PATI”
(Menggunakan
Standar Pendidikan dalam Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007) Subjek :Pengawas dan IGTKI
No. 1.
Indikator Memahami prinsip pengembangan kurikulum
Sub Indikator
Pertanyaan
a. Mengembangkan kurikulum 1. Apakah guru dalam mengembangkan PAUD berdasarkan kurikulum berprinsip pada teori keilmuan PAUD. perkembangan anak? b. Mengembangkan kurikulum 2. Apakah kurikulum yang ada pada saat ini
135
2.
Menentukan tujuan pengembangan yang mendidik
3.
Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan
yang sesuaidengan sudah sesuai dengan kebutuhan anak? kebutuhananak 3. Metode atau model pengembangan c. Mengembangkan kurikulum kurikulum seperti apakah yang digunakan yang inovatif dan kreatif. oleh pendidik dalam mengembangkan kurikulum di sekolah? 4. Apakah setiap sekolah melakukan inovasi dalam pengembangan kurikulum? Bagaimanakah bentuk dari inovasi tersebut? a. Menyeleksi tujuan 5. Apakah pendidik menyesuaikan pengembangan kurikulum pengembangan kurikulum dengan tujuan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional? pendidikan nasional b. Menyeleksi tujuan 6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang pengembangan kurikulum sudah sesuai dengan perkembangan anak yang mendidik bagi anak usia dini? usia dini. c. Menentukan dan 7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuia menyesuaikan tujuan dengan tujuan pendidikan lembaga? kurikulum dengan tujuan Bagaimanakah penerapannya? lembaga pendidikan d. Menentukan dan 8. Apakah pendidik telah menyesuaikan tujuan menyesuaikan tujuan kurikulum pada lembaga dengan kebutuhan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat? masyarakat e. Menentukan dan 9. Bagaimanakah cara pendidik menentukan menyesuaikan tujuan pengembangan kurikulum berdasarkan kurikulum dengan dengan perkembangan IPTEK? perkembangan IPTEK f. Menentukan dan menyesuaikan tujuan 10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan kurikulum dengan nilai-nilai tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang yang berkembang dalam berkembang dalam masyarakat? masyarakat a. Menentukan kegiatan 11. Bagaimanakah pendidik menentukan pembelajaran yang sesuai kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan atau relevan dengan tahapan tahapan anak usia dini? usia anak. b. Menentukan kegiatan 12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam bermain yang inovatif, mengembangkan kegiatan bermain bagi anak kreatif, dan tidak monoton sehingga kegiatan tersebut dapat terkesan
136
c. Mampu menentukan 13. kegiatan bermain yang sesuai dengan kebutuhan anak. 4.
5.
6.
Memilih materi a. Memilih materi sesuai kegiatan dengan usiaanak. pengembangan Misalnya: yang mendidik Memilih materi untuk anak yaitu kegiatan usia 4-6 tahun yang meliputi bermain sambil keaksaraan, konsep belajar sesuai matematika, pengetahuan dengan tujuan alam, pengetahuan sosial, pengembangan. seni, teknologi, ketrampilan proses. b. Mampu memilih dan mengkombinasikan materi yang dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Misalnya: memilih satu materi yang mampu mengembangkan perkembangan kognitif, bahasa, sosial, dan moral anak. Menyusun a. Menyusun Rencana perencanaan Kegiatan Tahunan dan semester, Semesteran? mingguan dan b. Menyusun Rencana harian dalam Kegiatan Mingguan berbagai kegiatan pengembangan di c. Menyusun Rencana TK/PAUD Kegiatan Harian
Mengembangkan a. Memahami indikator dan evaluasi. instrument
14.
15.
16.
17.
inovatif dan kreatif? Apakah kegiatan bermain sambil belajar yang diterapkan di sekolah telah berlangsung secara efektif dan mampu mencapai tujuan pengembangan yang sudah ditetapkan oleh sekolah? Apakah pendidik melakukan pengelompokkan terhadap setiap kegiatan bermain sesuai dengan usia anak? Apa bila iya, seperti apakah pengelompokkannya tersebut? Apakah pendidik mengembangkan materi keaksaraan, konsep matematika, pengetahuanalam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan proses untuk anak usia 4-6 tahun? Bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan pendidik dalam memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik? Apakah materi yang telah dipilih oleh pendidik selama ini sudah efektif dan dapat mencapai tujuan pengembangan yang telah ditetapkan oleh pendidik dan pihak lembaga?
18. Apakah ada panduan penyusunan Prota, Promes, RKM, dan RKH dari dinas?
19. Bagaimana dan kapankah pendidik menyusun Rencana Kegiatan Tahunan dan Semesteran? 20. Kapankah guru menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian? 21. Apakah pendidik dalam pembuatan Prota, Promes, RKM, dan RKH sudah sesuai dengan panduan penyusunan yang ada? prinsip-prinsip 22. Apakah pendidik memahami dengan baik tentang prinsip-prinsip evaluasi/penilaian? 23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik
137
penilaian
melakukan penilaian/evaluasi? b. Mengembangkan indikator 24. Apakah ada panduan dalam menyusun untuk penilaian sesuai usia indikator dalam evaluasi dari dinas? Jika ada, anak. seperti apakah bentuk dari pedoman tersebut? 25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan analisis hasil evaluasi? c. Mengembangkan instrument 26. Apakah guru menggunakan hasil evaluasi penilaian. untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya?
PEDOMAN WAWANCARA “PEMETAAN KOMPETENSI PENDIDIK PAUD DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DI KECAMATAN MARGOYOSOKABUPATEN PATI” Subjek Penelitian : UPTD dan IGTKI Nama : Pekerjaan : Nama Lembaga : Pertanyaan : 1. Apakah guru dalam mengembangkan kurikulum berprinsip pada teori perkembangan anak? 2. Apakah kurikulum yang ada pada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan anak? 3. Metode atau model pengembangan kurikulum seperti apakah yang digunakan oleh pendidik dalam mengembangkan kurikulum di sekolah? 4. Apakah setiap sekolah melakukan inovasi dalam pengembangan kurikulum? Bagaimanakah bentuk dari inovasi tersebut? 5. Apakah pendidik menyesuaikan pengembangan kurikulum dengan tujuan pendidikan nasional? 6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang sudah sesuai dengan perkembangan anak usia dini? 7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuia dengan tujuan pendidikan lembaga? Bagaimanakah penerapannya? 8. Apakah pendidik telah menyesuaikan tujuan kurikulum pada lembaga dengan kebutuhan masyarakat? 9. Bagaimanakah cara pendidik menentukan pengembangan kurikulum berdasarkan dengan perkembangan IPTEK?
138
10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat? 11. Bagaimanakah pendidik menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan anak usia dini? 12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam mengembangkan kegiatan bermain bagi anak sehingga kegiatan tersebut dapat terkesan inovatif dan kreatif? 13. Apakah kegiatan bermain sambil belajar yang diterapkan di sekolah telah berlangsung secara efektif dan mampu mencapai tujuan pengembangan yang sudah ditetapkan oleh sekolah? 14. Apakah pendidik melakukan pengelompokkan terhadap setiap kegiatan bermain sesuai dengan usia anak? Apa bila iya, seperti apakah pengelompokkannya tersebut? Bagaimanakah contohnya? 15. Apakah pendidik mengembangkan materi keaksaraan, konsep matematika, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan proses untuk anak usia 4-6 tahun? 16. Bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan pendidik dalam memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik? 17. Apakah materi yang telah dipilih oleh pendidik selama ini sudah efektif dan dapat mencapai tujuan pengembangan yang telah ditetapkan oleh pendidik dan pihak lembaga? 18. Apakah ada panduan penyusunan Prota, Promes, RKM, dan RKH dari dinas? 19. Bagaimana dan kapankah pendidik menyusun Rencana Kegiatan Tahunan dan Semesteran? 20. Kapankah guru menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian? 21. Apakah pendidik dalam pembuatan Prota, Promes, RKM, dan RKH sudah sesuai dengan panduan penyusunan yang ada? 22. Apakah pendidik memahami dengan baik tentang prinsip-prinsip evaluasi/penilaian? 23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik melakukan penilaian/evaluasi? 24. Apakah ada panduan dalam menyusun indikator dalam evaluasi dari dinas? Jika ada, seperti apakah bentuk dari pedoman tersebut? 25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan analisis hasil evaluasi? 26. Apakah pendidik menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya?
139
Data Hasil Uji Coba Instrument Variabel “Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangan Kurikulum PAUD” Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
1
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
1
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
4
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
4
2
3
3
3
3
3
1
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
2
4
3
3
3
4
3
3
4
3
2
4
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
4
3
3
4
4
3
3
3
1
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
1
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
1
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
2
4
4
3
2
2
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
140
23 24 25 26 27 28 29 30 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
4
2
3
2
3
4
3
2
3
4
2
4
2
Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 Item31 3
3
3
2
3
3
4
3
2
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
4
3
2
4
3
4
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
4
4
3
2
3
3
4
3
3
4
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
2
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
1
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
1
3
2
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
2
4
3
4
3
4
2
3
3
3
3
4
3
4
4
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
4
3
4
4
2
4
3
4
3
3
3
141
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2
3
3
2
3
3
3
4
1
4
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
4
3
1
3
4
3
2
4
2
3
3
3
2
3
3
4
3
1
3
4
3
2
4
2
3
3
3
3
3
3
4
3
1
3
4
3
2
4
2
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
2
3
4
2
3
2
3
4
2
2
3
4
3
2
Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39 Item40 Item41 Item42 Item43 Item44 Item45
Item46
2
3
2
3
3
3
3
3
4
2
3
2
2
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
4
2
2
3
2
3
3
3
3
3
4
2
3
3
1
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
4
2
2
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
4
2
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
2
3
2
2
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
142
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
2
4
3
3
4
4
3
4
4
4
2
3
2
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
2
2
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
2
3
2
3
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
2
3
2
3
3
2
4
2
4
4
4
3
4
4
4
2
3
2
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
2
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
1
2
4
3
2
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
1
1
4
3
2
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
1
2
4
3
2
4
2
3
3
3
3
4
3
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
30
3
4
2
3
2
3
4
2
3
2
3
4
2
4
2
143
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Item47 Item48 Item49 Item50 Item51 Item52 Item53 Item54 Item55 Item56 Item57 Item58 Item59 Item60 Item61 3
2
3
4
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
4
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
4
4
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
144
25 26 27 28 29 30
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
2
3
2
3
4
2
3
2
3
4
2
3
2
3
Item62 Item63 Item64 Item65 Item66 Item67 Item68 Item69 Item70 Item71 Item72 3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
4
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
145
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
4
4
1
2
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
4
2
3
2
3
4
2
2
146
DATA HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Hasil Uji Validitas Uji Coba Instrument “Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD” Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26
216.23 216.37 216.40 216.53 216.17 216.53 216.67 216.03 216.13 216.47 216.50 216.43 216.07 216.43 215.70 216.40 216.47 216.37 216.23 216.53 216.13 216.43 216.10 216.10 216.97 216.07
Corrected Item-Total Correlation
244.461 (Valid) .301 239.895 (Valid) .615 252.179 (Gugur) -.144 261.844 (Gugur) -.423 249.109 (Gugur) .054 240.602 (Valid) .654 236.644 (Valid) .654 240.378 (Valid) .643 248.051 (Gugur) .143 243.568 (Valid) .513 241.155 (Valid) .655 242.116 (Valid) .384 250.133 (Gugur) -.012 243.357 (Valid) .403 242.424 (Valid) .503 241.490 (Valid) .366 242.740 (Valid) .579 236.447 (Valid) .620 244.806 (Valid) .381 248.533 (Gugur) .069 241.913 (Valid) .511 242.806 (Valid) .636 238.024 (Valid) .449 242.231 (Valid) .553 257.275 (Gugur) .286 244.202 (Valid) .340
Cronbach's Alpha if Item Deleted .922 .920 .924 .930 .923 .920 .919 .920 .923 .921 .920 .921 .923 .921 .921 .921 .920 .919 .921 .923 .921 .920 .921 .920 .928 .922
147
item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41 item42 item43 item44 item45 item46 item47 item48 item49 item50 item51 item52 item53 item54 item55 item56 item57 item58 item59 item60 item61
216.37 215.90 216.30 216.23 216.70 216.83 216.20 216.63 216.20 216.03 216.03 216.27 216.13 216.10 216.33 216.37 216.63 216.87 216.10 216.57 216.27 216.63 216.20 216.17 216.03 216.43 216.07 216.40 216.60 216.17 216.07 216.43 216.43 216.40 216.00
242.309 239.472 246.838 244.461 237.597 247.523 245.200 248.102 236.855 232.654 239.895 250.547 241.844 241.128 228.437 250.240 245.551 248.947 256.714 245.013 249.720 246.171 236.855 239.247 244.033 247.151 241.513 242.317 237.834 244.351 247.375 248.392 243.220 231.559 243.241
(Valid) .464 (Valid) .665 (Gugur) .163 (Valid) .301 (Valid) .513 (Gugur) .114 (Gugur) .249 (Gugur) .094 (Valid) .711 (Valid) .784 (Valid) .676 (Gugur) -.049 (Valid) .515 (Valid) .435 (Valid) .817 (Gugur) -.025 (Gugur) .176 (Gugur) .035 (Gugur) -.368 (Valid) .392 (Gugur) .037 (Gugur) .200 (Valid) .711 (Valid) .510 (Valid) .394 (Gugur) .199 (Valid) .504 (Valid) .596 (Valid) .777 (Valid) .445 (Gugur) .176 (Gugur) .214 (Valid) .599 (Valid) .828 (Valid) .438
.921 .920 .923 .922 .920 .923 .922 .923 .919 .918 .920 .923 .920 .921 .917 .925 .923 .924 .926 .921 .923 .922 .919 .920 .921 .922 .920 .920 .919 .921 .922 .922 .921 .917 .921
148
item62 item63 item64 item65 item66 item67 item68 item69 item70 item71 item72
216.33 216.43 216.23 216.30 216.03 216.27 216.40 216.63 216.03 216.60 216.20
239.264 240.047 248.323 250.493 239.275 237.651 235.559 244.378 241.964 246.317 242.648
(Valid) .616 (Valid) .712 (Gugur) .159 (Gugur) -.048 (Valid) .627 (Valid) .724 (Valid) .597 (Valid) .339 (Valid) .535 (Gugur).198 (Valid) .389
.920 .920 .922 .923 .920 .919 .919 .922 .920 .922 .921
Hasil Reabilitas Data Uji Coba Instrument “Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD” Reliability Statistics Cronbach's Alpha .922
N of Items 48
149
No 1
2
3.
Tabel. Blue Print Kuesioner Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Pernyataan Indikator Sub Indikator Favourable Unfavourable Memahami prinsip a. Mengembangkan kurikulum PAUD pengembangan berdasarkan keilmuan PAUD. kurikulum b. Mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak. c. Mengembangkan kurikulum yang inovatif dan kreatif. Menentukan tujuan a. Menyeleksi tujuan pengembangan pengembangan yang kurikulum sesuai dengan tujuan mendidik pendidikan nasional b. Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak usia dini. c. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan tujuan lembaga pendidikan d. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat. e. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan perkembangan IPTEK. f. Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Menentukan a. Menentukan kegiatan pembelajaran kegiatan bermain yang sesuai atau relevan dengan sambil belajar yang tahapan usia anak. sesuai untuk b. Menentukan kegiatan bermain yang mencapai tujuan inovatif, kreatif, dan tidak monoton pengembangan c. Mampu menentukan kegiatan bermain yang sesuai dengan kebutuhan anak.
24, 51
6, 61
35, 62
7
27, 66
46
21
39
55
69
63
67
40
22
-
-
-
72
8, 28
2, 18
-
12, 19
23
14
150
4.
Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan. Menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD Mengembangkan indikator dan instrument penilaian
5
6
Jumlah
a. Memilih materi sesuai dengan usia anak. b. Mampu memilih dan 15, 26, 70 mengkombinasikan materi yang dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak.
56 17, 31
a. Menyusun Rencana Kegiatan Tahunan, Semester, dan Bulanan. b. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan. c. Menyusun Rencana Kegiatan Harian
1, 59, 60
49
-
68
-
16, 53
a. Memahami prinsip-prinsip evaluasi. b. Mengembangkan indikator untuk penilaian sesuai usia anak. c. Mengembangkan instrument penilaian.
30, 37 36, 50
41 11, 54
10
-
24
24
Kuesioner “Pemetaan Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margosoyo Kabupaten Pati” Setelah Uji Coba
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pernyataan Saya memahami dan menerapkan model dan strategi perencanaan pembelajaran tahunan untuk anak usia dini. Dalam menentukan kegiatan pembelajaran saya mengutamakan kegiatan yang bersifat akademik. Saya kurang memahami tentang makna dari kurikulum dan pengembangannya. Saya mengembangkan kurikulum yang hanya bisa diikuti oleh anak-anak dari lingkungan sekitar lembaga. Saya mengelompokkan kegiatan bermain anak berdasarkan usia anak.
SS
S
TS
STS
151
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
25. 26. 27. 28.
Saya memilih alat untuk pengumpulan data dalam evaluasi sesuai dengan objek evaluasi. Dalam melakukan evaluasi saya selalu memberikan catatan yang baik pada anak. Saya menggunakan strategi pembelajaran yang sama dalam pembelajaran. Saya menciptakan kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak meskipun tidak ada unsur belajar di dalamnya Saya menentukan kegiatan bermain yang mampu meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak. Saya menyusun rencana kegiatan harian bertepatan pada hari pembelajaran berlangsung Dalam menentukan kegiatan bermain, saya menghindari penggunaan tema dasar. Saya menyamakan kegiatan bermain bagi anak tanpa memandang tingkat pencapaian anak. Saya menggunakan lembar kerja yang yang dijual seccara umum. Saya dapat menyamakan tujuan pendidikan lembaga dengan tujuan pendidikan nasional. Saya menganggap IPTEK bukan hal yang harus saya perhatikan saat mengembangkan kurikulum. Saya menerapkan kegiatan bermain secara efektif dan efisien. Saya memahami dan menerapkan dasar-dasar pengembangan kurikulum. Saya menentukan kegiatan bermain sesuai dengan tema. Saya mengembangakan kurikulum secara kreatif agar berbeda dengan lembaga lain. Saya merancang kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak. Saya melakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari proses pembelajaran sampai hasil belajar anak. Saya menciptakan satu kegiatan bermain untuk meningkatkan satu aspek perkembangan. Saya mengembangkan kurikulum yang dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir, mengambil keputusan dan memecah masalah. Saya menyusun daftar penilaian yang menyangkut seluruh aspek perkembangan anak. Saya mengevaluasi hasil belajar anak setiap hari. Saya menyusun tujuan kurikulum lembaga tanpa melihat tujuan pendidikan nasional. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyesuaikannya dengan
152
19. 30. 31. 32. 33.
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
42. 43. 44. 45. 46. 47.
48.
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat saya membandingkan hasil belajar anak dengan anak yang lainnya. Saya menjiplak pengembangan kurikulum yang sudah ada sebelumnya. Saya merasa kesulitan dalam menyusun rencana kegiatan tahunan yang sesuai dengan tujuan lembaga dan kebutuhan anak. Saya mengembangkan indikator penilaian yang sesuai dengan tingkat pencapain anak. Saya memahami dan menerapkan teori perkembangan dan belajar anak sebagai dasar pengembangan kurikulum. Saya menyusun rencana kegiatan harian pada saat ada evaluasi dari pengawas sekolah. Saya memberikan penilaian hasil belajar anak dengan menggunakan skor/angka. Saya dapat menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak usia dini. Saya memilih berbagai materi pembelajaran tanpa menyeleksi yang sesuai bagi anak didik saya. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran berdasarkan tingkat pencapaian anak. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran pada awal tahun pembelajaran Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan landasan yuridis yang tersedia Saya mengembangkan kurikulum yang fleksibel atau dapat menyediakan alternatif dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Saya mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan IPTEK Saya mengikuti berita terbaru dalam dunia pendidikan untuk menciptakan kurikulum yang inovatif. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan tuntutan sosial. Saya menyusun rencana kegiatan mingguan bertepatan dengan minggu tersebut. Saya mengikuti kurikulum yang sudah tersedia di lembaga lain. Saya memvariasikan materi dengan mengkombinasikan beberapa muatan materi yang dapat meningkatkan aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengadopsi nilai kebudayaan dari bangsa asing.
153
HASIL UJI NORMALITAS
Between-Subjects Factors Value Label PENDIDIKAN TERAKHIR
N
1
S1/D4
39
2
D1/D2/D3
23
3
SMA
43
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PENDIDIKAN TERAKHIR N Normal Parametersa
105 2.04 .887 .270 .250 -.270 2.771 .000
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. UJI HOMOGENITAS Test of Homogeneity of Variances Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:KOMPETENSIPENDIDIK F
df1 1.344
df2 2
102
Sig. .265
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + PDDTERAKHIR
KOMPETENSI PENDIDIK 105 136.77 19.165 .129 .129 -.126 1.323 .060
154
HASIL ANALISIS OF VARIANS
Dependent PENDIDIK
Tests of Between-Subjects Effects Variable:KOMPETENSI
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
Corrected 19832.077a 2 9916.039 Model Intercept 1876673.280 1 1876673.280 PDDTERAK 19832.077 2 9916.039 HIR Error 18368.437 102 180.083 Total 2002375.000 105 Corrected 38200.514 104 Total a. R Squared = .519 (Adjusted R Squared = .510)
F 55.064
.000
1.042E4
.000
55.064
.000
Estimated Marginal Means PENDIDIKAN TERAKHIR Dependent Variable:KOMPETENSI PENDIDIK 95% Confidence Interval
PENDIDIKAN TERAKHIR
Mean
S1/D4
148.692
2.149
144.430
152.955
D1/D2/D3
147.391
2.798
141.841
152.941
SMA
120.279
2.046
116.220
124.338
Std. Error
Lower Bound
Sig.
Upper Bound
155
Post Hoc Tests PENDIDIKAN TERAKHIR Multiple Comparisons Dependent Variable:KOMPETENSI PENDIDIK (I) PENDIDI KAN TERAKH IR Tukey HSD S1/D4
(J) PENDIDI KAN Mean TERAKH Difference (IIR J) Std. Error D1/D2/D3 SMA
D1/D2/D3 S1/D4 SMA SMA
S1/D4
95% Confidence Interval
Sig.
Lower Bound Upper Bound
1.30
3.528
.928
-7.09
9.69
*
2.967
.000
21.36
35.47
-1.30
3.528
.928
-9.69
7.09
27.11*
3.467
.000
18.87
35.36
*
2.967
.000
-35.47
-21.36
*
3.467 3.528 2.967 3.528 3.467 2.967 3.467
.000 1.000 .000 1.000 .000 .000 .000
-35.36 -7.29 21.19 -9.89 18.67 -35.64 -35.55
-18.87 9.89 35.64 7.29 35.55 -21.19 -18.67
28.41
-28.41
D1/D2/D3 -27.11 Bonferroni S1/D4 D1/D2/D3 1.30 SMA 28.41* D1/D2/D3 S1/D4 -1.30 SMA 27.11* SMA S1/D4 -28.41* D1/D2/D3 -27.11* Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 180.083. *. The mean difference is significant at the .05 level.
156
DATA HASIL PENGUMPULAN NILAI DARI SKALA VARIABEL “KOMPETENSI PENDIDIK TK DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM PAUD”
No. Nama 1. Umrotul Aliyah 2. N. Rohmah 3. Rofi'atun 4. Syafi'ah 5. Zulia Malida 6. Laily Muslihatul 7. Kumariyah 8. Nur Khotimah 9. Sa'adah 10. Fitrotun Nisak 11. Sri Kustiyani 12. Hj. Zulfa 13. Hidayati 14. Etti Rochmi H. 15. Sundoyo 16. Reni Arerina 17. Siti Makhsunah
1
2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2
4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3
5 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 1 2 4 4 4 3 2
6 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3
7 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 4 4 2 1 4 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2
9 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3
10 3 3 3 2 1 2 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2
3 4 4 3 4 4 3 2 3 1 4 3 4 4 4 4 4
11 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3
12 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3
13 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4
14 3 4 4 2 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3
15 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2
16 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4
17 4 4 4 2 3 4 4 2 2 4 3 2 3 4 3 4 2
157
No. Nama 18. Umi Ulfa 19. Fitrotin Zumala 20. Anis S. 21. Siti Safi'atun 22. Mahsunah 23. Sulastri 24. Silvianingrum 25. Nur Hidayah 26. Wagirah 27. Fatchun Ni'mah 28. Anik Liza L. 29. Umrotin 30. Windri W. Adi 31. Istiyah 32. Anik Eko Rini 33. Sukemi 34. Ngatmi 35. Anik Kustarini 36. Ngatini 37. Siti Mabruroh 38. Sumini 39. Siti Mifrohah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2 3
2 3
2 3
2 3
3 3
2 3
2 3
3 3
3 3
3 4
3 3
4 3
2 3
3 3
3 3
2 3
2 3
4 4 3 4 4 4 3
3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 2 4 4 4
3 3 3 2 4 3 3
4 4 3 3 4 3 3
3 4 3 3 4 3 3
3 2 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3
4 3 2 2 4 3 3
4 4 1 3 4 3 3
4 3 2 3 3 3 3
3 4 3 3 4 3 3
4 4 3 3 3 3 4
4 4 4 3 4 4 4
3 4 2 3 3 4 3
4 4 3 4 4 4 4
4 4 2 4 4 4 3
3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3
3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3
4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3
4 4 3 4 2 2 4 3 3 3 4 4 3
4 3 4 4 1 1 4 4 3 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3
3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2
3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3
4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2
4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4
158
No. Nama 40. Musti'ah 41. Siti Rofiqoh 42. Zumaroh 43. Siti Muyasaroh 44. Siti Nasihatun 45. Sujiyah 46. Mutiaraningsih 47. Sri Murni 48. Sri Suryani 49. Mahfudhah 50. Hindun 51. Uswatun H. 52. Umi Zulfatun 53. Aswati 54. Endang Isworini 55. Sri Ratih 56. Sri Wahyuni 57. Duwi Puji K. 58. Siti Muthoharoh 59. Surtiningsih 60. Hestina nu 61. Sri Kuwati 62. R. Afrianingrum
1
2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3
3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3
5 4 4 1 1 1 3 3 3 4 2 4 1 1 4 2 4 3 2 2 1 4 2 3
6 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 2 3
7 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
8 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 1 3
9 3 2 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 1 2 2 3 3 3 4 1 3 2 3
10 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 1 3 4 2 2 3
3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4
11 3 1 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 2 1
12 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
13 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 1 4 3 2 3
14 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3
15 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
16 4 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 4 3
17 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4
159
No. Nama 63. Sumini 64. Mus'idah 65. Heni Istiana 66. Nurul Hidayah 67. Siti Sakdiyah 68. Husnul K. 69. Sulastri 70. Siti Eniningsih 71. Rukiyah 72. Umbarwati 73. Adibatun 74. Iin Marini 75. Ria Fitriana 76. Rif'ah 77. Nur Rodlotul 78. Eny Setyorini 79. Roro Destya R. 80. Endang S. 81. Sri Hayati 82. Runtamah 83. Lusyana 84. Noor Hasanah 85. Phita Ulfiana
1
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2
3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3
4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
5 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3
6 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 2 3
7 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3
8 2 1 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 4 3 2 3
9 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3
10 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3
2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3
11 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3
12 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4
13 3 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4
14 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2 3
15 2 2 4 3 2 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4
17 2 2 3 4 4 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 3 4 1 3
160
No. Nama 86. Khosyi'ah 87. Ismiyatun 88. Masmu'ah 89. Sumarni 90. Siti aminah 91. Susanah 92. Supartini 93. Rina Afrianingrum 94. Ismiyati 95. Warsini 96. Rosyidah 97. Tri Hidayati 98. Sefi Rahayuni 99. Karminati 100. Ratna Dwi A. 101. Ifatun 102. Ida farida 103. Sutiyani 104. Rini Subiatun 105. H. Ruhmawati
1
2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3
4 2 3 2 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2
5 2 4 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2
6 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2
7 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2
8 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3
9 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 2
10 1 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2
3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 4 2 2 3 2 1 3 3
11 1 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2
12 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3
13 2 3 2 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2
14 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2
15 2 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 2
16 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2
17 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3
161
No Nama 1. Umrotul Aliyah 2. N. Rohmah 3. Rofi'atun 4. Syafi'ah 5. Zulia Malida 6. Laily Muslihatul 7. Kumariyah 8. Nur Khotimah 9. Sa'adah 10. Fitrotun Nisak 11. Sri Kustiyani 12. Hj. Zulfa 13. Hidayati 14. Etti Rochmi H. 15. Sundoyo 16. Reni Arerina 17. Siti Makhsunah 18. Umi Ulfa 19. Fitrotin Zumala 20. Anis S. 21. Siti Safi'atun 22. Mahsunah 23. Sulastri
18 4 4 4 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3
19 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 1 2 3 3 4 2 4 2 4 4 2 3
20 4 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2
21 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 2 2 4 3 3 2 4 3 3 2
22 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3
23 3 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 1 4 2 3 3 4 3 3 4
24
25 4 3 4 3 2 4 3 3 2 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2
26
27 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 2 4 3 3
28 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3
29 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 2 4 2 2 4 4 3 3 3
30 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
31 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
32 4 3 4 3 2 3 3 2 2 4 4 3 1 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3
33 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3
34 4 3 2 3 3 4 4 3 2 4 4 2 2 2 3 3 2 2 4 3 2 4 2
162
No. Nama 24. Silvianingrum 25. Nur Hidayah 26. Wagirah 27. Fatchun Ni'mah 28. Anik Liza L. 29. Umrotin 30. Windri W. Adi 31. Istiyah 32. Anik Eko Rini 33. Sukemi 34. Ngatmi 35. Anik Kustarini 36. Ngatini 37. Siti Mabruroh 38. Sumini 39. Siti Mifrohah 40. Musti'ah 41. Siti Rofiqoh 42. Zumaroh 43. Siti Muyasaroh 44. Siti Nasihatun 45. Sujiyah
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
4 4 4
4 4 3
3 4 4
4 3 3
3 3 4
3 3 3
3 3 4
4 3 3
3 3 4
3 3 3
3 3 4
3 3 3
3 4 3
3 4 3
3 4 3
3 4 3
3 4 4
3 4 3
3 3 2
3 2 2
4 4 4
3 3 2
4 4 3
3 3 3
4 4 2
3 4 3
3 3 2
3 4 3
4 3 2
3 3 3
3 4 2
4 2 3
3 4 3
4 4 3
2 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
3 2 2 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 3
2 2 2 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4 3 4
2 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 2 4 2 4
2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3
2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 1
4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3
2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3
3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4
3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3
2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2
3 2 2 3 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3
1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3
2 4 4 3 2 2 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3
163
No. Nama 46. Mutiaraningsih 47. Sri Murni 48. Sri Suryani 49. Mahfudhah 50. Hindun 51. Uswatun H. 52. Umi Zulfatun 53. Aswati 54. Endang Isworini 55. Sri Ratih 56. Sri Wahyuni 57. Duwi Puji K. 58. Siti Muthoharoh 59. Surtiningsih 60. Hestina nu 61. Sri Kuwati 62. R. Afrianingrum 63. Sumini 64. Mus'idah 65. Heni Istiana 66. Nurul Hidayah 67. Siti Sakdiyah 68. Husnul K.
18 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3
19 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 2 2 3 4 2 2
20 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3
21 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 1 2 3 4 2 2
22 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 1 3 4 3 2
23 3 3 4 4 3 2 1 2 2 3 3 2 4 1 4 2 3 2 3 2 2 3 2
24
25 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 1 3 4 2 3
3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 2 4 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2
26
27 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2
4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 2 3 3 2 2
28 4 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2
29 2 4 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 2
30 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2
31 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2
32 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 1 3 3 3 2 2
33 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3
34 4 2 4 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2
164
No. Nama 69. Sulastri 70. Siti Eniningsih 71. Rukiyah 72. Umbarwati 73. Adibatun 74. Iin Marini 75. Ria Fitriana 76. Rif'ah 77. Nur Rodlotul 78. Eny Setyorini 79. Roro Destya R. 80. Endang S. 81. Sri Hayati 82. Runtamah 83. Lusyana 84. Noor Hasanah 85. Phita Ulfiana 86. Khosyi'ah 87. Ismiyatun 88. Masmu'ah 89. Sumarni 90. Siti aminah 91. Susanah
18 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 3 2
19 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2
20 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3
21 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3
22 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2
23 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2
24
25 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4 2 3
3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3
26
27 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2
3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3
28 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2
29 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 4 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2
30 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 4 4 2
31 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2
32 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2
33 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 3 1 4 2 3 2 3 2 4 3 2
34 4 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 4 2 4 1 3 2 2
165
No. Nama 92. Supartini 93. R. Afrianingrum 94. Ismiyati 95. Warsini 96. Rosyidah 97. Tri Hidayati 98. Sefi Rahayuni 99. Karminati 100. Ratna Dwi A. 101. Ifatun 102. Ida farida 103. Sutiyani 104. Rini Subiatun 105. H. Ruhmawati
18 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
19 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2
20 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2
21 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2
22 2 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3
23 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2
24 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 2
25 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2
26 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2
27 3 2 3 2 2 4 3 1 1 2 2 2 3 2
28 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3
29 2 2 2 3 2 4 3 1 2 1 3 2 2 2
30 2 4 2 4 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2
31 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2
32 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1
33 2 1 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 1
34 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
166
No. Nama 1. Umrotul Aliyah 2. N. Rohmah 3. Rofi'atun 4. Syafi'ah 5. Zulia Malida 6. Laily Muslihatul 7. Kumariyah 8. Nur Khotimah 9. Sa'adah 10. Fitrotun Nisak 11. Sri Kustiyani 12. Hj. Zulfa 13. Hidayati 14. Etti Rochmi H. 15. Sundoyo 16. Reni Arerina 17. Siti Makhsunah 18. Umi Ulfa 19. Fitrotin Zumala 20. Anis S. 21. Siti Safi'atun 22. Mahsunah 23. Sulastri
35 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Jml
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4
2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2
2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 2 2
3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3
3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2
2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3
158 162 164 137 142 164 153 133 137 160 162 127 136 141 139 157 136 130 142 158 158 138 139
Keterangan Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang
167
No. Nama 24. Silvianingrum 25. Nur Hidayah 26. Wagirah 27. Fatchun Ni'mah 28. Anik Liza L. 29. Umrotin 30. Windri W. Adi 31. Istiyah 32. Anik Eko Rini 33. Sukemi 34. Ngatmi 35. Anik Kustarini 36. Ngatini 37. Siti Mabruroh 38. Sumini 39. Siti Mifrohah 40. Musti'ah 41. Siti Rofiqoh 42. Zumaroh 43. Siti Muyasaroh 44. Siti Nasihatun 45. Sujiyah
35 36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Jml 158 163 156 163 160 142 139
3 3 3 4 3 3
3 4 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3
3 4 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3
3 3 3 2 3 3
3 4 3 2 3 3
3 3 3 4 3 3
3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3
2 4 3 3 4 2
3 3 3 4 3 3
2 3 3 3 3 4
3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3
2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2
3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 4
2 2 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 4 2 3
2 2 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2
2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 2 4 3 4 4 3 2 2 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
2 3 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
142 140 157 164 141 158 162 142 139 139 142 135 156 141 143
Keterangan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
168
No. Nama 46. Mutiaraningsih 47. Sri Murni 48. Sri Suryani 49. Mahfudhah 50. Hindun 51. Uswatun H. 52. Umi Zulfatun 53. Aswati 54. Endang Isworini 55. Sri Ratih 56. Sri Wahyuni 57. Duwi Puji K. 58. Siti Muthoharoh 59. Surtiningsih 60. Hestina nu 61. Sri Kuwati 62. R. Afrianingrum 63. Sumini 64. Mus'idah 65. Heni Istiana 66. Nurul Hidayah 67. Siti Sakdiyah 68. Husnul K.
35 36 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 1 2 3 3 3 2
3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Jml
3 2 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 2 2 3
4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2
4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 2 2 3 1 3 3 2 2 3
3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2
4 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3
3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3
4 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3
3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 1 3
4 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3
3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3
4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3
3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 2
166 138 165 152 164 141 138 142 140 156 158 126 167 142 143 130 166 112 112 144 145 113 115
Keterangan Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang
169
No. Nama 69. Sulastri 70. Siti Eniningsih 71. Rukiyah 72. Umbarwati 73. Adibatun 74. Iin Marini 75. Ria Fitriana 76. Rif'ah 77. Nur Rodlotul 78. Eny Setyorini 79. Roro Destya R. 80. Endang S. 81. Sri Hayati 82. Runtamah 83. Lusyana 84. Noor Hasanah 85. Phita Ulfiana 86. Khosyi'ah 87. Ismiyatun 88. Masmu'ah 89. Sumarni 90. Siti aminah 91. Susanah
35 36 3 2 1 2 2 3 3 2 1 3 3 4 2 1 2 1 4 2 4 2 3 3 2
3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Jml
3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3
3 1 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2
3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 1 3 1 1 2 3 2 2
3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2
3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 1
3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 4 2 3 2 3 2 3 2 1
3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3
2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2
3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3
3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 3 2
3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 2 3
144 108 106 112 113 112 117 113 114 121 112 146 110 112 144 106 144 107 105 105 151 121 106
Keterangan Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
170
No. Nama 92. Supartini 93. R. Afrianingrum 94. Ismiyati 95. Warsini 96. Rosyidah 97. Tri Hidayati 98. Sefi Rahayuni 99. Karminati 100. Ratna Dwi A. 101. Ifatun 102. Ida farida 103. Sutiyani 104. Rini Subiatun 105. H. Ruhmawati
35 36 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3
2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Jml
2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 3 1 4 3
2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3
3 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2
3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3
2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2
2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2
2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1
3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3
2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2
2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3
3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3
115 111 111 146 117 145 145 105 112 109 120 112 144 110
Keterangan Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang
171
HASIL WAWANCARA PENGAWAS TK DAN KETUA IGTKI
Kode Subyek penelitian Pekerjaan Pendidikan Terakhir
: P4.IGTKI : Ngatmi, S.Pd : Ketua IGTKI : S1
Pertanyaan
Keterangan
27. Apakah guru dalam mengembangkan kurikulum Ya disini yang digunakan acuan dari dinas KTSP berprinsip pada teori perkembangan anak? yang mengacu pada Permendiknas No. 58. Jadi tingkat pencapaiannya ya disesuaikan dengan TPP yang ada di permendiknas tersebut. 2. Apakah kurikulum yang ada pada saat ini sudah Ya sudah, kurikulum disini juga berdasarkan sesuai dengan kebutuhan anak? keadaan masyarakat sekitar sini. 3. Model pengembangan kurikulum seperti apakah Rata-rata sekolah-sekolah disini menggunakan yang digunakan oleh pendidik dalam model area, sudut dan klasikal. Kalau sentra mengembangkan kurikulum di sekolah? kelihatannya disni belum ada. Ada tapi itu di Kelompok Bermain. 4. Apakah setiap sekolah melakukan inovasi dalam Iya, setiap sekolah memiliki visi dan misi sendiri, pengembangan kurikulum? Bagaimanakah jadi mereka mengembangkan sendiri berdasarkan bentuk dari inovasi tersebut? ciri khas mereka sendiri. 5. Apakah pendidik menyesuaikan pengembangan Iya, tujuannya sama dengan tujuan pendidikan
172
kurikulum dengan tujuan pendidikan nasional? 6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang sudah sesuai dengan perkembangan anak usia dini? 7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuai dengan tujuan pendidikan lembaga? Bagaimanakah penerapannya? 8. Apakah pendidik telah menyesuaikan tujuan kurikulum pada lembaga dengan kebutuhan masyarakat? 9. Bagaimanakah cara pendidik dalam menentukan pengembangan kurikulum berdasarkan dengan perkembangan IPTEK? 10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat? 11. Bagaimanakah pendidik menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan anak usia dini? 12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam mengembangkan kegiatan bermain bagi anak sehingga kegiatan tersebut dapat terkesan inovatif dan kreatif? 13. Apakah kegiatan bermain sambil belajar yang
nasional dan tujuan pendidik untuk anak. Pasti sudah, kita kan berpatok pada Permendiknas tadi. Per TK kan memiliki visi misi sendiri, disesuaikan dengan lingkungan. Sudah, diadakan rapat antar wali murid dan pihak sekolah, ya biasanya, terus membahas hal-hal yang diperlukan agar wali murid dan orang tua dapat diajak kerja sama. Banyak yang punya seperti proyektor, TV, tapi dalam pengoperasiannya banyak guru yang belum bisa, paling pas di rapat-rapat aja. Ikut memeriahkan acara keagamaan di lingkungan sekitar. Dibagi antara kelompok usianya ah. Kelompok A kelompok B. Rata-rata setiap sekolah punya agenda wisata ke suatu tempat, pembelajaran di luar kelas, salah satunya seperti itu. Ya misal pergi ke rumah sakit, berkunjung pabrik tepung, itu yang paling sering. Sepertinya sudah ya, sudah efektif.
173
diterapkan di sekolah telah berlangsung secara efektif dan mampu mencapai tujuan pengembangan yang sudah ditetapkan oleh sekolah? 14. Apakah pendidik melakukan pengelompokkan terhadap setiap kegiatan bermain sesuai dengan usia anak? Apa bila iya, seperti apakah pengelompokkannya tersebut? 15. Apakah pendidik mengembangkan materi keaksaraan, konsep matematika, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan proses untuk anak usia 4-6 tahun? 16. Bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan pendidik dalam memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik?
Iya usia 4-5 ditempatkan di kelompok A dan 5-6 di kelompok B.
Iya pengenalan keaksaraan ya sama angka, sains juga, keterampilan rata-rata hampir setiap sekolah sudah memiliki alat drumb band, teknologi juga tapi ya tadi belum banyak sekolah yang mempunyai proyektor atau komputer yang cukup. Disesuakan dengan usia anak ya yang pertama, dengan tingkat pencapaian anak juga, membuat mainan edukatif sendiri, ya memanfaatkan barangbarang bekas. Sepertinya sudah ya, sudah sesuai dengan tujuan masing-masing lembaga.
17. Apakah materi yang telah dipilih oleh pendidik selama ini sudah efektif dan dapat mencapai tujuan pengembangan yang telah ditetapkan oleh pendidik dan pihak lembaga? 18. Apakah ada panduan penyusunan Prota, Promes, Ada tapi kita mengembangkan sendiri lagi, yang RKM, dan RKH dari dinas? IGTKI lo ya. 19. Bagaimana dan kapankah pendidik menyusun Di awal tahun biasanya, prota sama promes itu awal
174
Rencana Kegiatan Tahunan dan Semesteran? tahun dibuatnya. 20. Kapankah guru menyusun Rencana Kegiatan Sudah sesuai kami kira, setiap hari kan sudah Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian? digembor-gemborkan. Rencana harian untuk besuk pagi, ini itu sudah direncanakan, sebelum kita melaksanakan pembelajaran. 21. Apakah pendidik dalam pembuatan Prota, IGTKI kan punya panduan sendiri, jadi tidak plek Promes, RKM, dan RKH sudah sesuai dengan sama dengan yang dari dinas. panduan penyusunan yang ada? 22. Apakah pendidik memahami dengan baik Sudah memahami. tentang prinsip-prinsip evaluasi/penilaian? 23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik Evaluasi kan setiap hari, setiap pembelajaran, setiap melakukan penilaian/evaluasi? bulan, setiap semester, evaluasi terus. 24. Apakah ada panduan dalam menyusun indikator Ya ada panduan lah. Ada indikatotr tingkat dalam evaluasi dari dinas? Jika ada, seperti pencapaian itu, TPP itu ya. Permendiknas 58. apakah bentuk dari pedoman tersebut? 25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan analisis Dibicarakan bersama biasanya ya. hasil evaluasi? 26. Apakah guru menggunakan hasil evaluasi untuk Ow iya, karena setiap tahunnya ganti mbak memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya? kurikulumnya. Ya ini dibicarakan sama TK-TK yang lain, terus tiap aspek perkembangannya dikembangkan lagi.
175
Kode Subyek penelitian Pekerjaan Pendidikan Terakhir Pertanyaan
: P5.UPTD : Budi Santoso : Pengawas TK dan SD : S2 Keterangan
1. Apakah guru dalam mengembangkan Pengembangan kurikulum disini kurikulum berprinsip pada teori mengacu pada kurikulum yang ada. Jadi perkembangan anak? dari rekan-rekan guru TK menggunakan kurikulum yang ada yang dulu dikenal dengan Kurikulum Satuan Tingkat pendidikan. Ini baru akan menindak lanjuti kurikulum 2013 tapi belum dilaksanakan, tapi ini kami memotoivasi dari rekan-rekan TK untuk memaksimalkan kurikulum yang sudah ada. 2. Apakah kurikulum yang ada pada saat Iya saya rasa sudah sesuai. ini sudah sesuai dengan kebutuhan anak? 3. Model pengembangan kurikulum seperti Metode yang digunakan rekan-rekan apakah yang digunakan oleh pendidik pendidik antara lain metode ceramah, dalam mengembangkan kurikulum di tanya jawab, diskusi, dan disesuaikan sekolah? dengan bidang pengembangan, seperti
176
4. Apakah setiap sekolah melakukan inovasi dalam pengembangan kurikulum? Bagaimanakah bentuk dari inovasi tersebut?
5. Apakah pendidik menyesuaikan pengembangan kurikulum dengan tujuan pendidikan nasional? 6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang sudah sesuai dengan perkembangan anak usia dini?
bidang pengembangan moral dan agama, seni budaya,bahasa maupun bidang pengembangan sosial emosional. Oh iya semua sekolah mengembangkan inovasi pengembangan kurikulum sekolah, hal itu kita laksanakan baik pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran, dan kita juga sebagai pengawas atau nara sumber kurikulum kita kupas dalam kegiatan KKG. Iya, Kami juga sosialisasikan implementasi sekolah ramah anak dalam standar nasional pendidikan khususnya provinsi Jawa Tengah. Iya sudah.
7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuai Memang setiap lembaga memiliki tujuandengan tujuan pendidikan lembaga? tujuan sendiri sehingga dalam Bagaimanakah penerapannya? pengembangannya mereka menyesuaikan dengan tujuan sekolahnya masingmasing. 8. Apakah pendidik telah menyesuaikan Iya sudah, pihak sekolah mendatangkan
177
menyesuaikan tujuan kurikulum pada lembaga dengan kebutuhan masyarakat? 9. Bagaimanakah cara pendidik dalam menentukan pengembangan kurikulum berdasarkan dengan perkembangan IPTEK?
10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat?
wali siswa untuk diajak kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Kita karena pengembangan IT pada rekan-rekan belum maksimal, namun pengawas sudah mensosialisasikan dalam kegiatan KKG dengan menggunakan laptop. Namun hal ini belum semua guru mengenalnya seperti laptop tersebut. Hanya rekan-rekan tertentu saja yang sudah mengenal IT. Untuk tujuan kurikulum dan perkembangan masyarakat ini sudah sesuai. Dalam arti kesesuaian ini kita buktikan, misal dalam rangka menyusun progam, mengevaluasi progam dan juga pelaksanaan progam itu dari rekan-rekan guru TK mendatangkan wali murid, baik dalam hal pendanaan atau yang lainnya, begitu. Dibagi berdasarkan usia anak. Kelompok A dan kelompok B.
11. Bagaimanakah pendidik menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan anak usia dini? 12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam Semua TK sudah memiliki alat-alat mengembangkan kegiatan bermain bagi bermain, baik yang ada di dalam kelas
178
anak sehingga kegiatan tersebut dapat maupun yang ada di halaman, semua itu terkesan inovatif dan kreatif? didanai oleh pemerintah. Untuk mediamedia rekan2 pada waktu KKG sudah sering menggunakan barang bekas untuk media pembelajaran, seperti sedotan dibentuk balok atau segitaga, bahwa untuk membuat menara dan itu sudah dilaksanakan oleh semua TK. Kemarin dari rekan-rekan guru TK selain KKG berinisiatif mengadakan work shop sebagai salah satu pelatihan. 13. Apakah kegiatan bermain sambil belajar Memang dengan adanya kurikulum yang diterapkan di sekolah telah sesuaidengan kapasitas kemampuan berlangsung secara efektif dan mampu sekolah masing-masing. Dalam arti gini mencapai tujuan pengembangan yang julmlah siswa yang relative berbeda ada sudah ditetapkan oleh sekolah? yang mencapai 200 anak, itu di TK Ngemplak Kidul, Purwodadi, tetapi kalau kita melihat TK pesisir yang hanya ada 12 anak, jadi hal itu semua sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. 14. Apakah pendidik melakukan Iya ada TK A dan TK B. A itu untuk usia pengelompokkan terhadap setiap 4-5 tahun dan B itu untuk 5-6 tahun. kegiatan bermain sesuai dengan usia anak? Apa bila iya, seperti apakah
179
pengelompokkannya tersebut? 15. Apakah pendidik mengembangkan materi keaksaraan, konsep matematika, pengetahuanalam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan proses untuk anak usia 4-6 tahun? 16. Bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan pendidik dalam memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik? 17. Apakah materi yang telah dipilih oleh pendidik selama ini sudah efektif dan dapat mencapai tujuan pengembangan yang telah ditetapkan oleh pendidik dan pihak lembaga? 18. Apakah ada panduan penyusunan Prota, Promes, RKM, dan RKH dari dinas?
Iya ada pengembangan moral dan agama, seni budaya,bahasa maupun bidang pengembangan sosial emosional juga.
Pertama disesuaikan dengan ini ya usia anak, tingkat perkembangan anak juga, dan ini sesuai indikator-indikator perkembangan yang ada pada panduan. Semua tergantung sekolah masingmasing ya, sepertinya sudah, karena setiap sekolah memiliki memiliki tujuan kurikulumnya sendiri-sendiri.
Oh ya ada, dan kita juga kadang-kadang pengawas melihat lewat internet, KKPS, diskusi temen-temen kita sering menyampaikan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan kurikulum. 19. Bagaimana dan kapankah pendidik Setiap tahun pembelajaran itu mereka menyusun Rencana Kegiatan Tahunan selalu membuat progam tahun dan dan Semesteran? semesteran ya, tapi ya kalau dari tahun-
180
20. Kapankah guru menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian?
21. Apakah pendidik dalam pembuatan Prota, Promes, RKM, dan RKH sudah sesuai dengan panduan penyusunan yang ada? 22. Apakah pendidik memahami dengan baik tentang prinsip-prinsip
tahun kemarin tidak ada perbedaan atau perkembangan yang signifikan ya. Kita melihat situasinya, kadang-kadang rata-rata ya belum. Tapi untuk yang sudah guru negeri biasanya sudah karena apabila kita sewaktu-waktu melakukan supervise mereka harus siap. Tetapi yang swasta ya mohon maaf, hanya sebatas itu. Saya pribadi tidak bisa memaksa, tetapi hanya sebatas bisa memberikan motivasi dan pengertian. Pernah saya menemukan yang sampai 1 minggu belum membuat. Tapi yang negeri pasti sudah siap. Kalau saya menyuruh untuk mengumpulkan RKH mereka semua mengumpulkan, tapi kalau ditinjau langsung ya belum tentu sudah dibuat pada hari itu. Oh iya, kami pengawas selalu memotivasi para guru dalam KKG atau diskusi untuk selalu mengembangkan RKH dan RKM. Iya memahami dengan baik, kan ada panduan indikator pencapain juga dan itu
181
evaluasi/penilaian? yang jadi acuan dalam penilaian. 23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik Setiap akhir pembelajaran ya kan melakukan penilaian/evaluasi? mengadakan catatan-catatan apakah itu berupa penilaian terakhir nanti, setiap akhir semester itu mereka membuat raport yang berbentuk deskripsi, lha hasil ini yang akan diberikan kepada wali agar mengetahui perkembangan siswa. 24. Apakah ada panduan dalam menyusun Oh ada mbak nanti bisa dilihat sendiri. indikator dalam evaluasi dari dinas? Rekan-rekan guru dalam kurikulum Jika ada, seperti apakah bentuk dari mereka sudah ada punya semua. Setiap pedoman tersebut? TK pasti ada. 25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan Itu nanti ditanyakan kegurunya langsung, analisis hasil evaluasi? biasanya dibicarakan oleh rekan sesama guru disekolah, kalau masalahnya cukup besar kadang dirembukan antar sekolah dalam satu gugus. 26. Apakah guru menggunakan hasil Iya pasti digunakan untuk memperbaiki evaluasi untuk memperbaiki proses kegiatan pembelajaran selanjutnya. pembelajaran selanjutnya?