MENGATASI KEMANJAAN ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK Hartono Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini e-mail:
[email protected]
Abstrak Anak manja biasanya selalu menuntut perhatian lebih dan menuntut agar segala kebutuhannya terpenuhi. Kemanjaan muncul akibat perhatian dan kasih sayang orang tua yang berlebihan. Bahkan, kasih sayang yang diberikan kepada anak seringkali lebih besar kasih sayang dan cinta kepada suami atau istri. Metode penulisan ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan Cara Mengatasi Kemanjaan Anak Dalam Usia Taman Kanak – kanak . Dalam mengatasi kemanjaan anak seorang guru harus melihat faktor penyebabnya terlebih dahulu. Faktor penyebab kemanjaan d a p a t berasal dari keluarga, masyarakat dan sekolah. Setelah guru mengetahui faktor penyebab kemanjaan, g u r u diharapkan dapat mempunyai strategi dalam mengatasi kemanjaan anak. Kemanjaan anak berdampak negatif bagi pertumbuhan dan kepribadian anak. Sebaiknya guru lebih banyak memberikan kesempatan dalam suasana belajar yang d a p a t m e r a n g s a n g perkembangan anak. Selain itu guru dapat mengajak anak mengadakan kegiatan di luar kelas mengadakan hubungan dengan lingkungan sekitar yang mengarah pada perkembangan positif anak.
Kata Kunci: Kemanjaan Anak, Usia Taman Kanak – Kanak Abstract Spoiled child usually always demands more attention and all his needs are met. Indulgence appears due to the attention and affection of parents were excessive. In fact, the love that is given to children often bigger than to the husband or wife. This writing is descriptive method that describe how to resolve comforting children in kindergarten age. In addressing child comforting a teacher must see the causes first. The factors causing spoiling children can come from family, community and school. After finding out the cause indulgence, teachers are expected to have a streategy in dealing with children indualgence. Comforting children can cause a negative impact on growth and the child’s personality. Teachers should give more opportunities to learn in an
atmosphere that can stimulate a childs development. Beside that teachers can encourage children to learn outside the classroom activities, make contack with the surrounding environment that leads to a positive development for the child. Key words: Spoiled Child, Playgroup Age PENDAHULUAN “Hindarkan memanjakan anak”. Memanjakan anak mencerminkan suatu sikap orang tua yang selalu mengalah pada anaknya, membatalkan perintah, petunjuk dan penolakan karena anak menjerit. Orang tua yang melarang anaknya pergi atau melarang anaknya yang menginginkan sesuatu membuat anak menangis atau merengek dengan tujuan agar anak diperbolehkan pergi atau mendapatkan sesuatu. Untuk menghentikan si anak, orang tua mengalah dan memperbolehkan anak pergi atau memberikan apa yang anak inginkan. Tingkah laku seperti itu menyebabkan anak manja dan sikap orang tua yang kurang konsisten dengan perintahnya hanya karena anak menangis atau merengek termasuk sikap memanjakan anak. Sikap yang ditunjukkan orang tua tadi ternyata membawa keuntungan bagi si anak. Sehingga anak akan terus menerus mengulangi sikat tersebut. Apabila suatu saat si anak menginginkan sesuatu dari orang tuanya, ia akan merengek dan menangis, karena merengek dan menangis dianggapnya sebagai alat yang ampuh untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Anak manja biasanya memperlihatkan sikap yang khas yang dilakukan dengan caranya sendiri. Apabila digambarkan anak manja Anak terbiasa bercirikan: 1) mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara menuntut. 2) Anak yang penuh dengan tuntutan. 3) Anak akan marah atau menangis bila keinginannya
tidak dituruti. 4) Bentuk tuntutan anak sering aneh dan tidak wajar. Menurut Sri Maryati Deliana (1994), menyatakan : “Penyebab tingkah laku manja dapat dilihat dari kedudukan anak dalam keluarga, anak sering ditinggal orang tua, persaingan di antara anak, sikap orang dewasa lain yang terlalu menyayangi dan melindungi serta memberikan kasih sayang yang berlebihan, penerapan disiplin yang tidak tegas”. Untuk mengatasi kemanjaan anak, guru harus melihat dulu faktor penyebabnya. Bila faktor penyebabnya itu berkaitan dengan keluarga, maka guru perlu bekerja sama dengan orang tua anak untuk mengatasinya. Bila penyebabnya adalah disiplin yang tidak tegas, guru harus menanamkan disiplin pada anak sejak dini, akan tetapi disiplin yang diperlakukan guru hanya terbatas di sekolah. Dilain sisi, guru dapat mengatakan pada anak bahwa disiplin itu harus diterapkan di rumah. Selain itu guru harus memberitahukan pada orang tua bahwa telah mengajarkan disiplin di sekolah dan diharapkan orang tuapun melanjutkan di rumah. METODE Penulisan ini bersifat deskriptif yaitu untuk menggambarkan keadaan sesuatu. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan bagaimana upaya guru TK dalam mengatasi kemanjaan anak. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi pustaka. Studi pustaka merupakan metode
pengumpulan data yang bersumber pada bahan pustaka, buku, dokumen dan lainlain. Studi kepustakaan dalam penulisan ini digunakan untuk membahas masalah bagaimana upaya guru Taman KanakKanak dalam mengatasi kemanjaan anak. Bahan pustaka tersebut berupa buku-buku referensi yang hanya bisa disalin perpustakaan dan lain-lain. PEMBAHASAN Guru dalam Mengatasi Kemanjaan Anak Dalam pembelajaran di sekolah seorang guru tentu akan selalu merasa ada dorongan yang timbul dari dalam diri sendiri untuk mengembangkan perilaku positif anak. Baik dengan cara membimbing, mengarahkan, membelajari maupun memberi contoh yang mengarah kepada perkembangan anak. Setelah anak mengerti, guru memberi tugas, mengawasi serta melaksanakan kegiatan rutin yang dilakukan anak sehari-hari. Gunarso, Y. Singgih, (1990), menyatakan : “Guru harus punya strategi untuk mengatasi kemanjaan anak dan selalu ada penguatan diri untuk mengantisipasi hal-hal yang berdampak negatif bagi anak”. Salah satu contoh dalam kegiatan di sekolah, anak sedang melakukan kegiatan inti yaitu dalam kegiatan mencocok. Tiba-tiba anak bilang “Bu Guru saya tidak bisa mencocok, Bu Guru saya tidak mau mencocok, Bu Guru ambilkan alat pencocok itu”. Dan semua itu diutarakan dengan nada yang sangat manja dan terlihat sekali belum bisa dan belum adanya kemandirian. Anak ingin selalu bergantung pada orang lain. Anak usia prasekolah (TK) sudah bisa melakukan kegiatan mencocok sendiri dengan memilih atau mengambil alat yang diperlukan dan telah disediakan oleh guru akan tetapi anak tersebut selalu ketergantungan. Untuk itu seorang guru
memerlukan kesabaran yang besar untuk mengatasi anak manja yaitu seperti yang diutarakan pada bab sebelumnya yaitu guru harus melihat dulu faktor penyebab mengapa anak terbentuk menjadi seorang anak yang manja? Cara Mengatasi Kemanjaan Anak Dilihat Dari Faktor Penyebabnya: Kemanjaan yang diperoleh dari faktor lingkungan keluarga. Dalam mengatasi kemanjaan anak tunggal sebaiknya guru memberikan kesempatan pada anak untuk mengetahui kekuatan, kekurangan dan kelemahannya, sehingga ia tahu siapa dirinya. Dengan mengenal dirinya ia dapat mengenali posisi temannya. Dengan demikian anak dapat berbagi rasa dengan teman-temannya. Selanjutnya, Guru memberikan kesempatan belajar kepada anak untuk mengakui kekurangan teman, tanpa mengejek atau merendahkan harga diri teman. Karena di sekolah banyak anak yang juga ingin mendapatkan perhatian dari guru, maka anak tunggal ini bahwa di sekolah anak tidak dapat minta perhatian terus dari gurunya, siswa harus berbagi perhatian dengan teman-temannya. Selain itu guru harus melakukan pendekatan dengan orang tua si anak. Dengan memberitahukan bahwa orang tua dianjurkan untuk memberikan pujian bagi anak yang dapat melakukan hal yang baik dan bukan memberikan bimbingan yang berlebihan, yang mungkin akan banyak merugikan anak. Penting sekali memberitahukan kepada anak bahwa orang tuanya sangat gembira karena anaknya sudah menunjukkan tingkah laku yang diharapkan. Dalam hal ini perlu juga melibatkan anggota keluarga lain untuk turut membantu mengarahkan tingkah laku anak. Dalam menghadapi anak tunggal orang tua perlu memberikan penolakan bagi tuntutan-tuntutan yang
tidak benar atau tidak masuk akal, secara tegas dan orang tua harus tetap bersikap mencintai dan menginginkan kehadiran anaknya. Dilain pihak, untuk mengatasi kemanjaan anak sulung sebaiknya guru bersama orangtua mengusahakan bermacam-macam latihan yang dapat diberikan pada anak yang dapat membantu proses perkembangannya. Tanggung jawab dan latihan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan perkembangan dan kematangannya. Misalnya anak-anak yang baru berusia kira-kira 5 tahun. Apabila ibu sedang menyuapi adiknya, setelah selesai makan kakak disuruh mengembalikan tempat makan adik pada tempat yang mudah dijangkau si kakak. Dengan cara ini anak tidak merasa diabaikan tapi sebaliknya dia merasa bahwa dirinya mampu melayani adiknya yang belum mampu makan sendiri. Anak merasa mempunyai kelebihan daripada adiknya dan merasa mampu melayani adiknya. Anak juga merasa bertanggung jawab atas kebersihan si adik. Di sekolah anak juga tidak akan terlalu memerintah terus kepada guru dan anak lain karena dia sudah terbiasa dan terlatih dengan rasa tanggung jawabnya di rumah. Sedangkan, perlakuan guru pada anak yang selalu menderita penyakit sebaiknya adalah memberi dorongan dan motivasi kepada anak bahwa walaupun dia menderita suatu penyakit, tapi si anak masih bisa melakukan segala sesuatu seperti teman-temannya yang lain. Dengan memberikan pujian kepada anak jika mampu menyelesaikan tugasnya. Selain itu sebaiknya guru melakukan pendekatan kepada orang tua anak agar dalam mendorong dan memotivasi anak tidak hanya di lingkungan sekolah tapi di lingkungan keluarga juga, agar anak tidak merasa
dikucilkan lagi. Kemudian yang dapat dilakukan seorang guru kepada anak laki-laki yang hidup di tengah saudara perempuan yaitu menanamkan pada anak bahwa kedudukan anak laki-laki dan perempuan sama, dalam melakukan segala sesuatu. Selain itu guru bekerja sama dengan orang tua anak bahwa dalam mendidik anak agar menyamakan kedudukan antara anak laki-laki dan perempuan, bahwa anak perempuan sama unggulnya dengan anak laki-laki tanpa membedakannya. Selanjutnya, hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru pada anak bungsu adalah memberi kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan semua tugas yang diberikan. Pada awalnya dibantu oleh guru tapi kemudian anak disuruh mencoba sendiri. Berikan pujian jika anak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Tuntutan untuk menyelesaikan tugas dapat dilakukan bila anak sudah sering mencoba melakukan tugas sendiri tanpa bantuan orang lain. Dipihak lain, guru dapat melakukan pendekatan kepada orang tua, agar anak mau menyelesaikan tugasnya sendiri tanpa bantuan siapapun dengan cara: 1) Ayah atau ibu dapat mendorong anak untuk mandiri. Misalnya dengan berkata, “Lihat itu, dik Yanda, tetangga kita masih kecil sudah bisa makan dan mandi sendiri. Ibu percaya adik juga bisa seperti itu. Ibu akan bantu agar adik bisa seperti dik Yanda”. 2) Orang tua dapat membuat suatu permainan. Apabila anak dapat menunjukkan perilaku mandiri. Misalnya makan sendiri atau mandi sendiri, anak akan mendapatkan tanda bintang. Pada akhir minggu, bintang-bintang tersebut dapat ditukar dengan berbagai hadiah kecil yang disukai oleh anak, seperti stiker, kertas surat, pensil yang lucu dan sebagainya. 3) Dengan memberi
kesempatan kepada anak untuk memperluas cakrawala pergaulannya. Anak dapat diikutsertakan secara aktif dalam berbagai acara, seperti mengikuti kegiatan sanggar, mengikuti acara lomba lukis, lomba busana, menghadiri acara pesta ulang tahun teman dan sebagainya. Dengan wawasan yang lebih luas, anak bisa diajak untuk membuat perbandingan antara kemampuan dirinya dengan kemampuan anak lain yang sebaya. Hal ini akan lebih mudah menarik anak untuk mandiri dan mengurangi sifat kemanjaannya. 4) Orang tua harus berani mengurangi perhatian yang berlebihan kepada anak. Antara ayah dan ibu harus saling mengingatkan. Pada anak yang sering ditinggal orang tua karena terlalu sibuk, sebaiknyan guru melakukan pendekatan pada orang tua anak. Guru perlu memberitahukan kepada orang tua anak mengenai keadaan anaknya yang selalu ingin menang sendiri tersebut, agar orang tua bersama guru dapat memperbaiki keadaan ini. Perlakuan yang dapat dilakukan seperti perlakuan-perlakuan yang diberikan kepada anak manja lain yang telah diterangkan di atas. Perlu juga diberitahukan kepada orang tuanya bahwa karena kesibukannya di luar rumah, ia tidak harus memanjakan anaknya. Hal yang perlu diperhatikan adalah pendidikan yang ditanamkan orang tua pada anak dapat dilakukan pada saat orang tua berada di rumah dan kehangatan perlu selalu diciptakan dalam keluarga yang jarang bertemu ini. Selanjutnya dalam menyelesaikan permasalahan perbedaan pola asuh yang diterapkan orang tua, sebaiknya guru melakukan pendekatan pada orang tua dengan cara guru memberitahukan agar mempersa- tukan persepsi pengasuhan agar tidak membingungkan anak dan kelemahan pengasuhan orang tua tidak
dimanfaatkan anak. Kemanjaan Diperoleh dari Lingkungan Masyarakat Hal yang dapat dilakukan guru, sebaiknya guru bekerja sama dengan orang tua, agar guru maupun orang tua memberi pengarahan kepada anak bahwa apa yang diterima anak tersebut belum bisa diterima si anak. Kemanjaan Diperoleh dari Lingkungan Sekolah Hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah sebaiknya seorang guru memberi pengarahan pada anak. Mungkin pada awalnya guru masih membantu anak dalam menyelesaikan tugas, tapi untuk seterusnya anak disuruh menyelesaikan tugas sendiri. Selain itu guru juga memotivasi anak bahwa si anak mampu menyelesaikan tugas sendiri tanpa bantuan guru. Selain itu guru dalam menerapkan disiplin sebaiknya memberikan penegasan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dampak dari Memanjakan Anak Anak yang terlalu dimanja cenderung akan mempunyai masalah di sepanjang hidupnya. Karena ia akan mengalami hambatan penyesuaian diri dalam pergaulan dan kelak akan sulit bekerja sama dengan orang lain. Selain itu memanjakan anak akan berdampak pada pertumbuhan karakter yang selalu berusaha merebut kasih sayang orang tua dan cenderung menaklukan kedua orang tuanya untuk memenuhi segala keinginannya. Anak yang terlalu dimanja akan selalu tumbuh perasaan canggung ketika bergaul dengan orang lain, karena segala keinginan anak biasa terpenuhi. Anak merasa bahwa seluruh orang tua di dunia ini diciptakan hanya untuk melayani dan membahagiakan dirinya. Anak merasa lebih superior dan lebih baik dari orang lain namun dalam
menghadapi realitas nyata tidaklah demikian. Anak seolah hanya melihat, mengambil dan memberi, meminjam dan membayar hak dan kewajiban. Maka muncullah konflik antara dirinya dan masyarakat sekitarnya. Ia menghendaki kekuasaan penuh dan mutlak dalam segala hal, namun ternyata berbenturan dengan hak-hak orang lain. Pada akhirnya ia merasa gagal dan mengurung diri di rumah untuk melampiaskan tekanan atas kegagalan itu. Di samping itu anak manja juga akan menemui kegagalan dalam menata kehidupan rumah tangga kelak. Anak manja terbiasa menggantungkan diri pada keluarganya tanpa berupaya dengan inisiatif sendiri. Ia terbiasa menerima, tetapi tidak terbiasa memberi. Oleh karena itu anak manja biasanya akan tumbuh menjadi sosok egois dan peminta- minta tanpa upaya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Akibatnya, anak manja tumbuh sebagai sosok egois, selalu bimbang, berkepribadian lemah dan tidak mampu menentukan pilihannya sendiri. Ini karena ia terbiasa hidup tergantung pada orang lain. Dalam setiap mengambil keputusan, orang tuanya selalu saja merasa khawatir dengan keputusan yang dipilihnya. Orang tua lupa bahwa banyak orang yang belajar dari kesalahan. PENUTUP Simpulan Guru dalam mengatasi kemanjaan anak sebaiknya melihat faktor penyebab kemanjaan anak tersebut. Faktor penyebab anak manja berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Untuk merubah perilaku anak manja, strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru, antara lain : melakukan berbagai kegiatan supaya anak terangsang untuk melakukan kegiatan baik dari sekolah
maupundari pengalaman langsung dengan lingkungan sekitar. Mengadakan komunikasi langsung dengan anak. Membimbing, mengarahkan, membelajari maupun memberi contoh yang mengarah kepada perkembangan anak. Mengadakan pendekatan dan kerja sama dengan orang tua anak. Memanjakan anak berdampak pada pertumbuhan karakter anak sehingga anak tumbuh menjadi sosok yang egois, selalu bimbang, mengalami hambatan penyesuaian diri dalam pergaulan, kelak sulit bekerja sama dengan orang lain dan tidak mampu menentukan pilihannya sendiri, ini terjadi karena anak terbiasa hidup tergantung pada orang lain. Menurut Audrey Ricker dalam Carolyn Crowder (1998), menyatakan “Belajar tentang perilaku yang baik, aturan-aturan dan normanorma yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak melalui berbagai macam kegiatan”. Segala sesuatu yang dilakukan oleh anak merupakan cerminan kegiatan orang tua di rumah, masyarakat dan guru di sekolah. Dalam cerminan perbuatan tersebut terlihat jelas adanya dampak positif dan negatif. Dampak positif yaitu anak mandiri dan punya rasa tanggung jawab. Dampak negatif yaitu kemanjaan, tidak mandiri dan tidak bertanggung jawab. Untuk mengatasi dampak negatif harus diimbangi dengan perbuatan yang lebih mengarah ke dampak positif anak baik dari guru, orang tua dan lingkungan sekitar. Dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh anak dapat dirangsang juga dengan alat-alat bantu atau alat peraga supaya anak lebih senang. DAFTAR PUSTAKA Deliana, Srimaryati dan Sutadi Rusda Koto. 1994. Permasalahan Anak TK. Semarang : FIP IKIP Semarang.
Gunarso, Y. Singgih. 1990.Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta : BPK Gunung Mulya. Hurlock, B. Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Musbikin, Imam. 2005. Mendidik Anak Nakal. Yogyakarta : Mitra Pustaka. Mulyadi, Seto. 1997. Mengatasi
Problem Anak Sehari-hari. Jakarta : Gramedia Ricker, Audrey dan Carolyn Crowder. 1998. Masalah-Masalah Perilaku Anak. Bandung : KAIFA. Zuraya, Ma’ruf Musthofa. 2003. Problematika Anak. Serambi Ilmu Semesta. Semarang