1
TAMAN BERMAIN ANAK-ANAK DI PEMUKIMAN (STUDI KASUS : TAMAN PERSADA KEMALA & TAMAN GALAKSI) Monalisa Deborah, Sukisno Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Email :
[email protected] ABSTRAK Anak merupakan individu yang senang bermain, dalam kegiatan bermain juga anak belajar dan berinteraksi di dalam lingkungan. Kegiatan bermain di luar ruangan bukan hanya membantu anak dalam berinteraksi namun juga dalam mengenal lingkungan alam dan mengalaminya. Oleh karena itu taman di perumahan merupakan salah satu sarana yang disediakan untuk anak bermain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah taman sudah mendukung kegiatan bermain anak dan memenuhi standar minim dari segi keselamatan anak. Tujuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam rancangan taman bermain di Indonesia. Studi kasus dilakukan pada dua taman bermain anak di kota Bekasi dan taman bermain di Jerman sebagai perbandingan. Berdasarkan studi kasus yang terlah dilakukan, ternyata rancangan taman bermain sebagai lingkungan bermain di luar ruangan kurang menggunakan alam sebagai unsur dalam kegiatan bermain dan fokus utama lebih kepada alat bermain. Penempatan area bermain serta jarak antar alat kurang disesuaikan dengan perilaku anak sehingga bisa mengundang bahaya. Kata kunci : Anak, Ruang Bermain, Alat bermain, Aspek keselamatan, Taman Perumahan ABSTRACT Children are happy to play. Children also learn from plays and interact with their environment. Playing
outside can
help
children
to
know
about
nature
environment and learn from them. That reason cause children’s playground in settlement become important for children’s plays.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
2
The
purpose
of
this
writing
is
to analyze that
children’s
playground
really supports their play and fulfill the minimal standard of children safety. The conclusion
of
this
writing
design children playground.
The
can
be
Case
a
consideration
Study
have
for designers to
been chosen in
two
different settlement in Bekasi and one case study in German for comparison. From the theory and case study, it can be concluded that natural elements such as shrubs, grass, and etc in playground's design did not really support the activity of play. The main focus in playground is the playground's equipment not nature element. Distance between one play’s equipment with other equipment are too close and not considering children's behaviour. It can makes children in danger when they play around the equipment. Keywords : Children, Space for Play, Play’s equipment, Safety, Playground. 1. PENDAHULUAN Latar belakang masalah Bermain merupakan sebuah kegiatan yang penting bagi anak dalam masa pertumbuhanannya. Bermain di luar ruangan dapat membantu anak dalam mengenali lingkungan dan bersosialisasi dengan teman sebaya dan orang lain ketika melakukan kegiatan bermain. Seiring kemajuan zaman, orang tua mulai membatasi kegiatan anak di luar rumah. Faktor kriminalitas menjadi sebuah sorotan penting yang memberi pengaruh terhadap alasan orang tua membatasi kegiatan anak di luar rumah. Hal ini membuat pengalaman anak terhadap ruang luar (alam), kegiatan bermain, bersosialisasi menjadi berkurang. Taman bermain di perumahan bisa menjadi pilihan yang baik dalam kegiatan bermain anak. Pemerintah Bekasi juga menuliskan bahwa sebuah perumahan seharusnya dilengkapi dengan sarana dan prasana yang mendukung. Taman bermain anak di Indonesia masih jauh memenuhi standar minimal sebuah taman bermain anak. Rancangan taman bermain dapat dikatakan tidak terlalu diperhatikan sehingga dapat mengancam keselamatan anak dan kurang mendukung kegiatan bermain.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
3
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah taman bermain pemukiman mendukung sebagai lingkungan bermain anak dan memenuhi standar minimal keselamatan anak. Ruang lingkup pembahasan dengan penulisan yaitu teori psikologis anak, perkembangan bermain dan standar minimal alat bermain anak. Pengamatan terhadap anak dilakukan pada anak usia 6 tahun ke atas, meskipun penulis juga mengamati usia dibawah 6 tahun namun tidak terlalu di bahas lebih lanjut. Metode yang dilakukan penulis yaitu mencari teori melalui buku-buku dan literatur yang digunakan sebagai bahan untuk analisis dalam studi kasus. Penulis juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan bermain anak dan melakukan wawancara. Studi kasus yang dipilih yaitu dua taman bermain dari pemukiman yang berbeda di Bekasi, dan satu taman bermain di luar negri sebagai pembanding. 2. Tinjauan Teoritis Mengetahui karakteristik anak pada usia tertentu dan bagaimana cara mereka mengenali ruang dan bermain perlu dipelajari untuk mengatahui lingkungan bermain yang mendukung perkembangan anak. Anak dan lingkungan Anak dalam memahami dunia tempat mereka tinggal memiliki kecenderungan untuk mengeksplorasi dunianya. Menurut Erikson yang dikutip Mutiah (2010) dalam tahap psikososial anak pada umur 2-3 tahun, anak berusaha mandiri dalam mengekplorasi dunia tanpa dibantu oleh orang dewasa. Pada tahap ini juga dikatakan bahwa yang yang paling penting adalah anak melakukan hal baru dengan kemampuan diri sendiri dan bukan harus melakukan sesuatu dengan benar. Dapat dilihat bahwa lingkungan tempat anak berada akan mempengaruhi bagaimana mereka mengenali lingkungan mereka. Pada tahap psikososial anak pada usia 6-12 tahun anak mulai keluar dari lingkup rumah dan mulai berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas dari sebelumnya. Pada tahap ini anak mulai tertarik kepada hal-hal yang rumit seperti mobil-
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
4
mobilan atau boneka. Pada umur 6 tahun, anak mulai mengenal lingkungan di luar rumahnya dan juga bisa berkomunikasi dengan anak lain. Pada tahap ini anak banyak belajar khususnya tentang hal yang berhubungan dengan fisik (olahraga, berlari, dll). Pada tahap ini perlu adanya dukungan orang tua untuk membiarkan anak mengenali lingkungannya dan tidak terlalu melarang anak untuk kemanamana. Penjelasan tahap psikososial di atas pada akhirnya membuat saya berpendapat bahwa pada tahap ini anak perlu pergi keluar rumah untuk mengenali lingkungan misalnya lingkungan perumahan dan juga ada unsur pribadi lain terkait dengan anak lain atau orang dewasa lain yang juga berada dalam lingkungan yang sama. Bermain dan Ruang Bermain Berdasarkan Simon Bell (2008) dalam bukunya yang berjudul Design for Outdoor Recreation , umur anak menentukan kemampuan mereka dalam beraktivitas fisik dan berinteraksi dengan anak lain dan perbedaan umur mempengaruhi kegiatan bermain, berikut perbedaannya :
Permainan fungsional Biasanya dilakukan oleh anak umur 0-2 tahun. Permainan ini lebih seperti melakukan gerakan berulang-ulang.
Permainan konstruktif Berkembang dari permainan fungsional. Anak mulai bermain dengan menggunakan material alam, seperti pasir dan lain-lain.
Permainan simbolik Ketika anak mulai berbicara, mereka mulai menggunakan kata dan gambar dalam bermain.
Permainan meniru Permainan ini berkontribusi dalam interaksi sosial, dimana anak bermain meniru seseorang.
Permainan dengan aturan bermain Permainan dengan aturan populer pada umur 6 tahun dan seterusnya. Dalam permainan ini anak bermain dengan peraturan yang sudah ditetapkan. (misalnya : petak umpat, galaksin, dll)
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
5
Permainan kooperatif Permainan ini perlu area terbuka dan fasilitas seperti alat bermain yang dapat digunakan oleh anak.
Dalam buku yang dibuat oleh Mark Dudek (2005), berjudul Children’s Space, penulis mengamati aktivitas anak, ketika penulis mengamati tingkah laku anak ketika berada di sebuah Gereja di Granada. Almost anything can be used for play, even church step in Granada...(Children’s Space, 2005) Menurut kutipan diatas Mark Dudek menyatakan bahwa banyak hal bisa dijadikan tempa atau alat bermain bagi anak- anak. Sehingga tidak ada syarat tertentu mendefiniskan ruang bermain anak seperti apa. Lingkungan Bermain Anak Berbagai ahli mengungkapkan beberapa hal seperti apa seharusnya lingkungan bermain anak yang baik. Bell (2008) berpendapat ada beberapa ketentuan yang sebaiknya dipenuhi untuk menjadikan ruang luar sebagai taman bermain anak. Ruang yang dibutuhkan sebaiknya luas agar bisa menjelajah dan sebaiknya ada pemisahan area untuk batas umur tertentu. Permukaan yang digunakan sebaiknya bervariasi sesuai dengan kebutuhan, sepertinya ada permukaan untuk mendaki. Jika ingin memasukkan unsur air sebaiknya perlu diperhatikan air yang aman untuk anak-anak, air dengan aliran yang cepat dapat membahayakan bagi anak. Batu dan kerikil bisa digunakan untuk membuat imajinasi anak berkembang. Rumput dapat digunakan untuk berbaring dan bermain bola. Pohon dapat digunakan untuk memanjat dan ayunan. Semak dapat digunakan untuk bersembunyi dan buah serta daun yang menarik dapat digunakan untuk permainan masak-masakan. Vegetasi diperlukan sebagai tempat untuk berteduh. Ketentuan berikutnya berasal dari jurnal yang berjudul Making space for children yang diterbikan oleh Society for Children and youth of BC (2011) ada 4 elemen penting untuk bermain di lingkungan luar. Elemen alam berada di urutan pertama, alam menyediakan keindahan dalam bentuk, warna, bau dan suara yang bisa
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
6
dimamfaatkan untuk sarana bermain anak. Barang-barang yang tidak terpakai bisa digunakan sebagai alat bermain yaitu sekop, benang, dll. Alat bermain yang dibangun seperti ayunan dan lain-lain agar anak-anak bisa memanjat dan berayun. Sebaiknya disediakan juga area berteduh untuk cuaca panas dan hujan. Gudang dapat bermamfaat untuk menyimpan mainan atau alat bermain yang digunakan. Gerak dan Ruang Gerak yang dibutuhkan Anak. Sedangkan ruang dalam dan ruang luar yang dibutuhkan anak (Harold dikutip dalam Afianti, 2001-2002), adalah sebagai berikut : Ruang dalam (Jumlah anak : 100) Umur
2 tahun
3 tahun
4 tahun
5 tahun
Ukuran
700 sq.ft
800 sq.ft
900 sq.ft
1000 sq.ft
Luas rata-rata : 35 aq.ft-45 sq.ft Ruang luar 200 sq.ft-300 sq.ft per anak 1 sq.ft = 0.0929 m2 Taman Bermain Perumahan Taman bermain perumahan sebenarnya berada di dalam ruang terbuka hijau perumahan. Menurut Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan (2003) ruang hijau terbuka yaitu areal yang di dominasi penghijauan berfungsi sebagai pendukung fungsi ekologis dan peyangga kehidupan wilayah perkotaan. Pengamatan dilakukan pada dua ruang terbuka hijau yaitu untuk wilayah RT dan RW yaitu lingkup RT dengan 250 jiwa dan lingkup RW dengan 2500 jiwa. Pada jurnal yang ditulis oleh Altim Setiawan (2005) yang berjudul Fenomena Kawasan Pemukiman yang Individualis, taman bermain termasuk di dalam salah satu ruang publik yang penting karena sebagian besar jumlah penghuni
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
7
perumahan adalah pasangan
muda yang memiliki anak. Beberapa hal yang
berhubungan dengan taman bermain di perumahan menurut jurnal tersebut ialah :
Pengawasan yang terkait dengan lokasi taman perumahan. Lokasi yang berada di tengah dan dilingkari oleh rumah akan memudahkan pengawasan terhadap anak. Sedangkan yang berada di perbatasan kawasan perumahan lebih memungkinkan pertemuan antara penghuni dan pendatang.
Skala ruang dalam taman bermain juga diperhatikan.
Luasan taman bermain. Terlalu kecil akan membatasi ruang gerak anak-anak bermain dan jika terlalu luas maka akan susah bagi orang tua untuk mengawasi anak-anaknya.
Mengkombinasikan taman bermain untuk berbagai aktivitas bisa memuaskan banyak unsur golongan usia.
Menurut Baskara (2011) dalam Jurnal Lanskap yang berjudul Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik, menyebutkan syarat yang seharusnya dipenuhi oleh perancangan taman bermain :
Menjamin keselamatan, keamanan dan kesehatan anak-anak untuk bermain di ruang publik.
Menciptakan kenyamanan dan kemudahan bagi semua anak (sehat maupun dengan keterbatasan fisik dan mental)
Menciptakan keharmonisan estetika visual dengan karakter kawasan disekitarnya. Taman bermain dapat dikembangkan sebagai fasilitas penunjang maupun fasilitas utama di ruang publik.
Memberi kejelasan fungsi peralatan permainan dan kekuatan konstruksi.
Sedangkan menurut Clare Cooper Maraus dan Carolyn Francis yang dikutip dalam Chairunissa (2011) dalam skripsinya yang berjudul Taman sebagai pendukung aktivitas anak bermain dan berolahraga, prasayat yang dipenuhi dalam perancangan taman pada sebuah pemukiman yaitu sebagai berikut :
Pemilihan tempat
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
8
Pintu masuk Berupa pintu masuk kecil dan memperlihatkan aktivitas di dalamnya
Batas Dibatasi oleh jalan, perumahan atau properti
Kawasan fungsional Diutamakan ruang bagi pengguna bukan ruang visual
Kawasan bermain Minimal punya satu perlengkapan bermain anak
Jenis tanaman Harus berpotensi didayagunakan dan kuat terhadap cuaca
Permukaan Sirkulasi utama menggunakan aspal atau perkerasan. Permukaan jalan kecil dan tempat duduk di tutup dengan tembok beton atau aspal, dan rumput di tempat mendaki.
Perlengkapan Menyediakan drinking fountain, penerangan, meja dan bangku serbaguna, tempat sampah, dan toilet jika memungkinkan.
Standar keselamatan alat bermain dalam Taman Bermain Perumahan Sebelum lebih jauh membahas tentang standar keamanan, disini perlu adanya penjelasan tentang resiko dan bahaya. Menurut Dave Potter (2003) dalam bukunya yang berjudul Risk and Safety in Play, resiko adalah sebuah pilihan yang diambil oleh anak untuk mengalami sebuah pengalaman yang mereka pilih dan konsekuensi dari pilihan mereka berpengaruh terhadap keamanan mereka sendiri. Sedangkan bahaya menjadi sebuah kenyataan ketika pengalaman atau pengetahuan mereka tidak memiliki cukup informasi yang sesuai sehingga mereka tidak mempunyai pilihan yang mengancam keamanan mereka. Sebagai contoh, ketika seorang anak mengambil resiko dengan memanjat tangga, dengan pengetahuan akan cara memanjat tangga, maka ia akan aman untuk memanjat. Sebuah resiko bisa menjadi bahaya ketika tanpa sepengetahuan si anak, tangga tersebut belum diperbaiki sehingga hal itu akan berbahaya jika ia tetap memilih untuk memanjat.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
9
Berikut ini beberapa alat bermain yang sering ada di taman bermain perumahan dan ketentuan keselamatan berdasarkan Handbook for Public Playground safety (No. Pub. 25), yaitu :
Perosotan Jarak minimal untuk akses naik pada perosotan adalah 6 kaki ( 1 kaki : 0.3048 m) . Akses keluar dari perosotan yaitu H + 4 kaki dimana H adalah jarak dari lantai ke titik tertinggi perosotan seperti yang dapat dilihat pada gambar. Lebar ruang yang digunakan sebaiknya minimal 6 kaki dan tidak terlalu lebar dari 14 kaki.
Gambar 2.1 Jarak aman perosotan (sumber gambar : Handbook for Public Playground safety, No. Pub. 25).
Ayunan Ada kemungkinan bahwa anak akan melompat keluar dari ayunan ketika ayunan sedang mengayun maka ruang yang berada didepan dan yang berada di belakang ayunan dibuat lebih besar dibandingkan ruang yang ada disampingnya (dapat dilihat pada gambar sebelah kiri untuk single-axis swing). Jarak dari titik tengah ayunan ke jarak minimal di depan 2 kali titik teratas ayunan ke bawah. Untuk ayunan multi-axis swings jarak yang dianjurkan dari titik tengah jari ayunan adalah L+6 kaki dimana L adalah panjang tali ayunan. Untuk tiang
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
10
disebelah kanan dan kiri juga disediakn ruang dengan radius 6 kaki. Peletekan alat bermain yang bergerak seperti ayunan sebaiknya diletakkan di sudut, tepi, atau pinggir taman bermain .
Gambar 2.2 Jarak aman ayunan (sumber gambar : Handbook for Public Playground safety, No. Pub. 25).
Papan jungkat-jungkit Sebaiknya menggunakan bantalan seperti ban mobil bekas agar kursi tidak langsung menyentuh tanah. Sudut yang direkomendasikan yaitu ketika kemiringan papan saat diam dan garis horizontal membentuk sudut 250.
Gambar 2.3 Tampak samping jungkat-jungkit (sumber gambar : Handbook for Public Playground safety, No. Pub. 25).
Alat bermain yang di panjat
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
11
Gambar 2.4 Alat panjat (sumber gambar : Handbook for Public Playground safety, No. Pub. 25).
Komedi putar Jarak aman disekitar komedi putar dianjurkan 6 feet.. Jarak aman dipertimbangkan jika anak bermain di dekat alat bermain ketika berputar.
3. Studi Kasus Taman Bermain Persada Kemala Lokasi taman terletak di tengah dan dikeliling perumahan. Perumahan di Persada Kemala tidak memiliki pagar mengelilingi rumah sehingga pengawasan anak dari depan rumah ke taman bermain menjadi lebih mudah. Letak taman yang berada di tengah tetap memungkinkan pengunjung luar untuk datang. Beberapa pengunjung yang penulis wawancarai bukan berasal dari dalam perumahan tetapi berasal dari perumahan tetangga.
Gambar 3.0 Lokasi taman dan sekitar (sumber gambar : ilustrasi pribadi)
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
12
Pengamatan terhadap anak ketika bermain di Taman ini yaitu anak umur 6 tahun ke atas lebih cenderung memilih bermain dengan teman sekelompok sedangkan anak dibawah umur 6 tahun didampingi oleh pengasuh atau orang tua. Ruang di sekitar alat bermain perlu diperhatikan untuk dua pilihan yaitu cukup ketika ada aktivitas anak bermain didampingi oleh orang dewasa dan cukup ketika anak bermain dengan kelompok bermainnya. Pertimbangan jarak di sekitar alat bermain untuk anak melompat atau berlari dari satu alat ke alat bermain lainnya juga perlu dipertimbangkan. Taman ini sebagai lingkungan bermain anak kurang dari segi unsur alam yang seharusnya digunakan untuk bermain anak. Penempatan tempat duduk sebaiknya dibawah vegetasi yang digunakan sebagai peneduh dan sebaiknya memudahkan pengawasan orang tua yang duduk di tempat duduk.
Gambar 3.1 Semak yang ada di taman (sumber gambar : dokumentasi pribadi) Berdasarkan kriteria Taman bermain di Pemukiman, Taman bermain Persada Kemala sudah cukup baik dari segi alat bermain yang bervariasi dan cukup menjamin keselamatan dari kondisi alat dan agak kurang dari segi jarak aman alat bermain. Terkait dengan lokasi yang berada ditengah rumah yang bertetangga, batas dan alur tidak terlalu menjadi masalah dalam taman ini. Beberapa alat bermain perlu diperhatikan jarak aman antar alat dan dengan tanaman seperti pohon dan semak. Lapisan permukaan untuk alat bermain sudah cukup baik dengan banyak mengutamakan rumput sebagai alas permukaan alat bermain. Fasilitas
tempat
duduk
sepertinya
perlu
ditambah
dan
diperhatikan
penempatannya terkait dengan pengawasan anak.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
13
Gambar 3.2 Suasana Taman (Sumber gambar : dokumentasi pribadi)
Taman Bermain Galaksi Studi kedua dilakukann terhadap taman bermain yang berada di perumahan Taman Galaksi dimana taman ini melayani dalam lingkup satu RW.
Gambar 3.3 lokasi taman bermain Galaksi dan lingkungan sekitar (sumber : Ilustrasi pribadi)
Analisis terhadap perilaku anak dan kegiatan bermain anak di Taman Galaksi agak berbeda dengan pengamatan pada Taman Persada Kemala. Anak lebih cenderung bermain bersama kelompok dan jarang ditemani oleh pengasuh atau orang tua. Permainan kooperatif sangat menonjol dalam kegiatan bermain anak. Taman ini dari segi lingkungan yang mendukung kegiatan bermain anak kurang baik. Elemen alam yang seharusnya berpotensi untuk alat bermain anak tidak terlihat pada taman ini. Alat bermain menjadi fokus utama dalam kegiatan bermain anak. Luas untuk area bermain anak tidak sebanding dengan luas taman keseluruhan. Rumput untuk berbaring atau bermain bola tidak ada di taman ini sedangkan area hijau disediakan namun tidak dimamfaatkan untuk anak bermain.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
14
Jarak Aman antar alat bermain kurang diperhatikan. Analisis terhadap jarak yang telah dilakukan dalam pengamatan studi kasus menyatakan bahwa masih banyak alat bermain yang jaraknya bisa memicu bahaya untuk anak ketika bermain di sekitar alat bermain. Letak area bermain dengan denah keseluruhan bisa membahayakan anak ketika bermain.
Gambar 3.4 Denah taman bermain (Sumber : Dokumentasi pribadi)
Taman dari segi kriteria taman bermain dalam pemukiman cukup baik dari kondisi alat yang masih dalam keadaaan baik. Letak taman termasuk strategis karena terletak di bagian depan pemukiman. Taman ini juga memuaskan berbagai golongan karena juga digunakan sebagai tempat aktivitas olahraga warga. Taman ini juga termasuk baik dari segi fasilitas seperti tempat duduk, tempat sampah, dan vegetasi peneduh.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
15
Gambar 3.5 Denah taman bermain (Sumber : Dokumentasi pribadi)
Sculptural Playground di Schulberg by Annabau Pengamatan terhadap kegiatan anak bermain yaitu anak umur 6-12 tahun lebih tertarik pada alat bermain sehingga permainan kooperatif terlihat sangat dominan pada taman ini, hal ini menjadi tujuan utama perancang dan hal itu tercapai dalam desain alat bermain. Anak umur dibawah 6 tahun ada yang bermain dengan alat dan ada yang bermain di area tengah yang memiliki variasi bentuk permukaan. Pada area tengah terlihat permainan fungsional dimana anak melakukan gerakan berulang-ulang dalam bermain.
Gambar 3.6 Denah taman bermain (Sumber : Dokumentasi pribadi)
Analisis dari segi taman sebagai lingkungan bermain anak cukup baik. Taman ini setidaknya menghadirkan elemen alam yaitu pasir dalam rancangan untuk area bermain. Ruang yang digunakan luas dan dipakai hanya untuk ruang bermain
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
16
anak. Adanya pemisahan umur secara tidak langsung dengan pembagian area bermain dengan menggunakan perbedaan permukaan. Taman bermain ini cukup baik dari segi keselamatan dengan menggunakan layer yang secara tidak langsung memisahkan ruang bermain anak berdasarkan umur dan kemampuan anak.
Gambar 3.7 Gambar diambil dari
file:///C:/Users/monalisa/Documents/Semeter%208%20yippie/preseden%20untuk%20s tudi%20kasus/pres1/Sculptural%20Playground%20%20%20ANNABAU%20%20%20Arch Daily.htm dengan gubahan pribadi
Permukaan juga menggunakan layer dengan permukaan yang berbeda sesuai dengan fungsi permukaan tersebut. Alat bermain dirancang sedemikian sehingga jarak antara alat bermain yang satu dengan yang lain bukan menjadi masalah karena alat bermain menjadi satu kesatuan dengan bentuk melingkar.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
17
Gambar 3.8 diambil file:///C:/Users/monalisa/Documents/Semeter%208%20yippie/preseden%20 untuk%20studi%20kasus/pres1/Sculptural%20Playground%20%20%20ANNA BAU%20%20%20ArchDaily.htm dengan gubahan pribadi
4. Kesimpulan Setelah melakukan studi kasus, saya menemukan bahwa perbedaan aspek sosial dan ekonomi berpengaruh terhadap rancangan taman dan juga terhadap karakter anak. Pada kondisi pemukiman yang terdiri atas masyarakat yang menegah ke atas tentunya pengawasan orang tua atau pengasuh menjadi hal penting dan kenyataan pada taman bermain sedangkan pada pemukiman yang menengah, karakter anak lebih berani dan pengawasan orang tua sangat minim. Seharusnya ada ruang pada taman bermain yang dirancang sesuai dengan umur dan kemampuan gerak umur, khususnya anak usia dibawah 6 tahun. Permainan kooperatif yaitu dengan alat bermain lebih dominan dibandingkan permainan konstruktif yaitu bermain dengan menggunakan material alam.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
18
Ruang luar sebagai sarana anak sangat erat hubungannya dengan elemen alam, pada landasan teori disebutkan bahwa anak berinteraksi dengan alam namun dalam survey yang telah dilakukan elemen alam seperti semak-semak tidak begitu menarik anak. Anak lebih tertarik kepada alat bermain dibandingkan dengan elemen alam pada taman. Hal ini sangat disayangkan karena salah satu kelebihan bermain di ruang luar adalah anak bisa dekat dan mengenal alam namun kenyataannya fokus utama taman lebih kepada alat bermain. Faktor lokasi juga berpengaruh kepada aspek keselamatan pada taman bermain. Studi kasus yang penulis ambil merupakan taman yang berada di tengah kawasan rumah bertetangga dengan taman yang berada di bagian depan perumahan yang biasanya berdekatan dengan jalan raya. Pagar pembatas menjadi sebuah keharusan ketika taman berdekatan langsung dengan jalan raya atau sungai kecil. Bentuk taman juga mempengaruhi pengawasan. Bentuk taman persegi panjang dengan bangku yang berada hanya pada salah satu sisi mungkin tidak terlalu maksimal dalam pengawasan dibandingkan dengan bentuk taman melingkar dengan tempat duduk mengelilingi taman tersebut. Jarak aman antar alat juga tidak sepenuhnya dipenuhi oleh tata letak antar alat bermain namun pemenuhan standar jarak aman antar alat bukan langsung memicu adanya kecelakaan, namun sebaiknya jarak aman antar alat menjadi perhatian karena aspek bahaya merupakan sesuatu yang dicegah. Taman di tinjau dari segi kriteri Taman bermain untuk pemukimam cukup baik dalam pemenuhan kebutuhan berbagai golongan usia namun tata letak tidak diperhatikan agar aktivitas bermain dan olahraga warga tidak menyebabkan ancaman bagi salah satu pengguna aktivitas di taman.
Saran Pada taman bermain yang bergabung dengan saran olahraga warga perlu diperhatikan letak area bermain anak seperti pada contoh studi kasus taman
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
19
perumahan Galaksi dimana letak area bermain anak bisa berbahaya jika diletakkan dipinggir lapangan bola. Peletakan tanaman bisa digunakan untuk memperkuat alur atau untuk mengarahkan alur utama jika tidak menggunakan pengerasan untuk permukaan alur sirkulasi utama dalam taman bermain anak di ruang hijau terbuka
Daftar Pustaka Baskara, Medha. 2011. Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik. Jurnal Lanskap Indonesia Vol 3 No 1 2011 Bell, Simon. 2008. Design for Outdoor Recreation second edition. New York ; Taylor and Francis Group Chairunissa. 2001. Taman sebagai Pendukung Aktivitas Bermain Anak dan Berolahraga
di Pemukiman. Depok ; Universitas Indonesia.
Dudek, Mark.2005. Children’s space. Oxford ; Architectural Press is an imprint of Elseiver. D.K. Ching, Francis. 2001.Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Kedua.Jakarta ; Penerbit Erlangga Graham, Linda. Making Space for Children, Re-thinking and re-creating children’s play environment .Society for children and youth of BC ; 2011 Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta ; Kencana Prenada Grup. Potter, Dave.2003. Risk and Safety in Play. New York ; Taylor & Francis elibrary.
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
20
www.bookos.org. Pub No. 25..Handbook for Public Playground Safety. U.S.A, CONSUMER PRODUCT SAFETY COMMISION . WAHINGTON, D.
C. 20207
Said, Ismail. 2006. Architecture for Children : Understanding Children Built
Preception toward
Environment.Faculty of Built Environment, Universiti Tecknologi Malaysia
Standar Nasional Indondesia. Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. Bandung ; 2003 Setiawan, Altim 2005.Fenomena Kawasan Penduduk yang Individualis. Jurnal
SMARTek,
Vol. 3, No 2, Mei 2005 : 113-124 Afianti, Wini. 2001-2002.Skripsi ; Ruang Bermain Outdoor di
Rumah Sakit untuk
pasien anak. Depok ; Universitas Indonesia. Zelnik, Martin & Julius Panero. 1979. Human Dimension & Interior Space. New York ; The Architectural Press Ltd. earth.google.com diunduh pada tgl tanggal 4 Mei, 2013 oxforddictionaries.com/definition/english/child?q=child digunakan pada tanggal 5 Mei 2013 http://europaconcorsi.com/projects/175847-Sculptural-Playgrounddiunduh pada
tanggal
4
tanggal
4
Mei, 2013 http://www.archdaily.com/139145/sculptural-playground-annabau/diunduh pada
Mei, 2013 http://www.play-scapes.com/play-design/contemporary-design/schulberg-playground- wiesbadengermany-annabau-2011/diunduh pada tanggal 4 Mei, 2013
Taman bermain..., Monalisa Deborah, FT UI, 2013
Universitas Indonesia