perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
TAMAN IPTEK DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HIGH-TECH
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh : DEVI I0207037
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TAMAN IPTEK DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HIGH – TECH Disusun Oleh : DEVI I0207037 Menyetujui, Surakarta, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. MARSUDI, MT NIP. 195603141986011001
Ir. HARI YULIARSO, MT NIP. 195907251998021001 Mengesahkan,
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS
Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik UNS
DR. IR. MUHAMMAD MUQOFFA, MT NIP. 196206101991031001
KAHAR SUNOKO,ST. MT. NIP. 19690320 199503 1 002
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
KUSNO ADI SAMBOWO,ST, MT, Ph.D NIP. 196910261995031002 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMA KASIH Puji, Syukur serta Hormat Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Khalik yang Empunya Alam
semesta yang telah dan terus menerus
memberikan Berkat, Rahmat dan Penyertaannya kepada Penulis sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir dengan judul Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan Arsitektur High Tech. Tugas Akhir ini merupakan satu syarat penting untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur , Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir ini disusun Penulis setelah menyelesaikan studio Tugas Akhir selama 2 bulan 2 minggu dan disidang pada tanggal 22Juni 2011. Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari pihakpihak yang telah membantu baik secara materi maupun moriil, Oleh karena itu Penulis mengucakan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa, Sang Khalik yang Empunya Alam Semesta yang telah dan terus menerus memberikan Berkat, Rahmat dan Penyertaannya kepada Penulis 2. Dr. Ir. Muhammad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur UNS 3. Ir. Hadi Setyawan, MT selaku Pembimbing Akademik 4. Ir. Marsudi, MT selaku Pembimbing 1 selama mengikuti mata kuliah Seminar hingga Tugas Akhir 5. Ir. Hari Yuliarso, MT selaku Pembimbing 2 selama mengikuti mata kuliah Seminar hingga Tugas Akhir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Ir. Widi Suroto, MT dan Ir. Hardiyati, MT selaku Penguji mata kuliah Tugas Akhir 7. Semua Dosen Arsitektur yang telah membimbing dan mengajar Penulis, sehingga Penulis dapat memiliki kemampuan sampai meraih jenjang pendidikan Sarjana Teknik 8. Seluruh Staf dan Karyawan Jurusan Teknik Arsitektur 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya leporan ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran bagi Tugas Akhir ini diterima secara terbuka oleh Penulis, terima kasih .
Surakarta, 22 Juni 2011
Devi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Devi, 2011. Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High - tech. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Di dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai perancangan wadah tempat melakukan kegiatan mempelajari, memamerkan dan sarana rekreasi hal – hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di Surakarta. Pentingnya wadah IPTEK bagi perkembangan suatu negara serta tingginya minat masyarakat terhadap IPTEK terutama di kota Surakarta menyebabkan perlu adanya sebuah wadah sebagai tempat melakukan kegiatan mempelajari, memamerkan dan sarana rekreasi. Dalam perencanaanya, dilakukan study teori tentang Taman IPTEK, kegiatan dan pola kegiatan yang akan diwadahi, pola sirkulasi, sehingga ditemukanlah besaran ruang dan hubungan antar ruang. Setelah itu dilakukanlah pemilihan site yang mendukung fungsi bangunan dan dilakukan analisa pendekatan site.Untuk mendukung fungsi bangunan sebagai tempat belajar sekaligus wisata maka dilakukanlah analisa taman pada perancangan ruang luar dan untuk menunjang penampilan bangunan dilakukanlah analisa pendekatan penerapan arsitektur high - tech pada bangunan dengan mempertimbangkan lokasi site. Setelah tersusunnya hal-hal diatas yang disebut dengan konsep perencanaan dan perancangan maka ditransformasikan ke dalam desain melalui transformasi desain sehingga menghasilkan produk berupa denah, tampak, potongan , siteplan, blockplan, interior, eksterior melalui proses “feed back” sehingga dapat menghasilkan perancangan Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High - Tech .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian judul ................................................................................... 1 1.1.1. Taman IPTEK .......................................................................... 1 1.1.2. Surakarta .................................................................................. 2 1.1.3. Arsitektur high - tech ............................................................... 2 1.2. Latar belakang ...................................................................................... 3 1.2.1. Pentingnya ilmi pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) ........... 3 1.2.2. Minat masyarakat Surakarta terhadap IPTEK ......................... 4 1.2.3. Potensi pengembangan Tamann IPTEK di Surakarta .............. 5 1.2.4. Kebutuhan wadah sesuai kegiatan Taman IPTEK ................... 6 1.3. Permasalahan dan persoalan ................................................................ 7 1.3.1. Permasalahan ........................................................................... 7 1.3.2. Persoalan .................................................................................. 7 1.4. Tujuan dan sasaran ............................................................................... 8 1.4.1. Tujuan ...................................................................................... 8 1.4.2. Sasaran ..................................................................................... 8 1.5. Lingkup dan batasan pembahasan........................................................ 8 1.5.1. Lingkup pembahasan ............................................................... 8 1.5.2. Batasan pembahasan ................................................................ 9 1.6. Metode perencanaan ............................................................................ 9 1.7.
Alur pikir ............................................................................................. 12 commit to user 1.8. Sistematika penulisan........................................................................... 12
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Tinjauan IPTEK ................................................................................... 14 2.1.1. Tinjauan ilmu pengetahuan ...................................................... 14 2.1.2. Tinjauan teknologi ................................................................... 16 2.2. Tinjauan taman ..................................................................................... 17 2.2.1. Bahan material lansekap .......................................................... 18 2.2.2. Fungsi taman ............................................................................ 19 2.2.3. Karakteristik taman .................................................................. 24 2.2.4. Kesimpulan .............................................................................. 32 2.3. Tinjauan Taman IPTEK ....................................................................... 32 2.3.1. Pengertian Taman IPTEK ........................................................ 32 2.3.2. Karakteristik Taman IPTEK .................................................... 32 2.3.3. Material peragaan ..................................................................... 36 2.3.4. Metode penyajian ..................................................................... 37 2.3.5. Teknik pameran peragaan ........................................................ 39 2.4. Studi banding Taman IPTEK ............................................................... 46 2.4.1. PP IPTEK di TMII ................................................................... 46 2.4.2. Taman Pintar Yogyakarta ........................................................ 48 2.5. Tinjauan Arsitektur High - Tech .......................................................... 54 2.5.1. Pengertian arsitektur high - tech .............................................. 54 2.5.2. Tinjauan ruang dan fleksibilitas dalam arsitektur high – tech . 55 2.5.3. Struktur dan utilitas arsitektur high - tech ................................ 55 2.5.4. Prinsip arsitektur high - tech .................................................... 56 2.5.5. Arsitektur high – tech pada taman ........................................... 59 2.5.6. Studi banding dengan karakter arsitektur high - tech .............. 61 2.5.7. Kesimpulan .............................................................................. 62 BAB III TINJAUAN KOTA 3.1. Tinjauan umum kota Surakarta ............................................................ 63 3.1.1. Keadaan geografis .................................................................... 63 3.1.2. Keadaan klimatologis ............................................................... 64 3.2. Tinjauan tata ruang kota Surakarta ...................................................... 64 3.3. Penataan bangunan di Surakarta .......................................................... 66 commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.3.1. Penataan lingkungan dan bangunan ......................................... 67 3.3.2. Penataan perpetakan bangunan jalan – jalan utama ................. 67 3.3.3. Penataan ketinggian bangunan ................................................. 68 3.4. Kegiatan IPTEK yang ada di Surakarta ............................................... 69 3.5. Potensi kota Surakarta sebagai lokasi Taman IPTEK .......................... 69 3.5.1. Potensi pendidikan ................................................................... 69 3.5.2. Potensi wisata........................................................................... 69 3.5.3. Sesuai dengan visi dan misi kota Surakarta ............................. 71 3.6. Tinjauan arsitektur di Surakarta ........................................................... 72 BAB IV TAMAN IPTEK DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HIGH TECH YANG DIRENCANAKAN 4.1. Pengertian Taman IPTEK di Surakarta ................................................ 74 4.2. Visi,misi,peran dan fungsi Taman IPTEK di Surakarta....................... 74 4.2.1. Visi dan Misi ............................................................................ 74 4.2.2. Peran dan fungsi ....................................................................... 75 4.3. Kegiatan Taman IPTEK di Surakarta .................................................. 76 4.3.1. Macam kegiatan ....................................................................... 76 4.3.2. Pelaku kegiatan ........................................................................ 77 4.4. Materi pameran / peragaan Taman IPTEK di Surakarta ...................... 78 4.4.1. Outdoor .................................................................................... 78 4.4.2. Indoor ....................................................................................... 79 4.5. Status kelembagaan Taman IPTEK di Surakarta ................................. 85 4.6. Skala pelayanan Taman IPTEK di Surakarta ....................................... 85 4.7. Sasaran pelayanan Taman IPTEK di Surakarta ................................... 86 4.8. Daya tapung Taman IPTEK di Surakarta ............................................ 86 4.9. Keberadaan Taman IPTEK di Surakarta terhadap sarana dan prasarana kota ................................................................................ 87 4.10. Penampilan Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan arsitektur hightech ....................................................................................................... 87 BAB V PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Analisis tata ruang dan tata massa Taman IPTEK di Surakarta .......... 5.1.1. Analisis jenis kegiatan ............................................................. 89 commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.2. Analisis pelaku kegiatan .......................................................... 94 5.1.3. Analisis kebutuhan ruang ......................................................... 95 5.1.4. Analisis besaran ruang ............................................................. 99 5.1.5. Analisis pola hubungan antar massa dan ruang ....................... 115 5.2. Analisis site Taman IPTEK di Surakarta ............................................. 119 5.2.1. Analisis kebutuhan luas site ..................................................... 123 5.2.2. Analisis pencapaian.................................................................. 123 5.2.3. Analisis view dan orientasi ...................................................... 126 5.2.4. Analisis klimatologis................................................................ 128 5.2.5. Analisis Noise .......................................................................... 132 5.2.6. Analisis penzoningan ............................................................... 134 5.3. Analisa bentuk ruang dan bentuk massa Taman IPTEK di Surakarta . 135 5.3.1. Analisis bentuk ruang............................................................... 135 5.3.2. Analisis bentuk massa .............................................................. 136 5.4. Analisa sistem teknis bangunan Taman IPTEK di Surakarta .............. 141 5.4.1. Analisa sistem struktur dan konstruksi .................................... 141 5.4.2. Analisa sistem utilitas .............................................................. 148 5.5. Analisis interior Taman IPTEK di Surakarta ....................................... 166 5.6. Analisis eksterior Taman IPTEK di Surakarta ..................................... 169 5.6.1. Analisis taman .......................................................................... 170 5.6.2. Analisis plaza ........................................................................... 172 5.6.3. Analisis parkir .......................................................................... 174 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep tata ruang dan tata massa Taman IPTEK di Surakarta ........... 177 6.1.1. Jenis kegiatan ........................................................................... 177 6.1.2. Pelaku kegiatan ........................................................................ 179 6.1.3. Kebutuhan ruang ...................................................................... 180 6.1.4. Besaran ruang........................................................................... 182 6.1.5. Hubungan antara massa dan ruang........................................... 187 6.2. Konsep site Taman IPTEK di Surakarta .............................................. 191 6.2.1. Konsep lokasi site .................................................................... 191 6.2.2. Konsep pencapaian .................................................................. 193 commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.2.3. Konsep view dan orientasi ....................................................... 194 6.2.4. Konsep klimatologis ................................................................ 195 6.2.5. Konsep noise ............................................................................ 197 6.2.6. Konsep penzoningan ................................................................ 198 6.3. Konsep bentuk ruang dan bentuk massa Taman IPTEK di Surakarta . 199 6.3.1. Bentuk ruang ............................................................................ 199 6.3.2. Bentuk massa ........................................................................... 200 6.4. Konsep sistem teknis bangunan Taman IPTEK di Surakarta .............. 204 6.4.1. Sistem struktur dan konstruksi ................................................. 204 6.4.2. Sistem utilitas ........................................................................... 206 6.5. Konsep interior Taman IPTEK di Surakarta ........................................ 210 6.6. Konsep eksterior Taman IPTEK di Surakarta...................................... 213 6.6.1. Konsep taman ........................................................................... 213 6.6.2. Konsep plaza ............................................................................ 216 6.6.3. Konsep parkir ........................................................................... 217 DAFRAT PUSTAKA ................................................................................... xxi
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN TRANSFORMASI DESAIN ...................................................... LAMPIRAN A GAMBAR KERJA...................................................................... LAMPIRAN B DESAIN REPORT...................................................................... LAMPIRAN C
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar I.1
Bagan alur pikir penulis ........................................................... 12
Gambar II.1
Silau lampu kendaraan dikurangi dengan ditanami pohon atau perdu yang padat .............................................................. 19
Gambar II.2
Perletakan pohon, perdu, semak, ground cover, dan rumput dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, hempasan air hujan, dan menahan jatuhnya sinar matahari ke daerah yang membutuhkan keteduhan ......................................................... 19
Gambar II.3
Tanaman dapat dipakai untuk komponen pembentuk ruang sebagai dinding, atap, dan lantai guna mengendalikan pandangan ................................................................................ 20
Gambar II.4
Tanaman dapat dipergunakan untuk membatasi pandangan dari arah luar dalam usaha untuk menciptakan ruang pribadi . 20
Gambar II.5
Tanaman dapat dipergunakan sebagai penghalang pandangan terhadap hal – hal yang tidak menyenangkan untuk ditampilkan............................................................................... 20
Gambar II.6
Tanaman menyerap panas dari pancaran sinar matahari dan memantulkannya sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro ........................................................................................ 21
Gambar II.7
Tanaman
berguna
sebagai
penahan,
penyerap,
dan
mengalirkan tiupan angin sehingga menimbulkan ilkim mikro ........................................................................................ 21 Gambar II.8
Tanaman dapat menyerap suara kebisingan bagi daerah yang membutuhkan ketenangan........................................................ 22
Gambar II.9
Tanaman sebagai filter atau penyaring debu, bau, dan memberikan udara segar .......................................................... 22
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.10 Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin ......................................................................................... 22 Gambar II.11 Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat berlindungnya kehidupan ......................................................... 23 Gambar II.12 Pembayangan pada tanaman menimbulkan pemandangan yang menarik ............................................................................ 23 Gambar II.13 Kōraku-en, salah satu gaya taman Jepang di Okayama ........... 25 Gambar II.14 Jembatan sebagai elemen dasar yang menambah harmoni dalam lansekap ......................................................................... 25 Gambar II.15 Pagar merupakan elemen penting lansekap pada taman Jepang dengan model kolam di tengah .................................... 26 Gambar II.16 Lentera banyak dipakai pada Taman Jepang karena keindahan dan kegunaannya .................................................... 26 Gambar II.17 Air adalah sebuah elemen penting di Taman Yuyuan Shanghai ................................................................................... 27 Gambar II.18 “Kesan indah” di subbandar timur Nanjing ............................. 27 Gambar II.19 Suasana bunga bermekaran pada taman Cina .......................... 27 Gambar II.20 Taman Cina dengan menekankan penggunaan tanaman bonsai ....................................................................................... 28 Gambar II.21 Berbagai macam gaya gazebo. Bentuk denah bias segi delapan atau segi empat ........................................................... 29 Gambar II.22 Salah satu contoh chabutra pada taman islami di India dan bale kambang di Bali................................................................ 29 Gambar II.23 Macam – macam detail fountain .............................................. 29 Gambar II.24 Bentuk – bentuk penerapan desain planter box ....................... 30 Gambar II.25 Macam – macam desain pergola sebagai tempat merambat tanaman dan pembingkai vista ................................................. 30 Gambar II.26 Macam – macam contoh pola arabesque ................................. 31 Gambar II.27 Macam – macam contoh material dan pola lantai.................... 31 Gambar II.28 Perpaduan kolam air mancur dengan permainan laser............. 33 commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.29 Kolam sebagai aksentuasi dan pengarah .................................. 33 Gambar II.30 Penggunaan struktur dan bahan material baru ......................... 34 Gambar II.31 Gabungan sclupture dan air mancur......................................... 34 Gambar II.32 Kursi taman dengan material stainless ..................................... 34 Gambar II.33 Kursi taman dengan material kayu dan platik .......................... 34 Gambar II.34 Pergola taman ........................................................................... 35 Gambar II.35 Lampu taman............................................................................ 35 Gambar II.36 Gabungan berbagai jenis vegetasi pada taman ........................ 36 Gambar II.37 Kegiatan demonstrasi IPTEK................................................... 47 Gambar II.38 Pipa bercerita............................................................................ 48 Gambar II.39 Dinding berdendang ................................................................. 48 Gambar II.40 Spektrum warna ....................................................................... 49 Gambar II.41 Parabola berbisik ...................................................................... 49 Gambar II.42 Sistem katrol ............................................................................ 49 Gambar II.43 Wahana air ............................................................................... 50 Gambar II.44 Rumah pohon & jembatan goyang........................................... 50 Gambar II.45 Permainan putaran.................................................................... 50 Gambar II.46 Jungkat – jungkit ...................................................................... 50 Gambar II.47 Labirin ...................................................................................... 50 Gambar II.48 Pameran gambar sejarah kemerdekaan Indonesia ................... 51 Gambar II.49 Pahlawan di Yogyakarta .......................................................... 51 Gambar II.50 Sainsbury center, fasade bangunan menggunakan material kaca .......................................................................................... 57 Gambar II.51 TEN Aquitectos, bangunan dengan pewarnaan cerah .............. 57 Gambar II.52 Hongkong
and
Shanghai
Bank,
bangunan
dengan
penggunaan struktur baja tipis ................................................. 58 Gambar II.53 Cybertecture egg, bangunan dengan bentuk dan struktur tidak konvensional ................................................................... 58 Gambar II.54 Space Maze yang dimodelkan seperti sistem tata surya....... ... 59 Gambar II.55 Konstruksi tenda pada taman yang menampilkan hubungan antara struktur dan sambungan ................................................ 60 commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar II.56 Penggunaan
digilib.uns.ac.id
warna
–
warna
menyala
pada
elemen
pembentuk taman ..................................................................... 60 Gambar II.57 Penggunaan
teknologi
pencahayaan
untuk
pembentuk
suasana taman .......................................................................... 61 Gambar II.58 Pompidou, bangunan dengan arsitektur high – tech ................ 61 Gambar III.1 Peta Satuan Wilayah Pengembangan ( SWP ) ......................... 66 Gambar III.2 Solo Grand Mall dengan arsitektur modern ............................. 73 Gambar III.3 Pusat Grosir Solo dengan arsitektur post modern .................... 73 Gambar III.4 Solo Square dengan arsitektur modern .................................... 73 Gambar V.1
Analisis luasan untuk obyek 2 dimensi .................................... 102
Gambar V.2
Analisis luasan untuk obyek 3 dimensi .................................... 102
Gambar V.3
Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok penerima dengan pengelola ...................................................... 116
Gambar V.4
Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok penerima dengan penunjang..................................................... 116
Gambar V.5
Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok penerima dengan pameran dan peragaan ................................. 116
Gambar V.6
Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok penerima dengan service .......................................................... 116
Gambar V.7
Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok pengelola dengan penunjang .................................................... 117
Gambar V.8
Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok pengelola dengan pameran dan peragaan................................. 117
Gambar V.9
Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok pengelola dengan service ......................................................... 117
Gambar V.10 Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok penunjang dengan pameran dan peragaan ............................... 117 Gambar V.11 Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok penunjang dengan service ........................................................ 117 Gambar V.12 Bagan analisis hubungan antara massa dan ruang kelompok pameran dan peragaan dengan service ..................................... 117 Gambar V.13 Matriks hubungan commit ruang kelompok to user kegiatan penerima ........... 118
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.14 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan .................................................................................. 118 Gambar V.15 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan penunjang ......... 118 Gambar V.16 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pengelola .......... 118 Gambar V.17 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan service .............. 119 Gambar V.18 Foto udara Site Taman IPTEK di Surakarta ............................ 122 Gambar V.19 Kondisi eksisting site Taman IPTEK di Surakarta .................. 122 Gambar V.20 Analisis pencapaian Taman IPTEK di Surakarta ..................... 125 Gambar V.21 Hasil analisis pencapaian Taman IPTEK di Surakarta ............ 126 Gambar V.22 Analisis view to site Taman IPTEK di Surakarta .................... 127 Gambar V.23 Analisis view from site Taman IPTEK di Surakarta................ 127 Gambar V.24 Hasil Analisis view dan orientasi Taman IPTEK di Surakarta 128 Gambar V.25 Analisis klimatologis Taman IPTEK di Surakarta ................... 129 Gambar V.26 Hasil analisis klimatologis Taman IPTEK di Surakarta .......... 131 Gambar V.27 Analisis noise Taman IPTEK di Surakarta .............................. 133 Gambar V.28 Hasil analisis noise Taman IPTEK di Surakarta ...................... 134 Gambar V.29 Hasil analisis penzoningan Taman IPTEK di Surakarta .......... 134 Gambar V.30 Bentuk sirkulasi interior ruang pameran dan peragaan yang menerus .................................................................................... 136 Gambar V.31 Bentuk massa bangunan Taman IPTEK di Surakarta .............. 137 Gambar V.32 Pesawat sebagai gagasan bentuk fasade................................... 137 Gambar V.33 Bangunan yang menampilkan penampakan bagian luar – dalam ........................................................................................ 138 Gambar V.34 Bangunan yang menampilkan pemahaman konstruksi ............ 138 Gambar V.35 Bangunan yang menampilakn transparency, layering, and movement ................................................................................. 139 Gambar V.36 Bangunan yang menampilkan pewarnaan yang menyala ........ 139 Gambar V.37 Bangunan yang menggunakan baja tipis sebagai penguat ....... 140 Gambar V.38 Bangunan yang optimis terhadap ilmu pengetahuan ............... 140 Gambar V.39 Bangunan yang optimis terhadap ilmu pengetahuan ............... 140 Gambar V.40 Pondasi tiang pancang.............................................................. 143 Gambar V.41 Pondasi sumuran ...................................................................... 143 commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.42 Pondasi menerus ...................................................................... 144 Gambar V.43 Kolom dan balok bangunan ..................................................... 144 Gambar V.44 Struktur space frame ................................................................ 146 Gambar V.45 Struktur kabel ........................................................................... 146 Gambar V.46 Struktur plat lipat ..................................................................... 147 Gambar V.47 Struktur membrane ................................................................... 148 Gambar V.48 Skema sistem air bersih............................................................ 152 Gambar V.49 Skema sistem air kotor ............................................................. 153 Gambar V.50 Skema sistem elektrikal ........................................................... 156 Gambar V.51 Skema sistem pencegahan bahaya kebakaran .......................... 163 Gambar V.52 Skema sistem komunikasi ........................................................ 166 Gambar V.53 Hall ........................................................................................... 167 Gambar V.54 Bentuk ruang pameran dan peragaan yang menerus dihubungkan oleh void ............................................................. 168 Gambar V.55 Pembatas ruang pameran dan peragaan oleh obyek pameran itu sendiri.................................................................................. 168 Gambar V.56 Bentuk kantor dengan ruang – ruang yang fleksibel menggunakan material penyekat kaca ..................................... 169 Gambar V.57 Lampu taman............................................................................ 171 Gambar V.58 Shelter ...................................................................................... 171 Gambar V.59 Bangku taman .......................................................................... 171 Gambar V.60 Kolam ....................................................................................... 171 Gambar V.61 Air mancur ............................................................................... 171 Gambar V.62 Street plaza ............................................................................... 171 Gambar V.63 The courporate foyer ................................................................ 171 Gambar V.64 The urban oasis ........................................................................ 173 Gambar V.65 The street as plaza .................................................................... 173 Gambar V.66 The grand public space ............................................................ 174 Gambar V.67 Bentuk parkir tegak lurus ......................................................... 175 Gambar V.68 Bentuk parkir sudut .................................................................. 175 Gambar V.69 Bentuk parkir parallel............................................................... 176 Gambar V.70 Bentuk parkir khusus penderita cacat....................................... 176 commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.1 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan pengelola ...................................................... 188 Gambar VI.2 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan penunjang..................................................... 188 Gambar VI.3 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan pameran dan peragaan ................................. 188 Gambar VI.4 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan service .......................................................... 188 Gambar VI.5 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan penunjang .................................................... 188 Gambar VI.6 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan pameran dan peragaan................................. 189 Gambar VI.7 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan service ......................................................... 189 Gambar VI.8 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penunjang dengan pameran dan peragaan ............................... 189 Gambar VI.9 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penunjang dengan service ........................................................ 189 Gambar VI.10 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pameran dan peragaan dengan service ..................................... 189 Gambar VI.11 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan penerima ........... 190 Gambar VI.12 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pameran / peragaaan ................................................................................. 190 Gambar V.13 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan panunjang ......... 190 Gambar VI.14 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pangelola .......... 190 Gambar VI.15 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan service .............. 191 Gambar VI.16 Foto udara site Taman IPTEK di Surakarta ............................. 192 Gambar VI.17 Kondisi eksisting site Taman IPTEK di Surakarta .................. 193 Gambar VI.18 Hasil analisis pencapaian Taman IPTEK di Surakarta ............ 194 Gambar VI.19 Hasil analisis view dan orientasi Taman IPTEK di Surakarta . 195 Gambar VI.20 Hasil analisis klimatologis Taman IPTEK di Surakarta .......... 197 Gambar VI.21 Hasil analisis noisecommit TamantoIPTEK user di Surakarta ...................... 198
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.22 Hasil analisis penzoningan Taman IPTEK di Surakarta .......... 198 Gambar VI.23 Bentuk sirkulasi interior ruang pameran dan peragaan yang menerus .................................................................................... 199 GambarVI.24 Bentuk sirkulasi interior ruang pameran dan peragaan yang dihubungkan dengan void ........................................................ 199 Gambar VI.25 Bentuk pembatas interior ruang pameran dan peragaan yang menggunakan alat pameran dan peragaan ............................... 200 Gambar VI.26 Bentuk massa bangunan Taman IPTEK di Surakarta .............. 201 Gambar VI.27 Pesawat sebagai gagasan bentuk fasade................................... 201 Gambar VI.28 Fasade Taman IPTEK di Surakarta yang menganalogikan bentuk sayap pesawat ............................................................... 202 Gambar VI.29 Penerapan Inside – out pada Taman IPTEK di Surakarta ........ 202 Gambar VI.30 Penerapan warna yang menyala dan merata pada Taman IPTEK di Surakarta .................................................................. 203 Gambar VI.31 Penggunaan baja tipis sebagai penguat .................................... 204 Gambar VI.32 Pondasi tiang pancang.............................................................. 204 Gambar VI.33 Struktur badan berupa struktur beton dan frame baja .............. 205 Gambar VI.34 Struktur atap space frame ......................................................... 205 Gambar VI.35 Detail join space frame ............................................................ 205 Gambar VI.36 Hall ........................................................................................... 211 Gambar VI.37 Bentuk ruang pameran dan peragaan yang menerus dihubungkan oleh void ............................................................. 212 Gambar VI.38 Pembatas ruang pameran dan peragaan oleh obyek pameran itu sendiri.................................................................................. 212 Gambar VI.39 Bentuk kantor dengan ruang – ruang yang fleksibel, menggunakan material penyekat kaca ..................................... 213 Gambar VI.40 Pool / flat .................................................................................. 215 Gambar VI.41 Plaza pada Taman IPTEK ........................................................ 216 Gambar VI.42 Bentuk parkir sudut .................................................................. 217 Gambar VI.44 Bentuk parkir sudut pada ekterior Taman IPTEK ................... 217 Gambar VI.44 Bentuk parkir tegak lurus ......................................................... 217 commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel II.1
Pameran dan peragaan di gedung oval dan kotak Taman Pintar ........................................................................................ 52
Tabel III.1
Fungsi SWP kota Surakarta ..................................................... 65
Tabel III.2
Kelompok wisata di Surakarta ................................................. 70
Tabel IV.1
Materi pameran / peragaan outdoor ......................................... 78
Tabel IV.2
Materi pameran / peragaan basic science ................................ 80
Tabel IV.3
Materi pameran / peragaan technology .................................... 84
Tabel IV.4
Materi pameran / peragaan lingkungan .................................... 84
Tabel IV.5
Materi pameran / peragaan area peneliti cilik .......................... 85
Tabel IV.6
Materi pameran / peragaan area ilmuan ................................... 85
Tabel IV.7
Jumlah pengunjung PP IPTEK TMII ....................................... 86
Tabel V.1
Kegiatan pengelola pada Taman IPTEK di Surakarta ............. 93
Tabel V.2
Pelaku kegiatan pengguna Taman IPTEK di Surakarta ........... 94
Tabel V.3
Tujuan pelaku kegiatan Taman IPTEK di Surakarta ............... 95
Tabel V.4
Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan penerima ......... 96
Tabel V.5
Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan permanent dan temporer ........................................... 96
Tabel V.6
Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan penunjang........ 97
Tabel V.7
Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan pengelola ......... 97
Tabel V.8
Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan service ............. 98
Tabel V.9
Jumlah pengunjung PP IPTEK TMII ....................................... 99
Tabel V.10
Analisis besaran ruang kelompok kegiatan penerima .............. 103
Tabel V.11
Analisis besaran ruang kelompok kegiatan pameran /
Tabel V.12
peragaan permanent dan temporer ........................................... 103 commit to user Analisis besaran ruang kelompok kegiatan penunjang ............ 111 xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel V.13
Analisis besaran ruang kelompok kegiatan pengelola ............. 111
Tabel V.14
Analisis besaran ruang kelompok kegiatan service ................. 112
Tabel V.15
Analisis besaran ruang parkir pengunjung ............................... 114
Tabel V.16
Analisis besaran ruang parkir pengelola .................................. 115
Tabel V.17
Kode pola hubungan antar massa dan ruang ............................ 115
Tabel V.18
Penilaian terhadap alternative lokasi........................................ 120
Tabel VI.1
Kegiatan pameran / peragaan ................................................... 177
Tabel VI.2
Kegiatan pengelola ................................................................... 179
Tabel VI.3
Pelaku kegiatan ........................................................................ 179
Tabel VI.4
Kebutuhan ruang ...................................................................... 180
Tabel VI.5
Besaran ruang kelompok kegiatan penerima ........................... 182
Tabel VI.6
Besaran ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan dan temporal ................................................................................... 182
Tabel VI.7
Besaran ruang kelompok kegiatan penunjang ......................... 185
Tabel VI.8
Besaran ruang kelompok kegiatan pengelola........................... 186
Tabel VI.9
Besaran ruang kelompok kegiatan service ............................... 186
Tabel VI.10
Kebutuhan dan besaran ruang parkir ....................................... 187
Tabel VI.11
Kode pola hubungan antar massa dan ruang ............................ 187
Tabel VI.12
Kode pola hubungan ruang ...................................................... 189
Tabel VI.13
Jenis vegetasi yang digunakan Taman IPTEK di Surakarta .... 214
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan membahas pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode perencanaan, alur pikir, dan sistematika penulisan. 1.1. Pengertian judul Berikut ini akan diuraikan pengertian dari judul berdasarkan beberapa satuan judul yaitu taman IPTEK, Surakarta dan arsitektur high-tech. 1.1.1. Taman IPTEK Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. http://id.wikipedia.org/wiki/Taman ( 12 Oktober 2010 ). Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu ( 7 November 2010 ). commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technología (τεχνολογία) ‐ TECHNE (τέχνη), 'kerajinan' dan‐Logia (‐λογία), studi tentang sesuatu, atau cabang pengetahuan dari suatu disiplin. Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang berguna bagi manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk sistem, metode organisasi, dan teknik. http://arydj.files.wordpress.com/2009/12/01pengertian-teknologi.pdf ( 7 November 2010 ). Ilmu pengetahuan dan teknologi saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ilmu pengetahuan menunjang perkembangan teknologi dan begitu pula sebaliknya. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan Taman IPTEK adalah suatu area untuk memamerkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. 1.1.2. Surakarta Surakarta, juga disebut Solo atau Sala adalah kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta ( 22 Oktober 2010 ) 1.1.3. Arsitektur high-tech Berangkat dari karakter iptek yang bersifat empiris, rasional,sistematis dan dinamis maka bangunan Taman IPTEK perlu diwujudkan dalam bentuk citra arsitektur yang senantiasa berkembang dan menekankan kecanggihan – kecanggiahan teknologi sehingga dipilih Arsitektur Hi-Tech. Dengan perwujudan commit to user citra arsitektur Hi-Tech diharapkan mampu memperkuat karakter bangunan serta
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mampu menggambarkan fungsi bangunan baik di bidang edukasi maupun entertainment Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High Tech adalah sebuah area yang merupakan sarana atau wadah tempat melakukan kegiatan mempelajari, memamerkan dan sarana rekreasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlokasi di kota Surakarta dengan konsep perancangan bangunan yang mengembangkan kecanggihan teknologi dan elemen – elemen struktural. Taman IPTEK di Surakarta ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan minat iptek kepada masyarakat segala usia secara mudah, menarik dan berkesan melalui berbagai kegiatan peragaan interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan. 1.2. Latar belakang 1.2.1. Pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) Ilmu pengetahuan merupakan pondasi bagi teknologi. Teknologi merupakan tulang punggung pembangunan. Ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) merupakan
bagian
yang
tidak
dapat
dikesampingkan
dari
kehidupan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia berkembang sangat cepat oleh karenanya perkembangan ini harus disadari dan diketahui arahnya. Pengembangan kemampuan IPTEK menjadi salah satu faktor dominan bagi negara manapun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kemakmuran rakyat, serta melindungi kepentingan dan kedaulatan negara. Terlebih lagi dengan laju perkembangan Iptek yang terus meningkat dengan commit to user kecepatan semakin tinggi, maka tiada pilihan lain bagi setiap negara kecuali
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Bagi negara – negara yang belum mampu untuk mengembangkan kemampuan IPTEKnya akan mengalami ketertinggalan dalam hal kecerdasan bangsa dan kemakmuran bagi rakyatnya. Di Indonesia telah didirikan pusat science di beberapa kota seperti PP IPTEK di TMII Jakarta, Jatim Park Science Center di Batu Jatim, Puspa IPTEK di Parahyangan Bandung, dan Taman Pintar Yogyakarta. Sebagai realisasi dari upaya peningkatan minat ilmu pengetahuan dan teknologi, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi pada tanggal 7 September 2001 telah mengeluarkan Keputusan Menteri No. 75/M/Kp/IX/2001 tentang Kebijakan Pembudayaan Iptek melalui Pembangunan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah. Selain dalam rangka otonomi daerah, pembangunan Pusat Peragaan IPTEK daerah dapat memberikan nilai tambah bagi mahasiswa dan pemerintah daerah setempat. 1.2.2. Minat masyarakat Surakarta terhadap IPTEK Minat masyarakat Surakarta terhadap pengetahuan serta wisata yang berhubungan dengan IPTEK semakin bertambah sejak adanya visi kota Surakarta yang ingin mewujudkan kota Surakarta sebagai kota berbasis teknologi informasi dalam rangka upaya peningkatan daya saing global di bidang Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olahraga. Tingginya minat masyarakat Surakarta tersebut terbukti dengan banyaknya kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan IPTEK. Beberapa kegiatan yang dilakukan seperti pameran dan lomba Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) yang diselenggarakan oleh Universitas commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebelas Maret, seminar dan lomba nasional teknologi aplikasi, teknologi tepat guna, dan teknologi terbaharukan yang diadakan oleh HMS Universitas Sebelas Maret, pameran – pameran barang elektronik, kegiatan hot spot yang dilakukan di sepanjang city work Slamet Riyadi, dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan baik untuk kalangan pelajar maupun masyarakat umum. Tingginya minat masyarakat di Surakarta akan pengetahuan dan wisata tersebut belum didukung oleh fasilitas yang memadai. Kegiatan yang ada selama ini biasanya hanya diadakan di hotel, convention center, perguruan tinggi, atau di sekolah – sekolah. Oleh karena itu, di kota Surakarta perlu adanya wadah yang dapat menampung kegiatan tersebut. 1.2.3. Potensi pengembangan Taman IPTEK di kota Surakarta Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang cukup terkenal sebagai kota pendidikan. Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 68.153 siswa di Surakarta dan 853 sekolahan. Di Surakarta terdapat dua universitas negeri, yaitu Universitas Sebelas Maret (UNS Universitas Negeri Surakarta) dan Institut Seni Indonesia (ISI). Selain itu terdapat 52 universitas swasta lainnya. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta ( 22 Oktober 2010 ). Banyaknya fasilitas pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi di kota Surakarta belum didukung oleh sarana dan prasarana belajar yang sekaligus berperan sebagai tempat wisata, yang dapat menunjang perkembangan kualitas pendidikan. Selain dikenal fasilitas pendidikannya, kota Surakarta juga dikenal sebagai salah satu kota pariwisata yang banyak commitdikunjungi to user baik dari wisatawan domestik
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun wisatawan mancanegar. Hadirnya obyek wisata IPTEK dapat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus wisata di kota tersebut. Masyarakat di Surakarta dan sekitar tidak perlu jauh – jauh lagi untuk menikmati wisata IPTEK. Melihat potensi yang cukup besar di kota Solo dan sebagai upaya merealisasikan kehidupan masyarakat yang sadar IPTEK, maka di kota Surakarta perlu dibangun sebuah fasilitas pendidikan berupa Taman IPTEK yang dapat mendukung
perkembangan
pendidikan
di
kota
tersebut
dan
untuk
memperkenalkan IPTEK kepada masyarakat segala usia secara mudah dan menarik. 1.2.4. Kebutuhan wadah sesuai kegiatan Taman IPTEK Taman IPTEK adalah sebuah area yang merupakan sarana atau wadah tempat melakukan kegiatan mempelajari, memamerkan dan sarana rekreasi hal – hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlokasi di kota Surakarta. Taman pada Taman IPTEK memiliki karakter yang santai dan memiliki tujuan menghibur, sedangkan IPTEK memiliki karakter yang bersifat empirik, rasional, sistematis dan dinamis. Karakter arsitektur high tech yang senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada sesuai dengan karakter IPTEK yang bersifat empiris, rasional, sistematis dan dinamis sehingga arsitektur high tech nantinya dapat mewujidkan citra dan ekspresi bangunan sebagai wadah yang berhubungan dengan IPTEK. Selain itu, penggunaan teknologi – teknologi baik dari struktur, commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
utilitas maupun material dalam arsitektur high tech mampu menyelesaikan atau menjawab permasalahan – permasalahan yang muncul pada Taman IPTEK. 1.3. Permasalahan dan persoalan 1.3.1. Permasalahan Permasalahan dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan ini dapat diwujudkan dalam pertanyaan sebagai berikut bagaimanakah mewujudkan konsep perancangan Taman IPTEK di Surakarta yang dapat menampung kegiatan belajar sekaligus wisata yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan teknisnya, serta dapat mencitrakan fungsi dari bangunan melalui penekanan desain yang dipilih ? 1.3.2. Persoalan Persoalan dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan ini dapat diwujudkan dalam pertanyaan sebagai berikut : ·
Bagaimanakah konsep untuk bangunan Taman IPTEK yang mampu mewadahi kegiatan belajar sekaligus wisata IPTEK ?
·
Bagaimanakah konsep desain Taman IPTEK yang dapat mencitrakan fungsi bangunan melalui penekanan arsitektur High - tech ?
·
Bagaimanakah
konsep
peruangan
dalam
Taman
IPTEK
yang
mempertimbangkan karakteristik dan persyaratan yang dibutuhkan ? ·
Bagaimanakah konsep dasar sistem struktur dan konstruksi bangunan, system utilitas bangunan yang mendukung fungsi bangunan ?
·
Bagaimana konsep penataan lansekap yang dapat mewadahi kegiatan belajar sekaligus wisata IPTEK ? commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.4. Tujuan dan sasaran 1.4.1. Tujuan Memperoleh suatu landasan perencanaan dan perancangan Taman IPTEK yang representative ditinjau dari segi pemenuhan kebutuhan ruang beserta persyaratan teknisnya sekaligus dari segi kenyamanan bagi pengguna bangunan serta menciptakan suatu bangunan yang menarik dari sisi arsitektural, serta dapat mencitrakan fungsi dari bangunan melalui penekanan desain arsitektur High Tech. 1.4.2. Sasaran ·
Konsep bangunan Taman IPTEK yang mampu mewadahi kegiatan belajar sekaligus wisata IPTEK.
·
Konsep desain Taman IPTEK yang dapat mencitrakan fungsi edutainment bangunan melalui penekanan arsitektur High Tech
·
Konsep
peruangan
dalam
Taman
IPTEK
yang
mempertimbangkan
karakteristik dan persyaratan yang dibutuhkan ·
Konsep dasar system struktur dan konstruksi bangunan, system utilitas bangunan yang mendukung fungsi bangunan.
·
Konsep penataan lansekap yang dapat mewadahi kegiatan belajar sekaligus wisata IPTEK
1.5. Lingkup dan batasan pembahasan 1.5.1. Lingkup pembahasan Lingkup pembahasan adalah lingkungan disiplin ilmu arsitektur yaitu pada aspek fisik dan non fisik yang mendukung terjadinya lingkupan arsitektur. Sedangkan untuk hal-hal diluar bidang arsitektur, jika dianggap mendasari dan menentukan faktor perancangan fisik, akan commit to dibahas user secara garis besar dalam batas
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai pertimbangan sesuai dengan porsi keterlibatannya. Pembahasan dilakukan berdasar pada data yang ada sesuai dengan tujuan dan sasarannya. 1.5.2. Batasan pembahasan Batasan
pembahasan
adalah
merumuskan
konsep
perencanaan
dan
perancangan yang dapat digunakan dalam mendesain sebuah Taman IPTEK di kota Surakarta dalam lingkup regional yang berisi peragaan-peragaan interaktif yang memaparkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan metode yang mudah dicerna dan rekreatif. Dengan jenis peragaan yang paling diutamakan adalah peragaan yang berkaitan dengan materi pelajaran-pelajaran di sekolah, ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan oleh anak bangsa, dan teknologi maju yang sedang berkembang saat ini maupun yang futuristik. Aktivitas lain selain yang disebutkan di atas selanjutnya dianggap sebagai fasilitas penunjang. 1.6. Metode perencanaa Secara umum metode yang digunakan dalam perencanaan berupa teknik pemaparan, mendeskripsikan dan mengidentifikasi dimulai dari gagasan awal, identifikasi permasalahan dan persoalan, penelusuran informasi dan pengumpulan data – data kemudian dilakukan pengolahan data – data yang diperoleh, pendekatan konsep perencanaan dan perancangan, konsep perencanaan dan perancangan, transformasi desain dan produk desain. 1. Gagasan awal Gagasan awal berasal dari adanya fenomena yang berkembang di masyarakat tentang hal – hal yang berhubungan dengan IPTEK. Pada perkembangannya saat ini, hal – hal yang berhubungan dengan IPTEK menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat. Berangkat dari fenomena yang ada commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan potensis – potensinya maka direncanakan sebuah bangunan yang dapat menjadi sebuah wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta wisata dengan nama Taman IPTEK di Surakarta. 2. Identifikasi permasalahan dan persoalan Identifikasi permasalahan dan persoalan yang ada dilakukan dengan studi literature dan observasi. ·
Studi literature, mencari informasi baik dari media cetak maupun elektronik untuk mendapatkan issue – issue terkait dengan bangunan yang direncanakan dan studi pustaka dari buku – buku yang terkait dengan pembahasan.
·
Observasi, meliputi pengamanat langsung pada obyek – obyek preseden yang sudah ada menggunakan alat – alat untuk mendokumentasikannya.
3. Penelusuran informasi dan pengumpulan data - data ·
Studi literature, mencari data dari media cetak maupun elektronik dan buku – buku referensi terkait dengan obyek yang akan direncanakan.
·
Observasi, melakukan pengamatan dan pencarian data dari obyek sejenis yang telah ada dan melakukan wawancara dengan pihak – pihak yang terkait.
4. Pengolahan data dan informasi Data – data yang diperoleh diklasifikasikan kemudian dilakukan reduksi pada data yang diaanggap tidak berkaitan dengan obyek yang direncanakan. 5. Pendekatan konsep perencanaan dan perancangan Pendekatan konsep perencanaan dan perancangan melalui metode induktif – deduktif. Metode induktif yaitu pendekatan berdasarkan pengalaman empirik untuk memperoleh gambaran Taman IPTEK yang direncanakan dan metode commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
deduktif yaitu pendekatan berdasarkan teori yang mengarahkan pembahasan sesuai dengan perencanaan yang diinginkan, dengan cara : ·
Analisis, merupakan metode menguraikan dan mengkaji data – data dan informasi yang kemudian digunakan sebagai data yang relevan bagi perencanaan dan perancangan.
·
Sintesis, melakukan pengolahan dan membuat kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan untuk mendapatkan pendekatan konsep perencanaan dan perancangan.
6. Konsep perencanaan dan perancangan Merupakan kesimpulan akhir dari pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang nantinya akan menjadi konsep obyek yang akan direncanakan. 7. Transformasi desain Berdasarkan
deskripsi
konsep
perencanaan
yang
dibuat
kemudian
ditarsformasikan menjadi wujud gambaran obyek yang akan direncanakan. Gambaran obyek pada transformasi desain nantinya akan dikembangkan menjadi gambar pra rancangan.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.7. Alur pikir
Gambar I.1 Bagan alur pikir penulis Sumber : Analisis penulis - 2011
1.8. Sistematika penulisan Tahap [1]
: PENDAHULUAN Mengungkapkan dan menjabarkan mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode pembahasan, alur pikir dan sistematika penulisan.
Tahap [2]
: TINJAUAN TEORI
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menyusun teori – teori yang diperoleh baik dari studi observasi, studi litelatur, mupun wawancara yang nantinya akan menjadi bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan. Tahap [3]
: TINJAUAN KOTA Menggambarkan kondisi serta potensi – potensi kota Surakarta sebagai lokasi Taman IPTEK yang akan dibuat.
Tahap [4]
: TAMAN IPTEK DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HIGH-TECH YANG DIRENCANAKAN Memberikan gambaran mengenai Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High-tech yang akan direncanakan.
Tahap [5]
: PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membuat
analisa
–
analisa
dan
alternatif
penyelesaian
permasalahan perencanaan dan perancangan Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High-tech. Tahap [6]
: KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Mengambil keputusan dari alternative yang telah ada untuk dijadikan konsep perencanaan dan perancangan Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High-tech.
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN TEORI Pada bab tinjauan teori akan membahas tinjauan IPTEK, tinjauan taman, tinjauan taman IPTEK, studi banding taman IPTEK, dan tinjauan arsitektur high – tech. 2.1.
Tinjauan IPTEK
2.1.1. Tinjauan ilmu pengetahuan Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu dapat digolongkan menurut cara berikut ini: 1) Humaniora 2) Ilmu sosial 3) Ilmu pasti ( ilmu dalam arti yang lebih ketat ) ·
Ilmu alam
·
Matematika
·
Ilmu terapan ( rekayasa )
4) Ilmu kedokteran dan farmasi Yang merupakan dasar dari komponen teknologi adalah ilmu pasti. Bagian – bagian dari ilmu pasti antara lain : commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1.1.1. Ilmu alam Istilah ilmu alam ( natural science ) atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu mengenai aspek – aspek fisik dan nonmanusia, tentang bumi dan alam sekitarnya. Ilmu – ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan. Ilmu alam terdiri dari : 1) Astronomi
5) Ekologi
2) Biologi
6) Geologi
3) Kimia
7) Fisika
4) Ilmu bumi
8) Geografi fisik berbasis ilmu
2.1.1.2. Matematika Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika, pandangan lain tergambar dalam filsafat matematika. Para matematikawan merumuskan konjektur dan kebenaran baru melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang dipilih yang saling bersesuaian. Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika, matematika dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran dan pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek – objek fisika. Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu pengetahuan sosial seperti ekonomi dan psikologi.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1.1.3. Ilmu terapan Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih bidang – bidang ; matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu biologi untuk penyelesaian masalah praktis yang langsung mempengaruhi kehidupan sehari – hari. Cabang – cabang ilmu terapan antara lain : 1) Arsitektur
8) Pendidikan
2) Bisnis dan Industry
9) Pertanian
3) Bisnis dan Industry
10) Teknik
4) Hukum
11) Teknologi
5) Informatika
12) Transportasi
6) Komunikasi
13) Sosio-teknologi
7) Otomitif
2.1.2. Tinjauan teknologi Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technología (τεχνολογία) ‐ TECHNE (τέχνη), 'kerajinan' dan‐Logia (‐λογία), studi tentang sesuatu, atau cabang pengetahuan dari suatu disiplin. Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang berguna bagi manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk sistem, metode organisasi, dan teknik. Untuk membatasi pengertian teknologi yang luas, maka pengertian teknologi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Teknologi sebagai barang buatan Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan paling umum dikenal orang ialah sebagai barang buatan manusia. Tidak ada manusia yang commit dari to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sempurna, kelemahan yang ada pada diri manusia kemudian diminimalisir dengan adanya teknologi. Tetapi barang – barang buatan tidak hanya terbatas pada kelemahan manusia saja tetapi sesuatu yang tadinya belum terpikirkan. 2) Teknologi sebagai kegiatan manusia Kegiatan manusia tidak lepas dari kegiatan membuat dan menggunakan. Kegiatan manusia itu merupakan bentuk dari teknologi itu sendiri. 3) Teknologi sebagai kumpulan pengetahuan Kegiatan membuat dan menggunakan pasti tidak akan lepas dari ilmu membuat ( produk ) dan ilmu menggunakan ( konsumsi ). Ilmu tersebut merupakan kumpulan dari pengetahuan yang didapat manusia dari berbagai sumber. 4) Teknologi sebagai kebulatan sistem Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai jika teknologi ditinjau sebagai suatu sistem. Ini berarti teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur – unsure yang saling berkait dan saling mempengaruhi dalam lingkungan sistem itu sendiri. http://arydj.files.wordpress.com/2009/12/01-pengertian-teknologi.pdf
(
7
November 2010 ). 2.2.
Tinjauan Taman
Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Penataan taman menyangkut penyesuaian dengan ruang di sekitarnya, seperti: commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Taman rumah tinggal 2) Taman perkantoran 3) Taman lingkungan pemukiman 4) Taman kota 5) Taman sekolah 6) Taman kawasan industry 7) Taman wisata http://id.wikipedia.org/wiki/Taman ( 12 Oktober 2010 ) 2.2.1. Bahan Material Lansekap Dalam arsitektur lansekap dikenal 2 ( dua ) bagian besar material lansekap, yakni material lunak ( soft materials ) dan material keras ( hard materials ). 1) Material lunak ( Soft Materials ) Tanaman merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan memperngaruhi ukuran besaran tanaman, bentuk tanaman, tekstur dan warna selama masa pertumbuhannya. Fungsi tanaman secara ekologis adalah a) Menyerap CO2 dan menghasilkan O2 bagi makhluk hidup di siang hari b) Memperbaiki iklim setempat c) Mencegah terjadinya erosi / pengikisan muka tanah ( run off ) d) Menyerap air hujan 2) Material keras ( Hard Materials ) Material keras dapat dibagi dalam 5 ( lima ) kelompok besar yaitu : a) Meterial keras alami ( organic materials ) commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Material keras alami dari potensi geologi ( inorganic materials used in their natural state ) c) Material keras buatan bahan metal ( inorganic materials used in highly modified state ) d) Material keras buatan sintesis / tiruan ( synthetic materials ) e) Material keras buatan kombinasi ( composite material ) 2.2.2. Fungsi taman Taman tidak hanya mengandung / mempunyai nilai estetis saja, tapi juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) Kontrol pandangan ( visual control ) Menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan dan sinar lampu kendaraan pada : a) Jalan raya
Gambar II.1 Silau lampu kendaraan dikurangi dengan ditanami pohon atau perdu yang padat. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
b) Bangunan Gambar II.2 Peletakan pohon, perdu, semak, ground cover, dan rumput dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, hempasan air hujan, dan menahan jatuhnya
sinar
matahari
ke
daerah
yang
membutuhkan keteduhan. Sumber
:
Komponen
perancangan
arsitektur
lansekap - 2003 commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Kontrol pandangan terhadap ruang luar Gambar II.3 Tanaman dapat dipakai untuk komponen pembentuk ruang sebagai dinding, atap, dan lantai guna mengendalikan pandangan. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
d) Kontrol pandangan untuk mendapatkan ruang pribadi ( privacy space )
Gambar II.4 Tanaman dapat dipergunakan untuk membatasi pandangan dari arah luar dalam usaha untuk menciptakan ruang pribadi. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
e) Kontrol pandangan terhadap hal yang tidak menyenangkan
Gambar II.5 Tanaman dapat dipergunakan sebagai penghalang pandangan terhadap hal – hal yang tidak menyenangkan untuk ditampilkan. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
2) Pembatas fisik ( physical barriers ) Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia dan hewan. Selain itu dapat juga berfungsi mengarahkan pergerakan. 3) Pengendali iklim ( climate control )
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tanaman berfungsi sebagai pengendali iklim untuk kenyamanan manusia. Faktor iklim yang memperngaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari, angin, kelembapan, suara dan aroma. a) Kontrol radiasi sinar matahari dan suhu Tanaman
menyerap
panas
dari
pancaran
sinar
matahari
dan
memantulkannya sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro.
Gambar II.6 Tanaman menyerap panas dari pancaran sinar matahari dan memantulkannya sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
b) Kontrol / pengendali angin Tanaman berguna sebagai penahan, penyerap dan mengalirkan tiupan angin sehingga menimbulkan iklim mikro. Jenis tanaman yang dipakai harus diperhatikan tinggi pohon, bentuk tajuk jenis, kepadatan tajuk tanaman serta lebar tajuk. Gambar II.7 Tanaman berguna sebagai penahan, penyerap, dan mengalirkan tiupan angin sehingga menimbulkan iklim mikro. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
c) Pengendali suara Tanaman
dapat
menyerap
suara
kebisingan
bagi
daerah
yang
membutuhkan ketenangan. Pemilihan jenis tanaman tergantung dari tinggi pohon, lebar tajuk dan komposisi tanaman. commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.8 Tanaman dapat menyerap suarakebisingan bagi daerah yang membutuhkan ketenangan. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
d) Penyaring udara Tanaman sebagai filter atau penyaring debu, baud an memberikan udara segar. Gambar II.9 Tanaman sebagai filter atau penyaring debu, bau, dan memberikan udara segar. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
e) Pencegah erosi ( erosi control ) Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Selain itu dapat pula berfungsi untuk menahan air hujan yang jatuh secara tidak langsung ke permukaan tanah. Gambar II.10 Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f) Habitat satwa ( wildlife habitats ) Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat berlindung kehidupannya. Hingga secara tidak langsung tanaman dapat membantu pelestarian kehidupan satwa.
Gambar II.11 Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat berlindungnya kehidupan. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
g) Nilai estetis ( aesthetic values ) Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari panduan antara warna ( daun, batang, bunga ), bentuk fisik tanaman ( batang, percabangan dan tajuk ), tekstur tanaman, skala tanaman dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan elemen lansekap lainnya.
Gambar II.12 Pembayangan pada tanaman menimbulkan pemandangan yang menarik. Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
Rustam Hakim dan Hardi Utomo (2003) commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.3. Karakteristik taman Setiap jenis taman memiliki elemen – elemen yang berbeda untuk menunjukkan karakteristiknya. Karakteristik setiap taman dipengaruhi juga oleh kondisi agroklimat yang berbeda, misalnya saja lingkungan dan luas lahan yang berbeda. Berikut ini akan dibahas beberapa contoh taman dengan karakter atau tema khusus. 1) Taman Jepang Taman Jepang adalah taman yang dibangun dengan gaya tradisional Jepang. Prinsip dasar taman Jepang adalah miniaturisasi dari lanskap atau pemandangan alam empat musim di Jepang. Dalam taman Jepang tidak dikenal garis-garis lurus atau simetris. Taman Jepang sengaja dirancang asimetris agar tidak ada satu pun elemen yang menjadi dominan. Bila ada titik fokus, maka titik fokus digeser agar tidak tepat berada di tengah. Secara garis besar, taman Jepang mengenal dua ekstremitas: sakral dan profan. Taman Jepang berukuran besar dilengkapi dengan bangunan kecil seperti rumah teh, gazebo, dan bangunan pemujaan (kuil). Di antara gedung dan taman kadangkadang dibangun ruang transisi berupa beranda sebagai tempat orang dudukduduk. Dari beranda, pengunjung dapat menikmati keindahan taman dari kejauhan. Tidak semua taman Jepang dirancang untuk dimasuki atau diinjak orang. Sejumlah taman dimaksudkan untuk dipandang dari kejauhan seperti dari dalam gedung atau beranda. Di taman yang dibangun untuk dipandang dari commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jauh, orang dapat melihat secara sekaligus semua elemen yang ada di dalam taman. Taman Jepang mengenal permainan perspektif sebagai salah satu teknik untuk membuat taman terlihat lebih besar dari luas sebenarnya. Teknik pertama dari beberapa teknik yang biasa digunakan adalah penciptaan ilusi jarak. Taman akan terlihat lebih luas bila di latar depan diletakkan batu-batuan dan pepohonan yang lebih besar daripada batu-batuan dan pepohonan di latar belakang. Dalam teknik kedua berupa "tersembunyi dari penglihatan" (miegakure), tidak semua pemandangan di dalam taman dapat dilihat sekaligus. Tanaman, pagar, dan bangunan digunakan untuk menghalangi pandangan isi taman seperti air terjun, lentera batu, dan gazebo. Orang harus berjalan masuk sebelum dapat melihat isi taman. Dalam teknik ketiga yang disebut lanskap pinjaman (shakkei), pemandangan taman meminjam pemandangan alam di latar belakang seperti pegunungan, sungai, atau hutan yang berada di kejauhan. Bangunan seperti istana di luar taman juga dapat dijadikan bagian integral dari taman.
Gambar II.13 Kōraku-en, salah satu gaya taman
Gambar II.14 Jembatan sebagai elemen dasar
Jepang di Okayama
yang menambah harmoni dalam lansekap
Sumber :
Sumber :
commit user http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Jepang - tohttp://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Jepang 2011
2011
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.15 Pagar merupakan element
Gambar II.16 Lentera banyak dipakai pada
penting lansekap pada taman Jepang dengan
Taman Jepang karena keindahan dan
model kolam di tengah
kegunaannya
Sumber :
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Jepang -
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Jepang -
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Jepang ( 19 Februari 2011 ) 2) Taman Cina 2011
2011
Taman Cina dicipta dalam cara yang sama seperti penggabungan lansekap dan lukisan bersamaan dengan sajak. Pada taman Cina tumbuhan digunakan sebagai tanda. Bambu digunakan dalam setiap taman adat Cina, ini di karenakan bamboo memcirikan kekuatan. Lotus digunakan untuk menandakan kesucian, bunga kekwa digunakan untuk menandakan keindahan dan keberanian untuk hidup natural, bunga peoni menandakan kekayaan, dan lain sebagainya. Salah satu ciri khusus pada taman Cina adalah banyak digunakan unsur air dan batu. Pada batu yang digunakan berukirkan kaligrafi dengan makna tertentu.
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.17 Air adalah sebuah elemen
Gambar II.18 "Kesan Indah" di subbandar timur
penting di Taman Yuyuan Shanghai.
Nanjing
Sumber :
Sumber : http://wikipedia.org/wiki/Taman_Cina -
http://wikipedia.org/wiki/Taman_Cina - 2011
2011
Gambar II.19 Suasana bunga bermekaran pada
Gambar II.20 Taman Cina dengan menekankan
taman Cina
penggunaan tanaman bonsai
Sumber : http://wikipedia.org/wiki/Taman_Cina Sumber : http://wikipedia.org/wiki/Taman_Cina - 2011
- 2011
http://ms.wikipedia.org/wiki/Taman_Cina ( 19 Februari 2011 ) 2) Taman Islami Taman islami adalah bentuk landscape yang didesain sesuai dengan prisip – prinsip ideologi ketuhanan, menggunakan elemen – elemen fisik yang unik serta memiliki niat dan tujuan yang jelas. Secara umum, elemen tipikal yang terdapat dalam taman islami adalah : a) Dinding yang mengitari taman, penggunaan air, pohon dan bunga, penggunaan seni arabesque – dekorasi geometris islami. commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Taman direncanakan pada pola persegi dengan sumbu bersilangan ( crossed plan ) dengan karakter sederhana, jelas, disiplin, dan menyenangkan. c) Komposisinya adalah sebagai inner court ; yaitu sebagai orientasi pandang ke dalam, dengan fungsi sebagai : §
Isolasi suatu keindahan buatan manusia dari kekacauan lingkungan padang pasir di luar
§
Taman isolasi dari iklim padang pasir yang berdebu juga dari polusi jalan
§
Penekanan pada privasi keluarga, khusunya anggota keluarga wanita.
Pada taman Islami digunakan beberapa aksesories untuk memperkuat desain dan karakter taman seperti : a) Gazebo dan paviliun Gazebo atau paviliun adalah elemen penting dalam taman islami karena di sinilah tempat untuk menikmati keindahan. Pada umumnya, gazebo taman islami berbentuk segi delapan, karena segi delapan diasosiasikan dengan surga.
Gambar II.21 Berbagai macam gaya gazebo. Bentuk denah bias segi delapan atau segi empat Sumber : Desai taman islami - 2007
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Chabutra dan paviliun mengambag Chabutra adalah landasan yang ditinggikan di tengah – tengah kolam atau persilangan kanal, umumnya tidak beratap dan berfungsi sebagai tempat bersantai.
Gambar II.22 Salah satu contoh chabutra pada taman islami di India dan bale kambang di Bali Sumber : Desai taman islami - 2007
c) Fountain Fountain adalah struktur yang terdiri dari wadah air berbentuk mangkok atau kolam kecil dengan nozzle di tengahnya untuk memuncratkan air yang menjadi elemen estetika taman. Fountain biasanya berbentuk bintang 8 sudut, baik segi delapan atau mangkok lebar rendah dengan permukaan berlekuk seperti kerang. Bentuk – bentuk dekoratif ini merupakan bagian dari seni arabesque yang melambangkan sifat kekeal Allah swt.
Gambar II.23 Macam – macam detail fountain Sumber : Desai taman islami - 2007
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Planter box Planter box atau bak taman dibuat untuk wadah tanaman semak yang umumnya ditanam berderet. Planter box taman islami selalu mengambil bentuk geometris; seperti persegi panjang, bintang bersudut 8, belah ketupat, atau segi 8.
Gambar II.24 Bentuk – bentuk penerapan desain planter box Sumber : Desai taman islami - 2007
e) Pergola Pergola adalah elemen taman islami yang paling sedikit dijumpai pada taman masa lalu. Pergola dapat dipakai sebagai tempat merambatnya tanaman, gerbang taman, dan pembingkai vista taman tersebut.
Gambar II.25 Macam – macam desain pergola sebagai tempat merambat tanaman dan pembingkai vista Sumber : Desai taman islami - 2007
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f) Railing dan balustrade Railing dan balustrade dipakai sebagai pembatas area taman dengan ruang luar taman. Pada aplikasi saat ini, railing juga berfungsi sebagai elemen dekoratif taman. Penggunaan railing dapat diterapkan sebagai pemisah antara jalur perkerasan dengan area hijau. Pola railing sebaiknya sederhana; misalnya pola jeruji vertikal. Pola dasar arabesque maupun bintang segi 8 juga dapat dipakai.
Gambar II.26 Macam – macam contoh pola arabesque Sumber : Desai taman islami - 2007
g) Perkerasan tanah Perkerasan tanah pada taman islami dibatasi hanya pada jalur – jalur sirkulasi tepi kolam saja. Pola lantai atau pola arabesque bias diterapkan.
Gambar II.27 Macam – macam contoh material dan pola lantai Sumber : Desai taman islami - 2007
Doni Fireza ( 2007 )
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.4. Kesimpulan Taman memiliki beragam karakter sesuai dengan konsep serta lokasi taman tersebut akan dibuat. Walaupun setiap jenis taman memiliki konsep yang berbedabeda, secara keseluruhan taman memiliki unsur pelengkap yang hampir sama, misalnya penggunaan patung, pot, air mancur, gazebo, dan lain sebagainya. Dengan memahami karakter taman serta elemennya dapat digunakan sebagai ide desain baru. 2.3.
Tinjauan Taman IPTEK
2.3.1. Pengertian Taman IPTEK Taman IPTEK adalah suatu area untuk memamerkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Suatu wadah guna menyimpan dan mengoleksi obyek – obyek hasil ilmu pengetahuan untuk dieksibisikan bagi kepentingan umum melalui model dan obyek peraga yang rekreatif dalam mengilustrasikan ilmu pengetahuan dan aplikasi teknologi dalam penekanan pada pemakaiannya di masa sekarang dan masa depan. 2.3.2. Karakteristik Taman IPTEK Taman IPTEK merupakan taman yang dibangun dengan menekankan penggunaan teknologi. Bila dikaitkan dengan penataan taman menyangkut penyesuaian dengan ruang di sekitarnya, taman IPTEK termasuk taman wisata yang edukatif. Oleh karena itu, penggunaan teknologi pada taman IPTEK harus mampu memberi kesan menyenangkan serta memberikan pengetahuan terhadap pengunjung.
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hampir sama seperti bentuk taman dengan karakter lainnya, elemen – elemem pembentuk taman IPTEK juga terdiri dari tanaman dan aksesoris taman lainnya. Beberapa elemen pembentuk taman IPTEK antara lain : 1) Kolam Kolam pada taman IPTEK dapat berupa kolam dengan air yang tenang atau kolam dengan air mancur. Fungsi kolam dapat digunakan sebagai pembentuk iklim mikro dalam site, sebagai aksentuasi, dan pengarah. Kolam yang ada dapat dirancang dengan penggunaan teknologi seperti permainan laser dan nozzle yang memberi kesan indah.
Gambar II.28 Perpaduan kolam air mancur
Gambar II.29 Kolam sebagai aksentuasi
dengan permainan laser
dan pengarah
Sumber :
Sumber :
http://www.google.co.id/imglanding?q=air%20ma
http://www.google.co.id/imglanding?q=
ncur%20dengan%20permainan%20laser&imgurl
elemen+lansekap - 2011
- 2010
2) Gazebo dan shelter Gazebo dan shelter merupakan salah satu elemen pembentuk taman IPTEK yang cukup penting. Gazebo dan shelter berfungsi sebagai tempat menikmati pemandangan dan pertunjukan pada taman, serta sebagai tempat bersantai. Gazebo dan shelter pada taman IPTEK menampilkan kemajuan teknologi bahan dan struktur.
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.30 Penggunaan struktur dan bahan materi baru Sumber : http://haxims.blogspot.com - 2011
3) Sclupture Scluprute berfungsi sebagai aksentuasi pada taman IPTEK. Material sculpture yang dapat digunakan beragam, bias berupa beton, baja, aluminium, plastik / fiber maupun besi. Bentuk sculpture yang digunakan juga dapat digabungkan dengan permainan air mancur.
Gambar II.31 Gabungan sclupture dan air mancur Sumber : http://www.google.co.id/imglanding?q=sculpture%2 0dan%20air%20mancur&imgurl - 2010
4) Bangku taman Bangku taman merupakan salah satu elemen yang penting pada taman IPTEK, berfungsi sebagai tempat beristirahat, menunggu dan menyaksikan peragaan yang diadakan di luar bangunan. Material yang digunakan bias terbuat dari besi, baja, atau kayu.
Gambar II.32 Kursi taman dengan material Gambar II.33 Kursi taman dengan material stainless
kayu dan plastik
rsi%20taman%20unik&imgurl - 2011
rsi%20taman%20unik&imgurl - 2011
commit to user http://www.google.co.id/imglanding?q=ku http://www.google.co.id/imglanding?q=ku
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Pergola Pergola dapat digunakan sebagai elemen estetika dalam taman, biasanya pergola
menjadi tempat merambatkan tanaman. Ruang yang dihasilkan
pergola dapat digunakan sebagai tempat peneduh dari panas sinar matahari. Pergola dapat dibuat dari material besi, baja, kayu atau plastik sesuai dengan kesan yang ingin ditampilkan. Bentuk desain pergola pada taman dengan karakter IPTEK menampilkan bentuk – bentuk yang tidak konvensional dengan penonjolan pada rekayasa struktur dan bahan yang digunakan.
Gambar II.34 Pergola taman http://www.google.co.id/imglanding - 2011
6) Lampu taman Lampu taman memiliki fungsi sebagai penerangan cahaya untuk ruang tempat kegiatan, sirkulasi, tanaman / pepohonan, kolam, benda yang akan diekspose, dan perabot taman. Lampu taman yang dapat digunakan beragam sesuai dengan suasana yang akan diciptakan. Lampu – lampu yang digunakan pada Taman IPTEK dapat berupa lampu sorot untuk mengekspose benda yang dipamerkan dan lampu pijar untuk penerangan.
Gambar II.35 Lampu taman
commit to user http://www.google.co.id/imglanding?q =lampu%20taman&imgurl - 2011
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7) Vegetasi Vegetasi pada Taman IPTEK berfungsi sebagai pengarah sirkulasi pengunjung, memberi nilai estetis pada site dan pengendali dari radiasi sinar matahari, suhu, pengendali angin, control suara dan penyaring udara. Jenis vegetasi yang digunakan beragam sesuai dengan fungsi, misalnya sebagai pengarah sirkulasi dapat digunakan pohon cemara, pohon dengan daun yang lebat dapat berguna untuk pengendali sinar matahari, pengendali angin, suara dan penyaring udara.
Gambar II.36 Gabungan berbagai jenis vegetasi pada taman Sumber : //www.google.co.id/imglanding - 2010
2.3.3. Meteri peragaan Kegiatan peragaan pada Taman IPTEK merupakan bagian yang terpenting, karena dengan cara peragaan ini dapat lebih memudahkan pengunjung untuk mengerti dan memahami mengenai konsep, proses dan prinsip dari science. Dengan peragaan ini, diharapkan konsep – konsep ilmu science yang abstrak dapat diterangkan secara lebih mudah, nyata dan menyenangkan melalui alat peraga. Benda – benda yang diperagakan harus mempunyai nilai ilmiah yang tinggi, bendanya bias memiliki nilai historis, bias juga obyek yang hanya menerangkan suatu kawasan dasar dari evolusi science dan teknologi. Benda yang commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ditampilkan terdiri dari benda asli, replika, dan model peragaan untuk memperjelas informasi yang hendak disampaikan. Masalah yang dihadapi adalah menentukan dan menyusun materi yang akan diperagakan, mengingat obyek yang disajikan dan diperagakan dari science dan teknologi banyak ragamnya. Oleh karena itu, pada umumnya materi pameran dikelompokkan dalam beberapa tema. Tujuan dari pengklasifikasian tersebut adalah : 1) Mempermudah pengunjung dalam mencari dan menguasai meteri yang diperagakan 2) Memperjelas wawasan materi peragaan science dan teknologi sebagai hasil karya yang indah 3) Mempermudah persiapan perencanaan peragaan 4) Mempermudah pelaksanaan peragaan untuk jangka panjang dan jangka pendek Selanjutnya
tema
tersebut
dikembangkan
dalam
beberapa
sub-tema.
Pengklasifikasian tema yang berdasarkan pada ilmu science umumnya sulit karena science terutama ilmu eksak memiliki banyak cabang, sehingga akan menimbulkan pembagian yang cukup banyak. Tema peragaan pada umumnya hanya meliputi science dasar saja. Demikian pula pengklasifikasian tema berdasarkan teknologi yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia dan lingkungannya. 2.3.4. Metode Penyajian Benda – benda yang diperagakan disusun dengan metode penyajian dengan commit tomaksud user dari benda yang diperagakan. tujuan agar pengunjung dapat mengerti
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Benda yang diperagakan harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu yang mendalam para pengunjung. Beberapa metode penyajian yang dapat digunakan antara lain : 1) Metode pendekatan estetik Cara penyajian benda koleksi dengan mengutamakan segi keindahan dari benda yang diperagakan. 2) Metode pendekatan romantik Cara penyajian benda koleksi yang dapat mengungkapkan suasana tertentu, yang berhubungan dengan benda yang diperagakan. 3) Metode pendekatan intelektual atau metode tematik Cara penyajian benda koleksi yang dapat mengungkapkan dan memberikan informasi ilmu yang bersangkutan dengan benda yang diperagakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam tata penyajian peragaan agar tujuan Taman IPTEK dapat tercapai antara lain : 1) Pengunjung harus dapat bergerak dan mengamati obyek yang disajikan secara nyaman, oleh karena itu gangguan seperti suara dan silau cahaya harus diperhatikan. 2) Model ruang harus mampu mengarahkan sirkulasi pengunjung sehingga pengunjung tidak kebingungan ketika sedang menikmati peragaan. 3) Penyajian benda peragaan harus mampu membentuk rasa keingintahuan pengunjung untuk melakukan eksplorasi yang lebih. 4) Benda yang disajikan harus memiliki nilai ilmiah dan menarik bagi pengunjung. commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.5. Teknik pameran peragaan 2.3.5.1. Teknik peragaan partisipasi ( Participatory Techniques ) Teknik yang memiliki konsep bahwa pengunjung diajak untuk terlibat dengan benda – benda pameran baik secara fisik maupun intelektual. Partisipasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dalam hal ini, sangat diutamakan obyek peragaan dapat merupakan benda yang bernilai tidak mahal dan mudah didapatkan. Bentuk teknik peragaan partisipasi dapat berupa : 1) Penggerak ( Activation ) Pada peragaan ini pengunjung terlibat dengan menekan tombol, mengangkat dan menggerakkan. Peragaan itu seperti peragaan kimia, kereta api miniatur, eksperimen energi, presentasi audio visual dan peragaan lain. 2) Permainan tanya jawab ( Question and Answer games ) Permainan ini merangsang intelektual pemirsanya dengan memberikan pertanyaan secara random dan dijawab dengan menekan tombol pada panel. Alat peraga berupa sebuah panel yang teriluminasi ( layar monitor dengan komputer ) dengan tombol – tombol penjawab. 3) Keterlibatan fisik ( Physical Involvement ) Disini pengunjung mempraktekkan sendiri aplikasi alat peraga misalnya mengayuh pedal sepeda yang kemudian menghasilkan energi, penggunaan alat mikroskop yang dapat melihat bakteri dan menarik tali dalam sebuah proses mesin sederhana. 4) Stimulasi intelektual ( Intellectual Stimulation ) Stimulasi intelektual merupakan suatu peragaan benda – benda dengan commit to user keterlibatan non fisik dari pengunjung misalnya melihat hologram, formula
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
matematika, ilusi optik, pola komputer, rangkaian sejarah yang diletakkan di dinding. 5) Komputer Komputer berguna untuk memberikan informasi kepada pengunjung dan merangsang intelektualitas pemakai sebagai media tanya jawab antara komputer dengan pemakai. Selain itu dapat juga digunakan sebagai sarana bermain dan sarana simulator. 6) Pertunjukkan langsung ( Live Demonstration ) Pertunjukan dapat dilakukan di dalam theater sendiri atau bersama dengan obyek pameran yang lain. Biasanya ada straf yang menjelaskan tentang obyek yang diperagalan. Materi yang dapat diperagakan secara langsung antara lain peragaan yang berhubungan dengan listrik, magnet, mesin – mesin sederhana, suara dan akustik, cahaya, dan optik. 2.3.5.2. Teknik berdasarkan pada obyek peragaan ( Object Base Techniques ) Teknik dasar untuk memamerkan digolongkan menjadi tida jenis, antara lain : 1) Open storage ( meletakkan seluruh koleksi pada tempat pameran ) 2) Selective display ( menampilakan sebagian koleksi ) 3) Thematic grouping ( menampilkan benda – benda koleksi dalam suatu topic tertentu ) Bentuk dalam memamerkan obyek peragaan antara lain : 1) Benda – benda yang tidak tertutup ( Unsecured object ) Benda – benda ini diperagakan dengan cara “ Hands on “, sehingga pengunjung dapat menyentuhnya. Cara ini ditetapkan untuk benda – benda user konsekuensinya obyek peraga yang tidak butuh pengamanancommit khusus.toSebagai
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adalah kemungkinan dapat rusak atau hilang. Maka obyek yang diperagakan harus berdimensi dan berbobot besar sehingga tidak mudah dipindahkan. Misalnya replika pesawat terbang, lokomotif. 2) Benda – benda tertutup ( Fastened object ) Penempatan benda – benda koleksi dalam kaca atau tabung plastik merupakan metode display yang sering digunakan dalam eksibisi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kehilangan ataupun tangan – tangan pengunjung yang secara iseng mengetuk kaca tersebut. Bila menempatkan benda – benda koleksi yang bernilai tinggi diperlukan pengamanan yang lebih ketat, misalnya dengan menggunakan alarm yang dapat berbunyi bila pagar pengaman benda koleksi dilanggar. 3) Benda – benda digantung ( Hanging object ) Cara ini dilakukan dalam suatu hall eksibisi misalnya dengan menggantung koleksi – koleksi pesawat terbang dengan tujuan untuk menarik perhatian pengunjung, keamanan benda koleksi tersebut dan ruang eksibisi masih dapat digunakan untuk benda lainnya. 4) Benda – benda animasi ( Animated object ) Benda – benda pameran digerakkan sehingga memunculkan atrksi yang menarik perhatian pengunjung. Misalnya berbagai jenis jam, mesin – mesin kendaraan yang semuanya dapat bergerak sehingga dapat menarik perhatian pengunjung dengan mempertunjukkan cara kerjanya. 5) Diorama ( Dioramas ) Diorama terdiri dari 2 bentuk, yaitu miniature dan full sized suatu panel yang menggambarkan situasi tertentu. commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.5.3. Teknik panel ( Panel Techniques ) Sarana peragaan dengan teknik panel pada umumnya digunakan dalam suatu eksibisi. Teknik panel ini digunakan untuk menjelaskan kepada pengunjung tentang prinsip setiap objek pamer. Beberapa teknik panel antara lain : 1) Graphics Panel Graphics panel biasanya digunakan untuk memberikan penjelaskan mengenai isi eksibisi dan juga memberikan kontinuitas. Pada umumnya graphic panel dapat menarik perhatian pengunjung tapi kurang bebobot dalam mencapai tujuan eksibisi 2) Panel penjelasan Panel ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai alur cerita suatu eksibisi. Biasanya berisi foto – foto untuk menjelaskan maksud peragaan. 3) Iluminasi Box Panel Bentuk kotak panel yang transparan terhadap cahaya digunakan untuk menjelaskan. Dan panel jenis ini digunakan sebagai “ eye cathing “ yang akan menjelaskan alur cerita kepada pengunjung. 4) Panel animasi Panel ini merupakan tiruan proses kerja pergerakan benda – benda teknis. Cara ini sangat menjelaskan prinsip – prinsip ilmu pengetahuan, proses industri ataupun fungsi tubuh manusia. Kadang – kadang panel ini dapat diatur oleh pengunjung.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) History wall History wall merupakan perluasan dari konsep panel. Biasanya mempunyai ukuran 7 m atau lebih dan berisi tiruan dan rangkaian ilustrasi mengenai suatu cabang ilmu pengetahuan teknologi. 2.3.5.4. Teknik Model ( Model Techniques ) Teknik peraga ini digunakan bila benda yang sesungguhnya tidak ada dan tidak mungkin diperagakan karena dimensinya atau bila lebih dapat menjelaskan kepada pengunjung tentang cara bekerjanya obyek pameran. Beberapa model dapat dikerjakan oleh staf pengelola, tetapi untuk model – model yang rumit, diperoleh dari bengkel kerja yang khusus membuat model tersebut. Macam teknik model ( maket ) adalah : 1) Replika Merupakan suatu tiruan benda aslinya dengan skala 1 : 1. Berbagai jenis kendaraan, mesin, instrumen atau benda – benda lainnya kadang – kadang memerlukan suatu bentuk replika dengan skala yang sama dengan aslinya. Atau suatu peragaan iptek kerena tidak memiliki aslinya merasa perlu untuk mengadakan duplikatnya yang diharapkan dapat membentuk pengertian dan apresiasi pengunjung terhadap benda yang diperagakan. 2) Miniatur Merupakan suatu jenis model yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan aslinya. Miniatur sering digunakan dalam peragaan iptek, dari bentuk rumah – rumah mainan, model kereta api, sampai kepada bentuk diorama. Bentuk – bentuk ini membantu menghadirkan benda – benda yang memerlukan commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penampilan yang utuh misalnya suasana pelabuhan udara, pabrik – pabrik, dan lain – lain. 3) Pembesaran visualisasi Pembesaran visualisasi dilakukan untuk objek – objek yang kecil, misalnya molekul DNA, model atom, dan organ tubuh manusia. Pembesaran dilakukan bila objek sulit untuk dipahami dalam bentuk aslinya. 4) Working models Sebuah model dengan bagian – bagian yang bergerak akan lebih menarik dari bentuk aslinya yang statis. Bentuk ini dapat berupa replika dengan skala utuh miniatur, pembesaran atau bahkan dengan model anatomi yang transparan dan dapat digerakkan kontinyu, digerakkan oleh pengunjung atau pengelola eksibisi. 2.3.5.5. Teknik Simulasi ( Simulation Techniques ) Bentuk tiruan mengenai suatu lingkungan akan efektif ( sesuai dengan aslinya ) bila dilakukan dengan teknik – teknik diorama, ruang – ruang periodik, penggambaran kembali suasana kota dan tiruan suatu industri. Tiruan – tiruan tersebut dapat mengajak pengunjung ke dalam suasana tambang batu bara, hutan, atau bila memungkinkan suasana sebuah kota masa lalu. Macam teknik simulasi adalah : 1) Diorama Diorama biasanya digunakan untuk melukiskan keadaan pemandangan kehidupan alam sesungguhnya juga menggambarkan proses produksi suatu industri. Biasanya diorama tertutup dengan kaca tanpa suara atau aktivitas commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang bergerak tetapi dapat memberikan efek suara atau suatu pergerakan agar suasana terlihat lebih hidup. 2) Ruang periodik Ruang – ruang keluarga, pabrik – pabrik laboratorium dan lainnya disusun dalam suatu periode sejarah. Kadang – kadang merupakan suatu reproduksi yang diisi dengan benda aslinya atau dengan suatu replika furniture dan mesin – mesin peralatan ilmu pengetahuan. Dengan demikian publik dapat melihat langsung melalui kaca ataupun dibalik railing. 3) Penggambaran kembali suasana kota Teknik ini sering digunakan dalam peragaan iptek. Pengunjung dapat berjalan menyusuri jalan – jalan kota tiruan, melihat melalui jendela – jendela, ruang – ruang periodik dan mungkin melihat kehidupan para ahli bekerja. 2.3.5.6. Teknik audio visual ( Audiovisual techniques ) Metode suara dan audio visual dapat efektif bila menggunakan kwalitas yang baik dan penggunaan yang tepat. Pada pusat peragaan iptek yang dipergunakan selama ini adalah narasi, slide film dan sistem proyeksi pada planetarium. Sedangkan teknik – teknik audiovisual yang baru adalah dengan menggunakan videotape, videodisc, talking heads, projected diorama, Chinese mirrors dan multimedia presentation. Jatu Pujowati ( 2010 )
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
2.4.
digilib.uns.ac.id
Studi banding Taman IPTEK
2.4.1. PP Iptek di TMII 2.4.1.1. Lokasi PP Iptek PP Iptek merupakan bangunan berlantai 3 seluas 23.400 m² pada lahan seluas 4,5 Ha di wilayah timur Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya di sebelah selatan Taman Burung Baru TMII atau di sebelah barat Monumen KTT Gerakan Non Blok TMII. 2.4.1.2. Fasilitas PP Iptek TMII 1) 300 alat peraga interaktif terbagi dalam 14 wahana 2) Science Cinema ( auditorium ) kapasitas 125 kursi 3) 3 Ruang seminar 4) Kafetaria, mushola 5) Halaman parkir yang luas 6) Ruang konfirmasi yang nyaman 2.4.1.3. Kegiatan di PP Iptek TMII Program kegiatan pendidikan di PP iptek TMII antara lain : 1) Demo Sains 2) Water Rocket Fun 3) Kunjungan Tematik 4) Pemutaran Film Ilmiah 5) Sanggar Kerja Sains 6) Sains Camp 7) Sains Fair 8) Peragaan Iptek Keliling
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9) Kompetisi Kreatifitas 10) Workshop Guru & Siswa
Gambar II.37 Kegiatan demonstrasi IPTEK Sumber : Dokumen pribadi - 2010
2.4.1.4. Alat peraga dan pengelompokannya Berbeda dengan museum yang hampir seluruh benda koloksinya merupakan barang – barang yang bernilai historis atau replikanya, di PP iptek semua merupakan alat – alat peragaan yang interaktif yang sebagian besar dapat disentuh dan dimaikan oleh pengunjung. Pada saat ini alat peraga yang terdapat di PP Iptek berjumlah kuarang lebih 300 buah. Hampir semua alat yang diperagakan merupakan alat peraga yang dapat disentuh dan dimainkan. Peragaan yang terdapat di PP Iptek TMII terbagi atas : 1) Antariksa
8) Mekanika
2) Lingkungan
9) Optik
3) Energi
10) Transportasi Darat
4) Fluida
11) Transportasi Udara
5) Gelombang
12) Arena Peneliti Cilik
6) Listrik dan Magnet
13) Plato
7) Matematika
14) Flu Burung commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.2. Taman Pintar Yogyakarta Taman pintar merupakan bangunan yang didirikan di atas bekas Shoping Center Jl. Senopati Yogyakarta. Taman pintar terbagi atas 5 zone, antara lain playground gedung PAUD timur, gedung memorabilia, gedung PAUD barat dan gedung oval dan kotak. 2.4.2.1. Playground Yaitu ruang publik pengunjung yang menyediakan berbagai wahana dan alat peraga yang menyenangkan untuk anak – anak. Wahana yang disediakan seperti : 1) Pipa bercerita Pipa bercerita adalah sebuah pipa yang bias merambatkan getaran suara. Alat peragaan ini mendemonstrasikan
bahwa
bunyi
dapat
merambat dan dipantulkan melalui pipa yang Gambar II.38 Pipa bercerita
berkelok.
Sumber : dok.pribadi - 2010
2) Dinding berdendang Alat peraga ini menjelaskan hubungan tinggi rendahnya dengan luas permukaan gendang. Gambar II.39 Dinding berdendang Sumber : dok.pribadi - 2010
3) Spektrum warna Spektrum warna adalah warna – warna MEJIKUHIBINIU ( merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu ) yang merupakan aneka warna matahari. Pada saat memutar lingkaran spektrum warna sampai kecepatan tertentu maka warna MEJIKUHIBINIU akan berubah menjadi warna putih. Hal ini commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disebabkan warna putih merupakan gabungan dari warna – warna MEJIKUHIBINUI.
Gambar II.40 Spektrum warna Sumber : dok.pribadi - 2010
4) Parabola berbisik Parabola berbisik merupakan media peraga komunikasi yang terdiri dari dua buah parabola yang saling berhadapan yang dapat menghantarkan rambatan gelombang suara ke masing – masing titik fokus parabola. Basis ilmiah dari peragaan komunikasi suara ini adalah asas mekanika gelombang suara.
Gambar II.41 Parabola berbisik Sumber : dok.pribadi - 2010
5) Sistem katrol Katrol
merupakan
pesawat
sederhana
yang
memudahkan kerja manusia, dengan prinsip kerja mengubah arah gaya yang bekerja pada beban. Keuntungan mekanika katrol didasarkan pada jumlah tali yang menahan beban ke atas.
Gambar II.42 Sistem katrol Sumber : dok.pribadi - 2010
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Wahana air Wahana air ini bertujuan membangkitkan semangat eksplorasi anak – anak. Gambar II.43 Wahana air Sumber : dok.pribadi - 2010
7) Rumah pohon dan jembatan goyang Permainan ini bertujuan mengekspolasi semangat dan kecintaan pada alam. Gambar II.44 Rumah pohon & jembatan goyang Sumber : dok.pribadi - 2010
8) Permainan putaran Permainan
ini
bertujuan
menjelaskan
kaidah
gerakan putaran. Gambar II.45 Permainan putaran Sumber : dok.pribadi - 2010
9) Jungkat- jungkit Permainan Permainan
ini
dimaikan
jungkat
-
oleh jungkit
dua
orang.
bertujuan
menjelaskan asas keseimbangan. Gambar II.46 Jungkat-jungkit Sumber : dok.pribadi - 2010
10) Labirin Permainan labirin adalah suatu permainan mencari jalan yang tepat sehingga tujuan yang diinginkan tercapai. Permainan ini dapat mengasah kemampuan Gambar II.47 :Labirin Sumber : dok.pribadi - 2010
analisa matematis. commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.2.2. Gedung Memorabilia Menampilkan pameran yang berisi tentang sejarah Indonesia terutama yang berada di kota Yogyakarta.
Gambar II.48 Pameran gambar sejarah
Gambar II.49 Pahlawan di Yogyakarta
kemerdekaan Indonesia
Sumber : dok.pribadi - 2010
Sumber : dok.pribadi - 2010
2.4.2.3. Gedung PAUD barat dan timur Gedung ini merupakan tempat belajar khusus untuk anak usia 2 – 7 tahun. Pada gedung ini disediakan wahana rekreasi dan edukasi bagi anak – anak. Ruangan yang disediakan pada gedung ini adalah ruang profesi, ruang jati diri / perpustakaan, ruang budaya & religi, dan ruang sains & teknologi. 2.4.2.4. Gedung oval dan kotak Pada gedung ini terdapat berbagai macam pameran / peragaan yang berhubungan dengan science dan beberapa pameran tentang industri – industri yang berhubungan dengan teknologi di Indonesia. Pada gedung ini juga terdapat perpustakaan yang dapat digunakan oleh semua pengunjung. Pengunjung dari gedung ini beragam, mulai dari anak usia sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum. Pameran dan peragaan yang disajikan anatar lain :
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel II.1 Pameran dan peragaan di gedung oval dan kotak Taman Pintar Zone Aquarium air tawar
Sumber : Dok. Pribadi - 2010 Contoh alat peraga Memamerkan berbagai jenis ikan air tawar
Manusia purba
Memamerkan berbagai jenis benda – benda peninggalan pada zaman purba dan gambaran kehidupan manusia purba
Dinosaurus
Memamerkan replika dan informasi – informasi mengenai hewan yang hidup zaman purba
Melihat angkasa
Memamerkan replika benda – benda angkasa, panel – panel informasi tentang planet dan ilmuan – ilmuan yang berperan.
Melihat bumi dan pemantau bencana
Memamerkan alat peraga yang menjelaskan tentang bencana – bencana yang terjadi di bumi seperti tsunami dan gempa bumi.
Teknologi konstruksi, mesin, energi dan listrik
Memamerkan panel – panel informasi mengenai teknologi konstruksi, alat – alat pada kehidupan sehari – hari yang menggunakan energi listrik, alat peraga van de graf, dan generator pedal.
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
Teknologi komputer komunikasi
dan
digilib.uns.ac.id
Memamerkan alat – alat serta panel informasi tentang perkembangan telepon seluler dan perkembangan komputer.
Proses pengolahan hasil bumi
Memamerkan mekanisme tentang : § Teknologi pengolahan minyak bumi § Teknologi pengolahan susu § Teknologi pengolahan kelapa sawit
Jembatan science
Memamerkan berbagai alat peraga tentang :
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
2.5.
digilib.uns.ac.id
Tinjauan arsitektur high - tech
2.5.1. Pengertian arsitektur high - tech Colin Davies ( 1988 ) pengertian high tech dalam arsitektur berbeda dengan pengertian high tech dalam industri. Bila dalam industri pengertian hi-tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, komputer, robot, silikon chips, mobil sport dan sejenisnya. Sedangkan dalam arsitektur, high tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high tech adalah bangunan yang terbuat dari material sintesis seperti logam, kaca, dan plastik. Elemen servis dan struktur pada suatu bangunan high tech hampir selalu diperlihatkan di eksteriornya sebagai ornamen dan sculpture. Bangunan high tech juga diperlihatkan dengan menggunakan kaca buram maupun transparan, ducting yang saling tumpang tindih, penggunaan warna pada tangga, eskalator dan lift dengan warna-warna cerah yang bertujuan membedakan fungsi masing-masing elemen struktur dan servis. Arsitektur high tech merupakan suatu kejujuran yang menyatakan dengan jelas fungsi-fungsi elemen bangunannya, misalnya yang mana tangga, lift, ducting dan lainnya. Perkembangan lebih lanjut arsitektur high tech bukan saja tercermin dari struktur bangunan tetapi juga pada sisitem utilitas bangunan, sehingga muncul istilah smart building dengan karakter-karakter hi-tech architecture.
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.2. Tinjauan ruang dan fleksibilitas dalam arsitektur high-tech Masalah ruang dalam arsitektur high-tech digantikan oleh masalah yang lebih teknis yaitu fleksibilitas. Para arsitek high tech berpendapat bahwa apa yang disediakan bangunan high-tech bukanlah suatu ruang tertutup, hall atau ruang yang berderet, tetapi sebuah area atau zona servis baik internal maupun eksternal. Kemungkinan dari zona ini adalah dapat diperluas dengan menyediakan berbagai macam fasilitas. Ruang pada arsitektur high-tech tidak dapat ditetapkan untuk satu fungsi saja sebab keseluruhan desain menuju pada satu ide yaitu fleksibilitas. Contohnya adalah Pompidou Center, ruang internalnya dapat diubah atau disesuaikan dengan kebutuhan multifungsinya yaitu galeri seni, museum, perpustakaan, teater, concert hall dan restaurant. Filosofi arsitektur high-tech dalam menerapkan fleksibilitas dapat diwujudkan pada elemen bangunan seperti dinding, atap, dan struktur bangunan yang dapat fleksibel. 2.5.3. Struktur dan utilitas arsitektur high-tech Ekspose struktur dan utilitas merupakan salah satu dari ciri arsitektur hightech. Sebagai pelopor arsitektur hi-tech, Norman Foster mampu menampilkan bangunan-bangunan yang memiliki ciri tersendiri, seperti yang dicirikannya mengenai arsitektur hi-tech. Antara lain yang menjadi ciri khas karya Norman Foster yaitu: 1) selalu mengekspos struktur dan konstruksi bangunannya 2) menampilkan bagian dalam bangunan yang mempunyai nilai sama pada bagian luar bangunan 3) bagian interior diekspos sehingga dapat dilihat dari luar commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) mengeluarkan bagian dalam bangunan yang memang seharusnya berada di dalam sebagai ornamen atau sculpture Dengan demikian, dapat menunjukan kepada orang awam bagaimana suatu proses penyelesaian konstruksi bangunan secara logis, memahami terapan terapan konstruksi, gaya-gaya yang bekerja, dan bahan bangunan yang digunakan. Selain itu, hampir semua desain-desainnya dilapisi oleh unsur transparan pada dinding luarnya, pelapisan struktur dengan warna abu-abu, pelapisan pipa – pipa saluran, tangga, eskalator, lift, dengan warna silver metalik akan menghasilkan karakteristik bangunan hi-tech. 2.5.4. Prinsip Arsitektur high-tech Colin Davies (1988) menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur hi-tech, yaitu: 2.5.4.1. Inside-out (penampakan bagian luar-dalam) Pada bangunan hi-tech, struktur, area servis dan utilitas dari suatu bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya baik dalam bentuk ornament ataupun sculpture. 2.5.4.2. Celebration of Process (keberhasilan suatu perencanaan) Hi-tech menekankan pada pemahaman konstruksinya, bagaimana, mengapa dan apa dari suatu bangunan. Di antaranya hubungan dari struktur, pemakuan, flanges, dan pipa-pipa salurannya, sehingga dapat dimengerti, baik oleh orang awam maupun para ilmuwan.
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.4.3. Transparancy, Layering, and Movement (transparan, pelapisan dan pergerakan) Bangunan hi-tech selalu menampilkan ketiga unsur ini semaksimal mungkin. Karakter dari bangunan hi-tech dapat dilihat pada penggunaan yang lebih luas material kaca (transparan dan tembus cahaya), pelapisan pipa-pipa jaringan utilitas (layering), alat transportasi bangunan seperti tangga, eskalator atau lift (movement).
Gambar II.50 Sainsbury Center, fasade bangunan menggunakan material kaca Sumber: www.greatbuildings.com - 2007
2.5.4.4. Flat Bright Colouring (pewarnaan yang menyala dan merata) Warna cerah yang digunakan dalam bangunan hi-tech memiliki makna asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari mesin-mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan benda-benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekarang dan masa depan terhadap masa lalu.
Gamabar II.51 TEN Arquitectos,bangunan dengan pewarnaan cerah Sumber: www.arcspace.com - 2007
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.4.5. A Lightweight Filigree of Tensile Member (baja-baja tipis sebagai penguat) Baja-baja tipis yang bersilangan diibaratkan sebagai kolom Doric bagi high tech, dilihat dari penampakan dan penyusunannya. Pengekspresian dan pengaplikasian menurut hierarki yang menjadikan kejelasan dari bagian-bagian tersebut. Landasan pemikiran yang luas pada kreasi adalah dalam pembentukan elemen yang mudah dan logis, mudah penyimpanannya serta mudah pemasangannya.
Gambar II.52 Hongkong and Shanghai Bank,bangunan dengan penggunaan struktur baja tipis Sumber: www.greatbuildings.com - 2007
2.5.4.6. Optimistic Confidence in Scientific Culture (optimis terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi) Penggunaan hi-tech merupakan harapan di masa yang akan datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan baru lainnya.
Gambar II.53 Cybertecture egg, bangunan dengan bentuk dan struktur tidak konvensional Sumber: http://www.livbit.com/article/2009/02/09/cybertecture-egg/ - 2010
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.5. Arsitektur high – tech pada taman Dewasa ini penerapan arsitektur high – tech tidak hanya ditemukan pada bentuk bangunan saja. Penerapan arsitektur high – tech saat ini juga sudah mulai diterapkan pada taman dengan tema atau penekanan khusus. Penggunaan prinsip arsitektur high – tech pada taman dapat dilihat pada elemen pembentuk tamannya yang banyak menonjolkan perkembangan di bidang teknologi struktur dan material. Salah satu contoh taman yang menerapkan prinsip tersebut adalah Taman Zabeel di Dubai. Taman ini terletak di Dubai Trade Centre An Al Karama. Taman ini merupakan taman hiburan yang mengangkat tema teknologi modern. Taman ini dibagi ke dalam 3 Zona yaitu : 1) Zona energy alternatif 2) Zona komunikasi 3) Zona teknologi Selain itu terdapat pula space maze yang dimodelkan seperti sistem tata surya dan atraksi berbasis teknologi lainnya.
Gambar II.54 Space maze yang dimodelkan seperti sistem tata surya Sumber: http://www.fcukz.co.cc/2010/04/taman-temateknologi-di-dubai.html - 2011
Fasilitas lainnya yang terdapat pada taman ini antara lain : 1) Perahu dan restoran di tepi danau 2) Pusat olag raga 3) Galeri atau tempat pameran
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Mini golf 5) Taman untuk skateboard serta BMX 6) Fasilitas untuk BBQ 7) Tempat istirahat 8) Jogging track Penerapan arsitektur high – tech pada taman Zabeel terlihat pada : -
Penggunaan konstruksi yang menekankan pada pemahaman oleh orang awam.
Gambar II.55 Konstruksi tenda pada taman yang menampilkan hubungan antar struktur dan sambungan Sumber: http://www.fcukz.co.cc/2010/04/taman-tema-teknologi-di-dubai.html - 2011
-
Penggunaan warna – warna yang menyala pada elemen pembentuk taman Tiang pada struktur tenda yang mengunakan warna merah. Penggunaan
warna
kuning
Penggunaan macam – macam warna pada perkerana taman.
Gambar II.56 Penggunaan warna – warna menyala pada elemen pembentuk taman Sumber: http://www.fcukz.co.cc/2010/04/taman-tema-teknologi-di-dubai.html - 2011
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Penggunaan teknologi – teknologi modern untuk membentuk suasana pada taman
Gambar II.57 Penggunaan teknologi pencahayaan untuk membentuk suasana taman Sumber: http://www.fcukz.co.cc/2010/04/taman-tema-teknologi-di-dubai.html - 2011
2.5.6. Studi banding bangunan dengan karakter arsitektur high – tech Pompidou Pompidou dirancang oleh Richard Rogers dan Piano. Bangunan ini merupakan bangunan multi fungsi, yaitu sebagai museum seni modern, perpustakaan referensi, pusat desain industri dan pusat penelitian music, akustik dan audio visual. Pompidou didesain dengan ruang – ruang yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan multifungsinya.
Gambar II.58 Pompidou,bangunan dengan arsitektur high-tech Sumber: http://brst440.commons.yale.edu - 2010
Penerapan arsitektur high tech pada bangunan ini terlihat pada : -
Inside-Out, Pompidou mengekspose struktur dan utilitas bangunannya sebagai element estetika.
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Transparan, pelapisan dan pergerakan Hampir sebagian dinding bangunan menggunakan material dari kaca sehingga bagian interior dari bangunan dapat terlihat
-
Pewarnaan yang menyala dan merata Bangunan ini menggunakan warna – warna yang menyala seperti warna merah dan silver
-
Baja – baja tipis sebagai penguat Bangunan ini menggunakan struktur baja yang dibentuk saling bersilangan.
2.5.7. Kesimpulan Jadi dapat disimpulkan hi-tech architecture memiliki karakter-karakter sebagai berikut: 1) Berestetika mesin 2) Dominasi material logam ataupun material penemuan baru 3) Penekanan pada ekspresi bangunan, bukan fungsi bangunan 4) Penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan Hi-tech architecture tidak akan lepas dari kesan futuristik, yang berkarakter: 1) Konsep bangunan berfisi kedepan 2) Estetika mesin yang mencerminkan era industrialisasi 3) Penggunanan bahan prefabrikasi dan bahan-bahan baru lainnya 4) Bentuk yang tidak konvensional lagi.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III TINJAUAN KOTA Pada bab tinjauan kota akan membahas tinjauan umum kota Surakarta, tinjauan tata ruang kota Surakarta, penataan bangunan di Surakarta, kegiatan IPTEK yang ada di Surakarta, potensi kota Surakarta sebagai lokasi Taman IPTEK, dan tinjauan arsitektur di kota Surakarta. 3.1.
Tinjauan umum kota Surakarta
3.1.1. Keadaan geografis Secara geografis Kota Surakarta terletak pada 110o45’15’’ – 110o45’35’’ Bujur Timur dan antara 7o36’00’’ – 7o56’00’’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan diantara tiga gunung, yaitu Gunung Lawu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Sedangkan di sebelah timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo. Wilayah Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian antara 80m hingga 110m di atas permukaan air laut. Dari segi lalulintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi kota Surakarta berada pada jalur strategis yaitu pada simpul lalu-lintas yang menghubungkan Semarang – Yogyakarta (Joglo Semar) dan jalur Surabaya – Yogyakarta. Luas wilayah kota Surakarta sebesar 4.404,06 Ha dikelilingi oleh beberapa kabupaten di sekitarnya, yaitu kebupaten: Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Klaten, Wonogiri dan Sragen. Ketujuh wilayah daerah tersebut commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tergabung dalam kerjasama antar daerah SUBOSUKAWANASRATEN. Kota Surakarta berbatasan langsung dengan tiga kabupaten disekelilingnya yaitu: Utara : Kabupaten Boyolali Timur : Kabupaten Karanganyar Selatan : Kabupaten Sukoharjo Barat : Kabupaten Sukoharjo. Secara adminitratif pemerintahan, wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu kecamatan Serengan, kecamatan Pasarkliwon, kecamatan Laweyan, kecamatan Banjarsari dan kecamatan Jebres. Sedangkan jumlah kelurahannya sebanyak 51 kelurahan dengan 592 RW, 2.645 RT dan 129.380 KK. http://soloraya.net/info/Kebijakan-Perubahan-Iklim-Di-Surakarta.pdf
(
30
September 2010 ) 3.1.2. Keadaan klimatologi Termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah ekuatorial (5⁰ - 10⁰ LU/LS). Perbedaan temperatur pada ekuatorial pada umunya berkisar 8⁰ C, dengan maksimum temperatur pada siang hari berkisar 34 - 35⁰ C dan malam hari berkisar 24⁰ C. Suhu udara rata-rata tercatat pada 1995 maksimum 32,04⁰ C dan suhu minimum 19,82⁰ C. 3.2.
Tinjauan tata ruang kota Surakarta
Pada tata ruang kota Surakarta dapat dikatakan menjari dan memusat dengan perkembangan, yaitu kearah Yogyakarta, Semarang, Wonogiri dan Sukoharjo, Surabaya, Sragen, Karanganyar, sukoharjo. Kota Surakarta mempunyai 3 bagian utama dalam pola tata ruang kota, yaitu : commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagian 1, kawasan pusat kota, meliputi kegiatan utama berupa kegiatan pemerintahan, perdagangan primer, kantor-kantor swasta, dan peninggalan sejarah. Bagian 2, merupakan kawasan yang terdiri atas kegiatan penunjang berupa pusat rekreasi dan olahraga, perdagangan sekunder, militer, dan pemerintahan distrik. Bagian 3, merupakan lapisan terluar berupa pusat-pusat industri besar dan rumah tangga, pemukiman baru, pusat pendidikan, satasiun, terminal, dan pertanian. Tabel III.1 Fungsi SWP kota Surakarta Sumber : RUTRK Kotamadya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel SWP
FUNGSI SWP A B C
D
E
F
G
H
I
LOKASI AKTIVITAS/ FUNGSI KOTA Pucangsawit Mangkunegaran, Balaikota, Kawasan Komersial Keraton, Kawasan Komersial Sriwedari, Balekambang, Manahan Sondakan, Laweyan Jajar Sumber, Banyuanyar Taman Jurug, UNS, Kawasan Komersial
II III IV V VI VII VIII IX
Kadipiro
X
Mojosongo
Keterangan : A. PARIWISATA
E. PENDIDIKAN
B. KEBUDAYAAN
F. PERDAGANGAN
C. OLAH RAGA
G. PUSAT ADMINISTRASI/PERKANTORAN
D. INDUSTRI
H. PERUMAHAN commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar III.1 Peta Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Sumber : Bahan kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5
Keterangan : A B C D BWK Inter
: fungsi pariwisata : fungsi kebudayaan : fungsi olahraga : fungsi industry : Bagian Wilayah Kota : Internasional
E F G H
: fungsi pendidikan : fungsi perdagangan :fungsi pusat administrasi dan perkantoran : fungsi perumahan
Dari uraian tabel fungsi SWP maka daerah yang memiliki potensi fungsi pariwisata dan pendidikan adalah Mangkunegaran, Balaikota, Keraton, Sriwedari, Balekambang, Manahan Taman Jurug, UNS, dan kadipiro. 3.3.
Penataan bangunan di Surakarta
Penataan bangunan di Surakarta berdasarkan RUTRK Surakarta 1993 – 2013 adalah sebagai berikut :
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.3.1. Penataan lingkungan dan bangunan Penataan kepadatan bangunan pada penggalan jalan utama untuk setiap SWP di kota Surakarta : a) Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasat ( ALD ) tinggi ( > 75 % ), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan ( KB ) maksimal 4 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan. b) Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar ( ALD ) sedang ( 50 – 75 % ), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan ( KB ) maksimal 8 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan serta KB maksimal 2 lantai untuk perumahan. c) Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar ( ALD ) rendah ( 20 – 50 % ), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan ( KB ) maksimal 9 lantai yang berfungsi komersial di daerah perdagangan serta KB maksimal 2 lantai untuk industri. 3.3.2. Penataan perpetakan bangunan jalan – jalan utama Penataan perpetakan bangunan jalan – jalan utama yang ada di kota Surakarta antara lain : a) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak > 5000 m² untuk KB minimal 9 lantai. b) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak 2000 – 5000 m² untuk KB maksimal 8 lantai c) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak 1000 – 2500 m² untuk KB maksimal 4 lantai commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak < 1000 m² untuk KB maksimal 2 lantai. 3.3.3. Penataan ketinggian bangunan Sesuai dengan arahan RUTRK yang mendasarkan atas penilaian dari beberapa faktor seperti; harga tanah, lebar jalan, penggunaan tanah, keberadaan bangunan kuno, kepadatan bangunan, kecenderungan ( intensitas bangunan ), jalur pesawat terbang, maka kawasan potensial untuk bangunan bertingkat banyak di kota Surakarta adalah sebagai berikut : a) Kawasan sangat potensial Kawasan sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Urip Sumoharjo, Jendral Sudirman, Yos Sudarso, Gatoto Subroto, dan Dr. Rajiman. b) Kawasan potensial Kawasan sepanjang Jl. Ahmat Yani, Kapten Mulyadi, Gajah Mada, Sutan Syahril, S. Parman, Brigjen Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto. c) Kawasan cukup potensial Kawasan di sepanjang Jl. RM Said, Ahmad Dahlan, Juanda, Teuku Umar, Ronggowarsito, Kartini, Monginsidi, Dr. Rajiman ( Laweyan ), Adi Sucipto, Dr. Muwardi, dan Brigjend Katamso. d) Kawasan kurang potensial Kawasan sepanjang Jl. Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuro, Bayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr. Wahidin Hasanudin, MT. Haryono, Ir. Sutami, dan Kol. Sugiono. commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.4. Kegiatan IPTEK yang ada di Surakarta Minat masyarakat Surakarta terhadap kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan IPTEK cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan, baik untuk kalangan pelajar sampai dengan masyarakat umum. Kegiatan – kegiatan yang diadakan seperti Seminar Internasional untuk kalangan guru Soloraya, Seminar Sehari Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan Era Milenium yang diikuti oleh berbagai perguruan tinggi yang ada di Surakarta dan Yogyakarta, pameran komputer yang diadakan secara berkala, lomba science atau festival science yang diikuti oleh SD dan SMP se-eks karesidenan Surakarta, dan masih banyak lagi kegiatan IPTEK lainnya. 3.5. Potensi kota Surakarta sebagai lokasi Taman IPTEK 3.5.1. Potensi pendidikan Kota Surakarta memiliki potensi di bidang pendidikan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga pendatang baik dari Indonesia maupun negara lain yang tinggal di kota Surakarta untuk melakukan studi. Kota Surakarta memiliki fasilitas pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Menurut data pada tahun 2007, kota Surakarta memiliki fasilitas pendidikan yang terdiri dari sekolah dasar 281 unit , SMP 71 unit, SMA 41 unit, dan perguruan tinggi sebanyak 32 unit. 3.5.2. Potensi wisata Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang kaya akan obyek – obyek wisata yang khas dan cukup terkenal baik di mancanegara maupun lokal. Salah satu obyek wisata yang menjadi daya tarik utama yaitu kraton commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kasunanan dan mangkunegaran. Berikut ini merupakan beberapa kelompok wisata di kota Surakarta : Tabel III.2 Kelompok wisata di Surakarta Sumber : http://id.wikibooks.org/wiki/Wisata:Solo - 2010 Jenis wisata Wisata Budaya
Wisata Alam
Wisata Kuliner Wisata belanja
Obyek Keraton Surakarta Istana Mangkunegaran Museum Radyapustaka Museum Galeri Batik Kuno Danar Hadi Kampung Wisata Batik Kauman Solo Museum Lukis Dullah Candi Prambanan Klaten Balai Sujatmoko toko Gramedia (tempat even pameran kesenian) Galeri ASDI, Jl. Slamet Riyadi Taman Sriwedari Taman Budaya Jateng di Surakarta (TBS)/ Teater Arena Kasar barang klithikan NItiharjo Silir Semanggi Tawangmangu Kompleks Makam Mangkunegaran di Makam Presiden Suharto & Istri di Mengadeg, Matesih, Karanganyar Selo (Di gunung Merapi-Merbabu) Kebun Binatang Jurug Jumok (air terjun dan tempat peristirahatan) Museum purbakala Sangiran Waduk Gajahmungkur Wonogiri SSB (Solo Selo Borobudur). Candi Cetho, patung Dewi Sri, dan Tea-walk di Kemuning, Karanganyar Candi Sukuh Hutan Jati Krendhowahono Wonogiri Luweng Ombo Wonogiri Bekonang (suasana Pedesaan) Nonton Pesawat Terbang, gunung Merbabu dan Merapi (lap. terbang Adisumarmo) Waduk Cengklik Keprabon untuk Nasi liwet Galabo Pasar Barang antik Triwindu Pasar Iwak Hias (pasar gedhe) Pasar Keris dan Cenderamata Alun-Alun Utara Kraton Solo Pasar Klewer (Pasar Batik terbesar di Indonesia) Pasar buku kuno di Alun-alun Utara Kraton Solo
Berdasarkan uraian tempat wisata di atas dapat dilihat potensi – potensi yang dimiliki kota Surakarta sangat besar, namun belum banyak tempat wisata yang bersifat edukatif dan rekreatif. commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5.3. Sesuai dengan visi dan misi kota Surakarta Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni guna mewujudkan inovasi integritas masyarakat madani yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh kembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta menggunakan
potensi
dan
teknologi
terapan
yang
akrab
lingkungan.
http://geografi.ums.ac.id/ebook/perenc_kota/Surakarta.pdf ( 18 September 2010 ) Demikian sebuah penggalan dari misi kota Surakarta. Dari penggalan misi kota Surakarta tersebut dapat disimpulkan bahwa kota Surakarta sedang melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatan kualitas sumber daya manusia di kota tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka secara otomatis akan meningkatkan kualitas kehidupan dari kota tersebut. Sebagai realisasi dari visi dan misi kota Surakarta dalam upaya peningkatan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pemkot kota Surakarta telah mendirikan sebuah fasilitas publik yang bertujuan untuk mencetak tenaga – tenaga ahli dan terampil di bidang permesinan industri. Fasilitas tersebut diberi nama Solo Techno Park ( STP ). Dengan adanya fasilitas tersebut, diharapkan dapat menjadi pusat penelitian, pelatihan dan pendidikan di bidang teknologi khusunya permesinan industri.
commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
3.6.
digilib.uns.ac.id
Tinjauan arsitektur di Surakarta
Surakarta memiliki identitas berupa arsitektur tradisional jawa. Pemerintah kota Surakarta telah menetapkan peraturan konsep penampilan bangunan di Surakarta harus menampilkan identitas arsitektur lokal yang menampilkan kekhasan kota Surakarta. Namun seiring dengan perkembangan arsitektur di dunia, arsitektur di kota Surakarta juga berkembang ke arah yang semakin modern. Perkembangan arsitektur di kota Surakarta dapat dilihat dengan mulai banyaknya bangunan – bangunan yang mulai mengarah ke arsitektur modern. Bentuk – bentuk arsitektur jawa yang menampilkan atap dengan bentuk joglo ataupun limasan sudah mulai diolah dan diganti dengan bentuk – bentuk yang lebih modern. Beberapa bangunan di Surakarta yang sudah mulai mengarah ke arsitektur modern antara lain SGM, Solo Square, PGS, BTC, Solo Paragon, Solo Techno Park, dan masih banyak lagi bangunan – bangunan fasilitas umum dan perbelanjaan lainnya. Perkembangan arsitektur di kota Surakarta yang sudah semakin ke arah modern menunjukkan bahwa masyarakat di Surakarta sudah mulai dapat menerima adanya perkembangan arsitektur. Perkembangan tersebut juga mengakibatkan
adanya beberapa perubahan
peraturan
pemerintah
yang
menetapkan hanya bagunan pada kawasan khusus saja yang masih tetap harus menampilkan arsitektur lokal yang ada di Surakarta.
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar III.2 Solo Grand Mall dengan arsitektur post modern Sumber : Dok. Pribadi - 2010
Gambar III.3 Pusat Grosir Solo dengan arsitektur post modern Sumber : Dok. Pribadi - 2008
Gambar III.4 Solo Square dengan arsitektur modern Sumber : Dok. Pribadi - 2010
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV TAMAN IPTEK DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HIGH-TECH YANG DIRENCANAKAN Pada bab Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High – tech yang direncanakan akan membahas pengertian Taman IPTEK di Surakarta, Visi, misi, peran, dan fungsi Taman IPTEK di Surakarta, kegiatan Taman IPTEK di Surakarta, materi pameran / peragaan Taman IPTEK di Surakarta, status kelembagaan Taman IPEK di Surakarta, skala pelayanan Taman IPTEK di Surakarta, sasaran pelayanan Taman IPTEK di Surakarta, daya tamping Taman IPTEK di Surakarta, keberadaan Taman IPTEK di Surakarta sebagai sarana dan prasarana kota, dan penampilan Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan arsitektur high – tech. 4.1. Pengertian Taman IPTEK di Surakarta Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan arsitektur high tech adalah sebuah area yang merupakan sarana atau wadah tempat melakukan kegiatan mempelajari, memamerkan dan sarana rekreasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlokasi di kota Surakarta dengan konsep perancangan bangunan yang mengembangkan kecanggihan teknologi dan elemen – elemen struktural. 4.2. Visi, misi, peran, dan fungsi Taman IPTEK di Surakarta 4.2.1. Visi dan Misi Visi : Menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya IPTEK commit to user untuk kesejahteraan hidup dan kemajuan bangsa serta memasyarakatkan IPTEK 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam kehidupan sehari – hari kepada masyarakat khususnya yang berada di Surakarta. Misi : Mewujudkan fasilitas untuk menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat akan IPTEK dan mendukung kegiatan upaya memasyarakatkan IPTEK. 4.2.2. Peran dan fungsi Pentingnya pengenalan Iptek kepada anak – anak usia sekolah dan masyarakat pada umumnya serta belum adanya fasilitas science center, maka peran Taman IPTEK lebih ditekankan pada : 1) Sebagai sarana penunjang kegiatan pendidikan, pameran dan peragaan yang berhubungan dengan IPTEK dan penemuan – penemuan baru. 2) Sebagai sarana rekreasi 3) Sebagai wadah dokumentasi koleksi – koleksi karya ilmiah 4) Sebagai alternatif informasi perkembangan bidang IPTEK Adapun fungsi dari Taman IPTEK antara lain sebagai berikut : 4.2.2.1. Sebagai sarana penunjang pendidikan dan pameran IPTEK ·
Menampilkan berbagai bentuk peragaan ilmu – ilmu dasar yang sesuai dengan prinsipnya, sehingga memudahkan anak – anak, remaja, dan masyarakat umum untuk memahaminya lewat alat – alat yang dapat disentuh dan dimainkan.
·
Membantu meningkatkan motivasi belajar bagi anak – anak dan remaja.
commit to user
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.2.2. Sebagai sarana rekreasi Selain berfungsi sebagai fasilitas yang bernuansa edukatif, Taman IPTEK juga berupaya menjadi fasilitas yang mampu menghibur pengunjung sehingga tidak timbul lagi ketakutan masyarakat akan sesuatu yang berhubungan dengan IPTEK. 4.2.2.3. Sebagai wadah untuk menyampaikan informasi perkembangan IPTEK Sebagai wadah untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi mengenai penemuan – penemuan baru serta sebagai tempat untuk mengembangkan ide – ide bagi para mahasisiwa. 4.2.2.4. Sebagai wadah dokumentasi karya – karya ilmiah Menampung, merawat, dan menyeleksi hasil karya ilmiah yang berasal dari lembaga pendidikan untuk kemudian dipamerkan kepada masyarakat. 4.3. Kegiatan Taman IPTEK di Surakarta 4.3.1. Macam kegiatan Berdasarkan peran dan fungsinya makan secara garis besar kegiatan utama dalam Taman IPTEK dapat dibedakan menjadi : 1) Kegiatan utama Kegiatan utama yang terdapat pada Taman IPTEK antara lain : a) Kegiatan pameran dan peragaan ilmu pengetahuan b) Pameran produk – produk
ilmuan serta pengenalan penemuan –
penemuan ilmiah hasil karya anak bangsa. c) Pameran temporer yang diadakan dengan tema khusus d) Kegiatan menonton video – video yang berhubungan dengan IPTEK 2) Kegiatan pendukung commit to user Kegiatan pendukung yang terdapat pada Taman IPTEK antara lain :
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Kegiatan dokumentasi dan perawatan materi pameran b) Kegiatan menyiapkan materi pameran c) Kegiatan diskusi ilmiah dan perlombaan – perlombaan d) Penyediaan perpustakaan sebagai sarana mencari referensi tentang IPTEK 4.3.2. Pelaku kegiatan Secara umum pelaku kegiatan di Taman IPTEK terdiri dari : 4.3.2.1. Pengunjung Pengunjung pada Taman IPTEK dapat digolongkan berdasarkan : Ø Identitas a) Ditinjau dari kebersamaan pengunjung dalam melakukan kunjungan, pengunjung Taman IPTEK antara lain : 1) Perorangan, merupakan pengunjung yang melakukan perjalanan sendiri 2) Keluarga, merupakan kumpulan orang yang terdiri dari ayah, ibu, anak, atau kerabat yang melakukan kunjungan bersama – sama. 3) Kelompok, merupakan kumpulan orang – orang yang melakukan kunjungan secara bersama – sama dalam jumlah orang yang cukup banyak. Bisa berupa kumpulan anak – anak sekolah, mahasiswa, atau kumpulan wisatawan dari masyarakat umum baik domestik maupun mancanegara. b) Ditinjau dari minat pengunjung dapat dikelompokkan menjadi pelajar ( anak sekolah dan mahasisiwa ) dan masyarakat umum ( domestik dan mancanegara ) commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Dari segi umur dapat dikelompokkan menjadi anak – anak, remaja, dan dewasa. Ø Karakteristik dan motivasi pengunjung berdasarkan usia a) Anak – anak ( 13 tahun ke bawah ) Memiliki daya imajinasi dan eksplorasi yang cukup tinggi, bergerak aktif dan kreatif serta selalu menuntut keingintahuan yang besar dengan sikap yang kritis. b) Remaja ( usia 14 – 20 tahun ) Mempunyai subjektifitas tinggi dan disadari sudah dapat menentukan pilihan, kritis yang disertai dengan keinginan berpetualang dalam melakukan eksplorasi. c) Dewasa ( 21 tahun ke atas ) Bersikap santai dan menikmati apa yang disajikan, atau biasanya mempunyai tujuan tertentu melakukan kunjungan. 4.3.2.2. Pengelola 4.4.
Materi pameran / peragaan Taman IPTEK di Surakarta
Materi pameran disajikan dalam bentuk pameran outdoor dan indoor dengan pertimbangan ukuran dan tema benda yang dipamerkan. 4.4.1. Outdoor Materi pameran / peragaan pada outdoor lebih mengarah pada permainan – permainan dengan sasaran utama penggunanya anak – anak. Materi yang disajikan diantaranya : Alat peraga 1) Pipa bercerita
Tabel IV.1 Materi pameran / peragaan outdoor Sumber : Analisis penulis - 2011 Keterangan Pipa bercerita adalah pipa yang dapat merambatkan getaran suara. Alat to user bahwa bunyi dapat merambat dan peragaan ini commit mendemonstrasikan
78
perpustakaan.uns.ac.id
2) Parabola berbisik
3) Spektrum warna
4) Sistem katrol
5) Permainan jungkat - jungkit 6) Labirin
7) Roket air 8) Kolam Archimedes 9) Pompa tenaga surya 10) Solar sel
11) Bersepeda di atas kabel 12) Water play 13) Play tube 14) Play ground
digilib.uns.ac.id
dipantulkan melalui pipa yang berkelok – kelok. Parabola berbisik merupakan media peraga komunikasi yang terdiri dari dua buah median parabola berhadapan yang dapat merambatkan getaran suara ke masing – masing titik fokus. Spektrum warna terdiri dari warna MEJIKUHIBINIU ( merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu ) yang merupakan aneka warna sinar matahari. Pada saat spektrum warna diputar maka warna MEJIKUHIBINIU akan berubah menjadi warna putih. Alat ini bertujuan menjelaskan warna – warna pada matahari. Katrol merupakan pesawat sederhana yang memudahkan kerja manusia, dengan prinsip kerja mengubah arah gaya yang bekerja pada beban. Alat ini bertujuan mengenalkan prinsip sistem mekanika pada katrol. Permainan ini bertujuan menjelaskan asas keseimbangan. Permainan ini dimainkan oleh dua orang. Permainan labirin adalah suatu permainan mencari jalan yang tepat sehingga tujuan yang diinginkan tercapai. Permainan ini bertujuan mengasah kemampuan analisa matematis. Demonstrasi roket air menjelaskan gaya tekan yang dimiliki air sehingga roket dapat melesat. Kolam Archimedes bertujuan menjelaskan hukum Archimedes yang dapat langsung dimainkan oleh pengunjung. Menyajikan sebuah pompa yang digerakkan oleh tenaga surya. Menjelaskan perubahan energi panas menjadi energi listrik yang dimanfaatkan untuk menyalakan lampu, menyalakan buzzer menggerakkan kipas angin dan jarum volt meter. Menjelaskan prinsip kesetimbangan. Permainan air bertujuan meningkatkan semangat. Wahana ini bertujuan mengasah kecerdasan serta ketangkasan. Wahana ini bertujuan mengasah ketangkasan
4.4.2. Indoor Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi yang dipamerkan maka materi yang dipamerkan dikelompokkan berdasarkan tema – tema. Tema – tema tersebut antara lain : 4.4.2.1. Basic science Materi yang diperagakan di sini berupa pameran ilmu – ilmu dasar seperti matematika, fisika, biologi, dan kimia. Beberapa contoh materi peragaan pada tema basic science diantaranya :
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.2 Materi pameran / peragaan basic science Sumber : PP IPTEK TMII - 2011 Matematika Alat peraga
Alat peraga
Alat peraga
a) Segitiga Pythagoras Tujuan permainan ini adalah untuk memahami tentang teorema Pythagoras pada segitiga sebagai landasan trigonometri. b) Sumur gravitasi Peraga ini menstimulasikan Hukum Keple tentang pergerakan planet. c) Sepeda roda persegi Permainan ini menjelaskan tentang polygonal. d) Tic Tac Toe Permainan ini bertujuan mempelajari peluang kejadian dengan memindahkan susunan bangun. e) Segitiga ajaib Permainan ini bertujuan menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. f) Menebak tanggal lahir Tujuan permainan ini adalah untuk mempelajari peluang kejadian dengan memindahkan susunan bangun. g) Patok pengukur luas Alat peraga ini bertujuan untuk menghitung luas bidang yang tidak beraturan. h) Merangkai pelangi Tujuan permainan ini adalah untuk memahami peluang kejadian. i) Puzzle persegi Tujuan permainan ini adalah untuk membentuk bidang persegi dari 4 bentuk bidang yang serupa dan sebangun ( simetris ). j) Kubus eceran Tujuan permainan ini adalah untuk melatih kreatifitas dan ketepatan dalam pembuatan bagun ruang. k) Jam pasir Tujuan alat peraga ini adalah untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan pemahaman logika. l) Kaleidocycle Tujuan permainan ini adalah untuk mempelajari bentuk bangun yang dapat dimainka. Fisika Energi a) Reaktor nuklir kartini Menjelaskan proses pembelahan pada reaktor nuklir. b) Konveksi panas Menjelaskan panas ( kalor ) dapat mengalir. c) Panel – panel informasi tentang energi d) Daya hantar panas Menjelaskan kemampuan hantar panas setiap benda yang berbeda – beda sehingga dirasakan suhunya berbeda. Fisika Mekanika commit to user a) Pengungkit
80
perpustakaan.uns.ac.id
Alat peraga
digilib.uns.ac.id
Menjelaskan hukum gaya pada ilmu fisika. b) Kereta luncur Menjelaskan tentang prinsip gaya gesek. c) Kursi paku Menjelaskan tentang prinsip tekanan. d) Titik berat Menjelaskan prinsip tumpuan. e) Mesin momentum Menjelaskan hukum momentum. Momentum adalah perkalian antara kecepatan putar dan momen inersia. f) Katrol dan sabuk Menjelaskan kecepatan putaran dan arah katrol yang tergantung pada panjang dan posisi sabuk pada katrol. g) Kemudi roda Menjelaskan tentang kecepatan putar roda yang tergantung pada diameter roda. h) Bola berpacu Menjelaskan tentang percepatan pada lintasan yang berbeda bentuk. i) Menurun ke atas Menjelaskan energi potensial pada suatu benda yang dapat menyebabkan benda meskipun di lintasan rendah dapat bergerak menuju lintasan yang tinggi. j) Distribusi massa Menjelaskan suatu benda dengan massa total sama namun berbeda distribusi massanya memiliki kecepatan linier yang berbeda. Fisika Getaran dan Gelombang a) Resonator Menjelaskan prinsip getaran pada sebuah batang. b) Gelombang air laut Menganalogikan gelombang air yang terjadi di tepi pantai yang disebabkan antara lain oleh hembusan angin. c) Cincin resonansi Menjelaskan peristiwa turut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain. d) Pola suara Menjelaskan pola suara tergantung pada frekuensi dan kekerasan ( volume ) suaramu. e) Senar vibrasi Menjelaskan pengaruh keregangan dan frekuensi sumber getar terhadap getaran pada tali. f) Gelombang tekan Menjelaskan peristiwa resonansi. Aplikasi resonansi seperti pada kentongan, gitar dan bedug. g) Gelombang transversal Menjelaskan tentang gelombang transversal. Pada gelombang transversal, arah rambatan energinya tegak lurus terhadap arah gangguan yang dilakukan. h) Efek Doppler Menjelaskan peristiwa terjadinya perubahan frekuensi yang terdengar commit to user karena adanya gerak relative sumber dengan pendengar.
81
perpustakaan.uns.ac.id
i)
Alat peraga
a)
b) c)
d)
e) f)
g)
h)
i)
Alat peraga
a)
b)
c)
d)
digilib.uns.ac.id
Musik pipa Menjelaskan hubungan antara panjang pendeknya pipa terhadap tinggi rendah nada yang dihasilkan. Fisika listrik dan magnet Harpa tanpa dawai Alat peraga ini menggunakan sensor cahaya infra merah sehingga seseorang dapat memainkan rangkaian nada tanpa harus menyentuh organ / electone. Replika transistor pertama di dunia Saklar cahaya Alat peraga ini menjelaskan prinsip kerja resistor yang bekerja dengan sensor cahaya yang disebut dengan LED ( Light Dependent Resistor ). Flip flop Flip flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau mengganti isi dari bit yang disimpan. Hukum ohm Alat peraga ini menjelaskan tentang hukum ohm. Halilintar Pada alat peraga ini terdapat trafo yang dapat mengalirkan tegangan listrik. Ketika tombol on ditekan tegangan pada kawat penghantar menjadi tinggi. Karena udara lembab disekitar alat peraga maka terbentuk loncatan bunga api listrik, udara disekitar alat peraga menjadi panas dan massa jenisnya menjadi kecil atau ringan sehingga udara bergerak ke atas dan bunga api listrik mengikuti aliran udara. Generator pedal Alat peraga generator pedal ini mempelajari hubungan antara tenaga mekanik dan tenaga listrik. Generator van de graff Alat peraga generator van de graaff menjelaskan hukum fisika tentang muatan listrik yang sejenis akan saling tolak. Bola melayang Saat bola menempel pada kumparan, sensor memberi tahu sistem peralatan elektronik untuk memperkecil gaya magnetnya sehingga bola sedikit jatuh. Fisika fluida Pengukur tinggi muka air Alat peraga ini menjelaskan alat serupa yang digunakan untuk mengukur volume dan tinggi permukaan zat cair. Pengatur otomatis Air memberikan gaya apung terhadap pelampung. Ketika permukaan air mencapai batas maximum, pelampung memiliki ketinggian yang cukup untuk menggerakkan saklar secara otomatis pada posisi off begitu sebaliknya. Si muka tegang Menjelaskan gaya adhesif dan kohesif yang dimiliki air sabun dapat membentuk selaput tipis. Apabila selaput tipis sabun dilalui oleh cahaya akan nampak efek seperti dispersi cahaya. Penyelam commit user fluida. Aplikasi alat peraga ini seperti Menjelaskan hukum fisikatotentang
82
perpustakaan.uns.ac.id
Alat peraga
Alat peraga
Alat peraga
digilib.uns.ac.id
pada kapal selam. e) Cairan mengalir Menjelaskan sifat air. Bentuk benda yang menghambat menentukan pola aliran cairan. Fisika optik a) Berjabat tangan Menjelaskan tentang sifat – sifat optik. b) Warna bayangan Menjelaskan warna ( cahaya ) yang dipadukan akan mengahsilkan warna baru. c) Sudut kritis Menjelaskan tentang sudut pada sinar bias. Sinar bias akan berhimpit dengan bidang datar medium. d) Bentuk aneh Menjelaskan sifat – sifat optik. e) Lensa besar Lensa fresne memperbesar bayangan benda. Kimia a) Sistem periodik Memaparkan sistem periodik pada kimia lewat panel. b) Distilasi Menjelaskan tahapan – tahapan proses pada distilasi lewat alat peraga. c) Bola plasma d) Proses pembuatan es e) Air menguap f) Air sebagai eletrolit g) Logam berkarat h) Panel – panel informasi Panel informasi tentang kimia organik dan anorganik Biologi a) Tulang manusia Menjelaskan nama – nama serta susunan tulang pembentuk tubuh manusia. b) Mekanisme pernapasan Menjelaskan mekanisme masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru – paru karena membesar atau mengecilnya rongga udara. c) Rantai makanan Menjelaskan rantai mekan dan di makan dalam ekosistem. d) Mikroskop Alat peraga ini bertujuan menjelaskan fungsi serta cara menggunakan mikroskop.
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4.2.2. Technology Materi peragaan pada tema technology antar lain : Tabel IV.3 Materi pameran / peragaan technology Sumber : PP IPTEK TMII - 2011 Alat peraga
Technology a) Pordirga swayasa Pesawat swayasa merupakan pesawat terbang eksperimental yang dirakit swadaya sendiri. b) Propulsi jet Alat peraga ini menjelaskan mekanisme kerja mesin pada pesawat terbang. c) Mesin mobil Menampilkan berbagai bagian dari mesin mobil. d) Mesin motor Menampilkan berbagai bagian mesin motor. e) Sustainable transportation Menampilkan maket sistem transportasi berkelanjutan yang ideal untuk kota. f) Shinkanzen Menjelaskan teknologi yang digunakan kereta peluru ( shinkanzen ) dan menampilkan maket yang menggambarkan bentuk kereta peluru tersebut. g) Pesawat N250 gatotkoco Menampilkan bentuk interior r. kemudi pesawat N250 gatotkoco. h) Maket satelit dan obyek animasi satelit Memberikan informasi cara kerja dari satelit. i) Maket kapal layar j) Komputer Menampilkan perangkat komputer.
4.4.2.3. Lingkungan Tabel IV.4 Materi pameran / peragaan lingkungan Sumber : PP IPTEK TMII - 2011 Alat peraga
Lingkungan a) Simulasi gempa Menampilkan simulasi peristiwa gempa. b) Gelombang tsunami Alat peraga ini menganalogikan fenomena gelombang tsunami
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4.2.4. Area peneliti cilik Tabel IV.5 Materi pameran / peragaan area peneliti cilik Sumber : PP IPTEK TMII - 2011 Area peneliti cilik Alat peraga
a) Kotaku Berupa miniatur perangkat kota yang dapat dimainkan dengan cara disusun di atas meja. b) Memancing Berupa alat permainan yang melatih semangat anak. c) Puzzle kupu – kupu Berupa permainan menyusun puzzle huruf – huruf yang akan menjadi bentuk kupu – kupu. d) Mencari potongan ulat Berupa permainan yang melatih kecerdasan berfikir anak. e) Puzzle bumi Berupa permainan melatih kecerdasan dan keterampilan anak. f) Musik pipa Menjelaskan adanya perbedaan bunyi yang disebabkan oleh perbedaan ukuran pipa. g) Mengenal waktu Alat peraga ini melatih anak untuk mengenal waktu. h) Silsilah keluarga Berupa obyek peraga yang menjelaskan silsilah sebuah keluarga. i) Maket rumah Memberikan gambaran ruang – ruang yang ada dalam rumah. j) Ruang praktek dokter Berupa permainan – permainan seputar kedokteran yang mudah dimainkan dan dimengerti oleh anak seperti tes buta warna, tes mata, mengenal alat – alat indra dan organ tubuh manusia.
4.4.2.5. Area ilmuan Tabel IV.6 Materi pameran / peragaan area ilmuan Sumber : PP IPTEK TMII - 2011 Alat peraga
4.5.
Area ilmuan Menjelaskan sejarah ilmuan – ilmuan yang berperan dalam perkembangan IPTEK.
Status kelembagaan Taman IPTEK di Surakarta
Taman IPTEK di Surakarta ini dikelola oleh pihak swasta baik perorangan atau kelompok usaha yang bergerak dalam bidang hiburan dan pendidikan. 4.6. Skala pelayanan Taman IPTEK di Surakarta commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skala pelayanan Taman IPTEK di Surakarta meliputi kota Surakarta dan sekitarnya. 4.7. Sasaran pelayanan Taman IPTEK di Surakarta Sasaran pelayanan Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High Tech yang direncanakan adalah anak – anak ( 13 tahun ke bawah ), remaja ( 14 – 20 tahun ), dan dewasa ( 21 tahun ke atas ). 4.8. Daya tampung Taman IPTEK di Surakarta Perhitungan jumlah pengunjung Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High Tech yang direncanakan diprediksikan untuk jangka waktu 15 tahun mendatang berdasarkan studi banding dengan PP IPTEK di Jakarta. Tabel IV.7 Jumlah pengunjung PP IPTEK TMII Sumber : Data statistik PP IPTEK TMII - 2011
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah pengunjung umum / tahun 46.862 39.911 43.842 46.131 55.542 68.885
Jumlah pengunjung pelajar / tahun 288.923 238.700 232.067 216.238 218.175 242.666
Total pengunjung / tahun 335.785 278.611 275.909 262.369 273.717 311.551
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung PP IPTEK di Jakarta mengalami kenaikan dan penurunan jumlah pengunjung setiap tahun dari tahun 2005 – 2010 kurang lebih sebesar 15 %. Berdasarkan data jumlah pengunjung PP IPTEK di Jakarta maka untuk Taman IPTEK di Surakarta diperkirakan mengalami kenaikan setiap tahunnya sebesar 15 %, sehingga untuk jangka waktu 15 tahun ke depan sebesar : Un = a + ( n – 1 ) b
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
U15 = 311.551 + ( 15 – 1 ) 46.733 = 311.551 + 654.262 = 965.813 orang / tahun Dari perhitungan di atas dapat ditentukan prediksi jumlah pengunjung tiap harinya pada tahun 2025 adalah 2.683 orang. Waktu operasional 09.00 – 17.00 sehingga setiap jamnya diperkirakan sebanyak 335 pengunjung. Berdasarkan hasil pengamatan pada lapangan, diperkirakan jumlah pengunjung terpadat dalam sehari sebanyak 1600 pengunjung. 4.9. Keberadaan Taman IPTEK di Surakarta sebagai sarana dan prasarana kota. Keberadaan Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan arsitektur high – tech akan memberi banyak dampak positif terhadap kota Surakarta. Selain berfungsi sebagai sarana dan prasarana kota untuk meningkatkan kualitas pendidikan, keberadaan Taman IPTEK itu sendiri dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata baik untuk masyarakat kota Surakarta sendiri maupun kota di sekitarnya. Selain itu dengan adanya perbedaan tampilan Taman IPTEK tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah nilai tambahan untuk menarik perhatian masyarakat. Penempatan Taman IPTEK yang berada di pusat kota Surakarta, di mana lokasi tersebut padat akan bangunan nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangan ruang terbuka hijau untuk kawasan tersebut. 4.10. Penampilan Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan arsitektur high tech commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Taman IPTEK di Surakarta ini merupakan sarana dan prasarana kota yang berupa pusat pameran / peragaan IPTEK. Pameran / peragaan yang ada pada Taman IPTEK di Surakarta ini berupa pameran / peragaan indoor maupun outdoor. Tempat pameran / peragaan pada Taman IPTEK di Surakarta baik yang bersifat indoor maupun outdoor menampilkan arsitektur high – tech. Sebagai wadah kegiatan IPTEK, arsitektur high – tech selain dapat menampilkan fungsi bangunan juga dapat menjadi bagian dari pameran / peragaan tersebut. Pameran / peragaan IPTEK yang bersifat outdoor menjadi bagian dari taman, sehingga dapat menimbulkan kesan santai dan terbuka. Penataan taman dibuat sedinamis mungkin dan menampilkan teknologi yang digunakan. Pameran / peragaan yang bersifat indoor menampilkan kesan menyatu dengan pameran / peragaan yang bersifat outdoor dengan banyak menggunakan material kaca. Sebagai bangunan dengan fungsi pameran / peragaan, bangunan tersebut menampilakan kesan luas dengan mengurangi penggunaan kolom – kolom yang digantikan dengan bentuk frame – frame yang menimbulkan kesan lebih ringan dan luas. Interior bangunan dibedakan berdasarkan pembagian zone materi pameran / peragaan sehingga ketika berada di masing – masing zone pameran / peragaan pengunjung dapat merasakan pengalaman ruang yang berbeda dan mengurangi kesan monoton pada saat menikmati materi pameran / peragaan yang disajikan.
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pada bab pendekatan konsep perencanaan dan perancangan akan membahas analisis – analisis yang dilakukan untuk menentukan konsep perencaanaan dan perancangan. Analisis yang dilakukan di antaranya adalah analisis tata ruang dan tata massa, analisis site, analisis bentuk ruang dan bentuk massa, analisis sistem teknis bangunan, dan analisis konsep penataan tapak. 5.1.
Analisis tata ruang dan tata massa Taman IPTEK di Surakarta
Tujuan dilakukan analisis tata ruang dan tata massa adalah untuk memperoleh pola hubungan antar ruang dan pola hubungan antar massa ( kelompok ruang ). Analisis tata ruang dan tata massa didasari beberapa analisis berikut : 5.1.1. Analisis jenis kegiatan Tujuan analisis ini adalah menentukan dan mengelompokkan kegiatan yang dilakukan di Taman IPTEK di Surakarta dengan dasar pertimbangan klasifikasi kegiatan dan pelaku. Kegiatan yang diwadahi di Taman IPTEK antara lain sebagai berikut : 5.1.1.1. Kegiatan pameran / peragaan Kegiatan pameran / peragaan mencakup pembelajaran basic science ( matematika, fisika, kimia, dan biologi ), Technology, lingkungan, area peneliti cilik, dan area ilmuan. Berdasarkan sifatnya, kegiatan pameran / peragaan dikelompokan menjadi pameran / peragaan yang bersifat permanen (Permanent commit to user exhibition ) dan pameran / peragaan yang sifatnya sementara (Temporary 89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Exhibition ). Berdasarkan letak penyajiannya materi pameran / peragaan disajikan dalam bentuk pameran outdoor dan indoor. §
Outdoor Materi yang disajikan antara lain pipa bercerita, parabola berbisik, spektrum warna, sistem katrol, permainan jungkat – jungkit, labirin, roket air, kolam archimedes, pompa tenaga surya, solar sel, bersepeda di atas kabel, water play, dan play tube.
§
Indoor 1) Pameran / peragaan basic science Materi pada area ini terbagi atas zona – zona antara lain zona matematika, fisika, kimia, dan biologi. Materi pameran / peragaan yang disajikan sama seperti yang dikenalkan pada sekolah, namun perbedaannya pada Taman IPTEK di Surakarta disajikan menggunakan media yang interaktif. Pengunjung dapat melihat dan mencoba memainkan alat yang disajikan pada zona ini. a) Zone matematika Zone matermatika berisi materi pameran / peragaan segitiga Pythagoras, sumur gravitasi, sepeda roda persegi, tic tac toe, segitiga ajaib, menebak tanggal lahir, patok pengukur luas, merangkai pelangi, puzzle persegi, kubus eceran, jam pasir,dan kaleidocycle. b) Zone Fisika §
Energi berisi materi pameran / peragaan reaktor nuklir kartini, konveksi panas, panel – panel informasi tentang energi, dan daya hantar panas.
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
§
digilib.uns.ac.id
Mekanika Fisika mekanika berisi materi pameran / peragaan pengungkit, kereta luncur, kursi paku, titik berat, mesin momentum, katrol dan sabuk, kemudi roda, bola berpacu, menurun ke atas, dan distribusi massa.
§
Getaran dan gelombang Fisika getaran dan gelombang berisi materi pameran / peragaan resonator, gelombang air laut, cincin resonansi, pola suara, senar vibrasi, gelombang tekan, gelombang transversal, efek doppler, dan musik pipa.
§
Listrik dan magnet Fisika listrik dan magnet berisi materi pameran / peragaan harpa tanpa dawai, replika transistor pertama di dunia, saklar cahaya, flip flop, hukum ohm, halilintar, generator pedal, generator van de graff dan bola melayang.
§
Fisika fluida Fisika fluida berisi materi pameran / peragaan pengukur tinggi muka air, pengatur otomatis, si muka tegang, penyelam, dan cairan mengalir.
§
Fisika optik Fisika optik berisi materi pameran / peragaan berjabat tangan, warna bayangan, sudut kritis, bentuk aneh, dan lensa besar.
c) Zone kimia Zone kimia berisi materi pameran / peragaan sistem periodik, distilasi, bola plasma, proses pembuatan es, air menguap, air sebagai elektrolit, logam berkarat dan panel – panel informasi. commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Zone biologi Zone biologi berisi materi pameran / peragaan tulang manusia, mekanisme pernapasan, rantai makanan, dan mikroskop. 2) Technologi Materi pameran / peragaan yang disajikan pada tema technologi adalah pordirga swayasa, propulsi jet, mesin mobil, mesin motor, sustainable transportation, shinkanzen, pesawat N250 gatotkoco, maket satelit dan obyek animasi satelit, maket kapal layar, komputer, dan industri pertambangan minyak bumi. 3) Lingkungan Materi pameran / peragaan yang disajikan pada tema lingkungan adalah simulasi gempa dan tsunami. 4) Area peneliti cilik Materi pameran / peragaan yang disajikan pada area peneliti cilik adalah kotaku, memancing, puzzle kupu – kupu, mencari potongan ulat, puzzle bumi, musik pipa, mengenal waktu, silsilah keluarga, maket rumah, dan ruang praktek dokter. 5) Area ilmuan Materi pameran / peragaan yang disajikan pada area ilmuan adalah penjelasan tokoh – tokoh yang berperan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5.1.1.2. Kegiatan penunjang Adapun beberapa kegiatan penunjang yang terdapat pada Taman IPTEK di Surakarta anatara lain :
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Kegiatan workshop Merupakan kegiatan pelatihan yang diberikan kepada mereka yang ingin mengembangkan kemampuan di bidang iptek yang dipandu oleh ahli – ahli dari berbagai instansi di bidangnya. Kegiatan ini ditujukan untuk anak usia sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum. 2) Seminar dan diskusi Kegiatan ini dilakukan sewaktu – waktu untuk membahas perkembangan iptek. Kegiatan ini diperutukkan bagi kalangan akademis dan masyarakat umum. 3) Perpustakaan Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai iptek. Kegiatan ini diperuntukkan bagi anak usia sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum. 4) Fasilitas pendukung Fasilitas pendukung terdiri dari food court, snack shop, book store, souvenir store, dan Theater 3D. 5.1.1.3. Kegiatan pengelola Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh pengelola pada Taman IPTEK di Surakarta akan diuraikan pada tabel berikut : Tabel V.1 Kegiatan pengelola pada Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011 Pelaku Direktur peragaan IPTEK Wakil direktur bidang adm & keu sarana dan promosi Wakil direktur bidang peragaan dan program
Jenis kegiatan Mengatur dan menyusun rencan kegiatan. Memantau operasional bangunan. Mengatur bidang administrasi dan keuangan sarana dan promosi.
Mengatur peragaan dan program.
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ka Div. Adm dan keuangan Ka Div. gedung dan utilitas Ka Div. promosi dan kerja sama Ka Div. peragaan
Mengatur keuangan, SDM, umum, pengadaan perlengkapan, tata surat, inventaris dan gudang. Mengatur pemeliharaan gedung, bengkel dan fasilitas lingkungan, dan keamanan. Mengatur promosi dan kerja sama, customer service, dan grafis.
dan
Mengatur operasional peragaan, grafis dan tata ruang, pemandu dan perawatan alat peraga, peragaan keliling, dan pengembangan alat peraga. Mengatur program pemdidikan, perpustakaan, dan pengembangan program. Menangani keuangan, SDM, umum, pengadaan perlengkapan, tata surat, inventaris dan gudang. Menangani pemeliharaan gedung, bengkel dan fasilitas lingkungan, dan keamanan. Menangani promosi dan kerja sama, customer service, dan grafis.
Staf Div program dan pendidikan
Menangani operasional peragaan, grafis dan tata ruang, pemandu dan perawatan alat peraga, peragaan keliling, dan pengembangan alat peraga. Menangani program pemdidikan, perpustakaan, dan pengembangan program.
Ka. Div program pendidikan Staf Div. Adm keuangan Staf Div. gedung utilitas Staf Div. promosi kerja sama Staf Div. peragaan
dan dan dan
5.1.1.4. Kegiatan service Kegiatan service yang dilakukan pada Taman IPTEK di Surakarta antara lain kegiatan pemeliharaan, perbaikan, bongkar muat, pengamanan, kegiatan metabolisme dan kegiatan operasional mekanikal – elektrikal pada bangunan. 5.1.2. Analisis pelaku kegiatan Analisis pelaku kegiatan ini bertujuan untuk mengelompokkan pelaku kegiatan pengguna Taman IPTEK di Surakarta yang didasarkan pada sasaran pengunjung, usia dan karakter pengunjung dan tujuan pengunjung. Tabel V.2 Pelaku kegiatan pengguna Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
Usia ≤ 6 tahun 6 – 14 tahun Remaja
Karakter Aktif, selalu ingin tahu Aktif, selalu ingin tahu, mulai mau belajar, cepat bosan Aktif, sudah menekuni sesuatu, commit to user dinamis
Tujuan Bermain Bermain dan belajar Belajar, mendalami sesuatu hal, hiburan
94
perpustakaan.uns.ac.id
Dewasa
digilib.uns.ac.id
Tenang, berwibawa
Melihat peragaan, menemani anak, hiburan
Pada Taman IPTEK direncanakan dengan sasaran pengunjung adalah masyarakat Surakarta dan sekitarnya usia pra sekolah, sekolah dan dewasa. Secara umum pelaku kegiatan pada Taman IPTEK terdiri dari pengelola dan pengunjung. Berikut ini akan diuraikan tujuan pelaku kegiatan pada Taman IPTEK di Surakarta Tabel V.3 Tujuan pelaku kegiatan Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011 No 1.
Kelompok pelaku Pengunjung
Pelaku
Tujuan
Usia pra sekolah Usia 6 – 14 tahun
Bermain dan rekreasi Bermain, membaca, lomba, seminar, workshop, menonton peragaan iptek Belajar, membaca, lomba, seminar, bereksperimen, menonton iptek, workshop, rekreasi Menemani & mengawasi anak – anak menonton peragaan iptek, seminar, workshop, membaca, rekreasi Mengatur dan menyusun rencan kegiatan, memantau operasional bangunan. Mengatur bidang administrasi dan keuangan sarana dan promosi.
Remaja
Dewas ( umum ) 2.
Pengelola
masyarakat
Direktur peragaan IPTEK Wakil direktur bidang adm & keu sarana dan promosi Wakil direktur bidang peragaan dan program Div. Adm dan keuangan
Div. gedung dan utilitas Div. promosi dan kerja sama Div. peragaan
Div program pendidikan
dan
Mengatur peragaan dan program. Menangani keuangan, SDM, umum, pengadaan perlengkapan, tata surat, inventaris dan gudang. Mengatur pemeliharaan gedung, bengkel dan fasilitas lingkungan, dan keamanan. Mengatur promosi dan kerja sama, customer service, dan grafis. Mengatur operasional peragaan, grafis dan tata ruang, pemandu dan perawatan alat peraga, peragaan keliling, dan pengembangan alat peraga. Mengatur program pemdidikan, perpustakaan, dan pengembangan program.
5.1.3. Analisis kebutuhan ruang Analisis kebutuhan ruang ini bertujuan merencanakan ruang – ruang yang commit to user dibutuhkan dengan didasarkan pada kelompok kegiatan serta pelaku dan 95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatannya. Berikut ini akan diuraikan kebutuhan ruang pada Taman IPTEK di Surakarta berdasarkan kelompok kegiatannya. 5.1.3.1. Kelompok kegiatan penerima Tabel V.4 Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan penerima Sumber : Analisis penulis - 2011
Jenis kegiatan Datang Masuk ruang Mencari informasi Pembelian tiket
Kebutuhan ruang Entrance hall Hall R. Informasi Loket
Pelaku kegiatan Pengunjung & pengelola Pengunjung & pengelola Pengunjung Pengunjung
5.1.3.2. Kelompok kegiatan pameran / peragaan permanent dan temporer Tabel V.5 Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan permanent dan temporer Sumber : Analisis penulis - 2011 Zone Jenis kegiatan Kebutuhan ruang Pelaku kegiatan Outdoor § Mencari informasi § Loket dan R. informasi Anak – anak, § Membeli tiket § Area bermain outdoor, remaja, § Bermain, terdiri dari : terdiri dari : dewasa, dan § Pipa bercerita - Area pipa bercerita pengelola. § Parabola berbisik - Area parabola berbisik § Spektrum warna - Area spektrum warna § Sistem katrol - Area sistem katrol § Permainan jungkat – jungkit - Area permainan jugkat § Labirin – jungkit § Roket air - Area labirin § Kolam Archimedes - Area roket air § Pompa tenaga surya - Area kolam Archimedes § Solar sel - Pompa tenaga surya § Bersepedah di atas kabel - Solar sel § Water play - Bersepeda di atas kabel § Play tube - Area water play § Play ground - Area play tube § Beristirahat - Area play ground § Makan minum § Outdoor rest area § Kegiatan metabolisme § Food court dan snack shoop § Lavatory Indoor § Mencari informasi § Loket dan r. informasi Anak – anak, § Membeli tiket § Area pameran dan remaja, § Melihat dan bermain, terdiri peragaan, terdiri dari : dewasa, dan dari : - Area basic science pengelola. - Basic science ( matematik, - Area Technology fisika, kimia, dan biologi ) - Area lingkungan - Technology - Area peneliti cilik - Lingkungan - Area ilmuan - Peneliti cilik § Indoor rest area - Area ilmuan Food court dan snack commit to§ user § Beristirahat shoop
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Makan minum § Metabolisme
§ Lavatory
5.1.3.3. Kelompok kegiatan penunjang Tabel V.6 Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan penunjang Sumber : Analisis penulis - 2011 Zone Seminar
Jenis kegiatan § Berkumpul § Mengikuti seminar § Istirahat § Kegiatan metabolisme § Kegiatan workshop § Menitipkan barang § Memberikan pengarahan
Kebutuhan ruang § Lobby § R. seminar § Lavatory
Pelaku kegiatan Peserta seminar
§ R.workshop § R.penitipan § R.pengajar
Perpustakaan
§ § § § § §
Menitipkan barang Mencari buku/majalah Membaca buku/majalah Memfotocopy bahan Meminjam buku Kegiatan metabolisme
Theater 3D
§
Food court
§ § § §
Menyaksikan cerita tentang planet Mengatur pemutaran film Membeli Bersantai Memasak ( pelayan )
§ Loker § R. pelayanan pinjam dan fotocopy § R. buku § R. baca § R. diskusi § Lavatory § R. penonton § R. proyeksi
Usia sekolah, masyarakat umum, pengelola, staf ahli Semua pengunjung
§ § § § § § §
Membeli Bersantai Menjual ( pelayan ) Membeli Menjual ( penjual ) Membeli Menjual ( penjual )
Workshop
Snack shop
Book store Souvenir store
§ Counter pembelian § Area duduk § Dapur § Counter pembelian § Area duduk § R. display buku § Kasir § R. display souvenir § Kasir
Semua pengunjung pengelola Semua pengunjung pengelola Semua pengunjung pengelola Semua pengunjung Semua pengunjung
dan
dan
dan
5.1.3.4. Kelompok kegiatan pengelola Tabel V.7 Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan pengelola Sumber : Analisis penulis - 2011 Zone Pengelola
Jenis kegiatan § Mengelola kawasan § Menerima tamu § Rapat § Mengelola administrasi § Melakukan koordinasi § Kegiatan metabolism
Kebutuhan ruang § Hall/lobby § R. Direktur § R. Sekertaris direktur § R. Wakil direktur bidang adm & keu commit to usersarana dan
Pelaku kegiatan Direktur, wakil direktur, ka div bidang, dan staf.
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
promosi § R. Wakil direktur peragaan dan program § R. Ka.Div.Adm & keuangan § R. Ka.Div. gedung dan utilitas § R. Ka.Div.promosi dan kerja sama § R. Ka.Div.peragaa n § R. Ka.Div. program dan pendidikan § R. Staf Div.Adm & keuangan § R. Staf Div. gedung dan utilitas § R. Staf Div.promosi dan kerja sama § R. Staf Div.peragaan § R. Staf Div. program dan pendidikan § R.Rapat § R.Tamu § Pantry § Lavatory
5.1.3.5. Kelompok kegiatan service Tabel V.8 Analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan service Sumber : Analisis pribadi - 2011 Zone Pemeliharaan
Perbaikan
Bongkar muat
Keamanan
Jenis kegiatan Kebutuhan ruang § Membersihkan dan § Gudang memelihara bangunan § Perbaikan § Memelihara peralatan § Area bongkar § Istirahat § Pos jaga § Kegiatan metabolisme § R. satpam § Memperbaiki peralatan rusak § R. pompa § R. reservoir § Istirahat § R. AHU § Kegiatan metabolisme § Genset § Melakukan bongkar muat § R. panel § Istirahat § R. PABX § Kegiatan metabolisme commit to user § Chiller § Menjaga keamanan
Pelaku kegiatan Pengelola
Pengelola
Pengelola
Pengelola
98
perpustakaan.uns.ac.id
§ § § § § § § § § § §
MEE
Mushola
Parkir
digilib.uns.ac.id
Istirahat Kegiatan metabolisme Merawat peralatan MEE Mengecek peralatan MEE Istirahat Metabolisme Wudhu Ibadah Metabolisme Memarkirkan kendaraan Pengelola : memarkirkan kendaraan, menjaga keamanan
Pengelola
§ § § § §
T.wudhu R.solat Lavatory Tempat parkir Pos jaga
Pengelola, pengunjung Pengunjung pengelola
dan
5.1.4. Analisis besaran ruang Analisis besaran ruang ini bertujuan untuk menentukan besaran ruang – ruang yang dibutuhkan yang didasarkan pada standar furniture, kapasitas ruang berdasarkan studi banding dan survey, pengelompokan ruang kegiatan dan flow ( kebutuhan ruang gerak ). 5.1.4.1. Analisis penentuan kapasitas pemakai Penentuan kapasitas pemakai secara umum terbagi menjadi 2 kategori yaitu : -
Pengunjung Adapun macam pengunjung di Taman IPTEK secara umum dibedakan menjadi pengunjung pelajar dan masyarakat umum. Perhitungan jumlah pengunjung Taman IPTEK di Surakarta dengan Penekanan Arsitektur High Tech yang direncanakan diprediksikan untuk jangka waktu 15 tahun mendatang berdasarkan studi banding dengan PP IPTEK di Jakarta. Tabel V.9 Jumlah pengunjung PP IPTEK TMII Sumber : Data statistik PP IPTEK TMII - 2011
Tahun 2005 2006 2007 2008
Jumlah pengunjung Jumlah pengunjung umum / tahun pelajar / tahun 46.862 288.923 39.911 238.700 43.842 232.067 commit to user 46.131 216.238
Total pengunjung / tahun 335.785 278.611 275.909 262.369
99
perpustakaan.uns.ac.id
2009 2010
55.542 68.885
digilib.uns.ac.id
218.175 242.666
273.717 311.551
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung PP IPTEK di Jakarta mengalami kenaikan dan penurunan jumlah pengunjung setiap tahun dari tahun 2005 – 2010 kurang lebih sebesar 15 %. Berdasarkan data jumlah pengunjung PP IPTEK di Jakarta maka untuk Taman IPTEK di Surakarta diperkirakan mengalami kenaikan setiap tahunnya sebesar 15 %, sehingga untuk jangka waktu 15 tahun ke depan sebesar : Un = a + ( n – 1 ) b U15 = 311.551 + ( 15 – 1 ) 46.733 = 311.551 + 654.262 = 965.813 orang / tahun Dari perhitungan di atas dapat ditentukan prediksi jumlah pengunjung tiap harinya pada tahun 2025 adalah 2.683 orang. Waktu operasional 09.00 – 17.00 sehingga setiap jamnya diperkirakan sebanyak 335 pengunjung. Berdasarkan hasil pengamatan pada lapangan, diperkirakan jumlah pengunjung terpadat dalam sehari sebanyak 1600 pengunjung. -
Pengelola Jumlah pengelola ditentukan dengan menyesuaikan besarnya kebutuhan tenaga manusia untuk mengelola Taman IPTEK yang direncanakan.
5.1.4.2. Analisis penentuan besaran ruang Analisis penentuan besaran ruang ini bertujuan untuk memperoleh besaran ruang dari Taman IPTEK yang didasarkan pada jumlah pemakai, standar kebutuhan luas per orang, benda pameran dan peragaan dan sirkulasi ( flow ). commit to user Sebagai standar penentuan besaran ruang mengacu pada : 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Standar baku dari pedoman Pembakuan Museum Umum Nasional ( PPMUN )
-
Architec’s Data, Ernst Neufert ( NAD )
-
Time Saver Standarts for building types, Joseph De Chiara and John Callendar ( TSS )
-
Asumsi berdasarkan pengamatan, observasi ( ABP )
Standar Flow adalah : -
5 – 10 %
: Standar minimum
-
20 %
: Kebutuhan keleluasaan parkir
-
30 %
: Tuntutan kenyamanan fisik
-
40 %
: Tuntutan kenyamanan psikologis
-
50 %
: Tuntutan spesifik kegiatan
-
70 – 100 %
: Keterkaiatan dengan banyak kegiatan
Alat peraga yang berada di Taman IPEK di Surakarta berupa alat peraga 2 dimensi dan 3 dimensi. Berikut merupakan beberapa analisis dari alat peraga yang ada. §
Alat pameran / peraga 2 dimensi Dimensi alat pameran / peraga 2 dimensi yang ada di Taman IPTEK sangat beraga, tergantung materi yang dipaparkan. Berikut ini akan diuraikan perhitungan besaran yang dibutuhkan dari beberapa alat pameran / peraga yang ada. Panel Jarak minimal pengamat dengan obyek : 1 m Lebar obyek rata – rata : 1 m Tinggi obyek 1,6 m
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sudut pandang normal 27 º Jarak antara obyek 1 m Pengunjung : 1 m² Sirkulasi : 1,2 m ( 2 arah ) Luas yang dibutuhkan untuk 1 obyek peraga = (1m x 1m) + (1m x 3) + (1,2 x 1 ) = 5,2 m²
1m Gambar V.1 Analisis luasan untuk obyek 2 dimensi Sumber : NAD - 1996
§
Alat pameran / peraga 3 dimensi Sama halnya dengan alat pameran / peragaan 2 dimensi, alat peraga 3 dimensi juga amat beragam dimensinya sesuai dengan materi yang disampaikan. Berikut ini akan diuraikan perhitungan besaran yang dibutuhkan dari beberapa alat pameran / peraga yang ada. Meja peraga
1m
Luas meja peraga rata – rata : 1 x 1 = 1 m² 1m
Tinggi meja peraga : 90 cm Pegunjung : 1 m² Sirkulasi : 1,2 m ( 2 arah )
Gambar V.2 Analisis luasan untuk obyek 3 dimensi Sumber : Analisis penulis - 2011
Luas yang dibutuhkan untuk 1 obyek alat peraga = (1m x 1m) + (2 x 1m) + ( 1,2m x 1m x 4 ) = 7,8 m² Penentuan besaran ruang akan diuraikan berdasarkan pengelompokan ruang – ruang yang ada. Berikut
merupakan
analisis
besaran
ruang menurut
pengelompokan ruangnya. commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Kelompok kegiatan penerima Tabel V.10. Analisis besaran ruang kelompok kegiatan penerima Sumber : Analisis penulis - 2011 Fasilitan kegiatan
Kebutuhan ruang
Fasilitas penerima
Entrance hall Loket R. Informasi
Kapasi tas (orang) 600
Standart (m²/ora ng) 1
Flow
Luas (m²)
30 %
600
6
2,5
50 %
15
Luas + flow (m²) 780 70 22,5
Jumlah
Sumber
NAD ABP NMH 872.5m²
2) Kelompok kegiatan pameran / peragaan permanent dan temporer Tabel V.11. Analisis besaran ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan permanent dan temporer Sumber : Analisis penulis - 2011 Fasilitan kegiatan
Kebutuhan ruang
Outdoor
Luas + flow (m²)
Sumber
Pipa bercerita Alat peraga Pengunjung
120
ABP
Parabola berbisik Alat peraga Pengunjung Spektrum warna Alat peraga Pengunjung Sistem katrol Alat peraga
120
ABP
11.9
ABP
60
ABP
Pengunjung Permainan jungkat – jungkit Alat peraga Pengunjung Labirin Alat peraga Pengunjung Pemandu Roket air ( 4 buah ) Alat peraga Pengunjung Pemandu Kolam archimedes Alat peraga Pengunjung Pemandu Pompa tenaga surya Alat peraga Pengunjung
Kapasi tas (orang)
Standart (m²/orang)
Flow
70 % 1
Luas (m²)
7
2x3= 6 1
2
1x2= 2 1
25 1
400 1 1
5 2
1x10= 10 1 1
5 1
1x2= 2 1 1
70 %
4
4.28
ABP
70 %
426
724.2
ABP
70 %
17x4 =68
115.6
ABP
70 %
8
13.6
ABP
70 %
22
37.4
ABP
9 commit3x3= to user 12 1
103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemandu Solar sel Alat peraga Pengunjung Pemandu Bersepeda di atas kabel Alat peraga
1
1
5 1
2x2= 4 1 1
Pengunjung Pemandu Water play Alat peraga
1 1
Pengunjung Pemandu Play tube Alat peraga Pengunjung Pemandu Plaza Play ground Kolam penampung air hujan Outdoor rest area Café dan snack shop Pool area
30 2
1 1
10 1
5x6 = 30 1 1
70 %
10
17
ABP
70 %
80,5
136.85
ABP
70 %
632
1074.4
ABP
70 %
41
69.7
ABP
1050 350 300
ABP ABP ABP
600 150 150
ABP ABP ABP
3,14x5x5= 78,5 1 1 600
Jumlah Indoor Basic science
Hall (3lt) Indoor rest area Pengunjung Furniture Lavatory Pria
80 80
1 1
12 9
@WC 2 @wastafel 0,33 @ Urinoir 0,08 @WC 2 @wastafel 0,33
12 Wanita
12 9
50 %
160
950 240
4.594.93 m² ABP ABP
50%
78.9
118.35
NAD
50 %
4,5
6,75
ABP
50 %
6,01
9,01
ABP
50 %
5
7,5
ABP
50 %
4,64
6,96
ABP
Matematik Segitiga pythagoras Alat peraga Pengunjung Sumur gravitasi Alat peraga Pengunjung Sepeda roda persegi Alat peraga Pengunjung Tic Tac Toe
3
1x1,5= 1,5 1
4
3,14x0,8x 0,8= 2,01 1
1x4= 4 1 commit1 to user
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Alat peraga Pengunjung Segitiga Ajaib Alat peraga
4
0,8x0,8= 0,64 1
Pengunjung Menebak tanggal lahir Alat peraga
4
0,8x0,8= 0,64 1
Pengunjung Patok pengukur luas Alat peraga Pengunjung Merangkai pelangi Alat peraga Pengunjung Puzzle persegi Alat peraga
5
1,26x0,5 = 0,63 1
4
1x0,6=0,6 1
4
1x0,8= 0,8 1
Pengunjung Kubus eceran Alat peraga Pengunjung Jam pasir Alat peraga Pengunjung Keleidocycle Alat peraga Pengunjung Jumlah
4
0,8x0,8= 0,64 1
3
1x0,6= 0,6 1
3
1x1= 1 1
3
1x1= 1 1
Fisika Reaktor nuklir kartini Alat peraga Pengunjung Pemandu Konveksi panas Alat peraga Pengunjung Panel informasi ( 10 buah ) Alat pameran Pengunjung Daya hantar panas Alat peraga Pengunjung Pengungkit Alat peraga Pengunjung Kereta luncur Alat peraga Pengunjung Kursi paku Alat peraga
50 %
4,64
6,96
ABP
50 %
5,63
8,45
ABP
50 %
4,6
6,9
ABP
50 %
4,8
7,2
ABP
50 %
4,64
6,96
ABP
50%
3,6
5,4
ABP
50 %
4
6
ABP
50 %
4
6
ABP
84.09 m²
5 1
3x1,5= 4,5 1 1
12
3x3= 9 1
2
1x0,1= 0,1 1
8
4,2x3= 12,6 1
1
1x0,8= 0,8 1
2
3x1=3 1
commit to user
50 %
10,5
15,75
ABP
50 %
21
31,5
ABP
50 %
2,1 x 10 = 21
31,5
ABP
50 %
20,6
30,9
ABP
50%
1,8
2,7
ABP
50 %
5
7,5
ABP
50 %
3,25
4,88
ABP
1,5x1,5=
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengunjung Titik berat Alat peraga Pengunjung Mesin momentum Alat peraga Pengunjung Katrol dan sabuk Alat peraga Pengunjung Kemudi roda Alat peraga Pengunjung Bola berpacu Alat peraga Pengunjung Menurun ke atas Alat peraga Pengunjung Distribusi massa Alat peraga Pengunjung Resonator Alat peraga Pengunjung Gelombang air laut Alat peraga
1
2,25 1
1
1x1= 1 1
1
1x1= 1 1
1
1x2= 2 1
1
2x0,5= 1 1
2
1x4= 4 1
1
3x0,5= 1,5 1
2
1x2= 2 1
1
1x1= 1 1
Pengunjung Cincin resonansi Alat peraga Pengunjung Pola suara Alat peraga
1
3,5x0,5= 1,75 1
1
1x1= 1 1
Pengunjung Senar vibrasi Alat peraga Pengunjung Gelombang tekan Alat peraga Pengunjung Gelombang transversal Alat peraga Pengunjung Efek doppler Alat peraga Pengunjung Musik pipa Alat peraga
1
1,5x1,5= 2,25 1
3
2x1,5= 3 1
1
1x1= 1 1
Pengunjung
1
1x2= 2 1
1
1x1= 1 1
1
1,5x0,8= 1,2 1
50 %
2
3
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
3
4,5
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
6
9
ABP
50 %
2,5
3,75
ABP
50 %
4
6
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
2,75
4,13
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
3,25
4,88
ABP
50 %
6
9
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
3
4,5
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
2,2
3,3
ABP
commit to user
106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Harpa tanpa dawai Alat peraga Pengunjung Replika transistor pertama di dunia Alat peraga Pengunjung Saklar cahaya Alat peraga
1
3
1x1,5= 1,5 1
Pengunjung Flip flop Alat peraga
1
0,8x0,8= 0,64 1
Pengunjung Hukum ohm Alat peraga Pengunjung Halilintar Alat peraga Pengunjung Generator pedal Alat peraga Pengunjung Generator van graff Alat peraga
1
0,6x0,6= 0,36 1
1
1x1= 1 1
1
1x1= 1 1
2
1x2= 2 1
de
Pengunjung Bola melayang Alat peraga
1
3,14x1x1= 3,14 1
Pengunjung Pengukur tinggi muka air Alat peraga Pengunjung Pengatur otomatis Alat peraga Pengunjung Si muka tegang Alat peraga
1
3,14x0,5x 0,5= 0,79 1
Pengunjung Penyelam Alat peraga Pengunjung Cairan mengalir Alat peraga Pengunjung Berjabat tangan Alat peraga Pengunjung Warna bayangan Alat peraga Pengunjung
50 %
1,75
2,63
ABP
50%
4,5
6,75
ABP
50 %
1,64
2,46
ABP
50 %
1,36
2,04
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
4
6
ABP
50 %
4,14
6,21
ABP
50 %
1,79
2,69
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
3,5
5,25
ABP
50 %
2,2
3,3
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
2,5
3,75
ABP
50 %
1,8
2,7
ABP
50 %
7
10,5
ABP
1,5x0,5= 0,75 1
1
1x1=1 1
2
1,5x1= 1,5 1
1
1,5x0,8= 1,2 1
1
1x1=1 1
1
1,5x1=1,5 1
1
1x0,8=0,8 1
6 commit2x3= to user 1 1
107
perpustakaan.uns.ac.id
Sudut kritis Alat peraga Pengunjung Bentuk aneh Alat peraga Pengunjung Lensa besar Alat peraga Pengunjung Jumlah
digilib.uns.ac.id
2
1x1= 1 1
5
1x5=5 1
1
1x1,5=1,5 1
Pengunjung Distilasi Alat peraga
10
2,5x0,5=1, 25 1
Pengunjung Pemandu Bola plasma Alat peraga Pengunjung Proses pembuatan es Alat peraga
2 1
1,5x0,8=1, 2 1 1
1
1x1=1 1
1
1,5x0,8=1, 2 1 1
Pengunjung Pemandu Air sebagai eletrolit Alat peraga
2 1
1,5x0,8=1, 2 1 1
Pengunjung Pemandu Logam berkarat Alat peraga Pengunjung Pemandu Panel informasi ( 10 buah ) Alat peraga Pengunjung Jumlah
2 1
1,5x0,8=1, 2 1 1
2 1
2x1=2 1 1
2
2
4,5
ABP
50 %
10
15
ABP
50 %
2,5
3,75
ABP
50 %
11,25
16,88
ABP
50 %
4,2
2,1
ABP
50 %
2
3
ABP
50 %
4,2
2,1
ABP
50 %
4,2
2,1
ABP
50 %
4,2
2,1
ABP
50 %
5
7,5
ABP
50 %
2,1 x 10 = 21
31,5
ABP
1x0,1= 0,1 1
67.28 m²
Biologi Tulang manusia Alat peraga Pengunjung
3
284.32 m²
Kimia Sistim periodik Alat peraga
Pengunjung Pemandu Air menguap Alat peraga
50 %
50 %
3
6,14
9,21
ABP
3,14x1x1= 3,14 1
commit to user
108
perpustakaan.uns.ac.id
Mekanisme pernapasan Alat peraga Pengunjung Rantai makanan Alat peraga Pengunjung Mikroskop (4 buah) Alat peraga Pengunjung Jumlah Technolo gy
Pordirga swayasa Alat peraga Pengunjung Propulsi jet Alat peraga Pengunjung Mesin mobil Alat peraga Pengunjung Mesin motor Alat peraga Pengunjung Sustainable transportation Alat peraga Pengunjung Shinkanzen Alat peraga Pengunjung Pesawat N250 gatotkoco Alat peraga Pengunjung Maket satelit dan animasi satelit Alat peraga Pengunjung Maket kapal layar Alat peraga Pengunjung Komputer Alat peraga Pengunjung Industri pertambangan minyak bumi Alat peraga Pengunjung Jumlah
Lingkun gan
Simulasi gempa Alat peraga Pengunjung
digilib.uns.ac.id
2
2x1=2 1
1
1,5x2=3 1
1
20
6
2x1=2 1
5
5,5x2=11 1
8
8x2=16 1
3
3x2=6 1
2
2x1=2 1
6
ABP
50 %
4
6
ABP
50 %
2x4= 8
12
ABP
50 %
40
60
33.21 m² ABP
50 %
8
12
ABP
50 %
16
24
ABP
50 %
24
36
ABP
50 %
9
13,5
ABP
50 %
4
6
ABP
50 %
8
12
ABP
50 %
10,5
15,75
ABP
50 %
6
9
ABP
50 %
1,64
2,46
ABP
50 %
35
52,5
ABP
63
243.21 m² ABP
3x2=6 1
3
5x1,5=7,5 1
2
2x2=4 1
1
0,8x0,8=0, 64 1
5
4
1x1=1 1
8x2,5=20 1
2
50 %
1
commit6x6=36 to user 5 1
50 %
42
109
perpustakaan.uns.ac.id
Area peneliti cilik
Area ilmuan
digilib.uns.ac.id
Pemandu Gelombang tsunami Alat peraga Pengunjung Pemandu Jumlah Kotaku Alat peraga
1
1
1 1
5x1=5 1 1
Pengunjung Pemandu Memancing Alat peraga Pengunjung Pemandu Puzzle kupu – kupu Alat peraga Pengunjung Pemandu Mencari potongan ulat Alat peraga Pengunjung Pemandu Puzzle bumi Alat peraga
4 1
3,14x1x1= 3,14 1 1
2 1
2x1=2 1 1
1 1
1x1=1 1 1
1 1
1x1=1 1 1
Pengunjung Pemandu Musik pipa Alat peraga Pengunjung Pemandu Mengenal waktu Alat peraga
1 1
3,14x0,5x 0,5=0,79 1 1
1 1
1,5x1=1,5 1 1
Pengunjung Pemandu Silsilah keluarga Alat peraga Pengunjung Pemandu Maket rumah Alat peraga Pengunjung Pemandu Ruang praktek dokter Alat peraga Pengunjung Pemandu Jumlah
1 1
1,5x1,5=2, 25 1 1
1 1
1x1=1 1 1
3 1
2,5x1=2,5 1 1
8 1
3x3=9 1 1
Patung dan panel ( 8 buah ) Alat peraga Pengunjung Jumlah
50 %
7
10,5
ABP
50 %
8,14
12,21
73.5 m² ABP
50 %
5
7,5
ABP
50 %
3
4,5
ABP
50 %
3
4,5
ABP
50 %
2,79
4,19
ABP
50 %
3,5
5,25
ABP
50 %
4,25
6,38
ABP
50 %
3
4,5
ABP
50 %
6,5
9,75
ABP
50 %
18
27
ABP
36
85.78 m² ABP
50 % 2
3x8= 24
1x1=1 1
commit to user
36 m²
110
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah
2.215.74 m² 6.810.67 m²
Total
3) Kelompok kegiatan penunjang Tabel V.12. Analisis besaran ruang kelompok kegiatan penunjang Sumber : Analisis penulis - 2011 Fasilitan kegiatan
Seminar
Workshop Perpustakaan
Kebutuhan ruang
Lobby R. seminar R.persiapan R.sound system R.workshop R. pelayanan pinjam dan fotocopy R.baca R.buku
Theater 3D Food court Cafe Book store Souvenir store
Kapasi tas (orang) 200 200
Standart (m²/orang)
Flow
Luas (m²)
Luas + flow (m²) 260 300 40 40 72 9
Sumber
1 1
30 % 50 %
200 200
20 6
2,4 1
50 % 50 %
48 6
50
2,6
50 %
130 60
195 60 400 300 150 100 50
NAD ABP ABP ABP ABP ABP ABP
50 %
40.6
60.9
NAD
160
Lavatory Pria
6 4
@WC 2 @wastafel 0,33 @ Urinoir 0,08 @WC 2 @wastafel 0,33
8 Wanita
NAD NAD ABP ABP ABP ABP
6 8
Jumlah
2.117.9 m²
4) Kelompok kegiatan pengelola Tabel V.13 Analisis besaran ruang kelompok kegiatan pengelola Sumber : Analisis penulis - 2011 Fasilitan kegiatan
Kebutuhan ruang
Pengelola
Hall/lobby R. Direktur R. Sekertaris direktur R. Wakil direktur bidang adm & keu sarana dan promosi
Kapasi tas (orang) 100 1 1
Standart (m²/orang)
Flow
Luas (m²)
1
50 %
100
1
Luas + flow (m²) 150 50 16
Sumber
40
ABP
NAD ABP NAD
commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R. Wakil direktur peragaan dan program R. Ka.Div.Adm & keuangan R. Ka.Div. gedung dan utilitas R. Ka.Div.promosi dan kerja sama R. Ka.Div.peragaan R. Ka.Div. program dan pendidikan R. Staf Div.Adm & keuangan R. Staf Div. gedung dan utilitas R. Staf Div.promosi dan kerja sama R. Staf Div.peragaan R. Staf Div. program dan pendidikan R.Rapat R.Tamu Pantry Lavatory Pria
1
40
ABP
1
25
ABP
1
25
ABP
1
25
ABP
1 1
25 25
ABP ABP
5
35
ABP
5
35
ABP
5
35
ABP
9
65
ABP
6
40
ABP
42 16 42 49.44
NMH ABP ABP ABP
20
1,5
4 4
@WC 2 @wastafel 0,33 @ Urinoir 0,08 @WC 2 @wastafel 0,33
4 Wanita
6 4
40 %
30
50%
32.9 6
Jumlah
780.44m ²
5) Kelompok kegiatan service Tabel V.14 Analisis besaran ruang kelompok kegiatan service Sumber : Analisis penulis - 2011 Fasilitan kegiatan
Kebutuhan ruang
Pemeliharaan Perbaikan Bongkar muat Keamanan
Gudang R.perbaikan Area bongkar Pos jaga R.satpam R.pompa R.reservoir R.AHU setiap lantai bangunan
MEE
Kapasitas (orang)
Standart (m²/orang)
4 unit
Flow
Luas (m²)
Luas + flow (m²) 150 150 50
Sumber
16 20 50 100 275
ABP ABP ABP PPMUN ABP
ABP ABP ABP
commit to user
112
perpustakaan.uns.ac.id
Mushola
R.Panel AHU R.genset R.panel setiap lantai bangunan R.PABX Chiller STP Shaft setiap lt T.wudhu R.sholat Lavatory Pria
digilib.uns.ac.id
150
0,6
3 3
@WC 2 @wastafel 0,33 @ Urinoir 0,08 @WC 2 @wastafel 0,33
4 Wanita
4 3
30 % 50 %
90 23.3
230
ABP
100 218
ABP ABP
24 50 100 100
ABP ABP ABP ABP
30 117 34.95
ABP ABP NAD
Jumlah
1.814.95 m²
6) Kebutuhan dan besaran ruang parkir Ø Pengunjung Untuk menentukan besaran ruang parkir dapat diasumsikan : 20 % pengunjung menggunakan bus 50 % pengunjung menggunakan mobil ( mobil untuk 2 orang = 5 %, mobil untuk 3 orang = 5 % ,mobil untuk 4 orang = 45 %, mobil untuk 5 orang = 35 %, mobil untuk 6 orang = 10 % ) 25 % pengunjung menggunakan motor ( motor untuk 1 orang = 50 %, motor untuk 2 orang = 50 % ) 5 % pengunjung menggunakan kendaraan umum Berikut merupakan perhitungan kapasitas parkir bus, mobil, dan motor yang dibutuhkan. commit to user - Bus = 25 % x 1600 / 50 orang = 8 bus 113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Mobil = 45 % x 1600 = 720 orang Mobil untuk 2 orang = 5 % x 720 /2 = 18 mobil Mobil untuk 3 orang = 5 % x 720 /3 = 12 mobil Mobil untuk 4 orang = 50 % x 720 /4 = 90 mobil Mobil untuk 5 orang = 30 % x 720 /5 = 43.2 mobil = 44 Mobil untuk 6 orang = 10 % x 720/6 = 12 mobil Jumlah kapasitas parkir mobil yang dibutuhkan adalah sebanyak = 18 + 12 + 90 + 44 + 12 = 176 - Motor = 30 % x 1600 = 480 Motor untuk 1 orang = 30 % x 480 = 144 motor Motor untuk 2 orang = 70 % x 480/2 = 168 motor Jumlah kapasitas motor yang dibutuhkan adalah sebanyak = 144 + 168 = 312 motor Tabel V.15. Analisis besaran ruang parkir pengunjung Sumber : Analisis penulis - 2011 Kegiatan
Kapasitas
Parkir bus Parkir mobil Parkit motor Total
8 176 312
Standar ( m² / unit ) 30 15 2
Flow 50 % 50 % 50 %
Luas ( m² ) 240 2.640 624
Luas + flow 360 3.960 936
Sumber Analisa Analisa Analisa 5.256 m²
Ø Pengelola Jumlah kapasitas pengelola berdasarkan studi banding diasumsikan 100 orang dengan kendaraan yang digunakan diasumsikan sebagai berikut : 12 orang menggunakan mobil 40 menggunakan motor, dan yang lainnya menggunakan kendaraan umum
commit to user
114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Tabel 5.16 Analisis besaran ruang parkir pengelola Sumber : Analisis penulis - 2011
Kegiatan Parkir mobil Parkit motor Total
Kapasitas ( orang ) 12 40
Standar ( m² / unit ) 15 2
Flow 50 % 50 %
Luas ( m² ) 180 80
Luas flow 270 120
+
Sumber Analisa Analisa 390 m²
Jumlah luasan parkir yang dibutuhkan adalah sebesar 5.256 + 390 m² = 5.646 m² Berdasarkan analisa besaran ruang di atas maka luas total yang dibutuhkan adalah Kelompok ruang Kelompok kegiatan penerima Kelompok kegiatan pameran peragaan permanent dan temporer Kelompok kegiatan penunjang Kelompok kegiatan pengelola Kelompok kegiatan service Parkir Jumlah
Luas 872.5 m² / 6.810,67 m² 2.117.9 m² 780.44 m² 1.814.95 m² 5.646 m² 18.042.46
5.1.5. Analisis pola hubungan antar massa dan ruang Tabel 5.17 Kode pola hubungan antar massa dan ruang Sumber : Analisis penulis - 2011
Tanda Pergerakan
Uraian pertalian / hubungan Kode Langsung Tak langsung …… Jenis hubungan Fisik 1.1 Audio visual 1.2 Pendengaran ( auditive ) 1.3 Pandangan ( visual ) 1.4 Kelas hubungan, Manusia dengan manusia 2.1 kelompok hubungan Peralatan dengan peralatan 2.2 Hewan dengan tumbuhan 2.3 Manusia dengan hewan + 2.4 tumbuhan Manusia dengan peralatan 2.5 Frekuaensi hubungan Tetap, terus menerus ( continue ) 3.1 Berulang ( repetitive ) 3.2 Sekali – sekali / kadang - kadang 3.3 Jarang / langka 3.4 Frekuensi user Tinggi, padat 4.1 Menengah, sedang 4.2 Rendah 4.3 Ketentuan waktu Tetap (commit permanent ) 5.1 to user Sementara ( temporary ) 5.2 115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelompok ruang/kegiatan
Simbol
Penerima
A
Pengelola
B
Penunjang
C
Pameran dan peragaan
D
Service
E
Gambar V.3 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan pengelola Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.4 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan penunjang Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.5 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan pameran dan peragaan Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.6 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan service user - 2011 Sumbercommit : Analisistopenulis
116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.7 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan penunjang Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.8 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan pameran dan peragaan Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.9 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan service Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.10 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penunjang dengan pameran dan peragaan Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.11 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penunjang dengan service Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.12 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pameran dan peragaan dengan service Sumber : Analisis penulis - 2011
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai
Derajad hubungan
A
Harus dekat sekali
B
Sangat dekat
C
Dekat
D
Kurang dekat
E
Tak perlu dekat
F
Harus Jauh
digilib.uns.ac.id
Gambar V.13 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan penerima Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.14 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar V.15 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan panunjang Sumber : Analisis penulis - 2011
commit to user Gambar V.16 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pangelola Sumber : Analisis penulis - 2011
118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.17 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan service Sumber : Analisis penulis - 2011
5.2.
Analisis site Taman IPTEK di Surakarta
Analisa site dilakukan untuk menentukan site dan pengolahan site. Dasar pertimbangan pada pemilihan lokasi Taman IPTEK di Surakarta adalah : 1) Kesesuaian dengan rencana kota Lokasi harus terletak di daerah dengan fungsi pengembangan pendidikan dan pariwisata. 2) Tingkat aksesibilitas dan pencapaian Faktor yang menentukan aksesibilitas dan pencapaian adalah : a) Jenis jalan b) Jarak pencapaian c) Transportasi baik umum maupun pribadi 3) Kelengkapan utilitas 4) Terdapat fasilitas pendukung lainnya commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari dasar pertimbangan tersebut terdapat beberapa alternatif lokasi yang berpotensi, antara lain : ·
Kawasan Jl. Slamet Riyadi Kawasan Jl. Slamet Riyadi merupakan kawasan yang didominasi oleh kegiatan perdagangan, pendidikan, dan pariwisata. Bangunan – bangunan di kawasan ini berupa bangunan pertokoan, mall, hotel, dan pemukiman. Aksesibilitas pada kawasan ini sangat mudah karena kawasan ini merupakan pusat kota Surakarta, dilengkapi dengan sarana jalur utama bus kota. Fasilitas dan sarana utilitas pada kawasan ini sangat mendukung.
·
Kawasan Jl. Ki Hajar Dewantara Kawasan Jl. Slamet Riyadi merupakan kawasan yang dengan peruntukan kegiatan pendidikan, pariwisata, perdagangan, dan pemukiman. Kegiatan utama pada kawasan ini didominasi oleh bidang pendidikan. Bangunan – bangunan di kawasan ini berupa bangunan bertingkat rendah. Dari segi aksesibilitas, kawasan ini merupakan kawasan yang cukup mudah dicapai. Dilalui oleh sarana bus kota tertentu. Fasilitas dan sarana utilitas pada kawasan ini cukup mendukung. Tabel V. 18 Penilaian terhadap alternatif lokasi Sumber : Analisis penulis - 2011
No. 1 2. 3. 4. 5.
Kriteria Pencapaian lokasi Prospek ke depan Sirkulasi Fasilitas dan sarana utilitas Ketersediaan tanah Jumlah
Alternatif 1 3 3 3 3 2 14
Alternatif 2 2 2 2 3 3 12
1 = Kurang mendukung 2 = Cukup mendukung
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 = Sangat mendukung Dari analisis kedua alternatif lokasi, maka lokasi terpilih di kawasan Jl. Slamet Riyadi. Penentuan site dari lokasi terpilih dilakukan dengan mempertimbangkan aspek berikut : 1) Lahan kosong atau bangunan yang telah ada, namun bukan fasilitas umum dan bangunan konservasi. 2) Kondisi site ( luas site, aksesibilitas menuju site, kondisi jalan dan sarana utilitas ) 3) Potensi lingkungan Dari kriteria pemilihan site tersebut maka dipilih site yang berada di antara Jl. Slamet Riyadi, Jl. Kartini, Jl. Gajah Mada, dan Pertokoan Potensi Site : 1) Merupakan kawasan potensial untuk pendidikan dan pariwisata 2) Akses yang mudah dan dilewati oleh bus kota 3) Berada di salah satu jalan utama di kota Surakarta yaitu Jl. Slamet Riyadi 4) Berada di pusat kota Surakarta dan banyak event – event kota Surakarta yang dilaksanakan di sepanjang jalan tersebut. 5) Dekat dengan fasilitas pendidikan berupa SD, SMP, dan SMA. 6) Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung. Peraturan – peraturan yang terdapat pada lokasi site antara lain : 1) Rencana tata guna lahan ( landuse ) sebagai area dengan fungsi pendidikan, pariwisata atau pemukiman. 2) Building coverage ( BC ) / Floor area to ratio ( FAR ) sebesar 50 % commit user
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Garis sempadan bangunan ( GSB ) sebesar ½ dari lebar jalan = 8 m Batas – batas site : Utara : Jalan lingkungan Kp. Timuran dan Pertokoan Timur : Jl. Kartini Selatan : Jl. Slamet Riyadi Barat : Jl.Gajah Mada
SITE
Gambar V.18 Foto udara site Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
Pemukiman dan pertokoan Jl. Gajah Mada Jl. Ronggowarsito
Jl. Kartini
Novotel Jl. Honggowongso
Jl. Slamet Riyadi
CIMB NIAGA Sami luwes
Pertokoan
Gambar V.19 Kondisi eksisting site Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis - 2011 commitpenulis to user
122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut ini merupakan beberapa analisa yang dilakukan untuk mengolah site : 5.2.1. Analisis kebutuhan luas site Taman IPTEK di Surakarta yang direncanakan memiliki ketinggian bangunan yang berbeda – beda. Berikut merupakan perhitungan luas site yang dibutuhkan. LDB kelompok penerima, penunjang, dan pengelola = 872.5 + 965.45 + 566.72 = 2.404.67 m ² LDB kelompok pameran / peragaan indoor = 2.215.74 m² 3 = 738.58 m² LDB kelompok pameran / peragaan outdoor, service dan parkir = 4.594,93 m² + 1.814.95 m² + 810 m² = 7.219,88 m² Total LDB adalah 10.363.13 m² GSB : - dari utara = 0.5 x 7 x 216 = 756 m² - dari selatan = 0.5 x 16 x 200 = 1600 m² - dari sisi timur = 0.5 x 7 x 150 = 525 m² - dari sisi barat = 0.5 x 7 x 149.85 = 524.475 m² Total = 3.405.48 m² Koefisien dasar bangunan ( KDB ) = 50 % Jadi luas site yang dibutuhkan = 13.768.61 m² 50 % = 27.537.22 m² Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh luasan site yang dibutuhkan Taman IPTEK di Surakarta adalah sebesar 27.537.22 m². 5.2.2. Analisis pencapaian Analisis pencapaian bertujuan untuk memperoleh main entrance ( ME ) dan side entrance ( SE ) dengan faktor pertimbangan sebagai berikut : commit to user
123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Kondisi dan potensi jalan di sekitar site 2) Nilai aksesibilitas dan kemudahan pencapaian 3) Keamanan pencapaian 4) Pertimbangan adanya gangguan kemacetan lalu lintas Site Taman IPTEK di Surakarta berbatasan dengan Jl. Slamet Riyadi di sebelah selatan, Jl. Gajah Mada di sebelah barat , Jl. Kartini di sebelah timur, dan Jl. Ronggowarsito di sebelah utara. Jl. Slamet Riyadi memiliki lebar jalan ± 16 m 4 jalur, dengan sirkulasi kendaraan satu arah. Lalu lintas kendaraan di Jl. Slamet Riyadi ramai lancar dengan dilewati oleh kendaraan umum dan pribadi. Kendaraan yang melintas di jalan ini berupa kendaraan pribadi beroda 2 dan 4 dan kendaraan umum berupa bus dan angkutan kota. Kondisi Jl. Slamet Riyadi cukup padat hanya pada event – event tertentu. Jl. Gajah Mada memiliki lebar jalan ± 7 m, dengan sirkulasi kendaraan 2 arah. Lalu lintas di Jl. Gajah Mada cukup ramai, dilewati oleh kendaraan umum berupa angkutan kota dan kendaraan pribadi beroda 2 dan 4. Jalan Gajah Mada tidak dilewati oleh trayek bus kota. Jl. Kartini memiliki lebar jalan ± 7 m, dengan sirkulasi kendaraan 2 arah. Lalu lintas di Jl. Kartini cukup ramai, dilewati oleh kendaraan umum berupa angkutan kota dan kendaraan pribadi beroda 2 dan 4. Sama seperti Jl. Gajah Mada, Jl. Kartini juga tidak dilewati oleh trayek bus kota. Kondisi Jl. Kartini sedikit padat pada pagi hari dan siang hari, karena di Jl. tersebut terdapat sebuah sekolah SMP 10. Jl. Ronggowarsito memiliki lebar jalan ± 7 m, dengan sirkulasi kendaraan 2 arah. Kondisi lalu lintas cukup ramai, dilewati oleh kendaraan pribadi dan umum.
commit to user
124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terdapat 2 jenis pencapaian ke dalam site Taman IPTEK di Surakarta, yaitu main entrance ( ME ) dan side entrance ( SE ). Main entrance sebagai gerbang utama menuju site harus memenuhi beberapa persyaratan berikut : 1) Menghadap langsung ke jalan utaman yang besar untuk memudahkan sirkulasi masuk dan keluar site 2) Mudah dikenali sebagai entrance dan mudah untuk dicapai 3) Aman dan nyaman dalam pencapaian, tidak menimbulkan crossing. 4) Tidak menimbulkan kemacetan bagi lingkungan sekitar 5) Mampu mengarahkan pengunjung dengan baik ke dalam site Side entrance sebagai gerbang samping yang diperuntukkan bagi jalur sirkulasi kendaraan umum, kendaraan pengelola, dan service harus memenuhi beberapa persyaratan berikut : 1) Keamanan dalam sirkulasi, tidak menimbulkan crossing antar pengguna 2) Sirkulasi mudah dan jelas
Memiliki potensi sebagai SE karena jalur lalu lintas cukup mudah dan aman.
Lebar Jalan ± 7 m. Sirkulasi kendaraan dua arah. Lalu lintas cukup ramai Jl. Ronggowarsito
Jl. Gajah Mada
Lebar Jalan ± 7 m. Sirkulasi kendaraan dua arah. Lalu lintas cukup
Jl. Honggowongso
Kurang memiliki potensi sebagai entrance karena jalur lalu lintas cukup ramai Memiliki potensi sebagai SE karena jalur lalu lintas cukup mudah dan aman. Jl. Kartini
Jl. Slamet Riyadi
Lebar Jalan ± 16 m. Sirkulasi kendaraan satu arah. Lalu lintas ramai lancar
Lebar Jalan ± 7 m. Sirkulasi kendaraan dua arah. Lalu lintas cukup ramai,
Memiliki potensi besar sebagai ME karena merupakan jalan besar yang melewati site.
Gambar V.20 Analisis pencapaian commit toTaman user IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
125
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis Berdasarkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk main entrance dan site entrance pada Taman IPTEK di Surakarta maka ditentukan ME Taman IPTEK di Surakarta dari Jl. Slamet Riyadi, sedang SE dari Jl. Gajah Mada dan Kartini. Pada Jl. Ronggowarsito tidak dimanfaatkan sebagai entrance karena kondisi lalu lintas yang ramai.
Jl. Gajah Mada
SE berjarak 100 meter dari perempatan jalan dengan pertimbangan kepadatan lalu lintas di perempatan jalan
Jl. Ronggowarsito
SE
Jl. Kartini
SE Jl. Slamet Riyadi
Jl. Honggowongso
ME
ME berada di tengah site untuk keamanan karena site berbatasan dengan perempatan dan pertigaan
SE berjarak 50 meter dari pertigaan jalan dengan pertimbangan keamanan serta kepadatan lalu lintas
Gambar V.21 Hasil analisis pencapaian Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
5.2.3. Analisis view dan orientasi Analisis view dan orientasi bertujuan untuk memperoleh view yang terbaik dari dalam maupun luar site sehingga bangunan tersebut nantinya dapat terekspose dan memiliki daya tarik untuk pengunjung. Analisis ini didasarkan pada : 1) Kondisi di sekitar lingkungan tapak 2) Sudut pandang dari jalan ke site dan sebaliknya 3) Keberadaan jalan di sekitar site commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
View to site View 50 º dari Jl. Ronggowarsito menuju site View 50 º dari Jl. Ronggowarsito menuju site View 50 º dari Jl. Slamet Riyadi menuju site
Bagian dari site yang mudah dilihat sehingga pada area ini menjadi area yang paling menarik Gambar V.22 Analisis view to site Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
View from site
View dari site ke arah Jl. Ronggowarsito dan pemukima
View dari site ke arah Jl. Gajah Mada, Novotel, hotel Orchid dan pertokoan. View dari site ke arah Jl. Kartini, pertokoan dan sekolah
View dari site ke arah Jl. Slamet Riyadi dan Pertokoan Gambar V.23 Analisis view from site Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
View yang paling menarik dan memerlukan nilai ekspose yang tinggi berada pada bagian tengah site. View dari site yang paling menarik yaitu pada sisi selatan yang langsung berbatasan dengan Jl. Slamet Riyadi dan sisi barat yang berbatasan commit to user
127
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan Jl. Gajah Mada, Novotel, hotel Ibis, dan hotel Orchid. Di sisi timur berbatasan dengan Jl. Kartini dan bangunan – bangunan pertokoan dan sekolah dengan view yang kurang menarik. View yang tidak menarik yaitu pada sisi utara yang berbatasan dengan pemukiman. Berdasarkan analisa view, bangunan Taman IPTEK di Surakarta berorientasi ke Jl. Slamet Riyadi. Jl. Slamet Riyadi merupakan jalan utama dengan potensi yang besar untuk menarik perhatian pengunjung. Hasil analisis Area yang menghadap ke Jl. Ronggo warsito tidak memerlukan bentuk yang menarik
Area yang menghadap ke Jl. Gajah Mada dibuat menarik dan banyak bukaan
Area yang menghadap ke Jl. Kartini tidak memerlukan banyak bukaan
Area yang menghadap ke Jl. Slamet Riyadi dibuat paling menarik dan banyak bukaan karena merupakan area yang paling menarik dalam site dan berpotensi sebagai penarik perhatian pengunjung Gambar V.24 Hasil analisis view dan orientasi Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
5.2.4. Analisis klimatologis Analisis klimatologis bertujuan memecahkan masalah akibat iklim dan sebagai pertimbangan penempatan bangunan pada site, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut : 1) Radiasi dan peredaran sinar matahari commit to user
128
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Curah hujan dan kelembaban 3) Temperatur 4) Gerakan angin dan udara Site Taman IPTEK di Surakarta berada di pusat kota yang sudah padat dengan bangunan. Bangunan di sekitar site terdapat bangunan gedung berupa hotel, bangunan pertokoan yang rata – rata 2 – 3 lantai dan bangunan rumah tingga yang berupa bangunan 1 – 2 lantai. Padatnya bangunan di sekitar site menyebabkan arah pergerakan angin yang berhembus terlebih dahulu telah terpecahkan. Pada daerah dengan iklim tropis lembab lintasan matahari hampir selalu berada di atas kepala dengan arah terbit dan terbenam dari timur ke barat. Site Taman IPTEK mendapatkan sinar matahari pagi, siang, dan sore yang penuh. Pembayangan yang disebabkan oleh bangunan – bangunan di sekitar site hanya membayangi sampai jalan.
Area yang mendapatkan sinar matahari sore
Sinar matahari sepanjang hari mengenai seluruh site
Area yang mendapatkan sinar matahari pagi
Gambar V.25 Analisis klimatologis Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
commit to user
129
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis Taman IPTEK di Surakarta yang direncanakan berada di iklim tropis lembab. Pada daerah dengan iklim tropis lembab memiliki keuntungan berupa kekayaan sinar matahari yang ada hampir sepanjang tahun. Potensi matahari yang dimiliki tentunya harus dimanfaatkan secara maksimal dalam perencanaan dan perancangan bangunan Taman IPTEK di Surakarta. Pemanfaatan potensi matahari ini dapat digunakan sebagai pencahayaan alami ( daylight ) dan dapat pula digunakan sebagai energi alternatif pada bangunan dengan memanfaatkan panel surya. Pemanfaatan sinar matahari untuk pencahayaan alami perlu suatu pertimbangan khusus seperti jumlah cahaya yang diperlukan agar penggunaan potensi cahaya matahari ini tidak mengganggu kenyamanan kegiatan yang ada. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan desain fasade bangunan yang menggunakan
secondary
skin. Secondary
skin
ini berfungsi membuat
pembayangan dari pantulan sinar matahari dan sebagai pengontrol jumlah sinar yang dimasukkan ke dalam ruangan. Cara lain yang digunakan yaitu dengan memanfaatkan teknologi material yang ada saat ini berupa kaca dengan teknologi elektrokromik merupakan kaca yang mempunyai kemampuan otomatik sistim untuk selalu beradaptasi dengan pergantian cahaya dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara mengoptimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. Jendela pintar ini tidak hanya memberi kita kendali untuk mengatur intensitas cahaya dalam ruangan, tetapi juga memberi kita kemudahan untuk mengatur kondisi suhu ruangan dengan mengubah sifat termal lapisan elektrokromiknya. Dengan commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
teknologi ini, kita bias mengurangi pengeluaran untuk berbagai peralatan elektronik lain semacam pendingin ruangan atau air conditioner (AC). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh zoning berdasarkan analisis klimatologis yaitu area yang mendapatkan sinar matahari sore di sisi barat digunakan sebagai area pengelola. Area penunjang berada di sisi yang terkena matahari pagi hari untuk memberikan kenyamanan ketika kegiatan berlangsung. Selain itu, sinar matahari pagi dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan alami kegiataan – kegiatan di zone ini. Area yang mendapatkan sinar matahari siang hari digunakan untuk area penerima dan area pameran dan peragaan. Sinar matahari siang hari dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan ruang – ruang tertentu dalam bangunan.
Zone pameran dan peragaan di area yang terpapar sinar matahari sepanjang hari Zone pengeloa pada area yang terpapar sinar matahari sore
Zone penunjang di area yang terpapar sinar matahari pagi
Zone penerima di area yang terpapar sinar matahari sepanjang hari Gambar V.26 Hasil analisis klimatologis Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.2.5. Analisis Noise Analisis noise bertujuan memecahkan masalah akibat kebisingan dan sebagai bahan perimbangan dalam penempatan massa bangunan dalam site, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut : 1) Intensitas kebisingan yang ada di lingkungan sekitar 2) Persyaratan ruang – ruang yang membutuhkan ketenangan Site Taman IPTEK di Surakarta dikelilingi oleh Jl. Slamet Riyadi, Jl. Gajah Mada, Jl. Kartini, dan Jl. Ronggowarsito. Keberadaan site yang dikelilingi oleh jalan menimbulkan kebisingan. Tingkat kebisingan paling tinggi di dalam site berada di sisi selatan dan utara. Sumber kebisingan tersebut berasal dari tingginya intensitas kendaraan yang melalui Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Ronggowarsito. Selain berasal dari Jl. Slamet Riyadi, sumber kebisingan pada area ini juga dikarenakan berada di perempatan jalan ( Jl. Slamet Riyadi, Honggowoso, dan Jl. Gajah Mada ) dan pertigaan jalan ( Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Kartini ). Area dengan tingkat kebisingan sedang berada di sisi timur dan barat. Sumber kebisingan berasal dari kendaraan yang melalui Jl. Gajah Mada dan Jl. Kartini. Di sisi timur pada waktu – waktu tertentu memiliki tingkat kebisingan yang cukup besar dari aktivitas sekolah SMP 10.
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Area dengan tingkat kebisingan cukup tinggi. Sumber kebisingan berasal dari kendaraan yang melewati Jl. Ronggowarsito yang ada di pemukiman dan pertokoan.
Area dengan kebisingan cukup dalam site
Area dengan tingkat kebisingan sedang. Sumber kebisingan berasal dari kendaraan yang melewati Jl. Gajah Mada
tingkat tenang
Area yang cukup bising. Sumber kebisingan berasal dari kendaraan yang melewati Jl. Kartini dan aktivitas sekolah
Area dengan tingkat kebisingan paling tinggi. Sumber kebisingan berasal dari tingginya intensitas kendaraan yang melewati Jl. Slamet Riyadi. Gambar V.27 Analisis noise Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
Hasil analisis Berdasarkan hasil analisis noise yang dilakukan maka didapatkan zoning berdasarkan noise. Zone penerima berada di sisi selatan dengan tingkat kebisingan paling tinggi. Kegiatan pada zone penerima tidak membutuhkan tuntutan ketenangan yang tinggi. Zone pameran dan peragaan berada di area dengan tingkat kebingan tinggi hingga sedang, karena pada beberapa kegiatan pada zone ini tidak memiliki tuntutan kegiatan yang membutuhkan ketenangan tinggi. Zone pengelola memerlukan area yang cukup tenang untuk mendukung kegiatannya. Zone penunjang berada pada area dengan tingkat kebisingan sedang. Beberapa kegiatan pada zone ini menuntut pentingnya ketenangan.
commit to user
133
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zone pameran dan peragaan di area dengan tingkat kebisingan tinggi hingga sedang
Zone pengelola menuntut adanya ketenangan. Respon desain untuk area ini diberi banyak barier untuk mengurangi sumber kebisingan dari Jl. Gajah Mada
Zone penunjang di area dengan tingkat kebisingan sedang
Zone penerima di area dengan tingkat kebisingan paling tinggi Gambar V.28 Hasil analisis noise Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis pesirkulnulis - 2011
5.2.6. Analisis Penzoningan Dari analisis pencapaian, view dan orientasi, klimatologis dan noise diperoleh zonifikasi seperti berikut : Zone pameran dan peragaan sebagai zone central dari semua zone di Taman IPTEK di Surakarta berada di tengah site
Zone pengelola dekat dengan zone penerima dan zone pameran peragaan.
Zone penunjang dekat dengan zone pameran dan peragaan dan zone penerima
Zone penerima berada di area paling menarik dalam site yang menghadap langsung ke Jl Slamet Riyadi
commit to userTaman IPTEK di Surakarta Gambar V.29 Hasil analisis penzoningan Sumber : Analisis penulis - 2011 134
perpustakaan.uns.ac.id
5.3.
digilib.uns.ac.id
Analisis bentuk ruang dan bentuk massa Taman IPTEK di Surakarta
Tujuan dilakukannya analisis bentuk ruang dan bentuk massa adalah untuk memperoleh bentuk ruang yang paling serasi atau sesuai dengan fungsi atau kegiatan yang akan diwadahi dan bentuk massa yang sesuai dengan ruang – ruang kegiatan yang ada di dalamnya serta keserasiannya dengan kodisi fisik lingkungan site. Analisis bentuk ruang didasarkan pada 5 hal sebagai berikut. 1) Pertimbangan bentuk dan sifat kegiatan 2) Persyaratan kegiatan 3) Kemungkinan fleksibilitas 4) Kapasita pemakai / pelaku kegiatan 5) Luas dan ukuran ruang Analisis bentuk massa didasarkan pada 4 hal sebagai berikut. 1) Kondisi fisik lingkungan site ( faktor eksternal ) 2) Tuntutan atau persyaratan ruang – ruang yang akan diwadahi / berada dalam massa ( faktor internal ) 3) Pola pengelompokan kegiatan 4) Tuntutan penggunaan lahan terhadap situasi dan kondisi yang ada 5.3.1. Analisis bentuk ruang Ruang pameran dan peragaan sebagai fungsi utama bangunan berbentuk ruangan luas yang nantinya akan dibagi menjadi beberapa zona sesuai dengan materi yang akan dipamerkan. Bentuk pembagi ruang tidak menggunakan material pembagi yang bersifat permanen sehingga dimungkinkan untuk terjadinya perubahan untuk kondisi tertentu. Sebagai batas antar zona dapat berupa materi pameran dan peragaan itu sendiri atau panel – panel dengan bentuk commit to user
135
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang beragam untuk menampilkan suasana ruang yang membangkitkan keinginan eksplorasi dan menyenangkan. Setiap zona pada ruang pameran dan peragaan tidak dipisahkan menjadi ruang – ruang tersendiri agar pengunjung saat menikmati pameran dan peragaan seperti sedang melakukan sebuah perjalanan yang tidak terputus dengan adanya pemisahan dalam bentuk ruang – ruang.
Gambar V.30 Bentuk sirkulasi interior ruang pameran dan peragaan yang menerus Sumber : dok. pribadi - 2010
5.3.2. Analisis bentuk massa Massa bangunan pada Taman IPTEK sesuai dengan kelompok kegiatan yang ada, yakni massa bangunan penerima, massa bangunan pengelola, massa bangunan pameran dan peragaan, dan massa bangunan penunjang. Untuk kegiatan service ditempatkan pada basement. Setiap massa bangunan dihubungkan oleh element – element lansekap. Bentuk massa bangunan pada Taman IPTEK dibuat sederhana, seperti gabungan bentuk – bentuk dasar seperti lingkaran dan bujur sangkar untuk memudahkan sirkulasi dan efisiensi ruang – ruang yang ada. Massa bangunan penerima dan bangunan pameran dan peragaan pada Taman IPTEK berupa bentuk gabungan bujursangkar yang digabungkan dengan bentuk segitiga sebagai perwujudan sayap dari pesawat. Massa bangunan pengelola menggabungkan bentuk bujursangkar dan lingkaran. Bentuk lingkaran pada massa bangunan pengelola berfungsi sebagai point of interenst. Sedangkan bentuk massa bangunan penunjang berupa gabungan dari bentuk bujursangkar yang diputar 45 º. commit to user
136
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada Taman IPTEK terdapat plaza dan area pameran dan peragaan outdoor sebagai pusat yang mengikat semua kegiatan yang ada di Taman IPTEK. Massa banguna pameran dan peragaan berupa gabungan bentuk bujur sangkar dan segitiga, menyerupai bentuk massa bangunan penerima
Massa bangunan pengelola berupa gabungan bentuk bujur sangkar yang diputar 45º, bentuk bujur sangkar, dan bentuk lingkaran
Massa bangunan penunjang berupa gabungan dari bentuk bujur sangkar yang diputar 45º
Massa banguna penerima berupa gabungan bentuk segitiga dan bujur sangkar
Plaza dan area pameran dan peragaan out door sebagai pengikat dari keempat massa bangunan
Gambar V.31 Bentuk massa bangunan Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis 2011
Gagasan bentuk massa pada Taman IPTEK berasal dari bentuk sayap pesawat. Wujud bentuk pesawat dipilh sebagai bentuk yang mewakili wujud nyata dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bentuk pesawat diharapkan dapat mencitrakan fungsi dari Taman IPTEK di Surakarta sebagai wadah tempat pameran dan peragaan IPTEK.
Gambar V.32 Pesawat sebagai gagasan bentuk fasade Sumber : http://www.google.co.id/imgres - 2011
commit to user
137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendekatan bentuk Arsitektur High Tech pada Taman IPTEK di Surakarta Colin Davies (1988) menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur hi-tech, yaitu: 1. Inside – out ( penampakan bagian luar – dalam ) Pada bangunan hi-tech, struktur, area servis dan utilitas dari suatu bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya baik dalam bentuk ornament ataupun sculpture.
Gambar V.33 Bangunan yang menampilkan penampakan bagian luar - dalam Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.hitec hcaddservices.com- mei 2011
2. Celebration of Process (keberhasilan suatu perencanaan) Hi-tech menekankan pada pemahaman konstruksinya, bagaimana, mengapa dan apa dari suatu bangunan. Di antaranya hubungan dari struktur, pemakuan, flanges, dan pipa-pipa salurannya, sehingga dapat dimengerti, baik oleh orang awam maupun para ilmuwan.
Gambar V.34 Bangunan yang menampilkan pemahaman konstruksi Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http:// www.e-architect.co.uk/barcelona - mei 2011
commit to user
138
perpustakaan.uns.ac.id
3. Transparancy,
digilib.uns.ac.id
Layering, and
Movement
(transparan,
pelapisan
dan
pergerakan) Bangunan hi-tech selalu menampilkan ketiga unsur ini semaksimal mungkin. Karakter dari bangunan hi-tech dapat dilihat pada penggunaan yang lebih luas material kaca (transparan dan tembus cahaya), pelapisan pipa-pipa jaringan utilitas (layering), alat transportasi bangunan seperti tangga, eskalator atau lift (movement).
Gambar V.35 Bangunan yang menampilkan transparancy, layering, and movement Sumber : http://brst440.commons.yale.edu/2007/07/12/techno philia/ - mei 2011
4. Flat Bright Colouring (pewarnaan yang menyala dan merata) Warna cerah yang digunakan dalam bangunan hi-tech memiliki makna asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari mesin-mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan benda-benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekarang dan masa depan terhadap masa lalu.
commit to user Gambar V.36 Bangunan yang menampilkan pewarnaan yang menyala Sumber : http://brst440.commons.yale.edu/2007/07/12/technophilia/ - mei 2011
139
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. A Lightweight Filigree of Tensile Member (baja-baja tipis sebagai penguat) Baja-baja tipis yang bersilangan diibaratkan sebagai kolom Doric bagi high tech, dilihat dari penampakan dan penyusunannya. Pengekspresian dan pengaplikasian menurut hierarki yang menjadikan kejelasan dari bagianbagian tersebut. Landasan pemikiran yang luas pada kreasi adalah dalam pembentukan elemen yang mudah dan logis, mudah penyimpanannya serta mudah pemasangannya.
Gambar V.37 Bangunan yang menggunakan baja tipis sebagai penguat Sumber : http://brst440.commons.yale.edu/2007/07/12/techno philia/ - mei 2011
6. Optimistic Confidence in Scientific Culture (optimis terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi) Penggunaan hi-tech merupakan harapan di masa yang akan datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan baru lainnya.
Gambar V.38 Bangunan yang optimis terhadap ilmu pengetahuan Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl= http://images.cdn.fotopedia.com- mei 2011
Gambar V.39 Bangunan yang optimis terhadap ilmu pengetahuan Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl= http://www.lansdownephotography.co.uk- mei 2011
commit to user
140
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bangunan pada Taman IPTEK nantinya akan menonjolkan struktur dan utilitas yang digunakan, material bangunan pabrikasi berupa bahan kaca dan logam, warna – warna yang menonjol dan teknologi dalam pengoperasian bangunan tersebut. 5.4.
Analisis sistem teknis bangunan Taman IPEK di Surakarta
Tujuan dilakukannya analisis teknis bangunan adalah untuk memperoleh sistem teknis bangunan yang paling sesuai untuk melayani tuntutan kebutuhan fungsi / kegiatan dan bentuk perwujudan bangunan, dengan dasar pertimbangan umum sebagai berikut. 1) Macam sistem teknis bangunan yang dibutuhkan oleh fungsi / kegiatan yang ada 2) Bentuk perwujudan bangunan ( ruang dan massa ) 3) Potensi – potensi lingkungan yang dapat dimanfaatkan 4) Kendala – kendala yang perlu dipecahkan 5) Teknologi yang dapat dimanfaatkan; dan 6) Biaya, peralatan dan waktu yang tersedia. Karena sistem teknis bangunan menyangkut banyak hal / macam yang diperlukan oleh fungsi, maka pada pembahasan macam sistem teknis yang ada akan dipertimbangkan hal – hal khusus sesuai dengan macam sistem teknis tersebut. Berikut ini akan diuraikan macam – macam sistem teknis bangunan tersebut : 5.4.1. Analisis sistem struktur dan konstruksi Analisis sistem struktur dan konstruksi bertujuan untuk mendapatkan struktur dan konstruksi yang sesuai dengan fungsi bangunan, dengan dasar pertimbangan : 1) Dimensi / ukuran bangunan yang terwujud commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Faktor – faktor yang mempengaruhi kekokohan dan kestabilan bangunan 3) Teknologi yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat 4) Kondisi dana / anggaran yang disediakan 5) Waktu yang dijadwalkan 6) Fungsional yaitu fleksibilitas sistem struktur terhadap penyusunan pola ruang, sirkulasi, sistem utlitas dan lain-lain. 7) Estetika, struktur dapat menjadi ekspresi arsitektur yang serasi dan logis. 8) Ekonomis dalam pelaksanaan maupun pemeliharan. Sistem struktur pada bangunan terdiri atas 3 bagian, yaitu : 1. Sub Structure Sub structure adalah struktur bawah bangunan atau pondasi jenis struktur tanah, di mana bangunan tersebut berdiri. Berdasarkan hal ini, maka kriteria yang mempengaruhi pemeliNharaan pondasi adalah : § Pertimbangan beban keseluruhan dan daya dukung tanah. § Pertimbangan kedalam tanah dan jenis tanah § Perhitungan efesiensi pemilihan pondasi 2. Mid Structure Mid structure adalah struktur bagian tengah bangunan yang terdiri atas : § Struktur rangka kaku (ring frame structure) § Struktur dinding rangka geser (frame shear wall structure) 3. Upper structure Upper structure adalah struktur bagian atas bangunan. Sistem struktur yang digunakan pada bagian ini dapat berupa sistem konvensional untuk grid bangunan dengan bentang kecil danto sistem commit user struktur advance untuk grid
142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bangunan dengan bentang lebar. Sistem struktur advance dapat menggunakan struktur shell, space frame, grid folded place, atau cable. Elemen-elemen struktur yang akan menjadi pertimbangan sistem struktur yang akan dipakai dapat diuraikan sebagai berikut: §
Struktur Pondasi 1. Pondasi tiang pancang Digunakan apabila keadaan tanah bangunan khususnya untuk pekerjaan pondasi sangat tidak menguntungkan, yang disebabkan antara lain keadaan muka air tanah yang sangat tinggi, dan keadaan lapisan tanah memiliki daya dukung yang berbeda-beda, dan yang memiliki daya dukung tanah yang baik letaknya cukup dalam, sehingga tidak mungkin lagi dilakukan lagi penggalian maupun pengeboran.
Gambar V.40 Pondasi tiang pancang Sumber : dok. pribadi - 2010
2. Pondasi sumuran Mendukung bangunan berlantai banyak dan dapat digunakan pada berbagai jenis tanah.
Gambar V.41 Pondasi sumuran Sumber : dok. pribadi - 2010
commit to user
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pondasi menerus dan foor plat Mendukung bangunan rendah dengan jenis tanah yang tidak begitu keras
Gambar V.42 Pondasi menerus Sumber : dok. pribadi - 2010
§
Struktur Badan Kolom berfungsi sebagai penopang beban atap yang menerima gaya dari balok. Pada bangunan dengan gaya arsitektur hi-tech penggunaan kolom dapat menggunakan bahan dari baja yang bersilangan antara satu dan lainnya atau menggunakan bahan lain dengan bentuk yang lebih variatif dan futuristik.
Gambar V.43 Kolom dan balok bangunan Sumber : www.fosterandpartners.com-mei 2007
§
Struktur Atap - Struktur kayu Merupakan sistem struktur yang tersusun dari bahan kayu. Sistem struktur ini banyak digunaka terutama pada bangunan – bangunan rendah dan memiliki bentang yang kecil. Penggunaan sistem struktur ini banyak digunakan pada bangunan – bangunan tradisional atau bangunan yang menonjolkan maksud tertentu. commit to user
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Struktur baja Merupakan sistem struktur yang banyak digunakan pada bangunan tinggi dan memiliki bentang yang lebar. Kelebihan penggunaan konstruksi baja adalah mudah untuk dibongkar pasang, namun dalam pelaksanaannya memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam pemasangan. Kelemahan dari penggunaan struktur ini adalah pada sifat baja yang dapat mengalami korosi. Untuk menghindari hal tersebut maka dalam penggunaannya struktur ini memerlukan pemeliharaan dapat berupa pelapisan baja dengan cat anti korosi secara berkala. - Struktur beton bertulang, Digunakan pada bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas. Penggunaan struktur beton bertulang memiliki keuntungan mempunyai usia yang cukup panjang. Perawatan bahan pun relative tidak diperlukan, karena beton memiliki sifat tahan terhadap berbagai cuaca dan api. Salah satu kerugian penggunaan struktur beton bertulang adalah pada beratnya beban mati. Beratnya struktur ini akan
mempengaruhi
penggunaan sistem pondasi yang harus kuat menopang beban yang besar. - Struktur space farame Struktur atap dengan rangka atau frame banyak digunakan pada bangunan bentang lebar. Selain mendukung untuk bangunan bentang lebar, sistem atap rangka dapat digunakan sebagai element estetika dalam arsitektur high tech.
commit to user
145
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.44 Struktur space frame Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://u pload.wikimedia.org/-mei 2011
- Struktur kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup
yang
menjamin
tertutupnya
sebuah
bangunan.
Gambar V.45 Struktur kabel Sumber : http://www.google.co.id/imgres-mei 2011
Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan. Keuntungan
struktur
kabel
:
1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup 2.
permukaan
Ringan,
meminimalisasi
beban
yang sendiri
luas
sebuah
konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan 4.
meter Memberikan
mengungguli efisiensi commit to user
semua ruang
sistem lebih
lain besar
146
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi
resiko
kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan 7.
Cocok
Kelemahan
yang untuk
berarti
dari
tegangan
bangunan
bersifat
permanen.
kabel
:
struktur
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan. - Struktur folded plate ( struktur bidang lipat ) Bentuk struktur ini merupakan pengembangan dari struktur rangka kaku. Kebanyakan bentuk struktur ini dibuat dari beton yang dicetak.
Gambar V.46 Struktur plat lipat Sumber : http://www.google.co.id/imgresmei 2011
- Struktur membrane commit to user
147
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Struktur membran adalah sebuah struktur yang mempunyai permukaan fleksibel tipis yang memikul beban terutama melalui proses tegangan tarik.
Gambar V.47 Struktur membrane Sumber : http://www.google.co.id/imgresmei 2011
Kelemahan - Sangat peka terhadap efek aerodinamika sehingga mudah mengalami getaran -
Tidak
dapat
menahan
beban
vertikal
Kelebihan - Struktur ini bisa digunakan untuk membuat bentukan – bentukan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, contoh: seperti permukaan bola - Struktur ini sifatnya ringan sehingga tidak memberatkan bangunan, contoh:
tenda
- Sangat cocok untuk bangunan yang tidak permanen atau semi permanen - Bisa untuk bentang yang lebar Daniel L.Schodek ( 1999 ) 5.4.2. Analisis sistem utilitas Sistem utilitas menyangkut banyak hal, berikut ini akan dibahas satu persatu sistem utilitas yang dibutuhkan. 5.4.2.1. Analisis sistem pencahayaan dan penghawaan commit to user
148
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis sistem pencahayaan dan penghawaan bertujuan untuk memperoleh pencahayaan dan penghawaan yang mendukung fungsi dan kegiatan bangunan, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. 1) Dimensi / ukuran bangunan 2) Potensi dan keadaan linkungan 3) Tuntutan kebutuhan 4) Teknologi yang paling sesuai; dan 5) Dana / anggaran yang disediakan Secara umum jenis lampu dapat dibedakan menjadi lampu pijar, lampu fluoresen, lampu metal halida, merkuri dan sodium. Lampu pijar mempunyai efficacy ( Q ) yang rendah, sehingga biayanya menjadi tinggi. Namun dari segi arsitektural, lampu pijar dapat menonjolkan unsur dekoratif sehingga sering digunakan sebagai lampu sorot. Lampu pijar memiliki banyak ragam antara lain : lampu pijar standar, lampu pijar halogen ( MR ) dan lampu dengan reflector dan mempunyai rentang daya antara 5 – 500 watt. Lampu sorot selain digunakan untuk eksternal ( flood light ) juga banyak digunakan untuk kepentingan interior ( spot light ) yang biasanya digunakan untuk menyinari benda – benda tertentu pada ruang pamer. Lampu sorot ini ada yang berbentuk halogen. Lampu halogen banyak digunakan karena bentuknya kecil, tidak ada kerlip cahaya ( flicker ), usia pemakaiannya lebih lama, colour-renderingnya tinggi, warnanya sejuk dan dapat berfungsi sebagai lampu dekorasi serta memberikan kesan mewah. Lampu fluoresen ( lampu TL/TLD, PL dan SL ) mempunyai efficacy tinggi, sehingga biayanya rendah. Di samping itu, lampu ini memberi suasana sejuk dan dapat commit to user
149
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memantulkan warna benda sesuai aslinya. Penggunaan lampu TL lebih disukai dibandingkan dengan lampu pijar, karena beberapa hal berikut. 1) Menghasilkan 3 – 5 kali lumen per watt 2) usia lampu 7 – 20 kali lampu pijar 3) menghasilkan panas yang lebih kecil 4) dapat tetap beroperasi pada suhu rendah, sampai 28 º C 5) suhu lampu maksimal 40 º C ; dan Lampu metal Halida, Merkuri dan Sodium cocok untuk penerangan di luar bangunan. Lampu metal halida mempunyai daya antara 250 – 2000 watt, lampu merkuri mempunyai daya antara 50 – 1000 watt dan lampu sodium tingkat tinggi mempunyai daya antara 70 – 2000 watt, sedang lampu sodium tekanan rendah mempunyai daya antara 18 – 180 watt. Bentuk dari lampu jenis ini cukup besar dan memiliki usia lampu yang cukup lama, metal halide 8000 – 10000 jam, sodium tekanan rendah 10000 jam dan sodium tingkat tinggi 12000 jam. Jimmy S. Juwana ( 2004 ) Berdasarkan pertimbangan uraian jenis – jenis lampu di atas maka pada Taman IPTEK di Surakarta pada eksterior bangunan menggunakan jenis lampu sodium tingkat tinggi untuk penerangan jalan dan menggunakan jenis lampu sorot halogen untuk membentuk suasana pada eksterior bangunan. Untuk interior bangunan menggunakan gabungan lampu jenis spot light terutama pada ruang pameran dan peragaan dan lampu fluoresen untuk ruang – ruang dengan tuntutan pencahayaan yang tinggi. Secara umum jenis penghawaan dalam bangunan terbagi atas penghawaan alami dan buatan. Penggunaan penghawaan alami dapat dilakukan dengan commit to user
150
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengoptimalan bukaan pada bangunan dan perletakan orientasi bangunan yang tepat. Dewasa ini perancangan dan penyelenggaraan bangunan dilakukan dengan pendekatan teknologi modern dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan pada pengguna
bangunan.
Fungsi
penggunaan
sistem
tata
udara
adalah
mempertahankan suhu dan kelembaban dalam ruangan dengan cara menyerap panas yang ada dalam ruangan. Meskipun terdapat banyak ragam dan jenis mesin tata udara, namun pada dasarnya hanya terdapat dua sistem tata udara yaitu sistem tata udara langsung ( Direct Cooling ) dan sistem tata udara tidak langsung ( Indirect Cooling ). Pada sistem tata udara langsung, udara diturunkan suhunya oleh refrigerant dan disalurkan ke dalam ruangan tanpa saluran udara ( ducting ). Jenis yang umum digunakan adalah AC window dengan kapasitas antara 0,5 – 2 pk, AC Split Unit dengan kapasitas 0,5 – 3 pk dan AC Package unit dengan kapasitas sampai 10 pk. Berbeda dengan sistem tata udara langsung, dalam sistem tata udara tidak langsung refrigerant yang digunakan bukan Freon tetapi air es ( chilled water ) dengan suhu sekitar 5ºC. Air es dihasilkan dalam chiller ( mesin pembuat es yang menggunakan refrigerant sebagai zat pendingin ). Sistem ini dikenal sebagai sistem tata udara terpusat ( Central Air Conditioning System ). Jimmy S. Juwana ( 2004 ) Berdasarkan uraian di atas maka pada Taman IPTEK di Surakarta menggunakan sistem tata udara terpusat dengan pertimbangan estetika baik dari eksterior maupun interior bangunan. Selain itu, penggunaan sistem tata udara terpusat ini akan dilengkapi dengan sistem pengendalian otomatis pada beberapa ruang sehingga semakin memudahkan pengoperasian bangunan. commit to user
151
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.4.2.2. Analisis sistem air Analisis sistem air bertujuan untuk memperoleh sistem air yang sesuai dengan bentuk bangunan dan untuk mendapatkan sistem air yang sesuai dengan fungsi bangunan dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. 1) Jumlah / kapasitas terpakai dan terbuang 2) Potensi dan kendala lingkungan yang ada 3) Teknologi yang sesuai situasi dan kondisi lingkungan 4) Dana yang tersedia; dan 5) Kondisi fisik lingkungan Ø Sistem air bersih Pengadaan sumber air bersih dapat diperoleh dari PDAM dan air sumur. Terdapat dua cara pendistribusian air bersih yaitu dengan sistem Up Feed Distribution dan Down Feed Distribution. Pemakaian sistem Down Feed Distribution lebih baik karena air tanah tidak terus menerus dipompa ke atas (seperti Up Feed Distribution) sehingga lebih menghemat dalam penggunaan energi, tetapi di tampung dalam tangki-tangki air yang diletakkan di atas kemudian didistribusikan. PDAM
GWT
P
TR
Wastafel
Sumur
WC Dapur/pantry Gambar V.48 Skema sistem air bersih Sumber : dok. pribadi - 2010
commit to user
152
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ø Sistem air kotor Air kotor dari aktivitas bangunan berupa limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair dari dapur, wastafel dan kamar mandi akan dilakukan sistem pengolahan pada sewage treatment plant sehingga dapat dimanfaatkan kembali, sedangkan untuk limbah padat akan dibuang ke septic tank. Air hujan akan dimanfaatkan kembali dengan sistem Rain Water Harvesting ( penampungan air hujan ) kemudian dilakukan proses pengelolahan ( treatment ) agar air hujan tersebut layak dan aman untuk digunakan kembali. Air hujan yang sudah dilakukan pengolahan disimpan ke dalam tank penampungan air yang nantinya akan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, flushing water untuk toilet, air untuk pemadam kebakaran ( hydran dan sprinkler ) dan pemakaian air di cooling tower untuk pendingin ruangan.
Air kotor ( wastafel, KM
Pengolahan
Air olahan
dan air hujan )
P
BK Air kotor ( dapur, pantry )
Air kotor ( tinja )
Air hujan
Pengolahan
Riol kota
BPL
ST
SP
Saluran drainase
STP
SP
Taman
BK
Tank Penampungan
Riol kota
P
Taman KM Chiller Hydran
Gambar V.49 Skema sistem air kotor Sumber : dok. pribadi - 2010
commit to user
153
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.4.2.3. Analisis sistem pembuangan sampah Analisis sistem pembuangan sampah dilakukan dengan dasar pertimbangan : 1) Jumlah / kapasitas sampah yang dihasilkan 2) Jenis sampah yang dihasilkan 3) Polusi yang ditimbulkan 4) Fasilitas lingkungan yang menunjang 5) Dimensi bangunan Sampah – sampah yang dihasilkan pada Taman IPTEK terdiri dari sampah organik dan anorganik. Kedua jenis sampah ini akan dipisahkan dengan penyediaan tempat sampah yang berbeda agar memudahkan dalam sistem pengolahan nantinya. Tempat sampah yang direncanakan berupa tempat sampah permanen dan tidak permanen. Tempat sampah permanen ditempatkan pada area outdoor sedangkan untuk tempat sampah tidak permanen ditempatkan di dalam ruangan untuk memudahkan ketika terjadi perubahan – perubahan pada penataan layout. Sampah – sampah yang bersifat organik akan didaur ulang menjadi pupuk untuk kepentingan taman pada Taman IPTEK dengan menggunakan sistem daur ulang sederhana. Selain dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, pengelolaan sampah organik ini juga dapat berfungsi sebagai wahana pembelajaran bagi pengunjung Taman IPTEK. Untuk sampah – sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali atau diubah menjadi barang – barang tepat guna. 5.4.2.4. Analisis sistem mekanikal Analisa sistem mekanikal dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut.
commit to user
154
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Jenis peralatan mekanikal yang tersedia 2) Jumlah, bentuk dan ukuran alat 3) Spesifikasi alat mekanik 4) Dana yang tersedia 5) Potensi dan kendala Peralatan mekanikal yang digunakan untuk pengoperasian suatu bangunan sangat beragam jenisnya sesuai dengan perkembangan tuntutan dan kemajuan di bidang teknologi. Peralatan mekanikal yang digunakan pada Taman IPTEK di Surakarta adalah genset, pompa air dan peralatan sistem tata udara seperti unit penghantar udara ( Air Handling Unit ), mesin pembuat es ( chiller ), kondensor ( Condenser ) dan menara pendingin ( Cooling Tower ). Secara umum terdapat beberapa tipe genset, antara lain open type genset, silent type ( Soundproof ) genset dan mobile type ( trailer ) genset. Tipe genset yang digunakan adalah silent type ( Soundproof ) genset. Tipe genset ini memiliki peredam suara yang cukup baik sehingga tidak menimbulkan kebisingan yang berlebih pada bangunan. Genset tipe ini banyak digunakan pada bangunan perkantoran dan daerah perumahan. Sama seperti tipe genset yang cukup beragam pompa juga sangat beragam jenisnya, tergantung dengan kemampuan daya tarik dan pancur dari pompa tersebut. Jenis pompa yang digunakan adalah tipe jet pum dengan kemampuan tarik air dapat mencapai 50 meter. 5.4.2.5. Analisis sistem elektrikal Analisa sistem elektrikal dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. 1) Sumber daya yang ada 2) Jumlah / kapasitas yang dibutuhkan commit to user
155
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Peralatan elektrikal yang digunakan 4) Jumlah, bentuk dan ukuran alat 5) Spesifikasi peralatan tersebut 6) Potensi dan kendala yang ada 7) Dana yang tersedia Sumber energi listrik utama yang digunakan berasal dari PLN dengan generator ( genset ) sebagai sumber energi listrik cadangan ketika dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya memakai sistem Automatic Transfer Switch ( ATS ) yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset ketika terjadi pemutusan atau pemadaman dari PLN. Sebagai sumber energi alternatif yang ramah linkungan akan memanfaatkan energi surya dengan menggunakan panel surya ( solar sel ) yang ditempatkan pada area bangunan yang terekspose sinar matahari. Penggunaan panel surya pada bangunan mampu mengurangi tingkat konsumsi energi bangunan yang memiliki dampak terhadap lingkungan.
PLN
Meteran
ATS
Bahan bakar
MDP
SDP
Ruang - ruang
Genset Gambar V.50 Skema sistem elektrikal Sumber : dok. pribadi - 2010
5.4.2.6. Analisis sistem penanggulangan bahaya kebakaran Analisis sistem penanggulangan bahaya kebakaran dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut.
commit to user
156
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Sumber / penyebab kebakaran 2) Sistem penanggulangannya 3) Bahan bangunan yang digunakan 4) Macam alat pemadam kebakaran 5) Penyelamatan manusia 6) Dana yang tersedia Peristiwa kebakaran merupakan bahaya yang sering terjadi pada bangunan, terutama bangunan dimana ada banyak orang yang menggunakan. Ada dua jenis bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari timbulnya kebakaran yaitu kerugian material dan keselamatan jiwa manusia. Beberapa aspek penyelamatan sebenarnya lebih diarahkan dan diprioritaskan pada penyelamatan jiwa manusia terlebih dahulu, untuk kemidian meminimalkan kerugian pada tahap berikutnya. Sehingga pada prinsipnya, konsep penanggulangan kebakaran (fire safety) yang utama adalah penyelamatan jiwa manusia. Bahaya
keselamatan
jiwa
manusia
pada
peristiwa
kebakaran
dapat
diklasifikasikan : 1. Bahaya langsung a. tersengat temperatur yang tinggi b. keracunan asap 2. Bahaya tidak langsung a. terluka b. terjatuh c. terserang sakit commit psikologis to user d. mengalami shock/serangan
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sistem penanggulangan kebakaran Sebagai suatu sistem, bangunan terdiri dari sub sub sistem yang membentuknya secara integral dalam satu kesatuan. Sub-sub sistem tersebut antara lain arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal,desain ruang dalam ( interior ), desaain ruang luar ( landscape ), utilitas, dan sistem-sistem lain seperti manajemen /pengelolaan, maitenance/service, sistem penanggulangan kebakaran /fire safety. Sistem-sistem ini haruslah terintegrasi dengan baik dalam bangunan. Pada pelaksanaannya, tentunya penataan atau perencanaannya harus dilibatkan secara kontinyu pada saat proses konstruksi secara keseluruhan. Proses konstruksi yang dimaksudkan di atas adalah dari mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta perbaikan dan perawatan. Tujuan perencanaan penanggulangan kebakaran (Fire Safety ) adalah untuk menyelamatkan jiwa manusia dan kemudian menghindari kerusakan seminimal mungkin. Dasar-dasar penyelamatan terhadap bahaya kebakaran banguan, dilandasi oleh sifat alamiah api yang signifikan membahayakam baik itu yang menimbulkan kerugian maerial ataupun keselamatan jiwa manusia. Beberapa item yang sekaligus juga menjadi tujuan langkah penyelamatan terhadap bahaya kebakaran, antara lain: - mencegah api/kebakaran - mencegah api berkembang tidak terkendali - mendeteksi adanya api sedini mungkin - memadamkan api secepatnya - memudahkan pengevaluasian penghuni dan barang - meminimalkan kerusakan commit to user
158
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sedangkan implementasi dari tindakan-tindakan penyelamatan di atas bisa diringkas menjadi empat bagian utama yaitu : - menyelamatkan jiwa manusia - menyelamatkan bangunan dan isinya - menjadi acuan/pedoman proses penanggulangan dan penyelamatan - meminimalkan kerusakan pada lingkungan Pada dasarnya, berdasarkan implementasi dan cara pelaksanaannya, sistem penanggulangan kebakaran biasanyadiklasipikasikan dalam dua janis yaitu : sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif. Keduannya diupayakan bekerja secara bersama-sa ma melindungi bangunan dari bahaya kebakaran. Sistem Proteksi Aktif Sistem proteksi aktif merupakan perlindungan terhadap kebakaran melalui sarana aktif yang terdapat pada bangunan atau sistem perlindungan dengan menangani api/kebakaran segara langsung. Cara yang lazim digunakan adalah : a. Sistem Pendektesian Dini Sistem pendektesian dini terhadap terjadinya kebakaran dimaksudkan untuk mengetahui serta dapat memberi refleksi cepat kepada penghuni untuk segera memadamkan api pada tahap awal. Sensor-sensor yang umum dikenal adalah : §
alar kebakaran;
§
detektor panas, asap,nyala atau gas
§
manual call point;
commit to user
159
perpustakaan.uns.ac.id
§
panel control;
§
sumber daya darurat lainya
digilib.uns.ac.id
Hal-hal penting yang menjadi perhatian dalam penggunaan sistem peralatan ini pada bangunan antara lain : 1. menentukan tipe alat pendeteksian yang digunakan 2. mengatur distribusi perletakan detektor dalam banguan 3. sistem pengintalasian alat sensor 4. pemeriksaan dan pemeliharaan instalansi (agar selalu dapat bekerja bila suatu waktu dibutuhkan ) b. Sistem Pemercik (Spirinkler) Otomatis Sistem ini biasanya bersinegri langsung dengan sistem pendeteksi dini, dimana bila sistem detektor bekerja, langsung dilanjutkan dengan bekerjanya alat ini untuk pemadam. Beberapa sistem yang bisa dikenal antara lain : - alarm kebakaran; - sistem spinkler otomatis - sistem hidran (hidran dalam maupun halamam);hose reel; Beberapa faktor yang menjadi sangat penting didalam perencanaan sistem pemercik otomatis ini : karakteristik alat pemercik (spinkler ), jenis bangunan yang dilayani, distribusi dan jarak pemasangan alat, daerah jangkauan yang dapat dicapai alat, pasokan air, instalasi pemipaan alat.
commit to user
160
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Sistem Pemadam dengan Bahan Kimia Portable 1. alat pemadam Halon/BCP; 2. alat pemadam CO2; 3. alat pemadam Dry chemicals; 4. alat pemadam buisa/foam; d. Sistem Pemadam Khusus, yang mencakup : 2
1. CO component, 2. Halon extinguisher unit; 3. Foam systems; Pertimbangan dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyedian peralatan di atas adalah : 1. Untuk sistem penyemprot tetap/tidak bergerak (fixed system) §
Distribusi peralatan di dalam bangunan
§
Jumlah dan kapasitas alat yang digunakan per cakupan layanan
§
Konsentrasi bahan kimia minimum yang disyaratkan
§
Jenis bangunan yang dilayani
2. Sistem penyemprot bergerak (portable system) §
Tipe alat pemadam
§
Perkiraan tingkat api yang akan dihadapi untuk menentukan jenis dan kapasitas alat yang akan digunakan
§
distribusi alat, biasanya ditempatkan pada daerah-daerah yang rawan terbakar misalnya dpur, ruang mesin, gudang dan lain-lain commit to user
161
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Sistem Pengendalian Asap, sistem yang umum dipakai : 1. smoke venting; 2. smoke towers; 3. tata udara untuk pengendalian asap; dan 4. eleventor smoke control. Sistem Proteksi Pasif Sistem proteksi pasif merupakan sistem perlindungan terhadap kebakaran yang bekerjanya melalui sarana pasif yang terdapat pada banguan. Biasanya juga disebut sebagai sistem perlindungan bangunan dengan menangani api dan kebakaran secara tidak langsung. Caranya dengan meningkatkan kinerja bahan bangunan, stuktur bangunan, pengontrolan dan penyediaan fasilitas pendukung penyelamatan terhadap bahaya api dan kebakaran. Yang termasuk di dalam sistem proteksi pasif ini antara lain : a. Perencanaan dan desain site, akses dan lingkungan bangunan b. Perencanaan struktur bangunan c. Perencanaan material konstruksi dan interior bangunan d. Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan e. Manajemen sistem penanggulangan kebakaran http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1281/1/arsitektur-vinky8.pdf Fungsi Taman IPTEK sebagai pusat pameran dan peragaan maka penggunaan jenis sistem pemadam kebakaran yang akan digunakan menyesuaikan fungsi ruang dan alat – alat yang dipamerkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran bangunan menggunakan commit to user
162
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sistem proteksi aktif dan pasif. Sistem proteksi aktif menggunakan alat detektor panas, asap,nyala atau gas, sistem pemadam otomatis berupa sprinkler air dan gas, sistem pemadam portable dan sistem pemadam kebakaran khusus berupa foam system, dan sistem pengendali asap. SG
TSG SHT PK OPB TSA
SA
H Gambar V.51 Skema sistem pencegahan bahaya kebakaran Sumber : dok. pribadi - 2010
Sistem proteksi pasif yang digunakan berupa perencanaan dan desain site, akses dan lingkungan bangunan, penyediaan jalur penyelamatan dalam bangunan berupa tangga darurat, dan perencanaan struktur bangunan. 5.4.2.7. Analisis sistem penangkal petir Analisis sistem penangkal petir dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. 1) Ketinggian bangunan terhadap lingkungan sekitar 2) Luas dan ukuran bangunan 3) Jenis alat yang digunakan 4) Pemasangan penangkal petir tidak mengganggu fasad bangunan. 5) Dana / anggaran yang tersedia Sistem penangkal petir terdiri dari: - Sistem Franklin
commit to user
163
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip ini melindungi isi dari kerucut, dimana jari- jari dan alasnya sama tinggi kerucut. Sistem ini untuk bangunan dengan luasan atap yang relatif luas dirasa kurang efektif dan efisien. - Sistem Faraday Sistem ini menggunakan jaringan tiang- tiang kecil yang dipasang di atas atap atap. Tinggi tiang tidak lebih dari 60 cm. Sistem ini lebih efektif dibanding sistem Franklin. - Sistem Thomas Sistem ini menggunakan alat berbentuk payung setinggi 50 cm yang dipasang diatas atap dan diisolasi agar tidak mengalirkan listrik ke dalam bangunan.
- Penangkal petir radioaktif Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir , dan dihasilkan kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan yang dihasilkan oleh proses ionisasi , maka penggagalan proses ionisasi di lakukan dengan cara memakai Zat berradiasi misl. Radiun 226 dan Ameresium 241 , karena 2 bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan muatan listrik awan. Sedang manfaat lain adalah hamburan ion radiasi akan menambah muatan pada Ujung Finial / Splitzer dan bila mana awan yang bermuatan besar yang tidak mampu di netralkan zat radiasi kemuadian menyambar maka akan condong mengenai penangkal petir ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya , berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian zat beradiasi dimasyarakat. - Penangkal petir electrostatic
commit to user
164
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system penangkal petir Radioaktif , yakni menambah muatan pada ujung finial / splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar .Perbedaan dari sisten Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk Penangkal Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi. Dari uraian berbagai jenis penangkal petir di atas maka pada Taman IPTEK di Surakarta menggunakan sistem penangkal petir electrostatic. Sistem ini lebih aman baik bagi bangunan maupun masyarakar karena sudah tidak menggunakan zat beradiasi yang berbahaya. 5.4.2.8. Analisis sistem komunikasi Sistem komunikasi pada bangunan ini dibedakan menjadi 2, yaitu : -
Komunikasi user dengan lingkungan luar Komunikasi ini bisa terjadi antara pengelola dengan pihak luar atau pengunjung dengan pihak luar. Untuk pengelola yang melakukan komunikasi (biasanya formal) dengan pihak luar, diinstalasikan sistem telepon PABX dan WAN (Wide Area Network).
-
Komunikasi sesama user di dalam bangunan Komunikasi user dalam bangunan meliputi komunikasi pengelola dengan pengunjung atau komunikasi antar pengelola. Komunikasi antar pengelola dapat dilayani memakai sistem telepon dengan operator (PABX) dan LAN. Sementara itu, untuk berkomunikasi pengelola dengan pengunjung dapat dipergunakan untuk interkom atau speaker yang diinstalasikan pada ruangcommit to user
165
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ruang terutama yang diakses publik. Sistem ini misalnya, berguna untuk pemberitahuan informasi kepada pengunjung. Telkom
PK
Operator Utama
Ruang - ruang
PABX Gambar V.52 Skema sistem komunikasi Sumber : dok. pribadi – 2010
5.5.
Analisis interior Taman IPTEK di Surakarta
Tujuan dilakukannya analisis interior adalah untuk memperoleh penataan elemen – elemen ruang dan penataan perabot / furniture yang disesuaikan dengan suasana yang ingin ditampilkan pada ruang kegiatan. Analisi interior ruang didasarkan pada 8 hal sebagai berikut. 1) Fungsi ruang kegiatan 2) Bentuk ruang kegiatan 3) Kapasitas pemakai ruang 4) Macam, jumlah, bentuk, ukuran perabot 5) Citra dan suasana yang diinginkan 6) Selera tentang corak dan warna 7) Bahan interior yang digunakan 8) Dana yang tersedia Bangunan penerima terdiri dari hall, loket dan ruang informasi. Berdasarkan sifat dari bangunan penerima maka interior dari massa bangunan tersebut harus mampu memberikan kesan menyambut pengunjung. Untuk menampilkan kesan terbuka dan menyambut pada interior bangunan penerima banyak menggunakan commit user bahan berupa kaca. Warna – warna yang to digunakan pada ruangan adalah warna –
166
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
warna yang menarik dan cerah agar pengunjung merasakan suasana yang ceria dan terhibur. Banyaknya kapasitas pengunjung yang cukup banyak menyebabkan interior pada bangunan penerima harus memiliki kesan ruang yang luas dan longgar, oleh karena itu bangunan penerima menggunakan sistem struktur bentang lebar untuk mengurangi banyaknya kolom dalam ruangan.
Penggunaan material kaca untuk menampilkan kesan terbuka dan menggunakan struktur bangunan bentang lebar
Gambar V.53 Hall Sumber : www.craftontullsparks.com-Nov 2010
Ruang – ruang pameran dan peragaan terbagi atas beberapa zone yang masing – masing sesuai dengan materi pameran dan peragaannya. Zone – zone pada pameran dan peragaan tidak dipisahkan ruangannya. Konsep interior dari ruang pameran dan peragaan yang digunakan berupa ruang pameran dan peragaan luas yang nantinya akan dibagi berdasarkan zona. Bentuk ruang pamerannya berupa ruang pameran yang menerus sehingga pengunjung dapat melakukan perjalanan menikmati pameran dan peragaan tanpa terputus. Sebagai pembatas antara zona yang satu dengan yang lain dapat berupa penyekat ruang dari bahan yang fleksibel ( dapat berubah ) atau materi pameran / peragaan itu sendiri dan dapat pula dengan membuat perbedaan ketinggian atar zona.
commit to user
167
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.54 Bentuk ruang pameran dan peragaan yang menerus dihubungkan oleh void Sumber : www.google.co.id/imglanding?q=interior% 20science%20park&imgurl - 2010
Gambar V.55 Pembatas ruang pameran dan peragaan oleh obyek pameran itu sendiri Sumber : http://www.google.co.id/imglanding?q=inte rior%20museum&imgurl - 2010
Bangunan penunjang berupa food court berada di lantai dasar dengan bentuk ruang, penggunaan material dan warna yang menarik dan berkesan santai. Interior pada area food court digabungkan dengan unsur – unsur taman untuk menambahkan kesan santai dan memberikan kenyamanan pada pengunjung. Untuk ruang seminar, workshop dan perpustakaan berada pada lantai atas untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pengunjung. Ruang seminar dan workshop dibuat dengan
suasana semi formal untuk memberi kesan
menyenangkan bagi pengunjung. Ruang perpustakaan ditata dengan bentuk yang organis sehingga ketika berada di perpustakaan pengunjung tidak cepat merasakan kebosanan. Ruang – ruang pada bangunan pengelola dibuat formal seperti bentuk kantor pada umumnya. Ruang – ruang pada bangunan pengelola dibuat fleksibel, dengan kemungkinan dilakukannya perubahan. Material yang digunakan berupa material yang mudah untuk di rakit, misalnya dari kaca dan papan partisi.
commit to user
168
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.56 Bentuk kantor dengan ruang – ruang yang fleksibel, menggunakan material penyekat kaca Sumber : Presentasi Hunter Douglas - 2009
5.6.
Analisis eksterior Taman IPTEK di Surakarta
Tujuan dilakukannya analisis eksterior adalah untuk menentukan ungkapan ruang luar yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan fungsi baik dari kegiatan maupun dari peran ruang luar itu sendiri. Ditinjau dari tuntutan fungsi kegiatan, ruang luar dapat berupa : ·
Area parkir
·
Pertamanan
·
Plaza
Dalam hal ini dasar pertimbangannya adalah : 1) Macam dan ukuran luas yang dibutuhkan oleh fungsi 2) Komponen ruang luar seperti pohon atau tanaman, bebatuan, kolam, perkrasan, dll. 3) Kondisi topografi 4) Kondisi iklim 5) Dana yang tersedian Ditinjau dari perannya, ruang luar dapat berperan sebagai penyelaras dengan lingkungannya, barrier atau pembatas antara bangunan dengan lingkungan sekitar, commit to user
169
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan area peralihan suasana dari lingkungan luar menuju lingkungan dalam. Dalam hal ini dasar pertimbangannya adalah : 1) Fungsi dan bentuk bangunan 2) Penghayatan peraluhan suasana yang dikehendaki 3) Tingkat kontras anatar bangunan dengan lingkungannya 5.6.1. Analisis taman Taman terdiri dari beberapa element pembentuk, diantaranya : 1) Vegetasi ( tanaman ) Dari segi botanis / morphologis, tanaman dibagi menjadi : a) Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam, dan tinggi di atas 3,00 meter. b) Perdu : batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal, dan tinggi 1,00 – 3,00 meter. c) Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal, dan tinggi 50 cm – 1 m. d) Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, dan tinggi 20 cm – 50 cm e) Rerumputan Perletakan tanaman haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perancangan tanpa melupakan fungsi daripada tanaman yang dipilih.
commit to user
170
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Furniture
Gambar V.57 Lampu taman Sumber : http://www.fyfe-glenrock.com - 2009
Gambar V.58 Shelter Sumber : http://www.google.co.id/imgres-2011
Gambar V.59 Bangku taman Sumber : http://www.google.co.id/imgres-2011
3) Element air
Gambar V.60 Kolam Sumber : http://www.google.co.id/imgres2011
Gambar V.61 Air mancur Sumber : http://www.google.co.id/imgres2011
commit to user
171
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.6.2. Analisis Plaza Plaza sebagai sebuah area kota yang dimanfaatkan masyarakat sebagai area kota yang dimanfaatkan masyarakat sebagai kegiatan rekreasi pasif. Plaza diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu : 1) The street plaza Merupakan bagian kecil dari ruang publik terbuka yang langsung bersebelahan dengan trotoar dan berhubungan langsung dengan jalan. Tipe plaza ini dapat merupakan perluasan dari trotoar atau archade ( shopping street ). The street plaza umumnya digunakan sebagai tempat duduk, beristirahat, menunggu dan cenderung banyak dikunjungi oleh kaum pria daripada wanita.
Gambar V.62 Street plaza Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.sketchyskateboarding.co.uk2011
2) The corporate foyer Merupakan bagian dari komplek pada bangunan – bangunan tinggi. Fungsi utama plaza ini sebagai wadah iklan bagi sponsor pada prusahaan – perusahaan yang ada disana. Foyer ini biasanya merupakan hak milik pribadi perusahaan, namun aksesibel untuk publik. Plaza jenis ini terkadang ditutup bersama dengan berakhirnya jam kerja. Gambar V.63 The courporate foyer Sumber : http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&cli ent=firefox -2011 commit to user
172
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) The urban oasis Merupakan tipe plaza yang banyak ditumbuhi tanaman, memiliki taman atau kebun dan pada umumnya terletak jauh dari jalan. Plaza tipe ini biasa didesain pada tempat yang jauh dari kebisingan dan aktivitas kota yang padat. The urban oasis biasa dijadikan sasaran bagi masyarakat kota sebagai tempat makan siang, membaca, bersosialisasi atau berkumpul bersama.
Gambar V.64 The urban oasis Sumber : http://www.google.co.id/search -2011
4) The transit foyer Sebagai tempat umum untuk transit pada terminal – terminal pemberhentian seperti pada terminal bus dan subway. 5) The street as plaza Tempat tersebut dapat digunakan untuk berjalan – jalan, makan, dan memperhatikan aktivitas di sekitar. Sebagian besar berlokasi di area kota tradisional atau pedestrian pada pusat perbelanjaan ( shopping street ).
Gambar V.65 The street as plaza Sumber : http://www.google.co.id/search -2011
commit to user
173
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) The grand public space Plaza ini memiliki karakter yang sama dengan town square atau plaza. Plaza ini berada pada tempat yang memiliki fungsi lahan yang bervariatif seperti perkantoran, retail, transit, gudang dan sebagainya. Tempat yang luas ini cukup fleksibel dengan dapat digunakan sebagai outdoor café, konser, pertunjunkan seni, ataupun pameran. Plaza ini biasa berada pada pusat kota.
Gambar V.66 The grand public space Sumber : http://www.google.co.id/search 2011
Dari beberapa tipe plaza yang diuraikan di atas, maka plaza yang dimaksudkan pada Taman IPTEK di Surakarta adalah the grand public space. Plaza yang direncanakan pada Taman IPTEK di Surakarta memiliki fungsi sebagai tempat pameran / peragaan dan tempat bersantai. 5.6.3. Analisis parkir Ditinjau dari sudut perancangannya maka kriteria dan prinsip tempat parkir secara garis besar harus mamperhatikan faktor berikut. 1) Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir Untuk kegiatan yang berlangsung sepanjang waktu, maka tempat parkir perlu dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Penerangan dapat menggunakan lampu taman setinggi 2,00 meter ataupun penempatan lampu jalan merkuri. 2) Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat parkir commit to user
174
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Luas tempat parkir disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang hendak ditampung. Melalui jumlah kendaraan yang ditampung dapat diketahui perkiraan luas yang dibutuhkan. 3) Ukuran dan jenis kendaraan yang akan ditampung Perhatikan standart dan ukuran dari jenis kendaraan yang hendak parkir. 4) Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran sinar matahari. Untuk mengurangi panas sinar matahari di siang hari, tempat parkir sebaiknya diberikan tanaman peneduh di antara pembatas parkir. 5) Cukup penerangan cahaya di malam hari Di malam hari, tempat parkir mempunyai penerangan yang baik. 6) Tersedianya sarana penunjang parkir misal tempat tunggu sopir, tempat sampah Bentuk tempat parkir kendaraan mempunyai beberapa jenis, yakni : 1) Parkir tegak lurus ( Perpandicular )
Gambar V.67 Bentuk parkir tegak lurus Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
2) Parkir sudut ( Angel )
Gambar V.68 Bentuk parkir sudut Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
commit to user
175
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Parkir parallel ( Paraller )
Gambar V.69 Bentuk parkir parallel Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
4) Parkir khusus bagi penderita cacat
Gambar V.70 Bentuk parkir khusus penderita cacat Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
commit to user
176
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pada bab konsep perencanaan dan perancangan akan menbahas konsep tata ruang dan tata massa, konsep site, konsep bentuk ruang dan bentuk massa, konsep sistem teknis bangunan, dan konsep penataan tapak Taman IPTEK di Surakarta. 6.1.
Konsep tata ruang dan tata massa Taman IPTEK di Surakarta
6.1.1.
Jenis kegiatan
Jenis kegiatan yang diwadahi Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan arsitektur high – tech adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan pameran / peragaan Tabel VI.1 Kegiatan pameran / peragaan Sumber : Dok. pribadi - 2011 Sifat Permanen
Zone Outdoor
Indoor § Basic science
Kegiatan Melihat dan bermain pipa bercerita, parabola berbisik, spectrum warna, sistem katrol, permainan jungkat – jungkit, labirin, roket air, kolam Archimedes pompa tenaga surya, solar sel, bersepedah diatas kabel, water play, play tube,dan play ground. § Matematika Melihat dan bermain segitiga Pythagoras, sumur gravitasi, sepeda roda persegi, tic tac toe, segitiga ajaib, menebak tanggal lahir, patok pengukur luas, merangkai pelangi, puzzle persegi, kubus eceran, jam pasir, kaleidocycle. § Fisika - Energi Melihat dan bermain reaktor nuklir kartini, pompa tenaga surya, konveksi panas, panel – panel informasi tentang energi, solar sel, dan daya hantar panas. - Mekanika Melihat dan bermain pengungkit, kereta luncur, kursi paku, titik berat, mesin momentum, katrol dan sabuk, kemudi roda, bola berpacu, menurun ke atas, dan distribusi massa.
commit to user
177
perpustakaan.uns.ac.id
§ Technology
§ Lingkungan § Area peneliti cilik
§ Area ilmuan
digilib.uns.ac.id
- Getaran dan gelombang Melihat dan bermain resonator, gelombang air laut, cincin resonansi, pola suara, senar vibrasi, gelombang tekan, gelombang transversal, efek doppler, dan musik pipa. - Listrik dan magnet Melihat dan bermain harpa tanpa dawai, replika transistor pertama di dunia, saklar cahaya, flip flop, hukum ohm, halilintar, generator pedal, generator van de graff dan bola melayang. - Fluida Melihat dan bermain pengukur tinggi muka air, pengatur otomatis, si muka tegang, penyelam, dan cairan mengalir. - Optik Melihat dan bermain berjabat tangan, warna bayangan, sudut kritis, bentuk aneh, dan lensa besar. § Kimia Melihat dan bermain sistem periodik, distilasi, bola plasma, proses pembuatan es, air menguap, air sebagai elektrolit, logam berkarat dan panel – panel informasi. § Biologi Melihat dan bermain tulang manusia, mekanisme pernapasan, rantai makanan, dan mikroskop. Melihat dan bermain pordirga swayasa, propulsi jet, mesin mobil, mesin motor, sustainable transportation, shinkanzen, pesawat N250 gatotkoco, maket satelit dan obyek animasi satelit, maket kapal layar, dan komputer. Melihat dan bermain simulasi gempa dan tsunami. Melihat dan bermain kotaku, memancing, puzzle kupu – kupu, mencari potongan ulat, puzzle bumi, music pipa, mengenal waktu, silsilah keluarga, maket rumah, dan ruang praktek dokter. Melihat panel dan patung tokoh – tokoh yang berperan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Kegiatan penunjang a) Kegiatan workshop b) Kegiatan seminar dan diskusi c) Kegiatan perpustakaan
commit to user 178
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kegiatan pengelola Tabel VI.2 Kegiatan pengelola Sumber : Dok. pribadi - 2011 Pelaku Direktur peragaan IPTEK Wakil direktur bidang adm & keu sarana dan promosi Wakil direktur bidang peragaan dan program Ka Div. Adm dan keuangan Ka Div. gedung dan utilitas Ka Div. promosi dan kerja sama Ka Div. peragaan
Jenis kegiatan Mengatur dan menyusun rencan kegiatan. Memantau operasional bangunan. Mengatur bidang administrasi dan keuangan sarana dan promosi.
Mengatur peragaan dan program. Mengatur keuangan, SDM, umum, pengadaan perlengkapan, tata surat, inventaris dan gudang. Mengatur pemeliharaan gedung, bengkel dan fasilitas lingkungan, dan keamanan. Mengatur promosi dan kerja sama, customer service, dan grafis.
dan
Mengatur operasional peragaan, grafis dan tata ruang, pemandu dan perawatan alat peraga, peragaan keliling, dan pengembangan alat peraga. Mengatur program pemdidikan, perpustakaan, dan pengembangan program. Menangani keuangan, SDM, umum, pengadaan perlengkapan, tata surat, inventaris dan gudang. Menangani pemeliharaan gedung, bengkel dan fasilitas lingkungan, dan keamanan. Menangani promosi dan kerja sama, customer service, dan grafis.
Staf Div program dan pendidikan
Menangani operasional peragaan, grafis dan tata ruang, pemandu dan perawatan alat peraga, peragaan keliling, dan pengembangan alat peraga. Menangani program pemdidikan, perpustakaan, dan pengembangan program.
Ka. Div program pendidikan Staf Div. Adm keuangan Staf Div. gedung utilitas Staf Div. promosi kerja sama Staf Div. peragaan
dan dan dan
4) Kegiatan service Kegiatan service yang dilakukan pada Taman IPTEK di Surakarta antara lain kegiatan pemeliharaan, perbaikan, bongkar muat, pengamanan, kegiatan metabolisme dan kegiatan operasional mekanikal – elektrikal pada bangunan. 6.1.2.
Pelaku kegiatan Tabel VI.3 Pelaku kegiatan Sumber : Dok. pribadi - 2011
No 1.
Kelompok pelaku Pengunjung
Pelaku
Tujuan
Usia pra sekolah
Bermain dan rekreasi
commit to user
179
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Usia 6 – 14 tahun Remaja
Dewas umum ) 2.
Pengelola
(
masyarakat
Direktur peragaan IPTEK Wakil direktur bidang adm & keu sarana dan promosi Wakil direktur bidang peragaan dan program Div. Adm dan keuangan
Div. gedung dan utilitas Div. promosi dan kerja sama Div. peragaan
Div program pendidikan
6.1.3.
dan
Bermain, membaca, lomba, seminar, workshop, menonton peragaan iptek Belajar, membaca, lomba, seminar, bereksperimen, menonton iptek, workshop, rekreasi Menemani & mengawasi anak – anak menonton peragaan iptek, seminar, workshop, membaca, rekreasi Mengatur dan menyusun rencan kegiatan, memantau operasional bangunan. Mengatur bidang administrasi dan keuangan sarana dan promosi. Mengatur peragaan dan program. Menangani keuangan, SDM, umum, pengadaan perlengkapan, tata surat, inventaris dan gudang. Mengatur pemeliharaan gedung, bengkel dan fasilitas lingkungan, dan keamanan. Mengatur promosi dan kerja sama, customer service, dan grafis. Mengatur operasional peragaan, grafis dan tata ruang, pemandu dan perawatan alat peraga, peragaan keliling, dan pengembangan alat peraga. Mengatur program pemdidikan, perpustakaan, dan pengembangan program.
Kebutuhan ruang
Berikut ini merupakan kebutuhan ruang pada Taman IPTEK di Surakarta dengan penekanan arsitektur high – tech berdasarkan pengelompokkannya. Tabel VI.4 Kebutuhan ruang Sumber : Dok. pribadi - 2011 Kelompok kegiatan Penerima
Pameran/peragaan Ø Outdoor
Kebutuhan ruang § Entarance hall § Hall § R. Informasi § Loket § Loket dan R. Informasi § Area bermain yang terdiri dari : - Area pipa bercerita - Area parabola berbisik - Area spektrum warna - Area sistem katrol - Area permainan jugkat – jungkit - Area labirin
commit to user 180
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Ø
Indoor
Penunjang
Pengelola
Area roket air Area kolam Archimedes Area pompa tenaga surya Area solar sel Area bersepedah di atas kabel Area water play Area play tube Area play ground § Outdoor rest area § Café dan snack shoop § Lavatory § Loket dan r. informasi § Area pameran dan peragaan, terdiri dari : - Area basic science - Area Technology - Area lingkungan - Area peneliti cilik - Area ilmuan § Indoor rest area § Café dan snack shoop § Lavatory § Lobby § R. seminar § R.workshop § R.pengajar § Loker § R. pelayanan pinjam dan fotocopy § R. buku § R. baca § R. diskusi § Planetarium § Food court § Snack shop § Book store § Souvenir store § Lavatory § Hall/lobby § R. Direktur § R. Sekertaris direktur § R. Wakil direktur bidang adm & keu sarana dan promosi § R. Wakil direktur peragaan dan program § R. Ka.Div.Adm & keuangan § R. Ka.Div. gedung dan utilitas § R. Ka.Div.promosi dan kerja sama § R. Ka.Div.peragaan § R. Ka.Div. program dan pendidikan § R. Staf Div.Adm & keuangan § R. Staf Div. gedung dan utilitas § R. Staf Div.promosi dan kerja sama § R. Staf Div.peragaan § R. Staf Div. program dan pendidikan § R.Rapat § R.Tamu
commit to user 181
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Pantry § Lavatory § § § § § § § § § § § § § § § § § §
Service
6.1.4.
Gudang R.perbaikan Area bongkar Pos jaga R.satpam R.pompa R.reservoir R.AHU R.panel AHU R. genset R.panel R.PABX Chiller STP Shaft T.wudhu R.sholat Lavatory
Besaran ruang
Berikut ini merupakan hasil analisa besaran ruang pada Taman IPTEK di Surakarta
dengan
penekanan
arsitektur
high
–
tech
berdasarkan
pengelompokkannya. 1) Kelompok kegiatan penerima Tabel VI.5 Besaran ruang kelompok kegiatan penerima Sumber : Dok. pribadi - 2011 Nama ruang Entrance hall Loket R. Informasi Jumlah
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah
Besaran ( m² ) 780 70 22.5 872.5 m²
2) Kelompok kegiatan pameran / peragaan permanent dan temporer Tabel VI.6 Besaran ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan permanent dan tempore Sumber : Dok. pribadi - 2011 Nama ruang Outdoor Pipa bercerita Parabola berbisik Spektrum warna
commit to user
Jumlah
Besaran ( m² )
1 buah 1 buah 1 buah
120 120 11.9
182
perpustakaan.uns.ac.id
Sistem katrol Permainan jungkat - jungkit Labirin Roket air Kolam archimedes Pompa tenaga surya Solar sel Bersepedah di atas kabel Water play Play tube Plaza Kolam penampung air hujan Outdoor rest area Café dan snack shop Pool area Jumlah Indoor Basic Science Hall Indoor rest area Lavatory Matematika Segitiga Pythagoras Sumur gravitasi Sepeda roda persegi Tic tac toe Segitiga ajaib Menebak tanggal lahir Patok pengukur luas Merangkai pelangi Puzzle persegi Kubus eceran Jam pasir Kaleidocycle Jumlah Fisika Reaktor nuklir kartini Konveksi panas Panel informasi Daya hantar panas Pengungkit Kereta luncur Kursi paku Titik berat Mesin momentum Katrol dan sabuk Kemudi roda Bola berpacu Menurun ke atas Distribusi massa Resonator Gelombang air laut Cincin resonansi
digilib.uns.ac.id
commit to user
1 buah 1 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
60 4.28 724.2 115.5 13.6 37.4 17 136.85 1074.4 69.7 1050 300 600 150 150 4.594.93 m²
1 buah 1 buah 1 buah
950 240 118.35
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
6,75 9,01 7,5 6,96 6,96 8,45 6,9 7,2 6,96 5,4 6 6 84.09 m²
1 buah 1 buah 10 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
15,75 31,5 31,5 30,9 2,7 7,5 4,88 3 3 4,5 3 9 3,75 6 3 4,13 3
183
perpustakaan.uns.ac.id
Pola suara Senar vibrasi Gelombang tekan Gelombang transversal Efek doppler Musik pipa Harpa tanpa dawai Replika transistor pertama di dunia Saklar cahaya Flip flop Hukum ohm Halilintar Generator pedal Generator van de graff Bola melayang Pengukur tinggi muka air Pengatur otomatis Si muka tegang Penyelam Cairan mengalir Berjabat tangan Warna bayangan Sudut kritis Bentuk aneh Lensa besar Jumlah Kimia Sistem periodik Distilasi Bola plasma Proses pembuatan es Air menguap Air sebagai elektrolit Logam berkarat Panel – panel informasi Jumlah Biologi Tulang manusia Mekanisme pernapasan Rantai makanan Mikroskop Jumlah Technology Pordirga swayasa Propulsi jet Mesin mobil Mesin motor Sustainable transportation Shinkanzen Pesawat N250 gatotkoco Maket satelit dan animasi satelit Maket kapal layar Komputer
digilib.uns.ac.id
commit to user
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
4,88 9 3 4,5 3 3,3 2,63 6,75 2,46 2,04 3 3 6 6,21 2,69 3 5,25 3,3 3 3,75 2,7 10,5 4,5 15 3,75 284.32 m²
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 10 buah
16,88 2,1 3 2,1 2,1 2,1 7,5 31,5 67.28 m²
1 buah 1 buah 1 buah 4 buah
9,21 6 6 12 33.21 m²
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
60 12 24 36 13,5 6 12 15,75 9 2,46
184
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Industri pertambangan minyak bumi Jumlah Lingkungan Simulasi gempa Gelombang tsunami Jumlah Area peneliti cilik Kotaku Memancing Puzzle kupu – kupu Mencari potongan ulat Puzzle bumi Musik pipa Mengenal waktu Silsilah keluarga Maket rumah Ruang praktek dokter Jumlah Area ilmuan Patung dan panel Jumlah Jumlah Total
1 buah
52,5 243.21 m²
1 buah 1 buah
63 10,5 73.5 m²
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
12,21 7,5 4,5 4,5 4,19 5,25 6,38 4,5 9,75 27 85.78 m²
10 buah
36 36 m² 2.215.74 m² 6.810.67 m²
3) Kelompok kegiatan penunjang Tabel VI.7 Besaran ruang kelompok kegiatan penunjang Sumber : Dok. pribadi - 2011 Nama ruang Lobby R. seminar R.persiapan R.sound system R. workshop R.pelayanan pinjam dan fotocopy R. baca R. buku Theater 3D Food court Cafe Book store Souvenir store Souvenir store Lavatory Jumlah
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
Besaran ( m² ) 260 300 40 40 72 9 195 60 400 300 150 100 50 30 60.9 2.117.9 m²
commit to user 185
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Kelompok kegiatan pengelola Tabel VI.8 Besaran ruang kelompok kegiatan pengelola Sumber : Dok. pribadi - 2011 Nama ruang Hall/lobby R. Direktur R. Sekertaris direktur R. Wakil direktur bidang adm & keuangan sarana dan promosi R. Wakil direktur peragaan dan program R. Ka.Div. Adm & keuangan R. Ka.Div. gedung dan utilitas R. Ka.Div.promosi dan kerja sama R. Ka.Div.peragaan R. Ka.Div. program dan pendidikan R. Staf Div.Adm & keuangan R. Staf Div. gedung dan utilitas R. Staf Div.promosi dan kerja sama R. Staf Div.peragaan R. Staf Div. program dan pendidikan R.Rapat R.Tamu Pantry Lavatory Jumlah
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
Besaran ( m² ) 150 50 16 40
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
40 25 25 25 25 25 35 35 35 65 40 42 16 42 49.44 780.44 m²
5) Kelompok kegiatan service Tabel VI.9 Besaran ruang kelompok kegiatan service Sumber : Dok. pribadi - 2011 Nama ruang Gudang R. Perbaikan Area bongkar Pos jaga R. Satpam R. Pompa R. Reservoir R. AHU R.panel AHU R.genset R. Panel R. PABX Chiller T. Wudhu R. Sholat Lavatory Jumlah
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah Tiap lantai Tiap lantai 1 buah Setiap lantai 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
Besaran ( m² ) 150 150 50 16 20 50 100 275 230 100 218 24 50 30 117 34.95 1.814.95 m²
commit to user 186
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Kebutuhan dan besaran ruang parkir Tabel VI.10 Kebutuhan dan besaran ruang parkir Sumber : Dok. pribadi - 2011 Kegiatan Parkir bus Parkir mobil Parkir motor Jumlah
6.1.5.
Kapasitas 8 188 352
Besaran ( m² ) 360 4.230 1.056 5.646 m²
Hubungan antar massa dan ruang
Hubungan antar massa dan ruang pada Taman IPTEK di Surakarta diuraikan sebagai berikut. Tabel VI.11 Kode pola hubungan antar massa dan ruang Sumber : Analisis penulis - 2011
Tanda Pergerakan
Uraian pertalian / hubungan Kode Langsung Tak langsung …… Jenis hubungan Fisik 1.1 Audio visual 1.2 Pendengaran ( auditive ) 1.3 Pandangan ( visual ) 1.4 Kelas hubungan, Manusia dengan manusia 2.1 kelompok hubungan Peralatan dengan peralatan 2.2 Hewan dengan tumbuhan 2.3 Manusia dengan hewan + 2.4 tumbuhan Manusia dengan peralatan 2.5 Frekuaensi hubungan Tetap, terus menerus ( continue ) 3.1 Berulang ( repetitive ) 3.2 Sekali – sekali / kadang - kadang 3.3 Jarang / langka 3.4 Frekuensi user Tinggi, padat 4.1 Menengah, sedang 4.2 Rendah 4.3 Ketentuan waktu Tetap ( permanent ) 5.1 Sementara ( temporary ) 5.2
commit to user 187
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelompok kegiatan
Simbol
Penerima
A
Pengelola
B
Penunjang
C
Pameran dan peragaan
D
Service
E
Gambar VI.1 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan pengelola Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.2 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan penunjang Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.3 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan pameran dan peragaan Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.4 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penerima dengan service Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.5 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan penunjang Sumber : Analisis penulis - 2011
commit to user 188
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.6 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan pameran dan peragaan Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.7 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pengelola dengan service Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.8 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penunjang dengan pameran dan peragaan Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.9 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok penunjang dengan service Sumber : Analisis penulis - 2011
Gambar VI.10 Bagan analisis hubungan antar massa dan ruang kelompok pameran dan peragaan dengan service Sumber : Analisis penulis - 2011
Tabel VI.12 Kode pola hubungan ruang Sumber : Analisis penulis - 2011
Nilai
Derajad hubungan
A
Harus dekat sekali
B
Sangat dekat
C
Dekat
D
Kurang dekat
E
Tak perlu dekat
F
Harus Jauh
commit to user 189
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.11 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan penerima Gambar VI.12 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pameran / peragaan
Gambar V.13 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan panunjang
Gambar VI.14 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan pangelola
commit to user 190
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.15 Matriks hubungan ruang kelompok kegiatan service
6.2.
Konsep site Taman IPTEK di Surakarta
6.2.1.
Konsep lokasi site
Dari analisis kedua alternatif lokasi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka lokasi terpilih di kawasan Jl. Slamet Riyadi. Penentuan site dari lokasi terpilih dilakukan dengan mempertimbangkan aspek berikut : 1) Lahan kosong atau bangunan yang telah ada, namun bukan fasilitas umum dan bangunan konservasi. 2) Kondisi site ( luas site, aksesibilitas menuju site, kondisi jalan dan sarana utilitas ) 3) Potensi lingkungan Dari kriteria pemilihan site tersebut maka dipilih site yang berada di antara Jl. Slamet Riyadi, Jl. Kartini, Jl. Gajah Mada, dan Pertokoan Potensi Site :
commit to user 191
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Merupakan kawasan potensial untuk pendidikan dan pariwisata 2) Akses yang mudah dan dilewati oleh bus kota 3) Berada di salah satu jalan utama di kota Surakarta yaitu Jl. Slamet Riyadi 4) Berada di pusat kota Surakarta dan banyak event – event kota Surakarta yang dilaksanakan di sepanjang jalan tersebut. 5) Dekat dengan fasilitas pendidikan berupa SD, SMP, dan SMA. 6) Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung. Peraturan – peraturan yang terdapat pada lokasi site antara lain : 1) Rencana tata guna lahan ( landuse ) sebagai area dengan fungsi pendidikan, pariwisata atau pemukiman. 2) Building coverage ( BC ) / Floor area ratio ( FAR ) sebesar 50 % 3) Garis sempadan bangunan ( GSB ) sebesar ½ dari lebar jalan = 8 m Batas – batas site : Utara : Jalan lingkungan Kp. Timuran dan Pertokoan Timur : Jl. Kartini Selatan : Jl. Slamet Riyadi Barat : Jl.Gajah Mada
commit to user
Gambar VI.16 Foto udara site Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
192
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemukiman dan pertokoan Jl. Gajah Mada Jl. Ronggowarsito
Jl. Kartini
Novotel Jl. Honggowongso
Jl. Slamet Riyadi
CIMB NIAGA Sami luwes
Pertokoan
Gambar VI.17 Kondisi eksisting site Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
6.2.2.
Konsep pencapaian
Berdasarkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk main entrance dan site entrance pada Taman IPTEK di Surakarta maka ditentukan ME Taman IPTEK di Surakarta dari Jl. Slamet Riyadi, sedang SE dari Jl. Gajah Mada dan Kartini. Pada Jl. Ronggowarsito tidak dimanfaatkan sebagai entrance karena kondisi lalu lintas yang ramai.
commit to user 193
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jl. Gajah Mada
Jl. Ronggowarsito
SE berjarak 100 meter dari perempatan jalan dengan pertimbangan kepadatan lalu lintas di perempatan jalan
Jl. Kartini
Jl. Slamet Riyadi Jl. Honggowongso
ME berada di tengah site untuk keamanan karena site berbatasan dengan perempatan dan pertigaan
SE berjarak 50 meter dari pertigaan jalan dengan pertimbangan keamanan serta kepadatan lalu lintas
Gambar VI.18 Hasil analisis pencapaian Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
6.2.3.
Konsep view dan orientasi
Berdasarkan hasil analisis view dan orientasi yang telah dilakukan maka didapatkan konsep view dan orientasi pada Taman IPTEK di Surakarta sebagai berikut. Area yang menghadap ke Jl. Slamet Riyadi dibuat paling menarik dan banyak bukaan, karena area ini merupakan area yang paling menarik di dalam site. Area ini berpotensi sebagai penarik perhatian pengunjung pada Taman IPTEK di Surakarta. Area yang menghadap ke Jl. Kartini tidak banyak membutuhkan bukaan, karena view dari site kurang menarik. Area yang menghadap ke Jl. Gajah Mada dibuat menarik dan banyak bukaan, karena view dari site pada area ini cukup bagus yakni menuju hotel novotel dan perempatan Jl. Slamet Riyadi, Jl. Honggowongso, dan Jl. Gajah Mada sangat berpotensi untuk menarik perhatian pengunjung menuju Taman IPTEK di Surakarta. Area yang menghadap ke Jl. Ronggowarsito tidak memerlukan bentuk yang sangat menarik,
commit to user 194
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena dari jalan tersebut tidak banyak nilai ekspose terhadap bangunan dan view dari site juga dapat dikatakan kurang menarik. Secara keseluruhan orientasi bangunan pada Taman IPTEK menuju Jl. Slamet Riyadi sebagai jalan utama yang melewati site. Area yang menghadap ke Jl. Ronngo warsito tidak memerlukan bentuk yang menarik
Area yang menghadap ke Jl. Gajah Mada diberi buat menarik dan banyak bukaan
Area yang menghadap ke Jl. Kartini tidak memerlukan banyak bukaan
Area yang menghadap ke Jl. Alamet Riyadi dibuat paling menarik dan banyak bukaan karena merupakan area yang paling menarik dalam site dan berpotensi sebagai penarik perhatian pengunjung Gambar VI.19 Hasil analisis view dan orientasi Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
6.2.4.
Konsep klimatologis
Taman IPTEK di Surakarta yang direncanakan berada di iklim tropis lembab. Pada daerah dengan iklim tropis lembab memiliki keuntungan berupa kekayaan sinar matahari yang ada hampir sepanjang tahun. Potensi matahari yang dimiliki tentunya harus
dimanfaatkan
secara maksimal
dalam
perencanaan
dan
perancangan bangunan Taman IPTEK di Surakarta. Pemanfaatan potensi matahari ini dapat digunakan sebagai pencahayaan alami ( daylight ) dan dapat pula digunakan sebagai energi alternatif pada bangunan dengan memanfaatkan panel surya. Pemanfaatan sinar matahari untuk pencahayaan alami perlu suatu
commit to user
195
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertimbangan khusus seperti jumlah cahaya yang diperlukan agar penggunaan potensi cahaya matahari ini tidak mengganggu kenyamanan kegiatan yang ada. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan desain fasade bangunan yang menggunakan
secondary
skin.
Secondary
skin
ini
berfungsi
membuat
pembayangan dari pantulan sinar matahari dan sebagai pengontrol jumlah sinar yang dimasukkan ke dalam ruangan. Cara lain yang digunakan yaitu dengan memanfaatkan teknologi material yang ada saat ini berupa kaca dengan teknologi elektrokromik merupakan kaca yang mempunyai kemampuan otomatik sistim untuk selalu beradaptasi dengan pergantian cahaya dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara mengoptimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. Jendela pintar ini tidak hanya memberi kita kendali untuk mengatur intensitas cahaya dalam ruangan, tetapi juga memberi kita kemudahan untuk mengatur kondisi suhu ruangan dengan mengubah sifat termal lapisan elektrokromiknya. Dengan teknologi ini, kita bias mengurangi pengeluaran untuk berbagai peralatan elektronik lain semacam pendingin ruangan atau air conditioner (AC). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh zoning berdasarkan analisis klimatologis yaitu area yang mendapatkan sinar matahari sore di sisi barat digunakan sebagai area pengelola. Area penunjang berada di sisi yang terkena matahari pagi hari untuk memberikan kenyamanan ketika kegiatan berlangsung. Selain itu, sinar matahari pagi dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan alami kegiataan – kegiatan di zone ini. Area yang mendapatkan sinar matahari siang hari digunakan untuk area penerima dan area pameran dan peragaan. Sinar matahari
commit to user 196
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siang hari dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan ruang – ruang tertentu dalam bangunan. Zone pameran dan peragaan di area yang terpapar sinar matahari sepanjang hari Zone pengeloa pada area yang terpapar sinar matahari sore
Zone penunjang di area yang terpapar sinar matahari pagi
Zone penerima di area yang terpapar sinar matahari sepanjang hari Gambar VI. 20 Hasil analisis klimatologis Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
6.2.5.
Konsep noise
Berdasarkan hasil analisis noise yang dilakukan maka didapatkan zoning berdasarkan noise. Zone penerima berada di sisi selatan dengan tingkat kebisingan paling tinggi. Kegiatan pada zone penerima tidak membutuhkan tuntutan ketenangan yang tinggi. Zone pameran dan peragaan berada di area dengan tingkat kebingan tinggi hingga sedang, karena pada beberapa kegiatan pada zone ini tidak memiliki tuntutan kegiatan yang membutuhkan ketenangan tinggi. Zone pengelola memerlukan area yang cukup tenang untuk mendukung kegiatannya. Zone penunjang berada pada area dengan tingkat kebisingan sedang. Beberapa kegiatan pada zone ini menuntut pentingnya ketenangan.
commit to user 197
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zone pameran dan peragaan di area dengan tingkat kebisingan tinggi hingga sedang
Zone pengelola menuntut adanya ketenangan. Respon desain untuk area ini diberi banyak barier untuk mengurangi sumber kebisingan dari Jl. Gajah Mada
Zone penunjang di area dengan tingkat kebisingan sedang
Zone penerima di area dengan tingkat kebisingan paling tinggi Gambar VI.21 Hasil analisis noise Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
6.2.6.
Konsep penzoningan
Dari analisis pencapaian, view dan orientasi, klimatologis dan noise diperoleh zonifikasi seperti berikut : Zone pameran dan peragaan sebagai zone central dari semua zone di Taman IPTEK di Surakarta berada di tengah site
Zone pengelola dekat dengan zone penerima dan zone pameran peragaan.
Zone penunjang dekat dengan zone pameran dan peragaan dan zone penerima
Zone penerima berada di area paling menarik dalam site yang menghadap langsung ke Jl Slamet Riyadi Gambar VI.22 Hasil analisis penzoningan Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011
commit to user
198
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.3.
Konsep bentuk ruang dan bentuk massa Taman IPTEK di Surakarta
6.3.1.
Bentuk ruang
Ruang pameran dan peragaan sebagai fungsi utama bangunan berbentuk ruangan luas yang nantinya akan dibagi menjadi beberapa zona sesuai dengan materi yang akan dipamerkan. Bentuk pembagi ruang tidak menggunakan material pembagi yang bersifat permanen sehingga dimungkinkan untuk terjadinya perubahan untuk kondisi tertentu. Sebagai batas antar zona dapat berupa materi pameran dan peragaan itu sendiri atau panel – panel dengan bentuk yang beragam untuk menampilkan suasana ruang yang membangkitkan keinginan eksplorasi dan menyenangkan. Setiap zona pada ruang pameran dan peragaan tidak dipisahkan menjadi ruang – ruang tersendiri agar pengunjung saat menikmati pameran dan peragaan seperti sedang melakukan sebuah perjalanan yang tidak terputus dengan adanya pemisahan dalam bentuk ruang – ruang. Setiap zona pameran setiap lantainya dihubungkan oleh void.
Gambar VI.23 Bentuk sirkulasi interior ruang pameran dan peragaan yang menerus Sumber : dok. pribadi - 2010
Gambar VI.24 Bentuk sirkulasi interior ruang pameran dan peragaan yang dihubungkan dengan void Sumber : http://www.google.co.id/imgres?i- 2011
commit to user
199
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.25 Bentuk pembatas interior ruang pameran dan peragaan yang menggunakan alat pameran dan peragaan Sumber : http://www.google.co.id/imgres?i- 2011
6.3.2.
Bentuk massa
Massa bangunan pada Taman IPTEK sesuai dengan kelompok kegiatan yang ada, yakni massa bangunan penerima, massa bangunan pengelola, massa bangunan pameran dan peragaan, dan massa bangunan penunjang. Untuk kegiatan service ditempatkan pada basement. Setiap massa bangunan dihubungkan oleh element – element lansekap. Bentuk massa bangunan pada Taman IPTEK dibuat sederhana, seperti gabungan bentuk – bentuk dasar seperti lingkaran dan bujur sangkar untuk memudahkan sirkulasi dan efisiensi ruang – ruang yang ada. Gagasan bentuk massa pada Taman IPTEK berasal dari bentuk sayap pesawat. Pesawat merupakan salah satu wujud nyata dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Massa bangunan penerima dan bangunan pameran dan peragaan pada Taman IPTEK berupa bentuk gabungan bujursangkar yang digabungkan dengan bentuk segitiga sebagai perwujudan sayap dari pesawat. Massa bangunan pengelola menggabungkan bentuk bujursangkar dan lingkaran. Bentuk lingkaran pada massa bangunan pengelola berfungsi sebagai point of interenst. Sedangkan bentuk massa bangunan penunjang berupa gabungan dari bentuk bujursangkar yang diputar 45 º. Pada Taman IPTEK terdapat plaza dan area pameran dan
commit to user 200
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peragaan outdoor sebagai pusat yang mengikat semua kegiatan yang ada di Taman IPTEK. Massa banguna pameran dan peragaan berupa gabungan bentuk bujur sangkar dan segitiga, menyerupai bentuk massa bangunan penerima
Massa bangunan pengelola berupa gabungan bentuk bujur sangkar yang diputar 45º, bentuk bujur sangkar, dan bentuk lingkaran
Massa bangunan penunjang berupa gabungan dari bentuk bujur sangkar yang diputar 45º
Massa banguna penerima berupa gabungan bentuk segitiga dan bujur sangkar
Plaza dan area pameran dan peragaan out door sebagai pengikat dari keempat massa bangunan
Gambar VI.26 Bentuk massa bangunan Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Dok.pribadi- 2011
Gagasan bentuk massa pada Taman IPTEK berasal dari bentuk sayap pesawat. Wujud bentuk pesawat dipilh sebagai bentuk yang mewakili wujud nyata dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bentuk pesawat diharapkan dapat mencitrakan fungsi dari Taman IPTEK di Surakarta sebagai wadah tempat pameran dan peragaan IPTEK.
Gambar VI.27 Pesawat sebagai gagasan bentuk fasade commit to user Sumber : http://www.google.co.id/imgres - 2011
201
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.28 Fasade Taman IPTEK di Surakarta yang menganalogikan bentuk sayap pesawat Sumber : Dok. Pribadi - 2011
Penampilan Arsitektur High Tech pada Taman IPTEK di Surakarta 1. Inside – out ( penampakan bagian luar –dalam ) Hampir seluruh bangunan pada Taman IPTEK di Surakarta menggunakan material dari kaca untuk menampilkan penampakan bagian luar – dalam. Area – area servis dan utilitas ditonjolkan sebagai ornament eksterior pada bangunan.
Hampir seluruh bagian dinding bangunan menggunakan material kaca
Penonjolan struktur dan utilitas sebagai ornament bangunan
Gambar VI.29 Penerapan Inside – out pada Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Dok.pribadi- 2011
commit to user 202
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Celebration of process ( keberhasilan suatu perencanaan ) Konstruksi yang digunakan pada Taman IPTEK di Surakarta diekspose baik yang berada di dalam maupun luar bangunan, sehingga pengunjung dapat memahami konstruksi yang digunakan pada bangunan tersebut. 3. Transparancy,
Layering,
and
Movement
(transparan,
pelapisan
dan
pergerakan) Penerapan prinsip Transparancy, Layering, and Movement (transparan, pelapisan dan pergerakan) pada Taman IPTEK di Surakarta yakni pada penggunaan material kaca hampir diseluruh bidang sehingga tembus terhadap cahaya. Alat Transportasi pada bangunan ditonjolkan sebagai ornament bangunan, seperti penonjolan lift dan tangga darurat. 4. Flat Bright Colouring (pewarnaan yang menyala dan merata) Penerapan pewarnaan yang menyala dan merata pada Taman IPTEK di Surakarta terlihat dari penggunaan warna – warna seperti warna orange pada kolom, warna biru kaca, warna abu – abu dan putih sebagai penyeimbang warna. Penggunaan warna – warna tersebut sesuai dengan prinsip arsitektur high – tech yang menampilkan warna – warna utilitas dan warna mesin.
Gambar VI.30 Penerapan warna yang menyala dan merata pada Taman IPTEK di Surakarta Sumber : dok.pribadi - 2011
commit to user 203
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. A Lightweight Filigree of Tensile Member (baja-baja tipis sebagai penguat) Pada taman IPTEK di Surakarta menggunakan baja tipis bersilangan sebagai penguat struktur. Penggunaan baja tipis sebagai penguat
Gambar VI.31 Penggunaan baja tipis sebagai penguat Sumber : dok.pribadi - 2011
6.4.
Konsep sistem teknis bangunan Taman IPTEK di Surakarta
6.4.1. Konsep sistem struktur dan konstruksi Sistem struktur dan konstruksi yang akan digunakan pada Taman IPTEK di Surakarta adalah sebagai berikut. 1) Sub structure Pondasi yang digunakan pada Taman IPTEK di Surakarta adalah pondasi tiang pancang. Jenis pondasi ini digunakan dengan pertimbangan beban hidup dan mati bangunan yang cukup besar.
Gambar VI.32 Pondasi tiang pancang Sumber : dok.pribadi - 2011
commit to user 204
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Mid structure Struktur badan yang digunakan pada Taman IPTEK di Surakarta adalah struktur rangka dari beton dan baja berupa frame. Penggunaan kolom menggunakan bahan dari baja yang bersilangan antara satu dan lainnya atau menggunakan bahan lain dengan bentuk yang lebih variatif dan futuristik. Selain bentuknya yang dapat lebih variatif, penggunaan struktur frame juga dapat menghemat penggunaan bahan beton.
Gambar VI.33 Struktur badan berupa struktur beton dan frame baja Sumber : dok.pribadi - 2011
3) Upper structure Struktur atap yang digunakan berupa gabungan struktur beton dan struktur rangka ( frame ), karena bangunan Taman IPTEK termasuk bangunan dengan bentang lebar. Penggunaan struktur frame akan memberikan kesan ringan pada bangunan.
Gambar VI.34 Struktur atap space frame Sumber : dok.pribadi - 2011
Gambar VI.35 Detail join space frame Sumber : dok.pribadi - 2011
commit to user 205
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.4.2. Sistem Utilitas 6.4.2.1. Sistem pencahayaan dan penghawaan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka pada Taman IPTEK di Surakarta pada eksterior bangunan menggunakan jenis lampu sodium tingkat tinggi untuk penerangan jalan dan menggunakan jenis lampu sorot halogen untuk membentuk suasana pada eksterior bangunan. Untuk interior bangunan menggunakan gabungan lampu jenis spot light terutama pada ruang pameran dan peragaan dan lampu fluoresen untuk ruang – ruang dengan tuntutan pencahayaan yang tinggi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka pada Taman IPTEK di Surakarta menggunakan sistem tata udara terpusat dengan pertimbangan estetika baik dari eksterior maupun interior bangunan. Selain itu, penggunaan sistem tata udara terpusat ini akan dilengkapi dengan sistem pengendalian otomatis pada beberapa ruang sehingga semakin memudahkan pengoperasian bangunan. 6.4.2.2. Sistem air 1) Sistem air bersih Berdasarkan analisis yang dilakukan maka sistem air bersih yang akan digunakan pada Taman IPTEK adalah dengan sistem down feed Pengadaan sumber air bersih dapat diperoleh dari PDAM dan air sumur. Pemakaian sistem Down Feed Distribution lebih baik karena air tanah tidak terus menerus dipompa ke atas (seperti Up Feed Distribution) sehingga lebih menghemat dalam penggunaan energi, tetapi di tampung dalam tangki-tangki air yang diletakkan di atas kemudian didistribusikan.
commit to user 206
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Air kotor Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka sistem air kotor yang akan digunakan pada Taman IPTEK antara lain air kotor dari aktivitas bangunan berupa limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair dari dapur, wastafel dan kamar mandi akan dilakukan sistem pengolahan pada sewage treatment plant sehingga dapat dimanfaatkan kembali, sedangkan untuk limbah padat akan dibuang ke septic tank. Air hujan akan dimanfaatkan kembali dengan sistem Rain Water Harvesting ( penampungan air hujan ) kemudian dilakukan proses pengelolahan ( treatment ) agar air hujan tersebut layak dan aman untuk digunakan kembali. Air hujan akan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, flushing water untuk toilet, air untuk pemadam kebakaran ( hydran dan sprinkler ) dan pemakaian air di cooling tower untuk pendingin ruangan. 6.4.2.3. Sistem pembuangan sampah Sampah – sampah yang dihasilkan pada Taman IPTEK terdiri dari sampah organik dan anorganik. Kedua jenis sampah ini akan dipisahkan dengan penyediaan tempat sampah yang berbeda agar memudahkan dalam sistem pengolahan nantinya. Tempat sampah berupa tempat sampah permanen dan tidak permanen. Tempat sampah permanen ditempatkan pada area outdoor sedangkan untuk tempat sampah tidak permanen ditempatkan di dalam ruangan untuk memudahkan ketika terjadi perubahan – perubahan pada penataan layout. Sampah – sampah yang bersifat organik akan didaur ulang menjadi pupuk untuk kepentingan taman pada Taman IPTEK dengan menggunakan sistem daur ulang
commit to user 207
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sederhana. Selain dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, pengelolaan sampah organik ini juga dapat berfungsi sebagai wahana pembelajaran bagi pengunjung Taman IPTEK. Untuk sampah – sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali atau diubah menjadi barang – barang tepat guna. 6.4.2.4. Sistem mekanikal Peralatan mekanikal yang digunakan pada Taman IPTEK di Surakarta adalah genset, pompa air dan peralatan sistem tata udara seperti unit penghantar udara ( Air Handling Unit ), mesin pembuat es ( chiller ), kondensor ( Condenser ) dan menara pendingin ( Cooling Tower ). Secara umum terdapat beberapa tipe genset, antara lain open type genset, silent type ( Soundproof ) genset dan mobile type ( trailer ) genset. Tipe genset yang digunakan adalah silent type ( Soundproof ) genset. Tipe genset ini memiliki peredam suara yang cukup baik sehingga tidak menimbulkan kebisingan yang berlebih pada bangunan. Genset tipe ini banyak digunakan pada bangunan perkantoran dan daerah perumahan. Sama seperti tipe genset yang cukup beragam pompa juga sangat beragam jenisnya, tergantung dengan kemampuan daya tarik dan pancur dari pompa tersebut. Jenis pompa yang digunakan adalah tipe jet pum dengan kemampuan tarik air dapat mencapai 50 meter. 6.4.2.5. Sistem elektrikal Sumber energi listrik utama yang digunakan berasal dari PLN dengan generator ( genset ) sebagai sumber energi listrik cadangan ketika dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya memakai sistem Automatic Transfer Switch (
commit to user 208
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ATS ) yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset ketika terjadi pemutusan atau pemadaman dari PLN. Sebagai sumber energi alternatif yang ramah linkungan akan memanfaatkan energi surya dengan menggunakan panel surya ( solar sel ) yang ditempatkan pada area bangunan yang terekspose sinar matahari. Penggunaan panel surya pada bangunan mampu mengurangi tingkat konsumsi energi bangunan yang memiliki dampak terhadap lingkungan. 6.4.2.6. Penanggulangan kebakaran Fungsi Taman IPTEK sebagai pusat pameran dan peragaan maka penggunaan jenis sistem pemadam kebakaran yang akan digunakan menyesuaikan fungsi ruang dan alat – alat yang dipamerkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran bangunan menggunakan sistem proteksi aktif dan pasif. Sistem proteksi aktif menggunakan alat detektor panas, asap,nyala atau gas, sistem pemadam otomatis berupa sprinkler air dan gas, sistem pemadam portable dan sistem pemadam kebakaran khusus berupa foam system, dan sistem pengendali asap. 6.4.2.7. Sistem penangkal petir Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan maka pada Taman IPTEK di Surakarta menggunakan sistem penangkal petir electrostatic. Sistem ini lebih aman baik bagi bangunan maupun masyarakar karena sudah tidak menggunakan zat beradiasi yang berbahaya.
commit to user 209
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.4.2.8. Sistem komunikasi Sistem komunikasi pada bangunan ini dibedakan menjadi 2, yaitu : -
Komunikasi user dengan lingkungan luar Komunikasi ini bisa terjadi antara pengelola dengan pihak luar atau pengunjung dengan pihak luar. Untuk pengelola yang melakukan komunikasi (biasanya formal) dengan pihak luar, diinstalasikan sistem telepon PABX dan WAN (Wide Area Network).
-
Komunikasi sesama user di dalam bangunan Komunikasi user dalam bangunan meliputi komunikasi pengelola dengan pengunjung atau komunikasi antar pengelola. Komunikasi antar pengelola dapat dilayani memakai sistem telepon dengan operator (PABX) dan LAN. Sementara itu, untuk berkomunikasi pengelola dengan pengunjung dapat dipergunakan untuk interkom atau speaker yang diinstalasikan pada ruangruang terutama yang diakses publik. Sistem ini misalnya, berguna untuk pemberitahuan informasi kepada pengunjung.
6.5.
Konsep interior Taman IPTEK di Surakarta
Merupakan konsep dasar dalam perancangan interior pada Taman IPTEK di Surakarta yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya. Dari beberapa analisis yang telah dilakukan diperoleh : Bangunan penerima terdiri dari hall, loket dan ruang informasi. Berdasarkan sifat dari bangunan penerima maka interior dari massa bangunan tersebut harus mampu memberikan kesan menyambut pengunjung. Untuk menampilkan kesan terbuka dan menyambut pada interior bangunan penerima banyak menggunakan bahan
commit to user 210
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berupa kaca. Warna – warna yang digunakan pada ruangan adalah warna – warna yang menarik dan cerah agar pengunjung merasakan suasana yang ceria dan terhibur. Banyaknya kapasitas pengunjung yang cukup banyak menyebabkan interior pada bangunan penerima harus memiliki kesan ruang yang luas dan longgar, oleh karena itu bangunan penerima menggunakan sistem struktur bentang lebar untuk mengurangi banyaknya kolom dalam ruangan.
Penggunaan material kaca untuk menampilkan kesan terbuka dan menggunakan struktur bangunan bentang lebar
Gambar VI.36 Hall Sumber : www.craftontullsparks.com-Nov 2010
Ruang – ruang pameran dan peragaan terbagi atas beberapa zone yang masing – masing sesuai dengan materi pameran dan peragaannya. Zone – zone pada pameran dan peragaan tidak dipisahkan ruangannya. Konsep interior dari ruang pameran dan peragaan yang digunakan berupa ruang pameran dan peragaan luas yang nantinya akan dibagi berdasarkan zona. Bentuk ruang pamerannya berupa ruang pameran yang menerus sehingga pengunjung dapat melakukan perjalanan menikmati pameran dan peragaan tanpa terputus. Sebagai pembatas antara zona yang satu dengan yang lain dapat berupa penyekat ruang dari bahan yang fleksibel ( dapat berubah ) atau materi pameran / peragaan itu sendiri dan dapat pula dengan membuat perbedaan ketinggian atar zona.
commit to user 211
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.37 Bentuk ruang pameran dan peragaan yang menerus dihubungkan oleh void Sumber : www.google.co.id/imglanding?q=interior% 20science%20park&imgurl - 2010
Gambar VI.38 Pembatas ruang pameran dan peragaan oleh obyek pameran itu sendiri Sumber : http://www.google.co.id/imglanding?q=inte rior%20museum&imgurl - 2010
Bangunan penunjang berupa food court berada di lantai dasar dengan bentuk ruang, penggunaan material dan warna yang menarik dan berkesan santai. Interior pada area food court digabungkan dengan unsur – unsur taman untuk menambahkan kesan santai dan memberikan kenyamanan pada pengunjung. Untuk ruang seminar, workshop dan perpustakaan berada pada lantai atas untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pengunjung. Ruang seminar dan workshop dibuat dengan suasana semi formal untuk memberi kesan menyenangkan bagi pengunjung. Ruang perpustakaan ditata dengan bentuk yang organis sehingga ketika berada di perpustakaan pengunjung tidak cepat merasakan kebosanan. Ruang – ruang pada bangunan pengelola dibuat formal seperti bentuk kantor pada umumnya. Ruang – ruang pada bangunan pengelola dibuat fleksibel, dengan kemungkinan dilakukannya perubahan. Material yang digunakan berupa material yang mudah untuk di rakit, misalnya dari kaca dan papan partisi.
commit to user 212
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI.39 Bentuk kantor dengan ruang – ruang yang fleksibel, menggunakan material penyekat kaca Sumber : Presentasi Hunter Douglas - 2009
6.6.
Konsep eksterior Taman IPTEK di Surakarta
Merupakan konsep dasar dalam perancangan interior pada Taman IPTEK di Surakarta yang diperoleh dari hasil analisis bab sebelumnya. Dari beberapa analisis yang telah dilakukan diperoleh : 6.6.1.
Konsep taman
Konsep taman pada Taman IPTEK di Surakarta memasukkan unsur – unsur ilmu pengetahuan dan teknologi. Element pembentuk taman yang digunakan antara lain : 1) Vegetasi Vegetasi pada Taman IPTEK di Surakarta berfungsi sebagai pengarah sirkulasi pengunjung, sebagai pencegah erosi, memberi nilai estetis pada site dan pengendali dari radiasi sinar matahari, suhu, pengendali angin, control suara dan penyaring udara. Jenis vegetasi yang digunakan beragam sesuai dengan fungsinya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa jenis vegetasi yang digunakan antara lain :
commit to user 213
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel VI.13 Jenis vegetasi yang digunakan Taman IPTEK di Surakarta Sumber : Analisis penulis - 2011 No. 1.
Nama Tanaman Trembesi ( Samanea sama )
Peletakan Sebagai peneduh, pencegah erosi
2.
Flamboyan ( Delonix regia )
Tanaman peneduh jalan, memberi nilai estetis
3.
Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni )
Tanaman pelindung
4.
Tabebuia pink (Tabebuia heterophylla)
Memberi nilai estetis
5.
Pohon Bunga Cempaka( Michelia champaca/Magnolia champaca)
Memberi nilai estetis
Gambar
commit to user 214
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.
Bunga Revania ( Ravenia Spectabilis )
Tanaman perdu
7.
Melati Belanda (Quisqualis Indica )
Tanaman perdu
8.
Coral vine ( Antigonon leptopus )
Tanaman merambat
2) Element air Element air yang digunakan pada Taman IPTEK berupa : -
Pool / flat Salah satu element air yang digunakan pada Taman IPTEK adalah pool / flat. Pool / flat berfungsi sebagai pembentuk suasana lansekap dan berfungsi sebagai pendingin suhu pada kawasan.
Gambar VI.40 Pool / flat Sumber : dok.pribadi - 2011
commit to user 215
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Fountain ( air mancur ) Air mancur berungsi sebagai pembentuk suasana pada lansekap. Air mancur tersebut ada yang diletakkan pada plaza sebagai point of interest, selain itu air mancur dapat digabungkan dengan sculpture sebagai penyambut pada gerbang masuk utama Taman IPTEK.
3) Furniture Furniture yang digunakan pada Taman IPTEK antara lain seperti bangku taman campuran bahan alam dan pabrikasi. Penggunaan lampu – lampu taman dan spot light untuk penerangan serta pembentuk suasana pada lansekap. 6.6.2. Konsep plaza Plaza yang dimaksudkan pada Taman IPTEK di Surakarta adalah the grand public space. Plaza yang direncanakan pada Taman IPTEK di Surakarta memiliki fungsi sebagai tempat pameran / peragaan dan tempat bersantai.
Plaza pada Taman IPTEK di Surakarta Gambar VI.41 Plaza pada Taman IPTEK Sumber : dok.pribadi - 2011
commit to user 216
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.6.3. Konsep parkir Parkir bagian luar bangunan menggunakan jenis parkir sudut. Parkir sudut memberi kemudahan dalam pergerakan bagi pengunjung.
Gambar VI.42 Bentuk parkir sudut Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
Gambar VI.43 Bentuk parkir sudut pada ekterior Taman IPTEK Sumber : dok.pribadi - 2011
Parkir basement menggunakan jenis parkir tergak lurus. Penggunaan jenis parkir ini memiliki keuntungan kapasitas parkir yang lebih banyak.
Gambar VI.44 Bentuk parkir tegak lurus Sumber : Komponen perancangan arsitektur lansekap - 2003
commit to user 217