UNJUK KERJA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK MEKAR INDAH KOTA BENGKULU
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh Irfa Rizka Amelia Suciana NPM. A1I008023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Sesungguhnya bersama kesukaran dan keringanan. Karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah (Q.Sal Insyirah :6-8) Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini. Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang tebaik dari Tuhan dan aku percaya Dia akan selalu memberikan yang terbaik untukku pada waktu yang telah ia tetapkan.
v
PERSEMBAHAN : Karya kecil ini tidak akan dapat terwujud tanpa adanya doa dan harapan dari orang-orang tercinta dan terkasih yang ada disekelilingku. Untuk itu penulis berbagi kebahagiaan dan mempersembahkannya kepada : Kedua orang tuaku,Papa (Irwandi) dan mama (Fauzia) berkat usaha, doa, kasih sayang dan didikan dari keduanya sehingga penulis dapat mewujudkan cita-cita Adik-adikku (Dwi Irfa Rahma Dinda dan Irfa Aprilia Haniva) yang selalu memberikan dorongan dan semangat serta menantikan keberhasilanku. Semoga kalian dapat berbuat lebih baik dari penulis dan semoga kita dapat membahagiakan kedua orang tua kita. Kedua mertuaku, ayah (Karman, S.E) dan Ibu (Anisha) yang selalu memberikan semangat dan dukungan lewat doa. Suami ku tercinta (Sutrisman Ameijaya, S.St.Pi) yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat serta menantikan keberhasilan penulis. Iparku, kakak ipar (Arni Susmeita) dan adik Ipar (Richa Oktavia) yang selalu memberikan semangat dan dukungan lewat doa. Teman-teman Prodi PAUD angkatan 2008 ( Vio, Yesi, Weni, Adisti, Fitri, Erna, Nita, Zuliana, Feanty, Dery, Melia, Try, Rina, Yulia, Lini, Linda, Dewi, Aprina, Dwi, Herlia, Sona, Ria, Padis, Indri, Junita, Lola< Mimi, Duana, Pebri da Wita) Teman terbaikku(Adisti, Duana, Chily, Meri dan Herli) yang telah menemaniku dalam suka dan duka dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi, serta selalu memberikan dukungan dan semangat. Mbak Yosi yang telah banyak membantu penulis dan selalu memberikan dukungan dan semangat MbakRika, mbakolvi, mbak vony, mbak Dewi, dan mbak Lucy yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis Teman-teman KKN periode ke-64 di Kabupaten Kepahiang. Adik-adik tingkat Prodi PADU Almamaterku
vi
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jenis Kelamin Pekerjaan Program Studi NPM
: Irfa Rizka Amelia Suciana : Perempuan : Mahasiswa : S1 Pendidikan Anak Usia Dini :A1I008023
Menyatakan dengan sesungguhnya skripsi yang saya tulis adalah karya saya sendiri dan bebas dari segala macam bentuk plagiat atau tindakan yang melanggar etika keilmuan Demikian, jika kemudian hari ternyata pernyataan saya ini tidak benar semua akibat yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sendiri dan saya bersedia menerima sangsi sesuai hukum yang berlaku.
Bengkulu, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan
Irfa Rizka Amelia Suciana A1I008023
vii
UNJUK KERJA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK MEKAR INDAH KOTA BENGKULU OLEH IRFA RIZKA AMELIA SUCIANA A1I008023
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak dalam pembelajaran baik pada saat kegiatan awal, inti dan akhir di Taman Kanak-kanak Mekar Indah yang beralamat di jalan Rinjani 10 RT 10 Nomor 02 kelurahan Jembatan Kecil Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, subjek dalam penelitian ini yaitu guru kelompok B1 dan B2 yang berjumlah 2 orang disebut ibu GD dan ibu AL. Prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara terpimpin, lembar observasi, dan dokumentasi yang mendukung unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, verifikasi atau menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak pada kegiatan awal, inti dan akhir sudah mulai berkembang. Kata kunci : Unjuk kerja guru, kecerdasan spiritual anak usia dini
TEACHER’S WORK PERFORMANCE IN DEVELOPING KINDS SPIRITUAL INTELEGENCE AT TAMAN KANAK-KANAK MEKAR INDAH BENGKULU CITY
BY IRFA RIZKA AMELIA SUCIANAA A1I008023 ABSTRACK The research is to describe reacer’s workperformance in developing kinds spiritual intelegence in learning either begining activty, whilst and ending at Taman Kanak-kanak Mekar Indah which located at Rinjani sreet 10 RT 10 number 02 kelurahan jembatan kecil kecamatan singaran pati kota Bengkulu. This reseach is qualitative deskriptive, the subject of this reseach is teacher of group B1 and B2 with the total 2 person called mam GD and mam AL. The procedure of colecting data that used are interview, observation sheet, and dokumentation that support teacher work perforamce in developing spiritual intelegence. Data analysis that use in this research are collecting data, presend of data, data reduktion, verification of make condusion. Based on the result of teacher work performance analysis in developing kinds spiritual intellegence can conclude that teacher workperformance in developing kids spiritual intellegence on begining activity, whilst activity, and ending have started development
Key words : teacher work performance, kids spiritual intellegence
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Unjuk Kerja Guru Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual AnakUsiaDini di Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untukitu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Hj. Nina Kurniah, M. Pd. selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan motivasi, arahan, masukan, nasehat dan bimbingan dari awal sampai selesainya skripsi ini. 2. Drs. H. Normansyam, M.Pd. selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu yang telah memberikan izin penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen prodi Pendidikan Anak Usia Dini yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat. 5. Kepala sekolah Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
i
6. Seluruh guru dan staf
tata usaha Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota
Bengkulu yang telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan kemampuan dalam hal pengetahuan, penganalisaan masalah, maupun cara pemecahannya. Menyadari akan hal itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Kemudian harapan penulis semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Akhirnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis, mudah-mudahan karya sederhana ini menjadi tambahan ilmu bagi semua pihak . Bengkulu,
Juni 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI...................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B.Fokus Masalah........................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitia .................................................................................... 4 D.Kegunaan Penelitian .............................................................................. 5
II.
ACUAN TEORITIK A. Acuan Teori Fokus Penelitian ............................................................... 6 1.Unjuk Kerja Guru dan Kompetensi GuruDalam Pembelajaran ...... 6 a.Pengertian Unjuk Kerja Guru...................................................... 6 b. Pengertian Kompetensi Guru .................................................... 7 c. Perbedaan Unjuk Kerja dan Kompetensi Guru ......................... 9 d. Pengertian Guru ........................................................................ 9 e. Pengertian Pembelajaran Anak Usia Dini ................................. 10 f. Tujuan Pembelajaran ................................................................ 11 g. Unsur Pembelajaran ................................................................... 12 2. Peran Guru Anak Usia Dini Dalam Pembelajaran ......................... 12 3. Kecerdasan Spiritual....................................................................... 23 a. Pengertian Kecerdasan Spiritual ............................................... 23 b. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual ................................................... 25 c. Tujuan Membentuk Kecerdasan Spiritual Sejak Dini ................ 30 d. Krakteristik Kecerdasan Spiritual .............................................. 31 e. Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini ....................................... 32 4. Tujuan Pembelajaran .................................................................... 36 B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 38 C. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 39 D. Keterbatasan Penelitianp ....................................................................... 40
III. METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian .................................................................................. 41 B.Subjek Penelitian ................................................................................... 41 C.Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 42 D.Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 42 1. Jenis Data ....................................................................................... 42 2.Sumber data ..................................................................................... 44 E.Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 44 1. Wawancara ................................................................................... 44 2. Observasi ....................................................................................... 46 3. Dokumentasi ................................................................................. 47 F. Analisa Data .......................................................................................... 48
iii
IV. HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data ........................................................................................ 52 1.Hasil Sajian yang Dilakukan Oleh Ibu GD ....................................... 52 a. Kegiatan Awal ......................................................................... 52 b. Kegiatan Inti............................................................................ 54 c. Kegiatan Istirahat .................................................................... 56 d. Kegiatan Akhir ........................................................................ 58 2. Hasil Sajian yang Dilakukan Oleh Ibu AL ..................................... 58 a. Kegiatan Awal ......................................................................... 58 b. Kegiatan Inti............................................................................ 59 c. Kegiatan Istirahat .................................................................... 60 d. Kegiatan Akhir ........................................................................ 61 B.Temuan Penelitian .................................................................................. 61 C. Pembahasan ........................................................................................... 64 1.Guru GD .................................................................................. 64 2.Guru AL .................................................................................. 66 V.
KESIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 69 B.Implementasi ........................................................................................ 70 C. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Panduan Wawancara ....................................................45 Tabel 3.2 Lembar Observasi Pembelajaran ....................................................47
v
DAFTAR GAMBAR 1. Kegiatan baris yang biasa dilakukan oleh Ibu GD...................................... 53 2. Kegiatan Morning Circle yang biasa dilakukan oleh Ibbu GD ................... 53 3. Kegiatan yang dilakukanIbu GD sebelum melakukan kegiatan .................. 54 4. Kegiatan inti yang biasa dilakukan oleh Ibu GD ............................................55 5. Ibu GD menyuruh anak mengumpulkan hasil kerja di meja Ibu Guru ...........55 6. Saat kegiatan istirahat di luar kelas ................................................................56 7. Antrimencucitangan .......................................................................................57 8. KegiatanmakanBersama ................................................................................57 9. Kegiatan berdo’a ............................................................................................63 10. Kegiatan bermain sebelum berdo’a ...............................................................65 11. Kegiatan Berdoa setelah belajar.....................................................................67
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman 1. DaftarPesertaDidik .........................................................................................73 2.PedomanWawancar...........................................................................................75 3. Lembar Observasi .......................................................................................... 87 4. LembarObservasiPembelajaran .....................................................................88 5. Hasil Dokumentasi .........................................................................................89 6. Jadwal Penelitian ...........................................................................................91 7. LembarHasilObservasiKecerdasan Spiritual Anak ........................................92 8. CatatanLapangan............................................................................................ 96
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat, cerdas, ceria, dan berahklak mulia, inilah sebait ungkapan indah dan sarat makna yang menjadi semboyan pengasuhan, pendidikan dan pengembangan anak usia dini di Indonesia. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah merupakan proses yang berkesinambungan sejak usia dini. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, maka pendidikan yang diberikan haruslah layak dan sesuai dengan perbedaan individu, karena setiap individu memiliki potensi yang berbeda, baik bakat, minat maupun kecerdasan yang dimiliki (Sujiono,2012:2). Zohar dan Marshall (2001:3-4) beranggapan bahwa kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai. Kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup manusia dalam konteks yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.Kecerdasan spritual merupakan kecerdasan yang memandang makna atau hakikat kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
1
2
Kecerdasan
spiritual adalah ekspresi pemikiran yang muncul dari dalam
kalbu seseorang. Bagi anak, kecerdasan ini akan memacu mereka untuk menemukan dan mengembangkan bakat bawaan, energi dan hasratnya sebagai sumber motivasi yang mempunyai kekuatan luar biasaberhubungan dengan kecerdasan spiritual bagi anak usia dini (Gutama, 2002:40). Selanjutnya Sujiono (2004:122) menguraikan bahwa materi program yang dapat dikembangkan mengajarkan doa atau pujian-pujian kepada Sang Pencipta, membiasakan diri untuk bersikap sesuai ajaran seperti memberi salam, belajar mengikuti tata cara beribadah sesuai dengan agama yang dianut, mengembangkan sikap dermawan, membangun sikap toleransi terhadap sesama.Cara untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini, antara lain melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan dalam prilaku baik lisan, tulis maupun perbuatan, melalui cerita atau dongeng untuk menggambarkan prilaku baik atau buruk, mengamati berbagai buktibukti kebesaran Sang Pencipta seperti beragam binatang dan aneka tumbuhan serta kekayaan alam lainnya, megenalkan dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata, membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Program stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini dapat dilakukan melalui program keteladanan dari orang tua atau orang dewasa sehingga anak terbiasa untuk meniru prilaku baik yang dilihat, melalui program pembiasaan agar anak-anak benar-benar dapat menginternalisasi
suatu
kegiatan,
melalui
kegiatan
spontan
berupa
3
pengawasan terhadap prilaku anak sehari-hari dan melalui pemberian penguatan, dan penghargaan untuk memotivasi anak dalam melakukan berbagai kegiatan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan pada bulan Agustus-September 2012, kecerdasan spritual yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Mekar Indah tersebut belum mencapai kategori memuaskan. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan pengamatan, ada sekitar 25% anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah yang belum terbiasa bersalaman dan mengucapkan salam setiap datang kesekolah dan bertemu dengan guru. Misalnya pada saat anaksampai kesekolah anak tidak bersalaman kepada guru dan tidak mengucapkan salam, bahkan masih banyak anak yang belum tertib saat kegiatan doa. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengamati kecerdasan spiritual anak secara lebih dalam yang dituangkan melalui sebuah penelitian, dalam hal ini peneliti mengambil kelas B1 dan B2 Taman Kanakkanak Mekar Indah Kota Bengkulu yang dijadikan fokus penelitian. Karena kecerdasan spiritual sangat penting untuk mendidik anak tentang prilaku baik dan buruk berdasarkan ketentuan menurut ajaran agama yang dianut. B. Fokus Masalah Fokus penelitian ini adalah “Bagaimana untuk kerja guru dalam mangembangkan kecerdasan spiritual anak dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Mekar
dirumuskan yaitu :
Indah?”.
Adapun
pertanyaan-pertanyaan
yang
4
1.
Bagaimana mengembangkan kecerdasan spritual anak pada saat kegiatan awal pembelajaran di kelas ?
2.
Bagaimana mengembangkan kecerdasan spritual anak pada saat kegiatan inti pembelajaran di kelas ?
3.
Bagaimana mengembangkan kecerdasan spritual pada anak pada saat kegiatan akhir pembelajaran di kelas ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum yaitu untuk mendeskripsikan unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak Mekar Indah.Adapun tujuan khususnya, yaitu : 1.
Mendeskripsikan kecerdasan spriritual anak pada saat melaksanakan kegiatan awal pembelajaran.
2.
Mendeskripsikan kecerdasan spriritual anak pada saat melaksanakan kegiatan inti dalam pembelajaran.
3.
Mendeskripsikan kecerdasan spiritual anak saat melaksanakan kegiatan akhir pembelajaran.
D. Kegunaan Penelitian Kegunaan atau manfaat penelitian ini antara lain : 1.
Secara teoritis diharapkan berguna untuk menambah wawasan dalam upaya mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak di Taman Kanakkanak Mekar Indah Kota Bengkulu.
5
2.
Secara praktis diharapkan berguna untuk menambah pengalaman penulis dalam penelitian ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sekolah tersebut.
BAB II ACUAN TEORITIK
A. Acuan Teori Fokus Penelitian 1.
Unjuk Kerja Dan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran a.
Pengertian Unjuk Kerja Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Badudu dalam (Susanto, 2013:27) kinerja (performance) berarti unjuk kerja diartikan sebagai daya guna melaksanakan kewajiban atau tugas. Unjuk kerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja yang diemban, melaksanakan tugas sesuai dengan bidang dan hasil yang diperoleh dengan baik.Kinerja diartikan
sebagai
gambaran
mengenai
tingkat
pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan, program, atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi (Departemen Pendidikan Nasioanal dalam Susanto, 2013:29). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja merupakan suatu prestasi, hasil atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan dalam pelaksaan kerja, kewajiban, atau tugas. Dalam kaitan dengan unjuk kerja guru dapat diartikan sebagai prestasi, hasil atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran. Adapun yang dimaksud unjuk kerja mengajar guru yaitu seperangkat prilaku nyata yang ditunjukkan guru sesuai dengan tugasnya sebagai
6
7
pengajar. Tugas guru sebagai pengajar mencakup kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengadakan penilaian terhadap pembelajaran tersebut (Susanto, 2013:28). Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar
mengajar
di
kelas
dan
termasuk
bagaimana
dia
mempersiapkan dan mengevaluasinya (Natawijaya dalam Susanto, 2013:29). b. Pengertian Kompetensi Guru SuratKeputusan Mendiknas nomor : 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.Menurut Undang-Undang nomor 14 pasal 7 ayat 1 dijelaskan bahwa dalam permasalahan pendidikan anak usia dini pasti tidak terlepas dari kualitas guru yang mengajar(Yamin & Jamilah, 2010:24). Guru yang profesional harus memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang dan pemerintah dengan memenuhi empat kompetensi Pendidik Anak Usia Dini (PAUD) yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
8
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya(Susanto, 2012:18). Seorang guru anak usia dini haruslah menguasai teknik dalam
pembelajaran.
Hamalik
dalam
Susanto
(2012:275)mengemukakan bahwa guru yang dinilai berkompeten secara profesional apabila memiliki kriteria : (1) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, (2) Guru tersebut mampu melaksanakan peran-perannya secara berhasil,(3) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instruksional) sekolah, dan(4) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas. Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan
mengintegrasikan
pengetahuan,
keterampilan-
keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.Jadi dapat disimpulkan unjuk kerja guru dalam penelitian ini maksudnya adalah kemampuan guru dalam memberikan stimulasi pada anak untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak di sekolah.
9
c.
Perbedaan unjuk kerja dan kompetensi guru Kompetensi atau kemampuan dapat dipandang dari dua konteks. Pertama sebagai indikator kemampuan yang menunjuk kepada perbuatan yang bisa diamati. Kedua sebagai konsep, yang meliputi aspek kognitif, afektif, perbuatan (performance). Sedangkan kinerja adalah sebuah wujud unjuk kerja seseorang atau organisasi secara keseluruhan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan menggunakan
standar
dan kriteria
tertentu sebagai
acuan.Berkaitan dengan kinerja guru, wujud unjuk kerja yang dimaksud adalah berkaitan dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan
kegiatan
pembelajaran,
dan
menilai
serta
mengevaluasi hasil belajar. d. Pengertian Guru Guru menurut Undang Undang nomor 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Yamin & Jamilah, 2010:41).Guru merupakanpendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal (Susanto, 2012:274).
10
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan guru merupakan seorang pendidik spesial di bidang pendidikan, atau ahli pendidikan. e.
Pengertian Pembelajaran Anak Usia Dini Pembelajaran adalah suatu proses membangun situasi serta kondisi belajar melalui penataan pelaksanaan komponen tujuan pembelajaran, materi, metode, kondisi, media, waktu dan evaluasi yang tujuannya adalah pencapaian hasil belajar anak (Yamin dan Jamilah, 2010:24).Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sugandi, dkk (2004:9) pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal yaitu pembelajaran yang datang dari guru ataupengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat internal yaitu prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran menurut Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu siswa
agar
pengalaman
memperoleh
berbagai
itu
laku
tingkah
pengalaman
yang
meliputi
dan
dengan
pengetahuan,
11
keterampilan, dan nilai atau norma berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. f.
Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku over behaviour yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.Proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya didalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran.
g.
Unsur Pembelajaran Menurut Oemar Hamalik(2011:38), mengemukakan unsur– unsur pembelajaran sebagai berikut: (1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru, (2) Motivasi pembelajaran siswa, (3) Kondisi guru siap membelajarkan siswa, (4) Unsur pembelajaran kongruen dengan unsur belajar, (5) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai
12
upaya pembelajaran, (6)Sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada buku pelajaran, pribadi guru, dan sumber masyarakat, (7) Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa sendiri, dan bantuan orangtua, (8) Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif, dan (9) Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu diberikan binaan.
2.
Peran Guru Anak Usia Dini Dalam pembelajaran Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakukan. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young Manan serta Yelon dan Weinstein dalam (Perkuliahan.com edition of : 9193). Adapun peranperan tersebut adalah sebagai berikut : a. Guru Sebagai Pendidik Guruadalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. b. Guru Sebagai Pembimbing Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.Sebagai
13
pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut : (1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai, (2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya terlibat secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis, (3) Guru harus memaknai kegiatan belajar, dan
(4) guru harus melaksanakan penilaian.
c. Guru Sebagai Pelatih Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. d. Guru Sebagai Penasehat Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang
14
kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental. e. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator) Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas seorang guru yaitu menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik. f. Guru Sebagai Model dan Teladan Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
15
oleh guru yaitu : sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan,
gaya
hidup
secara
umum
perilaku
guru
sangat
mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik yaitu guru yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya. g. Guru Sebagai Pribadi Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab
16
kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat. h. Guru Sebagai Peneliti Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian - penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum
diketahui
untuk
meningkatkan
kemampuannya
dalam
melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian. i. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan
17
tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya. j. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan Dunia ini merupakan panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah, peran, dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru berperan untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. k. Guru Sebagai Pekerja Rutin Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta
kegiatan
rutin
yang
amat
diperlukan
dan
seringkali
memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya. l. Guru Sebagai Pemindah Kemah Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta
18
didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan caracara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya. m. Guru Sebagai Pembawa Cerita Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya
dan
berhubungan
dengan
lingkungan,
tanpa
mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan
cerita
manusia
bisa
mengamati
bagaimana
memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.
19
n. Guru Sebagai Aktor Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang aktor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para pendengar. o. Guru Sebagai Emansipator Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan
peserta
didik
dari
“self
image”
yang
tidak
menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri. p. Guru Sebagai Evaluator Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila
20
berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif. q. Guru Sebagai Pengawet Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun dimasa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan. r. Guru Sebagai Kulminator Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
21
Adapun peran guru anak usia dini dalam pembeajaran menurut (Yamin & Jamilah, 2010:43) antara lain :
Sebagai Fasilitator Sebagai Pembimb ing
Sebagai Mediator
Peran Guru Anak Usia DIni Sebagai Evaluator
Sebagai Motivator Sebagai Informator
Dalam hal ini peran guru anak usia dini dalam pembejalaran yaitu
sebagai
pembimbing
dan
motivator,
dimana
sebagai
pembimbing, guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai
pembimbing
perjalanan,
guru
memerlukan
kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut : (1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai, (2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik
22
dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis, (3) Guru harus memaknai kegiatan belajar,dan (4) Guru harus melaksanakan penilaian. Adapun peranan guru sebagai motivator adalahbersikap terbuka, dalam arti guru harus melakukan tindakan yang mampu mendorong kemauan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa. Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal, dalam arti guru harus mampu memberikan gambaran tentang kemampuan dan kelemahan para siswanya, mendorong siswa untuk sekali waktu mengungkapkan perasaannya, membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki
keberanian
dalam
membuat
keputusan.Menciptakan
hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas, dalam menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secar positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu
23
mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya (Susanto, 2013:92). 3.
Kecerdasan Spiritual a.
Pengertian Kecerdasan Spritual Kecerdasan spiritual adalah adanya perkembangan aspek mental yang menggerakkan seseorang untuk menerima konsep agama dan sukarela (Rahman, 2005:50). Sedangkan pengertian kecerdasan spiritual seperti yang dikembangkan oleh Danar Zohar dan Ian Marshal dalam Agustian(2001:59) merupakan suatu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain, kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melaui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia seutuhnya, dan memiliki pola kemampuan, semua karena Tuhan. Dengan pengertian seperti itu, kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Menurut
Munandar
(2001:122)
kecerdasan
spiritual
tersusun dalam dua kata yaitu “kecerdasan” dan “spritual”, kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang menuntut kemampuan fikiran. Berbagai batasan-batasan yang ditemukan oleh
24
para ahli didasarkan pada teorinya masing-masing. Selanjutnya, Munandar menyebutkan bahwa Intelegence dapat pula diartikan sebagai kemampuan mempelajari sesuatu, kemampuan menangani situasi-situasi baru. Beberapa kecerdasan spiritual anak yang akan diteliti yaitu : (a) Kecerdasan spiritual anak disaat anak bersalaman dan mengucapkan salam kepada guru, (b) Kejujuran anak disaat ia berkata dan melakukan suatu kegiatan, (c) Sikap sabar anak dalam menunggu giliran, (d) Sopan santun yang dilakukan anak disekolah kepada guru dan sesama teman, (e) Berdo’a saat melakukan dan sesudah melakukan kegiatan. Dari beberapa poin diatas akan dapat terlihat berapa persen anak yang kecerdasan spiritualnya sudah berkembang dan bagaimana juga cara guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak tersebut. b. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual Kecerdasan spirutal memiliki ciri-ciri tertentu, Mahayana (2005:27) menyebutkan seseorang dapat dikatakan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi bila memiliki ciri-ciri seperti : 1) Memiliki prinsip dan visi yang kuat Prinsip adalah kebenaran yang dalam dan mendasar ia sebagai pedoman berprilaku yang mempunyai nilai yang langgeng dan produktif. Prinsip manusia secara jelas tidak
25
akan berubah, dimana cara kita mengerti dan melihat prinsip tersebut. Semakin banyak kita tahu mengenai prinsip yang benar semakin besar kebebasan pribadi kita untuk bertindak dengan bijakasana. Paradigma adalah sumber dari semua tingkah laku dan sikap, dengan menempatkan kita pada prinsip yang benar dan mendasar maka kita juga menciptakan peta atau paradigma mendasar mengenai hidup yang benar, dan pada unjungujungnya adalah hidup yang efektif. 2) Memiliki
Kemampuan
Dalam
Melihat
Kesatuan
dan
Keragaman Seorang dengan spiritualitas yang tinggi mampu melihat
ketunggalan
dalam
keragaman.Kemampuan
ini
merupakan prinsip yang mendasari kecerdasan spiritual yang meliputi melihat gambaran yang menyeluruh, ia termotivasi oleh nilai pribadi yang mencakup usaha menjangkau sesuatu selain
kepentingan
pribadi
demi
kepentingan
masyarakat.Contohnya yaituketika seorang anak melihat temannya tidak bersalaman dan mengucapkan salamkepada ibu guru saat tiba disekolah, maka anak tersebut akan mengajak temannya bersalaman kembali kepada ibu guru. 3) Memiliki Kemampuan Untuk Memaknai Kenikmatan dan Ujian dari Tuhan Yang Maha Esa
26
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan mampu memaknai dan menemukan makna terdalam dari segala sisi kehidupan, baik karunia Tuhan yang berupa kenikmatan atau ujian dari-Nya. Kenikmatan dan ujian itu merupakan wujud kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.Makna bersifat substansial, berdimensi spiritual.Makna adalah penentu identitas sesuatu yang paling signifikan. Dengan adanya ujian itu manusia bisa lebih dekat dengan penciptanya.Selain itu, ujian yang diberikan Tuhan Yang
Maha
Esa
dapat
mendewasakan
spiritual
manusia.Contohnya : Disaat guru mengajarkan kepada anak didik untuk selalu mengucapkan “Alhamdulillah” ketika si anak
mendapatkan
diinginkannya.
Dan
kenikmatan mengucapkan
atau
sesuatu
yang
“Astaghfirullah“disaat
mendapatkan kesulitan atau ujian. 4) Memiliki Kemampuan Untuk Memahami Arti dari Kesulitan dan Penderitaan Pelajaran yang paling berarti dalam kehidupan manusia adalah pada waktu ia sadar bahwa kesulitan dan penderitaan adalah bagian penting dari substansi yang akan mengisi dan mendewasakan sehingga ia menjadi lebih matang, kuat dan lebih siap menjalani kehidupan yang penuh rintangan dan penderitaan. Pelajaran tersebut akan meneguhkan pribadinya
27
setelah ia dapat menjalani dan berhasil untuk mendapatkan apa maksud terdalam dari pelajaran tadi. Kesulitan akan mengasah dan menumbuhkembangkan, hingga pada proses pematangan dimensi spiritual manusia. SQ yang tinggi mampu memajukan seseorang karena pelajaran dari kesulitan dan kepekaan terhadap hati nuraninya. Contohnya : ketika guru memberikan kegiatan mencocok untuk melatih kesabaran anak. Khavari, (2010:62) mengemukakan bahwa untuk menguji kecerdasan spiritual seseorang, dapat dilihatdari : a.
Dari sudut pandang spiritual keagamaan (relasi vertikal, hubungan dengan Yang Maha Kuasa). Sudut pandang ini akan melihat sejauh manakah tingkat relasi spiritual dengan Sang Pencipta. Hal ini dapat diukur dari segi komunikasi dan identitas spritual individu dengan Tuhannya.Meninfestasinya dapat terlihat dari pada frekuensi doa, makhluk spiritual, kecintaan kepada Tuhan yang bersemayam dalam hati, dan rasa syukur kehadirat-Nya. Khavari lebih menekankan segi ini untuk melakukan pengukuran tingkat kecerdasan spiritual, karena apabila keharmonisan hubungan dan relasi spiritual keagamaan seseorang semakin tinggi maka semakin tinggi pula tingkat kualitas kecerdasan spritualnya.
28
b.
Relasi Sosial Keagamaan Dari kata-kata diatas bisa diartikan bahwa sosial keagamaan merupakan wujud kecerdasan spiritual yang saling membutuhkan kepada manusia lainnya.Kecerdasan spiritual akan tercermin pada ikatan kekeluargaan antar sesama, peka terhadap kesejahteraan orang lain dan makhluk hidup lain, bersikap dermawan. Perilaku merupakan wujud dari keadaan jiwa, maka kecerdasan spiritual yang ada dalam diri individu akan termaninfestasi dalam prilakunya. Dalam hal ini SQ akan wujud dalam sikap sosial. Jadi kecerdasan ini tidak hanya berurusan dengan ke-Tuhanan atau masalah spiritual, namun akan mempengaruhi pada aspek yang lebih luas terutama hubungan antar manusia.Contohnya : salah satu seorang anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah sakit, maka guru mengajak anak yang lainnya untuk menjenguk temannya tersebut. Inilah wujud dari sosial keagamaan yang bisa dilatih sejak dini.
c.
Etika Sosial Etika sosial sangat penting bagi kehidupan kita, sebagai manusia kita harus mempunyai etika yang baik, agar bisa diterima oleh manusia lainnya.Sudut pandang ini dapat menggambarkan tingkat etika sosial sebagai maninfestasi dari
29
kualitas
kecerdasan
kecerdasan
spiritual.Semakin
spiritualnya
semakin
tinggi
tinggi
tingkat
pula
etika
sosialnya.Hal ini tercemin dari ketaatan seseorang pada etika dan moral, jujur, dapat dipercaya, sopan, toleran dan anti terhadap kekerasan. Dengan kecerdasan spiritual maka individu dapat menghayati arti dari pentinganya sopan santun, toleran dan beradap dalam hidup. Hal ini menjadi panggilan intrinsik dalam etika sosial, karena sepenuhnya kita sadar bahwa ada makna simbolik kehadiran Tuhan dalam kehidupan seharihari yang selalu mengawasi atau melihat kita dalam diri kita maupun gerak-gerik kita, dimanapun dan kapanpun, apa lagi kaum beragama, inti dari agama adalah moral dan etika. Sebagai contohmengucapkan salam ketika bertemu orang lain, dan mengucapkan salam ketika masuk dan keluar rumah. Ini merupakan salah satu contoh sudut pandang dari etika sosial yang menegakkan sopan santun, hal ini dapat dikembangkan kepada anak usia dini melalui pembiasaan sehari-hari. c.
Tujuan Membentuk Kecerdasan Spiritual Sejak Dini Tujuan dari kecerdasan spiritual yaitu mengembangkan dan menumbuhkaan sikap keagamaan dan mampu menyadari dirinya. Dalam usaha pembentukan kecerdasan spiritual sejak dini adalah
30
dengan penanaman pendidikan agama menjadi sesuatu yang sangat signifikan (Yamin &Jamilah, 2010:22). Pendidikan
agama merupakan
hal
terpenting
dalam
kehidupan di dunia, sebab memusatkan pada perbaikan spiritual, disiplin diri dan perbaikan tingkah laku disamping itu juga memperhatikan tentang kaidah-kaidah utama tentang akhlak mulia serta keteladanan yang baik.Puncak dari kecerdasan spiritual adalah pemahaman diri sendiri yang pada muaranya akan memahami hakikat Sang Khaliq. Barang siapa yang mengenal dirinya sendiri, maka ia akan mengenal Tuhannya. Dalam ungkapan al-Ghazali, istilah kecerdasan spiritual yaitu disamakan dengan kecerdasan qalbiyah. Menurutnya tujuan puncak kecerdasan spiritual atau kecerdasan qalbiyah adalah mencapai tazk iyah alnafs (pensucian jiwa) yang optimal dengan keuletan melaksa nakan arriyadhah (latihan-latihan spiritual). Adapun tujuan pembentukan kecerdasan spiritual bagi anak usia dini diantaranya adalah : (a) Untuk selalu mengabdi hanya kepada Allah sejak usia dini, (b) Untuk membentuk manusia yang tenang dan damai dalam batinnya sejak usia dini, (c)Untuk membentuk manusia bersikap positif sejak usia dini. (d) Untuk membentuk manusia yang tahan bantin dalam mengarungi kehidupan di dunia ini (Khavari, 2010:62).
31
d. Karakteristik Kecerdasan Spiritual Hendricks (dalam Boyatzis, 2002:23) mengemukakan karak teristik siswa yang memilki kecerdasan spritual adalah :(1) Memiliki integritas keimanan (fitrah), (2) Terbuka,(3) Mampu menerima kritik, (4) Rendah hati, (5) Mampu menghormati orang lain dengan baik (toleran), (6) Terinspirasi oleh visi, (7) Mengenal diri sendiri dengan baik, (8) Memiliki spiritualitas yang kokoh,dan (9) Selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain. e.
Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini Menurut psikolog Darmawan (2006:38) terdapat tingkatan kecerdasan Spiritual anak antara lain: Spiritual yang hidup, bahagia, damai, dan arif.Adapun langkah yang dapat dilakukan orang tua atau guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak
menurut
Darmawan
(2006:35)
ada
lima
tingkatan
kecerdasanspiritual anak yang tersebut diatas. 1) Spiritual yang hidup Untuk mencapai tingkat Spiritual yang hidup anak harus diajak untuk mengenal penciptanya. Hanya orang yang mengenal pencipta saja yang spiritualnya hidup. Untuk itu orang tua harus memperkenalkan anak pada Pencipta-Nya melalui
ciptaan-Nya.
Hal-hal
yang dapat
mengundang
kekaguman anak seperti pemandangan atau makhluk ciptaan-
32
Nya dapat diperkenalkan melalui cerita atau nasyid. Sehingga anak dapat lebih menghayati dan mengagumi kebesaran Allah. 2) Bahagia secara spiritual Untuk bahagia spiritual yang dibutuhkan tidak hanya komunikasi. Anak juga dibimbing untuk memiliki kerinduan kepada Allah SWT. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan anak untuk beribadah secara rutin. Misalkan sholat lima waktu. 3) Damai secara Spiritual Pada tingkatan ini orang tua harus menghidupkan kecintaan kepada Allah SWT. Artinya, orang tua harus mengajarkan kepada anak bahwa semua yang dicintai di dunia ini haruslah tidak melebihi kecintaan terhadap Allah. Kesiapan anak untuk berbagi dengan orang lain, berinfak, mengerjakan ibadah tanpa mengeluh dan sebagainya. 4) Arif secara Spiritual Pada tingkatan ini, anak memiliki kecenderungan untuk memperluas lapangan ibadah, dan tidak merasa cukup dengan apa yang telah dilakukan setiap kesempatan, setiap momen selalu digunakan memperluas lapangan ibadah.Untuk bahagia spiritual yang dibutuhkan tidak hanya komunikasi. Anak juga dibimbing untuk memiliki kerinduan kepada Allah SWT. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan anak untuk
33
beribadah
secara
rutin.
Misalkan
sholat
lima
waktu
(Darmawan, 2006:36). Kecerdasan spiritual pada anak adalah kemampuan berinteraksi,
berkomunikasi,
dan
beradaptasi
dengan
lingkungan ruhaniyahnya yang bersifat transedental. Indikasi Kecerdasan Spiritual pada anak usia dini dapat kita lihat, yaitu: a) Dekat,
mengenal,
dan
berjumpa
dengan
Tuhannya.
Merasakan kehadiran, jujur dan pengawasan Tuhannya, dan tersingkapnya alam trasedental. b) Amanah, menyampaikan yang sebenarnya/proporsional. c) Memahami hikmah/hakekat kebenaran, konsisten, tulus, malu melakukan perbuatan dosa. Indikasi-indikasi tersebut dapat dilakukan yakni dengan penanaman keimanan pada anak. Hal ini dapat kita pelajari lewat proses kehidupan Rasulullah Saw selama bergaul dengan anak-anak dan langkah-langkah yang dilakukan beliau dalam membina dan mendidik pribadi mereka. Al-ghazali, menjelaskan secara khusus cara menanamkan ke-Imanan pada anak sejak dini adalah dengan menekankan kemampuan hafalan. Karena metode hafalan merupakan proses awal untuk menapaki pada proses pemahaman. Seorang anak yang
hafal
terhadap
sesuatu
kemudian
berusaha
memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan
34
kukuh, yang pada akhirnya membuat anak tersebut akan membenarkan apa yang telah diyakini sebelumnya. Hal ini merupakan proses pembenaran dalam sebuah keImanan yang dialami anak pada umumnya. Walaupun ada dan diakui juga, bahwa Allah SWT memberikan keutamaan pada sebagian anak dengan menanamkan keimanan langsung kedalam jiwanya tanpa harus melalui langkah-langkah semacam diatas.Anak dengan cara yang sederhana sesuai usia, perlu disibukkan dengan banyak membaca Al-Qur’an dan dikenalkan
tafsirannya,
serta
mempelajari
hadist-hadist
Rasulullah Saw. Disamping itu, mereka juga harus disibukkan dengan amalan-amalan keseharian yang bernuansa ritual ubudiyah. Karena ketika anak tengah membaca Al-Qur’an dan hadist, serta mempelajari artinya, maka secara tidak langsung, keImanan yang sudah tertanam dalam jiwanya semakin bertambah.Dengan
banyak
melakukan
berbagai
ibadah
keseharian, secara tidak disadari juga, sinar keImanan dan cahaya hidayah akan meresap kedalam jiwanya.
35
4.
Unjuk Kerja Guru Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Menurut Anwar (2004:87) kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti unjuk kerja atau prestasi kerja seseorang. Kinerja dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1999:1107) berarti prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja, sedangkan unjuk kerja berarti cara bekerja, perilaku atau penampilan. Oleh karena itu pengertian unjuk kerja identik dengan kinerja atau prestasi kerja. Unjuk kerja guru berhubungan dengan perilaku guru yaitu berbagai aktivitas guru yang berkaitan dengan tanggung jawab, wewenang, dan tugas guru. Unjuk kerja guru atau kinerja guru menurut Whitemore (1997:104) adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Lebih lanjut Surya (2003:200) mengatakan unjuk kerja guru tidak terbatas hanya sebagai pengajar dalam artian hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi lebih meningkat sebagai perancang pengajaran (designer of instruction), pengelola pengajaran (manager of instruction), penilai hasil belajar siswa (evaluator of student), dan pengarah belajar (director of learning). Dalam hal pengarah belajar, Anwar (2004:127) mengatakan guru harus memahami benar bahwa siswa mereka sangat heterogen, baik dalam hal sifat, sikap, adat, kebiasaan, kemampuan menangkap pelajaran, kemampuan menjawab atau menyelesaikan soal, kemampuan beradaptasi dan sebagainya.
36
Kecerdasan spiritual merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan anak yang sangat penting bagi perkembangan kecerdasan anak usia dini. Masaong (2010:38) mengemukakan beberapa langkah mengembangkan
kecerdasan
yaitu:(a)Menanamkan siswa,(b)Menyediakan
sifat
spiritual sabar,
lingkungan
dalam
jujur
dan
belajar
pembelajaran, ikhlas
yang
pada
produktif,
(c)Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis, (d) Menciptakan sikap kasih sayang, empati dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh siswa lain, (e) Membantu siswa menemukan solusi terhadap setiap masalah yang dihadapinya, (f) Melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajaran baik secara fisik, sosial maupun emosional dan spiritual, (g) Merespon setiap prilaku peserta didik secara positif dan menghindari respon yang negatif, (h) Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam pembelajaran,(i)Mendisiplinkan peserta didik dengan tegas dan penuh kasih sayang. B. Kerangka Konseptual Adapun kerangka konseptual dalam penelitian iniaplikasi penerapan dijelaskan dalam pon-poin yang termasuk pada kegiatan awal, inti dan akhir antara lain :
37
Pembelajaran
KecerdasanSpiritua lAnak
KegiatanAwal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
1. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru. 2. Sabar menunggu giliran. 3. Sopan santun kepada guru dan teman. 4. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
1. Jujur saat menjawab pertanyaan. 2. Sabar menunggu giliran. 3. Sopan santun kepada guru dan teman.
1. Jujur saat menjawab pertanyaan. 2. Sabar menunggu giliran. 3. Sopan santun kepada guru dan teman. 4. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
Unjuk Kerja Guru a. Menanamkan sifat sabar, jujur dan ikhlas pada anak. b. Menyediakan lingkungan belajar yang produktif. c. Melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajaran baik fisik sosial maupun sosial emosional dan spiritual d. Merespon setiap prilaku peserta didik secara positif dan menghindari respon negatif e. Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam pembelajaran
Unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak pada saat kegiatan awal, inti dan akhir sudah mulai berkembang
C. Hasil Penelitian Yang Relevan Pada dasarnya suatu penelitian yang dibuat dapat memperhatikan penelitian lain yang dapat dijadikan bahan rujukan dalam mengadakan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
38
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2006) skripsi yang berjudul“Peranan Orang Tua Dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak Dalam Keluarga”.Kesimpulan Dalam penelitian ini bahwa langkah-langkah yang harus diperhatikan orang tua dalam pembinaan kecerdasan spiritual anak yaitu jadikan kita “gembala spiritual” yang baik, bantulah anak untuk merumuskan “misi” hidupnya, ajarkan Al-Quran bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan. Ceritakan kisah-kisah nabi dan rasul serta kisah teladan lainnya. Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, bacakan puisi-puisi atau lagu-lagu yang spiritual dan insipirasional, bawa anak untuk menikmati keindahan alam, ikut sertaakan anak dalm kegiatan-kegiatan sosial dan jadikan cermin positif bagi anak. Upaya orang tua dalam membina kecerdasan spiritusl anak dalam keluarga adalah melalui 4 jalan tugas, yaitu melalui jalan pengasuhan, pengetahuan perubahan pribadi, persaudaraan dan jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian. D. Keterbatasan Peneliti Yang dimaksud dengan unjuk kerja guru yaitu cara bekerja, perilaku atau penampilan, serta prestasi dan berbagai aktivitas guru yang berkaitan dengan tanggung jawab, wewenang, dan tugas guru. Dengan unjuk kerja, seorang guru dapat mengetahui batas kemampuan, tanggung jawab dan tugas seorang guru dengan baik. Usaha guru atau pendidik anak usia dini untuk semakin menumbuhkan dan mengembangkan moral dan nilai-nilai agama anak adalah agar anak dapat memilik kecerdasan moral dan spritual.
39
Kecerdasan spiritual adalah adanya perkembangan aspek mental yang menggerakkan seseorang untuk menerima konsep agama dan sukarela. Agar kecerdasan spiritual anak dapat berkembang dengan baik dan sesuai harapan orang tua dan guru hendaknya memperhatikan tingkat kecerdasan spiritual anak sejak dini, karena kecerdasan spiritual sangat penting untuk mendidik anak tentang prilaku baik dan buruk berdasarkan ketentuan menurut ajaran agama yang dianut. Dengan unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah yang dilakukan pada kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir, tingkat kecerdasan spiritual anak usia dini harus diketahui dan dikembangkan sejak dini melalui pembelajaran.
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskripsi kualitatf,yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang berpengaruh pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersikap induktif, memberikan permasalahan-permasalahan yang muncul dari data dan diberikan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatancatatan. (Sukmadinata, 2006:60). Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama yaitu (1) Menggambarkan dan mengungkapkan (2) Menggambarkan dan menjelaskan (Sukmadinata : 661). B. Subjek Penelitian Adapun subjek dalam penelitian ini guru kelompok B1 dan B2 yaitu ibu GD dan ibu AL Taman Kanak-kanak Mekar Indah kota Bengkulu.
40
41
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu yang beralamat di jalan Rinjani 10 RT. 10 Nomor 02 kelurahan jembatan kecil, kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Agustus-Nopember 2012 dan dilakukan selama 4 bulan (Lihat Lampiran 1). D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori (Iskandar, 2009 : 118). Jenis data yang diperlukan dalam proses penelitian ini dapat menjadi dua: a.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara dengan mengamati setting dan mewawancarai para informan yang kompeten dengan fokus masalah yang diteliti. Data ini berupa teks hasil pengamatan dan wawancara dengan informan yang sedang dijadikan subjek dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. Data yang diusahakan atau didapat sendiri, dengan melakukan wawancara pengukuran atau penelitian langsung ke lapangan(Iskandar, 2009 : 118).
42
b.
Data Sekunder Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data tersebut ialah : (1) Data bentuk teks (dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk), (2) Data bentuk gambar (foto, animasi, billboard), (3) Data dalam bentuk suara (hasil rekaman kaset) (4) Data statistik, (5) Kombinasi teks, gambar dan suara (film, video, iklan di televisi, dll) (Iskandar, 2009 : 118). Data yang diperoleh didapat dari hasil dokumentasi atau melihat langsung pada lokasi atau tempat pelaksanaan pembelajaran di Taman Kanak-kanak Mekar Indah dan data yang diperlukan disini adalah sejarah singkat Taman Kanak-kanak Mekar Indah, letak geografisnya, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana dan struktur organisasi sekolah. Data ini diperoleh berdasarkan wawancara secara langsung kepada Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Mekar Indah.
2. Sumber Data Yang menjadi sumber data dalam penelitian adalah unjuk kerja guru dalam pembelajaran diTaman Kanak-kanak Mekar Indahdalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak yang dapat membantu memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
43
E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara sering juga disebut dengan kuisioner lisan atau interview. Kuisioner lisan ini merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara. Secara fisikinterview dapat dibedakan atas interview terstruktur dan interview tidak trstruktur. Menurut Arikunto (2003:83) wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka dan mendengarkan secara langsung iformasiinformasi atau keterangan-keterangan. Dalam penelitian ini menggunakan metode wawacanra terpimpin atau yang disebut interview guideyaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah guru-guru Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu dan Kepala Sekolah dengan terlebih dahulu mempersiapka panduan pokok-pokok masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu dan apa saja yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang ada disekolah tersebut. Hasil wawancara diperoleh melalui rekaman atau pencatatan ditulis kembali dalam bentuk deskriptif. Catatan hasil wawancara ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama memuat identitas informan, tempat dan waktu wawancara dilaksanakan, serta topik yang diperbincangkan. Bagian kedua memuat pernyataan informan penelitian. Bagian ketiga berisi tangagapan peneliti
44
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Panduan Wawancara No
Variabel Unjuk Kerja Guru Dalam Meningkatkan Keceradasan Spiritual Anak Usia Dini
1.
Petanyaan Bagaimana unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu ?
2.
Apa saja yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang ada di Taman kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu?
3.
Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak, langkah apa yang dilakukan guru ?
4.
Ketika anak baru datang dan bertemu dengan teman serta guru, apakah anak mengucapkan salam terlebih dahulu?
5.
Ketika akan melakukan dan sesudah melakukan kegiatan, apakah guru membiasakan anak untuk berdoa terlebih dahulu?
6.
Adakah program khusus yang disusun oleh guru untuk mengajar agar kecerdasan spiritual anak dapat berkembang dengan baik?
7.
Bagaimana cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak?
2. Observasi Menurut Narkubo dan Abu Ahmad (2003:70) observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diamati.Menurut Arikunto (2006:154)
45
Observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini hal-hal yang akan diobservasi unjuk kerja guru dalam pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan spirirtuala anak usai dini. Hasil observasi dituangkan secara lengkap di buku catatan lapangan. Format catatan lapangan terdiri atas tiga bagian Bagian pertama berisi tempat, waktu, dan judul kejadian. Bagian kedua berisi rekonstruksi suasana dan dialog. Bagian ketiga berisi tanggapan pengamat atau peneliti (Lihat Lampiran 3). Tabel 3.2 Lembar Observasi Pembelajaran No 1
2
3
Komponen
Aspek Yang Diamati
Perencanaan a. Silabus pembelajaran b. RPP c. Program Tahunan d. Program Semester e. Lembar Penilaian f. Kalender Pendidikan Pelaksanaan a. Pembukaan pelajaran Proses b. Interaksi dengan siswa belajar c. Penggunaan metode mengajar mengajar d. Penggunaan media/ alat peraga pembelajaran e. Respon dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran f. Penggunaan waktu g. Teknik penguasaan kelas h. Cara memotivasi siswa i. Pemanfaatan lingkungan sekitar j. Penutupan pembelajaran Waktu a. Waktu penilaian Penilaian b. Bentuk dan jenis penilaian c. Tindak lanjut penilaian
Hasil Ada Tidak
46
3. Dokumentasi Dokumentas berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, cacatan harian dan sebagainya. (Arikunto, 2006:1580). Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah catatan tertulis mengenai data diri anak dan guru serta Rancangan Kegiatan Harian (RKH) dan Rancangan Kegiatan Mingguan (RKM). F. Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifaturaian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperolehakan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton dalam Moleong (2001:103), analisis data adalah “prosesmengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori danuraian dasar”. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnyakedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitiankualitatif adalah menemukan teori dari data.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahmenggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin(2003:70), yaitu sebagai berikut:
47
Penyajian Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Simpulan : Verifikasi
Gambar 3.1 Proses Analisis Data 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisisdata. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah denganmenggunakan wawancara dan studi dokumentasi. 2. Penyajian Data Penyajian dalam bentuk tulisan yang merupakan gambaram umum tentang kesimpulan hasil pengamatan.Dalam penelitan ini,penyajian data dalam bentuk tulisan digunakan untuk memberikan informasi tentang unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak usia dini. 3. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatianpada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatantertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan datadimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuatgugus-gugus, menulis memo dan sebagainya
48
dengan maksud menyisihkandata/informasi yang tidak relevan.Memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya tentang unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu 4. Verifikasi data ataumenarik kesimpulan, Verifikasi data ataumenarik kesimpulan, yaitu memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian dilapangan dan merupakan jawaban rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tentang unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalambentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan,pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut
dilakukan
untuk
mendapatkan
keabsahan
data
dengan
menelaahseluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangandan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melaluimetode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi (Bungin, 2001 : 144)
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian deskriptif kualitatif ini dilaksanakan di Taman KanakKanak Mekar Indah Kota Bengkulu dengan melibatkan 2 orang guru yang dijadikan responden penelitian dalam hal ini diinisialkan Ibu GD dan Ibu AL guru kelompok B1 dan B2. Peneliti melakukan pengamatan sebanyak 4 kali seminggu yaitu setiap hari senin sampai hari kamis selama lebih kurang empat (4) bulan yaitu dari bulan September 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Penelitian yang dilakukan ini tentang unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak melalui proses kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berbagai hal yang disajikan dalam deskripsi data yang dimaksud ialah hasil observasi, dan studi dokumenter yang dilaksanakan dalam proses penelitian lapangan secara terpusat. 1.
Hasil Sajian Yang DiLakukan Oleh Ibu GD a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran selama peneliti melakukan pengamatan dalam pelaksanaan penelitian lebih kurang empat (4) bulan berturut-turut, setiap harinya ibu GD melaksanakan pembelajarannya secara berurutan tanpa ada variasi. Hal ini terlihat
49
50
sama. Hanya beberapa hari saja ibu GD melakukan kegiatan yang berbeda. Setiap ibu GD tiba disekolah ia menyapa anak-anak dan mengucapkan salam, ketika lonceng berbunyi Ibu GD mengajak anakanak untuk berbaris di halaman dan bernyanyi bersama seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 kegiatan baris yang biasa dilakukan Ibu GD Untuk menarik perhatian anak, ibu GD memberikan permainan bagi barisan mana yang paling rapi itu yang akan dipersilahkan untuk memasuki ruangan terlebih dahulu. Anak-anak masuk ke dalam ruangan aula untuk bergabung dengan anak-anak dari kelas lainnya, Ibu GD mengkondisikan ruangan supaya lebih tenang agar kegiatan morning circle dapat dilaksanakan. Hal ini rutin dilakukan oleh ibu GD selama peneliti melakukan pengamatan dalam 64 kali pertemuan.
51
Gambar 4.2. kegiatan Morning Circle yang dilakukan biasa dilakukan oleh Ibu GD Sebelum
kegiatan
mornig
circle
dilakukan
Ibu
GDmenanyakan kabar anak dan mengajak anak-anak bernyanyi kemudian berdoa bersama. Doa yang setiap pagi dibaca oleh anakanak yaitu doa sebelum belajar, mengucapkan dua kalimat syahadat, kemudian dilanjutkan dengan zikir bersama, dan terakhhir tepuk wudhu, ini berarti kegiatan morning circleselesai dilaksanakan, Ibu GD mempersilahkan anak-anak memasuki ruang kelas masingmasing. Kemudian Ibu GD mempersiapkan pembelajaran pada kegiatan inti.
52
b. Kegiatan Inti
Gambar 4.3 kegiatan yang dilakukan Ibu GD sebelum melakukan kegiatan inti
Pada kegiatan inti Ibu GD memulai kegiatan dengan mengkondisikan anak terlebih dahulu. Kemudian, mempersiapkan media, alat dan bahan ajar, mempersilahkan anak untuk duduk dengan rapi, Ibu GD mulai mengenalkan tema dan kegiatan yang akan dilakukan setiap harinya. Sebelum kegiatan dimulai Ibu GD mengajak anak bernyanyi sesuai dengan tema pada hari itu dan sebelum kegitan dimulai Ibu GD selalu mengingatkan anak untuk membaca bismillah terlebih dahulu. Ibu GD mempersilahkan anak melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung agar anak-anak tertib dalam melaksanakan pembelajaran, Ibu GD mengawasi anak seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini:
53
Gambar 4.4 kegiatan Inti Yang Biasa Dilakukan Oleh Ibu GD
Hanya pada pertemuan kesepuluh dan kedua puluh lima saja ini GD membimbing dan memotivasi anak yang mengalami kesulitan selama proses pembelajaran. Setelah anak-anak selesai Ibu GD meminta anak untuk mengumpulkan hasil kerja anak diatas meja guru dengan rapi dan tertib, seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 4.5 Ibu GD Menyuruh Anak Mengumpulkan Hasil Kerja di Meja Guru
54
SelanjutnyaIbu GD meminta anak untuk duduk rapidan bersama-sama
mengucapkan
Alhamdulillah
telah
selesai
melaksanakan pembelajaran. Ibu GD nempersilahkan anak-anak untuk bermain di luar kelas, dan tidak lupa Ibu GD selalu mengiingatkan agar anak-anak bermain dengan tertib dan tidak boleh saling mengganggu. c. Kegiatan Istirahat Pada kegiatan Istirahat anak diberikan kebebasan bermain di luar kelas tanpa pengawasan secara dekat, seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 4.6 saat kegiatan istirahat di Luar Kelas Setelah kegiatan istirahat bermain di luar kelas selesai, dilanjutkan lagi dengan kegiatan makan bersama. Sebelum kegiatan makan dimulai Ibu GD selalu mengajak anak berbaris kemudian mencuci tangan dengan tertib sambil membaca bismillah sebelum mencuci tangan.
55
Gambar 4.7 antri mencuci tangan Setelah ituanak-anak diminta untuk masuk kedalam kelas dan Ibu GD kembali mengkondisikan anak supaya tertib sebelum berdoa. Ibu GD memimpin anak berdoa sebelum makan dan menyampaikan sedikit makna atau arti doa yang dibacakan(doa sebelum makan, yang mana doa tersebut mengajarkan bahwa kita harus banyak bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah S.W.T kepada umatnya) seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 4.8 kegiatan makan bersama Setelah kegiatan makan selesai, Ibu GD memimpin kembali doa setelah makan. Dan meminta anak untuk merapikan alat makannya masing-masing.
56
d. Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir Ibu GD mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan pada hari itu,dan menyampaikan kegiatan pembelajaran untuk esok harinya. Kemudian Ibu GD menyiapkan anak-anak untuk bersiap pulang. Sebelum keluar dari kelas Ibu GD mengajak anak untuk berdoa sebelum pulang dengan membaca surat an-anshr, doa kedua orang tua, dan diakhiri dengan doa keselamatan dunia dan akhirat. Selama peneliti mengamati Ibu GD dalam 64 kali pertemuan ia tidak pernah mengajak anak untuk bernyanyi pada saat kegiatan akhir. Setelah itu Ibu GD mengajak anak untuk mengingat kembali rukun iman dan rukun islam. Ibu GD menyiapkan barisan di depan kelas dan sebelum anak-anak dikembalikan kepada orang tuanya, Ibu GD mengucapkan salam kepada anak-anak dan mengingatkan untuk tidak lupa belajar dirumah. 2.
Hasil Sajian Yang Dilakukan Oleh Ibu AL a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran selama peneliti melakukan pengamatan dalam pelaksanaan penelitian lebih kurang empat (4) bulan
berturut-turut,
setiap
harinya
ibuAL
melaksanakan
pembelajarannya secara berurutan. Setelah tiba disekolah ibu AL mengajak anak untuk bersalaman dan saling menyapa dan mengucapkan salam ketika lonceng berbunyi ibu AL sudah berdiri
57
dihalaman dan menunggu anak-anak untuk baris dihalaman. Seraya mempersiapkan anak-anak baris-berbaris ibu AL selalu mengajak anak-anak bernyanyi bersama-sama. Ketika memasuki ruangan aula, ibu AL selalu mengingatkan anak-anak untuk merapikan sandal mereka sebelum memasuki ruangan, setelah itu, ibu AL mengajak anak-anak untuk bermain. Salah satu permainan yang biasa dimainkan yaitu bermain lingkaran besar-lingkaran kecil, dan masih ada permainan lainnya. Selanjutnya Ibu AL mengajak anak untuk berhitung dan membaca doa sebelum belajar. Setiap hari kegiatan pembelajaran selalu divariasikan, kadang dilakukan kegiatan main diluar kelas sebelum pembelajaran, kadang juga langsung masuk ke dalam kelas. Hal ini dilakukan oleh ibu AL dengan tujuan agar anak tidak merasa jenuh dan bosan dengan kegiatan yang menoton. b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, sebelum memberikan pelajaran Ibu AL selalu mengajak anak mendengarkan cerita terlebih dahulu yang berhubungan dengan tema hari itu. Setelah itu Ibu AL mengadakan tanya jawab tentang isi cerita yang telah diceritakan. Ibu AL memulai pembelajaran sesuai tema hari itu. Setiap Ibu AL mengajar ia selalu terpaku dengan buku kerja anak. Tanpa ada pengembangan kajian materi dari Ibu AL sendiri. Setelah memberikan tugas kepada anak dan menerangkannya, Ibu AL duduk di meja guru, dan membiarkan anak untuk mengerjakan tugasnya hingga selesai. Hanya sesekali
58
IbuAL melihat dan menenangkan anak-anak jika anak dalam keadaan ribut. Setelah anak-anak menyelesaikan tugasnya, Ibu AL meminta anak untuk mengumpulkan tugasnya diatas buku yang telah tersedia di pojok meja guru dan anak-anak diminta untuk merapikan alat tulisnya diloker masing-masing. Anak-anak kembali duduk ditempat masingmasing dan Ibu AL mengajak anak-anak bernyanyi sebelum meninggalkan ruangan untuk beristirahat. c. Kegiatan Istirahat Pada kegiatan Istirahat anak diberikan kebebasan bermain di luar kelas tanpa pengawasan secara dekat. Setelah kegiatan istirahat bermain di luar kelas selesai, dilanjutkan lagi dengan kegiatan makan bersama. Sebelum makan, Ibu AL membariskan anak-anak didepan kelas untuk mencuci tangan sebelum makan. Kemudian, Ibu AL meminta anak-anak untuk satu per satu masuk kedalam kelas dan menyiapkan makanannya di atas meja masing-masing. Ibu AL mengajak
anak
untuk
berdoa
sebelum
makan
kemudian
mempersilahkan anak-anak untuk makan dengan tertib. Setelah kegiatan makan selesai, Ibu AL selalu mengingatkan kepada anak untuk merapikan kembali tempat makan mereka dan memulai doa sesudah makan.
59
d. Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir Ibu AL meminta anak untuk memakai sepatu mereka setiap kali sebelum kegiatan pembelajaran ditutup. Setelah itu, Ibu AL mengulas kembali pembelajaran yang telah diajarkan sebelumnya, kemudian mengajak anak untuk bernyanyi mari pulang sebelum meninggalkan kelas, kemudianIbu AL mengajak anak berbaris
didalam
kelas
sambil
bermain
kereta
api
dengan
menyanyikan lagu kereta api sampai didepan halaman sekolah. Ibu AL selalu mengingatkan tugas-tugas anak dirumah sebelum mereka dipulangkan ke orang tuanya masing-masing.
Ibu
AL pun
mengucapkan salam dan anak-anak satu per satu pulang. B. Temuan Penelitian Taman kanak-kanak Mekar Indah didirikan pertama kali pada tahun 1995 tepatnya tanggal 19 Juni yang beralamat di jalan Rinjani 10 RT. 10 Nomor 02 kelurahan jembatan kecil, kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu, yang dikelaola oleh TP TKK Kelurahan jembatan Kecil dan dibawa naugan yayasan. Sejak awal berdiri sampai saat ini yaitu tahun 2014 berdiri Taman Kanak-kanak Mekar indah ini sudah empat kali mengalami pergantian kepala sekolah, pada saat ini yang menjabat sebagai kepala sekolah yaitu Ibu Elya Indriati, S.Pd. Taman Kanak-kanak Mekar Indah memiliki tiga kelas untuk belajar, 1 ruang kantor guru, 2 buah WC, 1 ruang musholah, 1 ruang dapur dan untuk tenaga pengajar atau guru Taman Kanak-kanak Mekar Indah memiliki tiga orang tanaga pengajar.
60
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti lebih kurang empat (4) bulandalam penelitian yang telah dilakukan, ketika kegiatan pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang dilakukan oleh Ibu GD guru kelas kelompok B1, peneliti menemukan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu GD dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak tidak terprogram dengan baik. Tidak menunjukkan adanya inovasi pembelajaran, dengan kata lain proses pembelajaran berlangsung secara monoton. Akibatnya anak-anak tidak banyak mendapat pembelajaran baru karena hanya mengulang kegiatan yang itu-itu saja. Pada suatu kesempatan tepatnya hari Kamis, tanggal 6 September 2012, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu GD, Ibu AL dan Ibu Kepala Sekolah, dari hasil wawancara tersebut mereka menyatakan bahwa yang menjadi prioritas utama pendidikan di Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu yaitu belajar membaca dan menulis agar anak-anak siap diterima
di
Sekolah
Dasar,
sementara
kecerdasan
spiritual
anak
dikembangkan sekedarnya saja, anak hanya dibiasakan mengucapkan salam, berzikir, berdoa sebelum dan sesudah makan, serta mengucapkan kata bismillah sebelum melakukan kegiatan dan mengucapkan alhamdulillah setelah melakukan kegiatan. Sementara temuan peneliti terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu AL dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak lebih inovatif dibanding Ibu GD, walaupun Ibu AL tidak terprogram, namun pembelajaran
61
yang sampaikan setiap harinya berubah-ubah. Jadi, secara tidak langsung kecerdasan spiritual anak dapat berkembang. Sementara itu temuan peneliti terhadap (a) Kecerdasan spiritual anak disaat anak bersalaman dan mengucapkan salam kepada guru sudah mulai berkembang, hal ini karena telah dibiasakan setiap paginya oleh ibu gurunya.Setiap pagi ibu guru selalu menyambut kedatangan anak dan memberikan teladan dengan cara bersalaman dan mengucapkan salam.(b) Kejujuran anak disaat ia berkata dan melakukan suatu kegiatan, sudah mulai timbul karena selalu diingatkan bahwa berkata jujur merupakan suatu perbuatan yang mulia dan dicintai Allah.Ibu guru juga selalu memberikan contoh sikap jujur selama proses pembelajaran. (c) Sikap sabar anak dalam menunggu giliran juga sudah mulai timbul karena pembiasaan.Hal ini tampak saat kegiatan makan bersama. Anak-anak dibiasakan antri untuk mencuci tangan sebelum makan. (d) Anak-anak juga sudah mulai sopan dan santun kepada guru dan sesama temandisekolah.Hal ini tampak ketika anak mau mendengarkan ibu guru saat memberikan penjelasan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan anak-anak juga saling menghargai kepada sesama teman dengan cara menolong teman ketika teman sedang membutuhkan pertolongan. (e) selain itu anak-anak juga sudah terbiasa untuk selalu berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Hal ini terlihat selama peroses pembelajaran dan sesudah proses pembelajaran di sekolah.
62
C. Pembahasan Dari hasil temuan pineliti selama melakukan penelitian lebih kurang empat (4) bulan dengan 2 orang guru sebagai responden dan 26 orang anak sebagai subjek penelitian, maka dapat di jabarkan sebagai berikut : 1. Guru GD Saat kegiatan awal pembelajaran Ibu GD tidak pernah lupa mengajak anak bersalaman dan mengucapkan salam setiap bertemu dilingkungan sekolah. Ibu GD juga setiap harinya hanya mengenalkan kepada anak doa sebelum belajar, yang dilanjutkan dengan bacaan zikir saja, tanpa ada tambahan surat-surat pendek dan doa-doa lainnya seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini :
Gambar 4.9 kegiatan berdo’a sebelum belajar Dengan demikian anak bisa menghafal doa sebelum belajar dan bacaan zikir, sehingga pada kegiatan awal guru GD sudah bisa mengoptimalkan perkembangan kecerdasan spiritual anak karena menurut teori Setiawan yang menyatakan bahwa untukmencapai tingkat spiritual yang hidup anak harus diajak untuk mengenal penciptanya bisa
63
dikembangkan dengan cara pembiasaan, selain itu membiasakan anak untuk beribadah secara rutin, jadi jika kegiatan yang dilakukan setiap harinya tidak pernah ada pembaharuan maka sangat disayangkan kecerdasan spiritual anak yang berkembang hanya sedikit dan juga akan berkembang dengan tidak optimal, dengan demikian akan lebih baik jika Ibu GD menambah wawasan anak tentang kecerdasan spiritual sehingga pemahaman anak tentang kecerdasan spiritual dapat lebih banyak dan tidak hanya terbatas pada doa sebelum belajar dan sesudah belajar serta zikir.Pada kegiatan inti pembelajaran Ibu GD setiap harinya selalu mengingkatkan anak untuk membaca bismillah dan Alhamdulillah sebelum dan sesudah belajar, hal ini dilakukan ibu GD dengan tujuan agar anak senantiasa mengingat Allah dan bersyukur kepada Allah. Pada kegiatan akhir pembelajaran Ibu GD mengajak anak untuk berdoa sesudah melakukan kegiatan pembelajaran setiap harinya. Ibu GD juga tidak pernah lupa untuk bersalaman dan mengucapkan salam sebelum anak-anak pulang dan keluar dari lingkungan sekolah. Dengan demikian anak terbiasa bersyukur kepada Allah setalah melakukan kegiatan dan ini artinya sejak dini anak sudah terbiasa mengingat dan mengenal Allah. 2. Guru AL Pada kegiatan awal guru AL selalu merubah kegiatan disetiap paginya yang membuat anak tidak bosan. Terkadang guru AL mengajak anak berhitung sebelum melakukan doa, sebelum belajar dan ada kalanya guru AL mengajak anak bermain lingkaran sebelum melakukan kegiatan
64
dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang dapat dilakukan oleh guru AL seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini
Gambar 4.10 kegiatan bermian sebelum berdoa
Hal ini dilakukan agar anak tidak merasa bosan mengikuti kegiatan pembelajaran dan setiap harinya senantiasa bersemangat karena kegiatan yang dilakukan bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan anak, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Aqib (2009:62) yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak dapat dipaksakan kepada anak, guru harus mampu mengelola pembelajarn dengan kreativias dan sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu belajar sambil bermain, bermain seraya belajar. Pada saat kegiatan Inti Ibu AL mengajak anak untuk bermain dan bernyanyi sebelum pembelajaran dimulai hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan (Rahman, 2005:90) yang menyatakan bahwa menyenandung lagu merupakan bagian dari kebutuhan alamiah individu, dan bagian dari ungkapan emosi, serta bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anakanak. Melalui nyanyian, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan
65
dapat mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Tidak lepas dari meningkatkan kecerdasan spiritual anak, Ibu AL terkadang mengingatkan anak untuk membaca bismillah dan Alhamdulillah sebelum dan sesudah melakukan kegitan pembelajaran menunjukan tanda mengikat Allah. Pada saat kegiatan akhir Ibu AL mengajak anak untuk berdoa sesudah belajar dan tidak lupa guru AL mengajak anak untuk bernyanyi sebelum meninggalkan kelas. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Asep (2011) bahwa lagu pada dasarnya merupakan bentuk dari bahasa nada, yaitu bentuk harmoni dari tinggi rendahnya suara. Pada insan-insan belia (anak-anak) yang perbendaharaan bahasa masih cukup terbatas, bahasa nada justru lebih mudah mereka kunyah dan akan membawa mereka pada suasana riang, syahdu, sedih, semangat dan sebagainya. Apalagi dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak usia dini dapat juga dilakukan dengan melalui nyanyian lagu-lagu islami. Hal ini diperkuat juga dengan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, bahwa ternyata pembelajaran yang mereka lakukan setiap harinya rutin berurutan dan cenderung setiap harinya kegiatan yang dilakukan ituitu saja tidak ada perubahan atau pergantian karena mereka beranggapan bahwa dengan kegiatan yang dilakukan rutin secara berurutan anak akan terbiasa dan dapat menghafal doa-doa serta zikir yang diajarkan seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini :
66
Gambar 4.11 kegiatan berdo’a setelah belajar
BAB V KESIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu yang telah peneliti lakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan setiap 4 kali dalam satu minggu yaitu dari hari senin sampai hari kamis selama lebih kurang empat (4) bulan dari bulan September 2012 sampai Desember 2012, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu, pada saat melakukan kegiatan awal sudah mulai berkembang, guru yang mengajar sudah bisa menjadi teladan bagi anak karena sudah terbiasa mengucapkan salam ketika bertemu dengan anak dan sesama guru, sehingga kemampuan anak untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru dan teman serta bersikap sopan dan santun terhadap sesama, selain itu berzikir sudah bisa dilakukan oleh anak, karena hal ini sudah dirangsang oleh guru melalui pembiasaan setiap harinya. Dalam pelaksanaan kegiatan awal Ibu GD cenderung monoton dibandingkan dengan Ibu AL yang selalu memberi variasi kegiatan agar anak tidak mudah jenuh. 2. Unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu pada saat kegiatan
67
68
inti sudah mulai berkembang, anak sudah mulai terbiasa untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan mengucapkan Bismillah ketika akan melakukan sesuatu dan Alhamdulilah ketika sudah melakukan sesuatu, selain itu anak juga sudah terbiasa berkata jujur ketika melakukan sesuatu. 3. Unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak mekar indah kota bengkulu pada saat kegiatan akhir sudah mulai berkembang, anak sudah terbiasa berdoa sebelum dan sesudah makan, anak juga sudah bisa antri ketika akan mencuci tangan. Pada kegiatan akhir ini Ibu AL selalu melakukan kegiatan bernyayi sebelum pulang, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh Ibu GD. Ibu GD selalu melakukan hal yang sama pada kegiatan akhir yaitu berdoa tanpa ada kegiatan bernyanyi. B. Implementasi Unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak usia dini, tentunya terlebih dahulu harus memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru yaitu dengan membuat program pembelajaran yang terstruktur sesuai dengan usia anak. Dengan unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak di Taman KanakkanakMekar Indahyang dilakukan pada kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Dengan kata lain tingkat kecerdasan spiritual anak usia dini harus diketahui dan dikembangkan sejak dini melalui pembelajaran.
69
Unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak usia dini harus memperhatikan kondisi anak, sekolah dan media pembelajaran. Cara penyampaian juga harus divariasikan dan sering diulang karena pembelajaran pada anak usia dini prinsipnya harus menyenangkan. Kecerdasan spiritual itu sangat penting apalagi dalam kehidupan sehari-hari, kecerdasan spiritual merupakan sesuatu yang berkaitan dengan ruh, semangat dan jiwa religius, serta memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berprinsip hanya pada Allah. Langkah-langkah yang harus diperhatikan orang tua dalam pembinaan kecerdasan spiritual anak yaitu jadikan kita “gembala spiritual” yang baik, bantulah anak untuk merumuskan “misi” hidupnya, ajarkan Al-Quran bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan. Ceritakan kisah-kisah nabi dan rasul serta kisah teladan lainnya. Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, bacakan puisi-puisi atau lagu-lagu yang spiritual dan insipirasional, bawa anak untuk menikmati keindahan alam, ikut sertaakan anak dalm kegiatankegiatan sosial dan jadikan cermin positif bagi anak. Upaya orang tua dalam membina kecerdasan spiritusl anak dalam keluarga adalah melalui 4 jalan tugas, yaitu melalui jalan pengasuhan, pengetahuan perubahan pribadi, persaudaraan dan jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian. C. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian tentang unjuk kerja guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak melalui kegiatan pembelajaran di
70
Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu, agar kecerdasan anak berkembang sesuai harapan dan sesuai tahapan perkembangannya maka : 1. Mengingat kecerdasan spiritual sangat berguna bagi kehidupan dan merupakan
pedoman
hidup,
hendaknya
Kepala
Sekolah
mempertahankan yang telah ada dan membuat program khusus untuk merangsang
kecerdasan
spiritual
anak
sejak
usia
dini
agar
perkembangan spiritual anak dapat berkembang dengan baik dan terkontrol. 2. Guru GD dan AL hendaknya menempatkan peranannya sesuai dengan tanggung jawab dan tugas seorang pendidik yaitu sebagai sebagai fasilitator,
motivator
dan
evaluator
serta
memahami
tingkat
perkembangan anak sesuai tahapan usia. Selain itu guru harus mengembangkan dan memberi stimulasi untuk semua kecerdasan anak, terutama kecerdasan spiritual anak sesuai dengan kehidupan sehari-hari, karena dengan kecerdasan spiritual maka individu dapat menghayati arti dari pentinganya sopan santun, toleran dan beradaptasi dalam hidup. Hal ini menjadi panggilan intrinsik dalam etika sosial, karena sepenuhnya kita sadar bahwa ada makna simbolik kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu mengawasi atau melihat kita dalam diri kita maupun gerak-gerik kita, dimana dan kapan saja, apa lagi kaum beragama, inti dari agama adalah moral dan etika.
71
DAFTAR PUSTAKA Agustian. 2001. MelejitkanKecerdasan Anak. Jakarta:Al Right Reserved Anwar. 2004. Kinerja guru dalam pembelajaran.. Jakarta:PT Elex Media Komputindo Arikunto, Siharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Rineka cipta. Boyatziz.2002. karakteristik kecerdasan spiritual. Jakarta:Rineka Cipta Darmawan. 2006. Kecerdasan spritual anak usia dini Jakarta: interprebook Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta : PT raja Grafindo Persada. Depdiknas, 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :Balai Pustaka. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran: Bumi Aksara, Jakarta Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung : CV. Yrama Widya Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada. Khavari, 18-02-2010. Ciri kecerdasan Spiritualdiunduh (http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/02/18/ciri-kecerdasanspiritual/) hari selasa, tanggal 19 September 2012 jam 19.15wib.
dari
Kemendiknas. 2009. Peraturan Materi Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009. Kurikulum PAUD 2009 Mahayana, Ali 2005. Cara mengembangkan berbagai komponen kecerdasan. Yogyakarta:PT Indeks Gramedia Masoag. 20-9-2010 Ciri kecerdasan Spiritualdiunduh (http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/02/18/ciri-kecerdasanspiritual/) hari selasa, tanggal 19 September 2012 jam 19.15wib.
dari
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Al Right Reserved Munandar. 2001. Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini. Jakarta:Pustaka AlKautsar Oleh Asep. Mengajar anak dengan memanfaatkan metode BCM. Diunduh dari http://salsabilatrainingcenter. Blogspot. Com/2010/02 mengajar anak-
72
anak-dengan-memanfaatkan_05.html, diakses tgl. 29 Mei 2012. Pukul 21:20 Rahman, Hibana S. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:Grafindo Litera Media Surya. 15-4-2003. Pengertian unjuk kerja guru. diunduh (http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/02/18/ciri-kecerdasanspiritual/) hari selasa, tanggal 19 September 2012 jam 19.15wib.
dari
Susanti, Hendra. 2006. SkripsiPeranan Orang Tua Dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak Dalam Keluarga. Sumatra Barat: Sekolah Tinggi Agama Islam Sugandi, dkk. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:Rineka Cipta Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:Kencana Supriyadi, 2011. Strategi Belajar Mengajar: Yogyakarta:Cakrawala ilmu Perkuliahan.com edition of : 9193. Metode pengajaran Pendidikan Islam. Diunduh darihttp://www.perkuliahan.com/apa-pengertian-kecerdasanspiritual/. Diakses gari Minggu tanggal 9 Maret 2014 Yamin, Martinis dan Jamilah Sabri Sanan. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gedung Persada
73
Lampiran
74
Lampiran 1
DATA GURU A.
Identitas Lembaga Nama Lembaga Alamat Lengkap Jenis Program Nama Pengelola
B. NO 1 2 3 4 32
: TAMAN KANAK-KANAK MEKAR INDAH : JL. RINJANI RT.10 nomor 02 kelurahan jembatan kecil : TK/KB : ELYA INDRIATI, S.Pd
Data Guru Nama Anak Didik
Jenis Kelamin
Elya Indriati, S.Pd
Perempuan
Alya Septina, Ama Gadis Sutomi, A.Ma Tri Rahayu Alen, S.E
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Jabatan Ketua Pengelola/kepala Sekolah Guru/Tenaga Pengajar Guru/Tenaga Pengajar Guru/Tenaga Pengajar Guru/Tenaga Pengejar
75
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : GD (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B1 : Kamis,06 September 2012
Bagaimana unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu ?
2.
Apa saja yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang ada di Taman kanakKanak Mekar Indah Kota Bengkulu?
3.
Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak, langkah apa yang dilakukan guru ?
4.
Ketika anak baru datang dan bertemu dengan teman serta guru, apakah anak mengucapkan salam terlebih dahulu?
5.
Ketika akan melakukan dan sesudah melakukan kegiatan, apakah guru membiasakan anak untuk berdoa terlebih dahulu?
6.
Adakah program khusus yang disusun oleh guru untuk mengajar agar kecerdasan spiritual anak dapat berkembang dengan baik?
7.
Bagaimana cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak?
76
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : AL(Nama Singkatan) : Guru Kelompok B2 : Kamis, 06 September 2012
Bagaimana unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu ?
2.
Apa saja yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang ada disekolah tersebut?
3.
Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak, langkah apa yang dilakukan guru ?
4.
Ketika anak baru datang dan bertemu dengan teman serta guru, apakah anak mengucapkan salam terlebih dahulu?
5.
Ketika akan melakukan dan sesudah melakukan kegiatan, apakah guru membiasakan anak untuk berdoa terlebih dahulu?
6.
Adakah program khusus yang disusun oleh guru untuk mengajar agar kecerdasan spiritual anak dapat berkembang dengan baik?
7.
Bagaimana cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak?
77
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : EL (Nama Singkatan) : Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Mekar Indah : Kamis, 06 September 2012
1. Bagaimana unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Taman Kanak-kanak Mekar Indah Kota Bengkulu ? 2. Apa saja yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang ada disekolah tersebut? 3. Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak, langkah apa yang dilakukan guru ? 4. Ketika anak baru datang dan bertemu dengan teman serta guru, apakah anak mengucapkan salam terlebih dahulu? 5. Ketika akan melakukan dan sesudah melakukan kegiatan, apakah guru membiasakan anak untuk berdoa terlebih dahulu? 6. Adakah program khusus yang disusun oleh guru untuk mengajar agar kecerdasan spiritual anak dapat berkembang dengan baik? 7. Bagaimana cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak?
78
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : GD (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B1 : Rabu,12September 2012
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mengucapkan salam pada saat baru datang dan bertemu dengan guru?
2.
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mau berdoa pada saat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan ?
3.
Apakah anak selalu mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan?
4.
Apakah anak selalu mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan?
5.
Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal?
79
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : AL (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B2 : Rabu,12September 2012
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mengucapkan salam pada saat baru datang dan bertemu dengan guru?
2.
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mau berdoa pada saat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan ?
3.
Apakah anak selalu mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan?
4.
Apakah anak selalu mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan?
5.
Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal?
80
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : EL (Nama Singkatan) : Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Mekar Indah : Rabu,12September 2012
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mengucapkan salam pada saat baru datang dan bertemu dengan guru?
2.
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mau berdoa pada saat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan ?
3.
Apakah anak selalu mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan?
4.
Apakah anak selalu mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan?
5.
Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal?
81
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA GURU Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
2.
3. 4. 5.
6. 7.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : GD (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B1 : Kamis, 06 September 2012
Unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak bukan menjadi prioritas utama karena kami lebih mengutamakan tuntutan orang tua yaitu anak bisa menulis dan membaca dengan baik Yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang kami kembangkan yaitu anak bisa mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan seduah makan, serta senantiasa membiasakan diri mengucapkan bismillah sebelum melakukan kegiatan dan mengucapkan alhamdulillah ketika selesai melakukan sesuatu Langkah yang biasa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yaitu dengan pembiasaan dan pengulangan Ya kadang-kadang, sesuai seleranya, kadang dia lagi mau mengucapkan salam kadang juga tidak mau. Ya ketika akan melakukan kegiatan anak terlebih dahulu dibiasakan mengucapkan kata bismillah, dan ketika sudah melakukan kegiatan mengucapkan alhamdulillah Gak ada, kami melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan harian dan tema yang telah ada Cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak secara bergantian untuk memimpin doa di depan kelas ketika akan berdoa
Bengkulu,06 September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B1,
Gadis Sutismi
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
82
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : AL (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B2 : Kamis, 06 September 2012
1. Unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak bukan menjadi prioritas utama karena kami lebih mengutamakan tuntutan orang tua yaitu anak bisa menulis dan membaca dengan baik dan menjaga kesopanan. 2. Yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang kami kembangkan yaitu anak bisa mengucapkan salam, berdzikir, dan berdoa sebelum dan seduah makan, serta senantiasa membiasakan diri mengucapkan bismillah sebelum melakukan kegiatan dan mengucapkan alhamdulillah ketika selesai melakukan sesuatu 3. Langkah yang biasa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yaitu dengan pembiasaan dan pengulangan dengan kegiatan yang bervariasi 4. Tidak tentu, kadang dia lagi mau mengucapkan salam kadang juga tidak mau. 5. Ya ketika akan melakukan kegiatan anak terlebih dahulu dibiasakan mengucapkan kata bismillah, dan ketika sudah melakukan kegiatan mengucapkan alhamdulillah dengan diberikan pemahamn kepada anak tentang maksud kata tersebut. 6. Gak ada, kami melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan harian dan tema yang telah ada 7. Cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak secara bergantian untuk memimpin doa di depan kelas ketika akan berdoa
Bengkulu,06 September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B2,
Alen, SE
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
83
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabata Hari/Tanggal Wawancara 1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : EL (Nama Singkatan) : Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Mekar Indah : Kamis, 06 September 2012
Unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak bukan menjadi prioritas utama karena kami lebih mengutamakan tuntutan orang tua yaitu anak bisa menulis dan membaca dengan baik dan menjaga kesopanan. Yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang kami kembangkan yaitu anak bisa mengucapkan salam, berdzikir, dan berdoa sebelum dan seduah makan, serta senantiasa membiasakan diri mengucapkan bismillah sebelum melakukan kegiatan dan mengucapkan alhamdulillah ketika selesai melakukan sesuatu Langkah yang biasa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yaitu dengan menyaranakna kepada tenaga pendidik/gruu untuk melakukan pembiasaan dan pengulangan dengan kegiatan yang bervariasi. Tidak tentu, kadang dia lagi mau mengucapkan salam kadang juga tidak mau dan kami juga tidak memaksakan anak. Ya ketika akan melakukan kegiatan anak terlebih dahulu dibiasakan mengucapkan kata bismillah, dan ketika sudah melakukan kegiatan mengucapkan alhamdulillah dengan diberikan pemahamn kepada anak tentang maksud kata tersebut. Tidak ada, kami melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan harian dan tema yang telah adadalam kurikulum serta menanaman nilai-nilai karakter. Cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak secara bergantian untuk memimpin doa di depan kelas ketika akan berdoa Bengkulu,06 September 2012 Kepala Sekolah TK Mekar Indah,
Elya Indriati, S.Pd
84
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : GD (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B1 : Rabu, 12September 2012
Mendekati anak dan memberi nasihat ketika kita bertemu dengan orang lain harus selalu mengucapkan salam
2.
Mendekati anak dan memberi nasihat bahwa kita harus berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan supaya apapun yang akan kita lakukan selalu mendapat Ridha Allah.
3.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan
4.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan
5.
Ya. Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal
Bengkulu,12September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B1,
Gadis Sutismi
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
85
Lampiran 3
ASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : AL (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B2 : Rabu, 12September 2012
Mendekati anak dan memberi nasihat ketika kita bertemu dengan orang lain harus selalu mengucapkan salam
2.
Mendekati anak dan memberi nasihat bahwa kita harus berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan supaya apapun yang akan kita lakukan selalu mendapat Ridha Allah.
3.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan
4.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan
5.
Ya. Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal
Bengkulu,12September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B2,
Alen, SE
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
86
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : EL (Nama Singkatan) : Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Mekar Indah : Rabu, 12September 2012
Mendekati anak dan memberi nasihat ketika kita bertemu dengan orang lain harus selalu mengucapkan salam. Selain itu guru harus senantiasa meberi teladan yang baik dengan cara selalu mengucapkan salam pada saat bertemu dengan anak.
2.
Mendekati anak dan memberi nasihat bahwa kita harus berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan supaya apapun yang akan kita lakukan selalu mendapat Ridha Allah.
3.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan
4.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan
5.
Ya. Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal
Bengkulu,12September 2012 Kepala Sekolah TK Mekar Indah,
Elya Indriati, S.Pd
87
Lampiran 4
embar Observasi Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu Kelompok B1 dan B2 No. 1.
2.
Komponen
Aspek Yang Diamati
Perencanaan Pembelajaran
a. b. c. d. e. f. Pelaksanaan a. Proses belajar b. mengajar c. d. e.
3.
Waktu Penilaian
f. g. h. i. j. a. b. c.
Silabus RPP Program Tahunan Program Semester Lembar Penilaian Kalender Pendidikan Pembukaan pelajaran Interaksi dengan siswa Penggunaan metode mengajar Penggunaan media/ alat peraga pembelajaran Respon dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Penggunaan waktu Teknik penguasaan kelas Cara memotivasi siswa Pemanfaatan lingkungan sekitar Penutupan pembelajaran Waktu penilaian Bentuk dan jenis penilaian Tindak lanjut penilaian
Hasil Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada ada
Tidak
88
Lampiran 5
Hasil Dokumentasi 1.
Kegiatan Awal Baris bersama sebelum masuk kelas
2.
Kegiatan Inti
3.
Kegiatan Istirahat Makan Saat bermain di luar
Kegiatan awal di dalam kelas
Antri mencuci tangan
89
Kegiatan Makan Bersama
4.
Kegiatan Akhir
90
RIWAYAT HIDUP
74
Lampiran 9
Peneliti bernama Irfa Rizka Amelia 1990 dari pasangan bapak irwandi dan Suciana, berjenis kelamin perempuan, ibu fauzia, yang merupakan
anak
lahir di Bengkulu pada tanggal 30 Juli pertama dari tiga bersaudara. Peneliti menyelesaikan pendidikan sekolah Taman Kanak-kanak di Taman Kanak-kanak Aisyah VIII pada tahun 1997, kemudian masuk pendidikan sekolah dasar SDN 1 Padang Sibusuk Sumatra Barat dan menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 2002, di tahun yang sama peneliti masuk sekolah lanjutan tingkat pertama Negeri 1 (SLTP N 1) Bengkulu dan menyelesaikan sekolah lanjutan tingkat pertama pada tahun 2005, setelah itu penelti masuk sekolah Menegah Atas Negeri 1 (SMA N 1) Kembang Seri Bengkulu Tengah dan tamat pada tahun 2008. Pada tahun 2008 peneliti diterima sebagai mahasiswi perguruan tinggi universitas bengkulu fakultas keguruan dan ilmu pendidikan program studi pendidikan anak usia dini melalui jalur SMPTN Pada tanggal 1 Juli sampai 25 Agustus 2011 peneliti menyesaikan kuliah kerja nyata (KKN) periode ke 64 di kabupaten kepayang. Peneliti melaksanakan praktik pengalaman lapangan II (PPL II) di Taman Kanak-kanak Aisyah 1 Kota Bengkulu
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : GD (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B1 : Rabu,12September 2012
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mengucapkan salam pada saat baru datang dan bertemu dengan guru?
2.
Apa yang dilakukan guru ketika anak tidak mau berdoa pada saat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan ?
3.
Apakah anak selalu mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan?
4.
Apakah anak selalu mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan?
5.
Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal?
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA GURU Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : GD (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B1 : Kamis, 06 September 2012
Unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak bukan menjadi prioritas utama karena kami lebih mengutamakan tuntutan orang tua yaitu anak bisa menulis dan membaca dengan baik Yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang kami kembangkan yaitu anak bisa mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan seduah makan, serta senantiasa membiasakan diri mengucapkan bismillah sebelum melakukan kegiatan dan mengucapkan alhamdulillah ketika selesai melakukan sesuatu Langkah yang biasa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yaitu dengan pembiasaan dan pengulangan Ya kadang-kadang, sesuai seleranya, kadang dia lagi mau mengucapkan salam kadang juga tidak mau. Ya ketika akan melakukan kegiatan anak terlebih dahulu dibiasakan mengucapkan kata bismillah, dan ketika sudah melakukan kegiatan mengucapkan alhamdulillah Gak ada, kami melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan harian dan tema yang telah ada Cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak secara bergantian untuk memimpin doa di depan kelas ketika akan berdoa
Bengkulu,06 September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B1,
Gadis Sutismi
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : AL (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B2 : Kamis, 06 September 2012
1. Unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak bukan menjadi prioritas utama karena kami lebih mengutamakan tuntutan orang tua yaitu anak bisa menulis dan membaca dengan baik dan menjaga kesopanan. 2. Yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang kami kembangkan yaitu anak bisa mengucapkan salam, berdzikir, dan berdoa sebelum dan seduah makan, serta senantiasa membiasakan diri mengucapkan bismillah sebelum melakukan kegiatan dan mengucapkan alhamdulillah ketika selesai melakukan sesuatu 3. Langkah yang biasa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yaitu dengan pembiasaan dan pengulangan dengan kegiatan yang bervariasi 4. Tidak tentu, kadang dia lagi mau mengucapkan salam kadang juga tidak mau. 5. Ya ketika akan melakukan kegiatan anak terlebih dahulu dibiasakan mengucapkan kata bismillah, dan ketika sudah melakukan kegiatan mengucapkan alhamdulillah dengan diberikan pemahamn kepada anak tentang maksud kata tersebut. 6. Gak ada, kami melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan harian dan tema yang telah ada 7. Cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak secara bergantian untuk memimpin doa di depan kelas ketika akan berdoa
Bengkulu,06 September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B2,
Alen, SE
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA Nama Sekolah Nama Responden Jabata Hari/Tanggal Wawancara 1.
2.
3.
4. 5.
6. 7.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : EL (Nama Singkatan) : Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Mekar Indah : Kamis, 06 September 2012
Unjuk kerja guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak bukan menjadi prioritas utama karena kami lebih mengutamakan tuntutan orang tua yaitu anak bisa menulis dan membaca dengan baik dan menjaga kesopanan. Yang menjadi pokok kecerdasan spiritual yang kami kembangkan yaitu anak bisa mengucapkan salam, berdzikir, dan berdoa sebelum dan seduah makan, serta senantiasa membiasakan diri mengucapkan bismillah sebelum melakukan kegiatan dan mengucapkan alhamdulillah ketika selesai melakukan sesuatu Langkah yang biasa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yaitu dengan menyaranakna kepada tenaga pendidik/gruu untuk melakukan pembiasaan dan pengulangan dengan kegiatan yang bervariasi. Tidak tentu, kadang dia lagi mau mengucapkan salam kadang juga tidak mau dan kami juga tidak memaksakan anak. Ya ketika akan melakukan kegiatan anak terlebih dahulu dibiasakan mengucapkan kata bismillah, dan ketika sudah melakukan kegiatan mengucapkan alhamdulillah dengan diberikan pemahamn kepada anak tentang maksud kata tersebut. Tidak ada, kami melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan harian dan tema yang telah adadalam kurikulum serta menanaman nilai-nilai karakter. Cara guru untuk mengetahui tingkat perkembangan spiritual anak yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak secara bergantian untuk memimpin doa di depan kelas ketika akan berdoa Bengkulu,06 September 2012 Kepala Sekolah TK Mekar Indah,
Elya Indriati, S.Pd
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : GD (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B1 : Rabu, 12September 2012
Mendekati anak dan memberi nasihat ketika kita bertemu dengan orang lain harus selalu mengucapkan salam
2.
Mendekati anak dan memberi nasihat bahwa kita harus berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan supaya apapun yang akan kita lakukan selalu mendapat Ridha Allah.
3.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan
4.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan
5.
Ya. Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal
Bengkulu,12September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B1,
Gadis Sutismi
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : AL (Nama Singkatan) : Guru Kelompok B2 : Rabu, 12September 2012
Mendekati anak dan memberi nasihat ketika kita bertemu dengan orang lain harus selalu mengucapkan salam
2.
Mendekati anak dan memberi nasihat bahwa kita harus berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan supaya apapun yang akan kita lakukan selalu mendapat Ridha Allah.
3.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan
4.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan
5.
Ya. Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal
Bengkulu,12September 2012 Mengetahui, Guru Kelompok B2,
Alen, SE
Kepala Sekolah TK Mekar Indah
Elya Indriati, S.Pd
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah Nama Responden Jabatan Hari/Tanggal Wawancara 1.
: Taman Kanak-Kanak Mekar Indah Kota Bengkulu : EL (Nama Singkatan) : Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Mekar Indah : Rabu, 12September 2012
Mendekati anak dan memberi nasihat ketika kita bertemu dengan orang lain harus selalu mengucapkan salam. Selain itu guru harus senantiasa meberi teladan yang baik dengan cara selalu mengucapkan salam pada saat bertemu dengan anak.
2.
Mendekati anak dan memberi nasihat bahwa kita harus berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan supaya apapun yang akan kita lakukan selalu mendapat Ridha Allah.
3.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan bismillah pada saat hendak melakukan kegiatan
4.
Kadang-kadang ada anak yang lupa mengucapkan alhamdulillah ketika sudah melakukan kegiatan
5.
Ya. Pada saat proses pembelajaran apakah guru selalu melibatkan anak didik secara optimal
Bengkulu,12September 2012 Kepala Sekolah TK Mekar Indah,
Elya Indriati, S.Pd