PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA
BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah 2.1.1. Luas dan batas administratif Kabupaten
Tasikmalaya
merupakan
suatu
daerah
yang
agraris dengan kehidupan masyarakat yang religius, berada di wilayah timur Provinsi Jawa Barat, terletak antara 072’ 00” - 0748’ 00” Lintang Selatan dan 10754’ 00” - 10826’ 00” Bujur Timur , wilayah Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis serta sebelah selatan adalah Samudera Indonesia. Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,81 km2 atau 270.881 ha dan secara administratif terdiri dari 39 kecamatan berada di dataran rendah. Kabupaten Tasikmalaya sudah
berusia
914
tahun
mengalami
babak
baru
dalam
perkembangan sejarahnya, yaitu dengan perpindahan ibu kota ke Singaparna. Perpindahan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2004 tentang Perpindahan Ibu kota Kabupaten Tasikmalaya dari wilayah Kota Tasikmalaya ke Singaparna yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan telah dilaksanakan peresmiannya pada bulan Agustus tahun 2010. Tabel 2.1. Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan Di Kabupaten Tasikmalaya No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan (2) Cipatujah Karangnunggal Cikalong Pancatengah Cikatomas Cibalong Parungponteng Bantarkalong Bojongasih Culamega Bojonggambir
Luas (km2) (3) 246.67 136.33 139.66 201.85 132.68 58.58 47.27 59.83 38.58 68.32 169.29
No. (4) 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Kecamatan (5) Karangjaya Manonjaya Gunungtanjung Singaparna Sukarame Mangunreja Cigalontang Leuwisari Sariwangi Padakembang Sukaratu
Luas (km2) (6) 47.90 39.41 36.31 24.82 19.92 29.64 119.74 53.26 49.66 37.70 57.14 II- 1
No. Kecamatan Luas (km2) No. (1) (2) (3) (4) 12 Sodonghilir 93.11 32 13 Taraju 55.85 33 14 Salawu 50.49 34 15 Puspahiang 34.89 35 16 Tanjungjaya 36.69 36 17 Sukaraja 43.08 37 18 Salopa 121.76 38 19 Jatiwaras 73.37 39 20 Cineam 78.79 Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, *Data tahun 2015 merupakan proyeksi BPS Pusat
Kecamatan (5) Cisayong Sukahening Rajapolah Jamanis Ciawi Kadipaten Pagerageung Sukaresik
Luas (km2) (6) 59.40 28.42 21.45 21.28 45.31 45.79 66.74 17.81
Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Tasikmalaya 2.1.2.Kondisi Pesisir dan Laut Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki wilayah pesisir yaitu Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal dan Kecamatan Cikalong dengan garis pantai sepanjang 54,5 Km² dengan wilayah pesisir dan lautan seluas 168,81Km², dengan kondisi yang berbukit dengan seismesitas relatif tinggi, bertopografi terjal, perairan dalam, memiliki subtrat pasir dan karang, pola arus dipengaruhi arus RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 2
Samudera
Hindia.
Baltimetri
pantai
umumnya
curam
dan
berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga timbul gelombang laut yang besar, kadang dapat timbul gelombang badai, serta arus laut yang relatif kuat, menjadi faktor kendala di dalam pengembangan
wilayah.
Selain
itu
untuk
pemanfaatan
jalur
pelayaran memerlukan tingkat keaanan yang cukup tinggi. Kendala-kendala inilah potensi wilayah pesisir di Kabupaten Tasikmalaya sampai saat ini belum dikelola secara optimal, dimana pengelolaan yang dilakukan sifatnya masih eksploitatif, sektoral dan belum terintegrasi, oleh karena itu dalam jangka menengah dan jangka
panjang
perlu
dilakukan
reoreintasi
kebijakan
dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir, hal tersebut terkait potensi yang terdapat di wilayah pesisir secara ekonomi menyimpan potensi perikanan tangkap yang sangat besar demikian pula dengan potensi secara ekologis serta potensi secara sosial dimana masyarakat pesisir memiliki kebudayaan dan sistem pengetahuan
yang
sangat
berharga
bagi
kegiatan
usaha
penangkapan ikan serta memiliki kearifan lokal yang berguna bagi upaya konservasi sumber daya alam. Kondisi ekosistem di wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya, berdasarkan laporan terakhir Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD),
Kabupaten
Tasikmalaya
kurang
menggambarkan
keseimbangan lingkungan hidup yang baik antara lingkungan ekositem alami dengan ekositem budaya buatan manusia akibat berbagai faktor antara lain ekploitasi penambangan pasir yang berlebihan, oleh karena itu perlu ada upaya lain diantaranya dengan pembuatan zonasi wilayah pesisir diharapkan akan mengeliminir dampak negatif kerusakan ekosistem lingkungan alami, hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Potensi lain wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya memiliki objek wisata yang potensial untuk dikembangkan yaitu kawasan pesisir Cipatujah yang memiliki pantai yang lebar dan panjang di kawasan pantai selatan, keindahan pantai Cipatujah terlihat dari perpaduan hamparan pantai yang landai, gelombang laut yang besar dan perkebunan kelapa yang subur serta hamparan rumput yang RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 3
luas, terdapat beberapa objek wisata di pantai Cipatujah diantaranya pantai
Sindangkerta,
pantai
Pamayangsari
dan
pantai
Karangtawulan, tiap-tiap objek wisata tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lainnya. Pesisir pantai Cipatujah memiliki banyak potensi wisata yang cukup menarik seperti alunan ombak yang cukup besar, pantai sunset, panaroma laut lepas, wisata bahari, pantai pasir putih dan berjenis pasir besi sehingga
baik untuk berjemur dan melakukan
aktivitas rekreasi lainnya. 2.1.3. Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0 – 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum wilayah tersebut dapat dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu : bagian Utara merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian berkisar antara 1.000 – 2.500 meter dpl dan bagian Selatan merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 meter dpl. Sebaran ketinggian di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Luas Wilayah dan Ketinggian di Kabupaten Tasikmalaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kecamatan Cipatujah Karangnunggal Cikalong Pancatengah Cikatomas Cibalong Parungponteng Bantarkalong Bojongasih Culamega Bojonggambir Sodonghilir Taraju Salawu Puspahiang Tanjungjaya Sukaraja Salopa
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Luas Wilayah ( ha )
Ketinggian (mdpl)
24.666,59 13.632,86 13.966,48 20.184,68 13.268,46 5.857,51 4.726,92 5.983,46 3.858,33 6.832,34 16.928,66 9.310,90 5.585,17 5.049,20 3.489,21 3.669,12 4.308,06 12.176,42
0 – 500 0 – 400 0 – 200 100 - 350 50 - 500 100 - 600 150 - 700 250 - 750 250 - 700 200 - 750 100 - 950 200 - 900 350 – 1.250 500 – 1.450 350 – 1.500 250 - 600 200 - 550 200 -1.150 II- 4
No
Kecamatan
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Jatiwaras Cineam Karangjaya Manonjaya Gunungtanjung Singaparna Mangunreja Sukarame Cigalontang Leuwisari Padakembang Sariwangi Sukaratu Cisayong Sukahening Rajapolah Jamanis Ciawi Kadipaten Pagerageung Sukaresik
Luas Wilayah ( ha )
Ketinggian (mdpl)
7.336,59 7.878,99 4.789,85 3.941,23 3.631,16 2.481,86 2.964,14 1.991,91 11.974,43 5.325,94 3.770,37 4.965,81 5.714,38 5.940,13 2.842,14 2.145,42 2.128,08 4.531,28 4.578,70 6.674,41 1.780,53
150 - 600 100 - 950 150 - 900 200 - 500 300 – 1.000 400 – 450 400 - 600 350 - 450 450 – 2.100 450 – 1.450 400- 850 500 - 900 450- 2.200 400 – 1.800 500 – 1.800 450 - 600 450 - 800 500 -1.750 600 – 1.550 500 – 1.500 400 - 500
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tasikmalaya 2012
Gambar 2.2 Peta Tofografi Kabupaten Tasikmalaya RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 5
Dilihat Cigalontang,
dari
ketinggiannya
Sukaratu,
maka
Kadipaten,
Kecamatan
Pagerageung,
Leuwisari,
dan
Taraju
merupakan kecamatan yang mempunyai ketinggian wilayah 1.000 diatas permukaan air laut (dpl) dan Kecamatan Cipatujah, Cikalong dan Karangnunggal merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 m di atas permukaan air laut (dpl). Sedangkan kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 0% - 8% sampai dengan kemiringan > 40 %, untuk luas wilayah kemiringan masing-masing kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 2.3 Luas Wilayah dan Kemiringan di Kabupaten Tasikmalaya No
Kecamatan
Kemiringan (Ha) 0-8%
8-15%
15-25%
25-40%
> 40%
1
Cipatujah
1.039,78
3.718,75
4.780,55
4.369,53
10.556,84
2
Karangnunggal
667,82
4.597,23
2.447,15
2.077,01
4.155,14
3
Cikalong
973,14
1.109,31
4.394,54
4.210,19
3.374,87
4
Pancatengah
1.221,61
2.695,72
7.636,24
4.681,89
3.761,36
5
Cikatomas
275,64
1.441,56
1.804,14
2.890,61
7.102,18
6
Cibalong
122,85
230,01
498,27
471,37
4.513,25
7
Parungponteng
116,98
776,36
1.574,87
1.541,98
1.030,00
8
Bantarkalong
796,14
914,50
1.625,44
1.210,51
1.453,39
9
Bojongasih
108,79
859,23
1.021,30
860,98
1.035,00
10
Culamega
106,67
378,24
812,25
612,75
4.355,85
11
Bojonggambir
216,21
680,73
4.154,12
2.033,06
7.952,48
12
Sodonghilir
84,81
913,17
2.184,46
1.945,84
4.782,93
13
Taraju
139,21
248,70
2.637,32
1.597,10
1.245,76
14
Salawu
587,92
292,46
1.614,86
1.647,10
1.959,39
15
Puspahiang
24,50
71,40
1.224,76
1.263,28
1.925,50
16
Tanjungjaya
212,50
701,09
1.591,92
1.272,50
37,50
17
Sukaraja
58,81
93,76
2.908,54
1.538,88
91,39
18
Salopa
29,65
2.049,39
3.773,48
3.244,52
2.023,31
19
Jatiwaras
92,24
1.307,88
3.494,51
2.804,60
1.200,00
20
Cineam
617,85
942,38
1.459,52
1.753,13
3.128,11
21
Karangjaya
236,84
354,75
720,25
591,74
2.881,98
22
Manonjaya
137,98
110,87
2.421,29
877,08
923,61
23
Gunungtanjung
839,71
620,00
210,00
924,09
1.729,63
24
Singaparna
1.034,37
697,04
153,80
46,20
13,40
25
Mangunreja
557,53
525,00
747,76
710,06
125,00
26
Sukarame
523,03
608,32
972,98
323,94
15,02
27
Cigalontang
208,77
584,16
2.179,54
3.283,33
6.370,39
28
Leuwisari
1.203,74
1.428,51
397,47
758,96
671,65
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 6
No
Kecamatan
Kemiringan (Ha) 0-8%
8-15%
15-25%
25-40%
> 40%
29
Padakembang
950,00
1.305,00
798,03
731,19
229,63
30
Sariwangi
850,00
475,00
650,51
434,64
1.675,00
31
Sukaratu
910,00
450,00
724,53
618,27
1.737,32
32
Cisayong
1.680,00
370,00
82,00
484,33
2.216,72
33
Sukahening
94,00
1.230,00
491,37
192,28
1.201,26
34
Rajapolah
497,53
668,65
148,81
946,50
66,28
35
Jamanis
848,00
697,30
9,00
5,70
239,57
36
Ciawi
325,00
1.375,00
577,24
696,69
1.550,00
37
Kadipaten
300,00
550,00
622,64
1.615,57
1.650,00
38
Pagerageung
300,00
2.235,00
2.664,17
297,80
1.450,00
39
Sukaresik
450,00
642,70
357,40
153,70
146,08
38.949,17
66.567,03
14,36
24,54
Jumlah
19.439,62
Prosentase
7,17
55.718,90 20,54
90.576,79 33,39
Sumber: RTRW Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012
Tabel 2.3 tersebut di atas, menunjukkan bahwa kondisi kemiringan lahan di Kabupaten Tasikmalaya berturut-turut yaitu: Sangat
Curam
(>40%)
sebesar
33,39%
dari
luas
Kabupaten
Tasikmalaya, Agak Curam (15 % - 25 %) sebesar 24,54 %, Curam (25 % - 40%) sebesar 20,54 %, Landai (8 % - 15 %) sebesar 14,36 %, dan Datar (0 % - 8 %) sebesar 7,17% dari luas Kabupaten Tasikmalaya. Dari data kemiringan lahan terlihat bahwa sebagian besar bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi agak curam sampai dengan curam yaitu sebesar 78,47% kondisi kemiringan lahan tersebut kurang menguntungkan untuk pengembangan prasarana dan sarana wilayah. Sedangkan kemiringan lahan yang sangat menunjang untuk pengembangan permukiman perkotaan hanya sebesar 21,53% dari total luas kabupaten, luasan tersebut umumnya terdistribusi di sekitar kotakota kecamatan. 2.1.4. Kondisi Geologi Kondisi geologi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dibedakan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1. Geologi Landscape Depresi Daerah ini terisi oleh material-material vulkanis akibat munculnya vulkanis Gunung Galunggung, Gunung Sawal dan Galunggung Cakrabuana. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 7
2. Geologi Landscape Pegunungan Lipatan dan Patahan Batuan di daerah ini berbeda-beda, baik dari jenis maupun sifatnya dan dapat di bedakan ke dalam dua golongan, yaitu: a. Golongan pertama
: Batuan Kapur
b. Golongan kedua
: Batuan Pasir Laut
3. Geologi Landscape dataran Pantai Selatan Material ini terdiri dari batuan pasir liat, batuan kapur dan sedimen pasir pantai yang kadang-kadang dalam bentuk rawa pantai. Berdasarkan kondisi geomorfologinya, wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan, yaitu: 1. Satuan Vulkanik Berelief Tinggi Sebagian besar batuannya terbentuk dari hasil erupsi vulkanik dan berpola aliran radier. Hampir seluruh anak sungai dari satuan ini ditampung oleh aliran Sungai Ciwulan. Satuan ini membentang seperti tapak kuda yang melingkar dan terbuka ke arah Selatan. 2. Satuan Perbukitan Sedimen Satuan ini tersebarkan berelief tinggi dan sedang dengan batuan yang berupa sedimen klastika, berpola aliran dentritik dan hampir paralel. Daerah satuan ini dialiri oleh sungai yang agak besar sebanyak lima buah dan hampir paralel ke arah Selatan menempati bagian tengah dari tapak kuda satuan perbukitan vulkanik. 3. Satuan Kara Berelief Sedang Satuan ini terdiri dari batu gamping, secara keseluruhan berpola aliran dentritik dan beberapa sungai ada yang mengalir di bawah permukaan tanah. Satuan ini menyebar di bagian bawah permukaan tanah dalam lingkaran dari satuan perbukitan sedimen terlipat. 4. Satuan Peneplain Satuan ini terdiri dari batuan vulkanik dan sedimen klastika yang berumur paling tua yang terdapat di Tasikmalaya, mempunyai relief rendah, berpola aliran hampir paralel menuju sungai yang menampungnya. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 8
Berdasarkan
formasi
batuannya,
wilayah
Kabupaten
Tasikmalaya terdiri dari 4 (empat) formasi, yaitu : 1. Formasi Jampang Batuannya terdiri atas erupsi volkanik dan bersisipan dengan batuan pasir, batu gamping batu lanau, dan batu lempung
serta
terereksikan.
beberapa
Formasi
batuan
ini
di
berumur
atasnya miosen
yang bawah,
mempunyai anggota bentang dengan batuan berkomposisi Tuf Asam bersisipan Batuan Gamping. 2. Formasi Pamutuan Formasi
ini
yang
terdapat
hanya
anggotanya,
yaitu
Kalkarenit yang berbentuk batu gamping klasik berselingan dengan napal dan berumur Miosen Tengah. 3. Formasi Halang Formasi ini terdiri dari batu pasir, batu lempung dengan sisipan batu pasir gampingan, batu gamping pasiran, breksi, konglomerat, bagian bawah dominan batu pasir litik ke arah atas dominan napalan. 4. Formasi Bentang Formasi ini terdiri atas batu pasir tufan, batu pasir gampingan dengan sisipan breksi tif, konglomerat, batu pasir,
batu
lempung,
tufan
berlapis
baik.
Sukaraja
termasuk dalam formasi ini, batuannya berupa batu gamping
terumbu
berselingan
dengan
batu
gamping
pasiran.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 9
Gambar 2.3 Peta Geologi Kabupaten Tasikmalaya 2.1.5. Jenis Tanah Sebaran jenis tanah di Kabupaten Tasikmalaya secara umum dapat diklasifikasikan dalam 6 jenis tanah yaitu Alluvial, Brown Forrest, Andosol, Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Regosol. 1.
Alluvial Alluvial
merupakan
tanah
muda
yang
belum
mengalami
perkembangan, belum mengalami deferensiasi horizon.Tanah ini bagian terbesar merupakan bahan kasar yang diendapkan tidak jauh dari sumbernya, terbentuk karena banjir pada musim hujan sehingga ciri morfologinya berlapis-lapis atau berlembar-lembar. Tanah aluvial ini terdapat pada daerah yang sering mengalami banjir. Jenis tanah aluvial dapat dibedakan menjadi tanah aluvial coklat, tanah aluvial kelabu dll. Secara umum tanah ini dapat dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu pada lahan basah dengan kelembaban akuik yang ditandai sifat tidak matang (unripe), dan pada lahan kering ditandai dengan belum terbentuknya struktur tanah. Alluvial pada lahan basah umumnya berlumpur, terbentuk dari bahan alluvium, sedangkan pada lahan kering umumnya berupa tanah dangkal atau berupa pasir terbentuk dari bahan volkan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 10
dan kapur. Bentuk wilayah tanah aluvial umumnya datar hingga bergelombang dan dengan ketinggian tempat beraneka. Bahan induk berasal dari bahan aluvium dan kolovium dari aneka macam asal vegetasi sangat beraneka. Penyebaran
tanah
ini
merupakan
dataran
dijumpai
alluvial
di
dan
dataran
di
dataran
rendah
yang
tinggi
yang
merupakan perbukitan tektonik, dan volkan, yang umumnya bersolum dangkal atau bertekstur pasir kasar. Kedalaman efektif tanah bervariasi (+ 50 cm) berwarna kelabu sampai coklat, tekstur pasir dan debu tanpa struktur atau masif, konsistensi teguh (lembab), plastis (basah) dan keras (kering). Kesuburan
tanah
Kemasaman
tergantung
bervariasi,
pada
kandungan
asal
bahan
bahan
induknya.
organik
rendah,
kapasitas tukar kation tinggi, kejenuhan basa sedang sampai tinggi, kandungan unsur hara bervariasi.
Permeabilitas tanah
lambat, daya erosi tinggi. Tanah – tanah aluvial merupakan pusatpusat pertanian utama, pusat penyebaran penduduk, digunakan untuk tambak ikan, pesawahan, pertanian lahan kering, kebun campuran, perkebunan dengan tingkat produktivitas rendah sampai tinggi. 2.
Brown Forrest Brown Forrest menurut USDA identik dengan jenis grumusol. Sifat jenis tanah Grumusol ini mempunyai ciri sebagai berikut, teksturnya lempung berliat sampai liat, struktur lapisan atas granular lapisan bawah gumpal atau pejal, mengandung kapur, konsistensinya luar biasa liat, warnanya kelam, dan bahan kandungan organiknya 1,5% sampai 4%. Tanah ini kaya akan kapur sehingga kandungan Ca dan Mg tinggi. Tanah Grumusol merupakan tanah-tanah bertekstur halus, kandungan liat 30 % atau lebih pada seluruh lapisan (paling tidak pada kedalaman 50 cm dari permukaan).
Lapisan 0-20 cm
tercampur pada musim kemarau retak-retak selebar 1 cm pada kedalaman 50 cm. Ciri khas dari jenis tanah ini adanya mikrorelief gilgai (bunga kubis( di permukaan. Tanah Grumusol berkembang di wilayah iklim bertipe Ama dan Awa (koppen) tipe curah hujan C, D dan E (Schmidt Ferguson) RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 11
dengan curah hujan 1.000 sampai 2.500 mm/tahun, bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan. Bentuk wilayah melandai, berombak sampai bergelombang, pada ketinggian kurang dari 200 m dpl. Bahan induk mergel atau batu napal, batu liat dan tuf vulkan. Kedalaman efektif tebal (1-2 m), tekstur liat struktur bunga kol pada permukaan dan gumpal pada labisan bawah, konsistensi teguh (lembab), lekat (basah) dan keras (kering) warna abu-abu sampai hitam. Kemasaman tanah agak masam sampai alkalis (pH 5,5 – 9,0) KTK tinggi (lebih dari 24/100 g liat), kejenuhan basa lebih dari 35 % (jenuh Ca dan Mg), kandungan bahan organik rendah, kandungan unsur hara tergantung pada bahan induknya (rendah pada bahan induk napal dan batu liat tinggi pada bahan induk abu vulkan). Permeabilitas tanah lambat, kepekaan erosi tinggi. 3.
Andosol Andisols adalah tanah yang mempunyai sifat andik. Sifat andik dicirikan oleh adanya mineral non-kristalin seperti alofan, imogolit, ferrihidrit atau senyawa kompleks humus-aluminium. Bahan-bahan tersebut hanya ditemukan pada tanah yang terbentuk dari bahan volkan di dataran tinggi, umumnya > 1000 m dpl. Adanya bahan-bahan tersebut menyebabkan tanah mempunyai sifat sangat khas, terutama sifat kesuburannya, antara lain retensi fosfat tinggi. Andisol mempunyai warna tanah hitam
karena
kandungan
bahan
organik
yang
tinggi,
berpenampang dalam, drainase baik, umumnya dimanfaatkan untuk tanaman sayuran. 4.
Podsolik Merah Kuning Tanah-tanah
di
wilayah
studi
yang
sudah
mempunyai
perkembangan lanjut dan dicirikan oleh adanya horizon illuviasi liat
silikat,
baik
sebagai
horizon
argilik
maupun
kandik
diklasifikasikan sebagai Podsolik Merah Kuning. Kejenuhan basa pada subhorison tersebut <35 % sebagian atau seluruhnya. Ultisols
umumnya
mempunyai
warna
merah
kekuningan,
berpenampang dalam, tekstur liat, kosistensi teguh, drainase baik, reaksi tanah masam (pH 4,0-4,5). RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 12
Tingkat kesuburan tanah rendah yang ditunjukkan oleh pH masam, C organik dan N total rendah sampai sangat rendah. P2O5 potensial sedang sampai tinggi, sedangkan ketersediaannya (P tersedia) dan K2O potensial rendah sampai sangat rendah dan kemampuan tanah mempertukarkan kation rendah. Tanah ini potensial untuk pengembangan tanaman tahunan/perkebunan dengan
perbaikan
Penerapan
kesuburan
konservasi
tanah
tanah
melalui
pemupukan.
perlu
disesuaikan
dengan
karakteristik tanahnya. 5.
Latosol Tanah ini merupakan tanah yang telah mengalami pelapukan intensif
dan
morfologinya
perkembangan adalah
sebagai
tanahnya berikut:
lanjut,
dengan
teksturnya
ciri
lempung,
strukturnya remah dan kosistensinya gembur. Sifat-sifat dominan dari tanah ini adalah, nilai seisquyoxida fraksi lempung rendah, kapasitas tukar kationnya rendah, lempungnya kurang aktif, kadar mineralnya rendah, stabilitas agregatnya tinggi, kadar bahan larut rendah dan berwarna merah. Tanah latosol merata dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Tersebar di daerah iklim Af-Am (koppen), tipe hujan A, B, dan C (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan antara 2.000 – 7.000 mm/tahun tanpa mempunyai atau mempunyai bulan-bula kering kuirang dari 3 bulan. Terdapat di daearah abu, tuf dan fan vulkanik dengan bentuk wilayah berombak, bergelombang, berbukit hingga bergununggunung pada ketinggian 10-1000 m dpl. Bahan induk tuf fulkan. Solum tanah dalam (1,5 – 10 m) dengan batas horizon tidak jelas. Warna merah, coklat hingga kuning, dan lapisan atas ke bawah teksturnya liat, struktur tanah lemah dan konsistensi gembur. Reaksi tanah masam hingga agak masam (pH 4,5 – 6,5). Kandungan bahan organik lapisan atas 3 – 10 %. Kandungan hara rendah hingga sedang, makin merah tanah makin miskin. KTK kurang 24 me/100 g liat, kejenuhan basa > 35 %. 6.
Regosol Tanah-tanah regosol adalah tanah yang sudah mempunyai perkembangan lanjut dan dicirikan oleh adanya horizon illuviasi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 13
liat silikay atau horizon argilik dengan kejenuhan pada subhorison tersebut > 35 %. Umumnya tanah ini diusahakan untuk pengembangan
tanaman
tahunan.Jenis
tanah
di
wilayah
Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh tanah vulkanik (32,48 %) dan yang terkecil aluvium (0,27 %) sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.4 Luas Wilayah, Ketinggian dan Jenis Tanah Per Kecamatan No
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
Ketinggian (m dpl)
Jenis Tanah
1 Cipatujah
24.666,59
0 – 500
Regosol, Aluvial, Brown Forest, Podsol Merah Kuning, Andosol
2 Karangnunggal
13.632,86
0 – 400
Aluvial, Brown Forest, Podsol merah kunig
3 Cikalong
13.966,48
0 – 200
Aluvial, Brown Forest, Podsol merah kunig
4 Pancatengah
20.184,68
100 - 350
Brown Forest, Podsol merah kunig
5 Cikatomas
13.268,46
50 - 500
Brown Forest, Podsol merah kunig
6 Cibalong
5.857,51
100 - 600
Brown Forest, Podsol merah kunig
7 Parungponteng
4.726,92
150 - 700
Brown Forest, Podsol merah kunig
8 Bantarkalong
5.983,46
250 - 750
Podsol merah kunig
9 Bojongasih
3.858,33
250 - 700
Brown Forest, Podsol merah kunig
10 11 12 13 14 15 16
Culamega Bojonggambir Sodonghilir Taraju Salawu Puspahiang Tanjungjaya
17 Sukaraja 18 Salopa
6.832,34 16.928,66 9.310,90 5.585,17 5.049,20 3.489,21 3.669,12 4.308,06 12.176,42
200 - 750 100 - 950 200 - 900 350 – 1.250 500 – 1.450 350 – 1.500 250 - 600
Podsol Podsol Podsol Podsol Podsol Podsol Podsol
merah merah merah merah merah merah merah
kunig kunig kunig kunig kunig kunig kunig
200 - 550
Brown Forest, Podsol merah kunig
200 -1.150
Brown Forest, Podsol merah kunig
19 Jatiwaras
7.336,59
150 - 600
Brown Forest, Podsol merah kunig
20 Cineam 21 Karangjaya
7.878,99 4.789,85
100 - 950 150 - 900
Regosol Podsol merah kuning
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 14
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
Ketinggian (m dpl)
Jenis Tanah
22 Manonjaya
3.941,23
200 - 500
Podsol merah kuning, Regosol
23 Gunungtanjung
3.631,16
300 – 1.000
Brown Forest, Podsol merah kunig, Regosol
24 Singaparna
2.481,86
400 – 450
Podsol merah kuning, Regosol
25 Mangunreja
2.964,14
400 - 600
Podsol merah kuning
26 Sukarame
1.991,91
350 - 450
27 Cigalontang
Brown Forest, Podsol merah kunig Andosol, Latosol, Podsol merah kuning, Regosol Andosol, Latosol, Podsol merah kuning, Regosol Regosol,Podsol merah kuning Andosol, Latosol, Podsol merah kuning, Regosol Andosol, Regosol
11.974,43
450 – 2.100
28 Leuwisari
5.325,94
450 – 1.450
29 Padakembang
3.770,37
400- 850
30 Sariwangi
4.965,81
500 - 900
31 Sukaratu
5.714,38
450- 2.200
32 Cisayong
5.940,13
400 – 1.800
Andosol, Regosol, Latosol
33 Sukahening
2.842,14
500 – 1.800
Aluvial, Andosol, Regosol, Latosol
34 Rajapolah
2.145,42
450 - 600
Aluvial, Regosol, Latosol
35 Jamanis
2.128,08
450 - 800
Aluvial, Andosol, Regosol, Latosol
36 Ciawi
4.531,28
500 -1.750
Andosol, Regosol, Latosol
37 Kadipaten
4.578,70
600 – 1.550
Andosol, Aluvial, Latosol
38 Pagerageung
6.674,41
500 – 1.500
Andosol, Regosol, Latosol, Aluvial, Podsol merah kuning
39 Sukaresik
1.780,53
400 - 500
Aluvial, Regosol, Latosol
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tasikmalaya 2012
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 15
Gambar 2.4 Peta Jenis Tanah Kabupaten Tasikmalaya 2.1.6 Kondisi Fisiografi dan Bentuk Wilayah Berdasarkan peta kelerengan dan pengecekkan ke lapangan dapat
dilihat
fisiografi
dan
bentuk
wilayah
di
Kabupaten
Tasikmalaya, yang menunjukkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas grup Marin (M), Fluvio Marin (B), Aluvial (A), Sistem Dataran (Plain system), Sistem Perbukitan (Hilly System), dan Sistem Vulkanik (V; Volcanik System). Sebagian besar daerah penelitian terdiri dari fisiografi Vulkanik. Bentuk wilayah sebagian besar bergelombang sampai berbukit, kecuali di Kecamatan-kecamatan bagian Utara bentuk wilayah berbukit sampai bergunung. Kabupaten merupakan
Tasikmalaya
tanah
yang
sebagian
darat/tanah
besar
bukan
wilayahnya
sawah
dan
selebihnyamerupakan sawah. Kabupaten Tasikmalaya di wilayah dataran rendah mempunyai temperatur umumnya 34°C dengan kelembaban
50
%.
Sedangkan
pada
daerah
dataran
tinggi
mempunyai temperatur 18º - 22º C dengan kelembaban berkisar antara 61 % - 73 %. Curah hujan rata-rata per tahun 2.171,95 mm dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun sebanyak 84 RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 16
hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, dengan musim hujan terjadi antara bulan Oktober dan musim kemarau terjadi antara bulan Juni-September. 2.1.7 Kondisi Hidrologi A. Daerah Aliran Sungai Tasikmalaya adalah iklim tropis dengan memiliki curah hujan tahunan rata-rata berkisar 2000 – 3000 mm/tahun, meskipun mendapatkan curah hujan yang deras kabupaten Tasikmalaya memiliki temperatur yang sedang, suhu rata-rata bervariasi berkisar 20 C - 34 C di dataran rendah dan pada dataran tinggi berkisar 18 C - 22 C. Kelembapan Udara merupakan komponen penting pada unsur
iklim
sebagai
indikator
potensial
atmosfir,
kelembapan
maksimum rata-rata berkisar 94,6 % - 97, 4 % umumnya terjadi pada pagi hari, kelembapan minimum berkisar 68,4% - 73,8% umumnya terjadi pada siang hari. Kecepatan angin rata-rata berkisar anatara 3,13 – 5,73 km/jam.
Potensi sumber daya air tersebut
mengalir pada 4 (empat) Wilayah Sungai (WS) yang terbagi dalam 4 Daerah Aliran Sungai yaitu : DAS Citanduy dengan luas 10.695,19 Km2 dengan melintasi Kabupaten
Tasikmalaya,
Kota
Tasikmalaya,
Kabupaten
Ciamis, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap
Provinsi
Jawa
Tengah
dan
berhulu
di
Desa
Guranteng Kecamatan Pgerageung Kab. Tasikmalaya. DAS Ciwulan dengan luas 236,6 Km2 merupakai sungai terbesar
yang
membelah
Kabupaten
Tasikmalaya
dan
berhulu di Gunung Karacak, Galunggung, Bungbulang, dan Balitiganar, rata-rata debit harian 2,37 – 2,65m3/detik. DAS Cimedang merupakan sungai yang terletak antara Perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis dengan debit maksimum sebesar 89,44 m3/detik dan debit minimum 0,82 m3/detik. DAS Cilangla yang berhulu di Sukahurip rata-rata debit harian 1,77 – 23,6 m3/detik.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 17
Gambar 2.5 Peta Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tasikmalaya
Gambar 2.5 Pengembangan Wilayah Sungai Pengembangan wilayah sungai terdapat 2 bagian yaitu wilayah Sungai
Citanduy
yang
meliputi
Sungai
Citanduy,
Sungai
Ciparangangan, Sungai Cijolan, Sungai Cipambokoran dan Sungai Cipanerekan, sedangkan pengelolaan wilayah Sungai Ciwulan – Cilaki meliputi Sungai Ciwulan, Sungai Cilaki, Sungai Cidadap, Sungai Cipatujah, Sungai Ciawi, Sungai Cimerak, Sungai Cikaso, Sungai Cimari dan Sungai Cilayu. Adanya peningkatan cekungan air tanah meliputi Kecamatan Salawu, Kecamatan
Sukaratu,
Cigalontang,
Kecamatan
Leuwisari
dan
Kecamatan Kadipaten. Tedapatnya pengembangan jaringan irigasi kewenangan pusat yaitu Daerah Irigasi Cikuten 1 dan Daerah Irigasi Cikuten 2, pengembangan jaringan irigasi yang termasuk kedalam kewenangan provinsi terdiri dari Daerah Irigasi Padawaras, Daerah Irigasi Ciramajaya, Daerah Irigasi Biuk, Daerah Irigasi Cikunir, Daerah Irigasi Cigede, dan Daerah Irigasi Cibanjaran. Pengembangan jaringan irigasi kewenangan Kabupaten meliputi beberapa Daerah Irigasi dapat dilihat pada tabel berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 18
Tabel 2.5 Pengembangan Jaringan Irigasi Kewenangan Kabupaten No
Nama Daerah Irigasi
Luas (Ha)
No
Nama Daerah Irigasi
A
Wilayah Kerja UPTD Taraju
F
Wilayah Kerja UPTD Singaparna
I 1 2 3
Irigasi Pemerintah Garunggang Cikalukur Cilonggan Jumlah areal I Irigasi Perdesaan Leuwimanggu Leuwijangkar Leuwikalapa Cibangbay Cidongke Cicantel Cipagar Leuwigede Cijambu Batu Wulug Bulakan Cikuya Bantarmara Ciranjeng Cigarunggang Sawah Lega Pakacangan Pasir Awi Bojong Kalian Kaum Cihapit Cimanik Satron Burujul Cimnguncakra Cibongbolang Cilogata Cibarengkok Cicurug Tarikolot
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Cagak Cinyungsang Cilaku Bojong anyar Citampian Cipalangka Sukadana Ciparahulu Kekel Dam legok Susukan gede Cibuniwangi Ciwadaru Parakanraden Cikuda Cigarunggang Cipatujah Bojong Nyantong II Cipondoh Batu kohok Cipiit Garawilan Cimuncang Cikahuripan Malaganti Cikaracak Situ Penganten Ciburuy Curug caganti Bojong Koneng I Bojong Koneng II Solokan rancabolang Cianda Leuwihuut Raksa Desa
II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
335 612 619 1.566 149 85 90 82 98 94 97 60 125 35 80 140 49 145 87 118 495 150 200 200 120 250 130 87 130 64 400 210 87 70
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Luas (Ha)
70 76 100 142 120 120 60 70 58 165 38 60 160 380 33 65 58 35 35 80 133 70 55 50 20 75 70 46 85 50 189 130 58 85 45 30 II- 19
No
Nama Daerah Irigasi
Luas (Ha)
31 Balangenong 32 Parakanpanjang 33 Cioray
No
Nama Daerah Irigasi
425 44 Simpeureun 265 45 Cirama II 130 Jumlah Wilayah Kerja UPDT 34 Solokan Negong 150 G CIKATOMAS 35 Cipurut 90 I Irigasi Perdesaan 36 Cileungsing 78 1 Cimaranten 37 Sipatnunggal 110 2 Parung mayung 38 Cimawate 3 Cidua Jumlah 6.941 4 Nagrak B Wilayah Kerja UPDT Sukaraja 5 Cilenjang I Irigasi Perdesaan 6 Citasik 1 Leuwisapi Ki Ka 198 7 Kalapasari 2 Leuwipamulang 281 8 Citeuteuy 3 Cileutik 64 9 Sindangsari Cicondong /Sawah 4 Pangbadongan 50 10 Lama 5 Cihonje 50 11 Citeja 6 Cibeureum 92 12 Cigelap 7 Cikiray 104 13 Tajur 8 Cimawate 157 14 Leuwilele 9 Karangtengah 84 15 Cipayung 10 Cibenda 70 16 Cicondong 11 Cipanojer 175 17 Ciwarak 12 Cisalak 52 18 Cibanjaran 13 Leuwi tembok 69 19 Cibatur 14 Citeja/pinanglancar 100 20 Cimanintin 15 Cigagak 157 21 Datarpari 16 Cipadaten 75 22 Cikondang Jumlah 1.778 23 Pongpet Wilayah Kerja UPDT C 24 Cieceng Manonjaya I Irigasi Perdesaan 25 Cibaregbeg 1 Cikembang 125 26 Cisaladah 2 Sentul 92 27 Cisepet/Cikuya 3 Ciseel 61 28 Cikembang III 4 Cisarana 128 29 Cikemuning 5 Cipajaran 85 30 Cileutik 6 Cigobang 35 31 Cipancur 7 Cisalam 50 32 Cigimbal 8 Sukamaju 36 33 Cikuya 9 Cilame 24 34 Cikamuning / Cibayah 10 Cicadas 50 35 Pasir Ipis RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Luas (Ha) 40 170 4.915
200 150 119 106 137 182 86 80 88 255 100 100 123 110 110 80 100 95 70 183 113 38 150 185 71 45 140 133 100 70 70 70 229 63 137 II- 20
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 D I 1 2
II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Daerah Irigasi
Luas (Ha)
No
Cilandak 100 Ciranjeng 120 Leuwibiuk 100 Pariuk 175 Laksna 200 Cirungking 150 Cempaka 51 Sawah lega 150 Tonjong 75 Cijulang 89 Cikondang 110 Ciampanan 150 Cimulu 408 Cihanyang 200 Ampel 419 Jumlah 3.183 Wilayah Kerja UPDT Ciawi Irigasi Pemetintah Cikayaraharja 425 Cipatani 413
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Jumlah
838
H
200 142 252 402 221 242 115 124 71 40 42 94 70 70 40 50 209 75 58
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Irigasi Perdesaan Cibahayu Cigodebag Cipada Surakatiga Ciparagpag Nur Muhamad Cirenges Petir Palahar Citilu Cigentong Cilentu Cikuya II Cipamali Sukahaji Cihanjuang Cilempeng Cipondoh Pangkalan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Nama Daerah Irigasi Pamijahan Cisoka Datarpari Sawah lega Cinembang Cisireum Cipasung Citangkulak Cibongas Babakan Asem Leuwihalang Cimaung Leuwibitung Darawayang Cinangka Cimindi Cigodang Legok lame Cihuut Jumlah Wilayah Kerja UPDTKarangnunggal Irigasi Perdesaan Bongas Curug Telu Cibingbin Leuwinanggung Cicadas Ciwadaru Babakanjati Joglo Cijurig Cibuluh Cipinang I Ciharus Batu Hawu Ranca Munding Cipanyaarang Cibeunteur Cimadura Ciwalet Rekone
Luas (Ha) 125 150 260 59 83 138 140 133 110 100 110 85 80 70 30 50 136 50 45 6042
204 300 50 150 70 60 36 58 70 50 45 35 80 40 45 55 30 55 35 II- 21
No
E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 F I 1 II 1 2 3 4 5 6 7
Nama Daerah Irigasi
Luas (Ha)
Jumlah 3.445 Wilayah Kerja UPDT Sukaratu Citere 428 Bantarpayung 100 Paniis 75 Leuwidakom 120 Cibonceret 100 Cibuluh 48 Cibodas 336 Cibeureum 124 Cidadap 50 Cibanyuwangi 260 Batu black 86 Sela awi 66 Baranangsiang 150 Cilutung 75 Cideres 150 Cigorowong 175 Ciireng 63 Pasantren 72 Cisaladah 210 Cipalu 58 Cibarani 75 Talaga Bodas 80 Jumlah 2.901 Wilayah Kerja UPTD Singaparna Irigasi Pemerintah Leuwigobang 299 Jumlah 299 Irigasi Perdesaan Bangkonol 87 Cipatahunan 400 Cibongas 375 Sawah lega 135 Susukan Anyar 72 Ciraab 134 Cilembu 87
No 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nama Daerah Irigasi Palahar Cimakam Ciliang Curugkerta Jajaway Cikapundung Cikalong Cipicung Cibeugbeuy Parakanhonje Demuh Toblongan Curugangin Cikapundung I Kiarakurung Cikadu Pamoyanan Cilumping Cibegang Cisodong Curughuni Labuan Rancapatat Ciperut Curug Anah
Luas (Ha) 55 80 80 45 300 466 150 45 105 125 100 30 52 195 37 40 81 30 84 105 95 92 150 100 60
45 Cikeresek
39 4209
Sumber : Perda No 2 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Tasikmalaya, Lampiran V
Pembangunan bendungan di Kabupaten Tasimalaya terdapat di Kecamatan Cineam yang terdiri dari bendungan Leuwikeris dan Cikembang,
serta
di
Kecamatan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Manonjaya
yang
terdiri
dari II- 22
Bendungan Manonjaya dan Pasirangin. Pengembangain jaringan air baku terdiri dari peningkayan pengelolaan air sungai yang meliputi Sungai
Citanduy,
Sungai
Ciwulan,
Sungai
Cimedang,
Sungai
Cipangukusan, Sungai Cipanyarang, dan Sungai Cilangla, serta pengelolaan mata air yang meliputi Kecamatan Leuwisari, Sariwangi, Parungponteng, Puspahiang, Sodonghilir, Pancatengah, Cikalong, Cipatujah, Bantarkalong, Cisayong, Sukahening, Sukaresik dan Pagerageung. B. Mata Air Mata air di Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas kawasan 452,52 ha, dengan jumlah mata air sebanyak 36 tersebar di 13 Kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 2.6 Mata Air dan Kawasan Sekitar Tasikmalaya Tahun 2014 No
Nama mata air
Desa
Kecamatan
1
Cibunigeulis
Cibunigeulis
Sukaratu
2
Cipirit
Sukamulih
Leuwisari
3
Manggung
Linggamulya
Leuwisari
4
Cipondok
Jayaratu
Leuwisari
5
Jambuarang
Parungponteng
Cibalong
6
Cikapinis
Burujulijaya
Cibalong
7
Cihonje
Parungpontong
Cibalong
8
Cibuntu
Cigunung
Cibalong
9
Kiangronyoh
Puspahiang
Salawu
10
Cireuma
Puspahiang
Salawu
11
Bulakan
Cimanggu
Salawu
12
Cikalutak
Cukangkawung
Sodonghilir
13
Cidalum
Cikalong
Sodonghilir
14
Cisoledat
Cikalong
Sodonghilir
15
Cibarengkok
Cikalong
Sodonghilir
16
Cimanggu
Cikalong
Sodonghilir
17
Cibangbay
Urug
Kawalu
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 23
No
Nama mata air
Desa
Kecamatan
18
Cianjur II
Picungremuk
Kawalu
19
Ciucit
Buniasih
Pancatengah
20
Cisoka
Buniasih
Pancatengah
21
Palahang
Pangliaran
Pancatengah
22
Cirangra
Cirangra
Cikalong
23
Nyolonong
Kalapagenep
Cikalong
24
Cigede
Cikadu
Cikalong
25
Tahur
Cikadu
Cikalong
26
Galumpit
Darawati
Cipatujah
27
Cirangkong
Cikukulu
Karangnunggal
28
Gn payung
Cikukulu
Karangnunggal
29
Cikulahar
Cidadap
Karangnunggal
30
Karangmekar
Karangmekar
Karangnunggal
31
Parakanhonje
Parakanhonje
Bantarkalong
32
Setok
Sukamaja
Bantarkalong
33
Jatihurip
Jatihurip
Cisayong
34
Cibalandongan
Kudadepa
Cisayong
35
Cikelap
Sukadana
Pagerageung
36
Sukaresik
Sukaresik
Sukaresik
Sumber : Laporan Antara Pemetaan Sumberdaya air di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Dinas Bina marga dan pengairan Kabupaten Tasikmalaya
C. Embung Embung merupakan bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan. Bangunan ini bermanfaat untu menyediakan air pada musim kemarau. Berikut beberapa potensi embung yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 24
Tabel 2.7 Potensi Embung di Kabupaten Tasikmalaya No
Nama Embung
Kecamatan
Sumber Air
Manfaat
Lainnya
fungsi
1
Cineam
Cineam
Sungai Cikembang
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumur resepan
2
Gunung tanjung
Gunung tanjung
S Cikembang
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumur resepan
3
Cisayong
Cisayong
Mata air
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumur resepan
4
Sukaheni ng
Sukahening
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumur resepan
5
Ciawi
Ciawi
S Cikidang
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumur resepan
6
Kadipaten
Kadipaten
S Cikidang
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumur resepan
7
Pagerageu ng
Pagerageung
S Citanduy
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumur resepan
8
Sukaresik
Sukaresik
Irigasi & Air Baku
Perikanan
Sumber : Hasil Survey PSDA Provinsi Jawa Barat, 2011
D. Situ Situ yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya ini dimanfaatkan bagi kegiatan
pertanian
dan
juga
pariwisata,
adapun
situ
yang
dimaksudkan sebagai berikut : 1)
Kecamatan Tanjungjaya terdapat Situ Sanghyang yang terletak di Desa Cibalanrik
2)
Kecamatan Cikalong terdapat Situ Cigaleuh yang terletak di Desa Kalapagenep
3)
Kecamatan
Cikalong
terdapat
Situ
Oblok
di
Desa
Mandalajaya, Situ Cihoje di Desa Mandalaguna, dan Situ Cirojeh di Desa Sindang Jaya 4)
Kecamatan Taraju terdapat Situ Cilangla di Desa Taraju dan Situ Cianiwung di Desa Purwarahayu
5)
Kecamatan Pancatengah terdapat Situ Galuh di Desa Taruna Cibyniasih dan Situ Gede di Desa Mekarsari
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 25
6)
Kecamatan Cineam terdapat Situ Cilameta yang terletak di Desa Ciampanan
7)
Kecamatan Sukaratu terdapat Situ Galunggung yang terletak di Desa Linggarjati
8)
Kecamatan Manonjaya terdapat Situ Cilambu yang terletak di Desa Margahayu
9)
Kecamatan Culamega terdapat Situ Denuh yang terletak di Desa Cikuya
10) Kecamatan Karangnunggal terdapat Situ Batu yang terletak di Desa Cikupa 11) Kecamatan Ciawi terdapat Situ Citilu yang terletak di Desa Pasirhaur 12) Kecamatan Cipatujah terdapat Situ Karikil yang terletak di Desa Tobongjaya 13) Kecamatan Cisayong terdapat Situ Cisaladah yang terletak di Desa Kiarajangkung 14) Kecamatan
Parungponteng
terdapat
Situ
Labuan
yang
terletak di Desa Bulan Giringkencana 15) Kecamatan Sodonghilir terdapat Situ Balagendong yang terletak di Desa Sukabakti 16) Kecamatan Bojongasih terdapat Situ Cisodong yang terletak di Desa Sindangsari 17) Kecamatan
Pagerageung
terdapat
Situ
Asta
di
Desa
Sukapada, Situ Picung di Desa Guranteng, Situ Cikerenceng di Desa Garanteng, Situ Ciakar di Desa Sukamaju, dan Suty Sarbeni di Desa Sukapada. 18) Kecamatan Sukarame terdapat Situ Buled yang terletak di Desa Cipondok 19) Kecamatan
Singaparna
terdapat
Situ
Panganten
yang
terletak di Desa Singaparna 20) Kecamatan Rajapolah terdapat Situ Cijengkol dan Situ Cikarapyak di Desa Mangunjaya 21) Kecamatan Cibalong terdapat Situ Datar yang terletak di Desa Cisempur 22) Kecamatan Jatiwaras terdapat Situ Cigagak yang terletak di Desa Ciwarak RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 26
23) Kecamatan Cikatomas terdapat Situ Ciloa yang terletak di Desa Cilumba 24) Kecamatan Puspahiang terdapat Situ Bulukan yang terletak di Desa Cimanggu. Tabel 2.8 Nama Situ, Lokasi dan Luas Situ di Kabupaten Tasikmalaya Desa
No
Nama Situ
1
Sanghyang (tanjung jaya)
Cibalanarik
Sukaraja
10,25
2
Cigaleuh
Kalapagenep
Cikalong
2,00
3
Cilangla
Taraju
Taraju
4
Galuh Taruna
Cibuniasih
Pancatengah
2,00
5
Gede Pancatengah
Mekarsari
Pancatengah
1,00
6
Galunggung
Linggarjati
Sukaratu
1,50
7
Cilameta
Ciampanan
Cineam
0,45
8
Garunggang
Rajadatu
Cineam
1,50
9
Rajadatu
Rajadatu
Cineam
1,00
10
Cilambu
Margahayu
Manonjaya
2,40
11
Denuh (culamega)
Cikuya
Culamega
1,20
12
Citilu
Pasirhaur
Ciawi
0,76
13
Ciburial
Kertamukti
Ciawi
2,00
14
Karikil
Tobongjaya
Cipatujah
1,75
15
Cisaladah
Kiarajangkung
Cisayong
1,00
16
Cikarapyak
Mangunjaya
Cisayong
0,25
17
Oblok
Mandalajaya
Cikalong
4,50
18
Cihonje
Mandalaguna
Cikalong
-
19
Batu Hawu
Cikupa
Karangnungal
3,00
20
Labuan bulan
Girikencana
Parungponteng
2,50
21
Cikerenceng
Guranteng
Pagerageung
0,57
22
Asta
Sukapada
Pagerageung
0,50
23
Picung
Guranteng
Pagerageung
0,50
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Kecamatan
Luas (Ha)
10,00
II- 27
No
Nama Situ
Desa
Kecamatan
Luas (Ha)
24
Ciakar
Sukamaju
Pagerageung
1,50
25
Sarbeni
Sukapada
Pagerageung
1,00
26
Curuglima
Sukapada
Pagerageung
-
27
Balangending
Sukabakti
Sodonghilir
0,30
28
Cisodong
Sidangsari
Bojongasih
0,75
29
Cianiwung
Purwarahayu
Taraju
0,50
30
Buled
Cipondok
Sukaresik
3,00
31
Panganten
Singaparna
Singaparna
3,60
32
Cijengkol
Mangunjaya
Rajapolah
0,57
33
Datar
Cisempur
Cibalong
1,00
34
Cigagak
Ciwarak
Jatiwaras
0,25
35
Mustika
Neglasari
Jatiwaras
0,10
36
Ciloa
Cilumba
Cikatomas
0,20
37
Buluhan
Cimanggu
Puspahiang
0,04
38
Citambal
Karanglayung
Karangjaya
-
39
Cikadu
Bantarkalong
Ciaptujah
1,00
40
Cirasik
Salopa
Salopa
0,19
Sumber : Laporan Antara Pemetaan Sumberdaya Air di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya
2.1.8 Kondisi Klimatologi Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan khususnya di wilayah timur kabupaten beberapa berupa pegunungan dan perbukitan, seperti yang terlihat di barat laut dimana pegunungan Galunggung berada, hanya 13,05 % bagian dari kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol sampai denagan 200 mdpl, sedangkan rata-rata ketinggian tempat Kabupaten Tasikmalaya mulai dari 200 - 500 mdpl, daerah Kabupaten Tasikmalaya dilalui rantai pegunungan berapai di Pulau Jawa, dimana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur dan memberikan kelimpahan sumber daya air dan berada
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 28
rendah di rongga lereng gunung yang memasok tangkapan curah hujan dan daerah resapan air lebih banyak. Kondisi iklim disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh curah hujan, temperatur, kelembapan udara, kecepatan angin, penyinaran matahari dan penguapan.
Iklim yang berpengaruh di Kabupaten.
Pengelompokkan daerah hujan berdasarkan ketinggian curah hujan pada masing-masing wilayah di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut: 1. Wilayah dengan curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun meliputi Kecamatan Sukaraja, Cibalong, Salopa, Pagerageung, Ciawi, dan Jamanis. 2. Wilayah dengan curah hujan antara 3000-3500 mm/thn meliputi:
Kecamatan
Cipatujah,
Bantarkalong,
Karangnunggal, Salopa, Sodonghilir, Cineam, dan Manonjaya. 3. Wilayah dengan curah hujan antara 3500-4000 mm/thn meliputi Kecamatan Bojonggambir, Sodonghilir, Singaparna, Cisayong,
Rajapolah,
Cikalong,
Pancatengah,
Cikatomas,
sebagian Pagerageung. 4. Wilayah dengan curah hujan di atas 4000 mm/thn meliputi Kecamatan Taraju, Salawu, Cigalontang, Leuwisari, dan Cisayong.
Gambar 2.6 Peta Curah Hujan Kabupaten Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 29
Tabel : 2.9 Data Curah Hujan dan Luas Wilayah No
Kecamatan
1
Cipatujah
2
Karangnunggal
3
Cikalong
Luas Wilayah (Ha) 24.666,59
Curah Hujan 13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
13.632,86
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
13.966,48
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
4
Pancatengah
20.184,68
20,7 - 27,7 mm/hari hujan
5
Cikatomas
13.268,46
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
6
Cibalong
5.857,51
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
7
Parungponteng
8
Bantarkalong
9
Bojongasih
3.858,33
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
10
Culamega
6.832,34
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
11 12
Bojonggambir Sodonghilir
13
Taraju
4.726,92
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
5.983,46
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
20,7 - 27,7 mm/hari hujan 16.928,66 9.310,90
20,7 - 27,7 mm/hari hujan 13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
5.585,17
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
14
Salawu
15
Puspahiang
16
Tanjungjaya
5.049,20
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
3.489,21
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
3.669,12
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
17
Sukaraja
18
Salopa
4.308,06
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
12.176,42
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
19
Jatiwaras
7.336,59
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
20
Cineam
7.878,99
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
21
Karangjaya
22
Manonjaya
3.941,23
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
23
Gunungtanjung
3.631,16
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
20,7 - 27,7 mm/hari hujan 4.789,85
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 30
No 24
Kecamatan Singaparna
Luas Wilayah (Ha) 2.481,86
Curah Hujan 13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
25
Mangunreja
2.964,14
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
26
Sukarame
27
Cigalontang
1.991,91
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
11.974,43
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
28
Leuwisari
29
Padakembang
30
Sariwangi
4.965,81
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
31
Sukaratu
5.714,38
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
32
Cisayong
33
Sukahening
2.842,14
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
34
Rajapolah
2.145,42
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
35
Jamanis
36
Ciawi
5.325,94
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
3.770,37
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
20,7 - 27,7 mm/hari hujan 5.940,13
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
20,7 - 27,7 mm/hari hujan 2.128,08
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
4.531,28
13,6 - 20,7 mm/hari hujan 20,7 - 27,7 mm/hari hujan
37
Kadipaten
4.578,70
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
38
Pagerageung
6.674,41
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
39
Sukaresik
1.780,53
13,6 - 20,7 mm/hari hujan
Sumber :DataDinas Pertanian Tanaman Pangan LP2B,2015
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 31
Gambar 2.7 Peta Hidrologi Kabupaten Tasikmalaya 2.1.9 Kondisi Penggunaan Lahan Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah KabupatenTasikmalaya meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan budidaya. a. Kawasan Lindung Berdasarkan Perda RTRW Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 tahun 2012, bahwa di Kabupaten Tasikmalaya telah ditetapkan kawasan lindung seluas 174,321.90 Ha (64.35%) meliputi ; Kawasan hutan indung seluas kurang lebih 16.882 Ha, Kawasan konservasi perairan berfungsi lindung untuk pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan seluas kurang lebih 483 Ha, Kawasan resapan air seluas kurang lebih 13.417 Ha, Sempadan pantai seluas kurang lebih 450 Ha, Sempadan sungai seluas kurang lebih 10.118 Ha, Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan, kurang lebih seluas 8 Ha atau 30% dari luas seluruh kawasan perkotaan, Kawasan suaka alam dan cagar budaya, terdiri atas kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya. Kawasan suaka alam berupa kawasan suaka alam penyu seluas kurang lebih 259 (dua ratus lima RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 32
puluh sembilan) hektar berada di Desa Sindangkerta Kecamatan Cipatujah, Kawasan Perkotaan, Kawasan cagar budaya, Kawasan lindung geologi seluas 25.274 Ha Kawasan lindung Lainnya, berupa perlindungan terumbu karang seluas kurang lebih 35 Ha. b. Kawasan Budidaya Penetapan Rencana kawasan budidaya dalam Perda No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Tasikmalaya periode rencana 2011-2031, meliputi : Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas Kawasan peruntukan hutan produksi tetap dan Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap seluas kurang lebih 2.735 Ha, Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas seluas 25.503 Ha, Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas kawasan peruntukan tanaman pangan seluas 49.556 Ha, Kawasan peruntukan hortikultura seluas kurang lebih 1.196 Ha, Kawasan peruntukan perkebunan seluas kurang lebih 6.171 Ha, Kawasan peruntukan peternakan seluas kurang lebih 7.400
Ha, Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas kawasan
peruntukan perikanan tangkap, kawasan peruntukan budidaya perikanan
dan
peruntukan pertambangan
pengembangan
pertambangan mineral
prasarana
terdiri
logam,
perikanan,
Kawasan
Kawasan
potensi
atas
Kawasan
potensi
pertambangan
batubara, Kawasan potensi pertambangan bukan logam, Kawasan potensi pertambangan batuan dan Kawasan potensi pertambangan panas bumi, Kawasan peruntukan industri terdiri atas Kawasan potensi industri menengah dan Kawasan potensi industri kecil dan mikro.
Kawasan
peruntukan
pariwisata
terdiri
atas
kawasan
peruntukan pariwisata alam, kawasan peruntukan pariwisata budaya dan kawasan peruntukan pariwisata kriya. Kawasan peruntukan permukiman
terdiri
atas
kawasan
peruntukan
permukiman
perkotaan seluas kurang lebih 2.052 Ha, dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan
8.560 Ha,
Kawasan peruntukan lainnya
terdiri atas Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara serta kawasan peruntukan perdagangan dan jasa.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 33
Gambar : 2.8 Peta Pengguna Lahan di Kabupaten Tasikmalaya 2.1.10
Pengembangan Kawasan Strategis Kawasan strategis, merupakan kawasan yang diprioritaskan
penataan ruangnya. Kawasan strategis
di Kabupaten Tasikmalaya
terdiri atas : Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Tasikmalaya yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat,
Kawasan
strategis kabupaten merupakan hasil perumusan dan kesepakatan pemangku
kepentingan
(stakeholder)
penataan
ruang
wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan strategis Provinsi berupa kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan berada di Pulau Manuk Kecamatan Cikalong. Sedangkan Kawasan Strategis Kabupaten diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut kepentingan yaitu sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sudut kepentingan sosial budaya; dan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi. Kawasan strategis Kabupaten (KSK) kabupaten tasikmalaya yaitu antara lain: (1) KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:
KSK Perkotaan Singaparna;
KSK Perkotaan Ciawi;
KSK Perkotaan Manonjaya;
KSK Perkotaan Karangnunggal;
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 34
KSK Industri dan Perdagangan Kerajinan Rajapolah :
KSK Wisata Pantai Karangtawulan; dan
KSK Wisata Alam Gunung Galunggung.
(2) KSK dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi :
KSK Kampung Naga;
KSK Wisata Ziarah Pamijahan;
KSK Pesantren Suryalaya;
KSK Pesantren Miftahul Huda; dan
KSK Pesantren Cipasung.
(3) KSK dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan atau teknologi tinggi meliputi:
KSK
Geothermal
Karaha
Bodas
berada
di
Kecamatan
Kadipaten;
KSK Batu Mulia Jasper berada di Desa Buni Asih Kecamatan Pancatengah;
KSK Plasma Nutfah Sirah Cimunjul berada di Kecamatan Cipatujah;
KSK kawasan pertambangan meliputi Kecamatan Cipatujah, Cikalong; dan Karangnunggal ;
KSK Kawasan Pesisir meliputi Kecamatan Cipatujah dan Cikalong.
Gambar 2.9 Peta Rencana Kawasan Strategis
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 35
2.1.11
Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah tenggara dan sering dikenal dengan Priangan Timur, yang didominasi oleh wilayah perbukitan dan pertanian. Secara geologis wilayah Kabupaten Tasikmalaya termasuk kedalam zona gunung berapi kwarter, zona depresi tengah dan zona pegunungan selatan dengan kondisi demikian maka struktur wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki kenampakan yang berbeda dari mulai utara hingga selatan. Dibagian tengah termasuk kedalam wilayah depresi tengah yang dicirikan morfologi berbukit curam yang dipisahkan oleh lembah yang cukup curam, perbukitan tengah tersebut dihasilkan oleh aktivitas tektonik yang menghasilkan lipatan-lipatan pegunungan. Zona pegunungan selatan merupakan rangkaian pegunungan yang membujur dari Pelabahun Ratu sampai Nusakambangan, wilayah Kabupaten Tasikmalaya selatan didominasi oleh dataran tinggi yang terdidiri daerah kapur kapur,
hal
ini
sebagai
dan sering dijumpai goa-goa
indikator
bahwa
wilayah
Kabupaten
Tasikmalaya bagian selatan dahulunya ada di bawah laut yang kemudian mengalami pengangkatan akibat tenaga tektonik menjadi daratan. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya menempati urutan kedua nasional kawasan rawan terkena bencana alam, kondisi ini perlu diwaspadai oleh semua pihak terutama masyarakat yang berada di daerah rawan bencana yaitu pergeseran tanah, rawan longsor, puting beliung, tsunami dan letusan gunung berapi,
terdapat 19 daerah
yang rawan longsor yaitu: Kecamatan Rajapolah, Sukahening, Cisayong, Sariwangi, Cigalontang, Salawu, Mangunreja, Puspahiang, Taraju,
Culamega,
Jatiwaras,
Salopa,
Sodonghilir, Karangjaya,
Bojonggambir, Gunungtanjung,
Bantarkalong, Sukaraja
dan
Bojongasih, sehingga apabila terjadi musim penghujan maka tingkat kerawan bencana cukup tinggi. Bencana gerakan tanah (tanah longsor) merupakan peristiwa alam yang seringkali mengakibatkan banyak kerusakan, baik berupa kerusakan
lingkungan,
sarana
dan
prasarana
fisik
hasil
pembangunan dan berdampak pada kerugian harta benda dan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 36
korban jiwa manusia,
oleh karena itu perlu ada upaya untuk
mengeleminir kerawanan bencana tersebut yaitu diantaranya dengan melakukan perbaikan lingkungan serta menghargai alam sekitar kita.
Gambar 2.10 Peta Kawasan Rawan Bencana Wilayah
Kabupaten
Tasikmalaya
secara
geologis
rentan
terhadap bencana alam, baik yang disebabkan oleh gempa tektonik, vulkanik dan bahaya tsunami, beberapa daerah yang rawan sebagai berikut : 1) Kawasan rawan gempa bumi seluas 118.637
Ha
meliputi
Kecamatan
kurang lebih Bantarkalong,
Bojongasih, Bojonggambir, Ciawi, Cibalong, Cigalontang, Cikalong, Cikatomas, Cipatujah, Cisayong, Culamega, Gunungtanjung, Karangnunggal,
Jatiwaras, Leuwisari,
Kadipaten,
Karangjaya,
Mangunreja,
Manonjaya,
Padakembang, Pagerageung, Pancatengah, Parungponteng, Puspahiang, Singaparna,
Rajapolah,
Salawu,
Sodonghilir,
Salopa,
Sukahening,
Sariwangi, Sukaraja,
Tanjungjaya dan Taraju; 2) Kawasan Rawan gunung berapi seluas kurang lebih 8.806 Ha
Ha
Cisayong,
meliputi:
Kecamatan
Jatiwaras,
Cibalong,
Leuwisari,
Cigalontang, Mangunreja,
Padakembang, Sariwangi, Singaparna, Sukaraja, Sukaratu dan Tanjungjaya; RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 37
3) Kawasan rawan tsunami seluas kurang lebih 5.525 Ha meliputi
Kecamatan
Cikalong,
Cipatujah
dan
Karangnunggal.
Gambar 2.11 Peta Ancaman Banjir Kabupaten Tasikmalaya
Gambar 2.12 Peta Ancaman Gempa Bumi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 38
Gambar 2.13 Peta Ancaman Letusan Gunung Berapi Sistem jalur dan ruang evakuasi bencana di Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas penetapan jalur dan ruang evakuasi bencana gempa bumi yang terdiri dari a. Kecamatan Cikatomas meliputi jalur evakuasi ruas jalan Urug – Petir, ruas jalan Ciwatin – Kalapagenep, ruas jalan Papayan – Cikalong, ruas jalan Manonjaya – Salopa dan ruasn jalan Cikatomas – Cilumba dengan ruang evakuasi berupa lapangan olarh raga yang terdapat di Kecamatan Cikatomas. b. Kecamatan Manonjaya terdiri atas jalur evakuasi ruas jalan Cilangkap – Cineam, ruas jalan Cineam – Cidolog, ruas jalan Cineam – Rajadatu dan ruas jalan Cineam – Ciampanan dengan ruang evakuasi berupa lapangan olah raga yang terdapat di Kecamatan Manonjaya c. Kecamatan Salopa terdiri atas jalur evakuasi ruas jalan Papayan – Cikalong, ruas jalan Pasir Gintung – Lengkong barang, ruas jalan Bolang – Sunia Bana, ruas jalan Jamupu – Kaputihan dan ruas jalan Jamupu – Banjarwaringin dengan ruang evakuasi berupa lapangan olah raga di Kecamatan Salopa d. Kecamatan Bojonggambir terdiri atas jalur evakuasi meliputi ruas jalan Warungpeuteuy – Taraju, ruas jalan Taraju – RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 39
Bojonggambir, ruas jalan Darawati – Culamega – Bojonggambir, ruas
jalan
Bojonggambir
–
Cihanura
dan
ruas
jalan
Bojongkapol – Muncangkohok dengan ruang evakuasi berupa lapangan terbuka yang berada di Kecamatan Bojonggambir. e. Kecamatan Mangunreja terdiri atas jalur evakuasi ruas jalan Mangunreja – Sukaraja, ruas jalan Salawu – Mangunreja, ruas jalan Warunglegok – Cikeusal dan ruas jalan Galumpit – Cikeusal dengan ruang evakuasi berupa lapangan terbuka yang berada di Kecamatan Mangunreja f. Kecamatan Cibalong terdiri atas jalur evakuasi ruas jalan Sukaraja – Karangnunggal, ruas jalan Cibalong – Derah, ruas jalan Derah – Simpangurmi, ruas jalan Derah – Sodonghilir – Taraju, ruas jalan Batu Lawang – Cisempur, dan ruas jalan Cisempur
–
Sukarame,
dengan
ruang
evakuasi
berupa
lapangan terbuka yang terdapat di Kecamatan Cibalong g. Kecamatan Bantarkalong terdiri atas jalur evakuasi ruas jalan Sukaraja – Karangnunggal, ruas jalan Pamijahan – Gunung Anten, ruas jalan Bantarkalong – Pamijahan, ruas jalan Eureunpalay – Bojongasih, ruas jalan Bojongasih – Mertahaya dan ruas jalan Derah – Simpang urmi dengan ruang evakuasi berupa lapangan olah raga yang terdapat di Kecamatan Bantarkalong h. Kecamatan Rajapolah terdiri atas jalur evakuasi meliputi ruas jalan Kadipaten – Rajapolah, ruas Cantigi – Kiarajangkung dan ruas jalan Rajapolah – Kiarajangkung dengan ruang evakuasi berupa lapangan terbuka yang berada di Kecamatan Rajapolah. i. Kecamatan Pagerageung terdiri atas jalur evakuasi meliputi ruas jalan Kadipaten – Rajapolah, ruas jalan Pamoyanan – Suryalaya, ruas jalan Cipacing – Pagerageung dan ruas jalan Bojonggenteng
–
Ciupih
dengan
ruang
evakuasi
berupa
lapangan terbuka berada di Kecamatan Pagerageung. j. Kecamatan Cisayong terdiri atas jalur evakuasi ruas jalan Rajapolah – Cisayong, ruas jalan Ciawi – Singaparna, ruas jalan Pagendingan – Cisayong, ruas jalan Cantigi – Kiarajangkung dan ruas jalan Cibodas – Cileuleus dengan ruang evakuasi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 40
berupa
lapangan
terbuka
yang
terdapat
di
Kecamatan
Cisayong. k. Kecamatan Singaparna terdiri atas jalur evakuasi meliputi ruas jalan Salawu – Singaparna, ruas jalan Singaparna – Sariwangi, ruas jalan Singaparna – Cigalontang, ruas jalan Cigalontang – Langkob, ruas jalan Sariwangi – Parentas dan ruas jalan Ciawi – Singaparna dengan ruang evakuasi berupa lapangan terbuka berada di Kecamatan Singaparna Penetapan jalur dan ruang evakuasi bencana letusan gunung berapi meliputi ; a. Kecamatan Singaparna jalur evakuasi meliputi ruas jalan Gunung Sari – Cipanas, ruas Jalan Ciawi – Singaparna, ruas jalan Singaparna
–
Sariwangi, ruas jalan Singaparna
–
Cigalontang, ruas jalan Cimerah – Sariwangi, ruas jalan Cigalontang – Langkob, ruas jalan Sariwangi – Parentas, ruas jalan Cigalontang – Sarirawangi, ruas jalan Singaparna – Tasikmalaya dan ruas jalan Salawu – Singaparna dengan ruang evakuasi berupa lapangan terbuka yang berada di Kecamatan Singaparna b. Kecamatan Padakembang jalur evakuasi meliputi ruas jalan Sukagalih – Ciponyo, ruas jalan Pageunding – Cisayong, ruas jalan Arjasari – Cisaruni, ruas jalan Cisaruni – Padakembang, ruas jalan Sukamahi – Sukagalih, ruas jalan Cigadong – Leuwisari, ruas jalan Kubangeceng- Sukaratu, ruas jalan Sukarindik – Sukamahi, ruas jalan Sukamaju – Sukaratu, ruas jalan Rawa – Gegerhanjuang, ruas jalan Cibodas – Cileuleus, ruas jalan Cintaraja – Simpang benda, ruas jalan Margamulya – Sukaratu dan ruas jalan Cikunir – Warungsabeulah dengan ruang evakuasi berupa lapangan terbuka berada di Kecamatan Padakembang. Penetapan jalur dan ruang evakuasi bencana tsunami meliputi : a. Kecamatan Bantarkalong jalur evakuasi melipiti ruas jalan Karangnunggal – Cipatujah, ruas jalan Cikaengan – Cipatujah, ruas jalan Cipatujah – Cimanuk, ruas jalan Sabeulit – Sindangkerta, ruas jalan Ciheras – Pameutingan, ruas jalan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 41
Ciandum
–
Batununggul,
ruas
jalan
Cikawungading
–
Kalaksanan dan ruas jalan Kalaksanaan – Darwati dengan ruang evakauasi berupa lapangan olah raga di Kecamatan Bantarkalong. b. Kecamatan Karangnunggal jalur evakuasi meliputi ruas jalan Cipatujah – Karangnunggal dan ruas jalan Sindangreret – Cidadap dengan ruang evakuasi berupa lapangan olah raga berada di Kecamatan Karangnunggal Kecamatan Cikatomas jalur evakuasi meliputi ruas jalan Papayan – Cikalong dan ruas jalan Ciwatin – Kalapagenep dengan ruang evakuasi berupa lapangan olah raga berada di Kecamatan Cikatomas 2.2. Aspek Demografis Kondisi dan perkembangan demografi berperan penting dalam perencanaan pembangunan. Penduduk merupakan modal dasar keberhasilan pembangunan. Besaran, komposisi dan distribusi penduduk mempengaruhi struktur ruang, kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Seluruh aspek pembangunan memiliki korelasi dan interaksi dengan kondisi kependudukan yang ada, sehingga informasi
tentang
demografi
memiliki
posisi
strategis
dalam
penentuan kebijakan. Jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya ditinjau dari aspek keruangan berdasarkan proyeksi BPS Pusat pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.735.998 jiwa. Sebagai
gambaran
umum
tingkat
perkembangan
jumlah
penduduk selama kurun waktu 5 (Lima) tahun dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 42
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, *Data tahun 2015 merupakan proyeksi BPS Pusat
Gambar 2.14 Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 Kepadatan penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015 menunjukkan
Kecamatan
Pancatengah
hanya
memiliki
tingkat
kepadatan penduduk sebesar 229 jiwa per km2, sebagai daerah dengan
tingkat
Kecamatan
kepadatan
Singaparna
penduduk
memiliki
tingkat
terendah,
sebaliknya
kepadatan
penduduk
mencapai 2830 jiwa per km2, sebagai daerah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi. Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau
daerah
penambahan
tertentu
dengan
penduduk
yang
satuan cepat
per
kilometer
mengakibatkan
persegi,
kepadatan
penduduk makin tinggi, seiring dengan perpindahan ibu kota Kabupaten Tasikmalaya ke Singaparna maka terjadi kepadatan penduduknya paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, hal ini disebabkan Kecamatan Singaparna sebagai sebagai
pusat
diakibatkan
ibu
pusat kota
kepadatan
ekonomi Kabupaten Tasikmalaya dan pemerintahan.
penduduk
dalam
Problematikan
yang
suatu
akan
daerah
memberikan dampak yang negatif diantaranya yaitu : a) Meningkatnya angka kriminalitas b) Pengangguran RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 43
c) Kemiskinan d) Masalah kesehatan e) Masalah lingkungan Tabel 2.10 Luas Daerah dan Jumlah Penduduk Tiap kecamatan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 Kecamatan 01. Cipatujah 02. Karangnunggal 03. Cikalong 04. Pancatengah 05. Cikatomas 06. Cibalong 07. Parungponteng 08. Bantarkalong 09. Bojongasih 10. Culamega 11. Bojonggambir 12. Sodonghilir 13. Taraju 14. Salawu 15. Puspahiang 16. Tanjungjaya 17. Sukaraja 18. Salopa 19. Jatiwaras 20. Cineam 21. Karangjaya 22. Manonjaya 23. Gunungtanjung 24. Singaparna 25. Sukarame 26. Mangunreja 27. Cigalontang 28. Leuwisari 29. Sariwangi 30. Padakembang 31. Sukaratu 32. Cisayong 33. Sukahening 34. Rajapolah 35. Jamanis 36. Ciawi 37. Kadipaten 38. Pagerageung 39. Sukaresik Tahun 2015
Luas Daerah (Km2) 246,67 136,33 139,66 201,85 132,68 58,58 47,27 59,83 38,58 68,32 169,29 93,11 55,85 50,50 34,90 36,69 43,08 121,76 73,37 78,79 47,90 39,41 36,31 24,82 19,92 29,64 119,75 53,26 49,66 37,71 57,13 59,40 28,42 21,45 21,28 45,32 45,79 66,74 17,80 2,708.82
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Jumlah Penduduk 65.118 83.852 63.386 46.224 49.446 31.580 34.678 35.476 19.870 23.739 39.722 64.836 38.704 59.593 33.852 43.861 50.546 50.073 49.550 34.489 12.820 62.419 28.559 67.942 40.359 38.081 70.101 37.805 31.403 36.864 45.454 54.626 30.430 46.079 33.412 59.666 33.937 53.065 34.380 1.735.998 II- 44
Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
Luas Daerah (Km2) 2.708,82 2.708,82 2.708.82 2.708.82
2014 2013 2012 2011
Jumlah Penduduk 1.728.618 1.720.124 1.716.178 1.675.675
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, *Data tahun 2015 merupakan proyeksi BPS Pusat
Penduduk Kabupaten Tasikmalaya ditinjau dari jenis kelamin pada tahun 2015 terdiri dari 860.813 orang penduduk laki-laki dan 875.185 orang penduduk perempuan. Rasio Jenis kelamin/sex ratio berada
dibawah
angka
100
yaitu
sebesar
98.36
persen.
Perkembangan sex ratio dari tahun 2011 dampai dengan tahun 2015 disajikan pada gambar berikut :
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, *Data tahun 2015 merupakan proyeksi BPS Pusat
Gambar 2.15 Perkembangan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 Penduduk Kabupaten Tasikmalaya dapat dianalisis menurut struktur umurnya sebagai informasi yang sangat penting karena berkaitan dengan risiko dan kebutuhan pelayanan yang berbedabeda pada setiap kelompok. Sensus Penduduk BPS tahun 2010 menunjukkan umur median penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010 adalah 28,62 tahun. Angka ini menunjukkan penduduk Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur <20, RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 45
penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun. Estimasi dengan menggunakan data proyeksi BPS Provinsi Jawa Barat menunjukkan pada tahun 2013 umur median penduduk Kabupaten Tasikmalaya adalah 29.90 tahun, yang berarti penduduk Kabupaten
Tasikmalaya
dikategorikan
sebagai
penduduk
intermediate yaitu transisi dari muda (young population) ke penduduk tua (old population). Pada tahun 2015 umur median meningkat menjadi 30.07 tahun dan 30.16 tahun pada tahun 2020, yang berarti struktur penduduk Kabupaten Tasikmalaya telah memasuki kategori usia tua, atau tidak tergolong struktur penduduk muda akan tetapi belum sepenuhnya struktur penduduk tua. Dilihat dari struktur umur, penduduk Kabupaten Tasikmalaya sudah mengarah ke penduduk tua, artinya proporsi penduduk muda yaitu yang berumur 0-14 tahun sudah mulai menurun. Bila pada tahun 2011, proporsi penduduk muda masih sebesar 28,06%, maka pada tahun 2020 proporsi ini menurun menjadi 28%. Sebaliknya pada tahun 2011 proporsi penduduk tua sebesar 7,03% dan meningkat menjadi 7,21% pada tahun 2020. Kenaikan penduduk lanjut usia mencerminkan adanya kenaikan rata-rata usia harapan hidup.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 46
Sumber: BPS Pusat, 2015 (diolah)
Gambar 2.16 Piramida Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 Ditinjau dari kondisi ketenagakerjaan, penduduk Kabupaten Tasikmalaya dapat diketahui berdasarkan rasio penduduk yang bekerja terhadap jumlah penduduk (Employment to Population RatioEPR). EPR adalah proporsi penduduk usia kerja yang berstatus bekerja terhadap penduduk usia kerja. Rasio yang tinggi berarti sebagian besar penduduk adalah bekerja, sementara rasio rendah berarti sebagian besar penduduk tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang berhubungan dengan pasar, karena menganggur atau tidak termasuk dalam angkatan kerja, yang sering disebut sebagai Bukan Angkatan Kerja (BAK). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) atau tingkat pengangguran menggambarkan
proporsi
angkatan
kerja
yang
tidak
memiliki
pekerjaan dan secara aktif mencari dan bersedia untuk bekerja. Definisi baku penganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, dan bersedia untuk bekerja. Bersama dengan rasio penduduk bekerja terhadap jumlah penduduk, tingkat pengangguran menyediakan indikator situasi pasar tenaga kerja di negara-negara atau daerah yang mengumpulkan informasi tentang tenaga kerja. BPS Provinsi Jawa Barat (2014) merilis bahwa RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 47
pada Agustus 2013, kabupaten/kota dengan TPT terendah di Jawa Barat adalah Kabupaten Ciamis sebesar 5,85%, disusul Kabupaten Tasikmalaya sebesar 6,4%, kemudian Kabupaten Sumedang sebesar 6,41%.
Sumber: LKPJ Kabupaten Tasikmalaya, 2011-2015 (diolah)
Gambar 2.17 EPR dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Produk Domestik Regional Bruto Produk keseluruhan
Domestik
Regoinal
Bruto
nilai tambah barang dan jasa
(PDRB)
yaitu
jumlah
yang dihasilkan dari
semua kegiatan perekonomian diseluruh wilayah dalam periode tahun tertentu, pendekatan
penyusunan PDRB
atas dasar harga
berlaku dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung, yang dimaksud metode langsung yaitu metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari data dasar masing-masing daerah, pengambilan data tersebut dilaksanakan dengan melakukan tiga pendekatan yaitu : 1) Pendekatan
Produksi;
yaitu
menghitung
nilai
tambah
dengan cara mengurangkan biaya antara dari masingmasing nilai produksi bruto masing-masing sektor atau subsektor; 2) Pendekatan Pendapatan; yaitu nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 48
semua balas jasa faktor produksi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak langsung neto; 3) Pendekatan
Pengeluaran;
bertitik
tolak
pada
akhir
penggunaan barang dan jasa di dalam suatau wilayah. Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan, dalam perencanaan pembangunan diperlukan adanya data diantaranya data statistik yang memuat kondisi riil khususnya di Kabupaten Tasikmalaya pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah dan akan dilaksanakan dapat dimonitor dan di evaluasi. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah merupakan serangkaian usaha kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil-hasil pembangunan, dan mengusahakan pergeseran proses kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dalam usaha pembangunan daerah yang berkelanjutan dan tepat sasaran perlu dilakukan perencanan yang baik
dan didukung oleh sarana
dan prasarana perekonomian yang memadai. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk
mengevaluasi
menggunakan
Produk
hasil-hasil Domestik
pembangunan Regional
yaitu Bruto
dengan (PDRB).
Perekonomian Kabupaten Tasikmalaya dari Tahun 2011 sampai Tahun 2015 mengalami pertumbuhan, hal tersebut dapat di lihat terhadap Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2011 baru mencapai 4,70 persen dan pada Tahun 2015 mencapai 4,76 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori pengadaan listrik dan gas yang didalamnya mencakup produksi es batu yang mencapai 22,87 %, kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 20,11 %, kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 18,19 %, kategori Jasa Pendidikan sebesar 16,91 %, kategori Jasa perusahaan sebesar 8,62 %, kategori Industri Pengolahan sebesar 8,08 %, kategori Konstruksi sebesar 6,91 %, kategori perdagangan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 49
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,76 %, Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 4,56 %, kategori jasa lainnya sebesar 3,23 %, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
sebesar
2,91
%,
kategori
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebsar 2,69 %, kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebsar 2,62
%,
kategori
Real
Estate
sebesar
2,20
persen,
kategori
Transportasi dan Pergudangan sebesar 0,71 %, kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,59 persen. Sedangkan kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar -3,09 persen. Tabel 2.11 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupten Tasikmalaya Menurut Kategori Lapangan Usaha (%), Tahun 2012 – 2015 Lapangan Usaha *) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2012
2013
2014
2015
1,51
-1,16
2,03
0,59
B
Pertabangan dan Penggalian
6,32
-4,49
1,59
-3,09
C
Industri Pengolahan
3,92
7,40
7,13
8,06
D
Pengadaan Listrik dan Gas
6,85
6,17
14,96
22,87
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
4,87
2,35
3,78
2,62
F
Konstruksi
1,96
2,72
4,49
6,91
G
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
7,81
8,76
7,32
6,76
H
Transportasi dan Pergudangan
10,20
6,65
-0,65
0,71
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
7,15
3,17
5,05
2,91
J
Informasi dan Komunikasi
13,67
10,67
6,23
18,19
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
7,74
11,08
8,53
4,56
L
Real Estate
6,10
8,74
-3,32
2,20
Jasa Perusahaan
4,91
4,93
6,10
8,62
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
1,40
4,54
1,33
2,69
P
Jasa Pendidikan
9,78
13,47
12,25
16,91
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2,00
12,70
9,03
20,11
Jasa Lainnya
9,01
16,96
4,57
3,23
4,25
4,02
4,36
4,76
A
M,N
R,S,T,U
PDRB
Catatan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2015 RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 50
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015 atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 23,42 triliun sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 18,79 triliun. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp. 2,1 trilliun atau meningkat sebesar 9,92% dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,85 triliun atau meningkat sebesar 4,76% dari tahun sebelumnya. Tingkat perkembangan perekonomian Kabupaten Tasikmalaya sejak tahun 2011 hingga tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 tercatat sebesar R 15,85 triliun dan meningkat hingga Rp. 23,42 triliun di tahun 2015. Begitu pula dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami peningkatan hingga sebesar Rp. 18,79 triliun di tahun 2015, pertumbuhan ini meskipun tidak terlalu tinggi namun relatif cukup baik. PDRB Berlaku
PDRB Konstan 23,42
25 21,31
Nilai PDRB
20 15,85
15
15,85
17,56
19,03
16,53
17,19
18,79
17,94
10 5 0 2010
2011
2011
2012
2012
2013*
2013
2014 **
2014
2015
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2015
Gambar 2.18 Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 (Trilliun Rupiah) Total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok primer pada tahun 2015 mencapai Rp. 9,27 triliun atau meningkat sebesar 8,81% dibanding tahun sebelumnya, adapun kelompok RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 51
sektor sekunder dan kelompok tertier masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp. 3,60 triliun dan Rp. 10,55 triliun atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 12,94% dan 9,90% dibanding tahun sebelumnya. Berbeda halnya dengan kelompok primer, pada kelompok sekunder yang mampu tumbuh pesat pada tahun 2015 hingga jauh lebih tinggi dibanding kenaikan tahun sebelumnya, untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan, dimana faktor inflasi harga sudah ditiadakan, nilai tambah bruto kelompok primer mencapai Rp. 7,09 triliun atau meningkat 1,39% dari tahun 2011, sedangkan kelompok sekunder dan tersier masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp. 3 trilliun dan Rp. 8,71 trilliun atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 7,52% dan 7,45% dibanding tahun sebelumnya. b. Struktur Perekonomian Struktur
perekonomian
sebagian
masyarakat
Tasikmalaya
adalah berbasis pertanian, terutama pada pertanian tanaman pangan Hal
ini
terlihat
dengan
angka
kontribusi
pertanian
terhadap
penyusunan PDRB Kabupaten Tasikmalaya sebesar 39,29 persen. Meskipun kontribusinya dari tahun ke tahun mengalami sedikit penurunan namun masih tetap menduduki rangking pertama dibanding
kaktegori
lainnya.
Kategori
lain
yang
tidak
kalah
pentingnya dalam penyusunan PDRB Kabupaten Tasikmalaya adalah kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor yang menduduki rangking ke-2 setelah pertanian. Tabel 2.12 Peranan PDRB Menurut Kategori Lapangan Usaha (%) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 No A B C D E
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2011 43.07
2012 41.85
2013 40.26
2014* 39.69
2015** 39.29
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
0.37
0.36
0.32
0.31
0.30
6.77
6.64
6.94
7.13
7.55
Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.06
0.06
0.06
0.05
0.06
0.02
0.02
0.02
0.02
0.02
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 52
No F
Lapangan Usaha Konstruksi
2011 8.58
2012 8.36
2013 7.95
2014* 7.75
2015** 7.72
G
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
18.27
19.48
20.47
20.94
20.60
3.15
3.28
3.09
3.72
3.80
1.40
1.42
1.39
1.35
1.29
Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat
2.74
2.80
3.05
2.68
2.90
2.61
2.65
2.86
2.93
2.91
1.52
1.50
1.53
1.35
1.32
Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan
0.38 5.20
0.36 5.32
0.36 5.38
0.37 5.10
0.38 4.88
4.05
4.15
4.39
4.77
5.09
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0.47
0.45
0.48
0.48
0.53
Jasa lainnya 1.33 1.32 1.43 R,S, T,U Produk Domestik Regional 100,00 100,00 100,00 Bruto Catatan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara
1.38
1.35
H I J K L M,N O
P Q
100,00
100,00
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2015
c. Pendapatan per Kapita PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. pada tahun 2015, secara agregat PDRB per kapita Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp13,55 juta meningkat 9,4 % bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar Rp12,39 juta. Peningkatan tersebut, lebih tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan pada tahun-tahun sebelumnya selama periode 2011-2015 berturut-turut sebesar 10,01%, 7,74%, 11,32% dan 9,36%. Tabel 2.13 PDRB per Kapita Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 No. 1 2
PDRB Perkapita 2011 2012 2013 PDRB per Kapita (Juta Rp) 9.39 10.33 11.13 Indeks Perkembangan PDRB 100.00 109.99 118.45 per Kapita (2010=100) 3 Pertumbuhan PDRB per 9.99 7.69 Kapita Catatan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2015
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
2014* 12.39
2015** 13.55
131.86
144.23
11.33
9.38
II- 53
d. Potensi Unggulan Daerah Teknis Pelaksanaan Pengembangan Produk Unggulan Daerah sebagaimana Peraturan Menteri Dalam NegeriRepublik Indonesia Nomor
9
Tahun
2014
Tentang
Pedoman
Pengembangan
ProdukUnggulan Daerah adalah bahwa pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menetapkan produk unggulan daerah dilakukan dengan mengidentifikasi dan menentukan potensi unggulan ekonomi daerah
untuk
ditetapkan
menjadi
produk
unggulan
Penentuan potensi unggulan mengacu pada Produk Regional
Bruto
(PDRB),
mata
pencaharian
daerah. Domestik
penduduk,
dan
pemanfaatan lahan yang ada di daerah.Penetapan produk unggulan daerah
dilakukan
dengan
terstruktur.Pelaksanaan
memenuhi
kajian
kriteria
terstruktur
dan
kajian
penentuan
produk
unggulan daerah menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menetapkan produk unggulan daerah yang menjadi bagian dari penetapan produk unggulan daerah di tingkat provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota dan atau sesuai arah kebijakan pemerintah. Dengan dimiliki
pertimbangan
pemerintah
menggunakan
sebagian
kekhususan
provinsi besar
dan kriteria
dan
kewenangan
yang
kabupaten/kota
dapat
yang
untuk
digunakan
menentukan produk unggulan daerah kecuali kriteria penyerapan tenaga kerja, sumbangan terhadap perekonomian, sektor basis ekonomi daerah, dapat diperbaharui, sosial budaya, dan ketersediaan pasar bersifat mutlak harus terpenuhi. Kriteria lainnya terdiri dari bahan baku, modal, sarana dan prasarana produksi, teknologi, manajemen usaha, dan harga. Berikut disajikan produk unggulan Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan sektor ekonomi dalam PDRB. Dalam perekonomian dikenal adanya sektor basis dan non basis. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang sudah berkembang dan sudah memiliki kemampuan untuk kebutuhan lokal dan kebutuhan wilayah lain.
Jika nilai LQ>1 maka sektor tersebut dikategorikan
sektor basis, artinya tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi. Produksi komoditas sektor atau sub sektor yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi didaerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 54
daerah
(ekspor).
Jika
LQ
=
1
maka
tingkat
spesialisasi
kabupaten/kota sama dengan ditingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi. Produksi komoditas tersebut belum mencukupi kebutuhan konsumsi
didaerah
yang
bersangkutan
dan
pemenuhannya
didatangkan dari daerah lain. Tabel 2.14 Nilai Location Quotient PDRB Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 No.
Sektor Ekonomi
A
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan
B C D E F G H I J K L M,N O
P Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
2011 4.38
2012 4.58
2013 4.64
2014 4.62
2015 4.63
Ratarata 4.57
0.11
0.12
0.13
0.14
0.13
0.13
0.15 0.11
0.15 0.12
0.16 0.12
0.16 0.13
0.17 0.16
0.16 0.13
0.25
0.25
0.25
0.25
0.24
0.25
1.23 1.19
1.13 1.21
1.05 1.20
1.03 1.25
1.05 1.30
1.10 1.23
0.76
0.77
0.77
0.74
0.70
0.75
0.59
0.60
0.59
0.60
0.59
0.59
1.20
1.14
1.16
1.15
1.16
1.16
1.17
1.21
1.27
1.24
1.25
1.23
1.40 1.07 2.00
1.36 1.00 2.13
1.40 1.00 2.19
1.30 1.00 2.29
1.28 1.02 2.35
1.35 1.02 2.19
2.05
2.00
2.03
2.13
2.18
2.08
0.81
0.77
0.82
0.85
0.89
0.83
R,S,T 0.80 0.77 0.85 0.84 0.80 0.81 ,U Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (diolah)
Berdasarkan perhitungan LQ selama periode tahun 2011-2015 dan rata-rata selama periode tersebut diketahui bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan salah satu sektor basis karena LQ lebih besar dari 1 (satu) dengan kecenderungan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 55
meningkat setiap tahun dan merupakan nilai paling besar dibanding nilai basis sektor lainnya. Sektor pertanian dengan rata-rata LQ 4,57 artinya sebanyak 78,12%
(3,57/4,57) hasilnya dapat diekspor
(keluar daerah) dan sisanya 21,88% dapat dikonsumsi sendiri. Perkembangan perekonomian khususnya terkait salah satu misi Kabupaten Tasikmalaya yaitu mewujudkan perekonomian yang tangguh
berbasis
hubungannya
keunggulan
dengan
agribisnis
perekonomian
(pertanian),
Provinsi
Jawa
dalam Barat
menunjukkan capaian yang baik. Hal ini memenuhi kriteria produk unggulan daerah dengan capaian tertinggi meliputi penyerapan tenaga kerja, sumbangan terhadap perekonomian, dan basis ekonomi daerah.Selain itu merupakan sektor dengan sumber daya yang dapat diperbaharui, sesuai corak sosial budaya, dan masih luasnya ketersediaan pasar. a. Inflasi Inflasi merupakan prosentase kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dan merupakan indikator yang mendeskripsikan
kecenderungan
secara
umum
tentang
perkembangan harga yang merupakan salah satu informasi dasar untuk pengambilan kebijakan ekonomi secara mikro maupun makro, baik fiscal maupun moneter. Pada tahun 2010 – tahun 2014 angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan angka inflasi Provinsi Jawa Barat sebesar 1,19 %, tetapi pada tahun 2011 angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat sebesar 0,99% dan Nasional 0,3 %, hal ini menunjukan bahwa indikasi beban rumah tangga di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Provinsi
Jawa Barat dan
Nasional dan pada tahun 2013 angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan provinsi dan nasional tetapi pada tahun 2014 nilai inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih tinggi 0,24% tetapi angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih rendah sebesar 0,52%.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 56
Pada tahun 2015 angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih besar dibandingkan dengan angka inflasi Provinsi Jawa Barat sebesar 2,73 % dan Nasional sebesar 3,35 %.
Data Inflasi 10 9,15 8,38
8 6,69 6,62 5,43
6
8,36 7,84 7,41
6,6 4,09 3,79 3,1
4,3 3,86 3,82
2011
2012
4
3,53 2,733,35
2 0 2010
Kab. Tasikmalaya
2013
2014
Provinsi Jawa Barat
2015 Nasional
Sumber : BPS Kab Tasikmalaya, BPS Provinsi dan BI
Gambar 2.19 Data Inflasi Kabupaten Tasikmalaya dibandingkan dengan Inflasi Provinsi dan Nasional
b. Penduduk Miskin Jumlah dan prosentase penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan hasil pendataan dengan metode SUSENAS, Pada
tahun
2015
jumlah
penduduk
miskin
di
Kabupaten
Tasikmalaya sebanyak 194.800 jiwa dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak
318.353
jiwa.
Penurunan
jumlah
penduduk
miskin
tersebut menyebabkan prosentase jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 19% dan pada tahun 2015 sebanyak 11,22% atau mengalami penurunan sebanyak
7,77%.
Penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut tidak terlepas dari program dan kebijakan baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk dapat menurunkan
jumalah
penduduk
miskin,
diantaranya
dengan
kebijakan perluasan dan penciptaan lapangan kerja, dan khususnya di
Kabupaten
Tasikmalaya
terdapat
Unit
Pelayanan
Cepat
Penanggulangan Kemiskinan (UPCPK), namun demikian apabila RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 57
dibandingkan angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin
kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,57% dan tingkat
nasional sebesar 11,13%.
Jumlah penduduk Miskin (jiwa) 350.000 318.353
300.000 250.000
222.384 199.346
211.598
200.000
194.800
201.200
150.000
Jumlah penduduk Miskin (jiwa)
100.000 50.000
0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 2.20 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Tasikmalaya
Proporsinya terhadap jumlah penduduk total 20
19
15 13,14 12,36 10
11,6
11,57 11,26
Proporsinya terhadap jumlah penduduk total
5 0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya
Gambar 2.21 Prosentase Jumlah Penduduk Miskin c. Angka Kriminalitas Kondisi ketentraman dan ketertiban umum ditentukan oleh perkembangan kriminalitas, termasuk terkendali dan berkurangnya kecenderungan friksi dan konflik sosial berdasarkan perkembangan kepentingan
masyarakat
yang
beragam.
Penciptaan
kondisi
ketentraman dan ketertiban masyarakat, juga berkaitan dengan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 58
konsistensi dalam penegakan hukum, dan supremasi hukum yang dihormati. Ketentraman dan ketertiban umum merupakan faktor utama yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif dalam menyelenggarakan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya. Upaya untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum telah dibangun peningkatan peran masyarakat, pemerintah daerah dan lembaga kemasyarakatan diantaranya : -
Terciptanya konsolidasi yang semakin baik antara semua komponen masyarakat, aparat keamanan dan aparat penegak hukum diharapkan dapat mewujudkan kondisi ketenteraman dan ketertiban umum sebagaimana yang diharapkan.
-
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan norma
peraturan
dan
hukum
yang
berlaku
akan
ikut
mendorong terwujudnya kondisi ketenteraman dan ketertiban umum. Peradilan dan Kriminal di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2015 terlihat adanya kenaikan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dibandingkan Tahun 2014 yaitu dari 52 kasus pada Tahun 2014 menjadi 64 kasus di Tahun 2015. Data yang lainnya mengenai terdakwa, korban & pelaku kejahatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Jenis Kekerasan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2015 80 70
52
50 40
30
34 32
20 10 0
67
64
60
11 6 3 2
Fisik
2015 2014
47 33
28 18 12 11
Psikis
2013
7 4 3 1 Seksual
2012 23
22 13 8 7
2011 2010
Ekonomi
Sumber : Puspita Puan Amal Hayati Cipasung, 2015
Gambar 2.22 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 59
Tabel 2.15. Banyaknya Terdakwa Yang Diputus Pengadilan*) Menurut Keputusan Perkara Pidana Dan Sikap Terhadap Keputusan Periode Tahun 2011 – 2015 Putusan Pidana/Hukuman
2011
2012
2013
2014
2015
1. Pidana Mati
-
-
-
-
2. Pidana Seumur Hidup
-
-
-
-
523
515
481
543
4. Pidana Kurungan
-
-
4
-
5. Pidana Bersyarat
18
37
17
6
23
16.716
22.145
16.912
20.384
28.371
-
-
-
-
2
-
1
-
-
-
-
-
4
-
-
-
-
-
-
-
17.265
22.691
17415
20.933
28.825
476
534
489
460
-
2. Banding
17
18
14
11
-
3. Kasasi
24
14
8
8
-
4. Peninjauan Kembali (PK)
-
-
1
-
-
5. Grassi
-
-
-
-
-
517
566
512
479
-
A. Jenis Pidana/Hukuman
3. Pidana Penjara
6. Pidana Lalu Lintas 7. Pidana Tambahan 8. Dikembalikan kepada orang tua/wali 9. Diserahkan kepada Negara 10. Dibebaskan dari segala dakwaan 11. Dilepas dari tuntutan JUMLAH
429
1
1
B. Sikap Terhadap Keputusan 1. Menerima
Jumlah
*) Termasuk terdakwa yang mohon banding, kasasi, PK dan grassi
Sumber:PengadilanNegeri Kelas IB Tasikmalaya, 2016
2.3.2. Fokus Kesejahteraan Sosial Pengertian kesejahteraan sosial yaitu suatu institusi atau bidang
kegiatan
yang
melibatkan
aktivitas
terorganisir
yang
diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi
pemecahan
sosial
dan
peningkatan
kualitas
hidup
individu, kelompok dan masyarakat, hal tersebut mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan social tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa terorganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami oleh masyarakat. Perubahan
sosial
yang
secara
dinamis
menyebabkan
penanganan masalah sosial harus diencanakan dengan matang dan berkesinambungan, karena masalah sosial akan selalu ada dan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 60
muncul
selama
pemerintahan
masih
berjalan
dan
kehidupan
manusia masih ada, dengan gambaran bahwa setiap manusia terus berusaha mendapatkan secara ideal tatanan (tata kehidupan) baik materil maupun spiritual yang seimbang. Pembangunan manusia sebagai
suatu
proses
untuk
memperluas
pilihan-pilihan
bagi
penduduk dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan, untuk menjami tercapai tujuan pembangunan manusia terdapat empat hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu : 1) Produktivitas, penduduk harus mampu untuk meningkatkan produktivitas
dan
berpartisipasi
penuh
dalam
proses
penciptaan pendapatan. 2) Pemerataan, Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama
untuk
mendapatkan
akses
sumberdaya ekonomi dan sosial.
terhadap
semua
Semua hambatan yang
memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaata dan berpartisipasi dalam kegiatan yang produktif untuk meningkatkan kualitas hidup. 3) Kesinambungan, akses terhadsp sumberdaya ekonomi dan sosial harus dipastiakan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga uantu generasi yang akan dating. 4) Pemberdayaan, penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan bentuk/arah kehidupan
mereka
dan
berpartisipasi
dan
mengambil
manfaat dari proses pembangunan. Indek
Pembangunan
Manusia
(IPM)
mengukur
capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat komponen yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah
mengukur capaian pembangunan dibidang pendidikan,
angka harapan hidup mewakili bidang kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok dilihat dari rata-rat pengeluaran perkapita, upaya Pemerintah Daerah
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 61
Kabupaten Tasikmalaya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan social diantaranya: 1. Pendidikan a) Angka Melek Huruf Salah satu indikator pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menurut MDGs adalah angka melek huruf penduduk usia 15 – 24 tahun Kelompok usia sekolah ini adalah kelompok usia produktif
sebagai sumberdaya pembangunan yang
seharusnya memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, oleh karena itu dianggap penting untuk melihat perkembangan kemajuan indikator ini. Angka Melak Huruf
(AMH) merupakan variabel dari indeks pendidikan,
dihitung dari penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca huruf latin dan atau lainnya. AMH Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 sebesar 99,25% pencapaian tersebut telah berada diatas pencapaian AMH Provinsi Jawa Barat sebesar 98,29% maupun AMH nasional sebesar 94,80%, hal ini memberikan gambaran bahwa apabila dibandingkan dengan AMH tingkat provinsi dan nasional, AMH Kabupaten Tasikmalaya masih diatas rata-rata AMH provinsi dan nasional meskipun mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 99,34% menjadi 99,25% pada tahun 2015.
Angka Melek Huruf 100,00 99,15
99,22
99,23
98,00 96,00
96,48
92,81
99,25 98,29
96,49 94,10
94,00 92,00
96,97
99,34 98,29
94,30
94,80
Kab. Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
93,25
Nasional
90,00
88,00 2011
2012
2013
2014
2015
Sumber LKPJ Kab Tasikmalaya, LKPJ Prov 2015
Gambar 2.23 Pencapaian Angka Melek Huruf Kab. Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2011 – 2015 RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 62
b) Angka rata-rata lama sekolah Tingkat
pendidikan
merupakan
indikator
yang
paling
berpengaruh dalam penurunan kemiskinan, pendidikan merupakan pionir dalam pembangunan masa depan suatu bangsa, jika dunia pendidikan suatu bangsa tidak dapat berkembang dengan baik maka pembangunan pendidikan
bangsa
menyangkut
tersebut
akan
pembangunan
terganggu, karakter
dikarenakan
dan
sekaligus
mempertahankan jati diri manusia, selain indikator rata-rata lama sekolah untuk mengukur tingkatan capaian pendidikan. Pencapaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten Tasikmalaya selama peroide 2010 – 2015 mengalami peningkatan 0,34 Tahun atau 3,35%, tahun 2010 rata-rata lama sekolah 7,16 tahun dan pada tahun 2015 menjadi 7,50 tahun tetapi masih rendah apabila dibandingkan dengan capai rata-rata lama sekolah tingkat provinsi pada tahun 2010 capaian 7,95 tahun dan pada tahun 2015 capaian lama sekolah 7,76 tahun (metode perhitungan baru). 8,6
8,4
8,39
8,2 8
8,20
8,15
8,09
7,95
7,8
7,76
7,6 7,4 7,2
7,16
7,17
2010
2011
7,24
7,31
7,40
7,50
Kab. Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
7 6,8 6,6 6,4 2012
2013
2014
2015
Sumber LKPJ Kab Tasikmalaya, LKPJ Prov 2015
Gambar 2.24 Perbandingan Rata-rata lama sekolah Kabupaten Tasikmalaya dengan Provinsi Jawa Barat c) Angka Partisipasi Kasar Keberhasila pembangunan suatu daerah ditentukan oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut, oleh karena itu RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 63
peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, serta peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan,
untuk
mengetahui
seberapa
banyak
penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari prosentase penduduk menurut partisipasi sekolah diantaranya dengan menggunakan Angka Partisipasi Kasar, artinya menunjukan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.
APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program
pembangunan
pendidikan
yang
diselenggarakan
dalam
rangka
memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Tabel 2.16. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Jenjang pendidikan Tahun 2010-2015 NO
JENJANG PENDIDIKAN
SATUAN
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
PAUD
%
26.51
33.77
34.29
42,89
57
59,25
2
SD/MI (7-12 tahun)
%
101.4
100.4
100,6
100,2
100.27
100.12
3
SLTP/MTs (13-15 tahun)
%
93.65
94.48
95,34
96,33
98.39
98.54
4
SLTA/MA (16-18 tahun)
%
40.22
46.1
53,48
53,76
59.83
68.88
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya 2015
d) Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan prosentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah
seluruh
anak
pada
kelompok
usia
sekolah
yang
bersangkutan, bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan disuatu jenjang pendidikan tertentu tampa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Apabila II- 64
seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK, karena nilai APK mencakup anak di luar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Selisih antara APK dan APM
menunjukkan proporsi siswa yang terlambat atau
terlalu cepat bersekolah.
Tabel 2.17. Angka Partisipasi Murni Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2015 NO
JENJANG PENDIDIKAN
SATUAN
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
SD/MI (7-12 tahun)
%
101.4
100.89
100
100
100.04
100.02
2
SLTP/MTs (13-15 tahun)
%
91.12
92.89
95,18
95,22
96.82
97.68
3
SLTA/MA (16-18 tahun)
%
38.92
43.89
50,92
52,58
57.77
65.19
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya 2015
2. Kesehatan Kesehatan
merupakan
investasi
untuk
mendukung
pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan.
Pembangunan
kesehatan
harus
dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan sumberdaya manusia , dalam pengukuran Indenk Pembangunan Manusia (IPM) kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan, dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan, sementara itu pelayanan kesehatan di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan,
tenaga
kesehatan,
pembiayaan
dan
manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar yaitu puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan dasar terdapat di seluruh kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 65
kesehatan masih menjadi kendala, fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu rumah sakit dan terdapat di ibukota kabupaten. Ketersediaan mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. a) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Kematian ibu melahirkan tidak hanya merupakan tragedi bagi ibu sendiri, tetapi juga berpengaruh buruk terhadap anggota keluarga terutama anak-anaknya, oleh karena itu angka kematian ibu
melahirkan
disuatu
daerah
tidak
saja
menggambarkan
kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak balita, tetapi lebih luas menggambarkan penampilan kualitas keluarga di suatu daerah. Penyebab langsung kematian ibu paling banyak diakibatkan oleh pendarahan, keracunan kehamilan (eklamsia) dan infeksi, sementara penyebab tidak langsung antara lain terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan, jumlah kasus kematian balita Tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.18. Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tahun 2010 – 2015 NO 1
2
3
INDIKATOR Menurunnya jumlah Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB)
Menurunnya jumlah kematian Balita Angka Kematian Balita (AKABA) Menurunnya Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI)
SATUAN
Tahun 2012 2013
2010
2011
2014
2015
Orang
454
9
406
363
298
294
per 1.000 kelahiran hidup
12
20
10
10
9
9
Orang
51
0,1
38
26
20
17
per 1000 balita
1
31
1
0,7
0,1
0,1
Orang
46
94
60
36
31
41
per 100.000 kelahiran hidup
116
139
161
103,1
94
127
Sumber : LKPJ - AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
b) Angka Usia Harapan Hidup (AHH) Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan program kesehatan dan program sosial ekonomi yang secara tidak langsung dapat meningkatkan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 66
angka usia harapan hidup. Angka harapan hidup merupakan alat untuk
mengevaluasi
kinerja
pemerintah
dalam
meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup di suatu daerah harus diukuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program penanganan kemiskinan. Semakin
lama
harapan
hidup
yang
mampu
dicapai
merefleksikan semakin tinggi derajat kesehatannya. Angka harapan hidup
menunjukkan
kualitas
kesehatan
masyarakat,
yaitu
mencerminkan “lamanya hidup” sekaligus “hidup sehat” masyarakat. Tren perkembangan angka harapan hidup di Kabupaten Tasikmalaya periode 2010-2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini : 68,8 68,7
68,69
68,6 68,54
68,5 68,42
68,4 68,3 68,2
Angka Harapan Hidup
68,3
68,23 68,26
68,1
68 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : LKPJ - AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
Gambar 2.25. Angka Harapan Hidup Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2015 2.3.3. Fokus Seni, Budaya dan Olah Raga Pengembangan
seni
budaya
di
diselenggarakan
secara
terintegrasi
kepariwisataan,
yang
sekaligus
Kabupaten dengan
Tasikmalaya pembangunan
berkontribusi
terhadap
perkembangan pembangunan perekonomian daerah. Kabupaten Tasikmalaya memiliki 10 cerita rakyat, 1 jenis permainan rakyat dan 1 jenis upacara tradisional. Sistem budaya dapat
dilihat
dari
sistem
kemasyarakatan,
sistem
religi
dan
pengetahuan, dan sistem ekonomi tradisional. Sampai tahun 2012 tidak tercatat ada potensi budaya pada aspek ini. Lingkungan budaya RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 67
meliputi pola lingkungan budaya, perubahan lingkungan, budaya, dan hubungan antar budaya. Selanjutnya tentang kampung adat, Kabupaten Tasikmalaya memiliki 1 kampung adat dengan jenis bangunan adat meliputi 106 rumah tinggal, 1 balai pertemuan, dan 1 rumah ibadah, dengan 7 upacara adat besar. Kabupaten tasikmalaya memiliki hubungan antar budaya sebanyak 11 jenis. Secara
umum
objek
potensi
kebudayaan
Kabupaten
Tasikmalaya terdiri dari Rumah Adat Kampung Naga, LK. Pamijahan, Makam Syech Tb.Anggariji Desa Wisata Tendjowaringin, Goa Anteg, Goa Daha, Goa Ciodang, Pamijahan, Situs Geger, Hanjuang, Mesjid Agung Manonjaya Situs Kaputihan dan Batu Panangkeupan. Potensi kebudayaan dapat dilihat dari nilai budaya meliputi naskah kuno, cerita rakyat, ungkapan tradisional, permainan rakyat dan upacara tradisional Jumlah induk organisasi olahraga di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015 tercatat sebanyak 29 organisasi, menurun dari tahun 2014 sebanyak 37 organisasi. Begitu pula halnya dengan atlit yang dibina pada tahun 2015 berjumlah 227 orang, menurun dibanding tahun 2014 yang berjumlah 256 orang. Kabupaten Tasikmalaya menggelar 14 kali kompetisi olahraga pada tahun 2014 dan 2015. 2.4. Aspek Pelayanan Umum Pelayanan publik atau pelayanan umum sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri, pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan
atau
koporasi
yang
efektif
dapat
memperkuat
demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumberdaya alam,
memperdalam
kepercayaan
pada
pemerintahan
dan
administrasi publik. Pemerintah berkewajiban melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 68
rangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga Negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga Negara dan penduduk serta terwujudnya tanggungjawab pemerintah dalam pelayanan publik. 2.4.1. Fokus Layanan Urusan Wajib 1. Pendidikan Sektor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk membangun sumber daya manusia (human resources), pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dalam mebina hidup yang baik untuk pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap Negara di dunia.
Sudah menjadi rasia umum bahwa maju
atau tidaknya suatu Negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah
bangsa
itu
maju
atau
mundur
dilihat
dari
kualitas
pendidikannya. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang
sebagai
suatu
kebutuhan
sama
halnya
dengan
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003,
tentang
sistem
Pendidikan
Nasional,
tercantum
pengertian pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Gambaran umum kondisi pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya salah satunya dengan melihat indikator kinerja sebagai berikut: a.
Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah yaitu jumlah sekolah berdasarkan
jenjang
pendidikan
per
10.000
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
orang
jumlah
penduduk
usia II- 69
pendidikan, hal ini menunjukan kemampuan untuk menampung penduduk pada usia pendidikan. Tabel 2.19. Perbandingan Jumlah Sekolah Berdasarkan penduduk Usia Sekolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2015 No
Jenjang Pendidikan
1
SD/MI Jumlah Gedung Sekolah Jumlah Penduduk Kelompok Usia 7 – 12 Tahun Rasio SMP/MTs Jumlah Gedung Sekolah Jumlah Penduduk Kelompok Usia 13 – 15 Tahun Rasio SMA/SMK/MA Jumlah Gedung Sekolah Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16 – 18 Tahun Rasio
2
3
2011
2012
Tahun 2013
2014
2015
1.093
1.092
1.093
1.083
1.083
214.912
214,335
211.138
199.938
195.801
165
177
163
184
184
178
233
240
250
226
94.496
99.761
101.095
101.881
101.806
530
428
421
407
450
106
119
137
140
157
90.865
84.701
49.568
49.975
89.079
499
425
232
229
567
Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
c. Rasio Guru/Murid Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen secara tegas menyatakan kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, Peraturan
Pemerintah
Nomor
74
Tahun
2008,
tentang
guru
menyebutkan bahwa beban guru memiliki beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka tiap minggu, kondisi ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan oleh guru dikarenakan dengan kondisi sekolah dibeberapa tempat ada yang kelebihan guru sedangkan ditempat lain masih kekurangan guru atau bahkan dalam suatu tempat terjadi kelebihan anak didik. Tabel 2.20 Tabel Rasio Guru berdasarkan Jenjang Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2015 No
Jenjang
1
SD/MI
2
SLTP/MTs
Tahun 2011 10,930
Tahun 2012 18.16
Tahun 2013 16.89
Tahun 2014 21.19
Tahun 2015 12,163
11.03
11.77
12.19
14.19
8,06
Standar Nasional 28 32
Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 70
d. Prosentase Kondisi Ruang Kelas Baik Keberhasilan tujuan pendidikan (output) sangat ditentukan oleh implementasi (proses) dan implementasi sangat dipengaruhi oleh tingkat
kesiapan
segala
hal
yang
diperlukan
untuk
keberlangsungannya, dengan demikian tidak boleh bertindak secara parsial
dalam
melaksanakan
pendidikan
dan
pembelajaran,
sebaiknua perlu berpikir dan bertindak secra holistik, integratif, terpadu dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input, proses, output dan outcome, konteks berpengaruh pada input, input berpengaruh pada proses, proses berpengaruh pada output dan output berpengaruh pada outcome.
Proses belajar mengajar
merupakan prose yang terpenting karena darisinilah terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik, untuk menunjang kegiatan dimaksud diperlukan sarana dan prasarana penunjang diantaranya kelayakan ruangan kelas untuk terjadinya proses mengajar. Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator untuk meningkatkan kualitas pendidikan, selama periode tahun 2011-2014 di Kabupaten Tasikmalaya ketersediaan ruang kelas yang baik untuk jenjang SD/MI dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0.18%, tetapi mengalami penurunan pada tahun tahun 2013 sebesar 0.06% dan pada tahun 20014 sebesar 0.59%, sama halnya untuk jenjang SMP/MTS pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0.02% tetapi mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 0.03% dan pada tahun 2014 sebesar 0.52%. Sementara untuk jenjang SMA/MA/SMK mengalami penurunan sebesar 0.08% tahun 2012 dan sebesar 0.38 tahun 2014, tetapi mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 0.07%.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 71
Tabel 2.21. Kondisi Ruang Kelas Baik berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 – 2015 No
Tahun 2011
Jenjang
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
SD/MI 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah ruang kelas kondisi 4.122 baik Jumlah seluruh ruang kelas 6.917 Prosentase (%) 0,60 SLTP/MTs Jumlah ruang kelas kondisi 1.148 baik Jumlah seluruh ruang kelas 1.488 Prosentase (%) 0,77 SMA/MA/SMK Jumlah ruang kelas kondisi 492 baik Jumlah seluruh ruang kelas 622 Prosentase (%) 0,79 *Sumber : TDA Tahun 2012-2014
5.554
5.438
966
966
7.156 0,78
7.567 0,72
7040 0,14
7126 0,14
1.437
1.257
698
698
1.811 0,79
1.655 0,76
2854 0,24
2503 0,28
514
635
685
685
724 0,71
814 0,78
1680 0,40
3352 0,20
2. Kesehatan Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan, pembangunan tidak mungkin terselenggara baik tampa tersedianya salah satu modal dasar yaitu kesehatan masyarakat yang menjadi acuan dalam pembangunan. Derajat
kesehatan
masyarakat
berhubungan
erat
dengan
pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungannya. Salah satu modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan adalah
kondisi
kesehatan
penduduk
yang
baik
dan
perlu
diperhatikan juga pembangunan di bidang kesehatan keduanya harus berjalan seimbang untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu
kemakmuran
dan
kesejahteraan
bagi
semua
penduduk
khususnya di Kabupaten Tasikmalaya, untuk melihat gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan kesehatan diantaranya dengan indkator sebagai berikut : a. Rasio Puskesmas dan (Pustu) Persatuan Penduduk
Komponen lain dari sumber daya kesehatan yang paling utama yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup secara kuantitas dan kualitas bangunan yang menggambarkan unit sarana pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
baik
bangunan
utama, II- 72
pendukung dan sanitasi kesehatan lingkungan.
Unit pelayanan
kesehatan dibagi atas beberapa kategori yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan Unit pelayanan teknis lainnya. Sampai dengan tahun 2015 jumlah
Puskesmas di Kabupaten Tasikmalaya mencapai
sebanyak 40 buah, dengan rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk
1
:
43.177
kondisi
tersebut
masih
jauh
apabila
dibandingkan dengan target nasional yaitu 1 : 25.000 keadaan ini perlu penambahan Puskesmas sebanyak kurang lebih 30 buah puskesmas. Tabel 2.22. Sarana dan Prasarana Kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2015 No 1 2 3 4 5 6
Indikator
2010 14 26 3
Jumlah Puskesmas DTP Jumlah Puskesmas TTP Jumlah Puskesmas Mampu PONED Jumlah Pustu 151 Jumlah Kecamatan 39 Jumlah Desa 351 *Sumber : TDA Tahun 2010-2016
Keadaan Pada Tahun 2011 2012 2013 2014 25 15 15 15 27 25 25 25 154 19 27 27 39 351 351
151 39 351
154 39 351
2015 15 25 27
153 39 351
b. Rasio Rumah Sakit Persatuan Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015 sebanyak 1 unit, rasio pelayanan Rumah Sakit terhadap jumlah penduduk
Kabupaten Tasikmalaya
tahun 2015 rasio pelayanan
Rumah Sakit terhadap jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun
2015
menggambarkan
mencapai
1
:
1.735.998.
bahwa
di
Kabupaten
Kondisi Tasikmalaya
tersebut masih
memerlukan Rumah Sakit untuk pelayanan kesehatan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 73
153 39 351
Tabel 2.23 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2015 No
Indikator
1
2010 0
Keadaan Pada Tahun 2011 2012 2013 1 1 1
2014 1
2015 1
44 3
12 2
12 2
12 2
1: 1.716.178
1: 1.720.124
1: 1,728,618
1: 1,735,998
1.716.178
1.720.124
1,728,618
1,735,998
Jumlah Rumah Sakit Jumlah Klinik 27 27 Jumlah Klinik 2 2 bersalin 1: 1: Rasio Rumah Sakit Terhadap 1.675.544 1.692.433 Jumlah Penduduk 1.675.544 1.692.433 Jumlah Penduduk *Sumber : TDA Tahun 2010-2015
2 3 4
5
c. Rasio Tenaga Kesehatan Per Jumlah Penduduk Jumlah dokter dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Tasikmalaya masih kurang, dimana pemenuhan rasio tenaga kesehatan adalah 1 : 2.500. Pada tahun 2013 jumlah tenaga dokter di Kabupaten Tasikmalaya yaitu 87 orang dan apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk 1.720.124 jiwa, maka jumlah tenaga dokter yang ideal di Kabupaten Tasikmalaya yaitu 688 orang, demikian pula halnya dengan tenaga medis lain yaitu tenaga perawat dan bidan masih mengalami kekurangan. Tabel 2.24 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2015
1 2 3 4 5 6
Jumlah Dokter Umum Jumlah Dokter Specialis Jumlah Dokter Gigi Jumlah Dokter Jumlah Penduduk Rasio Dokter Terhadap Jumlah Penduduk
49 2 31 82 1.675.544 82 : 1.675.544
68 0 22 90 1.692.433 90 : 1.692.433
Keadaan Pada Tahun 2012 2013 68 65 0 0 19 22 87 87 1.716.178 1.720.124 77 : 87 : 1.716.178 1.720.124
7 10 11
Jumlah Perawat Jumlah Bidan Rasio Bidan Terhadap Jumlah Penduduk
340 347 347 : 1.675.544
373 581 581 : 1.692.433
437 369 369 : 1.716.178
No
Indikator
2010
2011
445 683 683 : 1.720.124
2014 75 0 17 92 1,728,618 92 : 1,728,618
2015 70 0 21 91 1,728,618 91 : 1.735.998
419 374 374 : 1,728,618
399 606 374 : 1.735.998
*Sumber : TDA Tahun 2010-2016
d. Rasio Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita Pembangunan kesehatan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional
maupun
daerah,
tujuan
digerakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 74
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan tidak terlepas dari peranan masyarakat dapat menentukan keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan manusia. Peran serta masyarakat semakin nampak wujudnya setelah munculnya Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat
yang
merupakan
wujud
nyata
dalam
peranan
pembangunan kesehatan masyarakat. Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber dari masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk bersama masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Selama periode 2011 – 2013, jumlah Posyandu di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan sebanyak 53 buah atau 3.09% dari 2.133 buah pada tahun 2011 menjadi 2.166 buah pada tahun 2013, namun sampai pada tahun 2013 masih terdapat 840 buah atau 38.2 % katagori Posyandu Pratama dan 952 buah atau 43.29 % Posyandu Madya, hal ini menggambarkan masih diperlukannya pembinaan
untuk
meningkatkan
strata
Posyandu
tersebut
ke
Purnama atau Mandiri. Tabel 2.25 Jumlah Pos Pelayanan Terpadu di Kabupaten Tasikmlaya periode tahun 2011 - 2015 No
Keadaan Pada Tahun
Indikator
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah Posyandu Pratama
968
787
840
629
606
2
Jumlah Posyandu Madya
858
1.098
952
1.081
1075
3
Jumlah Posyandu Purnama
280
271
388
462
502
4
Jumlah Posyandu Mandiri
5
Jumlah Total Posyandu
6
Prosentase
27
30
33
88
95
2,133
2,186
2,199
2.260
2.278
-
Posyandu Pratama
45.38%
36.00%
38.20%
27%
26.60%
-
Posyandu Madya
40.23%
0.05%
43.29%
47%
47.19%
-
Posyandu Purnama
13.13%
12.40%
17.64%
20%
22.04%
-
Posyandu Mandiri
1.27%
1.37%
1.50%
3%
4.17%
153,564
155,719
156,059
173.745
191.802
2,133 : 153,564
2,186 : 155,719
2,199 : 156,059
2.260 : 173.745
2.278 : 191.802
7
Jumlah Balita
8
Rasio Jumlah Posyandu
Balita
tiap
*Sumber : TDA Tahun 2011-2016
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 75
e. Prosentase Ibu Bersalin yang ditolong Tenaga Kesehatan Seperti yang telah kita ketahui bahwa hamil merupakan salah satu masa
yang rawan, yakni ketika tubuh kita rentan terhadap
berbagai penyakit bahwa
angka
Kabupaten
dan ancaman kematian, tidak bisa dipungkiri
kematian,
Tasikmalaya
angka masih
kematian cukup
ibu
tinggi
melahirkan
baik
di
diperkotaan
maupun di pedesaan, ada tiga penyebab umum terhadap kematian ibu hamil diantaranya pendarahan, hypertensi dan infeksi. Komplikasi kematian ibu maternal dan anak baru lahir sebagian besar terjadi pada waktu proses persalinan, dengan demikian diperlukannya tenaga kesehatan untuk meminimalisir angka kematian ibu dan bayi.
Selama periode tahun 2010 – 2012
cakupan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Tasikmlaya menunjukkan peningkatan sebesar 6,21% dari 91.91%
pada tahun 2010 menjadi 98,12% pada tahun 2012.
Sedangkan pada tahun 2015 cakupan persalinan yang ditangani oleh tenaga
kesehatan
di
Kabupaten
Tasikmlaya
menunjukkan
penurunan sebesar 3,9% dari 96,17% pada tahun 2014 menjadi 92,27% pada tahun 2015. Tabel : 2.26 Prosentase Ibu Bersalin Yang ditangani oleh Tenaga Kesehatan periode 2010 – 2015 di Kabupaten Tasikmalaya No 1
Indikator
2
Jumlah Ibu Bersalin yang ditangani oleh tenaga Kesehatan Jumlah Total Ibu Bersalin
3
Prosentase
Keadaan Pada Tahun 2012 2013 2014 36.660 34.126 31.735
2010 36.378
2011 37.080
2015 31.494
39.578
39.509
37.364
35.027
32.999
34.133
91.91%
93.85%
98.12%
97.43%
96,17%
92,27%
*Sumber : TDA Tahun 2010-2016
f. Capaian Pelayanan Standar Minimal (SPM) di Bidang Kesehatan Secara ringkas Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 memberkan rujukan bahwa SPM adalah ketentuan mutu dan jenis pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak didapat
oleh
setiap
warga
negara
secara
minimal,
terutama
pelayanan dasar di daerahkabupaten/kota maupun provinsi.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 76
Dalam penerapannya SPM harus menjamin akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar dari pemerintah daerah sesuai ukurannya yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Tabel : 2.27. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2014 No A 1 2 3
4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
14
15
16 17
SPM PELAYANAN KESEHATAN DASAR Target/Sasaran Kunjungan Ibu Hamil K4 Target/Sasaran Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Target/Sasaran Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompentensi kebidnan Target/ Sasaran Capaian Pelayanan Nifas Target/Sasaran Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani Target/Sasaran Cakupan Kunjungan Bayi Target/Sasaran Cakupan Desa Universal Child Imunazition (UCI) Target/Sasaran Cakupan Pelayanan Balita Target/Sasaran Cakupan Pemberian Makan Pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin Target/Sasaran Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan Target/Sasaran Cakupan Penjaringan Siwa SD dan setingkat Target/Sasaran Cakupan Peserta KB Aktif Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penemuan Penderita Penyakit-Acute Flacid Paralis (AFP) per 100.000 penduduk kurang dari 15 tahun Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Penomonia Balita Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penaganan Penderita Penyakit –Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penaganan Penderita DBD yang ditangani Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penaganan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
2011
Keadaan Pada Tahun 2012 2013
2014
86
88
89
90
63
67
71,5
75
86
88
89
90
86
87
88
89
65
70
75
80
85
86
87
100
80,0
85
90
95
95
95
95
95
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
70
70
70
70
2
2
2
2
100
100
100
100
85
85
85
85
100
100
100
100
100
100
100
100 II- 77
No
SPM
2011
Penderita Penyakit – Penemuan Penderita diare 18 Target/Sasaran Cakupan Pelayanan dasar pasien masyarakat miskin B PENELIDIKAN EPIDEMOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB 1 Target/Sasaran Cakupan Desa yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi kurang dari 24 jam D PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1 Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif E PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 1 Target/Sasaran Cakupan Rumah yang memenuhi syarat kesehatan (R) 2 Target/Sasaran Cakupan masyarakat yang menggynakan air bersih (A) 3 Target/Sasaran Cakupan masyarakat yang menggunakan Jamban Keluarga (K) *Sumber : RPJMD Kab. Tsm 2011-2015
Keadaan Pada Tahun 2012 2013
2014
100
100
100
100
100
100
100
100
60,0
65,0
70,0
75,0
62,09
64,07
66,05
66,03
63
65,09
66,99
68,9
46,33
50,93
55,53
60,13
3. Pekerjaan Umum a. Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan merupakan
satu kesatuan jaringan
jalan yang terdiri dari sistim jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan mengacu kepada tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antar kawasan dan/ atau perkotaan dan perdesaan. Sistim jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa
untuk
masyarakat
didalam
menghubungkan secara kontinue
kawasan
perkotaanyang
yang mempunyai fungsi primer,
fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke persil.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 78
Tabel 2.28. Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2015 No
Indikator
1 2 3 3
Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
4
Tahun 2011 Km % 383.127 29,40 260.756 20,01 266.477 20,45 392.963 30,15 1.303.32 3
Tahun 2012 Km % 435.449 33,41 283.513 21,75 264.701 20,31 319.660 24,53 1.303.32 3
Tahun 2013 Km % 435.449 33,41 283.513 21,75 264.701 20,31 319.660 24,53 1.303.32 3
Tahun 2014 Km % 658,071 50,49 293,145 22,49 195,498 14,99 156,608 12,01
Tahun 2015 Km % 669,110 51,34 356,906 27,38 152,486 11,70 9,58 124,821
1.303.32 3
1.303.32 3
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya, 2015
b. Jembatan Kondisi jembatan di Kabupaten Tasikmalaya tampak ada perbaikan kondisi. Pada tahun 2014 jembatan dengan kondisi baik hanya 357 buah (83.80%), sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 367 buah (84.37%). Tabel 2.29. Kondisi Jembatan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013-2015 No.
Kondisi Jembatan Kabupaten
2013 Jumlah Jembatan 345
2014
2015
80.99
Jumlah Jembatan 357
83.80
367
84.37
(%)
(%)
Jumlah Jembatan
(%)
1
Baik
2
Sedang
10
2.35
21
4.93
21
4.83
3
Rusak Ringan
19
4.46
12
2.82
12
2.76
4
Rusak Berat
52
12.21
36
8.45
35
8.04
5
426 100.00 Jumlah Sumber : LKPJ Kabupaten Tasikmalaya, 2015
426
100.00
435
100.00
c. Sumber Daya Air Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007, disebutkan bahwa jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan pelengkap yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan operasi dan pemeliharaan serta rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi, pengelolaan irigasi utama (primer dan sekunder) menjadi wewenang dan vctanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan ketentuan
Daerah Irigasi (DI) dengan luas diatas
3000 Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1000 Ha – 3000 Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi dan Daerah RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 79
Irigasi (DI) yang luasnya kurang dari 1000 Ha menjadi wewenang dang tangunggung jawab pemerintah kabupaten, sedangkan apabila berada
pada
lintas
kabupaten
merupakan
tanggung
jawab
pemerintah provinsi, jaringan irigasi tersier merupakan tanggung jawab sepenuhnya P3A dalam hal ini petani. Total luas areal irigasi di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013 adalah 64.198 hektar dengan luas lokasi 70,88 hektar. UPTD dengan pengelolaan irigasi terluas yaitu UPTD Cigalontang dengan luas areal 8,964 hektar dan luas lokasi 9,968 hektar. UPTD dengan pengelolaan irigasi terkecil yaitu UPTD Cibalong dengan luas areal 291 hektar dan luas lokasi 233 hektar. LKPJ Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 menjelaskan jumlah daerah irigasi pada tahun 2014 sebanyak 1.494 buah dimana telah sesuai target dan meningkat dibanding tahun 2013 sebanyak 1479 buah. Dari jumlah 1.494 pada tahun 2014, sebanyak 1.486 dibawah pengelolaan Kabupaten Tasikmalaya, 6 buah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (lintas kabupaten), dan daerah irigasi strategis sebanyak 2 buah. Tabel 2.30. Daerah Irigasi Perdesaan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013 No.
UPTD
Luas Areal
Lokasi
No.
UPTD
Luas Areal
Lokasi
1
Cigalontang
8,964
9,968
21
Karangnunggal
1,631
1,401
2
Sukaratu
3,499
4,859
22
Sukahening
1,247
1,297
3
Cisayong
4,087
4,648
23
Jatiwaras
1,422
1,288
4
Sodonghilir
2,404
2,958
24
Manonjaya
1,274
1,204
5
Salawu
3,084
2,749
25
Parungponteng
769
1,076
6
Pagerageung
2,783
2,528
26
Karangjaya
758
983
7
Salopa
2,094
2,207
27
Cineam
781
935
8
Bantarkalong
2,000
2,179
28
Sukaraja
836
925
9
Culamega
1,295
2,102
29
Sariwangi
884
894
10
Rajapolah
2,067
2,102
30
Sukarame
880
880
11
Taraju
2,167
2,017
31
Bohonggambir
661
847
12
Padakembang
1,815
1,865
32
Puspahiang
732
822
13
Cikatomas
1,807
1,827
33
Sukaresik
692
772
14
Ciawi
1,364
1,749
34
Cikalong
613
758
15
Pancatengah
1,534
1,739
35
Tanjungjaya
578
729
16
Kadipaten
1,864
1,722
36
Bojongasih
590
630
17
1,757
1,666
37
Jamanis
595
595
18
Cipatujah Gunung Tanjung
1,258
1,602
38
Mangunreja
372
420
19
Leuwisari
1,474
1,486
39
291
233
64,198
70,088
20
Cibalong Kab. Singaparna 1,276 1,426 40 Tasikmalaya Sumber : LKPJ Kabupaten Tasikmalaya, 2015
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 80
4. Perumahan dan Pemukiman Pengertian dasar pemukiman dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011, adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana utilitas umum, serta mempunyai penunjang fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Tabel : 2.31. Capaian Kinerja Urusan Perumahan dan Pemukiman Indikator
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah cakupan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Prosentase panjang Jalan Desa terhadap luas kawasan permukiman perdesaan Prosentase cakupan pelayanan air bersih Prosentase cakupan penduduk yang terlayani prasarana pengelolaan air limbah Prosentase produk sampah yang tertangani Prosentase luas Jalan Perkotaan terhadap luas kawasan permukiman perkotaan Prosentase luas Jalan Lingkungan terhadap luas wilayah perkotaan Prosentasi Penataan dan Pembangunan Kawasan Fungsional Ibukota Pemerintahan Prosentase luas cakupan pelayanan prasarana air limbah terhadap luas wilayah perkotaan Jumlah luas genangan banjir yang tertangani di wilayah perkotaan Prosentase luas cakupan pelayanan persampahan terhadap luas wilayah perkotaan Prosentase cakupan pelayanan air minum terhadap jumlah penduduk perkotaan Prosentase luas cakupan pelayanan air minum terhadap luas wilayah perkotaan Jumlah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (Taman dan Pemakaman Umum)
Satuan
Realisasi 2013
Target 2014
Realisasi 2014
Target 2015
Realisasi 2015
%
31,2
50
50
60
64,90
%
23,4
27
27
%
49,6
55
55
60
55,4
%
18,7
25
25
30
25,49
%
34
38
38
41
%
22,8
24
24
%
32,7
37
37
40
35,51
%
17,8
35
35
45
45
%
51
51,5
51,5
52,5
61,29
%
2
15
15
%
52,4
55
55
60
52,83
%
46,1
60
60
65
55,6
%
42,7
46
46
Lokasi
3
1
1
9
8
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 81
Indikator
15
16
17
18
19 20
Tingkat terhadap kebakaran
Satuan
Realisasi 2013
Target 2014
Realisasi 2014
Target 2015
Realisasi 2015
%
11
12
12
30
52,78
%
71,2
80
80
%
38,8
20
20
Unit
1252
600
600
750
835
%
44,8
54
54
58
52,42
Titik Kawas an
1
3
3
pelayanan bahaya
Prosentase jumlah rumah layak huni terhadap total jumlah rumah Prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total jumlah rumah Jumlah rumah tidak layak huni yang direhabilitasi/pembangu nan baru Prosentase Jumlah rumah yang menggunakan air bersih Berkurangnya jumlah titik kawasan kumuh
Sumber: diolah dari lapran Dinas Penataan Ruang 2015
Tabel 2.32. Jumlah Pelanggan Air Bersih di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2015 GOLONGAN TARIF Jumlah Konsumen (Pelanggan)
2010
2011
2012
2013
2014
33,542
34,859
36,501
37,368
38.528
5,048
5,253
5.440
23,148
23,966
24.925
2,186
2,141
2.131
520
503
503
139
141
145
2,810
2,865
2.869
1,774
1,629
1.627
414
437
452
194
201
211
101
101
103
127
95
88
40
36
34
1. Rumah Tangga Kecil 2. Rumah Tangga Sedang
30,265
31,236
3. Rumah Tangga Besar 4. Pemerintah
331
2,070
678
11. Industri Kecil
169 29
2.153 524 146 2.971 1.618 488
708
9. Sosial Khusus 10. Kran Umum
26.439
2,337
7. Niaga Besar 8. Sosial Umum
5.574
341
5. Hankam 6. Niaga Kecil
2015 40.348
162
212 104 86
75
12. Industri Besar
33
Sumber : Buku Profil Kab. Tasikmalaya, Tahun 2016
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 82
5. Penataan Ruang Penataan ruang wilayah Kabupaten Tasikmalaya berazaskan pada pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin dalam pemanfaatan ruang secara terpadu sesuai potensi, fungsi pelayanan kegiatan,
dan
sistem
jaringan,
dalam
rangka
menciptakan
keseimbangan dan keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah serta menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungan yang tercermin dari pola intensitas pemanfaatan ruang. Dalam hal penataan ruang, wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan bagian dari struktur ruang wilayah dilakuan secara terpadu tidak terlepas dari peranannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas baik skala provinsi maupun nasional. 6. Perencanaan Pembangunan Pelaksanaan
urusan
pemerintah
bidang
Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam periode 2010 – 2016
secara
makro
yang
berkaitan
dengan
penyusunan
dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah antara lain: perumusan kebijakan teknis
perencanaan,
pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah dan pembinaan tugas perencanaan pembangunan daerah. Pencapaian kinerja perencanaan pembangunan daerah selama periode 2010 -2016 anatara lain: 1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah yang meliputi Rencanan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005 – 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016 – 2021 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dari tahun 2010 sampai dengan Tahun 2016 serta Rencana Detil Tata Ruang (RDTR); 2) Tersedianya
Laporan
Penyelenggaraan
Pelaksanaan
Pemerintah
Pertanggungjawaban
Kepala
dan
Evaluasi
Daerah
berupa
Laporan
Daerah
(LKPJ),
Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Tasikmalaya, Laporan Kegiatan Triwulan kegiatan;
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 83
3) Tersedianya
dokumen
data
/statistik
daerah
untuk
penyusunan rencana pembangunan daerah; 4) Terselenggaranya
koordinasi
perencanaan
pembangunan
daerah; 5) Terselenggaranya bimbingan teknis/workshop perencanaan pembangunan daerah 6) Terselenggaranya
perencanaan
pembangunan
secara
partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam penyusunan dokumen rencana kerja pembangunan daerah; 7) Tersedianya Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah. 7. Perhubungan Pelaksanaan urusan pemerintah bidang perhubungan di Kabupaten Tasikmalaya dititikberatkan untuk menunjang kelancaran roda perekonomian daerah, keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dalam segala bidang sektor transportasi sangat menentukan untuk menunjang kelancaran arus barang dan mobilitas sumbersumber ekonomi. Sektor
transportasi
multidimensional,
dimana
perlu
harus
dilaksanakan
memperhatiakan
secara
tidak
hanya
situasi dan kondisi transportasi itu sendiri tetapi juga harus memperhatikan
lingkungan
yang
dipengaruhiya
dan
yang
mempengaruhinya termasuk sarana dan prasarana transportasi. Seiring
dengan
transportasi
perkembangan
akan
meningkat
kota dan
maka akan
kebutuhan
berdampak
akan
menajdi
permasalahan yang komplek apabila tidak diantisipasi sebelumnya, permasalahan transportasi tersebut diantaranya penentuan model angkutan umum,
pola jaringan, izin trayek angkutan,
kebijakan
perparkiran dan perambuan lalu lintas. Indikator-indikator keberhasilan program dan kegiatan bidang perhubungan ditentukan oleh perkembangan dan perlengkapan jalan seperti : Rambu Lalu lintas, Rambu petunjuk arah jurusan, Marka Jalan, Trafic cones, lampu peringatan dan alat pemberi isyarat lalu lintas. Selain itu pengujian kelayakan kendaraan bermotor baru RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 84
sebatas kendaraan umum dan barang, ketentuan yang mengatur pengujian kendaraan tersebut yaitu
jumlah kendaraan yang
dilakukan pengujian pada tahun 2011 sebanyak 11.187 unit kendaraan dan pada tahun 2014 sebanyak 9.339 unit. Tabel 2.33. Pengujian Kendaraan Bermotor tahun 2011 – 2015 No
Jenis Kendaraan
2011 136
2012 208
Tahun 2013 485
2014 915
2015 1252
27
66
70
72
31
3151
2750
1146
2558
26133
1
Otlet / Mobil Penumpang
2
Angkutan Kota
3
Truck
4
Bis
436
433
392
412
2494
5
Micro Bus
168
161
123
135
1121
6
Mini Bus
2044
1752
1511
1184
13179
7
Pick Up
5855
5192
6
4063
44132
Jumlah
11817
10562
3733
9339
88342
*Sumber TDA Tahun 2011-2016
Perkembangan
jumlah
angkutan
umum
di
Kabupaten
Tasikmalaya sangat beragam, trayek angkutan yang memberikan pelayanan mobilitas pengguna jasa disekitar menuju pusat kota, trayek angkutan yang melayani pengguna jasa antar kawasan kecamatan dan trayek angkutan pedesaan yang melayani pengguna jasa di pedesaan ke wilayah kecamatan dan dengan wilayah desadesa di luar pusat kota. Tabel 2.34. Jumlah Angkutan Umum di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2015 Jenis Trayek 1. Angkutan Kota 2. Angkutan Pedesaan 3. Traktor 4. Otobus/Mikrobus 5. Minibus 6. Truck
2011
2012
Tahun 2013
42
40
35
1
483
228
108
79
-
-
-
-
285
270
282
248
668
878
1.024
1.096
496
648
648
917
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
2014
2015 3 125 1 208 1011 779
II- 85
Jenis Trayek
2011
2012
Tahun 2013
16
5
5
10
2
-
4
10
-
1
-
1
-
4
-
-
4
-
7
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.074
4.187
2.404
7. Pick Up 8. Box 9. Tanki 10. Kereta Gandeng 11. Kereta Tempelan 12. Derek 13. Ambulans
14. Kendaraan Karapan JUMLAH 1.996 *Sumber : TDA Tahun 2011-2016
2014
2015 14 9 0 0 5 0
0 2.155
Sementara itu kondisi perkembangan Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kabupaten Tasikmalaya dari Periode 2010 – 2015 mengalami peningkatan, kondisi pemasangan Penerangan Jalan umum pada tahun 2010 sebanyak 90 Unit dan pada Tahun 2015 sebanyak 2.674 Unit. Selain itu juga untuk menunjang dan memperlancar kegiatan pemindahan barang dan orang diperlukan tempat titik temu tersebut diantaranya pembangunan jasa penunjang angkutan
(terminal)
terdapat 11 terminal di Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 2.35. Sebaran Basis Sub Sektor Jasa Penunjang Angkutan Tahun 2011-2012 No. 1 2 3 4 5 6
Kecamatan
No. Kecamatan 7 Sariwangi 8 Cisayong 9 Rajapolah 10 Jamanis 11 Ciawi
Sukaraja Bantarkalong Manonjaya Singaparna Sukarame Leuwisari
Sumber : LKPJ Kabupaten Tasikmalaya, 2013
8. Lingkungan Hidup Peningkatan
usaha
pembangunan,
diikuti
pula
dengan
peningkatan sumber daya untuk mendorong pembangunan dan seringkali terjadi permasalahan-permasalahan terhadap lingkungan. Dalam pembangunan sumber alam merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan dalam penggunaanya perlu memperhatikan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 86
keseimbangan
ekosistem.
Kerugian-kerugian
dan
perubahan-
perubahan terhadap lingkungan dengan keuntungan yang akan didapat dari suatu hasil pembangunan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu melalui kajian-kajian teknis. Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup dengan sasaran terlaksananya upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, salah
satu
upaya
untuk
mengerungi
kerusakan
lingkungan
diantaranya dengan pemakaian dan penggunaan biogas, komposter, lubang biofori, pembuatan sumur resapan air, sarana IPAL UKM dan lan sebagainya. Dalam upaya meningkatkan produktivitas sumber daya alam, terpeliharanya
kualitas
lingkungan
serta
pencegahan
dan
penanggulangan kerusakan/pencemaran, pada tahun 2015 telah terdapat 130 perusahaan yang memiliki IPAL yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. 9. Kependudukan dan Catatan Sipil Administrasi kependudukan yaitu rangkaian kegiatan dan penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,
catatan
sipil
pengelolaan
informasi
administrasi
kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan sektor lain. memiliki
nilai
strategi
Informasi administrasi kependudukan bagi
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat sehingga perlu pengelolaan
informasi
administrasi
kependudukan
secara
terkoordinasi dan berkesinambungan. Pencatatan sipil merupakan hak dari setiap warga negara dalam arti hak mendapat akta autentik dari pejabat negara, masih rendahnya dirinya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya akta bagi
karena akta ini sangatlah penting diperlukan dikemudian
hari. Pelaksanaan urusan pemerintah bidang kependudukan dan catatan sipil periode 2010 – 2014 berkaitan dengan pelayanan umum bidang kependudukan dan pencatatan sipil dengan capaian kinerja sebagai berikut : RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 87
Tabel 2.36 Pelayanan Umum Kependudukan Tahun 2010-2015 No
Uraian
2010
Tahun 2012 2013 77,52 87.99
2011
1
Kartu Keluarga (KK) 2 Akta Kelahiran 30,37 32.82 36,00 40.39 3 Kartu Tanda 25 88,34 90.08 Penduduk (e-KTP) *Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya Tahun 2010-2016
2014 90
2015 92
42.2 93
43,06 98,24
Ket
10. Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan a. Keluarga Berencana Pertumbuhan peduduk merupakan isu yang cukup strategis, hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Jumlah penduduk yang cukup besar yang kurang seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan tentu akan menjadikan suatu permasalahan bagi sutu wilayah dimasa yang akan datang. Gambaran berencana
umum
terkait
kinerja
dengan
pemerintah
upaya
urusan
pengendalian
keluarga
pertumbuhan
penduduk melalui Peningkatan kuantitas dan kualitas akseptor. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tasikmalaya dengan trend penurunan di tiga tahun terakhir, pada Tahun 2012 LPP 1,4, Tahun 2013 1,3, Tahun 2014 sebesar 0,5 dan Tahun 2015 sebesar
0,4
persen
dari
total
Jumlah
Penduduk
Kabupaten
Tasikmalaya, meskipun ada kecenderungan penurunan LPP setiap tahunnya namun
kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang
berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk ketersediaan sumberdaya manusia bagi modal
pembangunan di dearah, akan tetapi di satu sisi kondisi
tersebut menyebabkan beban daerah menjadi semakin besar dalam upaya
mensejahterakan
Pemerintah
Daerah
Banyaknya
jumlah
masyarakatnya.
juga
Selain
menimbulkan
penduduk
yang
menjadi
permasalahan
tidak
disertai
beban lain. dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 88
Karena
berhubungan
dengan
tinggi
rendahnya
beban
pemerintah untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warganya, maka pemerintah bersama dengan Pemerintah Daerah
memberikan
serangkaian
usaha
untuk
menekan
laju
pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program KB (Keluarga Berencana). Keluarga pemerintah
Berencana
yang
(KB) merupakan
dirancang
untuk
suatu
program
menyeimbangkan
antara
kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana bertujuan
agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa
diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan
penanggulangan
penggunaan
kelahiran
seperti
alat-alat
kontrasepsi
kondom,
spiral,
IUD,
atau dan
sebagainya. Gambaran Data Potensi sektor Keluarga Berencana sebagai salahsatu dari kebijakan kependudukan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari tabel Data di bawah ini: Tabel 2.37. Data institusi pendukung program Keluaraga berencana Kabupaten Tasikmalaya 2014 – 2015 No 1 2 3
Uraian PPKBD Sub PPKBD PKB
2014 362 2.734 47
2015 362 2.583 47
Keterangan
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
Tabel 2.38. Data Pasangan Usia Subur Kabupaten Tasikmalaya TA 2015 NO 1 2 3
Usia PUS (Tahun) Jumlah Keterangan PUS <20 20.601 PUS 20-29 121.611 PUS 30-49 210.930 Jumlah 353.142 *Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 89
Tabel 2.39 Data jenis penggunaan Alat kontrasepsi Kabupaten Tasikmalaya 2015 NO Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah Keterangan 1 IUD 27.622 2 MOP 4.956 3 MOW 1.048 4 Implant 17.710 5 Suntik 49.336 6 Pil 37.523 7 Kondom 1.936 *Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
Untuk mengukur keberhasilan program KB di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2016 dapat dilihat dari capaian indikator kinerja
bidang
gambaran
Keluarga
tentang
Berencana,
pencapaian
sehingga
peserta
KB
akan
diperoleh
aktif
menurut
karakteristik, latar belakang Pasangan Usia Subur, penggunaan alat kontrasepsi yang diminati masyarakat serta capaian-capaian lainnya yang mendukung keberhasilan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Tasikmalaya. Indikator pemberdayaan keluarga dalam Program Keluarga Berencana
menjadi bagian penting yang harus disentuh oleh
program pembangunan Pemerintah daerah menyangkut pengetahuan kewirausahaan, pengetahuan dan praktek akses modal usaha, serta pengetahuan tumbuh kembang anak melalui Bina Keluarga, selain itu
aspek kesehatan reproduksi remaja akan berdampak terhadap
pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan
sumber
informasi
KRR.
Keberhasilan
pelayanan
Program
Keluarga Berencana diukur dengan tingkat ketercapaian Indikator Kinerja Utama pelayanan Program Keluarga Berencana, capaian target indikator kinerja utama pelayanan Program Keluarga Bencana di Kabupaten Tasikmalaya periode Tahun 2013-2015, sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 90
Tabel 2.40 Pelayanan Program Keluarga Berencana Tahun 2013-2015 No. 1 2
Uraian
Tahun
Satuan
2013
2014
2015
Prevalensi peserta KB
%
64,91
60,66
65,91
Laju Pertumbuhan Penduduk ( LPP)
%
0,7
0,5
0,4
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
1) Petugas Lapangan Keluarga Berencana Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB adalah para pelaksana Program KB, sehingga kedudukannya sangat menentukan dalam proses manajemen Operasional Program KB baik nasional karena
memiliki
karakteristik
yang
spesifik,
maka
perlu
ada
pelayanan pemasaran yang berfungsi untuk mendukung minat masyarakat agar bersedia dan mampu memberdayakan keluarganya dalam membina dan meningkatkan kualitas keluarganya. Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB merupakan ujung tombak dalam pergerakan program kependudukan dan program KB di tingkat lapangan, tahun 2015 sebanyak 47 orang dan dibantu oleh Tenaga Penggerak Desa (TPD). 2) Tingkat kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) TFR adalah jumlah anak yang akan dipunyai seorang wanita selama
masa
reproduksinya
per
1000
wanita.
Asumsi
yang
digunakan yaitu tidak ada seorang perempuan pun yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu pengukuran. TFR merupakan pengukuran yang menyatakan fertilitas pada akhir masa reproduksi dari suatu kohor perempuan. Keunggulan TFR adalah angka ini dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seorang
perempuan
selama
masa
reproduksinya
dan
telah
memperhitungkan tingkat kesuburan perempuan pada masingmasing kelompok umur.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 91
Tabel : 2.41. Total Fertility Rate Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 No
Uraian
Satuan
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
1
Total Fertility Rate
%
2,6
2,4
2,5
2,5
2,6
*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2015
b. Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan
perempuan
adalah
upaya
kemampuan
perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga
mampu
membangun
kemampuan
dan
konsep
diri.
Pemberdayaan perempuan merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan
perempuan
merupakan
upaya
untuk
mengatasi hambatan guna mencapai pemerataan atau persamaan bagi
laki-laki
pembangunan.
dan
perempuan
Pelaksanaan
pada
urusan
setiap
tingkat
pemberdayaan
proses
perempuan
diarahkan pada upaya pencapaian sasaran meningkatnya keadilan dan
kesetaraan
gender
dan
peran
perempuan
dalam
proses
pembangunan. Pemberdayaan perempuan mempunyai peranan yang cukup strategis diantaranya terhadap keberhasilan pembangunan bidang kesehatan
dan
keluarga
berencana,
konsep
pemberdayaan
perempuan di Kabupaten Tasikmalaya terus ditingkatkan melalui Program Keluarga Sejahtera
(PKK) dengan melibatkan berbagai
kegiatan pemberdayaan, Kader Pos Yandu, Pembinaan Kader Pos KB desa dan Sub Pos KB desa, selain itu juga berbagai
sektor
pembangunan
sesuai
terintegrasi dalam
dengan
proporsi
dan
karakteristik yang dimiliki misalnya organisasi wanita baik sosial, profesi dan keagamaan diantaranya Gabungan Organisasi Wanita RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 92
(GOW), Organisasi Wanita Persatuan antara lain Dharma Wanita Persatuan, Persit, Bhayangkari, Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI), selain itu juga organisasi yang bergerak dibidang kemasyarakatan Forum Komunikasi Gender (Forkam Gender), Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Tim Penggerak PKK, dan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan
Kabupaten
Tasikmalaya
perempuan
masih
Perempuan terlepas
terjadi
adanya
dan
dari
Anak
program
kasus
(P2TP2A).
Di
pemberdayaan
kekerasan
terhadap
perempuan dan anak, berikut ini data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Tasikmalaya, dengan rincian data sebagai berikut: Tabel 2.42. Data Kasus dan jenis kekerasan terhadap perempuan Di Kabupaten Tasikmalaya TA. 2013-2015 NO 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Kekerasan Kekerasan terhadap Istri Kekerasan terhadap anak Incest Traficking Perkosaan Pencabulan Kekerasan dalam pacaran Jumlah
2013 13
Kasus 2014 32
1
1
1 3
1 12 2
3 4 4
18
48
68
2015 57
Keterangan
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
Tabel 2.43. Data Kasus dan jenis kekerasan terhadap perempuan Di Kabupaten Tasikmalaya TA 2013-2015 NO 1 2 3 4
Jenis Kekerasan Kekerasan secara fisik Kekerasan secara psikis Kekerasan secara seksual Kekerasan secara ekonomi Jumlah
2013 11
Kasus 2014 32
Keterangan 2015 34
18
52
64
4
22
67
13
33
47
46
139
212
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 93
11. Sosial dan Keagamaan a. Sosial Pembangunan kesejahteraan sosial yaitu untuk mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi kebutuhan dasar demi tercapainya kesejahteraan sosial pemerintah menyelenggarakan
pelayanan
dan
pengembangan
kesejahteraan
sosial secara terencana, terarah dan berkelanjutan. Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, sepiritual, dan sosial agar hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kondisi sosial kesejahteraan masyarakat dindikasikan dengan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tercermin dari masih rendahnya daya dorong perekonomian, serta populasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang masih menjadi beban sosial, baik bobot maupun kompleksitasnya. Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya,
sehingga
tidak
dapat
terpenuhi
kebutuhan
hidupnya (jasmani, rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hamabatan,
kesulitan
kemiskinan,
dan
gangguan
keterlantaran,
tersebut
kecacatan,
dapat
ketuna
berupa sosial,
keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana. Masalah
kemiskinan
di
Kabupaten
Tasikmalaya
masih
menjadi fokus perhatian Pemerintah daerah dengan berbagai strategi penanggulangan
kemsikinan
melalui
program
penanggulangan
kemiskinan yang secara sinergis dilakukan oleh masing masing SKPD di bawah koordinator Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Tasikamalaya. Jumlah rumah tangga dan jumlah individu pertahapan keluarga di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015 berdasarkan PBDT 2015 yaitu sebagai berikut : a. Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Status Kesejahteraan - Desil I
: 72.513
- Desil II
: 91.763
- Desil III
: 42.186
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 94
- Desil IV
: 5.454
b. Jumlah Individu Berdasarkan Status Kesejahteraan - Desil I
: 301.589
- Desil II
: 261.011
- Desil III
: 122.032
- Desil IV
: 17.914
Berdasarkan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015 penduduk Kabupaten Tasikmalaya masuk dalam kategori Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebanyak 211.916 RTS atau sekitar 702.546 Jiwa dari total jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya 1.735.998 jiwa atau sekitar 40%, meskipun terdapat
trend penurunan yang
signifikan penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya, ternyata masih menyisakan persoalan tersendiri dalam penangananya, berikut ini data potensi penaganan penyandang masalah kesejahteraan sosial termasuk data kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya, dengan rincian data sebagai berikut: Tabel 2.44 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 No
Jenis PMKS
2011
2012
Tahun 2013
2014
1
Balita terlantar
2.536
2.536
2.536
2.536
2
Anak terlantar
6.156
6.156
6.156
6.156
3
40
18
18
18
4
Anak korban tindak kekerasan Anak Nakal
0
1
1
1
5
Anak Jalanan
9.475
102
102
102
6
Anak Cacat
0
96
96
96
7
Wanita rawan sosial ekonomi Wanita korban kekerasan/diperlukan salah Lanjut usia terlantar
5.251
5.269
5.269
5.269
82
0
-
-
14.020
82
82
82
0
0
-
-
8.937
5.562
5.562
5.562
8 9 10 11
Lanjut usia korban kekerasan Penyandang cacat
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
2015 2537 6157 12 38 77 96
3778 0 88 0 5562
II- 95
No
Jenis PMKS
12 13
Penyandang cacat bekas penderita penyakit kronis Tuna susila
14
Pengemis
15
Gelandangan
16
Bekas Warga Binaan lembaga Korban Penyalahgunaan Nafza Keluarga Fakir miskin
17 18 19 20 21 22 23 24
Keluarga Berumah tidak layak huni Keluarga bermasalah sosial psikologi Komunitas adat terpencil Masyarakat yang tinggal di daerah rawan sosial Korban Bencana alam
26
Korban Bencana social Pekerja migran bermasalah ODHA
27
Keluarga rentan
25
2011
2012
Tahun 2013
2014
0
14
-
-
14
80
14
14
80
60
80
80
60
251
60
60
251
128
251
251
2.280
222.384
128
128
127.121
12.094
18.212
187
12.094
12.094
187
108
187
187
98
497.385
108
108
16.773
1.272
1.272
43
1.549
1.549
43
43
550
550
43
99
43
43
55
2.760
99
99
2.760
757.514
2.760
2.760
Jumlah
222.384 222.384
497.385 497.385
2015 0 10 41 16 184 85 23343 12094 145 108 316.178 3.485 593 14 205 2760 377.606
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
Penanganan PMKS ada terdapat dua pola, yakni pola di luar panti atau di rumah dan pola panti, untuk yang menggunakan pola panti ini terdiri dari beberapa kategori. Mulai dari faktor kemiskinan, keterlantaran, masalah sosial, hingga keterasingan, seperti anak terlantar, yatim piatu dan yang sedang menghadapi masalah kekersan dalam keluarga dan perdaganan anak. Itu sebabnya, penanganan yang diberikan harus mampu penuhi hak-hak mereka. PMKS terdiri dari 27 jenis, namun yang umum terlihat terdiri dari enam kategori besar, yakni miskin, terlantar, cacat, tunas susila, keterasingan dan tuna sosial. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 96
Keberhasilan
penaganan
PMKS
diukur
dengan
tingkat
ketercapaian Indikator Kinerja Utama penanganan PMKS, capaian target indikator kinerja utama penanganan PMKS di Kabupaten Tasikmalaya pada perode Tahun 2012 - 2015, sebagai berikut: Tabel 2.45 Data Penanganan PMKS Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012-2015 No 1 2
Uraian
2012
Jumlah Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi Jumlah Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial - Korban Tindak Kekerasan (perempuan dan anak) - Jumlah Lanjut Usia Terlantar - Jumlah Lanjut Usia Terlantar yang ditangani Luar Panti - Jumlah Lanjut Usia Terlantar yang ditangani Dalam Panti - Jumlah Penyandang Cacat
Jumlah 2013 2014
2015
93
93
93
93
50
50
50
15
148
148
88
88
88
60
60
55
5.56 2
5.56 2
-
- Jumlah Penyandang Cacat yang 195 195 ditangani - Jumlah Korban Penyalahgunaan 158 158 NAPZA - Jumlah Korban Penyalahgunaan NAPZA yang ditangani - Jumlah Keluarga berumah Tidak 601 601 Layak Huni - Jumlah Keluarga berumah Tidak 700 700 Layak Huni yang ditangani - Orang dengan HIV/AIDS 30 30 - Jumlah Persediaan Bantuan Bahan Bangunan Rumah bagi Eks Korban Bencana Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
88
266
203
-
-
66
-
-
-
-
75
50
20
-
-
b. Keagamaan Agama merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka, tidak hanya itu secara individu agama bisa digunakan
untuk
menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari, namun kalau dilihat secara kelompok atau masyarakat, bagaimana
kita
memahami
agama
tersebut
dalam
kehidupan
masyarakat. Fungsi agama dalam masyarakat antara lain sebagai berikut : RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 97
1. Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing. 2. Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball
dalam
bukunya
Kala
Agama
Menjadi
Bencana
melontarkan kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu). Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi
berhak
bertanya:
Apakah
umat
di
luat
agamaku
diselamatkan atau tidak Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa
diselamatkan?
Teologi
(agama)
harus
meninggalkan
perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan jujur serta setara. 3. Fungsi
Perdamaian.
seorang/sekelompok
orang
Melalui yang
tuntunan bersalah
atau
agama berdosa
mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup. 4. Fungsi
Kontrol
Sosial.
Ajaran
agama
membentuk
penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada. 5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 98
berdiri
tegak
menjadi
pilar
"Civil
Society"
(kehidupan
masyarakat) yang memukau. 6. Fungsi
Pembaharuan.
kehidupan
pribadi
Ajaran
seseorang
agama atau
dapat
mengubah
kelompok
menjadi
kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terusmenerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 7. Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan
untuk
mengajak
umat
beragama
bekerja
produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. 8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah. Sejalan dengan Visi Kabupaten Tasikmalaya yang Religius dan Islami, dengan pemaknaan Religius Islami adalah merupakan sikap keberagamaan yang dicerminkan dalam perilaku keseharian di masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai universal kemanusiaan seperti keadilan, persamaan (equal), menghargai perbedaan (pluralitas) dan sebagainya. Visi Kabupaten Tasikmalaya yang religius islami bermaksud untuk menjadikan spirit keagamaan Islam menjadi landasan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan membangun hubungan sosial kemasyarakat. Nilai-nilai Islam yang universal menjadi landasan dan nafas penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. Kabupaten Tasikmalaya dijuluki dengan sebutan Kota santri atau dengan ikon seribu masjid yang tersebar di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya, berikut data potensi sarana agama dan keagamaan di Kabupaten Tasikmalaya, dengan data sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 99
Tabel 2.46. Data sarana peribadatan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2015 NO 1 2 3 4
Sarana Peribadatan Mesjid Langgar Mushola Gereja
Jumlah 2012 4.650 6.039 4.853 3
2011 4.657 6.038 4.868 3
Bangunan 2013 2014 3.402 3.402 6.119 6.119 1.569 1.569 3 3
2015 4.701 6.080 4.899 3
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
Tabel 2.47. Data Penduduk pemeluk agama Kabupaten Tasikmalaya 2011 – 2015 NO 1 2 3 4 5 6
Agama
2011 1.660.745 417 67
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
56
Jumlah Pemeluk 2012 2013 2014 1.706.716 1.706.167 1.706.164 304 469 466 66 95 95 5 5 56 49 49
2015 1.689.251 243 464 91 49
*Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
Tabel 2.48. Data Pesantren, kyai dan santri Kabupaten Tasikmalaya 2010 - 2015 NO
Uraian
2010
1
2011
Pondok 700 701 Pesantern 2 Tenaga 1.001 5.399 pengajar 3 Santri 39.680 3.8515 4 Madrasah 3.505 3.505 Diniyah 5 Murid 201.809 201.809 Madrasah Diniyah 6 Guru Madrasah 14.755 14.755 Diniyah *Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya 2016
Tahun 2013
2014
2015
752
806
833
3.840
5.421
6.610
83.394 3.533
92.083 3.493
84.752 3.545
146.374
170.861
199.567
15.660
15.978
17.798
12. Ketenagakerjaan Salah satu permasalahan pembangunan dalam bidang tenaga kerja yang sangat krusial adalah pengangguran yang disebabkan tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta masih rendahnya kompetensi tenaga kerja. Selain itu masih terbatasnya kapasitas kelembagaan, RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 100
sarana dan prasarana pelatihan serta terbatasnya paket kegiatan bimbingan usaha. Hal lain yang masih perlu perhatian adalah upaya perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
yang berasal
dari Kabupaten Tasikmalaya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ukuran proporsi penduduk usia kerja yang terlibat aktif di pasar tenaga kerja, baik dengan bekerja atau mencari pekerjaan, yang memberikan indikasi ukuran relatif dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam produksi barang dan jasa. Rincian angkatan kerja menurut jenis kelamin dan kelompok umur memberikan profil distribusi penduduk yang aktif secara ekonomi. Secara umum, kegunaan indikator ini adalah untuk mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah, dan menunjukkan besaran relatif dan pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Tabel 2.49 Jumlah Pencari Kerja berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2010 – 2014 Jenjang Pendidikan
Tahun 2010
SD dan Tidak Tamat SD 41 Sekolah Lanjutan Tingkat 351 Pertama Sekolah Lanjutan Tingkat 3.384 Atas Akademi (Sarjana Muda) 946 Perguruan 1.717 Tinggi/Universitas *Sumber : Data Profil Kab. Tasikmalaya
2011
2012
2013
2014
2015
391 271
67 499
71 710
86 627
75 572
2.308
6.227
792
9.048
7.457
1.225 1.475
713 1.207
982 271
627 1.917
524 970
2016
13. Transmigrasi Transmigrasi merupakan salah satu bentuk perpindahan penduduk
atau mobilitas penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain dalam satu negara dengan tujuan antara lain : (1) Membuka daerah dari yang padat ke yang kurang penduduknya dan meningkatkan potensi daerah tujuan; RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 101
(2) Meningkatkan
produksi
hasil
pertanian
dengan
cara
ekstensifikasi lahan; (3) Secara sosial budaya meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa; (4) Pemerataan penyebaran penduduk; (5) Meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional; (6) Meningkatkan taraf hidup penduduk. Pemerintah
Kabupaten
Tasikmalaya
pada
tahun
2013
melakukan pemberangkatan transmigrasi sebanyak 236 Kepala Keluarga atau sebanyak 779 jiwa yang terdiri dari transmigrasi lokal sebanyak 234 kepala keluarga atau sebanyak 768 jiwa dan transmigrasi umum sebanyak 5 kepala keluarga atau 11 jiwa, dengan daerah tujuan di luar Pulau Jawa yaitu : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Jambi dan Maluku. 14. Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Tasikmalaya terkenal sebagai tempat lahirnya koperasi di Indonesia. Kiprah koperasi selama ini turut mendukung usaha kecil dan menegah di Kabupaten Tasikmalaya. Sampai Tahun 2014, terdapat 714 koperasi dengan rincian : koperasi aktif sebanyak 377 unit dan koperasi sehat sebanyak 100 unit. Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal dengan industri kecil kerajinan anyaman. Produk kerajinan yang menjadi unggulan antara lain:
anyaman
mendong, anyaman pandan, anyaman bambu, dan bordir. Jenis komoditas anyaman mendong di Kabupaten Tasikmalaya dalam setiap tahunnya meningkat dilihat dari jumlah sentra, unit usaha, penyerapan tenaga kerja, maupun investasi dan produksi yang
dihasilkan
dalam
memenuhi
tuntutan
pasar
serta
perkembangan kebutuhan yang dinamis. Terdapat 28 sentra dengan 1.629 unit usaha, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7.412 orang. Nilai investasi yang telah dikeluarkan sebanyak Rp. 3.051.322.000 dengan nilai produksi sebanyak Rp.93.391.200.000. Anyaman
pandan
dalam
produksinya
banyak
diminati
pasar
terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Ada 26 sentra dengan unit usaha sebanyak 819 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 102
15.347 orang. Adapun investasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp 3.639.066.000 dengan nilai produksi sebesar Rp.281.885.190.000. Anyaman bambu memiliki keanekaragaman produk yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan kebutuhannya. Di Kabupaten Tasikmalaya dalam memenuhi kebutuhan dan pangsa pasarnya terdapat 43 sentra dengan 1.499 unit usaha, serta dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 17.032 orang. Dalam mendukung komoditas bambu agar mampu memenuhi kebutuhan pasar serta mampu bersaing telah ditanamkan investasi sebesar Rp 4.381.217.000 dengan
nilai
produksi sebesar Rp
275.918.400.000. Komoditas bordir dalam perkembangannya di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 89 sentra, dengan unit usaha sebanyak 2.184 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 18.885 orang. Dalam mendukung komoditas bordir tersebut investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp 16.770.694.000 dan dengan nilai produksi sebesar Rp 1.019.790.000.000. Tabel 2.50 Data UMKM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Uraian
2011
2012
Meningkatnya Jumlah 12 12 koperasi baru per tahun Meningkatnya Jumlah 126 137 Koperasi sehat Meningkatnya Jumlah 335 402 Koperasi aktif Meningkatnya Jumlah 676 692 Koperasi Meningkatnya Jumlah 133.072 150.857 Anggota Meningkatnya Jumlah 118.965 136.008 Modal*) Meningkatnya Jumlah 1.434 1614 Karyawan Meningkatnya Total asset*) 252.498 292.953 Meningkatnya Volume usaha 135.703 189.433 Meningkatnya Laba*) 2.803 1.176 Meningkatnya Jumlah UKM 29.138 31.207 Sumber: LKPJ-AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015 Ket *) dalam juta
Tahun Capaian 2013 2014
2015
13
10
15
110
100
100
369
377
393
704
714
729
152.831
136.367
143.696
186.319
314.521
245.791.703
1.633
1.481
1.564
350.550 225.352 6.095 32.125
506.331 214.720 4.441 33.731
561.580.355 331.596.858 6.141 33.731
15. Penanaman Modal dan Investasi Penanaman modal merupakan suatu upaya mengelola uang dengan cara menyisihkan sebagian uang tersebut untuk ditanam pada bidang-bidang tertentu dengan harapan mendapat keuntungan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 103
di masa datang, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mempunyai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PD BPR, PDAM dan PDUP Keberadaan penanaman modal di Kabupaten Tasikmalaya terkait
dengan
adanya
tuntutan
untuk
menyelenggarakan
pembangunan ekonomi daerah pada umumnya dihadapkan dengan beberapa permasalahan diantaranya kekurangan modal, kemampuan dalam hal teknologi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Berbgai upaya telah dilakukan untuk mendorong penanaman modal baik yang berasal dari dalam maupun luar daerah dengan melalui penyederhanaan prosedur, terciptanya system pelayanan investasi yang efesien dan efektif dan terciptanya kepastian hukum, iklim investasi yang kondusip dengan harapan untuk meningkatkan nilai investasi yang masuk ke Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 2.51. Data Investasi dan BUMD Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2015 No 1 2
3 4
5
6
Uraian Jumlah pelaku usaha yang dibina (PMA&PMDN) Jumlah promosi investasi (temu investasi dan pameran investasi) Laju Pertumbuhan Investasi Kontribusi BUMD (PDBPR) Total asset Kredit yang disalurkan Laba Kontribusi BUMD (PDAM) Total asset Air yang terjual Laba Kontribusi PDUP Total asset Laba
Tahun Capaian 2013 2014
2011
2012
0
2
19
4
50
0
6
5
2
3
11,47
0
14,27
7,62
11,45
282.255
343.396
421.443
479.962
743.992
233.173
279.862
344.919
379.297
416.743
11.446
13.941
18.878
23.567
26.091
26.196 20.620 4.575
29.756 29.197 5.641
30.201 33.460 5.702
32.077 33.714 3.546
32.506 35.544 4.268
4.158 260
2015
3.891* 3.891* (8.105,)* (1.991.) *
62.575 300.000
Sumber: LKPJ-AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015 *Belum di audit
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 104
16. Kebudayaan Pelaksanaan urusan kebudayaan di Kabupaten Tasikmalaya tidak terlepas dari pengembangan pariwisata daerah. Keberhasilan sektor kebudayaan dan kepariwisataan
di Kabupaten Tasikmalaya
dapat dilihat dari dua sisi yaitu tingkat keberhasilan capaian program yang telah ditentukan dan dari tingkat capaian hasil program kegiatan
diantaranyan dengan jumlah wisatawan yang
mengunjungi ke obyek pariwisata, Kabupaten Tasikmalaya Pembangunan Bidang Pariwisata telah berhasil mendatangkan wisatawan domestik sebanyak 667.481 orang pada tahun 2011 dan 924.575 orang pada Tahun 2015 dari target 687.217 orang atau mengalami
peningkatan
25,67%,
tetapi
untuk
wisatawan
mancanegara pada Tahun 2015 hanya 3.399 orang dari target 8.690 orang.
Dikarenakan Kampung Naga telah ditetapkan oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sebagai Destinasi Wisata Internasional, maka Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya harus memfokuskan penataan fasilitas pendukung Objek Wisata Kampung Naga untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara. Tabel 2.52. Data Kunjungan wisatawan dan even seni budaya di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2015 No 1
2 3.
4.
5.
Uraian Jumlah kunjungan wisatawan ke Kab.Tasikmalaya per tahun - Wisatawan Nusantara - Wisatawan Mancanegara Tersedianya objek wisata yang berkualitas dan berwawasan lingkungan Jumlah even seni dan budaya - Penyelenggaraan even seni dan budaya - Pengiriman misi seni dan budaya Jumlah sarana penyelenggaraan seni budaya - Sarana penyelenggaraan seni (panggung seni) - Sarana pengembangan seni (alat seni) Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan - Jumlah benda, situs dan
2011
2012
Tahun 2013
2014
2015
675.587
716.709
698.515
881.210
927.974
667.481 8.106
709.867 6.842
693.354 5.161
877.100 4.110
924.575 3.399
1
1
10
11
11
6
13
14
8
5
10
8
1
-
3
4
3
-
-
2
5
11
-
41
41
41
41
41
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 105
No
Uraian
2011
2012
Tahun 2013
2014
2015
-
10
13
16
16
kawasan cagar budaya yang ada - Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dipelihara
Sumber: LKPJ-AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
17. Kepemudaan dan Olahraga Pelaksanaan pembangunan pada urusan pemuda selama periode 2011 – 2015 diarahkan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, kepemimpinan, kewirausahaan. Jumlah pemuda di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu yang termasuk usia 16 – 30 tahun mencapai 30 %
dari total jumlah penduduk, angka tersebut
merupakan potensi yang besar jika dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk dilibatkan dalam proses-proses pembangunan,
pemuda
memiliki potensi yang strategis dan berperan aktif dalam peningkatan organisasi kepemudaan dalam pembangunan. Organisasi kepemudaan adalah lembaga nonformal yang tumbuh dan eksis dalam masyarakat diantaranya KNPI, Ikatan Remaja Mesjid, Kelompok Pemuda (Karang Taruna) sebagai wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat. Dalam hubungannya dengan pembangunan kepemudaan perlu adanya komitmen pelaku kebijakan sebagai isu dan melibatkan pemuda sebagai bagian penting dalam menunjang pembangunan, tidak bisa dipungkiri lagi pemuda tidak akan pernah lepas dari olahraga
sehingga dengan olahraga pemuda dapat menghilangkan
perilaku negative dan mereka bisa belajar menghargai orang lain. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan melalui olahraga dapat dilakukan national character building suatu bangsa, sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan nasional. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan yang bermuara pada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga, melalui pembinaan olahraga yang sistematis, RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 106
kualitas Sumber Daya Manusia dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, disiplin, sportivitas yang pada akhirnya
dapat
memperoleh
prestasi
olahraga
yang
dapat
membangkitkan kebanggaan nasional. Oleh sebab itu, pembangunan olahraga perlu mendapatkan perhatian yang lebih proporsional melalui pembinaan, manajemen, perencanaan dan pelaksanaan yang sistematis dalam pembangunan nasional. Persaingan olahraga prestasi dewasa ini semakin ketat. Prestasi bukan lagi milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa. Itulah sebabnya berbagai daya dan upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menempatkan atletnya sebagai juara di berbagai kegiatan olahraga besar baik untuk tingkat Propinsi maupun bahkan even tingkat Nasional. Kabupaten
Tasikmalaya
memiliki
potensi
besar
untuk
menciptakan atlet-atlet potensial di berbagai cabang olahraga dengan melibatkan putera puteri terbaik Daerah, berikut ini data potensi organisasi kepemudaan di Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 2.53 Data organisasi kepemudaan Kabupaten Tasikmalaya 2011 -2015 NO 1
Uraian Karang Taruna
2011 351
2
2012 351
Tahun 2013
2014
2015
351
351
351
Organisasi 45 45 45 45 Kepemudaan 3 Pemuda Pelopor 21 21 21 21 Pembangunan *Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya Tahun 2011-2015
45 21
Keberhasilan pembinaaan olahraga dan kepemudaan diukur dengan tingkat ketercapaian Indikator Kinerja Utama program pembinaan olahraga dan kepemudaan, capaian target indikator kinerja utama program pembinaan olahraga dan kepemudaan di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2011 - 2015 , sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 107
Tabel 2.54 Data Pembinaan dan Prestasi Keolahragaan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 -2015 NO 1 2 3 4
Uraian Jumlah induk organisasi olahraga Jumlah atlit yang dibina Jumlah kompetisi yang digelar Jumlah Medali yang diraih dalam: SEA GAMES - Emas - Perak - Perunggu PON - Emas - Perak - Perunggu PORDA - Emas - Perak - Perunggu PEPARDA - Emas - Perak - Perunggu
2011
2012
31
31
241 12
Tahun 2013
2014
2015
35
37
29
241
251
256
227
12
13
14
-
Tidak Tidak 4 diselengga- diselengga1 rakan rakan 1 Tidak Tidak Tidak diselengga- diselengga- diselenggarakan rakan rakan
14 6 4 18 14 19
23 24 21 16 6 6
*Sumber: LKPJ-AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
18. Kesatuan Bangsa Pelayanan ketertiban
terhadap
masyarakat
penyelenggaraan
dilaksanakan
keamanan
pemerintah
dan
bersama
masyarakat melalui penyediaan polisi pamong praja, linmas dan pos kamling. Jumlah anggota satuan linmas di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015 sebanyak 8.800 orang yang tersebar di 351 desa yang ditunjang
dengan
Penyelenggaraan
adanya
pos
Pembangunan
kamling Bidang
di
setiap
Ketertiban
kedusunan. Umum
dan
Ketentraman Masyarakat difokuskan pada terwujudnya kesadaran masyarakat
untuk
menjaga
keamanan
masyarakat
lingkungan
masing-masing dan terwujudnya perlindungan masyarakat dari bencana. Selain itu, difokuskan juga untuk menghindari terjadinya pelanggaran Peraturan Daerah yang dilaksanakan melalui sosialisasi Peraturan
Daerah,
sejak
proses
legislasi,
sosialisasi
hingga
penerapannya.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 108
Gangguan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang sering terjadi di Kabupaten Tasikmalaya di antaranya adalah penyalahgunaan penggunaan narkoba, kenakalan remaja, pencurian kendaraan
bermotor,
pemerasan.
Kondisi
perampokan, ini
penipuan,
memerlukan
penganiayaan,
penanganan
yang
berkesinambungan serta terintegrasikan antara aparat ketentraman daerah, yang bekerja sama dengan perangkat satuan polisi pamong praja, aparat perlindungan masyarakat (LINMAS) dan ketahanan lingkungan
keluarga
masing-masing,
serta
segenap
komponen
masyarakat. Selanjutnya, konflik antar internal umat beragama yang mengganggu keamanan dan ketertiban di Kabupaten Tasikmalaya bisa dikendalikan dan sampai saat ini kerukunan kehidupan beragama cukup kondusif, hal ini tidak lepas dari peran serta ulama dan umaro dalam melayani dan mengayomi umat beragama di Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi tersebut bisa dilihat dalam indikator peningkatan fasilitas pencapaian halaqoh dalam berbagai forum keagamaan. Kesiap-siagaan petugas dalam deteksi dini dan penggulangan tanggap darurat bencana juga memadai hal ini ditandai dengan jumlah anggota linmas tiap desa dengan populasi cukup disertai dengan pelatihan keterampilan yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan personal linmas dalam melayani masyarakat khususnya korban bencana alam. 19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Aparatur
yang
Negara
dilakukan dan
oleh
Reformasi
Kementrian
Birokrasi
pada
Pendayagunaan tahun
2014,
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mendapat nilai 48,84 poin, dengan predikat nilai “C” (cukup baik/memadai perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar) dan hal ini mengalami peningkatan apabila dibandingakan tahun 2013, hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mendapat nilai 36,15 poin.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 109
Kedudukan aparatur pemerintah daerah memegang peran sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, tidak hanya untuk menggerakkan manajemen dan organisasi pemerintahan, melainkan juga dalam keseluruhan konteks demokratisasi. Terkait dengan hal tersebut, maka perencanaan sumberdaya termasuk di dalamnya pengembangan organisasi, sistem remunerasi, sistem perencanaan dan pengembangan karir menjadi penting dan prioritas, khususnya dalam mewujudkan
kondisi pemerintahan yang ber-
orientasi kepada pelayanan. Hal tersebut terlihat dengan adanya peningkatan
kualitas
sumberdaya
aparatur
yang
diindikasikan
dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan aparatur. Aparatur pemerintah daerah dituntut untuk mengembangkan sumber dayanya agar dapat lebih kreatif dalam mengembangkan daerahnya menuju kemandirian dan siap berkompetisi dengan daerah
lain
untuk
menarik
investasi.
Dalam
demokratisasi
masyarakat lebih sadar akan hak dan tanggung jawabnya, termasuk terhadap negara, sehingga masyarakat akan lebih bebas dalam menuangkan mengawasi
aspirasinya
birokrasi.
demokratisasi
perlu
terhadap
Kesiapan
kinerja
aparatur
ditingkatkan
agar
pemerintah
dan
dalam
mengantisipasi
mampu
meningkatkan
pelayanan yang baik terhadap masyarakat ataupun pemerintahan. Jumlah pegawai negeri sipil di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2015 sebanyak 14.554 orang terdiri dari 7.272 (49,97%) lakilaki dan 7.282 (50,03%) perempuan. Sementara kalau dilihat dari jenjang tingkat pendidikan tertinggi sebagian besar pegawai negeri di Kabupaten Tasikmalaya telah mencapai pendidikan S1 yaitu sebesar 68,51% tepatnya 9.971 orang. Bila dirinci menurut Golongan maka sebagian besar yaitu 49,82 persen golongan IV, sedangkan golongan I hanya 0,61 persen, selebihnya tersebar pada golongan II dan III, yaitu masing masing 10,34 persen dan 39,23 persen. Hal tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 110
Tabel 2.55. Data Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNSD) Kabupaten Tasikmalaya 2011 -2015 NO
Uraian
2011
2012
A
Golongan IV
7.855
7.772
1 2 3 4 5
Pembinan Utama IV/ e Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/ c Pembina Tk. I IV/ b Pembina IV/ a
14 229 7.612
25 271 7.476
B
Golongan III
4.961
5.115
Penata Tk. I III/d Penata III/c Penata Muda Tk I III/b Penata Muda III/a Golongan II Pengatur Tk I II/d Pengatur II/c Pengatur Muda Tk I II/b Pengatur Muda II/a Golongan I Juru Tk I I/d Juru I/c Juru Muda Tk I I/b Juru Muda I/a Jumlah PNS
1.227 767 1.165 1.802 3.077 265 679 1.172 961 178 44 61 40 33 16.071
1.056 840 1.190 2.029 2.370 204 632 1.056 478 139 37 52 44 6 15.396
1 2 3 4 C 1 2 3 4 D 1 2 3 4
Tahun 2013 7.709 1 36 321 7.351 5.201 1.012 905 1.427 1.857 1.814 320
2014 7.530 1 42 446 7.041 5.593 1.091 1.002 1.946 1.554 1.663 346
494 692 308
462 487 368
103 22 33 43 5 14.827
105 16 54 31 4 14.891
2015 7.251 1 50 756 6.444 5.709 1.130 1.013 2.000 1.566 1.505 337 529 303 336 89 13 59 13 4 14.554
Sumber : Data Profil Kabupaten Tasikmalaya 2012-2016
20. Ketahanan Pangan Dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
Ketahanan
Pangan
didefinisikan
sebagai
kondisi
terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Tiga pilar dalam ketahanan pangan yang terdapat dalam definisi tersebut
adalah
ketersediaan
(availability),
keterjangkauan
(accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability) yang harus tersedia dan terjangkau setiap saat dan setiap tempat. Apabila ketiga pilar ketahanan pangan terpenuhi, maka masyarakat
atau
rumah
tangga
tersebut
mampu
memenuhi
ketahanan pangannya masing-masing.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 111
Pemerintah
Kabupaten
Tasikmalaya
melalui
Bagian
Ketahanan Pangan, Setda telah berusaha untuk mewujudkan terjaminnya akses pangan rumah tangga dan perseorangan. Dalam rangka
pembentukan
cadangan
pangan
pemerintah
daerah,
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah menyimpan stok pangan dalam bentuk beras di Sub-Dolog Ciamis sebanyak 48,30 ton yang dapat digunakan apabila ada keadaan darurat sesuai dengan Undang-undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012. Disamping cadangan pangan pemerintah, masyarakat juga menyimpang stok pangan dalam bentuk lumbung pangan masyarakat yang kondisinya terus dipantau oleh Bagian Ketahanan Pangan melalui Sistem Informasi Manajemen
yang
bekerjasama
dengan
PT.
Indosat.
Dalam
meningkatkan distribusi pangan, telah dibentuk Gapoktan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) yang sampai Tahun 2015 telah terbentuk 100 Gapoktan. Adapun tujuannya yaitu (1) Pemberdayaan Gapoktan, sehingga mampu mengembangkan unit usaha distribusi pangan dan unit cadangan pangan; (2) Peningkatan aktivitas, kapasitas usaha, permodalan, dan terciptanya lapangan usaha; (3) Meningkatnya
akses
pangan
masyarakat
Ketahanan
Pangan
dan
meningkatnya
cadangan pangan. Pembangunan
yang
berhasil
akan
menentukan kualitas generasi yang akan datang. Ketahanan Pangan sebagai
salah
menghadapi
satu
urusan
berbagai
wajib
pemerintah
permasalahan
yaitu:
daerah
masih
kurangnya
keanekaragaman konsumsi pangan yang dibuktikan dengan nilai Pola Pangan Harapan sebesar 67,10% dari rata-rata PPH Jawa Barat 78,3%, tidak stabilnya harga pangan yang menyebabkan sebagian rumah tangga tidak bisa mengakses pangan, dan tingginya konsumsi beras per kapita per tahun. Selain itu, masih banyaknya Desa Rawan Pangan menurut Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Jawa Barat, yaitu 31 Desa, merupakan tantangan Pembangunan Ketahanan Pangan dalam 5 (lima) tahun ke depan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 112
Tabel 2.56. Data Cadangan Pangan, Distribusi dan Penganekaragaman Pangan di Kabupaten Tasikmalaya Peroide 2011 - 2015 No 1
2
3
Uraian Ketersediaan dan Cadangan Pangan a. Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita - Ketersediaan Energi b. Penguatan cadangan pangan Distribusi dan Akses Pangan a. KetersediaanInformasi pasokan, harga dan akses pangan daerah - Tersedianya Petugas Pengumpulan data/ informasi harga dan pasokan pangan b. Stabilitas harga dan pasokan pangan - Terfasilitasinya pengembangan lembaga distribusi pangan masyarakat /LDPM Penganekaragaman dan Keamanan Pangan a. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
2011
2012
87.39
Tahun 2013
2014
2015
84,8
-
34,57 48,30
38
7
-
17
4
-
4
4
8
2
1
4
100
67,10 89.63
61,5
61,5
72,15
Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
21. Kearsipan Kearsipan yaitu suatu proses kegiatan mulai dari penerimaan, pengumpulan,
pengaturan,
pemeliharaan
dan
juga
kegiatan
penyimpanan untuk warkat menurut sistim yang telah ditentukan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971, menyatakan bahwa arsip ialah naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembagalembaga Negara dan Badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan atau dengan kata lain arsip sebagai hasil endapan informasi pelaksanaan kegiatan instansi yang tercipta karena fungsi instansi berjalanan dan disimpan untuk dipergunakan Pelaksanaan tata kelola kerasipan secara baku di Seluruh SKPD, Kecamatan dan Desa di Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 – 2014 sebagaimana berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 113
Tabel 2.57 Data Pengelolaan Arsip secara Baku di Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 -2015 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Indikator Capaian Sasaran Meningkatnya kelembagaan teknis perpustakaan desa/kelurahan Meningkatnya SDM Pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan Meningkatnya koleksi bahan perpustakaan Desa/Kelurahan Meningkatnya koleksi bahan perpustakaan umum Tingkat penerapan teknik informasi dalam administrasi kearsipan Tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat Penyelamatan arsip in aktif
SATUAN
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Perpustakaan
20
39
7
18
189
Orang
20
7
7
18
189
Eksemplar
20.000
7.000
7.000
-
1.283
Eksemplar
-
1.250
1.250
936
3.043
SKPD
1
3
2
1
6
Orang
21
30
25
10
111
SKPD
1
3
2
1
54
Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
22. Komunikasi dan Informatika Ketersediaan sarana dan prasarana (teknologi) komunikasi dan informasi yang tersedia di Kabupaten Tasikmalaya yang tersedia terdiri dari: akses internet, sistim informasi, Hotspot, media informasi dan radio komunikasi. Jumlah SKPD di Kabupaten Tasikmalaya yang telah memiliki akses internet sebanyak 28 SKPD. 23. Urusan Pemberdayaan Desa Pembangunan desa memegang peranan yang strategis karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, hal tersebut dapat dilihat program pembangunan yang dirancang pemerintah mengakomodir pembangunan desa dalam program kerjanya tentunya berlandaskan pemahaman bahwa desa sebagai kesatuan geografis RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 114
terdepan yang merupakan sebagian besar penduduk bermukim. Dalam struktur pemerintahan desa menempati posisi terbawah, akan tetapi justru terdepan dan langsung berada ditengah masyarakat. Tabel 2.58. Data Pemerintah Desa Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2015 No 1
2
3 4
Indikator Capaian Sasaran Terbentuknya Desa Layak Anak menuju KLA (Kabupaten Layak Anak) Jumlah desa yang mengikuti program peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat dan sejahtera (P2WKSS) Jumlah desa yang mendapatkan dana stimulant desa unggul dan mandiri per tahun Meningkatnya Jumlah desa yang memiliki BUMDES Usaha Ekonomi Desa (UED)
Satuan
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Kab
-
1
1
1
1
Desa
1
1
1
1
1
Desa
7
10
-
-
-
Buah
7
10
-
-
351
Kelom pok
103
103
-
-
-
1
1
3
1
1
3
1
1
1
1
1
1
351
351
351
351
351
351
Meningkatnya Prestasi dalam Keg 1 1 Lomba Desa Jumlah desa yang mengikuti 6 Desa 1 1 lomba desa Meningkatnya jumlah desa yang melaksanakan BSMSS 7 Desa 1 1 Bhakti Siliwangi Manungggal Satata Sariksa Menigkatnya jumlah desa 8 Desa 1 1 yang melaksanakan TMMD Jumlah desa yang sudah 9 Desa 351 351 memiliki profil desa 10 Jumlah Alokasi Dana Desa Desa 351 351 *Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya Tahun 2011-2015 5
24. Perpustakaan Gambaran umum pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai dengan tahun 2015 memiliki 1 buah perpustakaan pemerintah daerah. Mengingat minat baca masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada
umumnya
masih
rendah,
maka
perlu
dikembangkan
perpustakaan di daerah berupa perpustakaan desa.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 115
Tabel 2.59 Data Perpustakaan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2015 No 1 2 3 4 5
Sarana Perpustakaan Perpustakaan Desa SDM Pengelola Perpustakaan Desa Koleksi bahan perpustakaan Desa/Kelurahan Koleksi bahan perpustakaan umum Pemanfaatan perpustakaan Desa/Kelurahan
2011 159
2012 198
Tahun 2013 205
2014 223
2015 189
159
166
173
191
189
435.500
442.500
449.500
- 1.283
5.307
6.557
7.807
936 3.043
112
Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Kab. Tasikmalaya
2.4.2. Fokus Layanan Pilihan 1. Pertanian a. Pertanian dan Hortikultura Upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan perlu terus dilaksanakan, hal ini sehubungan dengan tanaman pangan sebagai salah
satu
tumpuan
harapan
dalam
peningkatan
kondisi
perekonomian masyarakat. Tanaman pangan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam penyediaan bahan pangan pokok, kesempatan
kerja,
sumber
pendapatan
serta
memberikan
sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB, juga menjadi penarik dan pendorong pertumbuhan industri hulu yang memiliki kontribusi pada pertumbuhan ekonomi cukup besar. Kabupaten Tasikmalaya mempunyai komoditi unggulan yang tersebar pada beberapa kecamatan. Komoditi tersebut terdiri dari: Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai. Selanjutnya Sentra produksi komoditi unggulan Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 116
Tabel 2.60. Sentra Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten Tasikmalaya Padi
:
Tersebar di 39 kecamatan
Padi Organik
:
Manonjaya, Sukahening, Sukaraja, Sukaresik, Salawu, Cisayong dan Cineam.
Jagung
:
Kacang Tanah Kedelai
:
Karangnunggal, Bantarkalong, Cipatujah, Pancatengah, Salopa, Cibalong, Salawu, Cigalontang, Kadipaten, Rajapolah, Ciawi, Cineam Cineam, Karangjaya, Pancatengah, Kadipaten, Cikatomas, Cikalong Jatiwaras, Cipatujah, Jamanis, Pancatengah
:
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015
Sebagai komoditi tanaman pangan Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan pilihan prioritas adalah padi, dengan lokasi sentra pengembangannya meliputi 39 kecamatan. Berdasarkan data pada tahun 2014 produktivitas padi sawah adalah 67,85 kw/ha dan pada tahun
2015
peningkatan
meningkat
menjadi
produktivitas
tidak
67,95 diiringi
kw/ha dengan
akan
tetapi
peningkatan
produksi karena produksi padi sawah menurun dari 852.021 ton menjadi 831.602. Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan luas panen dari 125.583 ha pada tahun 2014 menjadi 118.117 ha pada tahun 2015. Gambaran perkembangan tanaman padi sawah secara rinci pada tahun 2014 dan 2015 dapat di lihat pada tabel di bawah. Tabel 2.61. Perkembangan luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi SawahTahun 2014-2015 No
Tahun
Tanam (ha)
Panen (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (kw/ha)
1
2014
126.932
125.583
852.021
67,85
2
2015
123.637
118.117
831.602
67.95
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015
(angka sementara)
Potensi Kabupaten Tasikmalaya di sektor tanaman pangan bukan saja di dukung dengan padi sawah saja tetapi ada pula tanaman pagi gogo walaupun berdasarkan hasil produksinya masih di bawah produksi padi sawah yaitu sekitar 18.738 ton GKG dengan area tanam hanya di 21 kecamatan seluas 4.952 ha. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 117
Tabel 2.62. Perkembangan luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Gogo Tahun 2014-2015 No
Tahun
Tanam (ha)
Panen (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (kw/ha)
1
2014
4.117
5.486
29.005
52,87
2
2015
4.952
4.454
18.738
42,07
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Khusus untuk padi organik sentra produksinya terdapat di Kecamatan
Manonjaya, Sukahening, Sukaraja, Sukaresik, Salawu,
Cisayong dan Cineam, Sukaratu dan Mangunreja
di samping
pengembangan padi organik di 30 kecamatan lainya. Pengembangan padi organik dapat meningkatkan pendapatan petani karena nilai jual lebih tinggi daripada padi konvensional. Selanjutnya Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Organik di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.63. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Organik Tahun 2014-2015 No
Tahun
Tanam (ha)
Panen (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (kw/ha)
1
2014
8.550
8.120
64.632
79,60
2
2015
8.828
8.117
63.368
78,07
Sumber : Dinas pertanian 2015 (angka sementara)
Di
sektor
Pertanian
Tanaman
Pangan
khususnya
padi,
Kabupaten Tasikmalaya telah mengembangkan padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Negara tujuan ekspor beras organik meliputi: Amerika, Uni Eropa, Malaysia, Singapura, Jerman, Italia dan Hongkong. Untuk menjamin kualitas serta pemasaran produk para petani di kabupaten yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) telah menjalin kerjasama kemitraan dengan PT Bloom Agro dan Gapoktan SIMPATIK. Salah satu hasil dari kerjasama tersebut, yaitu dengan diterimanya Organization”
sertifikat (IMO)
organik Swiss,
dari
yang
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
“Institute berarti
of
adanya
Marketology pengakuan II- 118
internasional bahwa kelompok tani itu sudah menerapkan sistem budidaya dan pengolahan beras dengan baik dan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, keamanan pangan, serta keberlanjutan produktivitas lahan. Komoditas tanaman pangan selain padi yang menjadi bisnis utama yaitu sentra pengembangan jagung terdapat di kecamatan Karangnunggal,
Bantarkalong,
Cipatujah,
Pancatengah,
Salopa,
Cibalong, Salawu, Cigalontang, Kadipaten, Rajapolah, Cineam dan Ciawi. Produktivitas dan produksi jagung sebagai salah satu bagian yang turut andil dalam sektor pertanian, perkembangannya dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.64. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi (ton pipilan kering)
1
2014
7.339
7.233
65,08
47.070
2
2015
10.355
8.067
67,43
56.408
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Di sektor tanaman pangan yang merupakan unggulan komoditi Kabupaten Tasikmalaya selain padi dan jagung ada pula tanaman kedelai dengan luas tanam mencapai 5.050 ha, luas panen 4.084 ha, jumlah produksi sebanyak 7.400 ton dan produktivitasnya sekitar 18,09 kw/ha. Kacang tanah luas panen 2.663 ha dengan produksi 5.161 ton, sedangkan ubi kayu memiliki luas panen 11.135 ha dengan
produksi
284.499
ton.
Potensi
kedelai
di
Kabupaten
Tasikmalaya tersebut. hampir sama dengan potensi tanaman kacang tanah.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 119
Tabel 2.65. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
2.516
3.093
17,99
5.565
2
2015
5.050
4.084
18,09
7.400
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka Sementara)
Tabel 2.66. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
3.122
3.177
17,86
5.674
2
2015
2.452
2.663
17,90
5.161
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka Sementara)
Tabel 2.67. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
12.954
13.808
254,30
351.134
2
2015
9.268
11.135
255,50
284.499
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 ( angka sementara)
b). Sub Sektor Tanaman Hortikultura Komoditas hortikultura (buah-buahan dan sayuran) menjadi komoditas unggulan Kabupaten Tasikmalaya. Komoditas sayuran meliputi: Cabe Merah, Mentimun, Tomat, sedangkan komoditas buah-buahan terdiri dari: Manggis, Durian, Salak dan Pisang. Potensi Kabupaten Tasikmalaya dalam komoditi sayuran cabai merah jumlah produksinya mencapai 19.624 ton pada tahun 2015 dengan luas tanam 1.168 ha, sedangkan untuk potensi sayuran mentimun produksi mencapai 8.257 ton dengan luas tanam 716 ha, RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 120
dan untuk sayuran tomat produksinya mencapai 7.299 ton dengan luas tanam antara 522 ha. Tabel 2.68. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Cabe Merah Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
1.449
1.665
130,49
21.726
2
2015
1.168
1.434
136,85
19.624
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Tabel 2.69. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Mentimun Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
959
1.000
84,78
8.478
2
2015
716
828
99,72
8.257
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Tabel 2.70. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Tomat Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
557
606
97,75
5.924
2
2015
522
580
125,84
7.299
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Pada komoditas unggulan hortikultura buah-buahan yang menjadi potensi Kabupaten Tasikmalaya yaitu manggis dengan produksi 37.523 ton dengan jumlah tanam 442 ha sedangkan pohon yang menghasilkan/panen 3.384 ha, Durian produksinya 5.985 ton dengan jumlah tanam 90 ha dengan jumlah pohon yang panen 621 ha, salak produksinya 32.738 ton dengan jumlah tanam 696 pohon dan jumlah pohon yang menghasilkan 2.672 ha, dan untuk pisang RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 121
jumlah produksinya 90.857 ton jumlah tanam sebanyak 486 ha sedangkan pohon yang menghasilkan seluas 3.071 ha. Tabel 2.71 Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Manggis Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
295
1.276
113,71
14.514
2
2015
442
3.384
110,88
37.523
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Tabel 2.72 Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Durian Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
1
2014
387
38.144
98,55
3.814
2
2015
90
621
96,30
5.985
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Tabel 2.73 Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Pisang Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Panen (ha) 4.266
Produktivitas (kw/ha)
Produksi
2014
Luas Tanam (ha) 572
1
284,34
121.313
2
2015
486
3.071
295,88
90.857
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (angka sementara)
Tabel 2.74 Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Salak Tahun 2014-2015 No
Tahun
Luas Tanam (ha)
Luas Panen (ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi)
1
2014
1
6.116
127,41
77.930
2
2015
1
2.672
122,52
284.499
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015 (Angka Sementara) RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 122
Daerah yang menjadi sentra produksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.75 Daerah Sentra Produksi Tanaman Hortikultura Manggis
:
Puspahiang, Salawu, Sodonghilir, Tanjungjaya, Mangunreja, Sukaraja dan Jatiwaras
Pisang
:
Cipatujah, Pancatengah, Culamega, Sodonghilir, Jatiwaras, Salopa, Cineam
Salak
:
Cineam, Manonjaya, Gunung Tanjung, Karangjaya Parungponteng dan Cibalong
Durian
:
Salopa, Jatiwaras, Cikatomas, Sukaraja
Cabe Merah
:
Cigalontang, Sariwangi, Leuwisari, Padakembang, Sukaratu, Cisayong, Taraju, Bojonggambir, Salawu, Sodonghilir
Tomat
:
Salawu, Puspahiang, Sodonghilir, Bojonggambir, Leuwisari, Sariwangi, Cisayong
Mentimun
:
Singaparna, Sukarame, Mangunreja, Cisayong, Sukahening, Leuwisari, Sariwangi, Padakembang
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015
Tabel 2.76 Data Produksi Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 – 2015 Indikator Capaian Satuan Sasaran 2011 1 Meningkatnya produksi pertanian : Padi - Padi sawah Ton 823.422 - Padi gogo Ton 31.775 - Padi organic Ton 67.089 Palawija - Jagung Ton 55.291 - Kedele Ton 2.807 - Kacang tanah Ton 4.607 - Ubi kayu Ton 293.011 Sayuran - Cabe merah Ton 24.855 - Mentimun Ton 14.223 - Tomat Ton 5.533 Buah-buahan - Manggis Ton 12.100 - Salak Ton 43.377 - Pisang Ton 8.794 - Durian Ton 8.794 2 Meningkatnya produktivitas pertanian : Padi - Padi sawah Kw/Ha 64,53
No
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Realisasi Capaian Kinerja 2012 2013 2014
2015
747.097 19.615 59.619
854.041 28.610 63.301
840.653 831.602 26.558 18.738 64.635 63.368
48.661 1.689 4.620 233.243
48.048 3.912 7.092 228.102
46.649 56.408 4.613 7.400 5.674 5.161 331.375 284.499
33.413 13.538 5.661
26.606 8.019 4.513
28.136 9.275 7.170
19.624 8.257 7.299
22.518 87.883 3.615 95.870
22.321 83.637 3.668 115.807
14.514 77.930 3.814 121.313
37.523 31.149 32.738 90.857
66.62
66,78
66,94
67,95
II- 123
No
3
Realisasi Capaian Kinerja Indikator Capaian Satuan Sasaran 2011 2012 2013 2014 - Padi gogo Kw/Ha 38,22 36.99 40,72 48,41 Palawija - Jagung Kw/Ha 60,77 62.59 63,66 64,50 - Kedele Kw/Ha 12,85 14.69 13,69 14,92 - Kacang tanah Kw/Ha 16,10 16.16 16,87 17,86 - Ubi kayu Kw/Ha 199,43 201.73 202,72 239,99 Sayuran - Cabe merah Kw/Ha 139,87 186.56 172,54 168,98 - Mentimun Kw/Ha 122,30 121.53 98,64 92,75 - Tomat Kw/Ha 107,64 116.25 94,21 118,32 Buah-buahan - Manggis Kw/Ha 65,56 108.29 127,51 113,71 - Salak Kw/Ha 108,46 121.88 128,43 127,41 - Pisang Kw/Ha 358,37 358.37 98,33 98,55 - Durian Kw/Ha 87,24 88.37 289,38 284,34 Meningkatnya jumlah Penyuluh Pertanian yang tersertifikasi - Penyuluh Orang 0 0 0 0 Pertanian Advidor - Penyuluh Pertanian Orang 2 3 4 5 Supervisor - Penyuluh Orang 1 2 0 5 Pertanian Fasilitator
4 Meningkatnya luas areal pertanian ramah lingkungan a. Padi SRI Ha 8.493 8.493 b. Sayuran : - Cabe Ha 9 40 - Tomat Ha 0 0 - Mentimun Ha 0 0
8.058
8.950
2015 42,07 67,43 18,09 17,90 255,50 136,85 99,72 125,84 110,88 122,52 96,30 295,88 0 2 0
8.828
5 2 3
5 Tersedianya prasarana dan sarana (infrastruktur) pertanian - JITUT Ha 150 300 940 - JIDES Ha 150 1.950 3.285 - Jalan Usaha Tani (JUT) Km 3 3 5 - Rumah kompos Unit 4 0 1 - Sawah Baru Ha 0 0 50
0 4.080
15.112
3 0 0
16
6 Meningkatnya Tingkat Kemampuan Kelompok Tani Berbasis Usaha Tanaman Pangan (Kelompok) Jumlah Kel. 1.826 1.826 1.826 2.178 - Pemula Kel. 843 765 964 1.316 - Lanjut Kel. 793 832 734 734 - Madya Kel. 145 165 110 110 - Utama Kel. 45 64 18 18 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, 2015
2.215 1351 736 108 20
b. Perkebunan Perkebunan menurut Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang perkebunan yang dimaksud dengan perkebunan adalah segala
kegiatan
mengusahakan
tanaman
tertentu
pada
tanah
dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 124
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan
dan
masyarakat.
Perkebunan
berdasarkan
pengelolaanya dibagi menjadi 4 bagian yaitu : (1) Perkebunan
Rakyat;
diselenggarakan
atau
merupakan dikelola
perkebunan
secara
yang
komersial
oleh
perusahaan perseorangan atau rumah tangga perkebunan yang tidak berbadan hukum (2) Perkebunan
Besar;
diselenggarakan
merupakan
atau
dikelola
perkebunan
secara
perusahaan yang berbadan hokum. terdiri
dari
Perkebunan
Besar
yang
komersial
oleh
Perkebunan Besar
Negara
(PTP/PNP)
dan
Perkebunan Besar Swasta Nasional/Asing(PBS). (3) Perkebunan
Perusahaan
Inti
Rakyat;
Pelaksanaan
Pengembangan
menggunakan
perkebunan
Merupakan
Perkebunan
besar
sebagai
Pola
dengan inti
yang
membantu dan membimbing perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma dalam suatu system kerjasama yang saling menguntungkan, utuh dan kesinambungan (4) Perkebunan Unit Pelaksana Proyek; Unit Pelaksana Proyek merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dalam pembinaan dan pelaksanaan proyek perkebunan, setiap unit pelaksana proyek perkebunan ditentukan oleh luas areal perkebunan rakyat yang dibina, dimana pembinaannya dilaksanakan mulai dari pembibitan, penanaman, sampai dengan
pengolahan
dan
pemasaran
hasil.
Pembinaan
dilakukan secara menyeluruh termasuk juga peningkatan keterampilan para petani dengan mengadakan kursuskursus, latihan-latihan dan bimbingan di dalam inti proyek Salah satu tujuan dari pembangunan perkebunan adalah untuk
meningkatkan
produksi
dan
memperbaiki
mutu
basil,
meningkatkan pendapatan, memperbesar nilai ekspor, mendukung industri, menciptakan dan memperluas kesempatan kerja, serta pemerataan pembangunan. Ada tiga asas yang menjadi acuan dalam pembangunan perkebunan yang mendasari kebijakan pembangunan dalam lingkungan ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu (1) RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 125
Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional, (2) Memperluas lapangan kerja, (3) Memelihara kekayaan dan kelestarian alam dan qmeningkatkan kesuburan sumberdaya alam. Pembangunan
subsektor
perkebunan
mengalami
perkembangan yang semakin pesat dan besar dan diharapkan dapat meningkatkan
pemenuhan
produksi,
kebutuhan
ekspor
yang
berdampak pada peningkatan pendapatan petani, ekonomi lokal, pembangunan perdesaan, dan timbulnya multiplier effect secara sektoral maupun spasial baik nasional, regional maupun lokal. Dengan
demikian,
maka
pengembangan
komoditas
ke
arah
agroindustri seharusnya memberikan dampak yang positif bagi perkembangan
sektor
dan
wilayah,
khususnya
pembangunan
ekonomi lokal. Secara historis dan realitasnya menunjukkan bahwa di wilayah perkebunan cenderung terjadi ketimpangan kemajuan pembangunan,
baik
antara
perkebunan
rakyat,
swasta,
dan
perkebunan negara. Ada indikasi yang menunjukkan bahwa wilayah sentra produksi
perkebunan
mengalami
keterlambatan
dalam
pembangunannya dan fenomena terjadinya leakages wilayah, dengan demikian
kemajuan
usaha
perkebunan
belum
diikuti
dengan
perkembangan pembangunan lokalnya. Model
perkebunan
yang
ada
(existing)
menunjukkan
perkebunan swasta dan negara (PTPN) melakukan usaha secara terintegrasi, sedangkan perkebunan rakyat secara individu dan kelompok usaha bersama yang relatif gurem dan tertinggal. Pada dasarnya pembangunan ekonomi lokal merupakan pendekatan pembangunan
yang
berupaya
mendorong
tumbuh
dan
berkembangnya wirausahaan lokal, partisipasi masyarakat lokal, peran serta secara aktif pihak swasta, masyarakat dan pemerintah daerah dalam menentukan keputusan pembangunan lokalnya. Memahami model perkebunan yang ada (existing) dan ada juga model simulasi (plantation dan contract fanning). Perbandingan model plantation
dan
ditujukan
memperoleh
untuk
contract farming gambaran
dengan
model
dampak
dan
existing tingkat
keefektifan untuk mendorong pembangunan ekonomi lokal. Untuk RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 126
model plantation sangat efektif mendorong pembangunan ekonomi lokal
manakala
perkebunan
perkebunan
swasta,
PTPN,
dan
perkebunan rakyat dalam bentuk usaha perkebunan yang kooperatif melakukan sistem pengusahaan plantation yang didasarkan atas prinsip
pengusahaan
perkebunan
yang
terintegrasi
dalam
manajemen, produksi, pengolahan, pemasaran, serta memperhatikan prinsip skala usaha, efisiensi, dan optimalisasi hasil usahanya. Model plantation mampu mengoptimalkan pengembangan wilayah dan mendorong ekonomi lokal. Ada implikasi lain seperti koperasi pada perkebunan rakyat yang dibentuk bukan hanya pembentukan koperasi sebagai lembaga kumpulan usaha perkebunan rakyat, namun merupakan sistem pengusahaan perkebunan yang berbentuk plantation, dimana faktor skala usaha, rasionalitas dan efisiensi usaha menjadi pertimbangan dan ukuran kegiatan usahanya , di samping
fungsinya
sebagai
kelembagaan
yang
meningkatkan
kemampuan petani perkebunan rakyat sebagai anggotanya. Model
perkebunan
dibandingkan
dengan
contract
model
farming
plantation,
kurang
tetapi
efektif
cukup
efektif
dibandingkan dengan model existing untuk memperbaiki keadaan pembangunan
ekonomi
lokal.
Berdasarkan
basil
studi
juga
menunjukkan bahwa model contract farming yang efektif adalah Model Marketing Contract Farming antara perkebunan rakyat dengan PTPN. Perlunya
pemberdayaan
masyarakat
dan
institusi
lokal
melalui koperasi dengan pemahaman dan kerangka kerja usaha yang berlandaskan pada efisiensi, rasionalitas, dan dalam skala usaha di kawasan perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat model koperasi yang demikian memiliki keunggulan komparatif dalam menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan daerah, dan akan mendorong pembangunan ekonomi lokal. Untuk Cooperative
itu,
langkah
membership
pendidikan,
education
penyuluhan
kepada
berbagai
masyarakat dan aktor pengembangan perkebunan
mengenai lapisan
dan inkubasi
kewirausahaan dapat dijadikan langkah awal membangun model koperasi yang mandiri dalam usaha perkebunan. Keadaan ini akan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 127
mendukung berkembangnya agroindustri
yang kuat sehingga
mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi lokal secara mandiri. Perkebunan merupakan subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor, dan penerimaan pajak. Dalam perkembangannya subsektor perkebunan tidak terlepas dari berbagai dinamika lingkungan nasional dan global, perubahan strategis nasional dan global tersebut mengisyaratkan bahwa
pembangunan
perkebunan
lingkungan perkebunan.
harus
mengikuti
dinamika
Pembangunan perkebunan harus mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi perkebunan selain menjawab tatangan global. Tabel 2.77 Data Komoditas Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2015 Realisasi Capaian Kinerja Indikator Satuan Capaian Sasaran 2011 2012 2013 2014 2015 1 a. Meningkatnya luas lahan komoditas unggulan produktif Perkebunan TM - Kelapa Ha 25.328 25.328 25,573.68 25.693,68 25.693,68 -Teh Ha 6.751 6.551 6,662.37 6.662,37 6.662,35 - Kopi Ha 1.081 1.114,50 1,124.75 1.144,75 1.145,15 - Cengkeh Ha 1.600 1.599,80 1,615.48 1.615,48 1.609,48 - Karet Ha 112 112 135.41 135,41 134,41 b. Meningkatnya Jumlah Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan - Kelapa Ton 25.842 26.940,2 27,363.84 27.363,84 26.379.,19 -T eh Ton 10.528 10.889,8 10,890.89 10.890,89 11.236,99 - Kopi Ton 1.112 1.184,0 1,209.11 1.209,11 1.362,92 - Cengkeh Ton 469 480,3 513.72 513,73 412,98 - Karet Ton 71,92 136,6 154.37 154,37 163,39
No
c. Meningkatnya Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan - Kelapa (PSP.1,5 ton/Ha 1,02 1,07 1.070 1,06 ton/ha/thn) - T e h (PSP.2 ton/Ha 1,56 1,61 1.630 1,63 ton/ha/thn) - Kopi (PSP.1,3 ton/Ha 1,03 1,03 1.075 1,05 ton/ha/thn) - Cengkeh (PSP. ton/Ha 0,31 0,31 0.318 0,32 0,3 ton/ha/thn) - Karet (PSP.1,3 ton/Ha 0,64 0,64 1.140 1,14 ton/ha/thn) d. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja komoditas unggulan perkebunan Orang 150.417 151.334 113,231 113.231 2 Meningkatnya Jumlah dan Kelas Kelompok Tani Kehutanan/Perkebunan - Pemula Kel 999 999 857 864 - Lanjut Kel 255 255 257 257 - Madya Kel 37 37 38 38 RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
1,03 1.68 1,10 0,22 1,22 115.624 819 257 38 II- 128
Indikator Satuan Capaian Sasaran - Utama Kel 3 Meningkatnya jumlah petugas orang yang mengikuti Pelatihan Teknis 4 Tersedianya alat pengolahan Unit produksi tepat guna (teh rakyat)
No
2011 4
Realisasi Capaian Kinerja 2012 2013 2014 4 5 5
25
60
27
47
39
47
49
13
2015 5 50
38
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, 2015
c. Peternakan Peternakan adalah satu dari sekian sumberdaya alam yang memberikan konstribusi positif terhadap pembangunan nasional. Pengelolaan sumberdaya peternakan yang benar akan meningkatkan produktivitas ternak, penyediaan pangan hewani (daging, telur dan susu), penyuburan lahan pertanian, pengembangan energi alternatif, peningkatan kesempatan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi peternak. Rumah tangga peternak (RTP) di Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah 113.988 RTP (Hasil sensus pertanian Tahun 2013) menguasai
hampir
Tasikmalaya.
99%
sumber
daya
ternak
di
Kabupaten
Peternak tersebut terdiri dari peternak sapi potong,
kerbau, sapi perah, kambing/domba dan unggas (ayam ras dan unggas lokal). Sapi potong/Kerbau lebih dominan berada di wilayah Tasikmalaya selatan (Jatiwaras, Cikatomas, Salopa, Pancatengah, Cikalong, Cipatujah, Bantarkalong, Karangnunggal, Cibalong dan Parungponteng),
berdasarkan
sensus
peternakan
tahun
2011,
populasi sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 50 ribu ekor terbanyak di propinsi Jawa Barat. Sapi Perah lebih terpusat di Kecamatan Pagerageung. Kambing/Domba serta unggas tersebar lebih merata di seluruh wilayah. Kondisi tersebut sangat memungkinkan bagi sub sektor peternakan di Kabupaten Tasikmalaya untuk digunakan sebagai lokomotif pembangunan pertanian yang setiap gerbongnya diisi oleh komoditas
lainnya.
Bahkan
karena
komoditas
peternakan
merupakan potensi ekonomi desa, maka dapat juga dijadikan lokomotif pembangunan desa dengan dukungan sektor lainnya. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 129
Potensi pengembangan peternakan baik budidaya maupun pascapanen sebagai lokomotif Gerbang Desa terdiri dari beberapa komoditas ternak yaitu 1) Sapi Potong (Budidaya Pembibitan/IB dan Penggemukan); 2) Sapi Perah (Budidaya dan Pengolahan Susu); 3) Kerbau (Budidaya Pembibitan); 4) Kambing (Budidaya Pembibitan, Penggemukan
dan
Pengolahan
Susu);
5)
Domba
(Budidaya
Pembibitan dan Penggemukan); 6) Ayam Ras (Broiler dan Petelur); dan 7) Unggas Lokal (Budidaya Pembibitan, Penggemukan dan Pengolahan Hasil). Jenis-jenis ternak unggulan yang dikembangkan yaitu: (1) Sapi Potong Sapi
potong
dikembangkan
di
merupakan
komoditi
yang
Kabupaten
Tasikmalaya.
potensial
Sampai
untuk
saat
ini,
populasinya mencapai 52.363 ekor . Sapi potong lebih dominan berada di wilayah Tasikmalaya selatan
(Jatiwaras,
Cipatujah,
Bantarkalong,
Parungponteng). Tasikmalaya
Cikatomas,
Para
Salopa,
Karangnunggal,
peternak
umumnya
Pancatengah,
sapi
beternak
potong
secara
Cikalong,
Cibalong di
dan
Kabupaten
tradisional
dan
memberlakukan ternak sebagai simpanan, sehingga lebih banyak yang melakukan usaha ternak pembibitan dengan Inseminasi Buatan (IB). Terdapat 16.598 akseptor IB dengan jumlah kelahiran sebanyak 13.500 ekor, Service Per Conception (S/C) 1,3 dan jumlah kelahiran sebanyak 12.126 ekor. Arah pengembangan agribisnis peternakan komoditas unggulan sapi potong difokuskan untuk mengurangi ketergantungan pasokan bibit maupun bakalan dari luar daerah melalui: - Peningkatan sarana dan prasarana UPTD Perbibitan Ternak instalasi
sapi
potong
di
Kecamatan
Pancatengah
untuk
mendukung penyediaan bibit sapi potong; - Penyebaran bantuan bibit sapi potong ke masyarakat; - Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO); - Peningkatan Konservasi Lahan serta Perbaikan Infrastruktur Pedesaan yang mendukung peternakan seperti pencetakan kebun rumput dan pembangunan embung;
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 130
- Pengembangan
produksi
sapi
potong
dengan
pendekatan
pengembangan kawasan perbibitan sapi potong di sentra produksi seperti
di
Kecamatan
Jatiwaras,
Cikatomas,
Pancatengah,
Cipatujah, Cikalong, Cibalong, Parungponteng, Bantarkalong dan Karangnunggal; - Pengawasan pakan ternak untuk menjamin kualitas pakan ternak yang ada di masyarakat; - Pengawasan bibit ternak untuk menjamin kualitas bibit ternak yang ada di masyarakat; - Meningkatkan pelayanan kesehatan hewan serta penanggulangan penyakit gangguan reproduksi ternak, khususnya sapi potong; - Pembinaan kelembagaan kelompok peternakan. (2) Ayam Ras Pedaging Sebagai sentra pemeliharaan ayam ras pedaging, Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2015 memiliki populasi sesaat ayam ras pedaging sebanyak 7.060.000 ekor, sedangkan permintaan mencapai 58.000.000 ekor per Tahun sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat. Budidaya ayam ras di Kabupaten Tasikmalaya tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Tasikmalaya, dengan populasi terpadat di Kecamatan
Pagerageung,
Singaparna,
Leuwisari,
Sukaratu,
Sukaratu, Cibalong, dan Ciawi. Usaha
budidaya
ayam
ras
pedaging
pada
umumnya
dilaksanakan secara kemitraan/maklun antara masyarakat/peternak dengan perusahaan supplier (Poultry Shop), dimana peternak hanya menyediakan sarana kandang, peralatan, tenaga dan operasional secara terbatas (di luar pakan), sementara perusahaan menyuplai DOC, pakan dan obat-obatan. Di luar itu banyak juga peternak yang berusaha secara mandiri tanpa bermitra dengan perusahaan. Mengingat peran sektor swasta yang cukup besar dan dominan dalam usaha ayam ras pedaging, pemerintah hanya memfasilitasi peternak
dengan
memberikan
bantuan
pembangunan/rehab
kandang serta dengan mengawasi peredaran bibit/DOC dan pakan dari perusahaan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 131
(3) Ayam Ras Petelur Ayam
petelur
memiliki
potensi
yang
cukup
besar
untuk
dikembangkan mengingat kondisi alam mendukung dan kultur masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang sudah familier beternak unggas. Disamping itu, kebutuhan telur ayam semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2015 populasi ayam petelur di kabupaten Tasikmalaya sebesar 715.095 ekor, dengan produksi telur 12.138 ton sedangkan kebutuhan telur diperkirakan lebih dari 15.000 ton, baik untuk memenuhi kebutuhan domistik Kabupaten Tasikmalaya maupun daerah lain seperti kota Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar. Ayam
ras
petelur
yang
diusahakan
oleh
masyarakat
di
Kabupaten Tasikmalaya, lebih banyak peternak yang mandiri (85%), hanya sedikit yang masih bermitra dengan perusahaan. Usaha ayam ras petelur saat ini sangat diminati oleh masyarakat mengingat teknologi pakan yang sudah dan mudah diaplikasikan dalam pencampuran bahan pakan sehingga dapat mengurangi biaya operasional pakan yang berdampak pada keuntungan yang lebih optimal. Pemerintah telah memfasilitasi kegiatan pengembangan ayam ras petelur pada kelompok-kelompok masyarakat dengan bantuan kandang, pullet, pakan dan obat-obatan. Tabel 2.78 Data Komoditas Peternakan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2015 No
Indikator Capaian Sasaran
Realisasi Capaian Kinerja Satuan
2011 2012 1 Meningkatnya Populasi Ternak dan Produksi Hasil Ternak a. Populasi Ternak Sapi Potong Ekor 49.053 51.861 Sapi Perah Ekor 2.573 2.790 Kerbau Ekor 15.136 14.845 Kambing Ekor 70.726 72.395 Domba Ekor 275.851 295.807 Ayam Buras Ekor 1.699.27 1.814.170 Ayam Ras Pedaging ekor 5.634.40 6.143.350 Ayam Ras Petelur ekor 394.386 428.779 b. Produksi Hasil Ternak Daging ton 50.839,32 55.407,29 Telur ton 8.548,66 9.475,53 Susu ton 4.013,88 4.352,40 Sumber: Data Profil Kabupaten Tasikmalaya 2016 RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
2013
2014
2015
47.427 1.986 11.892 76.592 316.065 1.868.595 6.411.350 479.500
50.127 2.106 11.793 90.514 343.111 1.887.228 6.854.220 577.308
52.363 2.138 11.835 94.918 358.836 1.930.991 7.060.667 715.095
56.857,61 9.796,91 3.098,16
58.958,68 11.736,93 3.285,36
62.456,41 12.138 3.429,40
II- 132
2. Kehutanan Potensi kehutanan di Kabupaten Tasikmalaya meliputi hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani dan hutan rakyat yang diusahakan oleh masyarakat dalam tanah milik masyarakat.Kawasan Hutan Negara seluas 43.863,82 hektar terdiri dari:Hutan Lindung (HL) 16.425,56 hektar (37 persen) dan Hutan Produksi (HP) 27.438,26 hektar. Terbatas (HPT)
Hutan Produksi ini meliputi Hutan Produksi
22.437,79 hektar(52 persen) dan Hutan Produksi
Tetap 5.000,47 hektar (11 persen). Potensi Hutan Negara di bawah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya yang dikelola oleh Perum Perhutani seluas 43.863,82 hektar, tersebar di 5 BKPH antara lain di: Tasikmalaya, Singaparna, Taraju, Karangnunggal, dan Cikatomas. Sedangkan Hutan Rakyat yang dikelola oleh masyarakat, pada Tahun
2015
tercatat
45.079,79
hektar
yang
tersebar
di
39
Kecamatan. Hutan rakyat terluas terdapat di kecamatan Cipatujah yakni seluas 3.631 hektar, sementara yang terkecil terdapat pada kecamatan Sukaratu yakni seluas 11,54 hektar. Selain potensi kayu dari
hutan
rakyat,
masyarakat
Kabupaten
Tasikmalaya
juga
menghasilkan komoditas selain kayu yaitu jamur kayu sebanyak 616.550 kg, lebah madu sebanyak 1.779 stup, dan bambu seluas 3.631,20 hektar. Peningkatan komoditas kayu terutama yang dihasilkan dari hutan rakyat, selain meningkatkan pendapatan masyarakat tapi juga meningkatkan luas lahan kritis di Kabupaten Tasikmalaya.
Lahan
kritis ini menyebabkan tanah tidak dapat menjalankan fungsi hidrologisnya sebagai pengatur tata air. Akibatnya terjadi kelangkaan air di musim kemarau dan terjadinya banjir serta longsor di musim penghujan.
Meskipun dilakukan rehabilitasi lahan kritis sebesar
1.475 Ha per tahun dalam target RPJMD dan terlampaui pada Tahun 2014 sebesar 1.570 Ha tetapi diduga masih lebih kecil dari laju penambahan lahan kritis di Kabupaten Tasikmalaya. Hal lain yang perlu dilakukan berkenaan dengan rehabilitasi hutan lahan yang ada hubungannya dengan penyediaan air yaitu rehabilitasi sumber mata air. Sumber-sumber mata air telah diinventarisasi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya dan telah RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 133
dicanangkan oleh Bupati Tasikmalaya untuk dijadikan program prioritas sejak tahun 2011. Dalam 5 (lima) tahun ke depan, rehabilitasi sumber mata air harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan bidang kehutanan. Disamping itu itu, di sekitar kawasan hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani, tingkat kesejahteraan masyarakatnya tergolong miskin dan sangat miskin. terbatasnya
akses
sumberdaya
Hal ini disebabkan sangat
alam
yang
bisa
dikelola
oleh
masyarakat karena tinggal di sekitar hutan negara. Sebenarnya Perum Pehutani telah memprogramkan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan negara, tetapi hasilnya masih harus ditingkatkan dan didukung oleh semua pihak. Dalam hal komoditas hasil hutan bukan kayu yaitu : jamur kayu,
lebah
madu,
dan
bambu,
menjanjikan
peningkatan
pendapatan masyarakat yang tergantung pada bidang kehutanan. Khusus untuk bambu, disamping menjadi hasil hutan bukan kayu, karena karakteristik fisiologisnya, sekaligus juga menjadi pohon untuk rehabilitasi lahan kritis dan penguat tebing untuk mencegah longsor.
Hasil
hutan
bukan
kayu
lebih
cepat
mendatangkan
keuntungan bagi petani daripada hasil hutan kayu yang memerlukan waktu minimal 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan petani dan buruh tani yang berusaha dalam bidang kehutanan, program peningkatan potensi sumberdaya kehutanan dalam hasil hutan bukan kayu harus menjadi prioritas dalam 5 (lima) tahun ke depan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 134
Tabel 2.79. Data Sektor Kehutanan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2015 No
Realisasi Capaian Kinerja
Indikator Capaian Sasaran
Satuan
1 Berkurangnya Lahan Kritis a. Penanganan Lahan Kritis per tahun b. Rehabilitasi Sumber Mata Air per tahun
ha ha ha
2011
2012
2013
2014
2015
8.772
6.135
4,775.00
4.676,00
3.599
2.202
2.262
1,360.50
1.570,00
1.359
0
88
100
0,00
2.240
3 Meningkatnya hasil hutan kayu dan non kayu - Hutan Rakyat
Ha
40.931
42.019
43,027.46
- Jamur Kayu
Log
265.720
85.000,85
464,750
500.550,00
- Lebah Madu
Stup
751.00
363,34
1,751.00
1.799,00
1.654
Ha
5.302,00
5.269.97
3834.45
3.631,20
3.652,02
29.077
7.200,00
-
200,000
200.000
200.000
- Bambu
4 Meningkatnya pelayanan unit 27.850 27.850 tata usaha hasil hutan (retribusi angkutan kayu) 5 Meningkatnya Jumlah bibit/ 210.000 200.000 Produksi Bibit di UPTD pohon Hutbun Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
41.594,18 45.079,79 599.600
3. Perikanan dan Kelautan a. Perikanan Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi areal yang layak secara teknis perikanan,
hal
maupun ekonomis ini
dikarenakan
untuk pengembangan usaha letak
geografis
yang
sangat
mendukung dan ketersediaan air yang cukup sepanjang Tahun. Kabupaten Tasikmalaya pun selama puluhan tahun dikenal sebagai daerah penghasil ikan budidaya di Jawa Barat. Kabupaten Tasikmalaya sejak dulu dikenal sebagai sentra produksi
perikanan
budidaya.
Produksi
ikan
dari
Kabupaten
Tasikmalaya mencapai 7.000 ton, dimana produksi ikan nilem menempati produksi terbesar di jawa barat bahkan di indonesia. Untuk pencapaian visi Kabupaten dalam komoditas agribisnis perikanan ditunjang oleh usaha perikanan budidaya (air tawar dan payau), serta perikanan tangkap (laut dan perairan umum). Adapun komoditas ikan yang dapat dikembangkan dan memiliki nilai ekonomis yang baik serta pasar yang cukup prospektif adalah sebagai berikut: RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 135
(1). Gurame Permintaan pasar terhadap ikan Gurame setiap Tahun terus meningkat. Sentra pembenihan dan pembesaran ikan Gurame di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di beberapa kecamatan antara lain: Singaparna, Manonjaya, Sukarame, Leuwisari, Sariwangi, Sukaratu, Cineam dan Cisayong. Permintaan terhadap benih ikan Gurame ukuran 1-10 cm sebanyak 20 juta ekor/Tahun, sementara untuk benih ukuran 100200 gram sebanyak 350 ton/Tahun dan konsumsi sebanyak 250 ton/Tahun. (2). Nilem Kabupaten
Tasikmalaya
merupakan
penghasil
ikan
Nilem
terbesar di Jawa Barat yang mencapai 60 persen dari total produksi. Sentra pembenihan ikan nilem terdapat di kecamatan-kecamatan: Sukarame,
Cigalontang,
Leuwisari,
Padakembang,
Sariwangi,
Sukaratu, Cisayong dan Sukahening. Permintaan terhadap Ikan Nilem terutama untuk pembesaran di Jaring Apung dan Ikan Konsumsi di Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Komoditas ikan nilem Kabupaten Tasikmalaya merupakan komoditas unggulan di Jawa Barat. Sedangkan komoditas ikan gurame yang memiliki keunggulan diantaranya adalah jenis gurame soang. Kedua jenis
ikan
tersebut
telah
dikembangkan
oleh
masyarakat
di
Kabupaten Tasikmalaya sebagai komoditas pilihan yang memiliki permintaan pasar yang cukup tinggi. Produksi benih nilem dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan goreng nilem ”babyfish”, sementara hasil pembesaran digunakan sebagai bahan pembuatan pindang nilem. Produksi Benih ikan di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 4.729.530.000 ekor per Tahun. (3). Udang Galah Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi areal yang layak secara teknis dan ekonomis untuk pengembangan budidaya Udang Galah. Permintaan konsumen yang berasal dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta cukup besar yaitu sekitar 100 ton per Tahun. Dan baru dapat dipenuhi sekitar 24 ton per Tahun. Sentra pengembangan udang
galah
terletak
di
kecamatan-kecamatan:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
Sukarame,
II- 136
Cigalontang,
Leuwisari,
Padakembang,
Sariwangi,
Sukaratu,
Cisayong dan Sukahening. b. Kelautan Wilayah laut Kabupaten Tasikmalaya memiliki panjang garis pantai sekitar 52,5 Km sehingga memiliki potensi perikanan tangkap dan budidaya yang cukup besar. Pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan di Tasikmalaya khususnya pada perikanan tangkap yang telah dilakukan masyarakat, baru mencapai 1.183,9 ton/Tahun pada Tahun 2015 atau meningkat sebanyak 37,47% persen dari tahun 2014.
Produksi tersebut merupakan penjumlahan hasil tangkap
yang masuk ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan yang tidak masuk ke tempat pelelangan. Data lebih jelas mengenai potensi dan tingkat pemanfaatan perikanan tangkap
Tahun 2014 - 2015 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Tabel 2.80 Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Perikanan Tangkap di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014-2015 No.
Tahun
Produksi (ton)
Pemanfaatan (%)
1
2014
861,17
12,97
2
2015
1.183,9
17,82
Sumber: DPPK Tahun 206
Jenis biota laut yang dominan adalah: a) Jenis ikan produksi 6.640 ton/Tahun; b) Udang lobster 10 ton/Tahun; c) Rumput laut 60 ton/Tahun; d) Kerang-kerangan 8 ton/Tahun; e) Kepiting 15 ton/Tahun; Biota lainnya 5 ton/Tahun. 4. Energi dan Sumberdaya Mineral Sumberdaya
merupakan
sesuatu
yang
berguna
dan
mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya, sumberdaya energi dan mineral
terdiri atas sumber energi tidak
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 137
terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, gambut dan batu bara serta sumberdaya lain selain itu juga terdapat energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga angin, panas bumi, biomassa dan tenaga surya. Kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, selain itu juga energi merupakan unsur penunjang yang cukup penting dalam proses pertumbuhan
ekonomi
pembangunan
sektor
kebutuhan
energi
dan
sangat
lainnya. dalam
menentukan
Oleh
jumlah
karena
dan
keberhasilan
itu
mutu
pemenuhan
yang
memadai
merupakan upaya yang senantiasa harus menjadi perhatian dan energi merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan Kabupaten
Tasikmalaya
memiliki
potensi
bahan
galian
(mineral) yang beraneka ragam sebanyak 35 (tiga puluh lima) bahan tambang yang tersebar di beberapa kecamatan, potensi tambang emas berada di Kecamatan Cineam, Karangjaya, Salopa, Salawu, Taraju, Bojonggambir dan Pancatengah. Ada juga potensi tambang batubara
disekitar
Kecamatan
Taraju,
Bojongasih,
Cikalong,
Cikatomas dan Kecamatan Bojonggambir. Dalam kegiatan pertambangan tidak terlepas tidak dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sehingga dalam pelaksanaannya perlu ada pengendalian dan pengawasan. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
memberikan
izin
kepada
perusahaan
yang
akan
melaksanakan eksploitasi bahan tambang, pada tahun 2011 Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Mineral Logam sebanyak 84 perusahaan dan keadaan ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 22 perusahan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 138
Tabel 2.81 Data Pertambangan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2015 No 1 2 3 4 5
Indikator Capaian Sasaran
Tahun 2012 95
Tahun 2013 73.33
Tahun 2014 36.84
Tahun 2015
%
Tahun 2011 94
Kec
13
5
-
-
-
buah
84
84
31
22
-
Kec
10
5
-
-
-
Rp.
323.128. 795 8.825. 356 1.294. 182.641
325.792. 275 248.354. 674 2.567. 660.003
393.900. 300 154.380. 677 1.981. 411.189
383.483. 698 87.558. 987 2.052. 745.297
434.420. 935 80.658.2 90 2.757.69 4.914
Satuan
Prosentase jumlah usaha penambangan yang dibina Tersedianya database potensi mineral dan batu bara Jumlah Ijn Usaha Pertambangan (IUP) yang terbit Inventarisasi Potensi Mineral dan Batubara Jumlah hasil produksi pertambangan umum - Pajak Mineral Logam dan Batuan -
129.41
- Landrent Mineral Logam dan Batubara
Rp.
- Royalty Mineral Logam dan Batubara
Rp.
- Dana bagi hasil sumber daya alam a. Bagi hasil dari pertambangan minyak bumi
Rp.
9.652. 798.323
9.850. 379.314
10.418. 047.658
14.788. 317.919
6.619.18 4.758
b. Bagi hasil dari pertambangan gas bumi
Rp.
4.164. 648.728
4.176. 434.124
6.004. 805.820
10.088. 261.897
2.951.13 7.778
Rp
8.363. 476.758
10.020. 463.654
7.154. 279.388
7.048. 800.474
8.667.42 9.710
c. Bagi hasil dari pertambangan panas bumi
*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2015
4. Energi dan Ketenagalistrikan Kabupaten bervariasi,
baik
Tasikmalaya sumberdaya
memiliki yang
smberdaya
tidak
alam
terbarukan
yang
maupun
sumberdaya baru yang terbarukan diantaranya tenaga surya, tenaga angin, tenaga air (mikro hidro) dan panas bumi (geothermal), sumber energi tersebut belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal dikrenakan adanya keterbatasan teknologi dan sumberdaya, pengelolaan energi panas bumi (geothermal) di Kecamatan Kadipaten dilaksanakan oleh Pertamina. 5. Pariwisata Pemerintah pengembangan
Kabupaten pariwisata
Tasikmalaya daerah.
terus
melaksanakan
Keberhasilan
sektor
kepariwistaan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari dua sisi yaitu tingkat keberhasilan capaian program yang telah ditentukan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 139
dan dari tingkat capaian hasil program kegiatan
diantaranyan
dengan jumalah wisatawan yang mengunjungi ke obyek pariwisata, Kabupaten Tasikmalaya
dikaruniai dengan keindahan alam yang
menjadi objek dan daya tarik wisata, terdapat banyak obyek yaitu : Kawasan
Gunung
Galunggung,
Pemandian
Air
Panas
Cipacing,Taman Jasper, Taman Bubujung, Pantai Sindangkerta, Pantai
Karangtawulan,
Situ
Sanghyang,
dan
Lokasi
Ziarah
gunung
berapi
dengan
Pamijahan. Gunung
Galunggung
merupakan
ketinggian 2.167 m dpl. Berlokasi di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Dengan luas sekitar 124,027 Ha setelah meletus terakhir Tahun 1982, panorama alam di sekitar Gunung Galunggung saat ini sangat mempesona. Kawah seluas 49 Ha yang dulu memuntahkan lahar panas, pasir dan bebatuan, kini telah berubah wujud menjadi danau yang berair bening dan tenang, jarak dari pusat kota Tasikmalaya sekitar 17 Km. Disamping memiliki keunggulan pemandangan yang indah, Gunung Galunggung juga memiliki potensi air panas untuk pemandian umum. Objek wisata lain yang menyediakan fasilitas air panas yaitu obyek wisata Cipanas Cipacing yang berlokasi di Desa Banjarsari Kecamatan Sukaresik. Berjarak sekitar 23 km dari pusat kota Tasikmalaya ke arah barat. di dalamnya terdapat bak rendam, kolam renang air panas yang konon berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit, serta fasilitas bermain anak-anak. Kabupaten Tasikmalaya memiliki juga memiliki obyek wisata yang merupakan warisan geologi jaman purba yaitu Taman Jasper Buniasih yang terletak di Desa Buniasih Kecamatan Pancatengah. Di lokasi tersebut
terdapat batu-batu jasper besar (batu mulia
berwarna merah) sekitar 200 buah-batu jasper dengan berat ratarata 50 ton yang diperkirakan berumur 25 juta Tahun. Di Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan terletak berbagai obyek wisata pantai yang sangat potensial.
Taman Bubujung, di
Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah memiliki panorama pantai indah, dan tebing batu dapat dikembangkan menjadi wisata olah raga panjat tebing. Terdapat pula mitos Batu Pacakup dan Sagara Panganten.
Berjarak
kurang
lebih
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
87
km
dari
pusat
kota II- 140
Tasikmalaya, atau 11 km dari pantai Cipatujah.Ke arah timurnya yaitu Pantai Pasanggrahan Cipatujah yang berjarak sekitar 74 km dari pusat kota Tasikmalaya atau sekitar 60 km dari pantai Pangandaran. Saat ini telah dibangun kios-kios wisata, gazebo, arena bermain
anak,
menara
pandang,
mesjid,
panggung
terbuka,
penginapan, area parkir, dan sarana rekreasi lainnya. Lokasinya sangat strategis, karena berada di bibir pantai yang menghubungkan pantai Pangandaran Ciamis dengan Pelabuhan Ratu Sukabumi. Ke arah
timur
lagi
terdapat
Pantai
Sindangkerta
yang
di
dalamnyaterdapat Taman Lengsar, yakni taman laut sekitar 15 ha yang banyak terdapat biota laut, ikan hias, penyu hijau yang langka dan aneka karang laut. Setiap tanggal 1 Januari, di pantai ini selalu diadakan upacara ritual yang unik, yakni Hajat Lembur Mapag Taun. Selanjutnya ke arah timur lagi terdapat Pantai Karangtawulan yang merupakan salah satu pantai berkarang yang curam. Sekitar 300 m dari bibir pantai terdapat beberapa atol atau pulau karang yang pada musim tertentu dihuni berbagai jenis burung. Berlokasi di Desa Cimanuk Kecamatan Cikalong, sekitar 97 km dari pusat Kota Tasikmalaya atau sekitar 40 km dari Pantai Pangandaran. Sekitar 100 meter ke arah timur Karangtawulan terdapat makam keramat Syech Abdul Rohman dan makam Eyang Garuda Ngupuk. Di sebelahnya terdapat Goa Parat dan Goa Lalay. Selain wisata pantai, Kabupaten Tasikmalaya memiliki obyek wisata air lainnya yaitu Situ Sanghiyang yang yang berlokasi di Desa Cibalanarik dan Desa Cilolohan Kecamatan Tanjungjaya, berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Tasikmalaya, dengan luas area sekitar 37 ha. Danau atau Situ Sanghiyang memiliki daya tarik karena airnya yang tak
pernah surut dan alam sekitarnya yang sangat
rindang. Objek wisata ini sangat cocok untuk
dijadikan objek wisata
air dan camping area. Kabupaten
Tasikmalaya
juga
mempunyai
obyek
wisata
kampung adat yaitu Kampung Naga yang merupakan sebuah perkampungan adat yang masih tetap memegang teguh adat istiadat leluhur. Berlokasi di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Tasikmalaya ke arah Garut, luas lahan sekitar 2,5 Ha.
Beberapa ke-khasan adat istiadat masyarakat
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 141
Kampung Naga, di antaranya : (1) Jumlah rumah tidak lebih dari 112 bangunan; (2) Bentuk rumah sama, yakni beratap ijuk atau rumbia, dinding terbuat dari serat-serat rotan yang disusun sedemikian rupa menyerupai tikar besar atau terbuat dari bilik bambu, di atas daun pintu terdapat sejenis anyaman yang disebut tanda angin,Bangunan tidak boleh memakai cat kecuali kapur putih, Selain bangunan rumah tempat tinggal, terdapat pula bangunan khas yang lain, yakni Bale Patemon (gedung pertemuan), leuit (lumbung padi), dan masigit (mesjid).Di sebelah Timur Kampung Naga terdapat Hutan Keramat yang dikelilingi Sungai Ciwulan dan teradapat pula Makam Keramat Sembah Dalem Singaparana (karuhun atau leluhur masyarakat Kampung Naga). Seperti daerah lainnya, Kabupaten Tasikmalaya juga memliki obyek wisata religi yang cukup terkenal di kalangan para peziarah yaitu : Lokasi Khas Ziarah Pamijahan dengan luas areal sekitar 25 ha, terletak di Desa Pamijahan Kecamatan Bantarkalong. Berjarak lebih kurang 65 km dari pusat kota Tasikmalaya ke arah selatan. Di lokasi ziarah ini terdapat yakni salah seorang
makam Waliluloh Syekh Abdul Muchyi,
ulama yang menyebarkan agama Islam di
wilayah Jawa Barat. Di samping itu terdapat pula makam Sembah Khotib Muwahid, Sembah Kudrot, Sembah Dalem Yudanegara, dan Sembah Dalem Sacaparana. Tabel 2.82. Data Kepariwisataan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2015 No 1
2 3.
4.
Uraian Jumlah kunjungan wisatawan ke Kab.Tasikmalaya per tahun - Wisatawan Nusantara - Wisatawan Mancanegara Tersedianya objek wisata yang berkualitas dan berwawasan lingkungan Jumlah even seni dan budaya
2011
2012
Tahun 2013
2014
2015
675.587
716.709
698.515
881.210
927.974
667.481 8.106
709.867 6.842
693.354 5.161
877.100 4.110
924.575 3.399
1
1
10
11
11
6
13
14
8
5
10
8
1
- Penyelenggaraan even seni dan budaya - Pengiriman misi seni dan budaya Jumlah sarana penyelenggaraan seni budaya RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 142
- Sarana penyelenggaraan seni (panggung seni) - Sarana pengembangan seni (alat seni) 5. Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan - Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang 41 ada - Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dipelihara Sumber: Data Profil Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016
3
4
3
-
2
5
11
-
41
41
41
41
10
13
16
16
6. Perdagangan Perkembangan sektor perdagangan di Kabupaten Tasikmalaya tidak terlepasnya dari keragaman komoditas dan nilai ekspor terdiri dari komoditas karet, kelapa, teh hijau, teh hitam, Manggis dan berbagai kerajinan (Bordil) dengan negara tujuan ekspor yaitu: Malayasia, Singapura, Negara-negara Timur Tengah, India dan Negara-negara
Eropa.
Selain
itu
juga
Pemerintah
Kabupaten
Tasikmalaya berupaya terus mengembangkan sarana dan prasarana perdagangan
diantaranya dengan 5 (lima) pasar kabupaten yang
terdiri dari : Pasar Ciawi, Pasar Manonjaya, Pasar Taraju, Pasar Singaparna, dan Pasar Cikatomas. Disamping itu tersedia pula 65 (enam puluh lima) pasar desa yang tersebar di berbagai kecamatan. Pasar Kabupaten di atas beroperasi setiap hari, sedangkan pasar desa hanya beroperasi pada hari-hari tertentu saja (Senin dan atau Kamis). Sektor Perdagangan ini terus meningkat aktivitasnya terbukti dari peningkatannya dalam kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya 21,31% pada Tahun 2014 menjadi 23,42 pada Tahun 2015.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 143
Tabel 2.83 Data Sektor Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2015 Indikator Capaian Sasaran Satuan
No 1 Meningkatnya distribusi Ton pengadaan untuk kebutuhan bahan pokok masyarakat 2 Meningkatnya pengawasan Keg terhadap barang beredar 3 Pelaku usaha, konsumen dan orang aparat pemerintah yang telah mengikuti sosialisasi perlindungan konsumen 4 Pendampingan kegiatan Keg pelaksanaan Tera/Tera ulang UTTP 5 Jumlah peneraan UTTP dan Rp BDKT (juta) 6 Jumlah wajib daftar unit perusahaan 7 Jumlah sarana dan unit prasarana promosi perdagangan yang memadai - Rumah Tasik
2011 503.417 1
15
5
11
4
0
175
60
0
60
39
39
39
39
39
61.954
107.094
824
1.035
1,122
835
875
0
1
-
1
-
0
0
1
1
-
US $ (000,-)
5.736.
6.351
4.729
%
58,55
10,7
10,47
5.7
5.7
Buah
5
5
5
5
5
Buah
67
67
67
65
65
- Workshop Golok 8 Volume dan nilai ekspor Kab.Tasikmalaya 9 Laju Pertumbuhan ekspor Kab.Tasikmalaya 10 Meningkatnya jumlah pasar tradisional yang memadai - Pasar Kabupaten - Pasar Desa
Capaian Realisasi Kinerja 2012 2013 2014 2015 1.176 1.937.011 1.975.751 1.975.751
95,549.700 98.237.350 84.790.400
6,037.911.8 4.887.504,7 4 8
Sumber : LKPJ – AMJ Bupati Tasikmalaya 2011-2015
7. Perindustrian Kabupaten
Tasikmalaya
terkenal
dengan
industri
kecil
kerajinan anyaman, produk kerajinan yang menjadi unggulan antara lain:
anyaman mendong, anyaman pandan, anyaman bambo dan
bordir. Keberadaan komoditi unggulan ini yang intensif, terutama mengenai
memerlukan pembinaan
design, packaging yang sesuai
dengan keberminatan pasar yang semakin berkembang dan dinamis, sehingga produk dan jenis yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 144
a). Anyaman Mendong Jenis komoditi anyaman mendong di Kabupaten Tasikmalaya dalam setiap Tahunnya meningkat dilihat dari jumlah sentra, unit usaha, penyerapan tenaga kerja, maupun investasi dan produksi yang
dihasilkan
dalam
memenuhi
tuntutan
pasar
serta
perkembangan kebutuhan yang dinamis. Kondisi di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 28 sentra dengan 1.629 unit usaha, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7.412 orang. Nilai investasi yang telah dikeluarkan sebanyak Rp. 3.051.322.000 dengan nilai produksi sebanyak Rp.93.391.200.000. b). Anyaman Pandan Anyaman pandan dalam produksinya banyak diminati pasar terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Ada 26 sentra dengan unit usaha sebanyak 819 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 15.347 orang. Adapun investasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp 3.639.066.000 dengan nilai produksi sebesar Rp.281.885.190.000. Perkembangan
pandan
dari
Tahun-tahun
sebelumnya
mengalami kenaikan seiring dengan kebutuhan dan produktivitas yang semakin meningkat. c). Anyaman Bambu Anyaman bambu memiliki keanekaragaman produk yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan kebutuhannya. Di Kabupaten Tasikmalaya dalam memenuhi kebutuhan dan pangsa pasarnya terdapat 43 sentra dengan 1.499 unit usaha, serta dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 17.032 orang. Dalam mendukung komoditi bambu agar mampu memenuhi kebutuhan pasar serta mampu bersaing telah ditanamkan
investasi
sebesar
Rp
4.381.217.000
dengan
nilai
produksi sebesar Rp 275.918.400.000. d). Bordir Komoditi
bordir
dalam
perkembangannya
di
Kabupaten
Tasikmalaya terdapat 89 sentra, dengan unit usaha sebanyak 2.184 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 18.885 orang. Dalam RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 145
mendukung komoditi bordir tersebut investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp 16.770.694.000 dan dengan nilai produksi sebesar Rp 1.019.790.000.000. Setiap Tahun komoditi bordir tersebut, dilihat dari jumlah sentra, unit usaha, penyerapan tenaga kerja, investasi maupun nilai produksinya mengalami kenaikan. Sasaran jangka menengah kerajinan : (a) Tercapai peningkatan kualitas modifikasi desain kerajinan dan produktivitas perajin anyaman mendong, pandan dan bambu (b) Meningkatnya kemampuan teknis perajin dalam pewarnaan yang mengarah kepada warna komersil dengan kualitas yang baik. (c) Terwujudnya produk turunan dari mendong, pandan dan bambu dari sisa / limbah mendong, pandan dan bambu (misal pupuk, makanan ternak, dll) (d) Terserapnya hasil industri kerajinan ke berbagai pasar lokal, regional maupun ekspor secara berkelanjutan melalui kegiatan pameran, dan promosi lainnya (e) Terselenggaranya program penguatan kelembagaan dan SDM perajin yang mampu menopang keberlanjutan komptensi inti industri melalui koperasi Terselenggaranya koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyediaan bahan baku industri kerajinan anyaman pandan, mendong dan bambu dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perhutanan dan Perkebunan. Tabel : 2.84. Data Perindustrian di Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 - 2015 No
Realisasi Capaian Kinerja 2011 2012 2013 2014 Jumlah unit usaha industri : unit 14.035 14.445 22.032 14.863
14.863
unit
12.648
12.721
12.870
13.043
13.043
unit
8.079
8.103
9.162
8.250
8.250
unit
4.569
4.618
4.708
4.793
4.793
Unit
1.635
1.724
1.800
1.822
1.822
unit
723
729
731
737
737
unit
912
995
1.069
1.085
1.085
Indikator Capaian Satuan Sasaran
1 Industri Kecil Industri Kecil Non Formal Industri Kecil Non Formal Agro Industri Kecil Non Formal Non Agro Industri Kecil Formal Industri Kecil Formal Agro Industri Kecil
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
2015
II- 146
Formal Non Agro Industri Menengah Unit 17 50 76 118 118 Industri Menengah Agro Unit 3 3 8 8 8 Industri Menengah unit 14 47 68 110 110 Non Agro Jumlah nilai Rp 2 96.121 100.927 120.926.847 137.613.833 137.613.833 investasi industry juta,Jumlah Tenaga 3 orang 18.983 Kerja IKM Industri Kecil orang 16.357 16.725 17.354 17.650 17.650 Industri Kecil orang 707 735 959 1.333 1.333 Menengah Tingkat pelayanan 4 % 100 100 164 166 166 usaha IKM Kontribusi sektor 5 Industri terhadap % 7,35 7.65 7,76* 7,76* 7,76* PDRB Pertumbuhan 6 % 5 5,6 8,54 6.4 6.4 Industri *Sumber : LKPJ Tahun 2011-2015
2.5. Aspek Daya Saing Daerah Pada dasarnya sebuah wilayah yang memiliki suatu produk akan berhasil apabila produk yang dihasilkannya memiliki sesuatu yang lebih dengan kata lain daya saing daerah yaitu kemampuan ekonomi daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik maupun eksternal (asing) dengan memelihara iklim yang kondusif dan memiliki keunggulan komperatip dan kompetitip. Gambaran umum kondisi daerah terkait aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja, kualitas infrastruktur, kesehatan dan pendidikan serta sumberdaya manusia. 2.5.1. Kemampuan Ekonomi Daerah Pembangunan
ekonomi
(economic
development)
dan
pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan kenaikan dalam produk domestik bruto (PDB) yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu daerah meningkat dalam jangka panjang.
Pembangunan ekonomi
merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan
pembagian
pendapatan,
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
meningkatkan
hubungan II- 147
ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor pertanian ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain
arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar
pendapatan
masyarakat
naik
secara
mantap
dan
tingkat
pemerataannya semakin membaik. Sebagai
suatu proses, pembangunan ekonomi berhubungan
dengan perubahan dalam komposisi dari input dan output ekonomi, perubahan-perubahan ini akan menyebabkan perubahan yang positif bagi
masyarakat.
inkorporasi
dalam
Tujuan
utama
produksi
dan
dari
pembangunan
memuaskan
segala
adalah aktifitas
masyarakat yang berpartisipasi, kegiatan produktif ini memiliki bermacam
fungsi
seperti
kegiatan
menghasilkan
pendapatan,
merubah bahan mentah menjadi barang dan jasa yang siap digunakan. Dalam struktur perekonomian yang mempunyai kontribusi besar terhadap pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya adalah sektor perdagangan dan pertanian, sehingga ke-dua sektor tersebut mencerminkan kesejahteraan
perekonomian masyarakat
daerah Kabupaten
untuk
meningkatkan
Tasikmalaya
secara
berkelanjutan. Tabel 2.85. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2015 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Lapangan Usaha A B C D E
F G
H
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan
2011
2012
2013 -1.16
2014 * 2.03
2015* * 0.59
4.65
1.51
1.78
6.32
-4.49
1.59
-3.09
8.63 9.63
3.92 6.85
7.40 6.17
7.13 14.96
8.08 22.87
0.74
4.87
2.35
3.78
2.62
3.00 2.46
1.96 7.81
2.72 8.76
4.49 7.32
6.91 6.76
7.39
10.20
6.65
-0.65
0.71
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 148
Lapangan Usaha
2011
I
Penyediaan Akomodasi 4.62 dan Makan Minum J Informasi dan 10.06 Komunikasi K Jasa Keuangan dan 4.05 Asuransi L Real Estat 3.36 M,N Jasa Perusahaan 6.81 O Administrasi 7.23 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 5.22 Q Jasa Kesehatan dan 5.22 Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa lainnya 4.32 Produk Domestik 4.70 Regional Bruto Catatan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara
2012
2013 3.17
2014 * 5.05
2015* * 2.91
7.15 13.67
10.67
6.23
18.19
7.74
11.08
8.53
4.56
6.10 4.91 1.40
8.74 4.93 4.54
-3.32 6.10 1.33
2.20 8.62 2.69
9.78 2.00
13.47 12.70
12.25 9.03
16.91 20.11
9.01 4.25
16.96 4.02
4.57 4.36
3.23 4.76
2.5.2. Kinerja Pengembangan Wilayah Pengertian
wilayah
tidak
dapat
dilepaskan
dengan
penggunaannya untuk berbagai tujuan, yang dimaksud wilayah disini yaitu suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan
media
bagi
segala
sesuatu
untuk
berlokasi
dan
berinteraksi dan kita kenal ada tiga tipe wilayah yaitu : Pertama: geografik
wilayah
dengan
fungsional
memperlihatkan
yang suatu
merupakan koherensi
wilayah
fungsional
tertentu, suatu interpedensi dari bagian-bagian. Wilayah tipe ini dicirikan oleh adanya derajat integrasi antara komponen-komponen di
dalamnya
yang
berinteraksi
kedalam
wilayah.
Hubungan
fungsional biasanya ditujukan dengan arus yang berupa kriteria sosial dan ekonomi.
Perbedaan antar batas wilayah diperlihatkan
dengan adanya pengaruh pusat terhadap daerah pelayanan, salah satu wujudnya yang hirarki dari suatu hubungan simpul-simpul perdagangan. Kedua: wilayah homogen merupakan wilayah geografi yang seragam menurut kriteria-kriteria tertentu seperti kriteria fisik, sosial dan ekonomin namun penggunaan kriteria fisik lebih menjadi perhatian karena lebih bersifat tetap dibandingkan dengan kriteria-
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 149
kriteria lain. Wilayah homogen dicirikan
adanya kemiripan relatif
dalam wilayah seperti sumberdaya alam, sosial dan ekonomi. Ketiga: wilayah administratif
dibentuk untuk kepentingan
pengelolaan atau organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain, batas wilayahnya secara geografis sangat jelas dilandasi keputusan politik dan hukum, wilayah administratif dianggap lebih penting dari kedua tipe diatas karena sering digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan. 2.5.3. Penataan Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan bagia yang penting dari kegiatan penataan ruang yang memegang peranan penting terhadap ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah berbasis tata ruang yang berkelanjutan. RTRW memeuat rumusan kebijakan serta strategi pengembangan, koordinasi antar intansi terkait dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang Arah kebijakan dan strategi nasional dan
pemanfaatan ruang wialayah
provinsi ke dalam struktur wilayah daerah dan pola
pemanfaatan ruang daweah menjadi pedoman bagi pengembangan dan pemanfaatan ruang daerah. RTRW berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun rencana struktur dan pola ruang daerah serta dalam menetapkan kawasan strategis. Sesuai amanat perda no. 2 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya bahwa terdapat 6 kawasan perkotaan yang harus dibuat rencana rinci/detailnya yaitu:
Perkotaan Singaparna ;
Perkotaan Karangnunggal – Bantarkalong ;
Perkotaan Ciawi ;
Perkotaan Manonjaya ;
Perkotaan Rajapolah ;
Perkotaan Cikatomas ;
Perkotaan Taraju ;
RDTR Wilayah pesisir ; dan
RDTR Koridor Ciawi – Singaparna ;
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 150
Kawasan perkotaan tersebut, sudah disusun RDTR nya, hanya belum di
Perda
kan
sehingga
belum
dapat
dijadikan
acuan
dalam
pemanfaatan ruang. Di samping kawasan perkotaan yang harus di RDTR kan, terdapat pula beberapa Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) yang perlu disusun rencana detailnya. 2.5.4. Infrastruktur Transportasi Infrastruktur merujuk pada sistem fisik
yang menyediakan
transportasi, pengairan, drainase bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistim infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-funsi sistim sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, atau dengan kata lain sistim infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas dasar yang dibangun dan dibutuhkan untuk berfungsinya sistim sosial dan ekonomi masyarakat. Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi penopang kegiatan-kegiatan dalam ssuatu ruang dan merupakan wadah sekaligus katalisator dalam pembangunan, ketersediaan infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga
dapat
meningkatkan
efesiensi
dan
produktivitas
perekonomian suatu wilayah. Infrastruktur
wilayah
meliputi
beberapa
aspek
yaitu
insfrasturktur transportasi, sumberdaya air dan irigasi, listrik dan energi, serta sarana dan prasarana pemukiman. infrastruktur
wilayah
dari
fungsi
dan
Kebutuhan akan
peranannya
pengembangan wilayah sebagai pembentuk struktur
terhadap
tata ruang,
pemenuhan kebutuhan wilayah, pemacu pertumbuhan wilayah, serta sebagai pengikat wilayah dalam menunjang aspek-aspek lainnya penunjang Kabupaten Tasikmalaya. Tingkat kemantapan jalan kabupaten merupakan salah satu penunjang
sistem
transportasi,
dimana
transportasi
dan
perekonomian memiliki keterkaitan yang erat dan dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya sistim perekonomian suatu daerah, hal ini dapat dicapai dengan sistem jaringan dan kontruksi jalan yang baik. RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 151
Tingkat kemantapan jalan kabupaten dapat diukur dengan kondisi prosentase panjang jalan kabupaten yang baik, sedang dan rusak berat, tingkat kemantapan jalan Kabupaten Tasikmalaya 1.303, 323 km, dalam kondisi baik sepanjang 658,71 km, kondisi sedang
sepanjang 293,14 km dan dalam kondisi rusak ringan
sepanjang 195,498 km serta dalam kondisi rusak berat sepanjang 156,609 km Pencapaian indikator kinerja bidang perhubungan pada tahun 2014 antara lain pemenuhan kelengkapan rambu-rambu diantaranya penerangan jalan umum sebanyak 2.539 buah, rambu-rambu lalu lintas sebanyak 982 buah, warning light dan trafic light sebanyak 25 buah, marka jalan 632 m, trafic cones sebanyak 52 buah dan guardril sebanyak 428 buah Perkembangan
indikator
kinerja
bidang
perhubungan
pengujian kelayakan kendaraan bermotor baru sebatas kendaraan umum dan barang, ketentuan yang mengatur pengujian kendaraan tersebut yaitu
jumlah kendaraan yang dilakukan pengujian pada
tahun 2011. Pada tahun 2014 jumlah angkutan umum diantaranya : angkutan kota sebanyak 35 unit, angkutan pedesaan sebanyak 108 unit, otobus/mikrobus sebanyak 282 unit, minibus sebanyak 1.024 unit, truk sebanyak 648 unit, jumlah sub terminal terdapat 11 unit 2.5.5. Sumberdaya Air dan Irigasi Keseimbanagan air makin di alam semakin bergeser, keadaan ini disebabkan sumber air tawar yang tesedia di alam jumlanya terbatas, akan tetapi kebutuhan air terus akan meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk oleh karena itu kita perlu melakukan kebijakan dalam penggunan dan pemanfaatan air. Salah satu pemanfaatan sumber air yaitu dengan irigasi, mengingat Kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah yang agraris penghasil
tanaman
pangan
diantaranya
tanaman
padi,
maka
peranan irigasi merupakan peranan yang cukup vital dan penting. Pembangunan irigasi memerlukan modal dan investasi yang cukup
besar
untuk
pembangunan
sarana
dan
prasarana,
pengoprasian dan pemeliharaan, oleh karena itu perlu dilakukan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 152
pengelolaan yang baik, benar dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat seoptimal mungkin Mengingat ketersediaan air di alam sering tidak sesuai dengan kebutuhan baik lokasi maupun kebutuhannya, maka diperlukan saluran atau irigasi dan bangunan pelengkapnya untuk mengalirkan air dari sumber ke lokasi yang memerlukan air. Kondisi jaringan irigasi di Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri jaringan irigasi sesuai dengan kewenagan kabupaten pada tahun 2014 sebanyak 1.486 buah 2.5.6. Perumahan dan Listrik Energi sangat dibutuhkan dalam dalam menunjang berbagai aktivitas pembangunan, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk aktivitas produksi berbagai sektor perekonomian. Konsumsi energi rumah tangga untuk keperluan penerangan, memasak, pemanasan/pendinginan ruangan dan berbagai kegiatan rumah tangga lainnya . Kabupaten Tasikmalaya selama periode 2011-2013
jumlah
rumah tangga yang mempergunakan listrik sebanyak 102.724 pelanggan dan pada tahun 2013 sebanyak 114.850 pelanggan. 2.5.7. Iklim Berinvestasi Era otonomi daerah menuntut setiap pemerintah daerah mandiri dan kreatif mencari sumber-sumber pembiayaan serta aktif mencari berbagai peluang yang bisa dijadikan sumber pemasukan kas daerah.
Daya tarik penanam modal baik dari dalam maupun
investor asing sangat dipengaruhi oleh kemauan pemerintah daerah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan mengeluarkan berbagai regulasi yang seimbang tidak memberatkan salah satu pihak dan
mengikutsertakan perumusan regulasi dengan berbagai
pihak yang berkepentingan, dengan demikian subtansi regulasi tersebut dapat menakomodir para pihak yang berkepentingan. Namun demikian, meskipun pemerintah daerah memberikan kemudahan bagi investor dan pengusaha dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusif haruslah tetap dijaga dampak sosial dan lingkungan yang terjadi, pro kepada investor bukan berarti semua RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 153
jenis
usaha layak diizinkan apalagi investasi asing, pemerintah
harus memperketat perizinan para pelaku usaha multinasional yang bergerak dibidang ritiil modern, pemerintah perlu memikirkan persyaratan ketat guna melindungi produsen produk lokal dan petani di daerah dalam jangka panjang. 2.5.8. Sumberdaya Manusia Dalam suatu organisasi, sumberdaya manusia bukan hanya sebagai alat dalam produksi tetapi memiliki peranan penting dalam kegiatan produksi suatu organisasi. Kedudukan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dengan segala aktivitas organisasi. SDM memiliki andil besar dalam maju
dan
mundurnya
organisasi,
oleh
karena
itu
kemajuan
organisasi sangat ditentukan oleh kualitas dan kapabilitas SDM didalamnya. Organisasi
yang
dimaksud
tidak
terkecuali
organisasi
pemerintah baik yang dipusat maupun di daerah kesemuanya memerlukan
SDM
yang
memberikan
pelayanan
berkualitas kepada
dan
masyarakat
kapabilitas dan
daerahnya dalam meningkatkan daya saing daerah.
dalam
memajukan Dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan daya saing daerah diperlukan SDM yang mampu memahami bagaimana menciptakan metode pelayanan
yang maksimal sehinga tercapai
pelayanan prima kepada masyarakat dan mampu melihat potensi yang
dimiliki
daerah
kemudian
menciptakan
inovasi
dalam
memanfaatkan potensi daerah. 2.6. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sebagai
tolak
ukur
kinerja
pembangunan
Kabupaten
Tasikmalaya selama waktu periode tahun 2011 – 2015, ditetapkan tolak ukur kinerja pembangunan daerah sebagai penjabaran visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pencapai indikator kinerja daerah perlu dilakukan evaluasi yang berkesinambungan sebagai masukan untuk perbaikan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, berikut ini disajikan data capaian indikator kinerja RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 154
pada tahun 2014 dibandingkan dengan target kinerjat tahun 2015 sebagai akhir RPJMD 2010- 2015 Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 2.86. Capaian Hasil Pembangunan Tahun 2015 Terhadap Target Tahun 2015 RPJMD 2010 – 2015 No 1
IndikatorMakro
2013
2014
2015
2016
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
73,12
73.22
73.48
74.39
74,01
75.01
68,42
68.68
68.54
68.42
68,69
68.46
7,31
7.28
7.40
7.6
7,50
7.76
Angka Melek huruf (%)
99,23
99.21
99.24
99.46
99,25
99.54
Daya Beli (Konsumsi/kapita/tah un) (Rp)
639.504
579,330
642,429
652,558
647.354
658,558
Indeks Pendidikan
82,40
82.32
82.60
83.2
82,82
83.6
Indeks Kesehatan
72,36
72.79
72.56
72.37
72,81
72.43
Indeks Daya Beli
64,59
64.56
65.27
67.61
66,41
69
1.720.124
1,731,181
1,728,618
1,743,299
1.735.998
1,755,502
0,6
0.75
0,5
0.70
0,4
0,70
201.200
276.989
199.346
199,093
194.800
193,120
11,6
16
11,57
11.50
11,26
11.00
15,00
13.83
16,73
17.25
23,42
18.36
8.709.660, 76
7,987,454
9,725,112
9,707,680
13,55
10,240,187
4,17
4,5 - 5,5
4,46
4,5 - 5,5
4,76
5–6
900.177*
785,956
996.608 *
933,606
952.610
942,905
51,79
45.4
57,65 *
52.54
54,87
52.59
6,46
6-7
6,5 *
6-7
5,7
6–7
Indeks Pembangunan Manusia Angka Harapan Hidup (th) Rata-Rata Lama Sekolah (th)
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan 3 Penduduk (%) Jumlah Penduduk 4 Miskin (Jiwa) Proporsinya terhadap jumlah penduduk total (%) PDRB (berlaku) (Rp. 5 Trilyun) PDRB Per kapita 6 (berlaku) (Rp.) Laju Pertumbuhan 7 Ekonomi (konstan 2000) Jumlah Penduduk 8 yang bekerja (Jiwa) Proporsi jumlah penduduk bekerja 9 terhadap jumlah penduduk total (%) Pengangguran 10 Terbuka (%) Sumber : LKPJ – AMJ 2
Bupati Tasikmalaya 2011-2015
2.6.1. Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2015 Sebagaimana kita ketahui bersama Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 merupakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
Adapun tujuan pengendalian dan evaluasi pembangunan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 155
daerah ini untuk mewujudkan konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah, konsistensi antara rencana jangka panjang daerah dengan rencana jangka panjang
nasional
dan
rencana
tata
ruang
wilayah
nasional,
konsistensi antara rencana jangka menengah daerah dengan rencana jangka panjang daerah dan rencana tata ruang wilayah daerah, konsistensi dengan rencana kerja pemerintah daerah dengan rencana kerja
menengah
daerah
dan
kesesuaian
antara
capaian
pembangunan daerah dengan indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan. 2.6.2. Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah 1) Urusan Pendidikan Permasalahan pendidikan mencakup: 1) Masih rendahnya Rata-rata Lama Sekolah, sekitar 7,3 Tahun 2) Terbatasnya ketersediaan SMA/SMK/MA Negeri 3) Belum dipenuhinya kewajiban anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBD 4) Belum
tersedianya
BOS,
BSM,
Beasiswa
berprestasi,
Beasiswa transisi yang didanai dari APBD Kab Tasikmalaya 5) Tidak meratanya pendistribusian Guru 6) Rendahnya mutu dan tata kelola pendidikan dasar 7) Keterbatasan
akses
masyarakat
terhadap
pendidikan
menengah dan tinggi.
2) Urusan Kesehatan 1) Rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dasar dan rujukan sesuai dengan standard akreditasi nasional 2) Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) serta Balita Kurang Gizi di masyarakat. 3) Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidakmenular di masyarakat
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 156
4) Keterbatasan akses terhadap pelayanan rujukan (RS) bagi masyarakat di wilayah Tasikmalaya selatan 5) Keterbatasan fasilitas kesehatan yang melayani rawat inap dikarenakan jumlah tempat tidur yang kurang mencukupi kebutuhan pelayanan masyarakat sekitar 1.400 TT 6) Keterbatasan tenaga kesehatan terutama Dokter Spesialis di RSUD dan tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringannya 7) Rendahnya cakupan PHBS di tataran Rumah Tangga dan Tempat-tempat Umum 8) Belum optimalnya pengelolaan limbah medis dan non medis di puskesmas dan jaringannya 9) Belum optimalnya promosi kesehatan terutama masih rendahnya cakupan desa siaga aktif 10) Belum tersedianya RSUD yang representatif setingkat tipe B 3) Urusan
Pemerintahan
Bidang
Pekerjaan
Umum
dan
Penataan Ruang a. Sub Bidang Air Bersih dan Air Minum 1) Masih rendahnya cakupan pelayanan air minum oleh PDAM 2) Belum sesuainya kapasitas terpasang dengan kapasitas produksi infrastruktur yang ada 3) Belum termanfaatkannya sumber-sumber air baku baru 4) Rendahnya persentase jumlah rumah yang menggunakan air bersih yang layak 5) Masih adanya wilayah rawan air bersih 6) Lemahnya perlindungan sumber mata air b. Sub bidang Air Bawah Tanah 1) Masih besarnya potensi air bawah tanah yang belum diidentifikasi dan dimanfaatkan; 2) Kurangnya sarana dan prasarana di bidang air bawah tanah; 3) Lemahnya pengawasan dan pengendalian pemanfaatan air bawah tanah c. Sanitasi dan Persampahan 1) Rendahnya kepemilikan jamban keluarga
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 157
2) Belum seimbangnya penyediaan prasarana dan sarana pengolahan air limbah domestik /rumah tangga dengan pertumbuhan penduduk; 3) Rendahnya
kepedulian
masyarakat
dan
swasta/dunia
usaha terhadap bidang kesanitasian 4) Belum dimilikinya IPAL Komunal (system off site sanitation) dan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten Tasikmalaya, untuk dapat melayani wilayah pusat kota dan kawasan perkotaan; 5) TPA
Cinangsi
sudah
over
kapasitas,
dan
masih
menggunakan sistem open dumping 6) Cakupan pelayanan persampahan sampai saat ini baru melayani daerah-daerah yang termasuk wilayah perkotaan 7) Kurangnya
sarana
dan
prasarana
pengelolaan
persampahan 8) Kurangnya pegawai yang mengelola persampahan 9) Rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam
pengelolaan
persampahan 10) Belum terbangunnya TPA Nangkaleah 11) Belum adanya TPST di wilayah pusat kegiatan lokal (PKL Karangnunggal, Ciawi, Manonjaya) 12) Belum adanya TPS di tiap kecamatan d. Bidang Pekerjaan Umum 1) Kondisi rusak berat sepanjang 156,609 km (12 persen), kondisi rusak sedang sepanjang 293,145 km (22,5%0 dan kondisi rusak ringan sepanjang 195,498 km (15%) 2) Belum tuntasnya infrastruktur jalan Ciawi-Singaparna 3) Sempitnya jalan menuju kawasan pusat pemerintahan 4) Terbatasnya
aksesibilitas/keterhubungan
dengan
kabupaten/kota lain 5) Terbatasnya cakupanpelayananjaringanjalan
dan
belum
bisa mengimbangipergerakanbarang dan orang 6) Tidak
memadainya
kapasitas
jalan
menuju
ibu
kota
Kabupaten Tasikmalaya (Singaparna) 7) Rendahnya kualitas jalan perdesaan 8) Masih banyak jembatan yang rusak dan belum terbangun RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 158
e. Infrastruktur sumber daya air dan irigasi 1) Rusaknya infrastruktur sumber daya air dan irigasi yang disebabkan
oleh
terjadinya
bencana
alam
dan
penambangan pasir Galunggung 2) Rendahnya partisipasi aktif masyarakat dalam memelihara infrastruktur yang ada 3) Belum memadainya infrastruktur sumber daya air dan irigasi dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat 4) Belum optimalnya cakupan layanan pengairan bendung Padawaras. f.
Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah
1) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan peraturan zonasi sebagai alat pengendali pemanfaatan ruang 2) Belum meningkatnya status status hierarki struktur ruang Pusat
Kegiatan
Lokal
promosi
(PKLp)
Ciawi
dan
(PKLp)Manonjaya menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) serta status PPK Rajapolah dan PPK Cikatomas menjadi PKLp 3) Belum terselesaikannya perwujudan ruang kawasan Ibu Kota
dan
kawasan
perkotaan
di
wilayah
Kabupaten
Tasikmalaya 4) Belum terpenuhinya kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 30% (persen) dari luas wilayah kota di Kabupaten Tasikmalaya 5) Belum terbangunnya pasar dan terminal di jalan Ciawi Singaparna 6) Belum optimalnya pengawasan pemanfaatan ruang 7) Belum adanya PPNS penataan ruang 4) Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan dan Permukiman 1) Banyaknya permukiman di daerah rawan bencana 2) Masih banyaknya rumah tidak layak huni di perdesaan 3) Terbatasnya Prasarana, Sarana dan Utilitas perumahan dan permukiman 4) Lemahnya pengawasan dan pengendalian ketersediaan dan penyerahan PSU perumahan dan permukiman RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 159
5) Urusan Pemerintahan Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat 1) Meningkatnya potensi konflik kepentingan dan pengaruh negatif arus globalisasi yang penuh keterbukaan 2) menurunnya wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara 3) Berkembangnya
modus-modus
kejahatan
baru
dengan
memanfaatkan teknologi canggih dan maraknya kasus-kasus kerusuhan konvensional,
dan
berbagai
transnasional,
kejahatan dan
yang
kejahatan
bersifat terhadap
kekayaan Negara 4) Makintinggi dan beragamtingkatkriminalitas di masyarakat 5) Partisipasi masyarakat dalam mendukung ketentraman dan ketertiban makin menurun 6) Sosialisasi regulasi tentang ketentraman dan ketertiban belum dapat dilaksanakan sampai tingkat bawah 7) Pelanggaran peraturan daerah makin meningkat 8) Keterbatasan jumlah anggota satpol PP dan PPNS 9) Belum optimalnya pembinaan Satuan LINMAS 6) Urusan Pemerintahan Bidang Sosial 1) Kecenderungan peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2) Penanganan PMKS masih rendah karena terbatasnya sarana dan prasarana, sumberdaya
manusia dan keberpihakan
anggaran pemerintah untuk penanganan masalah-masalah sosial 3) Belum optimalnya pemberdayaan PSKS 4) Data PMKS dan penduduk miskin belum akurat dan aktual 5) Belum ada kebijakan pagu indikatif anggaran kemiskinan dan pronangkis sesuai karakteristik kemiskinan daerah 6) Belum adaya regulasi pemanfaatan CSR bagi PMKS dan penanggulangan kemiskinan 7) Lemahnya kelembagaan penanggulangan kemiskinan 8) Makin tingginya angka penderita HIV/AIDS RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 160
7) Urusan Pemerintahan Bidang Ketenagakerjaan 1) Tingginya angka pengangguran terbuka, 6,5% 2) Terbatasnya kapasitas kelembagaan, sarana dan prasarana pelatihan serta terbatasnya paket kegiatan bimbingan usaha. 3) Rendahnya pembukaan lapangan kerja baru 4) Masih
rendahnya
keberpihakan
APBD
Kab
untuk
peningkatan keterampilan tenaga kerja agar lebih kompetitif di pasar kerja 8) Urusan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1) Masih
rendahnya
pemberdayaan
kelembagaan
pengarusutamaan gender dan anak 2) Masih
rendahnya
peran
serta
perempuan
dalam
pembnagunan 3) Belum ada data terpilah dan terpadu berbasis gender 4) Terbatasnya
akses
terhadap
kesempatan
usaha,
pendidikan, dan kesehatan bagi perempuan terutama perempuan kepala keluarga (PEKKA) 5) Makin meningkatnya jumlah dan jenis kasus KDRT, serta belum
optimalnya
peran
lembaga
sosial
masyarakat
terhadap perlindungan perempuan dan anak 6) Belum tersedianya sekretariat P2TP2A dan rumah singgah untuk penanganan kasus 7) Belum terintegrasinya pengarusutamaan gender dalam pembangunan. 9) Urusan Pemerintahan Bidang Pangan 1) Harga pangan pokok strategis yang belum stabil terutama dalam masa paceklik dan panen raya 2) Rendahnya tingkat kemandirian pangan di desa kategori miskin dan Masih banyaknya penduduk yang rawan pangan Berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 161
Daerah (BKPD) Provinsi Jawa Barat, terdapat 31 Desa Rawan Pangan di Kabupaten Tasikmalaya 3) Masih terbatasnya fasilitasi lumbung pangan perdesaan 4) Kurangnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
konsumsi
pangan yang beragam, bergizi, seimbang, aman dan halal 5) Kurangnya keragaman pangan terlihat dari indikator Pola Pangan Harapan 61,5% dari nilai ideal 100% 6) Kurang
maksimalnya
kelembagaan
ketahanan
pangan
karena keterbatasan kewenangan, tugas pokok dan fungsi 7) Rendahnya cadangan pangan pemerintah daerah 10) Urusan Pemerintah Bidang Pertanahan 1) Makin
sulit
dan
mahalnya
pengadaan
tanah
untuk
kepentingan umum 2) Banyak tanah/lahan kosong terlantar tak termanfaatkan 3) Banyak tanah pemerintah daerah dan Desa yang belum tersertifikasi 4) Masih ada potensi sengketa dan konflik pertanahan 11) Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup 1) Luas eksisting kawasan lindung masih belum mencapai target yang ditetapkan dalam RTRW Propinsi Jawa Barat, yaitu 64,32 dari total luas wilayah 2) Degradasi sumber daya alam khususnya air dan lahan, yang ditandai dengan deplesi sumber air (air permukaan dan air bawah tanah, baik kuantitas maupun kualitasnya), semakin meluasnya lahan kritis, penurunan produktifitas lahan, semakin meluasnya kerusakan hutan (terutama karena perambahan) baik hutan pegunungan maupun hutan pantai (mangrove). 3) Permasalahan Pencemaran yang meliputi pencemaran air, udara maupun tanah 4) Permasalahan
Kawasan
Pesisir
dan
Laut,
degradasi
lingkungan di kawasan pesisir disebabkan oleh fenomena alam seperti abrasi selain itu akibat ulah manusia seperti eksploitasi
sumberdaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
laut
yang
berlebihan
dan II- 162
penambangan pasir besi yang dilakukan di pesisir pantai telah menyebabkan perubahan tataguna lahan di kawasan pesisir dan kerusakan lahan di kawasan pesisir 5) Lemahnya fungsi pengendalian 6) Masih rendanya tingkat kesadaran para pelaku usaha dan/atau kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup 7) Kurangnya sarana dan prasarana pengawasan lingkungan lingkungan 8) Belum
optimalnya
implementasi
dokumen
lingkungan
hidup dalam usaha dan/atau kegiatan 9) Meningkatnya kerusakan lingkungan dan alih fungsi lahan. 12) Urusan Pemerintahan Bidang Adminisrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 1) Keterbatasan
akses
layanan
dan
tertib
administrasi
pengelolaan kependudukan dokumen kependudukan dan catatan sipil 2) Lemahnya data kependudukan 3) Belum optimalnya pemanfaatan data kependudukan untuk pembangunan daerah 4) Tidak
terintegrasinya
pengelolaan
pengendalian
kependudukan dengan administrasi kependudukan 5) Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya data kependudukan dan catatan sipil 6) Belum tersedianya sarana dan prasarana mobilitas layanan kependudukan dan catatan sipil. 13) Urusan
Pemerintahan
Bidang
Pemerintahan,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1) Masih rendahnya sumber daya aparatur pemerintahan desa dalam tata kelola pemerintahan dan keuangan desa 2) Terbatasnya tingkat kesejahteraan aparatur pemerintahan desa 3) Belum optimalnya peran lembaga
desa dan lembaga
masyarakat desa RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 163
4) Lemahnya lembaga ekonomi Desa 5) Masih
terbatasnya
prasarana
dan
sarana
pendukung
penyelenggaraan pemerintah desa 6) Masih terbatasnya infrastruktur dasar perdesaaan 7) Menurunnya nilai-nilai gotong royong masyarakat dalam pembangunan desa 8) Belum dikembangkannya sistem informasi desa 9) Belum baiknya tata kelola pemerintahan desa 10) Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan desa 11) Belum ditetapkannya target PADes 14) Urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 1) Laju pertumbuhan penduduk masih harus dikendalikan 2) Keterbatasan
ketersediaan
alat
kontrasepsi
gratis
bagi
masyarakat miskin 3) Lemahnya data kependudukan 4) Keterbatasan tenaga penyuluh program KB 5) Rendahnya usia perkawinan pertama 6) Tidak
terintegrasinya
pengelolaan
pengendalian
kependudukan dengan administrasi kependudukan 7) Lemahnya institusi KB 8) Terbatanya pembinanaan ketahanan keluarga 15) Urusan Pemerintahan Bidang Perhubungan 1) Masih banyak daerah yang belum terlayani trayek angkutan umum 2) Masih banyaknya pelanggaran terhadap aturan pembatasan tonase muat barang 3) Belum terlaksananya pembangunan terminal baru tipe B 4) Belum optimalnya pengelolaan sub terminal; 5) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana lalu-lintas dan angkutan jalan; 6) Belum adanya trayek menuju lokasi-lokasi strategis seperti ke pusat pemerintahan; RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 164
7) Belum adanya perencanaan pengembangan perhubungan laut 8) Belum optimalnya rekayasa lalu lintas terutama di ibu kota Kabupaten. 16) Urusan Pemerintahan Bidang Komunikasi dan Informatika 1) Terbatasnya
cakupan
layanan
untuk
infrastruktur
telekomunikasi kabel 2) Terbatasnya akses dan kemampuan masyarakat menikmati layanan telekomunikasi nirkabel 3) Belum terintegrasinya layanan pemerintah berbasis teknologi informasi 4) Belum tersedianya sarana dan prasarana yang mendukun pelaksanaan E Goverment 17) Urusan Pemerintah Bidang Koperasi, UKM, Industridan Perdagangan Bidang Koperasi 1) Masih rendahnya kualitas/pengelolaan manajemen Koperasi 2) Masih rendahnya pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan tentang perkoperasian 3) Masih rendahnya Qualifikasi/kualitas SDM koperasi 4) Terabatasnya akses terhadap potensi pasar dan sumber produktif lainya 5) Masih terbatasnya kemampuan akses permodalan 6) Rendahnya pemahaman tentang pentingnya penilaian kesehatan Koperasi simpan pinjam dan USP-Koperasi. Bidang UKM 1) Masih kurangnya pemahamantentang manajemen usaha 2) Masihrendahnyatingkat keterampilan pelaku UKM 3) Masih kurangnya inovasi dan penerapan TTG
yang
berdampak pada kemampuandaya saingproduk 4) Kurangnya Diversifikasi dan tingkat kreatifitas desain produk 5) Terbatasnya anggaran untuk pembangunan bidang UKM RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 165
6) Belum terbangunnya rumah kemasan Bidang Industri 1) Masih Rendahnya struktur industri dan pemberdayaan IKM untuk dapat mendorong sector ekonomi daerah 2) Belum optimalnya kemampuan desain dan packaging produk 3) Kurangnya sarana dan prasarana bagi sentra-sentra industri 4) Belum memadainya peralatan produksi dan keterbatasan bahan baku 5) Akses teknologi terbatas Bidang Perdagangan 1) Belum terbentuknya lembaga kemetrologian 2) Belum optimalnya pemanfaatan sistem resi gudang (SRG) 3) Belum terbentuknya badan penyelesaian sengketa konsumen 4) Belum terbentuknya pasar terbit ukur 5) Masih kurangnya kualitas produk unggulanyang berdaya saing 6) Belum adanya pasar induk kabupaten 7) Kurangnya fasilitasi HAKI 8) Masih kurangnya fasilitas pemerintah daerah dalam perdagangan ekspor 9) Kurangnya promosi dan misi dagang ke LN dalam rangka persaingan MEA 10) Belum ada penataan dan pemberdayaan PKL 18) Urusan Pemerintah Bidang Penanaman Modal 1) Rendahnya
investasi
karena
iklim
investasi
kurang
kondusif 2) Belum
semua
kewenangan
perizinan
diselenggarakan
secara terpadu 3) Kajian
potensi
dan
peluang
investasi
yang
dapat
ditawarkan kepada investor masih terbatas. 4) Belum optimalnya kemitraan dengan KADIN RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 166
5) Kurangnya daya dukung regulasi dan kebijakan investasi 6) Lemahnya data dan informasi penanaman modal 7) Rendahnya promosi investasi penanaman modal 19) Urusan Pemerintah Bidang Kepemudaan dan Olahraga 1)
Pembinaan olahraga yang belum terpadu antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga rekreasi di lingkungan masyarakat, dan olahraga prestasi untuk kelompok atlit
2)
Keterbatasan peran pemerintah daerah dalam proses penjaringan, panyaluran dan kompetisi atlet potensial secara berjenjang
3)
Terbatasnyasarana dan prasarana olahraga
4)
Rendahnya prestasi olah raga daerah pada kompetisi regional dan nasional
5)
Tingginya
tingkat
pengangguran
pemuda
dengan
keterampilan rendah 6)
Tidak berjalannya pelayanan kepemudaan
7)
Ketidakjelasan
pengelolaan
urusan
pelayanan
kepemudaan dan olah raga 20) Urusan
Pemerintahan
Bidang
Penelitian
dan
Pengembangan 1) Penyelenggaraan kebijakan pemerintah daerah dengan berbasis penelitian belum optimal. 2) Pemanfaatan Iptek dan TI di masyarakat masih kurang. 3) Fasilitasi, sarana, dan prasarana fisik dan non fisik bagi pengembangan penelitian baik ilmu dasar maupun ilmu terapan sesusai dengan perkembangan teknologi global guna mendukung peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing daerah masih belum optimal. 4) Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan daerah belum berjalan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 167
21) Urusan Pemerintahan Bidang Statistik, Penelitian dan Pengembangan 1) Belum tingginya kesadaran pentingnya data statistik 2) Rendahnya ketersediaan statistik sektoral yang dimiliki pemerintah daerah 22) Urusan Pemerintah Bidang Persandian 1) Belum dilaksanakannya penyeleggaraan urusan persandian 2) Belum dimilikinya pola persandian antar perangkat daerah 23) Urusan Pemerintahan Bidang Kebudayaan 1) Rendahnya ketahanan budaya masyarakat akibat imbas perubahan global 2) Belum optimalnya proses regenerasidalam rangka pewarisan budaya daerah 3) Belum termanfaatkannya produk budaya sebagai potensi industri kreatif 4) Masih rendahnya sumber Daya Manusia yang kompeten dalam Bidang Kebudayaan 24) Urusan Pemerintahan Bidang Perpustakaan dan Arsip 1) Kurangnya minat dan budaya baca masyarakat 2) Keterbatasan sarana dan prasarana perpustakaan 3) Terbatasnya tenaga pengelola perpustakaan (Pustakawan) 4) Keterbatasan sarana dan prasarana kearsipan 5) Terbatasnya tenaga pengelola kearsipan (Arsiparis) 25) Urusan Pemerintahan Bidang Kelautan dan Perikanan 1) Kurangnya armada penangkapan, alat tangkap serta alat bantu penangkapan 2) Rendahnya produksi hasil tangkap 3) Belum
selesaianya
penyediaan
sarana
dan
prasarana
perikanan tangkap (Pangkalan Pendaratan Ikan/PPI) 4) Degradasi kualitas lingkungan pesisir yang mengakibatkan jumlah ikan di sekitar pesisir menurun drastis
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 168
5) Terbatasnya Kewenangan pengelolaan pesisir yang bukan lagi kewenangan Pemerintah Kabupaten akibat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 6) Rendahnya kesadaran Nelayan akan keselamatan pada saat melaut 7) Kurangnya diversivikasi usaha nelayan selain penangkapan ikan. 8) Berkurangnya kualitas, kuantitas, dan debit air di sentra perikanan air tawar 9) Masih rendahnya produktivitas perikanan budidaya air tawar, payau dan laut 10) Rendahnya kualitas induk ikan yang digunakan masyarakat pembenih ikan 11) Masih kurangnya sarana dan prasarana pembenihan ikan 26) Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata 1) Aksesibilitas, Fasilitas, Sarana dan Prasarana serta atraksi wisata yang belum optimal 2) Masih rendahnya minat pihak ke tiga untuk mengelola potensi pariwisata 3) Belum optimalnya startegi pemasaran pariwisata 4) Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia di
Bidang
Pariwisata 27) Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian 1) Keterbatasan Kepemilikan Lahan dengan rata-rata <0,25 Ha 2) Tingginya laju alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian terutama untuk sawah produktif yang beririgasi teknis. 3) Sektor pertanian bukan lagi pilihan utama sebagai sumber mata pencaharian 4) Penurunan kesuburan tanah akibat praktek pertanian intensif bertahun-tahun 5) Menurunnya kualitas infrastruktur pertanian terutama jaringan irigasi tersier
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 169
6) Input produksi pertanian relatif terbatas pada umumnya disebabkan masih lemahnya kemampuan finansial untuk pengembangan usaha 7) Penerapan teknologi tepat guna masih terbatas 8) Masih terbatasnya sarana dan prasarana panen dan pasca panen 9) Rendahnya
kualitas
dan
nilai
tambah
produk
yang
dihasilkan 10) Kelembagaan kelompok tani belum mandiri 11) Berkurangnya sumber daya manusia pertanian (penyuluh yang
berkurang
karena
masa
pensiun
sedangkan
penggantinya tidak sebanding dengan jumlah penyuluh yang berkurang) 12) Belum
diterapkannya
pembangunan
pertanian
yang
menerapkan sistem pertanian terpadu (Integrated farming System)/belum terintegrasinya tanaman dan ternak dalam penyediaan bahan pupuk organic 13) Masih
kurangnya/lemahnya
berorientasi
pada
penelitian-penelitian
produk-produk
yang
unggulan
pertanian/inovasi produk pertanian 14) Distribusi subsidi pupuk masih kurang lancer 15) Belum tersertifikasinya produk buah-buahan local 16) Sistem agribisnis dari sub sistem pemasaran masih lemah dan
infrastruktur
penunjang
belum
ada
(terminal
agribisnis) 17) Kawasan hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan belum terkelola dengan baik 18) Nilai Tukar Petani (NTP) yang masih rendah (perhitungan NTP di BPS) 19) Masih lemahnya aspek permodalan (aspek sub sistem penyediaan jasa agribisnis masih lemah) 20) Belum konsistennya dan terbatasnya pelaksanaan sistem pertaanian organik.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 170
28) Urusan Pemerintahan Bidang Peternakan 1) Belum optimalnya manajemen pemeliharaan ternak yang dilakukan peternak sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas dan populasi ternak. 2) Kondisi
rumah
potong
hewan,
Pasar
Hewan,
Unit
Perbibitan Ternak masih jauh dari memadai 3) Kurangnya
sarana
prasarana
Pelayanan
Kesehatan
Hewan; 4) Terbatasnya jumlah tenaga teknis lapangan (Penyuluh, Medis Veteriner, dan Paramedis Veteriner); 5) Terbatasnya akses peternak terhadap permodalan; 6) Tingkat penyediaan ternak besar (sapi dan kerbau) belum bisa memenuhi kebutuhan yang disebabkan permintaan pasar semakin meningkat dan belum diimbangi dengan penambahan populasi. 7) Usaha ternak bersifat sambilan masih jauh dari skala ekonomi yang terlihat dari perbandingan kepemilikan ternak per peternak masih rendah; 8) Terbatasnya hijauan makanan ternak yang diakibatkan oleh terbatasnya lahan dan belum berjalanya teknologi pengawetan pakan ternak; 9) Masih rendahnya produk asal ternak yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh, Halal 29) Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan dan Perkebunan 1) Laju deforestasi tidak seimbang jika dibandingkan dengan upaya rehabilitasi hutan dan lahan 2) Menurunnya sifat hidrologis tanah pada lahan kritis 3) Rendahnya pendapatan masyarakat di sekitar kawasan hutan negara 4) Rusaknya sumber mata air karena penebangan pohon di sekitarnya 5) Nilai tambah komoditas kehutanan yang rendah karena dijual dalam bentuk barang mentah 6) Masih rendahnya tingkat produktivitas perkebunan RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 171
7) Harga jual komoditas perkebunan yang fluktuatif karena merupakan komoditas ekspor 8) Rendahnya nilai tambah komoditas perkebunan karena petani
perkebunan
rakyat
sebagian
besar
menjual
hasilnya dalam bentuk bahan mentah 9) Banyaknya
lahan
HGU
yang
habis
izinnya
tidak
dimanfaatkan 10) Terbatasnya penggunaan bibit unggul/yang bersertifikat oleh masyarakat 11) Lemahnya pengendalian hama dan penyakit terpadu 12) Lemahnya pengawasan peredaran bibit tanaman dan mutu obat. 30) Urusan Pemerintahan Bidang Pertambangan dan Sumber Daya Mineral 1) Belum adanya peneysuaian Tugas Pokok dan Fungsi pengelola Sub-Urusan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral yang disesuaikan dengan kewenangan Kabupaten 2) Tidak adanya kepastian hukum dan kepastian investasi dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara di Kabupaten
sehingga
pemrosesan
Izin
Usaha
Pertambangan (IUP) tidak dapat memberikan kejelasan dalam aspek persyaratan, prosedur, mekanisme dan waktu 3) Kerusakan lingkungan dan infrastruktur jalan akibat penambangan tanpa izin yang tidak terkendali 4) Belum adanya masterplan ataupun grand design arah pengelolaan kegiatan usaha pertambangan 5) Pengelolaan kegiatan pertambangan masih berorientasi terhadap penjualan raw material, sehingga tidak dapat memberikan nilai tambah 6) Pengangkutan hasil tambang masih menggunakan fasilitas jalan
Kabupaten/Provinsi/Nasional
yang
berdampak
terhadap kerusakan jalan 7) Belum adanya pelabuhan/terminal khusus pertambangan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 172
8) Orientasi
pelaku
usaha
pertambangan
hanya
pada
penambangan bahan galian saja, tanpa memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan dan reklamasi lahan bekas tambang 9) Masih lemahnya penegakkan hukum (law enforcement) 10) Pengelolaan data pertambangan belum terintegrasi secara optimal, baik data potensi pertambangan, pelaku usaha pertambangan dan data lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan 11) Banyaknya
lahan
bekas
penambangan
yang
belum
dilakukan reklamasi 12) Cakupan elektrifikasi baru mencapai 71,38 % 13) Masih terbatasnya penyediaan sumber-sumber energi alternatif seperti Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) mikro hidro dan biogas 14) Masih ada kampung yang belum terjangkau aliran listrik 15) Belum adanya data kebutuhan energi 31) Urusan Pemerintah Bidang Kebencanaan 1) Belum adanya pemetaan resiko bencana 2) Masih sedikit desa menjadi desa tangguh bencana 3) Belum
terwujudnya
keterpaduan
antar
instansi
pemerintah maupun dengan lembaga lainnya, dalam menindaklanjuti penanggulangan bencana, baik pada tahapan
pra-bencana,
tanggap
darurat
dan
pasca
bencana; 4) Belum optimalnya keterlibatan masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah lainnya dalam penanggulangan bencana; 5) Belum dimilikinya secara keseluruhan dokumen rencana kontingensi untuk semua jenis bencana yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya 6) Keterbatasan sarana prasarana penanggulangan bencana 7) Keterbatasan
sarana
dan
prasarana
serta
personil
kebakaran
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 173
32) Bidang Keagamaan 1) Belum
optimalnya
peran
lembaga-lembaga
keagamaan
dalam kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat 2) Belum
optimalnya
pengumpulan,
pengelolaan
dan
penyaluran zakat profesi 3) Kecenderungan
menurunnya
pendidikan
keagamaan
terutama di lingkungan keluarga 4) Belum optimalnya upaya peningkatan kesejahteraan bagi guru madrasah diniyah 33) Urusan Pemerintahan Bidang Politik 1) Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap lembagalembaga politik 2) Kecenderungan penurunan partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum 3) Partisipasi masyarakat dalam penyusunan dan pengambilan kebijakan publik masih rendah 4) Belum
optimalnya
proses
pendidikan
politik
kepada
masyarakat 5) Keberpihakan anggaran pendidikan politik masih rendah 6) Proses politik makin mahal 7) Maraknya politik uang 8) Kurang berjalannya fungsi representasi lembaga perwakilan rakyat
34) Urusan Pemerintahan Bidang Hukum 1) Belum adanya grand design tentang pembuatan program legislasi daerah 2) Belum ada integrasi antara kebijakan dan regulasi/regulasi kurang mendukung kebijakan 3) Kurang
dan
rendahnya
kapasitas
dan
kompetensi
sumberdaya manusia di bidang hukum 4) Masih rendahnya budaya hukum masyarakat 5) Rendahnya produk hukum daerah RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 174
35) Urusan Pemerintahan Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik 1) Kelembagaan OPD masih belum sepenuhnya berdasarkan prinsip organisasi yang efektif dan efisien, sehingga struktur organisasi belum tepat fugsi dan tepat ukuran 2) Sistem manajemen kepegawaian belum mampu mendorong peningkatan profesionalitas, kompetensi, dan remunerasi yang adil dan layak sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja. 3) Masih rendahnya sarana dan prasarana pemerintahan 4) Penempatan pegawai belum sesuai dengan kompetensi pegawai dan proporsional 5) Reformasi birokrasi belumoptimal 6) Masih rendahnya disiplin aparatur 7) Belum optimalnya tata laksana/sistem kerja 8) Belum optimal dan proporsionalnya pemberian tunjangan kinerja 9) Belum
memiliki
sarana
dan
prasarana
pengembangan
aparatur 10) Cakupan peserta Diklat masih kecil, 5% dari total pegawai per tahun 11) Kekuarangan pegawai untuk formasi tertentu. 36) Urusan Pemerintahan Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah 1) Inkonsistensi perencanaan dan penganggaran 2) Lemahnya data dan informasi pembangunan 3) Perencanaan
pembangunan
belum
terintegrasi
berbasis
teknologi informasi 4) Masih rendahnya kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 175
37)
Urusan Pemerintahan Bidang Keuangan Daerah
1) PAD rendah sehingga ketergantungan terhadap dana transfer masih tinggi 2) Masih adanya aset yang belum tersertifikasi 3) Sebagian aset belum dimanfaatkan dengan optimal sebagai sumber pendapatan 4) Belum proporsionalnya belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 5) Terbatasnya personalia pengelola keuangan daerah dengan latar belakang pendidikan akuntansi 6) Terbatasnya pemutakhiran penilaian objek pajak secara massal. 2.7.
Isu Strategis Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010, isu strategis adalah kondisi/hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya signifikan bagi daerah. Kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan,
akan
menghilangkan
peluang
meiningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik isu strategis adalah kondisi/hal bersifat penting, mendasar, berjangka panjang,
mendesak,
bersifat
kelembagaan/keorganisasian
dan
menentukan tujuan di masa yang akan datang. Mengingat permasalahan pembangunan sangat banyak seperti disebutkan di atas, untuk menentukan permasalahan yang akan dijadikan bahan isu strategis perlu terlebih dahulu diidentifikasi isu global,
nasional,
regional,
dan
lokal
sesuai
dinamika
yang
berkembang saat ini. Adapun isu strategis yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 176
Tabel 2.87 Kerangka Ketrkaitan Isu Strategis Isu Strategis Dinamika Global
Dinamika Nasional Nawa Cita
Dinamika Regional (Jawa Barat)
I. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): 1. Menghapus kemiskinan. 2. Menghapus kelaparan dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. 3. Kesehatan untuk semua umur. 4. Pendidikan yang berkualitas dan merata. 5. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan remaja perempuan. 6. Ketersedaiaan air minum dan sanitasi untuk semua. 7. Energi untuk semua. 8. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan lapangan kerja yang layak. 9. Infrastruktur yang kuat dan industrialisasi yang berkelanjutan. 10. Menurunkan ketimpangan. 11. Kota dan hunian yang inklusif, aman dan berkelanjutan.
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan
Tujuan Inti Pembangunan Jawa Barat (Common Goals) dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat: 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan 2. Peningkatan Kualitas Kesehatan 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat 4. Kemandirian Pangan 5. Peningkatan Kinerja Aparatur 6. Pengembangan Infrastruktur Wilayah 7. Kemandirian Energi dan Kecukupan Air Baku 8. Penanganan Bencana dan Pengendalian Lingkungan Hidup 9. Pembangunan Perdesaan 10. Pengembanga n Budaya Lokal dan Destinasi Wisata
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 11.
12. 13.
Isu Strategis Kabupaten Tasikmalaya Mutu dan tata kelola pendidikan dasar Akses pendidikan menengah dan tinggi Kualitas dan aksesibilitas upaya kesehatan Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar dan strategis Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pusat Pemerintahan Penataan Ruang dan Pemanfaatan SDA yang Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Penanggulangan Kemiskinan, Perlindungan dan Jaminan Sosial Pengangguran Pengarusutamaan gender dalam pembangunan dan perlindungan perempuan dan anak Ketahanan Pangan Pemberdayaan masyarakat dan Penyelenggaraan tata Kelola Pemerintahan II- 177
12. Pola konsumsi dan produksi yang Berkelanjutan . 13. Melawan perubahan iklim dan dampaknya 14. Konservasi pemanfaatan laut, pesisir dan laut dalam. 15. Melindungi dan merestorasi ekosistem, dan perlindungan hutan. 16. Masyarakat yang damai, tanpa kekerasan, pemerintahan yang akuntabel, antikorupsi dan non– diskriminasi. 17. Kerja sama internasional yang semakin kuat.
bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter/mental bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
14.
15.
16.
17. 18.
19. 20.
21.
Desa yang baik Pertumbuhan dan persebaran penduduk Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat Perlindungan dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Arus Kunjungan Wisatawan Reformasi Birokrasi untuk Pemerintahan yang Baik dan Bersih Alih fungsi lahan pertanian Nilai tambah dan daya saing produk pertanian Kemampuan riil keuangan daerah
II. Pemberlakuan ASEAN Economic Community, ditandai: 1. arus bebas barang bagi negara-negara ASEAN; 2. arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi; 3. arus tenaga kerja terampil; dan 4. arus bebas modal.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 178
Dalam penentuan isu strategis perlu dilakukan pembuatan kriteria untuk pembobotan nilai isu strategis tersebut adapun kriteria sebagai berikut : Kriteria Nilai pembobotan Isu Strategis No 1 3 4 5 6 7
Kriteria Memiliki pengaruh yang significan terhadap sasaran pencapaian pembangunan nasional Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah Dampak yang besar terhadap pemerintah daerah dan masyarakat Memiliki daya dorong terhadap pembangunan daerah Memungkinkan untuk dapat ditangani pemerintah daerah Janji Politik Kepala Daerah Total
Nilai 20 10 20 10 15 25 100
Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah tahun 2017 dapat didefinisikan beberapa isu strategis sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Isu Strategis Rangking Penanggulangan Kemiskinan, Berbasis Bantuan 1 Dan Perlindungan Sosial Serta Pemberdayaan Masyarakat Penuntasan Wajar Pendidikan Dasar 12 Tahun 2 Peningkatan Kualitas Dan Aksebilitas Pelayanan 3 Kesehatan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Dan 4 Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat Meningkatkan Kualitas Dan Cakupan Pelayanan 5 Infrastruktur Dasar Dan Strategis Pemberdayaan Masyarakat Dan Penyelenggaraan 6 Tata Kelola Pemerintahan Desa Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum 7 Dan Perlindungan Masyarakat Peningkatan Sarana Dan Prasarana Wilayah Di 4 8 Kecamatan (Ciawi, Cikatomas, Manonjaya Dan Karangnunggal) Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perkotaan 9 Singaparna Penanganan Rawan Pangan Menuju Kemandirian 10
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
II- 179