PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 59 JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
NUR FAIZAH NIM: 1110018200030
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 8 Oktober 2014
Yang mengesahkan,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Ali Nurdin, M. Pd
Dr. Fathi Ismail, MM
NIP. 195506011981031005
NIP. 194910121978031003
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 November 2014 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 14 November 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal
Tanda Tangan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 1 004
……….
……………...
……….
………………
……….
……………....
……….
………………
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi) Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd NIP. 19730302 200501 1 002 Penguji I Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP. 19560530 198503 1 002 Penguji II Dr. Jejen Musfah, MA NIP. 19770602 200501 1 004 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Nur Faizah
NIM
:
1110018200030
Jurusan
:
Manajemen Pendidikan
Alamat
:
Jl. Panjang Cidodol RT.002 RW.013 No.32 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama Pembimbing I
:
Drs. Ali Nurdin, M. Pd.
NIP
:
19550601 198103 1 005
Jurusan/Program Studi
:
Manajemen Pendidikan
Nama Pembimbing II
:
Dr. Fathi Ismail, MM.
NIP
:
19491012 197803 1 003
Jurusan/Program Studi
:
Manajemen Pendidikan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 8 Oktober 2014 Yang Menyatakan
Nur Faizah
ABSTRAK
Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta, Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan mengenai kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi wawancara, studi dokumentasi dan observasi dengan interviewee, yaitu Kepala SMKN 59 Jakarta, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, Kepala Laboratorium Sekolah dan Kepala Perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta sudah baik. Hanya saja karena belum memiliki Standar Operating Procedure (SOP) maka ada beberapa kegiatan dalam perencanaan yang belum berjalan dengan baik. Selain itu, teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta belum optimal. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pemeliharaan tidak dilaksanakan pendataan sesuai dengan teknik pemeliharaan. Namun dalam hal penganggaran untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dana yang dialokasikan untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sudah cukup. Rekomendasi yang dapat penulis berikan agar pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan secara optimal ada 3 (tiga). Pertama, perlu dilakukan analisis kebutuhan secara lebih matang dalam membuat perencanaan program kerja sarana dan prasarana oleh Tim Sarana dan Prasarana Sekolah. Kedua, Tim Sarana dan Prasarana Pendidikan harus melakukan pendataan terhadap sarana dan prasarana yang rusak. Ketiga, Kepala Sekolah harusnya lebih intensif lagi dalam melakukan pengawasan dan memberikan kesadaran kepada seluruh warga sekolah dalam memelihara sarana dan prasarana sekolah.
Kata Kunci: Pemeliharaan, Sarana dan Prasarana.
i
ABSTRACT
Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Maintenance of Educational Facilities in Public Vocational High School 59 Jakarta, Thesis Program Degree of Strata I (S1), Program Study of Management Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2014. This study aims to describe the maintenance of educational facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta. The method that used in this study is a qualitative approach to describe the maintenance activities of educational facilities were conducted at Public Vocational High School 59 Jakarta. Data collection techniques were used, including interviews, documentation studies and observation with the interviewees, the Head of 59 Vocational High School Jakarta, Vice Principal field Infrastructures, The Head of the School Laboratory and the Head of Library. The results of the research showed that the maintenance of educational facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta is good. But, because of Public Vocational High School 59 Jakarta does not have a Standar Operating Procedure (SOP) so that there was some plans has not been going well. In addition, maintenance techniques of educational facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta is not optimal. This is due, the data collection acitivities of maintenance is not carried out in accordance with the maintenance techniques does. However, in terms of budgeting for maintenance of educational facilities, the funds that allocated for maintenance activities for school infrastructure is sufficient. There are three recommendations which can writer given to the maintenance of educational facilities in order to can be performed optimally. First, it is necessary to analyze the needs to be done better of the planning work program infrastructure by the School Facilities and Infrastructure Team. Second, The School Facilities and Infrastructure Team should record all of the damaged facilities and infrastructure. Third, the principal should be more intensive in the monitoring and bring awareness to the entire school community in maintaining school facilities and infrastructure.
Keywords: Maintenance, Facilities and Infrastructure.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillaahirabbilaalamin, puji serta syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Allahummashalli’ala Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah.
Dengan penuh rasa syukur, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun Alhamdulillah berkat bantuan, dorongan dan bimbingan baik moral maupun material dari banyak pihak sehingga penulis dapat membuat skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ali Nurdin, M. Pd. dan Dr. Fathi Ismail, MM., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan. 6. Drs. H. Ramli, M. Pd., Kepala SMKN 59 Jakarta. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan kesehatan. 7. Elizar Kamal, S. Pd., Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana serta semua guru dan staf SMKN 59 Jakarta yang telah menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. 8. Mamah dan Ayah (Alawiyah dan Hidayat), terima kasih banyak atas segala dukungan baik moral maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakak dan adik (M. Fadli, Nurmayanti, S. Kom, Andriansyah, S.E, dan Chaerullah), terima kasih untuk dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Rekan-rekan seperjuangan MP angkatan 2010, khususnya untuk Mecca, Sefti dan Siti. Terima kasih teman untuk segala bantuan, motivasi dan dukungan kalian.
Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan pembaca umumnya.
Jakarta, 8 Oktober 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7 D. Perumusan Masalah .................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II
KAJIAN TEORITI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................... 9 1. Pengertian Sarana Pendidikan ............................................ 9 2. Pengertian Prasarana Pendidikan Pendidikan ..................... 11 3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan...................... 12 4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ........ 18 B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................... 28 1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ...................... 28 2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana .. 30 3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.......... 31 4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ........................ 31 5. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ....................... 33 6. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ................... 36 C. Hasil Kajian yang Relevan ....................................................... 38 D. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu .................................. 39
v
E. Kerangka Berpikir .................................................................... 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 41 B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 41 C. Subjek Penelitian ........................................................................ 42 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................. 43 E. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 46 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 50 G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ......................... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 54 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta ............................. 54 2. Identitas Sekolah .................................................................. 54 3. Visi dan Misi SMK Negeri 59 Jakarta ................................. 54 4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK Negeri 59 Jakarta........................................................ 55 5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta .................... 57 6. Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta ....................... 61 B. Deskripsi dan Analisis Data ...................................................... 62 1. Perencanaan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................................................................... 62 2. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..... 67 3. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................................................................... 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 94 B. Saran ........................................................................................... 95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu.................................................. 38
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian................................................ 41
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data .............................. 46
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Kepala SMKN 59 Jakarta................ 47
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Wakasekbid. Sarana dan Prasarana . 48
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara Kepala Laboratorium ...................... 49
Tabel 3.6
Pedoman Wawancara Kepala Perpustakaan ....................... 49
Tabel 4.1
Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta ..................................... 55
Tabel 4.2
Data Karyawan SMK Negeri 59 Jakarta............................. 56
Tabel 4.3
Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta.................................... 57
Tabel 4.4
Data Inventaris Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta....................................................... 58
Tabel 4.5
Rincian Tugas Tim Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta....................................................... 72
Tabel 5.1
Sarana Ruang Kelas ............................................................ 98
Tabel 5.2
Sarana Ruang Perpustakaan ................................................ 98
Tabel 5.3
Sarana Laboratorium Komputer ......................................... 99
Tabel 5.4
Sarana Laboratorium Multimedia ....................................... 100
Tabel 5.5
Sarana Laboratorium Pemasaran ........................................ 101
Tabel 5.6
Sarana Laboratorium Bahasa .............................................. 102
Tabel 5.7
Sarana Ruang Pimpinan ...................................................... 102
Tabel 5.8
Sarana Ruang Guru ............................................................. 103
Tabel 5.9
Sarana Ruang Tata Usaha ................................................... 104
Tabel 5.10
Sarana Tempat Ibadah......................................................... 104
Tabel 5.11
Sarana Toilet ....................................................................... 105
Tabel 5.12
Sarana Gudang .................................................................... 106
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta ....................... 61
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Hasil Wawancara
Lampiran 2
Rincian Rencana Program Kerja 2013/2014
Lampiran 3
Evaluasi Program Kerja 2013/2014
Lampiran 4
Rencana Anggaran Program Kerja 2013/2014
Lampiran 5
Kartu Pemeliharaan Barang Tahun 2013
Lampiran 6
Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Bahasa
Lampiran 7
Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Pemasaran
Lampiran 8
Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Multimedia
Lampiran 9
Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Komputer (KKPI)
Lampiran 10
Rincian Tugas Tim Sarpras
Lampiran 11
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 12
Surat Izin Penelitian
Lampiran 13
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 14
Lembar Uji Referensi
Lampiran 15
Biodata Penulis
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Sebagai agent of change, pendidikan mampu meningkatkan taraf hidup manusia menjadi lebih baik. Dalam kehidupannya, manusia perlu dididik dan mendidik dirinya untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan hidupnya secara terus menerus. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pelaksanaan pendidikan harus menjamin peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan perkembangan zaman yang ada agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, pemerintah telah mengatur delapan standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 ayat 1 pasal 1 dijelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Secara umum, penyelenggaraan proses pendidikan sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan utama dari lembaga pendidikan. Dalam pencapaian tujuan tersebut tentunya terkait dengan banyak
1
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, h.1.
1
2
faktor yang di antaranya adalah pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat 1 disebutkan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.2 Dengan adanya standar pendidikan tersebut, sekolah harus dapat mengelola semua sumber daya yang ada sesuai dengan standar yang telah ditetapkan demi mencapai tujuan pendidikan. Agar tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah haruslah berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu hambatan apapun. Dalam proses belajar mengajar, agar peserta didik dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik maka harus ditopang dengan fasilitas belajar yang memadai yaitu dengan adanya sumber-sumber belajar yang berfungsi dengan baik seperti adanya perpustakaan yang lengkap, laboratorium serta bengkel-bengkel kerja dan dapat menggunakan teknologi informasi.3 Kegiatan belajar mengajar akan efektif jika ketersediaan sarana dan prasarana yang ada memadai dan berfungsi dengan baik. Namun hal tersebut tidaklah cukup karena meskipun sarana dan prasarana yang ada tersedia secara memadai, tetapi pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana tersebut tidak dilakukan dengan baik maka nilai guna dan nilai daya dari 2
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 8, h. 3. 3 Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa Depan), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 176
3
sarana dan prasarana tersebut akan menyusut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan merupakan masalah yang sering terjadi di suatu lembaga pendidikan, di mana kenyataan di lapangan banyak ditemukan bahwa sekolah tidak mampu memelihara sarana dan prasarana yang dimilikinya sehingga menyebabkan sarana dan prasarana tersebut rusak dan tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya lagi. Banyak sekolah yang tidak melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang dimilikinya sehingga saat sarana dan prasarana tersebut rusak maka sekolah langsung melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana tersebut. Padahal jika pemeliharaan dilakukan secara baik dan berkala, maka tentunya hal ini akan meningkatkan efisiensi dari sarana dan prasarana yang ada. Pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
itu
sendiri
bertujuan
untuk
memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya), untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa, untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu dan untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut.4 Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu Standar Nasional Pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan, sehingga melengkapi sarana dan prasarana menjadi hal yang mutlak. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 45 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan
pendidikan
sesuai
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Hal tersebut juga diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab VII pasal 42 ayat 1 bahwa “Setiap satuan 4
Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Media, 2007), h. 106
4
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang
proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.5 Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), standar sarana dan prasarana untuk satu SMK/MAK harus memiliki sarana dan prasarana yang mampu melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 48 rombongan belajar.6 Jika melihat pada kenyataan yang ada, di mana sarana dan prasarana pendidikan tidak dapat menunjang proses belajar mengajar karena memang pengadaan sarana dan prasarana yang tidak diperhatikan dengan baik, banyak juga sekolah yang sarana dan prasarana pendidikannya sudah cukup memadai namun karena tidak dilakukan pemeliharaan terhadap fasilitas sekolah tersebut, sarana dan prasarana yang ada menjadi rusak atau tidak dapat digunakan lagi sesuai dengan fungsinya. Bahkan terkadang sarana dan prasarana yang rusak tersebut diabaikan begitu saja tanpa adanya tindak lanjut
untuk
mengatasi
masalah
tersebut.
Hal
ini
tentunya
akan
mempengaruhi atau bahkan menghambat kelancaran kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah.
Berdasarkan
kondisi
tersebut,
lembaga
pendidikan harusnya mampu mengelola semua sarana dan prasarana yang ada termasuk memeliharanya agar sarana dan prasarana yang ada dapat digunakan sesuai dengan masa manfaat dari barang tersebut. Selain itu, masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan adalah masalah pemeliharaan. Banyak sekolah yang tidak mampu memelihara dan merawat sarana dan prasarana pendidikan yang ada sehingga sarana dan prasarana tersebut banyak yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Kurangnya pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah mengakibatkan sarana 5
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII pasal 42 ayat 1 , h. 31. 6 Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), h. 1.
5
dan prasarana tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang ada di sekolah. Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Kesadaran dan pemahaman yang kurang tersebut dikarenakan karena tidak adanya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap sarana dan prasarana yang telah dipakai setelah dipakai saat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, sekolah harus bisa menimbulkan kesadaran dan memberikan pemahaman mengenai betapa pentingnya memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana adalah dengan memberikan arahan dan penjelasan bagi semua warga sekolah bahwa lebih baik memelihara dan merawat sarana dan prasarana pendidikan dengan baik daripada sekolah harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang rusak akibat tidak dipelihara dengan baik. SMK Negeri 59 Jakarta yang terletak di Jl. Peninggaran Barat I Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. Akan tetapi masih ada kekurangan dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Terdapat beberapa sarana dan prasarana pendidikan yang kurang mendapatkan pemeliharaan sehingga rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Salah satu contohnya adalah proyektor yang ada di kelas XII Pemasaran 2 yang rusak dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Mengingat pentingnya pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah, maka suatu lembaga pendidikan harus melakukan upaya-upaya dalam rangka memelihara dan merawat sarana dan prasarana yang ada. Pemeliharaan sarana dan prasarana tentunya harus dilakukan secara rutin dan berkala sebagai upaya pencegahan terjadinya kerusakan pada sarana dan prasarana yang ada. Dengan pemeliharaan yang
6
teratur maka sarana dan prasarana dapat tahan lebih lama dari segi kuantitas dan kualitasnya sehingga selalu dalam kondisi baik siap pakai. Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Belum efektifnya kegiatan perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. 2. Kurangnya kesadaran warga sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai sekolah) dalam memelihara sarana dan prasarana pendidikan. 3. Masih rendahnya alokasi dana dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. 4. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan belum berdasarkan teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. 5. Kurangnya sumber daya manusia yang ikut serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana. 6. Rendahnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana. 7. Belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang baik. 8. Kurangnya upaya sekolah dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana.
7
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti pada tiga aspek berikut: 1. Perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. 2. Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. 3. Alokasi dana Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang diteliti adalah hanya sarana dan prasarana pendidikan yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar seperti: Gedung, ruang kelas, mebiler, laboratorium dan buku.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta, bagaimana bentuk teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta dna bagaimana pengalokasian dana RAPBS untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan mengetahui bagaimana sesungguhnya penerapan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. 2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khususnya mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta.
8
3. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan kependidikan dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1.
Pengertian Sarana Pendidikan Sarana dan prasarana adalah salah satu komponen penting dalam
sebuah penyelenggaraan pendidikan karena merupakan faktor penunjang proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak didik tentunya dapat belajar dengan lebih baik dan menyenangkan jika sekolah mampu memenuhi kebutuhan belajar dari anak didik itu sendiri.1 Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus mendapat perhatian lebih karena merupakan tolok ukur sebuah sekolah sehingga dalam penggunaannya harus selalu ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh karena itu, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan harus dilakukan sebaik mungkin, terutama dalam hal pemeliharaan agar sarana dan prasarana yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan usia sarana dan prasarana itu sendiri. Selanjutnya akan dibahas beberapa pengertian sarana sebagai berikut: Menurut Agustinus Hermino, “Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”.2
1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 183-
185 2
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: Gramedia, 2013), h. 178
9
10
Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa sarana adalah semua peralatan yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.3 Menurut M. Sobry Sutikno, “Sarana pendidikan pada umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: gedung/ruang kelas, alat-alat/media pembelajaran, meja, kursi dan sebagainya”.4 Menurut H. M. Daryanto, “Sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang,
buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya”.5 Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.6 Ibrahim Bafadal mengemukakan bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat yang digunakan secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah.7 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana adalah semua peralatan, perabot dan fasilitas baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Contoh sarana pendidikan misalnya seperti; kursi, meja, buku, papan tulis, alat praktik, alat peraga dan sebagainya.
3
Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, h. 6-7 M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012), Cet. 1, h. 86 5 H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 6, h. 51 6 Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet. 1, h. 103 7 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. 2, h. 2 4
11
2.
Pengertian Prasarana Pendidikan Prasarana secara etimologi (arti kata) adalah alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan.8 Hamdani menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang digunakan secara tidak langsung dalam menunjang proses pengajaran di sekolah, seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju sekolah.9 Perbedaan mendasar antara pengertian sarana dan prasarana pendidikan sebenarnya terletak pada sifatnya saja. Di mana sarana pendidikan bersifat langsung dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, sedangkan prasarana bersifat tidak langsung dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menurut Barnawi dan M. Arifin, “Prasarana pendidikan merupakan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung digunakan untuk menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.10 Prasarana pendidikan juga didefinisikan sebagai semua perangkat kelengkapan dasar yang digunakan secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.11 Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah semua fasilitas yang digunakan secara tidak langsung dalam proses pendidikan seperti; halaman, taman sekolah dan jalan menuju sekolah. Berdasarkan pengertian sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan semua alat, fasilitas, atau kelengkapan dasar yang digunakan
secara
terselenggaranya
langsung dan kegiatan
belajar
tidak
langsung dalam
mengajar
demi
menunjang
mencapai
tujuan
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang, meja,
8
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press, 2006), h.
91 9
Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 1, h. 191 Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012), Cet. 1, h. 48 11 Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: Gramedia, 2013), h. 178 10
12
kursi, papan tulis, alat praktik, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, halaman, taman dan jalan menuju sekolah.
3.
Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis,
atau sifatnya, yaitu: a. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar (PBM), prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air listrik, telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.12 Prasarana pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, memiliki peran yang sifatnya tidak langsung menunjang proses belajar mengajar (PBM). Oleh karena itu prasarana hanya menjadi faktor pendukung dalam proses
pendidikan.
Sehingga
dalam
keberadaannya
kurang
sangat
menentukan efektifnya proses belajar mengajar. Namun hal tersebut tidak membuat prasarana tidak diperhatikan dalam proses pengadaannya karena tanpa adanya prasarana pendidikan, proses belajar mengajar yang terjadi akan terhambat mengingat prasarana pendidikan itu sendiri merupakan faktor yang mendukung dan melengkapi sarana pendidikan guna terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Yang termasuk prasarana pendidikan yaitu meliputi gedung/bangunan sekolah (ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), tempat ibadah, ruang organisasi, gudang, kantin sekolah dan jamban), air, listrik, telepon dan jalan menuju sekolah. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu fungsi kehadirannya sangat menentukan keefektifan kegiatan pembelajaran di sekolah. Misalnya, buku 12
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. 1, h. 115
13
pelajaran yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya buku pelajaran tersebut, maka proses transfer ilmu dari guru ke peserta didik akan kurang optimal. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Jika dilihat dari jenisnya, maka sarana dan prasarana pendidikan dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut: b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media dan sebagainya. Fasilitas nonfisik yaitu sesuatu yang bukan benda mati atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang. Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, fasilitas yang dimaksud adalah sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Fasilitas fisik adalah semua sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan sekolah yang berwujud benda mati namun memiliki peran yang penting karena dapat memudahkan suatu kegiatan pendidikan. Misalnya kendaraan yang biasa digunakan untuk transportasi, mesin tulis dan komputer sebagai media yang digunakan untuk praktik kejuruan, perabotan sekolah yang menunjang proses pendidikan, alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan model kerangka manusia atau anatomi tubuh manusia yang digunakan saat pembelajaran praktik bidang studi dan lain sebagainya. Adapun pendapat lain yang mengartikan sarana dan prasarana pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Tholib Kasan, yang dimaksud dnegan kebutuhan fisik sekolah adalah sebagai berikut: 1) Kantor, 2) Sekolah, 3) Rumah dinas,
14
4) Gudang, 5) Laboratorium, 6) Instalasi air dan listrik, 7) Jalan, 8) Jembatan, 9) Pagar, 10) Saluran air, 11) Tanah; (tanah kosong, kebun percobaan, taman dan halaman).13 Sedangkan sarana dan prasarana yang dikategorikan ke dalam fasilitas nonfisik yaitu fasilitas yang memiliki peranan yang sama dengan fasilitas fisik, hanya saja tidak berwujud benda mati. Misalnya manusia, dalam hal ini yaitu sumber daya manusia atau guru sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar. Kemudian adalah jasa, yakni kinerja guru itu sendiri dalam mengajar dan memberikan konsultasi kepada siswa yang sedang mengalami permasalahan. Yang terakhir adalah uang, di mana uang sebagai faktor ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah, termasuk proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat terealisasikan karena adanyan fungsi uang tersebut. Sarana dan prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, yaitu: c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas. 1) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tak habis pakai. a) Barang habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya. b) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap 13
Tholib Kasan, Op. Cit, h. 95
15
memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin tik, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya. 2) Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air dan sebagainya.14 Sarana
dan
prasarana
yang
digunakan
di
sekolah
dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak. Barang yang bergerak ini dapat dipindahtempatkan dan tentunya volume barang tersebut dapat dijangkau oleh penggunanya. Barang bergerak ini terbagi menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Barang habis pakai hanya dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak lama karena volume barang tersebut akan susut pada saat digunakan dan sampai barang tersebut habis nilai gunanya. Yang termasuk dalam barang habis pakai antara lain seperti spidol dan tinta yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan barang tidak habis pakai jangka waktunya lebih lama dibandingkan dengan barang habis pakai, karena volumenya tidak akan susut saat digunakan hanya saja dibutuhkan perawatan secara berkala dan anggaran biaya untuk melakukan perawatan tersebut agar barang tersebut selalu dalam kondisi siap pakai ketika akan digunakan. Yang termasuk dalam kategori barang tidak habis pakai adalah seperti mesin tik, komputer yang digunakan dalam proses pendidikan dan kendaraan sebagai alat transportasi yang digunakan pihak sekolah untuk memudahkan kegiatan pendidikan jika harus dilaksanakan di luar sekolah, media pendidikan dan sebagainya. Selanjutnya adalah barang tidak bergerak. Barang yang tidak dapat dipindahtempatkan ini dapat berupa prasarana pendidikan yang digunakan untuk menunjang proses pendidikan. Yang termasuk barang tidak bergerak ini yaitu lahan, bangunan/gedung sekolah, air, listrik dan sebagainya. Sedangkan dilihat dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: alat pelajaran, alat peraga dan media pendidikan. 14
Ibid., h. 115-116
16
Secara singkat ketiga jenis sarana pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Alat pelajaran Alat pelajaran adalah alat atau benda yang dipergunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar mengajar.15 b. Alat peraga Alat peraga adalah semua alat bantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda perbuatan dari yang tingkatannya paling konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah pengertian (penyampaian konsep) kepada siswa.16 Dalam proses belajar mengajar, alat peraga sangatlah dibutuhkan karena dengan penggunaan alat peraga tersebut mampu memudahkan peserta didik untuk mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan alat peraga maka peserta didik bisa melihat secara langsung contoh atau gambaran konkrit dari teori yang mereka pelajari. c. Media pendidikan Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiahnya berarti pengantar atau perantara. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.17 Selain itu ada juga pendapat lain mengenai pengertian media pendidikan. Media pendidikan adalah segala bentuk saluran pendidikan baik dalam bentuk cetak maupun audio visual yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan pembelaajr sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Media pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan atas media tradisional dan media modern. Contoh dari media tradisional adalah papan tulis, penghapus dan kapur. Sedangkan contoh dari media modern adalah slide dan film.18 Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Sedangkan menurut Gagne, media terbagi menjadi 7 (tujuh) kelompok yaitu: benda untuk didemonstrasikan, 15
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materiil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h. 11 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 10-11 17 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 7 18 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11 16
17
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.19 Media pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual, audio dan audiovisual.20 1) Media
auditif, yaitu media
yang
hanya
mengandalkan indera
pendengaran (kemampuan suara), seperti radio, cassette recorder, piringan audio. 2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti film strip, slides, foto, gambar, atau cetakan. Adapula media visual yang menampilkan gambar bergerak seperti film bisu, film kartun. 3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Media ini memiliki kemampuan yang lebih baik karena mencakup kedua unsur yang pertama dan kedua.21 Ketiga jenis media pengajaran tersebut dapat digunakan oleh guru untuk lebih memudahkan dalam penyampaian informasi kepada peserta didik. Selain itu, dengan penggunaan media pengajaran tersebut akan lebih menarik minat belajar siswa dalam belajar. Misalnya saat guru menggunakan media audiovisual berupa film terkait dengan materi pelajaran yang sedang diajar. Hal itu tentunya akan membuat peserta didik lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar karena peserta didik dapat menghubungkan secara langsung dengan materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, media pengajaran haruslah dimanfaatkan seoptimal mungkin agar proses belajar mengajar yang terjadi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terealisasikan sebagaimana sesuai dengan yang diharapkan. Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
19
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 4, h. 20 20 Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 50 21 Sudirman, dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991), Cet. 5, h. 206207
18
1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti: ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium. 2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya: ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.22 Selain itu, ada juga pendapat lain mengenai prasarana pendidikan. Yang termasuk dalam prasarana pendidikan adalah seperti tanah, halaman, pagar, gedung/bangunan sekolah serta alat perabot/mebeler dan bangunan infrastruktur. Infrastruktur adalah prasarana lingkungan sekolah untuk melengkapi gedung sekolah agar sekolah menjadi aman, nyaman dan sehat. Infrastruktur yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut: a) Jalan, gorong-gorong dan jembatan; b) Jaringan listrik dan telepon; c) Jaringan air bersih; d) Sumur gali.23
4.
Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai
kegiatan
menata,
mulai
dari
merencanakan
kebutuhan,
pengadaan,
inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah secara tepat guna dan tepat sasaran.24 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-
22
Daryanto dan Mohammad Farid, Op.Cit, h. 108 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11 24 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h. 125 23
19
sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan agar selalu dalam kondisi siap pakai saat PBM.25 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana secara efektif dan efisien. Menurut Agustinus Hermino, proses manajemen sarana dan prasarana sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengadaan b) Pendistribusian c) Penggunaan dan pemeliharaan d) Inventarisasi e) Penghapusan26 Dengan demikian, Agustinus Hermino menyebutkan adanya 5 proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Berbeda dengan Agustinus, Barnawi & M. Arifin menjelaskan bahwa proses-proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut: a) Perencanaan b) Pengadaan c) Pengaturan d) Penggunaan e) Penghapusan27 Sedangkan menurut Ary H. Gunawan, secara kronologis-operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi: a) Perencanaan Pengadaan Barang b) Prakualifikasi Rekanan c) Pengadaan Barang d) Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran e) Pemeliharaan, Rehabilitasi 25
Mulyono, Manajemen Administrasi&Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. 1, h. 184 26 Agustinus Hermino, Op. Cit, h. 180 27 Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 48-49
20
f) Penghapusan dan Penyingkiran g) Pengendalian28 Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi: a) Perencanaan b) Pengadaan c) Penyimpanan d) Inventarisasi e) Pemeliharaan f) Penataan g) Penggunaan dan Pembuatan h) Penghapusan i) Pengawasan dan Pengendalian Dengan demikian, kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan menurut Ary H. Gunawan ada 7 proses. Sedangkan menurut Wahyu Sri Ambar Arum terdapat 9 proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Secara garis besar, proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang mereka kemukakan sama, hanya bedanya Ary H. Gunawan menyebutkan proses prakualifikasi rekanan. Menurut Ary H. Gunawan, prakualifikasi rekanan dianggap penting untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti penyalahgunaan, spekulasi, manipulasi, serta perbuatan-perbuatan negatif lainnya. Dari empat pendapat mengenai proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan harus dimulai dengan proses perencanaan. Dengan perencanaan, maka kita dapat memulai dan melaksanakan suatu program dengan sistematis. Dari penjelasan mengenai proses manajemen sarana dan prasarana tersebut, maka penulis berpendapat sama dengan yang dikemukakan oleh Wahyu Sri Arum Ambar bahwa proses manajemen sarana dan prasarana 28
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 116
21
pendidikan meliputi: 1) Perencanaan, 2) Pengadaan, 3) Penyimpanan, 4) Inventarisasi, 5) Pemeliharaan, 6) Penataan, 7) Penggunaan dan Pembuatan, 8) Penghapusan dan 9) Pengawasan dan Pengendalian. Adapun penjelasan dari masing-masing proses tersebut adalah sebagia berikut: 1) Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya rancangan yang dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.29 Menurut Ibrahim Bafadal, perencanaan perlengkapan pendidikan adalah suatu proses menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.30 Berdasarkan beberapa pengertian perencanaan tersebut, maka dapat didefinisikan
bahwa
perencanaan
sarana
dan
prasarana
adalah
keseluruhan rancangan mengenai pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan fasilitas sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam
pelaksanaannya
karena
perencanaan
dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas.31 Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi, baik perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan yang mencakup bidang-bidang sebagai berikut:
29
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 51 Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 26 31 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 20-21 30
22
a) Program pengajaran, seperti kebutuhan tenaga guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku, alat pelajaran dan alat peraga, dll. b) Kesiswaan, antara lain prosedur penerimaan siswa baru, pembagian kelas, bimbingan dan konseling, pelayanan kesehatan, dll. c) Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru, usaha kesejahteraan guru, mutasi atau promosi guru dan pegawai sekolah, dll. d) Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan baik yang bersumber dari pemerintah atau sumber lainnya. e) Perlengkapan, seperti rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas, perbaikan lapangan olahraga, pengadaan bangku murid dan sebagainya.32
2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaan adalah segala kegiatan dalam menyediakan semua kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengadaan ini tentunya tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya. Fungsi pengadaan sendiri adalah untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat dan waktu yang dikehendaki.33 Pengadaan yang dilakukan meliputi pengadaan seperti berikut: 1. Pengadaan tanah; 2. Pengadaan bangunan; 3. Pengadaan perabot; 4. Pengadaan kendaraan atau alat taransportasi; 5. Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor.34
32
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 15, h. 107 33 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 46-47 34 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Op. Cit, h. 135
23
Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya harus menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah yang telah dirumuskan dalam perencanaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan untuk menghindari sekolah membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga semua barang yang dibeli adalah memang yang benar-benar dibutuhkan
untuk
menunjang
proses
belajar
mengajar
serta
meminimalisir pengeluaran yang tidak diperlukan.
3) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan Penyimpanan
sarana
pendidikan
adalah
kegiatan
simpan
menyimpan suatu barang-barang sekolah baik dalam keadaan baru maupun rusak yang dilakukan oleh orang yang ditunjuk atau ditugaskan oleh suatu lembaga pendidikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif. Aspek fisik yaitu wadah yang diperlukan untuk menampung barang negara yang berasal dari pengadaan yang biasanya disebut dengan gudang. Sedangkan aspek administratif adalah hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penyimpanan seperti bendaharawan kepala gudang, urusan penerimaan, urusan pengeluaran dan urusan penyimpanan dan pemeliharaan.35 Dalam proses penyimpanan ini, semua barang yang disimpan harus diletakkan di tempat yang aman dan lokasi penyimpanannya mudah dijangkau. Diletakkan di tempat aman agar terhindar dari tindak pencurian jika barang yang disimpan adalah barang yang berharga seperti komputer sekolah. Lokasi yang mudah dijangkau dimaksudkan agar jika sewaktu-waktu barang yang disimpan dibutuhkan kembali, maka dapat diambil dengan mudah dan terjangkau oleh yang membutuhkan.
35
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 75-76
24
4) Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun daftar barang-barang yang ada dengan teratur berdasarkan ketentuan yang berlaku. Inventarisasi dilakukan dengan menggunakan klasifikasi dan pemberian kode barang untuk memudahkan dalam mencatat dan mencaritemukan kembali barang tertentu jika suatu waktu dibutuhkan. Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi adalah: a) Mencatat semua barang inventaris di dalam “Buku Induk Inventaris” dan buku pembantu “Buku Golongan Inventaris”. b) Memberikan koding pada barang-barang yang diinventarisasikan. c) Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang. d) Membuat daftar isian/format inventaris. e) Membuat daftar rekapitulasi tahunan.36 Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara atau swasta. Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur dan berkelanjutan dapat berfungsi untuk: a) Menyediakan data dan informasi untuk menentukan dan menyusun rencana kebutuhan barang. b) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman pengarahan pengadaan barang. c) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman penyaluran barang. d) Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai pedoman penghapusan barang. e) Memberikan data dan informasi untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.37
36 37
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 141 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 92-93
25
5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pemeliharaan perlengkapan adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus agar setiap jenis barang berada dalam kondisi siap pakai. Kegiatan pemeliharaan itu sendiri dibedakan berdasarkan kurun waktunya dan keadaan barangnya. Berdasarkan kurun waktu,
pemeliharaan
terdiri
dari
pemeliharaan
sehari-hari
dan
pemeliharaan berkala. Sedangkan berdasarkan keadaan barangnya, pemeliharaan dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharaan barang habis pakai, pemeliharaan barang tidak habis pakai.38 Berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, idealnya semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah selalu dalam kondisi siap pakai jika akan digunakan. Secara garis besar, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut; a) Melakukan pencegahan kerusakan; b) Menyimpan, disimpan di ruang/rak agar terhindar dari kerusakan; c) Membersihkan dari kotoran/debu atau uap air; d) Memeriksa kondisi sarana dan prasarana secara rutin; e) Mengganti komponen-komponen yang rusak; f) Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau prasarana pendidikan.39
6) Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan Penataan sarana dan prasarana pendidikan dibagi menjadi 4 (empat) yaitu sebagai berikut: a) Penataan Barang Bergerak Yaitu pengaturan barang-barang yang dapat dipindahkan dari penempatan sebelumnya, seperti perabot kantor, meja, kursi, lemari, dsb. b) Penataan Barang Tidak Bergerak 38
Piet Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. 1, h. 195-196 39 Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124
26
Yaitu menata barang-barang yang tidak dapat dipindahkan, seperti tanah, halaman, gedung, lapangan, dll. Karena tidak dapat dipindahkan, maka sebelum dibangun, dilakukan perencanaan yang matang terlebih dahulu agar tidak terjadi perbaikan yang menimbulkan pemborosan dana. c) Penataan Barang Bergerak Habis Pakai Yaitu penataan terhadap barang-barang yang tidak tahan lama, cepat susut dan habis setelah digunakan, seperti kertas, kapur, spidol, pensil, tinta spidol, dll. d) Penataan Barang Bergerak Tidak Habis Pakai Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan diberikan nomor dan kode pada barang tersebut sesuai dengan kode yang berlaku. Sarana dan prasarana pendidikan hendaknya ditata sedemikian rupa untuk memudahkan dalam melakukan inventaris dan penggunaan serta indah dilihat.40
7) Penggunaan dan Pembuatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Penggunaan fasilitas pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan fasilitas sekolah, maka diberikan tanggung jawab untuk menyusun kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah. Dalam
penggunaan
fasilitas
sekolah,
semua
pihak
yang
berkepentingan memiliki tanggung jawab bersama dalam penggunaan fasilitas sekolah tersebut. Hal tersebut berarti bahwa semua pengguna fasilitas sekolah harus mempertanggungjawabkan pemakaian fasilitas sekolah dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang ada. 41
40 41
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 125-127 Suryadi, Op. Cit, h. 128
27
8) Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan Penghapusan perlengkapan adalah kegiatan meniadakan barangbarang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara yang telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan perlengkapan bertujuan untuk: a) Mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat untuk pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak; b) Mencegah pemborosan biaya pengamanan; c) Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan; d) Meringankan beban inventarisasi. Sarana dan prasarana yang akan dihapus harus memenuhi syaratsyarat penghapusan sebagai berikut: a) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi; b) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan; c) Kuno, penggunaannya tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman; d) Terkena larangan; e) Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang; f) Biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan penggunaannya; g) Berlebihan; h) Dicuri; i) Diselewengkan; j) Terbakar atau musnah akibat bencana alam.42 9) Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengawasan adalah pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen fasilitas yang di dalamnya mencakup kegiatan perencanaan dan penggunaan fasilitas.43 Pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan yang diperoleh efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan dapat dilakukan melalui lima cara, yaitu sebagai berikut: a) Pengawasan Langsung Merupakan pengawasan yang dilakukan secara langsung di tempat pelaksanaan pekerjaan. 42 43
Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 62 Suryadi, Op. Cit, h. 129
28
b) Pengawasan Tidak Langsung Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas pengawasan secara formal yang bertindak atas nama organisasinya. c) Pengawasan Informal Yaitu pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan. d) Pengawasan Administratif Yaitu pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian dan material. e) Pengawasan Teknis Yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik.44 Seluruh kegiatan manajemen sarana dan prasarana tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya pengendalian. Artinya, setiap kegiatan masing-masing tidak terlepas dari monitoring. Namun demikian, pengendalian bukan merupakan suatu pengaturan yang kaku dan membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi agar terjalin koordinasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.45
B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1.
Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar selalu dalam kondisi baik dan siap digunakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan
mencakup
daya
upaya
yang
terus
menerus
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik.46
44
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 171-172 Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 153 46 Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 74 45
untuk
29
Wahyuningrum menjelaskan bahwa pemeliharaan perlengkapan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai.47 Menurut Wahyu Sri Ambar Arum pemeliharaan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan daru kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati dalam menggunakannya. 48 Pada hakikatnya, sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas penunjang dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan sarana dan prasarana tersebut ketika proses belajar mengajar berlangsung, harus digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengurangi nilai guna dan usia pemakaian dari sarana dan prasarana tersebut. Untuk melaksanakan hal tersebut, dibutuhkan kegiatan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh sekolah agar semua fasilitas yang dimiliki oleh sekolah terjaga dengan baik. Di samping itu, hal yang perlu mendapat perhatian agar semua sarana dan prasarana sekolah selalu dalam kondisi baik dan siap pakai adalah masalah pemeliharaan. Jika sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah terpelihara dengan baik dan dilakukan pemeliharaan secara berkala, maka sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam kondisi baik dan siap pakai serta semua personel sekolah dapat menjalankan tugasnya masing-masing tanpa adanya suatu hambatan, sehingga tidak ada sarana dan prasarana pendidikan yang rusak dan menghambat kelancaran proses pendidikan di sekolah.
47 48
Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124 Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 105
30
2.
Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana a.
Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut: 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya). 2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut.49 Selain itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan juga bertujuan agar kekayaan yang besar nilainya itu memperoleh pengamanan yang baik.50
b. Manfaat Pemeliharaan Pemeliharaan yang baik akan memberikan manfaat yang baik untuk negara maupun untuk pegawai yang menangani peralatan tersebut. Manfaat bagi negara, yaitu: 1) Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat. 2) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin. 3) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindar kehilangan. 4) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang, 5) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
Sedangkan manfaat bagi pegawai adalah untuk memudahkan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 51 49 50
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106 Tholib Kasan, Op. Cit, h. 96
31
3.
Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan terdiri dari 5 macam, yakni sebagai berikut: a) Pemeliharaan
darurat
yaitu
pemeliharaan
tidak
terencana.
Pemeliharaan ini dilakukan karena telah mengabaikan pemelihaaan pencegahan. Misalnya, genteng sekolah yang tidak pernah diperbaiki dan dibiarkan bocor, saat tiba-tiba hujan datang maka akan membanjiri ruangan. Akibatnya ruangan tidak dapat dipakai, sehingga harus diperbaiki secara mendadak karena kalau tidak diperbaiki, maka akan merusak benda yang lainnya. b) Pemeliharaan korektif. Pemeliharaan ini dilakukan sesuai dengan usia alat. Contoh: suatu alat hanya dapat digunakan selama 2 tahun. Ketika usia pemakaian alat tersebut sudah habis atau lebih dari waktunya, maka alat tersebut harus diperbaharui. c) Pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan ini sering disebut dengan pemeliharaan terencana. Artinya, pemeliharaan yang dilakukan sudah direncanakan sebelumnya dan biasanya bersifat terjadwal. d) Perawatan yang dilakukan secara berkala atau terus menerus. e) Penggantian ringan yang dilakukan karena adanya kerusakan kecil.52
4.
Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang sedang dalam pemakaian tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemeliharaan dilakukan agar setiap barang selalu dalam kondisi siap pakai dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya tanpa adanya hambatan. Ditinjau dari segi waktu pemeliharaan dapat dibagi menjadi: a) Berdasarkan kurun waktu Pemeliharaan menurut kurun waktu dapat dilakukan secara:
51 52
1.
Pemeliharaan sehari-hari
2.
Pemeliharaan berkala
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106 Ibid., h. 107
32
b) Berdasarkan usia barang 1.
Usia barang secara fisik
2.
Usia barang secara administratif
3.
Pemeliharaan dalam aspek hukum
c) Berdasarkan segi penggunaan Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya untuk menghindari dari terjadinya kerusakan. Misalnya, komputer yang ada digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk keperluan individual atau lainnya. Penggunaan barang pada umumnya dibedakan pada dua hal yakni memperlakukan dan menjalankan. Memperlakukan adalah suatu metode untuk menggunakan barang secara langsung atau tidak, yang dipengaruhi oleh selera pribadi pemakai barang. Sedangkan menjalankan adalah pengertian secara khusus yang diterapkan pada barang yang struktur intern fisiknya ada yang bergerak dan barang itu seluruhnya bergerak.
d) Berdasarkan keadaan barang Pemeliharaan menurut keadaan barang dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai (tahan lama). 1.
Pemeliharaan barang habis pakai
2.
Pemeliharaan barang tahan lama Barang tahan lama dapat dikelompokkan menjadi: a)
Mesin-mesin
b) Kendaraan. c)
Alat-alat Elektronika
d) Buku-buku e)
Mebiler
f)
Alat-alat Laboratorium
g) Gedung-gedung h) Ruang Kepala Sekolah
33
i)
Ruang Kelas.
j)
Gedung Unit Sekolah Baru (USB)
k) Bangunan l)
5.
Tanah53
Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Teknik atau tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dapat dirumuskan menjadi 5P yang akan dijelaskan sebagai berikut: A. Penyadaran Penyadaran adalah upaya menanamkan kesadaran kepada warga sekolah tentang pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana. Dalam tahap ini perlu ditanamkan rasa memiliki (sense of belonging) sekolah dan menyadarkan pentingnya kebiasaan baik kepada semua guru dan siswa. Perlu diketahui bahwa tanggung jawab dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah tidak hanya tugas wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana saja, melainkan semua pihak bertanggung jawab atas hal tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyadaran kepada semua pihak tersebut. Pengenalan dan penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah dapat
dilakukan dengan
tiga
cara,
yaitu
menggunakan rumus AMBAK. AMBAK merupakan singkatan dari Apa Manfaatnya BAgi Ku. Contohnya, siswa diminta mengisi form yang berisi manfaat pemeliharaan WC bagi siswa yang bersangkutan sendiri. Cara kedua adalah dengan menjelaskan besarnya biaya yang harus dikeluarkan jika pemeliharaan sarana dan prasarana tidak dilakukan. Kemudian, cara yang ketiga adalah dengan mensosialisasikan tata tertib dan memasang pesan-pesan pengingat penggunaan sarana dan prasarana sekolah yang diletakkan di tempat-tempat yang strategis.
53
Ibid., h. 107
34
B. Pemahaman Pemahaman ialah upaya memberikan pemahaman tentang program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Pemahaman diberikan kepada semua warga sekolah dengan cara menjelas semua program pemeliharaan yang dibuat oleh sekolah secara utuh agar tujuan pemeliharaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.
C. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah tahap penyusunan struktur organisasi pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah beserta pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Pada tahap ini diatur dengan jelas siapa yang bertanggung jawab, siapa yang melaksanakan dan siapa yang mengendalikannya. Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama dan harus berkoordinasi dengan ketua komite sekolah. Keduanya memiliki kedudukan sejajar dan tidak dapat saling mendikte. Organisasi membagi personel pemeliharaan berdasarkan kurun waktu pemeliharaan. Kelompok personel yang bertugas melaksanakan pemeliharaan harian atau mingguan adalah guru dan siswa. Sedangkan kelompok personel yang melaksanakan pemeliharaan secara berkala adalah tim teknis pemeliharaan. Tim teknis ini terdiri dari unsur guru, wali murid, komite sekolah dan anggota masyarakat. Struktur organisasi yang telah dibentuk tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dijabarkan dengan jelas tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
D. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah secara teratur sehingga menjadi suatu kebiasaan civitas sekolah. Pelaksanaan pemeliharaan terbagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
35
Pemeliharaan rutin bertujuan untuk menjaga sarana dan prasarana agar tetap dalam kondisi dan bertahan lama. Kegiatannya mencakup membersihkan semua komponen di dalam maupun di luar ruangan dan merapikan letak-letak benda. Kegiatan pemeliharaan rutin dapat menjadi sarana bagi guru untuk mendidik karakter siswa untuk peduli terhadap lingkungan, memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin. Sementara pemeliharaan berkala bertujuan untuk merawat dan memperbaiki jika ada kerusakan sehingga sarana dan prasarana dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Kegiatan perawatan dapat dilakukan oleh warga sekolah sendiri, sedangkan kegiatan perawatan dilakukan oleh orang luar sekolah yang ahli. Pemeliharaan berkala dilakukan oleh tim teknis pemeliharaan sekolah.
E. Pendataan Pendataan adalah inventarisasi sarana dan prasarana ditinjau dari ketersediaan dan kondisinya. Petugas yang ditunjuk untuk menyurvei sarana dan prasarana harus memahami betul komponen apa saja yang harus diinventarisasikan. Hasil dari pendataan dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana serta untuk kepentingan pelaporan. Selain itu, hasil pendataan juga dapat dijadikan dasar untuk mengajukan pengadaan barang pengganti ke Dinas Pendidikan.54
Jadi, sebelum melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana, maka terlebih dahulu kita harus menyadarkan dan memberikan pemahaman terhadap seluruh warga sekolah untuk memahami dan menyadari pentingnya memeliharan sarana dan prasarana yang ada untuk menimbulkan rasa tanggung jawab kepada setiap pengguna sarana dan prasarana agar mampu menjaga dengan baik sarana dan prasarana yang
54
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 228
36
telah dipakai agar sarana dan prasarana tersebut dapat digunakan sesuai dengan jangka waktu maksimal pemakaiannya. Setelah itu, maka langkah selanjutnya adalah membentuk struktur organisasi. Hal ini penting dilakukan agar setiap tugas memiliki penanggung jawab yang jelas sehingga tidak ada tugas yang tumpang tindih atau bahkan terabaikan karena tidak ada orang bertanggung atas tugas tersebut. Jika struktur organisasi atau job design sudah dibuat, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam hal ini, pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan sesuai dengan struktur organisasi yang telah disusun dan disepakati bersama. Setelah pemeliharaan dilakukan, maka kita dapat mengetahui kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Dari hasil kegiatan pemeliharaan, maka kita dapat mendata kondisi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat dijadikan data dan laporan jika ingin mengajukan pengadaan barang ke dinas pendidikan setempat.
6.
Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Anggaran dalam pemeliharaan sarana dan prasarana merupakan hal yang amat penting. Permasalahan mengenai anggaran pemeliharaan juga selalu dihadapi oleh manajemen sekolah karena ketidaktersediaan dan tercukupinya dana pemeliharaan untuk melaksanakan pemeliharaan gedung secara menyeluruh. Keterbatasan dan kesadaran masyarakat dalam memberikan kontribusi dalam pengumpulan dana pemeliharaan sangat kurang, untuk itu berbagai cara perlu ditempuh oleh manajemen sekolah untuk memberikan pengertian dan pemahaman masyarakat
bahwa
pemeliharaan
gedung sekolah
adalah
kepada untuk
kepentingan masyarakat bersama, terutama yang tinggal di sekitar sekolah.55 55
Decentralized Basic Education (DBE-1) USAID, Pengertian dan Acuan Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Sekolah (Buku IV), Juli 2010, h. B1-14
37
Dengan demikian, perlu adanya koordinasi antara pihak sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar untuk saling bekerja sama dalam memelihara sarana dan prasarana sekolah, terutama dalam hal pendanaan. Tentunya pendanaan tersebut harus bisa dilaksanakan sekolah secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan laporannya. Dalam hal ini, sekolah harus bisa meningkatkan kesadaran semua warga sekolah dan masyarakat untuk bisa berkontribusi dalam hal pendanaan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini didasarkan bahwa sarana dan prasarana sekolah itu sendiri manfaatnya dirasakan untuk siswa-siswa yang notabene anak dari para orang tua tersebut. Jadi kontribusi secara finansial dari para orang tua sangat dibutuhkan agar pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga proses pendidikan yang terjadi di sekolah tidak mengalami hambatan dalam prosesnya. Untuk
mewujudkan
transparansi
dan
akuntabilitas
dalam
pengelolaan anggaran, baik aliran dana masuk maupun keluar perlu ditunjuk seseorang sebagai pengelola anggaran (bendahara) yang memiliki kemampuan menyusun administrasi keuangan, pelaporan dan urusan bank (dalam kaitannya pembukaan rekening khusus untuk pemeliharaan gedung sekolah). Dalam setiap transaksi pengeluaran keuangan harus dikontrol atau disetujui oleh pihak komite sekolah. Pemanfaatan anggaran yang dikeluarkan adalah disesuaikan dengan rencana pemeliharaan yang diajukan dan akan dilaksanakan.56
56
Ibid.
38
C. Hasil Kajian yang Relevan
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No 1
Nama dan Jenis Penelitian Dendi Wijaya Saputra/Skripsi
Tahun
Hasil Penelitian
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi standar sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendikas di MAN 4 Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang ada di MAN 4 Jakarta telah memenuhi standar yang telah ditetapkan, meskipun ada 2 sarana yang tersedia tapi belum cukup baik dikarenakan siswa merasa sarana tersebut kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam menunjang proses pembelajaran di SMAN 3 Tangerang Selatan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa salah satu aspek dari manajemen sarana dan prasarana, yakni penyimpanan ssarana dan prasarana masih belum efektif. Namun meskipun demikian pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan efektif dalam menunjang proses pembelajaran di SMKN 3 Tangsel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan dan prasarana dari aspek perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan dan pengawasan di MTs. Negeri Parung Bogor. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada aspek perencanaan dan pengawasan masuk dalam kategori baik, sedangkan aspek pemeliharaan, penghapusan dan inventarisasi masuk dalam kategori cukup baik. Namun secara keseluruhan, pengelolaan sarana dna prasarana pendidikan di Mts. Negeri Parung Bogor sudah cukup baik dengan persentase 72,04.
2
Fahri Ali/Skripsi
2012
3
Abdul Rifa’i Simatupang/Skripsi
2011
39
4
Nia Fauziah/Skripsi
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru di SMPN 227 Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru sudah cukup baik dengan hasil data akhir sebesar 69,38%.
D. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan pada penelitian 4 (empat) tahun terakhir. Persamaannya yakni sama-sama meneliti pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Namun ada beberapa perbedaan diantaranya: 1. Penelitian terdahulu meneliti semua aspek manajemen sarana dan prasarana pendidikan, sedangkan penelitian ini berfokus untuk meneliti pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. 2. Penelitian terdahulu melakukan penelitian manajemen sarana dan prasarana dalam kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah, namun dalam penelitian ini hanya meneliti salah satu aspek manajemen sarana dan prasarana (pemeliharaan) saja.
E. Kerangka Berpikir Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses pendidikan di sekolah. Untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah, sarana dan prasarana yang ada harus dipelihara dengan baik agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Namun dalam realitanya, masih banyak sekolah yang tidak mampu memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga banyak sarana dan prasarana yang seharusnya bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang justru jadi rusak bahkan sebelum masa usia barang tersebut habis. Selain itu permasalahan-permasalahan yang sering terjadi juga antara lain seperti:
40
belum efektifnya kegiatan perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya kesadaran warga sekolah dalam memelihara sarana dan prasarana pendidikan, masih rendahnya alokasi dana RAPBS untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan belum berdasarkan teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya SDM yang ikut serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, rendahnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana, belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang baik, kurangnya upaya sekolah dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana. Sedangkan sekolah harusnya mampu memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki secara efektif dan efisien agar selalu dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana tersebut jika dilakukan dengan baik dan berkesinambungan, maka akan menghasilkan kegiatan pemeliharaan yang efektif terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Akan tetapi muncul permasalahan dalam upaya pencapaian peningkatan pemeliharaan sarana dan prasarana, yakni masih belum efektif dan efisiennya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara pelaksanaan pemeliharaan dengan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh sekolah. Oleh karena itu, untuk meminimalisir permasalahan dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh sekolah, maka SMKN 59 Jakarta merencanakan beberapa strategi sebagai berikut: menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan secara berkesinambungan, memberikan pemahaman kepada warga sekolah untuk lebih peduli terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan melakukan pendataan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang rusak yang ada di sekolah. Penerapan strategi ini diharapkan dapat mencapai tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang efektif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di SMKN 59 Jakarta yang beralamat di Jl. Peninggaran Barat I Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2014 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian No.
Kegiatan Penelitian
Mei
1.
Perizinan Studi Pendahuluan
2.
Pelaksanaan Studi Pendahuluan
3.
Perizinan Penelitian
4.
Pelaksanaan Penelitian
5.
Pengolahan Data
Waktu Penelitian Juni Juli Agst Sep
Okt
B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang memaparkan fakta dan keadaan yang terjadi di SMK Negeri 59 Jakarta terkait dengan masalah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu obervasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis
menggunakan
pendekatan
ini
karena
penelitian
ini
memerlukan informasi mendalam yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian kualitatif lebih bersifat
41
42
terbuka, artinya dalam penelitian kualitatif memberikan kesempatan kepada subjek untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pemahaman dan kerangka berpikir subjek yang bersangkutan. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi, yaitu pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra sesuai dengan pedoman observasi. 2. Wawancara, yaitu dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Hal ini
bertujuan
memperoleh
penjelasan-penjelasan
langsung
mengenai data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. 3. Dokumentasi, yaitu menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.1
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber data yang dapat berupa individu maupun benda sebagai sumber informasi yang digunakan untuk memperoleh informasi yang akurat. Sumber data dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut: 1. Person (manusia) Person adalah sumber data yang berupa manusia. Person atau manusia yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, 4 Kepala Laboratorium yang terdiri dari Kepala Laboratorium Pemasaran,
Kepala
Laboratorium
Multimedia,
Kepala
Laboratorium Komputer dan Kepala Laboratorium Bahasa, serta Kepala Perpustakaan yang ada di SMK Negeri 59 Jakarta. 1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 198-201
43
2. Place (tempat) Place adalah sumber data berupa tempat. Subjek yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 59 Jakarta Selatan. 3. Paper (kertas/simbol) Paper yang dimaksud di sini bukan saja yang berupa kertas, tetapi juga yang berupa simbol. Paper di sini berupa dokumentasidokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMK Negeri 59 Jakarta.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Ada tiga teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data penelitian, yaitu: teknik observasi, teknik wawancara dan teknik studi dokumentasi. 1. Teknik Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara Wawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. adalah
suatu pengumpulan
data
dengan cara
komunikasi langsung antara peneliti dengan objek penelitian. Dalam pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman
pada
pedoman
wawancara
(interview
guide)
mengenai: a. Perencanaan program pemeliharaan yang dilaksanakan di SMKN 59 Jakarta; b. Teknik Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta; c. Anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Berdasarkan teknik wawancara, penulis memperoleh informasi bahwa untuk pemeliharaan sarana sekolah yang berhubungan langsung dengan kegiatan pembelajaran seperti ruang kelas, mebiler, ruang laboratorium dan buku dilakukan pemeliharaan
44
secara rutin dan berkala. Untuk pemeliharaan rutin biasanya hanya dari aspek kebersihan. Namun untuk pemeliharaan berkala seperti laboratorium dilakukan pengecekan kondisi komputer setiap sebulan sekali dan perawatan AC setiap 6 bulan sekali. Sedangkan untuk pemeliharaan buku yang ada di perpustakaan sekolah, pemeliharaan rutin yang dilakukan hanya membersihkan bukubuku dan raknya. Untuk pemeliharaan rutin biasanya hanya mengubah posisi rak buku dan memberi nomor katalog buku untuk buku baru. Sementara itu, untuk prasarana sekolah yang berhubungan tidak langsung terhadap kegiatan pembelajaran (menunjang) seperti gedung sekolah, pemeliharaan yang dilakukan adalah berupa pengecatan yang dilakukan tiap 5 tahun sekali. Namun sekolah juga melakukan perbaikan jika ada kerusakan yang bersifat insidental. Selain itu, dari hasil wawancara yang dilakukan penulis juga memperoleh informasi bahwa untuk teknik pemeliharaan yang diterapkan di SMKN 59 Jakarta yang meliputi penyadaran, pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan dan pendataan sudah dilaksanakan dengan baik. Hanya saja untuk aspek pendataan belum dilakukan. Hal ini dibuktikan dari tidak adanya pencatatan dan pendataan barang-barang sekolah yang rusak. Untuk anggaran pemeliharaan, dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sekolah mengalokasikan dana dari RAPBS untuk kegiatan sarana dan prasarana sekolah. Dari dana tersebut oleh ketua tim sarana dan prasarana dialokasikan dan diprioritaskan lagi untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Adapun pihak-pihak yang peneliti wawancarai adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, 4 kepala laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium multimedia, kepala laboratorium pemasaran, kepala laboratorium
45
KKPI, kepala laboratorium bahasa
serta kepala perpustakaan
sekolah.
2. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Teknik dokumentasi untuk memperoleh informasi dan data yang berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan SMKN 59 Jakarta berupa: a. Rincian rencana program kerja; b. Rencana anggaran program kerja; c. Evaluasi program kerja; d. Rincian tugas Tim Sarpras; e. Kartu inventaris barang; f. Kartu inventaris ruangan; g. Kartu pemeliharaan barang dan lain-lain.
3. Teknik Observasi Observasi adalah teknik penelitian dalam pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Dalam
pelaksanaan
observasi
yang
dilakukan
peneliti,
berpedoman pada lembar pengamatan (observation sheet). Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kondisi sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Adapun sarana yang menjadi objek observasi yaitu: a. Sarana ruang sekolah b. Sarana ruang perpustakaan c. Sarana laboratorium komputer d. Sarana laboratorium multimedia e. Sarana laboratorium pemasaran
46
f. Sarana laboratorium bahasa g. Sarana ruang pimpinan h. Sarana ruang guru i. Sarana ruang tata usaha j. Sarana tempat ibadah k. Sarana toilet l. Sarana gudang Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melihat dan mendatangi secara langsung tempat yang dijadikan objek observasi untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta. Selain itu, observasi yang peneliti
lakukan
juga
melalui
pengamatan
kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta. Kegiatan pemeliharaan tersebut adalah perbaikan saluran air toilet sekolah.2
E. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Berdasarkan judul yang diangkat dan metode penelitian yang digunakan, maka instrument penelitian yang dijadikan pedoman adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Fokus Penelitian 1. Perencanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
2
Sumber Data 1. Kepala sekolah 2. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
Hasil Observasi, Tanggal 6 Oktober 2014.
Metode
Instrumen
1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi
1. Pedoman Wawancara
47
2. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
3. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
1. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana 2. Kepala laboratorium 3. Kepala perpustakaan 1. Kepala sekolah 2. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi
1. Pedoman Wawancara 2. Lembar Pengamatan
1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi
1. Pedoman Wawancara
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kepala SMK Negeri 59 Jakarta Fokus Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. 2.
3.
4.
5. 6. 7. 8. 9.
Sub Fokus Penyusunan rencana pemeliharaan sarana dan prasarana Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran memelihara sarana dan prasarana Penyusunan struktur organisasi sarana dan prasarana Penyusunan struktur organisasi sarana dan prasarana Pihak yang terlibat dalam penyusunan struktur organisasi sarana dan prasarana Penyusunan rencana anggaran sarana dan prasarana Pertimbangan dalam penyusunan rencana anggaran sarana dan prasarana Pengalokasian anggaran sekolah untuk pemeliharaan sarana dan prasarana Kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan prasarana Upaya mengatasi kendala dalam penyusunan rencana anggaran sarana dan prasarana
48
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana Fokus Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sub Fokus 1. Penyusunan rencana pemeliharaan sarana dan prasarana 2. Waktu penyusunan rencana pemeliharaan sarana dan prasarana 3. Kriteria pemeliharaan sarana dan prasarana 4. Keterlibatan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru dalam memelihara sarana dan prasarana 5. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran memelihara sarana dan prasarana 6. Pihak khusus yang memberikan penyadaran dalam pemeliharaan sarana dan prasarana 7. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman memelihara sarana dan prasarana 8. Program sekolah dalam meningkatkan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana 9. Pihak khusus yang memberikan pemahaman pemeliharaan sarana dan prasarana 10. Penyusunan struktur organisasi sarana dan prasarana Penyusunan struktur organisasi sarana dan prasarana 11. Pihak yang terlibat dalam penyusunan struktur organisasi sarana dan prasarana 12. Program pemeliharaan sarana dan prasarana 13. Keterlibatan guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana 14. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan 15. Hambatan dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana 16. Pendataan pemeliharaan sarana dan prasarana 17. Penyusunan rencana anggaran sarana
49
dan prasarana 18. Pertimbangan dalam penyusunan rencana anggaran sarana dan prasarana 19. Pengalokasian anggaran sekolah untuk pemeliharaan sarana dan prasarana 20. Kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan prasarana 21. Upaya mengatasi kendala dalam penyusunan rencana anggaran sarana dan prasarana Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Kepala Laboratorium Fokus Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sub Fokus 1. Pemeliharaan alat-alat laboratorium 2. Teknisi eksternal untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah 3. Tindak lanjut alat-alat laboratorium yang rusak dan hilang 4. Keterlibatan siswa dalam pemeliharaan sarana dan prasarana laboratorium 5. Upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam pemeliharaan sarana dan prasarana 6. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta Tabel 3.6
Pedoman Wawancara Kepala Perpustakaan Fokus Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sub Fokus Pemeliharaan buku-buku perpustakaan Program pemeliharaan perpustakaan Jadwal pemeliharaan perpustakaan Perawatan khusus untuk buku-buku Tindak lanjut terhadap buku yang rusak dan hilang Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta
50
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak selama di lapangan dan setelah selesai penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah model analisis data mengalir (flow model). Sejumlah langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992:15-20).3 Dalam proses pengolahan dan analisis data, yang pertama penulis lakukan adalah dengan mengumpulkan data melalui wawancara, studi dokumentasi dan observasi yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian. Adapun data yang terkumpul adalah hasil observasi yang terlampir dalam pedoman observasi mengenai kondisi sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta, hasil wawancara yang terlampir dalam lembar hasil wawancara dan dokumendokumen terkait pemeliharaan sarana dan prasarana seperti Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana tahun 2013/2014, Rincian Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana tahun 2013/2014, Rencana Anggaran Sarana dan Prasarana tahun 2013/2014, Evaluasi Program Kerja 2013/2014, Rincian Tugas Tim Sarpras, Kartu Inventaris Barang, Kartu Inventaris Ruangan dan Kartu Pemeliharaan Barang. Setelah dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah mereduksi data. Mereduksi
data
adalah
proses
menyeleksi,
memfokuskan,
menyederhanakan, dan mengabstraksikan data mentah yang diperoleh dari hasil penelitian. Reduksi data yang penulis lakukan adalah dengan menyeleksi yang telah terkumpul dan mengklasifikasikannya berdasarkan aspek permasalahan yang penulis ambil dalam penelitian ini sesuai dengan pembatasan masalah yang diuraikan di Bab 1 yaitu perencanaan pemeliharaan, teknik pemeliharaan dan anggaran pemeliharaan. Dari hasil wawancara dan studi dokumentasi, penulis memfokuskan dan hanya 3
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.29, h. 307
51
mengambil data yang terkait dengan fokus penelitian penulis yakni pemeliharaan sarana dan prasarana. Reduksi data yang penulis lakukan pada studi dokumentasi adalah dengan memilih kegiatan dalam program kerja sekolah hanya yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana seperti rencana pemeliharaan, pemeliharaan berkala sarana dan prasarana
dan anggaran
yang dialokasikan untuk kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Selanjutnya adalah melakukan penyajian data yang memudahkan peneliti untuk menarik kesimpulan. Bentuk penyajian data yang penulis lakukan adalah berupa teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian. Dari data yang telah penulis reduksi, maka penulis menjabarkan seluruh hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi dengan menjelaskan dan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata naratif secara sistematis agar dapat lebih mudah untuk dipahami. Dalam melakukan penyajian data, penulis memaparkannya menjadi tiga subbab, yakni perencanaan pemeliharaan, teknik pemeliharaan dan alokasi anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penarikan kesimpulan. Setelah data terkumpul, direduksi dan disajikan, maka penulis mengambil kesimpulan berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian yang telah diolah dan disajikan secara sistematis dalam bentuk deskriptif. Dari hasil penyajian data tersebut, penulis menarik kesimpulan yang menjawab masalah yang diambil dalam penelitian ini. Hasil kesimpulan tersebut akan menjawab rumusan masalah dan meinterpretasikan hasil dari penelitian yang penulis lakukan.
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data 1. Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan dilakukan guna memastikan konteks untuk dipahami dan dihayati. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan
52
dengan terjun ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang hal ini juga dilakukan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.4 Dalam proses pengolahan dan analisis data, penulis melakukan validasi data melalui perpanjangan keikutsertaan. Perpanjangan keikutsertaan yang penulis lakukan dimulai dari proses perizinan, studi pendahuluan, proses penelitian dan pengumpulan data atau informasi. Perpanjangan keikutsertaan memakan waktu yang cukup lama dimulai pada bulan Mei sampai Oktober. Penulis membatasi waktu pengumpulan data setelah informasi atau data yang berhubungan dengan pembahasan cukup untuk dianalisa. Dari proses tersebut, diperoleh hasil berupa data-data kualitatif berupa data hasil wawancara, dokumentasi terkait pemeliharaan sarana dan prasarana dan data observasi yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian.
2. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, maka ketekunan penagamatan menyediakan kedalaman mengenai persoalan yang menjadi pembahasan.5 Ketekunan pengamatan dilakukan penulis untuk memperoleh informasi secara mendalam dan mencari tahu permasalahan berkaitan dengan objek penelitian. Oleh karena itu setelah penulis memperoleh data melalui hasil wawancara maupun studi dokumentasi, penulis melakukan pengamatan secara mendalam mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana yang sedang terjadi dan hal itu dapat dilihat dari aspek komunikasi dan interaksi yang dilakukan subjek peneliti (kepala 4 5
Ibid., h. 327. Ibid., h. 329
53
sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala laboratorium dan kepala perpustakaan).
3. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain melalui pemanfaatan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331). Dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu dan (4) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 6 Adapun teknik triangulasi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: a.
Membandingkan data hasil wawancara terkait pemeliharaan sarana dan prasarana dengan data hasil wawancara dari semua subjek yang telah ditentukan;
b.
Membandingkan data hasil wawancara terkait pemeliharaan sarana dan prasarana dengan hasil data dokumentasi yang ada.
6
Ibid., h. 330
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta SMK Negeri 59 Jakarta didirikan tahun 2005, sebelumnya gedung SMK Negeri 59 ditempatkan di SMK Negeri 18. Kemudian setelah 2 tahun gedung SMK Negeri 59 dibangun di Jl. Peninggaran Barat no.1 Tanah Kusir Kebayoran Lama. Pada tanggal 29 Januari telah menempati gedung baru 4 lantai yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta dengan SK Gubernur No. 1328 Tahun 2007 tanggal 10 September.
2. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SMK Negeri 59 Jakarta
Status
: Negeri
Akreditasi
:B
Alamat
: Jl. Peninggaran Barat I Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan
Kode pos
: 12240
Telepon
: 021 – 7292899
Fax
: 021 – 7292889
Email
:
[email protected]
Tanggal NSS
: 18 Juli 2005
3. Visi dan Misi SMK Negeri 59 Jakarta a) Visi Menjadi
SMK
unggul
pembentuk
berteknologi, dan berakhlak Mulia.
54
SDM
berkualitas,
55
b) Misi 1. Meningkatkan dan membudayakan pembelajaran akhlak mulia pada warga sekolah. 2. Meningkatkan penyelenggaraan diklat berkualitas. 3. Melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi informasi. 4. Bekerja sama dengan DU/DI untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa dan keterserapan tamatan.
4. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMK Negeri 59 Jakarta a) Data Guru dan Karyawan
Tabel 4.1 Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta Tahun 2014 No.
Nama
L/P
Status Kepeg.
Tugas Mengajar
1 2 3 4 5
Drs. H. Ramli, M.Pd. Drs. Sukarno, M.M. Dr. H. Sumiyar, M.Pd. Unwanah, S.Pd. Supriyono, S.Pd., M.M.
L L L P L
PNS PNS PNS PNS PNS
Matematika Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Indonesia IPS Terpadu
6
Wiwik Wijayanti, S.Pd.
P
PNS
Bahasa Inggris
7
Widya Milza, S.Pd.
L
PNS
Matematika
8 9
Megayarni Mukhtar, S.Pd. Elizar Kamal, S.Pd.
P P
PNS PNS
Produktif Pemasaran Bahasa Inggris
10
Winardi, S.Pd.
L
PNS
Penjaskes
11 12 13 14
Sudik Prayitno, S.Pd. Mulyakin, S.Kom. Drs. Mukhsin Sri Giyanti, S.Pd.
L L L P
PNS Honorer Honorer Honorer
BP / BK KKPI Penjaskes Fisika
15
Pambudi Nugroho, S.Kom
L
Honorer
Produktif Multimedia
16
Idha Nurhayati, S.Pd.
P
Honorer
Matematika
P
Honorer
Pend. Agama Kristen
L
Honorer
Pend. Agama Islam
17 18
Agustina D. Obadiri, S.PAK. Abdul Hadi, S.Ag.
Jabatan Tambahan Sebagai Kepala Sekolah Waka. Kesiswaan Waka. Kurikulum Kepala Perpustakaan Waka. Humas/DUDI Pembina OSIS (Staf Kesiswaan) & Wali Kelas Ka. Prog. Multimedia Ka. Prog. Pemasaran Waka. Sarpras Staf Kesiswaan & Wali Kelas
Wali Kelas Staf Kurikulum / Kepala IT Pembina 9K & Wali Kelas
Wali Kelas
56
19
Tomi Sukito, S.E.
L
Honorer
Produktif Pemasaran
20
Nisban Prayoga, S.Kom.
L
Honorer
Produktif Multimedia
21
Nugroho, A.Md.Par., S.Pd.
L
Honorer
Bahasa Inggris
22
Tien Martina, S.Pd.
P
Honorer
Bahasa Inggris
23
Firman Firdaus, S.Sos.I.
L
Honorer
Pend. Agama Islam
24 25 26
Marwati, S.Pd. Romlah Muslimah, S.Pd. Wawang Wangsih, S.Pd.
P P P
Honorer Honorer Honorer
PKn S. Produktif Pemasaran Seni Budaya
27
Rusdy Khalid, S.Kom.
L
Honorer
KKPI
Kepala Laboratorium Pemasaran & Wali Kelas Kepala Laboratorium Multimedia & Wali Kelas Kepala Laboratorium Bahasa Inggris & Wali Kelas Staf Kesiswaan & Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Staf Sarpras & Wali Kelas
Tabel 4.2 Data Karyawan SMK Negeri 59 Jakarta Tahun 2014 No.
Nama
L/P
Status Kepeg
Ijazah Tingkat
Jurusan
Jabatan
1
H. Daryatno, S.E.
L
PNS
S1
Manajemen
Kasubag TU
2
Achmad
L
PNS
SMA
IPS
Bendaharawan
3
Shinta Ellisa, S.Sos.
P
Honorer
S1
Jurnalistik
Kepegawaian
4
Tantri Rasmayanti, S.E.
P
Honorer
S1
Ekonomi Mnj.
Persuratan
5
Fijiati Ningsih
P
Honorer
SMK
Sekretaris
Inventaris
6
Dwi Kurnia Rizki
P
Honorer
SMK
Akuntansi
Kesiswaan
7
Alina Usniyansyah
P
Honorer
SMK
Administrasi Perkantoran
Perpustakaan
8
Widodo
L
Honorer
SLTP
-
Caraka
9
Pepen
L
Honorer
MTs
-
Caraka
10
Hanafi
L
Honorer
SLTP
-
Satpam
11
Kusnan
L
Honorer
STM
Bangunan
Satpam
57
b) Data Siswa
Tabel 4.3 Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015
L
JULI P
JML
X MM 1
20
12
X MM 2
21
X PM 1
OKTOBER
AGUSTUS JML L P
SEPTEMBER JML L P
L
P
JML
32
20
12
32
20
12
32
20
12
32
11
32
21
11
32
21
11
32
21
11
32
17
18
35
17
18
35
17
18
35
17
18
35
X PM 2
18
17
35
18
17
35
18
17
35
18
17
35
JML
76
58
134
76
58
134
76
58
134
76
58
134
XI MM 1
21
10
31
21
10
31
21
10
31
21
10
31
XI MM 2
21
11
32
21
11
32
21
11
32
21
11
32
XI PM 1
15
16
31
15
16
31
15
16
31
15
16
31
XI PM 2
19
16
35
19
16
35
19
16
35
19
16
35
JML
76
53
129
76
53
129
76
53
129
76
53
129
XII MM 1
26
10
36
26
10
35
26
10
36
26
10
36
XII MM 2
23
7
30
23
7
30
23
7
30
23
7
30
XII PM 1
11
21
32
11
21
32
11
21
32
11
21
32
XII PM 2
12
9
31
12
9
31
12
9
31
12
9
31
JML JML SELURUH
82
47
129
82
47
129
82
47
129
82
47
129
234
158
392
234
158
392
234
158
392
234
158
392
KELAS
5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta Dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan, sarana dan prasarana SMKN 59 Jakarta sangat lengkap. Oleh karena itu peneliti membatasi sarana dan prasarana yang akan ditinjau secara umum sesuai dengan pembahasan sarana dan prasarana yang telah dibahas di
58
bab-bab sebelumya. Berikut adalah data yang peneliti dapatkan terkait dengan sarana dan prasarana di SMKN 59 Jakarta:
Tabel 4.4 Data Inventaris Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta Tahun 2014 No. 1. 2.
3.
Uraian Barang Tanah GEDUNG DAN BANGUNAN a) Bangunan dan Gedung Kantor Permanen b) Ruang kepala sekolah c) Ruang wakil kepala sekolah d) Ruang guru e) Ruang kelas f) Ruang tata usaha g) Perpustakaan h) Ruang BK i) Ruang UKS j) Ruang OSIS LABORATORIUM A. LABORATORIUM PEMASARAN 1) Komputer PC 2) Cash register 3) Printer 4) Mesin EDC 5) Barcode scanner 6) Cash drawer 7) LCD 8) Kalkulator elektronik 9) Timbangan digital 10) Etalase 11) Rak display 12) Interactive whiteboard B. LABORATORIUM MULTIMEDIA 1) Printer 2) Komputer 3) Speaker mini 4) Scanner 5) Headset
Satuan M2
Kuantitas 3.882
M2
3.132
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1 1 1 12 1 1 1 1 1
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
22 10 1 6 6 6 22 8 7 1 3 1
Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1 37 15 2 49 38
59
4.
6) LCD 7) Interactive whiteboard C. LABORATORIUM KKPI 1) PC Guru 2) Monitor Acer 3) LCD 4) Printer 5) Scanner 6) Speaker 7) Layar proyektor 8) Interactive whiteboard D. LABORATORIUM BAHASA 1) LCD Monitor 2) Speaker 3) PC & Monitor Guru 4) Recorder & Headset 5) UPS 6) DVD 7) LCD Proyektor ALAT DAN PERABOT (MEBELER) 1) Komputer 2) Laptop 3) Papan tulis whiteboard 4) Buffet kayu TU 5) Tong sampah 6) Proyektor multimedia 7) Layar proyeksi 8) Meja siswa (kelas) 9) Meja siswa (Lab. KKPI) 10) Meja siswa (Lab. PM) 11) Meja siswa (Lab. MM) 12) Meja siswa (Lab. Bahasa) 13) Meja Kepala Sekolah 14) Meja guru 15) Meja staf 16) Meja baca perpustakaan 17) Meja printer 18) Meja sirkulasi 19) Kursi siswa (kelas) 20) Kursi siswa (Lab. KKPI) 21) Kursi siswa (Lab. PM) 22) Kursi siswa (Lab. MM) 23) Kursi siswa (Lab. Bahasa) 24) Kursi Kepala Sekolah 25) Kursi guru
Unit
1
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1 40 1 4 1 1 1 1
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
40 2 1 40 1 1 1
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
10 44 37 2 18 12 12 470 40 40 40 40 3 50 6 16 5 3 460 40 40 40 40 2 50
60
5.
26) Kursi staf 27) Kursi baca perpustakaan 28) Bangku istirahat siswa 29) Lemari kayu 30) Lemari besi 31) Lemari kantor 32) Lemari alat olahraga 33) Lemari guru kelas 34) Lemari penyimpanan sekolah 35) Lemari penitipan tas 36) Lemari kaca sekolah 37) Lemari plakat/piala 38) Lemari arsip 39) Loker penitipan tas 40) Lemari katalog 41) Lemari buku 42) Rak laboratorium 43) Rak sepatu kayu 44) Rak perpustakaan 45) Rak Koran 46) Rak besi 47) Rak buku dan arsip BUKU 1. Buku teks pelajaran 2. Buku panduan pendidik 3. Buku pengayaan 4. Buku referensi
peralatan
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
9 16 28 22 2 5 4 14 9
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
10 16 3 10 8 1 10 4 4 4 1 3 8
Eksemplar Eksemplar Judul Judul
2.609 27 724 36
61
6. Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta
STRUKTUR ORGANISASI SMK NEGERI 59 JAKARTA KEPALA SEKOLAH Drs. H. Ramli, M. Pd. KASUBAG TU H. Daryatno, S.E. HANAPI/KUSNAN Kepeg. Inventaris Shinta Ellisa, Fijiati Ningsih S. Sos
Juru Bayar Achmad
Persuratan Tantri Rasmayanti, S.E
Waka Sarpras Elizar Kamal , S.Pd.
Pembina 9K & UP Idha Nurhayati, S.Pd.
Waka Humas/Dudi Drs. Supriyono, MM
Kaprog Pemasaran Megayarni, S. Pd.
Wali Kelas X
Perpustakaan Alina Usniyansyah
Waka Kesiswaan Drs. Sukarno, MM.
Kaprog Multimedia Widya Milza, S. Pd.
Waka Kurikulum Dr. H. Sumiyar, M. Pd.
Pembina Kesiswaan Wiwik Wijayanti, S. Pd.
Wali Kelas XI
Guru Normatif, Guru Adaptif, Guru Produktif
Osis / Siswa
Gambar 4.1
Satpam Hanapi & Kusnan
Wali Kelas XII
Kesiswaan Dwi Kurnia Rizki
Caraka Widodo & Pepen
62
B. Deskripsi dan Analisis Data Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan tersebut ditujukan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana dan perwakilan guru yang secara langsung menggunakan
sarana
belajar
seperti
laboratorium
serta
kepala
perpustakaan. Sebagaimana teori pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah dijelaskan pada bab II, pemeliharaan sarana dan prasarana memiliki lima teknik
yaitu
meliputi
penyadaran,
pemahaman,
pengorganisasian,
pelaksanaan dan pendataan. Di samping itu, sebelum menguraikan teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, penulis akan menjelaskan secara singkat perencanaan program sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, penulis juga akan mendeskripsikan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar yang meliputi gedung, ruang kelas, laboratorium, mebiler dan buku. Uraian di bawah ini menjelaskan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta sebagai berikut: 1.
Perencanaan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari: (a)
Bagaimana
proses
penyusunan
rencana
kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Setiap kapan dilakukan penyusunan rencana program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (c) Seperti apa kriteria sarana dan prasarana yang harus dilakukan pemeliharaan? (d) Bagaimana keterlibatan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf sekolah
63
dalam rangka perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan di atas, perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta dilakukan setiap awal tahun ajaran baru yang disusun melalui rapat kerja yang diadakan sekolah setiap awal tahun ajaran baru untuk menganalisis kebutuhan pendidikan apa saja yang diperlukan oleh sekolah untuk menunjang proses pendidikan selama satu tahun ke depan. Dalam rapat kerja tersebut disusun pula anggaran untuk program-program yang ada di sekolah yaitu baik sarana dan prasarana maupun kesiswaan, kurikulum dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan rencana program pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut pasti ada kekurangan atau perbaikan selama waktu berjalan seperti perbaikan-perbaikan yang bersifat insidental misalnya perbaikan AC yang rusak dan perbaikan saluran air. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Elizar selaku Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana SMKN 59 Jakarta: “Untuk penyusunan rencana program kerja khususnya bidang sarana dan prasarana memang selalu kita susun setiap awal tahun ajaran baru. Proses penyusunannya biasanya kita laksanakan dalam rapat kerja sekolah yang dihadiri oleh kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, guru, staf dan manajemen sekolah lainnya. Dalam rapat kerja itu kita analisis apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah selama satu tahun ke depan untuk menunjang kelancaran proses pendidikan yang ada di sekolah. Tentunya analisis kebutuhan ini juga kita sesuaikan atau kita dasarkan pada evaluasi rencana program kerja tahun lalu supaya kita bisa melihat kegiatan apa yang tidak terlaksana pada tahun sebelumya supaya kita bisa evaluasi lagi dan kita rembukkan bersama untuk mencari solusinya. Selain itu, dalam proses waktu berjalan pastinya ada yah kejadian yang sifatnya insidental yang memerlukan perbaikan darurat yang di luar dari yang telah kita rencanakan dalam program kerja sarana dan prasarana pendidikan. Nah kalau yang demikian ya kita tetap tambahkan dalam perjalanan
64
program kegiatan itu sendiri dan masuk juga ke dalam anggaran sarana dan prasarana karena memang kan kita sudah punya anggaran untuk satu tahun”.1 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ramli, Kepala Sekolah yang mengatakan bahwa: “Kita buat rencana kegiatan sekolah itu kan setiap awal ajaran tahun baru yah. Nah di situ biasanya Saya dan wakil-wakil lain saling koordinasi tentang kebutuhan sekolah. kita kan wakil ada empat yah, ada sarana dan prasarana, humas, kurikulum dan kesiswaan. Jadi ya untuk lebih rincinya saya serahkan ke masingmasing bagiannya”.2 Dari hasil analisis kebutuhan sarana dan prasarana yang diadakan melalui rapat kerja tersebut tentunya baik Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah tentunya meminta usulan dari para guru-guru dan pemangku inventarisasi lainnya yang tentunya lebih mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang perlu diadakan atau diperbaiki agar bisa dimasukkan ke dalam rencana program kerja sekolah untuk lebih menunjang kelancaran proses pendidikan yang ada di sekolah. Untuk kriteria sarana dan prasarana yang harus dilakukan pemeliharaan, sesuai dengan hasil wawancara tidak ada kriteria khusus karena memang semua sarana dan prasarana sudah seharusnya selalu dilakukan pemeliharaan agar bisa digunakan sesuai dengan fungsinya dan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Namun untuk barang tahan lama seperti AC dan komputer biasanya diperlukan pemeliharaan secara berkala untuk meminimalisir terjadinya kerusakan. Untuk pemeliharaan AC biasanya dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan mendatangkan petugas dari luar. Sedangkan untuk pemeliharaan komputer, pemeliharaan yang 1
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014. 2 Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014.
65
dilakukan berupa pengecekan kondisi fisik dan nonfisik (Operating System) yang dilakukan setiap bulan secara rutin oleh guru komputer sekolah sendiri.3 Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana SMKN 59 Jakarta: “Kalo kriteria sarana dan prasarana apa saja yang harus kita pelihara saya rasa tidak ada kriteria khusus yah. Karena menurut saya memang sudah sepatutnya sebagai “user” dari sarana dan prasarana itu sendiri ya kita harus pelihara semuanya. Paling untuk sarana dan prasarana yang tergolong barang habis pakai seperti spidol, tinta spidol, penghapus, kertas, tinta printer dan lain sebagainya tentunya tidak ada pemeliharaan secara khusus kecuali kita harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin dan tidak boros dalam menggunakannya. Tetapi, untuk sarana dan prasarana yang termasuk dalam kategori barang tahan lama seperti meja, kursi, lemari, AC, komputer, printer dan lain-lain baru kita lakukan pemeliharaan secara khusus untuk menjaga fungsi dan kegunaan dari barang itu sendiri agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya untuk pemeliharaan AC sendiri biasanya kita servis setiap 6 bulan sekali secara rutin dengan mendatangkan petugas servis AC dari luar. Selain itu juga komputer biasanya dilakukan pemeliharaan secara berkala untuk mengecek baik kondisi fisik maupun sistemnya. Kalo untuk pemeliharaan komputer biasanya dilakukan oleh guru komputer yang bersangkutan karena memang dia yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk melakukan itu”.4 Dalam penyusunan rencana program kerja khususnya bidang sarana dan prasarana sekolah tentunya tidak hanya melibatkan tim sarana dan prasarana sekolah saja, tetapi juga semua pihak yang terkait. Seperti yang diuraikan oleh ketua tim sarana dan prasarana SMKN 59 Jakarta: “Keterlibatan kepala sekolah dalam menyusun rencana program kerja sarana dan prasarana lebih kepada persetujuan. Artinya, untuk sarana dan prasarana sekolah itu sendiri kan memang ada tim khusus yang terstruktur. Jadi 3
Dokumentasi Rincian Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. 4 Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
66
kepala sekolah melimpahkan wewenangnya untuk urusan yang terkait dengan sarana dan prasarana sekolah kepada tim sarana dan prasarana. Jadi setelah tim sarana dan prasarana menyusun rencana program kerja, lalu saya selaku ketua tim sarana dan prasarana mengajukan rencana program kerja tersebut ke kepala sekolah. Kalo ada yang tidak sesuai atau kepala sekolah tidak setuju biasanya beliau memperbaiki atau memberikan saran kepada tim sarana dan prasarana bagaimana seharusnya. Nah kalo itu terjadi otomatis ya kita merevisi rencana program kerja yang telah kita susun. Tapi kalo tidak ada perubahan berarti kepala sekolah menyetujui rencana program kerja tersebut”.5 Dari hasil data mengenai perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta, penulis dapat menyimpulkan bahwa proses penyusunan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dikoordinasikan bersama-sama antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf sekolah melalui rapat kerja yang dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru. Melalui rapat kerja tersebut maka sekolah mampu menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana apa saja yang harus dilakukan pengadaan dan pemeliharaan guna lebih menunjang kelancaran proses pendidikan yang ada di sekolah yang didasarkan pada evaluasi rencana program kerja tahun sebelumnya. Dari evaluasi tersebut, maka dapat diketahui program sarana dan prasarana apa saja yang tidak berjalan sesuai dengan rencana sehingga tim sarana dan prasarana beserta kepala sekolah dapat memperbaikinya atau melanjutkan program-program yang masih belum selesai. Di samping itu, dalam rapat kerja tersebut juga dibuat rencana anggaran untuk bidang sarana dan prasarana sekolah baik pengadaan, penambahan maupun pemeliharaan untuk satu tahun ajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah.
5
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
67
2.
Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan a. Penyadaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk penyadaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan diajukan 2 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan kesadaran kepada semua warga sekolah dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Adakah pihak tertentu yang khusus memberikan penyadaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan tersebut? Berdasarkan
hasil
wawancara
yang
mengacu
pada
pertanyaan di atas, bahwa upaya yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta untuk memberikan kesadaran kepada seluruh warga sekolah agar memelihara sarana dan prasarana yang ada adalah dengan senantiasa memberikan penjelasan kepada seluruh warga sekolah mengenai pentingnya memelihara sarana dan prasarana sekolah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Elizar, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana: “Biasanya kalo untuk menyadarkan mereka supaya mau memelihara sarana yang ada itu kita (tim sarpras) khususnya Saya selalu memberikan penjelasan baik ke guru, siswa dan petugas sekolah lainnya tentang pentingnya 9K. Di sini kan kita punya program 9K yah (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Kekeluargaan, Kesehatan, Keterbukan dan Keteladanan). Tapi selain itu juga biasanya kita selalu mengingatkan kepada semua warga sekolah yah siapapun itu untuk memelihara atau setidaknya ga ngerusak fasilitas sekolah”.6 Begitupun yang dijelaskan oleh Bapak Ramli, kepala sekolah: “Kita kan ada pengarahan yah tiap minggu atau breafing. Kalo untuk stakeholder tiap upacara yah, atau juga kadangkadang Saya datang ke unit-unit seperti UKS, perpustakaan, 6
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
68
laboratorium dan lain-lain minta dijaga semua sarana dan prasarananya”.7 Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Tien Martina, guru bahasa inggris sekaligus kepala laboratorium bahasa inggris: “Untuk menumbuhkan kesadaran siswa supaya mau memelihara sarana dan prasarana khususnya yang ada di lab. bahasa memang tidak cukup sekali dua kali yah. Artinya sebagai guru kita harus selalu mengingatkan mereka bahwa saat mereka menggunakan lab, maka mereka bertanggungjawab terhadap semua alat yang ada di lab. Jadi kalo misalnya ada kerusakan atau ada yang hilang ya itu tanggung jawab mereka untuk mengganti kalo ada yang hilang”. 8 Hal yang serupa juga dikatakan oleh Bapak Nisban Prayoga, guru produktif multimedia sekaligus sebagai Kepala Laboratorium Multimedia sebagai berikut: “Kalo buat Saya supaya siswa sadar dan mau memelihara sarana sekolah apalagi yang ada di lab. yah biasanya saya akan menjelaskan kepada mereka bahwa jika ada yang merusak atau menghilangkan sarana yang ada di lab. multimedia akan Saya berikan sanksi. Dengan demikian kan pastinya mereka akan memilih untuk menjaga dan memelihara sarana yang ada daripada harus dikenakan sanksi”.9 Begitupun yang dikatakan oleh Bapak Tomi Sukito, guru produktif pemasaran sekaligus Kepala Laboratorium Pemasaran: “Untuk menumbuhkan kesadaran siswa agar memelihara sarana yang ada di lab. biasanya setiap awal kegiatan mengajar Saya selalu memberikan penjelasan kepada mereka bahwa smeua
7
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014. 8 Wawancara dengan Tien Martina, S. Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014. 9 Wawancara dengan Nisban Prayoga, S. Kom, Guru Produktif Multimedia dan Kepala Laboratorium Multimedia SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
69
fasilitas ini milik kita bersama jadi ya kita juga yang harus menjaga dan merawat, karena yang pake kan kita juga”.10 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Rusdy Khalid, guru KKPI: “Biasanya tiap sebelum belajar saya itu ada breafing session yah. Artinya Saya selalu ingetin mereka agar menggunakan komputer sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP) untuk menghindari adanya kerusakan. Selain itu juga di lab. kan ada petunjuk prosedur masuk lab. dan tata cara penggunaan komputer yang kita tempel di tembok dalam laboratorium, jadi mereka bisa lihat dan baca sendiri lah itu peraturannya kaya gimana”.11 Upaya untuk memberikan kesadaran agar seluruh warga sekolah memelihara segala sarana dan prasarana yang ada di sekolah dilakukan oleh tim sarana dan prasarana sekolah, khususnya oleh ketua tim sarana dan prasarana serta oleh ketua program 9K. Namun di samping itu, tentunya untuk menyadarkan seluruh warga sekolah agar mau memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekolah membutuhkan koordinasi dan kerja sama antarpihak yakni dengan guru, staf sekolah dan juga petugas kebersihan dan kemanan sekolah.
b. Pemahaman Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk pemahaman pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Bagaimana program sekolah untuk meningkatkan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan kepada
10
Wawancara dengan Tomi Sukito, S.E, Guru Produktif Pemasaran dan Kepala Laboratorium Pemasaran SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014. 11 Wawancara dengan Rusdy Khalid, S. Kom, Guru KKPI dan Kepala Laboratorium KKPI SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
70
seluruh warga sekolah? (c) Siapakah pihak yang bertugas memberikan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan kepada seluruh warga sekolah? Berdasarkan
hasil
wawancara
yang
mengacu
pada
pertanyaan di atas, bahwa dalam memberikan pemahaman sebenarnya hampir sama dengan memberikan kesadaran kepada seluruh warga sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekolah yaitu dengan memberi tahu dan menjelaskan kepada semua warga sekolah mengenai betapa pentingnya untuk memelihara sarana dan prasarana sekolah. Hal ini dilakukan setiap hari dan setiap saat ketika bertemu dengan guru maupun siswa di sekolah. Upaya yang dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya memelihara sarana dan prasarana adalah dengan lebih menekankan bahwa pemeliharaan fasilitas sekolah merupakan tanggung jawab bersama karena fasilitas sekolah tersebut juga digunakan oleh bersama. Untuk meningkatkan pemahaman pentingnya memelihara sarana dan prasarana pendidikan, sekolah memiliki program yang dilaksakan setiap 6 bulan sekali. Program tersebut adalah berupa lomba kebersihan dan kerapian antarkelas. Untuk penilaian lomba tersebut
tentunya
pengumuman
dilakukan
pemenang
lomba
beberapa tersebut.
bulan Artinya
sebelum dengan
demikian maka masing-masing kelas akan lebih memelihara dan menjaga baik kebersihan, kerapian dan kenyamanan kelasnya masing-masing. Dari lomba tersebut tentunya setiap kelas akan lebih bertanggung jawab terhadap kelasnya masing-masing dan saling bekerja sama dengan temannya yang lain agar bisa menjadi pemenang dalam lomba tersebut. Untuk kelas yang memenangkan lomba tersebut akan diberikan hadiah yang biasanya berupa barang-barang yang dapat digunakan untuk kepentingan bersama
71
di kelas seperti kipas angin, lemari penyimpanan ataupun alat-alat tulis kelas. Untuk pihak yang biasanya memberikan pemahaman kepada seluruh warga sekolah mengenai pemeliharaan dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana yang juga sebagai ketua tim sarana dan prasarana sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Tim Sarpras: “Kalo yang biasanya memberikan pemahaman atau menegur warga sekolah supaya mau memelihara sarana dan prasarana ya Saya sendiri. Terkadang sih dibantu juga oleh anggota tim sarpras atau guru-guru yang lain”.12
c. Pengorganisasian Pemeliharaan
Sarana
dan
Prasarana
Pendidikan Untuk pengorganisasian pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan diajukan 2 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana penyusunan struktur organisasi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan struktur organisasi pemeliharaan tersebut? Berdasarkan
hasil
wawancara
yang
mengacu
pada
pertanyaan di atas, bahwa pengorganisasian atau pembagian tugas terkait
pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
disusun
dan
terorganisir dengan baik. Artinya pembagian tugas tersebut terstruktur dan jelas siapa bertanggung jawab terhadap apa. Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Tim Sarana dan Prasarana: “Pembagian tugas sarana dan prasarana itu memang sudah ditentukan dalam rapat kerja yang dilaksanakan setiap awal tahun. Sistemnya sih kesepakatan bersama yah, dalam arti tidak ada
12
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
72
paksaan buat mereka yang misalnya tidak bersedia ketika diusulkan untuk jadi tim sarana dan prasarana”.13 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ramli, kepala sekolah yang mengatakan bahwa: “Sesuai dengan kesepakatan bersama yah dengan teman-teman wakil yang lainnya. Saya tidak otoriter yah karena di sini juga Saya kan baru jadi ya mengikuti aja gimana biasanya. Cuma kalo misalnya yang Saya rasa tidak tepat ya Saya usulkan misalnya si A saja atau si B saja”.14 Dalam penyusunan pembagian tugas tim sarana dan prasarana tersebut seperti yang dikatakan oleh Ibu Elizar selaku ketua Tim Sarana dan Prasarana saat wawancara melibatkan seluruh manajemen sekolah karena dalam proses penyusunannya dilakukan saat rapat kerja sekolah yang diselenggarakan setiap awal
tahun
yang
berdasarkan
kesepakatan
bersama.
Pengorganisasian tugas tim sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat dalam Rincian Tugas Tim Sarpras sebagai berikut:15
Tabel 4.5 RINCIAN TUGAS TIM SARPRAS SMK NEGERI 59 JAKARTA TAHUN DIKLAT 2013/2014 No. Nama 1. Elizar Kamal, S. Pd 2.
Fijiati Ningsih
3. 4. 5.
Rusdy Khalid, S. Kom Idha Nurhayati, S. Pd Widodo
13
Tugas 1. Penanggung Jawab Tim Sarpras 2. Pengadaan Barang 1. Inventaris Barang 2. Administrasi Teknologi Informasi Penanggung Jawab Program 9K 1. Kebersihan Ruang Lantai I dan Lantai II 2. Halaman Depan Gedung Sekolah
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014 14 Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014. 15 Dokumentasi Rincian Tugas Tim Sarpras SMKN 59 Jakarta Tahun 2013/2014
73
6.
Khairul
7. 8.
Nurjani Hanafi
9.
Kusnan
1. Kebersihan Ruang Lantai III dan Lantai IV 2. Halaman Gerbang Sekolah Kebersihan seluruh taman sekolah Keamanan Sekolah Siang Malam (Sesuai Jadwal) Keamanan Sekolah Siang Malam ( Sesuai Jadwal) Dari hasil data mengenai pengorganisasian sarana dan
prasarana tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengorganisasian atau pembagian tugas bidang sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta sudah terorganisir dengan baik. Artinya dalam proses penyusunannya yang dilakukan setiap awal tahun melalui rapat kerja ditetapkan berdasarkan
kesepakatan
bersama
sehingga
tidak
ada
keterpaksaan dalam menjalani tugas sebagai tim sarana dan prasarana. Selain itu juga dengan adanya struktur tertulis tersebut, kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana menjadi jelas tanggung jawab dari masing-masing anggota tim sarana dan prasarana tersebut.
d. Pelaksanaan
Pemeliharaan
Sarana
dan
Prasarana
Pendidikan Untuk pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan diajukan 18 pertanyaan yang yang terdiri dari beberapa bagian sarana dan prasarana sebagaimana yang telah penulis batasi yaitu gedung sekolah, ruang kelas, mebiler, laboratorium dan buku. Berdasarkan hasil wawancara, program pemeliharaan yang ada di SMKN 59 Jakarta tersusun dalam rencana program kerja yang telah disusun oleh tim Sapras. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Elizar, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasaana:
74
“Program pemeliharaan yang kita punya itu antara lain pemeliharaan sarana belajar, toilet guru dan siswa, taman sekolah, kebersihan lingkungan sekolah yang biasa kita laksanakan setiap Jumat atau JUMSIH (Jumat Bersih), instalasi air dan listrik, AC dan alat-alat yang ada di laboratorium”.16 Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan biasanya dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada dalam rencana program kerja sarana dan prasarana sekolah. Di mana dalam rencana program kerja tersebut ada yang dilakukan secara berkala seperti pemeliharaan AC yang dilakukan setiap 6 bulan sekali dan ada juga yang secara rutin dilakukan pemeliharaan seperti peralatan laboratorium yang dilakukan rutin setiap bulan.17 Keterlibatan guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah tentunya sangat terlibat. Semua guru yang ada saling koordinasi dalam memelihara sarana dan prasarana baik yang ada di kelas yang mereka gunakan setiap kali mengajar maupun laboratorium yang digunakan untuk mata pelajaran produktif seperti multimedia, pemasaran, komputer dan bahasa inggris. Seperti yang dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana sebagai berikut: “Tentunya guru-guru sangat terlibat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Misalnya untuk guru-guru mata pelajaran produktif dan bahasa inggris yang menggunakan laboratorium, mereka pastinya bertanggung jawab atas semua barangbarang yang ada di laboratorium. Dan untuk guru mata pelajaran umum yang lain juga terlibat untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di kelas yang mereka gunakan saat mengajar misalnya seperti proyektor, papan tulis dan yang lainnya. Selain itu juga, sebagai tim sarana dan prasarana, kita sangat terbantu dengan keterlibatan para guru karena dari merekalah 16
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014. 17 Dokumentasi Rincian Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.
75
kita biasanya mendapatkan informasi atau laporan jika ada barang yang rusak atau perlu diperbaiki. Tentunya hal ini karena mereka kan yang lebih tahu dan sering menggunakan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar. Dengan demikian mereka juga yang lebih mengetahui kondisi sarana belajar yang ada. Nah dari laporan-laporan para guru itulah bisa kita ambil tindakan untuk dilakukan perbaikan maupun untuk dimasukkan dalam rencana program kerja tahun berikutnya”.18 Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai dengan yang telah penulis batasi akan diuraikan sebagai berikut: 1) Gedung Untuk pemeliharaan gedung sekolah diajukan 2 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana pemeliharaan gedung yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta? (b) Setiap kapan dilakukan pemeliharaan gedung sekolah? Berdasarkan wawancara yang mengacu pada pertanyaan di atas, pemeliharaan gedung yang dilakukan oleh sekolah berupa pengecatan atau perbaikan ruangan yang rusak. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Elizar, Ketua Tim Sarpras: “Pemeliharaan gedung paling ya kaya pengecatan atau perbaikan ruangan yang rusak kalo ada. Trus juga biasanya kalo pengecatan seluruh gedung itu dari pemerintah langsung yah, kecuali kalo tingkat kerusakannya ringan misalnya perbaikan atap yang bocor itu baru sekolah sendiri yang melaksanakan. Tapi kalo perbaikan berat seperti pengecatan seluruh gedung, renovasi gedung atau pengadaan unit ruang baru ya langsung dari pemerintah yang ngadain toh kan dananya dari pemerintah juga.19 Dari hasil wawancara dengan Beliau juga dapat diketahui bahwa untuk pemeliharaan gedung tidak ada waktu khusus.
18
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014. 19 Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
76
Artinya jika ada kerusakan terkait dengan gedung sekolah yang sifatnya insidentil maka sekolah akan melakukan perbaikan saat itu juga. Namun untuk pengecatan gedung sekolah, karena itu merupakan program pemerintah maka sekolah hanya akan melakukan pengecatan jika memang ada surat keputusan dari pemerintah atau sudin untuk sekolah melakukan pengecatan gedung baik seluruhnya maupun ruang-ruang tertentu. Dari hasil data mengenai pemeliharaan gedung, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pemeliharaan gedung yang dilakukan SMKN 59 Jakarta pada tahun 2013 berupa perbaikan tempat parkir, lapangan olahraga dan saluran instalasi air. Dalam rencana program kerja sarana dan prasarana tahun 2013 sebenarnya telah direncanakan untuk melakukan perbaikan dan penambahan sarana ruang kelas di lantai 1, namun dari hasil evaluasi program kerja yang ada dapat diketahui bahwa program tersebut tidak dapat terlaksana karena belum adanya bantuan dari sudin.
2) Ruang Kelas Kegiatan pemeliharaan ruang kelas yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta yaitu dengan melakukan pengecekan kondisi ruang kelas dan sarana dan prasarana yang ada di kelas yang dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab kelas masing-masing. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka masing-masing dari penanggung jawab kelas dapat melaporkan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana jika ada barang yang rusak di dalam kelas. Dengan demikian penanggung jawab sarana dan prasarana dapat mengambil tindakan, baik memperbaiki barang tersebut maupun membeli baru.
77
Selain itu, untuk pemeliharaan ruang kelas dan semua sarana yang ada di kelas diserahkan kepada masing-masing kelas tersebut untuk dapat menjaga dan merawat kebersihan serta kenyamanan kelasnya masing-masing. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Elizar: “Pemeliharaan ruang kelas biasanya kita serahkan ke kelas itu masing-masing supaya menjaga dan merawat sedemikian rupa agar kelasnya bersih dan nyaman. Kan kalo bersih dan nyaman mereka juga yang enak”.20
3) Mebeler Pemeliharaan mebeler yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta yaitu dengan selalu memanfaatkan dan menggunakan mebeler yang ada sesuai dengan fungsi kegunaannya. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Elizar, ketua tim sarana dan prasarana: “Untuk pemeliharaan mebeler seperti meja, kursi, lemari, rak-rak, papan tulis maupun loker penyimpanan gitu sebenarnya sih kami ga ada perawatan secara intens atau khusus yah. Paling untuk menjaga supaya mebeler-mebeler yang ada itu awet dan ga cepet rusak ya kita harus menggunakannya sesuai dengan fungsinya yah. Jangan misalnya lemari penyimpanan dipake buat rak sepatu, ya jelas itu kan ga sesuai fungsinya yah. Ya paling kaya gitu aja sih kalo kita di sini ngerawat mebeler yang ada, ga ada perawatan yang khusus gimana gitu”.21
Sarana dan prasarana yang berupa mebeler seperti meja, kursi, pemari, papan tulis, rak penyimpanan maupun loker yang ada di SMKN 59 Jakarta dipelihara dan dirawat dengan baik. Meskipun secara data tidak tertulis dalam rencana
20
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014. 21 Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
78
program kerja, namun pemeliharaan mebeler dilakukan dengan menggunakannya dengan baik dan sesuai dengan fungsinya. Dengan menggunakan mebeler tersebut sesuai dengan fungsi dan kegunaannya maka akan menjaga ketahanan barangbarang tersebut sehingga dapat digunakan sesuai dengan usia barang tersebut.
4) Laboratorium Untuk pemeliharaan laboratorium diajukan 5 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana pemeliharaan terhadap alatalat yang ada di laboratorium? (b) Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium? (c) Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut sekolah? (d) Apakah pernah ada siswa yang merusak atau menghilangkan alat-alat laboratorium? (e) Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium? Berdasarkan pertanyaan
di
hasil
wawancara
atas,
bahwa
yang
mengacu
pemeliharaan
pada
laboratorium
khususnya alat-alat yang ada di laboratorium ada yang dilakukan secara rutin dan berkala. Untuk pemeliharaan yang dilakukan rutin yaitu berupa pemeliharaan dari sisi kebersihan ruang laboratorium itu sendiri. Sedangkan untuk pemeliharaan yang sifatnya berkala berupa perawatan alat-alat yang ada di laboratorium seperti komputer dan sistem atau aplikasi dari komputer itu. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rusdy, guru KKPI: “Kalo pemeliharaan di lab. KKPI itu yang rutin kita laksanain paling dari segi kebersihannya. Kalo untuk
79
pemeliharaan komputernya itu kita tiap seminggu sekali ya kita harus cek konfigurasi OS sama aplikasinya”.22 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Tomi Sukito, guru produktif pemasaran: “Untuk pemeliharaan lab. Pemasaran (PM) ga terlalu ribet yah. Mesin-mesin yang ada di lab. PM juga paling cash register, printer, komputer dan kalkulator digital. Paling kalo pemeliharaan yang rutin ya dari segi kebersihan aja setiap habis belajar dibersihakan kalo emang kotor, trus juga dirapikan dan ditempatkan di tempatnya. Oh iya, trus juga paling untuk cash register kalo kertas struk atau tintanya habis ya kita ganti sama yang baru. Kalo pemeliharaan yang sifatnya berkala itu kaya komputer. Biasanya tiap 6 bulan sekali install atau update software atau aplikasi. Tapi itu juga sesuai kebutuhan yah”.23 Begitupun seperti yang dijelaskan oleh bapak Nisban Prayoga, guru Multimedia: “Lab. MM itu kan semuanya berkaitan sama komputer yah, jadi pemeliharaannya lebih kita fokusin ke kebersihan, penggunaan dan pengamanan komputer itu sendiri. Kalo dari segi kebersihan biasanya Saya selalu menginstruksikan ke siswa untuk membersihkan komputer sebelum dan setelah mereka gunakan. Untuk komputernya sendiri biasanya Saya selalu cek software atau anti virus tiap 6 bulan sekali untuk memastikan apakah harus diupdate atau mungkin ada yang harus diinstal ulang supaya terhindar dari virus. Tapi kalo ada kejadian insidentil kaya ada laporan dari siswa yang bilang Pak komputernya nge-hang nih, ya biasanyaa saat itu juga saya install ulang software atau aplikasinya”. 24 Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Tien Martina, guru Bahasa Inggris: “Untuk pemeliharaan lab. bahasa paling yang 22
Wawancara dengan Rusdy Khalid, S. Kom, Guru KKPI dan Kepala Laboratorium KKPI SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014. 23 Wawancara dengan Tomi Sukito, S.E, Guru Produktif Pemasaran dan Kepala Laboratorium Pemasaran SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014. 24 Wawancara dengan Nisban Prayoga, S.Kom, Guru Produktif Multimedia dan Kepala Laboratorium Multimedia SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
80
kita lakukan ya menjaga kebersihannya saja. Kalo untuk pemeliharaan secara teknis saya rasa ga ada yah, kecuali misalnya ada alat lab. yang rusak ya baru kita manggil teknisi yang bener-bener ngerti buat benerin alat lab. yang rusak itu”.25 Pemeliharaan
dan
perawatan
sarana
dan
prasarana
khususnya untuk alat-alat yang ada di laboratorium tentunya harus dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami alatalat tersebut dengan baik untuk meminimalisir terjadinya kerusakan. Jika alat-alat yang ada di laboratorium itu rusak, maka sekolah harus memanggil teknisi yang memahami dan menguasai cara memperbaiki alat-alat yang rusak tersebut jika memang di dalam lingkungan sekolah itu sendiri tidak ada guru yang bisa memperbaikinya. Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana di SMKN 59 Jakarta yang khusus memanggil teknisi dari luar sekolah berdasarkan hasil wawacara peneliti dengan 3 narasumber yaitu guru KKPI, guru produktif multimedia dan guru produktif pemasaran berpendapat bahwa sampai
saat
ini
untuk
pemeliharaan
atau
perbaikan
laboratorium KKPI, multimedia dan pemasaran belum pernah memanggil teknisi khusus yang didatangkan dari luar sekolah karena untuk pemeliharaan ketiga laboratorium tersebut yang notabene semuanya berhubungan dengan komputer sampai saat ini masih bisa ditangani oleh masing-masing guru yang mengajar di laboratorium itu masing-masing karena baik guru komputer, produktif pemasaran dan produktif multimedia memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diajarkannya sehingga mereka pun memahami dengan baik penggunaan dan 25
Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
81
pemeliharaan alat-alat yang ada di laboratorium tempat mereka mengajar. Dengan demikian, jika terjadi kerusakan, maka mereka bisa memperbaikinya sendiri tanpa harus memanggil teknisi dari luar. Namun, hal berbeda diungkapkan oleh ibu Tien Martina, guru bahasa inggris sekaligus kepala Laboratorium Bahasa yang berpendapat bahwa: “Untuk perbaikan jika ada kerusakan alat-alat lab. misalnya speaker yang rusak ya kita harus manggil teknisi dari luar yah soalnya kan di sekolah ga ada yang ngerti tentang itu”.26 Untuk laboratorium bahasa yang di dalamnya terdapat alatalat seperti speaker, recorder dan headset, LCD monitor dan lain sebagainya memang membutuhkan teknisi khusus yang ahli dalam bidangnya untuk memperbaiki alat-alat tersebut jika terjadi
kerusakan.
Tidak
dapat
sembarang
orang
memperbaikinya karena memang alat-alat tersebut harus diperbaiki oleh teknisi yang memahami alat-alat tersebut dengan baik. Berbeda halnya dengan laboratorium komputer, multimedia
dan
pemasaran
yang
memang
mayoritas
berhubungan dengan komputer. Jika ada kerusakan dengan sistem komputer tersebut maka dapat ditangani secara langsung oleh guru komputer atau multimedia SMKN 59 Jakarta itu sendiri yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer sehingga mereka memang menguasai segala hal yang berkaitan dengan komputer. Selain pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana
pendidikan
yang
rusak,
pendataan
terhadap
kerusakan itupun harus dilakukan. Jika ada sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang rusak atau hilang maka 26
Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
82
harus dicatat dan didata dengan baik sebagai bukti dan laporan sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh 4 narasumber yang sama seperti di atas yang peneliti wawancara mengenai hal ini berpendapat bahwa untuk barang-barang yang rusak maupun hilang harus dicatat ke dalam laporan berita acara barang rusak atau hilang. Laporan tersebut dibuat oleh masingmasing penanggung jawab semua ruangan yang ada di sekolah. Salah
satunya
adalah
laboratorium.
Masing-masing
laboratorium memiliki penanggung jawab masing-masing yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang ada dan terjadi di laboratorium itu sendiri. Jadi jika ada alat-alat laboratorium yang rusak atau hilang maka kepala laboratorium harus membuat laporan berita acara barang rusak dan melaporkannya kepada bagian sarana dan prasarana agar bisa ditindaklanjuti. Dari laporan itu, bagian sarana dan prasarana dapat mengetahui kondisi semua sarana dan prasarana yang ada dan dapat mengambil tindakan perbaikan jika ada kerusakan. Pemeliharaan laboratorium tentunya bukan hanya tanggung jawab dari kepala laboratorium itu sendiri, namun siswa yang menggunakan laboratorium itu juga bertanggung jawab atas segala segala sesuatu yang ada di laboratorium itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh 4 narasumber yang peneliti wawancarai, mereka berpendapat bahwa siswa juga dilibatkan
dalam
pemeliharaan
laboratorium.
Dalam
pemeliharaan laboratorium, biasanya siswa dilibatkan dalam hal kebersihan dan penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium itu sendiri. Jadi ketika siswa belajar di laboratorium, maka siswa harus membersihkan baik ruangan dan alat-alat yang ada di laboratorium itu sendiri. Selain itu,
83
siswa juga diharuskan untuk menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium sesuai dengan fungsinya dan tidak mencoretcoret atau merusak alat tersebut. Setiap siswa bertanggung jawab atas sarana yang ada di laboratorium karena mereka yang menggunakan fasilitas tersebut maka mereka juga yang harus memelihara dan menjaga sebaik mungkin fasilitas tersebut agar tidak rusak. Namun untuk pemeliharaan yang bersifat teknis seperti pemeliharaan jaringan atau sistem komputer yang ada di laboratorium siswa tidak dilibatkan. Hal ini dikarenakan menurut narasumber, pemeliharaan yang bersifat teknis ditangani langsung dan merupakan tanggung jawab dari masing-masing guru yang mengajar atau kepala laboratorium masing-masing. Dari hasil data mengenai pemeliharaan laboratorium, maka penulis
dapat
menyimpulkan
bahwa
pemeliharaan
laboratorium di SMKN 59 Jakarta dilakukan dengan baik karena tidak hanya melibatkan satu pihak yaitu guru, namun siswa-siswa juga dilibatkan sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan rasa tangung jawab mereka terhadap fasilitas yang ada di sekolah. Di SMKN 59 Jakarta terdapat 4 laboratorium
yaitu
laboratorium
multimedia,
pemasaran
laboratorium
itu
dan
memiliki
komputer
bahasa.
kepala
(KKPI),
Masing-masing
laboratorium
yang
bertanggung jawab terhadap masing-masing laboratorium itu. Untuk pemeliharaan laboratorium yang bersifat teknis seperti pemeliharaan jaringan atau sistem komputer dilakukan oleh guru atau kepala laboratorium masing-masing karena mereka yang memiliki kemampuan dan kapasitas di bidang itu. Namun untuk
pemeliharaan
yang
bersifat
nonteknis
seperti
pemeliharaan dari segi kebersihan dan penggunaan melibatkan siswa. Jika terjadi kerusakan yang mengharuskan perbaikan,
84
maka biasanya kepala laboratorium membuat berita acara yang diserahkan kepada bagian sarana dan prasarana. Setiap pemeliharaan atau perbaikan dicatat dalam Kartu Pemeliharaan Barang yang di dalamnya meliputi nama barang yang diperbaiki, tanggal perbaikan, jenis perbaikan, teknisi yang melakukan perbaikan dan penanggung jawab alat tersebut (kepala
laboratorium).
Kartu
pemeliharaan
tersebut
ditandatangani oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana serta petugas administrasi sarana dan prasarana sekolah.
5) Buku Untuk pemeliharaan buku diajukan 5 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana pemeliharaan yang dilakukan terhadap buku-buku yang ada di sekolah? (b) Apakah ada program kegiatan pemeliharaan untuk buku-buku? (c) Apakah ada jadwal secara berkala dalam melakukan pemeliharaan buku-buku yang ada di sekolah? (d) Apakah ada perawatan khusus untuk buku-buku seperti penyemprotan anti hama? (e) Apabila ada buku yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut yang dilakukan? Berdasarkan
hasil
wawancara
yang
mengacu
pada
pertanyaan di atas, bahwa untuk pemeliharaan terhadap bukubuku yang ada di perpustakaan dilakukan masih sangat sederhana dan manual. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Unwanah, kepala perpustakaan: “Pemeliharaan buku-buku yang ada di perpustakaan ini sih kita masih sederhana dan manual banget yah mba. Biasanya kita Cuma bersihkan saja debunya dengan kemoceng dan dirapikan sesuai lokasi bukunya. Kan kadang ada siswa yang habis baca buku tapi naronya ga sesuai lokasinya tuh, ya kalo kaya gitu biasanya kita
85
cek-cek lagi raknya, trus diberesin kalo ada buku yang ga sesuai lokasinya”.27 Program pemeliharaan buku yang ada di SMKN 59 Jakarta berdasarkan narasumber yang peneliti wawancara mengatakan bahwa tidak ada program khusus untuk pemeliharaan buku karena sistem pemeliharaan buku masih dilakukan secara manual. Tetapi untuk pengubahan letak rak buku biasanya dilakukan setiap awal ajaran tahun baru. Perubahan letak rakrak buku tersebut dilakukan untuk menyesuaikan keadaan perpustakaan di mana biasanya setiap awal ajaran tahun baru banyak buku-buku pelajaran dari pemerintah yang datang untuk dipinjamkan kepada seluruh siswa. Untuk merawat buku agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama tentunya membutuhkan pemeliharaan yang rutin dan berkala. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Unwanah, kepala perpustakaan: “Kalo untuk pemeliharaan rutin kaya harian gitu biasanya kita cuma bersihin dan rapiin ke raknya aja yah. Kalo untuk yang berkala biasanya sebulan sekali kita bersihin rak-rak buku atau penomoran identitas buku kalo ada buku baru. Nah kalo yang tahunan ya kaya yang tadi, pengubahan letak rak aja”.28 Untuk menjaga ketahanan buku dari serangan hama seharusnya dilakukan penyemprotan anti hama yang dilakukan secara berkala agar buku-buku yang ada terhindar dari hama yang bisa merusak buku. Namun berdasarkan keterangan narasumber, yakni ketua perpustakaan menyatakan bahwa SMKN 59 Jakarta tidak pernah melakukan penyemprotan anti hama tersebut hingga saat ini. Dengan demikian, pemeliharaan 27
Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014. 28 Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
86
buku-buku masih dilakukan oleh tenaga perpustakaan sendiri secara manual. Kerusakan atau buku yang hilang bisa disebabkan oleh siswa ataupun karena usia buku itu sendiri yang sudah lama. Seperti
yang
dijelaskan
oleh
ibu
Unwanah,
kepala
perpustakaan: “Kerusakan buku itu kan bisa karena ulah siswa atau memang buku itu sendiri yang sudah usang karena udah lama yah. Tapi kalo rusaknya karena siswa jarang yah. Paling karena memang bukunya udah lama kaya misalnya cover bukunya robek ya kita solasi lagi. Atau covernya ilang ya biasanya kita bikin lagi covernya sendiri, kita ketik gitu. Pokoknya selagi rusaknya belum parah banget ya sebisa mungkin kita akal-akalin lah biar masih bisa dipake. Beda halnya kalo hilang. Nah kalo hilangnya karena siswa pernah ada. Biasanya sih kita suruh ganti yah. Kalo bukunya masih ada di pasaran ya dia harus ganti buku yang sama. Kalo di pasaran udah ga ada tapi di perpustakaan masih ada ya dia harus fotokopi buku itu. Nah kalo di pasaran dan di perpustakaan udah ga ada ya dia harus ganti jenis yang sama dari buku yang hilang. Misalnya dia minjem novel trus ilang, ya ganti juga novel dengan judul yang beda ga apa-apa”.29 e. Pendataan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk pendataan pemeliharaan sarana dan prasarana diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana prosedur pendataan dari hasil pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Apa tindak lanjut yang dilakukan sekolah dari hasil pendataan kegiatan pemeliharaan tersebut? (c) Siapakah yang
bertanggung
jawab
melakukan
pendataan
kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Berdasarkan
hasil
wawancara
yang
mengacu
pada
pertanyaan di atas, bahwa setiap kegiatan pemeliharaan dicatat 29
Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
87
dan didata dalam rencana program kerja sarana dan prasarana. Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Tim Sarpras: “Di rencana program kegiatan sarana dan prasarana juga sudah ada yah kegiatan pemeliharaan apa saja yang akan kita laksanakan selama satu tahun ajaran. Nah misalnya ada tambahan atau ada yang tidak terlaksana itu ada juga laporannya. Kita selalu buat yah itu yang namanya evaluasi program kerja. Di situ kita data kegiatan pemeliharaan apa saja yang tidak bisa terlaksana, trus juga apa penyebabnya. Dari data evaluasi program kerja itu kan pastinya kita jadikan dasar lagi untuk penyusunan rencana program kerja tahun berikutnya seperti itu”.30 Pendataan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana yang mencakup sebagai ketua tim sarpras. Namun tentunya juga dibantu dan saling koordinasi dengan anggota tim sarana dan prasarana yang lain. Dari pendataan kegiatan pemeliharaan maka akan dapat diketahui kondisi sarana dan prasarana yang ada. Pada tahun 2013 misalnya ada komputer PC sejumlah 4 unit yang dalam kondisi rusak berat.31 Untuk sarana dan prasarana yang rusak maupun hilang harus didata dan dicatat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Tomi Sukito, guru produktif pemasaran: “Kalo ada barang yang rusak itu biasanya dibuatkan berita acara yah. Nah berita acara itu diserahkan ke bagian sarana dan prasarana untuk dilaporkan lagi ke sudin”.32 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Rusdy Khalid, guru KKPI: “Kalo misalnya ada alat-alat lab. yang rusak ya harus kita bikin berita acara sebagai data untuk diserahkan ke bagian 30
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014. 31 Dokumentasi Kartu Inventaris Barang Peralatan dan Mesin SMKN 59 Jakarta Tahun 2013 32 Wawancara dengan Tomi Sukito, S.E, Guru Produktif Pemasaran, Tanggal 9 September 2014
88
sarana dan prasarana. Dari bagian sarpras itu akan diserahkan lagi ke kepala sekolah untuk kemudian dilaporkan ke sudin supaya bisa ditindaklanjuti lagi”.33 Dari hasil data terkait pendataan pemeliharaan sarana dan prasarana, maka dapat penulis simpulkan bahwa untuk setiap kegiatan pemeliharaan dicatat dan didata dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Dalam rencana program kerja dapat diketahui program pemeliharaan apa saja yang akan dilaksanakan selama satu tahun. Jika dalam waktu berjalan ada pemeliharaan di luar rencana maka kegiatan tersebut dapat ditambahkan ke dalam rencana program kerja sarana dan prasarana. Setiap kegiatan pemeliharaan selalu dicatat dalam kartu pemeliharaan barang. Di kartu tersebut dicatat jenis barang, posisi barang, tanggal perbaikan
dan
jenis
perbaikan
yang
dilakukan
yang
ditandatangani oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, staf administrasi sarana dan prasarana serta tentunya teknisi yang melakukan perbaikan tersebut. Sedangkan untuk program pemeliharaan yang tidak bisa terlaksana dicatat dalam evaluasi rencana program kegiatan. Dari data evaluasi program kerja sarana dan prasarana, maka sekolah dan khususnya tim sarana dan prasarana bisa mengetahui program pemeliharaan apa saja yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana. Pada tahun 2013 ada program perbaikan jaring lapangan basket yang tidak terlaksana karena belum ada bantuan dari sudin. Untuk barangbarang yang rusak, SMKN 59 Jakarta tidak membuat berita acara barang rusak. Dengan demikian sarana dan prasarana yang rusak tersebut hanya diletakkan di gudang penyimpanan tanpa dilaporkan ke sudin.
33
Wawancara dengan Rusdy Khalid, S. Kom, Guru KKPI, Tanggal 9 September 2014.
89
3.
Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk penganggaran pemeliharaan sarana dan prasarana diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana perencanaan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Apa pertimbangan dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan prasarana pendidikan? (c) Berapakah prosentase alokasi RAKS khusus untuk kegiatan sarana dan prasarana pendidikan? (d) Apakah ada kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan prasarana pendidikan? (e) Bagaimana mengatasi kendala yang ada tersebut? Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan di atas, bahwa untuk perencanaan anggaran pemeliharaan ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan pemeliharaan yang akan dilaksanakan yang tersusun dalam rencana program kerja sarana dan prasarana. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Elizar, Ketua Tim Sarpras: “Seperti rencana program kerja, rencana anggaran program kerja sarpras juga disusun setiap awal tahun ajaran baru yang tentunya kita sesuaikan dengan kebutuhan yah. Pertama kan kita harus analisis dulu kebutuhan sarana dan prasarana baik pengadaan maupun pemeliharaan, nah setelah itu juga kita harus menganalisis berapa anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut. Setelah itu rencana anggaran tersebut kita ajukan ke kepala sekolah untuk disetujui atau ada yang harus diperbaiki”.34 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ramli, kepala sekolah: “Kita kan buat rencana kegiatan sekolah yah yang dilakukan setiap tahun sekali. Yang terlibat itu Saya, wakil-wakil dan bendahara. Jadi kita saling koordinasi satu sama lain kebutuhan sarpras apa saja yang harus dipenuhi oleh sekolah”.35
34
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014. 35 Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014.
90
Berkaitan dengan rencana anggaran, sebagai sekolah negeri tentunya sumber dana SMKN 59 Jakarta bersumber dari pemerintah. Sama seperti program sekolah yang lainnya, untuk program kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana bersumber dari Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pada tahun 2013 rencana anggaran program kerja untuk bidang sarana dan prasarana secara keseluruhan mendapat bantuan dari dana BOP sebesar Rp 274.000.000 dan dari dana BOS sejumlah Rp 376.725.000.36 Dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan prasarana pendidikan tentunya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Elizar bahwa penyusunan rencana anggaran tersebut tentunya disusun berdasarkan jumlah dana BOS dan BOP yang diterima oleh sekolah. Dari dana yang diterima itu maka bisa dirinci apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah. Dari rencana anggaran sarana dan prasarana pendidikan tentunya termasuk untuk kegiatan pemeliharaan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Elizar, wakil kepala sekolah: “Aduh berapa yah. Ibu ga ngitung kaya gitunya soalnya. Tapi ya bisa diprediksi kira-kira 40-50% lah yah. Soalnya kan namanya sarana dan prasarana itu kan emang kebutuhan yang mendominasi keperluan sekolah yah. Kan semua KBM terkait sama sarana dan prasarana. Jadi ya mungkin sekitar segitu kayanya yah”.37 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Ramli, kepala sekolah yang mengatakan bahwa: “Wah Saya belum menghitung yah mohon maaf. Tapi ada gambaran seperti ini bahwa apapun yang dibutuhkan oleh setiap guru untuk KBM ya kita penuhi. Umpamanya guru
36
Dokumentasi Rencana Anggaran Program Kerja SMKN 59 Jakarta Tahun Pelajaran
2013/2014. 37
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014.
91
multimedia dia kekurangan batere atau alat multimedia lainnya ya kita usahakan untuk kita penuhi”.38 Di samping itu, dalam menyusun rencana anggaran tentunya ada kendala atau hambatan yang ditemui dalam proses penyusunannya. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Elizar bahwa kendala yang ditemui hanya masalah penerimaan dana BOS dan BOP dari pemerintah ke sekolah. Dana tersebut terkadang diterima oleh sekolah tidak sesuai dengan jadwal penerimaannya. Dengan demikian sekolah sering menunda kegiatan sarana dan prasarana seperti pembelian alat-alat berat misalnya alat-alat laboratorium. Untuk mengatasi kendala tersebut, menurut keterangan ibu Elizar dengan meminjam dana ke koperasi sekolah atau terpaksa menunda pembelian alat-alat kebutuhan sekolah yang sifatnya berat dan mahal untuk dimasukkan ke dalam rencana program kerja sarana dan prasarana tahun depan. Dari hasil data mengenai penganggaran pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sumber dana yang diperoleh sekolah untuk melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana bersumber dari pemerintah yaitu melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Pada tahun 2013 dana yang dikeluarkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan berjumlah Rp 153.100.000. Sedangkan jumlah total anggaran dalam program kerja sarana dan prasarana berjumlah Rp 650.725.000. Dari data tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa alokasi dana khusus untuk pemeliharaan sebersa 23,5%. Dana anggaran tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bendahara sekolah. Jadi ketika ingin melakukan suatu perbaikan maka ketua tim sarana dan prasarana harus 38
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014.
92
mengajukan proposal yang merinci kegiatan pemeliharaan apa yang akan dilaksanakan serta berapa anggaran yang dibutuhkan. Setelah itu jika disetujui oleh kepala sekolah maka bendahara akan memberikan dana sejumlah yang dibutuhkan dalam proposal pengajuan dana pemeliharaan tersebut. Setelah kegiatan pemeliharaan dilaksanakan maka wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana harus membuat
laporan
kegiatan
sebagai
bukti
dan
laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan benar-benar dilaksanakan. Laporan itu memuat kegiatan pemeliharaan apa saja yang telah dilakukan dan berapa dana yang dikeluarkan. Hal ini untuk mengetahui apakah dana yang diberikan digunakan sesuai dengan pengajuan dana yang ada dalam proposal pengajuan kegiatan pemeliharaan. Dengan adanya laporan pertanggungjawaban tersebut maka dana yang didapatkan dari pemerintah digunakan secara efektif dan efisien oleh SMKN 59 Jakarta sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dari penjelasan mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa SMKN 59 Jakarta sudah baik dalam memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Hanya saja perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan belum memiliki Standar Operating Procedure (SOP). Selain itu, untuk pendataan sarana dan prasarana yang rusak, SMKN 59 Jakarta juga belum melakukan pencatatan ke dalam berita acara barang rusak. Sehingga barang-barang yang rusak hanya diletakkan di gudang sekolah tanpa adanya bukti tertulis. Untuk alokasi anggaran untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sendiri sebesar 23,5% dari seluruh anggaran untuk sarana dan prasarana. Ini menunjukkan bahwa alokasi dana SMKN 59 Jakarta khusus untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan cukup. Alokasi dana yang cukup untuk pemeliharaan sarana dan prasarana ini sebanding dengan perencanaan program kerja yang baik. Dari perencanaan tersebut tercermin bahwa sekolah mampu menganalisi kebutuhan
93
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas. Selain itu, ada beberapa hal positif di SMKN 59 Jakarta yang bisa ditiru oleh sekolah lain yaitu adanya tim khusus untuk mengurusi bidang sarana dan prasarana sekolah yang terstruktur sehingga tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan urusan sarana dan prasarana pendidikan jelas. Selain itu juga koordinasi antara tim sarana dan prasarana dengan seluruh warga sekolah terjalin dengan baik sehingga jika ada kerusakan atau sarana yang membutuhkan perbaikan dapat dilakukan dengan segera. Selain itu juga, tim sarana dan prasarana sekolah selalu melakukan evaluasi program kerja sehingga dapat diketahui jika ada program kerja yang telah direncanakan dalam rencana program kerja namun tidak terlaksana sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk merencakan program kerja pada tahun berikutnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta sudah baik. Namun, karena belum memiliki Standar Operating Procedure (SOP) maka ada beberapa kegiatan dalam perencanaan yang belum berjalan dengan baik. 2. Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta belum optimal. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pemeliharaan tidak dilaksanakan pendataan sesuai dengan teknik pemeliharaan. 3. Anggaran untuk kegiatan sarana dan prasarana yang dialokasikan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta berada dalam kategori cukup.
B. Saran Berdasaran hasil penelitian di atas, penulis berharap sekolah lebih meningkatkan dan mengembangkan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai akhir dari penelitian ini, ada saran-saran yang ingin penulis berikan. Saran-sarana tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepala sekolah agar memperhatikan pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah, melakukan pengawasan terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana dan lebih intensif untuk memberikan kesadaran kepada seluruh warga sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
94
95
2. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana diharapkan lebih meningkatkan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana, khususnya pada aspek perencanaan dan pendataan. Perencanaan harus dilakukan secara lebih matang lagi dengan terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan. Sedangkan pendataan, harusnya untuk barang-barang rusak dibuatkan berita acara barang rusak agar dapat diketahui dnegan jelas kondisi semua sarana dan prasarana yang ada di sekolah. 3. Bagi guru, sebagai pelaksana pendidikan hendaknya mampu mengoptimalkan peranannya dalam hal memelihara sarana dan prasarana pendidikan khususnya yang digunakan saat proses belajar mengajar di kelas. 4. Bagi warga sekolah, sarana dan prasarana sekolah adalah fasilitas yang digunakan oleh warga sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar. Oleh karena itu, harus dimanfaatkan dan dipelihara sebaikbaiknya agar sarana dan prasarana sekolah bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan tanggung jawab seluruh warga sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Materiil. Jakarta: Prima Karya, 1987. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2010 Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Barnawi dan Arifin, M.. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Daryanto, H. M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Daryanto dan Farid, Mohammad. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media, 2013. Decentralized Basic Education (DBE-1) USAID. Pengertian dan Acuan Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Sekolah (Buku IV). 2010. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011. Hamdani. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011. Hermino, Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan. Jakarta: Gramedia, 2013. H. Gunawan, Ary. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: Rineka Cipta, 1996. J Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011 Kasan, Tholib. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan. Jakarta: Studia Press, 2006. Mulyono. Manajemen Administrasi&Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media, 2008. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2012.
Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah
Menengah
Kejuruan/Madrasah
Aliyah
Kejuruan
(SMK/MAK). Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. Sahertian, Piet. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional, 1994. Sudirman, dkk. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991. Sri Ambar. A, Wahyu, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Media, 2007. Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Sarana Panca Karya Nusa, 2009. Sutikno, M Sobry. Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami). Lombok: Holistica, 2012. Tilaar. Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa Depan). Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lampiran 1
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SMKN 59 JAKARTA
INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Drs. H. Ramli, M. Pd
Jabatan
: Kepala SMKN 59 Jakarta
Pendidikan Terakhir : S2 Hari/Tanggal
: 5 Oktober 2014
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
A. Perencanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Bagaimana proses penyusunan rencana kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Kita buat rencana kegiatan sekolah itu kan setiap awal ajaran tahun baru yah. Nah di situ biasanya Saya dan wakil-wakil lain saling koordinasi tentang kebutuhan sekolah. kita kan wakil ada empat yah, ada sarana dan prasarana, humas, kurikulum dan kesiswaan. Jadi ya untuk lebih rincinya saya serahkan ke masing-masing bagiannya
B. Penyadaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan kesadaran kepada semua warga sekolah dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Kita kan ada pengarahan yah tiap minggu atau breafing. Kalo untuk stakeholder tiap upacara yah, atau juga kadang-kadang Saya datang ke unit-unit seperti UKS, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain minta dijaga semua sarana dan prasarananya
C. Pengorganisasian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Bagaimana penyusunan struktur organisasi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Sesuai dengan kesepakatan bersama yah dengan teman-teman wakil yang lainnya. Saya tidak otoriter yah karena di sini juga Saya kan
baru jadi ya mengikuti aja gimana biasanya. Cuma kalo misalnya yang Saya rasa tidak tepat ya Saya usulkan misalnya si A saja atau si B saja 2. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan struktur organisasi pemeliharaan tersebut? Jawaban: Ya seperti yang tadi Saya katakan yah, yang terlibat dalam penyusunannya itu Saya, seluruh wakil sama guru-guru saja.
D. Penganggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Bagaimana proses penyusunan anggaran untuk sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Kita kan buat rencana kegiatan sekolah yah yang dilakukan setiap tahun sekali. Yang terlibat itu Saya, wakil-wakil dan bendahara. Jadi kita saling koordinasi satu sama lain kebutuhan sarpras apa saja yang harus dipenuhi oleh sekolah 2. Apa pertimbangan dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan prasarana tersebut? Jawaban: Pertimbangannya ya tentunya kita sesuaikan dengan kebutuhan sekolah yah. Apa yang sekolah butuhkan ya itu harus kita masukan dalam rencana anggaran. 3. Berapakah prosentase alokasi RAPBS untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban: Wah Saya belum menghitung yah mohon maaf. Tapi ada gambaran seperti ini bahwa apapun yang dibutuhkan oleh setiap guru untuk KBM ya kita penuhi. Umpamanya guru multimedia dia kekurangan batere atau alat multimedia lainnya ya kita usahakan untuk kita penuhi 4. Apakah ada kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Oh banyak yah kendalanya yah. Terutama di saat ini apa namanya, kebijakan itu kan senantiasa berubah yah. Sekarang bengini besko begini. Ya jadi kadang kita kan bingung. Tapi ya biasanya rencana anggaran itu kan sudah baku, ya harus tetap kita susun.
5. Bagaimana mengatasi kendala tersebut? Jawaban: Ya tadi kan kendalanya itu selalu ada perubahan, ya biasanya perubahan itu kita berlakukan di tahun depannya saja.
Interviewee
(Drs. Ramli, M. Pd)
Interviewer
(Nur Faizah)
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SMKN 59 JAKARTA BIDANG SARANA DAN PRASARANA
INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Elizar Kamal, S. Pd
Jabatan
: Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
Pendidikan Terakhir : S1 Hari/Tanggal
: Jum’at, 5 September 2014
Tempat
: Ruang guru SMKN 59 Jakarta
A. Perencanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Bagaimana proses penyusunan rencana kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Untuk penyusunan rencana program kerja khususnya bidang sarana dan prasarana memang selalu kita susun setiap awal tahun ajaran baru. Proses penyusunannya biasanya kita laksanakan dalam rapat kerja sekolah yang dihadiri oleh kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, guru, staf dan manajemen sekolah lainnya. Dalam rapat kerja itu kita analisis apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah selama satu tahun ke depan untuk menunjang kelancaran proses pendidikan yang ada di sekolah. Tentunya analisis kebutuhan ini juga kita sesuaikan atau kita dasarkan pada evaluasi rencana program kerja tahun lalu supaya kita bisa melihat kegiatan apa yang tidak terlaksana pada tahun sebelumya supaya kita bisa evaluasi lagi dan kita rembukkan bersama untuk mencari solusinya. Selain itu, dalam proses waktu berjalan pastinya ada yah kejadian yang sifatnya insidental yang memerlukan perbaikan darurat yang di luar dari yang telah kita rencanakan dalam program kerja sarana dan prasarana pendidikan. Nah kalau yang demikian ya kita tetap tambahkan dalam perjalanan program kegiatan itu sendiri dan masuk juga ke dalam anggaran sarana dan prasarana karena memang kan kita sudah punya anggaran untuk satu tahun. 2. Setiap kapan dilakukan penyusunan rencana program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan?
Jawaban: Setiap awal tahun ajaran baru yang rinciannya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. 3. Seperti apa kriteria sarana dan prasarana yang harus dilakukan pemeliharaan? Jawaban: Kalo kriteria sarana dan prasarana apa saja yang harus kita pelihara saya rasa tidak ada kriteria khusus yah. Karena menurut saya memang sudah sepatutnya sebagai user dari sarana dan prasarana itu sendiri ya kita harus pelihara semuanya. Paling untuk sarana dan prasarana yang tergolong barang habis pakai seperti spidol, tinta spidol, penghapus, kertas, tinta printer dan lain sebagainya tentunya tidak ada pemeliharaan secara khusus kecuali kita harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin dan tidak boros dalam menggunakannya. Tetapi, untuk sarana dan prasarana yang termasuk dalam kategori barang tahan lama seperti meja, kursi, lemari, AC, komputer, printer dan lain-lain baru kita lakukan pemeliharaan secara khusus untuk menjaga fungsi dan kegunaan dari barang itu sendiri agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya untuk pemeliharaan AC sendiri biasanya kita servis setiap 6 bulan sekali secara rutin. Selain itu juga komputer biasanya dilakukan pemeliharaan secara berkala untuk mengecek baik kondisi fisik maupun sistemnya. Kalo untuk pemeliharaan komputer biasanya dilakukan oleh guru komputer yang bersangkutan karena memang dia yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk melakukan itu. 4. Bagaimana keterlibatan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam rangka perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Keterlibatan kepala sekolah dalam menyusun rencana program kerja sarana dan prasarana lebih kepada persetujuan. Artinya, untuk sarana dan prasarana sekolah itu sendiri kan memang ada tim khusus yang terstruktur. Jadi kepala sekolah melimpahkan wewenangnya untuk urusan yang terkait dengan sarana dan prasarana sekolah kepada tim sarana dan prasarana. Jadi setelah tim sarana dan prasarana menyusun rencana program kerja, lalu saya selaku ketua tim sarana dan prasarana mengajukan rencana program kerja tersebut ke kepala sekolah. Kalo ada yang tidak sesuai atau kepala sekolah tidak setuju biasanya beliau memperbaiki atau memberikan saran kepada tim sarana dan prasarana bagaimana seharusnya. Nah kalo itu
terjadi otomatis ya kita merevisi rencana program kerja yang telah kita susun. Tapi kalo tidak ada perubahan berarti kepala sekolah menyetujui rencana program kerja tersebut.
B. Penyadaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 5. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan kesadaran kepada semua warga sekolah dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Biasanya kalo untuk menyadarkan mereka supaya mau memelihara sarana yang ada itu kita (tim sarpras) khususnya Saya selalu memberikan penjelasan baik ke guru, siswa dan petugas sekolah lainnya tentang pentingnya 9K. Di sini kan kita punya program 9K yah (Keamanan, Kebersihan,
Ketertiban,
Keindahan,
Kerindangan,
Kekeluargaan,
Kesehatan, Keterbukan dan Keteladanan). Tapi selain itu juga biasanya kita selalu mengingatkan kepada semua warga sekolah yah siapapun itu untuk memelihara atau setidaknya ga ngerusak fasilitas sekolah. 6. Adakah pihak tertentu yang khusus memberikan penyadaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan tersebut? Jawaban: Ada. Biasanya dilakukan oleh Saya sendiri selaku ketua tim sarana dan prasarana dan Bu Idha sebagai ketua program 9K. Tapi tentunya kita juga tetap butuh kerja sama yah dengan semua pihak yang ada di sekolah karena kan yang memakai fasilitas sekolah ya kita bersama juga. Jadinya ya kita harus bisa saling koordinasi dan kerja sama satu sama lain.
C. Pemahaman Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 7. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Dalam memberikan pemahaman sebenarnya hampir sama dengan memberikan kesadaran kepada seluruh warga sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekolah yaitu dengan memberi tahu dan menjelaskan kepada semua warga sekolah mengenai betapa pentingnya untuk memelihara sarana dan prasarana sekolah. Hal ini dilakukan seiap hari dan setiap saat ketika bertemu dengan guru maupun siswa di sekolah. Upaya
yang
dilakukan
untuk
memberikan
pemahaman
mengenai
pentingnya memelihara sarana dan prasarana adalah dengan lebih menekankan bahwa pemeliharaan fasilitas sekolah merupakan tanggung jawab bersama karena fasilitas sekolah tersebut juga digunakan oleh bersama. 8. Bagaimana program sekolah untuk meningkatkan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan kepada seluruh warga sekolah? Jawaban: Biasanya untuk memberikan pemahaman kepada siswa agar memelihara sarana dan prasarana yang ada itu kita punya program yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali yaitu lomba kebersiha dan kerapian antarkelas. Untuk kelas yang menang akan dapat hadiah yang tentunya bisa dipakai bersama di kelas misalnya seperti kipas angin, lemari penyimpanan ataupun alat-alat tulis kelas seperti spidol. Nah dari lomba itu tentunya mereka bisa lebih memahami pentingnya memelihara sarana dan prasarana yang ada demi kenyamanan mereka juga kan sebenarnya dalam belajar. 9. Siapakah pihak yang bertugas memberikan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan kepada seluruh warga sekolah? Jawaban: Kalo yang biasanya memberikan pemahaman atau menegur warga sekolah supaya mau memelihara sarana dan prasarana ya Saya sendiri. Terkadang sih dibantu juga oleh anggota tim sarpras atau guru-guru yang lain.
D. Pengorganisasian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 10. Bagaimana penyusunan struktur organisasi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Pembagian tugas sarana dan prasarana itu memang sudah ditentukan dalam rapat kerja yang dilaksanakan setiap awal tahun. Sistemnya sih kesepakatan bersama yah, dalam arti tidak ada paksaan buat mereka yang misalnya tidak bersedia ketika diusulkan untuk jadi tim sarana dan prasaran 11. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan struktur organisasi pemeliharaan tersebut?
Jawaban: Tentunya
seluruh manajemen sekolah yah
karena
kan
penyusunannya pas rapat kerja sekolah ya otomatis semua manajemen sekolah hadir dan terlibat. Manajemen sekolah itu ya seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf.
E. Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 12. Program pemeliharaan apa saja yang ada di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Program pemeliharaan yang ada di SMKN 59 Jakarta tersusun dalam rencana program kerja yang telah disusun oleh tim Sapras. Programprogram pemeliharaan tersebut adalah pemeliharaan sarana belajar, toilet guru dan siswa, taman sekolah, kebersihan lingkungan sekolah yang biasa kita laksanakan setiap Jumat atau JUMSIH (Jumat Bersih), instalasi air dan listrik, AC dan alat-alat yang ada di laboratorium. 13. Bagaimana keterlibatan guru-guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Tentunya guru-guru sangat terlibat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Misalnya untuk guru-guru mata pelajaran produktif dan bahasa inggris yang menggunakan laboratorium, mereka pastinya bertanggung jawab atas semua barang-barang yang ada di laboratorium. Dan untuk guru mata pelajaran umum yang lain juga terlibat untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di kelas yang mereka gunakan saat mengajar misalnya seperti proyektor, papan tulis dan yang lainnya. Selain itu juga, sebagai tim sarana dan prasarana, kita sangat terbantu dengan keterlibatan para guru karena dari merekalah kita biasanya mendapatkan informasi atau laporan jika ada barang yang rusak atau perlu diperbaiki. Tentunya hal ini karena mereka kan yang lebih tahu dan sering menggunakan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar. Dengan demikian mereka juga yang lebih mengetahui kondisi sarana belajar yang ada. Nah dari laporan-laporan para guru itulah bisa kita ambil tindakan untuk dilakukan perbaikan maupun untuk dimasukkan dalam rencana program kerja tahun berikutnya. 14. Bagaimana pemeliharaan gedung yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Pemeliharaan gedung paling ya kaya pengecatan atau perbaikan ruangan yang rusak kalo ada. Trus juga biasanya kalo pengecatan seluruh
gedung itu dari pemerintah langsung yah, kecuali kalo tingkat kerusakannya ringan misalnya perbaikan atap yang bocor itu baru sekolah sendiri yang melaksanakan. Tapi kalo perbaikan berat seperti pengecatan seluruh gedung, renovasi gedung atau pengadaan unit ruang baru ya langsung dari pemerintah yang ngadain toh kan dananya dari pemerintah juga 15. Setiap kapan dilakukan pemeliharaan gedung sekolah? Jawaban: Untuk pemeliharaan gedung tidak ada waktu khusus. Artinya kalo ada kerusakan yang sifatnya darurat, misalnya atap bocor gitu ya baru sekolah memperbaikinya saat itu juga. Tapi kalo untuk pengecatan gedung sekolah, ya karena itu program pemerintah yah sekolah cuma nunggu perintah atau surat keputusan dari pemerintah aja. 16. Bagaimana pemeliharaan untuk ruang kelas yang ada? Jawaban: Pemeliharaan ruang kelas biasanya kita serahkan ke kelas itu masing-masing supaya menjaga dan merawat sedemikian rupa agar kelasnya bersih dan nyaman. Kan kalo bersih dan nyaman mereka juga yang enak. Paling kalo setelah kegiatan belajar selesai dan semua siswa sudah pulang, kelas-kelas disapu oleh petugas kebersihan sekolah”. 17. Bagaimana pemeliharaan mebiler yang ada di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Untuk pemeliharaan mebeler seperti meja, kursi, lemari, rak-rak, papan tulis maupun loker penyimpanan gitu sebenarnya sih kami ga ada perawatan secara intens atau khusus yah. Paling untuk menjaga supaya mebeler-mebeler yang ada itu awet dan ga cepet rusak ya kita harus menggunakannya sesuai dengan fungsinya yah. Jangan misalnya lemari penyimpanan dipake buat rak sepatu, ya jelas itu kan ga sesuai fungsinya yah. Ya paling kaya gitu aja sih kalo kita di sini ngerawat mebeler yang ada, ga ada perawatan yang khusus gimana gitu 18. Apakah ada hambatan yang ditemui dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Kalau hambatan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di sini ya hanya hambatan budget yah. Karena sekolah kita kan sekolah negeri, jadi sumber dananya ya dari pemerintah. Sedangkan dana yang dikasih dari pemerintah terbatas. Jadi ya terkadang ada program pemeliharaan yang sudah kita rencanakan dalam rencana program kerja tidak bisa terlaksana karena dananya tidak ada. Ya kalo begitu kita ga bisa apa-apa yah.
F. Pendataan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 19. Bagaimana prosedur pendataan dari hasil pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Di rencana program kegiatan sarana dan prasarana juga sudah ada yah kegiatan pemeliharaan apa saja yang akan kita laksanakan selama satu tahun ajaran. Nah misalnya ada tambahan atau ada yang tidak terlaksana itu ada juga laporannya. Kita selalu buat yah itu yang namanya evaluasi program kerja. Di situ kita data kegiatan pemeliharaan apa saja yang tidak bisa terlaksana, trus juga apa penyebabnya. Dari data evaluasi program kerja itu kan pastinya kita jadikan dasar lagi untuk penyusunan rencana program kerja tahun berikutnya seperti itu 20. Apa tindak lanjut yang dilakukan sekolah dari hasil pendataan kegiatan pemeliharaan tersebut? Jawaban: Ya kaya yang tadi Saya bilang yah.
Hasil pendataan
pemeliharaan kan berupa evaluasi program kerja, ya dari situ pastinya kita bisa jadikan bahan evaluasi untuk penyusunan rencana program kerja tahun berikutnya. 21. Siapakah yang bertanggung jawab melakukan pendataan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Tim sarpras yah pastinya mba.
G. Penganggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 22. Bagaimana perencanaan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Seperti rencana program kerja, rencana anggaran program kerja sarpras juga disusun setiap awal tahun ajaran baru yang tentunya kita sesuaikan dengan kebutuhan yah. Pertama kan kita harus analisis dulu kebutuhan sarana dan prasarana baik pengadaan maupun pemeliharaan, nah setelah itu juga kita harus menganalisis berapa anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut. Setelah itu rencana anggaran tersebut kita ajukan ke kepala sekolah untuk disetujui atau ada yang harus diperbaiki. Kalo untuk sumber dananya sendiri karena kita sekolah negeri yah jadinya semuanya dari pemerintah melalui dana BOS dan BOP.
23. Apa pertimbangan dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Tentunya ya dari jumlah dana BOS dan BOP yang kita terima. Kan dari situ baru bisa kita rinci sarana apa saja yang kita butuhkan trus kita sesuaikan dengan dana yang kita punya. 24. Berapakah prosentase alokasi RAKS khusus untuk kegiatan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: Aduh berapa yah. Ibu ga ngitung kaya gitunya soalnya. Tapi ya bisa diprediksi kira-kira 60% lah yah. Soalnya kan namanya sarana dan prasarana itu kan emang kebutuhan yang mendominasi keperluan sekolah yah. Kan semua KBM terkait sama sarana dan prasarana. Jadi ya mungkin sekitar segitu kayanya yah. 25. Apakah ada kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban: apa yah... ya paling sih Cuma kalo dana BOS sama BOP itu kan kadang turunnya suka telat yah jadi kadang kita bingung mau beli ini duitnya ga ada, mau servis ini duitnya ga ada. Ya itu sih paling. 26. Bagaimana mengatasi kendala yang ada tersebut? Jawaban: Kalo dananya telat kaya tadi ya paling biasanya kita pinjam ke koperasi sekolah atau ya mau ga mau pembelian atau kegiatannya kita kita tunda dan kita masukkan ke program kerja tahun berikutnya. Kaya misalnya pembelian barang-barang yang berat yah kaya pembelian alat-alat laboratorium multimedia, itu kan mahal, ya kalo dananya dari pemerintah belom kita terima ya harus kita tunda dulu.
Interviewee
(Elizar Kamal, S. Pd)
Interviewer
(Nur Faizah)
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59 JAKARTA
INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Rusdy Khalid, S. Kom
Jabatan
: Guru KKPI dan Kepala Lab. KKPI
Pendidikan Terakhir : S1 Hari/Tanggal
: Selasa, 9 September 2014
Tempat
: Ruang Guru SMKN 59 Jakarta
A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM 1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium? Jawaban: Kalo pemeliharaan di lab. KKPI itu yang rutin kita laksanain paling dari segi kebersihannya. Kalo untuk pemeliharaan komputernya itu kita tiap seminggu sekali ya kita harus cek konfigurasi OS sama aplikasinya 2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium? Jawaban: Untuk semua hal yang berkaitan dengan lab. baik itu perawatan, pengawasan, pendataan dll itu dipegang sama ketua lab. itu masing-masing yah. Jadi untuk perawatan yang kita harus manggil teknisi dari luar itu belum pernah sampai saat ini. 3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut sekolah? Jawaban: Kalo misalnya ada yang rusak dan kerusakannya ringan ya tentunya kita perbaiki yah. Tapi kalo rusaknya berat dan parah ya otomatis udah ga bisa dipake lagi kan. Biasanya sih kalo kaya gitu kita masukkin ke berita acara barang rusak. Nah kalo untuk kasus kehilangan, Alhamdulillah sampai saat ini kita belum pernah kehilangan apapun yah yang ada di lab. Tapi kalo misalnya itu terjadi, misalnya yah, ya harus dicatat juga ke berita acara barang hilang. 4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium?
Jawaban: Kalo untuk pemeliharaan alat-alat lab. Saya tidak melibatkan mereka yah, kecuali pemeliharaan ruang lab. aja kaya kebersihannya sama kerapiannya gitu baru saya melibatkan siswa. Karena kalo alatalat lab. kan harus ada di tangan orang yang betul-betul paham dan menguasai alat tersebut kan. 5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium? Jawaban: Biasanya tiap sebelum belajar saya itu ada breafing session yah. Artinya Saya selalu ingetin mereka agar menggunakan komputer sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) untuk menghindari adanya kerusakan. Selain itu juga di lab. kan ada petunjuk prosedur masuk lab. dan tata cara penggunaan komputer yang kita temple di tembok dalam laboratorium, jadi mereka bisa lihat dan baca sendiri lah itu peraturannya kaya gimana. 6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Menurut Saya sudah baik yah. Artinya pemeliharaan sarana dan prasarana itu kan memang tanggung jawab semua yang ada di sekolah baik kepala sekolah, wakil kepala skeolah, guru, staf, siswa maupun petugas sekolah. Dan di SMKN 59 sendiri semuanya saling kerja sama dengan baik. Jadi ga ada yang saling mengandalkan.
Interviewee
(Rusdy Khalid, S. Kom)
Interviewer
(Nur Faizah)
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59 JAKARTA
INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Tomi Sukito, S. E
Jabatan
: Guru Produktif Pemasaran dan Kepala Lab. Pemasaran
Pendidikan Terakhir : S1 Hari/Tanggal
: Selasa, 9 September 2013
Tempat
: Ruang Guru SMKN 59 Jakarta
A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM 1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium? Jawaban: Untuk pemeliharaan lab. Pemasaran (PM) ga terlalu ribet yah. Mesin-mesin yang ada di lab. PM juga paling cash register, printer, komputer dan kalkulator digital. Paling kalo pemeliharaan yang rutin ya dari segi kebersihan aja setiap habis belajar dibersihakan kalo emang kotor, trus juga dirapikan dan ditempatkan di tempatnya. Oh iya, trus juga paling untuk cash register kalo kertas struk atau tintanya habis ya kita ganti sama yang baru. Kalo pemeliharaan yang sifatnya berkala itu kaya komputer. Biasanya tiap 6 bulan sekali install atau update software atau aplikasi. Tapi itu juga sesuai kebutuhan yah 2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium? Jawaban: Sampai saat ini belum pernah ada yah. Biasanya perawatan untuk alat-alat lab itu masih dilakukan secara internal oleh sekolah yaitu oleh guru-guru yang menggunakan laboratorium itu sendiri. 3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut sekolah? Jawaban: Kalo untuk barang yang rusaknya ringan biasanya kita Cuma servis aja yah. Dan untuk servis itu juga kita harus izin sama kepala bagian sarana dan prasarana dulu. Jadi kita bikin laporan berita acara rusak trus kita laporin ke bagian sarpras supaya ditindaklanjuti atau diperbaiki. Kalo untuk barang rusak berat itu kan berarti udah ga bisa diperbaiki yah. Tapi tetap kita harus data dan buat berita acara sama
kaya yang tadi buat diserahi ke bagian sarana dan prasarana supaya bisa dilaporin lagi ke sudin. 4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium? Jawaban: Kalo untuk pemeliharaan secara teknis pastinya tidak yah. Paling siswa dilibatkan dari segi kebersihan alat-alat lab. aja. Karena tiap siswa itu kan bertanggung jawab atas alat-alat lab. dan ruang lab. ketika mereka menggunakan lab. itu. Jadi biasanya kalo KBM selesai, mereka saya suruh untuk membersihkan dan merapikan alat-alat lab yang telah mereka gunakan. 5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium? Jawaban: Untuk menumbuhkan kesadaran siswa agar memelihara sarana yang ada di lab. biasanya setiap awal kegiatan mengajar Saya selalu memberikan penjelasan kepada mereka bahwa smeua fasilitas ini milik kita bersama jadi ya kita juga yang harus menjaga dan merawat, karena yang pake kan kita juga 6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Menurut Saya sudah baik yah. Pemeliharaan dilakukan dengan baik karena memang sarpras itu sendiri kan ada tim khususnya. Dan tim itu juga sangat tanggap jika ada sarana dan prasarana sekolah yang rusak atau butuh perbaikan.
Interviewee
(Tomi Sukito, S. E)
Interviewer
(Nur Faizah)
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59 JAKARTA
INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Nisban Prayoga, S. Kom
Jabatan
: Guru Produktif Multimedia dan Kepala Lab. Multimedia
Pendidikan Terakhir : S1 Hari/Tanggal
: Jum’at, 5 September 2014
Tempat
: Ruang Guru SMKN 59 Jakarta
A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM 1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium? Jawaban: Lab. MM itu kan semuanya berkaitan sama komputer yah, jadi pemeliharaannya lebih kita fokusin ke kebersihan, penggunaan dan pengamanan komputer itu sendiri. Kalo dari segi kebersihan biasanya Saya selalu menginstruksikan ke siswa untuk membersihkan komputer sebelum dan setelah mereka gunakan. Untuk komputernya sendiri biasanya Saya selalu cek software atau anti virus tiap 6 bulan sekali untuk memastikan apakah harus diupdate atau mungkin ada yang harus diinstal ulang supaya terhindar dari virus. Tapi kalo ada kejadian insidentil kaya ada laporan dari siswa yang bilang Pak komputernya nge-hang nih, ya biasanyaa saat itu juga saya install ulang software atau aplikasinya 2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium? Jawaban: Tidak ada yah saya rasa. Sampai saat ini sih perawatan komputer masih ditangani secara internal aja karena tenaga pengajarnya juga masih mampu merawat dan memperbaiki kalo misalnya ada yang rusak. 3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut sekolah? Jawaban: Kalo untuk tindak lanjut barang yang rusak itu biasanya kita catet dan tulis di laporan apa yah namanya tuh saya lupa. Pokoknya
laporan khusus barang-barang rusak atau hilang gitu. Nah nanti laporan itu diserahin ke bagian sarana dan prasarana supaya bisa ditindaklanjuti lagi sama dia, ya entah itu diperbaiki atau beli yang baru. Yang penting kita sebagai kepala lab. udah lapor misalnya ada barang yang rusak nih, trus dijelasin dilaporan itu juga kerusakannya apa aja gitu. 4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium? Jawaban: Pastinya saya libatkan yah. Biasanya selain kebersihan, siswa juga saya libatkan dalam pengamanan komputer seperti install software dan anti virus. Karena jurusan multimedia itu kan memang menuntut siswanya harus bisa mengoperasikan dan memperbaiki sistem komputer. Ya tentunya untuk sistem-sistem standar yah dan juga harus tetap dalam pengawasan gurunya. 5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium? Jawaban: Kalo buat Saya supaya siswa sadar dan mau memelihara sarana sekolah apalagi yang ada di lab. yah biasanya saya akan menjelaskan kepada mereka bahwa jika ada yang merusak atau menghilangkan sarana yang ada di lab. multimedia akan Saya berikan sanksi. Dengan demikian kan pastinya mereka akan memilih untuk menjaga dan memelihara sarana yang ada daripada harus dikenakan sanksi 6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Buat Saya cukup baik yah. Artinya masih ada kekurangannya. Misalnya pengaturan suhu AC itu kan harus selalu di bawah suhu 25oC yah. Tapi kadang di setting di atas 25oC. Ya tentunya kan itu beresiko sama komputer-komputer yang ada. Ya tapi itu aja sih, kalo keseluruhan sudah cukup baik.
Interviewee
(Nisban Prayoga, S. Kom)
Interviewer
(Nur Faizah)
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59 JAKARTA
INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Tien Martina, S. Pd
Jabatan
: Guru Bahasa Inggris dan Kepala Lab. Bahasa
Pendidikan Terakhir : S1 Hari/Tanggal
: Selasa, 9 September 2014
Tempat
: Ruang Guru SMKN 59 Jakarta
A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM 1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium? Jawaban: Untuk pemeliharaan lab. bahasa paling yang kita lakukan ya menjaga kebersihannya saja. Kalo untuk pemeliharaan secara teknis saya rasa ga ada yah, kecuali misalnya ada alat lab. yang rusak ya baru kita manggil teknisi yang bener-bener ngerti buat benerin alat lab. yang rusak itu 2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium? Jawaban: Untuk perbaikan jika ada kerusakan alat-alat lab. misalnya speaker yang rusak ya kita harus manggil teknisi dari luar yah soalnya kan di sekolah ga ada yang ngerti tentang itu. 3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut sekolah? Jawaban: Untuk setiap barang yang rusak atua hilang pastinya kita data dan buat laporan yah sebagai bukti buat diserahin ke bagian sarana dan prasarana. Kalo untuk laporannya ya kaya laporan berita acara barang rusak atau hilang gitu yah. Jadi nanti kita bilang ke bagian sarana dan prasarana kerusakannya apa aja supaya bisa di follow up lagi. 4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium? Jawaban: Pastinya yah. Selain kebersihan ruang dan alat lab. siswa juga kita libatkan dalam penggunaan alat lab. Artinya gini, kan mereka yang
menggunakan alat lab. itu, ya jadinya mereka juga yang harus memelihara dan menjaga alat itu supaya ga rusak. 5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium? Jawaban:
Untuk menumbuhkan kesadaran siswa supaya mau
memelihara sarana dan prasarana khususnya yang ada di lab. bahasa memang tidak cukup sekali dua kali yah. Artinya sebagai guru kita harus selalu mengingatkan mereka bahwa saat mereka menggunakan lab, maka mereka bertanggungjawab terhadap semua alat yang ada di lab. Jadi kalo misalnya ada kerusakan atau ada yang hilang ya itu tanggung jawab mereka untuk mengganti kalo ada yang hilang 6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Sudah baik yah menurut Saya. Bisa dilihat dari kerja sama antara kepala sekolah, guru, tim sarpras, staf, siswa dan petugas sekolah yang saling menjaga semua fasilitas yang ada di sekolah. Jadi kita semua juga menyadari kalo semua sarana yang ada di sekolah itu kan milik kita bersama, ya jadi harus kita pelihara bersama juga.
Interviewee
(Tien Martina, S. Pd)
Interviewer
(Nur Faizah)
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA PERPUSTAKAAN SMKN 59 JAKARTA
INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Unwanah, S. Pd
Jabatan
: Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan
Pendidikan Terakhir : S1 Hari/Tanggal
: Selasa, 9 September 2014
Tempat
: Perpustakaan SMKN 59 Jakarta
A. PEMELIHARAAN BUKU 1. Bagaimana pemeliharaan yang dilakukan terhadap buku-buku yang ada di sekolah? Jawaban: Pemeliharaan buku-buku yang ada di perpustakaan ini sih kita masih sederhana dan manual banget yah mba. Biasanya kita Cuma bersihkan saja debunya dengan kemoceng dan dirapikan sesuai lokasi bukunya. Kan kadang ada siswa yang habis baca buku tapi naronya ga sesuai lokasinya tuh, ya kalo kaya gitu biasanya kita cek-cek lagi raknya, trus diberesin kalo ada buku yang ga sesuai lokasinya 2. Apakah ada program kegiatan pemeliharaan untuk buku-buku? Jawaban: Kalau kegiatan khusus pemeliharaan buku-buku ga ada yah mba. Soalnya di sini juga kan sistemnya masih sederhana banget. Tapi kalo untuk perubahan letak rak buku kita ada. Biasanya sih tiap awal ajaran tahun baru yah karena kan banyak buku dari pemerintah tuh yang dating buat dipinjemin ke siswa-siswa. Nah buat siasatin ruang perpustakaan kita yang emang seadanya gini yah sebisan mungkin kita rubah letak raknya biar buku-buku yang ada bisa dirapikan semua, trus juga biar perpustakaannya ga keliatan sempit gitu yah. 3. Apakah ada jadwal secara berkala dalam melakukan pemeliharaan buku-buku yang ada di sekolah? Jawaban: Kalo untuk pemeliharaan rutin kaya harian gitu biasanya kita cuma bersihin dan rapiin ke raknya aja yah. Kalo untuk yang berkala biasanya sebulan sekali kita bersihin rak-rak buku atau penomoran
identitas buku kalo ada buku baru. Nah kalo yang tahunan ya kaya yang tadi, pengubahan letak rak aja 4. Apakah ada perawatan khusus untuk buku-buku seperti penyemprotan anti hama? Jawaban: Sampai saat ini belum ada yah mba penyemprotan anti hama buat buku kaya gitu. 5. Apabila ada buku yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut yang dilakukan? Jawaban: Kerusakan buku itu kan bisa karena ulah siswa atau memang buku itu sendiri yang sudah usang karena udah lama yah. Tapi kalo rusaknya karena siswa jarang yah. Paling karena memang bukunya udah lama kaya misalnya cover bukunya robek ya kita solasi lagi. Atau covernya ilang ya biasanya kita bikin lagi covernya sendiri, kita ketik gitu. Pokoknya selagi rusaknya belum parah banget ya sebisa mungkin kita akal-akalin lah biar masih bisa dipake. Beda halnya kalo hilang. Nah kalo hilangnya karena siswa pernah ada. Biasanya sih kita suruh ganti yah. Kalo bukunya masih ada di pasaran ya dia harus ganti buku yang sama. Kalo di pasaran udah ga ada tapi di perpustakaan masih ada ya dia harus fotokopi buku itu. Nah kalo di pasaran dan di perpustakaan udah ga ada ya dia harus ganti jenis yang sama dari buku yang hilang. Misalnya dia minjem novel trus ilang, ya ganti juga novel dengan judul yang beda ga apa-apa. 6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta? Jawaban: Menurut Saya cukup baik yah. Kalau dari segi kesadarannya sih sudah baik yah, dalam arti semua warga sekolah sadar kalo pemeliharaan sarana dan prasarana itu tanggung jawab bersama. Cuma kalo untuk tenaga khusus yang memeliharanya masih kurang kalo buat Saya.
Interviewee
Interviewer
(Unwanah, S. Pd)
(Nur Faizah)
Lampiran 15
BIODATA PENULIS
Nur Faizah, NIM 1110018200030, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penulis lahir di Jakarta, 5 Juni 1991. Bertempat tinggal di Jalan Panjang Cidodol RT 002 RW 013 No. 32, Kel. Grogrol Selatan, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penulis merupakan anak ke-4 dari lima bersaudara. Orang tua penulis adalah Bapak Hidayat dan Ibu Alawiyah. Riwayat Pendidikan: SDN 09 Pagi Grogol Selatan Tahun 2003, SMPN 66 Jakarta Tahun 2006, SMKN 43 Jakarta Tahun 2009, Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Hobi: Mendengarkan musik, nonton dvd, jalan-jalan. Motto: Don’t lose hope. We never know what future will bring.