MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA PADA PERPUSTAKAAN DAN LABORATORIUM DI SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Triwahyuni NIM 1110018200033
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Triwahyuni (1110018200033). Mutu Layanan Sarana dan Prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Skripsi Program Strata Satu (S1), di bawah bimbingan Dr. H. Fathi Ismail, MM. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Observasi yang dilakukan pengamatan terkait kesediaan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium, serta observasi saat aktivitas di perpustakaan dan KBM di dalam laboratorium. Pihak yang di wawancara adalah kepala sekolah sebagai subjek penelitian, wakil kepala bidang sarana dan prasarana, kepala perpustakaan, kepala lab, kepala program dari tiga jurusan (akuntansi, multimedia, otomotif), tenaga perpustakaan, salah satu guru bidang studi bahasa sebagai sumber data, serta peserta didik sejumlah delapan belas orang di ambil dari kepengurusan OSIS yang aktif kelas XI dan XII dari tiga jurusan yang ada di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan sebagai informan. Studi dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar secara langsung dan meminta arsip atau berkas-berkas kepada kepala lab, kepala perpustakaan, staf TU bagian sarana dan prasarana dan kurikulum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium berjalan cukup baik. Karena sudah tersedianya perpustakaan dan lab sebagai wadah untuk peserta didik dalam menambah pengetahuan dan keterampilannya. Adanya pelayanan prima untuk kepuasan kepada peserta didik sebagai pemakai, tetapi dalam penyediaan kebutuhan di perpustakaan dan lab masih belum bisa tepat waktu. Peralatan dan perlengkapan di dalam perpustakaan dan lab juga masih ada yang belum diperbaiki, masih kurangnya pendidikan dan pelatihan untuk para kepala lab di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Dalam hal ini, hendaknya lebih diutamakan lagi melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium sebagai alat penunjang dan pendukung peserta didik saat KBM, sehingga membuat peserta didik merasa nyaman, dan puas serta meningkatnya mutu layanan sarana dan prasarana. Kata kunci: Mutu, layanan prima, perpustakaan dan laboratorium
i
ABSTRACT
Triwahyuni (1110018200033). Quality Infrastructure Services in Library and Laboratories at SMK Negeri 2 South Tangerang. Skripsi Program Strata One (S1), under the guidance of Dr. H. Fathi Ismail, MM. Program Study of Management Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2014. This research aims to find out the quality of infrastructures ervices in library and laboratories at SMK Negeri 2 South Tangerang. The method that used in this research is descriptive qualitative and the data collection techniques that used in this research are observations, interviews, and study documentations. The observation that conducted related to the availability of infrastructures in Library and laboratories, as well as when the observation activities at the library and learning activities in the laboratory. Parties in the interview is the headmaster as a research subject, vice head of infrastructures, head of library, heads of laboratory, the head of study programs of the three majors (accounting, multimedia, automotive), library staff, one of the language teacher as a source of data, and the eighteen students in the organization OSIS class XI and XII from three study programs at SMK Negeri 2 South Tangerang as an informant. Study documentation was done by the image capture directly and asked for the archives or files to the head of library, heads of the laboratory, staff administrative in infrastructures and curriculum fields. The results of this research showed that the quality of infrastructures services in library and laboratories is quite well. Because the availability of the library and laboratories as a place for students to increase their knowledge and skills. There are excellent service in order to the student’s satisfaction as a user, but in the provision of library and laboratory needs still not able to be timely. Equipment and tools in the library and laboratories also still not fixed, there is a lack of education and training for the heads of the laboratory at SMK Negeri 2 South Tangerang. In this case, should more prefer to complete the needs of facilities and infrastructures in library and laboratories as a means of supporting students in learning activities so that make students feel comfortable and satisfied and increased quality of infrastructures services. Keywords: Quality, excellent service, library, and laboratories.
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat di antaranya nikmat Iman, Islam, dan Ihsan dengan izinNya-Lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Mutu Layanan Sarana dan Prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman yang dijadikan sebagai suri tauladan bagi umat manusia menuju jalan yang di ridhai Allah SWT. Dari zaman kegelapan hingga zaman terang menderang, sehingga kita selaku umatnya yang senantiasa taat dan patuh mengikuti ajaran dan sunah beliau. Dalam menyusun skripsi ini, tidaklah terlepas ucapan terimakasih syukur bahagia yang tiada terhingga sampai kapanpun untuk kedua orangtuaku tercinta Ayahanda (Alm) H. Saripudin Ibunda Hj. Nely Parmi yang selalu mendoa’akanku, mendidikku, dengan penuh keikhlasan, keridhoan dan kesabaran serta kasih sayangnya hingga saat ini, dan selalu memberikan semangat yang penuh makna dalam menuju hidup yang kaya amanah dan keberkahan, semoga Allah SWT senantiasa dan menjaga mereka dalam menuju keridhoan-Nya. Selain itu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang secara tulus dan ikhlas memberikan bantuannya baik secara moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan terimakasih kepadada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf;
iii
2. Bapak Drs. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan; 3. Bapak Dr. H. Fathi Ismail, MM., Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini dan selaku dosen penasehat akademik penulis selama studi; 4. Para dosen yang telah memberikan ilmunya dalam mendidik dan membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini; 5. Seluruh staf jurusan, fakultas, perpustakaan tarbiyah, perpustakaan utama, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam hal administrasi dan peminjaman buku dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini; 6. Bapak Drs. H. Ambiar, M.Pd., Kepala SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, yang telah menerima penulis dengan baik dan terbuka dalam melakukan penelitian, sehingga penulis dapat dengan mudah memperoleh data-data yang dapat mendukung penulisan skripsi ini; 7. Kepala perpustakaan, kepala laboratorium otomotif, multimedia dan akuntansi, bahasa, wakil kepala sarana dan prasarana, kepala program otomotif, akuntansi dan multimedia, tenaga perpustakaan, toolman otomotif dan salah satu guru bidang studi bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, yang telah meluangkan waktu untuk penulis memperoleh data dalam melakukan penelitian skripsi ini; 8. Bapak Muchlis, S. Sos dan Bapak Yudhi Murdanto, SE selaku bagian Tata Usaha di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, yang telah membantu memberikan arsip maupun dokumen kepada penulis sebagai pelengkap data dalam penyusunan skripsi ini; 9. Kepengurusan aktif OSIS SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan 2013/2014 kelas XI dan XII yang telah membantu penulis untuk memperoleh informasi dalam melakukan penelitian;
iv
10. Seluruh stakeholder (Keluarga Besar) SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan yang telah menerima dengan baik kehadiran peneliti selama melakukan penelitian; 11. Rahmat Ali Syafar dan Melia Fitri (kakak kandung) serta Fildza Khalisha, (adik kandung), yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini; 12. Seluruh saudara yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu namanya, yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini; 13. Para sahabat “Anak Saung” yang selalu, menghibur, mengisi waktu kekosongan di saat kuliah dengan kumpul bersama, bertukar pikiran, dan saling memotivasi; 14. Dwi Stianingsih sahabat yang selalu membantu dan menemani selama proses penyusunan skripsi dan penelitian di SMK Neger 2 Pondok Aren serta tempat saling bertukar pikiran; 15. Para sahabat ku tersayang Sri Purwanti, Aditia Rini Kusuma Wardani, Wulan Sari, dan Alpina Ilham, yang selalu memotivasi dan saling bertukar pikiran selama penyusunan skripsi; 16. Para Teman seperjuangan PPKT di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan atas kerjasama, dan kekompakkanya untuk membantu dan bertukar pikiran; 17. Para teman seperjuangan Manajemen Pendidikan Kelas A Tahun 2010, atas kerjasama, kekompakkan, dan kekeluargaanya; 18. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang turut membantu dan momotivasi selama perkuliahan hingga terselesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak mengalami hambatan dan kesulitan, baik yang menyangkut pikiran, tenaga, maupun waktu, semua berkat bantuan, doa dan bimibingan dari berbagai pihak baik moril
v
DAFTAR ISI ABSTRAK…………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR..................................................................
iii
DAFTAR ISI.................................................................................
vii
DAFTAR TABEL.........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………
xi
DAFTAR ISTILAH......................................................................
xii
DAFTAR SINGKATAN............................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah………………………………………… 6 D. Perumusan Masalah…………………………………………. 6
BAB II
E.
Tujuan Penelitian……………………………………………
7
F.
Kegunaan Penelitian………………………………………… 7
KAJIAN TEORI A. Mutu 1.
Pengertian Mutu………………………………………..
9
2.
Karakteristik Mutu……………………………………..
11
3.
Pilar-Pilar Mutu………………………………………… 11
4.
Peningkatan Mutu……………………………………… 13
B. Layanan 1.
Pengertian Pelayanan Prima…………………………… 16
2.
Prinsip-Prinsip Pelayanan Prima……………………….
3.
Peningkatan Mutu Layanan……………………………. 18
vii
17
C. Sarana dan Prasarana 1.
Pengertian Sarana dan Prasarana………………………. 21
2.
Standarisasi Sarana dan Prasarana……………………... 22
3.
Prinsip-Prinsip Sarana dan Prasarana…………………
23
4.
Manajemen Sarana dan Prasarana……………………..
24
D. Perpustakaan dan Laboratorium
BAB III
1.
Pengertian Perpustakaan……………………………….. 27
2.
Standarisasi Perpustakaan……………………………… 29
3.
Fungsi Perpustakaan……………………………………. 38
4.
Pengertian Laboratorium………………………………. 40
5.
Standarisasi Laboratorium……………………………... 41
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………. 49 B. Latar Penelitian (Setting)……………………………………. 49 C. Metode Penelitian…………………………………………… 50 D. Prosedur pengumpulan data………………………………… 51 E.
Instrumen penelitian………………………………………… 52
F.
Pengolahan dan Analisis Data………………………………. 56
G. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data……………..
BAB IV
57
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi 1. Deskripsi Profil Sekolah a. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan……………………………… 59 b. Visi, Misi, dan Tujuan……………………………….. 59 c. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan…………
61
d. Peserta Didik…………………………………………. 64 e. Sarana dan Prasarana………………………………… 65
viii
2. Deskripsi Data……………………………………………
67
B. Pembahasan 1. Keandalan (Reliability)…………………………………... 72 2. Daya Tangkap (Responsiveness)…………………………
77
3. Jaminan (Assurance)……………………………………... 79 4. Emphaty……………………………………………….…. 81 5. Bukti Langsung (Tangible)………………………………. 84
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………….
88
B. Saran………………………………………………………… 90
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Kompetensi
Kepala
Perpustakaan
dan
Tenaga
Perpustakaan
Sekolah/Madrasah Tabel 2.2
Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan SMK/MAK
Table 2.3
Kompetensi Kepala Laboratorium, Teknisi Laboratorium, dan Laboran
Tabel 2.4.
Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Laboratorium Komputer SMK/MAK
Tabel 2.5
Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Laboratorium Bahasa SMK/MAK
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Kepala Perpustakaan, Kepala Program Studi dari masing-masing bidang yang menggunakan ruang laboratorium, Tenaga Perpustakaan, dan perwakilan dari Tenaga Pendidik yang berhubungan erat dengan penggunaan ruang laboratorium dan ruang perpustakaan.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Peserta Didik (seluruh pihak yang terlibat dalam struktural OSIS, kelas XI dan XII)
Tabel 4.1
Tenaga Pendidik SMK Negeri 2 Tangerang Selatan
Tabel 4.2
Tenaga Kependidikan SMK Negeri 2 Tangerang Selatan
Tabel 4.3
Peserta Didik SMK Negeri 2 Tangerang Selatan
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Tangerang Selatan
Tabel 4.5
Daftar Nama Narasumber
Table 4.6
Daftar Nama Pihak yang di Observasi
x
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1
: Profil Perpustakaan
LAMPIRAN 2
: Laboratorium Otomotif, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Multimedia dan Akuntansi
LAMPIRAN 3
: Daftar Uji Referensi
LAMPIRAN 4
: Instrumen Wawancara dan Lembar Dokumentasi
LAMPIRAN 5
: Hasil Wawancara
LAMPIRAN 6
: Hasil Observasi Sarana dan Prasarana serta Aktivitas di Perpustakaan dan Laboratorium
LAMPIRAN 7
: Surat Izin Bimbingan Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Hasil Penelitian
LAMPIRAN 8
: Bukti Dokumentasi Ketika Observasi dan Wawancara
LAMPIRAN 9
: Hasil Dokumentasi Perpustakaan dan Laboratorium
LAMPIRAN 10
: Dokumentasi Gedung Sekolah
LAMPIRAN 11
: Biodata Penulis
xi
DAFTAR ISTILAH Ability
: Kemampuan
Amplifier
: Penguat (Istilah untuk elektronika)
Assist
: Saling Membantu
Assurance
: Jaminan
Biblia
: Buku, Kitab
Bibliotheca
: Perpustakaan
Conformance to requiretment
: Sesuai yang disyaratkan dan standarkan
Credibility dan Transferability
: Kepercayaan dan Keteralihan
Customer
: Pelanggan
Demand Driven
: Kebutuhan Dunia Kerja
Earphone
: Penyuara Kuping
Emphaty
: Perasaan turut merasakan & memahami orang
Excellent Service
: Pelayanan Terbaik
External Customer
: Pelanggan Luar (Masyarakat&Dunia Industri)
Full Customer Satisfaction
: Kepuasan Pelanggan Sepenuhnya
Hardware
: Perangkat Keras
Headset
: Gabungan antara headphone dan mikrofon
Intenal Customer
: Pelanggan dalam (siswa)
Keyboard
: Alat untuk menuliskan perintah
Kindness
: Saling Berbaik Hati
Library, Librier, Libri, Libraries
: Buku
Listening
: Mendengarkan
Maintenance
: Pemeliharaan atau Perawatan
Microphone
: Alat Mengubah Getaran Suara&getaran listrik
Mid Test
: Ujian Tengah Semester
Organization
: Saling Teratur
xii
Overhead Projector
: Jenis Perangkat Keras
Ready For Use
: Siap Pakai
Reliability
: Keandalan
Respect
: Saling Menghormati
Responsiveness
: Daya Tangkap
Satisfaction
: Kepuasan
Service
: Pelayanan
Software
: Perangkat Lunak
Speaker
: Pengeras Suara
Speaking
: Berbicara
Stakeholder
: Pihak Berkepentingan
Tangible
: Bukti Langsung
Teamwork
: Kerjasama
To Administer
: Mengatur, Mengarahkan
To Look After
: Memelihara
To Serve atau To Conduct
: Melayani, Memantau, atau Mengarahkan
Together
: Rasa Kebersamaan
Toolman
: Orang yang Mengurusi Bagian Alat
Up to Date
: Terbaru, Terkini, Terhangat
Update
: Memperbaharui
Urgent
: Mendesak, Penting
Vocal
: Suara
Webcam
: Kamera Video Berukuran Relatif Kecil
White Board Electric
: Papan Tulis Elektronik
Willingness
: Saling Mematuhi
Workshop
: Program Diklat yang Padat dan Singkat
xiii
DAFTAR SINGKATAN AC
: Air Conditioning
AK
: Akuntansi
AMK
: Alat Mesin Kantor
APBD
: Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN
: Anggaran Pendapatan Belanja Negara
BK
: Bimbingan Konseling
BSNP
: Badan Standar Nasional Pendidikan
CCTV
: Closed Circuit Television
CD
: Compact Disc
cm
: Sentimeter
CPU
: Central Processing Unit
CV
: Curiculum Vitae
D2
: Diploma Dua
D4
: Diploma Empat
Diklat
: Pendidikan dan Pelatihan
Diknas
: Pendidikan Nasional
Ditjen
: Direktoral Jenderal
Dll
: Dan lain-lain
Dsb
: Dan sebagainya
DU/DI
: Dunia Usaha/Dunia Industri
DVD
: Digital Video Disc
HP
: Handphone
HPP
: Harga Pokok Produksi
Hubin
: Hubungan Industri
HUMAS
: Hubungan Masyarakat
ICT
: Information Communication Technology
xiv
IMTAQ
: Iman dan Taqwa
IPTEK
: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
K3
: Kebersihan, Keamanan, Kesehatan
KBM
: Kegiatan Belajar Mengajar
Kemenag
: Kementerian Agama
Kemendikbud
: Kementerian Pendidikan dan Budaya
KTSP
: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
lab
: Laboratorium
LITBANG
: Penelitian dan Pengembangan
LKS
: Lembar Kerja Siswa
m2
:
Mendiknas
: Menteri Pendidikan Nasional
MM
: Multimedia
OB
: Office Boy
OSIS
: Organisasi Siswa
PNS
: Pegawai Negeri Sipil
PPKT
: Praktek Profesi Keguruan Terpadu
Prakerin
: Praktek Kerja Industri
S1
: Sarjana
SD
: Sekolah Dasar
SDM
: Sumber Daya Manusia
SK
: Surat Keterangan
SMA/MA
: Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
SMK/MAK
: Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SOP
: Standar Operational Procedure
SOSBUD
: Sosial Budaya
SPM
: Standar Pelayanan Minimal
Meter Persegi
xv
Tangsel
: Tangerang Selatan
TIK
: Teknologi Informasi dan Komunikasi
TKR
: Teknik Kendaraan Ringan
TSM
: Teknik Sepeda Motor
Tupoksi
: Tugas Pokok dan Fungsi
TV
: Televisi
UKG
: Uji Kompetensi Guru
UKK
: Ujian Kompetensi Keahlian
UPS
: Uninterruptible Power Supply
VCD
: Video Compact Disk
Waka
: Wakil Kepala
Wakasek
: Wakil Kepala Sekolah
Wifi
: Wireless Fidelity
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang untuk kelancaran kegiatan operasional di sekolah, maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus memperhatikan perkembangan atau kemajuan sarana dan prasarana di sekolah agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Salah satu sarana dan prasarana yang perlu diperhatikan dengan baik terutama oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dan bekerja sama dengan para bawahannya untuk meningkatkan mutu layanan adalah perpustakaan dan laboratorium Perpustakaan dan laboratorium merupakan faktor pendukung atau penunjang kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, karena dengan adanya perpustakaan dapat meningkatkan minat baca peserta didik, mengisi waktu kekosongan disaat guru tidak hadir. Perpustakaan memegang peranan sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Karena tugas utama perpustakaan sekolah ialah penunjang kurikulum, bahan pustaka dikaitkan dengan kurikulum sekolah. Tersedianya perpustakaan dapat memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan sesuai kurikulum di sekolah maupun ilmu pengetahuan umum lainnya. Laboratorium adalah ruangan khusus yang digunakan untuk mempraktekkan hasil teori yang didapat selama kegiatan pembelajaran di ruang kelas. Biasanya laboratorium ini berisi alat-alat atau perangkat yang digunakan untuk kegiatan praktek. Tersedianya ruang laboratorium di sekolah dapat membuat peserta didik menjadi lebih cepat memahami pelajaran tersebut, karena langsung terjun mempraktekkan teori yang di dapat. Selain itu dengan adanya kegiatan praktek di sekolah maka dapat memotivasi peserta didik untuk mencoba kembali teori
1
2
yang di dapatkannya di rumah, jika alat atau perangkat yang digunakan peserta didik tersedia di rumah ataupun mudah ditemukan di pasaran dan harganya pun masih terjangkau oleh peserta didik. Sarana dan prasarana pada perpustakaan perlu direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai (ready for use) dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah harus lebih memperhatikan kembali dalam hal layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium karena menjadi faktor penunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar secara efektif dan tercapainya tujuan pendidikan. Layanan dalam perpustakaan dan laboratorium sekolah intinya adalah untuk menciptakan kondisi perpustakaan dan laboratorium sekolah sedemikian rupa, sehingga perpustakaan dan laboratorium sekolah menjadi tempat penunjang untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Sebab, dengan kondisi perpustakaan dan laboratorium yang baik dalam artian lengkap, nyaman, dan strategis, maka siswa akan merasa semangat untuk mengunjungi perpustakaan dan praktek di laboratorium. Sehingga akan memunculkan daya kreatif siswa yang lebih baik, dan memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi mengembangkan dan mendalami pengetahauan atau teori yang diperolehnya di kelas untuk di praktekkan. Di terimanya layanan yang baik dan merasa puas peserta didik dalam menggunakan fasilitas perpustakaan dan laboratorium, dengan itu maka mutu dalam layanan tersebut dapat menjadi meningkat. Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya, dalam hal ini untuk meningkatkan mutu layanan harus berfokus pada pelanggan, karena dengan meningkatnya kepuasaan pelanggan maka mutu layanannya pun akan baik. Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa
3
depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas pada masa kini, pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat lembaga pendidikan yang berkualitas. Karena itu meningkatnya mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium merupakan titik strategi dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. Menurut Muhaimin dalam dasar ajaran Islam, sebagaimana dikutip oleh Mulyadi “mutu merupakan realisasi dari ajaran ihsan, yakni berbuat baik kepada
semua pihak disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepada manusia dengan aneka nikmat-Nya, dan dilarang berbuat kerusakan dalam bentuk apapun”.1 Sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur’an surat al Qashash (28): 77 “:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kau melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan kita harus berbuat baik atas yang telah dianugerahkan oleh Allah, dan berbuat baiklah kepada orang lain. Jika dikaitkan dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium, maka seorang pemimpin yaitu kepala sekolah 1
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (Jakarta: Badan LITBANG dan DIKLAT Kementerian Agama RI, 2010), h. 37-38
4
harus berbuat baik kepada peserta didik sebagai pemakai utama perpustakaan dan laboratorium untuk memberikan layanan prima agar peserta didik merasa puas dan termotivasi untuk mengunjungi perpustakaan, meningkatnya minat baca siswa, dan semangat untuk belajar. Janganlah kepala sekolah hanya menikmati kenikmatan kebahagiaan dalam menempati jabatannya tanpa melakukan kebaikan. Sebagaimana seseorang harus bekerja secara optimal dan komitmen terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu atau sebaik mungkin, selaras dengan ajaran ihsan. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat an-Nahl (16): 90:2
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Dan seseorang harus bekerja secara efisien dan efektif atau mempunyai daya guna yang setinggi-tingginya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al Sajadah (32): 7:3
……… “Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya.…” Terwujudnya mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium dengan memberikan layanan prima kepada peserta didik sebagai 2
Ibid., h. 40-41. Ibid., h. 41.
3
5
pemakai utama dalam lingkup sekolah di dunia pendidikan. Dalam berlangsungnya kegiatan sekolah, unsur manusia merupakan unsur yang sangat penting, karena bermutunya layanan sarana dan prasarana dan kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannya terutama kepala sekolah sebagai pemimpin yang bekerja sama dengan para stakeholder lainnya yang diberi tanggungjawab terkait dalam sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium.. Berdasarkan hasil observasi awal, penulis masih melihat beberapa kelemahan yang terjadi yaitu masih rendahnya kerjasama antarsesama stakeholder dan atasan, kurang cepatnya menanggapi kebutuhan perpustakaan dan laboratorium, masih lemahnya komunikasi antara kepala sekolah dengan peserta didik terkait perkembangan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium, kurangnya pemberian jaminan pelatihan kepada stakeholder yang diberi tanggungjawab untuk diberikan pelatihan dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keahlian. Dengan ini penulis akan berusaha memaparkan: “Mutu Layanan Sarana dan Prasarana pada Perpustakaan dan Laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan berbagai permasalahan antara lain: 1. Kurang cepat dalam merespon kebutuhan-kebutuhan pada perpustakaan dan laboratorium; 2. Kurang efektifnya dalam meningkatkan mutu layanan perpustakaan dan laboratorium; 3. Kurangnya mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium;
6
4. Masih kurangnya peserta didik yang mengunjungi perpustakaan dan masih kurang termotivasinya peserta didik belajar di laboratorium; 5. Kurangnya dalam mempromosikan kepada peserta didik mengenai pentingnya perpustakaan dan laboratorium sebagai penunjang kelancaran proses belajar; 6. Terbatasnya kesiapan anggaran dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium;
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk mempermudah dan mengarahkan penelitian ini, maka fokus penelitian dapat dibatasi dengan “Mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan”.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan?”
E. Tujuan Penelitian Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari melalui penelitian ini adalah sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menemukan gambaran terhadap mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium yang dirasakan oleh perserta didik di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan;
7
2. Untuk menemukan hambatan selama perkembangan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan; 3. Untuk mengkaji terkait meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.
F. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai kajian ilmiah maupun bentuk aplikasi langsung dalam hal meningkatan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium. Adapun hasil penelitan ini berharap akan berguna antara lain: 1. Bagi diri sendiri Menambah pengalaman selama melakukan penelitian dan menambah wawasan mengenai peningkatan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium. 2. Bagi sekolah Memberikan masukan khususnya dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium guna terjadinya peningkatan layanan yang lebih bermutu dan citra sekolah menjadi lebih baik. 3. Bagi Universitas Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah dan menambah kepustakaan bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). 4. Bagi Pemerhati Pendidikan
8
Sebagai tambahan pengetahuan serta bahan perbandingan bagi peneliti yang berkenaan dengan masalah kepemimpinan terhadap mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium.
BAB II KAJIAN TEORI A. Mutu 1. Pengertian Mutu Sudarwan Danim, sebagaimana dikutip oleh Euis Karwati & Donni Juni Priansa mengemukakan “Mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. Sedangkan dalam dunia pendidikan barang dan jasa itu bermakna dapat di lihat dan tidak dapat di lihat, tetapi dapat di rasakan”.1 Menurut Juran, sebagaimana dikutip oleh Suryadi mengemukakan mutu adalah Kesesuaian dengan tujuan dan manfaatnya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa mutu didefinisikan sebagai M-Kecil dan M-Besar. M-Kecil adalah mutu dalam arti sempit, berkenaan dengan kinerja bagian sekolah, dan tidak dikaitkan dengan kebutuhan semua jenis pelanggan. M-Besar adalah mutu dalam arti luas, berkenaan dengan seluruh kegiatan sekolah yang dikaitkan dengan kebutuhan semua jenis pelanggan.2 Goetsch dan Davis, sebagaimana dikutip oleh Engkoswara & Aan Komariah mengemukakan ”Mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan”.3 Dalam pandangan Ariani, sebagaimana dikutip oleh Suryadi mengemukakan ”Mutu memerlukan suatu proses perbaikan yang terus-menerus yang dapat diukur baik secara individual, sekolah, korporasi, dan tujuan kinerja Nasional”.4
1
Euis Karwati & Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah, (Bandung: ALFABETA, 2013), Cet. I, h. 15. 2 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Kosep dan Aplikasi, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h. 23. 3 Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2012), Cet. III, h. 304. 4 Suryadi, op. cit., h. 24.
9
10
”Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kepuasan (satisfaction) pelanggan (customers) yang dalam pendidikan dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal customer (siswa sebagai pembelajar) dan external customer (masyarakat dan dunia industri).”5 Menurut Crosby, sebagaimana dikutip oleh Abdul Hadis & Nurhayati mengemukakan “Mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan
yang
disyaratkan
atau
distandarkan”.
Menurut
Deming,
sebagaimana dikutip oleh Abdul Hadis & Nurhayati mengemukakan “Mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen”.6 Dari beberapa pengertian di atas, penulis sependapat dengan Sudarwan Danim, sebagaimana dikutip oleh Euis Karwati & Donni Juni Priansa bahwa mutu adalah keunggulan sebuah produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa pada suatu proses atau kegiatan yang dijalankannya guna tercapainya tujuan yang diharapkan, sehingga hasilnya memuaskan untuk si penerima barang dan jasa maupun penyalur atau pemberi barang dan jasa tersebut. Penjelasan mutu lainnya yang telah dijelaskan di atas, memiliki maksud yang sama yaitu mutu berkaitan dengan kepuasan pelanggan dari barang dan jasa yang diberikan, karena mutu mengarah kepada sesuatu yang terbaik, bagus, dan terpercaya. Maka dengan mutu yang lebih tinggi memungkinkan meningkatnya kepuasan yang diterima oleh pelanggan. Dalam konteks pendidikan, mutu mengacu pada proses dan hasil pendidikan untuk 5
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. I, h. 2. 6 Abdul Hadis&Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2012), Cet. II, h. 85.
11
memuaskan siswa sebagai pembelajar, masyarakat (orang tua) dan dunia industri.
2. Karakteristik Mutu Mutu dalam pendidikan memiliki karakteristik yang khas, karena pendidikan bukanlah industri. Dalam pendidikan, produk pendidikan itu bukanlah barang (goods) tetapi layanan (services). User (pelanggan) pendidikan ada yang bersifat internal dan eksternal. Guru dan peserta didik adalah pemakai jasa pendidikan yang bersifat internal. Sedangkan orang tua, masyarakat dan dunia kerja adalah pemakai eksternal jasa pendidikan. Pemakai itu perlu mendapat perhatian karena mutu dalam pendidikan harus memenuhi
kebutuhan,
harapan,
dan
keinginan
semua
pemakai
(stakeholders). Dalam hal ini pemakai yang menjadi fokus utama pendidikan adalah peserta didik. Peserta didik yang menjadi alasan utama di selenggarakan pendidikan, dan peserta didik pula yang menyebabkan keberadaan lembaga maupun sistem pendidikan.7 Karakteristik mutu terdiri dari barang dan jasa, orang yang menggunakan disebut pelanggan, baik dari internal maupun eksternal. Di dunia pendidikan yang menjadi fokus utama memakai barang dan jasa serta menilai bermutu atau tidak yaitu peserta didik, karena peserta didik alasan utama diselenggarakan pendidikan. Faktor pendukungnya yaitu orang tua, masyarakat, dan dunia kerja.
3. Pilar-Pilar Mutu Menurut Tjiptono, sebagaimana dikutip oleh Daryanto&Ismanto Setyobudi “pilar-pilar mutu yaitu: berfokus pada pelanggan, obsesi terhadap
7
Komariah, op cit., h. 305.
12
mutu, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan”.8 Pada umumnya sekolah yang bermutu berpegang pada pilar-pilar mutu sebagai berikut: a. Fokus pada kostumer Sekolah memiliki kostumer internal dan eksternal. Kostumer internal adalah orang tua, siswa, guru, administrator, staf dan dewan sekolah yang berada di dalam sistem pendidikan. Kostumer eksternal adalah masyarakat, perusahaan, keluarga, militer, dan perguruan tinggi yang berada di luar organisasi, namun memanfaatkan output proses pendidikan. b. Keterlibatan total Mutu bukan hanya tanggung jawab dewan sekolah atau pengawas. Mutu merupakan tanggung jawab semua pihak. Mutu menuntut setiap orang yang memberi kontribusi bagi upaya mutu. c. Pengukuran Sekolah tidak dapat memenuhi standar mutu yang ditetapkan masyarakat, sekalipun ada sarana untuk mengukur kemajuan berdasarkan pencapaian standar tersebut. d. Pendidikan sebagai sistem Pendidikan sebagai sistem memiliki sejumlah komponen, seperti siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana, media, sumber belajar, orang tua, dan lingkungan. Di antara komponen-komponen tersebut terjalin hubungan yang berkesinambungan dan keterpaduan dalam pelaksanaan sistem.
8
Daryanto&Ismanto Setyobudi, Konsumen dan Pelayanan Prima, (Yogyakarta; Gava Media, 2014), Cet. I, h. 126-127.
13
e. Perbaikan berkelanjutan Para professional pendidikan harus secara konstan menemukan cara untuk menangani masalah yang muncul, mereka harus memperbaiki proses yang dikembangkannya dan membuat perbaikan yang diperlukan.9
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pilar-pilar mutu merupakan prinsip-prinsip yang harus dipegang untuk mewujudkan sesuatu yang bermutu. Dalam dunia pendidikan yaitu sekolah yang bermutu harus berfokus kepada pelanggan, keterlibatan total/kerjasama tim, perbaikan berkelanjutan, pendidikan dan pelatihan. Pilar-pilar tersebut hendaknya diterapkan oleh sekolah agar pelanggan yang memakai barang dan jasa merasa puas, dan pendidikan di sekolah tersebut menjadi bermutu.
4. Peningkatan Mutu Peningkatan mutu berkaitan dengan target yang harus dicapai, proses untuk mencapai, dan faktor-faktor yang terkait. Dalam peningkatan mutu ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, yakni aspek mutu hasil dan aspek proses mencapai hasil tersebut. Peningkatan mutu sekolah secara umum dapat diambil bersamaan dengan strategi membangun akuntabilitas pendidikan dengan pola kepemimpinan.10 Ada 10 hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan mutu yaitu: (1) setiap orang bekerja untuk pelanggan; (2) mengenali pelanggan secara akrab; (3) membangun mutu dalam produk atau jasa; (4) mengembangkan gairah fokus pelanggan; (5) melatih staf; (6) memberdayakan karyawan; (7) terus menerus mengukur; (8) memberikan pengakuan dan imbalan; (9) mencari cara-cara baru; (10) membuat menjadi lebih baik.11 9
Nana Syaodih Sukmadinata, dkk. Pengendalian Mutu Sekolah Menengah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2008), Cet. II, h. 12-13. 10 Priansa, op, cit., h. 60. 11 Richard F. Gerson, Mengukur Kepuasan Pelanggan, (Jakarta: PPM, 2001), h. 94-96.
14
Peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategi dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan ini bertumpu pada lembaga itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, pemberdayaan semua komponen lembaga pendidikan untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.12 Menurut Fattah (1999:25), sebagaimana dikutip oleh Engkoswara & Aan Komariah menjelaskan bahwa meningkatkan mutu pendidikan difokuskan pada tiga faktor yaitu: (1) kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti tenaga kependidikan, biaya, sarana belajar; (2) mutu proses belajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai.13 Upaya peningkatan mutu dalam bidang pendidikan difokuskan kepada mutu proses pendidikan, inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta didik. Proses pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar yang membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah tujuan pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen dan evaluasi. Tujuan utama dalam peningkatan mutu adalah ketepatan dan kejelasannya.14 “Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan media pembelajaran, serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan”.15 Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat 12
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. XI, h. 217. 13 Komariah, op, cit., h. 313. 14 Priansa, op. cit., h. 51. 15 E. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet. I, h. 158.
15
dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah.16 Dari penjelas di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam peningkatan mutu sekolah maupun perkembangan teknologi mengharuskan sekolah secara terus-menerus mencari altenatif perbaikan serius dalam praktik pengajaran dan penciptaan sumber belajar. Peningkatan mutu terutama ditujukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang paling efektif, tepat dan berdaya guna serta mampu meningkatkan keterampilan belajar sepanjang hayat pada anak didiknya. Dalam usaha meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah, meningkatkan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, adanya keterbukaan guru-guru dalam bersikap, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Semua ini hanya terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman dan menantang. Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan adanya pemberian pelayanan penyelenggaraan pendidikannya, ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana, kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan, siswanya berprestasi akademik, terciptanya kepuasaan dan kepercayaan orang tua pada sistem pendidikan, dan kemampuan kompetensi lulusan dapat di pakai dalam kehidupannya dan dunia bisnis. Pelimpahan wewenang, inisiatif dan rasa tanggung jawab, guru dan staf lainnya dapat lebih terdorong untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, dukungan sumber daya juga dapat digerakkan, visi, misi dan tujuan sekolah sangat penting bagi strategi manajemen, serta pemberian jasa layanan pendidikan di sekolah dapat meningkatkan mutu dan memuaskan pelanggan.
16
Ibid., h. 179-181.
16
Peningkatan
mutu pendidikan lainnya
adalah komitmen pada
perubahan, jika semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas, dan kualitas layanan pendidikan. Mutu pendidikan dapat ditingkatkan jika administrator, guru, staf, pengawas, dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, teamwork, dan akuntabilitas. Selain itu untuk peningkatan mutu perlu adanya sistem pengukuran, dengan menggunakan sistem
pengukuran
memungkinkan
profesional
pendidikan
dapat
memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan, baik terhadap siswa, orang tua maupun masyarakat.
B. Layanan 1. Pengertian Pelayanan Prima “Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah “Excellent Service” yang secara harfiah berarti terbaik atau sangat baik, disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan”.17 Pelayanan prima dalam arti singkatan, yaitu: “Pantas” (Biaya hemat, Mutu hebat, Waktu tepat (BMW); “Empati” (penuh perhatian); “Langsung” (cepat); “Akurat” (tepat); “Yakin” (dipercaya); “Aman”; “Nyaman”; “Alatnya” (lengkap dan modern); “Nyata” (bukan sekedar janji); “Perkataan” (sopan); “Rahasia” (terjamin); “Informasi (dikuasai, lengkap, dan mutakhir); “Mudah”, dan “Akuntabel” (Bertanggung jawab).18
“Pelayanan prima adalah pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi dan selalu mengikuti perkembangan kebutuhan yang tinggi, dan 17
Setyobudi, op. cit., 107. Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, Cet. I, h. 1. 18
17
perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara konsisten dan akurat (handal)”.19 “Pelayanan prima adalah pelayanan terbaik yang diberikan perusahaan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan, baik pelanggan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan”.20 Dari beberapa pengertian di atas penulis simpulkan bahwa pelayanan prima adalah pelayanan yang diberikan kepada pengguna barang atau jasa minimal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan guna memberikan pelayanan yang terbaik, sehingga orang dilayani merasa puas, senang, dan terpenuhi harapannya. Layanan prima sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, agar peserta didik di sekolah merasa puas dengan layanan yang di dapatkannya dan memperlancar proses pembelajaran secara optimal. Dalam pemberian layanan jangan setengah-setengah, tetapi harus tuntas agar peserta didik sebagai pihak yang dilayani merasa puas dan dapat meningkatkan kepercayaan terhadap sekolah, karena layanan prima merupakan salah satu upaya yang menumbuhkan kepercayaan pelanggan, oleh karena itu untuk mencapai kepuasan dari pelanggan, perlu dekat dengan pelanggan.
2. Prinsip-Prinsip Pelayanan Prima “Lima prinsip pelayanan prima yaitu; (a) mengutamakan pelanggan; (b) sistem yang efektif; (c) melayani dengan hati; (d) perbaikan yang berkelanjutan; (e) memberdayakan pelanggan”.21 Adapun prinsip pelayanan prima yang lainnya adalah: a) Melayani berdasarkan penampilan yang sopan dan serasi; b) Melayani dengan berfikiran positif, sehat, dan logis; c) Melayani dengan sikap menghargai; d) Mendengarkan dan memahami sungguh-sungguh kebutuhan pelanggan; 19
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 18. Setyobudi, op. cit., h. 1. 21 Ibid., h. 113. 20
18
e) Mengamati dan menghargai perilaku pelanggan; f) Mencurahkan perhatian penuh kepada pelanggan; g) Mencatat setiap pesanan pelanggan; h) Mencatat kebutuhan pelanggan; i) Menegaskan kembali kebutuhan pelanggan; j) Mewujudkan kebutuhan pelanggan; k) Menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan mau kembali.22 Suatu layanan mempunyai prinsip-prinsip yang sama atau berdekatan, prinsip-prinsip itu antara lain: (a) sesuai atau untuk kebutuhan masyarakat yang dilayani; (b) di usahakan berlangsung cepat, tepat, mudah dan sederhana; (c) diciptakan kesan yang menarik dan menyenangkan atau memuaskan pemakai/penerima layanan.23 Dari beberapa pengertian di atas, penulis setuju dengan pendapat Daryanto & Ismanto Setyobudi yang menerapkan lima prinsip pelayanan prima. Prinsip ini perlu di terapkan dalam memberikan layanan agar pelanggan mendapatkan kepuasaan, sehingga meningkatnya pelanggan yang merasa nyaman dan puas terhadap layanan yang diberikan. Lima prinsip ini secara umum sama dengan prinsip-prinsip lain yang telah dijelaskan di atas, yang membedakan prinsip ini lebih ringkas tetapi mengandung penuh makna.
3. Peningkatan Mutu Layanan Ada lima dimensi layanan yang harus di wujudkan untuk meningkatkan mutu layanan sehingga pelanggan puas, yakni: a. Keandalan (Reliability) Kemampuan memberikan layanan sesuai dengan yang di janjikan secara tepat waktu, akurat dan memuaskan. 22
Ibid., h. 119-120. Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), Cet. II, h. 190. 23
19
b. Daya tangkap (Responsiveness) Kemampuan para tenaga kependidikan untuk membantu para peserta didik dan memberikan pelayanan dengan tanggap. c. Jaminan (Assurance) Jaminan mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, respect terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para tenaga kependidikan, bebas dari bahaya resiko atau keraguankeraguan. d. Emphaty Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, memahami kebutuhan peserta didik, dan memberi perhatian penuh kepada peserta didik. e. Bukti Langsung (Tangible) Iklim sekolah yang kondusif, meliputi: fasilitas fisik, perlengkapan, tenaga kependidikan, dan sarana komunikasi.24
Ada tujuh langkah pendekatan untuk meningkatkan mutu layanan yaitu komitmen manajemen puncak; kenali pelanggan anda secara dekat; mengembangkan standar kinerja pelanggan; angkat, latih, dan beri imbalan staf yang baik; berikan imbalan pada prestasi mutu layanan; tetaplah dekat dengan pelanggan; menciptakan perbaikan berkesinambungan.25 Beberapa upaya layanan prima yang diberikan untuk peningkatan mutu layanan: a. Disiplin kehadiran guru; b. Sikap ramah guru; c. Sikap ramah dan layanan yang cepat dari para tenaga kependidikan; d. Memberi penghargaan/pujian yang wajar kepada peserta didik yang berprestasi; 24
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, op, cit., h. 227-228. Gerson, op, cit., h. 13-17.
25
20
e. Memberi teguran/hukuman yang wajar dan tanpa menyinggung perasaan terhadap peserta didik yang melakukan pelanggaran; f. Memberi layanan tambahan bagi peserta didik yang memerlukan tambahan belajar; g. Bersikap ramah dan kooperatif dengan masyarakat dan orang tua; h. Membantu peserta didik secara optimal dalam menghadapi dan memecahkan berbagai masalah; i. Menjaga keharmonisan dengan instansi terkait baik atasan maupun lainnya; j. Melakukan perbaikan secara berkesinambungan dengan memperbaiki layanan yang kurang memuaskan.26 Dimensi pelayanan prima Gaspersz, sebagaimana dikutip oleh Daryanto&Ismanto Setyobudi menyatakan bahwa ada beberapa dimensi yang harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu layanan yaitu: ketetapan waktu layanan, akurasi layanan berkaitan dengan reliabilitas layanan, kesopanan dan keramahan dalam pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan berkaitan dengan sarana, kemudahan mendapatkan pelayanan, variasi model layanan seperti inovasi, pelayanan pribadi berkaitan dengan penanganan permintaan khusus, kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, dan atribut pendukung layanan lainnya seperti kebersihan.27 Dari beberapa penjelasan di atas, penulis setuju dengan pedapat E. Mulyasa, dalam buku menjadi kepala sekolah profesional, karena dengan menggunakan dimensi-dimensi yang terkelompokkan lebih jelas terkait pada peningkatkan mutu layanan, tetapi bahwasannya secara keseluruhan dari penjelasan peningkatan mutu layanan di atas itu sama. Pada penggunaan dimensi-dimensi ini hanya lebih terkelompokkan. Dalam konteks pendidikan bahwa langkah yang harus di siapkan untuk meraih mutu dalam layanan pendidikan di sekolah, di mulai dari proses persiapan, perencanaan dan pelaksanaan. Mutu terletak pada produk (lulusan) dan pelayanan jasa pendidikan. Kepuasan pelanggan baik internal 26
Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, op, cit., h. 36. Setyobudi, op. cit., h. 128-129.
27
21
maupun eksternal menjadi tumpuan kepala sekolah. Tanggung jawab dibagi kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Tenaga pendidik mendidik demi meraih harapan peserta didik. Siapkan peserta didik memasuki sekolah bermutu, bantu peserta didik menjadi manusia berguna, ini suatu tindakan yang bijak. Sebaliknya bukan membiarkan peserta didik tumbuh tanpa arah meskipun berada dalam payung sekolah. Tanpa arah dan pegangan nilai maka hal ini adalah suatu kekejaman dan kesesatan untuk peserta didik dalam menghambat peningkatan mutu sekolah, sedangkan tenaga kependidikan membantu kepala sekolah yang lebih terfokus ke dalam bagian administrasi.
C. Sarana dan Prasarana 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang di perlukan dalam proses pembelajaran baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.28 Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapaun yang dimaksud prasarana pendidikan adalah fasilitas secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, kompenen tersebut merupakan sarana pendidikan.29 28
Daryanto&Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2013), Cet I. h. 103. 29 E, Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. VII, h. 49.
22
Sarana dan prasarana adalah semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak yang di perlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.30 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan sumber belajar bagi komunitas sekolah, khususnya guru dan murid. “Sumber belajar atau sumber pembelajaran” baik benda bergerak ataupun tidak bergerak dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga di peroleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang di perlukan. Sarana dan prasarana juga dijadikan sebagai faktor keberhasilan
sekolah,
maka
hal
ini
perlu
pendayagunaan
semua
perlengkapan sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.
2. Standarisasi Sarana dan Prasarana Dalam pasal 42 secara tegas disebutkan bahwa: a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjag proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. b. Setiap satuan pendidkan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.31
30
Soetjipto&Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. IV, h. 170. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
31
23
“Standar
prasarana
untuk
SMK/MAK
sekurang-kurangnya
di
kelompokkan menjadi tiga kelompok ruang, yaitu: ruang pembelajaran umum, ruang penunjang, dan ruang pembelajaran khusus.”32 Kepala sekolah sebagai pemimpin dan penentu keberhasilan sekolah, sangat perlu memperhatikan standarisasi yang telah di jelaskan di atas, dalam pengadaaan sarana dan prasarana karena sarana dan prasarana merupakan sebuah fasilitas baik benda bergerak ataupun tidak bergerak yang digunakan sebagai faktor penunjang segala aktivitas di sekolah. Jika kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan di sekolah, maka akan menjadi penghambat kelancaran aktivitas yang dilakukan di sekolah dan kurang berjalan secara efektif dan efisien. 3. Prinsip – Prinsip Sarana dan Prasarana Ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang di maksud adalah: a. Prinsip pencapaian tujuan Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah. b. Prinsip efesiensi Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang relatif murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hatihati sehingga mengurangi pemborosan, untuk itu perlengkapan 32
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012, Cet. I, h. 85.
24
sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. c. Prinsip adminstratif Manajemen sarana dan prasana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, intruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang. d. Prinsip kejelasan tanggung jawab Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personel
sekolah dalam
manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah. e. Prinsip kekohesifan Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus di realisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Untuk itu, antara satu dengan lainnya dalam organisasi harus bekerja dengan baik.33
Kelima prinsip di atas harus di perhatikan dan di jalankan dengan baik agar kelancaran dalam penggunaan sarana dan prasarana dalam pendidikan dapat berjalan dengan baik, sehingga terjadinya kejelasan dalam penggunaanya dan tercapainya sesuai dengan tujuan secara efektif dan efisien.
4. Manajemen Sarana dan Prasarana Riduone, sebagaimana dikutip oleh Daryanto dan Mohammad Farid mengemukakan bahwa “manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
33
Ibrahim bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 5-6.
25
didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien”. Menurut Juhairiyah, sebagaimana dikutip oleh Daryanto dan Mohammad Farid “manajemen sarana prasarana itu adalah semua komponen yanga secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri”.34 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataaan.35 Garis besar tentang Manajemen Sarana Prasarana meliputi hal-hal di bawah ini, yaitu: 1. Penentuan Kebutuhan Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas yang lain lebih dahulu harus melihat kekayaan yang ada baru menentukan sarana apa yang di perlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah tersebut. 2. Proses Pengadaan Dalam upaya proses pengadaan sarana pendidikan dapat diperoleh dengan beberapa jalan yang bisa ditempuh, yaitu: pembelian dengan biaya dari pemerintah, pembelian dengan biaya SPP, bantuan dari BP3 atau komite sekolah, atau bantuan dari masyarakat lainnya. 3. Pemakaian
34
Farid, op. cit., h. 120. Fachruddin Saudagar & Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: GP Press, 2009), Cet. I, h. 156-157. 35
26
Dari segi pemakaian atau penggunaan terutama alat perlengkapan dapat dibedakan atas: barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Pengguanaan barang habis pakai harus digunakan secara maksimal di pertanggungjawabkan pada triwulan, sedangkan pengggunaan barang tidak habis pakai atau barang tetap di pertanggungjawabkan satu tahun sekali sehingga di perlukan adanya pemeliharaan dan barang-barang tersebut disebut dengan inventaris. 4. Pencatatan/Pengurusan Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrument administrasi berupa: buku inventaris, buku pembelian, buku penghapusan, dan kartu barang. 5. Pertanggungjawaban Penggunaan
barang-barang
inventaris
sekolah
harus
di
pertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada instansi atasan. 36
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana adalah proses pendayagunaan semua komponen sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataaan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga di
36
Farid, op.cit., h. 116-117.
27
harapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat di manfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.
D. Perpustakaan dan Laboratorium 1. Pengertian Perpustakaan Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan BAB I Pasal 1 menjelaskan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.37 “Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti buku, setelah mendapat awalan per dan akhiran an mejadi perpustakaan. Yang berarti kitab, kitab primbon, atau kumpulan buku-buku yang kemudian disebut koleksi bahan pustaka. Istilah itu berlaku untuk perpustakaan yang masih bersifat tradisional atau perpustakaan konvesional.”38 Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa inggris dikenal dengan library. Istilah ini berasal dari kata librier atau libri, yang artinya buku. Dari kata lain tersebut terbentuklah istilah libraries; tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya perpustakaan disebut bibliotheca (Belanda), yang juga berasal dari bahasa Yunani, biblia yang artinya tentang buku, kitab.39 Wafford, sebagaimana dikutip oleh Darmono “Perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan
37
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. NS, op, cit., h. 11. 39 Wiji Suwarno, Pengetahuan Dasar Kepustakaan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet. I, h. 31. 38
28
memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum”.40 Pengertian yang lebih umum dan luas dari perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk di cari dan di pergunakan apabila sewaktu-waktu di perlukan oleh pembaca untuk di baca di tempat maupun di pinjam. Perpustakaan di lengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana, seperti ruang baca, rak buku, rak majalah, meja-kursi baca, kartu-kartu katalog, sistem pengelolaan tertentu, dan di tempatkan petugas yang menjalankan perpustakaan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya.41 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, perpustakaan adalah tempat menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka membaca, mengamati, dan mendengar. Perpustakaan adalah ruang atau tempat yang menyediakan berbagai koleksi/informasi yang sengaja di sediakan untuk penggunanya. Tidak sebatas itu saja, perpustakaan juga merupakan unit kerja yang memiliki SDM, ruang yang khusus, sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan dan substansinya merupakan sumber informasi yang setiap saat dapat digunakan oleh pengguna jasa layanannya, untuk tempat pengumpul, penyimpan, dan pemelihara berbagai koleksi bahan pustaka, bahan pustaka itu pun di kelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu. Dalam konteks pendidikan, perpustakaan sekolah merupakan salah satu jantung dan rohnya suatu lembaga pendidikan. Perpustakaan sebagai wadah dan sumber pembelajaran kerena perpustakaan sekolah sebagai salah satu
40
Darmono, Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja, (Jakarta: PT Gramedia, 2007), Cet I, h. 2. 41 Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), Cet. I, h. 7.
29
sarana pendidikan dan penunjang kegiatan pembelajaran, dan memegang peranan penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan ini dapat mendidik peserta didik agar dapat menggunakan dan memeihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar kearah belajar secara mandiri, meningkatkan aktivitas siswa, menggairahkan semangat belajar, dan menumbuhkan minat baca. Perpustakaan harus di rasakan sebagai lingkungan pembelajaran yang tidak menakutkan, bebas, terbuka, tempat murid dapat mengerjakan semua tugas, memecahkan masalah, mencari dan menggunakan informasi, serta membuat laporan dan karya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Oleh karena itu perpustakaan sekolah merupakan salah satu faktor penentu terhadap keberhasilan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2. Standarisasi Perpustakaan Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan BAB VII Pasal 23 tentang perpustakaan sekolah menjelaskan bahwa: 1) Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar Nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan; 2) Perpustakaan sebagaimana di maksud pada poin (1) wajib memliki koleksi buku teks pelajaran yang di tetapkan sebagai buku bekas wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik; 3) Perpustakaan sebagaimana di maksud pada poin (1) mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan; 4) Perpustakaan sekolah/madrasah melayani peserta didik pendidikan kesetaraan yang di laksanakan di lingkungan satuan pendidikan yang bersangkutan; 5) Perpustakaan sekolah/madrasah mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi;
30
6) Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.42 Di bawah ini adalah standar sarana dan prasarana dari BSNP secara khusus yang di jadikan pedoman dalam peningkatan mutu, yaitu: a. Ruang perpustakan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m. c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. d. Ruang perpustakaan terletak dibagian sekolah yang mudah dicapai. e. Ruang perpustakaan dilengkapi dengan sarana.43 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan BAB V Pasal 14 menjelaskan bahwa: 1) Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka; 2) Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar Nasional perpustakaan; 3) Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; 4) Layanan perpustakaan sebagaimana di maksud poin (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka; 5) Layanan perpustakaan di selenggarakan sesuai standar Nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka; 6) Layanan perpustakaan terpadu di wujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan; 7) Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana di maksud pada poin (6) di laksanakan melalui jejaring telematika.44 42
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Suryadi, op, cit., h. 140. 44 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. 43
31
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 25 Tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa: Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam rombongan belajar (rombel), serta memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah. a. Kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang melalui jalur pendidik. Kepala perpustakaan sekolah/madrasah harus memenuhi syarat: Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1); Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah; Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun. b. Kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang melalui jalur tenaga kependidikan. Kepala perpustakaan sekolah dan madrasah harus memenuhi salah satu syarat berikut: Berkualifikasi diploma dua (D2) ilmu perpustakaan dan informasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun; atau Berkualifikasi diploma dua (D2) non ilmu perpustakaan dan informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun di perpustakaan sekolah/madrasah. c. Tenaga perpustakaan sekolah/madrasah Setiap perpustakaan sekolah/madrasah memiliki sekurangkurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah/madrasah yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.45
45
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah.
32
Berikut ini adalah kompetensi yang harus di miliki oleh kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah.46 Tabel 2.1 Kompetensi
Kepala
Perpustakaan
dan
Tenaga
Perpustakaan
Sekolah/Madrasah Dimensi Kompetensi 1. Kompetensi Manajerial
2. Kompetensi Pengelolaan Informasi
46
Kompetensi Kepala Perpustakaan - Memimpin tenaga perpustakaan sekolah/madrasah - Merencanakan program perpustakaan sekolah/madrasah - Melaksanakan program perpustakaan sekolah/madrasah - Memantau pelaksanaan program perpustakaan sekolah/madrasah - Mengevaluasi program perpustakaan sekolah/madrasah. - Mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah/madrasah - Mengorganisasi informasi - Memberikan jasa dan sumber informasi - Menerapkan
Kompetensi Tenaga Perpustakaan - Melaksanakan kebijakan - Melakukan perawatan koleksi - Melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan
-
-
-
Mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah/madrasah Melakukan pengorganisasian informasi Memberikan jasa dan sumber informasi Menerapkan teknologi informasi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah.
33
3. Kompetensi Kependidikan
-
-
4. Kompetensi Kepribadian
-
5. Kompetensi Sosial
-
6. Kompetensi Pengembangan Profesi
-
teknologi informasi dan komunikasi Memiliki wawasan kependidikan Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi Mempromosikan perpustakaan Memberikan bimbingan literasi informasi Memiliki integritas yang tinggi Memiliki etos kerja yang tinggi Membangun hubungan sosial Membangun komunikasi Mengembangkan ilmu Menghayati etika profesi Menunjukkan kebiasaan membaca
dan komunikasi
-
-
-
Memiliki wawasan kependidikan Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi Melakukan promosi perpustakaan Memberikan bimbingan literasi informasi Memiliki integritas yang tinggi Memiliki etos kerja yang tinggi Membangun hubungan sosial Membangun komunikasi Mengembangkan ilmu Menghayati etika profesi Menunjukkan kebiasaan membaca
Dari penjabaran di atas dapat penulis simpulkan, bahwa dalam pengadaan ruang perpustakaan harus memperhatikan standarisasi yang telah ditetapkan, agar perpustakaan yang tersedia dapat berjalan secara optimal dan efektif. Hal ini pun perlu didukung oleh kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan yang memiliki kompetensi, keahlian dan pengalaman dalam pengelolaan perpustakaan agar tujuan pengadaan dapat terwujud. Kompetensi, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki oleh kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan dapat mendukung dalam pemberian
34
layanan perpustakaan, karena pelayanan yang baik dapat memuaskan pelanggan atau pengunjung perpustakaan. Oleh karena itu kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan harus menerapkan pelayanan prima sebagai pegangan dalam memberikan layanan di perpustakaan, seperti yang telah ditetapkan dalam standarisasi yang telah di jelaskan di atas. Berikut ini adalah ruang perpustakaan di SMK/MAK telah diatur dalam Permendiknas No.40 Tahun 2008 berikut standar sarananya.47 Tabel 2.2 Jenis, Rasio, dan Deskipsi Sarana Ruang Perpustakaan SMK/MAK. No 1 1.1
1.2
1.3
47
Jenis Buku Pelajaran
Rasio Buku Teks 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik, di tambah 4 eksemplar/mata pelajaran/sekolah
Deskripsi Termasuk dalam daftar buku teks yang ditetapkan oleh Mendiknas dan daftar buku teks muatan lokal yang ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota
Buku Panduan 1 eksemplar/mata Pendidik pelajaran bersangkutan, di tambah 2 eksemplar/mata pelajran/sekolah Buku Pengayaan 75% non-fiksi dan Total buku per sekolah 25% fiksi minimum - 1000 untuk 6 rombongan belajar, minimum terdiri dari 820 judul - 1500 untuk 7-12 rombongan belajar minimum terdiri dari 850 judul - 2000 untuk 13-18
Permendiknas Nomor. 40 Tahun 2008 berisi tentang Standar Sarana dan Prasarana
35
1.4
Buku Referensi
1.5
Sumber Lain
30 judul/sekolah
Belajar 1set/sekolah
2 2.1
Rak Buku
Perabot 1 set/sekolah
2.2
Rak Majalah
1 buah/sekolah
2.3
Rak Surat Kabar
1 buah/sekolah
rombongan belajar, minimum terdiri dari 9000 judul - 2500 untuk lebih dari 18 rombongan belajar, minimum terdiri dari 1000 judul. Sekurang-kurangnya meliputi kamus besar bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris, kamus bahasa asing lainnya, ensiklopedi, buku statistik daerah, buku telepon, buku undang-undang dan peraturan, kitab suci Surang-kurangnya meliputi majalah, surat kabar, globe, peta, CD Pembelajaran, situs web, dan alat peraga matematika. Kuat, stabil, dan aman, dapat menampung seluruh koleksi dengan baik. Memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi buku dengan mudah. Kuat, stabil, dan aman, dapat menampung seluruh koleksi majalah. Memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi majalah dengan mudah. Kuat, stabil, dan aman, dapat menampung seluruh koleksi surat
36
2.4
Meja Baca
15 buah/sekolah
2.5
Kursi Baca
15 buh/sekolah
2.6
Kursi Kerja
1 buah/petugas
2.7
Meja Kerja/Sirkulasi
1 buah/petugas
2.8
Lemari Katalog
1 buah/sekolah
2.9
Lemari
1 buah/sekolah
2.10
Lemari/Rak Simpan Tas
4 buah/sekolah
2.11
Papan
1 buah/sekolah
kabar. Kuat, stabil, aman. dan mudah di pindahkan oleh peserta didik. Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa kebawah meja. Kuat, stabil, aman, dan mudah di pindahkan oleh peserta didik. Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman Kuat, stabil, aman, dan mudah di pindahkan, ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman Kuat, stabil, dan aman, cukup untuk menyimpan kartu-kartu katalog. Lemari katalog dapat di ganti dengan meja untuk menempatkan katalog Kuat, stabil, dan aman, dapat di kunci dan ukuran memadai untuk menampung seluruh peralatan untuk pengelolaan perpustakaan Kuat, stabil, aman dapat dikunci dan ukuran dan memadai untuk menyimpan tas peserta didik Kuat, stabil, aman
37
2.12
3 3.1
Pengumuman Meja Multimedia
Peralatan Multimedia
4 4.1 4.2
Buku Inventaris Kotak Kontak
4.3 4.4
Jam Dinding Tempat Sampah Dari
pemaparan
di
ukuran minimum 1m 1 buah/sekolah Kuat, stabil, aman, dan ukuran memadai untuk menampung seluruh peralatan multimedia Media Pendidikan 1 set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1 set komputer (CPU), monitor minimum 15 inci, printer, TV, radio, dan pemutar VCD/DVD Perlengkapan Lain 1 buah/sekolah 4 buah/ruang Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik 1 buah/ruang 1 buah/ruang atas
dapat
disimpulkan,
bahwa
proses
penyelenggaraan perpustakaan membutuhkan tersedianya sarana dan prasarana yaitu perlengkapan, perabot ataupun fasilitas lainnya, yang sudah harus ada sejak pembentukkan perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaaan adalah semua peralatan, perlengkapan pokok dan penunjang agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan baik, seperti tersedianya bahan pustaka yang berkualitas dan berkuantitas sesuai dengan sivitas akademik, sehingga kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan dapat terwujudkan dan pelanggan merasa puas, nyaman dengan keberadaan perpustakaan. Dalam konteks pendidikan, jika sarana dan prasarana yang tersedia di perpustakaan lengkap, berkualitas, dan berkuantitas, dapat membantu kelancaran proses pembelajaran peserta didik, maka peserta didik merasakan bahwa pentingnya tersedia perpustakaan sekolah. Oleh karena itu
38
ketersediaan
benda-benda
dan
barang-barang
yang
sesuai
dengan
kebutuhan, kondisi, kontruksi, kualitas, ukuran, dan persyaratan tertentu sangat penting dan perlu di perhatikan dengan baik. Dengan ini maka di perlukan kerjasama yang baik antar kepala sekolah, kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan serta didukung oleh tenaga pendidik.
3. Fungsi Perpustakaan Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok di atas, perpustakaan melaksanakan fungsi-fungsi antara lain sebagai berikut: a) pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan pustaka, b) penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, penggandaan, penerbitan, dan lain-lain, c) pengolahan dan penyiapan bahan pustaka, d) penyimpanan dan pemeliharaan koleksi, e) pendayagunaan/pemberdayaan koleksi, f) pemberian layanan kepada masyarakat, dengan sistem yang mudah, cepat, dan tepat serta sederhana, g) pemasyarakatan perpustakaan, h) pengkajian dan pengembangan atas semua aspek kepustakawanan, i) menjalin kerja sama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi sarana dan prasarana, j) pelakaksanaan koordinasi dengan berbagai pihak-pihak dan mitra kerja lainnya, k) administrasi perpustakaan.48 Fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabaran yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut, berikut ini adalah fungsi sebuah perpustakaan yaitu pengadaan bahan pustaka, pengolahan, layanan, pemasyarakatan/sosialisasi,
kerjasama,
pengembangan
sumber
daya
manusia, pembinaan dan pengembangan organisasi, melakukan upaya preservasi
48
NS, op. cit., h. 54-55.
koleksi,
membuat
peraturan/tata
tertib,
penerapan
dan
39
pemanfaatan teknologi informasi, menciptakan dan mengembangkan iklim di perpustakaan.49 Dalam ikut serta mendukung pelaksanaan program pendidikan di sekolah menengah, perpustakaan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Fungsi pendidikan yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah pengetahuan atau mempelajari kembali materimateri pelajaran yang telah diberikan oleh guru di kelas. b. Fungsi informasi yaitu tempat mencari informasi yang berkenaan dengan pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan guru. c. Fungsi rekreasi yaitu memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk menikmati bahan yang ada. d. Fungsi penelitian, yaitu menggunakan perpustakaan sebagai jawaban terhadap berbagai pertanyaan ilmiah.50 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan itu memiliki fungsi dalam menjalankannya sebagai penunjang kelancaran operasional di sekolah. Jika perpustakaan menjalankan fungsi ini dengan baik maka perpustakaan itu banyak diminati oleh peserta didik. 4. Pengertian Laboratorium “Ruang laboratorium adalah tempat berlangsungnya pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus”.51 “Laboratorium merupakan tempat untuk melaksanakan pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk memecahkan masalah, mendalami suatu fakta, melatih kemampuan, keterampilan ilmiah, dan mengembangkan sikap ilmiah”.52 Sarana dan prasarana ruang laboratorium di bedakan di masing-masing jenjang pendidikan. Standar sarana dan prasarana laboratorium dengan demikian mengikuti kebutuhan di setiap jenjang pendidikannya. Sebuah
49
Sutarno, op, cit, h. 58-62. Kosasi, op. cit., h. 200. 51 Abd. Rozak, dkk, Standar Sarana Prasarana dan Tenaga Kependidikan, (Jakrta: FITK PRESS, 2010), Cet. I, h. 93. 52 Arifin, op. cit., h. 185. 50
40
SMK/MAK memiliki 6 jenis ruang laboratorium dan satu ruang praktik menggambar. Ruang laboratorium meliputi ruang laboatorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboraorium kimia, ruang laboratorium IPA, ruang laboratorium komputer, dan ruang laboratorium bahasa. Prasarana ruang laboratorium yang disebutkan di atas tidak selalu ada di SMK/MAK, tergantung dari program keahlian yang di selenggarakannya, tetapi, ruang laboratorium komputer dan bahasa harus selalu ada di setiap SMK/MAK. Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran bidang teknologi informasi dan komunikasi. Sementara laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran mengembangkan keterampilan bahasa asing.53 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa laboratorium adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk mempraktekkan teori yang di pelajari di kelas. Setiap ruang laboratorium ini berbeda-beda tergantung dengan pelajaran yang akan di praktekkan, dan tersedianya ruang laboraorium antar sekolah berbeda tergantung dengan program keahlian yang tersedia di sekolah tersebut. Tersedianya laboratorium di dunia pendidikan sangat penting karena dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah, karena secara langsung peserta didik dapat membuktikkan atau mempraktekkan secara bersama mengenai materi yang diajarkan oleh guru selama di kelas, sehingga tingkat pemahaman peserta didik lebih cepat dalam memahami materi tersebut. Selain itu dengan tertariknya peserta didik selama praktek maka dapat membuat peserta didik untuk lebih semangat mempraktekkan sendiri di rumah, jika barang atau perlengkapan yang digunakan mudah dicari atau di dapatkan.
53
Ibid., h. 139.
41
5. Standarisasi Laboratorium Di bawah ini adalah standar sarana dan prasarana dari BSNP secara khusus yang di jadikan pedoman dalam peningkatan mutu, yaitu: Laboratorium Komputer a. Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. b. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu rombongan belajar dan bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 2 orang. c. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang. Luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5m. d. Ruang laboratorium komputer dilengkapi dengan sarana.54 Laboratorium Bahasa a. Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah yang mempunyai jurusan bahasa. b. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum satu rombongan belajar. c. Ruang minimum ruang laboratorium bahasa 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang. Luas minimum ruang laboratorium 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa 5 m. d. Ruang laboratorium bahasa dilengkapi sarana.55 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga laboratorium Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa: a. Kualifikasi kepala laboratorium sekolah/madrasah sebagai berikut: Jalur guru - Pendidikan minimal sarjana (S1);
54
Suryadi,op, cit., h. 158. Rozak, op, cit., h. 81-82.
55
adalah
42
- Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola pratikum; - Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Jalur laboran atau teknisi - Pendidikan minimal diploma tiga ( D3); - Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi; - Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. b. Kualifikasi teknisi labolatorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: - Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium56 Berikut ini adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala laboratoriun, teknisi laboratorium, dan laboran57: Tabel 2.3 Kompetensi Kepala Laboratorium, Teknisi Laboratorium, dan Laboran Dimensi Kompetensi 1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Sosial 56
Kompetensi Kompetensi Komptensi Kepala Teknis Laboran Laboratorium Laboratorium - Menampilkan diri - Menampilkan - Menampilkan sebagai pribadi diri sebagai diri sebagai yang dewasa pribadi yang pribadi yang mantap, dan dewasa dewasa berakhak mulia. mantap, dan mantap, dan - Menunjukkan berakhlak berakhak komitmen terhadap mulia. mulia. tugas - Menunjukkan - Menunjukkan komitmen komitmen terhadap tugas terhadap tugas - Bekerja sama dalam - Bekerja sama - Bekerja sama pelaksanaan tugas dalam dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga laboratorium Sekolah/Madrasah. 57 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga laboratorium Sekolah/Madrasah.
43
3. Kompetensi Manajerial
4. Kompetensi Profesional
- Berkomunikasi pelaksanaan secara lisan dan tugas tulisan - Berkomunikasi secara lisan dan tulisan - Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah - Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah - Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah - Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah - Mengevaluasi kerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah/madrasah - Menerapkan - Menyiapkan gagasan, teori, dan kegiatan prinsip kegiatan laboratorium laboratorium sekolah/madras sekolah/madrasah ah. - Memanfaatkan - Merawat laboratorium untuk peralatan kepentingan bahan pendidikan dan laboratorium di penelitian di sekolah/madras sekolah/madrasah ah. - Menjaga kesehatan - Menjaga dan keselamatan kesehatan dan kerja di keselamatan laboratorium kerja di sekolah/madrasah laboratorium
pelaksanaan tugas - Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
- Merawat ruang laboratorium sekolah/madras ah - Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madras ah. - Melayani kegiatan pratikum. - Menjaga kesehatan dan keselamatan
44
sekolah/madras ah
5. Kompetensi Administratif
kerja di laboratorium sekolah/madras ah - Merencanakan - Menginventaris pemanfaatan asi bahan laboratorium pratikum sekolah/madras - Mencatat ah kegiatan - Mengatur pratikum penyimpanan bahan, peralatan, perkakas dan suku cadang, laboratorium sekolah/madras ah
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan, bahwa kepala laboratorium, teknisi laboratorium, dan laboran harus memiliki kompetensi, keahlian, dan pengalaman yang berkaitan dengan laboratorium. Hal ini untuk menunjang kelancaran dalam pengelolaan laboratorium dan pemberian layanan yang memuaskan kepada pengguna laboratorium, sehingga prosesnnya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Permendiknas No. 40 tahun 2008 berisi tentang standar sarana ruang laboratorium di SMK/MAK, untuk standar sarana laboratorium komputer SMK/MAK memiliki kesamaan dengan standar sarana laboratorium komputer SMA/MA. Hanya saja di SMK/MAK tidak ditentukan ukuran papan tulisnya. Demikian pula standar sarana laboratorium bahasa, yaitu sama dengan standar sarana yang ada di SMA/MA. Berikut ini adalah standar sarana laboratorium komputer dan bahasa.58
58
Permendikanas No. 40 tahun 2008 berisi tentang Standar Sarana dan Prasarana.
45
Tabel 2.4 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Laboratorium Komputer SMK/MAK No 1 1.1
1.2
1.3
1.4
2 2.1
2.2 2.3 2.4
Jenis
Rasio Deskripsi Perabot Kursi Peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan Didik didik mudah di pindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Desain dudukan dan sandaran membuat peseta didik nyaman belajar. Meja 1 buah/2 peserta Kuat, stabil, dan aman. didik Ukuran memadai untuk menampung 1 unit komputer dan peserta didik bekerja berdua. Jika CPU diletakkan di bawah meja, maka harus mempunyai dudukan minimum setinggi 15cm. kaki peserta didik dapat masuk ke bawah meja dengan nyaman. Kursi Guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman dan mudah di pindahkan. Ukuran kursi memadai untuk duduk dengan nyaman. Meja Guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman dan mudah di pindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman. Peralatan Pendidikan Komputer 1 unit/ 2 peserta Mendukung penggunaan didik, ditambah 1 multimedia. Ukuran unit untuk guru monitor minimum 15”. Printer I unit/lab Scanner 1 unit/lab Titik Akses 1 titik/lab Berupa saluran telepon
46
2.5
Internet LAN
2.6
Stabilizer
2.7
Modul Praktik
3 3.1
Papan Tulis
atau nirkabel banyak Dapat terhubung fungsi dengan baik banyak Setiap komputer terhubung dengan stabilizer 1 set/komputer Terdiri dari sistem operasi, pengolah kata, pengolah angka, dan pengolah gambar. Media Pendidikan 1 buah/lab Sesuai komputer Sesuai komputer
Tabel 2.5 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Laboratorium Bahasa SMK/MAK No 1 1.1
1.2
1.3
Jenis
Rasio Deskripsi Perabot Kursi Peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan Didik didik mudah di pindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar. Meja Peserta 1 buah/2 peserta Kuat, stabil, aman, dan Didik didik mudah di pindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk belajar dengan nyaman. Desain meja memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja. Meja tidak diperlukan jika kursi sudah dilengkapi tempat menulis. Kursi Guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman dan mudh di pindahkan. Ukuran kursi memadai untuk duduk dengan
47
1.4
1.5
2 2.1
3 3.1
4 4.1 4.2 4.3
nyaman. Kuat, stabil, aman dn mdah di pindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman. Lemari 1 buah/lab Kuat, stabil, aman. Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan yang mendukung kegiatan praktik bahasa. Tertutup dan dapat di kunci. Peralatan Pendidikan Perangkat 1 set/lab Kualitas suara dapat Multimedia didengar dengan baik dari seluruh bagian lab. Dapat memanfaatkan perangkat multimedia yang terdapat di ruang perpustakaan Media Pendidikan Papan Tulis 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran minimum 90 cmx200cm. di tempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. Perlengkapan lain Kotak Kontak 2 buah/lab Tempat Sampah 1 buah/ruang Jam Dinding 1 buah/lab Meja Guru
1 buah/guru
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan yang cukup untuk melaksanakan kurikulum, termasuk bahan dan teknologi informasi yang memadai. Perlu disediakan perlengkapan seperti yang telah di jelaskan di atas serta overhead projector, dan pengeras suara untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pendidikan teknologi pendidikan yang up to date dan terdistribusi secara efektif dapat mudah di akses oleh pengguna. Selain itu pusat
48
komputer sekolah harus menyediakan layanan komputer yang aksesibel, dengan jaringan infrastruktur yang memungkinkan masyarakat sekolah memanfaatkan
secara
penuh
teknologi
informasi,
untuk
kegiatan
pembelajaran, penelitian, pengabdian, dan administrasi, guna meningkatkan mutu pendidikan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan yang terletak di Jl. Pondok Aren Raya No. 52 Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 20 Oktober 2014 sampai dengan 22 November 2014.
B. Latar Penelitian (Setting) Lembaga pendidikan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan terletak di Jl. Pondok Aren Raya No. 52 Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan sekolah saat kegiatan operasional sehari-hari. Titik fokus utama penelitian dilakukan di ruang perpustakaan dan ruang laboratorium. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pra Penelitian Tahap ini dimulai pada bulan Oktober, ditandai dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menyusun rancangan penelitian; b. Memilih lapangan penelitian; c. Memohon perizinan pelaksanaan penelitian; d. Melihat dan meneliti keadaan lapangan (orientasi lapangan); e. Menentukan narasumber untuk dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi tempat penelitian serta informasi data mengenai penelitian yang dilakukan.
49
50
2. Penelitian Tahap ini penulis mulai melakukan observasi di perpustakaan dan laboratorium saat kegiatan operasional di sekolah, selain melakukan observasi penulis juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala perpustakaan, kepala laboratorium (akuntansi, multimedia, bahasa, dan otomotif), tenaga perpustakaan, kepala program (akuntansi, multimedia, dan otomotif), perwakilan satu guru bahasa, serta peserta didik yang terlibat aktif dalam struktural OSIS (kelas XI dan XII). Dalam memperkuat penelitian ini, penulis juga melengkapinya dengan dokumentasi baik berupa foto (temuan dari hasil penelitian), arsip ataupun berkas-berkas lainnya yang berkaitan dengan meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Oktober 2014 sampai dengan 22 November 2014. 3. Pasca Penelitian Pada tahap ini semua data terkumpul, selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dan analisis data dengan pengecekan atau keabsahan data, menggunakan teknik triangulasi.
C. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data selama penelitian. Hal ini untuk mempermudah penulis dalam pengumpulan data, fakta, informasi selama penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati dan dari fenomena yang terjadi, untuk menggambarkan berbagai situasi terkait permasalahan yang terjadi pada saat penelitian dilakukan.
51
Penulis melakukan analisis sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang di dapat dari data selama terjadi di lapangan pada saat melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini agar penulis mendapatkan hasil yang akurat terkait meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan Laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.
D. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu penelitian yang merupakan langkah penting metode ilmiah, oleh karena itu pengumpulan data diperlukan dalam sebuah penelitian. Adapun prosedur pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Observasi Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan atau mengamati objek penelitian secara akurat, mencatat secara sistematis permasalahan yang muncul selama penelitian. Observasi ini dilakukan secara langsung dengan cara pengambilan data menggunakan mata untuk mengamati secara langsung aktivitas di perpustakaan dan laboratorium serta sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.
2.
Wawancara Wawancara adalah percakapan atau tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara ini bersifat tidak terstruktur, penulis bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik permasalahan yang diteliti. Wawancara ini penulis lakukan untuk memperoleh informasi sesuai data yang dibutuhkan untuk melengkapi penelitian yang penulis lakukan kepada:
52
Kepala sekolah sebagai subjek penelitian;
Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala perpustakaan, kepala laboratorium (akuntansi, multimedia, bahasa, dan otomotif), tenaga perpustakaan, kepala program (akuntansi, multimedia, dan otomotif), dan perwakilan satu guru bahasa sebagai sumber data;
Peserta didik yang terlibat aktif dalam struktural OSIS (kelas XI dan XII), sebagai informan.
3. Dokumentasi Dokumentasi adalah bukti-bukti atau keterangan yang terkumpul, yang penulis peroleh selama melakukan penelitian. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Prosedur dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Kegiatan prosedur pengumpulan data di atas, saling berkaitan satu sama lain untuk memperoleh data atau informasi saat melakukan penelitian kualitiatif deskriptif terkait permasalahan dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data, untuk mempermudah selama proses penelitian supaya hasilnya lebih baik dalam artian lebih cermat dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data adalah wawancara. Wawancara ini bersifat tidak terstruktur seperti melakukan wawancara berbentuk dialog, dan tetap berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan. Hal ini untuk mendapatkan informasi
53
terkait meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman wawancara: Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah No Variable 1 Mutu Layanan Sarana dan Prasarana pada Perpustakaan dan Laboratorium
Dimensi
Keandalan (Reliability)
Daya tangkap (Responsiveness)
Jaminan (Assurance)
Emphaty
Bukti Langsung
Indikator 1. Pengadaan sarana dan prasarana di perpustakaan dan laboratorium 2. Teknis pelayanan perpustakaan dan laboratorium terkait pengaturan pemakaian 3. Prosedur pelayanan perpustakaan dan laboratorium terkait waktu 1. Tanggung jawab kepala sekolah terhadap perpustakaan dan laboratorium 2. Kerja sama kepala sekolah dengan kepala perpustakaan dan laboratorium, wakil kepala bidang sarana dan prasarana, tenaga perpustakaan, guru bidang studi, dan peserta didik terkait kritikan dan saran 1. Keamanan dalam perpustakaan dan laboratorium 2. Kenyamanan yang diberikan dalam perpustakaan dan laboratorium 3. Kepuasan yang diberikan kepada peserta didik/pemakai perpustakaan dan laboratorium 1. Komunikasi terkait perkembangan perpustakaan dan laboratorium 2. Kepedulian kepala sekolah terhadap perpustakaan dan laboratorium 1. Fasilitas
54
(Tangible)
fisik/perlengkapan/peralatan perpustakaan dan laboratorium 2. Pendidikan dan Pengalaman Kepala perpustakaan dan laboratorium, tenaga perpustakaan.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Kepala Perpustakaan, Kepala laboratorium (akuntansi, multimedia, bahasa, dan otomotif), Tenaga Perpustakaan, kepala program (akuntansi, multimedia, dan otomotif), dan perwakilan satu guru bahasa. No Variabel 1 Mutu Layanan Sarana dan Prasarana pada perpustakaan dan laboratorium
Dimensi
Keandalan (Reliability)
Daya tangkap (Responsiveness)
Jaminan (Assurance)
Indikator 1. Pengadaan sarana dan prasarana di perpustakaan dan laboratorium 2. Teknis pelayanan perpustakaan dan laboratorium terkait Pengaturan pemakaian 3. Prosedur Pelayanan perpustakaan dan laboratorium terkait Penggunaan waktu 1. Tanggung jawab kepala sekolah terhadap perpustakaan dan laboratorium 2. Kerja sama kepala sekolah dengan kepala perpustakaan dan laboratorium, wakil kepala bidang sarana dan prasarana, tenaga perpustakaan, guru bidang studi, dan peserta didik terkait perkembangan perpustakaan dan laboratorium terkait kritikan dan saran 1. Keamanan dalam perpustakaan dan laboratorium 2. Kenyamanan yang diberikan dalam perpustakaan dan laboratorium
55
Emphaty
Bukti Langsung (Tangible)
3. Kepuasan yang dirasakan kepala perpustakaan dan laboratorium, wakil kepala bidang sarana dan prasarana, tenaga perpustakaan, guru bidang studi, dan peserta didik/pemakai perpustakaan dan laboratorium 1. Komunikasi terkait perkembangan perpustakaan dan laboratorium 2. Kepedulian kepala sekolah terhadap perpustakaan dan laboratorium 1. Fasilitas fisik/perlengkapan/peralatan perpustakaan dan laboratorium 2. Pendidikan dan Pengalaman Kepala perpustakaan dan laboratorium, tenaga perpustakaan dan pelatihan yang di dapatkannya.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Peserta Didik yang terlibat aktif dalam struktural OSIS (kelas XI dan XII) No Variabel 1 Mutu Layanan Sarana dan Prasarana pada Perpustakaan dan Laboratorium
Dimensi 1. Keandalan (Reliability)
2.
1. Daya tangkap (Responsiveness)
2.
Indikator Teknis layanan perpustakaan dan laboratorium terkait Pengaturan pemakaian Prosedur layanan perpustakaan dan laboratorium terkait Penggunaan waktu Tanggung jawab kepala sekolah, terhadap perpustakaan dan laboratorium Kerja sama kepala sekolah dengan peserta didik terkait
56
1. 2. Jaminan (Assurance) 3.
1. Emphaty
Bukti Langsung (Tangible)
2.
1.
dengan perkembangan perpustakaan dan laboratorium, terkait kritikan dan saran Keamanan dalam perpustakaan dan laboratorium Kenyamanan yang diberikan dalam perpustakaan dan laboratorium Kepuasan yang diberikan kepada peserta didik/pemakai perpustakaan dan laboratorium Komunikasi terkait perkembangan perpustakaan dan laboratorium Kepedulian kepala sekolah terhadap perpustakaan dan laboratorium Fasilitas fisik/perlengkapan/peralatan perpustakaan dan laboratorium
F. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan mulai dari pengumpulan data saat sedang berlangsung, hingga data telah terkumpul keseluruhannya. Hal ini dilakukan agar data yang telah di dapat dari hasil observasi atas fenomena yang terjadi, wawancara, dan arsip/berkas yang telah keterima, bisa langsung disusun dan diolah guna penelitian dapat berjalan secara efektif. Sesuai
dengan
metode
penelitian
kualitatif
deskriptif
dan
teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan, maka langkah-langkah dalam pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut: 1.
Klasifikasi Klasifikasi adalah pengelompokkan informasi berdasarkan sumber data, untuk mempermudah proses pengkategorisasian data.
57
2.
Kategorisasi Kategorisasi adalah pengelompokkan informasi berdasarkan aspek masalah yang diteliti, agar dapat dilakukan proses interpretasi.
3.
Interpretasi Interpretasi adalah proses penafsiran data melalui cara mencari persamaan dan perbedaan untuk menarik kesimpulan.
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Pada pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data penulis menggunakan teknik credibility dan transferability atau validitas desain, yaitu kejelasan hasil penelitian sesuai dengan kenyataan. Dalam penelitian kualitatif teknik ini menunjukkan sejauhmana tingkat intrepretasi dan konsep memiliki makna yang sama dalam menggambarkan peristiwa terutama dalam menarik makna suatu peristiwa antara penulis dan partisipan (narasumber) pihak yang terlibat dalam penelitian. Dalam teknik ini ada lima langkah yang dilakukan guna mendapatkan data penelitian yang kredibel, tetapi penulis menggunakan langkah: Triangulasi Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan atau pengecekan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian meliputi: triangulasi dengan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini teknik triangulasi yang penulis gunakan yaitu: 1. Triangulasi dengan metode, melalui strategi pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik dari pengumpulan data. 2. Triangulasi dengan teori, dengan cara membandingkan hasil temuan dengan teori yang ada di Bab II.
58
Laporan hasil penelitian akan disertai dengan penjelasan guna meningkatkan derajat kepercayaan yang diperoleh.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi 1. Deskripsi Profil Sekolah a. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2008, dengan nama awalnya adalah SMK Negeri 8 Pondok Aren. Kemudian dengan adanya pemekaran wilayah, sebagian Kabupaten Tangerang menjadi Kota Tangerang Selatan, SMK Negeri 8 Pondok Aren yang masuk dalam wilayah Kota Tangerang Selatan, berubah menjadi SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.
b. Visi, Misi, dan Tujuan Visi SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan Menjadi SMK yang berkualitas, unggul berlandaskan IMTAQ dan IPTEK serta menghasilkan tamatan yang mampu bersaing ditingkat Nasional maupun global. Visi Kompetensi Keahlian Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, terampil dan berkualitas, kompeten, kreatif, mandiri dan sanggup mengisi bursa kerja yang tersedia di tingkat Nasional maupun Internasional dalam bidang multimedia. Misi SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan 1) Meningkatkan kualitas organisasi dan manajemen sekolah dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetetif;
59
60
2) Meningkatkan kualitas KBM dalam mencapai kompetensi siswa berstandar Nasional/Internasional; 3) Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam mewujudkan Standar Pelayanan Minimal (SPM); 4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEK; 5) Meningkatkan kualitas SDM dan kualitas pembinaan kesiswaan dalam mewujudkan IMTAQ dan sikap kemandirian; 6) Meningkatkan kemitraan dengan DU/DI sesuai prinsip demand driven; 7) Meningkatkan
kualitas
pengelolaan
unit
produksi
dalam
menunjang kualitas SDM; 8) Memberdayakan lingkungan sekolah dalam mewujudkan wawasan wiyata mandala. Misi Kompetensi Keahlian 1) Menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan (Diklat) menengah kejuruan yang adaptif, fleksibel dan berwawasan global; 2) Mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan Multimedia yang berwawasan mutu dan keunggulan, profesional dan berwawasan pasar; 3) Mewujudkan langkah menuju layanan prima dalam upaya pemberdayaan kompetensi keahlian multimedia; 4) Memberdayakan potensi guru, juru bengkel dan sarana prasarana dalam mewujudkan visi kompetensi keahlian; 5) Mengembangkan iklim belajar mengajar yang berakar pada norma dan nilai serta budaya bangsa Indonesia; 6) Meningkatkan komunikasi pasangan dan masyarakat.
yang kondusif
dengan institusi
61
Tujuan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan 1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; 3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; 4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
c. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan TABEL 4.1 TENAGA PENDIDIK NO 1 2
KODE GURU 01
NAMA GURU Drs. H. Ambiar, M. Pd
02
Santoso, M. Pd
3 4 5
03 04
M. Akrom Wawan Herwanto, S. Pd
05
Drs. H. M. Askolani
6 7 8 9
06 07 08 09
Drs. Gede Yenu Yani Dra. Hj. Ermidawati Yudi Purwa Tarsono. S. Pd Lina Budi Utami, S. Pd
MATA PELAJARAN Produktif Otomotif Mulok Multimedia (elektronik) Produktif Otomotif Produktif Otomotif Pendidikan Agama Islam IPS, Kewirausahaan Matematika Produktif Otomotif Bahasa Indonesia
62
10 11 12 13
10 11 12
Suprapti Handayani, S. Si Erwin Eka Wijaya, S. Pd Rachmat Utomo, SE
13
Yurry Matufira, S. Pd
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Ririn Rahmani, S. Pd.Si Yadi, S. Pd Galih Windiagiri, S. Pd Herni Yunitasari, S. Pd Bambang Herlambang S, S. Pd Nuni Rosiana, S. Pd Fitria Rahayu Ningsih, SE Tri Iswati, S.Pd Tri Wahyu Ristiyanto, S. Pd Herawati, S. Pd Jumiyem, S. Pd Sunardi Tri Handayani, ST. Drs. Yanuarianto Mela Ryana Agussusanty, SE.
28
Jaelani, S. Ag
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
29 30 32 33 34 35 36 37 39 40 41 42
Ir. Ryan Alfian Rini Hariyani , SE. Sy Sari Purwaningrum, ST. Yuli Kurniasih, S. Pd Reynita Andriani, S. Pd Octafiana Dwi Saputri, ST Taufik Solihin, A. M. Lena Ayu, S. Pd Islahul Karim, S. Pd Ghema Nusa Persada, S. Kom Ade Putra Ariyana, S. Pd Lovina, S. Pd
43
Dipo Imam Santoso ,S. Pd
42 43 44
45 46 47
Nur Bayu Wijayaningsih, S. Pd Hj. Minanari, M.Si. A. Salim Sabiti, S. Pd
Fisika Pendidikan Jasmani Kewirausahaan Produktif Multimedia, KKPI Kimia Bahasa Inggris Seni Budaya Bahasa Inggris Matematika Produktif Akuntansi Produktif Akuntansi Produktif Akuntansi Pendidikan Jasmani Bahasa Indonesia Produktif Akuntansi Produktif Multimedia Kewirausahaan Produktif Akuntansi Pendidikan Agama Islam Produktif Otomotif Produktif Akuntansi IPA Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Produktif Multimedia Simulasi Digital Sejarah Indonesia Fisika/Kimia Produktif Multimedia PPKN Seni Budaya Produktif Otomotif TKR,TSM Bimbingan Konseling Produktif Akuntansi Bahasa Inggris
63
45 46 47 48 49
48 49 50 51
Suhendi, S.Kom Alvino Octafiano, ST Hamdi Ghafur, S. Kom Heru Susanto, S. Pd
52
Sudarsono, SE
50 51 52 53 54 55
53 55 56 57 58
Imawan Susanto, SH Nur Eka Yuliana, S. Pd Elija Miko Fanani, S. Pd Drs. Burhanudin Izzatul Millah, S. Pd
59
Hanafi, S.Pdi, M.Pdi
56 57 58 59
60 61 62 63
Nur Azizah, S.Pd Retno Lestari, S.Pd Abdulloh, ST Asep Erlan M, S. Kom
60
64
Intan Sapta Riyani, S. Pd
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
65 66 67 68 70 72 73 74 75 76
Fitria Trisna Murti, S.Pd Suhendi, S.T Dhoni Setiawan, S.Pd Asri Wirawati, S.Pd Ayu Dyah, S.Pd Supriadi Idris Afandi, S.Pd Yuni Rochmawati, S.Pd Irwan Saputra, SH M. Azhar, S.Pd
Produktif Multimedia' Produktif Multimedia Produktif Multimedia Matematika Mulok Multimedia (elektronik) PPKN Bahasa Inggris Produktif Akuntansi Pendidikan Jasmani Matematika Pendidikan Agama Islam Produktif Multimedia Produktif Multimedia Produktif TKR, TSM Produktif Multimedia Sejarah Indonesia & Kewirausahaan Matematika Produktif TKR, TSM Bahasa Inggris PPKN Bahasa Inggris Mulok TKR, TSM Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia PPKN Produktif Akuntansi
TABEL 4.2 TENAGA KEPENDIDIKAN NO 1 2 3 4 5
NAMA TENAGA KEPENDIDIKAN Dina Ulmi, SE Sukron, SE Muchlis, S. Sos Mella Nurlaela Supriadi
JABATAN Pentor Kesiswaan Sarana dan Prasarana Umum Toolman
64
6 7 8 9 10 11 12 13
Yudhi Murdanto, SE Sri Handayani, S. IP Bosoruddin Muhammad Abdud Darman Sugianto Satiri Sa P’i Wati
Kurikulum Perpustakaan Keamanan Keamanan Keamanan OB OB Koperasi
d. Peserta Didik TABEL 4.3 PESERTA DIDIK NO
1
2
3
4
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
MULTIMEDIA
AKUNTANSI
JUMLAH KELAS
KELAS 1 2 3
JUMLAH SISWA JUMLAH KELAS X XI XII X XI XII JUMLAH JML JML JML JML JML JML SELURUH 49 40 44 33 43 1 2 2 5
1
42
38
29
1 2 3 4 5 1 2 3 4
43 40 41 41 40 41 41 40
41 39 38 39
39 40 38 38 35 42 42 42 41
418
387
42 38 39
473
1
1
1
3
5
4
5
14
3
3
4
10
10
10
12
32
65
NO
1 2
3
4
PROGRAM KEAHLIAN
KEADAAN KELAS X XI XII JUMLAH P/L JML JML JML
L/P
TEKNIK KENDARAAN RINGAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
L
49
73
86
208
P L P
0 42 0
0 35 3
1 29 0
1 106 3
L
112
95
99
306
P
93
62
91
246
L
14
16
25
55
P
108
103
142
353
JUMLAH SISWA
418
387
473
1278
MULTIMEDIA
AKUNTANSI
JUMLAH KELAS
e. Sarana dan Prasarana TABEL 4.4 SARANA DAN PRASARANA Kondisi Saat Ini No
Nama Ruang/Area Kerja
A 1. 2. 3. 4.
Ruang Pembelajaran Umum Ruang Kelas Ruang Lab. Fisika Ruang Lab. Kimia Ruang Lab. Biologi
Kebutuhan Ruang
Jumlah Ruang
Luas Rata -rata (m2)
31
81
31
0
0
32
81
0
0
0
0
0
0
1
81
0
0
0
0
0
0
1
81
0
Total Luas (m2)
Jumlah Baik
Jumlah Rusak Sedang
Jumlah Rusak Berat
Jumlah ruang
Luas (m2)
0
0
0
0
0
1
81
5.
Ruang Lab. Bahasa
1
81
1
0
0
2
81
6.
Ruang Lab. Komputer
1
81
1
0
0
2
81
7.
Ruang Lab. Multimedia Ruang Praktek Gambar Teknik
1
81
1
2
81
0
0
1
81
8.
0
0
0
0
Total Luas (m2)
66
9. 10 . B 1.
C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 .
Ruang Konvensional Ruang Multimedia
Perpustakaan Perpustakaan
Ruang Khusus (Praktik) Ruang Praktek/Bengkel/Workshop R. Praktek Multimedia R. Praktek Akuntansi R. Praktek TKR Ruang Penunjang Ruang Kepala Sekolah & Wakil Ruang Guru Ruang Pelayanan Administrasi (TU) BP/BK Ruang OSIS Ruang Pramuka, Koperasi, UKS, Ruang Ibadah
1
100
1
0
0
2
100
0
0
0
0
0
1
100
1
81
1
81
1
4
100
1
3
1
100
163
1
2
163
4
16
4
4
16
1
81
1
1
120
1
16
1
2
16
1
1
16
1
16
1
16
1
16
1
16
0
1 1 1 1 0 1
100
1
1
100
Ruang Bersama (Aula)
1
100
1
1
200
Ruang Kantin Sekolah
0
0
Ruang Toilet
16
20
Ruang Gudang
1
16
Ruang Penjaga Sekolah
1
Ruang Unit Produksi
1
Asrama Siswa
0
9 0
1 0
0
0
0
0
1
0
0
1
100
10
6
0
5
20
1
81 16
1 0
0
0
0
0
3
20
0
0
STATUS LAHAN SMK No 1 2
3
Jenis Lahan Luas Lahan Bangunan Luas Lahan Tanpa Bangunan a. Taman b. Lapangan Olah Raga c. Lahan praktek d. Lain-lain Total Luas Lahan Seluruhnya
Luas ( M2 ) 7000 1000 2000 1000 3.614 14.614
Sumber Listrik *) PLN / Genset Diesel / Tenaga Surya / PLN &
Status Kepemilikan Lahan Pemerintah / Yayasan Lainnya (sebutkan) Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Daya Listrik *) <900 Watt / 900 -2.200 Watt / 2.200-5000
-
Keterangan Lahan -
Voltase *)220volt/
Phase *) 2 Phase/
67
Diesel / Sumber lainnya/ Tidak Ada Listrik Watt / 5000-15.000 Watt / >15.000 Watt *) Coret yang tidak perlu Akses Internet Provider *) VSAT / Listline / Wireline (Modem *) Jardiknas / Telkom / Indosat / Telkomsel / Mobile) / lainnya / tidak ada akses Excelcomindo / Smart / Provider Lainnya
110 volt
Bandwidth (Mbps) 2Mbps
2. Deskripsi Data Penulis melakukan penelitian di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan terkait mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium.
Kepala
sekolah
mengemukakan
bahwa
“berdirinya
perpustakaan dan laboratorium tidak berbarengan dengan berdirinya sekolah, karena harus disesuaikan dengan kebutuhan, tetapi di usahakan semaksimal mungkin. Maka dari itu ruang laboratorium terlebih dahulu berdiri daripada ruang perpustakaan”.1 Laboratorium yang tersedia di sekolah ini terdiri dari laboratorium multimedia, akuntansi, bahasa dan otomotif (bengkel). Tersedianya laboratorium di sekolah ini disesuaikan dengan kejuruan yang terdapat di sekolah, kecuali laboratorium bahasa yang memang perlu ada di setiap jenjang SMK/Sederajat. Pada sekolah ini program kejuruan yang tersedia yaitu akuntansi, multimedia dan otomotif yang terbagi menjadi dua jurusan yaitu: Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Sepeda Motor (TSM). Sehingga
terbentuknya
kepala
program
akuntansi,
kepala
program
multimedia dan kepala program otomotif. Kini laboratorium multimedia terdiri dari dua ruangan, tapi yang satu belum berfungsi karena ruangan dan perlengkapan yang ada di dalamnya juga baru. Hal ini karena sekolah masih kurang terkait ruang kelas, sehingga tahun ini ruang laboratorium tersebut digunakan sebagai ruang kelas untuk KBM. Labaoratorium akuntansi terdiri dari satu ruangan yang mana sebelumnya ruangan ini digunakan untuk laboratorium multimedia. Bagian 1
3 Phase
Drs. H. Ambiar, M.Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Sabtu, 22 November 2014), 10.15 WIB.
68
multimedia boleh menggunakan laboratorium akuntansi tersebut, di saat pihak akuntansi tidak ada jam penggunaan laboratorium. Masing-masing laboratorium ini memiliki kepala laboratorium untuk mengelola dan bertanggungjawab dalam kepengurusannya, laboratorium multimedia dan akuntansi ditangani oleh satu kepala, sedangkan untuk kepala laboratorium otomotif dan laboratorium bahasa ditangani oleh masing-masing satu kepala laboratorium. Namun untuk bagian laboratorium otomotif kepala program dan kepala laboratorium otomotif di pegang oleh satu orang dengan menjalani dua tanggung jawab, sedangkan untuk kepala laboratorium multimedia dan akuntansi berbeda kepala programnya. Begitupun dengan perpustakaan adanya kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan. Data ini disajikan dalam bentuk kualitatif deskriptif, adapun data atau informasi yang penulis terima yaitu melalui wawancara kepada: No. Nama 1 Drs. H. Ambiar, M.Pd 2 Drs. H. M. Askolani 3 4
5
6 7 8 9 10 11
Jabatan Kepala Sekolah Wakil Bidang Sarana dan Prasarana Herni Yunitasari, S. Pd Kepala Perpustakaan Alvino Octafiano, S. Kom Kepala laboratorium Multimedia dan Akuntansi Yudi Purwa Tarsono, S. Pd Kepala Laboratorium Otomotif serta Kepala Program Otomotif Yadi, S. Pd Kepala Lab Bahasa Ghema Nusa Persada, S. Kom Kepala Program Multimedia Nuni Rosiana, S. Pd Kepala Program Akuntansi Ahmad Salim Sabiti, S. Pd Guru Bahasa Inggris Sri Handayani, S. IP Tenaga Perpustakaan Supriadi Toolman Otomotif 1. Mega Maulbi (XII) Peserta Didik Jurusan 2. Fatimah Azzahra H (XI) Multimedia
Keterangan Subjek Penelitian Sumber Data Sumber Data Sumber Data
Sumber Data Sumber Data Sumber Data Sumber Data Sumber Data Sumber Data Sumber Data Informan
69
3. Kristian Alvin (XI) 4. Nani Rahayu (XI) 5. Puput Arifiana (XI) 6. Dwi Adityawati (XII) 7. Laela Munarah (XII) 8. Lilis Rokhmawati (XII) 9. Dwi Kurniawan (XI) 10. Dika Fitriani (XI) 11. Refi Virnalia (XI) 12. Safira Nazar (XI) 13. Mahmudi Anshari ( XII) 14. Agus Riyanto (XII) 15. Riyan Hidayatul (XII) 16. Triyanto (XII) 17. Septiadi (XII) 18. Umar. A. A (XI)
Peserta Didik Jurusan Akuntansi
Informan
Peserta Didik Jurusan otomotif
Informan
Sedangkan observasi yang penulis lakukan yaitu terkait dengan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium, aktivitas dalam perpustakaan, serta pada saat adanya KBM di dalam lab melalui guru: No 1
Nama Yudi Purwa Tarsono, S. Pd
2
Suhendi, ST
3
Suhendi, S. Kom
4
Nuni Rosiana, S. Pd
5
Yadi, S. Pd
Jabatan Materi Kepala Laboratorium Pemindahan Daya. Otomotif serta Kepala Kelas XI TKR Program Otomotif dan Guru Produktif Guru Produfktif Suspensi Sepeda Motor. Kelas XI TSM Guru Produktif Pemograman. Kelas XI MM Kepala Program AK. Harga Pokok serta Guru Produktif Penjualan. Kelas XI AK Kepala Laboratorium Presentasi. Kelas XII. Bahasa dan Guru MM Bahasa Inggris
Adapun hasil dokumentasi yang penulis dapatkan sebagai pelengkap data terkait perpustakaan dan lab, seperti arsip dan photo di dapatkan dari
70
kepala perpustakaan, kepala lab dan staf bagian sarana dan prasarana serta staf kurikulum.
B. Pembahasan Dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium merupakan hal yang tidak mudah dilakukan karena mempersiapkan segala kebutuhan dan perlengakapan yang tersedia di dalam ruangannya harus disesuaikan dengan kebutuhan yang terkait dengan program keahlian yang ada di sekolah. Hal ini pun merupakan hal yang tidak mudah dengan cepat dalam penyediaanya karena melihat banyaknya program keahlian di sekolah ini yang membutuhkan laboratorium dan anggaran dana sekolah yang tersedia maupun bantuan dari pemerintah yang diterima. Kepala Sekolah Drs. H. Ambiar, M. Pd mengemukakan bahwa perpustakaan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka mempersiapkan literatur untuk menambah bahan ajar guru dan pembelajaran untuk siswa. Dengan berupaya untuk menambah jumlah buku dan materi yang tersedia setiap saat dan berkala. Perpustakaan merupakan wadah buat peserta didik untuk mengerjakan tugas atau pembelajaran jika ada guru dan peserta didik yang belajar di perpustakaan. Sementara laboratorium untuk meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan program keahlian yang di milikinya. Karena inilah bedanya anak SMK dengan sekolah umum. selain belajar pelajaran umum tetapi juga menitikberatkan kepada pelajaran produktif agar peserta didik memiliki bekal terkait keahlian khusus atau kompetensi yang nantinya setelah lulus bisa berkompetisi. Sedangkan tersedianya laboratorium bahasa agar peserta didik mempraktekkan langsung terkait pembelajaran audio guna memperlancar dan mengolah vocal seperti; speaking maupun listening.2 Dari pernyataan kepala sekolah di atas bahwa tersedianya ruang perpustakaan dan laboratorium itu sangat penting sebagai wadah untuk peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang di milikinya dan 2
Drs. H. Ambiar, M.Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Sabtu, 22 November 2014), 10.15 WIB.
71
menambah wawasan dengan membaca buku-buku yang tersedia di perpustakaan serta meningkatkan keahlian dalam mempraktekkan langsung teori yang didapatkan di kelas. Perpustakaan dan laboratorium di sekolah merupakan salah satu prasarana yang dijadikan sebagai penunjang majunya sekolah untuk peserta didik selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yang memanajemen seluruh sarana dan prasarana di sekolah berupaya memberikan pelayanan selama proses berkembangnya perpustakaan dan laboratorium ini agar dapat menarik minat peserta didik dalam hal mengunjungi perpustakaan untuk meningkatkan minat membaca. Di laboratorium agar peserta didik tidak bosan hanya belajar di kelas, selain itu pun karena ini SMK maka peserta didik harus banyak melakukan praktek terkait dengan program keahlian masing-masing agar lulusan SMK memiliki keahlian yang lebih khusus dan terampil dibanding sekolah umum lainnya. Di perpustakaan pada perencanaan awal kepala sekolah memberikan program untuk perpustakaan dan kepala perpustakaan bersama tenaga perpustakaan juga membuat program-program untuk meningkatkan minat baca peserta didik kemudian di laporkan kepada kepala sekolah. Dalam setiap pembuatan program selalu dievaluasi dengan kepala sekolah baik langsung atau tidak langsung, baik atau buruk dan bisa dilakukan atau tidak. Pada laboratorium multimedia dan akuntansi sebenarnya untuk laboratorium ini masih kurang karena dari 32 rombel, cuma ada 3 ruang, sehingga sistem pemakaian laboratorium masih 2 minggu sekali, sedangkan seharusnya seminggu sekali udah masuk laboratorium. Kalau di lihat dari luas ruangannya, kurang luas untuk menampung 40 anak karena ketersediaan laboratorium hanya 30 itupun sebagian ada yang rusak. Di laboratorium otomotif bentuk perencanaanya berdasarkan bantuan dari dinas, dengan melakukan pengajuan ke dinas. Pada laboratorium bahasa
72
memang di rencanakan untuk pembelajaran bahasa, agar KBM tidak hanya belajar di dalam kelas saja, sebab kalau di kelas pengadaan sarana dan prasarana masih kurang dibanding dengan pengadaan sarana dan prasarana di laboratorium, seperti earphone, unit komputer, dsb. Ini sangat bermanfaat sekali untuk peserta didik dalam mempraktekkan atau menggunakan secara langsung. Hal ini perlu di dukung dari segi layanan yang sekolah berikan untuk mengajak peserta didik agar tertarik dengan perpustakaan sebagai tempat menambah pengetahuan dengan membaca berbagai sumber koleksi buku yang tersedia di perpustakaan. Di laboratorium agar peserta didik merasakan, keamanan, kenyamanan, dan kepuasan. Berikut ini adalah hasil temuan yang penulis dapatkan selama di lapangan terkait upaya dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium di lihat dari lima dimensi yaitu: 1. Keandalan (Reliability) Keandalan adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan secara tepat waktu, terkait dalam pengadaan sarana dan prasarana pada perpustakaan sesuai dengan yang dibutuhkan. Kepala Perpustakaan Herni Yunitasari, S.Pd mengemukakan bahwa Sebenarnya untuk pengadaan sarana dan prasarana di dalam perpustakaan ini harus bersifat kontinyu dan berkesinambungan untuk menunjang, tetapi karena sekolah ini masih dalam proses membangun, oleh karena itu sarana dalam perpustakaan masih belum lengkap dan belum sesuai untuk fasilitas penunjang di perpustakaan itu sendiri, sehingga untuk saat ini masih belum cukup baik untuk memfasilitasi peserta didik agar bisa merasa nyaman di perpustakaan. Tetapi untuk saat ini peserta didik sudah banyak yang berkunjung di perpustakaan, tetapi perpustakaan belum menggunakan meja baca, sehingga peserta didik hanya lesehan tanpa meja, selain itu terkait juga dengan rak buku yang kurang.3
3
Herni Yunitasari, S. Pd, Hasil Wawancara Kepala Perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Kamis, 20 November 2014), 14.09 WIB.
73
Peserta didik mengungkapkan bahwa di perpustakaan masih kurang pengadaan sarana dan prasarananya, seperti buku-buku yang umum atau buku hiburannya masih kurang dan tidak update jadi kurang menarik, tetapi buku pelajaran sudah lengkap, rak dan karpet perlu dilengkapi.4 Dari pernyataan di atas dan sesuai dengan hasil observasi yang penulis lakukan terkait pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di perpustakaan dapat disimpulkan masih belum tepat waktu, sehingga berlangsungnya operasional di perpustakaan
pun berjalan
dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah tersedia, sehingga terlihatnya pun juga masih belum baik untuk menunjang kelancaran. Kepala sekolah juga memberikan pengaturan untuk perpustakaan terkait sarana dan prasarana pada perpustakaan dan menerima saran atau masukan dari hasil diskusi antara kepala perpustakaan dengan tenaga perpustakaan yang kemudian kepala sekolah berikan evaluasi. Bagi peserta didik kepala sekolah tidak ada memberikan pengaturan langsung tetapi hanya memberikan motivasi supaya memanfaatkan ruang perpustakaan di waktu kekosongan seperti istirahat, di saat guru yang tidak hadir ketika tidak ada pemberian tugas. Dengan ini peserta didik merasakan adanya keterbukaan perpustakaan untuk di kunjungi dan sesuai dengan apa yang telah di arahkan kepala sekolah. Pemberian motivasi ini tidak hanya kepala sekolah yang memberikan secara massal pada saat upacara, tetapi para guru yang menjadi pembina upacara juga memberikan motivasi. Pada laboratorium multimedia dan akuntansi pengadaan barang ada anggaran sendiri seperti lemari, dan barang habis pakai seperti ATK itu juga rutin tiap tahun dalam pengadaannya. Laboratorium ini belum menunjang KBM, kelemahannya dari maintenance, karena disini cuma hanya 1 maintenance untuk 3 laboratorium jadi penanganan untuk kerusakan itu
4
Wawancara Peserta Didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.
74
lambat. Maka peserta didik merasakan kurang nyaman dan puas, seperti ruangan yang panas dan kotor, komputer suka mati saat sedang operasional sehingga data menjadi hilang, mouse dan keyboard rusak, sehingga satu komputer untuk dua orang bahkan tiga orang, spesifikasi di komputer terkait dengan mata pelajaran masih ada yang belum tersedia, ada yang satu mata pelajaran ke lab terus, dan ada juga yang jarang sekali. Hal inilah yang menjadi terhambat untuk kelancaran KBM. Terkait lab multimedia dan akuntansi pengaturan langsung dari kepala sekolah tidak ada, karena kepala sekolah sudah menyerahkan kepada kepala laboratorium, selain itu kepala sekolah hanya melakukan koordinasi dengan menanyakan perlengkapan apa yang kurang dan dibutuhkan oleh kepala program akuntansi dan multimedia, kemudian kepala sekolah berkoordinasi dengan bagian sarana dan prasarana. Pengaturan jadwal pemakaian juga sudah diatur oleh kepala laboratorium dan koordinasi langsung dengan guru-guru yang menggunakan laboratorium, sehingga guru-guru yang menggunakan lab sudah terjadwal. Kepala program akuntansi Nuni Rosiana, S. Pd membuat pengaturan kalau multimedia ingin menggunakan laboratorium akuntansi, boleh tapi di luar jadwal pemakaian akuntansi atau saat tidak ada yang menggunakan. Karena ini merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kompetensi, dan saat menggunakan juga harus dipantau atau dijaga kebersihannya serta perawatan komputernya, karena terkadang peserta didik lupa mematikannya. Apalagi ini kan milik Negara jadi harus benar-benar di jaga.5 Pengaturan yang dibuat oleh kepala program itu hanya di konfirmasikan kepada kepala laboratorium tanpa harus melaporkan kembali kepada kepala sekolah, karena dalam pengaturan seperti ini kepala sekolah sudah melimpahkan kepada kepala laboratorium, kecuali terkait dengan pengadaan
5
Nuni Rosiana, S. Pd, Wawancara Kepala Program Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Rabu, 12 November 2014), 09.48 WIB.
75
barang perlu di koordinasi kepada kepala sekolah dan juga dengan bagian sarana dan prasarana. Laboratorium multimedia pernah digunakan untuk pihak eksternal, seperti Uji Kompetensi Guru (UKG) sekolah ini selalu dilibatkan menjadi tuan rumah, biasanya ujian sertifikasi untuk guru se-Tangsel tingkat SD, SMP, SMK/SMA. Lab otomotif ini sudah menunjang KBM, walaupun masih ada kekurangan seperti kurangnya pendingin ruangan, penataan alat-alatnya kurang rapi. Dalam pengaturan kepala sekolah tidak ada memberikan pengaturan khusus karena semua sudah diserahkan kepada kepala lab dalam hal perawatan dan pemeliharaan peralatan serta jadwal pemakaian ruang laboratorium untuk para guru yang bersangkutan. Lab bahasa untuk saat ini sudah menunjang KBM walaupun belum 100%, karena dalam laboratorium bahasa masih kurang seperti tempat duduk hanya 24 buah, sedangkan peserta didiknya dalam satu kelas ada 40 orang. Dengan tersedianya laboratorium ini, peserta didik dapat mengetahui secara langsung bagaimana sebenarnya pembelajaran bahasa Inggris, seperti praktek vocal, untuk speaking dan listening. Tetapi sebagian besar peserta didik tidak pernah belajar di lab bahasa. Peserta didik dari jurusan otomotif mengemukakan bahwa kadang kami merasa terasingkan karena dari jurusan otomotif tidak pernah belajar di lab bahasa saat pelajaran bahasa Inggris dan komputer. Kami pun pernah bertanya kepada guru yang bersangkutan kenapa tidak masuk laboratorium, guru tersebut banyak alasan, begitupun untuk pelajaran KKPI saat kelas X kami pernah masuk ruang laboratorium untuk praktek tapi itu pun jarang satu tahun dua kali.6 Dari ungkapan di atas bahwasannya masih kurang terpenuhinya layanan yang dibutuhkan peserta didik terkait kebutuhan dalam pemakaian lab bahasa dan komputer sesuai dengan materi yang di pelajari peserta didik untuk 6
Wawancara Peserta Didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan dari Jurusan Otomotif.
76
mengasah keterampilan yang dimilikinya dan menambah pengetahuan dengan secara langsung mempraktekkan. Kepala sekolah tidak ada memberikan pengaturan karena sudah dilimpahkan kepada kepala lab terkait dengan pembuatan jadwal pemakaian lab untuk guru-guru bidang studi yang menggunakan lab bahasa, serta perawatan dan pemeliharaan ruang lab ini. Penggunaan lab ini hanya untuk pihak internal. Kepala sekolah Drs. H. Ambiar, M.Pd mengemukakan bahwasannya tersedianya perpustakaan dan lab disesuaikan dengan kebutuhan, karena peserta didik ini perlu banyak disiplin ilmu yang di pelajari dan peserta didik memiliki keterbatasan pengetahuan, maka sekolah berupaya menyediakan tempat bagi mereka dalam rangka menambah ilmu-ilmu yang ada dari beberapa literatur yang tersedia. Dalam perencanaan ini, saya bekerjasama dengan wakil kepala sekolah dan guru yang bersangkutan.7 Dari pemaparan kepala sekolah di atas dan dihubungkan dengan pendapat lain yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwasannya kepala sekolah masih belum bisa memberikan pelayanan tepat waktu terkait dengan pengadaan kebutuhan untuk perpustakaan dan lab, karena tersedianya perpustakanan dan lab ini sesuai dengan kebutuhan. Maka jika masih ada yang dibutuhkan atau diprioritaskan lebih dahulu maka itu yang di utamakan layanannya, seperti pembangunan ruang kelas, karena sekolah ini masih dalam pengembangan bangunan sekolah. Untuk jadwal penggunaan lab, pengaturan perpustakaan, perawatan dan pemeliharaan di perpustakaan dan lab kepala sekolah sudah menyerahkan kepada kepala perpustakaan dan lab kemudian dikoordinasikan dengan kepala program, tenaga perpustakaan, dan guru yang bersangkutan.
2. Daya Tangkap (Responsiveness) Daya tangkap adalah kemauan untuk membantu para peserta didik dalam memberikan pelayanan dengan tanggap. Hal ini di maksudkan bagaimana 7
Drs. H. Ambiar, M.Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Sabtu, 22 November 2014), 10.15 WIB.
77
kepala sekolah memberikan layanan dengan tanggap terkait perpustakaan dan laboratorium untuk peserta didik sebagai pemakai di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu melihat baik, cukup, kurang atau tidaknya daya tangkap seorang pimpinan sekolah di lihat dari seberapa besar tanggung jawab dan kerjasama yang beliau berikan. Di perpustakaan untuk saat ini tanggung jawab kepala sekolah cukup baik, meskipun masih banyak yang harus di perbaiki, seperti dalam hal monitoring atau evaluasi. Untuk saran dari kepala sekolah kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan akan lakukan sebaik mungkin, karena terbentur
kurangnya
perpustakaan
ini
tenaga
masih
perpustakaan
banyak
dan
membutuhkan
anggaran, segala
sehingga
kelengkapan
perpustakaan, mungkin tahap demi tahap baru bisa terpenuhi. Terkait kerjasama dengan kepala sekolah, biasanya kami laporkan langsung kepada kepala sekolah mengenai adanya kerusakan atau kekurangan pelengkap perpustakaan, kemudian jika perlu di laporkan kebagian sarana dan prasarana maka baru di laporkan kebagian sarana dan prasarana. Laporan yang pernah di sampaikan kepada kepala sekolah seperti buku yang rusak, tetapi belum ada tindak lanjut dari beliau, mungkin karena terhambat dari anggaran dan anggaran yang ada ini masih di utamakan dalam proses pembangunan. Maka karena belum terlalu urgent, jadi belum di keluarkan atau di tindaklanjuti, begitu juga dengan sarana yang sudah semestinya di ganti, serta perlengkapan lainnya yang harus di tambah untuk menunjang kelancaran di perpustakaan. Kepala sekolah tidak ada melakukan kerjasama dengan peserta didik terkait dengan pengembangan perpustakaan karena beliau langsung kepada para bawahannya, tetapi saat ini peserta didik mengungkapkan tanggung jawab kepala sekolah cukup baik untuk perpustakaan dengan melihat perkembangan perpustakaan yang terjadi hingga saat ini, pasti dengan adanya
78
kerjasama kepala sekolah dengan kepala perpustakaan serta tenaga perpustakaan. Di laboratorium multimedia dan akuntansi, laboratorium otomotif serta laboratorium bahasa tanggung jawab dan kerjasama kepala sekolah cukup baik, karena lebih kepada koordinasi untuk memberikan informasi terhadap kekurangan, karena yang lebih mengetahui kebutuhan itu kepala lab dan kepala program serta koordinasi dengan guru yang menggunakan lab untuk meningkatkan kompetensi peserta didik. Sehingga di saat adanya kerusakan atau kekurangan di laporkan kepada bagian sarana dan prasarana untuk di periksa kembali atau cek ulang atas laporan dari kepala laboratorium terkait barang yang rusak, jika masih bisa di perbaiki, di perbaiki terlebih dahulu. Terkait dengan pengadaan maka di laporkan kepada kepala sekolah, seperti pengadaan lemari untuk meletakkan kearsipan dengan mengajukan laporan, tetapi semua ini kembali kepada kebijakan kepala sekolah terkait dengan anggaran sekolah ada atau tidak. Lalu jika anggarannya ada maka langsung di setujui dan di laporkan kepada bagian sarana dan prasarana, karena yang menggunakan anggaran sekolah itu barang habis pakai dan biasanya selalu disetujui dengan jarak waktu yang tidak terlalu lama dan sesuai dengan jumlah pengajuan barang. Kecuali kerusakan barang milik Negara dan sudah tidak bisa di perbaiki atau kehilangan maka tanggungjawab kepala sekolah langsung melapor ke dinas untuk pengadaan unit baru. Jika tidak disetujui harus menunggu lagi. Karena tidak hanya sekolah ini yang butuh bantuan, tapi dari sekolah lain pun juga butuh, maka nunggu waktu bergiliran, biasanya setiap tahun ajaran baru barang yang telah diajukan datang dan pihak dinas revisi kembali. Drs. H. M. Askolani, selaku wakil kepala bagian sarana dan prasarana mengemukakan bahwa kerjasama yang dilakukan, yaitu kepala sekolah telah menyampaikan amanat Jika ada yang rusak mengontrol atau mengecek kerusakan itu, kalau masih bisa di perbaiki, di perbaiki terlebih dahulu kemudian di datangkan teknisinya. Jika sudah tidak
79
bisa di perbaiki maka di ganti. Meskipun itu komputer dari dinas, tidak perlu di konfirmasi ke dinas tapi langsung di perbaiki yang penting masih bisa di pergunakan kembali.8 Drs. H. Ambiar, M.Pd juga mengemukakan bahwasannya “jika terjadi kerusakan langsung diatasi karena itu terkait dengan masalah kesiapan dari pada guru yang ada di laboratorium untuk menyampaikan materi.”9 Kepala sekolah juga tidak pernah mengetahui langsung terkait peralatan yang rusak di perpustakaan dan laboratorium, karena menerima informasi dari petugas perpustakaan dan petugas laboratorium. Biasanya pun ada mekanisme dari petugas laboratorium dan perpustakaan kemudian di laporkan kepada bagian sarana dan prasarana. Jika dikaitkan dengan hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan observasi terutama di lab multimedia dan akuntansi, masih ada unit komputer, mouse, keyboard, dan kursi yang rusak. Hal ini masih kurangnya kerjasama antara kepala lab dan perpustakaan dengan bagian sarana dan prasarana serta masih lemahnya tindak lanjut bagian sarana dan prasarana serta kepala sekolah lakukan untuk kelancaran KBM di lab.
3. Jaminan (Assurance) Kepala sekolah sebagai pemimpin berusaha memberikan pelayanan prima kepada peserta didik sebagai pemakai perpustakaan dan lab dengan memberikan pemasangan AC untuk mendorong peserta didik memanfaatkan perpustakaan dan memberikan kenyamanan. Hingga saat ini peserta didik sudah merasakan aman dan nyaman di perpustakaan, tetapi tingkat kepuasan peserta didik masih belum karena tidak berkembangnya koleksi buku, posisi
8
Drs. H. M. Askolani, wawancara Wakil Kepala Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Selasa, 11 November 2014), 09. 46 WIB. 9 Drs. H. Ambiar, M.Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Sabtu, 22 November 2014), 10.15 WIB.
80
duduk untuk lesehan karpetnya belum memadai dan belum ada bangku atau meja untuk membaca. Tenaga perpustakaan Sri Handayani, S. IP mengemukakan bahwa Rasa Aman baik, dengan adanya CCTV di pojok kanan ruangan, selain itupun tidak ada orang luar yang memegang kunci perpustakaan ini, hanya kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan. Rasa Nyaman cukup, dengan pemberian AC atau sistem pendingin, walaupun jika satu kelas memasuki ruang perpustakaan masih kurang terasa. Tapi Alhamdulillah dengan adanya AC dan kipas angin ini sudah memberikan kenyamanan kepada peserta didik. Rasa Puas belum, karena masih jauh dari mencukupi terkait ketersediaan bukubuku dan referensi, segi tempat membaca masih kurang, begitupun koleksi buku, seperti majalah dan novel tidak update. Kecuali buku pelajaran yang masih update.10 Di lab tingkat aman sudah, hanya kenyamanan yang kurang karena keadaan lab masih panas, AC tidak terasa kecuali di lab otomotif yang masih menggunakan kipas, tetapi jumlah kipas yang tersedia tidak sesuai dengan luas ruangan yang ada dan banyaknya peserta didik yang belajar di lab. Dari segi kepuasan, lab bahasa, lab AK dan MM serta otomotif masih kurang. Lab AK, MM dan otomotif masih ada perlengkapan yang rusak, penataan kurang rapi, dan ruangan masih kotor. Di lab bahasa kurangnya bangku dan komputer untuk peserta didik jika dalam satu kelas memasuki ruangan dalam waktu yang bersamaan. Kepala Progam sekaligus Kepala Lab Otomotif Yudi Purwa Tarsono, S.Pd mengemukakan bahwa rasa Aman belum, karena ruangan yang masih kurang dan sekolah belum bisa memberikan, jadi pakai aja ruangan yang ada terlebih dahulu. Rasa Nyaman belum, karena inginnya jurusan TKR dan TSM di pisah ruangannya saat praktek, serta terkait juga dengan tata peralatan dalam ruangan. Dari segi perlengkapan pun ada yang beberapa belum terpenuhi tetapi yang lainnya sudah. Rasa Puas belum maksimal, karena masing-masing guru kadang saat ingin menggunakan alat belum maksimal soalnya barang yang datang pun terkadang sudah rusak atau tidak sempurna 10
Sri Handayani, S. IP, Wawancara Tenaga Perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Kamis, 20 November 2014), 14. 42 WIB.
81
rakitannya, selain itu juga bentrok dalam pemakaian ruang laboratorium dengan guru lain.11 Dari penjelasan di atas penulis dapat simpulkan bahwa dalam dimensi jaminan ini untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan prasaraa pada perpustakaan dan laboratorium masih cukup baik terkait dalam segi kenyamanan dan kepuasaan yang peserta didik rasakan masih kurang dalam hal menunjang kelancaran.
4. Emphaty Tingkat komunikasi kepala sekolah dengan kepala perpustakaan dan kepala lab sudah baik terkait pembahasan perkembangan perpustakaan dan laboratorium. Dalam keadaan dimanapun kepala sekolah mau menerima saran dan masukan maupun kekurangan terkait hal-hal yang dibutuhkan di perpustakaan dan di lab. Kepala Laboratorium Multimedia dan Akuntansi Alvino Octafiano S. Kom, mengemukakan “komunikasi kepala sekolah terkait perkembangan lab Alhamdulillah berjalan baik, posisi komunikasi ini tergantung beliau kadang langsung diajak keruangannya berarti secara formal, dan kadang lagi dudukduduk sambil ngobrol beliau menerima saran atau masukan”.12 Komunikasi kepala sekolah dengan peserta didik untuk membahas perpustakaan dan lab tidak pernah, bahkan dari peserta didik pun tidak ada yang memulai terlebih dahulu. Peserta didik mengemukakan bahwa kepala sekolah belum pernah berkomunikasi langsung terkait perkembangan perpustakaan dan lab, biasanya beliau yang menanyakan kepada guru maupun kepala laboratorium dan kepala perpustakaan. Dari kami pun belum juga
11
Yudi Purwa Tarsono, S. Pd, Wawancara Kepala Program sekaligus Kepala Lab otomotif SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Selasa, 18 November 2014), 11. 00 WIB. 12 Alvino Octafiano, S. Kom, Wawancara Kepala Laboratorium Multimedia dan Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Jum’at, 07 November 2014), 09. 30 WIB.
82
pernah langsung berkomunikasi dengan beliau terkait perpustakaan dan laboratorium karena melihat mukanya kepala sekolah sudah takut.13 Dari pernyataan yang di ungkapkan oleh peserta didik tersebut, kepala sekolah mengungkapkan bahwa “tidak adanya keluhan dari peserta didik berarti mereka sudah merasa cukup”. 14 Komunikasi yang biasa kepala sekolah lakukan kepada peserta didik yaitu terkait dengan kinerja guru saat mengajar di kelas, hal ini kepala sekolah lakukan sering tetapi sifatnya umum, kapan saja dan dimana saja berada. Dengan tujuan untuk merefleksi apa yang pernah kita lakukan selama ini dan mengukur sejauhmana peserta didik menikmati apa yang telah kita berikan dari tingkat kepuasan yang mereka rasakan, guna penilaian sekolah untuk kedepannya supaya lebih baik. Terkait komunikasi dengan guru-guru lain yang menggunakan lab beliau memang kurang dan sangat jarang untuk membahas perkembangan atau kebutuhan lab dan perpustakaan. Hal ini karena guru yang bersangkutan langsung melaporkan kepada kepala lab dan kepala perpustakaan kemudian di sampaikan kepada kepala sekolah. Pada tingkat kepedulian dari kepala sekolah untuk perpustakaan dan lab sudah cukup baik, di lihat dari adanya perkembangan kemajuan perpustakaan satu tahun yang lalu dengan saat ini begitu juga dengan lab terkait dengan persediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di dalamnya, walaupun masih belum 100%. Kepala lab bahasa Yadi, S. Pd, mengemukakan bahwa “kepala sekolah memiliki kepedulian yang tinggi, seperti di perbaharui ruang laboratorium bahasa dengan lebih indah dan rapi, walaupun jumlah unit komputernya tidak sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik”.15 Wakil Bidang Sarana dan 13
Wawancara Peserta Didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Drs. H. Ambiar, S. Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Sabtu 22 November 2014), 10.15 WIB. 15 Yadi, S. Pd, Wawancara Kepala Laboratorium Bahasa SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Rabu, 22 Oktober 2014), 10. 30 WIB. 14
83
Prasarana Dr. H. M. Askolani mengemukakan bahwa “kepedulian kepala sekolah dengan turun langsung, dan setiap ada kerusakan tidak dibiarkan sampai berlarut-larut dengan segera di datangkan tim mekanisnya”.16 Tetapi sampai saat ini ternayata masih banyak yang perangkat komputer atau mesin-mesin di lab AK, MM, dan otomotif yang rusak. Untuk di lab otomotif kerusakan pada mesin atau alat-alat masih bisa digunakan karena sebagai perkenalan nama-nama alat secara langsung kepada peserta didik. Sedangkan di lab MM dan AK kerusakan pada perangkat komputer tidak bisa berfungsi sampai adanya perbaikan. Setelah penulis bandingkan hasil observasi dengan teori standar sarana dan prasarana pada perpustakaan dan lab, maka masih adanya kekurangan atau belum memenuhinya standar sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium. Hal ini mungkin masih lemahnya kepedulian kepala sekolah untuk benarbenar memperhatikan kembali persediaan yang ada di perpustakaan dan lab setelah beliau melimpahkan wewenang kepada para kepala lab dan perpustakaan, serta dikarenakan melihat anggaran yang tersedia, karena sekolah mempunyai prioritas yang mana lebih di utamakan terlebih dahulu. Begitupun dengan penambahan unit baru yang besar harus melaporkan kebagian dinas baik pusat maupun daerah. Selain itu, terkait juga kurangnya tindak lanjut dari kepala sekolah kepada guru yang semestinya menggunakan lab, terutama pelajaran bahasa tetapi tidak pernah mengajak peserta didik untuk praktek di lab. Sehingga sampai saat ini peserta didik dari kelas X dan kini kelas XI belum pernah belajar bahasa Inggris di dalam lab, semestinya hal ini berhak peserta didik merasakan atau memakai lab dari kelas X untuk mengembangkan kompetensi dan menambah pengalaman. Kenyataanya hanya anak kelas XII yang mulai
16
Dr. H. M. Askolani, Wawancara Wakil Kepala Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Selasa, 11 November 2014), 09. 46 WIB.
84
sering menggunakan lab, karena untuk pembiasaanya dalam hal listening sebelum menghadapi ujian.
5. Bukti Langsung (Tangible) Di lihat dari tersedianya ruang perpustakaan dan laboratorium di lingkungan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, ini merupakan sebuah bukti bahwa kepala sekolah memberikan sebuah layanan kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan program jurusan yang di pilih oleh peserta didik, dan untuk mengasah vocal peserta didik agar terbiasa dalam listening ataupun speaking. Di perpustakaan sebagai wadah untuk meningkatkan minat baca peserta didik. Besarnya ruang perpustakaan dan laboratorium ini jika dibandingkan dengan banyaknya murid di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan serta melihat dari jumlah peserta didik dalam satu kelas masih kurang luas dan kekurangan ruangan lab, dikarenakan sudah terpenuhinya oleh perlengakapan yang ada di dalamnya, selain itu berakibat jarangnya guru yang semestinya minimal seminggu sekali mengadakan KBM di lab, tetapi tidak mengajak peserta didiknya dikarenakan ruangan di pakai dengan guru lain. Selain itu alternatif lain yang di ambil yaitu dalam satu kelas terdiri dari 40 maka di bagi menjadi dua rombel yaitu sebagian ada di kelas dan sebagian ada yang di lab, hal ini mungkin efektif untuk yang berada di lab karena sering di pantau oleh guru, sedangkan kalau yang di kelas itu jauh dari pemantauan guru yang bersangkutan, sehingga membuat peserta didik yang di kelas tidak serius dalam belajar. Biasanya ini sering di lakukan oleh pengguna lab otomotif dan AK, bahkan di lab otomotif dalam waktu pelajaran yang sama menggunakan lab berbarengan dengan kelas lain dengan guru yang berbeda, sehingga di lab tersebut terjadi 2 proses KBM menjadikan peserta
85
didik kurang efektif dan kurang terfokus dengan pelajarannya, karena terpengaruh melihat kelas lain yang sedang melakukan praktek. Untuk penggunaan lab bahasa dan multimedia biasanya dalam satu kelas langsung memasuki ruangan secara bersamaan, sehingga di lab dalam penggunaan satu komputer terdiri dari dua orang bahkan tiga orang, dikarenakan ada yang rusak atau tidak nyala dan di lab bahasa ada yang duduk lesehan karena kurangnya bangku yang tersedia, AC yang tidak terasa karena tidak sebanding dengan jumlah peserta didik yang masuk. Kalau di perpustakaan banyak peserta didik yang duduk di lantai tanpa menggunakan karpet karena kurang tersedianya karpet dan belum tersedianya meja maupun kursi baca untuk peserta didik. Di perpustakaan seperti lemari yang sudah tidak adanya pintu, yang semestinya di tutup agar peserta didik tidak melihat penyimpanan buku sampai saat ini masih digunakan. Kepala sekolah Dr. H. Ambiar, S.Pd mengemukakan bahwa “hal ini masih bisa di manfaatkan daripada mubazir”.17 Tenaga perpustakaan Sri Handayani, S. IP juga mengemukakan bahwa “rak untuk meletakkan tas peserta didik yang mengunjungi perpustakaan sebelumnya ada, tapi karena kini sistem pembelajaran masuk pagi semua dan kemungkinan kecil peserta didik membawa tas ke perpustakaan maka rak lemari itu dijadikan peletakkan buku”. 18 Seharusnya di perpustakaan ini rak lemari untuk peletakkan tas itu harus tersedia, walaupun kemungkinan kecil sangat jarang peserta didik yang membawa tas ke perpustakaan, hal ini untuk mengantisipasi dalam kerapihan ruangan. Tapi karena saat ini belum ada lemari untuk peletakkan buku, maka di pakailah rak lemari tersebut untuk sementara waktu. Awalnya pendatangan lemari baru sudah ada, tapi karena sekolah ini ada lab baru untuk multimedia 17
Drs. H. Ambiar, S. Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Sabtu 22 November 2014), 10.15 WIB. 18 Sri Handayani, S. Ip, Wawancara Tenaga Perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Kamis, 20 November 2014), 14. 42 WIB.
86
maka lemari tersebut di utamakan untuk lab MM terlebih dahulu, walaupun sebenarnya lemari itu masih belum berfungsi atau digunakan sesuai dengan hasil pengamatan penulis, yang disebabkan juga karena belum aktif dan berfungsinya ruang lab tersebut untuk praktek. Dari segi lain dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium, bukti langsung yang dilakukan yaitu kepala lab yang menduduki posisi atau jabatan kepala sekolah memilihnya dengan penunjukkan secara langsung di lihat dari loyalitas terhadap sekolah, kemudian di lihat dari background pendidikan dan keahlian khususnya di laboratorium, kecuali kalau perpustakaan itu hanya tambahan dari guru untuk mengelola perpustakaan, dan penilaian dari kinerjanya kemudian diberikan SK kepada mereka, sehingga untuk kepala perpustakaan bukan berlatar pendidikan ilmu perpustakaan tetapi berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris. Adanya perkembangan kompetensi yang kepala sekolah informasikan kepada kepala lab dan pengurus perpustakaan untuk mengikuti pengembangan kompetensi atau keahlian. Dari pihak internal yang mengadakan tidak ada karena kalau perpustakaan tidak ada tenaga ahlinya, maka hanya mengikuti pelatihan dari pihak eksternal seperti balai pustaka daerah yang mengadakan dan biasanya satu tahun dua kali. Sedangkan kalau untuk lab tidak ada karena kepala lab disini hanya dalam hal perawatan dan pembuatan jadwal dalam pemakaian lab itu sendiri. Sebagai pengganti pelatihan dari internal, untuk pengenalan dalam penggunaan perlengkapan yang tersedia di laboratorium kepala sekolah sudah menginformasikan kepada kepala lab untuk mengadakan perkumpulan guru bidang studi yang menggunakan lab agar memperdalam atau mengenal cara penggunaan lab, terutama lab bahasa Inggris yang belum lama baru di perbaharui, tetapi sampai saat ini belum ada. Mengenai jumlah tenaga
87
perpustakaan yang berada di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan masih membutuhkan penambahan. Kepala sekolah Dr. H. Ambiar, S. Pd mengemukakan bahwa “perlu penambahan orang karena yang di kelola di perpustakaan tersebut banyak, sehingga untuk saat ini kurang efektif, sebab kita saat ini hanya memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah terlebih dahulu, kecuali di laboratorium hanya cukup satu karena sifatnya mengelola saja. Mungkin untuk beberapa tahun kedepan di laboratorium tergantung dengan perkembangan laboratorium itu sendiri, karena itu tergantung dengan intensitas penggunaan laboratorium yang ada, kalau pegawai yang ada sudah merasa kelelahan baru perlu di tambah. tetapi untuk saat ini jumlah tenaga perpustakaan belum di tambah.19 Dari pernyataan kepala sekolah di atas penulis dapat simpulkan bahwa dalam dimensi ini kepala sekolah masih kurang dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan lab terkait kurangnya tenaga perpustakaan yang mengelola perpustakaan, tetapi saat ini belum ada penambahan pada tenaga perpustakaan. Di lab pun sebaiknya ada penambahan yang dikhususkan pada bagian maintenance agar sarana dan prasarana tetap terjaga dengan baik dan tidak mudah terjadi kerusakan.
19
Drs. H. Ambiar, S. Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, (Sabtu 22 November 2014), 10.15 WIB.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium sudah cukup baik. Laboratorium yang ada di sekolah ini yaitu laboratorium multimedia, laboratorium akuntansi, laboratorium otomotif, dan laboratorium bahasa. Berikut ini adalah dimensi-dimensi dalam meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium yaitu: 1. Dari Aspek Keandalan (Reliability) Dalam pengadaan perlengkapan di dalam perpustakaan dan lab masih belum tersedia secara tepat waktu. Kepala sekolah sudah menyerahkan tanggung jawab kepada kepala perpustakaan dan lab serta tidak ada pengaturan langsung atau khusus yang diberikan kepada peserta didik, beliau hanya memberikan motivasi saat upacara secara massal. Hal ini tidak hanya kepala sekolah yang melakukan tetapi juga setiap guru yang menjadi pembina upacara. 2. Dari Aspek Daya tangkap (Responsiveness) Daya tangkap kepala sekolah lakukan terkait dengan tanggung jawab serta kerjasama yang beliau lakukan untuk perkembangan atau kemajuan perpustakaan dan lab sudah cukup baik. Karena beliau sebagai pemimpin sudah berusaha menyediakan ruang lab dan perpustakaan untuk peserta didik. Adanya kerjasama terkait permasalahan yang ada di perpustakaan dan lab mengenai kekurangan atau kerusakan perlengkapan lab, tetapi masih belum bisa cepat dalam melakukan tindak lanjut.
88
89
3. Dari Aspek Jaminan (Assurance) Dengan memberikan pelayanan prima untuk peserta didik terkait sarana dan prasarana pada perpustakaan dan lab, seperti tersedianya AC pada ruangan perpustakaan dan lab, adanya penambahan pada kebutuhan di dalam ruangan perpustakaan dan lab meskipun belum 100%. 4. Dari Aspek Emphaty Kepala sekolah siap menerima masukan atau saran dari kepala lab dan kepala perpustakaan terkait perkembangan perpustakaan dan lab, tetapi masih lemahnya kepedulian kepala sekolah. Jika tidak ada laporan dari kepala lab dan perpustakaan, beliau merasakan tidak adanya hambatan, selain itu sampai saat ini masih ada peralatan yang rusak tetapi belum di perbaiki dan masih lemahnya melakukan komunikasi langsung kepada peserta didik terkait kebutuhan atau kekurangan di perpustakaan dan lab. 5. Dari Aspek Bukti Langsung (Tangible) Kepala sekolah sudah menyediakan ruang perpustakaan dan lab walaupun masih adanya perlengkapan dalam lab yang rusak, ruang lab yang terasa masih kurang luas, dan di perpustakaan masih banyak kekurangan untuk menunjang kelancaran. Saat ini tahap demi tahap dengan adanya perkembangan di perpustakaan membuat meningkatnya peserta didik yang berkunjung. Untuk perkembangan perpustakaan dan lab kepala sekolah sudah memilih kepala lab sesuai dengan background pendidikan dan keahlian yang sesuai dengan tanggung jawab diembannya, kecuali untuk pemilihan kepala perpustakaan di lihat dari guru yang memiliki loyalitas tinggi. Semua kepala lab dan kepala perpustakaan sudah diberikan SK. Untuk mengembangkan kompetensi dan keahlian kepala lab masih lemah dan kurang karena sampai saat ini kepala sekolah hanya memberikan informasi kepada lab untuk mengadakan pelatihan. Kalau di perpustakaan sudah penah, pihak luar yang mengadakan yaitu balai pustaka Tangerang Selatan.
90
B. Saran Dari beberapa temuan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk Kepala Sekolah Usahakan tepat waktu dalam penyediaan kebutuhan di lab dan perpustakaan, adanya pemberian pengaturan kepada guru untuk membiasakan peserta didik mengunjungi perpustakaan dan bagi guru yang berkaitan dengan penggunaan lab berilah pengaturan atau pengontrolan agar mereka memanfaatkan adanya lab dan mengajak peserta didik untuk menikmati fasilitas lab. Pertahankan teknis pelayanan dan prosedur pelayanan yang sudah ditetapkan dan berjalan dengan baik. 2. Untuk Kepala Perpustakaan Berusaha
melakukan
permohonan
pengajuan
untuk
penambahan
pengelola perpustakaan yang sesuai dengan background pendidikan di bidangnya. Pertahankan dalam keikutsertaan pelatihan dari pihak luar dan tingkatkan kembali untuk menambah pengatahuan dan keahlian kemajuan perpustakaan, serta teruslah lakukan kerjasama dan komunikasi yang baik dengan kepala sekolah untuk meningkatkan layanan perpustakaan. 3. Untuk Kepala Laboratorium Berusaha melakukan permohonan pengajuan untuk pengadaan pihak maintenance lab, supaya perlengkapan yang rusak bisa cepat ditangani dan keadaan perlengkapan lab bisa lebih terawat dengan baik. Lebih di ingatkan kembali kepada guru yang bersangkutan untuk menggunakan lab atau mengajak peserta didik KBM di lab. Mengadakan pelatihan kepada guru supaya lebih terampil dalam penggunaan lab. Serta tingkatkan komunikasi dan kerjasama dengan kepala sekolah dalam pelaporan barang yang rusak guna meningkatkan mutu layanan lab untuk peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA Banawi, dan M. Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: ARRUZZ MEDIA, Cet. I, 2012. Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Darmono. Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: PT Gramedia, Cet. I, 2007. Daryanto, dan Ismanto Setyobudi. Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta: Gava Media, 2014. Daryanto, dan Mohammad Farid. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta: GAVA MEDIA, Cet. I, 2013. Engkoswara, dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan. Bandung: ALFABETA, Cet III, 2012. Fattah, Nanang. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2012. Gerson, Richard F. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM, 2001. Hadis, Abdul, dan Nurhayati. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: ALFABETA, Cet. II, 2012. Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: ALFABETA, Cet I, 2013. Mulyadi. Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Budaya Mutu. Jakarta: Badan LITBANG dan DIKLAT Kementerian Agama RI, 2010. Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. XI, 2011a. -------------. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. I, 2011b. ----------. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. VII, 2004.
NS, Sutarno. Manajemen Perpustakaan suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto, Cet. II, 2006. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 25 Tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga laboratorium Sekolah/Madrasah. Permendiknas No. 40 Tahun 2008 berisi tentang Standar Sarana dan Prasarana. Rahmayanty, Nina. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Saudagar, Fachruddin & Ali Idrus. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: GP Press, Cet. I. 2009. Soetjipto, dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. IV, 2009. Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengendalian Mutu Sekolah Menengah. Bandung: PT Refika Aditama, Cet. II. 2008. Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Kosep dan Aplikasi. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa. 2009. Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Cet. I, 2003. Suwarno, Wiji. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. I, 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. I, 2006.
PROFIL PERPUSTAKAAN
PERPUSTAKAAN Sejarah perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan bermula dari banyaknya peserta didik dan guru yang membutuhkan informasi. Untuk itu, pada tanggal 9 Maret 2013 didirikanlah perpustakaan dengan Luas Gedung 120 m2. Perpustakaan sekolah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna, khususnya siswa-siswi serta guru dan staf yang berperan sebagai media untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Visi Perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan yaitu “Menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi bagi peserta didik, guru, dan karyawan”, sedangkan Misi Perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan adalah memberikan informasi bagi pengguna perpustakaan, mendukung kegiatan belajar mengajar, meningkatkan mutu layanan, koleksi, serta sarana prasarana dengan memanfaatkan teknologi, dan meningkatkan minat baca peserta didik. Perpustakaan di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan memiliki fungsi sebagai sumber informasi, sarana pendidikan dan pembelajaran, dan rekreasi. Untuk memperlancar berjalannya perpustakaan, maka dibuatlah struktur organisasi perpustakaan dibawah tanggung jawab kepala sekolah yang diamanatkan kepada kepala perpustakaan dan memiliki seorang petugas perpustakaan, kemudian anggota (pemakai perpustakaan). Setiap tahun ajaran kepala perpustakaan bekerjasama dengan petugas perpustakaan membuat rencana anggaran belanja perpustakaan seperti; pembelian buku pelajaran, pembelian ensiklopedia, pembelian media pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana di perpustakaan untuk menunjang kelancaran perkembangan perpustakaan, kemudian dilaporkan kepada kepala sekolah. Selain itu perpustakaan SMKN 2 Kota Tangerang Selatan ini juga membuka layanan rujukan baik dari guru maupun peserta didik untuk melengkapi buku yang ada di perpustakaan.
Terkait dengan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa koleksi yang merupakan salah satu penunjang proses kegiatan pembelajaran di sekolah, baik yang digunakan oleh guru atau staf dan karyawan, maupun digunakan sebagai bahan referensi oleh peserta didik. Jumlah buku koleksi perpustakaan berjumlah 5407 eksemplar, sedangkan jumlah judul buku yang dimiliki berjumlah 1142 judul. Al-Qur’an berjumlah 70, Laporan Prakerin berjumlah 510, ensiklopedia berjumlah 11, dan majalah berjumlah 93 eksemplar (terbitan buku lama). Buku yang tersedia di perpustakaan sampai saat ini belum ada buku yang direproduksi atau difotokopi. Buku yang paling banyak dipinjam adalah buku Ujian Nasional, terutama buku pendalaman materi untuk mata pelajaran Akuntansi dan Matematika. Sedangkan buku yang jarang bahkan tidak ada proses peminjaman adalah buku dengan nomor klasifikasi 900 Sejarah dan Geografi. Jumlah pengunjung perpustakaan di tahun ini dari bulan Januari sampai bulan Juli mengalami naik turun, tetapi dari bulan agustus sampai November selalu mengalami peningkatan. Di bawah ini adalah perlengkapan perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang kegiatan di perpustakaan. Nama Barang Rak Buku Lemari AC Kipas Angin Jam Dinding Garuda Presiden Wk. Presiden Meja Kerja Kursi Kerja Stand Book Globe Peta Indonesia
Jumlah yg tersedia
Jumlah yg dibutuhkan
Kekuarangan
14 2 2 2 1 1 1 1 5 5
19 4 4 2 1 1 1 1 5 5
5 2 2 0 0 0 0 0 0 0
126 1 1
184 1 1
58 0 0
Peta Asean Peta Dunia Kalender Bunga Komputer Dispenser
1 1 2 2 3 1
1 1 2 2 3 1
0 0 0 0 0 0
Tempat Sampah Loker Tas Filling Cabinet Meja Baca Duduk oval
1
1
0
0
1 1
1 1
0
1
1
Lemari Display
0
1
1
Printer Epson L200 Sofa Tamu TV+DVD Mading Rak Sepatu
0
1
1
0 0 1 1
1 set 1 set 1 2
1 set 1 set 0 1
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyak kelengkapan perpustakaan yang masih belum tercukupi. Untuk meningkatkan perkembangan dan kemajuan, perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan melakukan kerjasama dengan Pihak Luar. Berikut ini merupakan data pengajuan buku perpustakaan kepada pihak luar: No. 1 2 3
Tanggal Pengajuan 13 Mei 2013 14 Mei 2013 19 Juni 2013
4
19 Juni 2013
5 6 7 8 9
19 Juli 2013 29 Agustus 2013 29 Agustus 2013 26 September 2013 19 Oktober 2013
Instansi/ Perusahaan Walikota Tangerang Selatan Kepala Perpustakaan Nasional Kepala Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemendikbud Kepala Bagian Umum Ditjen Bimas Islam Manager Gramedia Bintaro Manager Toko Gunung Agung CBD Ciledug Manager Gramedia Teras Kota Kepala Bagian Umum U.P Kepala Sub Bagian Barang Milik Negara
10
27 September 2013
11 12 13 14 15 16
20 Maret 2014 20 Maret 2014 1 April 2014 1 April 2014 1 April 2014 1 April 2014
17
1 April 2014
18
1 April 2014
Kepala Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan Kepala Bidang Perpustakaan BPPT Manager Gramedia Bintaro Duta Besar Saudi Arabia di Indonesia Duta Besar Australia di Indonesia Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia Pimpinan PT Mizan Pustaka Kepala Perpustakaan Melalui Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Pimpinan PT Elex Media Komputindo
Data bantuan buku perpustakaan dari pihak luar yang diterima oleh Perpustakaan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: No 1. 2.
Tanggal Diterima Juli 2013 Desember 2013
Instansi Departemen Agama Kemendikbud Balitbang Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Eks 120
Tanda Terima -
129
√
Kepala Perpustakaan Kepala perpustakaan menjalankan tugas pokok dan fungsinya membantu kepala sekolah dalam pengelolaan perpustakaan termasuk pengelolaan pusat sumber belajar. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, kepala perpustakaan melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut : a.
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dari pengelolaan perpustakaan
b.
Menyusun program kerja perpustakaan untuk mencapai tujuan pengelolaan perpustakaan
c.
Mengembangkan perpustakaan digital, memberikan bimbingan dan pelatihan literasi perpustakaan digital
d.
Mengembangkan
sumber
daya
manusia
yang
mengelola
perpustakaan e.
Melaksanakan program perpustakaan sesuai dengan program kerja yang telah disusun
f.
Memantau dan mengevaluasi program perpustakaan
g.
Mengembangkan koleksi perpustakaan yang muktahir
h.
Mengembangkan sumber belajar terutama yang bersifat elektronik
i.
Membangun jaringan perpustakaan global
Acuan utama untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah
PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN Jl. Pondok Aren Raya No. 52 Pondok Aren 15224 Telp/Fax. (021) 7319996 TATA TERTIB 1. Pengunjung diharapkan menjaga ketertiban di dalam perpustakaan. 2. Pengunjung dilarang membawa tas dalam ruang perpustakaan. Tas, jaket, map, dll disimpan di tempat yang sudah disediakan dan tidak meninggalkan barang-barang berharga di dalam tempat itu, dan akibat kelalaian resiko ditanggung sendiri. 3. Pengunjung selesai membaca buku, majalah, surat kabar dan lain-lain harus mengembalikan ke tempat semula, 4. Pengunjung perpustakaan harus mengisi buku pengunjung perpustakaan, 5. Pengunjung tidak dibenarkan mencoret-coret atau merusak buku atau fasilitas perpustakaan. 6. Bila ada jam kosong, siswa/siswi diperbolehkan belajar di ruang perpustakaan. 7. Pengunjung dilarang membawa makanan/ minuman serta makan di ruang perpustakaan. 8. Pengunjung dilarang masuk ke perpustakaan sebelum diizinkan oleh petugas perpustakaan. 9. Dilarang mengobrol atau membuat keributan, bercanda, berteriak, dan tindakantindakan lain yang dapat mengganggu sesama pengunjung perpustakaan. 10. Tidak memindahkan meja dan kursi yang talah ditata. 11. Tata tertib ini berlaku bagi semua pengunjung/ anggota perpustakaan. 12. Apabila melanggar ketentuan di atas, maka akan dikenakan sanksi.
A. Keanggotaan Seluruh guru, pegawai, dan siswa SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan adalah anggota Perpustakaan Sekolah. SYARAT-SYARAT MENJADI ANGGOTA 1) Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan. 2) Membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah), berlaku untuk 1 (satu) tahun. 3) Menyerahkan 1 (satu) buah pasfoto ukuran 2 X 3. Kartu anggota tidak boleh dipinjamkan pada pemakai lain. B. Jam Buka Perpustakaan Jam buka perpustakaan adalah sebagai berikut : 1) Senin - Jum’at : 07.00 – 15.00 2) Sabtu -Minggu : TUTUP C. Jenis Buku yang Boleh Dipinjam Semua jenis buku dapat dipinjam dan diijinkan untuk dipinjam ke luar perpustakaan, kecuali buku-buku REFERENSI, seperti kamus, ensiklopedi, dan lain-lain. Buku-buku yang tidak dapat dipinjam ke luar perpustakaan (BUKU REFERENSI) diberi tanda pengenal R. D. Jumlah dan Jangka Waktu Meminjam Jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus adalah sebagai berikut: 1) 1 buku fiksi dan 1 buku nonfiksi. 2) 2 buku fiksi. 3) 3 buku non fiksi. Jangka waktu peminjaman adalah 3 hari, dan dapat diperpanjang dengan cara membawa dan memperlihatkan kepada petugas perpustakaan buku yang akan diperpanjang. Buku-buku teks utama (buku penunjang pelajaran), peminjamannya diatur tersendiri. E. Buku yang Hilang dan Rusak Peminjam yang menghilangkan atau merusakkan buku, diminta mengganti dengan buku yang sama atau seharga buku, ditambah biaya administrasi. F. Sanksi atas Kelalaian Pengembalian pada Waktunya Buku yang terlambat dikembalikan dikenakan denda sebesar Rp 1.000,00 (seribu rupiah) per buku per hari. Peraturan peminjaman ini sewaktu-waktu akan ditinjau kembali dan diadakan perubahan sesuai keperluan.
LABORATORIUM OTOMOTIF LABORATORIUM BAHASA LABORATORIUM MULTIMEDIA DAN AKUNTANSI
LABORATORIUM Laboratorium di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan terdiri dari laboratorium Multimedia 1, Multimedia 2, Akuntansi, Otomotif, dan Bahasa. Tersedianya laboratorium ini diterutamakan sesuai dengan jurusan yang ada di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan yaitu Multimedia, Akuntansi, TKR (Teknik Kendaraan Ringan), dan TSM (Teknik Sepeda Motor). Dari hasil dokumentasi yang penulis terima selama penelitian, jadwal pemakaian ruang lab multimedia dan akuntansi sudah diatur dengan kepala lab yang disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat oleh bagian kurikulum. Untuk lab multimedia jadwal pemakaian lab dengan sistem setiap satu minggu khusus satu guru yang menggunakan lab, kemudian untuk minggu selanjutnya diganti dengan guru yang lain, dst. Pada lab multimedia ini guru yang memakai lab berjumlah delapan orang yaitu Bapak Ghema, Bapak Yurry, Ibu Nur, Bapak Taufik, Bapak Suhendi, Bapak Alvino, Bapak Hamdi, dan Ibu Retno. Untuk lab akuntansi disesuaikan dengan jadwal mengajar guru yang bersangkutan, karena di lab akuntansi ini hanya dua guru yang menggunakan lab yaitu Ibu Nuni dan Ibu Eli, jadi dalam tiap minggu guru-guru tersebut memakai lab. Ibu Nuni memakai lab hari senin, rabu, jum’at dan Ibu Eli memakai lab hari selasa dan kamis. Terkadang pada lab multimedia dan akuntansi jadwal telah dibuatkan untuk para guru, tetapi guru tersebut tidak memakai lab. Hal ini dikarenakan materi yang sedang diajarkan belum sesuai untuk dipraktekkan di lab. Namun jika ada guru yang ingin menggunakan lab tapi saat itu bukan jadwalnya, maka guru tersebut boleh menggunakan lab jika guru yang sesuai jadwal saat itu sedang tidak memakai lab. Pada lab bahasa dan lab otomotif, selama penulis melakukan penelitian tidak mendapatkan jadwal pemakaian lab dari kepala lab dengan alasan datanya hilang. Tetapi sistem jadwal pemakaiannya tidak jauh berbeda dengan jadwal pemakaian lab multimedia dan akuntansi seperti yang telah dijelaskan diatas.
Kepala Laboratorium Kepala laboratorium menjalankan tugas pokok dan fungsinya membantu kepala sekolah dalam pengelolaan labolatorium dan dibantu oleh penanggung labolatorium dan dibantu oleh penanggaung jawab laboratorium Bahasa, (Multimedia, Akuntansi), dan otomotif. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, kepala labolatorium melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut : a.
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dari pengelolaan laboratorium
b.
Menyusun program kerja untuk mencapai tujuan pengelolaan laboratorium
c.
Menfasilitasi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan laboratorium
d.
Membagi teknisi dan loboran laboratorium
e.
Bekerjasama dengan pihak-pihak yang menggunakan laboratorium
f.
Memantau penggunaan peralatan dan perlengkapan laboratorium
g.
Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
h.
Merawat dan memperbaiki peralatan dan perlengkapan laboratorium
i.
Melakukan inventarisasi peralatan dan perlengkapan laboratorium
j.
Membuat laporan penggunaan laboratorium
TATA TERTIB PEMAKAIAN LABORATORIUM OTOMOTIF (BENGKEL) SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN 1. Gunakan pakaian kerja (werpak) 2. Rambut rapih dan tidak panjang 3. Dilarang bercanda pada waktu bekerja 4. Masuk tepat waktu 5. Menjaga kebersihan bengkel dan peralatan setelah melakukan praktek 6. Menjaga perlengkapan dan kesempurnaan peralatan Catatan khusus: Bila rusak, siswa diwajibkan mengganti Bila hilang, siswa diwajibkan mengganti 3 kali lipat dengan yang baru 7. Sebelum memulai pekerjaan, periksa terlebih dahulu peralatan dan bahan yang ada, bila ada yang kurang, laporkan kepada guru yang bersangkutan atau toolman 8. Setiap melakukan praktek harap perhatikan K3 9. Setelah selesai praktek siswa wajib melaporkan peralatan yang dipinjam kepada toolman Catatan khusus: Dimohon kepada guru praktek atau toolman untuk mengawasi alat yang digunakan Bila ada kehilangan dan kerusakan harap dibuat berita acara atau laporan
TATA TERTIB PEMAKAIAN LABORATORIUM MULTIMEDIA DAN AKUNTANSI SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN 1.
Siswa memasuki ruang komputer setelah mendapat izin dari instruktur/guru.
2.
Siswa memasuki ruang komputer dengan tertib.
3.
Siswa memakai pakaian seragam yang sesuai peraturan sekolah pada hari itu.
4.
Siswa memasuki ruang komputer dengan terlebih dahulu melepas sepatu.
5.
Siswa menyalakan komputer setelah mendapat izin dari instruktur/guru.
6.
Siswa melakukan praktek komputer dengan tenang dan tertib
7.
Siswa harus menjaga ketenangan dan ketertiban selama proses belajar mengajar di ruang komputer
8.
Siswa dilarang menggunakan alat lain (handphone,dll) selain dari alat yang ditunjuk oleh instruktur/guru selama proses belajar didalam ruang komputer.
9.
Dilarang memindahkan peralatan didalam Lab tanpa seizin dari guru.
10.
Siswa dilarang membawa makanan dan minuman kedalam ruang komputer.
11.
Siswa meninggalkan ruang komputer setelah merapikan alat-alat yang digunakan dan keluar tertib.
12.
Siswa meninggalkan ruang komputer setelah mendapat izin instruktur/guru
13.
Siswa menyelesaikan kegiatan diruang komputer dengan izin dari instruktur/guru dengan sebelumnya mematikan komputer sesuai prosedur.
14.
Siswa yang melanggar tata tertib akan diberikan sanksi yang berlaku dan dilarang mengikuti kegiatan di ruang komputer sampai mendapat izin dari instruktur/guru.
15.
Instruktur/guru wajib memantau kegiatan diruang komputer.
16.
Instruktur/guru wajib menjaga ketertiban dan ketenangan proses kegiatan.
\
TATA TERTIB PEMAKAIAN LABORATORIUM BAHASA INGGRIS SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Demi menjaga keamanan dan kenyamanan belajar di laboratorium bahasa Inggris SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, peserta didik wajib mengikuti tata tertib yang diberlakukan sebagaimana berikut ini: 1. Sebelum masuk ke ruang laboratorium bahasa, peserta didik diwajibkan MELEPAS alas kaki 2. Siswa tidak diizinkan membawa tas dan sejenisnya kedalam ruang lab 3. Siswa hanya boleh menggunakan alat tulis PENSIL ketika belajar di lab 4. Siswa mengambil tempat duduk sesuai dengan nomor absen atau nomor panggilan 5. Sebelum memakai headset, pastikan tombol power telah menyala dan microphone berada pada telinga sebelah kiri. Headset digunakan untuk kegiatan listening, dan microphone dapat digunakan untuk speaking 6. Tidak dibenarkan untuk mencabut kabel headset dan perangkatnya 7. Setelah menggunakan headset, posisi microphone dikembalikkan ke tempat semula 8. Tidak mengoperasikan HP ketika belajar 9. Dilarang membawa makanan dan minuman yang mengakibatkan timbulnya sampah 10. Peserta didik tidak diperkenankan melakukan corat-coret/menulis sesuatu pada bagian manapun dari laboratorium
11. Apabila terjadi kerusakan hardware/software hilangnya instrumen pada booth setelah digunakan oleh peserta didik, maka peserta didik yang bersangkutan harus mengganti instrumen yang rusak atau hilang tersebut 12. Peserta didik tidak diperkenankan menganggu peserta didik yang lain
DAFTAR UJI REFERENSI
INSTRUMEN WAWANCARA LEMBAR DOKUMENTASI
INSTRUMEN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN Dimensi
Item Pertanyaan 1. Menurut Bapak, seberapa penting tersedianya perpustakaan dan laboratorium di sekolah ini? 2. Apakah berdirinya perpustakaan dan laboratorium ini berbarengan dengan berdirinya sekolah? 3. Bagaimana perencanaan awal yang bapak lakukan untuk berdirinya perpustakaan dan laboratorium? Siapa yang terlibat di dalamnya? 4. Bagaimana pengadaan pelengkap ruang perpustakaan dan laboratorium yang dilakukan?Pengadaan pelengkap apa yang utama harus tersedia di perpustakaan dan laboratorium? 5. Pengaturan apa yang bapak buat terkait perpustakaan dan Keandalan laboratorium ini? Apakah ada pengaturan khusus yang bapak (Reliability) sampaikan langsung kepada peserta didik dan pendidik? 6. Apakah penggunaan perpustakaan dan laboratorium ini hanya untuk pihak internal sekolah? 7. Sebagai pemimpin, tanggung jawab apa yang bapak berikan untuk kemajuan perpustakaan dan laboratorium? 8. Kerja sama apa yang bapak lakukan untuk perkembangan perpustakaan dan laboratorium baik dari pihak internal atau eksternal? Daya Tangkap (Responsiveness) 9. Jika ada laporan terjadi kerusakan pada perlengkapan/perabot perpustakaan dan laboratorium, tindakan apa yang bapak lakukan? Apakah bapak pernah mengetahui langsung tanpa pemberitahuan dari kepala perpustakaan dan laboratorium/tenaga perpustkaan? 10. Bagaimana wujud keamanan, kenyamanan dan kepuasan yang bapak berikan untuk semua pihak yang berada di perpustakaan dan laboratorium? Jaminan 11. Program apa yang bapak adakan di perpustakaan dan (Assurance) laboratorium untuk menarik kepuasan peserta didik berkunjung ke perpustakaan dan laboratorium? 12 Apakah bapak selalu berkomunikasi dengan baik terkait perkembangan perpustakaan dan laboratorium antara kepala perpustakaan dan laboratorium dan wakil kepala bidang Emphaty sarana dan prasarana? 13 Apakah ada peserta didik yang berbicara langsung kepada bapak, mengenai perlengkapan/perabot yang kurang
mendukung proses pembelajaran di kelas? 14 Apakah bapak sebagai pemimpin, tepat waktu atau langsung menyiapkan segala hal kebutuhan yang diperlukan di perpustakaan dan laboratorium untuk peserta didik dan pendidik dalam menunjang proses pembelajaran tepat waktu dan cepat? 15 Apakah fisik bangunan perpustakaan dan laboratorium ini kokoh dan dapat berdiri tahan lama? 16 Menurut bapak, apakah ukuran ruangan perpustakaan dan laboratorium ini sudah efektif dan efisien jika banyak pengunjung dalam waktu bersamaan mengunjungi perpustakaan dan laboratorium tersebut? 17 Apakah perlengkapan/perabot di perpustakaan dan laboratorium ini sudah lengkap dan menunjang kelancaran perpustakaan dan laboratorium? Adakah yang tidak layak pakai, tapi digunakan? 18 Berapa waktu sekali bapak melakukan pemeriksaan langsung terkait kelayakan perlengkapan/ perabot perpustakaan dan laboratorium?atau hanya wakil kepala bidang sarana dan Bukti Langsung prasarana yang turun langsung? (Tangible) 19 Menurut bapak, apakah lokasi ruang perpustakaan dan laboratorium saat ini strategis untuk dikunjungi oleh peserta didik dan pendidik? 20 Bagaimana bapak dalam menetapkan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai kepala perpustakaan dan laboratorium dan tenaga perpustakaan dan laboratorium? 21 Dari adanya jumlah kepengurusan perpustakaan dan laboratorium saat ini, apakah efektif selama kegiatan operasional berlangsung? 22 Apakah kepala perpustakaan dan laboratorium serta para tenaganya sering diberikan pelatihan dari pihak internal ataupun pihak eksternal?
INSTRUMEN WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG SARANA DAN PRASARANA, KEPALA PERPUSTAKAAN, KEPALA LABORATORIUM (AKUNTANSI, MULTIMEDIA, BAHASA, DAN OTOMOTIF), TENAGA PERPUSTAKAAN, KEPALA PROGRAM (AKUNTANSI, MULTIMEDIA, DAN OTOMOTIF), DAN PERWAKILAN SATU GURU BAHASA.
SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN Dimensi
Keandalan (Reliability)
Daya Tangkap (Responsiveness)
Jaminan (Assurance)
Item Pertanyaan 1. Menurut bapak/ibu bagaimana sistem perencanaan yang kepala sekolah lakukan terkait perpustakaan dan laboratorium?Apakah bapak/ibu dilibatkan pada perencanaan ini? 2. Menurut bapak/ibu bagaimana pengadaan pelengkap perpustakaan dan laboratorium yang kepala sekolah lakukan sampai saat ini? Apakah sudah menunjang kelancaran perpustakaan dan laboratorium? 3. Apakah ada pengaturan yang kepala sekolah berikan kepada bapak/ibu terkait dalam menjalani operasional ini? Apakah ada pengaturan khusus dari kepala sekolah kepada peserta didik? 4. Apakah bapak/ibu sebagai kepala perpustakaan dan laboratorium ada membuat peraturan untuk pemakai perpustakaan dan laboratorium? Apakah pengaturan yang bapak/ibu buat ini dikonfirmasikan kepada kepala sekolah? Apakah kepala sekolah menyetujuinya? 5. Apakah perpustakaan dan laboratorium ini digunakan untuk pihak eksternal? 6. Menurut bapak/ibu apakah kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap perkembangan perpustakaan dan laboratorium? 7. Apakah kepala sekolah langsung melakukan tindak lanjut jika ada sarana dan prasarana yang kurang/rusak serta buku yang dibutuhkan? 8. Seberapa besar kerjasama kepala sekolah lakukan dengan bapak/ibu untuk perkembangan perpustakaan dan laboratorium? 9. Menurut bapak/ibu bagaimna kepala sekolah memberikan keamanan, kenyamanan, dan kepuasan pada perpustakaan dan lab? 10. Apakah tersedianya perpustakaan dan laboratorium sudah merasan aman, nyaman, dan puas?
Emphaty
Bukti Langsung (Tangible)
11. Bagaimana hubungan komunikasi antara bapak/ibu dengan kepala sekolah dalam hal membahas perpustakaan dan laboratorium? 12. Menurut bapak/ibu apakah kepala sekolah pernah terjalinnya komunikasi dengan peserta didik, dalam hal membahas perpustakaan dan laboratorium? 13. Menurut bapak/ibu berapa besar tingkat kepedulian kepala sekolah dalam perkembangan perpustakaan dan laboratorium untuk meningkatkan perpustakaan dan laboratorium? 14. Apakah fisik bangunan laboratorium ini kokoh dan dapat berdiri tahan lama? 15. Menurut bapak/ibu apakah ruang perpustakaan dan laboratorium dan sarana dan prasarana yang tersedia diperpustakaan dan laboratorium dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam menunjang KBM? 16. Apakah masih ada perlengkapan yang tidak layak dipakai, tetapi masih digunakan? 17. Bagaimana kepala sekolah dalam mengangkat bapak/ibu untuk menempatkan jabatan atau posisi sebagai kepala perpustakaan dan laboratorium atau tenaga perpustakaan? 18. Apakah bapak/ibu mendapatkan perkembangan kompetensi, keahlian dan pengalaman terkait perpustakaan dan laboratorium?
INSTRUMEN WAWANCARA PESERTA DIDIK SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN Dimensi 1. 2. 3. Keandalan (Reliability)
4.
5.
Item Pertanyaan Menurut saudara bagaimana pengadaan sarana dan prasarana yang tersedia di perpustakaan dan laboratorium? Apakah pengadaan perlengkapan yang ada dapat menunjang atau membantu saudara dalam KBM? Menurut saudara bagaimana sistem pengaturan dalam pemakaian ruang perpustakaan dan laboratorium? Apakah saudara pernah menerima pengaturan langsung dari kepala sekolah terkait penggunaan perpustakaan dan laboratorium? Apakah saudara merasakan keberatan terkait dengan penggunaan laboratorium atau perpustakaan dan laboratorium?Apakah kepala sekolah membatasi dalam penggunaan perpustakaan dan laboratorium?
Daya Tangkap (Responsiveness)
Jaminan (Assurance)
Emphaty
Bukti Langsung (Tangible)
6. Menururut saudara seberapa besar tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin terhadap kebutuhan atau perlengkapan yang sangat dibutuhkan dalam perpustakaan dan laboratorium? 7. Apakah kepala sekolah pernah langsung turun tangan dengan saudara untuk melakukan kerjasama terkait perkembangan perpustakaan dan laboratorium? 8. Menurut saudara apakah sudah merasakan aman, nyaman, dan puas terkait dengan tersedianya perpustakaan dan laboratorium? Seperti apa keamanan, kenyamanan dan kepuasan yang saudara rasakan pada perpustakaan dan lab? 9. Apakah ada program yang menarik kepala sekolah berikan agar peserta didik merasakan kepuasan terkait tersedianya ruang perpustakaan dan laboratorium? 10. Menurut saudara bagaimana tingkat komunikasi antara kepala sekolah dengan perserta didik? Apakah kepala sekolah sering melakukannya terkait perkembangan maju mundurnya perpustakaan dan laboratorium? 11. Apakah kepala sekolah sangat peduli terkait dengan kebutuhan atau perlengkapan penunjang perpustakaan dan laboratorium? 12. Apakah kepala sekolah pernah langsung bertanya kepada saudara/saudara yang berkomunikasi langsung dengan kepala sekolah terkait tentang perlengkapan yang dibutuhkan di perpustakaan dan laboratorium? 13. Menurut anda bagaimana dengan ruang perpustakaan dan laboratorium ini?Apakah sudah efektif untuk melakukan aktifitas? 14. Menurut anda apakah perlengkapan perpustakaan dan laboratorium yang sudah kurang layak dipakai, tapi masih tetap dipergunakan dan tersedia di perpustakaan dan laboratorium?
DOKUMENTASI
1. Profil Sekolah Sejarah Sekolah Berdiri Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Struktur Organisasi Tenaga Pendidik Tenaga Kependidikan Peserta didik Sarana dan prasarana 2. Perpustakaan & Laboratorium Sejarah Berdiri Visi, Misi, Tujuan Struktur Organisasi Perlengkapan atau Perabot Jadwal Pemakaian Laboratorium Tata Tertib 3. Foto Sarana dan Prasarana (Perpustakaan dan Laboratorium) 4. Foto sertifikat, penghargaan perpustakaan dan laboratorium terbaik dari pihak luar (jika ada) 5. Surat Hasil Penelitian
HASIL WAWANCARA
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH Nama : Drs. H. Ambiar, M.Pd Tempat : Ruang Kepala Sekolah Hari/Tanggal : Sabtu, 22 November 2014 1.
Menurut Bapak, seberapa penting tersedianya perpustakaan dan laboratorium di sekolah ini? Perpustakaan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka mempersiapkan literatur untuk menambah bahan ajar guru dan pembelajaran untuk siswa. Dengan berupaya untuk menambah jumlah buku dan materi yang tersedia setiap saat dan berkala. Perpustakaan merupakan wadah buat peserta didik untuk mengerjakan tugas atau pembelajaran jika ada guru dan peserta didik yang belajar diperpustakaan. Sementara untuk laboratorium disekolah ini tersedianya 3 laboratorium terdiri dari; multimedia, akuntansi, dan otomotif, yang disesuaikan dengan jurusan yang ada yaitu: multimedia, akuntansi, TKR (Teknik Kendaraan Ringan dan TSM (Teknik Sepeda Motor) dalam hal meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan program keahlian yang dimilikinya. Karena inilah bedanya anak SMK dengan sekolah umum. selain belajar peelajaran umum tetapi juga menitikberatkan kepada pelajaran produktif agar peserta didik memiliki bekal terkait keahlian khusus atau komptensi yang nantinya setelah lulus bisa berkompetisi.
2.
Apakah berdirinya perpustakaan dan laboratorium ini berbarengan dengan berdirinya sekolah? Berdirinya perpustakaan dan laboratorium ini tidak berbarengan dengan berdirinya sekolah, karena harus disesuaikan dengan kebutuhan, tetapi diusahakan semaksimal mungkin. Maka dari itu laboratorium terlebih dahulu yang berdiri baru perpustakaan.
Keandalan (Reliability) 3. Bagaimana perencanaan awal yang bapak lakukan untuk berdirinya perpustakaan dan laboratorium? Siapa yang terlibat didalamnya? Disesuaikan dengan kebutuhan, bahwa peserta didik ini perlu banyak disiplin ilmu yang dipelajari dan peserta didik memiliki keterbatasan pengetahuan, maka sekolah berupaya menyediakan tempat bagi mereka
dalam rangka menambah ilmu-ilmu yang ada dari beberapa literatur yang tersedia. Dalam perencanaan ini, saya bekerjasama dengan wakil kepala sekolah dan guru yang bersangkutan. 4.
Bagaimana pengadaan pelengkap ruang perpustakaan dan laboratorium yang dilakukan? Pengadaan pelengkap apa yang utama harus tersedia di perpustakaan dan laboratorium? Dengan cara mengajukan kepada pemerintah daerah dan pusat, selain itu juga dengan mandiri menggunakan dana yang terkumpul dari orangtua peserta didik untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan di perpustakaan dan laboratorium sebagai kelengkapan disekolah. Hal utama yang harus tersedia yaitu ruangannya, kemudian untuk diperpustakaan koleksi buku sedangkan dilaboratorium multimedia, bahasa, dan akuntansi unit komputer, dan laboratorium otomotif mesin-mesin.
5.
Pengaturan apa yang bapak buat terkait perpustakaan dan laboratorium ini? Apakah ada pengaturan khusus yang bapak sampaikan langsung kepada peserta didik dan pendidik? Untuk para guru bersifat insidentil, misalnya saat guru berhalangan bisa diarahkan keperpustakaan atau dalam waktu istirahat, namun jika ada guru yang memiliki literature lebih banyak bisa dianjurkan kepada peserta didik untuk keperpustakaan mencari sumber-sumber buku. Kalau di laboratorium itu sudah disesuaikan dengan jadwal penggunaan pada pelajaran yang bersangkutan, sehingga dalam tiap hari terisi dengan peserta didik yang berbeda dan guru yang sama maupun guru yang berbeda. Sedangkan pengaturan kepada peserta didik, pada saat pembinaan secara massal seperti upacara, memberikan pemberitahuan bahwa disini sudah ada perpustakaan dan kapan saja bisa dipergunakan saat jam operasional sekolah.
6.
Apakah penggunaan perpustakaan dan laboratorium ini hanya untuk pihak internal sekolah? Iya
7.
Kapan bapak melakukan pengawasan? Hal apa saja yang bapak amati saat melakukan pengawasan? Lalu tindakan apa yang bapak lakukan? Kapan saja dan tidak terjadwalkan, tanpa diberi pemberitahuan terlebih dahulu agar melihat kondisi yang nyata. Tanpa diketahui oleh guru dan
petugas laboratorium serta perpustakaan. Selama pengawasan ini semuanya terangkum dari sarana dan prasarana, kebersihan, penggunaan dan sejauhmana aktivitas yang ada. Setelah itu saya memfollow up, jika ada sesuatu yang tidak baik maka dilaporkan kepada gurunya misalnya dalam hal kebersihan. 8.
Apakah ada pengawasan dari pihak eksternal terkait dengan perpustakaan dan laboratorium? Tidak ada
Daya Tangkap (Responsiveness) 9. Sebagai pemimpin, tanggung jawab apa yang bapak berikan untuk kemajuan perpustakaan dan laboratorium? Dengan membentuk orang yang bisa membentuk dan mengelola perpustakaan dan laboratorium, baik dalam pembagian jadwal, menjaga laboratorium dan perpustakaan dalam keadaan bersih dan rapi serta bisa memberikan tanggung jawab kepada peserta dalam penggunaannya. Sehingga perpustakaan dan laboratorium bisa lebih terjaga. 10. Kerja sama apa yang bapak lakukan untuk perkembangan perpustakaan dan laboratorium baik dari pihak internal atau eksternal? Dari pihak eksternal, untuk perpustakaan dengan balai kota pustaka daerah Tangerang Selatan, kalau laboratorium itu lebih identik terkait dengan pengajuan-pengajuan jika peralatan ada yang dibutuhkan dan rusak kepada pemerintah daerah, namun secara berkala dilakukan perawatan agar sarana dan prasarana yang didalamnya terjamin kualitasnya. Dari pihak internal, dengan pendelegasian kepada kepala perpustakaan dan kepala laboratorium terkait pengelolaan dan perawatan. 11. Jika ada laporan terjadi kerusakan pada perlengkapan/perabot perpustakaan dan laboratorium, tindakan apa yang bapak lakukan? Apakah bapak pernah mengetahui langsung tanpa pemberitahuan dari kepala perpustakaan dan laboratorium/tenaga perpustakaan? Jika terjadi kerusakan langsung diatasi karena itu terkait dengan masalah kesiapan dari pada guru yang ada di laboratorium untuk menyampaikan materi, tidak pernah karena menerima informasi dari petugas perpustakaan dan petugas laboratorium yang ada, biasanya pun ada mekanisme dari
petugas laboratorium dan perpustakaan kemudian dilaporkan kepada bagian sarana dan prasarana. Jaminan (Assurance) 12. Bagaimana bapak dalam menetapkan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai kepala perpustakaan dan laboratorium dan tenaga perpustakaan dan laboratorium? Dilihat dari loyalitas terhadap sekolah, kemudian dilihat dari background pendidikan dan keahlian khususnya di laboratorium, kecuali kalau perpustakaan itu hanya tambahan dari guru untuk mengelola perpustakaan, dan penilaian dari kinerjanya kemudian diberikan SK kepada mereka. 13. Dari adanya jumlah kepengurusan perpustakaan dan laboratorium saat ini, apakah efektif selama kegiatan operasional berlangsung? Kalau di perpustakaan memang perlu penambahan orang karena yang dikelola diperpustakaan tersebut banyak, sehingga untuk saat ini kurang efektif, sebab kita saat ini hanya memanfaatkan sumber daya yang ada disekolah terlebih dahulu, kecuali di laboratorium hanya cukup satu karena sifatnya mengelola saja. Mungkin untuk beberapa tahun kedepan di laboratorium tergantung dengan perkembangan laboratorium itu sendiri, karena itu tergantung dengan intensitas penggunaan laboratorium yang ada, kalau pegawai yang ada sudah merasa kelelahan baru perlu ditambah. 14. Apakah kepala perpustakaan dan laboratorium serta para tenaganya sering diberikan pelatihan dari pihak internal ataupun pihak eksternal? Perpustakaan dari pihak internal tidak ada karena kita tidak punya tenaga ahli khusus, tapi dari pihak eksternal ada yaitu dari pemerintah daerah terkait perpustakaan, misalnya balai putaka daerah biasanya setahun dua kali. Sedangkan untuk laboratorium itu tidak ada dari internal maupun eksternal karena disini hanya hal perawatan dan pembuatan jadwal dalam pemakaian laboratorium itu sendiri. 15. Menurut bapak, apakah lokasi ruang perpustakaan dan laboratorium saat ini strategis untuk dikunjungi oleh peserta didik dan pendidik? Kalau sesuai dengan kondisi yang ada, sudah strategis, tapi kalau secara kualitas dan efektifitas dari laboratorium dan perpustakaan itu masih jauh seperti yang kita harapkan. Tapi yang penting bagi kita adalah adanya
wadah untuk peserta didik dalam rangka memberikan suatu pelayanan bagi peserta didik untuk menambah wawasan kepada anak yang tidak hanya dari guru tapi juga dari yang sisi lain dapat kita berikan. 16. Bagaimana wujud keamanan, kenyamanan dan kepuasan yang bapak berikan untuk semua pihak yang berada diperpustakaan dan laboratorium? Wujud keamanan, adanya tanggung jawab moral dari mereka yang sudah di berikan SK, terkait kebersihan dan mempertahankan sarana dan prasarana yang ada. Wujud kenyamanan, memberikan AC di laboratorium serta perpustakaan untuk mendorong peserta didik memanfaatkan perpustakaan dan merasa nyaman di laboratorium Wujud kepuasan. kepuasaan itu sangat relatif dan susah diukur, tapi bagaimanapun kita memberikan pelayanan prima kepada mereka. Saya pun pernah bertanya kepada peserta didik, hal ini dilakukan sering tetapi sifatnya umum, kapan saja dan dimana saja berada. Pada saat itu peserta didik ketika SMP belum memiliki ruangan perpustakaan dan laboratorium jadi merasa puas dengan ketersediaan yang ada disekolah ini. Hal seperti ini dilakukan untuk merefleksi apa yang pernah kita lakukan selama ini dan mengukur sejauhmana peserta didik menikmati apa yang telah kita berikan dari tingkat kepuasan yang mereka rasakan, guna penilaian sekolah untuk kedepannya supaya lebih baik. 17. Program apa yang bapak adakan diperpustakaan dan laboratorium untuk menarik kepuasan peserta didik berkunjung ke perpustakaan dan laboratorium? Programnya hanya memberikan motivasi dan informasi untuk guru dan peserta didik, bahwa kita sudah menyediakan ruang perpustakaan dan laboratorium tetapi kenapa tidak dimanfaatkan. Emphaty 18. Apakah bapak selalu berkomunikasi dengan baik terkait perkembangan perpustakaan dan laboratorium antara kepala perpustakaan dan laboratorium dan wakil kepala bidang sarana dan prasarana? Iya, dan biasanya laboratorium itu dilakukan secara berkala 6 bulan sekali, dan temporer karena pada prinsipnya selalu meningkatkan sarana dan prasara dalam laboratorium, tapi tergantung dengan biaya yang tersedia disekolah. Selain itu guru pasti ada, terkait pemeberian sarana yang
dibutuhkan dalam laboratorium karena guru yang lebih mengetahui, dan biasanya dilaporkan terlebih dahulu kepada kepala laboratorium masingmasing. Kalau perpustakaan dari kepala perpustakaan diskusi dengan tenaga perpustakaan terkait sarana dan prasarana yang dibutuhkan, namun ada masukan dari guru bidang studi terkait dengan koleksi buku. 19. Apakah ada peserta didik yang berbicara langsung kepada bapak, mengenai perlengkapan/perabot yang kurang mendukung proses pembelajaran di kelas? Untuk sampai saat ini, peserta didik belum pernah karena mereka sudah merasa lengkap. 20. Apakah bapak sebagai pemimpin, tepat waktu atau langsung menyiapkan segala hal kebutuhan yang diperlukan di perpustakaan dan laboratorium untuk peserta didik dan pendidik dalam menunjang proses pembelajaran tepat waktu dan cepat? Tidak, karena melihat anggaran yang ada soalnya sekolah mempunyai prioritas yang mana lebih diutamakan terlebih dahulu. Bukti Langsung (Tangible) 21. Apakah fisik bangunan perpustakaan dan laboratorium ini kokoh dan dapat berdiri tahan lama? Iya 22. Menurut bapak, apakah ukuran ruangan perpustakaan dan laboratorium ini sudah efektif dan efisien jika banyak pengunjung dalam waktu bersamaan mengunjungi perpustakaan dan laboratorium tersebut? Kalau melihat dari ruangan dan jumlah peserta yang masuk sebanyak 40 orang, masih kurang efektif, Karena terkadang kalau banyak yang masuk pendingin atau AC tidak terasa. 23. Apakah perlengkapan/perabot di perpustakaan dan laboratorium ini sudah lengkap dan menunjang kelancaran perpustakaan dan laboratorium? Adakah yang tidak layak pakai, tapi digunakan? Lengkap dan menunjang, tetapi untuk yang tidak layak dipakai masih digunakan, seperti; lemari diperpustakaan yang pintunya sudah hilang tapi masih digunakan, hal ini masih bisa dimanfaatkan daripada mubazir.
HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA SARANA DAN PRASARANA
Nama : Drs. H. M. Askolani Tempat : Ruang PKS dan Tata Usaha Hari/Tanggal : Selasa, 11 November 2014 Keandalan (Reliability) 1. Menurut bapak bagaimana sistem perencanaan yang kepala sekolah lakukan terkait perpustakaan dan laboratorium?Apakah bapak dilibatkan pada perencanaan ini? Perpustakaan dan laboratorium di sekolah ini sesuai dengan kebutuhan seiring dengan berjalannya sekolah, karena ini sekolah negeri maka pemerintah dari awalpun sudah merencanakan adanya perpustakaan dan laboratorium. Tapi karena berjalannya waktu, perpustakaan belum berkembang seperti ruang lain, karena hal-hal yang dibutuhkan diperpustakaan lebih bersifat khusus. Sehingga perpustakaan berdiri mulai tahun ajaran 2012/2013, sedangkan laboratorium ini berdiri berbarengan dengan sekolah, kecuali satu ruangan laboratorium ada yang baru terbangun, tetapi belum berfungsi karena digunakan sebagai ruang kelas. Iya dilibatkankan seperti adanya rapat pimpinan dan karena sekolah ini negeri jadi segala bantuan itu dari pemerintah. 2. Menurut bapak bagaimana pengadaan pelengkap perpustakaan dan laboratorium yang kepala sekolah lakukan sampai saat ini? Apakah sudah menunjang kelancaran perpustakaan dan laboratorium? Pengadaanya sesuai dengan pengajuan kepada pemerintah, jadi setiap ada pembangunan gedung baru dari pemerintah, maka kepala sekolah yang merencanakan untuk menepatkannya sebagai ruang perpustakaan dan ruang laboratorium. Namun terkait dengan pengadaan kebutuhannya didalam perpustakaan dan laboratorium berawal dari bantuan pemerintah. Maka untuk sekarang masih memadai kelancaran KBM. Dalam hal buku perpustakaan, sekolah yang mengadakan, ada yang beli, bantuan dari dinas, kemenag dan kepala perpustakaan untuk mencari bantuan atau kerjasama, serta upaya lain alumni diwajibkan untuk menyumbangkan buku-buku.
3. Apakah ada pengaturan yang kepala sekolah berikan kepada bapak selaku wakil kepala sarana dan prasarana terkait dalam menjalani operasional ini? Apakah ada pengaturan khusus dari kepala sekolah kepada peserta didik? Pengaturan penggunaan diserahkan kepada kepala laboratorium dan kepala perpustakaan, namun biasanya untuk laboratorium pengaturan dalam jadwal pemakaiannya disesuaikan dengan kurikulum 4. Apakah bapak sebagai wakil kepala sarana dan prasarana ada membuat peraturan untuk pemakai perpustakaan dan laboratorium? Apakah pengaturan yang bapak/ibu buat ini dikonfirmasikan kepada kepala sekolah? Apakah kepala sekolah menyetujuinya? Tidak ada, karena sepenuhnya kepala perpustakaan yang mengatur penggunaan dalam perpustakaan. Untuk peserta didik dari kepala sekolah selalu iya ada, seperti menganjurkan untuk peserta didik memanfaatkan perpustakaan dikala jam kosong atau guru tidak hadir, hal ini tidak hanya kepala sekolah yang menganjurkan tetapi semua unsur pendidik atau pimpinan di sekolah ini yang mengingatkan kepada peserta didik. 5. Apakah perpustakaan dan laboratorium ini digunakan untuk pihak eksternal? Belum pernah 6. Menurut bapak apakah kepala sekolah sering melakukan pengawasan?Seperti apa pengawasan yang biasa kepala sekolah lakukan?Apakah ada hubungan timbal balik? Sering, karena yang dibahas dalam rapat pimpinan juga hasil temuan dari kepala sekolah saat melakukan pengamatan, disamping meminta masukan dari wakil-wakilnya. Sebulan satu kali seperti rapat pimpinan 7. Apakah adanya pengawasan dari pihak eksternal berkaitan dengan perpustakaan dan laboratorium?kalau ada, seperti apa pengawasan yang dilakukan dan hitungan berapa waktu pengawasan itu berlangsung? Belum pernah
Daya Tangkap (Responsiveness) 8. Menurut bapak apakah kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap perkembangan perpustakaan dan laboratorium? Tanggung jawab kepala sekolah besar, dilihat dari kemajuan perpustakaan dan laboratorium sampai saat ini, karena semua ini kepala sekolah mengupayakan. 9. Apakah kepala sekolah langsung melakukan tindak lanjut jika ada sarana dan prasarana yang kurang/rusak serta buku yang dibutuhkan? Jika ada yang rusak, diganti dengan mengontrol atau mengecek kerusakan itu, kalau masih bisa diperbaiki ya diperbaiki kemudian didatangkan teknisinya. Meskipun itu komputer dari dinas, gak perlu dikonfirmasi ke dinas tapi langsung diperbaiki yang penting masih bisa dipergunakan kembali. 10. Seberapa besar kerjasama kepala sekolah lakukan dengan bapak untuk perkembangan perpustakaan dan laboratorium? Kerjasamanya baik, karena adanya rapat pimpinan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah)dan kemudian hasilnya baru disampaikan kepada kepala laboratorium dan perpustakaan. Rapat ini biasanya dilakukan sebulan sekali. Jaminan (Assurance) 11. Apakah kepala perpustakaan dan kepala lab mendapatkan jaminan untuk mengembangkan kompetensi, keahlian dan pengalaman terkait bidang bapak sebagai wakil kepala sarana dan prasarana? Kompetisi itu memang ada dalam diri kepala laboratorium atau perpustakaan sendiri, sehingga saat kepala sekolah ingin anak lebih dalam penggunaan computer, maka kepala laboratorium langsung menyampaikan kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang sesuai dengan kepala sekolah inginkan. 12. Bagaimana kepala sekolah dalam mengangkat guru untuk menempatkan jabatan atau posisi sebagai kepala perpustakaan dan laboratorium? Dilihat dari latar belakang pendidikan dan penunjukkan secara langsung. 13. Menurut bapak apakah tersedianya laboratorium bahasa ini sudah merasa aman, nyaman dan puas? Rasa aman sudah, karena dalam ruang perpustakaan dan laboratorium sudah tersedia CCTV dan alat tabung pemadam kebakaran. Rasa nyaman belum, karena kita masih standar aja.
Rasa puas, cukup
Emphaty 14. Bagaimana hubungan komunikasi antara kepala perpustakaan dan kepala laboratorium dengan kepala sekolah dalam hal membahas perpustakaan dan laboratorium? Komunikasi sangat baik antara kepala laboratorium dan perpustakaan, dilihat dari kepala laboratorium dan kepala perpustakaan mau menyampaikan kepada kepala kepala sekolah, tetapi biasanya mekanisme disampaikan kepada bagian sarana dan prasarana terlebih dahulu. Kemudian sarana dan prasarana menyampaikan kepada kepala sekolah. Dan kadang-kadang sebenarnya kepala sekolah pun sudah mengetahui dari hasil beliau pengamatan. 15. Menurut bapak apakah kepala sekolah pernah terjalinnya komunikasi dengan peserta didik, dalam hal membahas perpustakaan dan laboratorium? Iya pernah, untuk menganjurkan perpustakaan untuk dimanfaatkan, dari pada ngobrol atau bercanda tidak karuan waktu istirahat atau waktu jam kosong guru tidak hadir di kelas, lebih baik ke perpustakaan untuk membaca buku atau kegiatan lainnya 16. Menurut bapak berapa besar tingkat kepedulian kepala sekolah dalam perkembangan perpustakaan dan laboratorium untuk meningkatkan perpustakaan dan laboratorium? Sangat tinggi, karena kepala sekolah turun langsung, dan setiap ada kerusakan tidak dibiarkan sampai berlarut-larut dengan segera didatangkan tim mekanisnya Bukti Langsung (Tangible) 17. Apakah fisik bangunan perpustakaan dan laboratorium ini kokoh dan dapat berdiri tahan lama? Iya 18. Menurut bapak apakah ruang perpustakaan dan laboratorium dan sarana dan prasarana yang tersedia diperpustakaan dan laboratorium dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam menunjang KBM? Sudah
19. Apakah masih ada perlengkapan yang tidak layak dipakai, tetapi masih digunakan? Tidak ada 20. Menurut bapak bagaimana perkembangan peserta didik dalam menggunakan fasilitas perpustakaan dan laboratorium tiap harinya? Aktifitas apa yang biasa dan sering dilakukan oleh peserta didik diperpustakaan dan laboratorium? Penggunaan laboratorium disesuaikan dengan jam pelajarannya dan kebutuhannya, namun disaat mau menggunakan laboratorium diluar jam untuk mengerjakan tugas diperbolehkan kalau tidak dipakai oleh kelas lain dan izin dengan guru yang bersangkutan.
HASIL WAWANCARA KEPALA LABORATORIUM OTOMOTIF SERTA KEPALA PROGRAM OTOMOTIF (BENGKEL)
Nama : Yudi Purwa Tarsono, S. Pd Tempat : Ruang Laboratorium Otomotif (Bengkel) Hari/Tanggal : Selasa, 18 November 2014 Keandalan (Reliability) 1. Menurut bapak bagaimana sistem perencanaan yang kepala sekolah lakukan terkait laboratorium otomotif?Apakah bapak dilibatkan pada perencanaan ini? Dalam sekolah ini bentuk perencanaanya berdasarkan bantuan dari dinas, jadi jika kita melakukan pengajuan kedinas belum ada uang maka belum turun. Iya dilibatkan dalam hal apa yang dibutuhkan dan harus dibeli untuk pengajuan proposal ke dinas melalui kepala sekolah. 2. Menurut bapak bagaimana pengadaan pelengkap laboratorium otomotif yang kepala sekolah lakukan sampai saat ini? Apakah sudah menunjang kelancaran laboratorium? Belum sepenuhnya menunjang, karena kadang apa yang diajukan tidak sesuai dengan barang yang datang, walaupun pernah terjadi tidak kesesuaian barang yang dibutuhkan dengan barang yang diterima, maka barang tetap diterima, bantuan ini biasanya ada dua bentuk uang dan barang, tetapi kalau uang belum pernah. 3. Apakah ada pengaturan yang kepala sekolah berikan kepada bapak terkait dalam menjalani operasional ini? Apakah ada pengaturan khusus dari kepala sekolah kepada peserta didik? Semuanya diserahkan kepada kepala program disesuaikan dengan kurikulum untuk pembuatan jadwal guru dan pencatatan data alat-alat dalam laboratorium ini 4. Apakah bapak sebagai guru, kepala laboratorium dan kepala program pernah membuat peraturan untuk laboratorium?Apakah pengaturan yang bapak buat ini dikonfirmasikan kepada kepala sekolah? Apakah kepala sekolah menyetujuinya?
Ada, langsung kepada kepala sekolah secara spontan atau ngobrol biasa, kalau kepala sekolah minta laporannya baru kita bikin. Selama ini ada yang disetujui ada yang tidak 5. Apakah laboratorium ini juga digunakan untuk pihak eksternal? Tidak, hanya internal 6. Menurut bapak, apakah kepala sekolah sering melakukan pengawasan saat bapak sedang KBM di laboratorium?Seperti apa pengawasan yang biasa kepala sekolah lakukan?Apakah ada hubungan timbal balik? Ada, setahun sekali dengan secara tiba-tiba. Ada hubungan timbal balik setelah pengawasan dengan memberikan masukan, seperti dalam menerangkan materi kepada peserta didik sedetail mungkin. Hubungan timbal balik inipun juga tidak secara panggilan khusus tetapi disaat ngobrol biasa. 7. Apakah adanya pengawasan dari pihak eksternal berkaitan dengan laboratorium?kalau ada, seperti apa pengawasan yang dilakukan dan hitungan berapa waktu pengawasan itu berlangsung? Belum pernah Daya Tangkap (Responsiveness) 8. Menurut bapak, apakah kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap perkembangan laboratorium? Tanggung jawab kepala sekolah penuh, hanya kalau kita mengajukan sesuatu tidak langsung disetujui terkait dengan pembelian karena itu berkaitan dengan dinas, tapi kalau diluar dari pembelian biasa disetujui 9. Apakah kepala sekolah langsung melakukan tindak lanjut jika ada sarana dan prasarana yang kurang/rusak? Ada yang rusak langsung lapor dengan membuat proposal untuk pengajuan, jika barang yang habis pakai atau bentuknya kecil langsung menyetujui karena menggunakan anggaran sekolah. Dan barang yang dibeli pun sesuai dengan pengajuan proposal. Dalam hal ini biasanya tidak lama turunya kadang dua hari barang sudah ada karena tergantung juga dengan bendahara.
10. Seberapa besar kerjasama kepala sekolah lakukan dengan bapak untuk perkembangan laboratorium? Sangat besar Jaminan (Assurance) 11. Apakah bapak mendapatkan jaminan untuk mengembangkan kompetensi, keahlian dan pengalaman terkait penggunaan laboratorium? Belum ada kalau dari sini, tetapi yang kalau dari dinas dan pusat ada. Sedangkan surat dari dinas tanpa ada nama, karena di dinas tidak memiliki data siapa saja yang sudah ikut pelatihan, kalau dari pusat (Kementrian) suratnya ada nama, agar bergantian. Di surat yang tidak ada nama maka kepala sekolah menunjukkan guru dilihat dari kesibukan jam kerja atau yang siap, dan ditanyakan siapa yang belum pernah ikut, seharusnya dipukul rata tapi untuk saat ini belum terpukul rata. Sehingga hanya guru itu saja yang berangkat, hal ini pun disebabkan karena kurang koordinasi surat masuk dari humas kepada kepala sekolah 12. Bagaimana kepala sekolah dalam mengangkat seseorang untuk menempatkan jabatan atau posisi sebagai kepala laboratorium? Dilihat dari jabatan PNS dan belum memiliki jabatan lain 13. Menurut bapak apakah tersedianya laboratorium bahasa ini sudah merasa aman, nyaman dan puas? Rasa Aman belum, karena ruangan yang masih kurang dan sekolah belum bisa memberikan, jadi pakai aja ruangan yang ada terlebih dahulu Rasa Nyaman belum, karena inginnya jurusan TKR dan TSM dipisah ruangannya saat praktek, serta terkait juga dengan tata peralatan dalam ruangan. Dari segi perlengkapan pun ada yang beberapa belum terpenuhi tetapi yang lainnya sudah. Rasa Puas belum maksimal, karena masing-masing guru kadang saat ingin menggunakan alat belum maksimal soalnya barang yang datang pun terkadang sudah rusak atau tidak sempurna rakitannya, selain itu juga bentrok dalam pemakaian ruang laboratorium dengan guru lain. Emphaty 14. Bagaimana hubungan komunikasi bapak dengan kepala sekolah dalam hal membahas laboratorium?
Baik, dan saya biasanya kebagian kurikulum terlebih dahulu disaat terjadinya permasalahan terkait laboratorium, kemudian bagian kurikulum yang menyampaikan kepada kepala sekolah. 15. Menurut bapak apakah kepala sekolah pernah terjalinnya komunikasi dengan peserta didik, dalam hal membahas laboratorium? Pernah ada, untuk mencari informasi dan biasanya lebih sering terkait dengan cara mengajar guru. 16. Menurut bapak berapa besar tingkat kepedulian kepala sekolah dalam hal meningkatkan perkembangan laboratorium? Sangat peduli, karena laboratorium ini kan sarana utama untuk jurusan otomotif, tetapi kalau terkait dengan biaya kepala sekolah tidak bisa langsung memutuskan. Bukti Langsung (Tangible) 17. Apakah fisik bangunan laboratorium ini kokoh dan dapat berdiri tahan lama? Iya 18. Menurut bapak apakah ruang laboratorium serta sarana dan prasarana yang didalamnya dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menunjang KBM? Belum 19. Apakah masih ada perlengkapan yang tidak layak dipakai, tetapi masih digunakan? Ada, karena tidak ada lagi alatnya yang bisa dipakai. Hal inipun kepala sekolah sudah mengetahuinya, sedangkan kita pun tidak bisa langsung meminta uang untuk membeli alat itu karena harus nunggu dari dinas. 20. Menurut bapak bagaimana perkembangan peserta didik dalam menggunakan fasilitas laboratorium? Aktifitas apa yang biasa dilakukan oleh peserta didik di laboratorium? Ada peningkatan, karena bisa mengetahui langsung alat-alat yang biasa digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang dipelajari. Aktifitas yang peserta didik lakukan disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari, karena peserta didik memasuki laboratorium ini pada saat jam pelajaran bersama guru yang bersangkutan. Diluar jam pelajaran juga ada yang
memasuki laboratorium untuk kebutuhan sendiri mempraktekkan materi lebih dalam, sebelumnya harus langsung lapor kebagian toolman. Ini sering dilakukan kelas XII karena ingin melaksanakan UKK.
HASIL WAWANCARA KEPALA LABORATORIUM MULTIMEDIA DAN AKUNTANSI Nama : Alvino Octafiano, S. Kom Tempat : Ruang Laboratorium Multimedia Hari/Tanggal : Jum’at, 07 November 2014 Keandalan (Reliability) 1. Menurut bapak bagaimana sistem perencanaan yang kepala sekolah lakukan terkait laboratorium multimedia dan akuntansi?Apakah bapak dilibatkan pada perencanaan ini? Pada awalnya laboratorium multimedia ada 2 ruangan, maka akuntansi digabung dengan laboratorium multimedia. Namun kini sudah ada penambahan 1 ruangan, maka laboratorium multimedia dikhususkan untuk laboratorium akuntansi, bagian multimedia boleh menggunakan laboratorium itu pada saat bagian akuntansi tidak manggunakan. Saat ini penambahan 1 laboratorium itu belum digunakan, karena kurangnya ruangan kelas. Jadi laboratorium itu belum berfungsi sebagaimana mestinya hanya dijadikan ruang kelas. Iya dilibatkan 2. Menurut bapak bagaimana pengadaan pelengkap laboratorium multimedia dan akuntansi yang kepala sekolah lakukan sampai saat ini? Apakah sudah menunjang kelancaran laboratorium? Cukup Baik, Sudah menunjang KBM walaupun belum sepenuhnya. 3. Apakah ada pengaturan yang kepala sekolah berikan kepada bapak terkait dalam menjalani operasional ini? Apakah ada pengaturan khusus dari kepala sekolah kepada peserta didik? Kepala sekolah sudah memberikan tanggung jawab kepada saya dalam pengelolaan laboratorium, seperti pembuatan jadwal hal ini juga dikoordinasikan dengan kepala program multimedia dan kepala program akuntansi. 4. Apakah bapak sebagai guru dan kepala laboratorium pernah membuat peraturan untuk laboratorium? Apakah pengaturan yang bapak buat ini dikonfirmasikan kepada kepala sekolah? Apakah kepala sekolah menyetujuinya?
Iya, seperti peraturan penggunaan laboratorium (tata tertib), kalau itu tidak melewati batas kepala sekolah menyetujui. 5. Apakah laboratorium ini juga digunakan untuk pihak eksternal? Iya, seperti ada Uji Kompetensi Guru (UKG) di sekolah ini selalu dilibatkan, biasanya ujian sertifikasi untuk guru setangsel tingkat SD, SMP, SMK/SMA. 6. Menurut bapak, apakah kepala sekolah sering melakukan pengawasan saat bapak sedang KBM di laboratorium?Seperti apa pengawasan yang biasa kepala sekolah lakukan?Apakah ada hubungan timbal balik? Belum pernah, 7. Apakah adanya pengawasan dari pihak eksternal berkaitan dengan laboratorium?kalau ada, seperti apa pengawasan yang dilakukan dan hitungan berapa waktu pengawasan itu berlangsung? Belum pernah Daya Tangkap (Responsiveness) 8. Menurut bapak, apakah kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap perkembangan laboratorium? Tanggung jawabnya cukup baik. 9. Apakah kepala sekolah langsung melakukan tindak lanjut jika ada sarana dan prasarana yang kurang/rusak? Tindak lanjut biasanya wakil bidang sarana dan prasarana melakukan pengecekan, kalau masih bisa diperbaiki, diperbaiki terlebih dahulu. 10. Seberapa besar kerjasama kepala sekolah lakukan dengan bapak untuk perkembangan laboratorium? Cukup besar. Jaminan (Assurance) 11. Apakah bapak mendapatkan jaminan untuk mengembangkan kompetensi, keahlian dan pengalaman terkait penggunaan laboratorium? Iya ada, tahun kemarin mengadakan workshop tentang perakitan komputer dan pihak eksternal ke sekolah ini. Sebelumnya saya mewacanakan bersama dengan kepala laboratorium, Dua kali dalam setahun, tetapi tergantung
kebijakan kepala sekolah, dan kemarin kepala sekolah menyetujui satu kali dalam setahun terkait dengan ketersediaan waktu 12. Bagaimana kepala sekolah dalam mengangkat seseorang untuk menempatkan jabatan atau posisi sebagai kepala laboratorium? Penunjukkan langsung, dilihat dari ketersediaan waktu, latar belakang pendidikan sesuai atau tidak 13. Menurut bapak apakah tersedianya laboratorium bahasa ini sudah merasa aman, nyaman dan puas? Rasa Aman sudah, karena adanya tabung pemadam kebakaran, CCTV, jendela sudah ditralis Rasa Nyaman belum, karena masih dalam batas minimum Rasa Puas cukup terkait pembelajaran, karena masih ada unit komputer yang rusak, ruangan panas dan AC tidak terasa karena banyaknya peserta didik. Emphaty 14. Bagaimana hubungan komunikasi bapak dengan kepala sekolah dalam hal membahas laboratorium? Alhamdulillah baik, posisi komunikasi ini tergantung beliau kadang langsung diajak keruangannya berarti secara formal, dan kadang lagi duduk-duduk sambil ngobrol beliau menerima saran atau masukan. 15. Menurut bapak apakah kepala sekolah pernah terjalinnya komunikasi dengan peserta didik, dalam hal membahas laboratorium? Kalau dalam hal ini saya kurang tau, karena belum melihatnya. 16. Menurut bapak berapa besar tingkat kepedulian kepala sekolah dalam hal meningkatkan perkembangan laboratorium? Sangat peduli, Sangat peduli, dengan adanya penambahan ruangan baru itu sebagai wujud kepedulian beliau Bukti Langsung (Tangible) 17. Apakah fisik bangunan laboratorium ini kokoh dan dapat berdiri tahan lama? Iya
18. Menurut bapak apakah ruang laboratorium serta sarana dan prasarana yang didalamnya dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menunjang KBM? Dibilang efektif belum, karena masih ada unit komputer yang mati, sehingga peserta didik satu komputer berdua. 19. Apakah masih ada perlengkapan yang tidak layak dipakai, tetapi masih digunakan? Ada, seperti bangku . 20. Menurut bapak bagaimana perkembangan peserta didik dalam menggunakan fasilitas laboratorium? Aktifitas apa yang biasa dilakukan oleh peserta didik di laboratorium? Setiap masuk ruang laboratorium ada perkembangannya yang baik. Aktifitas yang peserta didik lakukan disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari, karena peserta didik memasuki laboratorium ini pada saat jam pelajaran bersama guru yang bersangkutan.
HASIL WAWANCARA KEPALA LABORATORIUM BAHASA
Nama : Yadi, S. Pd Tempat : Meja Guru Piket Hari/Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2014 Keandalan (Reliability) 1. Menurut bapak bagaimana sistem perencanaan yang kepala sekolah lakukan terkait laboratorium bahasa?Apakah bapak dilibatkan pada perencanaan ini? Perencanaan tersedianya laboratorium ini sangat baik, karena dilihat dari kebutuhan dan pentingnya laboratorium bahasa ini. Iya dilibatkan untuk mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam laboratorium bahasa. 2. Menurut bapak bagaimana pengadaan pelengkap laboratorium bahasa yang kepala sekolah lakukan sampai saat ini? Apakah sudah menunjang kelancaran laboratorium? Terkait dengan pengadaan pelengkap laboratorium ini dilihat dari apa saja barang yang dibutuhkan. Untuk saat ini sudah menunjang walaupun belum 100% 3. Apakah ada pengaturan yang kepala sekolah berikan kepada bapak terkait dalam menjalani operasional ini? Apakah ada pengaturan khusus dari kepala sekolah kepada peserta didik? Iya ada, terkait dengan pembuatan jadwal pemakaian laboratorium untuk guru-guru bidang studi yang menggunakan laboratorium bahasa dan perawatan atau pemeliharaan ruang laboratorium ini 4. Apakah bapak sebagai guru dan kepala laboratorium pernah membuat peraturan untuk laboratorium? Apakah pengaturan yang bapak buat ini dikonfirmasikan kepada kepala sekolah? Apakah kepala sekolah menyetujuinya? Dari saya pernah, terkait dengan pembuatan tata tertib Kepala sekolah langsung menyetujuinya karena hal ini memberikan yang positif untuk kemajuan laboratorium 5. Apakah laboratorium ini juga digunakan untuk pihak eksternal? Tidak, hanya internal
6. Menurut bapak, apakah kepala sekolah sering melakukan pengawasan saat bapak sedang KBM di laboratorium?Seperti apa pengawasan yang biasa kepala sekolah lakukan?Apakah ada hubungan timbal balik? Pernah ada, secara tiba-tba dan adanya hubungan timbal balik terkait dengan hasil pengamatan yang beliau lakukan. 7. Apakah adanya pengawasan dari pihak eksternal berkaitan dengan laboratorium?kalau ada, seperti apa pengawasan yang dilakukan dan hitungan berapa waktu pengawasan itu berlangsung? Belum pernah Daya Tangkap (Responsiveness) 8. Menurut bapak, apakah kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap perkembangan laboratorium? Iya, karena dengan tersedianya laboratorium ini merupakan tanggung jawab kepala sekolah berikan untuk menunjang KBM bahasa Inggris 9. Apakah kepala sekolah langsung melakukan tindak lanjut jika ada sarana dan prasarana yang kurang/rusak? Biasanya, hal ini sudah diberi tanggung jawab kepada kepala laboratorium kemudian disampaikan kepada wakil kepala sarana dan prasarana, selanjutnya kepala sarana dan prasarana menyampaikan kepada kepala sekolah. Biasanya kalau yang rusak dan masih bisa diperbaiki, maka diperbaiki terlebih dahulu namun jika sudah tidak bisa dan adanya barang yang dibutuhkan maka kepala laboratorium melakukan pengajuan. 10. Seberapa besar kerjasama kepala sekolah lakukan dengan bapak untuk perkembangan laboratorium? Cukup, terkait membahas perkembangan laboratorium. Jaminan (Assurance) 11. Apakah bapak mendapatkan jaminan untuk mengembangkan kompetensi, keahlian dan pengalaman terkait penggunaan laboratorium? Untuk saat ini belum pernah.
12. Bagaimana kepala sekolah dalam mengangkat seseorang untuk menempatkan jabatan atau posisi sebagai kepala laboratorium? Penunjukkan secara langsung kepada guru yang berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris dan posisinya sebagai PNS 13. Menurut bapak apakah tersedianya laboratorium bahasa ini sudah merasa aman, nyaman dan puas? Rasa Aman sudah, karena dalam ruang laboratorium tersebut salah satunya sudah tersedia tabung pemadam kebakaran, jika terjadi konslet atau api yang keluar sudah ada pengamannya. Selain iu juga jendela sudah ditralis Rasa Nyaman cukup, karena ruangannya bersih dan tertata rapi, tapi terkadang pendinginnya kurang terasa apalagi kalau jumlah peserta didiknya satu kelas masuk ruang laboratorium Rasa Puas cukup, karena melihat masih kurangnya bangku dan unit komputer untuk peserta didik Emphaty 14. Bagaimana hubungan komunikasi bapak dengan kepala sekolah dalam hal membahas laboratorium? Baik dan lancer, beliau memberikan menerima saran dan masukan, biasanya terjadi secara spontan. Dan kadang beliau mengajak ke ruangannya 15. Menurut bapak apakah kepala sekolah pernah terjalinnya komunikasi dengan peserta didik, dalam hal membahas laboratorium? Kalau terkait laboratorium saya kurang tau, tapi beliau pernah dan biasanya menanyakan kinerja guru mengajar dikelas tanpa sepengatahuan guru tersebut, untuk mendapatkan informasi perkembangan guru. 16. Menurut bapak berapa besar tingkat kepedulian kepala sekolah dalam hal meningkatkan perkembangan laboratorium? Kepala sekolah memiliki kepedulian yang tinggi, seperti diperbaharui ruan laboratorium bahasa dengan lebih indah dan rapi, walaupun jumlah unit komputernya tidak sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik. Bukti Langsung (Tangible) 17. Apakah fisik bangunan laboratorium ini kokoh dan dapat berdiri tahan lama? Iya
18. Menurut bapak apakah ruang laboratorium serta sarana dan prasarana yang didalamnya dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menunjang KBM? Cukup, karena kalau satu kelas yang masuk ruang laboratorium, sebagian anak ada yang tidak mendapatkan bangku dan unit komputer, sehingga mereka duduk lesehan di bawah, ruangan panas karena pendingin yang tidak terasa karena tidak seimbang dengan jumlah peserta didik yang masuk ruangan. 19. Apakah masih ada perlengkapan yang tidak layak dipakai, tetapi masih digunakan? Tidak ada, karena laboratorium bahasa ini, baru diperbaharui 20. Menurut bapak bagaimana perkembangan peserta didik dalam menggunakan fasilitas laboratorium? Aktifitas apa yang biasa dilakukan oleh peserta didik di laboratorium? Ada peningkatan, karena bisa mengetahui langsung alat-alat yang biasa digunakan dalam pada pelajaran bahasa Inggris pada umumnya. Aktifitas yang peserta didik lakukan disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari, karena peserta didik memasuki laboratorium ini pada saat jam pelajaran, diluar jam pelajaran belum pernah.
HASIL WAWANCARA KEPALA PERPUSTAKAAN Nama : Herni Yunitasari S. Pd Tempat : Ruang Perpustakaan Hari/Tanggal : Kamis, 20 November 2014 Keandalan (Reliability) 1. Menurut ibu bagaimana sistem perencanaan yang kepala sekolah lakukan terkait perpustakaan?Apakah ibu dilibatkan pada perencanaan ini? Untuk perencanaan sudah cukup bagus, kepala sekolah memberikan program untuk perpustakaan dan sebagai kepala perpustakaan juga membuat programprogram untuk meningkatkan minat baca peserta didik dalam pembuatan program ini pun juga selalu dievaluasi dengan kepala sekolah baik langsung atau tidak langsung, baik atau buruk dan bisa dilakukan atau tidak. Iya saya dilibatkan dengan cara membuat perencanaan itu sendiri bersama staf tenaga perpustakaan kemudian baru dilaporkan kepada kepala sekolah. 2.
Menurut ibu bagaimana pengadaan pelengkap perpustakaan yang kepala sekolah lakukan sampai saat ini? Apakah sudah menunjang kelancaran perpustakaan? Sebenarnya untuk pengadaan sarana dan prasarana didalam perpustakaan ini harus bersifat kontinyu dan berkesinambungan untuk menunjang, tetapi karena sekolah ini masih dalam proses membangun oleh karena itu sarana dalam perpustakaan masih belum lengkap dan belum sesuai untuk fasilitas penunjang diperpustakaan itu sendiri, sehingga untuk saat ini masih belum cukup baik untuk memfasilitasi peserta didik agar bisa merasa nyaman diperpustakaan. Tetapi untuk saat ini peserta didik sudah banyak yang berkunjung diperpustakaan, tetapi perpustakaan belum menggunakan meja baca, sehingga peserta didik hanya lesehan tanpa meja, selain itu terkait juga dengan rak buku yang kurang.
3.
Apakah ada pengaturan yang kepala sekolah berikan kepada ibu terkait dalam menjalani operasional ini? Apakah ada pengaturan khusus dari kepala sekolah kepada peserta didik? Pasti ada, setiap dalam hal apapun seperti posisi ruangan, beliau selalu memberikan evaluasi baik dalam pemberian saran dari beliau
4.
Apakah ibu sebagai kepala perpustakaan ada membuat peraturan untuk pemakai perpustakaan dan laboratorium?Apakah pengaturan yang ibu buat ini dikonfirmasikan kepada kepala sekolah?Apakah kepala sekolah menyetujuinya? Iya, dalam laporan kita selalu melaporkan pengajuan hal yang sudah dikerjakan, masih dalam proses dan belum dikerjakan pun kami pasti laporkan, tetapi semua ini juga terbentur dari anggaran, karena sekolah ini masih mengutamakan pengembangan bangunanan sekolah, sehingga anggaran dari sekolah untuk pengembangan sarana dalam perpustakaan ini belum maksimal, dan memperlambat proses penyetujuannya dari kepala sekolah.
5.
Apakah perpustakaan ini pernah digunakan untuk pihak eksternal? Pernah, seperti kunjungan dari sekolah lain karena perpustakaan sebagai tempat tujuan, terakhir kemarin dari SMP 14 untuk melihat kondisi perpustakaan, tetapi belum diperbolehkan untuk meminjam atau memphotocopy. Hanya sekedar membaca didalam perpustakaan.
6.
Menurut ibu apakah kepala sekolah sering melakukan pengawasan?Seperti apa pengawasan yang biasa kepala sekolah lakukan?Apakah ada hubungan timbal balik? Sering, karena beliau mengawasi ruang perpustakaan secara langsung di perpustakaan minimal sebulan sekali, langsung masuk kedalam perpustakaan secara tiba-tiba pada saat peserta didik ada dalam perpustakaan. Karena kami pun juga jarang ngobrol secara individu diluar perpustakaan, karena kepala sekolah langsung mengawasi ke perpustakaan. Tindak lanjut dari kepala sekolah misalnya seperti tata letak dalam perpustakaan, dan mading maka kepala sekolah memberikan solusi sehingga tersedialah mading di perpustakaan.
7.
Apakah adanya pengawasan dari pihak eksternal berkaitan dengan perpustakaan?kalau ada, seperti apa pengawasan yang dilakukan dan hitungan berapa waktu pengawasan itu berlangsung? Ada, dari perpustkaan daerah Tangsel memberikan monitoring untuk mengevaluasi dari segala sistem pengaturan diperpustakaan, dan biasanya ada pemberitahuan sebelumnya dengan memberikan surat informasi terlebih dahulu, tetapi pas awal kami pun juga pernah langsung datang secara tiba-
tiba. Biasanya hanya menilai dan memberikan konsep atau gambaran untuk perkembangan perpustakaan. Daya Tangkap (Responsiveness) 8. Menurut ibu apakah kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap perkembangan perpustakaan? Untuk saat ini tanggung jawab kepala sekolah cukup baik, meskipun masih banyak yang harus diperbaiki, seperti dalam hal monitoring, evaluasi dan saran dari kepala sekolah, kalau kami bisa lakukan kami akan lakukan sebaik mungkin, tapi karena terbenturnya kurangnya tenaga perpustakaan dan anggaran karena perpustakaan ini masih banyak membutuhkan ya mungkin tahap demi tahap dilakukan.. 9.
Apakah kepala sekolah langsung melakukan tindak lanjut jika ada sarana dan prasarana yang kurang/rusak serta buku yang dibutuhkan? Biasanya kami laporkan langsung kepada kepala sekolah, kemudian jika perlu dilaporkan kebagian sarana dan prasarana maka baru dilaporkan ke bagian sarana dan prasarana. Selama ini untuk sarana yang rusak belum ada, sehingga belum ada pembaharuan lagi. Kecuali untuk buku yang rusak sudah ada, tetapi belum ada tindak lanjut dari beliau, mungkin karena terhambat dari anggaran dan anggaran yang ada ini masih diutamakan dalam proses pembangunan. Jadi karena belum terlalu urgent jadi belum dikeluarkan atau ditindaklanjuti.
10. Seberapa besar kerjasama kepala sekolah lakukan dengan ibu untuk perkembangan perpustakaan? Cukup besar, saya memberikan laporan perbulan, kemudian kepala sekolah memberikan evaluasi, sehingga jika ada yang kurang dipertimbangkan bagaimana solusinya, kalau memang belum ada solusi disimpan terlebih dahulu untuk laporan kedepannya jika memang belum ada informasi untuk solusinya. Laporan ini ada yang perbulan dan per enam bulan. Jaminan (Assurance) 11. Apakah ibu mendapatkan jaminan untuk mengembangkan kompetensi, keahlian dan pengalaman terkait perpustakaan? Iya tapi dari pihak luar, Selalu ada kegiatan bahkan kami melaaukan koordinasi dengan perpustakaan Tangsel untuk memberikan informasi jika
ada program pelatihan, yang terakhir ini pelatihan di pusat informasi atas izin kepala sekolah, selain itu kami juga meminta informasi kepada rekan pustakawan lain untuk pelatihan pustakawan. Pelatihan ini ada mencari sendiri dan ada juga dari kepala sekolah. 12. Bagaimana kepala sekolah dalam mengangkat ibu untuk menempatkan jabatan atau posisi sebagai kepala perpustakaan? Penunjukkan secara langsung 13. Menurut ibu apakah perpustakaan ini sudah aman, nyaman dan puas untuk peserta didik? Rasa Aman baik, seperti adanya CCTV Rasa Nyaman cukup, dengan pemberian AC atau sistem pendingin, walaupun jika satu kelas memasuki ruang perpustakaan masih kurang terasa. Tapi Alhamdulillah dengan adanya AC dan kipas angin ini sudah memberikan kenyamanan kepada peserta didik Rasa Puas belum, karena masih jauh dari mencukupi terkait ketersediaan buku-buku dan referensi. Emphaty 14. Bagaimana hubungan komunikasi antara ibu dengan kepala sekolah dalam hal membahas perpustakaan? Cukup baik, biasanya komunikasi pada saat bertemu dan beliau siap untuk berdiskusi diruangan pada saat itu juga dan bisa di perpustakaan, tanpa harus menunggu beliau diruangannya. 15. Menurut ibu apakah kepala sekolah pernah terjalinnya komunikasi dengan peserta didik, dalam hal membahas perpustakaan? Karena saya jarang diperpustakaan kadang mengajar dikelas, jadi sampai saat ini saya belum lihat. Kecuali dalam hal memotivasi anak untuk membaca diperpustakaan, tetapi hal ini tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah tetapi juga dari para guru untuk mempermudah kami memberikan promosi kepada peserta didik untuk membaca diperpustakaan. 16. Menurut ibu berapa besar tingkat kepedulian kepala sekolah dalam perkembangan perpustakaan untuk meningkatkan perpustakaan?
HASIL OBSERVASI SARANA DAN PRASARANA SERTA AKTIVITAS DI PERPUSTAKAAN DAN LABORATORIUM
Hasil Observasi Laboratorium Otomotif (Bengkel) Di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan No.
Sarana dan Prasarana
Jumlah Barang 1
1
Struktur Organisasi
2 3 4 5
Kipas Angin Papan Tulis Lampu Papan Informasi
4 1 6 1
6 7 8
Tata Tertib Struktur Organisasi Papan Jadwal Penggunaan Bengkel Kata-Kata Motivasi (Motto) Papapn Isi Materi
1 1 1
9 10
3 8
11 12
Alat Kebersihan Ruang Kepala Bengkel + dijadikan peletakkan alat-alat
1
13 14 15 16 17
Kerangka Motor Engine Trainer Mobil Stand Engine Overhal Unit Stand Mobil Mesin Bubut
12 11 1 1 2
18 19 20 21 22 23 24 25
Meja Kerja Stand Kelistrikan Body Dongkrak Gantung Compressor Lemari Box Lemari Kayu Saluran Engine Compressor Stand Kelistrikan Sepeda
1 2 1 4 2 2 1 4
Keadaan Keterangan barang Cukup Tidak diperbaharui Baik sesuai kepengurusan yang baru Baik Baik Baik Baik Peletakan kurang strategis Baik Baik Kurang Tidak berfungsi Baik Baik Cukup 2 kertas di papanya Baik sudah robek dan peletakannya kurang strategis Baik Kurang Sangat sempit, Baik berantakan, dan kurang bersih Baik Baik Baik Baik Baik Belum pernah digunakan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Motor PGM FI Honda Mesin Balancing Tool Box Cady Bongkar Pasang Ban Motor dan Mobil Menguras Oli Praktek Menguras Oli Praktek Fragum Masker Las Charger Aki Meja Las 3 Ruangan Peraga Gardan Engine Train Peraga Mobil Mesin Press Mesin Pencuci Overhall (Bongkar) Mesin Transmisi Trolly Tool Box Pemadam Kebakaran Troller Sleep
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Tool Box Keranjang Mesin Sporing Dongkrang Buaya Jack Stand Mesin Las Gerinda Potong Stand Peraga Transmisi Otomatis Alat Menurunkan(Transmisi)
51
2 1 2
Baik Baik Baik
1 1 1 1 2 1 3 2 2 2
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
4 2 1 2 2
Baik Baik Baik Baik Baik
1 1 1 4 1 1 4
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
1
Baik
1 diletakkan didalam ruang kepala lab
Note: 1. Ruangan lab ini cukup bersih dan kurang rapi 2. Masih ada sebagian peralatan yang peletakannya tidak sesuai dengan bagiannya 3. Kondisi dalam ruangan lab ini sangat panas, kurangnya udara atau angin yang
menyejukkan ruangan
SURAT IZIN BIMBINGAN SKRIPSI SURAT IZIN PENELITIAN SURAT KETERANGAN HASIL PENELITIAN
BUKTI DOKUMENTASI KETIKA OBSERVASI DAN WAWANCARA
BUKTI AKTIVITAS PENULIS SELAMA PENELITIAN DI SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Observasi Laboratorium Otomotif
Observasi Laboratorium Multimedia 2
Observasi Laboratorium Akuntansi
Wawancara Kepala Laboratorium Bahasa Bapak Yadi, S.Pd (Baju Kotak-Kotak)
Wawancara Toolman Laboratorium Otomotif(Bengkel) Bapak Supriadi
Wawancara Kepala Laboratorium Sekaligus Kepala Program Otomotif Bapak Yudi Purwa Tarsono, S.Pd
Wawancara Kepala Perpustakaan Ibu Herni Yunitasari, S. Pd
Wawancara Tenaga Perpustakaan Ibu Sri Handayani, S. Ip
Wawancara Kepala Lab MM & AK Bapak Alvino Octafiano, S. Kom
Wawancara Kepala Sekolah Bapak Drs. H. Ambiar, M.Pd
Wawancara Waka Sarana&Prasarana Bapak H. M. Askolani
Wawancara Peserta Didik
HASIL DOKUMENTASI PERPUSTAKAAN DAN LABORATORIUM
HASIL DOKUMENTASI RUANG PERPUSTAKAAN TAHUN AJARAN 2014
Rak Besi dan Area Membaca
Bagian Sirkulasi dan Pengolahan
Pintu Masuk dan Keluar
Meja dan Kursi Tamu
Aktivitas Peserta Didik
Ujian Lisan dengan Guru
HASIL ARSIP DOKUMENTASI RUANG PERPUSTAKAAN TAHUN AJARAN 2013
Pintu Masuk dan Keluar serta Ruang Sirkulasi & Pengolahan
Rak Besi Untuk Buku
Rak Besi dan Area Membaca
Perbincangan Guru BK dengan Wali Murid
HASIL DOKUMENTASI LABORATORIUM BAHASA TAHUN AJARAN 2014
Unit Komputer Peserta Didik
Infokus+Layar Top Screen
Pintu Masuk dan Keluar
Meja dan Kursi Guru
Unit Komputer Peserta Didik
Bagian Luar Lab
HASIL DOKUMENTASI LABORATORIUM AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2014
Meja dan Kursi Guru
2 Infokus+ Layar(Top Screen&Biasa)
Guru sedang Menjelaskan
Meja, Unit Komputer Siswa/i
Bagian Luar Ruang Lab AK
Aktivitas Peserta Didik saat KBM
HASIL DOKUMENTASI LABORATORIUM MULTIMEDIA 1 TAHUN AJARAN 2014
Unit Komputer Peserta Didik
Kondisi Belakang
Kondisi Depan
Guru sedang Menerangkan
Pintu Masuk dan Keluar
Aktivitas Peserta Didik saat KBM
HASIL ARSIP DOKUMENTASI LABORATORIUM MULTIMEDIA 1 TAHUN AJARAN 2014
IN HOME TRAINING PENGEMBANGAN E-BOOK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN
HASIL DOKUMENTASI LABORATORIUM MULTIMEDIA 2 TAHUN AJARAN 2014
Papan Tulis
Pintu Masuk dan Keluar
Kondisi Gudang
Unit Komputer Peserta Didik
Gudang dibagian Belakang Lab
Kondisi Gudang
HASIL ARSIP DOKUMENTASI LABORATORIUM MULTIMEDIA 2 TAHUN AJARAN 2014
Bagian Luar Ruang Lab
*Ruang Laboratorium ini masih digunakan sebagai ruang kelas untuk KBM sehari-hari seperti telihat pada gambar diatas.
HASIL ARSIP DOKUMENTASI LABORATORIUM OTOMOTIF (BENGKEL) TAHUN AJARAN 2013
HASIL DOKUMENTASI LABORATORIUM OTOMOTIF (BENGKEL) TAHUN AJARAN 2014
Pintu Masuk dan Keluar serta Bank Mini
Kondisi Bagian Tengah
Kondisi Bagian Belakang
Kondisi Bagian Depan
Ruang Kepala Lab dan Alat-Alat
Aktivitas Peserta Didik saat KBM
DOKUMENTASI GEDUNG SEKOLAH
DOKUMENTASI BANGUNAN SEKOLAH
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS Nama lengkap Triwahyuni, panggilan sehari-hari Ayu. Lahir di Jakarta, 17 Maret 1992. Agama Islam. Anak dari Bapak H. Saripudin (Alm) dan Ibu Hj. Nelly Parmi. Anak ketiga dari empat bersaudara. Memiliki dua orang kakak: Rahmat Ali Syafar dan Melia Fitri, Adik: Fildza Khalisha. Alamat rumah di Arinda Permai II Blok A.1 No. 2 RT. 10 RW. 07. Pondok Aren - Tangerang Selatan. Kode pos 15224. Kewarganegaraan Indonesia. Lulusan dari TK Islam Amalina, SD Negeri Pondok Aren 01, SMP Negeri 2 Pondok Aren, SMK Manggala Jurusan Akomodasi Perhotelan dan meneruskan Pendidikan Tinggi Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan. Alamat Email:
[email protected]. No.Hp: 085693474925.