IMPLEMENTASI PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMPN 37 JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun Oleh : POPY LUKITAWATI 1110018200055
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI3T JAKARTA
:
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) oleh
Popy Lukitawati I 1 10018200055
dibawah bimbingan
Dr. Fathi
Ismail.llM
NIP 19491012 197803
1 003
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILNIU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITA.q ISLAM NEGERI
SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
lv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Skripsi ini berjudul "Implementasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan di SMPN 37 Jakarta" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan Iulus
Ujian Munaqosah pada tanggal 28 April 2015 dihadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar S.Pd dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 28 April2015
Panitia Ujian Munaqosah Ketua Panitia (ketua
Prodi)
Dr.Hasyim Asy'ari. M.Pd NIP. 19661009 1993303 I 004
Penguji
I
Drs. Masvhuri AM.. M. Pd NIP. 19500518 197803 I 002
Penguji Drs.
Tanggal
3-a
Tanda Tangan
rs
&
l/;.it{
II
Ali Nurdin. M.
Pd
NIP. 19550601 198103
1 005
NIP. 1955
{/rtu!
{x-.
SURAT PER}TYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah
ini:
Nama
Popy Lukitawati
Tempat Tgl Lahir
Jakarta, 16
Program Studi
Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi
"Implementasi Pengelolaan Sarana dan prasarana
htli 1992
di SMP Negeri 37 Jakartd' Dosen Pembimbing
Dr. Fathi Ismail, MM
Dengan ini saya menyatakan batrwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya dan diajukan untuk memperoleh gelar
(Sl) di universitas Islam Negeri syarif Hidayatullatr Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi ini telatr strata satu
saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya
ini
bukan karya asli atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima berdasarkan undang-undang yang berlaku
sanksi
di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15
April20l5
Popv Lukitawati I I 10018200055
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul ..Efektivitas Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta,, yang disusun oleh Popy Lukitawati, NIM 1110018200055, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal l4 April 2015
Jakarta, 14 April 2015
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
I
F--
Dr. Fathi Ismail. MM NrP. 19491012 197803 I 003
ABSTRAK
Popy Lukitawati 1110018200055. Efektivitas pengelolaan sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta. Skripsi, Jakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sudah berjalan secara efektif. Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Pengelolaan sarana dan prasarana adalah sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan,
pengadaan,
penyimpanan
danpenyaluran,
pendayagunaan,
pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah serta tepat guna dan tepat sasaran. Jenis metode yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
analisis
deskriptif,
instrumen
pengumpulan
data
penelitian
menggunakan: observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah mendapatkan data maka akan dilakukan analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana yaitu perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan sudah berjalan dengan efektif, karena sudah berjalan sesuai proses dengan peraturan pemerintah. Akan tetapi dalam proses pengendaliannya kurang berjalan dengan efektif karena pengawasan guru terhadap siswa/I dalam penggunaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah masih kurang.
Kata kunci: Implementasi, Pengelolaan Sarana dan Prasarana
i
ABSTRACT
Popy Lukitawati 1110018200055. Implementation of facilities and infrastructure management in SMPN 37 Jakarta Education. Thesis, Jakarta: Program Management Studies Faculty of Education and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. April 2015. This study aims to determine the management of educational facilities in SMPN 37 Jakarta has been running effectively. Implementation is geared to the activity, action, action, or the existence of a mechanism system. Implementation is not only activity, but a planned activity and to achieve the objectives of the activity. Management of facilities and infrastructure is as arranging activities, ranging from planning needs, procurement, storage danpenyaluran, utilization, maintenance, and removal as well as the arrangement penginventarisan land, buildings, equipment and school furniture as well as appropriate and well targeted. This type of method is carried out qualitative research with descriptive analysis approach, using research data collection instruments: observation, interviews and documentation. After getting the data there will be data analysis. The results showed that the facilities and infrastructure management processes such as planning, procurement and maintenance has been run effectively, because the process is running in accordance with government regulations. However, in the control process runs with less effective because supervision of student teachers / I in the use of educational facilities in schools are lacking.
Keywords: Implementation, Management Infrastructures
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan di SMP Negeri 37 Jakarta“ penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal yang dapat penulis lakukan. Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya sangat berterima kasih kepada beliau.
3.
Dr. Fathi Ismail, MM, dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam hidupnya. Aamiin.
4.
Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Drs. Rusdi, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 37 Jakarta yang dengan ramah menerima dan membantu penulis dalam proses penelitian.
6.
Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini, khususnya kepada Bapak Safrudin, S.Pd. wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana yang telah membantu penulis dalam penelitian.
ii
7.
Kamaruddin , ayah terhebat yang tiada henti-hentinya bekerja keras seorang diri, selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mendapat gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Musliah, amih terhebat yang tiada hentinya mendoakan, memberi semangat, motivasi dan memberi teladan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Kaka satu-satunya yang tercinta Maryanah S. Kom., sepupu saya Risky Purnama Sari dan Siti sarah.
10. Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada, Dhiza Namira, Ayunda Septiani, Nofita Dian, Ratih Kusumawati, Sity Nurjannah, Titin Khumedah, Nurul Aulia Islamika, yang selalu menemani hari-hari penulis, memotivasi dan mendoakan penulis, selama penulis menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Teman-teman Alumni MAN 11 Jakarta khususnya Delia Afriani, Hani Selvia, Sari Saputri, Nisrina Ulfah, Shofa Mayonia Jeric yang membantu dan menemani penulis menyelesaikan skripsi ini. 12. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang. Jakarta, 15 April 2015 Penulis
POPY LUKITAWATI 1110018200055
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………..
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL...........................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
8
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
8
D. Perumusan Masalah ....................................................................
9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
9
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
9
KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Implementasi.............................................................
11
B. Sarana dan Prasarana Pendidikan ...............................................
13
1. Pengertian sarana dan prasarana pendidikan .......................
13
2. Dasar Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.................
16
3. Jenis Sarana Prasarana Pendidikan ......................................
17
4. Tujuan Sarana Prasarana Pendidikan...................................
19
5. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP/MTs .....
19
C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ...........................
21
1. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .
21
2. Standar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ......
23
3. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ...........................................................................
23
D. Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..............
25
iv
1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan ....................
25
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan. .....................
29
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................
34
4. Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan .................
36
E. Kerangka Berfikir .......................................................................
38
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ......................................................................
40
B. Metode Penelitian .......................................................................
40
C. Metode Penentuan Subyek ..........................................................
40
D. Metode Pengumpulan Data .........................................................
41
a. Observasi ............................................................................
41
b. Wawancara .........................................................................
41
c. Dokumentasi ......................................................................
42
E. Sumber Data ...............................................................................
43
F. Teknik Analisa Data ...................................................................
43
G. Instrumen Penelitian ...................................................................
43
H. Teknik Pengelolaan Data ............................................................
45
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMPN 37 Jakarta ..........................................
46
1. Sejarah Singkat SMPN 37 Jakarta .......................................
46
2. Visi dan Misi SMPN 37 Jakarta ..........................................
47
3. Data Tenaga Pendidik dan Kepandidikan SMPN 37 Jakarta ..............................................................................................
47
4. Data Siswa SMPN 37 Jakarta ..............................................
48
5. Sarana dan Prasarana SMPN 37 Jakarta ...............................
49
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................
53
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta......
53
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta.........
55
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta ....
58
v
4. Pengendalian Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta ....
BAB V
60
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
67
B. Saran ...........................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Halaman 44
4.1
Nama Kepala Sekolah Dari Tahun 1969-sekarang
46
4.2
Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan
48
Latar Belakang Pendidikan 4.3
Data Siswa/i di SMPN 37 Jakarta
vii
49
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kepada public, khususnya pelayana untuk peserta didik yang menuntut pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa fungsi utama sekolah adalah pembinaan dan pengembangan semua potensi individu terutama pengembangan potensi fisik, intelektual dan moral setiap peserta didik. Maka sekolah harus dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan formal untuk mengembangkan semua potensi peserta didik sebagai sumber daya manusia.1 Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Dalam kenyataannya, pendidikan telah mampu membawa manusia kearah kehidupan yang lebih beradab.Pendidikan telah ada seiring dengan 1
Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT UNNES PRESS, 2005), hal. 51
1
2
lahirnya manusia, ketika manusia muncul diranah itu pula pendidikan muncul.Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedan berkembang pembangunan hanya dipersiapkan melalui pendidikan.2 Pada era globalisasi seperti sekarang, kita dituntut kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Suksesnya pembelajaran disekolah didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah tersebut. Serta perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran disekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana disekolah bisa berjalan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting disekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran disekolah.3 Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk melalui pendidikan.4Pendidikan merupakan ujung tombak bagi kemajuan bangsa.Jika pendidikan suatu bangsa baik maka baik pulalah generasi penerusnya.Sementara itu, baik atau tidaknya pendidikan di suatu bangsa dapat dilihat dari pelaksaaan serta orientasi system pendidikan tersebut. Semakin jelas pendidikan itu, maka semakin tampak pula perkembangan dan kemajua suatu bangsa.
2
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Yogyakarta: Arruzz Media, 2011) hal 247 3 http://pengelolaansaranadaprasaranadankaitannyadenganlayananprofesionaldalamprosespembelaj aranefektifdanefisien/AhmadFaridMubarockhtm diakses pada tanggal 29 januari 2014 pukul 14.58 WIB. 4 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal 2
3
Pendidikan juga merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mempelajari bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkan potensi berupa intelektual, mental, social, emosional dan kemandirian dalam kehidupan sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman. Saat ini, dunia pendidikan harus diperlakukan dan dikelola secara professional, karena semakin ketatnya persaingan. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu factor keberhasilan kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya seperti kegiatan kurikulum, metode belajar mengajar, guru, serta sarana dan prasarana pendidikan. Untuk memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan perlu didukung oleh beberapa sumber daya yang ada baik manusia maupun materil, sarana dan prasarana sebagai salah satu sumber daya materil aktivitas pendidikan, disekolah menengah sering kali menjadi factor hambatan dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Untuk melaksanakan sesuatu dengan tertib, teratur dan terarah diperlukan adanya manajemen. Manajemen merupakan seni untuk melaksaakan pekerjaan melalui orang-orang. Berdasarkan kenyataan manajemen mancapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain.5 Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien.Konsep tersebut berlaku di semua lembaga pendidikan atau institusi yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Maksud efektif dan efisien adalah berhasil guna dan berdaya guna. Artinya, bahwa manajemen yang berhasil mencapai tujuan dengan penghematan tenaga, 5
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, cet. 3, hal 3
4
waktu, dan biaya. Proses pendidikan yang baik memerlukan sarana dan prasarana atau fasilitas yang memadai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang berkaita langsung dengan proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, alat-alat pembelajaran, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berkaitan langsung seperti halaman, kebun, taman dan jalan menuju sekolah.6 Sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi standar minimum, dalam hal ini dapat dilihat dari PERMENDIKNAS NO. 24 Tahun 2007 pasal 1, yang menyebutkan bahwa standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
(SD/MI),
sekolah
menengah
pertama/madrasah
tsanawiyah
(SMP//MTs), dan sekolah menengah pertama (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Penilaian untuk akreditasi sekolah berkenaan dengan sarana dan prasarana harus memenuhi standar sarana dan prasarana minimum. Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi, institusi maupun lembaga pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung maka proses pendidik tidak berjaan sebagaimana mestinya. Mulyasa dalam MBS menyebutkan bahwa sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju tempat belajar, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman digunakan untuk pengajaran bioligi,
6
Undang-undang Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hal 5
5
halaman sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Proses pendidikan memang memerlukan fasilitas atau peralatan, tetapi semua fasilitas atau peralatan harus diadaka sesuai dengan kebutuhan. Jika fasilitas itu sudah diadakan, itu harus dimanfaatkan melalui proses yang optimal. Dalam system pendidikan, proses sama pentingnya denga masukan instrumental dan masukan lingkungan. Semuanya akan menjadi penentu dalam mencapai keluaran (output) dan hasil pendidikan (outcome). Terkait dengan hal di atas, manajemen sarana dan prasarana mutlak harus diadakan dalam proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa proses pembelajaran disekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Untuk itu, sekolah dituntut lebih mementingkan kualitas pendidikan dari segala sisi, diantaranya dari segi sarana dan prasarana pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 45 tentang Sistem Pendidikan Nasional: 1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kejiwaan peserta didik. 2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.7
7
http://www.gudangmateri.com/2010/04/uu-sistem-pendidikan-nasional.html
6
Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur penunjang proses belajar mengajar
dan
diharapkan
mampu
mengantar
peserta
didik
menuju
kedewasaannya. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidika dan pengajaran disekolah sudah barang tentu mempengaruhi hasil belajar siswa.Permasalahan pembelajaran bukan hanya dihadapi oleh guru itu sendiri, tetapi juga didukung oleh keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan. Apalagi jika dilihat dalam kenyataan, bahwa banyak sekolah yang tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan efektif. Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan sering kali menjadi hambatan dalam penyelenggaraan pendidikan.Hambatan pertama dalam pendidikan kita dewasa ini adalah ledakan penduduk yang tidak diimbangi oleh penyediaan fasilitas atau sarana meningkatnya aspirasi dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Selain itu, masalah sarana dan prasarana pendidikan lainnya adalah tidak efisiennya pengelolaan sarana dan prasarana yang mengakibatkan terhambatnya aktivitas pendidikan.Untuk proses pendidikan dapat menghasilkan output yang berkualitas tidak terjadi begitu saja dalam suatu lembaga pendidikan. Tetapi ini memerlukan suatu yang efektif dan efisien.Kualitas yang baik dalam suatu lembaga pendidikan ditentukan oleh suatu perencanaan yang baik dalam suatu manajemen. Oleh karena itu, dalam menentukan tujuan yang baik dalam suatu lembaga pendidikan supaya menghasilkan output yang berkualitas dibutuhkan pengelolaan manajemen yang baik. Agar semua fasilitas dapat digunakan secara optimal dalam proses pendidikan, maka fasilitas tersebut hendaknya dikelola dengan baik. Kegiatan pengelolaan
meliputi
kegiatan
perencanaan,
pengadaan
penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.
pengawasan,
7
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada disekolah. Disamping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pembelajaran, baik oleh guru sebagai pengajar, maupun murid-murid sebagai pelajar. Aspek sarana dan prasarana pendidikan berkenaan dengan faslitas dan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan pendidikan yang tersedia.Sarana dan prasarana pendidikan masih sangat tergantung pengadaannya dari pemerintah pusat, sementara pendistribusiannya belum terjamin merata sampai ketujuannya sehingga kemandirian dan rasa turut bertanggung jawab di daerah masih dirasakan kurang maksimal. Permasalahan-permasalahan yang menyangkut fasilitas pendidikan ini, erat kaitanya dengan kondisi tanah, bangunan dan perabot yang menjadi penunjang terlaksananya proses pendidikan. Dalam aspek tanah pendidikan, berkaitan dengan status hokum kepemilikan tanah yang menjadi tempat pendidikan, letaknya yang kurang memenuhi persyaratan lancarnya proses pendidikan (sempit, ramai, terpencil, kumuh, labil, dan lain-lain). Aspek bangunan berkenaan dengan kondisi gedung sekolah yang kurang memadai untuk lancarnya proses pendidikan (lembab, gelap, sempit, rapuh, bahkan banyak yang sudah ambruk, dan lain-lain) sampai membahayakan keselamatan. Aspek perabot berkenaan dengan sarana yang kurang memadai bagi pelaksanaan proses pendidikan (meja-kursi yang reyot, a;at peraga yang kurang lengkap, buku paket yang tidak cukup, sarana kesehatan kurang memadai, dan lain-lain), termasuk fasilitas untuk kebutuhan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, pada penilitian kali ini, penulis mengambil studi lapangan ke SMPN 37 Jakarta mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
8
Semua halnya disekolah pada umumnya, SMPN 37 Jakarta memiliki manajemen tersendiri dalam menangani sarana dan prasarana pendidikan beserta permasalahannya yang meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan penghapusan.Akan tetapi sarana dan prasarana yang lengkap belum
tentu
mendukung
peningkatan
mutual
akademik
tanpa
ada
maajemen/pengelolaan yang dilakukan secara baik. Terutama sarana dan prasarana yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran. Berdasarkan latarbelakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dijelaskan di atas, diketahui banyak masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan. Diantaranya yaitu: 1. Kurangnya kualitas pendidikan peserta didik di SMPN 37 Jakarta. 2. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana terhadap proses penyeleenggaraan pendidikan di SMPN 37 Jakarta. 3. Kurangnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan di SPMN 37 Jakarta. 4. Tidak sesuainya antara implementasi dengan dengan perencanaan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang telah ditetapkan. 5. Kurang efektifnya proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta. 6. Terhambatnya dana pendidikan untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta.
C. Pembatasan Masalah Karena banyaknya identifikasi masalah yang ditemukan dan keterbatasan waktu serta kemampuan peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pada analisis
9
mengenai “implementasi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta.”
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut, sejauh mana implementasi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sebagai berikut : 1. Bagaimana optimalisasi pelaksanaan implementasi pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta? 2. Apakah pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Sudah berjalan dengan efektif dan efisien? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta. 2. Sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan 3. Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta. 4. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sudah berjalan secara efektif dan efisien. F. Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang bergelut dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru yang berguna, khususnya dibidang manajemen pendidikan dalam mengelola sistem pendidikan, terkait dengan program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan demi menunjang kegiatan belajar mengajar dan mencapai tujuan yang hendak ingin dicapai.
10
2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberikan masukan , ide, gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari segi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. 3. Bagi pembaca, penelitian ini dijadikan sebagai bahan refrensi bagi sekolah untuk termotivasi dalam implementasi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Implementasi Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksaan atau penerapan. Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : ”Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, implementasi adalah pelaksanaan dan penerapan.2 Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement
yang
berarti
mengimplementasikan.
Implementasi
merupakan
penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menumbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : ”Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikanproses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk 1
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal.70 2 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), hal. 529.
10
11
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”. 3 Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : ”Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tidakan kebijakan dari pilotik kedalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”.4 Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintahan atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu keputusan tertentu.5 Fullan dan Pomfret (1997) menjelaskan bahwa ”... implementation refers to the actual use of an innovation on what innovation consist of in practice”. Pengertian lain dikemukakan Pressman dan Wildavsky (1973) yang mengatakan implementasi sebagai ”... accomplishing, fulfilling, carrying out, producing, and completing a policy”. Sementara itu, Tornatzky dan Jhonson (1982) membuat bat asan tentang implementasi sebagai ”... the translation of any tool, technique, process or method of doing from knowladge to practice”. Dengan demikian, tindakan melaksanakan atau lebih tepat disebut mewujudkan apa ayang telah ditetapkan sebagai kebijakan merupakan pandangan yang hampir sama diantara para ahli bahwa jetika kebijakan ditetapkan, maka saat itu merupakan awal dari suatu kegiatan implementasi. Tanpa adanya proses implementasi sebagai salah satu titik yang menentukan dalam keseluruhan proses inovasi, maka tidak akan dapat diketahui daya guna dan hasil guna suatu inovasi. 6 Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. 3
Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hal. 39. 4 Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung: Mutiara Sumber Widya, 2002), hal. 67. 5 http://education-vionet.blogspot.com/2012/05/pengertian-implementasi-kebijakan.html, diakses 05 Mei 2015, 15.30 6 Drs. Zainal Arifin, M.Pd. Konsep dan Model Pengembangan kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011). Hal. 305
12
Ungkapan mekanisme mengadung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktifitas, tetapi sesuatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi di pengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. Implementasi
merupakan
proses
atau
aktivitas
untuk
memastikan
terlaksananya suatu rencana yang telah disusun dan tercapainya rencana tersebut. Kata implementasi secara sederhana berarti pelaksanaan atau penerapan begitu juga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan, penerapan.7 Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam oxford Advance Learner Dictionarry dikemukakan bahwa implementasi adalah put something into effect (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).8 Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi adalah suatu tindakan, aksi, pelaksaan dari suatu rencana atau program-program yang telah disusun secara terstruktur dan sistematis. Pada umumnya implementasi ini akan bermuara kepada aktivitas yang dilakukan sesuai dengan metode, langkah-langkah, dan ramburambu atau juga peraturan-peraturan guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian sarana dan prasarana pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian penting dari setiap sekolah karena sarana dan prasarana pendidikan dengan berpengaruh dalam menunjang proses
7
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press. 20007), edisi 3, hal. 123. 8 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: PT Bumi Aksara, 2009). Hal. 174
13
belajar mengajar, baik yang secara langsung maupun tidak langsung di sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting untuk menjadi tolak ukur mutu suatu sekolah/madrasah dan perlu peningkatan terus menerus
seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang. Oleh karena itu peroses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang baik sangat diperlukan sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya akan dibahas pengertian sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut: Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah.9 Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsungdalam suatu lembaga dan untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.10 Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur dan peningkatan terus menerus seiring dengan
9
http://grahacendikia.files.wordpress.com/2009/04/pengoptimalan.pdf. tgl 1 Juli 2009 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.
10
2 hal. 5
14
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.11 Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.12 Sri Minartimenyebutkan, sarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas dan media pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman.13 Menurut E. Mulyasa, sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan prasarana menurut E. Mulyasaadalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah.14 Jika prasarana ini dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajarmengajar seperti taman sekolah untuk mengajarkan biologi atau halaman sekolah menjadi lapangan olahraga, maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Ketika prasarana difungsikan sebagai sarana, berarti prasarana tersebut menjadi komponen dasar.Akan tetapi, jika prasarana berdiri sendiri atau terpisah, berarti posisinya menjadi 11
Wahyu Sri Ambar Arum,Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta,Multi Karya Mulia,2007), cet. 1 hal. 5 12 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana,Manajemen Pendidikan,(Yogyakarta: Aditya Media Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,2008),hal.273. 13 Sri Minarti,ManajemenSekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 251. 14 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, Hal. 49
15
penunjang terhadap sarana. Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan danpenyaluran,
pendayagunaan,
pemeliharaan,
penginventarisan
danpenghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabotsekolah serta tepat guna dan tepat sasaran. Dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai proses perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan, pemeliharaan dalam rangka untuk menunjang proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana juga dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung maupun tidak langsung yang dipergunakan untuk menunjang proses belajar mengajar disekolah dan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. 2. Dasar Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Pada prinsipnya manajemen adalah sama pentingnya dengan pengurusan dan pengelolaan. Manajemen sarana prasarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konsep yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah, serta keterampilan dalam manajemen tersebut.15 Menurut Ary Gunawan (1996) manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai 15
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta,Multi Karya Mulia,2007), cet. 1 hal. 5
16
(ready for use) dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.16 3. Jenis Sarana Prasarana Pendidikan Sehubungan
dengan
sarana
pendidikan,
Nawawi
mengklasifikasikannya menjadi beberapa jenis sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. 1) Sarana pendidikan yang habis dipakai Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahanatau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu relatif singkat. Seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan
kimia
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam. Selain itu ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk misalnya kayu, besi, dan kertas karton. Adapun contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesintulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kalibisa habis dipakai atau berubah sifatnya. 2) Sarana pendidikan yang tahan lama Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahanatau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktuyang relatif lama seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer danperalatan olahraga. b. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan 1) Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang 16
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta,Multi Karya Mulia,2007), cet. 1 hal. 7
17
bisa
digerakkan
atau
dipindah
sesuai
dengan
keutuhan
pemakaiannya seperti lemari arsip, bangku dan kursi yang bias digerakkan atau dipindahkan ke mana saja. 2) Sarana pendidikan yang tidak bergerak Sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak yaitu semua sarana pendidikan
yang
tidak
bisa
atau
relatif
sangat
sulit
untukdipindahkan seperti tanah, bangunan, sumur dan menara sertasaluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu. c. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. 1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti kapur tulis, spidol, alat peraga, alat praktik dan media/sarana pendidikan lainnyayang digunakan guru dalam mengajar. 2) Sarana pendidikan yangsecara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar,seperti lemari arsip di kantor. Sedangkan prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadidua macam. a. Prasarana pendidikan yang secara langsungdigunakan untuk proses belajar mengajar seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium. b. Prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses
belajar
mengajar,
tetapi
secara
langsung
sangat
menunjangterjadinya proses belajar mengajar seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushola, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, ruang usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala lembaga, dan tempat parkir kendaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yangberhubungan
18
dengan proses pembelajaran terbagi menjadi 2 yakni saranapendidikan yang langsung dan tidak langsung. Prasarana pendidikan jugaterbagi 2 yakni prasarana pendidikan langsung dan tidak langsung. 4. Tujuan Sarana Prasarana Pendidikan Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut: a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama Diharapkan melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan semuasarana dan prasarana pendidikan yang didapatkan oleh sekolah adalahsarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengankebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien. b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien. c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua warga sekolah.17 Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sarana dan prasarana adalah supaya perencanaan, pengadaan, pemakaian, dan pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilakukan secara efektif dan efisien. 5. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP/MTs Di Indonesia memiliki delapan standar pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Delapan standar ini berfungsi sebagai tolak ukur bagi semua pihak sehingga dapat menetapkan kriteria minimun dan maksimum disetiap satuan pendidikan. Delapan kriteri ini adalah: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
17
Ibrahim Bafadal, Perlengkapan sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004) hal. 5, cet. 2
19
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.18 Salah satu standar yang perlu dupenuhi oleh setiap satuan pendidikan adalah standar sarana dan prasarana yang ada disetiap tingkatan pendidikan. Dibawah ini adalah standar sarana dan prasarana pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan tingkat SMP/MTs. a. Satuan Pendidikan 1) Satu SMP/MTs memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar. 2) Minimum satu SMP/MTs disediakan untuk satu kecamatan. 3) Seluruh SMP/MTs dalam setiap kecamatan dapat menampung semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut. 4) Lokasi setiap SMP/MTs dapat ditempuh peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
b. Lahan 1) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 2) Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api. 3) Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut: a) Pencemaran air, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air. b) Kebisingan,
sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
Negara
Lingkungan Hidup No. 94/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu Kebisingan. c) Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1998 tentang Pedoman 18
Undang-Undang Republik Indosesia No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, (Bandung: Citra Umbara), h. 23
20
Penetapan Baku Mutu Lingkungan. 4) Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerahtentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari pemerintah daerah setempat. 5) Lahan memiliki status hak atas tanah, dan memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.19 c. Kelengkapan sarana dan prasarana Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang pimpan, ruang guru, ruang tata usaha, tempet beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, tolilet, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/berolahraga.20 C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengelolaan saran dan prasarana pendidikan merupakan sumber daya manusia yang mengoptimalkan pemanfataan berbagai jenis sarana dan prasana
untuk
kepentingan
pendidikan
disuatu
sekolah
tertentu.
Keberadaan sangat penting dalam suatu sitem organisasi sekolah.21 Disebabkan memang jika sarana dan prasarana tidak dikelola dengan baik, penurunan mutu dari sarana dan prasarana tersebut dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, jumlahnya pun akan cepat berkurang karena keteledoran, kesemrautan, atau bahkan karena pencurian. Disekolah yang cukup kompleks biasanya mengangkat pejabat khusus dibawah kepala sekolah yang bertugas menangani masalah sarana dan prasarana.Pejabat sekolah ini adalah Wakil Kepala Sekolah Bidang 19
Peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. H.36 20 Peratura menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. H.42 21 Barnawi&M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 171
21
Sarana dan Prasarana.Ia bertanggung jawab terhadap perencanaan, kebutuhan, inventarisasi, pemeliharaan, dan pendayagunaan hingga kelaporan. Tanggung jawab tersebut dilaksanakan semata-mata untuk kemajuan sekolah yang bersangkutan. Menurut Suharmisi Arikunto, pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “Management”, istilah Inggris tersebut lalu diIndonesiakan menjadi “Manajemen” atau “Menejemen”. Arti lain dari pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar.22 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengarahkantenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.23 Salah satu aspek yang seyogianya mendapat perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti : Gedung, ruangan belajar/kelas, alat-alat/media pendidikan, meja, kursi dan sebainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju kesekolah.24 Menurut Winarno yang dikutip oleh Suharmisi Arikunto, pengelolaan adalah subtantif dari mengelola sedangkan mengelola berarti suatu tindakan
yang
dimulai
dari
penyusunan
data,
merencanakan
mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan
22
Suharmisi Arikunto, Pengelolaan kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1996), hal.7-8 23 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. Ke-1, hal. 411 24 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasi, (PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009), hal. 124
22
penilaian.25 2. Standar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Lampiran peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 19 Tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah, bidang pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal: a. Merencanakan, memenuhi dan mendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan. b. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan. c. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah/madrasah. d. Pemeliharaan
semua
fasilitas
fisik
dan
peralatan
memperhartikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
dengan
26
Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan sangat penting adanya standar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ini, agar dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan mempunyai patokan atau tujuan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.Agar dalam pengelolaan sarana dan prasarana ini dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah disepakati. 3. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana dan Prasarana pendidikan, khususnya lahan, bangunan dan perlengkapan sekolah seyogyanya menggambarkan program pendidikan atau kurikulum sekolah itu. Karena bangunan dan perlengkapan sekolah tersebut diadakan dengan berlandaskan pada kurikulum atau program pendidikan yang berlaku, sehingga dengan adanya kesesuaian itu memungkinkan fasilitas yang ada benar-benar menunjang jalannya proses 25
Suharmisi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1996), hal.8 26 Standar Pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah
23
pendidikan. Agar program pendidikan bisa tercapai dengan baik ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: a. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu bahwa sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan di dayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar. b. Prinsip efisiensi, yaitu bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah hars dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan. c. Prinsip Administratif, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang. d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggungjawab. Apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah. e. Prinsip Kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.27 Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan, pengendalian, dan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini menjukan bahwa perlu adanya suatu proses dan 27
Ibrahim Bafadal, Manajemen Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003) cet. 1, hal. 87
24
keahlian dalam pengelolaannya. D. Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam suatu proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, terlebih dahulu yang dilakukan adalah membuat perencanaan, adapun peremcanaan yang dilakukan dalan pengadaan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan Perencanaan sarana dan prasarana pendididikan merupakan pekerjaan yang komplek, karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional maupun lokal, prencanaan ini merupakan sistem perencanaan
terpadu
dengan
perencanaan
pembangunan
tersebut.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut perencanaan perlengkapan pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.28 Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektih mungkin. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bangaimana mengerjakannya, apa harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya.29 Perencanaan yang baik dan teliti akan berdasarkan analisis kebutuhan, dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan kegiatan untuk 28
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal 26-27 29 Nanang Fattah,Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal. 49
25
mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.30 Berdasarkan pengertian di atas, pada dasarnya perencanaan merupakan proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan diwaktu yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksudkan adalah merinci rancangan pembelian pengadaan, rehalibitasi, distribusi, sesuai kebutuhan. Dengan demikian perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat disimpulkan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang terstruktur rancangan pembelian pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. R. Freedman dan kawan-kawan mengatakan, bahwa perencanaan atau rencana (planning/programming) adalah penerapan secara sistematik daripada pengetahuan yang tepat guna untuk mengontrol dan menentukan arah kecenderungan perubahan, menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut tersirat dua fungsi pokok dari perencanaan, yaitu: a. Suatu rencana/perancanaan dapat digunakan untuk mengontrol setiap langkah kegiatan pekerjaan. b. Bila terpaksa terjadi hambatan/kendala, maka demi tetap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, maka rencana/perencanaan dapat digunakan untuk member arah perubahan seperlunya. 31 Tujuan
yang ingin
dicapai
dengan
perencanaan
pengadaan
perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan.Oleh karena itu, keefektivan suatu perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah tersebut dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh 30
Ary H. Gunawan,Administrasi Sekolah Administrasi pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Aneka Cipta, 1996) cet.1 hal. 117 31 Ibid…
26
pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan perlengkapan di sekolah dalam periode tertentu. Apabila pengadaan perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan kebutuhannya, berarti perencanaan pengadaan perlengkapan di sekolah itu betul-betul efektif.Berdasarkan uraian singkat di atas, ada beberapa karakteristik perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan perlengkapan sekolah itu merupakan proses menetapkan dan memikirkan. b. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah upaya memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah. c. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektivitas dan efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah. d. Perencanaan perlengkapan sekolah harus memenuhi prinsip-prinsip: 1) Perencanaan didasarkam pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif mengenai masyarakat sekolah. 2) Perencanaan perlengkapan sekolah harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran. 3) Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya. 32 Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Suharmisi Arikunto adalah: “Perencanaan kebutuhan yang meliputi semua barang yang diperlukan, baik yang begerak atau yang tidak bergerak, sebagai pendukung pelaksanaan tugas”.33 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Terry (2005), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tuuan yang telah dibuat. Hal senada 32
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.
33
Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h.7
2 hal.27
27
juga dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002), bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.34 Dua orang teorisi administrasi yang menjelaskan tentang prosedur perencanaan perlengkapan pendidikan disekolah adalah Emery Stoops dan Russel E. Jhonson (1969).Pasangan penulis tersebut menegaskan bahwa prosedur perencenaan pengadaan perlengkepan pendidikan di sekolah adalah pembentukan panitia pengadaan barang atau perlengkapan, penetapan kebutuhan peerlengkapan, penetapan spesifikasi, penetepan harga satuan perlengkapan, pengujian segala kemampuan, rekomendasi, penilaian kembali.35 Seorang teoretisi lainnya pernah menguraikan tentang prosedur perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan adalah Boeni Soekarno (1987).
Menurut
Boeni
Soekarno,
langkah-langkah
perencanaan
pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu sebagai berikut: a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap unit kerja sekolah. b. Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya, satu tahun ajaran. c. Memadukan
rencana
kebutuhan
yang
telah
disusun
dengan
perlangkapan yang tersedia sebelumnya. d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah tersedia. e. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau anggaran yang ada. f. Penetapan rencana akhir. Perencanaan
dapat
dirumuskan
sebagai
keseluruhan
proses
memikirkan dan menentukan secara matang terhadap hal-hal yang akan 34
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, (Jakarta: November 2007), h.6 35 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal 28
28
datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Program pendidikan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan tenaga kerja akan berbeda dengan program pendidikan yang berorientasi pada pemerataan kesempatan belajar, dalam hal sarana dan prasarananya, karena itu dalam perencanaan kebutuhan tersebut tersebut perlu dikaji sstem internal pendidikan dan aspek eksternalnya seperti masalah demographi, ekonomi kebijakan-kebijakan yang ada. Kegagalan dalam tahap perencanaan ini akan merupakan pemborosan. Prinsip prinsip umum dalam perencanaan seperti komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin perlu diperhatikan. Pengadaan barang adalah semua kegiatan penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas sekolah.36Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksaan tugas.37 Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah diterapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perancanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga 36
Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet. 1, hal. 176 37 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996),cet. 2, hal. 135.
29
dan sumber yang dapat dipetanggungjawabkan. a. Cara dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaan merupakan kegiatan untuk menyediakan perlengkapan dalam usaha untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Ada beberapa alternative cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tersebut adalah sebagai berikut: Pembelian, pembuatan Sendiri, pengiriman Bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaurulangan, penukaran, perbaikan atau Rekondisi38 Ada beberapa cara yang dapat di tempuh oleh pengelola perlengkapan
sekolah
untuk
mendapatkan
perlengkapan
yang
dibutuhkan sekolah, antara lain dengan cara membeli, mendapatkan hadiah atau sumbangan, tukar menukar, dan meminjam.39 1) Pembelian Untuk membeli buku – buku perpustakaan sekolah dapat di tempuh dengan beberapa cara, yaitu membeli di pabrik, membeli di toko, dan memesan. a. Membeli di pabrik. Yang dimaksud disini adalah memperoleh perlengkapan sekolah dengan cara membeli langsung di pabrik yang memproduksi perlengkapan sekolah. b. Membeli di toko. Tidak semua sekolah dekat dengan pabrik atau penerbit, sehingga apabila membeli langsung ke pabrik atau ke penerbit memerlukan biaya
tambahan
biaya
yang tidak
sedikit
untuk
ongkos
perjalanannya. c. Memesan. Seringkali terjadi seorang pengelola perpustakaan sekolah ingin membeli perlengkapan sekolahnya, misalnya, peta timbul di toko 38
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, (Jakarta: November 2007), h. 14-17 39 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal. 31
30
serbaada.Sementara itu, di toko tersebut tidak memiliki persediaan peta timbul yang diinginkannya, karena semuanya sudah terjual.40 2) Hadiah atau Sumbangan. Selain dengan cara memberi perlengkapan sekolah juga bisa diperoleh dari hadiah atau sumbangandari perorangan atau organisasi, badan – badan atau lembaga – lembaga tertentu. Permintaan hadiah atau
sumbangan
perlengkapan
sekolah
dijadikan
tambahan
perlengkapan pendidikan di sekolah. Untuk memperoleh hadiah atau sumbangan perlengkapan sekolah atau bahan pustaka lainnya banyak tergantung pada hubungan antara sekolah sengan sumber-sumber yang dijadikan tempat meminta hadiah atau sumbangan, dan juga tergantung kemampuan pengelola perlengkapan sekolah di dalam berusaha memperolah hadiah atau sumbangan.41 3) Tukar menukar Untuk memperoleh tambahan perlengkapan sekolah, pengelola perlengkapansekolah bisamengadakan hubungan kerja sama dengan pengelola perlengkapan sekolah lainnya. Hubungan kerja sama tersebut
berupa
saling menukar perlengkapan sekolah. Perlu
dikemukakan disini, bahwa perlengkapan sekolah yang akan ditukarkan harus diseleksi dengan sebaik-baiknya, sehingga kegiatan tukar menukar perlengkapan sekolah tidak sia-sia. Perlengkapan sekolah yang ditukarkan adalah perlengkapan sekolah yang jumlahnya melebihi kebutuhan.Misalnya, sekolah memiliki globe sebanyak 7 buah, sementara kebutuhannya hanya 6 buah. Oleh karena melebihi kebutuhannya, 1 buah globe perlu ditukarkan dengan perlengkapan lain yang belum dimiliki ke sekolaha-
40
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.
41
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.
2 hal. 32 2 hal. 35
31
sekolah yang masih kekurangan globe.42 4) Meminjam Pengadaan perlengkapan sekolah bisa dilakukan dengan cara meminjam kepada pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak yang dapat dipinjam adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru ataupun orang tua murid. Seringkali ada seseorang yang memiliki sejumlah barang, buku-buku, surat kabar, atau majalah yang sebenarnya
sangat
dibutuhkan
oleh
sekolah
sebagai
kelengkapanperlengkapan pendidikan di sekolah. Namun, seseorang itu tidak bersedia memberikannnya kepada sekolah, walaupun sebenarnya tidak digunakan lagi di rumahnya, sehingga sebagai jalan tengahnya pengelola perlengkapan sekolah tidak memintanya tetapi hanya meminjamnya dalam jangka waktu tertentu.43 Jangka waktu pinjaman jangan terlalu singkat, sebab yang demikian itu akan merugikan pengelola perlenglkapan dalam segi pengelolaannya. Perlu diperhatikan, bahwa perlengkapan, atau buku – buku, majalah, surat kabar, maupun bahan pustaka lainnya yang di pinjam
tersebut
diinventariskan
didalam
buku
inventaris
sendiri.Demikian empat cara pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah.44 Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakuakn dengan cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, memebeli, menyewa, menerima
hibah,
atau
menukar
bangunan.
Untuk
pengadaan
perlengkapan atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan jalan 42
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.
43
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.
44
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.
2 hal.35 2 hal. 35 2 hal. 36
32
membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah dari luar Departemen Pendidikan Nasional, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya. Dalam pengadaan sarana di atas selain perlu diperhatikan segi kualitas dan kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasar hukum yang berlaku, sehingga sarana yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Misalnya dalam pembelian tanah perlu jelas surat-surat tanah yang akan dibeli, demikian juga dengan akte jual belinya, demikian juga kalau menerima hibah dari pihak lain supaya ada dasar hukumnya, sebaiknya dalam pelaksanaanya dilakukan dengan Akte Notaris Pejabat pembuat akte tanah setempat. Sedangkan untuk yang sifatnya hak pakai, seperti lahan hendaknya disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberikan hak pakai. Untuk sarana yang diperoleh melalui siswa perlu juga dibuat surat perjanjian (kontrak) antar pihak penyewa dan pihak yang menyewakan dan sebagainya. Pada setiap sekolah seyogyanya ada petugas khusus yang melaksanakan
tugas
perlengkapan.Kegiatannya
berkaitan
dengan
urusan
meliputi, menerima, menyimpan dan
mengeluarkan barang dari tempat penyimpanan barang/gudang.Barang atau sarana pendidikan yang ada pada setiap sekolah banyak macamnya.Dalam menyimpan barang-barang tersebut hendaknya diperhatikan sifat-sifat barang tersebut. Dalam penyimpanan barang-barang juga perlu diperhatikan tempat penyimpanan barang tersebut. Gudang hendaknya ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau, fasilitas pendukungnya, seperti : listrik, air, dan sebagainya. Gudang tersebut kondisnya harus baik. Untuk terjaminnya pelaksanaaan peyimpanan barang atau sarana
33
pendidikan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Syarat-syarat pergudangan yang berlaku, sifat barang yang disimpan, jangka waktu penyimpanan, alat-alat atau sarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan, dana atau biaya untuk pemeliharaan, dan rosedur kerja penyimpanan yang jelas dan disesuaikan dengan sifat barang yang disimpan. 3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan bukan hanya untuk digunakan saja, tetapi juga untuk dipelihara secara teratur.Pemeliharaan yang tetatur dapat mempertahankan kualitas dan kuantitas barang dengan lebih lama. Untuk
melaksanakan proses pendidikan maka perlu pengelolaan
sarana dan prasarana dengan baik. Agar sarana dan prasarana dapat tertata rapi, bersih, menarik, nyaman dipandang, indah dilihat, mudah digunakan atau dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, sangat diperlukan pemeliharaan secara rutin dan teratur. Sejak adanya otonomi daerah sekolah harus mandiri dalam menangani masalah yang timbul, termasuk dalam pemeliharaan.Hal itu dilakukan agar terdapat efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaannya dan dapat membantu terlaksananya kegiatan disekolah.45 Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses belajar mengajar. Barang-barang tersebut kondisinya tidak akan tetap, tetapi lama kelamaan akan mengarah pada kerusakan, kehancuran bahkan kepunahan. Namun agar saran dan prasarana tersebut tidak cepat rusak atau hancur diperlukan usaha pemeliharaan yang baik dari pihak pemakainya.Pemeliharaan atau maintenanace merupakan suatu kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Yang dimaksud dengan pemeliharaan perlengkapan ialah suatu
45
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta, CV. Multi Karya Mulia, 2007) hal. 104
34
kegiatanpemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan baik dan atau siap pakai.46 Menurut Subagyo MS. Pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis dan daya guna suatu alan produksi fasilitas kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi dan menyempurnakan.47 Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam dalam mencapai tujuan pendidikan.Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.48 Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis jenis barang yang dimaksud. 49 Perlunya pemeliharaan yang baik terhadap bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah dikarenakan kerusakan sebenarnya telah dimulai semenjak hari pertama gedung, perabot dan perlengkapan itu diterima dari pihak pemborong, penjual atau pembeli sarana tersebut, kemudian disusul oleh proses kepunahan, meskipun pemeliharaan yang baik telah dilakukan terhadapa sarana tersebut selama dipergunakan. J.Mamusung
telah
mengelompokan,
ada
5
faktor
yang
mengakibatkan kerusakan pada bangunan, perabot dan perlengkapan 46
Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah (Surabaya, Usaha Nasional, 1994) Hal. 195 47 Subahyo MS., Manajemen Logistik, ………….. h. 87 48 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta, CV. Multi Karya Mulia, 2007) hal. 105 49 Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajeen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, (Jakarta: November 2007), h.31
35
sekolah, yaitu: 1. Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengrusakan, baik disengaja maupun yang tidak oleh pemakai. 2. Kerusakan dikeranakan pengaruh udara, cuaca, musim, maupun keadaan lingkungan. 3. Keusangan (out of date) disebabkan moderenisasi di bidang pendidikan serta perkembangannya. 4. Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan dalam perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan, maupun penggunaan yang salah. 5. Kerusakan karena timbulnya bencana alam seperti banjir gempa dan lain-lain.50 Menurut waktunya kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan dan perlengkapan serta perabot sekolah dapat dibedakan menjadi pemeliharaan yang dilakukan setiap hari dan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala. 4. Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan Seluruh kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan sebelumnya, masing-masing tidak bisa berjalan sendirisendiri tanpa terkendali. Artinya setiap kegiatan masing-masing akan senantiasa tidak dapat lepas dari monitoring setiap saat oleh pimpinan organisasi serta senantiasa diperhatikan kerja samanya satu dengan yang lainnya. Dengan demikian setiap kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan sarana dan prasarana selalu diawasi dan dievaluasi oleh pihak koordinator pengelola perlengkapan sekolah demi perbaikan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang dijalankan dalam menunjang proses pembelajaran disekolah. Adapun proses pengendalian ini akan dijelaskan sebagai berikut. 50
Barnawi & M. Arifin, Manajemen sarana Dan prasarana Sekolah, (Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2012) hal. 76
36
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian dapat disusun serangkaian kerja sebagai berikut : a. Mengikuti proses pengelolaan dari pengadaan sampai penghapusan. b. Menyusun tata cara laporan baik lisan maupun tertulis. c. Mengadakan konsultasi dengan pimpinan. d. Mengadakan konsultasi dengan pihak pelaksana fungsi masing-masing bila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan yang bersifat teknis. e. Mengadakan koordinasi antara fungsi perencaan dan fungsi-fungsi lainnya. f. Menyusun laporan menyeluruh secara periodic tentang pelaksanaan dari proses pengelolaan yang terjadi dalam masing-masing fungsi.51 Kegiatan pengendalian ini sangatlah penting, karena bisa juga sebagai kegiatan pengevaluasian.Dalam kegiatan ini terdapat kegiatan monitoring dan pengawasan sehingga kegiatan dalam langkah-langkah pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat berjalan dengan efektif. Dengan demikian, dari proses pengelolaan sarana dan prasarana ini dapat mencapai tujuan pendidikan yang efektif. Dikarenakan faktor-faktor pendidikan sangat menunjang proses pendidikan disekolah, salah satunya yaitu dengan pengelolaan sarana dan prasarana yang baik. Jadi, sarana dan prasarana pendidikan adalah sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran baik yang berupa fasilitas, barang-barang maupun alat-alat yang berfungsi secara langsung maupun tidak langsung, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Selain itu, sarana dan prasarana juga dapat disebut dengan fasilitas yang jenisnya dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan non fisik yang digunakan sekolah dan dapat berupa benda mati dan/atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan.Selain itu, sarana dan prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak apabila dilihat dari sifatnya. Sarana 51
dan prasarana
juga
membutuhkan pengelolaan agar
Ari, H. Gunawan, Administrasi Sekolah…, h. 154
37
pelaksanaan standar yang telah ditetapkan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.Adapaun yang dimaksud pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu usaha atau upaya sekolah dalam memenuhi kebutuhan fasilitas sekolah melalui sistematika atau langkah-langkah yang telah ditetapkan, sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Adapun langkah-langkah dalam mencapai tujuan yang dinginkan sekolah berjalan secara efektif maka yang harus ditempuh adalah : 1) perencanaan, 2) pengadaan, 3) pemeliharaan dan 4) pengendalian. Dengan demikian, tahapan-tahapan atau langkah-langkah pengelolaan standar sarana dan prasarana pendidikan ini dapat digunakan dalam mendukung proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas pendidikan.
38
E. Kerangka Berfikir Didalam sekolah salah satu hal terpenting adalah faktor pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, karenaSuksesnya pembelajaran disekolah didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah tersebut. Serta perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran disekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana disekolah bisa berjalan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasaranam’ merupakan kegiatan yang amat penting disekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran disekolah. Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien.Konsep tersebut berlaku di semua lembaga pendidikan atau institusi yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan.Sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi, institusi maupun lembaga pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung maka proses pendidik tidak berjaan sebagaimana mestinya. Mulyasa dalam MBS menyebutkan bahwa sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alatalat dan media pengajaran.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 37 Jakarta, adapun waktu penelitian dilaksanakan tahun 2014. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrument penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama dua bulan, mulai dari bulan Agustus sampai September 2014. B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan berbagai cara melibatkan berbagai metode yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dimana dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Pada metode itu dihasilkannya data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari objek yang diamati. C. Metode Penentuan Subjek Subyek penelitian adalah sumber utama penelitian yang memiliki data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah random. Seperti telah dikemukakan bahwa, random adalah teknik pengambilan
sample
sumber
data
40
dengan
pertimbangan
tertentu.
41
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.
D. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, Karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan. Untuk pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode, yaitu: 1. Observasi Observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. 1 Dari observasi penelitian. Observasi ini untuk mendapatkan data tentang letak geografis, gambaran fisik sekolah, dan kegiatan proses belajar mengajar yang berhubungan dengan sarana dan prasarana siswa. Seperti mata pelajaran olahraga dilapangan yang menggunakan langsung sarana sekolah, dan juga mata pelajaran IPA yang menggunakan ruang laboratorium IPA. 2. Wawancara Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang beragam dari para responden dalam berbagai situasi dan konteks.2 Dalam penelitian ini yang akan menjadi informan adalah beberapa anggota personil sekolah sebagai mana sudah tertera disubyek penelitian. Wawancara yang dilakukan mengenai pengelolaan sarana prasarana dan upaya peningkatan proses pembelajaran. Yang peneliti wawancarai adalah 1 2
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung. Alfabeta : 2014), h.64 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasa-Dasar, (Jakarta. PT.Indeks : 2012), h.45
42
kepala sekolah, kepala bagian tata usaha dan guru bidang sarana dan prasarana. 3. Dokumentasi Dokumen berguna jika peneliti yang ingin mendapatkan informasi mengenai suatu peristiwa tetapi mengalami kesulitan untuk mewawancarai secara langsung. Kondisi tersebut mungkin terjadi jika peneliti melakukan studi pada peristiwa masa lalu dimana para pelakunya sudah meninggal dunia.3 Metode Dokumentasi ini akan penulis gunakan untuk mendapatkan sumber data yang yang berkaitan dengan penelitian, profil sekolah, struktur organisasi, visi dan misi, keadaan guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana serta kartu inventarisasi ruangan lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. E. Sumber Data Sumber data diperoleh dari hasil wawancara kepada kepala sekolah, kepala bagian tata usaha dan guru wakil bidang sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta tersebut, dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung terkait dengan informasi
yang dibutuhkan. Serta pengamatan langsung
sebagai upaya untuk mengetahui antara keadaan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. F. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu berusaha untuk menguraikan atau menjelaskan apadanya hasil temuan yang ada di lapangan dari hasil wawancara dan observasi (pengamatan). G. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat penelitian yang digunakan adalah menentukan lamgkah-langkah studi dokumentasi dan pedoman wawancara. Untuk dokumentasi,
langkah-langkah
yang
dilakukan
adalah:
pertama,
meeting/pertemuan dengan koordinator sarana dan prasarana di SMPN 37 3
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasa-Dasar, (Jakarta. PT.Indeks : 2012), h.61
43
Jakarta; kedua, mempelajari dokumen; ketiga, vertifikasi dokumen; dan keempat yaitu mengambil aspek-aspek dokumen yang relevan dengan materi skripsi. Selanjutnya yaitu pedoman wawancara, untuk memudahkan dan mengarahkan pembuatan pedoman wawancara yang baik, maka peneliti akan menyusun kisi-kisi instrumen penelitian untuk pedoman wawancara yang diwujudkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Fokus
Dimensi
Pengelolaan sarana
1. Perencanaan
Indikator -
dan
Langkah awal perencanaan kebutuhan sarana prasarana
prasarana
pendidikan.
pendidikan
-
Keterlibatan panitia (kepala sekolah, guru, danstaf) dalam perencanaan kelengkapan sarana prasarana pendidikan.
-
Mengoptimalkan perencanaan sarana prasarana sekolah.
-
Perencanaan anggraan dalam pengalokasian kelengkapan sarana prasarana pendidikan.
2. Pengadaan
-
Kegiatan pengadaan sarana prasarana pendidikan.
-
Kerjasama/rencana kerja antara sekolah dengan pihak luar.
-
Cara memperoleh barangbarang disekolah.
-
Proses pengadaan sarana prasarana sekolah.
3. Pemeliharaan
-
Upaya-upaya dalam memelihara sarana prasarana sekolah
44
(pemeliharaan, penyimpanan, dan inventaris). -
Keterlibatan panitia (kepalasekolah, guru, danstaf) dalam memelihara sarana prasarana sekolah.
-
Jangka waktu pemeliharaan sarana prasarana sekolah.
-
Program pemeliharaan dan pelaksanaan pemeliharaan.
4. Pengendalian
-
Memastikan efektivitas pemberdayaan sarana prasarana sekolah.
-
Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengelola sarana prasarana sekolah.
-
Kebijakan yang dikeluarkan sekolah dalam mengelola sarana prasana sekolah.
H. Teknik Pengelolaan Data Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan tahap berikutnya adalah pengelolaan data. Pada tahap ini data dikumpulkan dan diperiksa untuk melihat kesesuaian yang terjadi di SMPN 37 Jakarta lalu dilakukan tahap pengkodean, dan pemasukan data (entry data) agar data dapat dimengerti dengan baik.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Sejarah singkat SMP Negeri 37 Jakarta SMP Negeri 37 Jakarta yang beralamat Jl. Taman Wijaya Kusuma Raya Cilandak Jakarta Selatan (Kode pos Jakarta 12430) No Telp. 0217695272. Didirikan pada tanggal 16 Juli 1969 semula sebagai kelas jauh SMP Negeri 19 di Jalan Bumi Mayestik. Kemudian pindah ke Jalan Taman Wijayakusuma Dapur Susu sekitar tahun 1976. Tabel 4.1 Nama kepala sekolah dari tahun 1969-sekarang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Tahun Memimpin Bpk. Yakub 1969 – 1977 Bpk. Marsono 1978 – 1979 Bpk. Tuhali, BA 1979 – 1983 Bpk. Tuhali Sarmili 1983 – 1986 Ibu Imam S Soejari 1986 – 1992 Bpk. Darya Mulyatna 1992 – 1995 Bpk. Didi Soeyardi 1999 – 1995 Ibu Suryatmi 1999 – 2002 Bpk. H. Karsono 2002 – 2008 Bpk. Ngadiman 2008 – 2011 Ibu Hj. R. Sri Hartami 2011 – 2014 Bpk. Rusdi 2014 – sekarang. Sumber dari SMPN 37 Jakarta
43
44
2. Visi dan Misi SMP Negeri 37 Jakarta a. Visi Visi SMP Negeri 37 Jakarta adalah “Unggul dalam prestasi, santun dalam bersikap dan berbudi pekerti luhur berdasarkan iman dan taqwa”. b. Misi Misi SMP Negeri 37 Jakarta adalah: 1) Menamkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa. 2) Menghasilkan lulusan yang berkarakter cinta ilmu dan religius. 3) Meningkatkan mutu pelayanan dengan sikap santun. 4) Menanamkan disiplin dan berbudi pekerti luhur. 5) Menumbuhkan semangat kompetitif dan keunggulan dalam setiap perlombaan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 6) Melakukan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuain dengan potensi yang dimiliki. 7) Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. 8) Meningkatkan mutu keterampilan dan kepedulian sosial antar sesama. 3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Negeri 37 Jakarta SMP Negeri 37 Jakarta memiliki jumlah guru sebanyak 44 orang, untuk mengetahui data lengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini:
45
Tabel 4.2 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Guru
IPA Matematika Bahasa Indonesia B ahasa Inggris Pendidikan Agama IPS Penjaskes Seni Budaya PKn TIK BK Akutansi Dasar Jumlah
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar D3/ D1/D2 S1/D4 S2/S3 Sarmud 1 2 2 5 3 4 5 3 8 2 0 1 3 2 3 1
36
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan tugas mengajar D3/ D1/D2 S1/D4 S2/S3 Sarmud
5 5 7 5 3 8 2 1 3 2 3
7
44
Sumber dari SMPN 37 Jakarta
4. Data Siswa SMP Negeri 37 Jakarta Data siswa SMP Negeri 37 Jakarta memiliki jumlah murid atau siswa yang terbagi kedalam kelas VII, VIII dan XI masing-masing sebanyak 8 kelas. Seperti table dibawah ini: Table 4.3 Data Siswa/I SMP Negeri 37 Jakarta Wali Kelas
Jumlah
No.
Kelas
Jumlah siswa/i
1.
VII-A
36 siswa/i
2.
VII-B
36 siswa/i
3.
VII-C
36 siswa/i
4.
VII-D
36 siswa/i
5.
VII-E
36 siswa/i
6.
VII-F
36 siswa/i
46
7.
VII-G
36 siswa/i
8.
VII-H
36 siswa/i
9.
VIII-A
36 siswa/i
10.
VIII-B
35 siswa/i
11.
VIII-C
36 siswa/i
12.
VIII-D
36 siswa/i
13.
VIII-E
36 siswa/i
14.
VIII-F
40 siswa/i
15.
VIII-G
36 siswa/i
16.
VIII-H
36 siswa/i
17.
IX-A
36 siswa/i
18.
IX-B
36 siswa/i
19.
IX-C
36 siswa/i
20.
IX-D
36 siswa/i
21.
IX-E
36 siswa/i
22.
IX-F
36 siswa/i
23.
IX-G
40 siswa/i
24.
IX-H
40 siswa/i Jumlah
1.382 siswa/i
Sumber dari SMPN 37 Jakarta
5. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana SMP Negeri 37 Jakarta semakin lama semakin mengalami kemajuan yang sangat berarti, terutama dari segi sarana dan prasarana yang menunjang proses pendidikan. Karena apabila sarana dan prasarana pendidikan memadai, maka proses pendidikan yang berlangsung dilembaga pendidikan tersebut akan berlangsung sukses. SMP Negeri 37 Jakarta dari tahun ketahun memcoba memenuhi kebutuhan anak didik, terutama sarana dan prasarana sebagai menunjang proses belajar mengajar. Diantaranya yaitu: ruang kelas yang awalnya hanya ada beberapa kelas dan hanya dapat memadai untuk menampung beberapa murid saja sekarang sudah ada banyak kelas dan dapat memadai untuk menampung banyak murid yang ada di SMP Negeri 37 Jakarta. Selain itu, sarana dan
47
prasarana menunjang proses belajar lebih memadai dengan adanya laboratorium yang dikhususkan untuk beberapa mata pelajaran yang membutuhkan praktek agar anak didik bukan hanya mengerti tetapi juga dapat memahami pelajaran tersebut secara terperinci. Laboratorium ini sangat berfungsi dengan sangat baik karena anak didik tidak lagi mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran daripada sebelum laboratorium ini diadakan. Kemudian penjabaran tentang gambaran umum sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 37 Jakarta akan diuraikan sebagai berikut : a. Ruang Pimpinan/ Ruang Kepala Sekolah Ruang pimpinan SMPN 37 Jakarta cukup memadai, selain nyaman, desain dan tata letak ruang yang rapih, perabot yang ada juga lengkap dengan kursi dan meja pimpinan, meja kerja, kursi direksi, meja komputer, printer, speaker, dispenser, audio sound system, kursi dan meja tamu yang membuat tamu nyaman untuk menemui pimpinan dan lemari serta papan statistic yang menunjukan struktur organisasi yang ada di SMP Negeri 37 Jakarta. Perlengkapan lainnya yang mendukung seperti gambar presiden dan wakil presiden, bendera, lambang garuda, symbol kenegaraan, tempat sampah untuk menjaga kebersihan ruangan dan jam dinding. b. Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah SMPN 37 Jakarta cukup memadai, tata letak ruang yang rapih, perabot yang ada juga lengkap seperti meja kerja, kursi pegawai, lemari/rak TV, Lemari rak kayu, TV berwarna, printer, dispenser, speaker, meja komputer, jam dinding, dan papan pengumuman yang dapat digunakan dengan nyaman oleh wakil kepala sekolah. c. Ruang Guru Sarana di ruang guru dapat dikatakan cukup memadai karena setiap guru mendapatkan meja masing-masing, tidak ada yang sampai satu meja dengan dua atau tiga guru. Meja guru dipenuhi dengan buku
48
absen, tugas siswa, bahan-bahan mengajar guru dan lain sebagainya. Ruang guru ini mempunyai luas yang memadai untuk menampung banyaknya guru di SMPN 37 Jakarta, walaupun terlihat agak padat tetapi tetap nyaman untuk guru melaksanakan tugasnya. Ada juga meja dan kursi guru, papan tulis, dispenser, TV berwarna, amplifier, alat pengeras suara ruang, gambar presiden dan wapres, lambang garuda, speaker, kursi siswa, meja komputer, rak sepatu, pemadam kebakaran, dan rak kayu 4 laci. Perlengkapan lainnya sudah memadai yaitu jam dinding sebagai penunjuk waktu, tetapi untuk washtafel belum ada sehingga guru apabila ingin membersihkan tangan harus pergi ke kamar mandi. d. Ruang Tata Usaha Kegiatan administrasi di ruangan ini diolah dengan sebaiknya karena setiap staff administrasi rata-rata memiliki 1 set komputer, sarana yang dapat didalamnya juga memadai dan lengkap, kursi dan meja untuk kerja, lemari untuk meletakan dokumen yang berupa hardcopy, kursi tamu apabila ada tamu atau siswa yang berkepenitingan dalam hal administrasi, papan struktur organisasi sekolah dan papan struktur tata usaha. Dan masih banyak lagi yang akan di deskripsikan di dalam lampiran. e. Ruang Kelas Ruang kelas adalah tempat berlangsungnya proses pembelajaran dan tempat terjadinya transferisasi ilmu pengetahuan yang dimiliki guru diberikan kepada peserta didik. Di tempat inilah peserta didik seharusnya mendapatkan kenyamanan dan kondisi yang kondusif agar ilmu yang diberikan dapat tersampaika. Di SMP Negeri 37 Jakarta masing-masing kelas berkapasitas untuk 40 siswa/siswi dan dari hasil observasi untuk ruang kelas VII, VIII dan IX berjumlah 27 Ruang Kelas. Masing-masing tingkatan kelas mempunyai 9 kelas dari Kelas A sampai dengan Kelas H. Keadaan ruang kelas memadai dari perabot, media pendidikan sampai dengan perlengkapan lain. Untuk proses
49
pembelajaran juga setiap ruang kelas yang dimiliki oleh SMP Negeri 37 Jakarta tersedia LCD, Speaker sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dan masih banyak lagi yang akan di deskripsikan di dalam lampiran. f. Ruang Perpustakaan Ruang perpustakaan di SMPN 37 Jakarat mempunyai ruang yang cukup besar dan dirancang senyaman mungkin serta kelengkapan buku yang ada di perpustakaan ini sudah memadai sesuai dengan standar yang berlaku. Di ruang ini sering dipakai sebagai sarana untuk belajar ketika siswa sedang tidak berada di dalam kelas, selain itu untuk membaca buku dan meninjam buku. Ruang perpustakaan di SMP Negeri 37 Jakarta mempunyai ruang yang cukup besar dan di rancang senyaman mungkin serta perabot yang ada didalamnya juga sudah cukup memadai. Dan masih banyak lagi yang akan di deskripsikan di dalam lampiran. g. Ruang BK/BP Ruang konseling
memiliki sarana yang cukup memadai, dalam
ruangan ini terdapat kursi dan meja kerja untuk guru bidang konseling. Apabila ada siswa/i yang mengalami masalah langsung menghadap ke ruang konseling dan akan dilayani oleh guru konseling ada disekolah. Dan masih banyak lagi yang akan di deskripsikan di dalam lampiran. h. Ruang Laboratorium Di SMP Negeri 37 Jakarta memiliki beberapa ruang Labotarium untuk praktek beberapa mata pelajaran yang dikhususkan. Karena peserta didik bukan hanya dituntut untuk mengerti secara teori tetapi memahami secara keseluruhan dan membutuhkan praktek khusus sehingga sarana praktek yang dibutuhkan dan disediakan khusus sesuai mata pelajaran. i. Ruang UKS Dari hasil observasi yang dilaksanakan di SMP Negeri 37 Jakarta, sarana unit kesehatan siswa (UKS) cukup memadai dari perabot sampai
perlengkapan
lain
sebagai
perlengkapan
perlengkapan
50
pendukung. Diruang UKS ini disediakan tempat tidur, lemari, meja, kursi. Selain itu, diruang UKS ini ada timbangan, dispenser, lemari kayu dan lemari kaca. Dan masih banyak lagi yang akan di deskripsikan di dalam lampiran. B. Deskripsi dan Analisis Data Suatu lembaga pendidikan dapat berkembang dan terus maju apabila lembaga pendidikan tersebut tanggap terhadap perubahan. Sebagai sekolah yang tanggap akan perubahan, SMPN 37 Jakarta terus melakukan inovasiinovasi agar tetap maju sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Sesuai dengan perkembangan zaman, SMPN 37 Jakarta semakin ingin berinovasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang ada di SMP N 37 Jakarta. Pada bagian ini dideskripsikan hasil penelitian tentang efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta yang meliputi Sebagaimana teori efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana yang telah dibahas pada bab II, untuk mengetahui efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana yaitu perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, dan pengendalian. Uraian dibawah ini menjelaskan tahapan tersebut di SMPN 37 Jakarta, sebagai berikut: 1. Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMPN 37 Jakarta. a. Langkah awal yang dilakukan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu perencanaan. Berdasarkan hasil wawancara kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta, yaitu diawali dengan breafing atau rapat dengan kepala sekolah, staf tata usaha dam guru bidang studi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang diperlukan oleh masing-masing guru bidang studi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Selain merencanakan pengadaan dalam kebutuhan untuk proses pembelajaran breafing ini juga membahas kelengkapan lokal atau ruang (kelas, perpustakaan, lab IPA, ruang guru, tata usaha, pimpinan, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang OSIS, gudang,
51
sarana olagraga dan toilet) dan juga perangkatnya terakomodir atau tidak. Selanjutnya diadakan rapat pimpinan untuk mempertimbangkan daftar kebutuhan
yang
harus
diprioritaskan
telah
terdaftar
serta
mempertimbangkan anggaran yang akan dikeluarkan oleh pihak sekolah sesuai atau tidak dengan dana yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Pihak sekolah juga sangat memperhatikan kualitas/mutu barang yang akan dibeli untuk sekolah disesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan sekolah. Caranya yaitu dengan mengadakan survey lapangan (langsung ke pasar) oleh pihak arana dan prasarana dengan memperhatikan pertimbangan harga, mutu/kualitas, dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli. Pihak sekolah juga melihat barang bagus tetapi harga bersaing atau lebih murah.1 b. Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta dibuat pembentukan panitia inti agar dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ini berjalan secara efektif dan efisien atau sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan. c. Setelah mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan tahun ini maka pihak sekolah mengadakan rapat anggaran pembelanjaan. Rapat ini selain mempertimbangkan berapa anggaran yang akan dikeluarkan sekolah dengan melihat data yang sudah terkumpul. Anggaran yang dibelanjakan untuk sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta didapat dari pemerintah.2 Jadi dapat disimpulkan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta telah sesuai dengan prosedur yang ada karena langkah awalnya yaitu dengan memperhatikan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh setiap guru bidang studi serta diperhatikan juga kebutuhan proses belajar mengajar. Selain itu kualitas 1
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Yaitu Syafrudin S. Pd. 2 Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.
52
atau mutu dan harganya juga dapat dujangkau oleh pihak sekolah dengan mengadakan peninjauan langsung ke lapangan oleh pihak bidang sarana dan prasarana. Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta juga dilaksanakan RAPBS (Rencana Anggaran Pembelajaan Barang Sekolah) agar anggaran yang direncanakan dan dibutuhkan sesuai dengan dana yang disediakan dan disiapkan oleh pihak sekolah. 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta. a. Dalam kegiatan pengadaan hampir sama dengan kegiatan perencanaan dimulai dengan melakukan usulan tertulis melalui kabag TU/bidang sarana dan prasarana. Usulan ini hasil dari daftar barang-barang yang sudah diusulkan berdasarkan kebutuhan masing-masing guru bidang studi, dan usulan yang telah diajukan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan saat proses pembelajaran serta kebutuhan ruang masingmasing yang digunakan di SMPN 37 Jakarta. Kebutuhan itu diajukan pada saat pihak sekolah mengadakan rapat kerja, untuk mengetahui ditindak lanjuti atau tidak. Apa bila tidak mendapat persetujuan oleh kepala sekolah daftar usulan barang tersebut kembali lagi kepada kabag TU/bidang sarana dan prasarana, tetapi apabila mendapat persetujuan dari kepala sekolah maka guru bidang sarana dan prasarana berkoordinasi dengan subag keuangan untuk melihat dan mengakumulasikan jumlah anggaran yang akan dibelanjakan untuk barang-barang yang akan dibutuhkan serta menyesuaikan dengan anggaran yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Selanjutnya guru bidang sarana dan prasarana melaksanakan pembelian barang yaitu dengan mensurvei barang-barang yang menjadi kebutuhan langsung ke pasar, jelas bertujuan untuk memantau kualiatas/mutu yang baik dengan harga terjangkau tetapi juga tetap dipertimbangkan
dengan
membandingkan
harga
barang
yang
berkualitas tinggi. Setelah melakukan pembelian subag sarana dan
53
prasarana berkewajiban memeriksa dan mencatan barang-barangyang telah tersedia dan dibeli. Terjadilah proses inventarisasi yang mengklasifikasikan barang habis pakai dan barang yang tidak habis pakai dengan menggunakan kode yang berlaku di SMPN 37 Jakarta. Proses inventarisasi ini telah menggunakan proses komputerisasi sehingga memudahkan dalam pencarian dan input data.3 b. Kemudian subag sarana dan prasaran menyerahkan barang yang telah dibeli dan sediakan dengan berita acara kepada guru bidang studi yang meminta, dan disinilah terjadi proses distribusi antara bangunan sarana dan prasarana dengan guru yang membutuhkan sarana dan prasarana yang telah diajukan. Proses terakhir dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta ini adalah tim pengadaan/subag sarana dan prasarana melaporkan hasil pembelian dan kwitansi pengadaan sarana dan prasarana ke bendahara sebagai tanda bukti bahwa proses pengadaan sara dan prasarana pendidikan telah dilakukan.4 c. SMPN 37 Jakarta bekerja sama dengan pihak luar yaitu suku dinas dan distributor pengadaan barang seperti: kertas, meja, bangku, kursi, lemari dan papan tulis. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam proses pengadaan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta. Karena pihak sekolah sudah mengetahui mutu/kualitas barang yang diproduksi oleh rekanan mereka. d. Cara memperoleh barang-barang di SMPN 37 Jakarta yaitu dengan pembelian barang. Dari proses penerimaan usulan kebutuhan dari semua guru bidang studi, lalu dikoordinasikan kepada kepala sekolah dan disetujui oleh bendahara sekolah. Kemudian mengusulkan dana ke bendahara, survei langsung ke lapangan, dan membelanjakan barangbarang sesuai ususalan dan sesuai anggaran yang telah disediakan oleh pihak SMPN 37 Jakarta. 3
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd. 4 Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Sekolah yaitu Rusdi M. Pd.
54
Selanjutnya setelah barang sudah dibeli dan terkumpul maka dicatat dibuku pembelanjaan inventarisasi barang-barang habis pakai dan tidak habis pakai. Kemudian didistribusikan kepada guru bidang studi yang membutuhkan, selanjutnya melaporkan kebagian keuangan dengan memberikan bukti hasil pembelian dan berita acara pendistribusian.5 e. Proses inventarisasi di SMPN 37Jakarta yaitu: Subag umum melakukan pencatatan pengelolaan seluruh kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta ini dari barangbarang habis pakai sampai barang tak habis pakai. Melakukan penomoran inventaris terhadap seluruh aset yang ada di SMPN 37 Jakarta. Kasubag umum selanjutnya memberikan persetujuan terhadap data inventaris di SMPN 37 Jakarta, apabila mendapat persetujuan kegiatan inventaris dilanjutkan dengan pelaporkan data inventaris kepada bagian tata usaha. Proses inventarisasi ini sudah dilakukan dengan sistem komputerisasi sehingga memudahkan pengguna dalam menginput data dan pencarian barang-barang yang ada di SMPN 37 Jakarta tersebut. Dari penjelasan tersebut maka SMPN 37 Jakarta sudah melaksanakan proses pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur yang berlaku di sekolah. Karena melakukan usulan tertulis melalui kabag yang berupa daftar kebutuhan masing-masing unit dan guru bidang studi yang mengajukan kepada kepala sekolah tentang pengadaan barang untuk mendapat persetujuan dari kepala sekolah. Setelah itu kasubag berkoordinasi dengan subag kepegawaian dan keuangan untuk menyesuaikan anggaran dengan data kebutuhan yang telah terdaftar. Kemudian melakukam pembelian atau pembelanjaan barang-barang yang dibutuhkan, kemudian melakukan pemeriksaan dan pencatatan barang yang telah tersedia dan menyalurkan kepada meminta barang-barang tersebut. Terakhir adalah melaporkan tanda bukti 5
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bagian Tata Usaha yaitu
55
pembelian atau pembelanjaan kepada bendahara sekolah. Walaupun kegiatan pengadaan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta sudah sesuai dengan prosedur yang ada, tetapi masih ada beberapa hambatan yang terjadi. Salah satunya adalah lambannya proses pencairan dana pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, sehingga terhambatnya proses pengadaan sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta sehingga terhambatnya prosesnya belajar mengajar yang ada di SMPN 37 Jakarta 3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta. a. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta yaitu dengan melakukan pemeriksaan barang-barang dan ruang kelas setiap harinya oleh penanggung jawab kelas masing-masing yang dikepalai langsung oleh kepala bidang sarana dan prasarana. Apakah termasuk kategori baik-baik saja, sedang, sedikit rusak, atau malah rusak parag. Dari hasil laporan ini kami kemudian membawanya ke kepala sekolah untuk kemudian diminta masukan atau kebijakan yang berkenaan dengan keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta. 6 b. Dengan adanya kegiatan pemeriksaan tersebut maka apabila ada kerusakan barang atau ruang kelas yang rusak maka harus segera diperbaiki dan dilakukan pendataan serta ditindaklanjuti sesuai dengan tingkat kerusakan yang terjadi pada barang dan ruangan. 7 c. Untuk menjaga sarana dan prasarana pendidikan yang ada, pihak sekolah menyediakan gudang untuk menyimpan barang-barang tersebut. Upaya penyimpanan yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta yaitu dengan menyediakan tempat yang baik untuk barang-barang yang ada di SMPN 37 Jakarta. Barang tersebut diantaranya barang yang habis pakai, barang yang tidak digunakan, barang yang perlu
6
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bagian Tata Usaha yaitu Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd. 7
56
akan perbaikan, dan barang yang akan digunakan setelah diperbaiki. 8 d. Dalam menjaga sarana dan prasarana sekolah, dilakukan pemeriksaan secara rutin terhadap sarana dan prasarana sekolah yang ada dengan cara berkeliling setiap jam sekolah usai. Hal ini dilakukan untuk menemukan kerusakan atau ketidaksempurnaan sarana dan prasarana sekolah yang ada, untuk kemudian dilaporkan kepada guru bidang sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta. Tugas penjaga sekolah yang lainnya adalah mengontrol ruangan tempat penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan. Penjaan tersebut dilakukan untuk mencegah dari penyalahgunaan sarana dan prasarana oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab maupun siswa/i yang usil.9 e. Untuk menampung sarana dan prasarana pendidikan yang sudah rusak atau yang memerlukan perbaikan, pihak SMPN 37 Jakarta Selatan menyediakan gudang untuk menyimpannya. Gudang ini terletak dibagian belakang sekolah, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di SMPN 37 Jakarta Selatan ini. Berdasarkan pengamatan penulis lakukan di lapangan, di SMPN 37 Jakarta Selatan ini terdapat gudang yang penyimpan sarana dan prasarana pendidikan yang membutuhkan perawatan atau penggantian. Saat penulis melihat kedalam gudang penyimpanan, digalamnya terdapat meja dan kursi yang mengalami rusak berat dan rusak ringan. Selain itu, didalam gudang tersebut juga terdapat beberapan sarana dan prasarana pedidikan yang sudah tidak bisa digunakan.10 Jadi kesimpulannya pengelolaan dalam pemeliharan sarana dan prasana di SMPN 37 Jakarta adalah pengecekan dan pemeriksaan barangbarang dan ruang kelas agar jika ada kerusakan atau barang dan ruang yang harus diperbaiki kemudian di data dan di tindak lanjuti agar segera diperbaiki. Pada proses penyimpanan barang-barang yang dimiliki SMPN 8
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Sekolah yaitu Rusdi Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd. 10 Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Sekolah yaitu Rusdi 9
57
37 Jakarta disimpan pada tempat yang baik, aman dan dipantau kualitasnya. Selanjutnya proses penginventarisasi barang yaitu dengan memberi nomor pada seluruh barang dan asset yang dimiliki SMPN 37 Jakarta. 4. Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 37 Jakarta a. Pengendalian terhadap sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini dilakukan setiap minggu. Jika ada laporan kerusakan,
maka
akan
langsung
diambil
tindakan
untuk
memperbaikinya, jika kondisi sarana dan prasarana yang rusak mengalami kerusakan ringan yang masih diperbaiki maka pihak sekolah melakukan tindakan perbaikan. Demikian juga terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang hilang atau perlu mendapatkan perawatan. Dengan adanya pengendalian ini yang dilakukan setiap minggu, makan keadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini dapat terpantau kondisinya. 11 b. Kegiatan pengendalian yang dilakukan di SMPN 37 Jakarta berupa pengawasan untuk memastikan efektifitas dalam penggunaan sarana dan prasaran pendidikan di SMPN 37 Jakarta, kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh guru piket yang sedang bertugas. Dan pengawasan juga dilakukan oleh penanggung jawab, karena setiap ruangan dan kelas mempunyai penanggung jawab masing-masing. Kegiatan pengendalian ini berupa pengawasan dan pemeliharaan yang dilakukan disetiap sudut di SMPN 37 Jakarta. Mulai dari kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, gudang dan toilet. Apabila terjadi kerusakan maka segeran ditidak lanjuti oleh pihak SMPN 37 Jakarta.12 c. Kegiatan pengelolaan di SMPN 37 Jakarta mengalami hambatan yaitu adanya barang-barang yang lambat dalam penangannannya akibat 11
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bagian Tata Usaha yaitu Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd. 12
58
kerusakan yang terjadi karena perbuatan peserta didik yang kurang bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta. Peserta didik yang kurang bertanggung jawab merasa barang-barang miliki SMPN 37 Jakarta itu bukan milik mereka sehinggan mereka seenaknya memperlakukan sarana dan prasarana, oleh sebab itu setiap pemberian amanat upacara selalu diselipkan penyuluhan untuk peserta didik agar mau ikut serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta.13 d. Dampak dari adanya kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta ini adalah keteraturan dan ketertiban administrasi yang terasa lebih sistematis dalam segi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan perawatan, tertib dalam administrasi dan dapat memenuhi keinginan dalam memperoleh informasi tentang sarana dan prasarana yang ada di SMPN 37 Jakarta. Kebijakan dari pihak SMPN 37 Jakarta adalah lebih memfokuskan pada anggaran dengan kebutuhan dan keperluan, harus adanya kesesuaian atau keseimbangan antara anggaran yang tersedia dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pihak sekolah dalam memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar. e. Berdasarkan
hasil
pengendalian tersebut,
pihak
sekolah
bisa
melakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini yang ada. Untuk kemudian dicarikan solusi dan jalan keluar dalam permasalan yang terjadi dalam pengeloaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini. Dengan demikian, proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kerusakan yang terjadi. Sehingga tidak ada lagi dalam proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta yang mubazir atau sia-sia karena tidak sesuai dengan
13
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Sekolah yaitu Rusdi
59
kebutuhan yang ada.14 Dari penjelasan sistem pengelolaan yang ada di SMPN 37 Jakarta dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta belum berjalan secara efektif, dikarenakan dalam proses perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan perawatan, pengendalian belum semuanya berjalan dengan aturan yang ada. Sehingga adanya keterlambatan dalam menangani kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasara pendidikan yang ada ini SMPN 37 Jakarta ini. Walaupun langkah-langkah dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta ini yang telah dijabarkan belum semuanya berjalan dengan maksimal, tapi dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam proses pendidikan serta kegiatan belajar mengajar sehingga dapat berjalan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan yang ada. Dari seluruh sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini bahwa kondisi tersebut sudah mendekati kondidi ideal dengan jumlah siswa yang ada. Karena jika mengikuti pedoman yang ada, atau mengacu kepada Permendiknas, maka masih terdapat kekurangan dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini. Untuk itu, pihak sekolah terus berupaya untuk memenuhi standar antara sarana dan prasarana pendidikan dengan jumlah siswa yang ada. Masalah klasik yang yang sering dihadapi oleh pihak sekolah adalah berkaitan dengan pendanaan, karena masalah tersebut seringkali pemenuhan kebutuhan suatu sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan ini menjadi terhambat yang berakibat juga pada proses belajar mengajar yang terjadi. Adapun himbauan untuk memaksimalkan keberadaan sarana dan prasaran pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan, agar proses pembelajaran berlangsung dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan hasil 14
Wawancara dengan pihak SMPN 37 Jakarta Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana yaitu Syafrudin S. Pd.
60
yang terbaik. Dengan penggunaan sarana dan pasaran pendidikan yang telah tersedia, yang pertama adalah dengan adanya media pembelajaran, masing-masing guru mata pelajaran diharapkan dapat memanfaatkannya untuk memberikan pengetahuan yang komprehensif kepada siswa/i yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini. Dengan adanya himbauan ini, maka semua guru diharapkan tidak hanya sebatas mengajar dengan materi yang ada, tetapi juga berusaha untuk mempermudah penyampaian materi tersebut dengan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan yang disebutkan sebagai berikut: 1. Pengelolaan sarana dan prasarana dalam proses perencanaan sudah berjalan dengan efektif karena sudah sesuai dengan peraturan dan tata cara yang sudah ada. 2. Pengadaan dalam sarana dan prasarana yang sudah terencanakan mempunyai hambatan yaitu dalam pencairan dana untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta. 3. Pengendalian di SMPN 37 Jakarta sudah bejalan dengan baik, karena dalam pengendalian sarana dan prasarana semua pihak sekolah sering memberikan penyuluhan terhadap siswa/i untuk ikut serta dalam menjaga sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta ini. Dalam proses pengendalian merupakan berupa pengawasan dan dan tolak ukur bagi proses secara menyeluruh dalam pengelolaan sarana dan prasarana. 4. Dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan sudah efektif, tetapi dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
64
65
mengalami hambatan yaitu kurangnya tim khusus yang berkompeten dalam pengelolaan sarana dan prasarana, sehingga pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan belum berjalan dengan efektif.
B. Saran berdasarkan hasil dari penelitian, ada beberapa saran dan masukan yang penulis anggap sebagai hal yang positif. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kepala SMPN 37 Jakarta menambahkan tenaga ahli untuk menangani masalah yang ada pada sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta. Karena kekurangan tenaga ahli bisa berdampak pada proses pengelolaan srana dan prasarana pendidikan, dan juga dapat menghambat proses belajar mengajar yang ada di SMPN 37 Jakarta. 2. Dalam kegiatan pengelolaan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Jakarta Selatan ini pihak sekolah harus lebih tegas kepada siswa/i agar ikut serta dalam menjaga sarana dan prsarana pendidikan yang ada di SMPN 37 Selatan Jakarta ini. 3. Untuk memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan yang ada pihak sekolah diharapkan lebih mengerti dan memahami standar operasional prosedur sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 37 Jakarta Selatan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ary H. Gunawan. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Milcro. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Barnawi & M. Arifi. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogtrakarta: ArRuzz,2012.
Burhanuddin dkk. Manajemen Pencliclikan Anctlisis Subtanti,f dan Aplikasinya Dalam Institusi Pendidikan Malang: universitas Negeri Malang, 2003
E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakary a, 2009.
H. M. Daryanto. Administrasi pendidikan. Jakarta: Rieka cipta,
2oll.
Ibrahim Bafadal- Manaiemen Perlengkapan Sekolah teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikaz. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
PERMENDIKNAS RI No.24. Standar sarana dan prasarana. Serang: 2007. Samiaji Sarosa. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar.. Jakarta: Indeks. 2012. Sisdiknas, Jakarta: Redaksi Sinar Grafi ka, 2013.
Sri minarti. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogiakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. sugiono. Memahami
P ene
liti an Kuaritatif Bandung: Alfabeta, 2014.
Suharmisi Arikunto. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan. Jakarta: Raja Wali pers, 1990.
clan
Suryadi' Manaiemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasi. Sarana panca Karya Nusa, 2009. Susilo. Penelitian Pendidikan Prinsip-prinsip dan Teori Dasar. Jakarta: poliyama Widya Pustaka, 2009.
Wahyu Sri Ambar Arum. Manajenten Sarana dan Prasat'ana pencliclikan. Jakarta: Multi Karya Mulya, 2007.
.
zakiah Daradjat d\
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA WAKIL KEPALA BIDANG SARANA DAN PRASARANA DI SMP NEGERI 37 JAKARTA Petunjuk Wawancara A. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai. B. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara dilakukan. C. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara. D. Catat seluruh pembicaraan. E. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu. F. Biodata informan/interviewee Nama
: Bapak Syafrudin S.Pd
Jabatan
: Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana
G. Waktu dan tempat wawancara : Hari/tanggal
Desember4162 : 61
Jam
: 11:25 Siang
Tempat
: SMP Negeri 37 Jakarta
H. Pertanyaan dan jawaban dari dari hasil wawancara dengan kepala sekolah : 1. Adakah pembentukan panitia dalam pengadaan sarana dan prasarana? Jawaban : Ada, dalam kegiatan pengadaan sarana dan prasarana selalu dibentuk kepanitiaan. Dan kepala sekolah mengarahkan dan mempertanggung jawabkan.
2. Apa kegiatan yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? Jawaban : Mengevaluasi, merencanakan apa yang akan ditindak lanjutkan, kemudian dibuat programnya dan melaksanakan program yang telah direncanakan, dan diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehari-hari. 3. Adakah kerja sama atau rekanan kerja dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban : Ada, kita mempunyai rekanan dan kerja sama dari pihak luar sekolah yaitu dengan suku dinas, distributor kertas, meja, kursi dan lain-lain. 4. Adakah tempat penyimpanan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi? Jawaban : Jelas ada, agar barang yang sudah tidak terpakai tetap tertata rapi. Tetapi hanya ada satu gudang yang ada, jadinya barang yang sudah tidak terpakai atau masih yg belum terpakai disimpan digudang yang sama. Hanya saja peletakannya yang dipisahkan dan dirapihkan. 5. Adakah kegiatan inventarisasi disekolah? Seperti apa kegiatan tersebut? Jawaban : Pengadaan barang misalnya barang habis pakai jumlahnya berapa, lalu bulan depan di evaluasi kurang atau tidak, mencatat barang yang habis pakai, yang rusak dibuat pendataan dan pelaporan . Pencatatan, pemeliharaan dan pelaporan.
6. Dalam kegiatan pemeliharaan kelengkapan sarana dan ptrasaraa sekolah, apakah ada jangka wakyu tertentu yang dilakukan sekolah? Kapan saja? Jawaban : Ada, yaitu setiap bulan ada untuk pemeliharaan sarana dan prasarana , dan untuk pengadaan lagi. 7. Upaya apa yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang rusak? Jawaban : Pemeliharaan yaitu sarana dan prasarana yang rusak jika masih bisa diperbaiki maka pihak sekolah akan perbaiki dan jika kerusakan sudah tidak bisa diperbaiki sekolah melakukan pembelian yang baru kemudian pihak sekolah mencatat barang yang rusak untuk laporan bulanan dan untuk pengadaan lagi. 8. Bagaimana cara penghapusan yang dilakukan sekolah? Jawaban : Caranya yaitu dengan mengobservasi atau mengecek barang yang akan dihapuskan, selanjutnya mencatat atau mendata barang yang sudah tidak mempunyai nilai guna dan tidak layak pakai. Kemudian meminta persetujuan dari pihak berwenang untuk melakukan penghapusan. Membuat laporan barang yang sudah rusak kepada pihak dinas terkait untuk menjadi buktikan dan dihapuskan dengan tata cara yang sudah ada. 9. Bagaimana sekolah melakukan pengawasan pada sarana dan prasarana yang ada disekolah? Jawaban : Cara pengawasannya dengan cara memberikan penyuluhan kepada siswa/I saat upacara berlangsung yang bersisikan agar siswa/I menganggap sarana dan prasarana yang telah tersedia disekolah adalah milik barang sendiri yang harus dijaga hatihati dan harus memeliharanya dengan baik. Di setiap lantai terdapat guru piket yang selalu memantau siswa/I agar menjaga dan mengawasi kebersihan yang dilakukan siswa/I yang di sebut piket harian, selain guru piket
yang mengawasi terdapat juga guru kelas, dan wali kelas tersebut. 10. Dampak apa yang dapat dirasakan pihak sekolah setelah adanya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ini? Jawaban : Dapat terciptanya pembelajaran yang efektif, walaupun sarana dan prasarana yang rusak secara langsung ditangani jika tidak ada kendala yang di dapati sehingga dapat terciptanya pembelajaran yang efektifitas dan nyaman untuk pembelajaran siswa/I dapat terencana. 11. Kebijakan apa saja yang ada disekolah yang berkenaan dengan pengelolaan standar sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban : Membeli kebutuhan harus mempunyai pertimbangan, pengadaan kebutuhan itu bisa langsung membeli barang, dan bisa mengusulkan barang, jika langsung membeli barang memakai anggaran sekolah. Sesuai prioritas apa saja yang di butuhkan pihak sekolah. 12. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan sarana dan prasarana disekolah? Dan apa solusinya? Jawaban : Hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 37 Jakarta adalah cairnya keuangan sekolah yang tidak tepat waktu , faktor siswa/I yang kurang sadar menjaga sehingga banyak kursi yang rusak akibat siswa/I yang tidak menjaga sarana dan prasarana sekolah. Lambatnya penanganan terhadap sarana dan prasarana yang rusak. Solusinya : sekolah mempunyai rekanan barang-barang kebutuhan sudah mengetahui, bahwa telat turunnya keuangan sekolah tidak hanya di satu sekolah, jadi bisa mengambil barang tersebut dahulu baru membayarnnya 2 bulan
kemudian, misalnya wali kelas/guru piket menegur. Jika sudah melewati batas orang tua siswa/I yang bersangkutan di panggil oleh guru BP agar si peserta didik mendapatkan jera dan tidak dapat mengulangi kesalahan lagi, dan adanya laporan setiap bulannya. 13. Adakah waktu tertentu untuk mengevaluasi tahapan-tahpan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawaban : Setiap bulan dilakukan atau 3 bulan sekali pasti ada waktu untuk mengevaluasi. Contoh bagian inventaris membuat laporan perbulan tetapi dilaporkan ke kepala sekolah per 3 bulan.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH DI SMPN 37 JAKARTA Petunjuk Wawancara A. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai. B. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara dilakukan. C. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara. D. Catat seluruh pembicaraan. E. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu. F. Biodata informan/interviewee : Nama
: Drs. Rusdi, M.Pd
Jabatan
: Kepala Sekolah
G. Waktu dan Tempat : Hari/tanggal
: 15 Desember 4102
Jam
: 11: 05 Siang
Tempat
: SMP Negeri 37 Jakarta
H. Pertanyaan dan jawaban hasil dari wawancara : 1. Apa langkah awal dalam perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban : Langkah pertama untuk mengetahui sarana dan prasaran pendidikan yang dibutuhkan sekolah adalah mengadakan rapat kerja, dalam rapat kerja tersebut membahas tentang anggaran dana kebutuhan untuk saran dan prasarana disekolah, sarana dan prasaran apa saja yang dibutuhkan, kemudian dalam rapat kerja tersebut kami mencari hal yang harus diprioritaskan atau diutamakan dalam kebutuhan-
kebutuhan sekolah. Selanjutnya disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Rapat kerja ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru. 2. Dari mana sumber dana dalam perencanaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban : Sumber dana berasal dari APBN DAN APBD yang BOS/BOP awal anggaran dana pengalokasian berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan belanja
Negara)/ BOP (Bantuan
Operasional Pendidikan) 3. Apakah ada jangka waktu dalam melakukan perencanaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban : Jelas ada jangka waktu untuk melakukan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah dengan menanyakan kepada guru bidang studi atau meminta informasi tentang apa saja yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar misalnya kepada guru olah raga apa saja yang diperlukan dan dibutuhkan begitu juga dengan guru-guru bidang studi yang lain kemudian di identifikasi mana yang harus lebih diprioritaskan. 4. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pengadaan barang? Jawaban : Pihak-pihak yang terkait dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ada komite sekolah kemudian staff sarana dan prasarana, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru-guru yang terkait. Dalam hal kegiatan perencanaan sarana dan prasarana para guru bidang studi di SMPN 37 Jakarta turut ikut serta untuk dilibatkan dalam kegiatan perencanaan sarana dan prasarana karena kami memerlukan informasi dan masukanmasukan agar dalam melakukan perencanaan kebutuhan tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan di SMPN 37 Jakarta.
5. Apakah guru dilibatkan dalam kegiatan perencanaan sarana dan prasarana? Jawaban : Dalam hal kegiatan perencanaan sarana dan prasarana para guru bidang studi di SMPN 37 Jakarta turut ikut serta untuk dilibatkan dalam kegiatan perencanaan sarana dan prasarana karena kami memerlukan informasi dan masukan-masukan agar dalam melakukan perencanaan kebutuhan tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan di SMPN 37 Jakarta. Selanjutnya kami selaku pihak sekolah membuat catatan untuk didiskusikan kepada seluruh guru dan staff di sekolah, terutama guru-guru yang dalam proses belajar mengajarnya memerlukan alat-alat praktek atau media pembelajaran. 6. Apakah kegiatan yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? Jawaban : Melakukan inventarisasi barang apa saja yang masih terpakai atau yang sudah tidak terpakai, dan untuk melakukan inventarisasi
tersebut
ada
seseorang yang ahli
dalam
melakukan inventarisasi tersebut. 7. Bagaimana cara memperoleh barang-barang yang ada disekolah? Jawaban : Cara memperolah barang-barang tersebut dilakukan dengan mengajukan kepada suku dinas misalnya keperluan diluar proses pembelajaran seperti pembuatan taman, pot, dll. Kemudian ada juga yang diberikan langsung oleh suku dinas tanpa mengajukan ke pemerintah seperti untuk keperluan ruang lab, ruang perpus dan ruang kelas. Dari suku dinas dan direktorat jendral pendidikan. 8. Apakah ada program pengendalian sarana dan prasarana yang ada disekolah?
Jawaban : Ada, contohnya seperti lab, disana sudah dipampang jadwal hari apa saja lab digunakan dalam proses pembelajaran. Sudah terstruktur siapa saja yang bertanggung jawab dalam pemeliharaannya, contoh selanjutnnya adalah
pencatatan
jumlah bola pada awal tahun. Ada berapa bola yang terpakai, pencatatan kembali akhir tahun ada berapa bola yang rusak dan barang-barang lain yang sudah tidak terpakai lagi. 9.
Bagaimana teknis pelaksanaan pengendalian sarana dan prasarana sekolah ? Jawaban : Cara pelaksanaan pengendalian dan sarana dan prasarana sekolah dengan cara mendapatkan informasi barang-barang mana yang sudah rusak dan dapat dilihat juga untuk mutu atau kualitas barang yang kami dapatkan. Contohnya seperti meja yang terlebih dahulu diberikan kualitas barang nya bagus dan kuat tidak seperti barang-barang yang baru di berikan.
10. Bagaimana hasil pengendalian sarana dan prasarana sekolah? Jawaban : Hasil pengendalian sarana dan prasarana sekolah dengan memiliki pegawai lepas yaitu Office Boy (OB) yang tugasnya di ikut sertakan dalam memelihara sarana dan prasarana pendidikan di sekolah selain guru bidang studi yang terkait atau tenaga honorer. 11. Apakah penggunaan media sesuai dengan kegiatan belajar mengajar? Jawaban : Sudah, contohnya seperti labratotium IPA, sudah digunakan dengan semestinya dalam proses belajar mengajar. Setiap kelaspun sudah diberikan infokus. Laboratorium komputer, IPA juga sudah digunakan dengan semestinya.
12. Apakah efektif dalam penggunaan media saat kegiatan pembelajaran?
Jawaban : Jelas sangat efektif, karena dengan adanya media saat kegiatan dalam proses belajar mengajar sangat membantu guru dalam memberikan materi pembelajan didalam ataupun diluar kelas. Dan peserta didikpun terlihat lebih memahami dan mengerti materi atau praktik yang diberikan oleh guru. 13. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan sarana dan prasarana sekolah? Jawaban : Terkadang perubahan keinginan pemimpin, perubahan rencana mendadak ditengah jalan dalam pengimplementasiannya. Terkadang barang-barang lambat ditangani yang rusak dikarenakan keterbatasan tenaga kerja. 14. Dampak apa saja yang dirasakan pihak sekolah dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana ini? Jawaban : Dampak yang dirasakan dari adanya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di sekolah adalah terlihatnya keletarutan dari segi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan pengendalian.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA TATA USAHA DI SMP NEGERI 37 JAKARTA Petunjuk Wawancara : A. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai. B. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara dilakukan. C. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara. D. Catat seluruh pembicaraan. E. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu. F. Biodata informan/interviewee : Nama
: Bapak Maryono, S.Pd.
Jabatan
: Kepala Urusan Tata Usaha
G. Waktu dan tempat wawancara : Hari/tanggal
:
Jam
: 11.20 Siang
Tempat
: SMP Negeri 37 Jakarta
H. Pertanyaan dan jawaban hasil dari wawancara : 1. Apa langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah? Jawaban : langkah-langkah yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan sekolah yaitu: a. Melakukan pendataan sarana dan prasarana yang telah dimiliki sekolah.
b. Mengumpulkan informasi dari masing-masing guru bidang studi tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. c. Menginventarisasikan sarana dan prasarana yang telah ada. d. Menentukan prioritas sarana dan prasarana yang dibutuhkan. e. Mengalokasikan dana yang sesuai dengan kebutuhan. 2. Apakah kepala sekolah terlibat langsung untuk perencanaan anggaran dana dalam pengalokasian kelengkapan sarana dan prasarana? Jawaban : Jelas, kepala sekolah terlibat langsung. Karena kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang mengetahui dan bertanggung jawab dalam perencanaan anggaran dana untuk pengalokasian kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah. 3. Bagaimana perencanaan anggaran dana dalam mengalokasikan biaya pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? Jawaban : Mengetahui sumber dana yang akan diterima, kemudian bersama-sama
dengan
pihak
sekolah
menentukan,
merencanakan dan membuat RKS (Rencana Kegiatan Sekolah), setelah itu membuat RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah). 4. Adakah laporan periodik yang disampaikan kepada kepala sekolah? Jawaban : Ada, yaitu pertengah semester dan diakhir semester. 5. Adakah kegiatan inventarisasi di SMPN 37 Jakarta? Seperti apa kegiatan tersebut? Jawaban : Ada, proses kegiatan inventarisasi tersebut yaitu setelah barang dibeli kemudian dicatat kedalam komputer dan kemudian barang tersebut diberikan label yang telah ada kode-kode tertentu.
6. Apakah dalam kegiatan perencanaan kebutuhan sekolah diperhatikan kegunaan, kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli sekolah, seperti apakah prosesnya? Jawaban : Jelaskan, pihak sekolah sangat memperhatikan dalam segi kegunaan, kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli
sekolah.
Kemudian prosesnya
dalah mensurvei
beberapa tempat untuk membeli sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Menentukan tempat mana yang memiliki kualitas yang lebih baik yang hsesuai dengan staandar sarana dan prasarana yang telah ditentukan, dan dengan anggaran yang telah direncanakan.
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Popy
NiM
:11tr0018200055
Jurusan
: Manajemen Pendidikan
Judul
Skripsi
Lukitawati
: Efektivitas Pengelolaan
Sarana dan Prasarana Pendidikan di
SMP Negeri 37 Jakarta
Pembimbing BAB
: Fathi Ismail,
Nomor
Halaman
Footnote
Skripsi
I
I
Dr.,MM Referensi
Paraf Pembimbing
Achmad sugandi, dkk,
Teori
Pembelajaran, (Semarang: UPT UNNES PRESS,2005), hal 51 2
2
Sri Minarti,
Manajemen Sekolah,
Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Yogyakarta: Ar-
rtzz Media, 20 I l) hal 247 I
a
J
2
http ://penqelolaansaranadaprasarana d
ankaitannvaden ganlayananprofesio
nal d alamplo sespembelaj aran a
efektifd
nefi sien/A hmadFa ri dMubarockhtnr
diakses pada tanggal29 januari 2014
A
<-\
-rv-
pukul 14.58 WIB. 4
J
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),hal2
5
I
J
Nanang Fattah,
Landasan
:*l-,
Manajemen Pendidikan, (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2000, cet 3, hal 3 6
4
Undang-undang Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar Grafika. 2003), hal 5
7
4
http://rvww. eudan smateri.com/2
0I
0/
04/ur-r-sistem-nendidikan7
nasional.html
il
I
1l
Mulyasa, Manajemen Sekolah, (Bandung:
PT
Berbasis Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 82 2
11
Tim Ganece Sains Bandung, Kamus
Lengkap Bahasa
Indonesia,
(Bandung: Penabur ilmu, 2001), cet. I, hal. 101 a
J
11
Tim Ganece Sains Bandung, Kamus
Lengkap Bahasa
Indonesia,
(Bandung: Penabur ilmu, 2001), cet. I, hal. 101 4
1l
Hani Handoko, T, Manaiemen Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hal.7
5
t2
Syafaruddin, Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Ciputat Press, 200 5)hal. 20 6
T2
Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
hal.126
A\
k\
7
l2
Sondang Siagian, Teknik Menurnbuhkan dan Men-relihara Perilaku Organisasi, (Jakarta: CV. Haji Masgung, 1987), cet. Ke-10
8
l2
Suwarno Hanayaningrat, Pengantar
Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, (Jakarta: PT. Idayu Press dan Yayasan Masagung. 1990), cet. Ke-10, hal. 16 9
i3
Aan Komariah & Cepi Visionary Leardership
Triatna, Menuju
Sekolah Efektif. (Jakarta: PT Bumi Aksara,2005), cet. Ke-I, hal.7 10
l4
http ://srahacendikia. fi I es. word press.
com/2009 /04/pengoptimalan.pdf.
tsl
I .Iuli 2009 l1
t4
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarla: Bumi Aksara, 2004) cet.2 hal. 5
l2
14
Pendidikan, (Jakarta,
Multi
Mulia,200l), cet. t hal. l5
u
Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, Ma., Manajemen Sarana dan Prasarana
t3
s'
Karya
5
Suharsimi Arikunto
dan
Lia
Yuliana,Manajemen Pendidikan,
(Yogyakarta: Aditya
s
Media
Bekerjasama Dengan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri
-A
+
Yogyakarta, 2008), hal. 273. t4
i5
Sri Minarti ,ManajemenSekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Yogyakarta: ArRuzz Media,2CIl1), hal. 251.
t5
15
E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis
Sekolah, Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-7, Hal. 49 16
16
Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, Ma., Manajemen Sarana dan Prasarana
Multi
Pendidikan, (Jakarta,
Mulia, 2007),cet. t hal.
t7
t7
Karya
5
Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, Ma., Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta,
Multi
Mulia,2007),cet. I hal. 18
20
Karya
7
Ibrahim Bafadal, Perlengkapan sekolah, (Jakarta: PT. Bumu Aksara, 2004) hal. 5, cet. 2
t9
20
Undang-Undang Republk Indosesia
No. 20 Tahun 2903, tentang sistem
pendidikan nasional, (Bandung: Citra Umbaru),h.23 2A
2t
Peratura menteri
pendidikan
nasional republik indonesia nomor
24 tahun 2007
tentang standar
saratla dan prasarana untuk SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA. H.36 21
22
Peraturan menteri
pendidikan
nasional republik indonesia nomor
24 tahun 2007 rentang
standar
saranq dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. H.42 22
22
& M. Arifin, Manajemerr Sarana dan Prasarana sekolah,
Banrawi
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 171 23
22
Suharmisi Arikunto, pengelolaan kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan,
(Jakarta: CV. Rajawali, 1996), hal. 7-8 24
23
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. Ke-1, hal. 411 25
23
s
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasi, (PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009),
hal.124 26
23
Suharmisi Arikunto, pengelolaan kelas dan Sisrva Sebuah Pendekatan, (Jakarta: CV. Rajawali, i996), hal.8
27
24
Standar Pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah.
u
28
25
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang,2003) cet. l, hal. 87 29
26
Ibrahinr Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal 26-27 30
26
Dr. Nanang Fattah.
Landasan
Manajemen Pendidikan, (Bandung,
PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal. 49 31
27
Ary H.
Gunawan. Administrasi
Sekolah Administrasi pendidikan
Mikro, (Jakarta: PT. Aneka Cipta Lgg6)cet.1 hal.117 32
27
Ary H.
Gunawan. Administrasi
Sekolah Administrasi pendidikan
Mikro, (Jakarta: PT. Aneka Cipta, 1996) cet.1 hal. 117 JJ
28
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.2hal.27 34
28
g
Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, t987),h.7
35
29
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajeen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan
q]
Berbasis Sekolah,
(Jakarla:
November 2007),1"t.6 JO
29
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,2004) cet.2 hal28 37
30
Direktorat Jendral
(J
Peningkatan
Mutu Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan, Manajeen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan
Berbasis Sekolah,
(Jakarta:
November 2007), h. 14-17 38
30
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.2 hal. 31 39
31
Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan
di
!
Sekola,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet. 1. hal.176 40
3l
Ary H.
Gunarvan, Administrasi
Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarla: PT Rineka Cipta, 1996),cet.
4l
32
2,hal.135.
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,2004) cet.2 hal. 32 42
32
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,2004) cet.2 hal. 35
(7
Bumi Aksara, 2004) cet. 2 hal. 43
aa
JJ
Ibrahim Bafadal,
35
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2A0q cet. 2 hal. 35 44
33
ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah,
(Jakarta:
Bumi Aksara, 2004) cet.2 hal. 35 45
33
Ibrahim Bafadal,
Manajemen
Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet.2hal.36 46
36
Dr. wahyu Sri Ambar Arum, MA, Manajemen Sarana Dan Prasarana
Pendidikan, (Jakarta,
CV. Multi
Karya Mulia, 2007) hal. 104 47
36
Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah (Surabaya, Usaha Nasional, 1994)
Hal. 48
36
195
Wahyu Sri Ambar
Arum,
Manajemen Sarana Dan Prasarana
49
JI
g
Pendidikan, (Jakarta,
CV.
KaryaMulia, 2007)hal.
105
Multi-
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajeen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahafi-
Berbasis Sekolah, November 2007), h. 3l
(Jakarta:
$"
s4-
s0
37
& M. Arifin, Manajemen sarana Dan prasarana Sekolah,
Barnawi
(Jogiakarta, Ar-Ruzz Media, 2012)
hal.76
5l
38
Ary H.
Gunarvan, Administrasi
Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996),cet.
2,h.154
II] I
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung. Alfabeta : 2014),h.64
2
Samiaji Sarosa. f enelilian Kualitatif Dasa-Dasar, (Jakarta. PT.Indeks
:
20t2),h.45 J
Samiaji Sarosa.,Pen elilian Kualitatif
Dasa-Dasar, (Jakarta. PT.Indeks 20t2),h.61
:
\-rl l
KEMENTERIAN AGAMA-
i-}Jl
UIN JAKARTA
{;@} qsrr IirtBl
l
FORM (FR)
FITK
il
Jl.
lr
H. Juanda
No. Dokumen Tgl. Terbit No: Revisi:
No 95 Ciputat 15412 lndonesia
: fttf-fR+XOOgt : t tvtaret ZOt O : O1
SURAT BIMBINGAN SI,(RIPSI Nomor : Un.0 llF. I /KM.01.3 /..A.Q.t..?.?.! 4
Lamp.
Hal
Jakarta, l6 Januari 2014
:
: Bimbingan Skripsi
Kepada Yth. DR. Fathih Ismail, MM Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. As s al am u' al a ikum
Dengan
wr.w b.
ini
diharapkan. kesediaan Saudara
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
untuk menjadi
pembimbing
Nama
Popy Lukitawati
MM
1110018200055
Jurusan
Menajemen Pendidikan
Semester
vrr (TUJrrH)
Judul Skripsi
Efektifitas Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sMK
AI
-
Hidayah Lestari
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 23 Desember 2013 abstraksiloutline terlampir. Saudara dapit m-elakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimting menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam rvaktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) buran berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Ll/as s a I am
u' al ai kum wr.wb.
Dekan Kaj ur l.Kaprodi Manaj emen pendid ikan
Tembusan:
l. 2.
Dekan FITK Nlahasisrva ybs.
NIP. 1 9661009 199303 I 004
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS'PENDIDIKAN SEKOLAH ]VIBNENGAH PERTAMA ( SMP )'NEGERI37 JAKARTA Jl. Taman wijaya Kusuma Raya, cilandak rlp. 02l-7695212Fax 7695272 E-mail :
[email protected], Website : www.smpn3Tjkt.sch.id JAKARTA SELATAN
SURAT KETBRANGA]\
Nomor:6Jt
/081.1
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 37 Jakarta, menerangkan bahrva Nama
POPY LUKITAWATI
NIM
1110018200055
Prcgram Pendidikan
Manajemen'Pendidikan IX ( sembilan )
Semester
Jenjang
s.l
Sesuai Surat Permohonan penelitian dari Pimpinan Universitas Islam Negeri ( UIN Syarif ) Hidayatnllah Jakarta No. 0l/Ft/Kivl.O1 .31200112014, yang bersangkutan telah rnengadakai-r Penelitian / Riset di SMP Negeri 37 Jakarta guna mendapatkan data-data Lrntuk -"ny.,r,-,r, Skripsi dengan judul "Efektifitas Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendiclikan di Sivlp Negeri 37 Jakarta" sejak tanggal 14 Agustus s.d. 12 November 2014.
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagai mestinya
i, M.Pd 10910198302i003
T*;;;;7
E fr,H'-] l# tl gel
l'{',5!f
#l
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KI IUSUS IBT]KOTA JAKARTA DINAs PENDIDIKAN sEKoLAH MENtrNGAH pERT'ArvrA ( sNrp ) NIiGERI 37 JAKARTA ll. Taman Wijaya Kusuma Raya, Cilandak Jakarta Selatan relepo't :021 - 7695272
/
Nomor Lamp
-030
I-ial
lzin Observasi
I(epada Yth
14 Agustus 2414.
1.85.51201
Pimpinan Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatul lah J akarta
Menanggapi surat Saudara. No. Un.0l/FI/KM.01 .312001/2014 tentang izirr untuk mengadakan observasi atas nama : Nama
NIRM / NPM Prodi / Jurusan Jenjang / SM
POPY LUKITAWATI 1 r 10018200055 Manajemen Pendidikan S.I / VIII
pada dasarnya kan:i tidak- keberatar.r / rnengizinkan yang hersangkutan mengadakan observasi dimaksud di sekolah kami sejauh tidak mengganggu Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 37 Jakarta.
Demikian surat
ini kami buat untuk
dapat dipergunakan sebagai mana
mestinya
S D I. ivl.Pd r96i09r0r98302 r00l
,e*
KARTU INVENTARIS RUANGAN
PROPJNSI
DKI JAKARTA
KABUPATEN/KOTAMADYA
JAKARTA SELATAN
UNIT
SUDIN DIKDAS SMP NEGERI 37 JAKARTA
SATUAN KERJA Nama Barang i Jenis Earang
NO.KODE UNIT / SATKER RUANGAN
Keadaan
No.Seri Pa brik
: 4.5.20.02.10.03.037
:BK.
Bara
Keterangan Mutasi dll
Lemari kavu
02.06.02.01.01 02 06.02.01.00'1 02.06.02.01.007 c2.06.02.02.001 02.06.02.01 00'l
Paoan stalistik
02.060'1.05.010
Ganrbar PresidentAvakil
02.06.01.05.010 02.06.02.06.029 c2.06.02.01.029
'1
Kursi karvawan
panas on,c
02.C6.02.04003
2set i I
2bh
|
lunil
2set
02.05.02.01.002 c2,06.c1.04.0c1
Lema:'i oenviinpan alal
MENGETAHUI
BP
:
KEPALA UNIT / SATUAN KERJA
Hj, R. SRI HARTAM|, S.Pd. NIP/NRK : 19560521 1977 1120011145806
Jakarta, 10 Maret
201a
Pengurus Barang
DELIANUS SIJABAT NIP/NRK : ^196012241981 031 004/t 46602
z (, f
o = F ul l= F u.
E
c6
Nf
o=
;d d? +'E
E u
Y F q F
2
l
3i
xt
OY ol zx,
4.< =Y ts-
}:u<_ dqoE
F t
s<}5-u
s-834 ,<=-Yoc Y
o F
I
io
cC !! 605
t-__
I
I
16.9 lE 9< = azE UU Y l 6a z z: =5F< o@=i (<4< cYl@ I I
lo
lz
Gi:l I d tl ( Qol(
0101.
>l>l>
l-r l_t
f
l
c
a o
bl
e
c
v
I
; _q
6I
;l _l ctl
6l >l
;lslR ;l!l.e
Ncm@
P ._ oG---
9 f =
=@ N
o o
<9
as
q? -o =6
ov (
{
:l
aE o= @
=5
dH
c
uY oE z
sP, i3 d o J.'
{c +
s3 U; Yo
i
--.1
(! u -l
?: f,S uE5 4
dt UA
(,
z.
l
E u>
t. 'F-
z
UT
z. l F.
E Y
E
o
€
E G
co
Y
to d.
o o
g) C 6
N.=
o c
c o co
t,)c =6cd 7Gr IGG
D C
Y
o
c5.9 :5E
c G
m C 6 f f
o
ZA-
ci
O'aE
'Cy
FET 3d
-E
9o
trco
Yo
-co
o Y
G
G cn
oo
F n
Y
o6 e5
?o oc N6
E. t1l
Y F.
o F
)2 u4 ad
YE ol zd
Z. F-
:<
o-O ':o NJ
dd
o-O Eg
tss CL -d lL
sd9: Ia ilo
s<xll
{E3E -<=' -:t :<<=Eo( oa.!,o
o E F d5co
o.9
Er
e ;;
*3
9{ _F
9?
f3 p?
o-x
=E =
c E c n 5 -o ro
! -c
c c T c ! ! o) N
-
E T c E c E c ! ! ! c A \t o, N
s
o o o
c.
E o )<
N I
zo,
E
6 9
E c ! I
r E
!
:< co d
:<
to
.= E a
(]
F
rc
o o E o
o)
o E o E Eo o co
.f
@
s
c f c o o C o D o
E -o
!
0)
I
-
T !
o Ns
()
:a .a
LL
E
c ! 6
c !r = o o r N @ @
(
q
c c = c l o
:) l
(,) N
O
o
I
3l ol sl yl
ol
c l N
o o o o o
o n
=c .=c c =fc l f, l o
()
-
Y
a
o-
C
o O) o o o) o N o o o o o o o o o o o o o o N N c! c! c{ N N
N
o
F o o o .0)
-l
-t
:l
-
N (o xi (o (o F- @ (o (o (o (o (o (o (o
o p6) 8l BI ol al 6l o.l
o o o
F
0) .a o al o_ o o 0) ol =l 2 c o o 0) LU Li]l ol o p o o c o o ,9 sl o a .9 0) ol FI o o G 2 l o E cl o c C o o) o o al 9l o C o ol c CO oo o o o G o o o '€ o o 6
.c ro
(o a)
()
C O C o
^
o oo
o o
l 'a
E
co
o .9
o
G
-o
E o_ o o o o o o =o o o s
)
G
ro (o r o o rn ra) tr) rr) tr)
E o f o o- 0) o oo o 6
l
6 c
@ o 6 o c o o o o sc No No No No
o_
tY
c a- c 6 o
u)
rC
s rr)
6 (o
r
o) o, o o o o) rn (o 6 co @ @ @ 6 o o o) o, c', o) o) o) o o c\ N
o) € o)
E o c
o o o
G .s o o o
o
G
Y F
l
o
o-
o
6
6
s
o
co J
9 I
v c
.!o--
.^'
o =m l
:
o o 13 m@
AP aN Ae i6
lle \ uJ :<
oR ur=
=:
-o ;ts
z
o-
i3
o-
€P ooJ"
+:
dO ;o d= LU& :
t
?l
fl# u-
l(o
)ct
q
(1 u Zz
6-
to
=Ldo
=l
ulI
)<=
z
zo E.
f
a E,
zF tu z f,
xF Y
F(?)
o r;
oC d$ O.
r-- j c{(! q;
of c.l
qbo* \t t
tu
Y
F a F
2 f
^rt xo
YA Of, _z t.
Z). F-
l--
t --)
sd9:
Fadx vtrl
=
*fas
1.Ja'
-r2oo:
ur
j
i: z
= F O4
9',< =o--<
o-f om;F-i o<<-<
o-Yf(/)
C
o,
oc FO CL 1(I] 5co
g(t!
9E cco
.9 )<
o
a-Oor
dl
El":l
II
lE
:l =l;i !l El =l .l =l 5
v Io,
v
C)
o FI
@r
EY 6d:. tZ
:io oo, l'a-
-o 10 Eo
co
o o
2
o-
UJY
..
ru 9
0(0-)+
I E 3E >m u:3 < =3 sP Ji3 oc(
o o
{ori
".t fi3 Y
Z
:< if
)
5
i;+> ilrl: (9r z=
P
2
42 o_
ul )l
z (,
z l t U)
E.
F
z tu
'7
;
tF :<
F(,
q c.) q o oi o o: NL uif
v0 t
tu
Y
F o F
z
l
w4 o,1 OY
XA Ol zct
ZY
x.
F.
isi
4J=6
aruo'*U)=U
*rfru -Zz' XI;H o fOd ya LU
v -i" a) : t =Oo-=ri om;E E <1< o_Yl(4
C
o a o o
E
)
o
'6
c 6 o
C
o o o \z
CC q.o
:3E
I lll
i lEl: I I-lI l.l9 lol.Y
I
El lPl Hl u :l l-l=l -l .rl I il -,1 El :l 3l ; Pl !l;l hl 'l € rlrlSlFl+13
o
_(: -ci !l-ol =l-cl-ol_o
crlNlrlr t-lrolslolololc.lol ol(flololo
I
E (o 0-)
crl
-l cl
sl rol
ml
I
ar l -cl Gl ol
ol
ol ol
CI
crl
)l ol cct x (!I OI ol EI xl vl
;I :l:l :l I
ru
sl;l al sl s qlslslsls sl3l8l3ls
2 a
o o
c.tl<.'rlc.rlcsl ololcl()lo
0)
tr
o 'a 0)
a Y
N
vF
Ha 0)(J
>co n,aA "=
!i
€8 (oO so
-) d.
LLI
Y Zlo f I IF
LthU
J
ix: (r') L -it 2q =l o_ LU
Y
i
ff -) u) f _<
J
u)
f
o
z (, z l d" ct)
E.
zF UJ z x.
l F
Y
ro Oo oO oo;
s
NO qY O= NJ
-
rilg +3
E, F.
uJ
o F.
)2u.2 Xo a<
Ol ZE,
z-Y
F d
fl3{ {l!r
<#o-
E'2* *#83 ad*' -iooYar= A-OO
o F O4
)
)d fr14 :
o-l-l
-lY< aLr{
om-Fx.<'< cVl6
I
o C
o)
(t, o)
rllFI6 il: lr lQl-ltl;lorl
hlHl{l:lil3l . :lelTlal:lFl: ilslslsiElsl?
v o o
r-E <= -)+
=r
E cr IE af
aft
?E
=co -(o
nr (t
.- lo ^, =
=I-
,"
do)
'
o-
\
:)(o
oQ
=5 a?
tu)l oct n 7
J
Pp i3
(!0) vo_ S'z
icO
v.3 ulN Y9
?3 r4ir
ll> in:
,nL
-z H>L )cr Sz tt
uJ
V
o
z
t
l
q
t. F.
ut
z l l--
t.
Y
ts
o o r; o o6 N6 oa dl
N-
{; 9F
d.
U
Y
F
3 fl u4 R6 xe
ol ztL
Z-Y
F
s3{
(1r d-Joo
:Hoa > zu
,<=<
z
1
o F
>o(
UU
g',< i$r< l!--l otr)-F c(< << O-Ylo
(! 6
c
@
6 G
o
Y
t
'6 c0
tr
C
E (o
(!
.O)
o o
Y
@
n
co) tr!
GC ;6
-O o)
o
o 6 E
60
b^o
x l
c
co
=E
N
c
o-q
g6
Y
o o
f
c(0 F
vtD ;6
)a-
{0, o! so ..5
sc) qC oF d;m CC for z,
o,
N q q o q 6i N o q o (o q q
o q q N o (rJ
q
o o
c{ N N
o
N
o c{ tr,
o o N
.c o N l (!
l oo c)
N o q o q (D
o d q N o
o q
o q q
! A N
N
.-i o d
c N o
C
o o c G o
G
N
o o o
N N N o ,; tc; rq q N N ci o o o
I c q e
c o o G
D o Y c
o o =c f G E O 0) J
aO
cc q $
c o o d (o q
oi N
!= N
E ! N
t-
c
o)
I o 0)
.C
(o
ct
o
g
r; oc q c
o q
C?
(o
c (o N N o o
N q
q q
-
N N o o
i_1
ii ll ,l.l c! 6l El:l
:|fl
v I o Xc :
'' o 6\6-* SU o
66
^.
\!
60J !o-
4
tO jlo ^lo E
tuN YO
s
O
o
*P k= mP o, t ,^N A-
t!)l
z
ocr z d
no
t(
ov
oR
--)--) r-
a= f o da
i;
Lrtr'lu L2 ='-
<
-) a7 UL Y2
z f E
o t.
zF UI z :)
F &.
x
N c, o ri o
oQ rA ciO o ciP NE rof
so( x.
rtt Y F
a F
= = UJ4 o* OY -:<
oi zu
ZY F-) <Jao r:tudi*|g,.i.E ]:{i('r >boil ) <=u
)
o =
F
9{
i:
E.
F
LLt
_ez. ;
F$p<
rJ m=tr o
oa <4< a- Yfu)
v O o
m99
@
ulal )5 xa
rC, -o
o
oo. z oz
J' ul:<
t;a
U)-
a--
FE
S xc
as
UG-.
>co
N gl J-O rc 6) LC
!9o *o;
Eo
LU= :
)tr
))St_ =:! ITU
*a Oz= =l
LUU
YZ
(9
z z.
E
f
a
a
zF rll
z f F E.
Y
E. u
)a
F
o F
2 l
U)
:)
-4
30 xt O= zd
2Y. F(r <-',ao Fo^ct
a-Yll
F t
xe=E
= =d
F
-<=YA=E -vOr oaoo
A/ dt'
oco;F -i E<1< [:<:)o
166
(/)
E c])C 6C6 76f, CL€
?tD
slElrlj
r -i-
I
s
O(!-+
IE
O-
a-u
>m N g J p3 (o o \=
nca :o M I'u :
.z
O c
-9?
3E aN
a, =9?
<=
u.r )<
)..
oi: z o_ z
N
p3
L\o
f,o tra
e
L
o-
:< --.):) =: oR *5 a= LUfr)r 1=l-
H5 )t
1Z u LLl v=
z (, :)
M
a
E
zF tu z l F
tr :<
N
o o .L
!o d!
':o Cr) N 9o o"t3 qlo
:: 6
o
c
co
tu
n (t
'6 f g,
G
=c 6
o o
Y
o) C
o
66
o
-c o)c !co
!o zT
O-
6 l
L f
z
E€
Ea o!
OG 7O-
u1
.Eai c *Fs
:96 .c,)a
ce.;
Y
th bm
sE
-61 CL€ l6s -,dl
Y
0)
G
(! E (!
F e.
F to
F l
a=
R6
r3 o:) zE
zY L:Z-
-1I5
DH=E
*rrr
-Zz' ;5qt o.6u) o E -o
CL
F.
oP Lrt
i;co
-t :,
: z
a-
=[
o-r-i
om;i E <-
o_Ylu) <
E D N
L N
E
!
0)
o)
E o N
o
C
c)
o a
6
co
o
d
G,
(o
si o
o o q o d 6 r, q c o q o q (o
o o N o o o N c.l
E
o
N
o ^i o o o ^i ^i
o O o s o o ^i d
f ! -_ n lc =fC o
Gi
f,
l l 'a
G
O
o N C') o, N o o o N o q q q qc ; N q o o N si ci o o o d do tc; o o o g g q ni N N N o o q o @ cc; @ rc; q q c Gi o o o
N N
6
E
J
0)
(0
a f o o o o
;
l
@ N
c
N
E
o -o a c
@
E o !c -o N
o N N o
N C) o (o o
o C) q q c!
O
O O ^i ci (o
;I
I
Er
:l
El 3l
all
6ll
ol
N
o
N
N ai N N o o o o
(o s q occ; q N q o c ^i (o (o ,^ q q q
N
6 !
o) o, o o o No
)<
5
G
po
l
o s o o- o c o a
l
-o o C -o E .s 6 6
(f
I
I
i
i
I
I
I
I
I
;l il _t_t
El 1 $l
s ^Oq.aic s
do >m
E
Ng J -7N Go 60--J@ vo,
-o to
tIl Y3 ., 7 )) =: ]E F
S*
LQ
N
o o (o $
@o
6d
a:
<:
(,; f N
v
ulo o:
ztr o-
z
-oO o-@ o sf -o
i,rl
..
o5 ao ?E
9=
o .Y
i
= l
t1 tZ Io)<
() f
t (t, t, F UJ
z. l F x.
Y
N=
q.9 =i OE rf s6 N:
ciP s?l vE
E. u
)< F t/,
!
o
o)c
s=6
2
ts
-66 56
o,=l
:) u4
xF
OY xt Ol z.&
F{x J ud'Eqaq
< -Y:: ioii = \5== 'ioc x ar:
Y-
z
-
o F
o -Fx
4
=.
q:
i=<3*{ o o;F G, <.- <
V
XE .r6-+
sco ru $ €P
ooJ' *o:
>-
d9 uJn :zo .z_v6 4U6
??
s
O O
FE EE ,4N
q5 <: ru:<
o
=
d
oc(7
.-o
=5 .E o;
3* u-
,;
f @ da
a)<
(nL =L
E5 =o Jtt ilo. :
(9
z.
a
= d.
x F z. Itl Z,
= F N :<
l.-
n q a e
o GiD o; o6 N't] d:J
;cl ,a IU
Y F U)
F
z l ut4 ox OY
-< Or zx
z:< FdJAo !:tlt<_ *AOE
F.-
d.
tu
$*xH _><=:
o = F
9{
i;=d
_:u>2 :v =Lt o-r-i Oco;F o<<-< O-Yf,U')
C (! (o E(o o,
)<
-CD6cA -6f EL!
r66 -)CO o
gd)
cO lo
-C Eo 6(l
cO
g Eo
oG-a
IE >co
v O o
FE <=
PE UrN
a= f,g
z;-. <=
o9 3 - r
N
zd
l'U:a
€3 oE
'z
GO)" YO_
q
4o {O LIJ
-c, q6
)
:(
i = Z
og a= :)(o
flff LU(1r =:ea
H= o-> Ll.J