PEMBUATAN VST PLUGIN UNTUK DIGUNAKAN DALAM PROSES MIXING PADA DAW (DIGITAL AUDIO WORKSTATION) NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Robert Kristianto Hutabarat 10.12.5205
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
1
2
CREATING VST PLUGIN FOR USE IN MIXING PROCESS ON DAW (DIGITAL AUDIO WORKSTATION) PEMBUATAN VST PLUGIN UNTUK DIGUNAKAN DALAM PROSES MIXING PADA DAW (DIGITAL AUDIO WORKSTATION)
Robert Kristianto Hutabarat Melwin Syafrizal Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Technological advancement in the field of audio recording and processing have changed many conventional habits of people in music. With the presence of digital technology, the use of effects processors now commonly used in digital music and analog recording, now able to be replaced with the Virtual Studio Technology (VST), which is where the application is integrated with a DAW and sequencer software midi host and language as the intermediary. This time the author will create a similar effect Vst phaser form of modulation filters, which are usually only found in VST synth and can not be used to process a regular audio waveform. The method used in the making of VST effect is a visual programming using partial code, and then combined to connect functions. The function of VST effect is to change the rhythm, the frequency and signal control mode, to get new sound will have a rhythmic-rhythmic, depth, and rate cut off different waves. Keywords : VST, DAW, Phaser
3
1.
Pendahuluan Perkembangan teknologi dan informasi telah membawa perubahan terhadap
dunia musik dan audio, kemudahan serta efisiensi waktu
yang ditawarkan teknologi
menjadi salah satu daya tarik pemusik menghasilkan karyanya . Jika dahulu para pelaku musik bekerja dengan media perekaman analog yang rumit dan kompleks, kini dengan hadirnya teknologi , tidak sedikit yang beralih ke media digital sebagai media untuk berkarya. Virtual teknologi adalah salah satu produk IPTEK yang kini banyak dipakai dalam banyak hal. Dalam dunia musik dan audio , salah satu bentuk pengaplikasian Virtual teknologi adalah dengan munculnya VST (Virtual Studio Technology) yang diciptakan oleh Steinberg. Fungsi dari VST sendiri adalah sebagai pengganti alat music dan efek yang dijalankan secara virtual melalui media komputer, dan
pada umumnya VST
disertai interface yang menampilkan kontrol yang mirip dengan switch dan tombol-tombol pada peralatan audio aslinya.
2.
Landasan Teori
2.1
Tinjauan Pustaka
VST effect merupakan alat yang sering digunakan dalam pengolahan audio berbasis digital , jika dilihat dari fungsinya bisa dikatakan VST effect adalah sebagai pengganti effect
processor yang digunakan dalam proses mixing
pada metode
perekaman audio berbasis analog. Ada banyak jenis VST effect yang beredar, baik yang freeware maupun yang berbayar salah satu contohnya adalah phaser. Dalam jurnalnya yang berjudul Designing Virtual Instruments for Computer Music, Yun dan Cha menuliskan bahwa, “….Phasers are variations on the chorus effect with a mixing of an undelayed audio signal with a delayed audio signal, but with feedback from the output to the input”.(Yun,Cha,. 2013:173-178)
1
Berdasarkan paparan tersebut, , dapat diketahui bahwa efek phaser merupakan variasi dari efek chorus dengan perpaduan sinyal audio realtime dan sinyal audio delay, namun dengan umpan balik dari output ke input. Secara sederhana, suara yang diberi efek phaser, akan terdengar lebih dari satu, serta berjalan memenuhi sisi kiri dan kanan.
1
Yun, Y dan Cha S-H. 2013. Designing Virtual Instruments for Computer Music. International Journal of Multimedia and Ubiquitous Engineering 8(5) :173-178
4
Sebagai implementasi dari tinjauan pustaka tentang phaser tersebut, yang akan dilakukan adalah merancang VST effect sejenis phaser, dengan fitur dan tampilan yang sedikit berbeda dari phaser pada DAW.
2.2
Suara
2.2.1
Pengertian Suara Buku yang berjudul Audio Engginering 101, Ditmar mendefinisikan suara sebagai
berikut, Sound is a vibration or a series of vibrations that move through the air. Anything that creates the vibrations, or waves, is referred to as the source. The source can be a string, a bell, a voice, or anything that generates a vibration within our hearing range”.(Ditmar.T.A. 2013:20-21).
2
Umumnya dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar suara, baik yang berasal dari manusia, alat musik, percikan air, dan lain sebagainya. Secara sederhana, suara dihasilkan oleh getaran , baik yang periodik maupun non-periodik yang berasal dari sumber suara , lalu membentuk pola osilasi yang dinamakan sebagai “Gelombang”. Gelombang mempunyai pola sama yang berulang pada interval tertentu, yang disebut “Periode” dan menghasilkan suara yang dapat didengar.
2.2.2
Analog to Digital (A/D)
Dalam pengolahan audio dengan metode digital, perlu dilakukan pengubahan data dari yang awalnya berupa sinyal-sinyal analog ke dalam bentuk digital agar dapat digunakan. Digital Audio adalah bentuk suara yang telah dirubah, melalui proses digitasi atau sampling, ini tertulis dalam buku Ethan Winer Analog audio comprises electrical signals that change over time to represent acoustic sounds. These voltages can be manipulated in various ways, then converted back to sound and played through a loudspeaker…(Winer,. 2012 : 270)
3
Perangkat yang melakukan proses digitasi disebut dengan analog to digital converter, dan biasanya berbentuk audio converter, soundcard, dan mixer audio.
2
Timothy A. Ditmar , 2012. Audio Engginering 101 : A Beginner’s Guide to Music Production , USA : Focal Press. hal 20-21 3 Ethan Winer , 2012. The Audio Expert , USA : Focal Press. hal 270
5
Gambar 2.1 Analog to digital Converter (Sumber : Ditmar, 2013 : 334)
2.2.3
Sampling dan Kuantisasi Berikut ini merupakan tahapan untuk mendapatkan hasil rekaman sumber audio
dan mengubahnya ke digital proses tersebut antara lain :
Tahap sampling, yaitu dengan mengambil sinyal secara periodik, dengan periode sampling (T).
Tahap kuantisasi, yaitu proses merubah sinyal-sinyal analog kedalam angka-angka integer yang dilakukan oleh media perekam digital.
Ethan Winer dalam bukunya mendefinisikan sampling dan kuantisasi sebagai berikut, Most A/D/A converters deal with whole numbers only, also called integers. If the input voltage falls between two whole numbers when sampled, it’s stored as the nearest available whole number... (Winer,E. 2012 :271)
2.3
Digital Signal Processing
2.3.1
Pengertian
Digital Signal Processsing (DSP) adalah
4
sebuah metode atau tehnik untuk
memanipulasi sinyal-sinyal dalam bentuk digital. secara sederhana DSP adalah proses dimana sinyal analog diambil, lalu dirubah ke bentuk digital untuk diambil informasinya agar dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
2.4
DAW (Digital Audio Workastation)
2.4.1
Pengertian
Banyak orang salah kaprah tentang definisi DAW serta perbedaanya dengan digital recording, karena selintas kedua hal ini terlihat sangat mirip. Perbedaan kedua hal ini adalah, DAW merupakan sebuah sistem yang berbasis digital, untuk melakukan proses perekaman, pemrosesan, dan
4
pengeditan audio, sedangkan digital recording
Ibid. 271
6
adalah merujuk pada teknologi perekaman yang digunakan, baik teknologi digital, maupun teknologi rekaman studio konvensional. Menurut Ditmar, Digital Audio Workstation adalah, “Digital audio workstation used to describe a digital audio set-up as opposed to an analog set-up”.( Ditmar.T.A. 2013:656).
5
Sesuai dengan definisi diatas, dapat dilihat perbedaan, antara DAW yang merupakan sebuah sistem dan perekaman digital yang merupakan sebuah metode.
Gambar 2.3 Skema DAW sederhana (Sumber : Focusrite 6 USB Manual) 2.5
Mixing
2.5.1
Pengertian
Mixing dalam dunia audio adalah proses mencampur beberapa sumber suara, seperti instrument musik dan vokal dan sumber-sumber suara lainnya, agar perpaduannya menjadi nyaman didengar serta balance antara kiri dan kanan. Menurut Ditmar, definisi mixing adalah “….blending and equalization of all the tracks to make a stereo, two-track, 6
Left/Right mix of the material that you recorded”( Ditmar,T,A.2013:385) . Seorang mixing engineer biasanya akan bekerja sesuai dengan keinginan klien dan genre musik yang akan di mix . Dalam proses mixing, ada istilah-istilah seperti, wet, dry, wide, punch, hal-hal tersebut adalah kondisi yang akan diciptakan dari proses mixing.
2.5.2
Effect Processor Effect processor dalam pengolahan audio dan musik adalah sebagai pemberi
efek pada saat proses mixing, agar music dan lagu yang dihasilkan sesuai dengan 5
Timothy A. Ditmar , 2012. Audio Engginering 101 : A Beginner’s Guide to Music Production, USA: Focal Press . hal 656 6 Timothy A. Ditmar , 2012. Audio Engginering 101 : A Beginner’s Guide to Music Production , USA : Focal Press. hal 385
7
keinginan mixing engineer dan klien,. Menurut Strong,
fungsi dari effect processor
adalah, “…. to mimic real-world situations or to add a supernatural feel to the 7
music”.(Strong,J. 290) . Beberapa contoh dari effect processor adalah seperti, stereo reverb, stereo delay dan masih banyak lagi, dan bentuk dari alat ini sendiri adalah berupa hardware. Untuk lebih memahami tentang cara kerja effect processor ini , akan diambil contoh musik yang sedang dalam proses mixing. Pada saat belum diberi efek apapun, musik akan terdengar sempit dan terkesan tumpang tindih antar sumber suaranya pada saat playback di loudspeaker, namun pada saat diberi efek stereo reverb yang di input dari effect processor, maka suara yang tadinya terasa sempit dan terkesan tumpang tindih, akan terasa lebih lebar, dan menimbulkan kesan “roomy” pada saat didengar.
Gambar 2.4 Contoh Effect Processor (Sumber : Lexicon MX200 Manual)
2.6
Virtual Studio Technology
2.6.1
Pengertian
Virtual Studio Technology (VST) adalah suatu interface untuk mengintegrasikan software audio synthesizer dan plugin efek dengan audio editor dan sistem rekaman hard-disk. VST dan teknologi yang sejenis menggunakan Digital Signal Processing untuk mensimulasikan perangkat keras studio rekaman tradisional dengan perangkat lunak. Teknologi ini diciptakan oleh Steinberg. VST plugin pada umumnya disertai interface yang menampilkan kontrol yang mirip dengan switch dan tombol-tombol pada peralatan audio aslinya. VST sendiri adalah modul yang membutuhkan software lain yang berfungsi sebagai host untuk menjalankannya dan tipe file dari VST adalah dll (dynamic link library).
7
rd
Jeff Strong , 2009 Home Recording For Musician For Dummies 3 Edition , Canada: Wiley Publishing. hal 290
8
2.7
Perangkat Lunak Yang Digunakan
2.7.1
RackAfx
RackAfx adalah salah satu perangkat lunak untuk merancang dan membuat VST. Agar dapat beroperasi , RackAfx membutuhkan Microsoft Visual Studio sebagai tandemnya sebagai compiler. Berikut ini adalah fitur-fitur RackAfx : a. Memiliki fitur GUI designer untuk merancang tampilan VST. b. Memiliki fitur analyzer yang berfungsi untuk koreksi frekuensi. c.
Setiap project yang telah dibuat akan langsung mendapat dukungan midi.
d. Mudah digunakan, dan
tidak memerlukan coding yang rumit, karena setiap
fungsi yang akan dibangun akan di terjemahkan ke Microsoft Visual Studio.
Gambar 2.5 Tampilan RackAfx
2.7.2
Microsoft Visual Studio 2010 Express
Microsoft
Visual Studio adalah aplikasi pemrograman hasil pengembangan
Microsoft, yang memiliki fungsi dan fitur yang lengkap (suite) untuk membuat software. Didalam Microsoft Visual Studio terdapat beberapa bahasa pemrograman seperti, C#, C++, Visual Basic, VB.NET, Visual web Developer.
Gambar 2.6 Tampilan Microsoft Visual Studio
9
1.8
Audio Filter LPF Resonant
LPF Resonant adalah jenis filter audio yang melakukan perubahan ritmik pada waveform , dengan cara menahan frekuensi tinggi dan melepaskan frekuensi rendah untuk melakukan proses mix, adapun frekuensi yang diproses tersebut dimulai dari 1005000 Hz dan nilai rate Q yang dimulai dari 0.2-10 %. Berikut ini merupakan kode dari LPF Resonant, yang akan digunakan untuk perancangan VST effect :
1. Initialize :
Gambar 2.7 LPF Resonant Initialize
8
2. PrepareforPlay :
Gambar 2.8 PrepareForPlay
8 9
9
Pirkle Will, 2013. Designing Audio Effects Plug-Ins in C++, UK: Focal Press. Hal 199 Ibid.199
10
3. UserInterfaceChange
Gambar 2.9 UserInterfaceChange
10
4. ProcessAudioFrame
11
Gambar 2.10 ProcessAudioFrame 3.1
Tinjauan Umum
Sebagai gambaran sebelum melakukan perancangan, perlu diketahui bahwa Vst effect yang akan dibuat adalah sejenis phaser yang berupa modulation filter. Modulation Filter sendiri memiliki dua inti utama, yaitu Depth (Kedalaman)
dan Rate ( laju)
gelombang suara. Fungsi dari modulation filter adalah sebagai filter gelombang yang memotong frekuensi suara dengan menggunakan fungsi pengaturan Depth dan Rate , sehingga menghasilkan suara-suara yang variatif, sesuai pengaturan yang dilakukan oleh pengguna. Dalam perancangan vst effect ini, yang akan dilakukan adalah melakukan perancangan Vst efek sejenis phaser / modulation filter, dengan menambahkan kontrol LFO (Low Frequency Oscillators) . LFO sendiri adalah
sebuah
modifikator sinyal
elektronik yang membuat ritmik osilasi sinyal suara menjadi lebih menarik.
10 11
Ibid.200 Ibid.200-201
11
3.2
Analisis Sistem Sebelum masuk ke dalam perancangan , perlu dilakukan analisis sistem, karena
tahap ini merupakan bagian yang penting, karena kesalahan di tahap ini akan menyebabkan kesalahan ditahap berikutnya.
3.2.1
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perancangan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses) , peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek. Analisis SWOT memiliki peran untuk menganalisi berbagai permasalahan yang berhubungan aplikasi yang dibuat. Berikut ini adalah analisis mengenai perancangan aplikasi Vst effect.
3.2.2
Solusi yang dapat dilakukan
Setelah analisis selesai dilakukan, maka berikut ini adalah solusi yang dapat dilakukan untuk kelemahan dan ancaman yang ada: -
Memanfaatkan dan memaksimalkan sumberdaya yang ada, baik alat maupun sumber informasi untuk mendukung pembuatan VST effect.
-
Memperkenalkan VST freeware yang ada, agar user mengenal dan mengetahui, bahwa VST freeware tidak kalah kualitas dengan produk komersial.
3.2.3
Solusi yang dipilih
Solusi yang dapat dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang utama adalah tentang kepercayaan user pada freeware yang masih rendah, oleh sebab itu, solusi yang dipilih untuk permasalahan ini adalah poin yang kedua, yaitu memperkenalkan VST freeware yang ada, agar user mengenal dan mengetahui, bahwa VST freeware tidak kalah kualitasnya dengan produk komersial.
3.2.4
Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.4.1 Kebutuhan Fungsional
Sebagai sebuah aplikasi pemberi efek pada suara , berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh Vst yang dapat digunakan user : 1. User dapat mengatur Cutoff kedalaman suara yang akan diproses oleh Vst. 2. User dapat mengatur laju dari Cutoff yang akan diproses oleh Vst.
12
3. User dapat memilih empat mode sinyal, meliputi, sine, saw,triangle, dan square, yang akan diproses oleh Vst. 4. User dapat memilih mode kelebaran suara yang akan diproses oleh Vst.
3.2.4.2 Kebutuhan Non-Fungsional
a. Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras yang diperlukan untuk perancangan VST adalah personal computer dengan spesifikasi sebagai berikut:
Processor, AMD Athlon X4 640 3.2 GHz
RAM (Memori), 4GB
HDD 1 TB
VGA, DA 5670 1 GB 128 DDR 5
Mouse
Keyboard
Personal Computer berfungsi sebagai processing power untuk melakukan perancangan dan tempat berjalannya software,
yang menggunakan mouse dan
keyboard sebagai alat inputnya. Setelah
kebutuhan
personal
computer
terpenuhi,
dibutuhkan
perangkat
tambahan untuk menunjang perancangan VST, yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Perangkat Tambahan No
Alat
1
Audio Converter
2
Headphone Monitor
3
Loudspeaker Multimedia
Keterangan Berfungsi sebagai alat untuk melakukan testing pada Vst, untuk menekan latency/keterlambatan bunyi pada DAW Headphone digunakan saat perancangan, untuk mengetahui bunyi yang dihasilkan. Loudspeaker
digunakan,
untuk mengetahui
bunyi
dihasilkan.
Untuk kebutuhan minimum perangkat keras agar dapat menjalankan VST ini dibutuhkan personal computer dengan spesifikasi sebagai berikut:
Processor Intel Pentium 4
RAM (Memori), 1GB
HDD free space 80 GB
13
yang
VGA onboard
Mouse
Keyboard
a. Audio Converter (Optional) b. Headphone / Loudspeaker
b. Kebutuhan Perangkat Lunak
Selain Perangkat keras, perangkat lunak juga berperan penting untuk melakukan pembuatan Vst Berikut ini adalah perangkat lunak yang digunakan : a. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32Bit b. RackAfx c.
Microsoft Visual Studio Untuk perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi Vst effect adalah
a. DAW yang support dengan Vst (Fruity Loops, Presonus Studio One Steinberg Cubase, Reapper ) b. ASIO4ALL , digunakan apabila tidak memiliki perangkat keras audio converter, software ini berfungsi untuk mengurangi latency pada DAW.
3.2.4.3 Kebutuhan Informasi
Dalam menjalankan fungsinya, secara sederhana, Vst effect yang akan dirancang merupakan modul pengolah audio yang berjalan pada software Host ( DAW ) dan memberikan efek pada audio yang diberi/insert efek pada chanel-chanel tertentu untuk menghasilkan suara yang dinginkan. Suara-suara yang akan dihasilkan setelah audio diberi efek, dapat diatur sesuai dengan pengaturan yang dilakukan oleh pengguna pada menu-menu yang terdapat pada Vst effect, seperti Kedalaman Cutoff, Laju Cutoff , tipe gelombang, tipe kelebaran suara, serta jenis preset yang dipilih.
3.2.4.4 Kebutuhan Pengguna
Sebagai sebuah aplikasi pihak kedua, hal yang paling penting untuk diketahui pengguna adalah mengetahui dasar-dasar software DAW, serta fungsi-fungsi
menu
yang ada didalamnnya, karena tidak semua DAW akan membaca Vst secara otomatis. Setelah hal tersebut dapat terpenuhi, agar Vst dapat digunakan maksimal, pengguna juga harus tau dasar-dasar dan cara melakukan mixing audio
14
sederhana, dan tau
karakter sumber suara/instrument yang akan di mixing, karena tidak semua sumber suara/instrument music cocok diberi efek.
3.2.5
Analisa Kelayakan
Tidak semua kebutuhan sistem yang didefinisikan pada
analisis kebutuhan
layak untuk dikembangkan, untuk itu perlu dilakukan analisis kelayakan atau studi kelayakan.
3.2.5.1 Analisa Kelayakan Teknologi
Sebagai gambaran, Vst effect
ini dapat dijalankan pada semua DAW yang
berjalan pada Sistem Operasi Windows dengan arsitektur 32 Bit , dengan
versi
minimal Windows Xp. Secara teknologi mungkin aplikasi sejenis ini sudah tertanam di DAW standar, namun dengan adanya perbedaan fitur yang ada, maka Vst effect ini dikatakan layak.
3.2.5.2 Analisa Kelayakan Operasional
Jika dilihat dari fungsinya, Vst merupakan alat untuk memberi efek pada audio yang dapat dijalankan pada sistem DAW pada saat proses mixing. Output audio yang dihasilkan akan memberikan kesan yang berbeda dari sumber suara asli. Selain itu, Melihat semakin banyaknya yang menggunakan sistem DAW sebagai sarana pembuatan dan pengolahan audio, Vst effect ini akan memperkaya variasi efek yang ada untuk mengolah audio, sehingga dikatakan layak. 3.3
Perancangan Vst Effect
Perancangan secara umum dimaksudkan agar memberikan gambaran umum mengenai Vst yang akan dibangun. Pada fase ini yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi komponen yang akan dibangun secara detail. Adapun perancangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
3.3.1
Perancangan Parameter
Dalam melakukan perancangan Vst effect yang pertama kali dilakukan adalah dengan menentukan parameter yang ada pada tiap slider dan radio button, yang akan menjadi kontrol dari Vst.
15
3.3.2
Perancangan Interface
Gambar 3.1
4.1
Tampilan Interface Vst Effect
Implementasi
Implementasi merupakan hasil terapan dari hasil perancangan yang tersusun atas kode program yang membentuk aplikasi VST. Pada tahap ini, aplikasi yang telah dirancang akan diuji, untuk memastikan VST berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Aplikasi vst ini dikembangkan dengan RackAfx dan C++ dari Microsoft Visual Studio sebagai compilernya. Dalam pembuatan aplikasi VST effect ini, metode perancangan yang digunakan adalah
RAD (Rapid Application Development) yang
dilakukan
dengan
beberapa
tahapan, yaitu tahapan, perancangan yang berupa prototype, dan telah dibahas pada bagian sebelumnya, fase konstruksi dan pelaksananan yang berupa testing.
4.2
RAD (Rapid Application Development)
4.2.1
Fase Konstruksi
Fase Konstruksi pada bahasan ini adalah meliputi kode-kode yang menyusun VST effect, adapun kode-kode tersebut meliput, Modulation Points, Initialize, Resonant LPF, Prepare For Play, User Interface Change, dan Proccess Audio Frame.
16
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan perancangan yang telah dipaparkan pada bab sebelumya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah, pembuatan VST effect ini dilakukan dengan metode RAD dengan melewati tiga tahap, yaitu, tahap perancangan yang meliputi proses pembuatan prototype slider dan menu secara visual, yang dilanjutkan dengan pengisian variabel pada tiap slider , lalu dilanjutkan dengan tahap konstruksi,
yang
meliputi
proses
penyusunan
kode
menghubungkan fungsi-fungsi yang telah dirancang
kedalam
compiler,
untuk
pada tahap sebelumnya , dan
tahap ketiga, adalah tahap pelaksanaan yang meliputi testing VST dengan metode white box dan black box testing . Pada pengujian dengan white box, dilakukan pengecekan untuk memastikan kode-kode yang ada dalam compiler telah tersusun dengan benar, dan berjalan dengan baik, dan pada
black box testing, pengujian dilakukan dengan
menggunakan software fruity loops dan presonus studio one sebagai host, dan fungsifungsi slider dan menu VST berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan kesimpulan untuk VST effect yang telah dibuat 1. VST effect ini memiliki dua control pemotongan frekuensi, yaitu kedalaman dan laju potong, 2. VST effect ini bertumpu pada dua LFO, yaitu tipe LFO yang merubah tipe sinyal pada waveform, dan LFO yang merubah mode kelebaran suara 3. VST effect ini bekerja pada frekuensi modulasi range 100Hz-5kHz untuk cut off kedalamannya, dan 0,2-10 Hz untuk laju cut off nya. 4. VST effect ini memiliki salah satu kemampuan dari phaser, yaitu menggunakan filter, untuk melakukan flanging (playback waveform secara bolak balik ke sisi kiri dan kanan dengan pengaturan yang ada pada filter).
5.2
Saran
Dalam penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan, yang mungkin dapat disempurnakan pada penelitian-penelitian berikutnya. Untuk lebih menyempurnakan aplikasi Vst effect ini, penulis memberikan beberapa saran, antara lain : 1. Saat ini Vst effect memiliki LFO untuk merubah kedalaman, laju rate, serta pengubahan
mode sinyal dan mode kelebaran suara. Untuk pengembangan
berikutnya, mungkin dapat menambahkan LFO lain agar variasi suara yang dihasilkan dapt lebih banyak. 2. Pada Vst effect ini, GUI yang digunakan adalah mode slider dan radio button yang masih standar karena menggunakan interface default bawaan aplikasi.
17
Dalam hal ini, pengembang berikutnya dapat mengganti GUI yang ada dengan menggunakan X-code untuk merancang interface, agar lebih menarik
18
Daftar Pustaka Ditmar, A. Timothy.2012. Audio Engginering 101 : A Beginner’s Guide to Music Production. USA :
Focal Press.
Ingle K. Vinay and Proakis G. John.2010. Digital Signal Processing Using Matlab Third Edition. USA : Cengage Learning. Pirkle, Will. 2013. Designing Audio Effects Plug-ins in C++. UK : Focal Press Smith, W. Steven. 2007. The Scientist and Engineer’s Guide to Digital signal Processing. California: California Technical. Strong , Jeff. 2009. Home Recording For Musician For Dummies 3
rd
Edition. Canada:
Wiley Publishing. Winer , Ethan. 2012. The Audio Expert. USA : Focal Press Yun, Y dan Cha S-H. 2013. Designing Virtual Instruments for Computer Music. International Journal of Multimedia and Ubiquitous Engineering.
19