PEMBUATAN ANIMASI 2D DENGAN MENEKANKAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION STUDY KASUS PADA IKLAN ICHI CHOCOLATE KULON PROGO
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Saepuloh 10.11.3793
Kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
THE MAKING OF THE 2D ANIMATION WITH ANIMATION PRINCIPLES EMPHASIZE EXAGGERATION CASE STUDY ON ADVERTISING ICHI CHOCOLATE KULON PROGO PEMBUATAN ANIMASI 2D DENGAN MENEKANKAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION STUDY KASUS PADA IKLAN ICHI CHOCOLATE KULON PROGO Saepuloh Amir Fatah Sofyan Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Marketing is a very important thing in the process of selling a product from the first till now and at the moment the most effective way to market a product is by advertising media on television. The current 2d animation who often airing daily on television station much endeared by many viewers, not only by the children but also adults, this 2d animation in karenakan in addition to its own entertainment is also easily remembered by consumers. With this the author wished to create a 2d animation for advertising media television ad campaign, which is a product called "Ichi Chocolate" to be more productive and more effective in marketing the product through advertising that is created, then also make it easier for consumers to view products and feel interested in such products. Keywords : Advertising , 2D Animation, Exaggeration.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemasaran yang paling efektif dalam penjualan suatu produk adalah dengan sebuah iklan di televisi, tak bisa di pungkiri lagi iklan televisi merupakan media yang bisa membuat lebih mudah bagi konsumen untuk melihat produk dan merasa tertarik pada produk tersebut apalagi iklan tersebut menggunakan media animasi, seperti animasi 2d. Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang animasi 2d telah menjadi bagian kehidupan bagi remaja dan khalayak umum di negeri ini. Animasi selain sebagai hiburan, juga telah menjadi penuntun, penginspirasi, dan juga sebagai penyampai pesan. Animasi juga sanggup menyampaikan pesannya secara lebih efektif karena mengandung unsur video dan audio, jika dibandingkan dengan jenis hiburan lain seperti musik (audio) ataupun komik maupun novel (teks). Dalam tugas akhir ini si penulis ini akan membuat sebuah iklan animasi tentang Ichi Chocolate. Ichi Chocolate ini adalah sebuah produk cokelat yang terbuat dari olahan cokelat yang terdiri dari biji kakao pilihan. Setiap varian produk memiliki keunikan rasa yang berbeda dan dipadukan dengan bahan-bahan lain yaitu Coklat Kurma, Coklat Mede, Cokelat Kacang, Cokelat Kismis, Kurma Mede, Praline Coklat & Crunch Coklat. Mengapa iklan cokelat ini menggunakan animasi 2d karena animasi dalam iklan akan lebih menarik konsumen, dan juga bisa membuat produk tersebut mudah di ingat Konsumen. Apalagi promosi di media TV atau Audio Video akan lebih hidup dengan menambahkan Animasi Grafik dan Animasi Kartun baik 2 Dimensi atau 3 Dimensi serta ditunjang gerakan-gerakan Lucu. Maka dari itu si penulis dalam membuat iklan ini akan menggunakan prinsip exageration yaitu merupakan salah satu prinsip dari pembuatan animasi yang memberi kesan secara dilebih-lebihkan. Diharapkan, melalui iklan animasi dengan prinsip exaggeration ini konsumen atau permisah tertarik dan ingin mencoba rasa cokelat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada pembuatan iklan animasi 2d Ichi Chocolate ini adalah : 1. Bagaimana membuat iklan animasi dengan menggunakan prinsip animasi exaggration sehingga konsumen tertarik dan ingin mencoba Ichi Chocolate? 1.3 Batasan Masalah Pada pembuatan iklan animasi ini diberikan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Animasi yang dibuat adalah animasi 2d 2. Video animasi ini dibuat hanya sebatas untuk media iklan pada usaha Ichi Chocolate
3. Animasi iklan 2d ini lebih menekankan pada perinsip animasi exageration 4. Software yang di gunakan untuk membuat animasi iklan ini antara lain : Adobe Premiere Pro, Adobe After Effects, Adobe Photoshop dan Windows 7 sebagai sistem operasi.
2. Landasan Teori 2. 1 Pengertian Multimedia Multimedia menurut Munir, berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam. Sedangkan kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. Berdasarkan itu multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik. Sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik.1
2.2 Pengertian Animasi Animasi sebenarnya adalah rangkaian gambar yang disusun berurutan atau dikenal dengan istilah frame. Satu frame terdiri dari satu gambar jika susunan gambar tersebut ditampilkan bergantiandengan waktu tertentu maka akan terlihat bergerak. Satuan yang dipakai adalah frame per second (fps). Misalkan animasi diset 25 fps berarti animasi tersebut terdiri dari 25 gambar dalam satu detik. Semakin besar nilai fps, maka akan dapat terbentuk animasi yang terkesan halus. (Munir 2012: 317).
2.3 Prinsip-prinsip Animasi Terdapat 12 prinsip animasi yang harus diketahui oleh animator antara lain 2: 1. Squash And Stretch Hal penting yang harus dilakukan adalah setiap benda yang mengalami pelenturan tetap akan mempertahankan volumenya. Jika sebuah karet berubah volumenya, realitas yang ada akan hilang. Pada animasi prinsip ini tidak diberlakukan begitu saja, melainkan pada bagian tertentu dari suatu benda. Otot bisep misalnya, mengalami pelenturan yang lebih besar pada bagian tengahnya dibandingkan bagian tendon atau tepinya. Meskipun benda rigid atau benda realistis (seperti manusia) tampak tidak mengalami pelenturan, prinsip ini tetap saja digunakan. Pada saat melompat ke
1 2
Munir, Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan M.SUyanto & Aryanto Yuniawan, Merancang Film Kartun Kelas Dunia hal 67
bawah badan kita akan tertekuk sedikit, gerakan ini yang merupakan gerakan sekunder mirip dengan peristiwa “penyek” yang terjadi pada bola karet yang dilempar ke lantai. 2. Anticipation Persiapan gerakan sebelum gerakan dilakukan. Hal itu berguna agar tampak real bahwa sebelum melkukan gerakan, terlebih dahulu terdapat gambar antisipasi/ancangancang. Contohnya seperti gambar dibawah ini: 3. Staging Keseluruhan gerakan dalam sebuah adegan dengan jelas dan detail direncanakan terlebih dahulu yang akan digambarkan sebagaimana sebuah “shot”, yaitu mencakup tentang angles, framing, dan scene length (durasi). 4. Straight-Ahead Action And Pose-To-Pose Perencanaan gambar untuk gerakan yang berulang-ulang dibuat dengan sirkulasi runtut agar dapat terus dilanjutkan mulai saat awal gerakan hingga akhir gerakan. Contohnya seperti gambar berikut: 5. Follow-Through And Overlaping Action Antisipasi sebuah gerakan yang kompleks pada karakter mengikuti hukum alam. Gerakan dengan banyak anggota badan tertentu tidak bergerak secara bersamaan tetapi bergantian. Seperti halnya pada orang yang berjalan. Ketika kaki kanan melangkah dan tangan kanan juga yang ke depan. Maka animasi akan terlihat lucu. Jika gambar animasi orang berlari di atas diperhatikan, posisi terakhir rambut ada di bawah, dilanjutkan posisi awal rambut ke atas, dan demikian seterusnya. 6. Slow In-Slow Out Sebuah gerakan tentu akan mengalami proses dari lambat ke cepat, dan sebaliknya gerakan dari cepat ke lambat tentu tidak secara tiba-tiba berhenti. Biasanya di awal dan di akhir gerakan, gambar dibuat lebih banyak daripada di tengah, pada bagian tengah diperlihatkan gerakan utuh dengan lebih sedikit gambar. 7. Arch Arcs diartikan sebagai gerakan natural. gerakan disesuaikan dengan circular (melingkar) dari melingkarnya sendi-sendi yang bekerja pada makhluk hidup. Contohnya seperti gambar berikut: 8. Secondary Action Gerakan-gerakan pendukung gerak utama. Misalnya, pada gerakan berjalan seorang karakter, kepalanya sambil bergerak geleng-geleng. Kepala geleng-geleng hanya berfungsi sebagai pelengkap gerakan (secondary action). 9. Timing Pernahkan anda melihat gerakan animasi yang terasa sangat kaku atau bahkan sangat lambat? hal tersebut terjadi ketika sang animator tidak menguasai teknik timing.
Keahlian timing harus diasah melalui proses latihan terus menerus. Ketika seseorang telah ahli dalam menerapkan timing, maka animasi yang dibuatnya akan terlihat sangat hidup, seperti kapan dia terasa berat, merasa gembira, sedih, marah, dan sebagainya. 10. Exaggeration Membuat gerakan pengembangan dari gerakan normal. Namun, gerakan itu sebaiknya tetap berpaduan pada gerakan natural yang dilebih-lebihkan. Biasanya, gerakan-gerakan itu digunakan untuk memberi kesan menyangatkan atau untuk mendukung sebuah kelucuan, seperti yang terlihat pada gambar berikut: 11. Solid Drawing Merupakan sense (rasa) tentang cara pandang tiga dimensi terhadap penokohan seorang karakter berkaitan dengan goresan garis, shading, dan warna. contohnya adalah seperti gambar berikut: 12. Appeal Membuat nilai personaliti pada karakter yang sedang dibuat. seorang animator yang baik harus bisa memperlihatkan bahwa tokoh/karakter memiliki jiwa/nilai kepribadian tertentu tanpa harus didukung oleh sound effect. Jika hal tersebut berhasil, maka penambahan sound effect akan semakin menampakkan dan memperjelas kepribadian tersebut.
2.4 Pengertian Periklanan Periklanan adalah penggunaan media bayaran oleh seseorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi yang merupakan alat promosi yang kuat. Iklan mempunyai berbagai macam bentuk (nasional, regional, lokal, konsumen, industri, eceran, produk, merek, lembaga dan sebagainya) yang dirancang untuk mencapai berbagi macam tujuan (penjualan seketika, pengenalan merek, preferens dan sebagainya)3.
2.5
Jenis Iklan
Jenis iklan dibagi menjadi 3 yaitu 4: 2.5.1
Iklan Komersil
Iklan komersil adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komesil yang dimuat atau disiarkan melalui media audio (radio) atau audio-visual (televisi) dalam bahasa Inggris biasa disebut commercial 2.5.2
3 4
Iklan non Komersil
M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia, Hal 3 Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Hal 17
Iklan non komersil adalah iklan yang menjual gagasan atau idea untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat (public service),iklan jenis ini biasa disebut Iklan Layanan Masyarakat (ILM) atau dalam bahasa inggrisnya Public Service Adversiting (PSA). 2.5.3
Iklan Corporate
Iklan Corporate adalah iklan yang bertujuan membangun citra (image) suatu perusahaan yang pada akhirnya tentu diharapkan juga membangun citra positif produkproduk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan itu sendiri
2.6 Proses Produksi Iklan Dalam memproduksi iklan terdapat 3 tahap yaitu 5: 2.6.1 Pra Produksi Tahap praproduksi adalah tahap dimana kita mengerjakan semua pekerjaaan dan aktifitas sebelum iklan televisi diproduksi secara nyata. Pemesanan iklan televisi dapat menghemat biaya dengan menyusun perencanan yang baik sebelum memproduksi iklan. Pertama-tama yang harus dipikirkan pada tahap praproduksi yaitu mempelajari naskah, storyboard dan menganalisis teknik produksi yang akan diterapkan dalam produksi iklan televisi. Penjelasan dalam tahap praproduksi : 1.
Ide Kreatif Untuk membuat iklan komersial, pertama-tama harus punya ide yang merupakan
latar belakang suatu konsep kreatif. Tujuannya adalah membuat orang tertarik dan memperhatikan pesan penjualan dalam iklan, tentu saja dalam pembuatan iklan ini berharap bahwa pada akhirnya orang mau membeli produknya, bukan sekedar menyukai iklanya, konsep kreatif harus relevan dengan produknya, ini beratri konsep kreatif itu harus ada kaitanya dengan produk. 2.
Penulisan Naskah Iklan Televisi adalah media audio-visual. Script untuk iklan di media ini, disamping
memuat pesan iklan yang verbal untuk diperdengarkan, juga memuat visual (gambar) untuk diperlihatkan kepada pemirsa (sasaran). Karena itu script untuk televisi harus memberikan ruang untuk menampilkan gambar, baik gambar produk yang ditawarkan, gambar orang, cartoon, maupun adegan-adegan scene lain, sesuai dengan story line atau scenario yang sudah dibuat ketika scripwriter menciptakan konsep kreatifnya, disini jga pembuatan karakter dibuat. 3.
Pembuatan Karakter Merancang tokoh-tokoh animasi sesuai dengan karakter yang digambarkan oleh
naskah, kemudian penggambaran standar karakter adalah perlengkapan pendukung pada tokoh-tokohnya misalkan senjata, pakaian yang dikenakan, kendaraan dan 5
M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia, hal 173
sebagainya yang bersangkutan dengan tokoh-tokoh tersebut, termasuk desain rumahnya dan gambaran benda-benda lain sedangkan vegetasi menentukan keadaan sekitarnya meliputi pepohonan serta tumbuhan lain. 4. Storyboard Storyboard adalah script yang dilengkapi gambar, biasanya ditulis dalam dua kolom atau lajut, satu lajur biasanya sebelah kiri, dibuat untuk melukiskan rentetan atau squence adegan atau scenes, kolom kiri ini diberi judul visual atau video. Sedangkan kolom disebelah kanan untuk suara diberi judul sound atau audio. Kolom audio sebelah kanan menjelaskan suara apa saja yang harus atau akan terdengar pada saat visual disebelah kiri ditampilkan. 2.6.2
Produksi
Tahap produksi adalah tahap dimana iklan dibuat mulai dari penggambaran karakter manual kemudian dimasukan ke komputer atau melakukan proses layout,key animation,in between,sceaning,clean up, dan setelah itu pembuatan background dan foreground jika proses yang diatas selesai semua langkah berikutnya pewarnaan desain karakter pembuatan animating dan editing. 2.6.3
Pasca Produksi
Setelah penggambaran pewarnaan dan proses animating selesai masuk dalam tahap pasca produksi yaitu adalah proses editing audio (pembuatan dubing dan backsound ) dan editing video setelah itu kemudian proses rendering. Kemudian setelah semuanya selesai kemudian pembuatan master atau broadcast copy yang biasanya dibuat dalam pita digital yang disebut Betacam SP, rekaman dalam bentuk betacam SP inilah yang akan dikirmkan ke stasiun-stasiun televisi untuk ditayangkan, Setelah film iklan sudah jadi maka iklan tersebut akan ditayangkan ke stasiun-stasiun TV swasta lokal maupun nasional.
3.
Analisis dan Perancangan
3.1 Profil Perusahaan ICHI Chocolate merupakan perusahaan yang menyediakan berbagai variasi cemilan berbahan dasar coklat yang berkualitas. ICHI Chocolate menyediakan aneka coklat praline dengan berbagai macam isian seperti kurma,mede,kacang, kismis dan yang lainya. ICHI Chocolate didirikan sejak bulan Ramadhan 1432 H atau bulan Agustus 2011. Berawal dari sebuah kegiatan yang rutin dilakukan ketika bulan Ramadhan yaitu berjualan kurma, namun di rasa terlalu biasa dan perlu untuk berinovasi. Maka dengan produk pertama coklat isi kurma (Cokisma) dan coklat isi kurma kacang (cokismaka) yang dikemas secantik mungkin hal ini merupaka terobosan baru pada saat itu dan
ternyata bias diterima di berbagai kalangan. Usaha ini dirintis oleh Isna Wardani, Ina Sholihah Widiati, Siti Nihayah Istikomah, dan Shofiyati Nur Karimah. Seiring berjalannya waktu, mulailah ICHI Chocolate mengembangkan berbagai varian produk, mulai dari bentuk yang bermacam-macam, warna, hingga kreasi dari isi. Sampai pada saat ini ada lebih dari 10 macam varian coklat yang kami sediakan.
3.2 Produk Ichi Chocolate Produk ICHI Chocolate ini sendiri mempunyai berbagi macam jenis varian rasa coklat mulai dari cokelat kacang, cokelat mede, coklat kurma dll. ICHI Chocolate juga menyediakan dalam bentuk paketan diantaranya: Paket Hemat 1000, Paket Cantik, Paket Cokisma dan Cokismaka.
Gambar 3.1 Produk Ichi Chocolate
3.3 Tahap Praproduksi 3.3.1
Ide Kreatif (Konsep) Merupakan tahap awal yang sangat penting dalam pembuatan Iklan animasi.
Karena dengan adanya tahap ini sebuah proyek iklan kartun akan lebih menjual kepasaran. Oleh karena si penulis memilih konsep yaitu tentang kenikmatan rasa cokelat dan wanginya suatu cokelat sehingga mengundang tikus yang tertarik ingin memakanya. Kenapa memilih karakter tikus, karena tikus merupakan hewan yang paling rakus dibandingkan hewal lain. 3.3.2
Penulisan Script (Naskah) Iklan Tabel 3.1 Naskah Iklan Ichi Chocolate
No
Video
1
Ada seorang pria dengan pakaian rapih duduk,lalu pria itu membuka toples
Audio
2
ZOOM IN kepada toples dan kemudian
ES : suara toples buka
membuka toples tersebut 3
CUT ke cokelat di dalam toples
SFX (music)
4
CUT ke wangi dari cokelat tersebut
SFX (musik )
5
CUT ke arah seekor tikus
SFX (musik)
6
CUT ke tikus yang sedang mencium
SFX (musik)
wangi cokelat 7
CUT ke pria membawa toples tersebut
SFX (musik)
8
CUT
SFX (music)
ke
tikus
memandangi
pria
yang yang
sedang membawa
cokelat tersebut 9
CUT ke cokelat yang akan dimakan
SFX (music)
oleh pria itu 10
CUT tiba-tiba cokelat tersebut hilang
SFX (music), ES (suara wuuuzzz)
begitu saja 11
CUT ke muka pria itu,dengan muka
SFX (music), ES (Suara Kaget)
yang dilebih-lebihkan pria itu kaget 12
CUT
ke
tikus
lari
yang
sedang
SFX (music)
membawa cokelat 13
CUT ke muka pria itu kesal
SFX (music)
14
CUT ke tikus kemudian tikus itu
SFX (music), ES (suara ketawa tikus)
tertawa meledekin pria itu 15
CUT ke tikus yang terhisap Ufo
SFX (music)
16
CUT ke tikus yang terjatuh
SFX (music)
17
CUT ke Logo Ichi Chocolate
Dubing
Ichi
Chocolate
Semuanya
Suka
3.3.3 Pembuatan Animasi Animasi Exageration itu adalah pembuatan animasi sebagai media promosi dimana dalam pembuatan animasinya akan menggunakan prinsip animasi exageration gerakan pengembangan dari gerakan normal. Namun, gerakan itu sebaiknya tetap berpaduan pada gerakan natural yang dilebih-lebihkan. Biasanya, gerakan-gerakan itu digunakan untuk memberi kesan menyangatkan atau untuk mendukung sebuah kelucuan, oleh karena itu si penulis dalam membuat iklan Ichi Chocolate ini akan membuat animasi dengan exageration, perbedaan antara animasi biasa dengan animasi exageration seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.2 Animasi Exaggeration 3.3.4 Storyboard Pembuatan gambar pada storyboard yang tidak terlalu bagus tidak menjadi masalah, yang paling penting adalah memperlihatkan action atau adegan dalam setiap pengambilan gambar. Berikut ini merupakan contoh beberapa scene / adegan storyboard dari iklan animasi Ichi Chocolate ini :
Gambar 3.3 Storyboard
4.
Produksi dan Pasca Produksi
4.1
Produksi Proses selanjutnya setelah praproduksi adalah proses produksi. Dimana disini
dijelaskan proses pembuatan animasi berawal dari drawing hingga proses animating. Urutan proses produksi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Proses Produksi
Drawing Menggambar karakter key animation dan In beetwen, karakter exaggeration, menggambar background, proses clean up. 4.1.1
Drawing
4.1.2
Drawing
Coloring Proses pewarnaan karakter dan background
Editing Perangkaian frameframe gambar menjadi animasi, Penambahan sound efect dan musik
Proses drawing pada iklan Ichi Chocolate meliputi dua tahap yaitu tahap pertama pembuatan key animation dan yang kedua pembuatan in between (gambar antara key), key animation yaitu pembuatan gambar kunci yang menentukan gerakan awalan dan
akhiran, sedangkan in between adalah gambar yang dibuat diantara dua key, key awalan dan akhiran secara manual menggunakan pensil dengan cara tracing (penjiplakan) diatas meja kaca yang diberi lampu dibawahnya atau bisa disebut juga meja tracing. Setelah penggambaran key animation dan in between dibuat kemudian pembuatan background, background dalam pembuatan iklan ichi chocolate ini tidak menggunakan proses key animation dan in between, berikut background yang digambar dalam animasi iklan ichi chocolate
1.
Pembuatan Exaggeration Karakter Panjul
Gambar 4.1 Karakter Panjul 2.
Pembuatan Exaggeration Karakter Tikus
Gambar 4.2 Karater Tikus 3.
Pembuatan Exaggeration Gerakan Tikus
Gambar 4.3 Gerakan Tikus 4.1.3 1.
Coloring
Sebelum Coloring
Gambar 4.4 Sebelum Coloring
2.
Sesudah Coloring
Gambar 4.5 Sesudah Coloring
4.1.4
Editing
Gambar 4.6 Proses Editing
4.1.5
Pemberian Sound Effect dan Musik
Gambar 4.7 Proses Pemberian Sound Effect dan Musik
4.2 Pasca Produksi 4.2.1
Finishing
Gambar 4.8 Proses Finishing
4.2.2
Rendering
Gambar 4.9 Proses Rendering
4.2.3
Penilaian Iklan Ichi Chocolate Iklan yang sudah dibuat perlu dilakukan pengetesan apakah iklan ini sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum sehingga nantinya akan menentukan apakah iklan ini layak untuk ditayangkan. Untuk itu dibuatkan semacam kuisioner untuk menilai apakah iklan ini sudah masuk dalam kategori baik atau tidak dimata audiens atau penonton. Kuisioner:
4.2.4
Rencana Penempatan Iklan di RBTV Jogja Setelah hasil Kuisoner, Iklan Ichi Chocolate yang sudah dimastering ke dalam
kepingan DVD tersebut kemudian di kirim ke stasiun televisi lokal yaitu RBTV dengan sasaran masyarakat luas dengan tampilan menarik dan persuasif.
5.
Penutup
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian penjelasan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta penyelesaian dalam pembuatan Animasi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil kuisoner dalam pembuatan iklan animasi ini dalam pembuatanya harus menggambarkan atau menonjolkan mimik muka atau gerakan karakter yang dilebih-lebihkan atau dengan kata lain menimbulkan kesan yang lucu maka penonton akan terhibur dan juga terbujuk oleh isi iklan yang di tampilkan sehingga konsumen akan tertarik dan juga ingin mencoba cokelat “Ichi Chocolate “.
5.2 Saran Pembuatan iklan animasi ini diharapkan dapat dinikmati oleh penonton. Maka, ada beberapa saran yang diberikan, yaitu: 1. Dalam pembuatannya dilakukan perancangan terlebih dahulu dengan tahapan pra produksi, proses produksi, dan pasca produksi agar mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Dalam pembuatan Iklan harus mempunyai ide konsep yang kreatif 3. Iklan Animasi harus mempunyai unsur kelucuan agar konsumen yang melihat terhibur dan kemudian tertarik 4. Keterampilan
dalam
pembuatan
karakter,
background,
foreground,
dan
penerapan tekniknya harus sesuai. 5. Kesulitan dalam pembuatan iklan animasi ini adalah penerapan teknik yang digunakan yang mengharuskan untuk membuat gambar lebih banyak dan dalam memperhitungkan timing yang pas.
Daftar Pustaka American, D. H. (1991). Division, Hougthon Mifflin Company Trade & Reference. Elsom-Cook. (2001). Principles of Interactive Multimedia. London: McGraw Hill. Gayeksi, D. M. (1993). Multimedia for Learning : Development, Application, Evaluation . Educational Technology. Kurniawan, M. S. (2006). Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: ANDI. Madjadikara, S. Agus. (2004). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Indonesia. Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Reddi, U. (2003). Multimedia as an educational tool. In Educational Multimedia . New Delhi : CEMCA. Reiber, L. (1994). Computer, Grapihcs & Learning . Lowa: Brown & Benchmark Publisher. Suyanto, M. (2004). Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan . Yogyakarta: ANDI . Suyanto, M. (2005). Strategi Perencanaan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: ANDI. Suyanto, M & Aryanto Yuniawan (2006). Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta : ANDI.